ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR...
Transcript of ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR...
ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR DALAM GERAI, PELAYANAN RITEL, DAN
HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus pada Toko Buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang)
Muhammad Ikhwanuddin Muslim Drs. H. Mudiantono, M.Sc.
ABSTRACT
The development of retail business in Indonesia is increasingly rapidly, describing the purchasing power of consumers is quite high. Existing retail types of retailing is increasingly varied and diverse. Gramedia Bookstore as one of the biggest retailer network that sells book and stationery in indonesia presence in Semarang. Gramedia Bookstore Pandanaran in Semarang, become one of the choice of books and stationery shop in Semarang.
Various resasons for consumers to purchase at Gramedia Bookstore. It is important to indentified consumer behaviour in making puchasing decisions. An effort to encourage consumer purchasing decisions, Gramedia Pandanaran Bookstore in Semarang make marketing strategy through merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price.
Based on research results of 100 respondents consumers at Gramedia Bookstore Pandanaran Semarang. data obtained for the test conducted to meet the test of validity, reliability, and test the classical assumptionThen the data is processed so as to produce a regression equation as follows:
Y = 0,258 X1 + 0,237 X4 + 0,197 X5 + 0,182 X3 + 0,175 X2 The results show that, independent variables are simultaneously are merchandise (X1), promotion (X2), store atmosphere (X3), retail services (X4), and price (X5) influential positive impact on purchase decisions dependent variable (Y). Adjusted R Square value = 0.529, meaning 52,9% purchase decision factors can be explained by the Independent variable (merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price) while remaining 47.1% is explained by factors the other is not examined. Key words: Merchandise, Promotions, The atmosphere in the front, Retail Services, and Price, Purchase Decision, Regression Analysis.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Toko buku Gramedia yang merupakan salah satu jaringan retail toko
buku terbesar di Indonesia dengan lebih dari 98 cabang di 30 kota besar di
Indonesia dan 3 outlet di Negeri Jiran Malaysia. Toko Buku Gramedia didirikan 2
Februari 1970 oleh P.K. Ojong, yang juga merupakan pendiri KKG (Kelompok
Kompas Gramedia), dengan misi turut serta menyebarkan produk pendidikan dan
informasi, demi tercapainya cita-cita bersama mencerdaskan kehidupan bangsa,
menuju masyarakat baru Indonesia yang berkehidupan Pancasila
Pasar buku secara umum terbagi ke dalam dua kelompok besar. Pertama
adalah pasar yang berlaku umum di mana penerbit harus memasarkan bukunya
secara bebas untuk dapat menjangkau konsumen. Hal ini biasanya dilakukan
melalui pemasaran yang agresif, baik melalui toko buku maupun penjualan
langsung ke konsumen. Menarik untuk dianalisis dari besaran pasar buku di
Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan. Mengutip dari rangkuman data yang
telah diperoleh oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tentang industri
buku nasional bahwa:
Tidak ada besaran pasar yang pasti untuk industri buku Indonesia, tetapi sebagai gambaran berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan: 1. Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI) menyatakan bahwa omset
buku/tahun sekitar Rp 6-7 Triliun, dengan Rp 5-6 Triliun khusus untuk buku pelajaran.
2. Sementara Swa Sembada memperkirakan omset sekitar Rp 5 Triliun. 3. Angka fantastis oleh pusat perbukuan nasional, dengan ausmsi satu
orang siswa satu buku umtuk setiap mata pelajaran, maka besar pasar buku diperkirakan sekitar Rp 15 Triliun.
Tabel 1 Data Jumlah Pengunjung dan Data Jumlah Transaksi
Toko Gramedia Pandanaran Kota Semarang Januari - Agustus 2011
Bulan Jumlah
Pengunjung (Orang)
Jumlah Transkasi (orang)
Persentasi jumlah
transaksi/jumlah pengunjung
(Orang)
Rata-rata jumlah
pengujung perhari (Orang)
Rata-rata jumlah (Orang) transaksi perhari
Januari 83.280 48.711 58.49% 2.686 1.571 Februari 73.432 37.243 50.72% 2.623 1.330 Maret 92.305 53.213 57.65% 2.978 1.717 April 76.282 47.423 62.17% 2.543 1.581 Mei 77.029 38.307 49.73% 2.485 1.236 Juni 65.259 33.503 51.34% 2.175 1.117 Juli 86.468 42.773 49.47% 2.789 1.380 Agustus 52.770 21.451 40.65% 1.702 692
Sumber: Toko Gramedia Pandanaran Semarang 2011 (data diolah)
B. Perumusan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini dengan melihat jumlah transaksi
penjualan tiap bulannya dari periode bulan Januari hingga Agustus tahun 2011
seperti yang ditunjukan dalam tabel 1.3 diatas. Ada trend penjualan yang terus
menurunan dari periode bulan Juni hingga Agustus, bahkan penjualan bulan
Agustus menjadi penjualan terendah jika dibandingkan dengan penjualan bulan
sebelumnya. Pengunjung yang datang dan melakukan pembelian pada bulan
Agustus hanya mencapai 40,65% dari jumlah semua pengunjung yang datang
pada bulan Agustus yang mencapai 52.770 orang pengunjung.
berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini, akan dibahas tentang
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada usaha ritel,
antara lain merchandise, promosi, atmosfer dalam gerai, pelayanan ritel, dan
harga. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana pengusaha ritel dalam hal ini
toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang sebagai objek penelitian
menerapkan faktor-faktor tersebut dalam rangka mendorong keputusan pembelian
konsumen toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang.
II. TELAAH PUSTAKA
A. Keputusan Pembelian
Dalam membeli sutu barang atau jasa, seorang konsumen harus melewati
beberapa tahapan atau proses dalam keputusan pembelian. Menurut Mowen dan
Minor (2002), keputusan konsumen merupakan semua proses yang dilalui
konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan
memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka.
Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam
pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2005) ada lima tahapan dalam
pengambilan keputusan pembelian. Yaitu; (1) pengenaklan masalah, (2) pencarian
informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca
pembelian.
Gambar 1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
1. Pengenalan Masalah
Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi
ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. Pengenalan
kebutuhan terpicu ketika konsumen diekspos pada stimulasi internal (rasa
haus) atau stimulasi eksternal (promosi, harga, saluran distribusi/tempat
dan promosi).
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhanya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membagi nya kedalam
dua level rangsangan. (1) Situasi pencarian informasi yang lebih ringan
dinamakan penguatan perhatian. (2) Pada level selanjutnya, orang itu
mungkin mulai aktif mencari informasi. Sumber informasi konsumen
digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini.
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
Mengenali masalah
Perilaku pasca pembelian
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan pembelian
b. Sumber Komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
di toko.
c. Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat
konsumen.
d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian
produk.
3. Evaluas Alternatif
Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah
pertimbangan dari produk altenatif yang tersedia, konsumen siap untuk
membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang
tersimpan dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari
luar untuk membangun suatu kriteria tertentu.evaluasi sering
mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang
mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengauhi
perilaku pembelian mereka.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses
evaluasi konsumen. (1) konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. (2)
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. (3) konsumen
memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan Pembelian
Sejalan dengan evaluasi atas berbagai macam alternatif, konsumen
dapat memutuskan produk mana yang akan dikonsumsi dan dapat
memuaskan kebutuhannya. Kepuasan akan produk yang diputuskan untuk
di konsumsi akan tercapai jika suatu produk sesuai dengan keinginan dan
harapan dengan pertimbangan berbagai macam alternatif.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian dan mengkonsumsi produk yang di konsumsi.
Konsumen akan mengalami kesesuaian dan ketidaksesuian dengan fitur-
fitur tertentu pada produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan
kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi
perilaku selanjutnya.
Jika puas, konsumen akan menunjukan kemungkinan yang lebih
tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Pelanggan yang puas juga
cenderung menceritakan hal-hal yang baik tentang merek-merek tersebut
kepada orang lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau
mengembalikan produk tersebut bahkan memberikan komentar yang
buruk kepada khalayak luas.
B. Keputusan Pembelian Konsumen Ritel
Menurut peter dan olson (dalam Simamora, 2003) khusus dalam
pembelian ritel terdapat pola perilaku tertentu dan alternatif berbeda. pola perilaku
ini terbagi menjadi tujuh kategori, dimana masing-masing kategori dapat berubah
urutanya. Karena pada dasarnya setiap manusia berbeda maka perilkunya pun
berbeda walaupun perilaku tersebut relatif sama.
Gambar 2
Pola Perilaku Konsumen dalam Ritel
C. Merchandise
Kegiatan pedagang eceran atau peritel meliputi perdagangan yang menjual
produk dan jasa langsung kepada konsumen. Merchandise adalah produk-produk
yang dijual peritel kepada konsumen dalam gerainya kepada konsumen,
sedangkan merchandising dapat diartikan sebagai upaya pengadaan dan
penanganan barang (Sujana, 2005).
Selanjutnya Davidson (dikutip oleh Sujana, 2005) menjelaskan bahwa
terminologi The 5 Right of merchandising sebagai berikut:
1. Right Merchandise: berarti jenis, model, merek, warna, ukuran, dan
lainya yang ingin dibeli oleh konsumen.
2. Right Place: merujuk bukan hanya pada lokasi toko, melainkan barang
apa yang selayaknya ada di suatu toko dan tempat pemajangan di toko
dan tempat pemajangan di dalam toko itu sendiri.
3. Right Quantities: berarti bahwa keberadaan barang dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
4. Right Time: berarti bahwa keberadaan barang di toko pada saat mana
konsumen membutuhkanya.
5. Right price: adalah tingkat harga barang yang pantas dan bersaing
pada timgkat mana masih memberikan keuntungan bagi retailer.
Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji
kebenaranya sebagai berikut:
H1: Merchandising berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
D. Promosi
Bisnis ritel berkenaan dengan pemasaran barang-barang (atau jasa) yang
dibutuhkan oleh masyarakat baik itu perorangan maupun rumah tangga. Penting
dalam setiap kegiatan usaha dan melakukan proses pemasaran adalah
menginformasikan keberadaan usaha kita kepada masyarakat dan konsumen
potensial. Pembahasan mengenai mengenai orang banyak berarti berbicara tentang
pikiran dan emosi mereka. Ditekankan oleh pendapat dari Kotler dan Keller
(2007) bahwa:
Pemasaran modern memerlukan lebih daripada sekadar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuatnya dapat terjangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan sekarang dan yang akan datang, dan masyarakat umum. Promosi dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa elemen promosi
yang dikenal dengan promotion mix. Promotion mix merupakan kombinasi dari
beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal
selling, dan publisitas.
a) Advertising (periklanan)
Iklan dijalankan melalui media cetak seperti koran dan majalah, media
elektronik seperti televisi, radio, bioskop dan internet (Ma’ruf, 2005).
b) Sales Promotion (promosi penjualan)
Sales promotion adalah program promosi peritel dalam rangka
mendorong terjadinya penjualan atau untuk meningkatkan penjualan
atau dalam rangka mempertahankan minat pelanggan untuk tetap
berbelanja padanya (Ma’ruf, 2005).
c) Public Relations (hubungan masyarakat)
Publik bagi peritel adalah pemilik atau pemegang saham, pelanggan,
pemerintah, masyarakat luas di kota, penduduk sekitar, media massa,
para opinion leader khususnya tokoh masyarakat baik yang skala
nasional maupun skala lokal, para karyawan dan keluarga mereka,
serikat pekerja dan para pemasok. (Ma’ruf, 2005).
d) Personal selling
Personal selling adalah upaya penjualan yang dilakukan oleh para
karyawan di gerai ritel kepada calon pembeli (Ma’ruf, 2005).
Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji
kebenaranya sebagai berikut:
H2: Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan Pembelian
E. Atmosfer dalam gerai
Desain gerai akan menghasilkan suasana yang nyaman dan menarik bagi
setiap kunjungan konsumen dalam berbelanja: menurut pendapat Levy and Weitz
(2001) atmosfer dalam gerai adalah:
Atmospheric refers to the design of an environment via visual
communications, lighting, colors, music, and scent to stimulate customers
perceptual and emotional responses and ultimately to affect their purchase
behavior.
Menurut Berman and Evans (2001) mendefinisikan store atmosphere
bahwa “Atmosphere refers to the store’s physical characteristics that are used to
develop an image and draw customers”. Yang paling penting dalam desain toko
menurut Ma’ruf (2005) adalah “pada initinya, desain toko bertujuan memenuhi
syarat fungsional sambil menyediakan pengalaman berbelanja yang
menyenangkan sehingga mendukung terjadinya transaksi”.
Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji
kebenaranya sebagai berikut:
H3: Atmosfer dalam gerai berpengaruh positif terhadap keputusan
pembeian.
F. Pelayanan ritel
Kepuasan dalam mengkonsumsi suatu produk (barang dan jasa)
merupakan keseluruhan dari rangkaian transaksi antara penjual dan pembeli
hingga ketika mengonsumsi produk. Kegiatan pelayanan dalam ritel bertujuan
memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai (Simamora, 2005).
Menurut Simamora (2001) berpendapat bahwa:
layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.
Tingkat pelayanan yang diberikan erat kaitannya dengan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan ritel untuk mendukung usaha memberikan
pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Retail Service bersama unsur-usnur
bauran pemasaran ritel lainya mempunyai fungsi yang sama strategis nya dalam
memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja dan dalam mendukung
kesuksesan penjualan di bisnis ritel.
Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji
kebenaranya sebagai berikut:
H4: Pelayanan ritel berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
G. Harga
Penetapan harga merupakan hal yang sulit untuk diputuskan ketika
menjual produk kepada konsumen. Harga harus mampu mewakili nilai dan tolak
ukur dari produk (barang dan jasa) yang akan di konsumsi. Seperti yang dikatakan
Raymond Corey (dikutip oleh Kertajaya, 2006) bahwa harga “merupakan ekspresi
nilai, yang mana nilai menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang
terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan
distribusi, dan layanan yang menyertainya”. Dalam bisnis pedagang eceran atau
ritel harga sebagai salah satu alat persaingan yang dapat ditawarkan oleh masing-
masing peritel.
Swastha dan Irawan (2000) menyatakan bahwa “harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”. Sedangkan menurut Kotler
dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa “harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai yang ditukar konsumen
atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa
tersebut”. Tjiptono (2002) mengemukakan bahwa “harga adalah satuan moneter
atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh
hak kepemilikan atau hak penggunaan suatu barang dan jasa”.
Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji
kebenaranya sebagai berikut:
H5: Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembeian konsumen
H. Kerangka Penelitian
Gambar 3 Kerangka Pemikiran
III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Tabel 2
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
No Variabel Penelitian Indikator 1 Merchandising (X1) 1. Variasi produk yang dijual
2. Ketersedian produk lengkap 3. Kualitas produk yang dijual 4. Kecepatan dalam distribusi produk baru
2 Promosi (X2)
1. Kuantitas kegiatan promosi 2. Penetapan harga diskon 3. kupon berhadiah dan potongan harga
3 Atmosfer dalam gerai (X3)
1. Tampilan lay-out menarik 2. Penataan (display) produk 3. Suasana internal toko 4. Lay-out toko yang memudahkan pergerakan
4 Pelayanan Ritel (X4)
1. Tersedianya fasilitas customer service 2. Pramuniaga yang terampil 3. Papan petunjuk kategori produk
4. Praminiaga yang cepat tanggap 5. Tersedia katalog dan database produk
5 Harga (X5)
B. Harga sesuai kualitas C. Harga bersaing D. Harga terjangkau
6 Keputusan Pembelian
(Y)
1. Kemantapan untuk membeli produk 2. Ketertarikan untuk membeli ulang 3. Rekomendasi
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Berupa responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
Populasi dan Sampel
C. Popilasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah masyarakat yang pernah
berkunjung dan melakukan pembelian di toko buku Gramedia Pandanaran Kota
Semarang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan purposive sampling, yaitu penulis menggunakan pertimbangan sendiri
dengan cara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dapat memberikan
informasi yang diperlukan oleh penulis (Sugiyono, 2001).
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang dapat
memenuhi kebutuhan penilitian yang dapat memberikan jawaban yang objektif
sesuai dengan pengalaman ketika berbelanja dan konsumen diposisikan sebagai
pengambil keputusan (decider) pembelian produk (buku, perlengakapan alat tulis
dan kantor, aksesoris, dan lain-lain) di toko buku Gramedia Pandanaran Kota
Semarang.
Karena jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
diketahui, Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan beberapa
metode antara lain dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Widiyanto,
2008) :
=ଶ
ଶ(ܯ)4
=1,98ଶ
4(0,1)ଶ
= 98,01 ≈ 98 (atau dibulatkan 100) Dimana : : Jumlah sampel : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%.
Pada penentuan ini pada α = 0,5 adalah 1,98. Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat : ܯ
ditoreransi, ditentukan sebesar 10%.
D. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk
memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang baik
maka dipilih dengan menggunakan metode:
1. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan, yaitu para pekerja/karyawan yang terpilih sebagai responden guna
mendapatkan data-data yang diperlukan.
2. Kuesioner
Khusus untuk penelitian ini peneliti memberi daftar pertanyaan tertutup
dan terbuka kepada objek penelitian (responden) dimana selanjutnya responden
diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tertutup dan terbuka tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala Likert 1-5
dengan menggunakan pertanyaan berskala (scaling questions). Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifikasi oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawanban setiap item instrumen
yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif.
Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yang
ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 3 Skala Likert pada Pertanyaan Tertutup Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3
Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca
dan mengamati, mengolah laporan-laporan serta catatan yang menunjang
penelitian ini.
I. Metode Analisis Data
Agar suatu data yang dikumpulkan dapat menghasilkan data yang
bermanfaat bagi penelitian ini, maka harus diolah dan diananlisis terlebih dahulu
sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2005), mengatakan bahwa Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau tidaknya satu kuesioner. Tingkat validitas dapat diukur
dengan cara membandingkan nilai hitung r (correlation item total correlation)
dengan nilai tabel r dengan ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana
n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen. Kriteria
penilaian uji validitas adalah :
rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut valid
rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliabel hanya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,
selama aspek yang diukur dalam dari subjek memang belum berubah. Uji
reliabelitas penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0. Kuesioner dikatakan
reliabel apabila hasil uji statistik α a > 0,60 (Ghozali, 2002).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang
dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh model
ananlisis yang tepat. Model analisis regresi ini mensyaratkan uji asumsi terhadap
data.
A. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis
regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus
berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007). Untuk melihat
normalitas residual dilakukan dengan melihat histogram maupun normal
probalbility plot.
B. Uji Asumsi Multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikolineritas di dalam regresi dapat dilihat dari tolerance dan
Variance Inflaction Factor (VIF), jika nilai tolerance <0,10 atau nilai VIF>10
berarti terdapat Multikolineritas.
C. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media
grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
D. Uji Regeresi Linier Berganda
Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh
dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ferdinand,
2006).
untuk memeperkirakan/meramalkan nilai variabel Y, akan lebih baik kita
ikut memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi Y. dengan
demikian kita mempunyai hubungan antara satu variabel tidak bebas (dependent
variable) Y dengna beberapa variabel lain yang bebas (independent variable) X1,
X2,….,Xk (Supranto, 2009).
Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Y = a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+e
Di mana:
Y = Keputusan pembelian
X1 = Merchandise
X2 = Promosi
X3 = Atmosfer dalam gerai
X4 = Pelayan ritel
X5 = Harga
a = Konstanta
b1,….,b5= Koefisien regresi
e = Error
E. Uji Godness of Fit
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan
goodness of fitnya.
1. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model (Merchandise, Promosi, Atmosfer dalam gerai, Pelayanan
ritel, Harga) dalam menerangkan variasi variabel dependen/tidak bebas
(Keputusan pembelian). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu
(1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (bebas)
Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden Berdasarkan Usia Responden Berdasarkan Pekerjaan
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
2. Uji Statistik F
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
secara bersama-sama variabel independen, yaitu variabel bebas (merchandise,
promosi, atmosfer dalam gerai, pelayanan ritel, harga) terhadap variabel terikat
(keputusan pembelian).
3. Uji Statistik T
Uji t dilakukan untuk menunjukan apakah variabel-variabel bebas
(independent variables) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat
(dependent variabel) (Ghozali, 2005)
IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Responden
Tabel 4 Gambaran Umum Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Pria 54 54 Wanita 46 46 Jumlah 100 100
Status Perkawinan
Jumlah Persentase (%)
Menikah 32 32 Belum Menikah 68 68 Jumlah 100 100
Usia Responden Jumlah Persentase (%)
15 – 20 th 31 31 21 – 30 th 37 37 31 – 40 th 21 21 41 – 50 th 11 11
Jumlah 100 100
Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Pegawai Negeri 11 11 Pegawai Swasta 23 23 Wiraswasta 14 14 Mahasiswa 24 24 Pelajar 22 22 Lainnya 6 6
Jumlah 100 100
Responden Berdasarkan Pendidikan
Responden Berdasarkan Pendapatan
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 5 Hasil Pengujian Validitas
No Indikator R r tabel Keterangan
1
Merchandising Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
0,725 0,774 0,575 0,694
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
2 Promosi Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
0,855 0,826 0,570
0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid
3 Atmosfir dalam Gerai Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
0,825 0,796 0,625 0,631
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
4 Pelayanan Ritel Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
0,796 0,537 0,720 0,828 0,734
0,197 0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid Valid
5 Harga Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
0,871 0,879 0,887
0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid
6 Keputusan Pembelian Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
0,848 0,841 0,862
0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD SMP SMA PT
- 22 42 36
- 22 42 36
Jumlah 100 100,00
Pendapatan Jumlah Persentase (%)
< 1 juta per bulan 1 – 2,5 juta per bulan 2,6 – 5 juta per bulan 5,1 juta per bulan <
47 15 24 14
47 15 24 14
Jumlah 100 100
Dari tabel 4.7 dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtable = 0,197 (nilai r tabel
untuk n=100). Sehingga semua indikator tersebut adalah valid.
Tabel 6 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
Merchandising 0,638 Reliabel Promosi 0,614 Reliabel Atmosfir dalam gerai 0,680 Reliabel Pelayanan ritel 0,768 Reliabel Harga 0,853 Reliabel Keputusan Pembelian 0,806 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan
semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel
sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel
tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
2. Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Gambar 4 Pengujian Normalitas
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh
dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah
berdistribusi normal.
B. Uji Normalitas
Tabel 7 Pengujian Multikolinieritas
Variabel VIF Keterangan Merchandising 1.452 Tidak Multikoliner Promosi 1.588 Tidak Multikoliner Atmosfir dalam Gerai 1.473 Tidak Multikoliner Pelayanan Ritel 1.399 Tidak Multikoliner Harga 1.196 Tidak Multikoliner
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2011
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas
memiliki nilai yang lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel
penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model
regresi.
C. Pengujian Heteroskedastisitas
Gambar 5 Pengujian Heterokedastisitas
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 8 Model Regresi dan Pengujian Hipotesis
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -5.068 1.517 -3.341 .001
Merchandising .253 .082 .258 3.104 .003
Promosi .271 .135 .175 2.012 .047
Atmosfir dalam gerai .181 .083 .182 2.179 .032
Pelayanan ritel .213 .073 .237 2.905 .005
Harga .210 .080 .197 2.607 .011
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Bentuk persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
Y = 0,258 X1 + 0,175 X2 + 0,182 X3 + 0,237 X4 + 0,197 X5
Dari model tersebut diperoleh bahwa koefisien regresi untuk semua variabel
adalah positif. Berdasarkan nilai koefisien standardized dari model regresi
diperoleh bahwa variabel merchadising memiliki nilai koefisien regresi yang
paling besar. Hal ini berarti bahwa variabel merchandising merupakan variabel
yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan pengujian secara simultan dan pengujian secara parsial. Masing-
masing pengujian disajikan berikut ini.
A. Uji Statistik F
Pengujian model penelitian berupa pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F.
Tabel 9 Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 167.854 5 33.571 23.283 .000a
Residual 135.536 94 1.442
Total 303.390 99
a. Predictors: (Constant), Harga, Pelayanan ritel, Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS diperoleh
nilai F sebesar 23,283 dengan tingkat signifikansi 0,000. Jika dilihat dari nilai
signifikansi F tersebut diperoleh bahwa nilai sig F lebih kecil dari 0,05. Hal ini
berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa variable Harga, Pelayanan ritel,
Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian.
B. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.
Nilai koefisien determinasi digunakan adjusted R square.
Tabel 10 Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .744a .553 .529 1.201
a. Predictors: (Constant), Harga, Pelayanan ritel, Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diketahui
bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,529. Hal ini
berarti 52,9% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel merchandising,
Promosi, atmosfir dalam gerai, pelayanan ritel dan harga, sedangkan 47,1%
keputusan pembelian dapat dijelaskan dari variabel lain selain kelima variabel
tersebut.
V. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dari
penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel merchandise
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
berarti bahwa merchandsing yang semakin baik akan meningkatkan
keputusan pembelian.
2. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel promosi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa
promosi yang semakin baik akan meningkatkan keputusan pembelian.
3. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel atmostif dalam gerai
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
berarti bahwa atmostif dalam gerai yang semakin baik akan meningkatkan
keputusan pembelian.
4. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel pelayanan ritel
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
berarti bahwa pelayanan ritel yang semakin baik akan meningkatkan
keputusan pembelian.
5. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa
harga yang semakin sesuai akan meningkatkan keputusan pembelian.
2. Saran Toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang perlu mempertimbangkan hal-hal yang
menjadi harapan pelanggan yang dirasa belum terpenuhi oleh implikasi strategis perusahaan, guna
lebih memaksimalkan pelanggan. Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban dari responden
sebagaimana yang telah diuraikan pada bab IV, maka beberapa saran yang ditawarkan adalah
sebagai berikut:
Tabel 11 Saran
No Variabel/
Indikator Kebutuhan dan
keinginan konsumen
Saran Kebijakan
1 Merchandise 1. Variasi produk
yang dijual Semua ada Berberapa
merek cat minyak
Kanvas lukis Buku Impor
Beberapa hal masih harus dibenahi dari segi variasi produk, menilai berbagai kebutuhan dari konsumen yang berbeda, meski hanya sebagian kecil yang membutuhkan tetapi besar manfaatnya untuk mendukung upaya Gramedia Pandanaran sebagai ritel yang mampu menawarkan produk yang beragam.
2. Ketersediaan produk lengkap
Buku pelajaran sekolah / kuliah
Novel terbaru Buku resep
Masakan Buku dari
penerbit kecil
masih ada beberapa konsumen yang beralih untuk berbelanja di tepat lain. Menjadi perhatian khusus, karna memang selama ini Gramedia kurang mempertimbangkan kebutuhan konsumen dan mahasiswa yang memang sulit menemukahn kebutuhan pendukung kuliah.
3. Kualitas produk yang dijual
Kualitas cetakan buku
Kondisi buku baik tidak ada cacat.
Buku-buku baru dilihat dari tahun cetakan terakhir
Peletakan produk di display agar penataan yang baik, tidak merusak buku. Rotasi perputaran produk di Gramedia Pandanaran untuk selalu diperbaharui untuk selalu menawarkan produk yang benar baru baik edisi maupun tahun terbitnya.
4. Kecepatan dalam distribusi produk
1 hari Sesuai tanggal
terbit launching buku secara nasional
Kebutuhan konsumen untuk mendapatkan informasi yang di dapat dari produk yang dijual Gramedia Pandanaran terutama produk buku dan beberapa tabloid maupun majalah secara cepat sesuai dengan tanggal terbit (launching) nasional.
2
Pelayanan Ritel 1. Tersedianya
customer service center
Mencari buku Menanyakan
ada tidaknya produk
Lokasi produk yang dicari
Benahi customer service center untuk lebih mampu menangani berbagai keluhan dan pertanyaan pelanggan dengan meyediakan tempat tersediri, dan karyawan yang terlatih besar manfaatnya untuk bisa melakukan penanganan dengan cepat dan menjadikan konsumen lebih dekat peritel.
2. Pramuniaga yang terampil
Mengerti letak semua produk
Memberikan jawaban yang pasti mengenai produk
Mempersiapkan para pramuniaga dengan pelatihan yang memadai untuk bisa menampilkan performa terbaik ketika mereka melayani konsumen yang berbelanja. Pengetahuan tentang produk dan tahu tata cara melayani dengan baik menjadi pendorong tercipta nya kesan positif di masyarakat.
Bersikap sopan dan ramah
3. Papan petunjuk kategori produk
Pada rak produk Pada pintu
masuk Pada setiap
lorong
Pemasangan papan petunjuk informasi tentang kategori produk dapat dilihat oleh konsumen dari segala penjuru gerai dan dapat terlihat dari pintu masuk sehingga konsumen tahu akan kemana ketika mereka berada di dalam gerai dan kemana mereka harus mulai mencari produk yang diinginkan.
4. Pramuniaga yang cepat dan tanggap
Pencarian produk
Pembayaran produk
Produk alternative
Kebutuhan seorang konsumen dalam membutuhkan bantuan harus mampu ditaanggapi dengan cepat oleh pramuniaga, dan mereka mampu melihat kapan konsumen ketika sedang membutuhkan bantuan. Jumlah pramuniaga yang memadai untuk ditempatkan dibeberapa titik memudahkan pramuniaga dalam memantau aktifitas belanja para konsumen.
5. Tersedia katalog dan database produk
Nama pengarang
Judul buku Kategori produk Harga Denah lay-out
Terus memperbaharui database secara terus-menerus untuk memberikan informasi terkini terkait beberapa hal yang menjadi kebutujan konsumen tentang produk yang mereka cari dan akan mereka beli.
3 Harga 1. Harga sesuai kualitas
Harga tidak masalah asalkan kualitas isi dan cetakannya bagus
Produk yang baik cenderung memiliki harga yang mahal
harga yang murah dan mampu memberikan produk dengan kualitas terbaik tetap akan selalu menjadi keinginan setiap konsumen. untuk kualitas produk di toko buku Gramedia memang cukup baik tetapi sebaiknya untuk beberapa prduk lama dengan kualitas yang cukup baik lagi dan sisa stok lama mampu ditawarkan dengan harga yang lebih murah kepada konsumen.
2. Harga bersaing
Harga lebih mahal
Harga lebih mahal pada produk yang sama di lokasi lain
Harga di toko buku Gramedia Pandanaran dibandingkan toko buku lain di Kota Semarang memang masih relatif lebih mahal.
3. Harga terjangkau
Lebih dari Rp. 100 ribu – Rp. 200 ribu
Kemampuan dari mayoritas pembeli di Gramedia Pandanaran memang masih relatif rendah. Ritel sebaiknya mampu memfasilitasi kondisi konsumen yang beragam dan menawarkan harga produk dengan lebih variatif dan terjangkau.
4 Atmosfir dalam Gerai
1. Tampilan lay-out menarik
Banyak item yang hampir sejenis diletakkan berdekatan
Variasi warna tatanan yang
Selain memberi kemudahan, pengaturan desain tata letak di gerai juga memberikan kesan bagi konsumen. Upaya untuk terus menghadirkan susasna yang baru dan berbeda harus dilakukan secara berkala untuk menghindarkan konsumen dari kebosanan.
menarik Penataan dan
penyusunan display yang mudah dilihat
2. Penataan display produk
Mudah mencari buku yang diinginkan
Mudah mendapatkan kategori produk
Terlihat bersih dan ringkas
Kepraktisan haruslah menjadi hal utama ketika mendesain display produk yang dijajakan mudah dijangkau oleh konsumen. meski penataan display sudah baik tetapi masih ada beberapa hal yang dirasakan kurang oleh konsumen.
3. Suasana internal toko
AC yang sejuk Ruang yang
luas untuk membaca
Musik yang sesuai
Suasa berbelanja harus diperhatikan oleh Gramedia Pandanaran agar konsumen betah berada digerai. Masih tidak adanya tempat untuk membaca buku bagi konsumen ketika mereka memilih sebelum mereka membeli membuat konsumen harus membaca di depan dimana buku diletakan dapat menggangu konsumen lain yang sedang mencari di display produk yang sama.
4. Lay-out toko yang memudahkan pergerakan
Ruangan terlihat tidak sesak
Mudah mencari produk
Tidak banyak berdesakan dengan pengunjung lain
Pergerakan konsumen harus diperhatikan karena mobilisasi konsumen berpindah dari satu tempat ketempat lain harus didukung oleh penempatan display yang teratur, dapat menghindarkan konsumen dari kesulitan mengitari gerai.
5 Promosi 1. Kuantitas
kegiatan promosi
Event Iklan di media
elektornik dan cetak
Iklan online (jejaring sosial)
Promosi belakangan ini yang cukup gencar lewan dunia online seperti memanfaatkan situs jejaring sosial semakin marak tetapi melakukan promosi lewat offlinepun masih cukup bisa menarik animo masyarakat seperti penyelenggaraan book fair yang selalu dinanti oleh para pecinta buku.
2. Penetapan harga diskon
Diatas 50%
Harapan konsumen terhadap Besaran diskon yang dapat menarik perhatian konsumen untuk datang dan membeli produk di toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang diatas 50% menggambarkan ketertarikan masyarakat akan diskon, masih menjadi daya tarik utama kegiatan promosi untuk menarik perhatian dan animo masyarakat.
3. kupon berhadiah dan potongan harga
Potongan harga minimum pembelian
Voucher Kupon undian
Beragam macam potongan harga dan program kupon berhadiah yang dilakukan toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang cukup memberikan gambaran tentang masih antusiasnya konsumen akan kegiatan promosi ini. Ketertarikan akan kegiatan potongan harga minimum pembelian menjadi kegiatan yang paling menarik dibandingkan voucher dan kupon berhadiah.
3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan peneltian studi kasus, oleh karena itu dalam
pelaksanaannya di lapangan terkendala oleh berbagai macam. Pertama, penelitian
ini tidak didukung oleh data yang lengkap, terkait data yang di terima berupa data
jumlah pengunjung dan data transaksi penjualan yang didapat hanya periode tahun
2011 (Januari – Agustus) dan tidak dapat dibandingkan dengan jumlah
pengunjung dan jumlah transaksi pada bulan yang sama di tahun-tahun sebelum
nya untuk melihat apakah ada trend penjualan musiman (seasonal) di toko buku
Gramedia Pandanaran Kota Semarang.
Kedua, penelitian ini hanya berfokus pada perbandingan toko buku
Gramedia Pandanaran Kota Semarang dan seluruh toko buku di Kota Semarang
secara umum dan tidak berfokus terhadap bisnis ritel toko buku yang memiliki
kriteria dan kemapanan yang sejenis dengan toko buku Gramedia Pandaran Kota
Semarang dalam pengelolalaan ritel toko buku, yang dapat menilai keunggulan
komparatif yang lebih menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan.
Ketiga, hasil penelitian yang menghasilkan koefisien determinasi (adjusted
R2) sebesar 0,529. Hal ini berarti 52,9% keputusan pembelian dapat dijelaskan
oleh variabel merchandising, Promosi, atmosfir dalam gerai, pelayanan ritel dan
harga, sedangkan 47,1% diluar 5 variabel independen yang digunakan dalam
penelitian yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tidak dapat
diidentifikasi dengan jelas.
Akhirnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada
penelitian ini, penelitian yang akan datang diharapkan dapat memperoleh data
yang lebih lengkap tentang jumlah pengunjung dan data transaksi yang dapat
diidentifikasi ada atau tidak nya pembelian musiman untuk lebih menggambarkan
keadaan suatu ritel. Mampu membandingkan kondisi pengelolaan ritel yang
dijadikan objek penelitian dengan kompetitor di bisnis ritel yang sama, agar
penelitian akan dapat menghasilkan data yang dapat menjawab permasalahan
secara ojektif dan implikasi manajerial nya dapat benar-benar di aplikasikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2011. Data Strategis BPS. Jakarta Berman, B., & Evans, J. 2001. Retail management: a strategic approach (8th ed.).
Upper Saddle River: Pretice Hall International, Inc. Bilson, Simamora (2005) Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama. Ferdinand, Augusty. 2000. Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Stratejik.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Huriyati Ratih. (2005), Bauran Pemasaran dan Loyalitas Pelanggan, Bandung,
Alfabeta Karmela, Lili dan Junaedi, Jujun. 2009. "Pengaruh Store Atmosphere terhadap
Minat Beli Konsumen pada Toserba Griya Kuningan". Equilibrium, Vol.5, No.9, Januari -Juni 2009: 94-106.
Kembaran, A.M. 2010. "Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Mahasiswa Politeknik Negeri Medan pada Toko Buku Gramedia Gajah Mada Medan". Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatra Utara.
Kesombua, Sopida. 2010. "The Demographic Factors and Elements of the Retail
Marketing Mix that Most Influence Consumers to Shop at Mom and Pop Shops or 7-Eleven Outlets in the Radburana Districts of Bangkok. Tesis tidak dipublikasikan. Master of Art in Business English for International Communication, Srinakharinwirot University.
Komisi Penagawas Persaingan Usaha Republik Indonesia. 2008. Position Paper
KPPU: Terhadap Kebijakan Perbukuan Nasional. Jakarta. Kotler, P. & Keller, K.L. 2007. Manajemen Pemasaran, Ed12. Jilid 1. Jakarta:
Indeks Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta:
Prehallindo.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,Implementasi dan Kontrol Edisi 9, Jilid 1 . Jakarta: Prehallindo.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Insights from A-Z . New Jersey: John Wiley &
Sons, inc. Lamb, chrles W., Hair, Joseph F., and McDaniel, Carl. 2001. Pemasaran, Buku
pertama. Jakarta: Salemba Empat. Levy, M. and Weitz, B.A. Retailing Management, 4th Ed. McGraw-Hill, New
York, 2005. Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik.Jakarta:
Salemba Empat. Ma’ruf, Henri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia. Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis Jilid I.Jakarta: Salemba Empat. Mamuaya, Nova C. I. 2008. "Pengaruh Variabel-variabel Retail Mix Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen di Supermarket Kota Manado". Jurnal Formas, Vol.2, No.1, Desember 2008: 29-40.
Mowen, John C. Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi Kelima.
Jakarta:Penerbit Erlangga. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar. (2007). Perilaku konsumen (edisi 7).
Jakarta : Indeks. Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel, Edisi Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta. Sujana, Asep ST. 2005. Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga. Susanto dan Latief. 2011. "Vivanews: 2012, PDB Indonesia Kalahkan Belanda"
http://fokus.vivanews.com/news/read/198684-2012--pdb-indonesia-kalahkan-mantan-penjajah, Diakses 13 Juni 2011.