ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan...

58
ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI ACEH SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh Fitriani Nim : 11C20101082 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2016

Transcript of ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan...

Page 1: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT

PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK

MISKIN DI PROVINSI ACEH

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Fitriani

Nim : 11C20101082

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2016

Page 2: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

ii

Page 3: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

iii

Page 4: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

iv

LEMBARAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fitriani

Nim : 11C20101082

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa didalam skripsi adalah hasil karya

saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi,

tesis, desertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya

sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.

Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah

karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-bagian

yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan kesediaan untuk

dibatal dibahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Meulaboh, 27 September 2016

Saya yang membuat pernyataan

Fitriani

NIM: 11C20101082

Materai 6.000

Materai 6.000

Page 5: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

v

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Fitriani

NIM : 11C20101082

Tempat Tanggal Lahir: Paya Undan, 06 Maret 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Paya Undan Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

Status Perkawinan : Belum Menikah

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal:

1. SD Negeri 1 Kulu Lulus Tahun 2004

2. SMP Negeri 3 Seunagan Tahun 2007

3. SMA Negeri 1 Seunagan Tahun 2010

Nama Orang Tua:

1. Ayah : (Alm) Amri

2. Ibu : Rusni

Page 6: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

vi

Page 7: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada

Allah SWT. Selawat beriring penulis sanjungkan kepangkuan alam Nabi besar

baginda Muhammad Rasullullah SAW, yang telah merubah pola pikir manusia

dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh berilmu pengetahuan sehingga

penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini yang berjudul, “Analisis Pengaruh

Upah Minimum dan Tingkat Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk

Miskin di Provinsi Aceh

Selanjutnya penulis menyadari tanpa adaya bantuan dari berbagai pihak,

tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada:

1. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dengan penuh cinta penulis

persembahkan untuk Alm. Amri dan Ibunda tercinta Rusni, serta keluarga

besar penulis yang telah memberikan pengorbanan, nasihat, kasih sayang tiada

batas dan do’a tulusnya demi keberhasilan penulis.

2. Bapak Alisman, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang turut

membantu memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Leli Putri Ansari SE., M.Si selaku, Dosen Pembimbing Anggota yang telah

bersusah payah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.

Page 8: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

viii

5. Bapak Yasrizal, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf akademik Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan

dan menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh ahli famili yang turut memberikan dukungan, baik dukungan moril

maupun materil kepada penulis, selama penulis menempuh pendidikan

di Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.

8. Teman-teman Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar khususnya angkatan

2011, yang selama ini telah bersama-sama menempuh pendidikan ekonomi

pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.

9. Seluruh pihak yang ikut memberikan dukungan dan do’a kepada penulis yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan referensi yang bermanfaat bagi

perpustakaan Induk Universitas Teuku Umar, khususnya bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.

Meulaboh, September 2016

Penulis

Fitriani

Page 9: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

ix

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the minimum wage and the

unemployment rate to the number of poor people in Aceh province in the period

2005-2015. The analysis model used is multiple linear regression analysis, the

correlation coefficient (R), coefficient determinansi (Adjusted R), t test and F.

Calculations using sofrware Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Based on estimates obtained constants of 25.308, Provincial minimum

wage regression coefficient (X1) is -0.515, and the unemployment regression

coefficient of 0.356, the correlation coefficient (R) is obtained by 0.945. While the

coefficient of determination (Adjusted R) of 0.867. This means that the number of

poor people in Aceh province at 86.7 per cent in the province affected by the

minimum wage and unemployment, the remaining 13.3 percent is explained by

other variables outside this research model. T test results showed that the

province's minimum wage variables obtained by value t count <t-table,

(-4.082 <-1.860) at α 0.05, which means that in partial provincial minimum wage

(X1) significantly affect the number of poor in the province of Aceh. Further to the

unemployment variables obtained by value t count <t-table (1.278 <1.860) at α

0.05, meaning that partial unemployment significantly affect the number of poor

people in the province. Then for the F test values obtained F count> F-table

(33.714> 4.46). Means that the provincial minimum wage and unemployment

together (in unison) significantly affected the number of poor people in Aceh

province in the period 2005-2015.

Keywords: Provincial Minimum Wage, Unemployment and Poverty

Page 10: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum dan

tingkat pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh dalam

kurun waktu 2005-2015. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda, koefisien korelasi (R), koefisien determinansi (R Adjusted), uji t

dan uji F. Perhitungannya menggunakan Sofrware Statistical Product and Service

Solutions (SPSS).

Berdasarkan hasil estimasi diperoleh konstanta sebesar 25,308, koefisien

regresi upah minimum Provinsi (X1) sebesar -0,515, dan koefisien regresi

pengangguran sebesar 0,356, koefisien korelasi (R) diperoleh sebesar 0,945.

Sedangkan koefisien determinasi (R Adjusted) sebesar 0,867. Artinya bahwa

jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh sebesar 86,7 persen di pengaruhi oleh

upah minimum Provinsi dan pengangguran, sisanya sebesar 13,3 persen

dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan

bahwa untuk variabel upah minimum Provinsi diperoleh nilai t-hitung < t-tabel,

(-4,082 < -1,860) pada α 0,05, artinya bahwa secara parsial variabel upah

minimum Provinsi (X1) berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin di

Provinsi Aceh. Selanjutnya untuk variabel pengangguran diperoleh nilai

t-hitung < -t-tabel (1,278 < 1,860) pada α 0,05, artinya secara parsial pengangguran

berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Kemudian untuk uji F diperoleh nilai F-hitung > F-tabel (33,714 > 4.46). Berarti

bahwa upah minimum Provinsi dan pengangguran secara bersama-sama

(serempak) berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi

Aceh dalam kurun waktu 2005-2015.

Kata Kunci : Upah Minimum Provinsi, Pengangguran dan Kemiskinan

Page 11: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... ii

LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN ......................................... iii

LEMBARAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRACT......................................................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

1.4.1. Manfaat Teoritis .......................................................................... 5

1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................................ 5

1.5. Sistematika Penulisan ........................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

2.1. Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................... 7

2.2. Upah ....................................................................................................... 8

2.2.1. Pengertian Upah ........................................................................... 8

2.2.2. Sistem Pengupahan di Indonesia ................................................ 11

2.3. Pengangguran ........................................................................................ 13

2.3.1. Pengertian Pengangguran ........................................................... 13

2.3.2. Jenis-Jenis Penggangguran ........................................................ 14

2.3.3. Masalah Pengangguran ............................................................... 15

2.4. Kemiskinan ........................................................................................... 17

2.4.1. Pengertian Kemiskinan ............................................................... 17

2.4.2. Indikator Kemiskinan.................................................................. 17

2.4.3. Ukuran Kemiskinan .................................................................... 18

2.4.4. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan ........................................ 20

2.5. Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan ................ 20

2.6. Hubungan Upah Minimum Dengan Tingkat Kemiskinan .................. 22

2.7. Hubungan Pengangguran Dengan Tingkat Kemiskinan ..................... 23

2.8. Penelitian Sebelumnya .......................................................................... 23

2.9. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 25

Page 12: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

xii

2.10. Perumusan Hipotesis ........................................................................... 25

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 26

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 26

3.2. Data Penelitian ....................................................................................... 26

3.2.1. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 26

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 26

3.3. Metode Analisis Data ............................................................................ 27

3.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 27

3.3.2. Analisis Koefisien Korelasi ....................................................... 28

3.3.3. Analisis Koefisien Determinasi ................................................. 28

3.3.4. Uji t .............................................................................................. 28

3.3.5. Uji F ............................................................................................. 28

3.4. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 29

3.5. Kriteria Pengujian Hipotesis ................................................................. 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 31

4.1. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Aceh ................................................. 31

4.2. Kondisi Upah Minimum Provinsi Aceh ............................................... 32

4.3. Kondisi Pengangguruan di Provinsi Aceh ........................................... 34

4.4. Pembahasan Hasil ................................................................................. 36

4.4.1. Analisis Regresi linier Berganda ............................................... 36

4.4.2. Pengujian Hipotesis..................................................................... 37

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 40

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 40

5.2. Saran ...................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42

Page 13: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Aceh

Tahun 2007-2015 .......................................................................................... 2

2. Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Pengangguran di Provinsi Aceh

Tahun 2007-2015 .......................................................................................... 3

3. Persentase kemiskinan di Provinsi Aceh Tahun 2005-2015 ...................... 31

4. Jumlah Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi

Aceh Tahun 2005-2015 ................................................................................ 33

5. Jumlah Pengangguran di Provinsi Aceh Tahun 2005-2015 ....................... 34

6. Coefficients ................................................................................................... 36

7. ANOVA ......................................................................................................... 38

8. Model Summary ............................................................................................ 38

Page 14: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Teoritsi Pertumbuhan Ekonomi dan Pengurangan

Kemiskinan ...................................................................................................... 22

2. Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................................... 25

Page 15: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Input Penelitian ....................................................................................... 44

2. Hasil Regresi Linier Berganda........................................................................ 46

3. Tabel Uji F ....................................................................................................... 52

4. Tabel Uji t ........................................................................................................ 53

5. Surat Izin Penelitian ........................................................................................ 54

6. Surat Keterang Studi Pustaka ......................................................................... 55

Page 16: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia

dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain

bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak

hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan negara maju.

Di Indonesia kemiskinan masih merupakan masalah yang perlu di atasi

bersama tingkat kemiskinan di Indonesia masih tinggi yakni mencapai 16,58

persen pada tahun 2007. Namun dalam berberapa tahun terakhir persentase

kemiskinan di Indonesia cenderung menurun di setiap tahunya dimana pada

tahun 2007 tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 16,58 persen. Kemudian pada

tahun 2008 sedikit mengalami penurunan menjadi 15,42 persen. Penurunan ini

terus terjadi hingga tahun 2014 dimana persentase kemiskinan di Indonesia

tercatat sebesar 10,96 persen (Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh Tahun 2015)

Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni

kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain

akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan

bencana alam. Kemiskinan buatan terjadi karena masyarakat itu sendiri yang

kurang produktif dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sehingga susah untuk

keluar dari kemiskinan tersebut.

Kemiskinan masih merupakan masalah penting dan perlu diperhatikan.

Tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh pada tahun 2005 sebesar 28,69 persen

jumlah ini menurun pada tahun 2006 dan 2007 masing-masing sebesar 28,28 dan

Page 17: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

2

26, 65 persen. Penurun ini terus terjadi hingga tahun 2015 hal ini dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1

Jumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014

No Tahun Jumlah Penduduk

(%) Kemiskinan

(Jiwa) (%)

(Jiwa)

1 2005 4.031.612 1.166.450 28,69

2 2006 4.153.610 3,03 1.149.770 28,28

3 2007 4.223.833 1,69 1.125.651 26,65

4 2008 4.293.915 1,66 1.010.358 23,53

5 2009 4.363.477 1,62 951.238 21,8

6 2010 4.494.410 3,00 942.927 20,98

7 2011 4.597.308 2,29 899.693 19,57

8 2012 4.693.934 2,10 913.440 19,46

9 2013 4.791.924 2,09 843.379 17,6

10 2014 4.906.835 2,40 854.771 17,42

11 2015 5.020.001 2,31 843.214 17,01 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 1 bahwa kemiskinan di Provinsi Aceh tertinggi terjadi

pada tahun 2007 yakni sebesar 26,65 persen. Tingginya tingkat kemiskinan ini

disebabkan oleh kondisi keamanan di Provinsi Aceh yang belum stabil di samping

itu terjadi bencana tsunami pada tahun 2004 yang menghancurkan sebagian besar

Provinsi Aceh sehingga menyebabkan lumpuhnya aktivitas ekonomi di Provinsi

Aceh. Kemiskinan tersebut sedikit mengalami penurunan di tahun 2008 menjadi

23,53 persen. Penurunan ini terus terjadi hingga tahun 2015 menjadi 17,01

persen. Penurunan ini disebabkan oleh membaiknya kondisi perekonomian di

Provinsi Aceh dari sektor pertanian dan Industri sehingga potensi sumber daya

alam di Provinsi Aceh dapat di ambil. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan

penduduk menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan jumlah

penduduk di Provinsi Aceh dimana tahun 2005 sebesar 4.223.833 jiwa, jumlah ini

terus mengalami peningkatan hingga tahun 2014 penduduk Provinsi Aceh tercatat

Page 18: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

3

sebesar 4.906.835 jiwa dan pada tahun 2015 sebesar Rp 5.020.001 jiwa.

Perkembangan tingkat upah di Provinsi Aceh selama tahun 2005-2015 dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

UMP dan Pengangguran di Provinsi Aceh Tahun 2005-2015

NO Tahun UMP

(Rp)

Pertumbuhan

(%)

Pengangguran

(Jiwa)

Pertumbuhan

(%)

1 2005 620.000 - 237.061 -

2 2006 920.000 48,39 211.356 -10,84

3 2007 1.000.000 8,70 183.822 -13,03

4 2008 1.200.000 20,00 163.868 -10,86

5 2009 1.300.000 8,33 173.624 5,95

6 2010 1.350.000 3,85 166.275 -4,23

7 2011 1.380.000 2,22 171.050 2,87

8 2012 1.400.000 1,45 164.407 -3,88

9 2013 1.550.000 10,71 177.828 8,16

10 2014 1.750.000 12,90 147.031 -17,32

11 2015 1.900.000 8,57 146.123 -0,62

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh (2015)

Berdasarkan Tabel 2 di atas menujukkan bahwa perkembangan UMP di

Aceh sejak tahun-2005-2015 cenderung meningkat dimana pada tahun 2005 upah

minimum Provinsi Aceh sebesar Rp 620.000 dan pada tahun 2007 sebesar

Rp 1.000.000. angka ini meningkat menjadi Rp. 1.200.000 ditahun 2008.

Kemudian pada tahun berikutnya yakni tahun 2009 pemerintah kembali

menaikkan UMP menjadi Rp 1.300.000, peningkatan UMP ini terus terjadi hingga

tahun 2015 yaitu Rp 1.900.000, UMP berlaku untuk semua pekerja yang ada di

Aceh, baik bekerja di instansi swasta, Pemerintahan, Badan Usaha Milik Daerah

atau Badan Usaha Milik Negara.

Kebijakan upah minimum juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

Gagasan upah minimum yang sudah dimulai dan dikembangkan sejak awal tahun

1970-an bertujuan untuk mengusahakan agar dalam jangka panjang besarnya upah

Page 19: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

4

minimum paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum (KHM),

sehingga diharapkan dapat menjamin tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan

hidup beserta keluarga dan sekaligus dapat mendorong peningkatan produktivitas

kerja dan kesejahteraan buruh (Sumarsono, 2003 h. 23).

Ketika upah riil berada di atas tingkat yang menyeimbangkan penawaran

dan permintaan, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah yang

diminta. Kekuatan upah riil mengurangi tingkat perolehan kerja dan

mempertinggi pengangguran. Pengangguran yang disebabkan oleh kekuatan upah

dan penjatahan pekerjaan disebut pengangguran struktural. Ketika pemerintah

mempertahankan agar upah tidak mencapai tingkat keseimbangan maka dapat

menimbulkan kekakuan upah. Tabel 2 juga menunjukkan bahwa tingkat

pengangguran di Provinsi Aceh cenderung turun selama tahun 2005-2015.

Dimana tahun 2005 jumlah pengangguran di Provinsi Aceh sebesar 237.061 jiwa,

jumlah ini turun menjadi 211.356 jiwa pada tahun 2006, penurunan ini disebabkan

oleh adanya pembukaan lapangan pekerjaan di sektor swasta seperti perusahaan

listrik perushaan kelapa sawit serta sektor pemerintahan seperti pegawai negeri

sipil dan pegawai BUMN. Pada tahun 2009 jumlah pengangguran di Provinsi

Aceh meningkat 173.624 jiwa, dan hingga tahun 2014 yaitu jumlah pengangguran

di Provinsi Aceh tercatat 147.031 jiwa. Terjadi fluktuasi tingkat pengangguran di

Provinsi Aceh salah satunya disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang

tidak diikuti dengan perluasan kesempatan kerja sehingga masyarakat yang

terpaksa harus menganggur.

Berdasarkan uraian pada latar belakang penulisan ini maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Upah Minimum dan

Page 20: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

5

Tingkat Pengangguran terahdap Jumlah penduduk Miskin di Provinsi

Aceh”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan, yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh upah minimum dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum dan

tingkat pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat menambah wawasan

penulis tentang upah minimum dan tingkat pengangguran terhadap jumlah

penduduk miskin di Provinsi Aceh.

1.4.2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi

Ekonomi Pembangunan pada khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya,

yang berminat meneliti lebih lanjut tentang upah minimum dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak ketiga baik

pemerintah pusat dan pemerintah provinsi maupun masyarakat luas.

Page 21: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

6

1.5. Sistematika Pembahasan

Bagian pertama pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bagian kedua tinjauan pustaka, bab ini membahas mengenai landasan teori

yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian yaitu upah pengangguran,

kemiskinan, penelitian sebelumnya dan perumusan hipotesis.

Bagian ketiga metode penelitian, dalam bab ini diuraikan mengenai variabel

penelitian dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, serta metode analisis data.

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang berisi tentang gambaran umum

provinsi Aceh, kondisi kemiskinan, kondisi Upah Minimum Provinsi (UMP),

kondisi pengangguran, hasil regresi linier berganda dan pengujian hipotesis serta

hasil dan pembahasan.

Bagian kelima kesimpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan

mengenai hasil penelitian dan saran-saran yang penulis ajukan.

Page 22: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Mahyudi (2004, h.1) pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya

pertambahan atau perubahan pendapatan nasional dalam satu tahun tertentu,

tampa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainya.

Simon Kuznets dalam Jhingan (2007, h. 57) menyatakan bahwa

pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari

negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada

penduduknya yang ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-

penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada.

Sedangkan menurut Todaro dan Smith (2003 h. 92) ada tiga komponen

pertumbuhan ekonomi yang penting bagi setiap masyarakat adalah:

1. Akumulasi modal, dimana akumulasi modal termasuk di dalamnya semua

investasi baru dalam tanah, peralatan fisik dan sumberdaya manusia melalui

perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan dan keterampilan kerja

2. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pada akhirnya menyebabkan

pertumbuhan angkatan kerja

3. Kemajuan teknologi yang secara luas diartikan sebagai cara baru dalam

menyelesaikan pekerjaan.

Page 23: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

8

2.2. Upah

2.2.1. Pengertian Upah

Upah adalah pendapatan yang diterima tenaga kerja dalam bentuk uang,

yang mencakup bukan hanya komponen upah tetapi juga lembur dan tunjangan

yang diterima secara rutin/reguler (tunjangan transport, uang makan dan

tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak termasuk tunjangan

hari raya (THR), tunjangan bersifat tahunan, kwartalan, tunjangan-tunjangan lain

yang bersifat tidak rutin (Badan Pusat Statistik 2011, h. 11).

Menurut Gilarso (2003, h. 33) balas karya untuk faktor produksi tenaga

kerja manusia disebut upah (dalam arti luas, termasuk gaji, honorarium, uang

lembur, tunjangan, dan sebagainya). Masih menurut Gilarso upah biasanya

dibedakan menjadi dua, yaitu: upah nominal (sejumlah uang yang diterima) dan

upah riil (jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu).

Di dalam pasar tenaga kerja dikenal konsep tingkat upah umum. Dalam

kenyataannya, hanya sedikit pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan

sempurna. Dalam menganalisis pendapatan tenaga kerja, perlu mengetahui upah

riil yang menggambarkan daya beli dari jam kerja, atau upah nominal dibagi oleh

biaya hidup. Tingkat upah umum ini yang kemudian diadopsi menjadi tingkat

upah minimum yang biasanya ditentukan oleh pemegang kebijakan (pemerintah).

Standar upah buruh harus ada batasan minimumnya. Negara berkembang tidak

boleh seenaknya menentukan upah buruh serendah mungkin (Maulana 2013, h.

17)

Upah riil memang berubah untuk menyeimbangkan penawaran dan

permintaan, tetapi upah tidak selalu fleksibel. Kadang-kadang upah riil tertahan di

Page 24: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

9

tingkat kliring pasar (market clearing level) atau tingkat ekuilibrium. Ketika upah

riil berada di atas tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan,

jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta. Kekuatan

upah riil mengurangi tingkat perolehan kerja dan mempertinggi pengangguran.

Pengangguran yang disebabkan oleh kekuatan upah dan penjatahan pekerjaan

disebut pengangguran struktural. Ketika pemerintah mempertahankan agar upah

tidak mencapai tingkat ekuilibrium maka dapat menimbulkan kekakuan upah. Di

Indonesia, sistem upah ditetapkan berdasarkan biaya hidup pekerja di setiap

daerah (Maulana 2013, h. 17)

Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 ( tahun 2000 tentang kewenangan

pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi mengganti UMR

menjadi Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum

Kabupaten/Kotamadya (UMK). Upah minimum adalah upah bulanan terendah

yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan daerah. Undang-Undang upah

minimum menetapkan tingkat upah yang harus dibayar perusahaan kepada

karyawannya. Para ekonom percaya bahwa upah minimum memiliki dampak

terbesar terhadap pengangguran usia muda. Upah ekulibrium para pekerja di usia

muda cenderung rendah karena mereka kurang terdidik atau kurang

berpengalaman sehingga cenderung memiliki produktivitas marjinal yang rendah

(Maulana 2013, h. 17)

Teori upah-efisiensi (efficiency wage) mengajukan salah satu penyebab

dari kekakuan upah. Teori ini menyatakan bahwa upah yang tinggi membuat para

pekerja lebih produktif. Perusahaan gagal untuk memangkas upah walaupun

terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja, karena meskipun akan mengurangi

Page 25: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

10

tagihan upah perusahaan, pengurangan upah juga akan memperendah

produktivitas pekerja dan laba perusahaan. Para ekonom mengajukan empat teori

upah-efisiensi untuk menjelaskan bagaiman upah mempengaruhi produktivitas

pekerja, yakni;

1. Para pekerja dibayar dengan upah memadai supaya dapat mengkonsumsi

lebih banyak nutrisi karena pekerja yang lebih sehat akan lebih produktif.

teori ini tidak terlalu dianggap penting di negara-negara maju karena upah

ekuilibrium mereka berada di atas tingkat yang dibutuhkan untuk dapat

menjaga kesehatan dengan baik.

2. Semakin besar perusahaan membayar pekerjanya, semakin besar pula insentif

mereka untuk tetap bekerja dalam perusahaan tersebut dengan membayar

upah yang tinggi, perusahaan mengurangi frekuensi pekerja yang keluar dari

perusahaan dan mengurangi waktu dan dana yang dibutuhkan untuk menarik

dan melatih pekerja baru.

Kualitas rata-rata dari tenaga kerja perusahaan bergantung pada upah yang

mereka terima. jika perusahaan mengurangi upah, maka para pekerja terbaik bisa

saja mengambil pekerjaan di tempat lain, meninggalkan perusahaan dengan para

pekerja yang memiliki kualitas lebih rendah yang memiliki lebih sedikit alternatif.

dengan membayar upah di atas tingkat ekuilibrium, perusahaan bisa menurunkan

seleksi negatif, meningkatkan kualitas rata-rata tenaga kerjanya, dan mampu

meningkatkan produktivitas (Maulana 2013, h. 18)

Upah yang tinggi akan meningkatkan kinerja pekerja. Teori ini

menegaskan bahwa perusahaan tidak dapat memantau dengan sempurna kinerja

para pekerja. Para pekerja dapat memilih untuk bekerja keras, atau mereka dapat

Page 26: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

11

memilih untuk bermalas-malasan dengan risiko tertangkap basah dan dipecat.

Semakin tinggi upah, semakin besar kerugian bagi pekerja apabila mereka

dipecat. Dengan membayar upah yang lebih tinggi, perusahaan memotivasi lebih

banyak pekerja agar tidak bermalas-malasan dan dengan demikian meningkatkan

produktivitas mereka. Inti dari keempat teori diatas yakni karena perusahaan

beroperasi lebih efisien jika membayar pekerjanya dengan upah yang tinggi, maka

perusahaan dapat menganggap bahwa mempertahankan upah di atas tingkat

ekuilibrium adalah menguntungkan. Hasil dari upah yang tinggi daripada upah

ekuilibrium ini adalah tingkat perolehan kerja yang lebih rendah dan

pengangguran yang lebih besar (Maulana 2013, h. 19)

2.2.2. Sistem Pengupahan di Indonesia

Secara umum sistem upah menurut Gilarso (2003, h. 5-6) adalah sebagai

berikut:

a. Upah menurut prestasi (upah potongan)

Upah menurut prestasi adalah besarnya balas karya langsung dikaitkan

dengan prestasi kerja karena besarnya upah tergantung dari banyak sedikitnya

hasil yang dicapai dalam waktu tertentu. Cara ini hanya dapat diterapkan jika

hasil kerja bisa diukur secara kuantitatif (dengan memperhitungkan kecepatan

mesin, kualitas bahan yang dipakai, dan lain-lain.).

b. Upah waktu

Upah waktu merupakan besar upah yang ditentukan atas dasar lamanya

waktu pekerja melakukan pekerjaan bagi majikan. Bisa dihitung per jam,

per hari, per minggu atau per bulan. Sistem ini terutama dipakai untuk jenis

pekerjaan yang hasilnya sukar dihitung per potong..

Page 27: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

12

c. Upah borongan

Upah borongan adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu pekerjaan yang

diborongkan. Cara memperhitungkan upah ini kerap kali dipakai pada suatu

pekerjaan yang diselesaikan oleh suatu kelompok kerja. Untuk seluruh

pekerjaan ditentukan suatu balas karya, yang kemudian dibagi-bagi antara

para pelaksana. Misalnya, untuk pembangunan gedung, pembuatan sumur,

dan lain-lain.

d. Upah premi

Upah premi merupakan kombinasi dari upah waktu dan upah potongan. Upah

dasar untuk prestasi ”normal” berdasarkan waktu atau jumlah hasil. Apabila

seorang pekerja mencapai prestasi yang lebih dari itu, pekerja tersebut

diberi ”Premi”. Premi dapat juga diberikan, misalnya untuk penghematan

waktu, penghematan bahan, kualitas produk yang baik, dan sebagainya.

Dalam perusahaan modern patokan untuk prestasi minimal ditentukan

secara ilmiah berdasarkan time and motion study (waktu dan studi gerak).

e. Upah bagi hasil

Bagi hasil merupakan cara yang biasa di bidang pertanian dan dalam usaha

keluarga, tetapi juga dikenal di luar kalangan itu. Misalnya, pekerja atau

pelaksana diberi bagian dari keuntungan bersih dan direksi sebuah PT

mendapat tantieme (bagian laba yang diberikan pemegang saham) bahkan

kaum buruh dapat diberi saham dalam PT tempat mereka bekerja sehingga

kaum buruh ikut menjadi pemilik perusahaan.

f. Peraturan gaji pegawai negeri

Gaji Pegawai Negeri Sipil (GPNS) berdasarkan dua prinsip yaitu pendidikan

Page 28: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

13

dan masa kerja. Setiap orang yang diangkat sebagai pegawai negeri

mendapat gaji pokok yang ditentukan oleh golongan dan masa kerja. Secara

empiris besarnya tingkat upah sangat dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu:

1. Kebutuhan fisik minimum

Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) merupakan kebutuhan pokok seseorang

yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi fisik dan mentalnya agar

dapat menjalankan fungsinya sebagai salah satu faktor produksi yang

dilihat dari kualitas barang dan jasa yang dibutuhkan.

2. Indeks harga konsumen

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan petunjuk mengenai naik

turunnya harga kebutuhan hidup, peningkatan terhadap harga kebutuhan

hidup ini secara tidak langsung dapat mencerminkan tingkat inflasi.

3. Pertumbuhan ekonomi daerah

Pertumbuhan ekonomi daerah mencerminkan keadaan perekonomian dalam

suatu daerah yang mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi perusahaan

yang beroperasi di daerah yang bersangkutan (Gilarso 2003, h. 5-6)

2.3. Pengangguran

2.3.1. Pengertian Pengangguran

Pengangguran dibedakan dalam dua pengertian pengangguran terselubung

atau tersembunyi pengangguran musiman. Pengangguran terselubung atau

tersembunyi biasanya diartikan sebagai golongan tenaga kerja yang produktivitas

marjinalnya adalah nol atau sangat rendah, sehinga walaupun mereka berkerja,

usaha tersebut tidak akan menaikan tingkat produksi. Sedangkan pengangguran

musiman adalah pengangguran yang terjadi pada masa- masa tertentu, yaitu pada

Page 29: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

14

bulan – bulan dimana kegiatan pertanian atau kegiatan produksi lainnya lebih

sedikit dilakukan dibandingkan dengan masa-masa lainnya (Sukirno 2007 h. 69).

Menurut Sumarsono (2003, h. 4) pengangguran adalah orang yang tidak

bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum

pencacah dan berusaha memperoleh pekerjaan. Sedangkan orang yang bekerja

dengan maksud memperoleh penghasilan paling sedikit dua hari dalam seminggu

sebelum hari pencacahan dinyatakan sebagai bekerja

2.3.2. Jenis-Jenis Pengangguran

Menurut Sukirno, (2006 h. 328-331) jenis-jenis pengangguran dapat dibagi

menjadi dua macam yaitu, berdasarkan penyebabnya, dan berdasarkan cirinya.

1. Berdasarkan Penyebabnya

a. Pengangguran Friksional, adalah pengangguran normal yang terjadi jika ada 2-3

persen maka dianggap sudah mencapai kesempatan kerja penuh.

b. Pengangguran Siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena merosotnya

harga komoditas dari naik turunnya siklus ekonomi sehingga permintaan

tenaga kerja lebih rendah dari pada penawaran tenaga kerja.

c. Pengangguran Struktural, adalah pengangguran karena kemerosotan beberapa

faktor produksi sehingga kegiatan produksi menurun dan pekerja

diberhentikan.

d. Pengangguran Teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena tenaga

manusia digantikan oleh mesin industri.

2. Berdasarkan Cirinya

a. Pengangguran musiman, adalah keadaan seseorang menganggur karena adanya

fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek. Sebagai contoh, petani yang

Page 30: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

15

menanti musim tanam, tukang jualan durian yang menanti musim durian, dan

sebagainya.

b. Pengangguran terbuka, pengangguran yang terjadi karena pertambahan

lapangan kerja lebih rendah daripada pertambahan pencari kerja.

c. Pengangguran tersembunyi, pengangguran yang terjadi karena jumlah pekerja

dalam suatu kegiatan ekonomi lebih besar dari yang sebenarnya diperlukan

agar dapat melakukan kegiatannya dengan efisien.

d. Setengah menganggur, yang termasuk golongan ini adalah pekerja yang jam

kerjanya dibawah jam kerja normal (hanya 1-4 jam sehari) disebut

underemployment.

2.3.3. Masalah Pengangguran

Menurut Sukirno (2007, h. 68) pembangunan ekonomi dinegara

berkembang pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan

masalah yang semakin rumit dan lebih serius dari masalah perubahan dalam

distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan

terendah, keadaan di negara berkembang dalam beberapa desawarsa ini

menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi tidak sanggup menciptakan

kesempatan kerja yang lebih cepat dari pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan lama waktu kerja, pengangguran dibagi ke dalam empat

kelompok (Sukirno 2008, h. 23) yaitu:

1. Pengangguran terbuka yang tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan

pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya

dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat

memperoleh pekerjaan. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai

Page 31: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

16

akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang

mengurangi penggunaan tenaga kerja.

2. Pengangguran tersembunyi yaitu terutama wujud di sektor pertanian atau jasa.

Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja

dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya

diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien.

Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran

tersembunyi. Contoh-contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari

yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar yang

mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.

3. Pengangguran bermusim terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan,

yang disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang

sifatnya berkala. Setengah menganggur (underemployed) terjadi bila tenaga

kerja tidak bekerja secara optimum ( kurang dari 35 jam seminggu atau

bekerja lebih dari 35 jam dalam seminggu dimana produktivitasnya/

pendapatannya rendah.

Mankiw (2006, h. 44) menyatakan bahwa pengangguran akan selalu

muncul dalam suatu perekonomian karena beberapa alasan. Alasan pertama

adalah adanya proses pencarian kerja, yaitu dibutuhkannya waktu untuk

mencocokkan para pekerja dan pekerjaan. Alasan kedua adalah adanya kekakuan

upah. Kekakuan upah ini dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu adanya kebijakan

upah minimum, daya tawar kolektif dari serikat pekerja, dan upah efisiensi.

Page 32: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

17

2.4. Kemiskinan

2.4.1. Pengertian Kemiskinan

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas 2004)

mendefinisikan kemiskian sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok

orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain: (1)

terpenuhinya kebutuhan pangan; (2) kesehatan, pendidikan, pekerjaan,

perumahan, air bersih, pertahanan, sumberdaya alam dan lingkungan; (3) rasa

aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan; (4) hak untuk berpartisipasi

dalam kehidupan sosial-politik.

2.4.2. Indikator Kemiskinan

Indikator-indikator kemiskinan yang digunakan secara umum adalah tingkat

upah, pendapatan, konsumsi, mortalitas anak usia balita, imunisasi, kekurangan

gizi anak, tingkat fertilitas, tingkat kematian ibu, harapan hidup rata-rata, tingkat

penyerapan anak usia sekolah dasar proporsi pengeluaran pemerintah untuk

pelayanan kebutuhan dasar masyarakat, pemenuhan bahan pangan

(kolori/protein), air bersih, perkembangan penduduk, melek huruf, urbanisasi,

pendapatan perkapita dan distribusi pendapatan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kemiskinan tidak hanya berkaitan

dengan aspek-aspek material saja, tetapi juga berhubungan dengan aspek non

material. Dengan demikian mengukur kemiskinan sebagai suatu fenomena atau

gejala yang pada dasarnya bersifat multi-faset atau integratetd proverty.

Jadi kemiskinan bukan hanya memiliki suatu dimensi yang bersifat moneteris

saja, melainkan juga dimensi non moneteris (Adisasmita 2005, h. 193).

Page 33: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

18

2.4.3. Ukuran Kemiskinan

Garis kemiskinan adalah suatu ukuran yang menyatakan besarnya

pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan kebutuhan

non makanan, atau standar yang menyatakan batas seseorang dikatakan miskin

bila dipandang dari sudut konsumsi. Garis kemiskinan yang digunakan setiap

negara berbeda-beda, sehingga tidak ada satu garis kemiskinan yang berlaku

umum. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan

hidup.

Menurut BPS (2013, h. 97) Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan

nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100

kalori per kapita per hari. Patokan ini mengacu pada hasil Widyakarya pangan

dan gizi 1978. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis

komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran,

kacang-kacangan, buah-buahan minyak dan lemak dan lain lain. Ke 52 jenis

komoditi ini merupakan komoditi-komoditi yang paling banyak dikonsumsi oleh

orang miskin. Jumlah pengeluaran untuk 52 komoditi ini sekitar 70 persen

dari total pengeluaran orang miskin.

Sedangkan ukuran menurut World Bank menetapkan standar kemiskinan

berdasarkan pendapatan per kapita. Penduduk yang pendapatan per kapitanya

kurang dari sepertiga rata-rata pendapatan perkapita nasional. Dalam konteks

tersebut, maka ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah USD $2 per orang

per hari.

Kategori kemiskinan menurut BPS dapat dilihat beberapa aspek diantaranya

berikut :

Page 34: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

19

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang

2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga

lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air

hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak

tanah

8. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan

500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau

pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/

tamat SD.

14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal

Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal

motor, atau barang modal lainnya.

Page 35: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

20

2.4.4. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Menurut Kuncoro (2004, h.157) terdapat tiga faktor penyebab kemiskinan

jika dipandang dari sisi ekonomi. Pertama secara makro kemiskinan muncul

karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki

sumberdaya yang terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua kemiskinan muncul

akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya

manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya

upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya

pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau keturunan.

Ketiga kemiskinan muncul karena perbedaan akses dalam modal.

Ketiga penyebab ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan

(vicious circle of poverty). Adaya keterbelakangan, ketidak sempurnaan pasar,

dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendanya

produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diterima. Rendahnya

pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya

investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya.

2.5. Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu situasi dimana pendapatan tahunan individu

di suatu kawasan tidak dapat memenuhi standar pengeluaran minimum yang

dibutuhkan individu untuk dapat hidup layak di kawasan tersebut. Individu yang

hidup dibawah standar pengeluaran minimum tersebut tergolong miskin. Ketika

perkonomian berkembang disuatu kawasan (negara atau kawasan tertentu yang

Page 36: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

21

lebih kecil), terdapat lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan, yang jika

terdistribusi dengan baik di antara penduduk kawasan tersebut akan mengurangi

kemiskinan. Artinya secara teoritis, pertumbuhan ekonomi memiliki peranan

penting dalam mengatasi kemiskinan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan (necessary condition)

bagi pengurangan kemiskinan. Adapun Syarat kecukupan (sufficient condition)

ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemiskinan. Artinya

pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan,

termasuk digolongan penduduk miskin (growth with equity.) Secara langsung hal

ini berarti pertumbuhan itu dipastikan terjadi di sektor-sektor dimana orang

miskin bekerja (pertanian atau sektor yang padat karya). Adapun secara tidak

langsung, hal ini berati diperlukan pemerintah yang cukup efektif meredistribusi

manfaat pertumbuhan yang boleh jadi didapatkan di sektor modren seperti jasa

dan manufaktur yang padat modal (Siregar 2009, h. 147).

Selanjutnya menurut Kuznets dalam Tambunan (2012, h. 185) pertumbuhan

dan kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat kuat, karena pada tahap awal

proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat

mendekati tahap terakhir pembangunan, jumlah penduduk miskin berangsur-

angsur berkurang. Disamping itu sudah cukup banyak studi empiris dengan

pendekatan lintas negara yang menguji korelasi antara pertumbuhan ekonomi

dan kemiskinan, dan hasilnya menunjukan bahwa memang ada suatu korelasi

yang kuat antara kedua variabel ekonomi makro tersebut. Akhir-akhir ini juga

juga cukup banyak yang mencoba membuktikan adanya pengaruh dari

pertumbuhan autput sektoral terhadap pengurangan jumlah orang miskin. Dengan

Page 37: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

22

kata lain kemiskinan tidak hanya berkorelasi dengan pertumbuhan atuput agregat

atau PDB/PN, tetapi juga pertumbuhan output sektor-sektor ekonomi secara

individu. Pertumbuhan ekonomi bisa menjadi suatu alat yang efektif bagi

pengurangan kemiskinan yang selanjutnya digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pertumbuhan Ekonomi dan Pengurangan Kemiskinan

Sumber : Tambunan ( 2012 h. 190)

2.6. Hubungan Upah Minimum Dengan Tingkat Kemiskinan

Tujuan utama ditetapkannya upah minimum adalah memenuhi standar

hidup minimum seperti untuk kesehatan, efisiensi, dan kesejahteraan pekerja.

Upah minimum adalah usaha untuk mengangkat derajat penduduk berpendapatan

rendah, terutama pekerja miskin. Semakin meningkat tingkat upah minimum akan

meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan juga meningkat dan

sehingga terbebas dari kemiskinan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999, tujuan dari

penetapan upah minimum adalah untuk mewujudkan penghasilan yang layak bagi

pekerja. Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan termasuk meningkatkan

kesejahteraan para pekerja tanpa menafikkan produktifitas perusahaan dan

Peningkatan

kesempatan kerja Pengurangan

kemiskinan

(jumlah orang

miskin

Pertumbuhan

ekonomi

(peningkatan output)

Peningkatan

upah/gaji riil

Page 38: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

23

kemajuannya, termasuk juga pertimbangan mengenai kondisi ekonomi secara

umum Kaufman dalam (Prastyo 2010, h. 154)

2.7. Hubungan Pengangguran Dengan Tingkat Kemiskinan

Menurut Sukirno (2006 h. 123), efek buruk dari pengangguran adalah

mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat

kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan

masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka

terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Apabila

pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu

berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan

prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

2.8. Penelitian Sebelumnya

Riva, dkk ( 2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat

Pengangguran Dan Tingkat Upah Minimum Provinsi Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Provinsi Riau” Penelitiannya menggunakan model analisis regresi

linier berganda

1. Variabel tingkat pengangguran terbuka (X1) tidak berpengaruh signifikan dan

berhubungan positif terhadap tingkat kemiskinan atau jumlah penduduk miskin

di Provinsi Riau. Elastisitas dari pengangguran sebesar 0,063 dapat

diinterpretasikan jumlah pengangguran terbuka meningkat sebesar 1 persen

maka jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau mengalami peningkatan

sebesar 0,063 persen.

Page 39: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

24

3. Variabel upah minimum provinsi (X2) berpengaruh signifikan dan

berhubungan negatif terhadap tingkat kemiskinan atau jumlah penduduk

miskin di Provinsi Riau. Elastisitas dari upah minimum provinsi sebesar -0,392

dapat diinterpretasikan jika upah minimum provinsi meningkat sebesar 1

persen maka jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau mengalami penurunan

sebesar 0,392 persen.

4. Adanya hubungan yang positif antara jumlah pengangguran terbuka dan upah

minimum provinsi secara bersama-sama mempengaruhi tingkat kemiskinan

atau jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau yang didasarkan pada koefisien

determinasi berganda R2

sebesar 0,840. Hal ini berarti 84 persen jumlah

penduduk miskin dipengaruhi oleh jumlah pengangguran terbuka dan upah

minimum provinsi, sedangkan 16 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak dibahas dalam penelitian ini.

Selanjutnya Istifaiyah (2014) melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan Pengangguran

Terbuka terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus Gerbangkertasusila Tahun

2009-2013)” Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh pertumbuhan

ekonomi, upah minimum Kota/Kabupaten, dan pengangguran terbuka terhadap

tingkat kemiskinan di Gerbangkertasusila tahun 2009-2013. Berdasarkan hasil

analisis data yang telah dilakukan menujukkan bahwa :

1. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat miskinan.

Ketika suatu daerah memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka

diharapkan memiliki tingkat kemiskinan yang rendah.

2. Upah minimum Kota/Kabupaten berpengaruh negatif terhadap tingkat

Page 40: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

25

kemiskinan.

3. Tingkat pengangguran terbuka berpengaruh positif terhadap tingkat

kemiskinan. Tingkat pengangguran yang naik akan berpengaruh terhadap

kenaikan jumlah penduduk miskin begitu pula sebaliknya.

1.9. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut.

Gambar

Kerangka Pemikiran Toritis

2.9. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya,

maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini bahwa upah minimum

dan tingkat pengangguran berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah

penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Upah Minimum

Provinsi

Pengangguran

Jumlah penduduk miskin

Page 41: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi, upah minimum Provinsi

Aceh, tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh dalam

kurun waktu 2005-2015.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam peneilitian ini merupakan data sekunder

dalam bentuk (time series) dari tahun 2005-2015, yang meliputi upah minimum

provinsi, tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Tenaga Kerja dan

Mobilitas Penduduk di Provinsi Aceh.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Studi pustaka (Library Research)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara

membaca buku-buku referensi, skripsi serta browsing website internet yang

terkait dangan masalah yang diteliti.

Page 42: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

27

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data meliputi upah

minimum provinsi, tingkat penganggruan dan jumlah penduduk miskin yang

didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Tenaga Kerja dan

Mobilitas Penduduk Provinsi Aceh kemudian data tersebut dijadikan sebagai

input dalam penelitian.

3.3. Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi, uji t dan uji F.

Untuk mengetahui semua nilai tersebut datanya diolah dengan menggunakan

Sofrware Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

3.3.1. Analisis Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh dua variabel bebas

atau lebih terhadap satu variabel terikat. Persamaan regresi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut (Husaini, 2006, h.242):

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e....................................... (1)

Selanjutnya persamaan tersebut ditranspormasikan dalam bentuk logaritma

natual sehingga persamaan tersebut menjadi

Y = a + b1 lnX1 + b2 lnX2 + e ................................(2)

Keterangan :

Y = Kemiskinan (%)

a = Intercept

Page 43: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

28

b1, b2 b3 = Koefisien regresi

X1 = Upah minimum provinsi (Rp)

X2 = Pengangguran (jiwa)

ln = Logaritma natural

e = Error term

3.3.2. Analisis Korelasi (r)

Menurut Supranto (2004, h. 179) koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk

menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel satu dengan

variabel lainnya, dan dinyatakan dalam lambang r

3.3.3. Analisis Koefisien Determinasi (r2)

Menurut Supranto (2004, h. 113) koefisien determinasi atau koefisien penentu

adalah untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel (X) terhadap variabel (Y)

yang dinyatakan dalam persen.

3.3.4. Uji Secara Parsial (Uji t)

Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat

signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak terikat secara

individual dan menganggap variabel lain konstan (Hasan 2013 h. 151).

3.3.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (serempak)

terhadap variabel terikat (Hasan 2013 h. 153).

Page 44: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

29

3.3.Definisi Operasional Variabel

a. Upah minimum provinsi (X1) adalah bersaran upah yang ditetapkan oleh

pemerintah Provinsi Aceh dalam kurun waktu 2005-2015 yang diukur dalam

satuan rupiah (Rp)

b. Tingkat pengganguran (X2) adalah semua angkatan kerja yang sedang mencari

pekerjaan tetapi belum menemukan pekerjaan di Provinsi Aceh dalam kurun

waktu 2005-2015 yang diukur dalam satuan (Jiwa)

c. Kemiskinan (Y) adalah persentase penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

per kapita perbulan berada di bawah garis kemiskinan Provinsi Aceh dalam kurun

waktu 2005-2015 yang diukur dalam persen.

3.5. Formulasi Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0; b= 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara upah minimum provinsi

dan tingkat pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi

Aceh.

H1; b 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara upah minimum provinsi dan

tingkat pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi

Aceh.

3.6. Kriteria Pengujian Hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Untuk melihat pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y secara parsial

digunakan “uji t” dengan kriteria sebagai berikut:

Page 45: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

30

a. Apabila < maka diterima , ditolak, artinya secara parsial tidak

terdapat pengaruh signifikan antara upah minimum provinsi dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

b. Apabila th ≥ tt atau th -tt maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara parsial

terdapat pengaruh signifikan antara upah minimum provinsi dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Untuk melihat pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y secara

keseluruhan digunakan “uji F” dengan kriteria sebagai berikut:

a. Apabila Fh Ft maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya secara bersama-sama

tidak terdapat pengaruh signifikan antara upah minimum provinsi dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

b. Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara bersama-

sama terdapat pengaruh signifikan antara upah minimum provinsi dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Page 46: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

31

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh Tahun 2015

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Aceh

Kemiskinan merupakan isu strategis nasional dan daerah yang harus

ditanggulangi secara komprehensif dan berkelanjutan. Meskipun cenderung

menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun secara statistik penduduk miskin

di Provinsi Aceh masih tergolong tinggi. Kemiskinan bersifat multidimensi,

karena bukan hanya menyangkut ukuran pendapatan semata tetapi juga

kerentanan dan kerawanan orang atau masyarakat untuk menjadi miskin. Selain

itu, masalah kemiskinan juga menyangkut kegagalan dalam pemenuhan hak dasar

masyarakat dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

Kemiskinan masih merupakan masalah penting dan perlu diperhatikan.

Tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh pada tahun 2005 sebesar 28,69 persen.

Jumlah tersebut cenderung menurun hingga tahun 2015 hal ini dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3

Persentase Kemiskinan di Provinsi Aceh Tahun 2005-2015

No Tahun Kemiskinan

(Jiwa)

Kemiskinan

(%)

1 2005 1.166.450 28,69

2 2006 1.149.770 28,28

3 2007 1.125.651 26,65

4 2008 1.010.358 23,53

5 2009 951.238 21,80

6 2010 942.927 20,98

7 2011 899.693 19,57

8 2012 913.440 19,46

9 2013 843.379 17,60

10 2014 854.771 17,42

11 2015 843.214 17,01

Page 47: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

32

Berdasarkan Tabel 3 bahwa kemiskinan di Provinsi Aceh tertinggi terjadi

pada tahun 2005 yakni sebesar 1.166.450 jiwa atau 28,69 persen. Tingginya

tingkat kemiskinan ini disebabkan oleh kondisi keamanan di Provinsi Aceh yang

belum stabil di samping itu terjadi bencana tsunami pada tahun 2004 yang

menghancurkan sebagian besar Provinsi Aceh sehingga menyebabkan lumpuhnya

aktivitas ekonomi di Provinsi Aceh. Kemiskinan tersebut sedikit mengalami

penurunan di tahun 2006 menjadi 28,28 persen. Penurunan ini terus terjadi

1hingga tahun 2015 menjadi 17,0 persen. Penurunan ini disebabkan oleh

membaiknya kondisi perekonomian di Provinsi Aceh dari sektor pertanian dan

Industri sehingga potensi sumber daya alam di Provinsi Aceh dapat di ambil.

Tingkat kemiskinan di Aceh saat ini menduduki urutan ke-8 tertinggi

dibandingkan 33 Provinsi lainnya.

Peringkat tersebut turun dari tahun 2014 yang menduduki peringkat 5.

Adapun kelima provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi lainnya dari

rendah ke tinggi berturut-turut adalah Nusa Tenggara Barat, Bengkulu, Gorontalo,

Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua. Provinsi Bengkulu,

Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat yang pada triwulan sebelumnya memiliki

tingkat kemiskinan di bawah Provinsi Aceh, pada triwulan ini berada di atas

Provinsi Aceh dengan tingkat kemiskinan penduduk lebih banyak (Bank

Indonesia, 2015).

4.2. Kondisi Upah Minimum Provinsi Aceh

Dalam perumusan Upah Minimum Provinsi (UMP) Pemeritah Daerah

membentuk dewan pengupahan Provinsi yang beranggotakan dari wakil

pemerintah, kantor/dinas, unit terkait, organisasi serikat pekerja, organisasi

Page 48: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

33

pengusaha, dan akademisi. Dewan pengupahan Provinsi berfungsi melakukan

survei dan pendataan harga-harga bahan pokok di daerah sekitarnya, dalam

komponen kelompok-kelompok kebutuhan hidup layak yang antara lain meliputi

komponen sandang, pangan, perumahan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan

tabungan. Setelah data terhimpun kemudian dikaji, dihitung, dan dianalisa apakah

perusahaan-perusahaan mampu membayar kenaikan yang akan ditetapkan.

Kebijakan diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan inflasi, dan faktor-

faktor lain. Perkembangan tingkat upah di Provinsi Aceh selama tahun 2005-2015

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi Aceh Tahun 2005-2015

NO Tahun UMP

(Rp)

Pertumbuhan

(%)

1 2005 620.000 -

2 2006 920.000 48,39

3 2007 1.000.000 8,70

4 2008 1.200.000 20,00

5 2009 1.300.000 8,33

6 2010 1.350.000 3,85

7 2011 1.380.000 2,22

8 2012 1.400.000 1,45

9 2013 1.550.000 10,71

10 2014 1.750.000 12,90

11 2015 1.900.000 8,57 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh (2015)

Berdasarkan Tabel 4 di atas menujukkan bahwa perkembangan UMP di

Aceh sejak tahun-2005-2015 cenderung meningkat dimana pada tahun 2005

sebesar Rp 620.000. angka ini meningkat menjadi Rp. 920.000 ditahun 2008 atau

tumbuh sebesar 48,39 persen. Kemudian pada tahun berikutnya yakni tahun 2007

pemerintah kembali menaikkan UMP menjadi Rp 1.000.000, peningkatan UMP

ini terus terjadi hingga tahun 2015 yaitu Rp 1.900.000, UMP berlaku untuk semua

Page 49: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

34

pekerja yang ada di Aceh, baik bekerja di instansi swasta, Pemerintahan, Badan

Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Milik Negara.

4.1.3. Kondisi Pengangguran di Provinsi Aceh.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh bahwa jumlah pengangguran

di Provinsi Aceh tahun 2005 mencapai 237.061, jumlah ini menurun pada tahun

2005 menjadi 237.061 jiwa. Hal ini di perllihatkan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5

Jumlah Pengangguran di Provinsi Aceh Tahun 2005-2015

No Tahun Pengangguran

(Jiwa)

Pertumbuhan

(%)

1 2005 237.061 -

2 2006 211.356 -10,84

3 2007 183.822 -11,61

4 2008 163.868 -8,42

5 2009 173.624 4,12

6 2010 166.275 -3,10

7 2011 171.050 2,01

8 2012 164.407 -2,80

9 2013 177.828 5,66

10 2014 147.031 -12,99

11 2015 148.123 0,46 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh (2015)

Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terjadinya fluktuasi

pengangguran di Provinsi Aceh dalam kurun waktu 2005-2015, dimana pada

tahun 2005 jumlah pengangguran di Provinsi Aceh 237.061 jiwa, jumlah ini

menurun dalam tiga tahun berikutnya yakni tahun 2006-2008 dimana pada tahun

2006 jumlah pengganguran di Provinsi Aceh sebesar 211.356 jiwa, dan hingga

tahun 2008 jumlah pengangguran di Provinsi Aceh tercatat 163.868 jiwa atau

turun 8,42 persen dari tahun 2007. Namun pada tahun 2009 kembali meningkat

menjadi 171.050, kemudian turun kembali pada tahun 2010, 166.275 jiwa, dan

Page 50: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

35

hingg tahun 2015 jumlah penggangguran di Provinsi Aceh tercatat sebesar

148.123 jiwa meningkat 0,46 persen dari pada tahun 2014.

Dalam upaya menurunkan jumlah pengangguran baik pemerintah pusat

maupun daerah harus dapat mengarahkan dan merencanakan secara khusus

program-program yang menciptakan tenaga kerja baru ataupun mempertahankan

lapangan kerja yang sudah ada. Dengan pemberian dan pembukaan lapangan kerja

kepada masyarakat. Pemerintah harus dapat menggerakkan ekonomi daerah yang

melibatkan masyarakat sehingga benar-benar terjadi pembangunan Aceh.

Masyarakat agar dapat dilibatkan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh

sehingga disamping fisik, kesempatan kerja dan ekonomi rakyat juga ikut

terehabilitasi. Membuka kesempatan kerja baru ataupun memberikan kemampuan

untuk bekerja sendiri dan mempekerjakan orang lain di Aceh, tidak kalah

pentingnya dari bantuan fisik yang sedang dilakukan (meyediakan atau

membuka usaha baru). Penganguran bisa di sebabkan karena mereka tidak

memiliki aset, modal ataupun keterampilan yang di butuhkan untuk bekerja

ataupun mendapatkan pekerjaan. Maka Pemerintah perlu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mereka yang diiringi dengan peyediaan sarana dan

fasilitas sebagai follow up dari meningkatnya kemampuan dan keterampilan

mereka.

Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan formal dan non formal di

Provinsi Aceh merupakan solusi jangka panjang menangani pengangguran,

namun yang terpenting sekarang adalah bagaimana dalam jangka pendek. Kredit

kredit usaha kecil ataupun informal untuk memulai usaha kecil harus dapat

digulirkan untuk menggerakkan aktifitas ekonomi rakyat.

Page 51: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

36

4.4. Pembahasan Hasil

4.4.1. Analisis Regresi linier Berganda

Hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 25,308 5,060 5,001 0,001

lnX1 -0,515 0,126 -1,320 -4,082 0,004

lnX2 0,356 0,279 ,413 1,278 0,237

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = 25,308 - 0,515 lnX1 + 0,356 lnX2

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar 25,308 nilai konstanta ini menyatakan bahwa apabila

variabel bebas yakni UMP dan jumlah pengangguran sama dengan nol, maka

tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh sebesar 25,308 persen.

2. Koefisien regresi variabel UMP (X1) sebesar -0,515, artinya bahwa setiap

kenaikan UMP 1 persen maka kemiskinan di Provinsi Aceh menurun sebesar

0,515 persen.

3. Koefisien regresi variabel pengangguran (X2) sebesar 0,356 yang berarti bahwa

setiap kenaikan jumlah pengangguran 1 persen maka kemiskinan di Provinsi

Aceh meningkat menjadi 0,356 persen.

Page 52: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

37

4.4.2 Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikasi (t)

Berdasarkan Tabel 6 tersebut, variabel UMP (X1) diperoleh nilai

t-hitung < t-tabel yakni sebesar -4,082 < -1,860 pada α 0,05 dengan derajat

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,04 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima, artinya bahwa secara parsial variabel UMP (X1) berpengaruh nyata

terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh. Hal ini disebab tingginya

tingkat upah mendorong tenaga kerja untuk menerima pekerjaan yang tawarkan

perusahaan karena mereka menganggap upah yang diberikan mampu mencukupi

kebutuhan hidup mereka.

Kemudian variabel pengangguran diperoleh nilai t-hitung < t-tabel yakni

sebesar 1,278 < 1,860, pada α 0,5 dimana signifikansinya lebih besar dari 0,05

(0,235 > 0,05). Maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Artinya bahwa secara parsial

variabel pengangguran tidak berpengaruh nyata terhadap kemiskinan di Provinsi

Aceh. Hal ini disebab oleh pengangguran yang terjadi di Provinsi Aceh hanya

bersifat musiman bukan pengangguran permanen

b. Uji Simultan (F)

Uji F ini digunakan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel

bebas yang dimasukkan kedalam model ini yakni Upah Minimum Provinsi

(UMP) dan pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh.

Hasil analisis nilai F hitung dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 53: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

38

Tabel 7

ANOVAa

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1

Regression ,136 2 ,068 33,714 ,000b

Residual ,016 8 ,002

Total ,152 10

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X2, X1 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Berdasarkan Tabel 7 menunjukan bahwa nilai F-hitung 33,714 dan

F-tabel 4,46 jadi F-hitung > F-tabel dimana signifikannya lebih kecil dari 0,05 (0,000

< 0,05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa kedua variabel bebas

yang dimasukkan kedalam model ini yakni Upah Minimum Provinsi (UMP) dan

pengangguran secara bersama-sama (serempak) berpengaruh nyata terhadap

kemiskinan di Provinsi Aceh.

c. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi ini digunakan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat kerentanan serta arah hubungaan antara UMP dan

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh. Hasilnya dapat

dilihat pada Tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,945a ,894 ,867 ,0449165828

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,945 yang

artinya bahwa adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas yakni UMP dan

Page 54: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

39

jumlah pengangguran dengan kemiskinan di Provinsi Aceh sebesar 94,5 persen.

Selanjutnya diperoleh nilai koefisien determinasi R Adjusted, sebesar 0,867 , hal

ini mengandung arti bahwa kemiskinan di Provinsi Aceh sebesar 86,7 persen

dipengaruhi oleh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan pengangguran dan sisanya

sebesar 13,3 persen di jelaskan oleh variabel lain diluar model ini.

Page 55: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil regresi linier berganda yang telah penulis lakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel UMP (X1) diperoleh nilai

t-hitung < t-tabel yakni (-4,082 < -1,860) pada α 0,05. Maka H0 diterima dan H1

ditolak. Artinya bahwa secara parsial variabel UMP (X1) berpengaruh nyata

terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh. Kemudian variabel

pengangguran diperoleh nilai t-hitung < t-tabel yakni sebesar 1,278 < 1,860

pada α 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa secara

parsial variabel pengangguran tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

penduduk miskin di Provinsi Aceh.

b. Hasil Uji F menunjukan bahwa nilai F-hitung 33,741 dan F-tabel 4,46 jadi

F-hitung > F-tabel dimana signifikannya lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05),

yang berarti bahwa kedua variabel bebas yang dimasukkan kedalam model

ini yakni Upah Minimum Provinsi Aceh dan pengangguran secara bersama-

sama (serempak) berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk miskin di

Provinsi Aceh.

c. Nilai koefisien determinasi R Adjusted, sebesar 0,867 artinya bahwa

pengangguran di Provinsi Aceh sebesar 86,7 persen dipengaruhi oleh Upah

Minimum Provinsi (UMP) dan pengangguran dan sisanya sebesar 13,3 persen

dijelaskan oleh variabel lain diluar model ini.

Page 56: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

41

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat penulis ajukan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penetapan upah minimum harus tetap diberlakukan dan tingkat upahnya

dinaikan sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL) untuk melindungi

pekerja. Karena diharapkan dengan upah minimum yang ada di suatu daerah

dapat melindungi para pekerjanya dari kemiskinan, karena dengan upah

minimum seorang pekerja menerima upah yang sesuai dengan standar

kebutuhan hidup layak serta dapat terhindar dari garis kemiskinan. Upah

minimum Kota/Kabupaten tiap tahunnya naik sesuai dengan kebutuhan hidup

layak di masing-masing daerah.

2. Untuk mengurangi tingkat pengangguran pemerintah dan pihak yang terkait

diharapkan melakukan berbagai upaya diantaranya adalah memberikan izin

pendirian usaha agar nantinya dapat menyerap tenaga kerja dan memperluas

kesempatan kerja, sehingga banyak tenaga kerja yang terserap.

Page 57: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

42

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Edisi Pertama.

Graha Ilmu.Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2011. Survei Tenaga Kerja Nasional. Jakarta.

---------------. 2013. Statistik Indonesia: Statistical Yearbook of Indonesia.

BPS. Jakarta.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). 2004. Stategi Nasional

Penanggulangan Kemiskinan. Bappenas. Jakarta.

Gilarso. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta.

Hasan, Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Edisi Kedua. Bumi

Aksara Jakarta.

Husaini, Usman. et.al. 2006. Pengantar Statistik. Bumi Aksara. Jakarta.

Istifaiyah. 2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan

Pengangguran Terbuka terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus

Gerbangkertasusila Tahun 2009-2013).Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.

Jhingan, M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Edisi

Keenambelas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi & Pembangunan Daerah, Reformasi,

Perencanaan, Strategi dan Peluang. Erlangga. Jakarta.

Mahyudi, Ahmad. 2004. Ekonomi Pembangunan & Analisis Data Empiris.

Ghalia Indonesia. Bogor.

Mankiw, N. Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi -3. Selemba Empat.

Jakarta.

Maulana, Hafihz. 2013. Evaluasi Kinerja Ekonomi Aceh. http://www

.academia.edu (diakses Juni 2014)

Prastyo. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan

(Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah Tahun 2003-2007)

Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro . Semarang.

Page 58: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM DAN TINGKAT ...repository.utu.ac.id/784/1/I-V.pdfJumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Aceh Tahun 2005-2014 No Tahun Jumlah Penduduk (%) Kemiskinan

43

Riva, dkk. 2014. Pengaruh Tingkat Pengangguran dan Tingkat Upah Minimum

Provinsi terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Riau. Jurnal. Vol .

1No. 2 Oktober 2014,

Siregar, Hermanto. 2009. Makro-mikro Pembangunan. IPB Pres. Kampus IPB

Dermaga Bogor. Indonesia.

Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Modern. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

-----------------. 2007. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, Dan Dasar

Kebijakan. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Kencana Media Group. Jakarta.

-----------------. 2008. Makroekonomi. Raja Grafindo Persada. JakartaSumarsono,

Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Ketenagakerjaan. Penerbit Graha Ilmu. Jember.

Sumarsono, Sonny, (2003). Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan

Ketenagakerjaan. Graha ilmu.Yogyakarta.

Supranto, J. 2004. Statistik. Edisi Keenam. Erlangga. Jakrta.

Tadoro dan Smith 2006. Pembangunan Ekonomi di dunia Ketiga. Edisi Sembilan.

Erlangga. Jakarta.

Tambunan, Tulus T.H. 2012. Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan

Analisis Empiris. Gralia Indonesia. Jakarta