ANALISIS PENGARUH LEVERAGE,...
Transcript of ANALISIS PENGARUH LEVERAGE,...
i
ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS
DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS
SERTA IMPLIKASINYA PADA NILAI PERUSAHAAN
( Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 Periode 2009-
2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Erick Nevada
NIM : 1112081000034
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN AKTIVITAS
TERHADAP PROFITABILITAS SERTA IMPLIKASINYA PADA NILAI
PERUSAHAAN
( Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 Periode 2009-
2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Erick Nevada
NIM : 1112081000034
Pembimbing
Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB.
NIP. 19741127.200112.1.002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Jumat 13 Mei 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa:
1. Nama : Erick Nevada
2. NIM : 1112081000034
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : “Analisis Pengaruh Leverage, Likuiditas, dan Aktivitas
Terhadap Profitabilitas serta Implikasinya Pada Nilai
Perusahaan (Studi Kasus pada perusahaan yang terdaftar
dalam indeks LQ45 periode 2009-2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
Mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Mei 2016
1. Murdiyah Hayati, S.Kom, MM ( __________________)
NIP. 197410032003122001 Penguji I
2. Supriyono, S.E, MM ( __________________)
NIP. 197201112014111001 Penguji II
iv
v
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Erick Nevada
TTL : Tangerang, 21 Desember 1992
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Pondok Safari Indah D17/7, Pondok Aren, Tangerang
Ayah : Eddy Saputra
Ibu : Nuryati
No. Telepon : 0217315901
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
a. 1998-2005 : SDN 03 Pesanggrahan, Jakarta Selatan
b. 2005-2008 : SMP NEGERI 161, Jakarta Selatan
c. 2008-2011 : SMA Muhammadiyah 18, Jakarta Selatan
d. 2012-2016 : UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta
III. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. 2012 : Seminar Sosialisasi Hemat Energi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
2 2014 : Seminar Pasar Modal, Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen
UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
3 2014 : Seminar Internasional “ASEAN Economic Community 2015
“Threat or Opportunity? Prepare Yourself!!!, Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
4 2014 : Seminar Sosialisasi Kebijakan Fiskal “ASEAN 2015, Threat or
Opportunity dan Peran Indonesia dalam Forum APEC dan
kebijakannya”, Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2013-2014 : Divisi Hubungan Luar Kampus HMJ Manajemen UIN
Syarifhidayatullah Jakarta.
vii
ABSTRACT
This research is purpose to analyze the effect of leverage, liquidity, and
activity on profitability as well its implications on the firm value. Data is
obtained from companies which have listed in index LQ45 period 2009-2015.
Variabel leverage measured by using Debt to Asset Ratio (DAR), variable
liquidity using Current Ratio (CR), variable activity using Total Asset Turnover
(TAT), variable profitability using Return On Asset (ROA), and variable values
firm using Price Book Value (PBV). Sampel selection method used in this
research is purposive sampling method in which 22 companies were included in
the LQ 45 as sample. This research used path analysis method. The result of this
research the there is a direct influence of leverage, liquidity, activity on the
profitability as well as direct and indirect influence on the values of the company.
The result of this study also show that profitability can mediate the relationship
between leverage, liquidity, and activity on firm value.
Keywords : Leverage, Liquidity, Activity, Profitability, and Corporate Values
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leverage, likuiditas,
dan aktivitas terhadap profitabilitas serta implikasinya pada nilai perusahaan. Data
yang diperoleh dari perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 periode 2009-
2015. Variabel leverage diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR), Variabel
likuiditas diukur dengan Current Ratio (CR), variabel aktivitas diukur dengan
total asset turnover (TAT), variabel profitabilitas diukur dengan Return On Asset
(ROA) dan variabel nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV).
Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling, dimana 22 perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45
menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur.
Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh secara langsung antara leverage,
likuiditas, aktivitas terhadap profitabilitas dan juga pengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap nilai perusahaan. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
profitabilitas dapat memediasi hubungan antara leverage, likuiditas dan aktivitas
terhadap nilai perusahaan
.
Kata Kunci: Leverage, Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, Nilai Perusahaan
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,
karunia, hidayah dan inayah-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan seluruh saudara saudara kita sesama muslim.
Alhamdulilahi rabbil’alamin tak lupa penulis mengucapkan dan dengan
Rahmat dan Ridho-Nya akhirnya skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh
Leverage, Likuiditas, dan Aktivitas Terhadap Profitabilitas serta Implikasinya
Pada Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks
LQ45 periode 2009-2015) dapat diselesaikan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan,
bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengcucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, nikmat sehat
wal’fiyat, sehingga bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Untuk kedua orang tua tercinta terimakasih atas seluruh kasih sayang dan
cintanya. Dukungan luar biasa dari awal perkuliahan dan telah sabar
menunggu terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah membalas semua
kebaikan Mamah dan Papah, Amin.
3. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB selaku dosen Pembimbing
Skripsi yang selaku meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
juga masukan-masukan yang positf dan membantu menyempurnakan skripsi
ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
6. Bapak Hemmy Fauzan, SE, MM selaku dosen pembimbing akademik.
x
7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
yang telah memberikan ilmu mulai dari semester awal sampai dengan
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Sluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syrif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulisa mengurus keperluan
administrasi skripsi.
9. Kakak Penulis, Errine Nessy dan Andy Pradana yang selalu mendukung dan
memberikan nasehat.
10. Terimakasih untuk teman-teman Manajemen kelas B 2012, Manajemen
Keuangan 2012, dan teman-teman KKN AMPERA 2015 Megamendung.
11. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan skripsi Wendy, Alif, Bani,
Rangga, Jody, Andi, Imas, Septiani, Bang Oji dan pihak-pihak yang tidak
disebutkan satu persatu yang membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Akhir kata, kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat
karunia Allah SWT. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik
yang membangun dari barbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tangerang, 1 Desember 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12
A. Landasan Teori ............................................................................................. 12
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan.................................................... 12
2. Leverage ................................................................................................... 17
3. Likuiditas .................................................................................................. 20
5. Aktivitas .................................................................................................... 23
6. Profitabilitas .............................................................................................. 26
7. Nilai Perusahaan ....................................................................................... 29
xii
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 37
D. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................................... 38
E. Hipotesis ....................................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 45
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 45
1. Populasi .................................................................................................... 45
2. Sampel ...................................................................................................... 46
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 48
D. Metode Analisis Data ................................................................................... 49
1. Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................................... 49
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 60
1. Variabel Eksogen ...................................................................................... 60
2. Variabel Endogen ..................................................................................... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 62
B. Hasil Analisis dan Pembahasan .................................................................... 63
1. Deskriptif Sampel ..................................................................................... 63
2. Deskriptif Variabel ................................................................................... 64
a. Perkembangan Leverage (DAR) .......................................................... 65
b. Perkembangan Likuiditas (CR)............................................................ 67
c. Perkembangan Aktivitas (TAT) ........................................................... 69
d. Perkembangan Profitabilitas (ROA) .................................................... 71
e. Perkembangan Nilai Perusahaan (PBV) .............................................. 73
3. Analisis Jalur ............................................................................................ 76
xiii
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 92
A. Kesimpulan ................................................................................................... 92
B. Implikasi ....................................................................................................... 94
C. Saran ............................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97
LAMPIRAN ........................................................................................................ 100
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 33
Tabel 3.1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ...................................... 47
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan ..................................................................... 47
Tabel 3.3 Standar Penilaian Kesesuaian (Fit) ........................................................ 58
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................... 60
Tabel 4.1 Nama Sampel Perusahaan ...................................................................... 64
Tabel 4.2 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan ................................................. 66
Tabel 4.3 Nilai CR Masing-Masing Perusahaan .................................................... 68
Tabel 4.4 Nilai TAT Masing-Masing Perusahaan ................................................. 70
Tabel 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan ................................................. 72
Tabel 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan ................................................. 74
Tabel 4.7 Hasil Korelasi ......................................................................................... 77
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 80
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Koefisien Pengaruh ............................................ 81
Tabel 4.10 Hasil Faktor Residual ........................................................................... 87
Tabel 4.11 Hasil Uji Goodness of Fit .................................................................... 88
Tabel 4.12 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total ................ 89
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 37
Gambar 2.2 Model Hubungan Pemikiran .............................................................. 38
Gambar 4.1 Nilai Rata-Rata DAR Masing-Masing Perusahaan ............................ 67
Gambar 4.2 Nilai Rata-Rata CR Masing-Masing Perusahaan ............................... 69
Gambar 4.3 Nilai Rata-Rata TAT Masing-Masing Perusahaan ............................. 71
Gambar 4.4 Nilai Rata-Rata ROA Masing-Masing Perusahaan ............................ 73
Gambar 4.5 Nilai Rata-Rata PBV Masing-Masing Perusahaan ............................. 75
Gambar 4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan ........................................... 76
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan ................................................................ 98
Lampiran 2 : Data Variabel Leverage (DAR) 2009-2015 ..................................... 98
Lampiran 3 : Data Variabel Likuiditas (CR) 2009-2015 ....................................... 99
Lampiran 4 : Data Variabel Aktivitas (TAT) 2009-2015 .................................... 100
Lampiran 5 : Data Variabel Profitabilitas (ROA) 2009-2015 .............................. 100
Lampiran 6 : Data Variabel Nilai Perusahaan (PBV) 2009-2015 ........................ 101
Lampiran 7 : Data Total Hutang 2009-2015 ........................................................ 104
Lampiran 8 : Data Total Aset 2009-2015 ............................................................ 104
Lampiran 9 : Data Aset Lancar 2009-2015 .......................................................... 105
Lampiran 10 : Data Hutang Lancar 2009-2015 ................................................... 105
Lampiran 11 : Data Total Pendapatan 2009-2015 ............................................... 106
Lampiran 12 : Data Laba Bersih Setelah Pajak 2009-2015 ................................. 106
Lampiran 13 : Data Harga Saham 2009-2015...................................................... 107
Lampiran 14 : Data Nilai Buku Saham 2009-2015 .............................................. 107
Lampiran 15 : Hasil Path Analisis dengan Lisrel 8.8........................................... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mendirikan sebuah perusahaan, tentunya ada target-target yang
ingin dipenuhi oleh pendiri perusahaan tersebut. Ada beberapa hal yang
mengemukkan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama
adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin
memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan
perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya
secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya (Harjito dan Martono, 2005 dalam Alfredo (2012:1).
Pada prosesnya salah satu yang berpengaruh untuk mencapai tujuan
sebuah perusahaan adalah seorang manajer keuangan. Menurut Kasmir
(2010:5) Pencapaian tujuan perusahaan lebih banyak dibebankan kepada
manajer keuangan dalam rangka mencari dan mengelola dana yang ada.
Menurut Fahmi (2013:2) menguraikan manajemen keuangan merupakan
penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis
tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh
sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi
dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para
2
pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.
Tugas pokok manajemen keuangan adalah merencanakan perolehan dan
penggunaan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Moeljadi,
2006:10).
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan
semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan
(Husnan dan Pudjiastuti, 2002:7). Indikator yang digunakan untuk mengukur
nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah PBV (Price to Book Value), PBV
merupakan perbandingan harga saham (share price) dengan nilai buku saham
(book value pershare). PBV menggambarkan seberapa besar pasar
mengahargai nilai buku saham suatu perusahaan. Rasio analisis ini berfungsi
melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value, investor hanya
mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada rasio PBV, investor
dapat membandingkan langsung book value dari suatu saham dengan market
valuenya. Dengan rasio PBV investor dapat mengetahui langsung sudah
berapa kali market value suatu saham dihargai dari book valuenya. Makin
tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan hasil dari kinerja perusahaan tersebut dalam
satu periode. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka semakin
mudah untuk menarik investor untuk menginvestasikan dananya untuk
perusahaan. Karena diharapkan semakin baik kinerja suatu perusahaan maka
nilai saham akan meningkat dan memberikan return yang diharapkan oleh
3
investor. Kinerja keuangan dapat di ukur dengan rasio keuangan, rasio
keuangan umumnya diklasifikasikan menjadi empat macam antara lain rasio
likuiditas, aktivitas, hutang dan profitabilitas (Rodoni dan Ali, 2010:25-26).
Terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan nilai
perusahaan. Rasio keuangan diharapkan dapat memprediksi nilai perusahaan
dimasa yang akan datang karena rasio keuangan merupakan perbandingan
antara akun dalam laporan keuangan. Dengan informasi yang tercermin pada
laporan keuangan, para pemakai informasi akan dapat menilai kinerja
perusahaan dalam mengelola bisnisnya, yang berakhir pada fluktuasi
perubahan nilai perusahaan dan return saham. Sejauh mana kinerja suatu
perusahaan guna meningkatkan nilai perusahaan menentukan seberapa besar
return yang diterima dari saham perusahaan tersebut.
Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam
mengahasilkan laba adalah rasio profitabilitas. Nilai suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan tersebut. Karena dengan laba
perusahaan yang semakin tinggi maka tingkat kembali (return) yang diperoleh
para investor atau pemodal juga semakin tinggi, keadaan tersebut mampu
memakmurkan pemegang saham. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Barakat (2014), menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para
pemegang saham.
4
Para emiten yang dapat menghasilkan laba yang semakin meningkat,
akan menjadi daya tarik para investor untuk menanamkan modalnya pada
emiten/perusahaan tersebut. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur profitabilitas adalah ROA (Return On Asset). Rasio ini melihat
sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi
tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau
ditempatkan (Fahmi:2013:82). Alasan penggunaan variabel ROA dalam
penelitian ini adalah karena ROA memiliki banyak keunggulan. Salah satunya
adalah ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh,
yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2006:107), profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva
dan hutang pada hasil-hasil operasi. Profitabilitas akan menunjukkan
perimbangan pendapatan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba pada berbagai dan kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba
pada berbagai tingkat operasi, sehingga rasio ini akan mencerminkan
efektivitas dan keberhasilan manajemen secara keseluruhan.
Leverage merupakan rasio yang dapat mempengaruhi naik turunya
tingkat profitabilitas perusahaan dalam setiap periode. Sartono (2010:257)
mengemukakan bahwa suatu perusahaan menggunakan hutang dengan tujuan
agar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut lebih besar dari pada
5
biaya aset dan sumber dananya karena dapat menurunkan pajak perusahaan.
Namun, dalam teori Pecking Order menjelaskan bahwa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat
utang yang lebih kecil. Dalam penelitian ini rasio leverage akan diproksikan
dengan debt to asset ratio (DAR). Rasio total hutang terhadap total aktiva yang
umumnya disebut sebagai rasio hutang (debt ratio), akan mengukur presentase
dari dana yang diberikan oleh pada kreditor. Keunggulan dari rasio ini untuk
melihat kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
panjangnya, semakin tinggi DAR ini mengindikasikan semakin besar jumlah
aset yang dibiayai oleh hutang, semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh
modal, semakin tinggi resiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban
jangka panjangnya, dan semakin tinggi beban bunga hutang yang harus
ditanggung perusahaan.
Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila
perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar)
tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir,2010:110).
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh
tempo berarti perusahaan tersebut keadaan likuid. Bagi perusahaan, tingkat
likuiditas merupakan masalah penting karena mewakili kepentingan
perusahaan dalam berhubungan dengan pihak internal maupun pihak external
perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka kemampuan perusahaan
dalam memenuhi hutang jangka pendeknya akan semakin baik, sehingga
6
mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan baik di mata kreditur dan
investor. Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio
(CR) menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban keuangannnya yang harus segera dibayar dengan menggunakan
hutang lancar. Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar (current
asset) dengan kewajiban lancar (current liabilities). Alasan digunakan rasio
lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk
mengukur kemampuan memenuhi kewajiban lancar, penyangga kerugian, dan
cadangan dana lancar.
Rasio aktivitas digunakan oleh manajer untuk mengetahui sejauh mana
efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan penjualan (Sartono, 2010:114). Jika sebuah perusahaan memiliki
terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi,
sehingga akan berdampak pada keuntungan perusahaan. Sebaliknya, jika aktiva
terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hiilang (Brigham dan
Houston, 2006:97). Dalam penelitian ini rasio aktivitas diproksikan dengan
total asset turnover (TAT) rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang
dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif yang dapat dihitung
dengan cara membagi penjualan dengan total aktiva (Fahmi,2013:80). Alasan
digunakan Rasio TAT ini karena mempunyai hubungan dengan sustainable
growth, semakin tinggi total asset turnover maka akan semakin tinggi tingkat
efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya sehingga membatasi
pembelian aktiva baru yang dapat mengurangi modal sehingga akan
7
meningkatkan profitabilitas, meningkatnya profitabilitas akan serta merta
meningkatkan sustainable growth rate karena kemampuan perusahaan untuk
mendanai aktivitas penjualannya meningkat.
Membaiknya kondisi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
mampu menarik kembali investor untuk meramaikan perdagangan saham di
lantai bursa bahkan menarik masyarakat umum untuk menginvestasikan
kelebihan dananya di pasar saham. Masyarakat umum mulai sadar bahwa
dengan berinvestasi di pasar jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan
menyimpan dana mereka di bank.
Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009-2015. Peneliti
memilih indeks LQ 45 karena indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham pilihan yang
seleksi dan kapitalisasi pasar yang besar. Sehingga peneliti ingin mengetahui
faktor apa saja yang mempengaruhi saham perusahaan LQ45 termasuk
kedalam perusahaan yang sahamnya paling likuid, yang tentunya nilai saham
tersebut akan mencerminkan nilai perusahaan. Indeks LQ 45 berisi 45 saham
yang disesuaikan setiap enam bulan (awal bulan Februari dan Agustus). Indeks
LQ 45 diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi
adalah transaksi di pasar reguler. Indeks LQ 45 berutujuan untuk menyediakan
sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi,
investor dan pemerhati pasar modal dalam memonitor pergerakan harga dari
saham-saham yang aktif diperdagangkan.
8
Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi profitabilitas dan nilai perusahaan. Ichsani (2011)
melakukan penelitian tentang analisis pengaruh debt to equity ratio (DER), net
profit margin (NPM), dan total asset turnover (TAT) terhadap return on equity
(ROE) serta dampaknya terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) dan total asset turnover (TAT)
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on equity (ROE), debt
to equity ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price
earning ratio (PER), sedangkan total asset turnover (TAT) dan return on
equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price earning ratio
(PER).
Alivia (2013) Melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Intervening. Hasil penelitian menunjukkan total asset turnover (TAT)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset (ROA) dan price to
book value (PBV), sedangkan sales growth (SG) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap return on asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh positif terhadap return on asset (ROA) dan berpengaruh negatif
terhadap price to book value (PBV). Sedangkan penelitian yang dilakukan
Carningsih (2012) menganalisis pengaruh good governance terhadap hubungan
antar kinerja keuangan dengan nilai perusahaan, menunjukkan return on asset
(ROA) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
9
Rompas (2015) Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian
menunjukkan current ratio (CR), quick ratio (QR), debt to asset ratio (DAR),
debt to equity ratio (DER), gross profit margin (GPM), dan Net Profit Margin
(NPM) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Syarif (2014) menunjukkan tidak adanya pengaruh current ratio
(CR) terhadap nilai perusahaan.
Ahsanti (2016). Hasil penelitian menunjukkan cash turnover (CT),
working capital turnover (WCT), current ratio (CR), dan total asset turnover
(TAT) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset (ROA),
sedangkan firm size tidak berpengaruh signifikan, dan debt to asset ratio
(DAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return on asset (ROA).
Sedangkan penelitian yang dilakukan Imanduin et al. (2014) menunjukkan debt
to asset ratio (DAR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return on
asset (ROA)
Bersadasarkan fenomena di atas hasil penelitian sebelumnya yang tidak
konsisten, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis
Pengaruh Leverage, Likuiditas, dan Aktivitas Terhadap Profitabilitas
Serta Implikasinya pada Nilai Perusahaan. (Studi Kasus pada Perusahaan
yang terdaftar di indeks LQ45 periode 2009-2015)”.
10
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dalam
penelitian ini masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah leverage, likuiditas dan aktivitas berpengaruh secara langsung
terhadap profitabilitas di perusahaan yang terdaftar di LQ 45?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh secara langsung terhadap nilai
perusahaan di perusahaan yang terdaftar di LQ 45?
3. Apakah leverage, likuiditas dan aktivitas berpengaruh secara langsung
terhadap terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di LQ 45?
4. Apakah leverage, likuiditas dan aktivitas berpengaruh secara tidak
langsung terhadap terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di LQ 45?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah disebutkan di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah leverage, likuiditas, dan aktivitas berpengaruh
secara langsung terhadap profitabilitas pada perusahaan LQ 45.
2. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh secara langsung
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan LQ 45.
3. Untuk mengetahui apakah leverage, likuiditas, dan aktivitas berpengaruh
secara langsung terhadap nilai perusahaan LQ 45.
4. Untuk mengetahui apakah leverage, likuiditas, dan aktivitas berpengaruh
secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan LQ 45.
11
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan hasil dapat digunakan
oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
2. Bagi Investor, hasil penelitian diharapkan investor dapat mengambil
keputusan investasi yang lebih baik mengenai nilai perusahaan.
3. Bagi penulis, hasil penelitian diharapkan penulis dapat menerapkan
teori-teroi yang telah diperoleh selama perkuliahan, selain itu dapat
menambah ilmu pengetahuan tentang analisis pengaruh leverage,
likuiditas dan aktivitas terhadap profitabilitas serta implikasinya pada
nilai perusahaan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Brigham dan Houston (2006:94) analisis laporan keuangan
jika dilihat dari sudut pandang investor, peramalan masa depan adalah inti
dari analisis yang sebenarnya. Sementara itu dari sudut pandang
manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk membantu
mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting lagi adalah sebagai
titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan memperbaiki
kinerja di masa depan.
Menurut Munawir (2010:35) Analisis laporan keuangan adalah yang
terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi
atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil
operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Menurut
(Moeljadi, 2006:43) mengemukakan bahwa analisis keuangan merupakan
suatu penilaian terhadap kinerja perusahaan pada waktu yang lalu dan
prospek pada masa datang. Melalui analisis keuangan diharapkan dapat
diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan
infromasi yang terdapat dalam laporan keuangan (financial statement).
Menurut Harahap (2010:190) analisis laporan keuangan berarti menguraikan
akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersfiat signifikan atau yang mempunyai makna
13
antara hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
non-kuantitaif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan
agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan,
hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari
hubungan data keuangan serta kecenderungnnya terdapat dalam suatu
laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pengembilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnnya tidak akan lepas
dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis
terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang
akan diambil.
a. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2012:68) tujuan analisis laporan keuangan adalah:
1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik asset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode
2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan
14
3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukkan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini
5) Untuk melakukkan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah
perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
Menurut Munawir (2010:31) tujuan analisis laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti
pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lanjut sehingga akan dapat
diperoleh data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil.
b. Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari
laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan.
Analisis keuangan (financial analysis) melibatkan pengguna berbagai
laporan keuangan. Laporan keuangan biasanya dibuat oleh pihak
manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Disamping itu,
laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan
15
lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Dalam
PSAK (IAI 2007) dinyatakan bahwa laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagis
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi
yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri,
informasi kondisi pererkonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas
manajemen dan lain-lain.
Menurut (Nasarudin & Fauzan,2006:134) analisis rasio keuangan
dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Analisis
laporan keuangan yang mencangkup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu
dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa
datang. Analisa yang dilakukan mempunyai tekanan yang berbeda antara
kreditor jangka pendek, kreditor jangka panjang dan pemiliki perusahaan.
Ada yang lebih tertarik pada posisi likuiditas dan ada yang tertarik pada
profitabilitas. Alat analisa yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi
dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional.
Menurut (Nasarudin & Fauzan, 2006:134) menjelaskan bahwa
pada umumnya rasio keuangan dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu:
1) Rasio Likuiditas. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio
16
likuiditas yang sering digunakan adalah current ratio, quick ratio (acid
test ratio) dan cash ratio.
2) Rasio Leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
banyak dana yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam
proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
Rasio ini mempunyai beberapa implikasi, pertama para pemberi kredit
akan melihat kepada modal sendiri untuk melihat batas keamanan
pemberian kredit. Kedua, dengan menggunakan hutang, memberi
dampak yang positif bagi pemilik, karena perusahaan memperoleh
dana tetapi pemilik tidak kehilangan kendali atas perusahaan. Ketiga,
apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari beban
bunga, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri akan menjadi
lebih besar. Di dalam praktek rasio ini dihitung dengan dua cara.
Pertama dengan memperhatikan data yang ada dineraca. Kedua,
mengukur resiko hutang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak
beban tetap hutang bisa ditutup oleh laba operasi. Kedua kelompok
rasio ini bersifat saling melengkapi, dan umumnya para analisis
menggunakan keduanya. Analisa ini terdiri dari Debt Ratio (rasio
hutang), Time Interest Karned, Fixed Charger Coverage dan Debt
Service Coverage.
3) Rasio Aktivitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas
manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio
aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan
17
investasi pada berbagai jenis harta. Rasio ini terdiri dari inventory
turn over, periode pengumpulan piutang, fixed asset turn over, dan
total asset turn over.
4) Rasio Profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas
manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan
dan investasi perusahaan. Rasio ini terdriri dari profit margin on sales,
return on total sales, return on net worth.
5) Rasio Penilaian. Rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan
yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencerminkan
kombinasi pengaruh dari rasio resiko dengan rasio hasil
pengembalian.
2. Leverage
Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage
(utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan
sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Kerna itu sebaiknya perusahaan
harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana
sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang (Fahmi,2013:72).
. Menurut Harahap (2010:306) rasio leverage adalah menggambarkan
hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini
dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
18
Menurut Tampubolon (2013:41), pembiayan dengan hutang mempunyai
pengaruh bagi perusahaan karena hutang mempunyai beban yang bersifat tetap.
Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang dapat menyebabkan
kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan perusahaan.
Tetapi penggunaan hutang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang
dapat menguntungkan pemegang saham. Dengan demikian, semakin tinggi
rasio leverage maka semakin tinggi pula kerugian yang dihadapi, tetapi juga
ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya semakin rendah
rasio ini tentu mempunyai risiko yang lebih kecil. Oleh karena itu, penggunaan
hutang harus menyeimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya. Rasio
leverage (solvabilitas) ini berusaha mengukur penjaminan hutang, baik dengan
menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.
Rasio leverage ini akan diukur melalui (a) rasio antara hutang dan modal
sendiri, (b) rasio antara hutang dan aktiva (Moeljadi,2006:51)
a. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal sendiri
menjamin hutang. Dengan kata lain, bagian dari hutang yang dapat
dijamin dengan menggunakan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik
perusahaan dan berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan hutang. Rasio ini diukur dengan
19
membandingkan antara seluruh hutang dengan modal sendiri (Moeljadi,
2006 : 51). Rumusnya sebagai berikut:
b. Debt to Asset Ratio
Rasio total hutang terhadap total aktiva yang umumnya disebut
sebagai rasio hutang (debt ratio), akan mengukur presentase dari dana
yang diberikan oleh para kreditor. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang.
Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin
rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian
yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Di lain pihak, pemegang
saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan
memperbesar ekspektasi keuntungan (Brigham & Houston, 2006:103-
104). Dalam penelitian ini rasio leverage diukur dengan menggunakan
debt to asset ratio (DAR), karena memiliki beberapa keunggulan yaitu
dari rasio ini dapat melihat kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka panjangnya, semakin tinggi DAR ini mengindikasikan
semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang, semakin kecil
DER = Total Debt
Equity
DAR = Total Debt
Total Activa
20
jumlah aset yang dibiayai oleh modal, semakin tinggi resiko perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya, dan semakin tinggi
beban bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan.
3. Likuiditas
Menurut Brigham dan Houston (2006:95), rasio likuiditas merupakan
rasio yang menunjukan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari
sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Moeljadi (2006:48)
mengemukakan bahwa istilah likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka
waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan kewajiban
keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat
likuid, yaitu aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun, karena
lebih mudah dicairkan dari pada aktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu
tahun. Menentukan tingkat likuiditas perusahaan digunakan rasio likuiditas
antara lain:
a. Current Ratio
Current ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar
dengan menggunakan hutang lancar. Current ratio dihitung dengan
membagi aktiva lancar (current active) dengan kewajiban lancar (current
liabilities). Rasio ini merupakan rasio yang paling umum digunakan dengan
rumus sebagai berikut:
21
Pada umumnya, aktiva lancar terdiri dari atas kas, surat berharga,
piutang usaha, piutang wesel, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar
terdiri atas hutang usaha, wesel bayar, kewajiban jangka panjang yang akan
jatuh tempo, pajak akrual dan beban akrual lainnya. Untuk menjaga current
ratio yang tepat, manajemen harus memerhatikan beberapa faktor, antara
lain jenis usaha, cash flow, maupun tingkat kredibilitas perusahaan tersebut
dalam hubungannya dengan kreditor. (Moeljadi,2006:68). Dalam penelitian
ini rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio. Alasan
digunakan rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup
kemampuannya untuk mengukur:
1) kemampuan memenuhi kewajiban lancar, semakin tinggi perkalian
kewajiban lancar terhadap aktiva lancar maka semakin besar
keyakinan bahwa kewajiban lancar akan dibayar.
2) Penyangga kerugian, semakian besar penyangga, semakin kecil
resikonya.
3) Cadangan dana lancar, rasio lancar merupakan ukuran tingkat
keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas
perusahaan.
Current Ratio = Current Activa
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
22
b. Cash Ratio
Cash Ratio menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki
perusahaan dalam menjamin hutang lancarnya. Rasio tersebut lebih
menggambarkan tingkat kemampuan yang sebenarnya dibandingkan dengan
rasio-rasio likuiditas lainnya. Hal ini disebabkan kas merupakan komponen
alat likuid yang paling likuid dan fleksibel sehingga setiap saat dapat
digunakan (Moeljadi,2006:68). Rumus dari rasio kas adalah sebagai berikut:
c. Quick Ratio
Quick ratio berarti likuiditas perusahaan diukur dengan menggunakan
unsur-unsur, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang likuid.
Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu
pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat cepat diubah menjadi kas dengan
menggunakan harga pasar yang berlaku. Rasio ini dihitung dengan
mengurangkan persediaan dari aktiva lancar kemudian hasilnya dibagi
dengan hutang lancar. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Cash Ratio = Cash+Marketable Security
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Quick Ratio = Current Asset−Inventory
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
23
Persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid dan bila
terjadi likuidasi, maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering
menderita kerugian. Oleh karena itu, pengukuran kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan
merupakan hal yang penting.
4. Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
mengelola aktiva-aktivanya. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak
aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga
keuntunganya akan tertekan. Sebaliknya, jika aktiva terlalu rendah, penjualan
yang menguntungkan juga akan hilang. (Brigham & Houston,2006:97). Berikut
beberapa rasio yang menganalisis jenis-jenis aktiva antara lain:
a. Inventory Turnover Ratio
Dengan inventory ratio akan dihitung meliputi (1) kemampuan
persediaan berputar selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan
perputaran persediaan (2) Waktu rata-rata dari persediaan tertahan di
gudang. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan dengan
persediaan. Jika nilai perputaraan persediaan suatu perusahaan jauh lebih
rendah dari rata-rata industry, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut terlalu banyak menyimpan persediaan. Kelebihan persediaan adalah
sesuatu yang tidak produktif, dan mencerminkan suatu investasi dengan
24
tingkat pengembalian yang rendah. (Brigham & Houston,2006:97).
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Perlu diperhatikan, bahwa penjualan terjadi sepanjang tahun,
sedangkan angka persediaan adalah angka pada suatu titik waktu tertentu.
Kemudian jika bisnis perusahaan tersebut sangat bersifat musiman, atau jika
terjadi kenaikan ataupun penurunan tren penjualan yang kuat selama tahun
berjalan. Karena alasan ini, akan lebih baik jika menggunakan pembaginya
adalah ukuran rata-rata persediaan (Brigham & Houston,2006:98).
b. Account Receivable Turnover
Account Receivable Turnover digunakan untuk mengetahui jumlah
waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun
yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan rata-rata
piutang. Dengan menganggap seluruh penjualan kredit, Account Receivable
Turnover menurut Moeljadi (2006:49) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menurut Riyanto (2011:90) piutang sebagai elemen dari modal kerja
dalam keadaaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal
Inventory Turnover = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
A/R Turnover = 𝐶𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
25
dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarnnya. Makin lunak
atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada
piutang, yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode
tertentu adalah makin rendah. Tingkat perputaran piutang (receivable
turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama satu
periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivables).
.c. Total Asset Turnover
Total Asset Turnover disebut juga dengan perputaran total aset. Rasio
ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan
terjadi perputaran secara efektif (Fahmi:2013:80). Adapun rumus total
assets turnover adalah:
Jika suatu perusahaan memiliki nilai perputaraan total aktiva berada
dibawah rata-rata industri, menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak
menghasilkan cukup banyak volume bisnis jika dilihat dari total
investasinya untuk aktiva. Perusahaan sebaiknya melakukan langkah-
langkah untuk meningkatkan penjualan, menjual beberapa aset, atau
kombinasi dari keduanya.
Dalam penelitian ini rasio aktivitas diukur dengan menggunakan total
asset turnover (TAT) karena mempunyai hubungan dengan sustainable
Total Asset Turnover = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
26
growth, semakin tinggi total asset turnover maka akan semakin tinggi
tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya sehingga
membatasi pembelian aktiva baru yang dapat mengurangi modal sehingga
akan meningkatkan profitabilitas, meningkatnya profitabilitas akan serta
merta meningkatkan sustainable growth rate karena kemampuan
perusahaan untuk mendanai aktivitas penjualannya meningkat.
5. Profitabilitas
Menurut Brigham dan Houston (2006:107) profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Rasio ini akan menunjukan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas
(manajemen aktiva), dan hutang pada hasil-hasil operasi. Moeljadi (2006:52)
mengemukakan bahwa rasio-rasio profitabilitas berusaha mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan
seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.
Tampubolon (2013:43) mengatakan bahwa rasio ini tergantung dari
informasi akuntansi yang diambil dari laporan keuangan. Oleh karena itu,
profitabilitas dalam konteks analisis rasio digunakan untuk mengukur
pendapatan menurut laporan Rugi laba dengan nilai buku investasi. Rasio
profitabilitas yang digunakan adalah:
a. Profit Margin On Sales
Rasio ini mengukur jumlah laba bersih per nilai dolar penjualan, yang
dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. Rumusnya adalah:
27
Jika suatu perusahaan memiliki margin laba yang rendah atau masih
berada di bawah angka rata-rata industri, hal ini menunjukkan karena
tingginya biaya-biaya yang biasanya terjadi karena operasi perusahaan yang
tidak efisien. Margin laba yang rendah juga merupakan akibat dari
penggunaan hutangnnya yang terlalu berlebihan. Jika perusahaan
menggunakan lebih banyak hutang daripada yang lain, maka perusahaan
tersebut akan memiliki beban bunga yang lebih tinggi. Beban bunga tersebut
akan menurunkan laba bersih, dan karena penjualan tetap maka akibatnya
margin laba akan menjadi relatif rendah. Dalam kasus seperti ini,
perusahaan dengan margin laba yang rendah mungkin akan mendapatkan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasi pemegang sahamnya
karena penggunaan leverage keuangan. (Brigham & Houston, 2006:107)
b. Return On total Asset
Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset
perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan (Fahmi,2013:82). Adapun
rumus return on asset adalah:
ROA = Laba sesudah Pajak
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 x 100%
Profit Margin On Sales = 𝐸𝐴𝑇
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑥 100%
28
Apabila perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang rendah
merupakan akibat dari (1) kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan
yang rendah, (2) biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh
penggunaan hutangnya yang diatas rata-rata, dimana keduanya telah
meyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah. Dalam penelitian ini
rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset karena
ROA memiliki banyak keunggulan. Salah satunya adalah ROA dapat
mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif
terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan perusahaan.
c. Return On Equity
Return On Equity menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan keuntungan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan
keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earnings available
for common stockholder’s). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas
investasi dari pemegang saham biasa dan merupakan rasio akuntansi yang
paling penting, atau “jumlah akhir” (bottom line). Para pemegang saham
melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka.
Rumus adalah:
Dari penjelasan mengenai rasio profitabilitas, jelas bahwa margin laba
atau penjualan, tingkat pengembalian total aktiva dan tingkat pengembalian
ROE = EAT
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 x 100%
29
ekuitas saham biasa, ketiganya menghitung kemampuan aktiva untuk
menghasilkan laba (Moeljadi, 2006:53).
6. Nilai Perusahaan
a. Definisi Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat dianggap sebagai “kue bola”. Tujuan dari
manajer adalah untuk memperbesar “kue bola” tersebut. Keputusan struktur
pemodalan (capita structure decision) dapat dilihat sebagai bagaimana
baiknya memotong “kue bola” tersebut. Jika bagaimana Anda memotong
mempengaruhi ukuran “kue bola” tersebut, maka keputusan struktur
pemodalan ada pengaruhnya. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar
hutang ditambah dengan nilai pasar equity (Rodoni dan Ali, 2010:3-4).
Husnan dan Pudjiastuti (2007:7) menyatakan bahwa nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
Jika manajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan,
mereka harus mengambil keuntungan dari kekuatan-kekuatan perusahaan
dan memperbaiki kelemahannya. Analisis laporan keuangan akan
melibatkan perbandingan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan-
perusahaan lain, mengevaluasi trend posisi keuangan perusahaan dari
waktu ke waktu (Brigham & Houston, 2006:94).
30
Jika suatu kinerja perusahaan yang baik, maka nilai perusahaan juga
akan baik, nilai perusahaan ini menunjukkan kinerja dan prospek yang
bagus, dengan kinerja dan prospek yang bagus maka investor akan bersedia
membayar untuk membeli sahamnya. Jadi secara sederhana, nilai
perusahaan dapat diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh
investor untuk memiliki suatu perusahaan dengan melihat kinerja dan
prospek perusahaan tersebut.
b. Analisis Nilai Perusahaan
Suatu nilai perusahaan dapat diukur dengan rasio nilai pasar (market
value ratio). akan menghubungkan harga saham perusahaan pada laba, arus
kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat memberikan
indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para
investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa
mendatang (Brigham dan Houston:2006:110).
Menurut (Dewi Astuti,2004:38) rasio nilai pasar adalah sekumpulan
rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai
buku per saham, rasio ini memberikan kepada manajemen petunjuk
mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu
serta prospek di masa mendatang. Bila rasio likuiditas, manajemen aktiva,
manajemen hutang, dan profitabilitas baik, maka kemudian rasio nilai pasar
akan menjadi tinggi dan harga saham akan setinggi yang diharapkan.
31
Terdapat dua rasio nilai pasar yang populer adalah rasio harga-laba
atau PER dan rasio nilai pasar/buku (Dewi Astuti,2004:38-39), yang akan
dijelaskan dibawah ini.
1) Rasio Harga-Laba
Rasio ini dikenal dengan nama price-earning ratio/PER, rasio
ini menunjukkan seberapa banyak investor bersedia membayar
per rupiah laba yang dilaporkan, dengan rumus sebagai
berikut:
2) Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku
Rasio harga pasar saham terhadap nilai buku memberikan
indikasi lain tentang bagaimana investor memandang
perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas
ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual saham beberapa
kali lebih tinggi dari nilai bukunya, dibanding dengan
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah. Rasio
nilai pasar/buku dihitung dengan rumus:
PER = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐸𝑃𝑆
PBV = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
32
Dalam penelitian ini nilai perusahaan dihitung dengan
menggunakan price to book value (PBV) menggambarkan seberapa besar
pasar mengahargai nilai buku saham suatu perusahaan. Rasio analisis ini
berfungsi melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value,
investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada
rasio PBV, investor dapat membandingkan langsung book value dari
suatu saham dengan market valuenya. Dengan rasio PBV investor dapat
mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham
dihargai dari book valuenya. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya
akan prospek suatu perusahaan.
33
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu
No Judul
Penelitian Nama Populasi
Alat
Statistik Hasil
1 Analisis
Pengaruh Debt
to Equity Ratio,
Net Profit
Margin, dan
Total Asset
Turnover
Terhadap
Return On
Equity serta
Dampaknya
Terhadap Nilai
Perusahaan
Putri
Anggraeni
Ichsani
(2011)
Perusahaan
PMDN
Non
Keuangan
yang listed
di BEI
periode
2002-2009
Path
Analysis
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa DER
dan TAT
memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap ROE,
DER
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap PER,
sedangkan
TAT dan ROE
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap PER.
2 Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Nilai
Perusahaan
Dengan
Profitabilitas
sebagai
Variabel
Intervening
Natasha
Rizky
Alivia
(2013)
Perusahaan
Manufaktur
yang listed
di BEI
periode
2008-2011
Path
Analysis
Hasil penelitian
menunjukkan
TAT
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap ROA
dan PBV,
sedangkan SG
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap ROA,
dan NPM
berpengaruh
positif terhadap
ROA dan
berpengaruh
negatif
34
terhadap PBV
3 Analisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
Syarif
(2014)
Perusahaan
Food and
Beverage
yang
terdaftar di
BEI 2008-
2012
Regresi
Linear
Berganda
Hasil Penelitian
menunjukkan
bahwa CR
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
DER secara
parsial tidak
pengaruh
secara
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Dan GPM
secara parsial
memiliki
pengaruh
signifikan.
4 Analisis
Pengaruh ROA,
EPS, DER
terhadap PBV
Cici
Wulandari
(2015)
Perusahaan
Food and
Beverages
yang
terdaftar di
BEI
periode
2010-2013
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
ROA dan EPS
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap PBV,
sedangkan
DER
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap PBV
5 Pengaruh CR,
TAT, dan
Umur
Perusahaan
terhadap
Profitabilitas
Sefiani
Dan
Sitohang
(2016)
Perusahaan
Food dan
Beverages
yang
terdaftar di
BEI
periode
2008-2014
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
TAT
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap
profitabilitas,
sedangkan CR
dan umur
perusahaan
35
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
profitabilitas
6 Analisis
Pengaruh
Manajemen
Modal Kerja,
Likuiditas,
Leverage,
Aktivitas dan
Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Tingkat
Profitabilitas
Perusahaan
Eva
Ahsanti
(2016)
Perusahaan
yang
terdaftar di
Jakarta
Islamic
Index
periode
2011-2015
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
CT,WCT,CR,
dan TAT
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap ROA,
sedangkan firm
size
berpengaruh
tidak
signifikan, dan
DAR
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap ROA.
7 Likuiditas,
Solvabilitas dan
Rentabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
Gisela
Prisilia
Rompas
(2015)
Perusahaan
BUMN
non-bank
yang
terdaftar di
BEI
periode
2007-2010
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
CR, QR, DAR,
DER, GPM,
NPM secara
bersama
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
8 Pengaruh
Modal Kerja,
Likuiditas,
Aktivitas dan
Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Profitabilitas
Ambarwati,
et al.
(2015)
Perusahaan
Manufaktur
yang
terdaftar di
BEI
periode
2009-2013
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
WCT, TAT dan
ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
profitabilitas,
sedangkan CR
tidak
berpengaruh
signifikan
36
terhadap
profitabilitas
9 The Impact of
Financial
Structure,
Financial
Leverage and
Profitability on
Industrial
Companies
Share Value
Abdallah
Barakat
(2014)
Perusahaan
Industri
Saudi yang
terdaftar di
Bursa Efek
Saudi
periode
2009-2012
Regresi
Linear
Beganda
Hasil penelitian
menunjukkan
financial
structure dan
ROE
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
sedangkan
financial
leverage tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
10 Price to Book
Value Ratio
and Financial
Statement
Variables
Kenneth
dan
Ambrose
(2014)
Perusahaan
yang
terdaftar di
Nairobi
Securities
Exchange
periode
1991-2003
Multiple
Linear
Regression
Analysis
Hasil penelitian
menunjukkan
DPR, PBV,
ROA, ROE dan
RPS
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap PBV,
sedangkan
GEAT tidak
signifikan. Dan
DPS
berpengaruh
negative
terhadap PBV.
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
37
C. Kerangka Berpikir
Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel
endogen/dependent (PBV) variabel intervening (ROA) dan variabel eksogen
(independen) (DAR) (CR) (TAT). Berdasarkan landasan teori, pengaruh antara
variabel dan hasil penelitian sebelumnya maka untuk merumuskan hipotesis,
berikut menyajikan kerangka berfikir.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia (BEI)
DAR
PBV
Analisis Jalur
Laporan keuangan Perusahaan LQ 45 periode 2009-2015
Menentukan Model Diagram Jalur
CR
TAT
ROA
Uji Hipotesis
Interpretasi
Analisis dan Hasil
38
Dalam penelitian ini untuk mengatahui hubungan antar variabel leverage,
likuiditas dan aktivitas terhadap profitabilitas serta implikasinya pada nilai
perusahaan dalam perusahaan LQ 45 periode 2009-2015, sehingga dapat
dibentuk suatu model hubungan pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.2
Model Hubungan Pemikiran
D. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas
Brigham dan Houston (2006:104) menyatakan bahwa rasio hutang
yang lebih rendah dapat mengurangi resiko jika terjadi likuidasi. Rasio
leverage membawa implikasi penting dalam pengukuran risiko finansial
perusahaan. Terdapat pengaruh negatif pada leverage keuangan yakni
bahwa profitabilitas perusahaan berkurang sebagai akibat dari penggunaan
hutang perusahaan yang besar, sehingga dapat menyebabkan biaya tetap
yang harus ditanggung lebih besar dari operating income yang dihasilkan
ROA (Y) CR (X2)
TAT (X3)
DAR (X1)
PBV (Z)
39
hutang tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Ahsanti (2016)
menyebutkan bahwa adanya pengaruh negatif antara rasio hutang terhadap
profitabilitas. Artinya apabila rasio hutang mengalami kenaikan maka
profitabilitas perusahaan akan menurun. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang sehingga
menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan
kebangkrutan.
2. Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas
Menurut Moeljadi (2006:68) Current Ratio (CR) menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan hutang
lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar.
Artinya, perusahaan memiliki aktiva lancarnya yang lebih tinggi dari
kewajiban lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang tinggi
pula. Sefiani, et al. (2016) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa adanya
pengaruh positif antara CR dengan ROA. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi CR maka dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
3. Pengaruh Aktivitas terhadap Profitabilitas
Total Asset Turnover merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Rasio ini menunjukkan
40
kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk
menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur kinerja manajemen dalam
menjalankan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan
profitabilitas. Semakin tinggi perputaran total aset suatu perusahaan maka
akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi pula. Hal ini
dikarenakan suatu perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang lebih
besar dari total aset yang dimiliki perusahaan (Brigham dan Houston,
2006:100). Dalam penelitian Ambarwati, et al. (2015) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan positif antara rasio aktivitas dengan tingkat
profitabilitas. Artinya, apabila rasio aktivitas perusahaan tinggi maka akan
meningkatkan profitabilitas.
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Brigham dan Houston (2006:94) menyatakan bahwa jika manajemen
ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan, maka harus mengambil
keuntungan dari kekuatan-kekuatan dan memperbaiki kelemahan-
kelemahannya. Penelitian yang dilakukan Barakat (2014), menunjukan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham. Dengan
rasio profitabilitas yang tinggi akan menarik minat para investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan, sehingga diminatinya saham
perusahaan tersebut oleh para investor akan mengakibatkan nilai perusahaan
tersebut akan meningkat (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Hal ini
41
didukung oleh penelitian Wulandari (2015) menemukan adanya pengaruh
positif return on asset terhadap price book to value. Artinya, apabila rasio
profitabilitas perusahaan tinggi maka akan menaikan nilai perusahaan,
begitupun sebaliknya
5. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Rasio leverage membawa implikasi penting dalam pengukuran risiko
finansial perusahaan. Terdapat pengaruh negatif pada leverage keuangan
yakni bahwa profitabilitas perusahaan berkurang sebagai akibat dari
penggunaan hutang perusahaan yang besar, sehingga dapat menyebabkan
biaya tetap yang harus ditanggung lebih besar dari operating income yang
dihasilkan hutang tersebut. Dalam trade off theory bahwa apabila posisi
struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap
pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penelitian yang
dilakukan Sari dan Abundanti (2014) menemukan adanya pengaruh negatif
antara leverage terhadap nilai perusahaan. Artinya, apabila rasio leverage
perusahaan tinggi maka akan menurunkan nilai perusahaan, begitupun
sebaliknya.
6. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan
Likuiditas yang dalam hal ini diukur dengan menggunakan Current
Ratio (CR) menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan
menggunakan hutang lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi
42
pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan
aktiva lancar. Artinya, perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi
dari kewajiban lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang
tinggi pula. Kemampuan menghasilkan penjualan yang tinggi akan
berdampak terhadap kemampuan kewajiban jangka pendek perusahaan dan
berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan
Rompas (2013) menemukan adanya pengaruh current ratio (CR) terhadap
nilai perusahaan.
7. Pengaruh Aktivitas terhadap Nilai Perusahaan
Rasio ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar selama
satu tahun untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur kinerja
manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan
dan meningkatkan profitabilitas. Semakin tinggi perputaran total aset suatu
perusahaan maka akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
Hal ini dikarenakan suatu perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang
lebih besar dari total aset yang dimiliki perusahaan (Brigham dan Houston,
2006:100). Perusahaan/emiten yang memiliki laba tinggi mempunyai daya
Tarik tersendiri bagi investor sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai total asset turnover (TAT) maka akan semakin tinggi
nilai perusahaan. Dalam penelitian Alivia (2013) menyebutkan bahwa
terdapat pengaruh total asset turnover (TAT) terhadap price to book value
(PBV)
43
D. Hipotesis
Menurut Hasan (2010:31), Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau
dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah
kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel atau nilai dari
suatu parameter. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
mengahasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak
hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung
ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah sehingga menimbulkan
risiko. Besarnya kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas.
Berdasarkan konsep-konsep dasar dan kerangka pemikiran di atas yang
berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh signifikan dari
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Adapun hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. : Leverage berpengaruh secara langsung terhadap profitabilitas.
2. : Likuiditas berpengaruh secara langsung terhadap profitabilitas.
3. : Aktivitas berpengaruh secara langsung terhadap profitabilitas.
4. : Profitabilitas berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan.
5. : Leverage berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan.
6. : Likuiditas berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan.
7. : Aktivitas berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan.
8. : Leverage berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai
perusahaan.
44
9. : Likuiditas berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai
perusahaan.
10. : Aktivitas berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai
perusahaan
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data perusahaan public
yang terdaftar di index LQ45 sebagai objek penelitian. LQ45 merupakan indeks
perusahaan yang terdiri dari 45 perusahaan (emiten) yang mempunyai tingkat
likuiditas yang baik . Ditetapkan pada perusahaan yang terdaftar di LQ45
karena jenis usaha yang terdiri dari berbagai sektor yang dapat melengkapi
penelitian-penelitian terdahulu dan data yang diperoleh lebih lengkap
dibandingkan dengan hanya memilih satu sektor tertentu. Adapun variabel
yang digunakan adalah leverage (DAR), aktivitas (TAT), likuiditas (CR),
profitabilitas (ROA) dan nilai perusahaan (PBV)
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah semua nilai baik hasil peritungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu menganai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Husaini dan Setiady, 2006:181).
Populasi pada penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode
pengamatan 2009-2015.
46
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil sebagian dari anggota populasi
(Husaini dan Setiady, 2006:181). Sampel penelitian yang diambil adalah 22
perusahaan yang terdaftar pada LQ45 tahun 2009-2015. Dalam penelitian
ini metode atau teknik yang digunakan adalah Teknik Sampling (Purposive
Sampling) yang merupakan teknik penentuan sampel yang dipilih secara
khusus berdasarkan tujuan penelitian (Husaini dan Setiady, 2006:186).
Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:
a. Merupakan perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut dalam indeks
LQ45 selama periode 2009-2015
b. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut
selama periode tahun 2009 sampai dengan 2015
c. Perusahaan yang secara berturut-turut tidak mengalami kerugian selama
periode 2009-2015
Hasil dari pertimbangan atau kriteria sampel yang ditemukan di atas,
didapatkan sejumlah sampel perusahaan sebagai berikut:
47
Tabel 3.1
Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ
45 sampai dengan tahun 2015 45
2
Perusahaan yang tidak mempublikasikan
laporan keuangan dan mengalami kerugian
pada periode tahun 2009 sampai tahun 2015
(23)
3 Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 22
4 Tahun Pengamatan 7
Total sampel data selama 7 tahun penelitian 154
Sumber : Data diolah
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari, Tbk
2 ADRO PT. Adaro Energy, Tbk
3 ASII PT. Astra Internasional, Tbk
4 BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
7 BDMN PT. Bank Danamon, Tbk
8 BMRI PT. Bank Mandiri, Tbk
9 GGRM PT. Gudang Garam, Tbk
10 INCO PT. Internasional Nickel Indonesia,Tbk
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk
14 JSMR PT. Jasa Marga, Tbk.
15 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk
16 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk.
17 LSIP PT. London Sumatera Plantation, Tbk
18 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
19 PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk
20 SMGR PT. Semen Gresik, Tbk
21 TLKM PT. Telkom Indonesia, Tbk.
22 UNTR PT. United Tractors, Tbk
Sumber: idx.co.id
48
Data perusahaan tersebut diambil dari Bursa Efek Indonesia sektor
LQ45 berdasarkan kriteria yang menggunakan purposive sampling
diperoleh data sebanyak 22 perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi pustaka yang berarti data tersebut bersifat sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang ada dan tidak perlu
dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data sekunder berupa sekunder adalah data
yang diperoleh dari sumber yang ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh
peneliti. Data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahun 2009-2015 yang
dapat diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia melalui
www.idx.co.id.
Selain itu, dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan
studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti maupun
bahan yang bersifat teoritis dan relevan untuk dijadikan refrensi melalui buku
literatur, jurnal, artikel, internet, website (SSRN.com, pdfsearchengine.org,
etc.) yang dapat membantu dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan
judul penelitian terkait dengan nilai perusahaan, keputusan pendanaan,
kebijakan dividen, ukuran perusahaan dan profitabilitas.
49
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis data kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif adalah metode
analisis data yang menggunakan perhitungan angka-angka dalam
mengambil suatu keputusan didalam memecahkan masalah. Analisis jalur
digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel
yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/
reciprocal). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel
tersebut, terdapat variabel independen yang dalam hal ini disebut variabel
Eksogen (Exogenous), dan variabel dependen yang disebut variabel endogen
(endogenous) (Sugiyono, 2009:297).
Pada pengujian hipotesisnya penelitian ini menggunakan path
analisis. Path analisis ini sudah dikembangkan oleh para ahli sejak tahun
1920-an. Sewall Wright adalah seorang Biometrician yang pada tahun 1920
telah sukses menggunakan analisis jalur untuk mempelajari penularan warna
pada babi guinea dalam sebuah artikel yang berjudul “On the Nature of Size
Factors”. Setelah itu Sewall Wright mengembangkan metode kuantitatif ini
menjadi sebuah metode yang dirancang untuk memperkirakan efek yang
diberikan, ditentukan oleh masing-masing penyebabnya. Teknik analisis
tersebut sekarang dikenal dengan metode analisis jalur (path analysis)
(Riadi, 2013:1).
50
Menurut (Haryono dan Wardoyo, 2012:81-82) beberapa manfaat path
analysis diantaranya untuk:
a. Memberikan penjelasan atau explenatin terahadap fenomena
yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.
b. Membuat prediksi nilai variabel endogen berdasarkan nilai
eksogen.
c. Mengetahui faktor dominan yaitu penentu variabel eksogen
mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel endogen,
juga untuk mengetahui pengaruh jalur-jalur variabel eksogen
terhadap variabel endogen, dan
d. Pengujian model dengan menggunakan teori trimming baik
untuk uji reliabilitas dari konsep yang sudah ada maupun
konsep baru.
Dalam buku Riadi (2013:12) mengajukan beberapa langkah dalam
melakukan analisis jalur menjadi 8 (delapan) langkah yaitu:
Langkah 1 : Gambarkan Diagram Jalur Secara Lengkap (Full Path
Diagram)
Langkah ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan
struktural sebelum dilakukan estimasi. Perlu diingat kembali bahwa dalam
konteks path analysis model diagram jalur ini diformulasikan berdasarkan
suatu teori yang kuat atau berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
51
Langkah 2 : Menentukan Persamaan Struktural
Setelah model diagram jalur terbentuk, langkah berikutnya adalah
menentukan persamaan struktural dalam bentuk skor baku.
Langkah 3 : Menghitung Matriks Korelasi Antarvariabel
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah
menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan
penggunaan teknik koefisien korelasi dari Kard Pearson ini karena variabel-
variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval.
Langkah 4 : Tentukan Koefisien Masing-Masing Jalur
Menentukan koefisien masing-masing jalur jika telah diketahui
koefisien korelasi, dan maka dengan mudah koefisien pengaruh dapat
ditentukan dengan metode substitusi, eliminasi, atau metode diskriminan.
Langkah 5 : Uji Signifikansi Koefisien Pengaruh
Setelah koefisien yang memengaruhi masing-masing jalur diketahui,
maka koefisien pangaruh ini perlu diuji signifikansinya. Untuk menguji
signifikansi. Untuk menguji signifikansi masing-masing jalur dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
√ 1
1
52
Keterangan:
t = nilai t hitung setiap koefisien jalur
= koefisien pengaruh
= koefisien pengaruh
= satuan matriks kolom 1 baris 1
jumlah pengamatan
k = jumlah variable eksogenus pada substruktural
Menghitung matriks invers korelasi variable eksogenus dengan
rumus:
= [
]
Selanjutnya pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogenus
terhadap variabel endogenus pada persamaan jalur subtruktural 1 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
− [
]
53
Langkah 6 : Menentukan Faktor Residual
Berdasarkan koefisien determinasinya, dapat diidentifikasikan factor
residual atau error variance, yaitu besarnya pengaruh variable lain yang tidak
diteliti ( − terhadap variable endogenus sebagaimana dinyatakan dalam
persamaan struktural.
Langkah 7 : Uji Kesesuaian Model
Uji kesesuaian model dimaksudkan untuk menguji apakah model yang
diusulkan memiliki kesesuaian (fit) dengan data atau tidak. Suatu model
dikatakan fit apabila matriks korelasi tidak jauh berbeda dengan matriks
korelasi estimasi. Tingkat kesesuaian model dalam buku (Haryono dan
Wardoyo,2012:71-74) terdiri dari:
a. Absolut Fit Measure
Absolut Fit Measure mengukur model fit secara keseluruhan (baik
model struktural maupun model pengukuran secara bersamaan).
1) Likehood-Ratio Chi-Square Statistic
Ukuran fundamental dari overall fit adalah likehood-ratio chi-square
( ). Nilai chi-square yang tinggi relative terhadap degree of fredom
menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang diobservasi
dengan prediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan
probabilitas (p) akan menghasilkan nilai probabilitas (p) yang lebih
besar dari tingkat signifikansi (α) dan ini menunjukkan bahwa imput
54
matrik kovarian antara prediksi dengan observasi sesungguhnya tidak
berbeda secara signifikan. Dalam hal ini peneliti harus mencari chi-
square yang tidak signifikan karena mengharapkan bahwa model yang
diusulkan cocok atau fit dengan data observasi.
2) CMIN
Adalah menggambarkan perbedaan antara unrestricted sampel
covariance matrix S dan restricted coavriance matrix ∑(Ø) atau
secara esensi menggambarkan likelehood ratio test statistic yang
umunya dinyatakan dalam Chi-Square (χ2) statistics. Nilai statistik ini
sama dengan (N-1) Fmin (ukuran besar sampel dikurangi 1 dan
dikalikan dengan minimum fit function). Jadi nilai Chi-Square sangat
sensitif terhadap besarnya sampel. Ada kecenderungan nilai Chi-
square akan selalu signifikan. Oleh karena itu, jika nilai Chi-Square
signifikan, maka dianjurkan untuk mengabaikannya dan melihat
ukuran goodness fit lainnya.
2) CMIN/DF
Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom. Beberapa
pengarang mengajurkan rasio ukuran ini untuk mengukur fit. Menurut
Wheathon et. al (1997) dalam (Haryono dan Wardoyo,2012:72)nilai
rasio 5 (lima) atau kurang dari merupakan ukuran yang reasonable.
Peneliti lainnya seperti Bryne (1998) mengusulkan nilai rasio ini < 2
merupakan ukuran fit.
55
3) Goodness of Fit Index (GFI)
Goodness of Fit Index (GIF) dikembangkan oleh Joreskog dan
Sorbon (1984) yaitu ukuran non-statistik yang nilainya berkisar antar
0 (poor fit) sampai 1.0 (perfect fit). Nilai GFI tinggi menunjukkan fit
yang lebih baik dan berapa nilai GFI yang dapat diterima sebagai nilai
yang layak belum ada standarnya, tetapi banyak peneliti
menganjurkan nilai di atas 90% sebagai ukuran good fit.
4) Root Mean Square Errors of Approximation (RMSEA)
Root Mean Square Errors of Approximation (RMSEA) merupakan
ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic chi-
square menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai
RMSEA antara 0.05 sampai 0.08 merupakan ukurang yang dapat
diterima. Hasil uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model
konfitmatori atau competiting model strategi dengan jumlah sampel
besar.
b. Incremental Fit Measure
Incremental Fit Measure membandingkan proposed model dengan
baseline model sering disebut dengan null model. Null model merupakan
model realistic dimana model-model yang lain harus diatasnya.
1) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
56
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) merupakan pengembangan
dari GFI yang disesuaikan dengan rasio degree of fredom untuk
proposed model degree of fredom untuk null model. Nilai yang
direkomendasikan adalah sama >0.90.
2) Tucker-Lewis Index (TLI)
Tucker-Lewis Index (TLI) atau dikenal dengan non normed fit index
(NNFI). Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi
analsisi faktor. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimory ke
dalam index komparasi antara proposal model dan null model dan
nilai TLI berkisar 0 sampai 1.0. Nilai yang direkomendasikan adalah
sama >0.90
3) Normed Fit Index (NFI)
Normed Fit Index (NFI) merupakan ukuran perbandingan antara
proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 (no
fit at all) sampai 1.0 (perfect fit). Seperti hanya TLI tidak ada nilai
absolute yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umunya
direkomendasikan sama atau >0.90.
c. Parsimony Fit Measures
Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan
sejumlah koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit.
Tujuan dasarnya adalah untuk mendiagnosa apakah model fit telah
57
tercapai dengan “overfitting” data yang memiliki banyak koefisien.
Prosedur ini mirip dengan “adjustment” terhadap didalam multiple
regression. Namun demikian karena tidak ada uji statistik yang tersedia
maka penggunaanya hanya terbatas untuk membandingkan model..
2) Parsimony Normed Fit Index (PNFI)
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) merupakan modifikasi NFI.
PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang digunakan untuk
mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI semakin baik. Kegunaan
utama dari PNFI semakin tinggi nilai PNFI semakin baik. Kegunaan
utama daru PNFI adalah untuk membandingkan model dengan degree
of fredom yang berbeda. Digunakan untuk membandingkan model
alternatif sehingga tidak ada nilai yang direkomendasikan sebagai
nilai fit yang diterima. Namun demikian jika membandingkan dua
model maka perbedaan PNFI 0.60 sampai 0.90 menunjukkan adanya
perbedaan model yang signifikan.
1) Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI)
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) memodifikasi GFI atas dasar
parsimony estimated model. Nilai GFI berkisar antara 0 sampai 1.0
dengan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih parsimony.
58
Tabel 3.3
Standar Penilaian Kesesuaian (Fit)
Laporan Statistik Nilai yang direkomendasikan Imam Ghozali (2008)
Cut of Value Keterangan
Absolut Fit
Probabilitas
Tidak Signifikan (p>0.05) Model yang diusulkan
cocok / fit dengan data
observasi
/df ≤ 5 Ukuran yang reasonable
Ukuran fit < 2
RMSEA
< 0.1
< 0.05
< 0.01
0.05 ≤ x ≤ 0.08
Good fit
Very good fit
Outsanding fit
Reasonable fit
GFI 0-1.0 Good fit
Incremental Fit
AGFI ≥ 0.90 Good fit
TLI ≥ 0.90 Good fit
NFI ≥ 0.90 Good fit
Parsimonious Fit
PNFI 0 – 1.0 Lebih besar lebih baik
PGFI 0 – 1.0 Lebih besar lebih baik
(Sumber: Imam Ghozali, 2008 dalam Haryono dan Wardoyo,2012:218)
Langkah 7: Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Pada dasarnya mengestimasi koefisien yang memengaruhi dalam
konteks analisis jalur dan bukan hanya menganalisis pengaruh langsung
(direct causal effect/DCE), tetapi juga sekaligus mengestimasi pengaruh
tidak langsung (indirect causal effect/ICE), dan pengaruh total (total causal
effect/TCE). Dalam mengestimasi DCE, ICE dan TCE ada baiknya kita
perhatikan pendapat pearl (2000:411) sebagai berikut.
a. Direct effect is meant to quantify an influence that is not mediated by
other variables in the model or, more accurately, the sensitivity of Y to
changes in X while all other factors in the analysis are held fixed.
59
b. The indirect effect IE measures the expected change in the dependent
variable (Y) when the independent variable (X) is held fixed, and the
mediator variable (M) change to the level it would have attained had
independent variable increased by one unit, say from x to x+1
c. The total effect measures the extent to which the dependent variable
changes when the independent variable increase by one uni. So, the
total effect is equal to the sum of the direct and indirect effects.
Pengaruh langsung (DCE) adalah ukuran pengaruh yang tidak
dimediasi oleh variable lain dalam suatu model atau sensitivitas
perubahan X perubahan X terhadap Y, dimana semua factor lain dalam
analisis ini dibuat fix. Sedangkan pengaruh tidak langsung (ICE)
adalah ukuran perubahan di mana variabel terikat berubah melalui
variabel mediator apabila variabel bebas dibuat fix. Pengaruh total
adalah jumlah dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.
Dengan demikian:
TCE = DCE + ICE
Keterangan:
TCE = Total Causal Effect (Pengaruh total)
DCE = Direct Causal Effect (Pengaruh Langsung)
ICE = Indirect Causal Effect (Pengaruh Tidak Langsung)
60
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel eksogen
dan endogen. Menurut (Sarjono dan Julianita, 2011:209) variabel exogenous
(eksogen) adalah variabel yang tidak tidak dipengaruhi oleh variabel manapun,
dalam penelitian ini variabel eksogen terdiri dari Debt to Asset Ratio (DAR,
Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TAT). Sedangkan variabel
endogenous (endogen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya,
dalam penelitian ini variabel endogenous terdiri dari Return on Asset (ROA)
dan Price to Book Value (PBV).
Dalam penelitian ini definisi operasional dari kedua jenis variabel yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel
Eksogen
Definisi Rumus Skala
1 Debt to
Asset Ratio
(DAR)
Rasio yang
mengukur bagian
aset yang didanai
dengan
menggunakan
hutang
Rasio
2 Current
Ratio (CR)
Rasio yang
menunjukkan
likuiditas
perusahaan yaitu
kemampuan
perusahaan
menggunakan
aset lancar untuk
melunasi hutang
lancar yang akan
jatuh tempo
Rasio
61
3 Total Asset
Turnover
(TAT)
Menunjukkan
kemampuan total
aset untuk
berputar selama
satu tahun untuk
menghasilkan
penjualan.
Rasio
No Variabel
Endogen Definisi Rumus Skala
1 Return on
Asset (ROA)
Kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan
laba dengan total
aset yang dimiliki
Rasio
2 Price to
Book Value
(PBV)
Merupakan
kinerja harga
pasar saham
terhadap nilai
bukunya
Rasio
(Sumber: Penelitian Terdahulu)
62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat berbagai macam jenis
indeks, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ 45, Indeks
IDX30, Indeks kompas 100, Jakarta Islamic Index (JII), indeks Bursa Syariah
Indonesia, Indeks Bisnis-27, Indeks Perfindo25 dll. Dalam peneleitian ini
peneliti memilih untuk menjadikan Indeks LQ 45 sebagai objek penelitian.
Indeks LQ 45 diluncurkan pada 24 februari 1997 di bursa efek. Indeks
LQ 45 merupakan salah satu indeks yang digunakan di bursa efek. LQ 45
merupakan singkatan dari likuid 45 yang mana terdiri dari atas 45 saham
dengan kapitalisasi terbesar dan volume perdagangan tertinggi.
LQ 45 biasanya dijadikan benchmark atau acuan bagi para pemodal yang
berinvestasi di istrumen saham karena likuiditasnya yang tinggi dan biasanya
para manajer investasi juga menanamkan saham yang dikelolanya ke dalam
saham yang merupakan bagian dari LQ 45 dengan tujuan mengurangi resiko
likuiditas yang dihadapinya.
LQ 45 dipantau oleh bursa efek dimana bursa efek mengganti komposisi
saham yang menyusun LQ 45 setiap 6 bulan sekali. Apabila ada saham LQ 45
yang tidak memenuhi syarat untuk digolongkan ke dalam LQ 45 saham
63
tersebut akan dikeluarkan dari komposisi LQ 45 dan digantikan dengan saham
yang lebih memenuhi syarat.
Untuk dapat digolongkan sebagai LQ 45 saham-saham harus diseleksi
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Masuk ke dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham yang terjadi di
pasar regular.
b. Rangking berdasarkan tingkat kapitalisasi pasar yang dimiliki selama 23
bulan terakhir.
c. Minimal telah tercatat 3 bulan di bursa efek.
d. Keadaan keuangan perusahaan dan pertumbuhannya.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskriptif Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian dipilih secara purposive
sampling, sehingga sampel dalam penelitian merupakan perusahaan yang
terdapat dalam indeks LQ 45 yang memiliki kriteria yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti laporan keuangan perusahaan
dan ringkasan kinerja perusahaan. Berikut adalah nama-nama perusahaan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
64
Tabel 4.1
Nama Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari, Tbk
2 ADRO PT. Adaro Energy, Tbk
3 ASII PT. Astra Internasional, Tbk
4 BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
7 BDMN PT. Bank Danamon, Tbk
8 BMRI PT. Bank Mandiri, Tbk
9 GGRM PT. Gudang Garam, Tbk
10 INCO PT. Internasional Nickel Indonesia,Tbk
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk
14 JSMR PT. Jasa Marga, Tbk.
15 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk
16 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk.
17 LSIP PT. London Sumatera Plantation, Tbk
18 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
19 PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk
20 SMGR PT. Semen Gresik, Tbk
21 TLKM PT. Telkom Indonesia, Tbk.
22 UNTR PT. United Tractors, Tbk
Sumber: Data diolah
2. Deskriptif Variabel
Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini
maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi variabel eksogen, variabel intervening dan endogen.
Variabel eksogen terdiri dari Debt to Asset Ratio (DAR), Current Ratio
(CR) dan Total Asset Turnover (TAT). Variabel intervening Return On
Asset (ROA), sedangkan variabel endogen yaitu Price to Book Value (PBV).
Sampel dari penelitian ini sebanyak 22 perusahaan yang terdaftar dalam
65
indeks LQ 45. Periode pengamatan dilakukan selama 7 tahun, yaitu tahun
2009-2015.
Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan program Software
Microsoft Excel 2010 dan Lisrel 8.80. Adapun dekripsi variabel penelitian
tersebut adalah sebaga berikut:
a) Analisis Deskriptif Variabel Leverage (Debt to Asset Ratio)
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk menjelaskan
penggunaan melalui hutang untuk membiayai sebagian dari pada aktiva
perusahaan (Brigham dan Houston, 2006:101). Pengertian leverage
dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua
hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut
Harahap (2010:306) rasio leverage menggambarkan hubungan antara
utang utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat
melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
Data leverage yang digunakan adalah debt to asset ratio (DAR)
pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 secara konsisten 2009-
2015. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id
66
Tabel 4.2
Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
1 AALI 0,15 0,15 0,17 0,25 0,31 0,36 0,46 0,26
2 ADRO 0,59 0,54 0,57 0,55 0,53 0,49 0,44 0,53
3 ASII 0,45 0,48 0,51 0,51 0,5 0,59 0,48 0,50
4 BBCA 0,87 0,85 0,89 0,88 0,87 0,86 0,84 0,87
5 BBNI 0,92 0,86 0,87 0,87 0,88 0,82 0,81 0,86
6 BBRI 0,91 0,91 0,89 0,88 0,87 0,88 0,87 0,89
7 BDMN 0,91 0,9 0,84 0,82 0,78 0,83 0,83 0,84
8 BMRI 0,91 0,85 0,89 0,88 0,88 0,88 0,81 0,87
9 GGRM 0,32 0,31 0,37 0,36 0,42 0,43 0,4 0,37
10 INCO 0,22 0,23 0,27 0,26 0,25 0,24 0,2 0,24
11 INDF 0,62 0,47 0,41 0,42 0,51 0,52 0,53 0,50
12 INTP 0,19 0,15 0,13 0,15 0,14 0,14 0,14 0,15
13 ITMG 0,34 0,34 0,32 0,33 0,31 0,31 0,29 0,32
14 JSMR 0,52 0,56 0,6 0,6 0,62 0,64 0,66 0,60
15 KLBF 0,26 0,18 0,21 0,22 0,25 0,21 0,2 0,22
16 LPKR 0,56 0,49 0,48 0,54 0,55 0,53 0,54 0,53
17 LSIP 0,21 0,18 0,14 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
18 PGAS 0,55 0,53 0,44 0,4 0,37 0,52 0,53 0,48
19 PTBA 0,28 0,26 0,29 0,33 0,31 0,31 0,29 0,30
20 SMGR 0,2 0,22 0,26 0,32 0,29 0,27 0,28 0,26
21 TLKM 0,49 0,44 0,41 0,4 0,39 0,39 0,44 0,42
22 UNTR 0,43 0,47 0,41 0,36 0,38 0,36 0,36 0,40 Sumber: data diolah sendiri
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata DAR selama
periode 2009-2015 tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk (BBRI) sebesar 0,89 kali. Artinya ratio sebesar 0,89
menunjukkan bahwa aktiva sebesar 89% dibiayai dari hutang perusahaan
selama tujuh tahun. Sedangkan nilai DAR terendah terjadi pada
perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk (INTP) yaitu sebesar
0,15 kali. Artinya ratio sebesar 0,15 menunjukkan bahwa aktiva sebesar
15% dibiayai dari hutang perusahaan selama tujuh tahun
67
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat
kita lihat melalui grafik sebagai berikut (Gambar 4.1):
Gambar 4.1
Nilai Rata-Rata DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
Sumber: Data diolah sendiri
b) Analisis Deskriptif Variabel Likuiditas (Current Ratio)
Current ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar
dengan menggunakan hutang lancar. Current ratio dihitung dengan
membagi aktiva lancar (current active) dengan kewajiban lancar (current
liabilities).
Data likuiditas yang digunakan adalah current ratio (CR) pada
perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 secara konsisten 2009-2015.
Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
AA
LI
AD
RO
ASI
I
BB
CA
BB
NI
BB
RI
BD
MN
BM
RI
GG
RM
INC
O
IND
F
INTP
ITM
G
JSM
R
KLB
F
LPK
R
LSIP
PG
AS
PTB
A
SMG
R
TLK
M
UN
TR
68
Tabel 4.3
Nilai CR Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
1 AALI 1,83 1,93 1,3 0,68 0,45 0,58 0,79 1,08
2 ADRO 1,98 1,76 0,8 1,7 1,57 1,77 1,64 1,60
3 ASII 1,39 1,28 1,3 1,4 1,24 1,32 1,38 1,33
4 BBCA 0,53 0,77 0,83 1,24 1,03 0,87 0,94 0,90
5 BBNI 0,84 0,89 0,89 0,91 0,92 0,92 0,97 0,91
6 BBRI 0,63 0,87 0,96 0,89 1 0,99 0,75 0,87
7 BDMN 0,96 1,13 1,07 1,1 1,03 0,95 0,96 1,03
8 BMRI 1,15 0,91 0,91 0,94 1 1 1 0,99
9 GGRM 2,46 2,7 2,24 2,17 1,72 1,62 1,77 2,10
10 INCO 7,24 4,51 4,36 3,41 3,3 2,98 4,04 4,26
11 INDF 1,16 2,04 1,91 2 1,67 1,81 1,71 1,76
12 INTP 5,55 5,76 4,83 6,03 6,15 1,81 1,71 4,55
13 ITMG 1,98 1,83 2,36 2,22 2 1,56 1,8 1,96
14 JSMR 1,16 1,65 0,98 0,68 0,76 0,84 0,48 0,94
15 KLBF 2,99 4,39 3,65 3,4 2,84 3,4 3,43 3,44
16 LPKR 1,33 4,2 6,01 5,6 4,19 6,12 6,91 4,91
17 LSIP 1,42 2,39 4,83 3,27 2,48 2,49 2,22 2,73
18 PGAS 2,48 3,43 5,5 4,19 2,01 1,71 2,58 3,13
19 PTBA 4,91 5,79 4,63 4,92 2,86 2,07 1,54 3,82
20 SMGR 3,58 2,91 2,65 1,71 1,88 2,21 1,6 2,36
21 TLKM 0,68 0,97 0,96 1,16 1,16 1,06 1,35 1,05
22 UNTR 1,65 1,57 1,72 1,95 1,91 2,06 2,15 1,86
Sumber: Data diolah sendiri
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata CR selama
periode 2009-2015 tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Lippo
Karawaci, Tbk (LPKR) yaitu sebesar 4,91 kali. Artinya setiap Rp. 1
hutang lancar dijamin dengan RP. 4,91 aktiva lancar selama tujuh tahun.
Sedangkan nilai CR terendah terjadi pada perusahaan PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk yaitu sebesar 0,87 kali. Artinya setiap Rp.1 hutang lancar
dijamin dengan Rp. 0,87 aktiva lancar selama tujun tahun
69
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat
kita lihat melalui grafik sebagai berikut (Gambar 4.2):
Gambar 4.2
Nilai Rata-Rata CR Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
c) Analisis Deskriptif Variabel Aktivitas (Total Aset Turnover)
Total Asset Turnover disebut juga dengan perputaran total aset.
Rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh
perusahaan terjadi perputaran secara efektif (Fahmi,2013:80).
Data aktivitas yang digunakan adalah total asset turnover (TAT)
pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 secara konsisten 2009-
2015. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
AA
LI
AD
RO
ASI
I
BB
CA
BB
NI
BB
RI
BD
MN
BM
RI
GG
RM
INC
O
IND
F
INTP
ITM
G
JSM
R
KLB
F
LPK
R
LSIP
PG
AS
PTB
A
SMG
R
TLK
M
UN
TR
70
Tabel 4.4
Nilai TAT Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
1 AALI 0,98 1,06 1,05 0,93 0,85 0,88 0,61 0,91
2 ADRO 0,64 0,61 0,7 0,56 0,49 0,52 0,45 0,57
3 ASII 1,09 1,14 1,06 1,03 0,91 0,85 0,75 0,98
4 BBCA 0,07 0,06 0,05 0,05 0,05 0,06 0,06 0,06
5 BBNI 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,08 0,07 0,07
6 BBRI 0,08 0,09 0,1 0,09 0,09 0,09 0,07 0,09
7 BDMN 0,11 0,15 0,12 0,12 0,12 0,11 0,12 0,12
8 BMRI 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,09 0,07
9 GGRM 1,14 1,16 0,68 1,18 1,09 1,12 1,11 1,07
10 INCO 0,37 0,58 0,51 0,41 0,4 0,44 0,34 0,44
11 INDF 0,93 0,81 0,85 0,84 0,74 0,74 0,7 0,80
12 INTP 0,79 0,73 0,76 0,76 0,71 0,69 0,74 0,74
13 ITMG 1,26 1,53 1,51 1,63 1,56 1,5 1,35 1,48
14 JSMR 0,23 0,23 0,31 0,36 0,36 0,29 0,27 0,29
15 KLBF 1,4 1,45 1,32 1,45 1,41 1,4 1,31 1,39
16 LPKR 0,21 0,19 0,23 0,25 0,21 0,31 0,21 0,23
17 LSIP 0,66 0,65 0,69 0,56 0,52 0,55 0,47 0,59
18 PGAS 0,63 0,62 0,65 0,66 0,69 0,55 0,47 0,61
19 PTBA 1,11 0,91 0,92 0,91 0,96 0,88 0,81 0,93
20 SMGR 1,11 0,92 0,83 0,74 0,8 0,78 0,71 0,84
21 TLKM 0,69 0,69 0,7 0,69 0,65 0,64 0,62 0,67
22 UNTR 1,2 1,27 1,18 1,11 0,89 0,88 0,8 1,05
Sumber: Data diolah
Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata TAT selama
periode 2009-2015 tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Indo
Tambangraya Megah, Tbk yaitu sebesar 1,48 kali. Artinya perusahaan
mampu menghasilkan penjualan sebesar 1,48 kali dari total aktiva yang
dimiliki perusahaan selama tujuh tahun. Sedangkan nilai TAT terendah
terjadi pada perusahaan PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank
Negara Indonesia, Tbk yaitu sebesar 0,06 kali. Artinya perusahaan hanya
71
mampu menghasilkan penjualan 0,06 kali dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan selama tujuh tahun.
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat
kita lihat melalui grafik sebagai berikut (Gambar 4.3):
Gambar 4.3
Nilai Rata-Rata TAT Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
d) Analisis Deskriptif Variabel Profitabilitas (Return On Asset)
Tingkat pengembalian total aktiva merupakan rasio yang mengukur
antara laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini sering disebut sebagai
earning power of total investment yang menujukkan kemampuan total
aktiva menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham
biasa setelah dikurangi beban bunga dan pajak (Brigham dan Houston,
2006:109).
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
AA
LI
AD
RO
ASI
I
BB
CA
BB
NI
BB
RI
BD
MN
BM
RI
GG
RM
INC
O
IND
F
INTP
ITM
G
JSM
R
KLB
F
LPK
R
LSIP
PG
AS
PTB
A
SMG
R
TLK
M
UN
TR
72
Data profitabilitas yang digunakan adalah return on asset (ROA)
pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 secara konsisten 2009-
2015. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id
Tabel 4.5
Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015 (Dalam %)
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
1 AALI 21.93 22.94 24.48 20.29 12.72 14.12 3.23 17.10
2 ADRO 10.3 5.4 9.8 5.7 3.5 2.9 2.53 5.73
3 ASII 14 15 14 12.48 10.42 9.37 6.36 11.66
4 BBCA 3.4 3.5 3.8 3.6 3.8 3.9 3.03 3.58
5 BBNI 1.7 2.5 1.94 2.11 2.34 2.6 1.8 2.14
6 BBRI 3.73 4.6 4.93 3.39 3.41 3.02 2.89 3.72
7 BDMN 1.5 2.79 2.6 2.7 2.5 1.4 1.2 2.10
8 BMRI 3 3.4 3.4 3.5 3.66 3.57 2.32 3.26
9 GGRM 12.8 13.71 12.68 9.8 8.63 9.27 10.26 11.02
10 INCO 8.4 19.97 13.78 2.89 1.69 7.38 2.21 8.05
11 INDF 7.1 9 9.7 8.5 5 6.5 4.04 7.12
12 INTP 20.69 21.01 19.84 20.93 18.84 18.26 15.76 19.33
13 ITMG 28 18.73 34.6 28.97 16.56 15.31 5.36 21.08
14 JSMR 6.14 6.3 5.72 6.47 3.66 4.41 3.59 5.18
15 KLBF 14.33 18.29 17.91 18.41 16.96 17.07 15.02 16.86
16 LPKR 3.2 3.25 4.46 5.32 5.09 7 2.48 4.40
17 LSIP 14.6 18.6 27.5 15.6 9.9 11 7.04 14.89
18 PGAS 21.73 19.44 21.8 23.42 20.49 12.03 6.2 17.87
19 PTBA 33.8 23 19.9 18.2 17.4 16.2 12.06 20.08
20 SMGR 25.7 23.3 20 18.54 17.39 16.24 11.86 19.00
21 TLKM 11.6 11.5 10.6 11.5 15.86 15.22 14.03 12.90
22 UNTR 16.2 14.3 15.5 11.9 9 9.1 4.52 11.50
Sumber: Data diolah sendiri
Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ROA selama
periode 2009-2015 tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Indo
Tambangraya Megah, Tbk (ITMG) sebesar 21,08%. Artinya untuk setiap
Rp.1 aset yang digunakan, perusahaan mampu menghasilkan Rp. 0,2108
laba bersih. Bisa juga dikatakan, perusahaan mampu menghasilkan laba
73
bersih 21,08% dari total asset yang digunakan selama tujuh tahun.
Sedangkan nilai ROA terendah terjadi pada perusahaan PT. Bank
Danamon, Tbk (BDMN) sebesar 2,10%. Artinya untuk setiap Rp.1 aset
yang digunakan, perusahaan mampu menghasilkan Rp. 0,021 laba bersih.
Bisa juga dikatakan, perusahaan mampu menghasilkan laba bersih 2,10%
dari total asset yang digunakan selama tujuh tahun.
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat
kita lihat melalui grafik sebagai berikut (Gambar 4.4):
Gambar 4.4
Nilai Rata-Rata ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
e) Analisis Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan (Price Book to Value)
Setiap perusahaan memiliki tujuan utama. Tujuan utama tersebut
berfungsi sebagai tolak ukur dalam melakukan aktivitas dan dalam hal
pengambilan keputusan dalam perusahaan. Tujuan utama manajemen
adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham (Weston &
0%
5%
10%
15%
20%
25%
AA
LI
AD
RO
ASI
I
BB
CA
BB
NI
BB
RI
BD
MN
BM
RI
GG
RM
INC
O
IND
F
INTP
ITM
G
JSM
R
KLB
F
LPK
R
LSIP
PG
AS
PTB
A
SMG
R
TLK
M
UN
TR
74
Copeland, 1995:15). Hal ini dapat simpulkan bahwa nilai perusahaan
tercermin dari harga saham, khususnya untuk perusahaan yang
memperdagangkan sahamnya kepada publik. Nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calom pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin
besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Husnan
dan Pudjiastuti,2002:7).
Data nilai perusahaan yang digunakan adalah Price Book to Value
(PBV) pada perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 selama periode
2009-2015. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id.
Tabel 4.6
Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata
1 AALI 5,75 5,72 4,06 3,31 3,85 3,23 2,13 4,01
2 ADRO 3,17 4,39 2,53 1,76 0,89 0,81 0,36 1,99
3 ASII 3,52 4,48 3,95 3,43 2,59 2,5 1,92 3,20
4 BBCA 4,29 4,63 4,69 4,32 3,7 4,15 3,8 4,23
5 BBNI 1,58 2,18 1,87 1,58 1,54 1,86 1,19 1,69
6 BBRI 3,46 3,53 3,34 2,64 2,25 2,94 2,45 2,94
7 BDMN 2,37 2,6 1,53 1,88 1,15 1,31 1,21 1,72
8 BMRI 2,81 3,28 2,49 2,47 2,06 2,25 1,98 2,48
9 GGRM 3,6 5,25 4,86 4,07 2,75 3,66 2,78 3,85
10 INCO 1,53 2,45 1,98 1,4 1,25 1,6 0,64 1,55
11 INDF 1,97 1,72 1,28 1,5 1,51 1,44 1,05 1,50
12 INTP 4,72 5,41 4,56 4,41 3,2 2,96 2,33 3,94
13 ITMG 5,44 8,74 4,41 4,69 3,31 1,9 0,56 4,15
14 JSMR 1,08 2,99 3,4 3,78 3,04 4,19 2,72 3,03
15 KLBF 2,89 5,67 5,3 6,74 6,89 8,74 5,66 5,98
16 LPKR 1,81 1,79 1,62 2,01 1,48 1,44 1,26 1,63
17 LSIP 2,98 3,85 2,63 2,5 1,99 1,79 1,26 2,43
18 PGAS 8,05 7,73 4,96 5,32 3,62 4,28 1,6 5,08
75
19 PTBA 6,97 8,3 4,89 4,09 3,11 3,13 1,12 4,52
20 SMGR 4,39 4,61 4,65 5,17 3,85 2,67 2,46 3,97
21 TLKM 4,8 3,52 2,33 2,72 2,8 3,57 3,35 3,30
22 UNTR 3,72 4,9 3,57 2,27 1,99 1,68 1,61 2,82
Sumber: Data diolah
Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan harga pasar lembar saham
dengan nilai buku per lembar saham. Nilai rata-rata PBV selama periode
2009-2015 tertinggi terjadi pada perusahaan PT. Kalbe Farma, Tbk
sebesar 5,98 kali. Artinya perusahaan ini dapat menciptakan nilai bagi
para pemegang sahamnya sebesar 5,98 kali selama tujuh tahun.
Sedangkan nilai PBV terendah sebesar 1,50 kali terjadi pada perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Artinya perusahaan ini dapat
menciptakan nilai bagi para pemegang sahamnya sebesar 1,50 selama
tujuh tahun.
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat
kita lihat melalui grafik sebagai berikut (Gambar 4.5):
Gambar 4.5
Nilai Rata-Rata PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2009-2015
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
AA
LI
AD…
ASI
I
BB
CA
BB
NI
BB
RI
BD…
BM
RI
GG…
INC
O
IND
F
INTP
ITM
G
JSM
R
KLB
F
LPK
R
LSIP
PG
AS
PTB
A
SM…
TLK…
UN…
76
3. Analisis Jalur
Analisis jalur ini menganalisis pengaruh leverage, likuiditas, aktivitas
terhadap profitabilitas serta implikasinya pada nilai perusahaan. Dari
perhitungan Lisrel 8.8 maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai
berikut (Gambar 4.6 ):
Gambar 4.6
Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan
Estimasi
Sumber: Hasil output Lisrel 8.8
Uji T
Sumber: Hasil Output Lisrel 8.8
77
a. Analisis Korelasi
Korelasi antara leverage, likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan nilai
perusahaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut (Tabel 4.7):
Tabel 4.7
Hasil Korelasi PBV ROA DAR CR TAT
PBV 1.00
ROA 0.64 1.00
DAR -0.26 -0.71 1.00
CR 0.27 0.51 -0.61 1.00
TAT 0.45 0.72 -0.73 0.31 1.00
Sumber: Hasil Output Lisrel 8.8
1) Korelasi antara leverage (ROA) terhadap likuiditas (PBV)
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara
variabel Leverage (ROA) terhadap Likuiditas (PBV). Untuk
menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
0-0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
>0,25-0,5 : Korelasi cukup kuat
>0,5-0,75 : Korelasi kuat
>0,75-1 : Korelasi sangat kuat
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara ROA
terhadap PBV sebesar 0,64. Korelasi sebesar 0,64 mempunyai
hubungan kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
78
2) Korelasi antara leverage (DAR) terhadap Aktivitas (PBV)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara DAR
terhadap PBV sebesar -0,26. Korelasi sebesar -0,26 mempunyai
hubungan cukup kuat dan mempunyai hubungan berbanding terbalik.
3) Korelasi antara leverage (CR) terhadap profitabilitas (PBV)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara CR
terhadap PBV sebesar 0,27. Korelasi sebesar 0,27 mempunyai
hubungan cukup kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
4) Korelasi antara leverage (TAT) terhadap nilai perusahaan (PBV)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara TAT
terhadap PBV sebesar 0,45. Koerlasi sebesar 0,45 mempunyai
hubungan cukup kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
5) Korelasi antara likuiditas (DAR) terhadap aktivitas (ROA)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara DAR
terhadap ROA sebesar -0,71. Korelasi sebesar -0,71 mempunyai
hubungan sangat kuat dan mempunyai hubungan berbanding terbalik.
6) Korelasi antara likuiditas (CR) terhadap profitabilitas (ROA)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara CR
terhadap ROA sebesar 0,51. Korelasi sebesar 0,51 mempunyai
hubungan kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
79
7) Korelasi antara likuiditas (TAT) terhadap nilai perusahaan (ROA)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara TAT
terhadap ROA sebesar 0,72. Korelasi sebesar 0,72 mempunyai
hubungan sangat kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
8) Korelasi antara aktivitas (CR) terhadap profitabilitas (DAR)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara CR
terhadap DAR sebesar -0,61. Korelasi sebesar -0,61 mempunyai
hubungan kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
9) Korelasi antara aktivitas (TAT) terhadap nilai perusahaan (DAR)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara TAT
terhadap DAR sebesar -0,73. Korelasi sebesar -0,73 mempunyai
hubungan sangat kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
10) Korelasi antara profitabilitas (TAT) terhadap nilai perusahaan (CR)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara TAT
terhadap CR sebesar 0,31. Korelasi sebesar 0,31 mempunyai
hubungan cukup kuat dan mempunyai hubungan berbanding lurus.
80
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Berikut hasil uji koefisien determinasi dengan menggunakan
program Lisrel 8.80:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data diolah
Untuk melihat pengaruh leverage (DAR), likuiditas (CR) dan Aktivitas
(TAT) secara simultan terhadap profitabilitas (ROA), kita dapat melihat hasil
perhitungan table 4.8 khusunya angka R Square.
Hasil pertama, menunjukkan besarnya R Square ( yaitu sebesar 0.63.
Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel leverage
(DAR), likuiditas (CR) dan Aktivitas (TAT) secara simultan terhadap
profitabilitas (ROA). Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh
variabel leverage (DAR), likuiditas (CR) dan Aktivitas (TAT) terhadap
profitabilitas (ROA) secara simultan adalah 0,63. Dengan kata lain variabilitas
kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel leverage
(DAR), likuiditas (CR) dan Aktivitas (TAT) adalah sebesar 63% (0,63 x 100).
Hasil kedua, menunjukkan besarnya R Square ( adalah 1,00 angka
tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh leverage (DAR),
likuiditas (CR), Aktivitas (TAT) dan variabel profitabilitas (ROA) secara
1. Z = -0.11*X1 + 0,12*X2 + 0.26*X3, 𝑅 = 0.63
2. Y = 1.80*Z + 1.41*X1 + 0.45*X2 + 0.67*X3, 𝑅 = 1.00
81
simultan adalah 1,00. Dengan kata lain, variabilitas yang diterangkan dengan
menggunakan leverage (DAR), likuiditas (CR), Aktivitas (TAT) dan
profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV) dapat menjelaskan
keseluruhan variasi dari data atau 100% (1 x 100).
c. Hasil Uji Signifikansi Koefisien Pengaruh
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Koefisien Pengaruh
Path
Estimate
S.E. |t-hit| > 1.96 Kesimpulan
Langsung Tidak Langsung
Z←X1 -0.11 - 0.04 2.26 Signifikan
Z←X2 0.12 - 0.03 3.50 Signifikan
Z←X3 0.26 - 0.04 5.93 Signifikan
Y←Z 1.80 - 0.22 8.14 Signifikan
Y←X1 1.41 - 0.12 11.88 Signifikan
Y←X2 0.45 - 0.09 4.90 Signifikan
Y←X3 0.67 - 0.12 5.73 Signifikan
Y←X1 - -0.19 0.10 1.96 Signifikan
Y←X2 - 0.22 0.06 3.72 Signifikan
Y←X3 0.47 0.08 6.22 Signifikan
Sumber: Data diolah
Menurut (Haryono dan Wardoyo,2012:118) Uji Signifikansi untuk
menguji apakah nilai estimasi indikator (first order) atau indikator dan dimensi
(second order) benar-benar mengukur secara empiris variabel laten yang diuji
82
dilakukan uji signifikansi parameter terhadap variabel laten. Dengan kata lain,
uji pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah indikator atau dimensi
benar-benar dapat mengukur atau merefleksikan variabel laten yang diuji. Jika
hasilnya nilai p < 0,05 atau C.R. > 1,967 (C.R. = ℎ ) maka indikator atau
dimensi dinyatakan signifikan.
a) Pengaruh Leverage Secara langsung Terhadap Profitabilitas
Hipotesis 1 menyatakan bahwa leverage berpengaruh secara
langsung terhadap profitabilitas. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien
estimasi diperoleh sebesar -0,11 yang artinya semakin tinggi leverage
(DAR) akan semakin rendah profitabilitas (ROA) secara langsung dan
sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori yang diajukan
terbukti dengan nilai statistik sebesar 2,26 > t-table 1,96 yang artinya Ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara
langsung dari leverage terhadap profitabilitas secara signifikan. Hasil
penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sari dan Abundanti (2014).
b) Pengaruh Likuiditas Secara langsung Terhadap Profitabilitas
Hipotesis 2 menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh secara
langsung terhadap profitabilitas. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien
estimasi diperoleh sebesar 0,12 yang artinya semakin tinggi likuiditas (CR)
akan semakin besar profitabilitas (ROA) secara langsung dan sebaliknya.
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori yang diajukan dengan nilai
83
statistik sebesar 3,50 > t-table 1,96 yang artinya diterima sehingga
dapat simpulkan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dari likuiditas
terhadap profitabilitas secara signifikan. Hasil penelitian ini mendukung
hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahsanti (2016).
c) Pengaruh Aktivitas Secara langsung Terhadap Profitabilitas
Hipotesis 3 menyatakan bahwa aktivitas berpengaruh secara
langsung terhadap profitabilitas. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien
estimasi diperoleh sebesar sebesar 0,26 yang artinya semakin tinggi
Aktivitas (TAT) akan semakin besar profitabilitas (ROA) secara langsung
dan sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori yang
diajukan dengan nilai statistik sebesar 5,93 > t-table 1,96 yang artinya
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara
langsung dari aktivitas terhadap profitabilitas secara signifikan. Hasil
penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Sefiani (2016).
d) Pengaruh Profitabilitas Secara langsung Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis 4 menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara
langsung terhadap profitabilitas. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien
estimasi diperoleh sebesar sebesar 1,80 yang artinya semakin tinggi
profitabilitas (ROA) akan semakin besar nilai perusahaan (PBV) secara
langsung dan sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori
yang diajukan dengan nilai statistik sebesar 8,14 > t-table 1,96 yang
84
artinya diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara langsung dari profitabilitas terhadap nilai perusahaan secara
signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Kenneth dan Ambrose (2014).
e) Pengaruh Leverage Secara langsung Terhadap Nilai perusahaan
Hipotesis 5 menyatakan bahwa leverage berpengaruh secara
langsung terhadap nilai perusahaan. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien
estimasi diperoleh sebesar sebesar 1,41 yang artinya semakin tinggi
leverage (DAR) akan semakin besar nilai perusahaan (PBV) secara
langsung dan sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori
yang diajukan dengan nilai statistik sebesar 11,88 > t-table 1,96 yang
artinya diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara langsung dari leverage terhadap nilai perusahaan secara signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rompas (2015).
f) Pengaruh Likuiditas Secara langsung Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis 6 menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh secara
langsung terhadap nilai perusahaan. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien
estimasi diperoleh sebesar sebesar 0,45 yang artinya semakin tinggi
likuiditas (CR) akan semakin besar nilai perusahaan (PBV) secara
langsung dan sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori
yang diajukan dengan nilai statistik sebesar 4,90 > t-table 1,96 yang
85
artinya diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara langsung dari likuiditas terhadap nilai perusahaan secara signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rompas (2015).
g) Pengaruh Aktivitas Secara langsung Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis 7 menyatakan bahwa aktivitas berpengaruh secara
langsung terhadap nilai perusahaan. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien
estimasi diperoleh sebesar sebesar 0,67 yang artinya semakin tinggi
aktivitas (TAT) akan semakin besar nilai perusahaan (PBV) secara
langsung dan sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori
yang diajukan dengan nilai statistik sebesar 5,73 > t-table 1,96 yang
artinya diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
secara langsung dari aktivitas terhadap nilai perusahaan secara signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Alivia (2013).
h) Pengaruh Leverage Secara Tidak langsung Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis 8 menyatakan bahwa leverage berpengaruh secara tidak
langsung nilai perusahaan. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien estimasi
diperoleh sebesar sebesar -0,19 yang artinya semakin tinggi leverage
(DAR) akan semakin menurunkan nilai perusahaan (PBV) secara tidak
langsung dan sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori
yang diajukan dengan nilai statistik sebesar 1,96 > t-table 1,96 yang
artinya diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
86
secara tidak langsung dari leverage terhadap nilai perusahaan secara
signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ichsani (2011).
i) Pengaruh Likuiditas Secara tidak langsung Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis 9 menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh secara tidak
langsung nilai perusahaan. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien estimasi
diperoleh sebesar sebesar 0,22 yang artinya semakin tinggi likuiditas (CR)
akan semakin besar nilai perusahaan (PBV) secara tidak langsung dan
sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori yang diajukan
dengan nilai statistik sebesar 3,72 > t-table 1,96 yang artinya diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara tidak
langsung dari likuiditas terhadap nilai perusahaan secara signifikan. Hasil
penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rompas (2015)
j) Pengaruh Aktivitas Secara tidak langsung Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis 10 menyatakan bahwa aktivitas berpengaruh secara tidak
langsung nilai perusahaan. Dari tabel 4.9 dapat dilihat koefisien estimasi
diperoleh sebesar sebesar 0,47 yang artinya semakin tinggi aktivitas (TAT)
akan semakin besar nilai perusahaan (PBV) secara tidak langsung dan
sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori yang diajukan
dengan nilai statistik sebesar 6,22 > t-table 1,96 yang artinya
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara tidak
langsung dari aktivitas terhadap nilai perusahaan secara signifikan. Hasil
87
penelitian ini mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ichsani (2011).
d. Menentukan Faktor Residual
Tabel 4.10
Hasil Faktor Residual
Sumber: Data diolah
Berdasarkan koefisien determinasinya, dapat diidentifikasikan factor
residual atau error variance, yaitu besarnya pengaruh variable lain yang tidak
diteliti ( − terhadap variable endogenus sebagaimana dinyatakan dalam
persamaan struktural.
Hasil persamaan struktural pertama, menunjukkan besarnya error
variance yaitu sebesar 0.10. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh variabel lain yang tidak dipakai dalam penelitian ini terhadap
variabel endogen yaitu profitabilitas. Dengan kata lain besarnya pengaruh
variabel lain yang tidak dipakai dalam penelitian ini adalah 10% (0.10 x 100).
Hasil persamaan struktural kedua, menunjukkan besarnya error variance
adalah 0 angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel
lain yang tidak dipakai dalam penelitian ini terhadap variabel endogen yaitu
1. Z = -0.11*X1 + 0,12*X2 + 0.26*X3, Errorvar.= 0.10 , 𝑅 = 0.63
2. Y = 1.80*Z + 1.41*X1 + 0.45*X2 + 0.67*X3, Errorvar.= 0 , 𝑅 = 1.00
88
nilai perusahaan. Dengan kata lain besarnya pengaruh variabel lain yang tidak
dipakai dalam penelitian ini adalah 0%.
e. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)
Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka
dilakukan uji kesesuaian model (goodness of fit) sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Goodness of Fit
Goodness-of-Fit Cutt-off-Value Hasil Kesimpulan
X² - Chi-square Diharapkan kecil 0 goodness of fit
Significance ≥ 0.05 P = 1.00
RMSEA ≤ 0.08 0.00 goodness of fit
GFI Mendekati 1 1.00 goodness of fit
NFI Mendekati 1 1.00 goodness of fit
CFI Mendekati 1 1.00 goodness of fit
Sumber: Hasil Output Lisrel 8.8
Pada tabel diatas. Hasil pengolahan untuk pengujian goodness of fit
menunjukkan dengan menggunakan pengujian chisquare = 0.00 dan P
adalah 1 (P>0,05) Menurut (Ghozali dan Fuad 2008 dalam Sarjono dan
Julianita,2011:202), nilai chi-square merupakan ukuran mengenai baik
buruknya fit suatu model dan nilai chi-square sebesar 0 menunjukkan
bahwa model memiliki fit yang sempurna (perfect fit).
89
f. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Tabel 4.12
Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Path Estimate
Langsung Tidak Langsung Total Effect
Y←X1 1.41 -0.19 1.22
Y←X2 0.45 0.22 0.23
Y←X3 0.67 0.47 1.14
Z←X1 -0.11 - -0.11
Z←X2 0.12 - 0.12
Z←X3 0.26 - 0.26
Y←Z 1.80 - 1.80
Untuk melihat besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung
variabel leverage (DAR) , likuiditas (CR), dan aktivitas (TAT) terhadap
nilai perusahaan (PBV) dan profitabilitas (ROA), digunakan kolom
estimate pada tabel 4.12.
Pengaruh langsung antara leverage (DAR) terhadap nilai
perusahaan hasil perhitungan estimate diperoleh sebesar 1.41, sedangkan
pengaruh tidak langsung leverage (DAR) terhadap nilai perusahaan hasil
perhitungan estimate diperoleh sebesar -0.19. terlihat pada tabel 4.12
bahwa besarnya pengaruh langsung leverage (DAR) terhadap nilai
perusahaan lebih besar daripada pengaruh tidak langsung, selisih
besarnya pengaruh yaitu sebesar 1,22 (1,41-0,19). Sedangkan pengaruh
total leverage (DAR) terhadap nilai perusahaan sebesar 1.22.
Pengaruh langsung antara likuiditas (CR) terhadap nilai perusahaan
hasil perhitungan estimate diperoleh sebesar 0.45, sedangkan pengaruh
90
tidak langsung likuiditas (CR) terhadap nilai perusahaan hasil
perhitungan estimate diperoleh sebesar 0.22. terlihat pada tabel 4.12
bahwa besarnya pengaruh langsung likuiditas (CR) terhadap nilai
perusahaan lebih besar daripada pengaruh tidak langsung, selisih
besarnya pengaruh yaitu sebesar 0,23 (0,45-0,22). Sedangkan pengaruh
total likuiditas (CR) terhadap nilai perusahaan sebesar 0.23.
Pengaruh langsung antara aktivitas (TAT) terhadap nilai
perusahaan hasil perhitungan estimate diperoleh sebesar 0.67, sedangkan
pengaruh tidak langsung aktivitas (TAT) terhadap nilai perusahaan hasil
perhitungan estimate diperoleh sebesar 0.47. terlihat pada tabel 4.12
bahwa besarnya pengaruh langsung aktivitas (TAT) terhadap nilai
perusahaan lebih besar daripada pengaruh tidak langsung, selisih
besarnya pengaruh yaitu 0,20 (0,67-0,47). Sedangkan pengaruh total
aktivitas (TAT) terhadap nilai perusahaan sebesar 1.14.
Pengaruh langsung antara leverage (DAR) terhadap profitabilitas
(ROA) hasil perhitungan estimate diperoleh sebesar -0.11, jadi pengaruh
total leverage (DAR) terhadap profitabilitas (ROA) adalah -0.11
Pengaruh langsung antara likuiditas (CR) terhadap profitabilitas
(ROA) hasil perhitungan estimate diperoleh sebesar 0.12, jadi pengaruh
total likuiditas (CR) terhadap profitabilitas (ROA) adalah 0.12.
91
Pengaruh langsung antara aktivitas (TAT) terhadap profitabilitas
(ROA) hasil perhitungan estimate diperoleh sebesar 0.26, jadi pengaruh
total aktivitas (TAT) terhadap profitabilitas (ROA) adalah 0.26.
Pengaruh langsung antara profitabilitas (ROA) terhadap nilai
perusahaan (PBV) hasil perhitungan estimate diperoleh sebesar 1.80, jadi
pengaruh total profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV)
adalah 1.80.
92
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti pengaruh leverage, likuiditas, aktivitas terhadap
profitabilitas serta implikasinya terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil
pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Leverage yang diwakili oleh proksi debt to asset ratio (DAR) berpengaruh
secara langsung terhadap profitabilitas yang diwakili proksi return on asset
(ROA), dengan demikian H1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari dan Abundanti (2014).
2. Likuiditas yang diwakili oleh current ratio (CR) berpengaruh secara
langsung terhadap profitabilitas yang diwakili proksi return on asset (ROA),
dengan demikian H2 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahsanti (2016).
3. Aktivitas yang diwakili proksi total asset turnover (TAT) berpengaruh
secara langsung terhadap profitabilitas yang diwakili proksi return on asset
(ROA), dengan demikian H3 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sefiani (2016).
4. Profitabilitas yang diwakili proksi ROA berpengaruh secara langsung dan
signifikan terhadap nilai perusahaan yang diwakili oleh proksi PBV, dengan
93
demikian H4 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Kenneth dan Ambrose (2014).
5. Leverage yang diwakili oleh proksi debt to asset ratio (DAR) berpengaruh
secara langsung terhadap nilai perusahaan yang diwakili proksi price to
book value (PBV), dengan demikian H5 diterima. Hasil penelitian ini
mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rompas
(2015).
6. Likuiditas yang diwakili oleh current ratio (CR) berpengaruh secara
langsung terhadap nilai perusahaan yang diwakili proksi price to book value
(PBV), dengan demikian H6 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rompas (2015).
7. Aktivitas yang diwakili proksi total asset turnover (TAT) berpengaruh
secara langsung terhadap nilai perusahaan yang diwakili proksi price to
book value (PBV), dengan demikian H7 diterima. Hasil penelitian ini
mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alivia
(2013).
8. Leverage yang diwakili oleh proksi debt to asset ratio (DAR) berpengaruh
secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan yang diwakili proksi price
to book value (PBV), dengan demikian H8 diterima. Hasil penelitian ini
mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ichsani
(2011).
94
9. Likuiditas yang diwakili oleh current ratio (CR) berpengaruh secara tidak
langsung terhadap nilai perusahaan yang diwakili proksi price to book value
(PBV), dengan demikian H9 diterima.
10. Aktivitas yang diwakili proksi total asset turnover (TAT) berpengaruh
secara tidak langsung terhadap nilai perusahaan yang diwakili proksi price
to book value (PBV), dengan demikian H10 diterima. Hasil penelitian ini
mendukung hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ichsani
(2011).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dibawah ini sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Jika manajemen perusahaan ingin memaksimalkan nilai perusahaan,
mereka harus mengambil keuntungan dari kekuatan-kekuatan perusahaan
dan memperbaiki kelemahannya, salah satunya dengan kinerja keuangan
perusahaan, jika suatu kinerja perusahaan yang baik, maka akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan, sehingga para calon investor akan
tertarik untuk menanamkan modalnya dan bersedia membayar untuk
membeli sahamnya sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan yang
tercermin dalam harga sahamnya. Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian
ini dimana terdapat pengaruh langsung antara variabel leverage (DAR),
95
likuiditas (CR) dan aktivitas (TAT) terhadap profitabilitas (ROA). Dan
terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel leverage
(DAR), likuiditas (CR) dan aktivitas (TAT) terhadap nilai perusahaan
(PBV)
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam menentukan
dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena tentunya setiap
investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya dimasa
depan dan mendapatkan keuntungan yang sesuai yang diharapkan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu dalam
bidang keuangan agar lebih mengerti dan memahami tentang pengaruh
leverage, likuiditas aktivitas terhadap profitabilitas serta implikasinya pada
nilai perusahaan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis
mengemukakan beberapa saran yang mungkin bermanfaat, yaitu:
1. Menambahkan variabel eksogen dan endogen dalam penelitian seperti
dividend payout ratio, institutional ownership, size institutional sebagai
variable eksogen dan Price Earning Ratio atau Tobin’s Q sebagai variable
endogen.
96
2. Menggunakan metode dan alat uji yang berbeda, lebih lengkap, serta akurat
sehingga akan menghasilkan output atau kesimpulan yang lebih baik.
3. Peneliti selanjutnya dapat memilih objek perusahaan yang bergerak di
bidang syariah dan menambah periode penelitiannya, guna mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ahsanti, Eva “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage,
Aktivitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Profitabilitas
Perusahaan (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016)
Alfredo et al., “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pasa
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen,
Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol.6, No.2, Agustus 2012.
Alivia, Natasha Rizky, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Skripsi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2013)
Ambarwati et al., “Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Profitabilitas”. ”. E-Jurnal Akuntansi, Universitas
Pendidikan Ganesha, Vol.3 No.1, 2015.
Astuti, Dewi, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2004).
Barakat, Abdallah, “The Impact of Financial Structure, Financial Leverage and
Profitability on Industrial Companies Share Value”. Journal of Finance
and Accounting, Shaqra University Vol.5, No.1. 2014.
Brigham, E. F., dan Houston, J. F, Manajemen Keuangan, (Edisi 8. Jakarta:
Erlangga, 2001).
Carningsih, Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Antar
Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Guna Dharma, 2012).
Fahmi, Irham, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, (Edisi 1,
Bandung: Alfabeta, 2013)
Ghozali, Imam, Model Persamaan Struktur Konsep dan Aplikasi dengan Program
Amos 16.0, (Semarang: Badan penerbit UNDIP, 2008)
Harahap, Sofyan, Syafiri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010).
Harjito, A dan Martono, Manajemen Keuangan. (Yogyakarta: Ekonisia, 2005)
Haryono, Siswoyo dan Wardoyo, Parwoto, Structural Equation Modeling, (
Jakarta: Intermedia Personalia Utama, 2012)
Hasan, Iqbal, Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Infrensif), (Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
98
Husaini, U., dan Setiady, A, P, Pengantar Statistik. (Edisi Kedua. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006).
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. (Edisi
6. UPP STIM YKPN. Yogyakarta, 2002).
Imanudin, et all. “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal
Wawasan Manajemen. Vol.2 No.1 Februari 2014.
Sari, Indah P. dan Abundanti, Nyoman, “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan
dan Leverage terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan”. Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, 2014.
Indiasari, Rima, “Analisis Struktur Kepemilikan Perusahaan, Faktor Intern,
Kebijakan Dividen, Faktor Makro Ekonomi dan Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta, 2011)
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010).
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012).
Kenneth, Marangu & Ambrose, Jagongo, “Price to Book Value and Financial
Statement Variables”. Journal School of Business, Kenyatta University
Vol.3(6):50-56. 2014
Moeljadi, Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Edisi
Pertama. Malang: Bayu Media Publishing, 2006).
Munawir, S, Analisis Laporan Keuangan. (Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty,
2010).
Nasarudin, Indo Yama dan Fauzan, Hemmy. Pengantar Bisnis dan Manajemen,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006).
Putri Anggraeni Ichsani, “Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit
Margin, dan Total Asset Turnover Terhadap Return On Equity Serta
Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
Riadi, Edi. Aplikasi Lisrel untuk Penelitian Analisis Jalur. (Edisi 1, Yogyakarta:
ANDI, 2013).
Riyanto, B. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, (Edisi Keempat,
Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada, 2011).
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”. (Edisi 1. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010).
99
Rompas, Gisela Prisilia, “Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas
terhadap Nilai Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal EMBA, 1(3), 2013, h:252-262
Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda, SPSS vs LISREL, (Jakarta: Salemba
Empat, 2010).
Sartono, A. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, (Edisi 4, Yogyakarta:
BPFE Universitas Gadjah Mada, 2011).
Sefiani, Kartika dan Sitohang, Sonang, “Pengaruh Current Ratio, Total Asset
Turnover, dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas”. Jurnal STIESIA
Surabaya, 2016.
Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawat, “Struktur Kepemilikan, Kebijakan
Dividen, Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan”. Dinamika Keuangan
dan Perbankan. Vol. 3 No. 1, Mei 2011, pp 68-87
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Jakarta: CV. ALFABETA, 2009).
Syarif, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan”,
(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014).
Tampubolon, Manahan, Manajemen Keuangan (Finance Management), (Edisi 1,
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013).
Weston, J. Fred., dan Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan, (Edisi 8. Jilid
1. Alihbahasa: Jaka Wasana dan Kirbrandoko. Gelora Aksara Pratama,
Jakarta, 1995).
Wulandari, Cici “Analisis Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share, Debt
to Equity Ratio Terhadap Price to Book Value Pada Perusahaan
Manufaktur (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015)
www.idx.co.id
www.pdfsearchengine.org
www.SSRN.com
www.ticmi.co.id
www.yahoofinance.co.id
100
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Periode 2009-2015
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari, Tbk
2 ADRO PT. Adaro Energy, Tbk
3 ASII PT. Astra Internasional, Tbk
4 BBCA PT. Bank Central Asia, Tbk
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
7 BDMN PT. Bank Danamon, Tbk
8 BMRI PT. Bank Mandiri, Tbk
9 GGRM PT. Gudang Garam, Tbk
10 INCO PT. Internasional Nickel Indonesia,Tbk
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk
14 JSMR PT. Jasa Marga, Tbk.
15 KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk
16 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk.
17 LSIP PT. London Sumatera Plantation, Tbk
18 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
19 PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk
20 SMGR PT. Semen Gresik, Tbk
21 TLKM PT. Telkom Indonesia, Tbk.
22 UNTR PT. United Tractors, Tbk
Lampiran 2 : Data Variabel Leverage (DAR) 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 0,15 0,15 0,17 0,25 0,31 0,36 0,46
2 ADRO 0,59 0,54 0,57 0,55 0,53 0,49 0,44
3 ASII 0,45 0,48 0,51 0,51 0,5 0,59 0,48
4 BBCA 0,87 0,85 0,89 0,88 0,87 0,86 0,84
5 BBNI 0,92 0,86 0,87 0,87 0,88 0,82 0,81
6 BBRI 0,91 0,91 0,89 0,88 0,87 0,88 0,87
7 BDMN 0,91 0,9 0,84 0,82 0,78 0,83 0,83
8 BMRI 0,91 0,85 0,89 0,88 0,88 0,88 0,81
9 GGRM 0,32 0,31 0,37 0,36 0,42 0,43 0,4
10 INCO 0,22 0,23 0,27 0,26 0,25 0,24 0,2
101
11 INDF 0,62 0,47 0,41 0,42 0,51 0,52 0,53
12 INTP 0,19 0,15 0,13 0,15 0,14 0,14 0,14
13 ITMG 0,34 0,34 0,32 0,33 0,31 0,31 0,29
14 JSMR 0,52 0,56 0,6 0,6 0,62 0,64 0,66
15 KLBF 0,26 0,18 0,21 0,22 0,25 0,21 0,2
16 LPKR 0,56 0,49 0,48 0,54 0,55 0,53 0,54
17 LSIP 0,21 0,18 0,14 0,17 0,17 0,17 0,17
18 PGAS 0,55 0,53 0,44 0,4 0,37 0,52 0,53
19 PTBA 0,28 0,26 0,29 0,33 0,31 0,31 0,29
20 SMGR 0,2 0,22 0,26 0,32 0,29 0,27 0,28
21 TLKM 0,49 0,44 0,41 0,4 0,39 0,39 0,44
22 UNTR 0,43 0,47 0,41 0,36 0,38 0,36 0,36
Lampiran 3 : Data Variabel Likuiditas (CR) 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 1,83 1,93 1,3 0,68 0,45 0,58 0,79
2 ADRO 1,98 1,76 0,8 1,7 1,57 1,77 1,64
3 ASII 1,39 1,28 1,3 1,4 1,24 1,32 1,38
4 BBCA 0,53 0,77 0,83 1,24 1,03 0,87 0,94
5 BBNI 0,84 0,89 0,89 0,91 0,92 0,92 0,97
6 BBRI 0,63 0,87 0,96 0,89 1 0,99 0,75
7 BDMN 0,96 1,13 1,07 1,1 1,03 0,95 0,96
8 BMRI 1,15 0,91 0,91 0,94 1 1 1
9 GGRM 2,46 2,7 2,24 2,17 1,72 1,62 1,77
10 INCO 7,24 4,51 4,36 3,41 3,3 2,98 4,04
11 INDF 1,16 2,04 1,91 2 1,67 1,81 1,71
12 INTP 5,55 5,76 4,83 6,03 6,15 1,81 1,71
13 ITMG 1,98 1,83 2,36 2,22 2 1,56 1,8
14 JSMR 1,16 1,65 0,98 0,68 0,76 0,84 0,48
15 KLBF 2,99 4,39 3,65 3,4 2,84 3,4 3,43
16 LPKR 1,33 4,2 6,01 5,6 4,19 6,12 6,91
17 LSIP 1,42 2,39 4,83 3,27 2,48 2,49 2,22
18 PGAS 2,48 3,43 5,5 4,19 2,01 1,71 2,58
19 PTBA 4,91 5,79 4,63 4,92 2,86 2,07 1,54
20 SMGR 3,58 2,91 2,65 1,71 1,88 2,21 1,6
21 TLKM 0,68 0,97 0,96 1,16 1,16 1,06 1,35
22 UNTR 1,65 1,57 1,72 1,95 1,91 2,06 2,15
102
Lampiran 4 : Data Variabel Aktivitas (TAT) 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 0,98 1,06 1,05 0,93 0,85 0,88 0,61
2 ADRO 0,64 0,61 0,7 0,56 0,49 0,52 0,45
3 ASII 1,09 1,14 1,06 1,03 0,91 0,85 0,75
4 BBCA 0,07 0,06 0,05 0,05 0,05 0,06 0,06
5 BBNI 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,08 0,07
6 BBRI 0,08 0,09 0,1 0,09 0,09 0,09 0,07
7 BDMN 0,11 0,15 0,12 0,12 0,12 0,11 0,12
8 BMRI 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,09
9 GGRM 1,14 1,16 0,68 1,18 1,09 1,12 1,11
10 INCO 0,37 0,58 0,51 0,41 0,4 0,44 0,34
11 INDF 0,93 0,81 0,85 0,84 0,74 0,74 0,7
12 INTP 0,79 0,73 0,76 0,76 0,71 0,69 0,74
13 ITMG 1,26 1,53 1,51 1,63 1,56 1,5 1,35
14 JSMR 0,23 0,23 0,31 0,36 0,36 0,29 0,27
15 KLBF 1,4 1,45 1,32 1,45 1,41 1,4 1,31
16 LPKR 0,21 0,19 0,23 0,25 0,21 0,31 0,21
17 LSIP 0,66 0,65 0,69 0,56 0,52 0,55 0,47
18 PGAS 0,63 0,62 0,65 0,66 0,69 0,55 0,47
19 PTBA 1,11 0,91 0,92 0,91 0,96 0,88 0,81
20 SMGR 1,11 0,92 0,83 0,74 0,8 0,78 0,71
21 TLKM 0,69 0,69 0,7 0,69 0,65 0,64 0,62
22 UNTR 1,2 1,27 1,18 1,11 0,89 0,88 0,8
Lampiran 5 : Data Variabel Profitabilitas (ROA) 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 21.93 22.94 24.48 20.29 12.72 14.12 3.23
2 ADRO 10.3 5.4 9.8 5.7 3.5 2.9 2.53
3 ASII 14 15 14 12.48 10.42 9.37 6.36
4 BBCA 3.4 3.5 3.8 3.6 3.8 3.9 3.03
5 BBNI 1.7 2.5 1.94 2.11 2.34 2.6 1.8
6 BBRI 3.73 4.6 4.93 3.39 3.41 3.02 2.89
7 BDMN 1.5 2.79 2.6 2.7 2.5 1.4 1.2
8 BMRI 3 3.4 3.4 3.5 3.66 3.57 2.32
9 GGRM 12.8 13.71 12.68 9.8 8.63 9.27 10.26
10 INCO 8.4 19.97 13.78 2.89 1.69 7.38 2.21
103
11 INDF 7.1 9 9.7 8.5 5 6.5 4.04
12 INTP 20.69 21.01 19.84 20.93 18.84 18.26 15.76
13 ITMG 28 18.73 34.6 28.97 16.56 15.31 5.36
14 JSMR 6.14 6.3 5.72 6.47 3.66 4.41 3.59
15 KLBF 14.33 18.29 17.91 18.41 16.96 17.07 15.02
16 LPKR 3.2 3.25 4.46 5.32 5.09 7 2.48
17 LSIP 14.6 18.6 27.5 15.6 9.9 11 7.04
18 PGAS 21.73 19.44 21.8 23.42 20.49 12.03 6.2
19 PTBA 33.8 23 19.9 18.2 17.4 16.2 12.06
20 SMGR 25.7 23.3 20 18.54 17.39 16.24 11.86
21 TLKM 11.6 11.5 10.6 11.5 15.86 15.22 14.03
22 UNTR 16.2 14.3 15.5 11.9 9 9.1 4.52
Lampiran 6 : Data Variabel Nilai Perusahaan (PBV) 2009-2015
NO KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 5,75 5,72 4,06 3,31 3,85 3,23 2,13
2 ADRO 3,17 4,39 2,53 1,76 0,89 0,81 0,36
3 ASII 3,52 4,48 3,95 3,43 2,59 2,5 1,92
4 BBCA 4,29 4,63 4,69 4,32 3,7 4,15 3,8
5 BBNI 1,58 2,18 1,87 1,58 1,54 1,86 1,19
6 BBRI 3,46 3,53 3,34 2,64 2,25 2,94 2,45
7 BDMN 2,37 2,6 1,53 1,88 1,15 1,31 1,21
8 BMRI 2,81 3,28 2,49 2,47 2,06 2,25 1,98
9 GGRM 3,6 5,25 4,86 4,07 2,75 3,66 2,78
10 INCO 1,53 2,45 1,98 1,4 1,25 1,6 0,64
11 INDF 1,97 1,72 1,28 1,5 1,51 1,44 1,05
12 INTP 4,72 5,41 4,56 4,41 3,2 2,96 2,33
13 ITMG 5,44 8,74 4,41 4,69 3,31 1,9 0,56
14 JSMR 1,08 2,99 3,4 3,78 3,04 4,19 2,72
15 KLBF 2,89 5,67 5,3 6,74 6,89 8,74 5,66
16 LPKR 1,81 1,79 1,62 2,01 1,48 1,44 1,26
17 LSIP 2,98 3,85 2,63 2,5 1,99 1,79 1,26
18 PGAS 8,05 7,73 4,96 5,32 3,62 4,28 1,6
19 PTBA 6,97 8,3 4,89 4,09 3,11 3,13 1,12
20 SMGR 4,39 4,61 4,65 5,17 3,85 2,67 2,46
21 TLKM 4,8 3,52 2,33 2,72 2,8 3,57 3,35
22 UNTR 3,72 4,9 3,57 2,27 1,99 1,68 1,61
104
Lampiran 7 : Data Total Hutang 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 1.144.783 1.334.542 1.778.337 3.054.409 4.701.077 6.725.576 9.813.584
2 ADRO 24.848.413 21.970.369 32.167.380 35.751.943 43.420.880 39.228.019 35.941.453
3 ASII 40.006.000 54.168.000 77.683.000 92.460.000 107.806.000 115.705.000 118.902.000
4 BBCA 254.535.601 289.851.060 339.165.506 390.067.244 432.337.895 472.550.777 501.945.424
5 BBNI 208.000.569 215.431.004 261.215.137 289.778.215 338.971.310 341.148.654 412.727.677
6 BBRI 289.689.648 367.612.492 420.078.955 486.455.011 546.855.504 704.217.592 765.299.133
7 BDMN 82.695.967 99.597.545 116.097.931 122.282.171 152.684.365 162.691.069 153.842.563
8 BMRI 359.318.341 382.453.091 491.183.616 559.085.843 644.309.166 750.195.111 736.198.705
9 GGRM 8.848.424 9.421.403 14.537.777 14.903.612 21.353.980 24.991.880 25.497.504
10 INCO 4.566.940 5.103.950 6.521.930 5.914.617 6.955.286 6.825.337 6.671.925
11 INDF 24.886.781 22.423.117 21.975.708 25.181.533 39.719.660 44.710.509 48.709.933
12 INTP 2.572.076. 2.245.547 2.417.380 3.336.422 3.629.554 4.100.172 3.772.410
13 ITMG 411.085 368.682 1.578.474 4.726.764 5.255.057 5.082.892 5.039.165
14 JSMR 8.428.822 10.592.662 12.191.853 14.965.766 17.499.365 20.432.952 24.356.318
15 KLBF 1.691.512 1.260.361 1.758.619 2.046.314 2.815.103 2.607.557 2.758.131
16 LPKR 6.839.712 7.975.967 8.850.153 13.399.189 17.122.789 20.114.772 22.409.794
17 LSIP 1.031.915 1.007.328 952.435 1.272.083 1.360.889 1.436.312 1.510.814
18 PGAS 15.892.627 16.986.477 13.791.734 15.021.091 20.073.088 40.447.177 50.892.302
19 PTBA 2.292.740 2.281.451 3.342.102 4.223.812 4.125.586 6.141.181 7.606.496
20 SMGR 2.625.604 3.423.246 5.046.506 8.414.229 8.988.908 9.312.214 10.712.321
21 TLKM 48.436.000 44.086.000 42.073.000 44.391.000 50.527.000 54.770.000 72.745.000
22 UNTR 10.453.748 13.535.508 18.936.114 18.000.076 21.713.346 21.715.297 22.465.074
Lampiran 8 : Data Total Aset 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 7.571.399 8.791.799 10.204.495 12.419.820 14.964.431 18.559.354 21.512.371
2 ADRO 42.360.347 40.600.921 56.589.610 64.714.116 82.623.566 79.762.813 82.193.328
3 ASII 88.938.000 112.857.000 153.521.000 182.274.000 213.994.000 236.029.000 245.435.000
4 BBCA 282.392.000 324,419.000 381,908.000 442.994.197 496.304.573 552.423.892 594.372.770
5 BBNI 227.227.452 248.580.529 299.058.161 333.303.506 386.654.815 416.573.708 508.595.288
6 BBRI 316.947.029 404.285.602 469.899.284 551.336.790 626.182.926 801.955.021 878.426.312
7 BDMN 98.597.953 118.206.573 141.934.432 155.791.308 184.237.348 195.708.593 188.057.412
8 BMRI 394.616.604 449.774.551 551.891.704 635.618.708 733.099.762 855.039.673 910.063.409
9 GGRM 27.230.965 30.741.679 39.088.705 41.509.325 50.770.251 58.220.600 63.505.413
10 INCO 20.380.000 21.902.350 24.213.620 22.560.884 27.989.330 29.027.987 33.552.233
11 INDF 40.382.953 47.275.955 53.585.933 59.324.207 78.092.789 85.938.885 91.831.526
12 INTP 13.276.270 15.346.146 18.151.331 22.755.160 26.607.241 28.884.973 27.638.360
13 ITMG 1.198.571 1.089.706 1.578.474 14.420.136 17.081.558 16.258.180 17.271.266
14 JSMR 16.174.263. 18.952.129 21.432.133 24.753.551 28.366.345 31.857.948 36.724.982
15 KLBF 6.482.446 7.032.496 8.274.554 9.417.957 11.315.061 12.425.032 13.696.417
16 LPKR 12.128.000 16.155.384 18.259.171 24.869.296 31.300.362 37.761.221 41.326.558
17 LSIP 4.845.380 5.561.433 6.791.859 7.551.796 7.974.876 8.655.146 8.848.792
18 PGAS 28.670.440 32.087.431 30.976.446 37.791.930 53.536.157 77.295.913 95.197.541
19 PTBA 8.078.578 8.722.699 11.507.104 12.728.981 11.677.155 14.812.023 16.894.043
20 SMGR 12.951.308 15.562.999 19.661.603 26.579.084 30.792.884 34.314.666 38.153.119
21 TLKM 97.931.000 100.501.000 103.054.000 111.369.000 127.951.000 140.895.000 166.173.000
22 UNTR 24.404.828 29.700.914 46.440.062 50.300.633 57.362.244 60.292.031 61.715.399
105
Lampiran 9 : Data Aset Lancar 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 1.714.426 2.051.177 1.886.387 1.780.395 1.691.694 2.403.615 2.814.123
2 ADRO 7.963.114 5.793.531 12.975.250 13.672.171 16.820.685 15.814.016 15.070.207
3 ASII 36.742.000 46.843.000 65.978.000 75.799.000 88.352.000 97.241.000 105.161.000
4 BBCA 119.595.661 153.923.157 202.254.927 340.031.412 424.863.370 397.395.368 431.073.036
5 BBNI 143.800.057 161.980.103 193.486.641 244.245.706 289.325.641 302.852.450 370.337.053
6 BBRI 126.426.060 309.367.693 386.727.473 417.553.056 426.519.907 448.135.785 551.067.331
7 BDMN 70.023.775 91.592.345 102.913.873 106.964.321 116.481.454 138.144.258 123.343.583
8 BMRI 275.275.963 337.249.553 434.251.797 513.877.592 511.649.381 549.362.481 590.367.220
9 GGRM 19.584.533 22.908.293 30.381.754 29.954.021 34.604.461 38.532.600 42.568.431
10 INCO 6.292.360 7.129.060 7.805.220 5.462.486 6.840.464 7.728.153 8.793.628
11 INDF 12.967.241 20.077.994 24.501.734 26.202.972 32.464.497 40.995.736 42.816.745
12 INTP 5.322.916 7.484.807 10.314.573 14.579.400 16.846.248 16.086.773 13.133.197
13 ITMG 673.004 608.153 1.066.427 9.369.534 9.157.445 7.082.961 7.509.045
14 JSMR 3.430.338 4.090.141 3.998.740 4.531.117 3.746.345 3.641.372 3.729.047
15 KLBF 4.701.892 5.031.544 5.956.123 6.441.711 7.497.319 8.120.805 8.748.492
16 LPKR 7.083.097 12.193.870 13.608.404 19.479.450 24.013.127 29.962.691 33.576.937
17 LSIP 964.362 1.487.257 2.567.657 2.593.816 1.999.126 1.863.506 1.268.557
18 PGAS 9.210.800 13.858.679 13.656.295 19.183.520 21.847.077 23.141.099 25.247.134
19 PTBA 6.783.391 6.645.953 8.859.260 8.718.297 6.479.783 7.416.805 7.598.476
20 SMGR 8.221.270 7.345.868 7.646.145 8.231.297 9.972.110 11.648.545 10.538.704
21 TLKM 16.095.000 18.729.000 21.258.000 27.973.000 33.075.000 33.762.000 47.912.000
22 UNTR 11.989.433 15.532.762 25.625.578 22.048.115 27.814.126 33.579.799 39.259.708
Lampiran 10 : Data Hutang Lancar 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 938.976 1.061.852 1.440.351 2.600.540 3.759.265 4.110.955 3.522.133
2 ADRO 7.963.531 5.793.531 7.792.010 8.695.486 9.493.041 9.632.863 6.269.001
3 ASII 26.760.000 37.124.00 48.371.000 54.178.000 71.139.000 73.523.000 76.242.000
4 BBCA 225.752.190 199.978.203 243.700.634 274.318.880 412.588.708 456.876.285 458.488.336
5 BBNI 171.200.544 182.200.115 217.450.720 268.501.874 314.584.392 328.200.489 381.890.776
6 BBRI 200.676.285 355.595.049 401.930.981 466.298.374 427.432.376 452.762.409 734.756.441
7 BDMN 72.941.432 81.055.172 96.181.189 97.240.291 113.088.790 145.415.008 128.482.398
8 BMRI 240.170.402 370.303.904 477.099.776 546.478.289 512.859.097 550.654.387 592.933.209
9 GGRM 7.961.279 8.481.933 13.534.319 13.802.317 20.094.580 23.783.134 24.045.086
10 INCO 869.620 1.580.970 1.788.180 1.601.981 2.072.403 2.591.538 2.176.550
11 INDF 11.148.529 9.859.118 12.831.304 13.080.544 19.471.309 22.681.686 25.107.538
12 INTP 1.771.030 1.347.706 1.476.597 2.418.762 2.740.089 3.260.559 2.687.743
13 ITMG 340.267 331.527 450.748 4.225.993 4.597.250 4.528.818 4.167.630
14 JSMR 2.966.355 2.478.279 3.768.595 6.648.164 4.919.884 4.312.917 7.743.787
15 KLBF 1.574.137 1.146.489 1.630.588 1.891.618 2.640.590 2.385.920 2.365.880
16 LPKR 5.325.636 2.901.170 2.254.091 3.479.207 5.725.392 4.841.563 4.856.883
17 LSIP 679.496 621.593 531.326 792.482 804.428 748.076 571.162
18 PGAS 3.729.271 4.035.777 2.483.316 4.571.487 10.868.753 13.562.910 9.780.912
19 PTBA 1.380.908 1.147.728 1.912.423 1.770.664 2.260.956 3.574.129 4.922.733
20 SMGR 2.293.769 2.517.519 2.889.137 4.825.205 5.297.631 5.273.269 6.559.190
21 TLKM 26.892.000 20.473.000 22.189.000 24.107.000 28.437.000 31.786.000 35.413.000
22 UNTR 7.258.732 9.919.225 14.930.069 11.327.164 14.560.664 16.297.816 18.280.285
106
Lampiran 11 : Data Total Pendapatan 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 7.424.283 8.843.721 10.772.582 11.564.319 12.674.999 16.305.831 13.059.216
2 ADRO 26.938.020 24.689.333 39.874.050 35.996.469 40.308.692 41.355.222 37.029.662
3 ASII 98.526.000 129.991.000 162.564.000 188.053.000 193.880.000 201.701.000 184.196.000
4 BBCA 22.931.153 12.936.828 16.836.695 28.885.290 34.277.149 43.771.256 55.441.647
5 BBNI 18.878.575 18.837.397 20.691.796 22.704.515 26.450.708 33.364.942 36.895.081
6 BBRI 25.355.762 36.385.704 47.296.178 49.610.421 59.461.084 75.122.213 85.434.037
7 BDMN 10.845.774 14.417.745 16.882.491 18.858.281 20.130.837 22.991.485 22.420.658
8 BMRI 31.640.259 33.931.650 37.730.019 42.550.442 50.208.842 62.637.942 71.570.127
9 GGRM 31.122.728 35.779.822 39.790.610 49.028.696 55.436.954 65.185.850 70.365.573
10 INCO 7.609.520 12.763.230 12.425.550 9.354.052 11.308.498 12.909.588 11.575.292
11 INDF 37.397.319 38.403.360 45.332.256 50.059.427 57.731.998 63.594.452 64.061.947
12 INTP 10.576.456 11.137.805 13.887.892 17.290.337 18.691.286 19.996.264 17.798.055
13 ITMG 1.508.359 1.668.192 2.381.875 23.584.559 26.733.422 24.158.858 23.295.968
14 JSMR 3.692.000 4.378.584 4.960.472 9.070.219 10.294.668 9.175.319 9.848.242
15 KLBF 9.087.347 10.226.789 10.911.860 13.636.405 16.002.131 17.368.533 17.887.464
16 LPKR 2.565.101 3.125.213 4.189.580 6.160.214 6.666.214 11.655.042 8.703.650
17 LSIP 3.199.687 3.592.658 4.686.457 4.211.578 4.133.679 4.726.539 4.189.615
18 PGAS 18.024.279 19.765.716 19.567.407 24.914.688 36.828.609 42.389.226 44.979.267
19 PTBA 7.909.154 7.909.154 10.581.570 11.594.057 11.209.219 13.077.962 13.733.627
20 SMGR 14.387.850 14.344.189 16.378.794 19.598.248 24.501.241 26.987.035 26.948.004
21 TLKM 68.220.000 69.177.000 71.918.000 77.143.000 82.967.000 89.696.000 102.470.000
22 UNTR 29.241.883 37.323.872 55.052.562 55.953.915 51.012.385 53.141.768 49.347.479
Lampiran 12 : Data Laba Bersih Setelah Pajak 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 1.660.649 2.016.780 2.498.565 2.520.266 1.903.884 2.622.072 695.684
2 ADRO 4.459.280 2.381.250 5.521.030 3.706.579 2.813.057 2.278.822 2.082.935
3 ASII 12.444.000 17.004.000 21.007.000 22.742.000 22.297.000 22.125.000 15.613.000
4 BBCA 6.807.242 8.479.273 10.817.798 11.718.460 14.256.239 16.511.670 18.035.768
5 BBNI 2.486.719 4.103.198 5.808.218 7.048.362 9.057.941 10.829.379 9.140.532
6 BBRI 7.308.292 11.472.385 15.087.996 18.687.380 21.354.330 24.253.845 25.410.788
7 BDMN 1.613.722 2.983.761 3.449.033 4.117.148 4.159.320 2.682.662 2.469.157
8 BMRI 7.198.488 9.369.226 12.695.885 16.043.618 18.829.934 20.654.783 21.152.398
9 GGRM 3.485.901 4.214.789 4.958.102 4.068.711 4.383.932 5.395.293 6.452.834
10 INCO 170.417 437.363 333.763 652.667 474.260 2.142.362 740.193
11 INDF 2.856.781 3.934.808 4.891.673 4.779.446 3.416.635 5.146.323 3.709.501
12 INTP 2.746.654 3.224.681 3.601.516 4.763.388 5.012.294 5.150.639 4.258.600
13 ITMG 335.551 204.151 546.126 4.177.856 2.828.039 2.489.911 924.959
14 JSMR 8.822.117 1.184.495 1.318.823 1.535.812 1.237.821 1.215.332 1.319.201
15 KLBF 1.049.667 1.343.798 1.522.956 1.775.099 1.970.452 2.121.091 2.057.694
16 LPKR 436.485 594.520 814.094 1.322.847 1.592.491 3.135.216 1.024.121
17 LSIP 707.487 1.033.329 1.701.580 1.115.539 768.625 916.695 623.309
18 PGAS 6.229.043 6.239.361 5.933.063 8.850.528 10.967.063 9.298.043 5.903.237
19 PTBA 2.008.891 1.998.937 3.088.067 2.909.421 1.854.281 2.016.171 2.035.911
20 SMGR 3.329.473 3.656.622 3.960.605 4.926.640 5.354.299 5.573.577 4.525.441
21 TLKM 16.043.000 15.870.000 15.470.000 18.362.000 20.290.000 21.446.000 23.317.000
22 UNTR 3.817.541 3.872.931 5.900.908 5.753.342 4.798.778 4.839.970 2.792.439
107
Lampiran 13 : Data Harga Saham (Close Price) 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 22.750 26.200 21.700 19.700 25.100 24.250 15.850
2 ADRO 1.730 2.550 1.770 1.590 1.090 1.040 515
3 ASII 3.470 5.455 7.400 7.600 6.800 7.425 6.000
4 BBCA 4.850 6.400 8.000 9.100 12.500 13.575 15.600
5 BBNI 1.877 3.875 3.800 3.700 3.950 6.100 4.990
6 BBRI 3.825 5.250 6.750 6.950 7.250 11.650 11.425
7 BDMN 4.418 5.534 4.100 5.650 3.775 4.525 3.200
8 BMRI 4.621 6.391 6.750 8.100 10.750 11.000 12.550
9 GGRM 21.550 40.000 62.050 56.300 42.000 60.700 55.000
10 INCO 3.650 4.875 3.200 2.350 2.650 3.625 1.635
11 INDF 3.550 4.875 4.600 5.850 6.600 6.750 5.175
12 INTP 13.700 15.950 17.050 22.450 20.000 25.000 22.325
13 ITMG 31.800 50.750 38.650 41.550 28.500 15.375 5.725
14 JSMR 1.810 3.425 4.200 5.450 4.725 7.050 5.225
15 KLBF 1.300 3.250 3.400 1.060 1.250 1.830 1.320
16 LPKR 484 680 660 1.000 910 1.020 1.035
17 LSIP 1.670 2.570 2.250 2.300 1.930 1.890 1.320
18 PGAS 3.900 4.425 3.175 4.600 4.475 6.000 2.745
19 PTBA 17.250 22.950 17.350 15.100 10.200 12.500 4.525
20 SMGR 7.550 9.450 11.450 15.850 14.150 16.200 11.400
21 TLKM 9.450 7.950 7.050 9.050 2.150 2.865 3.105
22 UNTR 14.902 22.882 26.350 19.700 19.000 17.350 16.950
Lampiran 14 : Data Nilai Buku Saham 2009-2015
No KODE 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AALI 3.953,25 4578,85 5.350,81 5.947,57 6.517,47 7.514,73 7.429,00
2 ADRO 545,74 493,24 700,35 905,47 1.225,62 1.267,27 1.446,01
3 ASII 985,56 1.217,15 1.875,23 2.218,53 2.622,99 2.972,17 3.125,82
4 BBCA 1.130,36 1.382,75 1.705,42 2.104,97 2.594,47 3.160,44 3.635,16
5 BBNI 1.190,19 1.775,15 2.028,34 2.333,96 2.556,94 3.272,16 4.206,11
6 BBRI 1.105,42 1.485,65 2.020,51 2.630,08 3.215,65 3.961,93 4.585,77
7 BDMN 1.865,87 2.191,03 2.680,14 2.997,85 3.292,04 3.444,84 2.650,37
8 BMRI 1.645,21 1.947,29 2.710,34 3.279,98 3.805,31 4.493,34 5.121,08
9 GGRM 5.985,20 7.612,73 12.755,43 13.827,70 15.288,42 17.269,85 19.753,73
10 INCO 2.384,98 1.990,03 1.615,14 1.675,29 2.116,88 2.234,49 2.705,25
11 INDF 1.802,13 2.835,08 3.593,17 3.888,50 4.370,30 4.695,49 4.911,10
12 INTP 2.902,48 1.824,15 3.866,28 5.275,07 6.241,85 6.731,75 6.483,14
13 ITMG 5.843,40 5.805,22 8.764,03 8.578,78 3.942,17 9.890,29 10.825,59
14 JSMR 1.675,37 1.145,25 1.235,13 1.439,38 1.598,09 1.680,15 1.818,92
15 KLBF 449,38 573,18 641,43 120,97 167,39 209,44 233,35
16 LPKR 267,04 379,35 407,26 497,02 614,34 764,65 819,70
17 LSIP 560,13 667,41 856,32 920,39 969,39 1.058,04 1.075,50
18 PGAS 484,36 572,71 640,07 939,33 1.380,40 1.520,07 1.827,66
19 PTBA 2.475,87 2.764,17 3.548,03 3.691,27 3.277,40 3.763,17 4.030,82
20 SMGR 1.719,16 2.048,41 2.460,78 3.062,43 3.675,95 4.215,18 4.626,27
21 TLKM 1.968,43 2.256,69 3.025,28 3.322,32 768,10 854,41 926,87
22 UNTR 4.005,67 4.669,39 7.375,51 8.659,35 9.557,00 10.341,91 10.522,49
108
Lampiran 15 : Hasil Path Analysis dengan Lisrel 8.8
DATE: 12/27/2016
TIME: 13:30
L I S R E L 8.80
BY
Karl G. Jöreskog and Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file E:\Erick\path.SPJ:
PBV ROA DAR CR TAT
Correlation Matrix from file 'E:.corr'
Sample Size = 154
Latent Variables X1 X2 X3 Z Y
Relationships
DAR = X1
CR = X2
TAT = X3
ROA = Z
PBV = Y
Z = X1 X2 X3
Y = Z X1 X2 X3
Path Diagram
options ML=UL ADD=off it=500 EF
set error variance DAR equal to free
set error variance CR equal to free
set error variance TAT equal to free
set error variance ROA equal to free
set error variance PBV equal to free
set error variance Y equal to free
set error variance Z equal to 0.1
set error covariance between DAR and PBV to free
End of Problem
109
Correlation Matrix
PBV ROA DAR CR TAT
-------- -------- -------- -------- --------
PBV 1.00
ROA 0.64 1.00
DAR -0.26 -0.71 1.00
CR 0.27 0.51 -0.61 1.00
TAT 0.45 0.72 -0.73 0.31 1.00
Number of Iterations = 22
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
Measurement Equations
PBV = 1.00*Y,, R² = 1.00
ROA = 1.92*Z,, R² = 1.00
(0.11)
17.49
DAR = 1.00*X1,, R² = 1.00
(0.057)
17.49
CR = 1.00*X2,, R² = 1.00
(0.057)
17.49
TAT = 1.00*X3,, R² = 1.00
(0.057)
17.49
Error Covariance for DAR and PBV = -0.24
(0.028)
-8.75
Structural Equations
Z = - 0.11*X1 + 0.12*X2 + 0.26*X3, Errorvar.= 0.10, R² = 0.63
(0.047) (0.035) (0.044)
-2.26 3.50 5.93
Y = 1.80*Z + 1.41*X1 + 0.45*X2 + 0.67*X3,, R² = 1.00
(0.22) (0.12) (0.091) (0.12)
8.14 11.88 4.90 5.73
110
Reduced Form Equations
= - 0.11* X1 + 0.12*X 2 + 0.26*X3 , Errorvar. = 0.10, Rý -2.26 3.50 5.93
Y = 1.22*X1 + 0.66*X2
(0.14) (0.11) (0.13)
8.91 6.32 8.79
Correlation Matrix of Independent Variables
X1 X2 X3 X1 1.00
X2 -0.61 1.00
(0.05)
-12.04
X3 -0.73 0.31 1.00
(0.04) (0.07)
-19.29 4.25
Covariance Matrix of Latent Variables
Z Y X1 X2 X3 Z 1.00
Y 0.33 1.00
X1 -0.37 -0.02 1.00
X2 0.27 0.27 -0.61 1.00
X3 0.38 0.45 -0.73 0.31 1.00
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 0
Minimum Fit Function Chi-Square = 0.00 (P = 1.00)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 0.00 (P = 1.00)
The Model is Saturated, the Fit is Perfect !
Total and Indirect Effects
Total Effects of KSI on ETA
X1 X2 X3 Z -0.11 0.12 0.26
(0.05) (0.03) (0.04)
-2.26 3.50 5.93
Y 1.22 0.66 1.14
(0.14) (0.11) (0.13)
8.91 6.32 8.79
111
Indirect Effects of KSI on ETA
X1 X2 X3 Z - - - - - -
Y -0.19 0.22 0.47
(0.10) (0.06) (0.08)
-1.96 3.72 6.22
Total Effects of ETA on ETA
Z Y Z - - - -
Y 1.80 - -
(0.22)
8.14
Largest Eigenvalue of B*B' (Stability Index) is 3.228
Total Effects of ETA on Y (continued)
Z Y PBV 1.80 1.00
(0.22)
8.14
ROA 1.92 - -
(0.11)
17.49
Indirect Effects of ETA on Y
Z Y PBV 1.80 - -
(0.22)
8.14
ROA - - - -
Total Effects of KSI on Y
X1 X2 X3 PBV 1.22 0.66 1.14
(0.14) (0.11) (0.13)
8.91 6.32 8.79
ROA -0.20 0.23 0.50
(0.09) (0.07) (0.08)
-2.28 3.57 6.31
Time used: 0.016 Seconds