ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL...
Transcript of ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL...
i
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR,
KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
TINGKAT PENERIMAAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT
DENGAN KINERJA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada Beberapa Perusahaan di Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Nama : Dina Mardiana
NIM : 206082003980
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, KOMITMEN
ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN
PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT DENGAN KINERJA AUDITOR
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada Beberapa Perusahaan di Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Dina Mardiana
NIM: 206082003980
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si NIP. 196902032001121003 NIP. 197609242006042002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
iii
Hari ini Kamis tanggal Dua puluh sembilan bulan April tahun Dua ribu sepuluh telah
dilakukan ujian komprehensif atas nama Dina Mardiana NIM : 206082003980
dengan Judul Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor,
Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Penerimaan
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit Dengan Kinerja Auditor Sebagai Variabel
Intervening”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 April 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM Yusro Rahma, SE., Msi
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Penguji Ahli
iv
Hari ini Senin tanggal Dua puluh satu bulan Juni tahun Dua ribu sepuluh telah
dilakukan ujian skripsi atas nama Dina Mardiana NIM : 206082003980 dengan
Judul Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Komitmen
Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan
Perilaku Dalam Audit Dengan Kinerja Auditor Sebagai Variabel Intervening”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si
Penguji I Penguji II
Dr. Yahya Hamja, MM Rini, SE., Ak., M. Si
Penguji Ahli I Penguji Ahli II
vi
ANALYSIS THE INFLUENCE OF THE AUDITOR PERSONAL
CHARACTERISTIC FACTOR, COMMITMENT OF ORGANIZATION AND
JOB SATISFACTION TOWARDS ACCEPTANCE LEVEL BEHAVIORAL
DEVIATION IN THE AUDIT WITH THE AUDITORS' PERFORMANCE AS
AN INTERVENING VARIABLE
By : Dina Mardiana
ABSTRACT
This objective of this research is to analyze the influence of auditors' personal characteristics factor, commitment of organization and job satisfaction towards acceptance level behavioral deviation in the audit with the auditors' performance as an intervening variable. In this research, primary data in the form of questionnaire distributed to internal auditors who worked in several companies in the Jakarta area. This research uses Structural Equation Model analysis technique is the method of analysis with the aim to analyze the influence auditors' personal characteristics factor, commitment of organization and job satisfaction towards acceptance level behavioral deviation in the audit with the auditors' performance as an intervening variable. The data used are primary data collected through the questionnaire with a convenience sampling. The results of this research indicate that: (1) auditors’ personal characteristics has a significant positive impact on the performance of auditors and the behavioral deviation in the audit (2) organizational commitment has a significant positive impact on the performance of auditors and the behavioral deviation in the audit (3) job satisfaction has a significant positive auditor performance but negatively affect the behavioral deviation in the audit (4) performance of auditors has a significant negatively affect the performance of auditors in the audit of behavioral deviation. Keywords: auditors' personal characteristics, organizational commitment, job satisfaction, auditors’ performance and acceptance of behavioral deviation auditors in the audit.
vii
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR,
KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TINGKAT
PENERIMAAN PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT DENGAN
KINERJA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Oleh :
Dina Mardiana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor karakteristik personal auditor, komitmen organisasi dan kepusan kerja terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit dengan kinerja auditor sebagai variabel intervening. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk kuesioner yang disebarkan pada auditor internal yang bekerja di beberapa perusahaan di wilayah Jakarta.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis Structural Equation Model yaitu metode analisis dengan tujuan menguji besarnya kontribusi karakteristik personal auditor, komitmen organisasi dan kepusan kerja terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit dengan kinerja auditor sebagai variabel intervening. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan cara convenience sampling.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa: (1) karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja auditor dan penyimpangan perilaku dalam audit (2) komitmen organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja auditor dan penyimpangan perilaku dalam audit (3) kepuasan kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja auditor tetapi berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit (4) kinerja auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Kata kunci: karakteristik personal auditor, komitmen organisasi, kepuasan kerja,
kinerja auditor dan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Komitmen
Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Penerimaan
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit Dengan Kinerja Auditor Sebagai
Variabel Intervening”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
2. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
ix
8. Sahabat-sahabatku Anggun, Akil, Aya, Pandu, Abi, Fahri, Marina, Adik, Qori,
Asep.
9. Kawan-kawanku Akuntansi A dan B semuanya.
10. Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi
Perpajakan angkatan 2006 yang telah memberikan dukungannya selama ini
kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2010
(Dina Mardiana)
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………..…………..……………… i
Lembar Pengesahan Skripsi ……………….………….……………… ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ………….…….……………. iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ………..……………….…………… iv
Daftar Riwayat Hidup …………………………………….…………. v
Abstract ……….…………………………………………….…….…... vi
Abstrak ………………………………………………………….…..… vii
Kata Pengantar ………………….…………………………………… viii
Daftar Isi ……….………………..…………………………………… x
Daftar Tabel …………………………………..……………………… xii
Daftar Gambar …………………………………..…………………… xiii
Daftar Lampiran ……………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN ….………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………….… 1
B. Perumusan Masalah ….……………………………… 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………… 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………..…. 17
A. Penyimpangan Perilaku Dalam Audit..……….……... 17
B. Karakteristik Personal Auditor……..……………….. 18
C. Komitmen Organisasi ………………....................... 22
D. Kepuasan Kerja………….……...………………….... 24
xi
E. Kinerja Auditor………….………….………………... 30
F. Auditor Internal………….………….………………... 32
G. Penelitian Terdahulu………….………………………... 45
H. Kerangka Pemikiran………….….………………..... 49
I. Perumusan Hipotesis …………...........……….….. 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………….….. 51
A. Ruang Lingkup Penelitian ..…………………………. 51
B. Metode Penentuan Sampel ….……………………….. 51
C. Metode Penentuan Data ….………………………….. 52
D. Operasionalisasi Variabel …………………………….. 53
C. Metode Analisis Data ………..………………………. 60
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………………... 78
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ….……… 78
B. Penemuan dan Pembahasan .………………………… 88
BAB V KESIMPULAN & IMPLIKASI ……………………… 110
A. Kesimpulan ………………………………………….. 110
B. Implikasi …………………………………………….. 111
Daftar Pustaka …………………………………………………………… 114
Lampiran-Lampiran ……………………………………………………… 117
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ……....………………….………….... 48
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional .....………………...……......…. 57
Tabel 3.2 Kriteria Uji Kesesuaian Model……………………….……. 71
Tabel 3.3 Tahapan Structural Equation Modelling………………..…. 74
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel………..……...... 79
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner…………………….…..……… 82
Tabel 4.3 Data Sampel Penelitian……………………………..……… 83
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender………….... 84
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………….… 85
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Responden ………………………….……………….…..… 86
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja…. 87
Tabel 4.8 Standardized Regression Weights Eksogen ….…….…...... 92
Tabel 4.9 Correlations Eksogen..…………………….…………...….. 95
Tabel 4.10 Korelasi antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE Eksogen… 96
Tabel 4.11 Standardized Regression Weights Endogen….….……….... 98
Tabel 4.12 Correlations Endogen………….…….………………..……. 101
Tabel 4.13 Korelasi antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE Endogen… 101
Tabel 4.14 Koefisien Regression Weight………………………………….. 105
Tabel 4.15 Standardized Regression Weight…………………………..… 106
Tabel 4.16 Standardized Indirect Effect…………………………………… 109
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kedudukan Auditor Internal .…………..………………. 40
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .......…..……………..……………. 49
Gambar 4.1 Model antar variabel dengan SEM …...........................… 89
Gambar 4.2 Variabel eksogen …......................................................… 91
Gambar 4.3 Variabel endogen ……………......……………………… 97
Gambar 4.4 Model SEM …………….......…………………………… 103
Gambar 4.5 Model SEM dengan Modification Indices ………………… 104
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian Skripsi
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Daftar Jawaban Responden
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel)
Lampiran 5 Uji Reliabilitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel)
Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal)
Lampiran 7 Uji Reliabilitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal)
Lampiran 8 Data 101 Responden (Auditor Internal)
Lampiran 9 Model SEM Awal
Lampiran 10 Model SEM dengan Modification Indices
Lampiran 11 Hasil Goodness of Fit sebelum dan sesudah Modification Indices
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seorang akuntan dalam menjalankan profesinya mempunyai
tanggung jawab baik secara hukum maupun terhadap publik dan
pelaksanaan tanggung jawab tersebut harus didasarkan pada pedoman
umum yang berlaku bagi seorang auditor, yaitu norma-norma pemeriksaan
akuntan. Auditor dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus
mampu bersikap profesional. Untuk dapat dikatakan sebagai auditor harus
memenuhi beberapa kriteria atau disebut juga sebagai kode etik profesi
auditor yang harus dilaksanakan oleh auditor agar berkualitas. Kode etik
inilah yang membuat auditor selalu berjalan pada koridornya. Adapun
pokok prinsip dasar kode etik auditor internal adalah (1) integritas, (2)
objektifitas, (3) kerahasiaan, (4) kompetensi.
Disamping itu seorang auditor dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang luas khususnya dibidang auditing. Menurut Brown dan
Stanner dalam Mardisar dan Sari (2007), perbedaan pengetahuan diantara
auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah
pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa
menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika didukung dengan
pengetahuan yang dimilikinya.
2
Menurut Weningtyas et. al., (2006) dalam Septiani (2009) sebagai
profesional yang independen, auditor memberikan assurance service yang
dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan.
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan
karena auditor sebagai pihak yang independen dan ahli dalam memberikan
penilaiannya terhadap kondisi perusahaan (kewajaran laporan keuangan)
serta meminimalisasi risiko bisnis.
Memahami penjabaran diatas dapat memberikan penjelasan secara
teoritis bahwa audit yang baik adalah mampu memberikan nilai tambah
atas laporan keuangan atau mampu meningkatkan kualitas informasi.
Namun pada kenyataannya, semakin banyak perilaku yang mengarah
kepada penurunan kualitas audit, diantaranya adalah kasus Enron Corp,
yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson yang
telah mengaudit Enron sejak 1985 dan selalu memberikan opini wajar
tanpa syarat sampai tahun 2000. KAP Arthur Anderson adalah salah satu
dari The Big Five Accounting Firm. Laporan keuangan Enron sebelumnya
dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan ini, tetapi secara
mengejutkan dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001 (Purnamasari, 2006
dalam Puspitasari, 2009).
Kasus lainnya yaitu PT. Kimia Farma dengan auditor KAP Delloit
Touch Tohmatsu (Hans Tuanaka & Mustofa), terjadi penggelembungan
laba dalam laporan keuangannya yang tidak terdeteksi. Dan masih dalam
skala nasional yaitu kasus yang menimpa PT. Kereta Api Indonesia (PT.
3
KAI) yang melaporkan laba perusahaan pada tahun 2009, dan auditor
eksternalnya menyatakan bahwa laporan keuangan itu adalah wajar.
Komite audit PT KAI tidak mau menandatangani hasil laporan tersebut
karena mereka mempunyai analisis sendiri dan mereka menganggap itu
merupakan perbuatan manajemen memanipulasi laba untuk memperoleh
earning manajemen. Sehingga banyak pihak mempertanyakan tanggung
jawab dan fungsi akuntan publik ketika terjadi kegagalan dalam
mendeteksi kecurangan. Mereka mengatakan “if they are not there to
detect fraud, then what are they there for?” (Anonim, 2002 dalam Alim
2007).
Maraknya kasus yang menimpa para auditor belakangan ini
menunjukan bahwa adanya penurunan kualitas audit, yang disebabkan
auditor sudah tidak lagi mementingkan profesinya sebagai pemegang
kepercayaan Publik. Pekerjaan Auditor dituntut untuk lebih Profesional,
dalam hal mentaati semua Standar yang mengikat auditor (Kode Etik)
tetapi degredasi penurunan kualitas ini memberitahukan bahwa sedikitnya
ada beberapa kode etik yang dilanggar para auditor.
Hal ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena akan menganggu
kepercayaan publik khusus terhadap auditor dan umumnya pada
perusahaan. Publik takut menanamkan sahamnya dikarenakan tidak
percaya lagi dengan auditor yang sudah mulai tidak mempunyai kualitas
yang baik dalam pelaksanaan tugasnya dan tidak independen. Kondisi ini
membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan. Erosi
4
kepercayaan terhadap profesi akuntan semakin meningkat. Pandangan
opini auditor menjadi hal yang wajar ketika independensi dan objektivitas
sudah terabaikan (Muniarti dan Purnamasari, 2002 dalam Rosi, 2007).
Pengurangan kualitas audit diartikan sebagai pengurangan mutu
dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor.
Pengurangan mutu ini dapat dilakukan melalui tindakan seperti
mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan review dangkal
terhadap dokumen klien, tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat
item yang dipertanyakan dan memberikan opini saat semua prosedur audit
yang disyaratkan belum dilakukan lengkap (Septiani, 2009).
Sebagian manajemen mempunyai kepentingan dalam hal
mendapatkan apresiasi dari para pemilik perusahaan dengan harapan gaji
mereka dinaikan atau mendapatkan bonus atas kinerja mereka yang baik,
oleh karena itu ada beberapa manajemen yang melakukan berbagai macam
cara untuk membohongi pemilik perusahaan dan publik dengan cara
mengelembungkan laba, melobi auditor eksternal untuk membuat laporan
yang baik, dan cara yang lainnya agar dia mendapat apresiasi kinerja baik
baik padahal kinerjanya sedang-sedang saja atau bahkan buruk.
Manajemen berusaha mempercantik segala bentuk laporan yang akan
diberikannya kepada pemilik perusahaan. Hal ini membuat pertanyaan
bagi kita semua “dimanakah auditor internal? Mengapa auditor internal
tidak bertindak?”
5
Untuk itu yang menjadi pertanyaan adalah untuk apa peran auditor
internal? Mengapa jelas-jelas auditor internal adalah orang dalam
perusahaan yang tahu akan keadaan dan kebobrokan perusahaan
seharusnya dapat melaporkan dalam temuannya dan melaporkan dalam
hasil temuan yang dapat dibaca oleh pemilik perusahaan sebelum tercium
oleh auditor eksternal dan publik pada umumnya, ataukah auditor internal
mendapatkan suatu tambahan (earning) dari manajemen apabila bisa
berkompromi, karena auditor internal juga adalah seorang karyawan
perusahaan yang digaji oleh manajemen perusahaan. Sehingga auditor
internal seolah tutup mata atau pura tidak tahu akan kesalahan yang ada
pada perusahaan.
Hal memberikan dilema bagi kita dimana benturan kepentingan
terjadi antara kebutuhan ekonomi para auditor seperti gaji yang layak,
apresiasi yang baik, posisi, penghargaan, kepercayaan terhadap pada
profesinya sebagai auditor. Profesi akuntansi mempunyai tanggung jawab
dalam mengemban kepercayaan yang diberikan masyarakat kepadanya
berupa tanggung jawab moral dan tanggung jawab profesional. Akuntan
mempunyai tanggung jawab profesional terhadap asosiasi profesi dengan
berpegang teguh pada standar profesi yang dikeluarkan asosiasi.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut terjadi diperkirakan sebagai
akibat karakteristik personal yang kurang bagus yang dimiliki auditor.
Dampak negatif dari perilaku ini adalah terpengaruhnya kualitas audit
secara negatif dari segi akurasi dan reliabilitas (Irawati,2005).
6
Karakteristik personal dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun
secara tidak langsung terhadap kualitas audit. Dalam konteks audit,
manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan
penyimpangan perilaku dalam audit. Hasil dari perilaku ini adalah
penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu
dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit
(Irawati, 2005).
Hal lain yang tak kalah menariknya untuk dipahami adalah
Komitmen Organisasi, yaitu bagaimana organisasi yang terdiri dari
sekelompok orang bersepakat untuk membentuk suatu tujuan yang harus
dijalani oleh anggotanya dengan komitmen yang tinggi dan tidak
tergoyahkan oleh apapun dalam rangka secara bersama-sama
menumbuhkan suatu perusahaan yang baik, berkualitas dan akuntabilitas
atau disebut juga Good Coorporat Governance.
Maka dari itu untuk dapat meminimalisasi kecurangan yang ada
dalam perusahaan peranan komitmen dari anggota perusahaan sangat
penting, baik itu dari level bawah, level auditor ataupun tingkat atasan.
Komitmen merupakan suatu keterkaitan seseorang pada suatu perusahaan,
aktivitas ataupun aspek lain yang terdapat dalam perusahaan sehingga
seorang bersedia secara sukarela melibatkan dirinya dengan perusahaan
(Novrialdi, 2009). Jika dalam suatu perusahaan sudah terbentuk Komitmen
Organisasi dimana sekelompok orang bertujuan untuk memajukan
organisasi, maka segala bentuk penyelewengan akan mudah
7
diminimalisasi, karena semua bekerja untuk kemajuan perusahaan bukan
untuk tujuan pribadi masing-masing. Hal ini menuntut pada harus adanya
penurunan ego masing-masing pihak untuk menguntungkan dirinya
sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Yousef (2006) dalam Trisnaningsih
(2007) menyatakan komitmen organisasi memediasi hubungan antara
perilaku kepemimpinan dan kinerja, dimana angota organisasi lebih puas
dengan pekerjaan dan kinerjanya lebih tinggi. Jadi ketika seseorang sudah
berkomitmen untuk organisasi maka akan muncul semangat bekerja dan
menjalankan pekerjaannya secara baik sesuai dengan standar-standar yang
berlaku. Sehingga perilaku penyimpangan dalam audit dapat dihindari.
Disamping itu faktor lain yang tak kalah penting untuk
menciptakan kinerja auditor secara baik adalah kepuasan bekerja para
auditor. Auditor dituntut untuk lebih teliti, objektif dan bekerja keras,
maka balasan yang tepat adalah auditor harus mendapatkan apresiasi yang
layak, mulai dari pemberian gaji yang sesuai. Karena bagaimanapun
seorang auditor ingin mempunyai gaji yang layak untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya. Jika kebutuhan hidup tidak terpenuhi dengan baik,
maka akan muncul rasa ketidakpuasan dan akan menimbulkan pada
dampak penurunan kerja auditor. Selain itu kondisi pertemanan dalam
bekerja juga memacu pada kepuasan auditor. Jika auditor mempunyai
teman yang mampu bekerja sama, saling menghormati, dan mengasihi
8
maka akan timbul rasa aman, tentram dan damai. Sehingga dalam bekerja
auditor selalu merasa senang dan puas.
Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja sebelumnya telah diteliti
oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah Yuliastono (2008) yang
menguji pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja
individual dalam pelaporan pertanggung jawaban keuangan hasil
penelitiannya adalah motivasi kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja
dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Wahyuddin (2006) meneliti tentang pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di Pusat Pendidikan Komputer
dan hasil penelitiannya adalah kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai. Dan penelitian yang dilakukan oleh Engko (2006) tentang
Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual dan hasil
penelitiannya adalah adanya pengaruh positif anatara kepuasan kerja
terhadap kinerja individual, maka dalam hal ini peneliti merasa yakin
untuk meneliti pengaruh kepuasan kerja seorang auditor terhadap kinerja
auditor itu sendiri serta terhadap penyimpangan perilaku dalam audit.
Dari ketiga hal yaitu karakteristik personal auditor, komitmen
organisasi dan kepuasan kerja auditor maka terbentuklah kinerja auditor.
Kinerja mencerminkan pada berkualitasnya pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor sehingga pekerjaan yang telah dilakukan mempunyai nilai lebih.
Kinerja ini memberikan nilai terhadap penyimpangan perilaku audit secara
9
berbanding terbalik. Dimana semakin baik dan meningkatnya kinerja
auditor, maka perilaku penyimpangan dapat segera diminimalisasi.
Kartika dan Wijayanti (2007) dalam Septiani (2009) menyatakan
ada tiga jenis penyimpangan perilaku dalam audit yang mempengaruhi
kualitas audit diantaranya adalah penghentian prematur (premature sign-
off), underreporting of time, alerting/replacement of audit procedure.
Penghentian prematur atas prosedur audit tentu saja dapat berpengaruh
secara langsung terhadap kualitas laporan audit yang dihasilkan auditor
karena apabila ada satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka
kemungkinan auditor membuat penilaian yang salah akan semakin tinggi.
Menurut Otley dan Pierce (1996) dalam Septiani (2009), premature sign
off mengacu pada penghentian satu langkah tanpa melengkapi pekerjaan
atau sama sekali menghilangkan langkah audit, tetapi auditor berani
mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Perilaku
tersebut dianggap paling tidak dapat diterima atau “dimaafkan” dan paling
berat hukumannya (bisa pemecatan) jika dibandingkan dengan bentuk
RAQ (Reduce Audit Quality) lainnya.
Donelly et. al,. (2003) menyatakan bahwa penyimpangan perilaku
dalam audit dapat disebabkan oleh faktor personal auditor (faktor internal)
dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Perilaku
individu merupakan refleksi sisi personalitasnya, sedangkan faktor
situasional yang terjadi pada saat itu akan mendorong seseorang untuk
membuat suatu keputusan. Masih sedikit peneliti yang menguji faktor
10
personal dari auditor yang mempengaruhi perilaku penyimpangan dalam
audit.
Penelitian sebelumnya juga menghubungkan antara penyimpangan
perilaku dan karakteristik personal auditor. Malone dan Robert (1996)
melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku auditor yang dapat menyebabkan berkurangnya kualitas audit
(Reduce Audit Quality/RAQ). Menurut Malone dan Robert karakteristik
personal terdiri dari lima bagian yaitu Locus of Control, Self-Esteem, Hard
Driving/ Competitive Dimension of Type a Behaviour Pattern, Need for
Approval dan Need for Achi-evement.
Hasil penelitiannya menunjukan bukti, kebutuhan akan pengakuan
atas sebuah pencapaian prestasi (need for achi-evement) yang diraih
auditor berhubungan terbalik dengan perilaku RAQ. Sedangkan untuk
faktor-faktor lainnya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan
perilaku RAQ. Selain itu, auditor memerlukan persetujuan (need for
approval) dan memerlukan pencapaian (need for achi-evement) yang
berhubungan terbalik dengan perilaku RAQ.
Penelitian ini menguji faktor Karakteristik Personal Auditor,
Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Penerimaan
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit dengan Kinerja Auditor Sebagai
Variabel Intervening. Auditor internal merupakan bagian dari profesi
akuntan di Indonesia juga beberapa diantaranya melakukan pelanggaran
moral dan melakukan penyimpangan dalam proses audit. Penelitian ini
11
mengadopsi dari penelitian yang telah ada sebelumnya yang meneliti
tentang pengaruh karakteristik personal auditor terhadap penyimpangan
perilaku dalam audit, kemudian penelitian lainnya yang meneliti tentang
pengaruh karakteristik personal auditor dan komitmen organisasi terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit.
Berdasarkan uraian yang dibahas sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Komitmen
Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Penerimaan
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit Dengan Kinerja Auditor
Sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini merupakan pengembangan
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irawati dan Natalia (2005)
serta Septiani (2009) yang meneliti mengenai: Hubungan Karakteristik
Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku
Dalam Audit”. Perbedaannya dengan penelitian terdahulu yaitu:
(1) Populasi
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irawati dan Natalia
(2005) dilakukan pada Kantor Akuntan Publik dan penelitian yang
dilakukan oleh Septiani (2009) adalah di Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), sedangkan pada penelitian ini dilakukan
pada auditor internal di beberapa perusahaan di Jakarta.
12
(2) Tahun Penelitian
Pada penelitian dilakukan oleh Irawati dan Natalia (2005) dilakukan
tahun 2005 dan penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2009) adalah
2009, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada tahun 2010.
(3) Variabel Independen
Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Natalia (2005) hanya
penyimpangan dan perilaku dalam audit dan penelitian yang dilakukan
oleh Septiani (2009) ditambahkan komitmen organisasi, sedangkan
pada penelitian ini ditambahkan kepuasan kerja auditor.
Alasan peneliti menambah variabel baru adalah karena peneliti
menganggap disamping karakteristik dan komitmen organisasi bahwa
kepuasan kerja juga mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Hal ini
dibuktikan dengan beberapa penelitian terdahulu diantaranya adalah
seperti yang dilakukan oleh Yuliastono (2008), Wahyuddin (2006), Engko
(2006) yang ketiganya meneliti tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja. Berdasarkan hal tersebut peneliti yakin bahwa kepuasan kerja
seorang auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor dan juga terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit.
13
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah karakteristik personal auditor berkontribusi secara signifikan
dan positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit melalui intensi kinerja auditor?
2. Apakah komitmen organisasi berkontribusi secara signifikan dan
positif terhadap tingkat tingkat penerimaan penyimpangan perilaku
dalam audit melalui intensi kinerja auditor?
3. Apakah kepuasan kerja berkontribusi secara signifikan dan positif
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
melalui intensi kinerja auditor?
4. Apakah karakteristik personal auditor berkontribusi langsung secara
signifikan dan positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan
perilaku dalam audit?
5. Apakah komitmen organisasi berkontribusi langsung secara signifikan
dan positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit?
6. Apakah kepuasan kerja berkontribusi langsung secara signifikan dan
positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit?
14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari
penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis kontribusi karakteristik personal auditor
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
melalui intensi kinerja auditor.
b. Untuk menganalisis kontribusi komitmen organisasi terhadap
tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit melalui
intensi kinerja auditor.
c. Untuk menganalisis kontribusi kepuasan kerja terhadap tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit melalui intensi
kinerja auditor.
d. Untuk menganalisis kontribusi karakteristik personal auditor
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
e. Untuk menganalisis kontribusi komitmen organisasi terhadap
tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
f. Untuk menganalisis kontribusi kepuasan kerja terhadap tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak
diantaranya:
15
a. Bagi Perusahaan:
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis, yaitu bagi
perusahaan untuk merencanakan program profesional dan praktek
yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kualitas audit dan
mendorong pekerjaan para auditornya dan menciptakan tata kelola
pekerjaan yang baik sehingga munculnya suasana kerja yang
kondusif.
b. Bagi Auditor Internal:
Sebagai sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat menjadi
masukan demi perkembangan audit masa mendatang, mendorong
para auditor internal perusahaan untuk lebih mengenali dan peka
terhadap masalah-masalah penyimpangan perilaku yang terjadi
dalam instansinya serta diharapkan dapat meningkatkan kinerja
auditor internal dan kualitas audit yang dihasilkan untuk
meningkatkan kepercayaan dari para pengguna laporan audit.
c. Bagi Ilmu Auditing:
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan khususnya dibidang
penyimpangan perilaku audit.
d. Bagi Akademik:
Penulis dapat memberikan konstribusi dan sumbangan pemikiran
mengenai penyimpangan perilaku dalam audit dan hasil penelitian
ini memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang
16
berkaitan dengan teori akuntansi keperilakuaan dalam bidang
auditing.
e. Bagi mahasiswa:
Untuk penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
kuliah dengan kenyataan yang terjadi dilapangan dan
memunculkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah
yang dihadapi bisnis, dan profesi auditor.
f. Bagi Pihak Lain (Umum):
Menambah pengetahuan khususnya pada bidang auditing dan dapat
dijadikan sebagai sumber referensi yang dapat dimanfaatkan serta
dapat dijadikan sebagai studi perbandingan agar dapat memperoleh
hasil yang lebih baik.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
Auditor dalam menjalankan perannya diikat oleh suatu standar
yang harus dilakukan demi menunjang profesionalitasnya sehingga hasil
kerja yang baik dan memuaskan dapat dicapai. Standar itu haruslah
dilaksanakan oleh para auditor secara keseluruhan tanpa mengurangi
sedikitpun prosedur yang ada dalam standar tersebut.
Pada intinya semua standar yang mengikat auditor adalah sama
dalam segi apa yang terkandung, baik itu bagi akuntan publik, akuntan
pemerintah dan akuntan internal namum pada kenyataanya auditor banyak
melakukan penyimpangan dalam standar audit. Perilaku ini diperkirakan
sebagai akibat karakteristik personal auditor yang kurang baik.
Penyimpangan perilaku ini dapat mempengaruhi kualitas audit baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pelanggaran yang dilakukan auditor
dalam audit dapat dikategorikan sebagai sebuah Penyimpangan Perilaku
dalam Audit (Irawati, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh enam auditor
senior yang terdapat dalam laporan Public Oversight Board (2000) yang
menyatakan 85% bentuk penyimpangan yang terjadi adalah penyelesaian
langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan
prosedur dan kira-kira 12.2% bentuk penyimpangan yang terjadi adalah
18
melaporkan waktu audit yang lebih pendek daripada waktu yang
sebenarnya. Selebihnya bentuk peyimpangan yang terjadi adalah bukti-
bukti yang dikumpulkan kurang mencukupi dan mengganti prosedur audit
yang telah ditetapkan pada waktu pemeriksaan lapangan (Irawati, 2005).
Beberapa penyimpangan perilaku dalam audit yang membahayakan
kualitas audit menurut Donelly et. all. (2003):
1. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek dari
pada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time).
2. Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di
lapangan (replacing and alerting original audit procedures).
3. Penyelesaian langkah-langkah audit terlalu dini tanpa melengkapi
keseluruhan prosedur (premature sign-off of audit steps without
completion of the procedure).
B. Karakteristik Personal Auditor
Menurut Septiani (2009) personal auditor adalah sekumpulan
karakteristik dan pandangan seseorang yang menentukan cara hidup dan
perbedaan diantara orang lain. Karakteristik personal auditor adalah ciri
atau watak seorang auditor dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi
keadaan lingkungannya maupun dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan
audit.
Malone dan Robert (1996) melakukan penelitian tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku auditor yang dapat
19
menyebabkan berkurangnya kualitas audit dan penyimpangan perilaku
auditor. Dalam penelitian Malone dan Robert disebutkan bahwa auditor
telah menemukan perbedaan satu sama lain pada karakteristik personal
auditor terdiri dari: Locus Of Control, Self-Esteem, Hard Driving/
Competitive Dimension Of Type A Behaviour Pattern, Need For Approval
dan Need For Achi-evement.
a. Locus Of Control
Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu
peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa
yang terjadi padanya, yaitu tingkatan dimana seseorang menerima
tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka
(Rotter, 1996) dalam Dwi, 2009). Locus of Control dibedakan menjadi
dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal.
Locus of control internal mengatur kepada persepsi bahwa kejadian
baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi dari tindakan
atau perbuatan diri. Sedangkan locus of control eksternal mengacu
pada keyakinan bahwa suatu kejadian berada diluar kontrol dirinya
seperti nasib, keberuntungan (Schermerhon et.al, 1991).
b. Self-Esteem
Self-Esteem (harga diri) adalah suatu ciri kepribadian yang
dihubungkan dengan banyaknya orang yang menghargai dirinya.
Hollenbeck dan Brief (1987) dalam Dwi (2009) mengemukakan bahwa
individu yang mempunyai self-esteem yang tinggi umumnya telah
20
mempunyai tujuan positif yang sulit dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan tujuan yang diinginkan. Seseorang dengan self-
esteem yang tinggi mungkin dapat memimpin tujuan komitmen yang
besar untuk hasil kerja yang lebih baik.
c. Hard Driving/ Competitive Dimension Of Type A Behaviour Pattern
Karakteristik personal auditor diketahui sebagai pola bahwa
kategori individu sebagai tipe A cenderung lebih agresif, sadar waktu
dan berorientasi pada pekerjaan dibandingkan dengan tipe B (lebih
rendah dari karakteristik tipe A) (Ivancevich dan Mattenson, 1987
dalam Dwi, 2009). Ivancevich dan Mattenson mengenal pola perilaku
yang terdiri dari tiga dimensi: ketidaksabaran (impatience), keruwetan
dalam pekerjaan (job involvement), dan pengendalian yang keras /
persaingan (hard driving/ competitiveness).
d. Need For Approval
Need for approval (kebutuhan akan persetujuan adalah atribut
personalitas “berhubungan dengan merendahkan diri terhadap orang
lain (abasement), hormat akan kekuasaan dan keinginan untuk diawasi
oleh orang lain” (Tubbs, 1984 dalam Dwi, 2009).
e. Need For Achi-evement
Kebutuhan atas pencapaian prestasi. Individu yang memiliki
tingkat kebutuhan atas pencapaian prestasi yang tinggi pada dasarnya
dapat menyelesaikan tugas dengan memuaskan dan mempunyai
komitmen yang besar untuk mencapai tujuan yang sulit dibandingkan
21
dengan individu yang mempunyai kebutuhan atas pencapaian prestasi
yang rendah (Hollenbeck et.al. 1989 dalam Dwi, 2009) menemukan
pencapaian atas sebuah prestasi mempunyai hubungan positif dengan
tingkat kerja dan lama menyelesaikan pekerjaan.
f. Self Efficacy
Self Efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya
untuk berhasil mencapai tugas tertentu (Kreitner dan Kinicki,2003
dalam Dwi, 2009). Menurut Philip dan Gully (1997) dalam Dwi
(2009), Self efficacy dapat dikatakan sebagai faktor personal yang
membedakan setiap individu dan perubahan self efficacy dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku terutama dalam
penyelesaian tugas dan tujuan. Penelitiannya menemukan bahwa self
efficacy berhubungan positif dengan penetapan tingkat tujuan. Individu
yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu menyelesaikan
pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan berusaha
menetapkan tujuan lain yang tinggi.
Menurut Jansen dan Glinow (1985) dalam Dwi (2009), perilaku
individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya sedangkan faktor
situasional yang terjadi saat itu akan mendorong seseorang untuk
membuat suatu keputusan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perilaku disfungsional audit dapat disebabkan oleh faktor
karakteristik personal dari auditor (faktor internal) serta faktor
situasional saat melakukan audit (faktor eksternal).
22
Maraknya kasus skandal akuntansi yang terjadi diperkirakan
sebagai akibat dari karakteristik personal yang kurang bagus yang
dimiliki seorang auditor. Dampak negatif dari perilaku ini adalah
terpengaruhnya penyimpangan perilaku auditor.
C. Komitmen Organisasi
a. Definisi Komitmen Organisasi
Menurut Feris dan Aranya (1983) dalam Trisnaningsih (2003),
mendefinisikan sebagai:
“Suatu perpaduan anatara sikap dan perilaku. Komitmen Organisasional menyangkut tiga sikap, yaitu rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tujuan organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi”.
Dengan adanya komitmen organisasi yang kuat menyebabkan
seseorang akan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan akan
mengutamakan kepentingan organisasi. Seorang yang berkomitmen
tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik
bagi organisasinya (Novrialdi, 2009).
Aranya et.al (1981) dalam Novrialdi (2009) mendefinisikan
Komitmen Organisasi sebagai:
1. Sebuah kepercayaan pada dan penerima terhadap tujuan-
tujuan dan nilai-nilai organisasi.
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-
sungguh guna kepentingan organisasi.
23
3. Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam
organisasi.
Definisi komitmen organisasi menurut Meyer dan Allen (2001)
dalam Septiani (2009) adalah:
“Suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi”.
b. Jenis – Jenis Komitmen Organisasi
Allen dan Meyer (1990) dalam Sutarso (2003) dalam Novrialdi
(2009), mengemukakan ada dua jenis dari komitmen organisasi yaitu:
1. Komitmen Afektif muncul karena keinginan, artinya komitmen
dipandang sebagai suatu sikap, yaitu usaha individu untuk
mengidentifikasi darinya pada organisasi beserta tujuannya.
Komitmen ini berkaitan dengan emosional, identifikasi dan
keterlibatan dalam suatu organisasi.
2. Komitmen Continuance mucul karena kebutuhan, dan memandang
bahwa komitmen sebagai suatu perilaku, yaitu terjadi karena adanya
sesuatu ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang telah
dilakukan dalam organisasi dan hal itu tidak dapat ditinggalkan
karena akan merugikan. Komitmen ini berarti komitmen berdasarkan
persepsi kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan
organisasi.
24
c. Faktor yang mempengaruhi Komitmen
Steers (1977) dalam Idris (2008) mengembangkan sebuah model
hubungan sebab akibat terjadinya komitmen terhadap organisasi.
Menurut Steers ada tiga penyebab komitmen organisasi, yaitu:
(1) Karakteristik Pribadi (kebutuhan berprestasi, masa kerja/jabatan,
dan lain-lain).
(2) Karakteristik Pekerjaan (umpan balik, identitas tugas, kesempatan
untuk berinteraksi, dan lain-lain).
(3) Pengalaman Kerja.
Sedangkan Amstrong (1992) dalam Idris (2008) berpendapat bahwa
tiga hal yang dapat mempengaruhi Komitmen, yaitu:
(1) Rasa memiliki terhadap Organisasi.
(2) Rasa senang terhadap pekerjaan.
(3) Kepercayaan pada Organisasi.
D. Kepuasan Kerja
a. Definisi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang,
yang menunujukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima
pekerja dan jumlah yang mereka terima yakni seharusnya mereka terima
(Robbins (2003:78) dalam Wibowo (2007:299). Vroom (1964) dalam
Kadir dan Aryanto (2003:66) menggambarkan kepuasan kerja sebagai
“memiliki sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang”.
25
Kepuasaan kerja merupakan sebuah sikap yang dimiliki individu
mengenai pekerjaan didasarkan pada faktor lingkungannya (gaya
penyedia, kebijakan organisasional, kondisi kerja dan tunjangan)
(Weningtyas, 2005:291). Menurut Luthans (1995) dalam Sopiah
(2008:170) mengemukakan: “Job satisfaction is pleasurable or positive
emotional state resulting from the appraisal of one’s job or job
experience.” (kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang
bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap
suatu pekerjaan atau pengalaman kerja).
Kepuasan kerja dapat dipahami melalui tiga aspek. Pertama,
kepuasan kerja merupakan bentuk respon pekerja terhadap kondisi
lingkungan pekerjaan. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasil
pekerjaan atau kinerja. Ketiga, kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya
dan dimiliki oleh pekerja (Luthans, 1995 dalam Cecilia, 2006). Selain itu
kepuasan kerja memiliki tiga dimensi. Pertama, bahwa kepuasan kerja
tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja
sering ditentukan oleh sejauhmana hasil kerja memenuhi atau melebihi
harapan seseorang. Ketiga, kepuasan kerja mencerminkan hubungan
dengan berbagai sikap lainnya dari para individual (Luthans, 1995 dalam
Trisnaningsih, 2003).
Kepuasan kerja karyawan dalam suatu kelompok kerja atau
organisasi pada akhirnya akan digambarkan sebagai tingkat produktivitas
(productivity) kerja karyawan, tingkat kehadiran/ absen, serta keluar
26
masuk karyawan yang tinggi (turn over rates) dalam suatu kelompok kerja
atau organisasi (Tampubolon, 2008: 38).
b. Teori Kepuasan Kerja
Menurut Sopiah (2008: 172) teori kepuasan kerja, diantaranya adalah:
1. Discrepancy Theory
Teori ini dikembangkan oleh Porter (1961) yang menjelaskan bahwa
kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan
dengan kenyataan.
2. Equity Theory
Teori ini dikemukakan oleh Adam (1963) dalam Gibson (1996) yang
mengatakan bahwa karyawan atau individu akan merasa puas
terhadap aspek-aspek khusus dari pekerjaan mereka.
3. Opponent-Process Theory
Teori ini dikembangkan oleh Landy (1978) dalam Gibson (1996)
yang menekankan pada upaya seseorang dalam mempertahankan
keseimbangan emosionalnya.
4. Teori Dua Faktor dari Herzberg
Herzberg mengembangkan teori dua faktor dalam Gibson (1996),
teori ini mengembangkan kepuasan kerja berasal dari keberadaan
motivator instrinsik dan bahwa ketidakpuasan berasal dari ketidak-
adaan faktor-faktor ekstrinsik.
27
c. Aspek-aspek Kepuasan Kerja
Menurut Vandeberg (1992) dalam Setiawan (2006: 159) menyimpulkan
bahwa terdapat 6 (enam) aspek yang dianggap paling dominan dalam studi
kepuasan kerja, yaitu:
1. Gaji
Gaji memainkan peranan penting dalam menentukan kepuasan kerja.
Pertama, uang merupakan instrumen penting dalam memenuhi
beberapa kebutuhan penting individual. Kedua, uang berfungsi sebagai
simbol pencapaian dan pengakuan.
2. Kondisi Pekerjaan (Working Conditions)
Terdapat tiga alasan bahwa kondisi pekerjaan yang menyenangkan
karena mendorong timbulnya kenyamanan secara fisik. Kedua, kondisi
yang menyenangkan mendorong memudahkan pelaksanaan pekerjaan
secara efisien. Ketiga, kondisi pekerjaan dapat memudahkan aktivitas
diluar pekerjaan seperti hobi.
3. Supervisi
Komponen ini berkaitan dengan sejauhmana perhatian, bantuan teknis,
dan dorongan ditunjukan oleh supervisor terdekat terhadap bawahan.
4. Kelompok Kerja (Work Group)
Kelompok kerja juga merupakan sumber kepuasan kerja individual.
Rekan kerja dalam kelompok kerja menunjuk pada perhatian dan
dukungan baik secara teknis maupun sosial ditentukan oleh rekan
kerja.
28
5. Pekerjaan itu sendiri (The work itself)
The work itself berkaitan dengan sejauhmana pekerjaan memberikan
individu tugas-tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dalam
kesempatan untuk menerima tanggung jawab.
6. Promosi (Promotions)
Mengacu kepada sejauhmana pergerakan atau kesempatan maju
diantara jenjang organisasi yang berbeda dalam organisasi.
d. Pengaruh Kepuasan Kerja
Minat manajer dalam kepuasan kerja cenderung berpusat pada
pengaruhnya terhadap kepuasan kerja. Untuk itu, perlu dipelajari dampak
kepuasan kerja pada produktivitas, kemangkiran, dan perputaran
(Wibowo. 2007:311-312).
1. Kepuasan dan produktivitas
Pekerjaan yang bahagia tidak berarti menjadi pekerja yang produktif.
Pada tingkat individual, kenyataan menganjurkan sebaliknya untuk
lebih akurat, produktivitas mungkin mengaruh pada kepuasan.
2. Kepuasan dan kemangkiran
Hubungan antara kepuasan dan kemangkiran bersifat positif. Sebagai
contoh adalah dalam organisasi yang memberikan cuti sakit dengan
bebas mendorong semua pekerja, termasuk mereka yang sangat puas,
mengambil cuti. Misalkan mereka mempunyai beberapa kepentingan,
mereka tetap mendapatkan pekerjaan memuaskan dan tetap mengambil
29
cuti kerja untuk mengambil akhir minggu tiga hari atau menikmati
liburan apabila dapat memperoleh kebebasan tanpa sanksi atau denda.
3. Kepuasan dan pergantian
Kepuasan juga berhubungan negatif dengan pergantian. Secara
spesifik, tingkat kepuasan kurang penting dalam memprediksi
pergantian untuk superior performer.
e. Pengukuran kepuasan kerja
Terdapat dua macam pendekatan yang secara luas dipergunakan untuk
melakukan pengukuran kepuasan kerja (Robbins (2003:73) dalam
Wibowo (2007:309), yaitu sebagai berikut:
1. Single Global Rating, tidak lain dengan minta individu merespon atas
suatu pernyataan seperti: dengan mempertimbangkan semua hal,
seberapa puas anda dengan pekerjaan anda?. Respon menjawab antara
“High Satisfied” dan “High Dissatisfied”.
2. Summation Score lebih canggih. Mengidentifikasi elemen kunci dalam
pekerjaan dan menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing
elemen. Faktor spesifik yang diperhitungkan adalah: sifat pekerjaan,
supervise, upah sekarang, kesempatan promosi dan hubungan dengan
co-worker.
Greenberg dan Baron (2003:151) dalam Wibowo (2007:310)
mengemukakan bahwa adanya tiga cara untuk melakukan pengukuran
kerja yaitu:
30
1. Rating Scale dan kuesioner
Rating Scales dan kuesioner merupakan pendekatan pengukuran
kepuasan kerja yang paling umum dipakai dengan menggunakan
kuesioner dimana rating scales secara khusus disiapkan.
2. Critical incident
Disini individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan
mereka yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak
memuaskan. Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkapkan tema
yang mendasari.
3. Interviews
Interviews merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan
melakukan wawancara tatap muka.
E. Kinerja Auditor
Secara etomologi kinerja berasal dari kata prestasi kerja
(performance). Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau
actual perfomace (prestasi kerja atau prestasi yang sesunggguhnya dicapai
seseorang) yang berarti hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja dibedakan menjadi dua yaitu kinerja individu dan kinerja
organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja auditor baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan
31
(Mangkunegara, 2005 dalam Sopiah, 2008), sedangkan kinerja organisasi
adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok.
Gibson et. al., (1996) dalam Sopiah (2008) menyatakan bahwa
kinerja individu dan kinerja auditor merupakan suatu ukuran yang dapat
digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas,
tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan
relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja
organisasi.
Menurut Seymour dalam Yetti, (2004) kinerja merupakan
tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang dapat diukur.
Kinerja diukur dengan instrumen yang dapat dikembangkan dalam studi
yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum, selanjutnya
diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi: (a)
kualitas kerja, (b) kuantitas kerja, (c) pengetahuan tentang pekerjaan, (d)
pendapat atau pernyataan yang disimpulkan, (e) perencanaan kerja.
Menurut Muekijat dalam Yetti (2004) kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya.
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Dalam
hal ini karyawan bisa belajar seberapa besar kinerja mereka melalui sarana
informasi, seperti komentar yang baik dari mitra kerja. Namun demikian
32
penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang
mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil termasuk tingkat kehadiran. Fokus penilaian
kerja adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan
apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan
datang.
Untuk mengendalikan kinerja agar hasil yang dicapai sesuai
dengan yang direncanakan, perusahaan harus melakukan pengendalian
sebagai berikut:
(1) Standar (Standard)
Standard mencerminkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
(2) Informasi (Information)
Hasil nyata dan hasil yang direncanakan harus dibandingkan dengan
menggunakan informasi yang cukup dan dapat dipercaya.
(3) Tindakan Korektif (Corrective Action)
Tindakan korektif dimungkinkan melalui fungsi perorganisasian jika
manajer telah diserahkan wewenang untuk mengambil tindakan itu.
F. Auditor Internal
a. Pengertian Auditor Internal
Menurut Sawyer (2006), Internal audit adalah suatu fungsi
penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk
33
mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa
yang diberikan bagi organisasi.
Menurut Institute of Internal Auditor:
“Internal audit adalah aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegitan operasi organisasi.” Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai
tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang
sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan
manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan
pengelolaan organisasi.
Definisi Audit Internal (mengacu pada IIA's Board of Director,
June 1999) audit internal adalah aktivitas pengujian yang independen
dan objektif serta memberikan jasa konsultasi untuk memberikan nilai
tambah dan memperbaiki operasional perusahaan. Audit internal
membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara sistematis
dan disiplin melalui evaluasi dan perbaikan keefektifan pengendalian,
manajemen risiko, dan proses tata kelola yang baik, bersih dan
transparan.
b. Fungsi Auditor Internal
Pengertian fungsi auditor internal menurut Sawyer (2006), yaitu:
“Melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistemis, teratur dan menyeluruh.”
34
Secara lebih rinci fungsi auditor internal adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan assurance dan konsultasi
Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi bagi
organisasi atau perusahaan. Quality assurance bertujuan untuk
meyakinkan bahwa proses bisnis menghasilkan produk dan jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Fokus katalis adalah
pada long-term values dari organisasi
2. Independen dan objektif
Auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan
pekerjaannya secara bebas dan objektif.
3. Memberi nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi
organisasi
Auditor internal diharapkan dapat membantu organisasi /
perusahaan untuk mencapai tujuannya
4. Pendekatan yang sistemis dan teratur
Auditor internal dalam melaksanakan tugasnya harus tepat pada
pokok permasalahan/ tidak bias.
5. Pengelolaan risiko
Auditor internal mempunyai fungsi dalam membantu organisasi
dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan
dan memberikan kostribusi terhadap peningkatan pengelolaan
risiko dan sistem pengendalian internal.
35
6. Pengendaliaan
Auditor internal memiliki fungsi internal dalam membantu
organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif
dengan cara mengevaluasi kecukupan efisiensi, dan efektivitas
pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian
intern secara berkesinambungan.
7. Proses Governance
Auditor internal memiliki fungsi audit internal dalam menilai dan
memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses
governance.
c. Kualitas Auditor Internal
Menurut Hery (fenomena audit internal, 2009) ada lima indikator
audit internal yaitu:
1. Watchdog
Watchdog adalah peran tertua dari auditor internal. Peran watchdog
mencakup pekerjaan menginspeksi, observasi, menghitung, cek
dan ricek, yang tujuannya adalah memastikan ketaatan terhadap
hukum, peraturan, dan kebijakan organisasi. Proses audit yang
dilaksanakan adalah compliance audit, dengan fokus memeriksa
adanya variasi atau penyimpangan dalam sistem internal kontrol
(kesalahan, kealpaan atau kecurangan).
36
2. Kinerja Auditee
Hiro (1997) mengatakan bahwa jasa audit internal yang berkualitas
akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan. Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa audit internal
yang dilakukan dalam sebuah organisasi ternyata akan dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja
perusahaan.
3. Preventif
Audit internal yang dilakukan secara teratur dapat mencegah
terjadinya suatu masalah, karena auditor internal dapat dengan
segera mengetahui dan mengatasi masalah serta sebab-sebabnya
sebelum masalah tersebut menjadi berkelanjutan.
4. Konsultan Internal
Audit internal dapat dikatakan berkualitas jika dapat menempatkan
posisinya bukan hanya sekedar sebagai pengawas saja, tetapi lebih
mengarah kepada seorang konsultan internal yang akan
memberikan informasi yang strategis, akurat, tepat waktu, serta
dapat lebih diandalkan oleh manajemen bagi sebuah proses
pengambilan keputusan maupun penetapan kebijakan.
5. Pengetahuan
Dengan semakin beratnya tantangan ke depan yang harus dihadapi
oleh auditor internal, maka mau tidak mau mengharuskan tim audit
internal untuk tidak hanya memiliki keahlian di bidang financial
37
accounting, cost accounting, auditing, perpajakan dan ilmu finance
saja tetapi juga diperlukan pengetahuan yang memadai dalam
bidang lainnya seperti bidang EDP audit, hukum bisnis, akuntansi
internasional, marketing strategy, manajemen operasional, bahkan
ilmu perancangan dan pengembangan produk.
6. Katalis
Peran katalis menempatkan auditor sebagai fasilitator dan agents of
change. Katalis adalah agen yang mendorong perubahan tanpa zat
tersebut ikut berubah. Dengan peran ini auditor internal mendorong
karyawan untuk senantiasa responsif terhadap perkembangan
lingkungan, terutama terhadap perubahan keinginan customer dan
terhadap perkembangan risiko yang dapat menggagalkan tujuan
bisnis.
d. Kompetisi Auditor Internal
Menurut Moeller dan Witt (1999:5-16) dalam Hariyanto (1998)
kemahiran profesional yang harus diperoleh meliputi:
- Staffing
Mengacu pada persyaratan bahwa bagian audit internal harus
memberikan jaminan mengenai keahlian dan latar belakang
pendidikan audit internal yang memadai, yang akan berperan
sebagai audit internal dalam perusahaan.
38
- Knowledge, skill, and discipline
Mensyaratkan bahwa bagian audit internal harus mempunyai
pengetahuan, keahlian dan disiplin yang tinggi yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawab auditnya.
- Supervision
Mensyaratkan bahwa bagian audit internal harus menyediakan
jaminan bahwa audit internal harus diawasi sebagaimana mestinya.
- Compliance with standart of conduct
Mensyaratkan bahwa bagian audit internal harus memenuhi
standar-standar pelaksanaan profesional dalam melakukan audit.
- Human relation and communication
Mensyaratkan bahwa auditor internal harus terlatih dalam
berhubungan dengan pihak lain dan dalam melakukan komunikasi
secara objektif.
- Continuing education
Mensyaratkan bahwa auditor internal harus memelihara
kompetensi pekerjaan melalui pendidikan lanjutan.
- Due professional care
Mensyaratkan bahwa auditor internal harus melatih keahlian
profesionalnya dengan berusaha mendapatkan pendidikan lanjutan
untuk melaksanakan audit internal.
39
e. Kedudukan Auditor Internal
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari
internal auditor dalam struktur organisasi menurut Hariyanto (1998),
yaitu:
1. Berada dibawah Dewan Komisaris
Internal auditor bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. Ini
disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan
pertanggungjawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama
dapat diteliti oleh internal auditor. Auditor internal merupakan alat
pengendali terhadap Perfomance manajemen yang dimonitor oleh
komisaris perusahaan, dengan demikian auditor internal
mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi.
2. Berada dibawah Direktur Utama
Menurut sistem ini, auditor internal bertanggungjawab pada
Direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai, mengingat
Direktur Utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat.
Kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laoran yang dibuat
auditor internal.
3. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan
Bagian internal auditor bertanggungjawab sepenuhnya kepada
kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller.
Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan
40
tersebut juga bertanggung jawab pada persoalan keuangan dan
akuntansi.
Dibawah ini digambarkan kedudukan auditor internal dalam struktur
organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Sumber: Hariyanto (1998)
Gambar 2.1 Kedudukan Auditor Internal
Adapun ruang lingkup atau cakupan (scope) pekerjaan internal audit
adalah seluas fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang
finansial dan non finansial.
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Akuntansi
Keuangan Personalia
Auditor Internal
Auditor Internal
Auditor Internal
Lainnya Produksi
Standard / Budget
Pembukuan
41
1. Audit Finansial
Merupakan jenis audit yang lebih berorintasi (focus) pada masalah
keuangan. Sasaran audit keuangan adalah kewajaran atas laporan
keuangan yang telah disajikan manajemen. Pada saat ini orientasi
internal auditor tidak pada masalah audit keuangan saja, namun
titik berat lebih difokuskan pada audit operasional di perusahaan.
Hal tersebut disebabkan audit atas laporan keuangan perusahaan
telah dilakukan oleh eksternal auditor pada waktu audit umum
(general audit) tahunan. General audit dapat dilakukan oleh KAP,
BPKP, serta BPK.
2. Audit operasional
Istilah lain dari audit operasional adalah audit manajemen
(management audit) atau audit kinerja (performance auditing).
Sasaran audit operasional adalah penilaian masalah efisiensi,
efektivitas dan ekonomis (3E). Pada saat ini ada kemudian hari,
audit operasional sangat penting peranannya bagi organisasi usaha.
Bagi perusahaan yang penting dari hasil audit bukan semata-mata
masalah kebenaran formal, tetapi manfaat untuk meningkatkan
kinerja organisasi. Selain internal auditor, audit operasional juga
dapat dilakukan oleh BPK dan BPKP.
3. Compliance Audit
Compliance audit atau audit ketaatan/kepatuhan adalah suatu audit
yang bertujuan untuk menguji apakah pelaksanaan kegiatan telah
42
sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku, yang dijadikan
kriteria dalam compliance audit, yaitu:
- Peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh instansi
pemerintah atau Badan/Lembaga yang terkait.
- Kebijakan atau sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen perusahaan (Direksi).
Selain internal auditor, compliance audit juga dapat dilakukan oleh
BPK dan BPKP, bagi perusahaan yang telah mendapatkan ISO dan
sejenisnya, compliance audit harus dilakukan dalam rangka
mempertahankan sertifikasi yang telah diraih perusahaan tersebut.
4. Fraud Audit
Fraud audit atau audit kecurangan/dalam istilah lain audit
investigasi adalah audit yang bertujuan untuk mengungkap adanya
kasus yang berindikasi KKN yang merugikan perusahaan dan
menguntungkan pribadi ataupun kelompok atau pihak ketiga.
Adapun ruang lingkup audit internal mencakup pengujian dan
penilaian atas kelayakan dan efektivitas dari pengendalian internal
perusahaan serta kualitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Moeller dan Witt (1999:5) dalam Hariyanto (1998), ruang
lingkup auditor internal meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Reliabilitas dan integritas informasi
2. Menelaah sistem yang ada untuk menjamin ketaatan terhadap
kebijakan-kebijakan, rencana-rencana, prosedur-prosedur,
43
hukum-hukum, dan peraturan-peraturan yang dapat
mempengaruhi operasi dan laporan, serta dapat menentukan
apakah organisasi mematuhinya atau tidak.
3. Menilai keekonomian dan keefisienan dari sumber-sumber
yang digunakan.
4. Menelaah operasi atau program untuk memastikan apakah
operasi dan program dilaksanakan sesuai rencana.
5. Standar kerja ruang lingkup audit internal dalam penugasan.
Lingkup pekerjaan audit internal harus meliputi pengujian dan
evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivitasan sistem
pengendalian intern yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas
pelaksanan tanggung jawab (Hiro,1997) dalam Hariyanto
(1998), yang mengandung arti:
1. Lingkup pekerjaan audit internal meliputi pemeriksaan apa
saja yang harus dilaksanakan.
2. Tujuan peninjauan terhadap kecukupan suatu sistem
pengendalian intern adalah menentukan apakah sistem yang
diterapkan telah memberikan kepastian yang layak atau
masuk akal bahwa tujuan dan sasaran organisasi akan dapat
dicapai secara ekonomis dan efisien.
3. Tujuan peninjauan terhadap keefektivan pengendalian
intern adalah memastikan apakah sistem tersebut berfungsi
sebagaimana yang diharapkan.
44
4. Tujuan peninjauan terhadap kualitas pelaksanaan kegiatan
adalah memastikan apakah tujuan dan sasaran organisasi
telah dicapai.
5. Tujuan utama pengendalian intern adalah meyakinkan:
a. Kendala (reliabilitas dan integritas) informasi.
b. Kesesuaian dengan berbagai kebijaksanaan, rencana,
prosedur, dan ketentuan perundang-undangan.
c. Perlindungan terhadap harta organisasi.
d. Penggunaan daya yang ekonomis dan efisien.
e. Tercapai berbagai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
6. Pengendalian adalah berbagai tindakan yang dilakukan
manajemen untuk mempertinggi kemungkinan tercapainya
berbagai tujuan dan sasaran. Manajemen akan
merencanakan untuk menyusun dan mengatur pelaksanaan
berbagai tindakan yang tepat untuk memberikan kepastian
yang layak dan masuk akal bahwa berbagai tujuan dan
sasaran organisasi dapat dipercaya. Karenanya,
pengendalian merupakan hasil dari perencanaan
penyusunan dan pengaturan yang dilakukan secara tepat
oleh manajemen.
7. Manajemen bertugas merencanakan, menyusun, dan
mengatur sedemikian rupa untuk memberikan kepastian
45
yang layak dan masuk akal bahwa berbagai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
8. Auditor internal harus menguji dan mengevaluasi berbagai
proses perencanaan penyusunan, dan pengaturan untuk
menentukan apakah terdapat kepastian bahwa berbagai
tujuan dan sasaran dapat tercapai. Evaluasi terhadap seluruh
proses tersebut akan menghasilkan berbagai informasi yang
dapat digabungkan untuk menilai sistem pengendalian
intern secara keseluruhan.
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian berkenaan dengan penyimpangan perilaku
dalam audit (PPA) telah dilakukan baik di dalam dan di luar negeri.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Donnelly et. al., (2003) menguji
perilaku disfungsional audit (penyimpangan perilaku audit) dengan
menggunakan pendekatan karakteristik personal auditor, diantaranya
locus of Control, Kinerja, keinginan untuk berpindah, komitmen
organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Donelly et.al., (2003),
melalui survey 106 auditor. Hasil penelitiannya mengidentifikasikan
auditor dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku yang tinggi
memiliki locus of control eksternal, kinerja yang rendah, dan
keinginan untuk berhenti yang tinggi.
46
2. Irawati dan Natalia (2005) melakukan penelitian yang sama mengenai
penyimpangan perilaku dalam audit yang merupakan pengembangan
dari penelitian yang dilakukan oleh Donelly et.all., (2003). Penelitian
Irawati dan Natalia (2005) menambahkan variabel karakteristik
personal auditor yaitu harga diri kaitannya dengan ambisi (self-esteem
in relation to ambition). Responden yang digunakan sebanyak 120
auditor di Jakarta. Hasil penelitiannya, menunjukan bahwa harga diri
kaitannya dengan ambisi memiliki hubungan positif yang tidak
signifikan terhadap penyimpangan perilaku dalam audit.
3. Christina Sososutiksno (2003) menguji hubungan tekanan angraran
waktu dengan penyimpangan perilaku dalam audit serta pengaruhnya
terhadap kualitas audit. Dalam penelitiannya, penyimpangan perilaku
dalam audit dibagi menjadi dua bentuk yaitu penghentian premature
atas prosedur audit dan under-reporting of time. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa tekanan anggaran waktu memiliki hubungan
positif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit dan tidak secara
langsung memiliki hubungan negatif terhadap kualitas audit,
sedangkan penghentian prematur atas prosedur audit memiliki
hubungan positif terhadap perilaku yang mengurangi kualitas audit.
Penelitiannnya dilakukan jumlah responden 163 yang terdiri dari
auditor BPK dan BPKP.
4. Penelitian yang dilakukan Maryanti (2005) merupakan pengembangan
dari penelitian yang dilakukan Donelly et.al., (2003). Dimana
47
pengembangan pada penelitian Maryanti (2005) menguji hubungan
komitmen organisasi dengan perilaku penyimpangan dalam audit
secara langsung. Sampel penelitian dalah para Akuntan Publik di Jawa.
Hasil pengujuan menunjukan hubungan yang positif dan signifikan.
Hal ini menunjukan perilaku penyimpangan dalam audit tidak
dianggap sebagai perilaku menyimpang yang merugikan melainkan
dianggap sebagai alat untuk menunjukan komitmen seorang auditor
pada organisasinya dan merupakan alat yang potensial untuk
mendapatkan promosi.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2009) menguji pengaruh
karakteristik personal auditor, komitmen organisasi dengan kinerja
auditor terhadap penyimpagan perilaku dalam audit yang dilakukan
pada 84 auditor BPKP. Hasil penelitian menunjukan Karakteristik
berpengaruh positif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit
sedangkan komitmen organisasi dan kinerja auditor berpengaruh
negatif.
6. Sedangkan Yuliastono (2008) menguji pengaruh motivasi kerja dan
kepuasan kerja terhadap kinerja individual dalam pelaporan
pertanggungjawaban keuangan. Pengujian ini dilakukan terhadap 50
responden yang bekerja di bagian keuangan di lingkungan UIN Syarif
Hidayatullah. Hasil penelitian menunjukan pengaruh negatif dari
motivasi kerja terhadap pelaporan pertanggungjawaban keuangan dan
pengaruh positif dari kepuasan kerja terhadap kinerja individual.
48
Berikut digambarkan beberapa penelitian terdahulu dalam tabel
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian Keterangan
Lainnya
1. Donelly et. al
(2003)
Analisis karakteristik personal auditor terhadap penyimpangan perilaku dalam audit (PPA) dengan kinerja auditor sebagai variabel intervening
SEM Karakteristik positif thd PPA
Responden thd 106 Auditor
2. Irawati dkk
(2005)
Hubungan karakteristik personal auditor terhadap tingkat penyimpangan perilaku dalam audit
SEM Karakteristik positif thd PPA
1. Responden 120 Auditor
2. Penelitian di KAP Jakarta
3. Christina
(2003)
Hubungan tekanan anggaran waktu (TAW) dengan perilaku disfungsional dalam audit (DA) serta pengaruhnya terhadap kualitas audit (KA)
SEM 1. TAW positif thd DA
2. TAW negatif thd KA
1. Responden 163 Auditor
2. Penelitian di BPK & BPKP
4. Maryanti
(2005)
Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior (DAB): Pendekatan Karakteristik Personal Auditor
SEM KPA positif terhadap KPA
1. Responden 200 Auditor
2. Penelitian di KAP Jawa
5. Septiani
(2009)
Pengaruh faktor karakteristik personal auditor (KPA) dan komitmen organisasi (KO) terhadap penyimpangan perilaku dalam audit (PPA)
Path Analysis
1. KPA positif thd PPA
2. KO negatif thd PPA
3. Kinerja negatif thd PPA
1. Responden 84 Auditor
2. Penelitian di BPKP Jakarta
6. Yuliastono
(2008)
Pengaruh Motivasi Kerja (MK) dan Kepuasan Kerja (KK) terhadap Kinerja Individual (KI) dalam pelaporan pertanggung jawaban keuangan
Regresi Linier
berganda menggunaka
n SPSS
1. MK negatif thd KI
2. KK positif thd KI
1. Responden 42 staff
2. Penelitian di Bagian Keuangan UIN Jakarta
49
H. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
50
I. Perumusan Hipotesis
Dari kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diuji adalah:
Ha1: Karakteristik personal auditor berkontribusi secara signifikan dan
positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit melalui intensi kinerja auditor.
Ha2: Komitmen organisasi berkontribusi secara signifikan dan positif
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
melalui intensi kinerja auditor.
Ha3: Kepuasan kerja berkontribusi secara signifikan dan positif terhadap
tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit melalui
intensi kinerja auditor.
Ha4: Karakteristik personal auditor berkontribusi langsung secara
signifikan dan positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan
perilaku dalam audit.
Ha5: Komitmen organisasi berkontribusi langsung secara signifikan dan
positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit.
Ha6: Kepuasan kerja berkontribusi langsung secara signifikan dan
positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian terbatas pada profesi auditor, yaitu auditor
internal yang bekerja di perusahaan yang berada di wilayah Jakarta.
Alasan pemilihan auditor internal sebagai responden karena tugas auditor
internal adalah melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan operasional
perusahaan, sehingga mereka terlibat dalam penentuan pelaksanaan audit
apakah sudah sesuai prosedur yang ditetapkan atau malah menyimpang.
Penelitian ini menguji kausalitas atau hubungan pengaruh anatara variabel
yang diamati yaitu pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau
hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor internal pada suatu perusahaan yang berada di
wilayah Jakarta.
2. Teknik Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diamati (Sekaran, 2006
dalam Septiani, 2009). Sampel yang digunakan untuk mewakili auditor
52
dalam penelitian ini adalah auditor internal pada suatu perusahaan
yang berada di wilayah Jakarta. Dari populasi ini, peneliti akan
menentukan besarnya sampel dengan cara Convenience Sampling.
Pemilihan sampel melalui Convenience Sampling adalah memilih
sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya
mudah diperoleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2005).
Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang diberikan kepada auditor internal
yang bekerja diperusahaan yang berada di wilayah Jakarta. Responden
dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja diperusahaan
yang berada di wilayah Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer,
yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber ahli
(Indriantoro dan Supomo, 2005: 147). Dalam penelitian ini, data
diperoleh melalui studi lapangan dengan metode kuesioner melaui
daftar pertanyaan tertulis kepada auditor. Kuesioner yang digunakan
diadopsi dari pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam buku auditing,
jurnal-jurnal SNA dan skripsi. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan
tersebut di modifikasi dan direvisi agar dapat dimengerti oleh
responden. Untuk mendapatkan data yang sebenarnya, kuesioner
53
dibagikan kepada responden dengan mendatangi langsung tempat
responden bekerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh
dari pihak lain (Indriantoro dan Supomo, 2005), data sekunder
penelitian ini mengambil dari buku dan literatur lainnya yang terdiri
dari:
(1) Buku-buku teks yang berkaitan dengan auditing yang datanya
masih relevan untuk digunakan.
(2) Tesis, skripsi, jurnal-jurnal, artikel, majalah, serta dari internet
yang berkaitan.
D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan
mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan
secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran.
Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing
variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan secara Likert
yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban dari responden bersifat kualitatif di kuantitatifkan. Dimana
jawaban diberi skor dengan menggunakan lima poin skala Likert yaitu
54
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat
Tidak Setuju (STS).
1. Variabel Endogen (Dependen)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat
(endogen). Variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel endogen. Pada penelitian
ini peneliti lebih menekankan pada pengukuran construct sikap. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja auditor
dan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
a. Kinerja Auditor
Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dapat diukur
yang dicapai seorang auditor dalam melaksanakan tugas auditnya.
Kinerja auditor dapat diukur dengan empat dimensi personalitas,
anatara lain: kemampuan (ability), kualitas kerja, kuantitas kerja,
pengetahuan tentang pekerjaan. Kinerja seorang auditor dinilai dari
pelaksanaan tugas pemeriksaan laporan keuangan klien secara
objektif untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut telah
disajikan secara wajar menurut akuntansi yang berlaku umum.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Larkin (1990) yang telah direplikasi oleh
Trisnaningsih (2004).
b. Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
55
Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
dijelaskan sebagai perilaku penyimpangan terhadap standar audit
dan kode etik yang harus diikuti auditor dalam melaksanakan
tugasnya. Penelitian ini menguji tiga tipe utama dari perilaku
disfungsional audit, yaitu: Underreporting Of Time, Altering/
Replacing Of Audit Procedure Dan Premature Sign-Off. Variabel
ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan
oleh Donelly et.al. (2003) terdiri dari dua belas item pertanyaan.
2. Variabel Eksogen (Independen)
Variabel independen (eksogen) adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian
ini variabel eksogennya adalah karakteristik personal auditor,
komitmen organisasi dan kepuasan kerja.
a. Karakteristik personal auditor
Karakteristik Personal adalah kualitas orang-orang yang
memasuki organisasi dengan karakteristik-karakteristik tertentu
yang akan mempengaruhi perilaku mereka di tempat kerja. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil tiga dimensi untuk mengukur
variabel karakteristik personal auditor internal yaitu: Locus of
Control, Self-Esteem dan Self Efficacy. Pengukuran Locus Of
Control menggunakan instrumen Spector (1988) dengan 4
indikator. Pengukuran dimensi Self-Esteem menggunakan
instrument Rosenberg (1965) dengan 4 indikator. Pengukuran
56
dimensi Self-Efficacy menggunakan instrument Gareth Jones
(1986) dengan 4 indikator. Variabel ini digali dengan pertanyaan.
Respon dari responden direkam dengan skala Likert dari mulai
tidak setuju sampai dengan sangat setuju.
b. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah keterikatan seseorang terhadap
organisasi, sehingga dia merasa bahwa dirinya adalah juga
merupakan bagian dari organisasi, sehingga dia akan melakukan
yang terbaik bagi organisasi, karena yang terbaik untuk organisasi
adalah yang terbaik untuk dirinya. Variabel ini digali dengan
pertanyaan yang diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1984). Respon dari
responden direkam dengan skala Likert dari mulai tidak setuju
sampai dengan sangat setuju.Respon dengan skala tinggi (nilai 5)
menggunakan nilai komitmen yang sangat tinggi.
c. Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja Organisasi didefinisikan sebagai tingkat
kepuasan individu dengan posisinya dalam organisasi secara relatif
dibandingkan dengan teman sekerja lainnya. Kepuasan kerja pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Larkin (1990) yag terdiri dari beberapa
isntrumen dengan 5 poin skala likert.
57
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional
Variabel Sub Variabel Indikator Konstruk Kode
Karakteristik Personal Auditor
a. Locus of Control
Spector (1988)
b. Self esteem Rosenberg (1965)
c. Self efficacy
Gareth Jones (1986)
1. Penugasan audit 2. Penyelesaian tugas 3. Faktor koneksi dalam penugasan 4. Ekspektasi pengaruh tim audit terhadap
pimpinan 1. Merasa sangat berguna 2. Merasa berguna 3. Hormat pada diri sendiri 4. Sikap positif pada diri sendiri 1. Mampu melakukan pekerjaan 2. Kemampuan lebih dari kolega 3. Pekerjaan lebih menantang 4. Pekerjaan yang memuaskan
X1 X2 X3 X4
X5 X6 X7 X8
X9 X10 X11 X12
Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen (1984)
a. Commitment
Affective
b. Commitment Continuance
1. Ikut memiliki tempat saya bekerja 2. Terikat secara emosional dengan organisasi 3. Organisasi saya bekerja sangat berarti 4. Merasa menjadi bagian dari organisasi 5. Masalah ornganisasi seperti masalah saya 6. Sulit terikat dengan organisasi lain
7. Saya berusaha mensukseskan perusahaan 8. Saat ini saya tetap tinggal karena komitmen
terhadap organisasi 9. Alasan utama sata tetap bekerja adalah
apabila keluar akan memerlukan pengorbaan diri sendiri yang harus dipertimbangkan
10. Tidak komitmen jika meninggalkan organisasi di tempat saya bekerja
11. Tidak profesional jika meninggalkan pekerjaan di tempat saya bekerja
12. Tidak loyal jika memutuskan keluar dari pekerjaan saya
X13 X14 X15 X16 X17 X18
X19 X20
X21
X22
X23
X24
58
Variabel Sub Variabel Indikator Konstruk Kode
Kepuasan Kerja
Larkin (1990)
a. Kesempatan
Kreativitas
b. Kemampuan Supervisor
c. Kesempatan
untuk Berinteraksi dan berkembang
1. Menjaga kesibukan sepanjang waktu 2. Kesempatan mengajukan pekerjaan sendiri 3. Kesempatan melakukan sesuatu yang
berbeda dari waktu ke waktu 4. Kesempatan untuk mengembangkan
kreativitas
1. Cara pemimpin dalam menangani bawahan 2. Kemampuan supervisor dalam mengambil
keputusan 3. Melakukan hal yang tidak bertentangan
dengan hati nurani 4. Kesempatan bekerja dengan kemampuan 1. Gaji saya dan beban pekerjaan setimpal 2. Cara sesama teman saya berkerja 3. Pujian yang didapat untuk pelaksanaan
pekerjaan dengan baik 4. Menyukai bidang pekerjaan saat ini 5. Menyukai bidang pekerjaan ini
X25 X26 X27
X28
X29 X30
X31
X32
X33 X34 X35
X36 X37
Kinerja Auditor
Larkin (1990)
a. Pendidikan,
Pengalaman, Usia
b. Motivasi
c. Berbuat yang Terbaik
1. Tngkat pendidikan menentukan kinerja 2. Lama bekerja menentukan kinerja 3. Usia dan kesehatan menentukan kinerja
4. Pekerjaan memotivasi berbuat yang terbaik 5. Pekerjaan memotivasi melaksanakan
kewajiban 6. Menghadiri acara auditor
7. Mngeluarkan kemampuan melaksanakan
tugas sebagai auditor 8. Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk
berbuat yang terbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja
9. Bekerja sesuai dengan harapan perusahaan 10. Puas dengan bidang pekerjaan saat ini 11. Bekerja lebih dari yang ditargetkan 12. Banyak memberikan inisiatif perusahaan
X38 X39 X40
X41 X42
X43
X44
X45
X46 X47 X48 X49
59
Variabel Sub Variabel Indikator Konstruk Kode
Tingkat Penerimaan
Penyimpangan Perilaku
dalam Audit
Donelly et.all (2003)
a. underreporting
of audit time
b. replacing and alerting original audit procedures
c. premature sign-
off of audit steps without completion of the procedure
1. Mempercepat penyelesaian audit, jika
memberi peluang saya untuk promosi kenaikan jabatan
2. Mempercepat penyelesaian audit , jika meningkatkan penilaian evaluasi kinerja saya
3. Mempercepat penyelesaian audit , jika disarankan oleh supervisor
4. Mempercepat penyelesaian audit , jika auditor lain juga melakukannya dan penting bagi saya untuk berkompetensi dengan yang lain
5. Mengganti prosedur audit, jika ada bagian dari prosedur audit asli yang sebenarnya tidak begitu diperlukan
6. Mengganti prosedur audit , jika pada audit sebelumnya tidak ada masalah dengan sistem klien yang dihentikan tersebut
7. Mengganti prosedur audit , jika saya percaya prosedur audit yang asli tidak akan menemukan kesalahan
8. Mengganti prosedur audit , jika ada tekanan waktu yang tinggi untuk menyelesaikan proses audit
9. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur, jika saya percaya tidak ditemukan kesalahan
10. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur , jika audit sebelumnya tidak ditemukan masalah
11. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur , jika supervisor ingin mempercepat waktu penyelesaian audit
12. Menghentikan langkah audit tanpa mengganti prosedur, jika saya percaya langkah audit itu tidak diperlukan
X50
X51
X52
X53
X54
X55
X56
X57
X58
X59
X60
X61
60
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti ingin menemukan mengenai Pengaruh
Faktor Karakteristik Personal Auditor, Komitmen Organisasi dan
Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku
dalam Audit Internal dengan Kinerja Auditor sebagai variabel intervening
yang berada di wilayah Jakarta. Untuk menjawab pertanyaan serta
hipotesa penelitian, peneliti menggunakan metode atau teknik analisis
dengan Structural Equation Model (SEM). Alasan peneliti menggunakan
SEM adalah karena peneliti ini menggunakan lebih dari satu indikator
untuk mewakili satu variabel yang memiliki hubungan kompleks antara
variabel-variabelnya sehingga peneliti menggunakan model persamaan
struktural.
Tahapan peneliti dalam menganalis masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel diantaranya adalah sebagai
berikut:
- Variabel Laten
Dalam SEM, variabel kunci yang menjadi perhatian adalah
variabel laten (Wijayanto, 2008: 10). Variabel laten ini hanya dapat
diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya
pada variabel teramati. Variabel ini dibedakan menjadi dua yaitu
Variabel Eksogen dan Variabel Endogen.
61
2. Structural Equation Modelling (SEM)
SEM adalah generasi kedua teknik analisis multivariate (Bagozzi dan
Fornell, 1982 dalam Bahagia, 2007) yang memungkinkan peneliti
menguji hubungan anatara variabel yang kompleks untuk memperoleh
gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Selain itu
menurut Bollen (1989) dalam Bahagia (2007) SEM juga dapat menguji
secara bersama-sama:
a. Model Structural, yaitu hubungan (nilai loading) anatara variabel
laten.
b. Model Measurement, yaitu hubungan (nilai loading) antara
indikator dengan variabel lainnya.
Hair et.al (1998) dalam Ghozali (2007) mengungkapkan tahapan
permodelan dan analisis persamaan struktural menjadi 9 (sembilan)
langkah yaitu:
1) Pengembangan model berdasar teori
Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan
kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan
berakibat pada perubahan variabel lainnya. Hubungan kausalitas
dapat berarti hubungan yang ketat atau hubungan yang kurang
ketat. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua variabel yang
62
diasumsikan terletak pada justifikasi (pembenaran) secara teoritis
untuk mendukung analisis.
2) Menyusun diagram jalur dan persamaan struktural
Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas
dengan diagram jalur dan menyusun persamaan strukturalnya. Ada
dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun model struktural
yaitu menghubungkan antar model yaitu menghubungkan konstruk
laten endogen atau eksogen dengan variabel indikator atau
manifest.
Ketika measurement model telah terspesifikasi, maka
peneliti harus menentukan reliabilitas dari indikator. Reliabilitas
indikator dapat dilakukan dengan dua cara (a) diestimasi secara
empiris (b) dispesifikasi.
Disamping menyusun model juga dapat dilakukan
spesifikasi korelasi antara konstruk eksogen atau antara konstruk
endogen sehingga dapat menggambarkan “Share” pengaruh antar
konstruk.
3) Memilih jenis input matrik dan estimasi model yang diusulkan
Model persamaan struktural berbeda dari teknis analisis
multivariate lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa
matrik varian/ kovarian atau matrik korelasi. Data mentah
observasi individu dapat dimasukan dalam program AMOS, tetapi
program AMOS akan merubah dahulu data mentah menjadi matrik
63
kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data outlier harus
dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung.
Pemilihan jenis input matrik dan model dapat dilakukan
dengan melihat pada hal-hal sebagai berikut:
(a) Ukuran sampel
Besarnya ukuran sampel memiliki peran penting dalam
interpretasi hasil SEM. Ukuran sampel memberikan dasar
untuk mengestimasi sampling eror. Dengan model estimasi
menggunalan Maximum Likelihood (ML) minimum diperlukan
sampel sejumlah 100.
(b) Estimasi sodel
Dalam langkah ini memungkinkan kita untuk menggambarkan
sifat dan jumlah parameter yang diestimasi.
4) Menilai identifikasi model struktural
Problem identifikasi adalah ketidakmampuan proposed
model untuk menghasilkan unique estimate. Cara melihat ada
tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi
yang meliputi:
(a) Adanya nilai standar error yang besar untuk satu atau lebih
koefisien
(b) Ketidakmampuan program untuk invert information matrix
(c) Nilai estimasi yang tidak mungkin, misalkan error varian
negative
64
(d) Adanya nilai korelasi yang tinggi (< 0.90) antar koefisien
estimasi.
Jika diketahui ada problem identifikasi maka ada tiga hal yang
harus dilihat:
(a) Besarnya jumlah koefisien yang diestimasi relatif terhadap
jumlah kovarian atau korelasi yang diindikasikan dengan nilai
degree of freedom yang kecil
(b) Digunakan pengaruh timbal-balik atau resiprokal antar
konstruk (model non-recursive) atau
(c) Kegagalan dalam menetapkan nilai tetap (fix) pada skala
konstruk
Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi problem identifikasi
adalah menetapkan lebih banyak konstrain dalam model.
5) Menilai Kriteria Goodness-of-Fit
Langkah yang harus dilakukan sebelum menilai kelayakan dari
model struktural adalah menilai apakah data yang akan diolah
memenuhi asumsi model persamaan struktural. Ada tiga asumsi
dasar seperti halnya pada teknik multivariate yang lain yang harus
dipenuhi untuk dapat menggunakan model persamaan struktural,
yaitu:
(a) Observasi data independen.
(b) Responden diambil secara random.
(c) Memiliki hubungan linear.
65
Disamping itu SEM sangat sensitif terhadap karakteristik
distribusi data khususnya distribusi yang melanggar normalitas
multivariate atau adanya kurtosis yang tinggi (kemencengan
distribusi) dalam data. Untuk itu sebelum data diolah harus diuji
dahulu ada tidaknya data outlier dan distribusi data harus normal
multivariate.
Setelah asumsi SEM dipenuhi langkah berikutnya adalah
melihat ada tidaknya offending estimate yaitu estimasi koefisien
baik dalam model struktural maupun model pengukuran yang
nilainya diatas batas yang dapat diterima. Contoh dari sering terjadi
offending estimate adalah:
(a) Varian error yang negatif atau non significant error
variance untuk suatu konstruk
(b) Standardized coefficient yang mendekati 1.0
(c) Adanya standar error yang tinggi
Jika terjadi offending estimate, maka peneliti harus
menghilangkan hal ini terlebih dahulu sebelum melakukan
penilaian kelayakan model. Setelah yakin tidak ada lagi offending
estimate dalam model, maka peneliti siap melakukan penilaian
overall model fit dengan berbagai kriteria penilaian model fit.
Goodness of fit mengukur kesesuaian input observasi atau
sesungguhnya (matrik kovarian atau korelasi) dengan prediksi dari
66
model yang diajukan (proposed model). Ada tiga jenis ukuran
Goodness-of-fit yaitu:
A. Absolut Fit Measures
a) Likelihood-Ratio Chi-Square Statistic
ukuran fundamental dari overall fit adalah likelihood-ratio
chi-square (X2). Nilai chi-square yang tinggi relative
terhadap degree of freedom menunjukan bahwa korelasi
yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara
nyata dan ini menghasilkan probabilitas (p) lebih kecil dari
tingkat signifikasi (α) dan ini menunjukan bahwa input
matrik kovarian antara prediksi dengan observasi
sesungguhnya tidak berbeda secara signifikan. Dalam hal
ini peneliti harus mencari nilai chi-square yang tidak
signifikan karena mengharapkan bahwa model yang
diusulkan cocok atau fit dengan data observasi.
b) CMIN
Adalah menggambarakan perbedaan antara unrestricted
sample covariance dan restricted covariance atau secara
esensi menggambarkan likelihood ratio test statistic yang
umumnya dinyatakan dalam chi-square (X2) statistic. Jadi
nilai chi-square sangat sensitif terhadap besarnya sampel.
Ada kecenderungan nilai chi-square akan selalu signifikan.
Oleh karena itu jika nilai chi- square signifikan, maka
67
dianjurkan untuk mengabaikan dan melihat goodness fit
lainnya.
c) CMIN/DF
Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom.
Beberapa pengarang menganjurkan menggunakan ratio
ukuran ini untuk mengukur fit. Menurut Wheaton et.al
(1977) dalam Ghozali (2007) nilai ratio 5 (lima) atau
kurang dari lima merupakan ukuran yang reasonable.
d) GFI
GFI (Goodness of fit index) dikembangkan oleh Joreskog
dan Sorbon (1984) dalam Ghozali (2007) yaitu ukuran non-
statistik yang nilainya berkisar dari 0 (poor fit) sampai 1.0
(perfect fit). Nilai GFI yang tinggi menunjukan fit yang
lebih baik dan beberapa nilai GFI yang dapat diterima
sebagai nilai yang layak belum ada standarnya, tetapi
banyak peneliti manganjurkan nilai diatas 90% sebagai
ukuran good fit.
e) RMSEA
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki
kecenderungan statistik chi- square menolak model dengan
jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0.05
sampai 0.08 merupakan ukuran yang dapat diterima. Hasil
68
uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model
konfirmatori atau competing model strategy dengan jumlah
sampel besar.
B. Incremental Fit Measures
Incremental fit measure membandingkan proposed model
dengan baseline model sering disebut dengan null model. Null
model merupakan model realistis dimana model-model yang
lain harus diatasnya.
a) AGFI
Merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan
dengan ratio degree of freedom untuk proposed model
dengan degree of freedom untuk null model. Nilai yang
direkomendasikan adalah ≥0,90.
b) TLI
Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit
index (NNFI) pertama kali diusulkan sebagai alat untuk
mengevaluasi analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan
oleh SEM. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony
kedalam indek komparasi antara proposed model dengan
null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai 1.0. nilai
TLI yang direkomendasikan adalah ≥ 0.90.
69
c) NFI
Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara
proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi
dari 0 (no fit all) sampai 1 (perfect fit). Seperti halnya TLI
tidak ada nilai absolut yang dapat digunakan sebagai
standar, tetapi umumnya direkomendasikan sama atau >
0.90.
C. Parsimonious Fit Measures
Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan
sejumlah koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai
level fit. Tujuan dasarnya adalah untuk mendiagnosa apakah
model fit telah tercapai dengan “overfitting” data yang dimiliki
banyak koefisien. Prosedur ini mirip dengan “adjustment”
terhadap R2 dalam multiple regression. Namun demikian
karena tidak ada uji statistik yang tersedia maka
penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model.
a) PNFI
Parsimonious normal fit index merupakan modifikasi dari
NFI. PNFI memasukan jumlah degree of freedom yang
digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi PNFI
semakin baik. Kegunaan utama dari PNFI adalah untuk
membandingkan model dengan degree of freedom yang
70
berbeda. Digunakan untuk membandingkan model
alternatif sehingga tidak ada nilai yang direkomendasikan
sebagai nilai fit yang diterima. Namum demikian jika
membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0.60
sampai 0.90 menunjukan adanya perbedaan model yang
signifikan.
b) PGFI
Parsimonious goodness-of-fit index memodifikasi GFI atas
dasar parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar
antara 0 sampai 0.1 dengan nilai semakin tinggi
menunjukan model lebih baik untuk parsimony.
71
Tabel 3.2 Kriteria Uji Kesesuaian Model
Indikator Fit Nilai
yang DirekomendasikanEvaluasi Model
Absolute Fit
Chi-Square Mendekati 0 Marginal CMIN ≤ 2.00 Good Fit
CMIN/DF ≤ 5.00 Good Fit
GFI ≥ 1 0
Perfect Fit Poor Fit
RMSEA ≤ 0.08 < 0.05
Good Fit Close Fit
AGFI ≥ 0.91 0.80 ≤ GFI < 0.90
Good Fit Marginal Fit
Incremental Fit
AGFI ≥ 0.90 0.80 ≤ GFI < 0.90
Good Fit Marginal Fit
NNFI or Tucker Lewis Index (TLI)
TLI ≥ 0.90 0.80 ≤ TLI < 0.90
Good Fit Marginal Fit
NFI NFI ≥ 0.90 0.80 ≤ NFI < 0.90
Good Fit Marginal Fit
Parsimonious Fit
PNFI 0 – 1 Lebih besar lebih baik
PGFI 0 – 1 Lebih besar lebih baik
Sumber: diolah dari berbagai sumber
6) Measurement model fit
Setelah keseluruhan model fit dievaluasi, maka langkah
berikutnya adalah pengukuran setiap konstruk untuk menilai
unidimensionalitas dan reliabilitas dari konstruk.
Unidimensionalitas adalah asumsi yang melandasi perhitungan
reliabilitas dan ditunjukan ketika indikator suatu konstruk memiliki
72
acceptable fit satu single factor (one dimensional) model. Peneliti
harus melakukan uji unidimensionalitas untuk semua multiple
indicator construct sebelum menilai reliabilitasnya.
Pendekatan untuk menilai measuremen model adalah
mengukur composite reability dan variance extrated untuk setiap
konstruk. Reabiliti adalah ukuran internal konsistensi indikator
suatu konstruk. Hasil reliabilitas yang tinggi memberikan
keyakinan bahwa indikator individu semua konsisten dengan
pengukurannya. Tingkat reliabilitas yang diterima secara umum
adalah > 0.70 sedangkan reliabilitas < 0.70 dapat diterima untuk
penelitian yang masih bersifat eksploratori.
Perlu diketahui bahwa reliabilitas tidak menjamin adanya
validitas, validitas adalah ukuran sampai sejauh mana suatu
indikator secara akurat mengukur apa yang hendak ingin diukur.
Ukuran reliabilitas yang lain adalah variance extracted sebagai
pelengkap ukuran construct reability. Angka yang
direkomendasikan untuk nilai variance extrated > 0.50.
7) Struktural model fit
Untuk menilai struktural model fit melibatkan signifikasi
dari koefisien. SEM memberikan hasil nilai estimasi koefisien,
standard error dan nilai critical value (cr) untuk setiap koefisien.
Dengan tingkat signifikasi tertentu (0,05) maka kita dapat menilai
signifikasi masing-masing koefisien secara statistik. Pemilihan
73
tingkat signifikasi dipengaruhi oleh justifikasi teoritis untuk
hubungan kausalitas yang diusulkan.
8) Membandingkan Competing atau Nested Model
Competing model atau strategi pengembangan model
dilakukan dengan membandingkan hasil suatu model untuk
menentukan model terbaik dari berbagai alternatif model yang ada.
Langkah yang dilakukan peneliti adalah mulai dengan model awal
dan dilanjutkan dengan spesifikasi beberapa model untuk
meningkatkan model fit.
Untuk membandingkan model telah dikembangkan
beberapa pengukuran. Satu pengukuran untuk overall model fit,
ada juga ukuran model parsimony. Perbedaan antar model dapat
dilihat dari nilai chi-square.
9) Interpretasi dan modifikasi model
Ketika model dinyatakan diterima, maka peneliti dapat
mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk
memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness fit. Modifikasi dari
model awal harus dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan.
Jika model dimodifikasi, maka model tersebut hasrus di cross-
validated (diestimasi dengan data terpisah) sebelum model
modifikasi diterima.
Pengukran model dapat dilakukan dengan modification
indices, nilai modification indices sama dengan terjadinya
74
penurunan chi-square jika koefisien diestimasi. Nilai sama dengan
atau > 3.84 menunjukan terjadi penurunan chi- square yang
singnifikan.
Tabel 3.3 Tahapan Structural Equation Modelling
No Tahapan
1 Pengembangan model berdasar teori
2 Menyusun diagram jalur dan persamaan struktural
3 Memilih jenis input matrik dan estimasi model yang diusulkan
4 Menilai identifikasi model struktural
5 Menilai Kriteria Goodness-of-Fit
6 Measurement model fit
7 Struktural model fit
8 Membandingkan Competing atau Nested Model
9 Interpretasi dan modifikasi model
Sumber: Ghozali (2007)
3. Asumsi SEM
Estimasi parameter dalam SEM umumnya berdasarkan pada metode
maximum likelihood (ML). Perlu diketahui bahwa estimasi dengan
metode ML menghendaki adanya asumsi yang harus dipenuhi
(Ghozali, 2007), yaitu:
75
a. Jumlah sampel harus besar (asymptotic)
Analisis struktur kovarian atau SEM berdasar pada large sample
size theory. Sehingga jumlah sampel yang besar sangat kritis untuk
mendapatkan estimasi parameter yang tepat, begitu juga dicapainya
asymptotic distribusional approximation.
b. Distribusi dari observed variabel normal secara multivariate
Analisis SEM juga menghendaki distribusi variabel harus
multivariate normal sebagai konskuensi dari asumsi sampel besar
(asymptotic) dan penggunaan metode estimasi ML. Berdasarkan
kajian hasil studi empiris non-normalitas dalam SEM, West et.al
(1995) dalam Ghozali (2007) menemukan empat hal penting:
1. Jika data meningkat menjadi semakin tidak normal, maka nilai
X2 yang diperoleh estimasi ML dan GLS menjadi sangat besar.
Situasi seperti ini mendorong peneliti melakukan modifikasi
terhadap model yang dihipotesiskan agar supaya diperoleh
model fit.
2. Jika ketika jumlah sampel kecil (bahkan dalam kondisi normal
multivariete), kedua metode estimasi ML dan GLS
menghasilkan nilai X2 yang inflated. Lebih jauh lagi jika
jumlah sampel kecil dan tidak normal, maka peneliti akan
menghadapi hasil analisis yang tidak converge atau hasilnya
improper solution.
76
3. Jika data tidak normal, maka fit index seperti Tucker Lewis
Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI) menghasilkan
nilai yang underestimate.
4. Data yang tidak normal dapat menghasilkan standard error
yang rendah, dengan degree of freedom berkisar dari moderat
ke kuat. Oleh karena standard error underestimate, maka
koefisien regresi dan error covariance akan signifikan secara
statistik, walaupun hal ini tidak terjadi pada populasinya.
c. Model yang dihipotesiskan harus valid
Validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana variabel yang
digunakan benar- benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas berasal dari validity berarti ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Syarat instrumen
yang baik adalah instrumen tersebut harus valid. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur
yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang
kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat
dipercaya.
d. Skala pengukuran variabel kontinyu (interval)
Skala pengukuran variabel dalam SEM merupakan yang paling
kontroversial dan banyak diperdebatkan. Kontroversi ini timbul
karena perlakuan variabel ordinal yang dianggap sebagai variabel
kontinyu. Umumnya pengukuran satu variabel laten
77
menggunaknan skala likert dengan 5 kategori yaitu sangat tidak
setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S) dan sangat
setuju (SS) yang sesungguhnya berbentuk skala ordinal
(peringkat).
78
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
auditor internal yaitu seorang auditor yang mempunyai aktivitas
independen yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang
dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan
kegiatan operasi organisasi/ perusahaan.
Alasan peneliti menggunakan auditor internal sebagai objek
penelitian adalah karena memandang bahwa peran auditor internal sangat
besar dalam menjalankan kegiatan audit yang bersih dan benar yang sesuai
dengan standar audit internal. Selama ini banyak orang mempertanyakan
peran auditor eksternal karena banyaknya penyimpangan perilaku dalam
audit yang terjadi, tetapi hanya sedikit yang mengarahkan perhatian pada
auditor internal. Padahal yang pertama harus mendeteksi kesalahan adalah
auditor internal.
Kuesioner yang memuat daftar pernyataan yang penulis susun
kemudian disebarkan kepada beberapa auditor internal yang bekerja di
beberapa perusahaan yang berada di wilayah Jakarta secara langsung.
Penulis meminta langsung auditor untuk mengisi kuesioner maupun
memberikan waktu kepada auditor beberapa hari untuk mengisi kuesioner.
79
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal dengan sampel
101 responden yang berada di wilayah Jakarta. Auditor internal yang
bekerja di beberapa perusahaan yang telah diberi kuesioner sebanyak
16 perusahaan. Dari penyebaran tersebut semula 160 tetapi yang
kembali ke peneliti ada 101.
Tabel 4.1. menyajikan data dari perusahaan tersebut:
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Yang Dijadikan Sampel
No Nama Perusahaan Alamat
1. CV Bimatama Tehnik Jl. Cicakrawa Blok E2 No.5 Komp. Walikota Sukapura, Jakarta Utara
2. PT Chrisda Sarana Sae Jl. Bintaro Permai Raya No.1 Pesanggrahan, Jakarta Selatan
3. PT Delta Sinkron Lestari Jl. Raya Teluk Gong No.89, Jakarta Utara
4. CV Evari Karya Jl. Wijaya Keb. Baru, Jakarta Selatan
5. PT Global Usaha Terpadu Apartemen Permata Senayan Jl. Palmerah Selatan Kav.20, Jakarta Pusat
6. PT Gumilar Karya Sejahtera Jl. Yos Sudarso Kav.89, Jakarta Utara
7. PT Hasfarm Dian Konsultan Jl. Brigjend Katamso No.18, Jakarta Barat
8. PT Mayudha Kharisma Jl. Kusairi No.27 Kel. Halim, Jakarta Timur
9. PT Mitra Insan Utama Jl. Ciremai No.35 Kebon Pala, Kec. Makasar, Jakarta Timur
10. PT Natari Jl. Radio Dalam Raya No.9 Kel. Gandaria Utara Kec. Keb. Baru, Jakarta Selatan
11. PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan
Jl. Aipda KS. Tubun I/2, Petamburan Jakarta Barat
80
No Nama Perusahaan Alamat
12. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring
Jl. Aipda KS. Tubun I/2, Petamburan Jakarta Barat
13. PT Sandi Jasa Estika Jl. Pati No.26 Menteng, Jakarta Pusat
14. PT Spectra Jasindo Jl. Nipah XV No.7 Keb. Baru, Jakarta Selaran
15. PT Wiguna Jasa Griya Jl. Bumi Sari No.29 Menteng Dalam Tebet, Jakarta Selatan
16. PT Usaha Jaya Prima Karya Jl. Wijaya 1 No.61 Keb. Baru, Jakarta Selatan
Sumber: Data primer diolah
Data penelitian merupakan data primer yang dikumpulkan
dengan mengirimkan 160 kuesioner secara langsung yang
didistribusikan kepada auditor internal yang bekerja pada beberapa
perusahaan di wilayah Jakarta. Dalam penentuan jumlah sampel
dilakukan dengan metode convenience sampling. Convenience
Sampling adalah istilah umum yang mencakup variansi luasnya
prosedur pemilihan responden. Convenience Sampling berarti unit
sampel yang ditarik, mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah
untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30).
Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu pada bulan
Mei 2010. Hal yang diungkap adalah Faktor karakteristik personal
auditor yang meliputi Locus of Control, Self-Esteem dan Self Efficacy.
Komitmen organisasi meliputi Commitment Affective yaitu berupa rasa
memiliki terhadap organisasi dan Commitment Continuance yaitu
berupa usaha untuk kesuksesan organisasi, kebutuhan terhadap
81
perusahaan, pengorbanan apabila keluar dari perusahaan. Kepuasan
kerja yang meliputi kesempatan kreativitas, kemampuan supervisor
dan kesempatan untuk berinteraksi dan berkembang. Kinerja yaitu
meliputi empat dimensi personalitas, anatara lain: kemampuan
(ability), kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan tentang
pekerjaan. Penyimpangan perilaku dalam audit yang meliputi
underreporting of audit time, replacing and alerting original audit
procedures dan premature sign-off of audit steps without completion of
the procedur. Data diambil menggunakan instrumen berupa angket
yang telah diuji validitasnya dan reliabilitasnya.
82
2. Karakteristik Responden
Kuesioner yang disebar berjumlah 160 buah kepada auditor
internal yang berada di wilayah Jakarta. Tingkat proposi
pembagiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner
No Nama Perusahaan Kuesioner Disebar
Kuesioner Kembali
1. CV Bimatama Tehnik 10 6
2. PT Chrisda Sarana Sae 10 5
3. PT Delta Sinkron Lestari 10 10
4. CV Evari Karya 10 5
5. PT Global Usaha Terpadu 10 8
6. PT Gumilar Karya Sejahtera 10 7
7. PT Hasfarm Dian Konsultan 10 9
8. PT Mayudha Kharisma 10 10
9. PT Mitra Insan Utama 10 4
10. PT Natari 10 5
11. PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan
10 7
12. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring 10 4
13. PT Sandi Jasa Estika 10 4
14. PT Spectra Jasindo 10 8
15. PT Wiguna Jasa Griya 10 5
16. PT Usaha Jaya Prima Karya 10 8
Jumlah 160 buah 101 buah
Sumber: Data primer diolah
83
Data sampel penelitian dari kuesioner yang disebar dan kembali adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Sampel Penelitian
Keterangan Responden
∑ %
Total kuesioner yang dibagikan 160 100%
Total kuesioner yang kembali 101 63%
Total kuesioner yang tidak dikembalikan/ tidak lengkap 59 37%
Total kuesioner yang dapat digunakan 101 100%
Total kuesioner yang tidak dapat digunakan 0 0%
Sumber: Data primer diolah
Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah
disebar adalah sebanyak 101 kuesioner atau 63%. Jumlah kuesioner
yang tidak dikembalikan adalah 59 buah atau 37%, sedangkan
kuesioner kembali dan tidak dapat diolah adalah nihil atau 0%.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 59 buah disebabkan karena
waktu penelitian yang diambil oleh peneliti bertepatan dengan waktu
penugasan auditor, sehingga ketika menyebarkan kuesioner para
auditor sedang berada diluar kota ataupun sedang dalam tahap
pendidikan. Oleh karena itu, para auditor tidak sempat untuk mengisi
kuesioner penelitian ini.
84
Tabel 4.4 Karakteristik Responden
Berdasarkan Gender
Keterangan Jumlah Persentase
a. Pria 67 66%
b. Wanita 34 34%
Total 101 100%
Sumber: Data primer diolah
Karakteristik responden auditor internal berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 4.4 pada tabel tersebut, terlihat bahwa
auditor yang berjenis kelamin pria berjumlah 67 orang atau sebesar
66% dan auditor internal yang berjenis kelamin wanita berjumlah
berjumlah 34 orang atau sebesar 34%.
Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut diatas dapat
dilihat bahwa mayoritas responden auditor internal adalah berjenis
kelamin pria, yaitu sebanyak 67 orang atau sebesar 66%.
85
Tabel 4.5 Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
Jenis Kelamin Keterangan Jumlah Persentase
Pria < 30 tahun 26 26%
30 – 45 tahun 33 32%
> 45 tahun 8 8%
Total 67 66%
Wanita < 30 tahun 20 20%
30 – 45 tahun 11 11%
> 45 tahun 3 3%
Total 34 34%
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, dari 101 orang auditor internal yang
terdiri dari 67 orang pria atau 66% dari total responden, 26 orang atau
26% berada dalam tingkat usia dibawah 30 tahun, 33 orang atau 32%
berada dalam tingkat usia antara 30 sampai 45 tahun, 8 orang atau 8%
berada dalam tingkat usia diatas 45 tahun.
Sedangkan untuk wanita yang terdiri dari 34 orang pria atau 34%
dari total responden, 20 orang atau 20% berada dalam tingkat usia
dibawah 30 tahun, 11 orang atau 11% berada daam tingkat usia antara
30 sampai 45 tahun, 3 orang atau 3% berada dalam tingkat usia diatas
45 tahun. Sehingga persentase terbesar untuk tingkatan usia dibawah
86
30 tahun yaitu terdiri atas 26 orang pria atau 26% dan 20 orang wanita
atau 20%.
Tabel 4.6 Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenjang Pendidikan
KeteranganJenjang Pendidikan
Jumlah SMA D3 S1 S2
Pria 4 25 36 2 67
Wanita 1 13 19 1 34
Total 5 38 55 3 101
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, jenjang pendidikan SMA untuk
responden pria adalah 4 orang, sedangkan untuk wanita adalah 1
orang. Jenjang pendidikan D3 untuk responden pria adalah 25 orang,
sedangkan untuk wanita adalah 13 orang. Jenjang pendidikan S1 untuk
responden pria adalah 36 orang, sedangkan untuk wanita adalah 19
orang. Jenjang pendidikan SMA untuk responden pria adalah 4 orang,
sedangkan untuk wanita adalah 1 orang.
Sehingga jumlah terbesar untuk jenjang pendidikan adalah S1
yaitu terdiri atas 36 orang pria dan 19 orang wanita.
87
Tabel 4.7 Karakteristik Responden
Berdasarkan Lamanya Bekerja
KeteranganLama Bekerja
Jumlah < 1 th 1-3 th 3-5 th > 5 th
Pria 1 23 18 25 67
Wanita 1 11 12 10 34
Total 2 34 30 35 101
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, lama bekerja dibawah 1 tahun untuk
responden pria adalah 1 orang, sedangkan untuk wanita adalah 1
orang, Lama bekerja 1 sampai dengan 3 tahun untuk responden pria
adalah 23 orang, sedangkan untuk wanita adalah 11 orang. Lama
bekerja 3 sampai dengan 5 tahun untuk responden pria adalah 18
orang, sedangkan untuk wanita adalah 12 orang. Lama bekerja diatas 5
tahun untuk responden pria adalah 25 orang, sedangkan untuk wanita
adalah 10 orang.
Sehingga jumlah terbesar untuk lamanya bekerja adalah diatas 5
tahun yaitu terdiri atas 25 orang pria dan 10 orang wanita.
88
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Deskriptif Data
Pada penelitian ini, data permasalahan terdiri dari variabel
eksogen (independen) dan variabel endogen (dependen). Adapun
variabel endogen (Y) adalah Tingkat Penerimaan Penyimpangan
Perilaku dalam Audit dengan indikator berjumlah 12 pernyataan
mengenai underreporting of audit time, replacing and alerting
original audit procedure dan premature sign off of audit steps
without completion of the procedure. Kinerja Auditor dengan
indikator berjumlah 12 pernyataan mengenai pendidikan,
pengalaman, usia, motivasi dan berbuat yang terbaik.
Variabel eksogen (X) adalah Karakteristik Personal Auditor
indikator berjumlah 12 pernyataan mengenai locus of control, self
esteem dan self efficacy. Komitmen Organisasi indikator berjumlah
12 pernyataan mengenai commitment affective dan commitment
continuance. Kepuasan Kerja indikator berjumlah 13 pernyataan
mengenai kesempatan kreativitas, kemapuan supervisor dan
kesempatan untuk berinteraksi dan berkembang. Variabel-variabel
ini diukur dengan menggunakan skala likert yang menggunakan
kuesioner. Adapun respondennya adalah 101 auditor internal dari 16
perusahaan.
89
Dibawah ini digambarkan model Hubungan antar variabel dengan SEM.
Gambar 4.1 Model antar variabel dengan SEM
90
2. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen
Variabel eksogen yang digunakan pada data ini merupakan
hasil dari kuesioner, sehingga harus dilakukan terlebih dahulu
pengujian validitas konstruknya, yaitu:
a. Convergen Validity
Convergen Validity adalah keadaan dimana item-item atau
indikator suatu konstruk laten harus converge atau share (berbagi)
proposi varian yang tinggi. Untuk mengukur validitas konstruk
dapat dilihat dari nilai faktor loadingnya. Pada kasus dimana terjadi
validitas konstruk yang tinggi, maka nilai loading yang tinggi pada
suatu faktor (konstruk laten) menunjukan bahwa mereka converge
pada suatu titik, maka standarized loading estimate harus sama
dengan 0,5.
91
Gambar 4.2 variabel eksogen
Berdasarkan gambar 4.2, maka didapat hasil uji Chi-Square
menunjukkan model tidak fit yaitu dengan nilai 1100.148 dengan
probabilitas p = 0.000. begitu juga dengan kriteria fit yang lain
nilainya masih di bawah yang direkomendasikan. Untuk memperbaiki
model fit maka dapat dilihat dari nilai signifikansi dari estimasi
parameter standardized loading. Berdasarkan nilai sinifikansi dari
estimasi parameter standardized loading, maka nilai signifikansi di
bawah 0.5 akan dikeluarkan satu per satu dari nilai signifikasi terkecil.
92
Adapun indikator yang dikeluarkan dari konstruk karakteristik
personal auditor adalah X1, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X11 dan X12.
Dari konstruk komitmen organisasi adalah X18, X20, X21, X22, X23,
dan X24. Dari konstruk kepuasan kerja adalah X28, X29, X30, X31,
X32, X34, X35, X36, dan X37. Dari indikator yang tersisa diperoleh
nilai signifikansi di atas 0.5.
b. Variance Extracted
Cara perhitungan nilai Analysis Variance Extracted (AVE)
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Standardized Regression Weights
Estimate X25<--- kepuasan .779 X26<--- kepuasan .653 X27<--- kepuasan .690 X33<--- kepuasan .620 X2 <--- karakter .537 X9 <--- karakter .798 X10<--- karakter .546 X19<--- komitmen .568 X17<--- komitmen .626 X16<--- komitmen .735 X15<--- komitmen .689 X14<--- komitmen .730 X13<--- komitmen .628
Jumlah kuadrat standar loading ( )∑ 2iλ didapat dari tabel 4.8:
Karakteristik: 0.5372 + 0.7982 + 0.5462 = 1.223
93
Komitmen : 0.6282 + 0.7302 + 0.6892 + 0.7352 + 0.6262 + 0.5682 =
2.657
Kepuasan : 0.7792 + 0.6532 + 0.6902 + 0.6202 = 1.894
Jumlah kesalahan pengukuran ( )21 iλ− atau variansi eror:
Karakteristik : (1-0.5372) + (1-0.7982) + (1-0.5462) = 1.777
Komitmen : (1-0.6282) + (1-0.7302) + (1-0.6892) + (1-0.7352) +
(1-0.6262) +(1-0.5682) = 3.343
Kepuasan : (1-0.7792) + (1-0.6532) + (1-0.692) + (1-0.622) =
2.106
∑∑
∑
==
=
+
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
= n
i
n
i
n
i
ii
iAVE
11
2
1
2
)var(ελ
λ
Jadi nilai AVE untuk setiap variabel konstruk adalah sebagai berikut:
Karakteristik : 408.0777.1223.1
223.1=
+
Komitmen : 443.0343.3657.2
657.2=
+
Kepuasan : 474.0106.2894.1
894.1=
+
Berdasarkan nilai AVE, maka tidak ada satupun konstruk laten yang
memenuhi kriteria AVE > 0.50 yang berarti nilai kovergennya rendah.
94
c. Construct Reliabity
Nilai construct reliability 0.70 atau lebih menunjukkan reliabiliti
yang baik, sedangkan nilai 0.60 – 0.70 masih dapat diterima dengan
syarat validitas model baik.
Jumlah satandard loading ( )∑ iλ
Karakteristik : 0.537 + 0.798 + 0.546 = 1.881
Komitmen :0.628 + 0.730 + 0.689 + 0.735 + 0.626 + 0.568 =
3.976
Kepuasan : 0.779 + 0.653 + 0.690 + 0.620 = 2.742
Jumlah kesalahan pengukuran ( )21 iλ− atau variansi eror:
Karakteristik : (1-0.5372) + (1-0.7982) + (1-0.5462) = 1.777
Komitmen : (1-0.6282) + (1-0.7302) + (1-0.6892) + (1-0.7352) +
(1-0.6262) +(1-0.5682) = 3.343
Kepuasan : (1-0.7792) + (1-0.6532) + (1-0.692) + (1-0.622) =
2.106
∑∑
∑
==
=
+⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
=n
i
n
i
n
i
ii
iCR
1
2
1
2
1
)var(ελ
λ
Jadi nilai CR untuk setiap variabel konstruk adalah sebagai berikut:
Karakteristik : 666.0777.1881.1
881.12
2
=+
Komitmen : 825.0343.3976.3
976.32
2
=+
95
Kepuasan : 781.0106.2742.2
742.22
2
=+
Berdasarkan hasil perhitungan nilai CR, konstruk laten yang
mempunyai reliabilitas yang tinggi adalah konstruk laten komitmen
organisasi dan kepuasan kerja masing-masing mempunyai nilai 0.825
dan 0.781 berada di atas 0.70. sedangkan konstruk laten karakteristik
personal auditor mempunyai nilai CR di bawah 0.70.
d. Discriminant Validity
Berikut ini adalah nilai akar kuadrat AVE dari setiap variabel
konstruk:
Karakterstik : 639.0408.0 =
Komitmen : 666.0443.0 =
Kepuasan : 688.0474.0 =
Tabel 4.9
Correlations
Estimate kepuasan <--> karakter .515karakter <--> komitmen .435kepuasan <--> komitmen .278
96
Tabel 4.10 Korelasi antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE
Karakteristik Komitmen Kepuasan Karakteristik 0.639Komitmen 0.435 0.666Kepuasan 0.515 0.278 0.688
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa semua konstruk
laten yang ada pada model memiliki nilai akar kuadrat AVE yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi antar konstuk dan ini
menunjukan convergent validity yang baik.
Berdasarkan empat ukuran tersebut, maka secara keseluruhan
konstruk-konstruk laten yang tersisa sudah dapat memenuhi kriteria
validitas dan reliabiltas. Sehingga konstruk-konstruk ini dapat
digunakan dalam model SEM.
3. Uji Konfirmatori Konstruk Endogen
Variabel endogen yang digunakan pada data ini merupakan hasil
dari kuesioner, sehingga harus dilakukan terlebih dahulu pengujian
validitas konstruknya, yaitu:
97
a. Convergen Validity
Gambar 4.3 Variabel Endogen
Berdasarkan gambar 4.3, maka didapat hasil uji Chi-Square
menunjukkan model tidak fit yaitu dengan nilai 635.664 dengan
probabilitas p = 0.000. begitu juga dengan kriteria fit yang lain
nilainya masih di bawah yang direkomendasikan. Untuk memperbaiki
98
model fit maka dapat dilihat dari nilai signifikansi dari estimasi
parameter standardized loading. Berdasarkan nilai sinifikansi dari
estimasi parameter standardized loading, maka nilai signifikansi di
bawah 0.50 akan dikeluarkan satu per satu dari nilai signifikansi
terkecil. Adapun indikator yang dikeluarkan dari konstruk kinerja
auditor adalah X38, X39, X42, X46 dan X49. Dari konstruk tingkat
penyimpangan adalah X54, X56 dan X57. Dari indikator yang tersisa
diperoleh nilai signifikansi di atas 0.50.
b. Variance Extracted
Cara perhitungan nilai Analysis Variance Extracted (AVE)
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Standardized Regression Weights Endogen
Estimate X48<--- kinerja .574 X47<--- kinerja .593 X45<--- kinerja .569 X44<--- kinerja .621 X41<--- kinerja .609 X40<--- kinerja .594 X61<--- penyimpangan .711 X60<--- penyimpangan .797 X59<--- penyimpangan .748 X58<--- penyimpangan .710 X55<--- penyimpangan .530 X53<--- penyimpangan .649 X52<--- penyimpangan .642 X51<--- penyimpangan .669
99
Estimate x50 <--- penyimpangan .605 x43 <--- kinerja .692
Jumlah kuadrat standar loading ( )∑ 2iλ didapat dari tabel 4.11:
Kinerja : 0.5942 + 0.6092 + 0.6922 + 0.6212 + 0.5692 +
0.5932 + 0.5742 = 2.593
Penyimpangan : 0.6052 + 0.6692 + 0.6422 + 0.6492 + 0.5302 + 0.7102
+ 0.7482 + 0.7972 + 0.7112 = 4.132
Jumlah kesalahan pengukuran ( )21 iλ− atau variansi eror:
Kinerja : (1-0.5942) + (1-0.6092) + (1-0.6922) + (1-0.6212) +
(1-0.5692) + (1-0.5932) + (1-0.5742) = 4.407
Penyimpangan : (1-0.6052) + (1-0.6692) + (1-0.6422) + (1-0.6492) +
(1-0.5302) + (1-0.7102) + (1-0.7482) + (1-0.7972) +
(1-0.7112) = 4.868
∑∑
∑
==
=
+
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
= n
i
n
i
n
i
ii
iAVE
11
2
1
2
)var(ελ
λ
Jadi nilai AVE untuk setiap variabel konstruk adalah sebagai berikut:
Kinerja : 371.0407.4593.2
593.2=
+
Penyimpangan : 459.0868.4132.4
132.4=
+
100
Berdasarkan nilai AVE, maka tidak ada satupun konstruk laten yang
memenuhi kriteria AVE > 0.50 yang berarti nilai kovergennya rendah.
c. Construct Reliabity
Nilai construct reliability 0.70 atau lebih menunjukkan reliabiliti
yang baik, sedangkan nilai 0.60 – 0.70 masih dapat diterima dengan
syarat validitas model baik.
Jumlah satandard loading ( )∑ iλ
Kinerja : 0.594 + 0.609 + 0.692 + 0.621 + 0.569 + 0.593 +
0.574 = 4.252
Penyimpangan : 0.605 + 0.669 + 0.642 + 0.649 + 0.530 + 0.710 +
0.748 + 0.797 + 0.711 = 6.061
Jumlah kesalahan pengukuran ( )21 iλ− atau variansi eror:
Kinerja : (1-0.5942) + (1-0.6092) + (1-0.6922) + (1-0.6212) +
(1-0.5692) + (1-0.5932) + (1-0.5742) = 4.407
Penyimpangan : (1-0.6052) + (1-0.6692) + (1-0.6422) + (1-0.6492) +
(1-0.5302) + (1-0.7102) + (1-0.7482) + (1-0.7972) +
(1-0.7112) = 4.868
∑∑
∑
==
=
+⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛
=n
i
n
i
n
i
ii
iCR
1
2
1
2
1
)var(ελ
λ
Jadi nilai CR untuk setiap variabel konstruk adalah sebagai berikut:
Kinerja : 804.0407.4252.4
252.42
2
=+
101
Penyimpangan : 883.0868.4061.6
061.62
2
=+
Berdasarkan hasil perhitungan nilai CR, kedua konstruk laten
endogen yang mempunyai reliabilitas yang tinggi masing-masing
mempunyai nilai 0.804 dan 0.883 berada di atas 0.70.
d. Discriminant Validity
Berikut ini adalah nilai akar kuadrat AVE dari setiap variabel
konstruk:
Kinerja : 609.0371.0 =
Penyimpangan : 677.0459.0 =
Tabel 4.12
Correlations Endogen Estimate
kinerja <--> penyimpangan -.283
Nilai negatif yang didapatkan dari hasil Correlations Endogen (tabel 4.12) menunjukan bahwa konvergen antar variabel kurang baik.
Tabel 4.13 Korelasi antar Konstruk dan Akar Kuadrat AVE Endogen
Kinerja Penyimpangan Kinerja 0.609 Penyimpangan -0.283 0.677
Berdasarkan tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa kedua konstruk
laten endogen yang ada pada model memiliki nilai akar kuadrat AVE
yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi antar konstuk dan
ini menunjukan convergent validity yang baik.
102
Berdasarkan empat ukuran tersebut, maka secara keseluruhan
indikator-indikator yang tersisa dari konstruk-konstruk laten endogen
sudah dapat memenuhi kriteria validitas dan reliabiltas. Sehingga
konstruk-konstruk ini dapat digunakan dalam model SEM.
4. Analisis Model dengan SEM
Indikator-indikator dari konstruk-konstruk laten eksogen dan
endogen yang telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, yaitu:
1. Karateristik personal audit terdiri dari indikator X2, X9 dan X10
2. Komitmen organisasi terdiri dari indikator X13, X14, X15, X16,
X17 dan X19
3. Kepuasan kerja terdiri dari indikator X25, X26, X27 dan X33
4. Kinerja auditor terdiri dari indikator X40, X41, X43, X44, X45,
X47 dan X48
5. Tingkat penyimpangan terdiri dari indekator X50, X51, X52, X53
,X55, X58, X59, X60 dan X61
103
Di bawah ini adalah model SEM yang terdiri dari indikator-indikator
dari beberapa kostruk eksogen dan endogen.
Gambar 4.4 Model SEM
Berdasarkan gambar 4.4 didapat model persamaan struktural belum
memenuhi kriteria model fit, yaitu ditunjukkan dengan nilai Chi-Square =
756.692 dan probabilitas = 0.000. begitu juga dengan kriteria lainnya
masih belum memenuhi yang direkomendasikan. Ketidakcocokan data
104
(mis fit) bisa diperbaiki dengan menggunakan Modification Indices, yaitu
dengan menghubungkan antar residual yang mempunyai nilai modification
indices yang paling besar. Di bawah ini hasil dari hubungan antar residual
yang mempunyai nilai MI paling basar.
Gambar 4.5 Model SEM dengan Modification Indices
Berdasarkan gambar 4.5, maka terlihat bahwa dengan melakukan
hubungan antar residualnya (MI) nilai Chi-Square menjadi berkurang,
walaupun belum signifikan. Untuk kriteria fit lainnya, yaitu TLI = 0.823
dan RMSEA = 0.076 sudah memenuhi kriteria. Sedangkan untuk GFI dan
105
AGFI belum memenuhi, namun nilainya sudah mendekati yang
direkomendasikan yaitu di atas 0.80. sehingga model SEM ini dapat
digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor karakteristik personal
auditor, komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja auditor
dan tingkat penyimpangan perilaku dalam audit.
5. Estimasi Nilai Parameter
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dapat dilihat dari
hasil koefisien Regression Weight. Nilai P mengindikasikan signifikasi
suatu variabel terhadap variabel lainnya, dimana dikatakan signifikan
jika terpenuhi P ≥ 0,05. Dari tabel dibawah hanya kepuasan terhadap
penyimpangan saja yang hasilnya tidak signifikan. Hasil output
estimasi dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4. 14 Koefisien Regression Weight
Estimate S.E. C.R. P Label kinerja <--- karakter .318 .130 2.438 .015 par_29kinerja <--- komitmen .219 .092 2.383 .017 par_31kinerja <--- kepuasan .356 .097 3.657 *** par_32penyimpangan <--- karakter .559 .256 2.184 .029 par_28penyimpangan <--- komitmen .483 .171 2.833 .005 par_30penyimpangan <--- kepuasan -.081 .178 -.456 .649 par_33penyimpangan <--- kinerja -1.071 .468 -2.290 .022 par_34x10 <--- karakter 1.000 x9 <--- karakter 1.326 .271 4.900 *** par_1 x2 <--- karakter .649 .163 3.992 *** par_2 x19 <--- komitmen 1.000 x17 <--- komitmen 1.327 .232 5.733 *** par_3
106
Estimate S.E. C.R. P Label x16 <--- komitmen 1.161 .190 6.097 *** par_4 x15 <--- komitmen 1.044 .196 5.336 *** par_5 x14 <--- komitmen .782 .172 4.562 *** par_6 x13 <--- komitmen .765 .171 4.477 *** par_7 x33 <--- kepuasan 1.000 x27 <--- kepuasan .802 .140 5.711 *** par_8 x26 <--- kepuasan .684 .128 5.326 *** par_9 x25 <--- kepuasan .848 .137 6.169 *** par_10x50 <--- penyimpangan 1.000 x51 <--- penyimpangan 1.174 .173 6.799 *** par_11x52 <--- penyimpangan 1.291 .267 4.835 *** par_12x53 <--- penyimpangan 1.113 .242 4.602 *** par_13x55 <--- penyimpangan 1.141 .271 4.211 *** par_14x58 <--- penyimpangan 1.346 .277 4.862 *** par_15x59 <--- penyimpangan 1.587 .314 5.055 *** par_16x60 <--- penyimpangan 1.862 .353 5.271 *** par_17x61 <--- penyimpangan 1.660 .330 5.023 *** par_18x40 <--- kinerja 1.000 x41 <--- kinerja .795 .152 5.231 *** par_19x43 <--- kinerja 1.611 .298 5.401 *** par_20x44 <--- kinerja 1.013 .210 4.829 *** par_21x47 <--- kinerja .747 .186 4.023 *** par_22x48 <--- kinerja .917 .238 3.859 *** par_23x45 <--- kinerja .839 .218 3.855 *** par_24
Sedangkan Standardized Regression Weight yaitu nilai
unstandardized dikurangi dengan standard error (SE) yang hasinya adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.15 Standardized Regression Weight
Estimate kinerja <--- Karakter .351 kinerja <--- Komitmen .258
107
Estimate kinerja <--- Kepuasan .531 penyimpangan <--- Karakter .563 penyimpangan <--- Komitmen .518 penyimpangan <--- Kepuasan -.110 penyimpangan <--- Kinerja -.977
Berdasarkan tabel 4.15, didapat dijelaskan lebih lanjut analisis
evaluasi bobot regresi tersebut dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Karakteristik Personal Auditor memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Kinerja Auditor sebesar 0.351. Hasil ini
mendukung penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Septiani
(2009). Hal ini menunjukan bahwa auditor dengan karakteristik yang
baik maka kinerjanya tinggi.
2. Komitmen Organisasi memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Kinerja Auditor sebesar 0.258. Hasil ini
mendukung penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Maryanti
(2005) dan bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Septiani (2009). Hal ini menunjukan bahwa auditor dengan Komitmen
Organisasi yang baik maka kinerjanya tinggi.
3. Kepuasan Kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Kinerja Auditor sebesar 0.531. Hasil ini mendukung
penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Wahyuddin (2008) dan
108
Yuliastono (2008). Hal ini menunjukan bahwa auditor yang memiliki
kepuasan kerja maka kinerjanya tinggi.
4. Karakteristik Personal Auditor secara langsung memberikan pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap Penyimpangan Perilaku dalam
Audit sebesar 0.563. Hasil ini mendukung penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Donelly et.al (2003), Irawati dkk (2005) dan Septiani
(2009). Hal ini menunjukan bahwa Karakteristik Personal Auditor
(diinterpretasikan dengan Locus of Control, Self esteem, Self efficacy)
cenderung akan melakukan tindakan penyimpangan dalam audit.
5. Komitmen Organisasi secara langsung memberikan pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Penyimpangan Perilaku dalam Audit
sebesar 0.518. Hasil ini mendukung penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Maryanti (2005) dan bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2009). Hal ini menunjukan
bahwa auditor dengan Karakteristik Personal Auditor yang baik
cenderung akan melakukan tindakan penyimpangan dalam audit.
6. Kepuasan Kerja secara langsung memberikan pengaruh negatif tetapi
tidak signifikan terhadap Penyimpangan Perilaku dalam Audit sebesar
-0.110. Hal ini menunjukan bahwa auditor yang memiliki Kepuasan
Kerja maka akan cenderung kurang menerima tindakan penyimpangan
dalam audit cenderung tidak melakukan tindakan penyimpangan dalam
audit.
109
Sedangkan untuk melihat pengaruh tidak langsung variabel Karakteristik
Personal Auditor, Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap
Penyimpangan Perilaku dalam Audit dengan Kinerja Auditor sebagai
variabel intervening menggunakan tabel Standardized indirect effect
sebagaimana dibawah ini:
Tabel 4.16 Standardized Indirect Effect
kepuasan
komitmen
karakter
kinerja
penyimpangan
kinerja .000 .000 .000 .000 .000penyimpangan -.519 -.252 -.343 .000 .000
Standardized indirect effect menunjukan pengaruh tidak langsung dari
suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, hasil table diatas dibaca
sebagai berikut:
1. Karakteristik Personal Auditor mempunyai pengaruh tidak langsung
terhadap penyimpangan perilaku dalam audit melalui kinerja auditor
sebesar -0.343 (negatif dan signifikan).
2. Komitmen Organisasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit melalui kinerja auditor sebesar -
0.252 (negatif dan signifikan).
3. Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
penyimpangan perilaku dalam audit melalui kinerja auditor sebesar -
0.519 (negatif dan signifikan).
110
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Faktor Karakteristik Personal
Auditor, Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Tingkat
Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit dengan Kinerja Auditor
sebagai variabel intervening, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Karakteristik personal auditor berkontribusi secara signifikan negatif
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit
melalui intensi kinerja auditor.
2. Komitmen organisasi berkontribusi secara signifikan negatif terhadap
tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit melalui intensi
kinerja auditor.
3. Kepuasan kerja berkontribusi secara signifikan negatif terhadap tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit melalui intensi kinerja
auditor.
4. Karakteristik personal auditor berkontribusi langsung secara signifikan
positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit. Penelitian ini konsisten terhadap penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Donelly et.al (2003), Irawati dkk (2005) dan Septiani
(2009).
111
5. Komitmen organisasi berkontribusi langsung secara signifikan positif
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
Penelitian ini konsisten terhadap penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Maryanti (2005) dan tidak konsisten terhadap dengan
penelitian yang dilakukan oleh Septiani (2009
6. Kepuasan kerja berkontribusi langsung secara tidak signifikan negatif
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit.
B. Implikasi
Berikut ini dikemukakan beberapa implikasi yang relevan dengan
penelitian. Implikasi tersebut antara lain:
1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukan bahwa kinerja auditor
memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap tingkat penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini mempengaruhi bahwa
kinerja auditor harus ditingkatkan agar dapat mengurangi tindakan
penyimpangan perilaku dalam audit dengan cara:
- Memberikan pelatihan dan pendidikan lanjutan bagi auditor
- Memberikan motivasi dan dukungan riil terhadap auditor
- Memberikan gaji yang layak untuk auditor
2. Karakteristik personal auditor memiliki hubungan signifikan dan
positif terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam
audit. Hal ini mempengaruhi bahwa karakteristik personal auditor hal
ini mengindikasikan bahwa:
112
- Locus of Control (pengendalian seseorang terhadap suatu
peristiwa). Dimana individu dengan lokus kendali merasa tidak
mampu untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya
untuk bertahan pada suatu organisasi, mereka memiliki potensi
untuk memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan
pertahanan mereka.
- Self Esteem (harga diri).
Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu untuk memiliki
ambisi yang tinggi yang dapat menyebabkan individu
menggunakan segala cara untuk mencapainya.
- Selft Efficacy (peluang untuk meraih keberhasilan terhadap tugas).
Untuk meraih suatu peluang dalam menuntaskan pekerjaan
biasanya individu menggunakan berbagai macam cara untuk
menuntaskan sehingga penghargaan diberikan kepadanya.
Oleh karena itu karakteristik personal auditor harus dikendalikan dan
dimanajemen dengan baik dengan cara sebagai berikut:
- Diberikan kesadaran akan kode etik profesi auditor
- Diberikan pengarahan kepada budaya kerja perusahaan
Komitmen Organisasi memiliki hubungan signifikan dan positif
terhadap tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal
ini mempengaruhi bahwa komitmen organisasi hal ini
mengindikasikan bahwa auditor berkomitmen kepada perusahaan
hanya karena kewajiban mereka sebagai karyawan bukan dari
113
kemauan dalam dirinya sendiri, sehingga yang timbul adalah
keterpaksaan yang mengakibatkan pada perilaku penyimpangan dalam
audit. Oleh karena itu komitmen organisasi harus ditumbuhkan
kembali dengan baik dengan cara sebagai berikut:
- Manajemen dalam suatu perusahaan harus mampu memahami apa
yang ingin dicapai oleh pribadi auditor dan menyelaraskannya
dengan tujuan perusahaan.
- Menerapkan kesamaan visi dan misi baik itu perusahaan dan
auditor secara konsisten.
3. Kepuasan kerja memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap
tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini
mempengaruhi bahwa kepuasan kerja harus ditingkatkan agar dapat
mengurangi tindakan penyimpangan perilaku dalam audit dengan cara:
- Memberikan penghargaan kepada auditor berprestasi
- Memberikan kesempatan kepada auditor untuk mengembangkan
kreatifitas
- Menumbuhkan suasana kerja yang nyaman dan kondusif.
Peneliti menyadari keterbatasan dalam penelitian ini, diantaranya adalah
penggunaan beberapa indikator pernyataan yang sudah tidak relevan karena
menggunakan penelitian tahun yang terlalu lampau. Sehingga penelitian dengan
SEM ini kurang dapat mengukur apa yang terjadi pada masa ini. Diharapkan pada
penelitian selanjutnya agar memperhatikan perkembangan ilmu dan jurnal yang
terkini.
114
DAFTAR PUSTAKA
Adityawati, Septian. “Analisis Karekteristik Perusahaan, Industri dan Ekonomi Makro terhadap return dan Beta Saham dengan Pendekatan SEM”. Skripsi UIN. Jakarta: 2009.
Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 26-28 Juli 2007.
Bahagia, Malla. “Analisis Struktur Kepemilikan, Kebijakan Deviden, dan
Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Pendekatan Structural Equation Modelling (SEM), Studi Empiris Perusahaan Go Publik di BEI”. Skripsi UIN. Jakarta. 2007.
Donelly, P. David, Jeffrey J. Quirin, and David O’Bryan. “Auditor Acceptance Of
Dysfunctional Audit Behaviour: An Explonatory Model Using Auditor’s Personal Characteristics”. Behaviour research in Accounting. Vol. 15. 2003.
Dwi Hermina, Mira. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Pengalaman
Audit, Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi UIN. Jakarta. 2009.
Engko, Cecilia. “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Dengan
Self-Efficacy Sebagai Variabel Intervening”. Symposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 2006.
Ghozali, Imam. “Model Persamaan Struktural Konsep Dan Aplikasi Dengan
Program AMOS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007. Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”.UIN. Jakarta, 2007. Hariyanto, Agus. “ Kedudukan dan Peran Auditor Internal Di Dalam
Perusahaan”. Semarang. 1998. Hery, Siswanto ”Auditor Internal In Persfektif”. Dalam Majalah Fenomena
Auditor Internal. Jakarta. 2009. Idris, Muhammad. “Pengaruh Profesionalisme, Motivasi dan Komitmen
Organisasi terhadap Peningkatan Kinerja Auditor”. Skripsi UIN. Jakarta. 2008.
115
Indriantoro, Nur dan Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE: Yogyakarta. 2007.
Irawati, Yuke dan Nensi Natalia. “Hubungan Karakteristik Personal Auditor
Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Skripsi Unika Atma Jaya. Jakarta. 2005.
Irawati, Yuke dkk. “Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat
Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Simposium Nasional Akuntansi. Solo. 2005.
Kadir dan Didik Aryanto. “Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap
Kepuasan Kerja Dan Keinginan Karyawan Untuk Berpindah (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Public Di Jawa)”. Jurnal MAKSI. Vol.2. Januari. 2003.
Kurniawati, Sri. “Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepasan Kerja, Prestasi Kerja Dan
Komitmen Organisasional Terhadap Intensi Keluar”. Skripsi UIN. Jakarta. 2009.
Mardisar, Diani dan Nelly S, Ria. “Pengaruh Akuntabilitas dan Pengalaman
Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007.
Maryanti, Puji. “Analisis Penerimaan Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior:
Pendekatan Karakteristik Personal Auditor”. Semarang. 2005. Novrialdi, Nanda. “Pengaruh Good Governance dan Independensi Auditor
Terhadap Kinerja Auditor dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi UIN. Jakarta. 2009.
Puspitasari, Maiza Fitri. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan Etis Auditor Internal Dalam Situasi Dilemma Etika”. SKRIPSI UIN Skripsi UIN. Jakarta. 2009.
Rahayu, Siti Kurnia, Ely Suhayati, Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik, Penerbit: Graha Ilmu. 2010. Robert, Malone. “Factor Associated With The Incidence Of Reduced Audit
Quality Behaviours”. A Journal of Practice & Theory Vol.15, No. Proquest. 1996.
Rosenberg, M. “Society And The Adolescent Self-Image. New Haven”. CT:
Princeton University Press. 1965.
116
Rosi, Delli. “Pengaruh Lucus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Dan Perilaku Etis Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi. FE Trisakti. Jakarta. 2007.
Sawyer, Lawrence B. “Internal Auditing”. Salemba Empat. Jakarta. 2006 Setiawan, Ivan Aries. “Akuntansi Keperilakuan Konsep Dan Kajian Empiris
Perilaku Akuntan”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2006.
Sopiah. “Perilaku Organisasional”. Andi Offset. Yogyakarta. 2008. Spector, P. E. “Development Of The Work Locus Of Control Scale. Journal Of
Occupational Psychology. 61: 335-340. 1988. Tampubolon, Manahan, R. “Perilaku Keorganisasian”. Edisi Kedua, Ghalia
Indonesia. Jakarta. 2008. Tantina, Yetti. “Pengaruh Kepuasan Kerja, Kemampuan Auditor dan Komitmen
Organisasional Terhadap Kinerja Auditor di Semarang. Skripsi Jurusan Akuntansi UKSW. 2004.
Trisnaningsih, S. “Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi Gender”. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, (7): 108-123. 2004. Trisnaningsih, Sri. “Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor:
Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada KAP Di Jawa Timur)’ Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.6, No.2. Mei 2003. hal 199-216.
Wahyuddin, Parwanto. “Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi Imka Dl Surakarta”. Universitas Muhammadiyah Surakarta Press. Surakarta. 2006.
Weningtyas, Suryanita dkk. “Penghentian Prematuree Atas Prosedur Audit”.
Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 2006. Wibowo. “Manajemen Kinerja”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007. Wijaya, Tony. “Analisis Structural Equation Modelling Menggunakan AMOS”.
Badan Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta. 2009. Yuliastono, Irvan. “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Individual Dalam Pelaporan Keuangan”. Skripsi UIN, Jakarta. 2009.
LAMPIRAN 1 : Surat Penelitian Skripsi Jakarta, 24 Mei 2010
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian
Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/ i Auditor Di Tempat Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini tengah mengadakan penelitian dalam rangka menyusun tugas akhir berupa skripsi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Saya mohon bantuan kepada Bapak/ Ibu/ Saudara/ i untuk berkenan meluangkan waktunya sejenak guna mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini. Bantuan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i sangat berarti demi terselesaikannya penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini merupakan suatu survey yang dilakukan untuk mengukur Pengaruh Faktor Karakteristik Personal Auditor, Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit Dengan Kinerja Auditor Sebagai Variabel Intervening.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Peneliti menjamin sepenuhnya kerahasiaan identitas seluruh jawaban Bapak/ Ibu/ Saudara/ i sesuai dengan etika penelitian.
• Mohon diisi dengan lengkap dan sebenar-benarnya. Apabila salah satu
nomor tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku dan tidak dapat digunakan.
• Apapun jawaban Bapak/ Ibu/ Saudara/ i tidak ada yang salah atau benar dan tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/ Ibu/ Saudara/ i ditempat bekerja
• Mohon Bapak/ Ibu/ Saudara/ i memberikan pendapat atas pernyataan-pernyataan berikut, sesuai dengan tingkat persetujuan dengan memberikan tanda silang (X) Pada Pilihan di bawah ini
STS TS N S SS Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Atas kesediaan dan perhatian serta kerjasamanya, peneliti ucapkan terimakasih
Hormat Saya, Peneliti
Dina Mardiana
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR No Pernyataan STS TS N S SS
X1 Penugasan audit adalah sesuatu yang harus saya kerjakan
X2 Dengan perencanaan, penyelesaian penugasan audit akan dapat dilakukan dengan baik
X3 Untuk memperoleh penugasan yang benar-benar baik, saya membutuhkan koneksi yang mempunyai kedudukan tinggi
X4 Kebanyakan anggota tim audit memiliki pengaruh terhadap pimpinannya melebihi daripada yang mereka kira
X5 Kadang-kadang saya berfikir bahwa keberadaan saya ini sangat berguna
X6 Saya merasa bahwa dalam diri saya banyak memiliki potensi dan kualitas yang baik
X7 Saya berharap pada diri saya untuk lebih banyak hormat pada diri saya sendiri
X8 Saya mempunyai sikap positif pada diri saya
X9 Saya merasa bahwa saya sangat mampu melakukan pekerjaan yang sedang saya kerjakan
X10 Saya merasa yakin bahwa keterampilan dan kemampuan saya sama atau melebihi daripada teman-teman sekerja saya
X11 Saya dapat menangani pekerjaan yang lebih menantang daripada pekerjaan yang sedang saya kerjakan
X12 Dari sudut profesionalisme, pekerjaan saya memuaskan harapan diri saya
KOMITMEN ORGANISASI No. Pernyataan STS TS N S SS
X13 Saya merasa ikut memiliki tempat saya bekerja
X14 Saya merasa terikat secara emosional dengan organisasi saya
X15 Organisasi di tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya
X16 Saya merasa menjadi bagian dari organisasi di tempat saya bekerja
X17 Saya merasa masalah ornganisasi juga seperti masalah saya
X18 Saya sulit terikat dengan organisasi lain seperti organisasi ditempat saya bekerja
X19 Saya mau berusaha diatas batas normal untuk mensukseskan perusahaan ditempat saya bekerja
X20 Saat ini saya tetap tinggal diperusahaan di tempat saya bekerja adalah merupakan kebutuhan karena komitmen terhadap organisasi
X21 Alasan utama sata tetap bekerja adalah apabila keluar akan memerlukan pengorbaan diri sendiri yang harus dipertimbangkan
X22 Saya merasa tidak komitmen jika meninggalkan organisasi di tempat saya bekerja
X23 Saya merasa tidak profesional jika meninggalkan pekerjaan di tempat saya bekerja
X24 Saya merasa tidak loyalitas terhadap organisasi jika saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan saya
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
KEPUASAN KERJA No Pernyataan STS TS N S SS
X25 Dapat menjaga kesibukan sepanjang waktu
X26 Kesempatan untuk mengajukan pekerjaan sendiri
X27 Kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari waktu ke waktu
X28 Kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas
X29 Cara pemimpin saya dalam menangani bawahannya
X30 Kemampuan supervisor saya dalam mengambil keputusan
X31 Dapat melakukan sesuatu hal yang tidak bertentangan dengan hati nurani saya
X32 Kesempatan untuk melakukan sesuatu menggunakan kemampuan saya
X33 Gaji saya dan beban pekerjaan yang saya lakukan adalah setimpal
X34 Cara teman saya berkerja sama satu sama lainnya
X35 Pujian yang saya dapat untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik
X36 Saya sangat menyukai bidang pekerjaan saya saat ini
X37 Saya lebih menyukai bidang pekerjaan saya daripada pekerjaan teman lainnya
KINERJA AUDITOR No. Pernyataan STS TS N S SS
X38 Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor, maka kinerjanya semakin profesional
X39 Auditor yang semakin lama dalam bidangnya, kinerjanya semakin profesional
X40 Usia dan kesehatan mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan profesinya
X41 Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik sebagai auditor
X42 Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan kewajiban
X43 Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiap pertemuan dan acara-acara tertentu auditor
X44 Saya bersedia mengeluarkan seluruh kemampuan saya dalam melaksanakan tugas sebagai auditor
X45 Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja
X46 Saya bekerja sesuai dengan harapan perusahaan
X47 Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini
X48 Saya terkadang bekerja lebih dari yang ditargetkan
X49 Saya banyak memberikan inisiatif pada perusahaan
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM AUDIT No. Pernyataan STS TS N S SS
X50 saya menerima penghentian satu/ beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika saya percaya walaupun langkah audit dilanjutkan tidak akan ditemukan kesalahan
X51 saya menerima penghentian satu/ beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika audit sebelumnya tidak ditemukan masalah pada sistem klien yang dihentikan tersebut
X52 saya menerima penghentian satu/ beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika supervisor ingin mempercepat waktu penyelesaian audit
X53 saya menerima penghentian satu/ beberapa langkah audit tanpa mengganti prosedur audit lain, jika saya percaya langkah audit itu tidak diperlukan
X54 saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika memberi peluang saya untuk promosi kenaikan jabatan
X55 saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika meningkatkan penilaian evaluasi kinerja saya
X56 saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika disarankan oleh supervisor
No. Pernyataan STS TS N S SS
X57 saya bisa menerima adanya percepatan penyelesaian waktu audit, jika auditor lain juga melakukannya dan penting bagi saya untuk berkompetensi dengan yang lain
X58 saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika ada bagian dari prosedur audit asli yang sebenarnya tidak begitu diperlukan
X59 saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika pada audit sebelumnya tidak ada masalah dengan sistem klien yang dihentikan tersebut
X60 saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika saya percaya prosedur audit yang asli tidak akan menemukan kesalahan
X61 saya bisa menerima penggantian prosedur audit, jika ada tekanan waktu yang tinggi untuk menyelesaikan proses audit
R X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45 X46 X47 X48 X49 X50 X51 X52 X53 X54 X55 X56 X57 X58 X59 X60 X611 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 32 4 5 2 3 5 5 3 5 4 5 3 3 5 5 3 5 5 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 2 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 2 33 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 35 4 5 3 3 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 2 3 4 2 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 36 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 27 5 5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38 5 5 1 3 4 4 1 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 49 4 4 1 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 410 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 4 4 4 4 3 4 411 1 4 1 1 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 2 3 3 4 4 1 1 2 3 4 3 4 4 4 4 3 5 2 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 412 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 4 4 4 4 2 4 413 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 4 4 4 4 2 4 414 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 4 4 4 4 3 4 415 3 4 5 5 3 4 3 5 4 5 5 4 3 3 2 4 3 2 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 3 3 4 3 416 4 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 2 2 1 3 4 3 3 2 2 1 2 217 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 5 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 2 1 2 3 4 3 3 418 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 2 5 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 1 2 3 2 2 1 2 1 1 219 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 320 5 5 2 3 3 3 5 5 5 3 5 3 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 221 3 4 3 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 422 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 423 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 424 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 325 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 1 2 1 2 1 2 2 3 3 1 2 226 5 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 5 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 2 3 3 4 4 4 2 1 2 2 1 227 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 3 3 2 2 2 2 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 1 1 128 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 5 4 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 2 1 1 129 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 2 4 5 5 5 4 3 3 3 4 4 5 5 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 130 3 3 4 4 3 5 5 3 3 2 5 2 2 4 3 2 2 4 3 3 2 4 3 2 4 3 5 3 5 3 5 3 4 4 4 3 5 5 4 3 2 2 2 4 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 331 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 532 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 133 4 4 2 5 4 3 5 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 5 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 334 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 3 3 3 4 5 5 5 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 235 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 236 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 5 2 2 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 5 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 237 5 5 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 2 1 4 2 2 2 3 2 3 4 4 3 5 4 1 3 2 4 3 1 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 138 4 3 2 2 4 5 2 3 5 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 2 5 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 1 239 4 5 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 440 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 3 2 241 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 1 1 1 2 2 1 2 2 3 3 2 242 5 5 4 4 5 5 5 5 4 1 3 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 3 2 3 4 4 543 5 4 2 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 4 2 4 4 4 3 2 3 344 4 4 5 5 2 4 3 5 4 2 5 5 4 4 3 4 3 3 2 5 2 3 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 4 4 2 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 1 1 1 2 2 3 3 3 2 1 1 145 5 5 5 3 3 4 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 1 1 2 3 4 2 4 2 1 1 146 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 3 5 4 2 4 2 1 4 3 4 3 4 4 4 3 5 4 2 2 2 3 4 4 5 4 4 4 3 3 4 2 3 4 2 4 4 4 5 4 2 4 4 3 4 4 4 447 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 248 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 3 4 3 5 5 5 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 1 3 4 3 3 2 3 3 349 4 4 2 3 3 4 5 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 250 4 4 3 2 3 2 5 3 2 2 4 5 5 4 4 5 4 3 5 2 3 3 2 3 4 3 4 5 4 3 4 4 5 3 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 2 5 2 1 2 1 2 2 2 1 4 4 2 3 4 3 251 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4
LAMPIRAN 3. Daftar Jawaban Responden
Karakteristik Personal Auditor Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja Kinerja Auditor Penyimpangan Perilaku dlm Audit
R X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45 X46 X47 X48 X49 X50 X51 X52 X53 X54 X55 X56 X57 X58 X59 X60 X61
LAMPIRAN 3. Daftar Jawaban Responden
Karakteristik Personal Auditor Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja Kinerja Auditor Penyimpangan Perilaku dlm Audit
52 4 5 5 4 3 3 4 3 3 4 5 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 4 4 3 5 4 5 4 3 4 5 3 4 5 3 4 5 4 5 3 3 4 5 3 2 4 5 4 4 2 2 3 2 1 3 2 2 1 3 2 253 4 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 2 2 2 3 3 4 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 1 1 1 1 2 3 2 2 1 2 3 354 4 5 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 3 455 5 5 4 3 2 2 2 3 4 4 4 5 5 5 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 5 4 4 3 2 2 2 3 4 3 5 3 3 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 5 1 1 1 2 2 3 2 3 3 2 1 156 4 5 2 2 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 2 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 257 5 5 4 3 5 5 5 4 4 3 5 4 4 3 3 4 2 1 4 4 2 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 5 2 2 2 3 3 5 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 2 3 4 4 458 4 5 4 2 4 5 3 5 5 3 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 5 4 3 3 4 3 3 5 4 4 1 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 4 4 3 3 5 3 2 4 4 4 559 4 4 3 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 2 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 460 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 561 4 3 2 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 5 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 5 2 3 2 4 4 2 3 4 4 2 4 3 2 3 2 4 3 2 262 5 4 3 5 4 3 4 5 3 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 3 5 3 5 4 3 5 4 3 5 4 3 5 3 4 5 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 2 263 5 4 3 3 3 5 4 3 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3 3 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 2 3 3 2 1 1 2 2 3 2 1 164 3 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 5 4 3 4 3 2 3 5 5 3 3 3 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 1 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1 165 5 4 3 4 5 4 3 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 3 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 466 4 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 2 3 4 3 2 1 4 4 4 467 5 4 3 2 3 5 2 5 1 2 3 4 2 3 2 1 3 2 2 4 3 3 4 2 2 3 2 4 3 3 4 5 1 2 3 4 2 3 5 2 4 5 1 3 3 4 3 2 3 2 4 3 4 3 5 2 4 4 3 4 268 4 5 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 1 3 1 1 4 4 4 4 5 5 3 4 2 1 4 3 3 5 4 4 4 5 3 4 2 3 3 2 1 4 2 4 4 2 4 4 5 4 3 3 469 4 5 1 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 5 4 3 4 5 2 3 4 3 2 2 2 4 3 4 2 3 2 4 3 2 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 5 3 270 4 5 4 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 5 471 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 472 4 5 4 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 473 5 3 4 4 3 4 2 1 2 3 4 4 3 2 3 4 5 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 5 3 4 1 4 3 4 3 2 5 4 3 5 2 3 4 3 5 4 1 3 4 2 3 5 4 1 3 4 2 5 374 4 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 2 5 3 1 4 4 2 3 1 4 2 4 3 4 2 4 3 5 3 2 1 4 3 5 3 3 3 5 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 5 2 4 2 4 2 4 2 3 4 3 475 4 4 3 3 5 5 4 3 3 2 4 5 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 1 1 2 1 276 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 3 2 2 2 3 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 1 1 1 1 1 177 4 4 4 5 5 4 2 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 5 5 3 2 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 3 3 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 3 4 5 4 3 2 1 1 3 2 1 3 2 3 1 2 278 5 3 3 3 4 5 5 5 4 4 3 2 4 4 3 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 3 4 5 3 4 3 5 5 5 4 4 2 2 1 4 3 2 4 4 2 2 3 379 2 3 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 2 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 3 5 5 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 180 4 3 5 2 3 5 4 2 3 1 2 4 4 3 5 4 2 4 3 4 2 4 3 3 2 4 3 5 4 3 2 2 4 3 5 1 3 2 5 4 3 3 3 5 4 2 3 4 1 4 3 4 2 1 3 2 4 5 1 3 481 5 5 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 5 4 2 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 4 4 482 4 5 1 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 2 3 4 2 2 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 2 4 3 2 4 3 4 3 2 183 3 4 4 3 2 4 4 5 5 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 184 5 3 2 4 3 4 5 4 1 2 3 2 2 3 3 4 2 1 1 4 3 3 2 2 3 4 2 5 3 4 1 2 3 2 4 3 3 4 5 2 3 4 1 2 1 4 2 1 1 1 2 2 4 3 5 3 4 3 1 4 585 3 4 2 2 4 5 5 5 1 2 3 3 2 2 3 3 1 2 4 5 1 2 3 3 2 3 3 4 1 5 3 5 1 3 4 2 4 3 5 2 4 3 1 2 1 5 3 2 3 2 4 2 5 3 4 1 4 3 4 4 286 4 5 1 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 3 3 3 3 4 4 4 5 4 3 2 2 3 4 2 2 2 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 5 4 3 2 2 4 2 4 4 4 287 4 5 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 388 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 5 5 3 4 5 4 3 3 2 3 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 189 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 3 4 4 5 4 3 2 3 4 4 5 3 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 3 3 4 5 5 5 4 4 3 3 2 2 4 4 2 2 1 1 2 190 2 2 3 4 2 2 3 3 2 4 3 5 3 2 3 3 4 4 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 2 2 3 4 2 2 4 4 3 4 5 4 3 4 4 5 5 4 2 2 1 2 3 4 4 2 1 2 1 291 4 5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 5 5 5 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 4 5 4 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 2 1 3 392 3 3 2 2 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 3 3 4 4 5 3 4 3 2 4 5 4 4 4 3 2 2 3 2 2 3 4 2 3 193 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 2 2 1 2 3 4 3 2 3 194 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 5 3 495 5 4 3 2 4 5 3 4 5 5 4 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 4 2 2 2 4 4 2 3 2 3 3 5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 396 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 497 5 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 398 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 3 2 2 4 3 4 4 5 299 5 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 5 3 4 4100 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4101 4 4 5 3 3 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 4 4 4 4
Lampiran 4 Uji Validitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel) Karakteristik Personal Auditor
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 Pearson Correlation 1 .915** .182 .155 .632* .761** .645* .506 .704** .374 .000 .388 .697**
Sig. (2-tailed) .000 .534 .596 .015 .002 .013 .065 .005 .188 1.000 .170 .006
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14P2 Pearson Correlation .915** 1 .331 .149 .687** .730** .557* .485 .708** .394 .118 .354 .715**
Sig. (2-tailed) .000 .247 .611 .007 .003 .039 .078 .005 .163 .688 .215 .004N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P3 Pearson Correlation .182 .331 1 .499 .181 .073 .400 .649* .402 .463 .495 .592* .651*
Sig. (2-tailed) .534 .247 .069 .536 .805 .157 .012 .154 .095 .072 .026 .012N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P4 Pearson Correlation .155 .149 .499 1 .029 .365 .744** .820** .229 .365 .457 .864** .716**
Sig. (2-tailed) .596 .611 .069 .923 .200 .002 .000 .431 .199 .101 .000 .004N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P5 Pearson Correlation .632* .687** .181 .029 1 .532 .356 .267 .776** .220 .393 .143 .582*
Sig. (2-tailed) .015 .007 .536 .923 .050 .211 .356 .001 .450 .165 .626 .029N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P6 Pearson Correlation .761** .730** .073 .365 .532 1 .743** .456 .467 .281 .073 .378 .656*
Sig. (2-tailed) .002 .003 .805 .200 .050 .002 .101 .092 .330 .805 .182 .011N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P7 Pearson Correlation .645* .557* .400 .744** .356 .743** 1 .827** .535* .347 .185 .809** .854**
Sig. (2-tailed) .013 .039 .157 .002 .211 .002 .000 .049 .224 .527 .000 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P8 Pearson Correlation .506 .485 .649* .820** .267 .456 .827** 1 .560* .419 .472 .973** .906**
Sig. (2-tailed) .065 .078 .012 .000 .356 .101 .000 .037 .136 .089 .000 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P9 Pearson Correlation .704** .708** .402 .229 .776** .467 .535* .560* 1 .138 .454 .429 .746**
Sig. (2-tailed) .005 .005 .154 .431 .001 .092 .049 .037 .639 .103 .126 .002N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P10 Pearson Correlation .374 .394 .463 .365 .220 .281 .347 .419 .138 1 .214 .317 .533*
Sig. (2-tailed) .188 .163 .095 .199 .450 .330 .224 .136 .639 .462 .270 .050N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P11 Pearson Correlation .000 .118 .495 .457 .393 .073 .185 .472 .454 .214 1 .431 .533*
Sig. (2-tailed) 1.000 .688 .072 .101 .165 .805 .527 .089 .103 .462 .124 .050N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P12 Pearson Correlation .388 .354 .592* .864** .143 .378 .809** .973** .429 .317 .431 1 .824**
Sig. (2-tailed) .170 .215 .026 .000 .626 .182 .000 .000 .126 .270 .124 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
TS Pearson Correlation .697** .715** .651* .716** .582* .656* .854** .906** .746** .533* .533* .824** 1Sig. (2-tailed) .006 .004 .012 .004 .029 .011 .000 .000 .002 .050 .050 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4 Uji Validitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel) Komitmen Organisasi
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 Pearson Correlation 1 .619* .710** .632* .839** .676** .410 .350 .410 .483 .241 .710** .754**
Sig. (2-tailed) .018 .004 .015 .000 .008 .145 .219 .145 .081 .407 .004 .002
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14P2 Pearson Correlation .619* 1 .730** .704** .521 .764** .000 .180 .535* .321 .227 .730** .676**
Sig. (2-tailed) .018 .003 .005 .056 .001 1.000 .538 .049 .263 .435 .003 .008N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P3 Pearson Correlation .710** .730** 1 .881** .826** .717** .372 .526 .744** .669** .568* 1.000** .948**
Sig. (2-tailed) .004 .003 .000 .000 .004 .190 .054 .002 .009 .034 .000 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P4 Pearson Correlation .632* .704** .881** 1 .629* .505 .185 .269 .687** .535* .417 .881** .789**
Sig. (2-tailed) .015 .005 .000 .016 .066 .528 .352 .007 .049 .138 .000 .001N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P5 Pearson Correlation .839** .521 .826** .629* 1 .637* .595* .601* .669** .535* .568* .826** .900**
Sig. (2-tailed) .000 .056 .000 .016 .014 .025 .023 .009 .049 .034 .000 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P6 Pearson Correlation .676** .764** .717** .505 .637* 1 .049 .285 .525 .543* .322 .717** .719**
Sig. (2-tailed) .008 .001 .004 .066 .014 .869 .324 .054 .045 .262 .004 .004N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P7 Pearson Correlation .410 .000 .372 .185 .595* .049 1 .844** .300 .164 .705** .372 .572*
Sig. (2-tailed) .145 1.000 .190 .528 .025 .869 .000 .297 .576 .005 .190 .033N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P8 Pearson Correlation .350 .180 .526 .269 .601* .285 .844** 1 .459 .380 .747** .526 .698**
Sig. (2-tailed) .219 .538 .054 .352 .023 .324 .000 .099 .181 .002 .054 .005N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P9 Pearson Correlation .410 .535* .744** .687** .669** .525 .300 .459 1 .392 .705** .744** .796**
Sig. (2-tailed) .145 .049 .002 .007 .009 .054 .297 .099 .165 .005 .002 .001N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P10 Pearson Correlation .483 .321 .669** .535* .535* .543* .164 .380 .392 1 .208 .669** .620*
Sig. (2-tailed) .081 .263 .009 .049 .049 .045 .576 .181 .165 .476 .009 .018N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P11 Pearson Correlation .241 .227 .568* .417 .568* .322 .705** .747** .705** .208 1 .568* .717**
Sig. (2-tailed) .407 .435 .034 .138 .034 .262 .005 .002 .005 .476 .034 .004N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P12 Pearson Correlation .710** .730** 1.000** .881** .826** .717** .372 .526 .744** .669** .568* 1 .948**
Sig. (2-tailed) .004 .003 .000 .000 .000 .004 .190 .054 .002 .009 .034 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
TS Pearson Correlation .754** .676** .948** .789** .900** .719** .572* .698** .796** .620* .717** .948** 1Sig. (2-tailed) .002 .008 .000 .001 .000 .004 .033 .005 .001 .018 .004 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 4 Uji Validitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel) Kepuasan Kerja
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 TS
P1 Pearson Correlation 1 .446 .780** .631* .550* .450 .628* .762** .495 .434 .496 .253 .720** .778**
Sig. (2-tailed) .110 .001 .016 .041 .106 .016 .002 .072 .121 .072 .383 .004 .001
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14P2 Pearson Correlation .446 1 .493 .545* .121 .493 .844** .557* .306 .476 .543* .521 .747** .716**
Sig. (2-tailed) .110 .073 .044 .681 .073 .000 .039 .287 .086 .045 .056 .002 .004N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P3 Pearson Correlation .780** .493 1 .802** .665** .389 .480 .666** .639* .528 .759** .639* .659* .855**
Sig. (2-tailed) .001 .073 .001 .009 .169 .083 .009 .014 .052 .002 .014 .010 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P4 Pearson Correlation .631* .545* .802** 1 .767** .645* .548* .628* .684** .730** .777** .675** .658* .905**
Sig. (2-tailed) .016 .044 .001 .001 .013 .043 .016 .007 .003 .001 .008 .011 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P5 Pearson Correlation .550* .121 .665** .767** 1 .584* .281 .473 .581* .411 .580* .508 .430 .693**
Sig. (2-tailed) .041 .681 .009 .001 .028 .331 .088 .029 .145 .030 .064 .124 .006N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P6 Pearson Correlation .450 .493 .389 .645* .584* 1 .651* .458 .523 .603* .459 .295 .467 .689**
Sig. (2-tailed) .106 .073 .169 .013 .028 .012 .100 .055 .022 .099 .306 .093 .006N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P7 Pearson Correlation .628* .844** .480 .548* .281 .651* 1 .732** .360 .491 .299 .274 .842** .756**
Sig. (2-tailed) .016 .000 .083 .043 .331 .012 .003 .206 .075 .299 .342 .000 .002N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P8 Pearson Correlation .762** .557* .666** .628* .473 .458 .732** 1 .722** .607* .462 .427 .805** .838**
Sig. (2-tailed) .002 .039 .009 .016 .088 .100 .003 .004 .021 .096 .128 .001 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P9 Pearson Correlation .495 .306 .639* .684** .581* .523 .360 .722** 1 .757** .576* .693** .413 .760**
Sig. (2-tailed) .072 .287 .014 .007 .029 .055 .206 .004 .002 .031 .006 .143 .002N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P10 Pearson Correlation .434 .476 .528 .730** .411 .603* .491 .607* .757** 1 .484 .415 .394 .713**
Sig. (2-tailed) .121 .086 .052 .003 .145 .022 .075 .021 .002 .079 .140 .163 .004N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P11 Pearson Correlation .496 .543* .759** .777** .580* .459 .299 .462 .576* .484 1 .767** .557* .768**
Sig. (2-tailed) .072 .045 .002 .001 .030 .099 .299 .096 .031 .079 .001 .039 .001N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P12 Pearson Correlation .253 .521 .639* .675** .508 .295 .274 .427 .693** .415 .767** 1 .425 .684**
Sig. (2-tailed) .383 .056 .014 .008 .064 .306 .342 .128 .006 .140 .001 .130 .007N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P13 Pearson Correlation .720** .747** .659* .658* .430 .467 .842** .805** .413 .394 .557* .425 1 .830**
Sig. (2-tailed) .004 .002 .010 .011 .124 .093 .000 .001 .143 .163 .039 .130 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
TS Pearson Correlation .778** .716** .855** .905** .693** .689** .756** .838** .760** .713** .768** .684** .830** 1Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .000 .006 .006 .002 .000 .002 .004 .001 .007 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4 Uji Validitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel)
Kinerja Auditor
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 Pearson Correlation 1 .719** .732** .577* .585* .416 .359 .491 .645* .676** .569* .350 .747**
Sig. (2-tailed) .004 .003 .031 .028 .139 .208 .075 .013 .008 .034 .219 .002
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14P2 Pearson Correlation .719** 1 .873** .635* .511 .305 .505 .389 .710** .698** .668** .471 .799**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .015 .062 .289 .066 .170 .004 .006 .009 .089 .001N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P3 Pearson Correlation .732** .873** 1 .830** .600* .448 .598* .522 .773** .735** .655* .546* .887**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .023 .108 .024 .055 .001 .003 .011 .043 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P4 Pearson Correlation .577* .635* .830** 1 .626* .463 .522 .510 .671** .740** .507 .520 .811**
Sig. (2-tailed) .031 .015 .000 .017 .096 .056 .062 .009 .002 .064 .056 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P5 Pearson Correlation .585* .511 .600* .626* 1 .676** .587* .548* .720** .488 .741** .814** .827**
Sig. (2-tailed) .028 .062 .023 .017 .008 .027 .043 .004 .077 .002 .000 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P6 Pearson Correlation .416 .305 .448 .463 .676** 1 .725** .551* .725** .599* .548* .562* .733**
Sig. (2-tailed) .139 .289 .108 .096 .008 .003 .041 .003 .024 .043 .036 .003N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P7 Pearson Correlation .359 .505 .598* .522 .587* .725** 1 .837** .633* .496 .441 .724** .785**
Sig. (2-tailed) .208 .066 .024 .056 .027 .003 .000 .015 .071 .115 .003 .001N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P8 Pearson Correlation .491 .389 .522 .510 .548* .551* .837** 1 .548* .415 .242 .619* .696**
Sig. (2-tailed) .075 .170 .055 .062 .043 .041 .000 .043 .140 .405 .018 .006N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P9 Pearson Correlation .645* .710** .773** .671** .720** .725** .633* .548* 1 .806** .661** .679** .899**
Sig. (2-tailed) .013 .004 .001 .009 .004 .003 .015 .043 .000 .010 .008 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P10 Pearson Correlation .676** .698** .735** .740** .488 .599* .496 .415 .806** 1 .438 .281 .778**
Sig. (2-tailed) .008 .006 .003 .002 .077 .024 .071 .140 .000 .118 .331 .001N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P11 Pearson Correlation .569* .668** .655* .507 .741** .548* .441 .242 .661** .438 1 .616* .751**
Sig. (2-tailed) .034 .009 .011 .064 .002 .043 .115 .405 .010 .118 .019 .002N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P12 Pearson Correlation .350 .471 .546* .520 .814** .562* .724** .619* .679** .281 .616* 1 .755**
Sig. (2-tailed) .219 .089 .043 .056 .000 .036 .003 .018 .008 .331 .019 .002N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
TS Pearson Correlation .747** .799** .887** .811** .827** .733** .785** .696** .899** .778** .751** .755** 1Sig. (2-tailed) .002 .001 .000 .000 .000 .003 .001 .006 .000 .001 .002 .002
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4 Uji Validitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel)
Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 Pearson Correlation 1 .451 .587* .641* .337 .437 .691** .515 .821** .623* .758** .675** .791**
Sig. (2-tailed) .106 .027 .013 .238 .118 .006 .059 .000 .017 .002 .008 .001
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14P2 Pearson Correlation .451 1 .616* .154 .802** .782** .504 .826** .172 .415 .755** .679** .809**
Sig. (2-tailed) .106 .019 .598 .001 .001 .066 .000 .557 .140 .002 .008 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P3 Pearson Correlation .587* .616* 1 .562* .637* .605* .594* .771** .330 .658* .658* .679** .837**
Sig. (2-tailed) .027 .019 .036 .014 .022 .025 .001 .249 .010 .010 .008 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P4 Pearson Correlation .641* .154 .562* 1 .401 .269 .649* .128 .791** .719** .316 .447 .604*
Sig. (2-tailed) .013 .598 .036 .156 .353 .012 .664 .001 .004 .270 .109 .022N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P5 Pearson Correlation .337 .802** .637* .401 1 .762** .504 .718** .200 .318 .711** .735** .808**
Sig. (2-tailed) .238 .001 .014 .156 .002 .066 .004 .494 .268 .004 .003 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P6 Pearson Correlation .437 .782** .605* .269 .762** 1 .293 .762** .212 .428 .755** .541* .776**
Sig. (2-tailed) .118 .001 .022 .353 .002 .308 .002 .467 .127 .002 .046 .001N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P7 Pearson Correlation .691** .504 .594* .649* .504 .293 1 .527 .556* .591* .591* .689** .748**
Sig. (2-tailed) .006 .066 .025 .012 .066 .308 .053 .039 .026 .026 .006 .002N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P8 Pearson Correlation .515 .826** .771** .128 .718** .762** .527 1 .062 .343 .872** .780** .837**
Sig. (2-tailed) .059 .000 .001 .664 .004 .002 .053 .832 .230 .000 .001 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P9 Pearson Correlation .821** .172 .330 .791** .200 .212 .556* .062 1 .552* .427 .366 .540*
Sig. (2-tailed) .000 .557 .249 .001 .494 .467 .039 .832 .041 .128 .198 .046N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P10 Pearson Correlation .623* .415 .658* .719** .318 .428 .591* .343 .552* 1 .300 .293 .622*
Sig. (2-tailed) .017 .140 .010 .004 .268 .127 .026 .230 .041 .297 .309 .018N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P11 Pearson Correlation .758** .755** .658* .316 .711** .755** .591* .872** .427 .300 1 .868** .903**
Sig. (2-tailed) .002 .002 .010 .270 .004 .002 .026 .000 .128 .297 .000 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
P12 Pearson Correlation .675** .679** .679** .447 .735** .541* .689** .780** .366 .293 .868** 1 .870**
Sig. (2-tailed) .008 .008 .008 .109 .003 .046 .006 .001 .198 .309 .000 .000N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
TS Pearson Correlation .791** .809** .837** .604* .808** .776** .748** .837** .540* .622* .903** .870** 1Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .022 .000 .001 .002 .000 .046 .018 .000 .000
N 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 5 Uji Reabilitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel)
A. Karakteristik Personal Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 14 100.0
Excludeda 0 .0
Total 14 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
B. Komitmen Organisasi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 14 100.0
Excludeda 0 .0
Total 14 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
C. Kepuasan Kerja
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 14 100.0
Excludeda 0 .0
Total 14 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.903 12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.930 12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.941 13
Lampiran 5 Uji Reabilitas Kuesioner dengan 14 Responden (Sampel)
D. Kinerja Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 14 100.0
Excludeda 0 .0
Total 14 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
E. Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 14 100.0
Excludeda 0 .0
Total 14 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.942 12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.933 12
Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal) Karakteristik Personal Auditor
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 Pearson Correlation 1 .423** .096 .145 .247* .171 .072 .135 .153 .108 .135 .215* .451**
Sig. (2-tailed) .000 .342 .149 .013 .087 .472 .179 .126 .282 .178 .031 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101P2 Pearson Correlation .423** 1 .141 -.006 .332** .115 .279** .431** .419** .250* .160 .243* .599**
Sig. (2-tailed) .000 .159 .954 .001 .250 .005 .000 .000 .012 .109 .014 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P3 Pearson Correlation .096 .141 1 .476** -.072 .034 .186 .091 .107 .021 .179 .005 .439**
Sig. (2-tailed) .342 .159 .000 .472 .738 .063 .366 .285 .835 .074 .964 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P4 Pearson Correlation .145 -.006 .476** 1 .115 -.082 .045 .088 -.016 .010 .116 -.007 .354**
Sig. (2-tailed) .149 .954 .000 .251 .417 .653 .381 .871 .918 .248 .944 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P5 Pearson Correlation .247* .332** -.072 .115 1 .460** .196* .309** .246* .205* .226* .218* .544**
Sig. (2-tailed) .013 .001 .472 .251 .000 .049 .002 .013 .040 .023 .028 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P6 Pearson Correlation .171 .115 .034 -.082 .460** 1 .287** .330** .268** .126 .293** .135 .502**
Sig. (2-tailed) .087 .250 .738 .417 .000 .004 .001 .007 .208 .003 .179 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P7 Pearson Correlation .072 .279** .186 .045 .196* .287** 1 .430** .107 .061 .046 .064 .475**
Sig. (2-tailed) .472 .005 .063 .653 .049 .004 .000 .285 .545 .649 .523 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P8 Pearson Correlation .135 .431** .091 .088 .309** .330** .430** 1 .379** .158 .047 .021 .563**
Sig. (2-tailed) .179 .000 .366 .381 .002 .001 .000 .000 .116 .643 .835 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P9 Pearson Correlation .153 .419** .107 -.016 .246* .268** .107 .379** 1 .460** .323** .161 .593**
Sig. (2-tailed) .126 .000 .285 .871 .013 .007 .285 .000 .000 .001 .107 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P10 Pearson Correlation .108 .250* .021 .010 .205* .126 .061 .158 .460** 1 .368** .303** .511**
Sig. (2-tailed) .282 .012 .835 .918 .040 .208 .545 .116 .000 .000 .002 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P11 Pearson Correlation .135 .160 .179 .116 .226* .293** .046 .047 .323** .368** 1 .338** .539**
Sig. (2-tailed) .178 .109 .074 .248 .023 .003 .649 .643 .001 .000 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P12 Pearson Correlation .215* .243* .005 -.007 .218* .135 .064 .021 .161 .303** .338** 1 .428**
Sig. (2-tailed) .031 .014 .964 .944 .028 .179 .523 .835 .107 .002 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
TS Pearson Correlation .451** .599** .439** .354** .544** .502** .475** .563** .593** .511** .539** .428** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal)
Komitmen Organisasi
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 Pearson Correlation 1 .615** .357** .396** .408** .166 .288** -.053 .207* .172 .197* .281** .553**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .097 .004 .599 .038 .086 .049 .004 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101P2 Pearson Correlation .615** 1 .567** .453** .409** .292** .326** .192 .181 .350** .132 .233* .649**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .001 .055 .071 .000 .188 .019 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P3 Pearson Correlation .357** .567** 1 .555** .303** .296** .415** .264** .135 .359** .191 .292** .648**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .003 .000 .008 .178 .000 .055 .003 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P4 Pearson Correlation .396** .453** .555** 1 .545** .171 .476** .224* .151 .204* .122 .234* .624**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .088 .000 .024 .132 .041 .223 .019 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P5 Pearson Correlation .408** .409** .303** .545** 1 .369** .477** .197* .169 .225* .193 .273** .641**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .000 .048 .091 .024 .054 .006 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P6 Pearson Correlation .166 .292** .296** .171 .369** 1 .379** .178 .271** .332** .160 .274** .541**
Sig. (2-tailed) .097 .003 .003 .088 .000 .000 .075 .006 .001 .111 .006 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P7 Pearson Correlation .288** .326** .415** .476** .477** .379** 1 .319** .133 .234* .137 .306** .624**
Sig. (2-tailed) .004 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .184 .018 .172 .002 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P8 Pearson Correlation -.053 .192 .264** .224* .197* .178 .319** 1 .259** .315** .164 .152 .448**
Sig. (2-tailed) .599 .055 .008 .024 .048 .075 .001 .009 .001 .101 .130 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P9 Pearson Correlation .207* .181 .135 .151 .169 .271** .133 .259** 1 .433** .372** .324** .526**
Sig. (2-tailed) .038 .071 .178 .132 .091 .006 .184 .009 .000 .000 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P10 Pearson Correlation .172 .350** .359** .204* .225* .332** .234* .315** .433** 1 .647** .562** .682**
Sig. (2-tailed) .086 .000 .000 .041 .024 .001 .018 .001 .000 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P11 Pearson Correlation .197* .132 .191 .122 .193 .160 .137 .164 .372** .647** 1 .658** .566**
Sig. (2-tailed) .049 .188 .055 .223 .054 .111 .172 .101 .000 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P12 Pearson Correlation .281** .233* .292** .234* .273** .274** .306** .152 .324** .562** .658** 1 .650**
Sig. (2-tailed) .004 .019 .003 .019 .006 .006 .002 .130 .001 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
TS Pearson Correlation .553** .649** .648** .624** .641** .541** .624** .448** .526** .682** .566** .650** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal)
Kepuasan Kerja
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 TS
P1 Pearson Correlation 1 .498** .546** .138 .076 -.030 .155 .189 .513** .269** .233* .269** .237* .591**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .169 .451 .767 .122 .058 .000 .007 .019 .007 .017 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101P2 Pearson Correlation .498** 1 .463** .341** .105 .139 .148 .233* .400** .274** .219* .184 .335** .617**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .296 .167 .140 .019 .000 .006 .028 .065 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P3 Pearson Correlation .546** .463** 1 .383** .332** .139 .273** .179 .375** .295** .215* .269** .324** .684**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .167 .006 .073 .000 .003 .031 .007 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P4 Pearson Correlation .138 .341** .383** 1 .424** .280** .021 .235* .234* .117 .065 .274** .202* .511**
Sig. (2-tailed) .169 .000 .000 .000 .004 .833 .018 .019 .245 .515 .006 .043 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P5 Pearson Correlation .076 .105 .332** .424** 1 .125 .198* .061 .242* .046 .107 .161 .162 .431**
Sig. (2-tailed) .451 .296 .001 .000 .212 .047 .544 .015 .646 .288 .108 .105 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P6 Pearson Correlation -.030 .139 .139 .280** .125 1 .162 .100 .003 .019 -.055 .199* .109 .294**
Sig. (2-tailed) .767 .167 .167 .004 .212 .104 .318 .976 .847 .583 .046 .278 .003N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P7 Pearson Correlation .155 .148 .273** .021 .198* .162 1 .420** .255** .187 -.075 .349** .340** .513**
Sig. (2-tailed) .122 .140 .006 .833 .047 .104 .000 .010 .062 .457 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P8 Pearson Correlation .189 .233* .179 .235* .061 .100 .420** 1 .269** .234* .005 .307** .186 .502**
Sig. (2-tailed) .058 .019 .073 .018 .544 .318 .000 .007 .018 .957 .002 .063 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P9 Pearson Correlation .513** .400** .375** .234* .242* .003 .255** .269** 1 .423** .192 .264** .321** .673**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .019 .015 .976 .010 .007 .000 .054 .008 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P10 Pearson Correlation .269** .274** .295** .117 .046 .019 .187 .234* .423** 1 .368** .263** .302** .556**
Sig. (2-tailed) .007 .006 .003 .245 .646 .847 .062 .018 .000 .000 .008 .002 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P11 Pearson Correlation .233* .219* .215* .065 .107 -.055 -.075 .005 .192 .368** 1 .089 .234* .372**
Sig. (2-tailed) .019 .028 .031 .515 .288 .583 .457 .957 .054 .000 .378 .018 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P12 Pearson Correlation .269** .184 .269** .274** .161 .199* .349** .307** .264** .263** .089 1 .434** .576**
Sig. (2-tailed) .007 .065 .007 .006 .108 .046 .000 .002 .008 .008 .378 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P13 Pearson Correlation .237* .335** .324** .202* .162 .109 .340** .186 .321** .302** .234* .434** 1 .609**
Sig. (2-tailed) .017 .001 .001 .043 .105 .278 .000 .063 .001 .002 .018 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
TS Pearson Correlation .591** .617** .684** .511** .431** .294** .513** .502** .673** .556** .372** .576** .609** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 TS
P1 Pearson Correlation 1 .498** .546** .138 .076 -.030 .155 .189 .513** .269** .233* .269** .237* .591**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .169 .451 .767 .122 .058 .000 .007 .019 .007 .017 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101P2 Pearson Correlation .498** 1 .463** .341** .105 .139 .148 .233* .400** .274** .219* .184 .335** .617**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .296 .167 .140 .019 .000 .006 .028 .065 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P3 Pearson Correlation .546** .463** 1 .383** .332** .139 .273** .179 .375** .295** .215* .269** .324** .684**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .167 .006 .073 .000 .003 .031 .007 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P4 Pearson Correlation .138 .341** .383** 1 .424** .280** .021 .235* .234* .117 .065 .274** .202* .511**
Sig. (2-tailed) .169 .000 .000 .000 .004 .833 .018 .019 .245 .515 .006 .043 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P5 Pearson Correlation .076 .105 .332** .424** 1 .125 .198* .061 .242* .046 .107 .161 .162 .431**
Sig. (2-tailed) .451 .296 .001 .000 .212 .047 .544 .015 .646 .288 .108 .105 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P6 Pearson Correlation -.030 .139 .139 .280** .125 1 .162 .100 .003 .019 -.055 .199* .109 .294**
Sig. (2-tailed) .767 .167 .167 .004 .212 .104 .318 .976 .847 .583 .046 .278 .003N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P7 Pearson Correlation .155 .148 .273** .021 .198* .162 1 .420** .255** .187 -.075 .349** .340** .513**
Sig. (2-tailed) .122 .140 .006 .833 .047 .104 .000 .010 .062 .457 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P8 Pearson Correlation .189 .233* .179 .235* .061 .100 .420** 1 .269** .234* .005 .307** .186 .502**
Sig. (2-tailed) .058 .019 .073 .018 .544 .318 .000 .007 .018 .957 .002 .063 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P9 Pearson Correlation .513** .400** .375** .234* .242* .003 .255** .269** 1 .423** .192 .264** .321** .673**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .019 .015 .976 .010 .007 .000 .054 .008 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P10 Pearson Correlation .269** .274** .295** .117 .046 .019 .187 .234* .423** 1 .368** .263** .302** .556**
Sig. (2-tailed) .007 .006 .003 .245 .646 .847 .062 .018 .000 .000 .008 .002 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P11 Pearson Correlation .233* .219* .215* .065 .107 -.055 -.075 .005 .192 .368** 1 .089 .234* .372**
Sig. (2-tailed) .019 .028 .031 .515 .288 .583 .457 .957 .054 .000 .378 .018 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P12 Pearson Correlation .269** .184 .269** .274** .161 .199* .349** .307** .264** .263** .089 1 .434** .576**
Sig. (2-tailed) .007 .065 .007 .006 .108 .046 .000 .002 .008 .008 .378 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P13 Pearson Correlation .237* .335** .324** .202* .162 .109 .340** .186 .321** .302** .234* .434** 1 .609**
Sig. (2-tailed) .017 .001 .001 .043 .105 .278 .000 .063 .001 .002 .018 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
TS Pearson Correlation .591** .617** .684** .511** .431** .294** .513** .502** .673** .556** .372** .576** .609** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal)
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 n Correlation 1 .654** .273** .325** .159 .357** .299** .303** .279** .216* .213* .205* .629**
Sig. (2-tailed) .000 .006 .001 .112 .000 .002 .002 .005 .030 .033 .040 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P2 Pearson Correlation .654** 1 .241* .300** .200* .220* .169 .136 .177 .155 .222* .008 .513**
Sig. (2-tailed) .000 .015 .002 .045 .027 .091 .174 .077 .121 .026 .938 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P3 Pearson Correlation .273** .241* 1 .546** .242* .380** .366** .280** .209* .298** .285** .235* .606**
Sig. (2-tailed) .006 .015 .000 .015 .000 .000 .005 .036 .003 .004 .018 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P4 Pearson Correlation .325** .300** .546** 1 .458** .360** .360** .264** .369** .422** .302** .277** .679**
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .000 .000 .000 .008 .000 .000 .002 .005 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P5 Pearson Correlation .159 .200* .242* .458** 1 .328** .304** .164 .177 .215* .174 .088 .461**
Sig. (2-tailed) .112 .045 .015 .000 .001 .002 .101 .076 .031 .082 .380 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P6 Pearson Correlation .357** .220* .380** .360** .328** 1 .582** .345** .282** .373** .344** .328** .692**
Sig. (2-tailed) .000 .027 .000 .000 .001 .000 .000 .004 .000 .000 .001 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P7 Pearson Correlation .299** .169 .366** .360** .304** .582** 1 .485** .318** .198* .221* .159 .615**
Sig. (2-tailed) .002 .091 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .047 .026 .112 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P8 Pearson Correlation .303** .136 .280** .264** .164 .345** .485** 1 .314** .333** .416** .188 .595**
Sig. (2-tailed) .002 .174 .005 .008 .101 .000 .000 .001 .001 .000 .060 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P9 Pearson Correlation .279** .177 .209* .369** .177 .282** .318** .314** 1 .470** .251* .238* .552**
Sig. (2-tailed) .005 .077 .036 .000 .076 .004 .001 .001 .000 .011 .016 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P10
Pearson Correlation .216* .155 .298** .422** .215* .373** .198* .333** .470** 1 .624** .416** .648**
Sig. (2-tailed) .030 .121 .003 .000 .031 .000 .047 .001 .000 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P11
Pearson Correlation .213* .222* .285** .302** .174 .344** .221* .416** .251* .624** 1 .453** .639**
Sig. (2-tailed) .033 .026 .004 .002 .082 .000 .026 .000 .011 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P12
Pearson Correlation .205* .008 .235* .277** .088 .328** .159 .188 .238* .416** .453** 1 .508**
Sig. (2-tailed) .040 .938 .018 .005 .380 .001 .112 .060 .016 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
TS Pearson Correlation .629** .513** .606** .679** .461** .692** .615** .595** .552** .648** .639** .508** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 7 Uji Reabilitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal)
A. Karakteristik Personal Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 101 100.0
Excludeda 0 .0
Total 101 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
B. Komitmen Organisasi
C. Kepuasan Kerja
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 101 100.0
Excludeda 0 .0
Total 101 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.715 12
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 101 100.0
Excludeda 0 .0
Total 101 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.834 12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.792 13
Lampiran 7 Uji Reabilitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal)
D. Kinerja Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 101 100.0
Excludeda 0 .0
Total 101 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
E. Penyimpangan Perilaku dalam Audit
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 101 100.0
Excludeda 0 .0
Total 101 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.832 12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.890 12
Lampiran 8 Data 101 Responden (Auditor Internal)
No Jenis Kelamin Usia Pendidikan terakhir Nama Perusahaan Lama
Bekerja
1 Wanita < 30 th D3 CV Bimatama Tehnik 1-3 th 2 Wanita < 30 th S1 CV Bimatama Tehnik 3-5 th 3 Laki-laki > 45 th SMA CV Bimatama Tehnik > 5 th 4 Laki-laki 30-45 th D3 CV Bimatama Tehnik 3-5 th 5 Laki-laki 30-45 th S1 CV Bimatama Tehnik > 5 th 6 Laki-laki 30-45 th D3 CV Bimatama Tehnik > 5 th 7 Wanita < 30 th S1 CV Evari Karya 3-5 th 8 Laki-laki 30-45 th S1 CV Evari Karya > 5 th 9 Laki-laki 30-45 th S1 CV Evari Karya 1-3 th
10 Laki-laki < 30 th D3 CV Evari Karya 1-3 th 11 Laki-laki < 30 th D3 CV Evari Karya > 5 th 12 Wanita 30-45 th D3 PT Chrisda Sarana Sae > 5 th 13 Laki-laki 30-45 th D3 PT Chrisda Sarana Sae 1-3 th 14 Laki-laki 30-45 th SMA PT Chrisda Sarana Sae > 5 th 15 Laki-laki 30-45 th S1 PT Chrisda Sarana Sae > 5 th 16 Laki-laki < 30 th S1 PT Chrisda Sarana Sae < 1 th 17 Wanita 30-45 th D3 PT Delta Sinkron Lestari > 5 th 18 Wanita 30-45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari 3-5 th 19 Wanita < 30 th S1 PT Delta Sinkron Lestari 1-3 th 20 Laki-laki > 45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari > 5 th 21 Laki-laki 30-45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari 1-3 th 22 Laki-laki > 45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari > 5 th 23 Laki-laki 30-45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari 3-5 th 24 Laki-laki 30-45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari > 5 th 25 Laki-laki > 45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari > 5 th 26 Laki-laki 30-45 th S1 PT Delta Sinkron Lestari > 5 th 27 Wanita < 30 th S1 PT Global Usaha Terpadu 1-3 th 28 Wanita < 30 th S1 PT Global Usaha Terpadu 3-5 th 29 Wanita < 30 th D3 PT Global Usaha Terpadu 3-5 th 30 Laki-laki < 30 th S1 PT Global Usaha Terpadu 1-3 th 31 Laki-laki 30-45 th S1 PT Global Usaha Terpadu > 5 th 32 Laki-laki 30-45 th S1 PT Global Usaha Terpadu > 5 th 33 Laki-laki < 30 th D3 PT Global Usaha Terpadu 1-3 th 34 Laki-laki < 30 th D3 PT Global Usaha Terpadu 1-3 th 35 Wanita < 30 th S1 PT Gumilar Karya Sejahtera < 1 th 36 Laki-laki < 30 th S1 PT Gumilar Karya Sejahtera 1-3 th
No Jenis Kelamin Usia Pendidikan terakhir Nama Perusahaan Lama
Bekerja 37 Laki-laki < 30 th D3 PT Gumilar Karya Sejahtera 1-3 th 38 Laki-laki 30-45 th D3 PT Gumilar Karya Sejahtera 3-5 th 39 Laki-laki 30-45 th D3 PT Gumilar Karya Sejahtera 1-3 th 40 Laki-laki < 30 th D3 PT Gumilar Karya Sejahtera 1-3 th 41 Laki-laki < 30 th D3 PT Gumilar Karya Sejahtera 1-3 th 42 Wanita 30-45 th S1 PT Hasfarm Dian Konsultan 3-5 th 43 Wanita < 30 th S1 PT Hasfarm Dian Konsultan 1-3 th 44 Wanita < 30 th SMA PT Hasfarm Dian Konsultan > 5 th 45 Wanita 30-45 th S1 PT Hasfarm Dian Konsultan > 5 th 46 Laki-laki > 45 th S2 PT Hasfarm Dian Konsultan > 5 th 47 Laki-laki 30-45 th S1 PT Hasfarm Dian Konsultan 3-5 th 48 Laki-laki 30-45 th D3 PT Hasfarm Dian Konsultan 3-5 th 49 Laki-laki 30-45 th D3 PT Hasfarm Dian Konsultan 3-5 th 50 Laki-laki < 30 th D3 PT Hasfarm Dian Konsultan 1-3 th 51 Wanita < 30 th D3 PT Mayudha Kharisma 1-3 th 52 Wanita < 30 th S1 PT Mayudha Kharisma 1-3 th 53 Wanita > 45 th D3 PT Mayudha Kharisma > 5 th 54 Wanita 30-45 th D3 PT Mayudha Kharisma > 5 th 55 Laki-laki 30-45 th SMA PT Mayudha Kharisma > 5 th 56 Laki-laki < 30 th D3 PT Mayudha Kharisma 1-3 th 57 Laki-laki < 30 th D3 PT Mayudha Kharisma 1-3 th 58 Laki-laki 30-45 th D3 PT Mayudha Kharisma 3-5 th 59 Laki-laki 30-45 th S1 PT Mayudha Kharisma > 5 th 60 Laki-laki > 45 th S1 PT Mayudha Kharisma > 5 th 61 Wanita < 30 th S1 PT Mitra Insan Utama 1-3 th 62 Laki-laki 30-45 th S1 PT Mitra Insan Utama > 5 th 63 Laki-laki 30-45 th D3 PT Mitra Insan Utama 1-3 th 64 Laki-laki < 30 th D3 PT Mitra Insan Utama 3-5 th 65 Laki-laki 30-45 th S1 PT Natari 3-5 th 66 Laki-laki 30-45 th S1 PT Natari > 5 th 67 Laki-laki < 30 th S1 PT Natari > 5 th 68 Laki-laki 30-45 th S1 PT Natari 3-5 th 69 Wanita < 30 th S1 PT Natari 1-3 th 70 Wanita < 30 th D3 PT PLN (Persero) PUSENLIS 3-5 th 71 Wanita > 45 th S1 PT PLN (Persero) PUSENLIS > 5 th 72 Wanita 30-45 th D3 PT PLN (Persero) PUSENLIS 3-5 th 73 Wanita 30-45 th D3 PT PLN (Persero) PUSENLIS > 5 th 74 Laki-laki < 30 th D3 PT PLN (Persero) PUSENLIS 3-5 th 75 Laki-laki < 30 th SMA PT PLN (Persero) PUSENLIS 1-3 th
No Jenis Kelamin Usia Pendidikan terakhir Nama Perusahaan Lama
Bekerja 76 Laki-laki < 30 th S1 PT PLN (Persero) PUSENLIS 3-5 th 77 Wanita > 45 th S1 PT Prima Layanan Nasional Eniniring > 5 th 78 Wanita < 30 th D3 PT Prima Layanan Nasional Eniniring 3-5 th 79 Laki-laki < 30 th D3 PT Prima Layanan Nasional Eniniring 3-5 th 80 Laki-laki < 30 th S1 PT Prima Layanan Nasional Eniniring 1-3 th 81 Wanita < 30 th S1 PT Sandi Jasa Estika 1-3 th 82 Wanita < 30 th D3 PT Sandi Jasa Estika 1-3 th 83 Laki-laki < 30 th D3 PT Sandi Jasa Estika 1-3 th 84 Laki-laki < 30 th S1 PT Sandi Jasa Estika 1-3 th 85 Wanita 30-45 th S2 PT Spectra Jasindo 1-3 th 86 Wanita < 30 th S1 PT Spectra Jasindo 3-5 th 87 Laki-laki 30-45 th S1 PT Spectra Jasindo 1-3 th 88 Laki-laki 30-45 th S1 PT Spectra Jasindo > 5 th 89 Laki-laki < 30 th S1 PT Spectra Jasindo 3-5 th 90 Laki-laki 30-45 th S1 PT Spectra Jasindo 3-5 th 91 Laki-laki 30-45 th S1 PT Spectra Jasindo 3-5 th 92 Laki-laki > 45 th S1 PT Spectra Jasindo > 5 th 93 Wanita 30-45 th D3 PT Usaha Jaya Prima Karya > 5 th 94 Laki-laki < 30 th S1 PT Usaha Jaya Prima Karya 1-3 th 95 Laki-laki < 30 th S1 PT Usaha Jaya Prima Karya 3-5 th 96 Laki-laki < 30 th D3 PT Usaha Jaya Prima Karya 1-3 th 97 Wanita < 30 th S1 PT Wiguna Karya Tata 3-5 th 98 Wanita 30-45 th S1 PT Wiguna Karya Tata 3-5 th 99 Laki-laki > 45 th S2 PT Wiguna Karya Tata > 5 th 100 Laki-laki 30-45 th S1 PT Wiguna Karya Tata 3-5 th 101 Laki-laki 30-45 th D3 PT Wiguna Karya Tata > 5 th
Lampiran 6 Uji Validitas Kuesioner dengan 101 Responden (Auditor Internal) Kinerja Auditor
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TS
P1 Pearson Correlation 1 .654** .273** .325** .159 .357** .299** .303** .279** .216* .213* .205* .629**
Sig. (2-tailed) .000 .006 .001 .112 .000 .002 .002 .005 .030 .033 .040 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101P2 Pearson Correlation .654** 1 .241* .300** .200* .220* .169 .136 .177 .155 .222* .008 .513**
Sig. (2-tailed) .000 .015 .002 .045 .027 .091 .174 .077 .121 .026 .938 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P3 Pearson Correlation .273** .241* 1 .546** .242* .380** .366** .280** .209* .298** .285** .235* .606**
Sig. (2-tailed) .006 .015 .000 .015 .000 .000 .005 .036 .003 .004 .018 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P4 Pearson Correlation .325** .300** .546** 1 .458** .360** .360** .264** .369** .422** .302** .277** .679**
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .000 .000 .000 .008 .000 .000 .002 .005 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P5 Pearson Correlation .159 .200* .242* .458** 1 .328** .304** .164 .177 .215* .174 .088 .461**
Sig. (2-tailed) .112 .045 .015 .000 .001 .002 .101 .076 .031 .082 .380 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P6 Pearson Correlation .357** .220* .380** .360** .328** 1 .582** .345** .282** .373** .344** .328** .692**
Sig. (2-tailed) .000 .027 .000 .000 .001 .000 .000 .004 .000 .000 .001 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P7 Pearson Correlation .299** .169 .366** .360** .304** .582** 1 .485** .318** .198* .221* .159 .615**
Sig. (2-tailed) .002 .091 .000 .000 .002 .000 .000 .001 .047 .026 .112 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P8 Pearson Correlation .303** .136 .280** .264** .164 .345** .485** 1 .314** .333** .416** .188 .595**
Sig. (2-tailed) .002 .174 .005 .008 .101 .000 .000 .001 .001 .000 .060 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P9 Pearson Correlation .279** .177 .209* .369** .177 .282** .318** .314** 1 .470** .251* .238* .552**
Sig. (2-tailed) .005 .077 .036 .000 .076 .004 .001 .001 .000 .011 .016 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P10 Pearson Correlation .216* .155 .298** .422** .215* .373** .198* .333** .470** 1 .624** .416** .648**
Sig. (2-tailed) .030 .121 .003 .000 .031 .000 .047 .001 .000 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P11 Pearson Correlation .213* .222* .285** .302** .174 .344** .221* .416** .251* .624** 1 .453** .639**
Sig. (2-tailed) .033 .026 .004 .002 .082 .000 .026 .000 .011 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
P12 Pearson Correlation .205* .008 .235* .277** .088 .328** .159 .188 .238* .416** .453** 1 .508**
Sig. (2-tailed) .040 .938 .018 .005 .380 .001 .112 .060 .016 .000 .000 .000N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101
TS Pearson Correlation .629** .513** .606** .679** .461** .692** .615** .595** .552** .648** .639** .508** 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 101 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 9
Model SEM Awal
Lampiran 10
Model SEM dengan Modification Indices
LAMPIRAN 11 : Hasil Goodness of Fit
PERBANDINGAN GOODNESS OF FIT STANDAR DENGAN HASIL PENELITIAN
SEBELUM MODIFICATION INDICES
Indeks Nilai yang disarankan
Hasil Penelitian Evaluasi Model
Chi – Square Mendekati 0 756.692 Buruk
Probability ≥ 0,05 .000 Buruk
GFI ≥ 0,90 .682 Baik
AGFI ≥ 0,90 .624 Baik
TLI ≥ 0,90 .672 Baik
RMSEA ≤ 0,08 .103 Buruk
PERBANDINGAN GOODNESS OF FIT STANDAR DENGAN HASIL PENELITIAN SETELAH MODIFICATION INDICES
Indeks Nilai yang disarankan
Hasil Penelitian Evaluasi Model
Chi – Square Mendekati 0 557.703 Marginal
Probability ≥ 0,05 .000 Buruk
GFI ≥ 0,90 .758 Baik
AGFI ≥ 0,90 .703 Baik
TLI ≥ 0,90 .823 Baik
RMSEA ≤ 0,08 .0.76 Mendekati