ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

62
i ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB ASBABUL WURUD JILID II OLEH H.M. SUWARTA WIJAYA DAN ZAFRULLAH SALIM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Gustia Rahmah 1111024000001 PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

Page 1: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

i

ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN

KITAB ASBABUL WURUD JILID II

OLEH H.M. SUWARTA WIJAYA DAN ZAFRULLAH SALIM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Gustia Rahmah1111024000001

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017

Page 2: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …
Page 3: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …
Page 4: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …
Page 5: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan pada pedoman

transliterasi Arab-Indonesia yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB)

Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun

1987 dan Nomor: 0543 b/U/1987, sebagai berikut:

1. Konsonan

No. Huruf Arab NamaHurufLatin Keterangan

1. ا Alif Tidak dilambangkan

2. ب Ba B Be

3. ت Ta T Te

4. ث Tsa Ts Te dan es

5. ج Jim J Je

6. ح Ha H H dengan garis bawah

7. خ Kha Kh Ka dan ha

8. د Dal D De

9. ذ Dzal Dz De dan zet

10. ر Ra R Er

11. ز Zai Z Zet

Page 6: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

vi

12. س Sin S Es

13. ش Syin Sy Es dan ye

14. ص Sad S Es dengan garis bawah

15. ض Dad D De dengan garis bawah

16. ط Ta T Te dengan garis bawah

17. ظ Za Z Zet dengan garis bawah

18. ع ‘Ain ‘ Koma terbalik di atas hadap kanan

19. غ Gain Gh Ge dan ha

20. ف Fa F Ef

21. ق Qaf Q Ki

22. ك Kaf K Ka

23. ل Lam L El

24. م Mim M Em

25. ن Nun N En

26. و Wau W We

27. ه Ha H Ha

28. ء Hamzah , Apostrof

29. ي Ya Y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa

pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

Page 7: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

vii

1. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab

yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

اَ A Fathah

اِ I Kasrah

اُ U Dammah

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Keterangan

Fathah dan ya Ai A dan I

Fathah dan wau Au A dan U

2. Maddah atau Vokal Panjang

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Keterangan

ا | ... ىَ َ ◌… Fathah dan alif

atau ya

Ā a dengan garis

di atas

ى ِ ◌ Kasrah dan ya Ī I dengan garis

di atas

Page 8: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

viii

و ُ ◌ Dammah dan

wau

Ū U dengan garis

di atas

1. Ta Marbūtah

Transliterasi untuk ta marbūtah ada dua, yaitu: ta marbūtah yang hidup atau

mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t].

sedangkan ta marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun,

transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūtah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka ta marbūtah itu ditransliterasikan dengan ha (h). contohnya:

ةُ الأطْفاَل ضَ ْ و َ ر : raudah al-atfāl

لةَ یْنةَُ الْفاَضِ دِ الَْمَ : al-madĪnah al-fādilah

مَة كْ الَْحِ : al-hikmah

Page 9: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

ix

ABSTRAK

GUSTIA RAHMAHAnalisis Metafora dalam Terjemahan Kitab Asbabul Wurud Jilid II Oleh H.M.Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim

Penulisan skripsi ini memfokuskan pada analisis metafora dalam terjemahan kitabAsbabul Wurud Jilid II yang diterjemahkan oleh H.M. Suwarta Wijaya danZafrullah Salim. Sebagaimana diketahui bahwa asbabul wurud sendiri merupakanbagian yang penting dalam memahami isi dan kandungan kitab suci al-Qur’an,sebab asbabul wurud menjadi penjelas dari latar belakang munculnya hadis.Sedangkan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur’an, makamendalami seluk-beluk hadis sama pentingnya dengan mendalami al-Qur’an.

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metodekualitatif, dengan sumber data berupa kitab Asbabul Wurud karya Ibnu Hamzahad-Dimasyqi dari bahasa sumber dan bahasa sasaran. Tujuan dari penulisan ini diantaranya untuk mengetahui bentuk frasa atau kalimat yang mengandung maknametafora dalam kitab tersebut, serta untuk mengetahui jenis metafora yang ada didalamnya.

Proses identifikasi dan pengelompokan frasa maupun kalimat yangmengandung makna metafora dari halaman 15 hingga 150. Kemudian, penelitimemfokuskan pada 3 kategori, yaitu simile, personifikasi dan metonimi.Selanjutnya, peneliti mengambil 4 hadis yang mengandung makna metafora darimasing-masing ketiga kategori tersebut.

Selain itu, jika dilihat dari tingkat urgensinya korpus yang penelitigunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu guna menambah khazanah ilmupengetahuan di kalangan mahasiswa maupun civitas akademika dalam mendalamiilmu agama. Dimana asbabul wurud yang merupakan salah satu sumberpengetahuan yang penting dalam memahami hadis yang berkedudukan sebagaisumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an, serta belum banyak dikaji oleh parapeneliti saat ini.

Kata Kunci: Metafora, Asbabul Wurud, Terjemahan.

Page 10: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa dihaturkan kepada

Baginda Besar Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, tabi’in dan

keluarganya serta semoga kita sebagai pengikutnya dapat istiqomah pada

ajarannya.

Saya selaku penulis skripsi ini mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan turut berkontribusi

dalam penyelesaian skripsi ini. Adapun khususnya ucapan terima kasih saya

haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku Ketua Jurusan

Tarjamah beserta Ibu Rizqi Handayani, MA selaku Sekretaris Jurusan

Tarjamah yang telah memberikan dukungan dan dorongan bagi saya dalam

menyelesaikan perkuliahan ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Satori Ismail, MA selaku Dosen Pembimbing

skripsi ini yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan sarannya dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

Page 11: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

xi

4. Bapak Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag selaku salah satu Dosen Penguji Sidang

Munaqasyah saya dan juga mantan Kaprodi Tarjamah yang telah memberikan

dorongan dan saran dalam perjalanan saya di Prodi Tarjamah.

5. Bapak Drs. Ahmad Syatibi, MA selaku Dosen Penguji I Sidang Munaqasyah

saya yang memberikan masukan berupa kritik dan saran dalam penyelesaian

skripsi saya.

6. Seluruh Dosen Prodi Tarjamah yang telah memberikan ilmu-ilmu yang

bermanfaat serta perhatian dan dukungannya di dalam maupun di luar

perkuliahan.

7. Kedua orang tua yang saya sayangi, Bapak Drs. Aspan, M.Si dan Ibu Zuraida

yang banyak memberikan dorongan, kritik dan saran, serta dukungan baik

berupa materi maupun non materi, dan juga untuk kakak dan adik saya Ira

Humairah, S. Kom.I dan Gustiani Rahmi yang selalu menghibur dan memberi

dukungan.

8. Seluruh pegawai dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Semua teman-temanku di Prodi Tarjamah, Forum UKM, Guru dan Staff TU

SMP Islam Ruhama yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya.

Demikian untaian kata sebagai ucapan terima kasih saya yang mendalam

kepada semua pihak yang telah mengiringi perjalanan hidup saya, semoga segala

hal diberikan untuk saya dapat bermanfaat hingga dikemudian hari dan menjadi

Page 12: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

xii

amal jariyah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan karunia, nikmat dan kasih

sayang-Nya bagi kita semua, dan selalu berada dalam naungan-Nya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciputat, 25 Oktober 2017

Gustia Rahmah

Page 13: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................ v

ABSTRAK.............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR............................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian................................................................. 5

E. Metodologi Penelitian ............................................................ 6

F. Tinjauan Pustaka.................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ............................................................ 12

BAB II KERANGKA TEORI .......................................................... 14

A. Terjemah dan Penerjemahan ............................................. 14

Page 14: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

xiv

A. Metafora dan Jenis-jenisnya .............................................. 17

B. Asbabul Wurud ................................................................. 22

BAB III GAMBARAN UMUM TERJEMAHAN KITAB

ASBABUL WURUD JILID II............................................. 24

A. Biografi Ibnu Hamzah Ad-Dimasyqi ................................. 24

B. Profil H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim .............. 25

C. Kitab Terjemahan Asbabul Wurud ................................... 25

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA ........................... 27

A. Ketersediaan Data ............................................................. 27

B. Analisis Data..................................................................... 34

BAB V PENUTUP............................................................................ 42

A. Kesimpulan....................................................................... 42

B. Saran................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 44

LAMPIRAN ........................................................................................... 47

Page 15: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Ketersediaan Data ................................................................... 27

Tabel 1.2: Akumulasi Temuan ................................................................. 33

Tabel 1.1: Data 1 ..................................................................................... 34

Tabel 1.2: Data 2 ..................................................................................... 35

Tabel 1.3: Data 3 ..................................................................................... 36

Tabel 1.4: Data 4 ..................................................................................... 36

Tabel 2.1: Data 5 ..................................................................................... 37

Tabel 2.2: Data 6 ..................................................................................... 37

Tabel 2.3: Data 7 ..................................................................................... 38

Tabel 2.4: Data 8 ..................................................................................... 39

Tabel 3.1: Data 9 ..................................................................................... 40

Tabel 3.2: Data 10.................................................................................... 40

Tabel 3.3: Data 11.................................................................................... 41

Page 16: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa yang paling banyak menyandang atribut ialah bahasa Arab. Sebab,

selain sebagai bahasa yang digunakan dalam al-Qur’an dan hadis, bahasa Arab

juga dipakai sebagai bahasa nasional oleh 25 negara di wilayah Timur Tengah.1

Sebagaimana bahasa Arab yang telah menjadi bahasa al-Qur’an dan hadis, tentu

saja banyak hal-hal yang perlu digali dari kedua sumber tersebut sebagai seorang

muslim.

Menjadi seorang muslim yang beriman, tentu ada pedoman-pedoman yang

harus diamalkan oleh setiap muslim itu dalam menjalani kehidupan agar tiap

langkah mereka mendapat ridha dan rahmat dari yang Maha Kuasa Allah SWT.

Adapun sumber rujukan itu adalah al-Qur’an dan hadis.

Untuk dapat memahami dan mendalami arti dari tiap-tiap kata, frase, maupun

kalimat dalam ayat dan surah dalam al-Qur’an dan hadis, maka sebagai

masyarakat Indonesia, kita dituntut untuk mempelajari sedikit banyaknya tentang

bahasa Arab. Diharapkan melalui pembelajaran itu, kita dapat menggali apa yang

tersurat dan tersirat dari isi al-Qur’an dan hadis tersebut.

….. ….

1 Muhbib Abdul Wahab, “Peran Bahasa Arab dalam Pengembangan Ilmu dan PeradabanIslam,” Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Vol. I, No. I, (Juni 2014)

Page 17: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

2

“ …. apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang

dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah….” (QS. Al-Hasyr: 7)

Apabila dilihat secara hierarki, sumber pokok pedoman dan hukum umat

Islam adalah yang pertama kitab suci al-Qur’an, dan yang kedua ialah hadis

Rasulullah SAW. Sebagaimana diketahui bahwa hadis sebagai sumber hukum

kedua setelah al-Qur’an, maka hadis haruslah mendapat prioritas utama yang tidak

kalah penting setelah al-Qur’an. Jika al-Qur’an mempunyai asbab an-nuzul, maka

hadis pun mempunyai asbab al-wurud.

Sebagaimana juga Adi Fadli menyatakan dalam jurnalnya, yaitu:

“Mengetahui asbab al-wurud dalam ilmu hadis sama pentingnya denganmengetahui asbab an-nuzul dalam al-Qur’an. Ia menjadi ruh kontekstualsebuah peristiwa. Hal inilah yang dinyatakan oleh al-Wahidi dan Ibnu Daqiqyang ditegaskan oleh Ibnu Taimiyah bahwa mengetahui kebenaran dandengan benar sebab akan melahirkan pemahaman yang benar terhadapakibat.”2

Cukup banyak kitab-kitab Asbabul Wurud yang peneliti temui, di antara

kesemuanya itu, peneliti memilih satu kitab Asbabul Wurud karya Ibnu Hamzah

Al Husaini Al Hanafi Ad Dimasyqi jilid kedua yang telah diterjemahkan oleh

H.M.Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim. Adapun dalam kitab tersebut, berisi

hadis-hadis pilihan yang mempunyai latar belakang historis munculnya hadis-

hadis tersebut.

Setelah peneliti melihat isi kitab tersebut, peneliti menemukan cukup banyak

frase maupun kalimat yang memiliki makna metafora. Oleh sebab itu, peneliti

2 Adi Fadli, “Asbab al-Wurud; antara Teks dan Konteks”, EL-HIKAM: Jurnal Pendidikandan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 2, (Juli – Desember 2014)

Page 18: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

3

tertarik untuk meneliti kitab Asbabul Wurud itu dengan analisis metafora, karena

memang belum banyak peneliti yang melakukan penelitian dalam hal tersebut.

Selain itu, dalam penelitian ini, peneliti memilih analisis metafora dalam

terjemahan kitab tersebut dengan menggunakan pendekatan semantik. Adapun

istilah semantik menurut Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa “semantik

adalah telaah makna”.3

Di era globalisai ini, tentu banyak kitab-kitab suci, buku-buku ilmu

pengetahuan, maupun surat kabar yang berbahasa Arab diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia. Jika secara cermat kita melihat hasil terjemahan yang dilakukan

oleh para penerjemah, terdapat penggunaan teknik-teknik penerjemahan yang

berbeda, dan itu terlihat dari hasil terjemahannya.

Berbicara soal terjemahan yang merupakan hasil dari proses menerjemahkan

maka, seorang penerjemah hendaknya memperhatikan aspek-aspek linguistik dan

non linguistik agar dapat menghasilkan terjemahan yang baik.4 Selain itu, setiap

bahasa tentunya memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakannya

dengan bahasa yang lain, maka karakteristik inilah yang tentunya harus

diperhatikan oleh seorang penerjemah dalam melakukan penerjemahan.5

Selain itu, jika dilihat dari segi analisis bahasa dalam penerjemahan, Sasmi

Farida menyatakan dalam jurnalnya bahwa “bahasa mempunyai caranya masing-

masing dalam menganalisis suatu hal atau peristiwa dan cara memberikan arti

3 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Bandung: Angkasa, 1985) hal. 74 Abdul Munip, “Problematika Penerjemahan Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia; Suatu

Pendekatan Error Analysis,” Jurnal al-‘Arabiyah, Vol. 1, No. 2, (Janusari 2005)5 Moh. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer,

(Tangerang Selatan: UIN Press, 2014) hal. 16

Page 19: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

4

pada analisis itu. Tidak ada dua bahasa yang sama benar di dalam menganalisis

hal dan peristiwa.”6

Dengan adanya penelitian ini, tentunya semakin menambah khazanah ilmu

pengetahuan, khususnya bagi para mahasiswa jurusan Tarjamah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Oleh sebab itu, dalam penulisan skripsi ini saya mengambil

judul “Analisis Metafora dalam Terjemahan Kitab Asbabul Wurud Jilid II

Oleh H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dalam penyusunan skripsi ini peneliti hanya

memfokuskan pada rumusan masalah berikut:

1. Bagaimana bentuk frasa atau kalimat yang mengandung makna metafora

dalam terjemahan Asbabul Wurud Jilid II oleh H.M. Suwarta Wijaya dan

Zafrullah Salim?

2. Apa saja jenis metafora yang terdapat dalam terjemahan Asbabul Wurud

Jilid II oleh H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, di antaranya:

6 Sasmi Farida, “Pergeseran Makna Generik-Spesifik dalam Novel Terjemahan Harry Potterdan Relikui Kematian Alih Bahasa Listiana Srisanti,” Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa, Vol. 6,No. 1 (Juni 2008)

Page 20: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

5

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk frasa atau kalimat yang mengandung

makna metafora dalam terjemahan Asbabul Wurud Jilid II oleh H.M.

Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis metafora yang terdapat dalam terjemahan

Asbabul Wurud Jilid II oleh H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, secara umum

dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan

khususnya dalam persoalan terjemahan dan bentuk-bentuk frasa atau kalimat

yang mengandung makna metafora dalam terjemahan Asbabul Wurud. Selain itu,

dalam skripsi ini juga untuk mengetahui apa saja jenis metafora yang ada dalam

terjemahan Asbabul Wurud Jilid II ini, ditambah dengan analisis dari teori yang

digunakan agar dapat dipahami dan dimengerti oleh para pembacanya.

Terlebih lagi mayoritas masyarakat Indonesia belum banyak yang meneliti

atau mendalami kitab Asbabul Wurud ini. Oleh sebab itu, diharapkan dengan

adanya penelitian ini, dapat menambah sensitivitas khususnya mahasiswa UIN

Jakarta jurusan Tarjamah terhadap latar belakang munculnya hadis-hadis Nabi,

agar turut berkontribusi melalui penerjemahan Arab><Indonesia di tanah air.

Sehingga menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa maupun

masyarakat.

Page 21: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

6

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan skripsi

ini adalah kualitatif. Dimana dalam melakukan penelitian kualitatif ini, peneliti

memperoleh data-data atau temuan-temuan yang tidak diperoleh dengan

menggunakan metode hitung atau yang lebih dikenal dengan istilah statistik.7

Akan tetapi, dalam metodologi penelitian ini peneliti menggunakan data-data

yang diperoleh dari berbagai referensi buku maupun jurnal yang ada di

perpustakaan, toko buku dan referensi dari internet/jurnal online.

Adapun kesulitan dalam penelitian di antaranya, peneliti cukup sulit

menemukan sumber-sumber teori mengenai metafora dan jenis-jenisnya,

walaupun sebetulnya banyak dari sumber-sumber jurnal online namun untuk

mendapatkan sumber dari penulis asli teori tersebut peneliti harus mencari di

berbagai tempat, seperti perpustakaan dan toko buku. Selain itu, sumber asli lebih

banyak yang berbahasa inggris sehingga harus diterjemahkan terlebih dahulu.

Selain itu, dalam melakukan pengolahan data, peneliti cukup sulit dalam

melakukan klasifikasi jenis-jenis metafora yang ada dalam kitab terjemahan

Asbabul Wurud jilid II oleh H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim. Sehingga,

peneliti harus benar-benar teliti dalam membedakan jenis-jenis frase atau kalimat

yang mengandung makna metafora di dalamnya.

1. Sumber Data

7 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2009), hal. 4

Page 22: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

7

Sumber data merupakan data atau informasi yang didapat dari berbagai

sumber yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Adapun sumber data

yang dibutuhkan ialah berbagai macam referensi buku yang berkaitan dengan

terjemahan, asbabul wurud, dan metafora. Referensi mengenai hadis juga

harus tersedia/didapatkan sebab ia merupakan salah satu sumber dari data

yang akan diteliti.

Sumber data berupa korpus yaitu kitab terjemahan Asbabul Wurud jilid

2, judul asli kitab ini adalah Al Bayaan wat Ta’riif fi Asbaabi Wuruudil

Hadiitsis Syariif. Kitab ini diterjemahkan oleh H.M. Suwarta Wijaya, B.A

dan Drs. Zafrullah Salim. Adapun populasi hadis berjumlah 617 hadis beserta

asbabul wurudnya. Namun, peneliti akan memilih dan memilah frase yang

terdapat dalam terjemahan kitab Asbabul Wurud yang mengandung makna

metafora. Adapun data yang diambil sebagai sampel penelitian dimulai dari

halaman 15 sampai dengan halaman 150.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan

oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian. Langkah ini menyajikan

suatu fenomena atau permasalahan yang menarik untuk diteliti, sehingga

dibutuhkan teknik pengumpulan data yang bersumber dari berbagai macam

referensi.

Peneliti dalam hal ini, hal yang pertama harus dilakukan oleh peneliti

ialah mencari sumber korpus terlebih dahulu, kemudian mengumpulkan data

Page 23: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

8

dengan mencari referensi buku-buku maupun jurnal-jurnal yang berhubungan

dengan korpus serta teori-teori yang mendukung. Adapun, mayoritas sumber

data tersebut peneliti dapatkan di perpustakaan utama UIN Jakarta dan

perpustakaan fakultas Adab dan Humaniora, selain itu korpus sendiri peneliti

dapatkan dari perpustakaan utama UIN Jakarta, serta ditambah dengan jurnal-

jurnal online.

3. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau

penampilan dari data yang telah peneliti kumpulkan sebelumnya lalu di

analisis, karena penelitian kualitatif banyak menyusun teks deskriptif.

Proses analisis data merupakan proses memilih dari beberapa sumber

maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Analisis data diperlukan agar peneliti dapat mengembangkan kategori dan

sebagai perbandingan yang kontras untuk menemukan sesuatu yang mendasar

dan memberikan gambaran apa adanya.8

Dalam penelitian ini, penelitian ini lebih mengacu pada teks, konteks,

dan bahasa. Adapun analisis penelitian ini, dimulai dengan menyediakan data

yang telah dipilih dari kitab Asbabul Wurud, lalu menganalisis setiap frase

atau kalimat yang mengandung makna metafora yang terdapat dalam

terjemahan asbabul wurud suatu hadis kemudian disertai dengan teori-teori

metafora berdasarkan klasifikasi jenis-jenisnya.

8 Sedarmayanti, dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung: Mandar Maju2011) hal. 166

Page 24: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

9

4. Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data merupakan hasil laporan yang berisi hasil penelitian

yaitu sebagai jawaban empiris terhadap pertanyaan penelitian dan/atau

hipotesis, disertai analisis data yang sesuai pertanyaan penelitian dan/atau

hipotesis penelitian.9

Pada tahap penyajian hasil analisis data, peneliti menyajikan hasil

laporan penelitian yang merumuskan kata-kata dan disajikan dalam bentuk

karya tulis ilmiah berupa skripsi sehingga dapat dimanfaatkan oleh akademisi

dan juga khalayak ramai.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka penelitian ini berkaitan erat dengan terjemahan Arab><

Indonesia. Terjemahan Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

signifikan. Termasuk di antaranya terjemahan buku-buku ilmu pengetahuan

umum maupun agama dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Tentu saja hal

ini tidak dapat dipisahkan dari peran seorang penerjemah yang merupakan

seorang bilingual. Meskipun sering ditemukan permasalahan mengenai adanya

intervensi terhadap bahasa sumber dalam melakukan penerjemahan.10

Dari hasil penelitian sebelumnya, dari berbagai literatur yang ada, peneliti

belum menemukan kajian atau penelitian yang secara spesifik berhubungan

9 Sedarmayanti, dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung: Mandar Maju2011) hal. 226

10 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011) hal. 19

Page 25: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

10

dengan apa yang akan peneliti lakukan. Namun, untuk penelitian dengan analisis

serupa ada beberapa peneliti yang telah melakukannya, di antaranya:

Pertama, Umi Latifah, dengan judul skripsi: the Translation of Metaphors in

the Lyrics of “Stereo Hearts” Song by Gym Class Heroes feat. Adam Levine

Maroon 5.

Secara garis besar, gambaran umum dari skripsi di atas membahas tentang

penerjemahan lirik lagu barat yang berjudul Stereo Hearts yang dinyanyikan oleh

Gym Class Heroes dengan Adam Levine Maroon 5. Namun, dalam proses

menerjemahkan lirik lagu itu, peneliti memfokuskan pada pencarian jenis-jenis

metafora dari terjemahan lirik lagu tersebut. Kemudian setelah peneliti

menerjemahkan lalu menemukan 4 jenis metafora di dalam terjemahannya,

peneliti mencoba mengerti tentang arti bahasa figuratif.

Kedua, Nidya Sari Pratiwi, dengan judul skripsi: the Translation of Metaphor

in the Shiver Novel from English into Indonesian.

Secara garis besar, gambaran umum dari skripsi tersebut memfokuskan pada

studi penerjemahan, yang mana peneliti tersebut menerjemahkan frase atau

kalimat yang mempunyai makna metafora di dalamnya, setelah itu peneliti

tersebut menganalisis hasil terjemahan itu dengan mengategorikan jenis-jenis

metaforanya.

Ketiga, Sri Rahayu Muntaha, dengan judul skripsi: an Analysis of the

Translation of Metaphor in the Ghost Novel.

Adapun gambaran umum dari skripsi tersebut ialah peneliti tersebut mencari

jenis-jenis metafora yang terdapat dalam novel Ghost. Kemudian peneliti itu

Page 26: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

11

menganalisis dengan mengklasifikasi jenis-jenis metafora berdasarkan teori Laron

dan teori penerjemahan oleh Newmark.

Keempat, Nazirullah, dengan judul skripsi: an Analysis of Metaphors in

Emily Dickinson’s Poems.

Gambaran umum dari skripsi tersebut antara lain mengemukakan tentang

upaya peneliti dalam menemukan dan memahami penggunaan metafora dalam

syair “my life had stood-a loaded gun” dan “escape is such a thankful word” yang

mana kedua syair tersebut terkumpul dalam buku yang berjudul ‘the Oxford Book

of American Poetry’.

Kelima, Tiwi Rianis Maya, dengan judul skripsi: an Analysis of Metaphor

and Metonymy in Westlife’s Song Lyrics.

Gambaran umum dari skripsi tersebut ialah peneliti membahas penggunaan

metafora dan metonimi dalam lirik lagu Westlife. Lalu peneliti itu mencoba

menemukan jenis-jenis metafora dan metonimi yang terdapat dalam lirik lagu

tersebut, kemudian setelah dianalisis dengan berbagai teori terkait, peneliti

menyimpulkan bahwa penggunaan metafora dan metonimi dalam lirik lagu

tersebut lebih menarik dari pada hanya menggunakan bahasa literal sehingga

membantu pembaca mengetahui maksud dari penulis lagu tersebut.

Dari hasil tinjauan pustaka di atas, peneliti membandingkan perbedaan

dengan skripsi yang akan peneliti teliti. Adapun letak perbedaan dari kelima

skripsi di atas dengan skripsi yang akan peneliti bahas yaitu terletak pada:

1. Korpus. Peneliti memilih korpus kitab terjemahan Asbabul Wurud Jilid II

oleh H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim.

Page 27: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

12

2. Peneliti hanya memfokuskan pada analisis metafora terhadap terjemahan

Asbabul Wurud Jilid II tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyajikan bentuk penelitian yang

disusun mulai dari bab I pendahuluan yang memaparkan latar belakang, yang

mengungkapkan argumen tentang mengapa peneliti mengambil judul tersebut dan

adakah manfaat penelitian itu untuk perkembangan ilmiah. Selanjutnya, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II kerangka teori yang menjelaskan berbagai teori tentang penerjemahan

dan terjemahan, metafora dan jenis-jenisnya, dan asbabul wurud. Kemudian

dilanjutkan dengan Bab III berisi tentang gambaran umum kitab Asbabul Wurud

Jilid II.

Bab IV pembahasan dan analisis data, dimana dalam hal ini peneliti

menyediakan data berupa korpus, lalu menganalisisnya dengan analisis-deskriptif

sesuai dengan teori-teori yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dalam bab ini,

merupakan bagian puncak bagi peneliti dalam memecahkan rumusan masalah

yang telah peneliti sebutkan pada bab I.

Terakhir, isi yang terdapat dalam bab V yaitu penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran. Kesimpulan di sini adalah peneliti memberikan beberapa

garis besar dari rumusan masalah yang telah diselesaikan pada bab IV. Kemudian,

saran yang peneliti berikan dalam skripsi ini berisikan poin-poin tentang

Page 28: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

13

keinginan peneliti agar para penerjemah bahasa Arab><Indonesia, khususnya di

lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat terus

meningkatkan kualitasnya dalam kegiatan penerjemahan.

Page 29: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

14

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan dan Terjemahan

Penerjemahan merupakan salah satu usaha untuk memperkenalkan hasil

karya suatu bangsa ke bangsa lain. Ini biasanya dilakukan oleh bangsa-bangsa

yang berbeda bahasa. Dengan kata lain, penerjemah berfungsi sebagai jembatan

antar bangsa.11

Secara garis besar, kegiatan penerjemahan bisa dipastikan melewati dua

tahap: reseptif dan produktif. Pada tahap reseptif, berlangsung telaah teks bahasa

sumber secara mendalam, yang melibatkan analisis مبنى ‘struktur’ dan معنى

‘makna’ setiap kata atau konstituen dalam suatu kalimat. Berkat telaahan ini,

penerjemah dapat memahami konstruksi pemikiran penulis teks sumber seraya

memasuki tahap produktif. Pada tahap akhir ini, penerjemah berupaya

merekonstruksi ulang pemikiran tersebut ke dalam bahasa target secara akurat,

jelas dan wajar.12

Selain hal di atas, Muh. Arif Rokhman mengutip dari MacArthur, 1992:

1052, yang mengatakan bahwa:

“Tahapan penerjemahan dibagi menjadi tiga, yaitu receptive phase, codeswitching phase, dan productive phase. Fase pertama merujuk pada usahauntuk menangkap ide atau pikiran dalam bahasa asal. Kemudian, fase inidiikuti dengan usaha berikutnya, yakni mencari padanan dalam bahasasasaran. Hal ini dilakukan pada fase alih kode (code-switching phase). Dan

11 Puji Laksono, “Analisis Metode Penerjemahan dalam Menerjemahkan Novel Revolusi diNusa Damai ke Revolt in Paradise,” Jurnal PPKM UNSIQ I (2014)

12 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011) hal. 20

Page 30: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

15

terakhir, hasil pengalihan ide tersebut diungkapkan sesuai dengan norma atauaturan dalam bahasa sasaran yang merupakan fase terakhir.”13

Dalam hal menerjemahkan, tentu ada teks yang menjadi acuan untuk

diterjemahkan. Teks sendiri muncul begitu saja, melainkan melewati ruang dan

waktu tertentu dalam suatu masa. Oleh sebab itu, teks erat kaitannya dengan

sejarah.14

Penerjemahan melibatkan dua bahasa yang berbeda. Oleh karena itu,

perbedaan antara sistem dan struktur antara Bsu dan Bsa menjadi kendala utama

dalam penerjemahan (Hoed 2006:24). Kendala yang dihadapi menjadi semakin

besar jika Bsu dan Bsa merupakan dua bahasa yang tidak serumpun. Bahasa Arab

dan bahasa Indonesia adalah dua bahasa yang berasal dari rumpun yang berbeda.

Akan tetapi, sesulit apapun penerjemahan masih dapat dilakukan karena setiap

bahasa memiliki aspek-aspek universal meskipun bersifat sui generis.15

Nida dan Taber menyatakan bahwa penerjemahan merupakan suatu kegiatan

untuk mencari padanan yang terdekat dan wajar (closest natural equivalence)

dalam Bsa. Padanan harus memiliki makna yang terdekat dengan makna Bsu,

khususnya dalam konteks bahasa dan budaya Bsu. Untuk mempertahankan

makna, penerjemah harus melakukan penyesuaian baik dalam bidang fonologi,

morfologi, sintaksis, sintaksis dan gaya bahasa yang ada di dalam Bsa.16

13 Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2006)hal. 10-11

14 Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris, hal. 1215 Dewi Puspitasari, Eka Marthanty Indah Lestari, Nadya Inda Syartanti, “Kesepadanan pada

Penerjemahan Kata Bermuatan Budaya Jepang ke dalam Bahasa Indonesia,” Jurnal Izumi, Volume3, No 2, 2014.

16 Dewi Puspitasari, Eka Marthanty Indah Lestari, Nadya Inda Syartanti, “Kesepadanan padaPenerjemahan Kata Bermuatan Budaya Jepang ke dalam Bahasa Indonesia.”

Page 31: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

16

Jika penerjemahan merupakan suatu proses atau kegiatan menerjemahkan,

maka terjemahan merupakan hasil dari proses menerjemahkan. Sebagaimana yang

dinyatakan oleh M. Zaka al-Farisi dalam bukunya, yaitu:

“Berkaitan dengan penerjemahan antarbahasa (interlingualtranslation)terdapat tiga term mendasar, yaitu (1) translation ‘penerjemahan’ sebagaiproses kognitif yang berlangsung dalam minda penerjemah. Proses inibersifat mentalistik, dan karena itu tidak dapat dilihat secara kasatmata; (2)translating ‘menerjemahkan’ yang juga merupakan suatu proses; (3) atranslation ‘terjemahan’ merupakan produk dari proses penerjemahan danmenerjemahkan tadi.”17

Dalam buku Seni Menerjemahkan oleh A. Widyamartaya memberikan

beberapa petunjuk penerjemahan yang dikutip dari H.G. de Maar dalam bukunya

English Passages for Translation, Jilid II menerangkan bahwa:18

1. Dalam penerjemahan harus memberikan kebenaran secara menyeluruh

dengan berlaku setia terhadap teks aslinya. Dilarang memunculkan ide

penting jika ide tersebut tidak ada dalam karya aslinya, serta tidak boleh

menghilangkan hal sekecil apapun dari terjemahan apabila hal itu ada

dalam karangan aslinya.

2. Memperhatikan dengan seksama setiap situasi dan kondisi maupun jiwa,

semangat atau suasana yang ada dalam karangan asli. Apabila nuansa

atau gaya bahasanya ramah, maka harus diterjemahkan dengan bahasa

yang ramah pula.

3. Sebuah terjemahan layaknya bukan dari suatu terjemahan. Dengan kata

lain, terjemahan tidak mengingatkan akan karangan aslinya, melainkan

17 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011) hal. 2-3

18 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994) hal. 12-13

Page 32: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

17

harus terbaca seakan-akan merupakan tulisan dari si penerjemah, dan

harus seperti sebuah karangan asli. Terjemahan harus mengungkapkan

maksud dari karangan asli, tanpa mengabaikan ungkapan idiomatis dan

bahasa yang baik.

Menurut Yayan Nurbayan dalam jurnalnya menyatakan bahwa:

“Proses penerjemahan melibatkan berbagai aspek akademik yang perludipenuhi agar sebuah terjemahan mencapai fungsinya. Aspek tersebutdi antaranya: metode penerjemahan, penguasaan dua bahasa atau lebiholeh penerjemah, penguasaan disiplin ilmu yang diterjemahkan, danhal-hal terkait lainnya dalam praktik penerjemahan.”19

Apabila penerjemahan sebagai sebuah proses menerjemahkan maka,

terjemahan merupakan hasil dari penerjemahan itu.

B. Metafora dan Jenis-jenisnya

1. Definisi Metafora

Metafora menurut Tarigan dikutip dari Poerwadarminta yang menyatakan

bahwa:

“Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya,melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atauperbandingan.”20

Pada hakikatnya, metafora merupakan perbandingan implisit yang mana salah

satu dari unsurnya mempunyai makna yang berkaitan dengan topik yang

19 Yayan Nurbayan, “Pengaruh Struktur Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalamTerjemahan al-Qur’an,” Arabiyat Jurnal Pendidikan dan kebahasaaraban, Vol. 1, No. 1, (Juni2014)

20 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Bandung: Angkasa, 1985) hal. 121

Page 33: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

18

diperbandingkan.21 Selain itu, metafora merupakan suatu proses memperkaya

serta mengembangkan leksikon dari sebuah bahasa, yang dipandang sebagai

wujud dari kemampuan kreatif dalam pengaplikasian makna.22

Secara etimologi, kata metafora sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu,

kata ‘meta’ yang artinya ‘di atas’, dan kata ‘pherein’ yang berarti ‘membawa’.

Jadi, metafora artinya memindahkan. Adapun secara terminologi, metafora berarti

membuat perbandingan antara dua hal/benda agar dapat menimbulkan kesan atau

makna yang hidup secara mental meskipun tidak dengan menggunakan kata-kata

seperti pada perumpamaan.23

Apabila metafora dilihat dari segi ilmu balaghah, sering dirujuk pada istilah

al-isti’arah yaitu penggunaan kata yang menyatakan makna lain dari makna

sebenarnya atau bahasa kiasan.24

Adapun Rima Devi mengutip dari Ratna dalam jurnalnya yang menyatakan

bahwa definisi metafora menurut Aristoteles yaitu metafora sebagai pengalihan

makna melalui analogi, memperbandingkan sekaligus mempersamakan suatu

objek dengan objek yang lain untuk memperoleh makna yang berbeda.25

Selain itu, metafora merupakan bagian dari gaya bahasa perbandingan,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Nury Ziyadatul dalam jurnalnya, Gaya

bahasa perbandingan yang ditemukan meliputi personifikasi, metafora, hiperbola,

21 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: RemajaRosdakarya, 2011) hal. 149

22 Subangun dan Mulyani, “Analisis Metafora pada Ragam Jurnalistik”, Artikel PublikasiIlmiah, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, (Maret 2008) hal. 3-4

23 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Bandung: Angkasa, 1985) hal. 12124 Mohamad Syukri bin Abd Rahman dan Mohammad bin Seman, “Metafora al-Isti’arah

dalam Hadis Rasulullah s.a.w.:Tumpuan Terhadap Hadis-hadis Kitab Riyad al-Shalihin”, HADIS:Jurnal Ilmiah Berimpak, (Juni 2014) hal. 11

25 Rima Devi, “Metafora Saichou dan Kyuukanchou pada Cerpen Saichou Karya EndoShusaku”, Jurnal Kotoba, Vol. 2, 2014, hal. 98

Page 34: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

19

dan perumpamaan. Nury mengutip dari Amalia menambahkan bahwa gaya bahasa

perbandingan merupakan majas yang membandingkan dua hal yang memiliki

kesamaan sifat/bentuk dari dua hal yang dianggap sama.26

Sebagai contoh, Rino menanduk bola. Hal yang dibicarakan adalah Rino yang

merupakan seorang manusia, kemudian hal yang dibandingkan adalah seekor

binatang bertanduk yang memiliki kemampuan menanduk, contohnya sapi atau

kerbau. Maka dari kedua kata tersebut, ada hal yang dapat dibayangkan yang

mengacu pada kemiripan makna yaitu, ‘suatu tindakan yang menggunakan

kepala’. Jika pada manusia itu maknanya menyundul namun pada binatang disebut

menanduk.27

2. Jenis-jenis Metafora

Jenis-jenis metafora menurut Lakoff dan Johnson mereka membagi jenis-

jenis metafora ke dalam tiga bagian, yaitu: 1) Anthromorphic Metaphor, 2)

Animal Metaphor, dan 3) Sinestetic Metaphor. Adapun yang dimaksud dengan

Anthromorphic Metaphor ialah jenis metafora yang berhubungan dengan manusia.

Adapun metafora ini juga biasa disebut dengan personifikasi. Sedangkan Animal

Metaphor ialah jenis metafora yang berhubungan dengan binatang, contohnya

“telur mata sapi”. Selanjutnya yang ketiga yaitu Sinestetic Metaphor ialah jenis

26 Nury Ziyadatul Faricha, “Penggunaan Diksi dan Gaya Bahasa pada Novel “Daun yangJatuh Tak Pernah Membenci Angin” Karya Tere Liye”, Jurnal Nosi, Vol. 2, No. 9, (Februari 2015)hal. 148-149

27 Sumarlam, dkk, Pelangi Nusantara Kajian Berbagai Variasi Bahasa (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2012) hal. 189

Page 35: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

20

metafora yang berhubungan dengan perubahan dari satu panca indera ke panca

indera yang lain.28

Selain itu, Moon dan Knowless juga merumuskan jenis metafora ke dalam

dua bagian yaitu metafora kreatif dan konvensional. Metafora kreatif merupakan

metafora yang biasa dipakai untuk mengungkapkan ide atau gagasan, perasaan

tertentu dalam konteks tertentu dan menunut lawan bicara atau pembaca untuk

mengerti makna di dalamnya. Sedangkan metafora konvensional ialah jenis

metafora yang sudah biasa digunakan dalam masyarakat. Disamping itu, Moon

dan Knowless lebih merinci jenis metafora ke dalam 4 bagian, di antaranya:29

1) Personifikasi, yaitu memperlakukan benda seperti mempunyai sifat

manusia. Contohnya: dedaunan itu melambaiku, ombak yang berkejaran

di lautan. Namun, jika dilihat dari segi teori balaghah dikenal dengan

istilah مجاز لغوي majaz lughawi. Adapun yang dimaksud dengan majaz

lughawi ialah:

من ارادة المجاز ھو اللفظ المستعمل فى غیر ما وضع لھ لعلاقة مع قرینة مانعة

المعنى الحقیقي

lafadz yang digunakan bukan pada tempatnya disebabkan adanya alaqah

dan qarinah yang mencegah dari arti sebenarnya.30

28 Maria Elisabeth. Luanmas, “Makna Metafora dan Simili dalam Song of Solomon”, JurnalJurusan Sastra Inggris Universitas Sam Ratulangi Manado, (2015) hal. 5-6

29 Akhmad Saifudin, “Metafora dalam Lirik Lagu Kokoro No Tomo Karya Itsuwa Mayumi”,Jurnal Lite, Vol. 8, No. 2, (September 2012) hal. 95-96

30 Ahmad Syatibi, Pengantar Memahami Bahasa al-Qur’an Balaghah 1 (Ilmu Bayan),(Jakarta: Adabia Press, 2012) hal. 48

Page 36: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

21

2) Simile, yaitu perbandingan antara satu hal dengan hal lain secara eksplisit.

Contohnya: kau bagaikan arjuna, bagai sang surya menyinari dunia. Jika

ditinjau dari segi ilmu balaghah, maka sering dikenal dengan istilah التشبیھ

at-tasybih yang mana definisinya yaitu:

التشبیھ ھو الحاق أمر بأمر اخر في وصف بأداة لغرض

Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam suatu sifat

dengan menggunakan alat karena ada tujuan.31

3) Metonimi, yaitu mengasosiasi satu bagian untuk mewakili keseluruhan.

Contohnya: pagi ini aku minum aqua (air minum), kemarin aku naik

kijang bersama kakakku (mobil).

Metonimi dalam ilmu balaghah disebut juga dengan al-kinayah yaitu cara

penyampaian kata yang mempunyai makna konotatif. Kinayah dan majaz

hampir sama karena keduanya mempunyai makna konotatif, hanya

perbedaannya kalau kinayah dapat dipahami dengan makna denotatif

sedangkan majaz tidak.32

4) Sinestesia, yaitu perumpamaan yang didasarkan pada indera, baik

penglihatan, rasa, sentuhan, pendengaran, dan penciuman. Contohnya:

lawakanmu garing sekali, wajahnya memasam ketika menatapku.

31 Ahmad Syatibi, Pengantar Memahami Bahasa al-Qur’an Balaghah 1 (Ilmu Bayan), hal. 132 Yayan Nurbayan, “Implikasi Hermeneutis dan Pedagogis Perbedaan Pemahaman Ayat-

Ayat Kinayah dalam a-Qur’an”, Jurnal PBA UPI Bandung, hal. 2

Page 37: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

22

C. Asbabul Wurud

Asbabul wurud merupakan sebab-sebab atau sesuatu yang membatasi arti

suatu hadis, bisa dalam hal definisi ‘am atau khash, mutlak atau terbatas dan

seterusnya. Selain itu, sebagaimana Hasbi ash-Shiddiqi yang menyatakan bahwa

asbabul wurud merupakan ilmu untuk mengetahui sebab-sebab munculnya hadis,

waktu dan tempat terjadinya.33

Berdasarkan kutipan Adi Fadli dari Suyuthi dan Ibnu Manzhur dalam

jurnalnya menyatakan bahwa:

“Asbab menurut arti lughawi adalah bentuk jamak dari kata sabab, yangberarti tali. Menurut Ibnu Manzhur dalam kamus Lisan al-‘Arab mengatakanbahwa arti Asbab adalah saluran, yang dijelaskan sebagai: “segala sesuatuyang menghubungkan suatu benda ke benda lainnya”. Hal senada jugadikatakan dalam Mu’jam al-Wasith yaitu segala sesuatu yang mengantarkankepada tujuan.”34

Adapun hadis dilihat dari segi asbabul wurud atau penyebab munculnya hadis

itu ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya:35

1. Terdapat ayat al-Qur’an yang perlu dijelaskan oleh Rasullah SAW, sebab

salah satu fungsi hadis sebagai tafsir atau penjelas bagi al-Qur’an.

2. Ada hadis yang isi atau matannya masih perlu dijelaskan oleh Rasulullah

SAW, yang mana juga berfungsi sebagai asbabul wurud hadis itu.

3. Adanya pertanyaan maupun permasalahan yang muncul dari para sahabat.

33 Adi Fadli, “Asbab al-Wurud; antara Teks dan Konteks”, EL-HIKAM: Jurnal Pendidikandan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 2, (Juli – Desember 2014)

34 Adi Fadli, “Asbab al-Wurud; antara Teks dan Konteks”, EL-HIKAM: Jurnal Pendidikandan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 2, (Juli – Desember 2014)

35 Ibnu Hamzah Ad-Damasyiqi, Asbabul Wurud Latar Belakang Historis Timbulnya Hadis-hadis Rasul (Jakarta: Kalam Mulia, 1996) hal. vi

Page 38: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

23

Tetapi, di samping dari ketiga hal di atas, ada pula hadis yang muncul tanpa

adanya sebab-sebab atau latar belakang timbulnya hadis tersebut.

Selain itu, as-Suyuthi dalam jurnal Adi Fadli membagi asbabul wurud dalam

tiga bentuk, yaitu: 1. Ayat al-Qur’an, 2. Hadis, 3. Persoalan yang terkait dengan

penjelasan bagi para sahabat yang mendengarkan saat itu. Adi Fadli juga

menambahkan bahwa asbabul wurud jika dilihat dari segi hubungan dan

terpisahnya dengan hadis, maka terbagi menjadi 2 kategori, yaitu:36

“Pertama, bila “wurud al-hadis” ini bersambung dengan hadisnya, maka iadinukil dari hadis itu. Dengan kata lain bahwa ada sebab yang karenanyahadis itu muncul, seperti hadis Jibril, atau hadis su’al ayyu dzanbin a’zdam.Kedua, bila terpisah, maka ia dinukil dari jalan yang lain atau munculnyahadis tanpa ada sebab. Hal inilah yang harus dicermati, seperti yang dikatakanoleh al-Bulqini, Abu Hamzah dan Suyuthi.”

36 Adi Fadli, “Asbab al-Wurud; antara Teks dan Konteks”, EL-HIKAM: Jurnal Pendidikandan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 2, (Juli – Desember 2014)

Page 39: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

24

BAB III

GAMBARAN UMUM KITAB ASBABUL WURUD JILID II

A. Biografi Ibnu Hamzah ad-Dimasyqi

As-Syarif Ibrahim bin Muhammad bin Kamal ad-Din atau yang lebih

dikenal dengan nama Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Dimasyqi, lahir pada

tahun 1054 H / 1644 M dan wafat pada 1120 H / 1708 M. Silsilah dari penulis

kitab ini yaitu Ibrahim bin Muhammad bin Muhammad Husaini bin Muhammad

bin Hamzah al-Harani ad-Dimasyqi al-Husaini al-Hanafi.37

Beliau adalah salah satu dari pakar hadis dan ahli dalam berbagai bidang

lainnya. Ia pergi menuntut ilmu bersama ayah dan saudara kandungnya yang

bernama as-Sayyid Abdurrahman dan ia menambah wawasan pengetahuannya

hingga berusia 80 tahun dengan mendatangi banyak guru dan memperoleh ijazah

darinya. Adapun di antara guru-gurunya yang terkenal di Damaskus ialah

Muhammad bin Sulaiman al-Maghribi, Hashkafi dan as-Sayyid Abdul Baqi.

Kemudian guru beliau di Mesir ialah Abdul Baqi az-Zarqani, Muhammad asy-

Syubari dan Muhammad al-Baqari, selanjutnya di Mekkah dan Madinah di

antaranya Ahmad an-Nakhli, Ibnu Salim al-Bashari, al-Hasan bin Ali al-‘Ajimi al-

Maki, Ibrahim al-Kaurani Nazil al-Madinah.

37 Ibnu Hamzah Ad-Damasyiqi, Asbabul Wurud Latar Belakang Historis Timbulnya Hadis-hadis Rasul (Jakarta: Kalam Mulia, 1996) hal. vi

Page 40: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

25

B. Profil H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim

H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim merupakan penerjemah kitab

Asbabul Wurud Al-Bayan wat Ta’rif fii Asbaabi Wurudil Hadis as-Syarif

(Penjelasan dan Pengenalan mengenai sebab-sebab timbulnya hadis yang mulia)

jilid 1, 2 dan 3. Adapun Drs. Zafrullah Salim, M.H selain sebagai seorang

penerjemah, beliau juga saat ini merupakan seorang Wakil Direktur Badan

Pelaksana JSLG di Yayasan Jimly School of Law and Government. Pada tahun

2012 ia tercatat sebagai Direktur Perancangan Perundang-Undangan juga sebagai

pengurus Majelis Hukum dan HAM. Selain itu, beliau juga anggota dari Komisi

Fatwa MUI pada tahun 2014.

C. Kitab Asbabul Wurud

Kitab Asbabul Wurud ini merupakan kitab yang membahas latar belakang

historis timbulnya hadis-hadis Rasul, kitab ini ditulis oleh Ibnu Hamzah al-

Husaini al-Hanafi ad-Dimasyqi. Kemudian kitab ini diterjemahkan oleh H.M.

Suwarta Wijaya, B.A dan Drs. Zafrullah Salim, lalu dicetak oleh Radar Jaya

Offset dan diterbitkan oleh penerbit Kalam Mulia Jakarta. Adapun buku yang

peneliti teliti dalam skripsi ini adalah kitab terjemahannya cetakan ketiga pada

bulan April 1996. Sebagaimana diketahui bahwa asbabul wurud mempunyai peran

yang penting bagi umat Islam untuk memahami matan hadis, yang mana hal ini

sangat berhubungan dengan pemahaman ayat-ayat al-Qur’an. Jika al-Qur’an

mempunyai asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya al-Qur’an) maka sama halnya

dengan hadis juga memiliki asbabul wurud (sebab-sebab munculnya hadis).

Page 41: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

26

Adapun kitab terjemahan Asbabul Wurud ini awalnya dibuat karena adanya

dorongan keinginan oleh kedua penerjemah di atas untuk turut berkiprah dalam

menyampaikan ajaran atau ilmu agama Islam khususnya di tanah air ini, maka

kitab Asbabul Wurud ini pun diterjemahkan oleh mereka. Kitab ini merupakan

sebuah karya besar dari seorang ulama yang bernama as-Syarif Ibrahim bin

Muhammad bin Kamal ad-Din atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Hamzah

al-Husaini al-Hanafi ad-Dimasyqi.

Selain itu, kitab dengan judul Asbabul Wurud ini mempunyai judul asli

yaitu Al-Bayan wat Ta’rif fii Asbaabi Wurudil Hadis as-Syarif (Penjelasan dan

Pengenalan mengenai sebab-sebab timbulnya hadis yang mulia), dan sebelumnya

Ibnu Hamzah ini juga menulis kitab yang berjudul Hasyiyah ‘Ala Syarhil Alfiah.

Karya besar beliau ini memiliki 1831 buah hadis yang telah diuraikannya yang

kemudian dibagi ke dalam tiga jilid kitab.

Adapun kitab yang peneliti teliti ini merupakan jilid yang kedua, yang mana

kitab ini berjumlah 617 hadis yang dimulai dari hadis ke 552 sampai dengan 1169.

Berbeda dari jilid pertama, kitab jilid kedua ini ada beberapa modifikasi yang

sengaja dilakukan oleh penerjemah, yang pertama yaitu setiap hadis diberi judul

yang menggambarkan isinya, sedangkan judul tersebut sebenarnya tidak terdapat

dalam kitab aslinya. Kemudian yang kedua ialah footnote (catatan kaki) yang ada

pada kitab asli diganti dengan istilah ‘keterangan’, dan yang ketiga yaitu ada

tambahan kata atau anak kalimat yang disisipkan untuk menerangkan makna yang

dimaksud.

Page 42: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

27

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Ketersediaan Data

Berikut peneliti memaparkan ketersediaan data yang peneliti peroleh dari

data yang diteliti yaitu terjemahan kitab Asbabul Wurud Jilid II oleh H.M.

Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim, adapun peneliti hanya memfokuskan

penelitian dimulai dari halaman 15 sampai dengan halaman 150.

Tabel 1.1: Ketersediaan Data

No. Teks Asli Teks SasaranJenis

MetaforaNomor

Hadis/hlm

1.

لا تشتره وان أعطاكھ بدرھم واحد فان العائد

فذكره

Janganlah engkaumembelinya lagi,walau cuma engkaubayar kepadanya satudirham, karenasesungguhnya menarikkembali sedekah ituseperti anjing menjilatludahnya

Simile 569/15

2.ان المؤمن یجاھد بسیفھ

و لسانھ

Sesungguhnya orangmukmin itu berjihaddengan pedang danlisannya (lidahnya)

Metonimi 570/16

3. والذي نفسي بیدهDemi Dzat yangjiwaku terletak dalamgenggaman-Nya

Personifikasi 570/16

4. لكأنما تنضحوھم بالنبل

Dan mereka (parapenyair) memercikkanjihad bagaikan anakpanah (yang terlepasdari busurnya)

Simile 570/16

Page 43: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

28

5.فجعلت أمشى فى ظل

القمر

Maka aku berjalan dibawah cahayarembulan

Personifikasi 576/20-21

6.حتى إذا رأیت شحا

مطاعا

Sehingga kalau engkaumelihat seseorang yangpelit sekali yang sifattersebut telahmendarah dagingbaginya

Metonimi583a/27-28

7.فإن من ورائكم أیام

الصبر

Karena sesungguhnyasesudah masamu iniakan muncul zaman(periode) kesabaran

Metonimi583a/27-28

8.

فإن من ورائكم أیام الصبر ن قبض ھمن صبر فیللعامل یومئذ على الجمر

منھم كأجر خمسین رجلا یعملون مثل عملھ

Barang siapa yangsabar di waktu itumirip keadaannyaseperti orangmenggenggam bara api

Simile583a/27-28

9.وھم جملة الھدى إلى

الدنیا

Merekalah yang ikutmemikul danmenebarkan petunjuk(agama) itu kepadaberbagai penjuru dunia

Metonimi 584/30

10. منارا للعلمھداة للحق

Yang memberikanpetunjuk dengankebenaran, yangmenjadi menara ilmu

Metonimi 584/30-31

11.

المسلم من سلم المسلمون من لسانھ و

یده

Muslim itu adalahorang yang selamatdari lidah dantangannya.

Metonimi 589/33-34

12.

ان ابخل الناس من بخل بالسلام واعجز الناس من عجز عن الدعاء

Sesungguhnyamanusia yang palingbakhil adalah orangyang bakhil (pelit)menyerahkan(memberikanhartanya), dan manusiayang paling lemah

Metonimi 592/35-36

Page 44: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

29

adalah orang yangpaling lemah berdo’a.

13.رھم إن ساقى القوم اخ

شربا

Sesungguhnya pemberiminum untuk orangbanyak adalah yangterakhir minum.

Metonimi 623/59-60

14.إن سیاحة أمتى الجھاد

فى سبیل الله

Sesungguhnya umatkuyang mengadakanwisata adalah berjihaddi jalan Allah.

Metonimi 625/61

15. إن في الصلاة شغلا

Sesungguhnya didalam shalat ituterdapat suatukesibukan.

Metonimi 636/68-69

16.افسدت علیھ دنیاه و أفسد علیك اخرتك

Engkau telahmembinasakandunianya, tetapiengkau membinasakanakhiratmu.

Metonimi 637/69-70

17.

انما یحتاج من الرجل إلى أصغریھ لسانھ و

قلبھ

Sesungguhnyaseseorang berkehendakpada dua bagiantubuhnya yangterkecil, yaitu lidahdan hati.

Metonimi 638/70-71

18.

ان قلوب الخلائق بین من اصابع الله أصبعین عزوجل

Hati makhluk(manusia) itu terletakdi antara dua jari-jariAllah ‘azza wa jalla

Personifikasi 640/73

19. ان لك ما احتسبت

Sesungguhnya bagiengkau (pahala) dariapa yang engkauhitung.

Metonimi 646/78

20.ان لكل ساع غایة

وغایة ابن ادم الموت

Sesungguhnya bagisetiap yang berusahaada (yang hendak diacapai), dan tujuanmanusia adalah maut(kematian).

Metonimi 647/79

21. ان مع كل جرس Sesungguhnya bagi Metonimi 650/80

Page 45: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

30

شیطانا setiap giring-giring ituada setan.

22. ان من البیان لسحرا

Sesungguhnyasebagian dari al-bayan(penjelasan) itumengandung pesona.

Metonimi 651/81

23.ان من الشجر كالرجل

المؤمن

Sesungguhnya pohonitu seperti orangmukmin.

Simile 652/82

24.ان من الشعر لحكمة وان من البیان لسحرا

Sesungguhnya darisyair itu lahir hikmahdan dari bayan lahirsihir.

Sinestesia 655/84

25.وحى ذوى الأضغان

تسبى قلوبھمSuara pendengkimenawan hati mereka. Personifikasi 655/84

26.ان ھذا المال خضرة

حلوة

Sesungguhnya harta inibagaikan daun pohonyang menghijau,menyenangkan matamemandangnya danmelezatkan.

Simile 659/87

27.

وكان كالذى یأكل ولا یشبع والید العلیا خیر

من الید السفلى

Harta itu seperti orangmakan yang belummerasa kenyang. Dantangan di atas lebihbaik dari tangan dibawah.

Simile 659/87

28. ناضر لھالمال خضر Harta itu hijauberkilauan

Metonimi 659/88

29.ان ھذه النار انما ھي

عدولكمSesungguhnya api inimusuhmu. Personifikasi 662/89

30. اللھم ابغنى حبیباWahai Allah,curahkanlah cinta-Mubagiku.

Personifikasi 672/96

31.فنعمت المرضعة

وبئست الفاطمة

Maka sebaik-baiknyaadalah wanita yangmenyusui, dan yangsejahat-jahatnyawanita yang menyapih.

Metonimi 676/99

Page 46: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

31

32. انما الاعمال بخواتیمھاSesungguhnya amal ituterletak pada bagianpenutupnya

Metonimi 679/101

33. دعة خانما الحرب Sesungguhnya perangitu hanya tipuan

Metonimi 684/105

34.انما الشدة فى ان یمتلئ

احدكم غیظا ثم یغلبھ

Sesungguhnya beraniitu (terletak) padakeadaan seseorangyang telah dipenuhioleh perasaan marah,kemudian ia dapatmengalahkannya.

Metonimi 685/105

35.انما الصبر عند اول

صدمة

Sesungguhnya sabaritu hanyalah ketikapenderitaan yangpertama.

Metonimi 687/107

36.انما الشؤم فى ثلاثة فى

الفرس والمرأة والدار

Sesungguhnyakemalangan (nasibsial) itu hanyalahterdapat pada tigatempat, yaitu mengenaikuda (kendaraan),isteri dan rumah.

Metonimi 688/107

37.انما الصدقة عن ظھر

غنى وابدأ بمن تعول

Sesungguhnya sedekahitu berasal dari hartaorang kaya danmulailah dari orangyang banyaktanggungannya.

Metonimi 689/108

38.انما الطاعة فى

المعروف

Sesungguhnya(perintah) taat itu padahal-hal yang baik(ma’ruf).

Metonimi690/108-109

39.انما الطلاق لمن اخذ

بالساق

Sesungguhnya talak ituhanyalah (diizinkan)bagi betis yangbertemu betis (setelahsuami istri “bergaul”dan berumah tangga).

Metonimi691/109-110

40. انما العشور على الیھود Sesungguhnya Metonimi 692/110

Page 47: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

32

والنصارى ولیس على المسلمین عشور

mengambilsepersepuluh hanyalah(dibebankan) atasorang Yahudi danNashara, dan tidakboleh sepersepuluh itu(dibebankan) atasMuslimin.

41. انما الماء من الماء Sesungguhnya air itudari air.

Metonimi 693/111

42.انما المجنون المقیم

على معصیة الله تعالى

Sesungguhnya gilayang menetap (terus-menerus) itu adalahdalam mendurhakaiAllah Ta’ala.

Metonimi 694/112

43.انما المدینة كالكیر تنفى

خبثھا وتنصع طیبھا

Sesungguhnya kotaMadinah itu sepertidapur pandai besi,menghilangkankotoran besi,memercikkankebaikannya.

Simile 695/113

44.ان عینى تنامان ولا ینام

قلبى

Sesungguhnya matakuini tidur, tapi tidaklahtidur hatiku.

Metonimi698/115-116

45. انما الولاء لمن اعتق

Sesungguhnya yangberkerabat itu hanyalahyang membebaskanbudak.

Metonimi 699/117

46.انما ابنك سھم من

كنانتك

Sesungguhnya anakmuitu adalah (seperti)anak panah (yangterlepas) dari busur(panah)mu.

Simile 700/117

47.

فإنما ھى قطعة من النار فلیأ خذھا او

لیتركھا

Maka sesungguhnyaputusan itu adalahpercikan api neraka,maka hendaklah diamengambil(menggenggam) nya

Metonimi706/121-122

Page 48: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

33

atau melepaskannya.

48.لو شئت لسارت معى

جبال

Seandainya engkaumenginginkan, bisasaja gunung emasberjalan mengiringiku.

Personifikasi712/128-129

49.انما بعثتم میسرین ولم

تبعثوا معسرین

Sesungguhnya kamudiutus hanyalah untukmemudahkan, dantidaklah untukmenyulitkan

Metonimi713/129-130

50.

انما مثل صوم التطوع مثل الرجل یخرج من

مالھ الصدقة

Sesungguhnyaperumpamaan puasasunat adalah sepertiseseorang yangmengeluarkan sedekahdari hartanya.

Simile 722/138

51.

انما یكفى احدكم ماكان فى الدنیا مثل زاد

الراكب

Sesungguhnyacukuplah memadaibagi salah seorangkamu apa-apa yangada (untuk keperluan)dunia, seperti bekalorang yang sedangberkendaraan.

Simile 732/145

Tabel ketersediaan data di atas berisi temuan yang peneliti dapatkan dari

terjemahan kitab Asbabul Wurud karya H.M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim

jilid kedua yang dimulai dari halaman 15 sampai dengan halaman 150. Adapun

jika dilihat dalam bentuk tabel dan dipersentasekan dalam bentuk diagram sebagai

berikut.

Tabel 1.2: Akumulasi Temuan

No. Jenis Metafora Jumlah1. Personifikasi 72. Simile 103. Metonimi 34

Page 49: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

34

Diagram Lingkaran

B. Analisis Data

Berdasarkan data di atas, peneliti akan menganalisis beberapa dari temuan

data yang peneliti peroleh, adapun dalam analisis ini peneliti mengklasifikasikan

data sesuai dengan jenis metaforanya, sebagai berikut:

1. Personifikasi

1.1 Data 1

Tabel 1.1: Data 1

Teks Asli Teks Sasaran

والذي نفسي بیده Demi Dzat yang jiwaku terletak dalamgenggaman-Nya

Berdasarkan teks sasaran di atas, terdapat frase jiwaku terletak

dalam genggaman-Nya termasuk majas personifikasi, dimana kata Dzat

itu sendiri mengandung makna Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.

Tuhan bukanlah manusia, namun dalam teks sasaran di atas seakan

Persentase Klasifikasi Jenis Metafora

Personifikasi (13,73%)

Simile (19,6%)

Metonimi (66,67%)

Page 50: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

35

menggambarkan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat layaknya

manusia, seperti memiliki tangan sebagaimana dinyatakan pada frase di

atas jiwaku terletak dalam genggaman-Nya.

Selain itu, makna yang terkandung dalam asbabul wurud di atas

ialah menceritakan tentang jihad dengan menggunakan pedang dan

lisan. Sedangkan pada saat di zaman Rasulullah saw memang tidak

sedikit dari kaumnya yang senang dalam seni syair. Maka, seorang

penyair bernama Ka’ab bertanya kepada Rasul tentang syair, dan Rasul

menjawab bahwa “Sesungguhnya Mukmin itu berjihad dengan pedang

dan lisannya. Demi Dzat yang jiwaku terletak dalam genggaman-Nya,

dan mereka (para penyair) memercikkan jihad bagaikan anak panah

(yang terlepas dari busurnya)”.

1.2 Data 2

Tabel 1.2: Data 2

Teks Asli Teks Sasaran

لو شئت لسارت معى جبال

Seandainya engkau menginginkan, bisa sajagunung emas berjalan mengiringiku.

Data ke 2 di atas, terdapat frase gunung emas berjalan

mengiringiku. Gunung emas merupakan frase perumpamaan yang

digunakan sebagai penggambaran akan keistimewaan Nabi Muhammad

Saw.yang mana di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah

menyatakan bahwa Nabi makan dan minum layaknya seorang hamba

(manusia).

Page 51: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

36

1.3 Data 3

Tabel 1.3: Data 3

Teks Asli Teks Sasaran

ان ھذه النار انما ھي عدولكم

Sesungguhnya api ini musuhmu.

Api adalah musuh bagimu, frase tersebut merupakan majas

personifikasi yang mana kata api merupakan benda mati, sedangkan

kata musuhmu terdapat kata ganti orang kedua yang mengacu pada

manusia. Sedangkan manusia sendiri merupakan makhluk hidup, dan

api dijadikan seolah-olah manusia yang dapat mengancam manusia lain

sewaktu-waktu.

1.4 Data 4

Teks Asli Teks Sasaran

ان قلوب الخلائق بین أصبعین من اصابع الله عزوجل

Hati makhluk (manusia) itu terletakdi antara dua jari-jari Allah ‘azzawa jalla

Dari data keempat di atas, dapat kita lihat pada teks sasarannya yaitu

frase dua jari-jari Allah, maka dari frase tersebut menggambarkan

bahwa seolah-olah Allah memiliki jari-jari layaknya manusia. Padahal,

Allah merupakan Maha Pencipta yang tidak dapat disamakan dengan

manusia (sebagai makhluk yang diciptakan). Inilah yang disebut dengan

majas personifikasi yaitu gaya bahasa yang dibuat seolah-olah benda

mempunyai sifat layaknya manusia.

Page 52: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

37

2. Simile

2.1 Data 5

Tabel 2.1: Data 5

Teks Asli Teks Sasaran

ان ھذا المال خضرة حلوة

Sesungguhnya harta ini bagaikan daunpohon yang menghijau, menyenangkan matamemandangnya dan melezatkan.

Data kelima di atas, menjelaskan bahwasannya harta itu hijau

berkilauan dan membuat orang yang jika telah memilikinya tidak

pernah bosan untuk mendapatkan lagi dan lagi. Maka dari itu, siapapun

yang diberikan kenikmatan berupa harta, tidaklah ia mau menolaknya

sebab harta itu menyilaukan mata, sebagaimana yang terdapat dalam

asbabul wurud dari potongan hadis di atas. Adapun kata “bagaikan”

pada potongan hadis di atas merupakan salah satu ciri dari majas simile.

2.2 Data 6Tabel 2.2: Data 6

Teks Asli Teks Sasaran

لا تشتره وان أعطاكھ بدرھم واحد فان العائد

فذكره

Janganlah engkau membelinya lagi, walauCuma engkau bayar kepadanya satu dirham,karena sesungguhnya menarik kembalisedekah itu seperti anjing menjilat ludahnya

Teks sasaran pada data ke 10 di atas merupakan jenis metafora

mati, karena frase anjing menjilat ludahnya saat ini menjadi suatu

pernyataan yang sering didengar atau diucapkan dikalangan masyarakat

Indonesia, namun menjadi simile karena adanya kata perumpamaan

yaitu seperti.

Page 53: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

38

Dalam teks sasaran di atas menggunakan istilah anjing menjilat

ludahnya untuk menggambarkan seseorang yang telah memberi atau

mengucap sesuatu lalu ditarik kembali. Contohnya seperti dalam hadis

yang ditakhrij oleh Bukhari dari Umar bin Khattab ra.tentang sedekah

tidak boleh ditarik kembali.

2.3 Data 7

Tabel 2.3: Data 7

Teks Asli Teks Sasaran

لكأنما تنضحوھم بالنبلDan mereka (para penyair) memercikkanjihad bagaikan anak panah (yang terlepasdari busurnya)

Data ke 11 di atas, terdapat frase memercikkan jihad yang

merupakan jenis metafora hidup, yang mana jika diartikan secara

terpisah, kata memercikkan menurut KBBI online adalah merenjiskan

(menyemburkan) air dan sebagainya kepada:, adapun arti kata jihad

adalah usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan.

Akan tetapi, penerjemah di sini berusaha menerjemahkan teks

sumber dengan menggunakan majas metafora dengan menggunakan

istilah yang mudah dipahami oleh para pembaca. Teks sasaran di atas

menggambarkan para penyair yang berjuang atau berjihad dengan

menggunakan lisannya bagaikan anak panah yang terlepas dari

busurnya. Kata perumpamaan yang digunakan penerjemah yaitu

bagaikan menjadikannya simile.

Page 54: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

39

2.4 Data 8

Tabel 2.4: Data 8

Teks Asli Teks Sasaran

من صبر فھین قبض على الجمر

Barang siapa yang sabar di waktu itu miripkeadaannya seperti orang menggenggambara api

Sebuah kesabaran begitu berat dirasakan seperti menggenggam

bara api, seperti itulah yang penerjemah coba sampaikan dalam teks

sasaran pada data ke 12 di atas. Sabar pada umumnya bukanlah suatu

yang sulit untuk dilakukan, tergantung pada situasi dan kondisi yang

dihadapi. Pada teks sasaran di atas, berusaha menyampaikan bahwa ada

suatu masa atau waktu dimana manusia harus bersabar yakni ketika

mereka telah menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang

munkar, namun orang-orang yang diperintahkan belum menuruti apa

yang diperintahkan dalam artian masih melakukan kemunkaran.

Oleh sebab itu, para penyeru kebajikan untuk bisa bersabar meski

mereka merasakan seperti menggenggam bara api, karena ketika

melihat orang-orang yang masih saja berbuat munkar meski mereka

telah dicegah. adapun frase bara api terdiri dari kata bara yang artinya

barang sesuatu (arang) yang terbakar dan masih berapi, dan kata api

yang berarti panas dan cahaya yang berasal dari sesuatu yang terbakar.

Page 55: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

40

3. Metonimi

3.2 Data 9

Tabel 3.2: Data 9

Teks Asli Teks Sasaran

فمن یرد الله أن یھدیھ للاسلامیشرح صدره

Maka siapa yang ditunjuki-Nya, Dialapangkan dadanya menerima Islam

Teks sasaran di atas, terdapat frase lapangkan dadanya, frase

tersebut dada sendiri tidak dapat dilapangkan jika diartikan secara

harfiah. Akan tetapi, jika dilihat secara maknawi, maka dapat diartikan

dimudahkan hatinya untuk bisa menerima ajaran agama Islam. Adapun

frase lapang dada merupakan majas metonimi atau kinayah.

Selanjutnya, jika ada frase lapangkan dadanya maka ada objek

yang dituju yaitu manusia, dan manusia ini setelah dilapangkan

dadanya oleh Allah, maka ia menjadi manusia yang berlapang dada.

Adapun frase lapang dada menurut KBBI online ialah berasa lega

(tidak sesak); berasa senang; tidak menjadi gusar.

3.3 Data 10

Tabel 3.3: Data 10

Teks Asli Teks Sasaran

ان المؤمن یجاھد بسیفھ و لسانھ

Sesungguhnya orang mukmin itu berjihaddengan pedang dan lisannya (lidahnya)

Teks sasaran di atas, terdapat frase berjihad dengan pedang dan

lisannya (lidahnya), kata berjihad sendiri adalah berperang, berperang

identik dengan pedang. Namun, selain dari kata pedang juga ditambah

Page 56: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

41

kata lisan, jadi selain berjihad dengan pedang, juga bisa berjihad

dengan lisan (lidah). Frase berjihad dengan lisan termasuk dalam majas

metonimi. Adapun arti berjihad dengan lisan di sini ialah berperang

dengan menggunakan lisan (lidah), seperti beradu argumentasi,

berdakwah, berpidato atau ceramah, dan sebagainya.

3.4 Data 11Tabel 3.4: Data 11

Teks Asli Teks Sasaran

حتى إذا رأیت شحا مطاعا

Sehingga kalau engkau melihat seseorangyang pelit sekali yang sifat tersebut telahmendarah daging baginya

Pada terjemahan data 5 di atas, dapat dilihat frase mendarah daging

yang menurut KBBI online ialah meresap benar ke dalam hati

sanubari; sudah menjadi kebiasaan. Frase tersebut merupakan jenis

metonimi, sebab frase mendarah daging sudah menjadi bahasa yang

sering digunakan oleh masyarakat dan tidak lagi terasa seperti bahasa

kiasan, dan tanpa perlu penjelasan lebih lanjut sudah dapat diketahui

makna dari frase tersebut.

Page 57: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

42

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Bentuk frasa atau kalimat yang mengandung makna metafora yang

terkandung dalam terjemahan Asbabul Wurud oleh H.M. Suwarta Wijaya

dan Zafrullah Salim jelas terlihat dari struktur makna yang dihasilkan

dari terjemahan tersebut, sebagaimana telah peneliti paparkan dalam bab

iv dalam bentuk tabel.

2. Jenis-jenis metafora yang terdapat dalam terjemahan kitab tersebut ada 4

jenis yaitu: Personifikasi, Simile, dan Metonimi yang kemudian

dianalisis dengan mengguakan teori yang telah dibahas pada bab ii dan

bab iv.

Adapun dari keempat jenis metafora tersebut, yang mendominasi ialah Simile

dan Personifikasi, hal ini dikarenakan tingkat kesulitan yang rendah dalam

membuat frasa atau kalimat yang mengandung makna metafora itu sendiri serta

ditambah dengan teks sumber yang juga telah menggunakan makna metafora,

sehingga ada kalanya penerjemah menggunakan teknik penerjemahan metafora.

Selanjutnya, dapat dilihat pada bab IV di atas yang mana kalimat atau frasa

yang mengandung makna metafora cukup banyak ditemukan oleh peneliti dalam

Page 58: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

43

kitab Asbabul Wurud karya Ibnu Hamzah ad-Dimasyqi, sehingga hal ini

membuktikan sebuah eksistensi dari metafora dalam bidang penerjemahan.

Selain itu, hasil temuan jenis metafora yang peneliti dapatkan dalam kitab

yang diteliti telah dibentuk dalam diagram lingkaran dengan persentase: 1)

Personifikasi sebesar 13,73%. 2) Simile sebesar 19,6%. 3) Metonimi sebesar

66,67%.

B. Saran

Proses pembelajaran dan penelitian di bidang kebahasaan diharapkan dapat

terus berjalan dengan progres yang semakin meningkat dari waktu ke waktu,

terutama dalam bidang penerjemahan dan penelitian terjemahan. Sebab urgensi

akan terjemahan dan penerjemahan semakin hari kian berkembang, sebagaimana

perkembangan di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang terus maju dan pesat.

Tentunya dalam menggali suatu ilmu tidak bisa dilakukan secara temporer,

maka perlu adanya kesinambungan antara peneliti dengan objek penelitian.

Sebagaimana yag telah peneliti lakukan dalam bentuk skripsi ini, setidaknya dapat

menambah sedikit wawasan mengenai salah satu cabang dari ilmu linguistik yaitu

mengenai metafora dan jenis-jenisnya. Meskipun objek penelitian yang digunakan

hanya satu dari tiga jilid, yaitu jilid kedua dari kitab terjemahan Asbabul Wurud

karya Ibnu Hamzah ad-Dimasyqi.

Oleh karena itu, peneliti harap penelitian ini dapat terus berlanjut setidaknya

oleh para mahasiswa/i Tarjamah yang tertarik pada teori metafora serta senang

menggali substansi dari kitab Asbabul Wurud dari jilid 1 hingga jilid 3 karya Ibnu

Hamzah ad-Dimasyqi ini.

Page 59: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

44

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:

Ad-Damasyiqi, Ibnu Hamzah. 1996. Asbabul Wurud Latar Belakang Historis

Timbulnya Hadis-hadis Rasul. Jakarta: Kalam Mulia

Al Farisi, M. Zaka. 2011. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Khon, Abdul Majid. 2013. Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah

PL, H.M. Noor Sulaiman. 2008. Antologi Ilmu Hadis. Jakarta: Gaung Persada

Press Jakarta

Rokhman, Muh. Arif. 2006. Penerjemahan Teks Inggris. Yogyakarta: Pyramid

Publisher

Sedarmayanti, dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung:

Mandar Maju

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sumarlam, dkk. 2012. Pelangi Nusantara Kajian Berbagai Variasi Bahasa.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Syatibi, Ahmad. 2013. Balaghah II (Ilmu Ma’ani). Jakarta: Tarjamah Center

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa

Page 60: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

45

Referensi Jurnal

Devi, Rima. 2014. “Metafora Saichou dan Kyuukanchou pada Cerpen Saichou

Karya Endo Shusaku”, Jurnal Kotoba, Vol. 2

Fadli, Adi. 2014. “Asbab al-Wurud; antara Teks dan Konteks”, EL-HIKAM:

Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 2

Faricha, Nury Ziyadatul. 2015. “Penggunaan Diksi dan Gaya Bahasa pada Novel

“Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” Karya Tere Liye”, Jurnal

Nosi, Vol. 2, No. 9

Farida, Sasmi. 2008. “Pergeseran Makna Generik-Spesifik dalam Novel

Terjemahan Harry Potter dan Relikui Kematian Alih Bahasa Listiana

Srisanti,” Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa, Vol. 6, No. 1

Laksono, Puji. 2014. “Analisis Metode Penerjemahan dalam Menerjemahkan

Novel Revolusi di Nusa Damai ke Revolt in Paradise” Jurnal PPKM UNSIQ I

Mohamad Syukri bin Abd Rahman dan Mohammad bin Seman. 2014. “Metafora

al-Isti’arah dalam Hadis Rasulullah s.a.w.:Tumpuan Terhadap Hadis-hadis

Kitab Riyad al-Shalihin”, HADIS: Jurnal Ilmiah Berimpak

Munip, Abdul. 2005. “Problematika Penerjemahan Bahasa Arab ke Bahasa

Indonesia; Suatu Pendekatan Error Analysis,” Jurnal al-‘Arabiyah, Vol. 1,

No. 2

Nurbayan, Yayan. 2014. “Pengaruh Struktur Bahasa Arab terhadap Bahasa

Indonesia dalam Terjemahan al-Qur’an,” Arabiyat Jurnal Pendidikan dan

kebahasaaraban, Vol. 1, No. 1

Page 61: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

46

Nurbayan, Yayan. “Implikasi Hermeneutis dan Pedagogis Perbedaan Pemahaman

Ayat-Ayat Kinayah dalam a-Qur’an”, Jurnal PBA UPI Bandung

Puspitasari, Dewi, dkk. 2014. “Kesepadanan pada Penerjemahan Kata Bermuatan

Budaya Jepang ke dalam Bahasa Indonesia,” Jurnal Izumi, Vol. 3, No. 2

Saifudin, Akhmad. 2012. “Metafora dalam Lirik Lagu Kokoro No Tomo Karya

Itsuwa Mayumi”, Jurnal Lite, Vol. 8, No. 2

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa

Wahab, Muhbib Abdul. 2014. “Peran Bahasa Arab dalam Pengembangan Ilmu

dan Peradaban Islam,” Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban,

Vol. I, No. I

Page 62: ANALISIS METAFORA DALAM TERJEMAHAN KITAB …

47

LAMPIRAN