ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

16
1 ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN KOMODITAS TERHADAP RETURN PASAR SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI INDONESIA PERIODE 2009-2013 Ayunda Caesariana, Imo Gandakusuma Program Studi Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel makroekonomi dan komoditas terhadap return pasar saham sektor pertambangan di Indonesia periode 2009-2013. Adapun variabel yang digunakan adalah inflasi, BI Rate dan kurs untuk data makroekonomi serta harga emas dan harga minyak mentah sebagai data komoditas. Kelima variabel tersebut adalah variabel bebas. Untuk variabel terikat digunakan variabel indeks harga saham sektor pertambangan (JKMING). Metode penelitian ini menggunakan uji regresi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel BI Rate dan kurs memiliki pengaruh terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Analyze the Influence of Macroeconomic and Commodities Variables on Stock Market Return of Mining Sector im Indonesia Period 2009-2013 Abstract This study aimed to analyze the influence of macroeconomic and commodities variables on the stock market return of mining sector in Indonesia period 2009-2013. The variables used are inflation, BI Rate, and exchange rates for macroeconomic data as well as the price of gold and crude oil prices as the data commodities. The fifth variables are independent variables. For the dependent variable used stock price index of mining sector (JKMING). This research method using regression test. The results of testing shows that variables BI Rate and exchange rate have influende on stock market return of mining sector. Keywords: macroeconomics, inflation, BI Rate, commodity, gold, crude oil, exchange rate, JKMING, regression test. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam melakukan investasi di pasar modal, seorang investor menanamkan modalnya dengan tujuan untuk mendapatkan imbal hasil (return). Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Samsul, 2006). Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Semakin tinggi return yang akan didapatkan, maka akan semakin menarik Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Transcript of ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

Page 1: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

1

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN KOMODITAS TERHADAP RETURN PASAR SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI

INDONESIA PERIODE 2009-2013

Ayunda Caesariana, Imo Gandakusuma

Program Studi Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia

Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel makroekonomi dan komoditas terhadap return pasar saham sektor pertambangan di Indonesia periode 2009-2013. Adapun variabel yang digunakan adalah inflasi, BI Rate dan kurs untuk data makroekonomi serta harga emas dan harga minyak mentah sebagai data komoditas. Kelima variabel tersebut adalah variabel bebas. Untuk variabel terikat digunakan variabel indeks harga saham sektor pertambangan (JKMING). Metode penelitian ini menggunakan uji regresi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel BI Rate dan kurs memiliki pengaruh terhadap return pasar saham sektor pertambangan.

Analyze the Influence of Macroeconomic and Commodities Variables on Stock Market Return of Mining Sector im Indonesia Period 2009-2013

Abstract

This study aimed to analyze the influence of macroeconomic and commodities variables on the stock market return of mining sector in Indonesia period 2009-2013. The variables used are inflation, BI Rate, and exchange rates for macroeconomic data as well as the price of gold and crude oil prices as the data commodities. The fifth variables are independent variables. For the dependent variable used stock price index of mining sector (JKMING). This research method using regression test. The results of testing shows that variables BI Rate and exchange rate have influende on stock market return of mining sector. Keywords: macroeconomics, inflation, BI Rate, commodity, gold, crude oil, exchange rate, JKMING, regression test. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam melakukan investasi di pasar modal, seorang investor menanamkan modalnya dengan

tujuan untuk mendapatkan imbal hasil (return). Investasi merupakan kegiatan menanamkan

modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik

modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Samsul,

2006). Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang

dilakukannya. Semakin tinggi return yang akan didapatkan, maka akan semakin menarik

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 2: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

2

minat investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Namun untuk mendapakan

return yang tinggi, investor juga akan menghadapi risiko yang tinggi juga.

Saham adalah salah satu instrumen dalam pasar modal yang diperjualbelikan oleh perusahaan

publik kepada investornya, baik di pasar primer maupun sekunder. Perusahaan yang dapat

menerbitkan sahamnya di pasar modal adalah perusahaan publik yang sudah melakukan

Initial Public Offering (IPO) dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Dana yang

didapatkan dari menerbitkan saham, dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan

ekspansi usaha, modal untuk mengurangi beban hutang perusahaan, serta meningkatkan

likuiditas perusahaan.

Namun dengan kondisi perekonomian sekarang ini yang sedang bergejolak, sebelum

melakukan investasi saham sebaiknya seorang investor harus mempertimbangkan variabel-

variabel makroekonomi dan komoditas yang akan mempengaruhi return yang akan

didapatkan. Menurut Blanchard (2006), banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan

indeks harga saham gabungan, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral,

keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, dan lain-

lain.

Kenaikan harga komoditas seperti minyak mentah menjadi salah satu faktor utama dalam

fluktuasi kondisi perekonomian. Kenaikan harga minyak dunia cenderung memberikan

dampak yang negatif terhadap kinerja sektor industri, dimana dengan meningkatnya harga

minyak dunia akan membuat naiknya biaya produksi suatu perusahaan dan berdampak pada

naiknya harga jual produk (Kuntjoro, 2008). Kenaikan tersebut akan berdampak penurunan

kinerja dan profit perusahaan dan selanjutnya dapat berdampak pada turunnya harga saham

perusahaan tersebut.

Harga barang dan jasa yang mengalami peningkatan mengakibatkan daya beli menurun yang

mengakibatkan inflasi. Selain itu tingkat inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di

pasar. Semakin tinggi tingkat harga, berarti semakin besar pula jumlah uang yang harus

dimiliki seseorang untuk membeli barang dan jasa. Inflasi yang tinggi biasanya membuat laju

pertumbuhan uang beredar sangat cepat (Dornbusch, Rudiger & Fischer, 2004).

Tingginya jumlah uang yang beredar, akan membuat suku bunga BI mengalami kenaikan.

Suku bunga BI yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank,

saat banyak investor menanamkan dananya di bank, maka jumlah uang beredar akan menurun

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 3: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

3

dan membuat konsumsi masyarakat menurun dan mengakibatkan harga barang juga

mengalami penurunan, dengan demikian tingkat inflasi dapat dikendalikan menjadi lebih

rendah dengan kebijakan tingkat suku bunga (Khalwaty, 2000).

Tingkat suku bunga BI yang tinggi, pada akhirnya membawa dampak bagi Indeks Harga

Saham Gabungan. Hubungan antara tingkat suku bunga BI dengan pergerakan harga saham

adalah negatif. Apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga BI, maka pergerakan harga saham

akan menurun, sebaliknya apabila terjadi penurunan tingkat suku bunga BI, maka harga

saham akan naik (Bodie, Kane & Marcus, 2001).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) juga mendukung bahwa emas

berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan karena investor

melakukan diversifikasi aset investasi guna mengurangi risiko yang dihadapi dalam

berinvestasi dan juga emas mudah diperdagangkan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, lingkup permasalahan yang

akan diteliti pada penelitian ini adalah pengaruh ketidakpastian arus kas terhadap jumlah

pembayaran dividen perusahaan. Berikut adalah permasalahan yang ingin dijawab melalui

penelitian ini:

1. Bagaimana pengaruh variabel makroekonomi dan komoditas terhadap return pasar saham

sektor pertambangan di Indonesia periode 2009-2013?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana pengaruh variabel makroekonomi dan komoditas terhadap return

pasar saham sektor pertambangan di Indonesia periode 2009-2013.

Tinjauan Teoritis 1. Indeks Harga Saham

Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan

kondisi pasar pada saat sedang aktif atau lesu. Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan

memiliki lima fungsi, yaitu (Darmadji dan Fakhruddin, 2008) :

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 4: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

4

1. Sebagai indikator tren pasar.

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.

3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio.

4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.

5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat enam jenis indeks harga saham, yaitu (Darmadji dan

Fakhruddin, 2008) :

1. Indeks Individual

Indeks ini menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau

indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.

2. Indeks Harga Saham Sektoral

Indeks ini menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya

sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di Bursa Efek Indonesia, indeks sektoral

terbagi atas sembilan sektor yaitu:

a. Pertanian

b. Pertambangan

c. Industri Dasar

d. Aneka Industri

e. Konsumsi

f. Properti

g. Infrastruktur

h. Keuangan

i. Perdagangan, jasa, dan manufaktur

3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks ini menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

Sebagai contoh, jika dikatakan bahwa IHSG di BEI berada pada level 420, maka indeks

tersebut menggambarkan atau mewakili pergerakan harga seluruh saham yang ada di BEI.

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 5: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

5

4. Indeks LQ-45

Indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas

perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap enam bulan, terdapat saham-saham baru yang

masuk ke dalam LQ-45 tersebut.

5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index)

Indeks yang terdiri atas 30 saham, yang mengakomodasi syariah investasi dalam Islam atau

indeks yang berdasarkan syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah

adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah, seperti :

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi

konvensional.

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan

minuman yang tergolong haram.

d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang

ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan

Indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di

BEI, yaitu kelompok papan utama dan papan pengembangan.

2. Tingkat Inflasi

Inflasi, menurut Bodie dan Marcus (2001), merupakan suatu nilai dimana tingkat harga

barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Kenaikan harga ini juga bersifat terus

menerus dan mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kenaikan harga dari satu

atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau

mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain (Nyoman, 2004).

Tingginya tingkat inflasi akan menyebabkan jumlah uang beredar di masyarakat bertambah,

harga barang juga akan mengalami kenaikan. Hal ini berdampak pada produktivitas

perusahaan yang menyebabkan terjadi penurunan pada kemampuan perusahaan melakukan

produksi, sehingga berakibat pada menurunnya tingkat keuntungan perusahaan yang

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 6: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

6

berdampak pada menurunnya harga saham perusahaan dan kemampuan perusahaan

membagikan dividen pada investor (Nugroho, 2008).

Teori Keynes mengemukakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar

batas kemampuan ekonominya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat

terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia

(penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan

barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak

dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya sama

seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk

menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek.

3. Tingkat Bunga Bank Indonesia

Tingginya jumlah uang beredar di masyarakat akan membuat Bank Indonesia menaikkan

tingkat suku bunga SBI untuk menekan jumlah uang beredar yang berada di masyarakat.

Meningkatnya suku bunga SBI akan mendorong investor memindahkan investasi pada aset

yang mampu memberikan keuntungan yang lebih besar yaitu investasi di perbankan dalam

bentuk deposito (Madura, 2000). Terlebih deposito merupakan alternatif investasi yang

memiliki risiko yang kecil. Semakin banyak investor yang menanamkan aset di deposito

dapat mengakibatkan turunnya return saham yang berdampak negatif terhadap pergerakan

saham (Sunariyah, 2006).

Tingkat bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu (Sunariyah, 2006).

Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus

dibayarkan kepada kreditur. Unit waktu biasanya dinyatakan dalam satuan tahun (satu tahun

investasi) atau bisa lebih pendek dari satu tahun. Uang pokok berarti jumlah uang yang

diterima dari kreditur kepada debitur.

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan

moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate

diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan

dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui

pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran

operasional kebijakan moneter.

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 7: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

7

4. Harga Emas

Emas dipercaya sebagai salah satu komoditi yang dapat berguna sebagai investasi karena

harganya yang terus naik sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang didapatkan dari

perbedaan antara harga beli dan harga jual atau hampir sama dengan capital gain dalam

investasi saham. Selain itu, investasi dalam emas merupakan investasi yang sangat likuid

karena di negara manapun emas dapat diterima.

Harga emas di negara manapun mengikuti harga emas dunia yang ditentukan di London

setiap hari. Harga emas ditentukan dari supply dan demand emas dari seluruh dunia,

permintaan emas oleh investor sebagai alat untuk diversifikasi aset untuk mengurangi risiko

investasi karena emas merupakan alternatif investasi selain saham yang memiliki return

diatas tingkat inflasi, sehingga permintaan akan emas bertambah dan menyebabkan kenaikan

harga emas. Hal ini dikarenakan emas merupakan salah satu alternatif investasi yang bebas

risiko (Sunariyah, 2006). Selain didasari dari sifat emas yang nilainya relatif bebas dari

tekanan inflasi dan nilainya meningkat setiap tahunnya (Witjaksono, 2010).

5. Harga Minyak Mentah

Naik turunnya harga minyak dunia dipengaruhi oleh kemampuan negara-negara anggota

OPEC memenuhi kuota (Mankiw, 2003). Ketika negara OPEC tidak mampu memenuhi kuota

minimalnya maka akan terjadi kenaikan pada harga minyak. Kenaikan harga minyak dunia

cenderung memberikan dampak yang negatif terhadap kinerja sektor industri, dimana dengan

meningkatnya harga minyak dunia akan membuat naiknya biaya produksi suatu perusahaan

dan berdampak pada naiknya harga jual produk (Kuntjoro, 2008). Naiknya biaya produksi dan

harga jual produk tentu akan berdampak pada kemampuan perusahaan melakukan produksi

karena hal tersebut akan membuat kinerja dan profit perusahaan menurun yang berdampak

pada turunnya harga saham perusahaan tersebut.

Di sisi perusahaan, terjadinya peningkatan inflasi, dimana terjadi peningkatan biaya produksi

dan peningkatannya tidak dapat dibebankan kepada konsumen, tetapi perusahaan juga tidak

berani menaikkan harga jual produk sehingga keuntungan yang didapat oleh perusahaan

menjadi lebih rendah dan berakibat pada berkurangnya dividen yang dibagikan pada investor,

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 8: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

8

hal ini dapat menurunkan harga saham perusahaan. Inflasi dapat menurunkan keuntungan

suatu perusahaan sehingga sekuritas di pasar modal menjadi komoditi yang tidak menarik

(Prihantini, 2009). Oleh karena itu kenaikan harga minyak dapat memicu terjadinya cost-push

inflation.

6. Kurs Valuta Asing

Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang sesuatu

negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga

didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang

dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Metode Penelitian

1. Metode Pengolahan Data dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan uji regresi Ordinary Least Square dengan data time series yang

diolah dengan menggunakan software Eviews 7. Penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan sampel purposive sampling yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang

sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah

seluruh perusahaan – perusahaan dalam sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode tahun 2009 hingga tahun 2013. Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian antara lain informasi indeks saham sektor pertambangan, harga minyak

mentah, harga emas, tingkat bunga Bank Indonesia (BI Rate), tingkat inflasi, dan kurs

IDR/US$ selama tahun 2009-2013.

Gambar 1. Indeks Sektoral di BEI

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 9: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

9

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari sembilan sektor yang ada di BEI, indeks sektor

pertambangan terlihat menurun drastis dibandingkan sektor lainnya. Walaupun sempat

meningkat dari tahun 2009 sampai 2010, namun setelah itu nilai indeks terus menurun sampai

akhir tahun penelitian. Hal ini juga yang membuat penulis tertarik untuk menjadikan indeks

sektor pertambangan ini menjadi variabel dependen yang akan diteliti pada penelitian ini.

Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data bulanan dari variabel penelitian, selanjutntya menghitung nilai

return variabel independen kecuali variabel inflasi dan BI Rate.

2. Melakukan pengujian stasioneritas variabel penelitian, antara lain :

• Descriptive Statistic

• Correlation

• Plot Data

• Unit Root Test

3. Melakukan uji regresi terhadap variabel independen dan dependen, yaitu :

• Uji Regresi

• Uji White

• Correlogram Q-stat

2. Model Penelitian

Dari jurnal (Mollick dan Assefe, 2012) yang menjadi acuan penulis untuk melakukan

penelitian ini digunakanlah model sebagai berikut :

Rt = β0 + β1ΔΠet + β2Δit + β3Δgoldt + β4Δoilt + β5Δet + β6ΔRt-1 + εt

Keterangan :

Rt : Return pasar saham sektor pertambangan

ΔΠet : Perubahan tingkat inflasi

Δit : Perubahan tingkat BI Rate

Δgoldt : Perubahan persentase harga emas

Δoilt : Perubahan persentase harga minyak mentah

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 10: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

10

Δet : Perubahan persentase kurs

ΔRt-1 : lagged stock index return

εt : the error term

3. Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return pasar saham (Rt). Pada variabel ini

penulis mengunakan indeks sektor pertambangan. Return pasar saham dapat dihitung dengan

market value weighted average index. Berikut rumus yang digunakan :

Indext = x Beginning Index Value

 

Variabel independen yang gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Inflasi (ΔΠet) merupakan perubahan tingkat inflasi bulanan yang terjadi di Indonesia yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 (dalam

satuan %).

2. Suku bunga Bank Indonesia (Δit) merupakan perubahan tingkat suku bunga

bulanan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara tahun 2009 sampai dengan tahun

2013 (dalam satuan %).

3. Harga emas (Δgoldt) merupakan perubahan persentase harga emas Indonesia

bulanan yang terjadi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 (dalam satuan

IDR/ons).

4. Harga minyak (Δoilt) merupakan perubahan persentase harga minyak mentah

Indonesia (ICP) bulanan yang terjadi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 (dalam

satuan IDR/barrels).

5. Kurs IDR/US$ (Δet) merupakan perubahan persentase nilai Indonesia Rupiah

terhadap US Dollar bulanan yang terjadi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

(dalam satuan IDR/US$).

Hasil Penelitian

Tabel 1. Hasil Uji Regresi

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI 0,627111 0,698901 0,897282 0,3733

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 11: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

11

BI_RATE 5,86051 1,91304 3,06346 0,0033 RET_EMAS_RP -0,042204 0,226753 -0,186122 0,8530

RET_ICP_RP 0,224853 0,195215 1,151822 0,2542 RET_KURS -1,982057 0,413298 -4,79571 0,0000

Hasil dari output diatas menunjukkan bahwa probabilitas INFLASI sebesar 0,3733 berada

diatas nilai kritis 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel inflasi tidak memiliki

pengaruh terhadap return saham sektor pertambangan. Dan dari hasil koefisien sebesar

0,627111 mengatakan bahwa variabel inflasi dan return saham berkorelasi positif.

Probabilitas BI_Rate sebesar 0,0033 berada dibawah nilai kritis 5%, sehingga dapat dikatakan

bahwa variabel BI Rate memiliki pengaruh terhadap return saham sektor pertambangan. Dan

dari hasil koefisien sebesar 5,86051 mengatakan bahwa variabel BI Rate dan return saham

berkorelasi positif.

Probabilitas RET_EMAS_RP sebesar 0,8530 berada diatas nilai kritis 5%, sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel harga emas tidak memiliki pengaruh terhadap return saham sektor

pertambangan. Dan dari hasil koefisien sebesar -0,042 mengatakan bahwa variabel harga

emas dan return saham berkorelasi negatif.

Probabilitas RET_ICP_RP sebesar 0,2542 berada diatas nilai kritis 5%, sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel harga minyak mentah tidak memiliki pengaruh terhadap return

saham sektor pertambangan. Dan dari hasil koefisien sebesar 0,225 mengatakan bahwa

variabel harga minyak mentah dan return saham berkorelasi positif.

Probabilitas RET_KURS sebesar 0,0000 berada dibawah nilai kritis 5%, sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel kurs memiliki pengaruh terhadap return saham sektor

pertambangan. Dan dari hasil koefisien sebesar -1,982 mengatakan bahwa variabel kurs dan

return saham berkorelasi negatif.

Pembahasan

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan model regresi dapat disimpulkan

rangkuman sebagai berikut.

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 12: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

12

Tabel 2. Rangkuman Hasil Penelitian

        Pengaruh  terhadap  JKMING  

               Variabel   Prob.   Coef.   Korelasi   Heteroskedastisitas   Autokorelasi  

INFLASI   0.3733   Tidak   0,627111   Positif   Tidak  ada   Tidak  ada  BI_RATE   0.0033   Ya   5,86051   Positif   Tidak  ada   Tidak  ada  RET_EMAS_RP   0.8530   Tidak   -­‐0,042204   Negatif   Tidak  ada   Ada  RET_ICP_RP   0.2542   Tidak   0,224853   Positif   Tidak  ada   Tidak  ada  RET_KURS   0.0000   Ya   -­‐1,982057   Negatif   Ada   Tidak  ada  

Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terhadap return saham

sektor pertambangan adalah variabel BI Rate dan kurs dengan probabilitas masing-masing

sebesar 0,0033 dan 0,0000.

Untuk hasil korelasi, yang memiliki korelasi negatif adalah variabel harga emas dan kurs

dengan nilai koefisien sebesar -0,042204 dan -1,982057. Hal ini berarti pada saat harga emas

dan kurs meningkat, maka return saham sektor pertambangan menurun. Begitupun

sebaliknya.

Untuk data yang memiliki masalah heteroskedastisitas hanya variabel kurs. Dan untuk data

yang memiliki efek autokorelasi hanya variabel harga emas.

Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Dugaan Awal

Hasil Analisis Kesimpulan

Inflasi  

H1,0 : Tidak terdapat pengaruh inflasi terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Terdapat

pengaruh Tidak

berpengaruh H1,0

diterima H1,1 : Terdapat pengaruh inflasi terhadap return pasar saham sektor pertambangan. BI Rate H2,0 : Tidak terdapat pengaruh BI Rate terhadap return pasar saham sektor pertambangan.

Tidak berpengaruh

Terdapat pengaruh

H2,0 ditolak

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 13: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

13

Dari hasil tabel hipotesis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel yang menolak H0

adalah variabel BI Rate dan kurs. Hal ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh BI Rate dan

kurs terhadap return pasar saham sektor pertambangan.

Terdapatnya pengaruh BI Rate terhadap return pasar saham sektor pertambangan dapat

dijelaskan bahwa pada saat Bank Indonesia meningkatkan BI Rate para investor cenderung

memindahkan modalnya pada pasar modal menjadi menyimpan dananya di perbankan. Hal

ini dikarenakan bank memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan lebih menjamin.

Biasanya investor akan menanamkan modalnya dalam bentuk deposito atau sertifikat deposito

karena return yang didapatkan lebih besar dibandingkan produk lainnya seperti giro dan

tabungan.

Sedangkan untuk pengaruh kurs terhadap return pasar saham sektor pertambangan memiliki

korelasi negatif yaitu pada saat nilai kurs akan meningkat maka return pasar saham menurun.

Hal ini dapat dilihat khususnya pada perusahaan yang hanya mengandalkan bahan baku dari

H2,1 : Terdapat pengaruh BI Rate terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Harga Emas H3,0 : Tidak terdapat pengaruh harga emas terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Tidak

berpengaruh Tidak

berpengaruh H3,0

diterima H3,1 : Terdapat pengaruh harga emas terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Harga Minyak H4,0 : Tidak terdapat pengaruh harga minyak terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Tidak

berpengaruh Tidak

berpengaruh H4,0

diterima H4,1 : Terdapat pengaruh harga minyak terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Kurs H5,0 : Tidak terdapat pengaruh kurs terhadap return pasar saham sektor pertambangan. Terdapat

pengaruh Terdapat pengaruh

H5,0 ditolak H5,1 : Terdapat pengaruh kurs

terhadap return pasar saham sektor pertambangan.

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 14: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

14

luar negeri, dan hal tersebut juga akan dapat menimpa perusahan yang hanya mengandalkan

pinjaman luar negeri dalam bentuk dollar US untuk membiayai operasi perusahaan. Sehingga

pada saat rupiah terdepresiasi terhadap dollar, maka return pasar akan perlahan menurun

karena kurs yang mengalami depresiasi.

Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Pada hasil pengujian hipotesis dijabarkan hasil dari penelitian, dimana hasil

tersebut menyatakan bahwa dari kelima variabel makroekonomi dan komoditas hanya dua

variabel yang mempengaruhi return pasar saham sektor pertambangan yaitu BI Rate dan kurs.

BI Rate memiliki korelasi positif dengan return, hal ini berarti pada saat BI Rate dinaikkan

akan berpengaruh terhadap return yang akan didapatkan. Sedangkan kurs berpengaruh negatif

terhadap return, hal ini berarti pada saat kurs meningkat maka return akan menurun,

begitupun sebaliknya. Untuk ketiga variabel lainnya, walaupun tidak berpengaruh signifikan

namun masing-masing tetap memiliki korelasi terhadap return. Inflasi berkorelasi positif

terhadap return, sedangkan kedua variabel komoditas yaitu harga emas dan harga minyak

mentah masing-masing berkorelasi negatif dan positif.

Saran

1. Investor

Saran penulis kepada pihak manajemen perusahaan untuk lebih sigap dalam menghadapi

keadaan ekonomi yang sulit untuk diprediksi. Keadaan ekonomi yang penulis maksud disini

adalah fluktuasi variabel makroekonomi dan komoditas.

2. Perusahaan

Saran penulis untuk para investor yang memiliki keinginan untuk menanamkan modalnya

pada saat kondisi keuangan sedang berfluktuasi, akan lebih baik jika investor membidik

sektor industri barang konsumsi, properti dan manufaktur. Karena ketiga sektor ini nilainya

yang cukup stabil dan cenderung meningkat selama tahun penelitian.

3. Penelitian Selanjutnya

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 15: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

15

Saran penulis untuk peneliti selanjutnya, diharapkan menambah periode penelitian diatas lima

tahun sehingga diharapkan dapat melihat pengaruh variabel makroekonomi dan komoditas

terhadap indeks sektor pertambangan atau indeks lainnya. Akan lebih baik jika terdapat

periode terjadi krisis keuangan, jadi dapat dilihat pergerakan sebelum dan setelah krisis

tersebut. Mungkin jika penulis selanjutnya menggunakan data harian atau mingguan, hasil

yang didapatkan lebih signifikan.

Daftar Referensi Akbar, Putra Perdana. 2008. Volatility Shock Persistence pada Single Index Model dari Sembilan Indeks Sektoral dan LQ45Periode 2002-2006. Depok : Universitas

Indonesia.

Bodie, Kane & Marcus. 2001. Essentials of Invesments (4th ed). New York : McGraw-Hill Companies.

Darmadji, Tjiptono., Fakhruddin, Hendy M. 2008. Pasar Modal di Indonesia Edisi 2. Jakarta :

Salemba Empat. Dornbusch, Rudiger & Fischer. (2004). Macroeconomics (9th ed). New York : McGraw-Hill

Companies. El-Sharif, I., Brown, D., Burton, B., Nixon, B., Russell, A., 2005. Evidence on the nature and

extent of the relationship between oil prices and equity values in the UK. United Kingdom : Energy Econ.

Fahmi, Irham. 2013. Pengantar Pasar Modal. Bandung : Alfabet. Juanda, Bambang M.S., Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu. Bogor : Percetakan IPB. Kuntjoro, et.al. (2008). Volatilitas Harga Minyak Dunia dan Dampaknya Terhadap Kinerja

Sektor Industri Pengolahan dan Makroekonomi Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. Lawrence, Steven Sugiarto. 2013. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga Komoditas

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. Surabaya : Universitas Kristen Petra.

Madura, Jeff. 2000. International Finance, 6th edition. United States of America South :

Western Publishing. Mankiw, G. 2003. Principles of Macroeconomics (5th Ed). Florida : TSI Graphics.

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014

Page 16: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DAN …

16

Mollick, Andre Varella., Assefa, Tibebe Abebe. 2012. U.S Stock Returns and Oil Prices : The

tale from daily data and the 2008-2009 financial crisis. United States of America : Elsevier.

Nachrowi, D. Nachrowi., Usman, Hardius. 2006. Ekonometrika. Jakarta : Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nandha, M., Faff, R., 2008. Does oil move equity prices? A global view. United States :

Energy Econ. Nugroho, H. 2008. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Jumlah Uang Beredar

Terhadap Indeks LQ45. Semarang : Universitas Diponegoro. Reilly, Frank. K., Brown, Keith. C. 2012. Analysis of Investments and Management of

Portfolios. United States : South Western Cengage Learning. Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portfolio. Jakarta : Erlangga. Subramanyam, K.R., Wild, John. J. 2010. Financial Statement Analysis. New York : New

York : McGraw-Hill Education. Sukirno, Sadono. 2013. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta :Rajawali Press. Sunariyah . 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (5th ed). Yogyakarta : UPP-STIM

YKPN. Witjaksono, A. A. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia,

Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. Semarang : Karisma.

Analisis Pengaruh..., Ayunda Caesariana, FE UI, 2014