Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

9
Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020 31 Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Analysis of Lithofacies and Provenance FDI Gumelar, Banyumas Regency, Central JavaAkmal Lutfi Altuway 1,* , Denny Suwanda Djohor 1 1 Prodi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No.1, Jakarta Barat, 11440, Indonesia *) Email korespondensi: [email protected] Sari. Formasi Tapak merupakan hasil dari aliran turbidit yang memiliki keunikan geologi dalam hal litofasies. Penelitian dilakukan guna mengetahui litofasies, asosiasi litofasies dan provenance pengendapan Formasi Tapak pada daerah penelitian. Pengambilan data menggunakan metode stratigrafi terukur yang kemudian dilakukan analisis sehingga menghasilkan data dan pembahasan dalam aspek stratigrafi dan segitiga provenance di daerah aliran sungai Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Stratigrafi daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi tiga satuan batuan. Asosiasi fasies batupasir batulempung Formasi Tapak, termasuk dalam lithofasies classical turbidite dan massive sandstone. Lithofasies batulempung perselingan batupasir “A”, dan batupasir, diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan pengendapan smooth suprafan of portion lobes, dan litofasies batulempung perselingan batupasir “B” diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan pengendapan smooth channelled yang berada pada middle fan. Pada batupasir Formasi Tapak di daerah penelitian, memiliki komposisi batuan yang dominansi oleh kuarsa dan feldspar. Berdasarkan sampel pada batupasir Formasi Tapak Daerah Paningkaban berjenis wacke - arenite berada pada tatanan tektonik recycle orogen. Kata Kunci: Banyumas; Formasi Tapak; Lithofasies; Provanance. Abstract. The Tapak formation is the result of a turbidite stream that has a unique geology in terms of lithofacies. The research was conducted to find out litofacies, litofacies association and provenance model of deposition of Tapak Formation in the research area. Retrieval data using measuring section method which is then analyzed so as to produce data that has been done conduce discussion and data in term of stratigraphic aspect and triangle provenance in the Paningkaban watershed, Paningkaban village and surrounding, Gumelar Sub-District, Purworejo District, Central Java Province. Geographically, Research area’s stratigraphic can be grouped into three rock units. The facies association is in the sandstone-mudstone, particularly in the Tapak Formation. It is part of the Classical Turbidite lithofasies. Interlocking mudstone-sandstone “A” dan sandstone are interpreted to be a part of the sedimented region of a Smooth Suprafan Of Portion Lobe and Masive sandstone. interlocking mudstone-sandstone “B” interpreted in channel – smooth. The rock composition in the Tapak Formation is dominated by quartz dan feldspar, showing that it has sedimented in the mid-fan part of the submarine fan setting. Based on the sample of the sandstone sediment, the Tapak Formation falls into the wacke type with plutonic origin rocks located in the tectonic order of recycle orogen, specifically the quartzose recycled. Keywords: Banyumas; Tapak Formation; Lithofasies; Provenance. PENDAHULUAN Salah satu bagian dalam penelitian geologi permukaan adalah dengan menganalisis fasies lingkungan pengendapan berdasarkan hasil observasi singkapan di lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami proses proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan batuan sedimen klastik, yang selanjutnya dapat

Transcript of Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Page 1: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

31

Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten

Banyumas, Jawa Tengah

“Analysis of Lithofacies and Provenance FDI Gumelar, Banyumas Regency,

Central Java”

Akmal Lutfi Altuway 1,*, Denny Suwanda Djohor 1

1 Prodi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Jl. Kyai Tapa No.1, Jakarta Barat, 11440, Indonesia

*)Email korespondensi: [email protected]

Sari. Formasi Tapak merupakan hasil dari aliran turbidit yang memiliki keunikan geologi dalam hal litofasies.

Penelitian dilakukan guna mengetahui litofasies, asosiasi litofasies dan provenance pengendapan Formasi Tapak

pada daerah penelitian. Pengambilan data menggunakan metode stratigrafi terukur yang kemudian dilakukan

analisis sehingga menghasilkan data dan pembahasan dalam aspek stratigrafi dan segitiga provenance di daerah

aliran sungai Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Stratigrafi daerah

penelitian dapat dikelompokan menjadi tiga satuan batuan. Asosiasi fasies batupasir – batulempung Formasi

Tapak, termasuk dalam lithofasies classical turbidite dan massive sandstone. Lithofasies batulempung perselingan

batupasir “A”, dan batupasir, diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan pengendapan smooth suprafan of

portion lobes, dan litofasies batulempung perselingan batupasir “B” diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan

pengendapan smooth – channelled yang berada pada middle fan. Pada batupasir Formasi Tapak di daerah

penelitian, memiliki komposisi batuan yang dominansi oleh kuarsa dan feldspar. Berdasarkan sampel pada

batupasir Formasi Tapak Daerah Paningkaban berjenis wacke - arenite berada pada tatanan tektonik recycle

orogen.

Kata Kunci: Banyumas; Formasi Tapak; Lithofasies; Provanance.

Abstract. The Tapak formation is the result of a turbidite stream that has a unique geology in terms of lithofacies.

The research was conducted to find out litofacies, litofacies association and provenance model of deposition of

Tapak Formation in the research area. Retrieval data using measuring section method which is then analyzed so

as to produce data that has been done conduce discussion and data in term of stratigraphic aspect and triangle

provenance in the Paningkaban watershed, Paningkaban village and surrounding, Gumelar Sub-District,

Purworejo District, Central Java Province. Geographically, Research area’s stratigraphic can be grouped into

three rock units. The facies association is in the sandstone-mudstone, particularly in the Tapak Formation. It is

part of the Classical Turbidite lithofasies. Interlocking mudstone-sandstone “A” dan sandstone are interpreted

to be a part of the sedimented region of a Smooth Suprafan Of Portion Lobe and Masive sandstone. interlocking

mudstone-sandstone “B” interpreted in channel – smooth. The rock composition in the Tapak Formation is

dominated by quartz dan feldspar, showing that it has sedimented in the mid-fan part of the submarine fan setting.

Based on the sample of the sandstone sediment, the Tapak Formation falls into the wacke type with plutonic origin

rocks located in the tectonic order of recycle orogen, specifically the quartzose recycled.

Keywords: Banyumas; Tapak Formation; Lithofasies; Provenance.

PENDAHULUAN

Salah satu bagian dalam penelitian geologi

permukaan adalah dengan menganalisis fasies

lingkungan pengendapan berdasarkan hasil

observasi singkapan di lapangan. Penelitian ini

dilakukan untuk memahami proses – proses

sedimentasi dan lingkungan pengendapan

batuan sedimen klastik, yang selanjutnya dapat

Page 2: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

32

digunakan sebagai acuan dalam memahami

kondisi di bawah permukaan.

Karakteristik litofasies dan asosiasi litofasies

Formasi Tapak yang diintegrasikan dengan data

lapangan, diharapkan dapat menjelaskan proses

sedimentasi, model lingkungan pengendapan

Formasi Tapak secara detail dan provenance

atau sumber batuan daerah penelitian. Daerah

penelitian yang terletak pada Sungai

Paningkaban memiliki singkapan yang

tersingkap baik dan menerus., Penelitian-

penelitian yang sudah dilakukan mengenai

Formasi Tapak bagian bawah menghasilkan

interpretasi berupa lingkungan pengendapan

pada zona tidal atau pasang surut, namun

melihat kenampakan fisik di lapangan pada

lokasi pengamatan, tidak muncul karakteristik

endapan yang mencirikan lingkungan tersebut.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui variasi lingkungan pengendapan

yang dapat muncul dari batuan-batuan

penyusun Formasi Tapak bagian bawah.

GEOLOGI REGIONAL

Fisiografi Regional

Menurut Bemmelen (1949), fisiografi

Pulau Jawa dibagi menjadi 6 bagian (Gambar

3), yaitu:

1. Dataran Aluvial Jawa

2. Dataran Gunungapi Kuarter

3. Antiklinorium Bogor-Serayu Utara-

Kendeng

4. Zona Depresi Jawa Tengah Depresi Jawa

dan Zona Randublatung

5. Pegunungan Serayu Selatan

6. Zona Pegunungan Selatan Jawa

Gambar 3. Fisiografi pulau jawa (Bemmelen,

1949).

Stratigrafi Regional

Stratigrafi Regional daerah Semedo

termasuk dalam stratigrafi daerah Jawa

Tengah. Berdasarkan tinjauan terhadap Peta

geologi regional Mejanang dan Purwekerto -

Tegal berskala 1:100.000 yang dibuat oleh M.

Djuri, H. Samodra, T C. Amin & S. Gafoer

(1996) dan Kasrowo (1975) dari tua ke muda.

1. Formasi Rambatan (Tmr): serpih, napal

dan batupasir gampingan. Napal

berselang-seling dengan batupasir

gampingan berwarna kelabu muda.

Banyak dijumpai lapisan tipis kalsit yang

tegak lurus bidang perlapisan. Banyak

mengandung foraminifera kecil dengan

ketebalan sekitar 300 meter.

2. Formasi Halang (Tmph): batupasir

andesit, konglomerat tufaan dan napal

yang bersisipan batupasir. Di atas bidang

perlapisan batupasir terdapat bekas-bekas

cacing. Foraminifera kecil menunjukkan

umur Miosen Akhir dengan tebal sekitar

800 meter Aluvial.

3. Formasi Kumbang (Tmpk): Terdiri dari

breksi, lava andesit dan tufa. Dibeberapa

tempat breksi batuapung dan tuf pasiran .

tersingkap baik di gunug kumbang sekitar

3 km sebelah barat peta dengan tebal 2000

meter.

Page 3: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

33

4. Anggota Batugamping Formasi Tapak

(Tptl): merupakan lensa-lensa

batugamping tak berlapis berwarna kelabu

kekuningan.

5. Formasi Tapak (Tpt): batupasir berbutir

kasar berwarna kehijauan dan konglomerat

setempat dijumpai breksi andesit.

Dibagian atas terdiri dari batupasir

gampingan dan napal berwarna hijau yang

mengandung kepingan moluska. Tebal

sekitar 500 meter. Formasi Tapak terbagi

menjadi dua bagian. Formasi Tapak bagian

bawah tersusun atas batupasir kasar dan

konglomerat yang disisipi breksi andesit

yang semakin keatas ukuran butirnya

semakin menghalus dan muncul sisipan

napal (Marks, 1957; Kastowo, 1975).

Formasi Tapak bagian atas merupakan

batugamping terumbu yang muncul secara

setempat (Kastowo, 1975). Formasi Tapak

berumur Pliosen Awal (Oostingh, 1935

dalam Marks, 1957). Formasi Kalibiuk

terusun oleh batulempung dan napal

berwarna biru pada bagian bawah yang

kemudian muncul sisipan batupasir pada

bagian tengah dan atas serta batugamping

moluska pada bagian atas (Marks, 1957;

Kastowo, 1975). Formasi ini berumur

akhir Pliosen Awal hingga awal Pliosen

Akhir (Bemmelen, 1970).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data primer,

yaitu berupa pengambilan data dengan metode

measuring section. Setelah mandapatkan data

tersebut, yaitu pembuatan kolom stratigrafi

terukur kemudian pemilihan sample, sehingga

terpilih sample yang mewakili. Sehingga data

laboratorium petrologi dan paleontologi dapat

diintergrasikan dengan data lapangan sehingga

dapat menghasilkan data berupa model

lingkungan pengendapan, dan model

provenance, yang didapat dari pemasukan data

petrologi kedalam segitiga provenance oleh

suzeck, dkk, 1978.

TEORI DASAR

Fasies Turbidit Berdasarkan Walker (1978)

Walker (1978) menjelaskan secara garis

besar kipas bawah laut dibagi menjadi tiga

bagian (Gambar 1), yaitu : kipas bawah (lower

fan), kipas tengah (middle fan), dan kipas atas

(upper fan).

Gambar 1. Urut urutan model vertikal Kipas

Bawah Laut (Walker, 1978).

Tatanan Tektonik Provanance

Analisis provenance akan menghubungkan

antara sumber sedimen dengan tektonik setting

yang ada dan asosiasi tempat pengendapan

yang dapat terlihat dari komposisi akumulasi

dari mineral kuarsa, feldspar dan lithic. Teori

Page 4: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

34

tektonik lempeng dapat menginterpretasikan

bagian-bagian dari suatu tatanan tektonik yang

akan menunjukan dari mana sumber suatu

sedimen berasal, apakah itu berasal dari blok

kerak benua (continent), volcanic arc yang

berasosiasi dengan zona subduksi, atau pada

bagian tektonik setting yang lainya. Untuk

memastikan. Untuk membedakan asal

sedimen-sedimen berdasarkan tectonic

provenanace, Dickinson dan Suczek, 1979 (

Dickinson dkk 1983) membuat suatu model

diagram segitiga yang terdiri dari proporsi

kuarsa polikristalin dan monokristalin, K-

feldsfar dan plagioklas dan fragmen batuan

vulkanik, batuan sedimen serta batuan

metamorfik (Gambar 2).

Gambar 2. Klasifikasi provenance oleh Dickinson

dan Suczek (1979).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengambilan data, dilakukan dengan

pengambilan data lapangan, penulis melakukan

observasi singkapan menggunakan metode

measuring section yang dilakukan sepanjang

3,55 km.

Pembahasan Data Lapangan

Pada hasil obnservasi dikelompokan

menjadi 3(tiga) yaitu satuan batulempung

perselingan batupasir “A”(Gambar 4), satuan

batupasir (Gambar 5), satuan batulempung

perselingan batupasir “B” (Gambar 6).

Gambar 4. Singkapan lokasi pengamatan LP 4,

pada satuan batlempung perselingan batupasir

“A”(Altuway, 2019).

Gambar 5. Berada pada lokasi pengamatan 8, di

lokasi ini ditemukkan singkapan pada satuan

batupasir (Altuway, 2019).

Gambar 6. Singkapan lokasi pengamatan LP 4,

pada satuan batlempung perselingan batupasir “B”

(Altuway, 2019).

Pada satuan batulempung perselingan

batupasir “A”, memiliki ciri yaitu ketebetalan

lempung lebih dominan, dengam kondisi

batupasir yaitu, memiliki ciri dengan ukuran

batupasir halus – sedang, porositas yang baik

dengan kemas sebian terbuka dengan struktur

sedimen yang berkembang yaitu, parallel

laminasi, cross laminasi, hummocky, dan load

cast dengan semen karbonatan pada

Page 5: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

35

batulempungnya terdapat penciri warna

kehijauan. Pada satuan batupasir, memiki

ukuran butir sedang, kemas sebagian terbuka

dengan besar butir sedang – kasar memiliki

struktur sedimen memasive dengan keterbatan

adanya endapan banjir. Pada satuan

batulempung perselingan batupasir “B”,

ukuran pasir sedang – kasar dominansi

batulempung dengan pola mengasar keatas.

Padaa satuan ini struktur sedimen yang

berkembang parallel laminasi, loadcast, dan

cross laminasi.

Analisis Laboratorium

Tabel 1. Karakteristik Litofasies pada Satuan

Batupasir Karbonatan Selang-seling

Batulempung Karbonatan.(Akmal, 2019)

Pada pengambilan sample dibeberapa titik

(Tabel 1), menunjukkan dominansi dari

singkapan yang ada didominasi oleh litofasies

Calcareous Arkosic Wacke Pada lokasi yang

didapati pada lokasi satuan batulempung

perselingan batupasir, dari singkapan

menunjukan adanya penebalan dengan pola

adanya batu pasir makin muda makin kasar dari

batuan, dari mudstone menju arkose arenite

yang berada pada lokai pengamatan pada

satuan batulempung perselingan batupasir hal

memang pada lokasi ini mudstone masih

menjadi dominasi utama namun kondisi

batupasir pada lokasi ini mengasar atau

coarsening upworth.

Tabel 2. Tabel Penunjuk Fossil plantonik

menurut Blow, pada lokasi pengamtan 01, 08

dan 16 pada batas atas – bawah.(Akmal, 2019)

Berdasarkan hasil analisis keterdapatan

fosil foraminifera plankton (Tabel 2), fosil

petunjuk yang ditemukan pada lapisan atas

satuan batuan ini adalah Sphaeroidinella

subdehiscens dan Globigerinoides ruber yang

menunjukkan satuan ini berumur M iosen

Akhir – Pliosen Awal (N17- N18) (klasifikasi

B low, 1969 dalam Bolli, dkk. 1985) pada

lapisan bawah dari satuan batuan ini.

Sedangkan, pada lapisan atas satuan batuan ini

ditemukan Globorotalia multicamerata dan

Globorotalia multicamerata yang menunjukan

satuan ini berumur Pliosen Awal – Pliosen

Tengah (N19) (klasifikasi Blow, 1969 dalam

Bolli, dkk.1985). Sehingga, disimpulkan

satuan ini memiliki umur (N17 – N19)

(klasifikasi Blow, 1969 dalam Bolli, dkk.

1985).

Hasil dari analisa batrimetri (Tabel 3) guna

mengetahui lingkungan pengendapan yang ada,

Satuan No Sample Litofasies (Pettijohn, 1975) Bentuk Butir (mm) Kontak Butiran Kemas Pemilah

16 Calcareous Mudstone ≤ 0,04 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

No Contact Buruk

15 Calcareous Arkose Arenite Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,4 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Pin Point sedang -

buruk

5 Calcareous Feldpatic Wacke ≤ 0,04 Membundar tanggung No Contact Baik

3 Calcareous Arkose Arenite Fragmen 0.2 ; matriks < 0.1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Point contact -

long contact

sedang -

buruk

5 Calcareous Feldpatic Wacke Fragmen n ≥ 0,6 ; Matriks ≤ 0,2 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Point contact -

long contact

sedang -

buruk

14 Calcareous Arkosic Wecke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Pin Point sedang -

buruk

13 Calcareous Arkose Arenite Fragmen n ≥ 0,4; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Pin Point sedang -

buruk

10 Calcareous Arkosic Wacke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Pin Point sedang -

buruk

9 Calcareous Arkosik Wecke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Point contact -

long contact

sedang -

buruk

4 Calcareous Arkose Wacke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Pin Point sedang -

buruk

11 Calcareous Mudstone ≤ 0,04 Membundar tanggung No Contact sedang -

buruk

8 Calcareous Arkosic Wacke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Pin Point sedang -

buruk

13 Calcareous Arkosic Arenite Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Point contact -

long contact

sedang -

buruk

6 Calcareous Mudstone ≤ 0,04

Membundar tanggung

No Contact Baik

7 Calcareous Arkosik Wecke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -

Menyudut tanggung

Pin Point sedang -

buruk

Batulem

pung

Perseling

an

Batupasir

"B"

Batupasir

Batulem

pung

Perseling

an

Batupasir

"A"

Akhir

N 4 N 5 N 6 N 7 N 8 N 9 N 10 N 11 N 12 N 13 N 14 N 15 N 16 N 17 N 18 N 19 N 20 N 22

Akhir

N 4 N 5 N 6 N 7 N 8 N 9 N 10 N 11 N 12 N 13 N 14 N 15 N 16 N 17 N 18 N 19 N 20 N 22

Akhir

N 4 N 5 N 6 N 7 N 8 N 9 N 10 N 11 N 12 N 13 N 14 N 15 N 16 N 17 N 18 N 19 N 20 N 22

Tengah

Globigerinoides ruber d'Orbigny, 1839

Globorotalia plesiotumida Banner & Blow, 1965

Globigerinoides trilobusReuss, 1850

N 23

Kuarter

Kala (Epoch )

Miosen PliosenPleistosen Holosen

Awal Tengah Akhir

Globigerinoides ruber d'Orbigny, 1839

Neogloboquadrina humerosa Takayanagi & Saito, 1962

Globorotalia plesiotumida Banner & Blow, 1965

Kuarter

Kala (Epoch )

Miosen PliosenPleistosen Holosen

Awal Tengah Akhir Awal Tengah

N 21 N 23

Zaman Tersier

Awal Tengah

N 21

Kuarter

Kala (Epoch )

Miosen PliosenPleistosen Holosen

Awal Tengah Akhir Awal Tengah

N 21 N 231

8

16

No

sample Zaman Tersier

Sphaeroidinella subdehiscens Blow, 1959

Globigerinoides ruber d'Orbigny, 1839

Hastigerina aequilateralis Brady, 1879

Globorotalia obessa Brady , 1879

Orbulina universa d'Orbigny, 1839

Zaman Tersier

Bawah

Atas

Page 6: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

36

disimpulkan terdapat zonasi puncak diterjadi

pada setiap fase fosil berbeda – beda. Lokasi

pengambilan sampel di bawah menujukan

daerah puncak pengendapan berada pada Batial

Atas, sedangkan pada sample bagian tengah

menunjukan fosil berada pada zonasi puncak

berada pada Neritik Luar, dan pada pada

sample atas, menunjukan zonasi puncak pada

Neritik Tengah. Hal ini menjadi data penguat

bahwa Formasi Tapak in mengalami

pembentukan melalui proses turbidite karna

memiliki slope sehingga terbentuklah Formasi

Tapak.

Tabel 3. Tabel Penunjuk Fossil bentonik

menurut Blow, pada lokasi pengamtan 01, 08

dan 16 pada batas atas - bawah.(Akmal, 2019)

Model Lingkungan Pengendapan

Hasil analisis tersebut didukung dengan

analisis litofasies yang menunjukan dengan

lebih spesifik bahwa litofasies dari daerah

penelitian ini diendapkan pada lingkungan

pengendapan neritic-tengah - bathial atas..

Berdasarkan petrografi didukung oleh

kehadiran mineral feldspar pada kipas tengah

bagian bawah yang menunjukan bahwa

kehadiran feldspar mencirikan semakin jauh

dengan sumber sedimentasi dikarenakan sifat

dari mineral feldspar yang kurang resisten.

Kemudian adanya kehadiran mineral glaukonit

pada Lokasi Pengamatan 8 dan 3 merupakan

mineral autogenic (terbentuk ditempat).

Asosiasi fasies pada batupasir – batulempung

khususnya pada Formasi Tapak. Termasuk

dalam lithofasies classical turbidite dan

massive sandstone. Lithofasies satuan

batulempung perselingan batupasir “A” dan

satuan batupasir, diinterpretasikan termasuk

dalam lingkungan pengendapan Smooth

Suprafan Of Portion Lobes. Lithofasies satuan

batulempung perselingan batupasir “B”

diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan

pengendapan smooth – channeled yang berada

pada lingkungan pengendapan middle fan

dalam setting kipas laut dalam (Gambar 7).

Gambar 7. Model lingkungan pengendapan

(Altuway, 2019),

Tepi Tengah Luar Atas Bawah

Tepi Tengah Luar Atas Bawah

Tepi Tengah Luar Atas Bawah

16

No

Sample

1

No

Sample

8

No

Sample

Neritik Batial

Foraminifera

Bentonik

Kedalaman (m)

0 5 20 100 200 500 2000

Neritik Batial

Foraminifera

Bentonik

Kedalaman (m)

0 5 20 100 200 500 2000

Lingkungan

PengendapanTransisi

Nonion Fichtel & Moll, 1798

Dentalina Risso, 1826

Amphycoryna scolaris Cusman, 1913

Lenticulina denticulifera Cushman, 1913

Robulus orbicularis d'Orbigny, 1826

BAWAH

Lingkungan

PengendapanTransisi

Ephidium sp.Linnaeus, 1758

Cassidulina crassavar porrecta Heron-Allen & Earland, 1932

ATAS

Pyrgo sarsi Schlumberger, 1891

Lenticulina sp. Lamarck, 1804

Lingkungan

PengendapanTransisi

Foraminifera

Bentonik 0 5 20 100 200 500 2000

Kedalaman (m)

Neritik Batial

Cibicides floridinus Cusman, 1913

Bolivina sp.d'Orbigny, 1839

TENGAH

Page 7: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

37

Tinjauan Provenance

Material batupasir yang ada di Formasi

Tapak , Paningkaban meliputi fragmen kuarasa,

fragmen feldspar dan fragmen litik. Batupasir

ini merupakan bagian dari turbidite- sequence

(Budi Muljana, 2012) yang memiliki

karakteristik tekstur berbutir Penyusun halus –

kasar yang didominasi oleh tekstur berbutir

sedang-kasar dengan bentuk butir menyudu

tanggung. Batupasir ini tertransportasi dari

lingkungan yang memiliki energi tinggi dengan

jarak transportasi pendek atau masih dengan

batuan sumber. Material fragmen kuarasa,

fragmen feldsfar dan fragmen litik penyusun

batupasir di daerah penelitian didistribusikan

dengan jumlah bervariasi dalam seluruh

sampel yang diamati Tabel 4. Menunujukan

representasi batupasir pada sayatan tipis di

daerah penelitian.

Tabel 4. Persentasi QFL (%) (Altuway,2019)

Gambar 9. Model Provenance (Dikinson dkk.

1983),

Hasil klasifikasi pada diagram segitiga

provenance oleh Dickinson dan Suczek, 1979

(Gambar 9), batupasir Formasi Tapak dan

berasal dari batuan yang berada pada tatanan

Continental block yang dimana Formasi Tapak

bersumber dari area Transisitional - Craton

Interior, serta berasal dari tatanan tektonik

recycled orogen yang bersumber pada daerah

Quartzose Resycled yang dimana mendominasi

dari 10 (sepuluh) sampel yang dianalisis dan

bersumber dari produk recycled orogenic yang

disebabkan oleh perombakan batuan dasar

hingga komposisi batupasir Formasi Tapak

didominasi oleh kuarsa monokristalin, tak

ditemukan kuarsa pollikristalin, lithic

presentasi yang rendah (Gambar 8).

Gambar 8. Pemodelan provenance Formasi

Tapak(Altuway,2019

Page 8: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

38

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian lithofacies dan

provenance di Gumelar, Formasi Tapak,

Kaabupaten Banyumas, Jawa Tengah :

Daerah penelitian dibagi menjadi tiga (3)

Satuan, yaitu: Satuan batulempung

perselingan batupasir (A), satuan batupasir,

dan Satuan batulempung perselingan

batupasir (B).

Asosiasi fasies pada batupasir –

batulempung khususnya pada Formasi

Tapak. Termasuk dalam lithofasies classical

turbidite dan massive sandstone. Lithofasies

satuan batulempung perselingan batupasir

“A” dan satuan batupasir, diinterpretasikan

termasuk dalam lingkungan pengendapan

Smooth Suprafan Of Portion Lobes.

Lithofasies satuan batulempung perselingan

batupasir “B” diinterpretasikan termasuk

dalam lingkungan pengendapan smooth –

channeled yang berada pada lingkungan

pengendapan middle fan dalam setting kipas

laut dalam.

Pada Formasi Tapak, memiliki komposisi

batuan dengan dominansi quartz dan

feldspar. Berdasarkan Sampel Sedimen

batupasir Formasi Tapak berjenis wacke –

arenite berada pada tatanan tektonik recycle

orogen yaitu pada bagian, yang berasal dari

produk trasational continental – interior

craton dan quartzose recycled.

DAFTAR PUSTAKA

1. Altuway, Akmal Lutfi. 2019 Analisis

lithofacies dan provenance batupasir selang

seling batulempung di Gumelar, Kab.

banyumas, Jawa Tengah. Trisakti

University. (Tidak Publikasi)

2. Bemmelen, R. W. Van. 1949. The Geology

of Indonesia, Vol. IA: General Geology of

Indonesia and Adjacent Archipelagoes. The

Hague: Government PrintingBOffice.

3. Boggs, Sam, J. R. 1995. Principles of

Sedimentology and Stratigraphy. New

Jersey. University of Oregon, Prentice Hall,

Upper Saddle River

4. Bolli, H.M., & John B. Saunders. 1985.

Oligocene to Holocene low latitude planktic

foraminifera. p. 156-257.

5. Bouma, A.H., 1962, Sedimentology of

Some Flysh Deposits, A Graphic Approach

to Facies Interpretation. Elsevier Co.,

Amsterdam.

6. Dickinson, W.R, dkk. 1983. Provenance of

North American Phanerozoic sandstone in

relation to tectonic setting. Geological

Society of America Bulletin, v. 94, p. 222-

235,

7. Dickinson, W.R and Suczek C.A. 1979.

Plate Tectonics and Sandstone.

8. Dott, R. H, 1964, Wacke, Greywacke and

matrix-what approach to immature

sandstone classification, Journal of

Sedimentary Petrology, v-34, p625-632.

9. Orbigny d', A. D. 1846. Die fossilen

Foraminiferen des tertiären Beckens von

Page 9: Analisis Litofasies dan Provenance FDI Gumelar, Kabupaten ...

Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) Vol.1 No.1 Februari 2020

39

Wien. Foraminifères fossiles du bassin

tertiaire de Vienne. 312 p.

10. Pettijohn, F. J. 1975. Sedimentary Rocks:

Harper & Row Publishers, New York -

Evanston – San Fransisco – London.

11. Phleger, Fred B. & franked L.Parker. 1951,

foraminifera species part II, The Geological

Society of American Memoir 46.

12. Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996, Komisi

Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli

Geologi Indonesia (IAGI).

13. Walker, R.G., 1978, Deep-water Sandstone

Facies and Ancient Submarine Fans: Model

for Exploration for Stratigraphic Traps,

American Association of Petroleum

Geologists Bulletin.

14. Walker, Roger G., and James, Noel P. 1992.

Facies Models: Response to Sea Level

Change. Geological Association of Canada.