Analisis Modal Kerja pada PT. Holcim. Tbk
-
Upload
kiedneff-basoeki-sang-inspirator -
Category
Documents
-
view
327 -
download
11
description
Transcript of Analisis Modal Kerja pada PT. Holcim. Tbk
BAB. I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Holcim Indonesia Tbk.
PT Holcim Indonesia Tbk. (sebelumnya bernama PT Semen Cibinong Tbk;
IDX: SMCB) adalah sebuah perusahaan pembuat semen di Indonesia. Presiden
direkturnya saat ini adalah Eamon Ginley.
PT Holcim Indonesia Tbk. adalah sebuah perusahaan semen di Indonesia.
Perusahaan ini awalnya bernama PT Semen Cibinong Tbk. yang didirikan pada tahun
1971.Holcim kemudian membeli sebagian sahamnya pada 13 Desember 2001. Holcim
Indonesia memiliki dua pabrik yaitu pabrik Narogong dan pabrik Cilacap dengan
kapasitas maksimum 7,9 juta ton per tahun. Per Juli 2008, kepemilikan saham Holcim
Indonesia adalah Holcim Ltd (Swiss) sebesar 77,33% dan publik sebesar 22,7%.
Perusahaan ini mulai dimiliki Holcim, salah satu perusahaan semen terbesar di
dunia sejak 13 Desember2001. Pergantian nama perusahaan dilakukan pada1
Januari2006.
Pemegang Saham
Holcim Participations (Mauritius), melalui Holderfin B.V. - 77,33%
Publik:
o asing - 11,14%
o lokal - 11,52 persen.
Anak Perusahaan
PT Holcim Beton (sebelumnya bernama PT Trumix Beton).
1
BAB. II
PEMBAHASAN
1. TEORI DASAR
Modal kerja didefinisikan oleh Sutrisno (2001;42) adalah “Dana yang
diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari,
seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar utang dan
pembayaran lainnya”.
Modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut:
a. Konsep Kuantitatif, modal kerja adalah jumlah keseluruhan dari aktiva
lancar disebut modal kerja bruto (gross working capital).
b. Konsep kualitatif, modal kerja adalah sebagian aktiva lancar yang benar-
benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu
likuiditasnya. Dengan kata lain, modal kerja ini merupakan kelebihan
aktiva lancar di atas hutang lancar, oleh karena itu disebut modal kerja
netto (net working capital).
c. Konsep Fungsional, modal kerja ditinjau berdasarkan fungsinya dalam
menghasilkan pendapatan (Riyanto, 2001).
Jenis-jenis Modal Kerja
Menurut Taylor dalam Sawir (2005: 132), modal kerja dapat golongkan
menjadi:
a. Modal kerja permanen
Modal kerja permanen (permanen working capital) yaitu modal
kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha.
2
b. Modal kerja variabel
Modal kerja variabel (variabel working capital) yaitu jumlah
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan.
Fungsi Modal Kerja
Tunggal (1995:91) mengemukakan beberapa fungsi modal kerja antara lain
sebagai berikut:
1. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang
ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai
piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai
persediaan.
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar
semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan
potongan tunai; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang
akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.
3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara
“credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya Bank
dan para Kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit.
Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat
seperti: pemogokan, banjir.
Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Menurut Agnes Sawir, besarnya modal kerja dipengaruhi oleh faktor umum
dan faktor khusus yaitu:
1. Faktor umum tersebut antara lain:
a. Volume penjualan
b. Faktor musiman
c. Perkembangan teknologi
d. Filosofi perusahaan
3
2. Faktor khusus tersebut antara lain :
a. Ukuran perusahaan dan aktivitas perusahaan
b. Ketersediaan kredit
c. Perilaku menghadapi keuntungan
d. Perilaku menghadapi resiko (2005 : 136)
Elemen-elemen modal kerja
1. Kas
Gitosudarmo dan Bisri (2002:61) kas dapat diartikan sebagai nilai
uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam
jangka waktu dekat dapat digunakan sebagi alat pembayaran kebutuhan
finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi tingat likuiditasnya.
Kas dalam kegiatan operasional diperlukan untuk:
a. Membelanjai seluruh kegiatan operasional sehari-hari
b. Mengadakan investasi dalam aktifa tetap
c. Membayar defiden, pajak, bunga, dan pembayaran lain.
2. Piutang
Piutang sebagai elemen modal kerja selalu dalam keadaan
berputar.Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran
yang diberikan perusahaan.Semakin lama syarat pembayaran semakin
lama dana terikat dalam piutang, yang berarti semakin rendah tingkat
perputaran piutang. Besar kecilnya dipengaruhi oleh beberapa factor:
a. Volume penjualan
Semakin besar jumlah penjualan dari keseluruhan pejualan akan
memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya semakin kecil jumlah
penjualan dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang
b. Syarat pembayaran bagi penjualan
Semakin panjang batas waktu pembayaran, berarti semakin besar
jumlah piutangnya, dan sebaliknya, semakin pendek batas waktu
pembayaran semakin kecil jumlah piutang.
4
c. Ketentuan tentang batas volume penjualan
Apabila batas maksimal volume penjualan ditetapkan dalam
jumlah relative besar maka besarnya piutang juga seakin besar.
d. Kebiasaan pembayaran para penghutang
Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan
mundur dai waktu yang disyaratkan maka besarnya piutang relative
besar.
e. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan
Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif
dan pelanggan melunasinya, maka besarnya jumlah piutang relative
kecil.
3. Pesediaan
Persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa
dari tanggal neraca atau barang-barang yang akan segera dijual,
digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan.Persediaa
merupakan barang yang masih tersedia di perusahaan yang siap dijual
yang bisa menghasilkan kekayaan untuk perusahaan.
Gitosudarmo dan Bisri (2002:99) untuk menghindari persediaan
yang terlalu besar atau kecil, maka besarnya persediaan dapat ditentukan
terlebih dahulu dengan cara metode sebagai berikut:
a. Rata-rata bulanan
b. Rata-rata pergerakan bulanan
c. Penentuan batas minimum dan maksimum persediaan yang lalu
d. Tingkat perputaran persediaan.
5
Metode Penentuan Kebutuhan Besarnya Modal Kerja
Sutrisno (2003:50) penentuan kebutuhan modal kerja menggunakan
beberapa metode, yaitu:
1. Metode keterikatan dana
Yang mempengaruhi penentuan besarnya modal kerja dengan metode
ini ada dua faktor, yaitu:
a. Perode terikatnya modal kerja
Merupakan jangka waktu mulai kas ditanamkan kedalam
elemen-elemen kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama
periode keterikatan modal kerja akan semakin memperbesar jumlah
kebutuhan modal kerja, demikian bila periode terikatnya modal
kerja semakin kecil, kebutuhan modal kerja juga semakin kecil.
b. Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari
Pengeluaran kas per hari merupakan pengeluaran kas rata-
rata setiap harinya untuk keperluan bahan baku, pembayaran tunai
lainnya.
2. Metode perputaran modal kerja
Metode perputaran modal kerja ditentukan dengan cara perputaran
elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan. Dalam penentuan besarnyamodal kerja
maka dilakukan dengan cara perputaran elemen modal kerja.
3. Metode Aliran kas
Aliran kas dalam perusahaan adalah terus menerus selama perusahaan
beroperasi yang terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas
masuk kedalam perusahaan misalnya perolehan pendapatan berupa hasil
penjualan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh bunga hasil investasi atau
pendapatan diluar usaha serta dapat juga diperoleh dari pinjaman pihak lain.
Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan,
karena mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai
6
pembayaran perusahaan. Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar ketimbang
pengeluaran kas yang dibutuhkn juga krang baik, karena kemungkinan ada
uang menganggur atau tidak memberikan pengasilan bagi perusahaan.
Aliran kas keluar meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan
biaya pabrik lain (overhead), pegeluaran biaya administrasi umum dan
administrasi penjualan untuk pembelian aktifa tetap.
Perputaran Modal Kerja
Sutrisno (2003:43) masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan
kedalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi, adalah kurang dari
satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan
tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut, semakin efisien peggunaan
modal kerja, dan tujuan investasi pada modal kerja semakin kecil.
Modal Kerja Optimal
Sarwoko (1989:79) mengemukakan bahwa analisis optimalisasi merupakan
salah satu penentuan besarnya aktiva lancer dengan metode perputaran modal
kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang
diasumsikan sama degan tahun sebelumnya.
Dasar utama untuk menentukan besarnya modal kerja tahun mendatang
adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang.Metode ini meggunakan
perputaran seluruh elemen aktiva lancar seperti kas, piutang, dan persediaan.
Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana meganggur dan
tidak digunakan secara optimal, sehingga profitabilitas perusahaan kecil. Modal
kerja yang terlal kecil akan menghambat atau mengganggu kelancaran proses
produksi karena kekurangan dana.
7
2. PERUMUSAN
Tahap I Perputaran Modal Kerja
Perputaran Kas = Penjualan
Rata-rata Kas
Perputaran piutang =Penjualan
Rata-rata Piutang
Perputaran Persediaan = Penjualan
Rata-rata Persediaan
Tahap II Perputaran Elemen Modal Kerja Dalam Hari
Perputaran Kas = 360
Perputaran Kas
Perputaran Piutang =360
Perputaran Piutang
Perputaran Persediaan = 360
Perputaran Persediaan
Tahap III Total Keterikatan Modal Kerja Dalam Hari
1. Menghitung Keterikatan dana Modal Kerja
Keterikatan Dana Modal Kerja (Hasil) = Kas (Hari) + Piutang (Hari) + Persediaan (Hari)
2. Menghitung Modal Kerja dalam kali
Perputaran Modal Kerja (Hari) =360
Keterikatan Dana Modal Kerja (Hari)
8
Tahap IV Proyeksi Penjualan dan Modal Kerja 2013
1. Menentukan Pertumbuhan penjualan (2011, 2012)
Pertumbuhan Penjualan t (gt) = Penjualan 1 –Penjualan t-1
Penjualan t – 1
2. Menghitung tingkat pertumbuhan rata-rata
g Rata-rata = Total Hasil Presentase Pertumbuhan Penjualan
Jumlah Penjualan yang Diestimasi
3. Estimasi penjualan tahun 2013
Penjualan t = Nilai Penjualan t -1 x ( 1 + g Rata-Rata )
Tahap V Optimasi Modal Kerja
Modal Kerja Optimal = Penjualan Akan Datang
Perputaran Modal Kerja
3. HASIL (TABEL)
Tahap 1 Perputaran Modal Kerja
1. Menghitung Rata-Rata
Tabel. 1.1.1
Rata - Rata Kas
Tahun Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Total
2009 Rp 380.248 - - - Rp 380.248
2010 Rp 380.248 Rp 1.070.427 - - Rp 72.338
2011 Rp 380.248 Rp 1.070.427 Rp 127.482 - Rp 526.052
2012 Rp 380.248 Rp 1.070.427 Rp 127.482 Rp 557.785 Rp 533.986
9
Tabel. 1.1.2
Rata - Rata Piutang
Tahun Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Total
2009 Rp 604.020 Rp 604.020
2010 Rp 604.020 Rp 591.531 Rp 597.776
2011 Rp 604.020 Rp 591.531 Rp 651.035 Rp 615.529
2012 Rp 604.020 Rp 591.531 Rp 651.035 Rp 810.169 Rp 664.189
Tabel. 1.1.3
Rata - rata Persedian
Tahun Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Total
2009 Rp 382.132 Rp 382.132
2010 Rp 382.132 Rp 499.926 Rp 441.029
2011 Rp 382.132 Rp 499.926 Rp 570.459 Rp 484.172
2012 Rp 382.132 Rp 499.926 Rp 570.459 Rp 687.087 Rp 534.901
2. Menghitung Perputaran Modal Kerja
Tabel. 1.2.1
Perputaran Kas
Tahun Penjualan Rata - rata Kas Total (Kali)
2010 Rp 5.960.589 Rp 725.388 8,22
2011 Rp 7.523.964 Rp 526.052 14,30
2012 Rp 9.011.076 Rp 533.986 16,88
Tabel. 1.2.2
Perputaran Piutang
Tahun Penjualan Rata - rata Kas Total (Kali)
2010 Rp 5.960.589 Rp 597.776 9,97
2011 Rp 7.523.964 Rp 615.529 12,22
2012 Rp 9.011.076 Rp 664.189 13,57
10
Tabel. 1.2.3
Perputaran Persediaan
Tahun Penjualan Rata - rata Kas Total (Kali)
2010 Rp 5.960.589 Rp 441.029 13,52
2011 Rp 7.523.964 Rp 484.172 15,54
2012 Rp 9.011.076 Rp 534.901 16,,85
Tahap II Perputaran Elemen Modal Kerja Dalam Hari
Tabel. 2.1
Perputaran Kas
Tahun Jumlah Hari Setahun Peputaran Kas Total (Hari)
2010 360 8,22 43,79
2011 360 14,3 25,17
2012 360 16,88 21,33
Tabel. 2.2
Perputaran Piutang
Tahun Jumlah Hari Setahun Peputaran Kas Total (Hari)
2010 360 9,97 36,11
2011 360 12,22 29,46
2012 360 13,57 26,53
Tabel. 2.3
Perputaran Persedian
Tahun Jumlah Hari Setahun Peputaran Kas Total (Hari)
2010 360 13,52 26,63
2011 360 15,54 23,17
2012 360 16,85 21,36
11
Tahap III Total Keterikatan Modal Kerja Dalam Hari
Tabel. 3.1
Total Keterikatan Modal Kerja (Hari)
Tahun Kas Piutang Persediaan Total (Hari)
2010 43,79562044 36,10832497 26,62721893 106,53
2011 25,17482517 29,4599018 23,16602317 77,80
2012 21,32701422 26,52910833 21,36498516 69,22
Tabel. 3.2
Menghitung Modal Kerja (Kali)
Tahun∑ Hari dalam
Setahun
Keterikatan Dana Modal kerja
(Hari)Total (Kali)
2010 360 106,5311643 3,38
2011 360 77,8007501 4,63
2012 360 69,2211077 5,20
Tahap IV Proyeksi Penjualan dan Modal Kerja 2013
1. Proyeksi pertumbuhan penjualan (2011, 2012)
Tabel. 4.1
Tahun Penjualan 1 Penjualan T-1 Pertumbuhan Penjualan
2011 Rp 7.523.964 Rp 5.960.589 26%
2012 Rp 9.011.076 Rp 7.523.964 20%
Total 46%
2. Menghitung tingkat pertumbuhan rata-rata
g Rata-Rata =Total Hasil % Pertumbuhan Penjualan
Jumlah Penjualan yang Diestimasi
=46%
2
= 23% = 0,23
12
3. Estimasi penjualan tahun 2013
Penjualan t = Nilai Penjualan t -1 x ( 1 + g Rata-Rata )
2013 = 9.011.076 x ( 1 + 0.229968 )
= Rp. 11.083.332
Tahap V Optimasi Modal Kerja
Tabel. 5.1
Modal Kerja Optimal
TahunPenjuanal Akan
Datang
Perputaran Modal
Kerja (Hari)
Modal Kerja
Optimal
2010 Rp 7.523.964 3,38 Rp 2.226.024,85
2011 Rp 9.011.076 4,63 Rp 1.946.236,72
2012 Rp 11.083.332 5,2 Rp 2.131.410
Tabel. 5.2
Perbandingan MKR dan MKO
TahunModal Kerja Riil
(MKR)
Modal Kerja Optimal
(MKO)Selih Keterangan
2010 Rp 2.253.237 Rp 2.226.025 Rp 27.212 TIDAK OPTIMAL
2011 Rp 2.468.172 Rp 1.946.237 Rp 521.935 TIDAK OPTIMAL
2012 Rp 2.186.797 Rp 2.131.410 Rp 55.387 TIDAKOPTIMAL
Catatan: Modal Kerja Riil = Aktiva Lancar Th.t
4. PROSES PERHITUNGAN
Tahap 1 Perputaran Modal Kerja
a. Perputaran kas
Perputaran kas =Penjualan
Rata-Rata Kas
2010 =Rp 5.960,589
Rp 725.338= 8,22 Kali
13
2011 =Rp 7.523.964
Rp 526.052= 14,30 kali
2012 =Rp 9.011.076
Rp 533.986= 16,85 kali
Berdasarkan perhitungan di atas, perputaran kas PT. Holcim
Indonesia Tbk. pada tahun 2010 sampai tahun 2012 tidak mengalami
keterlambatan. Hal ini dikarenakan penjualan mengalami kenaikan
sementara rata-rata kas mengalami penurunan. Hal tersebut mengakibatkan
perputaran kas menjadi cepat sehingga mengalami percepatan dalam
pengelolaan kas. Semakin cepat perputaran kas berarti semakin cepatratio
turn over-nya atau tingkat pengembalianya.
b. Perputaran piutang
Perputaran Piutang =Penjualan
Rata-Rata Piutang
2010 =Rp 5.960.589
Rp 597.776 = 9.97 kali
2011 =Rp 7.523.964
Rp 615.529= 12.22 kali
2012 =Rp 9.011.076
Rp 664.189= 13.57 kali
Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa perputaran piutang pada
tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami percepatan, artinya kemampuan
perusahaan dalam melakukan pengelolaan piutangn yang dimiliki
perusahaan semakin baik. Hal ini menunjukan semakin sering perputaran
piutang menunjukan tingkat pengembalian piutang semakin cepat.
14
c. Perputaran persediaan
Perputaran Persediaan =Penjualan
Rata-Rata Persediaan
2010 = Rp 5.960.589
Rp 441.029= 13,52 kali
2011 = Rp 7.523.964
Rp 484.172= 15,54 kali
2012 = Rp 9.011.076
Rp 534.901= 16, 85 kali
Berdasarkan perhitungan di atas, perputaran rata-rata persediaan PT.
Holcim Indonesia Tbk. pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami
percepatan, artinya kemampuan perusahaan dalam melakukan pengelolaan
persediaan yang dimiliki perusahaan semakin baik. Hal ini menunjukan
semakin sering perputaran persediaan menunjukan tingkat keluar masuk
barang semakin cepat.
Tahap II Perputaran Elemen Modal Kerja Dalam Hari
a. Perputaran kas
Perputaran Kas = 360
Perputaran Kas
2010 = 360
8,22= 43,79 hari
2011 = 360
14,3= 25,17 hari
2012 = 360 = 21.33 hari
15
16,88
Berdasarkan perhitungan di atas menunjukan bahwa perputaran kas
dalam hari pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami percepatan. Hal
ini menunjukan cepatnya dana terikat dalam kas. Cepatnya keterikatan dana
dalam kas dikarenakan semaikin cepatnya pengelolaan perputaran kas pada
perusahaan.
b. Perputaran piutang
Perputaran Piutang = 360
Perputaran Kas
2010 = 360
9,97= 36,11 hari
2011 = 360
12,22= 29,46 hari
2012 = 360
13,57= 26,53 hari
Berdasarkan perhitungan di atas menunjukan bahwa perputaran
piutang dalam hari pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami
percepatan. Dimana pada tahun 2010 keterikatan dananya paling lama dan
menunjukan jangka waktu pengembalian semakin lama pula. Kecepatan ini
menunjukan semakin meningkatnya kemampuan perusahaan dalam
melakukan pengelolaan atas piutang yang dimiliki oleh perusahaan.
c. Perputaran persediaan
Perputaran Persediaan =360
Perputaran Persediaan
2010 = 360 = 26, 63 hari
16
13, 52
2011 =360
15,54= 23,17 hari
2012 =360
16,85= 21,36 hari
Berdasarkan perhitungan di atas menunjukan bahwa perputaran
persediaan dalam hari pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami
percepatan artinya jangka waktu persediaan yang dikeluarkan dari gudang
semakin cepat. Dengan demikian dapat diartikan bahwa perusahaan mampu
meningkatkan pengelolaan atas persediaan yang dimiliki dalam upaya
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Hal tersebut dikarenakan
cepatnya kegiatan produksi yang dipengaruhi oleh penjualan. Semakin cepat
umur rata-rata suatu persediaan, maka semakin likuid.
Tahap III Total Keterikatan Modal Kerja Dalam Hari
1. Menghitung total keterikatan Modal Kerja dalam hari
Keterikatan Dana Modal Kerja (Hasil) = Kas (Hari)+Piutang (Hari)+Persediaan (Hari)
2010 =
=
43,79562044 + 36,10832497 + 26,62721893
106,53 hari
2011 =
=
25,17482517 + 29,4599018 + 23,16602317
77,80 hari
2012 =
=
21,32701422 + 26,52910833 + 21,36498516
69,22 hari
Berdasrkan perhitunngan di atas PT. Hocim Indonesia Tbk. memiliki
waktu keterikatan dana pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami
percepatan. Keterikatan dana dari tahun ke tahun dalam modal kerja
semakin cepat yaitu dari 107 hari menjadi 78 hari dan menjadi 69 hari untuk
tahun 2012. Dengan demikian semakin cepat keterikatan dan keterikatan
17
dana dalam modal kerja, maka menunjukan semakin cepat keterikatan dana
dalam modal kerja dan perpuataran modal kerjanya juga semakin cepat.
2. Menghitung Keterikatan dana Modal Kerja
Perputaran Modal Kerja = 360
Keterikatan Dana Modal Kerja (Hari)
2010 = 360
106,5311643= 3.38 hari
2011 = 360
77,80075014= 4.63 hari
2012 =360
69,22110771= 5.20 hari
Berdasarkan perhitungan di atas menujukan bahwa perputaran modal
kerja pada tahun 2010 sampai tahun 2012 yang dimiliki perusahaan
mengalami percepatan.Hal ini menujukan perputaran modal kerja (hari)
pada perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk. dari tahun ketahun membaik.
Tahap IV Proyeksi Penjualan dan Modal Kerja 2013
1. Menentukan Pertumbuhan penjualan (2011, 2012)
Pertumbuhan Penjualan t (gt) =Penjualan 1–Penjualan t-1
Penjualan t – 1
2011 =7.523.964 - 5.960.589
5.960.589= 0,26 = 26%
2012 =9.011.076 – 7.523.964
7.523.964
= 0,20 = 20%
Perhitungan yang diproleh menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan
di tahun 2011 sebesar 26% dan pada tahun 2012 sebesar 20%. Dengan
demikian pertumbuhan penjualan pada perusahaan mengalami penurunan.
2. Menghitung tingkat pertumbuhan rata-rata
g Rata-Rata = Total Hasil Presentase Pertumbuhan Penjualan
18
Jumlah Penjualan Yg Diestimasi
=46%/
2= 23% = 0,23
3. Estimasi penjualan tahun 2013
Penjualan t = Nilai Penjualan t -1 x ( 1 + g Rata-Rata )
2013 = 9.011.076 x ( 1 + 0,229968 ) = Rp. 11.083.332
Perhitungan yang diproleh menunjukan bahwa estimasi penjualan
pada tahun 2013 sebesar Rp. 11.083.332 .estimasi penjualan tersebut
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini berdampak baik untuk
penjualan tahun 2013 bagi perusahaan. Untuk tingkat pertumbuhan rata-rata
sebesar 0,23 yang diproleh dari hasil total presentase penjualan dibagi
jumlah penjualan yang diestimasi.
Tahab V Optimasi Modal Kerja
Modal Kerja Optimal =Penjualan Akan Datang
Perputaran Modal Kerja
2010 =7.523.964
3,38= 2.226.024,85
2011 =9.011.076
4,63= 1.946.236,72
2012 =11.083.332
5,2= 2.131.410
Tahun Modal Kerja Riil Modal Kerja Optimal Selisih Keterangan
2010 Rp 2.253.237 Rp 2.226.025 Rp 27.212 Tidak Optimal
2011 Rp 2.468.172 Rp 1.946.237 Rp 521.935 Tidak Optimal
2012 Rp 2.186.797 Rp 2.131.410 Rp 55.387 Tidak Optimal
Catatan: Modal Kerja Riil = Modal Kerja Th. T
Berdasarkan hasil analisis maka dapat dikatakan bahwa modal kerja
pada tahun 2010 sampai 2012 yang dimiliki perusahaan tidak optimal. Hal
tersebut dibuktikan adanya perbedaan modal kerja optimal dengan modal
19
kerja riil yang dimiliki terdapat selisih yang menunjukan kelebihan modal
kerja pada perusahaan.
BAB. III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan kasus diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengelolaan modal kerja pada PT. Holcim Indonesia Tbk.
tidak optimal. Hal tersebut dibuktikan adanya selisih antara modal kerja optimal
dengan modal kerja riil yang dimiliki terdapat slisih yang menujukan kelebihan
modal kerja pada perusahaan.
2. SARAN
Setelah mempelajari, menganalisa dan menyimpulkan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka diajukan saran sebagai berikut :
PT. Holcim Indonesia Tbk. diharapkan berupaya untuk meningkatkan
pengelolaan modal kerja yang dimiliki. Sehingga dapat memberikan jaminan
bahwa modal kerja yang dimiliki telah dikelola dengan baik. Hal ini dapat
mendukung proses operasional perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis modal kerja optimal pada 2010 sampai tahun
2012 diharapkan perusahaan berupaya melakukan investasi agar mengurangi
jumlah kelebihan modal kerja yang mengendap di perusahaan. Perhitungan
proyeksi modal kerja ini agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dan pada
modal kerja.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.
Gitosudarmo.I. dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan.Yogyakarta: BPFE.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyaka: Liberty.
21