ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan...

62
ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA IKA SYAHFITRI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan...

Page 1: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

IKA SYAHFITRI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama
Page 3: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kredit

Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2013

Ika Syahfitri NIM H14090064

Page 4: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

ABSTRAK

IKA SYAHFITRI. Analisis Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM.

Kredit perbankan memiliki peran penting dalam pembiayaan perekonomian nasional dan merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Secara teori, kredit perbankan memiliki hubungan kausalitas yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kausalitas antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi serta mengetahui hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, suku bunga kredit dan pengembangan pasar kredit di Indonesia. Metode yang digunakan adalah VAR/VECM. Data yang digunakan adalah data time series kuartalan 2000:Q1 –2012:Q4. Uji kausalitas Granger menunjukan adanya hubungan kausalitas antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi. Hasil estimasi VECM menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara positif terhadap kredit perbankan. Sedangkan inflasi dan suku bunga kredit memiliki efek yang negatif. Kata kunci: kredit perbankan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga kredit, VECM

ABSTRACT IKA SYAHFITRI. Analysis of Banking Credit and Economic Growth in Indonesia. Supervised by DEDI BUDIMAN HAKIM.

Banking credit has an important role in financing the national economy and as engine of economic growth. Theoretically, bank credit has a positive causal relationship with economic growth. The purpose of this study was to determine the causal relationship between bank credit and economic growth as well as to investigate the short-run and the long-run relationship between economic growth, inflation rate, interest rate and credit market development in Indonesia. The method used is VAR / VECM. The data used are quarterly time series data 2000:Q1 - 2012:Q4. The Granger causality test shows that there is a causal relationship between bank credit and economic growth. The VECM estimation results indicated that economic growth have a positive effect on credit market development, while inflation rate and interest rate have a negative effect.

Keywords: bank credit, economic growth, inflation, interest rates, VECM

Page 5: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

IKA SYAHFITRI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 6: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama
Page 7: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

Judul Skripsi : Analisis Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Nama : Ika Syahfitri NIM : H14090064

Disetujui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini yang berjudul Analisis Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis, teoritis maupun moril dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Muhammad Firdaus, SP, M.Si selaku dosen penguji utama dan Ibu Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran yang membangun bagi perbaikan skripsi ini.

3. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM-IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menjalani studi di Departemen Ilmu Ekonomi.

4. Kedua orang tua tercinta Bapak Subandi dan Ibu Suhayanah. Kedua kakak yaitu Rinaldi, SP dan Dodi Saputra serta seluruh keluarga besar, yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi,dukungan baik moril maupun material serta doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan Rismayani Nursyah, Indri Mutia Maulani, Evanti Andriani S, dan Fauzi Mauludin Fahmi

6. Kepada sahabat-sahabat penulis Yeni, Intan, Yusi, Fildah, Fauzah, Bagastari, Adis, Rini, Pritha, Isna dan Dica.

7. Teman-teman Ilmu Ekonomi 46 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas bantuan, kebersamaan dan semangat yang telah menguatkan langkah perjalanan penyelesaian skripsi ini..

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2013

Ika Syahfitri

Page 9: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Perumusan Masalah 4 

Tujuan Penelitian 6 

Manfaat Penelitian 6 

Ruang Lingkup Penelitian 7 

TINJAUAN PUSTAKA 7 

Kredit 7 

Teori Klasik Kuantitas Uang 9 

Teori Permintaan uang Keynes 10 

Suku Bunga Kredit 13 

Inflasi 14 

Pertumbuhan Ekonomi 15 

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter 17 

Hubungan Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi 18 

Penelitian Terdahulu 19 

Kerangka Pemikiran 20 

Hipotesis 22 

METODE 22 

Jenis dan Sumber Data 22 

Definisi Operasional Variabel 22 

Metode Analisis dan Pengolahan Data 23 

Model Penelitian 26 

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 

Pengujian Akar Unit (unit root test) 27 

Penentuan Lag Optimum 28 

Uji Stabilitas VAR 29 

Page 10: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

Uji Kausalitas Granger 29 

Uji Kointegrasi 31 

Hasil Estimasi VECM 31 

SIMPULAN DAN SARAN 37 

Simpulan 37 

Saran 37 

DAFTAR PUSTAKA 38 

LAMPIRAN 40 RIWAYAT HIDUP 50

Page 11: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

DAFTAR TABEL 1 Hasil Pengujian Akar Unit Tingkat Level dan First Difference 28 2 Hasil Pengujian Lag Optimal 28 3 Hasil Uji Stabilitas VAR 29 4 Hasil Granger Causality 30 5 Hasil Uji Kointegrasi Johanssen’s Trace Statistic 31 6 Hasil Estimasi VECM 32 

DAFTAR GAMBAR

1 Presentase aset Lembaga Keuangan tahun 2012 1 2 Jumlah kredit perbankan 2 3 Grafik pertumbuhan kredit, pertumbuhan ekonomi, suku bunga kredit

dan inflasi 5 4 Teori Preferensi Likuiditas 12 5 Keseimbangan Penawaran dan Permintaan terhadap dana pinjaman 13 6 Kerangka Pemikiran 21 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji Stasioneritas Data 40 2 Uji Optimum Lag 43 3 Uji Stabilitas VAR 43 4 Uji Kointegrasi 44 5 Uji Kausalitas Granger 45 6 Hasil Estimasi VECM 46 7 Hasil Impulse Response Function 48 8 Variance Decomposition of RER 49 

Page 12: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama
Page 13: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sukirno (2006) menjelaskan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan suatu keharusan demi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Lee (2005) menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama adalah bahwa perkembangan sektor keuangan mengikuti pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan kenaikan permintaan terhadap produk-produk keuangan, sehingga menghasilkan kenaikkan aktivitas pasar keuangan dan kredit. Dengan demikian, perkembangan sektor keuangan merupakan demand-following. Hubungan kedua adalah perkembangan sektor keuangan merupakan determinan perkembangan ekonomi atau supply leading . Hipotesis supply leading ini menunjukkan kausalitas berasal dari perkembangan keuangan ke arah pertumbuhan riil, dimana perkembangan sektor keuangan merupakan necessary condition but not sufficient untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang sustainable.

Secara teoritis struktur sistem keuangan (financial system) terdiri atas dua komponen (Mishkin, 2006) yaitu, financial markets (pasar modal) dan financial intermediaries (lembaga intermediasi keuangan). Sistem keuangan di Indonesia pun terdiri dari dua komponen tersebut. Akan tetapi, struktur sistem keuangan di Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh struktur perbankan kendati dalam pasca krisis 1997-1998 peran lembaga keuangan bukan bank dan pasar modal terus meningkat seiring dengan menurunnya kinerja intermediasi keuangan. Berdasarkan data Bank Indonesia pada Gambar 1, perbankan mendominasi sistem keuangan Indonesia dibanding dengan lembaga keuangan lain. Perbankan mendominasi dengan pangsa aset lebih dari 75%.

Gambar 1 Presentase aset Lembaga Keuangan tahun 2012 Sumber: Bank Indonesia dan Bapepam LK (diolah)

75%

1%10%

3%6%

0%1%3%0% 1%

Bank UmumBPRAsuransiDana PensiunPerusahaan PembiayaanPerusahaan Model VenPerusahaan SekuritasMutual FundsPerusahaan PenjaminPegadaian

Page 14: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

2

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan sumber pembiayaan guna mendorong dunia usaha. Kebutuhan dana yang tidak sedikit untuk pembangunan di berbagai sektor usaha dan industri sangat ditentukan oleh sektor perbankan. Hal ini, terlihat jelas adanya perkembangan jumlah kredit perbankan sebagai sumber pembiayaan bagi sektor-sektor tersebut sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tentunya sistem perekonomian nasional. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan dana dari masyarakat peranan dunia perbankan sangat besar sebagai lembaga keuangan yang berperan dalam sirkulasi dana bank. Bank bukan hanya perusahaan jasa biasa. Kegiatan perbankan menempati posisi yang penting dalam tataran perekonomian makro. Selain memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi bank juga berfungsi sebagi media transmisi kebijkan moneter bank sentral. Dengan fungsi khusus ini, bank menjadi obyek penting dalam analisis efektifitas kebijakan moneter. Penyaluran kredit merupakan fokus dan merupakan kegiatan utama perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Oleh karena itu, perkreditan tidak dapat dipisahkan dari gerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Gambar 2 Jumlah kredit perbankan Sumber: Bank Indonesia (data diolah) Sejak kuartal 1-2000 sampai kuartal 4-2012, jumlah kredit perbankan yang

disalurkan cenderung meningkat. Meskipun terjadi krisis finansial pada semester akhir tahun 2008,namun jumlah kredit yang disalurkan perbankan Indonesia pada kuartal 4-2008 tercatat sebesar Rp. 1 057 083 milyar, mengalami peningkatan sebesar 33.27 persen dibandingkan dengan jumlah kredit pada kurtal ke 4-2007 yang tercatat sebesar Rp. 793 186 milyar. Pada kuartal 4-2012 jumlah kredit perbankan tercatat sebesar Rp. 2 327 325 milyar mengalami peningkatan sebesar 23.97 persen dari tahun sebelumnya. Di lain pihak, PDB yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar Rp. 2 618 139.20 milyar pada tahun 2012. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya PDB hanya tercatat sebesar Rp. 2 464 676.50 milyar. Jadi pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 6.22 persen (BPS, 2012).

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

Q10

0Q

400

Q30

1Q

202

Q10

3Q

403

Q30

4Q

205

Q10

6Q

406

Q30

7Q

208

Q10

9Q

409

Q31

0Q

211

Q11

2Q

412

Mill

iar

Rup

iah

Page 15: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

3

Kredit perbankan memiliki peran penting dalam pembiayaan perekonomian nasional dan merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri. Selain itu dengan permasalahan moral hazard dan adverse selection yang umum terjadi, bank memainkan peran penting dalam mengalokasikan kapital dan melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa dana masyarakat disalurkan pada kegiatan yang memberikan benefit optimal. Selain itu, perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja baik melalui perluasan produksi dan kegiatan usaha lainnya maupun melalui pengaruhnya dalam mendorong munculnya unit-unit usaha baru. Selain itu, kredit perbankan dapat diarahkan untuk pemerataan kesempatan berusaha seperti alokasi pemberian kredit menurut prioritas pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada gilirannya dapat memperluas pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Secara teori, kredit perbankan memiliki hubungan kausalitas yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Hubungan timbal balik tersebut terjadi karena semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan memacu pertumbuhan ekonomi pada sektor yang disalurkan kredit dan akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, kredit digunakan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, dimana kredit sebagai fungsi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menyebabkan permintaan kredit yang semakin tinggi juga. Jika kondisi perekonomian kurang bergairah atau tidak stabil maka permintaan kredit juga akan berkurang. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari kredit. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Inggrid (2006) bahwa kredit perbankan memiliki hubungan kausalitas dengan pertumbuhan ekonomi.

Implikasi kebijakan dari adanya hubungan timbal balik dan kointegrasi antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi yaitu kebijakan dalam memproyeksi kredit yang harus disalurkan perbankan dan target pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai. Sesuai dengan asumsi bahwa hubungan kausalitas dan kointegrasi antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi tersebut akan terjadi, sehingga dalam membuat proyeksi kredit perbankan harus memperhitungkan variabel pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya dalam memproyeksi angka pertumbuhan ekonomi, maka variabel kredit perbankan harus dijadikan salah satu faktor penentu. Dalam hal ini, Bank Sentral memiliki tugas untuk menetapkan peraturan dan mengendalikan jumlah kredit yang harus disalurkan bank-bank yang ada sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi.

Stabilitas makro ekonomi merupakan prasyarat utama tercapainya stabilitas sistem keuangan; instabilitas sistem keuangan (krisis keuangan) selain mempengaruhi likuiditas perbankan juga mendorong terjadinya peningkatan kredit bermasalah sehingga mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit maupun pembiayaan lainnya, karenanya perbankan harus semakin selektif dalam penyaluran kreditnya. Untuk mendukung pemberian kredit oleh Bank, maka harus dilihat beberapa indikator lainnya seperti inflasi dan suku bunga kredit.

Inflasi mencerminkan stabilitas ekonomi, jika tingkat inflasi meningkat, masyarakat cenderung mengurangi saving/investasi, maka aset perbankan secara rill akan menurun, sehingga akan memengaruhi kemampuan operasi perbankan

Page 16: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

4

dalam penyaluran kreditnya (Haryati 2007). Tekanan inflasi yang cukup kuat dapat mendorong Bank Sentral melakukan kebijakan moneter melalui peningkatan suku bunga, bank akan mengalami perlambatan dalam menghimpun dana masyarakat sehingga dana yang dialokasikan dalam kredit menjadi berkurang.

Dari segi makroekonomi, perubahan suku bunga akan berpengaruh terhadap perubahan harga barang yang dikonsumsi masyarakat. Suku bunga merupakan faktor yang penting dalam memberikan profitabilitas bagi perbankan dan perekonomian suatu negara. Fluktuasi suku bunga kredit juga akan memengaruhi permintaan akan kredit tersebut. Misalkan dengan tingginya suku bunga kredit, hal ini akan sangat meresahkan para pengusaha, yang dengan demikian akan dapat mengurangi permintaan kredit para pengusaha kepada pihak perbankan karena dana yang ditawarkan sangat mahal.

Studi empiris yang mengaitkan hubungan kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi antara lain penelitian yang dilakukan Pradhan et al (2009) membuktikan bahwa terdapat hubungan kointegrasi dan kausalitas dua arah antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi di India. Dan hasil penelitian yang dilakukan Inggrid (2006) juga membuktikan adanya hubungan kointegrasi dan kausalitas dua arah antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Perumusan Masalah

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia setelah tahun 2000 semakin membaik. Tahun 2001 pertumbuhannya sebesar 3.45 persen atau sekitar Rp 1 442 984 milyar. Tahun 2003 dan 2004, pertumbuhan ekonomi berkisar 4.31 persen dan 4,78 persen. Kemudian pada tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi mencapai 5.03 persen, tahun 2005 naik menjadi 5.69 persen atau menjadi Rp 1 749 546 milyar. Sementara itu, perekonomian dunia pada tahun 2005 mengalami pelambatan akibat lebih tingginya tingkat bunga di Amerika Serikat, menguatnya USD di pasar global, serta terus berlanjutnya harga minyak yang cukup tinggi. Sehingga meningkatkan inflasi yang cukup tinggi pada tingkat 17.11 persen.

Namun dengan adanya kondisi yang tidak kondusif tersebut, perekonomian di dalam negeri tidak lantas turut menjadi goyah. Kondisi ekonomi negeri ini justru melemah pada tahun 2006 akibat merosotnya daya beli masyarakat pasca kenaikan harga BBM pada akhir 2005. Namun demikian, konsistensi Pemerintah untuk tidak menaikkan kembali harga BBM dan tarif listrik di tahun 2006 direspon dengan baik sehingga menimbulkan ekspektasi positif dari para investor dan pelaku pasar global atas pertumbuhan ekonomi kedepannya. Akan tetapi dengan kondisi tersebut terjadi penurunan terhadap pertumbuhan kredit yaitu sebesar 14.11 persen.

Pada tahun 2008 perekonomian dunia diguncangkan dengan adanya krisis global, namun adanya krisis global ini ternyata tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mengalami penurunan yang cukup berarti seperti saat periode krisis ekonomi, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,02 persen, serta laju inflasi meningkat sebesar 11,06 persen. Akan tetapi penyaluran kredit menngkat

Page 17: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

5

sebesar 33 persen. Hal ini disebabkan karena pemerintah ingin menjaga pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan meningkatkan penyaluran kredit perbankan.

Dampak adanya krisis global ini justru baru dirasakan pada tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 ternyata mengalami penurunan yang lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4.63 persen, serta laju inflasi makin menurun sebesar 2.78 persen, jika dibandingkan tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tahun 2009 penurunan sebesar 1.39 persen. Pada tahun 2010 laju inflasi makin meningkat sebesar 6,96 persen.

Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010 sampai sekarang kembali menunjukkan kondisi yang cukup baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 tumbuh 6,2 %, meningkat dibandingkan tahun 2009 dan mampu lebih tinggi dari tahun 2008. Pada kuartal 4-2012 jumlah kredit perbankan tercatat sebesar Rp. 2 327 325 milyar mengalami peningkatan sebesar 23.97 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp. 1 877 355. Di lain pihak, PDB yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar Rp. 2 618 13.,20 milyar pada tahun 2012. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya PDB hanya tercatat sebesar Rp. 2 464 676.50 milyar. Jadi pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 6.22 persen. Inflasi pada akhir tahun 2012 tercatat sebesar 4.30 persen naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 3.72 persen. Dan suku bunga kredit pada akhir tahun 2012 tercatat sebesar 11.50 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 12.16 persen.

Gambar 3 Grafik pertumbuhan kredit, pertumbuhan ekonomi, suku bunga kredit dan inflasi

Sumber: Bank Indonesia (data diolah) Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya secara teori, kredit perbankan

memiliki hubungan kausalitas yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Hubungan timbal balik tersebut terjadi karena semakin tinggi kredit yang

05

10152025303540

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

pers

en

Tahun

pertumbuhankredit pertumbuhan ekonomi SBK inf

Page 18: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

6

disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan memacu pertumbuhan ekonomi pada sektor yang disalurkan kredit dan akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kredit perbankan merupakan salah satu faktor yang cukup penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan bahwa perubahan jumlah kredit perbankan akan mengakibatkan perubahan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang beredar ini dapat dimanfaatkan oleh otoritas moneter sebagai alat untuk memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain pertumbuhan ekonomi Indonesia, tingkat inflasi yang stabil dan suku bunga kredit yang ditawarkan bank umum memiliki keterkaitan terhadap jumlah kredit perbankan yang disalurkan.

Laju inflasi yang tinggi akan menyebabkan masyarakat untuk mengurangi tabungan, sehingga aset riil perbankan akan menurun dan berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Adanya tekanan inflasi menyebabkan tingkat suku bunga kredit semakin tinggi. Perbankan mengambil kebijakan ini untuk menarik kembali jumlah uang yang beredar di masyarakat yang banyak. Hal ini juga memengaruhi perbankan menaikkan cadangan wajibnya. Tetapi seperti yang diketahui bahwa naikknya tingkat suku bunga mengakibatkan sulitnya para kreditor atau investor untuk meminjam kredit dan memperbaiki kinerja usahanya yang sedang berjalan. Tetapi jika hal ini tidak dilakukan juga akan mengganggu perekonomian yang sedang berjalan. Hal tersebut pada akhirnya akan memengaruhi jumlah kredit perbankan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan kausalitas (timbal balik) antara kredit perbankan

dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia? 2. Bagaimana hubungan antara pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, suku bunga

kredit dan pengembangan pasar kredit di Indonesia?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis hubungan kausalitas (timbal balik) antara kredit perbankan

dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2. Menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, suku

bunga kredit dan pengembangan pasar kredit di Indonesia

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan antara

pertumbuhan ekonomi, inflasi dan suku bunga kredit dengan kredit perbankan dalam jangka pendek dan jangka panjang

2. Sebagai pelengkap dan bahan tambahan untuk penelitian sebelumnya 3. Sebagai bahan studi atau literatur bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian selanjutnya

Page 19: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

7

4. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi instansi atau badan yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti: bank-bank, kreditur/investor, atau masyarakat umum

5. Sebagai sarana pembelajaran bagi penulis dalam memahami lebih lanjut dan mendalam mengenai penelitian ini, serta sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang dimiliki.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas melihat hubungan kausalitas antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi. Dan melihat indikator pengaruh variabel lain dalam pemberian kredit oleh sektor perbankan seperti inflasi dan suku bunga kredit. Variabel yang digunakan adalah jumlah kredit perbankan, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan suku bunga kredit.

TINJAUAN PUSTAKA

Kredit

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Kredit berasal dari kata credere yang berarti kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka orang tersebut sudah diberikan kepercayaan. Sedangkan bagi pemberi kredit artinya ia telah memberi kepercayaan bahwa uang yang telah dipinjamkan akan kembali. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.

UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Adapun menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Proses perkreditan dilakukan secara hati - hati oleh bank dengan maksud untuk mencapai sasaran dan tujuan pemberian kredit. Ketika bank menetapkan keputusan pemberian kredit maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman, terarah, dan menghasilkan pendapatan. Aman dalam arti bahwa bank akan dapat menerima kembali nilai ekonomi yang telah diserahkan, terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus sesuai dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti pemberian kredit tersebut harus

Page 20: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

8

memberikan kontribusi pendapatan bagi bank, perusahaan debitur, dan masyarakat umumnya.

Kredit yang makin tinggi akan meningkatkan akses kepada sektor keuangan dan dapat mendukung pertumbuhan investasi dan perekonomian. Namun di sisi lain kondisi ini dapat mengarah pada kerentanan sektor keuangan melalui penurunan standar pemberian pinjaman, leverage yang berlebihan serta inflasi harga asset (Reinhart dan Rogoff , 2009).

Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu yang tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain (Kasmir,2007): 1. Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit yaitu untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. 2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut pihak debitur akan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya. 3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Selain memiliki tujuan pemberian kredit juga memiliki fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit menurut Kasmir (2007) adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu

wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk

mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Page 21: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

9

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain: pengendalian inflasi, peningkatan ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,

apalagi bila nasabah memiliki modal yang terbatas. 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik maka tentunya membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik dapat juga meningkatkan pendapatannya.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling

membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

Teori Klasik Kuantitas Uang

Teori kuantitas uang dibangun oleh Ekonom Klasik, teori kuantitas uang adalah teori bagaimana jumlah nilai dari pendapatan agregat ditentukan. Karena teori ini menggambarkan kepada kita bagaimana uang dipegang dalam sejumlah tertentu dari pendapatan agregat maka disebut teori permintaan uang. Bagian penting dari teori menyatakan bahwa tingkat bunga tidak memiliki pengaruh pada permintaan uang (Mishkin, 2007).

Kecepatan Perputaran Uang dan Persamaan Transaksi

Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Irving Fisher dalam buku The Purchasing Power of Money tahun 1911 (Mishkin, 2007). Fisher menguji hubungan antara jumlah kuantitas uang M (Penawaran Uang) dan total pengeluaran pada barang dan jasa dihasilkan dalam perekonomian (P x Y). P adalah tingkat harga dan Y merupakan total output (pendapatan). P x Y juga disebut sebagai jumlah pendapatan agregat perekonomian atau GDP). Gambaran konsep yang menghubungkan antara kuantitas uang dan pendapatan disebut kecepatan perputaran uang (velocity of money). Persamaan teori kuantitas uang dinotasikan berikut : M.V = P. Y Dimana :

M adalah jumlah uang beredar; V adalah kecepatan perputaran uang; P · Y merupakan GDP.

Persamaan pertukaran menjelaskan bahwa jumlah kuantitas uang akan dilipatkan angka tertentu oleh jumlah berapa kali uang dibelanjakan dalam tahun tertentu harus sama dengan jumlah total pendapatan. Persamaan diatas merupakan persamaan identitas, untuk menerjemahkan persamaan dari pertukaran (dari sebuah identitas) ke dalam teori dari bagaimana jumlah pendapatan ditentukan memerlukan sebuah pemahaman dari faktor-faktor yang menentukan kecepatan perputaran uang.

Page 22: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

10

Irving Fisher berpendapat bahwa kecepatan perputaran uang ditentukan oleh otoritas moneter/lembaga keuangan yang mempengaruhi masyarakat melakukan transaksi. Jika masyarakat lebih suka menggunakan kartu kredit dan debit dalam berbelanja maka uang diperlukan lebih sedikit dalam memengaruhi pendapatan nasional (M turun relatif dengan GDP dan v akan meningkat). Sebaliknya, jika masyarakat lebih suka menggunakan uang tunai dan cek, M akan naik relatif dengan GDP dan v akan turun. Teori Kuantitas

Fisher menyatakan bahwa velocity tidak berubah dalam jangka pendek mengubah persamaan dari pertukaran dalam teori kuantitas uang, dimana jumlah pendapatan nominal ditentukan nyata pergerakan jumlah uang. Ketika kuantitas uang berlipat ganda maka nilai GDP juga berlipat dua kali. Karena klasik berpendapat bahwa upah dan harga fleksibel berubah, tingkat agregat output Y dalam perekonomian full employment sehingga Y dalam persamaan dianggap konstan. Teori kuantitas uang memberikan penjelasan perubahan pada tingkat harga : perubahan tingkat harga akan mempengaruhi secara nyata perubahan kuantitas uang.

Teori Kuantitas Permintaan Uang

Berdasarkan rumus Fisher 1

.

. . Persamaan diatas menyatakan bahwa k adalah tetap, tingkat transaksi

dihasilkan pada tingkat pendapatan tertentu akan menentukan kuantitas permintaan uang masyarakat. Maka teori permintaan uang Fisher menyatakan bahwa Permintaan uang sepenuhnya ditentukan tingkat pendapatan, dan tingkat bunga tidak berpengaruh pada permintaan uang. Fisher sampai pada kesimpulan karena masyarakat memegang uang hanya pada saat transaksi dan tidak memiliki kebebasan dalam kegiatan ini.

Permintaan uang ditentukan oleh (1) tingkat transaksi dihasilkan oleh tingkat jumlah pendapatan (GDP) dan (2) institusi perekonomian yang mempengaruhi cara masyarakat melakukan transaksi dan kemudian menentukan kecepatan perputaran uang.

Teori Permintaan uang Keynes

JM Keynes menyanggah teori klasik permintaan uang yang menyakini velocity konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang menekankan pentingnya tingkat bunga. Keynes menjelaskannya dalam buku The General Theory of Employment, Interest, and Money tahun 1936. Teori permintaan uang Keynes dikenal sebagai Liquidity Preference Theory (teori preferensi likuiditas). Keynes mempostulat teori motif masyarakat memegang uang adalah motif transaksi (transaction), berjaga-jaga (precautionary), dan spekulasi (speculative).

Keynes membedakan antara kuantitas nominal dan kuantitas riil permintaan uang dengan motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Uang dinilai dari

Page 23: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

11

kegunaan dari apa yang dapat dibeli. Jika harga meningkat dua kali maka uang akan dapat membeli sebagian jumlah barang. Keynes berpendapat bahwa masyarakat memegang uang karena keseimbangan uang riil (M/P) yang berhubungan dengan tingkat pendapatan (Y) dan tingkat suku bunga (i). Keynes menyatakan permintaan uang yang dikenal dengan fungsi preferensi likuiditas berikut:

, Kesimpulan Keynes bahwa permintaan uang berhubungan tidak hanya

dengan pendapatan tetapi juga dengan tingkat suku bunga. Dengan cara menderivasi fungsi likuiditas preferen untuk PY/M diperoleh bahwa kecepatan perputaran uang tidak konstan, tetapi seringkali berubah sesuai dengan perubahan tingkat suku bunga.

Preferensi likuiditas ditulis persamaan berikut: 1,

Mengalikan kedua sisinya dengan Y dan Md dapat diganti dengan M karena harus sama di dalam keseimbangan pasar uang maka rumus kecepatan perputaran ditulis berikut :

,

Permintaan uang dipengaruhi negatif oleh tingkat suku bunga, ketika tingkat suku bunga naik, f (i,Y) akan turun, dan kecepatan perputaran uang akan naik. Jika tingkat suku bunga naik, maka masyarakat akan terdorong memegang lebih sedikit keseimbangan uang riil pada tingkat pendapatan tertentu, kemudian tingkat kecepatan perputaran uang menjadi lebih tinggi. Implikasi dari teori likuiditas preference adalah tingkat suku bunga yang selalu mengalami fluktuasi yang menyebabkan kecepatan perputaran uang juga berfluktuasi.

Model Keynesian permintaan uang spekulasi memberikan alasan kecepatan perputaran uang tidak tetap. Jika masyarakat berharap suku bunga di masa mendatang lebih tinggi dibandingkan saat ini maka masyarakat akan berekspektasi harga obligasi turun dan akan mengantisipasi kerugian modal. Harapan pendapatan dari memiliki obligasi akan turun, dan uang kas lebih menarik dibandingkan obligasi. Hasilnya, permintaan uang akan meningkat, nilai riil uang akan turun dan kecepatan perputaran uang akan turun.

Page 24: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

12

Menurut Keynes dalam analisis Likuiditas Preferensi, dua faktor yang

menyebabkan pergerakan permintaan uang yaitu pendapatan dan tingkat harga. Peningkatan pendapatan menyebabkan permintaan uang akan meningkat sebaliknya jika pendapatan menurun akan menurunkan permintaan uang. Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan uang. Peningkatan inflasi akan meyebabkan permintaan uang bertambah dan sebaliknya. Inflasi berpengaruh positif terhadap permintaan uang.

Penawaran uang sepenuhnya dikontrol oleh Bank Sentral, sehingga jumlah uang beredar Autonomous. Guna melihat kerangka likuiditas preferensi dapat digunakan analisis perubahan tingkat bunga. Kita dapat melihat beberapa perubahan aplikasi yang dapat berguna dalam melihat pengaruh kebijakan moneter pada tingkat bunga. Ketika pendapatan meningkat maka permintaan uang meningkat dan menyebabkan tingkat bunga meningkat. Ekuilibrium di Pasar Uang:Penawaran dan Permintaan terhadap Dana Pinjaman

Terdapat persamaan antara penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa, serta penawaran dan permintaan terhadap dana pinjaman (kredit). Dalam kasus ini “barang” adalah dana pinjaman dan “harga” adalah tingkat bunga. Tingkat bunga merupakan biaya pinjaman dan pengembalian karena meminjamkan dana ke pasar keuangan, maka peran suku bunga lebih mudah dipahami dalam perekonomian dengan mengkaji pasar uang. Y- C- G = I

Y- C- G adalah output yang tersisa setelah permintaan konsumen dan pemerintah dipenuhi, inilah yang disebut tabungan nasional (S). Tabungan nasional menunjukkan penawaran dari dana pinjaman, dan investasi menunjukkan permintaan terhadap dana ini. Dalam bentuk ini, pendapatan nasioanl menunjukkan bahwa tabungan sama dengan investasi. S = (Y - T - C) + (T –C) =I Y – C ( Y – T) – G = I (r)

i Ms

Md

Y

i0

M0

Gambar 4 Teori Preferensi Likuiditas

Page 25: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

13

S = I (r) Sisi kiri dari persamaan ini menunjukkan bahwa penawaran atas dana pinjaman tergantung pada pendapatan dan kebijakan fiskal. Sisi kananya menunjukkan bahwa permintaan terhadap dana pinjaman tergantung pada tingkat bunga. Tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan terhadap dana pinjaman.

Tingkat bunga menyesuaikan sampai jumlah perusahaan yang ingin menanamkan modal sama dengan jumlah rumah tangga yang ingin menabung. Jika tingkat bunga terlalu rendah, investor menginginkan output perekonomian lebih banyak dibanding rumah tangga yang ingin menabung. Dengan kata lain jumlah dana pinjaman yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan. Bila ini terjadi, tingkat bunga meningkat. Sebaliknya, jika tingkat bunga terlalu tinggi, rumah tangga ingin menabung lebih banyak dibanding perusahaan yang ingin menanamkan modal, karena jumlah dana pinjaman yang ditawarkan lebih besar dibanding jumlah yang diinginkan, tingkat bunga turun. Tingkat bunga keseimbangan berada di perpotongan kedua kurva itu.

Suku Bunga Kredit

Dalam dunia perbankan dan perkreditan, bank sering mengalami kasus asymmetric information dimana pihak bank tidak mengetahui secara pasti kondisi keuangan para debitur sehingga seringkali terjadi adverse selection dimana bank salah dalam memberikan kredit kepada debitur. Selain itu sering juga terjadi moral hazard dari pihak debitur yang mempunyai maksud tidak baik dalam mengembalikan pinjaman. Untuk mengatasi asymmetric information maka pihak bank menetapkan suku bunga kredit.

Suku bunga merupakan salah satu variabel makroekonomi yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Suku bunga memengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Selain itu, suku bunga pun memengaruhi keputusan

r S

I(r)

Investasi, Tabungan

r0

S0

Gambar 5 Keseimbangan Penawaran dan Permintaan terhadap dana pinjaman

Page 26: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

14

seseorang atau rumah tangga dalam hal mengkonsumsi, membeli obligasi atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Dan bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan suku bunga memengaruhi keputusan ekonomi apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapital.

Menurut Puspopranoto (2004) Harga sewa dari uang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai persentase tahunan dari jumlah nominal yang dipinjam, jadi suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Menurut Keynes bunga itu adalah pengganti dari pengorbanan likuiditas. Suku bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam perekonomian, yaitu: 1. Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung

pertumbuhan perekonomian 2. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan

dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi. 3. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari

suatu Negara 4. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui

pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi. Dalam kegiatan perbankan konvensional sehari-hari, ada dua macam bunga

yang diberikan kepada nasabahnya yaitu: 1. Bunga Simpanan

Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa, kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

2. Bunga Pinjaman Bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual

yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit.

Menurut Fahmi (2010:65) bunga kredit adalah sejumlah nilai uang yang diwajibkan kepada pihak yang meminjamnya dengan perhitungan berdasarkan persentase dan dilakukan berdasarkan periode atau waktu yang ditentukan. Selain itu, pengertian bunga kredit adalah suatu jumlah ganti rugi/ balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah bank, bagi pengusaha kredit berarti nasabah memerlukan suatu likuiditas untuk kegiatan usahanya.

Inflasi

Puspopranoto (2004) mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan tingkat harga rata-rata untuk semua barang dan jasa. Inflasi menurut Fahmi (2010), merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan, dan jika terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan memburuknya kondisi ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan politik suatu negara. Inflasi didefinisikan sebagai suatu kenaikan tingkat harga secara keseluruhan di dalam suatu perekonomian (Mankiw, 2003). Terjadinya inflasi merupakan akibat dari kenaikan tingkat harga di atas rata-rata yang berlaku umum yang dapat diukur dengan indeks harga barang-barang konsumsi dari tahun ke tahun.

Page 27: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

15

Inflasi dapat disebabkan dari dua sisi yaitu sisi pemintaan (Demand Pull Inflation), dan sisi penawaran (Cost-Push Inflation). Demand Pull Inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan aggregate demand masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil produksi di pasar barang. Akibatnya, akan menarik (pull) kurva permintaan agregat ke arah kanan atas, sehingga terjadi excess demand, yang merupakan inflationary gap. Dan dalam kasus inflasi jenis ini, kenaikan harga-harga barang biasanya akan selalu diikuti dengan peningkatan output (GNP riil) dengan asumsi bila perekonomian masih belum mencapai kondisi full-employment.

Cost push inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya aggregate supply curve ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkan aggregate supply curve bergeser tersebut adalah meningkatnya harga faktor-faktor produksi (baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri) di pasar faktor produksi, sehingga menyebabkan kenaikkan harga komoditi di pasar komoditi. Dalam kasus cost push inflation, kenaikan harga sering kali diikuti oleh kelesuan usaha.

Secara teoritis variabel inflasi memengaruhi jumlah kredit secara tidak langsung tetapi melalui berbagai jalur. Inflasi akan memengaruhi tingkat suku bunga SBI, selanjutnya suku bunga SBI akan memengaruhi kondisi internal bank. Ketika naiknya suku bunga SBI akan menyebabkan naiknya suku bunga deposito, suku bunga tabungan. Kenaikan suku bunga deposito akan berpengaruh terhadap suku bunga kredit. Inflasi menyebabkan tingginya suku bunga sehingga menyebabkan para kreditur sulit untuk meminjamkan dana dari bank karena tingkat bunga kredit juga melambung tinggi.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Sukirno (2006) menjelaskan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Prof. Simon Kuznets dalam kuliahnya pada peringatan Nobel mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya; kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya (Jhingan, 2008:57). Sementara Todaro (2006) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang baik dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang semakin besar.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan nasional seperti Gross National Product (GNP) dan Gross Domestic Product (GDP). Dalam prakteknya GDP lebih lazim digunakan daripada GNP, mengingat batas wilayah perhitungan GDP terbatas pada negara yang bersangkutan. Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai GDP yang

Page 28: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

16

digunakan adalah nilai GDP riil. Hal ini dikarenakan bahwa dengan menggunakan harga konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan jasa, perubahan nilai GDP sekaligus menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan (Rahardja dan Manurung, 2001).

Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Setiap perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan atau menabung sebagian dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal (Todaro, 2006). Bila diasumsikan ada hubungan ekonomi langsung antara besarnya stok modal (K) dengan GDP total (Y). Hubungan ini dalam ilmu ekonomi dikenal sebagai rasio modal-output (capital-output ratio). Setiap tambahan neto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus output nasonal atau GDP.

Teori Harrod-Domar dapat diformulasikan sebagai berikut:

Persamaan tersebut merupakan versi sederhana dari teori pertumbuhan

Harrod-Domar, yang menyatakan tingkat pertumbuhan GDP ( ⁄ ) ditentukan secara bersama-sama oleh rasio tabungan nasional (s) dan rasio modal-output nasional ( ). Tingkat pertumbuhan pendapatan nasional berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan rasio tabungan tetapi berpengaruh negatif atau berbanding terbalik terhadap rasio modal output. Jadi setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin bagian dari GDPnya agar laju pertumbuhan perekonomian akan semakin cepat.

Teori Pertumbuhan Sollow-Swan

Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National University secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo-Klasik. Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi capital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi.

Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan model model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih “luwes” karena : a. Menghindari masalah “ketidakstabilan” yang merupakan ciri warranted rate of

growth dalam model Harrod-Domar b. Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi

pendapatan. Keluwesan ini terutama disebabkan oleh karena Solow dan swan

menggunakan bentuk fungsi produksi yang lebih mudah dimanipulasikan secara aljabar. Dalam model Harrod-Domar, output dan capital dan output dan tenaga kerja masing-masing dihubungkan oleh satu “fungsi produksi” dengan koefisien yang tidak bisa berubah, yaitu Qp = hK dan Qn, = nN. Dalam model Neo-Klasik dari Solow dan Swan dipergunakan suatu fungsi produksi yang lebih umum, yang

Page 29: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

17

bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antara capital (K) dan tenaga kerja (L). Bentuk fungsi produksi adalah: Q = F ( K, L )

Yang memungkinkan berbagai kombinasi penggunaan K dan L untuk mendapatkan suatu tingkat output. Fungsi produksi semacam ini (yang sering dijumpai dalam teori ekonomi mikro) disebut fungsi produksi Neo-Klasik. Dalam menggunakan fungsi semacam inilah Solow dan Swan bisa menghindari masalah “ketidakstabilan” dan mengambil kesimpulan-kesimpulan baru mengenai distribusi pendapatan dalam proses pertumbuhan (seperti halnya kaum Klasik).

Dengan digunakannya fungsi produksi Neo-klasik tersebut, ada satu konsekuensi lain yang penting. Konsekuensi ini adalah bahwa seluruh faktor yang tersedia, baik berupa K maupun berupa L akan selalu terpakai atau tergunakan secara penuh dalam proses produksi. Ini disebabkan karena dengan fungsi produksi Neo-Klasik tersebut, berapapun K dan L yang tersedia akan bisa dikombinasikan untuk proses produksi, sehingga tidak ada lagi kemungkinan “kelebihan” dan “kekurangan” faktor produksi seperti dalam model misalnya, Harrod-Domar atau Lewis. Posisi “full employment” ini membedakan model Neo-Klasik. Dengan adanya model Keynesian (Harrod-Domar) maupun model Klasik. Jadi jelas bahwa penggunaan fungsi produksi Neo-Kalsik sehingga selalu jelas terdapat ”full employment” merupakan ciri utama yang membedakan model ini dengan model-model pertumbuhan lain.

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter menjelaskan bagaimana kebijakan moneter berpengaruh terhadap sektor riil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat terjadi melalui jalur moneter langsung, jalur suku bunga, jalur nilai tukar, jalur harga aset, jalur kredit dan jalur ekspektasi. Sektor perbankan memegang peranan penting dalam proses transmisi kebijakan moneter tersebut, khususnya pada jalur kredit. Jalur kredit ini merupakan mekanisme transmisi yang berkaitan dengan adanya masalah informasi yang tidak simetris.

Menurut Warjiyo dan Solikin (2003) terdapat dua jalur utama yang berkaitan dengan jalur kredit, yaitu: 1. Bank lending channel (jalur pinjaman bank) yang menitikberatkan pengaruh

kebijakan moneter terhadap neraca perbankan, tidak hanya melalui sisi kewajiban, tetapi juga melalui sisi aset dari neracanya. Kebijakan moneter yang ekspansif akan meningkatkan cadangan yang dimiliki oleh sektor perbankan. Meningkatnya cadangan ini kemudian akan meningkatkan ketersediaan dana dan kredit (loanable fund) yang dapat disalurkan kepada investor. Hal ini kemudian akan berpengaruh terhadap peningkatan investasi dan selanjutnya mendorong peningkatan output.

2. Balance sheet channel (jalur neraca perusahaan) yang menitikberatkan pengaruh kebijakan moneter terhadap kondisi keuangan perusahaan yang selanjutnya akan memengaruhi akses perusahaan dalam memperoleh kredit dari bank. Apabila bank sentral melakukan kebijakan moneter ekspansif, maka suku bunga di pasar uang akan turun sehingga meningkatkan harga saham. Dengan peningkatan tersebut maka nilai bersih perusahaan (networth)

Page 30: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

18

akan meningkat, yang selanjutnya mengurangi tindakan adverse selection dan moral hazard oleh perusahaan. Kondisi ini meningkatkan pemberian kredit oleh bank, selanjutnya meningkatkan investasi, dan pada akhirnya meningkatkan output.

Berkaitan dengan balance sheet channel, menurut Mishkin (2001) masalah adverse selection terjadi semakin rendah aset yang dimiliki oleh perusahaan berarti akan semakin rendah pula jaminan terhadap utang, dan menyebabkan semakin besarnya potensi kerugian. Hal ini kemudian akan menyebabkan rendahnya penyaluran dana untuk membayar investasi perusahaan. Masalah moral hazard terjadi karena semakin rendah aset maka pemilik perusahaan akan mempunyai insentif yang semakin besar untuk mengerjakan proyek-proyek investasi yang beresiko tinggi. Semakin tinggi resiko investasi maka menyebabkan semakin tinggi pula resiko kegagalan membayar utang. Dengan demikian semakin rendah aset perusahaan akan menyebabkan semakin rendahnya tingkat kredit yang disalurkan oleh bank dan kemudian menyebabkan semakin rendahnya investasi.

Hubungan Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam rangka pembiayaan kegiatan perekonomian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemberian kredit perbankan mempunyai peranan penting. Peranan kredit perbankan di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dapat berarti penciptaan lapangan kerja, baik melalui perluasan produksi dan kegiatan usaha lainnya maupun melalui pengaruhnya dalam mendorong munculnya unit-unit usaha baru. Selain itu, kredit perbankan dapat diarahkan untuk pemerataan kesempatan berusaha yang antara lain melalui alokasi pemberian kredit menurut prioritas pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada gilirannya dapat memperluas pemerataan hasil-hasil pembangunan. Dalam kaitan ini, kebijakan pemerintah yang ditempuh dalam bidang perkreditan diarahkan untuk membiayai sektor-sektor ekonomi yang mempunyai produktivitas tinggi sehingga alokasi dana secara makro dapat dicapai dengan lebih efisien.

Pemberian kredit perbankan yang dibiayai oleh bank sentral, baik dalam bentuk kredit likuiditas maupun kredit langsung, akan menambah jumlah uang primer (reserve money) dan memberikan dampak inflatoir. Berkaitan dengan hal itu, pemberian kredit perbankan yang sepenuhnya dibiayai dana masyarakat yang dihimpun melalui perbankan dan dipergunakan untuk kegiatan ekonomi yang produktif akan mendorong perekonomian tanpa menimbulkan dampak inflatoir. Oleh karena itu, untuk mengatasi dampak inflatoir, sedapat mungkin kredit perbankan dibiayai dari pengerahan dana masyarakat.

Selain itu, perlu diperhatikan hubungan antara kredit yang disalurkan perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai dan juga harus memperhatikan kondisi perekonomian. Secara teori, kredit perbankan memiliki hubungan kausalitas yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Hubungan timbal balik tersebut terjadi karena semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan memacu pertumbuhan ekonomi pada sektor yang disalurkan kredit dan akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Page 31: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

19

Sebagai contoh pemberian kredit perbankan untuk investasi atau modal kerja kepada sektor-sektor ekonomi. Kredit investasi biasanya dipergunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi seperti membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Sedangkan kredit modal kerja untuk membeli bahan baku dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses produksi. Kedua kredit itu dapat memacu produktivitas setiap sektor yang ada sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada sektor-sektor tersebut yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam hal ini, kredit digunakan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, dimana kredit sebagai fungsi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menyebabkan permintaan kredit yang semakin tinggi juga. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang meningkat menunjukkan berkembangnya usaha atau kegiatan produksi dari perusahaan (sektor-sektor). Dengan berkembangnya usaha tersebut, maka diperlukan pembiayaan dari kredit perbankan untuk produktivitas dan pengembangan perusahaan tersebut. Namun perlu dilihat apabila kondisi perekonomian kurang bergairah atau tidak stabil maka permintaan kredit juga akan berkurang. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari kredit.

Penelitian Terdahulu

Pradhan et al (2009) meneliti masalah hubungan kausal antara pengembangan pasar kredit dan pertumbuhan ekonomi di India periode 1980-2008. Metode yang digunakan adalah Vector Autoregression (VAR). Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat hubungan kointegrasi dan bidirectional causality antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi di India. Hal ini disimpulkan dari studi yang menunjukan pertumbuhan ekonomi di India memiliki efek positif langsung pada perkembangan pasar kredit di negara tersebut.

Penelitian yang dilakukan Inggrid (2006) menganalisis pengaruh perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama kurun waktu 1992:2-2004:4. Hasil uji kausalitas Granger menunjukkan kausalitas dua arah di antara pertumbuhan ekonomi dan volume kredit serta kausalitas satu arah yang berasal dari spread suku bunga menuju pertumbuhan ekonomi, maka sistem keuangan dapat menjadi mesin penggerak pertumbuhan di Indonesia. Analisis ekonometrika dengan Vector Error Correction Model (VECM) mendukung hipotesis signifikansi peranan sektor keuangan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi, melalui kenaikan ketersediaan kredit, baik dari segi volume maupun harga.

Vazakidis dan Adamopoulus (2009) menganalisis hubungan antara pembangunan pasar kredit dan pertumbuhan ekonomi untuk Italia 1965-2007. Selain itu penelitian ini menganalisis pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi pada pengembangan pasar kredit. Metode yang digunakan adalah Vector Error Correction Model (VECM). Hasil dari penelitian ini adalah Pertumbuhan ekonomi memiliki dampak positif pada pengembangan pasar kredit, sementara tingkat inflasi memiliki dampak negatif. Bank pembangunan ditentukan oleh ukuran pinjaman bank diarahkan untuk sektor swasta di kali tingkat inflasi yang rendah menuju tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Page 32: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

20

Adamopoulus (2010) menganalisis hubungan kausal antara pembangunan pasar kredit dan pertumbuhan ekonoi untuk Irlandia periode 1978-2007. Metode yang digunakan adalah Vector Error Correction Model (VECM). Hasil dari penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi memiliki efek positif pada pengembangan pasar kredit , dengan mempertimbangkan dampak negatif dari laju inflasi pada pembangunan pasar kredit dan pertumbuhan ekonomi. Hasil tes kausalitas granger menunjukkan bahwa ada hubungan kausal searah antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pasar kredit dari arah pengembangan pasar kredit dengan pertumbuhan ekonomi

Marissa (2004) menganalisis pengaruh kredit domestik terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama kurun waktu 1983-2002. Metode yang digunakan adalah 2SLS. Hasil dari penelitian ini menunjukan Kredit domestik memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan nilainya secara statistik signifikan selama periode observasi.Pengaruh defisit anggaran, exchange rate dan jumlah kredit domestik periode sebelumnya terhadap pertumbuhan kredit domestik adalah positif dan secara statistik signifikan. Ekspektasi inflasi dan krisis berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit domestik. Pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penulis menambahkan suku bunga kredit sebagai variabel dan menambahkan periode analisis. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan yaitu kredit perbankan, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan suku bunga kredit. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu 2000:Q1-2012:Q4. Selain itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode VECM (Vector Error Correction Model).

Kerangka Pemikiran

Sektor keuangan dalam perekonomian berupa pasar keuangan dan lembaga perantara keuangan. Secara spesifik, sektor keuangan berfungsi untuk memobilisasi tabungan, mengelola resiko, menurunkan biaya dalam memperoleh informasi mengenai proyek-proyek investasi yang potensial, melakukan pengawasan terhadap proyek-proyek investasi, memonitor manajer dan mengerahkan kontrol bagi perusahaan, memperlancar transaksi dan memfasilitasi pertukaran barang dan jasa. Di indonesia sektor keuangan didominasi oleh sektor perbankan.

Kebijakan Pemerintah di Indonesia dalam upaya mendorong investasi akan menyebabkan perkembangan sektor perbankan melalui perkembangan volume penyaluran kredit sebagai alternatif pembiayaan. Hal ini selanjutnya mengakibatkan ekspansi pada sektor perbankan guna memfasilitasi investasi yang pada giliranya akan menghasilkan pertumbuhan output . Sebaliknya, pertumbuhan aktivitas ekonomi akan memerlukan lebih banyak capital untuk melakukan ekspansi usaha yang sebagian besar di-supply oleh sektor perbankan melalui penyaluran kredit modal kerja maupun kredit investasi. Disamping itu, meningkatnya aktivitas perekonomian juga akan meningkatkan penyaluran kredit

Page 33: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

21

konsumsi. Oleh karena itu diduga terdapat hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan kredit.

Laju inflasi yang tinggi akan menyebabkan masyarakat untuk mengurangi tabungan, sehingga aset riil perbankan akan menurun dan berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Salah satu faktor yang langsung memengaruhi kredit adalah suku bunga kredit . Perubahan tingkat suku bunga akan merubah preferensi masyarakat untuk melakukan investasi dalam bentuk saving dan deposit atau investasi. Tingginya tingkat suku bunga mengakibatkan sulitnya para kreditor atau investor untuk meminjam kredit dan memperbaiki kinerja usahanya yang sedang berjalan, sehingga berpengaruh terhadap kredit yang disalurkan.

Dalam penelitian ini ditekankan pada pentingnya penyaluran kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan efek inflasi dan suku bunga kredit di Indonesia. Keterkaitan serta hubungan jangka pendek dan jangka panjang diantara faktor-faktor tersebut dianalisis dengan model VAR-VECM. Pembatasan penggunaan variabel karena masing-masing variabel dianggap telah representatif dalam menjelaskan kondisi makroekonomi dan perbankan dengan karakteristik dan sifatnya yang berbeda-beda. Pembatasan tersebut juga didasarkan pada alasan penggunaan model VAR-VECM, dimana dalam model VAR-VECM, yang diutamakan bukanlah penggunaan semakin banyaknya jumlah variabel dalam sebuah model, tetapi lebih baik menggunakan sejumlah variabel tertentu yang dimasukkan dalam model dengan penekanan bahwa variabel tersebut representatif dengan topik penelitian dan teori ekonomi. Keseluruhan penjabaran di atas terangkum dalam Kerangka Pemikiran Operasional yang disajikan dalam Gambar 6.

Sektor Keuangan: Pasar keuangan dan Lembaga perantara keuangan

Perbankan

Kredit Suku Bunga Kredit

Inflasi

Pertumbuhan Ekonomi

Gambar 6 Kerangka Pemikiran

Page 34: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

22

Hipotesis

1. Terdapat hubungan kausalitas (timbal balik) antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

2. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kredit perbankan, dalam artian meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan mendorong bertambahnya kredit perbankan .

3. Inflasi berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan. Kenaikan laju inflasi akan mengakibatkan menurunnya jumlah kredit perbankan.

4. Suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kredit perbankan. Kenaikan suku bunga kredit perbankan akan menyebabkan penurunan jumlah kredit perbankan.

METODE

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data ini merupakan data time series kuartalan selama kurun waktu 2000:Q1-2012:Q4. Data yang digunakan meliputi volume kredit perbankan (LNKredit), Produk Domestik Bruto atas harga konstan 2000 (LNPDB) digunakan sebagai proxy pertumbuhan ekonomi, inflasi (INF) dan suku bunga kredit (SBK). Data –data tersebut diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia. Selain itu penulis juga melakukan studi pustaka dengan membaca jurnal, buku, artikel internet, dan berbagai literatur lainnya yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan yang diteliti.

Definisi Operasional Variabel

Peubah yang digunakan bersama definisi operasionalnya adalah sebagai berikut: 1. Kredit perbankan (Kredit)

Variabel ini merupakan total kredit perbankan yang disalurkan kepada sektor-sektor ekonomi swasta. Menurut Bank Indonesia kredit perbankan merupakan tagihan perbankan pada sektor swasta domestik karena pemberian pinjaman kepadanya. Data variabel kredit memiliki satuan milliar Rupiah

2. Pertumbuhan Ekonomi (PDB) Produk domestik bruto (PDB) riil yang menjadi indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data variabel GDP diperoleh dari perhitungan pertambahan Real Gross Domestic Product sebagai indikator berdasarkan harga konstan 2000 dan merupakan data dalam milliar Rupiah.

Page 35: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

23

3. Laju inflasi (INF) Variabel inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga yang berlaku secara terus–menerus dalam suatu perekonomian nasional dalam persentase. Data variabel INF merupakan data dalam persen.

4. Suku bunga kredit (SBK) Variabel ini merupakan suku bunga yang ditetapkan oleh bank kepada debitur sebagai suku bunga pinjaman bagi debitur dan insentif bagi bank atas penyaluran kredit , dalam satuan persen.

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Autoregression (VAR) jika data yang digunakan adalah stasioner dan tidak terdapat kointegrasi, atau Vector Error Correction Model (VECM) jika data yang digunakan kemudian diketahui stasioner dan terdapat kointegrasi. Analisis data dengan menggunakan pendekatan model VAR dan VECM mencakup tiga alat analisis utama yaitu Granger causality test, impuls response function (IRF), dan forecast error variance decomposition (FEVD). Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk proses pengolahan adalah Eviews 6.

Uji Stasioneritas Data

Estimasi model ekonometrik time series akan menghasilkan kesimpulan yang tidak berarti, ketika data yang digunakan mengandung akar unit (tidak stasioner). Data yang mengandung akar unit (tidak stasioner) jika dimasukan dalam pengolahan statistik maka akan memberikan hasil estimasi yang spurious yang ditandai oleh tingginya koefisien determinansi, R2 dan t statistik signifikan, tetapi penafsiran hubungannya tidak memiliki arti secara ekonomi.

Augmented Dickey-Fuller Test (ADF test) merupakan prosedur standar, untuk menyelidiki adanya akar unit pada data time series. Uji akar unit ADF memerlukan estimasi regresi:

∆Yt= α0+ βYt-1+ δi∆Yt-i+εt

p

i=1

Dalam persamaan seperti ini hipotesis yang digunakan adalah : H0 : 0 (mengandung akar unit- series tidak stasioner) H1 : 0 (tidak mengandung akar unit- series stasioner) Jika nilai statistik ADF secara absolut lebih kecil dibandingkan nilai kritis

MacKinnon, maka H0 diterima . Dengan kata lain, Yt mengandung satu akar unit atau data tidak stasioner. Data time series yang belum stasioner pada tingkat level dapat dijadikan stasioner, melalui proses diferensiasi agar data menjadi stasioner.

Pengujian Lag Optimal

Penentuan jumlah lag optimal yang digunakan merupakan langkah penting yang harus dilakukan dalam menggunakan model VAR. Untuk penentuan panjang lag optimal dapat digunakan beberapa kriteria yaitu dengan menggunakan Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), Final Prediction Error (FPE), dan Hannan-Quinn Information Criterion (HQ). Pengujian panjang

Page 36: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

24

lag optimal berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam sistem VAR. Dalam penelitian ini digunakan semua kriteria informasi untuk menentukan lag optimal. Model diestimasi dengan lag yang berbeda-beda lalu dibandingkan nilai kriterianya. Lag optimum yang dipilih berdasarkan nilai kriteria yang terkecil.

Uji Kointegrasi

Kombinasi dari dua variabel yang tidak stasioner, akan bergerak ke arah yang sama menuju ekuilibrium jangka panjangnya dan diferensiasi diantara kedua seri tersebut akan konstan. Jika demikian halnya, variabel ini dikatakan saling berkointegrasi. Tes kointegrasi berdasarkan pendekatan vector autoregressions (VAR) Johansen. Jika vektor Xt adalah vektor variabel endogen dalam VAR dengan panjang lag p, maka: Xt= A1Xt-1+A2Xt-2+ +ApXt-p+βYt+εt Dimana

: vektor variabel endogen : parameter matriks : d-vektor dari deterministic variable

: vektor innovations Spesifiksi VAR ini dapat dinyatakan dalam bentuk first difference sebagai,

∆Xt=πXt-1+ τi∆Xt-i+βYt+εt

p-1

i=j

π= Ai-Ip

i=1

τi=- Aj

p

j=i+1

I : matriks identitas Jika tidak terdapat hubungan kointegrasi, model unrestricted VAR dapat

diaplikasikan. Tetapi, bila terdapat hubungan kointegrasi antar variabel, model Vector Error Correction (VECM) yang dipergunakan. Jumlah vektor kointegrasi diperoleh dengan melihat signifikansi dari , melalui dua likelihood test:

Maximum eigenvalue: λmax=-T In 1-λr+1 λ : nilai estimasi eigenvalue yang diperoleh dari estimasi terhadap matriks T : jumlah observasi

Trace statistic:

λtrace=-T lnn

i-r+1

1-λi

Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas Granger dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas di antara variabel-variabel yang ada di dalam model. Uji ini melihat pengaruh masa

Page 37: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

25

lalu terhadap kondisi sekarang sehingga uji ini memang tepat dipergunakan untuk data time series. Pertanyaan yang ada dalam analisis time series adalah tidak hanya satu atau lebih variabel ekonomi yang dapat memperkirakan variabel ekonomi lainnya.

Dalam konsep kausalitas Granger, dua perangkat data time series yang linier berkaitan dengan variabel X dan Y diformulasikan dalam dua bentuk model regresi. Yt=α11+α12yt-1+ +α1tyt-1+β11Xt-1+…+β1tX-1+εt Xt=α21+α22Xt-1+ +α2tXt-1+β21yt-1+…+β2tY-1+ut

Hasil-hasil regresi pada kedua bentuk model regresi linear tersebut akan menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisien regresi masing-masing sebagai berikut: 1. ∑ βit≠0t

i=1 dan ∑ βit=0ti=2 , terdapat kausalitas satu arah dari X ke Y

2. ∑ βit=0ti=1 dan ∑ βit≠0t

i=2 , terdapat kausalitas satu arah dari Y ke X 3. ∑ βit=0t

i=1 dan ∑ βit=0ti=2 ,tidak saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya

4. ∑ βit≠0ti=1 dan ∑ βit≠0t

i=2 , terdapat hubungan kausalitas antara satu dengan lainnya

Vector Error Correction Model (VECM) Vector Error Correction Model (VECM) adalah VAR terestriksi yang

digunakan untuk variabel yang nonstatsioner tetapi memiliki potensi untuk terkointegrasi. Dalam VECM terdapatt speed of adjustment dari jangka pendek ke jangka panjang. Menurut Firdaus (2011) model VECM secara umum adalah sebagai berikut:

∆yt=μ0x+μ1xt+αβyt-1+ τk∆yt-1+εt

k-1

i=1

Di mana: yt : vektor yang berisi variabel yang dianalisis dalam penelitian μ0x : vektor intercept μ1x : vektor koefisien regresi t : time trend α : koefisien speed of adjusment β : vektor kointegrasi yt-1 : variabel in-level τk : matriks koefisien regresi k-1 : ordo VECM dari VAR k : lag εt : error term Impulse Respon Function

Untuk menentukan respon suatu variabel endogen terhadap guncangan tertentu maka digunakan metode Impulse Respon Function (IRF). Hal ini dikarenakan guncangan variabel misalnya ke-i tidak hanya berpengaruh terhadap variabel ke-i itu saja tetapi diransmisikan kepada semua variabel endogen lainnya melalui struktur dinamis atau struktur lag dalam VECM. Fungsi impulse response

Page 38: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

26

menggambarkan tingkat laju dari guncangan variabel yang satu terhadap variabel yang lainnya pada suatu rentang periode tertentu. Sehingga dapat dilihat lamanya pengaruh dari guncangan suatu variabel terhadap variabel lain sampai pengaruhnya hilang atau kembali ke titik keseimbangan.

Variance Decomposition

Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh varabel-variabel lainnya adalah FEVD. Metode ini mencirikan suatu struktur dinamis dalam model VAR/VECM. Dalam metode ini dapat dilihat kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel memengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang.

FEVD merinci ragam dari peramalan galat menjadi komponen-komponen yang dapat dihubungkan dengan setiap variabel endogen dalam model. Dengan menghitung persentase kuadrat prediksi galat k-tahap ke depan dari sebuah variabel akibat inovasi dalam variabel-variabel lain maka dapat dilihat seberapa besar perbedaan antara error variance sebelum dan sesudah terjadinya guncangan yang berasal dari variabel itu sendiri atau dari variabel lain. Jadi dapat diketahui secara pasti faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi dari variabel tertentu.

Model Penelitian

Model VAR dan VECM yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: Model umum: Kreditt = f (PDBt, INFt, SBKt) Model persamaan VAR dalam bentuk notasi matriks: Ln_KreditLn_PDB

INFSBK

a10a20a30a40

a11 a12 a13 a14a21 a22 a23 a24a31 a32 a33 a34a41 a42 a43 a44

Ln_Kreditt-1Ln_PDBt-1

INFt-1SBKt-1

e1te2te3te4t

Keterangan: Kredit : Volume Kredit Perbankan (Rp) PDB :Produk Domestik Bruto atas harga konstan 2000 sebagai proxy

pertumbuhan ekonomi(Rp) INF : laju inflasi (%) SBK : Suku Bunga Kredit (%) a10-a40 : Konstanta eit : error term (sisaan) αij : koefisien lag peubah ke-j untuk persamaan ke-i

Selanjutnya dari persamaan - persamaan diatas, untuk melihat isu

persoalan jangka panjang terbentuk pengkombinasian antara model VAR struktural dengan Vector Error Correction Model (VECM) sehingga persamaan menjadi sebagai berikut:

∆yt=μ0x+μ1xt+αβyt-1+ τk∆yt-1+εt

k-1

i=1

Page 39: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

27

Di mana: yt : Kreditt, PDBt, INFt, SBKt μ0x : vektor intercept μ1x : vektor koefisien regresi t : time trend α : koefisien speed of adjusment β : vektor kointegrasi yt-1 : variabel in-level τk : matriks koefisien regresi k-1 : ordo VECM dari VAR k : lag εt : error term

Semua data estimasi yang dipergunakan adalah dalam bentuk logaritma

natural sesuai dengan pendapat Sims dalam Enders (2004), kecuali data yang sudah dalam bentuk persen seperti variabel inflasi dan suku bunga kredit, atau data tersebut memiliki koefisien yang negatif (sangat kecil) . Salah satu alasannya adalah untuk memudahkan analisis, karena baik dalam impuls respons maupun variance decomposition, pengaruh shock dilihat dalam standar deviasi yang dapat dikonversi dalam bentuk presentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Akar Unit (unit root test)

Uji stasioneritas merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pengujian ini dilakukan agar tidak terjadi regresi spurious yang menyebabkan hasil estimasi menjadi tidak tepat karena adanya unit root dalam variabel penelitian. Uji stasioneritas ini dilakukan pada tingkat level dan first diference. Alasannya adalah karena data time series pada umumnya tidak stasioner pada level, sehingga perlu dilakukan pengujian selanjutnya pada tingkat first difference.

Pengujian akar unit atau unit root test dilakukan dengan uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan menggunakan taraf nyata lima persen. Pengujian ini didasarkan pada nilai absolut statistik t dan nilai kritis MacKinon. Jika nilai statistik t lebih kecil dari nilai kritis MacKinon maka tolak Ho, artinya data yang digunakan adalah stasioner atau tidak mengandung akar unit.Kestasioneran data time series juga dapat dilihat dari nilai probabilitasnya (critical value) yang kurang dari 1%, 5% atau 10%.

Berdasarkan uji ADF yang telah dilakukan pada tingkat level hanya variabel Inflasi yang stasioner . Hal ini dilihat dari nilai mutlak statistik t yang lebih besar dari nilai kritis MacKinon lima persen serta nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari nilai kritis lima persen. Sedangkan variabel kredit perbankan, PDB, dan Suku Bunga Kredit stasioner setelah dilakukan uji ADF pada tingkat first

Page 40: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

28

difference . Hal tersebut dilihat dari nilai mutlak statistik t yang lebih besar dari nilai kritis MacKinon lima persen serta nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari nilai kritis lima persen. Adapun hasil pengujian akar unit dapat dilihat dari Tabel 1

Tabel 1 Hasil Pengujian Akar Unit Tingkat Level dan First Difference

Variabel Level First Difference

t statistik Probabilitas t statistik Probabilitas

LNKredit -2.335620 0.4065 -4.127183 0.0118*

LNPDB -2.258787 0.4473 -3.796629 0.0255*

INF -6.049670 0.0000* -7.487803 0.0000*

SBK -2.128560 0.5174 -6.019088 0.0000* Sumber: Lampiran Keterangan: * stasioner pada taraf nyata 5%

Penentuan Lag Optimum

Lag dalam sebuah sistem VAR merupakan hal yang penting. Di samping berguna untuk menunjukan berapa lama reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya, penentua lag optimal juga berguna untuk menghilangkan masalah autokolerasi dalam sebuah sistem VAR. Penetapan lag optimum biasanya didasarkan pada nilai Akaike Information Criteria (AIC), Final Prediction Error (FPE), Hannan-Quinn Information Criterion (HQ), dan Schwarz Information Criterion (SC).

Besarnya lag yang dipilih dalam penelitian ini adalah lag yang menghasilkan nilai SC terkecil. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai SC terkecil terdapat pada lag empat yaitu sebesar -3.437226. Hal ini menunjukkan bahwa lag optimal menurut nilai SC berada di lag empat. Hasil pengujian lag optimum dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 2 Hasil Pengujian Lag Optimal

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -109.6480 NA 0.001339 4.735335 4.891268 4.794262

1 101.5584 378.4116 3.94e-07 -3.398268 -2.618601 -3.103631

2 134.0446 52.79000 2.01e-07 -4.085191 -2.681790 -3.554844

3 175.6051 60.60913 7.20e-08 -5.150214 -3.123080 -4.384157

4 214.1143 49.74095* 3.03e-08* -6.088094* -3.437226* -5.086327* Sumber: Lampiran Keterangan:* lag optimal

Page 41: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

29

Uji Stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan sudah stabil. Uji stabilitas VAR dilakukan dengan menghitung akar-akar dari fungsi polinomial atau dikenal dengan roots of characteristic polinomial. Jika semua akar dari fungsi polinomial tersebut berada dalam unit circle atau jika nilai absolutnya <1 maka model VAR tersebut dianggap stabil sehingga Impuls Respon Function (IRF) dan Forecast Error Variance Deecomposition (FEVD) yang dihasilkan dianggap valid.

Berdasarkan uji stabilitas yang dilakukan model stabil pada lag 3. Hal tersebut dapat terihat pada tabel bahwa nilai modulus dari seluruh roots memiliki nilai modulus kurang dari satu pada lag 3. Hasil uji stabilitas VAR ditujukan tabel berikut.

Tabel 3 Hasil Uji Stabilitas VAR Root Modulus

0.992121 0.992121

0.900960 0.900960

-0.443676 0.443676

0.322394 - 0.277631i 0.425461

0.322394 + 0.277631i 0.425461

0.410980 0.410980

0.093638 - 0.383088i 0.394366

0.093638 + 0.383088i 0.394366 Sumber: Lampiran

Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel-variabel yang ada dalam model. Uji ini untuk mengetahui apakah suatu variabel bebas meningkatkan kinerja forecasting dari variabel tidak bebas. Berdasarkan hasil uji kausalitas granger didapatkan bahwa terdapat hubungan kausalitas dua arah antara pertumbuhan ekonomi dengan kredit perbankan di Indonesia. Artinya, pertumbuhan ekonomi mampu memengaruhi kredit perbankan di Indonesia. Demikian pula sebaliknya, kredit perbankan mampu memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil tersebut sesuai dengan hasil yang didapat oleh Inggrid (2006) dan Pradhan et al (2009).

Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa kredit perbankan memiliki hubungan kausalitas dua arah dengan pertumbuhan ekonomi. Hubungan kausalitas dua arah tersebut terjadi karena semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan memacu pertumbuhan ekonomi pada sektor yang disalurkan kredit dan akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di

Page 42: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

30

Indonesia, kebijakan pemerintah dalam usaha mendorong investasi menyebabkan perkembangan sektor keuangan, melalui kenaikan penggunaan kredit sebagai alternatif pembiayaan. Hal ini, selanjutnya membawa ekspansi pada sektor perbankan dan jasa-jasa keuangan lain, guna memfasilitasi investasi dan akhirnya menghasilkan pertumbuhan output. Sebaliknya, pertumbuhan aktivitas ekonomi memerlukan lebih banyak kapital untuk melakukan ekspansi usaha yang sebagian besar di supply oleh sektor perbankan melalui penyaluran kredit modal kerja maupun kredit investasi . Selain itu, meningkatnya aktivitas perekonomian juga akan meningkatkan penyaluran kredit konsumsi.

Uji kausalitas antara kredit perbankan dengan inflasi menunjukan hubungan satu arah. Artinya, kredit perbankan dapat menjelaskan inflasi. Peningkatan kredit perbankan khususnya kredit konsumsi dapat memicu pertumbuhan permintaan aggregat diatas output potensial yang mengakibatkan meningkatnya kegiatan ekonomi. Pada gilirannya akan berdampak kepada peningkatan inflasi.

Hubungan kausalitas satu arah dapat ditemukan juga pada kredit perbankan dengan suku bunga kredit. Hal ini berarti kredit perbankan dapat memengaruhi suku bunga kredit tetapi suku bunga kredit tidak memengaruhi kredit perbankan. Pertumbuhan kredit akan meningkatkan suku bunga kredit. Artinya jika pertumbuhan kredit tidak diawasi, pertumbuhan kredit yang tinggi akan dapat menyebabkan meningkatnya suku bunga kredit. Pertumbuhan kredit mencerminkan meningkatnya penyaluran kredit. Bagi perbankan sendiri, kredit yang disalurkan memiliki resiko diantaranya adalah adanya non-performing loan (Agung et al, 2001). Dengan meningkatnya resiko tersebut, sudah tentu bank akan meningkatkan suku bunga untuk meminimalisir resiko. Sementara suku bunga kredit tidak memengaruhi kredit perbankan, karena perbankan pada dasarnya mereflesikan perilaku nasabahnya, dimana umumnya mereka berperilaku inelastis terhadap tingkat bunga, sehingga di pasar kredit, kredit yang ditawarkan perbankan akan diserap pasar pada tingkat bunga berapa saja. Berarti yang menjadi kendala bagi nasabah dalam suatu perekonomian utang tergantung pada kesempatan akses memperoleh kredit, bukan pada faktor harga dari kredit atau tingkat bunganya. Dengan kata lain, dalam penyaluran kredit tingkat suku bunga kredit bukanlah pertimbangan utama bank dalam memberikan kredit, melainkan mempertimbangkan juga performa calon debitur tersebut serta sektor yang didukungnya.

Tabel 4 Hasil Granger Causality

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

LNPDB does not Granger Cause LNKREDIT 49 23.7108 4.E-09

LNKREDIT does not Granger Cause LNPDB 22.5012 8.E-09

INF does not Granger Cause LNKREDIT 49 1.13214 0.3470

LNKREDIT does not Granger Cause INF 3.59410 0.0212

SBK does not Granger Cause LNKREDIT 49 0.17356 0.9137

LNKREDIT does not Granger Cause SBK 5.70246 0.0023 Sumber:Lampiran

Page 43: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

31

Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui hubungan jangka panjang antar variabel. Variabel yang tidak stasioner pada jangka panjang kemungkinan terkointegrasi. Hubungan saling memengaruhi dapat terlihat dari kointegrasi antar variabel yang terjadi. Jika terdapat kointegasi antar variabel maka hubungan saling memengaruhi berjalan dan informasi tersebar secara paralel. Persyaratan untuk proses kointegrasi yaitu semua variabel harus stasioner pada derajat yang sama.

Tabel 5 Hasil Uji Kointegrasi Johanssen’s Trace Statistic Hypothesized No.of CE(s) Eigenvalue

Trace Statistic

0.05 Critical Value Prob.**

None * 0.601919 100.0778 63.87610 0.0000

At most 1 * 0.470548 54.02277 42.91525 0.0027

At most 2 0.233154 22.22713 25.87211 0.1331

At most 3 0.163956 8.953694 12.51798 0.1832 Sumber:Lampiran

Jumlah persamaan yang terkointegrasi dapat diketahui dengan membandingkan nilai Trace Statistic terhadap nilai critical value. Taraf nyata yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima persen. Apabila nilai Trace Statistic lebih besar daripada nilai critical value lima persen maka persamaan tersebut terkointegrasi. Hasil uji kointegrasi Johansen menunjukkan terdapat dua persamaan yang terkointegrasi pada taraf lima persen. Artinya, di antara variabel kredit perbankan, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan suku bunga kredit terdapat dua persanaan linear jangka panjang yang terkandung di dalam model. Dengan adanya kointegrasi, hasil selanjutnya menggunakan model VECM.

Hasil Estimasi VECM

Hasil estimasi VECM pada model penelitian ini menjelaskan hubungan variabel jangka pendek dan jangka panjang. Variabel dependen dari model penelitian ini adalah kredit perbankan, sedangkan variabel independen dalam model ini adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga kredit. Dalam penelitian ini, signifikansi suatu variabel terhadap variabel lainnya dinilai pada taraf nyata lima persen. Hasil estimasi VECM dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 44: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

32

Tabel 6 Hasil Estimasi VECM Variabel Koefisien T-statistik

Jangka Pendek

CointEq1 -0.036701 -2.47532*

D(LNKREDIT(-1)) 0.404667 3.02343*

D(LNKREDIT(-2)) 0.053860 0.45603

D(LNPDB(-1)) 0.533134 4.02412*

D(LNPDB(-2)) -0.568688 -3.22469*

D(INF(-1)) 0.003015 1.56120

D(INF(-2)) 0.001401 0.91018

D(SBK(-1)) -0.001204 -0.29102

D(SBK(-2)) 0.007303 1.62607

Jangka Panjang

LNKREDIT(-1) 1.000000

LNPDB(-1) 2.895131 9.96572*

INF(-1) - 0.160046 -4.91422*

SBK(-1) -0.062724 -2.69041* Keterangan: * signifikan pada taraf nyata 5% Sumber: Lampiran, data diolah

Tabel 6 memperlihatkan hubungan variabel pada jangka pendek maupun

jangka panjang. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada jangka pendek terdapat tiga variabel yang signifikan terhadap kredit perbankan. Variabel tersebut adalah variabel kredit perbankan itu sendiri pada lag pertama yang secara signifikan berpengaruh positif terhadap kredit perbankan, yang berarti bahwa kenaikan sebesar satu persen pada kredit perbankan periode sebelumnya akan menaikan kredit perbankan itu sendiri pada periode sekarang sebesar 0.404667 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kredit perbankan periode sebelumnya menentukan kredit perbankan pada periode sekarang, karena kredit perbankan pada periode sebelumnya berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah yang cenderung menambah penyaluran kredit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Variabel kedua adalah pertumbuhan ekonomi pada lag pertama yang berpengaruh positif pada kredit perbankan. Hal ini berarti kenaikan sebesar satu persen pada pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya akan menaikan kredit perbankan pada periode berjalan sebesar 0.533134 persen. Artinya Pertumbuhan ekonomi turut memengaruhi kredit perbankan.Variabel selanjutnya berpengaruh negatif secara signifikan pada kredit perbankan pada jangka pendek adalah pertumbuhan ekonomi pada lag kedua. Artinya, ketika terjadi kenaikan satu persen pada pertumbuhan ekonomi dua periode sebelumnya, maka akan menurunkan kredit perbankan pada periode berjalan sebesar 0.568688 persen.

Page 45: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

33

Artinya pertumbuhan ekonomi pada dua periode sebelumnya dapat menurunkan kredit perbankan. Hal ini dapat diakibatkan juga dengan keadaan perekonomian sekarang ini, seperti menurunnya kegiatan ekspor impor terkait pelemahan ekonomi global akan memperlambat akselerasi pada kredit valas. Dan juga terjadi perlambatan kredit pada sektor sektor listrik air dan gas, sektor pertambangan, sektor jasa dunia usaha dan sektor jasa sosial yang cukup berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit total.

Kointegrasi yang signifikan dan bernilai negatif pada tabel tersebut menunjukan adanya mekanisme penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang. Pada jangka panjang semua variabel berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kredit perbankan, yakni ketika terjadi kenaikan sebesar satu persen pada pertumbuhan ekonomi, maka akan menaikan kredit perbankan sebesar 2.895131 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap jumlah kredit perbankan. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Pradhan et al (2009), Inggrid (2006), Vazakidis dan Adamopoulus (2009) dan Adamapoulus (2010). Peningkatan pertumbuhan ekonomi mencerminkan peningkatan aktivitas dunia usaha. Dunia usaha membutuhkan pembiayaan eksternal agar pengembangan usaha dapat terjadi secara berkelanjutan. Dengan struktur pembiayaan sektor riil Indonesia yang masih bergantung pada kredit perbankan, peningkatan aktivitas dunia usaha akan menyebabkan peningkatan jumlah kredit perbankan.

Inflasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kredit perbankan, dapat dijelaskan bahwa ketika terjadi kenaikan sebesar satu persen pada inflasi, maka akan menurunkan kredit perbankan sebesar 0.160046 persen. Dengan meningkatnya inflasi maka nilai uang akan “menurun” dan hal tersebut menyebabkan masyarakat juga merasa tidak diuntungkan dengan menyimpan uang di bank dengan harapan bunga ditengah inflasi yang tinggi, sehingga masyarakat enggan untuk menabung,yang menyebabkan dana yang dihimpun bank akan menjadi lebih kecil. Sehingga akan membatasi volume kredit yang dipinjam. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marissa (2004), Vazakidis dan Adamopoulus (2009), serta Adamapoulus (2010).

Variabel selanjutnya yang signifikan berpengaruh terhadap kredit perbankan pada jangka panjang adalah suku bunga kredit. Suku bunga kredit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kredit perbankan, yakni ketika terjadi kenaikan suku bunga kredit sebesar satu persen akan menurunkan kredit perbankan sebesar 0.062724 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap jumlah kredit perbankan. Hasil tersebut juga didapatkan pada penelitian Diah et al (2012). Suku bunga kredit merupakan biaya bagi sektor riil untuk pembiayaan usahanya. Jika suku bunga kredit meningkat maka biaya dana yang diperoleh dari kredit akan meningkat. Jika suku bunga kredit tidak dinaikkan, maka margin laba bank akan berkurang. Tetapi, dalam kondisi suku bunga kredit yang tinggi bank meyakini bahwa debitur berisiko tinggi yang mempunyai keinginan membayar suku bunga kredit yang tinggi sehingga dikhawatirkan terjadinya moral hazard. Penyaluran kredit dengan risiko seperti ini akan menambah aset yang berisiko sehingga mengharuskan bank untuk menambah modal. Di samping itu, Mishkin (2001) juga mengemukakan bahwa penetapan suku bunga kredit yang tinggi pada bank hanya akan meningkatkan

Page 46: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

34

masalah Adverse Selection pada bank yang bersangkutan karena individu dan perusahaan yang memiliki prospek investasi berisiko lah yang mau menerima suku bunga tinggi. Lagipula, jika dilihat dari sisi debitur, maka permintaan debitur terhadap kredit dengan suku bunga tinggi pastilah akan rendah, maka debitur yang rasional pasti akan mencari kredit dengan suku bunga rendah dan terjangkau untuk memperkecil pengeluaran usahanya (dalam bentuk cicilan bunga). Selanjutnya debitur akan mencari alternatif pembiayaan lain selain perbankan sehingga jumlah kredit perbankan menjadi berkurang. Respon Kredit Perbankan Terhadap Shock Variabel Lainnya

Analisis Impulse Response Function bermanfaat untuk menunjukkan bagaimana respon suatu variabel dari sebuah shock dalam variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. Maka IRF akan menjelaskan dampak dari guncangan variabel-variabel dalam penelitian terhadap kredit perbankan. Dalam analisis ini, jangka waktu yang digunakan dalam menganalisis respon kredit perbankan terhadap kredit perbankan, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan suku bunga kredit diproyeksikan dalam 36 periode (9 tahun) ke depan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 5 menunjukkan bahwa guncangan kredit perbankan sebesar satu standar deviasi pada kuartal pertama akan menyebabkan peningkatan pada kredit perbankan sebesar 1.7 persen. Sampai pada kurtal ke 36 guncangan kredit perbankan terus direspon positif oleh kredit perbankan itu sendiri. Misalnya saja, pada kuartal ketiga terjadi peningkatan kredit perbankan sebesar 2.9 persen. Respon kredit perbankan terhadap guncangan ini mulai mencapai keseimbangan pada periode jangka panjangnya, yakni pada kuartal ke-25, dimana kredit perbankan merespon positif guncangan tersebut pada kisaran 2.3 persen.

Guncangan pertumbuhan ekonomi sebesar satu standar deviasi pada kuartal pertama ternyata belum direspon oleh kredit perbankan. Mulai kuartal kedua, guncangan pada pertumbuhan ekonomi direspon positif oleh kredit perbankan sebesar 0.8 persen. Namun, pada kuartal ketiga respon kredit perbankan terhadap guncangan pertumbuhan ekonomi menurun sebesar 0.01 persen. Respon kredit perbankan terhadap guncangan pertumbuhan ekonomi terus berfluktuatif. Pada akhirnya respon kredit perbankan terhadap guncangan pertumbuhan ekonomi ini mulai mencapai keseimbangan pada kuartal ke-27, dimana kredit perbankan merespon positif guncangan tersebut pada kisaran 0.05 persen.Hasil IRF menunjukan kredit perbankan memberikan respon positif terhadap guncangan yang terjadi pada variabel pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukan perkembangan pertumbuhan ekonomi akan mendorong investor dan masyarakat untuk melakukan investasi sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kredit perbankan.

Guncangan inflasi sebesar satu standar deviasi juga tampak belum direspon oleh kredit perbankan pada kuartal pertama. Pada kuartal kedua sampai periode jangka panjangnya, terlihat bahwa guncangan inflasi direspon negatif oleh kredit perbankan. Pada kuartal kedua, kredit perbankan mengalami penurunan sebesar 0.04 persen. Pada bulan keenam penurunan ini meningkat menjadi sebesar 1.26 persen. Respon kredit perbankan terhadap guncangan ini mulai mencapai keseimbangan pada kuartal ke-17, dimana kredit perbankan merespon negatif guncangan inflasi kisaran 1.08 persen. Hal ini menunjukkan apabila terjadi

Page 47: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

35

kenaikan inflasi maka masyarakat lebih memilih memegang uang dibandingkan melakukan investasi. Sehingga dana yang dihimpun bank akan berkurang dan terjadi penurunan dalam jumlah kredit perbankan.

Sama halnya dengan guncangan dari variabel lain seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada kuartal pertama guncangan sebesar satu standar deviasi pada suku bunga kredit belum direspon oleh kredit perbankan. Mulai kuartal kedua hingga periode jangka panjangnya (36 kuartal), tampak bahwa guncangan suku bunga kredit direspon negatif oleh kredit perbankan yang ditandai dengan menurunnya kredit perbankan pada jangka pendek dan jangka panjangnya dengan jumlah yang berfluktuatif. Pada kuartal kedua, kredit perbankan mengalami penurunan sebesar 0.2 persen. Pada kuartal kelima penurunan semakin berkurang yaitu kisaran 0.03 persen. Respon kredit perbankan terhadap guncangan suku bunga kredit mulai seimbang pada kuartal ke 24 yaitu sebesar 0.4 persen. Hal ini menandakan semakin tinggi suku bunga kredit maka masyarakat semakin enggan untuk mengajukan kredit sehingga jumlah kredit perbankan yang disalurkanpun semakin berkurang.

Gambar 7 Hasil Impulse response Function LNKredit

Analisis Variance Decomposition

Analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) atau analisis dekomposisi bermanfaat untuk menjelaskan kontribusi dari masing-masing variabel terhadap guncangan yang ditimbulkannya terhadap variabel endogen

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35

Response of LNKREDIT to LNKREDIT

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35

Response of LNKREDIT to LNPDB

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35

Response of LNKREDIT to INF

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

5 10 15 20 25 30 35

Response of LNKREDIT to SBK

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 48: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

36

utama yang diamati. Dalam penelitian didapatkan hasil dari FEVD yang menunjukkan kontribusi dari variabel-variabel dalam penelitian terhadap guncangan pada kredit perbankan yang ditampilkan pada Gambar 6.

Dari hasil analisis dekomposisi varian pada periode pertama, guncangan kredit perbankan dipengaruhi oleh kredit perbankan itu sendiri, yakni sebesar 100 persen. Pada periode kedua sampai periode berikutnya kontribusi variabel lain mulai memengaruhi variabilitas kredit perbankan, namun lebih dominan dipengaruhi oleh kredit perbankan itu sendiri sebesar 92.03 persen, Produk Domestik Bruto sebesar 6.00 persen, inflasi sebesar 1.57 persen, dan suku bunga kredit sebesar 0.38 persen. Pada periode ke-17 peranan kredit perbankan dalam menjelaskan kredit perbankan itu semakin berkurang menjadi 81.95 persen. Selain itu peranan PDB pun semakin berkurang yakni hanya sebesar 0.90 persen. Namun peranan inflasi semakin meningkat dalam memengaruhi kredit perbankan yaitu sebesar 15.13 persen. Suku bunga kredit pengaruhnya meningkat terhadap kredit perbankan tetapi tidak dominan yakni sebesar 1.88 persen.

Pada periode sampai 36 kuartal (9 tahun) mendatang, tampak kredit masih mendominasi dalam memengaruhi kredit perbankan, yaitu sebesar 81.03 persen. Inflasi cukup memengaruhi kredit perbankan sebesar 16.34 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dan suku bunga kredit hanya berpengaruh sedikit, yaitu masing-masing sebesar 0.48 persen dan 2.13 persen. Hal ini menandakan kredit perbankan sangat dipengaruhi oleh kredit perbankan itu sendiri. Dan kredit perbankan juga dipengaruhi oleh inflasi pada jangka panjang.

Gambar 8 Hasil FEVD

0

20

40

60

80

100

120

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Variance Decomposition of LNKREDIT

LNKREDIT LNPDB INF SBK

Page 49: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

37

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka simpulan yang dapat ditarik yaitu pada hasil kausalitas Granger menunjukkan adanya hubungan kausalitas dua arah antara pertumbuhan ekonomi dan kredit perbankan. Hubungan kausalitas dua arah tersebut terjadi karena semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka akan memacu pertumbuhan ekonomi pada sektor yang disalurkan kredit dan akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Analisa Ekonometri berdasarkan hasil estimasi VECM pada jangka pendek terdapat tiga variabel yang signifikan terhadap kredit perbankan yaitu variabel kredit perbankan itu sendiri pada lag pertama yang secara signifikan berpengaruh positif, pertumbuhan ekonomi pada lag pertama yang berpengaruh positif, dan pertumbuhan ekonomi pada lag kedua berpengaruh negatif. Sedangkan pada jangka panjang semua variabel berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Pertumbuhan ekonomi memiliki efek positif positif terhadap kredit perbankan sedangkan inflasi dan suku bunga kredit memiliki pengaruh yang negatif terhadap pengembangan kredit perbankan.

Berdasarkan hasil IRF Guncangan pertumbuhan ekonomi direspon positif oleh kredit perbankan. Sedangkan guncangan inflasi dan suku bunga kredit direspon negatif oleh kredit perbankan. Hasil FEDV menunjukan kredit perbankan sangat dipengaruhi oleh kredit perbankan itu sendiri. Dan kredit perbankan juga dipengaruhi oleh inflasi pada jangka panjang.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan, berikut beberapa saran yang dapat disampaikan: 1. Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi

perkembangan dunia usaha. Peningkatan aktivitas dunia usaha akan membawa pada peningkatan pendapatan nasional. Hal ini berdampak pada kepercayaan bank untuk menyalurkan kredit lebih banyak lagi ke sektor riil, sehingga sektor riil akan lebih berkembang.

2. Perlu peningkatan terhadap peran perbankan pada jangka pendek dengan adanya penurunan suku bunga kredit dan menjaga laju inflasi agar terkendali. Karena apabila terdapat guncangan dari suku bunga kredit dan inflasi akan direspon kredit dalam jangka panjang.

3. Pemerintah hendaknya tidak menaikkan suku bunga kredit terlalu tinggi karena bank meyakini hanya debitur yang memiliki resiko usaha yang tinggi yang berani mengajukan kredit. Hal itu akan meningkatkan resiko kredit. Sehingga mengurangi jumlah kredit perbankan.

Page 50: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

38

DAFTAR PUSTAKA

Adamopoulus. 2010. Credit Market Development and Economic Growth: An Empirical Analysis for Ireland. European Research Studies,Volume XIII, Issue (4).

Adomopoulus, Vazakidis. 2009. Credit Market Development and Economic Growth. American Journal of Economics and Business Administration 1 (1) 34-40.

Agung, J, Bambang K, Bambang P, Erwin G.H, Andry P dan Nugroho J.P. 2001.”Credit Crunch di Indonesia Setelah Krisis: Fakta, Penyebab dan Implikasi Kebijakan”. Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia: 1-124.

Enders, W.2004. Applied Econometric Time Series. Second Edition. John Wiley & Sons.

Firdaus, M.2011. Aplikasi Ekonometrika Untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID): IPB Pr

Haryati, Sri. 2007. Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makroekonomi. Jurnal Keuangan dan Perbankan. [Internet]Vol. 13, No.2 Mei 2009, hal. 299 – 310 [diunduh 2013 April 2]. Tersedia pada: http://jurkubank.files.wordpress.com/2012/05/11-pertumbuhan-kredit_sri-haryatiok.pdf

Inggrid. 2006. ”Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Pendekatan Kausalitas dalam Multivariate Vector Error Correction Model (VECM)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi UK Petra, 8:40-50

Jhingan, M.L. 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2007. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada

Lee, Jennifer. March 2005. .Financial Intermediation and Economic Growth Evidence from Canada. . presented at the Eastern Economic Association, NewYork[Internet] [diunduh pada April 5]. Tersedia pada: http://www.fordham.edu/images/academics/graduate_schools/gsas/economics/financial%20intermediation%20and%20economic%20growth.pdf

Mankiw, G. 2003. Teori Makroekonomi. Edisi ke-5. Imam Nurmawan [penerjemah]. Jakarta (ID): Erlangga

Marissa, S. 2004. Analisis Kredit Domestik dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1983-2002 Skripsi . Bogor (ID): Institut Pertnian Bogor.

Mishkin, F. S. 2001. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. 6th Edition, New York (US): Addison Wesley Longman.

Mishkin, Frederic S, Eakins, Stanley G. Financial, Markets and Institutionts. 2006. 5th Ed. Boston(US): Adison-wesley

Mishkin, Frederic S. Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan buku 1. Ed ke-8. 2008. Jakarta (ID):Salemba Empat

Pradhan, Rudra Prakash. 2009. The Nexus between Financial Development and Economic Growth in India: Evidence from Multivariate VAR Model. Vinod Gupta School of Management, Indian Institute of Technology. India.

Page 51: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

39

Puspopranoto Sawaldjo. 2004. Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan Konsep, Teori dan Realita. Jakarta (ID): LP3ES

Rahardja, Prathama & Mandala Manurung, 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Jakarta (ID) : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Reinhart, Carmen M., and Kenneth S. Rogoff, 2009, “The Aftermath of Financial Crises,”NBER Working Paper No. 14656.

Sukirno S. 2006. Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar Kebijakan. Jakarta(ID): Kencana

Todaro, M. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan. Jakarta (ID): Erlangga

Warjiyo, P. dan Solikin. 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia, Seri wKebanksentralan, No. 6. Jakarta (ID): Bank Indonesia.

Page 52: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

40

Lampiran 1 Uji Stasioneritas Data

Kredit perbankan (LNKredit) Null Hypothesis: LNKREDIT has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 9 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.335620 0.4065 Test critical values: 1% level -4.192337 5% level -3.520787 10% level -3.191277

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(LNKREDIT) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 8 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.127183 0.0118 Test critical values: 1% level -4.192337 5% level -3.520787 10% level -3.191277

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Pertumbuhan Ekonomi (LNPDB) Null Hypothesis: LNPDB has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.258787 0.4473 Test critical values: 1% level -4.165756 5% level -3.508508 10% level -3.184230

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 53: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

41

Null Hypothesis: D(LNPDB) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.796629 0.0255 Test critical values: 1% level -4.165756 5% level -3.508508 10% level -3.184230

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Inflasi (INF) Null Hypothesis: INF has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.049670 0.0000 Test critical values: 1% level -3.565430 5% level -2.919952 10% level -2.597905

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(INF) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.487803 0.0000 Test critical values: 1% level -3.574446 5% level -2.923780 10% level -2.599925

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 54: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

42

Suku Bunga Kredit (SBK) Null Hypothesis: SBK has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.128560 0.5174 Test critical values: 1% level -4.156734 5% level -3.504330 10% level -3.181826

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(SBK) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.019088 0.0000 Test critical values: 1% level -4.156734 5% level -3.504330 10% level -3.181826

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 55: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

43

Lampiran 2 Uji Optimum Lag

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: INF LNKREDIT LNPDBSBK Exogenous variables: C Date: 03/04/13 Time: 21:52 Sample: 2000Q1 2012Q4 Included observations: 48

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -109.6480 NA 0.001339 4.735335 4.891268 4.794262 1 101.5584 378.4116 3.94e-07 -3.398268 -2.618601 -3.103631 2 134.0446 52.79000 2.01e-07 -4.085191 -2.681790 -3.554844 3 175.6051 60.60913 7.20e-08 -5.150214 -3.123080 -4.384157 4 214.1143 49.74095* 3.03e-08* -6.088094* -3.437226* -5.086327*

* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5%level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion Lampiran 3 Uji Stabilitas VAR

Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: INF LNKREDITLNPDB SBK Exogenous variables: C Lag specification: 1 2 Date: 03/04/13 Time: 21:54

Root Modulus

0.992121 0.992121 0.900960 0.900960 -0.443676 0.443676 0.322394 - 0.277631i 0.425461 0.322394 + 0.277631i 0.425461 0.410980 0.410980 0.093638 - 0.383088i 0.394366 0.093638 + 0.383088i 0.394366

No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.

Page 56: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

44

Lampiran 4 Uji Kointegrasi

Date: 03/04/13 Time: 21:30 Sample (adjusted): 2000Q3 2012Q4 Included observations: 50 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend (restricted) Series: INF LNKREDIT LNPDB SK Lags interval (in first differences): 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.601919 100.0778 63.87610 0.0000 At most 1 * 0.470548 54.02277 42.91525 0.0027 At most 2 0.233154 22.22713 25.87211 0.1331 At most 3 0.163956 8.953694 12.51798 0.1832

Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.601919 46.05503 32.11832 0.0006 At most 1 * 0.470548 31.79564 25.82321 0.0072 At most 2 0.233154 13.27344 19.38704 0.3064 At most 3 0.163956 8.953694 12.51798 0.1832

Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Page 57: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

45

Lampiran 5 Uji Kausalitas Granger Pairwise Granger Causality Tests Date: 03/20/13 Time: 09:22 Sample: 2000Q1 2012Q4 Lags: 3

Null Hypothesis: Obs F-StatisticProb.

LNPDB does not Granger CauseLNKREDIT 49 23.7108 4.E-09 LNKREDIT does not Granger Cause LNPDB 22.5012 8.E-09

INF does not Granger Cause LNKREDIT 49 1.13214 0.3470 LNKREDIT does not Granger Cause INF 3.59410 0.0212

SBK does not Granger Cause LNKREDIT 49 0.17356 0.9137 LNKREDIT does not Granger Cause SBK 5.70246 0.0023

INF does not Granger Cause LNPDB 49 0.94124 0.4293 LNPDB does not Granger Cause INF 2.23394 0.0983

SBK does not Granger Cause LNPDB 49 4.15195 0.0115 LNPDB does not Granger Cause SBK 2.16526 0.1064

SBK does not Granger Cause INF 49 1.31428 0.2824 INF does not Granger Cause SBK 2.69388 0.0581

Page 58: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

46

Lampiran 6 Hasil Estimasi VECM

Vector Error Correction Estimates Date: 03/04/13 Time: 22:05 Sample (adjusted): 2000Q4 2012Q4 Included observations: 49 after adjustments Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

LNKREDIT(-1) 1.000000 LNPDB(-1) -2.895131 (0.29051) [-9.96572] INF(-1) 0.160046 (0.03257) [ 4.91422] SBK(-1) 0.062724 (0.02331) [ 2.69041] C 23.25721

Error Correction: D(LNKREDIT) D(LNPDB) D(INF) D(SBK)

CointEq1 -0.036701 0.032074 -5.173224 0.210191 (0.01483) (0.01168) (1.34616) (0.52280) [-2.47532] [ 2.74652] [-3.84296] [ 0.40205] D(LNKREDIT(-1)) 0.404667 0.281420 23.01513 12.18927 (0.13384) (0.10542) (12.1520) (4.71945) [ 3.02343] [ 2.66955] [ 1.89394] [ 2.58278] D(LNKREDIT(-2)) 0.053860 -0.614189 4.957758 -2.658543 (0.11811) (0.09302) (10.7231) (4.16453) [ 0.45603] [-6.60253] [ 0.46234] [-0.63838] D(LNPDB(-1)) 0.533134 -0.677262 6.723928 0.353415 (0.13248) (0.10435) (12.0286) (4.67152) [ 4.02412] [-6.49042] [ 0.55899] [ 0.07565] D(LNPDB(-2)) -0.568688 -0.746647 -7.961568 -4.739705 (0.17635) (0.13890) (16.0116) (6.21841) [-3.22469] [-5.37539] [-0.49724] [-0.76221] D(INF(-1)) 0.003015 -0.002318 -0.068673 0.005983

Page 59: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

47

(0.00193) (0.00152) (0.17533) (0.06809) [ 1.56120] [-1.52373] [-0.39168] [ 0.08786] D(INF(-2)) 0.001401 -0.001103 -0.134370 -0.073004 (0.00154) (0.00121) (0.13979) (0.05429) [ 0.91018] [-0.90913] [-0.96119] [-1.34465] D(SBK(-1)) -0.001204 -0.002422 0.454006 0.524616 (0.00414) (0.00326) (0.37561) (0.14587) [-0.29102] [-0.74342] [ 1.20873] [ 3.59637] D(SBK(-2)) 0.007303 -0.002336 0.456366 -0.410378 (0.00449) (0.00354) (0.40775) (0.15836) [ 1.62607] [-0.66050] [ 1.11924] [-2.59150] C 0.032295 0.049901 -1.473474 -0.609648 (0.00903) (0.00711) (0.81953) (0.31828) [ 3.57786] [ 7.01896] [-1.79794] [-1.91544]

R-squared 0.661168 0.731528 0.578652 0.453802 Adj. R-squared 0.582976 0.669573 0.481418 0.327756 Sum sq. resids 0.011317 0.007020 93.28713 14.07045 S.E. equation 0.017034 0.013417 1.546602 0.600650 F-statistic 8.455688 11.80740 5.951127 3.600295 Log likelihood 135.6176 147.3156 -85.30260 -38.95828 Akaike AIC -5.127250 -5.604720 3.889902 1.998297 Schwarz SC -4.741165 -5.218634 4.275988 2.384383 Mean dependent 0.057399 0.012701 -0.019592 -0.132449 S.D. dependent 0.026378 0.023340 2.147682 0.732585

Determinant resid covariance (dofadj.) 3.61E-08 Determinant resid covariance 1.45E-08 Log likelihood 164.0988 Akaike information criterion -4.901991 Schwarz criterion -3.203214

Page 60: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

48

Lampiran 7Hasil Impulse Response Function

Period LNKREDIT LNPDB INF SBK

1 0.017034 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.026567 0.008058 -0.004126 -0.002045 3 0.029586 -0.001986 -0.006025 -0.001349 4 0.022528 2.01E-05 -0.011519 -0.001213 5 0.026365 0.000580 -0.011891 -0.000378 6 0.027204 0.004349 -0.012619 -0.003953 7 0.025713 -0.001799 -0.011440 -0.005628 8 0.020246 -0.000208 -0.012109 -0.005304 9 0.022754 0.000707 -0.010892 -0.003326 10 0.024165 0.003004 -0.010966 -0.004109 11 0.024034 -0.000611 -0.010428 -0.004544 12 0.021442 0.000288 -0.011077 -0.004328 13 0.023235 0.000838 -0.010625 -0.003339 14 0.024111 0.002071 -0.010843 -0.003921 15 0.023911 -6.03E-05 -0.010655 -0.004234 16 0.022352 0.000488 -0.011074 -0.004135 17 0.023370 0.000840 -0.010806 -0.003618 18 0.023821 0.001507 -0.010902 -0.004000 19 0.023625 0.000261 -0.010772 -0.004177 20 0.022726 0.000607 -0.010991 -0.004088 21 0.023353 0.000837 -0.010824 -0.003779 22 0.023621 0.001195 -0.010875 -0.004004 23 0.023485 0.000465 -0.010805 -0.004103 24 0.022976 0.000680 -0.010933 -0.004039 25 0.023360 0.000825 -0.010838 -0.003864 26 0.023514 0.001015 -0.010868 -0.004002 27 0.023417 0.000587 -0.010832 -0.004059 28 0.023127 0.000721 -0.010905 -0.004017 29 0.023359 0.000812 -0.010849 -0.003917 30 0.023446 0.000911 -0.010866 -0.004001 31 0.023379 0.000662 -0.010846 -0.004033 32 0.023214 0.000745 -0.010888 -0.004005 33 0.023356 0.000801 -0.010855 -0.003949 34 0.023404 0.000853 -0.010865 -0.004000 35 0.023360 0.000707 -0.010854 -0.004018 36 0.023267 0.000758 -0.010878 -0.003999

Cholesky Ordering: LNKREDIT LNPDB INF SBK

Page 61: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

49

Lampiran 8 Variance Decomposition of RER

Period LNKREDIT LNPDB INF SBK 1 100 0 0 0 2 92.03969 6.00106 1.572941 0.3863143 93.5882 3.444864 2.666812 0.3001224 90.06628 2.607949 7.042814 0.2829565 88.37789 1.990048 9.413092 0.2189656 86.44553 1.997607 11.03009 0.5267697 85.4205 1.744069 11.78729 1.0481388 83.8827 1.569697 13.12167 1.4259369 83.48454 1.420263 13.64108 1.45411110 83.12943 1.401544 13.92793 1.54109211 82.99762 1.280911 14.05712 1.66435412 82.53615 1.191387 14.50564 1.76681913 82.44158 1.112738 14.68537 1.76031414 82.32966 1.075283 14.80718 1.78787915 82.26171 1.003963 14.89596 1.83837316 82.02571 0.948937 15.13947 1.88588817 81.95074 0.900958 15.25967 1.88863118 81.87185 0.868641 15.34955 1.90995619 81.81058 0.824009 15.42361 1.94180320 81.67548 0.788037 15.56602 1.97046221 81.6209 0.756354 15.64593 1.97681722 81.56721 0.731448 15.70939 1.99194423 81.5206 0.701506 15.7661 2.01179224 81.43925 0.67635 15.85491 2.02949225 81.39847 0.653829 15.91156 2.03613226 81.35873 0.634611 15.95943 2.04723627 81.32181 0.613333 16.00427 2.06058728 81.26842 0.594822 16.06422 2.07253929 81.23629 0.577983 16.10689 2.07884 30 81.2052 0.56293 16.14446 2.08740731 81.17552 0.547101 16.18039 2.09698632 81.13817 0.532939 16.22328 2.10560933 81.11233 0.519872 16.25656 2.11124534 81.0874 0.507858 16.28673 2.11801235 81.06331 0.495632 16.31586 2.12519936 81.03575 0.484455 16.34807 2.131734

Page 62: ANALISIS KREDIT PERBANKAN DAN PERTUMBUHAN … · menjelaskan setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Hubungan pertama

50

RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Ika Syahfitri, dilahirkan di Bogor pada tanggal 31 Juli

1991. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Subandi dan Ibu Suhayanah. Penulis menjalani pendidikan dan menamatkannya di SMA Negeri Bogor pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009, penulis berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Ujian Saringan Masuk IPB (USMI) pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama menjadi mahasiswa, prestasi yang didapatkan penulis adalah juara 3 LKTI dalam Economic Championship pada tahun 2011. Selain itu pada tahun 2013 penulis mengikuti PKMP dan didanai oleh DIKTI. Selama menyelesaikan studi di IPB, penulis aktif dalam organisasi SES-C (Syariah Economy Student Club) periode 2010-2011.