Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Online Brand Equity ...

31
1 Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Online Brand Equity Terhadap Repurchase Intention: Studi Kasus pada Cotton Ink Aprianty Ramannisa. Maeyta Selly Ekstensi Manajemen, PEFE Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas pengaruh dimensi-dimensi dari ekuitas merek online terhadap repurchase intention merek tersebut. Dilatarbelakangi oleh meningkatnya minat terhadap industri online. Salah satu yang bertumbuh pesat adalah bisnis pakaian online. Berbagai merek-merek lokal dalam fashion industry Indonesia pun bermunculan, mulai dari Nikicio, Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets Pop, Tru, DAMN! I Love Indonesia dan masih banyak lagi. Namun ketidakmampuan untuk memeriksa secara fisik produk ketika belanja online meningkatkan persepsi resiko yang terkait dengan belanja online. Karena itu para pengusaha online, khususnya di bidang pakaian, sangat peduli terhadap bagaimana membangun ekuitas merek yang tinggi agar pelanggan dapat loyal dan melakukan repurchase intention. Penelitian ini melibatkan 269 responden yang pernah berbelanja produk Cotton Ink di website www.cottonink-shop.com. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan positif antara ekuitas merek (brand equity) dengan niat pembelian kembali (repurchase intention) Kata Kunci: Brand Equity, Repurchase Intention, Online Shop, Cotton Ink Abstract This thesis discusses the influence of the dimensions of online brand equity to repurchase intention. Motivated by the growing interest in the online industry. One is a fast growing online clothing business. Various local brands in the fashion industry Indonesia also appear, from Nikicio, Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets Pop, Tru, DAMN! I Love Indonesia and many more. However, the inability to physically examine the products when shopping online increases the perception of risk associated with online shopping. Therefore online entrepreneurs, especially in the areas of clothing, very concerned about how to build high brand equity so that customers are loyal and do repurchase intention. The study involved 269 respondents who had shopped for Cotton Ink products at www.cottonink-shop.com. The results of this study indicate that there are significant and positive relationship between brand equity (brand equity) with the intention to repurchase (repurchase intention) Keywords: Brand Equity, Repurchase Intention, Online Shop, Cotton Ink Universitas Indonesia Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

Transcript of Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Online Brand Equity ...

1

Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Online Brand Equity Terhadap

Repurchase Intention: Studi Kasus pada Cotton Ink

Aprianty Ramannisa. Maeyta Selly

Ekstensi Manajemen, PEFE Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat

[email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas pengaruh dimensi-dimensi dari ekuitas merek online terhadap

repurchase intention merek tersebut. Dilatarbelakangi oleh meningkatnya minat terhadap

industri online. Salah satu yang bertumbuh pesat adalah bisnis pakaian online. Berbagai

merek-merek lokal dalam fashion industry Indonesia pun bermunculan, mulai dari Nikicio,

Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets Pop, Tru, DAMN! I

Love Indonesia dan masih banyak lagi. Namun ketidakmampuan untuk memeriksa secara

fisik produk ketika belanja online meningkatkan persepsi resiko yang terkait dengan

belanja online. Karena itu para pengusaha online, khususnya di bidang pakaian, sangat

peduli terhadap bagaimana membangun ekuitas merek yang tinggi agar pelanggan dapat

loyal dan melakukan repurchase intention. Penelitian ini melibatkan 269 responden yang

pernah berbelanja produk Cotton Ink di website www.cottonink-shop.com. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan positif antara ekuitas merek

(brand equity) dengan niat pembelian kembali (repurchase intention)

Kata Kunci:

Brand Equity, Repurchase Intention, Online Shop, Cotton Ink

Abstract

This thesis discusses the influence of the dimensions of online brand equity to repurchase

intention. Motivated by the growing interest in the online industry. One is a fast growing

online clothing business. Various local brands in the fashion industry Indonesia also

appear, from Nikicio, Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets

Pop, Tru, DAMN! I Love Indonesia and many more. However, the inability to physically

examine the products when shopping online increases the perception of risk associated

with online shopping. Therefore online entrepreneurs, especially in the areas of clothing,

very concerned about how to build high brand equity so that customers are loyal and do

repurchase intention. The study involved 269 respondents who had shopped for Cotton Ink

products at www.cottonink-shop.com. The results of this study indicate that there are

significant and positive relationship between brand equity (brand equity) with the intention

to repurchase (repurchase intention)

Keywords:

Brand Equity, Repurchase Intention, Online Shop, Cotton Ink

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

2

1. PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan internet, khususnya di Indonesia, memberikan

konsumensemakin banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mereka.

Menurut data yang ditampilkan di situs www.internetworldstats.com yang dikelola oleh

Miniwatts Marketing Group, menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-4

dalam jumlah pengguna internet di Asia, yaitu sebanyak 55 juta pengguna atau sebesar

5,4%, sementara di posisi pertama adalah China yang tidak pernah bergeser tiap tahunnya,

dengan 513 juta pengguna.

Pertumbuhan e-commerce setiap tahun dapat mencapai angka dua digit. Walaupun

dunia diterjang oleh krisis finansial global, pertumbuhan transaksi, misalnya di dua situs

terbesar seperti e-bay dan amazon.com, mencapai peningkatan hingga 31%. Transaksi

online diperkirakan akan semakin bertambah bukan hanya karena semakin banyak

konsumen ‘konvensional’ yang beralih ke belanja online, tapi juga karena semakin

meningkatnya pembelian dari setiap konsumen itu sendiri.

Dari riset yang dilakukan Nielsen terhadap 500 responden di berbagai kota di

Indonesia memperlihatkan meningkatnya kepercayaan masyarakat dalam melakukan

transaksi secara online. Terbukti dari hasil survey ini bahwa produk yang paling banyak

diminati masyarakat Indonesia adalah buku kemudian pakaian, sepatu atau aksesoris

sebagai pilihan kedua. Sedangkan pilihan ketiga hingga ke enam adalah pembelian tiket

pesawat atau reservasi, barang-barang elektronik, hardware komputer, serta software

computer.

Di Indonesia, dari sekitar 237 juta penduduknya, jumlah remaja terbilang besar,

mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7 persen dari total penduduk

(http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab

=1). Sehingga pasar teenagers hingga young adult, yaitu sekitar usia 17 tahun hingga 25

tahun, adalah pasar tersendiri yang cukup besar di Indonesia. Tahun ini dan kedepannya,

tantangan untuk bermain di pasar ini semakin besar. Hasil survei dari Frontier Consulting

Group mengenai perilaku digital para remaja di Indonesia menunjukkan kebenaran dari

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

3

hipotesa ini (http://www.marketing.co.id/blog/2012/07/04/perilaku-digital-pasar-remaja/).

Hanya dalam waktu satu tahun saja sudah terlihat perbedaan yang sangat signifikan. Survei

dari Frontier ini dilakukan di enam kota besar di Indonesia. Kelompok responden adalah

remaja yang berusia antara 13 hingga 18 tahun, atau mereka yang duduk di bangku SMP

dan SMA. Hasil survei menunjukkan para remaja yang memiliki akun media sosial adalah

91,2% di tahun 2011. Pada tahun 2012, persentase ini meningkat menjadi 97,5%.

Peningkatan terbesar adalah perilaku mereka dalam hal melakukan download atau upload,

yang semula hanya 48,8% di tahun 2011, menjadi 71,1% di tahun 2012.

Selain barang elektronik dan buku, produk yang banyak dijual secara online juga

adalah pakaian. Banyaknya bisnis pakaian online lokal yang muncul dalam beberapa tahun

terakhir menyebabkan persaingan yang cukup ketat karena konsumen bebas memilih

sehingga mendorong munculnya perilaku konsumen yang semakin selektif. Berbagai

merek-merek lokal dalam fashion industry Indonesia pun bermunculan, mulai dari Nikicio,

Cotton Ink, Peter Says Denim, Up, Monday to Sunday, Pop Meets Pop, Tru, DAMN! I

Love Indonesia dan masih banyak lagi.

Namun ketidakmampuan untuk memeriksa secara fisik produk ketika belanja online

meningkatkan persepsi resiko yang terkait dengan belanja online, dimana konsumen tidak

bisa menyentuh, merasakan, atau mencoba produk sebelum membelinya. Disini jelas

bahwa konsumen sering menggunakan merek dari produk (Dawar dan Parker, 1994;

Greatorex dan Mitchell, 1994) dan nama toko (Bolton dan Drew, 1991; Teas dan Agarwal,

2000) sebagai garansi untuk menjamin kualitas dari produk dan untuk mengurangi resiko

juga untuk menyederhanakan keputusan pembelian mereka dalam berbelanja online, di

mana atribut produk banyak yang tidak dapat dilihat secara langsung. Aaker (1991) dengan

spesifik menyatakan bahwa ekuitas merek memberi manfaat bagi konsumen, baik

menambah atau mengurangi nilai secara general. Aset-aset dari ekuitas merek yaitu

kesadaran merek (awareness, value, loyalty, dan trust) dapat membantu konsumen untuk

menerjemahkan memproses, dan menyimpan banyak informasi tentang produk dan merek.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

4

Menurut Page dan Lepkowska-White(2002), web equity (ekuitas merek pada bisnis

online) dapat diciptakan melalui cara yang sama dengan ekuitas merek dari bisnis offline,

dengan menyebutkan dua dimensi yang mempengaruhi (image dan awareness), dan

mengatakan bahwa loyalitas adalah hasil yang dituju dari web equity. Karena yang menjadi

tujuan utama sebetulnya dari pencapaian ekuitas merek tersebut adalah bagaimana caranya

membuat konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan terus menjadi pelanggan setia

dari sebuah merek.

Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka peneliti ingin meneliti

apakah sumber-sumber brand equity (awareness, loyalty, trust association dan value

associations) serta internet marketing activities yang terlibat di dalamnya berpengaruh

terhadap repurchase intention pada salah satu bisnis pakaian online bernama Cotton Ink.

2. TINJAUAN TEORITIS

2.1 Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

Setiap hari konsumen dihadapkan dengan pengambilan keputusan untuk

memilih salah satu pilihan dari berbagai ragam pilihan. Keputusan yang diambil

akan mengakibatkan konsekuensi. Jika konsekuensi hasil pengambilan keputusan

adalah kepuasan, konsumen cenderung untuk mengambil keputusan yang sama

seperti pengambilan keputusan sebelumnya. Apabila konsekuensinya adalah

penyesalan, konsumen cenderung merubah keputusannya untuk menghindari

konsekuensi yang tidak diinginkannya berulang kembali.

Umumnya konsumen melakukan pembelian ulang pada pasar yang

kompetitif dan tiap harinya konsumen membeli sejumlah produk dari merek tertentu

yang sudah familiar dengan mereka (Sharp, Byron & Goodheart, 2002). Lebih

lanjut definisi mengenai perilaku pembelian ulang dikemukakan oleh Mowen&

Minor (2001) yaitu perilaku pembelian ulang adalah konsumen seringkali membeli

secara berulang produk yang sama. Definisi tersebut memberikan gambaran bahwa

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

5

perilaku pembelian ulang adalah suatu perilaku dimana konsumen membeli produk

yang sama (merek yang sama) secara berulang kali.

2.2 Merek (Brand)

Merek merupakan nama atau simbol yang bersifat membedakan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa dari produsen tertentu, serta membedakannya

dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Aaker, 1991). Pada akhirnya,

merek memberikan tanda mengenai sumber produk serta melindungi konsumen

maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk-produk

yang tampak identik.

2.3 Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Merupakan kemampuan konsumen mengenali atau mengingat kategori

produk dari sebuah merek. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk

memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku,

juga merupakan key of brand asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen

lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa

ekuitas mereknya juga rendah.

2.4 Asosiasi Merek (Brand Association)

Memiliki pengertian sebagai segala atribut yang terkait erat dengan sebuah

merek (Aaker, 1991). Manfaat dari asosiasi merek berasal dari adanya nilai-nilai

sebagai berikut (Aaker, 1991): Membantu proses penyusunan informasi,

Membedakan, Alasan Pembelian, Menciptakan Sikap atau Perasaan Positif,

Landasan untuk perluasan.

2.4.1 Asosiasi Kepercayaan (Trust Association)

Aaker (1996) menyimpulkan asosiasi yang terkait antara merek

dengan kepercayaan (trustworthiness) sebagai salah satu dari banyak

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

6

asosiasi lainnya yang sangat penting dalam konsep perusahaan

online. Kepercayaan telah didefinisikan sebagai kemauan untuk

membuat diri rentan terhadap (pilihan) yang lain karena hasil yang

diharapkan menguntungkan (Earle et al., 2007). Sebuah tinjauan

akan definisi yang berbeda dari seluruh disiplin ilmu menunjukkan

kepercayaan mengacu pada sikap, disposisi, atau keyakinan yang kita

miliki tentang orang (pihak) lain yang diharapkan akan dapat

dipercaya (McLeod, 2008).

2.4.2 Asosiasi Nilai (Value Associations)

Nilai bagi konsumen adalah sebagai pemicu competitive advantage

utama pada lingkungan belanja di internet. Nilai adalah berbasis pada

persepsi konsumen dan bukan penilaian manajerial. Penelitian

terdahulu mengkonseptualisasikan nilai sebagai sebuah tradeoff

antara kualitas dengan harga (Naylor, 1996; Bolton & Drew, 1991).

Namun banyak peneliti lainnya berpendapat bahwa nilai adalah lebih

kompleks dari sekedar definisi tersebut, bahwa tipe-tipe lain dari

nilai konsumsi (consumption value) harus dipertimbakan oleh para

peneliti dan para manajer.

2.5 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Loyalitas merek adalah modal sesungguhnya yang dimiliki oleh pemasar,

bukan hanya merupakan sekedar brand saja. Tanpa loyalitas dari konsumennya,

brand hanyalah sebuah trademark, symbol dengan nilai yang kecil. Namun, dengan

loyalitas dari konsumennya, brand menjadi lebih dari sekedar trademark. Menurut

Oliver (1997), brand loyalty adalah pembelian sebuah merek diantara sekian brand

lain oleh konsumen secara rutin melalui proses evaluasi yang disengaja. Sehingga

brand loyalty dibentuk dengan adanya komitmen kuat untuk membeli kembali

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

7

barang atau jasa secara konsisten dengan memiliki resistensi terhadap penawaran

atas barang/jasa lain meskipun terdapat usaha pemasaran yang memiliki pengaruh

untuk mengurangi loyalitas sehingga dapat menyebabkan perubahan perilaku

terhadap barang/jasa tersebut.

2.6 Ekuitas Merek (Brand Equity)

Persepsi konsumen terhadap suatu produk memberikan pengaruh yang

sangat besar dalam proses pengambilan keputusan karena konsumen merupakan

salah satu kunci dari suksesnya suatu usaha. Hal ini tidak dapat dipungkiri

khususnya karena antara satu produk dengan produk yang lainnya (kompetitor)

umumnya telah memiliki kualitas, model, dan karakteristik tambahan (features)

yang tidak jauh berbeda, namun produk-produk tersebut dapat memiliki pangsa

pasar yang besarannya jauh berbeda karena salah satu produk memiliki ekuitas yang

lebih besar. Dari sisi pemasaran, brand equity dapat dirumuskan sebagai “the added

value with which a brand endows a product” (Farquhar, 1989),dan “serangkaian

asset dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan sebuah merek,

simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan suatu produk atau

jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan perusahaan tersebut” (Aaker, 1991).

2.7 Aktivitas Pemasaran Internet (Internet Marketing Activities)

Menurut Rios & Riquelme (2008), terdapat tiga aktivitas pemasaran online

yang dapat menjadi sumber dari ekuitas merek sebuah perusahaan, yaitu:

2.7.1 Web Functionality

Fungsionalitas merujuk kepada elemen desain dari website yang dapat

membuat interaksi menyenangkan dan dapat dinikmati ketika konsumen

membuka website tersebut, dimana konsumen dapat ditawarkan

berbagai macam pilhan seperti kecepatan mengunduh, grafis, gambar

3D, video, audio, dan kesediaan 24/7 (Heeter, 2000). Pentingnya desain

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

8

website telah ditekankan di banyak penelitian (Elliot & Fowell, 2000;

Bhatti, Bouch, & Kuchinsky, 2000; Szymanski & Hise, 2000).

2.7.2 Fulfillment

Yang dimaksud dengan fulfillment disini adalah berhubungan dengan

aspek delivery dalam proses pembelian (online) (Maltz et al., 2005).

Dari kacamata konsumen, pemenuhan berarti seberapa baik sebuah

bisnis online dapat mengantarkan produk yang sesuai mereka janjikan.

Bisa juga dikatakan sebagai tingkat bagaimana situs menjanjikan seperti

penyerahan pesanan dan ketersediaan barang yang dapat dipenuhi,

berhubungan dengan akurasi dari janji layanan, memiliki stok

persediaan, dan menyerahkan produk tersebut pada waktu yang di

janjikan.

2.7.3 Layanan Pelanggan Online (Online Customer Support Service)

Menurut Turban et al. (2002), layanan pelanggan adalah serangkaian

kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan tingkat kepuasan

pelanggan. Yaitu, perasaan bahwa suatu produk atau jasa telah

memenuhi harapan pelanggan.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

9

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupa penelitian eksploratori yang mempunyai tujuan utama

memberikan gagasan, wawasan dan pemahaman atas situasi permasalahan yang dihadapi

(Santoso & Tijiptono, 2004) dan digunakan untuk mendapatkan wawasan mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan penelitian, terutama untuk mengidentifikasi atribut-atribut dari

variabel kesesuaian fungsional (functional congruity), kesesuaian ekuitas merek dengan

intensi pembelian kembali konsumen yang ideal (ideal self congruity). Penelitian ini juga

merupakan penelitian eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua

atau lebih gejala atau variabel. Juga disebut sebagai penelitian konfirmatori (Confirmatory

research) dan makin dikenal sebagai penelitian korelasional (Correlational research)

dengan jenis hubungan assymetrical-causal, disposition behavior yaitu analisis sebuah

variabel yang membuat individu melakukan suatu perilaku.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan single cross-sectional design dimana

terdapat satu kategori sampel responden di dalam target populasi dan yang akan

memberikan informasi sebanyak satu kali (Maholtra, 2007). Peneliti akan melakukan

penelitian untuk mengetahui tanggapan responden terhadap brand equity dari Cotton Ink

dan kaitannya dengan repurchase intentions, khususnya bagi responden yang berumur 17-

25 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta, Depok dan Bekasi.

Metode sampling yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu

pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan judgement sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan penelitian peneliti,

responden tersebut adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitian.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

10

H8

H6

H9

H12

H13

H10

Online

Customer

Support

Service

Fulfilment

Web

Functionality

Awareness

Value

Associations

Trust

Associations

Loyalty

Brand Equity Repurchase

Intentions

H7

H11

H14

Gambar 3.1 Model Penelitian

Sumber: Diadaptasi dari Rios dan Riquelme, Sources of Brand Equity for Online Companies, 2008

dan Bojei dan Hoo, Brand Equity and Current Use As The New Horizon for Repurchase Intention of

Smartphone, 2012

Metode pengolahan data yang digunakan peneliti dalam memperoleh hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Analisis Kuesioner

Peneliti melakukan pemeriksaan awal kuesioner untuk menentukan layak atau

tidaknya kuesioner untuk diproses lebih lanjut, agar mendapatkan data yang sesuai

dengan kriteria yang diinginkan. Hal ini dilakukan karena terdapat beberapa hal

yang menyebabkan kuesioner tidak dapat diolah.

2. Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah distribusi secara matematis yang bertujuan untuk

menghitung jumlah respon yang memiliki asosiasi dengan nilai yang berbeda dari

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

11

satu variabel dan untuk menunjukkan nilai tersebut ke dalam suatu persentase

(Maholtra, 2007).

Untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan dan

Berdasarkan penelusuran studi eksplorasi yang dilakukan pada jurnal Sources of Online

Brand Equity oleh Rosa E. Rios & Hernan E. Riquelme (2009) dan Brand Equity and

Current Use As The New Horizon for Repurchase Intention of Smartphone oleh Jamil Bojei

& Wong Chee Hoo (2012), penulis melakukan deductive reasoning dari model penelitian

yang telah disebutkan dan membuat hipotesis sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Path

H1 Awareness berpengaruh positif terhadap Brand Equity

H2 Loyalty berpengaruh positif terhadap Brand Equity

H3 Trust berpengaruh positif terhadap Brand Equity

H4 Perceived Brand Value Association berpengaruh positif terhadap

Brand Equity

H5 Functionality website berpengaruh positif terhadap Awareness

H6 Functionality website berpengaruh positif terhadap Perceived Value

H7 Functionality website berpengaruh positif terhadap Perceived

Loyalty

H8 Functionality website berpengaruh positif terhadap Perceived Trust

H9 Semakin banyak janji yang dipenuhi (fulfilled) oleh website Cotton

Ink, semakin banyak pelanggan yang percaya pada Cotton Ink

H10 Fulfillment berpengaruh positif terhadap Perceived Loyalty

konsumen Cotton Ink

H11

Perceived Loyalty dari Cotton Ink berpengaruh positif terhadap

sejauh mana Cotton Ink dianggap menyediakan Customer Service

Support

H12

Perceived Trust dari Cotton Ink berpengaruh positif terhadap sejauh

mana Cotton Ink dianggap dapat memenuhi

permintaanakanCustomer Service Support

H13 Perceived Value dari Cotton Ink berpengaruh positif terhadap sejauh

mana Cotton Ink dianggap menawarkan Customer Service Support

H14 Brand Equity berpengaruh positif terhadap Repurchase Intention

merek Cotton Ink

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

12

Setelah diperoleh data dan informasi dari pengisian kuesioner, selanjutnya dilakukan uji

validitas dan reabilitas.Kemudian data diseleksi dan diberi kode sesuai dengan variabel dan

klasifikasi variabel. Setelah itu pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu,

yaitu software LISREL 8.8.

Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik

analisis structural equation modeling untuk mengolah dan membahas data yang telah

diperoleh dan untuk menguji hipotesis yang diajukan. SEM adalah model regresi

multivariat dimana respon dari variabel pada satu persamaan regresi dapat menjadi peramal

bagi persamaan lainnya, variabel pada SEM dapat saling mempengaruhi (Fox, 2002). SEM

merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah, yaitu simultaneous equation

modeling dan factor analysis. SEM bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar

variabel yang ada dalam model tersebut, baik antar-indikator dengan variabel atau

hubungan antar variabelnya.

SEM banyak digunakan pada persamaan simultan, analysis of covariance structure,

analisis kausal linier, analisis lintasan (path analysis) dan model persamaan struktural.

Tahapan dalam SEM menurut Hair et al., (1998) dibagi menjadi 7 langkah, yaitu:

1. Pengembangan model secara teoritis;

2. Penyusunan jalur diagram;

3. Pengubahan diagram jalur menjadi persamaan struktural;

4. Memilih matriks input untuk analisis dan estimasi model yang

diusulkan;

5. Penilaian identifikasi model struktural;

6. Penilaian kriteria goodness of fit;

7. Penginterpretasian dan modifikasi model.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

13

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap pretesting

Tahap ini dilakukan sebelum tahap field work yaitu dimana kuesioner diujikan

ke sejumlah kecil sampel dari responden yang bertujuan untuk menguji validitas

dan reliabilitas sehingga penelitian dapat secara ilmiah dipertanggungjawabkan.

Dilihat dari nilai cronbach alpha sebesar 0,939 dan nilai r hitung yang lebih

besar dari r tabel (0,271), maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah

memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

4.2 Profil Responden

Pengambilan data berhasil dilaksanakan dengan perolehan 269 responden.

Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari 6,4% responden laki-laki

dan 93,6% responden perempuan. Secara tidak langsung memperlihatkan,

pelanggan Cotton Ink adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.1 Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin

Sumber : Data primer yang diolah 2012

Tabel tersebut memperlihatkan nilai presentase, sedangkan dalam absolute

menunjukkan 17 laki-laki dan 270 perempuan. Selain jenis kelamin pada

gambar 4.3, selanjutnya dapat dibagi karakteristik responden menurut umur.

Jenis Kelamin Persentase

Laki-laki 6,4%

Wanita 93,6%

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

14

Tabel 4.2 Persentase Responden Menurut Kelompok Umur

Sumber : Data primer yang diolah 2012

Karakteristik responden menurut kelompok umur memperlihatkan bahwa

mayoritas responden berumur di bawah 20 tahun, yaitu sebesar 52,4% dari total

keseluruhan responden. Disusul oleh kelompok umur 20 tahun s/d <25 tahun.

Jumlah yang besar pada kelompok-kelompok umur ini menunjukkan bahwa

target market utama Cotton Ink adalah young adults dengan usia 17 s/d 25

tahun. Sedangkan paling sedikit responden berada pada kelompok umur di atas

30 tahun. Selanjutnya adalah karakteristik responden menurut pekerjaan saat ini.

Tabel 4.3 Persentase Responden Menurut Pekerjan

Sumber : Data primer yang diolah 2012

Usia Persentase

<20 tahun 52,4%

20 tahun s/d <25 tahun 33,3%

25 tahun s/d <30 tahun 8,9%

>30 tahun 5,2%

Pekerjaan Persentase

Pelajar 11,6%

Mahasiswa 59,6%

Karyawan/ti 19,9%

Ibu Rumah Tangga 3,4%

Lainnya 5,6%

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

15

Mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa, dengan persentase

59,6% yang selanjutnya adalah karyawan/ti sebesar 19,9%.

Selanjutnya adalah pengeluaran rata-rata dalam belanja online per bulan

responden yang diteliti pada penelitian ini memperlihatkan paling banyak

memiliki pengeluaran kurang dari Rp 750.000,-, yaitu sebanyak 46,8%.

Mayoritas responden berada pada kelompok dengan pengeluaran rata-rata dalam

belanja online per bulan sebanyak kurang dari Rp 750.000,-, hal ini

dimungkinkan karena mayoritas responden adalah mahasiswa sehingga

kemampuan untuk berbelanja pun masih terbatas.

Tabel 4.4 Persentase Responden Menurut Kelompok Pengeluaran Rata-

Rata dalam Belanja Online per Bulan

Sumber : Data primer yang diolah 2012

Selanjutnya adalah persentase responden berdasarkan jumlah kunjungan rata-rata

per bulan ke website Cotton Ink.

Pengeluaran Rata-Rata dalam Belanja

Online Per Bulan Persentase

Kurang dari Rp 750,000 46,8%

Rp 750,000 - Rp 1,500,000 28,8%

Rp1,500,001 - Rp 3,000,000 17,2%

Rp 3,000,001 - Rp 4,500,000 2,2%

Rp 4,500,001 - Rp 6,000,000 1,5%

Lebih dari Rp 6,000,001 3,4%

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

16

Tabel 4.5 Persentase Responden Menurut Jumlah Kunjungan Rata-Rata per

Bulan ke Website Cotton Ink

Sumber : Data primer yang diolah 2012

Berdasarkan hasil dari penelitian pada responden, paling banyak berkunjung ke

website kurang dari 3 kali dalam sebulan, yaitu sebanyak 38,9%.

Tabel 4.6 Persentase Responden Menurut Kelompok Pengeluaran Rata-

Rata Setiap Kali Berbelanja di Website Cotton Ink

Pengeluaran Rata-Rata Setaip Kali

Berbelanja di Website Cotton Ink Persentase

Kurang dari Rp 150,000 10,5%

Rp 150,001 - Rp 200,000 32,2%

Rp 200,001 - Rp 250,000 24,7%

Rp 250,001 - Rp 300,000 20,6%

Lebih dari Rp 300,001 12%

Sumber : Data primer yang diolah 2012

Jumlah Kunjungan Rata-Rata Per Bulan

ke Website Cotton Ink Persentase

Kurang dari 3 kali 46,8%

3-6 kali 28,8%

7-9 kali 17,2%

10-12 kali 2,2%

Lebih dari 13 kali 1,5%

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

17

Hasil dari pengelompokan responden berdasarkan kelompok pengeluaran rata-

rata ini, mayoritas adalah kelompok pengeluaran antara Rp 150.000,- sampai

dengan Rp 200.000,- yaitu dengan persentase 32,2%. Dari persentase di atas,

dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menghabiskan antara Rp

150,000,- s/d Rp 200,000,- setiap kali berbelanja di website Cotton Ink. Dimana

rata-rata harga baju di Cotton Ink adalah berkisar antara Rp150,000,- s/d Rp

250,000,-, jadi bisa dikatakan bahwa pada rata-rata, responden membeli 1-2

potong baju setiap kali berbelanja di website Cotton Ink.

4.3 Analisis Deskriptif

Hasil dari isian dijabarkan sesuai dengan dimensi variabelnya. Hasil

gambaran umum penelitian ini diperoleh dengan criteria-kriteria yang telah

ditentukan. Berikut adalah ringkasan nilai mean tertinggi dari setiap

konstruk dalam penelitian ini

Tabel 4.7 Ringkasan Nilai Mean Tertinggi dari Setiap Kontstruk

Variabel – Kategori Nilai

Mean

Awareness AW 1: “Saya tahu merek Cotton Ink” 5,15

Value

Associations

CP2: “Cotton Ink sering menampilkan promosi

produk 4,53

SC4: “Berbelanja di Cotton Ink dapat menghemat

waktu 5,08

BD 2: “Cotton Ink menyediakan banyak pilihan

dari setiap produknya

BD 3: “Di Cotton Ink tersedia banyak pilihan

model/desain dari setiap produknya

4,83

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

18

Variabel – Kategori Nilai

Mean

Trust

Association TA 3: “Saya percaya dengan Cotton Ink” 5,08

Loyalty

LOY 3: “Saya pasti akan merekomendasikan

Cotton Ink kepada teman-teman dan kerabat

terdekat”

4,87

Brand Equity BE 4 : “Cotton Ink adalah merek yang mudah

disukai” 4,94

Functionality FU 2: “Website Cotton Ink mudah digunakan (user

friendly) 5,25

Customer

Service

CS 2: “Website Cotton Ink menawarkan berbagai

alternative pelayanan pelanggan (email, Twitter,

Facebook, SMS)

4,94

Fulfillment FUL 2: “Cotton Ink mengirimkan barang sesuai

dengan yang dipesan” 5,08

Repurchase

Intention

RI 1: “Saya memilih untuk terus berbelanja di

website Cotton Ink” 4,70

Sumber: Hasil olah data peneliti

4.4 Analisis Model Pengukuran

Hasil perolehan data dalam penelitian ini digambarkan dari isian yang

dimasukkan oleh responden. Isian ini tergambar dari berapa banyak yang

mengisi sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, agak setuju, setuju,

dan sangat setuju. Frekuensi dan persentase yang yang muncul

memperlihatkan persentase banyaknya yang mengisi isian. Frekuensi dan

persentase dilihat per indikator dan per dimensi yang dilihat sebagai

gambaran umum hasil penelitian.

4.5 Analisis Confirmatory Factor Analysis

Model Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada pengukuran ini

menunjukkan hubungan operasionalisasi dari indikator yang membentuk

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

19

dimensi/konstruk. Hasil di atas memperlihatkan sejauh mana indikator

mampu membangun dimensi yang sudah ditentukan berdasarkan teori.

Sehingga pada analisis ini langkah pertama yang dilakukan adalah mengkaji

teori tentang konstruk yang akan diukur. Dalam menguji teori tentang

konstruk yang akan diukur dengan melihat nilai signifikansi untuk masing-

masing observer yang membangun dimensi/konstruknya. Setelah dilakukan

pengujian terhadap nilai validitas dan reliabilitas model pengukuran,

ditemukan koefisien model CFA dan terdapat beberapa variabel yang

memiliki reliabilitas kurang. Lalu peneliti menganalisis model dengan

mengurangkan indicator observed yang memiliki validitas kurang. Validitas

kurang tidak mampu membangun konstruk yang kuat, dimana dimensi yang

digunakan tidak mampu membuat reliabilitas yang baik. karena itulah

peneliti melakukan analisis second order CFA. Analisis ini dilakukan karena

tidak terpenuhinya keseluruhan faktor yang mendasari konstruk yang

dibentuk. Hasil nilai signifikansi model CFA dapat dilihat dalam Gambar

4.1 di bawah ini.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

20

AW111.08

AW29.40

AW39.36

AW49.21

AW59.52

CP111.29

CP211.18

CP311.03

CP410.87

SC111.15

SC211.23

SC310.98

SC410.80

SC510.33

BD111.11

BD210.31

BD310.31

BD410.98

BD511.30

BD611.22

TA19.60

TA29.26

TA39.61

TA410.55

TA59.78

LOY110.02

LOY28.79

LOY310.17

LOY49.30

LOY510.38

BE111.02

BE28.94

BE39.14

BE410.01

FU19.81

FU29.41

FU39.03

FU410.44

FU510.37

CS19.51

CS210.55

CS39.74

CS49.14

FULF18.01

FULF28.50

FULF39.82

RI17.06

RI210.28

RI310.31

Awarenes 0.00

ValueAss 0.00

TrustAss 0.00

Loyalty 0.00

BrandEqu 0.00

Function 0.00

CustServ 0.00

Fulfilme 0.00

ReInten 0.00

Chi-Square=5018.88, df=1091, P-value=0.00000, RMSEA=0.116

7.50

13.27

13.34

13.61

13.04

7.348.52

9.6710.73

8.70

8.04

10.0311.14

13.189.07

13.25

13.25

10.057.27

8.05

14.80

15.45

14.78

12.0214.41

13.65

16.01

13.22

15.2212.53

8.4414.50

14.21

12.48

14.50

15.33

15.9712.62

12.87

13.44

10.60

12.96

14.09

14.87

14.3312.17

12.668.87

8.81

13.57

15.67

14.1012.80

21.52

14.36

16.85

15.99

15.97

21.32

12.99

10.98

25.44

12.41

20.19

15.03

17.03

17.75

15.00

17.32

21.52

11.74

11.77

16.05

12.47

14.24

16.22

18.57

7.99

14.26

9.25

14.24

12.50

7.98

10.71

14.12

Gambar 4.2 T-Value per Dimensi Model CFA

Sumber : Hasil olah data peneliti

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

21

Tabel 4.8 Uji Kecocokan Model CFA

No Goodness of Fit

Index

Cutoff

Value

Nilai Kriteria

1 Chisquare Chi Square Kecil

P value > 0,05

1256.02 Tidak Fit

2 NCP 564.96 ; 768.83 663.02 Fit 3 RMSEA 0.6 <RMSEA< 0.7 0.065 Fit 4 ECVI 5.14 ; 5.90 5.51 Fit

5 AIC 1406.00 : 27683.42 1476.02 Fit 6 CAIC 27683.42 < CAIC < 4636.08 1981.44 Fit

7 NFI ≥0,90 0.96 Fit 8 NNFI ≥0,90 0.97 Fit 9 PNFI ≥0,90 0.85 Tidak Fit 10 CFI ≥0,90 0.98 Fit 11 IFI ≥0,90 0.98 Fit 12 RFI ≥0,90 0.95 Fit 13 CN < N (300) 148.32 Fit 14 sRMR < 0,05 0.059 Tidak Fit

15 GFI ≥0,90 0.80 Tidak Fit

16 AGFI ≥0,90 0.76 Tidak Fit

17 PGFI ≥0,90 0.67 Tidak Fit

Sumber : Hasil olah data peneliti

Setelah melakukan pengujian terhadap Goodness of Fit model pengukuran

CFA, tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian reliabilitas dan

validitas dalam model CFA penelitian ini, Hasil dari validitas dan reliabilitas dari

second order CFA dapat dilihat pada tabel 4.8. Hasil uji validitas dan reliabilitas ini

yang nantinya akan digunakan dalam pengukuran model struktural.

FU19.80

FU29.40

FU38.81

FU410.32

FU510.28

CS110.58

CS211.14

CS310.78

CS410.40

FULF17.53

FULF28.64

FULF39.78

Function

CustServ

Fulfilme

Awarenes

ValueAss

TrustAss

Loyalty

BrandEqu

ReInten

AW111.00

AW29.28

AW3 9.13

AW4 9.25

AW59.46

CP111.26

CP211.23

CP311.20

CP4 10.92

SC1 11.19

SC211.20

SC310.93

SC410.71

SC510.32

BD1 11.15

BD2 10.16

BD3 10.17

BD4 10.94

BD5 11.27

BD6 11.25

TA19.68

TA2 9.59

TA3 9.89

TA410.60

TA59.87

LOY1 9.97

LOY2 8.94

LOY3 9.98

LOY4 9.00

LOY5 10.44

BE1 10.88

BE2 9.09

BE3 9.29

BE4 10.19

RI1 10.65

RI2 5.89

RI3 5.36

Chi-Square=5164.97, df=1121, P-value=0.00000, RMSEA=0.116

0.00

7.36

7.40

7.37

7.30

0.00

0.00

0.00

10.36

0.00

0.00

10.27

11.56

13.25

0.00

13.82

13.76

10.20

0.00

0.00

0.00

13.75

13.24

11.34

13.27

0.00

13.01

11.75

12.95

10.77

0.00

8.49

8.42

7.88

0.00

7.15

7.14

14.26

15.10

16.04

12.77

12.92

12.96

9.49

11.98

13.68

15.05

13.89

12.00

6.82

3.412.04

5.10

4.98

-3.05

7.57

12.74

10.83

2.66

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

22

4.6 Analisis Stuctural Equation Modelling (SEM)

Structural Equation Modelling (SEM) merupakan teknik statistik untuk

menguji dan memperkirakan hubungan kausal dengan menggunakan

kombinasi data serta asumsi kausal kualitatif. Asumsi yang harus dipenuhi

pada analisis SEM adalah data harus memiliki skala continues, memiliki

distribusi normal, serta model yang sudah didefinisikan sesuai dengan teori.

Karena data hasil penelitian yang merupakan data Ordinal, maka ada

penelitian ini menggunakan metode Measure Succesive Interval untuk

mengubah data skala ordinal menjadi interval sehingga asumsi terpenuhi.

Menguji model struktural adalah dengan:

4.6.1 Path Analysis

Model struktural SEM pada penelitian ini dikembangkan

diagram alur (Path Diagram) yang akan diestimasi. Model

path spesifikasi pada penelitian ini merepresentasikan

permasalahan yang diteliti.

4.6.2 Uji Goodness of Fit (GOF)

Dari hasil persamaan tersebut dilakukan uji Goodness of Fit

(GOF) untuk melihat kecocokan model yang bersangkutan.

Analisis SEM dengan teknik MLE memiliki banyak uji awal

untuk memastikan model yang dibangun tersebut apakah

sudah fit atau belum. Setidaknya terdapat 15 uji awal yang

dipastikan dilihat dalam pengujian Goodness of Fit (GOF).

Dari hasil uji GOF pada penelitian ini ada 10 kriteria

kecocokan model dan 7 kriteria yang menjelaskan

ketidakcocokan model yang digunakan dalam penelitian.

Hasil ini menggambarkan bahwa lebih dari separuh uji

kecocokan mengatakan bahwa model yang digunakan sudah

fit untuk dianalisis.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

23

4.6.3 Analisis Hubungan Kausal

Pengujian hubungan kausal dilakukan untuk menguji

signifikansi hubungan antar variabel dan dapat pula

digunakan untuk menguji hipotesis. Dapat disimpulkan pada

tabel berikut:

Tabel 4.9 T-value dan Koefisien pada Model Struktural

No. Path Estimasi T-value Kesimpulan

1 Functionality→Awareness 0,70 9,48 Signifikan

2 Functionality →Value Associations 0,03 0,28 Tidak Signifikan

3 Functionality → Trust Association 0,57 5,35 Signifikan

4 Functionality → Loyalty 0,11 0,96 Tidak Signifikan

5

Customer Service→Value

Associations 0,80 5,70 Signifikan

6

Customer Service →Trust

Association 0,21 1,71 Tidak Signifikan

7 Customer Service → Loyalty 0,56 3,83 Signifikan

8 Fulfillment →Trust Association 0,13 1,35 Tidak Signifikan

9 Fulfillment → Loyalty 0,11 0,99 Tidak Signifikan

10 Awareness →Brand Equity 0,31 4,27 Signifikan

11 Value Associations →Brand Equity 0,18 2,26 Signifikan

12 Trust Associations → Brand Equity 0,17 2,05 Signifikan

13 Loyalty → Brand Equity 0,35 4,56 Signifikan

14

Repurchase Intention → Brand

Equity 0,37 4,17 Signifikan

Sumber: Output LISREL 8.70 hasil olahan peneliti

4.6.4 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi berfungsi untuk menunjukkan

seberapa jauh masing-masing variabel independen dapat

menjelaskan variabel dependennya. Berikut ini merupakan

table hasil ringkasan dari nilai koefisien determinan R2

tersebut.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

24

Tabel 4.10 Nilai Koefisien Determinan (R2)

No. Hubungan R2

1 Functionality→Awareness 0,49

2 Customer Service → Value Associations 0,69

3

Functionality, Fulfilment, Customer Service → Trust

Association 0,72

4 Functionality, Customer Service, Fulfilment → Loyalty 0,57

5

Awareness, Loyalty, Trust Association, Value Association →

Brand Equity 0,69

6 Brand Equity → Repurchase Intention 0,14 Sumber: Output LISREL 8.70 hasil olahan peneliti

4.7 Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil hipotesis ini terangkum dalam tabel 4.11 berikut.

Hipotesis Path Estimasi Nilai T Kesimpulan

H1 Awareness berpengaruh positif terhadap Brand

Equity 0.31 4.29 Signifikan

H2 Loyalty berpengaruh positif terhadap Brand

Equity 0.35 4.55 Signifikan

H3 Trust berpengaruh positif terhadap Brand

Equity 0.17 2.06 Signifikan

H4 Perceived Brand Value Association

berpengaruh positif terhadap Brand Equity 0.18 2.24 Signifikan

H5 Functionality website berpengaruh positif

terhadap Awareness 0.7 9.47 Signifikan

H6 Functionality website berpengaruh positif

terhadap Perceived Value 0.03 0.28

Tidak

Signifikan

H7 Functionality website berpengaruh positif

terhadap Perceived Loyalty 0.11 0.83

Tidak

Signifikan

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

25

Hipotesis Path Estimasi Nilai T Kesimpulan

H8 Functionality website berpengaruh positif

terhadap Perceived Trust 0.03 5.27 Signifikan

H9

Semakin banyak janji yang dipenuhi (fulfilled)

oleh website Cotton Ink, semakin banyak

pelanggan yang percaya pada Cotton Ink

0.13 1.34 Tidak

Signifikan

H10 Fulfillment berpengaruh positif terhadap

Perceived Loyalty konsumen Cotton Ink 0.11 0.96

Tidak

Signifikan

H11

Perceived Loyalty dari Cotton Ink berpengaruh

positif terhadap sejauh mana Cotton Ink

dianggap menyediakan Customer Service

Support

0.56 3.92 Signifikan

H12

Perceived Trust dari Cotton Ink berpengaruh

positif terhadap sejauh mana Cotton Ink

dianggap dapat memenuhi

permintaanakanCustomer Service Support

0.21 1.76 Tidak

Signifikan

H13

Perceived Value dari Cotton Ink berpengaruh

positif terhadap sejauh mana Cotton Ink

dianggap menawarkan Customer Service

Support

0.8 9.41 Signifikan

H14 Brand Equity berpengaruh positif terhadap

Repurchase Intention merek Cotton Ink 0.37 4.17 Signifikan

Sumber: Output LISREL 8.70 hasil olahan peneliti

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Keempat sumber ekuitas merek yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

Awareness, loyalty, trust association dan value associations terbukti

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand equity

Unsur-unsur dari internet marketing activities yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu functionality, fulfillment dan customer service

menunjukkan hasil yang berbeda-beda, functionality berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap awareness dan trust, namun tidak signifikan

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

26

terhadap value dan loyalty. Sementara itu fulfillment tidak berpengaruh

signifikan terhadap trust dan loyalty. Dan pengaruh customer service terhadap

loyalty dan value terbukti positif dan signifikan dan tidak signifikan terhadap

trust.

Brand equity berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap repurchase

intention.

5.2 Saran Manajerial

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka Penulis dapat memberikan

beberapa saran terkait kepada Cotton Ink sebagai berikut:

Dari keempat sumber brand equity yang digunakan pada penelitian ini, terlihat

bahwa Cotton Ink sudah memiliki awareness yang cukup baik di mata

konsumennya, namun sebaiknya ditingkatkan lagi agar dapat menjadi top of

mind di benak para konsumen. Karena dilihat dari hasil analisis deskriptif

variabel awareness, rata-rata tertinggi menunjukkan bahwa konsumen sudah

tahu akan merek Cotton Ink, namun masih butuh bantuan untuk mengingat

mereknya. Dari hasil mean tersebut terlihat bahwa konsumen Cotton Ink baru

‘sekedar’ tahu merek Cotton Ink, dan belum sampai mengenal dengan baik dan

menjadi yang pertama di benak mereka. Sehingga perlu dibangun lagi

awareness yang lebih tinggi melalui berbagai macam promosi, seperti iklan di

majalah, sering mengikuti bazaar atau pameran, dan lain-lain.

Cotton Ink harus terus mengembangkan nilai-nilai yang bisa mereka berikan

kepada konsumennya. Dari analisis deskriptif, nilai mean tertinggi pada

indikator ini menunjukkan bahwa konsumen sudah merasa Cotton Ink sering

menampilkan promosi produk, juga mereka merasa berbelanja di website

Cotton Ink dapat menghemat waktu mereka. Selain itu, konsumen merasa

bahwa Cotton Ink sudah cukup banyak memberikan pilihan dalam

model/desain produk, sehingga bisa dikatakan produk-produk yang dihasilkan

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

27

oleh Cotton Ink tidak monoton. Namun karena industri pakaian juga

merupakan salah satu industri kreatif yang pesat perkembangannya, maka

Cotton Ink harus melakukan inovasi-inovasi yang kreatif, seperti salah satu

contohnya adalah membuat perbedaan pada packaging yang go green atau

terbuat dari kertas daur ulang. Atau bisa juga pada setiap package yang akan

dikirimkan, selipkan sebuah thank you note untuk konsumen. Bisa juga dengan

menggunakan bahan organic cotton di produk Cotton Ink sehingga konsumen

akan merasa memiliki nilai lebih jika berbelanja di Cotton Ink.

Cotton Ink juga harus senantiasa meningkatkan kepercayaan yang telah

terbentuk dengan konsumennya. Pada bisnis online, kepercayaan adalah salah

satu faktor utama yang harus terus dijaga. Ditambah lagi masyarakat Indonesia

masih sangat sensitive dengan kepercayaan terhadap belanja online. Salah

satunya adalah dengan menjaga kualitas website Cotton Ink, jangan sering

mengalami error. Karena website adalah jaminan utama dari sebuah bisnis

online, maka ketika website nya tidak dapat diandalkan, kepercayaan akan sulit

tumbuh. Kepercayaan ini pun sangat erat kaitannya dengan loyalitas, dari

keempat sumber brand equity, terbukti bahwa loyalty adalah yang paling

signifikan pengaruhnya terhadap brand equity, hal ini harus dimanfaatkan,

karena jika konsumen sudah percaya dengan kualitas dan nilai-nilai yang

diberikan Cotton Ink, maka mereka akan loyal.

Cotton Ink sebaiknya member perhatian lebih pada internet marketing

activities mereka, karena mereka berbasis online, sehingga harus senantiasa

mengembangkan dan mengevaluasi program pemasaran mereka. Misalnya

dengan adanya live chat pada website Cotton Ink yang memungkinkan

konsumen bertanya langsung kepada customer service. Juga tampilan website

yang dibuat lebih menarik, dan diadakan pengembangan agar tidak terkesan

membosankan. Misalkan saja beri sedikit warna pada elemen desain dari

website Cotton Ink, agar tidak selalu bernuansa hitam-putih atau monochrome.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

28

Dari segi fulfillment, yaitu pemenuhan janji yang diberikan pada konsumen,

Cotton Ink harus memastikan bahwa konsumen akan mendapat sesuai dengan

apa yang mereka lihat di website. Jangan sampai terjadi perbedaan yang cukup

jauh antara barang asli dengan tampilan di website, karena itu akan sangat

mengecewakan konsumen dan menghilangkan kepercayaan dan bahkan

loyalitas mereka pada Cotton Ink. Apalagi konsumen dan target market

utamanya adalah dalam kategori young adults yang sangat dinamis dalam

mengikuti perubahan. Sehingga para pengusaha harus mengantisipasinya

dengan membuat inovasi-inovasi dalam hal apapun yang bisa meningkatkan

nilai yang diterima konsumen dan meningkatkan loyalitas mereka.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan dalam cakupan Jakarta, Bekasi, dan Depok saja.

Dengan demikian sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya, agar

penelitian tidak hanya dilakukan di Jakarta, Bekasi, dan Depok saja, tetapi juga

dilakukan kota-kota besar lain, seperti saja Bandung atau Jogjakarta, karena

kedua kota itu memiliki karakter konsumen muda yang tidak jauh berbeda

dengan Jakarta dan sekitarnya. Dengan demikian tingkat keberlakuan hasil

penelitian bisa lebih besar. Juga dapat dilihat pemasaran Cotton Ink sudah

sampai di kota mana saja.

Objek penelitian pada penelitian ini hanya mencakup konsumen yang pernah

berbelanja produk Cotton Ink melalui website www.cottonink-shop.com saja.

Maka penelitian selanjutnya bisa menambah objek penelitian, dalam hal ini

bukan hanya merek Cotton Ink saja, tetapi juga membandingkan dengan merek

online lainnya, contohnya seperti Nikicio, yang juga merupakan salah satu

pioneer online brand lokal di Indonesia.

Lebih memperdalam teori mengenai pengaruh ekuitas merek terhadap

repurchase intention untuk lebih mendukung hasil penelitian dan

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

29

mempermudah menganalisis hasil penelitian. Karena dimensi ekuitas merek

sangatlah luas dan masih banyak celah yang bisa dijadikan penelitian

selanjutnya.

Penyebaran kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan dua

cara yakni penyebaran langsung kepada responden dan penyebaran secara

online dengan bantuan google spreadsheet. Karena ada dua cara ini, maka

kontrol peneliti menjadi rendah atau bahkan tidak punya kontrol saat

responden mengisi kuesioner tersebut. Dengan demikian bagi penelitian

selanjutnya diharapkan lebih selektif dalam pencarian responden agar hasil

olah data dapat lebih akurat.

6. KEPUSTAKAAN

Aaker, D. (1991), Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name,

The Free Press, New York, NY.

Aaker, D. (1996), Building Strong Brands, The Free Press, New York, NY.

Asia Marketing Research, Internet Usage, Population Statistics and Facebook

Information, Desember 2012, http://internetworldstats.com/asia.htm#id

Bhatti, N., Bouch, A., & Kuchinsky, A. (2000). Integrating user-perceived quality into

Web server design. Computer Networks, 22, 1-16.

Bojei. J and Hoo. W. C, Brand Equity and Current Use As The New Horizon for

Repurchase Intention of Smartphone, 2012

Bolton, R.N. and Drew, J.H. (1991) ‘A Multistage Model of Customers’ Assesments of

Service Quality and Value’, Journal of Consumer Research 17 (4): 875-84.

Cotton Ink dalam Jakarta Fashion Week 2012,

http://www.jakartafashionweek.co.id/id/content/designer/2013/cotton.ink/001/0

04/342

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

30

Dawar, N. and Parker, P. (1994), Marketing Universals: Consumers’ use of brand

name, price, physical appearance, and retailer reputatuion as signals of product

quality, Journal of Marketing, Vol. 58 (April 1994), 81-95

Earle , T . C . , Siegrist , M . and Gutscher , H . ( 2007 ) . Trust, Risk Perception, and

the TCC Model of Cooperation . In Siegrist, M., Earle, T.C. and Gutscher, H.

(eds) Trust in Cooperative Risk Management: Uncertainty and Scepticism in

the Public Mind . London: Earthscan , pp 1 – 49 .

Elliot, S., & Fowell, S. (2000). Expectations versus reality: A snapshot of consumer

experiences with Internet retailing. International Journal of Information

Management, 20, 323-336.

Farquhar, P. (1989), “Managing brand equity”, Marketing Research, Vol. 1, pp. 24-33.

Greatorex, M. and Mitchell, V.-W. (1993), “Developing the perceived risk concept”,

“Emerging issues in marketing”, in Davies, M. et al. (Eds), Proceedings,

Marketing Education Group Conference, Loughborough, Vol. 1, pp. 405-15.

Hair, J.F., et al., (1995), Multivariate data analysis with reading, Ed. 4. New Jersey:

Prentice Hall International, Inc.

Heeter, C. (2000), “Interactivity in the context of designed experiences”, Interactive

Advertising, Vol. 1 No. 1, available at: www.jiad.org

Malhotra, N. K. (2007), Marketing Research An Applied Orientation (5th

ed.). New

Jersey: Pearson Education.

Maltz, A., Rabinovich, E. and Sinha, R. (2005), “Order management for profit on the

internet”, Business Horizons, Vol. 48 No. 2, pp. 113-23.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013

31

McLeod, C. (2008). Trust. In E. Zalta (Ed.), The Stanford encyclopedia of philosophy

(2008th ed.). Stanford: Stanford University.

Mowen, J. C and Minor, M. (2001), Consumer Behavior, Prentice Hall.

Naylor, G. (1996), How Consumers Determine Value: A New Look at Inputs and

Processes. Dissertation. University of Arizona.

Page, C. and Lepkowska-White, E. (2002), “Web Equity: A Framework for Building

Consumer Value in Online Companies”, Journal of Consumer Marketing, Vol.

19 No. 3, pp. 231-48.

Perilaku Digital Pasar Remaja, 4 Juli 2012

http://www.marketing.co.id/blog/2012/07/04/perilaku-digital-pasar-remaja/

Rios, E.R. and Riquelme, E.H. (2008), “Brand equity for online companies”, Marketing

Intelligence & Planning, Vol. 26 No. 7, pp. 719-42.

Sharp, Byron, Wright, M. and Goodhardt, G. (2002), "Purchase loyalty is polarised into

either repertoire or subscription patterns," Australasian Marketing Journal,10

(3), 7.

Szymanski, D. M., & Hise, R. T. (2000). E-satisfaction: An initial examination. Journal

of Retailing, 76(3), 309-322.

Teas, R.K. and Agarwal, S. (2000) ‘The Effects of Extrinsic Product Cues on

Consumers’ Perceptions of Quality, Sacrifice, and Value’, Journal of the

Academy of Marketing Science 28 (2) 278-90.

Turban, Efraim (2002). Electronic Commerce: A Managerial Perspective. Prentice

Hall.

Universitas Indonesia

Analisis Pengaruh..., Aprianty Ramannisa, FE UI, 2013