ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN, CITRA...
Transcript of ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN, CITRA...
-
ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS,
KEPERCAYAAN, CITRA LEMBAGA, DAN
KUALITAS LAYANAN TERHADAP MINAT
MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS
KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
ESTIK NUR NANIYAH
NIM 63020 15 0036
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
-
2
-
i
ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS,
KEPERCAYAAN, CITRA LEMBAGA, DAN
KUALITAS LAYANAN TERHADAP MINAT
MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS
KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
ESTIK NUR NANIYAH
NIM 63020 15 0036
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
-
vi
DECLARATION
-
vii
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
-
viii
MOTTO
Jangan percaya sama kata orang sebelum kamu tahu yang sebenarnya
-
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu saya tercinta, semoga
senantiasa diberi kesehatan, kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat kelak.
Aamiin
Yang kedua skripsi ini saya persembahkan untuk kakak saya Istiyanti, Siti
Nurfaida serta seluruh keluarga besarku yang senantiasa menemani, memberi
dukungan, memberikan doanya dan menjadi motivator terbesar dalam hidupku.
Yang ketiga skripsi ini saya persembahkan untuk temanku Angelia Indah
Chairunnisa yang selalu memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi
Temanku tercinta Shelvi Rahma Dewi dan Fitriyanti terimakasih untuk semua
waktu, doa serta dukungannya
Bapak Mifdlol Muthohar yang tak pernah lelah memberi bimbingan dalam
penyelesaian skripsi ini, terimakasih bapak.
Dan untuk semua teman dan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Terimakasih semuanya... tanpa kalian semua skripsi ini bukanlah apa-apa
Terimakasih
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan berkat rahmat-Nya penulisan
Skripsi berjudul “Analisis Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan, Citra Lembaga, dan
Kualitas Layanan Terhadap Minat Masyarakat Membayar Zakat di BAZNAS Kota
Semarang” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafaatnya kelak di
yaumul akhir.
Skripsi ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
Untuk menyelesaikan penulisan Skripsi ini, penulis melibatkan banyak
pihak yang membantu, membimbing, dan memotivasi selama proses penulisan
dilakukan. Oleh karenanya, dengan segenap kerendahan hati penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Qi Mangku Bajahtulloh, Lc., M.SI selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
-
xi
4. Dr. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.SI selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu dan arahannya kepada penulis dalam penyusunan
Skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen yang pernah membagi ilmu pengetahuan bagi penulis
sehingga dapat membantu penulisan Skripsi ini.
6. Bapak, Ibu (Bapak Suroyo dan Ibu Sofiyah), beserta kakak-kakakku
(Istiyanti dan Siti Nurfaida) dan seluruh saudara-saudaraku yang telah
memberi dukungan baik materiil maupun spiritual kepada penulis agar
terselesaikannya Skripsi ini.
7. Angelia Indah Choirunnisa yang selalu menjadi teman setia dalam
melakukan penelitian.
8. Sahabat-sahabatku FORMAKLA Desi Eriyani, Wijayanti Riska, Riski dan
teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah (Fitriyanti dan Shelvi Rahma
Dewi) yang telah memberi bantuan untuk selesainya Skripsi ini.
9. Kepala BAZNAS Kota Semarang
10. Seluruh Muzakki Kota Semarang yang bersedia menjadi responden
penelitian.
11. Seluruh pihak yang telah terlibat untuk membantu penulis dalam pembuatan
Skripsi ini.
-
xii
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena masih adanya keterbatasan pengtahuan dan kemampuan penulis.
Oleh karenanya penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca Skripsi
ini. Semoga penulisan Skripsi ini dapat memberi manfaat baik untuk
referensi penelitian selanjutnya, maupun menambah wawasan keilmuan
bagi pembaca serta dapat meningkatkan minat beli konsumen yang menjadi
lokasi penelitian.
Salatiga, 19 Agustus 2019
Penulis
Estik Nur Naniyah
-
xiii
ABSTRAK
Naniyah, Estik Nur. (2019). Analisis Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan, Citra
Lembaga, dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Masyarakat Membayar
Zakat di Baznas Kota Semarang
Dosen Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.SI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas,
kepercayaan, citra lembaga dan kualitas layanan terhadap minat masyarakat
membayar zakat di Baznas Kota Semarang. Metode pengumpulan data dilakukan
melalui kuisioner yang disebarkan kepada muzakki Baznas Kota Semarang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Objek penelitiannya adalah muzakki Baznas Kota Semarang. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode sampel acak
(Probability sampling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat, kepercayaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat,
citra lembaga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat masyarakat
membayar zakat, kualitas layanan berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap minat masyarakat membayar zakat. Uji Ftest menunjukkan bahwa
religiusitas, kepercayaan, citra lembaga, dan kualitas layanan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat.
Kata kunci: Minat Membayar Zakat, Religiusitas, Kepercayaan, Citra
Lembaga, dan Kualitas Layanan.
-
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................. v
DECLARATION .............................................................................................. vi
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ......................................................... vii
MOTTO .................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
ABSTRAK .................................................................................................. xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 11
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka ......................................................................................... 13
B. Kerangka Teori ........................................................................................ 17
1. Minat(Y) ............................................................................................ 17
a. Pengertian minat ................................................................... 17
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat ............................. 18
c. Macam-macam minat ........................................................... 19
-
xv
2. Religiusitas(X1) ................................................................................. 20
a. Pengertian religiusitas ........................................................... 20
b. Pandangan ahli tentang religiusitas ...................................... 21
c. Dimensi religiusitas .............................................................. 21
3. Kepercayaan(X2) ............................................................................... 24
a. Pengertian kepercayaan ........................................................ 24
b. Dimensi-dimensi kepercayaan .............................................. 27
c. Jenis-jenis kepercayaan ........................................................ 28
4. Citra Lembaga(X3) ........................................................................... 30
a. Pengertian citra lembaga ....................................................... 30
b. Dimensi citra lembaga .......................................................... 31
5. Kualita Layanan(X4) ........................................................................ 32
a. Pengertian kualitas layanan .................................................. 32
b. Dimensi kualitas layanan ...................................................... 32
C. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................... 34
D. Hipotesis ................................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 40
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41
E. Skala Pengukuran ................................................................................... 42
F. Definisi Konsep Operasional .................................................................. 42
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 47
H. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 47
1. Uji Instrumen .............................................................................. 47
a. Uji reliabilitas ................................................................. 47
b. Uji validitas ..................................................................... 48
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 49
a. Uji normalitas ................................................................. 49
b. Uji multikolinieritas ........................................................ 50
-
xvi
c. Uji heterokedastisitas ...................................................... 50
d. Uji linieritas .................................................................... 51
3. Uji Statistik
a. Uji R2 .............................................................................. 51
b. Uji ttest ............................................................................. 52
c. Uji Ftest ............................................................................ 52
I. Alat analisis ............................................................................................ 53
BAB IV ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 54
1. Sejarah Perkembangan BAZNAS Kota Semarang ............................. 54
2. Visi dan Misi BAZNAS Kota Semarang ............................................ 56
3. Fungsi dan Tugas BAZNAS Kota Semarang ..................................... 56
B. Karakteristik Responden ......................................................................... 57
1. Profil responden berdasarkan jenis kelamin ...................................... 58
2. Profil responden berdasarkan umur ................................................... 58
3. Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir ............................ 59
C. Analisis Data ......................................................................................... 60
1. Uji Reliabilitas .................................................................................. 61
2. Uji Validitas ...................................................................................... 62
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 63
a. Uji normalitas ....................................................................... 63
b. Uji multikolinieritas .............................................................. 65
c. Uji heteroskedastisitas .......................................................... 66
d. Uji linieritas .......................................................................... 68
4. Uji Statistik ....................................................................................... 69
a. Uji R2 .................................................................................... 69
b. Uji ttest ................................................................................... 70
c. Uji ftest ................................................................................... 72
D. Pembahasan ............................................................................................. 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 77
-
xvii
B. Saran ....................................................................................................... 78
C. Keterbatasan Penilitian ........................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80
LAMPIRAN ...................................................................................................... 88
-
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Research Gap Variabel Religiusitas .............................................. 7
Tabel 1.2 Research Gap Variabel Kepercayaan ............................................ 8
Tabel 1.3 Research Gap Variabel Citra Lembaga ......................................... 9
Tabel 1.4 Research Gap Variabel Kualitas Layanan .................................... 9
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 14
Tabel 2.2 Hipotesis ...................................................................................... 38
Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional ................................................ 44
Tabel 4.1 Hasil Uji Jenis Kelamin ............................................................... 58
Tabel 4.2 Hasil Uji Umur ............................................................................. 59
Tabel 4.3 Hasil Uji Pendidikan Terakhir ..................................................... 60
Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas ...................................................................... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 64
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................... 65
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 67
Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 69
Tabel 4.10 Hasil Uji R2 ................................................................................ 70
Tabel 4.11 Hasil Uji Ttest .............................................................................. 71
Tabel 4.12 Hasil Uji Ftest .............................................................................. 72
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 76
-
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Kerangka Berfikir ......................................................... 34
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan dalam upaya memudahkan manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut,
manusia senantiasa bertarung dengan kekuatan alam untuk mengeluarkan dari
padanya makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Karena adanya
berbagai macam kebutuhan, situasi dan lingkungan hidup yang berbeda-beda,
maka terjadilah antara sesama warga masyarakat berbagai macam perhubungan
(muamalah).
Untuk menjamin keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan hidup di
dunia maupun akhirat, Islam mengatur muamalah tersebut dalam sebuah sistem
ekonomi, yang dikenal dengan sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam adalah
suatu sistem ekonomi yang berlandaskan atas Al-Qur’an dan hadist, yang
menekankan kepada nilai-nilai keadilan dan keseimbangan. Dengan demikian,
Islam adalah agama yang memandang pentingnya keadilan demi terciptanya
masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Hal ini tercermin dari
perhatiannya yang besar kepada kaum yang lemah, yaitu menjamin dan
melindungi kehidupan mereka. Islam menginginkan agar sistem ekonominya
terorganisir sedemikian rupa sehingga harta tidak hanya ada dalam genggaman
orang kaya saja Muhamad (2002: 1-2).
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi
dari lima rukun Islam Qardawi (2007: 3). Menunaikan zakat merupakan
-
2
kewajiban bagi umat yang mampu sesuai dengan syariat Islam. Dalam fungsinya
pada negara modern, zakat punya peranan tersendiri sebagai suatu cara
mendistribusikan atau pemerataan ekonomi dalam menyusun kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera. Menunaikan zakat adalah kewajiban bagi setiap
muslim, zakat mengandung konsekuensi ketaatan kepada perintah Allah SWT
dan pemanfaatanya dapat membantu menyelesaikan permasalahan
Perekonomian yang dihadapi oleh masyarakat.
Zakat memiliki salah satu pengertian yaitu tumbuh atau menumbuhkan,
zakat sejatinya adalah ibadah yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan
kehidupan masyarakat. Hal tersebut menegaskan bahwa zakat sebagai sumber
pemberdayaan dari masyarakat mampu kepada kaum lemah, dengan zakat
diharapkan mampu menjadi pendorong perbaikan dan peningkatan keadaan
hidup bagi penerimanya atau mustahik Yuningsih, dkk (2015: 308).
Fungsinya dalam Negara modern, zakat punya peranan tersendiri sebagai
suatu cara mendistribusikan atau pemerataan ekonomi dalam menyusun
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Dengan potensial yang baik, zakat
dapat menjadi sumber dana potensial yang bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai suatu kewajiban, zakat harus
ditunaikan dengan aturan syariah yang telah ditentukan. Tidak dengan kemauan
dan selera para muzakki sendiri, karena para muzakki juga harus berpedoman
pada ketentuan syariat yang sudah diatur secara jelas dan lengkap.
Dengan pengelolaan yang baik, zakat dapat menjadi sumber dana
potensial yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
-
3
masyarakat. Sebagai suatu kewajiban, zakat harus ditunaikan dengan aturan
syariah yang telah ditentukan. Tidak dengan kemauan dan selera para muzakki
sendiri, karena itu para muzakki harus berpedoman pada ketentuan syariat yang
sudah diatur secara jelas dan lengkap. Ali dalam Yuningsih, dkk (2015: 309)
mengatakan bahwa pengelolaan zakat di Indonesia telah ada sejak datangnya
Islam ke Indonesia dan dana zakat merupakan salah satu sumber dana untuk
kepentingan pengembangan agama Islam di Indonesia. Dan pada masa
perjuangan melawan penjajah barat Indonesia menggunakan dana zakat sebagai
sumber dana untuk melawan penjajah. Pengelolaan zakat di Indonesia telah
diatur dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
yang didalamnya mengatur segala kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan terhadap dana zakat.
Di Indonesia terdapat dua lembaga pengelola zakat, lembaga pemerintah
dan lembaga non pemerintah. lembaga pengelola zakat yang dikelola oleh
pemerintah adalah Badan Amil Zakat (BAZ). Pembentukan BAZ dimulai dari
tingkat kecamatan sampai tingkat nasional. Sedangkan lembaga pengelola zakat
non pemerintah adalah Lembaga Amil Zakat dikelola oleh pihak swasta atau
yayasan yang telah mendapatkan legalitas dari pemerintah dalam melakukan
pengelolaan dana zakat. Dengan terus berkembangnya lembaga pengelola dana
zakat, banyak beberapa komunitas yang ikut dalam melakukan pengumpulan
dan pendistribusian dana zakat yang tidak mendapatkan pengawasan dan
koordinasi dari pemerintah, seperti masjid, LSM, organisasi dan pesantren.
-
4
Kanji (2011) menyatakan bahwa dengan permasalahan yang sering
dihadapi masyarakat adalah kepada siapa zakat harus diberikan. Lebih utama
disalurkan kepada mustahik atau lembaga pengelola zakat. Karena para muzakki
merasa bila zakat yang disalurkan langsung kepada mustahik atan timbul
perasaan tenang karena menyaksikan secara langsung zakatnya kepada orang
yang dianggap berhak menerimanya. Tetapi saluran yang diberikan secara
langsung oleh muzakki tidak mengenai sasaran yang tepat. Terkadang
masyarakat yang merasa sudah menyalurkan zakat kepada mustahik merasa
tepat, padahal yang menerima bukan dari orang yang berhak menerimanya.
Masyarakat memberikan zakat kepada mustahik karena faktor kedekatan emosi.
Dengan permasalahan tersebut dapat menghambat program-program yang ada
di Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang seharusnya berdampak
baik bagi perkembangan masyarakat, namun akhirnya tidak tercapai dengan
adanya pengelola zakat yang tidak berada dalam pengawasan dan koordinasi
lembaga pengelola zakat yang telah mendapatkan legalitas dari pemerintah.
Untuk memfasilitasi kemudahan berzakat di Indonesia, terdapat lembaga
semi pemerintah yang memiliki wewenang untuk melakukan pengumpulan,
pengelolaan, dan pendistribusian zakat kepada penerima yang berhak
(mustahiq), yaitu Badan Amil Zakat tingkat Nasional (BAZNAS) sampai tingkat
daerah (BAZDA). Selain itu ada pula lembaga yang bernama Lembaga Amil
Zakat (LAZ). Dari sisi pengumpulan zakat, permasalahan yang paling sering
terjadi dan paling besar adalah adanya kesenjangan yang sangat lebar antara
-
5
potensi zakat dengan realisasi pengumpulan zakat serta pendistribusian zakat
Satrio dan Siswantoro (2016: 2).
Penelitian yang dilakukan oleh Siswantoro (2012) yang menganalisis
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecenderungan zakat agar
diperlakukan sebagai pengurang langsung pajak penghasilan. Dengan menguji
beberapa variabel seperti faktor kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil
zakat, kepuasan terhadap lembaga amil zakat yang sudah ada, dan faktor
motivasi, diperoleh kesimpulan bahwa faktor kepercayaan dan motivasi secara
signifikan berkorelasi positif dengan preferensi perlakuan zakat sebagai
pengurang langsung pajak penghasilan. Faktor motivasi memiliki nilai paling
tinggi, yang berarti kesadaran masyarakat akan pentingnya zakat sudah
memadai, yang juga didukung dengan responden yang menyetujui zakat
dijadikan sebagai pengurang langsung pajak penghasilan mencapai 53,5%,
sehingga faktor ini cukup mendukung seandainya penerapan zakat sebagai
pengurang langsung pajak penghasilan bisa direalisasikan di masa depan oleh
pemerintah Indonesia. Sementara untuk penelitian lainnya, Muhamad (2008)
melakukan analisis terkait kualitas layanan dan pengaruh sosial marketing dalam
mempengaruhi keputusan muzakki untuk membayar zakat lewat LAZ, dengan
hasil kedua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan muzakki
membayar zakat lewat LAZ.
Research Gap (kesenjangan penelitian terdahulu) juga menelatar
belakangi penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Satrio dan
Siswantoro (2016) mengemukakan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan
-
6
signifikan terhadap minat masyarakat membayae zakat di Lembaga Amil Zakat,
artinya semakin manusia reugiusitas maka semakin banyak orang yang
membayar zakat.
Hasil penelitian Yunus (2016) menjelaskan bahwa apabila tingkat
religiusitas manusia tinggi maka minat pedagang membayar zakat semakin
banyak di Baitul Mal.
Penelitian Kriyanto dan Khasanah (2013) mengemukakan bahwa
religiusitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi
membayar zakat penghasilan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis dan Beik (2013) yang
menunjukkan bahwa variabel religiusitas berpengaruh secara signifikan dan
positif terhadap minat masyarakat Kota Bogor membayar zakat. Namun
penelitian yang dilakukan oleh Sidiq (2015) menjelaskan bahwa religiusitas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat muzakki membayar zakat di
Lembaga Amil Zakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Satrio dan Siswantoro (2016)
menunjukkan bahwa kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikansi positif
terhadap faktor minat muzakki dalam membayar zakat di LAZ.
Namun penelitian yang dilakukan Mirawati, dkk menunjukkan bahwa
kepercayaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat
membayar zakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yazid (2017) menunjukkan
citra lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap minat muzakki dalam
-
7
menunaikan zakat, artinya apabila citra lembaga pengelolaan zakat semakin baik
maka minat masyarakat membayar zakat semakin meningkat.
Namun penelitian yang dialakukan Aini (2015) menunjukkan bahwa citra
lembaga dan kualitas layanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
minat menyalurkan zakat.
Berdasarkan uraian di atas, akan disajikan research gap dari penelitian
terdahulu pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1 Research Gap Variabel Religiusitas
Gap Peneliti Temuan
Isu: pengaruh religiusitas terhadap minat membayar zakat
Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh religiusitas
terhadap minat membayar zakat
Religiusitas
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Satrio &
Siswantoro
(2016)
Religiusitas berpengaruh secara
signifikan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di
Lembaga Amil Zakat.
Yunus
(2016)
Faktor religiusitas secara parsial
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap minat pedagang
Pasar Los Kota Lhokseumawe me
ngeluarkan zakat di Baitul Mal.
Kriyanto &
Khasanah
(2013)
Tingkat religiusitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
motivas minat membayar zakat.
Yazid
(2017)
Variabel Religiusitas (X2)
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap minat muzakki dalam
-
8
menunaikan zakat di Nurul Hayat
Cabang Jember (Y1).
Religiusitas tidak
memberikan dampak
positif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Sidiq (2015) Religiusitas tidak berpengaruh
secara terhadap minat membayar
zakat pada LAZ.
Tabel 1.2 Research Gap Variabel Kepercayaan
Gap Peneliti Temuan
Isu: pengaruh kepercayaan terhadap minat membayar zakat
Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh kepercayaan
terhadap minat membayar zakat
Kepercayaan
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Satrio &
Siswantoro
(2016)
Kepercayaan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di
Lembaga Amil Zakat.
Sheila
(2017)
Kepercayaan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat.
Kepercayaan tidak
memberikan dampak
signifikan terhadap
minat masyarakat
membayar zakat
Mirawati,
dkk
Kepercayaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap minat
masyarakat membayar zakat.
-
9
Tabel 1.3 Research Gap Variabel Citra Lembaga
Gap Peneliti Temuan
Isu: pengaruh citra lembaga terhadap minat membayar zakat
Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh citra lembaga
terhadap minat membayar zakat
Citra lembaga
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat masyarakat
membayar zakat
Yazid
(2017)
Citra lembaga berpengaruh positif
terhadap minat muzakki dalam
menunaikan zakat di Nurul Hayat
Cabang Jember.
Citra lembaga tidak
memberikan dampak
signifikan terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Nur’aini
dan Ridla
(2015)
Citra lembaga tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap minat
menyalurkan zakat.
Tabel 1.4 Research Gap Variabel Kualitas Layanan
Gap Peneliti Temuan
Isu: pengaruh kualitas layanan terhadap minat membayar zakat
Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh kualitas
layanan terhadap minat membayar zakat
Kualitas layanan
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Yazid
(2017)
Kualitas Layanan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap minat
muzakki dalam menunaikan zakat di
Nurul Hayat Cabang Jember.
Sutomo
dkk
(2017)
Kualitas layanan berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan dan
loyalitas muzzaki dalam membayar
zakat.
-
10
Kualitas layanan tidak
memberikan dampak
signifikan terhadap
minat masyarakat
membayar zakat
Nur’aini
dan Ridla
(2015)
Kualitas layanan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap minat
menyalurkan zakat.
Penelitian ini berfokus pada Beberapa faktor-faktor yang kemungkinan
menjadi penyebab minat masyarakat untuk membayarkan zakat kepada
BAZNAS. Hal ini dikarenakan fenomena yang terjadi adalah masih kurangnya
optimalisasi pengumpulan dana zakat yang disebabkan oleh minimnya minat
muzakki dalam membayar zakat. Berdasarkan permasalahan yang mendasari
penelitian di atas, upaya masyarakat untuk membayarkan zakat di BAZNAS, hal
ini penulis menjadikan alasan untuk memilih judul “Analisis Pengaruh
Religiusitas, Kepercayaan, Citra Lembaga dan Kualitas Layanan Terhadap
Minat Masyarakat Membayar Zakat di Badan Amil Zakat (BAZNAS)”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang telah diajukan beserta latar belakang, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap minat membayar zakat di
BAZNAS Semarang ?
2. Bagaimana pengaruh kepercayaan terhadap minat membayar zakat di
BAZNAS Semarang?
3. Bagaimana pengaruh citra lembaga terhadap minat membayar zakat di
BAZNAS Semarang?
-
11
4. Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap minat membayar zakat di
BAZNAS Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan penulis pada penelitian ini adalah:
1. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Religiusitas Terhadap
Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.
2. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Kepercayaan Terhadap
Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.
3. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Citra Lembaga
Terhadap Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.
4. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Kualitas Layanan
Terhadap Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.
D. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan
pengetahuan dalam Analisis Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan, Citra
Lembaga, dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Masyarakat Membayar
Zakat di BAZNAS Kota Semarang.
b. Bagi IAIN Salatiga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan
koleksi penelitian yang mengangkat tema: Analisis Pengaruh Religiusitas,
Kepercayaan, Citra Lembaga, dan Kualitas Layanan Terhadap Minat
Masyarakat Membayar Zakat di BAZNAS Kota Semarang.
-
12
E. Sistematika Penelitian
Pada sistematika Bab 1 Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika
penelitian, selain itu juga diuraikan mengenai rumusan permasalahan yang akan
dijadikan dasar dari penelitian ini.
Pada sistematika Bab 2 Landasan Teori membahas penjabaran teori-teori
yang mendukung perumusan hipotesa serta sangat membantu dalam analisis hasil-
hasil penelitian lainnya. Dalam bab ini juga akan dibahas tentang kerangka
pemikiran penelitian yang akan diteliti secara hipotesa yang timbul dari
pemikirian tersebut.
Dalam metode penelitian Bab 3 Metode Penelitian berisi tentang deskripsi
bagaimana penelitian akan dilakukan secara operasional. Dalam bab ini juga
berisikan variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang akan
digunakan.
Dalam analisa penelitian Bab 4 Analisis Data berisi tentang hasil penelitian
yang telah dianalisis dengan metode penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Hasil penelitian ini akan dibahas secara mendalam.
Dalam analisa penelitian Bab 5 Penutup berisi tentang kesimpulan yang di
dapat dari uraian pembahasan yang dilakukan sebelumnya serta saran kepada
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.
-
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan analisis faktor
religiusitas, citra lembaga, kepercayaan dan kualitas layanan terhadap minat
masyarakat membayar zakat, antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Kriyanto dan Khasanah (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
religiusitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi
membayar zakat penghasilan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis dan Beik
(2013). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel religiusitas
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap minat masyarakat Kota
Bogor membayar zakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Satrio dan Siswantoro
(2016). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor pendapatan,
faktor kepercayaan dan faktor religiusitas masing-masing memiliki
pengaruh yang signifikansi positif terhadap faktor minat muzakki dalam
membayar zakat di LAZ.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yazid (2017). Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas layanan, religiusitas dan
citra lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap minat muzakki dalam
menunaikan zakat.
-
14
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yunus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kepercayaan, Religiusitas, dan Kontribusi
berpengaruh secara seignifikan dan positif terhadap minat pedagang dalam
mengeluarkan zakat di Baitul Mal.
Berdasarkan penelitian yang dialakukan Larasati, Sheila Aulia Eka
(2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap minat masyarakat berzakat.
Berdasarkan penelitian yang dialakukan Aini dan Ridia (2015). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa citra lembaga dan kualitas layanan
berpengaruh secara signifikan terhadap minat menyalurkan zakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sutomo, dkk (2017). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas muzzaki dalam membayar zakat.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Isu Peneliti Temuan
Religiusitas
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Satrio &
Siswantoro
(2016)
Religiusitas berpengaruh secara
signifikan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di
Lembaga Amil Zakat.
Yunus
(2016)
Faktor religiusitas secara parsial
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap minat pedagang
Pasar Los Kota Lhokseumawe
mengeluarkan zakat di Baitul Mal.
-
15
Kriyanto &
Khasanah
(2013)
Tingkat religiusitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
motivas minat membayar zakat.
Yazid
(2017)
Variabel Religiusitas (X2)
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap minat muzakki dalam
menunaikan zakat di Nurul Hayat
Cabang Jember (Y1).
Sheila (2017) Religiusitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat
masyarakat membayar zakat.
Kepercayaan
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Satrio &
Siswantoro
(2016)
Kepercayaan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat
masyarakat membayar zakat di
Lembaga Amil Zakat.
Sheila (2017) Kepercayaan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap
minat masyarakat membayar zakat.
Muhamad
Fahruddin
(2016)
Kepercayaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat
membayar zakat profesi para
pekerja DKI Jakarta.
Yunus
(2016)
Kepercayaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat
pedagang mengeluarkan zakat
Mukhlis dan
Zulfahmi
(2018)
Kepercayaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat
muzakki membayar zakat.
-
16
Citra lembaga
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Yazid
(2017)
Citra lembaga berpengaruh positif
terhadap minat muzakki dalam
menunaikan zakat di Nurul Hayat
Cabang Jember.
Aini dan
Ridia (2015
Citra Lembaga berpengaruh posotif
terhadap minat muzakki untuk
menyalurkan zakat profesi di
PKPU.
Hendro
2012
Citra Perusahaan bepengaruh
positif terhadap kepuasan
konsumen.
Rendi (2017) Citra Perusahaan berpengaruh
positif terhadap minat masyarakat
berinfaq di LAZNAS DPU DT
CABANG PALEMBANG.
Kualitas layanan
memberikan dampak
posistif dan signifikan
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat
Yazid
(2017)
Kualitas Layanan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap minat
muzakki dalam menunaikan zakat
di Nurul Hayat Cabang Jember.
Sutomo dkk
(2017)
Kualitas layanan berpengaruh
secara signifikan terhadap
kepuasan dan loyalitas muzzaki
dalam membayar zakat.
Rendi (2017) Kualitas Layanan berpengaruh
terhadap minat masyarakat berinfaq
di LAZNAS DPU DT CABANG
PALEMBANG.
-
17
Rusdianto
(2016)
Kualitas Layanan berpengaruh
signifikan terhadap minat menjadi
muzakki pada LAZ Dompet Duafa
Salmawati
dan Meutia
(2018)
Kualitas Layanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
minat muzakki membayar zakat.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
gabungan variabel dan tempat. Penelitian yang berjudul “Analisis faktor
pendapatan, kepercayaan, dan religiusitas dalam mempengaruhi minat
muzaki untuk membayar zakat penghasilan melalui Lembaga Amil Zakat”
Satrio&Siswantoro (2016), sedangkan selanjutnya penelitian yang berjudul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi minat muzakki dalam menunaikan
zakat di Nurul Hayat Cabang Jember” Yazid (2017). Ada juga penelitian
tentang “faktor faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan membayar
zakat Mukhlis&Beik (2013). Sedangkan variabel yang dipilih dalam
penelitian ini menghubungkan antara religiusitas, kepercayaan, citra
lembaga dan kualitas layanan. Tempat yang dipilih peneliti adalah Badan
Amil Zakat Nasional Kota Semarang.
B. Kerangka Teori
1. Minat (Y)
a. Pengertian minat
Menurut Sukanto dalam Murtadho (2013) minat merupakan
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
-
18
inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan
suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu
berhubungan erat dengan pikiran atau perasaan. Pikiran mempunyai
kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang
perasaan yang bersifat halus atau tajam lebih mendamakan
kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat pikiran dan
perasaan itu dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa
diatur dengan sebaik-baiknya.
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian prasangka atau
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu Mappiare (1997: 62). Sedangkan menurut Slameto
(2003: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat.
Crow and Crow dalam Shaleh dan Wahab (2004: 264)
berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu:
1) Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan.
Dorongan untuk makan membangkitkan minat untuk bekerja atau
mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-
lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan
minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian
dan lain-lain.
-
19
2) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat
untuk melakukan suatu aktivitas tersebut. Misalnya minat terhadap
pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan
dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu
pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari
masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan
cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan
terpandang dalam masyarakat.
3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat
dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada
aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan
memperkuat minat aktivitas tersebut.
c. Macam-macam minat
Menurut Sukanto, minat dibedakan menjadi beberapa
macam. Berikut macam-macam minat menurut Sukanto (1985):
1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat
primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul
karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya
kebutuhan akan makanan. Sedangakan minat kultural adalah minat
yang timbul karena proses belajar.
2) Berdasarkan arahanya, minat dapat dibedakan menjadi minat
intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung
berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang
-
20
lebih mendasar atau minat asli. Minat ekstrinsik adalah minat yang
berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut.
3) Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat dibedakan
menjadi empat yaitu:
a) Expressed Interest
Minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada
subyek untuk menyatakan atau menuliskan semua kegiatan,
baik yang disenangi maupun yang paling tidak disenangi.
b) Manifest Interest
Minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi
atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui
hobinya.
c) Tested Interest
Minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan
dari hasil jawaban obyektif yang diberikan.
d) Inventoried Interest
Minat yang diungkapkan menggunakan alat-alat yang
sudah distandarkan, yakni berisi pertanyaan-pertanyaan
kepada subyek.
-
21
2. Religiusitas (X1)
a. Pengertian Religiusitas
Menurut Harun Nasution yang dikutip Jalaluddin (2012: 12)
pengertian agama berasal dari kata, yaitu: al-Din, religi (relegare,
religare) dan agama. Al-Din (semit) berarti undang-undang atau
hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti
menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.
Sedangkan dari kata religy (latin) atau relegere berarti
mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat.
Adapun kata agama terdiri dari a=tidak; gam=pergi mengandung arti
tidak pergi, tetap ditempat atau di warisi turun-temurun.
Menurut Satrio dan Dodik dalam Siswantoro (2016: 5)
religiusitas adalah nilai dari seseorang terhadap norma-norma
syariah. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap
seseorang terhadap suatu objek, maka semakin tinggi pula
kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang sesuai
dengan objek tersebut.
b. Pandangan Ahli Tentang Religiusitas
Menurut Anshori dalam Ghufron & Risnawati (2010: 168)
agama menunjuk pada aspek aspek formal yang berkaitan dengan
aturan dan kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek
agama yang telah dihayati oleh seseorang dalam hati. Ghufron &
Risnawati menegaskan lebih lanjut, bahwa religiusitas merupakan
-
22
tingkat keterkaitan individu terhadap agamanya. Apabila individu
telah menghayati dan menginternalisasikan ajaran agamanya maka
ajaran agama akan berpengaruh dalam segala tindakan dan
pandangan hidupnya.
Menurut Nurcholis Majid dalam Sahlan (2012: 42) agama
bukanlah sekedar tindakan-tindakan ritual seperti shalat dan
membaca doa. agama lebih dari itu, yaitu keseluruhan tingkah laku
manusia yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridha Allah
SWT.
Glock & Stark dalam Dister (1988) mengenai religiusitas
yaitu sikap keberagaman yang berarti adanya unsur internalisasi
agama ke dalam diri seseorang. Religiusitas didefinisi
operasionalkan sebagai pengabdian Muzakki terhadap ajaran agama
Islam dengan menunaikan kewajiban untuk menyalurkan zakat
untuk penghasilan yang telah mencapai nisab. Religiusitas Muzakki
dapat diukur dengan lima dimensi yaitu: keyakinan, praktik agama,
pengalaman, pengetahuan agama, dan pengamalan.
c. Dimensi Religiusitas
Glock & Stark dalam Ancok (2008: 77-78) mengatakan lima
dimensi dalam religiusitas, yaitu:
1) Dimensi keyakinan dan Ideologis
Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang
menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya, misalnya
-
23
kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka. Pada
dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya unsur
ketaatan bagi setiap pengikutnya, adapun dalam agama yang
dianut oleh seseorang, makna yang terpenting adalah kemauan
untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang
dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang
harus ditaati oleh penganut agama. Dengan demikian dimensi
keyakinan ini menuntut dilakukan praktek-praktek peribadatan
yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
2) Dimensi praktik agama atau ritualistik
Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam
agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup
pemujaan, ketaatan, serta hal-hal yang lebih menunjukkan
komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud dari
dimensi ini adalah perilaku masyarakat pengikut agama tertentu
dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama.
Dimensi praktik dalam agama Islam dapat dilakukan dengan
menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji, ataupun praktik
muamalah lainnya.
3) Dimensi pengalaman dan eksperiensial
Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau
pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya
-
24
merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, merasa
doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya.
4) Dimensi pengetahuan agama atau intelektual
Dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang
menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui tentang
ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci
maupun yang lainnya.
5) Dimensi konsekuensi
Yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku
seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam
kehidupan sosial, misalnya apakah ia mengunjungi tetangganya
sakit, menolong orang yang kesulitan, mendermakan hartanya,
dan sebagainya.
3. Kepercayaan (X2)
a. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah
komitmen atau janji dan komitmen hanya dapat direalisasikan jika
suatu saat nanti. Menurut Margen dan Hunt (1994) ada beberapa
manfaat dari adanya kepercayaan.
1) Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk berusaha menjaga
hubungan yang terjalin dengan kerjasama dengan rekan
perdagangan.
-
25
2) Kepercayaan menolak pilihan jangka pendek dan memilih
keuntungan jangka panjang dengan mempertahankan rekan yang
ada.
3) Kepercayaan hanya mendorong pemasar untuk mendatangkan
resiko besar dengan bijaksana karena percaya bahwa rekannya
tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan pasar.
Menurut Sumarman (2004) kepercayaan adalah kekuatan
suatu produk yang memiliki atribut tertentu. Kepercayaan biasa
disebut perkaitan objek-atribut (object-attribute linkage), yaitu
kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan
antara sebuah objek dan atributnya yang relevan.
Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan kepercayaan
konsumen sebagai semua pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen
tentang objek, atribut dan manfaatnya.
Doney dan Canon dalam Aydin dan Ozer (2005) menyatakan
bahwa kepercayaan merupakan suatu proses menghitung
(calculative process) antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil
yang diperoleh. Pelayanan yang diterima sekarang akan berlanjut
kedepannya, sehingga service quality berpengaruh positif terhadap
trust.
-
26
Kepercayaan (trust) menurut Shett dan Mital dalam Tjiptono
(2002) merupakan faktor paling krusial dalam setiap relasi, sekaligus
berpengaruh pada komitmen. Trust bisa diartikan sebagai kesediaan
untuk mengandalkan kemampuan, integritas dan motivasi pihak lain
untuk bertindak dalam rangka memuaskan kebutuhan dan
kepentingan seseorang sebagaimana disepakati bersama secara
implisit maupun eksplisit.
Penelitian Satrio & Dodik (2016: 4) Kepercayaan terhadap
lembaga zakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemauan
muzzaki untuk mengandalkan lembaga zakat untuk menyalurkan
zakatnya kepada mustahik zakat karena muzzaki yakin lembaga
tersebut profesional, amanah dan transparan. Disamping akan
menumbuhkan rasa kepercayaan tinggi masyarakat terhadap
lembaga zakat, dana zakat yang terkumpul juga akan lebih optimal
dalam segi pemanfaatan. Dengan demikian, masyarakat akan lebih
berkomitmen terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan
menjadikannya sebagai pilihan utama dalam berzakat.
Kepercayaan menjadi sangat pentig karena dua alasan.
Alasan pertama karena hubungan jangka panjang dan setiap pihak
harus mempunyai komitmen berdasarkan intergritas dan keandalan.
Alasan kedua, pada tahap konseptual klien harus mau membuka
informasi yang bersifat rahasia dan berpengaruh terhadap
perencanaan di masa depan.
-
27
Berdasarkan penelitian Mayer, dkk (1995) kepercayaan
adalah keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah atau menerima
tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain
tersebut akan melakukan suatu tindakan tertentu bagi pihak yang
memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau
mengendalikam pihak lain.
Dengan demikian kepercayaan dapat ditinjau sebagai
komponen yang berharga dalam setiap keberhasilan menjalin
hubungan dan lebih jauh berfungsi sebagai upaya untuk mengurangi
resiko serta membangun hubungan jangka panjang dan
meningkatkan komitmen (Rusdin, 2004).
b. Dimensi-dimensi kepercayaan
Kepercayaan didefinisikan sebagai keyakinan akan
intergritas, watak, dan kemampuan pemimpin. Para bawahan yang
mempercayai pemimpin akan bersedia untuk menjadi sasaran atas
tindakan sang pemimpin, karena mereka percaya bahwa hak dan
kepentingan mereka tidak akan disalahgunakan. Riset telah
mengidentifikasikan lima dimensi yang membentuk konsep
kepercayaan Robbins & Coulter (2007: 200-201).
1) Intergritas: kejujuran dan kelugasan
2) Kompetensi: pengetahuan dan keterampilan teknis serta antar
pribadi
-
28
3) Konsistensi: keandalan, kemampuan, diramalkan, dan penilaian
yang baik dalam menangani sistuasi
4) Loyalitas: kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan fisik
dan perasaan seseorang
5) Keterbukaan: kerelaan untuk berbagi ide dan informasi secara
bebas.
c. Jenis-jenis Kepercayaan
Menurut Mayer, dkk (1995) Ada tiga jenis kepercayaan
dalam hubungan organisasi: kepercayaan berbasis pencegahan,
berbasis pengetahuan, dan berbasis identifikasi.
1) Kepercayaan berbasis pencegahan
Hubungan yang paling rapuh terdapat dalam kepercayaan
berbasis pencegahan (deference-based trust), satu saja
pelanggaran atau inkonsistensi akan merusak hubungan. Bentuk
kepercayaan ini didasarkan pada kekhawatiran akan terjadi
pembalasan dendam jika kepercayaan dikhianati. Orang-orang
yang memiliki hubungan seperti itu melakukan apa yang mereka
katakan karena mereka takut akan konsekuensi dari tidak
melaksanakan kewajibannya. Kepercayaan berbasis pencegahan
hanya bisa berhasil sampai pada tingkat dimungkinkannya ada
hubungan, konsekuensi yang jelas, dan hubungan tersebut benar-
benar diberlakukan bila kepercayaan dilanggar.
-
29
Contoh dari kepercayaan berbasis pencegahan tampak pada
hubungan manajer-karyawan. Sebagai seorang karyawan,
biasanya mempercayai pimpinan baru meskipun belum terlalu
mengenalnya. Ikatan yang menciptakan kepercayaan ini terletak
pada wewenang yang dimiliki pimpinan dan hukuman yang bisa
ia kenakan jika karyawan gagal memenuhi kewajiban-kewajiban
kerja.
2) Kepercayaan berbasis pengetahuan
Kebanyakan hubungan organisasi berakar pada kepercayaan
berbasis pengetahuan (knowledge-basedtrust) artinya,
kepercayaan didasarkan pada kemampuan memprediksi
perilaku yang bersumber dari pengalaman berinteraksi.
Kepercayaan ini terbentuk jika seseorang memiliki informasi
yang memadai tentang orang lain sehingga seseorang mengenal
mereka secara cukup baik dan bisa memperkirakan dengan tepat
perilaku mereka.
Kepercayaan berbasis pengetahuan mengandalkan informasi
dan bukan pencegahan. Pengetahuan mengenai pihak lain dan
kemampuan memprediksi sikap-sikap mereka menggantikan
kontrak, hukuman, dan perjanjian hukum yang umum berlaku
pada kepercayaan berbasis pencegahan. Pengetahuan ini terus
berkembang dari waktu ke waktu, bertambah seiring
-
30
pengalaman sehingga terbangun kepercayaan dan kemampuan
untuk memprediksi.
3) Kepercayaan berbasis identifikasi (identification-based trust).
Tingkat kepercayaan tertinggi dicapai bila terjalin hubungan
emosional antar pihak yang ada. Hal ini memungkinkan satu
pihak bertindak sebagai seseorang agen bagi yang lain dan
menggantikan orang tersebut dalam transaksi antar personal.
Kepercayaan muncul karena pihak-pihak saling memahami niat
dan menghargai keinginan yang lain. Pemahaman ini dibangun
sampai ke titik tertentu sehingga masing masing bisa bertindak
secara efektif demi pihak lain.
4. Citra Lembaga (X3)
a. Pengertian Citra Lembaga
Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai
pribadi perusahaan, organisasi atau produk. Citra adalah tujuan
utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak
dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat
diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian
baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif atau
negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas Rueslan (2012:
62).
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya
-
31
Jefkins dan Yadin, (2004: 19). Sedangkan hal-hal positif yang
meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan diterima publiknya
adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,
kualitas pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan
hingga berkaitan dengan tangggung jawab sosial Rueslan (2012:
66). Secara logika jika perusahaan sudah mengalami krisis
kepercayaan dari publik atau masyarakat umum maka akan
membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi
penurunan citra sampai pada titik yang paling rendah.
Sebelum terjadi penggunaan terhadap sebuah jasa, seringkali
seseorang nasabah menerima informasi yang berkaitan dengan jasa
dan lembaga yang menyediakan jasa tersebut. Informasi tersebut
dapat berupa kesan nasabah yang telah melakukan penggunaan jasa
yang sama terhadap citranya, atau berita yang disampaikan oleh
pihak yang menyediakan jasa tersebut. Bagi sebagian orang,
informasi tersebut kadangkala tidak mempengaruhi keputusan
penggunaannya, tetapi bagi sebagian yang lain informasi tersebut
menjadi hal yang sangat berharga untuk dipertimbangkan. Setiap
nasabah tentunya mempunyai pandangan tersendiri tentang
pengaruh informasi tersebut terhadap penggunaan jasa.
b. Dimensi Citra Perusahaan
Menurut Aaker dalam Tjiptono (2005: 40) klasifikasi
elemen-elemen ekuitas merek terdapat lima kategori antara lain:
-
32
1) Kesadaran merek
Adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu.
2) Asosiasi merek
Adalah segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap
sebuah merek.
3) Persepsi Kualitas
Penilaian pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk.
4) Loyalitas Merek
Adalah suatu ukuran kesetiaaan konsumen terhadap suatu
merek.
5) Aset Lainnya
Adalah asset-aset lain yang berkaitan dengan merek.
5. Kualitas Layanan
a. Pengertian Kualitas Layanan
Menurut Wijaya (2011: 11) dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kualitas didefinisikan sebagai tingkat baik buruknya
sesuatu. Kualitas dapat pula didefinisikan sebagai tingkat
keunggulan, sehingga kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan.
Menurut Goetsch dan Davis (1944) dalam Wijaya (2011: 251)
kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
-
33
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.
b. Dimensi Kualitas Layanan
Menurut Parasuraman dkk dalam Simamora (2001: 186-187)
ada beberapa jenis layanan dan berhasil mengidentifikasikan lima
faktor utama yang dipergunakan konsumen dalam menilai atau
menentukan kualitas layanan. Kelima faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Reliability (keandalan): meliputi prestasi yang konsisten dan
dapat dipertanggungjawabkan. Perusahaan berarti
melaksanakan jasa yang betul atau yang cocok pada kali
pertama, juga berarti bahwa perusahaan dapat memenuhi semua
janjinya.
2) Responsiveness (respon): pelayanan atau respon yang cepat dan
kreatif terhadap permintaan atau permasalahan yang dihadapi
konsumen.
3) Tangible (berwujud): bukti fisik dari layanan, bisa berupa
fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan,
dan sarana komunikasi.
4) Assurance (jaminan): mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf,
bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.
-
34
5) Emphaty (empati): meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para pelanggan.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pikir adalah gambaran tentang hubungan antar variabel
dalam suatu penelitian. Kerangka pikir diuraikan oleh jalan pikiran menurut
kerangka yang logis. Muhamad (2008: 75). Berdasarkan landasan teori dan
tinjauan pustaka yang ada, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian
ini disajikan dalam gambar sebagai berikut:
H1
H2
H3 H4
Kerangka Berfikir
Gambar 2. 1
Maka penelitian diatas dapat dibuat persamaan matematis sebagai berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 +е
Keterangan:
Y = Minat
Minat Membayar
Zakat (Y)
Kualitas
Layanan (X4)
Citra Lembaga
(X3)
Kepercayaan (X2)
Religiusitas
(X1)
-
35
β0 = Konstanta
X1 = Religiusitas
X2 = Kepercayaan
X3 = Citra Lembaga
X4 = Kualitas Layanan
β1 = Koefisien religiusitas
β2 = Koefisien kepercayaan
β3 = Koefisien citra lembaga
β4 = Koefisien kualitas layanan
e = Standar eror
D. Hipotesis
Penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian dengan
pendekatan ilmiah, sedangkan yang tidak menggunakan hipotesis adalah
riset dengan menggunakan dengan pendekatan naturalis. Menurut Sugiyono
(2012) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Sedangkan menurut Margono (2004)
menyebutkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling
tinggi tingkat kebenarannya. Dan menurut Nazir (2005) menyebutkan
bahwa hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara
sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal
dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.
-
36
Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang
relevan, maka hipotesis yang akan diajukan kebenarannya, secara empiris
adalah:
1. Faktor religiusitas zakat terhadap minat masyarakat membayar zakat
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Satrio, Dodik Siswantoro (2016)
menunjukkan faktor religiusitas bepengaruh secara signifikan terhadap
Minat membayar zakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad Mukhlis dan Irfan Syauqi Beik (2013) menunjukkan faktor
religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap minat membayar
zakat.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Faktor religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap
minat membayar zakat.
2. Faktor kepercayaan zakat terhadap minat masyarakat membayar zakat
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Satrio, Dodik Siswantoro (2016)
menunjukkan faktor kepercayaan berpengaruh terhadap minat membyar
zakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sheila (2017)
menunjukkan faktor kepercayaan berpengaruh terhadap minat
masyarakat berzakat.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
-
37
H2: Faktor kepercayaan berpengaruh secara signifikan
terhadap minat membayar zakat.
3. Faktor citra lembaga terhadap minat masyarakat membayar zakat
Penelitian yang dilakukan oleh Azy Athoillah Yazid (2017)
menunjukkan faktor citra lembaga berpengaruh terhadap minat muzzaki
dalam menunaikan zakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Nur’aini dan Ridia (2015) menunjukkan faktor citra lembaga
berpengaruh secara posotif dan signifikan terhadap minat menyalurkan
zakat.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H3: Faktor citra lembaga berpengaruh secara signifikan
terhadap minat membayar zakat.
4. Faktor kualitas layanan zakat terhadap minat masyarakat membayar
zakat
Penelitian yang dilakukan oleh Azy Athoillah Yazid (2017)
menunjukkan faktor kualitas layanan berpengaruh terhadap minat
muzzaki dalam menunaikan zakat. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Sutomo, Mukhamad Najib, dan Setiadi Johar (2017)
menunjukkan bahwa muzzaki telah merasa puas terhadap terhadap
layanan lembaga amil zakat dalam membayar zakat.
-
38
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H4: Faktor kualitas layanan berpengaruh secara signifikan
terhadap minat membayar zakat.
Tabel 2.2
Hipotesis
Hipotesis Pernyataan
H1 Faktor religiusitas berpengaruh secara signifikan
terhadap minat membayar zakat.
H2 Faktor kepercayaan berpengaruh secara signifikan
terhadap minat membayar zakat.
H3 Faktor citra lembaga berpengaruh secara signifikan
terhadap minat membayar zakat.
H4 Faktor kualitas layanan berpengaruh secara signifikan
terhadap minat membayar zakat.
-
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (filed research). Dalam
penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dari
mustahik di BAZNAS Kota Semarang mengenai pengaruh religiusitas,
kepercayaan, citra lembaga, dan kualitas layanan terhadap minat masyarakat
membayar zakat di BAZNAS Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2015: 7).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kota Semarang tepatnya di Jl. Wr. Supratman No.77, Gisikdrono, Semarang
Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli
sampai Agustus 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
-
40
2015: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang membayar
zakat di Baznas Semarang.
2. Sampel
Menurut (Sugiyono, 2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi dalam jumlah
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam
populasi, seperti karena adanya keterbatasan dana, waktu dan tenaga, maka
peneliti dapat peneliti dapat menggunakan sampel yang telah diambil dari
populasi tersebut Probability sampling. Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur populasi yang akan menjadi anggota sampel. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, menurut
Sugiyono (2014: 64) simple random sampling dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam penelitian. Rumus perhitungan besaran
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sebagai beriku:
n = N
1+N(e)2
dimana:
n = Ukura sampel
N= Populasi
-
41
q = Presentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih diinginkan, pengambilansampel yang dapat ditoleransi,
misalnya 10%.
Perhitungan sebagai berikut:
n= 8000
1+8000(0,1)2
= 98, 7654 dibulatkan menjadi 100 muzakki.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk
menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006: 29).
1. Pengertian Data
Data adalah alat bagi pengambil keputusan sebagai dasar pembuatan
keputusan atau pemecahan persoalan/masalah. Keputusan yang baik hanya
bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang baik (jujur, pandai dan berani
menggambil keputusan yang objektif), dimana keputusan trsebut didasarkan
atas data yang baik pula. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya
kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas
dan bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh
merupakan data relevant (Supranto, 2003: 17).
2. Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan data primer, yaitu
pengambilan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan
-
42
(Bawono, 2006: 29). Untuk mendapatkan data primer, peneliti menyebarkan
angket di Baznas Semarang. Angket adalah sejumlah pertanyaan secara
tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar peneliti
memperoleh data lapangan/empiris untuk memecahkan masalah penelitian
dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Supardi, 2005: 127).
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian (Muhamad, 2008:
120). Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval. Skala interval
adalah memberikan rangking terhadap responden, yang dirangkingkan bisa
berupa preferensi, perilaku, dan sebagainya (Bawono, 2006: 31).
Penelitian ini, kuisioner dibuat dengan mengguankan skala 1-5 untuk
mendapatkan data yang bersifat interval. Hal ini dikarenakan untuk
memudahkan responden dalam memberikan penilaian atau pendapat sangat
tidak setuju sampai sangat setuju, dengan kata lain mengukur, tanggapan baik
buruknya dalam suatu pertanyaan dalam bentuk nilai angka 1-5. Berikut adalah
rentang penilaian dalam skala interval.
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
-
43
F. Definisi Konsep Operasional
Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Variabel Bebas Religiusitas (X1)
Menurut Glock & Stark (Dister, 1988) mengenai religiusitas yaitu sikap
keberagaman yang berarti adanya unsur internalisasi agama ke dalam diri
seseorang. Religiusitas didefinisi operasionalkan sebagai pengabdian
Muzakki terhadap ajaran agama Islam dengan menunaikan kewajiban untuk
menyalurkan zakat untuk penghasilan yang telah mencapai nisab.
2. Variabel Bebas Kepercayaan (X2)
Menurut Sumarman (2004) kepercayaan adalah kekuatan bahwa suatu
produk memiliki atribut tertentu. Kepercayaan biasa disebut perkaitan objek-
atribut (object-attribute lingkage), yaitu kepercayaan konsumen tentang
kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dan atributnya yang
relevan.
3. Vriabel Bebas Citra Lembaga (X3)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,
jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya (Jefkins dan Yadin,
2004: 19). Menurut Aaker dalam Tjiptono (2005: 40) mengklasifikasikan
elemen-elemen ekuitas merek sebagai berikut:
4. Variabel Bebas Kualitas Layanan (X4)
Menurut Parasuraman dkk dalam Simamora (2001: 186-187) ada
beberapa jenis layanan dan berhasil mengidentifikasikan lima faktor utama
-
44
yang dipergunakan konsumen dalam menilai atau menentukan kualitas
layanan.
5. Variabel Terikat Minat Membayar Zakat (Y)
Menurut Witherington (1999), minat adalah kesadaran seseorang dalam
sustu obyek seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut
dengan dirinya. Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu
obyek pasti harus ada terlebih dahulu dapat minat obyek tadi.
Tabel 3.1
Definisi Konsep dan Operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Religiusitas
(X1)
Menurut Glock
& Stark dalam
Dister (1988)
religiusitas yaitu
sikap
keberagaman
yang berarti
adanya unsur
internalisasi
agama ke dalam
diri seseorang.
1. Yakin Allah
mengawasi
kegiatan manusia.
2. Menjalankan rukun
islam.
3. Menjalankan
ibadah rukun islam
4. Paham dasar hukum
ilmu agama.
5. Merasakan dampak
ibadah yanf
dijalankan.
Skala Likert
Kepercayaa
n (X2)
Menurut
Sumarman
(2004)
kepercayaan
1. Baznas Kota
Semarang
melaksanakan tugas
Skala Likert
-
45
adalah kekuatan
bahwa suatu
produk memiliki
atribut tertentu.
berdasarkan visi
misi.
2. Baznas Kota
Semarang
melaksanakan tugas
secara professional.
3. Baznas Kota
Semarang
melaksanakan
tugasnya secara
konsisten.
4. Selalu berzakat di
Baznas Kota
Semarang.
5. Penyampaian dana
zakat secara
transparan
Citra
lembaga
(X3)
Citra perusahaan
adalah citra dari
suatu organisasi
secara
keseluruhan,
jadi bukan hanya
citra pada
produk dan
pelayanannya
Jefkins dan
Yadin, (2004:
19).
1. Baznas Kota
Semarang sankat
dikenal masyarakat.
2. Baznas Kota
Semarang adalah
lembaga pengelola
zakat favorit.
3. Baznas Kota
Semarang
memberikan kesan
kualitas yang baik.
4. Berzakat di Baznas
Kota Semarang.
Skala Likert
-
46
Kualitas
layanan
(X4)
Menurut
Goetsch dan
Davis (1944)
dalam Wijaya
(2011: 251)
kualitas adalah
kondisi dinamis
yang
berhubungan
dengan produk,
jasa, manusia,
proses dan
lingkungan yang
memenuhi atau
melebihi
harapan.
1. Baznas Kota
Semarang mampu
bertahan dibanding
lembaga yang lain.
2. Baznas Kota
Semarang selalu
respon.
3. Baznas Kota
Semarang
memberikan akses
terbaik.
4. Baznas Kota
Semarang
memastikan
pengelolaan yang
baik.
5. Baznas Kota
Semarang
memahami
kebutuhan
muzakki.
Skala Likert
Minat
membayar
zakat (X5)
Menurut
Sukanto dalam
Murtadho
(2013) minat
merupakan
motivasi yang
mendorong
orang untuk
melakukan apa
yang mereka
inginkan bila
1. Berzakat untuk
membantu sesama
orang yang
kekurangan.
2. Berzakat karena
faktor lingkungan.
3. Berzakat karena
orang muslim.
Skala Likert
-
47
mereka bebas
memilih.
G. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara,
pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi dari responden. Instrument itu disebut dengan pedoman pengamatan
atau pedoman wawancara, kuisioner atau dokumenter sesuai dengan metode
yang digunakan (Gulo, 2002: 123).
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
kuisioner yang memuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah
dan tujuan penelitian. Yang disebar secara langsung pada masyarakat yang
membayar zakat di BAZNAS Semarang.
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Instrumen
a. Uji reliabilitas
Menurut Ghozali (2013: 47) reliabilitas adalah alat untuk
mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara
(Sunyoto, 2011) yaitu :
1) Repeated measure atau pengukuran ulang
-
48
Dalam waktu yang berbeda responden diberi butir pertanyaan
dan alternatif jawaban yang sama. Butie pertanyaan dikatakan
reliabel jika jawabannya sama.
2) One shoot atau pengukuran sekali
Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali
menyebar kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur
korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama
dengan bantuan aplikasi Statistical Program for Siciety Science
(SPSS), dengan fasilitas Croncbach Alpha (a). Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbach Alpha > 0,60.
Rumus perhitungannya sebagai berikut (Mustafa: 2009):
Cronbach’s Alpha = (𝑄
𝑄−1|1 − ∑𝑆
2 𝑞𝑖
∑ 𝑆2 𝑋
)
Keterangan :
Q = Banyaknya butir dalam suatu
variabel
Sqi = Varians skor tiap butir
Sx = Varians skor total butir tersebut
Rxy = Mean korelasi antar butir
b. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2015: 194) uji validitas dilakukan untuk
mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankan fungsi
ukurannya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuan tingkat-
-
49
tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur. Suatu alat yang valid,
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya alat ukur yang kurang valid
berarti memiliki tingkat validitas yang rendah. Sebuah alat ukur
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi
rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentenag variabel yang
dimaksud. Uji validitas ini dihunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner.
Untuk mengetahui uji validitas, dapat digunakan korelasi bivariate
pearson atau product moment jika r hitung > r tabel, maka instrument
atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item
pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
tidak valid) (Saidani, 2012).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji normalitas
Menurut Ghazali (2013: 163) menyatakan uji normalitas dengan
analisis statistik dapat dilakukan menggunakan uji Kolmogorof-
Smirnov, dengan mempertimbangkan nilai Sig. dengan α = 0,05. Kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut:
Sig. ≥ α = 0,05 maka dapat dikatakan data yang digunakan
berdistribusi secara normal.
-
50
Sig. ≤ α = 0,05 maka dapat dikatakan data yang digunakan
berdistribusi secara tidak normal.
b. Uji multikolinieritas
Menurut Ghazali (2006: 91) uji multikolonieritas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar
variabel independen. Cara mengetahui ada tidaknya multikolonieritas
pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor).
Salah satu metode untuk mengetahui adanya multikolinieritas
adalah dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance
inflation factor (VIF). Indikasinya yaitu jika nilai VIF kurang dari 10 dan
nilai tolerance lebih dari 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas (Farama:
2011).
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas ini, peneliti
menggunakan uji glejser. Dimana dengan menggunakan uji glejser ini,
-
51
kita bisa mengetahui data tersebut bebas dari heteroskedastisitas yaitu
dengan melihat besarnya signifikansi variabel independen. Jika
signifikansi pada variabel independen > 0,05 maka dapat dinyatakan
bahwa variabel tersebut bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
d. Uji linieritas
Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model
dalam bentuk lain. Spesifikasi model dapat berupa linier, kuadratik atau
kubik (Bawono, 2006: 179).
Menurut Pramesti (2016: 70) untuk mengetahui adanya linieritas,
dapat mempertimbangkan nilai signifikansi dengan α = 0,05. Krieria
pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai sig. Deviation from linierity > 0,05 maka terdapat hubungan
yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2) Jika nilai sig. Deviation from linierity < 0,05 maka tidak terdapat
hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3. Uji Statistik
a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Uji koefisien determinasi (R2) pada prinsipnya untuk mengukur
seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel
terikat. Apabi