Analisis Kuantitatis Mikroorganisme
-
Upload
anonymouz69 -
Category
Documents
-
view
54 -
download
7
description
Transcript of Analisis Kuantitatis Mikroorganisme
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Teori
Analisis kuantitatif mikroorganisme pada bahan pangan terdiri dari (1)
metode hitungan cawan; (2) Most Probable Number (MPN); (3) hitungan
mikroskopik langsung; dan (4) metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan
spektrofotomer.
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga
(uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,
mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji
kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode
cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu
koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup
yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Penn,
1991).
Hitungan mikroskopik langsung digunakan untuk menentukan jumlah
mikroorganisme keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup. Cara
perhitungan langsung antara lain : Metode Breed yaitu mengukur diameter areal
pandang menggunakan mikrometer yang dilihat melalui lensa minyak imersi dan
Metode Petroff-Hausser yaitu menentukan jumlah sel rata-rata tiap kotak-kotak
skalam yang mempunyai luas 1 mm3. Metode hitungan cawan digunakan untuk
menentukan mikroorganisme yang hidup saja. Dasar perhitungannya adalah
dengan membuat suatu seri pengenceran, kemudian dari setiap pengenceran
diinokulasikan ke medium agar cawan. Koloni yang tumbuh dihitung dengan
menggunakan Colony Counter. Untuk melaporkan suatu hasil analisis
mnikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut “Standard Plate Count”.
Syarat menghitung koloni adalah sebagai berikut :
16
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah
koloni antara 30-300
2. Perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengenceran yang berturut-
turut antara pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran
sebelumnya, jika sana atau lebih kecil dari 2 hasilnya di rata-ratakan
tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai adalah jumlah koloni hasil
pengenceran sebelumnya. Jika diduplo perhitungannya juga sama.
3. Satu koloni dihitung 1 koloni.
4. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
5. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
6. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2
koloni.
7. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak
dihitung.
8. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1
koloni.
Contoh Koloni
Beratus-ratus spesies dapat menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita,
termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit (Pelczar & Chan, 1986). Koliform
merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi
kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan dan produk-
produk susu. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform
fekal (Escherchia coli) dan koliform non fekal (Enterobacter aerogenes) (Fardiaz,
1996).
16
Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda
bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh
lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain
(Hadioetomo, 1993).
E. coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E. coli
sering disebut sebagai koliform fekal. Pengukuran kuantitatif populasi
mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam penelaahan
mikrobiologis. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara
lain adalah dengan membuat preparat dari austu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber).
Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam
pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total
plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil
atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri)
(Sutedjo, 1991).
Jumlah masing-masing cawan diamati setelah inkubasi, cawan yang dipilih
untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni,
karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka
untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni
dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan
pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal
ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor
pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Penn, 1991). Metode perhitungan
MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang
terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri
16
ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Sutedjo, 1991).
Metode Standard Plate Count (SPC)
Koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara SPC memiliki syarat
khusus berdasarkan statistic untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan.
Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan yang telah ditentukan.
Syarat-syaratnya sebagai berikut :
1. Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni. > 300 =
TNTC (Too Numerous To Count) atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk
Dihitung). < 30 = TFTC (Too Few To Count).
2. Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka satuan dan
angka sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10 (eksponensial),
missal 2,3 X 104, bukan 2,34 X 104. pembulatan keatas dilakukan pada angka
seperseratus yang sama atau lebih besar dari lima, missal 2,35 X 104 menjadi
2,4 X 104, atau 2,34 X 104 menjadi 2,3 X 104.
3. Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka hanya dari
pengenceran terendah yang dilaporkan.
4. Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka laporannya
adalah 300 dikali 1/ faktor pengenceran dengan menuliskan hasil yang
sebenarnya dalam tanda kurung. (hasil yang sebenarnya diperoleh dari
pengenceran tertinggi).
16
5. Bila ada 2 cawan, masing-masing dari pengenceran rendah dan tinggi yang
berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni
pengenceran tertinggi dan terendah ≤ 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah
nilai rata-rata. Jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2
maka jumlah yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran
terendah.
6. Apabila setiap pengenceran digunakan 2 cawan petri (duplo), maka jumlah
angka yang digunakan adalah rata-rata dari kedua nilai jumlah masing-masing
tingkat pengenceran setelah diperhitungkan. Untuk lebih mudahnya dihitung
vertikal (dalam satu tingkat pengenceran) dahulu kemudian horisontal (antar
pengenceran). Jika dalam satu tingkat pengenceran dijumpai hanya salah satu
yang masuk dalam kisaran 30-300, maka nilai yang tidak masuk tetap
diperhitungkan
Bagan untuk mempersingkat syarat SPC
16
Penghitungan koloni pada cawan sebaiknya dibuat transek atau dibagi-bagi
jika koloni yang tumbuh terlalu banyak. Transek dibuat dengan spidol/marker di
bagian bawah cawan petri. Pola transek dapat dibuat bervariasi, tergantung
kebutuhan. Penghitungan akan lebih mudah bila memakai Colony Counter.
Koloni yang tampak pada Colony Counter
Metode Most Probable Number (MPN)
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN.
MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini
umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk
mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber
air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak
membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi
dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung
sebanyak 3 atau 5 buah tabung untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung
maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri. Media pada
tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH dan ditambah
tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk
16
sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double
Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10
gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml
dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi
sama tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr.
Berdasar sifat coliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa
menjadi asam dan gas yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam
tabung durham. Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif
(asam dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi.
Misal :
Didapatkan kombinasi jumlah tabung positif :
321 maka jumlah bakteri coliform adalah 150
sel/100 ml.
Penghitungan jumlah bakteri secara keseluruhan (langsung)
16
Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu
dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang
digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah cairan
yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga
satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu.
Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar
di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak
sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar
tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel
nakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga
jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui.
Metode Turbidimetri
Prinsip perhitungan masa sel mikroorganisme dengan metode turbidimetri
(kekeruhan) yaitu jika seberkas sinar dilalukan pada suatu suspensi
mikroorganisme maka semakin pekat (keruh) suspensi tersebut berarti semakin
besar intensitas sinar yang diabsorpsi sehingga intensitas sinar yang diteruskan
makin kecil. Persentase sinar yang diabsorpsi atau sinar yang diteruskan akan
dibandingkan dengan suspensi standar mikroorganisme yang sama yang telah
diketahui jumlahnya setiap ml, dengan demikian jumlah mikroorganisme tiap ml
dapat diketahui. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran turbidimetri adalah
photoelectric turbidimeter electrophotometer dan spektrofotometer. Alat-alat
tersebut menggunakan sinar monokhromatik dengan panjang gelombang tertentu.
1.2. Tujuan
Mahasiswa dapat menghitung jumlah mikroorganisme dengan metode
Petroff-Hauser, metode Standard Plate Count, dan metode Most Probable
Number (MPN).
16
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1. Metode Agar Cawan (SPC)
Alat Bahan
Tabung Reaksi Media PCA
Bunsen Alkohol 70%
Pipet Ukur Aquades Steril
Cawan Petri Sampel
Inkubator
Mikroskop
Ose atau Loop
2.2. Metode Most Probable Number (MPN)
Tabung Reaksi Sampel
Bunsen LBSS (Single Strain)
Pipet Ukur LBDS (Double Strain)
Cawan Petri NR (Neutral Red)
Inkubator Alkohol 70%
Timbangan
Tabung Durham
16
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Metode Agar Cawan (SPC)
9 ml larutan aquades steril (penyangga dimasukkan ke dalam
4 buah tabung reaksi
Sampel ditambahkan sebanyak 1gr (padat) atau 1ml (cair) ke
dalam tabung reaksi yang pertama (10-1)
1 ml campuran aquades steril dan sampel diambil dari tabung
reaksi 10-1 lalu ditambahkan ke dalam tabung reaksi ke-2 (10-2)
1 ml campuran aquades steril dan sampel diambil dari tabung
reaksi 10-2 lalu ditambahkan ke dalam tabung reaksi ke-3 (10-3)
1 ml campuran aquades steril dan sampel diambil dari tabung reaksi 10 -3
lalu ditambahkan ke dalam tabung reaksi ke-4 (10-4)
Ambil masing-masing 1 ml dari larutan 10-3 dan 10-4 , lalu masukkan
masing-masing ke dua cawan petri yang telah berisi PCA yang telah
membeku
Inkubasi selama 2 hari pada suhu 30º C, setelah 2 hari lalu amati
3.2. Metode Most Probable Number (MPN)
16
1. Sediakan 3 tabung berisi LBDS (9 ml tiap tabung) dan 6 tabung berisi LBSS
(9 ml tiap tabung) lengkap dengan tabung durham. Atur kesembilan tabung
menjadi 3 seri (seperti di gambar).
2. Kocok botol yang berisi air sampel.
3. Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung
seri pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis.
4. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis.
5. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis.
6. Inkubasi semua tabung pada suhu 30º C selama 48 jam.
7. Lakukan pengamatan. Lihat tabung gas positif (asam dan gas ; harus ada
keduanya), lalu hitung tabung positif untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung
positif tiap seri (misal : 3 2 1). Kombinasi angka tersebut lalu dicocokkan
dengan tabel MPN untuk seri 3 sehingga diperoleh jumlah mikroba
sebenarnya.
16
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Metode Agar Cawan (SPC)
SampelPengenceran
Metode SPC10-3 10-4
Fruit Tea 5 3 3 x 103
Susu Real Good 38 30 3,8 x 10
Ale-Ale TBUD TBUD TBUD
Air Mineral Nestle 32 34 3,2 x 104
4.2. Metode Most Probable Number (MPN)
SampelTabung MPN
KombinasiMetode
MPNSeri A Seri B Seri C
Fruit Tea +++ ++- --- 3,2,0 0,93
Susu Real Good --- --+ +-- 0,1,1 0,061
Ale-Ale +++ ++- ++- 3,2,2 2,10
Air Mineral Nestle +++ +-- --+ 3,1,1 0,75
16
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Perhitungan Mikroorganisme Dengan Metode Agar Cawan (SPC)
Metode perhitungan dengan metode agar cawan digunakan untuk menentukan
mikroorganisme yang hidup saja. Dasar perhitungannya adalah dengan membuat
suatu seri pengenceran, kemudian dari setiap pengenceran diinokulasikan ke
medium agar cawan. Koloni yang tumbuh dihitung dengan menggunakan Colony
Counter. Untuk melaporkan suatu hasil analisis mikrobiologi digunakan suatu
standar yang disebut “ Standard Plate Count “.
Pada praktikum kali ini kan dicoba menghitung jumlah mikroorganisme yang
terdapat pada produk pangan tertentu. Kali ini yang diuji coba adalah fruit tea,
susu real good, ale-ale, dan air mineral nestle.
Perlakuan yang dilakukan adalah dilakukan pengenceran aquades steril
hingga pengenceran 10-4. Tabung reaksi yang berisi pengenceran 10-3 dan 10-4
kemudian dimasukkan ke cawan dan diberi PDA lalu ditutup dan dibungkus
kemudian diinkubasi selama 2 hari pada suhu 30º C.
Pada pengamatan dapat dilihat bahwa pada sampel fruit tea pengenceran 10-3
terdapat 5 koloni bakteri dan pada pengenceran 10-4 terdapat 3 koloni bakteri,
16
menurut metode SPC didapat hasil 5x103. Pada sampel susu real good pada
pengenceran 10-3 didapat 38 koloni bakteri dan pada pengenceran 10-4 didapat 30
koloni bakteri, menurut metode SPC didapat hasil 3,8x104. Pada sampel ale-ale
tampak banyak sekali koloni baik pada pengenceran 10-3 maupun 10-4 sehingga
dapat dikatakan TBUD (Tidak Dapat Dihitung). Sedangkan air mineral nestle
pada pengenceran 10-3 terdapat 32 koloni dan pada pengenceran 10-4 terdapat 34
koloni bakteri, menurut metode SPC didapat hasil 3,2x104.
Metode cawan merupakan cara yang sangat sensitif. Cara ini memiliki
keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
Beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus
Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroorganisme karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroorganisme yang
mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik
Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni
Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda sehingga menghasilkan nilai
yang berbeda pula
Mikroorganisme yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium
padat dan membentuk koloni yang yang kompak dan jelas, serta tidak
menyebar
Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relatif lama sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung
5.2. Perhitungan Mikroorganisme Dengan Metode MPN
Metode Most Promodule Number (MPN) menggunakan medium cair di
dalam tabung reaksi yang berisi Tabung Durham, dimana perhintungannya
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif. Yaitu yang ditumbuhi oleh
mikroorganisme setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan
tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati terjadinya kekeruhan, adanya
16
gas yang ditangkap oleh tabung durham sehingga tabung durhamnyanaik keatas.
Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji
tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah;
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif koliform dalam sampel.
Karena beberapa jenis bakteri selain koliform juga memiliki sifat fermentatif,
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya koliform
dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali
meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri koliform: berbentuk batang, Gram
negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit
tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam
sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan
jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per
gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya
dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 koliform pada
setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi
kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan
95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah
dan nilai MPN tertinggi (FDA, 1989).
Untuk melakukan metode MPN dilakukan 3 seri. Yaitu masing2 seri 3 tabung
reaksi diisi dengan tabung durham dengan larutan yang berbeda tiap seri. Seri 1
dengan menggunakan LBDS+NR, seri 2 dengan menggunakan LBSS+NR, dan
seri 3 dengan LBSS+NR. Kemudian masing2 ditutup kemudian diinkubasi selama
2 hari pada suhu 30º C.
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung
berbeda dengan tabel untuk lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih dimulai dari
pengenceran tertinggi yang masih menghasilkan semua tabung positif, sedangkan
16
pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang
diambil terdiri dari tiga pengenceran. Jika ada pengenceran yang keempat atau
seterusnya masih ditemukan tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung
yang positif tersebut harus ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga
sampai mencapai jumlah maksimum.
Setelah diinkubasi didapat hasil pengamatan fruit tea seri 1 +++, seri 2 ++-,
dan seri 3 ---. Pada susu real good seri 1 ---, seri 2 --+, dan seri 3 +--. Pada ale-ale
didapat seri 1 +++, seri 2 ++-, dan seri 3 ++-. Sedangkan pada air mineral nestle
didapat pada seri 1 +++, seri 2 +--, dan seri 3 --+. Setelah penghitungan didapat
hasil 0,93 untuk fruit tea, 0,061 untuk susu real good, 2,10 untuk ale-ale, dan 0,75
untuk air minum nestle dengan kombinasi 3,2,0 untuk fruit tea, 0,1,1 untuk susu
real good, 3,2,2 untuk ale-ale, dan 3,1,1 untuk air minum nestle.
Untuk fruit tea didapat ciri-ciri pada seri 1 warna merah kecoklatan, endapan
merah, dan ada gas merah (untuk tabung 1,2, dan 3). Untuk seri 2 : a) tabung 1,
lapisan atas kuning keruh, lapisan bawah endapan merah, terdapat gas, b) tabung
2, seluruh larutan berwarna kuning, endapan merah, c) tabung 3, larutan merah
keruh, endapan merah. Dan untuk seri 3 larutan kuning keruh dengan endapan
putih (tabung 1 dan 2) dan larutan merah keruh dengan endapan merah.
Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik tertentu
yang terdapat diantara campuran jasad renik lainnya. Sebagai contoh, jika
digunakan Lactose Broth maka adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa
ditunjukkan dengan adanya gas yang terbentuk di tabung Durham. Cara ini biasa
digunakan untuk menentukan MPN koliform terhadap air atau minuman karena
bakteri koliform termasuk bakteri yang dapat memfermentasi laktosa.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Jurusan Mikrobiologi Pangan dan Gizi,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Indra, http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-6-menentukan-jumlah-
ukuran-mikroba.html diakses pada tanggal 9 April 2009 pada
pukul 07.00
Sukarminah, Een, dkk. 2008. DIKTAT PENUNTUN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PANGAN. Universitas Padjajaran. Jatinangor.
71mm0, http://blogkita.info/my-kampuz/my-kuliah/mikrobiologi/perhitungan-
jumlah-bakteri/comment-page-1/ diakses pada tanggal 9 April
2009 pada pukul 07.30