Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Online Brand Equity ...
Transcript of Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Online Brand Equity ...
1
Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Online Brand Equity Terhadap
Repurchase Intention: Studi Kasus pada Cotton Ink
Aprianty Ramannisa. Maeyta Selly
Ekstensi Manajemen, PEFE Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat
Abstrak
Skripsi ini membahas pengaruh dimensi-dimensi dari ekuitas merek online terhadap
repurchase intention merek tersebut. Dilatarbelakangi oleh meningkatnya minat terhadap
industri online. Salah satu yang bertumbuh pesat adalah bisnis pakaian online. Berbagai
merek-merek lokal dalam fashion industry Indonesia pun bermunculan, mulai dari Nikicio,
Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets Pop, Tru, DAMN! I
Love Indonesia dan masih banyak lagi. Namun ketidakmampuan untuk memeriksa secara
fisik produk ketika belanja online meningkatkan persepsi resiko yang terkait dengan
belanja online. Karena itu para pengusaha online, khususnya di bidang pakaian, sangat
peduli terhadap bagaimana membangun ekuitas merek yang tinggi agar pelanggan dapat
loyal dan melakukan repurchase intention. Penelitian ini melibatkan 269 responden yang
pernah berbelanja produk Cotton Ink di website www.cottonink-shop.com. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan positif antara ekuitas merek
(brand equity) dengan niat pembelian kembali (repurchase intention)
Kata Kunci:
Brand Equity, Repurchase Intention, Online Shop, Cotton Ink
Abstract
This thesis discusses the influence of the dimensions of online brand equity to repurchase
intention. Motivated by the growing interest in the online industry. One is a fast growing
online clothing business. Various local brands in the fashion industry Indonesia also
appear, from Nikicio, Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets
Pop, Tru, DAMN! I Love Indonesia and many more. However, the inability to physically
examine the products when shopping online increases the perception of risk associated
with online shopping. Therefore online entrepreneurs, especially in the areas of clothing,
very concerned about how to build high brand equity so that customers are loyal and do
repurchase intention. The study involved 269 respondents who had shopped for Cotton Ink
products at www.cottonink-shop.com. The results of this study indicate that there are
significant and positive relationship between brand equity (brand equity) with the intention
to repurchase (repurchase intention)
Keywords:
Brand Equity, Repurchase Intention, Online Shop, Cotton Ink
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
2
1. PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan internet, khususnya di Indonesia, memberikan
konsumensemakin banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mereka.
Menurut data yang ditampilkan di situs www.internetworldstats.com yang dikelola oleh
Miniwatts Marketing Group, menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-4
dalam jumlah pengguna internet di Asia, yaitu sebanyak 55 juta pengguna atau sebesar
5,4%, sementara di posisi pertama adalah China yang tidak pernah bergeser tiap tahunnya,
dengan 513 juta pengguna.
Pertumbuhan e-commerce setiap tahun dapat mencapai angka dua digit. Walaupun
dunia diterjang oleh krisis finansial global, pertumbuhan transaksi, misalnya di dua situs
terbesar seperti e-bay dan amazon.com, mencapai peningkatan hingga 31%. Transaksi
online diperkirakan akan semakin bertambah bukan hanya karena semakin banyak
konsumen ‘konvensional’ yang beralih ke belanja online, tapi juga karena semakin
meningkatnya pembelian dari setiap konsumen itu sendiri.
Dari riset yang dilakukan Nielsen terhadap 500 responden di berbagai kota di
Indonesia memperlihatkan meningkatnya kepercayaan masyarakat dalam melakukan
transaksi secara online. Terbukti dari hasil survey ini bahwa produk yang paling banyak
diminati masyarakat Indonesia adalah buku kemudian pakaian, sepatu atau aksesoris
sebagai pilihan kedua. Sedangkan pilihan ketiga hingga ke enam adalah pembelian tiket
pesawat atau reservasi, barang-barang elektronik, hardware komputer, serta software
computer.
Di Indonesia, dari sekitar 237 juta penduduknya, jumlah remaja terbilang besar,
mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7 persen dari total penduduk
(http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab
=1). Sehingga pasar teenagers hingga young adult, yaitu sekitar usia 17 tahun hingga 25
tahun, adalah pasar tersendiri yang cukup besar di Indonesia. Tahun ini dan kedepannya,
tantangan untuk bermain di pasar ini semakin besar. Hasil survei dari Frontier Consulting
Group mengenai perilaku digital para remaja di Indonesia menunjukkan kebenaran dari
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
3
hipotesa ini (http://www.marketing.co.id/blog/2012/07/04/perilaku-digital-pasar-remaja/).
Hanya dalam waktu satu tahun saja sudah terlihat perbedaan yang sangat signifikan. Survei
dari Frontier ini dilakukan di enam kota besar di Indonesia. Kelompok responden adalah
remaja yang berusia antara 13 hingga 18 tahun, atau mereka yang duduk di bangku SMP
dan SMA. Hasil survei menunjukkan para remaja yang memiliki akun media sosial adalah
91,2% di tahun 2011. Pada tahun 2012, persentase ini meningkat menjadi 97,5%.
Peningkatan terbesar adalah perilaku mereka dalam hal melakukan download atau upload,
yang semula hanya 48,8% di tahun 2011, menjadi 71,1% di tahun 2012.
Selain barang elektronik dan buku, produk yang banyak dijual secara online juga
adalah pakaian. Banyaknya bisnis pakaian online lokal yang muncul dalam beberapa tahun
terakhir menyebabkan persaingan yang cukup ketat karena konsumen bebas memilih
sehingga mendorong munculnya perilaku konsumen yang semakin selektif. Berbagai
merek-merek lokal dalam fashion industry Indonesia pun bermunculan, mulai dari Nikicio,
Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets Pop, Tru, DAMN! I
Love Indonesia dan masih banyak lagi.
Namun ketidakmampuan untuk memeriksa secara fisik produk ketika belanja online
meningkatkan persepsi resiko yang terkait dengan belanja online, dimana konsumen tidak
bisa menyentuh, merasakan, atau mencoba produk sebelum membelinya. Disini jelas
bahwa konsumen sering menggunakan merek dari produk (Dawar dan Parker, 1994;
Greatorex dan Mitchell, 1994) dan nama toko (Bolton dan Drew, 1991; Teas dan Agarwal,
2000) sebagai garansi untuk menjamin kualitas dari produk dan untuk mengurangi resiko
juga untuk menyederhanakan keputusan pembelian mereka dalam berbelanja online, di
mana atribut produk banyak yang tidak dapat dilihat secara langsung. Aaker (1991) dengan
spesifik menyatakan bahwa ekuitas merek memberi manfaat bagi konsumen, baik
menambah atau mengurangi nilai secara general. Aset-aset dari ekuitas merek yaitu
kesadaran merek (awareness, value, loyalty, dan trust) dapat membantu konsumen untuk
menerjemahkan memproses, dan menyimpan banyak informasi tentang produk dan merek.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
4
Menurut Page dan Lepkowska-White(2002), web equity (ekuitas merek pada bisnis
online) dapat diciptakan melalui cara yang sama dengan ekuitas merek dari bisnis offline,
dengan menyebutkan dua dimensi yang mempengaruhi (image dan awareness), dan
mengatakan bahwa loyalitas adalah hasil yang dituju dari web equity. Karena yang menjadi
tujuan utama sebetulnya dari pencapaian ekuitas merek tersebut adalah bagaimana caranya
membuat konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan terus menjadi pelanggan setia
dari sebuah merek.
Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka peneliti ingin meneliti
apakah sumber-sumber brand equity (awareness, loyalty, trust association dan value
associations) serta internet marketing activities yang terlibat di dalamnya berpengaruh
terhadap repurchase intention pada salah satu bisnis pakaian online bernama Cotton Ink.
2. TINJAUAN TEORITIS
2.1 Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
Setiap hari konsumen dihadapkan dengan pengambilan keputusan untuk
memilih salah satu pilihan dari berbagai ragam pilihan. Keputusan yang diambil
akan mengakibatkan konsekuensi. Jika konsekuensi hasil pengambilan keputusan
adalah kepuasan, konsumen cenderung untuk mengambil keputusan yang sama
seperti pengambilan keputusan sebelumnya. Apabila konsekuensinya adalah
penyesalan, konsumen cenderung merubah keputusannya untuk menghindari
konsekuensi yang tidak diinginkannya berulang kembali.
Umumnya konsumen melakukan pembelian ulang pada pasar yang
kompetitif dan tiap harinya konsumen membeli sejumlah produk dari merek tertentu
yang sudah familiar dengan mereka (Sharp, Byron & Goodheart, 2002). Lebih
lanjut definisi mengenai perilaku pembelian ulang dikemukakan oleh Mowen&
Minor (2001) yaitu perilaku pembelian ulang adalah konsumen seringkali membeli
secara berulang produk yang sama. Definisi tersebut memberikan gambaran bahwa
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
5
perilaku pembelian ulang adalah suatu perilaku dimana konsumen membeli produk
yang sama (merek yang sama) secara berulang kali.
2.2 Merek (Brand)
Merek merupakan nama atau simbol yang bersifat membedakan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari produsen tertentu, serta membedakannya
dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Aaker, 1991). Pada akhirnya,
merek memberikan tanda mengenai sumber produk serta melindungi konsumen
maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk-produk
yang tampak identik.
2.3 Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Merupakan kemampuan konsumen mengenali atau mengingat kategori
produk dari sebuah merek. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk
memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku,
juga merupakan key of brand asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen
lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa
ekuitas mereknya juga rendah.
2.4 Asosiasi Merek (Brand Association)
Memiliki pengertian sebagai segala atribut yang terkait erat dengan sebuah
merek (Aaker, 1991). Manfaat dari asosiasi merek berasal dari adanya nilai-nilai
sebagai berikut (Aaker, 1991): Membantu proses penyusunan informasi,
Membedakan, Alasan Pembelian, Menciptakan Sikap atau Perasaan Positif,
Landasan untuk perluasan.
2.4.1 Asosiasi Kepercayaan (Trust Association)
Aaker (1996) menyimpulkan asosiasi yang terkait antara merek
dengan kepercayaan (trustworthiness) sebagai salah satu dari banyak
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
6
asosiasi lainnya yang sangat penting dalam konsep perusahaan
online. Kepercayaan telah didefinisikan sebagai kemauan untuk
membuat diri rentan terhadap (pilihan) yang lain karena hasil yang
diharapkan menguntungkan (Earle et al., 2007). Sebuah tinjauan
akan definisi yang berbeda dari seluruh disiplin ilmu menunjukkan
kepercayaan mengacu pada sikap, disposisi, atau keyakinan yang kita
miliki tentang orang (pihak) lain yang diharapkan akan dapat
dipercaya (McLeod, 2008).
2.4.2 Asosiasi Nilai (Value Associations)
Nilai bagi konsumen adalah sebagai pemicu competitive advantage
utama pada lingkungan belanja di internet. Nilai adalah berbasis pada
persepsi konsumen dan bukan penilaian manajerial. Penelitian
terdahulu mengkonseptualisasikan nilai sebagai sebuah tradeoff
antara kualitas dengan harga (Naylor, 1996; Bolton & Drew, 1991).
Namun banyak peneliti lainnya berpendapat bahwa nilai adalah lebih
kompleks dari sekedar definisi tersebut, bahwa tipe-tipe lain dari
nilai konsumsi (consumption value) harus dipertimbakan oleh para
peneliti dan para manajer.
2.5 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas merek adalah modal sesungguhnya yang dimiliki oleh pemasar,
bukan hanya merupakan sekedar brand saja. Tanpa loyalitas dari konsumennya,
brand hanyalah sebuah trademark, symbol dengan nilai yang kecil. Namun, dengan
loyalitas dari konsumennya, brand menjadi lebih dari sekedar trademark. Menurut
Oliver (1997), brand loyalty adalah pembelian sebuah merek diantara sekian brand
lain oleh konsumen secara rutin melalui proses evaluasi yang disengaja. Sehingga
brand loyalty dibentuk dengan adanya komitmen kuat untuk membeli kembali
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
7
barang atau jasa secara konsisten dengan memiliki resistensi terhadap penawaran
atas barang/jasa lain meskipun terdapat usaha pemasaran yang memiliki pengaruh
untuk mengurangi loyalitas sehingga dapat menyebabkan perubahan perilaku
terhadap barang/jasa tersebut.
2.6 Ekuitas Merek (Brand Equity)
Persepsi konsumen terhadap suatu produk memberikan pengaruh yang
sangat besar dalam proses pengambilan keputusan karena konsumen merupakan
salah satu kunci dari suksesnya suatu usaha. Hal ini tidak dapat dipungkiri
khususnya karena antara satu produk dengan produk yang lainnya (kompetitor)
umumnya telah memiliki kualitas, model, dan karakteristik tambahan (features)
yang tidak jauh berbeda, namun produk-produk tersebut dapat memiliki pangsa
pasar yang besarannya jauh berbeda karena salah satu produk memiliki ekuitas yang
lebih besar. Dari sisi pemasaran, brand equity dapat dirumuskan sebagai “the added
value with which a brand endows a product” (Farquhar, 1989),dan “serangkaian
asset dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan sebuah merek,
simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan suatu produk atau
jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan perusahaan tersebut” (Aaker, 1991).
2.7 Aktivitas Pemasaran Internet (Internet Marketing Activities)
Menurut Rios & Riquelme (2008), terdapat tiga aktivitas pemasaran online
yang dapat menjadi sumber dari ekuitas merek sebuah perusahaan, yaitu:
2.7.1 Web Functionality
Fungsionalitas merujuk kepada elemen desain dari website yang dapat
membuat interaksi menyenangkan dan dapat dinikmati ketika konsumen
membuka website tersebut, dimana konsumen dapat ditawarkan
berbagai macam pilhan seperti kecepatan mengunduh, grafis, gambar
3D, video, audio, dan kesediaan 24/7 (Heeter, 2000). Pentingnya desain
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
8
website telah ditekankan di banyak penelitian (Elliot & Fowell, 2000;
Bhatti, Bouch, & Kuchinsky, 2000; Szymanski & Hise, 2000).
2.7.2 Fulfillment
Yang dimaksud dengan fulfillment disini adalah berhubungan dengan
aspek delivery dalam proses pembelian (online) (Maltz et al., 2005).
Dari kacamata konsumen, pemenuhan berarti seberapa baik sebuah
bisnis online dapat mengantarkan produk yang sesuai mereka janjikan.
Bisa juga dikatakan sebagai tingkat bagaimana situs menjanjikan seperti
penyerahan pesanan dan ketersediaan barang yang dapat dipenuhi,
berhubungan dengan akurasi dari janji layanan, memiliki stok
persediaan, dan menyerahkan produk tersebut pada waktu yang di
janjikan.
2.7.3 Layanan Pelanggan Online (Online Customer Support Service)
Menurut Turban et al. (2002), layanan pelanggan adalah serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan tingkat kepuasan
pelanggan. Yaitu, perasaan bahwa suatu produk atau jasa telah
memenuhi harapan pelanggan.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
9
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini berupa penelitian eksploratori yang mempunyai tujuan utama
memberikan gagasan, wawasan dan pemahaman atas situasi permasalahan yang dihadapi
(Santoso & Tijiptono, 2004) dan digunakan untuk mendapatkan wawasan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian, terutama untuk mengidentifikasi atribut-atribut dari
variabel kesesuaian fungsional (functional congruity), kesesuaian ekuitas merek dengan
intensi pembelian kembali konsumen yang ideal (ideal self congruity). Penelitian ini juga
merupakan penelitian eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua
atau lebih gejala atau variabel. Juga disebut sebagai penelitian konfirmatori (Confirmatory
research) dan makin dikenal sebagai penelitian korelasional (Correlational research)
dengan jenis hubungan assymetrical-causal, disposition behavior yaitu analisis sebuah
variabel yang membuat individu melakukan suatu perilaku.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan single cross-sectional design dimana
terdapat satu kategori sampel responden di dalam target populasi dan yang akan
memberikan informasi sebanyak satu kali (Maholtra, 2007). Peneliti akan melakukan
penelitian untuk mengetahui tanggapan responden terhadap brand equity dari Cotton Ink
dan kaitannya dengan repurchase intentions, khususnya bagi responden yang berumur 17-
25 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta, Depok dan Bekasi.
Metode sampling yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu
pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan judgement sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan penelitian peneliti,
responden tersebut adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitian.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
10
H8
H6
H9
H12
H13
H10
Online
Customer
Support
Service
Fulfilment
Web
Functionality
Awareness
Value
Associations
Trust
Associations
Loyalty
Brand Equity Repurchase
Intentions
H7
H11
H14
Gambar 3.1 Model Penelitian
Sumber: Diadaptasi dari Rios dan Riquelme, Sources of Brand Equity for Online Companies, 2008
dan Bojei dan Hoo, Brand Equity and Current Use As The New Horizon for Repurchase Intention of
Smartphone, 2012
Metode pengolahan data yang digunakan peneliti dalam memperoleh hasil penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Kuesioner
Peneliti melakukan pemeriksaan awal kuesioner untuk menentukan layak atau
tidaknya kuesioner untuk diproses lebih lanjut, agar mendapatkan data yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Hal ini dilakukan karena terdapat beberapa hal
yang menyebabkan kuesioner tidak dapat diolah.
2. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah distribusi secara matematis yang bertujuan untuk
menghitung jumlah respon yang memiliki asosiasi dengan nilai yang berbeda dari
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
11
satu variabel dan untuk menunjukkan nilai tersebut ke dalam suatu persentase
(Maholtra, 2007).
Untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan dan
Berdasarkan penelusuran studi eksplorasi yang dilakukan pada jurnal Sources of Online
Brand Equity oleh Rosa E. Rios & Hernan E. Riquelme (2009) dan Brand Equity and
Current Use As The New Horizon for Repurchase Intention of Smartphone oleh Jamil Bojei
& Wong Chee Hoo (2012), penulis melakukan deductive reasoning dari model penelitian
yang telah disebutkan dan membuat hipotesis sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hipotesis Penelitian
Hipotesis Path
H1 Awareness berpengaruh positif terhadap Brand Equity
H2 Loyalty berpengaruh positif terhadap Brand Equity
H3 Trust berpengaruh positif terhadap Brand Equity
H4 Perceived Brand Value Association berpengaruh positif terhadap
Brand Equity
H5 Functionality website berpengaruh positif terhadap Awareness
H6 Functionality website berpengaruh positif terhadap Perceived Value
H7 Functionality website berpengaruh positif terhadap Perceived
Loyalty
H8 Functionality website berpengaruh positif terhadap Perceived Trust
H9 Semakin banyak janji yang dipenuhi (fulfilled) oleh website Cotton
Ink, semakin banyak pelanggan yang percaya pada Cotton Ink
H10 Fulfillment berpengaruh positif terhadap Perceived Loyalty
konsumen Cotton Ink
H11
Perceived Loyalty dari Cotton Ink berpengaruh positif terhadap
sejauh mana Cotton Ink dianggap menyediakan Customer Service
Support
H12
Perceived Trust dari Cotton Ink berpengaruh positif terhadap sejauh
mana Cotton Ink dianggap dapat memenuhi
permintaanakanCustomer Service Support
H13 Perceived Value dari Cotton Ink berpengaruh positif terhadap sejauh
mana Cotton Ink dianggap menawarkan Customer Service Support
H14 Brand Equity berpengaruh positif terhadap Repurchase Intention
merek Cotton Ink
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
12
Setelah diperoleh data dan informasi dari pengisian kuesioner, selanjutnya dilakukan uji
validitas dan reabilitas.Kemudian data diseleksi dan diberi kode sesuai dengan variabel dan
klasifikasi variabel. Setelah itu pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu,
yaitu software LISREL 8.8.
Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis structural equation modeling untuk mengolah dan membahas data yang telah
diperoleh dan untuk menguji hipotesis yang diajukan. SEM adalah model regresi
multivariat dimana respon dari variabel pada satu persamaan regresi dapat menjadi peramal
bagi persamaan lainnya, variabel pada SEM dapat saling mempengaruhi (Fox, 2002). SEM
merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah, yaitu simultaneous equation
modeling dan factor analysis. SEM bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar
variabel yang ada dalam model tersebut, baik antar-indikator dengan variabel atau
hubungan antar variabelnya.
SEM banyak digunakan pada persamaan simultan, analysis of covariance structure,
analisis kausal linier, analisis lintasan (path analysis) dan model persamaan struktural.
Tahapan dalam SEM menurut Hair et al., (1998) dibagi menjadi 7 langkah, yaitu:
1. Pengembangan model secara teoritis;
2. Penyusunan jalur diagram;
3. Pengubahan diagram jalur menjadi persamaan struktural;
4. Memilih matriks input untuk analisis dan estimasi model yang
diusulkan;
5. Penilaian identifikasi model struktural;
6. Penilaian kriteria goodness of fit;
7. Penginterpretasian dan modifikasi model.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahap pretesting
Tahap ini dilakukan sebelum tahap field work yaitu dimana kuesioner diujikan
ke sejumlah kecil sampel dari responden yang bertujuan untuk menguji validitas
dan reliabilitas sehingga penelitian dapat secara ilmiah dipertanggungjawabkan.
Dilihat dari nilai cronbach alpha sebesar 0,939 dan nilai r hitung yang lebih
besar dari r tabel (0,271), maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
4.2 Profil Responden
Pengambilan data berhasil dilaksanakan dengan perolehan 269 responden.
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari 6,4% responden laki-laki
dan 93,6% responden perempuan. Secara tidak langsung memperlihatkan,
pelanggan Cotton Ink adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.1 Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Tabel tersebut memperlihatkan nilai presentase, sedangkan dalam absolute
menunjukkan 17 laki-laki dan 270 perempuan. Selain jenis kelamin pada
gambar 4.3, selanjutnya dapat dibagi karakteristik responden menurut umur.
Jenis Kelamin Persentase
Laki-laki 6,4%
Wanita 93,6%
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
14
Tabel 4.2 Persentase Responden Menurut Kelompok Umur
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Karakteristik responden menurut kelompok umur memperlihatkan bahwa
mayoritas responden berumur di bawah 20 tahun, yaitu sebesar 52,4% dari total
keseluruhan responden. Disusul oleh kelompok umur 20 tahun s/d <25 tahun.
Jumlah yang besar pada kelompok-kelompok umur ini menunjukkan bahwa
target market utama Cotton Ink adalah young adults dengan usia 17 s/d 25
tahun. Sedangkan paling sedikit responden berada pada kelompok umur di atas
30 tahun. Selanjutnya adalah karakteristik responden menurut pekerjaan saat ini.
Tabel 4.3 Persentase Responden Menurut Pekerjan
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Usia Persentase
<20 tahun 52,4%
20 tahun s/d <25 tahun 33,3%
25 tahun s/d <30 tahun 8,9%
>30 tahun 5,2%
Pekerjaan Persentase
Pelajar 11,6%
Mahasiswa 59,6%
Karyawan/ti 19,9%
Ibu Rumah Tangga 3,4%
Lainnya 5,6%
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
15
Mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa, dengan persentase
59,6% yang selanjutnya adalah karyawan/ti sebesar 19,9%.
Selanjutnya adalah pengeluaran rata-rata dalam belanja online per bulan
responden yang diteliti pada penelitian ini memperlihatkan paling banyak
memiliki pengeluaran kurang dari Rp 750.000,-, yaitu sebanyak 46,8%.
Mayoritas responden berada pada kelompok dengan pengeluaran rata-rata dalam
belanja online per bulan sebanyak kurang dari Rp 750.000,-, hal ini
dimungkinkan karena mayoritas responden adalah mahasiswa sehingga
kemampuan untuk berbelanja pun masih terbatas.
Tabel 4.4 Persentase Responden Menurut Kelompok Pengeluaran Rata-
Rata dalam Belanja Online per Bulan
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Selanjutnya adalah persentase responden berdasarkan jumlah kunjungan rata-rata
per bulan ke website Cotton Ink.
Pengeluaran Rata-Rata dalam Belanja
Online Per Bulan Persentase
Kurang dari Rp 750,000 46,8%
Rp 750,000 - Rp 1,500,000 28,8%
Rp1,500,001 - Rp 3,000,000 17,2%
Rp 3,000,001 - Rp 4,500,000 2,2%
Rp 4,500,001 - Rp 6,000,000 1,5%
Lebih dari Rp 6,000,001 3,4%
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
16
Tabel 4.5 Persentase Responden Menurut Jumlah Kunjungan Rata-Rata per
Bulan ke Website Cotton Ink
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan hasil dari penelitian pada responden, paling banyak berkunjung ke
website kurang dari 3 kali dalam sebulan, yaitu sebanyak 38,9%.
Tabel 4.6 Persentase Responden Menurut Kelompok Pengeluaran Rata-
Rata Setiap Kali Berbelanja di Website Cotton Ink
Pengeluaran Rata-Rata Setaip Kali
Berbelanja di Website Cotton Ink Persentase
Kurang dari Rp 150,000 10,5%
Rp 150,001 - Rp 200,000 32,2%
Rp 200,001 - Rp 250,000 24,7%
Rp 250,001 - Rp 300,000 20,6%
Lebih dari Rp 300,001 12%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Jumlah Kunjungan Rata-Rata Per Bulan
ke Website Cotton Ink Persentase
Kurang dari 3 kali 46,8%
3-6 kali 28,8%
7-9 kali 17,2%
10-12 kali 2,2%
Lebih dari 13 kali 1,5%
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
17
Hasil dari pengelompokan responden berdasarkan kelompok pengeluaran rata-
rata ini, mayoritas adalah kelompok pengeluaran antara Rp 150.000,- sampai
dengan Rp 200.000,- yaitu dengan persentase 32,2%. Dari persentase di atas,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menghabiskan antara Rp
150,000,- s/d Rp 200,000,- setiap kali berbelanja di website Cotton Ink. Dimana
rata-rata harga baju di Cotton Ink adalah berkisar antara Rp150,000,- s/d Rp
250,000,-, jadi bisa dikatakan bahwa pada rata-rata, responden membeli 1-2
potong baju setiap kali berbelanja di website Cotton Ink.
4.3 Analisis Deskriptif
Hasil dari isian dijabarkan sesuai dengan dimensi variabelnya. Hasil
gambaran umum penelitian ini diperoleh dengan criteria-kriteria yang telah
ditentukan. Berikut adalah ringkasan nilai mean tertinggi dari setiap
konstruk dalam penelitian ini
Tabel 4.7 Ringkasan Nilai Mean Tertinggi dari Setiap Kontstruk
Variabel – Kategori Nilai
Mean
Awareness AW 1: “Saya tahu merek Cotton Ink” 5,15
Value
Associations
CP2: “Cotton Ink sering menampilkan promosi
produk 4,53
SC4: “Berbelanja di Cotton Ink dapat menghemat
waktu 5,08
BD 2: “Cotton Ink menyediakan banyak pilihan
dari setiap produknya
BD 3: “Di Cotton Ink tersedia banyak pilihan
model/desain dari setiap produknya
4,83
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
18
Variabel – Kategori Nilai
Mean
Trust
Association TA 3: “Saya percaya dengan Cotton Ink” 5,08
Loyalty
LOY 3: “Saya pasti akan merekomendasikan
Cotton Ink kepada teman-teman dan kerabat
terdekat”
4,87
Brand Equity BE 4 : “Cotton Ink adalah merek yang mudah
disukai” 4,94
Functionality FU 2: “Website Cotton Ink mudah digunakan (user
friendly) 5,25
Customer
Service
CS 2: “Website Cotton Ink menawarkan berbagai
alternative pelayanan pelanggan (email, Twitter,
Facebook, SMS)
4,94
Fulfillment FUL 2: “Cotton Ink mengirimkan barang sesuai
dengan yang dipesan” 5,08
Repurchase
Intention
RI 1: “Saya memilih untuk terus berbelanja di
website Cotton Ink” 4,70
Sumber: Hasil olah data peneliti
4.4 Analisis Model Pengukuran
Hasil perolehan data dalam penelitian ini digambarkan dari isian yang
dimasukkan oleh responden. Isian ini tergambar dari berapa banyak yang
mengisi sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, agak setuju, setuju,
dan sangat setuju. Frekuensi dan persentase yang yang muncul
memperlihatkan persentase banyaknya yang mengisi isian. Frekuensi dan
persentase dilihat per indikator dan per dimensi yang dilihat sebagai
gambaran umum hasil penelitian.
4.5 Analisis Confirmatory Factor Analysis
Model Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada pengukuran ini
menunjukkan hubungan operasionalisasi dari indikator yang membentuk
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
19
dimensi/konstruk. Hasil di atas memperlihatkan sejauh mana indikator
mampu membangun dimensi yang sudah ditentukan berdasarkan teori.
Sehingga pada analisis ini langkah pertama yang dilakukan adalah mengkaji
teori tentang konstruk yang akan diukur. Dalam menguji teori tentang
konstruk yang akan diukur dengan melihat nilai signifikansi untuk masing-
masing observer yang membangun dimensi/konstruknya. Setelah dilakukan
pengujian terhadap nilai validitas dan reliabilitas model pengukuran,
ditemukan koefisien model CFA dan terdapat beberapa variabel yang
memiliki reliabilitas kurang. Lalu peneliti menganalisis model dengan
mengurangkan indicator observed yang memiliki validitas kurang. Validitas
kurang tidak mampu membangun konstruk yang kuat, dimana dimensi yang
digunakan tidak mampu membuat reliabilitas yang baik. karena itulah
peneliti melakukan analisis second order CFA. Analisis ini dilakukan karena
tidak terpenuhinya keseluruhan faktor yang mendasari konstruk yang
dibentuk. Hasil nilai signifikansi model CFA dapat dilihat dalam Gambar
4.1 di bawah ini.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
20
AW111.08
AW29.40
AW39.36
AW49.21
AW59.52
CP111.29
CP211.18
CP311.03
CP410.87
SC111.15
SC211.23
SC310.98
SC410.80
SC510.33
BD111.11
BD210.31
BD310.31
BD410.98
BD511.30
BD611.22
TA19.60
TA29.26
TA39.61
TA410.55
TA59.78
LOY110.02
LOY28.79
LOY310.17
LOY49.30
LOY510.38
BE111.02
BE28.94
BE39.14
BE410.01
FU19.81
FU29.41
FU39.03
FU410.44
FU510.37
CS19.51
CS210.55
CS39.74
CS49.14
FULF18.01
FULF28.50
FULF39.82
RI17.06
RI210.28
RI310.31
Awarenes 0.00
ValueAss 0.00
TrustAss 0.00
Loyalty 0.00
BrandEqu 0.00
Function 0.00
CustServ 0.00
Fulfilme 0.00
ReInten 0.00
Chi-Square=5018.88, df=1091, P-value=0.00000, RMSEA=0.116
7.50
13.27
13.34
13.61
13.04
7.348.52
9.6710.73
8.70
8.04
10.0311.14
13.189.07
13.25
13.25
10.057.27
8.05
14.80
15.45
14.78
12.0214.41
13.65
16.01
13.22
15.2212.53
8.4414.50
14.21
12.48
14.50
15.33
15.9712.62
12.87
13.44
10.60
12.96
14.09
14.87
14.3312.17
12.668.87
8.81
13.57
15.67
14.1012.80
21.52
14.36
16.85
15.99
15.97
21.32
12.99
10.98
25.44
12.41
20.19
15.03
17.03
17.75
15.00
17.32
21.52
11.74
11.77
16.05
12.47
14.24
16.22
18.57
7.99
14.26
9.25
14.24
12.50
7.98
10.71
14.12
Gambar 4.2 T-Value per Dimensi Model CFA
Sumber : Hasil olah data peneliti
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
21
Tabel 4.8 Uji Kecocokan Model CFA
No Goodness of Fit
Index
Cutoff
Value
Nilai Kriteria
1 Chisquare Chi Square Kecil
P value > 0,05
1256.02 Tidak Fit
2 NCP 564.96 ; 768.83 663.02 Fit 3 RMSEA 0.6 <RMSEA< 0.7 0.065 Fit 4 ECVI 5.14 ; 5.90 5.51 Fit
5 AIC 1406.00 : 27683.42 1476.02 Fit 6 CAIC 27683.42 < CAIC < 4636.08 1981.44 Fit
7 NFI ≥0,90 0.96 Fit 8 NNFI ≥0,90 0.97 Fit 9 PNFI ≥0,90 0.85 Tidak Fit 10 CFI ≥0,90 0.98 Fit 11 IFI ≥0,90 0.98 Fit 12 RFI ≥0,90 0.95 Fit 13 CN < N (300) 148.32 Fit 14 sRMR < 0,05 0.059 Tidak Fit
15 GFI ≥0,90 0.80 Tidak Fit
16 AGFI ≥0,90 0.76 Tidak Fit
17 PGFI ≥0,90 0.67 Tidak Fit
Sumber : Hasil olah data peneliti
Setelah melakukan pengujian terhadap Goodness of Fit model pengukuran
CFA, tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian reliabilitas dan
validitas dalam model CFA penelitian ini, Hasil dari validitas dan reliabilitas dari
second order CFA dapat dilihat pada tabel 4.8. Hasil uji validitas dan reliabilitas ini
yang nantinya akan digunakan dalam pengukuran model struktural.
FU19.80
FU29.40
FU38.81
FU410.32
FU510.28
CS110.58
CS211.14
CS310.78
CS410.40
FULF17.53
FULF28.64
FULF39.78
Function
CustServ
Fulfilme
Awarenes
ValueAss
TrustAss
Loyalty
BrandEqu
ReInten
AW111.00
AW29.28
AW3 9.13
AW4 9.25
AW59.46
CP111.26
CP211.23
CP311.20
CP4 10.92
SC1 11.19
SC211.20
SC310.93
SC410.71
SC510.32
BD1 11.15
BD2 10.16
BD3 10.17
BD4 10.94
BD5 11.27
BD6 11.25
TA19.68
TA2 9.59
TA3 9.89
TA410.60
TA59.87
LOY1 9.97
LOY2 8.94
LOY3 9.98
LOY4 9.00
LOY5 10.44
BE1 10.88
BE2 9.09
BE3 9.29
BE4 10.19
RI1 10.65
RI2 5.89
RI3 5.36
Chi-Square=5164.97, df=1121, P-value=0.00000, RMSEA=0.116
0.00
7.36
7.40
7.37
7.30
0.00
0.00
0.00
10.36
0.00
0.00
10.27
11.56
13.25
0.00
13.82
13.76
10.20
0.00
0.00
0.00
13.75
13.24
11.34
13.27
0.00
13.01
11.75
12.95
10.77
0.00
8.49
8.42
7.88
0.00
7.15
7.14
14.26
15.10
16.04
12.77
12.92
12.96
9.49
11.98
13.68
15.05
13.89
12.00
6.82
3.412.04
5.10
4.98
-3.05
7.57
12.74
10.83
2.66
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
22
4.6 Analisis Stuctural Equation Modelling (SEM)
Structural Equation Modelling (SEM) merupakan teknik statistik untuk
menguji dan memperkirakan hubungan kausal dengan menggunakan
kombinasi data serta asumsi kausal kualitatif. Asumsi yang harus dipenuhi
pada analisis SEM adalah data harus memiliki skala continues, memiliki
distribusi normal, serta model yang sudah didefinisikan sesuai dengan teori.
Karena data hasil penelitian yang merupakan data Ordinal, maka ada
penelitian ini menggunakan metode Measure Succesive Interval untuk
mengubah data skala ordinal menjadi interval sehingga asumsi terpenuhi.
Menguji model struktural adalah dengan:
4.6.1 Path Analysis
Model struktural SEM pada penelitian ini dikembangkan
diagram alur (Path Diagram) yang akan diestimasi. Model
path spesifikasi pada penelitian ini merepresentasikan
permasalahan yang diteliti.
4.6.2 Uji Goodness of Fit (GOF)
Dari hasil persamaan tersebut dilakukan uji Goodness of Fit
(GOF) untuk melihat kecocokan model yang bersangkutan.
Analisis SEM dengan teknik MLE memiliki banyak uji awal
untuk memastikan model yang dibangun tersebut apakah
sudah fit atau belum. Setidaknya terdapat 15 uji awal yang
dipastikan dilihat dalam pengujian Goodness of Fit (GOF).
Dari hasil uji GOF pada penelitian ini ada 10 kriteria
kecocokan model dan 7 kriteria yang menjelaskan
ketidakcocokan model yang digunakan dalam penelitian.
Hasil ini menggambarkan bahwa lebih dari separuh uji
kecocokan mengatakan bahwa model yang digunakan sudah
fit untuk dianalisis.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
23
4.6.3 Analisis Hubungan Kausal
Pengujian hubungan kausal dilakukan untuk menguji
signifikansi hubungan antar variabel dan dapat pula
digunakan untuk menguji hipotesis. Dapat disimpulkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.9 T-value dan Koefisien pada Model Struktural
No. Path Estimasi T-value Kesimpulan
1 Functionality→Awareness 0,70 9,48 Signifikan
2 Functionality →Value Associations 0,03 0,28 Tidak Signifikan
3 Functionality → Trust Association 0,57 5,35 Signifikan
4 Functionality → Loyalty 0,11 0,96 Tidak Signifikan
5
Customer Service→Value
Associations 0,80 5,70 Signifikan
6
Customer Service →Trust
Association 0,21 1,71 Tidak Signifikan
7 Customer Service → Loyalty 0,56 3,83 Signifikan
8 Fulfillment →Trust Association 0,13 1,35 Tidak Signifikan
9 Fulfillment → Loyalty 0,11 0,99 Tidak Signifikan
10 Awareness →Brand Equity 0,31 4,27 Signifikan
11 Value Associations →Brand Equity 0,18 2,26 Signifikan
12 Trust Associations → Brand Equity 0,17 2,05 Signifikan
13 Loyalty → Brand Equity 0,35 4,56 Signifikan
14
Repurchase Intention → Brand
Equity 0,37 4,17 Signifikan
Sumber: Output LISREL 8.70 hasil olahan peneliti
4.6.4 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi berfungsi untuk menunjukkan
seberapa jauh masing-masing variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependennya. Berikut ini merupakan
table hasil ringkasan dari nilai koefisien determinan R2
tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
24
Tabel 4.10 Nilai Koefisien Determinan (R2)
No. Hubungan R2
1 Functionality→Awareness 0,49
2 Customer Service → Value Associations 0,69
3
Functionality, Fulfilment, Customer Service → Trust
Association 0,72
4 Functionality, Customer Service, Fulfilment → Loyalty 0,57
5
Awareness, Loyalty, Trust Association, Value Association →
Brand Equity 0,69
6 Brand Equity → Repurchase Intention 0,14 Sumber: Output LISREL 8.70 hasil olahan peneliti
4.7 Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil hipotesis ini terangkum dalam tabel 4.11 berikut.
Hipotesis Path Estimasi Nilai T Kesimpulan
H1 Awareness berpengaruh positif terhadap Brand
Equity 0.31 4.29 Signifikan
H2 Loyalty berpengaruh positif terhadap Brand
Equity 0.35 4.55 Signifikan
H3 Trust berpengaruh positif terhadap Brand
Equity 0.17 2.06 Signifikan
H4 Perceived Brand Value Association
berpengaruh positif terhadap Brand Equity 0.18 2.24 Signifikan
H5 Functionality website berpengaruh positif
terhadap Awareness 0.7 9.47 Signifikan
H6 Functionality website berpengaruh positif
terhadap Perceived Value 0.03 0.28
Tidak
Signifikan
H7 Functionality website berpengaruh positif
terhadap Perceived Loyalty 0.11 0.83
Tidak
Signifikan
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
25
Hipotesis Path Estimasi Nilai T Kesimpulan
H8 Functionality website berpengaruh positif
terhadap Perceived Trust 0.03 5.27 Signifikan
H9
Semakin banyak janji yang dipenuhi (fulfilled)
oleh website Cotton Ink, semakin banyak
pelanggan yang percaya pada Cotton Ink
0.13 1.34 Tidak
Signifikan
H10 Fulfillment berpengaruh positif terhadap
Perceived Loyalty konsumen Cotton Ink 0.11 0.96
Tidak
Signifikan
H11
Perceived Loyalty dari Cotton Ink berpengaruh
positif terhadap sejauh mana Cotton Ink
dianggap menyediakan Customer Service
Support
0.56 3.92 Signifikan
H12
Perceived Trust dari Cotton Ink berpengaruh
positif terhadap sejauh mana Cotton Ink
dianggap dapat memenuhi
permintaanakanCustomer Service Support
0.21 1.76 Tidak
Signifikan
H13
Perceived Value dari Cotton Ink berpengaruh
positif terhadap sejauh mana Cotton Ink
dianggap menawarkan Customer Service
Support
0.8 9.41 Signifikan
H14 Brand Equity berpengaruh positif terhadap
Repurchase Intention merek Cotton Ink 0.37 4.17 Signifikan
Sumber: Output LISREL 8.70 hasil olahan peneliti
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Keempat sumber ekuitas merek yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Awareness, loyalty, trust association dan value associations terbukti
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand equity
Unsur-unsur dari internet marketing activities yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu functionality, fulfillment dan customer service
menunjukkan hasil yang berbeda-beda, functionality berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap awareness dan trust, namun tidak signifikan
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
26
terhadap value dan loyalty. Sementara itu fulfillment tidak berpengaruh
signifikan terhadap trust dan loyalty. Dan pengaruh customer service terhadap
loyalty dan value terbukti positif dan signifikan dan tidak signifikan terhadap
trust.
Brand equity berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap repurchase
intention.
5.2 Saran Manajerial
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka Penulis dapat memberikan
beberapa saran terkait kepada Cotton Ink sebagai berikut:
Dari keempat sumber brand equity yang digunakan pada penelitian ini, terlihat
bahwa Cotton Ink sudah memiliki awareness yang cukup baik di mata
konsumennya, namun sebaiknya ditingkatkan lagi agar dapat menjadi top of
mind di benak para konsumen. Karena dilihat dari hasil analisis deskriptif
variabel awareness, rata-rata tertinggi menunjukkan bahwa konsumen sudah
tahu akan merek Cotton Ink, namun masih butuh bantuan untuk mengingat
mereknya. Dari hasil mean tersebut terlihat bahwa konsumen Cotton Ink baru
‘sekedar’ tahu merek Cotton Ink, dan belum sampai mengenal dengan baik dan
menjadi yang pertama di benak mereka. Sehingga perlu dibangun lagi
awareness yang lebih tinggi melalui berbagai macam promosi, seperti iklan di
majalah, sering mengikuti bazaar atau pameran, dan lain-lain.
Cotton Ink harus terus mengembangkan nilai-nilai yang bisa mereka berikan
kepada konsumennya. Dari analisis deskriptif, nilai mean tertinggi pada
indikator ini menunjukkan bahwa konsumen sudah merasa Cotton Ink sering
menampilkan promosi produk, juga mereka merasa berbelanja di website
Cotton Ink dapat menghemat waktu mereka. Selain itu, konsumen merasa
bahwa Cotton Ink sudah cukup banyak memberikan pilihan dalam
model/desain produk, sehingga bisa dikatakan produk-produk yang dihasilkan
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
27
oleh Cotton Ink tidak monoton. Namun karena industri pakaian juga
merupakan salah satu industri kreatif yang pesat perkembangannya, maka
Cotton Ink harus melakukan inovasi-inovasi yang kreatif, seperti salah satu
contohnya adalah membuat perbedaan pada packaging yang go green atau
terbuat dari kertas daur ulang. Atau bisa juga pada setiap package yang akan
dikirimkan, selipkan sebuah thank you note untuk konsumen. Bisa juga dengan
menggunakan bahan organic cotton di produk Cotton Ink sehingga konsumen
akan merasa memiliki nilai lebih jika berbelanja di Cotton Ink.
Cotton Ink juga harus senantiasa meningkatkan kepercayaan yang telah
terbentuk dengan konsumennya. Pada bisnis online, kepercayaan adalah salah
satu faktor utama yang harus terus dijaga. Ditambah lagi masyarakat Indonesia
masih sangat sensitive dengan kepercayaan terhadap belanja online. Salah
satunya adalah dengan menjaga kualitas website Cotton Ink, jangan sering
mengalami error. Karena website adalah jaminan utama dari sebuah bisnis
online, maka ketika website nya tidak dapat diandalkan, kepercayaan akan sulit
tumbuh. Kepercayaan ini pun sangat erat kaitannya dengan loyalitas, dari
keempat sumber brand equity, terbukti bahwa loyalty adalah yang paling
signifikan pengaruhnya terhadap brand equity, hal ini harus dimanfaatkan,
karena jika konsumen sudah percaya dengan kualitas dan nilai-nilai yang
diberikan Cotton Ink, maka mereka akan loyal.
Cotton Ink sebaiknya member perhatian lebih pada internet marketing
activities mereka, karena mereka berbasis online, sehingga harus senantiasa
mengembangkan dan mengevaluasi program pemasaran mereka. Misalnya
dengan adanya live chat pada website Cotton Ink yang memungkinkan
konsumen bertanya langsung kepada customer service. Juga tampilan website
yang dibuat lebih menarik, dan diadakan pengembangan agar tidak terkesan
membosankan. Misalkan saja beri sedikit warna pada elemen desain dari
website Cotton Ink, agar tidak selalu bernuansa hitam-putih atau monochrome.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
28
Dari segi fulfillment, yaitu pemenuhan janji yang diberikan pada konsumen,
Cotton Ink harus memastikan bahwa konsumen akan mendapat sesuai dengan
apa yang mereka lihat di website. Jangan sampai terjadi perbedaan yang cukup
jauh antara barang asli dengan tampilan di website, karena itu akan sangat
mengecewakan konsumen dan menghilangkan kepercayaan dan bahkan
loyalitas mereka pada Cotton Ink. Apalagi konsumen dan target market
utamanya adalah dalam kategori young adults yang sangat dinamis dalam
mengikuti perubahan. Sehingga para pengusaha harus mengantisipasinya
dengan membuat inovasi-inovasi dalam hal apapun yang bisa meningkatkan
nilai yang diterima konsumen dan meningkatkan loyalitas mereka.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya dilakukan dalam cakupan Jakarta, Bekasi, dan Depok saja.
Dengan demikian sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya, agar
penelitian tidak hanya dilakukan di Jakarta, Bekasi, dan Depok saja, tetapi juga
dilakukan kota-kota besar lain, seperti saja Bandung atau Jogjakarta, karena
kedua kota itu memiliki karakter konsumen muda yang tidak jauh berbeda
dengan Jakarta dan sekitarnya. Dengan demikian tingkat keberlakuan hasil
penelitian bisa lebih besar. Juga dapat dilihat pemasaran Cotton Ink sudah
sampai di kota mana saja.
Objek penelitian pada penelitian ini hanya mencakup konsumen yang pernah
berbelanja produk Cotton Ink melalui website www.cottonink-shop.com saja.
Maka penelitian selanjutnya bisa menambah objek penelitian, dalam hal ini
bukan hanya merek Cotton Ink saja, tetapi juga membandingkan dengan merek
online lainnya, contohnya seperti Nikicio, yang juga merupakan salah satu
pioneer online brand lokal di Indonesia.
Lebih memperdalam teori mengenai pengaruh ekuitas merek terhadap
repurchase intention untuk lebih mendukung hasil penelitian dan
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
29
mempermudah menganalisis hasil penelitian. Karena dimensi ekuitas merek
sangatlah luas dan masih banyak celah yang bisa dijadikan penelitian
selanjutnya.
Penyebaran kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan dua
cara yakni penyebaran langsung kepada responden dan penyebaran secara
online dengan bantuan google spreadsheet. Karena ada dua cara ini, maka
kontrol peneliti menjadi rendah atau bahkan tidak punya kontrol saat
responden mengisi kuesioner tersebut. Dengan demikian bagi penelitian
selanjutnya diharapkan lebih selektif dalam pencarian responden agar hasil
olah data dapat lebih akurat.
6. KEPUSTAKAAN
Aaker, D. (1991), Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name,
The Free Press, New York, NY.
Aaker, D. (1996), Building Strong Brands, The Free Press, New York, NY.
Asia Marketing Research, Internet Usage, Population Statistics and Facebook
Information, Desember 2012, http://internetworldstats.com/asia.htm#id
Bhatti, N., Bouch, A., & Kuchinsky, A. (2000). Integrating user-perceived quality into
Web server design. Computer Networks, 22, 1-16.
Bojei. J and Hoo. W. C, Brand Equity and Current Use As The New Horizon for
Repurchase Intention of Smartphone, 2012
Bolton, R.N. and Drew, J.H. (1991) ‘A Multistage Model of Customers’ Assesments of
Service Quality and Value’, Journal of Consumer Research 17 (4): 875-84.
Cotton Ink dalam Jakarta Fashion Week 2012,
http://www.jakartafashionweek.co.id/id/content/designer/2013/cotton.ink/001/0
04/342
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
30
Dawar, N. and Parker, P. (1994), Marketing Universals: Consumers’ use of brand
name, price, physical appearance, and retailer reputatuion as signals of product
quality, Journal of Marketing, Vol. 58 (April 1994), 81-95
Earle , T . C . , Siegrist , M . and Gutscher , H . ( 2007 ) . Trust, Risk Perception, and
the TCC Model of Cooperation . In Siegrist, M., Earle, T.C. and Gutscher, H.
(eds) Trust in Cooperative Risk Management: Uncertainty and Scepticism in
the Public Mind . London: Earthscan , pp 1 – 49 .
Elliot, S., & Fowell, S. (2000). Expectations versus reality: A snapshot of consumer
experiences with Internet retailing. International Journal of Information
Management, 20, 323-336.
Farquhar, P. (1989), “Managing brand equity”, Marketing Research, Vol. 1, pp. 24-33.
Greatorex, M. and Mitchell, V.-W. (1993), “Developing the perceived risk concept”,
“Emerging issues in marketing”, in Davies, M. et al. (Eds), Proceedings,
Marketing Education Group Conference, Loughborough, Vol. 1, pp. 405-15.
Hair, J.F., et al., (1995), Multivariate data analysis with reading, Ed. 4. New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
Heeter, C. (2000), “Interactivity in the context of designed experiences”, Interactive
Advertising, Vol. 1 No. 1, available at: www.jiad.org
Malhotra, N. K. (2007), Marketing Research An Applied Orientation (5th
ed.). New
Jersey: Pearson Education.
Maltz, A., Rabinovich, E. and Sinha, R. (2005), “Order management for profit on the
internet”, Business Horizons, Vol. 48 No. 2, pp. 113-23.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013
31
McLeod, C. (2008). Trust. In E. Zalta (Ed.), The Stanford encyclopedia of philosophy
(2008th ed.). Stanford: Stanford University.
Mowen, J. C and Minor, M. (2001), Consumer Behavior, Prentice Hall.
Naylor, G. (1996), How Consumers Determine Value: A New Look at Inputs and
Processes. Dissertation. University of Arizona.
Page, C. and Lepkowska-White, E. (2002), “Web Equity: A Framework for Building
Consumer Value in Online Companies”, Journal of Consumer Marketing, Vol.
19 No. 3, pp. 231-48.
Perilaku Digital Pasar Remaja, 4 Juli 2012
http://www.marketing.co.id/blog/2012/07/04/perilaku-digital-pasar-remaja/
Rios, E.R. and Riquelme, E.H. (2008), “Brand equity for online companies”, Marketing
Intelligence & Planning, Vol. 26 No. 7, pp. 719-42.
Sharp, Byron, Wright, M. and Goodhardt, G. (2002), "Purchase loyalty is polarised into
either repertoire or subscription patterns," Australasian Marketing Journal,10
(3), 7.
Szymanski, D. M., & Hise, R. T. (2000). E-satisfaction: An initial examination. Journal
of Retailing, 76(3), 309-322.
Teas, R.K. and Agarwal, S. (2000) ‘The Effects of Extrinsic Product Cues on
Consumers’ Perceptions of Quality, Sacrifice, and Value’, Journal of the
Academy of Marketing Science 28 (2) 278-90.
Turban, Efraim (2002). Electronic Commerce: A Managerial Perspective. Prentice
Hall.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013