Analisis Kenaikan Harga Bensin

11
ANALISIS KENAIKAN HARGA BENSIN DI INDONESIA A. Permasalahan Awal bulan April 2007 pemerintah menaikkan harga BBM industri dan BBK. Harga minyak di Indonesia sampai saat ini masih berpatron pada MOPS (Mid Oil Platt of Singapore), sedangkan MOPS sendiri bergerak berdasarkan perkembangan harga pasar minyak dunia. Hal ini terpaksa dilakukan untuk menghindari terjadinya defisit anggaran belanja pemerintah. Kenaikan harga BBM terjadi sekitar 17 %. Misalnya, Pertamax naik dari Rp 4900 menjadi Rp 5600. Namun hal ini cukup mempengaruhi perilaku konsumen dan jumlah permintaan di pasar. Sehari pasca kenaikan, sempat membuat jumlah konsumsi BBM menurun drastis. Hal ini diduga konsumen kaget dengan kebijakan tersebut sehingga mereka menunda pengisian BBM. Namun volume penjualan kembali meningkat beberapa hari kemudian, bahkan mencapai jumlah normal seperti sebelum terjadi kenaikan harga. Berikut kami tampilkan tabel perkembangan harga BBK sepanjang tahun 2007: PERKEMBANGAN HARGA BAHAN BAKAR KHUSUS TAHUN 2007 Jenis BBK/Lokasi Jan 20 Jan Feb Mar April

description

analisa kenaikan harga BBM

Transcript of Analisis Kenaikan Harga Bensin

Page 1: Analisis Kenaikan Harga Bensin

ANALISIS KENAIKAN HARGA BENSINDI INDONESIA

A. Permasalahan

Awal bulan April 2007 pemerintah menaikkan harga BBM industri dan

BBK. Harga minyak di Indonesia sampai saat ini masih berpatron pada MOPS

(Mid Oil Platt of Singapore), sedangkan MOPS sendiri bergerak berdasarkan

perkembangan harga pasar minyak dunia. Hal ini terpaksa dilakukan untuk

menghindari terjadinya defisit anggaran belanja pemerintah.

Kenaikan harga BBM terjadi sekitar 17 %. Misalnya, Pertamax naik dari

Rp 4900 menjadi Rp 5600. Namun hal ini cukup mempengaruhi perilaku

konsumen dan jumlah permintaan di pasar. Sehari pasca kenaikan, sempat

membuat jumlah konsumsi BBM menurun drastis. Hal ini diduga konsumen kaget

dengan kebijakan tersebut sehingga mereka menunda pengisian BBM. Namun

volume penjualan kembali meningkat beberapa hari kemudian, bahkan mencapai

jumlah normal seperti sebelum terjadi kenaikan harga.

Berikut kami tampilkan tabel perkembangan harga BBK sepanjang tahun

2007:

PERKEMBANGAN HARGA BAHAN BAKAR KHUSUS TAHUN 2007 Jenis BBK/Lokasi Jan 20 Jan Feb Mar April

PERTAMAX PLUS- Batam- UPms I- UPms III- UPms IV & V- UPms VI (P. Kalimantan)

5.350,006.000,005.350,005.550,005.700,00

5.150,005.750,005.000,005.350,005.550,00

4.950,005.550,004.900,005.050,005.250,00

5.250,005.900,005.250,005.350,005.550,00

6.000,006.700,005.850,006.100,006.300,00

PERTAMAX- UPms I - UPms II- UPms III- UPms IV & V- Bali- UPms VI (Kalimantan)- UPms VII (P. SUlawesi)

5.900,005.450,005.200,005.400,005.700,005.500,005.750,00

5.650,005.250,004.850,005.250,005.400,005.350,005.550,00

5.450,004.950,004.750,004.950,005.200,005.050,005.250,00

5.800,005.300,004.900,005.250,005.500,005.400,005.600,00

6.600,006.350,005.600,005.950,006.250,006.200,006.450,00

PERTAMINA DEX- UPms III

- UPms V 5.900,005.900,00

5.600,005.650,00

5.500,005.550,00

5.750,005.750,00

5.900,005.900,00

BIOPERTAMAX- UPms III 5.200,00 4.850,00 4.750,00 4.900,00 5.600,00

Page 2: Analisis Kenaikan Harga Bensin

B. Analisis Permasalahan

Berdasarkan data yang kami dapat, dapat dilihat bahwa dalam jangka

pendek Bahan Bakar Khusus (BBK) bersifat inelastis, ditandai dengan perubahan

harga bensin tidak terlalu mempengaruhi jumlah bensin yang diminta oleh

konsumen. Hal ini dikarenakan keunggulan BBK, misalnya Pertamax

dibandingkan dengan jenis BBM biasa. Pertamax memiliki nilai oktan yang lebih

tinggi daripada Premium sehingga proses pembakaran yang terjadi lebih baik.

Akhirnya, tenaga yang dihasilkan lebih kuat dan akan membuat kendaraan

menjadi lebih irit bensin.

Page 3: Analisis Kenaikan Harga Bensin

Figure 1. Grafik inelastis untuk permintaan BBK

C. Mengapa permintaan BBM dan BBK bersifat inelastis

Ada beberapa alasan mengapa permintaan BBM dan BBK ini bersifat inelastis.

Yaitu:

1. Adanya substitusi

2. Necessities vs luxuries

3. Definition of the market

4. Time horizon

5. Besarnya pengeluaran untuk BBM dan BBK

Secara keseluruhan untuk BBM tidak mempunyai substitusi. Namun untuk BBK

sifat elastisitasnya itu tergantung dari faktor lain seperti jenis kendaraan. Sehingga kita

tidak bisa menentukan secara langsung apakah sifatnya itu elastis atau inelastis. Selain itu

BBM dan BBK untuk sekarang ini ( jangka pendek ) masih merupakan kebutuhan bagi

setiap orang sehingga sifatnya pun lebih inelastis karena tidak bisa menghindari

pembeliannya walaupun harganya mengalami peningkatan.

Ditinjau dari segi pengertian BBM dan BBK sebagai bahan bakar, dia mempunyai

sifat inelastis karena bahan bakar masih merupakan kebutuhan pokok sampai saat ini.

Namun bila kita melihat BBM dan BBK dari jenisnya, maka untuk premium mempunyai

Dee

Price

Quantity

Page 4: Analisis Kenaikan Harga Bensin

sifat inelastis, namun untuk pertamax, seperti yang telah disinggung di atas, ada faktor

lain yang menentukan elastisitasnya. Hal ini disebabkan karena bagi sebagian orang yang

memiliki jenis kendaran tertentu, pertamax itu merupakan bahan bakar yang tidak bisa

digantikan oleh bahan bakar lain seperti premium oleh karena itu pertamax akan

mempunyai sifat inelastis. Namun bila konsumen dapat mengganti penggunaan pertamax

itu dengan premium atau jenis BBM lainnya, maka sifat pertamax itu akan menjadi

elastis.

Faktor lain yang menentukan elastisitas adalah time horizon. Dalam short run sifat

BBM dan BBK itu masih bersifat inelastic, namun untuk jangka panjang atau long run

kita dapat berasumsi bahwa akan ada pengganti BBM dan BBK yang lebih hemat maka

sifatnya akan menjadi elasitis.

Dan faktor terakhir yang menentukan adalah besarnya pengeluaran yang

dikorbankan untuk BBM dan BBK. Secara teori semakin besar pengeluaran yang

dikeluarkan maka barang itu akan bersifat elastis. Namun dalam kasus BBM dan BBK ini

kita tidak bisa menggunakan parameter ini. Karena walaupun kita harus mengeluarkan

biaya yang lumayan besar, konsumen tetap harus menggunakan BBM ataupun BBK. Hal

ini disebabkan karena faktor-faktor lain seperti yang telah dijelaskan di atas, seperti

pandangan bahan bakar sebagai kebutuhan.

Perhitungan price elasticity of demand:

Ed = percentage change in quantity demanded

percentage change in price

= ∆ Q . P

∆P Q

Ini merupakan salah satu cara lain untuk menentukan elastisitas permintaan suatu barang.

Dalam hal ini rumus diatas dapat digunakan juga untuk menentukan elastisitas dari BBM

dan BBK. Dimana jika Ed<1 maka bersifat inelastis dan jika Ed>1 maka bersifat elastis.

Page 5: Analisis Kenaikan Harga Bensin

D. Dampak Kenaikan Harga terhadap Total Revenue

Figure 2. Kenaikan Total Revenue Akibat Perubahan Harga

Berikut ini akan dijelaskan pengaruh kenaikan harga BBM dan BBK terhadap

total revenue Pertamina. Kurva permintaan BBM dan BBK yang bersifat inelastis

memiliki dampak besar terhadap perubahan total revenue. Total revenue dirumuskan

sebagai hasil kali harga dengan jumlah barang yang terjual. Secara matematis ditulis:

TR = P x Q

Sifat inelastis menjelaskan bahwa persentase penurunan jumlah barang yang diminta

lebih kecil daripada persentase kenaikan harga (Ed < 1). Dengan demikian total revenue

perusahaan akan meningkat daripada sebelumnya, karena kenaikan variabel P hanya

mengurangi sedikit variabel Q. Ketika P1 naik menjadi P2, maka Q1 turun menjadi Q2.

Secara matematis total revenue yang baru dapat ditulis sebagai berikut:

TR2 = P2 x Q2 > TR1 = P1 x Q1

dimana TR2 ditunjukkan oleh gambar yang diarsir.

Quantity

Price

Page 6: Analisis Kenaikan Harga Bensin

E. Kenaikan Cost Industri

Pembahasan ini akan dititikberatkan pada pengaruh kenaikan harga BBM industri pada

pertambahan cost industri yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Figure 3. Short Run Total Cost Curve

Dalam jangka pendek, total cost perusahaan terbagi menjadi dua bagian utama,

yaitu total fixed cost (TFC) dan total variable cost (TVC).

TC = TFC + TVC

Total fixed cost merupakan bagian cost yang tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang

diproduksi, sedangkan total variable cost merupakan bagian cost yang dipengaruhi oleh

jumlah output produksi. Semakin besar jumlah output yang diproduksi, maka total

variable cost juga semakin besar.

BBM industri merupakan input produksi yang bersifat variabel, sehingga semakin

banyak output, penggunaan BBM akan makin besar. Apabila dikaitkan dengan kenaikan

harga BBM, maka total variable cost dari BBM yang dikeluarkan perusahaan akan

Page 7: Analisis Kenaikan Harga Bensin

semakin besar. Dengan demikian, total cost yang ditanggung (setelah ditambah dengan

total fixed cost) akan semakin besar pula. Apabila digambarkan dengan grafik, maka

kurva TC akan bergeser ke atas sebesar pertambahan total variable cost (TVC).

Kenaikan total cost ini akan menyebabkan jumlah output yang diproduksi oleh

perusahaan akan berkurang. Hal ini disebabkan kenaikan input price membuat

perusahaan menjadi tidak tertarik karena profit akan berkurang.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan profit yang sama, maka perusahaan terpaksa

menaikkan harga barang yang diproduksi.

П = TR – TC

Akhirnya, masyarakat yang akan mengalami pengaruh besar terhadap kenaikan harga

tersebut.

F. Kesimpulan

Kenaikan harga BBM dan BBK terbukti mempengaruhi berbagai sektor

kehidupan masyarakat. Produsen dan konsumen sama-sama mengalami dampak tersebut

karena bahan bakar merupakan salah satu faktor pendukung di dalam kehidupan

keseharian masyarakat. Hal inilah yang lama kelamaan akan mempengaruhi kenaikan

harga barang dan menjadi pemicu terjadinya inflasi.