ANALISIS SEDIMENTASI DI CHECK DAMdigilib.unila.ac.id/22796/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...
Transcript of ANALISIS SEDIMENTASI DI CHECK DAMdigilib.unila.ac.id/22796/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...
ANALISIS SEDIMENTASI DI CHECK DAM(Study Kasus : Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung)
Desa Talang Bandung, Kecamatan Sumber Jaya,Kabupaten Lampung Barat
(Skripsi)
Oleh
HOLONG OKRYANT TOGATOROP
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG2016
ABSTRACT
SEDIMENTATION ANALYSIS IN CHECK DAMCase Study : Air Anak River and Talang Bandung River
Talang Bandung Village, Sumber Jaya Districts, Lampung Barat
By
HOLONG OKRYANT TOGATOROP
The river is a source of water that is accommodating and drain the water andmaterial ingredients brought from the upstream. Problems which often occur inthe upstream region is land erosion causing sedimentation. The purpose of thisstudy is: to determine the sediment rate and to calculate filling time check dam ofAir Anak River and Talang Bandung river.
The location of this research is in the Air anak watershed and Talang Bandungwatershed, Sumber Jaya Districts, Lampung Barat. Data needed in this researchis suspended load sediment data, rainfall data, and water level data. The methodused in this study is the prediction model parametric approach to Universal SoilLoss Equation (USLE), measured sediment analysis, analysis of check dam age.
From the analysis using USLE method it is found that the amount ofsedimentation Air Anak Watershed is 3.306.3091 tons / year and sedimentationTalang Bandung Watershed is 6.913.3709 tons / year. While the magnitude of themeasured sediment sample is for the Air Anak Watershed is 4.447.3193 tons /year with the sedimentation rate is 4.043.0175 tons / year and the amount ofsedimentation for Talang Bandung Watershed is 13.501.3716 tons / year with asedimentation rate is 12 273 , 9742 tons / year. From the research results it canbe known the age of check dams for Air Anak Watershed is 148 days and TalangBandung Watershed is 73 days.
Keywords: sedimentation, Air Anak watershed, Talang Bandung watershed,USLE methode
ABSTRAK
ANALISIS SEDIMENTASI DI CHECK DAMStudy Kasus : Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung
Desa Talang Bandung, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat
OLEH
HOLONG OKRYANT TOGATOROP
Sungai merupakan sumber air yang menampung dan mengalirkan air sertamaterial bahan yang dibawanya dari bagian hulu. Permasalahan yang seringterjadi di daerah hulu adalah masalah erosi yang menyebabkan terjadinyasedimentasi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk mengetahui besarnyalaju sedimen (Qs) dan untuk mengetahui waktu penuh check dam Sungai AirAnak dan Sungai Talang Bandung.
Lokasi penelitian ini dilakukan di DAS Air Anak dan DAS Talang Bandung,Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Data yang diperlukan dalampenelitian ini adalah data sedimen suspended load, curah hujan, dan data tinggimuka air. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu model prediksiparametrik dengan pendekatan Universal Soil Loss Equation (USLE), analisissedimentasi terukur, dan analisis usia/umur check dam.
Dari hasil analisis sedimentaasi dengan menggunakan metode USLE diketahuibahwa besarnya sedimentasi DAS Air Anak sebesar 3.306,3091 ton/tahun danDAS Talang Bandung sebesar 6.913,3709 ton/tahun. Sedangkan besarnyasedimentasi dari hasil pengambilan sampel untuk DAS Air Anak sebesar4.447,3193 ton/tahun dengan laju sedimentasi sebesar 4.043,0175 ton/tahun danbesarnya sedimentasi DAS Talang Bandung sebesar 13.501,3716 ton/tahundengan laju sedimentasi sebesar 12.273,9742 ton/tahun. Dari hasil penelitiansedimentasi dapat diketahui usia/umur check dam untuk DAS Air Anak selama148 hari dan DAS Talang Bandung selama 73 hari.
Kata Kunci : sedimentasi, DAS Air Anak, DAS Talang Bandung, metode USLE
ANALISIS SEDIMENTASI DI CHECK DAM(Study Kasus : Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung)
Desa Talang Bandung, Kecamatan Sumber Jaya,Kabupaten Lampung Barat
Oleh
HOLONG OKRYANT TOGATOROP
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIKpada
Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 31 Maret
1991, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari keluarga
pasangan Bapak Gemry Togatorop dan Ibu Dewi Anita
Sianturi.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa penulis menyelesaikan pendidikan di
Taman Kanak-kanak Fransiskus Tanjung Karang pada tahun 1998, pendidikan
Sekolah Dasar Fransiskus Tanjung Karang pada tahun 2004, Sekolah Menengah
Pertama Fransiskus Tanjung Karang pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas
Negeri 9 Bandar Lampung tahun 2010, dan Pendidikan Diploma 1 Perguruan
Tinggi DCC tahun 2011. Terakhir Penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2011.
Pada tahun 2011 penulis aktif dalam kegiatan Forum Komunikasi Mahasiswa
Kristen Fakultas Teknik (FKMK-FT) dan sebagai pengurus Badan Pengurus
Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bandar Lampung
Masa Bakti 2012 – 2014. Kemudian pada tahun 2013 mengikuti Kerja Praktik
pada Proyek Pembangunan Hotel Mercure Lampung,, Tahun 2015 selama tiga
bulan penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanjung Raja,
Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus dengan tema POSDAYA (Pos
Pemberdayaan Keluarga). Penulis mengambil tugas akhir dengan judul Analisis
Sedimentasi Di Check Dam Study Kasus : Sungai Air Anak dan Sungai Talang
Bandung, Desa Talang Bandung, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung
Barat.
PERSEMBAHAN
Tiap untaian doa yang kau panjatkan, peluh yang jatuh atas tiap kerja kerasmu untuk
membahagiakan dan melayakkanku. Persembahan kecilini ku berikan teruntuk Bapak
dan Ibuku yang sangat aku sayangi, kedua sosok hebat yang berhasil menuntunku
hingga kuraih salah satu obsesi kehidupanku.
Dan untuk abang dan adikku tersayang terima kasih atas semua
dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan. Harapan terbesarku adalah
menjadi saudara laki – laki yang selalu menjaga dan mengukir kebanggaan pada
kalian dan kedua sosok berharga kita.
MOTTO
“Segala sesuatu indah pada waktu - Nya”
“Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan. Di hadapan-Mu ada
sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa”
Mazmur 16 : 11
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada – Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu”
1 Petrus 5 :7
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya”
Matius 21 : 22
“ Ora et Labora “
(St. Benediktus)
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Melalui kesempatan ini, Penulis hendak mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril, maupun
spiritual. Banyak pengalaman dan masukan yang didapat Penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, baik hal-hal yang bersifat mendidik dan kritikan
yang berguna bagi Penulis.
Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terima kasih yang tak terhingga
Penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Dyah Indriana K., S.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing 1 atas
pemberian judul, masukan, dan bimbingan yang diberikan selama
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Subuh Tugiono, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing 2 atas masukan
dan bimbingan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Yuda Romdania, S.T., M.T., atas kesempatannya untuk menguji sekaligus
membimbing Penulis dalam seminar skripsi.
6. Bapak Subuh Tugiono, S.T., M.T., selaku pembimbing akademis yang telah
banyak membantu Penulis selama ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lampung atas ilmu bidang sipil yang telah diberikan selama perkuliahan.
8. Keluargaku terutama orangtuaku tercinta, Bapak Gemry Togatorop dan Ibu
Dewi Anita Sianturi, serta Abangku Saut Manason Togatorop, Adikku
Samuel Togatorop dan Mauli Elviliana Togatorop beserta keluarga atas
doanya untuk Penulis.
9. Rekan – rekan Kerja Praktek dan rekan – rekan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
10. Serta teman – teman satu team dalam pelaksanaan penilitian ini dan rekan –
rekan sipil, kakak – kakak, adik – adik yang telah banyak membantu dan
mendukung dalam pengerjaan skripsi ini serta yang paling utama angkatan
2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu untuk bantuan moril, tempat,
waktu, doa dan dukungannya selama ini. Saya ucapkan terima kasih banyak
semoga sukses selalu mengiringi kita semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Akhir kata semoga Tuhan membalas semua kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Tuhan Yesus Memberkati.
Bandar Lampung, 20 Juni 2016
Penulis,
Holong Okryant Togatorop
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................1.3. Batasan Masalah ......................................................................................1.4. Tujuan Penelitian .....................................................................................
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hidrologi ................................................................................................2.2. Analisis Hidrologi ...................................................................................
2.2.1 Curah Hujan Kawasan (Areal Rainfall) .......................................2.2.2 Parameter Statistik Analisis Data Hidrologi .................................
2.3. Analisis Frekuensi..................................................................................2.3.1 Distribusi Normal .........................................................................2.3.2 Distribusi Log Normal ..................................................................2.3.3 Distribusi Gumbel ........................................................................2.3.4 Distribusi Log Pearson Type III ....................................................
2.4 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi.......................................................2.4.1 Uji Chi Kuadrat ............................................................................2.4.2 Uji Smirnov Kolmogorv ...............................................................
2.5 Liku Kalibrasi (Rating Curve) ................................................................2.6 Bendung Penahan (Check Dam) ............................................................
2.6.1 Usia/Umur Check Dam..................................................................2.6.2 Perhitungan Usia/Umur Check Dam .............................................
2.7 Erosi dan Sedimentasi.............................................................................2.7.1 Mekanisme Pengangkutan Sedimen .............................................2.7.2 Mekanisme Transportasi Sedimen ...............................................2.7.3 Sediment Delivery Ratio (SDR).....................................................
i
iv
vi
13334
5678999
10111212131415161819202124
ii
2.7.4 Perkiraan Besar Sedimen...............................................................2.8 Metode USLE (Universal Soil Loss Equation).......................................
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian .....................................................................................3.2. Data yang Digunakan .............................................................................3.3. Pelaksanaan Penelitian ...........................................................................
3.3.1 Tahapan Pengukuran Curah Hujan................................................3.3.2 Tahapan Pengukuran Debit ...........................................................3.3.3 Tahapan Pengambilan Sampel ......................................................3.3.4 Tahapan Pengujian Sampel ...........................................................3.3.5 Analisis Hidrologi .........................................................................3.3.6 Analisis Perkiraan Besarnya Erosi ................................................3.3.7 Analisis Perkiraan Besarnya Sedimentasi .....................................3.3.8 Penanggulangan Sedimentasi ........................................................3.3.9 Analisis Umur Check Dam ............................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data ..................................................................................4.1.1 Data Topografi ...............................................................................4.1.2 Data Kecepatan Aliran...................................................................4.1.3 Data Penampang Melintang Sungai...............................................4.1.4 Data Tinggi Muka Air....................................................................4.1.5 Data Sedimen ................................................................................
4.2. Pembuatan Liku Kalibrasi.......................................................................4.3. Pembuatan Lengkung Sedimen...............................................................4.4. Analisis Sedimentasi Terukur ................................................................
4.4.1 Nilai Debit DAS Air Anak.............................................................4.4.2 Besaran Laju Sedimen ...................................................................4.4.3 Besarnya Muatan Sedimen Terukur...............................................
4.5. Analisis Perkiraan Besarnya Sedimentasi dengan Metode USLE ..........4.5.1 Indeks Erosivitas Hujan (Rm)........................................................4.5.2 Indeks Erodibilitas Lahan (K)........................................................4.5.3 Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) ...............................4.5.4 Indeks Pengelolaan Tanaman (C) ..................................................4.5.5 Indeks Konservasi Lahan (P) .........................................................4.5.6 Perhitungan Tingkat Bahaya Erosi ...............................................
4.6. Analisis Besaran Muatan Sedimen .........................................................4.6.1 Sediment Delivery Ratio (SDR) .....................................................4.6.2 Perhitungan Besarnya Nilai Hasil Sedimentasi .............................4.6.3 Perbandingan Angkutan Sedimentasi Terukur dan Terhithitung ..
4.7. Analisis Usia Umur Check Dam .............................................................4.7.1 Perhitungan Umur Check DAM Sungai Air Anak .........................4.7.2 Perhitungan Umur Check DAM Sungai Talang Bandung .............
2526
282829293031333334363636
4141434445464749525354565657595960616364656667686870
iii
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................5.2 Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A (Lembar Asistensi Skripsi)
LAMPIRAN B (Perhitungan Tabel dan Grafik)
LAMPIRAN C (Data-Data Penelitian)
LAMPIRAN D (Peta dan Dokumentasi Penelitian)
7273
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Parameter Statistik untuk Menentukan Jenis Distribusi...................................
2. Jenis Sedimen Berdasarkan Ukuran Pertikel....................................................
3. Hubungan Luas DAS dan Sediment Delivery Ratio (SDR) .............................
4. Kelas Tingkat Bahaya Erosi .............................................................................
5. Luas Tutupan Lahan DAS Air Anak (5,68 km2) .............................................
6. Luas Tutupan Lahan DAS Talang Bandung (9,62 km2) .................................
7. Data Kecepatan Aliran Sungai Air Anak ........................................................
8. Data Kecepatan Aliran Sungai Talang Bandung .............................................
9. Data Pengukuran Data Tinggi Muka Air Secara Otomatis .............................
10. Data Sampel Sedimen Sungai Air Anak .........................................................
11. Data Sampel Sedimen Sungai Talang Bandung ..............................................
12. Data Untuk Pembuatan Liku Kalibrasi Sungai Air Anak ...............................
13. Data Untuk Pembuat Liku Kalibrasi Sungai Talang bandung ........................
14. Perhitungan Laju Sedimentasi Sungai Air Anak .............................................
15. Perhitungan Laju Sedimentasi Sungai Talang Bandung .................................
16. Perhitungan Debit Sungai Air Anak ................................................................
17. Nilai Debit rata-rata Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung ..............
18. Perhitungan Besaran Laju Sedimentasi ...........................................................
19. Nilai Hasil Indeks Erosivitas Hujan (Rm) .......................................................
20. Nilai Erodibilitas Lahan (K) ............................................................................
8
24
25
27
42
43
44
44
45
46
47
48
48
51
51
53
54
55
58
59
v
21. Nilai Koefesien Aliran DAS Air Anak ............................................................
22. Nilai Koefesien Aliran DAS Talang bandung .................................................
23. Nilai Indeks Konservasi Lahan (P) pada berbagai Aktivitas KonversiTanah ...............................................................................................................
24. Nilai Indeks Konservasi Lahan DAS Air Anak ..............................................
25. Nilai Indeks Konservasi Lahan DAS Talang bandung ..................................
26. Besarnya Nilai Erosi Pada DAS Air Anak ......................................................
27. Besarnya Nilai Erosi Pada DAS Talang bandung ...........................................
28. Perhitungan Nilai SDR Sungai Air Anak dan Talang Bandung .....................
29. Perhitungan Perkiraan Besarnya Sedimen Sungai Air Anak ..........................
30. Perhitungan Perkiraan Besarnya Sedimen Sungai Talang Bandung ...............
61
61
62
63
63
64
64
66
67
67
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Siklus Terjadinya Hidrologi .............................................................................
2. Ragam Gerakan Sedimen dalam Media Cair ...................................................
3. Lokasi Penelitian .............................................................................................
4. AWLR (Automatic Water Level Recorder)......................................................
5. Pengukuran Kedalaman Sungai .......................................................................
6. Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai .............................................................
7. Botol Plastik .....................................................................................................
8. Pengambilan Sampel Seimen ..........................................................................
9. (a) Sampel Sedimen Dimasukan ke Kantong Plastik, (b) Sampel Sedimendalam Kantong Plastik .....................................................................................
10. Bagan Alir Penelitian .......................................................................................
11. Bagan Alir Perhitungan Sedimen Terukur ......................................................
12. Bagan Alir Perhitungan Sedimen Menggunakan Metode USLE ....................
13. Bagan Alir Perhitungan Usia/Umur Check DAM ............................................
14. Peta Tutupan Lahan DAS Air Anak ................................................................
15. Peta Tutupan Lahan DAS Talang Bandung ....................................................
16. Penampang Melintang Sungai Air Anak .........................................................
17. Penampang Melintang Sungai Talang Bandung .............................................
18. (a).Liku Kalibrasi DAS Air Anak, dan (b). Liku Kalibrasi DAS TalangBandung ...................................................................................................
6
23
28
29
30
31
32
32
33
37
38
39
40
42
42
45
45
49
52
60
vii
19. (a). Lengkung Sedimen DAS Air Anak, (b). Lengkung Sedimen DASTalang Bandung .......................................................................................
20. Peta kemiringan Lereng DAS Air Anak ..........................................................
21. Peta kemiringan Lereng DAS Talang bandung ..............................................
22. Desain Check DAM Sungai Air Anak ............................................................
23. Desain Check DAM Sungai Talang Bandung .................................................
52
60
60
69
70
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai merupakan sumber air yang menampung dan mengalirkan air serta
material bahan yang dibawanya dari bagian hulu. Aliran sungai mengalir dari
daerah tinggi ke daerah yang lebih rendah dan pada akhirnya akan bermuara ke
laut.
Daerah tangkapan sungai adalah dimana sungai mendapat air dan merupakan
daerah tangkapan hujan. Anak-anak sungai yang ada di dalam DAS akan
selalu mengikuti aturan yaitu bahwa aliran tersebut akan selalu dihubungkan
oleh suatu jaringan. Arah dimana cabang dan arah sungai mengalir ke sungai
yang lebih besar akan membentuk suatu pola aturan tertentu. Pola yang
terbentuk tergantung dengan kondisi topografi, geologi dan iklim yang terdapat
di dalam DAS tersebut dan secara keseluruhan akan membentuk karakteristik
sungai.
Permasalahan yang sering terjadi di daerah hulu adalah masalah erosi yang
menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimentasi sendiri adalah proses
pengangkutan dan pengendapan material tanah/kerak bumi yang disebabkan
2
oleh penurunan kualitas lahan. Sedimentasi dapat menyebabkan pendangkalan
sungai, saluran-saluran irigasi, muara-muara sungai di bagian hilir, mengurangi
umur efektif waduk, dan dapat merusak penampang sungai serta bangunan
teknik sipil di sepanjang sungai.
Mengetahui besarnya erosi yang terjadi di suatu wilayah merupakan hal yang
penting karena selain dapat mengetahui banyaknya tanah yang terangkut juga
dapat digunakan sebagai salah satu jalan untuk mencari sebuah solusi dari
permasalahan tersebut. Prediksi erosi dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung yaitu melalui model prediksi erosi. Prediksi erosi yang
dilakukan secara langsung menemui banyak kendala, salah satunya adalah
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan cukup lama. Sehingga digunakan
sebuah model prediksi erosi, model prediksi erosi itu sendiri cukup beragam,
salah satunya adalah USLE (Universal Soil Loss Equation). Dimana USLE
dirancang untuk memprediksi erosi jangka panjang dari erosi lembar (Sheet
Erosion) dan erosi alur di bawah kondisi tertentu. Alasan utama penggunaan
metode USLE karena metode tersebut relatif sederhana dan input parameter
metode yang diperlukan mudah diperoleh (Arsyad,2000).
Dari data sedimen yang diperoleh digunakan untuk menganalisa daya tampung
bendung penahan (check dam). Bendung penahan (check dam) digunakan
untuk mengurangi terjadinya sedimen di sungai Way Besai yang bisa
menyebabkan penumpukan sedimen pada intake bendungan Way Besai.
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana laju sedimentasi yang
terjadi di Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung serta menganalisis
jangka waktu untuk melakukan pemeliharaan check dam.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran sedimentasi suspended pada Sungai Air Anak dan Sungai
Talang Bandung yang terdiri dari pengambilan contoh air dan
pemeriksaan laboratorium.
2. Pengukuran debit yang dilakukan dengan cara pengukuran tinggi muka
air, pengukuran kecepatan aliran dan pengukuran penampang
melintang sungai.
3. Menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dalam
menganalisis perkiraan besarnya erosi.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan antara lain :
1. Mengetahui besarnya laju sedimen (Qs) yang terangkut di sepanjang
Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung.
2. Mengetahui waktu penuh check dam Sungai Air Anak dan Sungai
Talang Bandung.
4
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Menjadi referensi dalam memperkirakan perbaikan bendung penahan
(check dam).
2. Memberi masukan bagi para pembaca untuk mengembangkan bentuk-
bentuk pengelolaan sungai khususnya berkaitan dengan sedimentasi.
3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrologi
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang air dalam segala
bentuknya (cairan, gas, maupun padat) di dalam dan di atas permukaan
tanah. Termasuk di dalamnya adalah penyebaran, daur dan perilakunya,
sifat- sifat fisik dan kimianya, serta hubungannya dengan unsur-unsur
dalam air itu sendiri. Sedangkan siklus hidrologi adalah suatu proses
perputaran atau daur ulang air yang berurutan secara terus-menerus.
Dengan adanya siklus hidrologi maka keberadaan air di permukaan bumi
secara keseluruhan relatif tetap. Air yang ada di permukaan bumi,
misalnya air danau, air sungai, rawa-rawa, gletser, lautan dan waduk,
karena penyinaran matahari berubah menjadi uap dan karena tiupan angin
dapat membubung tinggi, serta karena suhu semakin rendah uap air dapat
membeku sehingga jatuh ke bumi yang disebut hujan.
6
Gambar 1. Siklus Terjadinya Hidrologi
2.2 Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai
fenomena hidrologi. Fenomena hidrologi seperti besarnya curah hujan,
temperatur, penguapan, lamanya penyinaran matahari, kecepatan angin,
debit sungai, tinggi muka air, selalu berubah menurut waktu. Untuk suatu
tujuan tertentu data-data hidrologi dapat dikumpulkan, dihitung, disajikan,
dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu (Yuliana, 2008).
Tujuan dari analisis frekuensi data hidrologi adalah mencari hubungan
antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan
menggunakan distribusi probabilitas. Analisis frekuensi dapat diterapkan
untuk data debit sungai atau data hujan. Data yang digunakan adalah data
debit atau hujan maksimum tahunan, yaitu data yang terjadi selama satu
tahun yang terukur selama beberapa tahun (Triadmodjo,2008).
6
Gambar 1. Siklus Terjadinya Hidrologi
2.2 Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai
fenomena hidrologi. Fenomena hidrologi seperti besarnya curah hujan,
temperatur, penguapan, lamanya penyinaran matahari, kecepatan angin,
debit sungai, tinggi muka air, selalu berubah menurut waktu. Untuk suatu
tujuan tertentu data-data hidrologi dapat dikumpulkan, dihitung, disajikan,
dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu (Yuliana, 2008).
Tujuan dari analisis frekuensi data hidrologi adalah mencari hubungan
antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan
menggunakan distribusi probabilitas. Analisis frekuensi dapat diterapkan
untuk data debit sungai atau data hujan. Data yang digunakan adalah data
debit atau hujan maksimum tahunan, yaitu data yang terjadi selama satu
tahun yang terukur selama beberapa tahun (Triadmodjo,2008).
6
Gambar 1. Siklus Terjadinya Hidrologi
2.2 Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai
fenomena hidrologi. Fenomena hidrologi seperti besarnya curah hujan,
temperatur, penguapan, lamanya penyinaran matahari, kecepatan angin,
debit sungai, tinggi muka air, selalu berubah menurut waktu. Untuk suatu
tujuan tertentu data-data hidrologi dapat dikumpulkan, dihitung, disajikan,
dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu (Yuliana, 2008).
Tujuan dari analisis frekuensi data hidrologi adalah mencari hubungan
antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan
menggunakan distribusi probabilitas. Analisis frekuensi dapat diterapkan
untuk data debit sungai atau data hujan. Data yang digunakan adalah data
debit atau hujan maksimum tahunan, yaitu data yang terjadi selama satu
tahun yang terukur selama beberapa tahun (Triadmodjo,2008).
7
2.2.1 Curah Hujan Kawasan (Areal Rainfall)
Hujan kawasan (Areal Rainfall) merupakan hujan rerata yang terjadi
dalam daerah tangkapan hujan di suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Hujan rata-rata kawasan dihitung berdasarkan hujan yang tercatat
pada masing-masing stasiun penakar hujan (point rainfall) yang ada
dalam suatu kawasan DAS.
Metode yang umum digunakan dalam menghitung hujan rata-rata
suatu kawasan adalah Metode Rata-rata Aljabar (Mean Aritmatic
Method), Metode Ishoyet, dan Metode Poligon Thiessen.
Dalam penelitian ini digunakan Metode Poligon Thiessen dengan
persamaan sebagai berikut :
αn = n
A........................................................................... (1)
= R1.α1 + R2.α2 + ….. + Rn.αn .................................. (2)
Dimana :
α1,α2,αn = Koefesien Thiessen
An = Luas poligon (km2)
ΣA = Luas poligon total (km2)
= Hujan rata-rata DAS pada suatu hari (mm)
R1,R2,R3 = Hujan yang tercatat pada stasiun 1 sampai stasiun
n (mm)
8
2.2.2 Parameter Statistik Analisis Data Hidrologi
Pengukuran parameter statistik yang sering digunakan dalam analisis
data hidrologi adalah dispersi. Pengukuran dispersi dilakukan karena
tidak semua variat dari variabel hidrologi sama dengan nilai reratanya,
tetapi ada yang lebih besar atau lebih kecil. Penyebaran data dapat
diukur dengan deviasi standar dan varian.
Varian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
S = ∑ ( i− rerata)2 ........................................... (3)
Koefesien varian ini adalah nilai perbandingan antara deviasi standard
dan nilai rerata yang mempunyai bentuk :
Cv = ........................................................................... (4)
Kemencengan (skewness) dapat digunakan untuk mengetahui derajat
ketidaksimetrisan dari suatu bentuk distribusi dan mempunyai bentuk:
Cs =∑ ( i )3( )( ) 3 ........................................................... (5)
Koefesian kurtosis diberikan oleh persamaan berikut:
Ck =2 ∑ ( i )4( )( )( ) 4 .................................................... (6)
Tabel 1. Parameter Statistik Untuk Menentukan Jenis Distribusi
Jenis Distribusi Syarat
Metode NormalCs ≈ 0Ck ≈ 3
Metode Log NormalCs (Log X) = 0Ck (Log Y) = 3
Metode GumbelCs ≤ 1,14Ck ≤ 5,4
Metode Log Pearson III Cs ≠ 0
9
2.3 Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi dalam hidrologi digunakan untuk memperkirakan curah
hujan atau debit rancangan dengan kala ulang tertentu. Analisi frekuensi
dalam hidrologi sendiri didefinisikan sebagai perhitungan atau peramalan
suatu peristiwa hujan atau debit yang menggunakan data historis dan
frekuensi kejadiannya. Jenis distribusi yang banyak digunakan untuk
analisis frekuensi dalam hidrologi antara lain:
2.3.1 Distribusi Normal
Distribusi normal adalah simetris terhadap sumbu vertikal dan
berbentuk lonceng yang juga disebut distribusi Gauss. Fungsi
distribusi normal mempunyai bentuk:
P(X) = √ ( )2/ 2
............................................ (7)
Dimana:
P(X) = fungsi densitas peluang normal
X = variabel acak kontinyu
μ = rata – rata nilai X
σ = simpangan baku dari X
2.3.2 Distribusi Log Normal
Jika variabel acak Y = Log x terdistribusi secara normal, maka x
dikatakan mengikuti distribusi Log Normal. Ini dapat dinyatakan
dengan model matematika dengan persamaan:
10
YT = Y + KTS ............................................................. (8)
Dimana:
YT = Besarnya nilai perkiraan yang diharapkan terjadi
dengan periode T
Y = nilai rata – rata hitung sampel
KT = faktor frekuensi
S = standart deviasi nilai sampel
2.3.3 Distribusi Gumbel
Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan curah hujan
rencana menurut metode Gumbel adalah sebagai berikut :
R = Rrerata + Ks......................................................... (9)
Dengan K adalah frekuensi faktor yang bisa dihitung dengan
persamaan berikut:
y = yn + Kσn ................................................................ (10)
dimana:
R = besarnya curah hujan dengan periode ulang t
Rrerata = curah hujan harian maksimum rata – rata
K = faktor frekuensi
S = standar deviasi
Yn = nilai rerata
σn = deviasi standar dari variat gumbel
11
2.3.4 Distribusi Log Pearson Tipe III
Bentuk kumulatif dari distribusi Log-Pearson Tipe III dengan nilai
variatnya X apabila digambarkan pada kertas peluang logaritmik
(logarithmic probability paper) akan merupakan model matematik
persamaan garis lurus. Persamaan garis lurusnya adalah:
Y = - KS
Dimana:
Y = nilai logarimik dari X
= nilai rata-rata dari Y
S = standart deviasi dari Y
K = karakteristik dari distribusi Log-Pearson
Dalam pemakainan sebaran log pearson III harus perlu
dikonversikan dengan rangkaian data menjadi bentuk logaritma,
yaitu:
Log RT = Log Rrerata + KSx ..................................... (11)
Log =∑
.......................................................... (12)
Sx =∑ LogRi-Log Rrerata
3
n-1............................................... (13)
Cs =∑( i rerata)3(( )( )( ))3 ............................................ (14)
Dimana :
RT = besarnya curah hujan dengan periode ulang t(mm)
Log Rrerata = curah hujan maksimum rata-rata dalam harga
ddlogaritmik
12
Sx = Standar deviasi dari rangkaian data dalam harga
ddlogaritmik
Cs = koefisien skewness
n = jumlah tahun pengamatan
Ri = curah hujan pada tahun pengamatan ke i
2.4 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
Pemeriksaan uji kesesuaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
distribusi frekekuensi yang telah dipilih bisa digunakan atau tidak untuk
serangkaian data yang tersedia. Uji kesesuaian ini ada dua macam yaitu
chi kuadrat dan smirnov kolmogorov.
2.4.1 Uji Chi Kuadrat
Uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara vertikal yang
ditentukan dengan rumus berikut :
X2 = ∑ ( )2..................................................... (15)
Dimana:
X2 = parameter chi kuadrat terhitung
Ef = frekuensi teoritis kelas K
Of = frekuensi pengamatan kelas K
Jumlah kelas distribusi dan batas kelas dihitung dengan rumus :
K = 1 + 3.22Log n ..................................................... (16)
dimana :
13
K = jumlah kelas distribusi
n = banyaknya data
Besarnya nilai derajat kebebasan (DK) dihitung degan rumus :
Dk = K − (1 + P) ....................................................... (17)
Dimana :
Dk = derajat kebebasan
K = jumlah kelas distribusi
P = banyaknya keterkaitan untuk sebaran chi kuadrat = 2
Nilai X2 yang diperoleh harus lebih kecil dari nilai Xc2 (Chi
Kuadrat Kritik) untuk suatu drajat nyata tertentu yang sering
diambil 5%.
2.4.2 Uji Smirnov Kolmogorv
Pengujian ini dilakukan dengan menggambarkan probabilitas untuk
tiap data, yaitu dari peredaan distribusi empiris dan distribusi
teoritis yang disebut dengan Δ. Dalam bentuk persamaan ditulis
sebagai berikut :
Δ = maksimum [P(Xm) – P’(Xm)] < Δcr .................. (18)
Dimana :
Δ = selisih antara peluang teoritis dan empiris
Δcr = simpangan kritis
P(Xm) = peluang teoritis
P’(Xm)= peluang empiris
14
Perhitungan peluang empiris dan teoritis dengan persamaan
Weibull (Soemarto, 1986) :
P = m/(n + 1) ............................................................ (19)
P’ = m/(n – 1) ............................................................ (20)
Dimana :
m = nomor urut data
n = jumlah data
2.5 Liku Kalibrasi (Rating Curve)
Liku kalibrasi (rating curve) adalah hubungan grafis antara tinggi muka air
dan debit. Liku ini diperlukan dalam banyak analisis, sehingga perlu
disiapkan dengan cermat. Liku kalibrasi dapat diperoleh dengan sejumlah
pengukuran yang terencana, dan mengkorelasikan dua variabel yaitu tinggi
muka air dan debit sungai di suatu titik kontrol. Hubungan ini bersifat
khas, dan merefleksikan pengaruh menyeluruh (integral influence) dari
sistem DAS, khususnya sifat pangsa (segment reach) sungai di sebelah
hulu titik kontrol.
Hubungan grafis antara variabel tinggi muka air dan debit dapat dilakukan
dengan cara sederhana, yaitu menghubungkan titik-titik pengukuran
dengan garis lengkung di atas kertas grafik. Namun hendaknya disadari
bahwa meskipun cara ini paling mudah, tetapi mengandung unsur
subyektifitas yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, liku kalibrasi hendaknya
diperoleh dengan cara-cara statistik, matematik, ataupun dengan secara
langsung menggunakan program komputer yang banyak tersedia.
15
Menurut Harto (2000) umumnya untuk memudahkan pemakaian liku
kalibrasi selanjutnya, dikehendaki liku kalibrasi yang berupa garis lurus,
yaitu dengan menggambarkan kedua variabel tersebut di atas kertas
logaritmik.
Persamaan yang selama ini cukup baik yaitu dalam bentuk :
Q = A (H + H)B .................................(1)
Dengan : Q = Debit, dalam m3/det
A, B = Tetapan
H = Tinggi muka air (mm, cm, atau m)
ΔH = Angka koreksi
Dalam penentuan persamaan tersebut, jumlah dan jangkau (range) data
sangat penting. Diharapkan agar data yang dikumpulkan di lapangan tidak
hanya cukup banyak, akan tetapi juga mencakup jangkau maksimal.
Dalam prakteknya pengumpulan data sekunder dari instansi terkait, sangat
banyak dijumpai sebagian besar data terkonsentrasi pada debit-debit
rendah, sedangkan data pada debit tinggi biasanya sangat terbatas.
2.6 Bendung Penahan (Check Dam)
Tanggul penghambat atau cek dam adalah bendungan kecil dengan
konstruksi sederhana (urukan tanah atau batu), dibuat pada alur jurang atau
sungai kecil. Tanggul penghambat berfungsi untuk mengendalikan
sedimen dan aliran permukaan yang berasal dari daerah hulu sungai.
Tanggul penghambat dibuat dengan luas daerah tangkapan air dari 100 –
16
250 ha, dan dapat lebih luas untuk wilayah-wilayah tertentu yang
mempunyai curah hujan yang rendah. Tinggi dan panjang bendungan
maksimal adalah 10 meter tergantung pada kondisi geologi dan topografi
lokasi yang bersangkutan. Pembuatan tanggul penghambat biasanya
dilakukan pada musim kemarau.
Keuntungan
Menghindari pendangkalan waduk/sungai yang ada di hilirnya.
Mengendalikan aliran permukaan di daerah hilir
Menyediakan air untuk kebutuhan air minum, air rumah tangga,
pengairan daerah di sebelah bawahnya (terutama pada musim
kemarau), ternak dan sebagainya.
Meningkatkan permukaan air tanah daerah sekitar tanggul
penghambat
Pengembangan perikanan di daerah genangan tanggul penghambat
Pebaikan iklim mikro setempat
Untuk rekreasi
Kelemahan
Perlu pemeliharaan termasuk pengerukan sedimentasi
2.6.1 Usia/Umur Check Dam
Batas usia umur check dam ditentukan oleh naiknya tinggi elevasi
muka air di sungai air anak. Di dalam perencanaan pembuatan
check dam diadakan pembagian ruang dalam volume check dam,
yaitu bagian volume yang airnya dapat atau tidak dapat diatur
17
melaui suatu pintu pengatur air. Volume diatas bidang horizontal
melaui intake merupakan volume Life Storage,sedangkan volume
di bawahnya disebut Dead Storage (Kantong Lumpur).
Dead Storage inilah yang menentukan perhitungan umur suatu
check dam. Dead Storage merupakan ruangan yang khusus
disediakan untuk menampung sedimen yang terbawa aliran sungai
yang bermuara di waduk maupun yang terbawa air hujan sekitar
waduk.
Jika tingkat sedimentasi sudah mengisi semua bagian dead storage
maka pada saat itulah endapan atau sedimentasi mulai menginjak
daerah Life Storage, endapan perlahan akan sampai pada tingkatan
terganggunya fungsi intake dalam pengaturan air keluar waduk.
Jika fungsi intake sudah terganggu oleh sedimen, pengeluaran air
tidak bisa diatur maka waduk tidak bisa berfungsi sebagai
pembangkit tenaga listrik.
Tahap-tahap pengendapan pada saat pengisian check dam
(impounding) maupun saat pengoperasian check dam :
Air mengisi bagian yang terendah dari check dam,
pengendapan terjadi pada saat kecepatan air mendekati nol.
jadi pada saat pertama pengisian check dam praktis endapan
berada pada daerah dead storage (kantong Lumpur).
18
Saat daerah dead storage sudah mulai penuh air, endapan yang
terbawa aliran mulai mengendap di check dam yang praktis
kecepatan airnya mendekati nol.
Tahap pengisian sampai air penuh (tinggi muka air/ketinggian
ambang pelimpah /spillway), endapan berada pada daerah life
storage dimana sungai atau anak sungai bermuara.
Pada tahap operasi TMA (Tinggi Muka Air) check dam mulai
surut, endapan yang telah terjadi di daerah life storage tergerus
aliran sungai terbawa ke daerah lebih rendah. Bila operasi
check dam misalnya pada musim kering di bawah normal,
sehingga TMA terendah sudah berada di bidang antara life
storage dan dead storage maka endapan yang terjadi
sebelumnya di life storageterkikis aliran sungai masuk ke
daerah dead storage. Begitu keadaan endapan sepanjang tahun
berulang sampai berakhirnya endapan menutup intake yang
dikatakan tersebut diatas sebagai saat berakhirnya umur
manfaat check dam untuk keperluan menahan laju sedimentasi.
2.6.2 Perhitungan Usia/Umur Check Dam
Usia atau Umur check dam adalah waktu yang diperlukan endapan
mengisi semua volume kantong Lumpur (Dead Storage) sampai
saat intake tertutup endapan.
Endapan yang terjadi pada suatu check dam dalam waktu tertentu
adalah volume endapan butiran dari tanah tererosi oleh air pada
19
daerah pengaliran (catchment area) yang masuk ke check dam
tersebut dikurangi volume endapan butiran yang keluar dari check
dam pada jangka waktu tertentu. Sehingga sisa umur check dam
dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
Sisa umur Check Dam = ....... (21)
2.7. Erosi dan Sedimentasi
Erosi dan Sedimentasi merupakan proses terlepasnya butiran tanah dari
induknya di suatu tempat dan terangkutnya material tersebut oleh
gerakan air atau angin kemudian diikuti dengan pengendapan material
yang terdapat di tempat lain (Suripin, 2002). Terjadinya erosi dan
sedimentasi menurut Suripin (2002) tergantung dari beberapa faktor yaitu
karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup dan kemampuan
tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal,
dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi di sungai
sehingga dapat mengurangi daya tampung sungai. Sejumlah bahan erosi
yang dapat mengalami secara penuh dari sumbernya hingga mencapai
titik kontrol dinamakan hasil sedimen (sediment yield). Hasil sedimen
tersebut dinyatakan dalam satuan berat (ton) atau satuan volume (m3)
dan juga merupakan fungsi luas daerah pengaliran. Dapat juga dikatakan
hasil sedimen adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang
terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan
tempat tertentu (Asdak, 2002).
20
Dari proses sedimentasi, hanya sebagian aliran sedimen di sungai yang
diangkut keluar dari DAS, sedangkan yang lain mengendap di lokasi
tertentu dari sungai.
Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Proses sedimentasi secara geologis
Sedimentasi secara geologis merupakan proses erosi tanah yang
berjalan secara normal, artinya proses pengendapan yang
berlangsung masih dalam batas - batas yang diperkenankan atau
dalam keseimbangan alam dari proses degradasi dan agradasi pada
perataan kulit bumi akibat pelapukan.
2. Proses sedimentasi yang dipercepat
Sedimentasi yang dipercepat merupakan proses terjadinya
sedimentasi yang menyimpang dari proses secara geologi dan
berlangsung dalam waktu yang cepat, bersifat merusak atau
merugikan dan dapat mengganggu keseimbangan alam atau
kelestarian lingkungan hidup. Kejadian tersebut biasanya
disebabkan oleh kegiatan manusia dalam mengolah tanah. Cara
mengolah tanah yang salah dapat menyebabkan erosi tanah dan
sedimentasi yang tinggi.
2.7.1 Mekanisme Pengangkutan Sedimen
Proses pengangkutan sedimen (sediment transport) dapat
diuraikan meliputi tiga proses sebagai berikut :
21
1. Pukulan air hujan (rainfall detachment) terhadap bahan
sedimen yang terdapat di atas tanah sebagai hasil dari erosi
percikan (splash erosion) dapat menggerakkan partikel-
partikel tanah tersebut dan akan terangkut bersama- sama
limpasan permukaan (overland flow)
2. Limpasan permukaan (overland flow) juga mengangkat
bahan sedimen yang terdapat di permukaan tanah,
selanjutnya dihanyutkan masuk ke dalam alur- alur (rills),
dan seterusnya masuk ke dalam selokan dan akhirnya ke
sungai.
3. Pengendapan sedimen, terjadi pada saat kecepatan aliran
yang dapat mengangkat (pick up velocity) dan mengangkut
bahan sedimen mencapai kecepatan pengendapan (settling
velocity) yang dipengaruhi oleh besarnya partikel-partikel
sedimen dan kecepatan aliran.
Konsentrasi sedimen yang terkandung pada pengangkutan
sedimen adalah dari hasil erosi total (gross erosion)
merupakan jumlah dari erosi permukaan (interillerosion)
dengan erosi alur (rill erosion).
2.7.2 Mekanisme Transportasi Sedimen
Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan
induknya ke tempat pengendapannya, yakni supensi
22
(suspendedload) dan bedload transport. Di bawah ini
diterangkan secara garis besar ke duanya:
1. Suspensi
Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam
suspensi, jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam,
kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut
suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah
mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran
tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai
pemilahan butir yang buruk. Ciri lain dari jenis ini adalah butir
sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran.
2. Bedload transport
Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat
dibagi menjadi:
a. endapan arus traksi
b. endapan arus pekat (density current) dan
c. endapan suspense
Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media
pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang
berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan
larutan (suspension) seperti Gambar 2.
23
Gambar 2. Ragam Gerakan Sedimen dalam Media Cair
A. Suspension umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat
kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh
aliran air atau angin yang ada.
B. Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya
terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang
ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai
akhirnya karena gaya gravitasi yang ada mampu mengembalikan
sedimen pasir tersebut ke dasar.
C. Bed load ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti
pasir, kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada
aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-
partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir
dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inersia
butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan- gerakan sedimen
tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa
mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.
24
Berdasarkan pada jenis sedimen dan ukuran partikel-partikel
tanah serta komposisi mineral dari bahan induk yang
menyusunnya dikenal berbagai jenis sedimen seperti pasir, liat
dan lainnya tergantung pada ukuran partikelnya. Menurut
ukurannya, sedimen dibedakan menjadi beberapa jenis seperti
pada Tabel 2. (Asdak, 2007)
Tabel 2. Jenis sedimen berdasarkan ukuran partikel
Jenis
Sedime
n
Ukuran
partikel (mm)Liat <0.0039
Debu 0.0039-0.0625Pasir 0.0625 – 2.00
Pasir besar 2.00 – 64(Sumber : Asdak, 2007)
2.7.3 Sediment Delivery Ratio (SDR)
Sediment Delivery Ratio merupakan perkiraan rasio tanah yang
diangkut akibat erosi lahan saat terjadinya limpasan (Wischmeier
and Smith, 1978). Nilai SDR sangat dipengaruhi oleh bentuk
muka bumi dan faktor lingkungan. Menurut Boyce (1975),
Sediment Delivery ratio dapat dirumuskan dengan :
SDR = 0,41 A-0,3 ............................................... (22)
dimana :
SDR = Sediment Delivery Ratio
A = Luas Das (km2)
Hubungan luas DAS dan besarnya SDR dapat dilihat pada tabel
3 dibawah ini.
25
Tabel 3. Hubungan Luas DAS dan Sediment Delivery Ratio (SDR)
Luas SDR
Km2Km2 Ha
0.10 10 0.100.50 50 0.501.00 100 1.005.00 500 5.0010.00 1000 10.0050.00 5000 50.00100.00 10000 100.00500,00 50.000 500,00
(Sumber : Arsyad, 2000)
2.7.4 Perkiraan Besar Sedimen
Kecepatan aliran sungai biasanya lebih besar pada badan sungai
dibandingkan di tempat dekat dengan permukaan tebing ataupun
dasar sungai, dalam pola aliran sungai yang tidak menentu
(turbulance flow) tenaga momentum yang diakibatkan oleh
kecepatan aliran yang tak menentu tersebut akan dipindahkan ke
arah aliran air yang lebih lambat oleh gulungan-gulungan air yang
berawal dan berakhir secara tidak menentu juga. Gulungan-
gulungan aliran air akan mengakibatkan terjadinya bentuk
perubahan dari tenaga kinetis yang dihasilkan oleh adanya
gerakan aliran sungai menjadi tenaga panas, yang berarti
bahwa ada tenaga yang hilang akibat gerakan gulungan aliran
air tersebut. Namun ada juga sebagian tenaga kinetis yang
bergerak ke dasar aliran sungai yang memungkinkan terjadinya
gerakan partikel-partikel besar sedimen yang berada di dasar
sungai dan dikenal sebagai sedimen merayap (Asdak, 2007).
26
Besarnya perkiraan hasil sedimen menurut Asdak (2007) dapat
ditentukan berdasarkan persamaan sebagai berikut :
Y = E (SDR) A .................................................. (23)
Dimana:
Y = Hasil sedimen per satuan luas
E = Erosi Jumlah
A = Luas Daerah Aliran Sungai.
SDR = Sediment Delivery Ratio (Nisbah Pelepasan Sedimen)
2.8. Metode USLE (Universal Soil Loss Equation)
Metode USLE dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978) di
National Runoff and Soil Loss Data Centre. Metode ini merupakan suatu
metode yang memungkinkan perencana menduga laju rata-rata erosi dalam
suatu bidang tanah tertentu pada suatu kecuraman lereng dengan pola
hujan tertentu untuk setiap macam penanaman dan tindakan tindakan
konservasi tanah yang mungkin dilakukan atau yang sedang digunakan.
Metode ini akan menghasilkan perkiraan besarnya erosi gross. Untuk
menetapkan besarnya sedimen yang sampai pada lokasi embung, erosi
gross akan dikalikan dengan rasio pelepasan sedimen (sediment delivery
ratio).
Untuk menghitung perkiraan besarnya erosi yang terjadi di suatu DAS
dapat digunakan metode USLE, menurut Asdak C. (2007) dengan
formulasi:
27
E= R.K.LS.C.P ...................................................................... (24)
Dimana :
E = Jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun (ton/ha/tahun)
R = Indeks daya erosi curah hujan (erosivitas hujan) (KJ/ha)
K = Indeks kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah)
LS = Faktor panjang (L) dan curamnya (S) lereng
C = Faktor tanaman (vegetasi)
P = Faktor usaha-usaha pencegahan erosi
Kriteria tingkat bahaya erosi tanah dapat dikelompokan menjadi 5
tingkatan, seperti ditunjukan pada Tabel 4.
Tabel 4. Kelas tingkat bahaya erosi.
No. Besar Erosi (A) (ton/ha/th) Tingkat Bahaya ErosiKelas Klasifikasi
1 < 15 I Sangat Rendah2 15 – 60 II Rendah3 60 – 180 III Sedang4 180 – 480 IV Berat5 > 480 V Sangat Berat
(Sumber : Departemen Kehutanan. Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi (1998))
28
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di DAS Air Anak dan DAS Talang Bandung yang
merupakan bagian dari Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai, yang
terletak di Kecamata Sumber jaya, Kabupaten Lampung Barat. DAS Air
Anak memiliki luas sebesar 5,68 km2 dan DAS Talang Bandung memiliki
luas sebesar 9,62 km2. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Lokasi Penelitian
3.2. Data yang digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
yang digunakan meliputi data sedimen berupa suspended, data curah
29
hujan, data kecepatan aliran air, dan data luas penampang sungai. Lokasi
pengambilan data primer terletak di Dusun Talang Bandung, Desa Sindang
Pagar, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi
Lampung.
3.3. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan yaitu:
tahapan pengambilan data curah hujan, tahapan pengukuran debit, tahapan
pengambilan sampel, tahapan pengujian sampel, analisis hidrologi, analisis
perkiraan besarnya erosi, analisis perkiraan besarnya sedimentasi, dan
analisis umur check dam.
3.3.1 Tahapan Pengukuran Curah Hujan
Pengukuran curah hujan dilakukan dengan menggunakan alat
AWLR (Automatic Water Level Recorder).
Gambar 4. AWLR (Automatic Water Level Recorder)
30
3.3.2 Tahapan Pengukuran Debit
Pengukuran debit dilakukan dengan cara manual meliputi
pengukuran luas penampang sungai dengan menggunakan alat
berupa patok, tali, dan peilschaal (meteran), dan pengukuran
kecepatan aliran sungai dengan alat curent meter.
1. Tahapan pengukuran luas penampang sungai terdiri dari :
a. Pemasangan patok di kedua sisi sungai
b. Mengikat tali yang telah diberi tanda ke patok yang telah
dipasang di kedua sisi sungai, dengan jarak masing-
masing tanda satu meter.
c. Pengukuran kedalaman sungai dengan menggunakan
peilschaal (meteran) setiap satu meter dari sisi sungai.
Gambar 5. Pengukuran Kedalaman Sungai
2. Pengukuran kecepatan aliran pada masing-masing sungai
dengan alat Current meter setiap satu meter lebar dari sisi
sungai.
31
Gambar 6. Pengukuran Kecepatan aliran Sungai
3. Pembuatan liku kalibrasi (rating curve). Liku kalibrasi dapat
diperoleh dengan sejumlah pengukuran yang terencana dan
pembuatannya dilakukan dengan cara mencari hubungan
antara tinggi muka air dengan debit. Setelah itu diplotkan
pada kertas grafik atau program komputer, dan membuat
hubungan grafis antara kedua item tersebut dengan cara
sederhana yaitu menghubungkan titik-titik pengukuran dengan
garis lengkung di atas kertas grafik atau dengan cara
menggunakan program komputer. Dan mencari persamaan
hubungan antara tinggi muka air dengan debit.
3.3.3 Tahapan Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel sedimen suspended load dilakukan dengan
metode point-integrating menggunakan alat botol plastik.
Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan setiap 5 menit, dengan
cara sebagai berikut :
a. Menyiapkan botol plastik sebagai alat pengambilan sedimen.
32
Gambar 7. Botol Plastik
b. Mengambil sampel sedimen dengan mengarahkan botol
plastik searah aliran sungai dan diletakan kira-kira berada di
tengah penampang sungai.
Gambar 8. Pengambilan Sampel Sedimen
c. Memasukan sampel sedimen kedalam kantong plastik, agar
sampel sedimen terjaga keasliannya hingga pengujian sampel.
33
(a) (b)
Gambar 9. (a) Sampel sedimen dimasukan ke kantong plastik, (b) Sampelsedimen dalam kantong plastik
3.3.4 Tahapan Pengujian Sampel
Tahapan pegujian sampel sedimen yang diambil pada titik kontrol
dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan data total suspended
solid. Alat yang digunakan meliputi: gelas ukur, oven dan
timbangan.
3.3.5 Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi dilakukan dengan menggunakan metode
regionasi dengan DAS Talang Bandung untuk menentukan nilai
debit pada DAS Air Anak. Adapun langkah-langkah dalam
analisis hidrologi adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya
dengan menggunakan metode Poligon Thiessen.
2. Melakukan analisis frekuensi curah hujan dengan
menggunakan statistika yang bertujuan untuk memprediksi
suatu besaran hujan dengan distribusi metode gumbel, log
34
pearson type III, dan log normal. Dari ketiga metode
tersebut dipilih metode yang paling sesuai dengan metode
chi kuadrat (chi square)
3. Mengubah data curah hujan menjadi intensitas hujan
bedasarkan distribusi hujan jam-jaman.
4. Perhitungan debit banjir rencana berdasarkan besarnya
curah hujan rencana di atas pada periode ulang T tahun.
3.3.6. Analisis Perkiraan Besarnya Erosi
Analisis perkiraan besarnya erosi pada DAS Way Besai dengan
menggunakan metode USLE. USLE merupakan suatu model
parametrik untuk memprediksi erosi dari suatu bidang tanah :
E = R.K.LS.C.P ......................................................... (26)
Dimana:
E = Perkiraan besarnya erosi total (ton/ha/tahun)
R = faktor erosivitas hujan
K = faktor erodibilitas lahan
LS = faktor panjang dan kemiringan lereng
C = faktor tanaman penutup lahan atau pengelolaan tanaman
P = faktor usaha-usaha pencegahan erosi
Analisis perkiraan besarnya sedimentasi meliputi tahap-tahap
sebagai berikut:
35
1. Menentukan nilai faktor erosivitas hujan (R)
Perhitungan indeks erosivitas dilakukan berdasarkan data
hujan rata-rata kawasan. Indeks erosivitas hujan yang
dihitung adalah indeks erosivitas rata-rata setiap bulan
dalam setahun dengan menggunakan persamaan yang
ditunjukan pada persamaan (26).
2. Menentukan nilai pengelolaan tanaman (C) dan faktor usaha-
usaha pencegahan erosi (P)
Perhitungan indeks pengelolaan tanaman (C) dan faktor
usaha-usaha pencegahan erosi (P) didasarkan pada kondisi
tata guna lahan untuk masing-masing satuan lahan yang ada
dalam kawasan dan kemudian disesuaikan dengan tabel nilai
faktor pengelolaan tanaman.
3. Menentukan nilai indeks kemiringan lereng (Ls)
Perhitungan Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng pada
penelitian ini didasarkan pada Peta Kemiringan Lereng.
4. Menentukan nilai erosibilitas lahan (K)
Indeks Erosibilitas Lahan dihitung dengan
mempertimbangkan faktor-faktor tekstur tanah, struktur
tanah, permeabilitas tanah, dan bahan organik tanah
(Wischemeier, 1978).
5. Menghitung besarnya erosi
Berdasarkan hasil perhitungan beberapa faktor sebelumnya
dapat dihitung dan ditentukan besarnya tingkat bahaya erosi
36
di kawasan daerah tangkapan hujan Sungai Air Anak dengan
menggunakan persamaan USLE.
Pada tahapan ini dilakukan analisis prakiraan besarnya sedimen
dengan persamaan berikut:
Y = E (SDR) A ..................................................................................(27)
Dimana :
Y = hasil sedimen per satuan luas (ton/th)
E = erosi total (ton/ha/th)
SDR = Sedimen Delivery Ratio
A = luas daerah tangkapan air (ha)
3.3.8 Penanggulangan Sedimentasi
Membuat perencanaan pemeliharaan terhadap bendung penahan
(check dam), seperti pengerukan sedimen jika bendung penahan
sudah penuh.
3.3.9. Analisis Umur check dam
Analisis umur check dam dapat diketahui dengan persamaan
berikut:
Sisa umur Check Dam = ....... (28)
3.3.7 Analisis Perkiraan Besarnya Sedimentasi
37
4. Bagan Alir Penelitian
Gambar 10. Bagan Alir Penelitian
ya
Volume 1 Volume 2
Volume 1 = Volume 2
Mulai
Persiapan/Pengumpulan Data
1. Data Kecepatan Aliran Air 4 Data Tinggi Muka Air2. Data Curah Hujan 5. Data tata guna lahan3. Data Sedimen 6 Data kemiringan lahan
Perhitungan transpor sedimen
pada suatu titik kontrol di sungai
(sedimen terukur)
Metode analisis perkiraan
besarnya erosi dengan
menggunakan metode USSLE
Analisis perhitungan umur
check dam
Kesimpulan
Selesai
Volume Maximum
Tidak
38
5. Bagan Alir Perhitungan Sedimen Terukur
Gambar 11. Bagan Alir Perhitungan Sedimen Terukur
Mulai
Persiapan/Pengumpulan Data
1. Data Kecepatan Aliran Air 3 Data Tinggi Muka Air2. Data Sedimen
Pembuatan Liku Kalibrasi
Selesai
Debit
Pembuatan Lengkung Sedimen
Besaran Sedimen
39
6. Bagan Alir Perhitungan Sedimen dengan Menggunakan Metode USLE
Gambar 12. Bagan Alir Perhitungan Sedimen dengan Menggunakan MetodeUSLE
Mulai
Persiapan/Pengumpulan Data
1. Data Curah Hujan 3 Data Kemiringan Lahan2. Data Tutupan Lahan
Indeks
Erosivitas
Hujan ®
Selesai
Indeks
Erodibiitas
Lahan (K)
Indeks
Panjang dan
Kemiringan
Lereng (Ls)
Indeks
Pengelolaan
Tanaman
(C)
Indeks
Konservasi
Lahan (P)
Besaran Tingkat
Bahaya Erosi
Perhitungan
Nilai SDR
Besaran Sedimen
40
7. Bagan Alir Perhitungan Analisis Usia/Umur Check DAM
Gambar 13. Bagan Alir Perhitungan Analisis Usia/Umur Check DAM
Mulai
Persiapan/Pengumpulan Data
1. Data Dimensi Check DAM 3 Besaran Sedimen2. Data Dimensi Sungai
Volume Tertampung
Selesai
Volume Sedimen
Usia/Umur Check DAM
72
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Laju sedimentasi Sungai Air Anak sebesar 4.043,0175 ton/tahun, besaran
sedimentasi total sebesar 4.447,3193 ton/tahun, dan besaran sedimentasi
dengan menggunakan metode USLE sebesar 3.306,3091 ton/tahun.
Sedangkan nilai laju sedimentasi pada Sungai Talang Bandung sebesar
12.273,9742 ton/tahun, besaran sedimentasi total sebesar 13.501,3716
ton/tahun, dan besaran sedimentasi dengan menggunakan metode USLE
sebesar 6.913,3709 ton/tahun.
2. Dari hasil analisis sedimentasi didapat volume sedimen untuk Sungai Air
Anak sebesar 3.706,0994 m3/tahun, sehingga check dam dengan dimensi
tinggi bangunan = 1 m dan lebar sungai = 5 m memiliki waktu penuh
selama 148 hari. Sedangkan Sungai Talang Bandung dengan volume
sedimen sebesar 11.251,1430 m3/tahun, dengan dimensi tinggi bangunan
= 1 m dan lebar sungai = 7,5 m memiliki waktu penuh check dam selama
73 hari.
73
5.2. Saran
Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan setelah melakukan penelitian ini,
disarankan adanya perhatian pada hal-hal berikut:
1. Perlu adanya kegiatan atau gerakan untuk peduli terhadap lingkungan
sekitar DAS.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penempatan check dam untuk
mengurangi sedimentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A., Abuyamin, S., dan Kurnia, U., 1984. Pengelolaan Tanah danTanaman Untuk Usaha Konservasi. Pusat Penelitian Tanah, Bogor.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Pembrit. IPB/IPB Pros. Cetakanketiga. Dargama, Bogor.
Asdak, C., (2002), Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, GadjahMada University Press, Yogyakarta.
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yokyakarta: Gajah mada University Press.
Bappeda Provinsi Lampung, RT/RW Lampung Barat
Boyce, R., 1975. Sediment Routing and Sediment Delivery Ratios. In Present andProspective Technology for Predicting Sediment Yield and Sources, USDA.
C.D. Soemarto. 1986. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional : Surabaya.
Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1998. Pedoman PenyusunanRencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi TanahDaerah Aliran Sungai. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.
Mutreja, K.N., 1986. Applied Hydrology. Tata McGraw-Hill Publishing Company
Limitied. New Delhi.
Sri Harto, 2000. Hidrologi Teori Masalah penyelesaian. Nafiri, Jakarta.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: PenerbitAndi.
Suripin. (2004). Sistem Drainase Yang Berkelanjutan. UNDIP Semarang
Triatmodjo, Bambang.2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset, Yogyakarta.