ANALISIS JURNAL

download ANALISIS JURNAL

of 19

Transcript of ANALISIS JURNAL

  • Cerebral Oxygenation Declines in Healthy Elderly Subjects in Response toAssuming the Upright Position

    ANALISIS JURNAL

  • PENDAHULUANKarena autoregulasi otak, biasanya menyediakan aliran darah otak yang stabil dalam BP (Blood Pressure) sistemik, dan namun karena penuaan dan dengan meningkatnya tingkat BP maka aliran darah otak mungkin menjadi terganggu.Perubahan di perfusi serebral dan suplai oksigen postural mungkin berbeda antara subyek lansia dan subyek muda. Respon kardiovaskular dan mekanisme kompensasi hemodinamik menjadi terganggu seiring bertambahnya usia. Akibatnya, dengan mengasumsikan posisi berdiri tegak bisa menimbulkan hipotensi ortostatik dan gejala serebral, seperti pusing, kepala terasa ringan, jatuh, atau bahkan sinkope pada lansia.

  • RINGKASAN JURNALTUJUAN PENELITIANMETODE PENELITIANSubjekProsedur dan instrumentasi HASIL PENELITIANKESIMPULAN

  • TUJUAN PENELITIANDengan bertambahnya usia, asumsi dengan posisi berdiri tegak yang lebih sering disertai dengan gejala seperti pusing dan kepala terasa ringan, mungkin sebagai akibat dari suplai oksigen ke otak berkurang karena gangguan autoregulasi serebral. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur perubahan postural dalam oksigenasi cerebral dan hemodinamik sistemik pada subyek lansia dan subyek muda.

  • METODE PENELITIANSUBJEK Subyek lansia sehat Direkrut melalui iklan di surat kabar lokal.

    Kriteria : Preset inklusi subyek lansia sehat adalah umur 70 tahun, dengan riwayat kesehatan bebas penyakit kardiovaskuler, pulmonal, ginjal, endokrinologis, dan gangguan neurologis, tidak menggunaan obat-obatan kardiovaskuler, dan aktif serta hidup mandiri. Jumlah: 18 respondenSubyek muda yang sehatDirekrut dari akademis dan staf rumah sakit dan kenalan dari para peneliti. Kriteria :Usia 45 tahun; riwayat kesehatan bebas penyakit kardiovaskuler, pulmonal, ginjal, endokrinologis, dan neurologis, tidak ada penggunaan obat kardiovaskular, tidak ada gangguan irama jantung, dan tidak ada ortostatik hipotensi.Jumlah : 10 responden

  • Prosedur Dan Instrumentasi PROSEDUR : tes berlangsung di tempat yang tenang di ruang dengan suhu 21 sampai 24C. Semua subjek diresmikan sebelum memulai tes dan telah dibiasakan dengan protokol penelitian. Setelah instrumentasi dan ketika Finapres sinyal stabil diperoleh, subyek diasumsikan posisi telentang untuk sedikitnya 10 menit, setelah itu mereka berdiri dalam waktu 10 detik dan tetap berdiri selama 10 menit.

  • INSTRUMEN, menggunakan Near Infrared Spectroscopy (NIRS), menunjukkan perubahan pada oksigenasi frontal kortikal dengan subjek orang muda yang sehat dengan kemiringan head-up.

    Dengan perangkat :The optodes terpasang dengan ikat kepala elastis ketat untuk menekan mereka terhadap kulit. Perubahan [O2Hb], [HHb], dan dalam kadar hemoglobin total [tHb], didefinisikan sebagai jumlah perubahan [O2Hb] dan [HHb] dan dianggap sebagai ukuran volume darah serebral, yang setiap sampel kedua dan disimpan pada disk untuk analisis offline.Tekanan darah diukur denyut demi denyut di jari tengah tangan nondominant dengan menggunakan perangkat Finapres (FINger Arterial PRESsure; TNO).

  • HASIL PENELITIAN Tanpa adanya penurunan BP ortostatik, oksigenasi korteks frontal sangat menurun pada subyek lansia setelah berdiri tapi tidak pada subyek orang muda sehat. Pasokan oksigen serebral tampaknya tetap memadai, karena tidak ada gejala serebral timbul pada kelompok selama berdiri. Kenaikan Postural Tinggi DBP dilemahkan menurun di korteks frontal [O2Hb] dan [tHb] selama berdiri tapi tidak mempengaruhi perubahan postural pada [HHb]. Hasil ini menunjukkan bahwa regulasi oksigenasi serebral berubah seiring bertambahnya usia.

  • KESIMPULANAsumsi posisi tegak membangkitkan gejala penurunan dalam oksigenasi korteks frontal pada subyek lansia sehat tetapi lain halnya pada subyek dewasa sehat. Perubahan kortikal [O2Hb] dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah diastolik. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa regulasi mengubah oksigenasi serebral seiring dengan bertambahnya usia. (Stroke. 2000; 31:1615-1620.)

  • ANALISIS JURNAL

    Dari hasil penelitian didapatkan beberapa hal : Tidak ada hubungan antara sistem hemodinamik dengan deoxyhemoglobin [HHb]Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan variable penelitianAda hubungan yang signifikan antara perubahan diastolik blood pressure dengan umur sampel

  • Beberapa teori yang dapat menunjang kebenaran hasil penelitian khususnya hubungan antara sistem hemodinamik dengan [HHb] diantaranya :Fungsi sirkulasi adalah untuk melayani kebutuhan jaringan, untuk mentranspor nutrient ke jaringan, terutama oksigen yang terikat dengan haemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah (Guyton.1997:205). Sirkulasi sel darah merah yang adekuat dapat diketahui secara tidak langsung dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik maupun diastolik, dan untuk mengetahui secara pasti jumlah oksigen yang bersirkulasi ke jaringan dapat diketahui dengan menghitung konsentrasi oksihemoglobin [O2Hb] dan konsentrasi deoxyhemoglobin [HHb].

  • Cont..Tekanan arteri rata-rata adalah jumlah rata-rata dari seluruh tekanan yang dihitung mili detik demi milidetik selama perioda waktu tertentu. Nilai ini tidak sama dengan rata-rata tekanan sistolik dan diastolik karena tekanan lebih mendekati ke tekanan diastolik daripada ke tekanan sistolik selama sebagian besar siklus jantung. Oleh karena itu tekanan arteri rata-rata ditentukan oleh 60% tekanan diastolik, 40% tekanan sistolik. (Guyton, 1997 : 223). Perubahan kortikal [O2Hb] dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah diastolik hal ini terjadi karena tekanan arteri rata-rata ditentukan dari 60% tekanan diastolik.

  • ContPada lansia tekanan darah mengalami perubahan, terutama tekanan sistolik yang semakin meninggi seiring bertambahnya usia, hal ini dijelaskan sebagai akibat dari kekakuan arteri, yang hal ini sendiri merupakan stadium akhir dari arterosklerosis, selain itu peningkatan yang progresif pada tekanan darah seiring dengan usia adalah akibat dari pengaruh penuaan pada mekanisme kontrol tekanan darah (Guyton, 1997:222).Cardiac Output ditentukan oleh tiga faktor : (1) kontraktilitas intrinsic otot jantung; (2) derajat peregangan otot jantung sebelum kontraksi (preload); (3) tekanan yang harus di lawan otot jantung untuk menyemburkan darah selama kontraksi (afterload) (Smeltzer. 2001: 726).

  • IMPLIKASI KEPERAWATANDengan adanya hasil penelitian yang akurat mengenai perubahan fisiologis lansia pada oksigenasi serebral, dapat dijadikan panduan bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, menentukan diagnosa, menyusun perencanaan, melakukan intervensi dan akhirnya mendokumentasikannya.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan melihat keterkaitan hubungan yang signifikan antara perubahan diastolik blood pressure dengan umur sampel maka dapat ditemukan beberapa diagnosa keperawatan yang menunjang.

  • Perubahan Perfusi Jaringan Serebral

    Tindakan / IntervensiRasionalMandiri1. Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan atau penyebab khusus selama penurunan perfusi serebralMempengaruhi intervensi. Kerusakan tanda atau gejala neurologis atau kegagalan memperbaikinya setelah fase awal memerlukan tindakan untuk melakukan pemantauan terhadap peningkatan TIK2. Observasi tanda-tanda vital seperti: Adanya hipertensi atau hipotensi, bandingkan hasil yang terbaca pada kedua lenganFrekuensi dan irama jantung auskultasi adanya murmurVariasi terjadi karena tekanan atau trauma serebral pada daerah vasomotor otak. Hipertensi atau hipotensi postural dapat menjadi presipitasi. Hipotensi terjadi karena syok (kolaps sirkulasi vascular). Tersumbatnya arteri subklavia ditandai adanya perbedaan tekanan pada kedua lenganPerubahan terutama bradikardia terjadi akibat kerusakan otak. Distritmia dan murmur pertanda adanya penyakit jantung yang jadi pencetus CSV (seperti stroke setelah IM) 3. Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dalam posisi anatomis (netral)Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi atau perfusi serebral 4. Pertahankan keadaan tirah baring, ciptakan lingkungan yang tenang, batasi aktivitas sesuai indikasi. Berikan istirahat secara periodik antara aktivitas perawatanAktivitas atau simulasi yang kontinu dapat meningkatkan TIK. Istirahat total dan ketenangan diperlukan untuk pencegahan terhadap perdarahan stroke hemoragik atau perdarahan lainnya.

  • Risiko Jatuh

    Tindakan/IntervensiRasionalMandiri1. Periksa tekanan darah, pusing dan kesemutan, dan sakit tengkuk kepalaAdanya hipertensi mengakibatkan kesemutan, pusing, dan sakit tengkuk kepala yang beresiko menimbulkan resiko jatuh.2. Anjurkan klien/lansia untuk menggunakan sepatu jalan yang kuat atau datar ketika hendak berjalanBidang datar mempertahankan keseimbangan lansia dalam berjalan menurunkan resiko terjatuh.3. Sediakan lingkungan yang aman bagi pasien Manipulasi lingkungan sangat diperlukan terhadap perubahan fisik klien/ lansia sehingga dapat menurunkan resiko jatuh.4. Memasang side rail tempat tidur, memberikan penerangan yang cukup, memindahkan barang-barang berbahayaManipulasi lingkungan sangat diperlukan untuk menghindari resiko jatuh/cidera pada lansia.5. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien dalam beraktivitas.Meningkatkan control terhadap lansia.

  • Intoleransi Aktivitas

    Tindakan/IntervensiRasionalMandiriBantu klien mengidentifikasi faktor yang meningkatkan atau menurunkan toleransi aktivitasPengkajian akurat terhadap faktor yang meningkatkan atau menurunkan toleransi aktivitas memberikan dasar untuk membuat rencana perawatan.2. Kembangkan aktivitas klien dalam program latihanProgram latihan fisik mempunyai efek menguntungkan pada kerja jantung3. Ajarkan klien menggunakan daftar latihan harian untuk mencatat aktivitas latihan dan responnya (seperti nadi, bernapas dangkal, cemas ).Membuat daftar latihan harian dapat meningkatkan kemampuan 4. Kaji respons fisiologi terhadap aktivitas, observasi frekuensi nadi > 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat. Peningkatan tekanan darah selama/ sesudah aktivitas (sistolik meningkat 40 mmHg atau diastolik meningkat 20 mmHg), dispneu/nyeri dada, keletihan, kelemahan berlebihan, diaphoresis, pusing, atau pingsan.Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress aktivitas, dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.5. Ajarkan tentang rasa takut/ cemas berhubungan dengan intoleransi aktivitasRasa takut atau cemas dapat meningkatkan intoleransi aktivitas

  • Intoleransi Aktivitas cont

    6. Ajarkan strategi koping kognitif (seperti perbandingan, relaksasi, pengendalian bernapas)Respon emosional terhadap intoleransi aktivitas dapat ditangani dengan menggunakan strategi koping kognitif7. Ajarkan teknik penghematan energi, misal menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir, menyikat gigi dan melakukan aktivitas dengan perlahan.Teknik menghemat energi mengurangi mpenggunaan energi, membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen8. Ajarkan keluarga untuk membantu klien melakukan aktivitasDukungan sosial meningkatkan pelaksanaan aktivitas9. Kolaborasi dengan klien/keluarga untuk menetapkan rencana ADL yang konsisten dengan pola hidupMencapai dan mempertahankan pola hidup produktif sesuai kemampuan jantung dalam berespn terhadap peningkatan aktivitas dan stres10. Berikan dukungan melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap. Berikan bantuan sesuai kebutuhanKemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Membantu sebatas kebutuhan mendorong kemandirian dalam beraktivitas.11. Beri semangat klien untuk mencari bantuan dalam mempertahankan aktivitas.Dukungan sosial meningkatkan penyembuhan dan mempertahankan pola hidup yang diharapkan.

  • PENUTUPKESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan beberapa hal : (1) Orang lansia dalam keadaan sehat mengalami penurunan oksigenasi serebral dalam asumsi perubahan posisi dari tidur ke berdiri; (2) Penelitian ini memberikan kontribusi yang sangat positif dalam melakukan intervensi keperawatan pada lansia.SARANDengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dilakukan kajian lebih lanjut mengenai perubahan oksigenasi serebral pada lansia sehat saat melakukan aktivitas. Selain itu juga diharapkan care giver dapat memberikan informasi kepada lansia untuk lebih berhati-hati, jangan langsung berdiri ketika bangun tidur atau membantu lansia dari posisi tidur ke berdiri secara perlahan.

  • ARIGATO

    TERIMA KASIH

    THANK YOU

    SUKSMA

    *******************