Surat Penawaran Fasilitas Employee Benefit Program Bank BRI Syariah
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BRI SYARIAH PERIODE 2014 …
Transcript of ANALISIS KINERJA KEUANGAN BRI SYARIAH PERIODE 2014 …
1
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BRI SYARIAH PERIODE 2014-2018
DENGAN TEKNIK DUPONT SYSTEM
SKRIPSI
Oleh:
SA’IDI
NIM.210815138
Pembimbing:
SAID ABADI, M.A.
NIDN.2112088202
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2019
ABSTRAK
Sa’idi, 2019. Analisis Kinerja Keuangan BRI Syariah Periode 2014-2018
Dengan Teknik DuPont System. Skripsi. Jurusan Perbankan Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo. Program Sarjana S-1. Pembimbing Said Abadi, M.A.
Kata Kunci : Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover (TATO), Return
On Invesment (ROI)
Dalam menilai kinerja keuangan bank tahapan yang dilakukan yaitu
dengan mereview data laporan keuangan, menghitung, membandingkan atau
mengukur, dan menginterpretasikannya. Perhitungan yang dilakukan bertujuan
untuk menganalisis kinerja keuangan suatu bank dapat dilukan dengan
menggunakan berbagai metode analisis, di antaranya adalah analisis rasio. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan BRI
Syariah adalah dengan teknik DuPont System.yang menarik dari kinerja keungan
BRI Syariah adalah terjadinya fluktuatif tiap tahunnya, bahkan cenderung
menurun.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kinerja
keuangan BRI Syariah periode 2014-2018 dengan teknik DuPont System? (2)
Bagaimana perbandingan tingkat DuPont System pada BRI Syariah periode 2014-
2018?
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode peneltian
deskriptif karena data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan
BRI Syariah. Penelitian ini termasuk jenis kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja BRISyariah mengalami
fluktuatif tiap tahunnya. Dimana cenderung menurun pada tingkat Net Profit
Margin, Total Assets Turnover , dan Return On Investment. Net Profit Margin
tertinggi selama lima tahun terjadi pada tahun 2016 sebesar 6,16% dan paling
rendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,03%. Total Assets Turnover tertinggi
terjadi pada tahun 2014-2015 sebesar 0,10 kali dan terendah terjadi pada tahun
2018 sebesar 0,08 kali. Return On Investment paling tinggi terjadi pada tahun
2016 sebesar 0,554% dan terendah terjadi pada tahun 2014 sebsar 0,03%. Selama
lima tahun BRISyariah teringgi nilai DuPontnya terjadi pada tahun 2016 sebesar
0,554%.
3
5
BAB I
7
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara formal perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia telah di
Mulai pada tahun 1992 dengan didirikannya Bank Muamalat, akan tetapi
perkembangan Perbankan Islam sudah dimulai secara formal dan informal
jauh sebelum tahun tersebut. Kemudian pada tahun 1992 perkembangan
Perbankan Islam mendapat angin segar seiring dengan dikeluarkannya UU
No. 7 Tahun 1998 tentang perbankan yang menandakan bahwa era sistem
perbankan Islam di Indonesia sudah mulai dijalankan, meskipun waktu itu
belum disebutkan secara jelas akan konsep perbankan Islam, hanya saja
disebutkan bank yang kegiatannya berdasarkan konsep bagi hasil, yaitu pada
pasal 13 ayat (C). Kemudian dengan disahkannya UU No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Islam, diharapkan dapat mempercepat proses akselerasi
perkembangan Perbankan Islam di Indonesia.1
Eksistensi Perbankan Islam di Indonesi telah mendapat pijakan setelah
adanya Undang-Undang perbankan No 7 Tahun 1998 yang sudah direvisi
melalui Undang-Undang No 10 Tahun 1998, yang mengakui keberadaan dan
fungsi bagi hasil atau bank Islam.2 Dengan adanya Undang-Undang No 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka berdasarkan pasal 7 bentuk
badan hukum bank syariah adalah perseroan terbatas. Bentuk badan hukum
yang dimaksud berlaku bagi bank umum syariah maupun bank pembiayaan
1 Nurul Huda, Muhamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Jakarta: Prenada Media Grup,
2010), 34.
2 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), 15.
rakyat syariah, sebagaimana dipertegas dengan PBI No. 11/3/PBI/2013
tentang Bank Umum Syariah.3
Secara umum bank memiliki peranan yang sangat penting bagi
perekonomian. Peran tersebut sebagai wadah yang mampu menghimpun dana
dan menyalurkan dana secara efektif dan efisien guna menuju peningkatan
taraf hidup rakyat.4 Bank merupakan lembaga keuangan atau badan usaha
yang kekayaannya dalam bentuk aset serta bermotifkan profit atau
keuntungan, serta untuk motif sosial, jadi tidak hanya mencari keuntungan
saja.5
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya
adalah memberikan pembiayaan atau pendanaan dan jasa-jasa bank dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang serta melakukan operasional
berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yaitu bank
yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil. Untuk memenuhi hak atas
masyarakat umum mengenai prinsip kehati-hatian, maka bank dituntut untuk
memiliki sikap secara terbuka mengenai kinerja keuangannya6
Saat ini yang tumbuh adalah banyaknya perbankan Islam yang
semakin berkembang sehingga berdampak pada lembaga satu dengan yang
lainnya terus bersaing untuk menarik minat nasabah agar menjadi mitra
mereka.
3 Khotibul Umam, Perbankan Syariah “Dasar-Dasar Dinamika Perkembangannya di
Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), 36-37.
4 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 5.
5 Malayu, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 89.
6 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002), 13.
9
Hal inilah yang menjadi penyebab tingginya resiko suatu perusahan
dalam kesulitan mengenai keuangan atau bahkan mengalami kebangkrutan
apabila perusahaan tersebut tidak siap menghadapi kondisi atau tantangan
yang berkembang saat ini. Peningkatan kinerja harus dijaga oleh manajemen
perusahaan dalam rangka memfungsikan dan memberdayakan segala unsur
yang ada pada perusahaan, yang akan memberikan pandangan baik di mata
luar.7
Bank dikatakan baik apabila bank sudah mencapai kinerja yang baik
pula, sehingga analisis pada laporan keuangan sangat penting untuk dijadikan
sebagai acuan untuk opersional perusahaan tersebut. Kinerja operasional yang
baik diharapkan mampu untuk mengoptimalkan komponen yang ada pada
perusahaan secara efektif dan efisien.
Dalam menilai kinerja keuangan bank tahapan yang dilakukan yaitu
dengan mereview data laporan keuangan, menghitung, membandingkan atau
mengukur, dan menginterpretasikannya. Perhitungan yang dilakukan
bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan suatu bank dapat dilukan
dengan menggunakan berbagai metode analisis, di antaranya adalah analisis
rasio.
Analisis rasio merupakan analisis yang dipakai untuk mengetahui
hubungan antara pos-pos yang ada dalam suatu laporan keuangan seperti
laporan keuangan neraca dana laporan laba rugi. Ada banyak analisis rasio
7 Evi Ziadatul Nikmah dkk,” Analisis DuPony System Sebagai Dasar Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan PT Nippon Indosari Corpinda tbk Yanga Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014,” Jurnal Bussiness Accounting Review, Vol. 20, No. 2 (2014), 4.
keuangan bank yang bisa digunakan antara lain rasio likuiditas dan rasio
profitabilitas.8
Selain metode pengukuran kinerja keuangan di atas ada sebuah metode
yang lebih sederhana, integratif dan menggambarkan keseluruhan kinerja
keuangan, yaitu dapat dilakukan dengan menggunakan metode DuPont
System. Metode DuPont System ini memberikan suatu informasi dari berbagai
faktor yang menjadi penyebab terhadap naik turunnya kinerja keuangan suatu
perusahaan.
DuPont System dapat membantu analis untuk mengetahui hubungan
antara Return On Invesment (ROI), Total Assets Turnover (TATO), dan Net
Profit Margin (NPM). Dengan menggunakan Return On Invesment (ROI)
dapat mengevaluasi perubahan-perubahan kondisi dan kinerja perusahaan,
apakah ada perbaikan atau pemburukan atau malah kedua-duanya9
Analisis DuPont ini bersifat menyeluruh karena mencakup efisiensi
perusahaan dalam menggunakan asset yang dimiliki dan dapat mengukur
tingkat keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas
perusahaan dalam mengelola modalnya dalam berinvestasi, sehingga analisis
ini mencakup beberapa rasio yang didalamnya menggabungkan rasio
perputaran total Aset dengan rasio laba (profit margin) atas penjualan dan
menunjukan bagaimana keduanya berinteraksi dalam menentukan Return On
Assets (ROA), yaitu Profitabilitas atas aset yang dimiliki perusahaan. Semakin
8 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 110.
9 Lemiyana, Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer (Palembang: NoerFikri, 2015),
90.
11
besar ROA semakin baik pula perkembangan perusahaan tersebut dalam
mengelola asset yang dimilikinya dalam menghasilkan laba. Hal ini
disebabkan karena ROA tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu penjualan,
Asset yang digunakan, dan laba atas penjualan yang diperoleh perusahaan.
Jadi perbandingan nilai ROA selama beberapa periode berturutturut akan lebih
akurat. Berdasarkan dari kecenderungan ROA ini dapat dilihat perkembangan
efektivitas operasional suatu perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau
penurunan.10
Berdasarkan data dari laporan keuangan Bank BRI Syariah bahwa
Bank BRI Syariah selalu menunjukkan usahanya yang maksimal untuk
meningkatkan kinerjanya. Pada tahun 2018 terjadi peningkatan kinerja
keuangan yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pada aset,
jumlah pembiayaan dan total dana dari pihak ketiga.
Bank BRI Syariah tumbuh pesat dengan jumlah aset yang mengalami
peningkatan hingga mencapai Rp.36,18 Triliun dari posisi sebelumnya
Rp.30,42 Triliun pada tahun 2017, jumlah dari pembiayaan mencapai
Rp.21,28 Triliun dari posisi sebelumnya Rp. 18,66 pada tahun 2017. Selain
itu, di tengah likuiditas yang masih ketat BRI Syariah masih terus berhasil
melakukan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), pada tahun 2018 total
dana dari pihak ketiga mencapai Rp.27, 76 Triliun secara yoy meningkat
sebesar 9%. Dari posisi yang sama pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp.25,36
Triliun.
10
Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: BPFE, 2009), 64.
Sedangkan dari sisi laba, BRI Syariah berhasil membukukan laba
bersih per September 2018 sebesar Rp.151 Miliar atau meningkat 19% secara
yoy dari posisi yang sama pada tahun 2017 yang mencapai laba sebesar
Rp.127 Miliar.11
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada BRI Syariah mengenai kinerja keuangannya. Di mana BRI
Syariah selalu menunjukkan tingkat kinerja yang meningkat. Selain itu BRI
Syariah merupakan bank syariah yang masuk peringkat ketiga setelah BSM
dan BMI dalam 5 peringkat terbaik bank syariah di Indonesia tahun 2019.12
Dengan data di atas penulis mengambil penelitian dengan judul
penelitian “Analisis Kinerja Keuangan BRI Syariah Periode 2014-2018
Dengan Teknik DuPont System”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan BRI Syariah periode 2014-2018 berdasarkan
metode DuPont System?
2. Bagaimana perbandingan tingkat DuPont System pada BRI Syariah
periode 2014-2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan BRI Syariah periode 2014-2018
berdasarkan analisis DuPont System.
11 WWW.BRI Syariah.co.id (diakses pada tanggal 26 Desember 2018, jam 14.10).
12
WWW.Infoperbankan.com (diakses pada tanggal 2 Januari 2019, jam 11.35).
13
2. Untuk mengetahui perbandingan tingkat DuPont System pada BRI Syariah
periode 2014-2018.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan dan referensi
bagi pihak akademisi dalam mengkaji penilaian terhadap kinerja
perbankan syariah dengan metode DuPont System.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi pihak praktisi
Dengan adanya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi
bagi pihak praktisi khususnya bagian manajemen perseroan dalam
mengoptimalkan kinerja keuangan bank syariah.
b) Bagi pihak masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat
umum sebagai sumber referensi apabila ingin melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai kinerja keuangan dengan metode DuPont
System, maupun perbandingan dalam penelitian sejenis.
E. Studi Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, terdapat penelitian yang terkait untuk
dijadikan sebagai rujukan. Berikut ini peneliti paparkan hasil penelusuran
studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
Theresia Lesmana, (2013) dengan penelitian yang berjudul Penilaian
Kinerja Keuangan lima Perusahaan Perbankan Terbesar Periode 2010-2012
menunggunakan DuPont System. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja keuangan dari lima perusahaan perbankan yang telah go public dan
memiliki kapitalisasi pasar terbesar dengan teknik DuPont pada periode 2010-
2012. Hasil penelitian menunjukkan Bank Rakyat Indonesia paling efisien
dalam mengelola modal yang dimiliki untuk mendapatkan profit. Secara
keseluruhan, kinerja keuangan dengan menggunakan aspek rasio DuPont
system yang menunjukkan kinerja keuangan yang terbaik adalah Bank Rakyat
Indonesia yang memiliki ROA dan ROE tertinggi selama 3 tahun berturut-
turut. Sementara untuk peringkat kedua yaitu Bank Central Asia (BCA).13
Daulat Freddy dan Hildawati, (2014) dengan judul penelitian
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode DuPont
System (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2010). Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perkembangan keuangan perusahaan dengan teknik DuPont
System pada perusahaan Food and Beverage yang sudah terdaftar di BEI pada
periode 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 perusahaan
Food and Beverage periode 2008-2010 pada dasarnya baik dilihat dari tingkat
13 Theresia Lesmana, Penilaian Kinerja Keuangan 5 Perusahaan Perbankan Terbesar Periode
2010- 2012 menunggunakan DuPont System, BINUS University, Fakultas Eonomi dan
Komunikasi, Departemen Akuntansi dan Keuangan, Jurnal BINUS Business Review Vol. 4 No. 2,
(2013).
15
investasi dari margin laba bersih dan perputaran aktiva yang mengalami
peningkatan terus menerus setiap tahunnya.14
Vita Ditya Wardani, (2016) dengan penelitian berjudul Analisis
Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2011-2015 dengan Teknik DuPont
System. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan kinerja
keuangan bank syariah pada periode 2011-2015 dengan teknik DuPont
System. Dalam penelitian ini variabel yang dipakai yaitu Net Profit Margin
(NPM), Total Asset Turnover (TATO), dan Return On Investment (ROI).
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari data yang dipublikasi oleh
Bank Syariah berupa laporan keuangan bank. Sampel yang digunakan adalah
tiga bank syariah (BSM, BMI, dan BRI Syariah) di Indonesia selama periode
2011-2015 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode
Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan Return On Investment
pada BRI Syariah dan BMI cenderung mengalami penurunan selama periode
2011-2015 yaitu BRI Syariah memiliki rata-rata NPM sebesar 3,906%, rata-
rata TATO sbesar 10,597%, dan rata-rata ROI sebesar 0,422%. BMI memiliki
rata-rata NPM sebesar 6,723%, rata-rata TATO sebesar 8,519%, dan rata-rata
ROI sebesar 0,560%. Sedangkan BSM mengalami kenaikan yaitu memiliki
rata-rata NPM sebesar 7,947%, rata-rata TATO sebesar 10,148%, dan rata-rata
ROI sebesar 0,830%.15
14 Daulat Freddy dan Hildawati, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan menggunakan
Metode Du Pont System (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI
Periode tahun 2008-2010), Universitas Esa Unggul Jakarta. Fakultas Ekonomi, Jurnal Forum
Ilmiah, Vol. 11 No. 2, ( 2014).
15 Vita Ditya Wardani,” Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2011-2015 Dengan
Teknik Dupont System,” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016).
Yensi Purnama Sari, (2017) dengan judul penelitian Analisis Kinerja
Keuangan Dengan Menggunakan Metode DuPont System Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
keuangan pada Bnk Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015.
Penelitian ini menggunakan penelitan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa selama 5 periode dari 2011-2015 hanya Bank BRI
Syariah yang mengalami kinerja keuangan yang baik dengan menggunakan
DuPont System. Sedangkan Bank BNI Sayariah dan Bank Muamalat Indonesi
mengalami kinerja keuangan yang kurang baik dengan menggunakan DuPont
System.16
Gian Darmawan Suryajaya , 2015 dengan judul penelitian Penerapan
DuPont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perbankan Go Public
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Idonesia (Periode Tahun2012-2013) Tujuan
penelitian ini adalah untuk meihat perusahaan perbankan Go Public mana
yang memiliki kinerja keuangan terbaik dengan metode Du Pont System
Analisis dan rasio-rasio yang tercakup didalamnya. Dengan teknik analisis ini
dimungkinkan untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan aktivitas
perusahaan karena bersifat menyeluruh, DuPont Analysis ini mencakup
perhitungan Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover (TATO), Return
On Assets (ROA), Financial Laverage Multiplier (FLM) dan Return On
Equity (ROE). Berdasarkan hasil penelitian ini PT. Bank Rakyat Indonesia
(PERSERO) Tbk merupakan perusahaan perbankan Go Public di Bursa Efek
16 Yensi Purnama Sari,” Aananalisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode
DuPont System Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia,” (Tugas Akhir, UIN Raden Fatah
Palembang, Palembang, 2017).
17
Indonesia yang memiliki rata-rata kinerja keuangan terbaik selama periode
tahun 2012-2013.17
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif yaitu pengumpulan, mengklasifikasikan, menganalisa serta
menginterprestasikan data yang berhubungan dengan variabel yang diteliti
dan membandingkan pengetahuan teknis (data primer) dengan keadaaan
yang sebenarnya pada perusahaan untuk kemudian mengambil
kesimpulan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian untuk melukiskan secara sistematis fakta-fakta atau karakteristik
populasi tertentu baik berupa keadaan, permasalahan, sikap, pendapat,
kondisi atau prosedur secara cermat yang tidak untuk mencari maupun
menjelaskan hubungan untuk menguji hipotesis.
Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang keadaan suatu variabel,
gejala dan keadaannya.
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini berlokasi di BRI Syariah pusat, akan tetapi
peneliti tidak turun langsung ke lokasi, semua data yang diperoleh dan
17 Gian Darmawan, “Penerapan DuPont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Perbankan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode2012-2013”, e-Proceeding of
Management Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom, No.3 Vol.2, (Desember 2015).
dikumpulkan oleh peneliti berasal dari internet, yaitu laman resmi BRI
Syariah yang memuat laporan keuangan.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder karena data
tidak diperoleh secara langsung oleh peneliti. Data sekunder merupakan
data yang didapat atau dikumpulkan kemudian disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi. Biasanya sumber
data dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari
dokumen, serta data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi
yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan
dengan mengumpulkan laporan keuangan Bank BRI Syariah periode
2014-2018.
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mengklasifikasi, dan menganalisis data tertulis yang
diperoleh dari catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat-surat dan
artikel. Data tersebut bisa didapat melalui media elektronik seperti internet
dan dengan membaca literatur-literatur berupa buku-buku dan jurnal yang
berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini, catatan atau dokumen
perusahaan yang dimaksud adalah laporan keuangan BRI Syariah periode
2014-2018. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan
19
konsep yang tersusun. Penelitian ini dilakukan dengan membaca dan
mengutip bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian.
5. Analisis Data
Dalam mengolah data, penulis menggunakan metode deskriptif
kuantitatif, deskriptif kuantitatif adalah metode yang menjelaskan atau
menganalisis suatu permasalahan dari suatu data berdasarkan perhitungan
angka-angka dari hasil penelitian.18
Adapun teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan DuPont System, dengan langkah-langkah berikut:
a. Langkah Pertama
Menentukan Net Profit Margin (NPM)
1) Total Biaya
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga Atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
2) Laba Bersih
Laba Bersih = Pendapatan - Total Biaya
3) Net Profit Margin
b. Langkah Kedua
Menentukan Total Assets Turnover (TATO)
18 Sumadi Suryabarata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 121.
1) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar = Kas + Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
2) Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
3) Total Assets Turnover (TATO)
X 1
c. Langkah Ketiga
Menentukan Return On Invesment (ROI)
ROI = Net Profit Margin x Total Assets Turnover
G. Sistematika Pembahasan
Dalam rangka mempermudah pemahaman maka dalam pembahasan ini akan
disusun secara sistematis sesuai dengan tata urutan dan permasalahan yang
ada antara lain:
Bab I, merupakan pendahuluan, yang memaparkan beberapa sub bab
yang terdiri dari Judul Penelitian, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Studi Penelitian Terdahulu, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II, kajian teori. Dalam bab ini berisi teori-teori yang menjelaskan
pengertian-pengertian yang bersifat teoritis mengenai laporan keuangan,
kinerja keuangan, dan DuPont System. Sebagai dasar acuan dalam melakukan
penelitian.
21
Bab III, pada bab ini menggambarkan mengenai profil BRI Syariah,
kinerja keuangan BRI Syariah, perbandingan tingkat DuPont System, dan
data-data kuantitatif yang bersumber dari laporan keuangan BRI Syariah.
Bab IV, merupakansan pembahasan / analisis yang menjelaskan hasil
analisis mengenai kinerja keuangan BRI Syariah menggunakan teknik DuPont
System.
Bab V, penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian
yang berwujud dalam bentuk kesimpulan dan saran-saran bagi pihak yang
terkait dengan skripsi tersebut.
22
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Lapaoran keuangan
Laporan keuangan adalah suatu pelaporan di mana pelaporan
itu menggambarkan keadaan keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu, biasanya ada yang satu tahun
dan ada yang lima tahun.1 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah formasi yang
menyajikan keadaan keuangan dan kinerja keuangan pada sebuah
perusahaan dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun, tiga tahun, dan
lima tahun.
Analisis laporan keuangan merupakan kegiatan membahas
akun-akun laporan keuangan menjadi suatu unit informasi yang lebih
ringkas dan mengetahui hubungannya yang bersifat relevan atau
mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan maksud mengetahui
keadaan keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam rangka
pengambilan keputusan yang tepat.
Dalam menganalisis keuangan maka ada berbagai komponen
yang dilibatkan, antara lain:
1 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006), 105.
23
a. Neraca.
Neraca adalah ringkasan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik
pada akhir tahun.
b. Laporan Laba Rugi.
Laporan laba rugi terdiri dari penghasilan kinerja dan biaya
perusahaan dalam waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun
takwim.
Dari kedua komponen tersebut, beberapa laporan lainnya dapat
dihasilkan seperti laporan laba ditahan, laporan sumber dan
penggunaan dana serta laporan arus kas.2
2. Manfaat Laporan Keuangan
a. Untuk memberikan informasi yang lebih detail atau mendalam
pada laporan keuangaan itu seendiri.
b. Untuk mengungkaapkan hal-hal yang kurang konsisten dalam
kaitannya dengan suatu laporan keuangan.
c. Dapat memberikan informasi kepada para pengambil keputusan.
d. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain.
e. Dapat digunakan sebagai bahan prediksi mengenai keadaan
perusahaan pada masa yang akan datang.3
3. Tujuan Lapaoran keuangan
Secara garis besar, analisa laporan keuangan bertujuan untuk:
2 Vita Ditya Wardani,” Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2011-2015 Dengan
Teknik Dupont System,” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016), 22.
3 Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Analisa Laporan Keuangan (Jakarta: PT
Grasindo, 2016), 10.
a. Screaning (sarana informasi), yaitu apabila seoarang analis inging
menganalisa laporan keuangannya, maka analis tidak perlu turun
langsung ke lapangan untuk memantau kondisi keuangan suatu
perusahaan.
b. Understanding (pemahaman), analisa dilakukan dengan cara
memehami perusahaan, kondisi keuangannya, dan bidang usaha
serta hasildari usahanya.
c. Forecasting (peramalan), analisa dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi suatu perusahaan pada masa yang akan
dating.
d. Diagnosis (diagnosa), yaitu untuk mengetahui kemungkinan
adanya suatu masalah dalam perusahaan baik dalam lingkup
manajemen ataupun masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation (evaluasi), merupakan analisa yang digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan.
Dalam dunia perbankan syariah, tujuan dari laporan keuangan
adalah sebagai berikut:4
a. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.
b. Alat pertanggungjawaban manajemen daalam mengelola keuangan.
c. Memberikan informasi tingkat keuntungan investasi yang didapat
penanam modal.
4 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/26/DPbS Tanggal 10 Juli 2013 Perihal
Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia.
25
d. Memberikan informasi mengenai pemenuhan tanggung jawab
manajemen dalam mengamankan dana.
e. Memberikan informasi pemenuhan kewajiban sosial, seperti
penerimaan dan distribusi dana zakat, dan juga mengatur dana
infak, sedekah, dan wakaf.
4. Komponen Lapaoran Keuangan Bank Syariah
Komponen dalam laporan keuangan bank syariah yang harus
diterbitkan adalah sebagai berikut:5
a. Laporan posisi keuangan (Neraca).
b. Laporan laba rugi.
c. Laporan arus kas.
d. Laporan perubahan modal pemilik dan laba ditahan.
e. Laporan perubahan investasi terbatas.
f. Laporan sumber dan pemanfaatan dana zakat dan dana sumbangan.
g. Laporan sumber dan pemanfaatan dana Qard.
h. Catatan-catatan laporan keuangan.
B. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja keuangan
Secara umum, kinerja (performance) memberikan suatu
gambaran tentang keberhasilan atau kegagalan dari suatu organisasi
atau perusahaan dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan tersebut.
5 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), 66.
Kinerja keuangan adalah suatu kajian yang dilakukan untuk
memberikan gambaran sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan usahanya dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Mulyadi mengatakan Kinerja keuangan merupakan
kemampuan atau prestasi, peluang pertumbuhan serta kemampuan
perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya yang secara
financial digambarkan dalam bentuk laporan keuangan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa kinerja
keuangan adalah suatu kemampuan yang dicapai oleh suatu
perusahaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan
sebuah perusahaan.6
2. Teknik Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan evaluasi pada kegiatan operasionalnya sehingga perusahaan
tersebut mampu bertahan atau bahkan dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan suatu tinjauan
secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,
mengklarifikasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan.
6 Dinda Sagita,” Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Vens
Beauty Surabaya,” Universitas Narotama Surabaya, (2017), 5.
27
Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa metode
analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan
menjadi 8 macam, yaitu menurut Jumingan adalah sebagai berikut:7
a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan
Merupakan cara analisis dengan membandingkan laporan
keuangan dua periode atau lebih dengan mengungkapkan
perubahan, baik dalam jumlah maupun dalam persentase (relatif).
b. Analisis Tren (tendensi posisi)
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kecendrungan
keadaan atau pergerakan keuangan apakah mengalami kenaikan
atau bahkan mengalami penurunan.
c. Analisis Persentase per Komponen (common size)
Merupakan analisisa untuk mengetahui persentase investasi pada
tiap-tiap aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun
utang.
d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan
pemanfaatan modal kerja melalui perbandingan yang dilakukan
dalam dua periode waktu.
7 Vita Ditya Wardani,” Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2011-2015 Dengan
Teknik Dupont System,” Skripsi, 35-36.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Merupakan teknik analisis untuk memberikan gambaran kondisi
kas beserta faktor penyebab terjadinya perubahan kas pada waktu
tertentu.
f. Analisis Rasio Keuangan
Merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui keterkaitan
antara pos tertentu yang terdapat dalam neraca maupun laporan
laba rugi baik secara individu maupun secara keseluruhan.
g. Analisis Perubahan Laba Kotor
Merupakan teknik kajian untuk mengetahui posisi laba dan faktor-
faktor penyebab pada perubahan laba.
h. Analisis Break Even
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui pencapaian
perusahaan dalam menjual produk agar tidak mengalami kerugian.
C. DuPont System
1. Pengertian DuPont System
DuPont sudah dikenal sebagai pengusaha sukse. Dalam
bisnisnya ia memiliki cara sendiri dalam menganalisa laporan
keuangannya. Caranya sebenarnya hampir sama dengan analisa
laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integratif dan
29
menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen
analisanya.8
Pada tahun 1919 Du Pont Corporation memprakarsai salah
satu metode analisa kinerja perusahaan yang hingga saat ini dikenal
dengan nama DuPont Analysis. Analisa DuPont System adalah analisa
yang memuat seluruh rasio aktivitas dan profit keuntungan atas
penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio ini mempengaruhi
profitabilitas.9
DuPont System merupakan formula yang menunjukkan tingkat
pengembalian aktiva yang diperoleh dari perkalian marjin laba bersih
(Net Profit Margin) dengan perputaran total aset (total assets).10
Analisis Du Pont System meliputi rasio aktivitas yaitu Total
Assets Turnover (TATO), rasio leverage seperti Equity Multiplier
(EM) dan rasio profitabilitas seperti Net Profit Margin (NPM), Return
On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).11
Analisis DuPont memperlihatkan bagaimana hutang,
perputaran total aktiva, dan profit margin dikombinasikan untuk
menentukan Return On Investment. Selain itu DuPont System
8 Sofyan S. Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2016), 333.
9 Rosmiati Tarmizi dan Merlinda Marlim, “Analisis DuPont System dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014),” Jurnal Akuntansi & Keuangan,Vol. 7, No. 2
(September 2016), 213.
10 Ni Made Diah Putri Saraswati,”Analisis DuPont System Sebagai Salah Satu Alat Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan(Studi pada Perusahaan Rokok yang Listing di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013),” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),Vol 23 No.1 (Juni 2015), 3.
11 Eko Pratio, Dheasey Amboningtyas, Analisis DuPont System Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan (Studi Pada PT. Mayora Indah Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, dan PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk Periode Tahun 2010-2015), jurnal t.p.n (2016), 3.
digunakan untuk membedah laporan keuangan suatu perusahaan untuk
menilai kondisi keuangan suatu perusahaan.12
Ada beberapa kegunaan dari menganalisis laporan keuangan
dan kinerja keuangan perusahaan dengan metode DuPont System
yaitu:13
a. Sebagai salah satu kegunaannya yang bersifat prinsipal yaitu
sifatnya yang menyeluruh.
b. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing
produk yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat diketahui
produk yang potensial.
c. Untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan suatu unit atau
bagian.
d. Dapat digunakan untuk keperluan kontrol dan perencanaan,
misalnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Tahap-tahap dalam melakukan analisis DuPont System adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung Net Profit Margin (NPM), merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan Bank dalam menghasilkan
Net Income dari kegiatan operasinya pokoknya.14
12 Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik (Jakarta: Airlangga, 2011),
102
13 Munawir, Analisa Lporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2007), 91.
14
Kasmir, Aanalisa Laporan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad, 235.
31
b. Menghitung Total Assets Turnover (TATO) disebut juga
perputaran total aset. Rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan
aset yang dimiliki oleh Bank menjadi perputaran secara efektif.
Rasio ini dihitung dari pembagian pendapatan dengan total
aktiva.15
x 1
c. Menghitung Return On Invesment (ROI), yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aset yang digunakan untuk
operasinyaperusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini
dihitung dari perkalian Net Profit Margin dengan Total Assets
Turnover.16
Return On Invesment (ROI) = Net Profit Margin (NPM) x Total
Assets Turnover (TATO)
2. Manfaat DuPont System
Manfaat DuPont system untuk pengukuran kinerja keuangan
suatu perusahaan adalah sebagai berikut:17
15 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan (Bandung: ALFABETA, 2012), 80.
16
Rosmiati dan Marlinda, “Analisis DuPont System Dalam Mengukur Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014),” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2 (September 2016),
216.
17 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, 91.
a. Menyeluruh atau komprehensif yaitu dapat mengukur tingkat
efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi
penjualan.
b. Dapat membandingkan efektifitas perusahaan dengan efektifitas
standar industri, sehingga dapat diketahui rating perusahaan, yang
kemudian dapat diketahui kinerja perusahaan.
c. Dapat mengukur efisiensi tindakan. Analisis ini juga dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan yang dilakukan oleh
unit atau bagian dalam suatu perusahaan, yaitu dengan mengalikan
semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.
d. Dapat mengukur profitabilitas. Analisis ini dapat digunakan untuk
mengukur laba perusahaan dari berbagai produk yang dihasilkan.
Dengan menggunakan product cost system yang baik, modal dan
biaya dapat disalurkan ke berbagai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung profitabilitas masing-masing
produk.
e. Dapat membuat perencanaan. Analisis ini dapat juga untuk
perencanaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan jika
perusahaan akan ekspansi.
3. Keunggulan dan Kelemahan Dupont System
a. Keunggulan analisis DuPont System adalah sebagai berikut:18
18 Ni Made Diah Putri Saraswati,”Analisis DuPont System Sebagai Salah Satu Alat Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan(Studi pada Perusahaan Rokok yang Listing di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013),” Jurnal Administrasi Bisnis, 3-4.
33
1) Merupakan salah suatu cara analisis keuangan yang sifatnya
lebih menyeluruh atau komprehensif.
2) Dapat melakukan perbandingan efisiensi penggunaan modal
kerja dengan perusahaan lain yang sejenis.
3) Digunakan sebagai ukuran profitabilitas dari masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
4) Dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi tindakan yang
dilakukan oleh divisi.
b. Kelemahan analisis DuPont System adalah sebagai berikut:
1) ROI sulit dibandingkan dari perusahaan satu dengan
perusahaan lain yang sejenis.
2) Adanya turun naiknya harga nilai dari uang (daya belinya).
3) Menggunakan ROI saja tidak dapat mengadakan perbandingan
dua masalah.
4. Menilai kinerja keuangan dengan DuPont System
Dasar pengambilan keputusan untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan (Bank) dalam kriteria yang baik dengan menggunakan
DuPont System yaitu:
a. Apabila ROI (DuPont System) berada di atas rata-rata ROI maka
bank tersebut menunjukkan bahwa perputaran aktiva dan Net Profit
Margin tinggi. Hal ini berarti kinerja bank dalam menghasilkan
laba semakin baik.
b. Kriteria perusahaan yang kurang baik, ROI (DuPont System)
berada di bawah rata-rata ROI maka bank tersebut menunjukkan
bahwa perputaran aktiva dan Net Profit Margin rendah. Hal ini
berarti kinerja bank dalam menghasilkan laba kurang baik.19
5. Bagan DuPont System
Gambar 2.1
DuPont System
Sumber: Sofyan S. Harahap, Analisis Kritis Atasa Laporan Keuangan, 2016.
19 Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik , 102
Harga
Pokok
Penjualan Penjualan
Biaya
Operasional Dikurangi Laba
Setelah
Pajak Total Biaya
Beban
Bunga
Dibagi Pajak
Penghasilan
Margin
Laba
Penjualan
Persediaan
Piutang
Surat
Berharga
Kas
Aktiva
Tetap
Aktiva
Lancar
Total Aktiva
Penjualan Total
Assets
Turnover
Dikali ROI
Dibagi
Ditambah
35
BAB III
PAPARAN DATA
A. Gambaran Umum BRI Syariah
1. Sejarah Berdirinya BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan
izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.
Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI
Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara
konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan
prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence)
dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri
perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti
logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan
masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah
29
9
yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi
warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih
sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank
BRI Syariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari
2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku
Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak
Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi Bank Syariah ketiga
terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat
baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga.
Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah
menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam
produk dan layananperbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis
sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang
berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan
konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
37
2. Visi dan Misi BRI Syariah:
a. Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan
finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk
kehidupan lebih bermakna.
b. Misi
1) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah.
2) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
3) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun
dan di mana pun. Memungkinkan setiap individu untuk
meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman
pikiran.20
20 www.BRI Syariah.co.id, (diakses pada 22 Maret 2019, jam 11.30)
B. Kinerja Keuangan BRI Syariah Periode 2014-2018
Kinerja keuangan BRI Syariah selalu menunjukkan peningkatan
terhadap aktiva yang dimiliki pada laporan posisi keuangan. Akan tetapi pada
laba bersih mengalami fluktuatif tiap tahunnya pada laporan laba rugi. Berikut
data kinerja keuangan BRI Syariah yang disajikan pada laporan keuangan
tahunan BRI Syariah:
PT. BANK BRI SYARIAH TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2015 2016 2017 2018
Aset
Kas 240.483 279.855 318.105 347.997 231.268
Giro dan
Penempatan pada BI 3.365.913 4.769.138 3.814.178 4.015.626 5.830.333
Giro dan Penematan
pada Bank Lain 194.604 130.417 453.391 245.821 206.106
Neto
194.604
130.417
453.391
245.821
206.106
Investasi pada Surat
Berharga 667.851 2.181.054 4.706.065 7.411.068 9.098.114
39
Piutang
Piutang Murabahah 10.020.738 10.003.275 10.782.243 10.886.965 11.575.070
Cadangan kerugian
peneurunan nilai (162.163) (222.925) (281.71) (429.948) (204.194)
9.858.575 9.780.350 10.500.533 10.457.017 11.370.876
Piutang Ishtisna 10.384 7.428 5.9 4.421 3.35
Cadangan kerugian
penurunan nilai (846) (187) (140) (112) (138)
9.538 7.241 5.76 4.309 3.212
Jumlah 9.868.113 9.787.591 10.506.293 10.461.326 11.374.088
Pinjaman Qardh 591.849 398.874 295.388 538.243 367.004
Cadangan kerugian
penurunan nilai (18.677) (11.339) (2.269) (14.142) (2.644)
573.172 387.535 293.119 524.101 364.36
Pembiayaan
Pembiayaan
Mudharabah 886.663 1.121.467 1.285.582 858.019 484.847
Cadangan kerugian
penurunan nilai (10.352) (14.901) (14.097) (17.045) (9.547)
876.311 1.106.566 1.271.485 840.974 475.3
Pembiayaan
Musyarakah 4.089.920 5.082.963 5.379.830 5.577.220 7.748.129
Cadangan kerugian
penurunan nilai (84.612) (120.617) (193.94) (129.222) (341.174)
4.005.308 4.962.346 5.185.890 5.447.998 7.406.955
Aset yang diperoleh
untuk Ijarah-Neto 91.877 46.259 286.181 1.146.920 1.676.682
Aset Tetap-Neto 151.925 156.188 140.816 177.935 221.444
Aset Pajak
Tangguhan 9.637 28.186 52.152 140.883 163.67
Aset Lain-lain 303.159 407.022 746.514 1.100.422 1.555.006
Cadangan
penurunan kerugian
nilai (5.104) (11.91) (87.001) (317.687) (688.242)
Neto 298.055 395.112 659.513 782.735 866.764
Jumlah Aset
20.343.249
24.230.247
27.687.188
31.543.384
37.915.084
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BRI Syariah (Data diolah 2019)
41
PT. BANK BRI SYARIAH
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014 2015 2016 2017 2018
Pendapatan Pengelola Dana Sebagai Mudharib
Pendapatan dari jual beli 1.337.565 1.461.483 1.534.570 1.508.223 1.481.574
Pendapatan bagi hasil 501.604 642.005 693.611 670.205 724.57
Pendapatan usaha utama lainnya 191.15 306.378 393.188 544.757 720.274
Pendapatan dari ijarah – neto 26.283 14.886 12.832 93.339 193.889
Jumlah pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai
mudharib 2.056.602 2.424.752 2.634.201 2.816.524 3.120.307
Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil (994.824) (1.027.442) (1.035.501) 1.193.918) (1.317.100)
Hak Bagi Hasil Milik Bank 1.061.778 1.397.310 1.598.700 1.622.606 1.803.207
Pendapatan Usaha Lainnya 83.454 130.46 127.967 149.003 174.182
Beban Usaha
Gaji dan tunjangan (447.03) (509.098) (538.227) (522.067 (510.828)
Umum dan administrasi (476.569) (471.061) (489.747) (500.278 (440.196)
Administrasi ATM (67.471) (79.937) (62.692) (35.326) (71.856)
Bonus wadiah (39.163) (25.667) (27.193) (66.705) (107.565)
Lain-lain (39.542) (51.675) (50.565) (54.367) (70.174)
Jumlah Beban Usaha (1.069.775) (1.137.438) (1.168.424) 1.178.743) (1.200.619)
43
Sumber: Laporan Keuangan BRI Syariah Periode 2014-2018 (Data diolah, 2019
Beban cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan
non-produktif – neto (65.57) (231.353) (319.011) (453.372) (619.297)
Laba Usaha 9.887 158.979 239.232 139.494 157.473
Pendapatan (Beban) Non Usaha-Neto 5.498 10.09 (623) 11.463 (5.959)
Laba Sebelum Beban Pajak 15.385 169.069 238.609 150.957 151.514
Beban Pajak (8.808) (46.432) (68.400) (49.866) (44.914)
Laba Bersih 6.577 122.637 170.209 101.091 106.600
C. Perbandingan Tingkat DuPont System Pada BRI Syariah Periode 2014-
2018
Tabel 3.1
Perbandingan Tingkat DuPont System BRI
Syariah Periode 2014-2018 (Dalam persen)
Tahun
Net Profit Margin
(NPM)
(%)
Total Assets
Turnover (TATO)
Return On
Invesment (ROI)
(%)
2014 0,30 0,10 Kali 0,03
2015 4,78 0,10 Kali 0,478
2016 6,16 0,09 Kali 0,554
2017 3,16 0,09 Kali 0,305
2018 3,23 0,08 Kali 0,258
Sumber: Laporan Keuangan BRI Syariah (Data diolah, 2019)
Pada tahun 2014 jumlah NPM sebesar 0,03%, TATO sebesar 0,10 kali, dan
ROI sebesar 0,03. Pada tahun 2015 jumlah NPM sebesar 4,78%, TATO sebesar
0,10 kali, dan ROI sebesar 0,478%. Pada tahun 2016 jumalh NPM sebesar 6,16%,
TATO sebesar 0,09 kali, dan ROI sebesar 0,554%. Pada tahun 2017 jumlah NPM
sebesar 3,16%, TATO sebesar 0,09 kali, dan ROI sebesar 0,305%. Pada tahun
2018 jumlah NPM sebesar 3,23%, TATO sebesar 0,08 kali, dan ROI sebesar
0,258%.
45
BAB IV
PEMBAHASAN / ANALISIS
A. Analisis Kinerja Keuangan BRI Syariah Periode 2014-2018 Dengan
Teknik DuPont System
1. Menentukan Rasio Margin Laba (Net Profit Margin), Rasio
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) dan Rasio ROI
(Return On Invesment) Tahun 2014.
Gambar 4.1
DuPont System BRI Syariah Tahun 2014
Sumber: Data diolah
Pendapatan 2.145.554.000,00
Beban Operasional
Lainnya & Non
Operasional
1.135.345.000,00
Dikurang
i Laba Bersih
6.577.000,00
Total Biaya
2.138.977.000,00
1
.
0
8
2
.
3
3
9
.
0
0
0
,
0
Hak Pihak Ketiga
994.824.000,00
Dibagi Beban Pajak
8.808.000,00 NPM
0,30% Pendapatan
2.145.554.000,00
Surat Berharga
667.851.000,00
Kas & Setara Kas
3.801.000.000,00
Aktiva Tetap
151.925.000,00
Aktiva Lancar
20.191.324.000,00
Total Aktiva
20.343.249.000,00
Pendapatan
2.145.554.000,00
TATO
0,10%
Dikal
i
ROI
0,03%
Dibagi
Ditambah
Piutang
9.868.113.000,00
Pinjaman Qardh
573.172.000,00
Pembiayaan
4.881.619.000,00
Asset Lain-lain
399.569.000,00
39
a. Net Profit Margin (NPM) Tahun 2014
1) Total Biaya
Total Biaya = Beban Operasional Liannya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga Atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
Tabel 4.1
Penjelasan Akun-akun Total Biaya di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2014
Akun Nominal Sumber
Beban Operasional Lainnya
a. Gaji dan tunjangan
b. Umum dan
administrasi
c. Administrasi ATM
d. Beban bonus wadiah
e. Lain-lain
447.030.000,00
476.569.000,00
67.471.000,00
39.163.000,00
39.542.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Beban Operasional
Lainnya
1.069.775.000,00
Akun Nominal Sumber
Beban Non Operasional
65.570.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
47
Akun Nominal Sumber
Hak Pihak Ketiga atas
Bagi Hasil
994.824.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Akun Nominal Sumber
Beban Pajak 8.808.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
= 1.069.775.000,00 + 65.570.000,00 +
994.824.000,00 + 8.808.000,00
= 2.138.977.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Biaya yang didapat
melalui perhitungan Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil + Beban Pajak
BRI Syariah Tahun 2014 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar Rp2.138.977.000,00
2) LabaBersih
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
Tabel 4.2
Penjelasan Akun-akun Laba Bersih di Laporan
Laba Rugi BRI Sariah Tahun 2014
Akun Nominal Sumber
Pendapatan Pengelolaan
Dana Oleh Bank Sebagai
Mudharib
a. Pendapatan dari jual
beli
b. Pendapatan dari bagi
hasil
c. Pendapatan usaha
utama lainnya
d. Pendapatan dari
Ijarah – bersih
2.056.602.000,00
1.337.565.000,00
501.604.000,00
191.150.000,00
26.283.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Operasional
Lainnya
83.454.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Non
Operasional
5.498.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Pendapatan 2.145.554.000,00
Akun Nominal
Total Biaya 2.138.977.000,00
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
= 2.145.554.000,00 – 2.138.977.000,00
= 6.577.000,00
49
Berdasarkan perhitungan di atas, Laba Bersih yang didapat
melalui perhitungan Pendapatan – Total Biaya BRI Syariah Tahun
2014 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp.1.062.283.000
3) Margin Laba
(Net Profit Margin) =
=
= 0,30%
Berdasarkan perhitungan di atas, Net Profit Margin BRI
Syariah Tahun 2014 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
0,30%
b. Total Asset Turnover (TATO) Tahun 2014
1) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar = Kas + Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
Tabel 4.3
Penjelasan Akun-akun Aktiva Lancar di Laporan
Posisi Keuangan BRI Syariah Tahun 2014
Akun Nominal Sumber
Kas 240.483.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Setara Kas:
a. Giro dan Penempatan pada
BI
b. Giro dan Penempatan
pada Bank Lain
3.365.913.000,00
194.604.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah Setara Kas 3.560.517.000,00
Jumlah 3.801.000.000,00
Akun Nominal Sumber
Surat Berharga 667.851.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
a. Piutang Murabahah
b. Piutang Istishna
9.858.575.000,00
9.538.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah Piutang 9.868.113.000,00
Akun Nominal Sumber
Pinjaman Qardh 573.172.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Pembiayaan 4.881.619.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Asset Lain-lain 399.569.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang
+ Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-
lain
= 240.483.000,00 + 3.560.517.000,00 +
667.851.000,00 + 9.868.113.000,00 +
573.172.000,00 + 4.881.619.000,00 +
399.569.000,00
= 20.191.324.000,00
51
Berdasarkan perhitungan di atas, Aktiva Lancar yang didapat
melalui perhitungan Kas + Surat Berharga + Piutang BRI Syariah
Tahun 2014 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp20.191.324.000,00
2) Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
Tabel 4.4
Penjelasan Akun-akun Total Aktiva di Laporan
Posisi Keangan BRI Syariah Tahun 2014
Akun Nominal
Aktiva Lancar 20.191.324.000,00
Akun Nominal Sumber
Aktiva Tetap 151.925.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
= 20.191.324.000,00 + 151.925.000,00
= 20.343.249.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, yaitu Total Aktiva yang
didapat melalui perhitungan Aktiva Lancar + Aktiva Tetap BRI
Syariah Tahun 2014 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp20.343.249.000,00
3) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
TATO =
x 1 Kali
=
= 0,10 Kali
Berdasarkan perhitungan di atas, yaitu melalui perhitungan
pendapatan dibagi total aktiva, maka perputaran Total Aktiva
(Total Assets Turnover) BRI Syariah Tahun 2014 jika dihitung
dengan DuPont System sebesar 0,10 Kali
c. Return On Invesment (ROI) Tahun 2014
ROI = Net Profit Margin (NPM) x Total Assets Turnover (TATO)
= 0,30% x 0,10
= 0,03 %
Berdasarkan perhitungan di atas, yaitu nilai NPM dikalikan
dengan jumlah TATO, maka Return On Invesment (ROI) BRI
Syariah Tahun 2014 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
0,03%
53
2. Menentukan Rasio Margin Laba (Net Profit Margin), Rasio
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) dan Rasio ROI
(Return On Invesment) Tahun 2015.
Gambar 4.2
DuPont System BRI Syariah Tahun 2015
Sumber: Data diolah
Pendapatan
2.565.302.000,00
Beban Operasional
Lainnya & Non
Operasional
1.368.791.000,00
Dikurangi Laba Bersih
122.637.000,00
Total Biaya
2.442.665000,00 1
.
0
8
2
.
3
3
9
.
0
0
0
,
0
0
1
.
0
Hak Pihak Ketiga
1.027.442.000,00
Dibagi Beban Pajak
46.432.000,00 NPM
4,78% Pendapatan
2.565.302.000,00
Surat Berharga
2.181.054.000,00
Kas & Setara Kas
5.179.410.000,
00
Aktiva Tetap
156.188.000,00
Aktiva Lancar
24.074.059.000,000
Total Aktiva
24.230.247.000,00
Pendapatan
2.565.302.000,00 TATO
0,10%
Dikali ROI
0,478%
Dibagi
Ditambah Piutang
9.787.591.000,00
Pinjaman Qardh
387.535.000,00
Pembiayaan
6.068.912.000,00
Asset Lain-lain
469.557.000,00
a. Net Profit Margin (NPM) Tahun 2015
1) Total Biaya
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga Atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
Table 4.5
Penjelasan Akun-akun Total Biaya di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2015
Akun Nominal Sumber
Beban Operasional Lainnya
a. Gaji dan tunjangan
b. Umum dan administrasi
c. Administrasi ATM
d. Beban bonus wadiah
e. Lain-lain
509.098.000,00
471.061.000,00
79.937.000,00
25.667.000,00
51.675.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Beban
Operasional Lainnya
1.137.438.000,00
Akun Nominal Sumber
Beban Non Operasional 231.353.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Akun Nominal Sumber
Hak Pihak Ketiga atas
Bagi Hasil
1.027.442.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
55
Akun Nominal Sumber
Beban Pajak 46.432.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
= 1.137.438.000,00 + 231.353.000,00 +
1.027.442.000,00 + 46.432.000,00
= 2.442.665.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Biaya yang didapat
melalui perhitungan Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil + Beban Pajak
BRI Syariah Tahun 2015 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar Rp2.442.665.000,00
2) LabaBersih
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
Tabel 4.6
Penjelasan Akun-akun Laba Bersih di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2015
Akun Nominal Sumber
Pendapatan Pengelolaan
Dana Oleh Bank Sebagai
Mudharib
a. Pendapatan dari jual
2.424.752.000,00
1.461.483.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
beli
b. Pendapatan dari bagi
hasil
c. Pendapatan usaha utama
lainnya
d. Pendapatan dari
Ijarah – bersih
642.005.000,00
306.378.000,00
14.886.000,00
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Operasional
Lainnya
130.460.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Non
Operasional
10.090.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Pendapatan 2.565.302.000,00
Akun Nominal
Total Biaya 2.442.665.000,00
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
= 2.565.302.000,00 – 2.442.665.000,00
= 122.637.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Laba Bersih yang didapat
melalui perhitungan Pendapatan – Total Biaya BRI Syariah Tahun
2015 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp122.637.000,00
3) Margin Laba
(Net Profit Margin) =
=
= 4,78%
57
Berdasarkan perhitungan di atas, Net Profit Margin BRI
Syariah Tahun 2015 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
4,78%.
c. Total Asset Turnover (TATO) Tahun 2015
1) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
Tabel 4.7
Penjelasan Akun-akun Aktiva Lancar di Laporan Posisi
Keuangan BRI Syariah Tahun 2015
Akun Nominal Sumber
Kas 279.855.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Setara Kas:
a. Giro dan Penempatan
pada BI
b. Giro dan Penempatan
pada Bank Lain
Jumlah Setara Kas
4.769.138.000,00
130.417.000,00
4.899.555.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah 5.179.410.000,00
Akun Nominal Sumber
Surat Berharga 2.181.054.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
a. Piutang Murabahah
b. Piutang Istishna
9.780.350.000,00
7.241.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuanga
Jumlah Piutang 9.787.591.000,00
Akun Nominal Sumber
Pinjaman Qardh 387.535.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Pembiayaan 6.068.912.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Asset Lain-lain 469.557.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
= 5.179.410.000,00 + 2.181.054.000,00 +
9.787.591.000,00 + 387.000,00 +
6.068.912.000,00 + 469.557.000,00
= 24.074.059.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Aktiva Lancar yang didapat
melalui perhitungan Kas + Surat Berharga + Piutang BRI Syariah
Tahun 2015 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp24.074.059.000,00
2) Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
Tabel 4.8
Penjelasan Akun-akun Total Aktiva di Laporan
Posisi Keuangan BRI Syariah Tahun 2015
Akun Nominal
Aktiva Lancar 24.074.059.000,00
59
Akun Nominal Sumber
Aktiva Tetap 156.188.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
= 24.074.059.000,00 + 156.188.000,00
= 24.230.247.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Aktiva yang didapat
melalui perhitungan Aktiva Lancar + Aktiva Tetap BRI Syariah
Tahun 2015 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp24.230.247.000,00
3) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
TATO =
x 1 Kali
=
= 0,10 Kali
Berdasarkan perhitungan di atas, Perputaran Total Aktiva
(Total Assets Turnover) BRI Syariah Tahun 2015 jika dihitung
dengan DuPont System sebesar 0,10 Kali
c. Return On Invesment (ROI) Tahun 2015
ROI = Net Profit Margin (NPM ) x Total Assets Turnover (TATO)
= 4,78% x 0,10
= 0,478 %
Berdasarkan perhitungan di atas, Return On Invesment (ROI)
BRI Syariah Tahun 2015 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
0,478%.
3. Menentukan Rasio Margin Laba (Net Profit Margin), Rasio
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) dan Rasio ROI
(Return On Invesment) Tahun 2016
Gambar 4.3
DuPont System BRI Syariah Tahun 2016
Sumber: Data diolah
Pendapatan
2.762.168.000,00
Beban Operasional
Lainnya & Non
Operasional
1.488.058.000,00
Dikurangi Laba Bersih
170.209.000,00
Total Biaya
2.591.959.000,00
1
.
0
8
2
.
3
3
9
.
0
0
0
,
0
0
1
.
0
Hak Pihak Ketiga
1.035.501.000,00
Dibagi Beban Pajak
68.400.000,00 NPM
6,16% Pendapatan
2.762.168.000,00
Surat Berharga
4.706.065.000,00
Kas & Setara Kas
4.586.674.000,00
Aktiva Tetap
140.816.000,00
Aktiva Lancar
27.546.372.000,000
Total Aktiva
27.687.188.000,00
Pendapatan
2.762.168.000,00
TATO
0,09%
Dikali ROI
0,554%
Dibagi
Ditambah
Piutang
10.506.293.000,00
Pinjaman Qardh
293.119.000,00
Pembiayaan
6.457.375.000,00
Asset Lain-lain
997.846.000,00
61
c. Net Profit Margin (NPM) Tahun 2016
1) Total Biaya
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga Atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
Tabel 4.9
Penjelasan Akun-akun Total Biaya di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2016
Akun Nominal Sumber
Beban Operasional
Lainnya
a. Gaji dan tunjangan
b. Umum dan
administrasi
c. Administrasi ATM
d. Beban bonus
wadiah
e. Lain-
lain
538.227.000,00
489.747.000,00
62.692.000,00
27.193.000,00
50.565.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Beban
Operasional Lainnya
1.168.424.000,00
Akun Nominal Sumber
Beban Non Operasional 319.634.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Akun Nominal Sumber
Hak Pihak Ketiga atas
Bagi Hasil
1.035.501.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Akun Nominal Sumber
Beban Pajak 68.400.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
= 1.168.424.000,00 + 319.634.000,00 +
1.035.501.000,00 + 68.400.000,00
= 2.591.959.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Biaya yang didapat
melalui perhitungan Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil + Beban Pajak
BRI Syariah Tahun 2016 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar Rp2.591.959.000,00
2) LabaBersih
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
Tabel 4.10
Penjeasan Akun-akun Laba Bersih di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2016
Akun Nominal Sumber
Pendapatan Pengelolaan
Dana Oleh Bank Sebagai
Mudharib
2.634.201.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
63
a. Pendapatan dari jual
beli
b. Pendapatan dari bagi hasil
c. Pendapatan usaha utama
lainnya
d. Pendapatan dari
Ijarah – bersih
1.534.570.000,00
693.611.000,00
393.188.000,00
12.832.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Operasional
Lainnya
127.967.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Non
Operasional
-
Jumlah Pendapatan 2.762.168.000,00
Akun Nominal
Total Biaya 2.591.959.000,00
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
= 2.762.168.000,00 – 2.591.959.000,00
= 170.209.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Laba Bersih yang didapat
melalui perhitungan Pendapatan – Total Biaya BRI Syariah Tahun
2016 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp170.209.000,00
3) Margin Laba
(Net Profit Margin) =
=
= 6,16%
Berdasarkan perhitungan di atas, Net Profit Margin BRI
Syariah Tahun 2016 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
6,16%.
d. Total Asset Turnover (TATO) Tahun 2016
1. Aktiva Lancar
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
Tabel 4.11
Penjelasan Akun-akun Aktiva Lancar di Laporan
Posisi Keuangan BRI Syariah Tahun 2016
Akun Nominal Sumber
Kas 318.105.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Setara Kas:
a. Giro dan Penempatan
pada BI
b. Giro dan Penempatan
pada Bank Lain
Jumlah Setara Kas
3.814.178.000,
00
453.391.000,00
4.267.569.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah 4.585.674.000,00
Akun Nominal Sumber
Surat Berharga 4.706.065.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
a. Piutang Murabahah
b. Piutang Istishna
10.500.533.000,00
5.760.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuanga
65
Jumlah Piutang 10.506.293.000,00
Akun Nominal Sumber
Pinjaman Qardh 293.119.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Pembiayaan 6.457.375.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Asset Lain-lain 997.846.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang
+ Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-
lain
= 4.585.674.000,00 + 4.706.065.000,00 +
10.506.293.000,00 + 293.119.000,00 +
6.457.375.000,00 + 997.846.000,00
= 27.546.372.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Aktiva Lancar yang didapat
melalui perhitungan Kas + Surat Berharga + Piutang BRI Syariah
Tahun 2016 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp27.546.372.000,00
2) Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
Tabel 4.12
Penjelasan Akun-akun Total Aktiva di Laporan
Posisi Keuangan BRI Syariah Tahun 2016
Akun Nominal
Aktiva Lancar 27.546.372.000,00
Akun Nominal Sumber
Aktiva Tetap 140.816.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
= 27.546.372.000,00 + 140.816.000,00
= 27.687.188.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Aktiva yang didapat
melalui perhitungan Aktiva Lancar + Aktiva Tetap BRI Syariah
Tahun 2016 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp27.687.188.000,00
3) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
TATO =
x 1 Kali
=
= 0,09 Kali
Berdasarkan perhitungan di atas, Perputaran Total Aktiva
(Total Assets Turnover) BRI Syariah Tahun 2016 jika dihitung
dengan DuPont System sebesar 0,10 Kali
c. Return On Invesment (ROI) Tahun 2016
ROI = Net Profit Margin (NPM) x Total Assets TurnoveR (TATO)
67
= 6,16% x 0,09
= 0,554 %
Berdasarkan perhitungan di atas, Return On Invesment (ROI) BRI
Syariah Tahun 2016 jika dihitung dengan DuPont System sebesar 0,554%
4. Menentukan Rasio Margin Laba (Net Profit Margin), Rasio
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) dan Rasio ROI
(Return On Invesment) Tahun 2017
Gambar 4.4
DuPont Sytem BRI Syariah Tahun 2017
Sumber: Data diolah
Pendapatan
2.976.990.000,00
Beban Operasional
Lainnya & Non
Operasional
1.632.115.000,00
Dikurangi Laba Bersih
101.091.000,00
Total Biaya
2.875.899.000,00
1
.
0
8
2
.
3
3
9
.
0
0
0
,
0
Hak Pihak Ketiga
1.193.918.000,00
Dibagi Beban Pajak
49.866.000,00
NPM
3,39%
Pendapatan 2.875.899.000,00
Surat Berharga
7.411.068.000,00
Kas & Setara Kas
4.609.444.000,00
Aktiva Tetap
177.935.000,00
Aktiva Lancar
31.365.449.000,00
Total Aktiva
31.543.384.000,00
Pendapatan
2.875.899.000,00
TATO
0,09%
Dikali ROI
0,305%
Dibagi
Ditambah Piutang
10.461.326.000,00
Pinjaman Qardh
524.101.000,00
Pembiayaan
6.288.972.000,00
Asset Lain-lain
2.070538.000,00
a. Net Profit Margin (NPM) Tahun 2017
1) Total Biaya
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga Atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
Tabel 4.13
Penjelasan Akun-akun Total Biaya di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2017
Akun Nominal Sumber
Beban Operasional
Lainnya
a.Gaji dan tunjangan
b. Umum dan
administrasi
c. Administrasi ATM
d. Beban bonus wadiah
e. Lain-lain
522.067.000,00
500.278.000,00
66.705.000,00
35.326.000,00
54.367.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Beban
Operasional Lainnya
1.178.743.000,00
Akun Nominal Sumber
Beban Non Operasional 453.372.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
69
Akun Nominal Sumber
Hak Pihak Ketiga atas
Bagi Hasil
1.193.918.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Akun Nominal Sumber
Beban Pajak 49.866 .000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
= 1.178.743.000,00 + 453.372.000,00 +
1.193.918.000,00 + 49.866.000,00
= 2.875.899.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Biaya yang didapat
melalui perhitungan Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil + Beban Pajak
BRI Syariah Tahun 2017 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar Rp2.875.899.000,00
2) LabaBersih
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
Tabel 4.14
Penjeasan Akun-akun Laba Bersih di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2017
Akun Nominal Sumber
Pendapatan Pengelolaan 2.816.524.000,00 Laporan Keuangan Laba
Dana Oleh Bank Sebagai
Mudharib
a. Pendapatan dari jual
beli
b. Pendapatan dari bagi
hasil
c. Pendapatan usaha
utama lainnya
d. Pendapatan dari Ijarah
- bersih
1.508.223.000,00
670.205.000,00
544.757.000,00
93.339.000,00
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Operasional
Lainnya
149.003.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Non
Operasional
11.463.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Pendapatan 2.976.990.000,00
Akun Nominal
Total Biaya 2.875.899.000,00
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
= 2.976.990.000,00 – 2.875.899.000,00
= 101.091.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Laba Bersih yang didapat
melalui perhitungan Pendapatan – Total Biaya BRI Syariah Tahun
2017 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp101.091.000,00
3) Margin Laba
71
(Net Profit Margin) =
=
= 3,39%
Berdasarkan perhitungan di atas, Net Profit Margin (NPM)
BRI Syariah Tahun 2017 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar 3,39%
b. Total Asset Turnover (TATO) Tahun 2017
1) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
Tabel 4.15
Penjelasan Akun-akun Aktiva Lancar di Laporan Posisi
Keuangan BRI Syariah Tahun 2017
Akun Nominal Sumber
Kas 347.997.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Setara Kas:
a. Giro dan Penempatan
pada BI
b. Giro dan Penempatan
pada Bank Lain
Jumlah Setara Kas
4.015.626.000,00
245.821.000,00
4.261.447.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah 4.609.444.000,00
Akun Nominal Sumber
Surat Berharga 7.411.068.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
a. Piutang Murabahah
b. Piutang Istishna
10.457.017.000,00
4.309.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuanga
Jumlah Piutang 10.461.326.000,00
Akun Nominal Sumber
Pembiayaan 6.288.972.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Asset Lain-lain 2.070.538.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
= 4.609.444.000,00 + 7.411.068.000,00 +
10.461.326.000,00 + 524.101.000,00 +
6.288.972.000,00 + 2.070.538.000,00
= 31.365.449.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Aktiva Lancar yang didapat
melalui perhitungan Kas + Surat Berharga + Piutang BRI Syariah
Tahun 2017 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp31.365.449.000,00
2) Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
Akun Nominal Sumber
Pinjaman Qardh 524.101.000,00 Laporan Posisi Keuangan
73
Tabel 4.16
Penjelasan Akun-akun Total Aktiva di Laporan
Posisi Keuangan BRI Syariah Tahun 2017
Akun Nominal
Aktiva Lancar 31.365.449.000,00
Akun Nominal Sumber
Aktiva Tetap 177.935.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
= 31.365.449.000,00 + 177.935.000,00
= 31.543.384.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Aktiva yang didapat
melalui perhitungan Aktiva Lancar + Aktiva Tetap BRI Syariah
Tahun 2017 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp31.543.384.000,00
3) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
TATO =
x 1 Kali
=
= 0,09 Kali
Berdasarkan perhitungan di atas, Perputaran Total Aktiva
(Total Assets Turnover) BRI Syariah Tahun 2017 jika dihitung
dengan DuPont System sebesar 0,09 Kali
c. Return On Invesment (ROI) Tahun 2017
ROI = Net Profit Margin x Total Assets Turnover
= 3,39% x 0,09
= 0,305 %
Berdasarkan perhitungan di atas, Return On Invesment (ROI)
BRI Syariah Tahun 2017 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar 0,305%
5. Menentukan Rasio Margin Laba (Net Profit Margin), Rasio
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) dan Rasio ROI
(Return On Invesment) Tahun 2018
Gambar 4.5
DuPont System BRI Syariah Tahun 2018
Sumber: Data diolah
Pendapatan
3.294.489.000,00
Beban Operasional
Lainnya & Non
Operasional
1.825.875.000,00
Dikurangi Laba Bersih
106.600.000,00
Total Biaya
3.187.889.000,00 1
.
0
8
2
.
3
3
9
.
0
0
0
,
Hak Pihak Ketiga
1.317.100.000,00
Dibagi Beban Pajak
44.914.000,00 NPM
3,23%
Pendapatan 3.294.489.000,00
Surat Berharga
9.908.114.000,00
Kas & Setara Kas
6.267.707.000,0
0
Aktiva Tetap
221.444.000,00
Aktiva Lancar
37.693.640.000,00
0 Total Aktiva
37.915.084.000,00
Pendapatan
3.294.489.000,00
TATO
0,08%
Dikali
ROI
0,258%
Dibagi
Ditamba
h
Piutang
11.374.088.000,00
Pinjaman Qardh
364.360.000,00
Pembiayaan
7.882.255.000,00
Asset Lain-lain
2.707.116.000,00
75
a. Net Profit Margin (NPM) Tahun 2018
1) Total Biaya
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga Atas Bagi
Hasil + Beban Pajak
Tabel 4.17
Penjelasan Akun-akun Total Biaya di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2018
Akun Nominal Sumber
Beban Operasional
Lainnya
a. Gaji dan tunjangan
b. Umum dan
administrasi
c. Administrasi ATM
d. Beban bonus wadiah
e. Lain-lain
510.828.000,00
440.196.000,00
71.856.000,00
107.565.000,00
70.174.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Jumlah Beban
Operasional Lainnya
1.200.619.000,00
Akun Nominal Sumber
Beban Non Operasional 625.256.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Akun Nominal Sumber
Hak Pihak Ketiga atas
Bagi Hasil
1.317.100.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Akun Nominal Sumber
Beban Pajak 44.914.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Total Biaya = Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil
+ Beban Pajak
= 1.200.619.000,00 + 625.256.000,00 +
1.317.100.000,00 + 44.914.000,00
= 3.187.889.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Biaya yang didapat
melalui perhitungan Beban Operasional Lainnya + Beban Non
Operasional + Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil + Beban Pajak
BRI Syariah Tahun 2018 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar Rp3.187.889.000,00
2) LabaBersih
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
77
Tabel 4.18
Penjelasan Akun-akun Laba Bersih di Laporan
Laba Rugi BRI Syariah Tahun 2018
Akun Nominal Sumber
Pendapatan Pengelolaan
Dana Oleh Bank Sebagai
Mudharib
a. Pendapatan dari jual beli
b. Pendapatan dari bagi
hasil
c. Pendapatan usaha utama
lainnya
d. Pendapatan dari Ijarah –
bersih
3.120.307.000,00
1.481.574.000,00
724.570.000,00
720.274.000,00
193.889.000,00
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Operasional
Lainnya
174.182.000,00 Laporan Keuangan Laba
Rugi Komprehensif
Pendapatan Non
Operasional
-
Jumlah Pendapatan 3.294.489.000,00
Akun Nominal
Total Biaya 3.187.889.000,00
Laba Bersih = Pendapatan – Total Biaya
= 3.294.489.000,00 – 3.187.889.000,00
= 106.600.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Laba Bersih yang didapat
melalui perhitungan Pendapatan – Total Biaya BRI Syariah Tahun
2018 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp106.600.000,00
3) Margin Laba
(Net Profit Margin) =
=
= 3,23%
Berdasarkan perhitungan di atas, Net Profit Margin BRI
Syariah Tahun 2018 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
3,23%.
b. Total Asset Turnover (TATO) Tahun 2018
1) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
Tabel 4.19
Penjelasan Akun-akun Aktiva Lancar di Laporan
Posisi Keuangan BRI Syariah Tahun 2018
Akun Nominal Sumber
Kas 231.268.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Setara Kas:
c. Giro dan Penempatan
pada BI
d. Giro dan Penempatan
pada Bank Lain
Jumlah Setara Kas
5.830.333.000,00
206.106.000,00
6.036.439.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah 6.267.707.000,00
79
Akun Nominal Sumber
Surat Berharga 9.908.114.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
a.Piutang Murabahah
b.Piutang Istishna
11.370.876.000,00
3.212.000,00
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuanga
Jumlah Piutang 11.374.088.000,00
Akun Nominal Sumber
Pinjaman Qardh 364.360.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Pembiayaan 7.882.255.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Akun Nominal Sumber
Asset Lain-lain 2.707.116.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Aktiva Lancar = Kas dan Setara Kas + Surat Berharga + Piutang +
Pinjaman Qardh + Pembiayaan + Aset Lain-lain
= 6.267.707.000,00 + 9.908.114.000,00 +
11.374.088.000,00 + 364.360.000,00 +
7.882.255.000,00 + 2.707.116.000,00
= 37.693.640.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Aktiva Lancar yang didapat
melalui perhitungan Kas + Surat Berharga + Piutang BRI Syariah
Tahun 2018 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp37.693.640.000,00
2) Total Aktiva
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
Tabel 4.20
Penjelasan Akun-akun Total Aktiva di Laporan
Posisi Keuangan BRI Syariah Tahun 2018
Akun Nominal
Aktiva Lancar 37.693.640.000,00
Akun Nominal Sumber
Aktiva Tetap 221.444.000,00 Laporan Posisi Keuangan
Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
= 37.693.640.000,00 + 221.444.000,00
= 37.915.084.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, Total Aktiva yang didapat
melalui perhitungan Aktiva Lancar + Aktiva Tetap BRI Syariah
Tahun 2018 jika dihitung dengan DuPont System sebesar
Rp37.915.084.000,00
3) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
TATO =
x 1 Kali
=
= 0,08 Kali
Berdasarkan perhitungan di atas, Perputaran Total Aktiva
(Total Assets Turnover) BRI Syariah Tahun 2018 jika dihitung
dengan DuPont System sebesar 0,09 Kali
81
c. Return On Invesment (ROI) Tahun 2018
ROI = Net Profit Margin (NPM) x Total Assets Turnover (TATO)
= 3,23% x 0,08
= 0,258 %
Berdasarkan perhitungan di atas, Return On Invesment (ROI)
BRI Syariah Tahun 2018 jika dihitung dengan DuPont System
sebesar 0,258%.
Tabel 4.21
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat DuPont System BRI
Syariah Periode 2014-2018
Tahun
Net Profit Margin
(NPM)
(%)
Total Assets
Turnover (TATO)
Return On
Invesment (ROI)
(%)
2014 0,30 0,10 Kali 0,03
2015 4,78 0,10 Kali 0,478
2016 6,16 0,09 Kali 0,554
2017 3,16 0,09 Kali 0,305
2018 3,23 0,08 Kali 0,258
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan hasil penghitungan kinerja keuangan dengan
menggunakan metode DuPont System, diketahui bahwa kondisi kinerja
keuangan BRI Syariah selama periode 2014-2018 dari penghitungan Net
Profit Margin (NPM) mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Namun cenderung
menurun pada Tahun 2014, 2017, dan 2018 sebesar 0,30%, 3,39%, dan 3,23%
yang disebabkan tingginya hak pihak ketiga atas bagi hasil dan tingginya
beban usaha sehingga terjadi penurunan terhadap laba bersih yang diperoleh
bank. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) terbesar yaitu pada Tahun 2016
sebesar 6,16% dan diikuti 4,78% pada Tahun 2015 disebabkan terjadi
peningkatan tehadap laba bersih yang diperoleh bank pada tahun tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan BRI Syariah dalam memperoleh laba
bersih dikatakan rendah pada Tahun 2014, 2017, dan 2018 dan dikatakan
tinggi pada Tahun 2015 dan 2016.
Dari hasil perhitungan Total Assets Turnover (TATO) mengalami
fluktuasi tiap tahunnya dan cenderung mengalami penurunan. Total Assets
Turnover terbesar yaitu 0,10 kali pada Tahun 2014 dan 0,10 kali pada
periode 2015. Sedangkan Total Asset Turnover (TATO) pada Tahun 2016 dan
2017 mengalami penurunan sebesar 0,09 kali dan 0,09 kali. Pada Tahun 2018
mengalami penurunan kembali menjadi 0,08 kali yang disebabkan
meningkatnya pembiayaan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan BRI
Syariah dalam menghasilkan pendapatan dari total aktiva dikatakan tinggi
pada Tahun 2014 dan 2015 dan dikatakan rendah pada Tahun 2016 dan 2017,
dan paling rendah terjadi pada Tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja BRI Syariah dalam mengelola hartanya kurang baik untuk
menghasilkan laba operasi.
Dari hasil perhitungan Return On Investment (ROI) mengalami
fluktuasi tiap tahunnya. pada tahun 2014 sebesar 0,03%, pada tahun inilah
Return On Invesment BRI Syariah paling rendah yang disebabkan rendahnya
Net Profit Margin (NPM) dan Total Assets Turover (TATO). Sedangkan pada
tahun 2015 dan 2016 mengalami peningkatan menjadi sebesar 0,478% dan
83
0,554%. Namun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan menjadi
0,305% dan 0,258% yang disebabkan penurunan Net Profit Margin (NPM)
dan Ttotal Assets Turnover (TATO). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja BRI
Syariah dalam menghasilkan laba kurang baik pada tahun 2014. Sedangkan
Return On Invesment (ROI) dikatakan baik pada tahun 2015 dan 2016,
meskipun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan namun Return On
Invesment (ROI) masih berada di angka positif.
B. Analisis Perbandingan Tingkat DuPont System pada BRI Syariah Periode
2014-2018
Tabel 4.22
Perbandingan Tingkat DuPont System pada
BRI Syariah Periode 2014-2018 (Dalam persen)
Tahun
Net Profit Margin
(NPM)
(%)
Total Assets
Turnover (TATO)
Return On
Invesment (ROI)
(%)
2014 0,30 0,10 Kali 0,03
2015 4,78 0,10 Kali 0,478
2016 6,16 0,09 Kali 0,554
2017 3,16 0,09 Kali 0,305
2018 3,23 0,08 Kali 0,258
Sumber: Data diolah, 2019
Dari hasil perhitungan tingkat DuPont System mengalami fluktuasi
tiap tahunnya. Tingkat DuPont paling rendah terjadi pada tahun 2014 sebesar
0,03% yang disebabkan rendahnya Net Profit Margin (NPM) dan Total Assets
Turover (TATO). Pada tahun 2015 dan 2016 mengalami peningkatan menjadi
sebesar 0,478% dan 0,554%, pada tahun ini tingkat DuPont System BRI
Syariah paling tinggi yang menunjukkan bahwa pada saat itu kinerja BRI
Syariah dalam pengelolaan hartanya untuk mendapatkan laba usaha. Hal ini
disebabkan bertambahnya Net Profit Margin (NPM) dan Total Assets Turover
(TATO). Namun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan menjadi
0,305% dan 0,258% yang disebabkan penurunan Net Profit Margin (NPM)
dan Ttotal Assets Turnover (TATO). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja BRI
Syariah dalam menghasilkan laba kurang baik. Meski tingkat DuPont System
pada BRI Syariah mengalami fluktuasi, namun masih berada di angka positif.
Sehingga BRI Syariah bisa terus meningkatkan laba bersih dari perputaran
aktiva yang dimilikinya.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan
perhitungan menggunakan DuPont System pada BRI Syariah periode 2014-
2018 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan BRI Syariah periode 2014-2018 dengan menggunakan
DuPont System yaitu:
a. Net Profit Margin (NPM) BRI Syariah mengalami fluktuasi tiap
tahunnya. Net Profit Margin paling rendah tejadi pada tahun 2014
yaitu sebesar 0,03% dan pada tahun 2016 merupakan paling tingginya
Net Profit Margin (NPM) yaitu sebesar 6,16%. Hal ini menunjukkan
bahwa BRI Syariah dalam memperoleh laba bersih kurang baik.
b. Total Assets Turnover (TATO) juga mengalami fluktuasi tiap
tahunnya. Total Assets Turnover (TATO) paling rendah terjadi pada
tahun 2018 sebesar 0,08 kali yang disebabkan meningkatnya
pembiayaan. Total Assets Turnover (TATO) paling tinggi terjadi pada
tahun 2014 dan 2015 dengan jumlah yang sama yaitu sebesar 0,10 kali.
c. Return On Invesment (ROI) juga mengalami fluktuatif tiap tahunnya,
di mana Return On Invesment paling rendah terjadi pada tahun 2014
sebesar 0,03% yang disebabkan adanya penurunan nilai Net Profit
Margin (NPM) dan Total Assets Turnover (TATO). Pada tahun 2016
Return On Invesment (ROI) paling tinggi yaitu sebesar 0,554%.
79
2. Perbandingan tingkat DuPont System BRI Syariah periode 2014-2018
adalah paling rendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,03% yang
mengindikasikan bahwa BRI Syariah kurang baik dalam memperoleh laba
usaha pada tahun tersebut. Tingkat DuPont System paling tinggi terjadi
pada tahun 2016 sebesar 0,554% yang mengindikasikan bahwa
kemampuan BRI Syariah dalam memperoleh laba usaha baik pada tahun
tersebut. Namun cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan BRI Syariah dengan menggunakan DuPont
System tidak stabil, artinya kurang baik, meskipun berada di angka yang
aman/positif.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan ke depannya BRI Syariah dapat meningkatkan
persentase Return On Invesment (ROI) dan memepertahankan pendapatan
sehingga dapat memperoleh laba bersih yang semakin tinggi.
Meningkatkan laba dengan cara meningkatakan volume penjualan,
hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan produk-produk baru dan
keunggulan BRI Syariah dengan demikian maka akan menimbulkan adanya
peningkatan pendapatan. Karena hal tersebut merupakan hal penting bagi
pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen
perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan baik tidaknya penggunaan
seluruh aktiva dalam perusahaan.
87
2. Bagi Investor
Dalam hal memilih lembaga keuangan untuk menanamkan dananya,
penelitian ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan dengan
melihat kinerja keuangan bank. Investor dapat melihat persentase Retun On
Invesment (ROI) sebagai acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu dapat
melihat laporan keuangan bank.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan
pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar lebih baik lagi. Keterbatasan
dalam penelitian ini hanya menggunakan satu bank yaitu Bank BRI Syariah
dengan lima periode saja. Maka dari itu, bagi penelitian selanjutnya
sebaiknya mampu meperluas jangkauan penelitian dengan menambahkan
sampel dan menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang, sehingga
mendapatkan hasil yang lebih fluktuatif.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Safri Harahap, Sofyan. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2016.
---------. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006.
Arifin, Zainul . Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet,
2005.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,
2012.
Fahmi, Irham. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2014.
---------. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2012.
Huda, Nurul dan Muhamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta: Prenada
Media Grup, 2010.
John W. Creswell. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih diantara Lima
Pendekatan, terj. Ahmad Lintang Lazuardi. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR, 2015.
Kasmir. Aanalisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.
---------. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013.
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/26/DPbS Tanggal 10 Juli 2013
Perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia.
Lemiyana. Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer. Palembang:
NoerFikri, 2015.
Malayu. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002.
Munawir. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty, 2007.
89
Sudana. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Airlangga,
2011.
Sugiono, Arief dan Edy Untung. Panduan Praktis Analisa Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Grasindo, 2016.
Suryabarata, Sumadi . Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011.
Syamsudin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE,
2009.
Umam, Khotibul . Perbankan Syariah “dasar-dasar dinamika perkembangannya
di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Jurnal dan Skripsi
Gian Darmawan, “Penerapan DuPont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Perbankan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode2012-2013”, e-Proceeding of Management Fakultas Komunikasi
dan Bisnis Universitas Telkom, No.3 Vol.2, Desember 2015.
Freddy, Daulat dan Hildawati. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan
menggunakan Metode Du Pont System (Studi pada Perusahaan Food and
Beverage yang Terdaftar di BEI Periode tahun 2008-2010)”, Universitas
Esa Unggul Jakarta. Fakultas Ekonomi, Jurnal Forum Ilmiah, Vol. 11 No.
2, 2014.
Lesmana, Theresia. “Penilaian Kinerja Keuangan 5 Perusahaan Perbankan
Terbesar Periode 2010- 2012 menunggunakan DuPont System”, BINUS
University, Fakultas Eonomi dan Komunikasi, Departemen Akuntansi dan
Keuangan, Jurnal BINUS Business Review Vol. 4 No. 2, 2013.
Pratio, Eko dan Dheasey Amboningtyas. ANALISIS DU PONT SYSTEM
UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi
Pada PT. Mayora Indah Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, dan PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk Periode Tahun 2010-2015), jurnal t.p.n, 2016.
Sagita, Dinda. ”Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Pada Vens Beauty Surabaya,” Universitas Narotama Surabaya, 2017: 5.
Saraswati, Ni Made Diah Putri. ”Analisis DuPontSystem Sebagai Salah Satu Alat
Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan(Studi pada Perusahaan Rokok
yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013),” Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB),Vol 23 No.1, Juni 2015.
Tarmizi, Rosmiati dan Marlinda. “Analisis DuPont System Dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2014),” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2,September 2016.
Vita Ditya Wardani. ” Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2011-
2015 Dengan Teknik Dupont System”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2016.
Yensi Purnama Sari. ” Aananalisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan
Metode DuPont System Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia,” Tugas
Akhir, UIN Raden Fatah Palembang, Palembang, 2017.
Ziadatul Nikmah, Evi dkk. ”Analisis DuPony System Sebagai Dasar Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan PT Nippon Indosari Corpinda tbk Yanga
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014,” Jurnal
Bussiness Accounting Review, Vol. 20, No. 2, 2014.
Internet http://file.upi.edu/Directori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032
_TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/Penelitian_PKKh/Keab
sahan_data.ppt_[Compatibility_Mode].pdf,
WWW.BRISyariah.Co.Id
WWW.Infoperbankan.com
91