analisis pengendalian internal

download analisis pengendalian internal

of 12

Transcript of analisis pengendalian internal

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    1/26

    ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN

    BARANG DAGANG PADA PT. SAMAS MUSI SEJAHTERA

    PALEMBANG

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

    Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

    Diajukan Oleh :

    NAMA : FETRI WAHYUNI

    NPM : 11.12.11.0007.P

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS TRIDINANTI

    PALEMBANG

    2013

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    2/26

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Secara umum, perusahaan dagang dapat didefinisikan sebagai organisasi

    yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak atau

    perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap

    perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat

    mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan

    usahanya ketingkat yang lebih tinggi.

    Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah

    persediaan. Tujuan akuntansi persediaan adalah untuk :

    1. Menentukan laba rugi periodik (income determination) yaitu melalui proses

    mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengan hasil penjualan

    dalam suatu periode akuntansi.

    2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca.

    Persediaan merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian disimpan

    untuk dijual dalam operasi normal perusahaan sehingga perusahaan senantiasa

    memberikan perhatian yang besar dalam persediaan. Persediaan mempunyai arti

    yang sangat strategis bagi perusahaan baik perusahaan dagang maupun

    perusahaan industri.

    Modal yang tertanam dalam persediaan sering kali merupakan harta lancar

    yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang paling

    besar dalam perusahaan. Penjualan akan menurun jika barang tidak tersedia dalam

    bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang diinginkan pelanggan. Prosedur pembelian

    yang tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak memadai dapat membebani

    suatu perusahaan dengan persediaan yang berlebihan dan tidak terjual. Jadi,

    penting bagi perusahaan untuk mengendalikan persediaan secara cermat untuk

    membatasi biaya penyimpanan yang terlalu besar.

    Kerusakan, pemasukan yang tidak benar, lalai untuk mencatat permintaan,

    barang yang dikeluarkan tidak sesuai pesanan, dan semua kemungkinan lainnya

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    3/26

     

    2

    dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persedian yang

    sebenarnya ada di gudang. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan persediaan secara

    periodik atas catatan persediaan dengan perhitungan yang sebenarnya.

    Kebanyakan perusahaan melakukan perhitungan fisik setahun sekali. Namun ada

     juga yang melakukannya sebulan sekali dan sehari sekali.

    PT. Samas Musi Sejahtera adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak

    dibidang distributor bahan bangunan. Produk bahan bangunan yang

    didistribusikan oleh PT. Samas Musi Sejahtera dibagi atas beberapa divisi,

    diantaranya ada divisi produk closet, divisi produk cat, divisi produk karpet

    talang, divisi produk keramik, divisi produk selang, divisi produk sanitary dan

    valve, divisi produk kereta sorong, divisi produk zinc, divisi produk thiner dan

    divisi produk rooster. Karena cukup banyak jenis produk dan mobilitas keluar

    masuk barang sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan ataupun pencurian

    stock barang , mengingat kondisi gudang yang menjadi tempat keluar masuk

    karyawaan dan selalu terjadi selisih antara pencatatan dan fisik barang setiap kali

    opname, akibatnya diperlukan pengendalian intern persediaan yang baik agar

    tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas.

    Mengingat bahwa pengendalian intern persediaan sangat penting bagi

    perusahaan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas, maka penulis tertarik untuk

    mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi

    dengan judul “ Analisis Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang

    Pada PT. Samas Musi Sejahtera Palembang”.

    1.2. 

    Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang telah dikemukakan

    sebelumnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah, dalam bentuk

    pertanyaan yaitu, bagaimana penerapan pengendalian intern atas persediaan

    barang dagang pada PT. Samas Musi Sejahtera Palembang ?

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    4/26

     

    3

    1.3.  Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah :

    1. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai aplikasi dari

    pengendalian intern persediaan barang dagang yang diterapkan oleh PT.

    Samas Musi Sejahtera.

    2. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern persediaan barang dagang

    yang diterapkan sudah cukup efektif bagi perusahaan.

    1.4.  Manfaat Penelitian 

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1.  Manfaat Akademis

    a.  Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat teoritis yaitu

    memperkaya ilmu akuntansi khususnya mata kuliah Sistem Informasi

    Akuntansi.

    b.  Sebagai masukan empiris untuk pengembangan ilmu akuntansi

    khususnya kajian Sistem Informasi Akuntansi yang berkaitan dengan

    pengendalian intern.

    2.  Manfaat Praktis

    a.  Bagi manajemen, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

    sumbangan pemikiran untuk penilaian terhadap pengendalian intern

    atas persediaan barang dagang yang terjadi pada PT. Samas Musi

    Sejahtera Palembang.

    b.  Bagi penulis, penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan

    teori-teori yang pernah diperoleh di bangku kuliah khususnya Sistem

    Informasi Akuntansi ke dalam praktek yang sesungguhnya.

    c.  Bagi peneliti selanjutnya, semoga bisa bermanfaat dalam menambah

    wawasan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang sistem

    pengendalian intern atas persediaan barang dagang dalam suatu

    perusahaan.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    5/26

     

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.  Kajian Teoritis

    2.1.1. Pengertian Persediaan

    Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahan kecil, menengah, maupun

    perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.

    Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya.

    Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga

    tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan

    dikeluarkan untuk persediaan tersebut.

    Persediaan memiliki beberapa fungsi yang penting bagi perusahaan, yaitu :

    a) Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi,

    b) Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi,

    c) Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli

    dalam jumlah yang banyak ada diskon,

    d) 

    Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga,

    e) Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca,

    kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman,

    f)  Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.

    Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung

    maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan,

    dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau

    barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian,

    pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai

    barang siap untuk dijual.

    Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi

    perusahaan, karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan

    perusahaan. Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (yang ditanamkan)

    dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    6/26

     

    5

    2.1.2.  Jenis-Jenis Persediaan

    Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan

    normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan dapat

    terbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan dagang, ataupun

    perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis persediaan yang dimiliki

    adalah persediaan bahan baku (raw material), barang dalam proses (goods in

     process), persediaan barang jadi ( finished goods), serta bahan pembantu yang

    akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan dagang maka

    persediaanya hanya satu yaitu barang dagang.

    Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis

    persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan secara garis

    besar yaitu :

    1) Persediaan bahan baku (raw material), merupakan barang-barang yang

    diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku

    diperoleh dari sumber-sumber alam. Akan tetapi lebih sering bahan baku

    diperoleh dari perusahaan lain yang merupakan bahan baku dari perusahaan

    lain yang merupakan produk akhir pemasok bahan baku. Sebagai contoh kertas

    cetak merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan. Meskipun istilah

    bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencukupi seluruh bahan baku

    yang digunakan dalam produksi, namun sebutan ini sering kali dibatasi untuk

    barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk yang dihasilkan.

    Istilah bahan penolong atau pembantu ( factory supplies) digunakan untuk

    menyebut bahan tambahan yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses

    produksi tetapi tidak secara langsung dimasukan dalam produk.

    2) Barang dalam proses (goods in process), yang juga disebut pekerjaan dalam

    proses (work in process) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses

    dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.

    3) Barang Jadi ( finished goods), merupakan produk / barang yang telah selesai

    diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual.

    Untuk persediaan barang setengah jadi atau barang jadi harus dipahami

    bahwa mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu perusahaan merupakan

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    7/26

     

    6

    barang jadi bagi perusahaan lain karena proses produksi bagi perusahaan tersebut

    hanya sampai disitu. Namun dapat saja terjadi barang setengah jadi atau barang

     jadi bagi suatu perusahaan merupakan bahan baku bagi perusahaan lainnya. Jadi,

    untuk menentukan apakah persediaan tersebut merupakan bahan baku barang

    setengah jadi, ataupun barang jadi bagi perusahaan. Harus dilihat apakah

    persediaan tersebut sebagai input   atau output dari perusahaan atau hasil dari

    bagian yang mana dari proses perusahaan tersebut.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang

    dagang tidak berhubungan dengan tingkat penyelesaian seperti perusahaan

    industri, sebab persediaan barang dagang dapat berupa persediaan bahan baku,

    barang setengah jadi, ataupun barang jadi.

    Selain jenis-jenis persediaan yang telah dijelaskan di atas berdasarkan

     jenis, untuk perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefinisikan,

    namun persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya biaya jasa yang meliputi

    upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belum dikeluarkan dalam

    menangani pemberian jasa.

    2.1.3.  Sistem Pencatatan Persediaan

    Metode pencatatan persediaan ada dua yaitu, metode perpetual dan metode

    periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap jenis

    persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik disebut juga

    metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir periode dihitung fisik barang

    untuk mengetahui persediaan akhir yang nantinya akan dibuat jurnal penyesuaian.

    2.1.4.  Pengertian Pengendalian Intern

    Pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu

    perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan,

    dan penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih dapat dilakukan

    langsung oleh pimpinan perusahaan. Namun semakin besar perusahaan, dimana

    ruang gerak dan tugas-tugas yang harus dilakukan semakin kompleks,

    menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    8/26

     

    7

    secara langsung. maka dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat

    memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.

    Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi

    menjadi dua macam, yaitu :

    a.  Pengendalian intern akuntansi ( Internal accounting control)

    b. Pengendalian intern administrasi ( Internal administrative control)

    Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem

    pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

    dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek

    ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik

    akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditor yang ditanamkan

    dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat

    dipercaya.

    Pengendalian intern administrasi meliputi struktur organisasi, metode,

    ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan

    dipatuhinya kebijakan manajemen.

    2.1.5.  Unsur-unsur Pengendalian Intern

    Menurut “AICPA ( American Institute Of Certified Public Accountants)

    dalam SAS (Statement on Auditing Standars) No.78 yang terdapat dalam Standar

    Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa komponen pengendalian internal

    terdiri dari :

    a.  Lingkungan pengendalian,

    b. 

    Penilaian risiko,c.  Informasi dan komunikasi,

    d.  Aktivitas pengendalian,

    e.  Pemantauan (monitoring)”.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    9/26

     

    8

    2.2.  Penelitian Relevan

    Skripsi ini mengacu pada penelitian terdahulu yang ditulis mengenai analisis

    aktivitas pengendalian intern dan perencanaan dan pengawasan persediaan bahan

    baku.

    Tabel 2.1

    Hasil Penelitian

    Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    Analisis Aktivitas

    Pengendalian InternPada PT. Cemara

    Cahaya Cemerlang

    (Santy : 2005)

    (a) PT. Cemara Cahaya Cemerlang

    memiliki struktur organisasi garislurus, (b) prosedur pengambilan

    barang gudang sudah cukup efektif,

    (c) sistem otorisasi telah dilakukanoleh masing-masing kepala bagian,

    namun pada prosedur pengeluaran

    barang tidak memiliki otorisasi bagiangudang, (d) persediaan dicatat dengan

    metode perpetual dan melakukan

    program inventory  control  sehinggasemua bagian dapat mengetahui

    informasi tentang persediaan, (e)perusahaan ini telah menggunakan

    formulir bernomor urut cetak pada

    setiap transaksi, (f) tidak ada internalcek pada prosedur penerimaan dan

    pengeluaran barang, (g) karyawan

    yang bekerja di perusahaan ini telahditempatkan sesuai dengan keahlian

    masing-masing.

    Sama-sama

    membahaspengendalian intern

    Peneliti terdahulu membahas

    mengenai pengendalian internterhadap seluruh aktiviats

    perusahaan, sedangkan

    penulis membahaspengendalian intern atas

    persediaan barang dagang

    Perencanaan danPengawasan Persediaan

    Bahan Baku Pada PT.

    Serasi Jaya TebingTinggi Deli

    (Indrayani: 2005)

    Perencanaan persediaan pada PT.Serasi Jaya Tebing Tinggi belum

    efektif karena tidak adanya anggaran

    pembelian, pemakaian bahan baku.Sementara pengawasan atas

    persediaan sudah efektif karena PT.

    Serasi Jaya Tebing telah melakukanpengawasan fisik, pengawasan

    akuntansi dan jumlah bahan baku

    yang dibutuhkan.

    Sama-samamembahas

    persediaan

    Peneliti terdahulu membahasmengenai perencanaan dan

    pengawasan persediaan bahan

    baku, sedangkan penulismembahas pengendalian

    intern atas persediaan barang

    dagang.

    Peranan Pengendalian

    Internal PersediaanBarang Dagangan Dalam

    Menunjang Efektivitas

    Pengelolaan PersediaanBarang Dagangan Pada

    Toserba Yogya (Dian

    Radiani : 2004)

    Pengendalian internal pada Toserba

    Yogya telah berperan dalammeningkatkan efektivitas pengelolaan

    persediaan barang dagang.

    Kesimpulan ini juga didukung daripengujian yang diperoleh 83,3%

    untuk kuesioner variabel independen

    (peranan pengendalian internalpersediaan barang dagang) dan

    78,75% untuk kuesioner variabel

    dependen (efektivitas pengelolaanpersediaan barang dagangan) yang

    artinya bahwa pengendalian internal

    persediaan barang dagangan berperandalam menunjang efektivitas

    pengelolaan persediaan barang

    dagangan.

    Sama-sama

    membahaspersediaan barang

    dagang

    Peneliti terdahulu membahas

    mengenai perananpengendalian internal

    persediaan barang dagangan

    dalam menunjang efektivitaspengelolaan persediaan

    barang dagangan, sedangkan

    penulis membahaspengendalian intern atas

    persediaan barang dagang.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    10/26

     

    9

    2.3.  Kerangka Berpikir

    Persediaan adalah salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan.

    Karena persediaan merupakan suatu aktiva maka harus dilakukan pengendalian

    intern yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-hal yang buruk yang

    mungkin terjadi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis

    pengendalian intern yang dilakukan guna mendapatkan gambaran yang jelas

    mengenai pengendalian intern persediaan barang dagangan yang diterapkan.

    Gambar 2.1

    Karangka Berpikir

    Menurut “AICPA ( American Institute Of Certified Public Accountants)

    dalam SAS (Statement on Auditing Standars) No. 78 yang terdapat dalam buku

    Hall Singleton (2007 : 28) menyatakan bahwa komponen pengendalian internal

    terdiri dari:

    a. Lingkungan pengendalian,

    b. Penilaian risiko,

    c. Informasi dan komunikasi,

    d. Aktivitas pengendalian ,

    e. 

    Pemantauan (monitoring)”.

    PT. SAMAS MUSI SEJAHTERA

    PERSEDIAAN BARANG

    DAGANG

    PENGENDALIAN

    INTERN

    ANALISIS

    EFEKTIF /

    TIDAK EFEKTIF

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    11/26

     

    10

    Komponen pengendalian intern menurut AICPA ini merupakan variabel

    yang akan digunakan oleh penulis untuk meneliti mengenai sistem pengendalian

    intern. Selanjutnya, konsep tersebut akan dikombinasikan dengan persediaan

    barang dagangan pada PT. Samas Musi Sejahtera untuk dianalisis yang pada

    akhirnya dapat diketahui apakah pengendalian intern pada PT. Samas Musi

    Sejahtera sudah cukup efektif atau tidak.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    12/26

     

    11

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. 

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dan penulisan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai

    dengan selesai. Adapun objek penelitian ini dilakukan pada PT. Samas Musi

    Sejahtera Palembang yang beralamat Jl. Perintis Kemerdekaan No.189H

    Kelurahan Lawang Kidul Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.

    3.2.  Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

    Menurut “Sugiyono (2006 : 129) bila dilihat dari sumber datanya, maka

    pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder,

    yaitu:

    a)  Sumber data Primer (Primary data)

    Adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

    data, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai perusahaan

    tersebut.

    Adapun data tersebut penulis kumpulkan dengan cara sebagai berikut :

    1.  Observasi

    Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian

    dengan cara mencatat secara sistematis data dan informasi yang

    dibutuhkan.

    2. 

    InterviewYaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan wawancara dengan

    pimpinan atau perusahaan yang dapat memberikan informasi dan data

    yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    3. Dokumentasi

    Yaitu mengumpulkan data-data tertulis berupa catatan-catatan,

    laporan-laporan dan dokumen-dokumen yang relevan.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    13/26

     

    12

    b)  Sumber data sekunder (secondary data)

    Adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

    pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

    Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan

    data sekunder.

    3.3.  Populasi, Sampel dan Sampling 

    3.3.1. 

    Populasi 

    Pengertian populasi menurut “Edizal (2006 : 57) adalah satu obyek/subjek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini

    populasinya adalah sistem pengendalian intern atas persediaan barang dagang

    pada PT. Samas Musi Sejahtera Palembang sejak berdiri hingga tahun 2013.

    3.3.2. 

    Sampel 

    Pengertian sampel menurut “Edizal (2006 : 58) sampel adalah bagian dari

     jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut”. Adapun penelitian

    ini sampelnya adalah sistem pengendalian intern atas persediaan barang dagang

    pada PT. Samas Musi Sejahtera Palembang tahun 2013.

    3.3.3.  Sampling

    Pengertian sampling menurut “Edizal (2006 : 59) sampling adalah teknik

    pengambilan sampel”. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah metode

    penarikan systematic, yaitu penulis menganalisis pengendalian intern atas

    persediaan barang dagang secara sistematis.

    3.4.  Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu

    metode analisis dengan menggunakan kalimat yang logis, untuk memberikan

    gambaran yang mendalam dan menyeluruh terhadap masalah yang diteliti.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    14/26

     

    13

    3.5.  Variabel dan Definisi Operasional

    Variabel dalam penelitian ini adalah pengendalian intern atas persediaan

    barang dagang yang dilakukan oleh PT. Samas Musi Sejahtera Palembang.

    Sedangkan definisi operasional adalah konsep secara teoritis yang digunakan oleh

    peneliti untuk menggambarkan variabel yang diteliti.

    Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

    Tabel 3.1

    Operasional variabel

    No. Variabel Definisi Indikator

    1. Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva yang

    meliputi barang-barang milikperusahaan dengan maksud untuk dijual

    dalam satu periode usaha yang normal,

    termasuk barang dalam pengerjaan /

    proses produksi menunggu masa

    penggunaannya pada proses produksi.

    (Prasetyo : 2006)

    Persediaan

    barang dagang- 

    Jenis-jenis

    persediaan

    -  Sistem

    pencatatan

    2. Pengendalian Intern Pengendalian intern meliputi struktur

    organisasi, metode, ukuran-ukuran yang

    dikoordinasikan untuk menjaga

    kekayaan organisasi, mengecek

    ketelitian dan keandalan data akuntansi,mendorong efisiensi dan mendorong

    dipatuhinya kebijakan manajemen.

    (Mulyadi : 2008)

    -  Lingkungan

    pengendalian

    Penilaian risiko

    -  Informasi dan

    komunikasi- 

    Aktivitas

    pengendalian

    Pemantauan

    (monitoring)

    3.6.  Instrumen Penelitian

    Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dokumen-

    dokumen serta buku catatan yang diambil dari data-data yang diperoleh pada PT.Samas Musi Sejahtera, baik berupa tanya jawab maupun dari dokumentasi tempat

    penelitian.

    3.7.  Teknik Analisis

    Teknik analisis adalah suatu teknik yang digunakan sebagai alat bantu bagi

    peneliti untuk mengambil suatu keputusan atas sejumlah data penelitian yang

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    15/26

     

    14

    telah terkumpul. Menurut “Husien Umar (2003:65), menyatakan bahwa untuk

    menafsirkan dan menganalisis data dapat digunakan dua metode analisis, yaitu :

    1)  Analisis Kualitatif

    Adalah suatu metode yang menganalisis data yang bukan berupa

    angka-angka atau data yang berbentuk penjelasan yang tidak dapat

    dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

    2)  Analisis Kuantitatif

    Adalah analisis yang dilakukan terhadap data dalam bentuk angka

    untuk menerapkan suatu penjelasan dari angka-angka tersebut.

    Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik

    analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menganalisis variabel-variabel

    yang relevan pada objek yang diteliti dengan data yang diperoleh dari PT. Samas

    Musi Sejahtera Palembang.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    16/26

     

    15

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1.  Hasil Penelitian

    4.1.1.  Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. Samas Musi Sejahtera, yang berkedudukan di jalan Perintis

    Kemerdekaan No.189H Palembang, didirikan pada tanggal 8 Mei 2011. PT.

    Samas Musi Sejahtera terdiri dari bagian Keuangan dan Administrasi, bagian

    Logistik, dan bagian Marketing. PT. Samas Musi Sejahtera mempunyai kantor

    pusat di Medan yang dihimpun oleh grup perusahaan yang memiliki empat kantor

    cabang, termasuk didalamnya PT. Samas Musi Sejahtera.

    PT. Samas Musi Sejahtera adalah perusahaan swasta yang bergerak di

    bidang distributor bahan-bahan bangunan. Produk bahan bangunan yang di

    distribusikan oleh PT. Samas Musi Sejahtera dibagi atas beberapa divisi, yaitu :

    a) Divisi Produk Closet

    b) Divisi Produk Cat

    c) 

    Divisi Produk Karpet Talang

    d) Divisi Produk Keramik

    e) Divisi Produk Selang

    f)  Divisi Produk Sanitary dan Valve

    g) Divisi Produk Kereta Sorong

    h) Divisi Produk Zinc

    i)  Divisi Produk Thiner

     j) 

    Divisi Produk Rooster

    4.1.2.  Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

    Struktur organisasi PT. Samas Musi Sejahtera didasarkan pada fungsi-

    fungsi yang telah ada, yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu bagian Keuangan,

    bagian Administrasi, bagian Logistik dan bagian Marketing. Wewenang dan

    tanggung jawab berjalan dari pimpinan tertinggi sampai karyawan, menurut garis

    lurus vertikal.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    17/26

     

    16

    Berdasarkan tingkatnya dalam organisasi, manajemen dapat dibedakan

    atas tiga tingkatan, yaitu manajer lini pertama, menengah dan puncak. Manajer

    tingkat pertama hanya membawahi pekerja operasional dan tidak membawahi

    manajer lainnya. Manajer menengah bertanggung jawab terutama dalam

    mengarahkan kegiatan pelaksanaan kebijakan organisasi menyelarasi tuntutan

    atasan dengan kecakapan bawahan. Manajer puncak bertanggung jawab atas

    keseluruhan manajer organisasi. Ia menetapkan kebijakan operasional serta

    bimbingan organisasi dengan lingkungannya.

    Adapun struktur organisasi yang terdapat pada perusahaan ini adalah

    bentuk organisasi garis/ line. Hal ini dapat dilihat dari garis wewenang yang

    menghubungkan atasan dengan bawahan. Tipe organisasi ini menggambarkan

    adanya tanggung jawab langsung terhadap atasan seperti garis.

    Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada

    bagan organisasi PT. Samas Musi Sejahtera Palembang adalah sebagai berikut :

    a.  Tingkat Manajemen Puncak

    Manajer puncak yang ada pada PT. Samas Musi Sejahtera adalah branch

    manager  atau kepala cabang yang mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

      Mengepalai seluruh bagian yang ada dicabang tersebut,

      Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan (sales), logistik, dan

    keuangan,

      Mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan cabang ke pusat.

    b. Tingkat Manajemen Menengah

    Manajer menengah di PT. Samas Musi Sejahtera bertanggung jawab atas suatu

    fungsi yang ada diperusahaan, seperti fungsi marketing, fungsi logistik, dan

    fungsi keuangan dan administrasi, yang akan diuraikan sebagai berikut :

    1)  Sales Supervisior  (SS) 

    Sales supervisior   mengepalai sales department , yang bertanggung jawab

    atas sales target . Sales supervisior   berhubungan dengan beberapa bagian,

    seperti Office Sales and Sales Adminitration (OSSA) dan Salesman.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    18/26

     

    17

    2)  Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik)

    Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik) bertanggung jawab atas

    persediaan barang dagangan, pengeluaran barang dagangan ke langganan,

    dan mempunyai RSL ( Recommended Stock List ) yang ditetapkan oleh

    pusat.

    3)  Kepala Keuangan dan Administrasi (Kabag K & A)

    Kepala K & A bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan

    keuangan perusahaan dan administrasi financial.

    c.  Tingkat Manajemen Lini Pertama

    Manajemen lini pertama bertanggung jawab atas pekerjaan sub bagian yang

    ada di PT. Samas Musi Sejahtera, yaitu :

    1)  Bagian Office Sales and Sales Adminitration (OSSA)

    Fungsi bagian OSSA adalah sebagai tenaga penjual, dimana mereka harus

    aktif menawarkan kepada langganan atau calon langganan yang datang

    langsung ke kantor atau melalui telepon. Kegiatan ini juga disebut Office

    Sales.

    2) 

    Salesman

    Salesman adalah orang yang bertanggung jawab untuk menguasai wilayah

    produk langganan. Namun jika dilihat dari cara kerjanya, cara belajar, dan

    cara bertindaknya maka ia lebih pantas disebut Manajer Rayon, karena ada

    beberapa alasan berikut ini :

    •  Mereka harus bekerja atas dasar fungsi-fungsi manajemen, yaitu

     planning, organizing, actuating, dan controlling. 

    • 

    Mereka harus menguasai wilayah, produk dan langganan

    3)  Koordinasi Akuntansi

    Koordinasi akuntansi bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dan

    otorisasi untuk mengidentifikasi, menganalisa, mencatat, dan melaporkan

    transaksi-transaksi perusahaan dan menyelenggarakan pertanggung

     jawaban atas aktiva yang besar.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    19/26

     

    18

    4)  Kasir

    Kasir adalah bagian yang melaksanakan penerimaan, pencatatan dan

    penyetoran uang kas ke bank. Selain itu juga menyelenggarakan kas kecil

    untuk biaya-biaya kecil yang timbul di perusahaan.

    5)  Komputer Keuangan dan Akuntansi, Komputer Logistik, dan Komputer

    OSSA

    Adalah bagian yang secara khusus menangani sistem komputer perusahaan

    dengan menggunakan PDE (Pengolahan Data Elektronik), sesuai dengan

    fungsinya masing-masing.

    4.2.  Pembahasan

    4.2.1.  Jenis-Jenis Persediaan Barang Dagang

    Persediaan yang dimiliki oleh PT. Samas Musi Sejahtera termasuk jenis

    persediaan barang dagang yang dibeli untuk dijual kembali. Produk bahan

    bangunan yang di distribusikan oleh PT. Samas Musi Sejahtera dibagi atas

    beberapa divisi yaitu:

    a) 

    Divisi Produk Closet Jongkok Sun

    b)  Divisi Produk Cat

    c)  Divisi Produk Karpet Talang

    d)  Divisi Produk Keramik

    e)  Divisi Produk Selang Benang Junahose

    f)  Divisi Produk Sanitary dan Valve YUTA

    g)  Divisi Produk Kereta Sorong

    h) 

    Divisi Produk Zinc Zico & Sigmai)  Divisi Produk Thiner F7

    4.2.2.  Unsur-Unsur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan

    a. Lingkungan Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan

    Pengendalian intern PT. Samas Musi Sejahtera terhadap persediaan

    barang dagangan dapat dijelaskan berdasarkan faktor-faktor yang

    menyusun lingkungan pengawasan dibawah ini :

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    20/26

     

    19

    1. Falsafah dan Gaya manajemen Operasi

    2. Struktur Organisasi

    3. Komite Audit

    4. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab

    5. Metode Pengendalian Manajemen

    6. Fungsi Audit Intern

    7. Praktek dan Kebijakan Karyawan

    8. Pengaruh Ekstern

    b. Penilaian Resiko Persediaan Barang Dagangan

    c.  Informasi dan Komunikasi Persediaan Barang Dagangan

    d. Aktivitas Pengendalian Persediaan Barang Dagangan

    e.  Pemantauan Persediaan Barang Dagangan

    4.2.3.  Prosedur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan

    Prosedur untuk penjualan tunai, penjualan kredit dan perhitungan

    fisik persediaan barang dagangan pada PT. Samas Musi Sejahtera dapat

    dijelaskan dibawah ini :

    a.  Penjualan Tunai

    b. Penjualan Kredit 

    c.  Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagangan 

    4.3.  Analisis 

    4.3.1.  Analisis Unsur-unsur Pengendalian Intern Persediaan 

    a. 

    Lingkungan Pengendalian Persediaan Barang Dagangan Manajemen PT. Samas Musi Sejahtera menganggap bahwa

    lingkungan pengendalian atas pengendalian atas persediaan barang

    dagangan itu penting. Lingkungan pengendalian persediaan barang

    dagangan pada PT. Samas Musi Sejahtera akan di analisa dan di evaluasi

    berdasarkan faktor-faktor yang menyusun lingkungan pengendalian dari

    perusahaan.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    21/26

     

    20

    1.  Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi 

    2.  Struktur Organisasi

    3.  Komite Audit

    4.  Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab

    5.  Metode Pengendalian Manajemen

    6.  Fungsi Audit Intern

    7.  Praktek dan Kebijakan Karyawan

    8.  Pengaruh Ekstern

    b.  Penilaian Resiko

    c.  Informasi dan Komunikasi

    d.  Aktivitas Pengendalian

    e.  Pemantauan

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    22/26

     

    21

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Penulisan terakhir pada bab V skripsi ini menyajikan tentang kesimpulan

    yang dibuat serta memberikan berbagai saran kepada perusahaan sehubungan

    dengan masalah yang dibahas dimaksudkan agar berguna bagi perusahaan dalam

    pengambilan keputusan.

    5.1.  Kesimpulan

    1. 

    Lingkungan pengendalian yang meliputi struktur organisasi PT. Samas

    Musi Sejahtera berbentuk fungsional, yang terdiri atas fungsi pemasaran,

    fungsi keuangan dan administrasi, dan fungsi logistik. Pembagian tugas-

    tugas ke dalam setiap bagian didasarkan fungsi-fungsi utama yang

    dilaksanakan perusahaan. Namun hal ini belum mencerminkan adanya

    prinsip pemisahan fungsi yang baik, yaitu pemisahan fungsi operasi,

    fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan. PT. Samas Musi Sejahtera

    belum memiliki fungsi audit internal control, yaitu bagian khusus yang

    secara independen melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap

    pelaksanaan prosedur dan pencatatan yang ada dalam perusahaan. Selama

    ini peranan fungsi tersebut telah dirangkap oleh kepala Bagian Keuangan

    dan Administrasi, yang pada dasarnya bertentangan dengan prinsip

    pengendalian intern yang baik.

    2.  Penilaian resiko yang dilakukan oleh perusahaan atas persediaan barang

    dagangan belum cukup memadai. Hal ini terlihat dari gudang yang masihmenjadi area tempat keluar masuk karyawan menuju kantor dan belum

    tersedianya tabung gas pemadam kebakaran. Meskipun perusahaan telah

    melakukan stock opname secara rutin setiap bulannya, tetapi hal tersebut

    belumlah cukup untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.

    3.  Pelaksanaan informasi dan komunikasi atas persediaan barang dagangan

    secara umum masih memadai untuk mendukung pengendalian intern.

    Fungsi-fungsi yang terlibat, prosedur-prosedur, dokumen dan catatan yang

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    23/26

     

    22

    diperlukan dibentuk dan dikoordinasikan sedemikian rupa agar informasi

    persediaan barang dagangan wajar dapat dihasilkan dan dikomunikasikan

    setiap hari.

    4.  Aktivitas pengendalian yang dilakukan terhadap pelaksanaan transaksi

    penerimaan dan pengeluaran barang dagangan juga masih memadai.

    Perusahaan telah melaksanakan pemisahan tugas yang jelas pada fungsi-

    fungsi terkait. Setiap transaksi dan aktivitas perusahaan juga telah

    diotorisasi oleh pegawai yang berwenang, tetapi dokumen-dokumen yang

    digunakan dalam setiap transaksi tersebut belum semuanya mempunyai

    nomor urut tercetak sehingga masih kurang memadai dalam menciptakan

    aktivitas pengendalian terhadap persediaan barang dagangan. Pengawasan

    fisik atas persediaan dan catatan, serta pengecekan independen atas

    pelaksanaan kinerja perusahaan juga telah memadai karena adanya

    kejelasan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

    5.  Aktivitas pemantauan terhadap pengendalian intern persediaan barang

    dagangan telah dilaksanakan oleh bagian logistik melalui kegiatan stock

    opname secara periodik setiap bulannya. Hasil pemantauan yang dilakukan

    oleh bagian logistik ini dilaporkan kepada pimpinan cabang untuk

    dievaluasi kembali dan di follow up untuk lebih menciptakan pengendalian

    intern yang memadai dalam perusahaan.

    5.2.  Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis berusaha memberikan saran

    kepada PT. Samas Musi Sejahtera yang mungkin bermanfaat dalam

    mengatasi kelemahan yang terdapat dalam sistem pengendalian intern atas

    persediaan barang dagang. Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh

    penulis adalah sebagai berikut :

    1. Aktivitas lingkungan pengendalian yang meliputi pemisahan fungsi

    operasi, pencatatan, dan penyimpanan kas sebaiknya dilakukan dengan

    memadai, dimana kasir hanya berfungsi sebagai penyimpan kas

    perusahaan dan tidak boleh memiliki akses ke sistem komputer untuk

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    24/26

     

    23

    melakukan pencatatan terhadap penjualan barang dagangan. Untuk

    menciptakan pengendalian intern yang memadai terhadap persediaan

    perusahaan secara keseluruhan sebaiknya perusahaan membentuk bagian

    auditor internal agar dapat menyelidiki dan menilai efektivitas pelaksanaan

    unsur-unsur pengendalian intern persediaan yang telah ditetapkan oleh

    manajemen.

    2. Kebijakan perusahaan dalam menentukan resiko persediaan barang

    dagangan telah memadai dan harus semakin ditingkatkan dengan lebih

    tanggap terhadap perubahan teknologi dan informasi. Hal ini dilakukan

    untuk menjaga kredibilitas PT. Samas Musi Sejahtera yang harus berpacu

    dengan tingkat persaingan yang semakin ketat di era globalisasi ini.

    3. Pelaksanaan informasi dan komunikasi atas persediaan barang dagangan

    telah memadai dan semakin ditingkatkan dengan lebih mengefektifkan

    pengkoordinasian fungsi-fungsi yang terkait, prosedur-prosedur,

    dokumen-dokumen, dan catatan yang diperlukan dalam semua transaksi

    persediaan barang dagangan. Disamping itu, perusahaan juga perlu

    meningkatkan keefektifan penggunaan jaringan komputer sebagai sarana

    pengolahan data elektronik perusahaan agar lebih akurat dan tepat waktu

    dalam mengkomunikasikan informasi yang wajar mengenai persediaan

    barang dagangan.

    4. Aktivitas pengendalian terhadap persediaan barang dagangan yang

    meliputi pemisahan tugas yang jelas pada setiap fungsi terkait dan

    diotorisasi yang pantas atas setiap transaksi dan aktivitas agar

    dipertahankan karena sangat berpengaruh terhadap pengecekan secara

    independen atas pelaksanaan kinerja perusahaan. Namun perusahaan

    sebaiknya membuat dokumen-dokumen yang bernomor urut tercetak agar

    dapat menghindari resiko penggunaan formulir secara tidak bertanggung

     jawab oleh karyawan dan menghindari kemungkinan adanya kesilapan

    dalam pencatatan transaksi, sehingga mendukung terciptanya pengendalian

    intern yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    25/26

     

    24

    5. Aktivitas pemantauan terhadap pengendalian persediaan barang dagangan

    yang dilaksanakan oleh Kabag Logistik melalui opname secara periodik

    adalah sudah cukup memadai, namun sebaiknya ditingkatkan lagi dengan

    membentuk fungsi internal auditor agar lebih efektif dalam memantau

    pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan PT. Samas

    Musi Sejahtera.

  • 8/21/2019 analisis pengendalian internal

    26/26

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Arens, Alvin., dan James K. Loebbecke, 2000,  Auditing An Integrated

     Approach, Eight, Prentice-Hall International : Inc New York.

    Bodnar, George H., dan William S. Hopwood, 2003, Sistem Informasi

     Akuntansi, Edisi Kedelapan, PT. Indeks Kelompok, Gramedia : Jakarta.

    Boyton, William C., dan Walker G. Kell, 2002,  Modern Auditing, Edisi Ketujuh,

    Erlangga : Jakarta.

    Daft L. Richard, 2007, Manajemen, Edisi Keenam, Salemba Empat : Jakarta.

    Fakultas Ekonomi, 2010,  Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan Akhir,

    Cetakan Pertama : Fakultas Ekonomi UTP Palembang.Hall, James A., 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat

    : Jakarta.

    Hansen, Don R dan Marynne M. Mowen, 2001,  Akuntansi Manajemen, Edisi

    Tujuh, Salemba Empat : Jakarta.

    Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba

    Empat : Jakarta.

    Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001, Standar Profesi Akuntan Publik, Salemba

    Empat : Jakarta.

    Indrayani, 2005,  Perencanaan dan Pengawasan Bahan Baku Pada PT. Serasi  Jaya Tebing Tinggi , Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi :

    Medan.

    Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi ,  Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba

    Empat : Jakarta.

    Prasetyo, Hari dan Nugroho, Munajat Tri dan Pujiati, Asti, 2006, “Pengembangan

    Model Persediaan Dengan Mempertimbangkan Waktu Kadaluarsa dan

    Faktor Unit Diskon”,  Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Volume 4 No.3,

    Universitas Muhammadiyah : Surakarta.

    Santy, 2005,  Analisis  Aktivitas Pengendalian Intern Pada PT. Cemara Cahaya Gemilang , Universita Sumatera Utara Fakultas Ekonomi : Medan.

    Singleton, Hall, 2007,  Information Technology Auditing and Assurance , Edisi

    Kedua, Salemba Empat : Jakarta.

    Stice dan Skousen, 2009,  Akuntansi Intermediate , Edisi Keenam Belas, Buku 1,

    Salemba Empat : Jakarta.

    Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian , Cetakan Sembilan, CV. Alfabeta :

    Bandung.