ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB...

74
ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA UDANG VANAME DI KECAMATAN RAWAJITU TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG (Skripsi) Oleh ARUM RENANDA JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA UDANG VANAME

DI KECAMATAN RAWAJITU TIMUR

KABUPATEN TULANG BAWANG

(Skripsi)

Oleh

ARUM RENANDA

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

ABSTRACT

PROFIT ANALYSIS AND RISK OF VANAME SHIRMP CULTIVATION

IN RAWAJITU TIMUR DISTRICT,

TULANG BAWANG REGENCY

By

Arum Renanda

This study aims to analyze (1) income in vaname shrimp cultivation, (2) the risk

of vaname shrimp cultivation, and (3) the relationship between risk and income of

vaname shrimp cultivation. Data collection was carried out in Rawajitu Timur

Subdistrict in Bumi Dipasena Utama Village and Bumi Dipasena Agung Village

in February-March 2018. The number of respondents was 50 vaname shrimp

farmers who were taken in a simple random manner. Primary data were obtained

through direct interviews with shrimp farmers and secondary data were obtained

from several related institutions. Data were analyzed using farm income analysis,

variation coefficient analysis (CV), and Pearson product moment correlation test.

The results showed that vaname shrimp cultivation was profitable with revenue of

Rp.49 million/ha/season (3 months). Production risk and income risk in vaname

shrimp cultivation are high while the price risk is relatively low. There is a

positive relationship between risk and income of vaname shrimp cultivation.

Keywords: profit analysis, risk, vaname shirmp

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA UDANG VANAME

DI KECAMATAN RAWAJITU TIMUR

KABUPATEN TULANG BAWANG

Oleh

Arum Renanda

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) pendapatan dalam budidaya udang

vaname, (2) risiko budidaya udang vaname, dan (3) hubungan antara risiko dan

pendapatan budidaya udang vaname. Pengambilan data dilakukan di Kecamatan

Rawajitu Timur di Desa Bumi Dipasena Utama dan Desa Bumi Dipasena Agung

pada bulan Februari–Maret 2018. Jumlah responden adalah 50 orang petani

tambak udang vaname yang diambil secara acak sederhana. Data primer

diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan petani tambak udang. Data

sekunder diperoleh dari beberapa lembaga terkait. Data dianalisis menggunakan

analisis pendapatan usahatani, analisis koefisien variasi (CV), dan uji korelasi

product moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya udang

vaname menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp49 juta/ha/musim (3

bulan). Risiko produksi dan risiko pendapatan dalam budidaya udang vaname

tergolong tinggi sedangkan risiko harga tergolong rendah. Terdapat hubungan

positif antara risiko dan pendapatan budidaya udang vaname.

Kata Kunci : pendapatan, risiko, udang vaname

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA UDANG VANAME

DI KECAMATAN RAWAJITU TIMUR

KABUPATEN TULANG BAWANG

Oleh

Arum Renanda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,
Page 6: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Dayamurni, Kecamatan Tumijajar,

Tulang Bawang Barat pada tanggal 12 Januari 1996 dan

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan

Bapak Ali Dirgyantoro dan Ibu Wagiati. Penulis menempuh

pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3 Dayamurni Kecamatan Tumijajar

pada tahun 2002, lulus pada tahun 2008. Penulis menempuh pendidikan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Tulang Bawang Udik, lulus pada

tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di

SMA Negeri 1 Tumijajar, lulus pada tahun 2014. Penulis diterima di Jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memperoleh

Beasiswa Bidikmisi.

Pada tahun 2015, penulis mengikuti kegiatan homestay (Praktik Pengenalan

Pertanian) selama 7 hari di Di Pekon Wonoharjo, Kecamatan Sumberejo,

Kabupaten Tanggamus. Penulis melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) selama

40 hari di Sentulfresh Indoneia, Sukaraja, Bogor pada tahun 2017. Penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Rejo Basuki

Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

Semasa kuliah di Universitas Lampung, penulis pernah aktif sebagai anggota

bidang 4 (Kewirauahaan) pada organisasi HIMASEPERTA periode 2015/2016.

Penulis juga aktif sebagai Korps Muda Bem (KMB) pada organisasi Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila pada periode 2014/2015 serta aktif sebagai

staf Kominfo BEM Unila pada periode 2015/2016 dan 2016/2017. Penulis

dipercaya menjadi asisten dosen mata kuliah Sosiologi Pedesaan dan Ekonomi

Makro.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil „alamin Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

atas berkat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pendapatan Dan Risiko Budidaya Udang Vaname di Kecamatan

Rawajitu Timur Kabupaten Tulang Bawang” dengan baik. Sholawat beriring

salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan teladan bagi seluruh

umat Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya.

Aamiin ya Rabbalalaamiin

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya

dukungan, bimbingan, nasihat, saran dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P. M.Si. selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung yang telah membererikan arahan, saran dan

nasihat.

3. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., sebagai Ketua Jurusan Periode

2014-2018 dan sebagai Pembimbing Pertama yang memberikan bimbingan,

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

saran, pengarahan, motivasi, dan semangat kepada penulis hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. Indah Nurmayasari, M.Sc., sebagai Pembimbing kedua, yang telah

memberikan bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, dan semangat selama

penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Agus Hudoyo, M.Sc, selaku Pembahas, yang telah memberikan saran,

arahan, dan masukan untuk perbaikan skripsi.

6. Dr. Ir. Sudarma Widjaya, M.S., selaku Pembimbing Akademik, yang telah

memberikan saran dan nasihat selama penulis menjadi mahasiswa Jurusan

Agribisnis.

7. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman kepada penulis dan staf/karyawan yang telah memberikan

bantuan dan kerja sama selama ini.

8. Keluarga tercinta, Bapak Ali Dirgyantoro dan Ibu Wagiati, adikku Bayu Aji

Ali, Mbak Yesi, Mas fathur, Kuswanda, Om Sigit dan Mbak Devi serta

seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan dukungan

kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepala Desa Bumi Dipasena Utama dan Bumi Dipasena Agung yang telah

memberikan izin melakukan penelitian, keluarga besar Koperasi P3U

(Perhimpunan Petambak Plasma Udang) dan seluruh responden yang telah

memberikan informasi terkait penelitian penulis.

10. Sahabat-sahabatku Strong Women Squad, Dewi Irasanti, dan Desi Aditia

Mahardika dan Dwi Novitasari atas semangat bantuan, saran, dan

kebersamaan yang telah diberikan.

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

11. Teman-teman terbaik Deta Pratiwi, Adek Fitri Sakinah, Chindy Yulianti

Putri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

Kak Boim, Defline, dan seluruh teman Agribisnis 2014 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan doa, semangat, dan

dukungan.

12. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, namun semoga karya kecil ini bermanfaat bagi semua pihak.

Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Penulis

Arum Renanda

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .............. 12

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 12

1. Budidaya Udang Vaname ....................................................... 12

2. Konsep Usahatani dan Pendapatan Usahatani ........................ 13

3. Risiko Usahatani ..................................................................... 15

4. Hubungan antara Risiko dan Pendapatan ............................... 18

5. Penelitian Terdahulu ............................................................... 20

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 25

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 28

A. Metode Penelitian ......................................................................... 28

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ....................................... 28

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

ii

C. Lokasi, Responden dan Waktu Pengambilan Data ....................... 32

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data .................................. 33

E. Metode Analisis Data .................................................................... 33

1. Analisis Tingkat Pendapatan Budidaya Udang Vaname ........ 34

2. Analisis Risiko Budidaya Udang Vaname .............................. 35

3. Hubungan Risiko dan Pendapatan ......................................... 37

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN .............................. 40

A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang ............................. 40

B. Gambaran Umum Kecamatan Rawajitu Timur ............................... 42

1. Keadaan Geografi ....................................................................... 42

2. Keadaan Demografi .................................................................. 43

3. Keadaan Pertanian ..................................................................... 43

C. Gambaran Umum Kampung Bumi Dipasena Utama

dan Bumi Dipasena Agung ............................................................. 44

1. Keadaan Geografi ..................................................................... 44

2. Keadaan Demografi .................................................................. 45

3. Keadaan Pertanian .................................................................... 45

D. Sarana dan Prasarana Penunjang ..................................................... 46

E. Sejarah Tambak Udang Rakyat ....................................................... 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 51

A. Karakteristik Petani Responden ...................................................... 51

1. Umur Petani .............................................................................. 51

2. Tingkat Pendidikan Petani ....................................................... 52

3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden .................... 52

4. Pengalaman Petani Tambak Udang dalam Budidaya Udang ... 53

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

iii

5. Pekerjaan Sampingan Responden Petani ................................. 54

6. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan ............................. 55

7. Permodalan Petani Responen ................................................... 57

B. Budidaya Udang Vaname di Daerah Penelitian .............................. 58

1. Pola Budidaya Udang Vaname ................................................ 58

2. Budidaya Udang Vaname di Kecamatan Rawajitu Timur ....... 59

C. Penggunaan Sarana Produksi .......................................................... 63

1. Penggunaan Benur .................................................................... 63

2. Penggunaan Pakan .................................................................... 64

3. Penggunaan Pupuk ................................................................... 64

4. Penggunaan Kapur Pertanian ................................................... 65

5. Penggunaan Obat-obatan .......................................................... 65

6. Penggunaan BBM (Solar) ........................................................ 66

7. Penggunaan Tenaga Kerja ........................................................ 67

8. Penggunaan Peralatan .............................................................. 71

D. Produksi dan Penerimaan ................................................................ 77

E. Pendapatan Budidaya Udang Vaname ............................................ 80

F. Analisis Risiko Budidaya Udang Vaname ...................................... 84

1. Permasalahan yang dihadapi .................................................... 84

2. Analisis Risiko Budidaya Udang Vaname ............................... 89

G. Hubungan Risiko Pendapatan dan Pendapatan

Budidaya Udang Vaname ............................................................... 95

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

iv

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 98

B. Saran ................................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 100

LAMPIRAN ................................................................................................ 104

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai ekspor komoditi perikanan menurut komoditi tahun 2015 ..... 2

2. Produksi perikanan budidaya di Indonesia tahun 2013 (ton) ............ 4

3. Produksi, harga, produktivitas dan luas panen budidaya udang

vaname di Provinsi Lampung tahun 2011-2015 ............................... 5

4. Tinjauan pustaka penelitian terdahulu ............................................. 21

5. Prasarana pertanian di Kecamatan Rawajitu Timur, tahun 2016 ......46

6. Kelompok umur petani responden tambak udang di

Kecamatan Rawajitu Timur ........................................................... 51

7. Sebaran responden petani tambak udang berdasarkan tingkat

pendidikan di Kecamatan Rawajitu Timur ...................................... 52

8. Sebaran responden petani tambak udang berdasarkan

jumlah tanggungan keluarga ........................................................... 53

9. Sebaran responden petani tambak udang berdasarkan

pengalaman berbudidaya udang di Kecamatan Rawajitu Timur ..... 54

10. Sebaran responden petani tambak udang berdasarkan

pekerjaan sampingan di Kecamatan Rawajitu Timur ..................... 55

11. Sebaran responden petani tambak udang berdasarkan

luas lahan di Kecamatan Rawajitu Timur ....................................... 56

12. Sebaran responden petani tambak udang berdasarkan status

kepemilikan lahan di Kecamatan Rawajitu Timur ........................... 57

13. Penggunaan benur, pakan, pupuk urea, kapur pertanian,

saponin, dan solar dalam budidaya udang ....................................... 67

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

vi

14. Rata-rata penggunaan tenaga kerja budidaya udang vaname di

Kecamatan Rawajitu Timur ............................................................. 68

15. Peralatan yang digunakan dalam budidaya udang vaname

di Kecamatan Rawajitu Timur .......................................................... 72

16. Rata-rata umur panen, berat, produksi, harga, dan penerimaan

budidaya udang vaname dalam satu siklus budidaya di

Kecamatan Rawajitu Timur .............................................................. 77

17. Hubungan antara jumlah, berat udang dan harga udang per kg

pada budidaya siklus MT di Kecamatan Rawajitu Timur ................. 78

18. Hubungan umur panen udang dengan berat udang vaname

per ekor di Kecamatan Rawajitu Timur ............................................ 80

19. Rata-rata penerimaan, biaya, dan pendapatan budidaya

udang vaname dalam satu siklus budidaya di

Kecamatan Rawajitu Timur ....................................................... 82

20. Permasalahan yang dihadapi dalam budidaya udang di Kecamatan

Rawajitu Timur ....................................................................... 84 21. Produksi, harga, biaya dan pendapatan pada budidaya

udang vaname dalam 6 siklus musim tanam di

Kecamatan Rawajitu Timur ............................................................ 89

22. Umur panen dan jumlah petani yang mengalami dalam

budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur .................. 90

23. Risiko produksi, harga dan pendapatan budidaya udang vaname

di Kecamatan Rawajitu Timur .............................................. 94 24. Hubungan antara risiko pendapatan dan pendapatan budidaya

udang di Kecamatan Rawajitu Timur ................................... 96

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Produktivitas udang vaname di Kabupaten Tulang Bawang

pada tahun 2011—2015 .................................................................... 5

2. Harga udang vaname di tingkat petani Kecamatan Rawajitu Timur

pada tahun 2017 .................................................................................. 6

3. Bagan alir analisis pendapatan dan risiko budidaya udangvaname 27

4. Peta Kabupaten Tulang Bawang ..................................................... 41

5. Peta Kecamatan Rawajitu Timur ..................................................... 42

6. Luas lahan yang dimiliki PTU ........................................................ 56

7. Pola budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur ........ 59

8. Penempatan kincir dalam tambak ................................................... 73

9. Produksi rata-rata budidaya udang vaname per ha selama 6 siklus

budidaya terakhir (kg/ha) ................................................................ 90

10. Fluktuasi harga udang vaname di tingkat petani ............................. 92

11. Fluktuasi pendapatan budidaya udang vaname (Rp/ha) .................. 93

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai

macam potensi. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah lautan

dengan luas mencapai 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km

2 perairan teritorial dan

2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif, dengan garis pantai 81.000 km.

Dengan demikian wilayah geografis negara Indonesia mempunyai potensi yang

besar dalam pengembangan sektor perikanan. Potensi sektor perikanan Indonesia

terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada tahun 2015 subsektor

perikanan tangkap Indonesia untuk komoditas utama berupa tuna, tongkol dan

cakalang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 15.47%, 5.65%, dan

15.79%. Sedangkan untuk perikanan budidaya, komoditas yang mengalami

peningkatan produksi antara lain rumput laut, kekerangan dan tewes, masing-

masing sebesar 10.83%, 16.18%, dan 24.83% (KKP, 2015).

Potensi di sektor perikanan yang cukup baik membuat Indonesia menjadi negara

pengekspor hasil perikanan khususnya udang. Udang merupakan komoditas

perikanan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Udang merupakan

komoditas ekspor utama Indonesia di sektor perikanan. Udang menyumbang

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

2

angka terbesar untuk nilai ekspor produk perikanan. Pada Tabel 1 dapat dilihat

tahun 2014-2015 rata-rata kontribusi nilai ekspor udang Indonesia.

Tabel 1. Nilai ekspor komoditi perikanan menurut komoditi tahun 2015 (US$)

Komoditas

Tahun Rata-rata

kontribusi

terhadap

Total (%)

2014 2015

Udang 1.743.452.232 1.370.466.390 43,83

Tuna, tongkol, cakalang 576.281.781 491.981.470 15,04

Kepiting 345.880.705 265.911.128 8,61

Rumput laut 230.932.974 178.090.553 5,76

Cumi-cumi 122.515.154 156.360.406 3,92

Ikan salem 42.781.645 68.731.060 1,57

Perikanan lainnya 770.181.501 741.544.302 21,28

Total 3.832.025.992 3.273.085.309 100,00

Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan(2015)

Dari Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai ekspor udang pada tahun

2014 dan 2015 menunjukkan nilai yang terbesar dalam ekspor komoditas

perikanan Indonesia dibandingkan produk ekspor perikanan lainnya, yaitu sebesar

43.83%. Udang merupakan hewan yang hidup di perairan baik air tawar, air payau

maupun air laut. Udang menjadi salah satu menu makanan yang dihidangkan

dalam suatu tempat makan. Udang dapat diolah menjadi berbagai macam varian

masakan. Udang tidak hanya memiliki rasa manis dan gurih yang enak namun

juga memiliki manfaat bagi kesehatan,maka tidak heran jika banyak orang yang

menyukai makanan olahan udang. Udang mengandung berbagai vitamin yaitu,

protein, fosfor, kolin, Yodium, Vitamin B3, Vitamin B6, Vitamin B12, Zinc,

Vitamin E, Vitamin A.

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

3

Manfaat udang bagi kesehatan salah satunya yaitu menurunkan kadar kolesterol.

Cangkang udang mengandung bahan pangan berupa kitin yang mempunyai

kemampuan mengikat lemak/kolesterol. Senyawa kitin yang terkandung dalam

cangkang udang dapat menurunkan kolesterol LDL (kolesterol total) dan

meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dalam serum darah

(Isdadiyanto, Muhammad dan Widodo 2004).

Udang yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jenis udang vaname dan

udang windu. Udang Windu banyak dibudidayakan secara tradisional akan tetapi

lebih rentan terhadap penyakit dan pertumbuhan atau masa pemeliharaan lebih

lama dibandingkan udang vaname. Litopenaues vannamei atau dikenal dengan

nama udang vaname merupakan varietas baru yang memiliki sejumlah

keunggulan, antara lain lebih resisten atau tahan terhadap penyakit dan kualitas

lingkungan yang rendah, padat tebar cukup tinggi, waktu pemeliharaan lebih

pendek yakni sekitar 90-100 hari per-siklus.

Selain itu udang vaname resistensi terhadap penyakit dan kualitas lingkungan

hidup yang rendah terkait dengan ketahanan hidup (survival) udang terhadap

kontaminan organik dan anorganik, dimana dia masih bertahan hidup secara

normal hingga umur layak konsumsi. Udang vaname telah berhasil

dibudidayakan dengan menerapkan teknologi intensif maupun secara tradisional

atau tradisional modern, sedangkan udang windu masih dibudidayakan dengan

menggunakan teknologi sederhana atau tradisional (Hudi dan Shahab, 2005).

Pada Tabel 2 dapat dilihat produksi udang vaname dalam produksi perikanan

budidaya 2013.

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

4

Tabel 2. Produksi perikanan budidaya di Indonesia tahun 2013 (ton)

Provinsi Udang Windu Udang Vaname Udang Lainnya

Sumatera Utara 9.627 19.791 -

Sumatera Selatan 5.641 40.016 1

Lampung 2.791 72.051 129

Jawa Barat 27.860 57.678 16.270

Jawa Tengah 33.580 13.872 16.506

Jawa Timur 9.842 47.150 7.302

Nusa Tenggara Barat 4.299 56.960 168

Kalimantan Barat 1.865 39.092 4.663

Sulawesi Selatan 15.319 8.542 10.566

Sulawesi Tenggara 13.275 18.369 6

Provinsi Lainnya 54.466 12.811 21.239

Jumlah / Total 178.583 386.314 74.692

Sumber: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2013)

Berdasarkan Tabel 2 tersebut, Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi

yang membudidayakan udang vaname dengan jumlah produksi terbanyak pada

tahun 2013. Jumlah tonase udang vaname yang telah dihasilkan oleh Lampung

pada tahun 2013 sebesar 72,051 ton. Angka tersebut menunjukan juga bahwa

produksi udang vaname Provinsi Lampung merupakan produksi udang yang

tertinggi dibandingkan produksi jenis udang windu dan udang lainnya. Akan

tetapi, apabila melihat beberapa tahun yang lalu yaitu tahun 2011 hingga tahun

2015, produksi udan vaname di Provinsi Lampung belum stabil. Tidak hanya

produsi udang vaname, produkivitas dan harga udang vaname di Provinsi

Lampungjuga masih belum stabil. Terjadi fluktuasi produksi, fluktuasi

produktivitas dan fluktuasi harga udang vaname selama tahun 2011 hingga tahun

2015. Produksi, harga dan Produktivitas udang vaname di Provinsi Lampung

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

5

Tabel 3. Produksi, harga, produktivitas dan luas panen budidaya udang vaname di

Provinsi Lampung tahun 2011-2015

Tahun Poduksi

(ton)

Luas Panen

(ha)

Produktivitas

(ton/ha)

Harga

(Rp)/kg

2011 44.160,53 37.930,21 1,16 36.260,81

2012 40.489,43 23.818,66 1,70 34.143,98

2013 72.050,68 37.562,76 1,92 61.853,31

2014 62.396,74 37.709,36 1,65 74.445,68

2015 41.883,37 37.777,36 1,11 63.843,33

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung (2011-2015) data

diolah

Meskipun produksi udang vaname di Provinsi Lampung dari tahun 2011 hingga

tahun 2015 masih belum stabil, namun produksi udang vaname di Provinsi

Lampung memiliki tren positif (tabel 3). Begitu juga dengan harga dan

produktivitas udang vaname, harga dan produktivitas udang vaname di Provinsi

Lampung memiliki tren positif masing-masing sebesar 0.203 dan 0.154.

Gambar 1. Produktivitas udang vaname di Kabupaten Tulang Bawang pada tahun

2011—2015

Sumber :Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung (2011-2015) data

diolah

0.98

1.45

1.23

1.01

0.55

0.00

0.25

0.50

0.75

1.00

1.25

1.50

1.75

2.00

2011 2012 2013 2014 2015

Produktivitas ton/ha

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

6

Pada Gambar 1 dapat diketahui bahwa produktivitas udang vaname tahun 2013

hingga tahun 2015 di Kabupaten Tulang Bawang terus mengalami penurunan

yaitu 1,23 ton/ha pada tahun 2013 menjadi 0,55 ton/ha pada tahun 2015.

Demikian juga dengan harga udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur.

Harga udang di Kecamatan Rawajitu Timur pada tahun 2017 terus mengalami

penurunan, mulai dari bulan Januari harga udang sebesar Rp86.000,00 terus

menurun hingga bulan Juli harga udang sebesar Rp74.000,00 dan di bulan

Agustus harga udang mengalami peningkatan menjadi Rp76.000,00 namun

kemudian harga udang turun lagi hingga bulan Desember 2017 harga udang

sebesar Rp68.000,00. Fluktuasi harga udang vaname tahun 2017 di Kecamatan

Rawajitu Timur dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :

Gambar 2. Harga udang vaname di tingkat petani Kecamatan Rawajitu Timur

pada tahun 2017

Sumber: Petani tambak udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur

60,000

65,000

70,000

75,000

80,000

85,000

90,000

Harga Udang di Petani (Rp/Kg)

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

7

Fluktuasi harga dan produksivitas udang vaname yang dialami petani tambak di

Kabupaten Tulang Bawang akan berpengaruh terhadap pendapatan petani udang

vaname. Penurunan produksi dan harga udang yang tidak diimbangi dengan

penurunan faktor produksi dapat menyebabkan petani udang vaname mengalami

kerugian. Selain itu, udang merupakan mahluk hidup yang dapat terserang

penyakit dan gangguan alam lainnya. Seperti yang dialami oleh petani tambak

udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur Kabupaten Tulang Bawang yaitu

udang tiba-tiba mati mengambang di permukaan air dan ketika ditelusuri di dasar

tambak juga ternyata banyak udang yang mati tenggelam. Selain itu, sarana dan

prasarana transportasi yang tergolong sulit menyebabkan harga faktor produksi

dalam budidaya udang tergolong mahal.

Harga faktor produksi yang tinggi dan harga jual udang vaname yang rendah serta

kemungkinan udang terserang penyakit atau gangguan alam merupakan risiko

yang harus ditanggung oleh petani udang vaname. Tinggi atau rendahnya risiko

dalam budidaya udang akan berpengaruh terhadap pendapatan petani dalam

budidaya udang vaname.

B. Rumusan Masalah

Kecamatan Rawajitu Timur merupakan kawasan pesisir yang semua wilayahnya

digunakan sebagai tambak udang. Hampir semua masyarakat Kecamatan

Rawajitu Timur merupakan petani tambak udang. Saat ini petani tambak di

Kecamatan Rawajitu timur merupakan petani tambak mandiri dan tidak lagi

bermitra dengan perusahaan. Budidaya udang di Kecamatan Rawajitu Timur

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

8

merupakan budidaya dengan teknik intensif. Sudah sangat jarang petani tambak

di Kecamatan Rawajitu Timur yang membudidayakan udang dengan teknik

tradisional.

Budidaya tambak udang vaname secara tradisional lebih sederhana dibandingkan

dengan pengelolaan tambak intensif. Pada budidaya tambak intensif, sangat

membutuhkan pakan, probiotik, padat tebaran benur, dan bahan bakar untuk

pasokan listrik sebagai pengerak kincir, sedangkan budidaya udang vaname

tradisional tidak membutuhkan probiotik dan kincir, bahkan ada pembudidaya

udang vaname yang tidak memberikan pakan. Pembudidaya tambak tradisional

rata-rata merupakan petambak dengan modal kecil.

Budidaya udang dengan teknik intensif maupun semi intensif tentu saja

membutuhkan modal yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dalam

budidaya udang. Keterbatasan modal dalam budidaya dengan teknik intensif akan

menyebabkan petani mengurangi kuantitas faktor produksi seperti pakan, obat-

obatan dan listrik untuk menyalakan kincir yang sangat dibutuhkan dalam

budidaya udang. Hal lain yang dapat dilakukan petani modal terbatas selain

mengurangi kuantitas faktor produksi yaitu meminjam modal pada tengkulak.

Faktor produksi yang membutuhkan modal banyak akan mempengaruhi

pendapatan petani tambak dalam membudidayakan udang. Selain itu budidaya

udang merupakan usaha yang berisiko karena udang merupakan mahluk yang

bernyawa yang tidak menutup kemungkinan akan rentan terhadap gangguan alam

seperti penyakit.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

9

Masalah dalam budidaya udang di Kecamatan Rawajitu Timur yang sering

dialami oleh petambak yaitu udang yang tiba-tiba mati. Ada udang yang

mengambang di atas permukaan air dan ada udang yang mati tapi masih

tenggelam di dasar tambak. Udang-udang yang mati tersebut akan mengurangi

hasil produksi udang saat panen. Apabila hasil produksi saat panen tidak sesuai

dengan faktor produksi yang digunakan maka akan berakibat pada pendapatan

petani dalam budidaya udang.

Faktor produksi pada budidaya udang dengan teknik intensif yang paling penting

selain pakan yaitu kincir. Kincir air yang diletakkan di tambak udang berfungsi

untuk meningkatkan oksigen dalam air yang berguna untuk pertumbuhan udang.

Di Kecamatan Rawajitu Timur, kincir digerakan dengan tenaga diesel karena

listrik PLN sudah tidak berfungsi sejak putusnya hubungan mitra dengan

perusahaan. Diesel yang berfungsi mengalirkan listrik untuk menggerakkan

kincir menggunakan bahan bakar solar. Tentu saja harga solar di Kecamatan

Rawajitu Timur lebih mahal dibandingkan dengan daerah yang memiliki akser

transportasi lancar. Mahalnya harga solar tentu akan meningkatkan biaya

produksi dalam berbudidaya. Namun apabila intensitas penggunaan kincir

dikurangi akan menyebabkan udang-udang yang ada di tambak stres. Apabila

udang tersebut stres akan berakibat pada lambatnya pertumbuhan udang.

Selain itu, akses jalan di Kecamatan Rawajitu Timur tergolong kurang

mendukung. Akses jalan di Kecamatan Rawajitu Timur ada 2 yaitu jalur darat

dan jalur air. Jalur darat dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. Apabila

pembelian faktor produksi atau penjualan hasil produksi diangkut oleh kendaraan

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

10

roda dua melalui jalur darat akan membutuhkan waktu lama. Jalur air dapat

dilalui oleh kendaraan air seperti sampan (perahu dayung), perahu motor, klotok,

kapal barang. Apabila petani tambak hanya mempunyai sampan, maka untuk

mengangkut barang harus menyewa jasa angkutan kapal barang. Hal ini akan

mengeluarkan biaya untuk menyewa jasa kapal barang tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan penelitian yang dirumuskan adalah

sebagai berikut:

1. Berapa pendapatan yang diperoleh petani dalam budidaya udang vaname di

Kecamatan Rawajitu Timur?

2. Bagaimana risiko dalam budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu

Timur?

3. Bagaimana hubungan antara risiko pendapatan dan pendapatan petani dalam

budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pendapatan yang diperoleh petani dalam budidaya udang vaname

di Kecamatan Rawajitu Timur.

2. Mengetahui risiko dalam budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu

Timur.

3. Mengetahui hubungan risiko pendapatan dan pendapatan petani dalam

budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur.

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

11

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat khususnya

di bidang ekonomi pertanian, meningkatkan kemampuan dan keterampilan

penulis dalam menganalisis faktor-faktor dan analisis pendapatan usaha

budidaya tambak udang vaname.

2. Bagi pengusaha dan pembudidaya tambak udang, sebagai informasi dan bahan

pertimbangan dalam hal pengunaan input produksi budidaya tambak udang

vaname dan pertimbangan pembudidaya tambak dalam hal peminjaman modal

demi tercapainya usaha budidaya tambak udang yang lebih menguntungkan.

3. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian bisa menjadi bahan masukan

dalam pengambilan keputusan pengembangan budidaya udang vaname

khususnya, serta pengembangan budidaya tambak udang dan ikan pada

umumnya.

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

12

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Budidaya Udang Vaname

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang

banyak diminati. Ciri fisik udang vaname, yaitu memiliki tubuh yang dibalut kulit

tipis keras dari bahan chitin berwarna putih kekuning-kuningan dengan kaki

berwarna putih. Untuk ukuran tubuhnya sendiri bila dibandingkan dengan udang

windu ataupun udang jrebug, udang vaname memiliki ukuran yang lebih kecil.

Tubuh udang vaname dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian

cephalothorax yang terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen yang terdiri

atas perut dan ekor. Cephalothorax dilindungi oleh chitin yang tebal atau disebut

juga dengan karapas (carapace). Bagian cephalothorax ini terdiri atas lima ruas

kepala dan delapan ruas dada (Remi, 2016)

Menurut Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (2007), cara budidaya

udang dengan teknik intensif dilakukan dengan tahap persiapan tambak,

penebaran benih, pemeliharaan, dan pengendalian penyakit. Tahap pengendalian

penyakit merupakan tahap yang penting karena serangan penyakit pada udang

dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi karena terjadi kematian atau

karena penampilan udang yang kurang menarik, seperti berlumut, geripis dan lain

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

13

lain. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang udang yaitu penyakit bercak

putih viral (White Spots Syndrome Virus, WSSV), Infeksi Monodon Baculo Virus

(MBV), menyebabkan kematian udang umur 1 bulan, Infectious hematopoietic

and hypodermal necrotic virus (IHHNV) menyebabkan tumbuh kerdil, penyakit

bakterial yang menyebabkan udang geripis, dan penyakit parasiter yang

menyebabkan udang kotor.

2. Konsep Usahatani dan Pendapatan Usahatani

Menurut Shinta (2011), ilmu usahatani dapat diartikan sebagai ilmu terapan yang

membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien

dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber

daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.. Di lain pihak menurut

Kadarsan (1993) dalam Shinta (2011), usahatani adalah suatu tempat dimana

seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi

seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi

untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian.

Dalam usahatani tersedianya faktor produksi (input) belum berarti produktifitas

yang diperoleh petani akan tinggi. Petani harus meningkatkan usahanya secara

efisien agar produktivitas yang diperolehnya maksimal. Faktor produksi dalam

usahatani memiliki kemampuan terbatas untuk berproduksi secara berkelanjutan,

tetapi dapat ditingkatkan nilai produktivitasnya melalui pengelolaan yang tepat.

Menurut Shinta (2011) penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi

yang dihasilkan dengan harga jual. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

14

TR = Y x Py

Keterangan

TR = Total Revenue (penerimaan total)

P = Price (harga produk)

Y = Jumlah Produksi

Menurut Shinta (2011) pendapatan atau keuntungan usahatani adalah selisih

antara penerimaan dan semua biaya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai

berikut :

π = TR – TC = (Y.Py) — (X.Px + FC)

Keterangan :

π = Pendapatan atau keuntungan

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total Cost (biaya total)

Menurut Shinta (2011) biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan

biaya variabel yang dapat dituliskan sebagai berikut :

TC = FC + VC = FC + (X.Px)

Keterangan

TC = Total Cost (Biaya total)

FC = Fixed Cost ( Biaya tetap)

VC = Variable Cost (Biaya variabel)

Untuk mengetahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak maka digunakan

analisis R/C rasio (Return Cost Ratio). R/C rasio merupakan perbandingan

(nisbah) antara penerimaan total dan biaya total (Shinta, 2011) yang dituliskan

sebagai berikut :

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

15

R/C =

Keterangan :

R/C = Nisbah antara penerimaan dan biaya

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total Cost (biaya total)

Kriteria pada pengukuran tersebut adalah sebagai berikut :

1) Jika R/C > 1, maka usahatani yang dilakukan menguntungkan, karena

penerimaan lebih besar dari biaya total,

2) Jika R/C < 1, maka usahatani yang dilakukan tidak menguntungkan, karena

penerimaan lebih kecil dari biaya total,

3) Jika R/C = 1, maka usahatani yang dilakukan tidak rugi maupun tidak untung,

karena penerimaan sama besar dengan biaya total atau impas

3. Risiko Usahatani

Dunia usaha tidak terlepas dari adanya risiko. Kata risiko telah banyak digunakan

dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam dunia bisnis maupun

usaha. Kegiatan bisnis bidang pertanian pun erat kaitannya dengan istilah risiko.

Pengusaha maupun petani umumnya menggunakan istilah risiko untuk

menggambarkan suatu kejadian yang merugikan. Pemahaman setiap orang

terhadap risiko bisa berbeda-beda tergantung pada sejauh mana orang tersebut

mengerti konsep dan definisi risiko.

Menurut Arsyad (1996) risiko adalah peluang terhadap suatu kejadian yang dapat

diketahui oleh pelaku bisnis sebagai pembuat keputusan berdasarkan kejadian

serupa yang pernah terjadi pada masa sebelumnya sehingga hasil dari keputusan

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

16

terhadap kejadian sebelumnya dapat digunakan untuk mengestimasikan peluang

kejadian berikutnya.

Menurut Kountur dalam Aldila (2013) terdapat tiga unsur penting dari sesuatu

yang dianggap risiko yaitu :

1) Merupakan suatu kejadian,

2) Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, yang berarti bisa saja

terjadi atau bisa saja tidak terjadi,

3) Jika sampai terjadi, ada akibat yang ditimbulkan berupa kerugian.

Untuk menganalisis risiko yang dialami dalam usahatani, dapat dilakukan melalui

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif lebih berdasarkan

pada penelitian subjektif dari pengambilan keputusan. Sedangkan pendekatan

kuantitatif dapat dihitung dengan menggunakan nilai hasil yang diharapkan

sebagai indikator probabilitas dari investasi dan ukuran ragam (variance) dan

simpangan baku (standart deiviation) sebagai indikator risikonya. Menurut

Soekartawi, dkk (1993), tinggi rendahnya suatu risiko dapat diketahui melalui

nilai koefisien korelasi (CV) dan nilai batas bawah (L) yang dituliskan sebagai

berikut :

CV =

dan L = E—2V

Keterangan :

CV = Koefisien variasi

L = Nilai batas bawah

V = Simpangan baku

E = Rata-rata nilai yang diharapkan

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

17

Jika L >0, maka petani akan untung senila L.

Jika L <0, maka petani akan rugi senilai L.

Menurut Hernanto dalam Saputra (2017) CV merupakan nilai koefisien variasi

dan V merupakan nilai simpangan baku produksi, E merupakan nilai rata-rata dan

L merupakan nilai batas bawah. Nilai CV menunjukan besarnya variasi dari

setiap rata-rata nilai harapan yang diperoleh. Angka variasi yang cukup tinggi

menunjukan bahwa risiko yang dialami tinggi. L merupakan nilai batas bawah

dari suatu selang kepercayaan. Apabila usaha yang dilakukan mengalami

kerugian maka kerugian yang harus ditanggung adalah sebesar nilai L.

Simpangan baku dan hasil rata-rata diperoleh dari :

E = ∑

V = √ 2

V2 =

Keterangan :

V = Simpangan baku

E = Rata-rata nilai yang diharapkan

Ei = Hasil musim ke i

n = Jumlah pengamatan

Menurut Harwood, et al dalam Aldila (2013), beberapa sumber risiko yang

dihadapi petani yaitu risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan,

risiko kebijakan, dan risiko finansial. Sedangkan menurut Kadarsan dalam

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

18

Desmon (2016), empat penyebab timbulnya risiko yaitu risiko produksi, risiko

harga, risiko teknologi dan risiko karena tindakan pihak lain.

4. Hubungan Antara Risiko dan Pendapatan

Hubungan antara risisko pendapatan dengan pendapatan budidaya udang dapat

diketahui dengan melakukan uji korelasi. Uji korelasi memiliki tiga golongan

berdasarkan jenis data yaitu uji koefisien kontingensi (data nominal), uji kendal

(data ordinal), uji spearman (data ordinal) dan uji product moment person (data

rasiodan interval). Uji Korelasi product moment person digunakanuntuk menguji

dua variabel apakah ada hubungan atau tidak dengan syarat jenis data dua variabel

tersebut adalah sama yaitu data rasio atau interval dan berdistribusi normal. Uji

Korelasi product moment person yaitu (Sujarweni dan Endrayanto, 2012):

rxy = ∑

√∑

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

Koefisien korelasi memiliki nilai -1 hingga +1. Korelasi positif (+) berarti bahwa

jika variabel x mengalami kenaikan maka variabel y juga akan mengalami

kenaikan, begitu sebaliknya. Korelasi negatif (-) berarti bahwa jika variabel x

mengalami penurunan maka variabel y akan mengalami kenaikan, begitu

sebaliknya.

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

19

Penggambilan keputusan :

a) Jika r hitung > r tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat

hubungan antara variabel xdan variabel y

b) Jika r hitung < r tabel maka H0 diterima H1 ditolak artinya tidak terdapat

hubungan antara variabel xdan variabel y

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat

dikelompokan sebagai berikut :

1) 0,00 hingga 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah

2) 0,21 hingga 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah

3) 0,41 hingga 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat

4) 0,71 hingga 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat sangat kuat

5) 0,91 hingga 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali

6) 1 berarti korelasi sempurna

Menurut Dajan (2000), apabila X dan Y masing-masing dinyatakan dalam unit

deviasi standarnya, maka akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit

asal. Pengukuran tersebut umumnya dirumuskan sebagai:

∑(

)(

)

∑(

)(

)

Keterangan :

r = Korelasi

n = Jumlah pengamatan

X = Variabel X

Y = Variabel Y

= Standar deviasi variabel X

= Standar deviasi variabel Y

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

20

Perumusan tersebut acapkali dinamakan ko-efisien corelation Pearson (product-

moment co-efficient of correlation). Per definisi

[ ]

Secara sederhana dapat ditulis menjadi

∑ ∑ ∑

[ ∑ ∑ ]

⁄ [ ∑ ∑ ]

Keterangan :

r = Korelasi

n = Jumlah pengamatan

X = Variabel X

Y = Variabel Y

= Standar deviasi variabel X

= Standar deviasi variabel Y

5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dibutuhkan sebagai bahan referensi dan bahan rujukan

mengenai penelitian yang serupa dan dijadikan pembanding untuk mendapatkan

hasil yang mengacu pada keadaan yang sebenarnya. Penelitian terdahulu diambil

yang berkaitan dengan topik penelitian pendapatan, risiko dan perilaku petani

dalam menghadapi risiko pada usahatani. Melalui perbandingan dengan

penelitian terdahulu maka akan menjadi pembeda dengan penelitian ini sehingga

terdapat sebuah informasi baru dari hasil penelitian ini. Kajian penelitian

terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

21

Tabel 4. Tinjauan pustaka penelitian terdahulu

No

(1)

Judul / Peneliti / Tahun

(2)

Tujuan

(3)

Metode

(4)

Hasil

(5)

1 Analisis Pendapatan dan

Risiko Usahatani Ikan Lele

Dan Ikan Emas Di

Kecamatan Pagelaran

Kabupaten Pringsewu

(Perdana, Prasmatiwi, dan

Nurmayasari, 2015)

1. Menganalisis tingkat

pendapatan

usahataniikan lele

danikan mas

2. Menguji tingkat risiko

usahatani ikan lele dan

ikan mas Di Kecamatan

Pagelaran Kabupaten

Pringsewu

1. Analisis pendapatan

dan analisis

imbangan

penerimaan dan

biaya (R/C ratio)

2. Analisis koevisien

variasi (CV) dan

nilaibatas bawah (L)

1. Rata-rata pendapatan usahatani ikan lele

Rp151.192.616,98 per 0,5 ha serta

diperoleh nilai R/C yaitu1,29. Rata-rata

pendapatan usahatani ikan mas

Rp20.303.833,98 serta diperoleh nilai R/C

sebesar 1,58.

2. Risiko pendapatan ikan lele lebihtinggi

dibandingkan risiko pendapatan ikan mas

2 Analisis Risiko Produksi

dan Pendapatan Budidaya

Tambak Udang Rakyat di

Kelurahan Labuhan Deli,

Kecamatan Medan Marelan,

Kota Medan (Saragih,

Sukiyono, dan Cahyadinata,

2015)

1. Mengetahui tingkat

produksi, dan

pendapatan dari usaha

budidaya tambak udang

di Kelurahan Labuhan

Deli

2. Menganalisis berapa

besar tingkat risiko

produksi dan risiko

pendapatan petambak

udang di Kelurahan

Labuhan Deli,

1. Analisis pendapatan

dan analisis

imbangan

penerimaan dan

biaya (R/C ratio)

2. Analisis koevisien

variasi (CV) dan

nilaibatas bawah (L)

1. Pendapatan petambak yaitu sebesar Rp

5.817.677/MT atau Rp 6.632.056/Ha

dengan R/C sebesar 1,67 yang berarti

usaha budidaya tambak udang tersebut

menguntungkan.

2. Analisis risiko produksi memiliki nilai CV

sebesar 0,04 dan analisis risiko pendapatan

memiliki nilai CV sebesar 0,017

yangberarti risiko produksi dan risiko

pendapatan tergolong dalam risiko yang

rendah

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

22

(1) (2) (3) (4) (5)

3 Analisis Pendapatan

Budidaya Bandeng

Kelurahan Tugurejo

Kecamatan Tugu Kota

Semarang (Faiq, Hastuti,

Sasongko, 2012)

Mengetahui pendapatan

budidaya bandeng di

Kelurahan Tugurejo

Kecamatan Tugu Kota

Semarang

Analisis pendapatan

(π) dan analisis

imbangan penerimaan

dan biaya (R/C ratio)

Pendapatan bandeng budidaya rata-rata

sebesar Rp. 2.865.703 per musim dengan

nilai R/C sebesar 1,62 yang berarti budidaya

bandeng di Kelurahan Tugurejo Kecamatan

Tugu Kota Semarang menguntungkan.

4 Analisis Optimasi Faktor-

Faktor Produksi dan

Pendapatan Usaha Budidaya

Udang Windu Di

Kecamatan Cilebar

Kabupaten Karawang

(Febrina, Suryana, dan

Riyantini, 2016)

Mengetahui tingkat

pendapatan petani dalam

dalam usaha budidaya

udang windu di

Kecamatan Cilebar

Kabupaten Karawang

Analisis pendapatan

(π) dan analisis

imbangan penerimaan

dan biaya (R/C ratio)

Pendapatan budidaya udang windu di Desa

Pusakajaya Selatan lebih besar dari pada

pendapatan di Desa Pusakajaya Utara yaitu

masing-masing Rp27.531.392,97/ha dan

Rp24,994,337.04/ha. Keuntungan budidaya

di Desa Pusakajaya Selatan juga lebih besar

dari pada pendapatan di Desa Pusakajaya

Utara ditunjukan dengan nilai R/C yaitu

masing-masing 1,33 dan 1,28

5 Analisis Pendapatan dan

Risiko Usaha Budidaya Ikan

Air Tawar Di Kabupaten

Bengkulu Selatan (Andani,

Yuliarso, dan Widiono,

2014)

1. Mengetahui pendapatan

usaha budidaya ikan air

tawar, khususnya ikan

nila

2. Mengetahui tingkat

risiko usaha budidaya

ikan air tawar di

Kecamatan Seginim

Kabupaten Bengkulu

Selatan

1. Analisis

pendapatan dengan

metode π=TR-TC

2. Analisis koevisien

variasi (CV) dan

nilai batas bawah

(L)

1. Pendapatan usaha budidaya ikan air tawar

yaitu ikan nila di Kabupaten Bengkulu

Selatan adalah sebesar Rp 59.512.743,75

per musim tanam.

2. Usaha budidaya ikan air tawar di

Kabupaten Bengkulu Selatan masuk ke

dalam kategori berisiko tinggi dengan nilai

CV sebesar 0,56

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

23

(1) (2) (3) (4) (5)

6 Analisis Usaha Budidaya

Perikanan Air Tawar di

Kabupaten Kampar Provinsi

Riau ( Liana, 2015)

Menganalisis usaha

budidaya perikanan air

tawar di Kabupaten

Kampar yaitu tingkat

pendapatan usaha, dan

return cost ratio.

Analisis pendapatan

dengan formula

π=TR-TC, dan

analisis return

costratio dengan

formula R/C =

Pendapatan budidaya ikan patin dalam kolam

yaitu Rp4.241.255,56/periode dan pendapatan

budidaya ikan lemak dalam keramba yaitu

Rp3.708.062,35/periode. R/C rasio budidaya

ikan patin dalam kolam yaitu 1,09 dan R/C

rasio budidaya ikan lemak dalam keramba

yaitu 1.11

7 Analisis Perbandinan Usaha

Tani Tambak Udang di

Desa Paluh Manan dan Desa

Lama Kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli

Serdang Provinsi Sumatera

Utara (Habra, Afifuddin,

Ginting, Siregar, 2013)

Mengetahui perbedaan

keuntungan antara usaha

tani tambak udang di Desa

Paluh Manan Dan Desa

Lama Kecamatan

Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang

Provinsi Sumatera Utara.

Analisis pendapatan

(π) dan analisis

imbangan penerimaan

dan biaya (R/C ratio)

Keuntungan pada usaha tani Desa Lama yaitu

Rp. 20.574.275 dan keuntungan pada usaha

tani Desa Paluh Manan yaitu Rp. 13.395.954.

Nilai R/C rasio pada usaha tani Desa Lama

adalah sebesar 3,90 dan pada usaha tani Desa

Paluh Manan adalah sebesar 2,06.

8 Analisis Break Even Point

dan Risiko Pendapatan

Usahatani Ikan Nila

(Oreochromis niloticus)

Keramba Jaring Apung di

Desa Pematang Panjang

Kecamatan Seruyan Hilir

Timur Kabupaten Seruyan

(Winarti, 2017)

Mengatahui risiko

pendapatan usahatani ikan

nila keramba jaring apung

di Desa Pematang Panjang

Kecamatan Seruyan Hilir

Timur Kabupaten Seruyan

Analisis koefisien

variasi (CV) dan nilai

batas bawah (L)

Risiko pendapatan usahatani ikannila

tergolong rendah dengan nilai CV 0,43 dan

risiko pendapatan minimum yang diperoleh

petani ikan nila dalam menjalankan

usahataninya sebesar Rp 1.064.845,56 /kg

dengan nilai L >01.064.845,56

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

24

(1) (2) (3) (4) (5)

9 Analisis Risiko Usahatani

Ikan Bandeng di Desa

Sungai Undang Kecamatan

Seruyan Hilir Kabupaten

Seruyan Kalimantan Tengah

(Winarti, 2017)

Menganalisis risiko

pendapatan, risiko

produksi dan risiko harga

usahatani ikan bandeng di

Desa Sungai Undang

Kecamatan Seruyan Hilir

Kabupaten Seruyan

Analisis koefisien

variasi (CV) dan nilai

batas bawah (L)

Risiko harga memiliki nilai CV 0,10 dan

batas bawah (L) sebesar Rp 8,162.18/kg yang

artiya risiko harga tergolong rendah dan

kemungkinan rata-rata harga yang

menyebabkan risiko sebesar Rp 8,162.18/kg

per usahatani. Risiko produksi tergolong

rendah dengan nilai CV 0,13 dan batas bawah

(L) sebesar Rp 1,224.90/kg. Risiko

pendapatan tergolong rendah dengan nilai

CV0,13 dan L>0 yaitu 1,224.90.

10 Analisis Perbandingan

Keuntungan dan Risiko

Usaha Perikanan Rakyat

Sistem Monokultur dan

Polikultur Di Kabupaten

Pangkep (Husain, Mulyo,

dan Jamhari, 2016)

1. Mengetahui

perbandingan biaya,

penerimaan dan

keuntungan usaha

perikanan rakyat sistem

monokultur dan sistem

polikultur

2. Perbandingan risiko

usaha perikanan rakyat

sistem monokultur dan

sistem polikultur di

Kabupaten Pangkep..

1. Metode analisis

pendapatan π=TR-

TC

2. Analisis koevisien

variasi (CV) dan

nilai batas bawah

(L)

1. Biaya dan keuntungan usaha perikanan

rakyat sistem polikultur lebih besar yaitu

Rp10.285.066,00 dibanding dengan usaha

perikanan rakyat sistem monokultur

yaitusebesar Rp6.710.486,00.

2. Usaha perikanan rakyat sistem polikultur

memiliki risiko biaya, risiko penerimaan

dan risiko keuntungan lebih rendah

dibandingkan dengan usaha perikanan

rakyat sistem monokutur

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

25

B. Kerangka Pemikiran

Kegiatan usahatani merupakan suatu proses kegiatan produksi di sektor pertanian,

yaitu dengan memasukkan faktor-faktor produksi (input produksi) untuk

menghasilkan output pertanian (barang atau jasa). Produksi adalah suatu kegiatan

dalam menghasilkan produk dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang

tersedia. Penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efesien merupakan

hal yang mutlak ada dalam proses produksi untuk keberhasilan produksi, karena

keuntungan maksimum hanya akan tercapai dengan mengkombinasikan faktor-

faktor produksi secara efektif dan efesien.

Budidaya udang merupakan kegiatan dimana petani tambak udang

mengalokasikan sumberdaya pada tambak secara efektif dan efisien sehingga

menghasilkan output yang maksimal. Petani tambak udang sebagai produsen

merupakan bagian terpenting dalam proses produksi karena dalam kegiatan

budidaya udang, petani bertindak sebagai manajer yang berwewenang mengambil

keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis sehingga diperoleh hasil yang

memberikan pendapatan yang maksimal

Faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap budidaya udang vaname adalah

luas tambak, benih (benur), pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk ZA,

obat-obatan, tenaga kerja, dan dan bahan bakar minyak untuk menyalakan diesel

sebagai penggerak kincir air di tambak. Dengan berbagai input yang diberikan

dalam kegiatan usahatani, diharapkan akan memperoleh output yang maksimal.

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

26

Petani sering dihadapkan pada masalah risiko dan ketidakpastian terhadap

besarnya pendapatan usahatani yang diperoleh karena terbatasnya penguasaan

petani terhadap iklim dan pasar. Ketidakpastian ini menimbulkan adanya

risiko yang berupa risiko produksi dan harga sehingga akan mempengaruhi

pendapatan yang diperoleh petani. Alur kerangka pikir dapat

dilihat pada Gambar 3.

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

27

Gambar 3. Bagan alir analisis pendapatan dan risiko budidaya udang vaname

1. Tambak

2. Benih (benur)

3. Pakan (pelet)

4. Pupuk kandang

5. Pupuk Urea,

TSP, ZA

6. Obat-obatan

7. Tenaga kerja

8. BBM

Biaya produksi

Pendapatan

Budidaya Udang Vaname

Faktor Produksi Proses Produksi Produksi Udang Vaname

Risiko

Produksi

Risiko

Harga

Harga

input

Harga

output

Penerimaan

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

28

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut

Singarimbun dan Effendi dalam Saputra (2017), metode survei dibatasi pada

penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili

seluruh populasi melalui kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok,

sedangkan menurut Sukardi (2007), metode survei merupakan metode yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi yang

digambarkan oleh sampel dari populasi di daerah penelitian.

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

mengenai variabel yang akan diteliti untuk mendapatkan dan menganalisis

data sesuai dengan tujuan penelitian mencakup :

Pendapatan usahatani adalah penerimaan yang diperoleh petani setelah dikurangi

biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu kali musim

budidaya. Pendapatan usahatani diukur dalam satuan rupiah (Rp/musim tanam).

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

29

Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima petani yang dihitung dengan

mengalikan jumlah produksi (output) udang vaname dengan harga produk di

tingkat petani produsen yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/musim).

Output yaitu udang yang dihasilkan pada satu kali proses produksi yang diukur

dalam satuan kilogram (kg).

Harga produk yaitu harga udang di tingkat petani tambak udang yang berlaku

pada saat transaksi dan diukur dalam Rp/kg.

Biaya total adalah total dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan

untuk kegiatan budidaya udang dalam satu kali musim tebar yang diukur

dalam satuan rupiah (Rp/musim tanam).

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume

produksi. Petani harus tetap membayar berapapun jumlah produksi yang

dihasilkan, meliputi nilai sewa lahan, pajak lahan usaha, dan penyusutan alat

dalam satu kali musim budidaya. Biaya tetap diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya akan berpengaruh secara

langsung dengan jumlah produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian

benur, pakan, biaya pupuk urea, biaya pupuk TSP, biaya pupuk ZA, biaya pupuk

organik, biaya kapur pertanian, biaya obat-obatan, biaya BBM dan upah tenaga

kerja. Biaya variabel diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

30

Benih udang (benur) adalah jumlah benur udang yang akan digunakan dalam

budidaya untuk dibesarkan menjadi udang dengan ukuran konsumsi yang diukur

dalam satuan kilogram (kg).

Pupuk kandang adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan petani tambak

udang dalam satu musim tebar dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).

Jumlah pupuk urea adalah banyaknya pupuk urea yang digunakan oleh petani

tambak dalam budidaya udang dalam satu kali musim tebar. Jumlah pupuk urea

diukur dalam satuan kilogram (kg).

Jumlah pupuk TSP adalah banyaknya pupuk TSP yang digunakan oleh petani

tambak dalam budidaya udang dalam satu kali musim tebar. Jumlah pupuk TSP

diukur dalam satuan kilogram (kg).

Jumlah pupuk ZA adalah banyaknya pupuk ZA yang digunakan oleh petani

tambak dalam budidaya udang dalam satu kali musim tebar. Jumlah pupuk ZA

diukur dalam satuan kilogram (kg).

Bahan bakar minyak (BBM) adalah banyaknya BBM yang digunakan oleh petani

tambak dalam budidaya udang dalam satu kali musim tebar. Jumlah BBM diukur

dalam satuan kilogram (liter).

Tenaga kerja adalah faktor produksi yang digunakan dalam budidaya udang

vaname dari pengolahan lahan hingga panen. Tenaga kerja manusia dibedakan

menjadi dua yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Penggunaan

tenaga kerja diukur dalam satuan hari orang kerja (HOK).

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

31

Risiko adalah suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya peristiwa merugi.

Peluang akan terjadinya sudah diketahui oleh petani terlebih dahulu.

Risiko produksi udang adalah suatu peluang kerugian dalam kegiatan budidaya

udang terhadap produksi udang yang dicapai.

Risiko harga adalah peluang kerugian terhadap harga udang dalam kegiatan

budidaya udang vaname.

Rata-rata (mean) adalah jumlah rata-rata pendapatan yang diperoleh petani

dalam enam musim budidaya terakhir.

Ragam (variance) adalah suatu ukuran satuan yang menggambarkan

penyimpangan yang terjadi pada budidaya udang vaname.

Koefisien variasi adalah perbandingan risiko yang harus ditanggung petani

dengan jumlah yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah modal yang

ditanamkan dalam proses produksi.

Batas bawah adalah nilai nominal terendah yang mungkin diterima, apabila

nilai L sama dengan atau lebih dari nol, maka petani tidak akan mengalami

kerugian. Sebaliknya, apabila nilai L kurang dari nol maka dalam setiap

produksi ada peluang kerugian yang akan diderita oleh petani.

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

32

C. Lokasi, Responden dan Waktu Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rawajitu Timur Kabupaten Tulang

Bawang. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Rawajitu Timur merupakan salah satu

sentra budidaya udang vaname dan salah satu kecamatan yang memilki kontribusi

cukup tinggi terhadap produksi udang vaname di Kabupaten Tulang Bawang.

Responden petani udang vaname dipilih secara acak (Simple Random Sampling).

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pra survei untuk

mengetahui keadaan umum calon responden dan membuat kerangka sampling.

Responden penelitian berada di Kelurahan Bumi Dipasena Utama. Penentuan

ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sampel

mengacu pada Issac dan Michael dalam Sugiarto, Sunaryanto, dan Oetomo

(2003). Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 50 orang. Kemudian

dari jumlah sampel tersebut dapat ditentukan alokasi proporsi sampel tiap desa

dengan rumus:

na =

x nab

Keterangan :

na= Jumlah sampel desa A

nab= Jumlah sampel keseluruhan

Na = Jumlah populasi desa A

Nab= Jumlah populasi keseluruhan

Dalam penetuan proporsi sampel Kelurahan Bumi Dipasena Utama, perhitungan

jumlah sampel sebagai berikut :

na =

x 50 = 26,09 ≈ 26 orang

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

33

Dalam penetuan proporsi sampel Kelurahan Bumi Dipasena Agung, perhitungan

jumlah sampel sebagai berikut :

nb =

x 50 = 23,907 ≈ 24 orang

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh responden di daerah

penelitian, yaitu sebanyak 27 responden di Kelurahan Bumi Dipasena Utama dan

sebanyak 25 responden di Kelurahan Bumi Dipasena Agung. Waktu pengambilan

data dilakukan pada Februari – Maret 2018.

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan catatan yang dimiliki

oleh responden. Teknik pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara

langsung dengan petani responden menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan)

yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh dari catatan milik responden,

lembaga atau instansi terkait, jurnal, skripsi, publikasi, dan pustaka lainnya yang

terkait dan relevan dengan penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif kuantitatif. Analisis dilakukan dengan memasukan data primer yang

telah diolah kedalam tabel-tabel yang telah disiapkan kemudian di interpretasikan.

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan, tingkat

risiko dan pengaruh risiko terhadap pendapatan.

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

34

1) Analisis Tingkat Pendapatan Budidaya Udang Vaname

Menurut Shinta (2011), pendapatan usahatani adalah selisih penerimaan dengan

semua biaya produksi, dirumuskan sebagai berikut :

π= TR-TC = Y. Py – (FC+ X.Px)

Keterangan :

π = Pendapatan petambak dalam satu kali musim (Rp)

TR = Total revenue (total penerimaan) (Rp)

TC = Total cost (total biaya) (Rp)

Y = Jumlah produksi (kg)

Py = Harga satuan produk (Rp)

FC = Fixed Cost ( Biaya tetap) (Rp)

X = Faktor produksi (input) (satuan)

Px = Harga faktor produksi (Rp)

Untuk mengetahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak maka digunakan

analisis R/C rasio (Return Cost Ratio). R/C rasio merupakan perbandingan

(nisbah) antara penerimaan total dan biaya total (Shinta, 2011) yang dituliskan

sebagai berikut :

R/C =

Keterangan :

R/C = Nisbah antara penerimaan dan biaya

TR = Total Revenue (penerimaan total) (Rp)

TC = Total Cost (biaya total) (Rp)

Kriteria pada pengukuran tersebut adalah sebagai berikut :

1) Jika R/C > 1, maka usahatani yang dilakukan menguntungkan, karena

penerimaan lebih besar dari biaya total,

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

35

2) Jika R/C < 1, maka usahatani yang dilakukan tidak menguntungkan, karena

penerimaan lebih kecil dari biaya total,

3) Jika R/C = 1, maka usahatani yang dilakukan tidak rugi maupun tidak untung,

karena penerimaan sama besar dengan biaya total atau impas

2) Analisis Risiko Budidaya Udang Vaname

Semakin tinggi risiko yang harus dihadapi, semakin tinggi hasil yang diharapkan

tercapai. Risiko terdiri dari risiko produksi, risiko harga dan risiko pendapatan.

Risiko usahatani dapat dihitung dengan melihat data produksi dan harga pada

musim budidaya sebelumnya. Tingkat produksi dan harga berpengaruh terhadap

tingkat pendapatan yang secara signifikan dapat mengindikasikan adanya risiko

pada usaha budidaya udang vaname yang dilakukan. Ukuran untuk hasil yang

diharapkan adalah hasil rata-rata atau mean, rumusnya yaitu:

E = ∑

Keterangan :

E = Rata-rata nilai yang diharapkan

Ei = Pendapatan yang diperoleh musim ke i

n = Jumlah pengamatan

Risiko secara statistik dapat diukur dengan ukuran ragam (variance) atau

simpangan baku (standard deviation). Kedua cara ini menjelaskan risiko

dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan sebenarnya di sekitar

nilai rata-rata yang diharapkan. Ukuran rumus ragam adalah sebagai berikut :

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

36

V2 =

Sedangkan simpangan baku merupakan akar dari ragam, atau yang secara

matematis dirumuskan sebagai berikut :

V = √ 2

Keterangan :

V2 = Ragam

V = Simpangan baku

E = Rata-rata nilai yang diharapkan

Ei = Pendapatan yang diperoleh pada musim ke-i

n = Jumlah pengamatan

Untuk melihat tingkat risiko yang paling rendah dalam memberikan suatu

hasil dapat dipakai ukuran keuntungan koefisien variasi dengan rumus

sebagai berikut :

CV =

Keterangan :

CV = Koefisien variasi

V = Simpangan baku

E = Rata-rata nilai yang diharapkan

Batas bawah (L) menunjukkan nilai terendah produksi, harga dan pendapatan

yang mungkin diterima oleh petani tambak udang. Rumus perhitungan batas

bawah (L) adalah :

L = E—2V

Keterangan :

L = Nilai batas bawah

V = Simpangan baku

E = Rata-rata nilai yang diharapkan

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

37

Nilai CV menunjukan besarnya variasi dari setiap rata-rata nilai harapan yang

diperoleh. Angka variasi yang cukup tinggi menunjukan bahwa risiko yang

dialami tinggi dan angka variasi yang rendah menunjukan bahwa risiko yang

dialami rendah. L merupakan nilai batas bawah dari suatu selang kepercayaan.

Apabila usaha yang dilakukan mengalami kerugian maka kerugian yang harus

ditanggung adalah sebesar nilai L.

3). Hubungan Risiko dan Pendapatan

Hubungan antara risiko pendapatan dengan pendapatan budidaya udang dapat

diketahui dengan melakukan uji korelasi. Uji korelasi product moment pearson

digunakan untuk menguji dua variabel apakah ada hubungan atau tidak dengan

syarat jenis data dua variabel tersebut adalah sama yaitu data rasio atau interval

dan berdistribusi normal. Rumus uji korelasi product moment pearson yaitu

(Sujarweni dan Endrayanto, 2012):

rxy = ∑

√∑

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

x = Variabel risiko pendapatan

y = Variabel pendapatan budidaya udang (Rp)

Koefisien korelasi memiliki nilai -1 hingga +1. Korelasi positif (+) berarti bahwa

jika variabel x mengalami kenaikan maka variabel y juga akan mengalami

kenaikan, begitu sebaliknya. Korelasi negatif (-) berarti bahwa jika variabel x

mengalami penurunan maka variabel y akan mengalami kenaikan, begitu

sebaliknya.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

38

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat

dikelompokan sebagai berikut :

1) 0,00 hingga 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah

2) 0,21 hingga 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah

3) 0,41 hingga 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat

4) 0,71 hingga 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat sangat kuat

5) 0,91 hingga 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali

6) 1 berarti korelasi sempurna

Menurut Dajan (2000), apabila X dan Y masing-masing dinyatakan dalam unit

deviasi standarnya, maka akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit

asal. Pengukuran tersebut umumnya dirumuskan sebagai:

∑(

) (

)

∑(

)(

)

Keterangan :

r = Korelasi

n = Jumlah pengamatan

X = Variabel X

Y = Variabel Y

= Standar deviasi variabel X

= Standar deviasi variabel Y

Perumusan tersebut acapkali dinamakan ko-efisien corelation Pearson (product-

moment co-efficient of correlation). Per definisi

[ ]

Secara sederhana dapat ditulis menjadi:

∑ ∑ ∑

[ ∑ ∑ ]

⁄ [ ∑ ∑ ]

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

39

Keterangan :

r = Korelasi

n = Jumlah pengamatan

X = Variabel X

Y = Variabel Y

= Standar deviasi variabel X

= Standar deviasi variabel Y

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

40

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang

Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu dari 15 kabupaten di Provinsi

Lampung. Saat ini Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas wilayah mencapai

346.632,00 ha. Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari 15 kecamatan yang salah

satunya yaitu kecamatan Rawajitu Timur (daerah berwarna hijau pada gambar 4),

dan 151 kampung setelah dikurangi wilayah Kabupaten Mesuji dan Kabupaten

Tulang Bawang Barat yang dibentuk pada tahun 2008. Secara astronomis,

Kabupaten Tulang Bawang terletak antara 105°09’ Bujur Timur sampai 105°55’

Bujur Timur dan 04°08’ Lintang Selatan sampai 04°41’ Lintang Selatan.

Menurut BPS Kabupaten Tulang Bawang (2017), Kabupaten Tulang Bawang

memiliki potensi yang tinggi untuk perkembangan sektor pertanian, karena

sebagian besar sungai (Way Tulang Bawang) yang mengalir dari barat ke timur

berpotensi untuk pengembangan irigasi (BPS Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Tulang Bawang memiliki batas-batas

sebagai berikut:

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

41

Gambar 4. Peta Kabupaten Tulang Bawang

Sumber : BPS Kab. Tulang Bawang (2017)

Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari daerah dataran, daerah rawa, daerah river

basin dan daerah alluvial. Menurut BPS Kabupaten Tulang Bawang (2017),

Penduduk Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 435.125 jiwa yang terdiri atas

225.227 jiwa penduduk laki-laki dan 209.898 jiwa penduduk perempuan. Luas

lahan pertanian di Kabupaten Tulang Bawang yaitu 204.755,17 ha yang terdiri

dari 24,27 persen lahan sawah dan sisanya 75,73 persen lahan bukan sawah

(misalnya tegal/kebun, pekarangan, hutan rakyat, kolam, tambak dan ladang).

Sementara daerah yang berpotensi dalam bidang kelautan dan perikanan di

Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2016 yaitu Kecamatan Rawajitu Timur

dan Kecamatan Dente Teladas dengan komoditas udang vannamei, yang mana

luas lahan budidaya di Kecamatan Rawajitu Timur yaitu 6.524,74 ha dengan

jumlah petak tambak 16.909 petak dan luas lahan budidaya di Kecamatan Dente

Teladas yaitu 2.000,00 ha dengan jumlah petak tambak 4.000 petak.

Kab. Mesuji

Kab. Lampung Tengah

Kab

. T

ula

ng

Baw

an

g B

ara

t

Lau

t Jaw

a

Lokasi

Penelitian

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

42

B. Gambaran Umum Kecamatan Rawajitu Timur

1. Keadaan Geografi

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2017), Kecamatan Rawajitu Timur memiliki

luas wilayah 17.665 ha atau 5,10 persen dari luas Kabupaten Tulanng Bawang.

Kecamatan Rawajitu Timur terdiri dari 8 kampung yang sebagian besar

wilayahnya adalah dataran rendah dengan ketinggian antara 1 meter sampai

dengan 20 meter di atas permukaan laut. Jarak tempuh Kecamatan Rawajitu

Timur dari pusat pemerintahan Kabupaten Tulang Bawang ± 140 km, sedangkan

dari ibukota Provinsi Lampung ± 245 km. Peta Kecamatan Rawajitu Timur dapat

dilihat pada Gambar 6 yaitu daerah yang berwarna biru. Secara administrasi,

Kecamatan Rawajitu Timur memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Gambar 5. Peta Kecamatan Rawajitu Timur

Sumber : BPS Kabupaten Tulang Bawang (2017)

Bumi Dipasena Abadi

Bumi Dipasena Sejahtera

Bumi Dipasena Makmur

Bumi Dipasena Agung

Bumi Dipasena Utama

Bumi Dipasena Sentosa

Kec. Dente Teladas

Kec. Gedung Meneng

Kec. Rawajitu selatan

Sungai Mesuji

Laut Jawa

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

43

2. Keadaan Demografi

Kecamatan Rawajitu Timur memiliki jumlah penduduk 17.609 jiwa yang terdiri

dari penduduk laki-laki sebanyak 9.936 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak

7.673 jiwa. Dari 5.769 kepala keluarga yang ada di Kecamatan Rawajitu Timur,

sebagian besar merupakan keluarga dengan perumahan sederhana. Sebaran

penduduk terbanyak ada di 3 kampung yaitu Kampung Bumi Dipasena Jaya,

Kampung Bumi Dipasena Mulya, Kampung Bumi Dipasena Makmur, dengan

jumlah penduduk masing-masing yaitu 3.204 jiwa, 2.944 jiwa, dan 3.220 jiwa

(BPS Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

3. Keadaan Pertanian

Wilayah Kecamatan Rawajitu Timur merupakan dataran rendah dengan

ketinggian berkisar antara 0-20 meter di atas permukaan laut. Penggunaan lahan

pertanian di Kecamatan Rawajitu Timur seluruhnya digunakan untuk lahan

perikanan berupa tambak udang yaitu seluas 3761,46 hektar. Selain perikanan

tambak udang, di Kecamatan Rawajitu Timur juga terdapat peternakan berupa

ayam, itik manila, bebek, kambing/domba dan sapi. Jumlah dari masing-masing

hewan ternak tersebut yaitu 4.285 ekor ayam, 319 ekor itik manila, 40 ekor bebek,

3.279 ekorkambing/domba, dan 4 ekor sapi (BPS Kabupaten Tulang Bawang,

2017).

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

44

C. Gambaran Umum Kampung Bumi Dipasena Utama dan Bumi Dipasena

Agung

1. Keadaan Geografi

Kampung Bumi Dipasena Utama merupakan salah satu kampung yang ada di

Kecamatan Rawajitu Timur. Kampung Bumi Dipasena Utama memiliki luas

wilayah 143.000 ha dan terdiri dari dua blok yaitu Blok 02 dan Blok 03. Blok 02

terdiri dari 48 jalur dan Blok 03 terdiri dari 60 jalur, di setiap jalur terdapat 10

rumah yaitu rumah nomor 01 hingga nomor 10. Batas administrasi wilayah

Kampung Bumi Dipasena Utama yaitu sebelah Utara berbatasan dengan

Kampung Bumi Dipasena Agung, sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung

Bumi Dipasena Sentosa, sebelah Barat berbatasan dengan Rawajitu Selatan,

sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa (BPS Kabupaten Tulang Bawang,

2017).

Kampung Bumi Dipasena Agung memiliki luas wilayah 255.800 ha dan terdiri

dari dua blok yaitu Blok 04 dan Blok 05. Setiap blok terdiri dari 60 jalur dan di

setiap jalur terdapat 10 rumah yaitu rumah nomor 01 hingga nomor 10. Batas

administrasi wilayah Kampung Bumi Dipasena Agung yaitu sebelah Utara

berbatasan dengan Kampung Bumi Dipasena Jaya, sebelah Selatan berbatasan

dengan Kampung Bumi Dipasena Utama, sebelah Barat berbatasan dengan

Rawajitu Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa (BPS Kabupaten

Tulang Bawang, 2017).

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

45

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di Kampung Bumi Dipasena Utama pada tahun 2016 yaitu

sebanyak 2.580 jiwa dengan komposisi penduduk berjenis kelamin laki – laki

sebanyak 1.342 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak

1.238 jiwa. Kampung Bumi Dipasena Utama terdiri dari 669 kepala keluarga

dengan perumahan sederhana yang terdiri dari 55 RT. Kampung Bumi Dipasena

Utama memiliki kepadatan penduduk sebesar 176 orang/km2, yang artinya setiap

km2 ditempati sebanyak 176 jiwa (BPS Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

Jumlah penduduk di Kampung Bumi Dipasena Agung pada tahun 2016 yaitu

sebanyak 2.143 jiwa dengan komposisi penduduk berjenis kelamin laki – laki

sebanyak 1.140 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak

1.003 jiwa. Kampung Bumi Dipasena Utama terdiri dari 613 kepala keluarga

dengan perumahan sederhana yang terdiri dari 69 RT. Kampung Bumi Dipasena

Utama memiliki kepadatan penduduk sebesar 157 orang/km2, yang artinya setiap

km2 ditempati sebanyak 157 jiwa (BPS Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

3. Keadaan Pertanian

Kampung Bumi Dipasena Utama dan Kampung Bumi Dipasena Agung

merupakan daerah dataran dengan ketinggian 1,5 meter dari permukaan laut.

Penggunaan lahan di Kampung Bumi Dipasena Utama dan Kampung Bumi

Dipasena Agung seluruhnya digunakan untuk lahan perikanan yaitu tambak

udang. Terdapat 2160 petak tambak udang di Kampung Bumi Dipasena Utama

dan 2400 petak tambak udang di Kampung Bumi Dipasena Agung (BPS

Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

46

Selain budidaya udang, di Kampung Bumi Dipasena Utama dan Kampung Bumi

Dipasena Agung terdapat juga ternak kambing yang diusahakan oleh masyarakat.

Ternak kambing ini dilakukan di lahan kosong di samping kanan kiri rumah

penduduk. Terdapat 936 ekor kambing/domba di Kampung Bumi Dipasena

Utama dan 219 ekor kambing/domba di Kampung Bumi Dipasena Agung (BPS

Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

D. Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian sangat penting guna

mendukung keberhasilan kegiatan petanian di daerah setempat. Dengan sarana

dan prasarana yang tersedia dapat membantu mempermudah petani dalam

melakukan kegiatan usahataninya. Secara rinci keadaan prasarana dan sarana

yang menunjang kegiatan pertanian di Kecamatan Rawajitu Timur sebagai berikut

(BPS Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

Tabel 5. Prasarana pertanian di Kecamatan Rawajitu Timur, tahun 2016

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Pasar 8

2 Toko/Kios/Warung 198

3 Koprasi KUD/non KUD 5

4 Atm mini 3

Sumber : BPS Kabupaten Tulang Bawang, 2017).

Tabel 5 menjelaskan bahwa Kecamatan Rawajitu Timur memiliki 8 pasar yang

tersebar di seluruh kampung yang ada di Kecamatan Rawajitu Timur. Di masing-

masing pasar terdapat kios-kios atau toko yang menyediakan sarana produksi

pertanian yang dapat mempermudah petani dalam memperoleh sarana produksi

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

47

pertanian untuk kegiatan budidaya udang. Selain kios atau toko yang ada di

pasar, terdapat juga koperasi yang menyediakan sarana produksi pertanian untuk

kegiatan budidaya udang para petani tambak. Koperasi ini tersebar di tiga

kampong yaitu Kampung Bumi Dipasena Utama, Kampung Bumi Dipasena

Agung, dan Kampung Bumi Dipasena Jaya.

E. Sejarah Tambak Udang Rakyat

Pada 23 Oktober 1987 berdiri suatu perusahaan yang bergerak di bidang

pembenihan udang. Pada tahun yang sama, telah diberikan konsesi pertama untuk

mengembangkan 16.250 hektar lahan pasang surut yang sebelumnya tak

berpenghuni di Propinsi Lampung. Perusahaan menyelesaikan konversi lahan

menjadi fasilitas akuakultur yang terintegrasi dengan 18.064 tambak (sebanyak

3.613 hektar areal budidaya) dan infrastruktur pendukung termasuk 1.300

kilometer kanal inlet dan outlet. Perusahaan ini mengembangkan fasilitas

penyimpanan, pengolahan dan pendingin di tempat yang sama dan memulai

proses udang pada tahun 1990.

Pada awal tahun 1990-an, sebuah mega proyek industri budi daya udang yang

pertama dan terbesar dibangun di Indonesia. Proyek berskala besar ini

menggunakan konsep tambak inti rakyat (TIR) dan menghimpun puluhan ribu

tenaga kerja. Tambak modern ini kemudian dikenal dengan PT Dipasena Citra

Darmaja (DCD). DCD membangun tambak di areal konsesi seluas 16.250 hektar

dari 30.000 hektar cadangan yang diberikan Pemda Provinsi Lampung dengan 16

blok. DCD juga membangun dermaga ekspor khusus untuk pengapalan udang

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

48

segar ke mancanegara. Selain infrastruktur tambak juga dibangun sarana

penunjang aktivitas usaha tambak udang. Seperti, jalan, perumahan karyawan,

pasar lokal, koperasi, lapangan olah raga, tempat ibadah dan fasilitas penting

perusahaan seperti perkantoran, pabrik pakan dan gudang pakan, instalasi

pendingin (cold storage), koperasi, dan lain-lain.

PT Dipasena Citra Darmaja saat itu dipimpin oleh Bapak Samsul Nursalim.

Beberapa tahun di bawah pimpinan Bapak Nursalim PT DCD mengalami masa

kejayaan hingga daerah tersebut terkenal dengan nama “Bumi Dipasena”. Namun

setelah terjadi konflik antara petambak (plasma) dengan Nursalim/Perusahaan

(inti), tambak beroperasi tidak maksimal lagi sehingga kejayaan Bumi Dipasena

luntur. Konflik antara petambak dengan perusahaan terjadi karena petambak

merasa ada ketidakjujuran perusahaan terhadap petambak. Petambak merasa

bahwa perusahaan memeras petambak demi keuntungan perusahaan sendiri.

Pihak perusahaan tidak transparan terhadap para petambak.

Pada saat akan menjadi mitra perusahaan, calon petambak plasma disodori suatu

berkas yang harus ditandatangani. Perjanjian antara perusahaan dengan petambak

yaitu bahwa biaya pangkal dan operasional budidaya udang ditanggung oleh

perusahaan. Pada saat menandatangani perjanjian, total utang petambak sebesar

Rp120 juta dengan bunga 15 persen per tahun. Dengan uang Rp120 juta tersebut

petambak akan mendapatkan sebidang tanah seluas 5000 m2 yang terdiri dari dua

petak tambak berukuran 40x50 m dan bangunan rumah tidak permanen.

Diperkirakan, utang sebesar itu akan lunas dalam waktu 6 hingga 8 tahun. Tetapi

beberapa tahun berjalan, utang petambak tidak berkurang malah bertambah.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

49

Petambak menduga bahwa utang yang semakin bertambah merupakan permainan

pihak perusahaan yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan

memanfaatkan petambak. Karena petambak merasa sudah memenuhi

kewajibannya untuk membayar utang kepada perusahaan setiap kali panen udang.

Pada tahun 1997 para petambak sudah mulai melakukan aksi tuntutan kepada

perusahaan namun tidak dihiraukan. Petambak ingin menuntut kejelasan dari

utang mereka kepada perusahaan. Tapi petambak tidak bisa memonitor

perkembangan kreditnya, termasuk nilai setoran setiap habis panen karena selama

menjadi mitra PT Dipasena Citra Darmaja tidak pernah diberikan laporan

rekening tahunan kredit. Bahkan akte perjanjian kredit pun mereka tidak

memiliki.

Pada tahun 2001 petambak membuat kericuhan di lokasi karyawan bahkan

petambak mengusir para karyawan PT DCD. Petambak terus melakukan

demonstrasi menuntut kesejahteraan hingga dalam aksinya menimbulkan

kerusaka prasarana yang ada. Pada akhirnya pada tahun 2009 hubungan

kemitraan antara perusahaan (inti) dengan petambak (plasma) selesai dan para

orator yang di anggap sebagai provokator dijatuhi hukuman penjara selama tiga

tahun. Sejak tahun 2009 tersebut para petambak di Kecamatan Rawajitu Timur

menjadi petambak mandiri yang tidak terikat lagi dengan perusahaan.

Sebagai petambak mandiri, semua kebutuhan untuk budidaya dipenuhi dengan

biaya sendiri tanpa ada bantuan dari perusahaan lagi. Sarana produksi seperti

pupuk, benur, pakan dan obat-obatan yang dulu ditanggung oleh perusahaan, kini

petambak harus membeli sendiri pada toko saprodi yang ada. Pada saat menjadi

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

50

mitra perusahaan, seringkali ada penyuluhan tentang budidaya dan penyakit

udang. Tetapi saat ini ketika menjadi petambak mandiri, tidak ada lagi

penyuluhan baik dari perusahaan maupun dari pemerintah. Petambak melakukan

budidaya sesuai dengan pengalamannya selama budidaya udang.

Sebenarnya penyuluhan untuk budidaya udang bukan tidak ada sama sekali. Ada

suatu organisasi yang dapat memberikan penyuluhan tentang budidaya udang

yaitu organisasi P3U (Perhimpunan Petambak Plasma Udang) yang dulu P3UW

(Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu) karena pada saat bermitra dengan

perusahaan yang dibudidayakan adalah udang windu. Tetapi tidak semua

petambak dapat memperoleh binaan dari organisasi. Hanya orang-orang tertentu

saja yang mendapat binaan dari P3U ini.

Petambak yang dibina oleh P3U mendapat fasilitas saprodi dan penyuluhan

tentang budidaya udang. Setelah panen petambak binaan harus mengembalikan

biaya produksi dan membayar infak, tabungan kerugian dan kas sebagai binaan.

Tidak semua petambak dapat menjadi binaan karena dana yang dimiliki P3U

untuk membina petambak terbatas. Petambak yang akan menjadi binaan

didahulukan petambak yang lebih tua dan lebih berperan pada P3UW.

Sebagai petambak mandiri tanpa binaan, petambak memenuhi kebutuhan

budidaya dengan dana pribadi. Selain saprodi pupuk, benur, pakan, dan obat-

obat, saat ini harus ditambah dengan biaya bahan bakar berupa solar untuk

menyalakan diesel. Karena ketika dulu listrik untuk kincir air merupakan listrik

dari perusahaan, tapi saat ini listrik dari perusahaan diputus dan harus

menggunakan diesel untuk menghidupkan kincir.

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

98

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuan tentang analisis pendapatan dan risiko

pendapatan budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur didapatkan

kesimpulan sebagai berikut.

1. Budidaya udang vaname di Kecamatan Rawajitu Timur menguntungkan

dengan pendapatan sebesar 49 juta/ha/musim dengan nilai R/C atas biaya

total yaitu 1,68.

2. Budidaya udang di Kecamatan Rawajitu Timur memiliki risiko pendapatan

tinggi dengan variasi pendapatan sebesar 0,64 untuk rata-rata pendapatan

sebesar Rp1,00.

3. Terdapat hubungan positif antara risiko dengan pendapatan budidaya udang.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan untuk kegiatan budidaya udang vaname di

Kecamatan Rawajitu Timur yaitu sebagai berikut.

1. Bagi petani tambak udang diharapkan untuk dapat meningkatkan

keterampilannya dalam mengatasi permasalahan atau risiko budidaya seperti

selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang terjadi, lebih sensitif terhadap

gejala penyakit yang menyerang udang dan lebih memperhatikan kebutuhan

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

99

pakan dan nafsu makan udang. Hal tersebut karena penelitian menunjukkan

bahwa risiko budidaya udang vaname tergolong tinggi.

2. Bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang

pencegahan dan pengelolaan risiko sehingga petani lebih tanggap dalam

pencegahan dan pengelolaan risiko budidaya udang vaname.

3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memberikan solusi tentang cara budidaya

udang vaname yang lebih baik, agar budidaya udang vaname di Indonesia

khususnya Lampung dapat memiliki produktivitas yang lebih tinggi.

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

100

DAFTAR PUSTAKA

Aldila, H. F. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Produksi

Jagung Manis (Zea Mays Saccharata) Di Desa Gunung Malang Kecamatan

Tenjolaya Kabupaten Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Andani, A., M. Z. Yuliarso, dan S. Widiono. 2014. Analisis Pendapatan dan

Risiko Usaha Budidaya Ikan Air Tawar di Kabupaten Bengkulu Selatan.

AGRISEP Vol. 14 No. 1 Maret 2014 Hal. 68 – 75.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/694.pdf. [10

September 2018]

Arsyad, L. 1996. Ekonomi Manajerial. BPFE. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulang Bawang. 2017. Kabupaten Tulang

Bawang dalam Angka 2017. BPS Kabupaten Tulang Bawang. Tulang

Bawang.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. 2007. Penerapan Best

Management Practices (Bmp) Pada Budidaya Udang. BBPBAP. Jepara.

Dajan, A. 2000. Pengantar Metode Statistik. LP3ES. Jakarta.

Desmon. 2016. Efisiensi Ekonomi Relatif dan Risiko Usahatani Kubis di

Kabupaten Tanggamus. Universtas Lampung. Bandar Lampung.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. 2011. Data Kelautan dan

Perikanan Provinsi Lampung. Dinas Kelautan dan Perikanan. Bandar

Lampung

________________________________________. 2012. Data Kelautan dan

Perikanan Provinsi Lampung. Dinas Kelautan dan Perikanan. Bandar

Lampung

________________________________________. 2013. Data Kelautan dan

Perikanan Provinsi Lampung. Dinas Kelautan dan Perikanan. Bandar

Lampung

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

101

________________________________________. 2014. Data Kelautan dan

Perikanan Provinsi Lampung. Dinas Kelautan dan Perikanan. Bandar

Lampung

________________________________________. 2015. Data Kelautan dan

Perikanan Provinsi Lampung. Dinas Kelautan dan Perikanan. Bandar

Lampung

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2013. Produksi Perikanan Budidaya

2013. DJBP Indonesia. Jakarta.

Faiq, H., D. Hastuti, dan L. A. Sasongko. 2012. Analisis Pendapatan Budidaya

Bandeng Kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Jurnal

Ilmu – ilmu Pertanian, 8 (1): 72 – 85.

https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/viewFile

/1309/1414.pdf. [11 September 2018]

Febrina, L., A. A. H.Suryana, dan I. Riyantini. 2016. Analisis Optimasi Faktor-

Faktor Produksi dan Pendapatan Usaha Budidaya Udang Windu di

Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang. Jurnal Perikanan Kelautan, 7

(2): 128 – 139.

http://jurnal.unpad.ac.id/jpk/article/download/11370/5221.pdf. [11

September 2018]

Habra, M. D., S. Afifuddin, R. Ginting, dan R. S. Siregar. 2013. Analisis

Perbandingan Usaha Tani Tambak Udang di Desa Paluh Manan dan Desa

Lama Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi

Sumatera Utara. Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara), 1 (1): 93 – 97.

http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica/article/download/1273/1214. [11

September 2018]

Hudi, L. dan A. Shahab. 2005. Optimasi Produktifitas Budidaya Udang Vaname

(Litopenaues Vannamae) Dengan Menggunakan Metode Respon Surface

Dan Non Linier Programming. Prosiding Seminar Nasional Manajemen

Teknologi II. Program Studi MMT-ITS. Surabaya.

Husain T. K., J. H. Mulyo, dan Jamhari. 2016. Analisis Perbandingan Keuntungan

dan Risiko Usaha Perikanan Rakyat Sistem Monokultur dan Polikultur di

Kabupaten Pangkep. Jurnal Agro Ekonomi, 27 (2): 16 – 29.

https://jurnal.ugm.ac.id/jae/article/download/23184/18216. [7 September

2018]

Isdadiyanto, S., F. Muhammad, dan S. Widodo. 2004. Pengaruh Dosis

Penambahan Cangkang Udang Laut (Penaeus monodon F.) Pada

Penurunan Kadar Kolesterol Darah. Universitas Diponegoro. Semarang.

Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). 2015. Analisis Data Pokok

Kementrian Kelautan dan Perikanan 2015. SIDATIK Indonesia. Jakarta.

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

102

Liana, L. 2015. Analisis Usaha Budidaya Perikanan Air Tawar di Kabupaten

Kampar Provinsi Riau. Jurnal Dinamika Pertanian, 30 (1): 53 – 60.

http://journal.uir.ac.id/index.php/dinamikapertanian/article/download/823/

501/.pdf. [10 September 2018]

Mantra, I. B. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Perdana A. P. S., F. E.Prasmatiwi, dan I. Nurmayasari. 2015. Analisis Pendapatan

dan Risiko Pembudidaya Ikan Lele dan Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran.

Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 2015 : 610-

618. Bandar Lampung, 29 April 2015: Politeknik Negeri Lampung.

https://nanopdf.com/download/analisis-pendapatan-dan-risiko-

pembudidaya-ikan-lele-dan-ikan_pdf. [7 September2018]

Rasidin dan Bonar. 2006. Aplikasi Model ekonometrika. IPB. Bogor

Remi. 2016. Ciri-ciri Fisik UdangVanamei. https://ternakpedia.com/445/ciri-fisik-

udang-vaname/. Diakses pada Kamis, 7 Desember 2017 pukul 08.50 WIB

Saputra, I. 2017. Analisis Efisiensi Produksi Dan Perilaku Petani Dalam

Menghadapi Risiko Pada Usahatani Jagung Di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Saputra, J. E. 2017. Analisis Pendapatan, Risiko, Dan Pemasaran Usahatani Jahe

Di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Saragih, N. S., K. Sukiyono, dan I. Cahyadinata. 2015. Analisis Risiko Produksi

dan Pendapatan Budidaya Tambak Udang Rakyat di Kelurahan Labuhan

Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. AGRISEP, 14 (1): 39 – 52.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/593. [11 September

2018]

Shinta, A. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang.

Soekartawi, Rusmiadi, dan E. Damaijati. 1993. Risiko dan Ketidakpatian dalam

Agribisnis / teori dan aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiarto, D., S. Sunaryanto, dan D.S. Oetomo. 2003. Teknik Sampling. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Sujarweni, V. W. dan Endrayanto P. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. PT

Bumi Aksara. Jakarta.

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO BUDIDAYA …digilib.unila.ac.id/54690/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPutri, Dita Nastiti, Neni, Abu Haris, Dewi Les, Aurora, Cindy Puri, Faakhira,

103

Sulaiman, W. 2005. Statistik Non-parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya

dengan SPSS. Andi Offset. Yogyakarta.

Winarti, L. 2017. Analisis Break Even Point dan Risiko Pendapatan Usahatani

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Keramba Jaring Apung di Desa

Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan.

Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 6 (1): 11 – 14.

https://unkripjournal.com/index.php/JIHT/article/viewFile/101/100. [10

September 2018]

Winarti, L. 2017. Analisis Risiko Usahatani Ikan Bandeng di Desa Sungai

Undang Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan Kalimantan

Tengah. ZIRAA’AH, 42 (2): 100 – 106.

https://media.neliti.com/media/publications/223975-analisis-risiko-

usahatani-ikan-bandeng-d.pdf. [10 September 2018]