ANALISIS PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …
Transcript of ANALISIS PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …
ANALISIS PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PUSAT KEMANUSIAAN DAN KAPAL KEMANUSIAAN ASIA MUSLIM CHARITY FOUNDATION
SKRIPSI
OLEH:
NURLINDAH
NIM 105720528115
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
ii
ANALISIS PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PUSAT KEMANUSIAAN DAN KAPAL KEMANUSIAAN ASIA MUSLIM CHARITY FOUNDATION
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
Manajemen pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
NURLINDAH
NIM 105720528115
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Jika kamu mampu bersabar sebentar pada saat dirimu marah, maka hal itu dapat
menghindarkanmu dari ribuan penyesalan di masa yang akan datang.”
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan doa
sehingga saya bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak dan ibu dosen terkhusus kepada kedua pembimbing saya yang selama
ini tulus dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Para sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi, semangat
dan bantuannya.
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Alamat: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Fax. (0411)860 132 Makassar 90221
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Analisis Program Keselamatan Kerja (K3)
Pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan
Asia Muslim Charity Foundation
Nama Mahasiswa : Nur Linda
NIM : 10572 05281 15
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 28 Februari 2021
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Abdul Muttalib, S.E., M.M Nasrullah, S.E., M.M NIDN: 0901125901 NIDN: 0014106010
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Prodi Manajemen
Ismail Rasulong, SE .,MM Muh. Nur Rasyid, S.E,,M.M NBM : 0905107302 NBM : 1085576
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Alamat: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Fax. (0411)860 132 Makassar 90221
LEMBAR PENGESAHAAN
Skripsi atas Nama : Nurlinda, NIM : 105720528115, diterima dan disahkan
oleh panitia ujian skripsi berdasarkan surat keputusan rektor universitas
muhammadiyah makassar Nomor : 0001/SK-Y/61201/091004/2021 M, Tanggal
16 Rajab 1442H / 28 Februari 2021 M, sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 28 Februari 2021
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.A (………….)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (...………..)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, S.E., MM (...………..)
(WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Mahmud Nuhung, MA (………….)
2. Nasrullah SE., MM (………….)
3. Alamsjah SE., SE., MM (………….)
4. Andi Ristan Rizaldi, SE., MM (….……....)
Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
Ismail Rasulong, SE., MM NBM: 0905107302
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Alamat: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Fax. (0411)860 132 Makassar 90221
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nurlinda Stambuk : 105720528115 Jurusan : Manajemen Dengan judul : “Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan Asia Muslim Charity Foundation”.
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 28 Februari 2021
Yang Membuat Pernyataan
Nurlinda
NIM: 105720528115
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ismail Rasulong, SE., MM NBM.0905107302
Ketua Program Studi Manajemen,
Muh. Nur Rasyid, SE,,M.M NBM: 1085576
Materai 6000
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian
yang berjudul “Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan Asia Muslim Charity
Foundation”. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Ucapan terimakasih kepada Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan
dukungan, perhatian, kasih sayang, dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-
saudaraku tercinta senantiasa mendukung dan memberikan semangat. Dan
seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa
yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan didunia dan diakhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.A.g. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
4. Bapak Abdul Muttalib, S.E., M.M. selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi dapat diselesaikan.
5. Bapak Nasrullah, S.E., MM selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya
dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.
Olehnya itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak
yang berkompeten yang sifatnya kontruksif. Akhir salam, semoga skripsi ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, 28 Februari 2021
Penulis
ix
ABSTRAK
NURLINDAH, Tahun 2020. Analisis Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan Asia Muslim Charity Foundation. Skripsi program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbingan oleh pembimbing I Abdul Muttalib dan pembimbing II Nasrullah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan Asia Muslim Charity Foundation. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil dari analisis sistem manajemen keselamatan dan kesehatankerja di Pada Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation). Komitmen SMK3 di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) sudah ada dalam bentuk lisan penyediaan dana, sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan K3 sudah terpenuhi. Sedangkan kebijakan K3 di AMCF yaitu ditunjuknya bidang pelayanan medis sebagai petugas yang mengawasi pelaksanaan K3 di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) ini.
Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
x
ABSTRACT
NURLINDAH, 2020. Analysis of the Implementation of the Occupational
Safety and Health (K3) Program at the Asia Muslim Charity Foundation Humanitarian Center and Ship. Thesis of Management Study program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by mentor I Abdul Muttalib and mentor II Nasrullah.
This study aims to determine how the implementation of the Occupational Safety and Health (K3) Program at the Asia Muslim Charity Foundation Humanitarian Center and Humanitarian Ship. This type of research used in this research is descriptive qualitative.
Based on the results of the analysis of the occupational safety and health management system at the Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) Center for Humanity and Humanitarian Ship. The commitment of SMK3 at the Center for Humanity and Humanitarian Ship AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) already exists in the verbal form of the provision of funds, facilities and infrastructure that support the implementation of K3. Meanwhile, the OHS policy at AMCF is the appointment of the medical service sector as the officer who oversees the implementation of K3 at the AMCF Humanitarian Center and Humanitarian Ship (Asia Muslim Charity Foundation).
Keywords: Occupational Safety and Health (K3)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ ix
ABSTRACT ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Sumber Daya Manusia ...................................................................... 7
B. ............................................................................................................ 10
C. Keselamatan Kerja............................................................................. 11
D. Kesehatan Kerja ................................................................................ 15
E. Faktor-Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .................... 16
F. Sosial.................................................................................................. 17
G. Tinjauan Empiris ................................................................................ 18
H. Kerangka Konsep .............................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 22
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 22
C. Sumber Data ...................................................................................... 22
xii
D. Pengumpulan Data ............................................................................ 23
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 25
F. Metode Analisis .................................................................................. 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 29
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 29
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 32
C. Pembahasan ...................................................................................... 35
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 39
A. Kesimpulan ........................................................................................ 39
B. Saran .................................................................................................. 40
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 18
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep...................................................................... 21
Gambar 4.1 Struktur Organisasi................................................................... 31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik adalah program yang
terpadu untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari pada lingkungan
pekerjaan dimana seseorang bekerja. Kasus kecelakaan yang terjadi di
Indonesia meningkat setiap tahunnya yaitu mencapai 93.000 kasus.
(www.bpjsketenagakerjaan.go.id). Menurut data Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi menyebutkan, sampai tahun 2013 di Indonesia tidak kurang
dari enam pekerja meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan kerja. Angka
tersebut tergolong tinggi dibandingkan negara Eropa hanya sebanyak dua
orang meninggal dua per hari karena kecelakaan kerja.
Berdasarkan laporan tahunan dari BPJS ketenagakerjaan, pada tahun
2010 angka kecelakaan termasuk yang paling tinggi dikawasan ASEAN yaitu
sebanyak 98.711 kasus kecelakaan kerja. Kemudian pada tahun 2011 jumlah
kasus kecelakaan kerja meningkat yaitu sebanyak 99.491 kasus kecelakaan,
dimana hampir 32% dari kasus kecelakaan tersebut terjadi disektor kontruksi
dan termasuk didalamnya adalah proyek pembangunan tol. Pada tahun 2013
terjadi 103.285 kasus kecelakaan kerja dan rata-rata terdapat 283 kecelakaan
kerja setiap harinya. Pada tahun 2015 kecelakaan kerja meningkat menjadi
110.285 kasus kecelakaan kerja.
Di Indonesia pelaksanaan identifikasi bahaya dan analisis risiko di tempat
kerja mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). Dimana dalam peraturan ini, identifikasi bahaya dan
2
analisis risiko adalah hal mutlak yang harus dilakukan suatu perusahaan
dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja (PAK) serta tercapainya tempat kerja yang nyaman, efisien dan
produktif. Selain itu, identifikasi bahaya dan analisis risiko merupakan satu
bentuk perencanaan K3 yang digunakan sebagai landasan disusunnya
program maupun kebijakan K3. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 tahun 2012).
Penerapan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu
cara untuk melindungi para pekerja dari bahaya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja selama bekerja. Namun demikian, kesehatan para
pekerja biasa terganggu, karena penyakit akibat kerja, maupun karena
keselamatan kerja yang tidak diperhatikan, terkadang pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak diperhatikan dalam menunjang
kinerja pekerja, sehingga akan mengganggu produktivitas kerja pekerja, jika
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diterapkan dan dilaksanakan dengan
baik maka akan berimplikasi pada kinerja yang memuaskan, yang dapat
meningkatkan produktivitas pekerja, karena pekerja merasa diperhatikan
keselamatan dan kesehatannya.
Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan menjadi
hal penting untuk menciptakan lingkungan kerja aman dan menekan angka
kecelakaan kerja. Dengan membentuk operasi kerja yang sistematis,
membangun prosedur kerja yang tepat, dan memastikan setiap pekerja sudah
mendapatkan pelatihan dengan benar, Anda dapat membantu mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) di tempat kerja.
3
Salah satu cara terbaik untuk menentukan prosedur kerja yang tepat
adalah dengan melakukan analisis bahaya yang terdapat di area kerja.
Supervisor dapat menggunakan hasil analisis tersebut untuk menghilangkan
dan mencegah bahaya di area kerja. Hal ini mungkin akan berdampak pada
berkurangnya jumlah cedera dan PAK, berkurangnya absen pekerja, biaya
kompensasi pekerja jadi lebih rendah, bahkan meningkatkan produktivitas.
Job safety analysis (JSA) juga menjadi alat yang sangat penting untuk melatih
pekerja baru dalam melakukan langkah-langkah pekerjaan dengan aman.
Sebuah perusahaan perlu menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), hal ini dikarenakan perusahaan perlu memenuhi peraturan perundang-
undangan maupun peraturan pemerintah yang berlaku, selain itu dengan
menerapkan K3 perusahaan akan mempunyai citra yang baik di mata
pembeli, masyarakat dan pemerintah. Adanya K3 di perusahaan tidak hanya
di perlukan bagi perusahaan tapi untuk karyawan juga,dengan adanya K3
karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut akan merasa haknya
terpenuhi karena pada saat bekerja mereka mendapatkan jaminan.
Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelolah sebagaimana aspek
lainnya dalam perusaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya
manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan
seperti apa adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya
terencana untuk mengelolanya. Karena itu ahli K3 sejak awal tahun 1980an
berupaya meyakinkan semua pihak khususnya manajemen ogranisasi untuk
menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lain dalam organisasi. Hal inilah
yang mendorong lahirnya berbagai konsep mengenai manajemen K3.
4
ILO(International Labour Organisation), sebagai salah satu badan PBB
yang fokus pada masalah pekerja di seluruh dunia,menyebutkan beberapa
fakta seputar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang harus sama-sama
kita perhatikan sebagai berikut: ILO memperkirakan bahwa tiap tahun sekitar
24 juta orang meninggal karena kecelakaan dan penyakit di lingkungan kerja
termasuk di dalamnya 360.000 kecelakaan fatal dan di perkirakan 1,95 juta di
sebebkan oleh penyakit fatal yang timbul di lingkungan kerja. .Hal tersebut
berarti bahwa pada akhir tahun hampir 1 juta pekerja akan mengalami
kecelakaan kerja dan sekitar 5.500 pekerja meninggal akan kecelakaan atau
penyakit di lingkungan kerja. .Menurut sudut pandang ekonomi 4% atau
senilai USG 1,25 Trilyun dari Global Gross Domestic Product (GDP)
dialokasikan untuk biaya dari kehilangan untuk kerja akibat kecelakaan dan
penyakit di lingkungan kerja, kompensasi untuk para pekerja, terhentinya
produksi, dan biaya-biaya pengobatan pekerja. d).Menurut M Hanif,
kecelakaan kerja di indonesia menurut data BPJS ketenagakerjaan akhir
tahun 2015 menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182
kasus densgan korban meninggal dunia sebanyak 2.375 orang. angka
tersebut termasuk angka kecelakaan tertinggi.
Adapun masalah kesehatan keselamatan kerja (K3) jalan tol layang
pettarani makassar yang biasa terjadi yaitu Kurangnya APD (alat pelindung
diri) untuk para pekerja, baik itu spesialis listrik, batu dan besi. Contoh: Kaos
tangan, body harnes kalau ketinggian. K3 lingkungan warga sekitar dan
pengguna jalan, contohnya: suara bising, debu, material yang berjatuhan.
Kurangnya papan bicara disetiap post atau titik pembangunan yang bisa
menimbulkan kecelakaan.
5
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul skripsi
“ANALISIS PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PADA PUSAT KEMANUSIAAN DAN KAPAL KEMANUSIAAN ASIA
MUSLIM CHARITY FOUNDATION”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
“Bagaimana Program Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Pada Pusat
Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan Asia Muslim Charity Foundation?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah “Untuk
mengetahui bagaimana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan Asia Muslim Charity
Foundation.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan di
bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, terutama pada bidang
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademisi
Diharapkan dapat memeberikan bahan masukan bagi para pihak
yang berkepentingan dan referensi peneliti berikutnya.
b. Bagi Penulis
6
Digunakan untuk menambah wawasan dan memperdalam
pengetahuan dan khususnya di bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan umumnya di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.
c. Bagi perusahaan
Dengan adanya penelitian ini, maka penting bagi manajemen
perusahaan memperhatikan karyawan dalam hal penerapan program
keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga nantinya tidak merugikan
perusahaan dikemudian hari.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Anwar Prabu mangkunegara (2013:2) manajemen sumber
daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Mirwan (2015:172) Sumber daya manusia adalah orang-orang yang ada
dalam organisasi yang memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan
berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan
pengertian di atas, jelas bahwa manajemen secara garis besar
menitikberatkan pada aspek manusia dalam hubungan kerja dengan tidak
melupakan faktor lainnya. Sedangkan, manajemen sumber daya manusia
menitikberatkan pada bagaimana mengelola karyawan sebagai asset
utama perusahaan karena keberhasilan perusahaan tergantung dari kinerja
efektif dari karyawan itu sendiri.
2. Fungsi Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2014:21) fungsi-fungsi sumber daya manusia terdiri
dari:
a. Perencanaan
Perencanaan (human resource planning) adalah proses perencanaan
penempatan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan
8
kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan
perusahaan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan untuk
mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian
kerja, delegasi, wewenang, integrasi, dan koordinasi.
c. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua
karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien
dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan.
d. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan pengendalian semua
karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika terdapat
penyimpangan atau kesalahan akan diadakan tindakan perbaikan atau
penyempurnaan rencana pengendalian karyawan, meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga
situasi lingkungan pekerjaan.
e. Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Perekrutan yang baik akan
membantu terwujudnya tujuan perusahaan.
9
f. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan
keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan harus sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun mendatang.
g. Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung
(direc) dan tidak langsung (indirect), uang dan barang kepada karyawan
sebagai imbalan balas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip
kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi
kerjanya, sedangkan layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan
primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan
berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.
h. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiaytan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebudayaan karyawan, agar terciptanya
kerja sama serasi dan asing menguntungkan. Perusahaan memperoleh
laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM,
karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
i. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka
tetap bekerja sama sampai masa pension. Pemeliharaan yang baik
dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan
10
sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan
eksternal perusahaan.
j. Kedisiplinan
Kedisiplinan (discipline) merupakan fungsi MSDM yang terpenting
dan kunci terwujud. Kedisiplinan adalah keinginan dan keesdaran untuk
menanti peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
k. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja
seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh
keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir,
pension, dan sebab-sebab lainnya (pemberhentian diatur oleh Undang-
undang No. 14 Tahun 2003 tentang hukum ketenagakerjaan).
Fungsi-fungsi manajemen manusia diakui sangat menentukan bagi
terwujudnya tujuan organisasi yang telah ditetapkan maupun tujuan
individu dalam sebuah organisasi.
B.
1. Pengertian
Wahyu ( MulyadI, 2015:50) studi merupakan studi untuk mengetahui
proses , tujuan utama proses itu sendiri untuk memberi umpan balik pada
pelaksanaan kebijakan dan juga untuk mengetahui apakah proses
pelaksanaan telah sesuai dengan rencana atau stadar yang telah di
tetapkan, selanjutnya unntuk mengetahui hambatan dan problem yang
muncul proses .
Wiliam (Taufik dan Isril, 2013:136) dengan lebih ringkas menyebutkan
dalam bentuk lebih umum, penelitian dalam menetapakan apakah
11
organisasi dapat membawa bersama jumlah orang dan material dalam unit
organisasi secara kohesif dan material dalam unit organisasi secara
kohesif dan mendorong mereka mencari cara untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah di tetapkan.
Menurut Purwanto (Syahida, 2014:13 ) Beberapa faktor yang
menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses yaitu :
a. Kualitas kebijakan itu sendiri.
b. Kecukupan input kebijakan (terutama anggaran)
c. Ketetapan instrumen yang di pakai untuk mencapai tujuan kebijakan
(pelayanan, subsidi, hibah, dan lainnya).
d. Kapasitas implementor (struktur organisasi, dukungan SDM koordinasi,
pengawan dan sebagainya)
e. Karakteristik dan dukungan kelompok sasaran (apakah kelompok
sasaran adalah individu atau kelompok laki-laki atau perempuan,
terdidik atau tidak.
f. Kondisi lingkungan geografi, social, ekonomi, dan politik dimana
tersebut dilakukan.
C. Keselamatan Kerja
1. Pengertian Keselamatan Kerja
Menurut Mirwan (2015:543) keselamatan kerja adalah kondisi dimana
para pekerja selamat, tidak mengalami kecelakaan dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya. Dengan demikian, pelaksanaan pekerjaan
berlangsung secara normal tidak terganggu oleh kecelakaan kerja, tenaga
kerja dapat menciptakan kinerja yang direncanakan. Agar hal tersebut
dapat tercipta perusahaan/organisasi perlu melakukan manajemen
12
keselamatan kerja yang merupakan bagian integrasi dari manajemen
perusahaan/organisasi.
Mangkunegara (2013:196) keselamatan kerja adalah pengawasan
terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan
kerja agar supaya pekerja tidak mengalami cidera. Berdasarkan pengertian
keselamatan kerja diatas dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja
adalah upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan saat
melakukan pekerjaan atau perlindungan dari kecelakaan dan cedera akibat
suatu perusahaan. Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja Menurut Bangun
Wilson (2012:379) alas an pentingnya keselamatan kerja terbagi menjadi
tiga yaitu:
1) Moral
Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu
sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam
organisasi. Manusia memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabak manusia dan nilai-
nilai agama (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan).
2) Hukum
Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap
pekerja untuk menghadapi resiko kerja yang ditimbulkan pekerjaan.
Para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi
pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapatkan
hukuman yang setimpal sesuai dengan Undang-Undang
13
ketenagakerjaan. Yang tertera pada Undang-Undang nomor 1 tahun
1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi para
pekerja pada segala lingkungan kerja baik di darat, dalam tanah,
peermukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah
kekuasaan hokum Republik Indonesia.
3) Ekonomi
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena
mengeluarkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat
kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Kebanyakan perusahaan
membebankan kerugian kecelakaan pekerja yang di alami karyawan
kepada pihak asuransi. Kerugian tersebut bukan hanya berkaitan
dengan biaya pengobatan dan pertanggungan lainnya, tetapi banyak
factor lain yang menjadi perhitungan akibat kecelakaan kerja yang di
derita para pekerja.
2. Syarat Keselamatan Kerja
Pada dasarnya syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada
Pasal 3 (1) UU Keselamatan kerja yang di kutip oleh Tarwaka (2008)
dimaksud untuk:
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3) Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu.
4) Kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan.
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6) Memberi alat pelindung diri pada para pekerja.
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luas
14
8) Suhu, kelembahan, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara
9) Cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan getaran.
10) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
11) Baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan,
12) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
13) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
14) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
15) Menerapkan ergonomic di tempat kerja.
16) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang.
17) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
18) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
19) Perlakuan dan penyimpanan barang.
20) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
21) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
3. Fungsi Keselamatan Kerja
Menurut Sucipto (2014:2) terdapat 4 fungsi keselamatan kerja yaitu :
1) Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek berbahaya
2) Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
3) Terapkan,dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya dalam hal
pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
4) Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya.
15
4. Tujuan Keselamatan Kerja
Menurut paramita dan Wijayanto (2012) tujuan dari keselamatan kerja
adalah :
1) Setiap pegawai dapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
2) Agar tiap perlengkapan dan pelaralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
3) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan gizi pegawai
5) Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja
6) Terhindar dari gangguan kesehatan yang di sebabkan lingkungan kerja
7) Agar pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.kecelakaan
kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan.
D. Kesehatan Kerja
1. Pengertian Kesehatan Kerja
Sholiha dan Kuncoro (2014:29) Kesehatan kerja adalah kondisi bebas
daari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.
Menurut Widodo (2015:244) Kesehatan kerja adalah suatu kondisi
kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi tingginya, baik jasmani, rohani maupun sosial dengan
upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh pekerja dan lingkungan kerja maupun
penyakit umum.
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I
Pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kemampuan yang meliputi
16
keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan, dan bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan-kelemahan lainnya.
2. Tujuan Kesehatan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rupublik
Indonesia, kesehatan kerja bertujuan untuk:
1) Memberi bantuan kepada tenaga kerja
2) Melindungi tenaga kerja dari ganguuan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja
3) Menimbulkan kesehatan
4) Memberi pengobatan dan perawatan serta rehabilitas.
E. Faktor-Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Mangkunegara (2013:162-163) banyak hal-hal yang
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja.Beberapa sebab yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan antara lain.
1. Keadaan tempat lingkungan kerja
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
memperhatikan keamanannya
b. Ruangan kerja yang terlalu padat dan sesak
c. Pembuangan limbah yang bukan pada tempatnya
2. Pengaturan Udara
a. Pergantian udara atau srikulasi udara diruang kerja yang tidak baik
b. Suhu udara yang tidak dikondisika pengaturannya
3. Pengaturan Penerapan
a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat
b. Ruang kerja yang kurang pencahayaannya atau remang-remang.
17
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a. Pengaman peralatan kerja yang sudah rusak atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya
b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang memadai
5. Kondisi Fisik dan mental
a. Kerusakan alat indra, stamina pegawai yang tidak stabil
b. Emosi pegawai yang tidak stabil,keprobadian pegawai yang rapuh,cara
berfikir yang rendah dan kemampuan prestasi yang lemah,motivasi
rendah,sikap pegawai yang ceroboh,kurang cermat, dan kurang
pengetahuan dalam menggunakan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja
yang membawa risiko bahaya sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja
dapat berasal dari faktor manusia yang ataupun lingkungan kerja
sehingga perlu adanya identifikasi bahaya setiap lingkungan yang ada.
F. Sosial
1. Pengertian Sosial
Pengertian sosial menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Definisi sosial
memang bisa diartikan secara luaas. Secara umum, definisi sosial bisa
diartikan sebagai sesuatu yang ada pada masyarakat atau sikap
kemasyarakatan secara umum.
Ilmu sosial pun dipelajari sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan,
selain ilmu alam. Jika didefinisikan, ilmu sosial adalah ilmu yang
mempelajari mengenai tingkah laku manusia dan masyarakat dalam
berinteraksi satu sama lain.
18
2. Unsur-Unsur Sosial
Menurut teori Soerjono Soekanto, terdapat 6 unsur-unsur sosial dalam
masyarakat, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Kelompok sosial, yakni kumpulan manusia yang saling berinteraksi yang
memiliki kesadaran bersama dalam keanggotaannya.
b. Kebudayaan, yakni ide dan gagasan dalam pikiran manusia yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat.
c. Lembaga sosial, yakni lembaga yang mengatur tata cara dan interaksi
manusia dalam lingkungan masyarakat.
d. Stratifikasi sosial, yakni pembedaan atau pengelompokan para anggota
masyarakat secara vertikal atau secara bertingkat.
e. Kekuasaan, yakni kemampuan mengendalikan tingkah laku orang lain.
f. Kewenangan, yakni hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah
orang lain agar tercapai tujuan tertentu.
G. Tinjauan Empiris
Penelitian Terdahulu
Tabel. 2.1
No Nama Peneliti Judul Metode Hasil
1 Ayuma
Ersamayori
Milen (2016)
Analisis Level
Keselamatan
Dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Proyek
Konstruksi
Terhadap
Risiko Dan
Manajemen K3
Kuantitatif Hasil dari penelitian ini
adalah ketiga proyek
memiliki sistem
manajemen dengan
kategori sedang dan
faktor kecelakaan yang
timbul diakibatkan oleh
kelalaian pada standar
oprasional dan prosedur
yang ada.
19
2 Made Bayu
Sambira Teja
(2017)
Pengaruh
Pengetahuan
K3 terhadap
Perilaku
Pekerja
Konstruksi
pada Proyek
Jalan Tol Nusa
Dua – Ngurah
Rai – Benoa
Kuantitatif Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada
hubungan positif antara
pengetahuan K3 dengan
perilaku pekerja. Dalam
hal aspek pengetahuan
K3, penggunaan aspek
mekanisme perangkat
perlindungan pribadi dan
pemanfaatan fasilitas
dan infrastruktur di
tempat kerja
memengaruhi secara
positif / berbanding lurus
dan tidak signifikan,
sedangkan pemahaman
aspek definisi dan
inisiasi,
3 Rifqy Junizar
(2018)
Perlindungan
Keselamatan
Kerja Pada
Pekerja
Konstruksi
Bangunan
dalam
Undang-
undang Nomor
13 tahun 2003
tentang
ketenagakerja
an Prespektif
Maslahah
Mursalah
(studi kasus di
PT. Bangun
Kubah sarana
Surabaya)
Kualitatif Hasil Penelitian
menunjukkan
bahwasanya PT.Bangun
Kubah sarana dalam
pelaksanaan
perlindungan
keselamatan kerja pada
pekerja konstruksi
bangunan sudah sesuai
dengan undang-undang
dan peraturan yang
berlaku.
4 Karunia Ratna Istiqlal (2017)
Evaluasi Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Berdasarkan Sistem
Evaluasi Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa:
Sistem manajemen K3 di
bengkel Elektro dan
Informatika BLPT:
tahapan penetapan
kebijakan K3 mendapat
20
Manajemen K3 (Smk3) Di Bengkel Elektro Dan Informatika Balai Latihan Pendidikan Teknik (Blpt) Yogyakarta
kategori sesuai. Tahapan
perencanaan K3
mendapat kategori
sesuai dengan SMK3.
Tahapan pelaksanaan
K3 pada sarana dan
prasarana mendapat
kategori sesuai, dan
untuk sumber daya
manusia mendapat
kategori kurang sesuai.
Tahapan pemanauan
dan evaluasi K3
mendapat kategori
kurang sesuai. Tahapan
peninjauan dan
peningkatan kinerja K3
mendapatkan kategori
kurang sesuai.
5 Dian Purnama
(2018)
Analisis
Penerapan
Keselamatan
Dan
Kesehatan
Kerja Di
Rumah Sakit
Umum Daerah
Solok Tahun
2017
Kualitatif Pada komponen input : SDM K3, anggaran dan sarana K3 yang disediakan masih kurang. Pada komponen proses: Manajemen risiko, upaya keselamatan dan keamanan rumah sakit, pelayanan kesehatan kerja dan pengelolaan B3 sudah baik. Sarana pencegahan dan pengendalian kebakaran belum mencukupi. Pengelolaan prasarana sudah baik dengan adanya sumber air dan listrik cadangan serta pemeliharaan berkala. Pengelolaan peralatan medis dan kesiapsiagaan bencana sudah baik. Pada komponen output : Pengawasan K3 dilaksanakan oleh internal Rumah Sakit dan
21
masih ditemukan kasus kecelakaan kerja di RSUD Solok.
H. Kerangka Konsep
Seperti yang telah dijelaskan bahwa penerapan program Keselamatan dan
Kesehatan (K3) sangat penting bagi para Pekerja lapangan maupun ruangan.
Ketika seseorang karyawan/tenaga kerja merasa aman dan nyaman serta
memiliki fisik yang sehat dalam bekerja maka tujuan yang ingin dicapai
perusahaan akan sesuai dengan harapan. Dalam usaha tersebut pihak
perusahaan pun sudah selayaknya ikut serta dalam mongoptimalkan peran
K3 tersebut. Hal ini dapat digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
AMCF
Pendidikan & Pelatihan Penentuan
Keselamatan Kesehatan
Tenaga Kerja
Implementasi K3
22
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Jenisnya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu social yang
mengumpulkan dan menganalisa datan berupa kata-kata (lisan maupun
tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha
menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan
dengan demikian tidak menganalisa angka-angka.
Penelitian ini mengkaji tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan Asia Muslim Charity
Foundation.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan pada
Pusat Kemanusian dan Kapal Kemanusian Asia Muslim Charity Foundation Jl.
Gunung. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221.
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 2 bulan dari bulan September
sampai dengan November 2020.
C. Sumber Data
Sumber data dari penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sementara
jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder,
data primer adalah data yang diperoleh dengan cara langsung berhadapan
dengan narasumber-narasumber dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang
terkait dalam pelaksanaan Rektrukturisasi. Data sekunder adalah data yang
23
diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada.
Pada penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi dan sampel.
Populasi atau sampel pada pendekatan kualitatif lebih tepat disebut sumber
data pada situasi sosial. Dalam penelitian ini, sumber data menggunakan
sampel purposif yang mengfokuskan pada informan-informan terpilih.
Maka data yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Pusat Kemanusiaan dan Kapal Kemanusian
AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) adalah data yang dikumpulkan
melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini yang
dijadikan partisipan oleh peneliti adalah sekelompok objek yang dijadikan
sumber data dalam penelitian dalam bentuknya dapat berupa manusia,
benda-benda, dokumen. Dengan demikian berdasarkan permasalahan yang
ada dalam penelitian ini maka yang menjadi sumber data adalah pegawai
atau karyawan dan pimpinannya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data merupakan segala peralatan yang digunakan
untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para
responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Untuk
memperoleh data yang benar dan akurat sehingga mampu menjawab
permasalahan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
penulis dalam mengumpulkan data, yaitu:
24
1. Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan
tinjauan pustaka ke perpustakaan dan pengumpulan buku-buku, bahan-
bahan tertulis serta referensi-referensi yang relevan dengan penelitian
yang sedang dilakukan. Studi kepustakaan juga menjadi bagian penting
dalam kegiatan penelitian karena dapat memberikan informasi tentang
bagaimana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pusat
Kemanusiaan dan Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia Muslim Charity
Foundation).
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik pengumpulan data
atau fakta yang efektif dalam memperlajari suatu sistem. Melalui metode
ini, diperolah suatu informasi dan gambaran dengan jelas tentang
bagaimana kondisi/keadaan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
sesungguhnya dan apa saja masalah yang dihadapi oleh AMCF (Asia
Muslim Charity Foundation). Agar dapat lebih memahami tentang
pengelolaan fungsi sumber daya manusia maka dengan itu digunakan
metode ini.
3. Wawancara
Wawancara , yaitu mencari dan menggali informasi dari seseorang
menjadi responden. Penggunaan metode wawancara dalam penelitian ini
ditujukan untuk mengungkapkan data tentang Impelementasi Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
25
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dari
beberapa sumber seperti dari laporan-laporan, catatan-catatan, serta
dokumen-dokumen yang terdapat diperusahaan, seperti catatan kinerja
karyawan, dan struktur organisasi.
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data. Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan
suatu aktivitas yang bersifat operasional agar tindakannya sesuai dengan
pengertian penelitian yang sebenarnya. Data merupakan perwujudan dari
beberapa informasi yang sengaja dikaji dan dikimpulkan guna
mendeskripsikan suatu peristiwa. Data yang diperolah melalui penelitian akan
diolah menjadi suatu informasi yang merajuk pada hasil penelitian nantinya.
Oleh karena itu dalam pengumpulan data dibutuhkan beberapa instrumen
sebagai alat untuk mendapatkan data valid dan akurat. Oleh karena itu
penelitian lapangan (field research) meliputi observasi dan wawancara
dengan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih dahulu, dibutuhkan
kamera, alat tulis berupa buku catatan dan pulpen.
F. Metode Analisis
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah
data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian
angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi.
Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi,
wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan biasanya diproses terlebih
dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,
26
penyuntingan), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang
biasanya disusun kedalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan
perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantuan analisis.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhaan, pengambstakan dan transformasi kata kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung
terus menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif
berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu
penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa disadari sepenuhnya)
kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan
pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya.
2. Penyajian Data (Data Display)
Data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah
memaparkan data. Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi
tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan
pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan
pemahaman dan analisis sajian data.
3. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing)
Penarikan kesimpulan yakni melakukan verifikasi secara terus menerus
sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki
lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data. Penulis berusaha
untuk menganalisis data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola,
tema, hubungan persamaan hal-hal yang sering muncul dan sebagainya
27
yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih bersifat tentatif akan tetapi
dengan bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus menerus
dan setiap kesimpulan senantiasa dilakukan verifikasi selama
berlangsungnya penelitian.
4. Triangulasi
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi,
yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut, dan teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan adalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya.
Beberapa macam triangulasi data sendiri menurut Denzim dalam
Moleong (2004 :330) yaitu dengan memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik dan teori ada beberapa macam yaitu:
a. Triangulasi Sumber (data) triangulasi ini membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
sumber yang berbeda dalam metode kualitatif.
b. Triangulasi Metode Triangulasi ini menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda.
c. Triangulasi penyidikan Triangulasi ini dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali
derajat kepercayaan data. Contohnya membandingkan hasil pekerjaan
seorang analisis dengan analisis lainnya.Triangulasi Teori Triangulasi ini
berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperksa derajat
28
kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu dapat dilakukan,
dalam hal ini dinamakan penjelasan banding.
Dari ketiga macam teknik triangulasi diatas, peneliti menggunakan
teknik triangulasi sumber (data).
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
jumlah pulau 13.466 dimana populasi penduduknya mencapai 250 juta
jiwa. Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai macam suku/etnis, budaya
dan agama. Sumber daya manusia dan sumber daya alam di Indonesia
melimpah namun sayangnya masih banyak permasalahan sosial, ekonomi
dan kemanusiaan yang mendera bangsa ini. Ada lima masalah sosial
utama yang di hadapi bangsa Indonesia yaitu kemiskinan, pendidikan,
pengangguran, konflik komunal, dan kriminalitas anak.
Yayasan Muslim Asia (AMCF) telah berkiprah di Indonesia dan berperan
aktif dalam bidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan sejak tahun 1995.
Kapal Kemanusiaan adalah program terbaru Yayasan Muslim Asia (AMCF)
yang dimulai di Papua Barat, Ternate dan Pontianak pada Tahun 2017.
Kapal Kemanusiaan 04 Sulawesi Selatan adalah kapal yang ke-4 yang
dimiliki oleh AMCF yang diresmikan pada tanggal 12 Februari 2018 oleh
wakil gubernur Sulawesi Selatan bersama Donatur dan Ketua Dewan
Pembina AMCF di Makassar. Tujuan dari kapal ini sebagai saran
transportasi yang akan digunakan untuk mencapai pulau-pulau terpencil di
wilayah Sulawesi Selatan yaitu Pangkajene dan Kepulauan, Kepulauan
Selayar, Sinjai, dan pulau-pulau lainnya yang membutuhkan bantuan sosial
dan kemanusiaan. Program ini memiliki tujuan yang sangat besar sehingga
30
membutuhkan kerjasama dari seluruh kalangan baik pemerintah maupun
swasta.
Pada 11 Januari 1992 di Jakarta didirikan Sekretariat Kerjasama Dar Al
Bir Society (DBS), yang bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemanusiaan dan keagamaan di Indonesia. Kerjasama ini berkembang
dengan baik dan pada 28 Juni 2002 dikukuhkan secara institusional di
Jakarta menjadi Yayasan Muslim Asi atau disebut juga Asia Muslim Charity
Foundation (AMCF) atau Muassasah Muslimy Asia Al-Khairiyyah dalam
bahasa Arabnya.
Yayasan Muslim Asia bekerja sama juga dengan Muhammadiyah,
Persatuan Islam, Al-Irsyad dan Ormas-ormas legal lainnya dalam
membimbing masyarakat umum. Yayasan ini telah disahkan oleh
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Yayasan Muslim Asia juga
telah mendapatkan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia, Kementrian
Sosial RI dan Kementrian Agama RI. Dengan adanya rekomendasi
tersebut, membuat Yayasan Muslim Asia (AMCF) telah diakui oleh
pemerintah dan masyarakat sebagai salah satu Yayasan yang berperan
aktif dalam pemberdayaan bagi masyarakat luas secara berkelanjutan.
2. Visi Misi
a. Visi
“Menjadi Lembaga Amal dalam Mewujudkan Kualitas Hidup
Masyarakat yang Religius dan Harmonis”
31
b. Misi
1) Memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan,
menjalin kemanusiaan antar masyarakat yang berbeda etnis, agama
maupun budaya.
2) Berperan aktif dalam menyelesaikan problematika sosial masyarakat
melalui program-program secara terencana, efisien, efektif dan
partisipatif.
3. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi Kapal Kemanusiaan 04 Sulawesi
Selatan :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi AMCF
32
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Informan
N0 Nama Inisial Jabatan
1 Haeruddun, S.Pd H Administrator
2 Bahrun Ruddin BR Kapten Kapal Kemanusian
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Penentuan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan elemen paling penting dalam
menjalankan suatu organisasi. SDM di tuntut mampu dan terlatih dalam
melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab yang di berikan dalam
suatu organisasi termasuk AMCF (Asia Muslim Charity Foundation).
AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) sudah mempunyai petugas
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerjanya, meskipun petugas tersebut bukan petugas yang
berbasic K3, namun pihak AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
sudah melakukan pelatihan pelatihan yang berfungsi untuk membekali
petugas tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Informan 1 selaku
Administrator AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) yaitu sebagai
berikut:
“Yayasan kita sudah punya petugas yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan pengawasan K3 di AMCF (Asia Muslim Charity Foundation). Petugasnya memang tidak ada basic K3, tapi kita berdayakan mereka dengan pelaksanaan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan K3, ya misalnya kita kasih mereka pelatihan Identifikasi risiko sampai manajemennya, selain itu juga ada pelatihan dan penyuluhan mengenai penggunaan APD, jadi sebelum kita tugaskan, mereka kita latih dulu paling tidak ada 2 kali pelatihan”.
33
Hal tersebut juga disampaikan oleh informan 2 selaku Kapten Kapal
Kemanusian:
“Untuk petugas dengan benar-benar Basic K3 kita belum punya, tapi selama ini pelaksanaan K3 kita tugaskan sama bidang pelayanan medis, mereka yang bertugas mengawasi pelaksanaan K3 nya.”
“kalau di AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) ini, penanggung jawab K3 masih menjadi tanggung jawab bagian medical. Kami yang melakukan pengawasan. Jadi nanti kita pastikan semua unit yang melakukan kegiatan benar-benar menjalankan K3, kita punya petugas yang bakal melakukan pengecekan. Selain itu juga setiap kegiatan sosial pekerja kita adakan Briefing. Jadi nanti kita himbau untuk pekerja selalu memperhatikan keselamatan kerja mereka”.
b. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di
Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) selalu
membutuhkan peralatan-peralatan yang menunjang semua kegiatan.
Pihak AMCF sudah menyediakan peralatan-peralatan K3 di setiap unit
Kapal Kemanusiaan di AMCF untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja
yang mungkin terjadi selama kegiatan. Hal ini dapat diketahui dari hasil
wawancara dengan informan 2 sebagai berikut:
“Setiap unit Kapal Kemanusiaan di AMCF ini kita udah beri perlengkapan K3 dan mereka juga wajib menggunakannya. Alat-alatnya tergatung dari jenis pekerjaan dan jenis risiko bahaya yang mungkin mereka alami. Alat-alat kesalamatan baik untuk komunikasi secara audio via radio vhf, komunikasi darurat melalui signal rocket, asap dan juga tersedia alat-alat keselamatan seperti jaket pelampung, buoy kesalamatan, dan tersedia juga alat keselamatan botol pemadam portabel, dan kotak P3K.
c. Standar Operasional Prosedur (SOP)
SOP sangat dibutuhkan untuk membantu kinerja petugas karena
dalam setiap tindakan ada prosedurnya sehingga dapaat mengurangi
masalah-masalah atau kekeliriuan yang biasa terjadi. Pihak AMCF
sudahh menetapkan serangkaian SOP yang harus dipatuhi oleh semua
34
pihak yang bersangkutan dalam AMCF. Berikut adalah hasil wawancara
dengan informan 1 :
“Prosedur di setiap pekerjaan sudah ada, dan kita juga buat aturan bahwa semua karyawan wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar operasionel prosedur yang udah ditetapkan, nanti dari bidang pelayanan medis akan ada yang mengawasi setiap pekerjaan, jadi nanti kalau ada karyawan yang tidak mengikuti prosedur kita kasih teguran, dan kalau terus berlanjut ya kita kasih surat peringatan”.
d. Biaya
Pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di
AMCF menuntut dukungan dari semua kalangan atau semua pihak.
Selain pihak manajemen juga mengindentifikasi sumber dana esensial
yang diperlukan untuk pelaksanaan SMK3 agar berjalan dengan baik,
dimana salah satu sumber daya tersebut adalah pendanaan. Pihak
AMCF sudah menyediakan dana untuk pelaksanaan K3 di AMCF
sebagagaimana pernyataan informan 1 sebagai berikut :
“kalau untuk biaya, jelas semua kegiatan yang ada di AMCF kita udah sediakan dananya, sebagian besar kegiatan juga dananya dari kita. Kalau besarnya tergantung seberapa besar kegiatan sama kepentingan mereka. Biasanya yang nyiapin biaya setiap kita ngelakuin kegiatan atau penambahan alat-alat biasanya pihak AMCF yang memberikan dana. Besarnya dana biasanya nggak sama setiap tahun, kita liat dulu berapa banyak kegiatan yang mungkin kita lakuin terus alat apa aja yang kita butuhin". Selanjutnya peneliti bertanya mengenai sumber pembiayaan untuk pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di AMCF, berikut hasil wawancara dengan informan 2: “sumber dana itu 2 kita sumbernya, ada dari APBD, ada dari pendapatan sendiri” Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 1 berikut kutipan wawancaranya: “biasanya yang nyiapin biaya setiap kita ngelakuin kegiatan atau penambahan alat-alat biasanya pihak AMCF yang memberikan dana. Besarnya dana biasanya nggak sama setiap tahun, kita liat dulu berapa banyak kegiatan yang mungkin kita lakuin terus alat apa aja yang kita butuhin".
35
e. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
strruktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
kebijakan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman dan
produktif (Ramli, 2007). Menurut Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), Kepmenkes (2007), manajemen K3 adalah
suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalianyang bertujuan untuk
membudayakan K3 di. Adapun analisis dalam pelaksanaan penelitian ini
mengacu pada 4 elemen pokok yang dimuat dalam dalam Kepmenkes
(2007) yaitu Komitmen dan Kebijakan, Perencanaan, Pengorganisasian,
dan Penyelenggaraaan.
C. Pembahasan
1. Komitmen dan Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komitmen
AMCF yang berkaitan dengan K3 baru sebatas komitmen awal yaitu
diungkapkan secara lisan, akan tetapi komitmen belum diwujudkan dalam
bentuk tertulis terbukti dengan belum dikeluarkannya surat keputusan dari
Direktur AMCF mengenai K3. yang secara khusus tentang K3. Akan tetapi,
kebijakan mengenai struktur dan organisasi sudah terbentuk dan beberapa
program kerja sudah berjalan meski belum sepenuhnya. Selain itu,
36
pendanaan terkait K3 dan fasilitas seperti alat pelindung diri sudah
lengkap. Sumber daya manusia yang menangani K3 pada yayasan AMCF
belum memiliki keahlian khusus dibidang K3, sumber daya yang sudah ada
perlu diikutkan dalam pelatihan K3 sehingga yayasan memiliki sumber
daya yang berkompeten yang diwujudkan dalam bentuk wadah organisasi
K3. Selain itu, yayasan AMCF mempunyai kebijakan bahwa semua
pekerja harus mendapatkan penyuluhan mengenai K3.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa beberapa strategi
yang sudah tersusun di yayasan AMCF yaitu sosialisasi program K3,
terbentuknya organisasi K3 meskipun belum menjadi organisasi yang
mandiri dan masih berada dalam bidang pelayanan medis, SDM di bidang
K3 meskipun tidak mempuyai basic dari K3 akan tetapi mereka
mendapatkan pelatihan yang memadai serta program kerja yang sudah
tersusun meskipun belum sepenuhnya berjalan.
2. Perencanaan
Yayasan harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai
keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas
dan dapat diukur. Perencanaan K3 dapat mengacu pada standar Sistem
Manajemen K3 diantaranya self assesment akreditasi K3 dan SMK3.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pihak yayasan AMCF
sudah mengidentifikasi potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada
pekerja, antara lain tertular penyakit menular saat bersentuhan dengan
pasien. Tindak lanjut dari pihak rumah sakit adalah pemasangan rambu-
rambu keselamatan kerja, melakukan imunisasi pada pegawai yaitu
Hepatitis B dan menyediakan alat pelindung diri. Selain itu, pekerja di
37
haruskan mengikut SOP setiap pekerjaan yang ada untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja.
3. Pengorganisasian
Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa yayasan AMCF
belum mempunyai organisasi K3 yang bertugas untuk menjalankan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta mengawasi
pelaksanaan K3 oleh pekerja. Manajemen K3 yayasan AMCF berada satu
tingkat di bawah direktur dan masih menjadi tanggung jawab dan kerja
rangkap bidang pelayanan medis dimana anggotanya inti berasal dari
Instalasi IPSRS dan Instalasi Kesling.
4. Penyelenggaraan K3
Dalam pelaksanaan K3, Pimpinan yayasan AMCF telah menyusun
organisasi K3, sehingga pelaksanaan SMK3 dapat terlaksana sesuai
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan SMK3 yang
telah dilakukan di AMCF adalah mengadakan medical check up yaitu
pemeriksaaan awal bagi pekerja serta imunisasi Hepatitis B dan
memberikan jaminan kesehatan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja, AMCF melakukan pelatihan bagi karyawan, seperti penggunaan alat
kerja, APD, membuat SOP, penggunaan bahan kimia berbahaya, serta
melaksanakan sistem perlindungan bahaya kebakaran. Sebagian besar
langkah-langkah penerapan SMK3 sudah berjalan dengan baik di yayasan
AMCF dimana pihak AMCF sudah menyatakan komitmen, melakukan
penyuluhan K3 kepada pekerja, pelaksanaan program K3 seperti
penyediaan APD, pemeriksaan kesehatan, serta mengobati pekerja yang
sakit dengan memberikan layanan BPJS. Meskipun pelaksanaan
38
pemantauan dan evaluasi belum berjalan, hal ini disebabkan program kerja
yang belum terlaksana sepenuhnya karena organisasi K3 yang belum lama
berdiri di yayasan AMCF. Selain itu, manajemen K3 yayasan AMCF saat
ini berusaha untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam
mengelola manajemen K3. Usaha tersebut dengan menata manajemen K3
dan meningkatkan rasa kepedulian sesama pekerja hal ini ditunjukkan
dengan telah dilakukannya sosialisasi program K3 pada saat Briefing, dan
juga kebijakan K3 yang ada disusun sebaik mungkin dengan
mematuhi peraturan perundang-undangan rumah sakit dan perundangan
K3 lainnya.
39
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan hasil dari analisis sistem manajemen keselamatan dan
kesehatankerja di Pada Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF
(Asia Muslim Charity Foundation adalah sebagai berikut:
1. Komitmen SMK3 di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF
(Asia Muslim Charity Foundation) sudah ada dalam bentuk lisan
penyediaan dana, sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
K3 sudah terpenuhi. Sedangkan kebijakan K3 di rumah sakit ini yaitu
ditunjuknya bidang pelayanan medis sebagai petugas yang mengawasi
pelaksanaan K3 di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF
(Asia Muslim Charity Foundation) ini.
2. Perencanaan SMK3 di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan
AMCF (Asia Muslim Charity Foundation sudah berjalan dengan baik mulai
dari identifikasi risiko sampai dengan manajemen risiko. Selain itu pekerja
juga di haruskan mengikuti SOP setiap melakukan pekerjaannya.
3. Organisasi K3 belum terbentuk di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal
Kemanusiaan AMCF (Asia Muslim Charity Foundation). Pelaksanaan K3
sendiri termasuk ke dalam bidang pelayanan medis dimana anggotanya
inti berasal dari Instalasi IPSRS dan Instalasi Kesling,
4. Sebagian besar langkah-langkah penerapan SMK3 sudah berjalan
dengan baik di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia
Muslim Charity Foundation) dimana pihak yayasan sudah menyatakan
41
komitmen walaupun belum tertulis, organisasi K3 belum terbentuk,
melakukan penyuluhan K3 kepada pekerja, pelaksanaan program K3
seperti penyediaan APD, pemeriksaan kesehatan, serta mengobati
pekerja yang sakit dengan memberikan layanan BPJS. Meskipun
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi belum berjalan.
B. Saran
Diperlukan adanya komitmen secara tertulis untuk pelaksanaan K3 di
Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia Muslim Charity
Foundation) dan Segera dibentuknya organisasi K3 agar mempunyai tugas
dan fungsi yang benar-benar bisa dijalankan dengan baik untuk mengurangi
penyakit dan kecelakaan akibat kerja dan diharapkan menjadi acuan dalam
penilaian sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, dan dapat
penelitian lanjutan untuk menganalisis sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja di Pusat Kemanusiaan Dan Kapal Kemanusiaan AMCF (Asia
Muslim Charity Foundation).
DAFTAR PUSTAKA
AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung
Hasibuan, Melayu. 2014, Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi) PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Istiqlal, Karunia Ratna, 2017, Evaluasi Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Berdasarkan Sistem Manajemen K3 (SMK 3) di Bengkel Elektro dan Informatika Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta. https://eprints.uny.ac.id/48440/1/13501241053_Karunia%20Ratna_Skripsi.pdf
Muliyadi, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia Penerbit, In Media Jakarta.
Nivanda, Selsanov, 2018, Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja, PT. Albisindo Timber, Skripsi Tidak di Terbitkan, Yogyakarta Universitas Islam Indonesia
Nopia wati, dkk. 2017. Analisis Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Rumah Sakit Umum Daerah Mukomuko Tahun 2017, Bengkulu. https://www.neliti.com/id/publications/288231/analisis-sistem-manajemen-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-rumah-sakit-umum-da
Paramita, C C., & Jayanto, A. 2012. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) APJ Semarang Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 1. No.1, 1-11.
Ramli, Soehatman, 2013, Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta Dianrakyat.
Sayuti, Abdul Jamaluddin, 2013, Manajemen Kantor Praktis, Bandung Alfabeta.
Sholihah, Qomariyatus dan Kuncoro, Wahyudi. 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konsep Perkembangan & Budaya Keselamatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sucipto, Cecep Dani, 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta Gosyen Publishing.
Syahida, Agung, Bayu, 2014, Perda Nomor 14 tahun 2009 Tentang Pengelolaan Sampah Di Kota Tanjungpinang (Study Kasus Di Kelurahan Tanjung Unggat)
Taufik, Mhd dan Isril, 2013, Peraturan Daerah Badan Permusyawaratan Desa, Jurnal Kebijakan Publik. Volume 4, Nomor 2.
Widodo, Suoarno Eko, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Wirawan, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta. Raja Grafindo Persada.
L
A
M
P
I
R
A
N
Surat Penelitian Dokumentasi
PEDOMAN WAWANCARA
Dalam usulan penelitian ini peneliti hanya mengemukakan rencana
wawancara secara garis besar yang akan dikembangkan secara lebih mendalam
pada saat wawancara dilakukan terhadap informan sehingga diharapkan
perolehan informasi yang lengkap, aktual dan akurat.
Adapun beberapa pedoman pertanyaan dalam wawancara itu adalah
sebagai berikut :
No Pertanyaan Wawancara Topik
Pertanyaan Informan
1 Apakah di AMCF sudah mempunyai petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerjanya?
SDM Administrator AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
2 Apakah di AMCF sudah mempunyai petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerjanya?
SDM Kapten Kapal Kemanusian AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
3 Apa saja Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di AMCF?
Peralatan Kapten Kapal Kemanusian AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
4 Bagaimana SOP yang ada di AMCF?
SOP Administrator AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
5 Darimana sumber dana dalam pelaksanaan K3 di AMCF?
Biaya Administrator AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
6 Darimana sumber dana dalam pelaksanaan K3 di AMCF?
Biaya Kapten Kapal Kemanusian AMCF (Asia Muslim Charity Foundation)
TRANSKIP WAWANCARA
ANALISIS PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PUSAT KEMANUSIAAN DAN KAPAL
KEMANUSIAAN ASIA MUSLIM CHARITY FOUNDATION
Kode Informan : H dan BR Nama : Haeruddun, S.Pd & Bahrun Ruddin Jabatan : Administrator & Kapten Kapal Kemanusian Hari/Tanggal : Jum’at/13 November 2020 Jam : 10:00 WITA
Materi Wawancara
Peneliti 1. Apakah di AMCF sudah mempunyai petugas yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerjanya?
Informan H “Yayasan kita sudah punya petugas yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan pengawasan K3 di AMCF (Asia Muslim Charity Foundation). Petugasnya memang tidak ada basic K3, tapi kita berdayakan mereka dengan pelaksanaan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan K3, ya misalnya kita kasih mereka pelatihan Identifikasi risiko sampai manajemennya, selain itu juga ada pelatihan dan penyuluhan mengenai penggunaan APD, jadi sebelum kita tugaskan, mereka kita latih dulu paling tidak ada 2 kali pelatihan”.
Informan BR “Untuk petugas dengan benar-benar Basic K3 kita belum punya, tapi selama ini pelaksanaan K3 kita tugaskan sama bidang pelayanan medis, mereka yang bertugas mengawasi pelaksanaan K3 nya.” “kalau di AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) ini, penanggung jawab K3 masih menjadi tanggung jawab bagian medical. Kami yang melakukan pengawasan. Jadi nanti kita pastikan semua unit yang melakukan kegiatan benar-benar menjalankan K3, kita punya petugas yang bakal melakukan pengecekan. Selain itu juga setiap kegiatan sosial pekerja kita adakan Briefing. Jadi nanti kita himbau untuk pekerja selalu memperhatikan keselamatan kerja mereka”.
Peneliti Apa saja Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di AMCF?
Informan BR “Setiap unit Kapal Kemanusiaan di AMCF ini kita udah beri perlengkapan K3 dan mereka juga wajib menggunakannya. Alat-alatnya tergatung dari jenis pekerjaan dan jenis risiko bahaya yang mungkin mereka alami. Alat-alat kesalamatan baik untuk komunikasi secara audio via radio vhf, komunikasi darurat melalui signal rocket, asap dan juga tersedia alat-alat keselamatan seperti jaket pelampung, buoy kesalamatan, dan
tersedia juga alat keselamatan botol pemadam portabel, dan kotak P3K.
Peneliti Bagaimana SOP yang ada di AMCF?
Informan H “Prosedur di setiap pekerjaan sudah ada, dan kita juga buat aturan bahwa semua karyawan wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar operasionel prosedur yang udah ditetapkan, nanti dari bidang pelayanan medis akan ada yang mengawasi setiap pekerjaan, jadi nanti kalau ada karyawan yang tidak mengikuti prosedur kita kasih teguran, dan kalau terus berlanjut ya kita kasih surat peringatan”.
Peneliti Darimana sumber dana dalam pelaksanaan K3 di AMCF?
Informan H “kalau untuk biaya, jelas semua kegiatan yang ada di AMCF kita udah sediakan dananya, sebagian besar kegiatan juga dananya dari kita. Kalau besarnya tergantung seberapa besar kegiatan sama kepentingan mereka. Biasanya yang nyiapin biaya setiap kita ngelakuin kegiatan atau penambahan alat-alat biasanya pihak AMCF yang memberikan dana. Besarnya dana biasanya nggak sama setiap tahun, kita liat dulu berapa banyak kegiatan yang mungkin kita lakuin terus alat apa aja yang kita butuhin".
Informan BR “sumber dana itu 2 kita sumbernya, ada dari APBD, ada dari pendapatan sendiri”