Analisis Kesesuaian Penentuan Lokasi Minimarket Di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang (Oleh Adolfus...
-
Upload
adolfus-paul -
Category
Education
-
view
37 -
download
8
Transcript of Analisis Kesesuaian Penentuan Lokasi Minimarket Di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang (Oleh Adolfus...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGJumlah penduduk yang tinggi di perkotaan biasanya juga diikuti oleh berkembangnya
aktifitas perdagangan dan jasa yang tinggi. Kondisi ini disebabkan oleh kebutuhan masyarakat untuk memenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, dan tersier yang semakin besar seiring dengan tingkat perbaikan ekonomi masyarakat perkotaan. Seiring perkembangan perekonomian dan gaya hidup masyarakat maka semakin besar pula tingkat kebutuhan psikologis seseorang terhadap kenyamanan berbelanja, jasa yang baik, dan produk–produk yang berkualitas (Rini Hadiyanti, 2009). Hal inilah yang menjadi salah satu dasar berkembang pesarnya pasar modern pada daerah perkotaan.
Salah satu pasar modern yang berkembang pesat di Indonesia adalah minimarket. Kondisi ini membutuhkan pengendalian agar perkembangan minimarket yang ada tidak menimbulkan masalah kedepannya, seperti potensi persaingan antar minimarket yang berdekatan, persaingan minimarket dengan pasar tradisonal yang ada, serta pertimbangan dari keuntungan minimarket itu sendiri. Salah satu cara mengendalikan perkembangan minimarket adalah melalui penentuan lokasi yang sesuai untuk dibangun.
Kecamatan Lowokwaru adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota malang. Dalam RTRW Kota Malang, Kecamatan Lowokwaru diarahkan sebagai wilayah dengan fungsi pendidikan, social, serta perdagangan dan jasa. Sebagai kawasan pendidikan, social, perdagangan dan jasa tentu memungkinkan wilayah ini terus berkembang dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan masyarakatnya. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya kawasan dengan fungsi sebagai areal perdagangan dan jasa salah satunya minimarket. Dengan kondisi ini maka penelitian ini dilakukan dengan mengambil judul “Penentuan Lokasi Potensial Untuk Pembangunan Minimarket Baru di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”
1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
menentukan lokasi potensial untuk pembangunan minimarket baru di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
1.3 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan lokasi yang potensial untuk dibangun minimarket di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Sasarana. Mingidentifikasi kondisi eksisting wilayah kecamatan Lowokwaru, terkait dengan
pengunaan lahannya serta posisi dari minimarket dan pasar tradisonal yang sudah ada.
1 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
b. Menentukan lokasi potensial untuk menjadi lokasi usulan pembangunan minimarket dengan mengunakan variable seperti jumlah penduduk pendukung, jenis pengunaan lahan, fungsi jalan, jarak dengan minimarket lain dan jarak dengan pasar tradisonal.
1.4 BATASAN PENELITIAN1. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang2. Variable yang diteliti adalah jumlah penduduk pendukung (diasumsikan sebagai
konsumen), jenis pengunaan lahan, fungsi jalan, jarak dengan minimarket lain dan jarak dengan pasar tradisonal.
3. Jangkauan pelayanan lokasi minimarket usulan tidak boleh beririsan dengan minimarket dan pasar tradisonal yang sudah ada.
4. Penentuan lokasi minimarket yang baru terletak pada pinggir jalan umum mulai dari jalan lokal sampai arteri.
5. Selain minimarket dan pasar tradisonal, variable dari kawasan perdagangan dan jasa lainnya seperti pasar moderen (supermarket, hypermarket, Department Store, dan perkulakan ) serta toko-toko atau kios-kios kecil tidak masuk dalam pertimbangan.
2 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MINIMARKETMinimarket adalah salah satu jenis ritel/gerai moderen yang memiliki luas kurang dari
400 m2. Seperti halnya ritel modern lainnya, minimarket menerapkan toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran langsung kepada konsumen akhir untuk pengunaan pribadi. Sistem ini berbeda dengan pasar tradisonal yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Peran ritel moderen khususnya minimarket semakin hari semakin besar di Indonesia dan memiliki potensi mengeser peran pasar moderen. Berdasarkan riset yang dilakukan MasterIndeks pada tahun 2005, pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia mencatat angka terbesar seAsia-Pasifik yang mencapai 16,9% per tahun atau sebesar Rp 166 triliun, angka ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan minimarket dari tahun 2002-2006 dengan angka pertumbuhan 29% per tahun (Branityo Jati Gumilang, 2011).
Alasan pergeseran prefensi konsumen tersebut sebagian besar disebabkan lebih nyaman untuk berbelanja di minimarket karena tidak becek, bau dan kotor; selisih harga yang tidak terlalu jauh berbeda antara minimarket dengan pasar tradisonal; harga produk yang tetap (fixed price) yang berarti tidak perlu tawar menawar antara konsumen dengan pemilik yang mana hal ini juga berarti menghemat waktu dalam berbelanja; lokasi minimarket yang semakin dekat dengan perumahan sehingga lebih mudah dijangkau oleh masyarakat serta adanya beragam produk yang dijual di satu gerai yang berarti lebih praktis dalam berbelanja (Branityo Jati Gumilang, 2011).
2.2 TEORI LOKASI DAN PERANANNYA DALAM PENENTUAN LOKASI MINIMARKETTeori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi,
atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun social (Ibrahim, 1998 dalam Taufik Hery, 2013). Dalam penelitian ini akan diambil beberapa teori lokasi yang dapat menjadi panduan pembentukan variable penelitian, teori yang diambil adalah teori yang relevan dengan tujuan penelitian.
Walter Christaller (1933) mengembangkan teori tempat pusat (Central Place Theory) serta memperkenalkan konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang batas). Range adalah jarak yang seseorang bersedia untuk menempuhnya untuk mendapatkan barang atau jasa yang bersangkutan, hal ini menyebabkan jika jarak suatu tempat lebih jauh dari yang dapat dicapain, seseorang akan lebih memilih tempat yang lebih dekat. Sedangkan threshold adalah penduduk minimum untuk dapat mendukung suatu penawaran akan barang atau jasa, hal ini mengharuskan suatu pusat pelayanan untuk mencapai ambang batas yang ada agar pelayanan
3 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
menjadi lebih baik dan efektif. Konsep ini dapat diartikan bahwa jika ada lebih dari 1 pusat pelayanan dalam 1 radius pelayanan maka akan terjadi persaingan dalam menerik konsumen.
Teori Walter Christaller (1933), jika dilihat kaitannya dalam usaha penentuan lokasi minimarket maka dalam penentuan lokasi minimarket harus memperhatikan sasaran konsumen yang akan dilayani serta posisi dari minimarket dan pasar yang sudah ada agar tidak terjadi persangan antara usaha minimarket yang akan dibangun dengan usaha-usaha lainnya. Jumlah penduduk pendukung untuk minimarket dapat mengacu pada Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan (SNI03-1733-2004) dimana jumlah penduduk pendukung dalam jenis sarana pertokoan di pusat lingkungan adalah 6000 jiwa. Jangkauan pelayanan minimarket dalam wilayah permukiman sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas perbelanjaan berupa pertokoan yang diletakkan ditengah-tengah dengan radius pencapaian maksimum 500 m (Marlina, 2006 dalam Riandita, 2011). Sedangkan dalam upaya menjaga keberadaan pasar tradisonal dari pengaruh perkembangan minmarket maka radius palayanan pasar tradisonal ditetapkan sebesar 500 m (Rini, 2009 dan Pratamaningtyas, 2013).
Selain teori Walter Christaller, model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Salah satu factor yang menyababkan suatu lokasi menjadi lebih menarik dari lokasi lainnya adalah faktor aksesibilitas. Tingkat aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan, 2006:73) yang didalamnya dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Aksesibilitas dalam penentuan lokasi minimarket telah diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No.112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, yang menyatakan Minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan. Sedangkan menurut Dowson dan Lord (Riandita, 2011) bahwa letak perdagangan skala neighbourhood adalah dipersimpangan jalan lokal di area permukiman. Mengacu pada beberapa sumber ini maka kriteria distribusi lokasi minimarket yang sesuai adalah berada pada jalan lokal sampai arteri.
Teori lainnya adalah teori Losch yang mengembangkan dan mengemukakan teori yang dikenal sebagai teori pendekatan pasar. Losch (Tarigan, 2005) menyatakan bahwa lokasi suatu usaha akan sangat berpengaruh pada jumlah konsumen yang dapat digarapnya, hal ini mengharuskan produsen memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar dengan cara mendekati lokasi konsumen. Atas dasar pandangan tersebut Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar, yaitu yang berada pada sekitar permukiman masyarakat.
Teori Losch ini dapat diterapkan dengan melihat pengunaan lahan pada suatu wilayah. Pemilihan lokasi ritel harus memperhatikan sosio ekonomis, yang diantaranya adalah termasuk peraturan pada kawasan, minimarket sebagai kegiatan perdagangan pada kawasan studi terletak pada kawasan perdagangan dan jasa (Utami,2006 dalam Riandita, 2011). Sedangkan menurut Masrun (Riandita, 2011), pola pemanfaatan ruang pelayanan minimarket di kembangkan pada kawasan perumahan dan permukiman serta pada kawasan perniagaan.
4 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Berdasarkan pada teori diatas maka minimarket sebagai kegiatan perniagaan yang mendukung kawasan permukiman sebaiknya diletakan pada kawasan dengan jenis pengunaan lahan perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman.
2.3 PERANAN SIG DALAM PENENTUAN LOKASI MINIMARKETSistem Informasi Geografis (SIG) adalah merupakan sistem informasi yang berbasiskan
ruang. Sistem Informasi Geografis ini dibangun oleh dua jenis data yang saling berintegrasi (data spasial dan data atribut) sehingga dapat memberikan informasi terhadap satu ruang/ lokasi secara utuh. Data tersebut terstruktur dalam satu sistem basis data dan dijalankan dalam satu perangkat lunak tertentu (software GIS).
Secara teknis, fungsi satu SIG adalah untuk perolehan, pemerosesan, manipulasi, analisis dan penyajian data yang berbasiskan geografis (georeference). Teknologi SIG ini telah banyak digunakan oleh berbagai bidang keilmuan dengan berbagai aplikasinya. Dalam hal ini SIG digunakan terutama untuk membantu menyelesaikan persoalan persoalan yang komplek (multi kriteria) yang berhubungan dengan ruang. Disamping itu SIG juga sering dijadikan sebagai alat presentasi yang canggih untuk menyajikan data ruang secara lebih menarik dan valid.
Dalam satu data SIG terdiri dari data spasial dan non spasial yang saling berhubungan (berintegrasi). Data spasial adalah data yang menunjukkan lokasi/ geografis, sedangkan data non sapasial adalah data yang menerangkan/ menjelaskan segala sesuatunya terhadap data spasial tsb. Jadi konsep dasar data SIG itu adalah pasangan data spasial dan non spasial yang memberikan satu informasi. Kadang-kadang untuk memperjelas informasi, data SIG tersebut dapat dihubungkan (integrasi) dengan media media lain (multi media), seperti; video lokasi, foto lokasi.
Data spasial dibangun dengan konsep pemetaan, dimana sumber datanya diperoleh dari berbagai alternatif, seperti; foto udara, remote sensing, pengukuran lapangan. Sedangkan data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tabular yang bersumber dari hasil survey langsung, wawancara dan pengumpulan deskripsi.
5 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Cara Kerja SIG
Dalam penelitian ini pemanfaatan SIG (Sistem Informasi Geografis) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sebelum surveyTahap ini meliputi tahap pengambilan peta citra, digitasi awal, dan penentuan
variable untuk disurvey. Peta citra diambil mengunakan program ArcBruTile dengan bantuan ArcGIS 10 dan ArcGIS 10.1, sebelum pengambilan peta data perlu dikonversi dari AutoCAT ke ArcGIS. Dari peta citra yang sudah di dapat proses selanjutnya dilakukan digitasi awal objek yang di digitasi adalah jalan, sungai, dan batas administrasi serta memasukan data-data lain yang telah dimiliki melalui sumber-sumber seperti situs-situs internet pemerintah Kota Malang dan data dari dukumen RDTR Malang Utara. Variable untuk disurvey diproleh melalui kajian literature.
2. SurveyTahap survey dilakukan untuk mengecek data awal yang telah ada dan mencari data
yang belum diproleh. Untuk menentukan titik koordinat minimarket dan pasar tradisonal digunakan GPS esensial melalui HP Android.
3. Sesudah SurveyPada tahap ini data hasil survey diolah dan dianalisa. Lokasi minimarket dan pasar
tradisonal di masukan ke dalam ArcGIS dan pemasukan data-data sesuai variable penelitian ke dalam peta untuk dianalisa. Hasil analisis dapat ditampilkan dalam bentuk peta, tabel dan uraian.
2.4 VARIABEL DALAM PENENTUAN LOKASI MINIMARKETVariabel dapat diartikan sebagai suatu gejala yang menjadi focus penelitian untuk
diamati dan merupakan suatu konsep yang diterapkan secara empiris atau fakta. Variabel dalam penelitian diproleh melalui kajian pustaka yang telah dilakukan dan dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabal 1: Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel
Jenis data Devenisi operasional
Jumlah penduduk pendukung
- Jumlah penduduk perkelurahan yang ada di Kecamatan Lowokwaru
Jumlah penduduk pendukung adalah jumlah penduduk yang akan menjadi sasaran penjualan minimarket. Semakin banyak jumlah penduduk pada 1 Kelurahan maka potensi untuk dibangun minimarket pada Kelurahan tersebut semakin besar.
Pengunaan lahan
- Jenis pengunaan lahan di Kecamatan Lowokwaru
Pengunaan lahan yang mempertimbangkan ketepatan pengunaan lahan (landuse) yang sesuai (kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan). Selain itu dibutuhkan lahan dengan luas antara 50 –
6 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
400 m2 untuk membangun minimarketMinimarket - Jumlah minimarket
yang sudah ada- Lokasi dan titik
koordinat minimarket tersebut
- Foto sebagai dokumentasi
Minimarket adalah salah satu jenis ritel/gerai moderen yang memiliki luas kurang dari 400 m2 (dalam SNI03-1733-2004 fasilitas pertokoan dibatasi antara 50 – 200 m2). Salah satu pembeda minimarket dan pasar tradisonal adalah sistem pelayanan mandiri.
Pasar tradisonal
- Lokasi dan titik koordinat minimarket tersebut
- Foto sebagai dokumentasi
Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama denganswasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagangkecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dandengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Fungsi Jalan - Nama jalan- Fungsi jalan
Klasifikasi jalan berdasarkan lebar badan jalan dan sifat penghubungnya (kriteria distribusi lokasi minimarket yang sesuai adalah berada pada jalan lokal sampai arteri)
Sumber: Hasil Kajian Literatur
7 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 IDENTIFIKASI MASALAHTahap identifikasi masalah merupakan tahap awal dari penelitian yang akan dilakukan.
Tahap ini melipuli perumusan masalah, studi literature, serta menentukan tujuan dan manfaat penelitian. Uraian tahapan-tahapan tersebut, sebagai berikut:
1. Perumusan masalahPerumusan masalah dilakukan dengan menetapkan sasaran-sasaran yang akan
dibahas sebagai solusi pemecahan masalah. Perumusan masalah diperlukan supaya penelitian yang dilakukan dapat terfokus pada inti masalah yang dihadapi.
2. Studi literaturSedangkan studi literatur dilakukan untuk mencari materi-materi yang terkait
dengan metode yang akan digunakan. Teori-teori tersebut berasal dari buku referensi, laporan, artikel, serta jurnal yang berhubungan dengan lingkungan penelitian.
3. Penentuan tujuan dan manfaat penelitianSetelah permasalahan dirumuskan, kemudian ditetapkan tujuan dan manfaat
untuk mengetahui apa saja yang ingin dicapai dalam penelitian dan menjadi acuan dalam pembahasan agar diperoleh hasil yang diinginkan.
3.2 PENGUMPULAN DATASetelah tahap identifikasi masalah tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data.
Data yang dikumpul adalah data-data yang sesuai dengan maksud penelitian yang talah diuraikan dalam variable-variabel penelitian. Data-data yang dikumpulkan sebagai berikut:
1. Data peta Kecamatan LowokwaruPeta Kecamatan Lowokwaru berisikan data batas wilayah kecamatan, sungai, dan
jaringan jalan (nama dan kelas jalan) yang ada di Kecamatan Lowokwaru data ini diambil dari peta RDTR Malang Utara 2012-2032. Sedangkan untuk melengkapi data peta digunakan peta citra Kecamatan Lowokwaru, peta ini diambil mengunakan program ArcBruTile dengan bantuan ArcGIS 10 dan ArcGIS 10.1.
2. Data pengunaan lahan Kecamatan LowokwaruData pengunaan lahan Kecamatan Lowokwaru diproleh melalau Peta pengunaan
lahan dalam RDTR Malang Utara 2012-2032 dan hasil observasi lapangan tahun 2014.
3. Data jumlah dan lokasi minimarket dan pasar tradisonalData jumlah dan lokasi minimarket serta pasar tradisonal diproleh melaluli
observasi lapangan. Untuk menentukan titik koordinatnya mengunakan GPS esensial
8 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
dengan HP Android yang kemudian diinput ke dalam Software ArcGIS sehingga dapat terlihat titik lokasi di dalam peta.
4. Data jumlah penduduk Kecamatan LowokwaruData jumlah penduduk diambil dari data Kecamatan Lowokwaru Dalam Angka
yang dirinci perkelurahan.
3.3 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATASetalah data-data dari variable penelitian di dapat tahap selanjutnya adalah data-data
tersebut diolah. Tahap pengolahan dilakukan disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Membandingkan kebutuhan minimarket dan jumlah pendudukPada tahap ini data jumlah penduduk perkelurahan dibandingkan dengan data
jumlah minimarket perkelurahan di Kecamatan Lowokwaru. Asumsi mengacu pada Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan (SNI03-1733-2004) dimana jumlah penduduk pendukung dalam jenis sarana pertokoan di pusat lingkungan adalah 6000 jiwa, sehingga dapat diketahui kebutuhan minimarket pada suatu wilayah kecamatan serta tambahan kebutuhannya.
2. Minimarket usulan berjarak minimal 500 meter dari minimarket dan pasar tradisonal yang sudah ada
Pertimbangan jarak ini dilakukan untuk mencegah pendirian minimarket terlalu dekat dengan minimarket lainnya atau dengan pasar tradisonal yang sudah ada. Hal ini diperlukan agar lokasi pendirian minimarket tidak terkumpul hanya pada daerah tertentu saja yang dapat menimbulkan persaingan atar minimarket tersebut atau meminimalisis dampak dari pembangunan minimarket terhadap pasar tradisonal. Acuan untuk jarak antar minimarket adalah 500 meter (Marlina, 2006 dalam Riandita, 2011) dan jarak dengan pasar tradisonal adalah 500 meter (Rini, 2009 dan Pratamaningtyas, 2013).
3. Minimarket usulan hanya boleh berlokasi di kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan
Sebagai kegiatan perniagaan yang mendukung kawasan permukiman, kriteria distribusi lokasi minimarket sebaiknya terletak pada kawasan dengan jenis penggunaan lahan perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman (Riandita, 2011). Oleh sebab itu dalam menentukan lokasi minimarket usulan dalam penenlitian ini maka titik-titik usulan hanya ditempatkan pada kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan.
4. Minimarket usulan hanya dilokasikan disepanjang network/jalan umum (jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri)
9 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Peraturan Presiden Republik Indonesia No.112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, menyatakan Minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan. Sedangkan menurut Dowson dan Lord (Riandita, 2011) bahwa letak perdagangan skala neighbourhood adalah dipersimpangan jalan lokal di area permukiman. Mengacu pada beberapa sumber ini maka kriteria distribusi lokasi minimarket yang sesuai adalah berada pada jalan lokal, jalan kolektor dan arteri.
5. Minimarket usulan hanya bolah dibangun pada lahan dengan luas minimal 50 – 400 meter2.
Dalam SNI 03-1733-2004 fasilitas pertokoan dibatasi antara 50 – 200 meter2
sedangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No.112 Tahun 2007, luas minimarket adalah kurang dari 400 m2. Dalam penelitian ini yang akan menjadi usulan untuk minimarket adalah minimarket dengan luas antara 50 – 400 meter2, sehingga luas lahan yang dapat diusulkan tidak boleh kurang dari 50 meter2.
6. Penentuan titik lokasi potensial minimarketBerdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang telah dilakukan di atas, peta-peta
hasil pengolahan dapat disatukan (Overlay) untuk mengetahui lokasi paling potensial untuk pembangunan minimarket baru.
Penentuan titik lokasi usulan dilakukan dengan cara iterasi yaitu melalui langkah-langkah, sebagai berikut:
a. Batasan jumlah minimarket berdasarkan hasil perbandingan jumlah penduduk dan minimarket yang ada.
b. Daerah usulan merupakan daerah diluar radius pasar tradisional dan minimarket yang sudah ada.
c. Terletak pada kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan.d. Penentuan titik-titik lokasi secara berurutan (sequential) satu per satu dimulai
dari arah kiri ke kanan peta Kota Malang.e. Lokasi usulan berikutnya tidak boleh beririsan dengan pasar tradisional,
minimarket yang sudah ada ataupun titik usulan minimarket yang sebelumnya.f. Titik harus berada di pinggir network/jalan umum (jalan lokal, jalan kolektor
dan arteri). g. Minimarket usulan ditempatkan pada lahan dengan luas minimal 50 meter2.
3.4 ANALISIS PENGHARKATAN DAN PEMBOBOTANAnalisis pengharkatan dan pembobotan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dari
suatu lokasi, dalam penelitian ini kesesuaian ini dapat dijadikan acuan memilih lokasi yang paling sesuai disbanding lokasi lainnya. Analisis pengharkatan dan pembobotan ini dapat dilakukan dengan cara berikut:
10 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
1. PengharkatanPengharkatan dilakukan dengan memberikan skor pada variable yang telah
ditentukan. Pengharkatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:a. Jarak dengan pasar tradisonal dan dengan minimarket lainnya
Jarak berpengaruh terhadap ketertarikan konsumen untuk mendatangi minimarket tersebut. Untuk memestikan keuntungan minimarket dan keberlangsungan pasar tradisonal maka penentuan jarak menjadi penting.
Tabal 2: Harkat Jarak Minimarket dengan Pasar tradisonal
Jarak HarkatBerada pada radius 500 m dari pasar tradisonal 1Berada di luar radius 500 m dari pasar tradisonal 3Sumber: Analisis data sekunder (2014)
Tabal 3: Harkat Jarak dengan Minimarket lainnya
Jarak HarkatBerada pada radius 500 m dari minimarket lainnya 1Berada di luar radius 500 m dari minimarket lainnya 3Sumber: Analisis data sekunder (2014)
b. Penggunaan lahanMinimarket merupakan salah satu jenis sarana perdagangan dan jasa dengan
skala pelayanan lingkungan karena jarak pelayanannya hanya 500 meter. Oleh sebab itu pengunaan lahan yang sesuai untuk minimarket adalah kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan.
Tabal 4: Harkat Jenis Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan HarkatLainnya 1Permukiman 2Perdagangan 3Sumber: Masrun dalam Artikasari (2011)
c. Kelas jalanKelas jalan merupakan bagian dari aksesibelitas. Semakin tinggi kelas
jalannya maka tinggkat aksesibelitasnya makin baik sehingga kemungkinan keuntunggan semakin tinggi.
Tabal 5: Harkat Kelas Jalan
Kelas Jalan HarkatLainnya 1Lokal atau Kolektor 2Arteri 3
11 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Sumber: Dowson dan Lord dalam Artikasari (2011)
2. PembobotanUntuk menentukan lokasi yang sesuai dilakukan pembobotan pada setiap variable,
yaitu:Tabal 6: Pembobotan Indikator Kesesuaian Lokasi Minimarket
Indikator BobotJarak dengan pasar tradisonal 1Jarak dengan minimarket yang telah ada 1Pengunaan lahan 2Kelas jalan 2Sumber: Artikasari (2011)
Nilai total: (harkat A x Pembobotan A) + (harkat B x Pembobotan B) + ….(harkat n x pembobotan n)
Nilai terbesar: (3 x 1) + (3 x 1) + (3 x2) + (3 x 2)= 18Nilai terkecil: (1 x 1) + (1 x 1) + (1 x 2) + (1 x 2)= 6
Interval kelas: Nilai terbesar – nilai terkecil = 18 – 6 =6Jumlah kelas 2
Tabal 7: Kesesuaian Lokasi Minimarket
Nilai Total Lokasi Minimarket Keterangan6 – 12 Tidak sesuai Jika terdapat Kelurahan dengan jumlah minimarket
yang melebihi kebutuhan dan lokasi yang sesuai maka penentuan dilakukan dengan melihat nilai terbesar
12 – 18 Sesuai
Sumber: Analisis Data Sekunder (2014)
12 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Masukan titik lokasi ke ArcGIS
Jumlah kebutuhan & hasil Overlay
3.5 KERANGKA PEMIKIRAN
13 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Tujuan dan manfaat
Studi Literatur
Jumlah penduduk
Pengunaan lahan
Pengumpulan data
Lahan seluas mininimal 50 m2)
Latar Belakang dan perumusan masalah
Kelas Jalan
Jumlah dan lokasi minimarket
Lokasi pasar tradisonal
Survey
Identifikasi masalah
Bafer 500 m Bafer 500 m
Kebutuhan Minimarket
Tidak sama
SamaLokasi Potensial Minimarket baru Per Kecamatan
Overlay
Lokasi Potensial Minimarket baru Per Kecamatan
Olah data dan
analisi
Titik hasil overlay lebih banyak dari kebutuhan minimarket
Minimarket yang ada sudah melebihi atau memenuhi kebutuhan yang ada
Analisis pengharkatan dan pembobotan terhadap variable:
a. Jarak antar minimarketb. Jarak dengan pasar tradisonalc. Pengunaan lahand. Kelas jalan
Kesimpulan dan RekomendasiPunutup
BAB IV
GAMBARAN DATA SURVEY
Kecamatan Lowokwaru adalah salah satu kecamatan di Kota Malang. Luas wilayah Kecamatan Lowokwaru adalah 22,60 Km2 dan terdiri atas 12 kelurahan yaitu: Kelurahan Merjosari, Kelurahan Dinoyo, Kelurahan Sumbersari, Kelurahan Ketawanggede, Kelurahan Jatimulyo, Kelurahan Lowokwaru, Kelurahan Tulusrejo, Kelurahan Mojolangu, Kelurahan Tunjungsekar, Kelurahan Tasikmadu, Kelurahan Tunggulwulung, dan Kelurahan Tlogomas.
Kecamatan Lowokwaru merupakan salah satu dari 5 Kecamatan di Kota Malang. Letak Kecamatan Lowokwaru adalah di bagian utara Kota Malang dengan batas administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Sebelah Timur : Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Klojen Sebelah Selatan : Kecamatan Sukun dan Kecamatan Klojen Sebelah Barat : Kecamatan Dau Kabupaten Malang
4.1 DATA JUMLAH PENDUDUKData jumlah penduduk dapat menjadi acuan penentuan kebutuhan jumlah minimarket
pada wilayah perencanaan. Data jumlah penduduk mengacu pada data Kecamatan Lowokwaru Dalam Angka tahun 2013 yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabal 8: Jumlah Penduduk PerKelurahan
No Kelurahan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk1 Merjosari 3,36 16.7602 Dinoyo 1,17 15.7703 Sumbersari 1,28 14.3474 Ketawanggede 0,83 8.2545 Jatimulyo 2,51 20.3266 Lowokwaru 1,23 19.3627 Tulusrejo 1,31 17.1788 Mojolangu 2,88 24.4859 Tunjungsekar 1,87 16.50710 Tasikmadu 2,43 6.31111 Tunggulwulung 1,87 6.70112 Tlogomas 1,86 13.452Jumlah 22,6 179.453
Sumber: Kecamatan Lowokwaru Dalam Angka 2013
4.2 DATA PENGUNAAN LAHANPerencanaan pembangunan untuk penggunaan lahan harus memperhatikan kesesuaian
antara jenis pengunaan lahan dengan aktifitas yang akan direncanakan. Sebagai kegiatan perniagaan yang mendukung kawasan permukiman, kriteria distribusi lokasi minimarket
15 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
sebaiknya terletak pada kawasan dengan jenis penggunaan lahan perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman (Riandita, 2011). Oleh sebab itu dalam menentukan lokasi minimarket usulan dalam penenlitian ini maka titik-titik usulan hanya ditempatkan pada kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan.
Penggunaan lahan di Kecamatan Lowokwaru cukup beragam dan dapat dibagi menjadi fasilitas perumahan, fasilitas sosial dan fasilitas umum, ruang terbuka hijau, sawah, semak, TPS, waduk, sungai dan terminal. Pengunaan lahan yang beragam ini didominasi oleh fasilitas perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabal 9: Pola Pemanfaatan Lahan Kecamatan Lowokwaru
Eksisting Penggunaan
Lahan
Dinoyo
Jatimulyo
Ketawanggede
Lowokwaru
Merjosari
Mojolangu
Sumbersari
Tasikmadu
Tlogomas
TulusrejoTunggulw
ulungTunjung
sekar
Perumahan Kampung
42,81 49,86 12,90 4,99 57,77 42,86 20,20 21,77 62,50 42,05 25,22 44,14
Perumahan Developer
19,52 79,33 4,99 4,88 33,02 96,45 34,71 7,18 28,32 39,43 21,96 38,47
Perdagangan/Jasa 11,83 10,65 4,88 42,15 3,67 18,47 11,13 1,23 12,35 2,14 0,84 3,07
Pendidikan 16,96 10,93 42,15 0,08 3,19 16,23 46,44 5,47 5,72 4,70 1,26 4,97
Perkantoran 0,79 0,22 0,08 0,11 0,74 2,44 1,62 0,00 0,99 0,41 0,10 0,15
Peribadatan 0,27 0,63 0,11 0,17 0,35 1,03 0,62 0,13 0,90 0,83 0,12 0,65
Kesehatan 0,37 0,26 0,17 1,08 0,10 0,22 0,00 0,06 0,03 0,17 0,01 0,12
Industri/ Pergudangan
0,95 0,54 1,08 0,00 0,30 0,15 3,18 0,00 0,46 0,00 0,84 0,00
Cagar Budaya (Candi & Museum)
0,00 1,08 0,00 1,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Fasilitas Umum 0,23 1,12 1,80 0,00 0,05 0,17 0,76 0,02 3,73 0,00 0,37 0,00
Fasilitas Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
RTH (Pulau Jalan & Taman)
4,58 9,01 1,10 0,40 40,52 5,07 3,03 5,68 11,07 0,04 8,20 4,83
Makam 3,52 2,28 0,40 0,08 0,00 2,38 0,82 1,50 0,75 0,96 1,66 0,00
Lapangan 1,34 0,73 0,40 0,08 2,70 2,77 1,17 0,50 6,48 2,19 0,24 1,06
Sawah 0,44 41,67 0,00 0,00 49,55 55,72 0,00 144,57 10,59 0,00 99,21 66,87
Ladang 0,07 0,00 0,00 45,43 180,20 7,32 0,00 27,27 28,35 0,00 8,16 7,22
Semak/Pohon 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
TPA/TPS 0,05 0,01 0,00 0,00 3,58 0,02 0,00 0,17 0,08 0,00 0,00 0,02
Tanah Kosong 10,54 21,88 0,00 0,02 0,07 9,82 2,60 0,00 3,92 27,95 2,11 6,70
Waduk 0,15 0,07 0,02 0,00 10,27 0,09 0,00 0,20 0,04 0,06 0,05 0,14
Sungai 1,87 3,93 0,46 0,00 0,11 1,64 0,33 4,85 6,73 0,52 2,29 3,40
Terminal 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber: RDTR Sub Malang Utara Tahun 2012 - 2032
4.3 DATA LOKASI MINIMARKETData lokasi minimarket diperlukan agar dalam perencanaan penentuan lokasi
minimarket baru, lokasinya tidak bersingungan dengan minimarket yang telah ada. Hal ini
18 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
No
X Y NamaJalan Keterangan Foto
1 676912.99 9122468.19 JL.TLOGOMAS Alfamart
2 676719.88 9122687.29JL.BATU
PERMATAAlfamart
3 676701.71 9123122.21 JL.TLOGOMAS Alfamart
4 676681.93 9123139.10 JL.TLOGOMAS Alfamart
5 676712.57 9123194.06 JL.TLOGOMAS Indomaret
6 676040.78 9123860.66 JL.TLOGOMAS Alfamart
7 675993.50 9123896.80 JL.TLOGOMAS Indomaret
Jumlah Minimarket= 7 bangunan
Tebel 10: Persebaran Minimarket di Kelurahan Tlogomas1. D
19 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Tabel
Tebel 11: Persebaran Minimarket di Kelurahan Jatimulyo
No Name X Y Nama Jalan Keterangan Foto
1 Indomaret679762,
5 9120820 JL.KALPATARU Indomaret
2 Alfamart679417,
6 9120982 JL.KALPATARU Alfamart
3 Indomaret678173,
5 9121088 JL.SUKARNO HATTA Indomaret
4 Indomaret679215,
8 9121085 JL.KALPATARU Indomaret
5 Alfamart678237,
9 9121096 JL.SUKARNO HATTA Alfamart
6 Alfamidi678420,
7 9121347 JL.SUKARNO HATTA Alfamidi
20 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
7 Indomaret678427,
7 9121355 JL.SUKARNO HATTA Indomaret
8 Indomaret678450,
6 9121458 JL.SUKARNO HATTA Indomaret
9 Alfamart678506,
1 9121523 JL.SUKARNO HATTA Alfamart
10 Indomaret678568,
1 9121611 JL.SUKARNO HATTA Indomaret Sumber: Hasil Survey 2014
Tabel 12: Persebaran Minimarket di Kelurahan Dinoyo
No X Y NamaJalan Keterangan Foto
1 676981.31 9121123.35JL.SUNAN KALIJAGA
Indomaret
21 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
2 676992.39 9121165.33JL.SUNAN KALIJAGA
Alfamart
3 677417.21 9121392.58 JL.GAJAYANA Indomaret
4 677526.54 9121577.69 JL.MT.HARYONO Alfamart
5 677376.58 9121799.94 JL.MT.HARYONO Alfamart
6 677275.97 9121932.04 JL.MT.HARYONOGiant
Ekspres
7 677287.27 9121972.48 JL.MT.HARYONO Indomaret
8 677228.14 9122058.83 JL.MT.HARYONO Indomaret
22 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
9 677098.87 9122267.55 JL.MT.HARYONO Alfamart
10 677025.66 9122369.63 JL.MT.HARYONO Indomaret
Jumlah Minimarket= 10 bangunanSumber: Hasil Survey 2014
Tabel 13: Persebaran Minimarket di Kelurahan Ketawanggede
No X Y NamaJalan Keterangan Foto1 677432.83 9120587.31 JL.SUMBERSARI Indomaret2
677361.23 9121030.93 JL.SUMBERSARI Alfamart
3
677889.79 9121113.46 JL.MT.HARYONO Indomaret
4
677738.71 9121276.34 JL.MT.HARYONO Indomaret
23 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Jumlah Minimarkat= 4 banguunanSumber: Hasil Survey 2014
Tabel 14: Persebaran Minimarket di Kelurahan Sumbersari
No
X Y NamaJalan Keterangan Foto
1 677831.83 9119425.39JL.BENDUNGAN
SUTAMIAlfamart
2 677856.75 9119594.43JL.BENDUNGAN
SUTAMIIndomaret
3 677852.04 9119830.46JL.BENDUNGAN
SUTAMIIndomaret
4 677730.97 9120085.63JL.BENDUNGAN SIGURA-GURA
Indomaret
Jumlah Minimarket= 4 bangunanSumber: Hasil Survey 2014
Tabel 15: Persebaran Minimarket di Kelurahan Mojolangu
24 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
1 678903.41 9121825.94JL.SUKARNO
HATTAIndomaret
2 679066.71 9121964.20JL.SUKARNO
HATTAIndomaret
3 680250.66 9122083.80 JL.BOROBUDUR Indomaret
4 680133.63 9122087.83 JL.BOROBUDUR Alfamart
5 679731.69 9122105.87JL.SUKARNO
HATTAIndomaret
6 679616.44 9122127.05JL.SUKARNO
HATTAAlfamart
7 680100.21 9122130.70 JL.BOROBUDUR Indomaret
26 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
8 679112.65 9122151.81JL.SUKARNO
HATTAIndomaret
9 679367.35 9122292.00JL.SUKARNO
HATTAIndomaret
Jumlah Minimarket= 9 bangunanSumber: Hasil Survey 2014
Tabel 16: Persebaran Minimarket di Kelurahan Tulusrejo
No X Y NamaJalan Keterangan Foto1 680255.51 9120617.69 JL.KEDAWUNG Alfamart2 679057.44 9121146.44 JL.B.CENGKEH Indomaret
Jumlah Minimarket= 2 bangunanSumber: Hasil Survey 2014
4.4 DATA LOKASI PASAR TRADISONALData lokasi pasar tradisonal diperlukan dalam proses analisis agar penentuan lokasi
minimarket yang baru tidak berdampak buruk terhadap pasar tradisonal. Manjaga pasar tradisonal dapat dilakukan dengan penentuan jarak berupa radius yang menjadi titik pelayanan pasar tradisonal, sehingga pada jarak itu tidak boleh dibangun minimarket.
Terdapat dua pasar tradisonal di Kecamatan Lowokwaru. Pasar ini terletak di Kelurahan Merjosari dan Kelurahan Lowokwru. Untuk lebih jalas dapat dilihat pada table berikut:
Tabal 17: Persebaran Minimarket Di Kecamatan Lowokwaru
No
Nama Pasar
X Y Nama_Jalan Foto Kelurahan
1Pasar
Tawang Mangu
679767,36 9119792,19JL.SENDANG
BIRU
27 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
2Pasar
Merjosari676794,64 9121344,53
JL.MERTOJOYO SELATAN
Merjosari
Sumber: Hasil Survey 2015 dan Peta RDTR Sub Malang Utara Tahun 2012 - 2032
4.5 DATA FUNGSI JALANFungsi jalan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat aksibelitas
orang menuju suatu lokasi. Semakin penting suatu fungsi jalan maka tingkat akseibelitas di lokasi itu memiliki peluang semakin besar. Dalam penentuan lokasi minimarket berdasarkan tingkat fungsi dari suatu jalan menjadi penting dengan mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas konsumen dan distribusi barang menuju minimarket. Mengacu pada beberapa sumber literatur maka kriteria distribusi lokasi minimarket yang sesuai adalah berada pada jalan lokal, jalan kolektor dan arteri.
Untuk hirarki fungsi jalan di Kecamatan Lowokwaru terdiri dari jalan arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, lokal sekunder dan jalan lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut:
Tabal 18: Hirarki dan Kondisi Jalan
Hirarki Koridor Perkerasan Kondisi Panjang (m)
Arteri Sekunder Jl. Letjen Sutoyo Aspal Hotmiks Baik 1074
Kolektor PrimerJl. MT. Haryono Aspal Hotmiks Baik 1590
Jl. Tlogomas Aspal Hotmiks Baik 1920
Kolektor Sekunder
Jl. Gajayana Aspal Hotmiks Baik 1358
Jl. Tunggul Yudo Aspal Baik 417
Jl. Bendungan Aspal Baik 504
Jl. Poh Payung Aspal Baik 574
Jl. Sutami Aspal Baik 1339
Jl. Merto Sari Aspal Baik 671
Jl. Mertojoyo Aspal Baik 397
Jl. Joyo Utama Aspal Baik 872
Jl. Joyosari Aspal Baik 691
Jl. Candi Panggung Aspal Baik 1472
Jl. Terusan Candi Mendut Aspal Baik 808
Jl. Candi Mendut Aspal Baik 398
Jl. Telagawangi Aspal Baik 751
Jl. Sukarno-Hatta Aspal Hotmiks Baik 2053
Jl. Kedawung Aspal Baik 940
Jl. Kalpataru Aspal Hotmiks Baik 905
Jl. Cengkeh Aspal Baik 655
Jl. Coklat Aspal Baik 461
Lokal Sekunder
Jl. Candi Mendut Selatan Aspal Baik 688
Jl. Cengger Ayam Aspal Baik 742
Jl. Bungur Aspal Baik 781
Jl. Melati Aspal Baik 546
Jl. Mawar Aspal Baik 576
Jl. Ikan Piranha Aspal Baik 331
Jl. Lingkungan Jalan Lingkungan di Sub Wilayah Malang Utara terdapat pada lokasi
Aspal dan plesteran Cukup dan baik -
28 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
permukiman padat, seperti Jl. Watugong, dan Jl Watugilang di Kelurahan Ketawanggede.
Sumber: RDTR Sub Malang Utara Tahun 2012 - 2032
4.6 HARGA TANAH KECAMATAN LOWOKWARUHarga tanah di Kecamatan Lowokwaru sangat bervariasi. Harga tanah paling murah
adalah Rp. 600 ribu/m2 dengan luas wilayah sebesar 156,161 ha dan yang paling mahal adalah sebesar 9 juta/m2. Untuk selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 19: Harga Tanah Kecamatan Lowokwaru
NOKELURAHAN KETERANGAN HARGA
TANAHLUAS
Ha
1
MOJOLANGU Pinggir Jalan 7 juta/m2 13.832MOJOLANGU Pinggir Jalan 7,5 juta/m2 0.754MOJOLANGU Pinggir Jalan 9 juta/m2 7.248MOJOLANGU Di dalam jalan 5 juta/m2 208.822MOJOLANGU Di dalam jalan 5 juta/m2 29.348MOJOLANGU Pinggir Jalan 5 juta/m2 12.138MOJOLANGU Di dalam jalan 5 juta/m2 43.470
2
DINOYO Pinggir Jalan 2,5 juta/m2 4.782DINOYO Di dalam jalan 3 juta/m2 99.273DINOYO Di dalam jalan 6 juta/m2 62.933DINOYO Pinggir Jalan 7,5 juta/m2 3.739DINOYO Pinggir Jalan 9 juta/m2 4.293DINOYO Pinggir Jalan 3,5 juta/m2 8.532
3TASIKMADU Di dalam jalan 2,5 juta/m2 197.799TASIKMADU Pinggir Jalan 3,5 juta/m2 11.180
4TLOGOMAS Pinggir Jalan 2,5 juta/m2 22.069TLOGOMAS Di dalam jalan 3 juta/m2 9.353TLOGOMAS Di dalam jalan 600 ribu/m2 156.136
5
TUNGGUL WULUNG Di dalam jalan 2,5 juta/m2 0.029TUNGGUL WULUNG Di dalam jalan 3 juta/m2 157.833TUNGGUL WULUNG Pinggir Jalan 3,5 juta/m2 26.194TUNGGUL WULUNG Pinggir Jalan 4,5 juta/m2 2.103
6
TULUSREJO Pinggir Jalan 5 juta/m2 16.528TULUSREJO Pinggir Jalan 5 juta/m2 0.244TULUSREJO Pinggir Jalan 4 juta/m2 3.987TULUSREJO Pinggir Jalan 7,5 juta/m2 4.503TULUSREJO Pinggir Jalan 9 juta/m2 0.221TULUSREJO Di dalam jalan 4 juta/m2 105.013
7JATIMULYO Pinggir Jalan 4,5 juta/m2 1.190JATIMULYO Pinggir Jalan 5 juta/m2 0.161JATIMULYO Pinggir Jalan 3 juta/m2 216.059
29 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
JATIMULYO Pinggir Jalan 7,5 juta/m2 25.965JATIMULYO Pinggir Jalan 9 juta/m2 11.733JATIMULYO Pinggir Jalan 3,5 juta/m2 5.696
8SUMBERSARI Di dalam jalan 5 juta/m2 113.740SUMBERSARI Pinggir Jalan 9 juta/m2 23.244
9LOWOKWARU Pingir jalan 5 juta/m2 16.169LOWOKWARU Di dalam jalan 4 juta/m2 107.332
10MERJOSARI pinggir jalan 3 juta/m2 31.828MERJOSARI Di dalam jalan 2 juta/m2 366.428
11KETAWANG GEDE Pinggir Jalan 9 juta/m2 8.792KETAWANG GEDE Di dalam Jalan 3,5 juta/m2 6.956
12 TUNJUNG_SEKAR Di dalam jalan 4 juta/m2 173.726Sumber: Hasil Survey 2015
30 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 ANALISIS KEBUTUHAN MINIMARKET PERKELURAHANAnalisis kebutuhan minimarket perkelurahan ini dilakuan untuk mengetahui kebutuhan
minimarket di setiap kelurahan, kebutuhan yang sudah terpenuhi dan pada keluruhan manasaja yang membutuhkan tambahan minimarket untuk melayani kebutuhan masyarakat. Analisis kebutuhan minimarket perkelurahan dapat dilakukan dengan mendasari rumus berikut:
Untuk lebih jelasnya kebutuhan minimarket pada setiap kelurahan di Kecamatan Lowokwaru, dapat dijelaskan dalam table berikut:
Tabel 20: Analisis Kebutuhan Minimarket PerKelurahan di Kecamatan Lowokwaru
No KelurahanJumlah
Minimerket Eksisting
Penduduk Pendukung
(SNI 03-1733-2004)
Jumlah Penduduk
(Tahun 2013)
Kebutuhan Minimarket
(Jumah Penduduk /6000)
Penambahan Minimarket(Kebutuhan Minimarket – Minimarket Eksisting)
Over Kapasitas
1 Merjosari - 6.000 16.760 3 3 -2 Dinoyo 10 6.000 15.770 3 - 73 Sumbersari 4 6.000 14.347 2 - 24 Ketawanggede 4 6.000 8.254 1 - 35 Jatimulyo 10 6.000 20.326 3 - 76 Lowokwaru - 6.000 19.362 3 3 -7 Tulusrejo 2 6.000 17.178 3 1 -8 Mojolangu 9 6.000 24.485 4 - 59 Tunjungsekar - 6.000 16.507 3 3 -10 Tasikmadu - 6.000 6.311 1 1 -11 Tunggulwulung - 6.000 6.701 1 1 -12 Tlogomas 7 6.000 13.452 2 - 5Jumlah Per Kelurahan 12 29Kebutuhan Kecamatan Lowokwaru
46 6.000 179.453 30 - 10
Sumber: Hasil Analisis 2015
Pada hasil analisis kebutuhan minimarket diatas dapat diketahui bahwa terdapat kelurahan-kelurahan yang memiliki minimarket denan jumlah yang telah melebihi standarnya, sedangkan pada sisi yang lain diketahui terdapat kelurahan-kelurahan yang membutuhkan penambahan minimarket. Jika kebutuhan minimarket pada setiap kelurahan-kelurahan yang membuhukan fasilitas minimarket maka dapat diketahui bahwa jumlah penambahan minimarket pada Kecamatan Lowokwaru adalah sebanyak 12 minimarket. Sedangkan berdasarkan analisis secara keseluruhan dari jumlah penduduk Kecamatan Lowokwaru dan jumlah minimarket di Kecamatan Lowokwaru diketahui bahwa jumlah minimarket telah melebihi kapasaitas kebutuhan sebanyak 10 minimarket.
34 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Kebutuhanminimarket=( Jumlah penduduk6000 )− jumlah minimarket eksisting
5.2 ANALISIS PENGHARKATAN DAN PEMBOBOTANAnalisis pengharkatan dan pembobotan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dari
suatu lokasi, dalam penelitian ini kesesuaian ini dapat dijadikan acuan memilih lokasi yang paling sesuai disbanding lokasi lainnya. Analisis pengharkatan dan pembobotan ini dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Analisis pengharkatan dan pembobotan variabel pasar tradisonal dan minimarketAnalisis ini dilakukan dengan membuat radius pelayanan pasar tradisonal dan
minimarket eksisting sejauh 500 meter. Bagi yang di dalam radius pelayanan dianggap lahan yang tidak sesuai untuk dibangun minimarket dan diberi harkaat 1 sedangkan untuk yang berada di luar radius dianggap lahan yang sangat sesuai dan diberi harkat 3. Hasil pemberian harkat di kalikan dengan nilai bobot untuk pasar tradisonal dan minimarket yaitu 1. Hasil analisis ini dapat diuraikan dalam table berikut:
Tabel 21: Analisis Pengharkatan dan PembobotanVariabel Pasar tradisonal
Pasar Tradisional Harkat Bobot HB Pasar m² Ha Kelurahan
Luar Radius 3 1 32,862,35
3 286 Mojolangu
Luar Radius 3 1 33,426,72
3 343 Merjosari
Luar Radius 3 1 31,876,33
8 188 Tlogomas
Luar Radius 3 1 32,215,74
0 222 Tasikmadu
Luar Radius 3 1 31,905,06
6 191 Tunjung sekar
Luar Radius 3 1 31,861,58
3 186 Tunggul wulung
Luar Radius 3 1 31,003,86
8 100 Dinoyo
Luar Radius 3 1 31,369,90
9 137 Sumbersari
Luar Radius 3 1 3 786,758 79 ketawanggede
Luar Radius 3 1 32,597,98
6 260 Jatimulyo
Luar Radius 3 1 3 711,546 71 Lowokawaru
Luar Radius 3 1 31,304,84
7 130 Tulusrejo
Pasar Tradisonal Harkat Bobot HB Pasar m² Ha Kelurahan
Dalam Radius 1 1 1 523,478 52 Lowokawaru
Dalam Radius 1 1 1 555,838 56 Merjosari
Dalam Radius 1 1 1 202,006 20 Dinoyo
37 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Sumber: Hasil Analisis 2015 dan Perhitingan ArcGIS
Tabel 22: Analisis Pengharkatan dan PembobotanVariabel Minimarket
Minimarket HarkatBobo
t
HB Mi
ninimarket m² Ha Kelurahan
Luar Radius 3 1 3 677,213 68 Tlogomas
Luar Radius 3 1 31,672,79
9 168 Tunggul wulung
Luar Radius 3 1 31,205,14
8 121 Mojolangu
Luar Radius 3 1 31,728,08
3 172 Tunjung sekar
Luar Radius 3 1 3 901,984 90 Jatimulyo
Luar Radius 3 1 3 269,217 27 Tulusrejo
Luar Radius 3 1 3 816,831 81 Lowokawaru
Luar Radius 3 1 3 376,664 37 Sumbersari
Luar Radius 3 1 3 27,957 2,7 Ketawanggede
Luar Radius 3 1 3 56,273 5,6 Dinoyo
Luar Radius 3 1 3 343,9799 35 Merjosari
Luar Radius 3 1 32,215,74
1 221 Tasikmadu
Minimarket HarkatBobo
t
HB Mi
ninimarket m² Ha Kel
Dalam Radius 1 1 1 1657084 Mojolangu
Dalam Radius 1 1 1 1199337 Tlogomas
Dalam Radius 1 1 1 542762 Merjosari
Dalam Radius 1 1 1 1149601 Dinoyo
Dalam Radius 1 1 1 993245 Sumbersari
Dalam Radius 1 1 1 758800 Ketawanggede
Dalam Radius 1 1 1 1696002 Jatimulyo
Dalam Radius 1 1 1 418193 Lowokwaru
Dalam Radius 1 1 1 1035750 Tulusrejo
Dalam Radius 1 1 1 188572 tunggul wulung
Dalam Radius 1 1 1 176982 tunjung sekarSumber: Hasil Analisis 2015 dan Perhitingan ArcGIS
38 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
2. Analisis pengharkatan dan pembobotan variabel pengunaan lahanAnalisis ini dilakukan dengan melihat kesesuaian pengunaan lahan dan fungsi dari
minimarket suatu minimarket. Minimarket merupakan salah satu jenis sarana perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan karena jarak pelayanannya hanya 500 meter. Oleh sebab itu pengunaan lahan yang sesuai untuk minimarket adalah kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan.
Untuk lahan yang bukan kawasan perumahan dan perdagangan/perniagaan dianggap lahan yang tidak sesuai untuk dibangun minimarket dan diberi harkaat 1, untuk lahan kawasan perumahan dianggan sesuai dan diberi harkat 2, sedangkan untuk kawasan perdagangan/perniagaan dianggap lahan yang sangat sesuai dan diberi harkat 3. Hasil pemberian harkat di kalikan dengan nilai bobot untuk pengunaan lahan yaitu 2. Hasil analisis ini dapat diuraikan dalam table berikut:
Tabel 23: Analisis Pengharkatan dan PembobotanVariabel Penguaan Lahan
Kelurahan Penggunaan Harkat Bobot Harkat dan bobt
Luas m2
DINOYO
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 106123Perdagangan 3 2 6 120975Lainnya 1 2 2 374520Permukiman 2 2 4 604254
JATIMULYO
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 233726Perdagangan 3 2 6 103111Lainnya 1 2 2 887370Permukiman 2 2 4 1373779
TUNGGUL_WULUNG
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 99343Perdagangan 3 2 6 9995Lainnya 1 2 2 1034877Permukiman 2 2 4 717368
KETAWANG_GEDE
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 104837Perdagangan 3 2 6 46735Lainnya 1 2 2 445941Permukiman 2 2 4 189245
TASIKMADU
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 69458Perdagangan 3 2 6 12756Lainnya 1 2 2 1785294Permukiman 2 2 4 348233
TLOGOMAS
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 159051Perdagangan 3 2 6 121749Lainnya 1 2 2 643190Permukiman 2 2 4 952346
39 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
MOJOLANGU
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 263932Perdagangan 3 2 6 184254Lainnya 1 2 2 594244Permukiman 2 2 4 1819804
TUNJUNG_SEKAR
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 126474Perdagangan 3 2 6 29577Lainnya 1 2 2 885557Permukiman 2 2 4 863462
LOWOKWARUWilayah sungai dan jalan 0 0 0 112666Lainnya 1 2 2 144406Permukiman 2 2 4 977951
MERJOSARI
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 175956Perdagangan 3 2 6 48464Lainnya 1 2 2 2596305Permukiman 2 2 4 1161836
SUMBERSARI
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 149225Perdagangan 3 2 6 112728Lainnya 2 2 4 546112Permukiman 1 2 2 561839
TULUSREJO
Wilayah sungai dan jalan 0 0 0 97333Perdagangan 3 2 6 20946Lainnya 2 2 4 824810Permukiman 1 2 2 361879
Sumber: Hasil Analisis 2015 dan Perhitingan ArcGIS
3. Analisis pengharkatan dan pembobotan variabel kelas jalanAnalisis ini dilakukan dengan melihat kelas jalan yang melalui sebuah kawasan.
Semakin tinggi kelas jalannya maka tinggkat aksesibelitasnya makin baik sehingga kemungkinan keuntunggan semakin tinggi.
Untuk lahan yang tidak dilalui jalan lokal, kolektor atau arteri dianggap lahan yang tidak sesuai untuk dibangun minimarket dan diberi harkaat 1, untuk lahan yang dilalui jalan lokal atau kolektor dianggan sesuai dan diberi harkat 2, sedangkan untuk lahan yang dilalui jalan arteri dianggap lahan yang sangat sesuai dan diberi harkat 3. Hasil pemberian harkat di kalikan dengan nilai bobot untuk pengunaan lahan yaitu 2. Hasil analisis ini dapat diuraikan dalam table berikut:
Tabel 24: Analisis Pengharkatan dan PembobotanVariabel Kelas Jalan
LayerHark
etBobot
HB Jalan Kel_Name m2
Luar radius jalan 1 2 2 Tlogomas
1557343
Luar radius 1 2 2 Lowokwaru 99710
40 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
jalan 3Luar radius
jalan 1 2 2 Sumbersari10950
66Luar radius
jalan 1 2 2Ketawangg
ede54209
8Luar radius
jalan 1 2 2 Dinoyo88664
0Luar radius
jalan 1 2 2 Jatimulyo21824
26Luar radius
jalan 1 2 2Tunjungsek
ar15451
38Luar radius
jalan 1 2 2 Tulusrejo10953
91Luar radius
jalan 1 2 2 Tasikmadu19596
64Luar radius
jalan 1 2 2Tunggulwul
ung15637
90Luar radius
jalan 1 2 2 Merjosari36612
29Luar radius
jalan 1 2 2 Mojolangu23783
41
LayerHark
etBobot
HB_Jalan Kel_Name m2
Kolektor Sekunder 2 2 4 Jatimulyo
320395
Kolektor Sekunder 2 2 4 Merjosari
333697
Kolektor Sekunder 2 2 4 Tasikmadu
256076
Kolektor Primer 2 2 4 Tlogomas10975
2Kolektor Sekunder 2 2 4
Ketawanggede 81239
Kolektor Sekunder 2 2 4 Sumbersari
189727
Kolektor Sekunder 2 2 4 Lowokwaru
178986
Kolektor Sekunder 2 2 4 Tulusrejo
210305
Kolektor Sekunder 2 2 4
Tunjungsekar
359928
Kolektor Sekunder 2 2 4
Tunggulwulung
293365
Kolektor Sekunder 2 2 4 Mojolangu
273417
Kolektor Sekunder 2 2 4 Dinoyo
174852
LayerHarke
tBobo
tHB_Jal
an Kel_Name m2
41 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Arteri Sekunder 3 2 6 Mojolangu
210998
Arteri Sekunder 3 2 6 Sumbersari 85112
Arteri Sekunder 3 2 6
Ketawanggedei
143973
Arteri Sekunder 3 2 6 Jatimulyo
116901
Arteri Sekunder 3 2 6 Dinoyo
132622
Arteri Sekunder 3 2 6 Tlogomas
268464
Sumber: Hasil Analisis 2015 dan Perhitingan ArcGIS
5.3 KESESUAIAN LAHANAnalisis ini dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap menganalisis kesesuaiaan lahan
berdasarkan penjumlahan dari hasil analisis pengharkatan dan pembobotan dan tahap eliminasi lahan sesuai yang kurang dari 50 m2.
1. Eliminasi berdasarkan penjumlahan analisis pengharkatan dan pembobotanAnalisis ini dilakukan melalui proses superimplus peta-peta hasil analisis
kelayakan dari 4 variabel diatas. Penentuan lahan sesuai dan tidak sesuai dapat melalui proses berikut:
Nilai total: (harkat A x Pembobotan A) + (harkat B x Pembobotan B) + ….(harkat n x pembobotan n)
Nilai terbesar: (3 x 1) + (3 x 1) + (3 x2) + (3 x 2)= 18Nilai terkecil: (1 x 1) + (1 x 1) + (1 x 2) + (1 x 2)= 6
Interval kelas: Nilai terbesar – nilai terkecil = 18 – 6 =6Jumlah kelas 2
Tabal 25: Kesesuaian Lokasi Minimarket
Nilai Total Lokasi Minimarket Keterangan6 – 12 Tidak sesuai Jika terdapat Kelurahan dengan jumlah minimarket
yang melebihi kebutuhan dan lokasi yang sesuai maka penentuan dilakukan dengan melihat nilai terbesar
12 – 18 Sesuai
Sumber: Analisis Data Sekunder (2014)
2. Eliminasi lahan sesuai yang kurang dari 50 m2
Eliminasi lahan yang sesuai ini karena untuk membangun sebuah minimarket dibutuhkan lahan minimal 50 m2 dan maksimal 200 m2. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui luasan lahan yang sesuai dan tidak sesuai di Kecamatan Lowokwaru yang dapat dijelaskan dari tabel berikut:
Tabel 26: Luas Lahan Berdasarkan Kesesuaian Lahan42 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Kelurahan
Kesesuaian LahanHasil Analisis Kesesuaian
Lahan m²Hasil Eliminasi Lahan (> 50 m² tidak layak) m²
DinoyoSesuai 126996 Sesuai 126996
Tidak sesuai107887
9 Tidak sesuai 1078879
Ketawanggede Sesuai 56811 Sesuai 56811
Tidak sesuai 729947 Tidak sesuai 729947
MerjosariSesuai 77566 Sesuai 77566
Tidak sesuai390499
6 Tidak sesuai 3904996
TasikmaduSesuai 156464 Sesuai 156464
Tidak sesuai205944
3 Tidak sesuai 2059443
TlogomasSesuai 180939 Sesuai 180939
Tidak sesuai169539
8 Tidak sesuai 1695398
TulusrejoSesuai 41929 Sesuai 41929
Tidak sesuai126304
2 Tidak sesuai 1263042
TunggulwulungSesuai 189055 Sesuai 189055
Tidak sesuai174383
5 Tidak sesuai 1743835
TanjungsekarSesuai 237163 Sesuai 237163
Tidak sesuai166759
7 Tidak sesuai 1667597
SumbersariSesuai 129815 Sesuai 129815
Tidak sesuai123993
4 Tidak sesuai 1239934
JatimulyoSesuai 158491 Sesuai 158491
Tidak sesuai243949
6 Tidak sesuai 2439496
LowokwaruSesuai 88076 Sesuai 88076
Tidak sesuai114694
9 Tidak sesuai 1146949
MojolangunSesuai 256554 Sesuai 256554
Tidak sesuai259010
2 Tidak sesuai 2590102Sumber: Hasil Analisis 2015 dan Perhitingan ArcGIS
5.4 PENENTUAN LOKASIPenentuan lokasi minimarket dilakukan berdasarkan data-data hasil analisis sebelumnya.
Penentuan lokasi minimarket ini dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat berikut:1. Penentuan lokasi minimarket hanya dilakukan pada kelurahan yang membutuhkan
penambahan minimarket, penambahan ini menyertakan pembatasan jumlah yang telah ditentukan dalam analisis sebelumnya.
43 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
2. Penentuan lokasi minimarket hanya diletakan pada kawasan yang sudah diidentifikasi sebagai kawasan yang sesuai untuk pembangunan minimarket.
3. Penentuan titik-titik lokasi secara berurutan (sequential) satu per satu dimulai dari arah kiri ke kanan peta Kota Malang.
4. Jika pada kelurahan yang membutuhkan penambahan namun tidak memiliki kawasan yang sesuai, maka tidak perlu melakukan penambahan.
5. Jika pada kelurahan dengan lahan sesuai lebih banyak dari yang dibutuhkan bedasarkan jumlah standar minimarket yang harus dibangun maka penentuan lokasi dilakukan berdasarkan kawasan dengan nilai tertinggi dari hasil analisis pengharkatan dan pembobotan (jika nilai harkat dan bobot sama ditentukan dengan memperhatikan syarat nomor 6 dan 7 dibawah ini)
6. Lokasi usulan berikutnya tidak boleh beririsan dengan pasar tradisional, minimarket yang sudah ada ataupun titik usulan minimarket yang sebelumnya.
7. Titik harus berada di pinggir network/jalan umum8. Titik rencana minimarket diusahakan sebaik mungkin hanya melingkupi wilayah
perencanaan (berkaitan dengan radius pelayanan minimarket)
Penentuan lokasi untuk pembangunan minimarket ini dilakukan langsung dari peta kesesuaian lahan yang telah dibuat. Berikut ditampilkan tabel hasil analisis penentuan lokasi minimarket:
Tabel 27: Analisis Penentuan Lokasi dan Jumlah Rencana minimarket
No
Kelurahan
(Kebutuhan Minimarket – Minimarket Eksisting)
Over Kapasitas
Keterangan Hasil AnalisisJumlah Rencana
Penambahan
1 Merjosari 3 -Tersedia lahan yang sesuai sehingga dapat dilakukan penambahan
3
2 Dinoyo - 7Tidak butuh penambahan, kerena minimarket yang ada sudah memenihi kebutuhan
-
3 Sumbersari - 2Tidak butuh penambahan, kerena minimarket yang ada sudah memenihi kebutuhan
-
4 Ketawanggede - 3Tidak butuh penambahan, kerena minimarket yang ada sudah memenihi kebutuhan
-
5 Jatimulyo - 7 Tidak butuh penambahan, kerena -
44 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
minimarket yang ada sudah memenihi kebutuhan
6 Lowokwaru 3 -
Terdapat Lahan Layak, namun melihat lokasi yang berdekatan dengan pasar tradisonal dan minimarket maka tidak akan dilakukan penambahan
-
7 Tulusrejo 1 -
Terdapat Lahan Layak, namun jika dilakukan penambahan akan sangat berhimpitan dengan radius pelayanan minimarket lainnya sehingga tidak akan dilakukan penambahan
-
8 Mojolangu - 5Tidak butuh penambahan, kerena minimarket yang ada sudah memenihi kebutuhan
-
9 Tunjungsekar 3 -Tersedia lahan yang sesuai sehingga dapat dilakukan penambahan
3
10 Tasikmadu 1 -Tersedia lahan yang sesuai sehingga dapat dilakukan penambahan
1
11 Tunggulwulung 1 -Tersedia lahan yang sesuai sehingga dapat dilakukan penambahan
1
12 Tlogomas - 5Tidak butuh penambahan, kerena minimarket yang ada sudah memenihi kebutuhan
-
Jumlah Per Kelurahan
12 29 8
Sumber: Analisis Data Sekunder dan Pemetaan (2014)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah kebutuhan minimarket Kecamatan Lowokwaru adalah 12 buah minimarket, namun bedasarkan berbagai pertimbangan maka hanya direncanakan 8 buah minimarket yang tersebar di Kelurahan Merjosari, Kelurahan Tanjungsekar, Kelurahan Tasikmadu, dan Kelurahan Tunggulwulung. Untuk lokasi rencana dapat di jelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 28: Lokasi Rencana Minimarket dan Kondisi Eksisting
No Kelurahan X Y Foto Keterangan
1 Merjosari 674453.49 9121546.12Eksisting lahan kosong ditengah permukiman
45 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
2 Merjosari
675940.48 9121914.99
Eksisting lahan kosong ditengah permukiman
3 Merjosari
675106.76 9122117.64
Eksisting lahan kosong ditengah permukiman
4Tunggul Wulung
678017.20 9123190.56
Eksisting lahan kosong ditengah permukiman
5 Tasikmadu
679185.90 9124065.30
Eksisting lahan kosong ditengah permukiman
6T anjung Sekar
680265.53 9123055.38
Eksisting sawah ditengah permukiman
7Tanjung Sekar
680035.19 9123917.18
Eksisting lahan kosong ditengah permukiman
46 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
8Tanjung Sekar
679462.68 9123285.75
Eksisting lahan kosong ditengah permukiman
Sumber: Analisis Data Sekunder dan Pemetaan (2014)
5.5 HARGA LAHAN UNTUK PERENCANAAN MINIMARKETDalam merencanakan minimarket dapat diketahui harga tanah untuk pembangunan
minimarket tersebut. Harga lahan untuk membangun minimarket ini diproleh dengan menyatukan titik lokasi minimarket rencana dengan peta harga tanah yang ada di Kecamatan Lowokwaru. Berikut asumsi harga lahan yang direncanakan untuk pembangunan minimarket.
Tabel 29: Skenario Harga Lahan Untuk Perencanaan Minimarket
No KelurahanLokasi Rencana Skenario Harga
X Y 50 m2 200 m2
1 Merjosari 674453.49 9121546.12 100 juta 400 juta2 Merjosari 675940.48 9121914.99 150 juta 600 juta3 Merjosari 675106.76 9122117.64 150 juta 600 juta4 Tunggul Wulung 678017.20 9123190.56 175 juta 700 juta5 Tasikmadu 679185.90 9124065.30 200 juta 800 juta6 T anjung Sekar 680265.53 9123055.38 225 juta 900 juta7 Tanjung Sekar 680035.19 9123917.18 200 juta 800 juta8 Tanjung Sekar 679462.68 9123285.75 225 juta 900 juta
Sumber: Analisis Data Sekunder dan Pemetaan (2014)
47 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
5.6 PROSES ANALISIS
56 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Analisis kebutuhan minimarket ( Jumlah penduduk
6000 )− jumlah minimarketPeta kebutuhan minimarket
PerKelurahan
Peta lokasi minimarket
Peta lokasi Pasar Tradisonal
Buffer 500 m
Peta Pengunaan lahan
Peta Kelas JalanBuffer 50
Field calculator (Eliminasi lahan layak < 50 m2)
Peta lahan sesuai 1
Buffer 500 m
Intersect
Peta lahan sesuai 2
Lokasi Minimarket baru
Keterangan:
® lambang pengharkatan
Identity dengan peta batas administrasi
Identity dengan peta batas administrasi
Lokasi layak berdasarkan lokasi minimarket®
Identity dengan peta batas administrasi
Tentukan lokasi secara iterasi
Analisis pengharkatan dan pembobotan
Lokasi layak berdasarkan lokasi pasar tradisonal®
Lokasi layak berdasarkan kelas jalan®
Lokasi layak berdasarkan pengunaan lahan®Union
Upda
Peta Harga Tanah Kecamatan Lowokwaru Tahun2015
Harga Lahan Lokasi Rencana Minimarket baru
BAB VI
PROSES ANALISIS DAN PEMBUATAN PETA ANALISIS
Secara umum proses analisis telah dijelaskan pada bab 3, pada bab 4 ini pembahasan hanya lebih diarahkan kepada bagai mana data yang ada diolah sesuai proses analisis yang telah diarahkan agar mendapat hasil sesuai dengan yang diinginkan.
6.1 PROSES BUFFER PETAProses buffer dilakukan pada peta titik lokasi minimarket, titik lokasi pasar tradisonal,
dan kelas jalan. Pertimbangan jarak terhadap minimarket dan pasar tradisonal dilakukan untuk mencegah pendirian minimarket baru terlalu dekat dengan minimarket lainnya atau dengan pasar tradisonal yang sudah ada. Hal ini diperlukan agar lokasi pendirian minimarket tidak terkumpul hanya pada daerah tertentu saja yang dapat menimbulkan persaingan atar minimarket tersebut atau meminimalisis dampak dari pembangunan minimarket terhadap pasar tradisonal. Acuan untuk jarak antar minimarket adalah 500 meter (Marlina, 2006 dalam Riandita, 2011) dan jarak dengan pasar tradisonal adalah 500 meter (Rini, 2009 dan Pratamaningtyas, 2013). Sedangkan pertimbangan terhadap kelas jalan dilakukan berkaitan dengan aksesibelitas calon pelanggan minimarket, jalan yang boleh dibangun adalah pada jalan lokal, jalan kolektor dan arteri dimana buffer dilakukan sejauh 50 m2 pada kiri dan kanan jalan. Proses pembuatan peta ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masukan shapefile yang ingin di buffer dari ArcCatalog ke ArcMap2. Klik “ArcToolbox window”, lalu klik “Analysis Tools”, kemudian “Proximity” dan
diakhiri klik “Buffer”
3. Masukan shapefile yang ingin di buffer ke “Input Features”, lalu klik “ ” pada kolom Output Feature Class
4. Cari folder penyimpanan pada table Output Feature Class
57 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
5. Ubah nama pada kolom Name dan klik ”Save”6. Pada kolom Linear unit ditulis 500 meter dan klik “OK”
7. Tunggu hasil
8. Buffer minimarket dapat digabung, matikan shapefile yang tidak dibuffer. Klik”” “
9. Klik “Editor”, kemudian Klik “Star Editing”
58 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
10. Klik pilih “Minimarket Buffer” dan klik “OK”
11. Selec semua Minimarket Buffer12. Klik “Editor”, kemudian klik “Merge…”
59 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
13. Klik “OK” pada table Merge
14. Berikut hasil Buffer Minimarket
60 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
15. Untuk Pasar tradisonal dan kelas jalan yang akan di Buffer dilakuakan dengan cara yang sama
6.2 PROSES IDENTITYProses identity dilakukan agar peta hasil Union memiliki batas yang sama dengan batas
wilayah perencanaan. Proses Identity dapat diuraikan sebagai berikut:1. Masukan shapefile yang akan digunakan dalam proses identity (shapefile Batas
kecamatan lowok dan shapefile Minimarket Buffer2. Klik “ArcToolbox window”, lalu klik “Analysis Tools”, kemudian “Overlay” dan
diakhiri klik “Identity”
3. Masukan Shapefile yang akan di Identity pada kolom Input Features. Identity 1 adalah shapefile “Batas kecamatan lowok” dan Identity 2 adalah shapefile “Minimarket Buffer”
61 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
4. Cari lokasi penyimpanan (langkah 3 dan 4)5. Pada table Output Feature Class ubah nama pada kolom Name dan Klik “Save”
(langkah 5 dan 6)6. Klik “OK” pada table Identity (langkah 7)
7. Tunggu hingga hasilnya keluar
62 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
8. Untuk Pasar tradisonal dan kelas jalan yang akan di Identity dilakuakan dengan cara yang sama
6.3 PROSES UNIONProses Union ini dilakukan untuk SHP Penggunaan lahan, hal ini dilakukan mengigat
SHP pengunaan lahan masih terpuisah-pisah sehingga menyulitkan proses analisis selanjutnya. Langkah-langkahnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Buka kembali ArcToolbox window2. Klik “Overlay”, kemudian klik “Union”
63 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
3. Pilih SHP yang akan di Union dan masukan pada kolom Input Features, Klik “ ” pada kolom Output Feature Class, kemudian cari folder penyimpanan, tulis nama SHP pada kolom Name, Klik “Save”, kemudian klik “OK”
4. Tungu hingga proses selesai
Pada hasil union pengunaan lahan terdapat kasus- kasus kusus sehingga memerlukan penanganan yang berbeda dengan hasil pengolahan data SHP lainnya. Kasus-kasus khusus itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Atribut pengunaan lahan terpisah-pisah sehingga atribut itu harus disatukan dalam satu table yang sama sehingga lebih mempermudah memasukan angka harkat, bobot dan nilai hasil perkalian harkat dan bobot.
2. Lakukan proses identity dengan SHP Batas Administrasi Kecamatan Lowokwaru
64 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
3. Pada bagian table layer tidak akan memiliki isi masukan saja nama wilayah jalan atau sungai, sebab bagian ini kosong karena pada SHP Pengnaan lahan sebelumnya wilayah jalan dan sungai tidak dalam bentuk polygon
4. Masukan Nilai harkat dan bobotnya (untuk mencegah wilayah jalan dan sungai masuk dalam wilayah perencanaan maka harkat dan bobot pada wilayah ini diberi nilai nol)
6.4 PROSES UPDATEProses Update hanya dilakukan untuk SHP jalan, hal ini dikarenakan SHP jalan antara
Arteri Sekunder, Kolektor Primer, dan Kolektor Sekunder pada proses buffer masih terpisah-pisah. Proses ini dilakukan dengan memenangkan jalan yang paling tinggi kelasnya jika pada proses buffer terjadi tumpang tindih. Langkah-langkah proses Update dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Setelah peta jalan selesai di buffer, buka kembali ArcToolbox window2. Klik “Overlay”, kemudian Klik “Update”
3. Masukan SHP yang akan kalah jika saling tumpang tindi dengan SHP lain pada “Input Features” dan yang akan menang pada “Update Features”, pilih folder penyimpanan, tulis nama SHPnya, klik “Save”, kemudian klik “OK”
65 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
4. Tunggu hingga proses selesai
5. Lakukan pula pasa SHP jalan lainnya hingga seluruh SHP jalan menjadi satu SHP6. Langkah selanjutnya adalah Identity lakukan seperti proses yang telah dijelaskan
diatas
6.5 PROSES PENGISIAN NILAI HARKAT DAN BOBOTPengisisan nilai harkat berguna untuk proses analisis pengharkatan dan pembobotan.
Variabel yang diharkatkan adalah minimarket, pasar tradisonal, pengunaan lahan dan kelas jalan. Harkat 1 diberikan pada lokasi yang tidak sesuai, nilai 2 diberikan pada lokasi yang cukup sesuai, dan nilai 3 diberikan pada lokasi yang tidak sesuai. Uraian proses pengerjaan pada data spasial dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Klik kanan pada shapefile yang akan diisi harkatnya (langkah 1), dan klik “Open Attribute Table” (langkah 2).
66 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
2. Hapus table yang tidak penting, dengan cara klik kanan pada bagian judul table yang akan di hapus dan klik “Delete Field”
3. Klik “Yes”, ulangi cara yang sama pada table lainnya
67 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
4. Tambakan kolom harkat pada table, dengan cara klik “Table Options”, kemudian klik “Add Field…”
5. Kolom Name diisi (langkah 1), kolom Type diganti teks (langkah 2 dan 3), pada kolom Field Properties “Length” diganti 20 untuk keterangan minimarket dan 5 untuk keterangan harkat (langkah 4), klik “OK” (langkah 5)
6. Untuk mengedit aktifkan start editing pada editor dan mulai mengedit kolom nama dan kolom harkat
7. Kolom minimarket diganti keterangan luar radius untuk yang tidak masuk dalam radius minimarket dan dalam radius untuk kolom yang masuk radius minimarket
8. Kolom harkat diganti keterangan 3 untuk yang tidak masuk dalam radius minimarket dan 1 untuk kolom yang masuk radius minimarket. Sedangkan bobot diberi 1, hasilnya harkat x bobot. Berikut hasilnya
68 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
9. Untuk mengisi table HB_Min, klik kanan pada table tersebut, kemudian klik “Field Calculator…”
10. Setelah mengisi rumus klik “OK”, (karena table dalam bentuk teks maka rumus yang diisi harus dimulai dengan “Int”)
69 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
11. Hasilnya adalah sebagai berikut:
12. Pasar tradisonal, pengunaan lahan dan kelas jalan yang akan di diharkatkan dilakuakan dengan cara yang sama
6.6 PROSES INTERSECTProses intersect dilakukan pada 4 peta hasil analisis yang ada sebelumnya yaitu peta
kesesuaian berdasarkan letak pasar tradisonal, peta kesesuaian berdasarkan minimarket eksisting, peta kesesuaian berdasarkan kelas jalan, dan peta kesesuaian berdasarkan pengunaan lahan. Proses interseck dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masukan SHP peta yang akan digabungkan2. Klik ArcToolbox window3. Klik “Analysis Tools”4. Klik “Overlay” Kemudian Klik “ Intersect”
70 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
5. Pilih SHP yang akan di Intersect dan masukan pada kolom Input Features, Klik “ ” pada kolom Output Feature Class, kemudian cari folder penyimpanan, tulis nama SHP pada kolom Name, Klik “Save”, kemudian klik “OK”
6. Tunggu hingga Proses selesai
71 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
6.7 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN 1Untuk menentukan kesesuaian lahan, data dari tiap total variabel yang telah diharkatkan
dan dibobotkan harus dijumlah dan berdasarkan hasil penjumlahan inilah maka dapat diketahuilahan yang layak dan tidak layak. Langkah-langkah proses pengerjaannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masukan SHP peta hasil intersect yang telah dibuat diatas2. Klik kanan pada SHP terebut yang ada pada Table Of Contents3. Kilik “Open Attribute Table”
4. Hapus attribute pada tabel yang kurang penting dan tamba attribute tabel sebagai tempat penjumlahan semua attribute variabel yang ada (langkahnya dapat dilihat pada proses proses pengisian nilai dan bobot)
5. Untuk menjumlahkan klik kanan pada judul attribute yang akan diisi6. Klik “Field Calculator…”
72 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
7. Jumlahkah hasil perkalian harkat dan bobot dari tiap variabelnya (untuk kasus ini karena dari awal variabel yang ada diberi nilai dengan mengunakan pilihan teks sehingga penjumlahan harus dibuat dalam fungsi “Int”), kemudian klik “OK” dan tunggu proses selesai
73 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
8. Klik “selection”, kemudian klik “Select By Attributes…”
9. Masukan rumus seperti “Total<= 12”, klik “Apply” untuk menselek lahan, kemudian klik “Attributes” (pastikan dalam kondisi star editing)
74 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
10. Pada kolom attributes klik tampilan paling atas yaitu “peta kelayakan 2 intersek”, dan pada FID kesesuain diisi “Tdk sesuai” dan tekan enter
11. Matikan fungsi select, klik “clear” pada tabel Select By Attributes…12. Ulangi proses yang sama dengan rumus “Total> 12” untuk lahan sesuai13. Berikut hasil tabel attributnya
75 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
6.8 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN 2 (DATA SUPERIMPLUSE + SELEKSI LAHAN LAYAK MIN 50 M2)
Proses Seleksi ini dilakukan untuk mengeliminasi lahan layak yang memiliki luas kurang dari standar luas minimarket (luas minimarket minimal 50 m2 dan maksimal 200 m2). Untuk prosesnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Buka open attribute tabel
2. Klik pada table options kemudian pilih select by attribute
76 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
3. Kemudian muncul kota dialog select by attributes,lalu pilih kesesuaian dan pilih luas area yang memiliki luas 50 m2
4. Kemudian kita Apply dan semua yang kita pilih akan terseleksi
77 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
5. Kemudia setelah semuanya terseleksi kemudian klik kanan pada layer dan pilih data kemudian tinggal export data
6. Setelah itu pilih tempat penyimpanannya
78 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
7. Setelah tersimpan,hasil dari proses seleksinya telah selesai
6.9 PENENTUAN LOKASI MINIMARKET SECARA ITERASIPenentuan lokasi minimarket secara iterasi ini dilakukan dengan asumsi-asumsi yang
sudah ada. Untuk melakukan proses ini lakukan langkah-langkah berikut:1. Buka ArcMap dan ArcCatalog2. Masukan SHP yang diperlukan untuk proses iterasi, seperti SHP lokasi lahan sesuai,
titik minimarket eksisting dan radius pelayanannya, titik pasar tradisonal dan radius pelayanannya, serta peta batas administrasi wilayah perencanaan. Atur SHP tersebut agar dapat dilihat dengan jelas untuk mempermudah proses penentuan.
79 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
3. Buatlah SHP untuk titik lokasi minimarket rencana4. Masukan SHP titik lokasi minimarket rencana tersebut ke ArcMap5. Mulailah proses digitasi dengan SHP titik minimarket rencana6. Digitasi dilakukan berdasarkan asumsi yang telah ditampilkan diatas
7. Setelah digitasi, dilakukan proses baffer dengan buffer 500 m. jika ada yang bertentangan dengan asumsi yang telah ditentukan diatas maka hapus titik yang tidak sesuai dan mulai kembali proses dari nomor 6.
8. Proses nomor 7 akan terus dilakukan hingga ditemukan titik lokasi yang memenuhi criteria-kriteria yang telah ditetapkan diatas
9. Hasil iterasi
80 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
6.10 PEMBUATAN HYPERLINKHyperlink dilakukan untuk menampilkan gambar (dalam bentuk foto atau lainnya) untuk
membantu pembentukan image dari suatu ruang. Sebenarnya terdapat banyak metode dalam proses hyperlink, salah satu langkah dari proses hyperlink ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Buka Open Attribute Table2. Buat tabel baru denang type String dan size (Length) 1503. Masukan kode seperti contoh berikut <img src="E:\DINOYO\9121165.33.JPG"
width="300" /> pada tabel yang telah dibuat
4. Keterangan, E:\DINOYO\9121165.33.JPG adalah nama folder penyimpanan dan nama file yang akan di hyperlink
5. Untuk mengecek klik “HTML Popup”
81 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
6. Arahkan kursor pada titik yang sudah dimasukan gambarnya dan klik titik tersebut
82 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
BAB VII
PENUTUP
7.1 KESIMPULANBerdasarkan proses pengerjaan dalam laporan mengenai penentuan lokasi Minimarket
ini dapat disimpulkan, sebagai berikut:1. Minimarket di Kecamatan Lowokwaru berjumlah 46 unit yang tersebar di setiap
kelurahan dan mengumpul pada jalan-jalan utama2. Terdapat dua pasar tradisonal di Kecamatan Lowokwaru yaitu pasar merjosari dan
pasar tawangmangun3. Berdasarkan hasil analisis diketahui, secara keseluruhan Kecamatan Lowokwaru tidak
memerlukan penambahan minimarket, namun jika dianalisis pada skala kelurahan terdapat kelurahan yang membutuhkan penambahan minimarket
4. Kelurahan yang membutuhkan penambahan minimarket antara lain: Merjosari (3 unit), Lowokwaru (3 unit), Tulusrejo (1 unit), Tanjungsekar (3 unit), Tasikmadu (1 unit), Tunggulwulung (1 unit), sedangkan kelurahan lainnya tidak perlu lagi penambahan minimarket
5. Dalam proses iterasi hanya terdapat beberapa kelurahan yang memungkinkan direncanakan untuk pembangunan minimarket,seperti: Kelurahan Merjosari (3 unit), Tanjungsekar (3 unit), Tasikmadu (1 unit), dan Tunggulwulung (1 unit)
6. Lokasi minimarket rencana dpat dibangun dengan memanfaatkan lahan dengan harga yang bervariasi yaitu antara 100 juta sampai dengan 900 juta.
7.2 SARAN1. Dengan melihat kondisi pembangunan minimarket saat ini, sangat diperlukan suatu
pengarahan pembangunan minimarket agar pembangunan minimarket dapat diletakan sesuai pada tempatnya.
2. Pembatasan pembanguan minimarket pada beberapa kelurahan yang sudah mengalami overkapasitas dari fasilitas minimarket seperti: Kelurahan Tlogomas, Dinoyo, Ketawanggede, Sumbersari, Jatimulyo, dan Mojolangun
3. Mengarahkan pembangunan minimarket pada kelurahan-kelurahan yang memang membutuhkan penambahan minimarket, seperti Kelurahan Merjosari, Tunggul Wulung, Tasikmadu, dan Tanjung Sekar.
4. Berdasarkan berbagai kondisi eksisting yang ada saat ini, perencanaan minimarket sebaiknya diarahkan pada lokasi-lokasi berikut:
83 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T
Tabel 30: Lokasi Rencana Minimarket
No Kelurahan X Y1 Merjosari 674453.49 9121546.122 Merjosari 675940.48 9121914.993 Merjosari 675106.76 9122117.644 Tunggul Wulung 678017.20 9123190.565 Tasikmadu 679185.90 9124065.306 T anjung Sekar 680265.53 9123055.387 Tanjung Sekar 680035.19 9123917.188 Tanjung Sekar 679462.68 9123285.75
Sumber: Analisis Data Sekunder dan Pemetaan (2014)
5. Penelitian ini hanya menilai kondisi saat ini sehingga peneliti memberikan rekomendasi agar penelitian selanjutnya dapat meneliti bagaimana kebutuhan masyarakat akan minimarket di masa yang akan datang
84 | P E N E N T U A N L O K A S I M I N I M A R K E T