ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …
Transcript of ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …
28
ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN IKLIM
ORGANISASI TERHADAP KINERJA PROFESIONALISME DOSEN STKIP PGRI
PASURUAN.
Dies Nurhayati, Suchaina, Moch. Nasikhin.
Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Pasuruan
Abstrak: Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat menentukan dan
dominan dalam suatu organisasi. tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh secara
parsial dan secara simultan tentang pengaruh masa kerja, beban mengajar dan iklim
organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan. Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui TMT dosen mengabdi, jumlah SKS yang
dipegang oleh dosen, bagaimana iklim organisasi yang ada, dan seberapa besar tingkat
kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan, serta untuk mengetahui pengaruh
antara masa kerja, beban mengajar, dan iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme
dosen STKIP PGRI Pasuruan. Dalam Penelitian ini, Masa Kerja merupakan variabel (X1),
Beban Mengajar (X2), Iklim Organisasi (X3) dan Kinerja Profesionalisme Dosen (Y).
Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara masa kerja, beban
mengajar, dan iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan secara simultan. Dan adanya hubungan yang signifikan antara masa kerja
terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara parsial. Tidak
adanya hubungan antara beban mengajar terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP
PGRI Pasuruan secara parsial. Adanya hubungan yang signifikan antara iklim organisasi
terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara parsial.
Kata Kunci: Masa Kerja, Beban Mengajar, Iklim Organisasi, Kinerja
profesionalisme Dosen.
PENDAHULUAN
Tingkat kebutuhan masyarakat
Indonesia terhadap pendidikan yang
berkualitas untuk melahirkan penerus
bangsa yang siap menghadapi tantangan
dunia internalisasinasional di era
globalisasi ini sangat tinggi. Salah satu
tantangan tersebut adalah Masyarakat
Ekonomi Asia (MEA), sehingga
masyarakat Indonesia harus benar-benar
siap untuk bisa bersaing, tidak hanya
sebagai penonton akan tetapi
berkontribusi sebagai pemain yang
handal di dalamnya. Adapun cara yang
bisa digunakan menghadapi tantangan
tersebut salah satunya adalah melalui
pendidikan.
Beberapa faktor yang menjadi tolak
ukur keberhasilan pendidikan di
Perguruan Tinggi adalah kinerja dosen,
mahasiswa, dan sarana–prasarana yang
mendukung. Faktor-faktor tersebut saling
tergantung dan mempengaruhi satu sama
lain dalam melaksanakan proses, hasil dan
evaluasi pembelajaran dalam hal ini adalah
dosen.
Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan aspek yang sangat menentukan
dan dominan dalam suatu organisasi. Agar
SDM lebih berdaya guna, diperlukan suatu
pengembangan dalam rangka menyiapkan
individu agar bertanggung jawab terhadap
pekerjaan sekaligus dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi
sehingga karir dapat berjalan dengan baik.
29
Pengembangan karir SDM merupakan
serangkaian aktivitas kerja yang terpisah
namun terdapat hubungan yang
memberikan kelangsungan kedudukan dan
arti dalam riwayat hidup seseorang.
Pendidikan merupakan upaya
manusia untuk memperluas cakrawala
pengetahuan sekaligus membentuk nilai,
sikap dan perilaku manusia. Pendidikan
juga merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia yang dijadikan tempat
untuk memenuhi harapan hidup. Namun
pendidikan saat ini dirasakan belum dapat
memenuhi harapan. Hal ini disebabkan
banyak lulusan pendidikan formal yang
belum dapat memenuhi kriteria tuntutan
lapangan kerja yang tersedia, apalagi
menciptakan lapangan kerja baru. Kondisi
ini merupakan gambaran masih kurangnya
kualitas pendidikan.
Pada setiap instansi, kegiatan
evaluasi terhadap kinerja karyawan
merupakan kegiatan yang umum
dilakukan. Demikian juga dalam intitusi
Perguruan Tinggi, baik yang terdaftar
sebagai Universitas, Institut, maupun
Sekolah Tinggi dianggap perlu untuk
memajukan institutnya. Dosen merupakan
sumber yang utama dalam
mentransformasi ilmu yang diberikan oleh
pihak institusi kepada mahasiswa. Selain
itu Dosen merupakan tenaga akademik
yang bertugas melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yang meliputi
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan IPTEK, serta pengabdian
pada masyarakat dan kegiatan penunjang
lainnya.
Dosen adalah orang yang
berdasarkan pendidikan dan keahliannya
diangkat oleh penyelenggara Perguruan
Tinggi dengan tugas utama mengajar.
Menurut Undang–Undang Guru dan Dosen
nomor 14 tahun 2005, Dosen adalah
pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
melalui pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Faktor utama
penyebab rendahnya kualitas pendidikan
adalah kondisi pengajar yaitu
kualifikasinya tidak layak atau mengajar
tidak sesuai bidang keahliannya.
Tantangan yang terkait dengan kualitas
pendidik mencakup tantangan pribadi,
kompetensional pribadi maupun
keterampilan pendidik dalam
melaksanakan tugasnya.
Tugas guru atau dosen adalah
membantu peserta didik agar mampu
melakukan adaptasi terhadap berbagai
tantangan kehidupan serta tantangan
yang berkembang dalam dirinya.
Pemberdayaan peserta didik meliputi
aspek‐aspek kepribadian terutama aspek
intelektual, sosial, emosional, dan
keterampilan. Tercapainya tujuan proses
belajar mengajar dalam suatu Perguruan
Tinggi tidak terlepas dari peranan dosen
dan mahasiswa. Keaktifan para dosen
dalam memberikan perkuliahan dan
keaktifan mahasiswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar menjadi kunci
utama suksesnya proses belajar
mengajar. Suksesnya proses belajar
mengajar bagi mahasiswa, dapat dilihat
dengan alat ukur berupa assessment yang
dilakukan oleh dosen mulai dari proses
selama perkuliahan sampai pada nilai
akhir yang diperoleh mahasiswa.
Sedangkan kesuksesan bagi dosen adalah
dari kompetensi yang dimilikinya, dalam
hal ini adalah kompetensi profesional.
Kompetensi guru atau dosen
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran dan pendidikan, namun
kompetensi guru atau dosen tidak berdiri
sendiri, tetapi dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikan, pengalaman
mengajar, dan lamanya mengajar.
Kompetensi ini meliputi kompetensi
pedagogik, profesional, kepribadian dan
sosial. Kompetensi guru atau dosen
dapat dinilai penting sebagai alat seleksi
dalam penerimaan calon guru atau
dosen, juga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam rangka pembinaan dan
30
pengembangan tenaga guru atau dosen
(Prasetya, 2011).
Selain beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja
profesionalisme dosen di atas terdapat
faktor lain yang berpengaruh pada
kinerja profesionalisme dosen, yaitu
masa kerja, beban mengajar dan iklim
organisasi.
Masa kerja/tahun masa tugas
(TMT) merupakan waktu atau lama kerja
dimana seorang dosen awal diangkat oleh
yayasan dan pemerintah dengan bukti
berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang
diselenggarakan oleh masyarakat dapat
ditempatkan pada jabatan struktural serta
mengabdi pada instansi terkait dan
menerapkan tri dharma sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia yakni pada usia 65 tahun, dan
profesor yang berprestasi dapat
diperpanjang sampai 70 tahun
(wikipedia.org.id, diunggah pada 24
Oktober 2014).
Kinerja dosen diukur berdasarkan
beban kerja yang mencakup kegiatan
pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses
bembelajaran, melakukan evaluasi
pembelajaran, membimbing dan melatih,
melakukan penelitian, melakukan
pengabdian pada masyarakat dan
melakukan tugas tambahan. Bebankerja
dosen sepadan dengan 12 Satuan Kredit
Semester (SKS) dansebanyak banyaknya
16 Satuan Kredit Semester (SKS).
Iklim organisasi adalah suatu
persepsi atau reaksi yang umum dari
individu terhadap situasi yang
dialaminya dan menunjukan pada
seperangkat kondisi yang ada dan
mempunyai pengaruh terhadap perilaku
individu. Iklim organisasi ini akan
diukur dengan menggunakan skala yang
terdiri dari aspek kualitas kepemimpinan,
tanggung jawab dan kepercayaan, tingkat
partisipasi, komunikasi, keadilan
kompensasi dan tekanan (Denison,
dalam Amriany, 2004). Iklim organisasi
merupakan serangkaian kerja yang
dipersepsikan dan dirasakan secara
langsung atau tidak langsung oleh
pegawai dan dianggap mampu
mempengaruhi perilaku pegawai tersebut.
Dosen tetap adalah dosen yang
bekerja penuh waktu yang berstatus
sebagai tenaga pendidik tetap pada
satuan pendidikan tinggi tertentu (PP.
Nomor 37. Tahun 2009 tentang Dosen).
Sehingga penulis menetapkan dosen
tetap sebagai responden penelitian
diantaranya dosen mempunyai
kepentingan terhadap satuan pendidikan
tinggi yang berkaitan, dalam hal ini
STKIP PGRI Pasuruan, mempunyai
nomor induk dosen (NIDN), memiliki
beban mengajar yang telah ditetapkan
oleh perundang-undangan yakni 12
sampai 16 SKS, memiliki jadwal yang
valid dan pasti pada satuan pendidikan
tinggi (STKIP PGRI Pasuruan), serta
tidak terikat sebagai tenaga tetap pada
lembaga atau Institut lain di luar satuan
pendidikan tinggi tempat dosen bertugas.
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) PGRI Pasuruan
adalah perguruan tinggi swasta yang
terdapat di kota Pasuruan yang terus
berupaya dalam peningkatan mutu
internalisasinal secara berkelanjutan agar
dapat bersaing dengan perguruan tinggi
lain. Salah satu upaya yang sudah
dilakukan adalah dengan menggunakan
Lesson Study di dalam pembelajaran
pada beberapa mata kuliah serta adanya
peningkatan kualitas pendidikan dari
unsur dosen yang melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi (gelar
Doktor). Jumlah dosen tetap STKIP
PGRI Pasuruan dalam penelitian ini
meliputi 33 orang dosen Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
21 orang dosen Prodi Pendidikan
Bahasa Inggris, 16 orang dosen Prodi
Pendidikan Ekonomi, 24 orang dosen
Prodi Pendidikan Matematika, dan 8
orang dosen Prodi PPKN
Esensi kompetensi kepribadian
dosen semuanya bermuara ke dalam
internalisasi pribadi dosen. Kompetensi
31
pedagogik, profesional dan sosial yang
dimiliki seorang dosen dalam
melaksanakan pembelajaran, pada
akhirnya akan lebih banyak ditentukan
oleh kompetensi kepribadian yang
dimilikinya. Tampilan kepribadian dosen
akan lebih banyak mempengaruhi minat
dan antusiasme mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pribadi dosen yang santun, respek
terhadap mahasiswa, jujur, ikhlas dan
dapat diteladani, mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keberhasilan
dalam pembelajaran apapun jenis mata
kuliahnya.
Berdasarkan latar belakang di atas
terdapat beberapa masalah yang perlu
diteliti dalam penelitian ini, diantaranya
pengaruh masa kerja terhadap kinerja
profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan, pengaruh antara beban
mengajar terhadap kinerja
profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan, pengaruh iklim organisasi
terhadap kinerja profesionalisme dosen
STKIP PGRI Pasuruan, dan pengaruh
masa kerja, beban mengajar, dan iklim
organisasi secara simultan terhadap
kinerja profesionalisme dosen STKIP
PGRI Pasuruan. Sedangkan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
TMT dosen mengabdi, jumlah SKS yang
diampuh oleh dosen, bagaimana iklim
organisasi yang ada, dan seberapa besar
tingkat kinerja profesionalisme dosen
STKIP PGRI Pasuruan, serta untuk
mengetahui pengaruh antara masa kerja,
beban mengajar, dan iklim organisasi
terhadap kinerja profesionalisme dosen
STKIP PGRI Pasuruan.
TINJAUAN PUSTAKA
Dosen Dosen adalah pendidik profesional
dan ilmuwan dengan tugas utama
mentrasformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat (UU No. 14 tahun 2005).
Dosen merupakan salah satu komponen
pertama dan utama dalam suatu
pendidikan di Perguruan Tinggi. Peran
tugas dan tanggung jawab dosen sangat
penting dalam mewujudkan tujuan
pendidikan (Depdiknas, 2008, 2008b).
Lebih khusus lagi dosen dalam proses
belajar mengajar memiliki multiperan,
tidak hanya terbatas sebagai pengajar,
yang melakukan trasnfer of knowledge,
tetapi juga sebagai pembimbing yang
mendorong potensi,
mengembangkan alternatif dan
mobilisasi mahasiswa dalam belajar.
Artinya seorang dosen memiliki
tanggung jawab sebagai fasilitator
terhadap pencapaian belajar. Dosen tidak
hanya dituntut menguasai ilmu yang
akan diajarkannya, tetapi juga dituntut
menampilkan kepribadian yang mampu
menjadi teladan bagi mahasiswanya.
Masa Kerja
Masa kerja ada karena adanya
hubungan kerja. Oleh karenanya,
perhitungan masa kerja dihitung sejak
terjadinya hubungan kerja antara
pekerja dan pengusaha atau sejak
pekerja pertama kali mulai bekerja di
perusahaan tetentu berdasarkan pada
perjanjian kerja (Psl.50 UU
ketenagakerjaan). Masa kerja
merupakan lama seseorang bekerja
pada bidang tertentu. Masa kerja dosen
berkaitan dengan lama seorang dosen
telah bekerja, sejak diterima sebagai
dosen (berdasarkan SK pengangkatan)
sampai sekarang.
Hall & Louck (dalam Alim, 2004:28) melaporkan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa pengalaman mengajar berpengaruh terhadap penerapan pembaharuan pendidikan. Pengalaman mengajar ini memuat lamanya seseorang mengajar dan banyaknya ia merasakan, mendiskusikan, menerima kritik dan saran orang lain, termasuk supervisor yang kesemuanya itu akan ikut mematangkan yang
32
bersangkutan untuk menghadapi tugas-tugas yang diembannya. Semakin lama menjadi dosen, maka akan semakin bertambah pengalaman dosen tersebut.
Beban Mengajar Beban tugas tenaga pengajar
adalah jumlah pekerjaan yang wajib
dilakukan oleh seorang tenaga pengajar
Perguruan Tinggi Negeri maupun
Perguruan Tinggi Swasta sebagai tugas
institusional dalam menyelenggarakan
fungsi pendidikan tinggi seperti yang
dibuat dalam Peraturan Pemerintah No.5
Tahun 1980 Pasal 26.
Beban mengajar dosen
dinyatakan dengan Ekivalensi Waktu
Mengajar Penuh (EWMP). Seorang
dosen dalam melaksanakan tugasnya
paling sedikit harus memenuhi EWMP
sebesar 12 SKS (Universitas Negeri
Malang, 2009: 1). Menurut UU No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
seorang dosen harus memenuhi EWMP
sebesar 12-16 SKS per semester.
Konsekuensi batasan ini seharusnya
bagi dosen yang kurang dari 12 SKS, ia
tidak berhak memperoleh tunjangan
fungsional, dan jika melebihi 16 SKS, ia
seharusnya mendapatkan tambahan
penghasilan.
Beban kerja dosen yang normal
menurut Surat Dirjen Dikti No
3298/D/T/1999 untuk pengajaran adalah
6 SKS, setara dengan 18 jam per minggu
yang terdiri dari 6 jam tatap muka dan 12
jam menyusun bahan perkuliahan.
Ketentuan ini telah dipertimbangkan dari
segi kemampuan dosen untuk
mempersiapkan pengajaran dengan baik,
memeriksa tugas-tugas mahasiswa dan
menambah pengetahuan dengan
membaca, meneliti dan sebagainya.
Beban kerja berlebih yang berlangsung
terlalu lama merupakan salah satu faktor
penyebab kelelahan. Kelelahan dapat
menurunkan kapasitas kerja dan
kelelahan kerja yang ditandai oleh
sensasi lelah, motivasi menurun, aktifitas
menurun (fitrihana, 2008).
Iklim Organisasi
Setiap organisasi memiliki
strategi dalam memanajemen SDM.
Iklim organisasi yang terbuka memacu
karyawan untuk mengutarakan
kepentingan dan ketidakpuasan tanpa
adanya rasa takut akan tindakan balasan
dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu
dapat ditangani dengan cara yang positif
dan bijaksana. Iklim keterbukaan,
bagaimanapun juga hanya tercipta jika
semua anggota memiliki tingkat
keyakinan yang tinggi dan mempercayai
keadilan tindakan.
Halpin (1971) telah
mengidentifikasikan kontinum iklim
organisasi berdasarkan hasil
penenlitiannya dengan menggunakan
Organizational Climate Description
Questionaire (OCDQ). Pada intinya,
terdapat enam klasifikasi iklim
organisasi, yaitu: (1) Open Climate, yang
menggambarkan situasi dimana para
anggota senang sekali bekerja, saling
bekerjasama, dan adanya keterbukaan;
(2) Autonomous Climate, yaitu situasi
dimana ada kebebasan, adanya peluang
kreatif, sehingga para anggota memiliki
peluang untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan mereka; (3) The Controlled
Climate, yang ditandai dengan
penekanan atas prestasi dalam
mewujudkan kepuasan kebutuhan sosial,
setiap orang bekerja keras, kurangnya
hubungan antar sesama; (4) The Familiar
Climate, yaitu adanya rasa kesejawatan
tinggi antara pimpinan dan anggota; (5)
The Paternal Climate, yang bercirikan
adanya pengontrolan pimpinan terhadap
anggota; (6) The Closed Climate, yang
ditandai dengan situasi rendahnya
kepuasan dan prestasi tugas serta
kebutuhan sosial para anggota, pimpinan
sangat tertutup terhadap para anggotanya.
Berdasarkan klasifikasi iklim
organisasi tersebut, pada akhirnya Halpin
menyimpulkan iklim organisasi menjadi
dua, yaitu Open Climate dan Closed
Climate
33
Iklim organisasi menurut Taquiri
dan Litwin (dalam Kholis, 2003: 32)
merupakan suatu kualitas lingkungan
internalisasinal organisasi yang dialami
oleh anggotanya, mempengaruhi
perilakunya, dan dapat dideskripsikan
dengan nilai-nilai karakteristik tertentu
suatu organisasi. Sterr dan Porter
(dalam Sunarsih, 2006: 25)
mendefinisikan iklim organisasi
sebagai sifat atau karakteristik dari
lingkungan kerja dan dirasakan oleh
para anggotanya, yang hal ini
sebagian besar diakibatkan oleh
tindakan-tindakan organisasi baik
secara sadar maupun tidak sadar serta
berpengaruh terhadap tingkah laku
berikutnya.
1. Kinerja Profesionalisme Dosen a. Profesionalisme Dosen
Profesionalisme adalah suatu
status, metode karakateristik atau standar
tertentu untuk menghasilkan dan atau
ukuran bagi suatu kualitas karya produk
dan karya yang dihasilkan oleh seorang
yang profesional dalam menjalankan
tugas di bidangnya. Profesionalisme
berkenaan dengan sikap yang dimiliki,
dan perilaku yang ditampilkan oleh
seorang profesional.
Profesionalisme Dosen, yaitu dosen
menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
tuntutan profesi yang terus-menerus
meningkatkan mutu karyanya secara
sadar melalui pendidikan yang lama dan
keahlian khusus. Dalam penelitan ini,
istilah profesionalisme dosen adalah
suatu standar kompetensi yang menjadi
keahlian dosen yang sekaligus
merupakan tanggung jawab
pengabdiannya kepada Perguruan Tinggi
tempatnya bekerja, masyarakat, dan
negara.
Jarvis (dalam Sagala, 2006:198)
profesional dapat diartikan bahwa
seseorang yang melakukan tugas profesi
juga sebagai ahli (expert) apabila dia
secara spesifik memperolehnya dari
belajar. Profesional merupakan sikap
yang berarti melakukan sesuatu sebagai
pekerjaan pokok sebagai profesi dan
bukan sebagai pengisi waktu luang atau
sebagai hobi belaka karena membutuhkan
keahlian.
b. Kinerja
Kinerja merupakan prestasi kerja,
yaitu perbandingan antara hasil kerja
dengan standar yang ditetapkan (Dessler,
2000: 41). Kinerja adalah hasil kerja baik
secara kualitas maupun kuantitas yang
dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas sesuai tanggung
jawab yang diberikan (Mangkunagara,
2002: 22).
Kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu
dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar hasil kerja, target atau sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu telah disepakati bersama
(Rivai dan Basri, 2005: 50).
Berdasarkan pengertian kinerja
sebagaimana tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kinerja dosen adalah unjuk kerja
atau pencapaian kerja yang dilakukan
oleh seorang dosen dalam melaksankan
tugas pekerjaan dan kebijakan lembaga
Perguruan Tinggi yang diembankan
kepadanya. Tugas pokok dosen adalah
melakasanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu melaksanakan pendidikan
dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan, dan pengabdian kepada
masyarakat.
34
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitaf, dengan
jumlah populasi 102 Dosen dan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan Purposive
Sampling sebanyak 32 Dosen. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3
Keterangan:
Y= Kinerja Profesionalisme Dosen
X1= Masa Kerja
X2 = Beban Mengajar
X3 = Iklim Organisasi
a = Konstanta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Masa Kerja
Keberadaan masa kerja terjadi
karena adanya hubungan kerja antara
pemberi kerja dengan pekerja. Oleh
karena itu, perhitungan masa kerja
dihitung dari tahun masa tugas (TMT).
Dosen profesional dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang luas
terhadap tugasnya serta memiliki sikap
dan keterampilan khusus untuk dapat
melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya. Untuk menjadi dosen yang
profesional, diperlukan pengetahuan dan
pengalaman yang cukup dibidangnya.
Pengalaman merupakan hal penting
yang juga merupakan salah satu
indikator keberhasilan dalam
malaksanakan tugas- tugas dan
memanfaatkan peluang yang ada di
Perguruan Tinggi untuk
mengembangkan kemampuan diri sesuai
dengan profesinya. Pengalaman kerja
seseorang ditentukan oleh rentang waktu
lamanya seseorang menjalani pekerjaan
tertentu, yang dapat dilihat dari
banyaknya tahun, yaitu sejak tahun
pertama kali diangkat menjadi pegawai
pada suatu pekerjaan tertentu. Dengan
demikian, semakin lama masa kerja
seorang dosen, maka akan semakin
profesional dalam melaksanakan
tugasnya dan akan mewujudkan kinerja
yang profesional pula.
Semakin lama dosen mempunyai
pengalaman mengajar, maka ia akan
memiliki penguasaan materi perkuliahan
atau ilmu pengetahuan yang baik dan
maksimal pada bidang yang diajarkan
kepada mahasiswanya. Dengan masa
kerja yang cukup lama, tentunya dosen
akan mampu mengembangkan dan
menerapkan strategi pembelajarannya
dengan baik. Begitu pula sebaliknya,
dengan masa kerja yang terlalu sedikit
tentunya dosen belum mampu
mengembangkan dan menerapkan
strategi pembelajarannya dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, diperoleh data masa
kerja dosen-dosen di STKIP PGRI
Pasuruan bersifat heterogen, yakni
dosen-dosen mempunyai masa kerja
yang berbeda mulai dari 2 tahun sampai
29 tahun. Sesuai dengan teori yang telah
dikaji dapat disimpulkan bahwa masa
kerja seorang dosen berpengaruh
terhadap kinerja profesionalisme dosen
STKIP PGRI Pasuruan diketahui bahwa
nilai Sig. adalah 0,004 < 0,05. Sehingga
Ha diterima dan H0 ditolak.
Hal tersebut diperkuat dengan
hasil observasi selama menjadi
mahasiswa ketika kuliah dan menjadi
dosen STKIP PGRI Pasuruan, yaitu
dosen-dosen senior lebih profesional
dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Seperti halnya
memberikan kesan dan model
pembelajaran yang menarik dalam
memberikan mata kuliah.
Beban Mengajar
Beban mengajar adalah jumlah
banyaknya jam seorang pendidik/dosen
atau guru dalam mengampu jumlah mata
kuliah atau mata pelajaran pada periode
tertentu, bisa tiap semester yang dihitung
berdasarkan Satuan Kredit Semester
(SKS) untuk dosen, dan bagi guru
35
dihitung dalam kalkulasi jumlah jam
perminggu (JP).
Beban mengajar dosen dinyatakan
dengan Ekivalensi Waktu Mengajar
Penuh (EWMP). Seorang dosen dalam
melaksanakan tugasnya harus memenuhi
EWMP sebesar 12-16 SKS per semester.
Dengan beban mengajar yang terlalu
banyak merupakan salah satu faktor
penyebab kelelahan. Kelelahan dapat
menurunkan kapasitas kerja dan
kelelahan kerja yang ditandai oleh
sensasi lelah, motivasi menurun, aktifitas
menurun (fitrihana, 2008).
Setelah melakukan penelitian,
diperoleh data yang homogen, yaitu para
dosen STKIP PGRI Pasuruan
mempunyai beban mengajar dalam
kisaran 12-16 SKS dan ada yang
berkisaran lebih dari 16 SKS
persemester, sehingga dapat disimpulkan
bahwa beban mengajar tidak
berpengaruh terhadap kinerja
profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan, hal ini dibuktikan dengan hasil
SPSS pada tabel 4.13 diketahui bahwa
nilai Sig. adalah 0,50> 0,05. Sehingga
Haditolak dan H0diterima.
Iklim Organisasi
Iklim Organisasi merupakan suatu
persepsi atau reaksi yang umum
dari
individu terhadap situasi yang
dialaminya dan menunjukan pada
seperangkat kondisi yang ada dan
mempunyai pengaruh terhadap perilaku
individu (Denison, dalam Amriany,
2004).
Iklim organisasi yang dirasakan
individu secara positif (menyenangkan)
akan memberikan tampilan kerja yang
baik dan efektif yang akan
mempengaruhi pada keberhasilan
organisasi. Iklim organisasi terjadi
disetiap organisasi dan akan
mempengaruhi perilaku organisasi dan
diukur melalui persepsi setiap anggota
organisasi.
Menurut (Davis, 1993) “Para
pegawai akan melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan senang hati, jika
iklim organisasi tersebut menyenangkan,
sehingga dalam pekerjaannya akan
menjadi profesional.” Iklim organisasi
yang kondusif di STKIP PGRI Pasuruan
akan mengakibatkan hubungan sosial
bagi semua lapisan struktur di dalamnya
kian membaik, sehingga disetiap
kegiatan organisasi internalisas tidak
adanya diskriminatif dan intimidasi.
Setelah melakukan penelitian,
maka diperoleh data sebesar 31,3%
menyatakan sangat setuju, 25%
menyatakan setuju, 28,1% menyatakan
kurang setuju, dan sebesar 15,6%
menyatakan tidak setuju.Selain itu bisa
dilihat dari hasil SPSS pada tabel 4.13
diketahui bahwa nilai Sig. adalah 0,000<
0,05. Sehingga Ha diterima dan H0
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa iklim organisasi mempengaruhi
kinerja profesionalisme dosen STKIP
PGRI Pasuruan dan iklim organisasi di
STKIP PGRI Pasuruan bersifat kondusif.
Hal tersebut diperkuat oleh hasil
observasi selama menjadi dosen di
STKIP PGRI Pasuruan, yaitu iklim
organisasi STKIP PGRI Pasuruan sangat
kondusif. Yang dapat dibuktikan tidak
pernah ada konflik yang terjadi dan
adanya hubungan yang harmonis.
Kinerja Profesionalisme Dosen STKIP
PGRI Pasuruan
Kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu
dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar hasil kerja, target atau sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu telah disepakati bersama
(Rivai dan Basri, 2005: 50).
Sedangkan menurut Jarvis (dalam
Sagala, 2006: 198) profesionalisme dapat
diartikan bahwa seseorang yang
melakukan tugas profesi juga sebagai
ahli (expert) apabila dia secara spesifik
36
memperolehnya dari belajar. Profesional
merupakan sikap yang berarti melakukan
sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai
profesi dan bukan sebagai pengisi waktu
luang atau sebagai hobi belaka karena
membutuhkan keahlian.
Kinerja profesionalisme adalah
hasil atau tingkat keberhasilan seorang
dosen selama periode tertentu dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagai dosen dengan keahlian yang
dimilikinya.
Dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kinerja
profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan, maka peneliti menyebar
angket/kuesioner kepada 32 responden
dan diperoleh hasil data sebesar 25%
menyatakan selalu, 21,87% menyatakan
sering, 34,38% menyatakan jarang, dan
18,75% menyatakan tidak pernah.
Dengan demikian disimpulkan bahwa
dosen-dosen STKIP PGRI Pasuruan bisa
dikatakan cukup profesional dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Hal ini diperkuat oleh hasil
observasi peneliti di STKIP PGRI
Pasuruan, memang masih relatif sedikit
tenaga dosen yang bisa dikatakan
profesional dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya. Akan tetapi pada
tahun ini sudah meningkat yang bisa
membuktikan keprofesionalannya
sebagai dosen hal ini terbukti dengan
beberapa dosen STKIP yang lolos dalam
pengembangan IPTEK dan penelitian
yang diselenggarakan oleh Menristek
Dikti.
Pengaruh Yang Signifikan
Antara Masa Kerja, Beban Mengajar,
Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja
Profesionalisme Dosen STKIP PGRI
Pasuruan Pendidikan merupakan
factor penting dalam proses
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan
diharapkan mampu menghasilkan
Sumber Daya Manusia (SDM)
berkualitas sehingga dapat
mengembangkan segala potensi yang
dimiliki oleh suatu bangsa. Pendidikan
merupakan upaya manusia untuk
memperluas cakrawala pengetahuan
sekaligus membentuk nilai, sikap dan
perilaku manusia. Pendidikan juga
merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia yang dijadikan tempat untuk
memenuhi harapan hidup.
Dosen sebagai salah satu
komponen yang memegang peranan
penting dalam prosespembelajaran
diharapkan memiliki kinerja
profesionalisme yang tinggi, sehingga
mampu menghasilkan manusia
berkualitas tinggi terutama dalam bidang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK).
Dosen adalah pendidik profesional
dan ilmuwan dengan tugas utama
metransformasikan ,mengembangkan
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni melalui pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
Namun pada akhir-akhir ini banyak
lembaga pendidikan Perguruan Tinggi
bahkan Universitas dan Dosen yang
tidak profesional bahkan tidak segan-
segan mereka bebas menjual ijazah-
ijazah palsu yang berkedok perkuliahan,
sehingga tidak heran kalau masyarakat
dengan ijazah tinggi tetapi sifat dan
sikapnya tidak mencerminkan
masyarakat berpendidikan.
Faktor utama penyebab rendahnya
kualitas pendidikan adalah kondisi
pengajar yaitu kualifikasinya tidak layak
atau mengajar tidak sesuai bidang
keahliannya. Tantangan yang terkait
dengan kualitas pendidik mencakup
tantangan pribadi, kompetensional
pribadi maupun keterampilan pendidik
dalam melaksanakan tugasnya.
Kesuksesan seorang dosen adalah dari
kompetensi yang dimilikinya, dalam hal
ini adalah kompetensi profesionalisme.
Profesionalisme merupakan sikap dari
seorang profesional (Anwar dan Sagala
2006: 101). Profesionalisme merupakan
komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus
37
dan memiliki sistem budaya yang
mampu memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi yang dilayani.
Setelah dilakukan penelitian
berkaitan dengan upaya untuk
mengetahui pengaruh antara variabel X
(masa kerja, beban mengajar, iklim
organisasi) terhadap variabel Y (kinerja
profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan) dengan menyebar
angket/kuesioner maka diperoleh data
yang dapat dipaparkan dalam bentuk
perhitungan regresi linear berganda
pada tabel 4.12 yaitu (Sign. 0,000 <
0,05). Dengan demikian Ha diterima
dan H0 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara masa kerja, beban
mengajar, iklim organisasi terhadap
kinerja profesionalisme dosen STKIP
PGRI Pasuruan secara simultan.
SIMPULAN
Masa kerja dosen STKIP PGRI
Pasuruan bersifat heterogen, yaitu setiap
dosen mempunyai masa kerja yang
berbeda mulai dari 2 tahun sampai ada
yang selama 29 tahun, sehingga setiap
dosen mempunyai pengalaman yang
berbeda pula baik dalam merencanakan
pengajaran perkuliahan sampai sistem
yang digunakan dalam
perkuliahan.
Terdapat pengaruh yang signifikan
antara masa kerja terhadap kinerja
profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan. dengan asumsi bahwa nilai Sig.
0,004 < 0,05. Sehingga Ha diterima dan
H0 ditolak.
Beban mengajar dosen STKIP
PGRI Pasuruan bersifat heterogen, yaitu
rata- rata dosen mempunyai beban
mengajar dosen lainnya yaitu kisaran 12-
16 SKS dan ada beberapa yang lebih dari
16 SKS persemester. Tidak terdapat
pengaruh antara beban mengajar
terhadap kinerja profesionalisme dosen
STKIP PGRI Pasuruan. Dengan asumsi
bahwa nilai Sig. 0,50 > 0,05. Sehingga
Ha ditolakdan H0 diterima.
Iklim organisasi di STKIP PGRI
Pasuruan dikatakan sangat kondusif, hal
ini diperkuat oleh data yang diperoleh
peneliti yaitu 31,3% menyatakan sangat
setuju, 25% menyatakan setuju, 28,1%
menyatakan kurang setuju, dan sebesar
15,6% menyatakan tidak setuju.Atau
84,4% beropini positif dan 15,6%
beropini negatif. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara iklim organisasi
terhadap kinerja profesionalisme dosen
STKIP PGRI Pasuruan. dengan asumsi
bahwa nilai Sig. 0,000< 0,05. Sehingga
Ha diterima dan H0 ditolak.
Kinerja profesionalisme dosen
STKIP PGRI Pasuruan dikategorikan
cukup profesional dalam mengemban
tugas dan kewajibannya pernyataan
tersebut didasarkan pada data yang
diperoleh setelah melakukan penelitian
yaitu 25% menyatakan selalu, 21,87%
menyatakan sering, 34,38% menyatakan
jarang, dan 18,75% menyatakan tidak
pernah. Atau 46,87% beropini positif dan
53,13% beropini negatif
Terdapat pengaruh yang signifikan
antara masa kerja, beban mengajar, dan
iklim organisasi terhadap kinerja
profesionalisme dosen STKIP PGRI
Pasuruan secara simultan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai sign. 0,000 <0,05.
Saran 1. Untuk STKIP PGRI Pasuruan
Dalam merekrut dosen diaharapkan
lebih selektif dan memprioritaskan
pengalaman dan kemampuannya
serta tingkat pendidikan dan
prestasinya, sehingga terdapat
tenaga pendidik/dosen yang lebih
profesional dengan demikian dapat
melahirkan mahasiswa yang lebih
terampil dan kritis.
Mengupayakan terakreditasi A
pada setiap program studi
Dalam proses menuju Universitas
PGRI Pasuruan (UPP) diharapkan
selain merekrut tenaga pendidik/
38
dosen juga lebih selektif dalam
menerima calon mahasiswa, benar-
benar memprioritaskan kualitas
selain kuantitas, sehingga
Universitas yang diharapkan dapat
bersaing dengan Universitas lain
dan lebih siap dalam dunia global
yang ditandai dengan Indonesia
mengikuti MEA (Masyarakat
Ekonomi Asia) pada bulan
Desember 2015 mendatang.
2. Untuk Dosen
Pendidikan dan pengajaran
- Gunakan model pembelajaran yang
unik dan atraktif dalam proses
belajar mengajar, jangan monoton,
sehingga mahasiswa tidak cepat
jenuh.
- Prioritaskan kepentingan kampus
dan diharapkan sesering mungkin
mengecek kemampuan
mahasiswanya.
- Tingkat pendidikan minimal S3
atau bahkan semua dosen STKIP
PGRI bertitel Profesor, sehingga
calon mahasiswa tidak ragu dengan
kemampuan para dosen
Penelitian dan pengembanan
IPTEK
- Lebih giat dan tingkatkan kegiatan
penelitian dalam bidang masing-
masing dosen dan melibatkan
mahasiswa dalam penelitian
tersebut, untuk menciptakan lulusan
yang kritis, kreatif dan berkompeten.
Pengabdian masyarakat
- Meluangkan waktu untuk melakukan
pengabdian kepada masyarakat pada
setiap semesternya, agar tri dharma
Perguruan Tinggi bisa dilaksanakan
dengan sepenuhnya oleh semua dosen
di lingkungan STKIP PGRI Pasuruan.
-
DAFTAR RUJUKAN
Alim, Nur. 2004. Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Kerja, Kinerja Akademik, dan
Pemahaman terhadap Tugas
dengan Kinerja Manajaerial Dosen
yang Diberi Tugas sebagai
Administrator pada STAIN di
Sulawesi. Tesis tidak diterbitkan.
Program Pasca Sarjana Univeristas
Negeri Malang.
Alim, Rahmat. 2012.
Peninjauan&evaluasiCPNS,
(Online),
(http://bkn.go.id/kanreg01/en/pros
edur-layanan-3.html),diakses
tanggal 18 Mei 2015.
Asdyanti, Raldina. 2012. Analisis
Hubungan Beban Kerja, Mental
dengan Kinerja Karyawan
Departemen Contract Category
Management Di Chevron Indonesia
Business Unit.
(http://www.digilib.FISIPUI.ac.id)
diakses tanggal 20 April 2015
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Siregar, Syofian. 2013. Statistik
Parametrik Untuk Penelitian
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen.Jakarta:
Depdiknas.
DIKTI, Kopertis. 2011. Pedoman Beban
Kerja Dossen dan Evaluasi
Pelaksanaan Tridharma
Perguruan Tinggi. Jakarta:
Depdiknas
Jiunkpe. 2003. Beban kerja berlebihan.
(Online),
(http://digilib.petra.ac.id/junkpe/S
1/eman/2003/junkpe-ns-S1-2003-
31498055-818-stres_kerja-
chapter2.pdf), diakses tanggal 18
Mei 2015.
Kholis, Nur. 2003. Kontribusi Iklim
Organisasi,
Perilaku Kepemimpinan Rektor
dan Kemampuan Profesional
Dosen terhadap Kinerja dosen di
Universitas Swasta Kota Kediri.
Tesis tidak diterbitkan.
Malang:Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang.
39
Kuantitatif. Jakarta: PT Bumi Wikipedia.
2014. Manajemen Kinerja
dalam Organisasi. (Online),
(http://www.wikipediaamanajeme
nkinerjadalamorganisasi.com),
diakses tanggal 14 Oktober 2014.
Undang-undang Republik Indonesia
nomor 37 tahun 2009 tentang
dosen. 2009. Jakarta: PP RI.
Soetopo, Hendyat. 2012. Perilaku
Organisasi Teori dan Praktik Di
Bidang Pendidikan Jilid 2.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sunarto, H dan Riduwan. 2013.
Pengantar Statistika Untuk
Penelitian Jilid 6. Bandung: PT
Alfabeta.
Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim
Organisasi Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba
Empat.
Yardi, Lidrus. 2005. Potret Dunia
Pendikan Menakar Sumber Daya
Manusia Indonesia, (Online),
(http://re-searchengines.com), diakses
tanggal 10 April