Analisis Kegagalan Minyak Transformator

21
Analisis Kegagalan Minyak Transformator BAHAN LISTRIK OLEH : PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

description

Analisis Kegagalan Minyak Transformator

Transcript of Analisis Kegagalan Minyak Transformator

Page 1: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

Analisis Kegagalan Minyak Transformator

BAHAN LISTRIK

OLEH :

PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

Page 2: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 2

Analisis Kegagalan Minyak Transformator

Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian bagian yang mempunyai

beda tegangan agar supaya diantara bagian bagian tersebut tidak terjadi lompatan

listrik (flsh-over) atau percikan (spark-over). Kegagalan isolasi pada peralatan

tegangan tinggi yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa

menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinyuitas sistem menjadi terganggu.

Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini

berkaitan dengan adanya partial discharge. Partial discharge ini dapat terjadi pada

material isolasi padat, material ioslasi cair dan juga material isolasi gas.

Mekanisme kegagalan pada material isolasi padat meliputi kegagalan asasi

(intrinsik), elektro mekanik, streamer, termal dan kegagalan erosi. Pada material

isolasi gas kegagalan terutama disebabkan oleh mekanisme Townsend dan

mekanisme streamer. Sedangkan kegagalan pada material isolasi cair disebabkan

oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya material

isolasi cair. Kegagalan material isolasi cair (Minyak Transformator) akan

dijelaskan lebih lanjut.

1. Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair

Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang

pertama adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan

dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi

menurut hukum Paschen. Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang

akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas

yang timbul akibat rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki

diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun

kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.

Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan

minyak transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing),

pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh

kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian

Page 3: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 3

atau minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik

minyak transformator.

Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan

karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya

kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada

perinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress)

yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak

gagal. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada

molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang

disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka

sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan

tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke

molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik

isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian

(impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat

menurunkan tegangan gagal.

Gradien tegangan dv/dx yang melalui sebuah isolator tidak konstan

walaupun elektrodanya adalah pelat pelat sejajar, gradien tegangan paling curam

terjadi dekat kepingan-kepingan. Bila dimensinya besar dibandingkan dengan

jarak antara kedua pelat maka pada bagian tengah antara kedua pelat gradiennya

seragam.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme kegagalan

yaitu :

Partikel

Ketidak murnian memegang peranan penting dalam kegagalan isolasi.

Partikel debu atau serat selulosa dari sekeliling dielektrik padat selalu

tertinggal dalam cairan. Apabila diberikan suatu medan listrik maka

partikal ini akan terpolarisasi. Jika partikel ini memiliki permitivitas e 2

yang lebih besar dari permitivitas carian e 1, suatu gaya akan terjadi pada

partikel yang mengarahkannya ke daerah yang memiliki tekanan elektris

Page 4: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 4

maksimum diantara elektroda elektroda. Untuk partikel berbentuk bola

(sphere) dengan jari jari r maka besar gaya F adalah :

Jika partikel tersebut lembab atau basah maka gaya ini makin kuat karena

permitivitas air tinggi. Partikel yang lain akan tertarik ke daerah yang

bertekanan tinggi hingga partikel partikel tersebut bertautan satu dengan

lainnya karena adanya medan. Hal ini menyebabkan terbentuknya

jembatan hubung singkat antara elektroda. Arus yang mengalir sepanjang

jembatan ini menghasilkan pemanasan lokal dan menyebabkan kegagalan.

Air

Air yang dimaksud adalah berbeda dengan partikel yang lembab. Air

sendiri akan ada dalam minyak yang sedang beroperasi/dipakai. Namun

demikian pada kondisi operasi normal, peralatan cenderung untuk

mambatasi kelembaban hingga nilainya kurang dari 10 %. Medan listrik

akan menyebabkan tetesan air yang tertahan didalam minyak yang

memanjang searah medan dan pada medan yang kritis, tetesan itu menjadi

tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang

memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.

Gelembung

Pada gelembung dapat terbentuk kantung kantung gas yang terdapat dalam

lubang atau retakan permukaan elektroda, yang dengan penguraian

molekul molekul cairan menghasilkan gas atau dengan penguatan cairan

lokal melalui emisi elektron dari ujung tajam katoda. Gaya elektrostatis

sepanjang gelembung segera terbentuk dan ketika kekuatan kegagalan gas

lebih rendah dari cairan, medan yang ada dalam gelembung melebihi

kekuatan uap yang menghasilakn lebih banyak uap dan gelembung

sehingga membentuk jembatan pada seluruh celah yang menyebabkan

terjadinya pelepasan secara sempurna.

Page 5: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 5

2. Sifat-Sifat Listrik Cairan Isolasi

Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah :

Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan

dalam kondisi tekanan listrik (electric stress ) yang tinggi.

Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas

relatifnya.

Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena

meruapakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki

permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan permitivitas

subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai

dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki

permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas

5 untuk gelombang mikro.

Faktor daya

Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi

akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat

sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi

daya merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak

transformator murni memiliki faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4

pada 20 oC dan 10

-3 pada 90

oC pada frekuensi 50 Hz.

Resistivitas

Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih

besar dari 109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang

diperlukan untuk material isolasi adalah 1016

W-m atau lebih. (W=ohm)

3. Kekuatan Dielektrik

Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material untuk

bisa tahan terhadap tegangan tinggi tanpa berakibat terjadinya kegagalan.

Kekuatan dielektrik ini tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu sendiri.

Namun demikan dalam prakteknya kekuatan dielektrik tergantung pada material

dari elektroda, suhu, jenis tegangan yang diberikan, gas yang terdapat dalam

Page 6: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 6

cairan dan sebagainya yang dapat mengubah sifat molekul cairan. Dalam isolasi

cairan kekuatan dielektrik setara dengan tegangan kegagalan yang terjadi.

Dalam upaya memberikan gambaran tentang kekuatan dielektrik maka akan lebih

memudahkan bila dua dielektrik seri ditinjau. Dalam hal ini medan dianggap

seragam, arus bocor diabaikan dan konsentrasi fluks pada pinggiran juga

diabaikan.

Oleh karena perpindahan (displacement) netral sama, maka :

En1 En2 Dn1=Dn2

e1En1=e2En2

x1 x2 En1=(v1/x1) dan En2=(v2/x2)

e1, e2 adalah permitivitas

v1, v2 adalah tegangan tiap dielektrik

Jika n buah dielektrik dalam hubungan seri maka gradien atau kuat medannya

pada titik x adalah :

Jika terdapat lapisan udara, minyak dan padat yang tebalnya 0.5 inci dengan

permitivitas masing-masing 1, 2 dan 4; tegangan V=280 kV. Berdasarkan rumus

diatas gradien tegangan udara 320 volt/mil, minyak 160 volt/mil dan bahan padat

Page 7: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 7

80 volt/mil. Oleh karena itu udara mulai gagal saat 54 volt/mil, minyak pada saat

200 volt/mil dan bahan padat pada saat 25- - 300 volt/mil.

4. Pengujian Kualitas Minyak Transformator

1. Pengujian kekuatan elektrik minyak Transformator

Kekuatan listrik merupakan karakteristik penting dalam material isolasi.

Jika kekuatan listrik rendah minyak transformator dikatakan memiliki

mutu yang jelek. Hal ini sering terjadi jika air dan pengotor ada dalam

minyak transformator. Pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui

kegagalan minyak transformator.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan uji kegagalan ini

antara lain:

Jarak elektroda 2.5 mm

Bejana dan elektroda harus benar-benar kering dan bersih

setiap sebelum pengujian, elektroda harus dicuci dengan

minyak transformator yang akan diuji.

Minyak yang akan diuji harus diambil dengan alat yang

benar-benar bersih, minyak pertama yang keluar dibuang

supaya kran-kran menjadi bersih. Minyak lama pada waktu

pertama alirannya dibuang.

Botol tempat minyak transformator ditutup dengan lilin

supaya kotoran dan uap air tidak masuk.

2. Pengujian Viskositas Minyak Transformator

Viskositas minyak adalah suatu hal yang sangat penting karena minyak

transformator yang baik akan memiliki viskositas yang rendah, sehingga

dapat bersirkulasi dengan baik dan akhirnya pendinginan inti dan belitan

trasformator dapat berlangsung dengan baik pula.

3. Titik Nyala (flash point)

Temperatur ini adalah temperatur campuran antara uap dari minyak dan

udara yang akan meledak (terbakar) bila didekati dengan bunga api kecil.

Untuk mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran dari peralatan dipilih

Page 8: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 8

minyak dengan titik nyala yang tinggi. Titik nyala dari minyak yang baru

tidak boleh lebih kecil dari 135 oC, sedangkan suhu minyak bekas tidak

boleh kurang dari 130 oC. Untuk mengetahui titik nyala minyak

transformator dapat ditentukan dengan menggunakan alat Close up tester.

4. Pemurnian Minyak Transformator

Minyak transformator dapat terkontaminasi oleh berbagai macam pengotor

seperti kelembaban, serat, resin dan sebagainya. Ketidakmurnian dapat

tinggal di dalam minyak karena pemurnian yang tidak sempurna.

Pengotoran dapat terjadi saat pengangkutan dan penyimpanan, ketika

pemakaian, dan minyak itu sendiri pun dapat membuat pengotoran pada

dirinya sendiri.

Beberapa metode pemurnian minyak transformator dijelaskan dalam bagian

berikut ini

a). Mendidihkan (boiling)

Minyak dipanaskan hingga titik didih air dalam alat yang disebut Boiler.

Air yang ada dalam minyak akan menguap karena titik didih minyak lebih

tinggi dari pada titik didih air. Metode ini merupakan metode yang paling

sederhana namun memiliki kekurangan. Pertama hanya air yang

dipindahkan dari minyak, sedangkan serat, arang dan pengotor lainnya

tetap tinggal. Kedua minyak dapat menua dengan cepat karena suhu tinggi

dan adanya udara.

Kekurangan yang kedua dapat diatasi dengan sebuah boiler minyak hampa

udara (vacum oil boiler). Alat ini dipakai dengan minyak yang dipanaskan

dalam bejana udara sempit (air tight vessel) dimana udara dipindahkan

bersama dengan air yang menguap dari minyak. Air mendidih pada suhu

rendah dalam ruang hampa oleh sebab itu menguap lebih cepat ketika

minyak dididihkan dalam alat ini pada suhu yang relatif rendah. Alat ini

tidak menghilangkan kotoran pada kendala pertama, sehingga pengotor

tetap tinggal.

Page 9: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 9

b). Alat Sentrifugal (Centrifuge reclaiming)

Air serat, karbon dan lumpur yang lebih berat dari minyak dapat

dipindahkan minyak setelah mengendap. Untuk masalah ini memerlukan

waktu lama, sehingga untuk mempercepatnya minyak dipanaskan hingga

45 - 55 oC dan diputar dengan cepat dalam alat sentrifugal. Pengotor akan

tertekan ke sisi bejana oleh gaya sentrifugal, sedangkan minyak yang

bersih akan tetap berada ditengah bejana. Alat ini mempunyai efesiensi

yang tinggi. Alat sentrifugal hampa merupakan pengembangannya.

Bagian utama dari drum adalah drum dengan sejumlah besar piring / pelat

(hingga 50) yang dipasang pada poros vertikal dan berputar bersama-sama.

Karena piring mempunyai spasi sepersepuluh millimeter, piring piring ini

membawa minyak karena gesekan dan pengotor berat ditekan keluar.

c). Penyaringan (Filtering)

Dengan metode ini minyak disaring melalui kertas penyaring sehingga

pengotor tidak dapat melalui pori-pori penyaring yang kecil, sementara

embun atau uap telah diserap oleh kertas yang mempunyai hygroscopicity

yang tinggi. Jadi filter press ini sangat efesien memindahkan pengotor

padat dan uap dari minyak yang merupakan kelebihan dari pada alat

sentrifugal. Walaupun cara ini sederhana dan lebih mudah untuk

dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan

dengan alat sentrifugal yang menggunakan kapasitas motor penggerak

yang sama. Filter press ini cocok digunakan untuk memisahkan minyak

dalam circuit breaker (CB), yang biasanya tercemari oleh partikel jelaga

(arang) yang kecil dan sulit dipisahkan dengan menggunakan alat

sentrifugal.

d). Regenerasi (Regeneration)

Produk-produk penuaan tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan cara

sebelumnya. Penyaringan hanya baik untuk memindahkan bagian endapan

yang masih tersisa dalam minyak. Semua sifat sifat minyak yang tercemar

dapat dipindahkan dengan pemurnian menyeluruh yang khusus yang

disebut regenerasi.

Page 10: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 10

Dalam dengan menggunakan absorben untuk regenerasi minyak

transformator sering dipakai di gardu induk dan pembangkit. Adsorben

adalah substansi yang partikel partikelnya dapat menyerap produk produk

penuaan dan kelembaban pada permukaannya. Hal yang sama dilakukan

adsorben dalam ruang penyaring tabung gas yang menyerap gas beracun

dan membiarkan udara bersih mengalir. Regenerasi dengan adsorben dapat

dilakukan lebih menyeluruh bila minyak dicampur dengan asam sulfur.

Ada dua cara merawat minyak dengan adsorben yaitu :

o Pertama, minyak yang dipanasi dapat dicampur secara menyeluruh

dengan adsorben yang dihancurkan dan kemudian disaring.

o Kedua, minyak yang dipanaskan dapat dilewatkan melalui lapisan

tebal adsorben yang disebut perkolasi.

Adsorben untuk regenerasi minyak transformator terdiri dari selinder

yang dilas dengan lubang pada dasarnya dimana adsorber ditempatkan dengan

minyak yang dipanaskan (80-100o C) hingga mengalir ke atas melalui adsorber.

Ketika minyak mengalir ke atas, filter tersumbat oleh partikel halus adsorber dan

udara dibersihkan dari adsorber lebih cepat dan lebih menyeluruh pada awalnya.

Adsorber yang digunakan untuk regenerasi minyak transformator kebanyakan

yang terbuat silica gel dan alumina atau sejenis tanah liat khusus yang dikenal

sebagai pemutih (bleaching earth), lempung cetakan (moulding clay).

Transformator tentunya harus diistirahatkan (deenergized) ketika minyaknya akan

dimurnikan atau diregenerasi dengan salah satu metode diatas, walaupun

demikian hal di atas dapat dilaksanakan dalam keadaan berbeban jika dilakukan

perlakuan khusus. Pengembangan metode regenerasi minyak transformator dalam

kedaan berbeban adalah dengan filter pemindah pemanas (thermal siphon filter)

yang dihubungkan dengan tangki minyak transformator. Filter ini diisi dengan

adsorben sebanyak 1 % dari berat minyak transformator.

5. Pengukuran Konduktivitas Arus Searah Minyak Tansformator

Konduktivitas minyak (k) sangat tergantung pada kuat medan, suhu dan

pengotoran. Nilai konduktivitas diakibatkan oleh pergerakan ion. Pengukuran k

Page 11: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 11

dapat menunjukkan tingkat kemurnian minyak transformator. Penguraian

pengotor elektrolitik menghasilkan ion positif dan negatif . Untuk satu jenis ion

dengan muatan q1 denmgan rapat ion n1 maka kontribusi rapat arus yang

ditimbulkan pada kuat medan E yang tidak terlalu tinggi adalah :

S1=q1n1v1

S1=q1n1E

dimana v1 dan n1 adalah kecepatan dan mobilitas ion. Mobilitas ion akan

bernilai konstan hanya jika berlaku hukum Ohm. Jika terdapat kuat medan

tertentu dalam medan dielektrik, maka akan berlangsung mekanisme kompensasi

yang menyeimbangkan kerapatan berbagai jenis ion hingga tercapai

keseimbangan antara penciptaan, rekombinasi serta kebocoran ion terhadap

elektroda elektroda. Karena mobilitas ion yang berbeda, maka mekanisme juga

berlaku dengan laju yang berbeda pula sehingga nilai k merupakan fungsi waktu.

Oleh karena itu dalam mengukur nilai k dianjurkan untuk menunggu beberapa

saat misalnya 1 menit hingga mekanisme transien hilang.

Susunan elektroda yang dgunakan dalam mengukur nilai k harus

dilengkapi dengan elektroda cincin pengaman untuk menghilangkan pengaruh

pada bidang batas dan arus arus permukaan yang dibumikan secara langsung.

Gambar susunan elektroda untuk tegangan searah

1.Elektroda tegangan tinggi

2.Elektroda ukur

3.Elektroda cincin pengaman

Page 12: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 12

Medan elektrik sedapat mungkin dibuat homogen. Disamping elektroda

pelat umumnya digunakan elektroda selinder koaksial. Jika diterapkan tegangan U

untuk medan homogen seluas A dan besar sel S maka nilai k dapat dihitung dari

nilai arus I sebagai berikut

k = (I.S) / U A

Arus yang terukur umumnya berkisar beberapa kiloampere. Untuk itu dapat

digunakan galvanometer kumparan putar yang peka ataupun pengukur arus

dengan penguat elektronik yang jauh lebih peka.

6. Pengukuran Faktor Dissipasi Minyak Transformator

Rugi dielektrik dari suatu isolasi dengan kapasitansi C pada frekuensi jala jala w

dapat dihitung dengan menggunakan faktor disipasi sebagai berikut :

Pdiel = U2w

C tan d

Besar rugi dielektrik dapat diukur dengan jembatan Schering

Gambar Jembatan Schering Rangkaian untuk mengukur Kapasitansi dan faktor

dissipasi dengan jembatan Schering

Kapasitansi Cx dan faktor dissipasi tan d harus diukur sebagai fungsi

tegangan uji U dengan menggunakan rangkaian di atas. Tegangan yang

dibangkitkan oleh transformator tegangan tinggi T diukur dengan kapasitor CM

dan alat ukur tegangan puncak SM. Tabung uji diparalelkan dengan kapasitor

standar dengan nilai kapasitansi C2 =28 pF.

Page 13: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 13

Tembus jembatan serat dalam minyak Isolasi

Setiap bahan igolasi cair mengandung pengotor makroskopik berupa partikel

partikel serta selulosa, kapas dan lain sebagainya. Jika partikel itu menyerap

embun maka akan bekerja gaya yang bergerak menuju daerah dengan kuat medan

yang lebih tinggi dan mengarahkannya sesuai dengan arah medan E. Muatan

dengan polaritas yang berlawanan akan diinduksikan pada ujung ujungnya

sehingga mengarah mengikuti arah medan. Kedaaan ini menciptakan saluran

konduktif yang menjadi panas akibat rugi rugi resistif sehingga menguapkan

embun yang terkandung dalam partikel. Tembus kemudian terjadi pada tegangan

yang relatif rendah yang digambarkan sebagai tembus termal lokal pada bagian

yang cacat.

Gambar Jembatan Schering

7. Prosedur Pengujian Tegangan Gagal Minyak Transformator dengan

Berbagai Macam Elektroda.

Berbagai macam elektroda yang digunakan untuk pengetesan ini

dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pengujian kegagalan minyak transformator

dalam keadan volume minyak tertekan, medan seragam dan tak seragam.

a. Pemrosesan Minyak Transformator (Oil processing)

Kekuatan dielektrik dari minyak transformator sangat dipengaruhi oleh

pemrosesan dan kondisi pengujian, karean menentukan kualitas dari

Page 14: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 14

minyak transformator selama pengujian. Sifat minyak akan hilang melalui

uap lembab, gas, ketidakmurnian, dan pengisian kedalam tangki

pengujian. Kualitas minyak harus dicek secara periodik dengan oil cup

tester, sehingga dapat diperoleh informasi bahwa pengurangan kekuatan

elektrik dari minyak transformator diabaikan jika tangki ditutup 4 hari.

Jika kekuatan dielektrik minyak menurun dari nilai awal 65 kV/25 mm

sampai 55 kV/2.5 mm, atau jika lebih dari 4 hari setelah diisi minyak,

maka minyak harus diganti.

b. Penerapan Tegangan

Tegangan AC dan tegangan impuls biasanya digunakan dalam pengujian.

Pengujian dengan tegangan AC dapat diperoleh dengan Steady voltage

raising method dan Withstand voltage method, dengan kenaikan dari 5

sampai 10 % step, mulai 60 % dari ekspektasi breakdown voltage. Impuls

voltage dibuat dengan up and down method dari 5 sampai 10 % step dari

ekspektasi breakdown voltage. Probablitas pengujian kegagalan dapat

diperoleh dalam 2 cara yaitu :

o Tegangan AC naik pada kegagalan dengan kecepatan konstan 3

kV/sec. Prosedur ini diulang sampai 500 kali dalam interval 1

menit.

o Voltage band antara 0 sampai 100 % breakdown voltage, yang

dibagai dalam beberapa level.Tegangan Ac telah diaplikasi selama

1 menit 20 kali tiap level tegangan, sedangkan tegangan impuls

telah diaplikasi 20 kali tiap level tegangan.

Page 15: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 15

Analisis Kegagalan Minyak Transformator

Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak

transformator antara lain fenomena stabilisasi, perawatan sebelum penggunaan

minyak dan elektroda ,pengaruh kecepatan minyak, pengaruh kapasitansi paralel

terhadap sel pengujian, dan pengaruh daerah elektroda dan jarak celah.

1. Peralatan Percobaan

Untuk memahami analisis yang dilakukan terlebih dahulu meninjau sekilas

tentang prosedur dan alat percobaan yang dipakai dalam kegagalan minyak

transformator.

Ada 3 jenis elektroda yang sering digunakan dalam percobaan yaitu

Elektroda baja yang ringan dan kecil (berdiameter 10 mm), Elektroda

kuningan-Bruce profil dengan luas daerah yang datar dan Elektroda baja

selinderis koaksial dengan jarak celah dalam rentang yang lebar.

2. Prosedur pembersihan

Persiapan elekroda pertama tama adalah pencucian dengan

trichloroethylene, penggosokan permukaan secara standar dengan 1000

grade kertas silikon karbid, kemudian dicuci dalam campuran air panas

dan larutan sabun, pengeringan dan pemindahan debu dengan karet busa

sintetis, pembilasan dengan air panas dan air suling. Elektroda dikeringkan

dalam kabinet berlainan udara yang bersekat-sekat dan akhirnya digosok

dengan tissue kain tiras lensa dengan memakai acetone setelah itu

memakai trichloroethylene. Sisa sambungan elektroda dicuci dengan air

panas dan larutan sabun dan dibilas sesuai dengan prosedur diatas tiap kali

setalah pengujian.

3. Pengujian Elektrik

Semua pengujian dilakukan dengan gelombvang sinus tegangan Ac

dengan frekuensi 50 Hz.Tegangan yang diberian dinaikkan secara seragam

dalam semua pengujian dengan hargarata rata 2 kV/detik. Sebuag CB

dihubungkan ke sisi primer transformator dengan tujuan untuk memutus

Page 16: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 16

arus gangguan, yang jika arus gangguan dibiarkan terlalu lama akan

mengakibatkan karbonisasi dan akan melubangi elektroda.

4. Hasil Percobaan

Stabilisasi.

Setelah pengujian berturut turut, kekuatan dielektrik rata rata minyak

mencapai tingkat yang stabil. Stabiliasi ini dipengaruhi oleh berbagai

macam faktor seperti daerah elektroda, jarak celah, kualitas minya, energi

yang dilepas dalam celah, elektroda pre treatment dan waktu antara

kegagalan. Stabilisasi dipengaruhi oleh daerah elektroda. Untuk jenis

elektroda baja selinderis yang besar, nilai stabil setelah kira kira 20

kegagalan, sedang untuk elektroda kuningan dan elektroda baja kecil, nilai

menjadi stabil setelah kira kira 10 atau 5 kali kegagalan. Kualitas minyak

dalam celah dapat berubah oleh sirkulasi yang kontiyu atau oleh

perubahan porositas filter. Dalam banyak hal sirkulasi kontinyu minyak

dalam celah selama pengujian dengan kecepatan 3 cm/detik meningkatkan

persentase perbedaan antara kegagalan pertama dan tingkat stabil, tanpa

merubah jumlah breakdown sebelum mencapai tingkat stabil. Stabilisasi

juga dapat dikaitkan dengan pemindahan ketidak teraturan permukaan.

Suatu perubahan pada porositas penyaring minyak (dari 6 m m ke 15 m m)

hanya merubah persentase perbedaan antara nilai pertama dan nilai stabil

(Plateu).

Makin kasar permukaan elektroda maka makin lama periode stabilisasi.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa elektroda yang mendapat

perlakuan gosokan kertas ampelas kualitas 320 mencapai nilai stabil

setelah 15 atau 20 kali kegagalan, dan yang digosok dengan kertas

ampelas kualitas terbaik praktis menunjukkan tiadanya stabilisasi.

Beberapa stabilisasi dikarenakan terutama oleh pemindahan secara kasar

gas yang diserap oleh permukaan elektroda selama perlakuan awal

(pretreatment).

Page 17: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 17

Kualitas Minyak

o Ketidak murnian minyak dapat diklasifikasikan kedalam empat (4)

kelompok yaitu:

o Partikel debu atau fiber terlah ada dalam cairan. Partikel ini

menurunkan kekuatan dielektrik minyak dan partikel partikel ini

dapat meloloskan diri dari proses filterasi jika ukurannya sangat

kecil

o Partikel yang dihasilkan oleh discharge terdahulu yang biasanya

berupa partikel karbon yang dihasilkan dari penguraian minyak

atau partikel metalik yang dipindahkan dari permukaan elektroda

oleh discharge.

o Air

o Bahan tambahan (additive) yang sengaja diberikan kedalam

minyak untuk merubah sifat elektrisnya.

Perilaku ketidak murnian dan atau ketidakmurnian dengan konstanta

dielektrik yang lebih tinggi daripada cairan tertarik ke dalam daerah

tekanan elektrik tinggi dan bahkan membentuk suatu partikel jembatan

yang memungkinkan mengarah ke breakdown. Perubahan porositas filter

minyak (dari 6 m m menjadi 15m m) menandai adanya pengurangan

kekuatan dielektrik rata rata sekitar 12 % dengan pengujian menggunakan

elektroda Bruce dengan jarak celah 1.2 mm dan 4mm.

Pengaruh Kapasitansi Eksternal.

Sumber impedansi yang terlihat pada pengujian lebar celah mencakup

kapasitansi sumber tegangan dan kapasitansi dari dari sel pengujian.

Kedua komponen ini mempengaruhi bentuk gelombang arus discharge

pada saat breakdown. Komponen kedua dapa t dimodifikasi karena sel

pengujian tergantung pada daerah elektroda dan lebar celah. Modifikasi

dapat dilakukan dengan menambah secara paralel dengan sel pengujian

berbagai macam nilai kapasitor.

Page 18: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 18

Pengaruh Lebar Celah dan Daerah Elektroda

Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

pengaruh celah mendekati 80 kV/cm/dekade perubahan. Variasi rata rata

tegangan breakdown dengan logaritma lebar celah dapat dinyatakan

dengan hubungan persamaan V = K d n, dimana K adalah konstanta, d

adalah lebar celah dan n adalah faktor eksponensial yang bernilai antara 0

dan 1.

Kekuatan dielektrik turun dengan naiknya luasan daerah elektroda, namun

pengurangan perdekade tidak akan bernilai yang sama untuk seluruh range daerah

elektroda yang diuji. Hubungan yang tidak linier ini terjadi antara kekuatan

dilektrik dan logaritma luasan elektroda yang diamati.

Page 19: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 19

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

1. Hasil pengujian kualitas minyak transformator tidak lepas dari sifat sifat

listrik yang dimilikinya yaitu : permitivitas, resistivitas, faktor dissipasi

daya dan kekuatan dielektrik.

2. Pengujian minyak transformator dilakukan dengan menggunakan berbagai

macam elektroda untuk mengetahui lebih rinci tentang kegagalan minyak

transformator dalam kondisi tertekan, medan seragam maupun tak

seragam.

3. Aliran minyak terlihat penting dan mempengaruhi kegagalan minyak

transformator walaupun dalam kecepatan yang hanya beberapa cm/detik.

4. Membesarnya pengaruh lebar celah terhadap kekuatan dielektrik

dikarenakan semakin cepatnya akumulasi partikel besar dalam celah yang

memasuki volume tertekan melalui daerah medan seragam dan tak

seragam pada pangkal elektroda.

5. Percobaan dengan elektroda kuningan dan baja ringan menunjukkan

bahwa kekuatan dielektrik tergantung pada beberapa macam faktor seperti

stabilisasi, luasan elektroda, lebar celah, kecepatan pengaliran minyak dan

kapasitani dari sel uji.

Page 20: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 20

Daftar Pustaka

1. Arismunandar : "Teknik Tegangan Tinggi" ; Pradnya Paramita, Jakarta

1990.

2. Danikas M.G : "Breakdown of Transformer Oil"; IEEE Electtrical

Insulation Magazines Vol.6 No.5, September/October 1990.

3. Edminister Joseph A :"Elektromagnetika-Schaum Series"; Erlangga

Jakarta 1990.

4. Kawaguchi, Y, et. Al :"Breakdown of Transformer Oil"; IEEE Trans. On

Power App. Syst.Vol. PAS-91 No.1 p.9-19, 19972

5. Kind Deter :" Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi"; ITB

Bandung 1993

6. Kind Deter :" High Voltage Insulation Technology"; Firedr. Vieweg &

Sohn, 1985

7. Tareev, B.M. :" Material for Electrical Engineering"; High School

Publishing House Moscow, 1995.

Page 21: Analisis Kegagalan Minyak Transformator

PUTU RUSDI ARIAWAN 21

BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : [email protected]

www.facebook.com/turusdi