ANALISIS KAJIAN LITERASI POLITIK PADA CHANNEL YOUTUBE ASUMSI · YouTube Asumsi menghadirkan ulasan...
Transcript of ANALISIS KAJIAN LITERASI POLITIK PADA CHANNEL YOUTUBE ASUMSI · YouTube Asumsi menghadirkan ulasan...
ANALISIS KAJIAN LITERASI POLITIK PADA
CHANNEL YOUTUBE ASUMSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh:
1112051100038
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
Mohamad Firman Hadi
i
ABSTRAK
Mohamad Firman Hadi, 1112051100038, ANALISIS KAJIAN LITERASI
POLITIK PADA CHANNEL YOUTUBE ASUMSI
Tahun 2019 menjadi tahun penting dalam proses berdemokrasi di
Indonesia, perhelatan pemilihan presiden dan wakil presiden menjadi fokus utama
media, tak terkecuali di media sosial. Channel YouTube asumsi hadir dengan
keunikannya menekankan literasi politik dengan penyajian yang berbeda. Channel
YouTube Asumsi menghadirkan ulasan literasi politik dengan kemasan yang
ringan dan mudah dipahami oleh siapa pun, terutama membidik kaum millennial
yang dilansir kurang tertarik dengan pembahasan politik. Founder Channel
YouTube Asumsi, Pangeran Siahaan sempat dinobatkan sebagai presenter terbaik
di Asia dalam acara Asian Television Award ke 22 yang digelar di Suntec
Convention Center, Singapura dan untuk jumlah subscriber Channel YouTube
Asumsi ketika tulisan ini dibuat mencapai 148.000 atas dasar itu penulis tertarik
untuk meneliti literasi politik yang digunakan oleh Asumsi untuk menarik
perhatian kaum millennial
Berdasarkan latar belakang di atas maka muncul pertanyaan, Bagaimana
proses literasi politik yang dilakukan oleh tim Asumsi melalui Channel YouTube?
Sedangkan metodologi yang penulis gunakan ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif dengan paradigma konstruktivis. Penelitian jenis ini
menunjukkan bahwa kebenaran suatu realitas sosial adalah kebenaran yang
bersifat relatif dari hasil konstruksi sosial. Peneliti melakukan observasi,
wawancara, studi kasus dan studi pustaka untuk mendapatkan data penelitian.
Teknik analisis yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif. Teori yang
digunakan peneliti adalah teori literasi politik Bernard Crick dalam buku Prof.
Andi Faisal Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi. Teori ini
menjelaskan bagaimana konsep literasi politik dan tahapan partisipasi politik
Literasi politik yang dilakukan oleh Asumsi pada Channel YouTube
mereka, dibagi kedalam 11 playlist namun penulis mengerukutkan lagi kedalam 5
playlist yang diantaranya; Asumsi Kolektif, Pangeran Mingguan, Dengerin Dong,
Asumsi Original, #MillenialMenjawab. Akan tetapi, karena bervariasi nya playlist
dan deadline yang singkat menjadikan YouTube Asumsi tidak konsisten dalam
men upload video-video terkait literasi. Sebagai contoh literasi yang dilakukan
oleh asumsi adalah pada video “APA SIH APLIASI DPR NOW? - Dengerin
Dong”, dalam video tersebut asumsi me review sebuah aplikasi yang berguna
untuk memantau kegiatan DPR dan menginformasikan nya ke pada khalayak. Apa
yang sudah dilakukan oleh Asumsi dalam meliterasi khalayak khususnya di
platform YouTube harus mendapat apresiasi. Karena minimnya konten yang
mendidik di channel –channel YouTube saat ini dan apa yang sudah dilakukan
Asumsi juga merupakan suatu gerakan yang memanfaatkan media digital untuk
menjangkau khalayak yang lebih luas.
Kata kunci: Asumsi, Literasi Politik, Media Sosial, YouTube
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt.
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Kajian Literasi Politik
Pada Channel YouTube Asumsi”. Solawat dan salam kepada Nabi Muhammad
Saw. Selaku junjungan dan Nabi akhir zaman yang telah membuka jalan
keterangan bagi umatnya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan
yang penulis miliki. Namun berkat adanya doa, semangat, bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam
kesempatan ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr.Suparto, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Dr. Roudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan
Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan
Kerja sama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Ade Rina Farida, M.Si sebagai dosen pembimbing yang bersedia meluangkan
waktu untuk bimbingan, memberi arahan, dan senantiasa mengingatkan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
4. Kholis Ridho, M.Si, selaku Ketua Jurnalistik dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,
M.A, selaku sekretaris Program Studi, Bintan Humeira, M.Si dan Ali Irfani,
M.H.I selaku dosen penguji sidang dan dosen-dosen Jurnalistik yang telah
memberikan banyak ilmu kepada penulis.
5. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah membantu dalam urusan administrasi penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta, Ibu Waroyah dan Bapak Caspari (alm) yang selalu
memanjatkan doa kepada Allah Swt. di waktu yang mustajab, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, I Love You.
iii
7. Budi Riyanto, Istihanah, Yuliana, Vikni Suka Devi, selaku kakak-kakak dan
Della, Evan, Faith, Ferdi Dan Fika selaku keponakan penulis. Terima kasih
atas segala doa, dukungan, dan semangat untuk segera meraih gelar sarjana.
8. Keluarga Besar Klise Fotografi, Bang Faqih, Bang Jali, Bang Rifqi, Ka Hana,
Amalun, Icalamin, Pipit, Andika Chupachup, Dwinda, Come, Ahonk dan
Adik-adik Angkatan yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan nasihat.
9. Bang Zen, Alief Cs, Eva, Iyos, Farouq, Yasir, Lukman, Fauzi, Fathur, Hary,
Lombok, Angga, dan Roni yang tak kalah memberikan dukungan dalam
proses pembuatan skripsi ini sehingga berjalan lancar.
10. Teman-teman Jurnalistik 2012 yang telah belajar dan berjuang bersama
selama 4 tahun terakhir.
11. Teman-teman KKN Bumerang di desa Cibalung, Kec. Cijeruk Kab. Bogor
yang telah memberikan canda tawa, senang, dan susah bersama selama
sebulan.
12. Keluarga besar Ikatan FASE UIN Jakarta, yang telah banyak membantu
penulis dari Maba sampai sekarang.
13. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Tentu dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan dan kekhilafan, baik
dari penulisan maupun dari segi isi, penulis mengharapkan banyak masukan yang
bersifat membangun guna menjamin kesempurnaan skripsi ini. Tak lupa penulis
senantiasa memanjatkan doa untuk semua teman-teman dari Jurnalistik semoga
kelak kita akan dapat dipertemukan dengan kesuksesan yang diraih
Jakarta, 01 Juli 2019
Mohamad Firman Hadi
iv
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.............................................................
LEMBAR PERNYATAAN…………………..............................................................
ABSTRAK.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan masalah................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 5
D. Metodologi Penelitian………..................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka.........................................................................................
F. Sistematika Penulisan……………………………………………………..
9
13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Media Sosial YouTube ………………………………………………….. 14
B. New Media……………………………………………………………….. 20
C. Literasi Politik…………………………………………............................
25
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Gambaran Umum Asumsi..........................................................................
1. Sejarah Institusi Asumsi………………………………………………
2. Profil Pendiri Asumsi…………………………………………………
3. Struktur Institusi Asumsi……………………………………………...
30
30
32
34
B. Perkembangan Literasi Politik Di Indonesia............................................... 35
C. YouTube Asumsi Sebagai Media Literasi.................................................. 37
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Temuan Penelitian …………………………………………………
B. Interpretasi Politik………………………………………………………...
1. Media Online Sebagai Kesadaran Politik…………………………….
2. Dominasi Playlist Asumsi……………………………………….........
3. Kelebihan Dan Kekurangan…………………………..………………
38
47
47
48
50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 51
B. Saran............................................................................................................
52
v
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 53
LAMPIRAN.................................................................................................................. 57
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kelebihan dan Kekurangan Channel YouTube Asumsi............50
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Klaim Survei Media Sosial Yang Sering Diakses Pengguna........ 3
Gambar 1.2 Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia..........4
Gambar 2.1 Klaim Survei Media Sosial Yang Sering Diakses Pengguna…...16
Gambar 2.2 Komposisi Pengguna Internet Berdasarkan Usia..........................17
Gambar 3.1 Penetrasi Pengguna Internet………………………………….... 36
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Media sosial Indonesia tengah diramaikan dengan tagar
#2019GantiPresiden yang merupakan bentuk aspirasi netizen menyambut
pilpres 2019 mendatang. Karena ditahun tersebut akan terjadi peristiwa
penting bagi bangsa Indonesia yang menentukan langkah Indonesia lima
tahun ke depan.1 Ditahun tersebut akan diselenggarakan pemilihan
presiden dan pasangan calon presiden yang telah resmi diumumkan pada
tanggal 21 september 2018 lalu yakni ada dua, nomor urut satu adalah
Joko Widodo – Ma’aruf Amin dan nomor dua Prabowo – Sandiaga Uno.
Namun disisi lain tagar #2019GantiPresiden berpotensi memicu gesekan
antar netizen khususnya generasi millennial yang kadang, sering dijumpai
ikut-ikutan hype tanpa tahu maksud dari tagar tersebut, jika tidak dibarengi
dengan pemahaman Literasi Politik yang baik dan benar maka akan
berpotensi menyebabkan masalah yang serius.2
Hal tersebut menjadi perhatian bagi Asumsi, mengingat pada tahun
2018 populasi millennial mencapai 23,95 persen dari 265 juta jiwa dan
BPS memprediksi pada tahun 2019, jumlah mereka di proyeksi sebanyak
23,77 persen dari populasi Indonesia yang mencapai 268 juta jiwa. Artinya
hampir seperlima penduduk Indonesia adalah kelompok millennial.3 Oleh
karena itu asumsi datang dengan membawakan konten-konten Literasi
politik di YouTube dengan kemasan yang ringan dan mudah dipahami
oleh siapa pun khususnya generasi millennial yang cenderung kurang
tertarik dengan pembahasan politik.
1https://m.liputan6.com/amp/3640323/tagar-2019-gati-predisen-dinilai-berpotensi-ciptakan-
gesekan, diunggah pada 09 September 2018. Diakses pada 15 Desember 2018. 2https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2019, Diunggah pada
13 Desember 2018. Diakses pada 15 Desember 2018. 3https://tirto.id/sana-sini-ngaku-millennial-bagaimana-peta-millennial-indonesia-cX5W,
diunggah pada 12 September 2018. Diakses pada 15 Desember 2018.
2
Playlist Literasi politik merupakan salah satu konten Asumsi yang
melihat politik dari kaca mata anak muda atau bisa dikatakan generasi
millennial, karena berisi pembahasan terkait isu politik yang tengah hangat
dibicarakan serta penjelasan istilah politik yang dibawakan dengan santai
dan mengibur. Terdapat juga konten debat yang juga turut mengundang
aktor-aktor politik dan anak muda yang berkecimpung dalam dunia politik
Indonesia.4 Asumsi hadir sebagai media Daring yang berfokus pada
pembahasan politik, kekinian dan budaya pop. Berisikan konten-konten
YouTube yang mengedukasi generasi millennial dengan Literasi politik,
asumsi percaya bahwa peran media sosial sangatlah besar dalam
mengkonstruksi pikiran agar generasi millennial bisa lebih kritis terhadap
berita-berita terkait isu politik yang berpotensi Hoax serta memicu gesekan
dan perselisihan. Oleh sebab itu asumsi hadir ke YouTube untuk
menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan konten Literasi yang
asik dan santai namun juga berbobot.
Pada tahu 2017 pimpinan Asumsi, Pangeran Siahaan dinobatkan
sebagai presenter olahraga terbaik di Asia dalam ajang Asian Television
Award ke-22 yang digelar di Suntec Convention Center, Singapura.
Pangeran membawakan program siaran langsung Liga Inggris, di saluran
TV berbayar beIN SPORT, memenangkan kategori Best Sport Presenter
pada tahun 2017.5 Penghargaan tersebut tentunya tidak terlepas dari
kegigihan pangeran, selaku pimpinan Asumsi yang dalam pembawaan
berita mengedepankan sikap kritis dan netral, hal tersebut juga tercermin
dalam diskusi seputar politik dan Literasi di Channel YouTube Asumsi
yang konten nya di update setiap minggu dalam playlist “Pangeran
Mingguan”.
4https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, diunggah
pada 10 Desember. Diakses pada 15 Desember 2018. 5https://www.asumsi.co/post/selamat-pimpinan-asumsico-bawa-indonesia-berjaya-di-asian-
tv-awards-2017, diunggha pada 01 Desember 2017. Diakses pada 15 Desember 2018.
3
Gambar 1.1
Klaim Survei Media Sosial Yang Sering Diakses Pengguna
Sumber: kompas tekno
Dirangkum dari kompas Tekno dari WeAreSosial.net perusahaan
media asal Inggris pada kamis (1/3/2018), YouTube menempati posisi
pertama dengan 43 persen sebagai media sosial yang sering diakses
pengguna, disusul Facebook 41 persen, whatsapp 40 persen sebagai
aplikasi chatting yang sering digunakan oleh pengguna dan Instagram
dengan 38 persen membuntuti di posisi ke empat. Hal ini menunjukkan
bahwa tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap konten-konten yang
ada di YouTube tersebut.6 Selain itu juga profesi-profesi baru di dunia
maya seperti Selebgram (selebritis Instagram) kemudian YouTuber
(Pembuat konten YouTube) yang tengah hype dikalangan generasi
millennial.7
6https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-medsos-
orang-indonesia, diunggah pada 01 maret 2018, diakses pada 15 Desember 2018. 7https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/16453177/berapa-jumlah-pengguna-internet-
indonesia, diunggah pada 22 Februari. Diankses pada 15 Desember 2018.
4
Gambar 1.2
Komposisi Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Usia
Sumber: apjii
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),
pengguna internet didominasi oleh kelompok usia 19-24 tahun, posisi
kedua ditempati oleh usia 25-54 tahun, sedangkan posisi ke tiga oleh 13-
18 tahun dan posisi terakhir di tempati oleh usia lanjut yaitu 54 tahun ke
atas.8 Sedangkan generasi millennial berkisar antara usia 17-27 tahun,
sehingga bisa di asumsikan pengguna internet Indonesia didominasi oleh
generasi millennial. Sedangkan menurut situs berita CNN Indonesia,
pengguna aktif YouTube memiliki rentang usia antara 18 sampai 29 tahun
yang juga disebut sebagai generasi millennial. Asumsi sebagai institusi
media berbasis jaringan/ Daring, berinisiasi untuk mengedukasi generasi
millennial melalui situs www.Asumsi.co dan Channel YouTube dengan
8https://www.apjii.or.id/content/read/39/342/Hasil-Survei-Penetrasi-dan-Perilaku-Pengguna-
Internet-Indonesia-2017, diterbitkan pada November 2017. Diakses pada 15 Desember 2018
5
menyajikan pembahasan dan diskusi seputar Literasi politik yang
kontekstual dengan zaman yang serba digital ini.9
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan diatas,
maka peneliti tertarik untuk meneliti topic tersebut dan dengan judul
“Analisis Kajian Literasi Politik Pada Channel YouTube Asumsi”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas,
maka peneliti membatasi masalah penelitian dan menitikberatkan pada
Literasi politik yang dilakukan oleh asumsi pada video YouTube
mereka.
2. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui masalah yang akan diteliti, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana analisis Literasi
politik yang dilakukan oleh Tim Asumsi melalui Chanel YouTube?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Literasi
politik yang dilakukan oleh Asumsi melalui YouTube
9https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150214143544-185-32127/youtube-dalam-
angka-angka, diunggah pada 15 Februari 2015, diakses pada 15 Desember 2018.
6
2. Manfaat penelitian
Manfaat dan kegunaan penelitian ini ditinjau dari dua hal yaitu
manfaat akademis dan manfaat praktis. Adapun secara akademis
diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu bentuk kontribusi,
serta menambah khazanah dan pengembangan ilmu politik atau kajian
terkait penerapannya di dalam platform YouTube. Selain itu juga
diharapkan dapat bermanfaat bagi civitas akademik di Indonesia pada
umumnya dan khususnya di fakultas ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kemudian ditinjau dari manfaat praktis, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi sebuah starter pack ataupun sebagai kritik bagi para
pegiat Literasi politik untuk mengembangkan strategi dan jaringan
kepada pihak lain, baik yang berada di lingkungan akademis maupun
masyarakat sekitar.
D. Metodologi penelitian
1. Paradigm penelitian
Menurut Lexy J Moleng mengutip pernyataan dari Bogdan
dan Biken yaitu paradigma merupakan sebuah kumpulan proposisi
yang mengarahkan Cara berfikir dalam penelitian10
. Dapat
disimpulkan bahwa paradigma adalah sebuah metode berfikir yang
digunakan peneliti untuk melakukan penelitian, baik sebelum
maupun sesudah penelitian. Dimana agar pembahasan peneliti
tidak melebar dari atau keluar akar penelitian.
Penelitian ini menggunakan paradigma konsruktivisme
yaitu paradigma yang menjelaskan bahwa kebenaran adalah suatu
realitas sosial adalah sebuah kebenarannya yang bersifat relative
dari hasil konstruksi sosial. Paradigma ini menolak paradigma
positivism yang memisahkan subjek dan objek komunikasi, yang
10
Lexy J, Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1997), h.30.
7
artinya paradigma ini menilai kajian sosial secara objektif dan
subjektif.
Paradigma ini menyatakan bahwa individu
menginterpretasikan dan bereaksi sesuai dengan konseptual dan
pemikiran.11
Serta memandang bahwa pesan komunikasi dapat
diintepretasikan secara seragam antara individu. Penerima pesanlah
yang harus merespon pesan tersebut dan memakani sesuai dengan
pengalaman masing-masing.
2. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
merupakan Cara menggambarkan dan mendeskripsikan beberapa
variable yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dari sebuah
fenomena atau gejala social.12
Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan sebuah fenomena dengan mengumpulkan informasi
secara mendalam terkait objek dan subjek penelitian. Oleh karena
itu penelitian ini lebih terfokus pada Literasi politik yang dibangun
Asumsi dalam playlist yang berbentuk Video Grafis.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di alamat Kantor asumsi
yang terletak di Jl. Kemang Timur Raya no. 28, Jakarta Selatan.
Selain itu untuk mendapatkan data berupa video Literasi politik
peneliti mengunjungi Channel YouTube Asumsi, lalu guna
menambah referensi dalam penelitian, peneliti mengunjungi
perpustakaan yang menyajikan literatur terkait ilmu komunikasi
politik dan data- data pendukung lainnya. Dalam hal ini peneliti
mengunjungi perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
11
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Annes, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2009), h 151. 12
Ardinal, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) h.
262.
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan waktu penelitian yang
diambil peneliti adalah enam bulan sejak Agustus 2018.
4. Teknik pengumpulan data
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan
pengumpulan data dengan beberapa teknik, antara lain observasi,
wawancara dan dokumentasi.
a) Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan
menggunakan panca indra manusia. Hal itu dilakukan guna
mendapatkan hasil riset yang akurat dan mendalam.13
Artinya
sebuah teknik pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terkait gejala dan fenomena yang sedang diteliti. Jenis
observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah non partisipan
dimana pengamatan dilakukan secara tidak langsung terhadap
tayangan. Oleh sebab itu peneliti mengamati dan meneliti
tayangan atau konten dari channel YouTube Asumsi, baik
secara Online atau streaming maupun secara Offline dengan
mengunduh video dari channel tersebut.
b) Wawancara mendalam, metode pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung melalui narasumber.14
Peneliti
memilih wawancara mendalam karena tertarik dengan teknik
Literasi politik yang digunakan dalam setiap konten video
YouTube Asumsi yang terkesan santai namun berbobot dalam
setiap pembahasannya. Adapun narasumber dalam wawancara
ini adalah founder dan Tim video grafis Asumsi.
c) Kajian dokumen atau literatur, merupakan data yang diperoleh
peneliti melalui sumber-sumber tertulis seperti buku, eBook,
dan lain-lain. Kajian dokumen dalam konteks ini adalah teori-
teori dan uraian terkait penelitian, melalui beberapa sumber
13
Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Piblik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: kencana, 2008), h. 107. 14
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainny, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 35.
9
buku. Teori dan pengetahuan yang didapat dari hal tersebut
kemudian menjadi bekal peneliti untuk menganalisa dan
mengamati temuan-temuan di lapangan terkait Literasi politik
pada channel YouTube Asumsi.
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data di peroleh dari hasil wawancara dsb, langkah
selanjutnya adalah menganalisa dan mengolah data dengan cara
memilah, mempelajari, menghimpun dan member ulasan. Data
diolah selain dalam bentuk narasi juga dalam bentuk gambar,
grafik, dan tabel.
6. Teknik Analisis Data
Analisis yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif deskriptif, dimana menurut Natzir (1988) metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti suatu kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, atau suatu system
pemikiran dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta
yang sedang diselidiki.15
Data yang telah diperoleh melalui serangkaian wawancara,
observasi, studi literatur dll. Kemudian diolah dengan melihat
Lima playlist pada channel YouTube Asumsi kemudian dibedah
dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Dengan
demikian dapat mengantarkan peneliti untuk menganalisis konten
Literasi politik pada Channel YouTube Asumsi.
E. Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka berguna untuk membandingkan dan
menyatakan bahwa perumusan masalah dalam sebuah penelitian
berbeda, sehingga dapat menghindarkan terjadinya pengulangan
penelitian. Dengan asumsi lain bahwa tinjauan pustaka merupakan
penguat bagi proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
15
Natzir, M. Metode penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1988)
10
Sehingga menghindarkan peneliti melakukan plagiasi terhadap
penelitian sebelumnya. Dalam tinjauan pustaka ini juga akan
menjelaskan perbedaan dan kesamaan antara penelitian yang
dilakukan peneliti dengan penelitian sebelumnya.
Sebelum menyusun penelitian ini, peneliti melakukan
penelusuran terhadap topic yang sama dengan yang peneliti buat,
dimana penelusuran ini dilakukan di fakultas ilmu dakwah dan
ilmu komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun
hasilnya sebagai berikut:
a) Skripsi berjudul “Literasi Politik Jelang Pemilihan
Presiden (Pilpres) 2014 Di Media Sosial
Kompasiana” yang ditulis pada tahun 2014 oleh Tri
Isniarti Putri, mahasiswa program studi komunikasi
dan penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan
ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini membahas tentang kegiatan Literasi
menjelang PILPRES yang dilakukan olah
Kompasiana dengan pendekatan teori konvergensi
simbolik dimana peneliti mencoba menguji dan
menelaah kesesuaian praktik Literasi politik yang
ada di Kompasiana dengan teori yang sudah ada.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah bahwa
adanya proses konvergensi simbolik sehingga
memunculkan motif dan kesadaran para
kompasianer seputar PILPRES 2014. Letak
Perbedaan penelitian ini adalah pada teori dan objek
yang diteliti.
b) Penelitian selanjutnya pada tahun 2018, dengan
judul skripsi “Analisis Literasi Media Pada Pusat
Studi Media Dan Komunikasi Remotivi (Studi
11
Kasus Playlist Literasi Di YouTube)” oleh
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Aminatuz
Zuhriyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
cara kerja media dalam membuat sebuah produknya.
Sehingga masyarakat mampu menghadapi terpaan
media. Pada penelitian ini peneliti berfokus untuk
membedah playlist YouTube Remotivi guna
mendapatkan metode-metode yang digunakan
media untuk membungkus pemberitaan dan
kemudian mengedukasi masyarakat. Penelitian ini
menggunakan teori yang sama yaitu dengan teori
Teun A Van Dijk namun focus objek penelitian ini
berbeda yaitu pada literasi media milik Art
Silverblatt.
c) Penelitian selanjutnya dengan judul “Kemampuan
Literasi informasi mahasiswa prodi Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh mahasiswa prodi
ilmu perpustakaan fakultas adab dan humaniora,
Vanya Firyal. Tujuan penelitian ini dilakukan
adalah untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan literasi mahasiswa angkatan 2014 Prodi
Jurnalistik UIN Jakarta dalam menyelesaikan tugas
pembuatan majalah. Pada penelitian ini sang
peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode penelitian survey dengan instrument
kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa kemampuan literasi mahasiswa baik dalam
penyelesaian tugas pembuatan majalah. Adapun
skor identifikasi informasi berkisar 2,96, aspek
organisasi informasi 3,23, dan aspek menciptakan
12
informasi adalah 3,17. Ketiga skor tersebut berada
dalam skala interval 2,57- 3,27 (Baik). Peneliti ini
sama-sama mengangkat topic literasi, namun focus
dari penelitian ini adalah pemahaman literasi
mahasiswa dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode penelitian survey yang
berbeda dari peneliti, yaitu dengan metode
penelitian wawancara langsung kepada narasumber
dan juga menggunakan pendekatan kualitatif.
13
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ditunjukkan untuk memudahkan
dalam pemahaman penelitian ini, maka dari itu peneliti membagi
skripsi ini kedalam lima bab dan tiap bab terdiri dari sub bab.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang di
dalamnya mencakup, latar belakang, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian, kajian pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II Merupakan bab yang membahas terkait
tinjauan teoritis yang diaplikasikan dalam
penelitian ini. Di dalamnya mencakup Media
Sosial YouTube, New Media, Literasi
Politik.
BAB III Pada bab akan membahas gambaran umum
dari media yang bersangkutan dalam hal ini
adalah Channel YouTube Asumsi,
perkembangan literasi politik di Indonesia,
YouTube Sebagai media literasi Politik, data
statistic YouTube channel Asumsi.
BAB IV Bab ini menjelaskan dan menjabarkan hasil
temuan dari analisis penelitian literasi politik
pada konten literasi di Channel YouTube
Asumsi.
BAB V Bab penutup memuat kesimpulan dan saran
terkait penelitian ini.
14
BAB II
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan terkait landasan teori yang
diaplikasikan kedalam penelitian ini untuk mengkaji objek penelitian.
Nantinya teori tersebut akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah
pada bab sebelumnya.
A. Media Sosial YouTube
Beberapa sumber telah menjelaskan, terutama liputan media
maupun kajian literatur, yang membagi jenis media sosial. Salah
satunya dalam buku Media sosial karya Rulli Nasrullah yang
memaparkan; ada yang berdasarkan model jaringan yang terbentuk,
berdasarkan karakteristik penggunanya, hingga berdasarkan pada file
atau berkas apa yang disebarkan (sharing) di antara pengguna. Dari
sumber tersebut, peneliti mengambil kesimpulan ada enam kategori
besar untuk melihat media sosial, yakni:16
1) Media jejaring sosial (sosial networking)
2) Jurnal online (blog)
3) Jurnal online sederhana atau microblog (Micro-blogging)
4) Media berbagi (media sharing)
5) Penanda sosial (sosial bookmarking)
6) Media konten bersama atau wiki
16
Rulli Nasrullah. Sosial Media: perspektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017) hal.40
15
Berdasarkan kategori diatas, dapat disimpulkan bahwa
YouTube termasuk kedalam kategori Media jejaring sosial (sosial
networking), Karena YouTube memberikan fasilitas kepada
penggunanya untuk berbagi media, mulai dari video, audio, gambar
dan sebagainya.
Boyd menjelaskan dikutip dari buku Rulli Nasrullah, bahwa
media sosial adalah sebagai sebuah perangkat lunak yang digunakan
oleh individu atau komunitas untuk saling berkomunikasi, dalam kasus
tertentu merek dapat bermain atau berkolaborasi dengan visi dan misi
yang sama. Misalkan, saling me posting suatu konten bisa video, foto,
atau tulisan kemudian memberikan komentar pada posting an tersebut.
Boyd menambahkan bahwa media sosial memiliki kekuatan dimana
konten dihasilkan oleh pengguna itu sendiri, bukan dibuat oleh editor
seperti halnya konten di media masa.17
Dari sini dapat dilihat
perbedaan antara media sosial dengan media masa, dimana konten
yang dihasilkan cenderung independen dibandingkan oleh media masa.
Definisi lain mengatakan, menurut Mandibergh media sosial
adalah sebuah wadah atau media yang dapat digunakan untuk bekerja
sama dalam menghasilkan sebuah konten, artinya media sosial dapat
digunakan untuk menghasilkan/ memproduksi konten dengan orang
lain.
Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
media sosial merupakan sebuah platform yang fleksibel karena dapat
digunakan oleh semua orang baik individu maupun kelompok, tanpa
terikat oleh suatu organisasi dan penggunaannya yang gratis tanpa
dipungut biaya.
17
Rulli Nasrullah. Sosial Media: perspektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017) hal.11
16
Berdasarkan data laporan Wearesosial.com yang dikutip dari
Kompas Tekno, YouTube adalah salah satu sosial media yang paling
popular saat ini.
Gambar 2.1
Klaim Survei Media Sosial Yang Sering Diakses Pengguna
Sumber: kompas tekno
YouTube menempati posisi pertama dengan 43 persen sebagai
media social yang sering diakses pengguna, disusul Facebook 41
persen, whatsapp 40 persen sebagai aplikasi chatting yang sering
digunakan oleh pengguna dan Instagram dengan 38 persen membuntuti
di posisi ke empat. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya minat
masyarakat Indonesia terhadap konten-konten yang ada di YouTube
tersebut18
.
18
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-
medsos-orang-indonesia, diunggah pada 01 maret 2018, diakses pada 15 Desember 2018.
17
Gambar 2.2
Komposisi Pengguna Internet Berdasarkan Usia
Sumber: apjii
Karena YouTube dianggap memiliki pengaruh yang cukup besar
terkait isu politik di suatu Negara. Google pun berasumsi bahwa, YouTube
dapat menjadi wadah untuk kepentingan masyarakat Indonesia karena sifat
dari YouTube yang gratis dan si apapun dapat mengaksesnya. Tidak hanya itu
juga, YouTube kerap dijadikan sebagai media untuk partai politik dalam
mentransfer visi dan misi mereka kepada masyarakat luas dengan video-video
yang dibuat sedemikian rupa guna menarik perhatian masyarakat. Selain hal
yang disebut diatas YouTube juga menjembatani kepentingan- kepentingan
budaya, ekonomi dan bahkan pemerintahan.19
Karena kepopuleran YouTube menjadi salah satu media social yang
cukup berpengaruh dan tengah di gandrung generasi millennial, Asumsi
19
Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk
Kementrian Perdagangan RI, (Jakarta: Kementrian Perdagangan RI, 2014), hlm. 64.
18
mengambil langkah yang tepat dengan membangun channel YouTube dengan
konten literasi politik yang dibawakan dengan asik dan berbeda dengan
konten-konten politik di media mainstream. Menurut asumsi YouTube
memiliki peran yang sangat besar sebagai sarana edukasi politik bagi generasi
millennial, karena selain sangat strategis juga aksesnya yang sangat mudah
hanya dengan bermodalkan smartphone pintar dan paket internet atau pun
WIFI yang kian hari harga perangkatnya sudah cukup murah. Oleh sebab itu
sejak 16 Januari 2015, Asumsi resmi bergabung dengan YouTube dan
menjadikan Channel YouTube sebagai media untuk menyalurkan ide-ide
literasi politik bagi generasi millennial.20
Sejak tulisan ini dibuat, terdapat 11 playlist dalam channel YouTube
Asumsi yaitu Pangeran Mingguan, #AsumsiMono, Asumsi Daily, Asumsi
Flash, Special Report, Asumsi Original, Dengerin Dong, #Millennial
Menjawab, Asumsi Kolektif, Asumsi Class, #AsumsiLive. Playlist Pangeran
Mingguan merupakan konten debat yang disajikan secara berbeda, karena
menghadirkan tokoh-tokoh muda atau millennial yang berkecimpung dalam
dunia politik dan mengangkat topic literasi, berdiskusi dan berdebat terkait isu-
isu politik terkini. #AsumsiMono adalah konten video obrol-obrol dengan
tokoh-tokoh muda/ senior dan selebritis terkait dengan isu politik dan opini
mereka sendiri terkait politik Indonesia yang bisa menginspirasi generasi
millennial.
Asumsi Daily merupakan konten news terkait isu politik yang tengah
update setiap harinya dan dibahas dengan singkat dan padat. Asumsi Flash
adalah konten literasi dan news yang disajikan dalam waktu kurang dari satu
menit, berisikan berita terkait isu Politik. Special Report adalah konten liputan
video khusus yang dikemas secara mendalam terkait hal-hal yang berkaitan
dengan politik. Asumsi Original adalah konten yang mewadahi aktor-aktor
politik muda atau generasi millennial dalam melihat isu politik terkini menurut
pandangan mereka. Dengerin Dong adalah sebuah konten video yang menjadi
wadah para netizen untuk bertanya kepada wakil rakyat terkait isu-isu yang
20
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/about , diakses pada
16 Januari 2019. Pukul 15.27
19
sedang popular baik itu isu politik maupun isu teknologi, di dalam video ini
tim asumsi bertanya langsung kepada wakil rakyat dan menanyakan
pendapatnya. #Millennial Menjawab adalah sebuah konten edukasi yang
berisikan pertanyaan seputar politik dan sejarah bangsa Indonesia yang
ditujukan bagi generasi millennial. Asumsi Kolektif adalah konten yang
berisikan opini dari staff Asumsi terkait isu-isu politik, kekinian dan budaya
pop. Asumsi Class adalah konten obrol-obrol dengan tokoh-tokoh politik tanah
air dengan topik yang berkaitan dengan isu-isu politik yang tengah menjadi
perhatian publik. #AsumsiLive adalah konten yang menantang debat terbuka
dengan tokoh politik dimana dalam debat ini tidak ada sekat antara tokok
politik dan dihadiri oleh politisi muda, social media influencer, aktivis dan
millennial awam politik. Mereka semua berkumpul untuk berdiskusi bersama
terkait politik21
.
21
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists , diakses
pada 16 Januari 2019. Pukul 15.27
20
B. New Media
a. Definisi New Media
New media atau media online kini tengah popular dengan
berbagai kemudahan yang dibawanya, dimana memungkinkan
terjadinya komunikasi tanpa harus saling bertemu lawan bicara. Seiring
berkembangnya teknologi, perkembangan media online memberikan
banyak manfaat bagi masyarakat luas. Kini media online telah
mencapai titik dimana dapat digunakan sebagai ruang publik virtual
oleh masyarakat global, tempat mereka dapat saling bertukar informasi,
beropini atau sekadar mengekspresikan diri dan berkomunikasi satu
sama lain.
Mengutip dari Roger Fidler yang mencetuskan istilah
“metamorphosis” dalam kemajuan teknologi media massa. Dalam
kasus ini inovasi-inovasi yang muncul akibat dari media lama, kini
sudah tidak relevan dengan perkembangan teknologi masa kini.22
Sedangkan konten-konten media yang sudah eksis pada masa kini,
merupakan kombinasi dari berbagai format yang berbeda dan
menghasilkan sesuatu yang disebut sebagai New Media seperti World
Wide Web atau Internet.23
Sedangkan menurut Rheinggold yang menyinggung terkait
ruang ciber (cyberspace) mengatakan bahwa hal tersebut
memunculkan suatu bentuk yang dinamakan komunitas virtual (virtual
community) yang terbentuk bukan dari elemen-elemen yang ada di
dunia nyata. Pada dasarnya ruang ciber adalah sebuah ruang konseptual
yang dimana hubungan manusia, kata-kata, data, kekuatan, dan
22
Roger Fidler, Mediamorfosis, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003), h. 387. 23
Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru ,Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 162.
21
kesejahteraan memanifestasikan oleh setiap individu melalui perantara
teknologi CMC atau Computer Mediated Communication.24
b. Karakteristik New Media
Multimedia dan interactivity adalah dua hal yang menjadi sorotan
Newhagen dan Rafaeli dalam membedakan karakteristik internet
dengan bentuk media komunikasi lainnya. Karakteristik multimedia
dapat dilihat dari bentuk medium nya yang sering dijumpai sehari-hari
seperti image, video, teks, animasi, audio dan bentuk konten interaktif
lainnya. Sedangkan disisi interactivity adalah sebuah kegiatan yang
melibatkan dua orang atau lebih dalam interaksi online yang cenderung
komunikasi dua arah, dimana mereka dapat membuat pesan sendiri dan
mempublikasikan konten buatan mereka kepada netizen lainnya.25
Dalam kaitannya dengan New media, sejak era web 1.0, ketika
internet booming di negara-negara barat, telah dianggap apa yang
disebut oleh Roger Hurwirtz sebagai “ecelctronicfrontire” dimana
kebebasan mengekspresikan pendapat dan berfikir dan nilai-nilai
egaliter dapat melampaui batasan politik. Ini semunya tidak lepas dari
karakter positif internet, bahwa media ini tidak mengenal struktur
hierarki, transaksi yang cenderung low-cost, jangkauan yang
mengelobal skalabilitas yang besar, kecepatan waktu merespon, dan
dapat digunakan sebagai media alternatif untuk mengatasi disrupsi
penyampaian pesan, terutama upaya sensor dan kekangan penguasa. 26
24
Andi Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001,
h.4 25
Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru ,Komunikasi Politik Sebuah Pengantar,
Jakarta:Ghalia Indonesia, 2013, h. 162. 26
Prof. Andi Faisal Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, Tangerang:
Churia Press, 2012, h 101.
22
Sedangkan menurut Flew, menjelaskan bahwa terdapat lima
karakteristik new media antara lain:
1) Manipulabel,
Yaitu informasi digital dapat dengan mudah diubah atau
diadaptasi kedalam berbagai bentuk media
penyimpanan, pengiriman dan penggunaan
2) Impartial,
Kesamaan bentuk informasi digital baik antara yang
dimiliki pencipta, ataupun yang sudah disebarkan
melalui jaringan kemudian direpresentasikan atau
digunakan oleh pemilik tangan kedua dan seterusnya,
bentuk informasi digital tersebut tetaplah sama.
3) Compressible,
Ketika mendapatkan Informasi digital dari jaringan,
pemilik dapat memperkecil ukuran melaui proses
kompres dan decompress kembali ke ukuran semula
ketika dibutuhkan.
4) Networlable,
Kemudahan akses informasi digital membuatnya dapat
dipertukarkan terus menerus oleh sejumlah besar
pengguna di dalam jaringan media.
5) Dense,
Fleksibilitas atau kemudahan dalam menyimpan
informasi digital berukuran besar kedalam media
penyimpanan kecil seperti Flash Drive atau MicroSD.27
Dapat disimpulkan bahwa New Media hadir dengan segala fiturnya
untuk memudahkan interaksi manusia hingga tanpa batasan. Poin yang
membedakan New media dengan media konvensional adalah dalam hal
27
Lihat skripsi Akmal Fauzi, mahasiswa UIN Jakarta, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
dengan judul Pemanfaatan Media Sosial Dalam Survei Politicawave Pada Pilkada DKI
jakarta 2012.
23
penyebaran pesannya yang sangat massif, kemudian ketersediaan untuk
semua komunikasi dan yang paling penting new media dapat diakses
secara gratis.
Dengan asumsi diatas dapat dikatakan new media sebagai era
informasi modern tersebar secara global dalam bentuk informasi virtual
tanpa pernah bersentuhan dengan dunia nyata atau realitas, dengan kata
lain informasi tidak lagi merefleksikan realitas, oleh karenanya bentuk
informasi bersifat virtual.28
c. Saluran Komunikasi Politik dan Internet
Internet sebagai new media kini bias saja menjadi salah satu
saluran dalam komunikasi politik seperti halnya di YouTube. Mengutip
dari tulisan Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru terkait pandangan
Blumler dan Kavanagh, yang melihat bahwa kehadiran “Third age of
political communication” yang mengisyaratkan bahwa kedudukan media
cetak dan penyiaran akan terdegradasi sebagai saluran utama komunikasi
politik pada era baru. Karena melimpahnya informasi serta ide,
kemudahan dalam mendapatkan informasi terkait berita politik melalui
computer dengan koneksi internet menyebabkan terancamnya media
mainstream.29
Terkait dinamika politik yang menyinggung generasi komunikasi
politik, terdapat tiga periode generasi antara lain:30
a) Generasi Pertama: hal yang tradisional atau retorika politik.
Penggunaan seni berbicara digunakan untuk menyampaikan
isi pesan komunikasi kepada khalayak.
b) Generasi Kedua: media masa mengambil peran yang
dominan dalam penyampaian isi pesan komunikasi politik,
juga disebut sebagai media mainstream
28
Yasraf Amir Piliang, Dunia yang Dilipat Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan,
(Yogjakarta: Jalasutra, 2004), h. 133. 29
Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru ,Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 161. 30
Ibid.,
24
c) Generasi Ketiga: melalui perkembangan new media
dengan. Hal ini ditandai dengan maraknya situs social
media dan kuatnya pengaruh dari media ini. Seperti situs
jejaring sosial, microblog, dan bahkan YouTube.
Dari titik ini internet sudah memegang peran penting dalam
penyampaian pesan komunikasi politik sebagai bagian dari generasi
ketiga. Hal ini tak luput dari beberapa faktor-faktor berikut:
Factor pertama, demokratisasi dalam system per politik di
Indonesia kian menguat. Kondisi ini adalah buah hasil dari gerakan
reformasi yang menyuburkan serta mengembangkan kebebasan pers,
kebebasan dalam beropini dan berkumpul menyampaikan aspirasi di
publik. Kebebasan ini lah yang memicu terbukanya akses pada internet
dan ruang public, menyebabkan setiap orang dapat mengemukakan
pendapat, pemikiran, gagasan serta dapat mengkritik pemerintah.
Fenomena ini menghasilkan ruang public baru bagi khalayak.
Factor kedua, kemajuan media masa dan ICT (information and
communication technology). Era konvergensi media mempermudah
khalayak dalam mengakses berbagai konten dan informasi yang tersedia
bebas di internet. Melalui penyedia jasa/ provider internet atau mesin
pencari Google misalnya seseorang bias mendapatkan informasi yang dia
inginkan.
Media internet dan media social ke depannya akan semakin penting
bagi komunikasi politik, mulai dari level loka hingga level global, seirama
dengan konsep-konsep baru terkait politik seperti e-democracy dan e-
government di Indonesia akan semakin berkembang meskipun SDM dan
peralatan yang dibutuhkan belum memadai.31
Oleh sebab itu pemanfaatan internet dalam konteks komunikasi
politik menjadi hal yang penting terutama dalam agregasi politik baik
31
Dedy Mulyana, Komunikasi Politik Politik Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2013), h.
24
25
kelompok masyarakat biasa, kelompok pegiat politik, maupun kelompok
elite.
C. Literasi Politik
1. Definisi Teori Literasi Politik
Awalnya term literasi popular digunakan di bidang studi dokumen
(perpustakaan) dan informasi. Sebagaimana mengutip tulisan Gun Gun
Heryanto dalam buku Andi Faisal Bakti Dkk. Information literacy pertama
kali digunakan oleh Paul Zurkowski, President of The International
Industry Association pada tahun 1974 dalam proposalnya kepada The Us
National Commission on libraries and Information Science. Saat itu
literasi informasi dipahami sebagai seperangkat keterampilan dalam
pencarian informasi dan penggunaan hak.32
Menurut pendapat Bernard Crick (2000:61) dalam tulisannya
Essays on Citizenship, definisi dasar tentang literasi politik adalah
pemahaman praktis tentang konsep-konsep yang diambil dari kehidupan
sehari-hari dan bahasa. Merupakan memahami isu seputar politik, apa
keyakinan utama para kontestan, bagaimana kecenderungan mereka
mempengaruhi diri anda dan saya. Singkatnya literasi politik adalah
senyawa dari pengetahuan, keterampilan dan sikap. Crick menjelaskan
literasi politik lebih luas dari hanya sekadar pengetahuan politik,
melainkan cara” membuat diri menjadi efektif dalam kehidupan publik”
dan dorongan untuk menjadi aktif, partisipasi dalam menjalankan hak dan
kewajiban baik dalam keadaan resmi maupun di area public yang suka
rela.
Dalam laporan “Workshop on political literacy “(2002) dengan
topic Political Literacy Within ITT Citizenship Education menyimpulkan
agar literasi politik menjadi kenyataan, maka harus didefinisikan dan
dibuat sebagai keahlian berbagi sehingga aktivitas ini sarat dengan konten
dan disampaikan melalui transmisi model. Literasi politik ini memiliki
32
Prof. Andi Faisal Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, (Ciputat, Churia,
2012), h. 117.
26
potensi memberikan kewarganegaraan degan dasar pengetahuan,
ketelitian, sisi “keras” dan basis intelektual.
Report of Proceeding workshop ini pun menyimpulkan bahwa
literasi politik terutama bagi kelompok muda melibatkan sejumlah hal:
Mengetahui di mana dan bagaimana keputusan dibuat
dalam masyarakat local, nasional dan internasional
Mengakui hak seseorang untuk terlibat.
Menjadi akrab dengan berbagi ide-ide politik, bahasa dan
bentuk-bentuk argument
Mengembangkan seperangkat pribadi yang memiliki nilai-
nilai politik dan memiliki keterampilan dan kepercayaan
diri menerapkannya dalam praktik politik.
Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam dialog
dengan orang lain tentang isu politik bersama yang menjadi
perhatian.33
2. Muatan Pokok Literasi Politik
a) Partisipasi Politik
Secara mendasar definisi umum dari partisipasi politik adalah
sebuah kegiatan seseorang atau kelompok untuk ikut serta secara aktif
dalam sebuah ekosistem politik, yaitu dengan cara memilih pemimpin
Negara secara langsung ataupun tidak langsung, memengaruhi
kebijakan pemerintah. Kegiatan tersebut berkaitan dengan memberikan
suara dalam pemilihan umum, menjadi anggota suatu partai atau
kelompok kepentingan, melakukan hubungan atau lobbying dengan
pejabat pemerintahan atau anggota parlemen.34
33
Prof. Andi Faisal Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, h. 117-118. 34
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2008), h. 367.
27
Menurut Herbert McCluskey yang dikutip dari buku karangan
Miriam Budiardjo, mengatakan bahwa seorang tokoh partisipasi
berpendapat dalam international Encyclopedia of the social Sciences,
partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga
masyarakat, dimana mereka ambil bagian dalam proses pemilihan, dan
secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan
kebijakan umum.35
Sementara menurut Myron Weiner terkait partisipasi politik,
terdapat lima gerakan menuju partisipasi yang lebih luas dalam peruses
politik yaitu:
1) Modernisasi: industrialisasi, komersialisasi pertanian, dan
urbanisasi yang dapat meningkatkan penyebaran kepadatan
penduduk baca tulis, perbaikan pendidikan dan
pengembangan media masa.
2) Perubahan-perubahan struktur social
3) Pengaruh dari golongan intelektual dan komunikasi masa
modern seperti, jurnalis, pengarang, ilmuwan dan lain-lain.
4) Keterlibatan pemerintah yang luas dalam urusan ekonomi,
social dan kebudayaan.
5) Terjadinya konflik di antara kelompok-kelompok
pemimpin politik.
b) Jenis – Jenis Partisipasi Politik
Dilihat dari bentuknya, partisipasi politik dibedakan
menjadi dua jenis yaitu; pertama partisipasi secara konvensional
yang dikenal waktu dan prosedur partisipasinya diketahui oleh
public secara pasti, contohnya kampanye dan pemilu. Kedua,
partisipasi secara non konvensional yang dikenal tidak pernah
35
Herbert McClosky, Political Participation International Encyclopedia of The Sosial
Sciences, Edisi ke-2, (New York: The Macmilan Company, 1972), XII, h. 252.
28
mengindahkan etika berpolitik dalam partisipasinya. Contoh aksi
anarkisme.36
Kegiatan partisipasi politik dapat dibedakan menjadi
beberapa kategori, antara lain dilihat dari tinggi rendah partisipasi
politik, tingkatan, kegiatan dan partisipasi politiknya. Berikut ini
penjelasnya (Sastroatmojo, 1995: 8-10).37
a. Dilihat dari tinggi rendah partisipasi politik dapat
dibedakan menjadi partisipasi aktif, partisipasi yang pasif
tertekan, partisipasi militant radikal, dan partisipasi yang
tidak aktif. Aktif jika masyarakat memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi dan percaya pada system yang ada.
Pasif tertekan jika kepercayaan dan kesadaran politik
terhadap system sangat rendah. Militant radikal jika
kesadaran politik masyarakat tinggi namun, kepercayaan
terhadap kesadaran system politik sangat rendah. Tidak
aktif, apabila kesadaran politik masyarakat sangat rendah,
namun kepercayaan terhadap system politik sangat tinggi.
b. Dilihat dari tingkatannya dapat dibedakan menjadi
gladiator, separator dan apatis. Gladiator berarti tingkatan
partisipasi politik sampai pada keikutsertaannya dalam
proses politik secara aktif, dan di bagi menjadi enam
lapisan partisipasi politik antara lain: pemimpin politik,
aktivis politik, komentator politik, warga Negara marginal
dan orang yang terisolasi. Separator adalah orang yang
setidak-tidaknya menggunakan hak pulihnya untuk ikut
serta dalam pemilihan umum. Sedangkan apatis adalah
tidak peduli atau tidak menaruh perhatian sama sekali
terhadap kegiatan politik dan bersikap masa bodoh.
36
Tb Ace Hasan Syadzily Burhanuddin, Civil Society& Demokrasi Survey Tentang
Partisipasi Sosial-Politik Warga Jakarta, h. 70 37
Prof. Andi Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, (Ciputat, Churia, 2012),
h. 119.
29
c. Dari sudut pandang kegiatannya, partisipasi politik dibagi
menjadi partisipasi politik aktif dan partisipasi politik pasif.
Aktif jika dapat mengajukan alternatif kebijakan umum,
mengajukan petisi, membayar pajak dsb. Sedangkan pasif
apabila ditunjukkan melalui kegiatan yang mencerminkan
ketaatan dan penerimaan atas hal-hal yang menjadi
keputusan pemerintah. Partisipasi aktif berkaitan dengan
kegiatan masukan dan keluaran dari suatu system politik,
sedangkan partisipasi pasif berkaitan dengan kegiatan atau
aspek keluaran dari system politik.
d. Partisipasi politik dapat pula digolongkan sesuai dengan
jumlah pelaku yang terlibat di dalamnya. Oleh sebab itu
partisipasi politik dapat digolongkan menjadi partisipasi
individu dan partisipasi kolektif
30
BAB III
A. GAMBARAN UMUM ASUMSI
Asumsi merupakan suatu institusi media yang berfokus pada bahasan
politik, kekinian dan budaya kultur pop. Didirikan pada tahun 2015 oleh
pangeran Siahaan dan Iman Sjafei dalam bentuk channel YouTube, Asumsi
dengan cepat menjadi salah satu platform sumber informasi alternative terkait
isu politik dan social bagi generasi- generasi digital native atau millennial.
1. Sejarah Institusi Asumsi
Diawali dari pendirian Channel YouTube sekitar empat tahun yang
lalu, barulah kemudian institusi media ini dibentuk tepatnya pada tahun
2015. Atas dasar keresahan literasi politik di kalangan anak muda atau
kaum millennial yang tidak tahu atau masa bodoh dengan politik
Indonesia. Dari sini Asumsi lahir dengan mengemban misi untuk
meliterasi anak-anak millennial atau digital native agar suara mereka tidak
disalah gunakan atau dimanipulasi oleh elite- elite politik.
Pada tahun 2015 tepatnya pada 16 Januari, Pangeran Siahaan dan
Iman Sjafei memprakarsai pembentukan channel YouTube. Dengan ide
awal untuk meliterasi anak muda digital native atau millennial dengan
cakupan pembahasannya yaitu berfokus pada bahasan politik, kekinian,
dan kultur pop.38
Dasar munculnya nama Asumsi adalah karena pangeran sang
founder beranggapan bahwa siapa pun bebas beropini dan berpendapat
tidak terbatas ras, jenis kelamin dan agama. Bebas membahas apapun
dengan catatan masih masuk kedalam kajian politik, kekinian, dan kultur
pop. Maka nama Asumsi yang dipilih karena mencerminkan karakter dari
38
www.asumsi.co/about, diakses pada 18 januari 2019. Pukul 13.00
31
institusi ini. Menurut literatur KBBI Online kata “Asumsi” bermakna
sebagai “dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena
dianggap benar”39
.
Setiap minggunya Asumsi rutin men upload konten-konten baru
yang bisa di saksikan baik melalui YouTube ataupun Website resmi
Asumsi yang beralamat di www.asumsi.co . Di dalam web tersebut juga
memuat informasi- informasi yang beragam diantaranya artikel terkait isu-
isu politik yang tengah hangat diperbincangkan, budaya pop anak muda
millennial dan kekinian.
Tahun 2018-2019 merupakan tahun yang sibuk bagi asumsi karena
tim mereka rutin mengabarkan berita terkait pemilu, mulai dari review
pasangan capres dan cawapres kemudian mengomentari aksi-aksi promosi
dari tim sukses dari kedua belah pihak. Tidak ketinggalan juga dimuat
kedalam konten debat “Pangeran Mingguan” salah satu video yang
menarik yaitu video dengan judul “Pangeran Mingguan- Debat Seru Rian
Ernest VS Faldo Maldani”. dimana di dalam debat ini melihat sosok
seorang paslon dari kacamata anak muda atau millennial, debat sangat
menarik dan penuh dengan semangat dari kedua belah pihak.
39
https://kbbi.web.id/asumsi , diakses pada 17 Januari 2019. Pukul 15.56
32
2. Profil Pendiri Channel YouTube Asumsi
Telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa asumsi
terlahir akibat keresahan dari pangeran dan iman atas literasi politik yang
rendah pada generasi millennial atau digital native. Sekalipun ada yang
melek politik namun generasi millennial dianggap anak bau kencur oleh
beberapa oknum dan dianggap remeh.40
Lahirnya Asumsi tidak terlepas dari peran sang pendiri itu sendiri.
Jika merujuk pada about website Asumsi, maka dapat dilihat pendiri dari
Asumsi itu sendiri adalah Pangeran dan Iman sedangkan jika merujuk
pada laman LinkedIn Asumsi, terdapat 23 anggota diantaranya ada
founder, co-founder, producer, director program, editor, content creator,
content writer, head creative and business. Pangeran Siahaan merupakan
salah satu pendiri Asumsi dan Dia merupakan seorang presenter dan host
di beINSport dan juga editor AyoVote dan penulis di detik.com.41
Selain itu pangeran siahaan sempat dinobatkan sebagai presenter
terbaik di Asia dalam acara Asian Television Award ke 22 yang digelar di
Suntec Convention Center, Singapura. Dengan penghargaan ini, pangeran
menjadi orang Indonesia pertama yang dinobatkan pertama dalam sejarah
yang di daulat menjadi presenter olahraga terbaik se-Asia. Pangeran
memenangkan penghargaan pada nominasi kedua setelah sebelumnya
sempat mendapat nominasi di kategori yang sama pada tahun 2015.
40
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, diakses
pada 15 Desember 2018. 41
www.Linkedin.com/Asumsi, diakses pada 16 Januari 2019. Pukul 15.49
33
Iman Sjafei juga merupakan tokoh pendiri Asumsi, Dia aktif
sebagai presenter di Metro TV dan juga seorang pendiri di ReKreasi
Creative Playground 2015- Sekarang. Dia juga aktif menjabat sebagai
CEO dan Founder di Asumsi mulai dari 2017- Sekarang. Dia
menyelesaikan pendidikannya di Binus dengan gelar Master of Business
Administration (MBA) 2010-2012, dan juga pada tahun 2005-2010
menyelesaikan pendidikan di binus dengan gelar sarjana Teknik dan
Sarjana Computer Management system.
34
3. Struktur Institusi Asumsi
Founder : Pangeran Siahaan
Co-Founder : Iman Sjafei
Producer : Dwi Anggraini Puspa
Director of Program : Lisan Sulaiman
Head of Creative : Rininta Irientantya
Head Of sales : Yulius Andrian
Head of Business Development : Syarova Soraya
Chief Editor : Lisa Siregar
Editor : Dea Anugrah
Journalist : Jessica Christiana Wowor
Marketing Strategists : Widya Atidhira Ratri
News Writer : Winda Chairunisyah
Managing Editor : Dinda Sekar Paramita
Content Writer : Hafizh Mulia
Research Intern : Aurelia Vizal
Social Media Strategist : Avanty Asmaarni
Lead of Video Editor : Omar Gibran
Videographer : Hayu Probo Sasongko
Graphic Design : Ibrahim Almaida
Graphic Design : Fatima Hananah
Graphic Design : Mohammad Ikbal
Contributor : Habil Razali
Account Executive : Yasmin Nur Fatimah42
42
www.linkedin.com/asumsi_profile. diakses pada 18 januari 2019. Pukul 13.24
35
B. Perkembangan Literasi Politik Di Indonesia
Seperti yang dikhawatirkan oleh pangeran dan iman terkait literasi
politik di Indonesia, euforia pilpres semakin gencar dengan ditandai oleh
manuver dari kampanye paslon untuk menarik simpati dari pemilih muda atau
generasi millennial. Bukan hanya ramai dan panas dikalangan elite politik dan
petinggi Negara, namun juga masyarakat turut membicarakan setiap strategi
dari setiap parpol yang unjuk gigi dalam arena pilpres. Dimana proses tersebut
dapat juga dikatakan sebagai proses literasi politik yang tengah berlangsung.
Dikutip dalam buku karangan Gun Gun Heryanto, menurut pendapat Crick
dalam tulisannya Essay on Citizenship, mengatakan literasi politik adalah
sebuah pemahaman praktis tentang konsep-konsep yang diambil dari proses
kegiatan sehari-hari.43
Singkatnya literasi politik adalah sebuah bagian dari pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Bernard menegaskan bahwa literasi politik memiliki
arti yang lebih luas lagi bukan hanya sekadar pengetahuan politik, melainkan
cara untuk membuat diri menjadi efektif dalam kehidupan publik dan
dorongan untuk menjadi aktif, partisipasi dalam melaksanakan hak dan
kewajiban baik dalam keadaan resmi maupun area public yang sifatnya suka
rela.
Strategi dalam konteks pemilu dapat diartikan sebagai literasi politik
yang mana dipahami oleh masyarakat sebagai kemampuan untuk
mendefinisikan kebutuhan mereka akan politik terutama perihal pemilu.
Media baru adalah cara yang efisien dalam melakukan penetrasi politik terkait
praktik literasi politik yang cukup efisien, dimana saat Negara –negara
khususnya Indonesia semakin marak dalam melakukan kegiatan politik di
internet dan hal tersebut melahirkan ruang public baru.
43
Prof. Andi Faisal Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, (Ciputat, Churia,
2012), h. 117.
36
Gambar 3.1
Penetrasi Pengguna Internet
Sumber: apjii
Sebagaimana yang dikemukakan oleh lembaga survey bahwa
pengguna internet di indonesia tiap tahunnya meningkat. Melihat kondisi ini
dimana perkembangan internet sudah memasuki era web generasi 2.0.
memungkinkan user berinteraksi secara real time, interaktif dan
multiplatform. Situs jejaring social maupun web blog ataupun YouTube, kini
sama-sama menunjukkan perannya untuk menjadi ruang public bagi
komunitas virtual. Ide dan informasi dapat disebar melalui internet. Media
online tengah menjadi ruang public virtual dimana orang-orang dapat
mengekspresikan berbagai opini politiknya.
Menurut Iman Sjafei terkait literasi politik di Indonesia masih sangat
lambat perkembangannya jika dibandingkan Negara-negara lainnya.
Pemerintah Indonesia masih punya tugas yang cukup banyak untuk
menjadikan indonesia melek literasi politik salah satunya dengan
memberantas isu-itu hoax seputar politik yang dapat mengancam keamanan
situasi politik Indonesia.
37
C. YouTube Asumsi Sebagai Media Literasi
Semenjak berdirinya Channel YouTube Asumsi, mereka turut serta
dalam membantu meliterasi generasi millennial dalam hal politik di setiap
kontaknya. Baik melalui website mereka yang beralamat di www.asumsi.co
serta juga melalui channel YouTube asumsi. Salah satu konten yang menarik
menurut penulis adalah konten #Millennial Menjawab, dalam konten tersebut
tim asumsi yang terdiri dari beberapa orang turun ke jalan untuk bertanya
kepada generasi millennial terkait “sejauh mana millennial tahu supersemar?”.
Dalam video tersebut tim asumsi menanyakan beberapa pertanyaan terkait
Supersemar guna untuk mengukur pengetahuan akan sejarah politik
Indonesia.44
Kehadiran Channel YouTube Asumsi merupakan hasil dari keresahan
dan keprihatinan sang founder pangeran dan iman atas minimnya literasi
generasi millennial terkait isu-isu politik tanah air dan juga sulitnya mencari
wadah sharing terkait info-info seputar dunia politik, bila ada pun itu juga
dikemas dengan berat dan terkesan tidak santai. Namun di sini asumsi
mengemas konten literasi politik dengan balutan yang santai tapi juga
mendidik, tujuannya agar generasi millennial tidak merasa bosan dan juga
mengibur karena sejatinya konten yang menghibur adalah konten yang disukai
oleh subscriber YouTube. Dari situ asumsi melihat peluang dalam pembuatan
konten yang disukai oleh subscriber YouTube dan juga untuk menambah
variasi konten di YouTube yang didominasi oleh konten-konten hiburan yang
tidak mendidik. Maka dari itu Asumsi menetapkan konsep video seperti ini.45
44
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/ , diakses pada 16
Januari 2019. Pukul 15.27 45
Ibid.,
38
BAB IV
TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Temuan Peneliti
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil temuan di lapangan dan
menguraikan hasil penelitian terkait Channel YouTube Asumsi dengan
menggunakan teori milik Bernard Crick yang menjelaskan konsep literasi
politik dan tahapan partisipasi politik Lalu mengelompokkannya berdasarkan
dari tingkat partisipasi politiknya menurut teori Sastroatmojo. Dilihat dari
tingkatan partisipasinya dapat dibedakan menjadi gladiator dan separator.
Gladiator berarti tingkatan partisipasi politik sampai pada keikutsertaannya
dalam proses politik secara aktif, Separator adalah orang yang setidak-
tidaknya menggunakan hak pilihnya untuk ikut serta dalam pemilihan umum,
yaitu:
a. Pengetahuan politik, dimana terkait dengan pengetahuan dasar politik dan
dapat ditunjukkan melalui kegiatan yang mencerminkan ketaatan dan
penerimaan atas hal-hal yang menjadi keputusan pemerintah. Partisipasi
pasif berkaitan dengan kegiatan atau aspek keluaran dari system politik.
b. Dorongan untuk menjadi aktif dan membuat diri menjadi efektif dalam
kehidupan publik dan bila dikaitkan dengan teori milik Sastroatmojo sama
halnya dengan Separator yaitu adalah orang yang setidak-tidaknya
menggunakan hak pilihnya untuk ikut serta dalam pemilihan umum atau
mempunyai dorongan untuk aktif dalam politik.
c. Partisipatif dalam menjalankan hak dan kewajiban baik dalam keadaan
resmi maupun di area public yang suka rela. Jika dikaitkan dengan teori
milik Sastroatmojo sama halnya dengan Gladiator berarti tingkatan
partisipasi politik sampai pada keikutsertaannya dalam proses politik
secara aktif
39
Berikut adalah hasil dari penelitian terkait kategori literasi politik yang
dilakukan oleh channel youtube asumsi:
1) Pada video Sejauh mana Millennial tahu supersemar? - #Millennial
Menjawab – Eps. 1 Pada playlist #MillennialMenjawab. Pada video ini
asumsi mencoba mengajak khalayak berfikir terkait supersemar dan
video diawali dengan tulisan pengetahuan #millennial, apa sih
singkatan supersemar? Lalu satu persatu millennial menjawab ada
yang benar dan ada pula yang salah dalam menjawab surat perintah
sebelas maret. Video ini pun disajikan layaknya menjawab sebuah kuis
dimana ada suara yang keluar apabila jawaban yang dikatakan benar
atau pun salah. Inti dari video ini adalah mengukur sejauh mana
pengetahuan millennial terkait sejarah perpolitikan indonesia dengan
menanyakan supersemar tersebut. Kemudian diakhiri video
ditayangkan pidato Presiden Soekarno terkait supersemar tersebut. Hal
ini bisa di artikan bahwa Asumsi ingin mengingatkan kepada generasi
millennial agar tidak lupa dengan sejarah dan terus mengingatnya
sebagai khasanah ilmu di masa depan.
Jika dikaitkan dengan teori milik crick video ini masuk kedalam
kategori Pengetahuan politik, karna isi konten video ini berkaitan
dengan pengetahuan-pengetahuan dasar politik.
2) Dalam Playlist Asumsi Kolektif, terdapat empat video yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan kepada tim asumsi. Salah satu
video yang menarik menurut penulis adalah, video berjudul
asumsi kolektif - eps 1. Calon pendamping Jokowi dalam video ini
tim asumsi diberikan pertanyaan yang menarik siapakan yang
paling berpeluang menjadi cawapresnya Jokowi? Kemudian satu-
persatu tim asumsi menjawab dengan jawaban yang bervariasi
mulai dari jawaban yang serius sampai bercandaan namun masih
dalam batas wajar dan disertai argument yang meyakinkan.
Kemudian ketika ditanya siapakah calon potensial untuk menjadi
lawan Jokowi? Jawaban dari tim asumsi adalah Prabowo karena
40
partai gerindra masih tetap menjadi partai oposisi. Pertanyaan
selanjutnya yang penulis anggap menarik adalah pertanyaan jika
diibaratkan sebgaai mie instan, mie instan apa yang paling
menggambarkan calon lo? Ada banyak varisi jawaban mulai dari
mie goreng sampai mie bening yang menggambarkan mie yang
fleksibel bisa menjadi apapun.
Jika dikaitkan dengan teori milik crick video ini masuk kedalam
kategori Pengetahuan politik, karna isi konten video ini berkaitan
dengan pengetahuan-pengetahuan dasar politik
3) Kemudian bahasa yang digunakan dalam Playlist
PangeranMingguan danvideo Pangeran Mingguan - Debat Seru
Rian Ernest Vs Faldo Maldini, juga menggunakan bahasa yang
mudah dipahami, sederhana dan anak muda banget, seperti
pernyataan soal anak muda yang aktif berpolitik, giliran anak
muda diem dan skeptic, mana kontribusinya? Bahasa yang
digunakan sangat kekinian dan mudah dipahami karena
menggunakan bahasa sehari-hari. Hal ini untuk menghindari salah
paham jika menggunakna istilah yang rumit. Kemudian untuk
mendukung kalimat yang disampaikan, diawal video atau biasa
disebut Thumbnail video digambar sedemikian rupa layaknya
pertarungan antara millennial jokowi VS millennial prabowo. Dari
situ digambarkan millennial jokowi sangat tenang dengan gerak
mengawasi keadaan, sementara millennial prabowo terlihat gesture
tubuh yang siap menyerang dan melempatkan opininya. Hal ini
seperti menggambarkan karakter jokowi yang tenang dan santai
sementara di sisi sebelahnya yaitu millennial prabowo
digambarkan dengan karakter yang siap menyerang dengan
opininya.
Jika dilihat keseluruhan video, pada video ini kahalayak diajak
untuk melihat politisi muda atau millennial berpolitik, beradu
gagasan dan strategi untuk memenangkan pilpres. Dengan saling
serang menggunakan berbagai argument mereka dan menekan
41
kelemahan dari lawan bicaranya. Dalam video ini menjelaskan
bahwa politisi muda juga bisa bersuara dan jangan anggap remeh
kami, itu lah yang tersirat dalam video ini. Jika dikaitkan dengan
teori milik crick video ini masuk kedalam kategori Partisipatif,
karena menampilkan debat yang mengajak millennial untuk ikut
serta merasakan semangat politisi muda yang tengah berdebat.
4) Selanjutnya video pada playlist Dengerin Dong!, yaitu ngobrol
santai membahas isu-isu yang sedang hangat dengan tokoh politik
sebagai narasumbernya. Dimana pada video yang berjudul PAK,
DATA FACEBOOK GUA BOCOR! Dengerin Dong #1, pada video
ini mendiskusikan mengapa data facebook warga Indonesia
sebanyak 80 jutabisa bocor, ngobrol santai ini di hadiri oleh ketua
DPR RI Bambang Soesatyo dan Satya sebagai Data Analyst. Data
facebook bocor diduga dimanfaatkan oleh Donalt Trump untuk
menganalisis para pemilih di Amerika namun data facebook warga
Indonesia juga ikut terbawa. Pada video ini ada hal yang menarik
yaitu terdapat quote disetiap akhir pembicaraan dari para
narsumbernya, seperti yang dikatakan Sosmed Menjadi Salah Satu
Cara Berkampanye dikutip dari Satya saat dimintai pendapat
terkait bocornya data facebook dan kemudian dimanfaatkan oleh
Donald trump untuk melakukan kampanye. Lalu diselipkan juga
istilah dan juga penjelasannya terkait hal hal teknis seperti
Psychograpic digital marketing, yakni proses targeting dalam
digital mareting, hasil mengelola big data.Terdapat selipan video
pemanis pada detik 8.56 yang menggambarkan sang narasumber
memiliki pemikiran yang cerdas, hal ini dapat menjadi pemanis
video agar khalayak tidak bosan dalam menonton video. Jika
dikaitkan dengan teori milik crick video ini masuk kedalam
kategori Dorongan untuk menjadi aktif, karena berisikan konten
yang berkaitan dengan keseharian millennial yaitu mengakses
konten facebook, yang kerap dijadikan ajang kampanye politik dan
42
asumsi menghimbau agar millennial tetap tenang dalam
menghadapi sebuan kampanye politik melalui facebook
5) Video selanjutnya dengan judul #2019GANTIPRESIDEN
SILAHKAN SAJA46
pada playlist asumsi original, pada video ini
pangeran dan iman membahas tagar yang tengah hangat
dibicarakan oleh netizen, dimana banyak dari mereka mem posting
tagar tersebut di media social untuk menghebohkan jagat intenet.
Padahal menurut pangeran dan iman tagar tersebut biasa-biasa saja
dan sah-sah saja apabila kurang puas dengan pemerintahan yang
sekarang. Namun ada waktunya apabila ingin mengganti
pemerintahan yaitu saat pemilihan electoral; pemilu, pilpres dan
pilkada. Dibicarakan juga bahwa mendagri menghimbau bawaslu
untuk menindak tagar tersebut. Kemdian video ditutup dengan
kesimpulan bahwa berekspresi sah sah saja selama dalam koridor
yang benar dan tak lupa ditambahkan insert gambar karakter
kartun spongebob yang bertuliskan demokrasi yang menjadi
sebuah kombinasi yang mengundang tawa. Jika dikaitkan dengan
teori milik crick video ini masuk kedalam kategori Dorongan
untuk menjadi aktif, karena disini asumsi mengajak untuk berfikir
lebih bijak lagi dalam menanggapi isu-isu yang beredar di dunia
maya.
6) Pada video berikutnya dengan judul Pangeran, Mingguan –
Tsamara Amany & Gamal Albinsaid: Muda, Berbahaya, Pada
playlist pangeran mingguan. Pada video ini asumsi turut
mengundang tokoh tokoh muda dalam acara debat singkat ini.
Dengan tema “Gagasan bukan akrobat sirkus” pangeran
mengawali debat dengan pertanyaan pembuka kepada tim sukses
pemilih muda dari kubu Prabowo-Sandi, dengan pernyataan dari
“prabowo bahwa gajih guru 20 juta dari mana?” lalu disusul
46
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, diakses
pada 15 Desember 2018.
43
pertanyaan kepada tim sukses pemilih muda dari kubu Jokowi –
Makruf, dengan pertanyaan fakultas kelapa sawit dan fakultas kopi
yang dibicarakan oleh jokowi terkait banyaknya produksi hasil
perkebunan tersebut. Dalam video ini khalayak diajak untuk
berfikir bahwa berdebatan dan perbedaan bukan merupakan sebuah
ajang untuk menyalahkan, namun perbedaan adakah bagian dari
demokrasi dan perdebatan adalah bagain proses dalam demokrasi
tersebut itu sendiri. Video diakhiri dengan penyampaian pendapat
dari kedua tokoh terkait pandangan khalayak terkait anak muda
yang berpolitik dan dianggap remeh. Tsamara menambahkan
bahwa negara indonesia dibangun oleh anak-anak muda, ketika itu
soekarno masih muda dan menyatukan indonesia seperti sekarang
ini. Jika dikaitkan dengan teori milik crick video ini masuk
kedalam kategori partisipatif, karena disini asumsi mengajak
untuk berfikir bahwa anak muda harus aktif berpolitik dengan ikut
serta dalam menjadi tim sukses dan ada tambahan bahwa indonesia
dulu dibangun oleh anak anak muda pada jamannya yaitu soekarno
muda.
7) Pada video “Kalau Hari Ini Pemilu, Lo Pilih Siapa? - Asumsi
Original” menurut penulis menarik karena pada video ini berisi
opini dari media sosial yang mengatakan, “kalo gw akan Golput”
lalu di serang oleh kubu salah satu pihak yang berkata “loe ga
boleh golput”, namun disini pangeran dan iman berpendapat
bahwa siapa saja bebas memilih dan golput juga adalah pilihan
politik. Ada dua poin yang dibicarakan dalam video ini, yang
pertama “suara orang yang golput memang berpepengaruh?” kedua
“orang yang membuat konten terkait golput, tidak boleh
menghasut jika ingin golput silahkan golput saja jangan ajak-ajak”.
Pada video ini asumsi membahas terkait isu-isu politik terkait
golput di media sosial yang tengah berkembang dan diakhiri video
dijelaskan bahwa memilih dan golput adalah sebuah pilihan politik
dan siapapun bebas memilih lalu diakhiri dengan pertanyaan
44
“Kalau Hari Ini Pemilu, Lo Pilih Siapa?” tulis dikolom komentar.
Jika dikaitkan dengan teori milik crick video ini masuk kedalam
kategori Dorongan untuk menjadi aktif, karena disini asumsi
mengajak khalayal untuk memilih antara golput atau memilih
sesuai dengan keinginan diri sendiri bukan dihasut oleh orang atau
oknum dan golput juga merupakan sebuah pilihan.
8) Video selanjutnya yaitu “PENGALAMAN DWIKA PUTRA
PADA MEI 1998 - Asumsi Mono”, pada video ini asumsi
mencoba untuk memberikan gambaran terkait kerusuhan 98 pada
khalayak dengan menampilkan saksi hidup kerusuhan tersebut.
Sebut saja dwika, warga keturunan etnis Tionghoa yang saat
kejadian berumur lima tahun kala itu, yang sekarang tengah
berumur 25 tahun berbagi cerita terkait kerusuhan 98, bagaimana
kengerian yang terjadi dan hampir mati karena kerusuhan tersebut
karena isu perbedaan ras yang kala itu bergejolak. Di akhir video
dijelaskan bahwa generasi 98 adalah generasi yang spesial karena
mengalami banyak perkembangan teknologi mulai dari telepon
kaleng, telepon rumah, telepon umum, telepon genggam, telepon
flip, sampai blackberry dan sekarang touch screen. Kemudiaan
dwika menambahkan jangan sampai satu atau dua generasi
dibawah kita merasakan kengerian kerusuhan 98, biarkan generasi
98 saja yang merasakan. Kesimpulan dari video ini Asumsi ingin
khalayak tidak membanding-bandingkan kerusuhan 98 dengan
kerusuhan yang sudah-sudah dan tetap bersatu dalam setiap
perbedaan ras, agama dan politik. Jika dikaitkan dengan teori milik
crick video ini masuk kedalam kategori Pengetahuan politik,
karena di sini asumsi berbagi pengalaman politik pada tahun 98
yang kala itu tengah mengalami kerusuhan akibat perbedaan ras,
agama dan politik. Karena Kebencian terhadap etnis Tionghoa
timbul secara legal berkat Soeharto, melalui Surat Edaran
Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967, dan
mengidentifikasi Etnis Tionghoa sebagai nonpribumi.
45
9) Selanjutnya video terkait CEBONG VS KAMPRET, LO YANG
MANA- - Asumsi Flash, yang menurut penuylis menarik karena
pada video ini menjelaskan terkait perseturuan antara dua kubu
yang di ilustrasikan sebagai Cebong dan Kampret. Di mana
Cebong adalah sebutan bagi masa pendukung Jokowi sedangkan
Kampret adalah masa pendukung Prabowo. Sebutan Cebong
populer karena ada vlog dari Jokowi yang melempar kodok ke
dalam kolam sedangkan kampret adalah kelelawar pemakan
serangga yang dianggap bodoh sama halnya dengan Cebong.
Popularitas dan saling serang antara kedua kubu kian ramai di
masa kampanye pilpres, bagai dua kompor dengan dua sumbu
pendek keduanya mudah terpancing untuk membela idola masing-
masing. Inti dari video ini, asumsi ingin menginformasikan bahwa
kita bebas berpihak kepada siapa pun namun dalam batas wajar
dan tidak fanatik dengan mengidola-idolakan seseorang secara
berlebih dan mudah diadu domba. Jika dikaitkan dengan teori
milik crick video ini masuk kedalam kategori Pengetahuan
politik, karena pada video ini asumsi menginformasikan kepada
khalayak terkait masa pendukung dari kedua capres yang mudah di
adu atau tersulut emosinya.
10) Terakhir video berjudul “TOP 15 TOKOH TRENDING GOOGLE
INDONESIA 2018” pada video ini asumsi menginformasikan
kepada khalayak terkait tokoh-tokoh yang trending selama tahun
2018 tidak hanya tokoh yang terlibat politik namun tokoh yang
populer karena kasus-kasus lain seperti halnya Ratna Saumpaet
yang terkenal akibat kasus penganiayaan, kemudian ada nama
ustaz abdul somad yang sempat menjadi pembicaraan bahwa dia
adalah pasangan dari Prabowo, lalu ada nama Jokowi yang masuk
juga, kemudian Eric Thohir sebagai penyelenggara Asian Games,
selanjutnya Kevin Sanjaya yang dikenal punya kepribadian yang
“tengil” saat dia bertanding dan banyak dibicarakan oleh klayalak.
Lalu Mahfud MD, yang juga banyak dibicarkan/ dicari di mesin
46
pencari google karena sebelum penetapan Ma’Aruf amin
ditetapkan sebagai pasangan Jokowi, Mahfud MD lah ayng santer
dibicarakan. Inti video ini asumsi ingin menginformasikan kepada
khalayak terkait minat orang indonesia terhadap isu-isu yang
tengah beredar di media sosial maupun di media konvensional dan
menelusuri di Pencarian Google lalu menjadi trending. Jika
dikaitkan dengan teori milik crick video ini masuk kedalam
kategori Pengetahuan politik, karena pada video ini asumsi
menginformasikan kepada khalayak terkait tokoh-tokoh politik
maupun tokoh non politik yang tengah trending dimesin pencari
google karena kepopularitasnya di mata khalayak indonesia.
47
B. Interpretasi Politik
1. Media Online Sebagai Kesadaran Politik
Dengan melihat hasil penjelasan diatas diketahui bahwa literasi politik
yang dibawakan oleh channel YouTube Asumsi dapat membangun
kesadaran politik dengan melihatnya dengan kacamata teori Bernard crick
dan Sastroatmojo. Melalui penayangan video-video literasi melalui
channel YouTube millennial diajak untuk ikut serta dalam membangun
kesadaran politik mulai dari pengetahuan dasar politik, dorongan untuk
aktif berpolitik dan partisipasinya langsung dalam politik di Indonesia.
Lalu Sebagian besar konten playlist memiliki kesamaan namun
kesemuanya memiliki perbedaan dalam penyajian dan focus dari isunya.
Sebagai contoh playlist Pangeran Mingguan dengan Playlist Dengerin
Dong! Keduanya sama-sama memuat konten dengan format diskusi namun
dalam playlist Dengerin Dong! Dibawakan dengan santai dan
narasumbernya pun tokoh-tokoh politik tahan air yang bisa dibilang sudah
tenar seperti anggota DPR RI, hal ini dapat memberikan warna dalam
video literasi politik yang dibawakan oleh channel YouTube asumsi.
Namun pada playlist Pangeran Mingguan konten-konten video nya
dibuat dengan format yang sedikit berbeda, dimana narasumber dari kedua
belah pihak dipertemukan dan dibuatkan sebuah space untuk beradu
argument serta dengan pembawaan acara yang santai namun serius.
Pangeran siahaan mengawal laju debat tersebut dengan melemparkan
pertanyaan yang kadang memicu pertanyaan-pertanyaan yang sensitif
namun dibawakan dengan nada yang santai. Hal tersebut membuat kedua
playlist ini berbeda satu sama lain, namun masih dalam koridor yang sama.
Kemudian berbeda lagi pada playlist Asumsi Kolektif dan
#MillennialMenjawab keduanya sama-sama menggunakan format tanya
jawab layaknya pertanyaan kuis, namun yang menjadi perbedaan dari
keduanya yaitu bila Asumsi kolektif yang menjadi responden adalah tim
asumsi itu sendiri dimana mereka diberikan beberapa pertanyaan terkait
isu politik, kekinian atau budaya pop. Sedangkan bila
#MillennialMenjawab yang menjadi responden adalah teman-teman
48
millennial dan juga diberikan beberapa pertanyaan terkait isu politik yang
sedang berkembang atau pun sejarah perpolitikan Indonesia. Terakhir
adalah playlist asumsi original dibawakan dengan format yang santai
dengan mengundang aktor-aktor politik muda untuk berbicara terkait isu-
isu politik yang tengah hangat dibicarakan baik media social atau pun
media mainstream.
Jika dilihat dari literasi politik yang digunakan oleh YouTube Asumsi
menurut penulis perlu di tingkatkan lagi, seperti pengaplikasian di
kehidupan sehari-hari. Misalkan pada konten #MillennialMenjawab,
mungkin bisa ditambah lagi penayangannya karena menurut penulis masih
kurang dan terakhir upload video pada tanggal 21 april 2018. Kedepannya
mungkin bisa ditambah lagi pembuatan video #MillennialMenjawab nya.
Kemudian untuk penayangan asumsi live juga masih kurang dalam hal
publikasinya, karena masih jarang diadakan dan coba untuk ditingkatkan
lagi penayangannya. Selain itu quote-quote cerdasnya menurut penulis
sudah cukup bagus, tinggal tim asumsi pertahankan agar tidak terlalu
berlebihan karena quotenya yang kadang menutupi layar video. Lalu untuk
seminar-seminar pada video asumsi live juga menurut penulis sudah cukup
bagus acaranya, karena turut mengundang politisi muda, social media
influencer, aktivis dan millennial awam politik. Mereka semua berkumpul
untuk berdiskusi bersama terkait politik.
2. Dominasi Playlist Asumsi
Sebagai konten creator YouTube, membuat konten yang menarik
merupakan sebuah keharusan dan merupakan misi yang dipikul oleh
asumsi dalam menayangkan literasi politik di youtube ini. Berdasarkan
Pada bab sebelumnya peneliti akan menguraikan hasil temuan di lapangan
dan menguraikan hasil penelitian terkait Channel YouTube Asumsi
dengan menggunakan teori milik Bernard Crick yang menjelaskan
konsep literasi politik dan tahapan partisipasi politik Lalu
mengelompokkannya berdasarkan dari tingkat partisipasi politiknya
menurut teori Sastroatmojo. Dilihat dari tingkatan partisipasinya dapat
49
dibedakan menjadi gladiator dan separator. Gladiator berarti tingkatan
partisipasi politik sampai pada keikutsertaannya dalam proses politik
secara aktif, Separator adalah orang yang setidak-tidaknya menggunakan
hak pilihnya untuk ikut serta dalam pemilihan umum, lalu dikelompokkan
berdasarkan kategori yang di dalamnya dapat membangun kesadaran
politik mulai dari pengetahuan dasar politik, dorongan untuk aktif
berpolitik dan partisipasinya langsung dalam politik di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan yang kategori yang
paling dominan dalam video channel YouTube asumsi adalah kategori
pengetahuan dasar politik yang mana membahas terkait isu-isu politik
yang paling dasar seperti pada Pada playlist #MillennialMenjawab
terdapat video yang berjudul Sejauh Mana Millennial Tahu Supersemar?
Dimana khalayak diajak berfikir terkait supersemar dan video diawali
dengan tulisan pengetahuan #millennial, apa sih singkatan supersemar?
pada playlist #MillennialMenjawab ini tim asumsi mencoba memberikan
beberapa pertanyaan kepada generasi millennial terkait sejarah
perpolitikan Indonesia, dimana setiap orang akan diberikan pertanyaan
yang sama untuk menguji sejauh mana pemahaman mereka kepada kasus-
kasus politik di Indonesia jika dalam konteks video ini adalah sejarah
politik Indonesia.
Selanjutnya kategori yang dominan lainnya adalah kategori dorongan
untuk aktif berpolitik, dalam kategori ini terdapat video yang berjudul
#2019GANTIPRESIDEN SILAHKAN SAJA47
pada playlist asumsi original
dan video PAK, DATA FACEBOOK GUA BOCOR! Dengerin Dong #1
dalam playlist Dengerin Dong!, secara keseluruhan video dikemas dengan
sangat menarik dan ditayangkan dengan baik. Pada video ini Asumsi
mencoba untuk mendorong millennial untuk aktif berpolitik dengan
mengajak untuk memilih presiden dan tidak golput dan pada video
selanjutnya asumsi mengajak millennial untuk tetap tenang dalam
47
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, diakses
pada 15 Desember 2018.
50
menghadapi serbuan kampanye politik melalui Facebook yang kerap
dijadikan ajang kampanye partai politik.
3. Kelebihan dan kekurangan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, penulis menyimpulkan ada beberapa kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki oleh asumsi dalam melakukan literasinya
melalui channel YouTube asumsi. Berikut adalah kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki oleh asumsi:
Tabel 4.1
Kelebihan dan Kekurangan Channel YouTube Asumsi
NO. Kelebihan Kekurangan
1. Literasi politik dengan
menggunakan platform baru
yaitu YouTube
Pembuatan konten yang belum
konsisten dan masih ditemukan playlist
yang tidak update selama berbulan-
bulan
2. Variasi playlist yang beragam,
menyajikan banyak pilihan
sesuai preferensi khalayak
Isu yang dikaji masih perlu ada
peningkatan lagi, agar lebih banyak
variasinya
3. Menjaring penonton yang lebih
luas dan menyentuh millennial
di seluruh nusantara
Masih belum tepat sasaran karena
masih ada daerah yang belum ter
koneksi dengan internet dan juga ada
kesenjangan teknologi di daerah
51
BAB V
PENUTUP
Pada bab terakhir ini peneliti akan menyimpulkan hasil temuan
penelitian yang telah di paparkan pada bab-bab sebelumnya. Selain itu
juga peneliti akan memberikan saran pada kepada pihak YouTube Asumsi
guna perkembangan keilmuan literasi politik dalam hal ini pada media
YouTube. Kesimpulan ini diharapkan dapat membantu pembaca agar
dapat memahami dan menemukan inti jawaban terkait rumusan masalah
penelitian. Adapun saran merupakan bentuk motivasi peneliti untuk
membuka cakrawala keilmuan yang lebih dalam dan luas lagi.
A. Kesimpulan
Setelah meneliti dan mengkaji 11 playlist YouTube asumsi pada
bab-bab sebelumnya dan menemukan 5 diantaranya yang mengandung
unsur literasi politik berdasarkan analisis kualitatif deskriptif, penulis
menyimpulkan bahwa konten -konten yang dibawakan oleh Asumsi
pada playlist YouTube mereka menggunakan cara dan strategi yang
dapat meliterasi khalayak khususnya generasi millennial dengan
menghadirkan konten literasi di YouTube. Karena platform ini paling
sering digunakan untuk hiburan dan asumsi mengambil langkah yang
benar dengan membawa literasi politik ke ranah ini. Menurut Crick,
literasi politik lebih luas dari hanya sekadar pengetahuan politik,
melainkan cara” membuat diri menjadi efektif dalam kehidupan
publik” dan dorongan untuk menjadi aktif, Partisipatif dalam
menjalankan hak dan kewajiban baik dalam keadaan resmi maupun di
area public yang suka rela. Seperti yang dikatakan oleh crick menjadi
aktif dan Partisipatif, asumsi telah melakukannya dengan membuat
konten literasi politik yang tidak hanya efektif namun juga membuat
khalayak ikut serta dalam literasi itu sendiri.
Usaha yang dilakukan oleh asumsi dalam meliterasi millennial
menggunakan media YouTube sudah sangat tepat, dengan
52
memanfaatkan gerakan media digital dan mampu menjangkau
khalayak yang lebih luas lagi. Dimana peran tim asumsi sebagai actor
yang meliterasi generasi millennial dan YouTube sebagai media untuk
menyebarkannya secara luas dan memicu gerakan social melalui media
sosial.
B. Saran
Penulis ingin memberikan sebuah saran atau masukan kepada
YouTube Asumsi agar ke depannya bisa lebih baik lagi dalam setiap
penayangan video literasi mereka. Diantaranya lebih konsisten lagi
dalam upload video literasi karena yang penulis temukan ada beberapa
playlist yang tidak di update selama berbulan-bulan dan jika bisa
kembali dihidupkan lagi agar konten-konten literasi bias lebih beragam
lagi. Lalu untuk masukan selanjutnya jika bisa buatlah sebuah konten
yang mereview tokoh-tokoh politik muda atau aktivis muda agar ke
depannya mereka bisa dikenal oleh generasi millennial dan bisa
menjadi panutan mereka dalam menapaki perpolitikan Indonesia.
53
DAFTAR PUSATAKA
Natzir, M. 1988. Metode penelitian,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Tim Redaksi CNN Indonesia, “YouTube dalam angka” diakses pada 15
Desember 2018 dari
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150214143544-185-
32127/YouTube-dalam-angka-angka
Lexy J, Melong, 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Annes, 2009, Filsafat Ilmu Komunikasi,
Bandung: SimbiosaRekatama Media
Ardinal, 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, Jakarta: Bumi
Aksara
Burhan Bugin, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Piblik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: kencana
Dedy Mulyana, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainny, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rulli Nasrullah, 2017. Sosial Media: perspektif komunikasi, budaya, dan
sosioteknologi Bandung: SimbiosaRekatama Media
Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, 2014, Panduan Optimalisasi
Media Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI, Jakarta: Kementrian
Perdagangan RI
54
Roger Fidler, 2003. Mediamorfosis, Yogyakarta: BentangBudaya,
Andi Abdul Muis, 2001. Indonesia di Era Dunia Maya, Bandung: PT.
RemajaRosdakarya,
Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumaru, 2013.
KomunikasiPolitikSebuahPengantar, Jakarta:Ghalia Indonesia
Andi Faisal Bakti, dkk, 2012. LiterasiPolitik dan KonsolidasiDemokrasi,
Tangerang: Churia Press
Lihat skripsi Akmal Fauzi, mahasiswa UIN Jakarta, Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, dengan judul Pemanfaatan Media Sosial Dalam Survei
Politica wave Pada Pilkada DKI jakarta 2012
Yasraf Amir Piliang, 2004. Dunia yang Dilipat Tamasya Melampaui Batas-batas
Kebudayaan, Yogjakarta: Jalasutra,
Miriam Budiardjo, 2008. Dasar-dasarIlmuPolitik, EdisiRevisi Jakarta: PT.
GramediaPustaka Utama,
Herbert McClosky, 1972. Political Participation International Encyclopedia of
The Sosial Sciences, Edisi ke-2, New York: The Macmilan Company,
1https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-
pemakaian-medsos-orang-indonesia, diunggah pada 01 maret 2018,
diakses pada 15 Desember 2018.
Tim Redaksi Liputan6, “ tagar 2019 ganti presiden” Diakses pada 15 Desember
2018 dari
https://m.liputan6.com/amp/3640323/tagar-2019-gati-predisen-dinilai-
berpotensi-ciptakan-gesekan,
55
Tim Redaksi Wikipedia. “Pemilihan umum presiden Indonesia 2019”Diakses
pada 15 Desember 2015 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2019,
Tim Redaksi Tirto. “sana sini ngaku millennial” Diakses pada 15 Desember 2018
dari
https://tirto.id/sana-sini-ngaku-millennial-bagaimana-peta-millennial-
indonesia-cX5W,
Tim Redaksi Asumsi. “Playlist Literasi politik” Diakses pada 15 Desember 2018
dari
https://www.YouTube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/p
laylists,
Asumsi, “selamat pimpinan asumsi bawa Indonesia Berjaya di asia” Diakses pada
15 Desember 2018 dari https://www.asumsi.co/post/selamat-pimpinan-
asumsico-bawa-indonesia-berjaya-di-asian-tv-awards-2017
Tim Redaksi kompas tekno, “riset ungkap pola pemakaian medsos orang
indonesia” diakses pada 15 Desember 2018 dari
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-
pemakaian-medsos-orang-indonesia
Tim Redaksi kompas tekno, “berapa jumlah pengguna internet” Diakses pada 15
Desember 2018 dari
https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/16453177/berapa-jumlah-
pengguna-internet-indonesia
Tim Redaksi apjii, “ hasil survey penetrasi [rilaku penggun internet” Diakses pada
15 Desember 2018 dari https://www.apjii.or.id/content/read/39/342/Hasil-
Survei-Penetrasi-dan-Perilaku-Pengguna-Internet-Indonesia-2017
56
Tim Redaksi kbbi, “definisi asumsi” diakses pada 17 Januari 2019 dari
https://kbbi.web.id/asumsi
Tim Redaksi linkedin, “profile asumsi” diakses pada 16 Januari 2019 dari
www.Linkedin.com/Asumsi
Tim Redaksi channel YouTube asumsi , ”tentang asumsi” diakses pada 16 Januari
2019 dari
https://www.YouTube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/a
bout
Tim Redaksi channel YouTube asumsi , ”playlist asumsi” diakses pada 16
Januari 2019 dari
https://www.YouTube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/p
laylists
57
Lampiran
Foto wawancara dengan Avanty Asmaarni Social Media Strategist
58
Foto wawancara dengan Avanty Asmaarni Social Media Strategist
59
Transkrip Wawancara
Tanya : Boleh tahu siapa pendiri dari Asumsi ini ka?
Jawab : Pendiri dari ChannelYoutube Asumsi ini ya Pengeran dan Iman
Tanya : Di channel Youtube Asumsi ini ada berapa Playlist ya?
Jawab : ada cukup banyak ko, lengkapya bisa cek sendiri ya!
Tanya : Playlist yang paling banyak diminati oleh Subscriber apa ya?
Jawab : yang paling banyak diminati itu konten Pangeran Mingguan, karena ada
konten debatnya dan mengundang aktor politik muda
*karena keterbatasan waktu dan deadline penulis hanya bisa bertanya sedikit
kepada tim asumsi.
60
Data Statistik Youtube Asumsi
Semenjak didirikan, hingga tulisan ini dibuat video yang telah di
upload Channel Youtube Asumsi telah mencapai 198 video. Mulai dari tahun
2015 hingga Februari 2019 dengan 148.000Subscriber.
Tabel 3.1
Playlist Asumsi Kolektif48
NO. Asumsi Kolektif Viewer
1. Asumsi Kolektif – Eps. 1 – Calon Pendamping Jokowi 7.401
2. ANTARA FILM DAN DRAMA POLITIK INDONSIA -
ASUMSI KOLEKTIF 4.621
3. Asumsi Kolektif: Pertanyaan Nyebelin Saat Kumpul
Keluarga Di Lebaran 4.326
4. Jakarta Kota Gue 16.000
Tabel 3.2
Playlist Special Report49
NO. Special Report Viewer
1. TARBIYAH: KADERISASI TERBAIK PARTAI POLITIK
DI LEVEL KAMPUS 159.000
2. NAPAK TILAS REFORMASI 87.000
48
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
asumsi kolektif diakses pada 15 Desember 2018.
49
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Special report diakses pada 15 Desember 2018.
61
3. SEHARI BERSAMA FPI: MELIHAT WAJAH LAIN
ORMAS ISLAM 149.000
4. BUMI PRAMOEDYA: CERITA SOESILO TOER DARI
BLORA 274.000
5. CATATAN JURNALISTIK KONFLIK DAN ANCAMAN –
Special Report 4.616
6. POLITISI MUDA BISA APA – FAHRI HAMZAH,
TSAMARA AMANY, FALDO MALDINI, DITO
ARIOTEDJO
51.000
7. CINTA BEDA AGAMA –Asumsi Special Report 313.000
8. Paguyuban Korban UU ITE 8.239
9. PFN, Apa Kabar? 6.315
10. WAR ROOM TKN JOKOWO – MA’RUF AMIN 16.000
11. Melihat Kerusuhan 22 Mei dari Dekat 87.000
Tabel 3.3
Playlist Pangeran Mingguan50
NO. Pangeran Mingguan Viewer
1. ANYA GERALDINE JADI KOMENTATOR BOLA -
Pangeran, Mingguan 103.000
2. Pangeran, Mingguan – DEBAT SERU RIAN ERNEST VS
FALDO MALDINI 1.1jt
50
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
PangeranMingguan diakses pada 15 Desember 2018.
62
3. Pangeran, Mingguan - GUSTIKA & HALIDA: CURHAT
ANAK – CUCU BUNG HATTA 263.000
4. Pangeran, Mingguan – JANGAN KEMBALI KE ORDE
BARU! 58.000
5. Pangeran, Mingguan – Tsamara Amany & Gamal Albinsaid:
Muda, Berbahaya 609.000
6. Pangeran, Mingguan - BLAK-BLAKAN SOAL PSSI 1.2jt
7. Pangeran, Mingguan – Ruhut – Ferdinand Nge-Gas Soal
Media Jelang Pemilu 149.000
8. Pangeran, Mingguan – CALEG MUDA DEBATIN ISU
SENSITIF 50.000
9. Pangeran, Mingguan - Ernest Prakarsa Mengaku Cebong! 128.000
10. Pangeran, Mingguan - Siapa yang Bohong , Siapa yang
Songong 42.000
11. Pangeran, Mingguan - Angga Sasongko 575
12. Rahayu Saraswati Berjuang Untuk Perempuan Di Senayan 15.000
13. Angga Sasongko: Soal Film Hingga Pilihan Politik 33.000
14. Rara Sekar dan Ben Laksana: Kembali ke Tanah 111.000
15. Faisal Basri: Vonis Utang Indonesia 109.000
16. Dari Hobi Nggame Jadi Jutawan 7.136
17. Kampanya Partai Merambah Game 7.326
18. Glenn Fredly: Buka-Bukaan RUU Musik 43.000
19. Pangeran, Mingguan – Grace Natalie Yakin PSI Lolos 4% 174.000
63
20. Pangeran, Mingguan – AHY Gak Cuma Ngomong Pilpres 80.000
21. Pangeran, Mingguan – Curhat Anggota DPR 10.000
22. Pangeran, Mingguan – Jarang Panik Karena Sering Piknik 21.000
23. Pangeran, Mingguan – Foxtrot Six Habisakan 70 Milliar 11.000
24. Pangeran, Mingguan – Ribut-Ribut Soal Swasembada 13.000
25. Pangeran, Mingguan – Mardani Ali Sera: Saya Menggagas
2019 Ganti Presiden 42.000
26. Pangeran, Mingguan – Ideologi, Demokrasi & Politik Identitas
Ft. FranzMagnis Suseno 21.000
27. Pangeran, Mingguan – PSI Mau Ngapain Abis Pemilu Ft. Rian
Ernest 146.000
28. Pangeran, Mingguan – Lukman Sardi Bisaca Kekerasan
Seksual 9.370
29. Pangeran, Mingguan – Hannah Al Rashid, Seleb Politis Jarang
Ditawarin Iklan 87.000
64
Tabel 3.4
Playlist Asumsi Flash51
NO. Asumsi Flash Viewer
1. ES KEPAL MILO GAK ADA MILONYA?! 2.000
2. MENTRI DAN MANTAN MENTRI JADI TIMSES CAPRES
– Asumsi Flash 988
3. Asumsi Flash – KARTU SAKIT MANJAHIN PARA
PENGANGURAN? 2.000
4. Asumsi Flash – deretan kader partai democrat yang terjerat
kasus hukum 1.435
5. Asumsi Flash – SAMBUT NYEPI, UMAT HINDU
LAKUKAN 3 RITUAL 1.242
6. Asumsi Flash – ANI YUDHOYONO BERUNTUNG SUDAH
DAPATKAN DONOR SUMSUM TULANG BELAKANG 2.000
7. Asumsi Flash – INDONESIA MASUK ORANG TERKAYA
MAJALAH FORBES 3.800
8. Asumsi Flash – Google Ikut Ramaikan Hari Perempuan
Internasional 1.000
9. Asumsi Flash – Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama Di
Indonesia 1.626
10. Asumsi Flash - Asumsi Flash Libur Nyepi, Indonesia Dilanda
Berita Tak Sedap 2.913
11. Asumsi Flash – Siti Aisyah Bebas Dari Tuduhan Membunuh 1.560
51
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Asumsi Flash diakses pada 15 Desember 2018.
65
Kim Jong-Nam
12. Asumsi Flash - Siapa WNIYang Jadi Korban Ethiophia
Airlines 2.148
13. Asumsi Flash – 700 Hari, Kasus Novel Baswedan Tak
Kunjung Selesai 2.335
14. Asumsi Flash – Lagi-Lagi ada Orang Utan Tersiksa 922
15. Asumsi Flash – Bom Sibolga Disebut Tak Terkait Pilpres
2019 1.000
16. Asumsi Flash – Instagram, Facebook, Dan Whatsapp Error
Jadi Trending Di Twitter 1.339
17. Asumsi Flash – MUI Nyatakan Permainan Virtual PUBG
Tidak Haram 3.486
18. Asumsi Flash: Film”Kucumbu Tubuh Indahku” Jadi
Kontroversi 13.000
19. Asumsi Flash – Melawan Ngantuk Demi “Endgame” 3.988
Tabel 3.5
Playlist #AsumsiLive52
NO. #AsumsiLive Viewer
1. FAHRI HAMZAH VS MILLENIALS #AsumsiLive 3.412
2. DEBAT PILPRES #5 – LIVE NOBAR @KOTA KASABLANGKA
- #AsumsiLive 15.000
52
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Asumsi live diakses pada 15 Desember 2018.
66
Tabel 3.6
Playlist Dengerin Dong53
NO. Dengerin Dong Viewer
1. PAK, DATA FACEBOOK GUA BOCOR! – Dengerin Dong
#1
358.000
2. REVIEW MOBIL TESLA MILIARAN BAMBANG
SOESATYO - Dengerin Dong!
100.000
3. APA SIH APLIASI DPR NOW? - Dengerin Dong! 5.523
4. ANGGOTA DPR NGAPAIN ASA SAAT RESES? - Dengerin
Dong!
15.000
Tabel 3.7
Playlist Asumsi Original54
NO. Asumsi Original Viewer
1. Asumsi With Pandji Pragiwaksono - Nyalon?! 74.000
2. Ahmad Sahroni - Inspirasi dari Atas Ferrari 117.000
3. Treshold, sekilas Alam Politik 7.765
4. Asumsi – Moeldoko dan 2019 22.000
5. CAWAPRES JOKOWI, TOKOH AGAMA ATAU TNI? 5.547
6. #2019GANTIPRESIDEN SILAHKAN SAJA 18.000
53
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Dengerin Dong! diakses pada 15 Desember 2018. 54
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Asumsi Original diakses pada 15 Desember 2018.
67
7. 2019 JOKOWI SAMA SIAPA? JOKOWI LAWAN SIAPA?
Ft. Cania
49.000
8. KRITIK ADALAH BENTUK DUKUNGAN PALING
LOYAL Ft. Haye
63.000
9. Asumsi with Cania Citta - IS INDONESIA PARTYALLY OR
FULLY DEMOCRATIC
31.000
10. ASUMSI WITH USMAN HAMID: INDONESIA DULU DAN
SEKARANG PASCA 20 TAHUN REFORMASI
5.145
11. POLITIK BAWA-BAWA AGAMA WITH USTAZ ABI
MAKKI
12.000
12. GANJIL GENAP YANG GANJIL - Asumsi Original 5.823
13. Kalau Hari Ini Pemilu, Lo Pilih Siapa? - Asumsi Original 24.000
14. BELI BARANG MAHAL KOK GOBLOK? 93.000
15. GUSTIKA PANGERAN SPECIAL 101.000
68
Tabel 3.8
Playlist #AsumsiMono55
NO. #AsumsiMono Viewer
1. Asumsi Mono – Ngapain Aja Is Eka Payung Teduh Setelah
“Akad”?
3.884
2. Pandji Pragiwaksono: Gue Bisa, Lo Bisa. - Asumsi Mono 19.000
3. PERANG HAK CIPTA BENYAMIN BIANG KEROK -
Asumsi Mono
2.845
4. PENGALAMAN DWIKA PUTRA PADA MEI 1998 - Asumsi
Mono
20.000
5. MIMI PERI DARI KAYANGAN KE HOLLYWOOD -
Asumsi Mono
436
6. DRIVER OJEK ONLINE JADI BADUT SULAP - Asumsi
Mono
3.265
7. IKA NATASSA: ORANF ENGGA SUKA BACA ITU
SALAH - Asumsi Mono
5.226
8. RAFIQ AKBAR: DISABILITAS BUKAN KETERBATASAN
- Asumsi Mono
479
55
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Asumsi Asumsi Mono diakses pada 15 Desember 2018.
69
Tabel 3.9
Playlist Asumsi Daily56
NO. Asumsi Daily Viewer
1. Asumsi Daily - Gejolak Hati Nurani (Rakyat) / 23 January 2018 4.345
2. Asumsi Daily - Masih Pertarungan Banteng dan Beringin / 24
Januari 2018
2.000
3. Asumsi Daily - Pendidikan Politik Tanggung Jawab Siapa? / 25
Januari 2018
6.932
4. Asumsi Daily - SBY di E-KTP / 26 Januari 2018 4.130
5. Asumsi Daily - Gaduh Jendral Polri Jadi Pejabat Gubernur / 29
Januari 2018
2.000
6. Asumsi Daily - JKW = SBY ? / 30 Januari 2018 4.532
7. Asumsi Daily - Becak Legal, Semua Senang? 1.487
8. Asumsi Daily - Rekomendasi Pangket KPK = STRATEGI
POLITIK / 1 Februari 2018
1.545
9. Asumsi Daily - Pasal Karet Rawan Jepret / 02 Februari 2018 1.289
10. Asumsi Daily - Jangan Anti Kritik! / 05 Februari 2018 2.689
11. Asumsi Daily - "Mantap" Ngadem di Bawah Beringin / 06
Februari 2018
1.578
12. Asumsi Daily - Aturan Penelitian yang Bikin Ribet / 7 Februari
2018"
1.389
13. Asumsi Daily - Gak Semua Yang Mengkritik Itu Musuh / 08 3.156
56
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Asumsi Daily diakses pada 15 Desember 2018.
70
Februari 2018
14. Asumsi Daily - Jokowi Awas Blunder / 9 Februari 2018 2.485
15. Asumsi Daily - MD3 Bikin DPR Makin Kebal / 13 Februari
2018
1.212
16. Asumsi Daily - Aturan Main Kampanye Pilkada / 15 Februari
2018
822
17. Asumsi Daily - Parpol Baru di Pemilu / 19 Februari 2018 2.359
18. Asumsi Daily - Dilema Pemerintah di UU MD3 / 20 Februari
2018
1.471
19. Asumsi Daily - Timang-timang Capres PKS / 21 Februari 2018 2.226
20. Asumsi Daily - Tuntaskan Kasus Novel Baswedan / 22 Februari
2018
855
21. Asumsi Daily - Romansa Banteng Dengan Jokowi / 23 Februari
2018
1.671
22. Asumsi Daily - Pro Kontra Etik Ketua MK / 28 Februari 2018 750
23. Asumsi Daily - Hentikan Diskriminasi Perempuan dan Kaum
Marjinal / 02 Maret 2018
849
24. Asumsi Daily - Cebong & Micin / 05 Maret 2018 3.752
25. Asumsi Daily - Asmara Bikin Dilema / 07 Maret 2018 2.697
26. Kemana Lagu Anak Sekarang - Asumsi Daily - 09 Maret 2018 852
27. Gaduh Rencana Penetapan Tersangka Jelang Pilkada - Asumsi
Daily - 14 Maret 2018
765
28. Jumat Keramat KPK - Asumsi Daily - 16 Maret 2018 1.000
71
29. Kembalinya Nama Soeharto - Asumsi Daily - 20 Maret 2018 2.864
30. Hary Tanoe dan Perindo - Asumsi Daily / 23 Maret 2018 1.963
31. Tuntutan Driver Ojek Online - Asumsi Daily / 28 Maret 2018 1.623
32. PRABOWO MAJU GAK SIH? - ASUMSI DAILY / 29 Maret
2018
1.954
33. GATOT TAK LAGI MALU-MALU - Asumsi Daily / 2 April
2018
3.247
34. TUGAS BERAT KETUA MK BARU - Asumsi Daily / 3 April
2018
910
35. CUTI KAMPANYE CAPRES PETAHANA - Asumsi Daily / 4
April
1.321
36. FACEBOOK DAN CAMBRIDGE ANALYTICA - Asumsi
Daily / 5 April
1.687
37. POLEMIK MANTAN NAPI KORUPSI NYALEG - Asumsi
Daily / 06 April
860
38. SIAP GAK SIAP UNBK - Asumsi Daily / 09 April 2018 1.647
39. PILKADA, OLEH RAKYAT ATAU DPRD? - Asumsi Daily /
10 April
1.414
40. AKHIR MANIS PENANTIAN PKPI - Asumsi Daily / 11 April
2018
1.164
41. PUISI, DRAMA BARU SETNOV - Asumsi Daily / 13 April
2018
1.241
42. DPR MENCECAR, FACEBOOK NGELES - Asumsi Daily /
17 April 2018
951
72
43. SAFARI ELITE POLITIK - Asumsi Daily / 18 April 2018 1.152
44. Maju Mundur Gedung Baru DPR - Asumsi Daily / 19 April
2018
641
45. MENCARI PENANTANG JOKOWI - Asumsi Daily / 20 April
2018
1.247
46. JOKOWI-PRABOWO VS KOTAK KOSONG - ASUMSI
DAILY / 23 April
1.471
47. VONIS SETNOV MENGECEWAKAN - ASUMSI DAILY/ 24
April 2018
1.258
48. Dilema TKA Di Indonesia - Asumsi Daily / 25 April 2018 884
49. HARUS ADA EVALUASI UNBK - ASUMSI DAILY / 26
April 2018
681
50. –GANTI 29
51. PAN KOALISI ATAU OPOSISI? - ASUMSI DAILY / 27
April 2018
828
52. CFD KOK ADA PERSEKUSI? - ASUMSI DAILY / 30 April
2018
1995
53. DILEMA KREDIT PENDIDIKAN - Asumsi Daily / 02 Mei
2018
1.433
54. TOLAK GUGATAN UU PEMILU - Asumsi Daily / 03 Mei
2018
797
55. DIKIT-DIKIT ANGKET - Asumsi Daily / 04 April 2018 870
56. LIBUR PANJANG LEBARAN, NGAPAIN? - Asumsi Daily /
7 Mei 2018
1.988
73
57. DARURAT UU ANTITERORISME - Asumsi Daily / 11 Mei
2018
1.234
58. APA PERPPU ANTITERORISME BISA JADI SOLUSI? -
Asumsi Daily / 15
1.788
59. RAMADAN.. BESOK UDAH PUASA - Asumsi Daily / 16
Mei 2018
1.000
60. BLUNDER BERUJUNG SANKSI “ASYIK” - Asumsi Daily /
17 Mei
2.391
61. KENAPA BISA BOROS SAAT PUASA? - Asumsi Daily / 18
Mei 2018
900
62. APA YANG LO TAU TENTANG REFORMASI? - Asumsi
Daily / 18
2.741
63. BUTUH APARAT SIGAP LAWAN TERORISME - Asumsi
Daily / 22 Mei 2018
776
64. ALI MOCHTAR NGABALIN DITARIK ISTANA - Asumsi
Daily / 23 Mei
3.564
65. PASCA ARTIDJO PENSIUN - Asumsi Daily / 25 Mei 2018 1.474
66. STRATEGI THR 2018 ALA JOKOWI - Asumsi Daily / 28 Mei
2018
2.447
67. TONG SAMPAH KOK MAHAL AMAT?! - Asumsi Daily / 04
Juni
4.632
68. SIAP SIAGA SAMBUT MUDIK - Asumsi Daily / 05 Juni
2018
716
69. BALADA THR 2018 - Asumsi Daily / 07 Juni 2018 1.000
70. TRAH SOEHARTO KOMPAK “BERKARYA" - Asumsi 2.932
74
Daily / 12 Juni 2018
71. PASCA LEBARAN, SIAGA URBANISASI - Asumsi Daily /
19
909
72. SEMINGGU LAGI PILKADA - Asumsi Daily / 20 Juni 2018 16
73. Dobel Upload 872
74. ASUMSI DAILY SPESIAL HITUNG CEPAT PILKADA
2018- Asumsi Live
1.598
75. PAK JK MAU NYAPRES? - Asumsi Daily / 28 Juni 2018 1.741
76. Dobel Upload 26
77. ADA APA DENGAN KOTAK KOSONG? - Asumsi Daily / 29
Juni 2018
23.90
78. BLOKIR TIK TOK SIA-SIA - Asumsi Daily / 04 Juli 2018 2.615
79. MENANTI CUACA CERAH JELANG PILPRES - Asumsi
Daily 09 Juli 2018
1.625
80. SEMANGAT SAMAD BELUM TAMAT - Asumsi Daily / 10
Juli 2018
1.671
81. ASK ME A QUESTION - Asumsi Daily / 11 Juli 2018 2.000
82. TIKET VIP PILPRES GOLKAR-PKB - Asumsi Daily / 12 Juli
2018
1.574
83. BURSA TRANSFER PARPOL - Asumsi Daily / 16 Juli 2018 2.000
84. INI DIA MENTERI YANG NYALEG! - Asumsi Daily / 18
Juli 2017
2.000
85. CARUT MARUT PENGAWASAN LAPAS - Asumsi Daily 1.385
75
86. VIRAL KONTROVERSI PIDATO JOKOWI - Asumsi Daily /
06 Agustus 2018
15.000
87. DUKA LOMBOK DUKA KITA - Asumsi Daily / 07 Agustus
2018
1.000
88. SULIT INTIP NAMA CAWAPRES - Asumsi Daily / 8
Agustus 2018
1.682
89. SHADOW BANNING BIKIN PENING - Asumsi Daily / 09
Agustus 2018
1.741
90. ORKES SAKIT HATI PILPRES - Asumsi Daily / 10 Agustus
2018
4.944
91. RAYAKAN KEMERDEKAAN! - Asumsi Daily / 16 Agustus
2018
924
76
Tabel 3.10
Playlist #Millenial Menjawab57
NO. #Millenial Menjawab Vi ewer
1. Sejauh mana Millenial tahu supersemar? - #Millenial
Menjawab – Eps. 1 4.532
2. Millenial Menjawab – EDISI HARI KARTINI 1.356
Tabel 3.11
Playlist Asumsi Class58
NO. Asumsi Class Viewer
1. Asumsi Class-NGOBROLIN PILKADA 2018 BARENG
KETUA KPU RI 1.415
57
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Asumsi Millenial Menjawab diakses pada 15 Desember 2018.
58
https://www.youtube.com/channel/UCeXBXzelo7MvLkMr3dAKODQ/playlists, Playlist
Asumsi Class diakses pada 15 Desember 2018.