ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR...

30
ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR DALAM GERAI, PELAYANAN RITEL, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus pada Toko Buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang) Muhammad Ikhwanuddin Muslim Drs. H. Mudiantono, M.Sc. ABSTRACT The development of retail business in Indonesia is increasingly rapidly, describing the purchasing power of consumers is quite high. Existing retail types of retailing is increasingly varied and diverse. Gramedia Bookstore as one of the biggest retailer network that sells book and stationery in indonesia presence in Semarang. Gramedia Bookstore Pandanaran in Semarang, become one of the choice of books and stationery shop in Semarang. Various resasons for consumers to purchase at Gramedia Bookstore. It is important to indentified consumer behaviour in making puchasing decisions. An effort to encourage consumer purchasing decisions, Gramedia Pandanaran Bookstore in Semarang make marketing strategy through merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price. Based on research results of 100 respondents consumers at Gramedia Bookstore Pandanaran Semarang. data obtained for the test conducted to meet the test of validity, reliability, and test the classical assumptionThen the data is processed so as to produce a regression equation as follows: Y = 0,258 X 1 + 0,237 X 4 + 0,197 X 5 + 0,182 X 3 + 0,175 X 2 The results show that, independent variables are simultaneously are merchandise (X 1 ), promotion (X 2 ), store atmosphere (X 3 ), retail services (X 4 ), and price (X 5 ) influential positive impact on purchase decisions dependent variable (Y). Adjusted R Square value = 0.529, meaning 52,9% purchase decision factors can be explained by the Independent variable (merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price) while remaining 47.1% is explained by factors the other is not examined. Key words: Merchandise, Promotions, The atmosphere in the front, Retail Services, and Price, Purchase Decision, Regression Analysis.

Transcript of ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR...

ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR DALAM GERAI, PELAYANAN RITEL, DAN

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus pada Toko Buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang)

Muhammad Ikhwanuddin Muslim Drs. H. Mudiantono, M.Sc.

ABSTRACT

The development of retail business in Indonesia is increasingly rapidly, describing the purchasing power of consumers is quite high. Existing retail types of retailing is increasingly varied and diverse. Gramedia Bookstore as one of the biggest retailer network that sells book and stationery in indonesia presence in Semarang. Gramedia Bookstore Pandanaran in Semarang, become one of the choice of books and stationery shop in Semarang.

Various resasons for consumers to purchase at Gramedia Bookstore. It is important to indentified consumer behaviour in making puchasing decisions. An effort to encourage consumer purchasing decisions, Gramedia Pandanaran Bookstore in Semarang make marketing strategy through merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price.

Based on research results of 100 respondents consumers at Gramedia Bookstore Pandanaran Semarang. data obtained for the test conducted to meet the test of validity, reliability, and test the classical assumptionThen the data is processed so as to produce a regression equation as follows:

Y = 0,258 X1 + 0,237 X4 + 0,197 X5 + 0,182 X3 + 0,175 X2 The results show that, independent variables are simultaneously are merchandise (X1), promotion (X2), store atmosphere (X3), retail services (X4), and price (X5) influential positive impact on purchase decisions dependent variable (Y). Adjusted R Square value = 0.529, meaning 52,9% purchase decision factors can be explained by the Independent variable (merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price) while remaining 47.1% is explained by factors the other is not examined. Key words: Merchandise, Promotions, The atmosphere in the front, Retail Services, and Price, Purchase Decision, Regression Analysis.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Toko buku Gramedia yang merupakan salah satu jaringan retail toko

buku terbesar di Indonesia dengan lebih dari 98 cabang di 30 kota besar di

Indonesia dan 3 outlet di Negeri Jiran Malaysia. Toko Buku Gramedia didirikan 2

Februari 1970 oleh P.K. Ojong, yang juga merupakan pendiri KKG (Kelompok

Kompas Gramedia), dengan misi turut serta menyebarkan produk pendidikan dan

informasi, demi tercapainya cita-cita bersama mencerdaskan kehidupan bangsa,

menuju masyarakat baru Indonesia yang berkehidupan Pancasila

Pasar buku secara umum terbagi ke dalam dua kelompok besar. Pertama

adalah pasar yang berlaku umum di mana penerbit harus memasarkan bukunya

secara bebas untuk dapat menjangkau konsumen. Hal ini biasanya dilakukan

melalui pemasaran yang agresif, baik melalui toko buku maupun penjualan

langsung ke konsumen. Menarik untuk dianalisis dari besaran pasar buku di

Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan. Mengutip dari rangkuman data yang

telah diperoleh oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tentang industri

buku nasional bahwa:

Tidak ada besaran pasar yang pasti untuk industri buku Indonesia, tetapi sebagai gambaran berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan: 1. Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI) menyatakan bahwa omset

buku/tahun sekitar Rp 6-7 Triliun, dengan Rp 5-6 Triliun khusus untuk buku pelajaran.

2. Sementara Swa Sembada memperkirakan omset sekitar Rp 5 Triliun. 3. Angka fantastis oleh pusat perbukuan nasional, dengan ausmsi satu

orang siswa satu buku umtuk setiap mata pelajaran, maka besar pasar buku diperkirakan sekitar Rp 15 Triliun.

Tabel 1 Data Jumlah Pengunjung dan Data Jumlah Transaksi

Toko Gramedia Pandanaran Kota Semarang Januari - Agustus 2011

Bulan Jumlah

Pengunjung (Orang)

Jumlah Transkasi (orang)

Persentasi jumlah

transaksi/jumlah pengunjung

(Orang)

Rata-rata jumlah

pengujung perhari (Orang)

Rata-rata jumlah (Orang) transaksi perhari

Januari 83.280 48.711 58.49% 2.686 1.571 Februari 73.432 37.243 50.72% 2.623 1.330 Maret 92.305 53.213 57.65% 2.978 1.717 April 76.282 47.423 62.17% 2.543 1.581 Mei 77.029 38.307 49.73% 2.485 1.236 Juni 65.259 33.503 51.34% 2.175 1.117 Juli 86.468 42.773 49.47% 2.789 1.380 Agustus 52.770 21.451 40.65% 1.702 692

Sumber: Toko Gramedia Pandanaran Semarang 2011 (data diolah)

B. Perumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini dengan melihat jumlah transaksi

penjualan tiap bulannya dari periode bulan Januari hingga Agustus tahun 2011

seperti yang ditunjukan dalam tabel 1.3 diatas. Ada trend penjualan yang terus

menurunan dari periode bulan Juni hingga Agustus, bahkan penjualan bulan

Agustus menjadi penjualan terendah jika dibandingkan dengan penjualan bulan

sebelumnya. Pengunjung yang datang dan melakukan pembelian pada bulan

Agustus hanya mencapai 40,65% dari jumlah semua pengunjung yang datang

pada bulan Agustus yang mencapai 52.770 orang pengunjung.

berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini, akan dibahas tentang

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada usaha ritel,

antara lain merchandise, promosi, atmosfer dalam gerai, pelayanan ritel, dan

harga. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana pengusaha ritel dalam hal ini

toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang sebagai objek penelitian

menerapkan faktor-faktor tersebut dalam rangka mendorong keputusan pembelian

konsumen toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang.

II. TELAAH PUSTAKA

A. Keputusan Pembelian

Dalam membeli sutu barang atau jasa, seorang konsumen harus melewati

beberapa tahapan atau proses dalam keputusan pembelian. Menurut Mowen dan

Minor (2002), keputusan konsumen merupakan semua proses yang dilalui

konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan

memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka.

Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam

pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2005) ada lima tahapan dalam

pengambilan keputusan pembelian. Yaitu; (1) pengenaklan masalah, (2) pencarian

informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca

pembelian.

Gambar 1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap

1. Pengenalan Masalah

Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi

ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. Pengenalan

kebutuhan terpicu ketika konsumen diekspos pada stimulasi internal (rasa

haus) atau stimulasi eksternal (promosi, harga, saluran distribusi/tempat

dan promosi).

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhanya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membagi nya kedalam

dua level rangsangan. (1) Situasi pencarian informasi yang lebih ringan

dinamakan penguatan perhatian. (2) Pada level selanjutnya, orang itu

mungkin mulai aktif mencari informasi. Sumber informasi konsumen

digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini.

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

Mengenali masalah

Perilaku pasca pembelian

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan pembelian

b. Sumber Komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan

di toko.

c. Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat

konsumen.

d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian

produk.

3. Evaluas Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah

pertimbangan dari produk altenatif yang tersedia, konsumen siap untuk

membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang

tersimpan dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari

luar untuk membangun suatu kriteria tertentu.evaluasi sering

mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang

mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengauhi

perilaku pembelian mereka.

Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses

evaluasi konsumen. (1) konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. (2)

konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. (3) konsumen

memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan Pembelian

Sejalan dengan evaluasi atas berbagai macam alternatif, konsumen

dapat memutuskan produk mana yang akan dikonsumsi dan dapat

memuaskan kebutuhannya. Kepuasan akan produk yang diputuskan untuk

di konsumsi akan tercapai jika suatu produk sesuai dengan keinginan dan

harapan dengan pertimbangan berbagai macam alternatif.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian dan mengkonsumsi produk yang di konsumsi.

Konsumen akan mengalami kesesuaian dan ketidaksesuian dengan fitur-

fitur tertentu pada produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan

kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi

perilaku selanjutnya.

Jika puas, konsumen akan menunjukan kemungkinan yang lebih

tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Pelanggan yang puas juga

cenderung menceritakan hal-hal yang baik tentang merek-merek tersebut

kepada orang lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau

mengembalikan produk tersebut bahkan memberikan komentar yang

buruk kepada khalayak luas.

B. Keputusan Pembelian Konsumen Ritel

Menurut peter dan olson (dalam Simamora, 2003) khusus dalam

pembelian ritel terdapat pola perilaku tertentu dan alternatif berbeda. pola perilaku

ini terbagi menjadi tujuh kategori, dimana masing-masing kategori dapat berubah

urutanya. Karena pada dasarnya setiap manusia berbeda maka perilkunya pun

berbeda walaupun perilaku tersebut relatif sama.

Gambar 2

Pola Perilaku Konsumen dalam Ritel

C. Merchandise

Kegiatan pedagang eceran atau peritel meliputi perdagangan yang menjual

produk dan jasa langsung kepada konsumen. Merchandise adalah produk-produk

yang dijual peritel kepada konsumen dalam gerainya kepada konsumen,

sedangkan merchandising dapat diartikan sebagai upaya pengadaan dan

penanganan barang (Sujana, 2005).

Selanjutnya Davidson (dikutip oleh Sujana, 2005) menjelaskan bahwa

terminologi The 5 Right of merchandising sebagai berikut:

1. Right Merchandise: berarti jenis, model, merek, warna, ukuran, dan

lainya yang ingin dibeli oleh konsumen.

2. Right Place: merujuk bukan hanya pada lokasi toko, melainkan barang

apa yang selayaknya ada di suatu toko dan tempat pemajangan di toko

dan tempat pemajangan di dalam toko itu sendiri.

3. Right Quantities: berarti bahwa keberadaan barang dalam jumlah yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen.

4. Right Time: berarti bahwa keberadaan barang di toko pada saat mana

konsumen membutuhkanya.

5. Right price: adalah tingkat harga barang yang pantas dan bersaing

pada timgkat mana masih memberikan keuntungan bagi retailer.

Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji

kebenaranya sebagai berikut:

H1: Merchandising berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

D. Promosi

Bisnis ritel berkenaan dengan pemasaran barang-barang (atau jasa) yang

dibutuhkan oleh masyarakat baik itu perorangan maupun rumah tangga. Penting

dalam setiap kegiatan usaha dan melakukan proses pemasaran adalah

menginformasikan keberadaan usaha kita kepada masyarakat dan konsumen

potensial. Pembahasan mengenai mengenai orang banyak berarti berbicara tentang

pikiran dan emosi mereka. Ditekankan oleh pendapat dari Kotler dan Keller

(2007) bahwa:

Pemasaran modern memerlukan lebih daripada sekadar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuatnya dapat terjangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan sekarang dan yang akan datang, dan masyarakat umum. Promosi dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa elemen promosi

yang dikenal dengan promotion mix. Promotion mix merupakan kombinasi dari

beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal

selling, dan publisitas.

a) Advertising (periklanan)

Iklan dijalankan melalui media cetak seperti koran dan majalah, media

elektronik seperti televisi, radio, bioskop dan internet (Ma’ruf, 2005).

b) Sales Promotion (promosi penjualan)

Sales promotion adalah program promosi peritel dalam rangka

mendorong terjadinya penjualan atau untuk meningkatkan penjualan

atau dalam rangka mempertahankan minat pelanggan untuk tetap

berbelanja padanya (Ma’ruf, 2005).

c) Public Relations (hubungan masyarakat)

Publik bagi peritel adalah pemilik atau pemegang saham, pelanggan,

pemerintah, masyarakat luas di kota, penduduk sekitar, media massa,

para opinion leader khususnya tokoh masyarakat baik yang skala

nasional maupun skala lokal, para karyawan dan keluarga mereka,

serikat pekerja dan para pemasok. (Ma’ruf, 2005).

d) Personal selling

Personal selling adalah upaya penjualan yang dilakukan oleh para

karyawan di gerai ritel kepada calon pembeli (Ma’ruf, 2005).

Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji

kebenaranya sebagai berikut:

H2: Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan Pembelian

E. Atmosfer dalam gerai

Desain gerai akan menghasilkan suasana yang nyaman dan menarik bagi

setiap kunjungan konsumen dalam berbelanja: menurut pendapat Levy and Weitz

(2001) atmosfer dalam gerai adalah:

Atmospheric refers to the design of an environment via visual

communications, lighting, colors, music, and scent to stimulate customers

perceptual and emotional responses and ultimately to affect their purchase

behavior.

Menurut Berman and Evans (2001) mendefinisikan store atmosphere

bahwa “Atmosphere refers to the store’s physical characteristics that are used to

develop an image and draw customers”. Yang paling penting dalam desain toko

menurut Ma’ruf (2005) adalah “pada initinya, desain toko bertujuan memenuhi

syarat fungsional sambil menyediakan pengalaman berbelanja yang

menyenangkan sehingga mendukung terjadinya transaksi”.

Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji

kebenaranya sebagai berikut:

H3: Atmosfer dalam gerai berpengaruh positif terhadap keputusan

pembeian.

F. Pelayanan ritel

Kepuasan dalam mengkonsumsi suatu produk (barang dan jasa)

merupakan keseluruhan dari rangkaian transaksi antara penjual dan pembeli

hingga ketika mengonsumsi produk. Kegiatan pelayanan dalam ritel bertujuan

memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai (Simamora, 2005).

Menurut Simamora (2001) berpendapat bahwa:

layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Tingkat pelayanan yang diberikan erat kaitannya dengan sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan ritel untuk mendukung usaha memberikan

pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Retail Service bersama unsur-usnur

bauran pemasaran ritel lainya mempunyai fungsi yang sama strategis nya dalam

memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja dan dalam mendukung

kesuksesan penjualan di bisnis ritel.

Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji

kebenaranya sebagai berikut:

H4: Pelayanan ritel berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

G. Harga

Penetapan harga merupakan hal yang sulit untuk diputuskan ketika

menjual produk kepada konsumen. Harga harus mampu mewakili nilai dan tolak

ukur dari produk (barang dan jasa) yang akan di konsumsi. Seperti yang dikatakan

Raymond Corey (dikutip oleh Kertajaya, 2006) bahwa harga “merupakan ekspresi

nilai, yang mana nilai menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang

terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan

distribusi, dan layanan yang menyertainya”. Dalam bisnis pedagang eceran atau

ritel harga sebagai salah satu alat persaingan yang dapat ditawarkan oleh masing-

masing peritel.

Swastha dan Irawan (2000) menyatakan bahwa “harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”. Sedangkan menurut Kotler

dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa “harga adalah sejumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai yang ditukar konsumen

atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa

tersebut”. Tjiptono (2002) mengemukakan bahwa “harga adalah satuan moneter

atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh

hak kepemilikan atau hak penggunaan suatu barang dan jasa”.

Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji

kebenaranya sebagai berikut:

H5: Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembeian konsumen

H. Kerangka Penelitian

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Tabel 2

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

No Variabel Penelitian Indikator 1 Merchandising (X1) 1. Variasi produk yang dijual

2. Ketersedian produk lengkap 3. Kualitas produk yang dijual 4. Kecepatan dalam distribusi produk baru

2 Promosi (X2)

1. Kuantitas kegiatan promosi 2. Penetapan harga diskon 3. kupon berhadiah dan potongan harga

3 Atmosfer dalam gerai (X3)

1. Tampilan lay-out menarik 2. Penataan (display) produk 3. Suasana internal toko 4. Lay-out toko yang memudahkan pergerakan

4 Pelayanan Ritel (X4)

1. Tersedianya fasilitas customer service 2. Pramuniaga yang terampil 3. Papan petunjuk kategori produk

4. Praminiaga yang cepat tanggap 5. Tersedia katalog dan database produk

5 Harga (X5)

B. Harga sesuai kualitas C. Harga bersaing D. Harga terjangkau

6 Keputusan Pembelian

(Y)

1. Kemantapan untuk membeli produk 2. Ketertarikan untuk membeli ulang 3. Rekomendasi

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Berupa responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

Populasi dan Sampel

C. Popilasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah masyarakat yang pernah

berkunjung dan melakukan pembelian di toko buku Gramedia Pandanaran Kota

Semarang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan purposive sampling, yaitu penulis menggunakan pertimbangan sendiri

dengan cara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dapat memberikan

informasi yang diperlukan oleh penulis (Sugiyono, 2001).

Kriteria sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang dapat

memenuhi kebutuhan penilitian yang dapat memberikan jawaban yang objektif

sesuai dengan pengalaman ketika berbelanja dan konsumen diposisikan sebagai

pengambil keputusan (decider) pembelian produk (buku, perlengakapan alat tulis

dan kantor, aksesoris, dan lain-lain) di toko buku Gramedia Pandanaran Kota

Semarang.

Karena jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

diketahui, Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan beberapa

metode antara lain dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Widiyanto,

2008) :

=ଶ

ଶ(ܯ)4

=1,98ଶ

4(0,1)ଶ

= 98,01 ≈ 98 (atau dibulatkan 100) Dimana : : Jumlah sampel : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%.

Pada penentuan ini pada α = 0,5 adalah 1,98. Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat : ܯ

ditoreransi, ditentukan sebesar 10%.

D. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk

memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang baik

maka dipilih dengan menggunakan metode:

1. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang

bersangkutan, yaitu para pekerja/karyawan yang terpilih sebagai responden guna

mendapatkan data-data yang diperlukan.

2. Kuesioner

Khusus untuk penelitian ini peneliti memberi daftar pertanyaan tertutup

dan terbuka kepada objek penelitian (responden) dimana selanjutnya responden

diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tertutup dan terbuka tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala Likert 1-5

dengan menggunakan pertanyaan berskala (scaling questions). Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian

fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifikasi oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawanban setiap item instrumen

yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif.

Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yang

ditunjukkan tabel berikut:

Tabel 3 Skala Likert pada Pertanyaan Tertutup Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3

Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca

dan mengamati, mengolah laporan-laporan serta catatan yang menunjang

penelitian ini.

I. Metode Analisis Data

Agar suatu data yang dikumpulkan dapat menghasilkan data yang

bermanfaat bagi penelitian ini, maka harus diolah dan diananlisis terlebih dahulu

sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.

1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005), mengatakan bahwa Uji validitas digunakan

untuk mengukur sah atau tidaknya satu kuesioner. Tingkat validitas dapat diukur

dengan cara membandingkan nilai hitung r (correlation item total correlation)

dengan nilai tabel r dengan ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana

n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen. Kriteria

penilaian uji validitas adalah :

rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut valid

rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliabel hanya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,

selama aspek yang diukur dalam dari subjek memang belum berubah. Uji

reliabelitas penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0. Kuesioner dikatakan

reliabel apabila hasil uji statistik α a > 0,60 (Ghozali, 2002).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang

dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh model

ananlisis yang tepat. Model analisis regresi ini mensyaratkan uji asumsi terhadap

data.

A. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis

regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus

berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007). Untuk melihat

normalitas residual dilakukan dengan melihat histogram maupun normal

probalbility plot.

B. Uji Asumsi Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolineritas di dalam regresi dapat dilihat dari tolerance dan

Variance Inflaction Factor (VIF), jika nilai tolerance <0,10 atau nilai VIF>10

berarti terdapat Multikolineritas.

C. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media

grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat

heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

D. Uji Regeresi Linier Berganda

Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh

dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ferdinand,

2006).

untuk memeperkirakan/meramalkan nilai variabel Y, akan lebih baik kita

ikut memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi Y. dengan

demikian kita mempunyai hubungan antara satu variabel tidak bebas (dependent

variable) Y dengna beberapa variabel lain yang bebas (independent variable) X1,

X2,….,Xk (Supranto, 2009).

Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Y = a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+e

Di mana:

Y = Keputusan pembelian

X1 = Merchandise

X2 = Promosi

X3 = Atmosfer dalam gerai

X4 = Pelayan ritel

X5 = Harga

a = Konstanta

b1,….,b5= Koefisien regresi

e = Error

E. Uji Godness of Fit

Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan

goodness of fitnya.

1. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model (Merchandise, Promosi, Atmosfer dalam gerai, Pelayanan

ritel, Harga) dalam menerangkan variasi variabel dependen/tidak bebas

(Keputusan pembelian). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu

(1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (bebas)

Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden Berdasarkan Usia Responden Berdasarkan Pekerjaan

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2. Uji Statistik F

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

secara bersama-sama variabel independen, yaitu variabel bebas (merchandise,

promosi, atmosfer dalam gerai, pelayanan ritel, harga) terhadap variabel terikat

(keputusan pembelian).

3. Uji Statistik T

Uji t dilakukan untuk menunjukan apakah variabel-variabel bebas

(independent variables) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat

(dependent variabel) (Ghozali, 2005)

IV. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Responden

Tabel 4 Gambaran Umum Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 54 54 Wanita 46 46 Jumlah 100 100

Status Perkawinan

Jumlah Persentase (%)

Menikah 32 32 Belum Menikah 68 68 Jumlah 100 100

Usia Responden Jumlah Persentase (%)

15 – 20 th 31 31 21 – 30 th 37 37 31 – 40 th 21 21 41 – 50 th 11 11

Jumlah 100 100

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Pegawai Negeri 11 11 Pegawai Swasta 23 23 Wiraswasta 14 14 Mahasiswa 24 24 Pelajar 22 22 Lainnya 6 6

Jumlah 100 100

Responden Berdasarkan Pendidikan

Responden Berdasarkan Pendapatan

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel 5 Hasil Pengujian Validitas

No Indikator R r tabel Keterangan

1

Merchandising Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4

0,725 0,774 0,575 0,694

0,197 0,197 0,197 0,197

Valid Valid Valid Valid

2 Promosi Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

0,855 0,826 0,570

0,197 0,197 0,197

Valid Valid Valid

3 Atmosfir dalam Gerai Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4

0,825 0,796 0,625 0,631

0,197 0,197 0,197 0,197

Valid Valid Valid Valid

4 Pelayanan Ritel Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

0,796 0,537 0,720 0,828 0,734

0,197 0,197 0,197 0,197 0,197

Valid Valid Valid Valid Valid

5 Harga Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

0,871 0,879 0,887

0,197 0,197 0,197

Valid Valid Valid

6 Keputusan Pembelian Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

0,848 0,841 0,862

0,197 0,197 0,197

Valid Valid Valid

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD SMP SMA PT

- 22 42 36

- 22 42 36

Jumlah 100 100,00

Pendapatan Jumlah Persentase (%)

< 1 juta per bulan 1 – 2,5 juta per bulan 2,6 – 5 juta per bulan 5,1 juta per bulan <

47 15 24 14

47 15 24 14

Jumlah 100 100

Dari tabel 4.7 dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan

untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtable = 0,197 (nilai r tabel

untuk n=100). Sehingga semua indikator tersebut adalah valid.

Tabel 6 Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan

Merchandising 0,638 Reliabel Promosi 0,614 Reliabel Atmosfir dalam gerai 0,680 Reliabel Pelayanan ritel 0,768 Reliabel Harga 0,853 Reliabel Keputusan Pembelian 0,806 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai

koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan

semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel

sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel

tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

2. Uji Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas

Gambar 4 Pengujian Normalitas

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh

dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah

berdistribusi normal.

B. Uji Normalitas

Tabel 7 Pengujian Multikolinieritas

Variabel VIF Keterangan Merchandising 1.452 Tidak Multikoliner Promosi 1.588 Tidak Multikoliner Atmosfir dalam Gerai 1.473 Tidak Multikoliner Pelayanan Ritel 1.399 Tidak Multikoliner Harga 1.196 Tidak Multikoliner

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2011

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas

memiliki nilai yang lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel

penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model

regresi.

C. Pengujian Heteroskedastisitas

Gambar 5 Pengujian Heterokedastisitas

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 8 Model Regresi dan Pengujian Hipotesis

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.068 1.517 -3.341 .001

Merchandising .253 .082 .258 3.104 .003

Promosi .271 .135 .175 2.012 .047

Atmosfir dalam gerai .181 .083 .182 2.179 .032

Pelayanan ritel .213 .073 .237 2.905 .005

Harga .210 .080 .197 2.607 .011

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Bentuk persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :

Y = 0,258 X1 + 0,175 X2 + 0,182 X3 + 0,237 X4 + 0,197 X5

Dari model tersebut diperoleh bahwa koefisien regresi untuk semua variabel

adalah positif. Berdasarkan nilai koefisien standardized dari model regresi

diperoleh bahwa variabel merchadising memiliki nilai koefisien regresi yang

paling besar. Hal ini berarti bahwa variabel merchandising merupakan variabel

yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan pengujian secara simultan dan pengujian secara parsial. Masing-

masing pengujian disajikan berikut ini.

A. Uji Statistik F

Pengujian model penelitian berupa pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F.

Tabel 9 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 167.854 5 33.571 23.283 .000a

Residual 135.536 94 1.442

Total 303.390 99

a. Predictors: (Constant), Harga, Pelayanan ritel, Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS diperoleh

nilai F sebesar 23,283 dengan tingkat signifikansi 0,000. Jika dilihat dari nilai

signifikansi F tersebut diperoleh bahwa nilai sig F lebih kecil dari 0,05. Hal ini

berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa variable Harga, Pelayanan ritel,

Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan pembelian.

B. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.

Nilai koefisien determinasi digunakan adjusted R square.

Tabel 10 Koefisien Determinasi (R2)

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .744a .553 .529 1.201

a. Predictors: (Constant), Harga, Pelayanan ritel, Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diketahui

bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,529. Hal ini

berarti 52,9% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel merchandising,

Promosi, atmosfir dalam gerai, pelayanan ritel dan harga, sedangkan 47,1%

keputusan pembelian dapat dijelaskan dari variabel lain selain kelima variabel

tersebut.

V. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dari

penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel merchandise

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini

berarti bahwa merchandsing yang semakin baik akan meningkatkan

keputusan pembelian.

2. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel promosi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa

promosi yang semakin baik akan meningkatkan keputusan pembelian.

3. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel atmostif dalam gerai

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini

berarti bahwa atmostif dalam gerai yang semakin baik akan meningkatkan

keputusan pembelian.

4. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel pelayanan ritel

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini

berarti bahwa pelayanan ritel yang semakin baik akan meningkatkan

keputusan pembelian.

5. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel harga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa

harga yang semakin sesuai akan meningkatkan keputusan pembelian.

2. Saran Toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang perlu mempertimbangkan hal-hal yang

menjadi harapan pelanggan yang dirasa belum terpenuhi oleh implikasi strategis perusahaan, guna

lebih memaksimalkan pelanggan. Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban dari responden

sebagaimana yang telah diuraikan pada bab IV, maka beberapa saran yang ditawarkan adalah

sebagai berikut:

Tabel 11 Saran

No Variabel/

Indikator Kebutuhan dan

keinginan konsumen

Saran Kebijakan

1 Merchandise 1. Variasi produk

yang dijual Semua ada Berberapa

merek cat minyak

Kanvas lukis Buku Impor

Beberapa hal masih harus dibenahi dari segi variasi produk, menilai berbagai kebutuhan dari konsumen yang berbeda, meski hanya sebagian kecil yang membutuhkan tetapi besar manfaatnya untuk mendukung upaya Gramedia Pandanaran sebagai ritel yang mampu menawarkan produk yang beragam.

2. Ketersediaan produk lengkap

Buku pelajaran sekolah / kuliah

Novel terbaru Buku resep

Masakan Buku dari

penerbit kecil

masih ada beberapa konsumen yang beralih untuk berbelanja di tepat lain. Menjadi perhatian khusus, karna memang selama ini Gramedia kurang mempertimbangkan kebutuhan konsumen dan mahasiswa yang memang sulit menemukahn kebutuhan pendukung kuliah.

3. Kualitas produk yang dijual

Kualitas cetakan buku

Kondisi buku baik tidak ada cacat.

Buku-buku baru dilihat dari tahun cetakan terakhir

Peletakan produk di display agar penataan yang baik, tidak merusak buku. Rotasi perputaran produk di Gramedia Pandanaran untuk selalu diperbaharui untuk selalu menawarkan produk yang benar baru baik edisi maupun tahun terbitnya.

4. Kecepatan dalam distribusi produk

1 hari Sesuai tanggal

terbit launching buku secara nasional

Kebutuhan konsumen untuk mendapatkan informasi yang di dapat dari produk yang dijual Gramedia Pandanaran terutama produk buku dan beberapa tabloid maupun majalah secara cepat sesuai dengan tanggal terbit (launching) nasional.

2

Pelayanan Ritel 1. Tersedianya

customer service center

Mencari buku Menanyakan

ada tidaknya produk

Lokasi produk yang dicari

Benahi customer service center untuk lebih mampu menangani berbagai keluhan dan pertanyaan pelanggan dengan meyediakan tempat tersediri, dan karyawan yang terlatih besar manfaatnya untuk bisa melakukan penanganan dengan cepat dan menjadikan konsumen lebih dekat peritel.

2. Pramuniaga yang terampil

Mengerti letak semua produk

Memberikan jawaban yang pasti mengenai produk

Mempersiapkan para pramuniaga dengan pelatihan yang memadai untuk bisa menampilkan performa terbaik ketika mereka melayani konsumen yang berbelanja. Pengetahuan tentang produk dan tahu tata cara melayani dengan baik menjadi pendorong tercipta nya kesan positif di masyarakat.

Bersikap sopan dan ramah

3. Papan petunjuk kategori produk

Pada rak produk Pada pintu

masuk Pada setiap

lorong

Pemasangan papan petunjuk informasi tentang kategori produk dapat dilihat oleh konsumen dari segala penjuru gerai dan dapat terlihat dari pintu masuk sehingga konsumen tahu akan kemana ketika mereka berada di dalam gerai dan kemana mereka harus mulai mencari produk yang diinginkan.

4. Pramuniaga yang cepat dan tanggap

Pencarian produk

Pembayaran produk

Produk alternative

Kebutuhan seorang konsumen dalam membutuhkan bantuan harus mampu ditaanggapi dengan cepat oleh pramuniaga, dan mereka mampu melihat kapan konsumen ketika sedang membutuhkan bantuan. Jumlah pramuniaga yang memadai untuk ditempatkan dibeberapa titik memudahkan pramuniaga dalam memantau aktifitas belanja para konsumen.

5. Tersedia katalog dan database produk

Nama pengarang

Judul buku Kategori produk Harga Denah lay-out

Terus memperbaharui database secara terus-menerus untuk memberikan informasi terkini terkait beberapa hal yang menjadi kebutujan konsumen tentang produk yang mereka cari dan akan mereka beli.

3 Harga 1. Harga sesuai kualitas

Harga tidak masalah asalkan kualitas isi dan cetakannya bagus

Produk yang baik cenderung memiliki harga yang mahal

harga yang murah dan mampu memberikan produk dengan kualitas terbaik tetap akan selalu menjadi keinginan setiap konsumen. untuk kualitas produk di toko buku Gramedia memang cukup baik tetapi sebaiknya untuk beberapa prduk lama dengan kualitas yang cukup baik lagi dan sisa stok lama mampu ditawarkan dengan harga yang lebih murah kepada konsumen.

2. Harga bersaing

Harga lebih mahal

Harga lebih mahal pada produk yang sama di lokasi lain

Harga di toko buku Gramedia Pandanaran dibandingkan toko buku lain di Kota Semarang memang masih relatif lebih mahal.

3. Harga terjangkau

Lebih dari Rp. 100 ribu – Rp. 200 ribu

Kemampuan dari mayoritas pembeli di Gramedia Pandanaran memang masih relatif rendah. Ritel sebaiknya mampu memfasilitasi kondisi konsumen yang beragam dan menawarkan harga produk dengan lebih variatif dan terjangkau.

4 Atmosfir dalam Gerai

1. Tampilan lay-out menarik

Banyak item yang hampir sejenis diletakkan berdekatan

Variasi warna tatanan yang

Selain memberi kemudahan, pengaturan desain tata letak di gerai juga memberikan kesan bagi konsumen. Upaya untuk terus menghadirkan susasna yang baru dan berbeda harus dilakukan secara berkala untuk menghindarkan konsumen dari kebosanan.

menarik Penataan dan

penyusunan display yang mudah dilihat

2. Penataan display produk

Mudah mencari buku yang diinginkan

Mudah mendapatkan kategori produk

Terlihat bersih dan ringkas

Kepraktisan haruslah menjadi hal utama ketika mendesain display produk yang dijajakan mudah dijangkau oleh konsumen. meski penataan display sudah baik tetapi masih ada beberapa hal yang dirasakan kurang oleh konsumen.

3. Suasana internal toko

AC yang sejuk Ruang yang

luas untuk membaca

Musik yang sesuai

Suasa berbelanja harus diperhatikan oleh Gramedia Pandanaran agar konsumen betah berada digerai. Masih tidak adanya tempat untuk membaca buku bagi konsumen ketika mereka memilih sebelum mereka membeli membuat konsumen harus membaca di depan dimana buku diletakan dapat menggangu konsumen lain yang sedang mencari di display produk yang sama.

4. Lay-out toko yang memudahkan pergerakan

Ruangan terlihat tidak sesak

Mudah mencari produk

Tidak banyak berdesakan dengan pengunjung lain

Pergerakan konsumen harus diperhatikan karena mobilisasi konsumen berpindah dari satu tempat ketempat lain harus didukung oleh penempatan display yang teratur, dapat menghindarkan konsumen dari kesulitan mengitari gerai.

5 Promosi 1. Kuantitas

kegiatan promosi

Event Iklan di media

elektornik dan cetak

Iklan online (jejaring sosial)

Promosi belakangan ini yang cukup gencar lewan dunia online seperti memanfaatkan situs jejaring sosial semakin marak tetapi melakukan promosi lewat offlinepun masih cukup bisa menarik animo masyarakat seperti penyelenggaraan book fair yang selalu dinanti oleh para pecinta buku.

2. Penetapan harga diskon

Diatas 50%

Harapan konsumen terhadap Besaran diskon yang dapat menarik perhatian konsumen untuk datang dan membeli produk di toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang diatas 50% menggambarkan ketertarikan masyarakat akan diskon, masih menjadi daya tarik utama kegiatan promosi untuk menarik perhatian dan animo masyarakat.

3. kupon berhadiah dan potongan harga

Potongan harga minimum pembelian

Voucher Kupon undian

Beragam macam potongan harga dan program kupon berhadiah yang dilakukan toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang cukup memberikan gambaran tentang masih antusiasnya konsumen akan kegiatan promosi ini. Ketertarikan akan kegiatan potongan harga minimum pembelian menjadi kegiatan yang paling menarik dibandingkan voucher dan kupon berhadiah.

3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan peneltian studi kasus, oleh karena itu dalam

pelaksanaannya di lapangan terkendala oleh berbagai macam. Pertama, penelitian

ini tidak didukung oleh data yang lengkap, terkait data yang di terima berupa data

jumlah pengunjung dan data transaksi penjualan yang didapat hanya periode tahun

2011 (Januari – Agustus) dan tidak dapat dibandingkan dengan jumlah

pengunjung dan jumlah transaksi pada bulan yang sama di tahun-tahun sebelum

nya untuk melihat apakah ada trend penjualan musiman (seasonal) di toko buku

Gramedia Pandanaran Kota Semarang.

Kedua, penelitian ini hanya berfokus pada perbandingan toko buku

Gramedia Pandanaran Kota Semarang dan seluruh toko buku di Kota Semarang

secara umum dan tidak berfokus terhadap bisnis ritel toko buku yang memiliki

kriteria dan kemapanan yang sejenis dengan toko buku Gramedia Pandaran Kota

Semarang dalam pengelolalaan ritel toko buku, yang dapat menilai keunggulan

komparatif yang lebih menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan.

Ketiga, hasil penelitian yang menghasilkan koefisien determinasi (adjusted

R2) sebesar 0,529. Hal ini berarti 52,9% keputusan pembelian dapat dijelaskan

oleh variabel merchandising, Promosi, atmosfir dalam gerai, pelayanan ritel dan

harga, sedangkan 47,1% diluar 5 variabel independen yang digunakan dalam

penelitian yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tidak dapat

diidentifikasi dengan jelas.

Akhirnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada

penelitian ini, penelitian yang akan datang diharapkan dapat memperoleh data

yang lebih lengkap tentang jumlah pengunjung dan data transaksi yang dapat

diidentifikasi ada atau tidak nya pembelian musiman untuk lebih menggambarkan

keadaan suatu ritel. Mampu membandingkan kondisi pengelolaan ritel yang

dijadikan objek penelitian dengan kompetitor di bisnis ritel yang sama, agar

penelitian akan dapat menghasilkan data yang dapat menjawab permasalahan

secara ojektif dan implikasi manajerial nya dapat benar-benar di aplikasikan

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2011. Data Strategis BPS. Jakarta Berman, B., & Evans, J. 2001. Retail management: a strategic approach (8th ed.).

Upper Saddle River: Pretice Hall International, Inc. Bilson, Simamora (2005) Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama. Ferdinand, Augusty. 2000. Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Stratejik.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Huriyati Ratih. (2005), Bauran Pemasaran dan Loyalitas Pelanggan, Bandung,

Alfabeta Karmela, Lili dan Junaedi, Jujun. 2009. "Pengaruh Store Atmosphere terhadap

Minat Beli Konsumen pada Toserba Griya Kuningan". Equilibrium, Vol.5, No.9, Januari -Juni 2009: 94-106.

Kembaran, A.M. 2010. "Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan

Pembelian Ulang Mahasiswa Politeknik Negeri Medan pada Toko Buku Gramedia Gajah Mada Medan". Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatra Utara.

Kesombua, Sopida. 2010. "The Demographic Factors and Elements of the Retail

Marketing Mix that Most Influence Consumers to Shop at Mom and Pop Shops or 7-Eleven Outlets in the Radburana Districts of Bangkok. Tesis tidak dipublikasikan. Master of Art in Business English for International Communication, Srinakharinwirot University.

Komisi Penagawas Persaingan Usaha Republik Indonesia. 2008. Position Paper

KPPU: Terhadap Kebijakan Perbukuan Nasional. Jakarta. Kotler, P. & Keller, K.L. 2007. Manajemen Pemasaran, Ed12. Jilid 1. Jakarta:

Indeks Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta:

Prehallindo.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,Implementasi dan Kontrol Edisi 9, Jilid 1 . Jakarta: Prehallindo.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Insights from A-Z . New Jersey: John Wiley &

Sons, inc. Lamb, chrles W., Hair, Joseph F., and McDaniel, Carl. 2001. Pemasaran, Buku

pertama. Jakarta: Salemba Empat. Levy, M. and Weitz, B.A. Retailing Management, 4th Ed. McGraw-Hill, New

York, 2005. Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik.Jakarta:

Salemba Empat. Ma’ruf, Henri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia. Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis Jilid I.Jakarta: Salemba Empat. Mamuaya, Nova C. I. 2008. "Pengaruh Variabel-variabel Retail Mix Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen di Supermarket Kota Manado". Jurnal Formas, Vol.2, No.1, Desember 2008: 29-40.

Mowen, John C. Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi Kelima.

Jakarta:Penerbit Erlangga. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar. (2007). Perilaku konsumen (edisi 7).

Jakarta : Indeks. Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan

Profitabel, Edisi Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta. Sujana, Asep ST. 2005. Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern.

Yogyakarta : Graha Ilmu. Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh Jilid 2. Jakarta:

Penerbit Erlangga. Susanto dan Latief. 2011. "Vivanews: 2012, PDB Indonesia Kalahkan Belanda"

http://fokus.vivanews.com/news/read/198684-2012--pdb-indonesia-kalahkan-mantan-penjajah, Diakses 13 Juni 2011.

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset. Utami, Christina Whidya. 2006. Manajemen Retail: Stretegi dan Implementasi

Retail Modern. Jakarta: Salemba Empat. Widyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.