ANALISIS NILAI-NILAI MODAL SOSIAL SEBAGAI KONSTRUKSI...
Transcript of ANALISIS NILAI-NILAI MODAL SOSIAL SEBAGAI KONSTRUKSI...
ANALISIS NILAI-NILAI MODAL SOSIAL SEBAGAI KONSTRUKSI
KESEJAHTERAAN GENERASI MILLENIAL
Disusun Oleh :
AHMAD TANOE WIDJOJO
11140840000062
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Ahmad Tanoe Widjojo
2. TempatTanggal Lahir : Jakarta, 03 Juni 1996
3. Alamat : Reni Jaya Jl. Jawa I Blok N5/12, Pd.
Benda, Kec. Pamulang
4. Agama : Islam
5. NamaAyah : Ahmad Wahyu
6. NamaIbu : Sriyaningsih
7. NomorTelepon : 0896-0760-3256
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 2002-2008 : SDIT Nurul Hidayah
2. 2008-2011 : SMPT Darussalam
3. 2011-2014 : SMK Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
4. 2014-2019 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. 2009-2010 : Pengurus OSIS SMPT Darussalam
3. 2012-2013 : Anggota Karang Taruna Reni Jaya RT 003
4. 2014-2015 : Divisi Internal Eksternal HMJ Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan
5. 2014-Sekarang : Anggota Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Komisariat Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Cabang Ciputat
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to explore how social capital directly affect
the welfare of millennial generation. Type of this research is quantitative. The
sample in this research is some college students in State Islamic University of
Syarif Hidayatullah Jakarta. Data collection is done by spreading the
questionnaires to 140 respondents. This research method using multiple
regression analysis, with the processed of SPSS software version 16.
The results of this study showed trust, networking, collective action and
information access simultaneously has significant effect to the welfare of
millennial generation there as shown by the level of significance F < α (0.000 <
0.05) and Adjusted r-square of 0.173. This means that the contribution of this
independent variable is 17.3%. While the remaining 82,7%, explained by other
variables than this research. Partially, trust has not significantly influence to the
welfare of millennial generation of 0.620, networking has significantly influence
to the welfare of millennial generation of 0.005, collective action has not
significantly influence to the welfare of millennial generation of 0.532, and
information access has significantly influence to the welfare of millennial
generation of 0.007.
Keywords: Social Capital, Welfare of Millenial Generation, Trust, Networking,
Collective Action, and Information Access
vii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana modal sosial
secara langsung mempengaruhi kesejahteraan generasi milenial. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan
sebanyak 140 kuesioner kepada responden. Penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi linier berganda, dengan bantuan perangkat SPSS versi 16.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trust, networking, collective action,
dan information access secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kesejahteraan generasi milenial seperti yang ditunjukkan oleh tingkat
signifikansi F < α (0.000 < 0.05) dan Adjusted R-Square yang sebesar 0.173.
Artinya kontribusi variabel independen adalah sebesar 17,3%, sedangkan sisanya
sebesar 82,7%, dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini. Secara parsial, trust
tidak berpengaruh signifikan pada kesejahteraan generasi milenial dengan prob.
sebesar 0.620. Networking secara parsial berpengaruh signifikan pada
kesejahteraan generasi milenial dengan prob. sebesar 0.005, Collective Action
tidak berpengaruh signifikan pada kesejahteraan generasi milenial dengan prob
sebesar 0.532, dan Information Access berpengaruh signifikan pada kesejahteraan
generasi milenial dengan prob. sebesar 0.007.
Kata Kunci: Social Capital, Kesejahteraan Generasi Milenial, Trust, Networking,
Collective Action, and Information Access
viii
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrahmanirrahim”
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat sertasalam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan Rasulullah Shalallaahu A’laihi Wasallaam. Penyusunan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas izin dan
kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua, bapak Ahmad Wahyu dan ibu Sriyaningsih yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa
yang tiada henti-hentinya bagi penulis untuk menyelesaikan studi.
3. Prof Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. Selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Arief Fitrijanto, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Djaka Badranaya S.Ag., M.E. selaku dosen Pembimbing
Skripsi yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi
ix
pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun
skripsi.
6. Dr. Lukman selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia
memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama masa
perkuliahan.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa
perkuliahan.
8. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
9. Teman-teman kosan “MACAN”, Temon, Azka, Dwi, Ari, Elvan,
Faikar, Hilmi, Idham, Irvan, Maajid, Naufal dan Tajul yang selalu
kompak dalam proses menuntut ilmu selama berkuliah maupun
berorganisasi di Ciputat.
10. Teman-teman kosan “KOTHOR”, Wahyu Gembal, Thoriq, Adi, Jody,
Riko, Ucup, Muzaki, Hanif, dan Prianda yang selalu saling
mendukung dalam hal perkuliahan.
11. Teman-teman seperjuangan kelas Perencanaan Pembagunan 2014
yang selalu kompak dan memberikan semangat kepada penulis.
12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2014 terima kasih atas
kebersamaan dan kenangannya selama berkuliah di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
13. Kepada teman-teman dekat dan teman-teman saya sekalian yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan
semangat.
x
14. Seluruh pihak-pihak yang turut andil dalam penyelesaian tugas akhir
skripsi hingga penulis memdapatkan gelar Sarjana Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang
perencanaan pembangunan.
Ciputat, 10 Februari 2019
(Ahmad Tanoe Widjojo)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
A. Tinjauan Literatur .......................................................................................... 9
1. Modal Sosial ............................................................................................... 9
2. Trust... ....................................................................................................... 10
3. Networking ................................................................................................ 11
4. Gotong Royong ......................................................................................... 13
5. Aliran Informasi ........................................................................................ 13
6. Kesejahteraan Generasi Milenial .............................................................. 15
B. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 20
C. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 27
D. Hipotesis ......................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 30
xii
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ................................................ 30
C. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 32
D. Metode Analisis Data .................................................................................. 33
E. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................................... 37
F. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 42
A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................................ 42
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 43
1. Karakteristik Responden ........................................................................... 43
2. Uji Kualitas Data ....................................................................................... 46
3. Pembahasan Analisis Deskriptif ............................................................... 49
4. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 71
5. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 77
6. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 86
7. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88
A. Kesimpulan .................................................................................................... 88
B. Saran .............................................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN ......................................................................................................... 97
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strata Generasi Straus-Howe ................................................................ 17
Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terdahulu ................................................................... 27
Tabel 3.1 Konstruk Variabel ................................................................................. 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional ............................................................................ 40
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 47
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 49
Tabel 4.3 “Anda bersedia menolong orang yang sedang kesulitan, walaupun anda
tidak mengenalnya” ............................................................................................... 49
Tabel 4.4 “Anda bersedia membantu siapapun teman anda yang sedang dalam
kesulitan”............................................................................................................... 50
Tabel 4.5 “Anda selalu waspada agar tidak dimanfaatkan oleh teman-teman anda”
............................................................................................................................... 51
Tabel 4.6 “Anda mempercayai teman anda untuk menitipkan barang berharga
yang anda miliki” .................................................................................................. 52
Tabel 4.7 “Anda cukup percaya untuk meminjamkan uang kepada teman anda” 52
Tabel 4.8 “Berapakah jumlah teman yang benar-benar dapat anda percaya?” ..... 53
Tabel 4 9 “Berapa banyak organisasi dan/atau komunitas yang pernah anda
ikuti?” .................................................................................................................... 54
Tabel 4.10 “Dalam 1 minggu, berapa hari yang anda luangkan untuk kegiatan
organisasi dan/atau komunitas tersebut?” ............................................................. 55
Tabel 4.11 “Kira-kira, berapa banyak teman atau rekan yang anda miliki?” ....... 55
Tabel 4.12 “Dalam 1 minggu, berapa banyak teman yang biasanya anda temui
untuk sekedar main, hang out, ataupun berdiskusi?” ............................................ 56
Tabel 4.13 “Dalam 1 bulan terakhir, berapa banyak teman/rekan anda yang
menawarkan pekerjaan kepada anda?” ................................................................. 57
Tabel 4.14 “Dalam 1 bulan terakhir, berapa kali anda terlibat dalam kegiatan
gotong royong di lingkungan tempat anda tinggal?” ............................................ 58
Tabel 4.15 “Berapa kali anda pernah menjadi panitia kegiatan acara di tingkat RT
& RW?” ................................................................................................................. 59
xiv
Tabel 4.16 “Seberapa besar pengeluaran yang bersedia anda keluarkan untuk
menyukseskan acara/kegiatan di tingkatan RT/RW?” .......................................... 59
Tabel 4.17 “Anda bersedia untuk menjenguk tetangga yang tidak dekat dengan
anda” ..................................................................................................................... 60
Tabel 4 18 “Berapa kali anda pernah bekerjasama dengan teman/rekan anda
untuk membuat suatu project” .............................................................................. 61
Tabel 4 19 “Dalam 1 minggu, berapa kali anda membaca berita?” ...................... 62
Tabel 4 20 “Dalam 1 minggu, berapa kali kira-kira anda menonton siaran televise,
youtube, dan lain-lain” .......................................................................................... 63
Tabel 4 21 “Dalam 1 bulan, rata-rata seberapa banyak anda menerima telefon dan
menelfor orang yang berbeda, selain anggota keluarga anda?” ............................ 64
Tabel 4 22 “Dalam 1 bulan, berapakah rata-rata pengeluaran anda untuk membeli
paket data internet?” .............................................................................................. 64
Tabel 4 23 “Dalam 1 hari, rata-rata berapa lama anda menghabiskan waktu untuk
membuka internet?” .............................................................................................. 65
Tabel 4 24 “Dalam 1 hari, rata-rata berapa kali anda makan makanan pokok?” .. 66
Tabel 4 25 “Dalam 1 bulan, rata-rata berapakah pengeluaran anda untuk hang
out?” ...................................................................................................................... 67
Tabel 4 26 “Dalam 1 tahun terakhir, berapa kali anda melakukan kegiatan relawan
sosial?” .................................................................................................................. 68
Tabel 4 27 “Jika anda sakit ringan, apa tindakan yang langsung anda lakukan?” 69
Tabel 4 28 “Dalam 1 tahun terakhir, berapa stel pakaian baru yang anda peroleh?”
............................................................................................................................... 69
Tabel 4 29 “Dalam 1 bulan, rata-rata berapa kali anda mengkonsumsi produk
daging dan telur?” ................................................................................................. 70
Tabel 4 30 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ......................................................... 73
Tabel 4 31 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................. 74
Tabel 4 32 Hasil Uji Glejser ................................................................................. 76
Tabel 4 33 Hasil Uji t ............................................................................................ 77
Tabel 4 34 Hasil Uji F ........................................................................................... 85
Tabel 4 35 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 86
xv
Tabel 4 36 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ................................................. 88
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Piramida Penduduk Indonesia ............................................................. 1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 20
Gambar 4 1 Hasil Uji Normalitas Uji P-P Plot ..................................................... 72
Gambar 4 2 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Scatterplot ................................ 75
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 (Jenis Kelamin Responden) ................................................................. 44
Grafik 4 2 (Daerah Asal Responden) .................................................................... 45
Grafik 4.3 (Penghasilan Sampingan) .................................................................... 46
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner ............................................................................. 97
Lampiran 2 Data Kuesioner ................................................................................ 105
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 121
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun kedepan, Indonesia mau tidak mau harus berhadapan
dengan bonus demografi yang mana hal ini dapat menjadi anugerah, tantangan,
ataupun bencana, tergantung dari bagaimana respon yang dilakukan baik bagi
pihak pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, maupun masyarakat sendiri. Bonus
demografi itu sendiri memiliki definisi dari kondisi dimana populasi usia
produktif lebih banyak daripada usia non-produktif. Kita tentu melihat ada 2 sisi
disini, positif dan negatif. Sisi positifnya adalah, Indonesia akan dibanjiri oleh
masyarakat dengan “usia produktif” yang jika diberdayakan, maka akan
membentuk suatu kekuatan ekonomi tersendiri karena pasti akan berpengaruh
pada produktifitas perekonomian di Indonesia. Sedangkan sisi buruknya adalah
jika banjir “usia produktif” ini tidak diiringi dengan pemberdayaan yang optimal.
Artinya akan terjadi banyak sekali pengangguran dan pasti akan berpengaruh
terhadap pengembangan generasi-generasi muda di Indonesia.
Gambar 1.1 Piramida Penduduk Indonesia
2
Generasi muda di Indonesia saat ini seharusnya merasa beruntung, karena
generasi muda saat ini merasakan apa yang tidak dirasakan oleh generasi-generasi
sebelumnya, yaitu kehebatan teknologi yang sekarang berhasil membuat segala
hal menjadi praktis, cepat, dan cenderung mudah. Itulah mengapa, banyak yang
menyebut generasi muda sekarang adalah generasi millennial. Tentunya kata
generasi millennial tersebut sudah tidak asing lagi di telinga generasi muda yang
hidup di jaman ini. Generasi millennial itu sendiri didefinisikan oleh para peneliti
sosial sebagai generasi yang lagi pada tahun 1980 – 2000 atau jika dikonversikan
ke umur, maka rentang umur mereka adalah 18 – 38 tahun. Dari tabel diatas, total
populasi generasi millenial adalah sebanyak 83.29 Juta. Tentu generasi millennial
sebanyak ini harusnya bisa menjadi tombak perekonomian Indonesia karena
dikenal dengan generasi yang produktif dengan memanfaatkan sejumlah teknologi
untuk membangun efisiensi.
Dalam membangun efisiensi yang baik, diperlukan penggunaan modal yang
efektif. Pada prinsipnya, modal itu terbagi menjadi sumber daya yang bersifat
terlihat (tangible), dan sumber daya yang bersifat tidak terlihat (intangible).
Modal sosial merupakan sumber daya yang bersifat intangible, karena pada
dasarnya modal sosial merupakan sifat ataupun karakteristik yang membentuk
suatu kegiatan sosial menjadi sesuatu yang lebih bernilai lebih (valuable)
(Vipriyanti, 2007). Modal sosial akan dengan sendirinya menciptakan zero
transaction cost yang disebabkan oleh tingginya akses informasi yang dapat
diperoleh seorang individu.
Modal sosial menjadi penting bagi pembangunan ekonomi. Hal tersebut
dikarenakan dalam modal sosial terdapat keterkaitan yang sebenarnya tidak dapat
dihindari dan merupakan kekuatan yang cukup besar jika kita menyadari dan
menganggap hal ini penting. Karena di era modern seperti ini sudah banyak sekali
generasi millennial yang bahkan menjauhkan dirinya dari lingkungan sosial
dikarenakan mereka sudah merasa nyaman dengan segala macam teknologi yang
mereka miliki. Dalam hal ini, perlu dibangun kembali penerapan nilai-nilai modal
sosial yang diantaranya adalah rasa saling percaya (trust), jaringan (networking),
3
perilaku gotong royong, dan juga kesetaraan akses informasi yang juga tidak
kalah krusial dengan nilai-nilai lainnya (Fukuyama, 1995).
Rasa saling percaya (trust) menjadi penting di lingkungan sosial, karena
dengan adanya trust di suatu lingkungan sosial, maka seseorang akan lebih peka
terhadap apapun yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Tentu saja efek ini
bersifat resiprosikal, yaitu ketika seseorang peka kepada lingkungan sosialnya,
maka lingkungan sosialnya pun akan peka terhadap sesorang tersebut. Bayangkan
jika di dalam sebuah lingkungan sosial tidak terdapat unsur trust yang baik, maka
ketika ada isu kuat mengenai terorisme, maka akan timbul saling kecurigaan yang
mendalam di dalam lingkungan sosial itu sendiri.
Hal ini akan berimplikasi pada berkurangnya salah satu kegiatan-kegiatan
penting dalam kemasyarakatan tidak terkecuali kegiatan ekonomi, karena pada
dasarnya kegiatan ekonomi akan terjadi secara berkesinambungan ketika adanya
rasa saling percaya antar pelaku ekonomi tersebut (Jennings & Sanchez, 2016).
Hal itu tentunya akan menutup jaringan-jaringan yang seharusnya terbentuk oleh
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berkembang.
Jika saja jaringan-jaringan tersebut tertutup, maka sudah hilang 2 unsur
terpenting dari modal sosial, yaitu trust dan networking (Fukuyama, 2000).
Jaringan merupakan unsur yang penting, karena jika seseorang memiliki jaringan
yang kuat, maka dapat dipastikan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya selalu
melibatkan pelaku-pelaku lain sehingga tercipta jaringan-jaringan baru yang
nantinya dapat memperkuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan khususnya kegiatan
ekonomi (Gauer & Hellmann, 2017). Dengan adanya hal tersebut, maka akan
timbul aspek baru yaitu adanya pertukaran informasi yang mana hal ini juga
menjadi penting bagi keselarasan dan juga kesejahteraan hidup individu-individu
yang ada di dalam jaringannya (Dessí, Gallo, & Goyal, 2016).
Informasi juga merupakan unsur yang penting dalam siklus modal sosial
maupun kegiatan ekonomi (Beiermann, Ritten, Thunström, & Ehmke, 2017).
Bayangkan saja, jika kita berinvestasi kepada suatu perusahaan yang notabenenya
4
kita tidak memiliki informasi apa-apa terkait perusahaan tersebut? Maka akan
besar kemungkinan kalua kita akan terkena modus penipuan dan lain-lain. Dan
bayangkan pula jika sebelum kita berinvestasi kepada perusahaan tersebut, kita
menemukan orang yang sudah pernah melakukan investasi di perusahaan tersebut,
pastinya kita akan mendapatkan informasi-informasi penting terkait perusahaan
yang hendak kita investasikan. Inilah mengapa akses informasi adalah suatu yang
mahal yang akan susah kita berikan kepada orang yang kita tidak percaya atau
mungkin bukan bagian dari kelompok kita (Rahi & Zigrand, 2018). Karena pada
dasarnya orang akan memberikan informasi terlebih dahulu kepada orang-orang
yang dikenalnya atau orang-orang di dalam kelompoknya. Akses informasi ini
pun bahkan dapat menentukan “harga” dari sesuatu “barang” (Fukuyama, 2000).
Dan ketika seseorang sudah berhasil memiliki trust, networking, akses
informasi yang memadai, maka unsur terpenting yang terakhir adalah perilaku
gotong royong. Dalam hal ini, gotong royong biasanya cenderung digunakan
dalam penyelesaian terhadap suatu masalah (Albrecht, Kube, & Traxler, 2018).
Misalnya masalah pembangunan masyarakat, tidak akan dapat terwujud jika tidak
dilakukan secara gotong royong (Sarafopoulos & Ioannidis, 2015). Perlu adanya
perilaku kerjasama antara inisiator yang menemukan titik permasalahan, dengan
objek permasalahan tempat membangun solusi dari suatu permasalahan.
Bahkan dalam masalah kemiskinan, kesehatan, ketersediaan modal dan
pendidikan, modal sosial juga menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengatasi
hal tersebut (Grootaert & van Bastelaer, 2001). Hal ini dikarenakan modal sosial
memiliki kontribusi terhadap peningkatan pendapatan. Modal sosial juga
dipercaya dapat membuat distribusi penggunaan sumber daya menjadi lebih
efisien karena dapat menekan pengeluaran individu melalui tindakan-tindakan
kolektif.
Ini menandakan bahwa ada hubungan timbal balik yang terjadi antara modal
sosial dengan pembangunan ekonomi. Sedikit atau bahkan tidak adanya modal
sosial di suatu wilayah menyebabkan aktivitas ekonomi mengalami stagnasi atau
5
bahkan kemunduran dan juga kerusakan pada sumber daya alam. Sebaliknya,
tanpa pembangunan ekonomi yang memadai maka modal sosial akan ikut
terganggu dikarenakan akan banyak konflik-konflik sosial yang terjadi (Mitchell,
1999). Salah satu penyebab lemahnya modal sosial yang dimiliki suatu wilayah
adalah dikarenakan terabaikannya pembangunan sumber daya sosial, sehingga hal
ini menyebabkan tertekannya produktivitas wilayah dan membuat suatu jaringan
kerja yang inefisien sehingga berdampak pada lemahnya kesejahteraan
(Vipriyanti, 2007).
Hal ini terbukti didalam penelitian yang pernah dilakukan bahwa, rendahnya
kesejahteraan di suatu wilayah bisa terjadi karena rendahnya modal sosial yang
dimiliki, dibandingkan dengan wilayah lainnya (Putnam, Leonardi, & Nanetti,
1993). Pada saat itu Putnam menganalisis mengenai kesenjangan kesejahteraan
antara Italia Selatan dengan Italia Utara, dimana Italia Utara memiliki modal
sosial yang lebih tinggi dan cenderung lebih sejahtera jika dibandingkan dengan
Italia Selatan. Sejalan dengan itu, kesenjangan rasa percaya (trust) yang juga
menjadi bagian dari modal sosial menjadi salah satu penyebab perbedaan hasil
yang didapatkan dari proses pembangunan ekonomi antar wilayah. Hal ini terjadi
karena trust dapat menekan biaya transaksi yang sangat dibutuhkan untuk
terbangunnya ekonomi yang sehat (Fukuyama, 1995).
Hal ini yang sebenarnya harus mulai menjadi perhatian pemerintah pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, sudah mulai ada tokoh-tokoh muda
yang dapat menjadi panutan bagi generasi penerus kita. Pemerintah harus juga
memperhatikan eksistensi mereka, karena sedikit banyaknya, mereka juga
memiliki peran penting dalam pembangunan kesejahteraan generasi millennial itu
sendiri dan juga generasi penerusnya. Itulah pentingnya membangun
kesejahteraan melalui modal-modal sosial yang sebenarnya sudah banyak kita
miliki.
Memang belum banyak contoh generasi millennial yang memiliki tingkat
kesejahteraan yang tinggi. Tapi kita dapat melihat di lingkungan sekitar kita
6
bahwa ada beberapa generasi millennial yang cukup mencuat di ranah publik
karena mereka berhasil membuat komunitas-komunitas yang cukup berguna bagi
pengembangan generasi-generasi penerus. Dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada, dan dicampur dengan teknologi yang tersedia, mereka mampu membuat
wadah-wadah tersebut. Tentunya hal ini penting untuk meningkatkan ide-ide bagi
generasi millennial lainnya, tak terkecuali mahasiswa-mahasiswa di Indonesia,
dan khususnya mahasiswa UIN Jakarta.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta)
merupakan sebuah kampus di Selatan Jakarta yang memiliki banyak sekali peserta
didik, yaitu sebanyak 27.140 mahasiswa (Pustipanda, 2018). Jumlah mahasiswa
yang banyak ini bisa menjadi salah satu indikator modal sosial (Collier, 1998).
Banyaknya mahasiswa yang ada dapat mendorong subur tumbuhnya organisasi-
organisasi di lingkungan UIN Jakarta.
Tumbuhnya organisasi-organisasi di lingkungan kampus, di satu sisi
merupakan suatu keuntungan, dimana organisasi-organisasi tersebut seharusnya
dapat menjadi sumber-sumber peningkatan modal sosial bagi mahasiswa UIN
Jakarta karena hal tersebut dapat meningkatkan nilai-nilai positif seperti
kesetiakawanan dan sanksi-sanksi yang dapat menekan tumbuhnya sifat
oportunistik, bahkan perilaku free rider (kondisi dimana seseorang mendapatkan
sesuatu lebih dari hak nya), sebagai indikator dari tumbuhnya modal sosial
(Vipriyanti, 2007).
Berkembang pesatnya teknologi membuat generasi millennial pada saat ini
lebih bergantung kepada devices daripada kekuatan modal sosial. Tentu saja ada
sisi baik dan buruk dibalik hal ini, namun, telah dibuktikan oleh beberapa
penelitian yang dilakukan bahwa rendahnya tingkat modal sosial dapat
menyebabkan lemahnya kesejahteraan baik individu, sosial, rumah tangga,
bahkan suatu wilayah.
Dikarenakan belum adanya penelitian mengenai modal sosial untuk lingkup
generasi millennial, khususnya mahasiswa. Oleh karena itu, penting untuk
7
menganalisa bagaimana modal sosial yang ada saat ini di lingkungan kampus UIN
Jakarta. Karena kesejahteraan mahasiswa yang jumlahnya tidak sedikit ini akan
menentukan arah generasi-generasi berikutnya, serta dapat mewujudkan
kesejahteraan bangsa.
Dari perumusan masalah tersebut, peneliti akhirnya tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “NILAI-NILAI MODAL SOSIAL SEBAGAI
KONSTRUK KESEJAHTERAAN GENERASI MILLENNIAL”.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Trust terhadap kesejahteraan generasi millennial?
2. Bagaimana pengaruh Networking terhadap kesejahteraan generasi
millennial?
3. Bagaimana pengaruh perilaku Collective Action terhadap kesejahteraan
generasi millennial?
4. Bagaimana pengaruh Aliran Informasi terhadap kesejahteraan generasi
millennial?
5. Bagaimana pengaruh simultan Trust, Networking, Collective Action, dan
Aliran Informasi terhadap kesejahteraan generasi milenial?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Trust terhadap kesejahteraan generasi
millennial.
2. Untuk mengetahui pengaruh Networking terhadap kesejahteraan
generasi millennial.
3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku Collective Action terhadap
kesejahteraan generasi millennial.
8
4. Untuk mengetahui pengaruh Aliran Informasi terhadap kesejahteraan
generasi millennial.
5. Untuk mengetahui pengaruh simultan Trust, Networking, Collective
Action, dan Aliran Informasi terhadap kesejahteraan generasi
millennial.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Pemerintah
a. Dapat menjadi bahan pertimbangan dan referensi dalam pengambilan
kebijakan yang tepat, untuk mempertahankan kondisi sosial-ekonomi
serta dalam rangka melakukan fungsi pembangunan.
2. Manfaat Bagi Akademik
a. Sebagai bahan masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian
yang dilakukan di masa yang akan datang, dan juga untuk menambah
khasanah wawasan penelitian yang nantinya dilakukan oleh peneliti
selanjutnya.
b. Sebagai bahan masukan bagi dunia ilmu pengetahuan yang berkaitan.
3. Manfaat Bagi Peneliti
a. Dapat dijadikan perbandingan dan tambahan rujukan yang membuka
wawasan berpikir atas penelitian yang akan dilakukan nantinya
b. Dapat menerapkan teori yang didapat dalam dunia kemasyarakatan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Modal Sosial
Kalangan ahli ekonomi, sosiologi dan politik menginterpretasikan
social capital secara tidak sama. Secara general, dua aliran utama yang
mengembangkan konsep social capital adalah sosiolog-antropologi serta
politik dan ekonomi kelembagaan (Gylfason, 2002). Infrastruktur sosial
dan politik yang digunakan oleh suatu negara untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi salah satunya adalah social capital (Gylfason,
2002). Oleh karena itu, tingginya perilaku rent seeking dan korupsi yang
menyebabkan inefisiensi serta menghambat pertumbuhan ekonomi
menunjukkan lemahnya social capital.
Coleman (1990), berpendapat bahwa social capital merupakan atribut
dari struktur sosial dimana seseorang atau kelompok berada di dalamnya.
Social capital pada umumnya memiliki karakteristik barang public dan
melekat pada struktur social, namun memiliki tingkat yang sama dengan
financial capital, physical capital dan human capital. Cara pandang yang
sama dengan menyatakan bahwa modal sosial merupakan barang publik
(public good), yang mana tidak dikuasai oleh orang tertentu tetapi
bergantung dari seluruh anggota dalam suatu jaringan kerja juga
dikemukakan oleh (Adler & Kwon, 2009). Sifat public good tersebut
membuat tiap-tiap individu lebih memilih untuk melalaikan atau
mempercayakan kewajiban dalam jaminan pemeliharaan
keberlangsungannya pada anggota yang lain.
10
World Bank (1998), menyatakan modal sosial secara spesifik sebagai
norma-norma dan hubungan sosial yang melekat dalam struktur sosial
masyarakat dan memungkinkan orang-orang untuk mengkoordinasikan
kegiatan serta mencapai tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan definisi
Bank Dunia tersebut, Woolcock & Narayan (2000) menyatakan bahwa
modal sosial adalah jaringan kerja dan norma yang membuat orang
cenderung melakukan sesuatu secara bersama (tindakan kolektif).
Woolcock & Narayan (2000), juga mengemukakan bahwa ada empat cara
pandang modal sosial dalam pembangunan ekonomi, yaitu: Pertama,
Communitarian View; Kedua, Network View; Ketiga, Institutional View;
dan yang terakhir Synergy View.
2. Trust
Rasa percaya merupakan dasar dari perilaku moral dimana modal
sosial dapat terbangun. Moralitas menjembatani suatu kerjasama dan
koordinasi sosial dari seluruh aktivitas sehingga manusia bisa hidup
bersama dan berinteraksi dengan manusia yang lain. Salah satu ilustrasi
membangun sebuah rasa percaya yaitu proses terjadinya kasih sayang
yang memang dibangun sejak awal dalam suatu keluarga. Prinsip-prinsip
resiprositas dan pertukaran akan terjadi selama ada rasa saling percaya
dalam hubungan dan perilaku kekeluargaan (Fukuyama, 2000).
Rasa saling percaya tidak hanya dapat dibangun, tetapi dapat hancur
juga. Rasa percaya yang terjalin secara terus menerus terbangun dari
adanya interaksi antar personal yang selalu dilakukan (personalized trust),
pengetahuan terhadap suatu informasi maupun insentif-insentif yang dapat
diperoleh (generalized trust) dan tidak akan bisa dibangun tanpa adanya
kebenaran. Sifat rasional manusia yang terbatas (bounded rationality)
mempengaruhi usaha dalam membangun rasa saling percaya diantara
pelaku-pelaku tersebut. Oleh karena itu, sifat bounded rationality manusia
harus terus menerus diperluas dengan melakukan komunikasi dan
11
pencarian informasi yang tentunya bisa dipercaya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa rasa percaya secara nyata dan positif berhubungan
dengan keberhasilan pencapaian indikator pertumbuhan ekonomi melalui
proses produksi yang lebih efisien. Sebaliknya, keberhasilan pemerintah
mewujudkan tingkat pembangunan ekonomi yang lebih baik dapat pula
memperkuat rasa percaya sosial masyarakat (Vipriyanti, 2007).
Algan & Cahuc (2013), berpendapat bahwa Trust memiliki pengaruh
terhadap pembangunan ekonomi. Peranan potensial dari trust dalam
pembangunan ekonomi secara alamiah cukup menarik beberapa dekade
yang lalu. Hampir setiap transaksi komersial memiliki elemen trust, tentu
saja setiap transaksi yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Dapat
dikatakan bahwa banyak keterbelakangan ekonomi di dunia dapat
dijelaskan oleh kurangnya rasa saling percaya. Dalam masyarakat yang
kompleks, kan sangat sulit untuk menulis dan menegakkan kontrak
terperinci yang mencakup semua keadaan alam untuk pertukaran ekonomi.
Pada akhirnya, dengan tidak adanya aturan informal seperti perilaku trust,
pasar akan hilang, keuntungan dari pertukaran ekonomi hilang, dan
sumber daya akan disalahgunakan. Untuk itu, kepercayaan dan aturan
informal yang membentuk kerja sama dapat menjelaskan perbedaan dalam
pembangunan ekonomi.
3. Networking
Dasgupta & Serageldin (1999), mengasumsikan bahwa setiap orang
mampu berinteraksi dengan orang lain tanpa harus memilih. Namun
sesungguhnya, setiap orang memiliki pola tertentu dalam berinteraksi,
melakukan pilihan dengan siapa berinteraksi, dan dengan alasan tertentu.
Jaringan kerja pada awalnya merupakan sistem dari saluran komunikasi
(system of communication channel) untuk melindungi dan
mengembangkan hubungan interpersonal. Membangun saluran
komunikasi ini membutuhkan biaya yang dikenal dengan biaya transaksi.
12
Keinginan untuk bergabung dengan orang lain, sebagian disebabkan oleh
adanya nilai-nilai bersama. Jaringan kerja juga berperan dalam
membangun koalisi dan koordinasi. Secara umum dikatakan bahwa
keputusan melakukan investasi dalam saluran tertentu disebabkan oleh
adanya kontribusi saluran tersebut terhadap kesejahteraan ekonomi
individu.
Jaringan kerja menekankan pada pentingnya organisasi vertikal dan
horisontal antar manusia serta hubungan inter dan intra organisasi tersebut.
Granovetter (1973) menyatakan bahwa ikatan kuat antar masyarakat
(strong ties) diperlukan untuk memberikan identitas pada keluarga dan
masyarakat serta tujuan bersama. Pandangan ini juga menganggap bahwa
lemahnya ikatan antar masyarakat (weak ties) yang menghubungkan
berbagai organisasi sosial akan mendorong ikatan horisontal yang kuat
(strong ties) menjadi dasar untuk mewujudkan keinginan kelompok yang
terbatas.
Sebuah badan penelitian teoritis dan empiris yang berkembang
berpendapat bahwa struktur jejaring sosial adalah penentu penting dari
perilaku dan kesejahteraan individu. Mengingat perkembangan situs dan
alat jejaring sosial baru-baru ini, para individu mungkin menjadi semakin
sadar akan struktur hubungan sosial di mana mereka berada. Namun,
belajar dan menggunakan informasi mengenai struktur jaringan bukan
sebuah tugas yang sederhana. Fitur jaringan yang menonjol adalah
kerumitannya: ada ribuan konfigurasi jaringan potensial bahkan dalam
kelompok hanya dengan selusin anggota. Lebih dari itu, sifat interaksi
sosial sering membuat sulit untuk merekam atau mengakses informasi
selain dari melalui ingatan, membuat ini tugas yang menuntut secara
kognitif (Dessí, Gallo, & Goyal, 2016).
13
4. Gotong Royong
Fukuyama (1995), menyatakan bahwa suatu lingkungan sosial yang
sudah padu dengan trust dan networking, cenderung untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama (tindakan kolektif). Mereka berbagi nilai-
nilai dan norma di antara anggota kelompok yang menyepakati kerjasama.,
contoh yang paling dekat dengan penjelasan ini adalah keluarga. Salah
satu ilustrasi yang digunakan Fukuyama dalam menjelaskan gotong
royong adalah kekeluargaan dalam kehidupan mafia. Mereka harus
bekerjasama agar dapat menguasai teritori dan ekonomi suatu daerah,
sehingga jalur transaksi yang ada di suatu daerah bisa dikuasai oleh
mereka. Dalam hal ini, ketika ada salah satu anggota kecil keluarga yang
terancam, maka semua anggota keluarga akan turut membantu agar
kepentingan teritori dan ekonomi mereka tidak terancam.
Albrecht, Kube, & Traxler (2018) Menyatakan bahwa kelompok
dengan kooperator lebih kondisional dapat memberikan kontribusi kepada
kelompoknya dengan lebih tinggi dari rata-rata yang mana juga lebih stabil
dari waktu ke waktu, daripada kelompok dengan kooperator kondisional
yang lebih sedikit. Namun, dalam hal berkelompok, tidak semua orang
dapat berlaku kondisional. Banyak juga dari anggota-anggota kelompok
tersebut yang mungkin memiliki personal interest (kepentingan pribadi),
sehingga menyebabkan timbul lah perasaan mementingkan diri sendiri
(selfish). Hal ini jika dibiarkan menjamur pada suatu kelompok akan
menyebabkan keutuhan tujuan bersma kelompok tersebut menjadi retak.
Inilah awal mula terjadinya hambatan informasi antar kelompok, sehingga
berkurangnya nilai modal social didalamnya.
5. Aliran Informasi
Aliran informasi merupakan hal yang lumrah terjadi dalam proses
terjadinya nilai-nilai modal sosial di dalam kemasyarakatan. Setiap
individu yang memiliki landasan modal sosial dalam dirinya, pasti akan
14
terlibat dalam kegiatan berbagi informasi. Dalam hal kegiatan berbagi
informasi, bisaanya para generasi muda cenderung memiliki modal sosial
dengan tipe Bridging Sosial Capital, dengan menerapkan 6 komponen
sosial capital, meliputi Trust, Partisipasi, Exchange, Norma, Values, dan
Proaktif (Rani, 2014).
Kudasheva, Kunitsa, & Mukhamediyev (2015) Menjelaskan bahwa
dalam masyarakat modern, banyak negara ingin memperlancar
ketidaksetaraan melalui mekanisme distribusi dan redistribusi pendapatan
yang berbeda antara kelompok sosio-ekonomi. Ini membantu memastikan
keadilan sosial dan perlindungan populasi, serta mendukung kategori
populasi yang rentan secara sosial. Dengan mempertimbangkan
perkembangan ekonomi Kazakhstan yang berhasil, hal-hal untuk
meningkatkan kualitas hidup menjadi penting. Faktor penting dalam
keberadaan ketidaksetaraan adalah perbedaan dalam akses ke pendidikan
kejuruan dan teknologi komunikasi informasi.
Sedangkan Rahi & Zigrand (2018) membahas mengenai dampak suatu
akses informasi terhadap harga (barang/jasa). Dalam kasus ke-agenan,
informasi pribadi yang dimiliki sendiri oleh agen untuk memberikan
penilaian terhadap suatu harga (barang/jasa), tercermin dalam harga
ekuilibrium. Tentunya hal ini bisa membuat harga menjadi bias dan dapat
mengurangi kesejahteraan dari para pelaku yang lain. Analisis
kesejahteraan diperumit oleh fakta bahwa informasi suatu harga
merupakan objek multidimensional dalam suatu ekonomi dengan penilaian
yang bermacam-macam dan terlebih lagi, tidak ada hubungan yang jelas
antara informasi terkait harga dengan kesejahteraan.
Agen dapat membuat keputusan portofolio yang lebih baik jika harga
lebih informatif daripada penilaian menurut mereka. Tetapi harga yang
lebih informatif penilaiannya mencerminkan harga yang sebenarnya, lalu
dapat mengurangi peluang perdagangan yang lebih menguntungkan.
15
Peningkatan biaya untuk mendapatkan informasi dari agen dengan jenis
biaya yang tinggi mengarah pada pengurangan proporsi perolehan
informasi dari agen-agen ini, menurunkan keinformatifan harga bagi
mereka dan mereka cenderung tetap ingin meningkatkan kesejahteraan
mereka. Contoh yang lebih umum adalah pengumpulan informasi pribadi
dapat memengaruhi kelompok-kelompok agen yang berbeda secara
berbeda, baik dari segi penyampaian informasi terkait harga, dan
kesejahteraan.
6. Kesejahteraan Generasi Milenial
Kesejahteraan adalah sebuah tata kehidupan dan penghidupan sosial,
material, maupun spiritual yang diikuti dengan rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketentraman diri, rumah tangga serta masyarakat lahir dan
batin yang memungkinkan setiap warga negara dapat melakukan usaha
pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya
bagi diri sendiri, rumah tangga, serta masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak-hak asasi (Rambe, Hartoyo, & Karsin, 2008).
Menurut UU No 11 Pasal 1 dan 2 Tahun 2009, kesejahteraan sosial
merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi
masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat
melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat dilakukan pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang
meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial.
Menurut BKKBN, keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk
atas perkawinan yang sah, mampu memnuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Kesejahteraan sendiri
dikelompokkan menjadi 5 tahapan, yaitu:
16
a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
b. Tahapan Keluarga Sejahtera 1 (KS 1)
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS 2)
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Menurut Sunarti (2006), kesejahteraan dibagi menjadi 2, yaitu
kesejahteraan yang bersifat objektif, maupun bersifat subjektif.
Kesejahteraan yang bersifat objektif biasanya merujuk pada keadaan suatu
kebutuhan dasar seperti air minum, makan, dan kebutuhan dasar yang lain.
Sedangkan kesejahteraan yang bersifat subjektif selalu bersifat dinamis,
dan dapat dialamatkan bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Pada
tingkatan individu, kesejahteraan dapat berupa kebahagiaan, kedamaian,
dan juga kepuasan terhadap suatu kualitas hidup.
Dalam hal mengukur kesejahteraan suatu generasi secara individu,
akan lebih tepat jika kita menggunakan indikator kesejahteraan yang
bersifat subjektif. Hal ini dikarenakan pengukuran kesejahteraan yang
dilakukan dapat bersifat dinamis dengan cara mengaitkan kebutuhan atau
kriteria secara subjektif berdasarkan kondisi generasi terkait.
Sedangkan secara umum, generasi merupakan agregat dari keseluruhan
orang yang lahir pada rentang masa sekitar dua puluh tahun atau bisa
dikatakan sepanjang satu fase dari masa kanak-kanak, dewasa, dan
seterusnya (Howe & Strauss, 2000). Selain itu, ada 3 kriteria yang harus
ada dalam mendefinisikan suatu kelompok generasi, yaitu; usia lokasi
dalam sejarah, kesamaan perilaku dan kepercayaan, dan kesamaan periode
keanggotaan. Maksud dari kriteria pertama adalah suatu kelompok yang
berada pada generasi yang sama akan mengalami peristiwa-peristiwa
penting dan tren sosial secara bersamaan. Hal ini akan menyebabkan
mereka untuk berbagi beberapa perilaku dan kepercayaan yang sama.
Sedangkan maksud dari kriteria ketiga adalah generasi tersebut akan
17
mengidentifikasi dirinya sebagai kumpulan manusia yang berbeda dengan
kumpulan manusia sebelum atau sesudahnya (Howe & Strauss, 2000).
Berikut ini adalah tabel perbedaan antar generasi yang dikemukakan oleh
teori generasi Strauss-Howe :
Tabel 2.1 Strata Generasi Straus-Howe
Generasi Tahun Kelahiran Peristiwa yang terjadi
G.I
Generation 1901 – 1924
Setelah World War I, G.I. Bill yaitu subsidi
besar yang diberikan pemerintah kepada
veteran yang kembali dari perang dunia
membuat generasi G.I. cukup dimanja
Silent
Generation 1925-1942
Menjalani masa kecil yang diwarnai krisis
seperti Great Depression dan World War II,
bahkan kejadian Pearl Harbor dan D-Day,
generasi ini termasuk generasi yang ‘diam’.
Boom
Generation 1943 – 1960
Angka kelahiran meningkat drastis karena
kemakmuran saat itu sehingga mereka disebut
Baby Boomers. Hal ini terjadi karena WW II
telah berakhir di mana rakyat AS mengalami
optimisme pascaperang
18
Generation X 1961-1981
Consciousness Revolution di mana sedang
terjadi pemberontakan seperti Tax Revolt
sehingga kesejahteraan anak bukanlah
prioritas sosial utama. Seks lebih eksplisit,
angka perceraian tinggi.
Millennial
Generation
(Generation
Y)
1982-2004
‘Goals 2000’ dan ‘No Child Left Behind’
adalah peristiwa yang membuat generasi
Millennial dibesarkan dalam kondisi baik
walaupun mereka hadir pada masa perang
budaya.
Homeland
Generation
(Generation Z)
2005-?
Dibesarkan secara overprotective, generasi ini
dijaga dari media yang tidak senonoh dan
perhatian publik tidak lagi berfokus ke anak
Sumber : Strata Generasi Strauss-Howe, 2000
Dari tabel diatas, dapat didefinisikan bahwa generasi millennial adalah
generasi yang lahir pada rentang tahun 1982 – 2004, atau yang saat ini
berumur 15 – 37 tahun. Generasi millennial atau yang kerap disebut Gen Y
atau millennials, adalah sebuah kelompok demografis yang lahir setelah
Gen X. Mereka memiliki ciri-ciri atau kriteria yang unik, berbeda dengan
generasi lain. Hal ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh teknologi yang
sudah maju, sehingga teknologi ini mempengaruhi pola pikir dan perilaku
mereka (Purwandi, 2017).
Generasi millennial adalah generasi yang melek teknologi. Mereka
sudah terbiasa hidup dengan dikelilingi fasilitas teknologi yang sudah
cukup maju. Salah satu yang membedakan antara generasi millennial
19
dengan generasi-generasi sebelumnya yaitu penggunaan internet dan
budaya musik pop. Dikarenakan adanya perkembangan teknologi ini,
membuat generasi millennial mengalami pergeseran pemikiran terutama
pada segi kebutuhan. Mereka sudah bisa mengklaim bahwa kebutuhan
mereka adalah internet, teknologi yang memadai, hiburan/entertainment,
dan juga berwisata (Purwandi, 2017).
20
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Trust (X1)
Networking (X2)
Gotong Royong
(X3)
Aliran Informasi
(X4)
Kesejahteraan
(Y)
“Nilai-nilai Modal Sosial Sebagai Konstruk
Kesejahteraan Generasi Millenial”
Pengumpulan
Data
Pengolahan Data
Analisis Regresi
Linear Berganda
27
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Variabel Metode Penelitian Hasil
1 Nyoman Utari
Vipriyanti
Studi Sosial Ekonomi Tentang
Keterkaitan Antara Modal Sosial
dan Pembangunan Ekonomi
Wilayah (Studi Kasus di Empat
Kabupaten di Provinsi Bali)
Trust, Networking,
dan Norms
Metode Structural
Equation
Modelling (SEM)
Variabel Trust memberikan
kontribusi nyata. Variabel Norms
memberikan kontribusi nyata di
wilayah belum berkembang. Dan
variabel Networking memiliki
kontribusi nyata pada organisasi
tradisional
2. Luigi Guiso Social Capital as Good Culture Trust dan Gotong
Royong
Regresi Linier
Berganda
Variabel Generalized Trust,
Reliance on Other, dan Carefull
with Others berpengaruh secara
signifikan terhadap
28
Trustworthiness.
3. Guido Tabellini The Scope of Cooperation :
values and incentives
Cooperation Prisonner’s
Dillemma game
Perilaku gotong royong akan lebih
mudah bertahan jika jarak antar
pelaku saling berdekatan, vice
versa.
4. Ernst Fehr On the Economics and Biology of
Trust
Trust, Preference,
Beliefs
Hubungan Causal Rasa Percaya bukan hanya terkait
dengan perilaku mengambil resiko,
tetapi juga perilaku menghindari
penghianatan.
5. Juan Carlos
Aguilera
Social Capital and Economic
Growth
Social capital,
pertumbuhan
ekonomi, Human
capital, Total Faktor
Produksi,
Membership
FGLS Regression Total faktor produksi, human
capital, social capital berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan
membership berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
29
D. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh trust terhadap
kesejahteraan generasi millenial.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh trust terhadap
kesejahteraan generasi millenial
2. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh networking
terhadap kesejahteraan generasi millenial.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh networking terhadap
kesejahteraan generasi millenial
3. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh collective action
terhadap kesejahteraan generasi millenial.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh collective action
terhadap kesejahteraan generasi millenial
4. H0: β1=0 Tidak terdapat pengaruh akses informasi
terhadap kesejahteraan generasi millenial.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh akses informasi
terhadap kesejahteraan generasi millenial
5. H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0 Tidak terdapat pengaruh secara simultan
trust, networking, collective action, dan
akses informasi terhadap kesejahteraan
generasi millenial.
Ha: β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 Terdapat pengaruh secara simultan trust,
networking, collective action, dan akses
informasi terhadap kesejahteraan generasi
millenial.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang
digunakan adalah trust, networking, collective action, dan akses informasi.
Kemudian variabel terikat yang digunakan adalah kesejahteraan generasi
millenial. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu dilakukannya penelitian ini
adalah pada tanggal 1 Agustus 2018.
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi yang diambil dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2014). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode
purposive sampling yang termasuk dalam nonprobability sampling.
31
Menurut Sugiyono (2014) purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dapat dijadikan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki
penghasilan sampingan diluar penghasilan utama/uang jajan yang
diberikan orang tua. Sedangkan untuk ukuran sampel penelitian menurut
Roscoe dalam buku Reaserch Methods For Business (Sugiyono, 2014)
menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
sampel sebanyak 140 responden.
Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka
untuk menentukan besar sampel yaitu dengan menggunakan rumus
Unknown Populations (Sugiyono, 2014):
𝑛 =𝑍2
4(𝜇)2
Dimana:
n : Jumlah sampel
Z : Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% maka Z = 1,96
µ : Margin of error atau kesalahan maksimal yang bisa toleransi,
disini ditetapkan 10% atau 0,1
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh perhitungan
sebagai berikut:
𝑛 =𝑍2
4(𝜇)2
𝑛 =1,962
4(0,1)2
n = 96,4
Dari hasil perhitungan tersebut maka diketahui besar sampel minimal
yang diperlukan adalah 96 responden. Untuk melengkapi dan
32
menyempurnakan penelitian ini maka peneliti mengambil sampel 140
orang.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat penelitian ini menggunakan dua
macam data yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Menurut Ruslan (2003) data primer merupakan data yang diperoleh
secara langsung dari obyek penelitian perseorangan, kelompok, dan
organisasi. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner. Menurut (Ruslan, 2003) kuesioner merupakan
pengumpulan data, pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat
dilakukan dengan bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak.
Kuesioner disebarkan kepada sampel yaitu mahasiswa UIN Jakarta,
untuk diisi sesuai dengan penilaian responden tanpa ada paksaan atau
pengaruh dari pihak manapun. Adapun jenis skala yang akan
digunakan untuk menjawab pernyataan dalam kuesioner adalah skala
likert 5 titik untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
setuju dengan pernyataan, dan dengan skala ordinal untuk menentukan
rangking dari pendapat subjek. Berikut ini adalah jumlah pertanyaan
untuk masing-masing variabel:
Tabel 3.1 Konstruk Variabel
No. Nama Variabel Jumlah Pertanyaan
1. Kesejahteraan 6 Pertanyaan
2 Trust 5 Pertanyaan
3 Networking 5 Pertanyaan
4 Collective Action 4 Pertanyaaan
5 Akses Informasi 4 Pertanyaan
33
b. Data Sekunder
Menurut Ruslan (2003), data sekunder adalah memperoleh data
dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang
dikeluarkan di berbagai organisasi, perusahaan, majalah jurnal, dan
perpustakaan. Metode pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini
antara lain:
i. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip langsung
data yang telah diperoleh dari perusahaan, yang terdiri dari: profil,
sejarah perusahaan dan lain sebagainya.
ii. Studi kepustakaan
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti
mendalami, menelaah, mencermati, dan mengidentifikasi
pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-
buku referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang
penelitian.
D. Metode Analisis Data
a. Uji Kualitas Data
i. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu
instrument digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya
diukur. Menurut Sugiyono (2014) menyatakan bahwa item yang
dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat prob statistik < 0.05,
jadi semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur
tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan
apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini menggunakan
program SPSS 16.0.
34
ii. Uji Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukuran dikatakan valid, maka tahap
berikutnya adalah mengukur reliabilitas. Uji reliabilitas
menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala
yang sama di lain kesempatan.
Ghozali (2005) mengatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel
apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu
kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel
yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha (α)> 0,60.
b. Uji Asumsi Klasik
i. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005) Uji normalitas data bertujuan
mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan
dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data
dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni dengan
melihat kurva normal P-plot. Suatu variabel dikatakan normal jika
gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar
garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis
diagonal. Teknik lain yang dapat digunakan untuk menguji
hubungan antara dua variabel kategorikal dengan chi- square.
Menurut Ghozali (2005), ada beberapa cara mendeteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
35
normalitas adalah:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas
juga dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov.
Dalam uji kolmogorov smirnov hipotesa yang berlaku adalah:
Ho = Sampel berasal dari data atau populasi yang terdistribusi
normal.
Ha = Sampel berasal dari data atau populasi yang tidak
terdistribusi normal.
Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak
terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka
data terdistribusi dengan normal.
ii. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang
nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak mempengaruhi variabel
dependen.
36
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi
adanya multikolinieritas.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Tolerance
yang rendah sama nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance).
Nilai yang umum di pakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10atau sama dengan
nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Misal nilai Tolerance =
0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95.
iii. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu dan teratur seperti bergelombang, melebar
kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
37
2) Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis regresi berganda, penelitian ini di rancang untuk
meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui
adakah pengaruh trust, networking, collective action dan akses
informasi terhadap kesejahteraan generasi millenial. Perumusan model
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + €
Keterangan:
Y = Variabel dependen yang diprediksikan (Kesejahteraan Generasi
Millenial)
a = Konstanta
b1 = koefisien regresi trust
b2 = koefisien regresi networking
b3 = koefisien regresi collective action
X1 = trust, X2 = networking, X3 = collective action, X4 = akses informasi
€ = standar eror
E. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Ghozali (2005) koefisien determinasi (Adjusted R²) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan
38
nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel
independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas.
Pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang
sudah disesuaikan Adjusted (Adjusted R²) karena disesuaikan dengan
jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R² dapat
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam
model.
1. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial t-test
Menurut Ghozali (2005) uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh
variable independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak.
Dalam penelitian ini uji hipotesis merupakan pengujian
hipotesis dua pihak (two-tailed test). Pengujian hipotesis dua pihak
menurut (Ghozali, 2005) biasa digunakan untuk tanda sama dengan
(=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada
hipotesis alternatif.
Bila t hitung lebih besar dari t tabel atau – t hitung lebih kecil
dari t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05)
maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial.
b. Uji Simultan F-test
Menurut Ghozali (2005), Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
39
dependen atau terikat. Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan
Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan
tingkat signifikan sebesar 0,05 jika nilai F hitung > F tabel maka secara
bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel
dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika
nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=
0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih
besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kemudian akan diketahui apakah hipotesisdalampenelitianini
secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis secara
simultan adalah:
Ho : β1 = β2 = β3 = 0 ; trust, networking, collective action, dan akses
informasi secara simultan tidak berpengaruh
terhadap kesejahteraan generasi millenial.
Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 ; trust, networking, collective action, dan akses
informasi secara simultan berpengaruh
terhadap kesejahteraan generasi millenial.
F. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 4 variabel bebas
(independen) yaitu variabel trust (X1), variabel networking (X2), variabel
collective action (X3), variabel akses informasi (X4), dan 1 variabel terikat
(dependen) yaitu variabel kesejahteraan generasi millenial (Y), adalah
sebagai berikut:
40
Tabel 3.2 Definisi Operasional
No Variabel Indikator Variabel
1. Kesejahteraan (Y) a. Pengeluaran Hang Out per bulan
b. Rata-rata pengeluaran untuk paket
internet dalam sebulan
c. Wisata yang dilakukan dalam sebulan
d. Pengeluaran untuk wisata dalam sebulan
e. Menonton film di bioskop dalam sebulan
f. Besaran uang yang rela dipinjamkan
kepada teman dalam sebulan
g. Pakaian baru yang didapatkan dalam 1
tahun terakhir
2. Trust (X1) a. Kesediaan dalam membantu siapapun
yang sedang kesusahan
b. Kesediaan membantu teman yang sedang
dalam kesusahan
c. Perlu kewaspadaan agar tidak
dimanfaatkan teman (pernyataan)
d. Kepercayaan dalam menitipkan barang
berharga kepada teman
e. Kesediaan meminjamkan uang kepada
teman
3. Networking (X2) a. Keaktifan di dalam sebuah organisasi
b. Jumlah organisasi yang pernah diikuti
c. Waktu yang bersedia diluangkan untuk
kegiatan organisasi
d. Jumlah teman dekat yang dimiliki
e. Jumlah teman yang mengajak dan atau
menawarkan pekerjaan
41
4. Gotong Royong (X3) a. Keterlibatan gotong royong dalam
sebulan terakhir
b. Sering atau tidaknya terlibat menjadi
panitia pelaksanaan kegiatan di tingkat
RT & RW
c. Besaran pengeluaran yang sedia
dilakukan untuk menyukseskan kegiatan
RT & RW
d. Kesediaan untuk menjenguk tetangga
yang sedang sakit walaupun tidak di
kenal
5. Akses Terhadap Informasi
(X4)
a. Preferensi membaca koran dalam bentuk
apapun
b. Preferensi menonton televisi atau
kegiatan sejenisnya
c. Jumlah menelfon ataupun menerima
telefon dalam seminggu terakhir
d. Rata-rata waktu yang dihabiskan untuk
membuka internet dalam sehari
Sumber : Social Capital Integrated Questionnaire (SC-IQ)
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
universitas negeri yang sudah tidak asing lagi dikalangan pelajar di seluruh
Indonesia. Dengan letaknya yang cukup strategis, menjadikan kampus ini
sebagai pusat perhatian para pelajar di Indonesia untuk melanjutkan jenjang
pendidikan mereka. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Provinsi
Banten, tepatnya di Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Ciputat. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada masa awal berdirinya di tahun 1957, merupakan
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA). Itu berarti, pada saat ini usia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah mencapai 61 tahun. Selama rentang waktu tersebut,
UIN Syarif Hidayatullah terus menjadi lembaga pendidikan yang telah
menjalankan mandatnya dalam memberikan pembelajaran dan
mentransmisikan ilmu pengetahuan, khususnya menyatukannya pada bidang
keilmuan agama.
Sampai saat ini, pengembangan ilmu yang ada di UIN Syarif Hidayatullah
sudah sangat luas. Faktanya, sekarang UIN Jakarta sudah memiliki 11
fakultas, baik yang berlatar belakang agama, maupun latar belakang umum.
Seluruh fakultas itu adalah Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI), Fakultas
Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Adab dan
Humaniora, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Syariah
dan Hukum (FSH), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Psikologi, Fakultas Sains dan Teknologi
(FST), dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Terhitung sampai tahun akademi 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah
telah mengakomodir 27.575 mahasiswa, yang terdiri dari seluruh jenjang
43
perkuliahan. UIN Syarif Hidayatullah terus berusaha mempersiapkan seluruh
mahasiswa-nya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademi dan professional di bidang yang telah ditempuh oleh masing-masing
mahasiswa-nya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yaitu sebanyak 27.575 mahasiswa yang merupakan
gambaran dari Generasi Milenial. Dalam proses penelitian, didapatkan sampel
sejumlah 183 mahasiswa. Namun, tidak seluruhnya dijadikan sebagai sumber
data dikarenakan satu dan lain hal yang menyangkut pada proses pengisian
angket penelitian. Sehingga, setelah dilakukan pra-pengolahan didapatkanlah
140 responden yang setidaknya layak dijadikan perwakilan untuk menjadi
objek penelitian yang dilakukan.
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah pada saat ini menjadi bagian dari
Generasi Milenial (Gen Y). Hasil penelitian ini akan menjadi gambaran terkait
bagaimana modal sosial yang dimiliki generasi milenial, khususnya di UIN
Syarif Hidayatullah dengan dibenturkan pada tingkat kesejahteraan yang dapat
mereka capai saat ini. Generasi milenial memiliki karakteristik tersendiri dan
unik jika dibandingkan dengan generasi-generasi pendahulunya. Hal ini
dikarenakan generasi milenial semenjak kecilnya sudah mulai menjajaki dunia
teknologi atau digital yang cukup canggih. Generasi ini pun sangat dikenal
memiiki pemikiran yang terbuka, dan lagi-lagi disebabkan oleh akses
informasi yang sudah sangat terbuka dan luas, sehingga dunia ini seakan-akan
tidak memiliki batas.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karaketeristik responden sangat diperlukan dalam menggambarkan
kondisi responden yang merupakan sumber pengambilan data untuk
44
penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan
informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian yang didapatkan.
Dalam hal melakukan penelitian, informasi mengenai karakteristik
responden cukup penting untuk menganalisa dasar dari apa yang sedang
diteliti agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan analisa. Berikut ini
adalah gambaran karakteristik responden yang didapatkan:
a. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin
Grafik 4.1 (Jenis Kelamin Responden)
Sumber: data primer diolah (2018)
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukan responden laki-laki sebesar
31%, sedangkan persentase responden perempuan adalah sebesar 69%.
Sehingga mayoritas responden yang diteliti memiliki gender
perempuan dengan persentase sebesar 70%.
b. Karakteristik responden berdasarkan daerah asal responden
Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa dari 140 responden
yang kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
mayoritas berasal dari wilayah DKI Jakarta, yaitu sebesar 41%.
Sementara itu mayoritas kedua dari responden berasal dari wilayah
Perempuan69%
Laki-Laki31%
Jenis Kelamin Responden
45
Tangerang Selatan, yaitu sebesar 34%. Sedangkan mayoritas ketiga
dari responden berasal dari wilayah Depok, yaitu sebesar 26%.
Grafik 4 2 (Daerah Asal Responden)
Sumber: data primer diolah (2018)
c. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan sampingan
Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa dari 140 responden
yang kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
mayoritas memiliki penghasilan sampingan dengan jarak antara Rp. 0
– Rp. 1.999.000 per bulan. Dan yang cukup unik adalah ada sebanyak
3,33% mahasiswa yang mengaku memiliki pendapatan sampingan >=
Rp. 8.000.000 per bulan. Ini berarti, mahasiswa pun sebenarnya
memiliki potensi untuk mendapatkan penghasilan yang terbilang
tinggi.
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Bandung
Jambi
Kab Bogor
Kalimantan
Bekasi
Kota Bogor
Depok
DKI Jakarta
Palembang
Purwakarta
Tangerang Selatan
Kota/Kab Tangerang
Padang
Palembang
Semarang
Surabaya
Yogyakarta
DAERAH ASAL RESPONDEN
46
Grafik 4.3 (Penghasilan Sampingan)
Sumber: data primer diolah (2018)
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas biasa digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat
valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan metode Korelasi Pearson (Pearson Correlation). Suatu
model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dari korelasi antara
konstruk dengan rataan variabelnya sebesar kurang dari 0,05 dan oleh
karena itu, butir pertanyaan tersebut dianggap valid. Selain itu, kriteria
yang digunakan dalam menentukan valid atau tidaknya pertanyaan
atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
kepercayaan yang mencapai 95% (α = 5%).
Kuesioner dibagi menjadi 5 bagian yang didasarkan pada jumlah
variabel, yaitu X1 (Trust) yang terdiri dari 6 pertanyaan, X2
(Networking) yang terdiri dari 5 pertanyaan, X3 (Collective Action)
yang terdiri dari 5 pertanyaan, X4 (Information Access) yang terdiri
61.33%
23.33%
9.33%
2.67% 3.33%
Penghasilan Sampingan Responden
0 - 1999000
2000000 - 3999000
4000000 - 5999000
6000000 - 7999000
>= 8000000
47
dari 5 pertanyaan, dan Y (Kesejahteraan) yang terdiri dari 6
pertanyaan. Berikut adalah hasil uji validitas yang dilakukan:
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Butir Pertanyaan Probabilitas Hitung Keterangan
X1 (Trust)
Trust 1 0.000 Valid
Trust 2 0.000 Valid
Trust 3 0.000 Valid
Trust 4 0.000 Valid
Trust 5 0.000 Valid
Trust 6 0.000 Valid
X2 (Networking)
Networking 1 0.000 Valid
Networking 2 0.000 Valid
Networking 3 0.000 Valid
Networking 4 0.000 Valid
Networking 5 0.000 Valid
X3 (Collective Action)
Collective 1 0.000 Valid
Collective 2 0.000 Valid
Collective 3 0.000 Valid
Collective 4 0.000 Valid
Collective 5 0.000 Valid
X4 (Information Access)
Information 1 0.000 Valid
48
Information 2 0.000 Valid
Information 3 0.000 Valid
Information 4 0.000 Valid
Information 5 0.000 Valid
Y (Kesejahteraan)
Kesejahteraan 1 0.000 Valid
Kesejahteraan 2 0.000 Valid
Kesejahteraan 3 0.000 Valid
Kesejahteraan 4 0.001 Valid
Kesejahteraan 5 0.000 Valid
Kesejahteraan 6 0.000 Valid
Sumber: Data Primer, diolah dengan spss 16.0 (2018)
Hasil uji validitas pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari
27 item pertanyaan yang diberikan pada 140 responden dinyatakan
valid, dikarenakan nilai probabilitas korelasi antara skor pertanyaan
dengan nilai rataan variabelnya < 0.05 (5%).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu
instrument penelitian layak digunakan atau tidak. Adapun cara yang
digunakan untuk menguji reliabilitas adalah dengan melakukan uji
statistik yang menghasilkan probabilitas Cronbach Alpha. Nilai
probabilitas Cronbach Alpha ini menunjukkan bahwa suatu instrumen
layak digunakan jika didapatkan nilai 0.70 atau lebih untuk besaran
probabilitasnya (Ghozali, 2016). Berikut adalah hasil uji reliabilitas
yang diperoleh:
49
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Test
N of Item Cronbach Alpha Keterangan
27 0.752 Reliabel
Sumber: Data Primer, diolah dengan spss 16.0 (2018)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, semua instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini reliabel atau dapat digunakan, yaitu dengan
ditandai oleh nilai probabilitas Cronbach Alpha sebesar 0.752 atau
lebih dari 0.70. Oleh karena itu, instrumen kuesioner yang digunakan
bersifat konsisten dan dapat digunakan.
3. Pembahasan Analisis Deskriptif
Agar dapat mengetahui pendapat yang telah diberikan oleh 140
responden, kita dapat menggunakan analisis deskriptif pada masing-
masing variabel, yaitu variabel; Trust (X1), Networking (X2), Collective
Action (X3), Information Access (X4), Kesejahteraan (Y). Teknik analisis
ini menggunakan persentase dari jawaban-jawaban yang diberikan
responden kepada 27 butir pertanyaan yang diajukan. Berikut ini adalah
hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan:
a. Trust (X1)
Dalam penelitian ini, variabel Trust diukur menggunakan 6 butir
pertanyaan, yaitu:
Tabel 4.3 “Anda bersedia menolong orang yang sedang kesulitan, walaupun
anda tidak mengenalnya”
Trust1
Frequency Percent Valid Cumulative
50
Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 0.7 0.7 0.7
Tidak Setuju 4 2.9 2.9 3.6
Netral 42 30.0 30.0 33.6
Setuju 65 46.4 46.4 80.0
Sangat Setuju 28 20.0 20.0 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 42
responden menyatakan netral, 65 responden menyatakan setuju, dan 28
responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“Anda bersedia menolong orang yang sedang kesulitan, walaupun
anda tidak mengenalnya”.
Tabel 4.4 “Anda bersedia membantu siapapun teman anda yang sedang dalam
kesulitan”
Trust2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 0.7 0.7 0.7
Tidak Setuju 3 2.1 2.1 2.9
Netral 10 7.1 7.1 10.0
Setuju 62 44.3 44.3 54.3
Sangat Setuju 64 45.7 45.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
51
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 10
responden menyatakan netral, 62 responden menyatakan setuju, dan 64
responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden sangat setuju terhadap
pernyataan “Anda bersedia membantu siapapun teman anda yang
sedang dalam kesulitan”.
Tabel 4.5 “Anda selalu waspada agar tidak dimanfaatkan oleh teman-teman
anda”
Trust3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 8 5.7 5.7 5.7
Tidak Setuju 24 17.1 17.1 22.9
Netral 36 25.7 25.7 48.6
Setuju 45 32.1 32.1 80.7
Sangat Setuju 27 19.3 19.3 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 8 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 24 responden menyatakan tidak setuju, 36
responden menyatakan netral, 45 responden menyatakan setuju, dan 27
responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“Anda selalu waspada agar tidak dimanfaatkan oleh teman-teman
anda”.
52
Tabel 4.6 “Anda mempercayai teman anda untuk menitipkan barang
berharga yang anda miliki”
Trust4
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 0.7 0.7 0.7
Tidak Setuju 7 5.0 5.0 5.7
Netral 37 26.4 26.4 32.1
Setuju 58 41.4 41.4 73.6
Sangat Setuju 37 26.4 26.4 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju, 37
responden menyatakan netral, 58 responden menyatakan setuju, dan 37
responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“Anda mempercayai teman anda untuk menitipkan barang berharga
yang anda miliki”.
Tabel 4.7 “Anda cukup percaya untuk meminjamkan uang kepada teman
anda”
Trust5
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 0.7 0.7 0.7
Tidak Setuju 8 5.7 5.7 6.4
Netral 43 30.7 30.7 37.1
Setuju 66 47.1 47.1 84.3
53
Sangat Setuju 22 15.7 15.7 100
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 1 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 43
responden menyatakan netral, 66 responden menyatakan setuju, dan 22
responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan
“Anda cukup percaya untuk meminjamkan uang kepada teman anda”.
Tabel 4.8 “Berapakah jumlah teman yang benar-benar dapat anda percaya?”
Trust6
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 – 4 41 29.3 29.3 29.3
5 – 9 51 36.4 36.4 65.7
10 – 14 26 18.6 18.6 84.3
15 – 19 10 7.1 7.1 91.4
>= 20 12 8.6 8.6 100
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 41 responden yang
menyatakan memiliki 0 – 4 orang teman yang benar-benar dapat
dipercaya, 51 responden menyatakan memiliki 5 - 9 orang teman yang
benar-benar dapat dipercaya, 26 responden menyatakan memiliki 10 –
14 orang teman yang benar-benar dapat dipercaya, 10 responden
menyatakan memiliki 15 – 19 orang teman yang benar-benar dapat
dipercaya, dan 12 responden menyatakan memiliki >= 20 orang teman
54
yang dapat benar-benar dipercaya. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki teman yang benar-
benar dapat dipercaya sebanyak 5 – 9 orang.
b. Networking (X2)
Dalam penelitian ini, variabel Networking diukur menggunakan 5
butir pertanyaan, yaitu:
Tabel 4 9 “Berapa banyak organisasi dan/atau komunitas yang pernah anda
ikuti?”
Networking1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 6 4.3 4.3 4.3
1 0 0.0 0.0 4.3
2 54 38.6 38.6 42.9
3 23 16.4 16.4 59.3
> 3 57 40.7 40.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 6 responden yang tidak
mengikuti organisasi dan/atau komunitas, 0 responden yang mengikuti
1 organisasi dan/atau komunitas, 54 responden yang mengikuti 2
organisasi dan/atau komunitas, 23 responden yang mengikuti 3
organisasi dan/atau komunitas, dan 57 responden yang mengikuti lebih
dari 3 organisasi dan/atau komunitas. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden mengikuti lebih dari 3
organisasi dan/atau komunitas.
55
Tabel 4.10 “Dalam 1 minggu, berapa hari yang anda luangkan untuk
kegiatan organisasi dan/atau komunitas tersebut?”
Networking2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 Hari 59 42.1 42.1 42.1
2 Hari 34 24.3 24.3 66.4
3 Hari 23 16.4 16.4 82.9
4 Hari 8 5.7 5.7 88.6
> 4 Hari 16 11.4 11.4 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 59 responden yang bersedia
meluangkan waktunya untuk organisasi selama 1 hari dalam seminggu,
34 responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk organisasi
selama 2 hari dalam seminggu, 23 responden yang bersedia
meluangkan waktunya untuk organisasi selama 3 hari dalam seminggu,
8 responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk organisasi
selama 4 hari dalam seminggu, dan 16 responden yang bersedia
meluangkan waktunya untuk organisasi selama lebih dari 4 hari dalam
seminggu. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden hanya bersedia meluangkan waktunya untuk
organisasi selama 1 hari dalam seminggu.
Tabel 4.11 “Kira-kira, berapa banyak teman atau rekan yang anda miliki?”
Networking3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 – 5 Orang 23 16.4 16.4 16.4
56
6 – 10 Orang 44 31.4 31.4 47.9
11 – 15 Orang 19 13.6 13.6 61.4
16 – 20 Orang 11 7.9 7.9 69.3
> 20 Orang 43 30.7 30.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 23 responden yang memiliki 1
– 5 orang rekan, 44 responden yang memiliki 6 – 10 orang rekan, 19
responden yang memiliki 11 – 15 orang rekan, 11 responden yang
memiliki 16 – 20 orang rekan, dan 43 responden yang memiliki lebih
dari 20 orang rekan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden hanya memiliki 6 – 10 orang rekan.
Tabel 4.12 “Dalam 1 minggu, berapa banyak teman yang biasanya anda
temui untuk sekedar main, hang out, ataupun berdiskusi?”
Networking4
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 – 3 Orang 52 37.1 37.1 37.1
4 – 6 Orang 45 32.1 32.1 69.3
7 – 9 Orang 15 10.7 10.7 80.0
10 – 12 Orang 8 5.7 5.7 85.7
> 12 Orang 20 14.3 14.3 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 52 responden yang memiliki 1
– 3 orang teman untuk ditemui, 45 responden yang memiliki 4 – 6
orang teman untuk ditemui, 15 responden yang memiliki 7 - 9 orang
57
teman untuk ditemui, 8 responden yang memiliki 10 – 12 orang teman
untuk ditemui, dan 20 responden yang memiliki lebih dari 12 orang
teman untuk ditemui. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden hanya memiliki 1 – 3 orang teman untuk
ditemui dalam 1 minggu.
Tabel 4.13 “Dalam 1 bulan terakhir, berapa banyak teman/rekan anda yang
menawarkan pekerjaan kepada anda?”
Networking5
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 – 2 Orang 75 53.6 53.6 53.6
3 – 4 Orang 33 23.6 23.6 77.1
5 – 6 Orang 17 12.1 12.1 89.3
7 – 8 Orang 4 2.9 2.9 92.1
>= 9 Orang 11 7.9 7.9 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 75 responden yang memiliki 1
– 2 orang teman yang menawarkan pekerjaan, 33 responden yang
memiliki 3 – 4 orang teman yang menawarkan pekerjaan, 17
responden yang memiliki 5 - 6 orang teman yang menawarkan
pekerjaan, 4 responden yang memiliki 7 – 8 orang teman yang
menawarkan pekerjaan, dan 11 responden yang memiliki lebih dari 9
orang teman yang menawarkan pekerjaan. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden hanya memiliki 1 – 2
orang teman yang menawarkan pekerjaan dalam 1 bulan terakhir.
58
c. Collective Action (X3)
Dalam penelitian ini, variabel Networking diukur menggunakan 5
butir pertanyaan, yaitu:
Tabel 4.14 “Dalam 1 bulan terakhir, berapa kali anda terlibat dalam
kegiatan gotong royong di lingkungan tempat anda tinggal?”
Collective1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 Kali 91 65.0 65.0 65.0
1 Kali 32 22.9 22.9 87.9
2 Kali 11 7.9 7.9 95.7
3 Kali 1 0.7 0.7 96.4
> 3 Kali 5 3.6 3.6 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 91 responden yang tidak
melakukan gotong royong sama sekali dalam 1 bulan terakhir, 32
responden melakukan gotong royong sebanyak 1 kali dalam 1 bulan
terakhir, 11 responden melakukan gotong royong sebanyak 2 kali
dalam 1 bulan terakhir, 1 responden melakukan gotong royong
sebanyak 3 kali dalam 1 bulan terakhir, dan 5 responden yang
melakukan gotong royong sebanyak lebih dari 3 kali dalam 1 bulan
terakhir. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden tidak pernah melakukan gotong royong dalam 1
bulan terakhir.
59
Tabel 4.15 “Berapa kali anda pernah menjadi panitia kegiatan acara di
tingkat RT & RW?”
Collective2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 Kali 66 47.1 47.1 47.1
1 – 3 Kali 52 37.1 37.1 84.3
4 – 6 Kali 13 9.3 9.3 93.6
7 – 9 Kali 1 0.7 0.7 94.3
> 9 Kali 8 5.7 5.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 66 responden yang tidak
pernah menjadi panitia acara di tingkat RT & RW, 52 responden
pernah setidaknya menjadi panitia kegiatan di tingkat RT & RW
sebanyak 1 – 3 kali, 13 responden pernah setidaknya menjadi panitia
kegiatan di tingkat RT & RW sebanyak 4 – 6 kali, 1 responden pernah
setidaknya menjadi panitia kegiatan di tingkatan RT & RW sebanyak 7
– 9 kali, dan 8 responden yang setidaknya pernah menjadi panitia
kegiatan di tingkatan RT & RW sebanyak lebih dari 9 kali.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden tidak pernah menjadi panitia kegiatan di tingkatan RT
maupun RW.
Tabel 4.16 “Seberapa besar pengeluaran yang bersedia anda keluarkan
untuk menyukseskan acara/kegiatan di tingkatan RT/RW?”
Collective3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
60
Valid 0 21 15.0 15.0 15.0
Rp. 10.000 – 29.000 27 19.3 19.3 34.3
Rp. 30.000 – 49.000 35 25.0 25.0 59.3
Rp. 50.000 – 79.000 30 21.4 21.4 80.7
> Rp. 80.000 27 19.3 19.3 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 21 responden yang tidak
bersedia mengeluarkan uang untuk menyukseskan acara di tingkatan
RT & RW, 27 responden yang bersedia mengeluarkan Rp. 10.000 –
29.000 untuk menyukseskan kegiatan di tingkat RT & RW, 35
responden bersedia mengeluarkan Rp. 30.000 – 49.000 untuk
menyukseskan kegiatan di tingkat RT & RW, 30 responden bersedia
mengeluarkan Rp. 50.000 – 79.000 untuk menyukseskan kegiatan di
tingkatan RT & RW, dan 27 responden yang bersedia mengeluarkan
lebih dari Rp. 80.000 untuk menyukseskan kegiatan di tingkatan RT &
RW. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden bersedia mengeluarkan Rp. 30.000 – 49.000 demi
menyukseskan kegiatan di tingkatan RT dan RW.
Tabel 4.17 “Anda bersedia untuk menjenguk tetangga yang tidak dekat
dengan anda”
Collective4
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 6 4.3 4.3 4.3
Tidak Setuju 15 10.7 10.7 15.0
Netral 52 37.1 37.1 52.1
Setuju 42 30.0 30.0 82.1
61
Sangat Setuju 25 17.9 17.9 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 6 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 15 responden yang menyatakan tidak setuju, 52
responden yang menyatakan netral, 42 responden menyatakan setuju,
dan 25 responden yang menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan
netral untuk pernyataan “Anda bersedia untuk menjenguk tetangga
yang tidak dekat dengan anda”.
Tabel 4 18 “Berapa kali anda pernah bekerjasama dengan teman/rekan
anda untuk membuat suatu project”
Collective5
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 – 1 26 18.6 18.6 18.6
2 – 3 49 35.0 35.0 53.6
4 – 5 35 25.0 25.0 78.6
6 – 7 3 2.1 2.1 80.7
>= 8 27 19.3 19.3 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 26 responden yang setidaknya
pernah bekerjasama sebanyak 0 – 1 kali, 49 responden yang pernah
bekerjasama sebanyak 2 – 3 kali, 35 responden yang pernah
bekerjasama sebanyak 4 – 5 kali, 3 responden pernah bekerjasama
sebanyak 6 – 7 kali, dan 27 responden yang pernah bekerjasama lebih
62
dari atau sama dengan 8 kali. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden pernah bekerjasama dengan
teman/rekan untuk membuat suatu project sebanyak 2 – 3 kali.
d. Information Access (X4)
Dalam penelitian ini, variabel Networking diukur menggunakan 5
butir pertanyaan, yaitu:
Tabel 4 19 “Dalam 1 minggu, berapa kali anda membaca berita?”
Inform1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 – 3 Kali 37 26.4 26.4 26.4
4 – 6 Kali 25 17.9 17.9 44.3
7 – 9 Kali 19 13.6 13.6 57.9
10 – 12 Kali 13 9.3 9.3 67.1
> 12 Kali 46 32.9 32.9 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa ada 37 responden yang membaca
berita sebanyak 1 – 3 kali dalam 1 minggu, 25 responden yang
membaca berita sebanyak 4 – 6 kali dalam 1 minggu, 19 responden
yang membaca berita sebanyak 7 – 9 kali dalam 1 minggu, 13
responden yang membaca berita sebanyak 10 – 12 kali dalam 1
minggu, dan 46 responden yang membaca berita sebanyak lebih dari
12 kali dalam 1 minggu. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden membaca berita lebih dari 12 kali dalam 1
minggu.
63
Tabel 4 20 “Dalam 1 minggu, berapa kali kira-kira anda menonton siaran
televise, youtube, dan lain-lain”
Inform2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 Kali 0 0.0 0.0 0.0
1 – 2 Kali 14 10.0 10.0 10.0
3 – 4 Kali 14 10.0 10.0 20.0
5 – 6 Kali 13 9.3 9.3 29.3
Setiap Hari 99 70.7 70.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang tidak
pernah menonton siaran televisi, youtube dan lain-lain dalam 1
minggu, 14 responden yang menonton siaran televisi, youtube dan
lain-lain sebanyak 1 – 2 kali dalam 1 minggu, 14 responden yang
menonton siaran televisi, youtube dan lain-lain sebanyak 3 - 4 kali
dalam 1 minggu, 13 responden yang menonton siaran televisi, youtube
dan lain-lain sebanyak 5 - 6 kali dalam 1 minggu, dan 99 responden
yang setiap hari menonton siaran televisi, youtube dan lain-lain.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menonton televisi, youtube dan lain-lain setiap hari.
64
Tabel 4 21 “Dalam 1 bulan, rata-rata seberapa banyak anda menerima
telefon dan menelfor orang yang berbeda, selain anggota keluarga anda?”
Inform3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 - 5 orang 100 71.4 71.4 71.4
6 – 10 orang 22 15.7 15.7 87.1
11 – 15 orang 11 7.9 7.9 95.0
16 – 20 orang 3 2.1 2.1 97.1
> 20 orang 4 2.9 2.9 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa 100 responden menelfon dan
menerima telefon sebanyak 1 – 5 orang dalam 1 bulan, 22 responden
menelfon dan menerima telefon sebanyak 6 – 10 orang dalam 1 bulan,
11 responden menelfon dan menerima telefon sebanyak 11 – 15 orang
dalam 1 bulan, 3 responden menelfon dan menerima telefon sebanyak
16 – 20 orang dalam 1 bulan, dan 4 responden menelfon serta
menerima telfon sebanyak lebih dari 20 orang dalam 1 bulan.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menelfon dan menerima telefon sebanyak 1 – 5 orang dalam
1 tahun.
Tabel 4 22 “Dalam 1 bulan, berapakah rata-rata pengeluaran anda untuk
membeli paket data internet?”
Inform4
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rp. 10.000 – 39.000 12 8.6 8.6 8.6
65
Rp. 40.000 – 69.000 55 39.3 39.3 47.9
Rp. 70.000 – 99.000 32 22.9 22.9 70.7
Rp. 100.000 – 129.000 31 22.1 22.1 92.9
> Rp. 130.000 10 7.1 7.1 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa 12 responden memiliki
pengeluaran paket data internet sebesar Rp. 10.000 – 39.000 dalam 1
bulan, 55 responden memiliki pengeluaran paket data internet sebesar
Rp. 40.000 – 69.000 dalam 1 bulan, 32 responden memiliki
pengeluaran paket data internet sebesar Rp. 70.000 – 99.000 dalam 1
bulan, 31 responden memiliki pengeluaran paket data internet sebesar
Rp. 100.000 – 129.000 dalam 1 bulan, dan 10 responden memiliki
pengeluaran paket data internet lebih dari Rp. 130.000 dalam 1 bulan.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden secara rata-rata memiliki pengeluaran paket data internet
sebesar Rp. 40.000 – 69.000 dalam 1 bulan.
Tabel 4 23 “Dalam 1 hari, rata-rata berapa lama anda menghabiskan waktu
untuk membuka internet?”
Inform5
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 – 3 Jam 31 22.1 22.1 22.1
4 – 7 Jam 46 32.9 32.9 55.0
8 – 11 Jam 26 18.6 18.6 73.6
12 – 15 Jam 30 21.4 21.4 95.0
>= 16 Jam 7 5.0 5.0 100.0
66
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa 31 responden menghabiskan
waktu untuk membuka internet sebanyak 0 – 3 jam dalam 1 hari, 46
responden menghabiskan waktu untuk membuka internet sebanyak 4 –
7 jam dalam 1 hari, 26 responden menghabiskan waktu untuk
membuka internet sebanyak 8 – 11 jam dalam 1 hari, 30 responden
menghabiskan waktu untuk membuka internet sebanyak 12 – 15 jam
dalam 1 hari, dan 7 responden menghabiskan waktu untuk membuka
internet sebanyak lebih dari atau sama dengan 16 jam dalam 1 hari.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menghabiskan waktu untuk membuka internet sebanyak 4 –
7 jam dalam 1 hari.
e. Kesejahteraan (Y)
Dalam penelitian ini, variabel Networking diukur menggunakan 5
butir pertanyaan, yaitu:
Tabel 4 24 “Dalam 1 hari, rata-rata berapa kali anda makan makanan
pokok?”
Kesejahteraan1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 12 8.6 8.6 8.6
2 70 50.0 50.0 58.6
3 54 38.6 38.6 97.1
4 2 1.4 1.4 98.6
> 4 2 1.4 1.4 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
67
Tabel diatas menjelaskan bahwa 12 responden rata-rata makan
makanan pokok sebanyak 1 kali dalam 1 hari, 70 responden makan
makanan pokok sebanyak 2 kali dalam 1 hari, 54 responden makan
makanan pokok sebanyak 3 kali dalam 1 hari, 2 responden makan
makanan pokok sebanyak 4 kali dalam 1 hari, dan 2 responden makan
makanan pokok sebanyak lebih dari 4 kali dalam 1 hari. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden makan
makanan pokok sebanyak 2 kali dalam 1 hari.
Tabel 4 25 “Dalam 1 bulan, rata-rata berapakah pengeluaran anda untuk
hang out?”
Kesejahteraan2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rp. 0 – 149.000 47 33.6 33.6 33.6
Rp. 150.000 – 299.000 44 31.4 31.4 65.0
Rp. 300.000 – 499.000 24 17.1 17.1 82.1
Rp. 450.000 – 600.000 10 7.1 7.1 89.3
> Rp. 600.000 15 10.7 10.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa 47 responden memiliki
pengeluaran hang out sebesar Rp. 0 – 149.000 dalam 1 bulan, 44
responden memiliki pengeluaran hang out sebesar Rp. 150.000 –
299.000 dalam 1 bulan, 24 responden memiliki pengeluaran hang out
sebesar Rp. 300.000 – 449.000 dalam 1 bulan, 10 responden memiliki
pengeluaran hang out sebesar Rp. 450.000 – 600.000 dalam 1 bulan,
dan 15 responden memiliki pengeluaran hang out sebesar lebih dari
Rp. 600.000 dalam 1 bulan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
68
disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki pengeluaran hang
out sebesar Rp. 0 – 149.000 dalam 1 bulan.
Tabel 4 26 “Dalam 1 tahun terakhir, berapa kali anda melakukan kegiatan
relawan sosial?”
Kesejahteraan3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 Kali 29 20.7 20.7 20.7
1 – 2 Kali 72 51.4 51.4 72.1
3 – 4 Kali 28 20.0 20.0 92.1
5 – 6 Kali 3 2.1 2.1 94.3
> 6 Kali 8 5.7 5.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa 29 responden tidak pernah
melakukan kegiatan relawan sosial dalam 1 tahun terakhir, 72
responden melakukan kegiatan relawan sosial sebanyak 1 – 2 kali
dalam 1 tahun terakhir, 28 responden melakukan kegiatan relawan
sosial sebanyak 3 – 4 kali dalam 1 tahun terakhir, 3 responden
melakukan kegiatan relawan sosial sebanyak 5 – 6 kali dalam 1 tahun
terakhir, dan 8 responden melakukan kegiatan relawan sosial sebanyak
lebih dari 6 kali dalam 1 tahun terakhir. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden melakukan kegiatan
relawan sosial sebanyak 1 – 2 kali dalam 1 tahun terakhir.
69
Tabel 4 27 “Jika anda sakit ringan, apa tindakan yang langsung anda
lakukan?”
Kesejahteraan4
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pergi ke Dukun Berobat 0 0.0 0.0 0.0
Pergi ke Puskesmas 29 20.7 20.7 20.7
Pergi ke Apotik 67 47.9 47.9 68.6
Pergi ke Poliklinik 29 20.7 20.7 89.3
Pergi ke Rumah Sakit 15 10.7 10.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang pergi ke
dukun berobat, 29 responden pergi ke puskesmas, 67 responden pergi
ke apotik, 29 responden pergi ke poliklinik, dan 15 responden pergi ke
rumah sakit. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden pergi ke apotik ketika mereka mengalami sakit
ringan.
Tabel 4 28 “Dalam 1 tahun terakhir, berapa stel pakaian baru yang anda
peroleh?”
Kesejahteraan5
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 0 0 0 0
1 – 2 24 17.1 17.1 17.1
3 – 4 46 32.9 32.9 50.0
5 – 6 20 14.3 14.3 64.3
70
> 6 50 35.7 35.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa tidak ada responden yang tidak
memperoleh pakaian baru, 24 responden memperoleh pakaian baru
sebanyak 1 – 2 stel, 46 responden memperoleh pakaian baru sebanyak
3 – 4 stel, 20 responden memperoleh pakaian baru sebanyak 5 – 6 stel,
dan 50 responden memperoleh pakaian baru sebanyak lebih dari 6 stel.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden memperoleh pakaian baru lebih dari 6 stel.
Tabel 4 29 “Dalam 1 bulan, rata-rata berapa kali anda mengkonsumsi
produk daging dan telur?”
Kesejahteraan5
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 – 7 Kali 28 20.0 20.0 20.0
8 – 14 Kali 28 20.0 20.0 40.0
15 – 21 Kali 34 24.3 24.3 64.3
22 – 28 Kali 21 15.0 15.0 79.3
>= 29 Kali 29 20.7 20.7 100.0
Total 140 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Tabel diatas menjelaskan bahwa 28 responden mengkonsumsi
produk daging sebanyak 1 – 7 kali dalam 1 bulan, 28 responden
mengkonsumsi produk daging sebanyak 8 – 14 kali dalam 1 bulan, 34
responden mengkonsumsi produk daging sebanyak 15 – 21 kali dalam
1 bulan, 21 responden mengkonsumsi produk daging sebanyak 22 – 28
71
kali dalam 1 bulan, dan 29 responden mengkonsumsi produk daging
sebanyak lebih dari atau sama dengan 29 kali dalam 1 bulan.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden mengkonsumsi produk daging sebanyak 15 – 21 kali dalam
1 bulan.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang di analisis terdapat variabel pengganggu atau residual
yang memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak untuk
diteliti adalah yang memiliki residu yang tidak terdistribusi dengan
normal atau dengan kata lain data yang dianalisis berdistribusi normal
(Ghozali, 2016). Dalam uji normalitas terdapat dua acara untuk
mendeteksi apakah residu dari data memiliki distribusi normal atau
tidak, yaitu dengan analisis grafik Normal P-P Plot dan uji statistik
Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas data dengan metode Normal P-P
Plot menggunakan pengolahan dari SPSS 16.0 menghasilkan plot
sebagai berikut:
72
Gambar 4 1 Hasil Uji Normalitas Uji P-P Plot
Sumber : Hasil output data primer diolah dengan SPSS 16.0, 2018
Berdasarkan pada gambar kurva p-p plot diatas, dapat disimpulkan
bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan titik-
titik menyebar di sekitar area garis diagonal dan tidak terdapat
penyimpangan yang terlalu jauh atau melebar. Kurva ini juga
menyimpulkan bahwa model dari sampel yang diteliti sudah mendekati
populasinya. Untuk itu, model yang digunakan layak untuk
menganalisis pengaruh variabel independen.
Selain uji grafik p-p plot, peneliti juga melengkapi uji normalitas
dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov untuk menegaskan hasil uji
normalitas grafik diatas.
73
Tabel 4 30 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig.
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
140
0.00000
0.46894008
0.76
0.76
- 0.56
0.897
0.397
a. Test distribution is Normal
Sumber : Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Berdasarkan tabel diatas, besarnya probabilitas Kolmogorov-
Smirnov dengan melihat Asymp. Sig. yaitu sebesar 0.397. Hal ini
berarti Unstandardized Residual atau residual yang ada pada data tidak
berdistribusi normal dan data yang diolah memiliki distribusi yang
normal, atau terbebas dari gangguan dari residual yang dihasilkan oleh
data itu sendiri.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen
yang sedang diuji. Model regresi yang baik ditandai dengan kecilnya
korelasi antar variabel independen. Jika diantara variabel independen
terjadi korelasi yang kuat, maka akan membuat nilai R2 yang
didapatkan tidak efisien untuk pengambilan keputusan dikarenakan
terdapat sumbangan dari korelasi antar variabel dependen. Variabel
yang hendak diuji seharusnya menunjukkan bahwa mereka variabel
74
yang mendekati orthogonal, atau korelasi antar mereka mendekati nilai
nol.
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya penyimpangan berupa
multikolinear adalah dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF),
jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,1 maka model regresi
terbebas dari adanya penyimpangan berupa multikolinearitas (Ghozali,
2016). Berikut ini adalah hasil pengujian VIF yang telah dilakukan:
Tabel 4 31 Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.548 .319 4.853 .000
Trust .046 .093 .044 .497 .620 .769 1.300
Networking .174 .061 .266 2.867 .005* .693 1.442
Collective .041 .065 .053 .626 .532 .824 1.214
Information .179 .066 .224 2.719 .007* .873 1.146
* Significance at 1%
** Significance at 5%
*** Significance at 10%
Sumber : Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Berdasarkan hasil tabel diatas, besarnya koefisien VIF masing-
masing variabel independen < 10 dan nilai tolerance > 0.1 yaitu
variabel Trust (X1) memiliki nilai tolerance 0.769 dan nilai VIF
sebesar 1.300, variabel Networking (X2) memiliki nilai tolerance
0.693 dan nilai VIF sebesar 1.442, variabel Collective (X3) memiliki
nilai tolerance 0.824 dan nilai VIF sebesar 1.214, dan variabel
Information (X4) memiliki nilai tolerance 0.873 dan nilai VIF sebesar
1.146. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi
75
linier berganda yang dibentuk tidak terhambat asumsi multikolinearitas
diantara variabel independen, sehingga dapat digunakan dalam
penelitian ini.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang dibangun terdapat perbedaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Model
regresi yang baik adalah yang memiliki kesamaan varians dari tiap
pengamatan. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah,
yaitu dengan melihat scatterplot dan dengan secara statistik uji
Glejser. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, berikut ini hasil
dari uji scatterplot yang didapatkan:
Gambar 4 2 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Scatterplot
Sumber : Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
76
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa distribusi data tidak
memiliki pola tertentu dan tersebar diantara titik nol pada sumbu Y.
hal ini dapat memberikan kesimpulan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi yang dibangun. Selain itu, untuk
menegaskan hasil uji ini, peneliti juga melakukan uji Glejser. Jika nilai
signifikansi masing-masing variabel X dibawah 0.05 atau 5% maka
dapat diasumsikan model tersebut terjangkit Heterokedastisitas.
Sedangkan jika signifikansi variabel X diatas 0.05 atau 5% maka dapat
disimpulkan bahwa model tidak terjangkit Heterokedastisitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan hasil uji Glejser berikut
ini:
Tabel 4 32 Hasil Uji Glejser
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .242 .195 1.239 .217
Trust -.010 .057 -.016 -.169 .866
Networking .035 .037 .096 .944 .347
Collective -.028 .040 -.065 -.693 .490
Information .047 .040 .107 1.174 .243
* Significance at 1% a. Dependent Variable : RESABS
** Significance at 5%
*** Significance at 10%
Sumber : Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Berdasarkan tabel diatas, tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai probabilitas atau signifikansi dibawah 0.05. Variabel
Trust (X1) memiliki signifikansi sebesar 0.866 > 0.05, variabel
Networking (X2) memiliki signifikansi 0.347 > 0.05, variabel
77
Collective (X3) memiliki signifikansi 0.490 > 0.05, dan variabel
Information (X4) memiliki signifikansi 0.243 > 0.05. Dengan ini,
dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi yang dibangun tidak
terjangkit Heterokedastisitas.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh
variabel independen secara individual terhadap variasi atau perubahan
pada variabel dependen (Ghozali, 2005). Salah satu kriteria pengujian
yang dilakukan adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan
nilai t tabel (Priyatno, 2016). Namun selain dengan melihat nilai t
hitung, kita dapat juga melakukan pengujian tersebut dengan melihat
besaran probabilitas individual variabel dari proses regresi yang
dilakukan. Nilai probabilitas hitung yang dihasilkan harus berada
dibawah taraf alpha yang dikehendaki.
Dalam pengambilan keputusan hipotesis uji t menggunakan nilai t
hitung dan t tabel adalah jika nilai t hitung lebih besar atau sama
dengan t tabel, maka H0 ditolak yang berarti kita memiliki kemampuan
untuk menerima Ha. Jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel,
maka peneliti tidak memiliki kemampuan untuk menolak H0. Berikut
adalah hasil uji t dalam penelitian ini:
Tabel 4 33 Hasil Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.548 .319 4.853 .000
Trust .046 .093 .044 .497 .620
Networking .174 .061 .266 2.867 .005*
78
Collective .041 .065 .053 .626 .532
Information .179 .066 .224 2.719 .007*
* Significance at 1% a. Dependent Variable: AvKesejahteraan
** Significance at 5%
*** Significance at 10%
Sumber : Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
1) Pengaruh Trust Terhadap Kesejahteraan Generasi Millenial
Terlihat bahwa nilai probabilitas untuk variabel Trust
adalah sebesar 0.620. Maka dapat disimpulkan bahwa secara
individual variabel Trust tidak berpengaruh signifikan terhadap
Kesejahteraan generasi millennial. Sehingga dengan ini kita
tidak memiliki kemampuan untuk menerima Ha dan oleh
karena itu, kita harus menerima H0.
Trust merupakan salah satu penunjang Social Network yang
cukup penting (Riyanto & Jonathan, 2018). Ini berarti trust
dapat membangun jaringan-jaringan yang efisien sehingga
dapat dipercayai bahwa akan ada dampak akan hal tersebut
kepada aktifitas ekonomi baik itu individu maupun secara
berkelompok.
Jika dianalisa secara kasat mata, maka akan ada sedikit
hambatan yang ditemui untuk menghubungkan antara variabel
trust dengan kesejahteraan secara umum dan kesejahteraan
generasi millennial secara khususnya. Hanya ada sedikit
korelasi antara trust dengan aspek kesejahteraan, itulah
mengapa penting untuk mencari strategi atau jalan lain agar
bisa menghubungkan antar variabel tersebut. (Algan & Cahuc,
2013).
Jika kita melihat hasil dari model yang dibuat oleh peneliti,
memang terlihat bahwa trust memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap Kesejahteraan Generasi Millenial. Namun,
79
bukan berarti kita dapat serta-merta menghapuskan peran trust
terhadap Kesejahteraan Generasi Millenial. Seperti yang sudah
dikatakan diatas bahwa trust membentuk sebuah Social
Networking dimana hal ini dapat menunjang kegiatan ekonomi
individu seseorang. Tanpa adanya trust, maka jaringan apapun
menjadi tidak ada gunanya. Bahkan, munculnya distrust, dapat
merusak jaringan-jaringan yang telah berhasil dibangun. Tidak
memerlukan waktu yang lama untuk menghancurkan jaringan
dengan hanya merusak kepercayaan yang dimiliki.
Dengan menggunakan data yang sama, peneliti mencoba
untuk mengaitkan antara trust dengan networking. Berikut
adalah hasil regresi yang didapatkan:
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 0.64 .446 0.145 .885
Trust .726 .124 .447 5.876 .000
Jika dilihat dari hasil regresi diatas, maka dapat kita
simpulkan bahwa trust memiliki hubungan yang signifikan
terhadap networking. Hal ini dapat dilihat pada Sig. yang
dihasilkan pada percobaan tersebut. Dengan nilai Sig. sebesar
0.000 < 0.050 (alpha 5%), maka didapatkanlah kesimpulan
diatas.
Walaupun sedikit prematur dalam kasus ini untuk
mengatakan bahwa trust memiliki hubungan yang kuat
terhadap kesejahteraan generasi millennial, tetapi dengan data
yang peneliti miliki, peneliti mendapatkan fakta bahwa trust
mempengaruhi networking yang kemudian secara signifikan
mempengaruhi kesejahteraan generasi millennial.
80
2) Pengaruh Networking Terhadap Kesejahteraan Generasi
Millenial
Dari hasil pengolahan terhadap data yang didapatkan, dapat
dilihat bahwa nilai probabilitas variabel networking adalah
sebesar 0.005 < 0.05 (alpha 5%). Ini menunjukkan bahwa
variabel networking berpengaruh signifikan terhadap
kesejahteraan generasi millenial. Sehingga dengan demikian,
kita memiliki kemampuan untuk menolak H0 dan menerima Ha.
Networking merupakan salah satu faktor penting yang dapat
membangun kesejahteraan dari sebuah komunal. Bahkan,
networking dapat membentuk efisiensi ekonomi pada sebuah
kerumunan atau kelompok orang, dan dikatakan bahwa
sekelompok orang yang memiliki banyak jaringan memiliki
efisiensi ekonomi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
sekelompok orang yang memiliki jaringan lebih sedikit
(Fukuyama, 2000).
Kemampuan dalam berasosiasi terhadap masyarakat sosial
merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan,
khususnya dalam aspek ekonomi. Itulah mengapa networking
sangat mempengaruhi economic behavior seseorang, dengan
adanya networking yang sangat luas maka sebenarnya
seseorang sedang dalam tingkat dimana dia bisa melakukan
apapun tanpa harus memiliki modal kemampuan itu sendiri,
dan membiarkan jaringannya untuk bekerja.
Dalam hal kesejahteraan generasi millenial, sebenarnya
networking pun tetap menjadi hal penting walaupun
sebenanrnya generasi ini identik dengan pemikirannya yang
segar dan pemahaman teknologi yang baik (Putra, 2013).
Networking dapat mengembangkan dengan pesat potensi yang
dimiliki oleh milenials lewat pertukaran kreatifitas yang saat ini
banyak sekali dilakukan melalui komunitas-komunitas yang
81
sampai hari ini sangat banyak sekali jumlahnya. Hal inilah
yang akan mendongkrak terjadinya akses-akses terhadap
pencarian pekerjaan atau pengungkapan kreatifitas yang
selanjutnya dapat bernilai ekonomi. Bahkan, dengan adanya
networking, kesejahteraan millennials dapat diwujudkan
melalui output-output kerja yang sangat lebih baik (Xiong, Li,
Westlund, & Pu, 2017).
Jika kita mencoba untuk melakukan analisa singkat
mengenai bagaimana networking bekerja, ada salah satu
ilustrasi yang mungkin cukup sederhana untuk memahami
fenomena tersebut. Dalam hal perdagangan, networking sangat
berperan penting untuk mengumpulkan informasi. Ketika
seseorang mendapatkan informasi dengan mudah melalui
jaringan yang dimilikinya, maka dari sisi personal orang
tersebut, dia hanya akan mengeluarkan sedikit insentif untuk
mendapatkan informasi tersebut. Ini berarti, ketika
biaya/insentif untuk mendapatkan informasi tersebut cenderung
kecil, maka si penjual dapat mendapatkan keuntungan yang
lebih tinggi dari adanya penekanan biaya terhadap pencarian
informasi, sehingga kesejahteraan mereka dapat meningkat
(Goyal, 2007).
3) Pengaruh Collective Action Terhadap Kesejahteraan Generasi
Millenial
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat
dilihat bahwa nilai probabilitas variabel gotong royong adalah
sebesar 0.532 > 0.050 (alpha 5%). Ini menunjukkan bahwa
variabel gotong royong tidak berpengaruh signifikan terhadap
kesejahteraan generasi millenial. Sehingga dengan demikian,
kita tidak memiliki kemampuan untuk menerima Ha, dan harus
menerima H0.
82
Collective Action atau Gotong Royong adalah salah satu
aktifitas yang paling vital dalam hal kegiatan bermasyarakat
(Nosenzo & Tufano, 2017). Gotong royong merupakan bentuk
dari kegiatan yang mengedepankan solidaritas sosial, untuk
kemaslahatan pribadi maupun kelompok, yang mana rentan
terhadap dinamika perubahan pola pikir dalam kondisi
masyarakat yang terus berkembang seiring berkembangnya
zaman (Putra, 2013).
Secara teoritikal, memang gotong royong merupakan salah
satu modal sosial yang sudah turun-temurun dijalankan oleh
para leluhur kita sampai saat ini. Namun dengan adanya
dinamika pemikiran akan berkembangnya zaman, membuat
paradigma gotong royong yang sesungguhnya menjadi
berbeda. Hal ini terjadi dikarenakan seluruh aspek kehidupan di
perkotaan sudah banyak dipengaruhi oleh hal-hal bersifat
materi dan pengupahan. Sehingga, di dalam kalangan
masyarakat perkotaan, gotong royong memperhitungkan faktor
untung-rugi, yang mana membuat sifat gotong royong ini
menjadi semakin lebih lemah. Ditambah lagi dengan adanya
kemajuan teknologi yang kian pesat, sehingga kita tidak bisa
menolak bahwa telah banyak terjadi pergeseran sifat sosial
yang ada dalam masyarakat Indonesia menjadi lebih
individualis (Sunyoto, 2017).
Sejalan dengan pemaparan-pemaparan diatas, peneliti
akhirnya dapat melihat adanya kecenderungan terjadinya
pelemahan nilai-nilai gotong royong yang ada pada
masyarakat, khususnya mahasiswa sebagai generasi millenial.
Hal ini pun dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan
penulis. Inilah yang kemudian disimpulkan oleh penulis
sebagai pucuk pelemahan modal sosial dan lalu berimplikasi
pada kesejahteraan generasi millenial.
83
4) Pengaruh Akses Informasi Terhadap Kesejahteraan Generasi
Millenial
Dari hasil pengolahan terhadap data yang didapatkan, dapat
dilihat bahwa nilai probabilitas variabel akses informasi adalah
sebesar 0.007 < 0.05 (alpha 5%). Ini menunjukkan bahwa
variabel akses informasi berpengaruh signifikan terhadap
kesejahteraan generasi millenial. Sehingga dengan demikian,
kita memiliki kemampuan untuk menolak H0 dan menerima Ha.
Informasi adalah salah satu nilai yang penting dimana nilai
tersebut mempengaruhi keputusan individu maupun kelompok
dalam hal kegiatan ekonomi. Kemampuan individu dalam
mendapatkan informasi juga mempengaruhi output ekonomi
seseorang. Dan bukan hanya itu, kegiatatan berbagi informasi
ini juga dapat menentukan bagaimana luasnya jaringan yang
dimiliki seseorang (Goyal, 2007).
Salah satu ciri generasi millenial adalah mereka sudah
terbiasa dalam menggunakan teknologi seperti email, SMS,
instant messaging, dan media sosial seperti twitter dan
facebook (Putra, 2013). Lebih jauh lagi (Lyons, 2004)
mengatakan bahwa ciri dari generasi ini diantaranya memiliki
karakteristik individu berbeda tergantung dengan dimana
mereka dibesarkan serta strata ekonomi dan sosial keluarganya,
pola komunikasi yang lebih terbuka dibandingkan generasi-
generasi sebelumnya, penggiat media sosial dan sangat
terpengaruh dengan perkembangan teknologi informasi.
Meskipun akses informasi ini bukan merupakan modal
sosial, namun di era seperti ini kita tidak dapat menafikkan
bahwa akses informasi merupakan salah satu penunjang dari
adanya modal sosial. Dengan berkembangnya zaman yang
serba tidak dibatasi oleh ruang, akses informasi merupakan
salah satu isu yang penting dalam menganalisa pengaruh antara
84
modal sosial dengan kesejahteraan, khususnya generasi
millenial, sebagai pengguna teknologi informasi yang kian
berkembang.
Hal ini didasari dari hasil penelitian ini yang menyatakan
bahwa akses informasi sebagai pendukung modal sosial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan
generasi millenial.
Lebih dari sekedar mempengaruhi keputusan individu
dalam hal kegiatan ekonomi, memiliki akses informasi yang
baik merupakan kunci untuk meningkatkan pembangunan
sosio-ekonomi (Figuères, 2013). Karena dengan memiliki akses
informasi, individu-individu generasi millenial dapat
menciptakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
individu mereka. Tidak perlu tulisan diatas kertas untuk
membuktikan pernyataan ini. Sudah cukup banyak pemuda di
Indonesia yang sekarang hidupnya telah ditunjang oleh
penghasilan yang diperolehnya melalui kegiatan ekonomi
melalui media sosial.
Namun, penggunaan akses informasi pun tidak lepas dari
adanya pengaruh negatif, sehingga harus adanya pembatasan
dan sosialisasi yang cukup dalam hal penggunaan akses
informasi berbentuk media sosial, agar kegunaannya tidak
berujung pada kegunaan yang negatif. Tentunya hal ini akan
menghambat proses perkembangan modal sosial yang dimiliki
oleh individu generasi millenial (Beiermann, Ritten,
Thunström, & Ehmke, 2017).
b. Hasil Uji F
Uji statistik F pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan
mempengaruhi variabel dependen (Gujarati, 2004). Salah satu cara
85
untuk melakukan uji F ini adalah dengan melihat besaran statistik
probabilitas yang dihasilkan pada tabel ANOVA untuk penggunaan
alat statistik SPSS. Jika besaran statistik probabilitas F kurang dari
0.05 (alpha 5%), maka secara simultan, variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil uji F
pada penelitian ini:
Tabel 4 34 Hasil Uji F
ANOVA
Model Sum of
Squares df
Mean
Squares F Sig.
Regression 7.509 4 1.877 8.291 .000
Residual 30.567 135 0.226
Total 38.076 139
a. Predictors: (Constant), Trust, Networking, Collective, Information
b. Dependent Variable: Kesejahteraan
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh F hitung sebesar 8.291 dan
statistik probabilitas 0.000 dengan menggunakan alpha 5%.
Dikarenakan statistik probabilitas 0.000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama, variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal
ini dapat mengartikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk menolak
H0 dan untuk menerima Ha. Ini berarti dalam model penelitian yang
dibentuk, variabel trust, networking, collective action, dan information
secara bersama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kesejahteraan Generasi Millenial.
86
6. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh dari dua atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen yang ditampilkan dalam sebuah persamaan linier
(Gujarati, 2004). Adapun hasil regresi linier berganda dari pengaruh trust,
networking, collective action, dan akses informasi terhadap kesejahteraan
generasi millenial adalah sebagai berikut:
Tabel 4 35 Analisis Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.548 .319 4.853 .000
Trust .046 .093 .044 .497 .620
Networking .174 .061 .266 2.867 .005*
Collective .041 .065 .053 .626 .532
Information .179 .066 .224 2.719 .007*
* Significance at 1% a. Dependent Variable: AvKesejahteraan
** Significance at 5%
*** Significance at 10%
Sumber : Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Dari tabel 4.35 diatas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi
untuk mengetahui pengaruh dari X1, X2, X3, dan X4 terhadap variabel Y.
adapun persamaan regresinya dapat dibuat sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dan jika hasil regresi dimasukkan, maka persamaan tersebut menjadi:
87
Y = 1.548 + 0.046X1 + 0.174X2 + 0.041X3 + 0.179X4 + e
Keterangan:
Y = Kesejahteraan Generasi Millenial
a = Konstanta
b1 = koefisien regresi trust
b2 = koefisien regresi networking
b3 = koefisien regresi collective action
b4 = koefisien regresi akses informasi
X1 = trust
X2 = networking
X3 = collective action
X4 = akses informasi
e = standar kesalahan
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa variabel yang
berpengaruh secara signifikan adalah variabel networking dan akses
informasi, yang memiliki nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0.005
dan 0.007 dengan alpha 5%. Sedangkan dua variabel lainnya, yaitu trust
dan collective action tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan
besaran nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0.620 dan 0.532 dengan
alpha sebesar 5%.
7. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
besaran persentase pengaruh yang secara bersama-sama disumbangkan
oleh variabel independen dalam menjelaskan perubahan variabel dependen
88
(Gujarati, 2004). Di dalam penggunaan alat bantu statistik SPSS, kita
dapat menganalisa R2 ini di dalam hasil pengolahan regresi di bagian
Model Summary. Adapun hasil analisis R2 yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4 36 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model R R
Square Adj. R Square
Std. Error of the
Estimate DW
1. 0.444 0.197 0.173 0.47584 1.894
a. Predictors: (Constant), Trust, Networking, Collective, Information
b. Dependent Variable: Kesejahteraan
Sumber: Data primer diolah dengan spss 16.0, 2018
Berdasarkan hasil tabel diatas, koefisien R Square adalah sebesar
0.197 sedangkan koefisien Adj. R Square sebesar 0.173. Hal ini
menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh dari seluruh variabel
independen terhadap variabel Kesejahteraan Generasi Millenial adalah
sebesar 17,3%. Sisanya, yaitu sebesar 82,7% variabel dependen
dipengaruhi oleh variable-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Hal ini dimungkinkan bisa terjadi karena kurangnya sampel yang
diambil. Berhubung penelitian ini merupakan cross-cutting issues dari
ekonomi dan sosial, memang ada baiknya untuk menggunakan ukuran
sampel yang lebih besar agar dapat menangkap fenomena secara utuh dan
secara statistik mendekati populasinya.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Trust,
Networking, Collective Action, dan Akses Informasi terhadap Kesejahteraan
Generasi Millenial ditengah pergeseran pola pikir yang terjadi di belahan
dunia manapun sebagai dampak dari perkembangan teknologi. Setelah proses
penyebaran kuesioner, akhirnya didapatkan sejumlah 140 responden yang
layak dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dengan menggunakan metode
regresi linier berganda, akhirnya didapatkanlah hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Pengaruh variabel trust terhadap Kesejahteraan Generasi Millenial
Trust tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kesejahteraan
Generasi Millenial. Hal ini ditandai dengan hasil statistik probabilitas
variabel trust yang dihasilkan, yaitu sebesar 0.620 > 0.05 (alpha 5%).
Sehingga peneliti tidak memiliki kemampuan untuk menolak H0.
2. Pengaruh variabel networking terhadap Kesejahteraan Generasi
Millenial
Networking berpengaruh secara signifikan terhadap Kesejahteraan
Generasi Millenial. Hal ini ditandai dengan hasil statistik probabilitas
variabel networking yang dihasilkan, yaitu sebesar 0.005 < 0.05 (alpha
5%). Sehingga peneliti memiliki kemampuan untuk menolak H0.
3. Pengaruh variabel collective action terhadap Kesejahteraan Generasi
Millenial
Collective action tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Kesejahteraan Generasi Millenial. Hal ini ditandai dengan hasil statistik
probabilitas variabel trust yang dihasilkan, yaitu sebesar 0.532 > 0.05
(alpha 5%). Sehingga peneliti tidak memiliki kemampuan untuk menolak
H0.
89
4. Pengaruh variabel akses informasi terhadap Kesejahteraan Generasi
Millenial
Akses informasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kesejahteraan
Generasi Millenial. Hal ini ditandai dengan hasil statistik probabilitas
variabel akses informasi yang dihasilkan, yaitu sebesar 0.007 < 0.05 (alpha
5%). Sehingga peneliti memiliki kemampuan untuk menolak H0.
5. Pengaruh secara simultan antara variabel Trust, Networking,
Collective Action, dan Akses Informasi terhadap Kesejahteraan
Generasi Millenial
Dari hasil uji F yang dilakukan, didapat nilai probabilitas statistik F
sebesar 0.000 < 0.05 dengan alpha sebesar 5%. Ini menandakan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara seluruh variabel independen terhadap
variabel dependen yang diteliti. Kemudian dari hasil uji Koefisien
Determinasi, didapatkan koefisien sebesar 0.173 yang menandakan bahwa
besaran pengaruh variabel independen dalam menjelaskan perubahan
variabel dependen adalah sebesar 17,3%. Sedangkan sisanya yaitu 82,7%
menandakan besaran pengaruh yang dihasilkan oleh variabel independen
yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian terhadap variabel trust, dapat diketahui bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan
generasi millenial. Cukup banyak hal yang mengakibatkan hal
tersebut, diantaranya adalah karena trust tidak bukan sebuah sifat
tunggal yang dapat secara langsung mempengaruhi kesejahteraan
seorang individu. Memang didalam beberapa penelitian masih ada
peneliti yang mencoba untuk mencari cara dalam menghubungkan
variabel ini dengan kesejahteraan. Namun menurut peneliti, variabel
90
ini tetap memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan generasi millenial
khususnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F yang menunjukkan
adanya hubungan secara simultan antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa
variabel trust memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan generasi
millenial, namun dapat dikatakan bahwa pengaruh ini terjadi
dikarenakan ketidakmampuan trust sebagai sifat untuk mendongkrak
kesejahteraan individu, oleh karena itu dibutuhkan faktor lainnya
untuk menunjang atau memunculkan pengaruh variabel ini terhadap
kesejahteraan generasi millenial. Selain daripada faktor yang telah
dijabarkan diatas, bisa juga variabel trust tidak berpengaruh signifikan
terhadap kesejahteraan generasi millenial dikarenakan adanya isu-isu
politik dan terjadinya distrust effect akibat sedang maraknya isu-isu
sosial. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran kepada pemerintah
untuk mengupayakan kestabilan sosial agar tidak terjadi distrust yang
kemudian akan menggerogoti modal sosial yang dimiliki masyarakat
Indonesia, khususnya generasi-generasi muda seperti generasi
millenial. Hal ini dilakukan agar dapat ditumbuhkan kembali
pandangan-pandangan mengenai kepercayaan dalam lingkungan sosial
agar modal sosial di lingkup masyarakat khususnya generasi millenial
dapat menjadi sangat kuat. Lalu selanjutnya saran untuk peneliti
selanjutnya adalah untuk mengkaji lebih jauh lagi terkait variabel trust
ini dengan pendekatan yang lebih bersifat regional, dikarenakan
diversifikasi dari adat dan istiadat di Indonesia, memungkinkan
terjadinya ada perubahan kultur atau sifat yang dapat mempengaruhi
variabel tersebut.
2. Dari hasil penelitian terhadap variabel networking, dapat diketahui
bahwa terdapat hubungan yang signifikan terhadap generasi millenial.
Networking merupakan salah satu jantung dari modal sosial terkait
dengan kesejahteraan generasi millenial. Tanpa adanya networking,
maka akan sulit bagi sesorang untuk meningkatkan kapasitas hidup
91
mereka. Karena pasalnya, kita hidup sebagai makhluk sosial dan kita
akan mendapatkan banyaknya manfaat dari banyaknya jaringan yang
kita miliki; pertukaran informasi, pertukaran ilmu, pertukaran ilmu,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran bagi
pemerintah yaitu untuk memperkuat lagi insentif-insentif atau
menghidupkan komunitas-komunitas yang khususnya memiliki
dampak bagi pembangunan sosial ekonomi masyarakat Indonesia.
Karena saat ini sudah cukup banyak tumbuh komunitas pendidikan
non-formal yang membutuhkan support secara tidak langsung dari
pemerintah agar mereka bisa mengembangkan komunitasnya. Bagi
peneliti selanjutnya, masih sama seperti sebelumnya, yaitu diharapkan
dapat melakukan penelitian terkait variabel ini dengan kesejahteraan
namun dengan lingkup regional. Agar dapat melihat eksistensi
networking di daerah-daerah, khususnya yang membutuhkan
pembangunan secara sosio-ekonomi.
3. Dari hasil penelitian terhadap variabel collective action, dapat
diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
kesejahteraan generasi millenial. Variabel inilah yang harus menjadi
perhatian khusus dari penelitian ini. Ada beberapa penelitian yang
mengungkapkan bahwa variabel ini sudah cukup rentan terhadap
dinamika global yang cukup tinggi, diantaranya melalui isu teknologi.
Memang generasi millenial adalah generasi yang tidak akang merasa
asing dengan teknologi, sehingga mereka sudah terbiasa tumbuh
dengan teknologi yang canggih. Namun sayangnya, memang isu
dinamika ini diketahui menyebabkan adanya pergeseran pemikiran
sehingga masyarakat menjadi cenderung individualis dan cukup
memperhitungkan konsep untung-rugi dikarenkan sudah sering terbius
dengan isu pengupahan. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran
kepada pemerintah agar memperkuat jiwa gotong royong dengan
program-program berbasis wilayah yang dikendalikan dari aparat
dengan struktur terdekat dengan masyarakat. Sehingga generasi
92
millenial tersebut tidak terkena dampak dari sifat individualis yang
sekarang kian meningkat. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah
untuk mencoba mengkaji lebih dalam lagi mengenai variabel ini
khususnya dengan pendekatan regional.
4. Dari hasil penelitian terhadap variabel akses informasi, dapat diketahui
bahwa terdapat hubungan yang signifikan terhadap generasi millenial.
Akses informasi khususnya melalui teknologi merupakan identitas
yang cukup melekat pada generasi millenial, itulah mengapa akan
menjadi sedikit tidak masuk logika jika akses informasi tidak memiliki
hubungan yang signifikan terhadap kesejahteraan generasi millenial.
Banyak generasi millenial yang hidup melalui akses informasi yang
kian canggih ini. Dari mulai berjualan secara online, aktif di media
sosial seperti youtube, dan lain sebagainya. Saran bagi pemerintah
sebaiknya melakukan sosialisasi terkait penggunaan teknologi yang
bermanfaat bagi banyak orang agar dapat menciptakan multiplier effect
dari penggunaan teknologi tersebut. Saran bagi peneliti selanjutnya
yaitu masih sama seperti sebelumnya, diharapkan dapat melakukan
penelitian yang lebih dalam dengan lingkup regional agar dapat
dilakukan crosscheck terkait bagaimana pertumbuhan dari variabel ini
terhadap kesejahteraan dilihat dari masing-masing regional
dikarenakan belum tentu seluruh regional sudah memiliki kemampuan
atau akses informasi yang cukup tinggi, khususnya bagi masyarakat
pertanian.
93
DAFTAR PUSTAKA
Adler, P. S., & Kwon, S. W. (2009). Social Capital: The Good, the Bad, and the
Ugly. Marshall Research Paper Series. Working Paper MKT 03-09.
Albrecht, F., Kube, S., & Traxler, C. (2018). Cooperation and Norm Enforcement
- The individual-level perspective. Journal of Public Economics, 1-16.
Algan, Y., & Cahuc, P. (2013). Trust, Growth, and Well-being: New Evidence
and Policy Implications. Discussion Paper Series, IZA DP No. 7464.
Beiermann, J., Ritten, C. J., Thunström, L., & Ehmke, M. (2017). Measuring the
Value of Information. Journal of Behavioral and Experimental
Economics, Accepted Manuscript.
Coleman, J. S. (1990). Foundations of Social Theory. Cambridge MA: Belknap.
Collier, P. (1998). Social Capital and Poverty. World Bank SCI Working Paper no
4, November. (http://www.iris.umd.edu/adass/proj/soccap.asp).
Dasgupta, P., & Serageldin, I. (1999). Social Capital: A Multifacted Perspective.
Washington D. C.: World Bank.
Dessí, R., Gallo, E., & Goyal, S. (2016). Network Cognition. Journal of Economic
Behavior & Organization, 78-96.
Figuères, C. (2013). Innovation and Technology for Poverty Eradication.
Fukuyama, F. (1995). Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity.
New York: Free Press.
Fukuyama, F. (2000). Social Capital and Civil Society. International Monetary
Fund: The Institute of Public Policy. George Mason University.
Gauer, F., & Hellmann, T. (2017). Strategic Formation of Homogeneous
Bargaining Networks. Games and Economic Behavior, Accepted
Manuscript.
94
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP.
Goyal, S. (2007). Connections: An Introduction to the Economics of Network.
New Jersey: Princeton University Press.
Granovetter, M. S. (1973). The Strength of Weak Ties. The American Journal of
Sociology, 1360-1380.
Grootaert, C., & van Bastelaer, T. (2001). Understanding and Measuring Social
Capital. A Multidisciplinary Tool for Practitioners. Washington D.C:
World Bank.
Gujarati, D. (2004). Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill Companies.
Gylfason, T. (2002). Principles of Economic Growth. Oxford University Press.
Howe, N., & Strauss, W. (2000). Millenials Rising: The Next Generation. New
York: Vintage Books.
Jennings, C., & Sanchez, S. (2016). Social Capital, Conflict and Welfare. Journal
of Development Economics, Author's Accepted Manuscript.
Kudasheva, T., Kunitsa, S., & Mukhamediyev, B. (2015). Effects of Access to
Education and Information Communication Technology on Income
Inequality in Kazakhstan. Social and Behavioral Sciences, 940-947.
Lyons, S. (2004). An Exploration of Generational Values in Life and at Work.
Ottawa: Eric Sprott School of Business.
Mitchell, D. (1999). What Exactly Do You Mean Social Capital. Multiple
Meanings and a Myriad of Terms in the Space between The Market and
The State. Columbia: Centre for Public Sector Studies University of
Victoria, Community Economic Development Centre Simon Fraser
University and The Inner Coast Natural Resource Centre Alert Bay,
British Columbia.
95
Nosenzo, D., & Tufano, F. (2017). The Effect of Voluntary Participation on
Cooperation. Journal of Economic Behavior & Organization, Accepted
Manuscript.
Priyatno, D. (2016). Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan
SPSS Praktis dan Mudah Dipahami Untuk TIngkat Pemula dan
Menengah. Yogyakarta: Gava Media.
Putnam, R. D. (2000). Bowling Alone: The Collapse And Revival of American
Community. New York: Simon & Schuster.
Putnam, R. D., Leonardi, R., & Nanetti, R. (1993). Making Democracy Work:
Civic Traditions in Modern Italy. Princeton: Princeton University Press.
Putra, A. (2013). Analisis Kegiatan Gotong Royong Dalam Meningkatkan
Pembangunan Gampong Alue Raya Kecamatan Sama Tiga Kabupaten
Aceh Barat. Meulaboh, Aceh Barat.
Rahi, R., & Zigrand, J.-P. (2018). Information Acquisition, Price Informativeness,
and Welfare. Journal of Economic Theory, Accepted Manuscript.
Rambe, A., Hartoyo, & Karsin, E. S. (2008). Analisis Alokasi Pengeluaran dan
TIngkat Kesejahteraan Keluarga (Studi di Kecamatan Medan Kota,
Sumatera Utara). Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumsi, 16-28.
Rani, B. P. (2014). Peranan Modal Sosial dalam Aktivitas Berbagi Informasi di
Kalangan Mahasiswa Pengguna Blog. Skripsi.
Riyanto, Y. E., & Jonathan, Y. X. (2018). Directed Trust and Trustworthiness in a
Social Network: An Experimental Investigation. Journal of Economic
Behavior and Organization, 1-20.
Ruslan, R. (2003). Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada.
Sarafopoulos, G., & Ioannidis, P. (2015). Interregional Cooperation, Local
Welfare, and Social Capital. Procedia Economics and Finance, 219-225.
96
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto, B. T. (2017). Gotong Royong: Pemberdayaan, Hak Asasi Manusia, dan
Keadilan Sosial.
https://www.academia.edu/26974618/Gotong_Royong_Pemberdayaan_Ha
k_Asasi_Manusia_dan_Keadilan_Sosial, (diakses: 2 Januari 2019).
Vipriyanti, N. U. (2007). Studi Sosial Ekonomi tentang Keterkaitan antara Modal
Sosial dan Pembangunan Ekonomi Wilayah: Studi kasus di Empat
Kabupaten di Provinsi Bali. Bogor: Bogor Agricultural University.
Woolcock, M., & Narayan, D. (2000). Social Capital: Implications for
Development Theory. Research and Policy. The World Bank Research
Observer, vol. 15, no. 2, 49-225.
World Bank. (1998). The Initiative on Defining, Monitoring, and Measuring
Social Capital. Overview and Program Description. Social Development
Family. Environtmentally and Socially Sustainable Development Network.
Xiong, A., Li, H., Westlund, H., & Pu, Y. (2017). Social Networks, Job
Satisfaction and Job Searching Behavior in the Chinese Labor Market.
China Economic Review, Accepted Manuscript.
97
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Kuesioner Kesejahteraan
Generasi Millennial Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Perkenalkan, saya Ahmad Tanoe Widjojo, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semester 9 Prodi Ekonomi Pembangunan.
Kuesioner ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir yang saya buat, berjudul, "NILAI-
NILAI MODAL SOSIAL SEBAGAI KONSTRUK KESEJAHTERAAN GENERASI
MILLENNIAL"
Mohon kesediaannya mengisi seluruh kuesioner ini untuk mendukung hasil penelitian
yang saya susun. Atas kesediannya, saya ucapkan terimakasih.
Note: Akan ada hadiah pulsa Rp. 50.000,- bagi 2 orang pengisi yang beruntung dan
mencantumkan nomor HP*
*Hadiah di undi pada tanggal 17 Agustus 2018
* Required
Kuesioner Kesejahteraan Generasi Millennial
Identitas Responden Mohon mengisi identitas sesuai dengan data responden yang sebenarnya
Nama / Inisial (Disarankan) *
Your answer
Jenis Kelamin * Laki-laki Perempuan
Usia * 18 19 20 21 22 23
98
24 Other:
Pendidikan terakhir * SD SMP SMA/SMK Akademi (D1/D2/D3/D4) S1 S2 S3
Domisili Kota DKI Jakarta Kota Tangerang Selatan Kota/Kab. Tangerang Kota Bogor Kota Depok Kota Bekasi Other:
Pekerjaan * Pelajar/Mahasiswa PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Yang lain: Other:
Nomor HP
Your answer
Kuesioner Kesejahteraan Generasi Millennial
Indikator Trust (Rasa Saling Percaya)
1. Anda bersedia untuk menolong orang yang sedang
kesulitan, walaupun anda tidak mengenalnya * Sangat Tidak Setuju
1
99
2 3 4 5
Sangat Setuju
2. Anda bersedia membantu siapapun teman anda yang
sedang dalam kesulitan * Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Sangat Setuju
3. Anda selalu waspada agar tidak dimanfaatkan oleh
teman-teman anda * Sangat Setuju
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju
4. Anda mempercayai teman anda untuk menitipkan
barang berharga yang anda miliki * Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Sangat Setuju
5. Anda cukup percaya untuk meminjamkan uang kepada
teman anda * Sangat Tidak Setuju
1 2 3
100
4 5
Sangat Setuju
6. Berapakah jumlah teman yang benar-benar dapat anda
percaya? * (Dalam hal bisnis, maupun kehidupan sehari-hari)
Your answer
Kuesioner Kesejahteraan Generasi Millennial
Indikator Networking (Jaringan)
7. Berapa banyak organisasi dan/atau komunitas yang
pernah anda ikuti? * 0 1 2 3 > 3
8. Dalam 1 minggu, berapa hari yang anda luangkan untuk
kegiatan organisasi dan/atau komunitas tersebut? * 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari > 4 hari
9. Kira-kira, berapa banyak teman atau rekan yang anda
miliki? * Teman atau rekan yang dimaksud adalah yang cukup sering anda ajak main, hang out,
ataupun sekedar chatting
1 - 5 Orang 6 - 10 Orang 11 - 15 Orang 16 - 20 Orang > 20 Orang
10. Dalam 1 minggu, berapa banyak teman yang biasanya
anda temui untuk sekedar main, hang out, ataupun
berdiskusi? * 1 - 3 Orang
101
4 - 6 Orang 7 - 9 Orang 10 - 12 Orang > 12 Orang
11. Dalam 1 bulan terakhir, berapa banyak teman/rekan
anda yang menawarkan pekerjaan kepada anda? * Pekerjaan formal maupun tidak formal. Termasuk via broadcast
Your answer
Kuesioner Kesejahteraan Generasi Millenial
Indikator Perilaku Gotong Royong
12. Dalam 1 bulan terakhir, berapa kali anda terlibat dalam
kegiatan gotong royong di lingkungan tempat anda
tinggal? * 0 Kali 1 Kali 2 Kali 3 Kali > 3 Kali
13. Berapa kali anda pernah menjadi panitia kegiatan acara
di tingkat RT & RW? * 0 Kali 1 - 3 Kali 4 - 6 Kali 7 - 9 Kali > 9 Kali
14. Seberapa besar pengeluaran yang bersedia anda
keluarkan untuk menyukseskan acara/kegiatan di tingkatan
RT/RW? * 0 Rp. 10.000 - 29.000 Rp. 30.000 - 49.000 Rp. 50.000 - 79.000 > Rp. 80.000
15. Anda bersedia untuk menjenguk tetangga yang tidak
dekat dengan anda * Sangat Tidak Setuju
102
1 2 3 4 5
Sangat Setuju
16. Berapa kali anda pernah bekerjasama dengan
teman/rekan anda untuk membuat suatu project? * (Tidak termasuk mengerjakan tugas kelompok)
Your answer
Kuesioner Kesejahteraan Generasi Millennial
Indikator Akses Informasi
17. Dalam 1 minggu, berapa kali anda membaca berita? * Dalam bentuk apapun (Koran fisik, Aplikasi koran, Portal berita online, dll)
1 - 3 Kali 4 - 6 Kali 7 - 9 Kali 10 - 12 Kali > 12 Kali
18. Dalam 1 minggu, berapa kali kira-kira anda menonton
siaran televisi, youtube, dll? * *Siaran yang mengandung informasi apapun. Diasumsikan 1 hari = 1 kali menonton
0 Kali 1 - 2 Kali 3 - 4 Kali 5 - 6 Kali Setiap hari
19. Dalam 1 bulan, rata-rata seberapa banyak anda
menerima telefon dan menelfon orang yang berbeda,
selain anggota keluarga anda? * (Jumlah dari menelfon dan menerima telefon)
1 - 5 Orang 6 - 10 Orang 11 - 15 Orang 16 - 20 Orang > 20 Orang
103
20. Dalam 1 hari, rata-rata berapa lama anda
menghabiskan waktu untuk membuka internet? *
Your answer
Kuesioner Kesejahteraan Generasi Millennial
Indikator Kesejahteraan Tolong isi pertanyaan dibawah ini berdasarkan penghasilan yang anda dapatkan! :)
21. Dalam 1 bulan, rata-rata berapa pengeluaran anda
untuk paket data internet? * Rp. 10.000 - Rp. 39.000 Rp. 40.000 - Rp. 69.000 Rp. 70.000 - Rp. 99.000 Rp. 100.000 - Rp. 129.000 > Rp. 130.000
22. Dalam 1 bulan, rata-rata berapakah pengeluaran anda
untuk hang out? * Rp. 0 - Rp. 149.000 Rp. 150.000 - Rp. 299.000 Rp. 300.000 - Rp. 450.000 Rp. 450.000 - Rp. 600.000 > Rp. 600.000
23. Dalam 1 tahun, rata-rata berapa kali anda melakukan
kegiatan wisata bersama (teman/rekan/orang disekitar
anda)? * 1 - 2 Kali 3 - 4 Kali 5 - 6 Kali 7 - 8 Kali > 8 Kali
24. Dalam 1 tahun, berapakah rata-rata pengeluaran anda
untuk melakukan wisata bersama (teman/rekan/orang
disekitar anda)? * Rp. 100.000 - 1.000.000 Rp. 1.100.000 - 2.000.000 Rp. 2.100.000 - 3.000.000 Rp. 3.100.000 - 4.000.000 > Rp. 4.000.000
104
25. Dalam 1 tahun terakhir, berapa stel pakaian baru-yang
anda peroleh? * 0 1 - 2 3 - 4 5 - 6 > 6
26. Dalam 1 bulan, rata-rata berapa kali anda menonton di
bioskop * Bersama teman/rekan/orang disekitar anda
1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali > 4 Kali
27. Dalam 1 bulan, berapakah besaran uang yang rela
anda pinjamkan kepada teman anda? Rp. 0 Rp. 100.000 - 200.000 Rp. 300.000 - 400.000 Rp. 500.000 - 600.000 Rp. 700.000 - 800.000 > Rp. 800.000
28. Berapakah penghasilan informal tertinggi yang pernah
anda dapatkan? (Baca deskripsi dibawah) * Penghasilan yang dimaksud adalah penghasilan di luar uang saku (bagi mahasiswa) dan
gaji pokok (bagi pegawai).
105
Lampiran 2 Data Kuesioner
TRUST
1 2 3 4 5 6
3 5 4 4 3 3
4 4 5 3 3 1
4 5 2 4 4 3
3 4 4 4 3 4
4 5 3 5 4 2
3 5 5 4 2 2
4 4 3 4 4 3
3 5 5 5 5 2
4 5 2 4 4 1
5 5 3 4 3 1
5 5 4 3 3 2
1 1 3 1 1 5
4 5 4 4 4 3
4 4 4 4 4 2
3 4 3 4 4 2
4 5 4 4 4 2
4 4 4 3 4 1
5 5 2 4 5 2
3 5 3 5 5 5
4 4 2 5 4 1
4 4 3 4 4 1
4 5 2 5 5 5
5 4 3 3 3 1
4 4 3 4 3 3
5 5 4 4 4 2
4 5 4 5 5 3
4 5 4 4 4 4
4 4 2 3 3 2
5 5 5 3 3 1
5 5 3 5 4 1
5 5 2 5 5 3
3 4 3 4 3 2
3 4 2 3 3 3
4 4 4 5 3 1
3 4 3 4 4 1
3 4 3 5 5 3
106
4 5 4 3 4 1
3 3 1 3 4 2
5 5 1 5 4 2
4 4 2 4 5 1
3 2 2 3 4 2
4 5 4 5 4 3
3 5 5 4 4 2
4 5 2 4 3 2
4 5 4 4 2 3
3 4 2 3 3 2
4 3 5 2 4 2
3 4 5 4 3 4
5 5 4 4 4 5
3 3 2 5 3 5
3 4 3 3 4 1
2 2 4 3 3 2
3 4 5 4 4 5
5 5 5 5 5 2
5 4 2 4 4 3
4 5 2 5 5 2
3 3 2 3 3 2
3 4 2 3 3 2
4 5 3 5 4 1
4 4 4 2 4 1
2 2 5 4 2 2
3 4 5 4 3 1
3 3 4 4 4 2
3 4 4 5 5 3
3 3 1 3 3 1
5 5 5 5 3 2
5 5 5 5 3 3
5 4 5 4 4 1
3 4 2 3 3 2
4 5 4 3 2 2
4 4 3 4 4 4
4 4 1 5 5 2
4 5 4 3 4 1
4 4 5 4 3 1
4 4 3 4 3 5
3 5 5 5 4 1
3 4 5 5 4 2
107
4 4 3 4 4 3
3 5 5 4 4 1
3 4 3 4 4 2
3 4 4 4 3 1
3 4 3 5 4 3
4 4 4 3 3 2
4 5 3 4 4 2
3 3 5 4 4 2
5 5 4 4 4 3
4 5 4 3 3 1
4 4 4 3 3 2
4 5 2 4 4 2
2 4 3 4 4 2
4 5 4 3 2 3
4 4 5 4 4 3
5 5 4 4 4 3
4 5 3 3 5 2
4 4 3 3 3 5
5 4 5 3 3 2
4 5 2 5 5 2
4 4 2 3 3 4
4 5 3 5 5 1
3 4 3 3 4 2
4 5 4 4 4 1
4 4 3 4 3 1
4 4 3 2 3 1
4 5 1 5 2 1
4 4 4 3 4 4
4 5 3 5 4 4
4 5 1 3 3 1
4 4 4 3 4 3
5 5 5 5 4 4
5 4 5 4 5 3
4 4 4 4 4 2
3 4 4 2 3 1
3 5 5 5 4 2
4 4 1 2 2 2
5 5 4 4 4 5
3 3 2 3 3 2
4 4 3 3 4 2
4 5 3 5 5 4
108
3 3 4 3 4 1
4 4 4 5 4 2
4 5 4 5 5 3
3 4 5 4 4 2
5 5 4 5 5 1
3 4 2 3 4 2
2 4 4 4 4 5
3 3 1 2 4 4
5 5 3 3 3 5
4 5 5 4 5 1
5 5 4 4 3 1
5 5 5 4 4 1
4 5 4 5 4 3
4 4 2 5 4 1
5 5 4 5 5 1
3 5 3 4 5 1
4 4 3 4 4 5
4 4 3 4 3 1
5 5 3 2 3 3
3 4 4 3 2 3
5 5 4 4 3 2
4 5 4 5 4 2
109
NETWORKING
1 2 3 4 5
4 1 2 3 1
5 3 5 2 1
4 4 5 2 2
3 2 5 5 2
5 1 2 1 1
3 1 2 4 1
3 1 2 1 1
5 4 1 2 3
4 5 5 3 2
5 3 1 1 2
5 2 1 1 1
3 5 2 2 1
5 5 5 5 3
4 2 2 1 2
4 3 4 1 2
4 1 4 2 3
3 2 5 1 1
5 5 2 2 2
4 2 5 5 1
3 1 3 1 2
5 2 2 2 2
5 4 5 4 4
4 1 5 1 1
3 5 5 5 1
5 3 2 2 2
5 3 3 3 3
4 1 2 4 2
5 1 2 1 2
3 2 2 1 1
3 1 1 1 3
4 2 1 1 3
5 1 2 2 2
3 3 2 1 1
5 3 2 1 1
3 2 3 3 1
4 1 5 3 2
3 1 2 1 1
1 1 2 2 5
4 1 2 5 1
110
3 1 1 1 1
4 1 2 1 1
5 4 5 3 1
4 1 1 1 2
5 2 2 1 1
5 3 1 2 5
3 1 5 1 1
5 2 5 5 1
3 1 4 2 1
4 3 4 5 1
3 1 5 2 5
4 2 2 1 1
5 2 1 2 3
5 2 5 2 1
5 3 5 2 1
5 2 5 2 1
5 1 2 2 2
5 2 3 3 4
4 1 1 1 2
3 1 4 1 2
5 2 5 5 1
5 4 2 1 1
5 2 1 2 1
3 1 2 1 2
5 4 3 2 2
3 1 1 1 1
5 2 5 3 1
5 3 2 1 3
3 2 3 2 1
3 1 2 1 1
4 1 5 3 2
5 3 1 2 1
5 2 5 5 1
3 1 5 4 1
4 3 3 1 3
3 1 3 5 4
3 1 2 1 1
3 5 1 1 1
3 1 2 1 1
5 3 5 2 1
3 1 1 2 1
111
3 3 2 2 2
5 1 5 1 1
5 2 3 1 2
5 1 2 2 3
5 5 3 2 5
3 2 2 2 1
3 1 2 1 1
3 2 1 1 1
3 2 5 4 3
3 3 2 2 2
5 1 3 5 1
3 5 5 4 5
3 1 1 5 2
1 1 5 1 2
3 3 4 5 5
5 2 2 2 1
3 5 4 2 1
5 2 4 3 1
3 3 2 2 1
3 2 2 1 1
3 1 1 1 1
1 1 3 3 2
5 2 1 1 1
5 1 2 1 1
5 1 5 4 1
3 5 5 2 3
3 1 2 1 1
5 2 5 1 1
5 3 3 2 5
4 3 3 2 5
4 1 4 1 1
3 1 3 1 3
3 1 2 1 2
3 2 1 1 1
5 5 5 5 3
3 1 3 2 1
1 1 3 2 2
5 1 2 2 1
1 1 1 1 1
5 4 1 1 1
5 2 5 5 5
112
3 3 2 2 3
5 5 5 5 2
3 2 4 2 1
5 5 5 5 3
1 1 5 1 1
3 1 5 2 3
4 5 5 3 2
5 4 5 2 1
3 1 2 4 2
3 1 3 5 5
3 2 2 5 1
5 1 5 2 1
4 1 1 1 1
5 3 4 3 4
3 1 2 2 1
5 3 5 2 5
5 5 5 5 1
5 1 5 3 2
3 5 3 3 1
113
COLLECTIVE ACTION
1 2 3 4 5
1 1 2 3 2
1 1 5 3 1
1 2 3 4 2
1 1 3 4 2
1 2 3 2 2
1 1 3 2 2
1 1 3 2 2
1 1 4 5 2
2 1 2 5 5
4 2 3 5 2
2 1 2 3 3
5 5 5 1 2
2 2 3 3 5
2 1 5 5 5
2 2 5 2 3
2 2 5 4 1
1 1 2 5 2
1 1 3 4 3
1 1 4 2 2
1 2 4 3 1
2 1 4 4 2
1 1 2 3 5
1 2 2 3 2
2 2 3 5 5
1 2 3 4 5
1 1 2 3 5
2 3 5 5 2
2 2 4 3 2
3 5 2 4 3
2 2 5 3 2
1 1 5 3 5
1 2 1 1 5
1 1 2 4 3
1 1 1 2 2
1 1 1 3 2
2 4 4 4 3
2 2 3 4 2
1 1 1 3 1
1 1 5 3 1
114
1 1 2 4 1
1 3 3 3 2
5 2 1 4 5
1 1 2 3 3
1 1 3 3 1
1 1 5 5 5
2 2 2 5 1
1 1 5 5 5
2 3 3 5 3
1 2 5 2 4
1 2 2 3 3
3 2 2 2 2
5 3 4 3 3
1 5 4 3 3
1 2 3 3 5
1 3 4 4 5
1 1 5 3 3
2 2 5 4 2
2 1 3 2 2
1 2 3 3 1
1 1 1 2 3
1 1 1 1 1
1 2 3 3 2
1 2 4 3 2
1 1 1 4 3
1 1 1 1 1
2 5 4 4 3
3 2 1 5 5
2 1 2 4 5
1 1 1 3 1
1 2 3 4 5
1 1 2 3 3
1 1 2 3 2
3 3 5 5 3
1 1 1 3 2
2 1 4 3 1
1 1 2 4 2
1 1 1 3 1
2 2 5 3 2
2 2 5 5 5
1 2 3 3 2
115
1 1 5 3 2
1 1 1 1 3
1 1 2 3 3
3 5 4 4 3
1 1 4 3 5
2 2 3 4 2
1 1 1 3 1
2 2 3 4 1
1 3 4 4 2
1 1 3 2 3
2 2 3 3 3
1 2 4 3 3
1 1 3 4 5
2 1 3 4 2
3 3 4 5 5
2 5 5 3 1
1 1 4 4 3
1 2 4 3 4
3 2 4 4 2
1 2 3 4 1
1 1 5 3 2
1 1 3 4 3
1 1 2 3 2
1 1 5 5 2
3 2 5 3 2
1 1 1 5 5
1 1 2 3 3
1 2 4 4 2
1 2 1 5 5
3 3 2 4 2
1 1 2 3 2
1 2 3 4 1
1 1 1 1 1
2 2 5 4 1
2 2 4 4 2
1 2 3 3 1
1 1 4 3 1
1 3 4 5 2
1 1 1 2 3
1 2 3 4 3
5 5 5 4 5
116
1 1 4 5 1
1 1 2 2 3
1 1 3 4 2
1 1 2 2 3
2 2 1 3 2
1 2 4 5 3
2 2 3 5 3
5 5 2 5 3
1 3 4 4 2
1 1 1 4 3
1 2 5 4 2
1 2 5 5 3
1 1 2 3 5
1 3 4 4 5
1 2 3 3 1
3 2 5 5 4
3 2 4 2 1
2 3 3 4 5
1 1 4 3 2
117
KESEJAHTERAAN
1 2 3 4 5 6
2 3 2 5 4 1
2 1 2 3 5 3
1 5 5 3 4 1
3 5 2 3 5 5
3 1 3 3 5 3
2 2 1 3 5 1
3 4 1 4 3 5
2 1 5 4 3 1
3 1 5 2 3 3
3 2 2 3 3 3
3 1 2 3 3 2
2 1 5 5 2 3
2 1 2 3 3 3
2 2 3 4 3 2
3 2 2 3 5 3
2 2 2 4 3 5
3 1 1 5 5 3
3 2 5 3 3 4
2 3 3 2 5 5
3 2 2 2 5 5
4 2 3 3 3 3
2 5 3 5 5 3
2 1 2 4 3 2
2 1 2 4 3 5
3 1 2 3 5 4
3 2 2 3 3 5
2 1 2 5 3 3
2 2 2 3 4 3
2 1 3 4 2 1
1 3 2 3 5 2
3 2 2 3 5 4
1 4 1 2 4 4
2 1 2 3 2 4
3 5 1 3 5 5
3 1 1 2 3 4
1 3 3 2 2 1
2 2 2 2 5 4
2 1 1 3 4 3
2 5 1 4 5 2
118
2 1 2 2 2 1
3 2 3 3 4 4
2 2 2 4 4 5
3 2 1 3 3 2
2 2 2 3 5 2
3 2 2 3 2 2
3 2 2 5 4 3
3 3 2 3 5 5
4 5 3 4 5 5
3 1 2 2 5 4
1 3 2 2 5 3
3 1 2 4 2 1
2 2 3 2 2 2
2 3 4 4 5 5
2 1 3 3 5 3
2 2 2 4 3 5
3 3 1 3 5 2
2 5 3 4 5 3
2 2 2 2 2 5
2 2 2 3 3 5
3 2 3 2 2 4
2 3 1 3 3 5
2 2 2 3 3 2
3 3 1 4 5 1
2 3 2 2 3 1
2 1 1 2 2 1
3 4 2 4 4 2
3 1 3 3 3 1
2 1 2 3 3 1
2 3 1 3 5 2
3 2 2 3 3 2
3 1 2 2 2 3
1 2 3 3 3 5
2 1 2 3 5 3
1 3 2 3 5 4
3 1 2 3 5 5
2 1 2 3 3 4
2 1 2 5 4 2
2 2 2 3 4 1
2 5 2 4 5 2
2 2 1 2 5 4
119
3 3 1 4 5 2
1 3 1 4 5 3
3 5 2 5 5 4
2 4 3 3 4 3
3 1 2 3 5 5
1 3 2 2 4 3
3 1 3 4 2 1
2 2 2 4 2 1
3 4 3 4 4 5
5 4 2 3 5 5
2 4 2 3 3 2
2 2 2 4 5 1
3 2 3 5 5 5
3 2 1 2 4 2
3 2 4 2 4 2
2 3 3 2 3 3
3 1 2 3 2 1
2 2 3 3 5 4
3 2 3 3 2 1
2 2 2 3 3 4
2 2 2 4 5 3
2 4 2 2 3 1
2 1 1 3 2 2
2 1 1 4 4 1
1 5 2 3 4 2
2 2 3 5 4 1
2 1 3 5 2 1
3 2 2 3 5 1
2 4 2 3 3 4
3 1 2 2 2 3
2 1 1 3 3 3
2 2 1 3 3 3
2 1 2 2 2 3
3 1 1 5 3 3
3 4 5 3 5 4
2 1 2 2 5 2
2 3 1 3 5 3
1 2 2 4 4 4
2 3 1 3 5 3
2 1 2 5 3 2
5 1 5 4 2 5
120
3 1 2 3 3 2
3 5 3 3 5 5
2 2 1 4 3 4
2 2 1 5 3 3
1 3 2 4 3 1
3 5 2 3 3 1
2 3 2 3 2 2
3 1 4 2 3 5
2 3 2 5 5 1
2 2 1 3 3 5
2 5 2 3 5 4
3 5 3 2 5 5
3 1 2 3 3 5
3 3 3 3 3 3
2 1 1 3 3 2
3 1 5 2 2 3
3 5 3 3 5 1
2 3 2 3 2 2
3 1 2 2 3 5
121
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas
Correlations
Trust Trust1 Trust2 Trust3 Trust4 Trust5 Trust6
Trust Pearson Correlation 1 .528** .660** .464** .667** .551** .373**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140 140 140
Trust1 Pearson Correlation .528** 1 .586** .066 .191* .182* -.071
Sig. (2-tailed) .000 .000 .438 .024 .031 .402
N 140 140 140 140 140 140 140
Trust2 Pearson Correlation .660** .586** 1 .140 .443** .296** -.064
Sig. (2-tailed) .000 .000 .099 .000 .000 .453
N 140 140 140 140 140 140 140
Trust3 Pearson Correlation .464** .066 .140 1 .114 -.001 -.032
Sig. (2-tailed) .000 .438 .099 .179 .990 .703
N 140 140 140 140 140 140 140
Trust4 Pearson Correlation .667** .191* .443** .114 1 .494** .047
Sig. (2-tailed) .000 .024 .000 .179 .000 .582
N 140 140 140 140 140 140 140
Trust5 Pearson Correlation .551** .182* .296** -.001 .494** 1 -.002
Sig. (2-tailed) .000 .031 .000 .990 .000 .981
N 140 140 140 140 140 140 140
Trust6 Pearson Correlation .373** -.071 -.064 -.032 .047 -.002 1
Sig. (2-tailed) .000 .402 .453 .703 .582 .981
N 140 140 140 140 140 140 140
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
122
Correlations
Networking Networking1 Networking2 Networking3 Networking4 Networking5
Networking Pearson
Correlation 1 .478** .645** .684** .699** .499**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140 140
Networking1 Pearson
Correlation .478** 1 .291** .130 .135 .045
Sig. (2-tailed) .000 .000 .125 .113 .600
N 140 140 140 140 140 140
Networking2 Pearson
Correlation .645** .291** 1 .238** .239** .186*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .004 .027
N 140 140 140 140 140 140
Networking3 Pearson
Correlation .684** .130 .238** 1 .445** .117
Sig. (2-tailed) .000 .125 .005 .000 .169
N 140 140 140 140 140 140
Networking4 Pearson
Correlation .699** .135 .239** .445** 1 .221**
Sig. (2-tailed) .000 .113 .004 .000 .009
N 140 140 140 140 140 140
Networking5 Pearson
Correlation .499** .045 .186* .117 .221** 1
Sig. (2-tailed) .000 .600 .027 .169 .009
N 140 140 140 140 140 140
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
123
Correlations
Collective Gotong1 Gotong2 Gotong3 Gotong4 Gotong5
Collective Pearson Correlation 1 .615** .668** .603** .612** .528**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140 140
Gotong1 Pearson Correlation .615** 1 .560** .171* .186* .121
Sig. (2-tailed) .000 .000 .044 .028 .154
N 140 140 140 140 140 140
Gotong2 Pearson Correlation .668** .560** 1 .306** .190* .085
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .025 .316
N 140 140 140 140 140 140
Gotong3 Pearson Correlation .603** .171* .306** 1 .249** -.005
Sig. (2-tailed) .000 .044 .000 .003 .952
N 140 140 140 140 140 140
Gotong4 Pearson Correlation .612** .186* .190* .249** 1 .260**
Sig. (2-tailed) .000 .028 .025 .003 .002
N 140 140 140 140 140 140
Gotong5 Pearson Correlation .528** .121 .085 -.005 .260** 1
Sig. (2-tailed) .000 .154 .316 .952 .002
N 140 140 140 140 140 140
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
124
Correlations
Information Inform1 Inform2 Inform3 Inform4 Inform5
Information Pearson Correlation 1 .692** .484** .570** .503** .471**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140 140
Inform1 Pearson Correlation .692** 1 .162 .249** .181* .032
Sig. (2-tailed) .000 .056 .003 .032 .705
N 140 140 140 140 140 140
Inform2 Pearson Correlation .484** .162 1 .149 -.010 .141
Sig. (2-tailed) .000 .056 .080 .905 .096
N 140 140 140 140 140 140
Inform3 Pearson Correlation .570** .249** .149 1 .221** .106
Sig. (2-tailed) .000 .003 .080 .009 .213
N 140 140 140 140 140 140
Inform4 Pearson Correlation .503** .181* -.010 .221** 1 .045
Sig. (2-tailed) .000 .032 .905 .009 .599
N 140 140 140 140 140 140
Inform5 Pearson Correlation .471** .032 .141 .106 .045 1
Sig. (2-tailed) .000 .705 .096 .213 .599
N 140 140 140 140 140 140
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
125
Correlations
Kesejahte
raan
Kesejahte
raan1
Kesejahte
raan2
Kesejahte
raan3
Kesejahte
raan4
Kesejahte
raan5
Kesejahte
raan6
Kesejahteraan Pearson
Correlation 1 .356** .603** .329** .275** .610** .595**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
1
Pearson
Correlation .356** 1 -.066 .174* -.013 .003 .225**
Sig. (2-tailed) .000 .438 .040 .882 .972 .008
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
2
Pearson
Correlation .603** -.066 1 .013 .043 .413** .089
Sig. (2-tailed) .000 .438 .879 .611 .000 .298
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
3
Pearson
Correlation .329** .174* .013 1 -.018 -.135 .052
Sig. (2-tailed) .000 .040 .879 .832 .113 .542
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
4
Pearson
Correlation .275** -.013 .043 -.018 1 .095 -.119
Sig. (2-tailed) .001 .882 .611 .832 .263 .161
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
5
Pearson
Correlation .610** .003 .413** -.135 .095 1 .209*
Sig. (2-tailed) .000 .972 .000 .113 .263 .013
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
6
Pearson
Correlation .595** .225** .089 .052 -.119 .209* 1
Sig. (2-tailed) .000 .008 .298 .542 .161 .013
N 140 140 140 140 140 140 140
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
126
Correlations
Kesejahte
raan
Kesejahte
raan1
Kesejahte
raan2
Kesejahte
raan3
Kesejahte
raan4
Kesejahte
raan5
Kesejahte
raan6
Kesejahteraan Pearson
Correlation 1 .356** .603** .329** .275** .610** .595**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
1
Pearson
Correlation .356** 1 -.066 .174* -.013 .003 .225**
Sig. (2-tailed) .000 .438 .040 .882 .972 .008
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
2
Pearson
Correlation .603** -.066 1 .013 .043 .413** .089
Sig. (2-tailed) .000 .438 .879 .611 .000 .298
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
3
Pearson
Correlation .329** .174* .013 1 -.018 -.135 .052
Sig. (2-tailed) .000 .040 .879 .832 .113 .542
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
4
Pearson
Correlation .275** -.013 .043 -.018 1 .095 -.119
Sig. (2-tailed) .001 .882 .611 .832 .263 .161
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
5
Pearson
Correlation .610** .003 .413** -.135 .095 1 .209*
Sig. (2-tailed) .000 .972 .000 .113 .263 .013
N 140 140 140 140 140 140 140
Kesejahteraan
6
Pearson
Correlation .595** .225** .089 .052 -.119 .209* 1
Sig. (2-tailed) .000 .008 .298 .542 .161 .013
N 140 140 140 140 140 140 140
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
127
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.752 27