Analisis Rahman
-
Author
risha-meilinda-marpaung -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Analisis Rahman
-
7/29/2019 Analisis Rahman
1/14
NOTE : JAWABAN HARUS LENGKAP, RINGKAS, PADAT; DIKETIK
DENGAN RAPI DI LEMBAR INI; DIKUMPUL HARI KAMIS SETELAH
TUTORIAL; TIDAK BOLEH ADA YANG TELAT MEMBERI
JAWABAN; PRESENTAN JANGAN AKU LAGI, ITU NAMANYA TIDAK
ADIL; HARAP KERJASAMANYA YA TEMAN-TEMAN....
Skenario A Blok 10
Tn. Andi (30 tahun) dibawa ke IGD rumah sakit dengan keluhan tidak
sadar dan kejang sejak 6 jam yang lalu. Keluarga pasien mengatakan bahwa sejak
10 hari yang lalu, pasien mengalami demam yang diikuti dengan perasaan
menggigil dan berkeringat. Pasien juga mengeluh lesu, nyeri kepala, nyeri pada
tulang dan sendi, rasa tidak nyaman pada perut serta diare ringan. BAK berwarna
seperti kopi. Selama sakit tidak ada keluhan bicara pelo dan tideak ada keluhan
anggota gerak yang lemah sesisi. Sebelumnya didapatkan riwayat berpergian ke
Papua tiga minggu sebelum sakit. Tidak ada riwayat transfusi darah sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran GCS 9, TD: 110/70 mmHg, Nadi 90x/menit, RR: 24x/menit,
Temperatur: 38,6C
Kepala-leher: pupil isokor, RC (+/+)N, konjungtiva palpebra anemis, sclera
ikterik, kaku kuduk (-)
Thorax dalam batas normal
Abdomen: Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: reflek patella (+/+)N, dan reflek Babinsky (-)
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb 4,6 mg/dl, GDS 145 mg%,
Preparat darah tebal didapatkan delicate ring dan gametosit berbentuk pisang,
kepadatan parasit 13.800/l
Preparat darah ripis didapatkan hasil P.falciparum (+)
Pemeriksaan penunjang yang lain belum dikerjakan karena tidak ada fasilitas.
I. Klarifikasi Istilah (yang belum)
1. Kejang :
-
7/29/2019 Analisis Rahman
2/14
2. Tidak sadar : azizha
3. Demam :
4. Menggigil :
5. Berkeringat :
6. Lesu : naning
7. Diare :
8. Rasa tidak nyaman pada perut : fadlia
9. Bicara pelo : sabrina
10.Kesadaran GCS :bellinda
11. Pupil isokor :
12.Konjungtiva palpebra anemis : meuthia
13.Reflek cahaya : kinanthi
14.Kaku kuduk : aini
15.GDS : risha
16.Delicate ring: fitri
II. Identifikasi Maslah
1. Tn. Andi (30 tahun) dibawa dengan keluhan tidak sadar dan kejang sejak 6
jam yang lalu.
2. Sejak 10 hari yang lalu, pasien mengalami demam yang diikuti dengan
perasaan menggigil dan berkeringat, serta mengeluh lesu, nyeri kepala,nyeri pada tulang dan sendi, rasa tidak nyaman pada perut serta diare
ringan. BAK berwarna seperti kopi.
3. Selama sakit tidak ada keluhan bicara pelo dan tideak ada keluhan anggota
gerak yang lemah sesisi. Tidak ada riwayat transfusi darah sebelumnya.
4. Sebelumnya didapatkan riwayat berpergian ke Papua tiga minggu sebelum
sakit.
-
7/29/2019 Analisis Rahman
3/14
III. Analisis Masalah
1. Tn. Andi (30 tahun) dibawa dengan keluhan tidak sadar dan kejang sejak 6jam yang lalu.
i. Bagaimana patofisiologi keluhan tidak sadar dan kejang? Rahman, kadek
ii. Apa saja penyebab dari keluhan tidak sadar dan kejang secara umum?
Risha, aini
2. Sejak 10 hari yang lalu, pasien mengalami demam yang diikuti dengan
perasaan menggigil dan berkeringat, serta mengeluh lesu, nyeri kepala,nyeri pada tulang dan sendi, rasa tidak nyaman pada perut serta diare
ringan. BAK berwarna seperti kopi.
i. Mengapa gejala-gejalanya timbul 10 hari yang lalu? Azizah, sabrina
ii. Bagaimana patofisiologi :
a. Demam cahyo, kadek
b. Menggigil fadlia, Rahman
c. -Mekanisme menggigil : Terletak pada bagian dorsomedial
dari hipotalamus posterior dekat dengan dinding ventrikel
ketiga adalah suatu area yang disebut pusat motorik primer
untuk menggigil. Pusat ini teraktivasi saat suhu tubuh turun
bahkan hanya beberapa derajat di bawah nilai suhu kritis.
Pusat ini kemudian meneruskan sinyal yang menyebabkan
menggigil melalui traktus billateral turun ke batang otak
kemudian kedalam kolumna lateralis medulla spinalis dan
akhirnya ke neuron-neuron motorik anterior. Sinyal ini tidak
teratur dan menyebabkan gerakan otot yang sebenarnya.
Sebaliknya sinyal tersebut meningkatkan tonus otot rangka
diseluruh tubuh dengan meningkatkan akltivitas neuron-
neuron motorik anterior. Ketika tonus ini meningkat diatas
nilai kritis tertentu, proses menggigil dimulai.Menggigil
merupakan kompensasi tubuh untuk meningkatkan suhu
-
7/29/2019 Analisis Rahman
4/14
tubuh. Pada penderita malaria terjadi di fase awal demam
yaitu stadium menggigil. Pada stadium itu hipothalamus
menetapkan set point yang lebih tinggi dari suhu tubuh,
untuk mencapai set point tersebut, tubuh melakukan proses
yang dapat menghasilkan panas dan meningkatkan suhu
tubuh yaitu menggigil
d. Berkeringatbellinda,meuthia
e. Lesu fitri, kinan
f. Nyeri kepala rahman, azizah
mekanisme sakit kepala : merozoit yang keluar dari RBC
yang pecah, memacu produksi prostaglandin dan bradikinin
yang bisa merangsang reseptor nyeri di kepala ( bradikinin
mediator kimiawi sensitivasi nyeri kepala)
g. Nyeri pada tulang dan sendi cahyo, sabrina
h. Rasa tidak nyaman pada perut aini, bellin
i. Diare ringan fadlia, meuthia
iii. Apakah ada hubungan keterkaitan gejala antara demam, menggigil, dan
berkeringat?Jelaskan! kinan, risha
iv. Pada penyakit apa saja warna BAK seperti kopi?Jelaskan!kadek, fitri
3. Selama sakit tidak ada keluhan bicara pelo dan tideak ada keluhan anggota
gerak yang lemah sesisi. Tidak ada riwayat transfusi darah sebelumnya.
i. Apa saja yang menyebabkan bicara pelo dan keluhan anggota gerak lemah
yang sesisi?kinan, bellin
ii. Dampak negative dari transfuse darah? risha, sabrina
-
7/29/2019 Analisis Rahman
5/14
4. Sebelumnya didapatkan riwayat berpergian ke Papua tiga minggu sebelum
sakit.
i. Bagaimana kondisi lingkungan Papua? Fadlia, naning
ii. Apa hubungan pergi ke Papua dengan munculnya gejala-gejala setelah
pulang dari Papua? Azizah, kadek
5. Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
i. Apa interpretasi dan Bagaimana mekanisme terjadinya:
a. Kesadaran GCS fitri, meuthia
b. TD, RR, HR, Suhu fadlia, bellin
c. Pemeriksaan kepala-leherrisha, naning
d. Pemeriksaan thorax ???
e. Pemeriksaan abdomen kadek, meuthia
f. P emeriksaan ekstremitas rahman, fitri
A. Tes babinski
Berikan tekanan yang kuat di sepanjang sisi lateral telapak kaki hingga ke
arah jari kaki. Kemudian perhatikan ibu jari kaki. Respon normal terjadi
jika ibu jari kaki fleksi. Jika ibu jari kaki ekstensi sedangkan jari lainnya
membentang, ini mengindikasikan adanya gejala babinski pada pasien.
Indikasi: gejala babinski mengindikasikan kerusakan di upper motor
neuron
B. Pengertian Refleks Patela
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar
pada rute lengkung refleks. Lengkung refleks adalah proses yang terjadi
pada refleks melalui jalan tertentu . Komponen-komponen yang dilalui
refleks adalah sebagai berikut :
1. Reseptor rangsangan sensoris :ujung distal dendrit yang menerima
timulus peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit.
-
7/29/2019 Analisis Rahman
6/14
2. Neuron aferen (sensoris) :melintas sepanjang neuron sensorik
sampai ke medula spinalis yang dapat menghantarkan impuls menuju ke
susunan saraf pusat.
3. Neuron eferen (motorik) : melintas sepanjang akson neuronmotorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls eferen
menghantarkan impuls ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang khas.
4. Alat efektor : dapat berupa otot rangka, otot
jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons, merupakan tempat
terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.
Refleks patela (tempurung lutut) adalah refleks sistem saraf berupa
refleks kontraksi otot di sekitar patela sehingga kaki akan terlihat seperti
menendang . Refleks pateladisebut juga dengan Knee Pess
refleks (KPR). Refleks patela merupakan refleks tendon dalam dan juga
merupakan refleks monosynaptic karena hanya satu sinaps yang
menyeberang untuk melengkapi sirkuit yang memicu refleks yaitu ketika
area di bawah tempurung lutut dipukul denganpalu refleks, otot paha
depan di paha berkontraksi, dan menyebabkan kaki menendang
keluar. Respon ini tidak melibatkan otak, hanya sumsum tulang
belakang.
C. Mekanisme Refleks Patela
Rangsangan (ketukan pada patellae) Impuls reseptor neuronsensorik/afferent (neuron Femoris) medulla spinalis neuron
asosiasi/perantara neuron motorik (neuron Femoris) efektor (neuron
Quadratus femoris)gerakan.
Prosedur respons refleks sering dikelaskan dengan nilai 0 sampai 4+.
a) 4+ : hiperaktif dengan klonus terus menerus
b) 3+ : hiperaktif
c) 2+ : normal
d) 1+ : hipoaktif
e) 0 : tidak ada refleks
Apabila refleks patela bernilai positif/baik maka menunjukkan sistem
saraf di area ekstremitas bawah termasuk baik. Jika pada ibu hamil
reaksinya negatif kemungkinan ibu hamil tersebut mengalami
kekurangan vitamin B1. Selain itu ketiadaan atau penurunan refleks
patela dikenal juga sebagai tanda Westphal. Tanda westphal
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Deep_tendon_reflex&usg=ALkJrhhjkrn60_soaxxin_2FhrUm4TxePghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.wisegeek.com/what-is-a-synapse.htm&usg=ALkJrhgrqlgLz6HawEC6cZ1N1DXS4H6R-Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.wisegeek.com/what-is-a-reflex-hammer.htm&usg=ALkJrhjuSEgPBv_hB8p31vn6aaVu0TLqAQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.wisegeek.com/how-does-the-brain-work.htm&usg=ALkJrhinHhjwV9ytygxKn-UMS6M26plsEwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Deep_tendon_reflex&usg=ALkJrhhjkrn60_soaxxin_2FhrUm4TxePghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.wisegeek.com/what-is-a-synapse.htm&usg=ALkJrhgrqlgLz6HawEC6cZ1N1DXS4H6R-Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.wisegeek.com/what-is-a-reflex-hammer.htm&usg=ALkJrhjuSEgPBv_hB8p31vn6aaVu0TLqAQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dreflek%2Bpatella%26hl%3Did%26sa%3DG%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.wisegeek.com/how-does-the-brain-work.htm&usg=ALkJrhinHhjwV9ytygxKn-UMS6M26plsEw -
7/29/2019 Analisis Rahman
7/14
menunjukkan bahwa ada masalah di saraf tulang belakang pasien atau
saraf perifer. Pemeriksaan medis ini tidak berkaitan dengan sifat dan
sikap seseorang namun lebih kepada profil kesehatan.
Sumber : http://fisiocentre.blogspot.com/2009/07/tes-tes-neurologi.html
http://merry-creations.blogspot.com/2012/02/pemeriksaan-refleks-
patela.html
D. Hb kinan, azizah
E. GDS aini, sabrina
F. Pembuluh darah tebal risha, Rahman
tetesan preparat darah tebal. Merupakan cara terbaik untuk
menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak
dibandingkan preparat darah tipis. Sediaan mudah dibuat
khususnya untuk studi di lapangan, ketebalan dalam membuat
sediaan perlu untuk memudahkan identifikasi parasit.
Pemeriksaan parasit dilakukan selama 5 menit (diperkirakan
100 lapang pandangan dengan pembesaran kuat). [rearat
dinyatakan negative setelah diperiksa 200 lapang pandangan
dengan pembesaran kuat 700-1000 kali tidak ditemukan parasit.
Hitung parasit dapat dilakukan pada tetesan tebal dengan
menghitung jumlahparasit per 200 leukosit.
G. Pembuluh darah tipis kinan, sabrina
ii. Pemeriksaan penunjang apa lagi yang diperlukan? azizah,aini
6. Bagaimana tatalaksana, diagnose, differential diagnose, dan prognosis
pada Tn.Andi? kadek, fitri
http://fisiocentre.blogspot.com/2009/07/tes-tes-neurologi.htmlhttp://merry-creations.blogspot.com/2012/02/pemeriksaan-refleks-patela.htmlhttp://merry-creations.blogspot.com/2012/02/pemeriksaan-refleks-patela.htmlhttp://fisiocentre.blogspot.com/2009/07/tes-tes-neurologi.htmlhttp://merry-creations.blogspot.com/2012/02/pemeriksaan-refleks-patela.htmlhttp://merry-creations.blogspot.com/2012/02/pemeriksaan-refleks-patela.html -
7/29/2019 Analisis Rahman
8/14
IV. Keterkaitan Antarmasalah
V. Hipotesis
Tn. Andi (30 tahun) terinfeksi oleh parasit P. falciparum menyebabkan Tn. Andi
menderita malaria tropika/tertiana.
VI. Sintesis Masalah
1. Plasmodium falciparum cahyo, fadlia
2. Malaria (jenis, endemisitas, vector)bellin, meuthia
3. Pemeriksaan Apusan Darah rahman, kadek
3. Pemeriksaan apusan darah perifer tipis dan tebal
Tidak ada riwayat
transfuse darah
Tiga minggu yang lalu kePapua
Sepuluh hari yang lalu
timbul gejala
Enam jam yang lalu
kejang dan tidak sadar
datang ke IGD
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium
-
7/29/2019 Analisis Rahman
9/14
Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan
pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini adalah
dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,kemudian dilakukan
pengecatan dan diperiksa dibawah mikroskop.
Guna pemeriksaan apusan darah:
1. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit,trombosit,dan leukosit)
2. Memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit
3. Identifikasi parasit(misal : malaria. Microfilaria, dan Trypanosoma)
Persyaratan pembuatan sediaan apus:
1. Objek glass harus bersih,kering dan bebas lemak
2. Segera dibuat setelah darah diteteskan, karena jika tidak:
- Persebaran sel tidak rata
- Leukosit akan terkumpul pada bagian tertentu
- Clumping trombosit
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sediaan apus:
1. Sampel darah segar dari kapiler atau vena
2. Sampel darah dengan anticoagulant Na2EDTA
3. Objek glass
4. Spreader/ deck glass
5. Larutan cat (Wright, Giemza, campuran Wright-Giemzan
Cara Kerja Pembuatan SADT:
Langkah 1.
Letakkan tetes kecil darah vena/kapiler pada kaca objek glass(sebaiknya
menggunakan pipet kapiler)
Langkah 2.
Dengan kaca objek yang lain/ spreader bentuklah sudut 30-45,lalu geser hingga
menyentuh tetesan darah
Langkah 3.
Tunggu tetesan darah menyebar pada spreader
Langkah 4.
Dorong spreader ke depan yang akan menghasilkan lapisan tipis darah di
belakangnya
-
7/29/2019 Analisis Rahman
10/14
Langkah 5.
Sediaan darah hampir selesai. Kering anginkan preparat tersebut.
Langkah 6.
Hasil akhir lapisan tipis pada kaca objek. Setelah dikeringkan selama 10menit,
kemudian dapat di warnai dengan pengecatan yang sesuai.
Macam-macam Pengecatan Pada SADT:
1. Pengecatan Wright
- Letakkan sediaan yang akan di cat pada rak pengecatan
- Teteskan 20 tetes cat Wright, biarkan 2 menit
- Teteskan 20 tetes buffer pH 6,4 biarkan 5-12
- Cuci dengan air mengalir,kering anginkan.
2. Pengecatan Giemza
- Letakkan sediaan yang akan di cat diatas rak pengecatan
- Teteskan methanol diatas hingga memenuhi sediaan, biarkan 5 menit
- Buang kelebihan methanol, teteskan giemza yang sudah diencerkan selama 20
menit.
- Cuci dengan air mengalir, kering anginkan.
3. Pengecatan Wright-Giemza
- Letakkan sediaan yang akan di cat diatas rak pengecatan
- Teteskan 20tetes cat Wright, biarkan 2 menit
- Buang sisa larutan cat, cuci dengan air mengalir
- Teteskan 20 tetes cat Giemza, biarkan 2 menit
- Buang sisa cat, cuci dengan air mengalir, kering anginkan
Ciri Sediaan Apusan yang Baik:1. Sediaan tidak melebar sampai pinggir objek glass.
2. Terdapat bagian tebal dan tipis
3. Pinggir sediaan rata, tidah berlubang-lubang
4. Penyebaran leukosit rata
5. Bentuk seperti peluru
Morfologi SADT
Dibedakan atas : kepala dan ekor
-
7/29/2019 Analisis Rahman
11/14
Bagian badan dibagi beberapa zona:
Zona I : irregular, tidak teratur,berdesakan, 3%
Zona II : tipis,tidak rata,berdesakan, 14%
Zona III : tebal, bergerombol,rouleux, 45%
Zona IV: sama zona II,tipis, 18%
Zona V : even zona, tidak berdasarkan, tidak bertumpukan,regular,rata,bentuk
utuh,11%
Zona VI: sangat tipis, lebih longgar dan jarang, 9%
Cara melakukan perhitungan pada sediaan apusan:
1. Pilih bagian yang akan dipakai (zona dimana eritrosit tersebar rata)
2. Mulailah menghitung sel pada pinggir atas kebawah
3. Mulailah menghitung dari bagian ekor
Pemeriksaan
1. Dengan perbesaran 10 X10
Perhatikan distribusi sel darah pada sediaan microfilaria.
2. Dengan perbesaran 40X10
Hitung jenis leukosit dan morfologi sel darah
3. Dengan perbesaran 100X10
Perhatikan terhadap parasit malaria
-
7/29/2019 Analisis Rahman
12/14
-
7/29/2019 Analisis Rahman
13/14
-
7/29/2019 Analisis Rahman
14/14
Sumber : Sacher, Ronald A., McPherson, Richard A.2004.TinjauanKlinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Jakarta: EGC