Analisis Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA ...
Transcript of Analisis Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA ...
Analisis Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA terhadap Kegiatan Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Mataram
SKRIPSI
Oleh:
NURIATI NIM. 153171938
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2020
i
ANALISIS KOMUNIKASI POLITIK DOMINASI SEMA DAN DEMA TERHADAP KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapkan persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial
Oleh:
NURIATI NIM. 153171938
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2020
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Nuriati, NIM: 1503171938 dengan judul “Analisis Komunikasi Politik
Dominasi SEMA dan DEMA Terhadap Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram” telah memenuhi Syarat
dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal:16 Juli 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Fahrurozi, M.A Najamudin M,SI 197512312005011010 198212312009121004
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal: Munaqasyah
Mataram,16 Juli2020
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
di Mataram
Assalamu`alaikum, Wr,Wb.
Dengan Hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Nuriati
NIM : 150171938
Jurusan/Prodi : Komunikasi Penyiaran Islam
Judul : Analisis Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA
Terhadap Kegiatan Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN).
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyar skripsi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram, Oleh karena itu, kami berharap
agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyar-kan.
Wassalammu`alaikum, Wr,Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Fahrurozi, M.A Najamudin M,SI 197512312005011010 1982123120091210
v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skripsi oleh: Nuriati, NIM: 1503171938 dengan judul “Analisis Komunikasi
Politik Dominasi SEMA dan DEMA terhadap Kegiatan Organisasi Mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram”
telah dipertahankan di depan dewan penguji jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram memenuhi syarat dan disetujui
untuk di-munaqasyar-kan pada tanggal
Prof.Dr. H. Fahrurozi, M.A
(Ketua Sidang/Pemb. I) Najamudin M. Si Sekretaris Sidang/ Pemb. II
Dr. H. L. Ahmad Zainuri, M.A (Penguji I)
Athik Hidayatul Ummah, M.Pd, M. Si (Penguji II)
Mengetahui, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M.A NIP:197107102001121002
vi
MOTTO
م ا ما بأنفس يغير ما بقوم حتى يغير إن
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. (QS. Ar-Ra`d (13); 11).1
1Departement Agama RI, Al-Qur`an dan terjemahannya, (Bandung: CV Jumanatul Ali, 2004)
vii
PEMBAHASAN
Segala puji dan Syukur hanya bagi Allah SWT yang Maha Kuasa atas berkat
Rahmat dan Kasih Sayang-Nya, sehinga skripsi ini dapat peneliti selesaikan sebagai
salah satu bukti perjuangan dalam menimba ilmu pengetahuan yang diperintahkan-
Nya. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya tercinta, Ayah saya H. Ahmad dan Ibu saya St. Hawa, yang
selama ini memberikan saya semangat, do,a, nasehat, kasih sayang serta
pengorbanan yang tidak ada hentinya dan tergantikan hingga saya mampu
menghadapi setiap kesulitan yang ada, Sehingga sampailah saya di titik ini yakni
menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Sahabat-sahabat saya yang selalu menemani dari awal hingga titik akhir perjuangan
di kampus tercinta (Nuraini, Yenni, Yuli, Yupi, Ida, Nia, Era, Nirma, Santika dan
Ratna ) Terimakasih telah menjadi sahabat saya yang selalu ada di kalah susah dan
senang, semoga tetap selalu seperti ini dan untuk teman-teman KPI B angakatan
2015 terima kasih untuk kebersamaannya selama ini. Semoga kita semua sukses
kedepannya.
3. Kedua Bapak dosen pembimbing, Bapak Prof. Dr. H. Fahrurozi, M.A dan Bapak
Najamudin M,Si yang telah membimbing saya dengan sabar dan selalu meluangkan
waktunya sehingga skripsi ini dapat selesai.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
kepada-Nya segala puji syukur peneliti panjatkan, karena atas nikmat dan karunia-Nya
peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi basar Muhammad SAW sebagi suri
tauladan manusia dimuka bumi ini, yang telah menghilangkan jahiliyah dan membawa
kita pada prinsip-prinsip Islam dalam segala segi kehidupan.
Dengan segala usaha penyusunan skripsi denga judul :Analisis Komunikai
Politik Dominasi SEMA dan DEMA Terhadap Kegiatan Organisasi Mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram” ini juga tidak terlepas dari bantuan, pembimbing, dorongan, arahan dan
didikan orang lain, baik secara langsung dan maupun tidak langsung.
Berdasarkan dengan hal ini secara khusus peneliti menghaturkan ucapan
terima kasih setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. Fahrurozi M.A, Dosen pembimbing I yang dengan sabar memberikan
bimbingan, motivasi, memeriksa, dan memperbaiki sampai terselesaikannya
penyusunan skripsi ini.
2. Najamudin M, si, Dosen pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan,
motivasi, dan dukungan kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini.
ix
3. Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M.A selaku dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Mataram yang telah memberikan izin
penelitian.
4. Prof. Dr. H. Mutawali, M, Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendididkan di
Universitas Islam Negeri Mataram.
5. Dan semua pihak-pihak yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat
serta motivasi agar peneliti terus semangat meneyelesaikan kuliah samapai sarjana.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, barangkali ada
kekeliruan dan kekurangan karena sesungguhnya kesempurnaan hanaya milik Allah
SWT.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan arahan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Terakhir, peneliti mengharapkan semoga skripsi yang ini memberikan manfaat
bagi kita semua, terutama yang membacanya.
Mataram, 16 Juli 2020
Nuriati
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iv
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .............................................................. v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
ABSTRAK ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 9
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................. 10
E. Telaah Pustaka ................................................................................. 11
F. Kerangka Teori................................................................................. 14
G. Metode Penelitian............................................................................. 18
xi
BAB II PAPARAN DAN DATA TEMUAN ................................................... 32
A. Gambaran Umum SEMA dan DEMA Fakultas ........................................ 32
1. Profil SEMA dan DEMA .................................................................... 32
2. Visi dan Misi ....................................................................................... 34
3. Tugas SEMA dan DEMA ................................................................... 35
4. Sistem Kerja dan Program SEMA dan DEMA ................................... 36
B. Bentuk Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA Terhadap Kegiatan
Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi .............. 39
1. Pemilihan Umum HMJ ....................................................................... 39
2. Pelaksanaan Program Kerja SEMA dan DEMA Fakultas .................. 43
3. Faktor-faktor yang Mendominasi Terjadinya Politik SEMA dan DEMA
Terhadap Kegiatan Organisasi Mahasiswa ......................................... 50
1. Kepentingan Politik ....................................................................... 50
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 52
A. Bentuk Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA Terhadap Kegiatan
Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi .............. 54
1. Pemilihan Umum HMJ ....................................................................... 54
a. Syarat Penjaringan Calon .............................................................. 55
b. Menggali Suara Mahasiswa .......................................................... 56
c. Pelantikan ...................................................................................... 58
2. Dominasi Dalam Bentuk Rancangan, Penyusunan dan Pelaporan
Program Kerja ..................................................................................... 60
xii
1. Rancangan Program ...................................................................... 61
2. Penyususnan Program ................................................................... 62
3. Pelaporan Tanggung Jawab........................................................... 64
B. Faktor-faktor yang Mendukung Terjadinya Komunikasi Politik Dominasi
terhadap
Organisasi Mahasiswa ............................................................................... 64
1. Pemikiran Politik ................................................................................ 64
2. Ideologi dan Intelektual Organiser Hegemoni ................................... 66
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 68
A. Kesimpulan ............................................................................................... 69
B. Saran .......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71
LAMPIRAN
xiii
ANALISIS KOMUNIKASI POLITIK DOMINASI SEMA DAN DEMA TERHADAP KEGIATAN ORGANISASI MAHASISWA
FAKULTASDAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) MATARAM
Oleh:
NURIATI 1503171938
ABSTRAK
Dominasi hari ini menjadi suatu akses untuk memiliki status sosial yang lebih tinggi dari satu atau banyak induvidu yang tunduk pada induvidu dominan. Dominasi ini bisa dipahami sebagai penguasaan politik melalui beberapa regulasi-regulas, program kerja terhadap objek yang akan dikuasai. Pada tatanan kegiatan organisasi mahasiswa, SEMA DEMA mempunyai peran dan pengaruh yang besar dalam hal komunikasi politik dominasi di FDIK karena secara aturan ORMAWA SEMA DEMA lebih mendominasi dalam hal mengarahkan kegiatan yang akan dilakukan oleh HMJ.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis bentuk komunikasi politik dominasi SEMA DEMA terhadap kegiatan organisasi mahasiwa fakultas dakwah dan ilmu komunikasi. Selain itu untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor utama yang mendukung bagaimana terjadinya komunikasi politik dominasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Data bersumber dari data primer yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara, dan data sekunder melalui dokumen terkait. Validitas data menggunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dominasi Politik SEMA DEMA terhadap kegiatan organisasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi tahun2019-2020 cenderung masih belum mampu memberikanperubahanyang cukup masif bagi perkembangan jurusan-jurusan khususnya yang ada di FDIK, dalam membangun komunikasi antar civitas akademika masih minim secara kegiatan politik dan aturan-aturan sehingga sering mengalami misscommunication HMJ dengan SEMA DEMA. Kecenderungan dominasi politik disebabkan oleh faktor konsensus terhadap kekuasaan yang telah menjadi budaya di SEMA DEMA, HMJ dan sistem atau tata cara penyusunan Program atau aturan-aturan yang berlaku.
Kata kunci: Hegemoni, Komunikasi Politik, SEMA DEMA, Organisasi Mahasiswa.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terlepas dari keseharian
manusia diberbagai bidang. Termaksud dalam aktivitas politik, komunikasi
memainkan peranan yang penting. Komunikasi bukan sekedar penerusan
informasi dari suatu sumber kepada publik, ia lebih mudah dipahami sebagai
penciptaan kembali gagasan-gagasan informasi oleh publik jika diberikan
petunjuk dengan simbol, slogan atau tema pokok. Komunikasi adalah hubungan
antara manusia dalam rangka mencapai saling pengertian (nutual
understanding).2Membicarakan komunikasi juga tidak terlepas dari politik, hal
ini sering diklaim sebagai studi tentang aspek-aspek politik dari komunikasi
publik, komunikasi dan politik memiliki hubungan yang erat dan istimewa
karena berada dalam kawasan (domain) politik dengan menempatkan
komunikasi pada posisi yang fundamental. Komunikasi politik menyambungkan
semua bagian dari sistem politik sehingga aspirasi dan kepentingan
dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.3
Komunikasi politik merupakan gabungan dua disiplin ilmu yang berbeda
namu terkait sangat erat, yakni ilmu komunikasi dan ilmu politik serta selalu
2Heryanto, Gun gun, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, (Jakarta: PT. Lasswell Visitama,
2010), hal 3 3Cangara Hafied, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2009), hal. 16
2
dikaitkan dengan penguasaan kelompok politik yang lebih dominan,
sehingga banyak dominasi-dominasi yang dilakukan melalui komunikasi politik.
Kata Dominasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pengaruh kekuasaan suatu Negara atas Negara lainnnya atau penguasaan oleh
pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah (dalam bidang politik, militer,
ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya).4Dominasi ini sebenarnya
berasal dari kata hegemoni, yaitu merupakan salah satu konsep penting dalam
teori studi kultural, dan sebagian besar teori ini bersandar pada pemahaman kita
terhadap istilah “hegomoni’ ini.Hegomoni dapat didefinisikan sebagai pengaruh,
kekuasaan, atau dominasi kelompok sosial tertentu atas kelompok lainnya yang
biasanya lebih lemah.Gagasan mengenai hegomoni dapat ditelusuri balik hingga
ke pandangan Antonia gramsci, salah seorang pendiri partai komunis Italia yang
kemudian dipenjara oleh penguasa yang beraliran fasis.5
Pandangan mengenai hegemoni berdasarkan pada gagasan Karl Marx
mengenai “kesadaran yang salah” (fase consciousness), yaitu keadaan dimana
induvidu menjadi tidak menyadari adanya dominasi dalam kehidupan mereka.
Sistem sosial yang mereka dukung justru telah mengesploitasi diri mereka
sendiri, mulai dari budaya popular sampai agama.Menurut Gramsci, kelompok
4Departemen Pendidikan Indoneisa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2008).hlm, 516. 5Attamimi, Natasha. Hegemoni dalam Komunikasi: sebuah analisis atas arus komunikasi dan
Informasi. Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor 1, September 2015: hlm. 78-86.
3
dominasi dalam masyarakat berhasil mengarahkan orang kepada perasaan puas
terhadap keadaan.
Persetujuan (consent) merupakan faktor penting dalam
hegomoni.6Masyarakat akan memberikan persetujuan jika mereka diberikan
imbalan (misal kebebasan, barang, dan lain lain). Pada akhirnya, orang akan lebih
menyukai hidup dalam masyarakat dengan berbagai pemberian tersebut dan
menerima atau setuju dengan ideologi budaya dominan.
Hegemoni juga didefinisikansebagai kepemimpinan budaya yang
dilaksanakan oleh kelas yang berkuasa7 dan mengontraskan hegemoni dengan
paksaan yang dilaksanakan oleh kekuatan legislatif atau eksekutif. Kaum
Intelektual memegang peranan penting di masyarakat, berbeda dengan
pemahaman kaum intelektual yang selama ini kita kenal, dalam catatan hariannya
Gramsci menulis bahwa setiap orang sebenarnya adalah seorang intelektual
namun tidak semua orang memiliki fungsi intelektual dan menjalankan fungsi
intelektualnya di masyarakat.Sedangkan dalam islam marwah politik
mengarahkan masyarakat untuk menunjukan kebahagiaan abadi, yaitu jalan
untuk mencapai akhirat dan kesejahteran di dalamnya. Usaha ini dalam Al-
Qura`an dijelaskan dengan menggunakan istilah amar ma`ruf nahi mungkar,
upaya untuk menata kehidupan sosial masyarakat dan religius dalam satu tatanan.
6Morissan, Teori Komunikasi; induvidu hingga Massa, (Jakarta: Prenamedia Grub, 2013), dalam
Hegomoni; pengaruh atas Massa, hlm. 541- 542. 7Patria, Nezar dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hlm. 132-138.
4
Setiap kelompok masyarakat ada golongan orang yang menegakan
kebajikan serta tegas membentengi diri dari segala kemungkaran. Bukan hanya
kelompok masyarakat, akan tetapi setiap induvidu dengan segala kelebihan dan
kemampuannya diwajibkan menegakannya. Seperti yang dijelaskan hadits yang
di riwayatkan oleh Abu Hurairah dalam shahih muslim.
،فإن لميستطعفبلسانه،فإن لميستطعفبق كراف لي غي رهبيد كمم رأىم لبه،وذلكم
أضعفاإيمان “Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya (kekuasaan), bila tidak mampu maka dengan
lidahnya (memberi peringatan atau nasehat), dan kalau tidak mampu maka
dengan hatinya (ingkar) dan ini adalah paling lemahnya iman”.8
Selain itu, disini dijelaskan bahwa aktifitas itu hendaknya dilakukan oleh
segolongan masyarakat (umat). Yakni, tujuan dari aktifitas politik itu tidak akan
terwujud jika dilakukan oleh satu atau dua orang saja, karena dalam Al-Quran
politik adalah sebuah aktifitas menyeruh masyarakat yang dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri. Sebuah kesadaran kolektif untuk membangun tatanan
sosial yang harmonis, seruan ini akan maksimal bila dilakukan secara
terorganisir, sistematis dan terkordinir secara teratur. Dalam konteks hari ini bisa
8Salma bin Fahd Al-audah, Fadli llahi, Amar Ma`ruf Nahi Munkar, Op. Cit. h. 49
5
berbentuk partai politik, lembaga dakwah, sekolah, majlis ta`lim, maupun
lembaga hukum atau korporasi.9
Berangkat dari teori Gramsci ini, dominasi kekuasaan dibagi menjadi tiga
agar terjadi keseimbangan dan pengawasan satu sama lain. Dalam hal ini, negara
berperan sebagai bagian dalam kekuasaan dan masyarakat menjadi sasaran
dominasi.Jika kita berpindah pada contoh yang lebih dekat dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya dalam kehidupan kampus, prinsip dominasi ini lebih
mudah untuk dipahami. Seperti Negara, kampus juga memiliki hirarki
kekuasaan. Ada lembaga sentral dan penyalur aspirasi danagen of control
keberlangsungan kegiatan kampus (lembaga eksekutif dan legislatif).
Lembaga eksekutif dalam lingkungan kampus ditempati, Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram, Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi adalah SEMA
(Senat Mahasiswa). Sedangkan, DEMA (Dewan Mahasiswa). Masalah yang
dapat diangkat adalah bagaimana Dominasi Politik kedua lembaga ini dapat
mempengaruhi perilaku mahasiswa di kampus.
DEMA sebagai lembaga eksekutif lebih sering membuat acara atau event
di kampus daripada lembaga yang lainnya.Sebenarnya, itu memang terjadi
karena DEMA adalah lembaga yang tugas utamanya mengeksekusi.Oleh karena
itu, bentuk komunikasi politik dominasi DEMA dapat lebih mudah terlihat
9Zailani, Z, Konsep Al-Qur`an Tentang Politik: kajian tematik tentang ayat-ayat politik. (Skripsi, IAIN Tulung Agung, 2014).Hlm, 151-152.
6
dilingkungan kampuslewat beberapa program yang sudah direalisasikan.
Mahasiswa dapat melihat informasi acaranya di spanduk dan pamflet yang
disebar dimana-mana.Sehingga logo DEMA yang ada di spanduk dan pamflet itu
juga banyak terlihat.Hal ini membuat betapa eksisnya DEMA di kampus ini.
Berbeda dengan DEMA sebagai lembaga eksekutif, SEMA merupakan
lembaga legislatif.Lembaga legislatif memiliki fungsi membuat undang-
undang.Sebenarnya sampai saat ini, ada beberapa undang-undang yang telah
SEMA susun.Undang-undang tersebut telah mengatur kegiatan kemahasiswaan
yang ada di FDIK UIN.Bila kita melihat dari sudut pandang Bordieu, undang-
undang yang dibuat oleh SEMA ini menjadi salah satu dominasi poitissssk yang
digunakan SEMA untuk melanggengkan dominasinya.Bahkan DEMA dan HMJ
(Himpunan Mahasiswa Jurasan) harus patuh kepada undang-undang yang
SEMA buat.Selain itu, keuangandan kegiatan yang dilakukan DEMA dan HMJ
juga diawasi keluar masuknya oleh SEMA.Hal ini, disatu sisi, menunjukan
bahwa SEMA mendominasi DEMA.
Selain membuat undang-undang, SEMA memiliki fungsi lainnya, yaitu
advokasi mahasiswa.SEMA tidak jarang, membantu mahasiswa dalam mencari
beasiswa, penangguhan kuliah.Walaupun begitu, DEMA juga memiliki
department yang juga membantu hal-hal tersebut.Jika kita lihat dengan lebih
seksama maka ada perlombaan dominasi yang hendak DEMA dan
7
SEMAlakukan di UIN ini.10Kedua badan tersebut saling berebut mencari dan
mendapatkan kekuasaan.Dalam hal ini, kita bisa melihat bahwa Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi telah menjadi “arena” yang menjadi “tempat pertarungan
kekuatan (DEMA dan SEMA), tempat perjuangan untuk mempertahankan atau
mengubah struktur hubungan-hubungan dominasi”.
Walaupun seharusnya secara teknis SEMA yang lebih dominan, hasil
survei kami mendapatkan hasil yang mengejutkan.Beberapa program SEMA
dan DEMA yang dilaksanakan ternyata mampu mendominasi dibeberapa
jurusan di FDIK sendiri. Semisal, beberapa Program DEMA yang sudah
terlaksanakan yaitu Safari Ramadhan yang berlangsung di Dompu agar bisa
mengembangkan rasa agamais dan juga beberapa pembuatan alamat website
serta bagaimana mengakomodir kembali komunikasi dengan HMJ, khususnya di
FDIK. Sedangkan program SEMAyang akan dilakukan kedepannya adalah
pengembangan bakat seperti kesenian(Soft Skill)dan akan mengadakan seminar
tentang narkoba karena narkoba sasarannya anak-anak muda, ini adalah salah
satu langkah SEMA untuk membendung agar FDIK bersih dari narkoba.Hal ini
tidak mustahil terjadi karena SEMA dan DEMA telah menjadi satu lembaga
yang dibutuhkan baik itu oleh mahasiwa maupun HMJ sendiri. Dominasi
dengan “cara-cara yang dikembangkan oleh wacana ini untuk menggapai,
menembus, dan mengontrol (mahasiswa).
10Bagian Kajian dan Publikasi IAIN Mataram, Profil IAIN Mataram ( Mataram: CV. Mahani
Persada, 2017) , hlm. 82.
8
Dari survey singkat saya telah menunjukanbahwa “komunikasi politik
dominasi” memang ada di lingkungan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK). Baik SEMA dan DEMA telah berhasil
melancarakandominasinyaterhadapkegiatan HMJ dan mahasiswa FDIK.Hal ini
lambat laun membuat mahasiswa menjadi tidak keberatan karena SEMA dan
DEMA sudah dapat mempengaruhi kususnya kegiatan organisasi di bawah
pimpinan SEMA dan DEMA.Dalam artian, organisasi khususnya internal
kampusmemiliki rasa ketergantungan terhadapSEMA dan DEMA. Kedua badan
ini menjadi dibutuhkan baik sadar ataupun tidak sadar oleh mahasiswa itu sendiri.
Namun seiring waktu ditemukan bahwa adanya dominasi membuat terbentuknya
sebuah siklus ketergantungan kekuasaan antara kedua badan tersebut maka pada
penelitian ini akan ditelaah, dianalisis dan diberikan kesimpulan bagaiman siklus
ini disadari11. Maka dari itu peneliti mencoba mengangkat judul penelitian yaitu:
Analisis Komunikasi Poitik DominasiSEMA dan DEMA Terhadap Kegiatan
Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,Universitas
Islam Negeri (Uin) Mataram.
11Haryatmoko, Gagasan-Gagasan Pembuka Sehubung Dominasi (Jakarta: Gramedia, 2010). hlm,
13.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini di fokuskan pada dua aspek
utama, yaitu:
1. Bagaimana Bentuk Dominasi Politik SEMA dan DEMA terhadap Kegiatan
Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri?
2. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya dominasi politik SEMA dan
DEMA terhadap Kegiatan Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri?
C. Tujuan dan Manfaat
Segala sesuatu yang dikerjakan pasti mempunyai tujuan dan manfaat, begitu
pula dengan penulisan Penelitian ini diharapkan memperoleh suatu tujuan dan
manfaat. Sejalan dengan itu, ada suatu hal yang urgensi dalam penulisan ini
yakni:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahuibagaimana bentuk Komunikasi PolitikDominasi SEMA
dan DEMA terhadap kegiatan Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri.
10
b. Untuk mengetahui faktor-faktoryang mendukung bagaimanaterjadinya
Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA terhadap kegiatan
Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan bisa memberi tambahan wacana
dan referensi untuk keperluan studi lebih lanjut dan menjadi bahan bacaan
kepustakaan agar kajian keilmuan politik dapat lebih dikembangkan.
b. Secara Praktis, dengan tulisan ini penulis berharap dapat menambah
pengetahuan dan wacana sebagai bahan informasi dan data yang
dipergunakan untuk pengkajian selanjutnya tentang komunikasi politik
terutama bagaimana komunikasi politik melalui dominasi, dan tata cara
komunikasi politik yang baik bagi penulis sendiri maupun bagi mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Batasan Penelitian
Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagaimana
yang tertera dalam fokus penelitian diatas. Dimana peneliti akan membahas dan
mengkaji secara lebih mendalam mengenai ’’Analisis Komunikasi Politik
Dominasi SEMA dan DEMA Terhadap Kegiatan Organisasi
MahasiswaFakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Universitas Islam
11
Negeri Mataram.Yang akan dipaparkan dan dijelaskan dalam pembahasan ini
mengenai bagaimana bentuk dan faktor-faktor Komunikasi Politik Dominasi
SEMA dan DEMA terhadap Mahasiswa FDIK Universitas Islam Negeri
Mataram.
2. Setting Penelitian
Setting penelitian dalam penelitian ini adalah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikas Universitas Islam Negeri Mataram, karena yang mengawasi
kegiatan organisasi mahasiswa FDIK terdapat berbagai Lembaga yang
mendominasi yaitu SEMA dan DEMA yang memiliki potensi tersendiri, akan
tetapi mahasiswa tidak mengetahui cara mengkualitaskan potensi yang mereka
miliki dikarenakan kurangnya informasi yang didapat menyuarakan berbagai
aspirasi-aspirasi yang diinginkan oleh mahasiswa.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi dan karya-karya
terdahulu yang terkait, untuk menghindari duplikasi, plagiasi, repetisi serta
menjamin keaslian dan keabsahan peneliti yang dilakukan. Penelitian
mendapatkan atau menemukan beberapa pendapat. Peneliti berusaha untuk
melacak penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah terlebih dahulu membahas
tentang pengaruh dominasi politik di dunia kampus.Sehingga Peneliti tidak
melakukan duplikasi dan menjamin keabsahan dan keaslian penelitian yang
dilakukan, dan dengan adanya telaah pustaka ini dapat menemukan beberapa
12
pendapat dari penelitian terdahulu dalam karya karyanya, sehingga ada
perbandingan dalam melakukan penelitian.Adapun penelitian yang relevan
dengan penelitian ini belum peneliti temukan khusunya di Perpustakaan UIN
Mataram.Penelitian secara khusus tentang Analisis Komunikasi Politik
DominasiSEMA dan DEMA terhadap kegiatan organisasi mahasiswaFakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram. Pada bagian
ini akan diulas beberapa
hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Skripsi Misliyah dengan judul: Komunikasi Politik melalui Media Massa
pasangan Mochtar Muhammad-Rahmad Effendi (MuRah) Dlam Pilkada
Walikota Bekasi Periode 2008-2003. Fokus masalah yang diteliti di skripis ini
adalah untuk mengetahui sosialisasi komunikasi politik melalui media massa
dalam pemilihan Pilkada dan berusaha menjelaskan faktor apa saja yang
menjadi pendukung dan penghabat yang didapati oleh pasangan bakal calon
dalam Pilkada Walikota.Penelitian ini menghasilkan temuan tentang
bagaimana komunikasi politik melalui media massa dengan berkampanye di
media massa melalui iklan politik serta mensosialisasikan niai-nilai politik
kepada publik dan memberikan edukasi untuk penyadaran hak-hak dan
kewajiban politik publik.
Adapun persamaan dengan penulis adalah sama-sama menganalisis
Komunikasi politik dengan melakukan pengumpulan data menggunakan
13
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangakan yang
membedakannya adalah pada fokus penelitian skripsi Misliyah ini, meneliti
komunikasi politik media massa serta menjelaskan faktor pendukung dan
penghambat dalam Pilkada Walikota Bekasi dan perbedaan yang dominan dari
penelitian diatas terletak pada subjek dan objek penelitian yang berbeda namun
masih pada kontekskajian komunikasi.sedangkan penulis ini lebih menekankan
tentang komunikasi politik dominasi serta faktor yang mendukung komunikasi
politik dominasi SEMA dan DEMA terhadap kegiatan mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram.12
2. Skripsi Amalia dengan judul: Komunikasi Politik pasangan Hj. Airin Rachmi
Diany dan Drs. H. Benyamin Davnendalam Pilkada Tangsel Tahun 2011.
Fokus masalah yang diteliti adalah untuk mengetahui strategi komunikasi
politik pasangan Airin Rachmi dan Benyamin Davnie untuk memenangkan
Pilkada Tangsel 2011 melalui media lini atas (above the line) dan media lini
bawah (below the line).
Adapun persamaan dengan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang
komunikasi politik dengan menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif
yang menjelaskan tentang fenomena dengan observasi sedalam-dalamnya
melalui pengumpulan data, penelitian ini masih terkait dengan kajian keilmuan
12Muliyah, Komunikasi Politik melalui Media Massa pasanga Mochtar Muhammad-Rahmat
effendi (MuRah) dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013), (Jakarta: FDIK UIN Syarif
Hidayatullah 2010), hal 1.
14
komunikasi politik. Sedangkan perbedaan yang nampak jelas pada penelitian
yang dilakukan oleh Amalia ini terletak pada teori yang dipakai hanya media
lini atas dan media lini bawah sedangakan teori yang digunakan peneliti sendiri
meliputi, teori hegemoni dan komunikasi politik.
Penelitian-penelitian diatas merupakan bagian penelitian yang membahas
tentang komunikasi politik. keterkaitan penelitian di atas adalah sama-sama
meneliti mengenai kajian keilmuan dibidang komunikasi politik, dengan media
massa yang menjadi subjek penelitian. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada
objek penelitian, dan lembaga yang diteliti. Teori-teori yang digunakan pun tidak
sepenuhnya sama, masing-masing dari peneliti mempunyai kajian teoritis yang
mendalam pada penelitiannya, ini akan menambah khazanah keilmuan bagi
fakultas dakwah dan imu komunikasi dalam kajian perkembangan ilmu
komunikasi dibidang komunikasi politik. 13
F. Kerangka Teoritik
Dalam kerangka teoritik ini akan dipaparkan mengenai hal-hal yang
bersangkutan dengan “Analisis KomunikasiPolitik Dominasi SEMA dan DEMA
terhadap kegiatan Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) UIN Mataram”.
1. Pengertian Hegemoni
13Amalia,Komunikasi Politik pasangan Hj. Airin Rachmi Diany dan Drs. H. Benyamin
Davnendalam Pilkada Tangsel Tahun 2011.
15
Istilah hegemoni berasal dari bahasa Yunani Kuno
“Eugemonia”.Konsep hegemoni banyak digunakan oleh sosiolog untuk
menjelaskan fenomena terjadinya usaha untuk mempertahankan kekuasaan
oleh pihak penguasa.Penguasadisini memiliki arti luas, tidak hanya terbatas
pada penguasa Negara (pemerintah) saja.14Hegemoni dapat didefinisikan
sebagai dominasi oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan
atau tanpa ancaman kekerasan sehingga ide-ide yang didiktekan oleh
kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi dapat diterima
sebagai sesuatu yang wajar (common sense).
Hegemoni juga didefinisikan Gramsci sebagai kepemimpinan budaya
yang dilaksanakan oleh kelas yang berkuasa.Dia mengontraskan hegemoni
dengan paksaan yang dilaksanakan oleh kekuatan legislatif atau
eksekutif.Gramsci menekankan “hegemoni” dengan “kepemimpinan
budaya”. Di dalam analisis kapitalisme, Gramsci ingin mengetahui bagaimana
sejumlah intelektual, yang bekerja di pihak kapitalis, mencapai kepemimpinan
budaya dan persetujuan massa.
Menurut Gramsci berjalannya hegemoni tidak hanya bisa dilakukan
oleh Negara yang selama ini dikenal dengan ruling class namun bisa
dilakukan oleh seluruh kelas sosial.15Hegemoni sendiri pengertiannya adalah
14Patria, Nezar dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hlm. 115. 15A. Pozzolini. Pijar-Pijar Pemikiran Gramsci, (Yogyakarta: Penerbit Reaist Book, 2006), hlm.
180-186.
16
dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa
ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok
dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai sesuatu yang
wajar yang bersifat moral, intelektual serta budaya. Disini penguasaan tidak
dengan kekerasan melainkan dengan bentuk-bentuk persetujuan masyarakat
yang dikuasai baik sadar maupun secara tidak sadar.Hegemoni bekerja dengan
dua tahap yaitu tahap dominasi dan tahap direction atau pengarahan.Dominasi
yang paling sering dilakukan adalah oleh alat-alat kekuasaan Negara seperti
sekolah, modal, media dan lembaga-lembaga Negara.Ideologi yang
disusupkan lewat alat-alat tadi bagi Gramsci merupakan kesadaran yang
bertujuan agar ide-ide yang diinginkanNegara (dalam hal ini sistem
kapitalisme) menjadi norma yang disepakati oleh masyarakat. Dominasi
merupakan awal hegemoni, jika sudah melalui tahapan dominasi maka tahap
berikutnya yaitu tinggal diarahkan dan tunduk pada kepemimpinan oleh kelas
yang mendominasi.Siapa yang mencoba melawan hegemoni dianggap orang
yang tidak taat terhadap moral serta dianggap tindak kebodohan di masyarakat
bahkan kadangkala diredam dengan kekerasan.
2. Komunikasi Politik
Komunikasi politik merupakan faktor yang esensial sebagai salah satu
pendukung pembangunan. Semua kegiatan politik dilakukan oleh pemerintah
dan elite lainnya dalam kekuasaan negara, tidak bisa lepas dari komunikasi
17
politik. Ada beberapa komponen penting yang terlibat dalam proses
komunikasi politik seperti komunikator dalam komunikasi politik, yaitu yang
memprakarsai dan mengarahkan suatu tindak komunikasi. Seperti dalam
peristiwa komunikasi pada umumnya, komunikator dan komunikan politik
dapat di bedakan dalam wujud induvidu , lembaga ataupun berupa kumpulan
orang. Jika seorang tokoh, pejabat ataupun rakyat biasa, misalnya, bertindak
sebagai sumber dalam suatu kegiatan komunikasi politik, maka dalam
beberapa hal ia dapat di lihat sebagai sumber induvidual (induvidual source).16
Komunikasi poitik yang dimaksud dalam hal ini adalah semua hal yang
yang dilakukan oleh SEMA dan DEMA untuk mendominasi kegiatan
organisasi mahasiswa di FDIK. Komunikasi politik ini dapat berupa Regulasi
atau aturan yang disepakati bersama sehingga mampu di dominasi.
Komunikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah semua hal yang
dilakukan oleh pelaku politik yaitu SEMA DEMA berdasarkan semua
aktivitas yang dilakukannya terhadap kegiatan organisasi mahasiswa.
Komunikasi politik melalui isu politik ini dilihat dalam prespektif yang sangat
luas dan sangat terakait dengan usaha SEMA DEMA untuk memposisikan
dirinya dan membangun identitas. Isu politik tersebut dapat berupa ideologi
lembaga, program kerja SEMA DEMA, visi dan tujuan jangka panjang dan
16Eko harry susanto, komunikasi politik dan Otonomi Daerah, tinjau terhadap dinamaika politik
dan pembangunan. jakarta: Mitra Wacana Media . 2009. hal 1
18
permasalahan-permasalahan yang diungkapnya. Maka dari itu dalam
menganalisis komunikasi politik dominasi SEMA DEMA terhadap kegiatan
organisasi mahasisiwa FDIK UIN Mataram, penulis akan menggunakan
komponen-komponen komunikasi politik menurut Dan Nimmo yaitu
komunikator,komunikasi, pesan, saluran, tanggapan.17
G. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
a. Pendekatan Kualitatif
Dalam penelitian ini digunakan sebuah penelitian yang dikenal dengan
penelitian kualitatif. Creswell menyatakan penelitian kualitatif sebagai
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.
Penelitian kualitatif merupakan reset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan
makna (perspektif informan) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara
17Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi politik: khalayak dan efek, (Jakarta: Ramaja Rosadakarya,
2006), Hlm.16
19
peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif . Dalam
penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.
Adapun dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai penjelasan, dan berakhir dengan
sesuatu teori. 18
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, penelitian merupakan instrumen
kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis dan mengkonstruksi objek
yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian kualitatif digunakan jika
masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi untuk
memahami interaksi sosial, mengembangkan teori memastikan kebenaran
datadan meneliti sejarah perkembangan.
Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan sifat
sesuatu yang telah berlangsung pada saat studi. Metode ini memberikan
informasi tanggapan lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai
18Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian: skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta:
Kencana, 2011), hlm. 34.
20
masalah.Jika disimpulkan bahwa metode deskriptif ini ialah metode yang
menuturkan dan menafsirkan data.19
b. Jenis dan Rancangan Penelitian
Untuk jenis penelitian pada penelitian ini adalah studi kasus (case
study) dengan rancangan single case study (studi kasus tunggal). Studi
kasus tunggal (single case study) adalah suatu penelitian yang arah
penelitianya terpusat pada satu kasus atau satu fenomena saja. Dalam
studi kasus tunggal umumnya tujuan atau fokus penelitian langsung
mengarah pada konteks atau inti dari permasalahan.
Studi kasus cenderung meneliti jumlah unit yang kecil tetapi
mengenai variabel-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya. Studi
kasus juga sangat berguna untuk informasi latar belakang guna
perencanaan peneliti yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Karena
studi yang demikian itu sifatnya intensif, menerangi variabel-variabel
yang penting, proses-proses, dan interaksi, yang memerlukan perhatian
yang lebih luas. Sedangkan data yang diperoleh dari studi kasus
memberikan contoh-contoh yang berguna untuk memberi ilusi
mengenai penemuan-penemuan yang digeneralisasikan dengan
statistik.
19Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 54
21
Studi kasus digunakan karena individu, karakteristik atau atribut
dari individu, aksi, interaksi, kondisi serta peristiwa atau insiden
tertentu dapat dipaham. Melalui pendekatan studi kasus, peneliti dapat
memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi
berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut. Alasan
digunakan studi kasus ini karena riset studi kasus memungkinkan
peneliti mengumpulkan informasi yang detail yang mencakup dimensi
sebuah kasus tertentu atau beberapa kasus kecil dalam rentan waktu
luas. Dengan demikian, peneliti memilih menggunakan desain peneliti
kualitatif dengan strategi studi kasus sebagai metode yang paling tepat
dalam melakukan penelitian.20
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di sini maksudnya adalah peran dan upayapeneliti
guna memperoleh data. Dalam hal ini peneliti adalah sebagai instrumen
sekaligus sebagai pengumpulan data, yang langsung melibatkan diri dalam
kehidupan subjek penelitian dalam waktu yang telah ditetapkan peneliti.
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bukan ditunjukan untuk
mempengaruhi subjek penelitian, tetapi untuk menapatkan data dan informasi
yang akurat. Kehadiran peneliti sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah
berperan untuk mendapatkan data. Peneliti tidak ikut langsung berpartisipasi
20Suryabrata, Sumandi, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm. 80-
81.
22
melainkan lebih pada usaha mengetahui secara langsung tentang “Analisis
Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA terhadap kegiatan
Organisasi Mahasiwa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)”.
3. Sumber dan Jenis Data
a. Data Primer
Data primer (primary data) adalah yang dapat diperoleh langsung
dari berbagai macam sumber lainnya yaitu dari lapangan atau tempat
penelitian seperti di lingkungan kampus berupa data kegitan organisasi
mahasiswa yang terlibat.Dataprimer diperoleh peneliti secara langsung
(dari tangan pertama).
Berdasarkan survey yang coba peneliti lakukan mendapat beberapa
sumber terkait program yang sudah dilakukan oleh SEMA dan DEMA
terhadap kegiatan organisasi mahasiswa berupa kegiatan porseni dan
seminar atau pelatihan.
b. Data Sekunder
Data sekunder data (secondary data) yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada.Dapat berupa majalah, buletin, spanduk publikasi
dari berbagai lembaga seperti lembaga SEMA dan DEMA, dalam
dominasi politik lembaga, dan berupa buku, sampai dokumen-dokumen
resmi dari instansi pemerintah.
23
Sejauh ini peneliti sudah mendapatkan sumber dari beberapa
dokumen dan namawebsite yang dikeluarkan oleh SEMA dan DEMA
terhadap kegiatan organisasi mahasiswa dan undang-undang penerapan
kegiatan organisasi mahasiswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian, karena keberhasilan dalam pengumpulan data banyak di tentukan
oleh kamampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus
penelitian. Peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar
mendapatkan data yang valid.Mengumpulkan data adalah prosedur yang
sisitematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti tidak
akan mengakhiri fase pengumpulan data sebelum data yang diperoleh telah
mampu menjawab tujuan penelitian. Maka dalam penelitian ini perlu adanya
metode yang digunakan, adalah:
1. Metode Observasi
Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata
tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut.21Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila di bandingkan dengan tekhnik yang lain, yaitu
21Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Alfabeta, 2014),hlm. 203.
24
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada seorang,
tetapi juga pada obyek-obyek alam yang lain.
Penelitian ini digunakan untuk penelitian yang sudah tersusun atau
direncanakan.Maksudnya, peneliti secara langsung ikut terlibat dalam
objek penelitian. Penelitian bukan hanya mengamati dari jauh tentang
kasus “Analisis Komunikasi Politik DominasiSEMA dan DEMA Terhadap
Kegiatan Organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Mataram”, tetapi secara langsung peneliti ikut terlibat dalam proses
pengumpulan data yang berupa pergaulan secara langsung dengan
mahasiswa dan Lembaga SEMA dan DEMA, khususunya mahasiswa
FDIK.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka menggunakan
alat yang dinamakan interview.22
Adapun mengenai model wawancara yang peneliti gunakan adalah
wawancara bebas terpimpin, dimana dalam melakukan wawancara
peneliti tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok
persoalan dari fokus penelitian namun tetap menggunakan panduan
22Ibid,hlm. 194.
25
pokok masalah yang di teliti. Seirama dengan model wawancara diatas,
opini interview jugadigunakan. wawancara ini dilaksanakan demi
mendapatkan pendapat dari sumber berita. Peneliti sudah melakukan
wawancara awal di HMJ bagaimana program SEMA dan DEMA mampu
mendominasi kegiatan organisasi mahasiswa khususnya di FDIK sendiri.
3. Metode Dokumentasi
Dalam melaksanakan metode ini peneliti memiliki barang-barang
tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan dan
lainsebagainyakerena ini dapat digunakan sebagai sumber data untuk
banyak hal yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan
meramalkan.
Dengan adanya hasil data observasi dan wawancara diatas
memudahkan metode dokumentasi ini mengumpulkan data yang akurat
yaitu, SEMA dan DEMAmemiliki peran yang penting dalam menjaga
stabilitas kampus, menyebarkan informasi baik akademik,
kemahasiswaan, dan bahkan pengenalan terhadap dunia kerja dan
masyarakat.Namun, seiring waktu ditemukan bahwa adanya dominasi
politik antar kedua badan tersebut dengan mahasiswa. Pada penelitian ini
akan di telaah, dianalisa, dan diberikan kesimpulan bagaimana siklus
tersebut disadari atau tidak oleh mahasiswa dan bagaimana kedua badan
26
ini mempengaruhi kegiatan organisasi mahasiswa yang ada dalam
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Mataram.
4. Teknis Analisis Data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.23 Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.24
Menurut Patton, analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikan nya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Dalam hal ini, menganalisis data ialah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengategorikannya.Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut
bertujuan menemukan tema yang hipotesis kerja yang akhirnya diangkat
menjadi teori substantif. Akhirnya, perlu dikemukakan bahwa analisis data
dilakukan dalam suatu proses. Pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak
23Elvinaro Arianto, Metodelogi Penelitian untuk Public Relations, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2010), hlm. 214 24Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta
Bandung, 2009), hlm. 244.
27
pengumpulan data yang dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah
meninggalkan lapangan.25
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu.Analisis data di lapangan model Miles and Huberman
memiliki tiga komponen yakni; Data Reduksi (Reduksi Data), Data Display
(Penyajian Data) dan Conlusion Drawing/Verification.Berikut penjelasan
mengenai komponen-komponen yang telah disebutkan diatas:
1. Data Reduction/Reduksi Data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.26
2. Data Display/Penyajian Data. Penyajian data merupakan langkah
selanjutnya. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka
25Elvinaro Arianto, Metodelogi..., hlm. 217 26Sugiyono, Metode..., hlm. 247
28
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 27
3. Conclusion Drawing/verification. Pada langkah ketiga dalam analisis
kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 28
Dengan menggunakan ketiga alur kegiatan diatas maka akan
mempermudah peneliti dalam menganalisis data yang didapat di lapangan
dalam rangka mendapatkan data yang valid dan benar ada tentang, “Analisis
Komunikasi Politik Dominasi SEMA dan DEMA terhadap kegiatan
Organisasi Mahasiswa FDIK Universitas Islam Negeri Mataram”.
5. Validitas Data
Uji keabsahan data dan dalam penelitian, validitas merupakan derajat
ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang
dapat dilaporkan oleh peneliti.29Dengan demikian data yang valid adalah data
27Ibid, hlm. 249 28Ibid, hlm. 252
29Sugiyono, Metode....,hlm.267.
29
“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Adapun dalam uji kevalidan data meliputi beberapa pengujian, yaitu:
1) Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjang pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisi kasus negatif, danmember check.30
Dalam melakukan uji kredibitas ini peneliti sudah melakukan
pengamatan sebelumnya dengan cara diskusi tatap muka dengan
organisasi mahasiswa agar mengetahui sejauh mana Dominasi politik
SEMA dan DEMA terhadap kegiatan organisasi mahasiswa khususnya di
FDIK.
2) Pengujian Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif.Validitas eksternal menunjukan derajat ketetapan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut
diambil.31
30Ibid, hlm. 270. 31Ibid, hlm. 276.
30
Sampel penelitian ini di uji langsung dari bagaima berjalannya
program kegiatan SEMA dan DEMA sehingga bias mendominasi
kegiatan organisasi mahasiswa di tingkatan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
Agar kondisi diatas dapat terpenuhi maka dengan cara
memperpanjang observasi, pengamatan yang terus-menerus, triangulasi
dan membicarakan hasil temuan dengan orang lain, menganalisis kasus
penting dan menggunakan bahan referensi32. Dalam penelitian ini ada dan
cara yang akan di tempuh, yaitu:
a) Memperpanjang Observasi
Peneliti memerlukan perpanjangan waktu observasi jika informasi
yang didapat masih dianggap kurang lengkap. Namun dengan waktu
yang akan diberikan kepada peneliti, Maka peneliti dapat melakukan
perpanjangan observasiuntuk mengumpulkan data-data yang akurat
untuk dipertanggung- jawabkan.
b) Meningkatkan Ketekunan
Dengan meningkatkan ketekunan ini, maka peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara
32Muhammad idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta; PT. Gelora Aksara Pratama
2009), hlm. 248.
31
membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau
dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c) Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang di luar data untuk keperluan mengecek atau
sebagai pembanding data itu.33Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
a. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber.
b. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya, terdapat hasil berbeda antara penelitian
wawancara, observasi dan dokumentasi maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang
lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
c. Triangulasi waktu. Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
33Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1996),
hlm. 103.
32
33
BAB II
PAPARAN DATA TEMUAN
A. Gambaran Umum SEMA dan DEMA Fakultas
1. Profil SEMA dan DEMA
SEMA dan DEMA adalah lembaga yang bernaung dalam kampus, sebagai
lembaga sentral dan penyalur aspirasi dan Agen of control keberlangsungan
kegiatan kampus (lembaga legislatif dan eksekutif).Senat Mahasiswa
Universitas, selanjutnya disingkat SEMA, adalah Organisasi Legislatif
mahasiswa sebagaimana yang dimaksud dalam BAB IV Pasal 8 Ayat (2)
Anggaran Dasar dan BAB IIIPasal 6 Anggaran Rumah Tangga Organisasi
Kemahasiswaan UIN Mataram.34SEMAsekaligus sebagai lembaga normatif dan
perwakilan tertinggi di lingkungan mahasiswa Mataram, yang memiliki fungsi
menampung dan menyalurkan aspirasi, dan memiliki peran legislatif sebagai
subsistem kelembagaan non-struktural ditingkat UIN Mataram.Sebagai lembaga
legislatif di tataran organisasi kemahasiswaan. Berdasarkan AD/ART UIN
Mataram, SEMA UIN memiliki peran lembaga legislatif, anggaran, dan
pengawasan. Fungsi legislatif dilaksanakan sebagai perwujudan SEMA selaku
pemegang kekuasaan membentuk aturan dan norma-norma hukum
34Dokumen SEMADEMA Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram , 2018. Tanggal 27
Agustus 2019.
34
lainnya.Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan
persetujuan terhadap rancangan peraturan atau tidak memberikan persetujuan
terhadap rancangan peraturan tentang program dan anggaran kemahasiswaan
yang di ajukan oleh Presiden Dewan Esklutif Mahasiswa (DEMA).Fungsi
pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan AD/ART dan
program kerja organisasi kemahasiswaan.
Sedangkan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) adalah organisasi yang
berkewajiban untuk melaksanakan ketetapan Senat Mahasiswa (SEMA) dan
merupakan lembaga eksekutif mahasiswa. Dilihat dari bagaimana tugas Dewan
Eksekutif Mahasiswa (DEMA) merupakan lembaga Eksekutif kemahasiswaan
tertinggi di fakultas yang menaungi masing-masing Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ), berperanpenting sebagai lembaga kepresidenan mahasiswa yang
melakukan eksekutor terhadap kegiatan kemahasiswaan. Keberadan Dewan
Eksekutif Mahasiswa (DEMA) ditingkat fakultas merupakan hal yang sangat
penting yang memang harus untuk diadakan mengingat lembaga kemahasiswaan
yang dinaungi memerlukan keberadaan DEMA sebagai lembaga yang berfungsi
untuk menjalankan organisasi kemahasiswaan tingkat Universitas. Sebagai salah
satu organisasi intra kampus eksekutif memiliki potensi dan nilai strategis
tersendiri pada proses pendidikan di kampus. Setidaknya DEMA terdapat dua
manfaat besar yang dimiliki oleh organisasi mahasiswa intra kampus ini, yaitu35;
35Ibid.
35
1. Sebagai wadah pelatihan dan sekaligus sebagai tempat praktik keterampilan
berorganisasi mahasiswa.
2. Sebagai salah satu organisasi yang sangat berpotensi untuk mendukung
pencapaian visi dan misi fakultas.Maka dari itu nilai dan potensi yang dimiliki
oleh DEMA Fakultas akan berusaha membuat program-program pembinaan
dan penampingan kepada mahasiswa di bawahnya.
2. Visi dan Misi
a. Visi
1) Visi SEMA
Membentuk Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDIK) yang taqwa, intelektual dan berdaya saing.
2) Visi DEMA
Menjadikan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) sebagai
fakultas terbaik di tataran kampus UIN Mataram di tahun 2020.
b. Misi
1) Misi SEMA
a) Mengoptimalkan potensi mahasiswa FDIK melalui pelatihan.
b) Menjalin kemitraan dengan stakeholder untuk mendukung daya saing
mahasiswa FDIK.36
36Ibid.
36
c) Menerbitkan regulasi ORMAWA FDIK untuk mendukung kolaborasi
ormawa FDIK.
2) Misi DEMA
a) Meningkatkan kontribusi aktif mahasiswa di internal kampus maupun di
ekternal kampus.
b) Membentuk karakter mahasiswa yang Ahlakul karimah.
c) Menjalin sinergitifitas mahasiswa dengan lembaga-lembaga terkait.
3. Tugas SEMA dan DEMA
a. Tugas SEMA
a) Sebagai mitra kerja DEMA dalam melaksanakan kebijakan organisasi
kemahasiswaan.
b) Menyerap dan mengakomodir aspirasi mahasiswa dan menyalurkannya pada
pihak yang terkait.
c) Memperjuangkan hak-hak akademik dan kemahasiswaan.
d) Merumuskan norma-norma dan aturan dalampelaksanaankegiatan
kemahasiswaan yang tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
e) Menetapkan garis-garis besar program kerja SEMA.
b. Tugas DEMA
a) Menjabarkan dan melaksanakan program organisasi dan ketetapan SEMA
lainnya dalam bentuk program kerja.
b) Mengkomunikasikan dan menginformasikankegiatan kemahasiswaan di
tingkat fakultas.
37
c) Melaksanakan koordinasi dan singkronisasi kegiatan kemahasiswaan.
d) DEMA menyampaikan laporan kegiatan dalam sidang paripurna SEMA.37
4. Sistem Kerja dan Program Kerja SEMA dan DEMA
1. Sistem Kerja
Sistem kerjanya adalah kolektif kolegial.Kolektif berarti bahwa dalam
mengambil ketetapan dan keputusan yang mengatasnamakan SEMAdan
DEMAharus dilakukan melalui sebuah persidangan yang melibatkan anggota-
anggotanya.Kolegial adalah tidak adanya stratifikasi antar anggotanya, tidak
ada perbedaan hak dan kewajiban, kecuali pada tanggung jawab fungsional
administratif yang telah disepakati.
2. Program Kerja
1. Program Kerja SEMA
a. Program kerja SEMA Universitas
1) Pemilihan umum DEMA Universitas.
2) Sosialisasi pemilihan cerdas.
3) MUNAS (Musyawarah nasional) di Jogyakarta.
4) Safari Ramadhan.
5) MUBES (Musyawarah besar) UIN Mataram.38
Poin-poin turunan program SEMA Universitas;
37Ibid. 38Dokumen SEMAUniversitas Islam Negeri (UIN) Mataram , 2019. Tanggal 1 Oktober
2019.
38
1) Komisi Hukum dan Perundang-Undangan
a) Menghasilkan produk-produk hukum aturan-aturan kelembagaan di
Fakultas.
b) Melaksanakan kongres/musyawarah kelembagaan
c) Mengawasi jalanya produk hukum
2) Komisi KPUM dan Pengawasan
a) Mengatur pemilihan baik di tingkat fakultas
b) Menjalankan dan mengawasi jalanya pemilihan
c) Ikut menjaga pilar pancasila dengan upaya menegakan demokrasi
3) Komisi Kelembagaan
a) Mengawasi dan menjalankan tata tertib kelembagaan di tingkat
HMJ.
b) Meningkatkan pemahaman administrasi kelembagaan,
c) Melaksanakan seminar dan sosialisasi kelembagaan,
4) Komisi Informasi dan Publikasi
Mendokumentasikan dan menshare seluruh kegiatan dan program
SEMAUniversitas.
b. Program kerja SEMA Fakultas
1) Pengembangan bakat mahasiswa FDIK, baik di bidang kesenian
maupun di Soft Skill.
39
2) melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga dari luar kampus
seperti a foundation, arahannya mengadakan seminartentang pilar
kebangsaan ataupun seminar tentang narkoba.39
2. Program Kerja DEMA
a. Program kerja DEMA Universitas
1) Pelantikan, ditujukan kepada SEMA DEMA tiap-tiap Fakultas.
2) Safari ramadhan
3) Seminar merancang LPJ (Laporan pertanggung jawaban), dan
proposal, Hmj, SEMA DEMA se-UIN Mataram.
4) Porseni se-Universitas.
b. Program kerja DEMA Universitas
1) Program Safari Ramadahan yang akan diadakan di Dompu.
2) Program pembuatan Media Sosial untuk memberikan informasi terkait
kegiatan-kegiatan apa saja yang di lakukan kepada mahasiswa
Khususnya FDIK.
3) Menyatukan masing-masing HMJ untuk tetap berkolaborasi.
B. Bentuk Dominasi Politik SEMA dan DEMA terhadap kegiatan Organisasi
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
1. Pemilihan Umum HMJ
Pemilihan Umum didalam suatu lembaga atau organisasi biasanya adalah
39Ibid.
40
sesuatu hal yang wajar dilakukan untuk mengisi jabatan politik tertentu dengan
melalui mekanisme aturan pemilihan serta tata tertib yang sudah dibuat
sebelumnya. Hal ini juga berlaku dipemilihan umum tingkatan Mahasiswa yang
berada didalam sivitas kampus, semisal pemilihan umum yang dilakukan oleh
HMJ Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Mataram dalam pemilihan
pergantian ketua dan sekretaris jurusan baru. Pemilihan umum lembaga atau
jurusan mempunyai aturan-aturan yang menaunginya seperti peraturan
ORMAWA yang harus diikuti oleh organisasi kegiatan mahasiswa yang di
kontrol oleh SEMADEMA baik skala Universitas maupun fakultas.
Secara intervensi lebih kepada regulasi-regulasi yang mendominasi
kegiatan dalam HMJ khususnya FDIK yang sangat berperan penting dalam
pemilihan masing-masing HMJ maupun kegiatan yang akan dilakukan. Karena
secara peraturan harus mengikuti garis koordinasi dari aturan-aturan SEMA.
Sehingga sering terjadinya konflik antara SEMA dengan HMJ sehingga
membuat miss comunication.Ini dilihat dari konflik yang terjadi di HMJ KPI
dan HMJ BKI yang secara peraturan tidak mengikuti aturan dalam pemilihan
maupun dalam kegiatan.
“Kalo secara intervensi hanya sebatas membuat Regulasi dan bagaimana menertibkan regulasi yang ada di FDIK ini karena Ormawa memiliki Strukturnya dari SEMA DEMA Universitas, SEMA DEMA Fakultas maupun HMJ sendiri. Setiap tahun SEMA DEMA Universitas melakukan Mubes
41
(musyawarah bersama) disiniakan di bahas mengenai regulasi apa untuk menertibkan kegiatan-keatan yang ada di Ormawa”. ungkapnya.40
Hal serupa di lihat dari AD/ART maupun peraturan SEMA yang sudah di buat dan di sepakati, yaitu;
1) Ini dilihat dari berdasarkan wewenang SENAT Mahasiswa, diantara lain:
a) Melakukan koordinasi dengan Senat Mahasiswa fakultas.
b) Menyelenggarakan musyawarah sebagai wujud kedaulatan tertinggi
organisasi mahasiswa.
c) Meminta progres report DEMA atas pelaksanaan program kerjanya.
2) Dilihat dari pertanggung jawaban SENAT mahasiswa. Antara lain:
a) Sebagai badan normatif dan perwakilan tertinggi fakultas
kemahasiswaan dalam sidang paripurna.
b) Mekanisme sidang paripurna diatur lebih lanjut oleh, mahasiswa dan
disetujui melalui keputusan rektor/wakil
Ini menunjukan bagaiman dominasi politik SEMA dan DEMA dalam
kegiatan oganisasi mahasiswa.Lembaga inimemberikan education dan inovasi-
inovasi kepada HMJ mengembangkan sumber daya manusia yang ada. Hal ini
terlihat pada awal pemilihan HMJ KPI, SEMA secara aturan-aturannya terlihat
dominasinya.
Sepertiyang terjadi pada pemilihan ketua HMJ baru Komunikasi Penyiaran
Islam (KPI) periode 2019/2020 kemarin yang berakhir ricuh akibat HMJ
40 Ibnu (ketua SEMA Fakultas), Wawancara...tanggal 04 september 2019
42
KPItidak memasukan surat izin pemilihan kepada SEMA fakultas sehingga
pemilihan ketua HMJ tersebut batal dan harus melakukan pemilihan ulang.
Mendengar keputusan SEMA lantas memancing emosi HMJ KPI yang tidak
terima dan melakukan aksi demo didepan fakultas. Muhammad Khutbi selaku
ketua HMJ baru yang terpilih di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
mengungkapkan;
“Persoalan pemilihan ketua HMJ kemarin memang kesalahan kita yang tidak memasuki surat di SEMA Fakultas sehingga pihak KPUM membatalkan pemilihan dan kembali melakukan pemilihan ulang”.41Tegasnya.
Ungkapan diatas diperkuat lagi oleh Ibnu ketua SEMA bahwa HMJ KPI
tidak mengikuti peraturan yang sudah terstruktur didalam aturan ORMAWA
(organisasi mahasiswa) sehingga mau tidak mau pihak dari KPUM yang
dibentuk oleh Senat Mahasiswa selaku yang menaungi di dalam pemilihan
membubarkan kembali pemilihan tersebut sehingga konsekuensinya harus
pemilihan ulang.
“sudah jelas di Bab VIII pasal 6 yang berbunyi setiap pemilihan umum organisasi mahasiswa di atur oleh KPUM yang di bentuk oleh SEMA sedangkan kemarin sudah jelas HMJ KPI tidak pernah koordinasi dan surat pemberitahuan dengan pihak SEMA itu intinya”. 42Jelasnya.
Hal inijuga dipaparkan oleh Subhan anggota HMJ KPI bahwa kenapa bisa
dari pihak pengurus HMJ tidak memasuki surat pemilihan kepada SEMA
41 Muhammad Khutbih (ketua HMJ KPI), Wawancara, kampus 1 UIN Mataram, tanggal 4
September 2019. 42Ibnu (Ketua SEMA Fakultas), Wawancara,...tanggal 13 September 2019.
43
karena menurutnya selama ini tugas maupun program dari SEMA Universitas
sampai fakultas tidak pernah terlihat dan ter-sosialisasi baik pada tahun 2018
sampai hari ini.
“kami sengaja tidak memasukan surat pemilihan kerena ingin melihat sejauh mana respon SEMA maupun DEMAmengingat selama ini tidak pernah terlihat programnya”.43Terangnya dengan yakin.
Pernyataan yang hampir sama juga dipaparkan oleh ketua dan sekretaris
HMJ BKI yang merasakan bagaimana secara peraturan dari SEMA sebelumnya
belum ada sosialisasi sehingga dalam kegiatan yang di adakan oleh HMJ BKI
secara peraturan tidak memahami dengan baik. Ini langsung dijelaskan saat
peneliti mewawancarai langsung di depan sekret BKI;
“Cuman kemarin sempat ada sedikit konflik dengan SEMA tentang Aturan-aturan di dalam HMJ maupun di pemilihan yang kurang kita pahami Regulasinya sehingga itu yang membuat konflik dan setelah terjadi kesalahan itu baru dikasih tau beberapa aturannya”.44Tuturnya.
Dari sini bisa dilihat bagaimana komunikasi politik dominasi SEMA DEMA
dalam mengatur dan mengontrol kegiatan HMJ melalui beberapa regulasi atau
aturan ORMAWA yang mewajibkan seluruh kegiatan Organisasi Mahasiswa
tunduk dengan aturan yang berlaku dan sebelum melakukan kegiatan masing-
masing HMJ Fakultas harus terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
pihak SEMA DEMA.
43Subhan (anggota HMJ KPI), Wawancara, Kampus 1 UIN Mataram, tanggal 04 September
2019. 44Habib dan Ainul (Ketua dan Sekretaris HMJ BKI), Wawancara, kampus 1 UIN Mataram,
tanggal 4 September 2019.
44
2. Pelaksanaan Program Kerja SEMA dan DEMA Fakultas
Dalam mengemban visi dan misi diatas, organisasi-organisasi
kemahasiswaan sebagai kelengkapan lembaga non-struktural di Universitas
Islam Negeri Mataram bersinergi dengan lembaga struktural di lingkungan
Universitas Islam Negeri Mataram.
Dengan tujuan memperjuangkan kepentingan hak-hak mahasiswa dan
membangun komunikasi antar civitas akademika.Dari sini bisa dilihat
bagaimana dominasi SEMA dan DEMA dalam kegiatan politik organisasi
mahasiswa khususnya di FDIK. Ini dilihat dari program kerjaSEMA dan DEMA,
misalnya SEMAyang akan melakukan program kegiatan seperti seminar pilar
kebangsaaan atau narkoba supaya mahasiswa FDIK terbebas dari narkoba.
Sedangkan DEMA, khususnya yang ada di FDIK lebih pada memberikan
edukasi yang masif dan terstruktur kepada mahasiswa khususnya di tataran
fakultas dengan visi dan misi yang akan menjadikan FDIK sebagai Fakultas
terbaik di tataran kampus UIN Mataram di tahun 2020. Dengan salah satu misi
meningkatkan kontribusi aktif mahasiswa di internal kampus maupun di
ekternal kampus.
Kedua lembaga ini mulai aktif dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai lembaga tertinggi yang menaungi beberapa organisasi kegiatan
mahasiswa, Khususnya di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)
45
dengan beberapa program kerja yang sudah dibuat dan dilaksanakan. Hal ini
dapat di lihat dari beberapa program SEMA dan DEMA periode lalu 2018/2019
yang sudah melakukan beberapa pelaksanaan programnya yaitu pelatihan
cybermedia yang diadakan oleh lembaga SEMA untuk menangkal berita-berita
yang berbau kebohongan khusus untuk mahasiswa, kegiatan ini tidak luput juga
dari dukungan organisasi kegiatan mahasiswa seperti HMJ tiap-tiap jurusan
yang ada di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Sedangkan lembaga
DEMA juga tak kalah dengan beberapa pelaksanaan program andalannya yaitu
pelatihan berbentuk seminar tentang pernikahan dan porseni yang mengikut
sertakan organisasi kegiatan mahasiswa yang berada di FDIK sendiri.
Di periode 2019/2020 SEMA dan DEMA baru Khususnya di FDIK memiliki
program kerja yang beberapa diantaranya, Semisal DEMA yang akan
melakukan rapat koordinasi dengan HMJ untuk menggali informasi apa saja
kebutuhan dari masing-masing jurusan dan melakukan Up grading kepada
kepengurusan supaya HMJ memiliki wawasan tentang garis koodinasi dan garis
komando ORMAWA ditingkat fakultas. DEMA akan memberikan edukasi
yang masih dan terstruktur kepada mahasiswa khususnya ditataran Fakultas,
dengan program kerja yang sudah di sosialisasikan yaitu Safari Ramadhan di
Kabupaten Dompu kemarin. Tetapi program ini kurang berhasil di karenakan
pengambilan waktu pengadaan pada saat liburan semester sehingga hasilnya
kurang memuaskan tapi tetap berjalan sesuai program. Hal ini langsung di
46
sampaikan oleh Hendra ketua DEMA fakultas.
“Alhamdulillah untuk program dari DEMA khususnya Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sudah terlaksana tiga program, yang pertama Safari Ramadahan sewalaupun teman-teman dari HMJ tidak bisa hadir maksimal karena Miss Comunication tapi kegiatan ini berhasil berjalan dengan sukses. Kedua, pembuatan Media Sosial untuk memberikan informasi terkait kegiatan-kegiatan apa saja yang kami lakukan kepada mahasiswa Khususnya FDIK kerena dari kemarin-kemarin belum ada media sosialnya. Dan terakhir menyatukan masing-masing HMJ untuk tetap berkolaborasi tanpa adanya pembatas yang akan membuat perpecahan dan mengakomodir kembali teman-teman ini supaya garis koordinasinya berjalan dengan baik apaupun yang di butuhkan jurusan langsung konsultasi ke kami dan kami akan mencoba rembukan kembali dan mencari solusi yang terbaik itu seperti apa dan Akhir-akhir ini juga kami sering mengadakan pertemuan rutinitas sama teman-teman HMJ yang memang tidak formal dari sanalah kami bisa mengetahui apasih kebutuhan-kebutuhan HMJ ini sesuai dengan progres mereka di masing-masing jurusan itu yang coba kami bangundan menyesuaikan dengan program dan kami juga akan mencoba membangun inovasi-inovasi untuk membekali teman-teman di Jurusan sehingga Sumber Daya Manusianya ada Peningkatan tidak seperi kemarin-kemarin adalah sedikit perubahan karena transformasi penting untuk kemajuan Fakultas dan Universitas umumnya”. Tukasnya pada saat wawancara di depan ruangan HMJ Bki.45
Dari paparan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa DEMA
mencoba membangun kembali semangat dan inovasi-inovasi masing-masing
jurusan khususnya di FDIK sendiri melihat bagaimana sejauh ini masih
minimnya kegiatan maupun sosialisasinya yang dilakukan oleh SEMA maupun
DEMA di tataran Universitas maupun fakultas.Ini juga sempat di singgung oleh
DEMA FDIK pada saat wawancara berlangsung.
“Melihat dua tahun terakhir ini sebelum saya menjabat secara program masih minim sebenarnya, program dari SEMA maupun DEMA khususnya DEMA yang sama-sama kita ketahui tugasnya memfasilitasi teman-teman jurusan ini belum terakomodir dengan baik disana sehinga Miss Comunication
45 Hendra (Ketua DEMA Fakultas), Wawanca, Mataram kampus 1 UIN Mataram, tanggal 4
September 2019.
47
denganJurusan dan DEMA selaku lembaga tertinggi di Fakultas itu yang menaungi HMJ-HMJ, itu juga yang menjadi tanggung jawab saya hari ini bagaimana mengakomodir kembali teman-teman ini”46.
Hasil wawancara ini bisa di lihat bagaimana dominasi Politik SEMA dan
DEMA melalui beberapa program kerja yang sudah dan akan
dilaksanakan.Ditempat lain saat peneliti coba melakukan wawancara dengan
ketuamasing-masing HMJ yang ada di Fakults Dakwah dan Ilmu komunikasi,
peneliti bertemu dengan ketua HMJ Manejemen Dakwah (MD) yang menjadi
salah satu sasaran penelian di skripsi ini dan peneliti mencoba berbincang-
bincang dan mencari tau mengenai dominasi SEMA dan DEMA. Diantara
beberapa hasil wawancara dengan peneliti,Azis ketua HMJ Manejemen
Dakwah (MD) mengatakan sejauh ini di kepengurusan SEMA dan DEMA baru
secara pengaruhnya belum terlalu di rasakan oleh HMJ selaku yang berada
dalam naungannya.Khususnya di program DEMA yang Safari Ramadhan di
kabupaten Dompu memang sudah terlaksana dan mendapatkan undangan.
“Kemarin sempat dikirim undangan tapi karena kendala liburan dan banyak anggota saya yang pulang kampung jadi gak bisa ikut, DEMA juga mengambil kegiatannya tidak tepat jadi kurang maksimal”. 47Ungkapnya.
DEMA mempunyai program kerja politik yang harus Berkesinambungan
dengan masing-masing HMJ untuk menggali informasi apa saja kebutuhan dari
masing-masing jurusan. Dengan program yang sudah terlaksana sejauh ini
46Ibid 47 Azis ( Ketua Manajemen Dakwah), Wawancara, Kampus 1 UIN Mataram, tanggal 4
September 2019.
48
menunjukan bagaimana dominasi DEMA sendiri dalam HMJ. Bisa di lihat
bagaimana program yang sudah berjalan semisal, program Safari ramadhan
yang di adakan di Dompu kemarin untuk menunjukan eksistensi dari dakwah
walaupun masing-masing HMJ tidak semua bisa hadir terlibat karena kendala
jauh tempat acaranya tetapi acara bisa berjalan dengan maksimal. Ini di perkuat
oleh pengakuan dari ketua DEMA fakultas ;
“Di kegiatan Safari Ramadhan walaupun teman-teman dari HMJ tidak bisa hadir maksimal karena Miss Comunicationtapi tapi kegiatan ini berhasil berjalan dengan sukses”. Tukasnya.
Hendra berharap di ketiga program ini dapat memberikan perubahan kepada
masing-masing jurusan dan mampu menjadikan program DEMA ini sebagai
acuan supaya menjadi contoh kedepannya memajukan jurusan dan FDIK
umumnya. Azis juga menambahkan bagaiman sejauh ini mengenai realisasi
program SEMA dan DEMA belum dirasakan dan HMJ MD juga terbilang
jurusan yang masih baru sehingga belum paham betul bagaimana model dan
aturan-aturan dalam SEMA DEMA.
”Untuk kepengurusan SEMADEMA sekarang kami belum tau apa program kerja mereka dan belum paham kerena secara sosialisasi belum ada tapi sudah beberapa waktu yang lalu mulai terjalin komunikasi emosional sama jurusan juga SEMADEMA cuman utuk yang lebihnya mungkin belum karena masih baru”48.tambahnya
Sedangkan sajauh ini diSEMA fakultas secara program kerja Belum terlihat
bagaimana kegiatan pelaksaannya. Dengan tugas dan fungsinya sebagai
48Ibid
49
lembaga yang menyerap dan mengakomodir aspirasi mahasiswa dan
menyalurkannya pada pihak yang terkait juga memperjuangkan hak-hak
akademik dan kemahasiswaan seharusnya sejauh ini secara realisasi program
sudah terlihat akan tetapi ada beberapa kendalah yang menyebabkan kegiatan
ini belum tereksekusi, semisal konflik yang terjadi di tiap-tiap HMJ yang
menghambat berjalannya program. Ini diungkapkan langsung oleh ketua
SEMA saat wawancara langsung di depan musholat UIN Mataram.
“Terkait masalah program dan kegiatan SEMA sekarang kita sedang memprogramkan pengembangan bakat mahasiswa FDIK, entah itu nanti di bidang kesenian ataupun di Soft Skill kita akan songsong, yang kedua kita sudah melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga dari luar kampus seperti A foundation kita akan mengadakan semisal seminar disana. Semisal seminar tentang pilar kebangsaan ataupun seminar tentang narkoba karena seperti kita ketahui sekarang narkoba itu sasarannya anak-anak muda bagaimana kita membendung sehingga mahasiswa FDIK ini bersih dari narkoba.Tetapi yang menyebabkan sejauh ini kenapa program dari SEMA belum jalan karena melihat konflik yang terjadi di FDIK ini yang kurang kondusif jadi kita selesaikan berbagai macam dilema konflik sehingga itu yang menghambat, tapi secepatnya kita akan bertindak agar program kita bisa terimplementasi”49ungkapnya.
Hasil wawancara dengan SEMAdiatas bisa dilihat dari beberapa wawancara
dari tiap-tiap HMJ yang mengatakan bahwa untuk Programnya SEMA sendiri
belum ada sosialisasi di masing-masing HMJ FDIK. Hal ini langsung
disampaikan oleh ketua dan sekretaris HMJ BKI mengenai apa yang dirasakan
selama berada dibawah naungan SEMA karena secara pengaruh dan sosialisasi
49 Ibnu (ketua SEMA fakultas), Wawancara, kampus 1 UIN Mataram, tanggal 13 September
2019.
50
tentang regulasi-regulasi belum pernah di sampaikan.
“Sejauh ini Untuk Programnya SEMA sendiri belum di rasakan oleh HMJ, khususnya HMJ Bki karena mungkin masih baru, Tetapi untuk akhir-akhir ini kita sering melakukan komunikasi walaupun hanya bertukar sama ataupun sekedar nongkrong bareng”. Ungkap Habib dan Ainul selaku ketua dan sekretrais di HMJ BKI.
Hal serupa juga terjadi di HMJ Pengembangan Masyarakat islam (PMI) yang
berpendapat sama dengan ketua HMJ KPI tentang tidak adanya program dan
sosialisasi yang terlihat dari SEMA dan DEMA sendiri,
“Sejauh ini yang sudah kami jalankan, khususnya program SEMA dan DEMA tidak ada Kegiatan yang berkesinambungan terhadap HMJ, khususnya PMI. kecuali kegiatan kolaborasi dengan SEMA dan DEMA dengan HMJ periode 2018 pada ajang porseni ulang tahun Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikas” 50tukasnya.
Rata-rata HMJ FDIK yang di wawancara oleh peneliti hampir
mengungkapkan bahwa sejauh ini untuk program kerja dari SEMA dan DEMA
belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan organisasi
mahasiswa khususnya HMJ FDIK. Tetapi berhubung SEMA dan DEMA baru
dipilih maka untuk kegiatan dari SEMA dan DEMA belum terlihat maksimal.
Hal diatas langsung dinyatakan oleh Ketua DEMA, Melihat bagaimana
progres SEMA dan DEMA beberapa tahun terakhir ini memang masih minim
sekali melihat bagaimana mereka tugasnya seharusnya mengayomi dan
memfasilitasi teman-teman HMJ sendiri belum terakomodir dengan baik
sehingga miss communication antara jurusan dengan SEMA dan DEMA selaku
50 Abdul Mutakabbir (ketua HMJ PMI), Wawancara, kampus 1 UIN Mataram, tanggal 30
agustus 2019.
51
lembaga tertinggi di fakultas yang menaungi HMJ.
3. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya politik SEMA dan DEMA
terhadap Kegiatan Organisasi Mahasiswa
1. Kepentingan Politik
Kepentingan politik SEMA DEMA dapat dilihat melalui sejauh mana
kerja sama politik yang di lakukan dengan beberapa lembaga lain yang mampu
meningkatkan dan membawa nama fakultas khususnya di FDIK lebih di kenal
tidak hanya di mahasiswa kampus UIN Mataram tapi di kampus-kampus lain
dan juga masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor
pendukung dominasi politik SEMA DEMA dalam melancarkan dominasinya.
SEMA selaku lembaga yang menjalankan kegiatan politik didalam
kampus khususnya di FDIK sejauh ini akan mencoba melakukan kerja sama
dengan lembaga-lembaga diluar kampus selain bertujuan untuk mengenalkan
jurusan-jurusan yang ada di FDIK juga untuk memberikan edukasi terhadap
mahasiswa melalui kerjasama yang akan di bentuk.
“kita sedang membangun komunikasi kerjasama dengan lembaga-lembaga di luar kampus seperti A Foundationdan polda NTB nanti kita akan adakan seminar istilahnya di sana entah itu seminar empat pilar kebangsaan atau seminar narkoba, untuk sekarang masih komunikasi dengan pihak pembimbing arahinnya ke yang mendorong Life Skill mahasiswa. Insya Allah bulan depan kita akan adakan pelatihan Tool pemberdayaan masyarakat”.51Ungkap ibnu pada saat peneliti coba wawancara langsung di Kampus Uin Mataram.
51 Ibnu (ketua SEMA fakultas), Wawancara, kampus 1 UIN Mataram, tanggal 13 September
2019
52
Sedangkan DEMA sejauh ini untuk melakukan kerja sama politik belum
ada di karenakan ingin lebih fokus pada membangun komunikasi dengan
jurusan melihat seringnya terjadi miss communication antara SEMA DEMA
dengan jurusan sehingga ingin mengakomodir kembali dan ingin menggali
Sumber daya manusia yang ada di FDIK sendiri untuk di kembangkan.
53
BAB III
PEMBAHASAN
Pada Bab sebelumnya sudah dipaparkan oleh penulis tentang dominasi politik
dan faktor pendukung politik sebagai bagian Hegemoni dari prespektif Antonio
Gramsci, serta dominasi kekuasaan dalam SEMA DEMA terhadap kegiatan organisasi
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.Jika dilihat lebih lanjut, SEMA
DEMA ini lebih banyak mengandung Dominasi politik yang di awali dari hegemoni,
Sudah terlihat jelas sekali dominasi kekuasaan kelompok atas kelompok lainnya,
kedudukan tahta yang lebih tinggi akan lebih berkuasa dari pada kedudukan yang lebih
rendah.
Hal ini bisa dilihat melalui SEMA DEMA terhadap kegiatan organisasi
mahasiswa di FIDK yang mulai menurun secara program dan kegiatan politik.
Lembaga eksekutif dan legislatif tugas dan fungsinya sebagai lembaga sentral dan
penyalur aspirasi, agen of kontrol keberlangsungan kegiatan kampus seharusnya
mampu menghegemoni kegiatan mahasiswa yang ada di fakultas, seharusnya mampu
memberikan contoh kepada jurusan karena melihat SEMA DEMA yang tugasnya
mengontrol dan menaungi jurusan, namun kini bisa dilihat melalui organisasi
mahasiswa ditiap-tiap HMJ Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi seberapa
berpengaruhnya SEMA dan DEMA khususnya di tatanana fakultas yang hampir rata-
rata HMJ mengatakan belum merasakan perubahan secara signifikan. Namun secara
54
progmatik SEMA dan DEMA berjalan walaupun secara capaian belum terlalu
maksismal khususnya di tiap-tiap HMJ, berhubung karena pemilihan SEMA dan
DEMA baru beberapa bulan.
Menurut teori negara dan hegemoni yang di ungkapkan oleh Antonio Gramsci
menyebutkan dalam bukunya terkait dominasi kekuasaan dalam satu kelompok
terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa ancama kekerasan, sehingga ide-ide
yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang di dominasi di
terima sebagai sesuatu yang wajar yang bersifat moral, intelektual serta budaya.52Sama
halnya dengan bagaimana dominasi SEMA dan DEMA terhadap kegiatan organisasi
mahasisiwa didalam kampus yang secara aturan-aturan dan lembaga yang melakukan
eksekutor terhadap kegiatan mahasiswa lebih dominan di bandingkan dengan HMJ
yang hanya berbicara di dalam lingkungan jurusan.
Dalam paparan diatas menurut analisis peneliti bagaimana hegemoni yang
dilakukan intelektual yang mendominasi di wilayah-wilayah yang menaunginya.
Contoh konkritnya adalah bagaiman dominasi SEMA dan DEMA dalam hal mengawal
kegiatan-kegiatan dan menjawab kebutuhan-kebutuhan apa saja yang di perlukan
dalam kegiatan organisasi mahasiswa. Hal ini seharusnya memberi satu dampak yang
signifikan bagi mahasiswa khususnya masing-masing HMJ yang berada dalam
naungannya.Akan tetapi peneliti menemukan banyak anggapan bahwa sejauh ini
52Ana Sulcani, ”Konsep Hegemoni”, dalam
http//www.google.co.id/anp/sosiologibudaya.wordpress.com/2011/04/13/hegemoni/amp., diakses tanggal 20 september 2019, pukul 09:00.
55
SEMA dan DEMA secara programatik sangat minim dalam hal realisasinya dan secara
perubahan dalam hal yang lebih baik hampir tidak terlihat.Untuk menjawab persoalan
yang terjadi diatas maka harus mengetahui bagaimana bentuk dominasi politik dan
faktor yang mendukung terjadinya politik SEMA dan DEMA terhadap kegiatan
Organisasi Mahasiswa.
A. Bentuk Komunikasi Politik DominasiSEMA dan DEMA terhadap kegiatan
organisasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
1. Pemilihan Umum HMJ
Dari paparan data dan temuan sebelumya sudah dijelaskan bagaimana
Dominasi politik SEMA dalam pemilihan umum HMJ di masing-masing jurusan
yang berbicara mengenai beberapa aturan yang menaunginya. Berangkat dari itu
ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan oleh HMJ mulai dari syarat calon
ketua dan wakil sampai pelantikan berdasarkan AD/ART yang berlaku, dibawah
ini ada beberapa poin-poin pembahasannya, yaitu:
a. Syarat Penjaringan Calon
Dalam sistematika pemilihan umum harus ada beberapa poin penyeleksian
sesuai persyaratan yang berlaku dalam penjaringan bakal calon ketua
pengurus yang baru, yaitu:
1) Berstatus aktif sebagai mahasiswa dibuktikan dengan surat aktif kuliah.
56
Dalam pemilihan bakal calon ketua pengurus yang baru harus berstatus
mahasiswa karena masih dalam lingkungan kampus yang otomatis segala
kegiatan harus berkaitan dengan kemahasiswaan.
2) Memiliki IPK 3,00 untuk fakultas dibuktikan dengan KHS.
Dalam persyaratan bakal calon harus memiliki IPK minimal 3,00 karena
menjadi patokan menjadi kriteria pemimpin supaya bisa menjadi contoh
untuk anggotanya, jika seseorang ketua organisasi memiliki IPK tinggi
akan lebih legitimate karena anggota akan memiliki pandangan bukti
kemampuannya dalam bidang akademik.
3) Duduk pada semester V sampai VII untuk fakultas.
Pada semester ini merupakan semester paling strategis bagi mahasiswa
untuk menjadi bakal calon ketua HMJ karena secara akademik sudah
memiliki pemahaman yang cukup luas baik secara wawasan.
4) Mampu baca dan tulis AL-Qur`an.
Bakal calon ketua harus mampu membaca dan menutulis Al-Qur`an
karena selain HMJ bernaung di bawah Universitas Islam Negeri (UIN)
yang notabenenya adalah kampus yang berbasis Islam yang instrumentnya
dakwah Islam amar ma`ruf nahi mungkar dan juga sebagai wujud
pembentukan karakter keislaman. Hal ini bertujuan agar mahasiswa atau
bakal calon baru memiliki keyakinan bahwa islam adalah satu-satunya
agama yang benar sesuai dengan fitrah mahasiswa dan berkomitmen untuk
mengembangkan diri menjadi muslim yang ideal.
57
5) Pernah menjadi pengurus ORMAWA intra kampus dibuktikan dengan SK.
Ini menjadi salah satu syaratanya karena sudah pernah memiliki
pengalaman berorganisasi sebelumnya sehingga kedepannya bisa
mempunyai komitmen untuk menjalankan kerja-kerja organisasi
kedepannya.Lebih dari itu pernah menjadi pengurus ormawa merupakan
tahapan pendewasaan calon pimpinan yang sepatutnya dibanggakan karena
para mahasiwa mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas
dan pendewasaan.
6) Bersedia dicalonkan atau mencalonkan diri.
Pemilian bakal calon harus bersedia dicalonkan maupun mencalonkan
diri berdasarkan asas demokrasi yang berlandaskan AD/ART yang
ditetapkan supaya kedepannya dalam menjalankan kerja-kerja organisasi
dengan baik.
7) Tidak pernah Melanggar tata tertib dan kode etik mahasiswa.
Syarat bakal calon selanjutnya adalah tidak pernah melanggar tata
tertib dan kode etik mahasiwa berdasarkan pedoman umum tentang
larangan bagi mahasiwa untuk memakai baju dan atau celana ketat dan
lain-lain. Hal ini tentu menjadi pertimbang karena kedepannya bakal calon
ini akan menjadi panutan untuk mahasiswa atau HMJ.
58
8) Mendapatkan rekomendasi dari wakil Rektor III dan WD III untuk
fakultas.53
Rekomendasi ini berdasarkan dari Wakil rektor III atau WD III yang
memantau perkembangan bakal calon, aktifnya dalam akademik atau
jurusan.
Dari sini juga Gramsci memaparkan bagaimana hegemoni itu di bagi
dalam dua bagian, yang pertama mengenai dominasi dan yang kedua tentang
kepemimpinan intelektual. Bagaimana pada hakekatnya keduanya bertujuan
menggiring orang menilai dan memandang problematika sosial dalam kerangka
yang ditentukan. Kedua hal ini ternyata memiliki persamaan dengan SEMA
maka secara dominasi dan kekuasaan sudah termaksud didalamnya. Melihat
aturan-aturan yang dibuat tersebut dpaksa digunakan tampa memahami secara
utuh apa landasannya. Sehingga mau tidak mau HMJ harus mengikuti aturan
tersebut tanpa ada sosialisasi dari SEMA sebelumnya.
b. Menggali Suara Mahasiswa
Pemilihan umum merupakan proses penyaluran aspirasi mahasiswa
untuk kemajuan jurusan di FDIK dan harus berdasarkan prinsip dari, oleh
dan untuk mahasiswa. Pengurus HMJ dipilih dalam pemilihan raya yang
melibatkan seluruh mahasiswa di tingkatan jurusan.Contoh
53Dokumen SEMADEMA Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram , 2018. Tanggal 27
Agustus 2019.
59
konkritnyaadalah penggalian suara mahasiswa yang ada di HMJ KPI melalui
kampanye visi dan misi ke setiap kelas dan lewat akun media sosial.
Hal ini menunjukan bagaimana pandangan Gramsci melihat peranan
intelektual sebagai organiser hegomoni. Gramsci menguji persoalan peran
intelektual sebagai bagian dari tujuan untuk memahami kesatuan nyata dari
basis dan superstruktur. Analisis Gramsci yang paling menonjol tentang
peran dan posisi intelektual dalam masyarakat moderen adalah kompleksitas
dan ia tetap harus di uji dalam realitas kongkrit. Kopleksitas ini hanya dapat
didekati secara analisis multi-dimensi. Dimensi pertama menujuk pada tipe
kategorisasi yang yang dapat digunakan pada setiap realitas sosial. Namun
pada tingkatan abstraksi ini, ketika ia membagi intelektual `organis` dan
`tradisionsl`, sesungguhnya gramsci sadar akan bahaya skematilisasi dan
kebutuhan akan analisis histori yang konkrit.54
Dimensi kedua adalah perbedaan posisi antara intelektual perkotaan dan
pedesaan. Walaupun diskusi ini dalam notebooks muncul pada istilah-istilah
yang umum, gambarannya akan lebih konpleks jika dua imensi ini di dekati
seara bersama-sama.
Ini menunjukan kaitannya dengan teorinya Gramsci bahwa bagaimana
peranan dan posisi SEMA DEMA sebagai lembaga yang menaungi HMJ
khususnya yang berada di FDIK secara kongkritnya melihat permasalahan
54Ibid, Hal, 159.
60
yang terjadi di jurusan. Karena secara pembacaan sejauh ini SEMA DEMA
belum mampu menjawab apa saja kebutuhan yang di inginkan oleh masing-
masing jurusan. Secara dominasi hanya mampu berbicara pada persoalan
regulasi akan tetapi seara pengembangan sumber daya manusianya belum
mampu terjawab.
c. Pelantikan
Dalam proses pelantikan ketua dan sekretaris kepengurusan yang baru
tentu saja melalui perjalanan yang panjang mulai dari bagaimana
penjaringan calon, menggali suara mahasiswa sampai proses pelantikan
yang berada dibawah tanggung jawab KPUM (Komisi Pemilihan Umum
Mahasiswa). Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi mengadakan acara
pelantikan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) semua program studi masa
jabatan tahun 2019.
Acara pelantikan ini dihadiri langsung oleh WD III bagian
kemahasiswaan dan semua ketua jurusan FDIK. Pada pelantikan ini di hadiri
seluruh pengurus baru masing-masing HMJ, mulai dari HMJ KPI yang
diketuai oleh Muhammad khutbi, HMJ BKI diketuai oleh Habib dan Ainun,
HMJ MD diketuai oleh Azis dan HMJ PMI diketuai Abdul mutakabbir.
Dalam teori komunikasi politik bisa dipahami sebagai komunikasi
antara yang memerintah dan yang diperintah maka jelaslah bisa dilihat
bagaimana komunikasi politik yang dilakukan SEMA DEMA melalui
61
Dominasinya dalam memimpin kekuasaan tertinggi sebagai lembaga
kampus dalam mengatur dinamika pelantikan lewat regulasi-regulasi
ORMAWA yang dikeluarkan, sehingga setiap HMJ fakultas harus
mengikuti syarat-syarat sebelum pemilihan sampai pasca pelantikan.
1. Dominasi Dalam Bentuk Rancangan, Penyusunan dan Pelaporan program
kerja
Pada dasarnya analisis komunikasi politik dominasi ini berbicara
bagaimana hegemoni yang dapat di definisikan sebagai dominasikekuasaan
politik dalam satu kelompok terhadap kelompok lainnya. Dalam hegemoni
bekerja ada dua tahap yaitu tahap dominasi dan tahap direction atau
pengarahan. Dominasi yang paling sering dilakukan adalah oleh alat-alat
kekuasaan negara seperti sekolah, modal, media dan lembaga-lembaga
negara.55 Ideologi yang disusupkan lewat alat-alat tadi bagi Gramsci
merupakan kesadaran yang bertujuan agar ide-ide yang diinginkan Negara
(dalam hal ini sistem kapitalisme) menjadi norma yang disepakati oleh
masyarakat. Dominasi merupakan awal hegemoni, jika sudah melalui tahapan
dominasi maka tahap berikutnya yaitu tinggal diarahkan dan tunduk pada
kepemimpinan oleh kelas yang mendominasi.Siapa yang mencoba melawan
55Patria, Nezar dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 115.
62
hegemoni dianggap orang yang tidak ta,at terhadap moral serta dianggap tindak
kebodohan di masyarakat bahkan adakalanya diredam dengan kekerasan.56
Dari paparan teorinya Gramsci diatas bisa dipahami bahwa berbicara
dominasi maka akan mengarah pada pemahaman hegomoni/kekuasaan
terhadap suatu kelompok. Dan kelompok ini bisa dikaitkan dengan dominasi
politik yang dilakukan SEMADEMA didalam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK) terhadap kegiatan Organisasi Mahasiswa (HMJ).
Dominasi politik yang di lancarkan oleh SEMADEMA didalam kegiatan politik
masing-masing HMJ bisa dilihat dari bagaimana secara program kerja yang
akan jalankan dan sudah berjalan. Maka dari itu ada beberapa poin bentuk
dominasi berdasarkan hasil program kerja yang sudah dijalankan, antara lain:57
a. Rancangan Program
Politik dominasi dalam melanggengkan kekuasaan harus mampu
membuat satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik yang akan coba
dijalankan melalui beberapa metode pertahanan kekuasaan dalam lembaga atau
organisasi seperti merancang sebuah program kerja. Dalam merancang rencana
kegiatan kerja atau program kerja harus mempunyai pencapaian visi misi yang
jelas sehingga organisasi akan efektif dalam menjalankan kegiatannya, sebab
dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut dengan program
56Ibid, Hlm, 116-119. 57Ibid, hlm, 147.
63
kerja yang dilaksanakan dengan baik maka akan mendekatkan organisasi
tersebut kepada tujuan utamanya.
Program kerja yang terancang dan tepat akan memberikan solusi bagi
semua persoalan yang di hadapi oleh organisasi, baik itu persoalan yang
datangnya dari dalam maupun dari luar organisasi. Sehingga organisasi dapat
membuat strategi yang tepat untuk memecahkan persoalan sehingga targetnya
dapat tercapai.Rancangan Program Kerja ini sudah di lakukan oleh SEMA
DEMA sehingga bisa dilihat bagaimana realisasi dari hasil program kerja yang
sudah di rancang melalui beberapa turunan program yang menjadi visi misi
awal untuk menjawab kebutuhan organisasi.
b. Penyusunan Program
Dalam penyusunan atau pemetaan kondisi umum melalui struktur
kepengurusan, ke-anggotaan sampai mekanisme kerja tentu tidak lepas dari
perannya SEMA DEMA sebagai pengontrol kegiatan dan kebijakan meskipun
secara pelaksanaan kegiatan dilakuakan oleh tiap-tiap HMJ itu
sendiri.Hubungan atau pemasangan anggota baru suatu himpunan harus
melalui sistematika penyusunan program yang jelas, untuk terwujudnya suatu
himpunan yang baik, efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan secara
selektif harus berdasarkan pada azas-azas (prinsip-prinsip) yang sudah di
sepakati bersama dalam penyusunan Program Kerja.
Berikut ini tahapan dan hal-hal yang harus di perhatikan saat penyusunan
suatu program kerja, diantaranya:
64
1. Analisis Program
Melakukan analisis dan mendiskusikan bersama terhadap hal-hal yang
dianggap penting, sehingga perlu diutamakan dalam membuat program kerja
yang nantinya akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Ide dasar program
Menentukan ide dasar untuk program kerja yang akan disusun. Dalam
mendiskusikan maupun merumuskan ide untuk program kerja harus sesuai
dengan apa yang ditemukan dalam diskusi dan berhubungan dengan
personal yang ditemukan.
3. Tujuan program
Tujuan yang akan diwujudkan melalui program kerja yang disusun.
Tujuan ini harus sesuai dengan persoalan yang dihadapi dan harus
dipecahkan.
4. Menentukan model, metode dan materi
Maksudnya menentukan model, metode dan materi yang tepat dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan yang akan digunakan untuk melaksanakan
program kerja yang telah disususn.
5. Tim Pelaksana program
Penting sekali menentukan tim pelaksana dalam menjalankan program
kerja. Ketika menentukan tim pelaksana harus memperhitungkan secara
tepat tenaga anggota yang ada pada organisasi. Dengan menentukan tim
pelaksana maka organisasi akan terhindar dari penumpukan pearan atau
65
tugas pada anggota tertentu, dan setiap tim dapat fokus pada masing-
masing.58
c. Pelaporan Tanggung Jawab
Realisasi program kerja yang sudah dibuat dan berjalan harus melalui
mekanisme atau ketetapan yang berlaku melalui pembuatan Laporan
Pertanggung Jawaban (LPJ) yang bisa dijadikan sebagai rujukan dan evaluasi
demi keberlangsungan dan kemajuan HMJ maupun SEMA DEMA dimasa
mendatang.Model pertanggung jawaban ini harus sesuai dengan programatik
yang sudah berjalan dan kondisi yang terjadi, mulai dari bagaimana struktur
kepengurusan sampai capai-capaian selama kepengurusan yang sudah di dapat.
B. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya Dominasi politik terhadap
organisasi mahasiswa.
1. Pemikiran Politik
Bagi Gramsci, politik bukanlah sekedar cara untuk mencapai kekuasaan,
melainkan lebih dari itu. Politik adalah bagaimana kita untuk mengakomodasikan
semua kepentingan kelompok-kelompok dari masyarakat dalam sebuah aktivitas
yang mempunyai sinegritas. Aktifitas politik tidak bisa dilakukan secara sepihak
oleh sekelompok masyarakat, karena apabila kekuasaan tersebut telah diraih
58http://www.pengertianku.net/2019/01/pengertian-program-kerja-dan-tahapan-
penyusunannya.html. Diakses, tanggal 01 november 2019, jam 20:00 Wib.
66
sementara dia tidak memiliki kepentingan maka tentu akan menimbulkan ekses
antara kedua belah pihak. Ketika kekuasaan itu telah teraih oleh kelompok
tertentu maka yang terjadi adalah bagaimana kekuasaan tersebut dapat
dipertahankan selama mungkin.
Dari sini peneliti menemukan bagaimana pemikiran politik yang dilancarkan
oleh SEMA DEMA bukan hanya pada aturan-aturan ORMAWA tetapi melalui
dominasi politik program kerja yang coba dilakukanyaitu dengan kerja sama
antara lembaga luar kampus untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa
jurusan fakultas melalui pembuatan acara berupa seminar-seminar nasional atau
mengadvokasi mahasiswa dalam mencari beasiswa nasional, hal ini dapat
membuat politik dominasi SEMA DEMA dalam melanggengkan kekuasaannya
akan terus eksis dimata mahasisiwa.
Berangkat dari itu ada beberapa instrumen untuk mencapai pemikiran politik
intelektual, yaitu:
1) pemikiran politik melibatkan kebergantungan realitas sosial, terdapat
kebebasan atau faktor kebergantungan-ketidak bergantungan yang melekat
pada penggunaan kekuasaan. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana
kebergantungan kegiatan organisasi mahasiswa pada peraturan-peraturan
yang berlaku di dalam kegiatan ORMAWA, seperti dalam hal pelaksanaan
kegiatan yang coba dilakukan oleh HMJ Jurusan yang harus mengikuti
67
dinamika aturan koordinasi pelaksanaan kegiatan program yang akan
dilaksanaakan.
2) pemikiran politik bersifat sengaja, karena meliputi kehendak, bukan sekedar
tindakan acak. Seperti halnya dalam pembuatan program SEMA DEMA atau
HMJ harus diluputi kehendak bersama dalam menyusun pogram kerja
bersama sehingga dalam pelaksanaan program tidak melakukan tindakan
sewenang-wenang.
2. Ideologi dan Intelektual Organiser Hegemoni
Gramsci beranggapan bahwa ideologi harus menjadi sebuah kesadaran
kolektif. Ideologi yang baik, baginya adalah ketika mampu mengakomodasikan
kepentingan kelompok serta bisa untuk menarik kelompok lain kedalam
kelompok kita. Gramsci melihat bahwa ideologi itu sifatnya arbitrer (berubah-
ubah) sesuai dengan perkembangan pemikiran. Secara tidak langsung disadarai
atau tidak, Gramsci telah menjabarkan terhadap kepentingan dari kelompok
intelektual (organik). Dari kelompok intelektual inilah progresivitas akan tumbuh
dengan sangat cepat, mengingat mereka memeiliki kemampuan untuk
mengorganisir massa.
Jelas terlihat bagaimana kepentingan (kekuasaan) dalam konsepsi ideologi
tersebut, berangkat dari teori gramsci ini bisa dilihat bahwa SEMA DEMA
sebagai seorang intelektual yang mempunyai ideologi harus menjadikan dirinya
68
inklusif/terbuka. Ia harus mampu melakukan perubahan secara terus menerus
bagi kepentingan kegiatan organisasi mahasiswa kedepan karena SEMA DEMA
adalah lembaga tertinggi yang mempunyai tugas memperjuangkan hak-hak
akademik kemahasisiwaan sehingga bisa dilihat bagaimana kegiatan SEMA
DEMA dalam menunjang kegiatan mahasiswa dengan mengadakan seminar-
seminar nasional untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa.
69
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis dan menjelaskan permasalahan yang telah dijabarkan
pada bab-bab sebelumnya, serta informasi yang didapat dari pihak SEMA DEMA
dan HMJ, maka dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi politik dominasiyang
dilakukan SEMA dan DEMA terhadap kegiatan organisasi mahasiswa di FDIK
sendiri memiliki bentuk dan faktor yang mendominasi yakni;
1. Bentuk kegiatan komunikasi politik dominasi yang coba dijalankan oleh SEMA
DEMA banyak megalami Miss Communication akibat kurangnnya koordinasi
antara SEMA DEMA denga HMJ sehingga ada beberapa kegiatan dari HMJ yang
tidak berjalan karenasecara intervensi lebih mendominasi pada regulasi atau
aturan ORMAWA yang dibuat SEMA DEMA pada MUBES Universitasdengan
melalui wawenang untuk mengontrol kegiatan HMJ, termaksud dalam hal
pemilihan umum jurusan, aturan-aturan dalam kegiatan yang akan dijalankan
oleh HMJ sampai pada pelantikan kepengurusan harus di bawah kontrol SEMA
DEMA FDIK.
2. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya dominasi politik SEMADEMA ini
bisa di lihat dari kepentingan politik terhadap HMJ yang berada di FDIK melalui
kerjasama yang dilakukan dengan lembaga di luar kampus supaya FDIK pada
umumnya dikenal dikalangan mahasiswa dan masyarakat luar.
70
B. Saran-Saran
1. Saran kepada SEMA dan DEMA
Saran untuk SEMA DEMA kedepannya agar lebih aktif lagi mengontrol dan
membimbing jurusan-jurusan di FDIK supaya lebih mengembangkan sumber
daya manusia yang dimilikinya menjadi HMJ yang mampu memberika
perubahan bagi mahasiswa dilingkungan sivitas akademik FDIK. Mampu
memposiskan dan menjadikan SEMA DEMA sebelumya yang secara program
dan kegiatan masih minim menjadi salah satu acuan untuk merubah dan
memprioritaskanapa yang menjadi kebutuhan HMJ. Kedepannya lebih
bertanggung jawab lagi membimbing dan mengarahkan supaya tidak miss
communication dengan teman-teman HMJ di FDIK.
2. Saran kepada HMJ
Sarankedepannya lebih memasifkan komunikasi dengan HMJ supaya tidak
miss communication dan mampu berkoordinasi dengan baik.
3. Saran kepada penulis berikutnya
Saran untuk penulis berikutnya agar penelitian di bidang komunikasi lebih
berkembang, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai analisis
komunikasi politik dominasiini dengan metode atau teori yang berbeda
sehingga menjadi informasi atau data tambahan terkait perkembangan
Dominasi di Kegiatan Organisasi Mahasiswa.
71
DAFTAR PUSTAKA
Al -audah, Salman bin Fadh, Fadli llahi, Amar Ma`ruf Nahi Munkar diterjemahkan oleh: Rakhamt, dkk, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993. cet. 1
Amalia, Komunikasi Politik pasangan Hj. Airin Rachmi Diany dan Drs. H. Benyamin Davnen dalam Pilkada Tangsel Tahun 2011, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Ayarif Hidayatullah, Jakarta, 2011).
Ana sulcani, ”Konsep Hegemoni”. dalam http//www.google.co.id/anp/sosiologibudaya.wordpress.com/2011/04/13/hegemoni/amp. Diakses tanggal 20 september 2019, 09:00.
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan terjemahannya, (Bandung: CV Jumanatul Ali, 2004)
Departemen Pendidikan Indoneisa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008).
Eko harry susanto, komunikasi politik dan Otonomi Daerah, tinjau terhadap dinamaika politik dan pembangunan, (Jakarta: Mitra Wacana Media. 2009)
Elvinaro Arianto, Metodelogi Penelitian untuk Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010).
HadariNawawi, Metode penelitian ilmiah,(Jakarta:Rineka Cipta, 1994).
Haryatmoko, Gagasan-Gagasan Pembuka Sehubung Dominasi (Jakarta: Gramedia, 2010).
HarySulistyo, Representasi Konflik Politik 1965: Hegemoni dan Dominasi Negara dalam Cerpen Susuk Kekebalan karya Han Gagas, Poetika : Jurnal Ilmu Sastra, Vol.VI, Nomor 1, Juli 2018.
Idrus Muhammad, Metode penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta; PT. Gelora Aksara Pratama 2009).
Juliansyah Noor.Metodelogi penelitian: skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,( Jakarta: Kencana, 2011).
Leorde Muhammad Umar, Hegemoni Politik dalam duskusus pemilihan Kepala Daerah di Sulawesi Selatan Tahun 2013, Jurnal Al-khitabah, Vol. III, Nomor 1, Juni 2013.
72
NatashaAttamimi,Hegemoni dalam Komunikasi: sebuah analisis atas arus komunikasi dan Informasi. Jurnal Politika, Vol. 1, Nomor 1, September 2015.
Lexy JMoleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1996).
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005).
Morissan. Teori Komunikasi; induvidu hingga Massa, (Prenamedia Grub, Jakarta; 2013).
Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015).
A Pozzolini, Pijar-Pijar Pemikiran Gramsci, (Yogyakarta: Penerbit Reaist Book,
2006).
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D, (Bandung: PT,
Alfabeta, 2012).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Alfabeta, 2014).
SumandiSuryabrata, Metodelogi penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011). Zailani, Z.Konsep Al-Qur`an Tentang politik: kajian tematik tentang ayat-ayat
politik.(Skripsi, IAIN Tulung Agung, 2014).
Tribuana Brigitta Gangga, Dominasi, Hegemoni, dan Kekuasaan dalam serat Rangsang Tuban karya Ki Padmasusatra”, ( Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2019).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Wawancara bersama Ibnu ketua Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas
2. Wawancara bersama Hendra Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas
3. Wawancara Habib Ketua dan Ainun Sekretaris HMJ Bimbingan Konseling Islam (KPI).
4. Wawancara Muhammad Khutbi Ketua HMJ Kominikasi Penyiaran Islam (KPI)
5. wawancara Azis Ketua HMJ Manajemen Dakwah (MD
6. Wawancara bersama Abdul Mutakabbir Ketua HMJ PMI