analisis Pdrb Kabupaten Gunungkidul
-
Upload
nurdini-lestari -
Category
Documents
-
view
131 -
download
4
description
Transcript of analisis Pdrb Kabupaten Gunungkidul
ANALISIS PDRB DAN KETIMPANGAN WILAYAH
DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL D.I YOGYAKARTA
TUGAS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Teknik Perencanaan Wilayah
Oleh,
NURDINI LESTARI
13/352639/PGE/1036
PROGRAM PASCASARJANA GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka
diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata.
Masalah pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tergantung pada banyak faktor, baik itu
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan juga pemerintah sebagai pembuat kebijakan
itu sendiri. Faktor-faktor tersebut harus dikelola dengan baik agar dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat PDRB dan laju
pertumbuhan ekonominya atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat
akan berdampak terhadap ketimpangan dan distribusi pendapatan. Kondisi tersebut
didukung oleh adanya kebijakan mengenai peranan pemerintah daerah yang sangat
dominan dalam menentukan kebijakan didaerahnya sehingga memungkinkan terjadi
ketimpangan antar wilayah.
Laju pertumbuhan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi DI Yogyakarta
menunjukan tingkat yang beragam dan akan berdampak kepada ketimpangan regional.
Kabupaten Gunungkidul (rata-rata laju pertumbuhan ekonomi 3.8) merupakan salah satu
Kabupaten dengan tingkat laju pertumbuhan ekonominya ke dua terendah sebelum
Kabupaten Kulonprogo (rata-rata laju pertumbuhan ekonomi 3.5). Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh perbedaan potensi perekonomian di suatu wilayah dan besarnya
sumbangan sektor unggulan di masing-masing kabupaten, maka dari itu diperlukan adanya
analisis ketimpangan regional di Kabupaten Gunungkidul melalui penyajian jumlap PDRB
pada kurva Lorenz dan untuk mengetahui sektor unggulan dalam suatu kabupaten yang
harus dikembangkan dan akan membantu meminimalisir tingkat ketimpangan
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul dan besarnya pengaruh sektor unggulan
tersebut terhadap jumlah PDRB Kabupaten Gunungkidul.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat PDRB setiap kecamatan di Kabupaten Gunungkidul.
2. Untuk mengetahui pengaruh sektor unggulan terhadap PDRB di Kabupaten
Gunungkidul.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam analisis ini adalah :
1. Data jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2011 dan 2012.
2. Data PDRB dan sektor unggulan Kabupaten Gunungkidul tahun
3. Seperangkat komputer untuk mengolah data dengan menggunakan software Microsoft
Excel dan Microsoft Word.
4. Printer untuk mencetak hasil analisis data.
D. Prosedur
Prosedur yang diterapkan dalam menganalisis proyeksi penduduk dan kebutuhan
fasilitas dasar dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini :
1. Setelah mendapatkan data PDRB setiap kecamatan di Kabupaten Gunungkidul , lalu
input data tersebut pada software Ms. Excel, dan urutkan dari kecamatan yang memiliki
jumlah PDRB yang paling rendah melalui menu Sort.
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
2. Setelah memasukan data PDRB setiap kecamatan, lalu buat persentase PDRB setiap
kecamatan dengan rumus : % =ππ·π π΅ πΎππππππ‘ππ
ππ·π π΅ πΎπππ’πππ‘ππ π₯ 100
3. Setelah dibuat persentase PDRB setiap kecamatan, pada kolom selanjutnya adalah
persentase kumulatif setiap kecamatan dengan cara menambahkan setiap persentase
PDRB kecamatan di urutan bawah dengan persentase PDRB kecamatan di urutan
atasnya.
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
4. Selanjutnya adalah menghitung nilai Lorenz dengan rumus :
πΏπππππ§ =(%πΎπ’ππ’πππ‘ππ ππ·π π΅ πΎππππππ‘ππ β %πΎπ’ππ’πππ‘ππ ππ·π π΅ ππππππππ)
(%πΎπ’ππ’πππ‘ππ ππ·π π΅ ππππππ ππ β %πΎπ’ππ’πππ‘ππ ππ·π π΅ ππππππππ)
5. Membuat kurva Lorenz melalui menu Chart, lalu pilih chart type X Y Scatter dengan
memblok nomer urut kecamatan dan nilai Lorenznya.
6. Untuk membandingkan pengaruh sektor unggulan terhadap besarnya PDRB Kabupaten
Gunungkidul, dapat diawali dengan cara memilih salah satu sektor yang paling unggul
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
di Kabupaten Gunungkidul, lalu kurangi besarnya PDRB dengan besarnya PDRB pada
sektor unggulan tersebut.
7. Selanjutnya ikuti langkah 2 hingga langkah 5 untuk membuat kurva Lorenz tanpa
sektor unggulan.
Koefisien gini atau indeks gini adalah cara ini biasanya digunakan untuk
mengetahui tingkat kemerataan dari suatu variabel, apakah telah terjadi ketimpangan
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
atau tidak. Dimana indeks tersebut berkisar antara 0-1. Semakin mendekati angka nol
ini bermakna bahwa tingkat pemerataan dari suatu variabel semakin baik, tetapi apabila
semakin mendekati angka satu ini menandakan bahwa telah terjadi ketimpangan atau
ketidakmerataan. Perhitungan menggunakan cara ini pada dasarnya dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu dengan menggunakan kurva lorens atau dengan cara matematis
menggunakan rumus koefisien gini.
E. Hasil dan Pembahasan
Analisis tingkat ketimpangan pembangunan dilakukan dengan melihat
perkembangan PDRB, PDRB per kapita dan jumlah penduduk tiap-tiap kabupaten dengan
mengabaikan faktor-faktor lain khususnya faktor non ekonomi yang dapat menghambat
dan mendorong tingkat pembangunan suatu daerah. Untuk mengetahui tingkat
ketimpangan wilayah di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel 1 serta Kurva
Lorenz 1 berikut ini :
Tabel 1
Tingkat PDRB Kabupaten Gunungkidul
NO PDRB Kecamatan Total
% PDRB % Kumulatif Lorenz
PDRB
1 Purwosari 205912 2.84 2.84 0.00 0
2 Girisubo 227144 3.13 5.97 0.03 3.22
3 Tepus 254723 3.51 9.49 0.07 6.84
4 Paliyan 254741 3.51 13.00 0.10 10.46
5 Rongkop 255055 3.52 16.52 0.14 14.08
6 Gedangsari 255282 3.52 20.04 0.18 17.70
7 Panggang 255969 3.53 23.57 0.21 21.33
8 Tanjung 257851 3.56 27.12 0.25 24.99
9 Ngawen 290714 4.01 31.13 0.29 29.12
10 Patuk 314852 4.34 35.48 0.34 33.59
11 Saptosari 315416 4.35 39.83 0.38 38.07
12 Nglipar 365346 5.04 44.86 0.43 43.25
13 Karangmojo 445416 6.14 51.01 0.50 49.58
14 Semanu 471139 6.50 57.51 0.56 56.26
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
15 Ponjong 549624 7.58 65.09 0.64 64.07
16 Semin 549809 7.58 72.67 0.72 71.87
17 Playen 626258 8.64 81.31 0.81 80.76
18 Wonosari 1355429 18.69 100.00 1.00 100
Jumlah 7250680 100
Kurva Lorenz 1
PDRB Kabupaten Gunungkidul
Pada Tabel 1 dan Kurva Lorenz 1 dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki
jumlah PDRB paling besar adalah Kecamatan Wonosari yaitu sebesar 1355429 (dalam
jutaan rupiah) atau sekitar 18.69% dari Total PDRB Kabupaten Gunungkidul. Hal
demikian wajar adanya karena Kecamatan Wonosari merupakan ibukota dari Kabupaten
Gunungkidul dan merupakan pusat pertumbuhan dari Kabupaten Gunungkidul. Di
Kecamatan Wonosari juga terdapat berbagai macam fasilitas pelayanan sosial yang lebih
lengkap dibanding kecamatan lainnya di Kabupaten Gunungkidul, sehingga Kecamatan
Wonosari juga merupakan pusat dari segala aktivitas, dimana setiap harinya ada saja
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
% K
UM
UL
AT
IF
ID KECAMATAN
LORENZ
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
penduduk yang datang ke Kecamatan Wonosari dari kecamatan lainnya sehingga
perputaran uang pun lebih banyak di Kecamatan Wonosari dibanding kecamtana lainnya.
Berbeda dengan Kecamatan Wonosari yang memiliki jumlah PDRB yang tinggi,
Kecamatan Purwosari justru memiliki jumlah PDRB yang paling rendah, yaitu sebesar
205912 (dalam jutaan rupiah) atau sekitar 2.84% dari total PDRB Kabupaten
Gunungkidul. Hal ini dikarenakan Kecamatan Purwosari merupakan kecamatan yang
terletak di ujung selatan Kabupaten Gunungkidul, dengan aksesibilitas yang cukup sulit
menuju pusat pertumbuhan Kabupaten Gunungkidul. Selain itu kondisi fisik Kecamatan
Purwosari yang merupakan kawasan karst membuat kecamatan ini minim akan kekayaan
sumberdaya alam hayati, dan memiliki tanah yang kurang subur sehingga kondisi
demikian lah yang semakin mendorong Kecamatan Purwosari untuk sulit berkembang.
Keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sangat berkaitan
dengan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki daerah tersebut. oleh karena itu prioritas
pembangunan daerah harus sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga akan terlihat
peranan dari sektor-sektor potensial terhadap pertumbuhan perekonomian daerah,
sebagaimana yang diperlihatkan pada PDRB dan sektor-sektornya.
Secara garis besar sektor unggulan di Kabupaten Gunungkidul adalah sektor
pertanian, walaupun pada kenyataannya tidak semua kecamatan menggungulkan sektor
pertanian, tetapi kapasitas sektor unggulan pada jumlah PDRB Kabupaten Gunungkidul
memiliki porsi yang paling besar. Hal ini sesuai dengan kondisi fisik Kabupaten
Gunungkidul yang sebagian besarnya merupakan lahan pertanian, dan keberadaan jumlah
tenaga kerja di sektor pertanian jumlahnya paling besar. Setiap sektor unggulan biasanya
akan mempengaruhi besarnya jumlah PDRB suatu wilayah. Seperti besarnya PDRB
Kabupaten gunungkidul yang dihitung tanpa sektor unggulan akan terlihat beda ketika
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
dibandingkan dengan jumlah PDRB secara keseluruhan. Berikut ini akan disajikan melalui
Tabel 2 dan Kurva Lorenz 2 berikut :
Tabel 2
Tingkat PDRB Kabupaten Gunungkidul Tanpa Sektor Unggulan
No PDRB
Kecamatan
PDRB - Sektor
Unggulan % % Kumulatif Lorenz
1 Girisubo 117363 2.45 2.45 0 0
2 Purwosari 120176 2.51 4.95 0.03 2.57
3 Gedangsari 134353 2.80 7.75 0.05 5.44
4 Paliyan 134808 2.81 10.56 0.08 8.32
5 Panggang 136946 2.85 13.42 0.11 11.25
6 Saptosari 144491 3.01 16.43 0.14 14.33
7 Tepus 145733 3.04 19.47 0.17 17.45
8 Tanjung 148584 3.10 22.56 0.21 20.62
9 Rongkop 153699 3.20 25.77 0.24 23.91
10 Patuk 181231 3.78 29.55 0.28 27.78
11 Ngawen 183930 3.83 33.38 0.32 31.71
12 Nglipar 216640 4.52 37.90 0.36 36.34
13 Karangmojo 277877 5.79 43.69 0.42 42.28
14 Semanu 303012 6.32 50.00 0.49 48.75
15 Ponjong 357329 7.45 57.45 0.56 56.39
16 Semin 360597 7.52 64.97 0.64 64.09
17 Playen 443949 9.25 74.22 0.74 73.58
18 Wonosari 1236501 25.78 100 1 100
Jumlah 4797219 100
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
Kurva Lorenz 2
PDRB Kabupaten Gunungkidul Tanpa Sektor Unggulan
Pada Tabel 2 dan Kurva Lorenz 2 dapat diketahui bahwa Kecamatan Wonosari
tetap memiliki jumlah PDRB paling tinggi diantara yang lainnya walaupun sudah
dikurangi dengan jumlah PDRB sektor unggulan, hal ini karena jumlah PDRB Kecamatan
Wonosari yang besar sedangkan kapasitas sektor pertanian sebagai sektor unggulan di
Kabupaten Gunungkidul memiliki porsi yang kecil di Kecamatan Wonosari. Sebaliknya
Kecamatan Girisubo memiliki jumlah PDRB yang paling kecil di Kabupaten Gunungkidul
setelah dikurangi sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Jumlah PDRB Kecamatan
Girisubo setelah dikurangi sektor unggulan yaitu sebesar 117363 (dalam jutaan rupiah)
atau sekitar 4.5%, hal tersebut disebabkan oleh hasil PDRB sektor pertanian di Kecamatan
Girisubo memiliki porsi yang paling besar dibandingkan yang lain. Hal ini sesuai dengan
kondisi fisik kecamatan Girisubo yang subur dan banyak terdapat lahan pertanian yang
potensial.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
% K
UM
ULA
TIF
ID KECAMATAN
Series1
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
Gambaran kurva Lorenz PDRB Kabupaten Gunungkidul tentunya akan berbeda
jika dibandingkan dengan gambaran kurva Lorenz PDRB Kabupaten Gunungkidul yang
sudah dikurangi sektor unggulan. Kurva Lorenz PDRB Kabupaten Gunungkidul yang
sudah dikurangi sektor unggulan terlihat lebih cembung dibandingkan dengan kurva
Lorenz PDRB Kabupaten Gunungkidul. Hal ini berarti bahwa sektor unggulan berupa
sektor pertanian sangat berpengaruh besar terhadap tingkat PDRB Kabupaten
Gunungkidul.
F. Penutup
Analisis pembangunan suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh besarnya PDRB
wilayah tersebut. Wilayah yang memiliki jumlah PDRB yang tinggi dapat diartikan telah
sukses melakukan pembangunan wilayah. Hingga saat ini pembangunan wilayah belum
masih belum merata karena banyak faktor penentu keberhasilan pembangunan wilayah
tersebut baik dari faktor sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ataupun sumberdaya
modal. Kondisi sumberdaya yang berbeda setiap wilayah akan menimbulkan ketimpangan
wilayah. Untuk mengetahui tingkat ketimpangan wilayah dapat dianalisis melalui jumlah
PDRB dan proporsi sektor unggulan terhadap PDRB, dan kemudian dapat divisualisasikan
melalui kurva Lorenz.
Secara umum Kabupaten Gunungkidul memiliki sektor unggulan di bidang
pertanian, namun tidak semua kecamatan memiliki nilai yang besar pada sektor pertanian,
hal ini karena setiap kecamatan memiliki sektor unggulan masing-masing. Kondisi
tersebut juga menimbulkan ketimpangan di setiap kecamatan di Kabupaten Gunungkidul.
Oleh karena itu, setiap kecamatan tetap harus meningkatkan produksi dari sektor
unggulannya tersebut disamping meningkatkan produksi sektor pertanian sebagai sektor
unggulan kabupaten.