Analisis Perhitungan Arus Starting Pada Pengasutan Motor Induksi Gbm-301 (Fan for Dryer) Di Pusri 1b...

download Analisis Perhitungan Arus Starting Pada Pengasutan Motor Induksi Gbm-301 (Fan for Dryer) Di Pusri 1b Palembang

of 43

Transcript of Analisis Perhitungan Arus Starting Pada Pengasutan Motor Induksi Gbm-301 (Fan for Dryer) Di Pusri 1b...

  • ii

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    ANALISA PERHITUNGAN ARUS STARTING PADA

    PENGASUTAN MOTOR INDUKSI GBM-301 (FAN

    FOR DRYER) DI PUSRI 1B PALEMBANG

    Oleh :

    Agung Gitrio

    G1D010004

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BENGKULU

    April 2014

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    ANALISA PERHITUNGAN ARUS STARTING PADA

    PENGASUTAN MOTOR INDUKSI GBM-301 (FAN

    FOR DRYER) DI PUSRI 1B PALEMBANG

    Oleh :

    Agung Gitrio

    G1D010004

    Menyetujui,

    Bengkulu, April 2014

    Mengesahkan,

    Ketua Program Studi Teknik Elektro

    Irnanda Priyadi, S.T.,M.T

    NIP. 197604102003121001

    Dosen Pembimbing KP

    Irnanda Pryadi, S.T., MT. NIP. 197604102003121001

    Dosen Penguji I Afriyastuti Herawati, ST., MT. NIP. 198205012008122002

    Dosen Penguji II Reza Satria R., S.T., M.Eng. NIP. 198006242005011001

  • 4

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan

    pada perindustrian. Hal ini dikarenakan motor induksi tiga fasa memiliki

    kontruksi yang kuat, sederhana, serta mudah dalam pemeliharaanya. Selain itu

    motor induksi mempunyai efisiensi yang baik dan putaranya konstan untuk setiap

    perubahan beban.

    Secara umum motor induksi tiga fasa dapat distartkan baik secara langsung ke

    rangkaian ataupun menggunakan tegangan yang telah dikurangi ke motor selama

    priode starting. Motor yang distart pada tegangan penuh akan menghasilkan kopel

    start yang lebih besar sehingga arusnya pun besar dibandingan jika motor distart

    pada tegangan yang dikurangi. Tegangan yang dikurangi diberikan pada motor

    selama priode starting akan mengurangi arus starting, dan pada saat yang sama

    manambah waktu percepatan karena kopel start yang berkurang.

    Di perusahaan pupuk sriwidjaja peralatan yang paling banyak digunakan pada

    umumnya adalah motor induksi tiga fasa. Dimana, motor induksi tiga fasa ini

    sangatlah berperan penting dalam proses produksi dalam pabrik bembuatan urea

    seperti pada motor induksi yang digunakan pada blower di prilling tower di

    PUSRI IB. Motor induksi yang digunakan ini diberi nama Forced Fan For Driyer

    (GBM-301) dimana motor induksi ini berfungsi sebagai pengangkat urea cari ke

    priling tower dan terjadi perkristalan sehingga menghasilakan serbuk urea yang

    siapa di distribusikan.

    Motor induksi Forsced Fan For Driyer (GBM-301) sangatlah penting dalam

    proses produksi urea, karena apabila motor ini terjadi kerusakan maka produksi

    PUSRI IB akan terhenti. Oleh sebab itu motor induksi ini membutuhkan

    perawatan dan pengamanan yang baik terutama dalam mengatasi kebakaran

    komponen-komponen motor Forced Fan For Driyer yang di akibatkan oleh

    tingginya arus starting.

    Dilapangan ada beberapa metode starting motor induksi tiga fasa yaitu,

    starting langsung (directon-line starting), starting dengan tahanan rotor, starting

  • 5

    wye-delta, dan starting dengan autotransformator. Oleh sebab itu penulis

    melakukan studi starting motor induksi tiga fasa dengan metode starting langsung

    (directon-line starting) di motor Forced Fan For Driyer (GBM-301) sebagai

    pengamanan startingnya di PUSRI IB.

    1.2. Tujuan

    Adapun tujuan penulis dalam pembahasan kerja praktek ini adalah sebagai

    berikut:

    1) Menganalisa besar arus masukan (starting) dengan metode pengasutan

    langsung (directon-line starting) pada motor GBM-301.

    2) Menganalisa besar arus masukan (starting) dengan metode pengasutan

    Auto-transformator pada motor induksi tiga fasa GBM-301.

    3) Perbandingan besarnya arus start metode pengasutan langsung (directon-

    line starting) dengan metode pengasutan Auto-transformato.

    1.3. Batasan Masalah

    Pada laporan Kerja Praktek ini hanya melakukan analisa dan perhitungan

    sistem kerja motor induksi GBM-301 dan arus startingnya pada saat berbeban

    maupun tidak berbeban.

  • 6

    BAB 2

    TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1. Sejarah Perusahaan

    Gambar 2.1 Pabrik Pupuk Sriwidjaja Palembang [1]

    PT Pupuk Sriwidjaja Palembang seperti yg terlihat pada Gambar 2.1 adalah

    merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) yang merupakan

    Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    menjalankan usaha di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Perusahaan yang

    juga dikenal dengan sebutan PT Pusri ini, diawali dengan didirikannya

    Perusahaan Pupuk pada tanggal 24 Desember 1959, merupakan produsen pupuk

    urea pertama di Indonesia. Sriwidjaja diambil sebagai nama perusahaan untuk

    mengabadikan sejarah kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera

    Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara hingga daratan Cina, pada abad ke

    tujuh Masehi.

    PT Pupuk Sriwidjaja yang didirikan pada tanggal 24 Desember 1959

    merupakan perusahaan yang bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang

    kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi, dan pembangunan

    nasional pada umumnya, khususnya di bidang industri pupuk dan industri kimia

    lainnya, melalui usaha produksi, perdagangan, pemberian jasa, dan usaha lainnya.

    PT Pupuk Sriwidjaja ditunjuk oleh pemerintah menjadi perusahaan induk (holding

    company) PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), berdasarkan PP No.28/1997. Sejak

  • 7

    Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya yang ditempatkan di

    Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT Mega Eltra kepada PUSRI, melalui

    Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP nomor 34 tahun 1998,

    maka PUSRI, yang berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi

    Induk Perusahaan (Operating Holding) dengan membawahi 6 (enam) anak

    perusahaan termasuk anak perusahaan penyertaan langsung yaitu PT Rekayasa

    Industri, masing-masing perusahaan bergerak dalam bidang usaha :

    PT Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur.

    Memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18, Phonska,

    DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta Pupuk Organik.

    PT Pupuk Kujang, yang berkedudukan di Cikampek, Jawa Barat.

    Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya.

    PT Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Bontang, Kalimantan

    Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia

    lainnya.

    PT Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di Lhokseumawe, Nangroe

    Aceh Darussalam. Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dan

    industri kimia lainnya.

    PT Rekayasa Industri, yang berkedudukan di Jakarta, Bergerak dalam

    penyediaan Jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC) guna

    membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,

    pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-hydro,

    diesel).

    PT Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha

    utamanya adalah Perdagangan umum .

    Pada tahun 2010, dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari PerusahaanPerseroan

    (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja disingkat PT. Pusri (Persero) kepada PT. Pupuk

    Sriwidjaja Palembang.

    Adanya Perubahan Anggaran Dasar PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    melalui Akte Notaris Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12 November

    2010 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM tanggal 13

    Desember 2010 nomor AHU-57993.AH.01.01 tahun 2010.

  • 8

    Adanya pengalihan hak & kewajiban / aktiva & pasiva PT. Pusri (Persero)

    kepada PT. Pusri Palembang tertuang di dalam Rapat Umum Pemegang

    Saham - Luar Biasa (RUPS-LB) tanggal 24 Desember 2010

    Serah terima jabatan & pengalihan aktiva pasiva tersebut berlaku efektif 1

    Januari 2011

    Adapun PT Pusri (Persero) sekarang mengubah namanya menjadi PT

    Pupuk Indonesia (Persero) pada tanggal 18 April 2012 dan PT Pupuk

    Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri

    hingga kini.

    2.2. Visi dan Misi Perusahaan

    Berdasarkan SK Direktur PT Pupuk Sriwidjaja Palembang No.SK/

    DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012

    Visi Perusahaan

    "Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional "

    Misi Perusahaan

    "Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara

    efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan "

    Tata Nilai Perusahaan

    1. Integritas

    2. Profesional

    3. Fokus pada Pelanggan

    4. Loyalitas

    5. Baik Sangka

    Nilai-Nilai Perusahaan

    a. Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama

    b. Bekerja secara profesional untuk menghasilkan produk dan

    memberikan pelayanan prima

    c. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja ,pelestarian

    lingkungan serta memberdayakan masyarakat lingkungan

    Makna Perusahaan

    "Pusri untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan yang lebih Baik"

  • 9

    2.3. Kepemilikan Saham

    PT. Pupuk Indonesia (Persero)

    PT Pupuk Indonesia (Persero) ditunjuk oleh Pemerintah menjadi

    Perusahaan Induk (Holding) yang bergerak dalam kegiatan usaha pupuk,

    industri petrokimia,rekayasa,pengadaan, konstruksi dan perdagangan

    umum. Gambar 2.2. merupakan logo dari PT. Pupuk Indonesia (Persero).

    Gambar 2.2 Logo PT.Pupuk Indonesia [2]

    PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

    Didirikan pada tanggal 12 Nopember 2010 dengan kegiatan usaha

    produksi dan pemasaran pupuk serta industri kimia lainnya yang

    merupakan hasil spin off dari PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) selaku

    Holding (sekarang berganti nama menjadi PT Pupuk Indonesia (Persero)).

    Sampai tahun 2010 memiliki kapasitas terpasang per tahun pupuk urea

    sebanyak 2.262.000 ton dan 1.499.000 ton amonia. Beberapa anak

    perusahaan yang berada di bawahnya memproduksi melamin, fabrikasi

    peralatan pabrik yaitu PT Sri Melamin Rejeki dan PT Puspetindo. Gambar

    2.3 merupakan logo PT. Pupuk Sriwidjaja (PUSRI).

    Gambar 2.3 Logo PT. PUSRI [3]

  • 10

    2.4. Sistem Managemen dan Struktur Organisasi PT PUSRI

    Manajemen yang baik akan memberikan kinerja yang baik pula bagi

    perusahaan. Oleh karena itu didalam perusahaan besar seperti PT PUSRI

    diharapkan setiap sumber daya manusia mulai dari golongan karyawan paling

    bawah mampu berkerjasama sehingga kinerja perusahaan dapat terus ditigkatkan

    .

    2.4.1 Manajemen PT PUSRI

    PT PUSRI memakai system organisasi line and staff dengan bentuk

    perusahaan perseroan terbatas dan modal pengelolaan pabrik berasal dari

    pemerintah.Dewan komisaris selalu memberikan pembinaan dan pengawasan

    yang diperlukan. Untuk tugas operasionalnya sesuai dengan SK/DIR/020/2002

    tanggal 1 April 2002, pengoperasian PT PUSRI dipimpin oleh dewan direksi yang

    dipimmpin oleh direktur utama yang membawahi 5 (lima) orang direktur, yaitu:

    1. Direktur Produksi

    2. Direktur Komersial

    3. Direktur Keuangan

    4. Direktur Teknik dan Perekayasaan

    5. Direktur Penelitian dan Pengembangan.

    2.5 Sistem Kelistrikan PT PUSRI

    2.5.1 Gambaran Secara Umum Sistem Kelistrikan di PT PUSRI

    Sistem kelistrikan adalah salah satu sistem yang sangat vital atau penting

    dalam proses produksi yang terjadi di PT. Pusri, hal itu digunakan untuk menjaga

    kesinambungan dari proses produksi itu sendiri, baik digunakan sebagai

    penggerak mesin-mesin industri, lampu-lampu penerangan, kontrol sistem

    proteksi alat atau mesin-mesin. Jadi utamanya sistem kelistrikan tersebut untuk

    menjaga stabilitas proses.

    Kebutuhan listrik di PT. Pusri dibangkitkan oleh empat unit pembangkit

    utama yang berupa Gas Turbine Generator. Ketiga pembangkit tersebut terletak

    pada masing-masing lokasi unit produksi, yaitu PUSRI II (2006-j), PUSRI III

    (3006-j), PUSRI IV (4006-j) yang masing-masing berkapasitas 21.588 kVA.

    Sedangkan untuk Pusri IB (5006-j) berkapasitas 26,65 kVA. Masing-masing unit

    dioperasikan secara paralel melalui syncronizing bus. Semua unit pembangkit

  • 11

    tersebut saling terkoneksi untuk melayani semua kebutuhan tenaga listrik secara

    keseluruhan, baik untuk proses produksi, perbengkelan, perumahan, dan juga

    perkantoran.

    Disamping pembangkit/generator utama sebagai pembangkit listriknya,

    tersedia juga pembangkit listrik cadangan berbahan bakar diesel untuk keadaan

    darurat dengan kapasitas masing-masing 1000 kVA. Yang berfungsi untuk

    melayani beban-beban yang sangat kritis apabila pembangkit utama mengalami

    gangguan.

    Selain itu, masih terdapat sumber tenaga listrik baterai yang dikenal

    dengan nama uninteruptable power supply (UPS) yang sangat khusus untuk

    melayani beban-beban yang tidak boleh terputus sama sekali, seperti power

    supply untuk peralatan instrumentasi dan kontrol. Bagian dari turbin gas pada

    umumnya terdiri dari enam bagian utama, yang merupakan komponen utama

    yaitu:

    1. Starting Motor

    Starting motor berfungsi untuk menggerakkan turbin, dan juga sebagai

    alat yang akan mengkompresi udara luar didalam kompressor, pada saat start (

    sebelum generator diaktifkan ). Jadi motor hanya dipakai sementara saja, dan

    putarannya hanya dibawah putaran turbin, yakni 3000 rpm. Starting cluth (

    kopling start ) terlepas dan kemudian starting motor dilepaskan.

    2. Axial Flow Compressor

    Kompressor turbin gas di PT. Pusri terdiri atas 16 tingkat, termasuk

    turbin axial yang terpasang seporos dengan turbin, yang berfungsi menghisap

    udara dari atmosfer melalui inlet filter untuk menghilangkan kotoran dan di

    supply dengan tekanan 6.0 Kg/cm 2 .

    Axial flow compressor memiliki fungsi sebagai berikut:

    Menyediakan udara yang bersih yang akan dibakar di ruang

    pembakaran dengan tekanan yang tinggi.

    Menyediakan udara untuk pendinginan pada turbin nozzle, turbin

    bickets dan komponen lain yang dilalui gas atau udara panas hasil

    pembakaran.

  • 12

    Pendingin bearing dan sudu-sudu dari kompressor tingkat 10.

    Udara kompressor tingkat dipergunakan untuk menghisap uap

    panas dari ruang bakar dan membuangnya ke atmosfer.

    3. Combustion Chamber

    Combustion chamber berfungsi sebagai ruang pembakaran udara

    bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh compressor ( Axial flow compressor ),

    udara dibakar dengan disulut dengan gas yang disemprotkan melalui fuel nozzle.

    Sehingga menghasilkan gas terkembang yang panas dan bertekanan, ruang

    pembakaran diatur secara konsentris disekitar kompressor yang dihubungkan ke

    bagian kompressor yang besar.

    Ruang bahan bakar ini terdiri dari 10 ruangan, dimana satu dengan yang

    lainnya dihubungkan dengan suatu penghubung dan diantara semua ruang bakar

    ini dihubungkan dengan sebuah busi. Dinding ruang bakar terdiri atas dua lapis,

    dinding sebelah dalam berpori karena untuk mengurangi panas. Aliran udara yang

    masuk sebagian mengalir melalui lubang dinding untuk pemabakaran dan

    sebagian mengalir untuk pendinginan. Pembakaran akan terjadi di chombustion

    chamber jika telah tercapai 50% dari normal speed.

    Gas panas yang dihasilkan combustion chamber digunakan untuk

    memutar turbin. Pembakaran yang sempurna dapat terjadi karena udara untuk

    pembakaran di atur oleh IGV yang mendapat sensing dari exhaust temperatur.

    Sedangkan fuel oleh CGV juga mendapatkan sensing dari exhaust generator juga.

    Bahan bakar yang dimasukkan kedalam ruang pembakaran dapat diatur

    sesuai dengan banyaknya daya yang diminta oleh pusat beban. Ruang pembakaran

    terdiri dari:

    1. cap dan linear combustion

    2. fuel nozzle

    3. spark plug ( pengapian awal )

    4. transition piece

    5. crossfire tube

    Sistem pembakaran harus dapat seefektif mungkin dalam pembakarannya

    (diupayakan lebih sempurna), mempunyai drop tekanan yang kecil, stabilitas yang

  • 13

    tinggi, dan tidak menghasilkan karbon dan asap yang banyak ( masih dibawah

    ambang pencemaran ).

    4. Turbin

    Fluida hasil pembakaran yang memiliki suhu dan tekanan yang tinggi

    dialirkan melalui transition piece ke sudut-sudut turbin sehingga turbin

    mendapatkan gaya pemutar untuk kemudian memutar generator. Turbin dan

    kompressor berada pada satu poros, dengan demikian efisiensi turbin akan

    berkurang karena turbin menanggung beban mekanik dari compressor seperti

    yang terlihat dari Gambar 2.4.

    Gambar. 2.4 Generator Turbin Gas

    5. Generator

    Generator adalah alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi

    energi listrik. Pada generator terdapat sistem penguatan medan ( exitation field )

    untuk mengatur tegangan keluaran generator menggunakan penguat statik yang

    tegangan utamanya diperoleh dari power potensial transformer dengan sisi

    primernya terhubung pada terminal generator dan sisi sekundernya terhubung

    dengan penyearah elektronis ( solid state rectifier ).

    Pengubahan eksitasi generator sinkron adalah faktor penting dalam

    pengaliran daya reaktif. Oleh karena itu, generator sinkron dioperasikan pada

    kondisi lagging ( arus penguatan over excited ), sehingga mencatu arus lagging ke

    sistem atau dapat dikatakan menarik arus leading dari sistem dan generator

    berkerja mensuplai daya reaktif ke sistem. Untuk mengalirkan arus eksitasi ke

    rotor generator menggunakan connector ring dan sikat arang (carbon brush)

    seperti yang terlihat pada Gambar 2.5.

  • 14

    Gambar. 2.5 Connector Ring dan Carbon Brush

    2.5.2 Sistem Distribusi

    Sistem distribusi PT. PUSRI menetapkan sistem interkoneksi, dimana

    dengan penerapan tipe distribusi sistem network. Penerapan interkoneksi ini

    merupakan suatu cara untuk dapat membantu pembangkit lain yang mengalami

    trip. Dengan saling membantu suplai tenaga, dapat menampung beban puncak

    atau beban baru. Selain itu dapat mengantisipasi terjadi lonjakan-lonjakan yang

    terjadi pada sistem pembangkit. Dengan menggunakan sistem interkoneksi,

    setidaknya kelebihan daya yang hilang percuma dapat diminimalisir. Selain itu

    juga, diharapkan sistem ini dapat menekan kerugian tegangan jatuh yang

    dipengaruhi tahanan, konduktor, serta induktansi sehingga menimbulkan

    impedansi yang dapat mengakibatkan adanya drop tegangan.

    2.6.3. Sistem Distribusi Tipe Network

    Feeder primer tipe network merupakan sistem yang paling dapat

    diandalkan dalam kinerjanya untuk mensuplai beban. Ini karena terjadi hubungan

    interkoneksi antar distribusi. Jika sistem ini digunakan untuk start, akan terjadi

    sedikit gangguan sementara yang disebabkan oleh dip tegangan.

    Secara garis besar sistem distribusi network sangat menguntungkan

    dalam pelaksanaannya mensuplai tenaga untuk beban. Sistem distribusi tipe

    network banyak digunakan untuk aplikasi rancangan fisik yang complicated untuk

    mempermudah pengawasan setiap bus atau jaringan.

  • 15

    Untuk lebih jelas prinsip kerja dari sistem distribusi dengan bermacam-

    macam tipe yang dapat digunakan dalam mensuplay tenaga, dapat dilihat pada

    Gambar 2.6.

    Gambar.2.6 Sistem Distribusi Tipe Network

    2.5.4 Distribusi Daya PT PUSRI

    Distribusi sistem tenaga adalah sarana yang berfungsi untuk mengatur

    penyaluran tenaga dari pembangkit ke pusat-pusat tenaga yang sangat menentukan

    tingkat kualitas pelayanan untuk pengoperasian pabrik. PT. PUSRI mempunyai

    emapt tingkat tegangan kerja, yaitu :

    Tegangan sistem 13,8 KV, 3

    Tegangan ini adalah tegangan sistem generator, karena generator

    dihubungkan langsung dengan bus utama pada masing-masing plant, maka

    tegangan pada bus-bus utama tersebut adalah 13,8 KV. Bus-bus utama tersebut

    adalah :

    Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa, 50 Hz, 2000 A pada PUSRI II

    Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa, 50 Hz, 2000 A pada PUSRI III

    Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa, 50 Hz, 2000 A pada PUSRI IV

    Bus 13,8 KV SWGR, bus 3 fasa, 50 Hz, 2000 A pada PUSRI IB

    Keempat bus tersebut terhubung secara interkoneksi melalui syn bus 13,8

    KV. Dari bus-bus ini daya disuplai ke beban pada masing-masing plant. Beban

    dapat berupa motor atau trafo penurun tegangang (step down) yang dihubungkan

    ke beban dengan tegangan yang lebih rendah. Tegangan sistem ini dipakai untuk

    melayani beban motor yang besar dayanya lebih dari 2000 hp. Tegangan sistem

    ini dikategorikan tegangan tinggi.

    Tegangan sistem 2,4 KV, 3

    Tegangan sistem 2,4 KV didapat dengan cara menurunkan tegangan

    busbar awal 13,8 KV dengan menggunakan trafo down. Selanjutnya trafo

  • 16

    dihubungkan dengan busbar 2,4 KV . busbar ini didistribusikan ke beban berupa

    motor ataupun ke trafo step down untuk diturunkan kembali tegangannya.

    Kapasitas beban yang terhubung dengan sistem tegangan 2,4 KV ini berkisar

    antara 200 hp sampai 2000 hp, seperti Liquid Ammonia Feed Pump, Circulator

    Pump Motor, Cooling Tower Fan Motor, dan sebagainya. Tegangan ini

    dikategorikan sebagai tegangan menengah.

    Tegangan sistem 480 Volt, 3

    Tegangan ini didapat dengan cara menurunkan tegangan utama 13,8 KV

    dengan menggunakan trafo step down. Tegangan ini digunakan oleh motor atau

    alat-alat listrik lain yang membutuhkannya. Peralatan yang membutuhkannya

    misalnya terdapat di :

    - Ammonia plant (PUSRI IB, II, III, IV)

    - Urea plant (PUSRI IB, II, III, IV)

    - Lampu-lampu sorot pabrik

    - Trafo-trafo tegangan

    Kapasitas dari beban yang dilayani oleh tegangan sistem ini lebih kecil

    atau sama dengan 200 hp.

    Tegangan sistem 380 Volt 3 , 220 Volt 1

    Digunakan untuk instalasi-instalasi baik untuk perkantoran maupun

    perumahan. Kedua sistem ini dikategorikan tegangan rendah.

    Selain keempat tingkat dengan tegangan sistem diatas tegangan utama

    PT. PUSRI juga menggunakan tegangan dengan tingkat yang berbeda dengan

    tegangan utama untuk tujuan khusus, misalnya :

    Tegangan 110 Volt sebagai tegangan masukan alat kontrol atau alat

    instrumen. Selain itu tegangan ini juga digunakan untuk komplek

    perumahan karyawan PT. PUSRI.

    Tegangan 220 Volt sebagai tegangan pada perkantoran PT. PUSRI,

    tegangan ini berfungsi untuk penerangan di dalam perkantoran di

    samping AC dan peralatan lain yang digunakan oleh perkantoran PT.

    PUSRI.

  • 17

    Tegangan 440 Volt Emergency, tegangan ini disuplai oleh generator

    diesel melalui bus darurat 440 Volt. Sistem tegangan ini dibutuhkan oleh

    beberapa peralatan yang tidak boleh mati terlalu lama dan bekerja pada

    tegangan tersebut atau di bawahnya.

    Pada PT Pusri dilakukan pengelompokkan beban sebagai berikut:

    1. Kelompok beban kritis

    Kelompok beban kritis ini dapat didefenisikan sebagai kelompok beban

    yang tidak boleh terputus supply daya listriknya atau beban-beban yang

    membutuhkan operasi secara kontinu dan juga pertimbangan keselamatan operasi

    pabrik secara keseluruhan. Kelompok ini adalah:

    - Utilitas (offside) Pusri II, III, IV dan IB

    - Pabrik Ammonia Pusri II, III, IV dan IB

    - VIP Guest House dan Rumah Sakit Pusri

    2. Kelompok Beban Selektif

    Kelompok beban selektif adalah kelompok beban yang tidak begitu

    emergency dan essensial dalam proses produksi, sehingga jika terjadi gangguan

    maka kelompok ini harus dilepas sementara, demikian juga pada saat normal

    untuk pemeliharaan. Dan yang terklasifikasikan dalam kelompok ini adalah:

    - Urea Plant Pusri II, III, IV dan IB

    - CO2 Plant

    - Adm Building

    - Perumahan

    - Salah satu motor UGA- 101 P3

    - Salah satu motor UGA- 101 P4

    Kelompok beban ini yang akan diputus terlebih dahulu jika terjadi

    gangguan pada sistem kelistrikan.

  • 18

    BAB 3

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1. Umum

    Motor induksi adalah motor listrik arus bolak balik (AC) yang putaran

    rotornya tidak sama dengan putaran medan putar pada stator, dengan kata lain

    rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

    Motor induksi, merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik,

    harganya lebih murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika

    berbeban dan mempunyai efisiensi tinggi. Mesin induksi adalah mesin ac yang

    paling banyak digunakan dalam industri dengan skala besar maupun kecil, dan

    dalam rumah tangga. Alasanya adalah bahwa karakteristiknya hamper sesuai

    dengan kebutuhan dunia industry, pada umumnya dalam kaitanya dengan harga,

    kesempurnaan, pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin indusri (asinkron)

    ini pada umumnya hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitan

    stator. Belitan rotornya tidak terhubung langsung dengan sumber tenaga listrik,

    melainkan belitan ini tereksitasi oleh industry dari perubahaan medan magnetic

    yang disebabkan oleh arus pada belitan stator[4].

    Hampir semua motor ac yang digunakan adalah motor induksi, terutama

    motor induksi tiga fasa yang paling banyak dipakai di perindustrian. Motor

    induksi tiga fasa sangat banyak dipakai sebagai penggerak di perindustrian karena

    banyak memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya[4].

    - Keuntungan motor induksi

    1. Motor induksi tiga fasa sangat sederhana dan kuat

    2. Biaya murah dan dapat diandalkan

    3. Motor induksi tiga fasa memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi

    kerja normal.

    4. Perawatan mudah

    - Kerugianya

    1. Kecepatananya tidak bias bervariasi tanpa merubah efisiensi

    2. Kecepatan tergantung beban

    3. Pada torsi start memiliki kekurangan

  • 19

    3.2. Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa

    Secara umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator (Gambar 3.1).

    Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang diam.

    Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang jaraknya sangat kecil[5].

    Gambar 3.1 kontruksi motor induksi [5]

    Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian

    yang diam dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti

    yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk

    silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas (Gambar

    3.2.(b)). Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 3.2 (a)).

    Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat

    untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan

    phasa dimana untuk motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik

    sebesar 120o. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis

    dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam

    cangkang silindris (Gambar 3.2.(c)) [5].

    Gambar 3.2 Gambaran komponen stator motor induksi tiga fasa [5]

  • 20

    3.3.Prinsip Kerja Motor Induksi

    Berkerjanya motor induksi bergantung pada medan magnet putar yang

    ditimbulkan dalam celah udara motor oleh arus stator. Lilitan stator tiga fasa di

    lilitkan dengan lilitan fasanya berjarak 1200

    [6].

    Ada beberapa prinsip kerja motor induksi[6] :

    1. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasangkan pada lilitan stator timbullah

    medan putar dengan kecepatan

    Ns = 120

    (3.1)

    2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.

    3. Akibat dari medan putar pada lilitan rotor timbul induksi gaya gerak listrik

    (ggl).

    4. Karena lilitan rotor merupakan rangkaian yang cukup tertutup, ggl akan

    menghasilkan arus.

    5. Adanya arus didalam medan magnet menimbulkan gaya pada rotor.

    6. Bila torka mulai yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar untuk

    memikul torka beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar

    stator

    7. Seperti yang telah dijelaskan pada point 3 tegangan induksi timbul karena

    terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator, artinya

    agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relative antara

    kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan berputar rotor (Nr).

    8. Perbedaan kecepatan antara (Nr) dan (Ns) disebut slip dinyatakan dengan

    S =

    x 100 (3.2)

    9. Bila (Nr) = (Ns), tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir

    pada lilitan rotor, dengan demikian tidak dihasilkan torka. Torka motor

    akan timbul apabila (Nr) lebih kecil dari (Ns).

    10. Dilihat dari cara kerjanya motor induksi disebut juga sebagai motor tak

    serempak atau asinkron.

  • 21

    3.4. Rangkaian Ekivalen

    Motor induksi 3-fasa ini dapat dianalisa berdasarkan rangkaian ekivalen

    motor tanpa harus mengoperasikan motor. Bentuk rangkaian ekivaelen motor ini

    perfasa diperlihatkan seperti pada Gambar 3.3[7].

    V = Tegangan sumber perfasa pada kumparan stator

    R1 = Resistansi kumparan stator

    jX1 = Reaktansi Induktif kumparan stator

    Rc = Tahanan Inti Besi

    R2 = Resistansi kumparan rotor dilihat dari sisi stator

    jX2 = Reaktansi Induktir rotor dilihat dari sisi stator

    jXm = Reaktansi magnet pada Motor

    I 1 = Arus kumparan stator

    I2 = Arus pada kumparan rotor dilihat dari sisi stator saat motor

    distart.

    Gambar 3.3 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa [7]

    Dari rangkaian ekivalen(Gambar 3.3) diatas I 1 merupakan arus yang

    mengalir pada kumparan stator yang terbagi arus Im dan I2 , dimana untuk

    mencari besarnya arus yang mengalir pada saat pembebanan.

    3.5. Karakteristik Torsi-Kecepatan Motor Induksi

    Karakteristik torsi-kecepatan (perputaran) dari induksi memperliahatkan

    bagaimana torsi berubah menurut perubahan perputaran motor. Kurva

    karakteristik mengambarkan nilai torsi untuk masing-msing putaran motor, mulai

    dari posisi diam sampai perputaran nominal N dan seterusnya sampai perputaran

    sinkron No[8].

  • 22

    Torsi start adalah torsi yang tersedia apabila motor mulai berputar dari

    posisi diam. Torsi beban penuh (T) adalah torsi yang dihasilkan apabila motor

    berjalan pada keluaran nominal, dan perputaran motor pada torsi ini disebut

    perputaran nominal. Gambar 3.4 menunjukkan hubungan karakteristik perputaran

    terhadap torsi motor[8].

    Bila beban secara berangsur-angsur diperbesar dimana motor berputar

    pada keluaran nominal untuk melayani beban dan torsi maksimum dari poros

    motor yang dapat digunakan dilampaui, maka motor tidak mampu melayani beban

    dan akan berhenti. Nilai maksimum dari torsi dalam hal ini di sebut torsi

    maksimum (Tm)[8].

    Gambar 3.4 Karakteristik torsi-kecepatan motor induksi [9]

    3.6. Klasifikasi Desain Motor Induksi [10]

    Standard NEMA pada dasarnya mengkatagorikan motor induksi ke dalam

    empat kelas yakni desain A, B, C, dan D.

    1. Kelas A : desain ini memiliki torsi start nominal (150-170%) dari nilai

    ratingnya dan arus start relatif tinggi. Torsi break down nya merupakan

    yang paling tinggi dari semua desain NEMA. Motor ini mampu

    menangani beban lebih dalam jumlah besar selama waktu singkat. Slip

    5%.

  • 23

    2. Kelas B : merupakan disain yang paling sering dijumpai di pasaran.

    Motor ini memiliki torsi start yang normal seperti halnya disain kelas

    A, akan tetapi motor ini memberikan arus start yang rendah. Torsi

    locked rotor cukup baik untuk menstart berbagai beban yang dijumpai

    dalam aplikasi industri. Slip motor ini 5 %. Effisiensi dan faktor

    dayanya pada saat berbeban penuh tinggi sehingga disain ini

    merupakan yang paling populer. Aplikasinya dapat dijumpai pada

    pompa, kipas angin/ fan, dan peralatan peralatan mesin.

    3. Kelas C : memiliki torsi start lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya)

    dari dua disain yang sebelumnya. Aplikasinya dijumpai pada beban

    beban seperti konveyor, mesin penghancur (crusher), komperessor, dan

    lain-lain. Operasi dari motor ini mendekati kecepatan penuh tanpa

    overload dalam jumlah besar. Arus startnya rendah, slipnya 5 %.

    4. Kelas D : memiliki torsi start yang paling tinggi. Arus start dan

    kecepatan beban penuhnya rendah. Memiliki nilai slip yang tinggi (5 -

    13 %), sehingga motor ini cocok untuk aplikasi dengan perubahan

    beban dan perubahan kecepatan secara mendadak pada motor. Contoh

    aplikasinya : elevator, crane, dan ekstraktor. Karakteristik torsi

    kecepatannya dapat dilihat pada Gambar 3.5.

    Gambar 3.5 Karakteristik torsi-kecepatan pada berbagai desain [10]

    3.7. Pengasutan Motor Induksi

    Pengertian dari pengasutan motor adalah menghubungkan belitan stator

    motor dengan sumber tegangan listrik dengan jalan menghubungkan saklar

  • 24

    penghubung sehingga mesin mulai berputar dari keadaan diam sampai beroperasi

    pada putaran nominalnya.

    1. Pengasutan langsung (DOL)

    Ini adalah cara sederhana, dimana dihubungkan langsung dengan

    sumber tegangan seperti terlihat pada Gambar 3.6. Start motor memiliki

    karakteristik sendiri [11].

    Gambar 3.6 Starting langsung [11]

    Ketika dinyalakan, motor bertindak seperti suatu transformator dengan

    sekundernya berupa rotor belitan dengan tahanan yang sangat kecil dihubung

    singkat. Ada arus induksi tinggi yang mengalir pada rotor yang menyebabkan

    suatu arus puncak pada sumber tegangan yaitu [11]:

    Arus start : 5 sampai 8 arus nominal

    Torsi start rata-rata : 0,5 sampai 1,5 torsi nominal.

    2. Starting dengan Tahanan Rotor

    Metode starting ini hanya dapat digunakan pada motor rotor belitan,

    dapat dihubungkan dengan tahanan luar melalui cincin slip. Tipe motor tersebut

    dapat distart langsung (derect on line) karena arus puncak pada saat starting

    sangat besar. Oleh karena itu motor distart denga sebuah tahanan variable yang

    dihubungkan seri dengan belita rotor seperti terlihat pada Gambar 3.7.

  • 25

    Metode tersebut didesain sedemikia rupa agar pada saat starting

    terdapat tahanan maksimum pada rangkaian rotor. Kemudian secara bertahap nilai

    tahanan dikurangi sampai rangkaian rotor terhubung singkat [11].

    Torsi start dengan metode ini adalah sebanding dengan arus motor.

    Sehingga torsi startnya adalah 1,5 kali torsi nominal dan arus start 6 kali arus

    beban penuh.

    Starting dengan tahanan rotor ini, ideal untuk beban dengan

    kelembaman tinggi yang distart saat berbeban dimana arus puncak dari sumber

    daya listrik dibatasi. Selanjutnya nilai tahanan dan jumlah tahap dapat ditentukan

    dengan karakteristik rotor tersebut.

    Gambar 3.7 Starting dengan Tahanan rotor [11]

    3. Starting Why-Delta

    Sistem start ini hanya dapat digunakan pada motor yang kedua ujung

    tiga belitan statornya terhubung pada terminal (Gambar 3.8). Beliatan harus dibuat

    sedemikian sehingga hubungan delta memenuhi tegangan jala-jala. Misalnya

    tegangan tiga fasa 380 V mengsuplay motor dengan 380 V delta dan 660 V Why.

    Prinsipnya untuk start motor belitan dihubungkan why pada sumber

    tegangan, yang membagi tegangan jala-jala pada motor dengan 3, (contoh

    sebelumnya tegangan jala-jala pada 380 V-660 V/3) [11].

    Arus puncak start adalah 1,5 sampai 2,6 RC (Rated Current)

  • 26

    Gambar 3.8 Starting Delta-Why [11]

    4. Starting dengan Auto-transformator

    Adapun rangkaian pengasutan Auto-Transformator ini adalah terlihat

    pada Gambar 3.9.

    Gambar 3.9 Starting oto-transformator [11]

    Pada saat pengasutan kontak 1 dan 2 dihubungkan, selesai pengasutan

    kontak 3 dibuka lebih dalu, lalu kontak 2 dihubungkan. Dengan cara ini

    pengasutan dapat dilakukan tanpa pemutus aliran pasokan daya listrik. Sedangkan

    transformator asut, biasanya digunakan auto-transformator yang memiliki

    beberapa tipe peubah sadap (tap changer). Arus starting yang dihasilkan adalah

  • 27

    sebesar 1,7 sampai 4 kali arus nominal motornya. Sedang torsi yang dihasilkan

    adalah sebesar 0,5 sampai 0,85 rating torsi motor.

    3.8. Perhitungan Starting Motor Induksi

    Saat motor distart, pada umimnya motor induksi memiliki arus yang besar

    yaitu menvapai 5-7 kali arus nominal motor. Arus star merupakan arus masuk

    awal saat saklar motor dihidupkan, maka terlebih dahulu menentukan besar daya

    yang diperlukan untuk start motor dengan menggunakan persamaan (3.3) [12]:

    S start = S rated x Letter Code Factor (3.3)

    dengan,

    S start = Daya yang diperlukan untuk start motor (kVA)

    S rated = Daya nominal motor (Hp)

    Letter code factor = Faktor pengali (kVA/Hp) berdasarkan jenis

    motor induksi yang digunakan.

    Dan untuk daya yang besar, pengkonversian dalam bentuk daya kuda

    adalah dengan menggunakan persamaan (3.4) [13].

    1 kW = 1000

    746 Hp = 1,34 Hp (3.4)

    Untuk motor induksi rotor sangkar, starting motor induksi dapat dilakukan

    dengan banyak cara tergantung pada daya nominal motor dan tahanan efektif rotor

    saat motor distart. Untuk menetukan arus rotor pada saat starting, semua rotor

    sangkar saat ini mempunyai code letter (agar tidak bingung dengan desgn class

    motor) pada nameplatenya [11]. Dimana data code letter ini merupakan arus asut

    motor induksi bedasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan melihat daya

    semu motor ketika rotor ditahan per daya kuda Hp)[14].

    Batas ini dinyatakan dalam fungsi daya kuda (Hp). Tabel 3.1 adalah tabel

    yang berisi kVA/Hp untuk setiap code letter [11].

    Sehingga besar arus starting motor induksi adalah:

    I start =

    3 (3.5)

  • 28

    dengan,

    I start = Arus starting motor ( Ampere)

    V nominal = Tegangan nominal motor (Volt)

    Tabel 3.1. Factor Pengali daya start terhadap daya nominal motor induksi berdasarkan nameplate

    letter code [11]

    Huruf Factor Pengali (kVA/Hp)

    A 0 3,15 B 3,15 3,55

    C 3,55 4,00 D 4,00 4,50 E 4,50 5,00

    F 5,00 6,00

    3.9. Perhitungan Starting Dengan Metode Auto-Transformator[15]

    Auto- Tarnsformator adalah suatu transformator diman lilitan primer dan

    sekundernya dihubungkan dengan secara listrik. Salah satu aplikasi auto-

    tansformator adalah untuk starting motor induksi tiga fasa yang mana tegangan

    yang dikenakan ke kotor dikurangi selama priode strating. Dalam melakukan

    perhitungan besar arus starting pada metode ini terlebih dahulu menentukan ratio

    dari tranformator yang digunakan dengan persamaan:

    E1

    E2= (3.6)

    Setelah didapatkan besarnya perbandingan (ratio) pada auto-

    transformator, sehingga dapat dilakukan perhitungan tegangan masukan pada

    motor dapat ditentukan dengan persamaan:

    E2 =1

    (3.7)

    Dari persamaan diatas dan didapatkan besarnya tegangan yang masuk

    pada motor maka dapat dilakukan perhitungan besar arus yang masuk pada motor

    dengan persamaan sebagai berikut:

    I =

    32 cos (3.8)

  • 29

    dengan,

    E1 = Tegangan masukan pada transformator (Volt)

    E2 = Tegangan Krluaran Pada Transformator (Volt)

    = Ratio Transformator

    P = Daya Pada Motor (Watt)

    Cos = Factor Daya Motor

  • 30

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pendahuluan

    Secara umum motor induksi dapat distarting baik dengan menghubungkan

    secara langsung maupun dengan menggunakan tegangan yang telah dikurangi ke

    motor selama priode start. Sistem pengasutan atau arus starting pada motor

    induksi GBM-301 ini adalah sistem pengasutan langsung.

    Adapun motor induksi yang digunakan adalah motor induksi rotor

    sangkar. Di PUSRI IB, motor induksi GBM-301 digunakan sebagai blower

    pengembusan udara ke puncak prilling tower dan sebagai pendorong urea cair ke

    puncak priling tower sebelum urea cari dikristalkan dan menjadi urea butiran.

    Apabila motor induksi GBM-301 tidak bekerja maka proses produksi pada pabrik

    tidak berjalan sehingga dapat merugikan perusahaan. Selain itu, dapat dikatakan

    pabrik PUSRI IB tidak memproduksi urea.

    Pada proses pengangkutan urea cair ke priling tower sebenarnya

    menggunakan dua buah motor induksi yaitu, motor induksi GBM-302 dan GBM-

    301 dimana kedua motor induksi ini memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-

    beda. Motor induksi GBM-302 adalah merupakan motor induksi yang berfungsi

    sebagai pompa dimana bertujuan untuk menarik urea cair ke puncak priling tower

    sebelum terjadi proses pengkristalan. Sedangkan motor induksi GBM-301 adalah

    motor induksi yang berfungsi sebagai blower (menghembuskan udara) untuk

    mendorong urea cair menuju puncak priling tower.

    Dari masing-masing fungsi kedua motor GBM-301 dan GBM-302 dapat

    dilihat bahwa kedua motor induksi ini saling bekerja sama dan penghidupanya

    berbarengan sesuai dengan tugas motor indusi tersebut sebagai pendorong dan

    penghirup.

    4.2. Motor Induksi GBM-301 sebagai Fan For Driyer

    Pada umumnya semua pabrik banyak menggunakan Fan dan Blower utuk

    proses indusri yang memerlukan aliran udara(tekanan). Sistem fan for driye ini

    sangatlah penting untuk menjaga pekerjaan proses industri yang sedang

  • 31

    berlangsung. Pada motor induksi GBM-301 sebagai fan for driyer ini memiliki

    bagian-bagian tertentu terlihat pada Gambar 4.1, yaitu :

    1. Motor induksi sebagai penggerak

    2. Kipas (Fan)

    3. Saluran udara

    4. Ruangan Filter udara

    Keempat komponen ini memiliki fungsi yan berbeda-beda, diman motor

    induksi berfungsi sebgai penggerak kipas (Fan). Sedangakan kipas (Fan)

    menghasilkan dorongan udara yang dihirup dari ruang filter udara dan di

    hembuskan melalui saluran udara menuju puncak priling tower PUSRI IB.

    Fungsi dari Fan For Driyer ini adalah memanfaatkan tekanan udara

    sehingga dapat pendorong urea cair ke atas puncak priling tower untuk

    menjalankan proses pengkristalan urea sehingga menjadi serbuk urea. Pada pada

    proses ini tentu membutuhkan motor dengan daya yang besar sehingga mampu

    menggerakan fan ini.

    Gambar 4.1. Komponen Fan Yang terdapat Kipas Pengahasil Udara

  • 32

    4.3. Data Motor Induksi GBM-301 ( Fan For Dryer)

    Nameplate motor indusi GBM-301 (Fan For Dryer)

    Merk : TOSHIBA

    Serial no : 10297562 M

    Daya : 120 kW

    Phasa : 3

    Tegangan : 2300 V

    Arus : 38 A

    Frekuensi : 50

    Rpm : 990

    Pole : 6

    Class : F

    Type : TIIK

    Frame : 280 M

    Temperature : 80 0C

    Code letter : E

    Factor daya : 0,82

    Arus starting : 273 A

    Gambar 4.2 adalah merupakan gambar motor GBM-301yang digunakan

    sebagai pengerak.

    Gambar 4.2 Motor Induksi GBM-301 (Fan For Dryer)

  • 33

    4.4. Rangkaian Kontrol Motor Induksi GBM-301

    Adapun rangkaian control pada motor induksi GBM-301 menggunakan

    rangkaian pengasutan langsung seperti yang terlihat pada Gambar 4.3.

    Gambar 4.3 Rangkaian control motor induksi GBM-301

    4.5. Pengntrolan Motor Induksi

    4.5.1. Peralatan Kontrol

    1. Breaker

    Di PUSRI IB, breaker yang digunakan untuk motor kapasitas daya yang

    besar adalah menggunakan breaker saklar langsung yang berukuran

    besar seperti yang terlihat pada Gambar 4.4. Breaker ini dipasang

    langsung dengan feeder 2,4 kV dan berfungsi sebagai pemutus tegangan

    apabila ada gangguan dan pemeliharaan. Selain itu, breaker ini juga

  • 34

    digunakan untuk pembuka panel control MCC 301 dan juga sebagai

    pemutus tegangan. Breaker yang digunakan untuk motor induksi

    GBM-301 ini tidak menggunakan sifat elektromagnit seperti breakr-

    breaker lainya melainkan bekerja seperti saklar biasa karena motor ini

    bertegangan tinggi. Breaker jenis ini juga digunakan untuk pengamanan

    motor dengan kapasitas besar lainya seperti, motor induksi GBM-302,

    GAM-303 dan GBM-303 yang ada pada MCC 58.

    Gambar 4.4. Breaker Motor Induksi GBM-301

    2. Kontaktor

    Kontaktor adalah salah satu jenis peralatan listrik yang digunakan

    untuk menghubungkan atau memutusan rangkaian listrik (umumnya

    adalah motor listrik) yang bekerja berdasarkan prinsip electromagnet.

    Pada rangkaian contol motor GBM-301 ini banyak menggunakan

    kontaktor-kontaktor yang disusun sedemikin rupa dalam keadaan

    normal yang berbeda, baik dalam normali open (NO) maupun normali

    close (NC) sesuai dengan kegunaanya dalam operasi menghidupkan

    atau mematikan motor.

    3. Relay

    Relay adalah suatu alat yang digunakan dalam suatu rangkaian control

    untuk melengkapi sistem pengontrolan yang otomatis. Relay berfungsi

    memonitor besaran-besaran ukuran sesuai dengan batas-batas yang

    dikehendaki dan relay bekerja pada arus dan tegangan.

  • 35

    Pada pengaman motor induksi GBM-301 ketika terjadi gangguan

    adalah menggunakan MPR (Motor Protection Relay) yang terlihat pada

    Gambar 4.5. Pada MPR ini banyak tedapat proteksi-proteksi yang biasa

    diamankan apabila terjadinya gangguan. Seperti, Under Voltage Relay,

    unbalance, thermistor dan gangguan ketanah. Namun, pada

    pengamanan motor GBM-301 ini masih menggunakan MPR manual.

    Dimana setting yang digunakan masih secara manual dan sesuai dengan

    setting yang diinginkan.

    Gambar 4.5. Relay MPR (Motor Protection Relay)

    4. Lampu indikasi

    Lampu tanda yang dipasang secara paralel dengan peralatan control

    sehingga kita dapat mengetahui peralatan mana saja yang sedang

    bekerja dan tidak bekerja. Pada motor GBM-301 ini menggunakan tiga

    buah jenis lampu indikasi yaitu, merah, hijau dan kuning. Ketika motor

    berhenti maka lampu indikasi yang hidup adalah warna hijau. Apabila

    motor berjalan (running) maka lampu warna merah yang akan menyala.

    Dan ketika untuk testing maka lampu kuning yang akan menyala.

    Menyalanya lampu indikasi adalah menyatakan berjalan (running) atau

    tidaknya suatu motor induksi.

    4.5.2. Pengntrolan Motor Induksi GBM-301 secara Running Jogging

    Menjalankan motor induksi secara running menggunakan alat bantu

    sebuah kontaktor magnetit dan tombol tekan (on off). Jika tombol on ditekan,

    kotak utama dari kontaktor akan bekerja yaitu menggunakan sumber listrik dari

  • 36

    CB ke motor induksi tiga fasa. Sehingga motor akan berputar, jika tombol off

    ditekan maka motor tersebut berhenti. Sebab kontak utama dari kontaktor akan

    kembali pada posisi normal. Jadi yang dimaksud menjalankan motor induksi

    GBM-301 secara running adalah motor akan bekerja bila tombol sudah ditekan

    walaupun hanya sesaat dimana motor akan berhenti bila tombol off ditekan.

    4.5.3. Starting Motor Induksi GBM-301

    Adapun cara kerja kontrol motor induksi GBM-301yang terdapat pada

    pada MMC 58 adalah sebagai berikut:

    1. Terlebih dahulu tegangan 2,4 kV harus tersedia

    2. Breaker 52 harus pada posisi connect (tegangan input).

    3. Bila tombol ON di tekan maka arus akan mengalir kerangkaian control

    dan koil kontaktor-kontaktor bekerja.

    4. Kontaktor ini akan menutup kontak M sehingga arus dapat mengalir ke

    motor.

    5. Motor running (jalan).

    4.5.4. Stopping Motor Induksi GBM-301

    Adapun cara menghentikan motor induksi GBM-301 dilakukan dengan

    cara sebagai berikut:

    1. Bila tombol OFF ditekan maka arus akan mengalir kentaktor (opening

    solenoid)

    2. Arus ini akan meng-energize pada kontaktor lainya (opening solenoid).

    3. Kontaktor M terbuka

    4. Tegangan terputus dan motor berhenti.

    Apabila terjadi gangguan pada rangkaian control motor induksi GBM-301

    ini akan terdeteksi pada masing-masing relay, maka relay bekerja. Relay akan

    membuka kontaknya sehingga tidak ada tegangan yang mengalir pada rangkaian

    dan motor berhenti.

    4.6. Perhitungan Arus Starting Motor Induksi GBM-301

    Sebelum melakukan perhitungan arus starting terlebih dahulu melakukan

    perhitungan S rated (Hp) motor GBM-301 ini dimana daya nominal yang terdapat

  • 37

    di nameplate motor adalah sebesar 120 kW, dengan menggunakan persamaan

    (3.4) sebagai berikut:

    S rated = 120 x 1,34

    = 160,8 Hp

    Berdasarkan data nameplate motor GBM-301 ini memiliki code letter E.

    Maka dari Tabel 3.1 dapat dilakukan perhitungan daya start dengan mengambil

    batasan daya yang dinyatakan dalam daya semu selama pengasutan, dengan nilai

    tertinggi sebesar 5,0 kVA/Hp. Sehingga dapat melakukan perhitungan S start

    sesuai dengan persamaan (3.3) sebagai berikut:

    S start = 160,8 Hp x 5,0

    = 804

    = 804 kVA

    Dari perditungan daya start yang telah dilakukan diatas, sehingga dapat

    dilakukan perhitungan arus start pada motor induksi GBM-301 sesuai dengan

    persamaan (3.5) sebagai berikut:

    I start = 804 kVA

    3 2300

    = 804

    3983,7

    =0,2018 kA

    = 201,8 A

    Dari hasil perhitungan didapat besar arus starting motor adalah sebesar

    201,8 Ampere, sedangkan dari data hasil pengukuran arus starting yang di

    dapatkan adalah sebesar 273 Ampere. Sehingga dapat dibandingkan, batas arus

    starting yang di dapatkan dalam perhitungan adalah sebesar 201,8 : 38 = 5,31 kali

    dari arus nomonalnya. Sedangkan batas arus starting yang didapatkan dari

  • 38

    pengukuran yang dilakukan adalah sebesar 273 : 38 = 7,18 kali dari arus

    nominalnya. Hal ini membuktikan bahwa hasil arus pengasutan yang di dapat dari

    perhitungan dan pengukuran masih di dalam rentang arus start pada sistem

    pengasutan direct on line yaitu 5-8 kali arus nominalnya.

    Dari hasil perhitungan dan pengukuran yang dilakukan, terlihat bahwa

    selisih arus start yang dihasilkan tidak terlalu besar yaitu 65,2 Ampere. Namun ini

    tidak mempengaruhi sistem lain yang bekerja. Selain itu, terlihat bahwa metode

    direct on line ini masih biasa dikatakan cocok untuk sistem pengasutan motor

    GBM-301 dan masih biasa dikatakan dalam kondisi aman terhadap gangguan

    besarnya arus start. Karena arus start yang diperlukan masih dalam rentang arus

    starting metode direct on line (DOL).

    Apabila arus strting yang didapatkan besar, maka dapat menyebabkan

    gangguan pada sistem bus 2,4 kV. Adanya arus starting yang besar secara tiba-

    tiba ditarik dari sistem tenaga listrik dapat menyebabkan kedip tegangan sesaat.

    Akibat yang merugikan karana terjadinya kedip tegangan antara lain:

    a) Torsi transien shalf pada motor, yang adapat menyebabkan stress yang

    berlebihan pada sistem mekanik.

    b) Drop tegangan yang berlebihan, sehingga dapat menghambat akselerasi

    motor dari kondisi diam ke kecepatan penuhnya.

    c) Mal-fungsi dari kinerja peralatan-peralatan lain, seperti: relay, kontaktor,

    peralatan elektronik, computer (media penyimpanan data) dan terjadinya

    flicker pada penerangan yang dapat mengganggu.

    Akibat yang ditimbulkan tersebut dapat saja terjadi pada sistem kelistrikan

    PUSRI IB. Untuk mengindari akibat yang ditimbulkan tersebut untuk

    mengoperasikan peralatan yang lain dapat dilakukan secara bergantian setelah

    proses starting motor induksi GBM-301.

    4.7. Karakteristik Starting Motor Induksi GBM-301

    Gambar 4.6 merupakan kurva karakteristik starting motor induksi GBM-

    301. Pada karakteristik ini memperlihatkan perbandingan torsi dan kecepatan

    motor pada saat beroperasi dengan dorongan beban sebesar 610 Kg.m2.

  • 39

    Dari kurva terlihat, torsi minimum dari motor GBM-301 ini adalah sebesar

    120% pada saat kecepatan stabil. Sedangakan torsi yang dihasilkan untuk starting

    motor induksi ini adalah sebesar 200% ketika kecepatan stabil motor sebesar

    100%. Terlihat bahwa kapasitas torsi yang dibangkitkan motor ini berbeda karana

    tergantung kepada seberapa besar gaya lawan yang dihasilkan.

    Gamabar 4.6. Kurva Karakteristik Motor GBM-301

    Berdasarkan teori bahwa torsi yang di perlukan motor induksi dengan

    pengasutan direct on line dalam 5-8 kali arus nominalnya adalah 1,96 kali torsi

    nominal motor. Dari hasil perhitungan sebelumnya, arus starting motor induksi

    GBM-301 adalah sebesar 245,62 ampere, dimana besar arus start ini masih dalam

    standard metode pengasutan direct on line yaitu 5-8 kali arus nominal. Sehingga

    torsi yang di butuhkan pada saat startimg adalah sebesar 1,96 x 100 = 196%. Dan

    torsi yang di perlukan pada saat starting masih dalam rata-rata dan tidak melebihi

    torsi maximumnya.

    4.8. Perhitungan Arus Starting pada Pengasutan Auto-Transformator

    Selain sistem starting DOL dapat juga dilakukan dengan metode

    pengasutan auto-transformator. Pengasutan ini dapat dilakukan dengan beberapa

  • 40

    tingkatan, semakain banyak tingkatan yang digunakan maka akan semakin baik

    pula perubahan arus start dapat diminimalkan. Keuntungan yang dapat kita

    rasakan dengan penggunaan tingkatan yang lebih banyak adalah akan mengurangi

    kerugian-kerugian panas yang timbul jika kita bandaingkan dengan menggunakan

    suatu hambatan R. namun kekurangan yang utama adalah transformator tegangan

    mmpunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebuah hambatan.

    Tujuan dari pengasutan ini adalah untuk mengurangi tegangan awal yang

    diinduksikan pada stator sehingga rangkaian ini biasa dikenal dengan nama

    pemanasan awal kerja atau strting compensator. Rangkaian ini dapat dioperasikan

    secara manual ataupun otomatis dengan menggunakan relay yang dapat

    memberikan tegangan penuh setelah motor menjadi cepat. Pada saat pengasutan

    tegangan terminal dari motor berkurang 50% sampai 80% dari tegangan penuh

    trafo, hal ini dimaksudkan untuk membuat arus asut menjadi lebih kecil. Setelah

    motor dengan kecepatan sinkronnya transformator tegangan diputuskan.

    Dalam perbandingan ini kita misalkan menggunakan tiga buat

    transformator satu fasa dengan tegangan masukan 2,4 kV dan tegangan keluaran

    480 Volt. Setelah beerapa detik tegangan yang diberikan pada stator sesuai sama

    dengan tegangan sumber yaitu 2,4 kV dimana sesuai dengan pengaturan relaynya.

    Dari data transformator yang digunakan dapat kita hitung ratio dari

    transformaor step down dengan persamaan (3.6) sebagai berikut:

    = 2400

    480 = 5

    Sehingga jika tegangan masukan adalah 2400 Volt, maka dengan

    persamaan (3.7) dapat di hitung tegangan masukan pada motor adalah sebagai

    berikut:

    E2 = 2400

    5

    = 480 Volt

    Maka arus starting motor dapat dihitung sesuai dengan persamaan (3.8)

    sebagai berikut:

  • 41

    I star = 120000

    3(480 )(0.82)

    = 120000

    680,928 VA

    = 176, 23 Ampere

    Disini terbukti bahwa dengan menggunakan transformator penurunan

    tegangan satu langkah diperoleh penurunan arus pasa belitan stator yaitu arus

    starting yang dihasilakan dengan pengasutan auto-transformator ini adalah sebesar

    176, 23 Ampere. Ini terlihat bahwa arus starting yang dihasilkan masih dalam

    rating arus startnya yaitu 4,63 kali arus nominalnya.

    Untuk mendapatkan pengasutan yang lebih halus lagi, dapat digunakan

    tahapan yang lebih dari satu langkah sehingga akan didapatkan arus starting awal

    motor GBM-301 ini cukup halus lagi. Karena pengasutan ini dilakukan tanpa

    menggunakan beban (beban nol) sehingga arus yang terukur cendrung lebih

    rendah dengan arus yang diperhitungkan pada nilai nominalnya.

  • 42

    BAB 5

    PENUTUP

    5. 1. Kesimpulan

    1. Dari hasil pehitungan didapat besar arus starting pada motor induksi

    GBM-301 adalah sebesar 201,8 Ampere atau 5 kali arus nominal dan

    masih dikatakan ideal untuk metode pengasutan langsung (directon-line

    starting).

    2. Pengasutan dengan metode pengasutan auto-transformator pada starting

    motor GBM-301 meliliki arus sebesar 176, 23 Ampere atau 4 kali arus

    nominalnya.

    3. Untuk mendapatkan arus starting yang lebih kecil, metode auto-

    transformator lebih bagus dibandingkan metode DOL.Dimana selisih

    perbandingan arusnya adalah sebesar 25,57 Ampere. Namun metode

    Auto-Transformator membutuhkan komponen lain seperti transformator

    step down untuk memperkecil tegangannya.

    3.2. Saran

    Diharapkan ada kajian lebih lanjut dalam menganalisis pemakaian

    metode pengasutan auto-transformator terhadap motor BGM-301. Selain itu

    dilihat perbandingan efisiensi dari metode auto-transformator dengan metode

    DOL dari segi tegangan, arus dan kinerja motor BGM-301 ini.

  • 43

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Rhodita.2012. Pengontrolan Level Steam Drum Pada Package Boiler Di

    Pusri IV. Universitas Sriwijaya: Palembang

    [2] http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:PUPUK_INDONESIA.png

    [3] http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-makna-logo/

    [4] Sirait, David.H. 2008.Analisis Starting Motor Induksi Tiga Fasa pada PT.

    Berlian Unggas Sakti TJ. Morawa. Universitas Sumatera Utara: Medan,

    [5] Prasetyo, Eko. 2009. Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala

    Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai.

    Universitas Sumatera Utara: Medan

    [6] Sendro, Parisro. 2011. Analisa Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kerja

    Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Matlab. Universitas Sumatera

    Utara: Medan

    [7] Prasetya, Andyk Probo, Abdul Hamid, Yusuf Ismail Nakhoda. 2012.

    Analisis Perbandingan Sistem Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Sebagai

    Penggerak Pompa Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wendit

    Malang. Teknik Elektro Institute Teknologi Nasional Malang: Malang

    [8] Parozi, Tuten. 2010. Analisa Perhitungan Arus Starting Dan Waktu

    Pengasutan Pada Motor 5209 JCM (Cooling Water Pump) di PUSRI 1B

    Palembang Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu:

    Bengkulu

    [9] Anonim, Parameter Dan Torsi Motor Induksi Tiga Fasa. Universitas

    Sumatera Utara: Medan, diunduh tanggal 21 desember 2013 pukul 21.05

    WIB

    [10] Hasugian, Fritz D. P. 2010. Analisa Lamanya Waktu Block Rotor yang

    Aman pada Motor Induksi Rotor Sangkar. Universitas Sumatera Utara:

    Medan

    [11] Ritonga, Muallim. 2009. Studi Starting Motor Induksi Rotor Sangkar

    Dengan Autotransformator. Universitas Sumatera Utara: Medan

    [12] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24087/3/Chapter%20II.pdf.

    Analisa Hubung Singkat dan Motor Starting. Universitas Sumatera Utara:

    Medan, diunduh tanggal 20 desember 2013 pukul 22.30 WIB.

  • 44

    [13] Gieck, K. 1997. Kumpulan Rumus Teknik. Jakarta: Pradnya Paramita

    [14] Setiawan, Iwan. 2013. Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga

    Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf.

    Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas

    Tanjungpura: Pontianank

    [15] Baduruzzaman, Yusnan. 2012. Pengasutan Konvensional Motor Induksi

    Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai. Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negri

    Semarang: Semarang