ANALISIS KINERJA KEPALA DESA BEREMBANG …
Transcript of ANALISIS KINERJA KEPALA DESA BEREMBANG …
ANALISIS KINERJA KEPALA DESA BEREMBANG KECAMATAN
SEKERNAN DITINJAU DARI PASAL 26 UNDANG-UNDANG NOMOR 6
TAHUN 2014 TENTANG DESA
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah
Oleh :
Muhammad Rifqi Rasyidi
NIM. SIP 141761
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
MAHASISWA FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019M/1442H
MOTTO
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.,
dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya pula. (Q.S.AL- ZALZALAH : 7-8)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Dengan Menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. Kupersembahkan Skripsi ini kepada :
Ayahanda Ahyadi, S.pd dan Ibunda Zahara
Panutan hidup yang akan selalu kubanggakan dan kumuliakan.
Kasih dan sayang keduanya tak akan terungkapkan dengan lisan, dan tak akan
pernah sanggup kubalas dengan perbuatan.
Sebagai bakti dan sembah sujudku, kudo’akan semoga beliau selalu diberikan
kesehatan dan kekuatan, serta umur yang panjang, limpahkanlah rizki yang
baik dan halal menuju jalan yang diridhai Allah swt.
dan adikku tersayang M. Hannan Rasyidi dan Althafunnisa, yang selalu
menjadi motivasi, memberikanku semangat dan inspirasi. Serta keluarga
besarku yang telah memberikan cinta kasih yang begitu luar biasa.
Kepada teman-temanku IP ’14 yang berkenan meluangkan waktunya untuk
sekedar berbagi dan bertukar pikiran dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga pengorbanan dan motivasi yang kalian berikan membawa berkah dan
rahmat terhadap karya ini dikemudian hari.Dan semoga Allah swt.senantiasa
mencurahkan kasih dan sayangnya kepada kita semua.
Aamiin.
ABSTRAK
Adanya indikasi ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja kepala desa yang kurang
baik, disebabkan beberapa faktor yang menyebabkan kesan tersebut terkemukakan,
mulai dari keluhan masyarakat terhadap pelayanan, maupun hasil dari permintaan
masyarakat dalam pelayanan yang mereka ajukan, tidak sesuai dengan hasil yang
diberikan. Skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana kinerja Kepala Desa
Berembang dalam menjalankan pelayana masyarakat Desa Berembang Apa Kendala
dan upaya Kepala Desa Berembang dalam Kinerja terhadap pelayanan masyarakat
Desa Berembang. Skripsi ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan
metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: Pertama Mengenai Kinerja Kepala Desa Berembang tentang hak masyarakat,
belum terlaksana dengan baik, ini dilihat dari belum Profesionalnya Kepala Desa
yang dibantu aparatur desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan
publik, dan harus mementingkan kepentingan masyarakat dari pada urusan
pribadinnya. Kemudian dilihat dari responsivitas Kepala Desa yang dibantu aparat
desa terhadap pelayanan masyarakat Desa Berembang di ditanggapi, namun aspirasi
yang diajukan masyarakat tidak sesuai dengan hasil yang didapat. Berdasarkan alasan
tersebut disimpulkan bahwa Kepala Desa yang dibantu aparat Desa Berembang
memang belum profesional dan masih perlu untuk membenahi pelayanan kepada
masyarakat Kendala yang dihadapi kepala desa dan aparat Desa Berembang dalam
pelayanan adalah masih kurang teliti dan masih belum bijaknya kepala desa dan
aparatur desa tersebut dalam bekerja dan mengambil keputusan, dan juga
keterlambatan pembangunan sarana dan prasarana dalam memenuhi permintaan
masyarakat di Desa Berembang. namun dalam kendala tersebut, kepala desa dan
aparat desa Desa Berembang sudah melakukan Upaya dalam memperbaiki kendala-
kendala tersebut. seperti memperluas wawasan, maupun perbaikan pembangunan di
Desa Berembang oleh Kepala Desa beserta aparat desa, semua itu tidak lain
dilakukan demi tercapainya Kepala Desa beserta aparat desa yang profesional dalam
menjalankan tugas dan fungsinya melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat Desa
Berembang yang sesuai aspirasi masyarakat dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Kata Kunci: Analisis Kinerja Kepala Desa
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna melengkapi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi. Skripsi ini penulis beri judul “Analisis
Kinerja Kepala Desa Berembang Kecamatan Sekernan ditinjau dari Pasal 26
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.”.
Penulis sepenuhnya menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan di dalamnya masih banyak kelemahan dan kekurangan, namun
penulis telah berupaya semaksimalmungkin untuk memberikan yang terbaik.dalam
penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta petunjuk
dari berbagai pihak. Atas bantuan serta bimbingan tersebut penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin jambi.
3. Bapak Dr. H. Hermanto Harun, Lc., M.HI, Wakil Dekan I Ibu Dr. Rahmi
Hidayati, S, Ag., M. HI, Wakil Dekan II, danDr. Yuliatin, S. Ag., M.HI, Wakil
Dekan III Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
jambi.
4. Ibu Mustiah, S.Ag. M.HI, Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Lembar Pernyataan......................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing ................................................................................ iii
Pengesahan ..................................................................................................... iv
Motto .............................................................................................................. v
Persembahan .................................................................................................. vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................... viii
Daftar Isi......................................................................................................... xi
Dartar Singkatan............................................................................................. xiv
Daftar Tabel ................................................................................................... xv
Daftar Gambar ................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Batasan Penelitian ........................................................................ 7
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian................................................. 7
1. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
2. Kegunaan Penelitian............................................................... 8
E. Kerangka teori .............................................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 18
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 23
B. Pendekatan Penelitian .................................................................. 23
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 24
D. Metode pengumpulan Data .......................................................... 25
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 27
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 29
G. Jadwal Penelitian .......................................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................ 32
A. Sejarah Desa Berembang ............................................................ 32
B. VISI dan MISI ........................................................................... 33
C. Letak Geografis .......................................................................... 35
D. Demografi ................................................................................... 38
E. Keadaan Sosial dan Ekonomi ..................................................... 42
F. Struktur Desa Berembang ........................................................... 49
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................... 50
A. Kinerja Kepala Desa Berembang dalam menjalankan
pelayana masyarakat Desa Berembang ..................................... 50
B. Kendala dan upaya kepala desa berembang dalam Kinerja
terhadap pelayanan masyarakat Desa Berembang ..................... 57
BAB VPENUTUP ......................................................................................... 61
A. Kesimpulan .................................................................................. 61
B. Saran-saran ................................................................................... 62
C. Kata Penutup ................................................................................ 63
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Curiculum Vite
DAFTAR SINGKATAN
KIP : Kartu Indonesia Pintar
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
D1 : Diploma 1
D2 : Diploma 2
D3 : Diploma 3
Ha : Hektar
KK : Kepala Keluarga
KM : Kilometer
LK : Laki-Laki
LAD : Lembaga Adat Desa
M : Meter
MTQ : Musabaqoh Tilawatil Qur‟an
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
PPL : Perempuan Peduli Lingkungan
PHBI : Peringatan Hari Besar Islam
PR : Perempuan
PNS : Pegawai Negri Sipil
PEMILU : Pemilihan Umum
BUMDes : Badan Usaha Milik Desa
RT : Rukun Tetangga
SD : Sekolah Dasar
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SWT : Subhanahu Wata`alah
SDM : Sumber Daya Manusia
S1 : Strata 1
S2 : Strata 2
TPU : Tempat Pemakaman Umum
TKD : Tanah Kekayaan Desa
DAFTAR TABEL
Tabel 01 Jadwal Penelitian............................................................................. 31
Tabel 02 orbitas/ jarak antar ibu kota ............................................................. 36
Tabel 03 prasarana umum yang ada ............................................................... 37
Tabel 04 aset kekayaan desa .......................................................................... 38
Tabel 05 jumlah penduduk desa berembang .................................................. 39
Tabel 06Jumlah dan laju penduduk desa berembang tahun 2016 .................. 39
Tabel 07 jumlah kepadatan penduduk desa berembang tahun 2016 .............. 41
Tabel 08 struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
pada setiap RT yang ada di desa berembang tahun 2016............... 42
Tabel 09 jumlah penduduk berdasarkan pendidikan desa berembang
tahun 2016 ...................................................................................................... 44
Tabel 10 tabel mata pencarian penduduk desa berembang tahun 2016 ......... 48
Daftar Gambar
Gambar 01 Struktur Organisasi Desa Berembang ......................................... 49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 2
dijelaskan bahwa Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.1
Pemerintah desa tersebut dijalankan oleh aparat desa yang didalamnya terdiri
dari kepala desa dan dibantu oleh perangkatnya dalam menjalankan pemerintah desa
seperti yang di katakana dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 2 yang
mengatakan:
1. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa
berwenang:
a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;
c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;
d. menetapkan Peraturan Desa;
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 2.
1
e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
f. membina kehidupan masyarakat Desa;
g. membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
h. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya
agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat Desa;
i. mengembangkan sumber pendapatan Desa;
j. mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
l. memanfaatkan teknologi tepat guna;
m. mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;
n. mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa
berhak:
a. mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa;
b. mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa;
c. menerima penghasilan tetap setiap bulan,tunjangan, dan penerimaan
lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan;
d. mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan; dan
e. memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada
perangkat Desa.
4. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa
berkewajiban:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
d. menaati dan menegakkan peraturan perundangundangan;
e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender;
f. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan,
profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi,
dan nepotisme;
g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan
di Desa;
h. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;
i. mengelola Keuangan dan Aset Desa;
j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa;
k. menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
l. mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;
m. membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat Desa;
n. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa;
o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan
hidup; dan
p. memberikan informasi kepada masyarakat Desa.”2
Namun dalam penyelenggaraan pemerintahan desa aparat desa tersebut
dituntut untuk menjalankannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
disebutkan bahwa “penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan asas
profesionalitas”3. Diharapkan dengan penyelenggaraan pemerintah desa secara
profesionalitas tersebut dapat memenuhi hak masyarakat, seperti dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang mengatakan bahwa masyarakat desa berhak.
a. Meminta dan mendapatkan informasi dari pemerintah desa serta mengawasi
kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan desa, pembinaan
desa, plaksanaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa;
b. Memperoleh pelayanan yang sama dan adil;4
2 Pasal 26
3 Pasal 24 butir f
4 Pasal 68
Tantangan tersebut merupakan suatu hal yang beralasan, mengingat secara
empirik masyarakat mengingatkan peranan aparatur pemerintahan dapat menjalankan
tugas-tugas pelayanan secara optimal. Tumpuan dari harapan-harapan itu sendiri kini
lebih tertuju pada institusi pemerintahan daerah agar dapat mewujutkan
kepemerintahan yang baik (good governance).
Kepemerintahan yang baik (good governance) dapat menjadi suatu kenyataan
dan sukses apabila didukung oleh aparatur yang memiliki profesionalisme tinggi
dengan mengedepankan terpenuhinya akuntabilitas dan responsibilitas publik, yakni
dengan menekankan sekecil mungkin pemborosan penggunaan sumber-sumber
keuangan pemerintah (negara) dan juga sekaligus memperkuat peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai pondasi untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Akuntabilitas dan respontabilitas publik pada hakikatnya merupakan standar
profesional yang harus dicapai/dilaksanakan aparat pemerintah dalam memberikan
pelayanan dengan daya tanggap yang tinggi sesuai aspirasi masyarakat secara
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugasnya.5
Persoalan profesionalisme pada dasarnya menjadi persoalan di Indonesia
seperti masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan.
Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai
pihak yang melayani bukan yang dilayani. Banyaknya pengaduan dan keluhan
dari masyarakat kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara seperti
5http//profesionalisme-aparatur-pemerintah-studi-kasus-responsifitas-dan-inovasi-di-
kecamatan, akses 19 desember 2016.
menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit,
lambat, tidak adil dalam memberikan pelayanan, kurang informatif, kurang
akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana
pelayanan, tidak menjamin kepastian (hukum, waktu, dan biaya) serta masih
banyak dijumpai praktek pungutan liar serta tindakan-tindakan yang berindikasi
penyimpangan dan KKN.6
Dari landasan diatas tersebut penulis ingin melakukan penelitian tentang
profesionalitas kepala desa yang dilakukan di Desa Berembang. karena berdasarkan
wawancara sementara penulis dengan salah satu masyarakat Desa Berembang ada
indikasi ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja kepala desa yang kurang baik,
disebabkan beberapa faktor yang menyebabkan kesan tersebut terkemukakan, mulai
dari keluhan masyarakat terhadap pelayanan, maupun hasil dari permintaan
masyarakat dalam pelayanan yang mereka ajukan, tidak sesuai dengan hasil yang
diberikan.7
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik ingin melakukan penelitian
mengenai kepala desa, dengan judul penelitian:
“Analisis Kinerja Kepala Desa Berembang Kecamatan Sekernan ditinjau
dari Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa”
6 Margono, dkk, <<e journal administrative reporm,>> http://ISSN 2338-7673/ar. mian. fisip-
unmul. ac. id, akses 3 februari 2014. 7 Wawancara Dengan Bapak Suherman S.Pdi Ketua Organisasi Karang Taruna Rt 09 Desa
Berembang. Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, 25 April 2016
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah tuliskan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Kinerja kepala Desa Berembang dalam menjalankan pelayana
masyarakat desa Berembang.?
2. Apa Kendala kepala Desa Berembang dalam Kinerja terhadap pelayanan
masyarakat Desa Berembang.?
3. Apa upaya kepala Desa Berembang dalam Kinerja terhadap pelayanan
masyarakat Desa Berembang.?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan memperoleh hasil yang lebih mendalam
peneliti memberikan batasan-batasan. Adapun fokus penelitian ini adalah
sebatasmana Kinerja kepala desa terhadap hak masyarakat seperti, Meminta dan
mendapatkan informasi dari pemerintah desa serta mengawasi kegiatan
penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan desa, pembinaan desa, plaksanaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa, dan Memperoleh
pelayanan yang sama dan adil, di Desa Berembang tahun 2018.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui Kinerja kepala Desa Berembang dalam menjalankan
pelayana masyarakat di desa Berembang.
b. Ingin mengetahui Kendala kepala Desa Berembang dalam Kinerja terhadap
pelayanan masyarakat Desa Berembang.
c. Ingin mengetahui upaya kepala Desa Berembang dalam Kinerja terhadap
pelayanan masyarakat Desa Berembang.
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan kepada
kepala desa untuk menjalankan pemerintahan desa secara profesional. Hasil
penelitian ini diharapkan berguna bagi pemerintahan desa untuk berperan aktif dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya di desa. Dengan adanya penelitihan ini
diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi khasanah ilmu pengetahuan bagi
pembaca dan peminat dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sama
di masa yang akan datang. Untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana strata satu (S1) pada Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah IAIN STS
Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Profesionalisme.
Profesionalisme terbagi beberapa bagian adalah:
a. Seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam bekerja
b. Seseorang yang dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang
menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan nasional, dan memiliki sikap yang
positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya.
c. Mempunyai ciri:
1) Memerlukan persiapan atau pendidikan khusus.
2) Memenuhi persyaratan yang telah dibebankan oleh pihak yang berwenang.
3) Mendapat pengakuan masyarakat atau negara.
4) Berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai dengan tugas khusus serta tuntutan
dari jenis jabatannya.
5) Menurut pendidikan yang terprogram secara relevan, sehingga terselenggara
secara efektif dan efisien dan tolak ukur yang berstandar.
6) Berwawasan sosial, bersikap positif terhadap jabatannya dan perannya serta
bermotivasi untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
7) Memiliki kode etik yang harus dipenuhi.
8) Mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang tinggi serta selalu
meningkatkan diri serta karyawannya.8
2. Pelayanan pemerintahan
Dalam pelayanan pemerintah, rasa puas masyarakat terpenuhi bila apa yang
diberikan oleh pemerintah kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Ketika masyarakat menghendaki pembuatan kartu tanda penduduk, izin mengemudi,
izin mendirikan bangunan, dan lain-lain dikerjakan dalam waktu yang singkat, sedang
biaya relatif murah serta mutu yang baik. Jadi, bila yang mereka terima adalah
pembuatannya dikerjakan berlarut-larut, biaya yang dikeluarkan cukup tinggi dan
8 Sedarmayanti, Good Governance ( Kepemimpinan Yang Baik ), ( Bandung: Mandar Maju,
2004). Hlm. 77.
tidak transparan, serta mutu surat izin tersebut buruk, tidak bisa dibaca, salah tanggal
dan nama, atau keliru lokasi maka masyarakat tidak puas.
Jadi, yang namanya pelayanan terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu sebagai
berikutt:
a. Biayanya relatif harus lebih rendah,
b. Waktu untuk mengerjakan relatif cepat, dan
c. Mutu yang diberikan relatif lebih bagus9
2. Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat
digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misalnya.?
Untuk organisasi pelayanan publik, informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna
untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi
harapan dan memuaskan penggunakan jasa. Dengan melakukan penilaian terhadap
kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara lebih terarah
dan sistematis. Informasi mengenai kinerja juga penting untuk menciptakan tekanan
bagi para pejabat penyelenggaraan pelayanan untuk melakukan perubahan-perubahan
dalam organisasi dengan adanya informasi mengenai kinerja, maka benchmarking
dengan mudah bisa dilakukan dan dorongan untuk memperbaiki kinerja bisa
diciptakan.10
9 Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), hlm.115. 10
Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada
Universi ty Press, 2006), hal. 47.
Namun, sayangnya penilaian kinerja birokrasi publik masih amat jarang
dilakukan. Berbeda dengan organisasi bisnis yang kinerjanya dengan mudah bisa
dilihat dari profitabilitas, yang di antaranya tercermin dari indeks harga saham di
bursa, birokrasi publik tidak memiliki tolak ukur yang jelas dan tidak mudah
diperoleh informasinya oleh publik. Memang beberapa informasi seperti
ketidakpuasan masyarakat mengenai pelayanan birokrasi seperti yang dimuat di
berbagai media massa bisa menjadi indikator dari rendahnya kinerja birokrasi publik.
Namun, sejauh ini informasi yang akurat dan bisa dengan mudah diperoleh oleh
publik mengenai kinerja birokrasi publik belum tersedia di dalam masyarakat.11
Kesulitan lain dalam menilai kinerja birokrasi publik muncul karena tujuan
dan misi birokrasi publik sering kali bukan hanya sangat kabur, tetapi juga bersifat
multidimensional. Kenyataan bahwa birokrasi publik memiliki stakeholders yang
banyak dan memiliki kepentingan yang sering berbenturan satu dengan lainnya
membuat birokrasi publik mengalami kesulitan untuk merumuskan misi yang jelas.
Akibatnya, ukuran kinerja organisasi publik di mata para stakeholders juga berbeda-
beda. Namun, ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur
kinerja birokrasi publik (Dwiyanto, 1995), yaitu sebagai berikut.12
a. Produktivitas.
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sabagai rasio
11
Ibid., hlm. 48. 12
Ibid., hlm. 50.
antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan
kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan suatu
ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar
pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu
indikator kinerja yang penting.13
b. Kualitas layanan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam
menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif
yang berbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik.
Dengan demikian, kepuasan masyarakat terdapat layanan dapat dijadikan
indikator kinerja organisasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan
masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan
terhadap kualitas pelayanan sering kali dapat diperoleh dari media massa atau
diskusi publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan masyarakat
terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran
kinerja organisasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Kepuasan
masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.14
c. Responsivitas
13
Ibid., 14
Ibid., hlm. 50.
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan
antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja
karena resposivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi
publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan kegagalan
organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi
yang memiliki responsivitas dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek
pula.
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai
dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit (Lenvine,
1990). Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan
dengan responsivitas.15
e. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan
organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
15
Ibid., hlm. 51.
Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh
rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.
Dalam kontek ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat
seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan
kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat
dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah,
seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal,
seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan
organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap
benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.16
Salim & Woodward (1992) melihat kinerja berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan ekonomi, efisiensi, efektivitass, dan persamaan pelayanan. Aspek
ekonomi dalam kinerja diartikan sebagai strategi untuk menggunakan sumber daya
yang seminimal mungkin dalam proses penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik.
Efisiensi kenerja pelayanan publik juga dilihat untuk menunjuk suatu kondisi
tercapainya perbandingan terbaik/ proporsional antara input pelayanan dengan output
pelayanan. Demikian pula, aspek efektivitas kinerja pelayanan ialah untuk melihat
tercapainya pemenuhan tujuan atau target pelayanan yang telah ditentukan. Prinsip
keadilan dalam pemberian pelayanan publik juga dilihat sebagai ukuran untuk
menilai seberapa jauh suatu bentuk pelayanan telah memperhatikan aspek-aspek
16
Ibid., hlm 51.
keadilan dan membuat publik memiliki akses yang sama terdapat sistem pelayanan
yang ditawarkan.17
Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1990) mengemukakan bahwa kinerja
pelayanan publik yang baik dapat dilihat melalui berbagai indikator yang sifatnya
fisik. Penyelenggaraan pelayanan publik yang baik dapat dilihat melalui aspek fisik
pelayanan yang diberikan, seperti tersedianya gedung pelayanan yang repsentatif,
fasilitas pelayanan berupa televisi, ruang tunggu yang nyaman, peralatan pendukung
yang memiliki teknologi canggih, misalnya komputer, penampilan aparat yang
menarik di mata pengguna jasa, seperti seragam dan aksesoris, serta berbagai fasilitas
kantor pelayanan yang memudahkan akses pelayanan bagi masyarakat.18
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah suatu ukuran
yang menunjukan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan
dengan ukuran nilai-nilai atau norma ekternal yang ada di masyarakat atau yang
dimiliki oleh para stakeholders. Nilai dan norma pelayanan yang berkembang dalam
masyarakat tersebut, di antaranya, meliputi trasparansi pelayanan, prinsip keadilan,
jaminan penegakan hukum, hak asasi manusia, dan orientasi pelayanan yang
dikembalikan terhadap masyarakat pengguna jasa.19
Akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan publik dalam penelitian ini dilihat
melalui indikator-indikator kinerja yang meliputi: (1) acuan penyelenggaraan
17
Ibid., hlm. 53. 18
Ibid.,hlm. 53 19
Ibid., hlm. 57.
pelayanan publik. Indikator tersebut mencerminkan prinsip orientasi pelayanan yang
dikembalikan oleh birokrasi terhadap masyarakat pengguna jasa; (2) tindakan yang
dilakukan oleh aparatur birokrasi apabila terdapat masyarakat pengguna jassa yang
tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan; dan (3) dalam menjalankan tugas
pelayanan, seberapa jauh kepentingan pengguna jasa memperoleh prioritas dari aparat
birokrasi.20
4. Etika Pelayanan
Dalam konteks birokrasi, etika birokrasi digambarkan sebagai suatu panduan
norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat.
Etika birokrasi harus menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan organisasinya. Etika birokrasi harus diarahkan pada pilihan-pilihan
kebijakan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas21
Etika dalam penyelenggaraan pelayanan publik dapat dilihat dari sudut apakah
seorang aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat merasa
mempunyai komitmen untuk menghargai hak-hak dari konsumen untuk mendapatkan
pelayanan secara transparan, efisien, dan adanya jaminan kepastian pelayanan.
Perilaku aparat birokrasi yang memiliki etika dapat tercermin pada sikap sopan dan
keramahan dalam menghadapi masyarakat pengguna jasa. Etika juga mengandung
unsure moral, sedangkan moral tersebut memiliki ciri rasional, objektif, tanpa pamrih,
dan netral. Aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada public sudah
20
Ibid., 21
Ibid., hlm. 192.
sepantasnya untuk tidak melakukan berbagai bentuk tindakan diskriminatif yang
merugikan pengguna jasa yang lain.22
Di dalam penyelenggarakan pelayanan publik, terhadap dua pihak yang
berhadapan dan saling berbeda kepentingan. Pihak aparat birokrasi sebagai
pemberian layanan yang berhadapan dengan masyarakat sebagai pengguna jasa
layanan, antara keduanya, sering kali terdapat perbedaan kepentingan yang mencolok.
Aparat birokrasi pada dasarnya adalah seorang abdi, bukannya seorang tuan. Persepsi
tersebut selama ini tidak pernah ditanamkan secara sistematis kepada aparat birokrasi.
Hal tersebut membawa konsekuensi pada masih munculnya sikap arogansi birokrasi,
seperti merasa sebagai pihak yang paling dibutuhkan oleh orang banyak, atau
bersikap seenaknya kepada masyarakat. Sikap yang di tunjukan oleh sebagian besar
aparat birokrasi tersebut membuat masyarakat merasa tidak memperoleh pelayanan
seperti yang diharapkan, bahkan masyarakat sering kali merasa disepelehkan dan
tidak diorangkan oleh birokrasi. Kecendrungan yang justru terjadi adalah abdi
masyarakat dibalikkan artinya menjadi masyarakat sebagai abdi birokrat.23
Adanya perbedaan sikap pelayanan secara normatif dengan sikap pelayanan
secara faktual yang dilakukan oleh aparat birokrasi terungkap dari banyaknya keluhan
yang dirasakan oleh masyarakat pengguna jasa pada saat menerima pelayanan.
Pengamatan yang dilakukan di lapangan menunjukan adanya kecendrungan
diskriminasi yang sangat mencolok dalam memberikan pelayanan. Realitas pelayanan
22
Ibid., 23
Ibid., hlm. 193.
menunjukan bahwa aparat birokrasi dalam kenyataan melakukan pembedaan
pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasa. Pembedaan pelayanan tersebut
didasarkan atas beberapa hal, antara lain, karena faktor tinggi rendahnya status sosial
ekonomi, kedekatan hubungan sosial dengan aparat, penampilan fisik pengguna jasa,
etnik, afiliasi politik, afiliasi sosial kemasyarakatan, dan tingkat intelektualitas
masyarakat.24
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau penelusuran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diteliti. Merupakan suatu hal yang terpenting dalam sebuah
penelitian.25
Tujuannya adalah untuk menambah wawasan peneliti sebelum
melangkah lebih jauh dalam permasalahan yang telah ditemukan. Ada beberapa
penelitian yang ditinjau dalam penelitian ini di antaranya Khoerul Lukman (2014)
dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Pemerintah Desa dalam meningkatkan
Desa Mandiri di Desa Bulian Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari,
Kendala Dan Upaya apa saja yang dijumpai dalam mewujudkan Desa Mandiri di
Desa Bulian Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari. Peranan
Pemerintah Desa dalam terwujudkan partisipasi masyarakat telah dilakukan dengan
baik, sebagai pemegang utama dalam mewujudkan Desa Mandiri, hal ini dibuktikan
dengan beberapa hasil program Desa Mandiri.
24
Ibid., 25
Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press, 2014),
hlm. 26.
Kendala dalam mewujudkan Desa Mandiri di Desa Bulian Baru meliputi,
pertama kurangnya partisipasi masyarakat, kedua sarana dan prasarana yang kurang
memadai yang mengakibatkan terhambatnya Desa Mandiri. Kemudian upaya
Pemerintah Desa Bulian Baru dalam mengatasi kendala-kendala tersebut dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat, mengembangkan kesadaran partisipasi
masyarakat, meningkatkan kerja sama dan gotong royong26
Studi lainnya dilakukan oleh Asri (2014) dengan judul Upaya Pemerintahan
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dalam
Mengembangkan Sumber Daya Manusia melalui Sektor Ekonomi. Penelitian tersebut
membahas tentang upaya dan kendala dalam pelaksanaan tersebut, dan bagaimana
Pemerintah Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
menghadapi kendala dalam pengembangan Sumber Daya Manusia ( SDM ) melalui
Sektor Ekonomi. Dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia melalui sektor
ekonomi dengan melakukan pemetaan kondisi riil masyarakat, mencari investor,
mengadakan kerjasama dengan Dapnaker dan Depsos untuk memberikan pendidikan
dan pelatihan tenaga kerja bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
dan membentuk Badan Koperasi.
Kendala yang dihadapi sulitnya investor dan iklim yang tidak menentu untuk
mengembangkan sektor pertanian, yang merupakan Ladang Praktek Pertanian
Masyarakat Desa, dan upaya yang dilakukan melakukan sektor ekonomi dengan
26
Khoirul Umamah “Peranan Aparatur Desa Untuk Terwujudnya Desa Mandiri ( Study Di
Desa Bulian Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari)”
memperluas kegiatan pendidikan dan penelitian dibidang perbengkelan dan jahit
menjahit dan bekerja sama dengan pihak swasta untuk menanamkan investasi.27
Di studi lainnya dengan judul Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Nomor 19 Tahun 2006 tentang Perangkat Desa yang
dilakukan oleh Sultan Tahrudin (2014) menunjukkan bahwa perda nomor 19 tahun
2016 terdapat ketentuan mengenai tata cara pencalonan, pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian perangkat desa. Adapun yang akan dijawab dalam penelitian ini
adalah bagai mana implementasi peraturan daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
tentang perangkat desa di desa Simbur Naik dan upaya serta kendala dalam
penerapan peraturan daerah tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapan atau implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Timur Nomor 19
Tahun 2006 Tentang Perangkat Desa khususnya di desa Simbur Naik secara teknis
belum sepenuhya berjalan sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku sehingga
pelaksanaan pemilihan perangkat desa di desa Simbur Naik sering mengalami
perselisihan yang tidak dapat dipandang sebelah mata hal ini dikarenakan pemilihan
perangkat desa di setiap dusun itu berbeda-beda hal ini disebabkan karna adanya
perbedaan pendapat antara masyarakat desa dengan pemilihan perangkat desa. 28
Studi lainnya dilakukan oleh Ishaq pada tahun (2009-2013) dengan judul
Peran Pemerintah Desa dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ( Studi Kasus Desa
27
ASRI“ Upaya Pemerintah Desa Sengai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi Dalam Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui Sektor Ekonomi” 28
Sultan Tahrudin “ Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Nomor 19 Tahun 2006 Tentan Perangkat Desa ( Studi Desa Simbur Naik Kecamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Timur )”
Pasar Kambang Kecamatan Keritang Provinsi Riau), skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui peran pemerintah desa dalam mewujudkan masyarakat madani di Desa
Pasar Kembang Kecamatan Keritang Kabupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau
sebagai tujuan untuk mengetahui strategi peran pemerintah desa dalam mewujudkan
masyarakat madani dan faktor yang menjadi penghambat pemerintah desa dalam
mewujudkan masyarakat madani. Skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama strategi peran
pemerintah desa dalam mewujudkan masyarakat madani, starateginya adalah
memperbaiki sektor perekonomian, meningkatkan sumberdaya manusia (SDM)
dibidang pendidikan, menjalankan roda pemerintahan sebagaimana mestinya dan
meningkatkan pemahaman tentang politik dikalangan masyarakat. Kedua adapun
yang menjadi faktor penghambat peran pemerintahan desa dalam mewujudkan
masyarakat madani dari segi perekonomian, sumber daya masyarakat, roda
pemerintahannya dan minimalnya pemahaman politik dikalangan masyarakat. Untuk
mewujudkan masyarakat madani perlu adanya kerja keras sama antara pemerintah
desa dengan masyarakat serta didukung dengan sumber daya manusia yang memadai.
Semua umat manusia sangat mendambakan kehidupan yang demokrasi, adil, makmur
dan sejahtera, untuk mewujudkan keinginan ini perlu adanya penerapan prinsip
masyarakat madani khusunya di desa Pasar Kembang Kecamatan Kerintang
Kebupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau.29
29
ISHAQ “Peran Pemerintah Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (Studi Kasus
Dari beberapa penelitian dengan tema kinerja kepala desa, penulis
mengangkat tema dengan judul analisis Kinerja Kepala desa berembang kecamatan
sekernan ditinjau dari pasal 26 undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa pada
tahun (2018), di suatu sisi penelitian-penelitian terdahulu, terutama dari tema yang
sama, yaitu menyoroti kinerja aparat desa namun disisi lain, dari sisi fokus dan
pendekatan yang dilakukan, cukup berbeda. Bila fokus penelitian yang pertama lebih
pada Peranan aparat desa untuk terwujudnya Desa Mandiri, penelitian pertama ini
membahas bagaimana peran aparat desanya dalam menjadikan desanya sebagai desa
yang mandiri, kemudian penelitian kedua Upaya Pemerintahan Desa Sengai Terap
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dalam Mengembangkan Sumber
Daya Manusia melalui sektor ekonomi, penelitian yang ketiga Implementasi
Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Nomor 19 Tahun 2006 tentang
Perangkat Desa dan yang ke empat peran pemerintah desa dalam mewujudkan
masyarakat madani, maka fokus penelitian ini adalah Bagaimana Kinerja kepala desa
Berembang dalam menjalankan pelayana masyarakat desa Berembang, dan Apa
Sajakah Kendala dan upaya kepala desa berembang dalam Kinerja terhadap
pelayanan masyarakat Desa Berembang.
Desa Pasar Kembang Kecamatan Kerintang Provinsi Riau)
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Berembang Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi, karena sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam
latar belakang masalah dengan keadaan di lapangan. Alasannya karena di Desa
Berembang ini menjadi tempat timbulnya permasalahan tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tentang analisis Kinerja Kepala Desa Berembang Kecamatan
Sekernan ditinjau dari Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
yang dimulai dari 10 September s/d 10 Desember 2019.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan tehnik analisis
deskriptif. analisis deskriptif. Penelitian deskriftip merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.30
Dalam hal ini peneliti bermaksud memahami situasi sosial masyarakat Desa
Berembang secara mendalam, guna mendapatkan data yang sesuai yang diharapkan
dalam penelitian ini.
30
Sukardi, metodologi penelitian pendidikan, (Yogyakarta : bumi aksara, 2003), hal.163.
23
Sumber untuk memperoleh data melalui observasi wawancara dan
dokumentasi, penelitian berpusat pada Kinerja kepala Desa Berembang terhadap
pelayanan kepada masyarakat desa berembang, dengan tujuan untuk mengetahui
Analisis Kinerja Kepala Desa Berembang Kecamatan Sekernan ditinjau dari Pasal 26
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kualitatif, ada 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian, atau
keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh melalui sumber perantara atau pihak
kedua dan seterusnya.31
Dalam hal ini yang dimaksud dengan data primer adalah data
yang diperoleh secara langsung melalui hasil observasi lapangan dan melalui hasil
wawancara terhadap Kepala Desa, Aparat Desa, dan Masyarakat Desa Berembang
yang menjadi subyek penelitian, karena informan tersebut yang merasakan
bagaimana peristiwa pemerintahan yang terjadi di Desa Berembang.
31
Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 34
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara
tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh dengan cara
mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat authentik, karena sudah diperoleh
dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya.32
Data sekunder data yang dimaksud
adalah dokumen kantor desa, peraturan dan sebagainya serta buku, jurnal, ataupun
tulisan lain yang dikeluarkan oleh industri lain yang berhubungan dengan penelitian
ini.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana data itu dapat diperoleh. Sumber
data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian.33
Sesuai
dengan fokus penelitian, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
jawaban dari wawancara penulis dengan informan di lapangan, isi dari dokumen-
dokumen desa dan buku-buku yang menurut penulis berhubungan dengan penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data secara
kualitatif, dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan untuk penelitian ini
menggunakan metode-metode sebagai berikut :
32
Ibid. 33
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.
181.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan
dalam penelitian.34
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi non partisipan, dimana penulis hanya sebagai pengamat dan selama proses
observasi akan dibuat Catatan-Catatan untuk keperluan analisis dan pengecekan data
kembali, dengan demikian diharapkan bahwa data yang diperoleh oleh penulis dari
responden maupun informan yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.
Penulis menggunakan metode observasi untuk melihat secara langsung dan
mengungkap fakta mengenai Analisis Kinerja Kepala desa Berembang Kecamatan
Sekernan ditinjau dari Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.35
Penulis menggunakan wawancara tidak terstruktur sebagai instrument
pelengkap observasi dalam mengumpulkan data mengenai Analisis Kinerja Kepala
desa Berembang Kecamatan Sekernan ditinjau dari Pasal 26 Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa.
34
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-5, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 105. 35
Dikutip oleh Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm. 72
Setelah penulis mengadakan pengamatan, penulis mendatangi sumber
informasi yang ada kaitannya dengan objek penelitian serta mengajukan sejumlah
pertanyaan secara langsung sehingga apa yang belum terungkap atau belum lengkap
pada saat pengamatan dapat terungkap.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa penting yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.36
Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh informasi
bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi informasi diperoleh dari macam-macam
sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan
budaya, karya seni, karya pikir.37
Dokumentasi ini diperlukan untuk melengkapi data dari penggunaan metode
observasi dan wawancara. Dokumentasi penulis gunakan sebagai instrument untuk
memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan Desa Berembang Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
E. Teknik Analisis Data
Berdasarkan kenyataan tersebut maka data-data yang diperoleh dalam
penelitian ini nantinya akan dianalisis melalui beberapa teknik analisis sebagai
berikut :
36
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 148 37
Ibid.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempemudah penulis
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.38
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Dalam mereduksi data, setiap peneliti
akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dalam penelitian kualitatif
adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau penulis dalam melakukan penelitian
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki
pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi
data.39
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data,
dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
seperti table, grafik dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Adapun fungsi penyajian data
38
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 92. 39
Ibid.,hlm. 93.
disamping untuk memudahkan dan memahami apa yang terjadi, juga untuk
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.40
3. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya setelah penyajian data adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi juga mungkin tidak,
karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatifmasih bersifat
semetara dan akan berkembang setelah penulis berada dilapangan.41
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mengenai garis besar proposal skripsi ini dimaksudkan
untuk mempermudah memahami garis besar skripsi secara keseluruhan. Adapun
skripsi ini terbagi dalam beberapa bagian, yaitu :
1. Bagian awal skripsi berisi halaman judul, persetujuan, lembar
pernyataan,persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, abstrak,
kata pengantar, daftar isi, daftar singkatan, dan daftar table.
40
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-5, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 219. 41
Ibid.,hlm. 220.
2. Bagian isi skripsi berisi :
BAB I : Bab ini mengurai mengenai pendahuluan yang mencakup latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.
BAB II : Bab ini mengurai mengenai metode penelitian yang mencakup
tempat dan subyek penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, unit
analisis data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika
penulisan.
BAB III : Bab ini mengurai mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang
mencakup aspek historis dan geografis, demografi , struktur organisasi, visi dan misi
dan keadaan sarana dan prasarana.
BAB IV : Bab ini membahas mengenai pembahasan dan hasil penelitian
mencakup Bagaimana Kinerja kepala desa Berembang dalam menjalankan pelayana
masyarakat desa Berembang, dan Apa Sajakah Kendala dan upaya kepala desa
berembang dalam profesionalisme terhadap pelayanan masyarakat Desa Berembang.
BAB V : Bab ini membahas mengenai bab penutup yang di dalamnya
mencakup kesimpulan dari hasil penelitian, saran, dan ucapan terima kasih kepada
pihak yang turut andil dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bagian akhir skripsi berisi: daftar pustaka, dan lampiran. Pada bagian ini
menguraikan tentang daftar buku yang dibaca, dan hal yang perlu dilampirkan
dalam penulisan skripsi ini.
G. Jadwal Penelitian sementara
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini, maka penulis
menyusun jadwal penelitian sebagai berikut :
Tabel 01
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun 2018 Tahun 2019
Agustus Septem
ber Oktober
Novemb
er januari februari april
Mei
1 2 3 4 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
x
2 Pembuatan
proposal
x x
3
Perbaikan
proposal
dan seminar
4 Suratizinris
et
5 Pengumpula
n data
6
Pengolahan
dananalisis
data
7 Bimbingand
anPerbaikan
8 Agenda
danUjian
9 Perbaikanda
npenjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Desa Berembang
Sebelum menjadi desa defenitif, Desa Berembang berdiri sebelum Indonesia
merdeka, ditunjukkan adanya piagam Desa Berembang dari Residen Jambi tanggal 14
Maret 1937, ditanda tangani oleh Sultan Parendangan, isi dari piagam Desa
Berembang dari Residen Jambi tanggal,14 Maret 1937, Sanat 1289 dan bertepatan
pada bulan jumadil Akhir, bahwa masa itulah pangeran Ratoe Marto Ningrat
diatasnya Sri Padoeka soeltan Ahmad Nasaroedin, mendapat surat beserta cap
menerangkan perbatasan tanah Berembang yang sebelah Hulu dengan tanah pengaren
Poerbo ditepi aek, lalu menuju buluran sakehan blut, lalu menuju muaro sakehan kli,
dari situ menuju batang tangris alamatnyo yang ado lagi ado tanah tumbuh berjejer
tigo, dari situ menujuh duren reban kambing menuju batang petai gandeng (Kembar)
dari situ menuju puting sunge manggis, dari situ menuju muaro kersikan lepas
kedaratnyo selsek selengkok sungai karsikan, lalu menuju batas tanah merlung,
demikan yang membetuli bagaimana aturan kata-kata piagam yang lamo itu didalam
tanah yang ditetapkan, itu tidak boleh orang lain mengambil barang sesuatunyo
melainkan dengan izin yang memegang piagam ini, jika ada yang mengambil seperti
tersebut niscaya dihukum secara adat istiadat.42
42
Dokumentasi Sejarah Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
32
Pada tahun 1289 tanggal 26 bulan Robiul awal malam kamis, jam 8 ketika
itulah Sri Padoeko Moelana Soeltan Kesoemodilogo, mengkaruniai surat piagam
hutan tanah orang Berembang, kepada Entjik Marto Ningrat serta dengan sisi
batasnya, adapun perbatasannya :
Dengan orang Sekernan, sebelah kehilir ditepi aek muaro Berembang
mendarat lalu menuju muaro samping, lalu menuju pecut lingkaran Nago. ini
alamatnya Aur (buluh) lalu menuju sunge seni,
Jikalau bersalahan tembak dengan pedoman aurcino, betul menuju ketimur
laut. lalu menuju kekepala matang tayas, lalu menuju pematang cempedak, lalu
menuju terusan panjang. jika bersalah tembak dengan pedoman dari cempedak lalu
menuju timur laut, lepas mendaratnyo adalah ada adatnyo jika perbuatan orang
sekernan sebidang umo (Sawah). 43
B. Visi dan Misi
Demokratisasi memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan di desa harus mengakomodir aspirasi dari masyarakat
melalui Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan yang ada
sebagai mitra Pemerintah Desa yang mampu mewujudkan peran aktif masyarakat
agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap
perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa sehingga diharapkan
adanya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan
43
Dokumentasi Sejarah Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka untuk jangka waktu 6 (enam)
tahun ke depan diharapkan proses pembangunan di desa, penyelenggaraan
pemerintahan di desa, pemberdayaan masyarakat di desa, partisipasi masyarakat,
siltap Kepala Desa dan perangkat, operasional Pemerintahan Desa, tunjangan
operasional BPD, dan Intensif RT/RW dapat benar-benar mendasarkan pada prinsip
keterbukaan dan partisipasi masyarakat sehingga secara bertahap Desa Berembang
dapat mengalami kemajuan. Untuk itu dirumuskan Visi dan Misi.44
1. Visi Desa
“Menuju Desa BerembangYang : Sejahtera, Amanah, Reformis, Mandiri, Intelek,
Demokratis dan Islami”
Rumusan Visi tersebut merupakan suatu ungkapan dari suatu niat yang luhur
untuk memperbaiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan
Pembangunan di Desa Berembangbaik secara individu maupun kelembagaan
sehingga 6 (enam) tahun ke depan Desa Berembangmengalami suatu perubahan
yang lebih baik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi
ekonomi dengan dilandasi semangat kebersamaan dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan.
44
Dokumentasi Visi dan Misi Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
2. Misi
a. Bersama masyarakat memperkuat kelembagaan desa yang ada sehingga
dapat melayani masyarakat secara optimal;
b. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa menyelenggarakan
pemerintahan dan melaksanakan pembangunan yang partisipatif;
c. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa dalam mewujudkan Desa
Berembangyang Sejahtera, Amanah, Reformis, Mandiri, Intelek,
Demokratis,dan Islami;
d. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa memberdayakan masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
C. Letak Geografis
Secara geografis Desa Pematang Pulai teletak di bagian timur kabupatan
Muaro Jambi dengan luas wilayah + 325,7 ha dan berada pada posisi 1o
29‟17,3”
sampai dengan 10
31‟13,8” lintas selatan dan di antara 1030 29‟49‟,5 sampai dengan
1030
31‟06,2” bujur timur. dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan : Bukit Baling
- Sebelah Selatan dengan : Sungai Batang Hari
- Sebelah Timur dengan : Sekernan dan Tunas Baru
- Sebelah Barat dengan : Pematang pulai dan Kel Sengeti45
45
Dokumentasi Letak Geografis Desa Berembang, RPJMdes rancangan pembangunan
jangka menengah desa berembang 2016, 11 September 2019.
Luas Wilayah Desa Berembang sebagaimana dimaksud di atas, terdiri dari :
1. Kebun Campuran : ± 57,10 Ha.
2. Kebun Karet : ± 30 Ha.
3. Kebun Kelapa Sawit : ± 508 Ha.
4. Pemukiman : ± 14,173 Ha.
5. R a w a : ± 102 Ha.
6. S a w a h : ± 180 Ha.
7. Tanah Gambut : + 64 Ha
8. Tempat Pelabuhan Pasir : ± 1 Ha.
Keadaan topografi Desa Berembang dilihat secara umum keadaan merupakan
daerah yang di aliri Sungai Batanghari. yang beriklim sebagaimana desa - desa lain di
kabupaten Muaro Jambi yaitu mempunyai iklim kemarau, panca robah dan
penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam
pertanian yang ada di desa berembang.
Tabel 02
Orbitase/Jarak Antar Ibu Kota46
Jarak( KM ) Desa
Berembang
Ibu Kota
Kec
Ibu Kota
Kab
Ibu Kota
Prov
Desa Berembang 0 3 6 30
Ibu Kota Kec. 3 0 2 33
Ibu Kota Kab. 5 2 0 35
Ibu Kota Prov. 30 33 35 0
46
Dokumentasi Orbitase/Jarak antar Ibukota, RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
Tabel 03
Prasarana Umum Yang Ada47
Jenis Prasarana
Volume
Kondisi
Jalan Negara 2,35 Km Baik
Jalan Kabupaten 2,00 KM Baik
Jalan Desa 3,20 Km Baik
Jalan Lingkungan/Rabat Beton 5,56 Km Kurang Baik
Jalan Produksi/Tanah 2,70 Km Rusak
Jembatan Beton 3 Unit Baik
Gedung SD 1 Unit Baik
Gedung Madrasah Baru 1 Unit Baik
Tabel 04
Aset/Kekayaan Desa
Jenis Aset
Volume
Kondisi
Tanah TKD Karet 5,28 Hektar Tidak Produktif
Tanah Perkarangan Masjid RT.06 1000 Meter Dimamfaatkan
Tanah Lokasi Perkantoran Desa dan
BPD RT.04
2000 Meter Dimamfaatkan
Tanah Lokasi TPU RT.01, RT.04,
RT.05, RT.08 dan RT.09
2000 Meter Dimamfaatkan
Tanah Lapangan Bola Kaki - -
Tenda Pesta 2 Unit Dimamfaatkan
47
Dokumentasi Prasarana Umum Desa, RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
Pintu Air 2 Unit Baik
Kendaraan Roda 2 2 Unit Dimamfaatkan
Gedung dan Tanah Madrasah Aliyah
Tsamaratul Iman Berembang RT.09
2 Gedung Dimanfaatkan
Gedung dan Tanah Madrasah Diniyah
Assasus Salam RT.08
2 Gedung Dimanfaatkan
Gedung dan Tanah Madrasah Diniyah
Sa‟adatusshibyan RT.09
2 Gedung Dimanfaatkan
Gedung dan Tanah TK Berembang
Jaya RT.01
1 Gedung Dimanfaatka
Gedung dan Tanah PAUD AUDI Bina
Bangsa RT.02
1 Gudung Dimanfaatkan
Tanah di RT.08 1,5 Tumbuk Belum dibangun
Tanah Dan Bangunan Karang Taruna 1 Gedung Dimanfaatkan
Tanah Ex. Masjid Lama RT.04 15 x 20 = 300 M
Tanah Ex. Masjid Lama RT.04 2 Tumbuk
D. Demografi
1. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan
sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, Desa Berembang mempunyai Jumlah
Penduduk sebesar 2652 Jiwa dan jumlah Kepala Keluarga 750 KK. Agar dapat
menjadi dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai
kualitas SDM yang tinggi. 48
48
Dokumentasi Demografi Desa Berembang , RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki
mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya pembangunan Desa
Berembang. berkaitan dengan kependudukan, maka aspek yang penting antara lain
yaitu pertumbuhan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.
Tabel 05
Jumlah penuduk Desa Berembang.49
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Total
1304 Jiwa
1348 Jiwa
2652
2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Berembang cenderung meningkat karena tingkat
kelahiran lebih besar dari pada kematian serta penduduk yang masuk lebih besar dari
penduduk yang keluar
Tabel 06
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Berembang Tahun 2015 – 2016
No Rukun Tetangga Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-laki Perempuan
1 RT 01 136 175
2 RT 02 63 65
3 RT 03 115 115
49
Dokumentasi Jumlah Penduduk Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
4 RT 04 86 95
5 RT 05 104 99
6 RT.06 131 126
7 RT.07 180 160
8 RT.08 148 132
9 RT.09 144 146
10 RT.10 197 235
Jumlah 1304 1348
3. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di desa berembang relatif merata, secara absolut jumlah
penduduk pada tiap - tiap Rukun Tetangga ( RT ) terlihat relatif berimbang, namun
karena luas wilayah masing-masing RT berbeda, maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda seperti pada RT. 10 merupakan wilayah dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tertinggi yaitu 432 Jiwa. Sementara itu RT 02 merupakan
tingkat kepadatan terendah yaitu dengan tingkat kepadatan 128 Jiwa. Hal ini juga
dikarenakan RT. 02 berada di ditengah pemukiman masyarakat, sedangkan
penduduknya juga umumnya adalah asli penduduk desa berembang.50
50
Dokumentasi Kepadatan Penduduk Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
Tabel 07
Jumlah Kepadatan dan Persebaran Penduduk Desa Berembang tahun 2016
NO
RT
Luas Jumlah
Penduduk
(Orang)
Kepadatan
(Orang/ Km2) Persebaran % (Km
2)
1 RT 01 1,420 311 219 11,72 %
2 RT 02 1,052 128 121 4,84 %
3 RT 03 1,155 230 199 8,67 %
4 RT 04 1,258 181 143 6,83 %
5 RT.05 1,2 203 169 7,65 %
6 RT.06 1,353 257 189 9,69 %
7 RT.07 1,430 340 237 12,82 %
8 RT.08 1,7 280 164 10,55
9 RT.09 1,805 290 160 10,93
10 RT.10 1,8 432 240 16,3
14,173 2652 1,841 100 %
d. Struktur Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan struktur umur, maka penduduk desa berembang tergolong
penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia kelompok
umur 0 – 15 tahun, 16 – 30 serta 31 – 45 tahun merupakan yang terbanyak
jumlahnya masing-masing 776 jiwa dan 683 jiwa serta 691 jiwa. Kemudian disusul
kelompok umur 46 – 60 dan 61 – 70 dan 71 tahun ke atas yaitu masing-masing 377
jiwa dan 75 jiwa dan 50 jiwa.51
Rasio jenis kelamin penduduk Desa Berembang menunjukkan bahwa
penduduk laki - laki relatif lebih sedikit dibandingkan perempuan.
Tabel 08
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan JenisKelamin pada setiap
RT di Desa Berembang tahun 2016
No Kelompok
Umur
Tahun 2017
LK PR Jumlah
1 0 – 15 Bulan 384 392 776
2 16 – 30 Tahun 336 347 683
3 31 –45 Tahun 342 349 691
4 46 – 60 Tahun 184 193 377
5 61 – 70 Tahun 35 40 75
6 71 – Keatas 23 27 50
Jumlah
1304
1348
2652
E. Keadaan Sosial dan Ekonomi
1. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia ( SDM ). SDM merupakan subyek dan sekaligus merupakan
obyek pembangunan yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak
51
Dokumentasi Struktur Penduduk Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu pembangunan kualitas manusia harus
menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di desa berembang cukup baik
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. 52
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan
pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khusunya. Dengan tingkat
pendidikan yang tinggi, maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat
kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Pada
gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan
membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna
mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir
individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Dibawah ini tabel
yang menunjukan tingkat rata - rata pendidikan warga desa berembang.
52
Dokumentasi Sumber Daya Manusia Desa Berembang, RPJMdes Rancangan
Pembangunan Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
Tabel 9
Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan Desa Berembang tahun
2016.53
No
Keterangan
JUMLAH TOTAL
LK PR
1 Tamat SD 290 284 574
2 Tamat SLTP 129 145 274
3 Tamat SLTA 177 185 362
4 Tamat Universitas/ PT
1. D1
2. D2
3. D3
4. S1
5. S2
4
9
4
39
3
5
7
-
34
1
9
16
4
73
4
5 Pelajar SD 167 170 337
6 Pelajar SLTP 80 86 166
7 Pelajar SLTA 89 95 184
8 Mahasiswa 50 46 96
9 Tidak Sekolah & Putus Sekolah 120 138 258
10 Belum sekolah 143 152 295
53
Dokumentasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Berembang,
RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
Persentase dari Jumlah Penduduk :
Tamat SD : 21,63 %
Tamat SLTP : 10,30 %
Tamat SLTA : 13,65 %
Tamat Perguruan Tinggi : 4 %
Pelajar SD : 12,72 %
Pelajar SLTP : 6,27 %
Pelajar SLTA : 6,92 %
Mahasiswa : 3,63 %
Tidak sekolah & Putus sekolah : 9,74 %
Belum sekolah : 11,14 %
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di Berembang kebanyakan
penduduk yang tidak sekolah dan putus sekolah yaitu sebesar 9,74 %, kemudian
yang memiliki bekal pendidikan dasar 21,07 % dan pelajar SD yaitu 12,72 %.
Sementara yang sedang berpendidikan di perguruan tinggi hanya 3,63 %. serta yang
selesai perguruan tinggi hanya 2,04 %. 54
3. Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Berembang antara lain
dapat dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan masyarakat
antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti meningkatnya
54
Dokumentasi Presentasi Jumlah Penduduk Desa Berembang, RPJMdes Rancangan
Pembangunan Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, angka dan status anak gizi
buruk.
4. Kehidupan Beragama
Penduduk desa berembang 100% memeluk agama Islam. Dalam kehidupan
beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama islam sangat
berkembang dengan baik, dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti disamping
pelaksanaan sholat lima waktu di rumah – rumah maupun di masjid, yasinan bapak –
ibu, pengajian majelis ta‟lim, pengajian remaja masjid, pengajian anak – anak dari
rumah ke rumah, kegiatan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI), MTQ tingkat dan
Festival Anak Shaleh Indonesia.55
5. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Berembang. wanita dan anak dari
komposisi penduduk desa berembang, pada tahun 2015 jumlah penduduk wanita
mencapai 1348 jiwa atau sekitar 53,6 % dari total penduduk berjumlah 2652 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk laki–laki adalah 1304 jiwa yaitu mencapai 46,4 %.
Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas hidup perempuan dan anak
di berbagai bidang pembangunan antara lain ditandai belum optimalnya partisipasi
kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari prestasi
pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga masih optimal.
55
Dokumentasi Kehidupan Beragama Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
6. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Berembang sangat menjaga dan
menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur. Hal ini
terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearipan lokal pada setiap prosesi
pernikahan, penganten, cukuran anak, khitanan, panen raya serta prosesi cuci
kampung jika salah seorang dari warga masyarakat melanggar ketentuan hukum adat.
Lembaga yang paling berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat
dan budaya lokal ini adalah Lembaga Adat Desa (LAD) Desa Berembang. Lembaga
ini masih tetap aktif, baik dalam Kepengurusan maupun dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.56
7. Keadaan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Berembang secara umum juga
mengalami peningkatan. Hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk yang
memiliki usaha atau pekerjaan, walaupun jenis pekerjaan tersebut pada umumnya
belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa juga diperoleh
dari pinjaman modal usaha dari pemerintah.
Adapun menarik perhatian penduduk desa berembang masih banyak yang
tidak memiliki usaha atau mata pencaharian tetap, hal ini dapat diindikasikan bahwa
masyarakat berembang belum terbebas dari kemiskinan.
56
Dokumentasi Budaya Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
Tabel 10
Berikut ini tabel Mata Pencarian Penduduk Desa Berembang tahun 2016. 57
No Mata Pencaharian Jumlah
(Orang)
Persentase dari Jumlah
Penduduk
1 Petani 731 26,65
2 Pedagang 243 12,69
3 Peternak -- 0
4 Perabot 3 0,13
5 P N S 69 2,48
6 Pegawai Swasta 203 7,54
6 Ibu Rumah Tangga 475 16,69
7 S o p i r 53 1,87
8 Buruh Bangunan 157 5,70
9 Bengkel 12 0,44
10 Belum Bekerja 217 8,10
11 Tidak Bekerja 489 17,71
J u m l a h 2652 100 %
8. Kondisi Pemerintahan Desa
a. Pembagian Wilayah Desa
Desa Berembang terdiri dari 3 ( tiga ) Dusun dengan Perincian sebagai berikut :
1) Dusun I yang disebut Kembang Tanjung terdiri dari 3 RT yaitu RT 01, 02 dan RT
03.
57
Dokumentasi Mata Pencarian Penduduk Desa Berembang, RPJMdes rancangan
pembangunan jangka menengah desa berembang 2016, 11 September 2019.
2) Dusun II yang disebut Aur Gading , terdiri dari 4 RT yaitu RT 04, 05, 06, dan
RT 07.
3) Dusun II yang disebut Lubuk Panjang , terdiri dari 3 RT yaitu RT 08, 09 dan
RT 10.
F. Struktur Desa Berembang
Gambar. 01
Struktur pemerintah Desa Berebang. 58
58
Dokumentasi Struktur Pemerintah Desa Berembang, RPJMdes Rancangan Pembangunan
Jangka Menengah Desa Berembang 2016, 11 September 2019.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kinerja Kepala Desa Berembang dalam menjalankan pelayana masyarakat
Desa Berembang.
“Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang nomor
6 Tahun 2014 adalah Kepala Desa dan dibantu Perangkat Desa dalam
menyelenggara pemerintahan desa.59
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 memang
sudah dilaksanakan di Desa Berembang, sebagaimana yang dikatakan oleh
Damanhuri “Desa Berembang memang sudah menerapkan Undang-Undang tersebut
ini dilihat dari adanya pemerintahan Desa Berembang, namun memang dalam
menjalankan pemeritahan tersebut belum profesional.”60
Sama juga dengan Suherman
yang mengatakan, “ini sudah dilaksanakan jika dilihat dari adanya Kepala Desa, Kaur
Pembangunan, Pemerintahan, Umum, Bendahara, Kepala Dusun Kembang Tanjung,
Aur Gading, Lubuk Panjang, inikan termasuk dalam penyelenggaraan desa seperti
yang disebutkan dalam undang undang tersebut.”61
Hal ini juga dijelaskan oleh
Mislan ”setiap peraturan itu ditetapkan maka sejak saat itu peraturan tersebut harus
59
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 23. 60
Wawancara dengan Drs Damanhuri H.S masyarakat Desa Berembang , 12 September
2019. 61
Wawancara dengan Suherman S. Pd masyarakat Desa Berembang , 12 September 2019.
50
dilaksanakan, termasuk juga di desa berembang, tentang profesional atau tidaknya
kalau menurut saya belum profesional.”62
Dari pernyataan masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa, Desa
Berembang sudah menerapkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014, namun dalam
pelaksanaan pemerintahan desa, yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 “Kepala desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,
melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa, dibantu oleh perangkat desanya dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya sebagai kepala desa.”63
Kemudian “penyelenggaraan
pemerintah desa berdasarkan profesionalitas.”64
Berdasarkan pasal tersebut Kepala
desa dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelayanan terhadap
masyarakat di Desa Berembang dengan profesionalitas. Selanjutnya peneliti ingin
mengetahui bagaimana profesionalitas Kepala desa yang di bantu aparat desa dalam
melaksanakan pelayanan publik di Desa Berembang. ada beberapa faktor
profesionalisme sebagaimana berikut ini.
a. Seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam bekerja
b. Seseorang yang dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya
yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan nasional, dan memiliki
sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu
karyanya.
62 Wawancara dengan Drs Mislan masyarakat Desa Berembang, 12 September 2019.
63 Pasal 26
64 Pasal 24 butir F.
c. Mempunyai ciri:
1) Memerlukan persiapan atau pendidikan khusus.
2) Memenuhi persyaratan yang telah dibebankan oleh pihak yang
berwenang.
3) Mendapat pengakuan masyarakat atau negara.
4) Berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai dengan tugas khusus serta
tuntutan dari jenis jabatannya.
5) Menurut pendidikan yang terprogram secara relevan, sehingga
terselenggara secara efektif dan efisien dan tolak ukur yang berstandar.
6) Berwawasan sosial, bersikap positif terhadap jabatannya dan perannya
serta bermotivasi untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
7) Memiliki kode etik yang harus dipenuhi.
8) Mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang tinggi serta selalu
meningkatkan diri serta karyawannya.65
Pernyataan di atas tentunya menjadi landasan bahwa profesionalisme tersebut
membutuhkan sumber daya manusia yang baik. Sumber daya manusia adalah
“Kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku
65
Sedarmayanti, Good Governance ( Kepemimpinan Yang Baik ), ( Bandung: Mandar Maju,
2004). Hlm. 77.
dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.”66
Apabila seorang kepala desa beserta aparat desa mempunyai Sumber daya
manusia yang kemampuan baik dan mempunyai keterampilan seperti yang disebutkan
di atas barula bisa mencapai profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam menjalankan pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat.
Menurut Rasyid fungsi pemerintahan ada empat yaitu, “pelayanan (public
service), pembangunan (development), pemberdayaan (empowering) dan pengaturan
(regulation ).”67
Namun dalam pembahasan kali ini yang ditekankan adalah dibidang
pelayanan. Pelayanan dalam pemerintahan adalah sama apa yang diinginkan oleh
rakyat dengan apa yang diberikan oleh pemerintah.”68
Barulah masyarakat merasakan
pelayanan yang baik dan didukung dengan sikap dan perlakuan baik yang
ditunjukkan Kepala Desa di bantu aparat desa dalam melaksanakan pelayanan
tersebut, Berlandaskan hal tersebut peneliti ingin mengetahui pelayanan yang terjadi
di Desa Berembang dengan mewawancarai masyarakat Desa Berembang. Menurut
bapak Amran.
saat membuat surat membutuhkan waktu yang lama, dan ada saja salahnya,
terkadang salah nama, alamat, tanggal lahir, format, inikan menyulitkan saya
apalagi surat yang saya buat untuk memenuhi syarat untuk kepentingan di
bank.69
66
Malayu S.P. Hsibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Bumi Aksara, 2000 ),
hlm. 244. 67
Muhadam labolo, memahami ilmu pemerintahan, suatu kajian, teori, konsep, dan
pengembangannya, (Jakarta: rajawali pers 2011), hlm. 32. 68
Inu Kencana Syafeiie, Etika Pemerintahan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 167. 69
Wawancara dengan bapak Amran masyarakat Desa Berembang , 12 September 2019.
Tidak jauh dengan pandangan di atas Saipul mengatakan “saat saya membuat
surat keterangan miskin untuk syarat beasiswa anak saya waktunya lama, dengan
alasan urusan pribadinya, inikan menyulitkan saya dan anak saya.”70
Dari pernyataan
masyarakat tersebut sejauh ini dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan pemerintahan
Desa Berembang dibidang pelayanan kepada masyarakat memang belum profesional,
karena berdasarkan etika pelayanan, “etika birokrasi harus menempatkan kepentingan
publik di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan organisasinya.”71
Kemudian masih dalam pelayanan terhadap masyarakat dalam Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang hak masyarakat disebutkan “Meminta dan
mendapatkan informasi dari pemerintah desa serta mengawasi kegiatan
penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan desa, pembinaan desa, plaksanaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa;”72
hal tersebut belum
terlaksana dengan baik di Desa Berembang seperti pernyataan bapak Susanto.
Kurangnya informasi dan juga sosialisasi yang disampaikan oleh Kepala Desa
di bantu aparat desa kepada masyarakat, ini merugikan masyarakat seperti
adanya program sertifikat tanah gratis yang diturunkan oleh pemerintah
daerah untuk masyarakat, tetapi karena tidak dapat informasi dan tidak
disosialisasikan oleh pemerintah desa program ini tidak diketahui oleh
masyarakat, sehingga program yang seharusnya membantu masyarakat, tidak
terlaksanakan dengan baik.73
70
Wawancara dengan bapak Saipul masyarakat Desa Berembang , 13 September 2019. 71
Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Public Di Indonesia, ( Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2006, ) hal. 192. 72
pasal 68 ayat 1 poin a. 73
Wawancara dengan bapak Susanto, masyarakat desa berembang, 13 September 2019.
Selanjutnya pelayanan terhadap masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 terhadap hak masyarakat disebutkan “Memperoleh pelayanan yang sama
dan adil74
namun dalam faktanya di Desa Berembang seperti yang dikatakan oleh
bapak Baihaki mengatakan,
Kepala Desa Besertsa Aparat desa itu dalam melaksanakan tugasnya, lebih
mementingkan siapa yang dekat sama dia, seperti keluarga, sahabat, orang-
orang dekat dengan dia. Walaupun yang lain lebih memerlukan hal tersebut,
dan juga dalam informasi, yang mendapat informasi itu duluan hanya mereka
yang dekat dengan aparatur desa75
Selanjutnya pelayanan terhadap masyarakat yang dilakukan Kepala Desa
beserta aparat desa dalam merespon aspirasi masyarakat, seperti dalam responsivitas
disebutkan “kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat,
menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.”76
tetapi di Desa
Berembang menurut bapak Mulyadi.
Kepala desa beserta Aparatur Desa Berembang memang menanggapi
permintaan masyarakat tetapi dalam memprioritaskan yang benar-benar
dibutuhkan masyarakat, seperti program jembatan layang untuk akses ke
tempat pemakaman umum (TPU) yang di ajukan oleh masyarakat Rt 08 dan
Rt 10 sebenarnya yang membutuhkan jembatan ini secara mendesak Rt 08,
karena tidak ada jalan pintas kecuali menyemberangi sungai, sedangkan yang
dibangun duluan Rt 10, yang jelas masih punya jalan pintas untuk ke tempat
pemakaman umum (TPU) mereka, jelas tidak memprioritaskan yang mana
yang dahulu di dahulukan, ini tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat.77
74
passal 68 ayat 1 poin b. 75
Wawancara dengan bapak Baihaki, masyarakat desa berembang, 13 September 2019. 76
Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, ( Yogyakarta: Gajah Mada
Universi ty Press, 2006, ) hal. 62 77
Wawancara dengan bapak Mulyadi masyarakat Desa Beremang. 13 September 2019.
Selanjutnya Datuk Darani mengatakan tentang Responsivitas Aparat Desa
Berembang adalah tidak sesuai sebagaimana jelaskan.
Permasalahan yang belum selesai tentang tapal batas desa berembang dengan
kelurahan sengeti ini masalah klasik yang belum terselesaikan sampai saat ini,
yang seharusnya sudah menjadi kewajiban pemerintahan berembang untuk
menyelesaikannya, ini menjadi ketidak jelasan mana yang aset desa
berembang dan aset kelurahan sengeti, kalau saja para aparatur desa tersebut
bertanya kepada tokoh masyarakat dan adakan pertemuan kedua belah pihak,
kami bisa membantu menyelesaikan permasalahan tapal batas desa
berembang dan sengeti ini, karena para tetua kampung dan lembaga adat desa
tahu sejarah desa berembang ini, jika saja tapal batas ini sudah jelas
pemerintahan desa berembang bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk
mengembangkan program-program dan BUMDes sesuai aspirasi
masyarakat.78
Berdasarkan wawancara di atas tentang pelayanan terhadap masyarakat dapat
disimpulkan bahwa Kepala Desa yang dibantu aparatur desa harus profesional dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan publik, namun saat ini larang
seperti yang di sebutkan dalam pasal 29 poin a Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, “kepala desa di larang merugikan kepentingan umum dan membuat
keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota keluarga, pihak lain dan atau
golongan tertentu.”79
Sedangkan yang terjadi di Desa Berembang seperti hasil
wawancara saya dengan masyarkat, dalam hal;
1. Pelayanan Masyarakat. masyarakat merasa di rugikan karena saat membuat
surat, membutuhkan waktu lama, dan kurang telitinya aparat desa dalam membuat
surat, sehingga masyarakat merasa di rugikan baik itu moril maupun materil.
78
Wawancara dengan datuk Darani tokoh masyarakat Desa Berembang,. 12 September 2019. 79
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 29 poin a
2. Hak Masyarakat. dalam hak masyarakat seperti dalam pasal 68 ayat 1 poin a dan
b yaitu;
a. Meminta dan mendapatkan informasi dari pemerintah desa serta mengawasi
kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan desa, pembinaan
desa, plaksanaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
dalam hal ini masyarakat merasa di rugikan, ini dibuktikan dari hasil
wawancara dengan masyarakat yang mengatakan kurang optimalnya
informasi dan sosialisasi dari pemerintah desa sehingga banyak masyarakat
yang tidak mendapatkan sertifikat prona dan ini terjadi karena ketidak tahuan
masyarakat akan adanya program pemerintah tersebut.
b. Memperoleh pelayanan yang sama dan adil, dalam hal ini masyarakat merasa
di rugikan, ini dibuktikan dari hasil wawancara peneliti dengan masyarakat
yang mengatakan. Pemerintah desa lebih mementingkan orang terdekatnya
terlebih dahulu padahal masyarakat lain lebih membutuhkan, dan hal ini
merupakan pelayanan yang tidak sama dan tidak adil.
3. Resposivitas. responsivitas adalah kemampuan birokrasi untuk mengenali
kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta
mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat. dalam hal ini, masyarakat merasa dirugikan, ini dilihat dari
permintaan masyarakat yang di ditanggapi, namun aspirasi yang diajukan
masyarakat tidak sesuai dengan hasil yang didapat.
Berdasarkan alasan tersebut disimpulkan bahwa Kepala Desa yang dibantu
aparat Desa Berembang memang belum profesional dalam menjalankan tugas dan
fungsinya dikarenakan beberapa kendala yang membuat tidak profesionalnya Kepala
Desa beserta aparat desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut.
B. Kendala Kepala Desa Berembang dalam Kinerja terhadap Pelayanan
Masyarakat Desa Berembang.
Setelah mengetahui bentuk pelayanan yang memang belum profesional maka
selanjutnya dalam penelitian ini, ingin mengetahui apakah kendala yang dihadapi
Kepala Desa Beserta aparat desa tersebut dalam melaksanakan pelayanan publik
sesuai dengan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tersebut di Desa Berembang.
Dalam menjalankan tugas pelayanan publik di Desa Berembang, penulis
mewawancarai Sekretaris Desa tentang Perangkat Desa yang di tetapkan dan
menjalankan pemerintahan Desa Berembang pada tahun 2015 s/d 2021. Bapak
Nurmansyah mengatakan.
Desa Berembang memiliki Aparat Desa sebanyak 8 orang. yang
berpendidikan SMP berjumlah 1 orang dan SMA berjumlah 6 orang, dan S1
berjumlah 1 orang perangkat desa pada tahun 2015.
Sedangkan 2016 sebanyak 11 orang. yang berpendidikan SMA berjumlah 9
orang, dan S1 berjumlah 2 orang, perangkat desa tahun 2016.80
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat
80
Wawancara Dengan, Nurmansyah S. Sosi, Sekretaris Desa Berembang, Kecamatan
Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, 11 September 2019.
b. Berusia 20 (puluh tahun) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;
c. Terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal di desa paling
kurang 1 (tahun) tahun sebelum terdaftar; dan
d. Syarat lain yang ditentukan dalam peraturan daerah kabupaten/kota81
Setelah adanya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan bersamaan dengan
pergantian Kepala Desa Berembang, maka terjadilah pergantian aparat desa karena
tidak sesuai lagi dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 aparat desa. Setelah
tahun 2016 terjadi pergantian aparat desa maka aparat Desa Berembang sudah sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan dapat disimpulkan bahwa
pendidikan tidak menjadi kendala ketidak profesionalan Kepala Desa beserta aparatur
desa di Desa Berembang. namun selain pendidikan di Desa Berembang mempunyai
hal lain yang menjadi kendala ketidak profesionalan Kepala Desa beserta aparatur
Desa Berembang tersebut seperti menurut Sarmidi mengatakan.
kalau yang dikatakan warga tentang pembuatan surat yang salah nama,
tanggal lahir, dan lain-lain itu maklumlah memang salah pengetikan karena
kami juga banyak tugas lain yang harus kami jalankan, kalau masalah lain
yang disampaikan masyarakat seperti kurang informasi dan juga masalah tapal
batas tersebut. Karena kami merupakan Kepala Desa Baru dan aparat desa
yang baru kendala yang kami hadapi saat ini adalah tidak memiliki arsip desa
yang kami pegang sehingga kami masih mengumpulkan data baru untuk
memulai pembangunan desa. 82
Selanjutnya hampir sama dengan pendapat di atas tetang kendala yang
dihadapi oleh aparat Desa Berembang menurut Herjoni.
81
Pasal 50 Ayat ( 1 ). 82
Wawancara dengan bapak Sarmidi Kepala Desa Berembang. 11 September 2019.
Kendala yang kami hadapi dalam pelayanan masyarakat berembang saat ini
masih terhambat karena kami tidak memiliki arsip desa yang lama, jadi kami
saat ini masih berusaha mengumpulkan berkas baru dan merencanakan
pembangunan yang baru lagi untuk memenuhi permintaan masyarakat, jadi
kendala yang kami hadapi adalah keterlambatan pembangunan sarana dan
prasarana di Desa Berembang karena kami masih mengumpulkan berkas baru
untuk dijadikan Landasan untuk pembangunan desa kedepannya.83
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa beserta aparat
desa berdasarkan pendidikan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 namun ada kendala lain yang menyebabkan tidak profesionalnya Kepala Desa
beserta aparat desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya masih kurang teliti dan
masih belum bijaknya kepala desa dan aparatur desa tersebut dalam bekerja dan
mengambil keputusan, dan juga keterlambatan pembangunan sarana dan prasarana
dalam memenuhi permintaan masyarakat di Desa Berembang.
C. Upayah Kepala Desa Berembang dalam Kinerja terhadap Pelayanan
Masyarakat Desa Berembang.
Setelah mengetahui kendala-kendala ketidak profesionalan Kepala Desa
beserta aparat Desa Berembang, selanjutnya peneliti ingin mengetahui upaya
apasajakah yang dilakukan aparat Desa Berembang dalam memperbaiki kinerja
mereka, seperti pernyataan bapak Sarmidi yang menyatakan.
Memang saat ini baik Kepala Desa maupun aparat desa terus membenah diri
dengan cara mengikuti pelatihan dalam bidangnya masing-masing dan juga
upayah lainya yang dilakukan adalah perbaikan pendidikan ke jenjang lebih
tinggi, ini dibuktikan dengan Kepala desa dan banyaknya aparat desa yang
83
Wawancara dengan Bapak Herjoni Kaur Perencanaan Desa Berembang, 12 September
2019.
kembali kuliah di perguruan tinggi demi mendapatkan pengetahuan
dibidangnya, agar nantinya dapat menjalankan pemerintahan dengan baik,84
Selanjutnya menurut pernyataan bapak Amrullah mengenai upaya yang
dilakukan pemerintahan Desa Berembang dalam implementasi undang-undang desa
mengatakan.
Upaya pemerintahan sekarang adalah terus giat dalam membanguna desa,
baik itu dari sarana maupun prasarana, seperti yang dikeluhkan masyarakat
masalah informasi yang kurang, kami terus berupaya dengan cara
memberikan informasi di setiap pesta rakyat, memberikan informasi sebelum
sholat jumat, masalah responstabilitas juga terus kami upayakan dengan
membangun sarana dan prasarana desa dengan melihat dan menganalisa
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.85
Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa sudah ada upaya perbaikan
pelayanan yang dilakukan Kepala Desa beserta aparat desa seperti memperluas
wawasan, maupun perbaikan pembangunan di Desa Berembang oleh Kepala Desa
beserta aparat desa, semua itu tidak lain dilakukan demi tercapainya Kepala Desa
beserta aparat desa yang profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya
melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat Desa Berembang yang sesuai aspirasi
masyarakat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
84
Wawancara dengan bapak Sarmidi Kepala Desa Berembang. 12 September 2019. 85
Wawancara dengan bapak Amrullah Kasi Pemerintahan Desa Berembang. 12 September
2019.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Setelah Melaksanakan wawancara Mengenai Kinerja Kepala Desa Berembang
tentang hak masyarakat, belum terlaksana dengan baik, ini dilihat dari belum
Profesionalnya Kepala Desa yang dibantu aparatur desa dalam menjalankan
tugas dan fungsinya sebagai pelayan publik, dan harus mementingkan
kepentingan masyarakat dari pada urusan pribadinnya. Kemudian dilihat dari
responsivitas Kepala Desa yang dibantu aparat desa terhadap pelayanan
masyarakat Desa Berembang di ditanggapi, namun aspirasi yang diajukan
masyarakat tidak sesuai dengan hasil yang didapat. Berdasarkan alasan
tersebut disimpulkan bahwa Kepala Desa yang dibantu aparat Desa
Berembang memang belum profesional dan masih perlu untuk membenahi
pelayanan kepada masyarakat.
2) Kendala yang dihadapi kepala desa dan aparat Desa Berembang dalam
pelayanan adalah masih kurang teliti dan masih belum bijaknya kepala desa
dan aparatur desa tersebut dalam bekerja dan mengambil keputusan, dan juga
keterlambatan pembangunan sarana dan prasarana dalam memenuhi
permintaan masyarakat di Desa Berembang.
3) Namun dalam kendala tersebut, kepala desa dan aparat desa Desa Berembang
sudah melakukan Upaya dalam memperbaiki kendala-kendala tersebut. seperti
memperluas wawasan, maupun perbaikan pembangunan di Desa Berembang
62
oleh Kepala Desa beserta aparat desa, semua itu tidak lain dilakukan demi
tercapainya Kepala Desa beserta aparat desa yang profesional dalam
menjalankan tugas dan fungsinya melaksanakan pelayanan terhadap
masyarakat Desa Berembang yang sesuai aspirasi masyarakat dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
B. Saran – saran
Dengan melihat fenomena yang terjadi di Desa Berembang dalam Analisis
Kinerja Kepala Desa Berembang Kecamatan Sekernan ditinjau dari Pasal 26 Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, penulis dapat mengetahui bagaimana
Kinerja Kepala Desa Beserta Stafnya dalam bekerja dan juga bagaimana bentuk
pelayanan terhadap masyarakat yang terjadi di Desa Berembang, serta kendala dan
upaya yang dihadapi dan dilakukan pemerintahan desa berembang demi terwujudnya
aparatur desa yang profesional. Untuk mencapai profesionalitas aparat desa dalam
pelayana terhadap masyarakat, maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. kepada aparat desa hendaknya selalu mementingkan kepentingan tugas dan
fungsinya sebagai aparatur desa, bukan kepentingan pribadinya, demi tercapainya
profesionalitas aparatur desa dalam pelayanan terhadap masyarakat di Desa
Berembang,
2. Kepada masyarakat hendaknya masyarakat selalu mengawasi dan ikut
berpartisipasi dalam pembangunan desa, demi tercapainya pemerintahan desa
yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan aspirasi masyarakat.
C. Kata Penutup
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena
atas berkat rahmat taufik, inayah dan keridhaan-Nya lah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan serta masih
memerlukan perbaikan, namun berkat keridhaan Allah semuanya dapat terselesaikan.
Selanjutnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri
maupun pihak-pihak yang terkait bagi pembaca serta bagi para aparat yang
menjalankan pemerintah. di samping itu, penulis juga menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan oleh sebab itu dengan lapang
dada penulis akan menerima kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan
datang.
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis hanya dapat berharap dan
mendo‟akan semoga Allah swt. memberkahi serta senantiasa selalu dalam lindunga-
Nya. Aamiin yaa rabbal „Aalamin
Wassalam
Penulis
Muhammad Rifqi Rasyidi
NIM. SIP 141761
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press,2006)
Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, (Bandung : Alfabeta, 2006, )
Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-5,
(Bandung: Alfabeta, 2013)
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009)
Inu Kencana Syafeiie, Etika Pemerintahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011).
Inu kencana syafiie, sistem administrasi negara republik Indonesia, ( Jakarta:
bumi aksara, 2014).
Malayu S.P. Hsibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2000).
Muhadam labolo, memahami ilmu pemerintahan, suatu kajian, teori, konsep,
dan pengembangannya, (Jakarta: rajawali pers 2011).
Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah
Press, 2014)
Sedarmayanti, Good Governance (Kepemimpinan Yang Baik), (Bandung:
Mandar Maju, 2004).
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. ke-10, (Bandung: Alfabeta,
2014)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003)
Winarno, Kebijakan Publik : Teori & Proses, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2014)
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa