Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ernest Miller Hemingway (21 Juli 1899- 2 Juli 1961) atau yang lebih dikenal dengan Hemingway adalah salah satu pengarang karya sastra yang sangat terkenal dan telah mendapat beragai macam perhagaan atas novel maupun cerpen yang dibuatnya. Ia memperoleh Penghargaan Pulitzer pada tahun 1953 untuk novel karyanya yang berjudul The Old Man and the Sea serta memperoleh Penghargaan Nobel dalam Sastra pada tahun 1954. Gaya penulisannya yang minimalis dalam mengecilkan keadaan yang sebenarnya merupakan ciri khas yang kuat dari Hemingway. Ciri khas Hemingway dalam membuat karakter yang seringkali memproyeksikan dirinya dalam karakter atau cerita yang dibuatnya menjadi salah satu keunikannya sebagai sastrawan, karena pembaca bisa melihat lebih dalam mengenai diri Hemingway dalam karya sastra buatannya. 1

description

Menganalisis novel the short happy life of francis macomber karya Ernest Hemingway menggunakan pendekatan sosiologi sastra

Transcript of Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Page 1: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ernest Miller Hemingway (21 Juli 1899- 2 Juli 1961) atau yang lebih

dikenal dengan Hemingway adalah salah satu pengarang karya sastra

yang sangat terkenal dan telah mendapat beragai macam perhagaan atas

novel maupun cerpen yang dibuatnya. Ia memperoleh Penghargaan

Pulitzer pada tahun 1953 untuk novel karyanya yang berjudul The Old

Man and the Sea serta memperoleh Penghargaan Nobel dalam Sastra

pada tahun 1954.

Gaya penulisannya yang minimalis dalam mengecilkan keadaan yang

sebenarnya merupakan ciri khas yang kuat dari Hemingway. Ciri khas

Hemingway dalam membuat karakter yang seringkali memproyeksikan

dirinya dalam karakter atau cerita yang dibuatnya menjadi salah satu

keunikannya sebagai sastrawan, karena pembaca bisa melihat lebih

dalam mengenai diri Hemingway dalam karya sastra buatannya.

Cerita Pendek berjudul The Short Happy Life of Francis Macomber

karya Ernest Hemingway pertama kali diterbitkan pada bulan Sptember

1936 dalam majalah Cosmopolitan. Cerpen ini kemudian mendapat

adaptasi film yang berjudul The Macomber Affair pada tahun 1947.

Banyak orang yang menganggap cerpen ini adalah salah satu karya

terbaik Hemingway.

1

Page 2: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Cerpen ini terkenal karena tema yang dibawakannya ialah mengenai

kejantan atau keberanian. Karakter-karakter yang bersifat ambigu dan

motif tindakan dari tiap karakter yang kompleks dalam cerita membuat

cerpen ini layak dikatakan sebagai salah satu cerpen terbaik Hemingway.

Melihat cerpen ini begitu terkenal dan sangat berpengaruh terhadap

masyarakat, serta memberi pengaruh terhadap pengembangan karya

sastra maka cerpen ini tepat untuk dianalisis melalui aspek-aspek

sosioloogi dalam teori sosiologi sastra.

1.2 Biografi Pengarang

Ernest Hemingway dilahirkan pada 21 Juli 1899 di Oak Park,Illinois,

sebuah suburban dari Chicago. Hemingway adalah anak lelaki

pertama dan anak kedua dari enam anak yang dilahirkan dalam

keluarga Clarence Edmonds ("Doctor Ed") dan Grace Hall Hemingway.

Hemingway belajar di SMA Oak Park dan River Forest dan di sana

ia berhasil baik dalam bidang akademis maupun atletik.

Hemingway bertinjudan bermain rugby, serta memperlihatkan bakat

yang luar biasa dalam pelajaran sastra Inggris. Pengalaman

menulisnya yang pertama adalah menjadi untuk Trapeze dan Tabula,

surat kabar dan majalah sastra sekolah.

Walaupun cukup berhasil dalam hampir seluruh aktivitasnya di

sekolah, ia sempat dua kali berhenti sekolah dan kabur dari rumah

sebelum bergabung sebagai reporter magang di sebuah koran lokal

yang terbit di Kansas City pada umur 17 tahun. Ia lalu menjadi sopir

ambulan pasukan Sekutu di Italia dalam Perang Dunia I dan pulang

2

Page 3: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

dalam keadaan terluka sebagai seorang pahlawan perang. Kemudian,

sebagai wartawan muda ia menulis feature secara teratur untuk

mingguan Star Weekly yang terbit di Toronto, Kanada.

Dia menjadi salah satu penulis terkemuka di abad 20. Hemingway

memulai karirnya sebagai jurnalis sebelum sukses menjadi pengarang.

Pria kelahiran Oak Park, Illinois, pada 21 Juli 1899 ini tak kalah

menarik dengan karya-karyanya. Ia adalah sosok kontroversial sejak

usia muda. Dia mulai menulis untuk koran sekolahnya saat SMA.

Pengalaman hidupnya yang luas dituangkan dalam karya-

karyanya, antara lain novel The Old Man and the Sea (1952) ini yang

berkisah tentang perjuangan seorang nelayan tua Kuba untuk

menangkap seekor ikan marlin raksasa. Novel yang ditulis saat dia

tinggal di Kuba ini memenangi Hadiah Pulitzer 1953 dan Award of

Merit Medal for Novel dari American Academy of Letters. Novel ini juga

kemudian mengantarnya meraih penghargaan bergengsi Hadiah Nobel

Sastra pada 1954.

Sementara ibunya berharap bahwa anaknya akan

mengembangkan minat dalam musik, Hemingway mewarsi minat

ayahnya yang aktif dalam kegiatan di luar rumah, yaitu berburu dan

memancing di hutan-hutan dan danau-danau di Michigan utara.

Hemingway banyak menulis tentang hal-hal yang berbau

kekerasan seperti perang, adu matador, perburuan di padang liar

Afrika, kehidupan nelayan di laut. Ia juga dikenal sebagai seorang

pecinta yang berkobar-kobar. Ia menikah empat kali dan menjalin

3

Page 4: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

sekian banyak affair selama hidupnya. Tiga pernikahannya berakhir

dengan perceraian. 

Hemingway mati bunuh diri karena depresi setelah merasa

kehilangan kemampuan menulis pada usia tuanya. Dia menembak

kepalanya sendiri dengan senapan berburu beberapa hari sebelum

ulang tahunnya yang ke-62 tanggal 2 Juli 1961, di Ketchum, Idaho.

Beberapa anggota keluarga dekatnya juga mati bunuh diri, termasuk

ayahnya, Clarence, dua orang saudaranya Ursula dan Leicester, dan

belakangan cucunya, Margaux Hemingway, seorang aktris.

1.3 Ringkasan Cerita

Cerpen yang berjudul The Short Happy Life of Francis Macomber

ini menceritakan tentang dua orang pasangan suami istri bernama

Francis Macomber dan Istrinya Margot Macomber yang pergi bersafari

untuk pertama kalinya dan dibantu dengan pemburu bernama Robert

Wilson. Francis Macomber memiliki sifat yang penakut, bahkan dapat

dikatakan sebagai pengecut untuk ukuran pria sepertinya yang tinggi

dan cukup berisi sedangkan istrinya adalah orang Amerika yang kaya

akibat menikah dengan Macomber.

Cerita diawali ketika Macomber, Magot, dan Wilson sedang duduk

di tenda menikmati minumannya dan merayakan bahwa mereka telah

berhasil memburu seekor singa di safari. Budak-budak Afrika yang

disewa oleh Wilson juga turut merayakan keberhasilan perburuan tsb.

dan memuji-muji Macomber atas keberhasilannya.

4

Page 5: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Kemudian, alur cerita berubah menjadi flashback menceritakan

kejadian pemburuan singa. Istri Macomber, Margot awalnya ingin ikut

dalam perburuan tsb. akan tetapi Wilson dan Macomber tidak

mengizinkannya. Ketika Macomber dan Wilson menemukan seekor

singa dibalik pohon, mereka pun turun dari mobil safari yang

dikendarainya. Wilson sudah siap untuk berjalan menuju singa

tersebut tetapi Macomber masih belum siap, wajahnya menjadi pucat

dan tangan serta kakinya gemetaran. Ketika singa itu mengeluarkan

suara aumannya, Macomber terkejut setengah mati akan suara auman

tersebut dan secara spontan menembak singa tersebut sehingga singa

itu lari kedalam hutan meninggalkan jejak-jejak darah.

Ketika mereka menelusuri jejak darah singa tsb. mereka kemudian

melihat singa itu dalam jarak yang dekat, singa tersebut mengaum

dengan sangat kuat dan siap untuk menyerang. Wajah Macomber jadi

sangat pucat dan kemudian lari dari situ. Akan tetapi Wilson berhasil

menembak singa tersebut tepat dikepalanya. Ketika kembali dari

perburuan, Margot mengetahui kejadian yang sebenarnya bahwa

Macomber lari sperti seorang pengecut. Margot menjadi sangat

merendahkan suaminya.

Tetapi karena Macomber tidak suka jika sifat pengecutnya

dibicarakan, maka ketika mereka sedang menikmati minuman di tenda.

Tidak ada yang membicarakan kejadian tsb. Malam harinya, ketika

Macomber sedang tidur lelap, Margot menyelinap ke tenda Wilson

untuk berhubungan intim dengannya.

5

Page 6: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Sekembalinya Margot ke tenda Macomber, Macomber bertanya

kemana dia tadi pergi akan tetapi Margot tidak ingin menjawanya.

Macomber tahu bahwa sebenarnya dia telah bertemu dengan Wilson.

Hal ini membuat Macomber marah.

Keesokan harinya, Wilson dan Macomber memutuskan untuk

memburu bufallo namun kali ini Margot ikut dalam pemburuan. Ketika

mereka menemukan kawanan bufallo, Wilson mengatakan kepada

Macomber untuk siap sedia dan jangan menembak dulu. Akan tetapi

Macomber yang sudah emosi terhadap Wilson tidak lagi menuruti kata-

katanya dan langsung saja menembak seekor bufallo selagi mobil

safari masih berjalan. Bufallo yang ditembak Macomber terkena peluru

di lehernya dan Bufallo itu langsung terjatuh dan mati. Hal ini membuat

Macomber menjadi pemberani seketika dan semangat untuk memburu

dua bufallo yang kabur lainnya.

Macomber langsung berubah mejadi lebih jantan dan tidak takut

lagi. Hal ini tentu saja membuat Macomber merasa bahagia tetapi

Margot malah menjadi takut dan terlihat khawatir akan hal itu. Ketika

mereka menemukan bufallo yang kabur tadi, Wilson dan Macomber

segera turun dari mobil dan siap untuk menembak bufallo itu. Mereka

pun berhasil menembak bufallo tersebut tepat di lehernya. Namun,

tiba-tiba Margot menembak kepala Macomber dari mobil

menggunakan senapan cadangan yang ada di mobil.

6

Page 7: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Margot takut jika Macomber menjadi pemberani maka Macomber

akan meninggalkan dirinya dan membuatnya jadi miskin lagi.

Macomber pun meninggal ditempat dan mayatnya tergeletak didekat

mayat bufallo yang berhasil ditembaknya. Margot kemudian menangis

sangat kencang menyesali perbuatannya. Cerita diakhiri dengan

Wilson membawa pulang Margot dan menyuruh budak-budak

Afrikanya untuk membuat kejadian tadi seakan-akan sebuah

kecelakaan.

1.4 Pendekatan (Teori)

Teori yang digunakan adalah Teori Sosiologi Sastra karena Teori

ini mampu untuk menganalisa cerpen The Short Happy Life of Francis

Macomber dari berbagai aspek sosiologi yang berbeda-beda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:855) sosiologi

sastra merupakan pengetahuan tentang sifat dan perkembangan

masyarakat dari atau mengenai sastra karya para kritikus dan

sejarawan yang terutama mengungkapkan pengarang yang

dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, ideologi

politik dan soaialnya, kondisi ekonimi serta khalayak yang ditujunya.

Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.

Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung

berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu.

Pengarang mengubah karyanya selaku seorang warga masyarakat

pula. Pendekatan sosiologi sastra jelas merupakan hubungan antara

satra dan masyarakat, sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat.

7

Page 8: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Hubungan yang nyata antara sastra dan masyarakat oleh Wellek

dan Werren dapat diteliti melalui:

1. Sosiologi Pengarang

Menyangkut masalah pengarang sebagai penghasil Karya

satra. Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial

pengarang, dan ketertiban pengarang di luar karya sastra.

2. Sosiologi Karya Sastra

Menyangkut eksistensi karya itu sendiri, yang memuat isi

karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya

sastra itu sendiri, dan yang berkaitan masalah-masalah sosial.

3. Sosiologi Pembaca

Mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya

tersebut, yakni sejauh mana dampak sosial sastra bagi

masyarakat pembacanya.

8

Page 9: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

BAB 2

PEMBAHASAN

Dalam menganalisa karya sastra melalui teori sosilologi sastra, ada

tiga sisi yang dapat ditinjau yaitu dari sisi sosiologis pengarang, sisi

sosiologis masyarakat pada waktu karya tersebut dibuat, dan sisi

sosiologis dari pembaca. Dari sosilogis pengarang yang dilihat adalah

pengaruh biografi dan ideologi pengarang tehadap karya sastra yang

dibuat. Dari sisi sosiologis masyarakat, yang dilihat adalah bagaimana

situasi masyarakat pada waktu itu mempengaruhi cerita dalam karya

sastra yang dibuat. Dari sisi soiologis pembaca adalah bagaimana

pengaruh yang didapat pembaca setelah membaca karya sastra tsb.

1. Sisi Sosiologis Pengarang

Dalam cerita pendek The Short Happy Life of Francis Macomber,

latar belakang dalam cerita adalah di safari Afrika. Berdasarkan

pengalaman biografi hidup Ernest Hemingway, ditemukan bahwa

Hemingway sering melakukan perjalanan safari di Afrika. Hal ini dibuktikan

dengan karya-karya lainnya yang juga menggunakan Afrika dalam

ceritanya seperti : Green Hills of Africa, The Snows of Kilimanjaro, True at

First Light, dan Under Kilimanjaro.

Hal lainnya adalah dalam cerita The Short Happy Life of Francis

Macomber ini, Hemmingway menggunakan berburu sebagai sub-tema

yang penting dalam cerita ini. Ditemukan bahwa, ternyata ketika

Hemingway masih berusia remaja ia mewarisi hobi ayahnya yaitu berburu

dan memancing di hutan.

9

Page 10: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Hal ini tentu saja dapat dikatakan sebagai faktor yang cukup

mempengaruhi mengapa dalam cerita The Short Happy Life of Francis

Macomber ini membuat berburu menjadi hal yang penting dalam cerita.

Lebih jauh lagi, Hemingway adalah orang yang memuja alam

(Nature). Dia percaya akan kekuatan dari alam (power of nature) dan

kecantikan alam itu sendiri. Maka dari itu, Hemingway gemar

menghabiskan waktunya dialam seperti memancing, berburu, dan

berkemah. Dia percaya bahwa jika kita mampu melewati ujian dari alam,

maka kita akan menjadi lebih baik. Filosofi Hemingway akan alam ini jelas

mempengaruhi cerita yang dibuatnya. Misalnya dalam cerita The Short

Happy Life of Francis Macomber, Macomber mendapatkan keberanian

setelah membunuh buffalo. Macomber berhasil menaklukkan alam

dengan berburu buffalo sehingga ia menjadi orang yang lebih baik, dalam

hal ini adalah menjadi orang yang berani.

Tema yang terlihat jelas dalam cerpen The Short Happy Life of

Francis Macomber ini adalah tentang keberanian dan ketakutan (courage

and cowardice). Terlihat dari karakter Macomber yang awalnya pengecut

menjadi berani setelah membunuh seekor buffallo. Setelah mengkaji

perjalanan karir Hemingway, ditemukan bahwa Hemingway memang

sering menggunakan tema courage dalam karya-karyanya.

Hal ini dipengaruhi oleh perjalanan hidup Hemmingway dimana

pada masa Perang Dunia I ia meraih Medali Perak untuk Keberanian dan

mendapat Bintang Perunggu (Koresponden Perang – Militer luar biasa)

dalam Perang Dunia II.

10

Page 11: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Hemmingway menganggap laki-laki yang sebenarnya adalah

mereka yang berani dan percaya diri, mereka yang tidak menunjukkan

rasa keragu-raguan dan ketakutan dalam diri mereka. Terlihat jelas

bahwa, perjalanan hidup Hemingway dan ideologinya tentang keberanian

memberikan pengaruh terhadap karya yang dibuatnya seperti di dalam

cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber.

Kemudian dalam bagian akhir cerita The Short Happy Life of

Francis Macomber, Wilson mengutip satu baris ungkapan dari Bagian Dua

Drama karya Shakespeare yang berjdul Henry IV. Kutipan tersebut adalah

“By my troth, I care not; a man can die but once; we owe God a death and

let it go which way it will he that dies this year is quit for the next” yang

kurang lebih dapat diterjemahkan sebagai berikut : “aku tidak peduli, mati

hanya satu kali; kita berutang maut kepada Tuhan dan biarkanlah hal itu

terjadi sesukanya; orang yang mati tahun ini berarti bebas pada tahun

depan”

Setelah mengkaji biografi Hemingway, ternyata kutipan ini pernah

dikatakan oleh Eric Dorman-Smith, seorang serdadu yang pernah

dijumpai Hemingway ketika Hemingway menjadi anggota dari Korps

Ambulan Palang Merah pada masa Perang Dunia I.

Hemingway sendiri pun sudah membaca dan mempelajari semua

karya-karya Shakespeare guna mengembangkan alur cerita yang

menyangkut cinta, keberanian, dan konflik yang sering ada dalam karya-

karya Shakespeare. Serta ditemukan bahwa Hemingway juga sering

menggunakan referensi-referensi dari karya-karya sastra klasik dalam

11

Page 12: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

novel maupun cerpen yang dibuatnya, seperti novelnya yang berjudul For

Whom the Bell Tolls, Hemingway menggunakan satu bait dari puisi karya

John Donne sebagai judul novel tersebut.

2. Sisi Sosiologis Masyarakat

Dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber ini,

terdapat budak-budak yang merupakan orang asli dari Afrika. Cerpen The

Short Happy Life of Francis Macomber pertama kali diterbitkan pada tahun

1936.

Pada tahun 1936, tradisi perbudakan di Afrika secara hukum

seharusnya sudah resmi dihentikan. Akan tetapi, masih banyak praktek-

praktek perbudakan di Afrika yang masih tersembunyi dan tidak mendapat

hukuman bahkan hingga abad ke 20. Disini dapat dimpulkan bahwa,

fenomena sosial perbudakan di Afrika yang seharusnya sudah tidak ada

lagi masih terjadi ketika cerpen ini dibuat. Hal ini tentu menjadi salah satu

pengaruh dari sisi sosiologis masyarakat mengapa Hemingway

menuangkan unsur budak dalam cerita The Short Happy Life of Francis

Macomber.

Dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber ini,

perburuan yang dilakukan adalah memburu singa dan bufallo. Setelah

mengkaji peristiwa yang terjadi pada tahun 1936, ditemukan bahwa pada

tahun 1897 – 1936 dilakukan Big Game Hunting And Adventure yang

pada dasarnya ialah semacam perburuan binatang untuk mendapatkan

piala berupa hasil buruan atau hanya sebgai ajang olahraga berburu. Big

12

Page 13: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Game Hunting And Adventure ini memburu lima binatang besar di Afrika,

yaitu : singa, bufallo, leopard, gajah, dan badak.

Lebih jauh lagi, metode yang digunakan ketika perburuan dalam

cerita The Short Happy Life of Francis Macomber punya kesamaan

dengan metode Big Game Hunting seperti penggunaan kendaraan ketika

berburu, baik kendaraan darat maupun udara. Serta, dalam Big Game

Hunting juga menggunakan bantuan pemburu yang disewa untuk

membantu mendapatkan buruan. Hal ini mirip dengan keadaan Wilson

yang seorang pemburu disewa oleh Macomber dan Margot dalam cerita

The Short Happy Life of Francis Macomber. Sudah terlihat jelas bahwa

fenomena sosial Big Game Hunting yang terjadi di masyarakat pada

waktu itu adalah contoh dari pengaruh sosiologis masyarakat dalam

cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber.

3. Sisi Sosiologis Pembaca

Tidak banyak sisi sosiologis pembaca yang dapat ditemukan dalam

cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber. Bagi saya pribadi

yang juga merupakan seorang pembaca, cerpen ini membuat saya

menjadi lebih sadar akan ciri khas dari karya-karya buatan Ernest

Hemingway dan menjadi tertarik untuk membaca karya-karya sastra lain

buatannya.

Selain itu, cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber juga

memberi pembaca dampak sosiologis berupa pelajaran moral kepada

pembaca tentang konsep keberanian yang ingin disampaikan Hemingway

melalui cerpen ini. Pembaca juga dapat menganggap cerpen The Short

13

Page 14: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

Happy Life of Francis Macomber ini sebagai media hiburan yang edukatif

bagi mereka.

BAB 3

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sosiologi

Sastra adalah teori sastra yang menganalisis aspek sosiologis dalam

karya sastra dari tiga sisi. Dari sisi pengarang, sisi sosiologis masyarakat,

dan sisi sosiologis pembaca. Berdasarkan analisis tiga sisi sosiologis

untuk cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber karya Ernest

Hemingway, dapat disimpulkan bahwa sisi sosiologis yang paling

menonjol dalam cerpen ini adalah sisi sosiologis pengarang, yaitu Ernest

Hemingway sendiri.

Hal ini disebabkan, karena Hemingway merupakan penulis yang

selalu menggambarkan kehidupannya dalam setiap karya sastra yang ia

buat. Dalam setiap novel ataupun cerpen yang ia buat, dapat ditemukan

pengalaman-pengalaman hidup yang pernah dialaminya dalam cerpen

tsb. Dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber

pengalaman tersebut ialah kegemarannya terhadap alam, hobinya untuk

berburu, serta pengalaman yang ia alami ketika berada di Afrika.

Selain dari sisi sosiologis pengarang, terdapat juga beberapa

contoh pengaruh sisi sosiologis masyrakat seperti perbudakan di Afrika

yang seharusnya sudah dihentikan tapi masih dilakukan pada saat itu. Hal

ini dituangkan dalam cerpen The Short Happy Life of Francis Macomber

14

Page 15: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

dengan cara memunculkan tokoh budak Afrika dalam cerpen tsb.

Sedangkan dari sisi pembaca sendiri, ialah membuat pembaca mendapat

pelajaran moral dari tema keberanian dalam cerpen The Short Happy Life

of Francis Macomber.

DAFTAR PUSTAKA :

Azhar. 2013. Sosiologi Sastra. Diakses pada tanggal 06 Desember

2015 dari laman, https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/

BBC. The End of Slavery. Diakses pada tanggal 06 Desember 2015

darilaman, http://www.bbc.co.uk/worldservice/africa

GradeSaver. 2015. Short Stories of Ernest Hemingway Themes.

Diakses pada tanggal 06 Desember 2015 dari laman,

http/www.gradesaver.com/

Merdeka.com. 2012. Biografi Ernest Hemingway. Diakses pada

tanggal 06 Desember 2015 dari laman, http://profil.merdeka.com

Sindelar, Nancy W. 2014. Influencing Hemingway : People and

Palces That Shaped His Life and Work. Diakses pada tanggal 06

Desember 2015 dari laman, https://books.google.co.id/books

Wikipedia. 2014. The Short Happy Life of Francis Macomber.

Diakses pada tanggal 06 Desember 2015 dari laman,

https://wikipedia.org

Wikipedia. 2015. Big-game hunting. Diakses pada tanggal 06

Desember 2015 dari laman, https://en.wikipedia.org/wiki/Big-

game_hunting#Methods

Wikipedia. 2015. Ernest Hemingway. Diakses pada tanggal 06

Desember 2015 dari laman, https://id.wikipedia.org

15

Page 16: Analisis Novel The Short Happy Life of Francis Macomber

16