ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …
Transcript of ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 38
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI
KINERJAKEUANGAN DITINJAU DARI RASIO RENTABILITAS
DANAKTIVITAS PADAPRIMER KOPERASI PRODUSENTAHU
TEMPEINDONESIA (PRIMKOPTI) MURA KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2010-2014
Dheo Rimbano1, Siti Masitoh2
Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas
Email : [email protected]
ABSTRACT
Financial performance is one of the factors seen by someone to assess whether a company or
cooperative can be said to be healthy or not healthy, that is, from financial statements managed by the
company itself. Because it is an effort to guarantee the survival of a company or cooperative. The
better the financial performance of a cooperative, the better the cooperative will be. The purpose of
this study is to analyze financial statements to assess financial performance in terms of profitability and activity ratios on Primkopti Mura Lubuklinggau. From the results of the study obtained that:
profitability ratio when referring to industry standards Primkopti Cooperative is still relatively
unhealthy this is due to the large costs associated with sales and taxes that are high in that period and
the lack of supervision from superiors in the preparation of financial statements. Likewise with the
activity ratio when viewed from the calculation of the indicators and refers to the prevailing industry
standards, there are Primkopi Mura Cooperatives that are healthy and some that are less healthy in
every aspect of it. This is influenced by employee performance factors, as well as collection of
accounts receivable from customers which are often eliminated by the Cooperative. Therefore the
profit earned by the Cooperative is not as expected. Keywords: Financial Performance, Profitability
Ratio with indicators in it and Activity ratios with indicators in it.
Keywords : Financial Performance, Profitability Ratio with indicators inside and Activity ratio with
indicators inside
ABSTRAK
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh seseorang untuk
menilai apakah sebuah perusahaan atau koperasi itu dapat dikatakan sehat atau tidak sehatnya yaitu
dari Laporan keuangan yang dikelola oleh perusahaan itu sendiri. Karena hal itu adalah usaha untuk
menjamin kelangsungan hidup sebuah perusahaan atau koperasi. Semakin bagus kinerja keuangan
suatu koperasi, maka semakin bagus juga koperasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuanganditinjau dari rasio Rentabilitas dan Aktivitas pada Primkopti Mura Lubuklinggau. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa : rasio
rentabilitas apabila mengacu pada standar industri maka Koperasi Primkopti ini masih tergolong
kurang sehat hal ini dikarenakan besarnya biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan dan pajak
yang tinggi pada periode tersebut dan kurangnya pengawasan dari atasan dalam penyusunan laporan
keuangan. Begitu pula dengan rasio aktivitas apabila dilihat dari perhitungan indikatornya serta
mengacu pada standar industri yang berlaku maka Koperasi Primkopi Mura ini ada yang sehat dan ada
yang kurang sehat disetiap aspek didalam nya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kinerja karyawan,
serta penagihan piutang terhadap nasabah yang sering dihapuskan oleh pihak Koperasi. Oleh karena
itu laba yang didapat oleh Koperasi tidak sesuai yang diharapkan.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Rentabilitas dengan indikator didalamnya dan rasio Aktivitas
dengan indikator didalamnya.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 39
I. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara
sedang berkembang dituntut untuk
senantiasa meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakatnya melalui
pembinaan pilar ekonomi yang dianggap
mampu menopang dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata. Perkembangan yang dilaksanakan
oleh masyarakat merupakan wujud dari
usaha untuk mencapai tujuan nasional.
Tujuan nasional bangsa tercermin dalam
undang-undang dasar tahun 1945
disebutkan bahwa usaha yang sesuai
dengan pasal tersebut adalah koperasi.
Koperasi sebagai suatu sistem yang turut
serta mewarnai kehidupan perekonomian
di Indonesia telah memiliki legalitas
tersendiri yang tertuang dalam undang-
undang koperasi tahun 2012Selain
Koperasi dan Swasta.
Analisa laba rugi merupakan media untuk
mengetahui keberhasilan opersional
koperasi dalam menghasilkan
laba,keadaan usaha nasabah,memperoleh
laba, dan efektifitas operasionalnya.
Laporan laba rugi merupakan suatu
laporan yang menunjukkan pendapatan
dari penjualan,berbagai biaya dan laba
yang diperoleh perusahaan selama periode
tertentu. Menurut Torigan dan Tuasikal
menyatakan bahwa rasio keuangan
berguna untuk memprediksi kesulitan
keuanganperusahaan,hasil operasi,kondisi
keuangan perusahan saat ini dan pada
masa yang akan datang, serta sebagai
pedoman bagi investor mengenai kinerja
masa lalu dan masa mendatang.
Koperasi adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha,
yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
Koperasi. PRIMKOPTI (Primer Koperasi
Produsen Tahu TempeIndonesia)
merupakan salah satu wadah atau
organisasi sosial ekonomi yang
beranggotakan pengrajin pengolah bahan
makanan kedele dan merupakan usaha
bersama atas asas kekeluargaan yang
bertujuan bagi kesejahteraan anggota serta
kepentingan masyarakat dan kepentingan
Negara. Dilihat dari sudut pandang
fungsinya PRIMKOPTI adalah sebagai
wadah pemersatu pengrajin dan
memenuhi kepentingan anggotanya, serta
sebagai pusat pengolahan bahan makanan
kedele.(Panduan Primkopti, h. 7)
Dalam operasionalnya selain menjual
kacang kedelai koperasi PRIMKOPTI
juga menjual produk lainnya seperti
tepung tahu dan ragi tempe. Sehingga
laporan keuangan yang dibuat harussesuai
dengan standar yang berlaku.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan media
informasi yang merangkumsemua
aktifitas perusahaan. Informasi tersebut
sangat berguna bagi para pemakai laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan
tentang perusahaan yang
dilaporkan.(Hartati, 2014 : 9)
Pada dasarnya laporan keuangan adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Laporan keuangan
menurut akuntansi disebut juga sebagai
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 40
laporan keuangan komersial. Laporan
komersial ini merupakan suatu alat
pengukur yang dapat menunjukan
aktivitas dan kinerja koperasi. Sebuah
usaha tidak dapat dikatakan berhasil oleh
para anggota apabila tidak ada tolak ukur
yang dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk kedepannya. (Hartati, 2014: 9)
1. Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai
dengan laporan keuangan dasar yaitu
neraca, perhitungan laba rugi, dan laporan
arus kas. Perhitungan rasio keuangan akan
menjadi lebih jelas jika dihubungkan
antara lain dengan menggunakan pola
historis perusahaan tersebut, yang dilhat
perhitungan pada sejumlah tahun guna
menentukan apakah usaha yang kita
jalankan membaik atau memburuk, atau
dengan melakukan perbandingan dengan
usaha-usaha lainnya. (Fahmi: 2012. 45)
2. Hubungan Rasio Keuangan Dan
Kinerja Keuangan
Menurut Sri Hartati(2014, h.14) analisis
laporan keuangan merupakan instrumen
analisis prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan
indikator keuangan, yang ditunjukkan
untuk menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan atau prestasi operasi
dimasa lalu dan membantu
menggambarkan trend pola perubahan
tersebut, untuk kemudian menunjukkan
resiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan.Rasio
keuangan dan kinerja perusahaan
mempunyai hubungan yang erat. Rasio
keuangan ada banyak jumlahnya dan
setiap rasio itu mempunyai kegunaannya
masing-masing. Bagi investor ia akan
melihat rasio dengan penggunaan yang
paling sesuai dengan analisis yang
dilakukan. Jika rasio tersebut tidak
mempresentasikan tujuan dari analisis
yang akan dilakukan maka rasio tersebut
tidak akan digunakan, karena dalam
konsep keuangan dikenal dengan
namanya fleksibelitas, artinya rumus atau
berbagai bentuk formula yang
dipergunakan haruslah disesuaikan
dengan kasus yang diteliti. Membayar
utang-utang jangka pendeknya yang jatuh
tempo, atau rasio untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membiayai
dan memenuhi kewajiban pada saat
tertagih.
3. Rasio Rentabilitas / Rasio
Profitabilitas
(Harahap: 2010) yaitu menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya.
Beberapa indikator rasio rentabilitas atau
profitabilitas menurut Kasmir (2012,
h.199) adalah sebagai berikut :
Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan
beberapa besar persentasi pendapatan
bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan atau merupakan salah satu
rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 41
Rumus untuk mencari Net Profit Margin dapat digunakan sebagai berikut:
1. Return On Assets (ROA) atau Return On Investment (ROI)
Pendapatan bersih yaitu ukuran
keuntungan dengan membandingkan
antara laba setelah pajak dibandingkan
dengan penjualan (Kasmir: 200).
Sedangkan penjualan adalah penerimaan
yang diperoleh dari hasil penjualan
produk seperti pengiriman barang atau
pemberian jasa yang diberikan (Irham
2012: 68).
Return On Assets (ROA)
Rasio yang menunjukkan hasil atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan, rasio ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan yang
akan menutup investasi yang dikeluarkan.
Menurut Kasmir (2012 : 202) rumus
untuk mencari ROA dapat digunakan
sebagai berikut :
Laba usaha adalah laba yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut,
(Kasmir 2012, h. 204), sedangkan assets
atau aktiva menunjukkan produktivitas
dari seluruh dana perusahaan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
Rentabilitas Modal Sendiri
Menurut Reno Febriansyah yang dikutip
oleh Nur Said (dalam jurnal ekonomi
2009, h. 4) menyatakan bahwa rasio ini
untuk menunjukkan kemampuan modal
sendiri dalam laba setelah dikurangi pajak
dan bunga.
Rumus yang digunakan dalam Rentabilitas Modal Sendiri, yaitu :
Pendapatan Bersih (SHU)
Net Profit Margin (NPM) = x 100%
Penjualan
Laba Usaha / SHU
Return On Assets (ROA) = x 100%
Assets
SHU (Sisa Hasil Usaha)
Rentabilitas Modal Sendiri = x 100%
Modal Sendiri
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 42
SHU ( sisa hasil usaha ) dalam koperasi
adalah sebagai selisih dari seluruh
pemasukan atau penerimaan total, atau
bisa disebut juga pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun,
sedangkan modal sendiri sumber modal
koperasi yang dapat diperoleh dari
simpanan pokok, simpanan wajib, serta
dana cadangan.
4. Rasio Aktivitas
Pengertian rasio aktivitas menurut kasmir
(2012, h. 172) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva
yang dimilikinya.
Adapun tujuan rasio aktivitas
menurut kasmir yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengukur berapa lama
pengihan piutang selama satu periode
atau berapa kali dana yang ditanam
dalam piutang ini berputar dalam
satu periode.
b. Untuk menghitung dari rata-rata
penagihan piutng, dimana hasil
perhitungan ini menunjukan jumlah
hari (berapa hari) piutng tersebut
rata-rata tidak dapat ditagih.
c. Untuk menghitung barapa hari rata-
rata persedian tersimpan dalam
gudang
d. Untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar satu periode atau berapa
penjualan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan.
Adapaun jenis-jenis rasio aktivitas
sebagai berikut :
Perputaran Piutang (Receivable Turn
Over)
Rasio ini menunjukkan berapa cepat
penagihan piutang, semakin besar
semakin baik karena penagihan piutang
dilakukan dengan cepat.
Rumus yang digunakan dalam
perhitungan ini yaitu sebagai berikut
Penjualan Bersih
Receivable turn Over = x Kali
Piutang
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 43
penjualan adalah penerimaan yang
diperoleh dari hasil penjualan produk
seperti pengiriman barang atau pemberian
jasa yang diberikan (Irham 2012 :68),
sedangkan piutang adalah harta
perusahaan atau koperasi yang timbul
karena adanya transaksi penjualan secara
kredit atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Perputaran Persediaan ( Inventory Turn
Over )
Rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam
persediaan ini dalam satu periode,
semakin kecil rasio ini semakin tidak baik
juga demikian sebaliknya.
Rumus untuk menghitung rasio ini adalah
sebagai berikut :
a. Menurut James C Van Horne :
b. Menurut J Fred Weston :
Fixed Assets Turn Over
Merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktiva
tetap berputar dalam satu periode,
atau dengan kata lain untuk
mengukur apakah perusahaan
sudah menggunakan kapasitas
aktiva tetap sepenuhnya atau
belum (Kasmir 2012, h. 184).
Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Penjualan
Fixed Assets Turn Over =
Aktiva tetap
Harga Pokok Barang yang dijual
Inventory Turn Over =
Persediaan
Penjualan
Inventory Turn Over =
Persediaan
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 44
Total Assets Turn Over
Rasio ini menunjukkan perputaran
total aktiva diukur dari volume
penjualan dengan kata lain
seberapa jauh kemampuan semua
aktiva menciptakan
penjualan.Rumus yang digunakan
dalam rasio ini:
penjualan
Total Assets Turn Over = Total Aktiva
Periode Penagihan Piutang
Rasio ini menunjukan berapa lama perusahaan melakuka’on penagihan piutang
Rumus yang digunakan dalam perhitungan rasio ini adalah:
Piutang (rata-rata)
Periode Penagihan Piutang =
Penjualan perhari
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Teknik Analisis Data
1. Rasio Rentabilitas
NPM (Net Provit Margin) = Sisa Hasil Usaha x 100%
Penjualan/ Pendapatan
Standar Industri NPM (Net Provit Margin)
Nilai Kredit Predikat
≥15% Sehat
10% s/d <15% Cukup Sehat
5% s/d <10% Kurang sehat
1% s/d <5% Tidak Sehat
<1% Sangat Tidak Sehat
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 45
ROA (Return On Aseets) = Sisa Hasil Usaha x 100 %
Assets
Standar Industri ROA (Return On Aseets)
Nilai Kredit Predikat
≥10% Sehat
7% s/d <10% Cukup sehat
3% s/d <7% Kurang Sehat
1% s/d <3% Tidak Sehat
<1% Sangat Tidak Sehat
Rentabilitas Modal Sendiri = Sisa Hasil Usaha x 100%
Modal sendiri
Standar Industri Rentabilitas Modal Sendiri
Nilai Kredit Predikat
≥21% Sehat
15% s/d <21% Cukup Sehat
9% s/d <15% Kurang Sehat
3% s/d <9% Tidak Sehat
<3% Sangat Tidak Sehat
2. Rasio Aktivitas
Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) = Penjualan xKali
Piutang
Standar Industri Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Nilai Kredit Predikat
≥12 kali Sehat
10 kali s/d <12 kali Cukup sehat
8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat
6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat
<6 kali Sangat Tidak Sehat
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 46
Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Harga Pokok Penjualan xKali
Persediaan
Standar Industri Perputaran Persediaan (Inventory Trun Over)
Nilai Kredit Predikat
≥20 kali Sehat
15 kali s/d <18 kali Cukup sehat
8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat
6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat
<5 kali Sangat Tidak Sehat
Fixed Aseets Turn Over = Penjualan x Kali
Aktiva Tetap
Standar Industri Fixed Aseets Turn Over
Nilai Kredit Predikat
≥5kali Sehat
2kali s/d <4 kali Tidak Sehat
<1 kali Sangat Tidak Sehat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 3
Rekapitulasi laporan Keuangan Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe
Indonesia (PRIMKOPTI) Mura Kota Lubuklinggau
NO
Uraian
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Pendapatan Rp 1.973.104.025 Rp 3.830.144.800 Rp 2.883.159.650 Rp 4.363.966.700 Rp 4.388.829.765
2 HPP Rp 1.916.747.100 Rp 3.728.206.600 Rp2.784.046.730 Rp 4.269.917.050 Rp4.292.955.130
3 Laba Bersih Rp 15.197.325 Rp 26.760.700 Rp 25.639.758 Rp8.407.976 Rp 16.176.510
4 Kas Rp 89.011.915 Rp 243.827.820 Rp 167.919.308 Rp 94.887.031 Rp133.658.524
5 Piutang Usaha Rp 283.229.422 Rp 184.960.450 Rp 259.810.825 Rp 405.407.750 Rp453.525.450
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 47
6 Persediaan Rp 84.133.500 Rp 99.775.600 Rp 185.567.120 Rp 198.210.720 Rp 60.281.640
7 Aktiva Lancar Rp 352.235.737 Rp 528.863.870 Rp 613.589.377 Rp 698.805.501 Rp648.215.614
8 Kewajiban
Lancar Rp 263.474.441 Rp 589.061.920 Rp 608.678.369 Rp 725.645.525 Rp 665.244.654
9 Jumlah Modal Rp 211.284.377 Rp 89.033.200 Rp 89.142.258 Rp 22.791.226 Rp 32.352.660
Sumber : Diolah dari data Laporan Keuangan PRIMKOPTI 2010-2014
Dilihat dari rekapitulasi laporan
keuangan lima tahun terakhir (tahun
2010 sampai dengan 2014), diketahui
pendapatan pada tahun 2011
mengalami peningkatan dari tahun
2010, kemudian mengalami penurunan
tahun 2012. Terjadi kenaikan secara
material pada tahun 2013 sampai
dengan 2014, begitupun untuk harga
pokok penjualan.Laba bersih
mengalami kenaikan pada tahun 2011
dan mengalami penurunan pada tahun
2012 dan 2013 untuk tahun 2014
mengalami kenaikan, kas pada tahun
2011mengalami kenaikan dari tahun
2010, kemudian mengalami penurunan
pada tahun 2012 ke 2013, kemudian
mengalami kenaikan ditahun 2014.
dan piutang usaha di tahun 2010ke
tahun 2011mengalami penurunan,
kemudian mengalami kenaikan secara
signifikan dari tahun 2012 sampai
dengan 2014, persediaan mengalami
kenaikan secara material dari tahun
2010 sampai tahun 2013dan
mengalami penurunan pada tahun
2014, begitu juga dengan aktiva lancar
dan kewajiban,modal untuk tahun
2010 mengalami kenaikan, kemudian
tahun 2011 mengalami penurunan dan
tahun 2012 mengalami kenaikan
kembali. Pada tahun tahun 2013
mengalami penurunan dan mengalami
kenaikan kembali pada tahun 2014.
Analisis Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas suatu koperaasi atau
perusahaan dapat dihitung dengan
membandingkan elemen dari lapora
laba rugi dan neraca. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan atau
laba. Adapun rasio yang dihitung
disini adalah Sisa Hasil Usaha (SHU)
atau yang disebut dengan laba bersih
dengan pendapatan, aktiva lancar, dan
modal kenaikan dari tahun 2010-2011,
sedangkan mengalami penurunan pada
tahun 2012 dan naik kembali pada
tahun 2013-2014.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 49
4.2 Pembahasan
Koperasi adalah badan usaha yang
mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi
para anggotanya atas dasar prinsip-
prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi untuk meningkatkan taraf
hidup anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.( Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2007:27.1).
Dengan pengertian tersebut dalam
koperasi ada unsur ekonomi dan unsur
sosial. Memiliki unsur ekonomi
karena koperasi harus menghasilkan
produk untuk dijual pada masyarakat
sebagai penghasilan koperasi dan
biaya untuk memperoleh dan menjual
produk tersebut harus dikelola secara
efisien. Memiliki unsur sosial karena
sebagai kumpulan orang koperasi
bertujuan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Salah satu tugas penting
manajemen keuangan, pihak investor,
kreditor serta pihak yang
berkepentingan dalam suatu
perusahaan setelah akhir tahun adalah
menganalisis laporan keuangan.
Analisis ini didasarkan dari laporan
keuangan yan telah disusun. Maksud
dan tujuan menganalisis laporan
kuangan koperasi, diharapkan
manajemen koperasi akan dapat
mengetahui koperasi dalam keadaan
baik dan lancar sesuai yang telah
direncanakan dan dirancang dalam
mencapai tujuan untuk mendapatkan
keuntungan. (Eva Diana Sari : 38)
Didalam menganalisis kinerja
keuangan suatu perusahaan, peneliti
hanya menggunakan rasio rentabilitas,
dan rasio aktivitas guna untuk
mengetahui kinerja keuangan dan
masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan, dimana pengukurannya
dihubungkan dengan laporan neraca
dan laba rugi sebagai data input untuk
dianalisis dengan rasio
keuangan.Sebagai alat untuk
mengukur tingkat kesehatan keuangan
pada koperasi Prim Kopti Mura
Lubuklinggau, dalam pembahsan ini
menggunakan kriteria dan standar
pengukuran kinerja keuangan pada
penilaian berdasarkan standar industri.
Pembahasan dari hasil perhitungan
rasio Rentabilitas (net profit margin,
return on assets, rentabilitas modal
sendiri) dapat dilihat dari tabel dibwah
ini :
Tabel 10
Rasio Rentabilitas, indikatornya NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On
Assets), dan Rentabilitas Modal Sendiri.
Rasio Rentabilitas
Tahun NPM (Net Profit
Margin)
ROA (Return On
Assets)
Rentabilitas
Modal Sendiri
2010 7,70% 4,315% 7,192%
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 49
2011 7% 5,060% 30,057%
2012 9% 4,178% 28,762%
2013 2% 1,203% 36,891%
2014 4,8% 2,495% 50,000%
Sumber : Diolah dari Data Rekapitulasi Laporan Keuangan PRIMKOPTI
Grafik 1
Rasio Rentabilitas, indikatornya NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On
Assets), dan Rentabilitas Modal Sendiri.
Dari perhitungan rasio Rentabilitas
diatas maka dapat dideteksi bahwa
perhitungan pada NPM pada tahun
2010 sebesar 7,70%, mengalami
penurunan ditahun 2011 sehingga
menjadi 7%, Ditahun 2012
perhitungan pada rasio ini mengalami
kenaikan sehingga menjadi 9%.
Penurunan kembali terjadi pada tahun
2013 sebesar 2% kemudian
mengalami peningkatan kembali pada
tahun 2014 sebesar 4,8%. Adapun
standar industri pada perhitungan rasio
ini berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan UKM Republik
Indonesia Nomor
06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1
Mei 2006 adalah :
Standar Industri NPM (Net Provit Margin)
Nilai Kredit Predikat
≥15% Sehat
10% s/d <15% Cukup Sehat
5% s/d <10% Kurang sehat
1% s/d <5% Tidak Sehat
0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%50.00%
2010 2011 2012 2013 2014
7.70% 7% 9% 2% 4.80%
4.32% 5.06% 4.18%1.20% 2.50%7.19%
30.06%28.76%
36.89%
50.00%
NPM (NetProfitMargin)
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 50
Sehingga dapat diidentifikasikan
bahwa dari perhitungan rasio NPM
koperasi PRIMKOPTI dapat dikatakan
kurang sehat dikarenakan belum
mencapai standar industri. ROA dalam
perhitungan rasio Rentabilitas ditahun
2010 sebesar 4,315% (Kurang Sehat).
Mengalami peningkatan ditahun 2011
menjadi sebesar 5,060% (Kurang
Sehat). Peningkatan ditahun 2011
tidak diiringi oleh tahun 2012 yang
mana terjadi penurunan sehingga
perhitungan pada rasio ini menjadi
sebesar 4,178% (Kurang Sehat).
Terjadi penurunan kembali
perhitungan rasio ini menjadi sebesar
1,203% (Tidak Sehat) ditahun 2013.
Kemudian pada tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar 2,495%
(Tidak Sehat). Adapun standar industri
pada perhitungan rasio ROA ini
menurut Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Republik
Indonesia Nomor
06/Per/M.KUKM/V/2006 adalah
sebesar 10% adalah :
Standar Industri ROA (Return On Aseets)
Nilai Kredit Predikat
≥10% Sehat
7% s/d <10% Cukup sehat
3% s/d <7% Kurang Sehat
1% s/d <3% Tidak Sehat
<1% Sangat Tidak Sehat
Sehingga pada perhitungan ROA bahwa
setiap tahunnya PRIMKOPTI dikatakan
belum sehat dikarenakan belum mencapai
standar industri.Perhitungan Rentabilitas
Modal Sendiri ditahun 2010 sebesar
7,192% mengalami peningkatan ditahun
2011 sebesar 30,057. Perhitungan pada
rasio ini mengalami penurunan ditahun
2012 menjadi sebesar 28,762%.
Penurunan ditahun 2012 tidak terjadi lagi
ditahun 2013, yang mana pada tahun 2013
mengalami peningkatan sebesar 36,891%.
Dan ditahun 2014 perhitungan ini
mengalami kenaikan lagi menjadi sebesar
50,000%. Dari perhitungan rasio modal
sendiri, adanya standar industri yang
dapat menilai perhitungan rasio ini
menurut Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 adalah :
Standar Industri Rentabilitas Modal
Sendiri
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 59
Nilai Kredit Predikat
≥21% Sehat
15% s/d <21% Cukup Sehat
9% s/d <15% Kurang Sehat
3% s/d <9% Tidak Sehat
<3% Sangat Tidak Sehat
Maka pada perhitungan rentabilitas
modal sendiri PRIMKOPTI pada
tahun 2010 dapat dikatakan tidak sehat
karena belum mencapai standar
industri.
Tabel 11.
Rasio Aktivitas dengan Indikatornya Perputaran Piutang, Perputaran
Persediaan, dan Fixed Assets Turn Over.
Rasio Aktivitas
Tahun Perputaran
Piutang
Perputaran
Persediaan
Fixed Assets Turn
Over
2010 7 Kali 22 Kali 5 Kali
2011 20 Kali 37 Kali 7 Kali
2012 11 Kali 15 Kali 4 Kali
2013 10,5 Kali 21 Kali 6 Kali
2014 9,5 Kali 71 Kali 6 Kali
Sumber : Diolah dari Data Rekapitulasi Laporan Keuangan PRIMKOPTI
Grafik 2
Rasio Aktivitas dengan Indikatornya Perputaran Piutang, Perputaran
Persediaan, dan Fixed Assets Turn Over
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2010 2011 2012 2013 2014
7
20
11 10.5 9.5
22
37
1521
71
5 7 4 6 6
Perputaran Piutang
Perputaran Persediaan
Fixed Assets Turn Over
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 52
Dari perhitungan Rasio aktivitas, maka
pada tahun 2010 perputaran piutang
sebesar 7 kali, yang mana mengalami
peningkatan ditahun 2011 menjadi
sebesar 20 kali. Peningkatan ini tidak
diiringi ditahun 2012 yang mana pada
tahun ini mengalami penurunan sebesar
10,7 kali dan diiringi penurunan kembali
pada tahun 2013 sebesar 10,5 kali sampai
pada tahun 2014 sebesar 9,5 kali. Adapun
standar industri pada perhitungan ini
menurut Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 adalah:
Standar Industri Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Nilai Kredit Predikat
≥12 kali Sehat
10 kali s/d <12 kali Cukup sehat
8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat
6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat
Maka pada perhitungan perputaran
piutang PRIMKOPTI pada tahun 2010
dapat dikatakan tidak sehat karena belum
mencapai standar industri.Pada
perhitungan perputaran persediaan
ditahun 2010 yaitu 22 kali, mengalami
peningkatan yaitu pada
tahun 2011 sebesar 37 kali, kemudian di
tahun 2012 perhitungan rasio ini
mengalami penurunan sebanyak 15 kali.
Dan ditahun 2013 perhitungan ini kembali
meningkat sebesar 21 kali, kondisi
membaik dikarenakan mengalami
peningkatan kembali di tahun 2014
sebesar 71 kali. Adapun standar industri
di atas menurut Kasmir (2011, h. 104)
adalah:
Standar Industri Perputaran Persediaan (Inventory Trun Over)
Nilai Kredit Predikat
≥20 kali Sehat
15 kali s/d <18 kali Cukup sehat
8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat
6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat
<5 kali Sangat Tidak Sehat
Dan dapat diidentifikasikan bahwa pada
tahun 2012 dikatakan tidak sehat karena
belum mencapai standar
industri.Perhitungan fixed Aseets trun
Over, menyatakan bahwa pada tahun
2010 sebesar 5 kali mengalami kenaikan
ditahun 2011 menjadi 7 kali. Pada tahun
2012 mengalami penurunan sehingga
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 88
menjadi 4 kali, penurunan ditahun 2012
tidak terjadi lagi ditahun 2013
dikerenakan ditahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 6 kali dan diikuti
pada tahun 2014 sama kondisi nya yaitu
sebesar 6 kali. Adapun standar industri
pada rasio ini menurut Kasmir (2011, h.
104) adalah:
Standar Industri Fixed Aseets Turn Over
Nilai Kredit Predikat
≥5kali Sehat
2kali s/d <4 kali Tidak Sehat
<1 kali Sangat Tidak Sehat
Maka dapat diidentifikasikan bahwa
PRIMKOPTI pada tahun 2012
dikatakan tidak sehat karena belum
mencapai standar industri.
V. KESIMPULAN
1. Rasio Rentabilitas pada Kopti Mura
Lubuklinggau dilihat dari NPM (Net
Profit Margin), ROA (Return On
assets), dan Rentabilitas Modal
Sendiri selama lima tahun (2010-
2014) mengalami naik turun dan
cenderung kurang sehat berdasarkan
Peraturan Menteri dan UKM
N.06/PER/M.KUKM/V/2006 tanggal
1 Mei 2006 tentang pedoman
penilaian Koperasi. Hal ini
dikarenakan besarnya biaya-biaya
yang berkaitan dengan penjualan dan
pajak yang tinggi pada periode
tersebut. Sehingga kinerja keuangan
pada koperasi ini dikatakan belum
efektif.
2. Kinerja keuangan Prim Kopti
Mura Lubuklinggau ditinjau dari
Rasio Aktivitas berdasarkan
perhitungan Perputaran Piutang,
Perputaran Persediaan, dan Fixed
Assets Turn Over selama lima tahun
(2010-2014) mengalami naik dan
turun dan cenderung ada yang sehat
menurut standar rasio dan ada yang
tidak sehat. Semua itu dikarenakan
ketidak disiplinan karyawan dan
kurang teliti dalam menyetok dan
memasok barang. Seperti kurangnya
pengetahuan dalam mengetahui berapa
lama piutang mampu ditagih dalam
satu periode. Kurang mengetahui rata-
rata persediaan tersimpan didalam
gudang serta kurangnya pengawasan
atasan terhadap bawahan dalam
bekerja Sehingga koperasi ini masih
tergolong dalam kategori kurang
sehat. Semakin tinggi atau rendahnya
perputaran akan mempengaruhi
kinerja keuangan didalam sebuah
Koperasi
Saran
1. Mengadakan penyuluhan dan
bimbingan secara teknis kepada
pengurus koperasi mengenai kinerja
yang baik agar dapat memperoleh
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 54
keuntungan yang sesuai yang
diharapkan.
2. Koperasi Prim KOPTI Mura
Lubuklinggau harus melakukan
penyajian laporan keuangan dengan
baik dan lengkap agar laporan
keuangan jelas dan memberikan
informasi penuh terhadap kondisi
keuangan koperasi.
3. Untuk semakin meningkatkan
kinerja keuangan, maka dapat
dilakukan dengan cara memperbesar
volume usahanya pada unit usahanya
pada unit usaha yang memberikan
kontribusi cukup besar yaitu unit
usaha simpan pinjam agar laba yang
diperoleh semakin besar.
4. Adanya pengawasan yg penuh
dari atasan apabila karyawan tidak
memahami tugas yg diberikan
5. Sebaiknya menjaga komunikasi
antara sesama karyawan maupun
atasan.
6. Bagi piutang yg tidak tertagih
sebaiknya diberikan kebijakan agar
perputaran piutang itu terus berputar
sehingga tidak terjadinya kemacetan
modal.
7. Analisis rasio terhadap laporan
keuangan ini, sangat berguna untuk
menilai atau mengukur kinerja
keuangan koperasi, maka untuk
Primer Koperasi Tahu Tempe
Indonesia (PRIMKOPTI) sebaiknya
melakukan analisis rasio ini secara
keseluruhan dan rutin. Tujuannya
agar koperasi dapat mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang ada
untuk digunakan sebagai pedoman
dalam menentukan kebijaksanaan
untuk periode selanjutnya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] Buku Panduan PRIMKOPTI
MURA. 2010-2014 : Laporan
Pertanggung jawaban Dewan
Pengurus Pengurus dalam
Rapat Anggota Tahunan :
Lubuklinggau
[2] Endang Afriyeni. 2008 :
Penilaian Kinerja Keuangan
dengan menggunakan Analisis
Rasio. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis
[3] Fahmi Irham. 2011 : Analisis
Laporan Keuangan. Bandung.
Penerbit Alfabeta
[4] Harahap. 2010 : Konsep dan
Pengertian Analisis Laporan
Keuangan. Artikel
[5] Hartati. 2014 : Analisis
Laporan Keuangan untuk
Menilai Kinerja Keuangan
Pada PT Gading Sakti Menara
Mas Kota Lubuklinggau.
Fakultas Ekonomi Universitas
Musi Rawas
[6] Ikatan Akuntansi Indonesia.
2009. Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
[7] Jundan Adiwiratama. 2013.
Analisis Kesehatan Koperasi
ditinjau dari Aspek
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 55
Produktivitas. Jurnal
Universitas Brawijaya, Malang
[8] Kasmir. 2011. Analisis
Laporan Keuangan. Cetakan
Ke-4. Jakarta. Penerbit
Rajawali Pers.
[9] Lilik Hardingsih. 2011.
Analisis Laporan Keuangan
dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada Primer
Koperasi Angkatan Darat
(PRIMKOPAD) Kartika
Benteng Sejahtera BalikPapan.
Jurnal Fakultas Ekonomi
universitas Mulawarman
[10] Mulyani. 2012:
http://articel.com/?tag=Perke
mbangan,pembangunan
perekonomian pada Koperasi
[11] Novita Lukhita Wardhani.
2013 : Analisis Kinerja
Keuangan Unit Simpan Pinjam
Koperasi Pegawai Republik
Indonesia. Jurnal Fakultas
Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Brawijaya
[12] ---------. Peraturan Menteri dan
KUKM
No.06/PER/M.KUKM/V/2006
Tanggal 1Mei 2006 Tentang
Pedoman Penilaian Koperasi
[13] ---------. Undang-undang
Koperasi No. 25 Tahun 2012
[14] SAK – ETAP. Bab 2 Paragraf
ke 1
[15] Sugiyono. 2014 : Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung.
Penerbit Alfabeta