Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

31
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ANALISIS PEMASARAN MIE INSTANT PT INDOFOOD Yahya Nuryanto 2006120479 VII A PAGI 1

Transcript of Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Page 1: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

ANALISIS PEMASARAN MIE INSTANT PT INDOFOOD

Yahya Nuryanto

2006120479

VII A PAGI

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI S1

UNIVERSITAS PAMULANG

20101

Page 2: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

KATA PENGANTAR

            Segala puji  bagi  Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan 

makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penulis tidak 

akan sanggup menyelesaikan dengan baik. 

Makalah   ini   disusun   agar   pembaca   dapat   memperluas   ilmu   tentang 

permasalahan yang ada di sekitar kita, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari 

berbagai   sumber.  Makalah   ini  memuat   tentang   “Analisis   Pemasaran  Mie   Instan   PT 

Indofood”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail 

yang cukup jelas bagi pembaca.

Penulis   juga  mengucapkan   terima   kasih   kepada   Dosen  Mata   Kuliah   Sistem 

Informasi  Manajemen,   yaitu  Bapak Sutarno, S.Kom, MM yang   telah  membimbing 

penulis agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun Makalah ini.

Semoga   makalah   ini   dapat   memberikan   wawasan   yang   lebih   luas   kepada 

pembaca.  Kami  sadar  dalam penulisan makalah  ini   terdapat  kekurangan.untuk  itulah 

penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

 

Pamulang, Januari 2010

Penulis

2

Page 3: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ....ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 4

BAB III PENUTUP................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

3

Page 4: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

BAB I

PENDAHULUAN

Dunia usaha, baik produksi maupun jasa selalu dihadapkan dengan

persaingan. Untuk mengatasi persaingan, perusahaan menempuh berbagai cara

dan strategi untuk menyampaikan hasil produksinya dengan cepat, tepat, cermat,

hemat dan memuaskan ke tangan konsumen. Strategi pemasaran juga disesuaikan

dengan kemampuan dana perusahaan melalui bauran pemasaran yaitu faktor

produk, harga, distribusi dan promosi. Kegiatan pemasaran harus dilakukan sesuai

dengan tujuan perusahaan memperoleh keuntungan yaitu dengan mengadakan

kegiatan promosi yang terarah, terncana dan terpadu. Kegiatan promosi harus

sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan dan dikendalikan untuk

mengembangkan laju perusahaan.

Promosi yang tidak terkendali akan menurunkan tingkat penjualan,

sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi merupakan pemborosan,

sedangkan saluran distribusi dipakai oleh semua perusahaan untuk memproduksi

barang dengan kualitas yang baik, namun banyak pula yang gagal memenuhi

target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh kebijakan distribusi yang kurang

tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang laku dipasar dan menyebabkan

banyak konsumen merasa kurang puas. Dengan demikian, saluran distribusi

memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup dan tumbuh perusahaan.

Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan

mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan kebutuhan

keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena

dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat

pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan yang

muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan

keterbatasan waktu untuk keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga

tersebut. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi

dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

4

Page 5: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif

terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu

produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini

menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan di Indonesia. Tidak dapat

dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah

tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang

luwes, tidak hanya sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-

pauk sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie

goreng atau mie kuah.

Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di pasar,

maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk

saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi

mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat

diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan

karakteristik dari masing-masing segmen. PT. Indofood Sukses Makmur bergerak

di bidang usaha industri pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya

menguasai pasar di Indonesia. Produk yang dihasilkan termasuk miee instant

(Indomie, Sarimi, Supermi, Cup Noodles, Pop Mie, Intermie, Sakura). Indofood

merupakan produsen mie instant terbesar dengan kapasitas produksi 13 milyar

bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan distribusi

terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (2004-2006),

perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu

peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu

penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun

mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek

yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang.

PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai

basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu

keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena

kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang

5

Page 6: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok,

menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.

Perusahaan yang dijadikan kasus penelitian ini diperoleh melalui internet,

yaitu PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Produk-produk Indofood dinikmati

setiap hari pada setiap siklus kehidupan seperti makanan untuk anak-anak,

makanan untuk masa pertumbuhan di usia sekolah hingga masa remaja dan

menginjak usia dewasa serta makanan keceriaan dalam kehidupan. Adapun tujuan

penulisan makalah ini untuk menelaah dan menganalisis pengaruh biaya promosi

dan biaya distribusi terhadap penjualan yang dilakukan pada PT. Indofood Sukses

Makmur, Tbk.

6

Page 7: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

BAB II

PEMBAHASAN

Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran

loyalitas konsumen mie instan produk indofood kepada mie instan produk yang

lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset

pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui

kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa

pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-

hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan

strategi pemasaran yang dijalankannya.

Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie

instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan

tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan

pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk

miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu

perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-

faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam

kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat

kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran yang telah

dilakukan perusahaan.

PASAR mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan

masyarakat Indonesia terhadap mi cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari

waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan.

Meski demikian, hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood

Sukses Makmur Tbk masih menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun

sudah terjadi pergeseran. Jika 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pangsa pasar

mi instan, tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merek

mi instan lainnya.

Kemunduran itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul Mie

Sedap milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok Wings.

7

Page 8: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Meski produk ini baru diluncurkan pada Mei 2003 dan baru didistribusikan di

Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai diperbincangkan di kalangan

pembeli di warung-warung, bahkan pasarh swalayan.

Pakar pemasaran Rhenald Kasali mengatakan, manajemen Indomie harus

meningkatkan kewaspadaan karena Mie Sedap melakukan promosi sangat agresif.

‘’Gebrakannya luar biasa, harganya pun di bawah Indomie, ditambah keunggulan-

keunggulan lain. Saya rasa persaingan pasar mi instan akan semakin ketat,'’

katanya ketika dihubungi Media di Jakarta, baru-baru ini. Ketatnya persaingan

produk mi instan disadari benar oleh manajemen PT Indofood. Sumber yang tidak

mau disebut namanya mengakui bahwa saat ini penguasaan Indofood terhadap

pasar mi instan menurun dari 90% menjadi 75%. ‘’Tapi kami tidak diam saja.

Saat ini sedang disusun strategi baru,'’ katanya.

Dalam siaran persnya, Dirut & CEO Indofood Eva Riyanti Hutapea

mengatakan, meski terjadi penurunan penguasaan pasar, namun divisi mi instan

tetap dapat meraih kenaikan penjualan sebesar 6,6% menjadi Rp4,5 triliun

dibanding Rp4,2 triliun pada periode yang sama 2002. Kenaikan itu antara lain

dipengaruhi lebih tingginya harga jual rata-rata. Selain itu, hingga saat ini divisi

mi instan tetap dapat mempertahankan volume penjualannya sebesar 7,3 miliar

bungkus.

Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan

strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain

fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale,

scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and

cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya

dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.

Berbicara tentang pangsa pasar mi instan, Manager Promosi PT Sayap

Mas Utama Rudy Bonardy mengakui bahwa dominasi Indofood masih sangat

kuat. Meski demikian, Rudy optimistis produk Mie Sedap bisa mengambil bagian.

‘’Di Indonesia bisnis mi instan sangat menjanjikan. Mie Sedap diluncurkan Mei

2003 dan baru mengeluarkan empat varian. Untuk sementara distribusi kami baru

di Pulau Jawa dan Bali,'’ katanya.

8

Page 9: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Seberapa besar Mie Sedap bisa mengambil pangsa pasar yang tersedia,

Rudy belum bisa menjawab. ‘’Kami masih pemula. Sedangkan Indofood adalah

pemain lama yang saat ini menguasai 75% pangsa pasar mi instan. Sisanya 25%

dikeroyok merek-merek lain. Tapi saya optimistis, Mie Sedap bisa meraih

konsumen melalui strategi pemasaran dan promosi yang gencar.'’

Strategi awal Mie Sedap, menurut Rudy, antara lain bermain di harga

pasaran yang sangat ekonomis namun bumbu mi yang diberikan kelas premium.

Diberlakukan pula strategi klasik dengan memberi hadiah berupa piring dan gelas.

Hal utama lain yang tidak boleh diabaikan adalah distribusi. Meski masih berkutat

di Jawa dan Bali, namun pendistribusian produk diusahakan merata dari tingkat

grosir sampai tim motor yang menjelajahi warung-warung kecil.

Strategi itu didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk,

maupun versi testimoni. Menurut Rudy, ada satu hal yang belum pernah

dilakukan oleh kompetitor. Misalnya, menyuruh orang sebanyak-banyaknya

mencoba Mie Sedap yang dilakukan di mal, tempat wisata, kampus secara gratis.

‘’Dengan cara itu, kami bisa memperoleh umpan balik langsung berupa kritik,

saran, dan pujian,'’ paparnya.

Lebih jauh Rudy mengatakan, dana yang dikeluarkan perusahaan untuk

promosi Mie Sedap cukup besar. ‘’Saya enggan menyebutkan jumlah. Tapi yang

jelas cukup besarlah. Masyarakat dapat menilai sendiri berapa dana yang

dikeluarkan untuk iklan di delapan stasiun televisi, billboard di halte-halte

sepanjang Jawa-Bali, belum lagi kegiatan below the line,'’ tuturnya.

Ditanya tentang permintaan pasar terhadap Mie Sedap, Rudy mengatakan

sangat bagus. Bahkan saat ini produksinya belum bisa memenuhi permintaan

pasar. ‘’Masih banyak barang kosong di toko ataupun variannya tidak lengkap.

Padahal, reaksi pasar di luar dugaan. Perusahaan akan terus berusaha memenuhi

permintaan pasar dengan menambah kapasitas produksi dan distribusi lebih

merata lagi,'’ tandasnya.

Di wawancara terpisah, Budianto, Presiden Direktur Sentrafood yang

memproduksi mi instan bermerek Salami, mengatakan meski persaingan ketat,

namun tetap ada peluang bagi pemain baru yang ingin menggarap pasar mi instan.

9

Page 10: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Salami sendiri, menurut Budianto, terus melakukan inovasi. Baru-baru ini

diluncurkan Salami rasa mi Jawa. ‘’Peluncuran itu sudah melalui riset mendalam.

Jadi tidak asal-asalan. Kami akan terus mengeluarkan produk-produk baru yang

belum pernah ada,'’ kata Budianto. Dia menambahkan, kini produknya mengambil

pasar mi instan kurang dari 10%.

Indofood tak bisa diam terlalu lama melihat agresivitas para pesaingnya.

Belakangan, aktivitas beriklan, varian anyar, hingga kegiatan lini bawah aktif

digelar demi mempertahankan pangsa pasar sekaligus gelar sang pemimpin.

Enam tahun lalu, Indofood masih menjadi penguasa mutlak pasar mie

instant Indonesia. Bayangkan, ketika itu Indofood menguasai sekitar 90% pangsa

pasar! Sebagai dominant market leader, Indofood sempat terlena me-maintain

pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap

dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.

Persaingan yang ”tiba-tiba” ketat ini menyebabkan Indofood kehilangan

pangsanya. Market share yang mencapai 90% itu pelan-pelan tergerogoti

sehingga sekarang tinggal 70%. Penjualan Indofood tetap naik, namun ada

sebagian pasar – bisa jadi konsumen baru – yang direbut oleh merek baru.

Sehingga di pasar yang sebenarnya tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood –

karena besarnya – tidak mampu mengimbangi pertumbuhan pasar secara total.

Menyadari hal ini, Indofood ”bangkit” dari tidurnya. Raksasa mie instant ini

mengerahkan seluruh brand-nya untuk bertahan dan mengembalikan market share

yang direbut kompetitor.

Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan

meluncurkan Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick ”Beli 5

Gratis 1” dalam rentang waktu yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang

cenderung impulsif ini dinilai para pengamat kurang strategis, terlalu pragmatis,

”terjebak permainan challenger”--kesalahan yang sering dilakukan oleh big

brands.

Tidak mau tersandung di batu yang sama untuk kedua kalinya, tahun ini

Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih

menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brand

10

Page 11: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun

peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera

Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung

produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan meluncurkan produk Sarimi

Soto Koya yang di-endorse oleh Luna Maya.

Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru: mie

goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar). Indofood

juga menggunakan Slank untuk meng-endorse Supermi—Supermi tampaknya

akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood setelah Indomie yang

menyumbang hampir separuh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya Pop

Mie, meskipun saat ini bisa dibilang melenggang sendiri tanpa head on

competitor, Indofood sudah mengantisipasinya dengan upaya building brand

melalui kampanye dan promosi di kalangan remaja.

Direktur Indofood Taufik Wiraatmadja membantah agresivitas Indofood

sebagai reaksi atau jawaban atas gencarnya program pemasaran kompetitor.

”Kami tidak melihat kompetitor sebagai musuh. Kami melihat kompetitor sebagai

teman dalam usaha membesarkan pasar mi instant. Masing-masing juga punya

satu kesempatan untuk berinovasi,” kata Taufik diplomatis.

Agresivitas Indofood belakangan ini juga menjadi pembicaraan seru di

komunitas Mix-MarketingClub. Ada yang mengapresiasi, ada yang menilai

negatif, ada pula yang membandingkannya dengan action kompetitor. Seorang

marketer yang enggan mengungkapkan jati dirinya menilai brand concept Mie

Sedaap lebih baik. Iklan Mie Sedaap versi Titi Kamal yang menawarkan pesan

”mie yang bergizi,” katanya, jauh lebih cerdas dan berkonsep. “Anda bisa

bayangkan bagaimana kalau ternyata iklan tersebut mampu mengubah image

bahwa makan mie tidak sehat menjadi positive image. Hanya dengan

menambahkan kata 'bervitamin dan bergizi',” urai BrandMaker, demikian peserta

milis itu menyamarkan jati dirinya.

Padahal, lanjutnya, Indomie juga pernah mengusung tema kampanye

”bergizi” seperti yang dilakukan Mie Sedaap saat ini. Tapi Indomie tidak me-

maintain kampanye itu. BrandMaker mengkhawatirkan kemiripan target market—

11

Page 12: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

yang dipresentasikan oleh talent iklan Supermi, Pop Mie—akan menyebabkan

terjadinya kanibalisme atau ”perang saudara” antara sesama brand Indofood.

Sementara itu, Harris Pranata Wijaya, pemasar yang turut berkomentar di

milis, beranggapan bahwa langkah Indofood mengepung Mie Sedaap sangat tepat.

Menurutnya, Indofood memiliki kelebihan dibanding Mie Sedaap dalam hal

brand portfolio. Indofood memiliki tiga brand utama, yaitu Indomie, Supermi, dan

Sarimi. Pop Mie tidak diitung karena konsepnya berbeda. Sementara WingFood,

hanya memiliki satu brand, Mie Sedaap.

Harris melihat brand portfolio Indofood dibuat bukan berdasar segmentasi

target market, melainkan berdasarkan segmentasi selera dan harga yang

diwujudkan dalam varian rasa. ”Kanibalisasi pasti akan terjadi. Tapi hasilnya

Indofood tetap akan unggul. Setidaknya, market share-nya tidak akan turun lagi,

malah mungkin akan meningkat,” ujar Harris memprediksi.

Kekhawatiran Indofood terhadap para pesaingnya sangat dimaklumi.

Menurut catatan MIX, pada 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar

90%. Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga

kompetitif, dan promo yang gebyar, pangsa pasar Indofood mulai goyah. Pada

2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%--25%

sisanya diperebutkan oleh pesaingnya. Kini pangsa pasar Indofood tinggal 70%.

Menurut pemantauan MIX di sebuah minimarket di kawasan Depok, Jawa

Barat, Indomie merupakan produk mi instan paling laris (terjual 4-6 karton per

hari), diikuti oleh Mie Sedaap (2-4 karton per hari), Supermi (1 karton), Kare (1

karton), Sarimi (½ karton), dan Pop Mie (20 pieces per hari). Sedangkan produk

baru Supermi GoSo, GoBang, dan GoKar pada masa penetrasi ini terjual 2 karton

sehari. ”Di antara merek-merek tersebut, hanya Mie Kare yang sampai sekarang

masih melakukan promosi ”beli 10 dapat 1 mangkuk,” tutur Haidir, karyawan

bagian merchandising minimarket yang dalam sehari dikunjungi sekitar 500 orang

ini.

Indofood memang layak khawatir karena agresivitas pemasaran Mie

Sedaap sangat gencar. Tidak hanya di above the line, di tataran trade marketing

pun Mie Sedaap begitu intense. Ronald Sipahutar, moderator milis Marketing

12

Page 13: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Club, mengamati Mie Sedaap agresif mengakuisisi warung-warung Indomie siap

saji.

Sejatinya, Warung Indomie adalah salah satu channel Indofood yang

dibangun dan dikembangkan sekian lama. Indofood mengajarkan para pengelola

warung membuat Indomie, men-support warung-warung mereka dengan spanduk,

sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie di sana. ”Saat masih tinggal di

Jogja, saya masih menemukan warung-warung dengan sisa spanduk yang kumuh

bertuliskan 'Warung Indomie. Dan saat saya berbicara dengan pemilik warung,

dengan bangganya mereka mengatakan betapa bagusnya support Indomie saat

itu,” tutur Ronald.

Namun ketika Ronald menyambangi kembali Warung Indomie

langganannya, dia melihat warung tersebut juga mulai menjual Mie Sedaap—

walaupun, hanya beberapa bungkus. ”Saya juga melihat spanduk biru yang

bututnya sudah diganti dengan spanduk Warung Sedaap yang bagus dan kinclong.

Menurut pedagangnya, laku tidak laku Mie Sedaap-nya, dia diberikan insentif Rp

50 ribu per bulan,” ungkap Ronald mulai menangkap gejala sebuah aktivitas

akuisisi sedang berlangsung. ”Semoga kali ini Indomie tidak tutup mata dan

terlambat bertindak. Kecepatan beraksi dan ketepatan bertindak adalah cara jitu

memukul market leader,” ucap Ronald mengingatkan.

Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan

Pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi Terhadap Penjualan Pada

PT. Indofood Sukses Makmur, TBK. Dalam bauran pemasaran dikenal dengan

produk, harga, promosi, dan distribusi yang tujuannya untuk meningkatkan

penjualan. Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi

perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, sedangkan

distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan

terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan.

Kegiatan promosi harus sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan

dan dikendalikan untuk mengembangkan laju perusahaan. Promosi yang tidak

terkendali akan menurunkan tingkat penjualan, sehingga biaya yang dikeluarkan

untuk promosi merupakan pemborosan, sedangkan saluran distribusi dipakai oleh

13

Page 14: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

semua perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik, namun

banyak pula yang gagal memenuhi target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh

kebijakan distribusi yang kurang tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang

laku dipasar dan menyebabkan banyak konsumen merasa kurang puas. Dengan

demikian, saluran distribusi memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup

dan tumbuh perusahaan.

Saluran Distribusi

Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan lepas dari masalah

penyaluran barang yang dihasilkan atau barang yang akan dijual ke konsumen.

Para produsen berhak menentukan kebijakan distribusi yang akan dipilih dan

disesuaikan dengan jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan

digunakan. Jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam,

perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya. Penelitian

tersebut untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin

menstimulir permintaan serta menciptakan langganan (Kotler, 2006). Ada

beberapa alternatif yang mungkin dipilih penjual dalam mendistribusikan

produknya kepada konsumen, yaitu :

(1) manufaktur → konsumen,

(2) manufaktur → pedagang eceran → konsumen,

(3) manufaktur → pedagang besar → pedagang eceran → konsumen dan

(4) manufaktur → agen → pedagang besar → pedagang eceran →konsumen

Promosi

Promosi merupakan aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan

informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen sehinggga

menciptakan permintaan (Burnett, 2000). Untuk dapat mengkomunikasikan

produknya dengan efektif, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu pasar

sasarannya (target market) dan mengkombinasikan dengan alat promosi seperti

periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan

tenaga penjual sedemian rupa sehingga konsumen dapat mengenal produk

perusahaan dan tertarik untuk membeli produk tersebut (Payne, 2000).

14

Page 15: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Visi Perusahaan dan Kegiatan Pemasaran

Visi Indofood Sukses Makmur, Tbk. Adalah menciptakan pilihan menjadi

penyedia utama makanan dan consumer products bermerek terkemuka bagi jutaan

consumen di Indonesia dan juga diberbagai penjuru dunia. PT. Indofood Sukses

Makmur, Tbk. Mempunyai 63 perusahaan termasuk anak cabangnya dengan

jaringan distribusinya meliputi lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap

sampai dengan 31 Desember 2006 sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200

kendaraan operasional.

kegiatan pemasaran memegang peranan sangat penting dalam menjual

produknya kepada masyarakat dengan cara :

(1) penjualan langsung, yaitu dilakukan dengan menggunakan armada penjualan

sendiri yang beroprsi di DKI Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan

Sulawesi,

(2) penjualan tidak langsung, meliputi wilayah pemasaran di seluruh Indonesia.

Dilakukan lewat distributor lalu pengecer dan grosir baru ke konsumen akhir, dan

(3)   lewat promosi, melalui media cetak maupun elektronik.

Data Biaya promosi, biaya distribusi dan penjualan.

Tabel berikut adalah rekapitulasi data biaya promosi, biaya distribusi dan

penjualan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. dari tahun 1999 sampai tahun

2006. Untuk melihat perkembangan biaya promosi, dan biaya distribusi serta

tingkat penjualan dari tahun 1999 sampai dengan 2006 dijelaskan melalui tabel

dan grafik. Dengan menggunakan tabel maupun grafik dapat dilihat tingkat

kenaikan atau penurunan dari biaya promosi, distribusi maupun penjualan. Pada

tabel 1 terlihat bahwa perkembangan biaya promosi dari tahun ke tahun

mengalami kenaikan. Tahun 1999 sampai tahun 2006 mengalami kenaikan

17.09% tetapi pada tahun 2002 – 2003 mengalami penurunan sampai 4.4%

kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 18.8%. Pada tahun 2005

mengalami penurunan sebesar 5.66% dan akhirnya pada tahun 2006 mengalami

kenaikan sebesar 5.99%. perkembangan biaya distribusi yang mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun kecuali pada tahun 2002 yang mengalami penurunan

sebesar Rp 31 milyar. Mengalami kenaikan maupun penurunan, misalnya pada

15

Page 16: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

tahun 1999 – 2001 mengalami kenaikan sebesar 27.02%, sedangkan pada tahun

2002 mengalami penurunan yang drastis sebesar 34.04% kemudian tahun 2003

mengalami kenaikan sebesar 48.64%, tahun 2004-2005 mengalami penurunan

kembali sebesar 20.96% dan akhirnya pada tahun 2006 mengalami kenaikan

sebesar 38.67%.

perkembangan penjualan dari tahun ke tahun secara fluktuasi, baik dilihat

dari rupiah maupun persentasenya. Pada tahun 1999-2000 persentase penjualan

mencapai 23.42%, sedangkan pada tahun 2000-2001 mengalami penurunan

sampai dengan 11.66%. Selama tahun 2002-2003 mengalami kenaikan sebesar

11.83%, tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 0.83%, tahun 2005 mengalami

kenaikan sebesar 3.06% dan pada akhir 2006 mengalami kenaikan sebesr 17.47%.

Perkembangan biaya promosi terlihat pada gambar 1, biaya distribusi terlihat pula

pada gambar 2 dan tingkat penjualan. Terlihat dengan jelas terjadinya kenaikan

dan penurunan dari tahun ke tahun. perbandingan antara biaya promosi, biaya

distribusi dan tingkat penjualan. Hal ini semakin jelas terjadinya fluktuasi dari

tahun ke tahun.

Strategi Pemasaran

Dominasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk begitu kuat walaupun sudah

terjadi pergeseran. Tahun 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pasar mie instan,

tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merk mie instan

lainnya. Kemunduran itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul produk-

produk baru, seperti mie sedap milik PT Sayap Mas Utama yang merupakan grup

dari kelompok Wings yang diluncurkan pada Mei 2003 dan baru didistribusikan

di Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai diperbincangkan di

kalangan pembeli di warung-warung, bahkan pasar swalayan.

Ketatnya persaingan produk mi instan disadari benar oleh manajemen PT

Indofood. Sumber yang tidak mau disebut namanya mengakui bahwa saat ini

penguasaan Indofood terhadap pasar mi instan menurun dari 90% menjadi 75%.

Meski terjadi penurunan penguasaan pasar, namun divisi mie instan tetap dapat

meraih kenaikan penjualan sebesar 6,6% menjadi Rp4,5 triliun dibanding Rp4,2

triliun pada periode yang sama 2002. Kenaikan itu antara lain dipengaruhi lebih

16

Page 17: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

tingginya harga jual rata-rata. Selain itu, hingga saat ini divisi mi instan tetap

dapat mempertahankan volume penjualannya sebesar 7,3 miliar bungkus.

Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan

strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain

fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale,

scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and

cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya

dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.

Teori-teori dari Strategi Pemasaran

Promosi

Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan

mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi

atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.

Tujuan Promosi

1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial

2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit

3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan

4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi persaingan pasar

5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing

6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang

diinginkan

Tujuan trnsaksional system pemasaran dalam strategi pemasaran adalah :

-         Tingkat konsumsi masyarakat yang maksimum

-         Tingkat kepuasan konsumen yang maksimum

-         Tingkat pilihan konsumen yang maksimum

-         Kualitas hidup konsumen yang maksimum

Aspek pemasaran yang meliputi kegiatan :

-         Perencanaaan barang

-         Penetapan harga

-         Program promosi

-         Saluran distribusi

17

Page 18: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

Saluran distribusi

Pendistribusia adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar serta

mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada konsumen

sehimgga pengguna sesuai dengan yang di perlukan. Proses pendistribusian yang

merupakan strategi pemasaran :

-         Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi pemasaran

-         Memperlancar arus saluran pemasaran secara fisik dan non fisik

18

Page 19: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

BAB III

PENUTUP

Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie

instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan

tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan

pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk

miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu

perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-

faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam

kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat

kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran yang telah

dilakukan perusahaan.

Pasar mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan

masyarakat Indonesia terhadap mi cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari

waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan. tahun ini

Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih

menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brand

dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun

peluncuran produk baru.

hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk

masih menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun sudah terjadi

pergeseran. Jika 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pangsa pasar mi instan,

tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merek mi instan

lainnya.

Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan

strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain

fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale,

scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and

cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya

dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.

19

Page 20: Analisis Pemasaran Mie Instant PT Indofood

DAFTAR PUSTAKA

http://pinkgirl-diary.blogspot.com/2008/07/pemasaran-indofood.html

http://ada-apa-denganku.blogspot.com/2008/07/strategi-pemasaran

indofood_12.html

http://mix.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=116&Itemid=144

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/ekonomi-manajemen/respon-konsumen-

terhadap-mie-instan-produk-indofood-studi-kasus-di-pasar-atas-cimahi

http://scylics.multiply.com/journal/item/390

http://perfilman.pnri.go.id/files/08090902Sep31DidinMEditedVer2.pdf

http://tiaamalia.ngeblogs.com/2009/12/11/strategi-pemasaran-pt-indofood/

http://www.indofood.com/

20