ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH)...

103
i ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) TERHADAP KINERJA MAQASHID SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) DISUSUN OLEH: KARTIKA ISMA DAMAYANTI NIM : 213 13 064 JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Transcript of ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH)...

Page 1: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

i

ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS

SYARIAH) TERHADAP KINERJA MAQASHID

SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

DISUSUN OLEH:

KARTIKA ISMA DAMAYANTI

NIM : 213 13 064

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 2: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

ii

ii

Page 3: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

iii

iii

Page 4: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

iv

iv

Page 5: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

v

v

Page 6: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

vi

vi

Page 7: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

vii

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan) kerjakan dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap.”

(Al Insyiroh: 6-8)

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil”

(Man jadda Wajada)

Page 8: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Kedua orang tua (Bapak Slamet Iskandar dan Ibu Sri Sugiyanti)

yang telah membimbing, mendidik, mencurahkan segala usaha

dan doanya dengan ikhlas serta kasih sayang tanpa mengenal

lelah dan bosan demi masa depan penulis.

Adik yang selalu mendukung dan membantu dalam hal apapun

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Untuk rekan-rekan seperjuangan S1 Perbankan Syariah angkatan

2013 yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik

berupa saran maupun masukan yang sangat membangun.

Untuk rekan-rekan Kopma Fatawa yang telah memberikan tempat

kepada penulis untuk belajar mengenai hal-hal yang tidak penulis

dapatkan di bangku kuliah.

Untuk rekan-rekan anggota Talent Scouting Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan dukungan,

saran dan motivasinya sehingga skripsi ini dapat selesai tepat

pada waktunya.

Page 9: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam karena atas limpahan

rahmat, hidayah, taufiq dan inayahNya skripsi “Analisis Pengaruh DPS (Dewan

Pengawas Syariah) Terhadap Kinerja Maqashid Syariah di Bank Syariah

Indonesia” dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Agung

Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah menujukkan jalan

kebenaran dengan perantara agama Islam.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak, maka segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga

2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

3. Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan serta petunjuk dalam proses pembuatan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh

sivitas akademik IAIN Salatiga

5. Bapak, ibu, adik dan semua keluarga yang selalu memberi motivasi

serta doa restunya

Page 10: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

x

6. Rekan-rekan S1 Perbankan Syariah angkatan 2013 yang memberikan

dukungan, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi

7. Semua pihak yang membantu dalam penyususnan skripsi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dari penulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang

budiman. Semoga skripsi yang penulis susun dapat memberikan manfaat.

Salatiga, 14 Agustus 2017

Kartika Isma Damayanti

NIM. 213 13 064

Page 11: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

xi

ABSTRAK

Damayanti, Kartika Isma. 2017. Analisis Pengaruh DPS (Dewan Pengawas

Syariah) Terhadap Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah

Indonesia. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program

Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr.

Hikmah Endraswati, S.E, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh DPS (Dewan

Pengawas Syariah) terhadap kinerja maqashid syariah di bank syariah Indonesia.

Variabel yang digunakan adalah ukuran DPS, rangkap jabatan DPS, jumlah rapat

DPS, latar belakang pendidikan DPS dan kinerja maqashid syariah. Dalam

penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan

Good Corporate Governance Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-

2016. Sumber data diperoleh dari website masing-masing bank umum syariah di

Indonesia, serta www.bi.go.id sebagai bahan pendukung penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia periode

tahun 2011-2016. Sampelnya adalah seluruh populasi dengan data time series

sejumlah 66. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran DPS berpengaruh

negatif signifikan terhadap kinerja maqashid syariah. Rangkap jabatan DPS

berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah. Jumlah rapat DPS tidak

berpengaruh terhadap kinerja maqashid syariah. Latar belakang pendidikan DPS

berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah.

Kata kunci: Ukuran DPS, Rangkap Jabatan DPS, Jumlah Rapat DPS, Latar

Belakang Pendidikan DPS dan Kinerja Maqashid Syariah.

Page 12: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................ v

MOTTO......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

E. Sistematika Penulisan.............................................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 14

B. Kerangka Teoritik ................................................................................... 21

1. Maqashid Syariah .............................................................................. 21

2. Teori Keagenan ................................................................................. 26

3. Corporate Governance ...................................................................... 29

4. Dewan Pengawas Syariah ................................................................. 31

C. Hipotesis .................................................................................................. 35

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 44

Page 13: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

xiii

B. Data dan Sumber Data ............................................................................ 44

C. Metode Pengambilan Data ...................................................................... 44

D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 45

E. Definisi Operasional................................................................................ 46

1. Variabel Dependen Kinerja Maqashid Syariah ................................. 46

2. Variabel Independen ........................................................................ 51

a. Ukuran Dewan Pengawas Syariah .............................................. 51

b. Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah ............................... 52

c. Jumlah Rapat Dewan Pengawas Syariah .................................... 53

d. Latar Belakang Pendidikan Dewan Pegawas Syariah ................. 53

F. Metode Analisis Data .............................................................................. 54

1. Analisis Deskriptif ............................................................................ 55

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 55

a. Uji Normalitas ............................................................................. 55

b. Uji Multikolinieritas .................................................................... 56

c. Uji Autokorelasi .......................................................................... 56

d. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 57

3. Analisi Regresi .................................................................................. 57

a. Uji R2

.......................................................................................... 58

b. Uji F ........................................................................................... 59

c. Uji t.............................................................................................. 60

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................................... 61

B. Analisis Data ........................................................................................... 61

1. Analisis Deskriptif ............................................................................ 61

2. Analisa Uji Asumsi Klasik ................................................................ 64

a. Uji Normalitas ............................................................................. 64

b. Uji Multikolinieritas .................................................................... 65

c. Uji Autokorelasi .......................................................................... 66

d. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 67

3. Analisi Regresi .................................................................................. 68

a. Uji R2

.......................................................................................... 70

b. Uji F ........................................................................................... 71

c. Uji t.............................................................................................. 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 77

B. Saran ........................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank Syariah Indonesia ..................... 2

2. Tabel 1.2 Indeks Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah Indonesia .... 5

3. Tabel 2.1 Peneltian Sebelumnya ............................................................. 18

4. Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ........................................................ 46

5. Tabel 3.2 Operasionalisasi Rasio Pengukur Kinerja Maqashid Syariah . 47

6. Tabel 3.3 Bobot Masing-masing Tujuan dan Elemen ............................. 48

7. Tabel 4.1 Daftar Bank Umum Syariah Indonesia ................................... 61

8. Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 62

9. Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.............................................. 65

10. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................... 66

11. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 67

12. Tabel 4.6 Uji Heterokedastisitas ............................................................. 68

13. Tabel 4.7 Hasil Regresi Model................................................................ 69

14. Tabel 4.8 Hasil Uji R2 ............................................................................ 70

15. Tabel 4.9 Hasil Uji F ............................................................................... 71

16. Tabel 4.10 Hasil Uji t .............................................................................. 72

Page 15: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 43

Page 16: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak (UU No. 10 Tahun 1998). Saat ini di Indonesia

dikenal dua jenis bank yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya

secara konvensional dan bank yang menjalankan usahanya berdasarkan

prinsip syariah atau yang disebut bank syariah.

Menurut Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Sedangkan definisi dari bank syariah sendiri adalah bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Pada dasarnya perbankan

syariah adalah sistem perbankan yang dalam usahanya berdasarkan pada

prinsip hukum syariah Islam dan mengacu pada Al-Quran dan Al-Hadist.

Perbankan syariah memiliki tujuan yang dapat diukur, didefinisikan,

dioperasikan dan berkontribusi kepada tujuan khusus atau umum (Jazil, 2013).

Menurut jenisnya, bank syariah terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Page 17: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

2

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Perbankan Syariah di

Indonesia

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Mei

2017

BUS 6 11 11 11 11 12 12 12 13

Jumlah

Kantor

711 125 1.401 1.745 1.998 2.163 1.990 1.869 1850

UUS 25 23 24 24 23 22 22 22 22

Jumlah

Kantor

287 336 336 517 590 320 311 332 335

BPRS 138 155 155 158 163 163 163 166 167

Jumlah

Kantor

225 364 364 401 402 439 446 453 458

Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, Mei 2017

Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan perbankan syariah Indonesia, di

mana pada tahun 2009 terdapat 6 (enam) Bank Umum Syariah di Indonesia

yang kemudian naik dua kali lipat menjadi 13 (tiga belas) dalam kurun waktu

7 (tujuh) tahun. Perkembangan ini diikuti dengan bertambah pula jumlah

kantor yang pada tahun 2009 berjumlah 711 kantor menjadi 1.850 kantor.

Begitu pula UUS dan BPRS yang terus berkembang di Indonesia.

Semakin berkembangnya bank syariah berimplikasi pada semakin

besarnya tantangan yang harus dihadapi bank syariah, di mana tantangan

terbesar adalah untuk mempertahankan citra dan nama baik di mata nasabah

agar tetap menjaga kepercayaan serta loyalitas nasabah kepada bank syariah

(Falikhatun, 2012). Sebagaimana yang diketahui bank syariah merupakan

bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah

yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadits dan Ijmak para ulama yang diterapkan

baik di lingkungan dalam maupun luar perusahaan (Maradita, 2014). Selain

itu, berkembangnya bank syariah di Indonesia, memicu terjadinya persaingan

Page 18: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

3

antar bank. Persaingan tidak hanya terjadi di antara bank konvensional dengan

bank syariah. Namun juga merambah antar instansi bank syariah sebagai

intitusi yang memiliki keistimewaan dan market share tersendiri. Keadaan ini

tentu menuntut bank syariah untuk ekstra bekerja lebih keras dalam

meningkatkan kinerjanya.

Peningkatan kinerja bank syariah tidak hanya didasarkan pada

profitabilitas dan sumber daya insani saja, namun juga dalam perannya di

bidang sosial. Mengingat tujuan dari bank syariah tidak hanya

memaksimalkan laba, namun juga memiliki peran di bidang sosial, sehingga

pengukuran kinerja dari bank syariah menjadi lebih kompleks. Bank syariah

haruslah dapat memberi manfaat yang optimal bagi masyarakat dan peran

serta tanggung jawab bank syariah selaku lembaga keuangan Islam yang tidak

hanya terbatas pada kebutuhan keuangan dari berbagai pihak, tetapi yang

paling penting adalah kepastian seluruh kegiatan yang dijalankan oleh bank

syariah sesuai dengan prinsip syariah atau berdasarkan maqashid syariah

(Hameed, Wirman, Alrazi, Nazli dan Pramono, 2004). Pengukuran kinerja

pada bank syariah dalam beberapa penelitian yang sudah ada mayoritas

menggunakan pengukuran profitabilitas berupa ROA, ROE, profit margin

ataupun Tobins-Q, yang artinya bahwa peneliti-peneliti sebelumnya tidak

membedakan ukuran kinerja antara bank syariah dan bank konvensional.

Pengukuran kinerja bank syariah berbasis maqashid syariah

merupakan proses untuk menentukan apakah bank syariah dapat mencapai

tujuan bank syariah yang diturunkan dari maqashid syariah. Pengukuran

Page 19: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

4

kinerja mempunyai hubungan langsung dengan tujuannya, sehingga indikator-

indikator pencapaian kinerjanya akan diturunkan dari tujuan-tujuan tersebut.

Menurut Mohammed, Razak dan Taib (2008) tujuan bank syariah akan

tepat jika diturunkan dari maqashid syariah. Dengan kata lain, operasional

bank syariah harus sesuai dengan syariah Islam karena syariah Islam memiliki

tujuan syariah (maqasid syariah). Pencapaian maqashid syariah dapat dilihat

dari tiga dimensi yaitu: tahdhib al-fard (pendidikan individu), iqamah al-adl

(penciptaan keadilan), dan jalb al-maslahah (pencapaian kepentingan publik),

di mana ketiga faktor tersebut bersifat universal. Ketiga ukuran kinerja

berdasarkan maqashid syariah, yaitu pendidikan individu, penciptaan keadilan

dan penciptaan kepentingan publik atau dengan kata lain kesejahteraan

mensyaratkan perbankan nasional untuk mampu merancang program

pendidikan dan pelatihan dengan nilai-nilai moral sehingga mereka akan

mampu meningkatkan kemampuan dan keahlian para karyawan. Keadilan di

mana bank syariah harus memastikan kejujuran dan keadilan dalam semua

transasksi dan kegiatan usaha yang tercakup dalam produk, seluruh aktivitas

free interest. Perbankan syariah harus mengembangkan proyek-proyek

investasi dan pelayanan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mustafa Omar dan Zulastri Abdul Rozak menggunakan model Maqashid

Syariah Index dalam pengukuran kinerja maqashid syariah.

Tahun 2010-2014 rasio hasil pengukuran kinerja maqashid syariah

pada bank syariah Indonesia berfluktuatif. Seperti dijelaskan dalam penelitian

Aisah dan Puspitasari (2016) yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan

Page 20: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

5

Perbankan Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Sharia Maqashid Index”

yang ditunjukkan dalam tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2 Indeks Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah Indonesia

Tahun 2010-2014

Nama Bank Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Bank Muamalat Indonesia 0,116 0,11 0,114 0,127 0,127

Bank Syariah Mandiri 0,096 0,073 0,063 0,059 0,057

Bank Mega Syariah 0,017 0,009 0,007 0,007 0,0024

Bank Syariah Bukopin 0,081 0,08 0,077 0,081 0,095

Bank Panin Syariah 0.251 0,112 0,122 0,129 0,217

Bank Negara Indonesia

Syariah

0,057 0,057 0,053 0,051 0,051

Bank Rakyat Indonesia 0,252 0,105 0,024 0,103 0,121

Bank Central Asia Syariah 0,085 0,071 0,067 0,072 0,079

Sumber: Artikel ilmiah yang berjudul “Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di

Indonesia dengan Pendekatan Sharia Maqashid Index” oleh Aisah dan

Puspitasari, 2016

Peningkatan kinerja maqashid syariah tidak semudah membalikkan

telapak tangan. Perlu adanya penanganan lebih ekstra, yaitu kerjasama antara

tim manajemen bank selaku agen dan pemilik dana sebagai prinsipal yang

baik. Penjelasan mengenai kerjasama dan hubungan antara nasabah dan bank

dapat dijelaskan dengan menggunakan dasar teori agensi.

Teori agensi menjelaskan hubungan antara prinsipal dan agen.

Prinsipal adalah pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak

atas nama prinsipal, sementara agen merupakan pihak yang diberikan mandat

untuk bertindak atas nama prinsipal. Berdasarkan uraian di atas, kegiatan bank

syariah memiliki kesamaan prinsip, yaitu terdapat adanya pemisahan antara

pemilik dana dengan pengelola dana. Pemisahan pemilik dana dan manajemen

Page 21: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

6

(bank) ini dalam konteks akuntansi sering disebut agency theory (Arifin,

2005). Teori agensi menghendaki adanya pemisahan antara prinsipal dan agen,

yang hal tersebut memicu adanya asymmetric information di mana agen

memiliki informasi yang lebih baik mengenai organisasi daripada prinsipal.

Adanya asymmetric information memungkinkan munculnya masalah agensi.

Adanya masalah agensi tersebut memunculkan perlunya good corporate

governance. Good corporate governance kaitannya dengan perbankan

merupakan suatu sistem pengelolaan yang dirancang untuk meningkatkan

kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholder, dan meningkatkan

kepatuhan terhadap perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku

secara umum (Faozan, 2013).

Berkaitan dengan masalah di atas, di mana sebagian besar bank syariah

mengalami penurunan Index Maqashid Syariah pada tahun 2010-2014 serta

adanya masalah agensi maka dibutuhkan mekanisme good corporate

governance pada Bank Syariah. Penerapan Good Corporate Governance

(GCG) di bank syariah harus memenuhi kepatuhan pada prinsip syariah

(sharia compliance). Implementasi GCG di bank syariah tidak bisa dipisahkan

dari kewajibannya untuk menjalankan kegiatan usaha yang berdasarkan

prinsip syariah. Hal inilah yang membedakannya dengan penerapan GCG di

bank konvensional. Karenanya, peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam

implementasi GCG menjadi sangat penting yaitu sebagai pihak yang

mengawasi dan memastikan bahwa suatu bank syariah dalam operasionalnya

telah sesuai dengan prinsip syariah.

Page 22: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

7

Menurut Faozan (2013) Dewan Pengawas Syariah merupakan badan

independen yang bertugas melakukan pengarahan (directing), pemberian

konsultasi (consulting), melakukan evaluasi (evaluating), dan pengawasan

(supervising) terhadap kegiatan bank syariah dalam rangka memastikan bahwa

kegiatan usaha bank syariah tersebut mematuhi (compliance) terhadap prinsip

syariah sebagaimana telah ditentukan oleh fatwa dan syariah Islam.

Anggotanya terdiri dari pakar di bidang fiqh muamalah yang mengetahui

pengetahuan umum di bidang perbankan dan kemampuan lain yang relevan

dengan tugas kesehariannya. DPS dalam mengawasi operasional bank syariah

wajib mengacu kepada fatwa DSN-MUI untuk memastikan kesesuaian produk

dan jasa bank dengan ketentuan-ketentuan dalam fatwa tersebut.

Penelitian terkait mengenai Dewan Pengawas Syariah terhadap kinerja

maqashid syariah masih sangat terbatas. Sehingga penulis menggunakan

beberapa rujukan yang berkaitan dengan corporate governance seperti Dewan

Komisaris, Komite Audit dan Dewan Direksi, mengingat bahwa Dewan

Pengawas Syariah termasuk dalam komposisi corporate governance.

Muamar dan Arif (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Good

corporate governance dan kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia

mengemukakan bahwa jumlah Dewan Pengawas Syariah dan rangkap jabatan

Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap kinerja maqashid

syariah di Bank Syariah Indonesia.

Menurut Muttakin dan Ullah (2012), semakin banyak anggota Dewan

Pengawas Syariah akan mendorong kinerja yang lebih baik karena dewan

Page 23: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

8

lebih memiliki pengalaman, kepakaran, keahlian, dan jaringan professional

serta sosial yang lebih baik. Semakin banyak anggota Dewan Pengawas

Syariah maka pengawasan yang dilakukan akan lebih baik sehingga tingkat

kepatuhan syariah bank syariah menjadi lebih baik. Adanya pengawasan yang

baik akan menurunkan masalah agensi yang dilakukan oleh manajemen bank

syariah, dengan berkurangnya masalah agensi maka kinerja maqashid syariah

akan lebih baik. Penelitian Mollah dan Zaman (2015) menemukan bahwa

ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan bank syariah.

Menurut Annisa (2015) Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh

positif terhadap kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia Malaysia.

Rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh negatif terhadap

kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia dan rangkap jabatan

Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif terhadap kinerja maqashid

syariah bank syariah di Malaysia. Rapat komite audit tidak berpengaruh

positif terhadap kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia dan

Malaysia.

Penelitian Xie (2003) dalam Waryanto (2010) menemukan bahwa

semakin sering dewan komisaris bertemu atau mengadakan rapat, maka akrual

kelolaan perusahaan semakin kecil. Hal ini berarti bahwa semakin sering

Dewan Komisaris mengadakan rapat, maka fungsi pengawasan terhadap

manajemen menjadi semakin efektif.

Page 24: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

9

Penelitian Kholid dan Bachtiar (2015) menyebutkan bahwa rapat

komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja maqashid syariah yang

artinya adanya kemungkinan ketidakefektifan para komite audit pada saat

menjalankan rapat, ketidakefektifan tersebut dikarenakan tidak semua anggota

komite audit hadir pada saat rapat. Sehingga kontribusi pengetahuan dari

komite audit dalam memonitoring dirasa kurang.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Haque, Islam dan

Ahmed (2012) dalam Annisa (2015) yang menyatakan bahwa jumlah rapat

komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, artinya semakin

meningkatnya rapat komite audit maka dapat meningkatkan monitoring yang

lebih efektif juga meningkatkan kinerja keuangan.

Latar belakang pendidikan merupakan faktor penting dalam praktek

pengungkapan (Farook, 2011; Haniffa dan Cooke, 2002). Direktur dengan

pendidikan yang lebih baik diharapkan akan lebih mampu menerima tindakan

baru dan memecahkan ketidakpastian (Hambrick dan Mason, 1984).

Bray, Howard dan Golan (1995) dalam Djoko (2010), menyatakan

bahwa latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh komisaris utama

berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Komisaris utama yang

memiliki latar belakang pendidikan bisnis akan lebih baik dalam mengelola

bisnis dan mengambil keputusan.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas, maka penulis tertarik

untuk mengupas lebih dalam mengenai “Analisis Pengaruh DPS (Dewan

Pengawas Syariah) terhadap Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah

Page 25: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

10

Indonesia”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Muamar dan Arief (2015) mengenai “Good

Corporate Governance dan Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah di

Indonesia”, dengan variabel jumlah dewan komisaris, jumlah komite audit,

dan jumlah dewan pengawas. Muttakin dan Ullah (2012) mengenai

“Corporate Governance and Bank Perfomance: Evidence From Bangladesh”

serta Annisa (2015) yang berjudul “Analisis Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Maqashid Syariah Perbankan Syariah di Indonesia dan

Malaysia” dengan variabel dewan komisaris, ukuran dewan pengawas syariah,

rangkap jabatan dewan pengawas syariah, komite audit, rapat komite audit.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

penambahan variabel independen untuk menambah nilai (value) dari

penilitian, yaitu variabel: jumlah rapat yang dilakukan Dewan Pengawas

Syariah dan latar belakang pendidikan Dewan Pengawas Syariah.

Pengukurann rapat komite audit dalam penelitian Annisa Yuni (2015) dengan

menjumlah rapat yang dilakukan oleh komite audit selama satu tahun.

Sedangkan dalam penelitian ini pengukuran variabel jumlah rapat Dewan

Pengawas Syariah menggunakann variabel dummy.

B. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang di atas, masalah yang dirumuskan adalah terkait

dengan pegaruh Dewan Pengawas Syariah terhadap kinerja maqashid syariah

pada Bank Syariah Indonesia yang difokuskan dengan rumusan sebagai

berikut:

Page 26: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

11

1. Bagaimana pengaruh ukuran DPS terhadap kinerja maqashid syariah pada

Bank Syariah di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh rangkap jabatan anggota DPS terhadap kinerja

maqashid syariah pada Bank Syariah di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh jumlah rapat yang dilakukan DPS terhadap kinerja

maqashid syariah pada Bank Syariah di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan DPS terhadap kinerja

maqashid syariah pada Bank Syariah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

jawaban dari masalah yang telah dirumusukan di atas, diantaranya adalah:

1. Mengetahui pengaruh ukuran DPS terhadap kinerja maqashid syariah

pada Bank Syariah di Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh rangkap jabatan anggota DPS terhadap kinerja

maqashid syariah pada Bank Syariah di Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh jumlah rapat yang dilakukan DPS terhadap kinerja

maqashid syariah pada Bank Syariah di Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan DPS terhadap kinerja

maqashid syariah pada Bank Syariah di Indonesia.

Page 27: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

12

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya

adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman berharga dalam menerapkan teori – teori yang didapat di

bangku kuliah dan sebagai awal informasi penelitian lanjutan, sebagai

awal penelitian lanjutan, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Strata 1 pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Bagi Bank Syariah di Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan, evaluasi dan masukan untuk Bank Syariah terhadap

kinerja maqashid syariah.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi

dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan riset terutama dalam

konteks governance di Bank Syariah.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan membahas mengenai telaah pustaka, landasan

teori, definisi yang mendukung penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Page 28: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

13

Dalam bab ini akan membahas mengenai variabel yang digunakan

dalam penelitian, teknik pengambulan data serta metode yang digunakan

dalam menganalisis data.

BAB IV ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan membahas mengenai analisis data yang ditemukan

kemudian menggunakannya untuk menjawab masalah yang telah ditemukan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan yang dapat

diambil dari hasil penelitian dan juga saran yang diberikan oleh penulis

kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan penelitian ini.

Page 29: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Muamar dan Arief (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Good

corporate governance dan kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia

mengemukakan bahwa jumlah Dewan Pengawas Syariah dan rangkap jabatan

Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap kinerja maqashid

syariah di Bank Syariah Indonesia. Kualitas pengawasan Dewan Pengawas

Syariah yang melakukan rangkap jabatan dan yang tidak melakukan rangkap

jabatan memiliki tingkat kualitas pengawasan yang sama. Dewan Pengawas

Syariah yang merangkap jabatan menunjukkan kepakarannya dalam

melakukan pengawasan syariah namun kepakarannya harus di bagi ke dalam

beberapa bank. Sementara itu, Dewan Pengawas Syariah yang tidak

merangkap jabatan memang tidak begitu menunjukkan kepakaran dalam

pengawasan syariah namun karena Dewan Pengawas Syariah yang tidak

merangkap jabatan hanya melakukan pengawasan pada satu bank saja

sehingga kualitas pengawasannya sama dengan dewan pengawas syariah yang

merangkap jabatan.

Menurut Muttakin dan Ullah (2012), semakin banyak anggota Dewan

Pengawas Syariah akan mendorong kinerja yang lebih baik karena dewan

lebih memiliki pengalaman, kepakaran, keahlian, dan jaringan professional

serta sosial yang lebih baik. Semakin banyak anggota Dewan Pengawas

Syariah maka pengawasan yang dilakukan akan lebih baik sehingga tingkat

Page 30: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

15

kepatuhan syariah bank syariah menjadi lebih baik. Adanya pengawasan yang

baik akan menurunkan masalah agensi yang dilakukan oleh manajemen bank

syariah, dengan berkurangnya masalah agensi maka kinerja maqashid syariah

bank syariahnya menjadi lebih baik. Keberadaan Dewan Pengawas Syariah

adalah untuk memonitoring ketaatan bank syariah terhadap syariah Islam

sehingga diharapkan dapat menekan masalah agensi yang pada akhirnya akan

mengakibatkan kinerja bank syariah menjadi lebih baik. Penelitian Mollah dan

Zaman (2015) menemukan bahwa ukuran Dewan Pengawas Syariah

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank syariah.

Seorang Dewan Pengawas Syariah dapat merangkap jabatan sebagai

Dewan Pengawas Syariah pada lembaga keuangan lain. Peraturan Bank

Indonesia menyebutkan bahwa seorang dewan pengawas syariah hanya boleh

merangkap jabatan sebagai anggota DPS sebanyak-banyaknya pada dua

lembaga perbankan dan dua lembaga keuangan syariah non bank serta anggota

Dewan Pengawas Syariah dilarang merangkap jabatan sebagai konsultan di

seluruh BUS dan/atau UUS. Satu anggota DPS diperbolehkan merangkap

jabatan sebagai anggota DSN.

Menurut Usamah (2010) kualitas pengawasan terhadap pelaksanaan

prinsip syariah di bank syariah memerlukan adanya pembatasan terhadap

jumlah rangkap jabatan sebagai Dewan Pengawas Syariah, agar lembaga

tersebut dapat bekerja lebih fokus, semakin sedikit rangkap jabatan sebagai

Dewan Pengawas Syariah maka dapat bekerja lebih fokus dan profesional.

Rangkap jabatan yang tidak terlalu banyak dipegang oleh Dewan Pengawas

Page 31: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

16

Syariah diharapkan dapat meningkatkan pengawasan yang lebih baik,

sehingga kemungkinan-kemungkinan masalah agensi dapat ditekan yang

nantinya dapat meningkatkan kinerja bank syariah itu sendiri.

Menurut Annisa (2015) Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh

positif terhadap kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia dan

Malaysia. Rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh

terhadap kinerja maqashid syariah bank syariah di Indonesia dan rangkap

jabatan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif terhadap kinerja

maqashid syariah bank syariah di Malaysia. Rapat Komite Audit tidak

berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah bank syariah di

Indonesia dan Malaysia.

Penelitian Xie (2003) dalam Waryanto (2010) menemukan bahwa

semakin sering Dewan Komisaris bertemu atau mengadakan rapat, maka

akrual kelolaan perusahaan semakin kecil. Hal ini berarti bahwa semakin

sering Dewan Komisaris mengadakan rapat, maka fungsi pengawasan

terhadap manajemen menjadi semakin efektif.

Kholid dan Bachtiar (2015) dalam Annisa (2015) menyebutkan bahwa

Komite Audit tidak berpengaruh terhadap kinerja maqashid syariah yang

artinya adanya kemungkinan ketidak efektifan para Komite Audit pada saat

menjalankan rapat, ketidak efektifan tersebut dikarenakan tidak semua

anggota Komite Audit hadir pada saat rapat. Sehingga kontribusi pengetahuan

dari Komite Audit dalam memonitoring dirasa kurang.

Page 32: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

17

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Haque, Islam dan

Ahmed (2012) dengan hasil jumlah rapat Komite Audit berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan, artinya semakin meningkatnya rapat Komite Audit

maka dapat meningkatkan monitoring yang lebih efektif juga meningkatkan

kinerja keuangan.

Latar belakang pendidikan merupakan faktor penting dalam praktek

pengungkapan (Farook, 2011; Haniffa dan Cooke, 2002). Direktur dengan

pendidikan yang lebih baik diharapkan akan lebih mampu menerima tindakan

baru dan memecahkan ketidakpastian (Hambrick dan Mason, 1984).

Bray, Howard dan Golan (1995) dalam Djoko (2010), menyatakan

bahwa latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh komisaris utama

berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Komisaris utama yang

memiliki latar belakang pendidikan bisnis akan lebih baik dalam mengelola

bisnis dan mengambil keputusan.

Endraswati (2017) dalam penelitiannya “Gender Diversity in Board of

Director’s and Firm Performance: Study in Indonesia Sharia Banks”

mengungkapkan bahwa latar belakang pendidikan perempuan sebagai direksi

berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan syariah.

Dalam penelitiannya yang berjudul ”Struktur Islamic Corporate

Governance dan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan pada Bank

Syariah di Indonesia”, Endraswati (2017) mengungkapkan bahwa jumlah

Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas pengungkapan laporan perusahaan. Latar belakang pendidikan Dewan

Page 33: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

18

Pengawas Syariah dan jumlah meeting Dewan Pengawas Syariah berpengaruh

positif signifikan terhadap kualitas pengungkapan laporan perusahaan.

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

No Judul

Penelitian/Peneliti Peneliti

Variabel

penelitian Kesimpulan

1 Good Corporate

Governance dan

Kinerja Maqashid

Syariah Bank

Syariah di Indonesia

Muamar

dan Arif

(2015)

1. Jumlah

Dewan

Komisaris,

2. Jumlah

Komite

Audit,

3. Jumlah

dewan

pengawas

syariah

4. Rangkap

jabatan

dewan

pengawas

syariah dan

5. Kinerja

maqashid

syariah bank

syariah

1. Jumlah Dewan

Komisaris

memiliki

pengaruh positif

signifikan

terhadap kinerja

maqashid

syariah bank

syariah.

2. Jumlah Komite

Audit

berpegaruh

negatif

signifikan

terhadap kinerja

maqashid

syariah bank

syariah.

3. Jumlah dewan

pengawas

syariah tidak

berpengaruh

terhadap kinerja

maqashid

syariah bank

syariah di

Indonesia

4. Rangkap jabatan

dewan pengawas

syariah tidak

berpengaruh

terhadap kinerja

maqashid

syariah di bank

Syariah

Indonesia.

2 Analisis Good

Corporate

Governance

Terhadap Kinerja

Annisa

Yuni N I

(2015)

1. Dewan

Komisaris

2. Dewan

Pengawas

1. Dewan

Pengawas

Syariah tidak

berpengaruh

Page 34: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

19

Maqashid Syariah

Perbankan Syariah di

Indonesia dan

Malaysia

Syariah

3. Rangkap

jabatan

Dewan

Pengawas

Syariah.

4. Komite

Audit, rapat

Komite Audit

5. Kinerja

maqashid

syariah.

positif terhadap

kinerja

maqashid

syariah bank

syariah di

Indonesia

Malaysia.

2. Rangkap jabatan

dewan pengawas

syariah tidak

berpengaruh

negatif terhadap

kinerja

maqashid

syariah bank

syariah di

Indonesia dan

rangkap jabatan

dewan pengawas

syariah

berpengaruh

negatif terhadap

kinerja

maqashid

syariah bank

syariah di

Malaysia.

3. Rapat Komite

Audit tidak

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

maqashid

syariah bank

syariah di

Indonesia dan

Malaysia.

3 Shariah Supervision,

Corporate

Governance, and

Performance

Conventional vs

Islamic Bank

Mollah &

Zaman

1. Shariah

supervision

board

2. Board

structure

3. CEO-power

Ukuran dewan

pengawas

syariah

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

keuangan bank

syariah.

4 Corporate

Governance and

Bank Perfomance:

Evidence From

Bangladesh

Muttakin

dan Ullah

(2012)

Corporate

governance dan

bank

performance.

Semakin banyak

jumlah Dewan

Pengawas syariah

akan mendorong

kinerja maqashid

Page 35: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

20

syariah bank.

5 Hubungan penerapan

Good Governance

Business Syariah

Terhadap Islamicity

Financial

Performance Index

bank

Syariah di Indonesia

Sayekti Good corporate

governance

business syariah

dan islamicity

performance

index

GGBS berpengaruh

signifikan terhadap

Islamicity Financial

performance index

6 Analisa kinerja

perbankan Indonesia

ditinjau dari

maqashid syariah:

pendekatan syariah

maqashid index

(SMI) dan

profitabilitas Bank

Syariah

Afrinaldi

(2013)

Kinerja

perbankan

syariah syariah

ditinjau dari

maqashid

syariah dan

profitabilitasnya.

Pengukuran kinerja

maqashid syariah

dapat dilakukan

dengan model

pendekatan SMI.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kinerja setiap bank

syariah dalam

diagram

perbandingan

sebagai hasil dari

perbandingan antara

kinerja

profitabilitasnya

dengan pelaksanaan

maqashid syariah

yang telah dilakukan

oleh bank syariah.

7 Gender Diversity in

Board of Director’s

and Firm

Performance: Study

in Indonesia Sharia

Banks

Hikmah

Endraswati

(2017)

1. Proportion of

women as

director’s

2. Tenure of

women as

director’s

3. Women’s

educational

level as

director’s

4. The women’s

educational

background as

director’s

latar belakang

pendidikan

perempuan sebagai

direksi berpengaruh

positif terhadap

kinerja perbankan

syariah

8 Struktur Islamic

Corporate

Governance dan

Kualitas

Pengungkapan

Laporan Keuangan

pada Bank Syariah

di Indonesia”,

Endraswati

(2017)

1. Proporsi

Komisaris

2. Jumlah

meeting

Dewan

Komisaris

3. Ukuran

Komite Audit

Jumlah Dewan

Pengawas Syariah

tidak berpengaruh

positif signifikan

terhadap kualitas

pengungkapan

laporan perusahaan.

Latar belakang

Page 36: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

21

4. Jumlah

meeting

Komite Audit

5. Ukuran

Dewan

Pengawas

Syariah

6. Latar

belakang

pendidikan

Dewan

Pengawas

Syariah

7. Jumlah

meeting

Dewan

Pengawas

Syariah

pendidikan Dewan

Pengawas Syariah

dan jumlah meeting

Dewan Pengawas

Syariah berpengaruh

positif signifikan

terhadap kualitas

pengungkapan

laporan perusahaan.

B. Kerangka Teoritik

1. Maqashid Syariah

Segala aktivitas seorang muslim harus didasarkan pada syariah

Islam tidak terkecuali kegiatan ekonomi. Bagi masyarakat muslim, bank

yang merupakan komponen vital dari kegiatan ekonomi yang harus

berlandaskan pada syariah Islam, yang sering disebut sebagai bank syariah

atau bank Islam. Syariah Islam memiliki tujuan yang sering disebut

sebagai maqashid syariah.

Maqashid syariah merupakan kata majemuk yang tergabung dari

kata maqashid dan syariah. Secara bahasa maqasshid merupakan bentuk

jamak (plural) dari kata maqashad yang berarti tujuan. Adapun pengertian

syariah adalah semua yang telah ditetapkan dan dijelaskan oleh Allah

kepada hambanya baik yang berkaitan dengan maslahah, akidah, dan

hukum (Shiddiq, 2009).

Page 37: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

22

Maqashid As-Syariah berarti maksud dan tujuan disyariatkannya

hukum Islam. Menurut Istilah Maqashid Syariah identik dengan istilah

filsafat hukum Islam. Menurut Wahbah al Zuhaili, Maqasid Al Syariah

berarti nilai-nilai dan sasaran syara’ yang tersirat dalam segenap atau

bagian terbesar dari hukum-hukumnya. Nilai-nilai dan sasaran-sasaran ini

dipandang sebagai tujuan dan rahasia syariah, yang ditetapkan oleh al-

Syari’ dalam setiap ketentuan hukum. Adapun yang menjadi bahasan

utama maqashid as-syariah adalah hikmat dan illat ditetapkannya suatu

hukum. Menurut para ulama yaitu al-Juwaini seseorang tidak dapat

dikatakan mampu menetapkan hukum dalam Islam sebelum memahami

benar tujuan Allah menetapkan perintah-perintah dan larangan-larangan-

Nya. Menurut Al-Ghazali mashlahat adalah memelihara maksud al-Syari’

(pembuat hukum). Sehingga dapat disimpukan bahwa maqashid as-

syariah adalah maksud atau tujuan disyariatkan hukum Islam. Menurut

pendapat ulama secara umum bahwa tujuan tersebut adalah maslahah bagi

umat manusia dalam dua dimensi yaitu al-wujud dan al-adam (Nursidin,

2012 dalam Annisa 2015).

Secara terminologi, maqashid syariah adalah hukum atau undang-

undang yang ditentukan Allah SWT untuk hamba-Nya, yang terdapat

dalam Al-Qur’an dan diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam bentuk

sunnahnya (Ismail, 2014). Menurut Zahrah (2011) dalam Anton dan

Amirus (2015) tujuan syariah (maqashid syariah) adalah segala sesuatu

yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan tujuan untuk

Page 38: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

23

kemaslahatan manusia secara keseluruhan, yaitu untuk menjaga eksistensi,

mengembangkan baik kualitas maupun kuantitas, baik material maupun

spiritualnya.

Abu Zahrah (2011) dalam Anton dan Amirus (2015) membagi

maqashid syariah menjadi tiga bagian yaitu:

1. Penyucian jiwa, agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan

bukan sumber keburukan bagi masyarakat lingkungannya. Hal ini

ditempuh dari berbagai ragam ibadah yang disyari’atkan, yang

kesemuanya dimaksudkan untuk membersihkan jiwa serta

memperkokoh kesetiawanan sosial.

2. Keadilan, dalam masyarakat Islam adil baik urusan sesama kaum

muslim maupun dalam berhubungan dengan pihak lain (non muslim).

Tujuan ditegakkannya keadilan dalam Islam amatlah luhur. Keadilan

menyangkut berbagai aspek kehidupan. Dalam hal ini, Islam

memandang bahwa setiap orang mempunyai hak-hak yang sama,

karena Islam mengacu kepada keadilan sosial itu tadi. Dalam usaha

mewujudkan keadilan sosial, Islam sangat menjungjung tinggi hak-hak

manusia.

3. Kemaslahatan, merupakan ini merupakan tujuan puncak yang hendak

dicapai, yang harus terdapat dalam hukum Islam. Tidak sekali-kali

suatu perkara disyari’atkan oleh Islam melalui Al-Qur’an dan as-

sunnah melainkan disitu terkandung maslahat yang hakiki. Maslahat

Page 39: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

24

hakiki ini menyangkut semua kepentingan umum, bukan kepentingan

pihak tertentu (khusus).

Untuk dapat mencapai maqashid syariah ada 5 elemen yang harus

dipenuhi oleh bank syariah, yaitu al-aql (pikiran), addien (agama), nafs

(jiwa), nasl (keturunan) dan maal (harta) (Capra, 2001). Sesuai Undang-

Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah juga dijelaskan

bahwa kegiatan perbankan syariah harus mengandung nilai keadilan,

kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan. Dari kelima elemen tersebut

lalu dituangkan dalam suatu tabel kriteria kinerja perusahaan dalam

perspektif maqashid syariah yang disertai indikator yang diformulasi oleh

Mohammed, Razak, Omar dan Taib (2008) dalam bentuk indeks maqashid

syariah.

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya dijelaskan, maqashid

syariah menurut Muhammad Abu Zahrah terbagi menjadi tiga kategori

tahdzib al-fard (pendidikan bagi individu), iqamah al-adl (menegakkan

keadilan), dan maslahah (kemaslahatan/kesejahteraan). Konsep inilah

yang ditransformasikan menjadi sebuah pengukuran untuk mengevaluasi

kinerja perbankan syariah. Hal tersebut dikarenakan bahwa sistem

perbankan syariah sangat berbeda dengan perbankan konvensional.

Perbedaan yang paling asasi adalah terkait dengan rujukan nilai (Islamic

Worldview) bagi masing-masing institusi keuangan tersebut.

Menurut Mohammed, Razak dan Taib (2008), tujuan Bank Syariah

akan tepat jika diturunkan dari tujuan syariah (maqashid syariah). Hal ini

Page 40: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

25

dikarenakan tujuan dari bank Islam tidak hanya memaksimalkan laba,

namun juga memiliki peran di bidang sosial. Oleh karena tujuannya tidak

hanya memaksimalkan laba, maka pengukuran kinerja dari bank syariah

menjadi lebih kompleks. Pengukuran kinerja bank syariah berbasis

maqashid syariah merupakan proses untuk menentukan apakah bank

syariah dapat mencapai tujuan bank syariah yang diturunkan dari

maqashid syariah. Pengukuran kinerja mempunyai hubungan langsung

dengan dengan tujuannya, sehingga indikator-indikator pencapaian

kinerjanya akan diturunkan dari tujuan-tujuan tersebut. Mohammed, Razak

dan Taib (2008) menggunakan klasifikasi maqashid syariah yang merujuk

pada konsep maqashid syariah Abu Zaharah (1997) yaitu:

1. Tahdhib al-Fard (mendidik individu)

2. Iqamah Al-adl (menegakkan keadilan), dan

3. Jaib al-Maslahah (meningkatkan kesejahteraan).

Pengembangan pengukuran kinerja yang dilakukan Mohammed,

Razak dan Taib (2008) menggunakan metode dari Uma Sekaran (2000).

Metode tersebut dibangun dengan mengidentifikasi dimensi-dimensi dari

setiap tujuan syariah, yang selanjutnya dari dimensi-dimensi tersebut

ditentukan elemen-elemen yang menunjukkan ketercapaian dari dimensi

tersebut. Model pengukuran kinerja perbankan syariah yang sesuai dengan

tujuan dan karakteristik perbankan syariah dikenal dengan model

Maqashid syariah index. MSI dikembangkan dengan tiga faktor utama

yaitu: pendidikan, penciptaan keadilan, dan pencapaian kesejahteraan.

Page 41: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

26

Dimana ketiga faktor tersebut bersifat universal. Ketiga ukuran kinerja

berdasarkan maqashid syariah, yaitu pendidikan, keadilan dan

kesejahteraan mensyaratkan perbankan nasional untuk mampu merancang

program pendidikan dan pelatihan dengan nilai-nilai moral sehingga

mereka akan mampu meningkatkan kemampuan dan keahlian para

karyawan. Keadilan berarti bank syariah harus memastikan kejujuran dan

keadilan dalam semua transasksi dan kegiatan usaha yang tercakup dalam

produk, seluruh aktivitas free interest. Terakhir perbankan syariah harus

mengembangkan proyek-proyek investasi dan pelayanan sosial untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Teori Keagenan (Agency Teory)

Dalam Muamar (2015), Agency teory pertama kali dikembangkan

oleh Jensen, M. C. dan W. H. Meckling pada tahun 1976. Teori agensi

menjelaskan hubungan antra prinsipal dan agen. Prinsipal adalah pihak

yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama

prinsipal, sementara agen merupakan pihak yang diberikan mandat untuk

bertindak atas nama prinsipal. Hal tersebut akan mensyaratkan agen untuk

bertanggung jawab atas setiap tindakannya kepada prinsipal. Teori agensi

menghendaki adanya pemisahan antara prinsipal dan agen, hal tersebut

memicu adanya asymetric information di mana agen memiliki informasi

yang lebih baik mengenai organisasi dari pada prinsipal. Adanya asymetric

information dapat memicu masalah agensi baik itu berupa moral hazard

dan/atau adverese selection (Jensen dan meckling 1976). Terkait dengan

Page 42: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

27

kemungkinan munculnya masalah agensi, menurut Jensen dan Meckling

(1976) akan menimbulkan biaya keagenan untuk menekan masalah agensi

tersebut yang terdiri dari (1) biaya monitoring, (2) bonding expediture, dan

(3) residual loss.

Definisi teori keagenan menurut Rebecca (2012) dalam Annisa

(2015) yaitu hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan

antara dua pihak, yaitu pihak pemilik modal (principal) sebagai pihak

yang mendelegasikan pekerjaan, dan agen (agent) adalah sebagai pihak

yang menerima pendelegasian pekerjaan, yang berarti terjadi antara

kepemilikan dan kontrol perusahaan. Implikasi teori keagenan terhadap

penelitian ini dipertimbangkan dapat menjelaskan bahwa manajemen

sebagai agen tidak terlepas atas setiap tidakannya kepada principal. Bank

syariah lebih mengetahui informasi-informasi tentang pengelolaan dana

dari pada nasabah. Hal ini lah yang sering disebut sebagai asymetric

information. Dengan adanya asymetric information memungkinkan akan

timbul masalah agensi.

Menurut Arifin (2005) teori agensi mendasarkan hubungan kontrak

antar anggota-anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen

merupakan pelaku utama. Prinsipal adalah pihak yang memberikan mandat

kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sementara agen

merupakan pihak yang diberikan mandat untuk bertindak atas nama

principal. Hal tersebut akan mensyaratkan agen untuk bertanggung jawab

atas setiap tindakannya kepada prinsipal. Teori agensi menghendaki

Page 43: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

28

adanya pemisahan antara prinsipal dan agen, hal tersebut memicu adanya

asymetric information dimana agen memiliki informasi yang lebih baik

mengenai organisasi dari pada prinsipal. Adanya asymetric information

dapat memicu adanya masalah agensi baik itu berupa moral hazard

dan/atau adverese selection. Moral hazard merupakan permasalahan yang

timbul jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama

dalam kontrak kerja, atau menyeleweng dari kesepakan yang telah

ditetapkan. Sedangkan adverse selection merupakan suatu tindakan

dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah suatu kepentingan yang

diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah

diperolehnya atau terjadi sebagai sebuah kesalahan tugas.

Eisenhardt (1989) dalam Endraswati (2017) berpendapat bahwa

konflik kepentingan atau agency problem muncul ketika timbul konflik

antara harapan atau tujuan pemilik/pemegang saham dengan para direksi

(top management), dan ketika para pemilik mengalami kesulitan untuk

memverifikasi apa yang sesungguhnya yang sedang dikerjakan

manajemen. Teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi yaitu: (1) asumsi

tentang sifat manusia (human assumption), (2) asumsi tentang

keorganisasian (organizational assumption), dan (3) asumsi tentang

informasi (information assumption). Asumsi tentang sifat manusia

maksudnya adalah manusia memiliki sifat mementingkan dirinya sendiri,

memiliki keterbatasan rasionalitas, dan tidak menyukai risiko. Asumsi

keorganisasian adalah konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai

Page 44: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

29

kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan

agen. Asumsi tentang informasi adalah informasi sebagai barang komoditi

yang dapat diperjual belikan.

Permasalahan keagenan dapat diatasi dengan melaksanakan

Corporate Governance. Corporate Governance dilaksanakan melalui

struktur dan mekanisme.

3. Corporate Governance

Menurut The Organization for Economic Corporation and

Development (OECD) Bank Dunia, good corporate governance adalah

aturan, standar dan organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku

pemilik perusahaan, direktur, dan manajer serta perincian dan penjabaran

tugas dan wewenang serta pertanggung jawabannya kepada investor

(pemegang saham dan kreditur). Tujuannya untuk menciptakan sistem

pengendaliaan dan keseimbangan (check and balances) untuk mencegah

kemungkinan penyalahgunaan sumber daya perusahaan dan tetap

mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan.

Syakhroza dalam penelitian Faozan (2013) mendefinisikan good

corporate governance sebagai suatu mekanisme tata kelola organisasi

secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi secara

efisien, efektif, ekonomis ataupun produktif dengan prinsip-prinsip

keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan adil

dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Tata kelola organisasi yang baik

dapat dilihat dari segi mekanisme internal organisasi ataupun mekanisme

Page 45: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

30

eksternal organisasi. Mekanisme internal lebih fokus kepada bagaimana

pimpinan suatu organisasi mengatur jalannya organisasi sesuai dengan

prinsip-prinsip diatas. Sedangkan, mekanisme eksternal lebih menekankan

kepada bagaimana interaksi organisasi dengan pihak eksternal berjalan

secara harmoni tanpa mengabaikan pencapaian tujuan organisasi.

Seiring dengan perkembangan industri perbankan syariah yang

antara lain ditandai dengan semakin beragamnya produk perbankan

syariah dan bertambahnya jaringan pelayanannya, maka penerapan GCG

pada industri perbankan syariah menjadi semakin penting. Pelaksanaannya

pada industri perbankan syariah harus berlandaskan pada lima prinsip

dasar: transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional,dan

kewajaran.

Bank syariah harus memastikan bahwa prinsip-prinsip GCG

tersebut telah diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di seluruh

jajarannya. Penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut diperlukan untuk

mencapai kesinambungan usaha (sustainability) bank syariah dengan tetap

memperhatikan kepentingan para pemegang saham, nasabah serta

pemangku kepentingan lainnya. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai

implementasi kelima prinsip dasar GCG tersebut pada bank syariah

menurut penjelasan atas PBI No. 11/33/PBI/2009:

a. Transparansi, adalah keterbukaan dalam mengemukakan informasi

yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan

keputusan.

Page 46: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

31

b. Akuntabilitas, adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan

secara efektif.

c. Pertanggungjawaban, adalah kesesuaian pengelolaan bank dengan

peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

pengelolaan bank yang sehat.

d. Professional, yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif

dan bebas dari pengaruh atau tekanan dari pihak manapun

(independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk

mengembangkan bank syariah.

e. Kewajaran, yakni keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak

stakeholders berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Dewan Pengawas Syariah

Undang-Undang No. 21/2008 Tentang Perbankan Syariah pasal 1

No 15 menjelaskan bahwa Bank Syariah harus menjalankan fungsinya

dengan baik sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku dan juga

sesuai dengan prinsip syariah. Untuk menjamin terlaksananya prinsip

syariah, dalam aktifitas perbankan syariah terdapat salah satu pihak

terafiliasi yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang memberikan

jasanya kepada bank syariah. Dewan inilah sebagai pihak yang

bertanggungjawab atas informasi tentang kepatuhan pengelola bank akan

prinsip syariah.

Page 47: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

32

Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 pasal 1 menyatakan

bahwa Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang bertugas memberikan

nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar

sesuai dengan Prinsip Syariah.

Menurut Muhammad dalam penelitian Faozan (2013) Dewan

Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan

terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank syariah yang dalam

menjalakan fungsinya bertindak secara independen. DPS terdiri dari

orang-oang yang memiliki kemampuan, baik di bidang hukum muamalah,

hukum ekonomi dan perbankan, serta kemampuan lain yang relevan

dengan tugas kesehariannya. Anggota DPS juga harus memiliki integritas,

kompetensi dan reputasi keuangan.

Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)

menerangkan bahwa Dewan Pengawas Syariah adalah badan yang ada di

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang bertugas mengawasi pelaksanaan

keputusan DSN di Lembaga Keuangan Syariah. Anggota DPS diusulkan

dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan penempatannya di

bank syariah harus mendapatkan persetujuan DSN. Fungsi utamanya

adalah sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan unit

usaha syariah, dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang

terkait dengan aspek syariah.

Peranan Dewan Pengawas Syariah sangat strategis dalam

penerapan prinsip syariah di lembaga perbankan syariah. Menurut SK

Page 48: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

33

(Surat Keputusan) DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.Kep-

98/MUI/III/2001 tentang Susunan Pengurus DSN MUI memberikan tugas

kepada Dewan Pengawas Syariah untuk:

a. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan

syariah.

b. Mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah

kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN

c. Melaporkan pertimbangan produk dan operasional lembaga keuangan

syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali

dalam satu tahun anggaran.

d. Merumuskan permasalahan yang memerlukan pembahasan dengan

DSN.

Sebagai pengawas syariah, fungsi DPS sangat strategis dan mulia,

karena menyangkut kepentingan seluruh pengguna lembaga tersebut.

Umat Islam akan selalu berpedoman pada keberadaan DPS karena dari

sinilah kepercayaan pada bank syariah tersebut ditumbuhkan. Keberadaan

DPS di bank syariah sangat penting sebagai pihak yang berperan di dalam

mengawasi operasionalnya agar benar-benar berjalan di atas rel syariah.

DPS diharapkan dapat menjamin dan memastikan bahwa suatu bank

syariah dalam semua kegiatannya telah menerapkan prinsip syariah.

Dalam Peraturan Bank Indonesia No 11/33/PBI/2009 pasal 47,

DPS memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan nasihat dan saran

Page 49: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

34

kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip

Syariah. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS meliputi:

a. Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan Bank.

b. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar sesuai

dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.

c. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama

Indonesia untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya.

d. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah

terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta

pelayanan jasa Bank.

e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan

kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan Laporan Hasil

Pengawasan Dewan Pengawas Syariah secara semesteran kepada Bank

Indonesia paling lambat dua bulan setelah periode semester dimaksud

berakhir.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 pasal 26 (1)

menyatakan bahwa jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah paling

kurang 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

PBI No 11/33/PBI/2009 mengatur bahwa anggota DPS hanya

boleh merangkap jabatan sebagai anggota DPS sebanyak-banyaknya pada

dua lembaga perbankan dan dua lembaga keuangan syariah non bank serta

Page 50: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

35

anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang merangkap jabatan sebagai

konsultan di seluruh BUS dan/atau UUS. Satu anggota DPS diperbolehkan

merangkap jabatan sebagai anggota DSN.

Peraturan Bank Indonesia No 11/33/PBI/2009 mengatur rapat

Dewan Pengawas Syariah. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Rapat Dewan Pengawas Syariah wajib diselenggarakan paling kurang

1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

b. Pengambilan keputusan Dewan Pengawas Syariah dilakukan

berdasarkan musyawarah mufakat.

c. Seluruh keputusan Dewan Pengawas Syariah yang dituangkan dalam

risalah rapat merupakan keputusan bersama seluruh anggota Dewan

Pengawas Syariah.

d. Hasil rapat Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada

ayat 1 (satu) wajib dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik.

Peraturan Bank Indonesia No. 6/17/PBI/2004 pasal 28 ayat 2 dan 3

menyatakan bahwa anggota Dewan Pengawas Syariah yang memiliki

kompetensi adalah yang memiliki pengetahuan dan pengalaman pada

syariah muamalah dan perbankan atau keuangan secara umum.

C. Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran DPS terhadap Kinerja Maqashid Syariah

Seluruh kegiatan bank syariah dalam pengawasan DPS (Dewan

Pengawas Syariah) agar sesuai dengan peraturan dan ketentuan syariah

Page 51: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

36

yang berlaku dan telah disepakati sehingga bank syariah dapat beroperasi

sebagaimana mestinya.

Menurut Kholid dan Bachtiar (2015) dalam Annisa (2015)

menyatakan bahwa adanya pengawasan yang baik diharapkan menurunkan

masalah agensi yang dilakukan oleh manajemen bank syariah, sehingga

dengan berkurangnya masalah agensi diharapkan kinerja maqashid syariah

bank syariah menjadi lebih baik.

Dewan Pengawas Syariah bertugas untuk memonitoring kepatuhan

bank syariah terhadap aturan syariah Islam, maka dari itu diharapkan bank

syariah dapat menekan masalah agensi yang pada akhirnya menjadikan

kinerja bank syariah menjadi lebih baik.

Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 pasal 1 menyatakan

bahwa Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang bertugas memberikan

nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar

sesuai dengan Prinsip Syariah. Menurut Peraturan Bank Indonesia No.

6/24/PBI/2004 pasal 26 (1) menyatakan bahwa jumlah anggota Dewan

Pengawas Syariah paling kurang 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5

(lima) orang. Maka dari itu, pengawasan yang dilakukan oleh Dewan

Pengawas Syariah tidak memerlukan banyak anggota Dewan Pengawas

Syariah.

Muamar dan Arief (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Good

corporate governance dan kinerja maqashid syariah bank syariah di

Indonesia mengemukakan bahwa jumlah Dewan Pengawas Syariah tidak

Page 52: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

37

berpengaruh terhadap kinerja maqashid syariah di Bank Syariah

Indonesia.

Menurut Annisa (2015) menyatakan bahwa Dewan Pengawas

Syariah tidak berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah bank

syariah di Indonesia dan berpengaruh negatif signifikan di Malaysia.

Dalam penelitiannya yang berjudul ”Struktur Islamic Corporate

Governance dan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan pada Bank

Syariah di Indonesia”, Endraswati (2017) mengungkapkan bahwa jumlah

Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas pengungkapan laporan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran DPS berpengaruh negatif terhadap kinerja maqashid

syariah

2. Pengaruh Rangkap Jabatan Anggota DPS terhadap Kinerja

Maqashid Syariah

Dewan Pengawas Syariah merupakan bagian dari good corporate

governance yang memiliki fungsi dalam suatu organisasi bank syariah

yang secara internal merupakan badan yang mengawasi kepatuhan syariah

dan secara eksternal dapat menjaga serta meningkatkan kepercayaan

masyarakat (Murwaningsari, 2009).

PBI No 11/33/PBI/2009 mengatur bahwa anggota DPS hanya

boleh merangkap jabatan sebagai anggota DPS sebanyak-banyaknya pada

dua lembaga perbankan dan dua lembaga keuangan syariah non bank serta

Page 53: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

38

anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang merangkap jabatan sebagai

konsultan di seluruh BUS dan/atau UUS. Satu anggota DPS diperbolehkan

merangkap jabatan sebagai anggota DSN.

Menurut Usamah (2010) kualitas pengawasan terhadap

pelaksanaan prinsip syariah di bank syariah memerlukan adanya

pembatasan terhadap jumlah rangkap jabatan sebagai dewan pengawas

syariah, agar lembaga tersebut dapat bekerja lebih fokus, semakin sedikit

rangkap jabatan sebagai dewan pengawas syariah maka dapat bekerja lebih

fokus dan profesional. Rangkap jabatan yang tidak terlalu banyak

dipegang oleh dewan pengawas syariah diharapkan dapat meningkatkan

pengawasan yang lebih baik, sehingga kemungkinan-kemungkinan

masalah agensi dapat ditekan yang nantinya dapat meningkatkan kinerja

bank syariah itu sendiri. Annisa (2015) menyebutkan bahwa rangkap

jabatan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif terhadap kinerja

maqashid syariah di Bank Syariah Malaysia. Semakin banyak rangkap

jabatan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah maka kinerja

maqashid syariah mengalami penurunan. Berdasarkan uraian di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Rangkap jabatan angggota DPS berpengaruh negatif terhadap

kinerja maqashid syariah

3. Pengaruh Jumlah Rapat DPS terhadap Kinerja Maqashid Syariah

Penelitian Xie (2003) dalam Waryanto (2010) menemukan bahwa

semakin sering Dewan Komisaris bertemu atau mengadakan rapat, maka

Page 54: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

39

akrual kelolaan perusahaan semakin kecil. Hal ini berarti bahwa semakin

sering Dewan Komisaris mengadakan rapat, maka fungsi pengawasan

terhadap manajemen menjadi semakin efektif. Rapat Dewan Komisaris

juga media komunikasi antar anggota Dewan Komisaris dalam mengawasi

kinerja manajemen dalam tata kelola perusahaan yang nantinya akan

meningkatkan kinerja dan perkembangan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Haque, Islam dan Ahmed (2012)

menyatakan bahwa hasil jumlah rapat Komite Audit berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan, artinya semakin meningkatnya rapat Komite

Audit maka dapat meningkatkan monitoring yang lebih efektif juga

meningkatkan kinerja keuangan.

Dalam penelitiannya yang berjudul ”Struktur Islamic Corporate

Governance dan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan pada Bank

Syariah di Indonesia”, Endraswati (2017) mengungkapkan bahwa jumlah

meeting Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas pengungkapan laporan perusahaan.

Di dalam struktur organisasi Perbankan Syariah, Komite Audit

merupakan bagian dari Dewan Komisaris. Dewan Pengawas Syariah

dalam struktur bank syariah berada setingkat dengan Dewan Komisaris

sebagai pengawas direksi. Jika komisaris adalah sebagai pengawas kinerja

manajemen bank, maka Dewan Pengawas Syariah adalah pengawas

manajemen bank yang berkaitan dengan operasionalnya sehari-hari agar

Page 55: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

40

selalu sesuai dengan prinsip syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah

Nasional (DSN).

Dengan logika yang sama bahwa fungsi dari Dewan Pengawas

Syariah dan Dewan Komisaris hampir sama dan merupakan pihak yang

bersifat independen, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa jumlah

rapat Dewan Pengawas Syariah akan meningkatkan kinerja maqashid

syariah. Seperti yang dijelaskan pada uraian di atas, melalui rapat anggota

Dewan Pengawas Syariah dapat sering berkomunikasi sehingga jika terjadi

permasalahan dalam tata kelola bank syariah akan segera terpecahkan

terutama dalam hal pengawasan kinerja maqashid syariah.

Dalam PBI No 11/33/PBI/2009 dijelaskan Rapat DPS wajib

diselenggarakan paling kurang satu kali dalam satu bulan. Pengambilan

keputusan rapat DPS dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Jumlah rapat DPS berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid

syariah

4. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan DPS terhadap Kinerja

Maqashid Syariah

Latar belakang pendidikan merupakan faktor penting dalam

praktek pengungkapan (Farook, 2011; Haniffa dan Cooke, 2002). Direktur

dengan pendidikan yang lebih baik diharapkan akan lebih mampu

menerima tindakan baru dan memecahkan ketidakpastian (Hambrick dan

Mason, 1984). Pendidikan dapat bertindak sebagai asset kelembagaan

Page 56: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

41

penting yang dapat mempengaruhi nilai-nilai dan praktikum akuntansi

(Gray, 1988). Selanjutnya, pendidikan dapat digunakan sebagai satu-

satunya ukuran untuk menentukan tingkat profesional (Grace, Irlandia, &

Dunstan, 1995).

Bray, Howard dan Golan (1995) dalam Djoko (2010), menyatakan

bahwa latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh komisaris utama

berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Komisaris utama yang

memiliki latar belakang pendidikan bisnis akan lebih baik dalam

mengelola bisnis dan mengambil keputusan.

Endraswati (2017) dalam penelitiannya “Gender Diversity in Board

of Director’s and Firm Performance: Study in Indonesia Sharia Banks”

mengungkapkan bahwa latar belakang pendidikan perempuan sebagai

direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan syariah.

Dalam penelitiannya yang berjudul ”Struktur Islamic Corporate

Governance dan Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan pada Bank

Syariah di Indonesia”, Endraswati (2017) mengungkapkan bahwa latar

belakang pendidikan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas pengungkapan laporan perusahaan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan latar belakang pendidikan

Dewan Direksi, direktur dan Dewan Komisaris memiliki peningkatan yang

sesuai dalam tingkat pengungkapan dan pengelolaan bisnis serta

pengambilan keputusan. Dengan logika yang sama, kinerja maqashid

syariah akan mengalami peningkatan melalui latar belakang pendidikan

Page 57: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

42

Dewan Pengawas Syariah. Mengingat menjadi seorang anggota Dewan

Pengawas Syariah diperlukan syarat-syarat khusus sebagaimana yang telah

diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 6/17/PBI/2004 pasal 28 ayat 2

dan 3 bahwa anggota Dewan Pengawas Syariah yang memiliki kompetensi

adalah yang memiliki pengetahuan dan pengalaman pada syariah

muamalah dan perbankan atau keuangan secara umum. Berdasarkan uraian

di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 :Latar belakang pendidikan DPS berpengaruh positif terhadap kinerja

maqashid syariah

5. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menunjukkan antara pengaruh variabel

independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini memiliki satu

variabel dependen yaitu kinerja maqashid syariah. Dan empat variabel

independen yaitu: ukuran DPS (X1), rangkap jabatan DPS (X2), jumlah rapat

DPS (X3) dan Latar belakang pendidikan DPS (X4).

Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis di atas, maka

kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 58: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

43

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Rangkap jabatan

anggota DPS (X2)

Ukuran DPS (X1)

Kinerja maqashid

syariah

Jumlah Rapat DPS

(X3)

Latar Belakang

Pendidikan DPS (X4)

-

_-

+

+

Page 59: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

44

BAB III

METODE PENELITIAN

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time

series. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan mengumpulkan data-

data berupa angka (Martono, 2011). Sedangkan time series adalah data yang

diperoleh dan dikumpulkan dari waktu ke waktu (Supranto, 2000).

E. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan

keuangan dan laporan Good Corporate Governance Bank Umum Syariah di

Indonesia tahun 2011- 2016. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia

pada suatu instansi. Sumber data untuk melakukan penelitian ini diperoleh

dari website masing-masing bank umum syariah di Indonesia, serta

www.bi.go.id sebagai bahan pendukung penelitian. Di dalam website masing-

masing bank syariah tersebut terdapat annual report dan laporan Good

Corporate Governance yang dapat diunduh oleh penulis.

F. Metode Pengambilan Data

Pengambilann data menggunakan metode dokumentasi, dimana

metode ini menggunakan data dari dokumen-dokumen yang sudah ada yaitu

laporan keuangan tahunan dan laporan GCG Bank Umum Syariah Indonesia

periode 2011-2016. Data dalam penelitian diambil dari website masing-

masing bank yang menjadi sampel penelitian.

Page 60: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

45

G. Populasi dan Sampel Peneltian

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannnya. Sedangkan sampel merupakan suatu bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah (BUS)

yang beroperasi secara nasional dan terdaftar di Bank Indonesia serta Otoritas

Jasa Keuangan dalam periode 2011– 2016.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive Sampling adalah metode penentuan dalam

pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria tersebut

sebagai berikut:

1. Lembaga keuangan perbankan syariah yaitu Bank Umum Syariah yang

terdaftar di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam periode

2011– 2016.

2. Bank Umum Syariah tersebut menerbitkan laporan keuangan dan laporan

GCG tahunan pada periode 2011-2016 secara konsisten dan telah

dipublikasikan pada website masing-masing bank syariah tersebut.

3. Bank syariah memiliki data yang dibutuhkan terkait pengukuran variabel-

variabel yang digunakan untuk penelitian selama periode 2011-2016

Page 61: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

46

Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel

Sumber: Data Diolah, 2017

H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel yang akan

digunakan dalam penelitian. Terdapat satu variabel dependen (terikat) dan

empat variabel independen (bebas).

1. Variabel Dependen

Menurut Martono (2011), variabel dependen adalah variabel yang

diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini

dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam

fokus atau topik penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel

terikat yaitu kinerja maqashid syariah. Menurut Mohammed, Razak dan

Taib (2008), tujuan Bank Syariah akan tepat jika diturunkan dari tujuan

syariah (maqasid syariah). Hal ini dikarenakan tujuan dari bank Islam

tidak hanya memaksimalkan laba, namun juga memiliki peran di bidang

sosial. Oleh karena tujuannya tidak hanya memaksimalkan laba, maka

pengukuran kinerja dari bank syariah menjadi lebih kompleks. Pengukuran

kinerja bank syariah berbasis maqasid syariah merupakan proses untuk

menentukan apakah bank syariah dapat mencapai tujuan bank syariah yang

Keterangan Jumlah Bank

Jumlah Bank Umum Syariah 12

Tidak menyajikan laporan keuangan

lengkap berturut-turut periode 2011-

2016

1

Tidak menyajikan laporan GCG

periode 2011-2016

1

Jumlah sampel per tahun 11

Page 62: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

47

diturunkan dari maqasid syariah. Pengukuran kinerja mempunyai

hubungan langsung dengan dengan tujuannya, sehingga indikator-

indikator pencapaian kinerjanya akan diturunkan dari tujuan-tujuan

tersebut. Mohammed, Razak dan Taib (2008) menggunakan klasifikasi

maqasid syariah yang merujuk pada konsep maqashid syariah Abu

Zaharah (1997) yaitu:

a. Tahdhib al-Fard (mendidik individu)

b. Iqamah Al-adl (menegakkan keadilan), dan

c. Jaib al-Maslahah (meningkatkan kesejahteraan).

Tabel 3.2 Operasionalisasi Rasio

Pengukur Kinerja Maqashid Syariah

Konsep

(tujuan) Dimesi Elemen Rasio Kinerja

Mendidik

Individu

D1. Kemajuan

Pengetahuan

E1. Bantuan

Pendidikan

R1. Bantuan

pendidikan/total Beban

E2. Penelitian R2. Beban

penelitian/total beban

D2. Menerapkan

dan Meningkatkan

Keahlian Baru

E3. Pelatihan R3. Beban

pelatihan/total beban

D3. Menciptakan

kesadaran akan

Bank Syariah

E4. Publikasi R4. Beban promosi/total

beban

Membangun

Keadilan

D4. Pengembalian

yang Adil

E5.Return

yang Adil

R5. Bagi Hasil belum

dibagi/Pendapatan

Investasi Bersih

D5. Produk dan

Layanan yang

Terjangkau

E6. Fungsi

Distribusi

R6. Pembiayaan

Mudharabah &

Musyarakah/Total

Pembiayaan

D6.Menghilangkan

Unsur-Unsur

E7. Produk

bebas bunga

R7. Pendapatan bebas

bunga/total pendapatan

Page 63: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

48

Negatif yang

Menciptakan

Ketidakadilan.

Kepentingan

Publik

D7. Profitabilitas

Bank

E8. Rasio

laba

R8. Laba bersih/total

asset

D8. Distribusi

Pendapatan dan

Kesesjahteraan

E9.

Pendapatan

individu

R9. Zakat/ laba bersih

ID9. nvestaisi di

Sektor Riil

E10. Rasio

investasi di

sektor riil

R10. Total investasi

sektor riil/ total asset

Sumber: Mohammed, Razak dan Taib (2015)

Tabel 3.3 Bobot Masing-Masing Tujuan dan Elemen

Tujuan Bobot

Tujuan

(%)

Elemen Bobot

Elemen

(%)

1. Mendidik

Individu

30 E1. Bantuan Pendidikan 24

E2. Penelitian 27

E3. Pelatihan 26

E4. Publikasi 23

Total 100

2. Menegakkan

Keadilan

41 E5. Return yang adil 30

E6. Fungsi distribusi 32

E7. Produk bebas bunga 38

Total 100

3. Memelihara

Kemaslahatan

29 E8. Rasio laba 33

E9. Pendapatan individu 30

E10. Rasio Investasi sektor riil 37

Total 100

Total 100

Sumber: Mohammed, Razak dan Taib (2015)

Mohammed, Razak dan Taib (2008) juga menjelaskan bahwa

untuk menghasilkan indeks maqashid syariah terdapat tiga tahapan yaitu:

Page 64: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

49

a. Menetukan Rasio Kinerja

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mnentukan rasio

kinerja yang akan digunakan berdasarkan ketersediaan data. Dalam

penelitian ini menggunakan 10 rasio keuangan, yaitu:

1) Bantuan pendidikan/total beban (R1)

2) Beban penelitian/total beban (R2)

3) Beban pelatihan/total beban (R3)

4) Beban promosi/total beban (R4)

5) Bagi hasil belum dibagi/pendapatan investasi bersi (R5)

6) Pembiayaan mudharabah & musyarakah/total pembiayaan (R6)

7) Pendapatan bebas bunga/total pendapatan (R7)

8) Laba bersih/total asset (R8)

9) Zakat yang dibayarkan.aset bersih (R9)

10) Investasi sector riil total investasi (R10)

b. Menentukan Rasio Kinerja

Tahap selanjutnya adalah melakukan operasi perkalian antara

dimensi dan rasio kinerja dengan masing-masing bobot. Secara

matematis dapat dijelaskan dalam model berikut:

1) Maqashid Pertama (Mendidik Individu)

PI (O1) = W1 (E1 X R1 + E2 X R2 + E3 X R3 +E4 X R4)

Dimana:

PI (O1) = Indikator kinerja untuk maqashid pertama yaitu

mendidik individu

Page 65: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

50

W1 = Bobot O1 (Tujuan/maqashid pertama)

E1,2,3,4 = Bobot Elemen pertama, kedua, ketiga dan keempat

R1,2,3,4 = Rasio Elemen pertama, kedua, ketiga dan keempat

2) Maqashid Kedua (Menegakkan Keadilan)

PI (O1) = W2 (E5 X R5 + E6 X R6 + E7 X R7)

Dimana:

PI (O2) = Indikator kinerja untuk maqashid kedua yaitu

menegakkan keadilan

W2 = Bobot O2 (Tujuan/maqashid kedua)

E5,6,7 = Bobot enam, tujuh, delapan

R5,6,7 = Rasio Elemen enam, tujuh, delapan

3) Maqashid Ketiga (Menghasilkan Kemaslahatan)

PI (O3) = W3 (E8 X R8 + E9 X R9 + E10 X R10)

Dimana:

PI (O2) = Indikator kinerja untuk maqashid ketiga yaitu

menghasilkan kemaslahatan

W3 = Bobot O3 (Tujuan/maqashid ketiga)

E8,9,10 = Bobot delapan, sembilan dan sepuluh

R8,9,10 = Rasio Elemen delapan, sembilan dan sepuluh

c. Menghitung Maqashid Indeks

Tahap selanjutnya adalah menghitung maqashid indeks dengan

rumus sebagai berikut:

Maqashid Indeks = PI (O1) + PI (O2) + PI (O3)

Page 66: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

51

Dimana:

PI (O1) = Total indikator kinerja untuk tujuan pertama yaitu mendidik

individu

PI (O2) = Total indikator kinerja untuk tujuan kedua yaitu menegakkan

keadilan

PI (O3) = Total indikator kinerja untuk tujuan ketiga yaitu memelihara

kemaslahatan

2. Variabel Independen

Menurut Martono (2011) variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel lain,

yang pada umumnya berada dalam urutan waktu yang tejadi lebih dulu.

Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel

yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Berikut adalah

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Ukuran Dewan Pengawas adalah jumlah seluruh Dewan

Pengawas Syariah yang melakukan pengawasan syariah pada bank

syariah (Endraswati, 2017). Menurut Peraturan Bank Indonesia No.

6/24/PBI/2004 pasal 26 (1) menyatakan bahwa jumlah anggota Dewan

Pengawas Syariah paling kurang 2 (dua) orang dan sebanyak-

banyaknya 5 (lima) orang.

Pengukuran variabel ukuran Dewan Pengawas Syariah (X1)

yaitu dengan menulis jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah dari

Page 67: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

52

masing-masing bank umum syariah di Indonesia yang tercantum pada

laporan tahunan. Pengukuran dalam penelitian ini mengacu pada

penelitian Muamar dan Arief (2015), Annisa (2015), dan Endraswati

(2017).

Ukuran DPS = ∑ anggota DPS dalam Satu Tahun

b. Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah

Rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah adalah anggota

Dewan Pengawas Syariah melakukan lebih dari satu pekerjaan selain

menjadi Dewan Pengawas Syariah. Menurut Peraturan Bank Indonesia

No.11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan good corporate governance

pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Dewan Pengawas

Syariah hanya boleh merangkap jabatan sebagai anggota DPS

sebanyak-banyaknya pada dua lembaga perbankan dan dua lembaga

keuangan syariah non bank serta anggota Dewan Pengawas Syariah

dilarang merangkap jabatan sebagai konsultan di seluruh BUS dan/atau

UUS. Satu anggota DPS diperbolehkan merangkap jabatan sebagai

anggota DSN. Pengukuran rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah

dilakukan dengan cara memberi nilai satu (1) pada Dewan Pengawas

Syariah yang melakukan rangkap jabatan sesuai dengan peraturan

Bank Indonesia dan memberi nilai nol (0) pada Dewan Pengawas

Syariah yang melakukan rangkap jabatan tidak sesuai dengan

peraturan (Muamar dan Arief, 2015).

Page 68: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

53

c. Jumlah Rapat Dewan Pengawas Syariah

Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah adalah rapat yang

dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah selama satu tahun. Frekuensi

rapat Dewan Pengawas Syariah dalam setahun dapat mencerminkan

seberapa jauh Dewan Pengawas Syariah terlibat dalam mengawasi

manajemen (Ma & Tian, 2009 dalam Endraswati 2017).

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang

pelaksanaan good corporate governance pada bank umum syariah dan

unit usaha syariah, rapat DPS wajib diselenggarakan paling kurang

satu kali dalam satu bulan. Pengambilan keputusan rapat DPS

dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam penelitian ini

pengukuran variabel jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah dilakukan

dengan cara memberi nilai nol (0) dengan jumlah rapat kurang dari 12

kali dalam satu tahun, nilai satu (1) dengan jumlah rapat sebanyak 12

kali dalam satu tahun dan nilai dua (2) pada anggota DPS yang

melakukan rapat lebih dari 12 kali dalam satu tahun.

d. Latar Belakang Pendidikan Dewan Pengawas Syariah

Peraturan Bank Indonesia No. 6/17/PBI/2004 pasal 28 ayat 2

dan 3 menyatakan bahwa anggota Dewan Pengawas Syariah yang

memiliki kompetensi adalah yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman pada syariah muamalah dan perbankan atau keuangan

secara umum.

Page 69: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

54

Dalam penelitian ini pengukuran variabel latar belakang

pendidikan Dewan Pengawas Syariah dilakukan dengan cara memberi

nilai satu (1) pada Dewan Pengawas Syariah dengan latar belakang

pendidikan ilmu syariah muamalah dan pengetahuan di bidang

perbankan dan/atau keuangan secara umum. Dan nilai nol (0) pada

Dewan Pengawas Syariah dengan latar belakang pendidikan ilmu

syariah muamalah atau pengetahuan di bidang perbankan dan/atau

keuangan secara umum (hanya salah satu bukan keduanya).

Pengukuran variabel latar belakang pendidikan Dewan Pengawas

Syariah dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan

oleh Endraswati (2017) yang berjudul “Gender Diversity in Board of

Director’s and Firm Performance: Study in Indonesia Sharia Banks”

serta Farook (2011) penelitiannya yang berjudul “Determinants of

Corporate Social Responsibility Disclosure: The Case of Islamic

banks”. Kedua pengukuran diatas sebenarnya pengukuran Dewan

Direksi. Pengukuran ini diambil karena belum ada riset yang

menggunakan pengukuran di atas pada Dewan Pengawas Syariah.

I. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi

berganda, yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang bersifat

multivariate, artinya veriabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel

dependen lebih dari satu variabel independen (Bawono, 2006).

Page 70: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

55

1. Analisis Statistika Deskriptif

Penelitian ini menggunakan model analisis statistik deskriptif.

Analisis deskriptif akan memberikan gambaran (deksripsi) tentang suatu data,

meliputi rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi,

dari masing-masing data.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan regresi linier

berganda. Sebagai prasyarat regresi linier berganda maka dilakukan uji

asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian bersifat valid, tidak

bias, konsisten dan penaksiran koefisien regresinya bersifat efisien

(Ghozali, 2011). Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolonearitas,

uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut

Ghozali (2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis

statistik. Cara menganalisis dengan analisis grafik yaitu dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarakan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya. Cara kedua adalah analisis statistik yaitu

dengan Uji Kolmogorov-Smirnov yang merupakan pengujian

Page 71: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

56

normalitas dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji

normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku

adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan

diasumsikan normal. Apabila nilai signifikansi di atas 0,05

menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya perbedaan yang signifikan

atau hasilnya normal, dan jika nilai signifikansi di bawah 0,05 maka

terdapat adanya perbedaan yang signifikan atau hasil tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji ini

merupakan uji model. Model Regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2011).

Multikolinearitas dapat dilihat dengan cara menganalisis nilai VIF

(Varinace Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan adanya

Multikolinearitas jika: (1) Tingkat korelasi > 95%, (2) Nilai Tolerance

< 0,10, atau (3) Nilai VIF > 10. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2011).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011).

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Deteksi autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson, uji

Page 72: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

57

Langrange Multiplier, dan Run Test. Dalam penelitian ini

menggunakan uji statistik non-parametrik Runs test.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi

heterokedastisitas, dimana titik-titik dalam gambar scatterplot

menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Jika ada pola

tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Akan

tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas (Ghozali, 2011).

3. Analisis Regresi

Uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji regeresi berganda

Page 73: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

58

digunakan untuk menganalisa nilai variabel dependen (Y) dengan variabel

independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006). Persamaan regresi

berganda dapat berupa sebagai berikut:

KMS = C + β1 Size DPS + β2 Rjabatan DPS + β3 Rapat DPS + β4

Pendidikan DPS + ε

Keterangan:

KMS = Kinerja Maqashid Syariah

β0 = Konstanta

β1,2,3,4 = Koefisien variable X1,2,3,4

Size DPS = Ukuran DPS

RJabatan DPS = Rangkap Jabatan DPS

Rapat DPS = Jumlah Rapat DPS

Pendidikan DPS = Latar Belakang Pendidikan DPS

ε = Prediction error

a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji R² dilakukan untuk mengetahui kemampuan variabel independen

dalam menjelaskan variasi dependen sangat terbatas. Koefisien ini

menunjukan seberapa besar variasi total pada variabel dependen yang

dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya dalam model regresi tersebut,

nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1, nilai determinasi

yang mendekati 1 menunjukan variabel dalam model tersebut dapat

mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi

Page 74: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

59

yang terjadi pada variabel dependennya. Nilai R² sama dengan atau

mendekati 0 menunjukan kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali,

2013). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti

meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu banyak

peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik, tidak seperti R² dapat naik

atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam

model (Ghozali, 2013).

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil dari uji F

dapat diketahui dengan cara melihat angka probabilitas signifikan

(Ghozali, 2013), yaitu:

1) Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 artinya variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara

bersama-sama.

Page 75: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

60

2) Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara

bersama-sama.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian ini bertujuan

untuk menguji apakah variabel bebas (ukuran DPS, rangkap Jabatan

DPS, jumlah rapat DPS dan latar belakang pendidikan DPS) terhadap

variabel terikat (kinerja maqashid syariah) berpengaruh parsial atau

terpisah. Untuk melihat apakah pengaruh dari variabel independen

terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat

probabilitas signifikasi (Ghozali, 2013). Apabila angka probabilitas

signifikasi > 0,05 artinya variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen secara parsial.

Page 76: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

61

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah (BUS) yang

beroperasi secara nasional, terdaftar di Bank Indonesia & Otoritas Jasa

Keuangan serta melaporkan laporan keuangan maupun laporan Good

Corporate Governance dalam periode 2011– 2016. Berikut adalah nama-nama

Bank Umum Syariah dalam obyek penelitian ini:

Tabel 4.1 Daftar Bank Umum Syariah Indonesia

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2017

B. Analisis Data

1. Analisa Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum mengenai obyek

penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan. Dengan

memberikan penjelasan tentang statistik deskriptif, diharapkan dapat

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT Bank Muamalat Indonesia

2 PT Bank Syariah Mandiri

3 PT Bank Mega Syariah

4 PT Bank BRI Syariah

5 PT Bank Syariah Bukopin

6 PT Bank BNI Syariah

7 PT Bank Jabar Banten Syariah

8 PT BCA Syariah

9 PT Bank Victoria Syariah

10 PT Maybank Syariah Indonesia

11 PT Bank Panin Syariah

Page 77: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

62

memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti dalam

penelitian.

4.2 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SIZE 66 2 3 2.35 .480

RJABATAN 66 0 1 .92 .267

RAPAT 66 0 2 1.61 .579

PENDIDIKAN 66 0 1 .85 .361

KMS_TOTAL 66 .1283 .3658 .273392 .0429525

Valid N (listwise) 66

Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2017

Tabel 4.2 adalah tabel statistik deskriptif variabel ukuran Dewan

Pengawas Syariah (X1), rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah (X2),

jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah (X3), latar belakang pendidikan

Dewan Pengawas Syariah (X4) dan kinerja maqashid syariah (Y).

Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji statistik deskriptif dapat diketahui

bahwa secara keseluruhan rata-rata ukuran Dewan Pengawas Syariah

adalah 2,35. Dalam penelitian ini, ukuran/jumlah Dewan Pengawas

Syariah paling sedikit adalah 2 orang dan paling banyak adalah 3 orang.

Hal ini mengindikasikan bahwa 11 Bank Umum Syariah di Indonesia telah

mematuhi Peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 pasal 26 (1) yang

menyatakan bahwa jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah paling

kurang 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

Page 78: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

63

Rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,92. Nilai tersebut mendekati angka satu (1). Hal ini

mengindikasikan bahwa dari 66 data yang dipakai, Dewan Pengawas

Syariah melakukan rangkap jabatan sesuai peraturan PBI No.

11/33/PBI/2009, dimana anggota Dewan Pengawas Syariah hanya boleh

merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah sebanyak-

banyaknya pada dua lembaga perbankan dan dua lembaga keuangan

syariah non bank serta anggota Dewan Pengawas Syariah dilarang

merangkap jabatan sebagai konsultan di seluruh BUS dan/atau UUS. Satu

anggota Dewan Pengawas Syariah diperbolehkan merangkap jabatan

sebagai anggota DSN.

Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah pada Bank Umum Syariah

Indonesia tahun 2011-2016 memiliki nilai rata-rata 1,61. Nilai tersebut

mendekati angka 2. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata Dewan

Pengawas Syariah pada Bank Umum Syariah telah mematuhi PBI No

11/33/PBI/2009, dimana rapat paling sedikit dilakukan satu kali dalam

satu bulan atau dalam satu tahun minimal 12 kali rapat.

Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji statistik deskriptif, nilai rata-rata

dari variabel latar belakang pendidikan anggota Dewan Pengawas Syariah

adalah sebesar 0,85. Nilai tersebut mendekati angka satu (1). Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata latar belakang pendidikan anggota Dewan

Pengawas Syariah telah memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.

6/17/PBI/2004 pasal 28 ayat 2 dan 3 yang menyatakan bahwa anggota

Page 79: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

64

Dewan Pengawas Syariah yang memiliki kompetensi adalah yang

memiliki pengetahuan dan pengalaman pada syariah muamalah dan

perbankan atau keuangan secara umum.

Rata-rata indeks kinerja maqashid syariah pada Bank Umum

Syariah Indonesia tahun 2011-2016 berdasarkan tabel 4.2 adalah sebesar

0,2734 dengan nilai standart deviasi sebesar 0,4295. Nilai minimum

indeks kinerja maqashid syariah pada Bank Umum Syariah Indonesia

tahun 2011-2016 adalah sebesar 0,1283. Sedangkan indeks kinerja

maqashid syariah tertinggi adalah sebesar 0,3658.

2. Analisa Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Menurut Ghozali (2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik

dan analisis statistik. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Berikut adalah hasil uji

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) berdasarkan olah

data sekunder yang dilakukan:

Page 80: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

65

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 66

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 3.24023796

Most Extreme

Differences

Absolute .082

Positive .082

Negative -.051

Kolmogorov-Smirnov Z .663

Asymp. Sig. (2-tailed) .771

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) di

atas dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) yaitu sebesar

0.771. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Uji ini merupakan uji model. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antara variabel independen. Multikolinieritas dapat

dilihat dengan cara menganalisis nilai VIF (Varinace Inflation Factor).

Suatu model regresi menunjukkan adanya Multikolinearitas jika: (1)

Tingkat korelasi > 95%, (2) Nilai Tolerance < 0,10, atau (3) Nilai VIF

Page 81: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

66

> 10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen (Ghozali, 2011).

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .190 .031 6.211 .000

SIZE -.019 .009 -.211 -2.114 .039 .935 1.070

RJABATAN .036 .016 .221 2.253 .028 .974 1.027

RAPAT .0004 .008 .005 .053 .958 .905 1.106

PENDIDIKA

N .102 .017 .633 6.084 .000 .863 1.159

a. Dependent Variable:

TOTAL_KMS

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji multikolinieritas di atas, dapat

diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

Tolerance Value kurang dari 0.10 dan VIF lebih dari 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model regresi

pada penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Run Test sebagai bagian dari statistic non-parametrik untuk

menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar

residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa

Page 82: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

67

residual adalah acak atau random. Run test digunakan untu melihat

apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).

Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau

terjadi autokorelasi antar residual (Ghozali, 2013).

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.00010

Cases < Test Value 33

Cases >= Test Value 33

Total Cases 66

Number of Runs 27

Z -1.737

Asymp. Sig. (2-tailed) .082

a. Median

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Tabel 4.5 adalah tabel hasil uji autokorelasi dengan statistic

non-parametrik Runs-Test. Diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-

tailed) yaitu sebesar 0.082. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Glejser. Di mana jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka terdapat indikasi terjadi

Page 83: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

68

heteroskedastisitas dalam model regresi yang dilakukan. Berikut ini

adalah hasil uji heterokedastisits yang dilakukan:

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .025 .019 1.297 .200

SIZE .000 .006 -.006 -.045 .964

RJABATAN .018 .010 .219 1.779 .080

RAPAT .000 .005 -.018 -.141 .888

PENDIDIKAN -.017 .010 -.206 -1.574 .121

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Tabel 4.6 hasil uji heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa

tidak ada satupun variabel independen (ukuran Dewan Pengawas

Syariah, rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah, jumlah rapat

Dewan Pengawas Syariah, dan latar belakang pendidikan Dewan

Pengawas Syariah) yang signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Jadi dapat disimpulkan

bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

3. Analisa Hasil Uji Regresi

Uji regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen. Uji regeresi berganda digunakan

untuk menganalisa nilai variabel dependen (Y) dengan variabel

Page 84: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

69

independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006). Output hasil regresi

berganda dengan SPSS 20 disajikan secara lengkap dalam lampiran 2.

Berikut adalah rangkuman hasil regresi model yang telah dilakukan:

Tabel 4.7 Hasil Regresi Model

Variabel Koefisien t-Statistik Sig.

(Constant) 0,190 6,211 0,000***)

Size -0,019 -2.114 0,039**)

RJabatan 0,036 2.253 0,028**)

Rapat 0,0004 0.053 0,958

Pendidikan 0,102 6.084 0,000***)

F-Statistik 11,547 0,000***)

Adj. R2 0,394

N 66

*** Signifikansi 1%

** Signifikansi 5%

* Signifikansi 10 %

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, maka model regresi berganda antara

variabel ukuran Dewan Pengawas Syariah (X1), rangkap jabatan Dewan

Pengawas Syariah (X2), jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah (X3), latar

belakang pendidikan Dewan Pengawas Syariah (X4) dan kinerja maqashid

syariah (Y) dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan berikut:

KMS = 0,190 – 0,019 Size DPS + 0,036 RJabatan DPS + 0,0004 Rapat

DPS+ 0,102 Pendidikan DPS

Keterangan:

KMS = Kinerja Maqashid Syariah

Size DPS = Ukuran Dewan Pengawas Syariah

Page 85: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

70

RJabatan DPS =Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah

Rapat DPS = Jumlah Rapat Dewan Pengawas Syariah

Pendidikan DPS =Latar Belakang Pendidikan Dewan

Pengawas Syariah

a. Uji R2

(Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi atau yang sering disebut dengan Uji R2

menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen atau sejauh mana kontribusi

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dapat

menggunakan ketentuan 0 < R2 <1.

Tabel 4.8 Hasil Uji R2

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .656a .431 .394 .0334479 .431 11.547 4 61 .000

a. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN, RJABATAN,

SIZE, RAPAT

b. Dependent Variable: TOTAL_KMS

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji R2, diperoleh nilai Adj. R

2

sebesar 0,394. Artinya bahwa kontribusi variabel independen (ukuran

Dewan Pengawas Syariah, rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah,

jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah, latar belakang pendidikan

Dewan Pengawas Syariah) mempengaruhi variabel dependen kinerja

Page 86: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

71

maqashid syariah sebesar 39,4% sedangkan sisanya 60,6% dijelaskan

oleh faktor di luar model.

b. Uji F (Uji Signifikan Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

yang digunakan mempengaruhi secara simultan terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.9 Hasil Uji F

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji F, nilai F sebesar 11,574 dan

nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel independen (ukuran Dewan Pengawas Syariah,

rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah, jumlah rapat Dewan

Pengawas Syariah, latar belakang pendidikan Dewan Pengawas

Syariah) mempengaruhi secara simultan terhadap variabel dependen

kinerja maqashid syariah.

c. Uji t (Uji Signifikan Parsial).

Uji t atau uji signifikansi parsial dilakukan untuk mengetahui

tingkat signifikansi atau pengaruh variabel bebas (independen)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .052 4 .013 11.547 .000a

Residual .068 61 .001

Total .120 65

a. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN, RJABATAN, SIZE, RAPAT

b. Dependent Variable: TOTAL_KMS

Page 87: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

72

terhadap variabel terikat (dependen) secara parsial. Berikut adalah

penjelasan mengenai analisis uji signifikansi parsial atau uji-t pada

keempat variabel bebas (independen):

Tabel 4.10 Hasil Uji-t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .190 .031 6.211 .000

SIZE -.019 .009 -.211 -2.114 .039

RJABATAN .036 .016 .221 2.253 .028

RAPAT .0004 .008 .005 .053 .958

PENDIDIKAN .102 .017 .633 6.084 .000

a. Dependent Variable: TOTAL_KMS

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uj-t, variabel independen ukuran

Dewan Pengawas Syariah, rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah,

dan latar belakang pendidikan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja maqashid syariah. Ini terlihat dari nilai

signifikansi ketiga variabel independen tersebut di bawah 0,05.

Sedangkan variabel jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah tidak

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja maqashid syariah.

C. Pembahasan

1. Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Kinerja Maqashid Syariah

Pada tabel 4.9 hasil uji-t, menunjukkan bahwa variabel ukuran

Dewan Pengawas Syariah (X1) mempunyai pengaruh negatif signifikan

Page 88: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

73

terhadap variabel kinerja maqashid syariah (Y), dengan nilai t-hitung

sebesar -2,114 dan nilai signifikansi 0,039. Nilai signifikansi tersebut lebih

kecil dari nilai 0,05. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan ini

menerima H1 yaitu ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif

terhadap kinerja maqashid syariah. Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian Annisa (2015) yang menyatakan bahwa Dewan Pengawas

Syariah berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja maqashid syariah

di Malaysia.

Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Mollah dan Zaman

(2015) yang menemukan bahwa ukuran dewan pengawas syariah

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank syariah. Muttakin dan

Ullah (2012), mengungkapkan bahwa semakin banyak jumlah Dewan

Pengawas syariah akan mendorong kinerja maqashid syariah bank

syariah.

Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif terhadap

kinerja maqashid syariah dikarenakan semakin banyak jumlah Dewan

Pengawas Syariah maka memungkinkan terjadinya perdebatan yang tidak

diperlukan dan penundaan dalam pembuatan keputusan. Mengingat dalam

Peraturan Bank Indonesia No 11/33/PBI/2009, Dewan Pengawas Syariah

memliki tugas dan tanggung jawab memberikan nasihat dan saran kepada

Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip

Syariah.

Page 89: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

74

2. Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah terhadap Kinerja Maqashid

Syariah

Tabel 4.9 hasil uji-t, menunjukkan bahwa variabel rangkap jabatan

Dewan Pengawas Syariah (X2) berpengaruh positif terhadap variabel

kinerja maqashid syariah (Y), dengan nilai t-hitung sebesar 2,253 dan nilai

signifikansi 0,028. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai 0,05.

Dengan demikian, penelitian yang dilakukan ini menolak H2 yaitu

rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif terhadap

kinerja maqashid syariah.

Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Annisa (2015)

yang menyatakan bahwa rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah

berpengaruh negatif terhadap kinerja maqashid syariah di Malaysia.

Menurut Usamah (2010) kualitas pengawasan terhadap pelaksanaan

prinsip syariah di bank syariah memerlukan adanya pembatasan terhadap

jumlah rangkap jabatan sebagai Dewan Pengawas Syariah, agar lembaga

tersebut dapat bekerja lebih fokus, semakin sedikit rangkap jabatan

sebagai Dewan Pengawas Syariah maka dapat bekerja lebih fokus dan

profesional.

Variabel rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh

positif terhadap variabel kinerja maqashid syariah dikarenakan rangkap

jabatan yang dilakukan DPS masih sesuai dengan PBI No 11/33/PBI/2009.

Hal ini dapat di lihat dari hasil uji statistik deskriptif yang menunjukkan

Page 90: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

75

bahwa nilai rata-rata rangkap jabatan DPS adalah 0,92 mendekati nilai

satu.

3. Jumlah Rapat Dewan Pengawas Syariah terhadap Kinerja Maqashid

Syariah

Pada tabel 4.9 hasil uji-t, menunjukkan bahwa variabel jumlah

rapat Dewan Pengawas Syariah (X3) tidak berpengaruh terhadap variabel

kinerja maqashid syariah (Y) dengan nilai t-hitung sebesar 0,053 dan nilai

signifikansi 0,958. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai 0,05.

Dengan demikian, penelitian yang dilakukan ini menolak H3 yaitu jumlah

rapat Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif terhadap kinerja

maqashid syariah.

Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Xie (2003)

dalam Waryanto (2010) yang menyatakan bahwa semakin sering dewan

komisaris bertemu atau mengadakan rapat, maka akrual kelolaan

perusahaan semakin kecil. Hal ini berarti bahwa semakin sering dewan

komisaris mengadakan rapat, maka fungsi pengawasan terhadap

manajemen menjadi semakin efektif. Endraswati (2017) mengungkapkan

bahwa jumlah meeting Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas pengungkapan laporan perusahaan.

Variabel jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh

terhadap kinerja maqashid syariah dikarenakan adanya kemungkinan tidak

efektifnya rapat yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Ketidakefektifan tersebut disebabkan karena tidak semua rapat Dewan

Page 91: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

76

Pengawas Syariah dihadiri oleh anggota Dewan Pengawas Syariah. Hal ini

menyebabkan tidak semua Dewan Pengawas Syariah (DPS) memberikan

kontribusi berpendapat sehingga akan mempengaruhi pengambilan

keputusan yang akan mempengaruhi pengawasan kinerja.

4. Latar Belakang Pendidikan Dewan Pengawas Syariah

Pada tabel 4.9 hasil uji-t menunjukkan bahwa variabel latar

belakang pendidikan Dewan Pengawas Syariah (X4) berpengaruh positif

terhadap variabel kinerja maqashid syariah (Y) dengan nilai t-hitung

sebesar 6,084 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih

kecil dari nilai 0,05. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan ini

menerima H4 yaitu latar belakang pendidikan Dewan Pengawas Syariah

berpengaruh positif terhadap kinerja maqashid syariah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Endraswati (2017) yang

menyatakan bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap

kualitas pengungkapan laporan perusahaan. Farook (2011) serta Haniffa

dan Cooke (2002) yang menyatakan bahwa latar belakang pendidikan

merupakan faktor penting dalam praktek pengungkapan. Direktur dengan

pendidikan yang lebih baik di harapkan akan lebih mampu menerima

tindakan baru dan memecahkan ketidakpastian (Hambrick dan Mason,

1984).

Page 92: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

77

BAB V

PENUTUP

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dari bab sebelumnya, kesimpulan

yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif signifikan terhadap

kinerja maqashid syariah.

2. Rangkap jabatan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif terhadap

kinerja maqashid syariah,

3. Jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap kinerja

maqashid syariah.

4. Latar belakang pendidikan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh positif

terhadap kinerja maqashid syariah.

E. Saran

Penelitian lanjutan menjadi suatu hal penting dalam rangka

mendukung perkembangan kinerja maqashid syariah pada Bank Syariah di

Indonesia. Berikut adalah saran penulis untuk penelitian selanjutnya:

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan periode pengamatan,

sebab semakin lama interval waktu pengamatan maka semakin besar pula

kesempatan untuk memperoleh informasi mengenai variabel yang lebih

baik untuk penelitian yang akurat.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang masih

berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi kinerja maqashid syariah

Page 93: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

78

Bank Syariah, seperti: masa kerja Dewan Pengawas Syariah dan

pengalaman kerja sebelumnya oleh Dewan Pengawas Syariah.

3. Penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian dengan

negara lain dalam lingkup yang lebih luas.

Page 94: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2005. Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate

Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspekri Teori

Keagenan). Semarang: Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/333/

Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN

Salatiga press.

Endraswati, Hikmah. 2017. Gender Diversity in Board of Director’s and Firm

Performance: Study in Indonesia Sharia Banks. SIBR Conference on

Interdiciplinary Business and Economics Research. Osaka, Jepang.

Endraswati, Hikmah. 2017. Struktur Islamic Corporate Governance dan Kualitas

Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Bank Syariah Di Indonesia

Perspektif Governance dan Finance. Salatiga: LP2M press. http://e-

repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1786/

Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf. 2012 Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan

Pada Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial, CBAM-FE

UNISSULA, Vol. 2 (1).

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cbam/article/view/137/113

Faozan, Akhmd. 2013. Implementasi Good Corporate Governance dan Peran

Dewan Pengawas Syariah di Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Islam La

Riba, Vol. VII (1).

http://www.jurnal.uii.ac.id/index.php/JEI/article/view/3154

Farook, S., Hassan, K., & Lanis, R. 2011. Determinants of Corporate Social

Responsibility Disclousure: The Case of Islamic Banks. Journal of Islamic

Accounting and Business Research, Vol. 2 (2): 114-141

http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/17590811111170539

Fazlulrrahman. (1984). Islam. Bandung: Penerbit Pustaka

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Hameed, S., A. Wirman, B. Alrazi, M. Nazli dan S. Pramono. 2004. Alternative

Disclosure and Performance Measures for Islamic Bank. Department Of

Accounting International Islamic University Malaysia Jalan Gombak,

Kuala

LumpurMalaysia.http://faculty.kfupm.edu.sa/coe/sadiq/proceedings/SCAC

2004/50.ASC089.EN.Shahul.Alternative%20Disclosure%20&%20Perfor

mance%20_1_.pdf

Page 95: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

Indah, Annisa Y N. 2015. Analisis Good Corporate Governance Terhadap Kinerja

Maqashid Syariah Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia (Studi

Empiris pada Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia 2012-2015).

Skripsi. Yogyakarta: S1 Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Ismail, N. (2011). Maqashid Syariah Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani

Press.

Jazil,T.,dan Syahruddin. 2013. The Performance Measures of Selected Malaysian

and Indonesian Islamic Bank Based on the Maqashid al-Shari’ah

Approach. Vol. 7. (2).

K. Lewis, Mervyn dan M. Algaud, Latifa. (2007). Islamic Banking. Burhan

Subrata et al. (terj.), Perbank Syariah. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Kholid, M. N, dan Bachtiar, Arief. 2015. Good Corporate Governance dan Kinerja

Maqashid Syariah Bank Syariah di Indonesia. JAAI 19 (2): 126-136.

https://scholar.google.co.id/scholar?q=Kholid%2C+M.+N%2C+dan+Bach

tiar%2C+Arief.+2015.+Good+Corporate+Governance+dan+Kinerja+Maq

ashid+Syariah+Bank+Syariah+di+Indonesia.+JAAI+19+%282%29%3A+

126-136.&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5

Majelis Ulama Indonesia, Keputusan DSN-MUI No.Kep-98/MUI/III/2001

Tentang Susunan Pengurus DSN-MUI Bagian Peran DPS.

https://dsnmui.or.id/

Maradita, Aldira. 2012. Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank

Syariah dan Bank Konvensional. Yuridika, Vol. 29 (2).

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Mohammed, M. O., Razak, A. D., & Taib, F. M. 2008. The Performance of

Islamic Banking Based on The Maqashid Syariah. International Islamic

University Malaysia Journal.

http://irep.iium.edu.my/10121/1/INTAC_4%28accounting%29.Revised.pd

f.

Mohammed, Mustafa Omar & Taib, Fauziah Md. 2015. Developing Islamic

Banking Performance Measures Based On Maqasid Al-Shari’ah

Framework: Case of 24 Selected Banks. Journal of Islamic Monetary

Economics and Finance, 55-77.

http://journalbankindonesia.org/index.php/JIMF/article/view/483/451

Mollah, S, dan M. Zaman. 2015. Shariah Supervision, Corporate Governance,

And Performance: Conventional vs Islamic Banks. Journal of Banking and

Page 96: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

Finance,Vol.58:418-435.

https://pdfs.semanticscholar.org/8f6a/17333da27c114d68d0c3127f309af92

79ee0.pdf

Muttakin, M. B, dan M. S. Ullah. 2012. Corporate governance and bank

perfomance: Evidence from Bangladesh. Corporate Board: Role, Duties &

Composition, Vol.8(1):62-68.

https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2155259

Novilia et al., 2016. Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia

dengan Pendekatan Sharia Maqashid Index. Artikel ilmiah mahasiswa

Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia, dikeluarkan oleh

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Januari 2004

Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good

Corporate Governance pada Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha

Syariah.

http://storage.jaktik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/PeraturanBankInd

onesiaNo11_33_PBI_2009.pdf

Peraturan Bank Indonesia Nomor. 6/24/PBI/2004 Tentang Bank Umum Yang

Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

https://muvid.files.wordpress.com/2013/03/peraturan-bi-tentang-bank-

umum-prinsip-syariah.pdf

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Lembar

Negara RI Tahun 1998, No. 182. Menteri Negara Sekertaris Negara.

Jakarta. 1998.

http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4cce89fb14e43/pa

rent/334

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 21/2008 Tentang Perbankan Syariah

http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uubi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf

Sudrajat, Anton dan Sodiq, Amirus. 2016 Analisis Penilaian Kinerja Bank Syariah

Berdasarkan Indeks Maqashid Syariah. Jurnal Bisnis dan Manajemen

Islam Vol.4(1).

http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/article/view/1688/1502

Suhardjanto, Djoko. 2010. Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan dan

Environmental Disclousure. Prestasi. Vol. 6 (1):39-69

Supranto. 2000. Statistik (Teori dan Aplikasi) Edisi ke Enam Jilid 1. Jakarta:

Erlangga

Page 97: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

Syafei, A. W. 2013. Analisis Penerapan Good Corporate Governance Business

Syariah dan Pencapaian Maqashid Shariah Bank Syariah Indonesia. Jurnal

Al- Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial. Vol.2(1).

http://jurnal.uai.ac.id/index.php/SPS/article/view/108

Syam, D, dan T. Najda. 2012. Analisis kualitas penerapan good corporate

governance pada bank umum syariah di Indonesia serta pengaruhnya

terhadap terhadap tingkat pengembalian dan resiko pembiayaan. Jurnal

Reviu Akuntansi Keuangan. Vol. 2 (1): 195-206.

The Case for Corporate Governance: What Is Corporate Governance?” dikutip

dari sumber http://go.worldbank.org/LHV3EZQV10

Usamah. 2010. Peran Kompetensi dan Model Pengorganisasian Dewan Pengawas

Syariah terhadap Pembiayaan berbasis Bagi Hasil pada Bank Umum

Syariah di Indonesia. http://eprints.undip.ac.id/24289/1/USAMAH.pdf

Waryanto. 2010. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility Di Indonesia. Skripsi.

Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/22555/1/SKRIPSI_WARYANTO.pdf.

Yuliani, S. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Kinerja Sosial Bank

Umum Syariah di Indonesia. 1-97.

Zahrah, M. A. (2011). Ushul Fiqih. (S. Ma'shum, Trans.) Jakarta: Pustaka Firdaus.

Page 98: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja

LAMPIRAN

Page 99: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja
Page 100: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja
Page 101: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja
Page 102: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja
Page 103: ANALISIS PENGARUH DPS (DEWAN PENGAWAS SYARIAH) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1817/1/SKRIPSI KARTIKA(1).pdf · SYARIAH BANK SYARIAH INDONESIA SKRIPSI ... Pengukuran kinerja