ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA …
Transcript of ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA …
i
ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA
TIPE HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL) MENGGUNAKAN
PROSEDUR NEWMAN PADA KELAS VII SMP NEGERI 13 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Fatma Pratiwi
NIM 105361116616
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FATMA PRATIWI
Nim : 105361116616
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika Tipe
HOTS (Higher Order Thinking Skill) Menggunakan
Prosedur Newman Pada Kelas VII SMP Negeri 13
Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan TIM Penguji adalah ASLI hasil karya saya
sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Januari 2021
Yang membuat pernyataan
FATMA PRATIWI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : FATMA PRATIWI
N I M : 105361116616
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi saya. Saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada point 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Januari 2021
Yang Membuat Perjanjian
FATMA PRATIWI
\
vi
MOTTO DAN PERSAMBAHAN
Motto
“Awali dengan bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah”
Perhatikan hal-hal yang menyebabkan kamu menangis,
Jangan hal-hal yang menyebabkan kamu tertawa.
Persembahan
Karya ini ku persembahkan untuk papa dan mamaku
Tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungannya
moril dan materil dan atas segala pengorbanan, jerih payah dan doa restunya
demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga apa yang mereka korbankan menjadi mahkota keselamatan
di dunia dan akhirat kelak
Amin.
vii
ABSTRAK
Fatma Pratiwi. 2020. Analisis Kesalahan menyelesaikan Soal Matematika Tipe
HOTS (Higher Order Thinking Skill) menggunakan Prosedur Newman pada
Kelas VII SMP Negeri 13 Makassar. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Ibu Mutmainna dan Pembimbing II Ibu Ernawati
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
menggunakan prosedur Newman pada kelas VII SMP Negeri 13 Makassar. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes tertulis
dan metode wawancara. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan
memberikan pra tes soal essai pada siswa kelas VII.C yang kemudian hasil
tersebut 3 subjek penelitian berdasarkan kategori yang telah ditentukan kemudian
akan diberikan tes soal essai tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill). Dari hasil
pekerjaan subjek penelitian dianalisis untuk mendeskrpsikan jenis-jenis kesalahan
menggunakan prosedur Newman kemudian dilanjutkan dengan wawancara untuk
mendeskripsikan penyebab kesalahan dari dalam diri siswa. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika materi bilangan bulat tipe HOTS (Higher
Order Thinking Skill) adalah: (1) kesalahan membaca, yang meliputi tidak teliti
dalam membaca soal, tergesah-gesah dalam membaca soal dan tidak paham
dengan simbol-simbol matematika. (2) kesalahan memahami soal, meliputi tidak
lengkap menuliskan hal yang diketahui, sulit menentukan hal yang diketahui
dalam soal, dan tidak menuliskan hal yang ditanyakan dalam soal. (3) kesalahan
transformasi, meliputi tidak memiliki kemampuan untuk mengubah hal yang
diketahui menjadi kalimat matematika, dan tidak mampu menuliskan metode yang
akan digunakan. (4) kesalahan keterampilan proses, meliputi kesalahan yang
dilakukan sebelumnya, tidak mampu menuliskan metode penyelesaian dan
kesalahan dalam perhitungan. (5) kesalahan penulisan jawaban akhir, meliputi
kesalahan yang dilakukan sebelumnya, menuliskan jawaban akhir dengan tidak
tepat, dan tidak dapat menuliskan kesimpulan. Penyebab kesalahan dari dalam diri
siswa adalah tidak teliti dalam membaca, tidak mampu menuliskan hal yang
diketahui dan hal yang ditanyakan dalam soal, tidak terbiasa menuliskan rumus
matematika, tidak paham dengan materi bilangan bulat, kurang berlatiha soal-soal
cerita bilangan bulat, tidak menyukai pelajaran matematika, tidak teliti dalam
melakukan proses perhitungan, tidak mampu menuliskan metode penyelesaian
dengan tepat.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah , segalapuji hanya milik Allah SWT sang penentu
segalanya, atas limpahan Rahmat dan Hidah-Nyalah sehinggah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Salam dan Shalawat senantiasa tercurahkan kepada
baginda Rasullah Muhammad SAW juga kepada seluruh ummat beliau yang tetap
istiqamah dijalannya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan
tugas kemanusian ini hingga akhir.
Skripsi ini berjudul “analisis kesalahan menyelesaikan soal matematika tipe
HOTS (Higher Order Thinking Skill) menggunakan prosedur Newman pada kelas
VII SMP Negeri 13 Makassar” dalam hal ini penulis hadirkan sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan
peneuh harapan dapat memberikan kontribusi positif di bidang ilmu pendidikan
untuk Indonesia lebih maju.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
senantiasa penulis harapkan dari semua pihak sebagai bahan masukan dalam
penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis secara istimewa berterima kasih kepada kedua
orang tua tercinta Amir pangala dan ibunda Rumagi atas segala cinta kasih
sayang, doa dan segalah pengorbanannya untuk kesuksesan penulis.
ix
selanjutnya, penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Prof. Dr. H. Ambo
Asse., M.Ag.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bapak Erwin Akib,
M.Pd., Ph.D.,
3. Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
4. Sekretaris Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Ma’rup, S.Pd., M.Pd.
5. Pembimbing I ibu Mutmainnah, S.Pd., M.Pd. dan pembimbing II ibu
Ernawati, S.Pd., M.Pd. yang telah meluangkan waktunya untuk senantiasa
membimbing dan memberikan motivasi dengan baik sampai skripsi ini
dapat terselesaikan.
6. Pembimbing validasi instrument, Bapak Dr. Haerul Syam, M.Pd. dan
Bapak Ahmad Syamsuadi, S.Pd., M.Pd. yang senantiasa memberikan
bimbingan dalam rangka penyempurnaan instrument.
7. Para dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya dosen
prodi pendidikan matematika yang senantiasa membimbing penelitian
selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Kepala sekolah SMP Negeri 13 Makassar, bapak Drs. Ramli, M. Pd. Yang
telah mengizinkan untuk melaksanakan penelitian ini.
9. Guru mata pelajaran matematika kelas VII.C Ibu Syamsuharty, S. Pd.
Yang telah membantu berjalannya penelitian ini.
10. Siswa (i) kelas VII.C SMP Negeri 13 Makassar, yang telah meluangkan
waktunya sebagai Subjek penelitian dalam penelitian ini.
x
11. Rekan-rekan pendidikan matematika ALGORITMA 16, khususnya kelas
16 E yang telah sama-sama berjuang menempuh pendidikan untuk
mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
12. Serta seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tak langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tak sempat penulis
sebutkan.
Akhirnya semoga allah SWT menerima dan membalas segala amal
perbuatan pihak-pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa
tiada gading yang tak retak, namun penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak Aamiin.
Billahi Fii Sabilil Haq fastabiqul Khaerat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, januari 2021
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... ......... i
LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMIBNG .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... 5ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
E. Batasan Istilah .............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 8
A. Landasan Teori .............................................................................. 8
1. Pembelajaran Matematika ........................................................ 8
2. Analisis Kesalahan ................................................................... 9
3. HOTS (Higher Order Thinking Skill)....................................... 11
4. Karakteristik Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill)......... 13
5. Materi Bilangan Bulat ............................................................. 14
6. Prosedur Newman .................................................................... 20
7. Penelitian Relevan .................................................................... 21
xii
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 24
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 25
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 25
D. Pengkodean .................................................................................. 25
E. Instrument Penelitian..................................................................... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 33
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 33
1. Tahap Penentuan Subjek .......................................................... 33
2. Pelaksanaan Wawancara .......................................................... 36
B. Pembahasan ................................................................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 65
A. Kesimpulan ........................................................................................ 65
B. Saran .................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Membandingkan Bilangan Bulat ............................................................... 15
2.2 Perkalian Berdasarkan Tanda Bilangan Bulat............................................ 17
2.2 Faktor Dan Indikator Kesalahan Siswa ...................................................... 21
3.1 Indikator prosedur Newman ....................................................................... 26
3.2 Kriteria Tingkat Tingkat Kemampuan Siswa ........................................... 30
4.1 Pengelompokan Kemampuan Siswa .......................................................... 34
4.3 Waktu Pelaksanaan Tes Wawancara pada Subjek Penelitian .................... 35
4.4 Jumlah Kesalahan Tiap Subjek Penelitian Ditinjau dari Jenis Kesalahan
Menurut Prosedur Newman. ..................................................................... 60
4.5 Analisis Kesalahan Menurut Prosedur Newman ....................................... 61
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Jawaban Tes S1 pada Soal 1 ................................................................... 26
4.2 Jawaban Tes S2 Nomor 1 ....................................................................... 35
4.3 Jawaban Tes S2 pada Soal Nomor 1 ...................................................... 39
4.4 Jawaban Tes S2 pada Soal Nomor 1 ...................................................... 40
4.5 Jawaban Tes S2 Soal Nomor 2 ............................................................... 42
4.6 Jawaban Tes S3 pada Soal Nomor 1 ...................................................... 44
4.7 Jawaban Tes S3 Soal Nomor 1 ............................................................... 45
4.8 Jawaban Tes S3 Soal Nomor 1 ............................................................... 47
4.9 Soal Nomor 2 .......................................................................................... 48
4.10 Jawaban Tes S3 Soal Nomor 2 ............................................................... 50
4.11 Jawaban Tes S3 pada Soal Nomor 2 ..................................................... 51
4.12 Jawaban Tes Soal Nomor 2 ..................................................................... 53
4.12 Jawaban Tes S3 pada Soal Nomor 2 ...................................................... 54
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal Tes Pra Penelitian
Lampiran 2 Soal Hots (Higher Order Thinking Skill)
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa Berdasarkan Prosedur Newman
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Siswa Berdasarkan Prosedur Newman
Lampiran 5 Hasil Pra Tes Soal Matematika Kelas Vii Smp Negeri 13 Makassar
Lampiran 6 Hasil Tes Penelitian Soal Matematika Tipe Hots (Higher Order
Thinking Skill)
Lampiran 7 Kesalahan Subjek Penelitian Ditinjau Dari Jenis Kesalahan Menurut
Prosedur Newman
Lampiran 8 Hasil Wawancara
Lampiran 9 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan di Indonesia berkembang secara dinamis, seiring
dengan penemuan-penemuan baru dibidang pendidikan secara lebih luas.
Namun seiring dengan perkembangannya, pendidikan di Indonesia tidak
terlepas dari berbagai permasalahan yang mengikutinya. Kualitas seorang guru
sangat berperang penting dalam proses belajar mengajar untuk peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia.
Tindakan yang mampu digunakan dalam penggunaan metode dan
pemamfaatan sumber daya pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran
itulah yang disebut strategi pendidikan. Adapaun yang menjadi bagian dari
strategi pembelajaran yaitu metode pembelajaran yang memiliki fungsi dalam
menguraikan, meyaji, memberi latihan serta contoh dalam mencapai tujuan
dan strategi tersebut harus diperrhatikan oleh tenaga pengajar termasuk guru
maupun dosen yang di prakterkkan dalam pembelajaran.
Menurut (Putra, 2016:204) bahwa matematika adalah pembelajaran
yang mendasar dan sebagai pembelajaran inti serta sangat penting untuk
dipelajari dalam keberlangsungan kehidupan sehari-hari, sehingga mata
pelajaran matermatika diwajibkan untuk diajarkan mulai dari tingkat sekolah
hingga lebih tinggi. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam
proses jual-beli matematika memiliki peranan penting begitupun dengan
1
2
proses pembangunan gedung dan lain-lain. Hal ini sejalan yang dikemukakan
oleh (Sari dan Arifin, 2018:1136) bahwa matematika adalah induk dalam
segala pembelajaran. Matematika dapat meningkatkan keterampilan,
kreativitas, dan pola pikir yang kritis. Disisi lain pembelajaran matematika
juga masih dianggap sebagai pembelajaran yang rumit karena yang berisi
angka dan perhitungan yang kompleks. Hal dapat dilihat dari hasil dari nilai
UNBK mata pelajaran matematika tahun 2019 termaksud dalam kategori
terendah yakni 46,19% (Kemdikbud, 2019).
PISA (Programme for International Student Assessment) merupakan
sistem ujian oleh OECD (Organisationfor Cooperation Development) untuk
menilai kompetensi dasar yaitu membaca, matematika, dan sain dilaksanakan
setiap tiga tahun sekali (Pengestika, 2020:2). Pada tabel Snapshot of
performance in science, reading, and mathematics tahun 2018 terlihat bahwa
kemampuan matematika peserta didik di Indonesia memperoleh nilai rata-rata
dibawah internasional sebesar 379. Sedeangkan presentase pada science,
reading, and mathematics level 5 atau 6 sebesar 0,6 dan level 2 sebesar 51,7.
Hasil dari PISA (Programme for Student Assesment) tersebut dapat dijadikan
tolak ukur bagi pemerintah untuk membuat strategi yang lebih biak dalam
meningkatkan pencampaian kompetensi matematika peserta didik Indonesia
supaya naik dari posisi/ranking yang telah dicapai.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pencapaian kompetensi matematika peserta didik Indonesia di dunia
pendidikan Internasional adalah dengan cara melatih peserta didik
3
menggunakan soal tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill). Menurut
(Aryani & Maulida, 2019:275) bahwa HOTS (Higher Order Thinking Skill)
merupakan keahlian dalam proses berpikir (kritis, reflektif, metakognitif, logis
dan kreatif) yang dilimiki oleh peserta didik. HOTS (Higher Order Thinking
Skill) atau berkemampuan tingkat tinggi sangat diperlukan dalam
memecahkan masalah di era sekarang ini. Menurut krathwohl dalam (R
Nurmala & Mucti Alfian, 2019:118) memyatakan indikator untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi
(C5), dan menciptakan (C6).
Pentingnya soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) yaitu salah satu
cara untuk melatih dalam berpikir kritis. sehingga dengan terbiasanya peserta
didik berpikir kritis melalui proses pembelajaran yang menerapkan pola
berpikir HOTS peserta didik menjadi terbiasa menghadapi apa saja di
kehidupannya secara kritis dan tidak mudah melakukan hal-hal yang tidak
menguntungkan pengembangan dirinya maupun dirinya sendiri.
Salah satu strategi pembelajaran yang mengaitkan soal-soal tipe HOTS
(Higher Order Thinking Skill) adalah pemecahan masalah (Mulyani, 2019:2).
Salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah ketika soal
tersebut diungkapkan dalam bentuk cerita termasuk pada materi bilangan
bulat. Materi bilangan bulat merupakan awal materi yang dipelajari oleh
peserta didik pada jenjang sekolah menengah pertama dan menjadi dasar yang
akan digunakan untuk materi matematika selanjutnya. Meskipun bilangan
bulat sudah dipelajari di tingkat sekolah dasar, namun kenyataan di lapangan
4
menunjukkan lemahnya pengetahuan peserta didik tentang pemahaman
konsep dan kemampuan bernalar peserta didik masih kurang.
Berdasarkan hasil observasi pada saat magang 3 yang dimulai pada
tanggal 24 Juli sampai 12 September 2019 yang dilaksanakan di SMP Negeri
13 Makassar terdapat permasalahan tentang minimnya hasil belajar
matematika peserta didik. Hal tersebut di pengaruhi oleh pemahaman konsep
dan keterampilan berpikir yang kurang di kuasi oleh peserta didik yang
menyebabkan kesalahan dalam mengerjakan soal, dan termaksud soal cerita
dalam bentuk bilangan bulat.
Menemukan adanya kesalahan dalam proses belajar sehingga perlu
diperbaiki. Sebelum melakukan perbaikan, terlebih dulu guru menganalisis
kesalahan-kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita. Dari hasil
analisis yang ditemukan, guru mengambil sebagai acuan memberikan arahan
atau solusi kepada peserta didik. Salah satu teori yang dapat digunakan guru
dalam menganalisis kesalahan adalah teori Newman.
Newman’s Error Analysis atau disingkat NEA adalah prosedur yang
dirancang secara sederhana dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
Newman dalam (Karnasi, 2015:39-40) menyatakan bahwa setiap peserta didik
mampu menyelesaikan masalah matematika secara tertulis mereka mampu
melewati langkah-langkah ini yang meliputi (1) membaca (reading), (2)
memahami masalah (comprehension), (3) transformasi (transformation), (4)
keterampilan proses (process skill), (5) menuliskan jawaban akhir (encoding).
Oleh karena itu, dengan adanya prosedur ini peserta didik diharapkan mampu
5
menyelesaikan soal matematika tanpa melakukan kesalahan pada tiap
tahapnya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengangkat judul “Analisis
Kesalahan menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTS (Higher Order
Thinking Skill) menggunakan Prosedur Newman pada Kelas VII SMP Negeri
13 Makassar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal
matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill) menggunakan prosedur
Newman pada kelas VII SMP Negeri 13 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal
matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill) menggunakan prosedur
Newman pada kelas VII SMP Negeri 13 Makassar.
D. Manfaat penelitian
Di bawah ini merupakan beberapa manfaat yang ingin dicapai pada
penelitian, yaitu:
1. Bagi peserta didik
a. Untuk melihat kesalahan yang terjadi dalam mengerjakan soal
matematika.
b. Memberikan motivasi peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar
dengan usaha yang giat dalam belajar.
6
c. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penyelesaian
soal cerita matematika khususnya pada tipe HOTS (Higher Order
Thinking Skill).
1. Bagi Pendidik
a. Penelitian ini mampu memberikan gambaran dan pedoman dalam
menemukan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai berdasarkan
masalah yang ditemukan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara baik.
b. Untuk melihat kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal
cerita matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill).
2. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti.
b. Memperoleh suatu informasi dari peserta didik tentang kesalahan
dalam menyelesaikan soal matematika khususnya soal cerita sehingga
mampu dijadikan sebagai bahan acuan maupun bekal untuk menjadi
pendidik di masa depan.
E. Batasan Istilah
1. Penelitian ini mengutamakan terjadinya kesalahan peserta didik dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
2. Kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal matematika tersebut
dianalisis melalui prosedur Newman
3. Soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tipe HOTS
(Higher Order Thinking Skill)
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Pembelajaran Matematika
Pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran peserta didik secara aktif dalam mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia agar berguna
bagi masyarakat, bangsa dan Negara (Saraswati, Rahma R & Hidayat).
(Astika, et al 2019:86) menyatakan bahwa pendidikan merupakan
salah satu faktor penentu mutu dari sumber daya manusia yang ada dalam
suatu Negara. Pendidikan adalah salah satu bagian investasi terbesar
terlebih lagi untuk mempersiapkan keterampilan pada abad 21 yang tengah
direncanakan sekarang ini, keterampilan abad 21 yakni berpikir kreatif dan
inovatif, pemecahan masalah dan berpikir kritis, komunikasi dan
kolaborasi dapat diwujudkan dalam pembelajaran matematika menurut
(Rafi & Sabrina, 2019:47).Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
peran pendidik dalam perancangan kegiatan pembelajaran matematika.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah bentuk usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
serta kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang `berlangsung seumur
hidup. Pendidikan juga merupakan kebutuhan hidup sepanjang hayat. Hal
7
8
ini menimbulkan pendidikan itu sangat penting, karena tanpa dunia
pendidikan manusia akan sulit untuk berkembang.
(Ekawati, et al 2019:184) pembelajaran matematika merupakan
usaha untuk membantu peserta didik menkonstruksi pengetahuan melalui
proses. Serta menurut Bruner (Siagian, Muhammad D 2016:65)
menyatakan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu
peserta didik dalam menkonstruksi pengetahuan melalui proses, karena
mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika telah ditetapkan dalam
guru menggunakan bahasa mereka sendiri, peserta didik juga masih
bingung dengan membedakan sebuah contoh dan yang bukan contoh dari
suatu konsep, apalagi memaknai matematika dalam bentuk nyata (Sarniah,
et al 2019:88-89). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik d alam
mempelajari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan konsep-konsep
abstrak, dan pengetahuan tentang penalaran yang logis dan sistematis.
2. Analisis kesalahan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia dalam (Halim, 2019:38)
menyatakan analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan,
perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya,
bagaimana perkaranya dan sebagainya. Menurut KBBI dalam (Pratama,
Ariyanto P 2017:40) menyatakan bahwa analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa atau suatu perbuatan untuk mengetahui keadaan
9
yang sebenarnya. Sedangkan menurut (Setiawan, H & Kusmanto B,
2018:267) analisis adalah suatu kegiatan untuk menyelidiki, mengurai, dan
atau menelusuri akar persoalan suatu masalah. Pada intinya analisis adalah
kegiatan penyelidikan yang dilakukan untuk memeriksa suatu peristiwa
atau masalah.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia dalam (Amir, 2015:137)
kesalahan diartikan sebagai perihal salah, kekeliruan, kealpaan, atau tidak
sengaja. Sahriah (Nurjanatin, I 2017:24) menyatakan kesalahan merupakan
penyimpangan hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten kejadian
pada daerah tertentu. Sedangkan kesalahan merupakan penyimpangan
terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau
penyimpangan dari suatu yang diharapkan (Ulifa, Nur Siti 2014:124).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan kesalahan adalah
kekeliruan atau perbuatan yang salah.
Analisis kesalahan adalah penyelidikan terhadap suatu bentuk
penyimpangan atau kekeliruan dari jawaban tulis peserta didik. (Pratama,
2017:40) mengungkapkan bahwa kesalahan merupakan upaya
penyelidikan terhadap penyimpangan dari yang benar untuk mengetahui
keadaan yang sebenar-benarnya. Disimpulkan bahwa analisis kesalahan
adalah sebuah upaya penyelidikan terhadap suatu penyimpangan untuk
mencari tahu apa yang menyebabkan suatu peristiwa itu bisa terjadi.
Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut salah satunya adalah
dengan Analisis kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita
10
matematika. Analisis kesalahan tersebut untuk mengetahui untuk
mengetahui kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan
soal cerita matematika (Nafiin, 2018:489). Namun kenyataannya,
kesalahan juga dapat menurunkan rasa percaya diri peserta didik dalam
menyelesaikan masalah sehingga dapat berakibat pada menurunnya
kemampuan peserta didik.
Kesulitan belajar peserta didik dalam memecahkan masalah atau
penyelesaian soal cerita matematika dapat terlihat dari adanya kesalahan
peserta didik dalam menyelesaikan soal. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui kesalahan belajar yang dialami peserta didik
yaitu dengan menganalisis kesalahan hasil belajar peserta didik dalam
mengerjakan soal matematika.
3. HOTS (Higher Order Thinking Skill)
HOTS (Higher Order Thinking Skill) merupakan salah satu
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tujuan utama dari HOTS (Higher
Order Thinking Skill) adalah bagaimana meningkatkan kemampuan
berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan
dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai
jenis informasi, dalam berpikir kreatif juga memecahkan suatu masalah
menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam
situasi-situasi yang kompleks Saputra dalam (Dinni, 2018:171).
Krathwohl dalam (Lailly, Rochmah N, 2015:28) menyatakan
indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis (C4),
11
mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6). Kurikulum 2013 menuntut
peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan
pada materi pembelajarannya.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah salah satu bagian
terpenting dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana HOTS (Higher
Order Thinking Skill) adalah keterampilan berpikir yang lebih dari pada
sekedar menghafalkan fakta atau konsep. HOTS (Higher Order Thinking
Skill) mengharuskan peserta didik melakukan sesuatu atas fakta-fakta
tersebut. Peserta didik harus memahami, menganalisis satu sama lain,
mengkategorikan, memanipulasi, menciptakan cara-cara baru secara
kreatif, dan menerapkannya dalam mencari solusi terhadap persoalan-
persoalan baru (Riadi,2016:154).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukan hanya sekedar
menghafal dan menyampaikan informasi yang telah diketahui, namun juga
mampu memahami, dan mentransformasikan pengetahuan serta
pengalaman yang telah dimiliki untuk dipergunakan dalam mengambil
sebuah keputusan dan memecahkan masalah baru ataupun yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Karakteristik soal HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Soal tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill) memiliki
karakteristik yang sangat menonjol, yaitu terletak pada pencapaian peserta
didik dalam berpikir kritis. Secara terpisah Anderson & Krathwohl’s
Taksonomi (2010) merevisi level kognitif tersebut menjadi dua tipe soal,
12
Yaitu; Soal tipe LOTS (Low Order Thinking Skill) hanya menguji
kemampuan peserta didik dalam mengingat (C1), memahami (C2), dan
menerapkan (C3), sedangkan soal tipe HOTS (Higher Order Thinking
Skill) peserta didik dituntut untuk bisa menganalisis (C4), mengevaluasi
(C5), dan mencipta (C6) (Rochman, 2018:79).
Tetapi peserta didik mampu berpikir secara kritis dan kreatif dalam
mengerjakan soal. Soal kategori HOTS (Higher Order Thinking Skill)
menuntut peserta didik memiliki pemahaman terhadap informasi, bukan
hanya sekedar mengingat informasi, dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Sehingga diperlukan informasi atau dasar pertanyaan untuk
memudahkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan dan peserta didik
menunjukkan pemahaman terhadap ide. Ketika peserta didik dihadapkan
pada suatu masalah yang berhubungan dengan matematika, peserta didik
dapat menggunakan keterampilan berpikir untuk mengali, menemukan
kembali, menganalisis dan mengevaluasi informasi dalam penyelesaian
masalah yang dihadapinya.
Karakteristik keterampilan berpikir tingkat tinggi mencangkup
pemikiran kritis dan pemikiran kreatif pernyataan (Fanani, 2018:63).
Ariyana & Bestary dalam (Rohim, 2019:438) menyatakan karakteristik
soal HOTS (Order Thinking Skill) yaitu (1) dapat mengukur keterampilan
berpikir tingkat tinggi, (2) menggunakan permasalahan yang menarik atau
permasalahan kehidupan sehari-hari, dan (3) menggunakan jenis soal
dengan bentuk yang bermacam-macam. Sedangkan menurut Kemendikbud
13
(2017), salah satu karakteristik soal HOTS (Higher Order Thinking Skill)
adalah digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
termaksud berpikir kritis (critical thinking), keterampilan pemecahan
masalah (problem solving), berpikir kreatif (creative thinking), dan
kemampuan mengambil keputusan (decision making).
Dalam penelitian ini soal tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
disusun ke dalam bentuk soal cerita yang memiliki hubungan dengan
kehidupan sehari hari, soal tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
biasanya dikaitkan dengan materi belajar yang situasi nyata dengan
kehidupan sehari-hari. Permasalahan sehari-hari agar peserta didik terbiasa
disajikan dengan soal yang bersifat kontekstual dan menarik untuk
diselesaikan. Soal cerita pada penelitian ini terkait materi bilangan bulat.
5. Materi Bilangan Bulat
a. Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri atas:
1) Bilangan asli: 1, 2, 3, …
2) Bilangan nol: 0
3) Bilangan negatif: -3, -2, -1
Bilangan lain yang ada dalam bilangan bulat, diantaranya adalah:
1) Bilangan cacah: C = {0,1,2,3,...}
2) Bilangan ganjil: J = {1,3,5,…}
3) Bilangan genap: G = {2,4,6,…}
4) Bilangan prima: {2,3,5,7,…}
14
Jadi dapat dikatakan bahwa himpunan bilangan asli merupakan
himpunan bagian dari bilangan bulat. Himpunan bilangan cacah juga
merupakan himpunan bagian dari bilangan bulat.
b. Membandingkan bilangan bulat
Dengan memperhatikan tempat pada garis bilangan, dapat
dinyatakan bahwa:
1) 5 > 3, karena 5 terletak di sebelah kanan 3
2) -3 < 1, karena -3 terletak di sebelah kiri 1, dan lain sebagainya.
3) Simbol-simbol yang digunakan untuk menyatakan hubungan antara
dua bilangan bulat dijelaskan dalam tabel 1.1:
Tabel 2.1. Tabel Membandingkan Bilangan
Kalimat Simbol
a lebih dari b a > b
a kurang dari b a < b
a lebih dari atau sama dengan b a ≥ b
a kurang dari atau sama dengan b a ≤ b
Menggukan bilangan bulat pada prinsipnya menuliskan
bilangan bulat secara urut dari nilainya yang terbesar atau dari nilainya
yang terkecil. Dalam membandingkan bilangan yang besar, cara
mudahnya adalah dengan membandingan nilai tempat dari kedua
bilangan tersebut.
15
c. Penjumlahan dan sifat-sifatnya
1) Sifat komutatif (pertukaran): a+b = b+a
2) Sifat asosiatif (pengelompokan): (a+b)+c = a+ (b+c)
3) Sifat tertutup (penjumlahan dua atau lebih bilangan bulat
menghasilkan bilangan bulat. Jika a dan b bilangan bulat , maka
a+b = c bilangan bulat.
4) Bilangan 0 disebut unsur identitas pada penjumlahan bilangan
bulat dengan nol hasilnya bilangan bulat itu sendiri: a+0 = 0+a = a
5) Hasil penjumlahan bilangan bulat dengan lawannya sama dengan
nol (0): a+(-a) = -a+a = 0
d. Pengurangan bilangan bulat
Pengerjaan hitung penjumlahan dan pengurangan merupakan
dua operasi hitung yang saling beerlawanan. Hal ini berarti
pengurangan a oleh b sama dengan penjumlahan a dengan lawan b.
a – b = a + (-b)
a – (-b) = a + b
e. Perkalian bilangan bulat dan sifat-sifatnya
Perkalian bilangan bulat meliputi perkalian bilangan positif
dengan positif, bilangan negatif dengan bilangan negatif, bilangan
negatif dengan bilangan positif, bilangan positif dengan bilangan
negatif, misalkan a dan b bilangan bulat positif, perkalian a dab b
adalah penjumlahan berulang bilangan b sebanyak a suku.
a x b = b + b…+b (sebanyak a)
16
Sifat perkalian dapat dilihat dalam tabel 2.2
Tabel 2.2. Tabel Perkalian Berdasarkan Tanda Bilangan Bulat
Bilangan 1 Bilangan 2 Bilangan 1 x
bilangan 2
(+) (+) (+)
(+) (-) (-)
(-) (+) (-)
(-) (-) (+)
0 (+) 0
0 (-) 0
f. Pembagian bilangan bulat
Pembagian adalah operasi kebalikan (invers) dari perkalian. a:b
= c atau b x c = a.
Adapun contoh soal cerita bilangan bulat termaksud kategori
HOTS (Higher Order Thinking Skill) yaitu:
Pada pukul 12.00 suhu dikota A adalah 20ºC dan suhu dipuncak
gunung B adalah 10ºC makin sore suhu udara makin turun, setiap 1
jam suhu di kota A turun 4ºC sedangkan dipuncak gunung B turun
2ºC. pdad pukul berapakah suhu dikota A sama dengan suhu
dipuncak gunung B?
A. Pukul 16.00
B. Pukul 17.00
C. Pukul 18.00
D. Pukul 15.00
17
Penyelesaian:
Waktu awal 12.00
Suhu awal : A = 20ºC → 4ºC/ jam
B = 10ºC → 2ºC/ jam
Pukul Suhu di kota A Suhu di kota B
Pukul 13.00 16ºC 8ºC
Pukul 14.00 12ºC 6ºC
Pukul 15.00 8ºC 4ºC
Pukul 16.00 4ºC 2ºC
Pukul 17.00 0ºC 0ºC
Pukul 18.00 -4ºC -2ºC
Seorang peserta ujian masuk perguruan tinggi menjawab 36 soal
dengan benar dan 8 soal salah dari 50 soal ynag disediakan. Jika
setiap jawaban benar diberi skor 4, jawaban yang salah diberi skor
-2, dan tidak dijawab diberi skor -1. Maka skor yang diperoleh
peserta adalah…
A. 144
B. 128
C. 122
D. 114
Penyelesaian:
Benar 36 x 4 = 144
18
Salah 8 x -2 = -16
Yang tidak dijawab 50 – 44 = 6 x -1 = -6
Maka skor yang diperoleh peserta adalah 144 – 22 = 122
Dalam suatu tes setiap soal dijawab benar diberi skor 4 salah diberi
skor -2 dan tidak dijawab diberi skor -1. Ali menjawab benar 28,
tidak dijawab 5 dan mendapat jumlah skor 93. Banyak soal yang
dijawab salah adalah…
A. 7
B. 8
C. 6
D. 5
Penyelesaian:
Dik. Benar : 28, Tidak di jawab : 5, Jumlah skor : 93.
Dit. Soal yang dijawab salah (X)…?
28 . 4 + 5 . -1 + X . -2 = 93
112 – 5 – 2X = 93
112 – 5 – 93 = 2X
107 – 93 = 2X
14 = 2X → X = 7
6. Prosedur Newman
Metode analisis kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru mata pelajaran
matematika di Australia. Menurut Prakitipon & Nakamura dalam
19
(Rokhimah, 2015:13) menyatakan prosedur Newman adalah sebuah
metode untuk menganalisis kesalahan dalam soal uraian. Prosedur ini
bertujuan untuk memahami serta menganalisis bagaimana peserta didik
memecahkan suatu masalah melalui beberapa langka-langka kesalahan,
yaitu (1) membaca (reading), (2) kmemahami masalah (comprehension),
(3) transformasi (transformation), (4) ketarampilan proses (process skill),
(5) penulisan (encoding).
Jha dkk, dalam (Sughesti, 2016:564-565) memberikan beberapa
faktor dan indikator yang menjadi penyebab peserta didik melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk uraian yang didasarkan
prosedur Newman. Adapun tabel faktor dan Indikator penyebab peserta
didik melakukan kesalahan adalah:
20
Table 2.3 Faktor Dan Indikator Kesalahan Peserta didik
No Jenis Kesalahan Indikator
1. Kesal ahan dalam
membaca (Reading
Error)
Peserta didik salah dalam membaca
istilah, simbol, kata-kata atau
informasi penting dalam soal.
2. Kesalahan dalam
memahami soal
(Comprehension
Error)
a. Peserta didik tidak mengetahui
apa yang sebenarnya ditanyakan
pada soal.
b. Kesalahan menangkap informasi
yang ada disoal sehingga tidak
dapat menyelesaikan ke proses
selanjutnya.
3. Kesalahan dalam
transformasi proses
(Transformation
Error)
a. Peserta didik gagal dalam
mengubah bentuk model
matematika yang benar.
b. Peserta didik salah
menggunakan tanda operasi
hitung untuk menyelesaikan
soal.
4. Kesalahan dalam
keterampilan proses
(Process Skill Error)
a. Peserta didik salah dalam
perhitungan dan komputasi
b. Peserta didik tidak melanjutkan
prosedur penyelesaian.
5. Kesalahan dalam
menuliskan jawaban
akhir (Encoding
Error)
a. Peserta didik tidak dapat
menuliskan jawaban akhir yang
diminta soal.
b. Peserta didik tidak dapat
menyimpulkan jawaban sesuai
kalimat matematika.
c. Kesalahan karena kecerobohan
atau kurang cermat.
B. Penelitian Relevan
1. Mahmudah Wilda (2018) Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 4 jenis
kesalahan dan dan besar presentase untuk setiap jenis kesalahan yaitu
kesalahan pemahaman 65%, kesalahan transformasi 30%, kesalahan
keterampilan proses 8,5% dan kesalahan notasi 10%. Hasil menunjukkan
kesalahan pemahaman dan kesalahan transformasi lebih dominan
21
dibandingkan kesalahan lainnya. Secara umum faktor penyebab kesalahan
adalah kemampuan penalaran dan kreativitas peserta didik yang rendah
dalam memecahkan masalah konteks nyata dan memanipulasinya ke
dalam bentuk aljabar. Faktor yang paling berpengaruh adalah peserta didik
tidak terbiasa menggunakan proses pemecahan masalah dengan benar.
Persamaannya melakukan kesalahan memahami soal, kesalahan
transformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan penulisan
jawaban akhir. Hasilnya juga lebih dominan di kesalahan memahami.
Perbedaannya pada penelitian ini terjadi kesalahan membacan dan
hasilnya juga lebih dominan di kesalahan penulisan jawaban akhir karena
sulit menarik sebuah kesimpulan dari hasil jawabannya sendiri.
2. Erna Wati (2019) Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 4 jenis kesalahan
dan besar presentase untuk setiap jenis kesalahan yaitu kesalahan
pemahaman 31%, kesalahan transformasi 24%, kesalahan keterampilan
proses 18%, dan kesalahan penulisan jawaban 27%. Hasil menunjukkan
kesalahan pemahaman lebih dominan dibandikan dengan kesalahan
lainnya. Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi analisis data yang
diperoleh kesalahan yang lebih dominan dilakukan peserta didik dari
ketiga responden yaitu, responden pertama pada kategori K5 (kesalahan
dalam penulisan jawaban) indikator a dan b. Responden kedua pada
kategori K3 (kesalahan dalam transformasi) indikator kesalahan terletak
pada b dan d. Responden ketiga pada kategori K3 (kesalahan dalam
transformasi) indikator b dan kategori K5 (kesalahan penulisan jawaban)
indikator b. persamaannya pada penelitian ini sama-sama melakukan
kesalahan yaitu kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan
keterampilan proses, dan kesalahan penulisan jawaban akhir.
Perbedaannya dengan penelitian ini yaitu terjadi kesalahan membaca
salah satu responden.
3. Kurnia Lisda (2020) Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peserta didik
melakukan lima kesalahan yaitu (1) kesalahan membaca sebanyak 3%, hal
tersebut terjadi karena peserta didik tidak membaca keseluruhan soal, (2)
22
kesalahan memahami sebanyak 83%, kesalahan tersebut terjadi karena
peserta didik tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan
serta peserta didik tidak memahami soal yang diberikan, (3) kesalahan
transformasi sebanyak 62%, penyebab kesalahan ini terjadi karena peserta
didik salah memilih operasi yang digunakan, (4) kesalahan keterampilan
proses sebanyak 66%, terjadi karena peserta didik kebingungan dalam
menentukan rumus lanjutan untuk menentukan, (5) kesalahan penulisan
jawaban akhir sebanyak 89%, dan merupakan kesalahan yang paling tinggi
terjadi karena peserta didik tidak menuliskan kesimpulan atau jawaban
akhir. Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama melakukan 5
kesalahan yaitu (1) kesalahan membaca hal tersebut terjadi karena peserta
didik tidak paham dengan simbol-simbol matematika, (2) kesalahan
memahami ini terjadi karena peserta didik tidak mampu menuliskan hal
yang diketahui dan hal yang ditanyakan dalam soal, (3) kesalahan
transformasi hal ini terjadi karena peserta didik tidak paham dengan
operasi yang digunakan, (4) kesalahan keterampilan proses ini terjadi
karena peserta didik kebingungan dalam menentukan atau menuliskan
rumus, (5) kesalahan penulisan jawaban akhir hal ini terjadi karena peserta
didik tidak menuliskan kesimpulan dan salah denagan jawaban akhir.
Kesalahan ini juga merupakan kesalahan yang dilakukan oleh semua
responden. Perbedaannya pada penelitian ini tidak karena sama-sama
melakukan 5 kesalahan.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
melalui metode penelitian kualitatif yang akan memberikan gambaran ataupun
deskripsi mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
tipe HOTS berdasarkan teori Newman.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu dilaksanakan penelitian ini yaitu pada proses pembelajaran di
sekolah semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Adapun tempat
dilaksanakannya penelitian ini di kelas VII. C SMP Negeri 13 Makassar
C. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VII. C SMP Negeri 13
Makassar semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Subjek utama dalam
penelitian ini terdiri dari 3 peserta didik yang terdiri dari masing-masing
perwakilan peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda yaitu
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Namun sebelum penentuan subjek
utama, peneliti memberikan tes uraian open ended kepada semua peserta didik
yang terdapat pada kelas yang terpilih. kemudian utama selanjutnya akan
diwawancarai terkait dengan jawaban yang sudah mereka tuliskan.
Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
23
24
sampling, yang berarti yang akan diteliti dan dipilih berdasarkan pertimbangan
peneliti sesuai tujuan kemudian subjek diambil secara acak.
D. Pengkodean
Tahap selanjutnya adalah penentuan kode untuk masing-masing subjek
penelitian, untuk setiap nomor soal yaitu pada butir soal nomor 1 diberi kode
(1), soal nomor 2 diberi kode (2), dan seterusnya. Adapun pengkodean untuk
masing-masing indikator prosedur Newman, yaitu:
Tabel 3.1. Indikator prosedur Newman
No. Indikator Kode
1 Kesalahan Membaca A
2 Kesalahan Memahami Masalah B
3 Kesalahan Transformasi C
4 Kesalahan Keterampilan Proses D
5 Kesalahan penulisan jawaban akhir E
Adapun keterangan penetapan pengkodean untuk mempermudah
dalam menganalisis data, yaitu sebagai berikut:
S1 : Peserta didik berkemampuan tinggi
S2 : Peserta didik berkemampuan sedang
S3 : Peserta didik berkemampuan rendah
S11E : Peserta didik berkemampuan tinggi nomor soal urut 1 indikator E
S21B : Peserta didik berkemampuan sedang nomor soal urut 1 indikator B
25
S21E : Peserta didik berkemampuan sedang nomor soal urut 1 indikator E
S22E : Peserta didik berkemampuan sedang nomor soal urut 2 indikator
E
S31C : Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 1 indikator C
S31D : Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 1 indikator D
S31E : Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 1 indikator E
S32A : Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 2 indikator A
S32B : Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 2 indikator B
S32C : Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 2 indikator C
S32D :Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 2 indikator D
S32E :Peserta didik berkemampuan rendah nomor soal urut 2 indikator E
E. Instrumen Penelitian
Pada proses penelitian harus menggunakan suatu alat untuk mengukur
yang biasanya disebut sebagai instrumen penelitian, baik peralatan keras
(kelengkapan catatan lapangan (pulpen dan buku), alat rekaman dll), lunak
(pedoman wawancara dan pedoman observasi).
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri.
Peneliti harus mampu menemukan semuanya, mampu mencari, menemukan,
memaknai dan mampu menyimpulkan dari hasil yang telah diperoleh di
lapangan.
26
F. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Sehingga pada
dasarnya setiap penelitian harus memiliki teknik pengumpulan data. Adapun
yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengambil atau mengumpulkan
data yaitu metode observasi, metode tes, dan tes wawancara.
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah langkah awal peneliti dalam mengetahui
masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran dan mampu melihat
tingkah laku peserta didik dalam menyelesaikan soal tes yang diberikan
peneliti serta mengetahui tingkat komunikasi matematis peserta didik
khususnya pada soal HOTS.
2. Tes Tertulis
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah dalam bentuk Tes
tertulis, tes tersebut berupa uraian yang terdiri dari 8 soal cerita
matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill) yang terbagi ke
dalam dua sesi. Tes tersebut dilakukan secara mandiri atau perindividu.
Dalam tes esai ini memiliki tujuan untuk melihat cara proses berpikir
peserta didik dan ketelitian menjalankan prosedur dalam menyelesaikan
soal cerita matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill).
3. Tes Wawancara
Wawancara dilakukan kepada subjek utama untuk mendapatkan
data yang lebih akurat karena peneliti menanyakan tentang jawaban yang
telah dituliskan sebelumnya.
27
Peneliti juga menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur
dalam memberikan pertanyaan secara bebas. Peneliti juga menggunakan
hasil tes soal cerita matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
untuk diberikan pertanyaan kepada subjek yang terpilih dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang penyebab terjadinya kesalahan
peserta didik dalam mengerjakan soal yang berikan. Untuk mengetahui
tingkat kesalahan subjek, peneliti menggunakan garis besar permasalahan
dan memiliki hubungan dengan data yang dibutuhkan dan hasil wawancara
direkam untuk mencatat hal-hal yang penting. Berikut disajikan tabel 3.2
tentang tingkat kemampuan peserta didik.
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Tingkat Kemampuan Peserta didik
4. Teknik Analisis Data
Dalam menyikapi, menyusun, memilih dan mengolah data yang telah
diperoleh secara sistematis tentunya diperlukan analisis data.
Data yang dianalisis yaitu hasil observasi, wawancara dan jawaban
dari tes tertulis soal cerita matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking
Skill) yang sudah diberikan pada peserta didik kemudian membagi. Menurut
Milles & Huberman dalam (Helaluddin, 2019:123) menyatakan teknik analisis
No Interval Kesalahan
1 80-100 Tinggi
2 60-79 Sedang
3 0-59 Rendah
28
data menggunakan langkah-langkah yang terdiri dari 3 langkah yaitu; reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk lebih fokus kepada hal-hal ataukah data
yang dianggap penting sehingga data yang diperoleh bisa lebih jelas.
2. Penyajian Data
Penyajian data ini dapat dilakukan setelah data yang diperoleh
telah direduksi. Mengkaji data yang dimaksud pada penelitian ini adalah
memuat paparan yang singkat dan lebih mengarah pada penarikan
kesimpulan sesuai data yang telah didapatkan sebelumnya.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah ini adalah langkah terakhir penjabaran data yang sudah
dikaji dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dikemukakan harus teruji
berdasarkan data-data yang telah diperoleh beserta dukungan bukti-bukti
yang kongkret dan konsisten sehingga mampu menjawab dari rumusan
masalah.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagaimana dijelaskan pada Bab I penelitian ini bertujuan untuk
melihat kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTS
(Higher Order Thinking Skill) menggunakan prosedur Newman pada kelas VII
SMP Negeri 13 Makassar
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang kesalahan peserta
didik dalam menyelesaikan soal cerita bilangan bulat menggunakan prosedur
Newman adalah sebagai berikut:
A. HASIL PENELITIAN
1. Tahap Penentuan Subjek Penelitian
Penelitian ini diawali dengan pemberian soal uraian tes tertulis
sebanyak 5 soal, dilanjutkan dengan tes tertulis kedua sebanyak 2 soal, dan
diakhiri dengan melakukan proses wawancara pada peserta didik. Soal uraian
yang diberikan kepada peserta didik berupa soal cerita matematika tipe HOTS
(Higher Order Thinking Skill) dengan materi bilangan bulat. Dari hasil
jawaban peserta didik, dilakukan pemberian skor yang sesuai dengan skor
yang telah ditentukan pada tiap-tiap nomor. Kemudian berdasarkan hasil
jawaban peserta didik pada tes tertulis pertama, akan dipilih 3 dari 23 peserta
didik berdasarkan tingkat kesalahan peserta didik tersebut dengan
pengelompokan yaitu 1 tinggi, 1 sedang dan 1 rendah untuk menentukan
29
30
subjek yang memenuhi kriteria pengelompokan dengan jumlah soal yang
diberikan 2 soal.
4.1 Tabel Pengelompokan Kemampuan Peserta didik
kemampuan / kriteria
Jumlah Tinggi
(80-100)
Sedang
(60-79)
Rendah
(0-59)
4 6 13 23
Setelah melihat dari hasil tes yang telah dilaksanakan oleh peserta
didik/siswi dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu:
a. Kemampuan tinggi, jika peserta didik memperoleh nilai 80–100 pada tes
matematika dengan nilai 90
b. Kemampuan sedang, jika peserta didik memperoleh nilai 60–79 pada tes
matematika dengan nilai 75
c. Kemampuan rendah, jika peserta didik memperoleh nilai 0-59 pada tes
matematika dengan nilai 32.5
2. Pelaksanaan Wawancara
Tahap tes wawancara dilaksanakan di masing-masing rumah
subjek. Adapun waktu pelaksanaan proses tes wawancara dengan subjek
akan dipaparkan pada
31
Tabel 4.3 Waktu Pelaksanaan Tes Wawancara pada Subjek
Penelitian
No Kode Subjek Waktu
1. S1 07 November 2020
2. S2 08 November 2020
3. S3 08 November 2020
Ketiga subjek pada tabel 4.1 yang telah dipilih akan dilakukan
analisis kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal bilangan bulat
tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill). Berikut adalah identifikasi hasil
tes dan hasil wawancara pada masing-masing subjek.
1. Subjek Penelitian 1 (S1)
a. Identifikasi kesalahan penulisan jawaban akhir S1
Gambar 4.1 Jawaban Tes S1 pada Soal 1
Berikut transkrip potongan hasil wawancara S1 yang berkaitan
pada Indikator A yaitu sebagai berikut:
P1E01 : baik dek, pertanyaan selanjutnya yaitu apa yang anda
ketahui pada soal nomor 1?
32
S11E01 : yang diketahui yaitu jarak tempuh rumah Andi ke sekolah
sejauh 2 km, setelah itu menempuh jarak 500 meter, dia
putar balik sejauh 150 meter ke toko buku, berangkat ke
sekolah menempuh jarak 600 meter, jarak 300 meter Andi
menghampiri Budi.
P1E02 : ya, terus kira-kira apa yang ditanyakan dari soal nomor
1?
S11E02 : berapa jarak rumah Budi ke sekolah.
P1E03 : terus penyelesaiannya bagaimana dek?
S11E03 : 2 km diubah ke meter 2000 meter. Terus 2000 – 500 – (-
150) – 600 – 300 = 1500 +150 – 600 - 300 = 1650 – 600
– 300 = 750
P1E04 : menurut ade apakah hasil perhitungannya sudah tepat?
S11E04 : iye’ kak.
P1E05 : apa kesimpulan yang ade dapatkan dari hasil jawaban
ade ?
S11E04 : jarak rumah Budi ke sekolah sejauh 750 meter.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada indikator E dalam
mengerjakan soal nomor 1.
Berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa hasil jawaban S1
sudah benar akan tetapi kesalahan S1 tidak mampu menuliskan
33
kesimpulan dari jawabannya sendiri, ini terlihat pada gambar 4.1 tidak
terdapatnya satu pun kesimpulan yang mampu dituliskan oleh S1.
Berdasarkan analisis tes dan wawancara S1 pada soal nomor 1,
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kesalahan dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking
Skill) disesuaikan berdasarkan indikator prosedur Newman yaitu S1
tidak dapat menuliskan kesimpulan. S1 telah menuliskan hasil jawaban
soal tes dan wawancara dengan baik.
2. Subjek Penelitian 2 (S2)
a. Identifikasi kesalahan memahami masalah S2
Gambar 4.2 jawaban tes S2 nomor 1
Berikut transkip potongan hasil wawancara S2 yang berkaitan
pada indikator B yaitu sebagai berikut:
P1B01 : coba ade bacakan soal nomor 1?
S21B01 : jarak rumah Andi ke sekolah sejauh 2 km. setelah
menempuh jarak 500 meter, dia putar balik dan berjalan
sejauh 150 meter menuju toko buku untuk membeli buku
tulis. Lalu Andi kembali berangkat ke sekolah dan setelah
menempuh jarak 600 meter, Andi berhenti untuk membeli
34
bensin. Dia melanjutkan perjalanan dan setelah
menempuh jarak 300 meter Andi menghampiri Budi.
Mereka berangkat bersama. Berapa jarak rumah Budi
dengan sekolah?
P1B02 : apa yang diketahui dalam soal tersebut Dek?
S21B02 : jarak rumah Andi ke sekolah 2 km sama dengan 2000
meter, setelah menempuh jarak 500 meter dia putar balik
150 meter meneju toko buku, setelah menempuh jarak
600 meter Andi berhenti untuk membeli bensin, setelah
itu menempuh jarak 300 meter Andi menghampiri Budi.
P1B03 : apakah masih ada lagi yang diketahui dek?
S21B03 : tidak ada m kak.
P1B04 : apa yang ditanyakan dalam soal tersebut dek?
S21B04 : berapa jarak rumah Budi dengan sekolah kak.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S2 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada indikator B dalam
mengerjakan soal nomor 1.
Dianalisis penyebab kesalahan yang dilakukan S2 yang
terdapat pada soal nomor 1. S2 hanya mampu menuliskan hal yang
diketahui 2 km = 2.000 meter. Dimana S2 menuliskan informasi tidak
secara lengkap dalam soal akan tetapi masih ada beberapa yang harus
dituliskan dalam diketahui yaitu jarak ke toko buku 350 meter, jarak ke
toko buku ke penjual bensin 600, dan jarak penjual bensin ke Budi
35
300. ini terlihat pada gambar 4.2, S2 tidak dapat menuliskan secara
lengkap apa yang diketahui dan apa yang ditanya. Bahkan hal yang
ditanyakan tidak ada satu pun ia tuliskan dari hasil pekerjaannya.
Hasil tes dan hasil wawancara dari S2, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa kesalahan memahami masalah dalam soal masih
kurang. Karena S2 hanya mampu menyebutkan apa yang diketahui dan
tidak mampu menuliskan apa yang ditanyakan.
b. Identifikasi kesalahan keterampilan proses S2
Gambar 4.3 Jawaban Tes S2 pada Soal Nomor 1
Berikut transkip potongan hasil wawancara S2 pada soal nomor
1 yang berkaitan dengan indikator D yaitu sebagai berikut:
P1D01 : ada berapa operasi hitung yang ade gunakan?
S21D01 : ada satu kakak yaitu pengurangan.
P1D02 : coba ade tuliskan cara penyelesaiannya?
P1D02 : rumah Andi ke sekolah 2000 meter. 2000 – 500 – 150 –
600 – 300 = 2000 – 1550 = 450 meter.
P1D03 : apakah hasil perhitungan dan proses yang ade gunakan
sudah benar?
S21D03 : hmmm… iya masih ragu-ragu sedikit.
36
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S2 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada indikator D dalam
mengerjakan soal nomor 1.
Dianalisis kesalahan yang dilakukan S2 pada soal nomor 1. S2
mengalami kesalahan karena 500 meter jarak yang ditempuh Andi S2
menjumlahkan dengan 150 meter ke toko buku, seharusnya S2
melakukan pengurangan karena Andi putar balik sejauh 150 meter.
Sehingga S2 sehingga terjadi kesalahan perhitungan dan tidak
memiliki keahlian dalam metode penyelesaian yang tepat.
hasil tes dan hasil wawancara S2 disimpulkan bahwa terjadinya
kesalahan dalam keterampilan proses karena tidak mampu menuliskan
apa yang di informasikan dalam soal. Penyebab terjadinya kesalahan
S2 tidak memahami metode penyelesaian yang diterapkan. S2 juga
kurang percaya diri bahwa S2 mampu mengerjakan soal tersebut.
c. Identifikasi kesalahan penulisan jawaban akhir S2
Gambar 4.4 Jawaban Tes S2 pada Soal Nomor 1
Berikut transkip potongan hasil wawancara S2 pada soal nomor
1 yang berkaitan dengan indikator E yaitu sebagai berikut:
37
P1E01 : apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?
S21E01 : jarak rumah Budi ke sekolah kak
P1E02 : coba anda tuliskan langkah apa yang anda harus
lakukan untuk menemukan apa yang ditanyakan dari soal
tersebut?
S21E02 : tidak tau kak.
P1E03 : tapi hal yang diketahui dalam soal yang diketahui dek?
S21E03 : iye’ kak. jarak rumah andi ke sekolah 2 km, terus
berjalan 150 meter menuju toko buku, dan menempuh
jarak 600 meter andi membeli bensin, setelah itu andi
menempuh jarak 300 meter ia bertemu dengan budi kak
P1E04 : ade sudah paham apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan, coba ade tuliskan cara penyelesaiannya dek?
S21E04 : tidak ku tau mi kak kalau cara penyelesaiannya.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada indikator E dalam
mengerjakan soal nomor 1.
Dianalisis letak kesalahan yang terjadi karena S2 telah
melakukan kesalahan sebelumnya sehingga hasil akhir dari pekerjaan
S2 tidak tepat atau salah. Terlihat jelas pada gambar 4.4 kesalahan
yang dilakukan oleh S2 dengan menuliskan hasil akhir 450 meter
penyebabnya karena S2 tidak menuliskan metode penyelesaian yang
benar.
38
Sesuai hasil data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
penyebab terjadinya S2 melakukan kesalahan adalah S2 kurang paham
mengenai perhitungan yang dia gunakan. Terjadi kesalahan S2 kurang
mampu menuliskan metode penyelesaian yang tidak tepat. Dari hasil
wawancara penyebab S2 yaitu tidak memiliki kemampuan dalam
mengerjakan soal.
d. Identifikasi kesalahan penulisan jawaban akhir S2
Gambar 4.5 Jawaban Tes S2 Soal Nomor 2
Berikut ini transkip potongan hasil wawancara S2 pada soal
nomor 2 yang berkaitan dengan indikator D yaitu sebagai berikut:
P2E01 : ada berapa satuan yang ade gunakan?
S22E01 : ada 3 kak
P2E02 : kalau 3 coba sebutkan dek?
S22E02 : pertama itu kak perkalian, pertambahan, dan
pengurangan.
P2E03 : apakah semua proses yang ade gunakan dalam
menjawab soal sudah benar ?
39
S22E03 : iye kak,
P2E04 : selanjutnya, menurut anda apa kesimpulan yang anda
dapat kan dari hasil jawaban ade?
S22E04 : kesimpulannya kak, urutan nilai peserta tes dari terkecil
ke terbesar Yaitu Melsi, Yulfi, Lorna, dan Sakia kak.
P2E05 : pertanyaan terakhir dari hasil jawaban anda, kenapa
tidak menuliskan kesimpulan dari hasil jawaban ade.
S22E05 : tidak terbiasa kak dan kemarin juga terburu-buru, jadi
lupa tulisnya.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada indikator E dalam
mengerjakan soal nomor 2.
Dianalisis terdapat kesalahan yang dilakukan S2 pada soal
nomor 2. S2 melakukan metode penyelesaian dengan tepat, sehingga
S2 mampu menuliskan hasil akhirnya dengan benar. Akan tetapi
kesalahan S2 tidak mampu menuliskan kesimpulan dari hasil
jawabannya sendiri. Ini jelas terlihat pada gambar 4.5 tidak terdapatnya
satu pun kesimpulan yang mampu dituliskan oleh S2.
Hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penyebab
terjadinya kesalahan S2 yaitu tidak mampu menuliskan kesimpulan
dari hasil jawabannya sendiri, penyebab kesalahan S2 tidak terbiasa
menuliskan kesimpulan dalam mengerjakan soal dan terburu-buru
karena S2 telah kehabisan waktu dalam menjawab soal 3.
40
3. Subjek Penelitian 3 (S3)
a. Identifikasi Kesalahan Transformasi
Gambar 4.5 Jawaban Tes S3 pada Soal Nomor 1
Berikut transkip potongan hasil wawancara S3 pada soal nomor
1 yang berkaitan dengan indikator C yaitu sebagai berikut:
P1C01 : ada berapa operasi hitung yang ade gunakan dalam
menyelesaikan soal nomor 1?
S31C01 : hmmm tidak tau deh kak.
P1C02 : coba ade tuliskan rumus yang ade gunakan dalam
mengerjakan soal tersebut?
S31C02 : (diam beberapa menit) tidak tau kak.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada indikator C dalam
mengerjakan pada soal nomor 1.
Dianalisis penyebab terjadinya kesalahan yang terdapat pada
soal nomor 1 yang dilakukan oleh S3. S3 mampu menuliskan hasil
akhirnya tanpa melakukan metode penyelesaian. Sehingga S3
41
melakukan kesalahan transformasi Ini terlihat jelas pada gambar 4.5 S3
tidak mampu melakukan operasi hitung yang ia gunakan.
Hasil tes dan hasil wawancara dapat disimpulkan penyebab
kesalahan S3 tidak mampu menyelesaikan apa diketahui dan tidak
mampu menuliskan apa yang ditanyakan. Penyebab kesalahan S3 tidak
paham tentang operasi hitung.
b. Identifikasi kesalahan keterampilan proses
Gambar 4.6 Jawaban Tes S3 Soal Nomor 1
Berikut transkip potongan hasil wawancara S3 dengan soal
nomor 1 yang berkaitan pada indikator D yaitu sebagai berikut.
P1D01 : coba ade kerjakan soal tersebut sesuai langkah-
langkah yang ade ketahui?
S31D01 : tidak tau kak
P1D02 : coba jelaskan langkah-langkah penyelesaian yang ade
dapatkan dari hasil 750 meter
S31D02 : 2000 – 150 – 500 lupa kak dan tidak tau juga selesaikan
ini soal kak
P1D03 : apakah ade paham tentang materi bilangan bulat?
42
S31D03 : tidak paham kak.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan yang sesuai dengan prosedur Newman pada indikator D
dalam menyelesaikan soal nomor 1.
Dianalisis penyebab terjadinya kesalahan yang telah dilakukan
oleh S3 yang terdapat pada soal nomor 1. S3 mampu menuliskan hasil
akhirnya dengan benar yaitu 750 meter, sehingga terjadi kesalahan
yang dilakukan S3 adalah tidak mampu menuliskan dan menentukan
metode penyelesaian dengan benar, ini terlihat pada gambar 4.6 tidak
terdapat satu pun metode penyelesaian yang mampu dituliskan oleh
S3.
Hasil data yang telah diperoleh terjadi kesalahan yang
dilakukan yaitu tidak mampu menuliskan metode penyelesaian yang
benar. Penyebab terjadinya kesalahan S3 tidak memiliki keahlian
dalam menyelesaikan soal. S3 juga tidak memahami materi bilangan
bulat.
c. Identifikasi kesalahan penulisan jawaban
Gambar 4.7 Jawaban Tes S3 Soal Nomor 1
43
Berikut transkip potongan hasil wawancara S3 dengan soal
nomor 1 yang berkaitan sesuai dengan indikator yaitu sebagai berikut:
P1E01 : metode apa yang digunakan dalam mengerjakan soal
dek?
S31E01 : tidak tau kak,
P3E02 : dari jawaban akhir ade sudah betul, cuman cara
penyelesaiannya bagaimana dek?
S31E02 : bingung ma juga itu kak,
P1E03 : pertanyaan terakhir apakah ade suka dengan pelajaran
matematika?
S31E03 : tidak kak.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman yang terdapat pada
indikator E dalam penyelesaian soal nomor 1.
Dianalisis kesalahan yang terjadi pada soal nomor 1. S3
mengulangi kesalahan yang sebelumnya. Terjadi kesalahan yang
dilakukan oleh S3 yaitu tidak ada satu pun yang dituliskan dalam
metode penyelesaian dan S3 juga tidak memiliki keahlian dalam
penyelesaian soal.
Hasil data yang didapat maka disimpulkan penyebab terjadinya
kesalahan yang dilakukan S3 sesuai dengan soal nomor 1, dimana S3
tidak menuliskan metode penyelesaian yang tepat. S3 tidak memiliki
44
keahlian dalam mengerjakan soal tersebut. S3 tidak menyukai
pelajaran matematika.
d. Identifikasi kesalahan membaca.
Gambar 4.8 Soal Nomor 2
Berikut transkip potongan hasil data wawancara S3 dengan soal
nomor 2 yang berkaitan dengan indikator A yaitu sebagai berikut:
P2A01 : coba ade bacakan soal nomor 2?
S32A01 : suatu rumah sakit di kota Makassar mengadakan tes
tertulis dalam penerimaan karyawan. Jika setiap jawaban
diberi nomor 4, jawaban yang salah kurang 2 dan tidak
dijawab diberi skor kurang 1. Berikut data 5 orang
karyawan yang mengikuti tes. Yuli 19 6 5, Lorna 24 3 3,
Saskia 26 3 1, Melsi 18 9 3, Ainun 27 3 0. Dari data
tersebut urutan nilai peserta tes dari terkecil ke terbesar?
P2A02 : dari soal yang ade baca tanda (-) itu dibaca kurang
atau mines?
45
S32A01 : (diam sejanak) kurang kak
P2A03 : terus yang ade baca tadi dari tabel maksudnya itu apa
dek Yuli 19 6 5, Lorna 24 3 3, Saskia 26 3 1, Melsi 18 9 3,
Ainun 27 3 0.?
S32A03 : eeee… yang itu kak Yuli benar 19 salah 6 tidak dijawab
5, Lorna benar 24 salah 3 dan tidak dijawab 3, Saskia
benar 26 salah 3 tidak dijawab 1, Melsi benar 18 salah 9
tidak dijawab 3, Ainun benar 27 salah 3 tidak dijawab 0.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada Indikator A pada soal
nomor 1.
Hasil wawancara diketahui kesalahan yang dimiliki S3.
Penyebab S3 belum mampu membaca simbol matematika dari soal
tersebut yakni nilai -2, dan -1 menganggap tanda mines merupakan
operasi pengurangan. Penyebab S3 masih terbata-bata dalam membaca
soal dan S3 juga gerogi saat membaca soal dan tidak percaya diri saat
membaca soal.
e. Identifikasi kesalahan memahami
46
Gambar 4.9 Jawaban Tes S3 Soal Nomor 2
Berikut transkip potongan wawancara S3 pada soal nomor 2
yang berkaitan dengan indikator B yaitu sebagai berikut:
P2B01 : apa yang ade ketahui dari soal tersebut?
S32A01 : tidak ku tau kak
P2B02 : terus apa yang ditanyakan dalam soal tersebut dek?
S32B02 : dari data tersebut urutan nilai peserta tes dari terkecil
ke terbesar?
P2B03 : apakah masih ada lagi yang ditanyakan dalam soal
tersebut?
S32B03 : tidak ada m kak.
Dari hasil pekerjaan S3 pada soal nomor 2 diperoleh bahwa S3
telah melakukan kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada
indikator A.
Dianalisis terjadinya kesalahan yang telah dilakukan oleh S3
yang terdapat pada soal nomor 2. S3 tidak mampu menuliskan dan
menentukan tentang informasi yang ada pada soal. Di perjelas pada
gambar 4.9 sehingga S3 melakukan kesalahan memahami.
47
Hasil data yang didapatkan sehingga dapat disimpulkan
penyebab kesalahan S3. Dimana S3 tidak ada satu pun menulikan apa
yang diketahui ini fakta terlihat pada gambar 4.9. Penyebab S3 tidak
mampu menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal.
f. Identifikasi kesalahan transformasi
Gambar 4.10 Jawaban Tes S3 pada Soal Nomor 2
Berikut transkip potongan hasil wawancara S3 pada soal nomor
2. Yang berkaitan dengan indikator C yaitu sebagai berikut:
P2C01 : ada berapa operasi hitung yang ade gunakan?
S32C01 : maksudnya kak operasi hitung?
P2C02 : operasi hitung itu seperti pengurangan, pertambahan,
perkalian, pembagian. Jadi ada berapa operasi hitung
yang ade gunakan?
S32C02 : dua kak yaitu pengurangan sama perkalian.
P2C03 : dari hasil pekerjaan ade, cuman ada satu operasi hitung
yang ade gunakan. Coba ade tuliskan rumus yang ade
gunakan dalam menyelesaikan soal?
S32C04 : tidak tau k kak,w
48
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan sesuai dengan prosedur Newman pada indikator C dalam
mengerjakan soal nomor 2.
Hasil tes S3 dianalisis kesalahan yang dilakukan pada soal
nomor 2. S3 melakukan kesalahan karena tidak hasil tes benar yang
didapat setiap karyawan tidak dikalikan 4, begitupun dengan yang
mendapat jawaban salah tidak dikalikan dengan mines 2 dan yang
tidak dijawab tidak dikalikan mines 1. S3 hanya melakukan
pengurangan yaitu Yulfi 19 – 6 – 5 = 8 untuk lebih jelasnya terdapat
pada gambar 4.10. Sehingga Penyebab kesalahan S3 tidak mampu
menentukan metode penyelesaian dengan tepat dan tidak mampu
menuliskan operasi hitung dengan benar.
Hasil tes dan hasil wawancara dapat disimpulkan penyebab
kesalahan S3. S3 tidak mampu menentukan operasi hitung. Dan S3
tidak mampu menuliskan operasi hitung dengan tepat.
g. Identifikasi kesalahan keterampilan proses.
Gambar 4.11 Jawaban Tes Soal Nomor 2
49
Berikut transkip potongan hasil wawancara S3 yang terdapat
pada soal nomor 2 yang sesuai dengan indikator D yaitu sebagai
berikut:
P2D01 : coba jelaskan langkah-langkah yang ade gunakan dari
jawaban ade?
S32D01 : tidak ku tau kak (sambil menggelengkan kepala)
P2D02 : dari hasil jawaban ade apakah semua proses yang ade
gunakan sudah benar.
S32D02 : tidak tau kak. Itu saja asal ku jawab j kak
Dari hasil pekerjaan S3 diperoleh fakta bahwa S3 melakukan
sesuai dengan prosedur Newman pada indikator D dalam mengerjakan
soal nomor 1.
Dianalisis terjadinya kesalahan yang telah dilakukan oleh S3
dengan soal nomor 2. Penyebab terjadinya kesalahan yaitu telah
melakukan kesalahan sebelumnya tidak menuliskan hal yang
diketahui, hal yang ditanyakan, dan menentukan metode penyelesaian,
sehingga terjadi lagi di kesalahan selanjutnya yaitu S3 tidak
menuliskan metode penyelesaian dengan tepat, ini terlihat pada gambar
4.11.
Hasil data yang didapatkan sehingga dapat disimpulkan
kesalahan yang dilakukan oleh S3. S3 tidak mampu menentukan
metode penyelesaian. Penyebab kesalahan S3 tidak mampu
menuliskan penyelesaian dengan tepat.
50
h. Identifikasi kesalahan penulisan jawaban akhir.
Gambar 4.12 Jawaban Tes S3 pada Soal Nomor 2
Berikut transkip potongan hasil wawancara S3 pada soal nomor
2, yang berkaitan dengan indikator E yaitu sebagai berikut:
P2E01 : dari hasil jawaban ade, apakah hasil perhitungan yang
ade gunakan sudah tepat
S32E01 : (diam sambil menggelengkan kepala)
P2E02 : coba jelaskan kesimpulan dari jawaban ade?
S32E02 : tidak tau kak, karena tidak suka saya belajar
matematika kak
P2E03 : dari segi mananya yang ade tidak suka pelajaran
matematika ?
S32E03 : perhitungannya kak.
Dari data di atas diperoleh fakta bahwa S1 melakukan
kesalahan yang sesuai dengan prosedur Newman pada indikator E
dalam mengerjakan soal nomor 2.
51
Hasil tes pekerjaan S3 dianalisis kesalahan yang dilakukan S3
pada soal nomor 2. S3 tidak mampu menuliskan jawaban akhir dengan
benar. Penyebab kesalahan S3 tidak ada satu pun jawaban yang
dituliskan dengan benar oleh S3 kerana S3 telah melakukan kesalahan
sebelumnya sehingga jawaban akhirnya salah. Penyebab kesalahan S3
tidak mampu menarik kesimpulan dari hasil jawabannya ini terdapat
pada gambar 4.12.
Hasil data yang didapatkan sehingga dapat disimpulkan
kesalahan yang dilakukan S3. S3 tidak menuliskan jawaban akhir
dengan benar. Penyebab S3 tidak dapat menuliskan kesimpulan ini
terlihat pada gambar 4.12. Penyebab S3 lemah dalam perhitungan. S3
juga tidak menyukai pelajaran matematika.
Berikut kesalahan subjek penelitian ditinjau dari jenis
kesalahan menurut prosedur Newman terdapat pada tabel 4.4
B. PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan akan menjawab pertanyaan dari rumusan
masalah “bagaimana kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe
HOTS (Higher Order Thinking Skill) menggunakan prosedur Newman pada
kelas VII SMPN 13 Makassar”. dapat dilihat bahwa semua subjek penelitian
melakukan kesalahan pada soal yang diberikan, berikut ini adalah pembahasan
untuk kesalahan yang dilakukan subjek penelitian.
1. Kesalahan Membaca (Reading Error)
52
Hasil wawancara peneliti dapat mengetahui kesalahan pada tahap
membaca yang dilakukan S3 pada soal nomor 2. Penyebab S3 melakukan
tahap membaca adalah S3 kurang teliti dalam membaca, kurang percaya
diri (gerogi), masih kurang menguasi simbol-simbol yang terdapat dalam
matematika. sehingga S3 melakukan kesalahan dalam keterangan dari apa
yang dibaca.
2. Kesalahan memahami soal (Comprehension Error)
Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan S2 dan S3 melakukan kesalahan
sesuai dengan prosedur Newman pada indikator B yaitu kesalahan
memahami soal.
S2 telah melakukan kesalahan memahami dengan soal nomor 1,
baik itu secara tulisan maupun secara lisan. Oleh karena itu, penyebab S3
tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
dalam soal nomor 1. Maka dari itu, S2 telah memenuhi indikator B pada
prosedur Newman.
Serta S3 pun juga melakukan kesalahan memahami soal yang
terdapat soal nomor 2, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, S3 juga tidak mampu menuliskan maupun menentukan
hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan dalam soal. Maka dari itu, S3
juga memenuhi indikator B sesuai dengan prosedur Newman. Ada
beberapa penyebab subjek melakukan kesalahan memahami soal sesuai
dengan prosedur Newman adalah sebagai berikut:
53
a. Tidak teliti dalam menemukan dan menuliskan informasi yang terdapat
dalam soal.
b. Kesulitan menemukan serta menuliskan informasi yang terdapat dalam
soal.
c. Tidak mengetahui dan memahami informasi yang ada dalam soal.
d. Tidak terbiasa menuliskan tentang informasi yang ada dalam soal.
e. Lupa menuliskan tentang informasi yang terdapat dalam soal.
3. Kesalahan transformasi (Transformation Error)
Berdasarkan hasil analisis data telah ditemukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal matematika tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
menggunakan prosedur Newman, sesuai dengan hasil data yang ditemukan
dalam penelitian ini. pada hasil analisis soal nomor 1 dan soal nomor 2
telah memenuhi pada indikator C sesuai dengan prosedur Newman yang
telah dilakukan oleh S3.
Pada soal nomor 1 dan soal nomor 2 S3 telah melakukan kesalahan
transformasi dalam mengerjakan soal. Beberapa Penyebab subjek
melakukan kesalahan transformasi indikator C sesuai prosedur Newman
adalah sebagai berikut:
a. Tidak terbiasa menuliskan rumus matematika dalam mengerjakan soal.
b. Tidak memiliki keahlian dan pemahaman untuk mengubah hal yang
diketahui menjadi kalimat matematika.
c. kurang paham dengan aturan tentang operasi bilangan
d. Tidak paham dengan materi operasi bilangan bulat.
54
e. Tidak menyukai pelajaran matematika
f. Kurang berlatih dengan soal cerita tentang materi bilangan bulat.
4. Kesalahan keterampilan proses (proses skill error)
Hasil analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika tipe
HOTS (Higher Order Thinking Skill) pada S2. Hasil tes dan hasil
wawancara, S2 telah melakukan kesalahan keterampilan proses yang
terdapat pada soal nomor 1, yaitu indikator D sesuai yang dengan prosedur
Newman.
Pada indikator D kesalahan keterampilan proses dilakukan juga
oleh S3 yang terdapat pada nomor 1 dan 2. Hasil tes dan hasil wawancara,
S3 melakukan kesalahan sesuai dengan prosedur Newman. Ada beberapa
penyebab subjek melakukan jenis kesalahan keterampilan proses adalah
sebagai berikut:
a. Akibat dari kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
b. Tidak mengetahui metode penyelesaian
c. Tidak telitian dalam melakukan proses perhitungan
d. Tidak paham dengan operasi perhitungan
5. Kesalahan penulisan jawaban akhir (Encoding Error)
Hasil analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika tipe
HOTS (Higher Order Thinking Skill) menggunakan prosedur Newman.
Dari semua subjek telah melakukan kesalahan penulisan jawaban akhir
indikator E sesuai prosedur Newman. Hasil data yang diperoleh dalam
penelitian ini, terjadi kesalahan yang dilakukan oleh S1 dalam penulisan
55
jawaban akhir dengan soal nomor 1, juga terjadi kesalahan yang dilakukan
oleh S2 dalam penulisan jawaban akhir dengan soal nomor 1 dan soal
nomor 2, dan S3 juga melakukan kesalahan penulisan jawaban akhir pada
soal nomor 1 dan soal nomor 2. Ada beberapa penyebab subjek melakukan
kesalahan menuliskan jawaban akhir sesuai dengan prosedur Newman
adalah sebagai berikut:
a. Akibat dari kesalahan yang dilakukan di awal
b. Tidak paham dengan informasi dalam soal.
c. Kurang paham menarik sebuah kesimpulan.
d. Tidak terbiasa menuliskan kesimpulan.
Untuk mengetahui lebih jelas kesalahan subjek penelitian dalam
menyelesaikan soal materi bilangan bulat berdasarkan metode analisis
kesalahan Newman, maka pembahasan diatas disajikan dalam tabel berikut
ini.
Tabel 4.4 Jumlah Kesalahan Tiap Subjek Penelitian Ditinjau dari
Jenis Kesalahan Menurut Prosedur Newman.
Jenis Kesalahan
Subjek Penelitian
1 2 3
Membaca soal
(Reading) 0 0 1
Memahami soal
(Comprehension) 0 1 1
Transformasi
(Transformation) 0 0 2
Keterampilan proses
(Process skill) 0 1 2
Penulisan jawaban
akhir ( 1 2 2
Jumlah kesalahan 1 4 8
56
Tabel 4.5 Analisis Kesalahan Menurut Prosedur Newman
No Indikator
Newman
S1 S2 S3
1. Kesalahan
Membaca
(Reading Error)
Penyebab S3
melakukan
kesalahan
membaca pada soal
nomor 2 karena
belum mampu
membaca dan
memahami simbol
matematika.
2. Kesalahan
Memahami
Masalah
(Comprehension)
Penyebab S2
melakukan
kesalahan
memahami
pada soal
nomor 1 karena
S3 tidak dapat
menuliskan
serta secara
lengkap tentang
informasi yang
terdapat dalam
soal.
Terjadi kesalahan
yang dilakukan
oleh S3 adalah
kesalahan
memahami pada
soal nomor 2
karena S3 tidak
mampu menuliskan
informasi yang ada
dalam soal.
3.
Kesalahan
Transformasi
(Transformation)
Kesalahan
transformasi yang
dilakukan oleh S3
pada soal nomor 1
dan soal nomor 2
yaitu S3 tidak bisa
menentukan
metode
penyelesaian serta
tidak memahami
tentang operasi
hitung.
4. Kesalahan
Keterampilan
Proses (Process
Skill)
Penyebab S2
melakukan
kesalahan
keterampilan
proses yang
terdapat pada
soal nomor 1
terdapatnya
soal nomor 1 dan
nomor 2 terjadi
kesalahan
keterampilan
proses karena S3
tidak mampu
menentukan
metode
57
kesalahan S2
tidak memiliki
kemampuan
dalam metode
penyelesaian
yang benar
sehingga terjadi
kesalahan
perhitungan.
penyelesaian
dengan benar.
5. Kesalahan
Penulisan
Jawaban Akhir
(Encoding)
S1 melakukan
kesalahan
penulisan
jawaban akhir
pada soal nomor
1 karena tidak
menuliskan
kesimpulan dari
hasil jawabanya
sendiri.
Penyebab S2
melakukan
kesalahan
penulisan
jawaban akhir
pada soal
nomor 1 karena
menuliskan
metode
penyelesaian
yang tidak
benar sehingga
terjadi
kesalahan hasil
akhir.
Sedangkan
penyebab
kesalahan
dengan soal
nomor 2 karena
S2 tidak mampu
menyimpulkan
dari hasil
jawabanya
sendiri.
Pada soal nomor 1
penyebab S3
terjadinya
melakukan
kesalahan yaitu
tidak memiliki
keahlian
menyelesaikan soal
dan tidak mampu
menuliskan
kesimpulan.
Sedangkan pada
soal nomor 2
penyabab S3
melakukan
kesalahan karena
tidak menuliskan
jawab akhir dengan
benar dan tidak
dapat menuliskan
atau menarik
sebuah kesimpulan
dari hasil
jawabannya
sendiri.
58
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan tersebut, dengan ini maka ditarik sebuah
kesimpulan ialah hasil dari analisis data pada peserta didik SMP Negeri 13
Makassar dengan memilih 3 subjek S1, S2, dan S3 untuk menganalisis
kesalahan menyelesaikan soal cerita matematika materi bilangan bulat tipe
HOTS (Higher Order Thinking Skill) menggunakan prosedur Newman yang
telah dibuat oleh peneliti dan indikator yang telah ditentukan sebelumnya,
adalah:
a) Kesalahan membaca diperoleh bahwa: peserta didik salah membaca
simbol-simbol, kata-kata atau informasi penting yang terdapat di
dalam soal.
b) Terdapat kesalahan dalam memahami soal diantaranya adalah:
1. Sulit menentukan informasi yang sesuai dengan soal.
2. kesulitan menuliskan dan melengkapi informasi yang sesuai
dengan soal.
c) Kesalahan transformasi ditemukan dalam penelitian yaitu:
1. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengubah informasi
pada soal cerita menjadi kalimat matematika.
2. Kurangnya pemahaman pada materi operasi bilangan bulat
59
59
3. Tidak mampu menuliskan metode yang akan digunakan dalam
penyelesaian soal.
d) Kesalahan keterampilan proses didapatkan sesuai dengan analisis
penelitian adalah:
1. Melakukan kesalahan yang terjadi sebelumnya
2. Tidak mampu menuliskan metode penyelesaian
3. Tidak melanjutkan metode penyelesaian
4. Kesalahan perhitungan
e) Berdasarkan analisis kesalahan Newman, kesalahan penulisan jawaban
akhir yang ditemukan dalam penelitian ini adalah:
1. Akibat kesalahan yang berulang atau yang sering dilakukan
2. Tidak menuliskan hasil akhir dengan tepat
3. Tidak dapat menarik kesimpulan.
B. SARAN
Dari kesimpulan di atas, dengan ini maka peneliti dapat menganjurkan
sara bahwa:
1. Dalam peningkatan kemampuan baik kemampuan berpikir maupun
penalaran peserta didik, semestinya pembelajaran lebih dikaitkan pada
kehidupan yang realistis atau kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik
lebih memahami pembelajaran dengan baik.
2. Memperbanyak latihan soal yang beragam serta variatif untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menuliskan metode
transformasi dan peserta didik mampu melakukan prosedur operasi hitung
60
dalam keterampilan proses. Terlebih utama latihan soal cerita matematika
untuk meningkatkan peserta didik dalam keterampilan dan ketelitian.
3. Untuk meningkatkan penguasaan rumus matematika peserta didik,
sebaiknya guru lebih menekankan tentang pemahaman konsep dasar
matematika dengan ini peserta didik mampu terbiasa mengembangkan
proses mengerjakan soal matematika.
4. Untuk meminimalisirkan kesalahan yang dilakukan peserta didik,
sebaiknya dilakukan pendampingan khusus bagi peserta didik yang
memiliki kemampuan kognitif yang rendah.
61
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.F. 2015. Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan
Linier. Jurnal Edukasi. Vol. 1, No.2.
Aryani, I., & Maulida. 2019. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Matematika Melalui Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jurnal
Serambi Ilmu. Vol. 20, No. 2.
Dinni, H. (2018). HOTS (Higher Order Thinking Skills) Dan Kaitannya Dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/PRISMA.pdf
Ekawati, T., Bambang, S.A. & Komarudin. 2019. Pengembangan Modul
Pembelajran Matematika Pada Materi Statistika Terintegrasi Nilai-Nilai
Keislaman. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika. Vol. 8, No. 1.
Erna, W. 2019. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berbasis High Order Thinking (HOT) Berdasarkan Metode
Analisis Kesalahan Newman Di SMP Swasta An-Nizam Medan”. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Medan: Universitas Negeri Medan.
(http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/39312).
Fanani, M. Z. 2018. Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Dalam Kurikulum 2013. Edudeena. Vol. 2, No. 1
Halim, A.B., & Nilta, I.R. 2019. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Aritmatika Social Berdasarkan Prosedur Newman. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 2, No.1.
Helaluddin., & Hengki, W. 2019. Analisis Data Kualitatif. Jurnal of Jaffray.
(Online). http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71. Diakses 15 Juli 2020.
Ibrahim. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Karnasih, I. 2015. Analisis Kesalahan Newman Pada Soal Cerita Matematis
(Newman’s Error Analysis In Mathematical Word Problems). Jurnal
Paradikma. Vol. 8, No.1.
Kemendikbud. 2017. Modul penyusunan soal higher order thinking skill.
Kemendikbud. 2019. Laporan Hasil Ujian Nasional.
(https://kemendikbud.go.id/hasil-un/). Jakarta: Kemendikbud.
Kurnia, L. & Devi, N. 2020, Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Aritmetika Sosial Berdasarkan Analisis Newman. Jurnal Matematics
Paedagogic. Vol. IV, No. 2.
62
Lailly, N.R., & Asih, W. 2015. Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Dalam Soal UN Kimia SMA Rayon B Tahun 2012/2013. Kaunia.
Vol. 11, No. 1.
Mahmudah, W. 2018. Analisi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Bertipe Hots Berdasarkan Teori Newman. Unisda Journal of
Mathematics and Computer Science. Vol. 4, No. 1.
Mulyani, M. & Muhtadi, D. 2019. Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Trigonometri Tipe Higher Order Thinking Skill
Ditinjau Dari Gander. JPPM. Vol. 12, No.1,
Nafiin, M.W., & Mega, T.B. 2018. Analisis Kesalahan Peserta Didik Dalam
Menyelesaikan Soal Kesebangunan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika.
Vol. 7, No.2.
Pengestika, H.A. 2020. Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bilangan
Pecahan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Skripsi tidak diterbitkan.
Surakarta: Unismuh Surakarta.
Pratama, A.P. 2017. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Materi Statistika. (Online) vol. 28 no. 1
https://doi.org/10.37729/ekuivalen.v28i1.3899 diakses 16 Juli 2020.
Putra, F.G. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Reflektif Dengan Pendekatan
Matematika Realistik Bernuansa Keislaman Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis. Jurnal pendidikan Matematika. Vol. 7, No. 2
R, Nurmala., & Alfian, M. 2019. Efektivitas Penggunaan LKM Berbasis HOTS
(Higher Order Thinking Skills) Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Pendidikan Matematika. Journal of Honai Math. Vol.2, No.2.
Rafi, I. & Sabrina, N. 2019. Pengintegrasian TPACK Dalam Pembelajaran
Transformasi Geometri SMA Untuk Mengembangkan Profesionalitas
Guru Matematika. Supremum Journal of Mathematics Education. Vol. 3,
No.1.
Riadi, A. 2016. Problem Based Learning Meningkatkan Order Thinking Skill
Siswa Kelas VIII SMPN 1 Daha Utara. Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol. 2, No. 3.
Rochman, S., & Zainal, H. 2018. Analisis Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Taksonomi Menganalisis Permasalahan Fisika. Science and Physics
Education journal. Vol. 1, No.2.
Rohim, D.C. 2019. Strategi Penyusunan Soal Berbasis HOTS pada Pembelajaran
Matematika SD. Jurnal Riset dan Konseptual. Vol. 4, No.4.
63
Rokhimah, S. 2015. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Materi Aritmetika Social Kelas VII Berdasarkan Prosedur
Newman. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang
Sari, A & Aripin, U (2018). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Bangun Datar Segiempat Di Tinjau Dari Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Untuk Siswa Kelas VII. Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif Vol. 1, No. 6.
Sarniah, S., Chairul, A. & Rizki, W. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition Terhadap Kemampuan Pemahaman
Konsep matematis. Journal of Mathematics Education IKIP Veteran
Semarang. Vol. 3, No. 1.
Setiawan, H. & Benedictus, K. 2018. Analisis Kesalahan Siswa kelas VIII Dalam
Menyelesaikan Soal Uraian Matematika Di MTs Negeri Ngablak. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol.6, No.2.
Sughesti, M.S., Gatot,M., & Hery,S. 2016. Jenis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Prosedur Newman. Seminar
Nasional dan Pembelajaranya. Online. Diakses 15 Juli 2020.
Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&S. Bandung:
Alfabeta.
Ulifa, S.N. 2014. Hasil Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Pada Materi Relasi. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP
PGRI Sidoarjo. Vol. 2, No. 1.
64
L
A
M
P
I
R
A
N
65
SOAL TES
PRA PENELITIAN
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Materi : Bilangan Bulat
Kelas : VII
Waktu : 60 menit
Petunjuk :
1. Berdoalah terlebih dahuluh sebelum mengerjakan tes berikut!
2. Tuliskan nama, nis, dan kelas pada lembar kerja yang telah disediakan!
3. Bacalah permasalahan dengan cermat dan teliti!
4. Kerjakan soal yang menurut anda mudah terlebih dahulu!
5. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabilah terdapat soal
yang kurang jelas!
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpul!
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan rinci dan benar!
1. Suatu olimpiade matematika mempunyai aturan sebagai berikut. Jika
jawaban yang benar mendapat skor 2, salah mendapatkan skor -1,
sedangkan tidak dijawab mendapatkan skor 0. Dari 75 soal yang
diberikan, Erni menjawab 50 soal dengan benar dan 10 soal tidak
dijawab. Skor yang akan diperoleh Erni adalah…
66
2. Susi membeli satu kardus buah apel yang berisi 40 buah. Ternyata setelah
diperiksa ada 6 buah apel yang busuk. Kemudian Susi membeli lagi buah
apel sebanyak 20 buah dan menjual semua Apelnya sebanyak
Rp64.800,00. Bantulah Susi untuk mengetahui harga satu buah apel …
3. Suhu udara pada pukul 05.00 dikota X adalah -24ºC dan suhu udara di
kota Y adalah -4ºC. Selama tujuh jam yang akan datang suhu udara di
kota X naik 3ºC per jam dan suhu udara di kota Y naik 2ºC per jam. Selisi
antara suhu udara di kota A dan kota B pada pukul 10.00 adalah …
4. Anto berjalan dari tiang bendera sejauh 52 langkah ke timur. Kemudian
berjalan ke barat 71 langkah. Setelah istirahat sejenak, Anto berjalan lagi
ke- arah timur 29 langkah. Bantulah Anto mengetahui dimana posisinya
sekarang?
5. Enam orang guru memenangkan lomba karya ilmiah. Jumlah hadiah yang
mereka terima adalah Rp45.000.000,00. Masing-masing akan
mendapatkan bagian yang sama setelah dikurangi pajak sebesar 15%.
Berapa besar bagian masing-masing guru?
Selamat Mengerjakan…
67
SOAL HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Materi : Bilangan Bulat
Kelas : VII
Waktu : 60 menit
Petunjuk :
1. Berdoalah terlebih dahuluh sebelum mengerjakan tes berikut!
2. Tuliskan nama, nis, dan kelas pada lembar kerja yang telah disediakan!
3. Bacalah permasalahan dengan cermat dan teliti!
4. Kerjakan soal yang menurut anda mudah terlebih dahulu!
5. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabilah terdapat soal
yang kurang jelas!
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpul!
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan rinci dan benar!
1. Jarak tempuh rumah Andi ke sekolah sejauh 2 km. setelah menempuh
jarak 500 meter, dia putar balik dan berjalan sejauh 150 meter menujuh
took buku untuk membeli buku tulis. Lalu, Andi kembali berangkat ke
sekolah dan setelah menempuh jarak 600 meter, Andi berhenti untuk
membeli bensin. Dia melanjutkan perjalanan dan setelah menempuh jarak
300 meter Andi menghampiri Budi. Mereka berangkat bersama. Berapa
jarak rumah Budi dengan sekolah …?
68
2. Suatu rumah sakit di kota Makassar mengadakan tes tertulis dalam
penerimaan karyawan. Jika setiap jawaban benar diberi nilai 4, jawaban
yang salah -2 dan tidak dijawab diberi skor -1. Berikut data 5 orang calon
karyawan yang mengikuti tes.
Nama Benar Salah Tidak dijawab
Yulfi 19 6 5
Lorna 24 3 3
Saskia 26 3 1
Melsi 18 9 3
Ainun 27 3 0
Dari data tersebut urutan nilai peserta tes dari terkecil ke terbesar
adalah…
69
PEDOMAN WAWANCARA SISWA BERDASARKAN
PROSEDUR NEWMAN
No Prosedur Kesalahan Indikator
1. Membaca soal (Reading) 1. Siswa tidak dapat membaca atau
mengenal simbol-simbol atau kata kunci
dalam soal.
2. Siswa tidak memaknai arti setiap kata,
istilah atau simbol dalam soal.
2. Memahami masalah
(Comprehension)
1. Siswa tidak memahami apa saja yang
diketahui dalam soal.
2. Siswa tidak memahami apa saja yang
ditanyakan dalam soal.
3. Transformasi masalah
(Transformation)
1. Siswa tidak dapat menentukan operasi
yang akan digunakan dalam
menyelesaikan soal.
2. Siswa tidak dapat membuat model
matematis/rumus dari soal yang
diberikan.
4. Keterampilan proses
(Process skill)
1. Siswa tidak mengetahui prosedur atau
langkah-langkah yang akan digunakan
untuk menyelesaikan soal.
2. Siswa tidak dapat menjelaskan prosedur
atau langkah-langkah yang digunakan
70
untuk menyelesaikan soal.
3. Siswa tidak dapat menemukan hasil akhir
sesuai prosedur atau langkah-langkah
yang digunakan untuk menyelesaikan
soal
5. Penulisan jawaban
(Encoding)
1. Siswa tidak dapat menunjukkan jawaban
akhir dari penyelesaian soal.
2. Siswa tidak dapat menuliskan jawaban
akhir sesuai dengan kesimpulan yang
dimaksud dalam soal.
71
PEDOMAN WAWANCARA SISWA BERDASARKAN
PROSEDUR NEWMAN
Pengungkapan Penyebab Kesalahan untuk Tipe Kesalahan Membaca
(Reading)
No Pertanyaan
1. Coba anda bancakan soal berikut ini?
2. Coba anda jelaskan apa yang dimaksud dari soal tersebut?
3. Coba anda tuliskan apa yang kamu ketahui tentang lambang pecahan dari
soal tersebut?
Pengungkapan Penyebab Kesalahan untuk Tipe Kesalahan Memahami
Masalah (Comprehension)
No Pertanyaan
1. Coba jelaskan apa saja yang anda ketahui dalam soal tersebut?
2. Coba anda jelaskan apa saja ditanyakan dalam soal!
3. Apakah yang anda tuliskan sudah mampu menjawab permasalahan yang ada
pada soal?
72
Pengungkapan Penyebab Kesalahan untuk Tipe Kesalahan Transformasi
masalah (Transformation)
No Pertanyaan
1. Ada berapa operasi hitung yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal
tersebut?
2. Operasi apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?
3. Coba anda tuliskan rumus yang akan anda gunakan dalam menyelesaikan
soal tersebut!
Pe ngungkapan Penyebab Kesalahan untuk Tipe Kesalahan Proses
Perhitungan (Process Skill)
No Pertanyaan
1. Coba jelaskan langkah-langkah yang anda gunakan dari jawaban soal
tersebut!
2. Coba anda kerjakan soal tersebut sesuai langkah-langkah yang anda
ceritakan!
3. Coba anda Periksa kembali, apakah semua proses yang anda gunakan sudah
benar?
4. Apakah hasil perhitunga anda sudah dapat menjawab permasalahan dalam
soal?
5. Jika belum, langkah apa lagi yang anda harus lakukan untuk menemukan
apa yang ditanyakan dari soal tersebut?
6. Coba anda tuliskan langkah-langkah tersebut?
73
Pengungkapan Penyebab Kesalahan untuk Tipe Kesalahan Penulisan
Jawaban (Encoding)
No Pertanyaan
1. Menurut anda apakah hasil perhitungannya sudah tepat?
2. Menurut anda apa kesimpulan yang anda dapatkan dari hasil jawaban anda?
3. Coba anda tuliskan kesimpulan dari pertanyaan tersebut!
4. Satuan apa yang anda gunakan?
5. Menurut anda apa satuan yang anda gunakan sudah tepat?
74
Tes 1
Hasil Pra Tes Soal Matematika
Kelas VII.C SMP Negeri 13 Makassar
No Nama Skor Nilai
1. Almira Srikandi
Maharani
18 90
2. Andi Ibrahimovic 9 45
3. Andika Restu Ilahi 8 40
4. Andi Muh Yasin Syahputra 4 20
5. Athyah Ramadhani 14 70
6. Fachrizah Firdaus 2 10
7. Fadhel Nibroos 1.5 7.5
8. Marsha Maulidini Putri 13 65
9. Mohamad Herly Arqam
Maulana
2 10
10. Muh. Farel Jaya Sakti 17 85
11. Muhammad nuraditya S 12 60
12. Muhammad Reza Pahlevi 4 20
13. Muhammad Zikra Syafei 13 65
14. Muht ia Abrar 16 80
15. Nabila afiqa Hasnah Fahri 7 35
16. Naely Arman 6.5 32.5
17. Naurah Rayyani 17 85
18. Nur Rafika Salsabila 6.5 32.5
19. Rahmat Madhani 6 30
20. Rahmawati 8.5 42.5
21. Ridho Rajai Alfisyahri 15 75
22. Suci Nurandini 4 20
23 TaufiQ Rahman M.jafar 8 40
Keterangan:
Merah : Putih
Kuning : Sedang
Biru : Tinggi
75
Tes 2
Hasil Tes Penelitian Soal Matematika Tipe HOTS
(Higher Order Thinking Skill)
Kelas VII.C SMP Negeri 13 Makassar
No
Nama Butir Soal Skor
Nilai
1 2
1. Subjek penelitian 1 (S1) 3 4 7 87.5
2. Subjek penelitian 2 (S2) 1 3 4 50
3. Subjek penelitian 3 (S3) 2 0 2 12.5
76
Tabel 4.4 Kesalahan Subjek Penelitian Ditinjau dari Jenis Kesalahan
Menurut Prosedur Newman.
Jenis Kesalahan Subjek Nomor Soal Jumlah
Kesalahan 1 2
Membaca soal (Reading) 1 X X 0
2 X X 0
3 V X 1
Jumilah kesalahan 1 0
Memahami soal
(Comprehension)
1 X X 0
2 V X 1
3 X V 1
Jumlah kesalahan 1 1
Transformasi
(Transformation)
1 X X 0
2 X X 0
3 V V 2
Jumlah kesalahan 1 1
Keterampilan proses
(Process skill)
1 X X 0
2 V X 1
3 V V 2
Jumlah kesalahan 1 1
Menuliskan jawaban
akhir (Encoding)
1 V X 1
2 V V 2
3 V V 2
Jumlah kesalahan 3 2
Keterangan:
x : Tidak Ada Kesalahan
v : Ada Kesalahan
77
1. Hasil wawancara S1
a. Soal tes nomor 1
P : pertanyaan pertama, coba ade bacakan soal nomor 1?
S : jarak tempuh rumah Andi ke sekolah sejauh 2 km, setelah menempuh
jarak 500 meter, dia putar balik dan berjalan sejauh 150 meter menuju toko
buku untuk membeli buku tulis. Lalu, Andi kembali berangkat ke sekolah
dan setelah menempuh jarak 600 meter, Andi berhenti untuk membeli
bensin. Dia melanjutkan perjalanan dan setelah menempuh jarak 300
meter, Andi menghampiri Budi. Mereka berangkat bersama. Berapa jarak
rumah Budi ke sekolah?
P : baik dek, pertanyaan selanjutnya yaitu apa yang anda ketahui pada soal
nomor 1?
S : yang diketahui yaitu jarak tempuh rumah Andi kesekolah sejauh 2 km,
setelah itu menempuh jarak 500 meter, dia putar balik sejauh 150 meter ke
toko buku, berangkat kesekolah menempuh jarak 600 meter, jarak 300
meter Andi menghampiri Budi.
P : ya, terus kira-kira apa yang ditanyakan dari soal nomor 1?
S : berapa jarak rumah Budi kesekolah?
P : terus penyelesaiannya gimana dek?
S : 2 km = 2000 meter. Terus 2000 – 500 – (-150) – 600 – 300 = 1500 +
150 – 600 – 300 = 1650 – 600 – 300 = 750 meter
P : menerut ade apakah hasil perhitungannya sudah tepat ?
S : iye kak
78
P : apa kesimpulan yang ade dapatkan dari hasil jawaban ade?
S : jarak rumah Budi kesekolah sejauh 750 meter
P : ya terima kasih dek
S : iye kak.
b. Soal tes nomor 2
P : ya lansung saja, pertanyaan pertama coba ade bacakan soal nomor 2?
S : suatu rumah sakit di kota Makassar mengadakan tes tertulis dalam
penerimaan karyawan. Jika setiap jawaban benar diberi nilai 4, jawaban
yang salah mines dua dan tidak dijawab diberi skor mines satu. Berikut
data 5 orang calon karyawan yang mengikuti tes yaitu nama Yulfi benar
19 salah 6 tidak dijawab 5, Lorna benar 24 salah 3 tidak dijawab 3, Sakia
benar 26 salah 3 tidak dijawab 1, Melsi benar 18 salah 9 tidak dijawab 3,
dan Ainun benar 27 salah 3 tidak dijawab 0. Dari data tersebut urutan nilai
peserta tes dari terkecil ke terbesar adalah
P : apa yang di keteahui dari soal nomor 2 dek?
S : 5 orang calon karyawan yang mengikuti tes. Dimana disetiap jawaban
benar diberikan nilai empat, jawaban yang salah mines dua dan tidak
dijawab diberi skor mines 1.
P : apa yang ditanyakan dari soal nomor 2?
S : dari data tersebut urutan nilai peserta tes dari terkecil ke terbesar
adalah…?
P : operasi apa saja yang ade gunakan dalam menyelsaikan soal tersebut?
S : ada tiga kak yaitu pengurangan, perkalian dan pertambahan
79
P : menurut ada apakah hasil jawban ade sudah tepat?
S : iye sudah kak.
P : pertanyaan terakhir apa kesimpulan yang ade dapatkan dari hasil jawban
ade sendiri?
S : jadi urutan nilai terkecil ke terbesar yaitu Melsi, Yulfi, Lorna, Sakia, dan
Ainun.
P : ok maksih de katas waktunya
S : iye kak sama-sama.
2. Hasil Wawancar S2
a. Soal tes nomor 1
P : coba ade bacakan soal nomor 1?
S : jarak tempuh rumah Andi kesekolah sejauh 2 km, setelah menempuh
jarak 500 meter, dia putar balik dan berjalan sejauh 150 meter menuju ke
toko buku untuk membeli buku tulis. Lalu Andi kembali berangkat
kesekolah dan setelah menempuh jarak 600 meter, Andi berhenti untuk
membeli bensin. Dan melanjutkan perjalan dan setelah menempuh jarak
300 meter Andi menghampiri Budi, mereka berangkat bersama. Berapa
jarak rumah Budi dengan sekolah ?
P : ya, apa yang diketahui tentang soal nomor 1?
S : jarak rumah Andi kesekolah 2 km sama dengan 2000 meter, setelah
menempuh jarak 500 meter dia putar balik 150 meter menuju toko buku,
setelah menempuh jarak 600 meter Andi berhenti untuk membeli bensin,
setelah itu menempuh jarak 300 meter Andi menghampiri Budi.
80
P : apakah masih ada lagi yang diketahui dek?
S : tidak ada m kak.
P : apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?
S : berapa jarak rumah Budi kesekolah.
P : ada berapa operasi hitung yang ade gunakan?
S : satu kak yaitu pengurangan
P : coba ade tuliskan cara penyelesaianya?
S : rumah Andi ke sekolah 2000 meter. 2000 – 500 – 150 – 600 – 300 =
2000 – 1550 = 450 meter
P : apakah hasil perhitungan dan proses yang ade gunakan sudah benar?
S : hmmm… iye masih ragu-ragu sedikit kak
P : kenapa ragu-ragu dek dengan hasil pekerjaan ta sendiri?
S : (diam sejenak) tidak j kak
P : coba simpulkan hasil pekerjaan ade?
S : jarak rumah Budi ke sekolah yaitu 450 meter
P : ok makasih sebelumnya
S : iye sama-sama kak.
b. Soal tes nomor 2
P : coba ade bacakan soal nomor 2?
S : suatu rumah sakit dikota Makassar mengadakan tes tertulis dalam
penerimaan karyawan. Jika setiap jawaban benar diberi nilai empat,
jawaban yang salah mines dua, dan tidak dijawab diberi skor mines satu.
Berikut data lima orang calon karyawan yang engikuti tes. Yulfi 19 benar
81
6 salah tidak dijawab 5, Lorna 24 benar 3 salah 3 tidak dijawab, Sakia 26
benar 3 salah tidak dijawab 1, Melsi 18 benar 9 salah 3 tidak dijawab, dan
Ainun 27 benar 3 salah 0 tidak dijawab. Dari data tersebut urutan nilai
peserta tes dari terkecil ke terbesar adalah…
P : apa yang diketahui dari soal nomor 2?
S : setiap jawaban benar diberi nilai 4, jawaban yang salah mines 2 dan tidak
dijawab mines 1 kak
P : apa yang di tanyakan dalam soal tersebut?
S : urutan nilai peserta tes dari terkecil keterbesar adalah…
P : ada berapa operasi hitung yang ade gunakan?
S : ada tiga kak,
P : coba sebutkan operasi apa saja?
S : perkalian, pengurangan dan pertambahan
P : ya, coba ade jelaskan langkah-langkah penyelesaiannya?
S : Setiap jawaban benar dikali 4, jawaban salah dikali mines 2 dan dan tidak
jawab mines 1
P : coba ade tuliskan cara penyelesainya atas nama lorna?
S : 24(4) + 3(-2) + 3 (-1) = 96 – 6 – 3 = 87
P : apakah masih ada cara lain dek?
S : tidak ada m kak
P : apakah semua proses yang ade gunakan dalam menjawab soal sudah
benar?
S : iye kak
82
P : selanjutnya, menurut anda apa kesimpulan yang anda dapatkan dari hasil
jawaban ade?
S : kesimpulannya kak , urutan nilai peserta tes dari yang terkecil ke terbesar
yaitu Melsi, Yulfi, Lorna, Sakia dan Ainun.
P : pertanyaan terakhir, dari hasil jawaban anda kenapa tidak menuliskan
kesimpulan dari hasil jawaban ade ?
S : tidak terbiasa kak menuliskan kesimpulan, dan kemarin juuga terburu-
buru jadi lupa juga tuliskan kak.
P : iye dek mohon sebelumnya sudah mengganggu waktunya dek
S : iye tidak apa j kak
P : Terimakasih atas waktunya dek
S : iya sama-sama kak
3. Hasil Wawancara S3
a. Soal tes nomor 1
P : coba ade bacakan soal nomor 1?
S : jarak tempuh rumah Andi kesekolah sejauh 2 km. setelah menempuh
jarak 500 meter, dia putar balik dan berjalan sejauh 150 meter menuju toko
buku untuk membeli buku tulis. Lalu Andi kembali berangkat kesekolah
dan setelah menempuh jarak 600 meter, Andi berhenti untuk membeli
bensin, dan melanjutkan perjalanan dan setelah menempuh jarak 300
meter Andi menghampiri Budi mereka berangkat bersama. Berapa jarak
rumah Budi dengan sekolah?
P : apa yang diketahui dari soal nomor 1 dek?
83
S : jarak rumah budi dengan sekolah 2 km
P : itu saja dek, apakah masih ada yang diketahui dari soal nomor 1?
S : tidak ada m kak
P : apa yang ditanyakan dari soal nomor 1 dek?
S : jarak rumah Budi kesekolah kak.
P : ada berapa operasi hitung yang ade gunakan?
S : hmm tidak tau kak,
P : satuan apa yang ade gunakan?
S : tidak tau juga kak
P : coba ade tuliskan rumus yang ade gunakan dalam mengerjakan soal
tersebut?
S : (diam beberapa menit) tidak tau kak
P : coba ade kerjakan soal tersebut sesuai langkah-langkah yang ade
ketahui?
S : (hanya bisa terdiam)
P : apakah ade tidak tau ?
S : iye kak tidak tau.
P : coba pale ade jelaskan langkah-langkah penyelesaian yang ade dapatkan
dari hasil 750 meter?
S : 2000 – 150 – 500 lupa kak dan tidak ku tau juga selesaikan ini soal kak
P : metode apa yang ade gunakan dalam mengerjakan soal tersebut?
S : tidak tau kak
P : apakah ade paham tentang materi bilangan bulat?
84
S : tidak paham kak
P : pertanyaan terakhir dari soal nomor 1, apakah ade suka dengan pelajaran
matematika?
S : tidak kak
P : ok terimahkasih sebelumnya dek
S : iye kak sama-sama.
b. Soal nomor 2
P : coba ade bacakan soal nomor 2?
S : suatu rumah sakit di kota Makassar mengadakan tes tertulis dalam
penerimaan karyawan. Jika setiap jawaban benar diberikan nilai 4, jika
salah di kurangi 2 dan tidak di jawab diberikan skor kurang 1. Berikut data
5 orang calon karyawan yang mengikuti tes. Yuli 19 6 5, Lorna 24 3 3,
Sakia 26 3 1, Melsi 18 9 3, Ainun 27 3 0. Dari data tersebut urutan nilai
peserta tes dari terkecil ke terbesar adalah..
p : dari soal yang ade baca tanda (-) itu dibaca kurang atau mines?
S : (diam sejenak) kurang kak
P : terus yang ade baca tadi dari tabel maksudnya apa Yulfi 19 5 6, Lorna 24
3 3, Sakia 26 3 1, Melsi 18 9 3 ainun 27 3 0?
S : eee… yang itu kak Yulfi benar 19 salah 6 tidak dijawab 5, Lorna benar
24 salah 3 tidak dijawab 3, Sakia benar 26 salah 3 tidak dijawab 1, Melsi
benar 18 salah 9 tidak dijawab 3, Ainun benar 27 salah 3 tidak dijawab 0.
P : iye dek, apa yang diketahui dari soal tersebut?
S : tidak tau kak
85
P : terus apa yang di tanyakan dari soal tersebut?
S : dari data tersebut urutan nilai peserta dari terkecil ke terbesar adalah.
P : apakah mash ada lagi yang ditanyakan dalam soal tersebut?
S : tidak ada mi kak
P :ada berapa operasi hitung yang ade gunakan?
S : maksudnya kak operasi hitung
P : operasi hitung itu seperti pengurangan, pertambahan, perkalian,
pembagian. Jadi ada berapa operasi hitung yang ade gunakan ?
S : dua kak yaitu pengurangan dan perkalian.
P : dari hasil pekerjaan ade cuman satu operasi hitung yang ade gunakan.
Coba ade tuliskan rumus yang di gunakan dalam menyelesaikan soal?
S : tidak tau kak.
P : coba jelaskan langkah-langkah yang ade gunakan dari jawaban ade?
S : tidak tau kak (sambil menggelengkan kepala).
P : dari hasil jawaban ade apakah semua proses yang ade gunakan sudah
benar?
S : tidak tau kak, itu saja asal ku jawab j saja kak.
P : dari hasil jawaban ade, apakah hasil perhitungan yang ade gunakan sudah
tepat?
S : (diam sambil menggelengkan kepala)
P : coba simpulkan hasil jawaban ade?
S : tidak tau kak , karena tidak ku suka saya belajar matematika kak
P : dari segimananya yang ade tidak suka pelajaran matematika?
86
S : perhitungannya kak.
P : ok. Terimaksih atas waktunya dek
S : iye kak sama-sama.
87
Dokumentasi
Dokumentasi hasil Prates
Subjek Penelitian 1 (S1)
88
Subjek Penelitian 2 (S2)
89
Subjek penelitian 3 (S3)
Dokumentasi Hasil Penelitian Tes Soal Matematika
HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Subjek penelitian 1 (S1)
90
Subjek Penelitian 2 (S2)
Subjek Penelitian 3 (S3)
91
Dokumentasi Penelitian SMP Negeri 13 Makassar
92
Dokumentasi Wawancara SMP Negeri 13 Makassar
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
Power Point Presentase
109
110
111
112
113
RIWAYAT HIDUP
Fatma Pratiwi, lahir di Lambarese Kabupaten Luwu
Timur, tanggal 01 Mei 1997. Desa Lambarese, Kecamatan
Burau, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi-
Selatan. Penulis anak kedua dari pasangan Amir Pangala
dan Rumagi. Penulis menempuh pendidikan Dasar dan
Menengah Pertama di salah satu SD dan SMP di daerahnya sendiri tepatnya
SD Negeri 109 Majaleje (2005-2010), dan SMP Negeri 1 Burau (2010-2013).
Sedangkan Sekolah Menengah Atas penulis lanjutkan di SMA Negeri 1 Burau
(2013-2016). Dan saat ini penulis sedang melanjutkan pendidikan di salah satu
Universitas Swasta di Makassar Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis pernah aktif
dalam organisasi internal kampus Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga dan
external kampus yaitu Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu. Atas ridho
Allah SWT dan kerja keras, pengorbanan serta kesabaran, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan pendidikan Strata (S1) dengan judul “Analisis Kesalahan
menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
menggunakan Prosedur Newman pada Kelas VII SMP Negeri 13 Makassar”.