ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN …digilib.unila.ac.id/59454/2/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN …digilib.unila.ac.id/59454/2/SKRIPSI TANPA BAB...
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER (CEO) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Oleh
Magdalena
Skripsi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER ( CEO ) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Oleh
Magdalena
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adakah perbedaan kinerja keuangan
sebelum dan sesudah pergantian CEO. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftra di Bursa Efek Indonesia dipilih berdasarkan
metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 21 perusahaan. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa CEO diganti karena adanya penurunan kinerja
khususnya pada laba, likuiditas dan adanya peningkatan hutang. Setelah
pergantian CEO menemukan terjadi peningkatan kinerja yaitu peningkatan laba,
likuiditas, aset, penjualan, dan terjadi penurunan pada hutang. Namun tahun kedua
setelah pergantian CEO tidak terjadi lagi peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja
hanya terjadi pada tahun pergantian. Hasil penelitian ini memberi manfaat
kebijakan dan juga tindak lanjut penelitian apakah peningkatan kinerja pada tahun
pergantian terjadi secara rill atau manajemen baru melakukan manajemen laba.
Kata kunci :Perbandingan kinerja keuangan, aset, penjualan, laba, likuiditas,
hutang dan pergantian CEO.
ABSTRACT
COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE
AND AFTER CHIEF EXECUTIVE OFFICER (CEO) REPLACEMENT IN
MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE
By
Magdalena
This study aims to examine whether there are differences in financial performance
before and after CEO turnover. The sample in this study is manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange selected based on the
purposive sampling method and obtained as many as 21 companies. The results of
this study found that the CEO was replaced because of a decrease in
performance, especially in profits, liquidity and an increase in debt. After the
CEO turnover found an increase in performance, namely an increase in profits,
liquidity, assets, sales, and a decrease in debt. But in the second year after the
CEO change there was no improvement in performance. Improved performance
only occurs in the turn of the year. The results of this study provide policy benefits
and also follow-up research whether the improvement in performance in the
turnover year occurs in real or new management carries out earnings
management.
Keywords: Comparison of financial performance, assets, sales, profits, liquidity,
debt and CEO turnover.
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER (CEO) PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Oleh
Magdalena
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Sidomulyo, Lampung Selatan pada
tanggal 23 Maret 1996, sebagai anak ke tiga dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak A. Sagala dan Ibu R.
Siallagan.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) SD
Negeri 1 Sukabanjar, Lampung Selatan yang diselesaikan pada tahun 2008
dilanjutkan dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diselesaikan di SMP
Negeri 2 Sidomulyo, Lampung Selatan pada tahun 2011 dan menyelesaikan
pendidikan di SMA Negeri 2 Kalianda pada tahun 2014.
Pada Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan D3 Akuntansi
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung kemudian pada tahun 2017 penulis
melanjutkan pendidikan S1 Akuntansi di Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Lampung.
MOTTO
Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.
Panjang sabar lebih baik
dari pada tinggi hati.
( Pengkhotbah 7 : 8 )
Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
( Filipi 4 : 6 )
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti kepada kedua orang
tua saya, serta kakak-kakak dan adik saya tersayang.
Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tak henti-hentinya tercurahkan
sebagai bentuk kasih sayang yang tiada tara.
SANWACANA
Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan izin-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan
Sesudah Pergantian Pergantian Chief Executive Officer (CEO) Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek indonesia” merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., C.A., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing
Utama atas waktu, bimbingan, saran, nasihat, dan juga pengalaman yang telah
diberikan selama proses menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt., selaku Dosen Pembimbing
Kedua atas waktu, bimbingan, saran, nasihat yang telah diberikan selama
proses menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Usep Syaifudin, S.E., M.S.Ak., selaku Penguji Utama atas saran
dan kritik, serta nasehat yang membangun baik bagi penyelesaian skripsi
maupun bagi diri penulis.
7. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., C.A., Akt., selaku Pembimbing Akademik
atas segala saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta staff di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung atas ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan.
9. Kedua orang tua saya yang terkasih, Bapak A. Sagala dan Ibu R. Sialagan,
terima kasih tiada tara karena selalu melimpahkan doa yang tiada hentinya
serta mendukung setiap langkah demi mewujudkan mimpi dan cita dari
penulis. Tiada kata yang dapat mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih
atas segala hal yang telah diberikan.
10. Saudara kandung saya abang Belwan Sagala, kakak Yuliana Sagala serta
suami abang Johnatan Situngkir dan adik keponakanku Johnatan Situngkir
yang telah memberikan semangat yang tiada henti.
11. Keluarga besar dan saudara-saudara baik dari keluarga ayah maupun ibu,
terima kasih atas segala curahan doa dan dukungannya.
12. Teman seperjuanganku Andre Julkipri sitorus. Terimakasih untuk segala
dukungan, motivasi, bantuan serta doa untukku selama masa perkuliahan
sampai berhasil menyelesaikan skripsi ini. Semoga selalu diberi kemudahan
dan kelancaran dalam usaha dan pekerjaanmu dan semoga selalu diberi
kesehatan.
13. Sahabat-sahabatku: Yohana Raramithah, Sastia Amalia, Mayo Ranti Andarin,
Dian Palupi, Mauliza Age Julia, Friscin Dlaminggus, dan kak. Saya ucapkan
terima kasih yang telah menyemangati, mendoakan, mendukung sepenuh
hati, menemani serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun sedikit harapan
yang dapat penulis utarakan semoga skripsi yang sederhana ini dapat
memberikan manfaat di kemudian hari. Aamiin.
Bandar Lampung, 09 Oktober 2019
Penulis
Magdalena
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
RIWAYAT HIDUP
MOTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 8
2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 8
2.1.1 Agency Theory ...................................................................................... 9
2.1.2 Chief Executive Officer (CEO) ............................................................. 9
2.1.3 Analisis Kinerja Keuangan ................................................................... 13
2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 23
2.3 Model Penelitian ........................................................................................... 24
2.4Pengembangan Hipotesis ............................................................................... 25
2.4.1 Hubungan Total Assets terhadap Pergantian CEO ................................ 25
2.4.2 Hubungan Total Sales terhadap Pergantian CEO ................................. 26
2.4.3 Hubungan ROA terhadap Pergantian CEO ........................................... 27
2.4.4Hubungan Rasio Lancar (Current Ratio) terhadap Pergantian CEO ..... 28
2.4.5Hubungan Debt Ratio terhadap Pergantian CEO ................................... 29
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 31
3.1 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 31
3.1.1 Populasi ................................................................................................. 31
3.1.2 Sampel ................................................................................................... 31
3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 32
3.3 Operasional dan Pengukuran Variabel ......................................................... 33
3.4 Metode Analisis Data ................................................................................... 35
3.4.1 Statistik Deskriptif ................................................................................ 35
3.4.2 Uji Hipotesis ......................................................................................... 36
IV. HASIL DAN ANALISIS .............................................................................. 37
4.1 Gambaran Objek Penelitian .......................................................................... 37
4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................................ 38
4.3 UjiHipotesis .................................................................................................. 49
4.4Pembahasan dan Hasil Analisis ..................................................................... 57
4.4.1 Total Assets dan Pergantian CEO ......................................................... 57
4.4.2 Total Sales dan Pergantian CEO ........................................................... 58
4.4.3 ROA dan Pergantian CEO .................................................................... 58
4.4.4 Current Ratio dan Pergantian CEO ...................................................... 59
4.4.5 Debt Ratio dan Pergantian CEO ........................................................... 59
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 61
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 61
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 63
5.3 Saran ............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.1 Contoh Perusahaan yang Mengalami Pergantian CEO pada Periode
Penelitiantahun 2009- 2015 ............................................................................ 2
2.1 PenelitianTerdahulu ........................................................................................ 22
3.2 RingkasanOperasionaldanPengukuranVariabel .............................................. 35
4.1 Proses SeleksiPenelitianJumlahSampel .......................................................... 37
4.2 DaftarSampel Perusahaan ............................................................................... 38
4.3 Hasil Statistik DeskriptifSebelum Terjadi Pergantian CEO ........................... 39
4.4 Hasil Statistik DeskriptifSaat Terjadi Pergantian CEO .................................. 42
4.5 Hasil Statistik DeskriptifSesudah Terjadi Pergantian CEO ............................ 46
4.6 Uji Beda Rata- Rata SebelumPergantian CEO ............................................... 50
4.7 Uji Beda Rata- Rata SaatPergantian CEO ...................................................... 51
4.8 Uji Beda Rata- Rata SesudahTerjadiPergantian CEO .................................... 55
4.9 Ringkasan Hasil Penelitian ............................................................................. 56
......................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 DaftarSampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Lampiran 2 Data Perusahaan Manufaktur yang MelakukanPergantian CEO
Periode 2009- 2015
Lampiran 3 Data Perusahaan SebelumPergantian CEO
Lampiran 4 Data Perusahaan SaatPergantian CEO
Lampiran 5 Data Perusahaan SesudahMengalamiPergantian CEO
Lampiran 6 HasilOlah Data Deskriptif Sebelum Terjadi Pergantian CEO
Lampiran 7 HasilOlah Data Deskriptif Saat Terjadi Pergantian CEO
Lampiran 8 HasilOlah Data Deskriptif Sesudah Terjadi Pergantian CEO
Lampiran 9 HasilOlah Data Uji T SebelumTerjadiPergantian CEO
Lampiran 10 HasilOlah Data Uji T SaatTerjadiPergantian CEO
Lampiran 11 HasilOlah Data Uji T SesudahTerjadiPergantian CEO
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan baik perusahaan manufaktur, perdagangan, dan jasa pasti
memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan profit atau laba yang maksimal.
Dengan laba maksimal yang diperoleh suatu perusahaan, itu artinya menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Laba juga sering dipakai sebagai
ukuran dalam menilai sebuah kinerja entitas selama satu periode. Untuk mencapai
profit yang diharapkan perusahaan memerlukan seorang CEO atau direksi yang
dipercaya untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan.
Kinerja perusahaan tidak lepas dari peran CEO (Chief Executive Officer) atau
dewan direksi.Chief Executive Officer (CEO) merupakan salah satu orang
yangduduk dalam kepemimpinan perusahaan yangtermasuk dalam kelompok
manajemen puncak(top management) sebuah perusahaan serta bertanggungjawab
untuk kelangsungan hidup dankeberhasilan perusahaan (Wandeca, 2012). CEO
banyak memberikan pengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan suatu
perusahaan. Baik atau buruknya kinerja perusahaan dapat dilihat pula dari hasil
kerja keras manajemen puncak dalam mengelola perusahaan secara langsung
2
dalam rangka memenuhi tujuan utama perusahaan sesuai dengan visi dan misi
yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut.
Kinerja CEO atau dewan direksi dikatakan baik apabila CEO memiliki prestasi
yang baik dari tahun ke tahun. Hal tersebut dikarenakan direksi menjalankan
tugasnya dengan baik dan dapat memenuhi tujuan bersama dari perusahaan.
Selain itu semakin baik kinerja direksi dapat membuat direksi tersebut semakin
dipercaya oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) dan dapat
meningkatkan kompensasi yang diterima oleh direksi tersebut. Namun apabila
direksi memiliki kinerja yang buruk, maka perusahaan akan mengambil tindakan
pergantian CEO atau direksi (CEO Turnover). Hal ini terjadi karena kemungkinan
direksi tersebut tidak dapat memenuhi tujuan utama perusahaan, serta direksi
tidak dapat memaksimalkan laba perusahaan pada tahun berjalan sehingga
perusahaan harus mengganti direksi dan mempekerjakan direksi yang baru.
Tabel 1.1
Contoh Perusahaan yang Mengalami Pergantian CEO pada Periode
Penelitian Tahun 2009-2015
No Variabel ETWA BRPT ADES AMFG ARGO
Sebe
lum
Sesu
dah
Sebel
um
Sesu
dah
Sebel
um
Sesu
dah
Sebel
um
Sesu
dah
Sebel
um
Sesu
dah
1. Total
assets 1
Trili
un
13Tr
iliun
19
Trilu
n
28
Trili
un
352
Milia
r
472
Milia
r
2.90
3
Milia
r
3.72
8Mil
iar
1.75
9
Milia
r
1983
Milia
r
2. Total
sales 1
Trili
un
11Tr
iliun
21
Trili
un
30
Trili
un
388
Milia
r
5406
5400
0000
2.72
6Mil
iar
3.44
4Mil
iar
1.17
5
Milia
r
1.42
5Mil
iar
3. ROA 0,14 0,07
4
-0,03 -
0,00
4
0,15 0,09 0,11 0,10 -0,08 -0,09
4. Current 1,23 1,55 1,02 1,37 1,84 1,64 4,12 4,86 0,54 0,54
3
ratio
5. Debt
ratio 0,35 0,27 0,49 0,54 0,52 0,40 0,20 0,20 0,83 1,04
Sumber: Annual Report dan IDX
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 213, 2014,
dan 2015 terdapat contoh 5 perusahaan manufaktur yang mengalami pergantian
CEO diduga karena pada tahun tersebut banyak perusahaan yang memiliki kinerja
yang rendah dan CEO yang lama dianggap kurang baik dalam menjalankan
tugasnya. Tapi pada kenyataannya tidak semua kinerja langsung meningkat
setelah melakukan pergantian CEO. Seperti tabel di atas ada beberapa nilai
variabel yang meningkat setelah melakukan pergantian CEO, ada juga yang
nilainya tetap, bahkan ada yang mengalami penurunan nilai setelah melakukan
pergantian CEO. Dari tabel 1.1 dapat dilihat total assets pada kelima perusahaan
tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelum pergantian CEO. Rendah
tinggi nya nilai total assets suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap
pergantian CEO. Total assets yang rendah menunjukkan bahwa CEO dari
perusahaan tersebut kemungkinan memiliki kinerja yang buruk sehingga
terjadilah pergantian CEO.Begitu juga total sales pada ke lima perusahaan
tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelum pergantian CEO. Apabila
total sales suatu perusahaan meningkat, maka menunjukkan terjadinya
peningkatan total pendapatan yang diterima oleh perusahaan sehingga
kemungkinan terjadinya pergantian CEO akan berkurang.
4
Sama halnya dengan ROA, semakin tinggi nilai ROA dan current ratio, semakin
kecil kemungkinan terjadinya pergantian CEO sebaliknya jika nilai ROA dan
current ratio, semakin menurun maka semakin besar kemungkinan terjadinya
pergantian CEO. Berbeda dengan debt ratio, semakin tinggi jumlah debt ratio
maka kemungkinan terjadinya pergantian CEO juga akan semakin besar,
sebaliknya semakin rendah jumlah debt ratio semakin rendah pula kemungkinan
terjadinya pegantian CEO.
Beberapa peneliti menunjukkan adanya hubungan antara pergantian CEO dengan
kinerja perusahaan. Kinerja akuntansi yang semakin buruk, probabilitas
pergantian CEO pada perusahaan akan semakin besar. Kinerja akuntansi terlihat
pada laporan keuangan perusahaan (Lindrianasari dan Jogiyanto, 2009). Menurut
Novi (2010), laporan keuangan memiliki manfaat bagi pengguna, seperti investor
dan kreditor. Investor menggunakan laporan keuangan untuk melihat keadaan
perusahaan apakah baik atau tidak, yang berguna untuk mengambil keputusan
dalam berinvestasi. Begitu juga dengan kreditor, yang melihat laporan keuangan
untuk mengambil keputusan apakah perusahaan dapat diberikan pinjaman atau
tidak. Jika kinerja perusahaan mengalami penurunan, perlu adanya pertimbangan
untuk melakukan pergantian CEO (Lindrianasari dan Jogiyanto, 2009) yang
diharapkan dapat memberikan dampak kinerja untuk masa yang akan datang pada
perusahaan. Hasil selanjutnya yaitu karena kinerja perusahaan yang buruk
berkorelasi positif terhadap pergantian manajemen (Bhagat dan Bolton, 2013).
5
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, peneliti memutuskan dalam penelitian
ini menentukan variabel- variabel yang dapat dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan. Variabel tersebut antara lain total assets, total sales, ROA, current
ratio, dan debt ratio. Peneliti mengambil sampel berupa perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena sektor ini terdiri dari beberapa
sektor industri yang menjadikan sektor manufaktur memiliki jumlah perusahaan
terbanyak di Bursa Efek Indonesia sehinga dapat mencerminkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Lindrianasari dan Hartono
(2012). Perbedaannya terletak pada penambahan variabel penelitian yaitu adanya
penambahan variabel debt ratio. Dengan adanya debt ratio dalam penelitian ini,
penulis berharap temuan dalam penelitian ini menjadikan stakeholders untuk
semakin berorientasi pada angka- angka laporan keuangan pada saat membuat
suatu keputusan besar termasuk pergantian CEO dalam perusahaan.Penelitian ini
dilakukan untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan di Indonesia yang terjadi
sebelum dan sesudah pergantian CEO. Peneliti tertarik dengan penelitian ini
karena penelitian tentang perbedaan kinerja perusahaan setelah pergantian CEO di
Indonesia masih jarang dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini
diberi judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Pergantian Chief Executive Officer (CEO) Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pada total assets sebelum dan sesudah pergantian
CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah terdapat perbedaan pada total sales sebelum dan sesudah pergantian
CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah terdapat perbedaan pada ROA sebelum dan sesudah pergantian CEO
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah terdapat perbedaan pada current ratio sebelum dan sesudah pergantian
CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah terdapat perbedaan pada debt ratio sebelum dan sesudah pergantian
CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan pada total assets sebelum dan
sesudah pergantian CEO pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan pada total sales sebelum dan
sesudah pergantian CEO pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
7
3. Mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan pada ROA sebelum dan sesudah
pergantian CEO pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan pada current ratio sebelum dan
sesudah pergantian CEO pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
5. Mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan pada debt ratio sebelum dan
sesudah pergantian CEO pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemilik Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan, penelitian ini dapat digunakan sebagai
tambahan wawasan mengenai sebelum dan sesudah pergantian CEO.
2. Bagi Peneliti dan Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca
dan dapat melengkapi literatur- literatur yang sudah ada. Selain itu, dapat
dijadian referensi untuk penelitian selanjutnya yang mengangkat topik tentang
pergantian CEO dengan mengembangkan variabel yang ada pada penelitian ini.
3. Bagi Stakeholders
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan mengenai
pergantian CEO, informasi yang terkandung didalamnya juga dapat menjadi
pertimbangan kepada stakeholders untuk mengambil keputusan.
8
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Agency Theory
Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu kondisi yang terjadi pada suatu
perusahaan dimana pihak manajemen sebagai pelaksana yang disebut lebih jauh
sebagai agen dan pemilik modal (owner) sebagaiprincipal membangun suatu
kontrak kerja sama yang disebut dengan “nexus of contract”, kontrak kerja sama
ini berisi kesepakatan-kesepakatan yang menjelaskan bahwa pihak manajemen
perusahaan harus bekerja secara maksimal untuk memberi kepuasan yang
maksimal seperti profit yang tinggi kepada pemilik modal (owner) (Fahmi, 2010).
Hubungan antara principaldan agen dapat mengarahkan pada kondisi yang
ketidakseimbangan informasi karena agen memiliki informasi yang lebih banyak
dibandingprincpal (Dhaneswari dan Widuri, 2014). Perbedaan kepentingan ini bisa
saja disebabkan atau menyebabkan asymetris (kesenjangan informasi) antara
pemegang saham (stakeholders) dan organisasi. Adanya pemisah kepemilikan antara
principal dan agen. Principal yaitu menyediakan fasilitas dan dana untuk
menyediakan kebutuhan operasional perusahaan, sedangkan agen berkewajiban
9
mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan kemakmuran pemilik atau
perusahaan (Gunawan, 2015).
Jadi alasan utama terjadinya pergantian CEO yang bertindak sebagai agen adalah
tidak tercapainya tujuan bersama antara CEO dengan pemilik perusahaan. Karena
sudah terbukti di beberapa penelitian sebelumnya, bahwa semakin jauh perbedaan
pencapaian kinerja perusahaan dengan harapan stakeholders dan semakin terdapat
perbedaan antara kompensasi yang diperoleh manajer dengan harapan kompensasi
para stakeholders, maka akan terjadi pergantian CEO.
2.1.2 Chief Executive Officer (CEO)
Suatu perusahaan tidak dapat berjalan tanpa adanya jajaran eksekutif. Eksekutif
adalah orang-orang yang menduduki jajaran direksi dan mengatur arah dan
jalannya perusahaan. Pada jajaran direksi pun tetap dibutuhkan seorang leader.
Leader ini dapat disebut juga sebagai Direktur Utama atau biasa disebut sebagai
CEO. CEO merupakan singkatan dari Chief Executive Officer berarti kepala atau
yang memimpin. Executive berarti jajaran direksi. CEO merupakan eksekutif yang
berada di puncak suatu perusahaan dan memiliki tanggung jawab untuk
kelangsungan dan keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti
ketua dewan perusahaan, direktur utama perusahaan, wakil presiden senior, wakil
presiden pelaksana dan wakil presiden. CEOdiangkat oleh dewan komisaris, dan
umumnya mempunyai siklus jabatan. Masa jabatan seorang CEO beragam, mulai
dari lima tahun atau sepuluh tahun tergantung kebijakan yang ditetapkan
perusahaan.
10
Di Indonesia istilah CEO lebih dikenal dengan direktur atau dewan direksi. Direktur
merupakan penyebutan secara umun terhadap pemimpin suatu perusahaan dalam
Perseroan Terbatas (PT). Di Indonesia pengaturan terhadap direktur (CEO) terdapat
dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam UU No 40 Tahun
2007 Bab VII mengatur fungsi, wewenang, dan tanggung jawab direksi. Tugas dari
seorang CEO adalah memimpin perusahaan dengan menentukan kebijakan-kebijakan
perusahaan, memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala
bagian, menyetujui anggaran tahunan perusahaan, dan menyampaikan laporan kepada
pemegang saham atas kinerja perusahaan (Adiasih, 2011). CEO bertanggung jawab
untuk menentukan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut, mengawasi dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta mengambil
keputusan yang mempengaruhi seluruh organisasi. Selain itu, CEO memiliki peranan
yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Peranan Interpersonal. Seorang CEO melaksanakan sejumlah ceremony rutin
yang bersifat resmi dan sosial. Hal ini seringkali penting
untukmemperkenalkan perusahaan pada orang luar. Sebagai seorang
pemimpin, CEO memiliki tanggung jawab untuk menetapkan staf organisasi
serta melatih dan memotivasi bawahannya.
2. Peranan Informational. Sebagai penyebar informasi, CEO meneruskan banyak
informasi yang diterima kepada orang luar dan dalam.
3. Peranan Pengambil Keputusan. CEO melakukan tugas strategis untuk memulai
proyek untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada.
Meskipun CEO memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap
perusahaan, kekuasaan tertinggi tetap berada ditangan RUPS (Rapat Umum
11
Pemegang Saham). Segala bentuk yang berkaitan dengan perubahan anggaran dasar
perusahaan, termasuk perubahan dalam kepengurusan perusahaan harus diputuskan
melalui RUPS. RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi
maupun dewan komisaris (UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas).
2.1.2.1 Pergantian CEO (Chief Executive Officer)
Apabila kinerja manajemen, peran, atau kegiatan CEO tidak sesuai dan tidak
menghasilkan keputusan atau strategi yang mengarah kepada pelaksanaan yang
efektif, jika terjadi kegagalan maka CEO biasanya dipecat. Secara strategi CEO
dapat membuat kelalaian atau kesalahan jabatan yang mengarah kepada
pemecatan. Dalam kesalahan karenakelalaian termasuk kegagalan untuk
menanggapi perubahan pasar dan kurang dapat mengendalikan operasi.
Pergantian CEO menurut Novitasari (2015) diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu pergantian secara rutin dan non rutin. Pergantian secara rutin didefinisikan
sebagai tindakan terencana yang diketahui oleh CEO yang akan berhenti dari
jabatannya dan CEO baru yang akan menggantikan. Salah satu contoh pergantian
CEO secara rutin adalah saat CEO lama berhenti dari jabatannya dan menjabat
sebagai anggota dewan komisaris, sementara CEO baru direkrut dari kalangan
internal perusahaan. Sedangkan pergantian CEO non rutin yaitu tindakan yang tidak
direncanakan dan perusahaan memiliki waktu untuk memilih pengganti CEO yang
lama. Contoh situasi pergantian CEO non rutin adalah CEO dipecat dari jabatannya
karena kinerjanya yang buruk.
12
Dalam hal ini Lindrianasari (2012) menyatakan bahwa ada teori yang dapat
menjelaskan pergantian CEO, yaitu:
1. Teori Equilibrium Organisasional
Teori ini di perkenalkan dalam Lindrianasari (2010) menyatakan bahwa semakin
lama masa kerja anggota organisasi, semakin kecil kemenarikan atau ide-ide
inovatif yang mereka hasilkan dibandingkan pada saat dihadapkan pada situasi
baru dalam Lindrianasari (2010). Penelitian yang menggunakan teori ini dalam
menjelaskan pergantian CEO dalam Lindrianasari (2010). Studi mereka
membahas tentang pemilihan CEO merupakan keputusan penting bagi organisasi
dengan implikasi penting yang diharapkan yaitu efisiensi. Pemilihan eksekutif
dilakukan dengan mempertimbangkan apakah eksekutif yang baru tersebut berasal
dari dalam atau luar perusahaan. Organisasi yang menyewa manajer puncak yang
berasal luar organisasi menganut aliran pemikiran perspektif yang lebih luas dan
cenderung untuk berubah.
2. Upper-Echelon Theory
Menurut Upper-Echelon Theory bahwa karakteristik latar belakang manajerial
menjelaskan pilihan strategi, dan konsekuensinya, berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dalam Lindrianasari (2010). Teori ini menawarkan bahwa eksekutif
puncak dapat mempengaruhi luaran organisasi mereka. Pilihan terhadap strategi
dan tingkat kinerja perusahaan merefleksikan karakteristik manajerial dalam
Lindrianasari (2010). Selanjutnya, dalam Lindrianasari (2010) berargumen bahwa
upper-echelon theory bersifat kondisional terhadap bagaimana keberadaan direksi
13
manajerial. CEO perusahaan tidak dapat mempengaruhi kekayaan pemegang
saham kecuali CEO tersebut melakukan diskresi untuk mempengaruhi kinerja
perusahaan.
Selain itu terdapat beberapa penyebab dari kegagalan seorang CEO, yaitu:
1. CEO membuat strategi yang terlalu berambisius dan kurang berhati-hati dalam
memperhatikan lingkungan. CEO yang seperti ini tidak mengembangkan
sistem manajemen secara memadai
2. CEO tidak memperhatikan strategi lama atau menolak strategi sebelumnya. Hal
ini terjadi karena CEO tidak menerima pendapat dari bawahan dan tidak
meneliti lingkungannya sendiri.
3. CEO tidak membuat strategi apapun. Hal ini terjadi ketika seorang CEO
mengharapkan perusahaan akan berjalan dengan sendirinya tanpa adanya
strategi
4. CEO tidak menganalisis secara memadai mengenai peluang-peluang strategis
perusahaan.
5. CEO terlalu menyibukkan diri dengan masalah struktural sekarang atau
meningkatkan keterampilan karyawan yang diperlukan di masa depan.
2.1.3 Analisis Kinerja Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan
untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas. Selain itu, kinerja keuangan
merupakanprestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
14
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009). Sedangkan
menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007) Kinerja Keuangan adalah
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang
dimilikinya.Menurut Irhan Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan yang dianalisis dengan alat- alat analisis keuangan, sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar
sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha
formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan,
dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang
ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan
tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan suatu
teknik analisis rasio. Analisis rasio (ratio analysis) adalah salah satu cara untuk
menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk menganalisa dan
melihat kinerja perusahaan. Menurut Warsidi dan Bambang dalam Fahmi (2012),
analisis rasiokeuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk
15
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu
dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian
menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan menurut Sugiyono (2009) diantaranya:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio ini penting karena kegagalan dalam membayar
kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Rasio likuiditas dapat
meperlihatkan tanda-tanda permasalahan arus kas dan kegagalan bisnis dimasa
yang akan datang. Rasio likuiditas juga memberikan informasi yang sangat
berguna bagi pengakuisisi ketika menilai perusahaan target, yaitu seberapa besar
tingkat likuiditas pasca akuisisi. Jika sesudah akuisisi perusahaan memerlukan
dana yang likuid, maka perusahaan akan relatif lebih aman jika memiliki rasio
likuiditas yang tinggi (Moin, 2010). Bagi pihak kreditur rasio likuiditas dapat
digunakan untuk melihat prospek kemampuan perusahaan dalam membayar
pinjaman jangka pendek, dengan rasio likuiditas yang besar, perusahaan bisa
meyakinkan para kreditur untuk mendapatkan pinjaman jangka pendek, dan bagi
pemegang saham rasio likuiditas dapat digunakan untuk melihat prospek dari
dividen di masa yang akan datang. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
rasio ini menurut Moin (2010) adalah:
1. Current Ratio
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan, dengan
16
menggunakan aktiva lancarnya, melunasi atau menutup hutang lancar. Semakin
besar rasio ini semakin likuid perusahaan tersebut.
2. Quick Ratio
Quick Ratio mengukur perbandingan antara aktiva lancar selain persediaan
dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva yang betul-betul
likuid untuk menjamin pelunasan hutang lancar.
3. Cash Ratio
Cash ratio adalah perbandingan antara dana tunai perusahaan dan hutang lancar.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi
hutang lancar hanya dengan menggunakan kas atau setara kas. Rasio Likuiditas
dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio. Rasio ini menunjukkan
seberapa besar kemampuan perusahaan, dengan menggunakan aktiva lancarnya,
melunasi atau menutup hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin likuid
perusahaan tersebut.
b. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatuperusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas
perusahaan (Fahmi, 2012). Semakin tinggi tingkat rasio aktivitas yang ada pada
perusahaan semakin besar aliran kas yang diterima perusahaan berarti semakin
efektif dalam mengelola aktivitas transaksi yang ada di perusahaan. Adanya
tingkat efektivitas yang tinggi menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan
yang tinggi pada masa mendatang. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
rasio ini menurut Moin (2010) adalah:
17
1. Assets turnover
Assets turnover digunakan untuk mengukur seberapa efektif aktiva perusahaan
mampu menghasilkan pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh
dari kegiatan utama perusahaan. Semakin tinggi assets turnover ini berarti
semakin efektif aktiva tersebut dalam menghasilkan pendapatan.
2. Receivable turnover
Receivable turnover merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan
antara pendapatan operasi atau penjualan dengan piutang (rata-rata) selama satu
periode tertentu. Inventory turnover diperoleh dengan membandingkan antara
harga pokok penjualan dengan persediaan. Dalam penelitian ini rasio aktivitas
diukur menggunakan total asset turnover. Total asset turnover digunakan untuk
mengukur perputaran semua aktiva, dengan kata lain rasio ini mengukur
perputaran efektifitas perusahaan dalam penggunaan total aktiva.
c. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau biasa disebut dengan rasio leverage menurut Husnan
(2013) ialah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban keuangannya. Kemampuan perusahaan dengan hanya
mengandalkan modal sendiri sering kali terbatas sehingga pembiayaan dengan
hutang ditempuh untuk mendukung pembiayaan equity. Disisi lain penggunaan
hutang lebih menguntungkan dibanding dengan pembiayaan equity karena
pembayaran bunga bisa digunakan sebagai pengurang pajak, namun penggunaan
hutang terlalu besar dapat mengakibatkan kemungkinan perusahaan tidak bisa
mengembalikan hutang karena harus membayar angsuran dan bunga tetap.
Dengan demikian semakin tinggi hutang semakin besar kemungkinan perusahaan
18
mengalami kesulitan finansialnya. Rasio solvabilitas menurut Sartono (2014)
terbagi menjadi Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio,
Fixed Charge Coverage, dan Debt Service Coverage.
1. Debt Ratio
Debt Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Apabila nilai rasio ini semakin tinggi maka semakin besar risiko yang dihadapi,
dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
2.Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
dengan modal yang dimilikinya dan merupakan rasio yang menunjukkan sampai
sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang.
3.Times Interest Earned Ratio
Times Interest Earned Ratio merupakan rasio yang menunjukkan laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya yang berupa bunga,
atau untuk mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan
mengalami kesulitan keuangan yang disebabkan karena tidak mampu membayar
bunga.
4.Fixed Change Coverage
Fixed Change Coverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya dan termasuk pembayaran
dividen saham preferen, bunga, angsuran, pinjaman, dan sewa.
19
5. Debt Service Coverage
Debt Service Coverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjamannya.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menurut Fahmi (2012) merupakan rasio untuk mengukur
efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya
tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun
investasi. Semakin baik rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan
tingginya perolehan keuntungan suatu perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna
memperluas usahanya, sebaliknya tingkatprofitabilitas yang rendah akan
menyebabkan para investor menarik dananya. Rasio yang dapat digunakan untuk
mengukur rasio ini adalah:
1. Net Profit Margin
Net profit margin adalah keuntungan neto per rupiah penjualan. Net Profit Margin
dihitung dengan membagi laba setelah pajak (EAT) dengan penjualan bersihnya
(Riyanto,1995).
2. Return on Asset (ROA)
Return on Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
efektif aset yang ada mampu menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio ini
semakin efektif penggunaan aset ini.
20
3Return on Equity (ROE)
Return on Equity digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan bersih
yang tersedia bagi pemegang saham, dengan kata lain rasio ini mengukur berapa
rupiah keuntungan yang dihasilkan oleh modal sendiri.
2.1.3.2 Metode Analisis Kinerja dengan Rasio Keuangan
1. Total Assets
Total assets adalah salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dan pengukuran kinerja perusahaan. Menurut
Financial Accounting Standards Board (FASB) mendefinisi aset dalam rangka
konseptualnya sebagai berikut (Statements of Financial Accounting Concepts ).
Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh
atau dikuasai / dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau
kejadian masa lalu. FSAB mengajukan dua hal yang harus dipetimbangkan
dalam menilai apakah pada saat tertentu suatu pos atau objek masih dapat
disebut sebagai aset, yaitu:
a. Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada mulanya
mengandung manfaat ekonomik masa datang.
b. Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap ada pada
saat penilaian.
21
2. Penjualan (Sales)
Penjualan merupakan tujuan utama dilakukannya kegiatan perusahaan
manufaktur. Perusahaan dalam menghasilkan barang/jasa mempunyai tujuan
akhir, yaitu untuk menjual barang/jasa tersebut kepada masyarakat. Oleh
karena itu, penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan agar produk
yang dihasilkan oleh perusahaan dapat terjual dan memberikan penghasilan
bagi perusahaan. Penjualan merupakan pengalihan hak milik atas barang
dengan imbalan uang sebagai gantinya dengan persetujuan untuk menyerahkan
barang kepada pihak lain dengan menerima pembayaran (Rangkuti, 2009). Hal
ini dapat diartikan besar kecilnya jumlah penjualan yang dicapai oleh suatu
perusahaan mencerminkan kinerja seorang CEOdalam tugasnya memimpin
suatu perusahaan.
3. Return on Assets (ROA)
Return on Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
efektif aset yang ada mampu menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio
ini semakin efektif penggunaan aset ini (Fahmi, 2012) . ROA adalah
perbandingan antara laba bersih dan total aset. Dengan mengetahui ROA, kita
dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya
dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. ROAdigunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan efektifitas perusahaan tersebut
merupakan kinerja perusahaan yang dipimpin oleh seorang CEO.
22
4. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar dan kewajiban
jangka pendek dari kegiatan operasional. Harta lancar yang dimaksud adalah
harta yang dianggap perusahaan dapat dicairkan segera atau dalam waktu
setahun atau kurang. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang jatuh
temponya setahun atau kurang. Rasio lancar biasanya digunakan untuk
mengukur sampai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atas harta lancarnya. Hal ini menjelaskan bahwa
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek
perusahaan merupakan tanggung jawab dari seorang CEO, karena menyangkut
kelangsungan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya sehari-hari.
5. Debt Ratio
Debt Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Apabila nilai rasio ini semakin tinggi maka semakin besar risiko yang dihadapi,
dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono,
2014).
23
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Ayu Novi,
Trisnantari (2012)
Pengaruh Corporate
Governance pada Pergantian
Chief Executive Officer
dengan Kinerja Perusahaan
Pergantian CEOberpengaruh
signifikan secara statistik pada
kinerja perusahaan. Corporate
governance yang diproksikan dengan
kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, proporsi komisaris
independen, dan jumlah anggota
komite audit berpengaruh signifikan
secara statistik pada hubungan
pergantian CEO dengan kinerja
perusahaan.
2. Putri Meelyana
Novitasari, Sri
Suranta dan
Doddy
Setiawan (2015)
Pergantian Chief
Executive Officer
(CEO)dan Kinerja
Akuntansi
Pergantian CEO dari outside
lebih baik daripada inside.
Hal ini dapat diindikasikan
bahwa pengganti outside
memberikan strategi baru
untuk memperbaiki strategi
dari CEO lama yang telah
menurunkan kinerja
perusahaan. Pengganti
outside dibutuhkan saat
perusahaan dalam kondisi
pergantian secara paksa dan
dihadapkan oleh kinerja
perusahaan yang sedang
memburuk.
3. Lindrianasari dan
Jogiyanto Hartono
(2012)
Antecedent and
Consequence Factors of
CEO Turnover in Indonesia
Dari 6 variabel akuntansi yang
digunakan yaitu, total assets, total
sales, ROA, ROE dan earnings
ditemukan berpengaruh signifikan
terhadap pergantian CEO. Kecuali
Current Ratio dan Debt to Equity
tidak berpengaruh terhadap CEO
Turnover.
4. Dogan dan Agca
(2013)
The Effect of CEO Turnover
on Firm Performance in
High- Tech vs Low Tech
Firm: Evidence from Turkey
Menyatakan bahwa debt ratio
mempunyai hubungan positif dengan
pergantian CEO.
5. Kaplan dan
Minton (2012)
How Has CEO Turnover
Changed?.
Analisa pada perusahaan di Amerika
Serikat dari tahun 1992 sampai
dengan 2007. Penelitian tersebut
menganalisa variabel kinerja saham
perusahaan dan perubahan ROA
dengan pergantian CEO. Hasil
penelitian menemukan hasil yang
signifikan untuk semua variabel
termasuk perubahan ROA.
24
6. James Chyz dan
Fabio Gaertner,
(2015)
Can Paying “Too
Much” Tax
Contribute to Forced
CEO Turnover
Perusahaan akan
memberhentikan CEO-nya
ketika perusahaan
membayarkan pajak yang
lebih tinggi, sehingga
menyebabkan keuntungan
yang didapat perusahaan
semakin kecil.
7. Chandra Yuliana
(2011)
Pengaruh Leverage,
Pergantian CEO dan
Motivasi Pajak Terhadap
Manajemen Laba
Pergantian CEO dan motivasi pajak
berpengaruh terhadap manajemen
laba sedangkan leverge tidak
berpengaruh terhadap manajemen
laba.
8. Ni Putu Mira
Diantari Sadia
dan I Made
Sukartha (2014)
Pengaruh Pergantian
CEOpada Praktik
Manajemen Laba
Perusahaan Publik
yang Terdaftar di BEI
Tendensi manajemen laba
saat pergantian CEO terjadi
tindakan manajemen laba
oleh CEO baru dengan pola
income decreasing. Hasil uji
korelasi menunjukkan
terdapat hubungan positif
yang rendah diantara kinerja
perusahaan dengan
manajemen laba.
9. Diantika
Pharamitha dan
Arief Bahtiar
(2012)
Kinerja Akuntansi dan
Kinerja Pasar Sebagai
Anteseden dan Konsekuensi
Pergantian CEO
Kinerja akuntansi dan kinerja pasar
memiliki pengaruh terhadap
pengambilan keputusan pergantian
CEOdi Indonesia.
10. Husheng Gao
(2015)
CEO Turnover-
Performsnce
Sensitivities in Private
Firms
Kinerja akuntansi menjadi
semakin baik setelah
pergantian CEO bagi
perusahaan swasta.
2.3 Model Penelitian
Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
sesudah terjadi pergantian CEO pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan, sedangkan
variabel independen yang digunakan yaitu sebelum pergantian CEO dan sesudah
pergantian CEO yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan, yaitu total
25
assets, total sales, ROA, current ratio, dan debt ratio. Keterkaitan antar variabel
dinyatakan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.4Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu
masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah atau belum tentu
kebenarannya sehingga harus diuji secara empiris (Purwanto dan Sulistyatuti,
2010).
2.4.1 Hubungan Total Assets terhadap Pergantian CEO
CEO merupakan seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk kelangsungan
dan keberhasilan perusahaan, berhasil atau tidak nya kinerja CEO tersebut dalam
suatu periode dapat dilihat melalui salah satunya jumlah total assets nya. Semakin
Kinerja keuangan
(Y)
Sesudah pergantian CEO:
(X2)
1. Total Assets
2. Total Sales
3. ROA
4. Current Ratio
5. Debt Ratio
Sebelum pergantian CEO:
(X1)
1. Total Assets
2. Total Sales
3. ROA
4. Current Ratio
5. Debt Ratio
26
tinggi total assets perusahaan kemungkinan besar semakin baik juga kinerja CEO
dalam satu periode tersebut. Tetapi sebaliknya jika total assets nya menurun maka
ada kemungkinan besar terjadinya pergantian CEO. Hal ini serupa dengan
penelitian yang dilakukan olehPharamitha dan Bahtiar (2012) meneliti bahwa
secara data akuntansi termasuk total aset memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan pergantian CEO. Pernyataan ini didukung oleh Denis dan Denis (2010)
dalam Novitasari et al (2015) yaitu dalam pergantian CEO juga terjadi
restrukturisasi perusahaan yang dapat berupa restrukturisasi total aset. Hal ini
sejalan dengan yang diungkapkan
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Terdapat perbedaan pada total assets antara periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO.
2.4.2Hubungan Total Sales terhadap Pergantian CEO
Dalam dunia perdagangan, faktor kunci yang sangat menentukan dalam
mendukung aktifitas usaha adalah sales. Sales merupakan salah satu indikator
keberhasilan dari kinerja CEO, apabila seorang CEO dapat meningkatkan
penjualan perusahaan maka dapat dikatakan bahwa CEO tersebut memiliki kinerja
yang baik, akan tetapi sales perusahaan semakin menurun maka dapat mendorong
terjadinya pergantian CEO. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Coates dan Kraakman (2010) dalam penelitiannya terhadap perusahaan-
perusahaan yang masuk dalam daftar S&P 500 tahun 1992 - 2004, menemukan
bahwa rata-rata pertumbuhan penjualan naik secara signifikan pada masa satu
sampai dua tahun setelah pergantian CEO. Selanjutnya hasil yang serupa
27
ditunjukkan oleh penelitian Adiasih dan Kusuma (2011) yaitu perusahaan sampel
yang melakukan pergantian CEOrutin menunjukkan kinerja penjualan dan arus
kas operasi yang meningkat dari tahun ke tahun.
Gao (2015) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa ROAdan penjualan
semakin membaik setelah adanya pergantian CEO, perubahan signifikan terjadi
pada tahun pertama sampai dengan tahun ketiga setelah adanya pergantian CEO.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis kedua yang diajukan adalah:
H2: Terdapat perbedaan pada total sales antara periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO.
2.4.3Hubungan ROA terhadap Pergantian CEO
ROA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan. Adanya ROA yang tinggi mencerminkan penerimaan
perusahaan atas keseluruhan dana yang dimiliki agar mendapatkan keuntungan.
Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik perusahaan. Rasio ini juga dapat
memperlihatkan apabila peusahaan berada dalam kondisi yang tidak
menguntungkan, maka aset yang dimiliki akan berkurang sehingga sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak
luar. ROA merupakan variabel yang banyak digunakan oleh penelitian-penelitian
sebelumnya diantaranya penelitian Lindriansari dan Hartono (2012). Hillier et al
(2009) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pergantian CEO yang dilakukan
secara sukarela menghasilkan sedikit perubahan kenaikan pada ROA hal ini
disebabkan karena dalam pergantian CEO yang dilakukan secara sukarela, ROA
perusahaan sudah cukup baik. Berbeda dengan pergantian CEO perusahaan yang
28
dilakukan secara terpaksa, dalam pergantian CEO yang dilakukan secara terpaksa
ROA tumbuh lebih besar karena sebelum dilakukan pergantian CEO, ROA
perusahaan cenderung lebih kecil.
Kaplan dan Minton (2012) melakukan analisa pada perusahaan di Amerika Serikat
dari tahun 1992 sampai dengan 2007. Penelitian tersebut menganalisa variabel kinerja
saham perusahaan dan perubahan ROA dengan pergantian CEO. Hasil penelitian
menemukan hasil yang signifikan untuk semua variabel termasuk perubahan ROA.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Novitasari et al (2015), menunjukkan
bahwa setelah pergantian CEO, ROA meningkat pada rata-rata secara signifikan
dimana ini mengindikasikan bahwa CEO baru mampu memanfaatkan aset
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah:
H3: Terdapat perbedaan pada ROA antara periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO.
2.4.4Hubungan Rasio Lancar (Current Ratio) terhadap Pergantian CEO
Current ratio merupakan salah satu alat analisis yang menentukan sehat atau
tidaknya operasi suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa
besar kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancar menggunakan
aset lancar yang dimiliki perusahaan. Jadi apabila current ratio mengalami
peningkatan dalam kepemimpinan seorang CEO dalam suatu periode, bisa
dikatakan kinerja CEO tersebut baik dan kemungkinan tidak terjadi pergantian
CEO. Sebaliknya, jika current ratio mengalami penurunan maka kinerja CEO
tersebut buruk dan kemungkinan besar terjadinya pergantian CEO. Hal ini serupa
29
dengan penelitian yang dilakukan olehDogan dan Agca (2013), Lindrianasari dan
Hartono (2010) menyatakan bahwa current ratio mempunyai hubungan negatif
dengan pergantian CEO. Namun hasil penelitian Dogan dan Agca (2013)
menunjukkan bahwa current ratio menunjukkan hubungan positif terhadap
pergantian CEO. Penelitian yang dihasilkan oleh Pharamitha dan Bahtiar (2012)
yaitu informasi akuntansi termasuk current ratio berpengaruh signifikan terhadap
pergantian CEO.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis keempat yang diajukan adalah:
H4: Terdapat perbedaan pada current ratio antara periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO.
2.4.5 Hubungan Debt Ratio terhadap Pergantian CEO
Debt ratio atau rasio hutang ini merupakan salah satu alat analisis apakah kinerja
suatu perusahaan baik atau tidaknya. Dimana rasio hutang ini dapat menunjukkan
proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang dimilikinya. Para investor
dapat menggunakan rasio hutang atau debt ratio ini untuk mengetahui berapa
banyak hutang yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan asetnya.
Kreditur juga dapat mengukur seberapa tinggi risiko yang diberikan kepada suatu
perusahaan. Semakin tinggi rasio hutangnya, semakin besar pula risiko yang
terkait dengan operasional perusahaan. Maka dari itu, kemampuan seorang CEO
dalam mengendalikan debt ratio ini sangat diperlukan, jika tidak maka akan
berdampak buruk bagi perusahaan dan CEO kemungkinan akan mengalami
pergantian.
30
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan olehDogan dan Agca (2013)
menyatakan bahwa debt ratio mempunyai hubungan positif dengan pergantian
CEO. Debt ratio adalah jumlah perbandingan antara total likuiditas dengan total
aset, sehingga semakin besar jumlah debt ratio maka kemungkinan terjadinya
pergantian CEO juga akan semakin besar juga. Namun, hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa debt ratio memiliki hubungan negatif terhadap pergantian
CEO.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis kelimayang diajukan adalah:
H5: Terdapat perbedaan pada debt ratio antara periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 2014). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed atau terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3.1.2 Sampel
Pada penelitian ini penentuan sampel akan dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling (memenuhi kriteria tertentu). Kriteria yang digunakan
yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI)selama
tahun 2009- 2015.
2. Perusahaan yang melakukan pergantian CEOpada tahun 2009-2015.
3. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan 2 tahun sebelum dan 2 sesudah
terjadi pergantian CEO.
32
Tabel 3.1
Proses Seleksi Penelitian Jumlah Sampel
NO Kualifikasi Sampel Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama tahun 2009- 2015.
140
2. (-) Perusahaan yang tidak melakukan pergantian
CEOpada tahun 2009- 2015.
103
3. (-) Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan 2
tahun sebelum dan 2 sesudah terjadi pergantian
16
Sampel 21
Sumber: Data sekunder yang diolah
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumen) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro & Supomo, 2014).
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari investigasi langsung pada laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 7 tahun
amatan, dimulai dari tahun 2009 sampai dengan 2015. Jika perusahaan tidak
menggunakan istilah CEO secara tertulis maka posisi Presiden Direktur atau
Direktur Utama yang akan digunakan. Sebagaimana penelitian terdahulu, studi ini
menggunakan sampel pada semua perusahaan yang teridentifikasi melakukan
pergantian baik secara rutin maupun non-rutin di tingkat Presiden Direktur
perusahaan. Data pergantian CEO diperoleh dengan melakukan penelusuran
langsung pada data perusahaan dengan membandingkan nama Presiden Direktur
perusahaan selama tahun amatan. Perubahan nama Presiden Direktur, Direktur
33
Utama atau CEOinilah yang dimaksud dengan pergantian CEOdi perusahaan
tertentu pada tahun tertentu. Sementara itu data yang digunakan adalah data 2
tahun sebelum dan 2 tahun sesudah pergantian CEO.
3.3 Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Pergantian CEO
CEO merupakan eksekutif yang berada di puncak suatu perusahaan dan
memiliki tanggung jawab untuk kelangsungan dan keberhasilan perusahaan.
CEO bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasi, menentukan
strategi untuk mencapai tujuan tersebut, mengawasi dan menginterpretasikan
lingkungan eksternal, serta mengambil keputusan yang mempengaruhi seluruh
organisasi.
Data pergantian CEO diperoleh dengan melakukan penelusuran langsung pada
data perusahaan dengan membandingkan nama direktur utama perusahaan
selama tahun amatan. Perubahan nama direktur utama, inilah yang dimaksud
dengan pergantian CEO diperusahaan tertentu pada tahun tertentu.
2. Total Assets
Pengukuran dengan total aset dilakukan dengan melihat jumlah dari aset tetap,
aset lancar maupun aset tidak berwujud perusahaan dalam laporan keuangan
tahunannya, yaitu yang tercantum dalam laporan posisi keuangan perusahaan.
34
3. Total Sales
Pengukuran dengan total sales dilakukan dengan melihat jumlah dari penjualan
perusahaan dalam laporan keuangan tahunannya, yaitu yang tercantum dalam
laporan laba rugi perusahaan.
4.ROA
ROAakan dihitung berdasarkan rumusnya yaitu membagi laba bersih dengan
total aset, dimana nilai laba bersih diambil dari laporan laba rugi perusahaan
dan nilai total aset diambil berdasarkan data yang tercantum dalam laporan
posisi keuangan perusahaan.
5. Current Ratio
Current ratio akan dihitung berdasarkan rumusnya yaitu membagi aset lancar
dengan kewajiban lancar dari data laporan keuangan perusahaan, dimana nilai
aset lancar dan kewajiban lancar diambil berdasarkan data yang tercantum
dalam laporan posisi keuangan perusahaan.
6. Debt Ratio
Debet ratio merupakan perbandingan antara total hutang dan total aset suatu
perusahaan sehingga semakin besar jumlah debt ratio maka kemungkinan
terjadinya pergantian CEO juga akan semakin besar juga.
35
Tabel 3.2
Ringkasan Operasional dan Pengukuran Variabel
NO. Variabel Skala Pengukuran
1. Total assets Nominal Penjumlahan aset tetap, aset lancar dan aset tak
berwujud dalam suatu periode.
2. Total sales Nominal Jumlah penjualan perusahaan dalam suatu
periode.
3. ROA Rasio 𝑅𝑂𝐴 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
4. Current ratio Rasio 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
5. Debt ratio Rasio 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
3.4 Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatifyaitu angka- angka yang diperoleh dari jumlah suatu penggabungan
atau pengukuran.
3.4.1 Statistik Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2012). Uji statistik deskriptif dalam penelitian ini
digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat
dari nilai rata- rata (mean), median, standar deviasi, nilai maksimum mengenai
pergerakan total assets, total sales, ROA, current ratio, dan debt ratio pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
36
3.4.2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Independent Sample T
Test dengan taraf signifikasi 0,05. Adapun kriteria pengujian menurut Santoso
(2016:200) adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikasi> 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji perbandingan kinerja keuangan periode pergantian
CEO.Hasil penelitian menemukan bahwa CEO diganti karena terjadi penurunan
kinerja khususnya pada tingkat laba, likuiditas dan terjadi peningkatan
hutang.Setelah dilakukan pergantian CEO, kinerja meningkat pada laba,
likuiditas, penjualan, dan terjadi penurunan pada hutang. Namun CEO yang baru
setelah menjabat 2 tahun tidak terjadi peningkatan kinerja baik dari laba,
likuiditas, dan penjualan. Pergantian CEO meningkatkan kinerjanya hanya dalam
jangka pendek. Adapun hasil analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
meningkat dan signifikan antara total assets pada periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO. Total assets sesudah pergantian CEO secara rata- rata lebih
tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Peningkatan total assets terus
berlanjut sampai tahun kedua setelah terjadi pergantian CEO.
2. Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
meningkat dan signifikan antara total sales pada periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO. Total sales sesudah pergantian CEO secara rata- rata lebih
tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Peningkatan total sales hanya
pada tahun pertama, pada tahun kedua mengalami penurunan setelah terjadi
pergantian CEO.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
62
3.Berdasarkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
meningkat dan tidak signifikan antara ROApada periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO. ROA sesudah pergantian CEO secara rata- rata lebih tinggi
dibandingkan dengan periode sebelumnya.Peningkatan nilai ROA hanya pada
tahun pertama dan tahun kedua megalami penurunan setelah terjadi pergantian
CEO.
4. Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
meningkat dan tidak signifikan antara current ratio pada periode sebelum dan
sesudah pergantian CEO. Current ratio sesudah pergantian CEO secara rata-
rata lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya.Peningkatan hanya
terjadi pada tahun pertama dan tahun kedua mengalami penurunan setelah
terjadi pergantian CEO.
5.Berdasarkan hipotesis kelima menunjukkan bahwa terdapat perbedaan menurun
dan tidak signifikan antara debt ratio pada periode sebelum dan sesudah
pergantian CEO. Debt ratio sesudah pergantian CEO secara rata- rata lebih
rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.Penurunan terjadi hanya
pada tahun pertama, satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah terjadi
pergantian CEO mengalami peningkatan.
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel yaitu total
assets dantotal salesyang meningkat secara signifikan sesudah adanya pergantian
dan 2 variabel yaitu ROA dan current ratioyang meningkat, namun tidak
signifikan sesudah adanya pergantianCEO. Selain itu 1 variabel lainya yaitudebt
63
ratio memiliki rata- rata yang menurun setelah adanya pergantian CEO, namun
tidak signifikan. Temuan ini memberikan informasi yang mejelaskan tentang
manfaat dari informasi kinerja akuntansi yang diwakili oleh ke lima variabel di
atas yang dinilai sangat berpengaruh terhadap keputusan penting dalam
perusahaan dan bermanfaat bagi masyarakat.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel perusahaan pada penelitian ini hanya mengambil perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian ini hanya menggunakan lima variabel dalam penelitian.
5.3 Saran
Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain sebagai berikut:
1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperluas sampel perusahaan
dari jenis perusahaan yang berbeda, atau dengan menggunakan sampel dari
semua jenis perusahaan yang ada sehingga mampu mencerminkan keseluruhan
populasi atas pergantian CEO di Indonesia.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar dapat menambah variabel
penelitian yang terkait dengan pergantian CEO.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Moin. 2010. Merger, Akuisisi dan Divestasi. Edisi 2, Ekonisia,
Yogyakarta.
Adiasih, Priskila dan Indra, Wijaya Kusuma. 2011. Manajemen Laba Pada Saat
Pergantian Direktur Utama (Dirut) di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol.13.http://scholar.google.co.id. Diakses 20 Februari 2019.
Agus, Sartono. 2014.Manajemen Keuangan:Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta:BPFE.
Ayu Novi, Trisnantari. 2012. Pengaruh Corporate Governance pada Pergantian
Chief Executive Officer dengan Kinerja Perusahaan.
http://scholar.google.com/scholar?q=pergantian+ceo+jurnal+trisnantari+200
8&btnG=&hl=en&assdt=0%2c5&as_vis=1. Diakses 09 Januari 2019.
Bhagat, S., & Bolton, B. 2013. Director Ownership, Governance, and
Performance. Journal of Financial & Quantitative Analysis.Vol. 14 (3);
257-273. http://scholar.google.co.id. Diakses 08 Januari 2019.
Chyz, J., & Garetner, F. 2015. Can Paying “Too Much” Tax Contribute to Forced
CEO Turnover?. SSRN 2678836. University of Tennessee. Knoxville.
http://scholar.google.co.id. Diakses 09 Januari 2019.
Coates, C. J., & Kraakman, R. 2010. CEO Tenure, Performance and Turnover in
S&P 500 Companies. Harvard School Working Paper. Harvard University.
Cambridge.
Dhaneswari, Nadia dan Widuri, Ratnaningtyas. 2013. Pengaruh Asimetris
Iformasi Ukuran Perusahaan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap
Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indoensia (BEI) 2010-2011. Tax & Accounting Review, Vol.3,
No.2.
Dogan, Mesut dan Agca, veysel. 2013. The Effect of CEO Turnover on Firm
Performance in High- Tech vs Low Tech Firm: Evidence from Turkey.
International Conference on Economic and Social Studies.
http://eprints.ibu.edu.ba. Diakses 10 Januari 2019.
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabet.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung:
Alfabeta.
Gao, H., Harford, J., & Li, K. 2015. CEO Turnover-Performance Sensitivities in
Private Firms. Journal of Financial and Quantitative Analysis. Nanyang
Technological University, University of Washington & University of British
Columbia. Vol. 2; 60-113. http://scholar.google.co.id. Diakses 09 Januari
2019.
Gunawan, Ketut, Nyoman Ari S D, dan Gusti Ayu P. 2015. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). E
Jurnal S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi. Program S1,
Vol.3, No.1.
Kaplan, S. N. & Minton, B. A. 2012. How Has CEO Turnover Changed?.
International Review of Finanace, 12(1), 58-87.
Cambridge.http://scholar.google.com/scholar?q=turnover+ceo+jurnal+jenter
+2006&bnG=&hl=en&assdt=0%2c5&as_vis=1. Diakses 20 Februari 2019.
Kementrian Energi dan Sumber daya Mineral. 2007. Undang- Undang Republik
Indonesia nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
http://prokumesdm.go.id. Diakses 09 Januari 2019.
Lindrianasari, dan Jogianto H. 2009. Kinerja Akuntansi dan Kinerja Pasar
sebagai Anteseden dan Konsekuensi atas Pergantian Chief Executive
Officer(CEO): Kasus dari Indonesia. JurnalSimposium Nasional
Akuntansi XIII SNA 13 Purwokerto.
Lindrianasari. 2010. Pergantian CEO Dunia. Kanisius. Yogyakarta.
Lindrianasari dan Hartono, Jogiyanto. 2012. Antecedent and Consequence
Factors of CEO Turnover in Indonesia. Journal of Management Research
Review. Vol.35. http://emeraldinsight.com/2040-8269.htm. Diakses 09
Januari 2019.
Novitasari, P. M., Suranta S., & Setiawan, D. 2015. Pergantian Chief Executive
Officer (CEO) dan Kinerja Akuntansi. Jurnal Akuntansi. Vol. 3 (2); 1-13.
http://scholar.google.co.id. Diakses 09 Januari 2019.
Pharamitha, D., & Bahtiar, A. 2012. Kinerja Akuntansi dan Kinerja Pasar
Sebagai Anteseden dan Konsekuensi Pergantian CEO. JAAI. Vol. 16 (1);
79-80. http://scholar.google.co.id. Diakses 20 Februari 2019.
Sadia, N. P. M. D., & Sukartha, I. M. 2014. Pengaruh Pergantian CEO pada
Praktik Manajemen Laba Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1; .200-210.
http://scholar.google.com/scholar?q=pergantian+ceo+jurnal+sadia+2014&bt
nG=&hl=en&assdt=0%2c5&as_vis=1. Diakses 09 Januari 2019.
Sudiyatno, Bambang dan Puspitasari, Elen. Tobin’s Q dan Alman Z-Score sebagai
Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akuntansi. Vol.2; 9-21.
http://scholar.google.co.id. Diakses 09 Januari 2019.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wandeca, Jenny S. 2012. Analisis Pengaruh Pergantian Chief Executive Officer
(CEO) Terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan BUMN
dan Non BUMN di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Publikasi Ilmiah
Universitas Lampung.http://scholar.google.co.id. Diakses 20 Februari 2019.
Yuliana, Chandra. 2011. Pengaruh Leverage, Pergantian CEO dan Motivasi
Pajak Terhadap Manajemen Laba. JRAK, Volume 7.
http://scholar.google.co.id. Diakses 09 Januari 2019.