ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

20
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021 88 ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL, COLLATERAL, CONDITION of ECONOMIC) TERHADAP KEPUTUSAN KREDIT DI PT. BPR MODERN EXPRESS AMBON Lilian Sonya Loppies SE.,M.Sc Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura [email protected] Maria J.F Esomar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Brian F.A Rikumahu Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura ABSTRAK Bank memperoleh keuntungan dari pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Pinjaman yang disalurkan bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan risiko minimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic secara parsial dan simultan terhadap pemberian kredit di PT. BPR Modern Express Ambon. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT. BPR Modern Express Ambon. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan PT. BPR Modern Express Ambon sebanyak 48 responden. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu uji validitas, uji reliabilitas dan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS. Dari hasil pengujian yang dilakukan secara parsial dan secara simultan, Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pemberian kredit. Kata kunci :, Analisa 5C, Pemberian Kredit, PT. BPR Modern Express Ambon PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Pekreditan Rakyat (BPR) memiliki produk seperti Tabungan dan Deposito berjangka harus digalangkan. Terutama Deposito, sehingga dapat meningkatkan pembangunan melalui kegiatan kredit. Peranan BPR di bidang perekonomian bukan saja sebagai pedagang uang, tetapi juga sebagai pengatur peredaran uang, sehingga aktivitas Bank sangat berpengaruh terhadap distribusi uang secara Nasional. (Wijoyo, 2020). Sebagian besar dana operasi BPR di putar dengan cara penyaluran kredit ke masyarakat. Pendapatan terbesar dalam Bank yang dapat mempengaruhi modal adalah pendapatan bunga dan penyaluran kredit. Karena dari penyaluran kredit maka pendapatan bunga akan semakin meningkat. Peningkatan pendapatan

Transcript of ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Page 1: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

88

ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL,

COLLATERAL, CONDITION of ECONOMIC) TERHADAP

KEPUTUSAN KREDIT DI PT. BPR MODERN EXPRESS AMBON

Lilian Sonya Loppies SE.,M.Sc

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura

[email protected]

Maria J.F Esomar

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura

Brian F.A Rikumahu

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura

ABSTRAK

Bank memperoleh keuntungan dari pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Pinjaman

yang disalurkan bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan risiko

minimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui pengaruh Character,

Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic secara parsial dan simultan

terhadap pemberian kredit di PT. BPR Modern Express Ambon. Populasi pada penelitian ini

adalah karyawan PT. BPR Modern Express Ambon. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah karyawan PT. BPR Modern Express Ambon sebanyak 48 responden. Teknik

analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu uji

validitas, uji reliabilitas dan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS.

Dari hasil pengujian yang dilakukan secara parsial dan secara simultan, Character,

Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pemberian kredit.

Kata kunci :, Analisa 5C, Pemberian Kredit, PT. BPR Modern Express Ambon

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bank Pekreditan Rakyat (BPR)

memiliki produk seperti Tabungan dan

Deposito berjangka harus digalangkan.

Terutama Deposito, sehingga dapat

meningkatkan pembangunan melalui

kegiatan kredit. Peranan BPR di bidang

perekonomian bukan saja sebagai

pedagang uang, tetapi juga sebagai

pengatur peredaran uang, sehingga

aktivitas Bank sangat berpengaruh

terhadap distribusi uang secara

Nasional. (Wijoyo, 2020). Sebagian

besar dana operasi BPR di putar

dengan cara penyaluran kredit ke

masyarakat.

Pendapatan terbesar dalam Bank yang

dapat mempengaruhi modal adalah

pendapatan bunga dan penyaluran

kredit. Karena dari penyaluran kredit

maka pendapatan bunga akan semakin

meningkat. Peningkatan pendapatan

Page 2: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

89

bunga tersebut dapat dipergunakan

untuk menutupi seluruh beban

operasional Bank, termasuk di

dalamnya kredit macet (NPL). Laba

Bank di dapat dengan cara mengurangi

beban operasional dan NPL. Dengan

demikian penyaluran kredit

memberikan masukkan yang sangat

besar untuk Bank, sehingga masing-

masing Bank dalam membuat

penyaluran kredit berbeda-beda.

Dengan tujuan menambah jumlah

modal walaupun ada pendapatan Bank

yang diperoleh selain dari bunga

seperti biaya administrasi dan jasa

transfer.

Kredit merupakan kegiatan

operasional terpenting dalam aktivitas

operasi Bank, dimana kredit memiliki

asset terbesar dibandingkan dengan

kegiatan operasional lain yang ada di

Bank. Semakin besar tingkat atau

proporsi kredit dari keseluruhan

pinjaman, maka semakin besar pula

jumlah invesatsi kredit yang di miliki

oleh Bank. Dengan besarnya volume

pinjaman kredit setiap tahunnya,

berarti Bank tersebut harus

menyediakan investasi yang lebih

besar lagi. Namun sebagian besar

resiko kerugian berasal dari kegiatan

tersebut. Maka kegiatan ini

membutuhkan cara tersendiri dalam

pengelolaannya agar Bank dapat

mencapai tujuan pemberian kredit

secara aman dan menguntungkan.

Proporsi penyaluran kredit

menentukan perannya dari besar

kecilnya pendapatan operasional yang

diterima Bank. Proporsi penggunaan

dan simpanan yang tidak ideal akan

mendorong kerugian pada Bank

tersebut. Oleh karena itu pengelolaan

kredit harus dilakukan dengan sebaik-

baiknya dengan tujuan untuk menekan

resiko dari aktivitas kredit Bank seperti

tingginya Non Performing Loan

(NPL).(Afandi, 2012)

Pengelolaan kredit bermasalah atau

Non Performing Loan menjadi sangat

penting karena hal ini berdampak pada

kinerja perusahaan. NPL menunjukkan

seberapa besar kolektibilitas Bank

dalam mengumpulkan kembali kredit

yang telah disalurkannya. Tingginya

NPL dapat mempengaruhi kebijakan

Bank dalam menyalurkan

kreditnya.(Amelia & Marlius, 2018)

Kesalahan dalam penyaluran dana

lebih merugikan lagi jika tidak diproses

dengan baik. Hal itu dapat

menyebabkan banyaknya jumlah kredit

bermasalah atau macet. Jika hal ini di

alami oleh Bank maka tingkat

profitabilitas Bank tersebut akan

mengalami penurunan.

Besarnya jumlah kredit yang

disalurkan akan menetukan

keuntungan yang diperoleh. Akan

tetapi tidak berarti bahwa jumlah kredit

yang disalurkan besar akan

memberikan keuntungan yang besar

pula, dan hal ini akan berdampak pada

NPL Bank. Untuk itu perlu adanya

kebijakan dan analisis pemberian

kredit yang tepat dan efektif yang

diterapkan agar tingkat kredit

bermasalah berkurang.

PT. BPR Modern Express Ambon

didirikan sejak tahun 1988 berdasarkan

Akta pendirian No. 60 tanggal 28

November 1988. Akta ini mendapatkan

pengesahan dari Departemen

Kehakiman RI dengan SK Nomor C2-

5780.HT.01.01.TH pada tanggal 26

Juni 1989. Ijin operasional diperoleh

dari SK Menteri Keuangan No.

210/KM.13/1989 pada tanggal 4

November 1989.

PT. BPR Modern Express Ambon

merupakan Bank yang kegiatan

usahanya adalah menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk

Tabungan dan Deposito kemudian

menyalurkan kembali kepada

masyarakat dalam bentuk pinjaman

atau kredit.

Page 3: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

90

Kegiatan penyaluran kredit sendiri juga

mengandung resiko, misalnya tidak

kembalinya dana yang diberikan

kepada nasabah. Dampak resiko yang

diterima Bank akan menggangu tingkat

likuiditas Bank tersebut. Resiko kredit

dapat ditekan dengan jalan melakukan

analisa kredit. Maka dari itu diperlukan

analisa kredit untuk mengetahui

keberhasilan aktivitas penyaluran

kredit itu dan juga untuk menekan

kemungkinan terjadinya resiko kredit.

Analisa kredit juga dilakukan untuk

menentukan besarnya jumlah pinjaman

yang akan diberikan, sedangkan tujuan

utama dari analisa kredit ini adalah

untuk menilai kesediaan dan

kemampuan calon debitur untuk

mengembalikan pinjaman pokok serta

bunganya atau memenuhi

kewajibannya sesuai dengan perjanjian

kredit yang dilakukan.

Analisa kredit bertujuan untuk

menentukan besarnya jumlah pinjaman

yang akan diberikan kepada calon

debitur. Melakukan analisa kredit,

Bank dapat mengetahui kondisi

debitur secara keseluruhan atau utuh

sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia untuk memperkecil resiko

kredit.(Saraswati, 2012)

Berdasarkan ketentuan Bank

Indonesia, penyaluran kredit

didasarkan pada prinsip kehati-hatian.

Bentuk penerapan prinsip kehati-hatian

dalam penyaluran kredit kepada

debitur dapat dilakukan dengan

beberapa cara analisa kredit yang

menggunakan prinsip kehati-hatian,

yaitu prinsip 3R, prinsip 5C, dan

prinsip 7P. Tetapi dalam penulisan ini,

penulis hanya menggunakan satu cara

analisa yaitu prinsip 5C. Menurut

Muljono dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Perkreditan menyebutkan

untuk dapat melakukan kegiatan

pekreditan secara sehat dan dapat

berjalan dengan baik, pihak Bank harus

menerapkan prinsip 5C yang meliputi:

Character, Capacity, Capital,

Collateral, dan Condition of

Economic.(NIM, n.d.)

Kasmir (2002), menyatakan bahwa

Character merupakan suatu keyakinan

bahwa sifat atau watak dari calon

debitur benar-benar dapat dipercaya.

Penilaian watak calon nasabah

didasarkan pada hubungan yang telah

terjalin antara Bank dan nasabah yang

bersangkutan atau informasi yang

diperoleh dari pihak lain yang dapat di

percaya sehingga Bank dapat

menyimpulkan bahwa nasabah atau

calon debitur bersangkutan jujur,

beritikad baik, dan tidak menyulitkan

Bank di kemudian hari. Indikatornya

meliputi: Itikad dan tanggung jawab,

Sifat atau watak jujur, dan Komitmen

pembayaran.

Capacity digunakan untuk melihat

kemampuan calon debitur yang

mengajukan kredit dalam

kemampuannya untuk membayar

angsuran dan menjalankan usaha.

Dalam penilaian kemampuan calon

debitur Bank harus meneliti keahlian

calon debitur dalam bidang usahanya

dan merasa yakin bahwa usaha yang

akan di biayai dikelola dengan baik

Indikatornya meliputi: Pendapatan

usaha calon debitur, Kemampuan calon

debitur dalam membayar angsuran, dan

Kemampuan calon debitur dalam

menyelesaikan kredit tepat waktu.

Capital adalah modal sendiri yang

dimiliki oleh calon debitur. Semakin

besar modal sendiri yang dimiliki,

Bank akan lebih yakin dalam

memutuskan pemberian kredit Dalam

penilaian terhadap modal yang dimiliki

oleh calon debitur, Bank harus

melakukan analisis terhadap posisi

keuangan secara keseluruhan, baik

untuk masa yang telah lalu dan untuk

masa yang akan datang sehingga dapat

diketahui kemampuan permodalan

calon debitur dalam menunjang

pembiayaan usaha calon debitur.

Page 4: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

91

Indikatornya meliputi: sumber

penghasilan tetap calon debitur, Calon

debitur memiliki bidang usaha lain

sebagai sumber penghasilan, dan Calon

debitur memiliki tabungan di Bank.

Collateral yaitu barang yang

dijaminkan hendaknya melebihi

jumlah kredit yang diberikan. Jaminan

juga harus diteliti keabsahannya

sehingga jika terjadi suatu masalah,

maka jaminan dapat dipergunakan

secepat mungkin. Dalam

melaksanakan penilaian terhadap

jaminan, Bank harus menilai barang

yang hendaknya dijaminkan. Jaminan

tersebut harus melebihi jumlah kredit

yang diberikan dan jaminan juga harus

diteliti keabsahannya sehingga jika

terjadi suatu masalah maka jaminan

dapat dipergunakan secepat mungkin.

Indikatornya meliputi: Nilai jual

jaminan melebihi jumlah kredit,

Jaminan bersifat fisik, dan

Kepemilikkan jaminan dan keaslian

dokumen.

Condition of Economic merupakan

penilaian prospek bidang usaha yang

dibiayai hendaknya benar-benar

memiliki prospek yang baik sehingga

kemungkinan kredit bermasalah relatif

kecil. Indikatornya meliputi: Propek

pengembangan bisnis calon debitur,

Calon debitur masih bisa memenuhi

kewajiban hutangnya dengan semua

hutang yang masih menjadi

kewajibannya saat ini, dan Kondisi

keuangan calon debitur cukup untuk

menopang kewajiban hutang baru.

Menurut Saraswati (2012), kelima

prinsip tersebut sangat penting untuk

menjadi penilaian sebelum Bank

memberikan persetujuan pemberian

kredit. Bagi Bank, debitur yang

memenuhi semua syarat prinsip 5C

adalah nasabah yang layak untuk

mendapatkan kredit. Prinsip 5C ini

juga digunakan untuk melihat

bagaimana kredibilitas calon debitur

kedepannya.

PT. BPR Modern Express Ambon

sebagai Bank yang patuh dalam

menjalankan peraturan dan ketentuan

yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia dalam mengambil keputusan

tentang pemberian kredit sangat

memperhatikan prinsip tersebut. Tetapi

pada akhir-akhir ini terjadi masalah

dalam pemberian kredit di PT. BPR

Modern Express Ambon, dimana

terjadi peningkatan jumlah pemberian

kredit juga diikuti dengan peningkatan

NPL atau kredit bermasalah. Untuk itu,

penulis dalam penelitian ini berusaha

mengetahui seberapa besar pengaruh

prinsip 5C dalam keputusan pemberian

kredit.

1.2.Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang

diatas, maka penulis dapat merumuskan

permasalahannya, yaitu:

1. Apakah Character berpengaruh

positif terhadap pemberian

kredit di PT. BPR Modern

Express Ambon?

2. Apakah Capacity berpengaruh

positif terhadap pemberian

kredit di PT. BPR Modern

Express Ambon?

3. Apakah Capital berpengaruh

positif terhadap pemberian

kredit di PT. BPR Modern

Express Ambon?

4. Apakah Collateral berpengaruh

positif terhadap pemberian

kredit di PT. BPR Modern

Express Ambon?

5. Apakah Condition of Economic

berpengaruh positif terhadap

pemberian kredit di PT. BPR

Modern Express Ambon?

6. Apakah Character, Capacity,

Capital, Collateral, dan

Condition of Economi

berpengaruh positif secara

simultan terhadap pemberian

Page 5: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

92

kredit di PT. BPR Modern

Express Ambon?

II. LANDASAN TEORI

2.1 Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

pada dasarnya sama dengan Bank Umum,

hanya yang menjadi perbadaan adalah

jumlah jasa Bank yang dilakukan oleh

Bank Perkeditan Rakyat jauh lebih sempit.

Bank Perkreditan Rakyat dibatasi oleh

berbagai persyaratan sehingga tidak dapat

berbuat seleluasa Bank Umum.

Keterbatasan Bank Perkreditan Rakyat

juga dikaitkan dengan misi pendiri Bank

Perkreditan Rakyat itu sendiri. Menurut

Kasmir dalam praktiknya kegiatan Bank

Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut

(Kasmir, 2008):

a. Menghimpun dana hanya

dalam bentuk:

1. Tabungan

2. Deposito

b. Menyalurkan dana dalam

bentuk:

1. Kredit Investasi

2. Kredit Modal Kerja

3. Kredit Perdagangan

Karena keterbatasan yang dimiliki

oleh Bank Perkreditan Rakyat, maka ada

beberapa larangan yang tidak boleh

dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat.

Larangan ini meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Menerima Simpanan Giro

b. Mengikuti Kliring

c. Melakukan Kegiatan Valuta

Asing

d. Melakukan Kegiatan

Perasuransian

2.2 Definisi Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa

Yunani, yaitu Credere yang mempunyai

arti “Kepercayaan” atau bahasa lainnya

Creditium yang mempunyai arti

“Kepercayaan akan kebenaran”. Dasar dari

kredit adalah kepercayaan. Pengertian

kredit ini kemudian berkembang dalam

kehidupan sehari-hari dengan definisi yang

lebih luas dan agak lain dari kata asalnya.

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun

1998 tentang perbankan “Kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat

di persamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara Bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau

pembagian hasil keuntungan”.(Lailiyah,

2014)

2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit

Menurut Kasmir pemberian suatu

fasilitas kredit mempunyai tujuan dan

fungsi tertentu. Tujuan pemberian kredit

tersebut tidak akan terlepas dari misi Bank

tersebut didirikan. Adapun tujuan utama

pemberian kredit antara lain (Kasmir,

2003):

a. Mencari Keuntungan

Bertujuan untuk memperoleh

hasil dari pemberian kredit

tersebut. Hasil tersebut

terutama dalam bentuk bunga

yang diterima oleh Bank

sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang

dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk

membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana

investasi maupun dana untuk

modal kerja agar dapat

mengembangkan dan

memperluas usahanya.

c. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin

banyak kredit yang disalurkan

oleh pihak perbankan, maka

semakin baik. Semakin banyak

kredit berarti adanya

Page 6: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

93

peningkatan pembangunan di

berbagai sektor.

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kredit merupakan kegiatan

operasional terpenting dalam aktivitas

operasi bank, dimana kredit memiliki asset

terbesar dibandingkan dengan kegiatan

operasional lain yang ada di Bank. Namun

sebagian besar resiko kerugian berasal dari

kegiatan tersebut. Maka kegiatan ini

membutuhkan cara tersendiri dalam

pengelolaannya agar Bank dapat mencapai

tujuan pemberian kredit secara aman dan

menguntungkan.(Gift, Putro, & Mayes,

2017)

Kegiatan penyaluran kredit sendiri

juga mengandung resiko, misalnya tidak

kembalinya dana yang diberikan kepada

nasabah. Dampak resiko yang diterima

Bank akan menggangu tingkat likuiditas

Bank tersebut. Resiko kredit dapat ditekan

dengan jalan melakukan analisa kredit.

Maka dari itu diperlukan analisa kredit

untuk mengetahui keberhasilan aktivitas

penyaluran kredit itu dan juga untuk

menekan kemungkinan terjadinya resiko

kredit.

Analisa kredit dapat dilakukan

dengan menggunakan prinsip 5C

(Character, Capacity, Capital, Collateral,

dan Condition of Economic). Jika proses

analisa 5C yang dilakukan kepada debitur

baik, usahanya berjalan dengan baik,

keuangannya baik, maka kredit bisa

diberikan oleh Bank.(Soedarto, 2004)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

: Uji Parsial

: Uji Simultan

Berdasarkan kerangka penelitian

diatas, peneliti berusaha untuk melihat

pengaruh prinsip 5C (Character,

Capacity, Capital, Collateral, dan

Condition of Economic) dari sisi kreditur

terhadap pengaruhnya dalam pemberian

kredit kepada nasabah.

Page 7: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

94

2.5 Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Character

Terhadap Pemberian Kredit.

Character merupakan

keyakinan bahwa sifat atau

watak dari debitur benar-benar

dapat dipercaya. Hal ini

tercermin dari latar belakang

nasabah, baik latar belakang

pekerjaan maupun yang

bersifat pribadi. Ini merupakan

kemauan untuk membayar.

Menurut penelitian yang

dilakukan Sulistiowati

(Sulistiowati, 2009)),

Character berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

pemberian kredit.

H1: Character berpengaruh positif

terhadap pemberian kredit.

2. Pengaruh Capacity Terhadap

Pemberian Kredit.

Capacity digunakan untuk

melihat kemampuan nasabah

yang mengajukan kredit dalam

bidang bisnis yang

dihubungkan dengan

kemampuannya untuk

menjalankan usaha. Penilaian

ini digunakan untuk melihat

kemampuan nasabah dalam

mengembalikan kredit yang

diberikan. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan

(Afandi, 2012), Capacity

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pemberian

kredit.

H2: Capacity berpengaruh positif

terhadap pemberian kredit.

3. Pengaruh Capital Terhadap

Pemberian Kredit.

Capital berpengaruh besar bagi

pihak manajemen dalam

menerapkan keputusan

kebijakan pemberian kredit.

Semakin nasabah tersebut

mampu memenuhi persyaratan

dalam pemenuhan kecukupan

modal, maka kemampuan

nasabah untuk mengembalikan

kredit semakin besar. Penelitian

yang dilakukan (Wulandari,

2012)Capital berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

pemberian kredit.

H3: Capital berpengaruh positif

terhadap pemberian kredit.

4. Pengaruh Collateral

Terhadap Pemberian Kredit.

Salah satu prinsip yang

diterapkan dalam

mempengaruhi pemberian

kredit adalah Collateral yaitu

jaminan yang diberikan

merupakan tolak ukur bagi

pihak manajemen dalam

memutuskan untuk

memberikan kredit. Hal ini

memiliki pengertian bahwa

calon debitur yang memiliki

nilai jual jaminan yang

melebihi plafond kredit,

memiliki jaminan yang dapat

berupa jaminan fisik dan

memiliki jaminan yang sah

dengan dokumen asli, maka

kemungkinan besar pihak Bank

akan mengabulkan permintaan

kreditnya. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Wulandari,

2012) Collateral berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

pemberian kredit.

H4: Collateral berpengaruh positif

terhadap pemberian kredit.

5. Pengaruh Condition of

Economic Terhadap

Pemberian Kredit.

Dalam menilai kredit

hendaknya juga dinilai kondisi

ekonomi sekarang dan

kemungkinan untuk dimasa

Page 8: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

95

yang akan datang sesuai sektor

masing-masing. Bidang usaha

yang dibiayai hendaknya

memiliki prospek yang baik

sehingga kemungkinan

terjadinya kredit bermasalah

relatif kecil. Hal ini

mengindikasikan bahwa

kondisi usaha debitur yang

cukup baik akan memberikan

jaminan bahwa pendapatan

debitur cukup baik dan

pembayaran kredit yang

dilakukan juga cukup baik

sehingga resiko terjadinya

kredit macet akan semakin

kecil. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh

(Wulandari, 2012) Condition of

Economic berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

pemberian kredit.

H5: Condition berpengaruh positif

terhadap pemberian kredit.

6. Pengaruh Character,

Capacity, Capital, Collateral,

Condition of Economi

Terhadap Pemberian Kredit.

Sebelum suatu fasilitas kredit

diberikan, Bank harus merasa

yakin bahwa kredit yang

diberikan harus benar-benar

akan kembali. Keyakinan

tersebut diperoleh dari hasil

analisa kredit sebelum kredit

tersebut diberikan. Analisa

kredit dapat dilakukan dengan

berbagai cara untuk

mendapatkan keyakinan

tentang nasabahnya, salah

satunya dengan menggunakan

prinsip 5C yaitu Character,

Capacity, Capital, Collateral,

Condition of Economic.

Menurut penelitian

(Sulistiowati, 2009),

Character, Capacity, Capital,

Collateral, Condition of

Economic berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

pemberian kredit.

H6: Character, Capacity, Capital,

Collateral, Condition of Economic

berpengaruh positif terhadap

pemberian kredit.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah

karyawan PT. BPR Modern Express

Ambon. Hair, et al., (Dalam Ferdinand,

2014) menyarankan untuk menentukan

jumlah populasi yang diambil untuk suatu

penelitian adalah 3 sampai dengan 10 kali

indikator yang di pergunakan dalam

penelitian. Jumlah indikator yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak

16. Jadi atas dasar kriteria tersebut, dapat

ditentukan sampel minimal yang diambil

adalah:

n = 3 x I

Keterangan: n = Ukuran Sampel

n = 3 x 16

I = Jumlah indikator

n = 48

Berdasarkan data penentuan diatas,

maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah karyawan PT. BPR

Modern Express Ambon sebanyak 48

responden. Teknik sampling yang

digunakan pada penelitian ini adalah

Purposive Sampling, yaitu sampel yang

diambil berdasarkan maksud dan tujuan

tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil

untuk dijadikan sampel karena peneliti

menganggap bahwa seseorang atau sesuatu

tersebut memiliki informasi yang

diperlukan dalam penelitian ini. Adapun

yang dijadikan kriteria penentuan sampel

adalah karyawan yang sedang bertugas

ataupun karyawan yang pernah bertugas

pada Seksi Kredit, Seksi Kredit Usaha

Mikro, Seksi Administrasi Kredit, Seksi

Administrasi Tagihan, dan Seksi Tagihan,

Page 9: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

96

serta karyawan yang sedang dan pernah

bertugas pada bagian Seksi Dana.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Jenis data yang peneliti gunakan

dalam penulisan ini menggunakan data

kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari

pengisian kuisioner dan data yang tidak

dalam bentuk angka namun berupa sejarah

singkat perusahaan, visi dan misi

perusahaan serta struktur organisasi

perusahaan.

Sumber Data

Kebutuhan data pada penulisan ini,

sumber-sumber data yang akan ditelusuri

berupa:

a. Data Primer

Data yang secara langsung

penulis peroleh melalui

pengisian kuisioner dari

pegawai pada PT. BPR Modern

Express Ambon.

b. Data Sekunder

1. Riwayat kredit yang baik.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai

dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif, yaitu uji validitas, uji

reliabilitas dan analisis regresi linear

berganda dengan menggunakan SPSS.

Dimana teknik ini digunakan untuk

mengestimasi nilai variabel dependen

dengan menggunakan lebih dari satu

variabel independen (Algifari, 2000).

Sebelum melakukan analisis regresi linear

berganda, metode ini mensyaratkan untuk

melakukan uji asumsi klasik guna

mendapatkan hasil yang baik (Ghozali,

2005).

3.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat pengaruh hubungan antara

variabel-variabel independen terhadap

variabel dependen dengan menggunakan

analisis regresi linear berganda. Dalam

perhitungan regresi berganda ini,

diperlukan adanya perhitungan Logaritma

Natural terhadap variabel dependen. Hal

ini dikarenakan nilai data yang terlalu

besar berupa data nominal. Perlakuan

seperti ini dimaksudkan untuk membuat

data setara dengan data variabel

independen yang berupa data rasio.

Pengujian akan dilakukan dengan

model regresi berganda sebagai berikut:

Y= α + b1X1 +

b2X2 + b3X3 + b4X4 +

b5X5 + E1

Keterangan:

Y : Pemberian Kredit

a : Konstanta

b1…b5 : Koefisien Regresi

(parameter yang ditaksir)

X1 : Character

X2 : Capacity

X3 : Capital

X4 : Collateral

X5 : Condition of

Economic

E1 : Faktor Kesalahan

(Error Term)

3.3.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2)

digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan

variabel dependen. Nilai Koefisien

Determinasi adalah diantara 0 dan 1. Jika

nilai Koefisien Determinasi mendekati satu

berarti variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel dependen, dan

begitu juga sebaliknya (Ghozali, 2005).

Namun, terdapat kelemahan dari

penggunaan Koefisien Determinasi (R2)

ini, yaitu adanya bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model. Karena jika terdapat

penambahan variabel independen maka

nilai (R2) pasti meningkat tidak peduli

apakah vaiabel independen tersebut

Page 10: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

97

berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Untuk itu dianjurkan

untuk menggunakan Adjusted R2 karena

nilai ini tidak akan naik atau turun

meskipun terdapat penambahan variabel

independen ke dalam model.

3.3.3 Uji Hipotesis

Model regresi yang telah

memenuhi asumsi klasik, maka

selanjutnya dilakukan pengujian dengan

menguji persamaan regresi secara parsial

dan secara simultan.

3.3.3.1 Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

Pengujian hipotesis yang dilakukan

secara parsial bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dan signifikansi dari masing-

masing variabel independen terhadap

variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan uji-t pada tingkat keyakinan 95%

dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 : Apabila p-value > 0,05 maka

H0 diterima.

Ha : Apabila p-value < 0,05 maka

Ha diterima

Untuk mengetahui kebenaran

hipotesis digunakan kriteria bila t hitung >

t tabel maka menolak H0 dan menerima Ha.

Artinya ada pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen

dengan derajat keyakinan yang digunakan

5% atau dengan melihat nilai dari

signifikansi uji t masing-masing variabel.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa menolak H0 dan

menerima Ha (Ghozali, 2005).

3.3.3.2 Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F adalah uji kelayakan model

(goodness of fit) yang harus dilakukan

dalam analisis regresi linear. Uji F

digunakan untuk menilai kelayakan model

regresi yang telah terbentuk. Jika nilai

signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel

independen dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen. Dalam

analisis regresi linear, signifikansi pada uji

F sama hasilnya dengan signifikansi pada

uji T (Ghozali, 2005).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.4 Gambaran Umum Responden

4.1.4.1 Responden Menurut Jenis

Kelamin

Berdasrkan jenis kelamin dapat

dilihat jumlah responden pria dan wanita

dalam penelitian pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Responden Menurut Jenis Kelamin

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Laki-laki 26 54,2

2 Perempuan 22 45,8

Jumlah 48 100%

Sumber: Data Primer yang diolah, tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui

jumlah responden menurut jenis kelamin

sebanyak 48 orang, dimana laki-laki

sebanyak 54,2% sementara perempuan

sebanyak 45,8%.

4.1.4.2 Responden Menurut Umur

Berdasarkan umur responden dapat

dibuat pengelompokkan sebagai seperti

pada tabel berikut ini:

Page 11: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

98

Tabel 4.2

Responden Menurut Umur

No Keterangan Jumlah Persentase

1 26 - 35 tahun 12 29,2

2 36 – 45 tahun 20 54,1

3 46 – 53 tahun 10 12,5

4 ≥ 54 tahun 6 4,2

Jumlah 48 100%

Sumber: Data Primer yang diolah, tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui jumlah

responden yang paling banyak berumur

antara 36 – 45 tahun sebanyak 20 orang

atau 54,1% dan diikuti oleh responden

dengan umur 26 – 35 tahun sebanyak 12

orang atau 29,1%.

4.1.4.3 Responden Menurut Tingkat

Pendidikan

Pendidikan terakhir yang dimiliki

oleh para responden dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Keterangan Jumlah Persentase

1 D3 0 0

2 S1 42 95.9

3 S2 6 4,1

4 S3 0 0

Jumlah 48 100%

Sumber: Data Primer yang diolah, tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui jumlah

responden yang berpendidikan S1 lebih

banyak, yaitu 95,9% atau sebanyak 42

orang dan diikuti dengan responden yang

berpendidikan S2 sebanyak 6 orang atau

4,1%.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan bertujuan

untuk mengukur sejauh mana kuisioner

memberikan hasil yang diinginkan

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Character)

No Pernyataan Nilai Standar Kesimpulan

Pernyataan 1 .854** 0.36 Valid

Pernyataan 2 .879** 0.36 Valid

Pernyataan 3 .914** 0.36 Valid

Sumber: Hasil olah data penelitian, 2018

Page 12: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

99

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Capacity)

No Pernyataan Nilai Standar Kesimpulan

Pernyataan 1 .821** 0.36 Valid

Pernyataan 2 .849** 0.36 Valid

Pernyataan 3 .827** 0.36 Valid

Sumber: Hasil olah data penelitian, 2018

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel X3 (Capital)

No Pernyataan Nilai Standar Kesimpulan

Pernyataan 1 .851** 0.36 Valid

Pernyataan 2 .899** 0.36 Valid

Pernyataan 3 .857** 0.36 Valid

Sumber: Hasil olah data penelitian, 2018

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel X4 (Collateral)

No Pernyataan Nilai Standar Kesimpulan

Pernyataan 1 .928** 0.36 Valid

Pernyataan 2 .852** 0.36 Valid

Pernyataan 3 .921** 0.36 Valid

Sumber: Hasil olah data penelitian, 2018

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel X5 (Condition of Economic)

No Pernyataan Nilai Standar Kesimpulan

Pernyataan 1 .774** 0.36 Valid

Pernyataan 2 .755** 0.36 Valid

Pernyataan 3 .814** 0.36 Valid

Sumber: Hasil olah data penelitian, 2018

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Pemberian Kredit)

No Pernyataan Nilai Standar Kesimpulan

Pernyataan 1 .860** 0.36 Valid

Pernyataan 2 .760** 0.36 Valid

Pernyataan 3 .894** 0.36 Valid

Sumber: Hasil olah data penelitian, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 – 4.9 diatas,

menujukkan bahwa seluruh butir

pernyataan dianggap valid karena lebih

besar dari 0.36. Hal ini sesuai dengan

ketentuan standar sebagaimana

diasumsikan oleh Sugiyono (2003) bahwa

apabila validitas setiap pernyataan > 0.36

maka seluruh butir pernyataan atau

pertanyaan dianggap valid.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dimaksudkan

untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah

jawaban tentang tanggapan responden. Uji

Page 13: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

100

reliabilitas yang dilakukan terhadap

variabel-variabel sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabiltas Variabel X dan Y

Variabel Cronbach’s Alpha Standard Keterangan

Pemberian Kredit (Y) .784 0.60 Valid

Character (X1) .857 0.60 Valid

Capacity (X2) .773 0.60 Valid

Capital (X3) .837 0.60 Valid

Collateral (X4) .877 0.60 Valid

Condition of Economic

(X5)

.684 0.60 Valid

Sumber: Hasil olah data penelitian, 2018

Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji reliabilitas

menunjukkan bahwa variabel-variabel

dalam penelitian ini adalah reliable karena

Chronbach’s Alpha yang diperoleh

seluruhnya lebih besar dari 0.60.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk

mengetahui kondisi data agar dapat

menentukan model analisis yang tepat.

Data yang digunakan sebagai regresi

berganda dalam menguji hipotesis harus

menghindari kemungkinan terjadinya

penyimpangan asumsi klasik.

4.2.3.1 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen (Ghozali, 2005). Cara

yang dapat digunakan untuk mendeteksi

adanya Multikolinearitas yaitu dengan

melihat besaran nilai Variance Inflation

Factors (VIF) dan Tolerance (TOL). Suatu

model regresi dapat dikatakan bebas

Multikolinearitas jika nilai TOL ≥ 0,1 dan

nilai VIF ≤ 10.

Tabel 4.11

Uji Multikolinearitas

Sumber: Hasil olah data SPSS 24, 2018

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e VIF

1 (Constant) 4.926 1.810 2.721 .009 Character .253 .079 .292 3.194 .003 .753 1.329

Capacity .259 .104 .211 2.495 .017 .881 1.135

Capital .415 .094 .424 4.399 .000 .674 1.483

Colateral .151 .072 .167 2.080 .044 .973 1.028

Condition of Economic

.316 .119 .253 2.652 .011 .687 1.455

a. Dependent Variable: Pemberian Kredit

Page 14: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

101

Dari data diatas, diketahui bahwa seluruh

variabel independen memiliki nilai

Tolerance diatas 0.1 dan nilai VIF yang

lebih kecil dari 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa data yang digunakan

dalam penelitian ini bebas dari masalah

multikolinearitas.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan Variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Jika varians dan residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap

maka disebut Homokedastisitas, sedang

model regresi yang baik adalah yang

sifatnya Homokedastisitas Ghozali dalam

(Janie, 2012). Untuk menguji ada atau

tidaknya Heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat Scatter Plot

antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residual (SRESID).

Dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi dan sumbu X adalah residual

(Yprediksi=Ysesungguhnya) yang telah di

Studentized.

Dasar dari pengambilan keputusan

yang terkait dengan Scatter Plot tersebut

adalah (Ghozali, 2005):

a. Jika terdapat pola tertentu,

yaitu jika titik-titiknya

membentuk pola tertentu dan

teratur, maka terdapat

Heteroskedastisitas.

b. Jika tidak terdapat pola yang

jelas, yaitu titik-titiknya

menyebar serta dibawah angka

nol sumbu Y, maka tidak

terdapat Heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil olah data SPSS 24, 2018

Dari grafik Scatterplot diatas, dapat

dilihat bahwa titik-titik menyebar

di bawah angka nol pada sumbu Y

dan tidak membentuk pola tertentu.

Maka dapat disimpulkan bahwa

damnmodel regresi tidak terdapat

gejala

Page 15: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

102

Heteroskedastisitas.

4.2.3.3 Uji Normalitas

Ghozali dalam (Janie, 2012),

menyatakan bahwa salah satu cara untuk

melihat normalitas data adalah dengan

menggunakan grafik. Jika data menyebar

jauh dari diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram

berarti tidak menunjukkan distribusi

normal. Maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas. Gambar di

bawah ini adalah gambar Histogram yang

berasal dari pengolahan data menggunakan

SPSS 24.

Sumber: Hasil olah data

SPSS 24, 2018

Cara lain yang digunakan untuk

melihat normalitas data adalah dengan

menggunakan Normal Probabilty Plot.

Jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan

distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

Sumber: Hasil olah data SPSS 24, 2018

Berdasarkan gambar P-Plot dan Histogram

dapat dilihat bahwa data-data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram

Page 16: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

103

menunjukkan pola distribusi normal.

Dengan demikian model regresi memenuhi

syarat atau asumsi normalitas.

4.2.4 Analisis Regresi Linear

Berganda

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat pengaruh hubungan antara

variabel-variabel independen terhadap

variabel dependen dengan menggunakan

analisis regresi linear berganda. Dalam

perhitungan regresi berganda ini,

diperlukan adanya perhitungan Logaritma

Natural terhadap variabel dependen. Hal

ini dikarenakan nilai data yang terlalu

besar berupa data nominal. Perlakuan

seperti ini dimaksudkan untuk membuat

data setara dengan data variabel

independen yang berupa data rasio.

Tabel 4.12

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e VIF

1 (Constant) 4.926 1.810 2.721 .009 Character .253 .079 .292 3.194 .003 .753 1.329

Capacity .259 .104 .211 2.495 .017 .881 1.135

Capital .415 .094 .424 4.399 .000 .674 1.483

Colateral .151 .072 .167 2.080 .044 .973 1.028

Condition of Economic

.316 .119 .253 2.652 .011 .687 1.455

a. Dependent Variable: Pemberian Kredit

Sumber: Hasil olah data SPSS 24, 2018

Berdasarkan data diatas dapat dituliskan

model persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut:

Y= 4.926 + 0,253X1 + 0,259X2 +

0,415X3 + 0,151X4 + 0,316X5 + e

Dari hasil analisis regresi diatas,

dapat disimpulkan bahwa semua variabel

bebas (variabel X) memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap variabel

terikat (variabel Y). Variabel yang

memiliki pengaruh paling besar terhadap

variabel Y atau Pemberian Kredit adalah

variabel Capital (X3).

4.2.5 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2)

digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan

variabel dependen. Nilai Koefisien

Determinasi adalah diantara 0 dan 1. Jika

nilai Koefisien Determinasi mendekati satu

berarti variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel dependen, dan

begitu juga sebaliknya.(Juliandi,

Manurung, & Satriawan, 2018)

Namun, terdapat kelemahan dari

penggunaan Koefisien Determinasi (R2)

ini, yaitu adanya bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model. Karena jika terdapat

penambahan variabel independen maka

nilai (R2) pasti meningkat tidak peduli

apakah vaiabel independen tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Untuk itu dianjurkan

untuk menggunakan Adjusted R2 karena

nilai ini tidak akan naik atau turun

meskipun terdapat penambahan variabel

independen ke dalam model.

Page 17: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

104

Tabel 4.13

Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .858a .736 .705 1.11663

a. Predictors: (Constant), Condition of Economic, Colateral, Capacity, Character, Capital b. Dependent Variable: Pemberian Kredit

Sumber: Hasil olah data SPSS 24, 2018

Dari tampilan tabel 4.13 diatas, besarnya

nilai Adjusted R2 adalah 0,736. Artinya

kelima variabel independen (Character,

Capacity, Capital, Collateral, Condition of

Economic) dalam penelitian ini hanya

mampu menjelaskan 73,6% variasi yang

terjadi dalam variabel dependennya

(Pemberian Kredit). Sementara variasi

lainnya yaitu 26,4% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dijelaskan dalam

penelitian ini.

4.2.6 Uji Hipotesis

4.2.6.1 Uji T

Pengujian hipotesis yang dilakukan

secara parsial bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dan signifikansi dari masing-

masing variabel independen terhadap

variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan uji-t pada tingkat keyakinan 95%

dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 : Apabila p-value > 0,05 maka

H0 diterima.

Ha : Apabila p-value < 0,05 maka

Ha diterima

Untuk mengetahui kebenaran hipotesis

digunakan kriteria bila t hitung > t tabel

maka menolak H0 dan menerima Ha.

Artinya ada pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen

dengan derajat keyakinan yang digunakan

5% atau dengan melihat nilai dari

signifikansi uji t masing-masing variabel.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa menolak H0 dan

menerima Ha (Ghozali, 2005).

Tabel 4.14

Hasil Uji T (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.926 1.810

2.721 .009

Character .253 .079 .292 3.194 .003 .753 1.329

Capacity .259 .104 .211 2.495 .017 .881 1.135

Capital .415 .094 .424 4.399 .000 .674 1.483

Colateral .151 .072 .167 2.080 .044 .973 1.028

Condition of Economic

.316 .119 .253 2.652 .011 .687 1.455

Page 18: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

105

a. Dependent Variable: Pemberian Kredit

Sumber: Hasil olah data SPSS 24, 2018

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dapat

disimpulkan hasil analisis uji T sebagai

berikut:

1. Nilai thitung pada variabel Character

(X1) adalah 3.194 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.003, artinya

variabel Character secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Pemberian

Kredit. Karena 3.194 > 1.681 dan

0.003 < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis

pertama (H1) yang menyatakan

Character berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pemberian

Kredit dapat diterima.

2. Nilai thitung pada variabel Capacity

(X2) adalah 2.495 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.017, artinya

variabel Capacity secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Pemberian

Kredit. Karena 2.495 > 1.681 dan

0.017 < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kedua

(H2) yang menyatakan Capacity

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Pemberian Kredit dapat

diterima.

3. Nilai thitung pada variabel Capital

(X3) adalah 4.399 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.000, artinya

variabel Capital secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Pemberian

Kredit. Karena 4.399 > 1.681 dan

0.000 < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis

ketiga (H3) yang menyatakan

Capital berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pemberian

Kredit dapat diterima.

4. Nilai thitung pada variabel Collateral

(X4) adalah 2.080 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.044, artinya

variabel Collateral secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Pemberian

Kredit. Karena 2.080 > 1.681 dan

0.044 < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis

keempat (H4) yang menyatakan

Collateral berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pemberian

Kredit dapat diterima.

5. Nilai thitung pada variabel Condition

of Economic (X5) adalah 2.652

dengan tingkat signifikansi sebesar

0.011, artinya variabel Condition

of Economic secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel Pemberian

Kredit. Karena 2.652 > 1.681 dan

0.011 < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis

kelima (H5) yang menyatakan

Condition of Economic

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Pemberian Kredit dapat

diterima.

4.2.6.2 Uji F

Uji F adalah uji kelayakan model

(goodness of fit) yang harus dilakukan

dalam analisis regresi linear. Uji F

digunakan untuk menilai kelayakan model

regresi yang telah terbentuk. Jika nilai

signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel

independen dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen. Dalam

analisis regresi linear, signifikansi pada uji

F sama hasilnya dengan signifikansi pada

uji T .

Page 19: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

106

Tabel 4.15

Hasil Uji F (Simultan) ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 146.298 5 29.260 23.467 .000b

Residual 52.368 42 1.247 Total 198.667 47

a. Dependent Variable: Pemberian Kredit b. Predictors: (Constant), Condition of Economic, Colateral, Capacity, Character, Capital

Sumber: Hasil olah data SPSS 24, 2018

Pengujian model keseluruhan atau

simultan diperoleh dengan melihat nilai F

statistik dari model persamaan regresi.

Pengujian pengaruh secara simultan dari

prediktor Character (X1), Capacity (X2),

Capital (X3), Collateral (X4), dan

Condition of Economic (X5) terhadap

Pemberian Kredit (Y) menunjukkan nilai

pengujian F statistik sebesar 23.467

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

nilai Fhitung (23.467) lebih besar dari Ftabel

(2,44). Hasil tersebut menunjukkan bahwa

nilai signifikansi F lebih kecil dari 0.05,

yang berarti bahwa pengujian simultan dari

Character (X1), Capacity (X2), Capital

(X3), Collateral (X4), dan Condition of

Economic (X5) memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pemberian Kredit (Y) atau dengan kata lain

hipotesis atau H6 diterima.

Kesimpulan :

Dari hasil pengujian yang dilakukan secara

parsial dan secara simultan, Character,

Capacity, Capital, Collateral, dan

Condition of Economic mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pemberian kredit. Artinya BPR

Moderen telah mempertimbangkan

analisis 5C (Character, Capacity, Capital,

Collateral, dan Condition of Economic)

dalam pemberian kredit. Proses pemberian

kredit dilakukakan dengan analisi yang

ketat untuk menghindari meningkatnya

kredit bermasalah.

Saran

Pihak Bank dalam memberikan kredit

harus tetap memperhatikan Character,

Capacity, Capital, Collateral, dan

Condition of Economic debitur. Hal ini

perlu dilakukan agar Bank dapat

menekan kredit macet sehingga tidak

merugikan Bank. Sistem kredit dengan

memperhatikan agunan yang diberikan

oleh peminjam. Pada saat debitur tidak

bisa melunasi pinjamannya maka

agunan dapat dipakai sebagai alternatif

bagi pelunasan kredit.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, P. (2012). Analisis Implementasi

5C Bank BPR dalam Menentukan

Kelayakan Pemberian Kredit pada

Nasabah (Studi Kasus Pada PD BPR

Bank Salatiga dan PT BPR

Kridaharta Salatiga). Among

Makarti, 3(1).

Amelia, L., & Marlius, D. (2018).

Pengendalian kredit dalam upaya

menciptakan bank yang sehat pada

pt. bank pembangunan daerah

sumatera barat cabang utama

padang.

Gift, V., Putro, T. S., & Mayes, A. (2017).

Faktor-faktor yang mempengaruhi

penyaluran kredit pada bank

perkreditan rakyat (bpr) di provinsi

riau tahun 2006-2015. Riau

University.

Janie, D. N. A. (2012). Statistik deskriptif

& regresi linier berganda dengan

SPSS. Jurnal, April.

Page 20: ANALISIS PENGARUH 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL ...

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

107

Juliandi, A., Manurung, S., & Satriawan,

B. (2018). Mengolah data penelitian

bisnis dengan SPSS. Lembaga

Penelitian dan Penulisan Ilmiah

AQLI.

Kasmir. (2003). Manajemen Perbankan.

Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya.

Lailiyah, A. (2014). Urgensi Analisa 5c

Pada Pemberian Kredit Perbankan

Untuk Meminimalisir Resiko.

Yuridika, 29(2).

NIM, R. (n.d.). TINJAUAN YURIDIS

PENERAPAN THE FIVE Câ€TM S

OF CREDIT (5C) DALAM

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT

DI PT. BANK PERKREDITAN

RAKYAT LOKADANA SENTOSA

SUNGAI RAYA KABUPATEN

KUBU RAYA. Jurnal Fatwa

Hukum, 1(1).

Saraswati, R. A. (2012). Peranan analisis

laporan keuangan, Penilaian prinsip

5c calon debitur dan pengawasan

kredit Terhadap efektivitas

pemberian kredit Pada pd bpr bank

pasar kabupaten temanggung.

Nominal: Barometer Riset Akuntansi

Dan Manajemen, 1(1).

Soedarto, M. (2004). Analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi

penyaluran kredit pada bank

perkreditan rakyat (Studi kasus pada

BPR di wilayah kerja BI Semarang).

program Pascasarjana Universitas

Diponegoro.

Sulistiowati, N. (2009). Adverse selection

in credit analysis of the Community

Credit Bank (CCB). Institute of

Economy, Finance and Statistics.

Wijoyo, H. (2020). Analisis Pengendalian

Internal Dalam Pemberian Kredit

Pada PT Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) Indomitra Mandiri. TIN:

Terapan Informatika Nusantara,

1(4), 157–162.

Wulandari, D. A. D. (2012). Pengaruh

Five “C” s of Credit Terhadap Proses

Pemberian Kredit pada BPR di Kota

Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi

Bisnis, 1(2), 212–225.