ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

18
Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044 29 Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE MEASURE DAN TREYNOR MEASURE PADA SAHAM-SAHAM INDEKS SEKTORAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2010 Atik Budi Paryanti 1) , Sri Lestari 2) 1 Teknik Informatika, STIKOM CKI Email: [email protected] 2 Teknik Informatika, STIKOM CKI Email: [email protected] Abstract: The study of the research is about performance assesment analysis of stock portofolio evaluated by using Sharpe adn Treynor method in active stocks traded consistencely over three years, and those stocks represent industrial sectors classified in Indonesia Stock Exchange. Besides, the aim of the use of both methods in to find out result of measurement consistency comparison from each models in measuring stock portofolio performance in Indonesia Stock Exchange is that it can be found whether there is a model used as direction for investor in measuring stock portofolio performance as investation portofolio.According to the result of independent t-test, it can be explained that t-score is 3,230 and sig. Is 0,021(< 0,05), it can be concluded that there is difference between two portofolio performance, Sharpe and Treynor method, over the period of the research. The result of both method shows that measurment of Sharpe method is higher than measurment of Treynor method (0,3833 > 0,1285). Moreover, this result shows that investors and investors managers in evaluating portofolio performance view that Sharpe method is more approriate because this method is more effective in measuring or assessing stock portofolio performance that can be minimalized in whole risk sistematically or insistematically existed in stock portofolio combination. Key words : Optimal portofolio, Sharpe Measure, Treynor Measure. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai salah satu instrumen yang dipandang efektif dalam upaya mendorong perekonomian suatu negara, dan dimana keberadaannya tidak lepas dari berbagai pengaruh, baik faktor - faktor ekonomi maupun non ekonomi. Oleh karena itu, semakin pentingnya peran pasar modal dalam kegiatan ekonomi, membuat pasar modal semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa di sekitarnya, baik berkaitan secara langsung maupun tidak langsung. Perkembangan pasar modal di Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat baik, dimana banyaknya perusahaan - perusahaan yang mendaftarkan saham milik mereka di BEI. Sebagaimana diketahui, pasar modal adalah suatu tempat diperdagangkannya instrumen instrumen keuangan atau produk derivatif, salah satunya adalah saham yang berasal dari berbagai jenis sektor industri. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat saham - saham yang mewakili sektor sektor industri seperti : Tabel 1.1 Daftar Klasifikasi Sektor Industri yang Terdapat di BEI No Sektor Industri Sektor-sektor Primer (Ekstraktif) 1 Pertanian (Perkebunan) 2 Pertambangan 3 Industri Dasar dan Kimia Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan / Manufaktur) 4 Aneka Industri 5 Industri Barang Konsumsi 6 Properti dan Real Estate Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non- manufaktur)

Transcript of ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Page 1: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

29

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SHARPE MEASURE DAN TREYNOR MEASURE PADA SAHAM-SAHAM INDEKS SEKTORAL

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2010

Atik Budi Paryanti1), Sri Lestari2)

1Teknik Informatika, STIKOM CKI

Email: [email protected] 2Teknik Informatika, STIKOM CKI

Email: [email protected]

Abstract: The study of the research is about performance assesment analysis of stock portofolio evaluated by

using Sharpe adn Treynor method in active stocks traded consistencely over three years, and those stocks

represent industrial sectors classified in Indonesia Stock Exchange. Besides, the aim of the use of both methods

in to find out result of measurement consistency comparison from each models in measuring stock portofolio

performance in Indonesia Stock Exchange is that it can be found whether there is a model used as direction for

investor in measuring stock portofolio performance as investation portofolio.According to the result of

independent t-test, it can be explained that t-score is 3,230 and sig. Is 0,021(< 0,05), it can be concluded that

there is difference between two portofolio performance, Sharpe and Treynor method, over the period of the

research. The result of both method shows that measurment of Sharpe method is higher than measurment of

Treynor method (0,3833 > 0,1285). Moreover, this result shows that investors and investors managers in

evaluating portofolio performance view that Sharpe method is more approriate because this method is more

effective in measuring or assessing stock portofolio performance that can be minimalized in whole risk

sistematically or insistematically existed in stock portofolio combination.

Key words : Optimal portofolio, Sharpe Measure, Treynor Measure.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal sebagai salah satu instrumen yang

dipandang efektif dalam upaya mendorong

perekonomian suatu negara, dan dimana

keberadaannya tidak lepas dari berbagai pengaruh, baik

faktor - faktor ekonomi maupun non ekonomi. Oleh

karena itu, semakin pentingnya peran pasar modal

dalam kegiatan ekonomi, membuat pasar modal

semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa di

sekitarnya, baik berkaitan secara langsung maupun

tidak langsung. Perkembangan pasar modal di

Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukkan

peningkatan yang sangat baik, dimana banyaknya

perusahaan - perusahaan yang mendaftarkan saham

milik mereka di BEI. Sebagaimana diketahui, pasar

modal adalah suatu tempat diperdagangkannya

instrumen – instrumen keuangan atau produk derivatif,

salah satunya adalah saham yang berasal dari berbagai

jenis sektor industri. Di Bursa Efek Indonesia (BEI),

terdapat saham - saham yang mewakili sektor – sektor

industri seperti :

Tabel 1.1 Daftar Klasifikasi Sektor Industri yang

Terdapat di BEI

No Sektor Industri

Sektor-sektor Primer (Ekstraktif)

1 Pertanian (Perkebunan)

2 Pertambangan

3 Industri Dasar dan Kimia

Sektor-sektor Sekunder (Industri

Pengolahan / Manufaktur)

4 Aneka Industri

5 Industri Barang Konsumsi

6 Properti dan Real Estate

Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non-

manufaktur)

Page 2: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

30

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

7 Infrastruktur, Utilitas, dan

Trasnsportasi

8 Keuangan

9 Perdagangan, Jasa, dan Investasi

Sebelum melakukan analisis industri atau sektor

tertentu, perlunya menyimak kondisi kinerja sektor

industri tersebut terhadap kondisi kinerja pasar yang

terjadi. Sehingga dapat memberikan suatu gambaran

arah perkembangan sektor industri tersebut untuk

menghasilkan manfaat finansial di masa yang akan

datang. Berikut ini disajikan perkembangan kondisi

kinerja pasar dengan pergerakan kinerja sektor - sektor

industri yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dalam kurun waktu lima tahun terakhir :

Tabel 1.2 Perkembangan Indeks Pasar Dan

Indeks Sektor Industri Selama Periode 2006 –

2010

No Indeks

Saham

Closing Price Indeks Saham

2007 2008 2009 2010

1 IHSG 2.745,83 1.355,41 2.534,36 3.703,51

2 Pertanian 3.270,09 918,77 1.753,09 2.284,32

3 Pertambangan 238,05 877,68 2.203,48 3.274,16

4 Industri dasar

dan kimia 238,05 134,99 273,93 387,25

5 Aneka

Industri 477,35 214,94 601,47 967,02

6

Industri

Barang

Konsumsi

436,04 326,84 671,31 1.094,65

7 Properti &

Real Estate 251,82 103,49 146,80 203,10

8

Infrastruktur,

Utilitas, dan

Trasnsportasi

874,07 490,35 728,53 819,21

9 Keuangan 260,57 176,33 301,42 466,67

10

Perdagangan,

Jasa, dan

Investasi

392,24 148,33 275,76 474,08

Pada tabel 1.2, tersebut maka dapat dilihat

perkembangan indeks – indeks harga saham yang

terdaftar di BEI, seperti Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang mewakili seluruh pergerakan

harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek

Indonesia (mewakili kinerja pasar) atau Jakarta

Industrial Classification (JASICA) yang mewakili

pergerakan harga dari sektor industri tertentu. Dengan

melihat perkembangan IHSG dan indeks harga saham

sektor - sektor industri tersebut selama lima tahun

terakhir cenderung mengalami peningkatan setiap

tahunnya, terkecuali di tahun 2008, dimana pada saat

memuncaknya krisis keuangan global dan berdampak

pada perekonomian di Indonesia. Pergerakan dari

indeks harga saham tersebut dapat digambarkan

dengan grafik, sebagai berikut :

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Indeks Pasar dan

Sektor Industri Periode 2008-2010.

Berdasarkan Gambar 1.1, mengindikasikan

bahwa sektor - sektor industri tersebut selama 5 tahun

terkahir bergerak searah dan cenderung meningkat

dengan keadaan pasar (IHSG) di BEI. Jika terjadinya

perubahan aspek lingkungan ekonomi yang terkait,

maka saham - saham yang terklasifikasi pada sektor -

sektor tersebut akan berpengaruh secara langsung.

Karena sektor - sektor industri tersebut memiliki

kepekaan yang berbeda-beda dengan perubahan

kondisi pasar. Dalam kondisi yang terjadi dapat

dikaitkan antara situasi dengan perilaku investor dalam

meresponnya. Hal ini sangatlah wajar karena secara

rasional, investor harus memahami peluang dan

ancaman sebelum memutuskan pilihan investasinya,

dan mampu mempertimbangan risiko yang akan

dihadapi.

Besarnya resiko dan tingkat perolehan (return)

investasi memiliki hubungan yang positif atau searah,

atau yang lebih dikenal high risk – high return, yang

artinya semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi

maka semakin tinggi pula return yang diharapkan.

Investor dihadapkan pada bentuk investasi yang

beresiko, maka investor perlu membentuk portofolio

dengan melakukan diversifikasi investasi pada lebih

dari satu saham (Suad Husnan, 1998:47). Dalam pasar

modal investor memiliki kesempatan untuk melakukan

diversifikasi investasi dengan membentuk portofolio,

yang merupakan gabungan dari berbagai investasi,

Perkembangan Indeks Pasar dan Indeks Sektor Industri Periode 2006-2010

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian

Pertambangan

Industri dasar dan

kimia

Aneka Industri

Industri Barang

Konsumsi

Properti & Real Estate

Infrastruktur, Utilitas,

dan Trasnsportasi

Keuangan

Perdagangan, Jasa,

dan Investasi

IHSG

Page 3: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

31

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

dalam bentuk saham sesuai dengan besarnya resiko

yang dapat mereka tanggung serta sesuai dengan return

yang mereka harapkan.

Menurut Markowitz (1952) “Jangan taruh

telur seluruh milikmu dalam keranjang yang sama”,

karena kalau keranjang tersebut jatuh, maka semua

telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah”.

Maksud dari kiasan ini adalah sebaiknya janganlah

menginvestasikan semua dana yang kita miliki hanya

pada satu aset saja, karena jika aset tersebut gagal,

maka semua dana yang telah diinvestasikan akan

lenyap Karena investor pada umumnya tidak pernah

tahu dengan pasti bagaimana pergerakan suatu produk

investasi dan strategi ini dikenal dengan alokasi asset

atau diversifikasi untuk mengurangi resiko.

Strategi diversifikasi dilakukan dengan

portofolio optimal yang berarti keuntungan diperoleh

dengan diversifikasi pada berbagai investasi, dengan

jumlah sekuritas tertentu yang memiliki return yang

cukup tinggi. Portofolio optimal dicapai dengan

melakukan simulasi pada beberapa sekuritas yang

dinilai efisien dengan menggunakan prosedur

perhitungan tertentu (Sartono dan Zulaihati, 1998).

Untuk membentuk sebuah maupun beberapa portofolio

memerlukan saham-saham pilihan yang akan

dikombinasikan ke dalam portofolio tersebut. Adapun

jumlah saham yang dipilih untuk membentuk

portofolio sangat bervariasi, hal itu tergantung dari

preferensi investor terhadap saham itu sendiri.

Menurut Suad Husnan (2001: 47-49)

menjelaskan bahwa terdapat empat tahapan yang

dilakukan untuk membentuk suatu portofolio. Tahapan

pertama dalam proses tersebut dikenal dengan

membentuk daftar kebijakan investasi (policy

statement). Dalam tahapan ini ditentukan tujuan

investasi dan batasan investasi dimana termasuk resiko

yang dapat ditolerir oleh investor serta tingkat

pengembalian yang diinginkan

Dalam pengelolaan portofolio baik manajer

investasi maupun investor individu akan melakukan

beberapa tahapan. Tahapan terakhir yang sangat

penting bagi manajer investasi maupun investor yaitu

melakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang

telah disusun sebelumnya (Manurung, 2000). Penilaian

kinerja tersebut ditujukan untuk mengidentifikasi

sumber keunggulan maupun kekurangan dalam

portofolio investasi yang dimiliki. Penilaian kinerja

portofolio ini termasuk sebagai kelanjutan kegiatan

investasi serta sebagai umpan balik serta mekanisme

kontrol yang membuat proses manajemen investasi

lebih efektif (Sharpe, 1995 : 474). Kinerja portofolio

perlu dievaluasi berdasarkan aspek return dan resiko

yang ditanggung (Husnan, 1998:49).

Pengukuran kinerja portofolio dihitung dengan

menggunakan suatu parameter (one parameter

performance measure). Metode pengukuran dengan

menggunakan satu parameter ini mengukur kinerja

suatu portofolio dengan ukuran kinerja tertentu yang

perlu dikaitkan dengan tingkat resiko (risk adjusted)

dan tingkat perolehan (return). Pengukuran yang

dimaksud merupakan evaluasi kinerja yang didasarkan

pada basic risk dan return analysis, termasuk

penentuan ukuran resiko seperti resiko pasar

(systematic risk) dan resiko bisnis (unsystematic risk)

yang secara matematis dirumuskan oleh Sharpe tahun

1966 dan Treynor tahun 1965 terkenal dengan model

Sharpe dan Treynor.

Pedoman yang relevan bagi investor dalam

mengukur resiko dapat dinyatakan dalam standard

deviasi sebagai resiko total serta beta yang merupakan

resiko sistematis (Suad Husnan, 1998 : 465). Standard

deviasi yang dilambangkan sebagai σ digunakan

sebagai variabel pengukur kinerja portofolio dalam

model Sharpe atau Sharpe measure, sedangkan beta

digunakan sebagai variabel pengukur kinerja portofolio

dalam model Treynor atau Treynor measure. Karena

mengukur kinerja portofolio dengan menggunakan

variabel return dan resiko secara bersama-sama,

composite measure dianggap sebagai metode yang

paling relevan untuk mengakur kinerja portofolio.

Disamping itu tujuan penggunaan kedua

model tersebut dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbandingan konsistensi hasil

pengukuran dari masing-masing model dalam

mengukur kinerja portofolio saham di Bursa Efek

Indonesia, sehingga dapat diketahui suatu model yang

dapat digunakan sebagai pedoman bagi investor dalam

mengukur kinerja portofolio saham sebagai suatu

portofolio investasi.

Penelitian ini menggunakan 2 metode

pengukuran yaitu Sharpe dan Treynor. Dari

pengukuran masing-masing model tersebut akan

didapat indeks, dimana indeks ini dipakai sebagai alat

perbandingan antar portofolio yang dapat dibentuk

oleh investor. Dan dalam upaya pembentukan suatu

portofolio saham dalam pemilihan sampel

menggunakan metode Security Market Line (SML)

untuk memilih perusahaan yang layak dijadikan

sampel agar terciptanya portofolio yang optimal. Dan

bagi penulis menganggap bahwa, diantara berbagai

indeks saham di BEI, saham – saham perusahaan yang

berasal dari indeks sektoral yang menarik untuk diteliti.

Karena, mengingat pentingnya peranan sektor-sektor

tersebut bagi perkembangan ekonomi suatu negara

secara keseluruhan, harus diukur dari seberapa jauh

perkembangan pasar modal sebagai sarana yang dapat

menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor yang

produktif.

Page 4: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

32

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian komperatif adalah penelitian yang bersifat

membandingkan. (Ety Rochaety, 2007 :17 ).

2.1 Populasi dan Sampel

2.1.1 Populasi

Sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Ety Rochaety, 2007

: 35). Populasi dalam penelitian ini adalah saham -

saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dan terklasifikasi dalam sektor –

sektor industri selama periode Januari 2008 sampai

dengan Desember tahun 2010 sebanyak 426 saham

perusahaan. Berikut adalah jumlah populasi yang

memenuhi kriteria dalam sektor – sektor usaha yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) :

Tabel 2.1 Jumlah Perusahaan Dan Sektor Industri

yang Terdaftar di BEI

No Sektor Industri Jumlah

Emiten

Sektor-sektor Primer (Ekstraktif)

1 Pertanian (Perkebunan) 15

2 Pertambangan 29

3 Industri Dasar Dan Kimia 61

Sektor-sektor Sekunder (Industri

Pengolahan / Manufaktur)

4 Aneka Industri 40

5 Industri Barang Konsumsi 32

6 Property Dan Real Estate 49

Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa /

Non-manufaktur)

7 Infrastruktur, Utilitas, dan

Trasnsportasi 32

8 Keuangan 71

9 Perdagangan, Jasa, dan Investasi 97

Jumlah 426

2.1.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Ety

Rochaety, 2007:35) Sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah sampling purposive yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah

penelitian). Dalam penelitian ini karakteristik yang

dipilih adalah saham perusahaan yang teraktif dan

menggunakan metode Security Market Line untuk

memilih saham yang layak dijadikan sampel dan

dapat menjadi kombinasi portofolio yang baik.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam teknik

penentuan sampel yang akan digunakan, dengan

kriteria tertentu yaitu :

1. Sampel saham yang digunakan adalah saham-

saham yang dipilih berdasarkan saham-saham

aktif dan terdaftar pada 50 saham perusahaan aktif

diperdagangkan selama tahun 2008 hingga 2010.

Dengan alasan saham-saham yang selalu aktif

selama 3 periode berturut-turut (Januari 2008 –

Desember 2010) merupakan saham-saham yang

mampu bertahan pada resiko minimal dan banyak

diminati investor. Maka hal ini sebagai salah satu

penilaian kinerja saham sehingga layak dijadikan

sampel dan dapat menjadi kombinasi portofolio

yang baik.

2. Kemudian sampel ditentukan dengan metode

Security Market Line (SML) dengan alasan, agar

diperolehnya saham-saham ini dapat mewakili

penilaian kinerja portofolio saham dimana

penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua sisi

yang menghubungkan antara resiko (Beta) dan

tingkat keuntungan (return). Pada sampel

penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap 24

saham perusahaan aktif diperdagangkan (terdaftar

50 saham yang aktif diperdagangkan di BEI)

selama 3 periode secara berturut – turut.

Security Market Line (SML) merupakan

penggambaran secara grafis dari model Capital

Asset Pricing Models (CAPM) yang dimana garis

karakteristik dibentuk dengan menggunakan

excess return dengan mengurangkan masing-

masing return total sekuritas maupun return pasar

dengan return bebas resiko. Dengan demikian

SML dapat dirumuskan sebagai berikut:

( Ri - Rf ) = ( Rm - Rf ) . i

Dalam SML kita akan melihat kinerja saham

perusahaan berdasarkan return dan beta. Beta adalah

satuan untuk mengukur volatilitas return reksa dana

berdasarkan volatilitas return market (dalam hal ini

IHSG). Beta 1 dimiliki oleh market (IHSG), sedangkan

beta C artinya return yang tidak terpengaruh sama

Page 5: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

33

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

sekali oleh pasar. Dalam riset ini, beta 0 diwakili oleh

risk free (return BI rate satu bulan) yang diasumsikan

tidak akan terpengaruh oleh pergerakan market.Garis

yang ditarik antara risk free dan return market inilah

yang disebut sebagai SML. Berikut adalah Security

Market Line dari saham perusahaan aktif

diperdagangkan selama 3 periode berturut - turut :

Gambar 3.4 Grafik Security Market Line (SML) dari

Saham Perusahaan Aktif Diperdagangkan Selama

2008 - 2010.

SML (Garis Panah Hitam) adalah garis yang

menghubungkan antara return risk free rate dan return

IHSG. Saham yang berada di atas tepat di garis SML

artinya fairly priced atau return yang diberikan sesuai

dengan risiko yang ditanggung. Saham yang berada

dibawah garis SML memberikan return yang kurang

dari seharusnya, artinya untuk risiko yang ditanggung

semestinya return yang diberikan lebih tinggi.

Sedangkan portofolio yang berada di atas garis SML

memberikan return yang lebih dari seharusnya.

Dengan SML ini diharapkan para investor

dapat menilai kinerja saham untuk mengkombinasi

saham portofolio, dan tentunya sedikit banyak menilai

juga kinerja manajer investasi. Berikut ini adalah data

sampel 8 saham perusahaan yang termasuk dalam

fairly priced dan klasifikasi sektor industrinya.

Berdasarkan sampel yang terpilih akan

dikombinasikan kedalam portofolio optimal untuk

diolah dengan mengunakan metode Sharpe measure

dan Treynor measure. Berikut adalah grafik sampel

saham perusahaan yang terpilih dengan menggunakan

security market line (SML), yaitu ;

Tabel 2.2 Sampel Saham Perusahaan yang Terpilih

Dan Klasifikasi Industrinya.

No. Kode Nama

Emiten

Sektor

Industri Simbol

1. BBNI

Bank

Negara

Indonesia

Tbk

Keuangan

A

2. BMRI

Bank

Mandiri

(Persero)

Tbk

B

3. PNLF Panin Life

Tbk C

4. ADRO

Adaro

Energy

Tbk

Pertambangan

D

5. ANTM

Aneka

Tambang

(Persero)

Tbk

E

6. ASRI

Alam

Sutera

Realty Tbk

Properti dan

Real Estate F

7. KLBF Kalbe

Farma Tbk

Industri

Barang

Konsumsi

G

8. PGAS

Perusahaan

Gas

Negara

(Persero)

Tbk

Transportasi,

Utilitas dan

Infastruktur

H

2.2 Variabel Penelitian

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

Penilaian Kinerja Portofolio.

2.3 Definisi Operasional Variabel

Tabel 2.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Pengukuran Pengukuran

Operasional

Kinerja

Portoflio Beta ( ) Rasio

Treynor

Measure

Security Market Line

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

-10,00 -8,00 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00

Beta

E(R

i)

IHSG BNBR BUMI BTEL ELTY UNSP ANTM BMRI ENRG

BBNI DEWA ASRI CNKO TRUB ELSA KIJA PGAS TLKM

KLBF BKSL PNLF ADRO WIKA LPKR MIRA

Page 6: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

34

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Deviasi

Standar

(σ)

Rasio Sharpe

Measure

2.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan

yaitu melalui pengumpulan data sekunder yang

diperoleh dari dokumentasi publikasi laporan dari BEI

maupun Bank Indonesia. Dan kebutuhan data yang

diperlukan berupa harga - harga saham penutupan

(Clossing Price), indeks harga saham gabungan

(IHSG), dan Bank Indonesia (BI rate). Data–data

lainnya dan data pendukung lainnya diperoleh dari

Jurnal, artikel–artikel pada internet, dan penelitian lain

yang terkait dan relevan dengan penelitian ini.

2.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk membanding

kinerja portofolio yang diukur dengan menggunakan

metode Sharpe measure dan Treynor measure melalui

pengujian hipotesis menggunakan uji statistik. Adapun

langkah-langkah perhitungan yang akan diambil adalah

sebagai berikut:

a. Menentukan Return Saham Individual (Ri)

Menghitung return saham individual yang diperoleh

selama periode t (Ri,t) dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut :

Ri = Pt – Rt-1

Rt-1

Keterangan:

Ri = Return realisasi saham i

Pt = Closing price saham i pada hari ke t

Pt-1= Closing price saham i pada hari ke t-1

b. Menentukan Return Market (Rm)

Menentukan return market dihitung menggunakan

persamaan rumus sebagai berikut :

Rm = IHSG t – IHSG t-1

IHSG t-1

Keterangan :

Rm = Return market pada hari i

IHSG (t) = Closing price IHSG pada hari ke t

IHSG (t-1) = Closing price IHSG pada hari ke t-1

Menentukan rata-rata return market ( m), dihitung

menggunakan persamaan rumus sebagai berikut :

E(Rm) = ∑Rm

n

Keterangan :

E(Rm) = Expected return market

Rm = Return Market

n = Jumlah realized return market i

Return Portofolio (Rp)

Menentukan return portofolio saham dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Rp = a.Ra + b.Rb +…….+ n.Rn

Keterangan:

Rp = Tingkat pengembalian portofolio

Ra = Tingkat pengembalian aktiva selama

periode berjalan

n = Berat aktiva pada portofolio (yaitu) aktiva

sebagai bagian dari nilai pasar secara

keseluruhan portofolio

n = Jumlah aktiva pada portofolio

Menentukan rata-rata return portofolio ( p)

saham perbulan, dihitung menggunakan

persamaan rumus sebagai berikut : n

E(Rp) = ∑ Xi. E(Rp)

i=1

Keterangan :

E(Rp)=Tingkat keuntungan yang diharapkan

dari portofolio

Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada

saham i

E(Ri) =Tingkat keuntungan yang diharapkan dari

saham i Menentukan Risk Free Rate

Risk free rate diwakili oleh BI Rate.

Perhitungan BI Rate didapatkan data persentase BI

Rate 3 tahun secara bulanan yang kemudian dirata-

ratakan. Sedangkan tingkat resiko tidak perlu dihitung,

karena instrumen investasi ini diasumsikan bebas

resiko (risk free rate).

Menentukan Resiko Portofolio Saham

Page 7: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

35

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Resiko suatu sekuritas terdiri atas resiko

sistematis dan resiko tidak sistematis. Gabungan resiko

sistematis dan tidak sistematis disebut dengan resiko

total yang diwakili dengan istilah standard deviasi (σ),

sedangkan resiko sistematis diwakili dengan beta (),

yaitu :

Menentukan Standard Deviasi Portofolio (σp)

Untuk menghitung standard deviasi dihitung

menggunakan persamaan berikut ini :

σp = Σ(Ri - i)²

n-1

Keterangan :

σp = Standard Deviasi

Rp = Return portofolio

p = Rata – rata return portofolio

n = Jumlah data return saham i

Menentukan Beta Portofolio (p)

Menentukan beta () yang merupakan

fluktuasi relativ terhadap resiko pasar. Dalam

penelitian ini perhitungan beta () dilakukan dengan

regresi menggunakan SPSS 15.0. caranya dengan

meregresikan excess return masing-masing portofolio

saham (return portofolio saham dikurangi risk free)

dengan excess return market (return market dikurangi

risk free). Secara matematis beta tiap portofolio saham

dapat dihitung dengan rumus persamaan sebagai

berikut :

( Rp - Rf ) = ( Rm - Rf ) . p

Keterangan :

(Rp-Rf) = Excess return portofolio

(Rm-Rf) = Excess return market

p = Beta potofolio saham

Penilaian Kinerja Portofolio

Menilai kinerja portofolio saham dengan menggunakan

metode Sharpe measure dan Treynor measure, yaitu

sebagai berikut :

Menentukan Sharpe Measure

Metode Sharpe measure dirumuskan sebagai berikut :

Spi = p - f

σp

Keterangan :

Spi = Sharpe performance index

p = Rata-rata return portofolio i

f = Rata-rata risk free rate

σp = Standard Deviasi

Menentukan Treynor Measure

Metode Treynor measure dirumuskan sebagai berikut :

Tpi = p - f

p

Keterangan :

Tpi = Treynor performance index

p = Rata-rata return portofolio

f = Rata-rata risk free rate

p = Beta portofolio sebagai tolok ukur resiko

Uji Beda

Untuk menjawab hipotesis penelitian dilakukan

analisis komparasi pada kedua metode penilaian

kinerja portofolio saham yang dievaluasi menggunakan

metode Sharpe measure dan Treynor measure, diuji

secara statistik dengan rumus uji beda dua rata-rata

(Independent Sample T-test). Adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

HO: Tidak terdapat perbedaan antara kinerja

portofolio saham yang dievaluasi

denganmenggunakan metode Sharpe measure

danTreynor measure.

H1:Terdapat perbedaan antara kinerja portofolio

saham yang dievaluasi dengan menggunakan

metode Sharpe measure dan Treynor measure.

Kriteria pengambilan keputusan pada penelitian ini

adalah

Jika probabilitas (Sig) < 0.05, maka HO ditolak.

Jika probabilitas (Sig) > 0.05, maka HO diterima.

Page 8: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

36

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

(BEI)

Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai

obyek adalah perusahaan yang Go Public yang

listing di BEI. Perusahaan yang dijadikan sampel ini

adalah masing-masing mempunyai kelompok usaha.

Istilah go public menurut Ang (1997) adalah kegiatan

menawarkan saham perusahaan untuk dijual kepada

publik untuk pertama kalinya. Jumlah perusahaan

yang terdaftar di BEJ Januari 2008 sampai dengan

tahun Desember 2010 adalah sebanyak 426 emiten,

yang terdiri dari berbagai macam industri.

Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini masing-masing mempunyai group atau kelompok

dalam usahanya, manufaktur maupun

nonmanufaktur. Perusahaan manufaktur adalah

perusahaan yang usahanya mengolah bahan baku

menjadi barang jadi, seperti: tobacco (rokok), cement

(semen), textile (kain), pharmaceutical (farmasi).

Perusahaan non manufaktur adalah perusahaan yang

usahanya tidak mengolah bahan baku menjadi barang

jadi seperti plantation (tanaman), fishery

(perikanan), forestry (kehutanan), minning

(pertambangan), bank (perbankan),

telecommunication (telekomunikasi), tranportation

(transportasi). Dan di BEI terdapat 10 sektor industri

yang terdiri dari (1) Keuangan, (2) Pertambangan,

(3) Aneka Industri, (4) Industri Dasar dan Kimia, (5)

Industri Barang Konsumsi, (6) Properti dan Real

Estate, (7) Infastruktur, Utilitas, dan Transportasi, (8)

Keuangan, (9) Perdagangan, Jasa, dan Investasi, (10)

Manufaktur. Dalam penelitian ini waktu dipilih

selama 3 tahun dan sampel perusahaan yang dipilih

secara konsisten. Sampel tercatat pada daftar 50

saham aktif yang secara tersu – menerus (konsisten)

diperdagangkan di BEI dan dengan sampel dibatasi

menggunakan metode security market line (SML).

Berdasarkan seleksi tersebut selama 3 tahun yaitu

selama tahun 2008 hingga 2010 diperoleh 8 saham

yang layak untuk dipilih. Adapun ke- 8 saham

tersebut adalah :

Tabel 3.1 Saham-saham yang Masuk Dalam

Penelitian

No. Kode Nama Emiten

1. BBNI Bank Negara

Indonesia Tbk

2. BMRI Bank Mandiri

(Persero) Tbk

3. PNLF Panin Life Tbk

4. ADRO Adaro Energy Tbk

5. ANTM Aneka Tambang

(Persero) Tbk

6. ASRI Alam Sutera

Realty Tbk

7. KLBF Kalbe Farma Tbk

8. PGAS

Perusahaan Gas

Negara (Persero)

Tbk

Berdasarkan tabel 3.7 dimana saham

perusahaan yang bergerak dalam sektor industri

keuangan adalah Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan Panin Life

Tbk, kemudian perusahaan yang bergerak dalam

sektor industri pertambangan adalah Adaro Energy

Tbk, Aneka Tambang (Persero) Tbk, perusahaan

yang bergerak dalam sektor industri properti dan real

estate adalah Alam Sutera Reality Tbk, dan

perusahaan yang bergerak dalam sektor industri

transportasi, utilitas dan infastruktur adalah

perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

3.1.2 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.2.1 Sektor Keuangan

Bank Negara Indonesia,Tbk (BBNI)

PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (BNI)

merupakan sebuah bank pemerintah di Indonesia yang

dimana suatu bank komersial tertua dalam sejarah

Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 5

Juli tahun 1946. Saat ini BNI mempunyai 914 kantor

cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga

mempunyai unit perbankan syariah dan BNI

merupakan bank pemerintah pertama di indonesia yang

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan memiliki kode saham BBNI yang menandakan

statusnya sebagai perusahaan publik/ terbuka.

Page 9: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

37

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Bank Mandiri, Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk merupakan bank

yang berkantor pusat di Jakarta, dan merupakan bank

terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan

deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998

sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada

bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu,

Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN),

Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank

Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke

dalam Bank Mandiri.

Panin Financial, Tbk (PNLF)

Panin Life, Tbk adalah perusahaan asuransi jiwa

dengan pengalaman melayani nasabah lebih dari 3

dekade. Berdiri pada tahun 1974 dan mencatatkan diri

di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1983 sebagai

perusahaan public pertama di sektor asuransi jiwa.

Panin Life tergabung dalam Panin Grup yang bergerak

di berbagai sektor Jasa Keuangan, yaitu perbankan,

asuransi jiwa, asuransi umum, pembiayaan dan

sekuritas.

Sektor Pertambangan

PT Aneka Tambang, Tbk (ANTM)

PT Aneka Tambang Tbk, merupakan perusahaan

pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki

oleh Pemerintah Indonesia (65%) dan masyarakat

(35%). PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968.

Kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan,

pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral.

Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi

atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit,

feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam

adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta

jasa geologi.

PT. Adaro Energi Tbk (ADRO)

Perusahaan didirikan pada tahun 2004 sebagai PT.

Adaro Energi (nama perusahaan terdahulu PT. Padang

Karunia), merupakan salah satu perusahaan batubara

(intergrated) di Indonesia yang menguasai dan

memegang kontrol pada persediaan batubara melalui

unit bisnis nya. Peningkatan (intergration) akan

dicapai dengan cara meningkatkan dengan maksimal

cadangan dengan mengkapitalisasi unit bisnis

perusahaan yang terdiri dari penambangan batubara,

kontraktor pertambangan, logistik dan infrastruktur,

perdagangan, dan upgrade batubara yang termasuk

usaha pembangkit.

Sektor Properti Dan Real Estate

PT. Alam Sutera Realty, Tbk (ASRI)

PT. Alam Sutera Realty adalah perusahaan

properti dengan wilayah pengembangan utama seluas

700 hektar di Serpong, Tangerang. Selain itu juga telah

mengakuisisi lebih dari 870 hektar lahan (land bank) di

Pasar Kemis (Tangerang), Cibodas, Cibitung, Cikarang

(Jawa Barat), dan Tanjung Pinang (Riau). Pertama kali

didirikan dengan nama PT Adhihutama Manunggal

pada tahun 1993, dan saat ini sedang membangun 3

mega proyek unggulan yaitu Silkwood Residences

Apartment, gedung perkantoran Alam Sutera Office

Tower, dan Mal Alam Sutera. Kawasan ini diyakini

akan menjadi favorit karena memiliki akses langsung

ke pintu jalan tol Tangerang, serta didukung dengan

segera dibangunnya kampus Binus University Alam

Sutera. Saat ini sekitar 50.48% sahamnya dimiliki oleh

publik.

Sektor Industri Barang onsumsi

PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF)

PT. Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan

multinasional yang memproduksi farmasi, suplemen,

nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas di

Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun

1966, oleh 6 bersaudara, yaitu Khouw Lip Tjoen,

Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin

Setiawan, Maria Karmila, F. Bing Aryanto. PT Kalbe

Farma telah jauh berkembang dari awal mulanya

sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah

pendirinya di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara.

Sektor Transportasi, Utilitas Infastruktur

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

(PGAS)

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat

PGN (Kode : PGAS ) adalah sebuah BUMN yang

bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.

Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah

perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N.

Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang

memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia

yang terbuat dari batu bara. Pada tahun 1958

perusahaan tersebut dinasionalisasi dan diubah menjadi

PN Gas yang selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965

berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. Tanggal

inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN

pada tiap tahunnya. PGN kemudian memasuki babak

baru menjadi perusahaan terbuka ditandai dengan

Page 10: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

38

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember

2003 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2 Hasil Penelitian

3.2.1 Analisis Kinerja Portofolio Saham

Penelitian ini bertujuan menguji apakah

portofolio saham berupa kombinasi saham - saham

yang mewakili masing-masing sektor industri dapat

memberikan kinerja yang layak untuk diinvestasikan.

Kinerja portofolio saham yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode sharpe dan

treynor yaitu dengan menguji komponen dari return

portofolio saham, resiko portofolio saham serta beta

portofolio saham sebagai pengukur Indeks Sharpe

dan Treynor. Penelitian ini menggunakan periode

penelitian Januari 2008 hingga Desember 2010

dengan menggunakan data saham akhir bulan.

Saham yang diseleksi berdasarkan kriteria Security

Market Line (SML) didapat 8 perusahaan, yaitu:

Tabel 3.2 Perusahaan Efek yang Terpilih Sebagai

Sampel

Simbol Kode Saham Sektor Industri

Industri

A BBNI

Bank

Negara

Indonesia

Tbk

Keuangan

B BMRI

Bank

Mandiri

(Persero)

Tbk

C PNLF Panin Life

Tbk

D ADRO

Adaro

Energy

Tbk

Pertambangan

E ANTM

Aneka

Tambang

(Persero)

Tbk

F ASRI

Alam

Sutera

Realty Tbk

Property dan Real

Estate

G KLBF Kalbe

Farma Tbk

Industri Barang

Konsumsi

H PGAS Perusahaan

Gas

Negara

Transportasi,

Utilitas,dan

Infastruktur

(Persero)

Tbk

Berdasarkan tabel 3.7 merupakan hasil seleksi

berdasarkan kriteria security market line bahwa saham-

saham yang berada diatas garis security market line

yang memiliki sensitifitas dengan keadaan pasar. Dari

tabel diatas terdapat 5 sektor industri dengan 8 saham

perusahaan yang terdiri dari sektor keuangan terdapat

3 saham perusahaan, sektor pertambangan terdapat 2

saham perusahaan, sektor properti dan real estate

terdapat 1 saham perusahaan, sektor industri barang

konsumsi terdapat 1 saham perusahaan, kemudian

sektor transportasi, utilitas, & infastruktur terdapat 1

saham perusahaan. Mengkombinasi portofolio hanya

dilakukan terhadap sektor-sektor yang berbeda tidak

diperbolehkan kombinasi antara sektor perusahaan

yang sama.

Penelitian ini bersifat membandingkan antara

sektor-sektor yang terpilih dan kombinasi dari 5 sektor

tersebut. Kombinasi sektor perusahaan terhadap 5

saham dari keseluruhan saham sektor tersebut.

Sedangkan untuk kombinasi antar sektor dilakukan

kombinasi antara masing – masing saham dari kelima

sektor tersebut. Dimana 1 saham dari sektor keuangan

dengan 1 saham dari sektor pertambangan, 1 saham

dari sektor properti dan real estate, 1 saham dari sektor

industri barang konsumsi, 1 saham dari sektor

transportasi, utilitas, dan infastruktur, karena 1 saham

saja sudah mewakili sektor tersebut. Kombinasi pada

sektor yang sama tidak diperkenankan karena tidak

akan menurunkan resiko saham dengan kata lain

saham tidak didifersifikasi.

3.2.2 Kombinasi Portofolio Saham

Dibawah ini merupakan kombinasi saham-saham

yang terpilih sebagai sampel yang dimana

mengkombinasikan 1 saham dengan 1 saham lainnya

yang terdapat pada sektor-sektor tertentu. Dengan cara

tersebut didapatkan kombinasi-kombinasi saham

sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kombinasi Saham Perusahaan Beserta

Klasifikasi Sektor Industri

Portofolio Simbol

Saham Kode

Sektor

Industri

BBNI Keuangan

ADRO Pertambangan

Page 11: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

39

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Kombinasi

1

A, D,

F, G &

H

ASRI Property dan

Real Estate

KLBF

Industri

Barang

Konsumsi

PGAS

Transportasi,

Utilitas, dan

Infastruktur

BBNI Keuangan

ANTM Pertambangan

Kombinasi

2

A, E,

F, G &

H

ASRI Property dan

Real Estate

KLBF

Industri

Barang

Konsumsi

PGAS

Transportasi,

Utilitas, dan

Infastruktur

BMRI Keuangan

ADRO Pertambangan

Kombinasi

3

B, D,

F, G &

H

ASRI Property dan

Real Estate

KLBF

Industri

Barang

Konsumsi

PGAS

Transportasi,

Utilitas, dan

Infastruktur

BMRI Keuangan

ANTM Pertambangan

Kombinasi

4

B, E,

F, G &

H

ASRI Property dan

Real Estate

KLBF

Industri

Barang

Konsumsi

PGAS

Transportasi,

Utilitas, dan

Infastruktur

PNLF Keuangan

ADRO Pertambangan

Kombinasi

5

C, D,

F, G &

H

ASRI Property dan

Real Estate

KLBF

Industri

Barang

Konsumsi

PGAS

Transportasi,

Utilitas, dan

Infastruktur

PNLF Keuangan

ANTM Pertambangan

Kombinasi

6

C, E,

F, G &

H

ASRI Property dan

Real Estate

KLBF

Industri

Barang

Konsumsi

PGAS

Transportasi,

Utilitas, dan

Infastruktur

3.2.3 Return Portofolio Saham.

Dalam perhitungan return portofolio (Rp)

dirumuskan sebagai berikut :

Rp = a.Ra + b.Rb +…….+ n.Rn

Proporsi saham dihitung dengan menggunakan

metode value weigted dengan cara membagi return

saham dengan jumlah return portofolio seperti pada

rumus berikut ini :

= R

∑R

Mencari rata-rata return portofolio perbulan dihitung

menggunakan Microsoft excel melalui fungsi

Average dari masing-masing return portofolio per

bulan. Hasil perhitungan return portofolio saham

(Rp) selama 3 tahun dan rata-rata return portofolio

( p) saham, dapat dilihat pada tabel, sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Return Portofolio Saham Periode 2008 –

2010

Jangka Waktu

Return Portofolio (Rp)

1 2 3 4 5 6

200

8 Januari

-

0,12

3

-

0,15

6

-

0,79

7

-

0,70

1

-

0,16

2

-

0,17

7

Page 12: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

40

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Februari

-

0,16

5

1,35

4

9,15

0

9,00

6

-

0,56

6

0,35

2

Maret

-

0,18

5

-

0,18

5

-

0,17

9

-

0,18

0

-

0,17

1

-

0,17

5

April

-

0,21

2

-

0,23

1

-

0,21

1

-

0,23

1

-

0,36

8

-

0,42

2

Mei

0,14

0

0,22

0

0,15

3

0,25

5

0,23

8

0,48

3

Juni

-

0,05

2

-

0,04

9

-

0,07

5

-

0,07

1

0,66

8

0,78

6

Juli

0,45

4

-

0,91

0

0,58

4

-

0,45

1

-

0,08

3

-

0,17

9

Agustus

-

0,11

6

-

0,18

6

-

0,09

2

-

0,18

7

-

1,81

3

-

0,50

8

Septembe

r

-

0,22

3

-

0,23

5

-

0,20

5

-

0,22

3

-

0,26

2

-

0,26

9

Oktober

-

0,43

3

-

0,38

9

-

0,41

9

-

0,37

1

-

0,43

5

-

0,39

1

Novembe

r

0,74

7

0,27

7

1,73

2

0,37

7

1,29

5

0,33

7

Desembe

r

0,38

3

0,19

1

0,48

2

0,32

4

-

0,15

3

0,07

4

200

9

Januari

0,35

3

0,15

7

0,45

0

0,26

8

0,44

6

0,26

0

Februari

0,88

5

0,76

2

0,69

9

0,62

1

2,52

6

1,77

2

Maret

0,15

8

1,28

4

0,21

4

0,37

1

0,16

0

0,35

7

April

0,50

5

0,50

3

0,37

0

0,38

1

0,34

7

0,35

9

Mei

0,41

7

0,43

2

0,43

4

0,44

8

0,42

3

0,43

7

Juni

0,27

8

0,13

4

0,29

8

0,13

1

0,29

7

0,13

1

Juli

0,18

9

0,18

8

0,24

7

0,24

5

0,20

6

0,20

4

Agustus

0,17

5

-

0,84

9

-

0,51

7

-

0,80

9

0,21

7

-

0,84

1

Septembe

r

0,06

4

7,70

5

0,09

3

7,65

9

0,20

5

7,53

0

Oktober

-

0,16

9

-

0,09

2

-

0,23

9

-

0,06

6

-

0,17

0

-

0,09

3

Novembe

r

0,14

7

0,36

0

0,39

3

-

0,06

8

0,14

9

0,33

0

Desembe

r

0,07

2

0,06

8

0,05

5

0,05

3

0,05

2

0,05

0

201

0

Januari

0,17

7

0,29

2

0,16

2

0,25

0

0,14

2

0,18

6

Februari

0,35

9

0,34

1

0,45

0

0,42

3

0,55

5

0,51

6

Maret

0,18

3

0,18

7

0,18

4

0,18

8

0,21

6

0,21

7

April

0,22

3

0,23

8

0,22

3

0,24

0

0,23

2

0,24

7

Mei

-

0,13

5

-

0,15

4

-

0,13

3

-

0,15

1

-

0,14

3

-

0,16

2

Juni

0,19

0

0,29

3

0,11

3

0,13

5

1,95

4

-

3,33

6

Juli

0,49

0

0,46

1

0,13

1

0,12

3

0,21

5

0,18

4

Agustus

-

0,09

9

-

0,10

4

-

0,08

7

-

0,09

2

-

0,08

5

-

0,08

9

Septembe

r

0,12

4

0,14

0

0,17

4

0,17

9

0,13

3

0,14

6

Oktober

0,19

5

0,18

9

0,23

1

0,22

1

0,19

4

0,18

9

Novembe

r

0,20

1

0,29

4

0,27

0

0,46

4

0,23

4

0,37

5

Desembe

r

0,32

3

0,70

1

0,14

9

0,14

8

0,14

4

0,14

3

Rata-rata

Return

Portofolio ( p)

0,15

3

0,36

8

0,40

3

0,52

5

0,19

0

0,25

1

3.2.4 Risk Free Rate (Rf)

Dalam menentukan Risk free rate yang digunakan

adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia.

Dipilihnya tingkat suku bunga Bank Indonesia satu

bulan didasarkan pada pertimbangan bahwa return

dan resiko saham juga dihitung secara bulanan.

Perhitungan BI rate dapat dirumuskan sebagai

berikut, data tingkat suku bunga diperoleh melalui

rumus :

Rf (t) = BI Rate

12

Page 13: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

41

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Hasil perhitungan risk free rate (Rf) selama 3

tahun dan rata-rata risk free rate ( f), dapat dilihat

pada tabel 4, berikut ini :

Tabel 3.5 Risk Free Rate Periode 2008 – 2010

Jangka Waktu Risk Free Rate

(Rf)

2008

Januari 0,007

Februari 0,007

Maret 0,007

April 0,007

Mei 0,007

Juni 0,007

Juli 0,007

Agustus 0,008

September 0,008

Oktober 0,008

November 0,008

Desember 0,008

2009

Januari 0,007

Februari 0,007

Maret 0,006

April 0,006

Mei 0,006

Juni 0,006

Juli 0,006

Agustus 0,005

September 0,005

Oktober 0,005

November 0,005

Desember 0,005

2010

Januari 0,005

Februari 0,005

Maret 0,005

April 0,005

Mei 0,005

Juni 0,005

Juli 0,005

Agustus 0,005

September 0,005

Oktober 0,005

November 0,005

Desember 0,005

Rata-rata Risk Free Rate ( f

) 0,006

Berdasarkan tabel 3.11 Rata-rata risk free rate ( f)

selama periode 2008 hingga 2010 sebesar 0,006 atau

sekitar 0,6%.

3.2.5 Return Market (Rm)

Data return market diperoleh dari perhitungan IHSG

yang mewakili data pasar, diperlukan untuk

menghitung tingkat return market (Rm) :

Rm = IHSG t – IHSG t-1

IHSG t-1

Mencari rata-rata return market perbulan dihitung

menggunakan Microsoft excel melalui fungsi

Average dari masing-masing return market (IHSG)

per bulan. Hasil perhitungan return market (Rm)

selama 3 tahun dan rata-rata return market ( m),

dapat dilihat pada :

Tabel 3.6 Return Market Periode 2008 – 2010

Jangka Waktu Return Market

(Rm)

2008

Januari -0,043

Februari 0,036

Maret -0,101

April -0,058

Mei 0,061

Juni -0,039

Juli -0,019

Agustus -0,060

September -0,154

Page 14: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

42

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Oktober -0,314

November -0,012

Desember 0,092

2009

Januari -0,017

Februari -0,035

Maret 0,116

April 0,201

Mei 0,113

Juni 0,057

Juli 0,146

Agustus 0,008

September 0,054

Oktober -0,040

November 0,020

Desember 0,049

2010

Januari 0,030

Februari -0,024

Maret 0,090

April 0,070

Mei -0,059

Juni 0,042

Juli 0,053

Agustus 0,004

September 0,136

Oktober 0,038

November -0,029

Desember 0,049

Rata-rata Return Market

( m) 0,013

Berdasarkan tabel 4.12 Besarnya rata-rata return

market ( m) selama periode 2008 hingga 2010 yaitu

sebesar 0,013 atau sekitar 1,3 %.

3.2.6 Standard Deviasi Portofolio (σp)

Standard deviasi adalah standar yang digunakan

untuk menghitung total resiko dari suatu portofolio.

Standard deviasi mengukur simpangan return

(actual return) dari apa yang diharapkan (expected

return). Dengan kata lain yang diukur adalah

volatilitas dari return, standard deviasi dihitung

menggunakan program komputer Microsoft Excel

dengan fungsi STDV melalui cara melihat simpangan

baku dari setiap return tiap bulannya. Atau dengan

rumus sebagai berikut :

SD(Rp) = √ var (Rp)

Hasil perhitungan standard deviasi suatu portofolio

(σp) saham selama periode 3 tahun, dapat dilihat

pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 3.7 Standard Deviasi Portofolio Saham Periode

2008 – 2010

No Portofolio Simbol

Standard

Deviasi

(σp)

1 Kombinasi

1

A, D, F, G

& H 0,281

2 Kombinasi

2

A, E, F, G

& H 1,337

3 Kombinasi

3

B, D, F, G

& H 1,555

4 Kombinasi

4

B, E, F, G

& H 1,953

5 Kombinasi

5

C, D, F, G

& H 0,689

6 Kombinasi

6

C, E, F, G

& H 1,441

3.2.7 Beta Portofolio (β)

Beta portofolio dihitung dengan melakukan regresi

antara premi return portofolio sebagai variabel

dependen dan premi return market sebagai variabel

independen. Perhitungan beta juga dapat dilakukan

dengan regresi menggunakan SPSS 15.0. Caranya

dengan meregresikan excess return masing-masing

portofolio saham (return portofolio saham dikurangi

risk free) dengan excess return market (return IHSG

dikurangi risk free) :

(Rp - Rf) = (Rm - Rf) . β

Hasil perhitungan beta portofolio (β) selama periode

3 tahun yang diperoleh dengan pengolahan SPSS

15.0, dapat dilihat pada tabel 4, sebagai berikut :

Page 15: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

43

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Tabel 3.8 Beta Portofolio Saham Periode 2008 –

2010

No Portofolio Simbol

Beta

Portofolio

p)

1

Kombinasi

1

A, D, F, G &

H 1,547

2

Kombinasi

2 A, E, F, G & H 3,332

3

Kombinasi

3 B, D, F, G & H 2,212

4

Kombinasi

4 B, E, F, G & H 3,446

5

Kombinasi

5 C, D, F, G & H 1,517

6

Kombinasi

6 C, E, F, G & H 2,097

3.2.8 Pengukuran Kinerja Portofolio Saham

3.2.8.1 Pengukuran Kinerja Portofolio

Saham Dengan Metode Sharpe

Measure

Untuk mengukur kinerja portofolio saham

dengan metode Sharpe measure dapat

menggunakan rumus sebagai berikut :

Rpi = p - f

σp

Hasil dari perhitungan kinerja portofolio saham

dari ke-8 saham dengan metode Sharpe dapat

dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.9 Kinerja Portofolio Saham Dengan Metode

Sharpe measure

Portofolio Simbol

Saham ( p) ( f) (σp)

Indeks

Sharpe

Kombinasi

1

A, D, F,

G & H 0,153 0,006 0,281 0,523

Kombinasi

2

A, E, F,

G & H 0,368 0,006 1,337 0,270

Kombinasi

3

B, D, F,

G & H 0,402 0,006 1,555 0,255

Kombinasi

4

B, E, F,

G & H 0,525 0,006 0,953 0,545

Kombinasi

5

C, D, F,

G & H 0,19 0,006 0,689 0,267

Kombinasi

6

C, E, F,

G & H 0,251 0,006 1,441 0,170

Pada tabel 3.15 merupakan perhitungan

penilaian kinerja portofolio saham yang

dievaluasi dengan menggunakan metode Sharpe

measure. Pada metode ini diperoleh kombinasi

portofolio terbaik yaitu pada portofolio

kombinasi 4 (BMRI, ANTM, ASRI, KLBF, dan

PGAS) sebesar 0,545, portofolio kombinasi 1

(BBNI, ADRO, ASRI, KLBF, dan PGAS)

sebesar 0,523, dan portofolio kombinasi 2

(BBNI, ANTM, ASRI, KLBF, dan PGAS)

sebesar 0,270, dan saham-sahamnya berada di

sektor keuangan, pertambangan, property dan

real estate, industri barang konsumsi, dan

transportasi, utilitas, dan infastruktur.

3.2.8.2 Pengukuran Kinerja Portofolio

Saham Dengan Metode Treynor

measure.

Untuk mengukur kinerja portofolio saham

dengan metode Treynor measure dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

Tpi = p - f

p

Adapun hasil perhitungan kinerja portofolio

saham dari ke-6 portofolio saham dengan metode

Treynor measure seperti dalam tabel dibawah

ini:

Tabel 3.10 Kinerja Portofolio Saham Dengan Metode

Treynor measure

Portofolio Simbol

Saham ( p) ( f) (βp)

Indeks

Treynor

Kombinasi

1

A, D,

F, G

& H 0,153 0,006 1,547 0,095

Kombinasi

2

A, E,

F, G

& H 0,368 0,006 3,332 0,108

Page 16: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

44

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Kombinasi

3

B, D,

F, G

& H 0,402 0,006 2,212 0,179

Kombinasi

4

B, E,

F, G

& H 0,525 0,006 3,446 0,151

Kombinasi

5

C, D,

F, G

& H 0,19 0,006 1,517 0,121

Kombinasi

6

C, E,

F, G

& H 0,251 0,006 2,097 0,117

Pada tabel 3.16 merupakan perhitungan penilaian

kinerja portofolio saham yang dievaluasi menggunakan

metode Treynor measure. Pada metode ini diperoleh

kombinasi portofolio yang terbaik yaitu pada

portofolio kombinasi 3 (BMRI, ADRO, ASRI, KLBF,

dan PGAS) sebesar 0,179, kombinasi 4 (BMRI,

ANTM, ASRI, KLBF, dan PGAS) sebesar 0,151, dan

kombinasi 5 (PNLF, ADRO, ASRI, KLBF, dan PGAS)

sebesar 0,121, dan saham-sahamnya berada di sektor

keuangan, pertambangan, property dan real estate,

industri barang konsumsi, dan transportasi, utilitas, dan

infastruktur.

3.2.9 Perbandingan Kinerja Portofolio Saham

Pengujian terhadap data yang dilakukan dengan uji

analisis independent sampel t-test digunakan untuk

menguji dua rata-rata dari dua sampel yang

independent (tidak terkait). Test tersebut terdapat

dua tahap yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah varian variabel

identik atau sama, dilakukan dengan uji levene’s

untuk melihat apakah data memiliki variance

yang sama atau tidak.

2. Analisis uji beda dengan t-test berdasarkan

analisis butir pertama, untuk mengambil suatu

kesimpulan.

Untuk data yang memiliki variance yang sama maka

pengambilan keputusan berdasarkan nilai t-test dan

p-value baris equal variance assumed. Sedangkan

jika data memiliki variance tidak sama maka

pengambilan keputusan berdasarkan nilai t-test dan

p-value baris equal variance not assumed. Level

confidence pada penelitian ini adalah 95% dengan

level toleransi kesalahan adalah 5%.

Kesimpulan akhir analisis pada penelitian ini

diarahkan pada nilai (P-value). Bila nilai p lebih

besar dari batas toleransi 5% berarti hasil analisis

menerima hipotesis nol. Tetapi bila nilai p lebih kecil

dari batas toleransi 5% maka hasil analisis menolak

hipotesis nol.

Dimana hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ho : Tidak terdapat perbedaan antara kinerja

portofolio saham yang dievaluasi dengan

menggunakan metode Sharpe measure dan

Treynor measure yang signifikan.

H1 : Terdapat perbedaan antara kinerja portofolio

saham yang dievaluasi dengan menggunakan

metode Sharpe measure dan Treynor

measure yang signifikan.

Dan adapun kriteria pengambilan keputusan yang

diambil adalah :

Jika probabilitas (Sig) < α 0.05, maka HO

ditolak.

Jika probabilitas (Sig) > α 0.05, maka HO

diterima.

Uji T dan uji Levene’s data tiap variabel akan dibahas

berikut ini. Uji ini dilakukan satu persatu agar dapat

diketahui metode kinerja portofolio manakah yang

lebih baik. Dari hasil pengujian uji beda dengan

menggunakan Independent Sampel t-test sebagai

tersebut :

Tabel 3.11 Uji Levene’s

Berdasarkan tabel terdapat dua hasil uji kesamaan

dua rata-rata, yang dimana:

a. Hasil uji Levene’s untuk variabel kedua kinerja

portofolio yang dievaluasi menggunakan

metode Sharpe measure dan Treynor measure

menunjukkan hasil yang signifikan dengan

nilai Sig 0,002 yang lebih kecil dari batas

toleransi 0,05. Hal ini menunjukkan data

variabel kedua kinerja portofolio yang

dievaluasi menggunakan metode Sharpe

measure dan Treynor measure memiliki

variance yang berbeda.

Dan adapun kriteria pengambilan keputusan

yang diambil adalah :

Page 17: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

45

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

Jika probabilitas (Sig) < 0.05, maka data

berasal dari populasi yang mempunyai

varians tidak serupa (Tidak Homogen).

Jika probabilitas (Sig) > 0.05, maka data

berasal dari populasi yang mempunyai

varians serupa (Homogen).

Tabel 3.12 Uji T

b. Karena hasil kedua mempunyai varians yang

tidak sama atau berbeda, maka pengambilan

keputusan uji beda rata-rata kedua kinerja

portofolio yang dievaluasi menggunakan

metode Sharpe measure dan Treynor measure,

menggunakan nilai t-test equal variances not

assumed. Dari hasil perhitungan didapat nilai

P-value (sig. 2-tailed) sebesar 0,021. Dengan

demikian, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan

menerima H1 yang diajukan dan dimana

hipotesis yang diajukan adalah terdapat

perbedaan kedua kinerja portofolio yang

dievaluasi menggunakan metode Sharpe

measure dan Treynor measure.

Kemudian pada tabel group statistik pada kedua

metode tersebut didapat, sebagai berikut :

Tabel 3.13 Group Statistic

Berdasarkan tabel 4.18, Terlihat bahwa diantara kedua

metode kinerja portofolio yaitu Sharpe measure dan

Treynor measure memiliki nilai rata-rata (mean)

masing-masing sebesar 0,3833 dan 0,1285. Hal ini

mengasumsikan metode Sharpe measure lebih tinggi

dibandingkan Treynor measure (0,3833 > 0,1285).

3.2 Pembahasan Pada umumnya Investor yang rasional akan

menginvestasikan dananya dengan memilih saham

yang efisien, yang dapat memberikan return maksimal

dengan resiko tertentu atau return tertentu dengan

resiko minimal. Guna menghindari atau memperkecil

resiko, investor perlu melakukan strategi diversifikasi

atas investasinya dengan membentuk portofolio yang

terdiri dari atas beberapa saham yang dinilai efisien.

Portofolio dikatakan efisien apabila memiliki tingkat

resiko yang sama, mampu memberi tingkat keuntungan

yang lebih tinggi atau mampu menghasilkan tingkat

keuntungan yang sama dengan resiko yang lebih

rendah.

Keuntungan investasi di saham sangat

tergantung pada banyak hal, tetapi yang utama adalah

tergantung pada kemampuan atau strategi investor

dalam mengelola portofolio investasinya serta

kemampuan dalam membaca kondisi pasar dan situasi

perusahaan yang terjadi. Karena suatu perusahaan

dipengaruhi oleh resiko sistematis dan resiko tidak

sistematis. Disamping itu, pengaruh tiap-tiap resiko

tersebut terhadap tiap-tiap perusahaan juga akan

berbeda – beda.

Penilaian kinerja portofolio dengan melibatkan

variabel resiko akan memberikan informasi yang lebih

mendalam tentang sejauh mana suatu return yang

dihasilkan oleh portofolio dikaitkan dengan tingkat

resiko untuk mencapai return tersebut. Pada

perhitungan portofolio dengan menggunakan metode

Sharpe measure dan Treynor measure yang

didalamnya terdapat faktor return dan resiko. Resiko

yang diasumsikan kedalam standard deviasi (σ) dan

Beta (). Portofolio pembentuk dari kedua metode

tersebut mengasumsikan variabel resiko yang berbeda-

beda.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilihat

secara langsung yaitu terdapat perbedaan antara

metode Sharpe measure dan Treynor measure. Hasil ini

diperkuat dengan pengujian secara uji statistik (Uji

beda Independent t-test), dimana hasil uji beda kedua

metode tersebut terdapat perbedaan. Dan dari kedua

metode tersebut diperoleh hasil kinerja portofolio yang

dievaluasi menggunakan metode Sharpe measure

memiliki hasil yang lebih tinggi atau besar

dibandingkan kinerja portofolio yang dievaluasi

menggunakan metode Treynor measure.

Dalam hal ini menunjukkan bahwa investor

maupun manajer investasi dalam melakukan evaluasi

kinerja portofolio dipandang lebih tepat untuk

menggunakan model pengukuran kinerja pada metode

Sharpe measure. Karena, pada metode ini lebih efektif

dalam mengukur atau menilai kinerja portofolio saham

yang dimana dapat meminimalisasi resiko secara

keseluruhan (resiko sistematis dan tidak sistematis)

yang ada pada kombinasi portofolio saham.

Group Statistics

6 ,3383 ,15611 ,06373

6 ,1285 ,03094 ,01263

MetodeSharpe

Treynor

NilaiN Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Page 18: ANALISIS PENILAIAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM …

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 9, No. 1, JUNI 2016 ISSN 1979-7044

46

Copyright © 2016 StikomCKI.ac.id

4. KESIMPULAN

Penelitian ini menggunakan metode Sharpe

measure dan Treynor measure dalam menentukan

suatu portofolio yang optimal. Metode Sharpe measure

merupakan metode yang dibentuk dengan excess

premium dibagi dengan standar deviasi (σ) dari kinerja

masing-masing portofolio saham. Sedangkan metode

Treynor measure dibentuk dengan excess premium

dibagi dengan beta () dari kinerja masing-masing

portofolio saham. Dengan memilih saham – saham

teraktif yang diperjual-belikan pada masing-masing

sektor. Dalam penelitian ini untuk pemilihan sampel

digunakan metode Security Market Line (SML) untuk

memilih perusahaan yang layak dijadikan sampel agar

terciptanya portofolio yang optimal.

Dari hasil analisis yang didapat dengan hasil

pembahasan sebagai berikut:

1. Terdapat 6 kombinasi portofolio dari 8 saham

perusahaan yang terdiri dari sektor keuangan,

pertambangan, property dan real estate, industri

barang konsumsi, dan transportasi, utilitas, dan

infastruktur.

2. Berdasarkan hasil analisis metode Sharpe measure

dapat dijelaskan saham individual yang termasuk

dalam kandidat portofolio optimal periode januari 2008

hingga desember 2010 diperoleh 3 kombinasi

portofolio terbaik yang pertama pada kombinasi 4

(BMRI, ANTM, ASRI, KLBF, dan PGAS) sebesar

0,545, kombinasi 1 (BBNI, ADRO, ASRI, KLBF, dan

PGAS) sebesar 0,523, dan kombinasi 2 (BBNI,

ANTM, ASRI, KLBF, dan PGAS) sebesar 0,270 yang

dimana saham-sahamnya berada di sektor keuangan,

pertambangan, property dan real estate, industri

barang konsumsi, dan transportasi, utilitas, dan

infastruktur.

3. Berdasarkan hasil analisis metode Treynor measure

dapat dijelaskan saham individual yang termasuk

dalam kandidat portofolio optimal

periode januari 2008 hingga desember 2010 diperoleh

3 kombinasi portofolio terbaik yang pertama pada

saham kombinasi 3 (BMRI,ADRO, ASRI, KLBF, dan

PGAS sebesar 0,179, kombinasi 4 (BMRI, ANTM,

ASRI, KLBF, dan PGAS) sebesar 0,151, dan

kombinasi 5 (PNLF, ADRO, ASRI, KLBF, dan PGAS)

sebesar 0,121 yang dimana saham-sahamnya berada di

sektor keuangan, pertambangan, property dan real

estate, industri barang konsumsi, dan transportasi,

utilitas, dan infastruktur.

4. Dari kedua metode Sharpe measure dan Treynor

measure terdapat kombinasi portofolio secara optimal

berturut-turut termasuk dalam portofolio kombinasi

terbaik atau yang layak untuk dibeli yaitu saham pada

kombinasi 4 (BMRI, ANTM, ASRI, KLBF, dan

PGAS). Dan dimana saham-saham tersebut termasuk

dalam sektor industri seperti pada sektor keuangan,

pertambangan, property dan real estate, industri

barang konsumsi, dan transportasi, utilitas dan

infastruktur.

5. Berdasarkan hasil uji beda dua rata-rata

(independent sampel t-test) dapat dijelaskan dengan

nilai t-hitung sebesar 3,230 dan nilai probabilitas (Sig)

sebesar 0,021 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan kedua kinerja portofolio yang

dievaluasi menggunakan metode Sharpe measure dan

Treynor measure selama periode penelitian. Hasil dari

kedua rata-rata pada metode, metode Sharpe measure

lebih tinggi dibandingkan Treynor measure (0,3833 >

0,1285).

6. Hasil ini menunjukkan bahwa investor maupun

manajer investasi dalam melakukan evaluasi kinerja

portofolio dipandang lebih tepat untuk menggunakan

model pengukuran kinerja pada metode Sharpe

measure. Karena, pada metode ini lebih efektif dalam

mengukur atau menilai pengukuran kinerja portofolio

saham yang dimana dapat meminimalisasi resiko

keseluruhan (resiko sistematis dan tidak sistematis)

yang ada pada kombinasi portofolio saham.

5. DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, Hartono, 2010, Teori Portofolio dan

Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta,

Yogyakarta.

Ang, Robert. 1997, Pasar Modal Indonesia.Jakarta:

Mediasoft Indonesia.

Husnan, Suad, Dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar –

Dasar Manajemen Keuangan, edisii kelima.

Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen

Portofolio, Penerbit Erlangga. Jakarta.

Rochaety, Ety, Ratih Tresnati dan H. Abdul Madjid

Latief. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis

Dengan Aplikasi SPSS. Penerbit Mitra Wacana

Media. Jakarta.

Junanda. 2004. Analisis Perbandingan Return

Reksadana Saham Dengan IHSG Serta

Konsistensi Model Pengukuran Reksadana Saham

DI Bursa Efek Jakarta, Univesrsitas Diponegoro.

Saltian, Yoga. 2006. Analisis Perbandingan Resiko

Dan Tingkat Pengembalian Reksadana Syariah

Dan Reksadana Konvensional, Universitas Islam

Indonesia.

JSX. 2008. Jakarta Stock Exchange, Inc

JSX. 2009. Jakarta Stock Exchange, Inc

JSX. 2010. Jakarta Stock Exchange, Inc

www.dunia investasi.co.id

http://www.bi.go.id/biweb/Templates/Moneter/Defaul

t_Suku_Bunga_ID.aspx