ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) LEARNING DISABILITIES DI KELAS INKLUSI (Penelitian Dilaksanakan di Kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Ayu Veranita S851102007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) LEARNING DISABILITIES

DI KELAS INKLUSI

(Penelitian Dilaksanakan di Kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Ayu Veranita

S851102007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Dengan menyebut nama Allah

yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

”Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang

dapat mengalahkan kamu ...”

(Q.S Ali Imran: 160)

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(Q.S. Al Insyirah: 6-8)

Page 3: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Dia yang memiliki seluruh jiwa, dan karena rahmat dan karuniaNyalah karya sederhana ini dapat

terselesaikan.

Karya ini penulis persembahkan untuk: Kedua orang tua yang tercinta,

Adek-adek tersayang, serta Seorang terkasih.

Page 4: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kasihNya

yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul:

”Analisis Proses Pembelajaran Matematikan Pada Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) Learning Disabilities di Kelas Inklusi (Penelitian

Dilaksanakan di Kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta)”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat

magister Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini telah banyak

melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S sebagai Direktur Pascasarjana yang telah

memberi kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian sekaligus

memberikan izin melakukan penelitian di lapangan.

2. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan waktunya untuk

bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam penyusunan tesis ini.

3. Drs. Suyono, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan waktunya untuk bimbingan dan pengarahan kepada peneliti

dalam menyusun tesis ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak

memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga mempermudah peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

5. Sunaryo Putro, S.Ag., selaku Kepala Sekolah SD Al Firdaus Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SD Al Firdaus

Surakarta.

Page 5: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Suyato, S.Pd.,M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta.

7. Joko Sudaryono, S.Si., selaku guru mata pelajaran matematika di SD Al

Firdaus Surakarta yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian di SD Al Firdaus Surakarta.

8. M.S. Retno Mulyaningrum, S.Pd., selaku guru kelas di SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian di SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta.

9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Pendidikan

Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

kemajuan dan perkembangan pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 03 Agustus 2012

Penulis

Page 6: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ................................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

ABSTRAK ......................................................................................................... xiv

ABSTRACK ...................................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................. 9

1. Proses Pembelajaran .............................................................. 9

Page 7: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

a. Pengertian Proses .............................................................. 9

b. Pengertian Belajar ............................................................ 9

c. Pengertian Pembelajaran .................................................. 10

d. Pengertian Proses Pembelajaran ....................................... 11

2. Matematika ............................................................................ 11

3. Proses Pembelajaran Matematika ......................................... 12

a. Pengertian Proses Pembelajaran Matematika ................... 12

b. Proses Pembelajaran Matematika ..................................... 13

4. Aktivitas Belajar Siswa .......................................................... 16

5. Anak Berkebutuhan Khusus Learning Disabilities dalam

Matematika ............................................................................. 18

a. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ................................ 18

b. Learning Disabilities ........................................................ 18

c. Learning Disabilities Dalam Matematika

(Dyscalculia Learning) ................................................... 21

6. Pendidikan Inklusi ................................................................. 27

a. Konsep Pendidikan Inklusi .............................................. 27

b. Peranan Guru dan Siswa Dalam Pendidikan Inklusi ....... 30

c. Model Kelas Inklusi ......................................................... 32

d. Tujuan Pendidikan Inklusi ............................................... 33

e. Kurikulum Pendidikan Inklusi ......................................... 35

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 40

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 42

Page 8: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 46

1. Tempat Penelitian .................................................................. 46

2. Waktu Penelitian ................................................................... 46

B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 46

C. Sumber Data ................................................................................ 47

D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 48

E. Teknik Analisis Data ................................................................... 49

F. Teknik Keabsahan Data ............................................................... 51

G. Prosedur Penelitian ...................................................................... 54

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 55

B. Temuan Penelitian ....................................................................... 56

C. Pembahasan ................................................................................. 77

BAB IV. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 84

B. Implikasi ...................................................................................... 88

C. Saran ............................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................. 94

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ................................................................ 97

Lampiran 3. Pedoman Observasi ................................................................. 105

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SD Al Firdaus ........................................................................... 109

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SDN Bromantakan .................................................................... 113

Lampiran 6. Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.01 ............................. 117

Lampiran 7. Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.02 ............................. 123

Lampiran 8. Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.03 ............................. 130

Lampiran 9. Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.04 ............................. 135

Lampiran 10.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.05 ............................. 141

Lampiran 11.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.06 ............................. 144

Lampiran 12.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.07 ............................. 150

Lampiran 13.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.08 ............................. 155

Lampiran 14.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.09 ............................. 164

Lampiran 15.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.10 ............................. 168

Lampiran 16.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.11 ............................. 172

Lampiran 17.Catatan Lapangan Hasil Wawancara No.12 ............................. 178

Lampiran 18.Hasil Observasi 01 .................................................................... 182

Lampiran 19.Hasil Observasi 02 .................................................................... 186

Page 10: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Lampiran 20.Hasil Observasi 03 .................................................................... 190

Lampiran 21.Hasil Observasi 04 .................................................................... 194

Lampiran 22.Hasil Observasi 05 .................................................................... 198

Lampiran 23.Hasil Observasi 06 .................................................................... 202

Lampiran 24.Hasil Observasi 07 .................................................................... 206

Lampiran 25.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan No.01 ............................ 210

Lampiran 26.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan No.02 ............................ 213

Lampiran 27.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan No.03 ............................ 216

Lampiran 28.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan No.04 ............................ 219

Lampiran 29.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan No.05 ............................ 222

Lampiran 30.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan No.06 ............................ 225

Lampiran 31.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan No.07 ............................ 228

Lampiran 32.Denah SD Al Firdaus ................................................................ 231

Lampiran 33.Denah SDN Bromantakan ........................................................ 235

Lampiran 34.Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................. 236

Lampiran 35.Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian...................... 237

Page 11: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Ayu Veranita. S851102007. 2012. Analisis Proses Pembelajaran Matematika

Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Learning Disabilities Di Kelas Inklusi

(Penelitian Dilaksanakan di Kelas V SD Al Firdaus Surakarta Dan SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Budiyono, M.Sc,

II: Drs. Suyono, M.Si. Program Studi Pendidikan Matematika, Program

Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses pembelajaran

matematika di kelas inklusi, dilihat dari segi; (a) kesiapan guru dan siswa sebelum

proses pembelajaran, (b) perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, dan (c) aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung

yang berhubungan dengan interaksi siswa (normal dan ABK) dan guru, serta

siswa dan siswa. (2) Faktor-faktor kendala yang dialami saat proses pembelajaran

matematika di kelas inklusi dan penyelesaiannya.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena beberapa pertimbangan

antara lain: (1) Penelitian ini merupakan upaya untuk mendekripsikan

permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran matematika pada anak

berkebutuhan khusus (ABK) learning disabilities di kelas inklusi SD Al Firdaus

Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta; (2) Penelitian ini lebih

bersifat induktif, artinya peneliti lebih berusaha mendeskripsikan permasalahan

berdasar data yang terbuka bagi penelitian lebih lanjut; (3) Penelitian ini

dilakukan dalam situasi yang wajar dan mengutamakan data yang bersifat

kualitatif.

Hasil penelitian ini, antara lain penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) telah dilaksanakan rutin setiap selesai satu kompetensi dasar

dan tidak ada perbedaan RPP untuk kelas inklusi dengan kelas reguler biasa.

Pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas inklusi melalui tiga tahapan

kegiatan, yaitu tahap prainstruksional (pendahuluan/kegiatan awal), tahapan

instruksional (kegiatan inti), dan tahap penilaian. Dalam tahap evaluasi dan tindak

lanjut, guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

sesuai dengan kemampuan siswa terutama ABK learning disabilities. Dalam

proses pembelajaran belum semua siswa aktif termasuk ABK learning disabilities

baik dalam bertanya maupun mengemukakan ide-idenya. ABK learning

disabilities di SD Al Firdaus Surakarta lebih sering bertanya dengan teman

sekelasnya (siswa normal), sedangkan ABK learning disabilities di SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta lebih sering bertanya dengan gurunya.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Proses pembelajaran

matematika di kelas inklusi SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan

56 Surakarta sudah berlangsung dengan baik. Guru dan siswa (normal dan ABK)

terutama ABK learning disabilities sudah siap sebelum pembelajaran dimulai, dan

telah sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yakni perencanaan, pelaksanaan,

serta evaluasi dan tindak lanjut, serta adanya aktivitas siswa saat pembelajaran

Page 12: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

berlangsung yang berhubungan dengan interaksi siswa (normal dan ABK) dan

guru, serta siswa dan siswa. (2) Faktor kendala yang dialami adalah waktu dalam

memberikan bimbingan pada ABK learning disabilities dikarenakan belum

optimalnya guru pembimbing khusus (GPK) dalam membantu guru untuk

memberikan bimbingan kepada ABK learning disabilities. Guru menyelesaikan

kendala tersebut dengan memberikan tambahan belajar kepada ABK learning

disabilities.

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, disampaikan saran sebagai

berikut: (1) Guru harus berusaha mengajak semua siswa (normal dan ABK) untuk

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran antara lain dengan selalu memotivasi

siswa terutama ABK learning disabilities sehingga ABK learning disabilities

mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar. (2) Guru hendaknya selalu

menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan interaksi siswa (normal

dan ABK), seperti model pembelajaran kooperatif. (3) Guru Pembimbing Khusus

(GPK) hendaknya secara optimal dapat memberikan bimbingan/bantuan kepada

ABK learning disabilities sehingga ABK learning disabilities dapat mengikuti

pelajaran di kelas bersama dengan temannya dan pembelajaran juga dapat

terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

Kata Kunci: proses pembelajaran matematika, anak berkebutuhan khusus

(ABK) learning disabilities, inklusi.

Page 13: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Ayu Veranita. S851102007. 2012. An Analysis On Mathematic Learning

Process In Learning Disabled Child In Inclusive Class (A Study on the V

Graders of SD Al Firdaus Surakarta and SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta). THESIS. First Consultant: Prof. Dr. Budiyono, M.Sc, Second

Consultant: Drs. Suyono, M.Si. Mathematics Education Studies Program,

Postgraduate Program of Sebelas Maret University.

This research aims to find out: (1) the mathematic learning process in

inclusive class, viewed from: (a) teacher and student preparedness before learning

process, (b) learning planning, implementation and assessment the teacher

undertakes, and (c) student activeness during learning process related to the

interaction between the students (normal and disabled) and the teacher, as well as

among the students; (2) the inhibiting factors encountered during mathematic

learning process in inclusive class and the solution to them.

The approach used in this study was qualitative one. The qualitative

approach was chosen because of such consideration as: (1) this study was an

attempt of describing the problem related to the mathematic learning process in

learning disabled child in inclusive class of SD Al Firdaus Surakarta and SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta; (2) this study was more inductive in nature,

meaning that the author attempted more to describe problems based on data that

was opened to further studies; and (3) this study was conducted in fair situation

and emphasized on the qualitative data.

The result of research showed that the Learning Implementation Plan

(RPP) development had been conducted routinely after each basic competence

was completed and there was no difference between RPP for inclusive class and

that for regular class. The mathematic learning implementation in inclusive class

passed through three activities: pre-instructional (introduction/prior activity),

instructional (core activity), and assessment (evaluation) stages. In evaluation and

follow-up stage, the teacher gave assignment related to the material taught

according to the students’ capability, particularly for the learning disabled child.

In the learning process, not all students had been active, including the disabled

ones, both in asking question and in expressing ideas. The disabled students in SD

Al Firdaus Surakarta asked question more frequently to their normal counterparts,

while the disabled students in SD Negeri Bromantakan asked question more

frequently to their teachers.

From the result of research, it could be concluded that: (1) the mathematic

learning process in inclusive class of SD Al Firdaus Surakarta and SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta had proceeded well. Teacher and Students (normal and

disabled) particularly the learning disabled students had been ready before the

learning began and the learning had been corresponding to the learning principles

of planning, acting as well as evaluating and following-up, and there was student

activity during learning process relating to the interaction between the students

(normal and disabled) and teacher, as well as between the student and the student.

Page 14: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

(2) The inhibiting factor encountered was time in giving counseling to the

learning disabled students because the special counselor teacher had not optimally

helped the teacher in giving counseling to the learning disabled students. The

teacher dealt with such the obstacles by giving the learning disabled students the

extra learning.

Based on the conclusion of research above, the following

recommendations were given: (1) teacher should attempt to invite all students

(normal and disabled) to participate actively in learning, among others, by always

motivating the students, particularly the learning disabled ones, so that they would

have high spirit of learning. (2) The teacher should always use learning model that

could involve student interaction (normal and disabled), such as cooperative

learning model. (3) The special counselor teacher should optimally give the

learning disabled students the counseling/aid so that the learning disabled students

could attend the class jointly with their classmates and the learning could be

implemented as expected, as well.

Key Words: Mathematic Learning Process, Learning Disabled Child, Inclusive.

Page 15: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan masyarakat di

Indonesia karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk

menjamin kelangsungan hidupnya agar lebih bermartabat, sehingga negara

memiliki kewajiban memberikan pendidikan yang bermutu kepada setiap

warganya. Pendidikan yang bermutu tersebut tidak hanya berlaku bagi warga

negara yang memiliki kondisi normal tetapi juga berlaku untuk anak yang

memiliki kebutuhan khusus. Hal ini tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003

Pasal 32 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa

pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki

tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa.

Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap pendidikan khusus bagi

anak berkebutuhan khusus (ABK), pemerintah telah memberikan sarana sekolah

yang lebih dikenal dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan

kekhususannya masing-masing. Namun demikian, pelayanan pendidikan khusus

atau SLB di Indonesia masih belum sesuai target, yakni belum menjangkau semua

ABK yang ada. Pada tahun 1990-an, baru ada 476 sekolah untuk ABK, dan 207

Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang menampung sekitar 31.000 orang ABK.

Daya tampung semua lembaga tersebut lebih dari 31.000, sebab masih banyak

sekolah berkebutuhan khusus yang mempunyai jumlah murid jauh lebih kecil dari

daya tampung yang sebenarnya (Sambira Mambela, 2010). Salah satu

penyebabnya antara lain faktor sosial-ekonomis-geografis, seperti kondisi sosial

ekonomi orang tua kurang menunjang, jarak antara rumah dan sekolah luar biasa

cukup jauh, dan sekolah regular tidak mau menerima anak-anak berkelainan

belajar bersama-sama dengan anak-anak normal (Istiningsih, 2005).

1

Page 16: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sesuai dengan hasil konferensi dunia tentang Pendidikan Untuk Semua

(PUS) atau yang lebih dikenal dengan Education for All, maupun kesepakatan

yang lain seperti Pernyataan Salamanca di kota Salamanca, Spanyol pada tahun

1994, yang menetapkan bahwa semua anak sebaiknya belajar bersama tanpa

diskriminasi, yang didasarkan pada kebutuhan siswa, dan anak berkebutuhan

khusus diberi layanan khusus di sekolah regular. Hal ini kontradiksi dengan

keberadaan sekolah berkebutuhan khusus atau SLB yang dapat menimbulkan

adanya diskriminasi pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK),

sehingga pemerintah memberikan solusi melalui program pendidikan inklusi

sebagai tindak lanjut dari konferensi dunia.

Pendidikan inklusi merupakan pendidikan regular yang di dalamnya

terdapat anak berkebutuhan khusus (ABK). Melalui pendidikan inklusi ini ABK

dididik bersama anak-anak lainnya (normal) untuk dapat mengoptimalkan potensi

yang dimilikinya. Sesuai dengan konferensi dunia “education for all”, dimana

pendidikan itu milik semua orang tidak terkecuali ABK, sehingga ABK dapat

menempuh pendidikan di sekolah umum bersama anak-anak normal lainnya

dengan kurikulum yang telah disesuaikan. Pendidikan inklusi ini menutup adanya

kemungkinan terjadinya diskriminasi terhadap ABK, dan ABK dapat belajar

hidup di lingkungan masyarakat yang sebenarnya yaitu masyarakat yang terdiri

dari orang normal dan tidak normal atau disable and able person yang tidak dapat

dipisahkan sebagai suatu komunitas, yang dimulai dari masyarakat sekolah.

Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi di Jawa Tengah

khususnya di Surakarta yaitu ada enam sekolah inklusi. SD Al Firdaus Surakarta

dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta merupakan dua diantara enam sekolah

yang menyelenggarakan pendidikan inklusi, data tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini (Dinas Dikpora Surakarta, 2011).

Page 17: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1.1 Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi di Surakarta, Jawa Tengah

No. Nama Sekolah Alamat

1. SD Al-Firdaus Jl. Yosodipuro No.56, Ds. Punggawan,

Kec. Banjarsari, Surakarta

2. SDN Bromantakan 56 Jl. Ronggowarsito No.122, Ds. Timuran,

Kec. Banjarsari, Surakarta 57131

3. SDN Pajang I Jl. Transito 18, Pajang, Surakarta

4. SDN Petoran Kec. Jebres, Surakarta

5. SDN Manahan Jl. Mliwis II No.4 Manahan

6. SDN Kartodipuran Kartodipuran Rt. 02/V

Sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi harus mempunyai kesiapan

dalam segala hal baik dari segi kesiapan kepala sekolah, guru, kurikulum, sarana

prasarana, dan sebagainya yang menunjang terlaksananya pendidikan inklusi

dengan baik. Tidak hanya itu juga tetapi dari siswanya sendiri yaitu siswa normal

maupun ABK juga harus mempunyai kesiapan mental dalam belajar di sekolah

inklusi baik di luar maupun saat proses pembelajaran tidak terkecuali dalam

pembelajaran matematika.

Pelajaran matematika dikategorikan merupakan momok bagi siswa dan

sebagian besar siswa tidak menyukainya. Ketidaksenangan siswa pada pelajaran

matematika ini dapat berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa. Keberhasilan

belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor siswa saja, melainkan

dipengaruhi juga oleh berbagai faktor seperti kompetensi guru matematika,

kemampuan siswa, dan strategi pembelajaran yang digunakan guru khususnya di

kelas inklusi.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di SD AL-Firdaus Surakarta dan

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data ABK yang mempunyai

kesulitan belajar (learning disabilities). Pada SD Al-Firdaus Surakarta terdapat 22

siswa dengan tingkatan kelas berbeda yang mempunyai kesulitan belajar dalam

matematika pada tahun pelajaran 2011/2012. Data tersebut disajikan dalam tabel

berikut ini.

Page 18: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 1.2 ABK Learning Disabilities Dalam Matematika di SD AL-Firdaus

Surakarta Pada Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Nama Kelas

1. Rocky Alvito Dzaky 2C

2. Yasmine Noer Calista 3A

3. Kevin Ananda Saputra 3A

4. Rakryan Arkan Nandiwardhana 3A

5. Najwa Na’afilla Karima 3A

6. Mutiara Trifanishia 4A

7. Arya Eka Rahyan Putra 4A

8. Faruq Naufaldi Bintoro 4A

9. Shafiyyatul Rahil 4B

10. Muhammad Farrel Pratama Azhari 4B

11. Salma Aisha 4B

12. Yona Putri Ramadhani 5A

13. Rico Abi Cahyanto 5A

14. Amanda Andhitya Nissa Fauziyah 5A

15. Afifah Raisya Putri Sanjaya 5B

16. Salma Raina Putri 5C

17. Muhammad Fikri Riyadi 5C

18. Muhammad Irfan Maulana 5C

19. Maulana Fareid 5C

20. Khanza Salsabilla Rizqi 5C

21. Devina Amelia 6A

22. Adhyanartha Haryono 6B

Sumber : SD Al Firdaus Surakarta

Pada SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta terdapat 2 siswa dengan

tingkatan kelas berbeda yang mempunyai kesulitan belajar (learning disabilities)

pada tahun pelajaran 2011/2012. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.3 ABK Learning Disabilities di SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Pada Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Nama Kelas

1. Desi Paramita III

2. Andy Putra Kusuma V

Sumber : SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Page 19: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Untuk itu sudah semestinya guru sebagai pendidik khususnya bidang studi

matematika dapat menghilangkan anggapan-anggapan siswa yang kurang baik

terhadap pembelajaran matematika, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan berjalannya pembelajaran

dengan baik yaitu adanya interaksi sosial yang baik antara guru dan siswa (normal

dan ABK), serta siswa dan siswa. Interaksi sosial tersebut dapat terbentuk dengan

baik jika setiap guru maupun siswa mempunyai sikap atau kesiapan mental yang

baik. Adanya sikap atau kesiapan mental yang baik dari semua anggota sekolah

sangat diperlukan, sehingga dapat terjalinnya hubungan yang baik di lingkungan

sekolah khususnya saat pembelajaran matematika di kelas inklusi.

B. Identifikasi Masalah

Penelitian ini dilakukan dalam rangka melihat proses pembelajaran

matematika di kelas inklusi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

diuraikan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidaklah

mudah, apalagi bagi peserta didik khususnya ABK. Untuk itu perlu usaha

keras dalam segala bidang khususnya bidang pendidikan, sehingga ABK

dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan dapat hidup di

lingkungan masyarakat khususnya sekolah. Penelitian yang muncul dari hal

ini adalah a) bagaimanakah pemahaman masyarakat sekolah terhadap ABK,

b) bagaimanakah penerimaan masyarakat sekolah terhadap ABK, dan c)

apakah ada diskriminasi antara siswa (normal) dan ABK.

2. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan

memberikan pendidikan yang bermutu pada setiap warganya, maka

pemerintah mengeluarkan program pendidikan inklusi yang mengamanatkan

penyelenggaraannya dilakukan oleh sekolah-sekolah reguler, termasuk di SD

Al-Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta. Penelitian

yang muncul dari hal ini adalah a) bagaimanakah proses pembelajaran

matematika di kelas inklusi, dan b) apakah yang menjadi faktor-faktor

Page 20: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kendala yang dialami saat proses pembelajaran matematika di kelas inklusi

dan bagaimana penyelesaiannya.

3. Kurikulum merupakan unsur yang paling penting dalam penyelenggaraan

kegiatan pendidikan. Dalam penerapan kurikulum pendidikan inklusi

disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pembelajaran

matematika yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan anak didik (normal dan

ABK) dan sesuai dengan karakteristik sekolah penyelenggara. Penelitian yang

muncul dari hal ini adalah a) bagaimanakah kesiapan sekolah dalam

pengembangan kurikulum pendidikan inklusi, dan b) bagaimanakah proses

penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan inklusi.

4. Keberhasilan pada proses pembelajaran dikarenakan adanya interaksi yang

baik antara guru dan siswa (normal dan ABK), serta siswa dan siswa yang

ditunjukkan dari aktivitas siswa dan adanya sikap atau kesiapan mental yang

baik dari semua anggota sekolah. Penelitian yang muncul dari hal ini adalah

a) bagaimanakah aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung yang

berhubungan dengan interaksi siswa (normal dan ABK) dan guru, serta siswa

dan siswa, dan b) bagaimanakah sikap yang ditunjukkan siswa (normal dan

ABK) saat pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji dapat

terarah, terfokus serta tidak terjadi penyimpangan terhadap apa yang menjadi

tujuan dilaksanakannya penelitian, maka peneliti membatasi masalah dalam

penelitian. Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada hal-hal berikut.

1. Penelitian ini dilakukan di SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri

Bromantakan 56 Tahun Pelajaran 2011/2012 pada kelas V semester II.

2. ABK dibatasi hanya pada siswa dengan kesulitan belajar (learning

disabilities) terutama dalam matematika.

3. Proses pembelajaran matematika dibatasi pada saat perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan tahap penilaian serta tindak

Page 21: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

lanjut yang mencakup interaksi guru dan siswa (normal dan ABK), serta

siswa dan siswa.

D. Rumusan Masalah

Secara ringkas masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas inklusi, dilihat dari segi:

a. kesiapan guru dan siswa sebelum proses pembelajaran?

b. perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan

oleh guru, dan

c. aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung yang berhubungan dengan

interaksi siswa (normal dan ABK) dan guru, serta siswa dan siswa?

2. Apakah yang menjadi faktor-faktor kendala yang dialami saat proses

pembelajaran matematika di kelas inklusi dan bagaimana penyelesaiannya?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran matematika di kelas inklusi yang

dilihat dari segi:

a. kesiapan guru dan siswa sebelum proses pembelajaran,

b. perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan

oleh guru, dan

c. aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung yang berhubungan dengan

interaksi siswa (normal dan ABK) dan guru, serta siswa dan siswa.

2. Mengetahui apakah ada faktor-faktor kendala yang dialami saat proses

pembelajaran matematika di kelas inklusi dan penyelesaiannya.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan masukan dan wawasan tentang pendidikan inklusi yaitu

proses pembelajaran di kelas inklusi.

b. Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian sejenis selanjutnya.

Page 22: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih

mengembangkan pendidikan inklusi.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

memberi perubahan cara mengajar dalam proses pembelajaran

matematika di kelas inklusi.

Page 23: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Proses Pembelajaran

a. Pengertian Proses

Proses berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke

depan” yaitu berupa urutan langkah-langkah atau kemajuan yang mengarah pada

tercapainya suatu tujuan. Menurut Chaplin (Joesafira, 2010), proses adalah suatu

perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.

Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus

yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil

tertentu (Reber dalam Joesafira, 2010).

Menurut Tim (Yulia Maftuhah Hidayati, 2009: 13), proses adalah

rangkaian tindakan, perbuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses

merupakan urutan langkah yang berupa tindakan maupun perubahan yang

menyangkut tingkah laku untuk menghasilkan suatu tujuan tertentu.

b. Pengertian Belajar

Perumusan dan tafsiran tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli

berbeda satu sama lainnya. Menurut Oemar Hamalik (2008: 27), belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined

as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut

kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti

baik teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain, belajar juga merupakan proses

mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari

dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya

dikembangkan (Paul Suparno, 1997: 61).

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto (2011: 71) menyatakan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor

9

Page 24: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

intern pada diri pelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga

melahirkan perubahan tingkah laku.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses terus menerus dalam membentuk makna yang

dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik atau lingkungan sehingga

membentuk pengertian baru berdasarkan pengembangan pemikirannya.

c. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar, sehingga

pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di

sekolah. Untuk itu, pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran

akan sangat mempengaruhi cara guru mengajar. Guru bertugas membantu orang

belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar

dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai

strategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa

berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara

bertujuan (Arief Sukadi dalam Haryono, 2010) dan terkontrol.

Menurut Haryono (2010), pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja

melibatkan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan

kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk

memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan

yaitu tercapainya tujuan kurikulum.

Gagne, Briggs, dan Wager (Udin S. Winataputra dkk, 2007: 1.19)

menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (instruction is a set of events

that affect learners in such a way that learning is facilitated). Menurut pengertian

tersebut, pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung

terhadap proses belajar siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan

suatu proses kegiatan yang dilakukan guru terhadap siswa dengan memodifikasi

Page 25: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

berbagai kondisi sehingga berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa

dan untuk tercapainya tujuan kurikulum.

d. Pengertian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan salah satu tahapan penting dalam

pembelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu ditempuh melalui

prosedur yang sistematis dan sistemik. Proses pembelajaran adalah proses yang di

dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru dan siswa, dan komunikasi

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

belajar (Rustaman dalam Dalila Sadida, 2011).

Prayudi (Yulia Maftuhah Hidayati, 2009: 16) menyatakan bahwa proses

pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi

dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk

terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar

secara mandiri dan berkelanjutan.

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto (2011: 15) menyatakan bahwa

proses pembelajaran adalah proses individu mengubah perilaku dalam upaya

memenuhi tujuan dan kebutuhan hidupnya. Hal ini berarti bahwa individu akan

melakukan kegiatan belajar apabila ia menghadapi situasi sesuai kebutuhan yang

tidak bisa dipenuhi oleh insting atau kebiasaannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian proses

pembelajaran adalah sebuah upaya bersama yang dilakukan oleh guru dan siswa

yang saling berinteraksi dan berkomunikasi langsung serta berbagi dan mengolah

informasi dalam upaya mengubah perilaku untuk mencapai tujuan belajar.

2. Matematika

Matematika merupakan bahasa simbolis yang memiliki fungsi praktis

untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Selain itu,

matematika merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia

memikirkan, mencatat, serta mengkomunikasikan ide-ide mengenai elemen dan

kuantitas (M. Muhafilah dalam Bandi Delphie, 2009: 2). Matematika disebut

Page 26: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sebagai bahasa universal karena matematika merupakan bahasa simbolis yang

mampu melakukan pencatatan serta mengkomunikasikan ide-ide berkaitan dengan

elemen-elemen dan hubungan-hubungan kuantitas (Bandi Delphie, 2009: 2).

Landerl, Bevan, dan Butterworth (2003: 99), menyatakan bahwa

“Mathematics is a complex subject, involving language, space and quantity.

(Matematika adalah satu subjek yang kompleks, melibatkan bahasa, ruang, dan

kuantitas)”.

Purwoto (Yulia Maftuhah Hidayati, 2009: 17) mengemukakan bahwa:

Matematika adalah pengetahuan tentang pola keteraturan, pengetahuan

tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur-unsur yang tidak

didefinisikan ke unsur-unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat

dan akhirnya ke dalil.

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,

mengukur, menurunkan, menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari yang diperoleh dari materi pengukuran, geometri, aljabar,

dan trigonometri. Matematika juga mengembangkan kemampuan

mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang

dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah

pengetahuan tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasikan, yang

memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, serta mengkomunikasikan ide-ide

yang berkaitan dengan elemen dan kuantitas dengan menggunakan bahasa

universal.

3. Proses Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Proses Pembelajaran Matematika

Berdasarkan pengertian proses pembelajaran dan matematika yang telah

diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika

adalah sebuah upaya bersama yang dilakukan oleh guru dan siswa yang saling

berinteraksi dan berkomunikasi langsung serta berbagi pengetahuan tentang pola

keteraturan dan struktur yang terorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide

Page 27: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang berkaitan dengan elemen dan keruangan dengan menggunakan bahasa

universal.

b. Proses Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga

fase atau tahapan. Fase-fase proses pembelajaran matematika yang dimaksud

meliputi tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan

tahap evaluasi suatu tugas pekerjaan selama proses pembelajaran. Adapun

ketiganya dibahas secara terperinci sebagai berikut.

1) Tahap Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Begitu pula dengan

perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan target

pendidikan. Sebagai guru yang profesional, guru harus memiliki empat

kompetensi atau standar kemampuan yang meliputi kompetensi kepribadian,

pedagogik, profesional, dan sosial. Selain itu, guru sebagai agen pembelajaran

harus kreatif dalam menyiapkan metode dan strategi yang cocok untuk kondisi

anak didiknya, memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai

dengan indikator pembahasan sehingga perencanaan tersebut menunjukkan hasil

yang optimal dalam pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan

komponen pembelajaran yang meliputi identitas mata pelajaran, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Perencanaan

pembelajaran tersebut harus disusun secara lengkap dan sistematis sehingga

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

serta memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

Page 28: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap pelaksanaan atas

perencanaan pengajaran yang telah dibuat oleh guru. Dalam tahap ini, guru

melakukan interaksi belajar mengajar melalui penerapan berbagai strategi,

metode, dan teknik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media (SMK

Darunnajah, 2011).

Dengan demikian, pada pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya

mengatur kondisi yang mempengaruhi pembelajaran, antara lain tentang isi,

menetapkan sendi pengajaran untuk siswa yang menjadi objek pengajaran dan

menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Adapun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran melalui tiga tahapan pokok, yaitu tahap

prainstruksional, tahap instruksional, dan tahap penilaian. Salah satu dari ketiga

tahapan tersebut tidak boleh ditinggalkan karena merupakan rangkaian dalam

proses pembelajaran.

Deskripsi lebih lanjut mengenai tiga tahapan pokok dalam pembelajaran

dibahas secara terperinci, sebagai berikut.

a) Tahap Prainstruksional

Tahap prainstruksional ini dalam pembelajaran sering disebut pula dengan

kegiatan pendahuluan. Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan

informasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa, dan mengetahui apa yang

telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dicapai. Tahap

prainstruksional merupakan tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai

proses belajar mengajar.

b) Tahap Instruksional

Tahap yang kedua adalah tahap instruksional atau tahap inti. Pada tahap

ini, guru memberikan bahan pelajaran yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan

inti adalah kegiatan utama dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran ini meliputi, antara

lain: (1) Uraian, penjelasan tentang materi pelajaran atau konsep, prinsip dan

prosedur yang akan dipelajari siswa, (2) Contoh, merupakan benda atau kegiatan

yang terdapat dalam kehidupan siswa sebagai wujud dari materi yang diuraikan,

Page 29: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(3) Kegiatan diskusi, merupakan kegiatan siswa berdiskusi dengan teman

sebayanya dalam mengerjakan lembar kegiatan, (4) Kuis individu, merupakan

kegiatan siswa dalam rangka menerapkan konsep, prinsip atau prosedur yang

sedang dipelajarinya ke dalam praktek yang relevan dengan pekerjaan atau

kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini tidak menutup kemungkinan guru

memberikan bimbingan pada pemahaman siswa atas materi yang dipelajarinya.

c) Tahap Penilaian

Kegiatan ini memberikan penegasan/kesimpulan dan penilaian terhadap

penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Penilaian merupakan

bagian yang integral dalam pembelajaran. Penilaian harus dipandang sebagai

salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan

penilaian harus mampu memberikan informasi yang membantu guru

meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu siswa mencapai

perkembangan pendidikan secara optimal.

Dengan demikian, terlihat bahwa mengajar bukan hanya usaha untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan sistem

lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat

tercapai secara optimal.

3) Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Kegiatan evaluasi dan tindak lanjut dalam pembelajaran tidak hanya

diartikan sebagai kegiatan menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan akhir

dalam pembelajaran. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan proses

dan evaluasi siswa. Kegiatan evaluasi dan tindak lanjut harus dilakukan secara

sistematis dan fleksibel, sehingga dalam prosesnya akan dapat menunjang

optimalisasi hasil belajar siswa.

Dalam kegiatan evaluasi ini, yang harus dilakukan guru adalah sebagai

berikut.

a) Melaksanakan penilaian akhir.

b) Mengkaji hasil penilaian akhir.

c) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran.

Page 30: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d) Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan

datang.

4. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar. Aktivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu activity yang berarti

kegiatan. Di dalam belajar diperlukan aktivitas sebab pada prinsipnya belajar

adalah berbuat yaitu berbuat untuk mengubah tingkah laku. Menurut Sriyono

(Doantara Yasa, 2008), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik

secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas

siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar

mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada

proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,

dapat menjawab pertanyaan dari guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain,

serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat

penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadirman (Wawan Junaidi, 2010) bahwa:

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar

itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses

belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan

siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya yang belum jelas, mencatat,

mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang

dapat menunjang prestasi belajar.

Trinandita (Doantara Yasa, 2008) menyatakan bahwa “hal yang paling

mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Hal ini

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing

siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang

timbul dari siswa mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Page 31: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti

pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, Paul B. Diedrich (Ahmad Rohani,

2004: 9) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diantaranya

adalah sebagai berikut.

1) Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan,

pekerjaan orang lain, dan sebagainya.

2) Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan

sebagainya.

3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik,

pidato, dan sebagainya.

4) Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin,

dan sebagainya.

5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan

sebagainya.

6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,

gugup, dan sebagainya.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Pada setiap

pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa

adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar

yang melibatkan kemampuannya secara maksimal sehingga terbentuk

pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar.

Page 32: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

5. Anak Berkebutuhan Khusus Learning Disabilities dalam Matematika

a. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain yang digunakan

untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa” yang menandakan adanya kelainan

khusus. Menurut Suran dan Rizzo (Mangunsong dalam Ecie Lasarie dan Uly

Gusniarti, 2009) yang tergolong “Anak Luar Biasa” adalah anak yang secara

signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi

kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial

terhambat dalam mencapai tujuan atau kebutuhan dan potensinya secara

maksimal.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik

khusus yang berbeda pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada

ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik (Geniofam, 2010: 11). Anak

berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan

hambatan perkembangan (barrier to learning and development) (Zonasabar,

2010). Oleh sebab itu, mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai

dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang dialami oleh masing-

masing anak. Yang termasuk ke dalam ABK, antara lain: tunanetra, tunarungu,

tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak

berbakat, dan anak dengan gangguan kesehatan.

b. Learning Disabilities

1) Pengertian Learning Disabilities

Learning Disabilities (LD) atau kesulitan belajar merupakan istilah genetik

yang merujuk kepada keragaman kelompok yang mengalami gangguan dimana

gangguan tersebut diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan yang

dapat menimbulkan gangguan proses belajar.

Menurut Hallahan, Kaufman, dan Lloyd (Mulyono Abdurrahman dalam

Nur Ratna Juwita, 2009: 77), kesulitan belajar (Learning Disabilities) adalah

suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup

pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Jenis gangguan tersebut,

Page 33: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

seperti: (1) Dysleksia atau gangguan membaca, misalnya: “laut” dibaca “lauk”,

“senang” dibaca “senan”, (2) Dysgraphia atau gangguan menulis, misalnya: “ibu”

ditulis “ubi”, tulisan sulit dibaca, (3) Dyscalculia atau gangguan menghitung,

misalnya: dua puluh satu ditulis “12”, “2 – 1 = 3”, seribu ditulis “10.00”.

Menurut NJCLD (National Joint Committee of Learning Disabilities)

dalam Smith (2006: 75), kesulitan belajar adalah istilah umum yang mengacu

pada beragam kelompok gangguan yang terlihat pada kesulitan menguasai dan

menggunakan kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, berpikir

atau kemampuan matematis. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau

mental, bukan juga karena pengaruh faktor lingkungan, melainkan karena faktor

kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempersepsi dan melakukan

pemrosesan informasi terhadap obyek yang diinderainya.

Menurut beberapa pakar pendidikan (Nini Subini, 2011: 15), seperti

Dalyono menjelaskan bahwa kesulitan belajar (LD) merupakan suatu keadaan

yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan

menurut Sabri, kesulitan belajar (LD) identik dengan kesukaran siswa dalam

menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. Burton mengatakan, siswa diduga

mengalami kesulitan belajar (LD) apabila tidak dapat mencapai ukuran tingkat

keberhasilan belajar dalam waktu tertentu. Siswa tidak dapat mewujudkan tugas-

tugas perkembangan dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan materi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Learning

Disabilities (LD) atau kesulitan belajar merupakan macam-macam gangguan

dalam menyimak, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal

individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan

disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas

belajar, dan lain-lain.

2) Faktor Penyebab Learning Disabilities

Learning Disabilities (LD) seorang anak dapat dilihat dengan munculnya

kelainan perilaku (missbehavior) anak, seperti suka berteriak dalam kelas,

mengganggu teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan gemar membolos.

Page 34: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Faktor utama yang mempengaruhi LD anak adalah berasal dari dalam diri

anak sendiri (Internal). Gangguan internal tersebut seperti gangguan pemusatan

perhatian dan hiperaktif (GPPH).

Ciri-ciri anak yang sulit memusatkan perhatian biasanya ceroboh, sulit

berkonsentrasi, seperti tidak mendengarkan apabila diajak berbicara, gagal

menyelesaikan tugas, sulit mengatur aktivitas, menghindari tugas yang

memerlukan pemikiran, kehilangan barang-barang, perhatian mudah teralih, dan

pelupa. Sedangkan ciri-ciri dari hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak,

memainkan jari atau kaki saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama,

berlainan atau memanjat secara berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi, atau

berbicara berlebihan, impulsivitas dalam perilaku yang langsung menjawab

pertanyaan selesai diajukan, sulit menunggu giliran dan senang menginterupsi

atau mengganggu orang lain (Nini Subini, 2011: 16).

Oleh karena itu, yang menyebabkan LD pada anak bukan faktor dari luar

(eksternal) tetapi dari dalam diri individu sendiri (internal). Anak yang mengalami

LD bukan karena mempunyai kelainan fisik atau gangguan mental. Mereka

normal seperti anak pada umumnya, namun mempunyai kesulitan dalam belajar

(LD).

3) Dampak Learning Disabilities

Learning Disabilities (LD) akan memberikan dampak besar pada anak

yang mengalaminya. Menurut Nini Subini (2011: 49), dampak yang mungkin

menyertai anak yang mengalami LD adalah sebagai berikut.

(1) Pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat.

(2) Interaksi anak dengan lingkungan terganggu.

(3) Anak menjadi frustasi.

(4) Anak mengalami kesulitan belajar sering kali menuding dirinya sebagai anak

yang bodoh, lambat, berbeda, aneh, dan terbelakang.

(5) Anak menjadi malu, rendah diri, tegang, berperilaku nakal, agresif, impulsif

atau bahkan menyendiri/menarik diri untuk menutupi kekurangan pada

dirinya.

Page 35: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(6) Sering kali anak tampak sulit berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

Mereka lebih mudah bergaul dan bermain dengan anak-anak yang

mempunyai usia lebih muda. Hal ini menandakan terganggunya sistem harga

diri anak. Kondisi ini merupakan sinyal bahwa anak membutuhkan

pertolongan segera.

(7) Anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian menyebabkan

kemampuan perseptualnya (motoriknya) menjadi terhambat. Hal ini

menyebabkan ia tidak dapat melakukan belajar mewarnai, menggunting,

menempel, dan sebagainya. Anak ini juga memiliki masalah dalam koordinasi

dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.

c. Learning Disabilities dalam Matematika (Dyscalculia Learning)

a) Pengertian Dyscalculia Learning

Dyscalculia learning atau mathematics learning disability atau sering

disebut juga dengan kesulitan menghitung merupakan salah satu dari gangguan

Learning Disabilities selain dysleksia learning (kesulitan membaca) dan

dysgraphia learning (kesultan menulis). Menurut Nini Subini (2011: 65)

dyscalculia learning adalah kesulitan dalam menggunakan bahasa simbol untuk

berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan

jumlah atau kuantitas.

Dyscalculia learning merupakan suatu gangguan perkembangan

kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi

pencapaian prestasi akademik atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak.

b) Ciri-ciri Dyscalculia Learning

Pada umumnya anak dengan dyscalculia ini memiliki ciri-ciri kesulitan

dalam belajar dan mengingat aritmetika atau matematika dan kesulitan dalam

langkah-langkah pelaksanaan hitungan dengan strategi pemecahan masalah yang

belum lengkap, penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lama dan tingkat

kesalahan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam Landerl, Bevan,

dan Butterworth (2004: 100) berikut ini.

Page 36: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

… feature of children with dyscalculia is difficulty in learning and

remembering arithmetics facts (Geary, 1993; Geary & Hoard, 2001;

Ginsburg, 1997; Jordan, Hanich, & Kaplan, 2003b; Jordan & Montani,

1997; Kirby & Becker, 1988; Russell & Ginsburg, 1984; Shalev & Gross-

Tsur, 2001).

Selain itu juga sesuai dengan pernyataan Geary (Landerl, Bevan &

Butterworth, 2004: 100) yaitu.

A second feature of children with dyscalculia is difficulty in executing

calculation procedures, with immature problem-solving strategies, long

solution times and high error rates.

Menurut Nini Subini (2011: 64) tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang

mengalami dyscalculia learning adalah sebagai berikut.

(1) Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka.

(2) Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan.

(3) Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi.

(4) Inakurasi dalam komputasi.

(5) Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama.

(6) Kesulitan memahami istilah matematika, mengubah soal tulisan ke simbol

matematika.

(7) Kesulitan perceptual (kemampuan untuk memahami simbol dan mengurutkan

kelompok angka).

(8) Kesulitan dalam cara mengoperasikan matematika (+/-/x/:).

Menurut Kosc (1974) ada enam tipe dari dyscalculia learning yang

kemudian divalidkan oleh peneliti lain yaitu Rosselli dan Ardila (1997). Tipe-

tipenya adalah sebagai berikut (Munro, 2003: 2).

(1) A difficulty using mathematical concepts in oral language, talking about

mathematical relationships sensibly (Verbal dyscalculia, Kosc (1974);

aphasic acalculia, Rosselli & Ardila (1997)). Kosc noted two aspects of this

type of dyscalculia : a difficulty (1) indentifying spoken numerals (although

the individuals could read the numerals, and (2) recalling the name of a

quantity (although they could read and write the number)).

(2) Difficulty manipulating concrete materials, or enumerating a quantity. The

difficulty here seemed to invoved converting one’s arithmetic knowledge to

actions or procedures in relation to quantities. (Practognostic dyscalculia,

Kosc (1974); spatial acalculia, Roselli & Ardila (1997)).

Page 37: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

(3) A difficulty reading mathematics symbols such as numerals. (Lexical

dyscalculia, Kosc (1974); alexic acalculia, Rosselli & Ardila (1997)).

Students with this difficulty can talk about mathematics ideas and

comprehend them in oral discussion but have difficulty reading both

individual symbols and number sentences.

(4) A difficulty writing mathematics symbols: (graphical dyscalculia, Kosc

(1974); agraphic acalculia, Rosselli & Ardila (1997)). Students can

comprehend mathematics ideas in oral discussion and can read numerical

information but have difficulty writing their understanding in math

symbolism.

(5) A difficulty understanding math ideas and relationship; (ideognostic

dyscalculia, Kosc (1974); anarithmetia Rosselli & Ardila (1997)).

(6) A difficulty performing specified mathematical operations; (operational

dyscalculia, Kosc (1974); frontal acalculia, Rosselli & Ardila (1997)).

Berdasarkan tipe-tipe dyscalculia learning menurut Kosc di atas, dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri anak yang mengalami dyscalculia learning sebagai

berikut.

(1) Kesulitan menggunakan konsep matematika dalam bahasa lisan seperti

mengatakan satu persatu urutan angka.

(2) Kesulitan memanipulasi materi konkrit, atau menyebut satu persatu suatu

kuantitas. Kesulitannya tampak pada saat mengkonversi salah satu

pengetahuan perhitungan untuk menindaki atau langkah-langkah dalam

hubungan dengan kuantitas.

(3) Kesulitan membaca simbol matematika seperti angka. Siswa dengan kesulitan

ini dapat membicarakan tentang ide matematika dan memahaminya dalam

diskusi lisan tetapi kesulitan membaca simbol dan angka dalam kalimat.

(4) Kesulitan menulis simbol matematika. Siswa dapat memahami ide

matematika dalam bahasa lisan dan dapat membaca keterangan dari angka

yang ada tetapi kesulitan menulis kembali pemahaman mereka dalam simbol

matematika.

(5) Kesulitan memahami ide matematika dan hubungannya.

(6) kesulitan menyajikan operasi matematika tertentu.

Page 38: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c) Tingkatan Kelompok Dyscalculia Learning

Kemampuan berhitung mempunyai tingkatan mulai dari kemampuan

tingkat dasar hingga tingkat lanjut. Menurut Nini Subini (2011: 65), dyscalculia

learning dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan tingkatan

kelompoknya, antara lain.

(1) Kemampuan dasar berhitung.

(2) Kemampuan dasar dalam menentukan nilai tempat.

(3) Kemampuan dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan.

(4) Kemampuan dalam memahami konsep perkalian atau pembagian.

Berikut diuraikan masing-masing kelompok dyscalculia learning.

(1) Kemampuan Dasar Berhitung

Kemampuan dasar berhitung dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu

diuraikan sebagai berikut.

(a) Mengelompokkan (Classification)

Classification merupakan kemampuan anak dalam mengelompokkan suatu

benda berdasarkan sesuatu, misalnya ukuran, jenisnya, warnanya, bentuknya,

dan sebagainya. Benda tersebut dikelompokkan sesuai dengan jenisnya dalam

suatu himpunan, contohnya: himpunan anak kelas dua. Biasanya anak yang

menderita dyscalculia classification mengalami kesulitan untuk menentukan

kelompok bilangan ganjil atau genap, bilangan cacah, bilangan bulat, dan

sebagainya.

(b) Membandingkan (Comparation)

Comparation adalah kemampuan untuk membandingkan dua buah benda

(obyek) berdasarkan ukuran ataupun jumlahnya (kuantitas). Contoh: bola A

lebih kecil daripada bola B.

(c) Mengurutkan (Seriation)

Seriation adalah kemampuan membandingkan ukuran atau kuantitas lebih

dari dua buah benda. Cara mengurutkannyapun bisa dari yang paling pendek

(minimal) ke yang paling panjang (maksimal). Contoh: bola A paling kecil,

bola B agak besar, dan bola C paling besar.

Page 39: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(d) Menyimbolkan (Symbolization)

Symbolization kemampuan membuat simbol atas kuantitas berupa: (1) angka

atau bilangan: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, (2) simbol tanda operasi atau sebuah

proses perhitungan seperti: tanda + (penjumlahan), tanda – (pengurangan),

tanda / (pembagian), tanda x (perkalian), tanda < (kurang dari), tanda > (lebih

dari), tanda = (sama dengan).

(e) Konservasi

Konservasi merupakan kemampuan memahami, mengingat, dan

menggunakan suatu kaidah yang sama dalam proses (operasi) hitung yang

memiliki kesamaan. Bentuk nyata dari konservasi adalah pada penggunaan

rumus dalam operasi hitung. Dalam suatu operasi hitung berlangsung proses

yang serupa dengan kuantitas yang berbeda.

Contoh: 3 + 4 = 7 atau 5 + 9 = 14

Dengan memahami konsep tentang penjumlahan, anak akan menjadi tahu

bahwa 3 + 4 = 7 dan 5 + 9 = 14 karena meskipun jumlah angkanya berbeda,

namun pola hitungannya sama. Dalam hal ini anak akan mengalami kesulitan

saat mengerjakan soal cerita. Anak kesulitan saat harus menterjemahkan

kalimat bahasa ke dalam kalimat matematis.

Contoh: Dua buah jeruk ditambah tiga buah jeruk sama dengan berapa buah

jeruk?

(2) Kemampuan Dalam Menentukan Nilai Tempat

Dalam matematis (perhitungan), pemahaman akan nilai tempat sangat

penting. Hal ini disebabkan nilai bilangan ditentukan oleh tempat atau posisi suatu

angka di antara angka yang lain. Bilangan yang terletak di sebelah kiri

mempunyai nilai lebih besar daripada bilangan yang di sebelah kanan, contoh

bilangan 125.

Meskipun angka 1 dalam urutan mempunyai nilai paling kecil, namun

dalam bilangan 125, angka 1 mempunyai nilai ratusan jadi bernilai seratus,

sedangkan angka 2 mempunyai nilai puluhan jadi bernilai dua puluh dan angka 5

mempunyai nilai satuan jadi bernilai lima.

Page 40: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Konsep nilai ratusan, puluhan, dan satuan melekat pada posisi/tempat

masing-masing. Begitu juga untuk nilai ribuan, ratusan ribu, jutaan, dan

seterusnya.

Selain dalam bilangan, pemahaman konsep nilai tempat juga penting

dalam operasi hitung seperti penjumlahan, perkalian, dan sebagainya. Dalam

operasi penjumlahan konsep nilai tempat akan mengarah pada penentuan berapa

nilai yang disimpan, sedangkan pada pengurangan mengarah pada berapa nilai

yang dipinjam.

(3) Kemampuan Dalam Melakukan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan

Anak yang tidak memahami tahapan konservasi akan kesulitan saat

melakukan operasi hitung. Untuk penjumlahan dan pengurangan biasa (tanpa

meminjam atau menyimpan) tidak ada kesulitan yang berarti. Sebagai contoh:

12 38

25 11

37 27

Sedangkan anak yang belum menguasai nilai tempat akan kesulitan saat

melakukan operasi hitung penjumlahan dengan menyimpan dan pengurangan

dengan meminjam. Sebagai contoh:

15 31

28 18

33 23

Pada contoh di atas, karena anak tidak menguasai nilai tempat maka pada

penjumlahan satuan yang hasilnya terdiri dari puluhan dan satuan, anak akan

kesulitan meletakkan nilai puluhan yang seharusnya disimpan untuk dijumlahkan

pada puluhan yang didepannya dan akhirnya bisa tidak digunakan. Sedangkan

pada pengurangan satuan, anak akan kesulitan menguranginya karena satuan di

atasnya lebih kecil dibandingkan dengan satuan yang di bawahnya, sehingga anak

menguranginya tanpa memimjam puluhan didepannya.

– +

+ –

Page 41: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(4) Kemampuan Memahami Konsep Perkalian dan Pembagian

Konsep perkalian merupakan perkembangan lebih lanjut dari operasi

penjumlahan karena pada dasarnya perkalian adalah penjumlahan yang berulang

(sebanyak angka pengalinya). Contoh:

4 x 3 = 12 (sama dengan 3 + 3 + 3 + 3 = 12)

Sedangkan, konsep pembagian merupakan lanjutan dari operasi

pengurangan. Pembagian merupakan pengurangan yang berulang (sebanyak

angka pembaginya).

Pada anak berkesulitan dalam mengalikan atau membagi, cenderung

menebak-nebak jawabannya atau tidak cermat dalam melakukan perhitungan.

Misalnya:

5 x 2 = 7 (perkalian dijadikan penjumlahan)

5 x 2 = 6 (perkalian yang tidak cermat)

10 : 2 = 8 (pembagian dijadikan pengurangan)

10 : 2 = 4 (pembagian yang tidak cermat)

Berdasarkan uraian di atas bahwa anak dengan dyscalculia learning dapat

terjadi pada tahapan di mana saja. Mengingat kemampuan berhitung sendiri

sifatnya bertingkat, mulai dari tingkat dasar seperti pengelompokkan, pembagian,

urutan, simbol, konservasi; kemampuan yang lebih kompleks seperti menentukan

nilai tempat, penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.

6. Pendidikan Inklusi

a. Konsep Pendidikan Inklusi

Istilah inklusi dan inklusif pada dasarnya keduanya sama. Inklusi

merupakan istilah yang berdiri sendiri, sedangkan inklusif merupakan bagian dari

inklusi yang mempunyai cakupan yang lebih luas baik berupa lingkungan, sistem

pembelajaran, kelas, dan lainnya.

Inklusi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu Inclusion yang dimaksud

sebagai penyamaan artinya tidak membedakan anak normal dengan ABK

sehingga keduanya dianggap sama dalam mendapatkan pendidikan. Istilah ini

mendeskripsikan sesuatu yang positif dalam usaha-usaha menyatukan anak-anak

Page 42: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

yang memiliki hambatan dengan cara-cara yang realistis dan komprehensif dalam

kehidupan pendidikan yang menyeluruh (Smith dalam Nur Ratna Juwita, 2009:

13).

Menurut Sopan dan Shevin (Sumiyati, 2011: 14), inklusi didefinisikan

sebagai sistem layanan pendidikan luar biasa untuk Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) yang mensyaratkan agar semua anak yang memiliki kebutuhan khusus

belajar bersama-sama di kelas yang sama. Sekolah inklusi merupakan tempat bagi

setiap anak untuk dapat diterima menjadi bagian dari kelas, dapat mengakomodasi

dan merespon keberagaman melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

setiap anak dan bermitra dengan masyarakat. Sekolah inklusi diharapkan dapat

menyediakan program pendidikan yang layak bagi peserta didik, sesuai dengan

kebutuhannya, sehingga sekolah inklusi merupakan tempat bagi setiap anak untuk

dapat diterima menjadi bagian dari kelas tersebut, mampu bekerjasama dengan

guru, dengan teman sebayanya, maupun anggota masyarakat kelak.

Ballard (Carrington, 1999) mendefinisikan pendidikan inklusif ke dalam

beberapa faktor, yaitu:

1) education needs to be non-discrimination in terms of disability, culture and

gender (pendidikan khusus bukan diskriminasi dalam kaitannya dengan

penyandang cacat, budaya dan gender);

2) it involves all students in a community with no exceptions (melibatkan semua

siswa dalam suatu komunitas dengan tanpa kecuali);

3) students should have equal rights to access the culturally valued curriculum

as full-time members of age appropriate regular classroom; and (siswa

seharusnya memperoleh persamaan hak untuk masuk pada kurikulum secara

cultural sebagai anggota penuh dari kelas reguler sesuai usianya; dan)

4) there should be emphasis on diversity rather than assimilation (seharusnya

memperhatikan pada keanekaragaman dibandingkan asimilasi).

Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang sudah seharusnya didasari

oleh semangat terbuka untuk merangkul semua kalangan dalam pendidikan.

Pendidikan inklusi merupakan implementasi pendidikan yang berwawasan

multikultural yang dapat membantu peserta didik mengerti, menerima, serta

menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, nilai, kepribadian, dan

keberfungsian fisik maupun psikologis (Sumiyati, 2011: 15).

Page 43: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Ofsted (Armstrong, Armstrong, & Spandagou, 2011: 32) menyatakan

bahwa

An educationally inclusive school is one in which the teaching and

learning, achievements, attitudes and well-being of every young person

matter […] (Sebuah sekolah yang mempraktekkan pendidikan inklusif

adalah sebuah sekolah yang memperhatikan pengajaran dan pembelajaran,

pencapaian, sikap dan kesejahteraan setiap anak […]).

Menurut UNESCO (Nur Ratna Juwita, 2009: 17) bahwa

“Pendidikan inklusi adalah merupakan sebuah pendekatan yang berusaha

mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-

hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh

dalam pendidikan”. Hambatan yang ada bisa terkait dengan masalah etnik,

gender, status sosial, kemiskinan, dan lain-lain. Salah satu kelompok yang

paling ter-eksklusi dalam memperoleh pendidikan adalah siswa

penyandang cacat. Tapi ini bukanlah kelompok yang homogen. Sekolah

dan layanan pendidikan lainnya harus fleksibel dan akomodatif untuk

memenuhi keberagaman kebutuhan siswa. Mereka juga diharapkan dapat

mencari anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan.

Pendidikan inklusi tidak sekedar mengintegrasikan ABK di sekolah

reguler, tetapi lebih kepada pendekatan untuk mengubah sistem pendidikan agar

dapat mengakomodasikan keadaan siswa yang beragam, dan bukan mengubah

anak menyesuaikan sistem.

Definisi-definisi di atas menggambarkan suatu model pendidikan inklusi

yang didasarkan pada berbagai konsep utama. Konsep-konsep utama tersebut

yang terkait dengan pendidikan inklusi adalah sebagai berikut (Stubbs, Sue., 2002:

40).

1) Konsep-konsep tentang anak.

a) Semua anak berhak memperoleh pendidikan di dalam komunitasnya

sendiri.

b) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam

belajar.

c) Semua anak membutuhkan dukungan untuk belajar.

d) Pengajaran yang terfokus pada anak bermanfaat bagi semua anak.

2) Konsep-konsep tentang sistem pendidikan dan persekolahan.

a) Pendidikan lebih luas daripada persekolahan formal.

Page 44: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b) Sistem pendidikan yang fleksibel dan responsif.

c) Lingkungan pendidikan yang memupuk kemampuan dan ramah.

d) Peningkatan mutu sekolah-sekolah yang efektif.

e) Pendekatan sekolah yang menyeluruh dan kolaborasi antarmitra.

3) Konsep-konsep tentang keberagaman dan diskriminasi.

a) Memberantas diskriminasi dan tekanan untuk mempraktekkan eksklusi.

b) Merespon/merangkul keberagaman sebagai sumber kekuatan bukan

masalah.

c) Pendidikan inklusif mempersiapkan siswa untuk masyarakat yang

menghargai dan menghormati perbedaan.

4) Konsep-konsep tentang proses untuk mempromosikan inklusi.

a) Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan inklusi.

b) Meningkatkan partisipasi nyata bagi semua orang.

c) Kolaborasi, kemitraan.

d) Metodologi partisipatori, penelitian tindakan, penelitian kolaboratif.

5) Konsep-konsep tentang sumber daya.

a) Membuka jalan ke sumber daya setempat.

b) Redistribusi sumber daya yang ada.

c) Memandang orang (anak, orang tua, guru, anggota kelompok

termarjinalisasi, dan lain-lain) sebagai sumber daya utama.

d) Sumber daya yang tepat yang terdapat di dalam sekolah dan pada tingkat

lokal dibutuhkan untuk berbagai anak, misalnya Braille, alat asistif.

b. Peranan Guru dan Siswa Dalam Pendidikan Inklusi

Dalam pendidikan inklusi guru dan siswa tanpa kebutuhan khusus

memiliki peranan yang sangat penting, sehingga pembelajaran di kelas inklusi

dapat berjalan dengan baik. Adapun peranan guru dalam pendidikan inklusi

adalah guru harus memiliki:

1) Pengetahuan: Perkembangan dan Pendidikan

Permasalahan yang dihadapi pendidikan inklusi tidak hanya anak normal

akan tetapi juga anak dengan kebutuhan khusus sehingga guru diharapkan

Page 45: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memiliki wawasan mengenai perkembangan anak dan permasalahannya serta

strategi pembelajaran efektif.

2) Skill: Kerjasama dan Keterampilan Sosial

Sistem pengajaran pendidikan inklusi adalan Tim Teaching sehingga

kemampuan komunikasi, kerjasama, pembagian tugas dan peran sangat

penting.

3) Karakter: Sabar dan Ulet

Kesabaran diperlukan karena permasalahan yang dihadapi pendidikan inklusi

sangat kompleks.

4) Kompetensi Guru (Berdasarkan PP No.19 Tahun 2005)

a) Kompetensi pedagogik

Kemampuan mengelola kelas, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar.

b) Kompetensi profesional

Penguasaan materi, aplikasi materi pembelajaran dalam kehidupan

sehari-hari.

c) Kompetensi kepribadian

Karakter yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berakhlak mulia.

d) Kompetensi sosial

Mampu berkomunikasi dengan baik, bekerjasama, peka terhadap

permasalahan siswa, dan empatik.

(www.staff.uny.ac.id).

Sedangkan peranan anak tanpa kebutuhan khusus adalah sebagai berikut.

1) Peer Tutoring (kompetensi keduanya berbeda)

a) Anak tanpa kebutuhan khusus membagikan ilmu dan pengalamannya

kepada anak dengan kebutuhan khusus.

b) Anak tanpa kebutuhan khusus menjadi model bagi anak dengan

kebutuhan khusus.

Page 46: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2) Peer Collaboration (kompetensi keduanya sama)

Anak tanpa kebutuhan khusus dan anak dengan kebutuhan khusus

menghadapi permasalahan serupa yang harus dipecahkan bersama-sama.

(www.staff.uny.ac.id)

c. Model Kelas Inklusi

Di sekolah inklusi, potensi anak normal maupun anak berkebutuhan

khusus (ABK) dapat dioptimalkan. Pembangunan sekolah ini dilandasi dengan

kenyataan bahwa dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkelainan

yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas. Dengan demikian, ABK

hendaknya memiliki peluang yang sama dalam mengakses pendidikan termasuk

mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

Menurut Geniofam (2010: 64), penempatan ABK dalam sekolah inklusi

dapat dilakukan dengan beberapa model yaitu.

1) Kelas Reguler

Pada kelas ini, ABK belajar bersama anak lain (normal) sepanjang hari di

kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama.

2) Kelas Reguler dengan Cluster

Dalam model kelas ini, ABK belajar bersama-sama anak lain di kelas reguler

dalam kelompok khusus.

3) Kelas Reguler dengan Pull Out

Pada kelas ini, ABK belajar bersama anak lain di kelas reguler, namun dalam

waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas tersebut ke ruang sumber untuk

belajar bersama guru pembimbing khusus (GPK).

4) Kelas Reguler dengan Cluster dan Pull Out

Dalam kelas ini, ABK belajar bersama anak lain di kelas reguler dalam

kelompok khusus. Dalam waktu-waktu tertentu, mereka ditarik dari kelas

reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan GPK.

Page 47: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

5) Kelas Khusus dengan Berbagai Pengintegrasian

Dalam model kelas ini, ABK belajar di kelas khusus di sekolah reguler,

namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama-sama dengan

anak lain (normal) di kelas reguler.

6) Kelas Khusus Penuh

Pada model kelas ini, ABK belajar di dalam kelas khusus pada sekolah

reguler.

Dengan demikian, tidak setiap anak dengan kebutuhan khusus diharuskan

berada dalam kelas reguler dengan mengikuti semua pembelajaran yang ada.

Sebagian dari mereka dapat berada dalam ruang khusus atau ruang terapi

tergantung dari gradasi kelainannya, sehingga untuk anak dengan gradasi kelainan

yang cukup berat dapat lebih lama berada dalam ruang khusus daripada ruaang

reguler. Sedangkan anak dengan gradasi kelainan yang sangat berat, lebih

dianjurkan untuk memperoleh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), atau

sekolah khusus yang menangani kelainan tersebut, bukan di sekolah inklusi.

d. Tujuan Pendidikan Inklusi

Pendidikan inklusi bertujuan untuk memastikan bahwa semua anak

memiliki akses terhadap pendidikan yang terjangkau, efektif, relevan, dan tepat

dalam wilayah tempat tinggalnya. Menurut Foreman yang dikutip oleh Mulyono

Abdurrahman (Nur Ratna Juwita, 2009: 35), terdapat tiga alasan penting perlunya

pendidikan inklusi dilaksanakan, yaitu:

1) Hasil-hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa sekolah khusus atau sekolah

luar biasa memberikan kemampuan sosial akademik yang lebih baik bagi

siswa yang menyandang ketunaan bila dibandingkan dengan sekolah reguler,

terutama bagi siswa yang tergolong cacat ringan.

2) Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat memperoleh

keuntungan dari sekolah inklusif, meskipun mereka tergolong cacat berat dan

cacat ganda.

3) Telah diterima secara luas tentang hak semua orang untuk berpartisipasi

penuh dalam arus utama kehidupan masyarakat (The mainstream community).

Page 48: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Menurut Ahuja Anupam (Nur Ratna Juwita, 2009: 36), pendidikan inklusi

mempunyai tujuh maksud, yaitu:

1) Pendidikan inklusi merupakan strategi untuk memperbaiki sistem pendidikan

yang eksklusif.

2) Pendidikan inklusi berkaitan dengan upaya untuk mengurangi atau

menghilangkan penghalang terhadap akses, partisipasi, dan pembelajaran bagi

ABK.

3) Pendidikan inklusi sebagai upaya untuk memenuhi hak atas perlakuan yang

sama bagi semua anak (non diskriminasi).

4) Pendidikan inklusi mendorong sistem pendidikan dan persekolahan agar lebih

terpusat pada peserta didik, fleksibel, dan ramah terhadap perbedaan.

5) Pendidikan inklusi memungkinkan anak belajar dan hidup bersama sebagai

langkah awal yang diperlukan untuk mencapai masyarakat yang lebih toleran

dan demokratis.

6) Pendidikan inklusi menghargai hak setiap anak untuk menjadi bagian dari

kehidupan umum tanpa memandang latar belakang sosio ekonomi dan ciri-

ciri pribadinya.

7) Pendidikan inklusi adalah hak asasi manusia.

Selain itu dengan adanya pendidikan inklusi akan memberikan kesempatan

bagi anak untuk mengikuti dan mengembangkan yang dimilikinya seoptimal

mungkin, bahkan akan memberikan peluang bagi ABK untuk mengintegrasikan

diri ke dalam lingkungan masyarakat pada umumnya. Hal yang juga merupakan

pemikiran bahwa dengan adanya pendidikan inklusi akan mempermudah

memberikan layanan pendidikan kepada ABK yang keberadaannya menyebar di

berbagai daerah, yang tidak berkesempatan mengikuti pendidikan di Sekolah Luar

Biasa (SLB). Dengan adanya tujuan ini akan semakin mendukung pengembangan

sekolah masyarakat yang ramah anak, demokratis, transparan, serta bertoleransi,

sehingga akan merangkul keberagaman, kreativitas dan kebebasan berekspresi

bagi setiap anak, remaja, dan orang dewas tanpa memandang gender, kemampuan,

kecacatan, dan latar belakang etnis, budaya, agama, sosial, serta ekonomi.

Page 49: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

e. Kurikulum Pendidikan Inklusi

1) Isi Kurikulum

Isi kurikulum pendidikan inklusi disesuaikan dengan kebutuhan masing-

masing peserta didik, dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyesuaian

kurikulum pendidikan inklusi.

Prinsip-prinsip penyesuaian kurikulum dalam sistem pendidikan inklusi,

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tim ASB Indonesia untuk anak

berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut (Sumiyati, 2011: 23).

a) Kurikulum dan materi pembelajaran menggunakan panduan nasional

penyusunan kurikulum dan disesuaikan dengan kondisi, potensi, kemampuan,

dan kebutuhan peserta didik (termasuk peserta didik berkebutuhan khusus).

b) Dalam menyesuaikan kurikulum dan materi pembelajaran dengan

kemampuan peserta didik, maka yang dilakukan oleh pendidik adalah:

(1) Menggunakan kurikulum reguler untuk pembelajaran bagi peserta didik

yang mampu mengikuti materi kurikulum reguler.

(2) Sebagian menggunakan kurikulum reguler dan yang sebagian lagi

menggunakan kurikulum yang telah disesuaikan untuk pembelajaran bagi

peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak memerlukan kurikulum

reguler.

(3) Menggunakan kurikulum yang sepenuhnya telah disesuaikan untuk

pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak

memerlukan kurikulum reguler.

(4) Sebagian menggunakan kurikulum yang telah disesuaikan dan sebagian

lagi menggunakan kurikulum yang disusun secara khusus untuk

pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak

sepenuhnya memerlukan materi pembelajaran pada kurikulum yang telah

disesuaikan.

(5) Hanya menggunakan kurikulum yang disusun secara khusus untuk

pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang hanya

memerlukan kurikulum yang khusus disusun untuk mereka.

Page 50: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c) Penyesuaian kurikulum dan materi pembelajaran untuk peserta didik yang

memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau berbakat dilakukan dengan cara

menambah indikator, menambah materi pokok dengan materi untuk kelas

berikutnya, menggunakan sepenuhnya materi dari kelas berikutnya.

d) Penyesuaian kurikulum dan materi pembelajaran bagi peserta didik yang

memiliki kecerdasan di bawah rata-rata dilakukan dengan cara-cara

memperpanjang waktu pembelajaran, menyederhanakan atau mengurangi

indikator, menyederhanakan atau mengurangi materi pokok dan

menggantikannya dengan materi yang setara, serta juga menyederhanakan

dan mengurangi materi pokok tanpa menggantikannya dengan materi lain

yang setara, apabila penyederhanaan atau pengurangan indikator tidak

mungkin dilakukan.

e) Penyusunan kurikulum dilakukan oleh guru kelas atau guru mata pelajaran,

bersama-sama dengan guru pembimbing khusus (jika ada), peserta didik

berkebutuhan khusus, orang tua peserta didik berkebutuhan khusus, dan

kepala sekolah.

f) Dalam menyusun penyesuaian kurikulum atau kurikulum khusus, disamping

harus memperhatikan potensi dan kondisi lingkungan alam dan masyarakat

sekitar untuk dapat digunakan sebagai tempat materi atau sumber dan media

atau alat pembelajaran.

2) Proses Kurikulum

Strategi pelaksanaan kurikulum pendidikan inklusi merupakan bagian dari

proses kurikulum. Strategi implementasi kurikulum pada sekolah inklusi,

disesuaikan dengan kebutuhan anak didik, dan dibuat sesuai dengan karakteristik

dari sekolah penyelenggara itu sendiri. Pengembangan dan penyesuaian strategi

atau metode pelaksanaan kurikulum inklusi hendaknya mengedepankan strategi

atau metode pembelajaran yang lebih partisipatorik, memberikan pengalaman

langsung, menumbuhkan kemandirian, kritis, dan membangkitkan nilai-nilai

kebersamaan sehingga tidak hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab

Page 51: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

atau metode pemberian tugas kepada anak didik, tetapi dirancang semenarik

mungkin (Sumiyati, 2011: 30).

Selain penyampaian dengan metode-metode yang dirancang sedemikian

rupa, dapat pula dilakukan dengan transfer materi, seperti bina bicara, bina

persepsi bunyi, bahasa isyarat, bina diri, bina gerak, materi pendampingan untuk

siswa autis dan sebagainya, disesuaikan dengan kebutuhan dari anak dengan

kebutuhan khusus itu sendiri. Pelaksanaan transfer materi program khusus dapat

dilaksanakan sendiri, tetapi dapat pula dilaksanakan dengan melakukan kerjasama

dengan sesama guru pendamping khusus (GPK) dari satuan pendidikan lain atau

dari sekolah lain yang menyelenggarakan pendidikan serupa.

3) Evaluasi

Tahapan terakhir dari pelaksanaan suatu kurikulum adalah evaluasi. Di

dalam pendidikan inklusi, evaluasi dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-

prinsip penilaian dalam pembelajaran inklusi.

Prinsip-prinsip penilaian yang dapat dilakukan di dalam pembelajaran

inklusi menurut Setia Adi Purwanta (Sumiyati, 2011: 31) adalah berikut ini.

a) Bobot materi penilaian

Untuk siswa berkebutuhan khusus yang tidak memerlukan penyesuaian

kurikulum atau materi pembelajaran, maka bobot materi penilaiannya tidak

perlu dibedakan dari bobot materi untuk siswa reguler. Untuk siswa

berkebutuhan khusus yang tidak memerlukan penyesuaian kurikulum dan

materi pembelajaran, tetapi hanya membutuhkan perpanjangan waktu untuk

mencapai ketuntasan belajarnya, maka bobot materi penilaiannya tidak perlu

dibedakan dari bobot materi untuk siswa reguler, tetapi perlu perpanjangan

waktu pada proses pengerjaan instrument penilaiannya atau pengurangan

butir instrument tetapi bobot dan keluasannya tetap sama dengan yang

diperuntukkan siswa reguler. Penambahan waktu atau pengurangan butir

instrument untuk siswa berkebutuhan khusus dikonversikan dengan

perbandingan beda kecepatan ketuntasannya. Sedangkan untuk siswa

berkebutuhan khusus yang memerlukan penyesuaian kurikulum dan materi

Page 52: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pembelajaran karena memiliki kecepatan belajar lebih tinggi atau lebih

rendah dari siswa reguler, maka bobot materi penilaian perlu dibedakan dari

bobot materi untuk siswa reguler. Pembedaannya disesuaikan dengan

konversi perbandingan beda bobot materi untuk siswa reguler, sehingga untuk

siswa yang mempunyai kecepatan belajar yang tinggi dan kemampuan

menguasai bobot materi pembelajaran yang dalam dan luas, dapat diberi

materi pembelajaran tingkat berikutnya. Artinya siswa tersebut boleh naik

kelas dalam waktu yang lebih cepat. Sedangkan bagi siswa yang lambat

belajar dan kemampuan penguasaaan materinya tidak sedalam dan seluas

siswa reguler, maka kepadanya diberikan bobot materi penilaian yang lebih

rendah dari siswa reguler. Pemberian skor penilaiannya diberikan khusus

dengan mengkonversikan perbandingan beda bobot materi untuk siswa

reguler, sehingga skornya mungkin sama dengan atau bahkan lebih tinggi dari

siswa reguler, namun bobot maksimum materi yang dikuasainya lebih rendah,

jadi tidak akan pernah terjadi peristiwa tidak naik kelas. Dan yang terakhir

adalah siswa yang memiliki keterbatasan yang sedemikian rupa sehingga

tidak mampu mengikuti beberapa jenis materi pelajaran, sehingga

memerlukan kurikulum dengan materi pelajaran pengganti dengan bobot dan

keluasan yang disesuaikan dengan potensi dan kemampuannya. Materi dan

waktu penilaiannya pun disesuaikan dengan kurikulum dan materi pelajaran

yang diberikan kepadanya.

b) Fungsi penilaian

Penilaian pembelajaran lebih digunakan untuk mengukur dan menilai usaha

siswa dalam proses pembelajaran dan mendiagnosa treatmen yang dilakukan

oleh guru. Jadi tidak digunakan untuk menghakimi dan memvonis siswa.

Mengukur kemajuan seorang siswa dengan membandingkan kemampuannya

dengan kemampuan teman lainnya merupakan tindakan diskriminatif,

sehingga harus diubah menjadi pendekatan yang membandingkan

kemampuan siswa dengan kemampuan mereka sendiri sebelumnya. Jadi yang

diukur dan dinilai adalah kemajuan belajar individu (penilaian progress

individu).

Page 53: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c) Aspek penilaian

Penilaian harus mengungkap semua ranah kepribadian siswa, baik ranah

pengetahuan, sikap, maupun perilakunya, sehingga penilaian terhadap usaha

siswa serta penyelenggaraan proses pembelajaran harus dilaksanakan dan

tidak hanya melaksanakan penilaian hasil belajar siswa saja. Jadi penilaian

kuantitatif dan kualitatif harus dilakukan sehingga benar-benar merupakan

authentic assessment dengan menggunakan berbagai macam bentuk, yaitu

penilaian performance, sikap, tertulis, proyek, produk, portofolio, serta

penilaian diri. Pelaporannya tidak hanya berupa pemberian skor angka saja

tetapi harus dijelaskan pula dengan pemberian narasi tentang diskripsi

(penjelasan) tertulis tentang arti skor angka yang diberikan tersebut.

d) Aseksibilitas penilaian

Penilaian bukan hanya persoalan bobot, keluasan, dan kedalaman materi saja

yang harus aksesibel bagi siswa, tetapi secara fisik instrument penilaian juga

harus dengan mudah dapat digunakan oleh siswa terutama yang berkebutuhan

khusus. Misalnya untuk siswa yang memiliki keterbatasan penglihatan

memerlukan instrument penilaian yang dibuat dalam versi Braille atau cetak

besar dengan warna kontras serta dengan pemberian waktu pengerjaan yang

sebanding dengan kecepatan baca mereka. Untuk siswa yang memiliki

keterbatasan pendengaran dan wicara, memerlukan instrument penilaian yang

menggunakan bahasa yang singkat tetapi jelas serta bilamana perlu

menggunakan ilustrasi gambar.

Penilaian dalam pembelajaran inklusi seharusnya tidak meninggalkan

prinsip-prinsip di atas, sehingga setelah kegiatan pembelajaran dapat dilakukan

penilaian dengan berbagai metode seperti unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian

proyek, penilaian portofolio, dan penilaian diri.

Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian berdasarkan informasi kemajuan

belajar secara berkelanjutan sehingga guru dapat mengambil keputusan terbaik

dan cepat untuk memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai

kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum. Atas dasar hasil penilaian

kelas mungkin guru harus mengulang pelajaran dengan mengubah strategi

Page 54: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pembelajaran, atau memperbaiki program pembelajarannya. Oleh karena itu,

program yang telah dirancang, strategi pembelajaran yang telah disiapkan, dan

bahan yang telah disiapkan perlu dievaluasi, direvisi, atau mungkin diganti atau

diperbaiki apabila ternyata tidak efektif membantu peserta didik dalam mencapai

penguasaan kompetensi tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Beygi, Padakannaya, and Gowramma (2010) dalam penelitiannya dengan

peserta 40 siswa laki-laki dyscalculia yang dibagi dalam 20 kelompok eksperimen

dan 20 kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen yaitu menerima program

remidial penjumlahan pada pengajaran di kelas reguler mereka setiap selang satu

hari. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara

kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan skor rerata pre-test pada

penjumlahan, dan juga tidak ada perbedaan signifikan antara skor rerata

pengurangan sebelum intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol pada

pengurangan. Sehingga adanya peningkatan signifikan diamati pada kelompok

eksperimen bahwa melalui pengajaran remidial dibuktikan bahwa keefektifan

program remidial dalam pembelajaran. Secara keseluruhan dapat disimpulkan

bahwa intervensi remidial hasilnya meningkat signifikan pada pengetahuan dasar

penjumlahan dan pengurangan pada siswa yang mengalami dyscalculia.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhdar Mahmud (2003) menunjukkan

bahwa dalam melaksanakan pelayanan bimbingan kepada ABK, guru tidak

memuat satuan layanan bimbingan secara khusus dengan pertimbangan tidak ada

pedoman BP khusus untuk ABK, tidak ada contoh satuan layanan bimbingan bagi

ABK, berhubungan dengan status kepegawaian, adanya kecenderungan tentang

kekeliruan persepsi konsep bimbingan. Terdapat enam faktor penghambat dalam

melaksanakan bimbingan, yaitu: faktor tenaga bimbingan, siswa, orang tua siswa,

personil sekolah, sarana dan prasarana. Dengan demikian, pelaksanaan layanan

bimbingan di SD belum optimal.

Penelitian Istiningsih (2005) menyimpulkan bahwa manajemen pendidikan

inklusi di Sekolah Dasar Negeri Klego 1 Boyolali cukup bagus. Tujuan yang ingin

Page 55: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dicapai cukup ideal, hal itu tercermin dalam manajemen rekrutmen/identifikasi

anak yang dilakukan oleh para guru dan para pembimbing khusus bagi anak yang

membutuhkan pelayanan khusus telah memperoleh hasil yang cukup bagus,

manajemen kurikulum yang memadukan kurikulum reguler yang disesuaikan

dengan mempertimbangkan kondisi anak yang memerlukan pelayanan khusus,

manajemen sumber dana yang mencakup APBN, subsidi propinsi, subsidi

kabupaten dan subsidi khusus pendidikan inklusi, manajemen pengadaan dan

pembinaan tenaga kependidikan yang terdiri dari guru kelas biasa/reguler dan

guru pembimbing khusus bagi anak yang memerlukan pelayanan pendidikan

khusus yang tetap mengutamakan pembinaan profesi dan pembinaan karir,

manajemen pengelolaan sarana prasarana yang mencakup sarana umum dan

sarana khusus bagi anak yang memerlukan pelayanan khusus, manajemen

kegiatan belajar mengajar/perangkat KBM yang mencakup pembelajaran umum

seperti halnya sekolah reguler yang dipadukan pembelajaran khusus bagi anak

yang memerlukan pelayan pendidikan khusus, serta manajemen pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan secara optimal sehingga diperoleh sinergi kerjasama

yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat.

Menurut Siti Barokah (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

peserta didik pada usia 6 sampai dengan 12 tahun yang sederajad dengan peserta

didik Sekolah Dasar yang memiliki kecenderungan untuk menjadi manusia yang

bermoral baik terhadap orang tua, guru dan teman sebayanya, pada SD Hj Isriati

Semarang sebagai penyelenggara Pendidikan Inklusif menunjukkan hasil yang

sangat baik bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan persentase 71,43%,

moralitas peserta didik non berkebutuhan khusus yang tempat duduknya

berdekatan dengan peserta didik berkebutuhan khusus atau normal 1 serta peserta

didik yang tempat duduknya berjauhan atau normal 2 menunjukkan peringkat baik

dengan persentase 52,63% sampai dengan 64,28%. Fakta tersebut memberikan

kontribusi bahwa pendidikan inklusif adalah wadah pelayanan education for

future yang sesuai dengan fitrah manusia, yaitu kesucian, tanpa melihat

perbedaan.

Page 56: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah

penelitian-penelitian sebelumnya membahas mengenai intervensi remedial,

layanan bimbingan pada ABK, manajemen Pendidikan Inklusi, dan moralitas

peserta didik pada Pendidikan Inklusif, sedangkan pada penelitian ini peneliti

menganalisis bagaimana proses pembelajaran matematika pada ABK learning

disabilities di kelas Inklusi serta apakah ada faktor kendala selama proses

pembelajaran dan cara penyelesaiannya. Setting penelitian ini secara nyata

berbeda dengan penelitian lainnya.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah yang

didalamnya terdapat interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Diantara

komponen pembelajaran tersebut adalah guru dan siswa. Interaksi yang terjadi

antara guru dan siswa serta siswa dan siswa diakibatkan adanya aktivitas belajar

siswa. Dalam pembelajaran guru harus memperhatikan pula sumber-sumber

instruksional yang berkaitan dengan pemilihan metode dan kegiatan belajar.

Kegiatan belajar mengajar matematika di kelas inklusi adalah suatu

kondisi yang sengaja diciptakan oleh guru matematika dan dibantu oleh guru

pembimbing khusus (GPK) matematika untuk ABK yang mengalami kesulitan

belajar terutama ABK learning disabilities dalam mengikuti pembelajaran

matematika di kelas. Proses pembelajaran matematika di kelas inklusi terjadi

karena adanya guru yang mengajar dan siswa (normal dan ABK) yang belajar.

Guru matematika memegang peranan penting dalam proses pembelajaran

matematika karena guru matematika sebagai penanggung jawab pelaksanaan

kegiatan pembelajaran matematika di sekolah terutama di kelas inklusi dengan

bantuan GPK matematika yang ada dan gurulah yang akan mengelola komponen

pembelajaran matematika yang ada agar kegiatan matematika di kelas inklusi

dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas inklusi, semua pihak yang

terlibat dalam proses pembelajaran baik sekolah maupun guru harus bisa

berkomunikasi dengan baik sehingga apa yang dibutuhkan oleh ABK terutama

Page 57: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

ABK learning disabilities dapat ditangani dengan cepat dalam membantu kegiatan

belajarnya agar siswa dapat mengikuti pembelajaran matematika di kelas bersama

dengan siswa lainnya.

Selain itu, kesiapan belajar juga sangat diperlukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran karena baik guru matematika, GPK matematika, dan siswa (normal

dan ABK) terutama ABK learning disabilities harus memiliki kesiapan akan

segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut, baik kesiapan

fisik, kesiapan mental, maupun kesiapan secara segi kognitif. Guru matematika

yang berperan sebagai pemberi pelajaran kepada siswa (normal dan ABK) dalam

proses pembelajaran harus selalu membekali diri dengan persiapan sebelum

mengajar dan menjalin komunikasi dengan GPK matematika terkait kemampuan

ABK learning disabilities, serta ABK learning disabilities sebagai penerima

pelajaran dari guru juga harus membekali diri dengan persiapan sebelum belajar,

sehingga terlaksana dan tercapainya tujuan pembelajaran.

Persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang

akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga guru harus membuat

perencanaan pembelajaran sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Guru

matematika sebagai subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus

dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang

akan digunakan dalam menyampaikan materi matematika.

Selain persiapan mengajar, dalam kegiatan pembelajaran matematika tugas

guru bukan hanya sekedar penyampai informasi, melainkan sebagai fasilitator,

moderator, organisator, motivator, director, transmitor, dan evaluator. Dalam hal

ini, proses pembelajaran bukan lagi merupakan upaya penyampaian ilmu

pengetahuan kepada siswa sebagaimana tersirat dalam pengertian pengajaran,

tetapi merupakan suatu proses pembelajaran yaitu suatu upaya untuk membuat

siswa belajar.

Siswa dikatakan belajar apabila adanya interaksi selama proses

pembelajaran baik interaksi antara guru dan siswa (normal dan ABK) maupun

siswa dan siswa. Interaksi belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang

bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan

Page 58: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pembelajaran yang ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Interaksi tersebut

terjadi karena adanya aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Guru

matematika dituntut berpikir bagaimana cara menumbuhkan aktivitas siswa

(normal dan ABK) dalam pembelajaran matematika sehingga siswa terutama

ABK learning disabilities dituntut aktif selama proses pembelajaran matematika

berlangsung, salah satu cara mewujudkannya dengan strategi pembelajaran

matematika yang inovatif.

Strategi pembelajaran matematika tidak dapat dipisahkan dari metode

pembelajaran matematika. Dalam hal ini metode dilihat sebagai cara untuk

mencapai tujuan dan ini berarti bahwa tujuan yaitu tujuan pembelajaran

matematika yang menentukan metode apa yang efektif. Sehubungan dengan itu,

bahwa setiap diskusi tentang prosedur mengajar harus didasarkan pada analisis

tentang tujuan, karena metode tidak dapat dinilai baik buruknya kecuali dalam

konteks bagaimana metode tersebut dapat dicapai secara efisien. Dalam

pembelajaran matematika di kelas inklusi seharusnya guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran di kelas

inklusi, yaitu salah satunya adanya sikap positif siswa terhadap ABK terutama

ABK learning disabilities sehingga ABK learning disabilities dapat menunjukkan

kemampuannya secara optimal dikarenakan perlakuan positif yang ditunjukkan

guru dan siswa lainnya terhadap kekurangan yang dimilikinya.

Tercapainya suatu tujuan juga ditentukan dari penilaian hasil belajar.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru matematika dan siswa (normal dan ABK)

dalam mencapai tujuan pembelajaran dan dalam penilaian ini dilihat sejauh mana

keefektifan dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pembelajaran atau perubahan

tingkah laku siswa (normal dan ABK) terutama ABK learning disabilities,

sehingga dapat diketahui faktor-faktor kendala atau masalah yang ada saat proses

pembelajaran matematika berlangsung di kelas inklusi dan memberikan

penyelesaian terhadap permasalahan tersebut agar tidak ditemukan lagi saat proses

pembelajaran selanjutnya. Masalah yang ada di kelas inklusi tidak terlepas dari

perlakuan yang diberikan masyarakat sekolah terhadap ABK terutama ABK

Page 59: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

learning disabilities. Sekolah seharusnya memberikan layanan untuk ABK

terutama ABK learning disabilities yaitu GPK matematika yang dapat membantu

ABK secara optimal dalam pembelajarannya untuk mengurangi kesulitan guru

matematika dalam memberikan pemahaman materi kepadanya sehingga ABK

dapat mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajarannya.

Page 60: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan lamanya penelitian ini berlangsung, mulai

dari perencanaan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan perencanaan yang meliputi

pengajuan judul, penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian, dan

pengajuan izin penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011

sampai dengan bulan Februari 2012.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pengambilan data dan

menganalisis data yang diperoleh. Tahap ini dilaksanakan pada bulan

Maret 2012 sampai dengan bulan Mei 2012.

c. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan penyusunan laporan penelitian.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.

B. Pendekatan Penelitian

Berangkat dari fokus permasalahan dalam penelitian ini, maka pendekatan

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong

(2011: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara

46

Page 61: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Strauss &

Corbin (Yulia Maftuhah Hidayati, 2009: 35), penelitian kualitatif adalah

penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau

bentuk hitungan.

Ditinjau dari jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian

lapangan (field research), karena penelitian ini mempelajari secara intensif

tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit

sosial, kelompok, lembaga dan masyarakat yang dilaksanakan dalam kehidupan

dan realitas yang sebenarnya.

Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena beberapa

pertimbangan antara lain: (1) Penelitian ini merupakan upaya untuk

mendeskripsikan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran

matematika pada anak berkebutuhan khusus (ABK) learning disabilities di kelas

Inklusi SD Al-Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta; (2)

Penelitian ini lebih bersifat induktif, artinya peneliti berusaha lebih

mendeskripsikan permasalahan berdasar data yang terbuka bagi penelitian lebih

lanjut; (3) Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang wajar dan mengutamakan

data yang bersifat kualitatif.

C. Sumber Data

Ada tiga sumber data dalam penelitian ini, yaitu informan kunci (key

informan), tempat dan peristiwa, serta dokumen. Adapun ketiga sumber data itu

diuraikan sebagai berikut.

1. Informan kunci (key informan), informan awal dipilih secara purposive

(purposive sampling). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008: 102),

“kekuatan dari sampel purposif adalah dari sedikit kasus yang diteliti secara

mendalam memberikan banyak pemahaman tentang topik, seperti halnya

sampling probabilitas yang diambil secara random berdasarkan statistik dapat

mewakili populasi”. Informan selanjutnya ditentukan dengan cara snowball

sampling, yaitu dipilih secara bergulir sampai menunjukkan tingkat

Page 62: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kejenuhan informasi. Bertindak sebagai informan awal (sumber informan)

adalah guru matematika, sedangkan informan selanjutnya antara lain siswa

tanpa kebutuhan khusus, siswa dengan kebutuhan khusus learning

disabilities, guru pembimbing khusus (GPK) dan koordinator pelaksana

program inklusi.

2. Tempat dan peristiwa, yang meliputi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

beserta kelengkapan administrasi KBMnya di SD Al Firdaus Surakarta dan

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta.

3. Dokumen, antara lain rencana pengajaran guru, proses pembelajaran yang

meliputi kegiatan belajar mengajar, perangkat mengajar, serta fasilitas

pendukung. Data ini dipergunakan untuk melengkapi hasil wawancara dan

observasi terhadap tempat dan peristiwa.

D. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan tahapan penelitian dalam penelitian kualitatif, instrumen

utama adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan

data berjalan dari medan empiris dalam upaya membangun teori dari data. Proses

pengumpulan data ini meliputi proses memasuki lokasi penelitian serta berada di

lokasi penelitian dan mengumpulkan data.

Metode pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam, observasi atau pengamatan, dan dokumentasi.

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2011: 186).

Mc Milan dan Schumacher dalam Satori (Iskandar, 2009: 130)

mengemukakan wawancara mendalam merupakan tanya jawab yang terbuka

untuk memperoleh data tentang maksud hati partisipan yang bagaimana

menggambarkan kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena yang

Page 63: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

berhubungan dengan setting penelitian. Dengan cara dialog antara peneliti

sebagai pewawancara dengan informan.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui informasi

dari koordinator pelaksana program inklusi, guru matematika, guru

pembimbing khusus, dan siswa (normal dan ABK learning disabilities)

tentang proses pembelajaran matematika yang sedang berlangsung di kelas

inklusi SD Al-Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi dilakukan untuk

mengumpulkan data-data secara langsung yang terkait dengan proses

pembelajaran matematika di kelas inklusi SD Al Firdaus Surakarta dan SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta, meliputi jalannya pembelajaran, aktivitas

siswa, aktivitas guru, dan penggunaan media pembelajaran.

3. Dokumentasi

Dengan menggunakan metode dokumentasi ini, data dapat diperoleh

melalui penyelidikan benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen peraturan-peraturan, catatan harian, notulen rapat, dan sebagianya

(Suharsimi Arikunto dalam Yulia Maftuhah Hidayati, 2009: 37).

Dokumentasi yang dimaksud adalah untuk memperoleh dan menganalisa data

terhadap program pengajaran guru dari perancanaan, pelaksanaan sampai

pada tindak lanjut, proses pembelajaran serta profil sekolah yang meliputi

fasilitas serta visi misi maupun struktur organisasi.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis

data. Teknik analisis data yaitu untuk menganalisis data yang telah diperoleh

untuk ditarik kesimpulan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data

kualitatif yang mengikuti konsep Miles dan Huberman.

Miles dan Huberman (Iskandar, 2009: 138) mengemukakan aktivitas dalam

analisis data berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian berakhir

Page 64: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

yang dituangkan dalam laporan penelitian dilakukan secara simultan dan terus

menerus.

Aktivitas dalam analisis data penelitian ini adalah penggunaan model alur

yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah analisis

data ditunjukkan gambar berikut.

Gambar 3.1 Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara

Interaktif menurut Miles dan Huberman (Iskandar, 2009: 139)

1. Pengumpulan Data

Data-data yang diperoleh dilapangan dicatat atau direkam dalam

bentuk naratif, yaitu uraian data yang diperoleh dari lapangan apa adanya

tanpa adanya komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan

deskriptif ini, kemudian dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi

komentar, pendapat atau penafsiran peneliti/fenomena yang ditemui di

lapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam hal ini penulis

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

Pengambilan

Kesimpulan

Page 65: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

membuat catatan lapangan kemudian apabila catatan lapangan sudah

terkumpul, maka penulis memilih di antara catatan-catatan itu, tentang bagian

data mana yang dipakai, mana yang dibuang, serta cerita-cerita apa yang

sedang berkembang. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

dan mengorganisasi data dengan data dengan sedemikian rupa sehingga

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah pencapaian informasi berdasarkan data yang

dimiliki dan disusun secara baik, runtut sehingga mudah dilihat, dibaca, dan

dipahami tentang suatu kejadian dan tindakan atau peristiwa dalam bentuk

teks naratif.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber, peneliti

mengambil kesimpulan yang masih tetatif. Akan tetapi, dengan bertambahnya

data melalui proses verifikasi, maka akan diperoleh kesimpulan yang bersifat

grounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senatiasa terus menerus

dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang

diperoleh melalui analisis data tersebut dijadikan pedoman untuk menyusun

rekomendasi dan implikasi.

F. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat

dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data

merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses perolehan

data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu

penelitian. Dalam proses pengecekan keabsahan data pada penelitian ini harus

melalui beberapa teknik pengujian data.

Adapun teknik pengecekan keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengecekan data yang dikembangkan oleh Lexy J.Maleong (2011: 327-

332):

Page 66: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti terjun ke lapangan dan ikut serta

dalam kegiatan-kegiatan subjek penelitian. Keikutsertaan tersebut tidak hanya

dilakukan dalam waktu singkat, akan tetapi memerlukan waktu yang lebih

lama dari sekedar untuk rnelihat dan mengetahui subjek penelitian.

2. Ketekunan/Keajegaan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konsisten atau

tentatif. Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk menentukan data dan

informasi yang relevan dengan persoalan yang sedang dicari oleh peneliti,

kernudian peneliti memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

3. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari informan yang

satu ke informan lainnya. Misalnya dari guru yang satu ke guru lainnya, dari

kepala sekolah ke wakil kepala sekolah, dan lain sebagainya. Dalam

pengecekan keabsahan data pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan

triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data tersebut bagi keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding

terhadap data tersebut. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat, orang yang berpendidikan

menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. (Lexy J. Moleong, 2011: 332).

Page 67: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Untuk pengecekan keabsahan data melalu triangulasi data digunakan

dua jenis pendekatan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.

a. Triangulasi sumber data yaitu dimana peneliti berupaya untuk mengecek

keabsahan data yang didapatkan dari salah satu sumber dengan sumber

yang lain. Misalnya peneliti menggali data tentang fokus pertama, yaitu

proses pembelajaran matematika pada ABK learning disabilities di kelas

inklusi. Selanjutnya data tersebut dicek keabsahannya kepada pengelola

ABK dan dokumen, sehingga sampai ditemukan tingkat akurasi data.

Demikian juga dilakukan terhadap subfokus penelitian lainnya, atau

untuk mencocokan perolehan data tersebut, peneliti melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data

wawancara.

2) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi terkait.

3) Membandingkan perspektif seseorang dengan pendapat dan

pandangan orang lain.

b. Triangulasi metode adalah upaya untuk mengecek keabsahan data

melalui pengecekan kembali apakah prosedur dan proses pengumpulan

data sesuai dengan metode yang absah. Disamping itu pengecekan data

dilakukan secara berulang-ulang melalui beberapa metode pengumpulan

data.

4. Auditing

Teknik ini dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan

kepastian data. penelusuran audit tidak dapat dilaksanakan apabila tidak

dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil

studi. Pada penelitian ini, auditing digunakan untuk pengecekan kebenaran

informasi kepada para informan yang telah diteliti oleh peneliti dalam

melakukan laporan penelitian. Dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh

para responden atau informan dan beberapa orang peserta pengkajian aktif,

peneliti akan membacakan laporan hasil penelitian.

Page 68: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

G. Prosedur Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahapan pertama,

kajian pustaka dengan mengkaji berbagai teori dan implikasi mengenai proses

pembelajaran matematika pada ABK learning disabilities di kelas inklusi SD.

Pada tahapan kedua, mengumpulkan data sesuai dengan metode-metode yang

telah diterapkan.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan diambil adalah sebagai

berikut.

1. Menyampaikan pemberitahuan sekaligus permohonan ijin kepada Kepala

Sekolah SD Al Firdaus Surakarta dan SD Bromantakan 56 Surakarta untuk

dapat melakukan penelitian di SD tersebut.

2. Memperkenalkan diri kepada kepala sekolah, guru, siswa kelas inklusi yang

menjadi sasaran penelitian bahwa peneliti adalah mahasiswa Program Pasca

Sarjana Pendidikan Matematika UNS, yang bermaksud melakukan penelitian

tentang proses pembelajaran matematika pada ABK learning disabilities di

SD tersebut.

3. Menjelaskan tentang tujuan serta manfaat yang akan dihasilkan dari

penelitian tersebut, tanpa menyembunyikan maksud penelitian sehingga akan

menghilangkan kecurigaan mereka yang menganggap penelitian itu bertujuan

memata-matai dan mencari kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

4. Menetapkan informan kunci yang dapat memandu dan membantu peneliti

dalam mengumpulkan data.

5. Melakukan pemotretan terhadap gambaran umum proses pembelajaran

matematika dengan aktivitasnya untuk bahan dokumentasi.

6. Membuat rekaman wawancara dengan informan.

7. Membuat catatan hasil pengamatan yang dituangkan ke dalam catatan dari

hasil pengamatan.

8. Melakukan analisis data yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

pengumpulan data.

9. Membuat laporan penelitian.

Page 69: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. SD Al Firdaus Surakarta

SD Al Firdaus terletak di jalan Yosodipuro No.56 Dusun Punggawan

Kecamatan Banjarsari Surakarta. SD Al Firdaus Surakarta terbagi menjadi

beberapa ruang, yaitu ruang kelas yang terbagi menjadi 15 kelas, ruang kepala

sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, laboratorium IPA, laboratorium

komputer, laboratorium bahasa, ruang musik, ruang puspa, masjid, perpustakaan,

ruang Tata Usaha (TU), ruang informasi teknologi, dapur, ruang makan, ruang

ganti baju, ruang penjaga sekolah, kantin, aula sekolah, gudang, dan kamar mandi

(lampiran 36).

Adapun Visi dan Misi SD Al Firdaus Surakarta adalah sebagai berikut.

a. Visi

Meluluskan siswa yang memiliki kecakapan iptek dan imtaq serta non

akademik secara lebih.

b. Misi

1) Meletakkan dasar-dasar aqidah dan akhaqul karimah yang mantap.

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang kondusif,

menumbuhkan kecakapan, keilmuan, dan kemandirian anak.

3) Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang representative untuk

menunjang kecakapan, keilmuan, dan kemandirian anak.

4) Mengembangkan ketrampilan (life skill) pada anak.

5) Menjalin kerjasama dengan orang tua/wali murid dalam mensukseskan

pembelajaran anak.

2. SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta terletak di jalan Ronggowarsito

No.122 Dusun Timuran Kecamatan Banjarsari Surakarta. SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta terbagi menjadi beberapa ruang, yaitu ruang kelas

55

Page 70: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

yang terbagi menjadi 6 kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, aula, ruang

inklusi, laboratorium komputer, perpustakaan, mushola, ruang UKS, ruang

koperasi, ruang agama kristen, ruang agama katolik, ruang TU, ruang penjaga,

dan kamar mandi (lampiran 37).

Adapun Visi dan Misi SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta adalah

sebagai berikut.

a. Visi

Mewujudkan generasi muda yang berkualitas, beriman, dan taqwa.

b. Misi

1) Mencerdaskan calon penerus bangsa melalui pendidikan dasar.

2) Maju bersama dalam meraih prestasi.

3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

4) Melaksanakan pendidikan untuk semua.

H. Temuan Penelitian

1. Proses Pembelajaran Matematika di Kelas Inklusi

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas inklusi baik di SD Al

Firdaus Surakarta maupun di SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta diperlukan

kesiapan guru dan siswa sebelum pembelajaran, perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, serta aktivitas siswa saat

pembelajaran yang berhubungan dengan interaksi guru dan siswa, serta siswa dan

siswa.

a. Kesiapan Guru dan Siswa Sebelum Pembelajaran

1) Hasil observasi di kelas

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan observasi di kelas VA SD Al Firdaus Surakarta terhadap JS

yang merupakan guru matematika kelas V, IF yang merupakan guru pembimbing

khusus (GPK) matematika, dan RA yang merupakan ABK learning disabilities

dalam matematika, diperoleh data sebagai berikut.

Page 71: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(1) Guru matematika kelas V menyiapkan media dan sumber belajar yang

diperlukan sebelum dimulainya pembelajaran, seperti menyiapkan laptop dan

LCD proyektor saat materi bangun ruang (CLHP No.03).

(2) Guru pembimbing khusus (GPK) matematika telah ada di kelas sebelum

pembelajaran di mulai sampai berakhirnya pembelajaran (CLHP No.02 dan

CLHP N0.03).

(3) ABK learning disabilities menyiapkan buku pelajaran matematika saat

pelajaran akan dimulai (CLHP No.02, CLHP No.03, dan CLHP N0.04).

(4) Tidak ada media khusus untuk ABK learning disabilities (CLHP No.02 dan

CLHP No.03).

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan observasi di kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

terhadap RM yang merupakan guru kelas V dan AP yang merupakan ABK

learning disabilities, diperoleh data sebagai berikut.

(1) Guru kelas V menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan

sebelum dimulainya pembelajaran, seperti menyiapkan peta saat materi

perbandingan dan skala (CLHP No.05).

(2) Tidak ada guru pembimbing khusus (GPK) selama pembelajaran

berlangsung, penataan tempat duduk ABK di baris depan (CLHP No.5, CLHP

No.06, dan CLHP No.07).

(3) ABK learning disabilities menyiapkan buku pelajaran matematika saat

pelajaran akan dimulai (lampiran 22).

(4) Tidak ada media khusus untuk ABK learning disabilities (lampiran 22).

2) Hasil wawancara

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan YN yang merupakan Kepala

Puspa Al Firdaus Surakarta, diperoleh data bahwa GPK matematika hanya

mengikuti pembelajaran pada hari Senin dan Rabu, sedangkan yang mengikuti

pembelajaran setiap hari untuk di kelas VA adalah guru pendamping dari ABK

retardasi mental (CLHW No.01 dan CLHW No.04).

Page 72: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V dan IF yang merupakan guru pembimbing khusus (GPK)

matematika SD Al Firdaus Surakarta, diperoleh data bahwa guru matematika dan

GPK matematika saling berkomunikasi terkait materi pelajaran yang akan

diberikan sebelum dimulainya pembelajaran (CLHW No.01 dan CLHW No.05).

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan siswa kelas VA SD Al

Firdaus Surakarta yaitu RA yang merupakan ABK learning disabilities dalam

matematika dan KN yang merupakan teman sekelasnya (siswa normal), diperoleh

data bahwa mereka telah menyiapkan diri terlebih dulu dengan belajar di rumah

sebelum keesokan harinya menghadapi pembelajaran matematika (CLHW No.06).

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta dan SN yang merupakan

Koordinator Pelaksanaan Program Inklusi dan juga GPK Bromantakan, diperoleh

data bahwa tidak ada GPK maupun guru pendamping ABK untuk kelas atas (kelas

IV – VI) sehingga penataan tempat duduk ABK di barisan depan (CLHW No.08,

CLHW No.09, dan CLHW No.10).

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V dan SN yang merupakan guru pembimbing khusus (GPK) SD Negeri

Bromantakan Surakarta, diperoleh data bahwa tidak adanya komunikasi antara

guru kelas V dan GPK dikarenakan tidak adanya GPK untuk kelas atas (CLHW

No.08 da CLHW No.09).

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan siswa kelas V SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta yaitu AP yang merupakan ABK learning disabilities

dan MR yang merupakan teman sekelasnya (siswa normal), diperoleh data bahwa

mereka telah menyiapkan diri terlebih dulu dengan belajar di rumah sebelum

keesokan harinya menghadapi pembelajaran matematika (CLHW No.11).

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan hasil wawancara dengan guru

matematika kelas V, guru kelas V, Kepala Puspa Al Firdaus, Koordinator

Pelaksanaan Program Inklusi, guru pembimbing khusus (GPK), serta ABK

learning disabilities dan teman sekelasnya (siswa normal) kelas V, terdapat

Page 73: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

perbedaan dalam kesiapan sebelum pembelajaran yaitu keberadaan GPK, untuk

kesiapan lainnya sama. Dalam keseharian proses pembelajaran matematika kelas

V antara SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

terdapat perbedaan ada dan tidaknya GPK untuk ABK learning disabilities. Pada

SD Al Firdaus Surakarta mempunyai GPK matematika sedangkan pada SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta tidak mempunyai GPK sehingga setting tempat

duduk untuk ABK di barisan depan.

b. Perencanaan Pembelajaran

1) Hasil observasi dokumen

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil observasi dokumen, perencanaan pembelajaran

matematika di kelas inklusi yang di susun oleh JS yang merupakan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta, meliputi sebagai berikut (Lampiran

4).

(1) Identitas Mata Pelajaran (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, pertemuan

ke, alokasi waktu)

(2) Standar Kompetensi (menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah)

(3) Kompetensi Dasar

(4) Tujuan Pembelajaran

(5) Materi Ajar

(6) Metode Pembelajaran (tanya jawab, deduktif, latihan, ekspositori)

(7) Langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan

penutup)

(8) Alat/Bahan dan Sumber Belajar

(9) Penilaian (tes tertulis, tes praktik)

(10) Contoh instrumen

Pada kegiatan inti, guru matematika SD Al Firdaus Surakarta

merencanakan kegiatan ini secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Lampiran 4).

Page 74: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan hasil observasi dokumen, perencanaan pembelajaran

matematika di kelas inklusi yang di susun oleh RM yang merupakan guru kelas V

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, meliputi sebagai berikut (Lampiran 5).

(1) Identitas Mata Pelajaran (mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu)

(2) Standar Kompetensi (menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah)

(3) Kompetensi Dasar

(4) Indikator

(5) Tujuan Pembelajaran

(6) Materi Pembelajaran

(7) Metode Pembelajaran (informasi, penugasan, diskusi)

(8) Langkah-langkah kegiatan (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir)

(9) Alat dan Sumber Belajar

(10) Penilaian (tes tertulis, kinerja/perbuatan)

Pada kegiatan inti, guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

belum merencanakan kegiatan ini secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sehingga tidak terlihat langkah-langkah

penggunaan metode pembelajaran yang direncanakan oleh guru (Lampiran 5).

2) Hasil observasi di kelas

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan observasi di kelas VA SD Al Firdaus Surakarta terhadap JS

yang merupakan guru matematika kelas V, diperoleh data sebagai berikut (CLHP

No.01, CLHP No.02, CLHP No.03, dan CLHP No.04).

(1) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta menyatakan tujuan umum

pembelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai.

(2) Metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi baik

pecahan maupun bangun ruang adalah dengan metode tanya jawab, diskusi,

dan latihan dengan tutor sebaya.

Page 75: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan observasi di kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

terhadap RM yang merupakan guru kelas V, diperoleh data sebagai berikut

(CLHP No.05, CLHP No.06, dan CLHP No.07).

(1) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta menyatakan tujuan

umum pembelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai.

(2) Metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pecahan

adalah metode tanya jawab dan penugasan tetapi pada saat materi bangun

ruang ditambah dengan menggunakan diskusi dengan tutor sebaya.

3) Hasil wawancara

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta diperoleh data sebagai berikut

(CLHW No.01).

(1) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu menyusun rencana

pembelajaran. Penyusunan rencana pembelajaran biasanya dilakukan setelah

selesai satu kompetensi dasar.

(2) Dalam penyusunan rencana pembelajaran, guru matematika juga menyatakan

kegiatan utama pembelajarannya.

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V dan YN yang merupakan Kepala Puspa SD Al Firdaus

Surakarta, diperoleh data bahwa rencana pembelajaran untuk kelas inklusi sama

dengan rencana pembelajaran pada kelas reguler biasa, sedangkan pihak Puspa

dalam hal ini GPK maupun guru pendamping hanya membuat PPI (Program

Pembelajaran Individual) (CLHW No.01 dan CLHW No.04).

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V dan siswa kelas VA SD Al Firdaus Surakarta yaitu RA yang

merupakan ABK learning disabilities dalam matematika dan KN yang merupakan

teman sekelasnya (siswa normal), diperoleh data sebagai berikut (CLHW No.01

dan CLHW No.07).

Page 76: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(1) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta menyatakan tujuan umum

pembelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai.

(2) Metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi baik

pecahan maupun bangun ruang adalah dengan metode ceramah dan diskusi

dengan tutor sebaya.

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta diperoleh data sebagai berikut

(CLHW No.08).

(1) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu menyusun rencana

pembelajaran. Penyusunan rencana pembelajaran biasanya dilakukan setelah

selesai satu pokok bahasan.

(2) Dalam penyusunan rencana pembelajaran, guru juga menyatakan kegiatan

utama pembelajarannya.

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V dan SN yang merupakan Koordinator Pelaksanaan Program Inklusi SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data bahwa rencana pembelajaran

untuk kelas inklusi sama dengan rencana pembelajaran pada kelas reguler biasa,

sedangkan koordinator dalam hal ini GPK hanya membuat PPI (Program

Pembelajaran Individual) (CLHW No.08 dan CLHW No.10).

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V dan siswa kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta yaitu AP yang

merupakan ABK learning disabilities dan MR yang merupakan teman sekelasnya

(siswa normal), diperoleh data sebagai berikut (CLHW No.08 dan CLHW No.10).

(1) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta menyatakan tujuan

umum pembelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai.

(2) Metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pecahan

adalah metode tanya jawab dan penugasan tetapi pada saat materi bangun

ruang ditambah dengan menggunakan diskusi dengan tutor sebaya.

Berdasarkan hasil observasi dokumen, hasil observasi di kelas, dan hasil

wawancara dengan guru matematika kelas V, guru kelas V, Kepala Puspa Al

Page 77: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Firdaus, Koordinator Pelaksanaan Program Inklusi Bromantakan, serta ABK

learning disabilities dan teman sekelasnya (siswa normal) kelas V, terdapat

perbedaan komponen perencanaan pembelajaran antara SD Al Firdaus Surakarta

dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta yaitu ada dan tidaknya indikator dan

contoh instrumen, serta ada dan tidaknya proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi pada kegiatan inti, sedangkan untuk urutan susunannya sama dan tidak

ada perbedaan RPP untuk kelas inklusi dengan RPP untuk kelas reguler biasa.

Dalam menggunakan metode pembelajaran antara guru matematika kelas V SD

Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

dalam materi pecahan hampir sama yaitu menggunakan metode tanya jawab,

diskusi, dan latihan.

c. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, baik di SD Al Firdaus

Surakarta maupun di SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta melalui tiga tahapan

kegiatan, yaitu tahap prainstruksional (pendahuluan/kegiatan awal), tahap

instruksional (kegiatan inti), dan tahap penilaian.

1) Tahap prainstruksional (pendahuluan/kegiatan awal)

a) Hasil observasi di kelas

(1) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Al Firdaus Surakarta terhadap

JS yang merupakan guru matematika kelas V, diperoleh data sebagai berikut.

(a) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta mengadakan kegiatan

awal dengan melihat kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

dengan memberikan beberapa pertanyaan umum (CLHP No.01, CLHP

No.02, CLHP No.03, dan CLHP No.04).

(b) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta memberikan motivasi

kepada siswa (CLHP No.01 dan CLHP No.03).

(c) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta melakukan kegiatan

apersepsi dengan mengulangi materi sebelumnya (CLHP No.01, CLHP

No.02, dan CLHP No.04).

Page 78: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(2) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta terhadap RM yang merupakan guru kelas V, diperoleh data sebagai

berikut.

(a) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta mengadakan kegiatan

awal dengan melihat kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

dengan mengajak siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran (CLHP

No.05, CLHP No.06, dan CLHP No.07).

(b) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta memberikan motivasi

kepada siswa, apabila kamu tidak siap dengan pembelajaran maka kamu tidak

akan bisa (CLHP No.05).

(c) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta melakukan kegiatan

apersepsi dengan mengulangi materi sebelumnya (CLHP No.05, CLHP

N0.06, dan CLHP No.07).

b) Hasil wawancara

(1) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta tentang kegiatan awal pembelajaran,

diperoleh data sebagai berikut (CLHW No.01).

(a) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu melihat kesiapan

siswa baik secara fisik maupun psikis dalam mengikuti proses pembelajaran

matematika diawali dengan memberikan salam.

(b) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta memberikan motivasi

secara umum kepada siswa sehingga siswa fokus pada pembelajaran.

(c) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta melakukan kegiatan

apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya terlebih dahulu sebelum

masuk ke materi baru dan memberikan pertanyaan terkait materi sebelumnya

tanpa membedakan siswa normal dan ABK.

Page 79: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(2) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta tentang kegiatan awal

pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut (CLHW No.08).

(a) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu melihat kesiapan

siswa baik secara fisik maupun psikis dalam mengikuti proses pembelajaran

matematika dengan mengajak siswa berdoa terlebih dahulu dan bertanya

tentang banyak hal yang berkaitan dengan keseharian siswa tanpa

membedakan siswa normal dan ABK seperti jarak dari rumah ke sekolah.

(b) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta memberikan motivasi

kepada siswa dengan mengajak bernyanyi atau bertanya tentang keadaan

siswa.

(c) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta melakukan kegiatan

apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya terlebih dahulu sebelum

masuk ke materi baru.

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan hasil wawancara dengan guru

matematika dan guru kelas V, terdapat perbedaan cara pandang guru matematika

kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

tentang melihat kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta beranggapan bahwa dengan semua

siswa membalas salam yang diucapkan oleh guru maka siswa sudah siap untuk

mengikuti pembelajaran. Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

melihat kesiapan siswa dengan mengajak berdoa dan memberikan pertanyaan

yang berkaitan dengan materi dalam keseharian siswa.

Guru matematika kelas V SD Negeri Al Firdaus Surakarta dan guru kelas

V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, selalu memberikan motivasi terlebih

dahulu agar siswa lebih fokus pada pembelajaran dan melaksanakan kegiatan

apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya dan memberikan pertanyaan-

pertanyaan terkait materi sebelumnya tanpa membedakan siswa normal dan ABK.

Page 80: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2) Tahap Instruksional (Kegiatan Inti)

a) Hasil observasi di kelas

(1) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Al Firdaus Surakarta,

diperoleh data sebagai berikut.

(a) Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas kehidupan

(kontekstual) (Lampiran 20 dan CLHP No.04).

(b) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta melaksanakan

pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif siswa

normal dan ABK baik dalam bertanya, berpendapat, maupun mengemukakan

ide-idenya (CLHP No.03 dan CLHP N0.04).

(c) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta memfasilitasi siswa dalam

pembelajaran kooperatif dan kolaboratif dengan metode diskusi dengan tutor

sebaya tanpa membedakan siswa normal dan ABK (CLHP No.01).

(d) Dalam menyampaikan materi, guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

(Lampiran 18, 19, 20, dan 21).

(e) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu berusaha membuat

siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran baik siswa normal maupun

ABK dengan mengajukan pertanyaan (Lampiran 18, 19, 20, dan 21).

(2) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta, diperoleh data sebagai berikut.

(a) Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas kehidupan

(kontekstual) (CLHP No.05).

(b) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta melaksanakan

pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif siswa

normal dan ABK baik dalam bertanya, berpendapat, maupun mengemukakan

ide-idenya (CLHP No.05).

Page 81: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

(c) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta memfasilitasi siswa

dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif dengan metode diskusi

dengan tutor sebaya tanpa membedakan siswa normal dan ABK (CLHP

No.06).

(d) Dalam menyampaikan materi, guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

(Lampiran 22, 23, dan 24).

(e) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu berusaha membuat

siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran baik siswa normal maupun

ABK dengan mengajukan pertanyaan (CLHP No.05).

b) Hasil wawancara

(1) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V, RA yang merupakan ABK learning disabilities dalam

matematika dan KN yang merupakan teman sekelasnya (siswa normal) kelas VA

SD Al Firdaus Surakarta tentang kegiatan inti pembelajaran, diperoleh data

sebagai berikut (CLHW No.01, CLHW No.02, dan CLHW No.07).

(a) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu mengaitkan materi

yang disampaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa karena dengan contoh

yang biasa dilihat, dirasa, dan didengar memudahkan siswa dalam memahami

materi terutama matematika. Misalnya mencari berapa jumlah gula ibu

sekarang dengan diketahui ibu membeli gula 2 ½ kg dan ibu masih

mempunyai gula di dapur 4 ½ kg.

(b) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu berusaha

melaksanakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap positif siswa

normal dan ABK baik dalam bertanya, berpendapat, maupun mengemukakan

ide-idenya. Misalnya dengan guru memberikan contoh-contoh soal sederhana

seperti siswa diminta untuk mencari model jaring-jaring kubus yang lain

selain dari contoh yang diberikan oleh guru.

(c) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta melaksanakan diskusi

dengan tutor sebaya karena siswa akan lebih paham apabila dijelaskan oleh

Page 82: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

teman sebayanya untuk membahas dan menyelesaikan soal yang diberikan

oleh guru.

(d) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu berusaha

melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan

memberikan soal-kerjakan-jawab yang membuat siswa berani untuk

berbicara.

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RA yang merupakan ABK

learning disabilities dan KN yang merupakan teman sekelasnya (siswa normal)

kelas VA SD Al Firdaus Surakarta, diperoleh data sebagai berikut (CLHW

No.07).

(a) Dalam menyampaikan materi, guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar.

Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa dan tulisannya mudah

dibaca oleh siswa.

(b) Selama pembelajaran, guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta

memberikan perlakuan yang sama pada semua siswa baik itu siswa normal

maupun ABK.

(2) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V, AP yang merupakan ABK learning disabilities dan MR yang merupakan

teman sekelasnya (siswa normal) kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

tentang kegiatan inti pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut (CLHW No.08

dan CLHW No.12).

(a) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu mengaitkan materi

yang disampaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya menghitung

jarak dari rumah ke sekolah dengan menggunakan perbandingan dan skala.

(b) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu berusaha

melaksanakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap positif siswa

normal dan ABK baik dalam bertanya, berpendapat, maupun mengemukakan

ide-idenya. Misalnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba

mencari model jaring-jaring kubus dan balok.

Page 83: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(c) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta melaksanakan diskusi

dengan tutor sebaya membahas dan menyelesaikan soal yang diberikan oleh

guru. Setelah itu salah satu dari mereka menjelaskan di depan dan hasilnya di

tempel di papan pajangan.

(d) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu berusaha

melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan

menunjuk siswa dan memberikan pertanyaan.

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan AP yang merupakan ABK

learning disabilities dan MR yang merupakan teman sekelasnya (siswa normal)

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data sebagai berikut

(CLHW No.07).

(a) Dalam menyampaikan materi, guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar.

Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa dan tulisannya mudah

dibaca oleh siswa.

(b) Selama pembelajaran, guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

memberikan perlakuan yang sama pada semua siswa baik itu siswa normal

maupun ABK tetapi lebih mengutamakan ABK terlebih dahulu terutama

ABK yang mengalami kesulitan.

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan hasil wawancara dengan guru

matematika kelas V, guru kelas V, serta ABK learning disabilities dan teman

sekelasnya (siswa normal) kelas V tentang kegiatan inti pembelajaran di SD Al

Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta dimana hampir sama,

hanya cara penyampaiannya yang berbeda. Perlakuan guru matematika kelas V

SD Al Firdaus Surakarta terhadap semua siswa kelas VA sama dan itu juga sama

dengan perlakuan yang ditunjukkan oleh guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta terhadap semua siswa kelas V tetapi lebih mengutamakan ABK yang

mengalami kesulitan yaitu ABK learning disabilities. Guru matematika kelas V

SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

sudah mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas kehidupan (kontekstual).

Page 84: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3) Tahap penilaian

a) Hasil observasi di kelas

(1) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Al Firdaus Surakarta,

diperoleh data bahwa JS yang merupakan guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dengan memberikan bimbingan kepada siswa dari meja ke meja

terutama ABK learning disabilities (CLHP No.01, CLHP No.02, CLHP No.03,

dan CLHP No.04).

(2) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta, diperoleh data bahwa guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dengan memberikan bimbingan kepada siswa dari meja ke meja

terutama ABK learning disabilities (CLHP No.05, CLHP No.07, dan CLHP

No.08).

b) Hasil wawancara

(1) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta, diperoleh data bahwa guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta memberikan umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun hadiah yang berupa reward

(pujian) atau nilai terhadap keberhasilan siswa normal dan ABK (CLHW No.03).

(2) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data bahwa guru kelas V

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta memberikan umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun hadiah berupa nilai terhadap

keberhasilan siswa normal dan ABK dan hasil tersebut di tempel di papan

pajangan (CLHW No.08).

Page 85: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan hasil wawancara antara peneliti

dengan guru matematika kelas V, guru kelas V pada tahap penilaian di SD Al

Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta hampir sama, hanya

berbeda dalam pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta tidak hanya memberikan nilai

terhadap keberhasilan siswa tetapi juga memberikan reward dalam bentuk pujian,

sedangkan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selain memberikan

nilai terhadap keberhasilan siswa juga dengan menempel hasil pekerjaan siswa di

papan pajangan.

d. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut (Penutup)

1) Hasil observasi di kelas

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Al Firdaus Surakarta,

diperoleh data sebagai berikut.

(1) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta kadang-kadang bersama

siswa membuat rangkuman atau kesimpulan mengenai materi yang sudah

disampaikan (CLHP No. 01, CLHP No.02, dan CLHP No.03).

(2) Guru Matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta kadang-kadang

memberikan tugas rumah yang berkaitan dengan materi yang disampaikan

(CLHP No.02 dan CLHP No.04).

(3) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya (CLHP No.

01, CLHP No.02, dan CLHP No.03).

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta, diperoleh data sebagai berikut.

(1) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta kadang-kadang bersama

siswa membuat rangkuman atau kesimpulan mengenai materi yang sudah

disampaikan (CLHP No.05 dan CLHP No.06).

Page 86: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

(2) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta tidak ada memberikan

tugas rumah yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.

(3) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan Surakarta menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya (CLHP

No.06).

2) Hasil wawancara

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta, diperoleh data sebagai berikut

(CLHW No.03).

(1) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu berusaha mengajak

siswa membuat rangkuman atau kesimpulan mengenai materi yang

disampaikan.

(2) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta kadang-kadang

memberikan tugas rumah sebagai persiapan ulangan dan apabila siswa belum

memahami materi dengan jelas.

(3) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta selalu menyampaikan

rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya

secara umum.

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data sebagai berikut

(CLHW No.08).

(1) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu berusaha

mengajak siswa membuat rangkuman atau kesimpulan mengenai materi yang

disampaikan.

(2) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta kadang-kadang

memberikan tugas rumah berkaitan dengan materi yang dipelajari.

(3) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu menyampaikan

rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Page 87: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan hasil wawancara dengan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta sama-sama mengajak siswa membuat kesimpulan

mengenai materi yang telah disampaikan untuk penekanan materi dan

menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya, sedangkan untuk tugas rumah jarang diberikan.

e. Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran

1) Hasil observasi di kelas

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Al Firdaus Surakarta terhadap

RA yang merupakan ABK learning disabilities dalam matematika dan KN yang

merupakan teman sekelasnya (siswa normal), diperoleh data sebagai berikut.

(1) ABK learning disabilities kelas VA SD Al Firdaus Surakarta mengikuti

pembelajaran dengan sungguh-sungguh, terkadang bermain dengan teman

sekelasnya (siswa normal) (CLHP No.03).

(2) ABK learning disabilities kelas VA SD Al Firdaus Surakarta dapat saling

berinteraksi dengan baik dengan gurunya, GPKnya, dan teman yang lainnya

ditandai dengan bertanya mengenai pelajaran. Lebih sering bertanya pada

teman sebaya daripada dengan gurunya maupun GPKnya (CLHP No.02).

(3) Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta berusaha membiasakan

semua siswa membaca dan menulis melalui tugas-tugas tertentu (lampiran 18,

19, 20, dan 21).

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta terhadap AP yang merupakan ABK learning disabilities dan teman

sekelasnya (siswa normal), diperoleh data sebagai berikut.

(1) ABK learning disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh (CLHP No.05, CLHP

No.06, dan CLHP No.07).

Page 88: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(2) ABK learning disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

dapat saling berinteraksi dengan baik dengan gurunya dan teman yang

lainnya ditandai dengan bertanya mengenai pelajaran. Lebih sering bertanya

pada gurunya (CLHP No.05).

(3) Guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta berusaha membiasakan

semua siswa membaca dan menulis melalui tugas-tugas tertentu (Lampiran

22, 23, dan 24).

2) Hasil wawancara

a) SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RA yang merupakan ABK

learning disabilities dalam matematika dan KN yang merupakan teman

sekelasnya (siswa normal) kelas VA SD Al Firdaus Surakarta, diperoleh data

sebagai berikut (CLHW No.06 dan CLHW No.07).

(1) ABK learning disabilities kelas VA SD Al Firdaus Surakarta dalam

mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh ditandai dengan

memperhatikan guru, terkadang bermain sebentar dengan teman sekelasnya

(siswa normal) untuk menghilangkan bosan.

(2) ABK learning disabilities kelas VA SD Al Firdaus Surakarta dalam

berinteraksi dengan guru, GPK, dan teman yang lainnya ditandai dengan

bertanya. Lebih sering bertanya dengan teman sebayanya saat pembelajaran,

bertanya dengan guru biasanya dilakukan setelah selesai pembelajaran.

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan JS yang merupakan guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta, diperoleh data bahwa guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta membiasakan siswa (normal dan

ABK) untuk membaca dan menulis, tetapi lebih sering menulis terutama

matematika harus banyak menulis dan lebih sering dilakukan saat pembelajaran

berlangsung tidak melalui tugas rumah (CLHW N0.02).

b) SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan AP yang merupakan ABK

learning disabilities dan teman sekelasnya (siswa normal) kelas V SD Negeri

Page 89: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data sebagai berikut (CLHW No.11 dan

CLHW No.12).

(1) ABK learning disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

dalam mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh ditandai dengan

memperhatikan guru, terkadang bermain sebentar dengan teman sekelasnya

(siswa normal dan ABK).

(2) ABK learning disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

dalam berinteraksi dengan guru dan teman yang lainnya ditandai dengan

bertanya. Saat pembelajaran lebih sering bertanya dengan guru, untuk

bertanya dengan teman biasanya dengan teman yang duduknya berdekatan.

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data bahwa guru kelas V

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta selalu berusaha membiasakan siswa

(normal dan ABK) untuk membaca dan menulis, membaca melalui soal dan

menulis beserta rumusnya agar siswa tidak hanya tahu jawabannya saja (CLHW

N0.08).

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan hasil wawancara antara peneliti

dengan guru matematika kelas V, guru kelas V, serta ABK learning disabilities

dan teman sekelasnya (siswa normal) kelas V pada saat pembelajaran di SD Al

Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta menunjukkan

aktivitas yang hampir sama. ABK learning disabilities kelas VA SD Al Firdaus

Surakarta dan ABK learning disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta sudah dapat berinteraksi dengan baik dengan guru, GPK, dan teman

yang lainnya ditandai dengan bertanya. ABK learning disabilities kelas VA SD

Al Firdaus Surakarta lebih sering bertanya dengan teman sebayanya, sedangkan

ABK learning disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta lebih

sering bertanya dengan gurunya.

Page 90: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Faktor-faktor Kendala dan Penyelesaiannya Saat Proses Pembelajaran

Matematika di Kelas Inklusi

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas inklusi baik di SD Al

Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta tidak terlepas dari

adanya faktor-faktor kendala ataupun kesulitan-kesulitan yang dialami.

a. SD Al Firdaus Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan guru matematika kelas V

SD Al Firdaus Surakarta, diperoleh data bahwa faktor kendala yang dialami

secara umumnya adalah waktu sehingga tidak bisa membimbing ABK learning

disabilities secara intens dimana siswa kurang paham pada konsep dasar dan cara

berhitung tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Penyelesaian yang dilakukan dengan memberikan penanaman konsep dan

pemahaman berhitung secara bertahap dan intens yang dibantu oleh GPK

matematika, serta memberikan tambahan belajar (CLHW No.03).

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan IF yang merupakan guru

pembimbing khusus (GPK) matematika kelas atas SD Al Firdaus Surakarta,

diperoleh data bahwa faktor kendala yang dialami secara umum adalah waktu

sehingga tidak bisa memberikan bimbingan pada siswa yang berkesulitan dengan

fokus pada satu ABK learning disabilities dalam matematika dikarenakan GPK

matematika kelas atas hanya satu. Penyelesaian yang dilakukan dengan

memberikan tambahan belajar (CLHW No.05).

b. SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan RM yang merupakan guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, diperoleh data bahwa faktor

kendala yang dialami adalah ABK learning disabilities lama memahami materi

sehingga pemahaman yang diberikan harus lebih ekstra. Penyelesaian yang

dilakukan dengan memberikan tambahan belajar dan meminta bantuan

koordinator pelaksanaan program inklusi yang juga selaku GPK dengan menarik

ABK learning disabilities saat berlangsungnya pembelajaran untuk memberikan

pemahaman materi (CLHW No.08).

Page 91: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru matematika

kelas V, guru kelas V, dan GPK matematika kelas atas SD Al Firdaus Surakarta

faktor kendala yang dialami oleh SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta saat proses pembelajaran matematika di kelas inklusi,

sama yaitu masalah waktu dalam memberikan bimbingan pada siswa yang

berkesulitan terutama ABK learning disabilities. Kendala tersebut juga terjadi

dikarenakan pembelajaran di kelas inklusi untuk ABK learning disabilities dalam

matematika belum sesuai dengan yang diharapkan, seperti belum optimalnya GPK

dalam membantu guru untuk memberikan bimbingan/bantuan kepada ABK

learning disabilities dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru

menyelesaikan kendala tersebut dengan memberikan tambahan belajar untuk

siswa yang berkesulitan terutama ABK learning disabilities.

I. Pembahasan

Disajikannya alamat lengkap lokasi tempat penelitian ini dengan maksud

untuk menunjukkan keotentikan penelitian lapangan (field research) yang peneliti

tetapkan, sehingga asal perolehan data ini dapat dipertanggungjawabkan. Di

samping itu juga perlu disajikan kelayakan sekolah yang dipilih sebagai tempat

penelitian. Dengan kata lain, bagi pembaca tesis ini yang memerlukan rujukan dan

cek ke sumber data serta lokasinya tidak mengalami kesulitan.

Dalam hasil penelitian ini juga disebutkan visi dan misi, pada dasarnya

visi dan misi dari SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta maknanya hampir sama yaitu siswa tidak hanya diharapkan menjadi

calon penerus bangsa yang pandai, cerdas, dan berprestasi dalam pendidikan

tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik, santun dalam berperilaku, serta

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermanfaat bagi diri

sendiri, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.

Berkaitan dengan proses pembelajaran khususnya matematika terutama di

kelas inklusi, kesiapan guru dan siswa baik siswa normal dan ABK terutama ABK

learning disabilities sangat diperlukan sebelum dimulainya pembelajaran. Di SD

Al Firdaus Surakarta, sebelum pembelajaran dimulai guru matematika kelas V

Page 92: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan untuk membantu selama

proses pembelajaran di kelas inklusi tetapi untuk ABK learning disabilities tidak

ada media khusus yang disiapkan, di samping itu adanya komunikasi terlebih

dahulu antara guru matematika kelas V dan guru pembimbing khusus (GPK)

matematika kelas atas (kelas IV – VI) terkait materi yang akan diajarkan dan GPK

matematika sudah siap di kelas sesaat sebelum pembelajaran dimulai sehingga

dapat membantu guru dalam membimbing ABK learning disabilities apabila

mengalami kesulitan selama berlangsungnya pembelajaran agar ABK learning

disabilities tetap dapat mengikuti materi yang diberikan oleh guru matematika

bersama dengan teman lainnya.

Untuk di SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta tidak jauh berbeda dengan

di SD Al Firdaus Surakarta, guru kelas V juga menyiapkan media dan sumber

belajar yang diperlukan sebelum dimulainya pembelajaran di kelas inklusi dan

juga tidak ada media khusus untuk ABK learning disabilities. Perbedaannya guru

kelas V tidak ada berkomunikasi terlebih dahulu dengan GPK dikarenakan tidak

adanya GPK untuk kelas atas sehingga tugas guru kelas juga mengerjakan tugas

seorang GPK sehingga setting tempat duduk untuk ABK di barisan depan,

akibatnya tugas guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta lebih berat

dibandingkan guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta karena guru

kelas V SD Negeri Bromantakan harus bisa lebih ekstra membimbing/membantu

ABK terutama ABK learning disabilities agar tetap dapat mengikuti pelajaran di

kelas bersama dengan temannya yang lain. Untuk kesiapan ABK learning

disabilities dan teman sekelasnya (siswa normal) kelas V baik di SD Al Firdaus

Surakarta dan SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta sama yaitu mempersiapkan

diri dengan belajar terlebih dahulu di rumah dan menyiapkan buku pelajaran di

atas meja saat pembelajaran akan dimulai.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas inklusi tidak ada

perbedaan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas reguler

biasa, sehingga guru tetap membuat RPP seperti biasanya. Dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru matematika kelas V SD Al

Firdaus Surakarta disebutkan dengan adanya penggunaan metode tanya jawab,

Page 93: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

deduktif, latihan, dan ekspositori. Dalam metode ekspositori, guru mengajak siswa

aktif dengan banyak memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah

sehingga timbulnya tanya jawab dan diskusi, dimana diskusi yang terjadi yaitu

diskusi dengan tutor sebaya yang terdiri dari siswa normal dan ABK dikarenakan

siswa akan lebih paham apabila dijelaskan oleh teman sebayanya.

Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru kelas

V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta disebutkan dengan adanya penggunaan

metode informasi, tanya jawab, dan diskusi. Dalam metode tanya jawab dan

diskusi, guru mengajak siswa aktif untuk bertanya, mengemukakan pendapat,

serta menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan cara diskusi dengan tutor

sebaya sehingga siswa yang pintar dapat membantu siswa yang kesulitan

termasuk ABK learning disabilities.

Pada dasarnya tujuan yang diharapkan dari metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas

V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta sama yaitu terciptanya pembelajaran

yang aktif melalui diskusi dengan tutor sebaya karena dianggap lebih efektif dan

efisien daripada diskusi kelompok. Selain itu, diharapkan siswa yang pintar dapat

membantu temannya yang kesulitan terutama ABK learning disabilities karena

siswa akan lebih paham apabila dijelaskan oleh teman sebayanya. Selain itu,

dengan guru menggunakan model pembelajaran kooperatif seperti diskusi dengan

tutor sebaya tersebut dapat menimbulkan interaksi sosial yang positif untuk ABK

terutama ABK learning disabilities dengan siswa lainnya. ABK learning

disabilities akan merasa keberadaannya diterima oleh lingkungan sekitarnya

terutama guru dan teman-temannya sehingga ABK learning disabilities berani

menunjukkan kemampuannya secara optimal dalam pembelajaran.

Dalam kegiatan awal pembelajaran, terdapat perbedaan cara pandang guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta tentang melihat kesiapan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran. Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta

beranggapan bahwa dengan semua siswa membalas salam yang diucapkan oleh

guru maka siswa sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. Guru kelas V SD

Page 94: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Negeri Bromantakan 56 Surakarta melihat kesiapan siswa dengan mengajak

berdoa dan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi dan keseharian

siswa, pertanyaan lebih sering ditujukan untuk ABK learning disabilities.

Guru matematika kelas V SD Negeri Al Firdaus Surakarta dan guru kelas

V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta, selalu memberikan motivasi terlebih

dahulu agar siswa lebih fokus pada pembelajaran dan melaksanakan kegiatan

apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya dan memberikan pertanyaan-

pertanyaan terkait materi sebelumnya tanpa membedakan siswa normal dan ABK.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih sering ditunjukkan kepada ABK learning

disabilities tanpa menunjukkan perlakuan yang berbeda.

Kegiatan inti pembelajaran di SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta hampir sama, hanya cara penyampaiannya yang

berbeda. Perlakuan guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta terhadap

semua siswa kelas VA sama dan itu juga sama dengan perlakuan yang

ditunjukkan oleh guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta terhadap

semua siswa kelas V tetapi lebih mengutamakan ABK yang mengalami kesulitan

terutama ABK learning disabilities. ABK learning disabilities lebih bersungguh-

sungguh dalam mengikuti pelajaran yang diberikan guru walau terkadang banyak

yang tidak dipahaminya sehingga guru selalu memberikan bimbingan maupun

bantuan yang rutinitasnya lebih sering dibandingkan kepada siswa normal.

Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta sudah mengaitkan materi yang diajarkan

dengan realitas kehidupan (kontekstual) sehingga siswa yang berkesulitan

terutama ABK learning disabilities lebih mudah memahaminya khususnya

matematika. Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta memberikan

contoh gula yang dibeli oleh ibu tetapi di rumah ibu masih mempunyai persediaan

gula yang dibuat dalam bentuk pecahan, maka siswa harus mencari berapa jumlah

gula ibu sekarang, diharapkan siswa dapat menjumlahkan bentuk pecahan. Guru

kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta memberikan contoh, yaitu dengan

jarak dari rumah ke sekolah, maka siswa harus mencari berapa jarak tersebut

diharapkan dalam bentuk perbandingan dan skala.

Page 95: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Dalam tahap penilaian yang dilakukan oleh guru matematika kelas V SD

Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

hampir sama yaitu sama-sama memantau kemajuan siswa selama pembelajaran

berlangsung, hanya berbeda dalam pemberian umpan balik terhadap keberhasilan

siswa. Guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta tidak hanya

memberikan nilai terhadap keberhasilan siswa tetapi juga memberikan reward

dalam bentuk pujian, sedangkan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta selain memberikan nilai terhadap keberhasilan siswa juga dengan

menempel hasil pekerjaan siswa di papan pajangan, dengan begitu siswa terutama

ABK learning disabilities memiliki semangat yang tinggi dalam belajar untuk

bisa seperti temannya yang lain.

Dalam tahap evaluasi dan tindak lanjut, guru matematika kelas V SD Al

Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

membuat kesimpulan bersama-sama siswa normal dan ABK mengenai materi

yang telah disampaikan untuk penekanan materi dan menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Untuk tugas

rumah biasanya diberikan apabila siswa normal dan ABK learning disabilities

masih belum memahami materi dengan jelas dan akan menghadapi ulangan

sehingga diharapkan siswa mempersiapkan diri sebelumnya.

Selama berlangsungnya pembelajaran terjadinya aktivitas-aktivitas yang

ditimbulkan oleh siswa baik siswa normal dan ABK yang berhubungan dengan

interaksi siswa (normal dan ABK) dan guru, serta siswa dan siswa. Aktivitas

siswa dalam pembelajaran itu mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sadirman (Wawan Junaidi, 2010) bahwa aktivitas dalam

proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa

baik dalam bertanya, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala

kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar karena tanpa

aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik.

Dalam kegiatan pembelajaran di SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta menunjukkan aktivitas siswa normal dan ABK

learning disabilities yang hampir sama yaitu mendengarkan materi yang diberikan

Page 96: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

guru dengan sungguh-sungguh, serta membaca dan menulis melalui tugas atau

latihan yang diberikan oleh guru. ABK learning disabilities kelas VA SD Al

Firdaus Surakarta dan ABK learning disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan

56 Surakarta juga sudah dapat berinteraksi dengan baik dengan guru, GPK, dan

teman yang lainnya yang ditandai dengan bertanya. ABK learning disabilities

kelas VA SD Al Firdaus Surakarta lebih sering bertanya dengan teman sebayanya

(siswa normal), sedangkan ABK learning disabilities kelas V SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta lebih sering bertanya dengan gurunya.

Saat proses pembelajaran, ada faktor-faktor kendala yang dialami oleh

guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta. Guru matematika kelas V dan GPK matematika kelas

atas SD Al Firdaus Surakarta mengalami kesulitan dalam penanaman konsep dan

cara berhitung terutama pada ABK learning disabilities dalam matematika. Bagi

guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta kendala terbesar adalah waktu

sehingga guru matematika kelas V tidak bisa memberikan bimbingan secara

intens terhadap siswa yang berkesulitan terutama ABK learning disablities,

sedangkan bagi GPK matematika kendala terbesar yang dialami adalah hanya

satu-satunya GPK matematika kelas atas sehingga tidak bisa membantu guru

matematika dalam memberikan bimbingan secara individual terhadap siswa yang

berkesulitan terutama ABK learning disabilities dan terbatasnya waktu yang ada.

Kendala yang dialami oleh guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta tidak jauh berbeda dengan guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta. Guru kelas V SD Al Firdaus Surakarta mengalami kesulitan dalam

pemberian pemahaman materi kepada siswa yang berkesulitan terutama ABK

learning disabilities dikarenakan siswa lama untuk bisa memahami materi

sehingga pemahaman yang diberikan harus lebih ekstra. Kendala tersebut juga

terjadi dikarenakan pembelajaran di kelas inklusi untuk ABK learning disabilities

dalam matematika belum sesuai dengan yang diharapkan, seperti belum

optimalnya GPK dalam membantu guru untuk memberikan bimbingan/bantuan

kepada ABK learning disabilities dalam pembelajaran matematika. Oleh karena

itu, guru matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD

Page 97: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Negeri Bromantakan 56 Surakarta menyelesaikan kendala tersebut dengan

memberikan tambahan belajar untuk siswa yang berkesulitan terutama ABK

learning disabilities.

Page 98: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

J. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Proses pembelajaran matematika di kelas inklusi SD Al Firdaus Surakarta dan

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta sudah berlangsung dengan baik, dilihat

dari guru dan siswa (normal dan ABK) sudah siap sebelum proses

pembelajaran dimulai, dan sudah sesuai juga dengan prinsip-prinsip

pembelajaran yakni perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi dan tindak

lanjut, serta adanya aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung yang

berhubungan dengan interaksi siswa (normal dan ABK) dan guru, serta siswa

dan siswa.

a. Dalam kesiapan sebelum proses pembelajaran, guru matematika kelas V SD

Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan untuk membantu

selama proses pembelajaran di kelas inklusi tetapi tidak ada media khusus

yang disiapkan untuk ABK learning disabilities. Guru matematika kelas V

dan guru pembimbing khusus (GPK) matematika kelas atas SD Al Firdaus

Surakarta melakukan komunikasi terlebih dahulu terkait materi yang akan

diberikan dan GPK matematika telah siap di kelas sesaat sebelum

pembelajaran dimulai untuk membantu guru matematika dalam memberikan

bimbingan/bantuan kepada ABK learning disabilities, sedangkan guru kelas

V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta tidak melakukan komunikasi terlebih

dahulu dengan GPK dikarenakan tidak adanya GPK untuk kelas atas (kelas

IV – VI) sehingga setting tempat duduk ABK di barisan depan. Penataan

tempat duduk untuk ABK di kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

sudah tepat sesuai dengan kondisi tidak adanya GPK saat pembelajaran

berlangsung, sehingga lebih memudahkan guru untuk memantau kemajuan

ABK terutama ABK learning disabilities dikarenakan lebih mudahnya guru

84

Page 99: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

memberikan bimbingan/bantuan kepada ABK learning disabilities. ABK

learning disabilities dan teman sekelasnya (siswa normal) kelas VA SD Al

Firdaus Surakarta, serta ABK learning disabilities dan teman sekelasnya

(siswa normal) kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta telah

menyiapkan diri dengan belajar di rumah terlebih dulu dan menyiapkan buku

pelajaran di atas meja saat pembelajaran akan dimulai.

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah dilaksanakan

rutin setiap selesai satu kompetensi dasar oleh guru matematika kelas V SD

Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta.

RPP yang digunakan di kelas inklusi sama dengan RPP yang digunakan di

kelas reguler biasa. Adapun unsur-unsur yang ada dalam RPP diantaranya,

yaitu Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,

Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran,

Langkah-langkah Kegiatan, Alat/Bahan/Sumber, dan Penilaian.

c. Pelaksanaan pembelajaran matematika di SD Al Firdaus Surakarta dan SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu tahap

prainstruksional (pendahuluan/kegiatan awal), tahap instruksional (kegiatan

inti), dan tahap penilaian.

1) Dalam kegiatan awal pembelajaran, guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

melaksanakan kegiatan apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya dan

memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi sebelumnya tanpa

membedakan siswa normal dan ABK, pertanyaan lebih ditujukan untuk ABK

learning disabilities. Motivasi yang diberikan secara umum terkait dengan

keadaan dan keseharian siswa sehingga siswa lebih fokus pada pembelajaran.

2) Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta sudah

mengaitkan materi yang diajarkan seperti pecahan dengan realitas kehidupan

(kontekstual) sehingga siswa yang berkesulitan terutama ABK learning

disabilities lebih mudah memahaminya. Guru matematika kelas V SD Al

Firdaus Surakarta memberikan contoh gula yang dibeli oleh ibu tetapi di

Page 100: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

rumah ibu masih mempunyai persediaan gula yang dibuat dalam bentuk

pecahan, maka siswa harus mencari berapa jumlah gula ibu sekarang,

diharapkan siswa dapat menjumlahkan bentuk pecahan. Guru kelas V SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta memberikan contoh, yaitu dengan jarak

dari rumah ke sekolah, maka siswa harus mencari berapa jarak tersebut

diharapkan dalam bentuk perbandingan dan skala. Selain itu dalam

menggunakan metode pembelajaran, guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta sama-sama

menggunakan diskusi dengan tutor sebaya dimana pelaksanaannya terdiri dari

siswa yang heterogen (normal dan ABK), diharapkan siswa yang pintar dapat

membantu temannya karena siswa akan lebih paham apabila dijelaskan oleh

teman sebayanya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif seperti diskusi

dengan tutor sebaya tidak selalu diterapkan oleh guru dalam pembelajaran

dikarenakan dirasa guru kurang efektif dan efisien, padahal dengan metode

pembelajaran kooperatif dapat membantu guru dalam mengembangkan sikap

positif siswa (normal dan ABK) melalui interaksi sosial yang baik sehingga

ABK terutama ABK learning disabilities dapat menunjukkan kemampuannya

secara optimal dalam pembelajaran. Perlakuan yang ditunjukkan oleh guru

matematika kelas V SD Al Firdaus Surakarta terhadap semua siswa kelas VA

sama dan itu juga sama dengan perlakuan yang ditunjukkan oleh guru kelas V

SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta terhadap semua siswa kelas V tetapi

lebih mengutamakan ABK learning disabilities.

3) Dalam tahap penilaian yang dilakukan oleh guru matematika kelas V SD Al

Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

hampir sama yaitu sama-sama memantau kemajuan siswa selama

pembelajaran berlangsung, hanya berbeda dalam pemberian umpan balik

terhadap keberhasilan siswa. Guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta tidak hanya memberikan nilai terhadap keberhasilan siswa tetapi

juga memberikan reward dalam bentuk pujian, sedangkan guru kelas V SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta selain memberikan nilai terhadap

keberhasilan siswa juga dengan menempel hasil pekerjaan siswa di papan

Page 101: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pajangan, dengan begitu siswa terutama ABK learning disabilities memiliki

semangat yang tinggi dalam belajar untuk bisa seperti temannya yang lain.

d. Dalam tahap evaluasi dan tindak lanjut, guru matematika kelas V SD Al

Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta

membuat kesimpulan bersama-sama siswa (normal dan ABK) mengenai

materi yang telah disampaikan dan menyampaikan rencana pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Untuk tugas rumah

biasanya diberikan apabila siswa masih belum memahami materi dengan jelas

dan akan menghadapi ulangan sehingga diharapkan siswa mempersiapkan

diri sebelumnya.

e. Aktivitas siswa (normal dan ABK) terutama ABK learning disabilities saat

pembelajaran berlangsung di SD Al Firdaus Surakarta dan SD Negeri

Bromantakan 56 Surakarta hampir sama yaitu mendengarkan materi yang

diberikan guru dengan sungguh-sungguh, serta membaca dan menulis melalui

tugas atau latihan yang diberikan oleh guru. ABK learning disabilities dan

teman sekelasnya (siswa normal) kelas VA SD Al Firdaus Surakarta, serta

ABK learning disabilities dan teman sekelasnya (siswa normal) kelas V SD

Negeri Bromantakan 56 Surakarta juga sudah dapat berinteraksi dengan baik

dengan guru, GPK, dan teman yang lainnya yang ditandai dengan bertanya.

ABK learning disabilites kelas VA SD Al Firdaus Surakarta lebih sering

bertanya dengan teman sebayanya (siswa normal), sedangkan ABK learning

disabilities kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta lebih sering

bertanya dengan gurunya.

2. Faktor kendala yang dialami oleh guru matematika kelas V SD Al Firdaus

Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56 Surakarta saat proses

pembelajaran matematika di kelas inklusi, sama yaitu masalah waktu dalam

memberikan bimbingan pada siswa yang berkesulitan terutama ABK learning

disabilities. Kendala tersebut juga terjadi dikarenakan pembelajaran di kelas

inklusi untuk ABK learning disabilities dalam matematika belum sesuai

dengan yang diharapkan, seperti belum optimalnya GPK dalam membantu

guru untuk memberikan bimbingan/bantuan kepada ABK learning disabilities

Page 102: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru matematika kelas V

SD Al Firdaus Surakarta dan guru kelas V SD Negeri Bromantakan 56

Surakarta menyelesaikan kendala tersebut dengan memberikan tambahan

belajar untuk siswa yang berkesulitan terutama ABK learning disabilities.

K. Implikasi

Ada implikasi teoritis dan praktis dalam penelitian ini.

1. Implikasi Teoritis

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas inklusi, pengetahuan

tentang pendidikan inklusi, serta penggunaan metode yang efektif dan efisien juga

diperlukan. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, dapat menambah pengetahuan

dan wawasan tentang metode diskusi dengan tutor sebaya dan cara menyikapi

kesulitan dalam memberikan pembelajaran di kelas inklusi.

2. Implikasi Praktis

Persiapan yang baik sebelum pembelajaran dan penyusunan rencana

pembelajaran yang baik dan rutin mampu membantu kelancaran pelaksanaan

pembelajaran matematika terutama di kelas inklusi. Berdasarkan kesimpulan

dalam penelitian ini, dapat memberikan masukan kepada guru betapa pentingnya

persiapan yang baik sebelum pembelajaran dan penyusunan rencana pembelajaran

yang dilaksanakan secara rutin dan baik. Dengan demikian diharapkan dapat

membantu kelaksanaan pelaksanaan pembelajaran.

L. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, dapat disampaikan saran

sebagai berikut.

1. Bagi guru

a. Guru perlu terus meningkatkan profesionalisme, kreativitas, dan

kompetensinya dalam mendesain suatu pembelajaran matematika

terutama untuk kelas inklusi, serta menguasai ilmu dan teknologi untuk

mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Guru harus

berusaha mengajak semua siswa (normal dan ABK) untuk berpartisipasi

Page 103: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

aktif dalam pembelajaran matematika antara lain dengan selalu

memotivasi siswa terutama ABK learning disabilities sehingga ABK

learning disabilities mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar.

b. Agar dalam pembelajaran matematika dapat mengembangkan sikap

positif siswa yang menimbulkan interaksi sosial yang lebih baik antara

siswa normal dan ABK serta ABK dan ABK hendaknya guru selalu

menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan interaksi siswa

(normal dan ABK), seperti model pembelajaran kooperatif dalam

membantu guru melaksanakan proses pembelajaran matematika.

2. Bagi Guru Pembimbing Khusus (GPK)

Guru Pembimbing Khusus (GPK) matematika hendaknya secara optimal

dapat memberikan bimbingan/bantuan kepada ABK terutama ABK learning

disabilities sehingga ABK learning disabilities dapat mengikuti pelajaran

matematika di kelas bersama dengan temannya dan pembelajaran matematika

juga dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

3. Bagi siswa normal dan ABK

Siswa normal hendaknya dapat menjalin interaksi sosial yang baik dengan

ABK terutama ABK learning disabilities dan guru, serta ABK khususnya

ABK learning disabilities dapat menjalin interaksi yang baik dengan siswa

normal dan guru agar proses pembelajaran matematika di kelas inklusi dapat

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya hendaknya melaksanakan penelitian pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi dengan memperluas faktor-faktor lain yang

mempengaruhi proses pembelajaran matematika di kelas inklusi yang juga

berhubungan dengan interaksi siswa normal dan ABK. Hal ini perlu

dilakukan agar proses pembelajaran matematika di kelas inklusi dapat

berjalan lebih baik tanpa adanya kendala.

Page 104: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Armstrong, D., Armstrong, A. C., & Spandagou, I. 2011. “Inclusion: By Choice

or By Chance?”. International Journal of Inclusive Education. 15 (1). 29-

39. Diakses dari (http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/

13603116.2010.496192) pada 13 Desember 2011.

Bandi Delphie. 2009. Matematika Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sleman:

KTSP.

Beygi, A., Padakannaya, P., & Gowramma. 2011. “A Remedial Intervention for

Addition and Substraction in Children With Dyscalculia”. Journal of The

Indian Academy. 36 (1). Diakses dari (http://medind.nic.in/jak/t10/i1/

jakt10i1p9.pdf) pada 13 Desember 2011.

Carrington, S. 1999. “Inclusion Needs A Different School Culture”. International

Journal of Inclusive Education. 3 (3). 257-268. Diakses dari

(http://eprints.qut.edu.au/1718/1/1718.pdf) pada 13 Desember 2011.

Dalila Sadida. 2011. Tahapan Pra Pembelajaran, Tindak Lanjut dan Penyajian

Pembelajaran. (http://sadidadalila.wordpress.com/2011/04/29/tahapan-pra-

pembelajaran-tindak-lanjut-dan-penyajian-pembelajaran/). Diakses 13

Desember 2011 jam 10.50 WIB.

Doantara Yasa. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar.

(http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/). Diakses 26

Januari 2012 jam 22.54 WIB.

DITPLB. 2005. Data Statistik Pendidikan Inklusi Jenjang Pendidikan Dasar.

(http://www.ditplb.or.id/inklusi/RekapJenjangDasarInklusi02.pdf). Diakses

30 Oktober 2011 jam 10.15 WIB.

Ecie Lasarie dan Uly Gusniarti, 2009. “Hubungan Antara Self Efficacy Guru

Dengan Sikap Terhadap Program Pendidikan Inklusi Bagi Anak

Berkebutuhan Khusus”. Jurnal Psikologis. 4(2). 42-48. Diakses dari

(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42094248.pdf) pada 27 September

2011.

90

Page 105: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Geniofam. 2010. Mengasuh dan Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus.

Jogjakarta: Garailmu.

Haryono. 2010. Proses Belajar Mengajar. (http://www.hynor.web.id/berita/

proses-belajar-mengajar.html). Diakses 12 Desember 2011 jam 19.51 WIB.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

Istiningsih. 2005. Manajemen Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri Klego

1 Kabupaten Boyolali. Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Joesafira. 2010. Pengertian, Contoh dan Macam Proses Belajar.

(http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/pengertian-contoh-dan-macam-

proses.html). Diakses 13 Desember 2011 jam 11.03 WIB.

Landerl, K., Bevan, A., & Butterworth, B. 2004. “Developmental Dyscalculia and

Basic Numerical Capacities: a Study of 8-9-Year-Old Students”. Journal of

Cognition. 2004 (93). 99-125. Diakses dari (http://citeseerx.ist.psu.edu/

viewdoc/download?doi=10.1.1.123.8504&rep=rep1&type=pdf) pada 13

Desember 2011.

Lexy J. Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhdar Mahmud. 2003. Layanan Bimbingan bagi Anak Berkebutuhan Khusus di

Sekolah Dasar Wilayah Kota Bandung. Tesis. Tidak diterbitkan. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Munro, J. 2003. “Dyscalculia: A Unifying In Understanding Mathematics

Learning Disabilities”. Australian Journal of Learning Disabilities. 2003

(4). Diakses dari (http://www.edfac.unimelb. edu.au/eldi/selage/documents/

MLDR-Dyscalculiatypes.pdf) pada 13 Desember 2011.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pnedidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nini Subini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Jogjakarta: Javalitera.

Nur Ratna Juwita. 2009. Implementasi Program Pendidikan Inklusi. Tesis. Tidak

diterbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Page 106: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jogjakarta:

Kanisius.

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto. 2011. Teori-teori Dasar Psikologi

Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Sambira Mambela. 2010. “Mainstreaming sebagai Alternatif Penanganan

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia”. SOSIOHUMANIKA.

3 (2). 295-304. Diakses dari (http://www.sosiohumanika-jpssk.com/

sh_files/File/09.sambira.unipa.sosio.nov.2010.pdf) pada 27 September

2011.

Siti Barokah. 2008. Moralitas Peserta Didik pada Pendidikan Inklusif (Studi

Kasus pada Sekolah Inklusi SD Hj Isriarti Semarang). Tesis. Tidak

diterbitkan. Walisongo: Institut Agama Islam Negeri.

SMK Darunnajah. 2011. Tahap-tahap Proses Pembelajaran.

(http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011/07/tahap-tahap-proses-

pembelajaran.html). Diakses 13 Desember 2011 jam 19.19 WIB.

Smith, J. David. 2006. Inklusi, Sekolah Ramah Anak untuk Semua (Edisi

terjemahan oleh : M. Sugiarmin, MIF. Baihaqi). Bandung: Nuansa.

Staff UNY. Pendidikan Inklusi. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/

7.%20pendidikan-inklusi-1233409896555027-3_0.pdf). Diakses 20

Oktober 2011 jam 10.59 WIB.

Stubbs, S. 2002. Inclusive Education Where There Are Few Resources.

Diterjemahkan oleh Susi Septaviana R. “Pendidikan Inklusif Ketika Hanya

Ada Sedikit Sumber”. (http://www.eenet.org.uk/resources/docs/

IE%20few%20resources%20Bahasa.pdf) pada 20 Oktober 2011 jam 10.12

WIB.

Sumiyati. 2011. PAUD Inklusi PAUD Masa Depan. Jogjakarta: Cakrawala

Institute.

Udin S. Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Page 107: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. penelitian di SD Al Firdaus Surakarta. commit to user viii 6. Suyato, S.Pd.,M.Pd.,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Wawan Junaidi. 2010. Cara Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa.

(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html).

Diakses 27 Januari 2012 jam 10.10 WIB.

Yulia Maftuhah Hidayati. 2009. Analisis Proses Pembelajaran Matematika di

SMA Negeri Surakarta. Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret.

Zonasabar. 2010. Konsep Anak Berkebutuhan Khusus.

(http://zonasabar.blogspot.com/2010/02/konsep-anak-berkebutuhan-

khusus-abk.html). Diakses 21 Desember 2011 jam 07.45 WIB.