ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM SIARAN...
Transcript of ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM SIARAN...
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM
SIARAN KEAGAMAAN “SPIRITUAL SHARING” DI RADIO
RAMAKO 105,8 FM
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Ulfa Ulufia
NIM: 104051001884
Di Bawah Bimbingan,
Drs. Masran, M.Ag NIP: 150275384
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H./2008 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM SIARAN KEAGAMAAN “SPIRITUAL SHARING” DI RADIO RAMAKO 105,8 FM telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 04 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 04 Juni 2008
Sidang Munaqosyah
Ketua, Sekretaris, Dr. Arief Subhan, M.A. Dra. Hj. Mona Eliza, M.A. NIP : 150262442 NIP : 150232028
Penguji
Penguji I, Penguji II, Rubiyanah, M.A. Umi Musyarrofah, M.A. NIP : 150286373 NIP : 150281980
Pembimbing Drs. Masran, M.A.
NIP: 150275384
ABSTRAK
Ulfa Ulufia Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Program Siaran Keagamaan “Spiritual Sharing” Di Radio Ramako 105,8 Fm
Pesan dakwah yang disampaikan melalui media elektronik, khususnya radio
memberikan kesan tersendiri bagi pendengarnya. Walaupun media elekronik sekarang ini memiliki kecanggihan yang luar biasa, namun radio dengan kelebihannya yaitu praktis mudah digunakan kapan saja dan dimana saja tetap mendapat perhatian khusus di hati para pendengarnya. Hal inilah yang dijadikan peluang oleh para da’i dan aktifis dakwah untuk memanfaatkan radio sebagai salah satu media alternatif dalam menyiarkan Islam melalui program siaran keagamaannya. Demikian yang terlihat dalam program siaran keagamaan “Spiritual Sharing” yang disiarkan melalui radio Ramako 105,8 Fm. Kenyataan ini dapat dipahami dari antusiasme pendengar yang meminta kepada penyelenggara siaran agar menambah atau memperpanjang waktu siarannya.
Antusiasme pendengar ini didorong oleh kesesuaian pesan-pesan dakwah yang disiarkan dengan realita kehidupan mereka sehari-hari. Dan didukung oleh beberapa narasumber yang selalu memberikan pencerahan Islami secara mendalam disertai dengan dalil-dalil yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits serta mendiskusikan masalah tersebut sampai pendengar merasa puas dengan solusi yang diberikan oleh para narasumbernya. Oleh karena itu, suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti adalah isi pesan dakwah yang disiarkan melalui program “Spiritual Sharing” di radio Ramako ini.
Metodologi penelitian menggunakan contens analysis atau analisis isi berdasarkan metode deskriptif dan melalui pendekatan kuantitatif dengan memakai rumus hostli menggunakan alat Bantu berupa table codding dan menggunakan tiga orang juri dalam menganalisisnya. Maka, dapat diketahui kerangka kategori yang digunakan adalah pesan dakwah yang merupakan materi ajaran Islam yang terdiri dari Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data-data yang terkumpul. Peneliti menyimpulkan bahwa pesan dakwah kategori syari’ah merupakan pesan dakwah dengan nilai terendah yaitu sebesar 23 %, sedangkan pesan dakwah kategori aqidah juga menunjukkan nilai yang belum cukup tinggi yaitu sebesar 27 % dan untuk pesan dakwah yang mengandung kategori akhlak merupakan pesan yang mendominasi dengan nilai tertinggi diantara yang lainnya yaitu 50 %.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Maha suci Allah SWT yang menganugerahi setiap manusia, jalan
hidup yang berbeda-beda. Maha Indah Karunia-Nya yang telah membekali
masing-masing insan dengan potensi yang beraneka ragam. Sang penggenggam
hati manusia dengan kasih sayang-Nya memberikan nikmat yang tak terbatas,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Untaian shalawat dan salam
semoga selalu tercurah keharibaan satu-satunya kekasih Allah, maha guru
kemanusiaan, pembawa risalah terbesar dengan segala keteladanan bagi umatnya,
khotamul anbiya Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta seluruh
umatnya.
Skripsi yang berjudul Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Program
Siaran Keagamaan “Spiritual Sharing” di Radio Ramako 105,8 Fm Edisi
Selama Bulan Februari 2008 diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan segala macam daya dan upaya yang dimiliki penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Namun, tak luput dari beberapa pihak yang telah
banyak membantu baik secara moril maupun materil. Selanjutnya perkenankanlah
dalam kata pengantar ini penulis menyampaikan rasa terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Murodi, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak
Drs. Wahidin Saputra, M.Ag dan Ibu Umi Musyarofah, MA.
3. Bapak Drs. Masran, M.Ag. selaku dosen pembimbing, yang dengan teliti
serta kesabaran dalam memberikan nasehat dan kesediaan waktunya yang
begitu berharga bagi penulis.
4. Kedua orang tua Ayahanda Bapak Masyhuri, BA. dan Ibunda Yuyun
Wahyuni yang telah memberikan dukungan moril serta materil yang tiada
terkira, kesabaran, nasihat dan do’a yang selalu kalian panjatkan untuk
anakmu tercinta di setiap sujudmu.
5. Semua Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, atas ilmu dan
pengalaman berharganya.
6. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi yang telah memberikan kenyamanan fasilitasnya.
7. Mas Bayu selaku Manager Produksi Radio Ramako, Mas Pras Sigit dan
semua pihak Ramako yang dengan kesabaran dan keramahannya dalam
meluangkan waktu untuk penulis.
8. Kepada semua keluargaku, terutama untuk adik-adikku Sefi Selfia dan
Sahla Komalasari yang sama-sama berjuang dalam menuntut Ilmu demi
kebahagiaan orang tua, kalianlah yang selalu menjadi penyemangat
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada sahabatku Sulhatunnida (teh Nida) dan Ratna Sari (Nana). Mudah-
mudahan kita selalu diberikan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Serta
sobat-sobatku di REIHAN (Remaja Islam Hidayah Allah nan Mulia)
khususnya Noviriama beserta keluarga dan rekan lainnya yang menjadi
motivasi luar biasa.
10. Semua sobatku di KPI D angkatan 2004 khususnya kelompok II KKS
Ciloebang-Cianjur, tanpa semangat dan pengertian dari kalian penulis
tidak akan menjadi Ulfa Ulufia yang kalian kenal dengan kesuksesannya.
Akhirnya atas saran dan kritiknya sebagai pembangun dan pengembangan
dalam penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan balasan terbaik atas jasa-jasa kalian, di dunia maupun di
akhirat kelak.
Penulis
Ulfa Ulufia
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah …………….... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian………………….... 6
D. Metodologi Penelitian……………………………………...... 7
E. Sistematika Penulisan……………………………………….. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Dakwah……………………………………………………... 12
B. Materi Dakwah……………………………………………… 15
C. Media Dakwah……………………………………………… 26
D. Dakwah Melalui Radio………………………………………29
BAB III PROFIL RADIO RAMAKO 105,8 FM DAN PROGRAM
SIARAN KEAGAMAAN “SPIRITUAL SHARING”
A. Profil Radio Ramako 108,5 Fm…………………………….. 32
1. Sejarah Berdirinya Radio Ramako…………………. 32
2. Visi dan Misi Radio Ramako 105,8 FM……………. 34
3. Struktur Organisasi Radio Ramako 105,8 FM…….... 35
4. Target Pendengar Radio Ramako……………………35
5. Format Siaran Radio Ramako………………………. 35
6. Program Acara yang Di Siarkan……………………. 36
B. Program Keagamaan “Spiritual Sharing”………………….. 37
BAB IV PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM SIARAN
KEAGAMAAN “SPIRITUAL SHARING” DI RADI RAMAKO
105,8 FM
A. Deskripsi Pesan Dakwah yang terdapat di dalam Program Siaran
Keagamaan “Spiritual Sharing” di Radio Ramako……………. 40
B. Pesan Aqidah yang terdapat di dalam Program Siaran Keagamaan
“Spiritual Sharing” di Radio Ramako…………………………… 65
C. Pesan Syari’ah yang terdapat di dalam Program Siaran Keagamaan
“Spiritual Sharing” di Radio Ramako…………………………. .77
D. Pesan Akhlak yang terdapat di dalam Program Siaran Keagamaan
“Spiritual Sharing” di Radio Ramako………………………….. 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 97
B. Saran-saran……………………………………………………... 98
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 99
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Skema Pesan Dakwah……………………………………………… 26
2. Tebel 2 Program Acara yang Disiarkan Setiap Hari………………………... 36
3. Tabel 4 Penilaian Juri Terhadap Tema 1……………………………………. 41
4. Tabel 5 Penilaian Juri Terhadap Tema 2……………………………………. 42
5. Tabel 6 Penilaian Juri Terhadap Tema 3……………………………………. 43
6. Tabel 7 Penilaian Juri Terhadap Tema 4……………………………………. 44
7. Tabel 8 Penilaian Juri Terhadap Tema 5……………………………………. 45
8. Tabel 9 Penilaian Juri Terhadap Tema 6……………………………………. 45
9. Tabel 10 Penilaian Juri Terhadap Tema 7……………………………………46
10. Tabel 11 Penilaian Juri Terhadap Tema 8……………………………………47
11. Tabel 12 Penilaian Juri Terhadap Tema 9……………………………………48
12. Tabel 13 Penilaian Juri Terhadap Tema 10…………………………………. 49
13. Tabel 14 Penilaian Juri Terhadap Tema 11…………………………………. 50
14. Tabel 15 Penilaian Juri Terhadap Tema 12…………………………………. 51
15. Tabel 16 Penilaian Juri Terhadap Tema 13…………………………………. 51
16. Tabel 17 Penilaian Juri Terhadap Tema 14…………………………………. 52
17. Tabel 18 Penilaian Juri Terhadap Tema 15…………………………………. 53
18. Tabel 19 Penilaian Juri Terhadap Tema 16…………………………………. 54
19. Tabel 20 Penilaian Juri Terhadap Tema 17…………………………………. 54
20. Tabel 21 Penilaian Juri Terhadap Tema 18…………………………………. 55
21. Tabel 22 Penilaian Juri Terhadap Tema 19…………………………………. 56
22. Tabel 23 Penilaian Juri Terhadap Tema 20…………………………………. 57
23. Tabel 24 Penilaian Juri Terhadap Tema 21…………………………………. 57
24. Tabel 25 Penilaian Juri Terhadap Tema 22…………………………………. 58
25. Tabel 26 Penilaian Juri Terhadap Tema 23…………………………………. 59
26. Tabel 27 Penilaian Juri Terhadap Tema 24…………………………………. 59
27. Tabel 28 Penilaian Juri Terhadap Tema 25…………………………………. 60
28. Tabel 29 Penilaian Juri Terhadap Tema 26…………………………………. 61
29. Tabel 30 Rekapitulasi Penilaian Dewan Juri………………………………. 61
30. Tabel 31 Prosentase Kategori Pesan Dakwah……………………………… 63
31. Tabel 32 Hasil Jawaban Keseluruhan Juri………………………………… 64
33. Tabel 33 Hasil Jawaban Keseluruhan Juri………………………………… 64
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya berseduia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 04 Juni 2008
Ulfa Ulufia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan
kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih
serta memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu. Sebagai proses
komunikasi, maka dakwah juga dapat menggunakan media-media yang digunakan
sebagai media komunikasi modern, khususnya media massa. Menurut
J.B.Wahyudi media massa adalah media yang digunakan berkomunikasi dengan
massa.1
Memiliki suatu media massa yang memadai adalah suatu keharusan untuk
menegakkan Islam, sehingga umat Islam tidak hanya menjadi konsumen bagi
media massa non Islam. Artinya dakwah sekarang ini harus dikemas melalui
terapan media komunikasi yang disesuaikan dengan beraneka ragam mad’u
beserta problematika yang dihadapinya.
Untuk itu, dakwah sekarang ini tidak lagi dilakukan secara tradisional tetapi
dibutuhkan kepiawaian dengan inovasi yang baru dalam menyampaikan pesan
dakwahnya yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang semakin
beragam, semakin dinamis dan semakin instant baik itu pesan dakwahnya maupun
1 J.B. Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik Praktik Bidang Kewartawanan Surat Kabar,
Majalah, Rado, TV (Bandung: Alumni 1991), cet ke-2, h.16.
semua elemen-elemen yang menjadi unsur dakwah. Dalam hal ini semua unsur
dakwah harus dikemas sesuai dengan tuntutan zaman, salah satunya adalah pesan
dakwahnya. Karena kemajuan teknologi komunikasi membuat manusia semakin
menuntut semua pesan yang disampaikan melalui media komunikasi harus sesuai
dengan fakta dan realita. Begitu juga dengan pesan dakwah yang disampaikan
oleh para da’i dan para aktifis dakwah tentunya berhubungan dengan realita serta
berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits.
Walaupun banyak para da’i dan para aktifis dakwah menjadikan teknologi
komunikasi sebagai peluang sekaligus untuk menyiarkan Islam. Namun, pesan
yang disampaikannya itu haruslah tepat pada sasarannya. Artinya, bahwa pesan
dakwah yang disampaikannya itu tidak berpihak pada satu perspektif atau satu
faham tertentu tetapi pesan yang disampaikan haruslah universal. Karena dengan
melihat semakin beragamnya media komunikasi dan semakin praktis serta
efisiensinya seorang komunikator (para da’i atau para aktifis dakwah)
berhubungan dengan komunikan (mad’u), maka para pelaku dakwah disini harus
mampu memanfaatkan komunikasi massa tersebut seefektif mungkin sebagai
sarana dakwah yang akan mempercepat proses penyampaian dakwah.2
Di antara media komunikasi elektronik yang cukup berhasil menarik
perhatian orang adalah radio. Walaupun radio tidak memiliki kecanggihan yang
luar biasa dibandingkan dengan media elektronik lainnya. Namun, karena radio
memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang
mempunyai pengaruh luas. Sebagai media elektronik non visual, radio
mempunyai kekuatan besar sebagai sarana pendidikan serta agen perubahan
2 Aep Kusnawan et All, Komunikasi dan Penyiaraan Islam, (bandung: Benang Merah
Press, 2004), cet,ke-1, Pengantar Penulis h.x.
sosial. Dibanyak Negara berkembang, UNESCO melakukan eksperimen
mengenai pemanfaatan media radio untuk peningkatan pengetahuan masyarakat.
Kesimpulannya, radio merupakan sarana yang bagus untuk program pendidikan
masyarakat serta perubahan sosial.3 Radio mampu menarik perhatian orang
banyak atau masyarakat saat ini yang begitu dinamis dan serba instan, karena sifat
radio yang praktis, juga dapat memudahkan pendengarnya dengan dibawa kemana
saja kita berada. Dengan begitu masyarakat instan dapat menerima informasi
dimana pun dan kapan pun ia berada. Karena radio sebagai media komunikasi
massa memiliki tiga fungsi yaitu mendidik (to educate), menginformasikan (to
inform) dan menghibur (to intertain).4 Dengan kelebihan yang tidak sedikit, radio
mampu menjadi fasilitator yang cukup handal dalam menyiarkan dakwah Islam
yang dilakukan oleh para pelaku dakwah.
Karena dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan ketertarikan. Menyeru seseorang pada agama Islam maknanya
adalah berupaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada apa
yang diserukan, yakni Islam.
Serta dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan
dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan
yang dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir,
bersikap dan bertindak manusia, pada dataran kenyataan individual dan sosio
3 Antonio Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio (Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya, 1998), cet, ke-1 Pengantar Penulis h. viii. 4 Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya,
1994), cet.ke-8, h. 149-150.
kultural, dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan manusia, dengan menggunakan cara-cara tertentu.5
Hal inilah yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ali-
Imran ayat 104 :
☺
☺ Artinya : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung" (Q.S. Ali-Imran: 104).6
Memahami esensi dari makna dakwah itu sendiri, kegiatan dakwah sering
dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi Islam terhadap berbagai
masalah dalam kehidupan. Pesan dakwah yang disampaikan harus berkenaan
dengan masalah kehidupan yang mencakup seluruh aspek, seperti aspek ekonomi,
sosial, budaya, hukum, politik, sains, teknologi dan sebagainya. Semua aspek
kehidupan tersebut selalu dikaitkan dengan solusi Islam yang berpedoman pada
Al-Qur’an dan Hadits.
Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan cara dan metode yang tepat
dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual
dalam arti memecahkan masalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat.
Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontektual dalam arti relevan
menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.7 Karena jalan
dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah tetapi jalan yang dipenuhi oelh
5 Ahmad Mahmud, Dakwah Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 1995) h. 13 6 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI 7 Munzier Suparta dan Hjani Hetani, Metode Dakwah (Jakarta: Kecana, 2003), Cet ke-1,
Pengantar Metode Dakwah Sebuah Kajian, h.xiii.
berbagai macam rintangan bahkan dari kalangan Islam sendiri. Oleh sebab itu,
setiap pelaku dakwah haruslah memiliki strategi yang kuat dan handal dengan
berpedoman pada syari’at Islam serta disampaikan secara universal agar diterima
oleh semua kalangan serta pesan dakwah yang disampaikannya pun harus
mengandung pesan moral yang tertera dalam Al-Qur’an..
Slamet Muhaeimin Abda mengemukakan bahwa kelebihan dakwah melalui
radio adalah tergantung pada ruang, waktu dan berkumpulnya komunikan. Biaya
relatif murah, efektif dan efeisien ditinjau dari banyaknya pemancar-pemancar
radio swasta yang setiap saat mengudara.
Radio Ramako 105,8 Fm merupakan salah satu radio swasta yang berada di
tengah-tengah kota metropolitan yang penyiaran utamanya adalah news dan bisnis
berorientasi pada eksekutif muda maupun tua. Namun, dibalik siaran utamanya itu
Radio Ramako masih memikirkan masyarakat yang mayoritas beragama Islam
yaitu dengan menyiarkan program siaran keagamaan yang bernafaskan Islam
yakni “Spiritual Sharing” yang membahas materi dakwah yang berkaitan dengan
ajaran Islam. Bahkan program siaran ini di siarkan secara langsung setiap hari
dengan narasumber yang berbeda sebagai pencerahan bagi umat Islam di pagi hari
sebelum mereka melakukan aktifitasnya. Tidak sedikit dari para pendengar yang
antusias dalam program siaran ini sampai program siaran ini diperpanjang waktu
siarnya. Permasalahan-permasalahan agama tersebut dibahas dalam konteks
kehidupan sehari-hari, sekaligus mencari solusi dari permasalahan tersebut
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis
tertarik untuk mengambil judul penelitian : “Pesan dakwah dalam program
siaran keagamaan "Spiritual Sharing" di Radio Ramako 105,8 Fm”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghasilkan penelitian maksimal, maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi ruang lingkupnya pada isi pesan dakwah yang disiarkan selama bulan
Februari 2008 dalam siaran “Spiritual Sharing” di Radio Ramako 105,8 Fm.
Sedangkan unit analisisnya ditetapkan berdasarkan tema yang ditampilkan pada
setiap kali siaran. Dalam hal ini terdapat 26 tema yang disiarkan selama 26 hari.
2. Perumusan Masalah
Melihat dari batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
umum sebagai berikut :
Bagaimana isi pesan dakwah yang terdapat dalam program siaran
keagamaan “Spiritual Sharing” di Radio Ramako 105,8 Fm?
Dalam bentuk kategorisasi dari masalah umum tersebut dapat dirinci pesan
dakwah sebagai berikut:
1. Bagaimana pesan Aqidah dalam program siaran keagamaan "Spiritual
Sharing" di Radio Ramako 105,8 Fm?
2. Bagaimana pesan Syari’ah dalam program siaran keagamaan "Spiritual
Sharing" di Radio Ramako 105,8 Fm?
3. Bagaimana isi pesan Akhlak dalam program siaran keagamaan “Spiritual
Sharing” di Radio Ramako 105,8 Fm?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah peneliti rumuskan, maka ada
beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, yaitu :
Secara umum untuk mengetahui isi pesan dakwah yang terdapat dalam program
siaran keagamaan "Spiritual Sharing" di Radio Ramako 105,8 FM. Namun, dalam
bentuk kategorisasi dari masalah umum tersebut dapat dirinci isi pesan dakwah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pesan Aqidah yang terkandung dalam program siaran
keagamaan "Spiritual Sharing" di Radio Ramako 105,8 Fm.
2. Untuk mengetahui pesan Syari’ah yang terkandung dalam program siaran
keagamaan "Spiritual Sharing" di Radio Ramako 105,8 Fm.
3. Untuk mengetahui pesan Akhlak yang terkandung dalam program siaran
keagamaan “Spritual Sharing” di Radio Ramako 105,8 Fm.
2. Manfaat Penelitian
1. Segi Teoritis
Penelitian ini sebagai bahan rujukan, tambahan referensi bagi studi-studi
selanjutnya bagi studi Dakwah dan Komunikasi mengenai penggunaan media
massa khususnya radio untuk kepentingan dakwah Islam.
2. Segi Praktis
Setelah penelitian ini dilakukan, dapat dijadikan sebagai bahan masukan
(input) bagi Manager Produksi siaran di Radio Ramako 105,8 FM untuk lebih
meningkatkan kualitas program siaran yang berkenaan dengan nilai-nilai yang
bernuansa Islami.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis isi ( Content Analysis ), berdasarkan
metode deskriftif yaitu menggambarkan secara cermat kenyataan sebagaimana
adanya.8 Melalui pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif merupakan
salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam
komunikasi untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat.
Agar penelitian ini lebih relevan dengan masalah yang dirumuskan dan
sistematik, maka peneliti dibantu dengan tiga orang juri, yaitu:
1. Ust. Suyendri, aktifis dakwah dan pendiri Jaringan Qolbu.
2. Ust. Muhadi, seorang ustad dan pendiri TPA Al-Ihya Larangan
3. Eva Hanifah, seorang aktivis mahasiswa UNIS Tangerang dan pendengar
setia program acara tersebut
Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena dinilai memahami pembahasan
mengenai ajaran Islam dan menggeluti di bidang agama Islam.
2. Tehnik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara tidak berstruktur
secara bebas dan terbuka tanpa terikat pola-pola tertentu dengan bertemu langsung
atau melalui telepon dengan Bapak Bayu Setio Nugroho selaku Direktur Produksi
serta pihak-pihak yang terkait didalamnya. Wawancara ini dilakukan untuk
mendapatkan data yang akurat berkaitan dengan penelitian ini.
b. Dokumentasi
8 Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rhineka Cipta, 1998), h. 10.
Peneliti mendatangi langsung ke lokasi penelitian yaitu di Radio Ramako
untuk mengambil data-data yang dibutuhkan berupa dokumen-dokumen tentang
Radio Ramako sampai data mengenai program siaran keagamaan “Spiritual
Sharing” dan rekaman siaran keagamaan “Spiritual Sharing” edisi bulan Februari
2008 selama 26 hari sebagai alat bantu dalam penelitian melalui manager
produksi dari pihak Radio Ramako.
c. Observasi
Peneliti mendengarkan secara tidak langsung program siaran keagamaan
"Spiritual Sharing" melalui tape radio. Kemudian peneliti menjadikannya ke
dalam bentuk transkrip data siaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam
menganalisisnya.
3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah peneliti mendapatkan rekaman siaran yang telah ditentukan sebagai
sample penelitian. Kemudian, rekaman siaran tersebut dijadikan ke dalam bentuk
transkrip data. Dalam pengolahan data ini, peneliti melakukannya dalam bentuk
Codding Sheet atau lembar koding yaitu berupa tabel daftar cek yang berisi
kategori-kategori subjek yang hendak diukur.9 Kemudian unit analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah isi pesan dakwah rekaman siaran
keagamaan “Spiritual Sharing” edisi bulan Februari 2008 selama 26 hari yang
menjadi pokok persoalan dan unit pengamatan adalah persatuan unit tema pesan
dakwah yang menjadi pokok pembahasan. Kategori dibuat berdasarkan pesan
dakwah yang terdapat dalam siaran keagamaan “Spiritual Sharing” diantaranya:
Aqidah, Syariah dan Akhlak. Peneliti menggunakan rumus dari Holsti (1969)
9 Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 75.
yang menjadi salah satu acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari
koefisien realibilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata
perbandingan nilai keputusan antar juri yaitu sebagai berikut :
a. Koefisien Realibilitas :N2N1
2M+
Keterangan:
2M : Nomor keputusan yang sama antar juri
N1, N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri.
b. Komposit Realibilitas :juri)antar (X 1)-(N 1
juri)antar (X N+
Keterangan:
N : Jumlah Juri
X : Rata-rata koefisien realibilitas antar juri10
Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran
keagamaan “Spiritual Sharing”. Setelah data terkumpul kemudian penulis akan
melaporkan, menggambarkan, mengklasifikasikan serta menginterpretasikan
secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid realiabel.
Adapun tehnik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, CEQDA,
tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
10 Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, h. 76-77
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang masing-
masing memilki sub-sub bab sebagai gambaran mengenai penelitian ini. Adapun
sistematika penulisan ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Memuat: latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
Sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Memuat: makna dakwah serta pembahasan mendalam tentang pesan
atau materi dakwah dan media dakwah serta berdakwah melalui radio.
BAB III Profil Stasiun Radio Ramako 105,8 FM dan Profil Program Siaran
Keagamaan “Spiritual Sharing”
Memuat: Sekilas tentang radio Ramako dan program siaran keagamaan
“Spiritual Sharing” di radio Ramako.
BAB IV Pesan Dakwah Yang Terdapat Dalam Program Siaran
Keagamaan “Spiritual Sharing” di Radio Ramako 105,8 FM
Memuat: isi pesan dakwah yang terdapat dalam program siaran
keagamaan “Spiritual Sharing” yang meliputi pesan: Aqidah, Syari’ah
dan Akhlak.
BAB V Penutup
Memuat: kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dakwah
Sebelum melakukan kewajiban dakwah, alangkah baiknya seorang muslim
memahami makna dakwah secara mendalam baik secara etimologi maupun secara
terminologinya, agar tujuan dakwahnya dapat terlaksana dengan baik.
Secara etimologi, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yaitu da’a,
yad’u dan dakwah yang berarti ajakan, seruan, panggilan dan undangan.11
Menurut Drs. Barmawi Umary, dakwah secara etimologi berarti mengajak atau
mendorong ke suatu tujuan. 12 Sebagaimana Firman Allah SWT surah Yunus ayat
25:
Artinya : "Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)" (Q.S. Yunus: 25).13
Jum’ah Amin Abdul Azis merinci makna dakwah secara bahasa sebagai
berikut:
1. An-Nida artinya memanggil
11 Toha Yahya Oemar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004), Cet. Ke-1,
h. 62. 12 Barmawi Umary, Azas-azas Ilmu Dakwah, (Solo: Ramadhani, 1995), Cet. Ke-3, h. 52. 13 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 310.
2. Menyeru
3. Ad dakwah ila qadhiyah, artinya menegaskannya atau membelanya,
baik terhadap yang hak maupun yang bathil, yang positif maupun
yang negatif.14 Seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an surah Yusuf
ayat 33 sebagai berikut:
☺
⌧
Artinya : “Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih Aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu Aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah Aku termasuk orang-orang yang bodoh." (Q.S. Yusuf: 33).15
Kata “Dakwah” mencakup aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar. Karena
kegiatan amar ma’ruf merupakan praktek dakwah untuk mengajak orang
melakukan dan mengikuti kebaikan, sedang kegiatan nahi munkar merupakan
pelaksanaan dakwah untuk mengajak orang menjauhi dan meninggalkan segala
perbuatan munkar dan jelek.16
Orang yang melakukan seruan ataupun ajakan disebut dengan da'i, yakni
orang yang menyeru. Akan tetapi, karena proses memanggil atau menyeru adalah
merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan tertentu, maka
pelakunya disebut juga dengan istilah muballigh.17
14 Jum’ah Amin Abdul Azis, Fiqhul Dakwah, (Solo: Intermedia, 1997), h. 26. 15 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 353. 16 Muh. Husain Fadhillah, Metodologi Dakwah dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera
Basritama, 1997), h. 17 Siti Mariah, Metodologi Dakwah Kontemporer, ( Yogyakarta: Mitra Utama, 2000), h.
12.
Begitu banyaknya makna “Dakwah” secara bahasa yang disebutkan di
dalam Al-Qur’an, namun secara keseluruhan memiliki makna yang sama yakni
mengajak, menyeru, memanggil terhadap jiwa-jiwa yang fitrah untuk kembali ke
agama Allah yaitu Islam yang disebarluaskan dengan cara damai, tidak dengan
kekerasan.
Sedangkan definisi “Dakwah” secara terminologi memiliki arti yang
beraneka ragam. Beberapa ahli ilmu dakwah dalam memberikan definisi terhadap
istilah dakwah tergantung pada sudut pandang mereka masing-masing. Sehingga
antara definisi menurut ahli yang satu dengan lainnya senantiasa terdapat
perbedaan dan persamaan. Diantara mereka yang memberikan definisi dakwah
sebagai berikut:
1.) Barmawi Umary mengemukakan dakwah secara terminologi berarti
mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah, manjauhi
larangan, agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang
akan datang.18
2.) Menurut Prof. Toha Yahya Oemar, dakwah adalah mengajak manusia
dengan cara bijaksana ke jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di
akhirat.
3.) Amrullah Ahmad mendefinisikan dakwah sebagai aktualisasi nilai-
nilai imani seseorang yang dimanifestasikan dalam suatu sistem
kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang
dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa,
18 Barmawi Umary, Azas-azas Ilmu Dakwah, h. 52.
berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan
individual dan sosio kultural dalam kehidupan manusia dengan cara
tertentu.
4.) Pendapat Ki M.A. Mahfoeld, dakwah yaitu panggilan yang tujuannya
untuk membangkitkan keinsyafan orang agar kembali ke jalan Allah
yang sifatnya adalah ekspansif, memperbesar jumlah orang yang
berada di jalan Allah SWT.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan, dakwah
yaitu mengajak manusia untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya atau kembali kepada Islam dengan cara tertentu yang mencerminkan suatu
perubahan pada perilaku kehidupan terhadap orang yang di ajak.
B. Materi atau Pesan Dakwah
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau pesan dakwah.
Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da'i pada
mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi pesan dakwah adalah
ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, membahas yang menjadi pesan dakwah
adalah membahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat
luas itu bisa dijadikan pesan dakwah Islam.19 Keseluruhan ajaran Islam yang
menjadi materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu,
panggilan terhadap pesan atau materi dakwah berarti panggilan terhadap Al-
Qur’an dan Hadits. Karena luasnya ajaran Islam itu maka setiap da'i harus selalu
berusaha dan tidak bosan-bosannya mempelajari Al-Qur’an dan hadits dan kitab-
kitab lainnya serta mempelajari keadaan sosial dimana pun da'i itu berada
19 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. Ke-1, h. 94.
sehingga tidak menjenuhkan para mad’unya. Semakin kaya seorang da'i dengan
materi atau pesan dakwahnya, semakin segar dan mempesona pesan yang
disampaikan.20 Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an surah An-Nissa ayat
58:
⌧
☺ ☺
⌧ ☺ ⌧
Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat" (Q.S. An-Nissa: 58).21
Pada tahap pertama, dakwah Rasulullah Muhammad SAW memiliki
stressing berbeda dengan tahap-tahap berikutnya. Perbedaan ini adalah pengaruh
tahapan materi yang harus disampaikan, baik secara prioritas, tuntutan, serta
tinjauan kebutuhan. Pada era ini dakwah telah berhasil secara total . Legitimasi
pada haji wada’ dengan diturunkannya ayat Al-Yauma Akmaltu lakum Dinakum,
menunjukkan totalitas kesempurnaan dakwah umat Muhammad di sepanjang
usianya.
Pada perkembangannya, dakwah Islam terus memperluas sayap
perjuangannya. Pergumulan antara Arab dan ‘Ajam (golongan selain Arab)
menuntut terwujudnya teori baru dakwah bagi para da'i yang berkiprah. Maka
20 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, h. 104. 21Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 128.
format aplikasinya pun selamanya akan berubah sesuai tuntutan yang ada.22
Begitu juga dengan pesan atau materi dakwah yang disampaikannya pun harus
disesuaikan dengan tuntutan zaman yang meliputi Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.
Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-
mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana
menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan aqidah,
syari’ah dan akhlak dalam ucapan, pikiran dan tindakan dalam kehidupan sehari-
hari.
Di sisi lain, dengan adanya perkembangan teknologi dan kemajuan
pengatahuan, maka pesan atau materi dakwah perlu dimuati dasar-dasar
kehidupan dalam masyarakat global yang senantiasa dilandasi faham keislaman.
Sehingga tidak hanya sekedar bagaimana shalat yang benar, puasa yang sah, zakat
yang tepat dan kegiatan ritual lainnya, melainkan juga perlu diperkenalkan pola
kehidupan kontemporer, seperti bagaimana meningkatkan ekonomi yang
berwawasan keislaman atau bagaimana dakwah dapat merambah dunia teknologi
informasi, internet dan sebagainya.
Perkembangan dan kecanggihan teknologi sudah dirasakan “enaknya” oleh
masyarakat global. Sehingga seorang muslim tidak boleh terbawa arus zaman,
tidak hanya bisa membaca keadaan, namun juga harus mampu menjawab
tantangan masa depan.23
Menurut H. Endang Syaefudin Anshari, garis besar agama Islam terdiri
atas: Aqidah, Syari’ah dan Akhlak. Ketiga hal inilah yang dijadikan materi utama
22 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo Khazanah
Ilmu, 2005), cet. Ke-1, h. 26-27. 23 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, h. 10.
dalam menyampaikan pesan dakwah yang dikaitkan dengan persoalan kehidupan
sehari-hari di dunia.
1. Aqidah Islam
Ajaran yang terpenting dari Islam ialah ajaran tauhid, maka sebagai
halnya dalam agama monoteisme atau agama tauhid lainnya yang menjadi dasar
dari segala dasar disini ialah pengakuan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Disamping ini menjadi dasar pula sola karasulan, wahyu, kitab suci yaitu Al-
Qur’an, soal orang yang percaya kepada ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
SAW, yaitu soal mukmin dan muslim, soal orang yang tidak percaya kepada
ajaran-ajaran itu yakni orang kafir dan musyrik, hubungan makhluk, terutama
manusia dan Pencipta, soal akhir hidup manusia yaitu surga dan neraka dan lain
sebagainya.
Semua soal ini dibahas oleh ilmu tauhid atau ilmu kalam yang dalam
istilah Baratnya disebut teologi. Aspek teologi merupakan aspek yang penting
sebagai dasar bagi Islam.
Salah satu ajaran dasar lain dalam agama Islam ialah bahwa manusia
yang tersusun dari badan dan roh itu berasal dari Tuhan dan akan kembali ke
Tuhan. Tuhan adalah suci dan roh yang datang dari Tuhan juga suci dan akan
dapat kembali ke tempat asalnya di sisi Tuhan, kalau ia tetap suci. Tetapi kalau ia
menjadi kotor dengan masuknya ia ke dalam tubuh manusia yang bersifat materi
itu, ia tidak akan dapat kembali ke tempat asalnya.24
24 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas
Indonesia, 2005), jilid 1, cet. Ke-2, h. 23-24.
Aqidah etimologis berarti ikatan, sangkutan; secara teknis berarti
kepercayaan, keyakinan, iman, creed, credo.25
Aqidah secara harfiah berarti “sesuatu yang terbuhul atau tersimpul
secara erat atau kuat”. Wacana tersebut lalu dipakai dalam istilah agama Islam,
yang mengandung pengertian “pandangan, pemahaman, atau ide (tentang realitas)
yang diyakini kebenarannya oleh hati”. Yakni diyakini kesesuaiannya dengan
realitas itu sendiri. Apabila suatu pandangan, pemahaman atau ide diyakini
kebenarannya oleh hati seseorang, maka berarti pandangan paham atau ide itu
telah terikat di dalam hatinya. Dengan demikian, hal itu disebut aqidah bagi
pribadinya. Hubungan apa yang diyakini oleh hati seseorang dan apa yang
diperbuat (amalnya) bersifat kualitas, aqidah menjadi sebab dan amal perbuatan
menjadi akibat.
Aqidah mengikat kalbu manusia dan menguasai batinnya. Dari aqidah
inilah yang akan membentuk moral (Akhlak) manusia. Oleh karena itu, yang
pertama kali dijadikan materi atau pesan dalam dakwah Islam adalah aqidah atau
keimanan. Dengan iman yang kukuh akan lahir keteguhan dan pengorbanan yang
selalu menyertai setiap langkah dakwah.
Pembahasan mengenai aqidah Islam pada umumnya berkisar pada Arkanul
Iman (rukun iman yang enam), yaitu:
1. Iman kepada Allah 2. Iman kepada malaikat-malaikat-Nya 3. Iman kepada kitab-kitab-Nya 4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya 5. Iman kepada Hari Akhirat 6. Iman kepada Qadha dan Qadar26
25 Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1993), cet. Ke- IV, hal. 25 26 Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, hal. 25.
Aqidah yang menjadi materi atau pesan utama dakwah ini mempunyai
ciri-ciri yang membedakan kepercayaan dengan agama lain, yaitu:
1. Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan demikian seseorang muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas keagamaan orang lain.
2. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah adalah Tuhan seluruh Alam, bukan Tuhan kelompok atau bangsa tertentu. Dan soal kemanusiaan juga diperkenalkan kesatuan asal-usul manusia. Hal ini dapat kita lihat dalam surah An-Nissa ayat 1 dan surah al-Hujurat ayat 13:
⌧ ☯
⌧
Artinya : "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu" (Q.S. An-Nissa: 1).27
⌧
Artinya : "Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
27 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 114.
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal" (Q.S. Al-Hujurat: 13).28
3. Kejelasan dan kesederhanaan diartikan bahwa seluruh ajaran Aqidah
baik soal ketuhanan, kerasulan ataupun alam ghaib sangat mudah untuk dipahami.
4. Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal perbuatan. Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakan manifestasi dan iman dipadukan dengan segi-segi pengembangan diri dan kepribadian seseorang dengan kemaslahatan masyarakat yang menuju pada kesejahteraannya. Karena aqidah memiliki keterlibatan dengan soal-soal kemasyarakatan.29
Dalam Islam, aqidah bersifat bathiniyah yang mencakup masalah-masalah
yang erat hubungannya dengan rukun iman yang meliputi: iman kepada Allah
SWT, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman
kepada Rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir dan iman kepada qadha dan
qadar. Masalah aqidah ini secara garis besar ditujukan oleh Rasulullah SAW
dalam sabdanya: "Iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan
allah yang baik dan buruk" (HR. Muslim).
Inti dari materi atau pesan Aqidah ini adalah keyakinan tentang keesaan
Allah SWT dan hari akhir, sedangkan selebihnya merupakan elemen-elemen yang
mengukuhkan kedua inti aqidah itu, akan tetapi materi atau pesan dakwah
meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik
(menyekutukan Allah), ingkar dengan adanya Allah dan sebagainya.30
2. Syari’ah
Menurut Yusuf Qordhowi, kata syari’ah mempunyai arti “jalan” dapat kita
jumpai dalam firman Allah SWT dalam surah al-Jatsiyah ayat 18:
28 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 874. 29 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, h. 109-110. 30 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, h. 112.
☺
Artinya : "Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui" (Q.S.Al-Jatsiyah:18).31
Materi dakwah yang bersifat syari’ah ini sangat luas dan mengikat seluruh
umat Islam. Ia merupakan jantung yang tak terpisahkan dari kehidupan umat
Islam di berbagai penjuru dunia dan sekaligus merupakan hal yang patut
dibanggakan. Kelebihan dari materi atau pesan syari’ah Islam antara lain adalah
bahwa ia tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Dan syari’ah ini bersifat
sangatlah universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan non-muslim,
bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi atau pesan syari’ah ini,
maka tatanan sistem dunia akan teratur dan sempurna. Disamping syari’ah ini
mengandung dan mencakup kemaslahatan sosial dan moral yang meliputi:
a. Ibadah (dalam arti khusus): - Thaharah - Sholat - Zakat - Puasa - Haji
b. Mu’amallah (dalam arti luas): 1. Al-Qununul khas (hukum perdata):
- Mu’amalah (hukum niaga) - Munahakat (hukum nikah) - Waratsah (hukum waris) - Dan lain sebagainya.
2. Al-Qanunul ‘am (hukum publik): - Hinayah (hukum pidana) - Khilafah (hukum negara) - Jihad (hukum perang dan damai) - Dan lain-lain.32
31 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 817. 32 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali,1996), h. 71.
Materi atau pesan dakwah dalam bidang syari’ah ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadian secara cermat
terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan yang baru,
sehingga umat tidak terperosok ke dalam kejelekan, sementara yang diinginkan
dalam dakwah adalah kebaikan. Karena kesalahan dalam meletakkan posisi yang
benar dan seimbang di antara beban syari’ah sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh Islam akan menimbulkan satu hal yang sangat membahayakan terhadap
agama dan kehidupan.
Namun demikian syari’ah Islam itu sangatlah luas dan luwes (fleksibel).
Akan tetapi tidak berarti Islam selalu menerima setiap persoalan yang baru, tanpa
harus difilter terlebih dahulu. Dan inilah yang akan dijadikan materi atau pesan
dakwah sebagaimana da'i mampu mengemas masalah syari’ah ini ke dalam
permasalahan umat era sekarang yang bisa menjawab atau memberikan solusi
terhadapnya. Dan yang lebih penting lagi bahwa materi atau pesan syari’ah ini
tidak bertentangan dengan sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
Karena Islam mengembangkan hukum lengkap yang meliputi segenap
kehidupan manusia. Kelengkapan ini mengalir dari konsepsi Islam tentang
kehidupan manusia yang diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang membentuk
kehendak Ilahi. Dan materi atau pesan dakwah yang menyajikan unsur syari’ah
harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas dalam bidang
hukum yang bisa wajib, mubah (dibolehkan), dianjurkan (mandub), makruh
(dianjurkan supaya tidak dilakukan) dan haram (dilarang). Karena masalah
syari’ah ini selain mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya juga
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya yang berkenaan dengan
pergaulan hidup untuk mencapai kesuksesan baik dalam kehidupan di dunia
maupun di akhirat.
3. Akhlak
Kata “Akhlak” secara etimologi berasal dari bahasa Arab jama’ dari
"khuluqun" yang diartikan sebagai budi pekerti, perangai dan tingkah laku atau
tabi’at. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persesuaian sengan perkataan
“khuluqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khalik yang
berarti pencipta dan “makhluk” yang berarti yang diciptakan. Adapun pengertian
sepanjang terminologi yang dikemukakan ulama akhlak antara lain sebagai
berikut:
1. Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
2. Ibnu Maskawih dalam kitabnya “Tanzib al-akhlak”, akhlak diartikan sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang utnuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran.
3. Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak diartikan sebagai suatu sifat yang tetap pada seseorang, yang mendorong untuk melakukan perbuatan ynag mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran.33
Berdasarkan dari pengertian di atas, maka ajaran akhlak merupakan suatu
kualitas perbuatan manusia dari keadaan jiwa yang terlihat secara nyata.
Salah satu materi atau pesan dakwah Islam dalam rangka
memanifestasikan penyempurnaan martabat manusia serta membuat harmonis
tatanan hidup masyarakat, disamping aturan legal formal yang terkandung dalam
syari'ah, salah satu ajaran etis dalam Islam adalah akhlak. Oleh karena itu,
wilayah akhlak Islam memiliki cakupan yang sangat luas dengan keseluruhan
ajaran Islam dan memiliki objek yang luas pula, sama luasnya dengan perilaku
33Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, h. 117-118.
dan sikap manusia yang disadarinya. Karena ajaran Islam yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad SAW secara total mengandung nilai akhlak terhadap Tuhan, diri
sendiri, sesama manusia dan alam sekitar yang didalamnya terdapat akhlak
mahmudah dan lawannya akhlak madzmumah.
Dan materi akhlak ini sangat luas sekali yang tidak saja bersifat lahiriyah
tetapi juga sangat melibatkan pikiran. Akhlak dunia (agama) mencakup pada
berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada Allah SWT, hingga sesama akhlak
meliputi:
a. Akhlak kepada Allah SWT, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah.
b. Akhlak terhadap sesama manusia. c. Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan disini adalah segala sesuatu
yang berada di sekitar manusia, baik yang binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tak bernyawa.34
Sedangkan menurut H. Endang Syaefudin Anshari, pada garis besarnya
Akhlak Islam terdiri atas:
1. Akhlak manusia terhadap khaliq 2. Akhlak manusia terhadap makhluk
1. Akhlak terhadap makhluk bukan manusia; flora, fauna dan lain-lain
2 Akhlak terhadap makhluk manusia: b. Diri pribadi c. Rumah-tangga/keluarga d. Antar tetangga e. Masyarakat luas lainnya.35
Dari keseluruhan message atau pesan-pesan dakwah Islam diatas yang
meliputi aqidah, syari'ah dan akhlak, harus disampaikan secara menarik tidak
monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk mengkaji tema-tema Islam
yang pada gilirannya objek dakwah ingin mengkaji materi atau pesan agama Islam
34 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 2000), h. 261-272. 35 Endang Syaefudiin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1993), cet. Ke-4, h. 27-28
dan meningkatkan kualitas pengetahuan keislaman untuk pengalaman keagamaan
objek dakwah.
Pesan-pesan dakwah harus disampaikan secara aktual untuk
membangkitkan, memahami dan menjalankan ajaran-ajaran Islam. Pesan-pesan
dakwah yang selama ini disampaikan secara normatif yang hanya menekankan
halal dan haram, perlu diimbangi dengan pesan-pesan yang aplikatif termasuk
untuk membangkitkan sumber daya sasaran dakwah.36 Serta pesan dakwah yang
disampaikan disini terutama melalui media radio harus disesuaikan dengan para
pendengarnya secara konseptual dan realitas.
Tabel 1 Skema Pesan Dakwah
36 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 28.
1. Aqidah
1. Iman Kepada Allah SWT 2. Iman Kepada Malaikat-Nya 3. Iman Kepada Kitab-kitab-Nya 4. Iman Kepada Rasul-rasul-Nya 5. Iman Kepada Hari Kiamat 6. Iman Kepada Qadha dan Qadar
1. Ibadah (D.A. Khas)
1. Thaharah 2. Shalat 3. Zakat 4. Shaum 5. Haji
2. Syari’ah
2. Mu’amalah (D.A. Luas)
Islam
1. Mu’amalah (D.A.Agak luas) = Al-Qanunu ‘I-khas = Hukum Perdata
a. Mu’amalah D.A. Khas = Hukum Niaga b.Munakahah = Hukum Nikah c.Waratsah = Hukum Waris d. dsb.
a. Jinayah = Hukum Pidana b. Khilafah = Hukum Negara c. Jihad = Hukum Perang dan Damai d. dsb.
37 C. Media Dakwah
Kata "media" merupakan jamak dari bahasa Latin yaitu medium, yang
berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat
dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.38 Atau dapat dikatakan
media dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi atau
pesan dakwah (ajaran Islam) kepada mad'u.
Hamzah Ya'qub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu :
Lisan, Tulisan, Lukisan, Audio Visual dan Akhlak :
1. Lisan, ini merupakan media dakwah paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.
2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi),
spanduk, Flash Card dan sebagainya.
37 Endang Syaefudiin Anshari, Wawasan Islam, h. 29. 38 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), h.
163.
2. Al-Qanunu = Hukum Publik
3. Akhlak
1. Akhlak Terhadap Khalik
2. Akhlak Terhadap Makhluk
1. Akhlak Terhadap Manusia
2. Akhlak Terhadap Bukan Manusia
a. Diri Sendiri b. Tetangga c. Masyarakat
a. Flora b. Fauna c. dsb.
3. Lukisan, gambar, karikatur dan sebagainya.
4. Audio Visual, yaitu dakwah yang merangsang indera pendengaran atau
penglihatan dan kedua-duanya: televisi, film, slide, ohap dan
sebagainya.
5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran
Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad'u.
Namun, dilihat dari segi penyampaian dakwah, media dakwah dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Spoker words, yaitu media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi
yang dapat ditangkap dengan indera telinga seperti radio, telepon dan
sebagainya.
2. Pointed writing, yaitu media dakwah yang berbentuk tulisan, gambar,
lukisan dan sebagainya yang dapat ditangkap oleh indera mata.
3. The audio visual, yaitu media dakwah yang berbentuk gambar hidup
yang dapat didengar sekaligus dapat diihat seperti televisi, film, video,
dan sebagainya.
Di samping penggolongan media di atas, media dakwah dari segi sifatnya
juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukkan yang
secara tradisional dipentaskan di depan umum (khalayak) terutama
sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk,
wayang, drama, dan sebagainya.
2. Media modern, yang diistilahkan juga dengan "media elektronik" yaitu
media yang dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media modern
ini antara lain televisi, radio, pers, dan sebagainya.
Penggunaan media dakwah disesuaikan dengan situasi dan kondisi si
penerima pesan dakwah (mad’u) agar lebih memahami pesan dakwah yang
disampaikan serta tidak menimbulkan keraguan dari pesan dakwah yang
diterimanya.
Seorang Da’i dalam menyampaikan ajaran agama Islam kepada umat
manusia tidak lepas dari sarana atau media (wasilah) dakwah. Kepandaian untuk
memilih media dakwah yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan
dakwah. Terlebih dalam mengantisipasi perkembangan zaman yang saat ini di
mana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang ditandai dengan
kemajuan dan kecanggihan teknologi. Ketertinggalan umat Islam dan ketertutupan
dari dunia luar, sedikit banyak menjadi salah satu penyebab ketidakberhasilan
dakwah.
Karena masyarakat saat ini adalah masyarakat plural yang berkembang
dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau
tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat.
Kecanggihan teknologi telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang-
waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah
menjadi keharusan dan tuntutan zaman agar memiliki efektifitas dakwah yang
tinggi.39
D. Dakwah Melalui Radio
39 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, h. 157.
Media dakwah yang paling efektif digunakan pada era multimedia seperti
ini adalah media elektronik yang salah satunya adalah radio. Pesawat radio yang
kecil, murah harganya serta dapat dibawa kemana pun pendengarnya berada,
ternyata dapat memberi informasi, hiburan dan pendidikan. Tidak hanya itu,
siaran acara di beberapa radio juga banyak menyiarkan program acara yang
bernuansa Islami yang dikategorikan kedalam program siaran keagamaan dengan
metode penyampaian yang berbeda. Siaran keagamaan merupakan salah satu dari
edukasi atau pendidikan.
Dakwah melalui media radio itu cukup efektif karena sifatnya yang umum,
serempak, jumlah pendengarnya banyak tanpa membatasi di daerah perkotaan
maupun pedesaan dapat menikmatinya serta bentuk acaranya yang bersifat dialog.
Sehingga tidak hanya mendengarkan saja, tetapi mampu berinteraksi dengan
pendengar dengan mendiskusikan pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i yang
berperan sebagai komunikator.
Ada beberapa faktor efektifitas radio siaran, disebabkan daya kekuatan
yang dimilikinya, yaitu:
1. Bersifat langsung Dewasa ini teknik penyiaran semakin maju. Para reporter radio dapat menyiarkan secara langsung peristiwa di tempat kejadian (on the spot reporting). Komunikasi langsung antara khalayak dan da’i yang berdakwah di radio dapat dilakukan melalui system phone in program. Pendengar menelpon langsung da’i yang sedang mengudara menanggapi atau menanyakan sesuatu kepada da’i dan didengar oleh seluruh pendengar “dialog di udara”.40
2. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan
Karena jangkauannya yang luas, media radio mampu menembus
daerah-daerah terpencil sekalipun bahkan sampai ke seluruh dunia.
40 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, h. 191.
Sehingga penyampaian dakwah tidak terlalu sulit dengan
menggunakan media radio dibandingkan dengan media lainnya.
3. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat, yakni: musik, kata-kata
dan efek suara
4. Biaya relatif murah
Walaupun media radio kalah saing dengan media-media lain yang
lebih cepat dalam menyampaikan informasinya tetapi radio masih
memiliki tempat ditengah para peminatnya. Karena perbedaan dari
kecanggihannya, baik si kaya maupun si miskin tetap menjadikan radio
sebagai media utama yang dimiliki setiap penduduk.
5. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis41
Keuntungan lain yang dimiliki radio adalah siaran yang tidak
terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak. Di beberapa
negara Asia tingkat kemampuan baca dan tulis populasinya lebih dari
60%. Jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh media massa lain
kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka.42
Dari uraian diatas mengenai efektifitas dakwah melalui radio yang
merupakan salah satu media massa elektronik, tampak begitu jelas besar pengaruh
emosi dan perilaku keagamaan yang ditimbulkan oleh media massa tersebut.
Walaupun radio telah tersaingi oleh beberapa media massa elektronik lainnya,
namun radio tetap memiliki pendengarnya yang jumlahnya relatif banyak karena
daya kekuatannya yang tinggi.
41 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, h. 152. 42 Onong Uchyana effendi, Dasar-dasar Public Relation, (Bandung: Alumni, 1986), h.
173.
Radio merupakan salah satu sarana berdakwah yang efektif. Apalagi di
segala penjuru bisa menjangkau dakwah dengan adanya radio. Bagi masyarakat
pada umumnya yang kurang mampu, pasti mengerti dan memahami radio dan
fungsinya. Salah satu fungsi radio itu jika dimasukan untuk berdakwah pun sangat
bermanfaat dan efektif. Radio pada zaman sekarang ini sudah hampir tertinggal
dengan media lain. Namun, radio masih sangat efektif dan tepat untuk berdakwah
bagi masyarakat yang kurang mampu. Karena radio bisa dijangkau oleh segala
kalangan. Dakwah melalui radio pun bisa dilakukan pada zaman sekarang ini,
karena semodern apapun zaman sekarang ini masih ada masyarakat yang
terbelakang dan belum menjangkau media-media elektronik yang canggih. Dan
radio salah satu cara berdakwah yang bisa dilakukan para Da’i.
BAB III
PROFIL RADIO RAMAKO 105,8 FM DAN PROGRAM SIARAN
KEAGAMAAN “SPIRITUAL SHARING”
A. Profil Radio Ramako
1. Sejarah Berdirinya Radio Ramako
Berawal dari kegemaran kumpul-kumpul sambil bercanda para mahasiswa
Jakarta-Kota di era 70’an diantaranya adalah mahasiswa dari Universitas
Indonesia, Universitas Nasional dan lainnya., memunculkan inspirasi untuk
mengekspresikan diri mereka yang tiada henti-hentinyanya bergejolak. Era yang
lebih kental dikuasai oleh budaya barat itu tidak tertahankan hanya mendekam
dalam dada mereka. Warna musik ala The Beatles, The Rolling Stones, Deep
Purple, Bee Gees maupun Creadence Cleawater Revival dll, tidak lengkap
rasanya jika hanya bergaung di ruang kamar tidur mereka. Mereka butuh ruang
agar hidup ini lebih segar dan hidup. Maka sebagai wujud implementasi
pengetahuan mereka di bangku kuliah walaupun belum rampung, ide yang paling
muda dan gaul pada masa itu adalah dengan mendirikan stasiun radio, dan ramako
muncul di tengah ide-ide kreatif itu meski sebatas hanya menjadi ajang saling
kirim pesan dan lagu.
Ramako adalah singkatan dari Radio Mahasiswa Kota. Tanggal 03 April
1983, telah mencatat sejarah gemilang dibawah management baru pimpinan Ibu
Hj. Adyanti Soedarmono, MBA. Radio menjadi stasiun pertama di bawah
naungan Radio Ramako Group yang saat ini membawahi 5 (lima) stasiun radio di
Jakarta dan Batam. Berlokasi di Permata Hijau-Jakarta Selatan, radio ramako
yang terpancang di AM 738 Khz, mengusung pembaruan dalam management
radio secara profesional & berkibar menjadi salah satu radio yang paling
diperhitungkan dan bahkan menjadi trendsetter pada masa itu. Dengan station call
“RAMAKO NEW DIMENTION”, yang menyajikan musik aliran New Wave &
Jazz Contemporary, ramako banyak menjadi inspirasi radio-radio lain di Jakarta
dan kota besar lainnya di Indonesia untuk mendulang kesuksesan seperti yang
dinikmati ramako.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, tanggal 27
November 1985, Radio Ramako menempati studio/kantor baru di Jl. Empu
Sendok 12 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan dan sekaligus menjejakkan diri di
jalur 106.15 FM, teknologi radio yang dibilang langka di Indonesia pada waktu itu
termasuk dalam 3 station radio yang pertama masuk di jalur Frequency
Modulation (FM) di Indonesia. Kejernihan suara dan musik terseleksi semakin
membawa Ramako berada diposisi terdepan dalam persaingan bisnis radio siaran.
Dengan selalu mengikuti trend pendengar, di tahun 1990 Ramako
memanjakan pendengarnya dengan musik Mellow AC. Agar lebih personal,
sapaan pendengarnya menjadi “Magic Listner” hingga saat ini. Bulan November
1993, Ramako memancarkan siarannya dari lantai 19 gedung Menara BTN Gajah
Mada Harmoni Jakarta Pusat, serta lebih mempertajam positioning bagi kalangan
menengah keatas. Tanggal 03 April 2001, Ramako muncul menjadi Radio
Interaktif dan Tagline. “LISTEN AND TALK TO MAGIC”.
Pada tanggal 01 Agustus 2004, Ramako menempati frekuensi baru di
gelombang 105,8 FM. Dengan musiknya, Ramako semakin digemari. Dengan
informasinya, Ramako semakin diminati. Dengan jangkauan siaran yang luas,
Ramako semakin banyak pendengarnya. Itulah sebabnya mengapa kami pencetus
radio Ramako menyebut diri sebagai salah satu dari 3 keajaiban di Jakarta “The
Magic Of Jakarta”, 2 keajaiban lainnya adalah pendengar sebagai MITRA
BISNIS RAMAKO dan jutaan “MAGIC LISTNER” di Indonesia dan seluruh
dunia.43
2. Visi dan Misi Radio Ramako
Seperti radio-radio lainnya, radio Ramako juga memiliki visi dan misi
yang akan mengarahkan dalam penyiarannya. Serta menjadikan daya tarik
tersendiri, visi dan misi radio Ramako adalah sebagai berikut:
a. Visi
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, dan sesuai dengan
tingkat kebutuhan masyarakat Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia
akan kecepatan informasi dan perkembangan musik serta hiburan, Radio Ramako
105,8 FM The Magic of Jakarta, berupaya untuk memenuhi tuntutan zaman dan
teknologi serta kebutuhan masyarakat dengan menyajikan informasi terdepan,
musik terbaik dan hiburan yang menarik sesuia dengan keinginan dan tuntutan
masyarakat.
b. Misi
Misi Radio Ramako 105,8 FM The Magic Of Jakarta, adalah untuk
meningkatkan potensi kemampuan intelektual para pendengar melalui program-
43 Radio Ramako, “Company Profile”.
program siaran yang disajikan secara inovatif, kreatif, atraktif edukatif dan
menghibur. Dengan station call Ramako 105,8 The Magic of Jakarta, Ramako
akan menjadi station yang akan selalu diminati dan digemari dimasa kini dan
masa depan.44
3. Struktur Organisasi Radio Ramako
Berikut adalah struktur organisasi di radio Ramako yang berada di bawah
naungan Direktur Utama Ramako Group.
a. Station Manager : R. Irvan Azhar b. Office Manager : Hais Pakaya c. Program Manager : Bayu Setio d. Kord. Umum : Eddi Wiyardi e. Kord. Liputan : Hazwardi f. Kord. Traffic/sls : R. Djuni Arie g. Kord. Produksi : Sevendi h. Kord. Tehnik : Isnadi i. Music Director : Yery Fanggi j. IT Development : Frederic Marshal k. Produser Pagi : Ricky SP l. Produser Sore : Ghina45
4. Target Pendengar
Pendengar Ramako 105.8 The Magic of Jakarta, yang biasa di sapa
dengan panggilan “MAGIC LISTNER” adalah masyarakat dewasa yang berusia
25-45 tahun professional yang termasuk golongan A Class yang sangat kritis dan
sangat mengikuti perkembangan zaman dan berkeinginan untuk maju dan lebih
baik.
5. Format Siaran Ramako
Sebagai sebuah station radio modern Ramako 105.8 The Magic of Jakarta, ramako menyajikan musik dan informasi dengan perbandingan porsi siaran sebesar 55% Musik dan 45% News and Information.
Format Musik Ramako 105.8 The Magic of Jakarta:
44 Radio Ramako, “Company Profile”. 45 Radio Ramako, “Company Profile”.
1) Adult Contemporary
2) Slow (Mellow) and Medium Hits
3) 1979’s – 2000’s
4) Rock Musik
5) English, Indonesia and Mandarin
Format News and Information di Ramako The Magic of Jakarta, berformat Update News dalam program Listen and Talk to Magic dan Live on The Spot yang disampaikan secara langsung oleh para Reporter Ramako langsung dari lokasi.46
6. Program Acara yang Disiarkan
Tabel 2
Program Acara yang Disiarkan Setiap Hari
NO. PROGRAM HARI JAM
1. Spiritual Sharing Senin – Jum’at 05.15 – 05.45
2. Hallo Jakarta
- Poros Jakarta - Melbourne
- Grow Your
Investment
- Magic Health
- Friday Spirit
- Ramako Prduli
Senin – Jum’at
Senin
Selasa
Rabu
Jum’at
Jum’at
06.00 – 09.00
07.00 – 08.00
07.00 – 08.00
07.00 – 08.00
07.00 – 08.00
08.00 – 09.00
3. Keluarga Jakarta Senin – Jum’at 09.00 – 12.00
4. Serabi Jakarta Senin – Jum’at 12.00 – 13.00
5. MD’J Jakarta (MD Jakarta) Senin, Selasa & Kamis 13.00 – 16.00
6. Magic Time Break Senin – Jum’at 16.00 – 20.00
7. Song 4 You (not request) Senin – Jum’at 20.00 – 21.00
8. Song 4 You (request) Senin – Jum’at 21.00 – 24.00
9. Relaksasi Senin – Minggu 24.00 – 01.00
10. Soul 2 80’S Rabu 06.00 – 24.00
11. Berproses Menuju Kesejatian Diri
Kamis 20.00 – 21.30
46 Radio Ramako, “Company Profile”.
12. Rock A Holic Zone
Weekend Highlight
Jum’at
Jum’at
06.00 – 24.00
19.00 – 20.00
13. Jazzy On Magic Sabtu 06.00 – 19.00
14. Obrolan Sabtu Sabtu 10.00 – 12.00
15. Magic Weekly Sport Sabtu 19.00 – 20.00
16. A Night to Member Sabtu 20.00 – 21.00
17. Song 4 You Request Sabtu 21.00 – 24.00
18. Sound of Love Minggu 06.00 – 24.00
19. R.O.C.K Rock Jum’at 21.00 – 24.00
20. Jakarta Update Senin - Minggu Tentatif
21. Jakarta What’s Up Senin – Jum’at 18.30 – 18.3547
B. Program Siaran Keagamaan “Spiritual Sharing” di Radio Ramako
105.8 Fm
Walaupun radio Ramako bukan berlatar belakang radio religi, namun
Ramako tetap tidak meninggalkan nuansa Islami yang merupakan agama yang
dianut sebagian besar masyarakat Indonesia. Karena dari ownernya yang sangat
religi yang ingin menjadikan radionya dapat memberikan pencerahan-pencerahan
bagi pendengarnya, sehingga dalam salah satu program siarannya harus ada yang
bernuansa Islami untuk pencerahan para pendengarnya. Program acara diskusi
keagamaan tidak jauh berbeda dengan siaran kuliah dhuha lainnya yang disiarkan
oleh radio-radio lainnya. Hanya nama program siarannya saja yang menggunakan
nama yang berbeda karena disesuaikan dengan target pendengar radio ini yang
bersegmentasi B+ sampai A yang berusia 25-45 tahun. Awalnya program ini
bernama kuliah subuh atau seperti kultum biasa lainnya yang bersifat monoton.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan antusias dari para pendengarnya 47 Radio Ramako, “Company Profile”
yang tidak hanya mendengarkan tetapi juga ingin ikut berdiskusi dalam acara ini.
Maka pihak Ramako mengganti nama siaran keagamaan ini menjadi “Spiritual
Sharing” yang memiliki makna diskusi keagamaan sebagai pencerahan dan
penyucian diri yang disiarkan secara interaktif atau dua arah agar pendengarnya
dapat berinteraksi mengenai pesan dakwah yang disampaikan berkaitan dengan
persoalan yang dihadapi.
Program keagamaan ini merupakan program paling bertahan dari tahun ke
tahun tanpa adanya perubahan hanya pada jam siarnya saja yang ditambah sedikit
lebih panjang karena permintaan dari para pendengarnya yang selalu setia dengan
program ini.
Sebagai program yang disiarkan secara langsung bersama para ustadz
melalui phone disaat matahari mulai menyinari angkasa Jakarta, program
“Spiritual Sharing” memberikan pencerahan spiritual yang menyejukkan tanpa
ada unsur menggurui, sehingga Magic Listner (panggilan bagi para pendengar
radio Ramako), bisa dengan bebas santai dan terbuka menyampaikan
permasalahan yang berkaitan dengan kesucian Islam, secara langsung.
Para ustadz (komunikator) yang memberikan pencerahan mengenai isi
pesan dakwah yang akan disampaikan selama 15 menit dengan tausyiah yang
dikupas secara mendalam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Kemudian para
“Magic Listner” mendiskusikan apa yang belum diketahuinya dengan mengajukan
pertanyaan seputar pesan dakwah yang disampaikan baik melalui telepon, fax, e-
mail atau SMS.
Karena media dakwah yang digunakan para ustadz ini adalah radio yang
mengandalkan indera pendengaran untuk memahami makna dari pesan dakwah
yang disampaikannya, maka para ustadz ini harus memprioritaskan isi pesan
dakwah yang mudah dipahami secara logis serta tidak memihak kepada salah satu
persepsi yang dapat menimbulkan keraguan atau kesalahpahaman bagi para
pendengar yang mungkin hanya mendengarkan sebagian dari pesan dakwah yang
disampaikan, mereka tidak mendengarkan secara keseluruhan atau dari awal
siaran.
Para penyiar acara keagamaan ini mampu menjembatani antara ustadz
(komunikator) dengan para mad’unya (pendengar) dalam program ini, sehingga
acara yang disiarkan berjalan tidak secara monoton tetapi terjadi interaksi atau
komunikasi dua arah antara ustadz dengan mad’u (pendengar)nya.
Spiritual Sharing disiarkan setiap hari senin hingga minggu atau setiap hari
pada pukul 05.30 hingga 06.00 WIB, dengan narasumber dan pesan dakwah yang
berbeda. Walaupun jam siarnya hanya 30 menit, namun dapat memberikan
pencerahan spiritual yang menyejukkan bagi para pendengarnya dengan bukti
antusias para pendengar yang berinteraktif setiap harinya mendiskusikan berbagai
macam persoalan kehidupan.
Target pendengar: seluruh pendengar Ramako dan radio sindika ramako
yang berusia 24 hingga 45 tahun di seluruh Nusantara.
Spiritual Sharing juga disiarkan oleh:
Mitra mahardika khatulistiwa 102.6 FM Pontianak, Kabaresi 99.2 FM
Ambon, Zoo 101.5 FM Batam, 100.7 Batam FM Batam, Maritim 102.6 FM
Cirebon, Aditya 91.5 FM Subang, Indovision Channel 204 di seluruh Nusantara,
live streaming ramakofm.com ke seluruh penjuru dunia.48
48 Bayu Setyo Nugroho, Wawancara Pribadi, Tanggal 24 Maret 2008, di Jakarta
BAB IV
PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM SIARAN KEAGAMAAN
“SPIRITUAL SHARING” DI RADIO RAMAKO
105,8 FM
A. Deskripsi Pesan Dakwah Program Keagamaan “Spiritual Sharing”
Dalam bab IV ini penulis mencoba menganalisa isi pesan dakwah yang
terdapat pada program siaran keagamaan “Spiritual Sharing” di Radio Ramako
105,8 Fm selama 26 hari di bulan Februari 2008. Namun, sebelumnya penulis
akan memaparkan satu persatu isi pesan dakwah yang terdapat dalam program
siaran keagamaan “Spiritual Sharing” yang berbentuk transkrip data siaran.
Kemudian juri memberikan penilaian terhadap isi pesan dakwah yang
disampaikan sesuai dengan kategorinya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
dalam menganalisis isi pesan dakwah tersebut.
a. Berikut Pemaparan Singkat Transkrip Data Siaran
1. Kematian Disiarkan Tgl : 01 Februari 2008 Narasumber : Ust. Abu Zahro
Disampaikan sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Tanzil Umam, Rasulullah SAW mengatakan: “Tidak ada satu mayit pun atau tidak seorang pun yang diletakkan di atas kerandanya atau peti jenazah lalu diangkat oleh orang-orang yang mengangkatnya dan baru tiga langkah. Maka si mayit tersebut yang ruhnya ada disampingnya berteriak dengan suara yang keras, yang suara itu bisa didengar oleh makhluk-makhluk yang dikehendaki oleh Allah. Teriakannya itu penuh dengan rasa penyesalan dan sedikit nasihat dengan orang-orang yang masih hidup. Si mayit berkata kepada para pengusung jenazah: “Wahai sodara-sodaraku jangan sekali-kali kalian sampai tertipu oleh dunia sebagaimana dia telah menipu diriku. Jangan sampai kalian dipermainkan oleh waktu atau zaman, sebagaimana ia telah mempermainkan diriku. Aku telah meninggalkan semuanya untuk dunia ini sedangkan keluargaku dan cucu-cucuku tidak memikul dosa dan kesalahanku. Dan
kalian para pengantar jenazah hanya akan mengantarku dan meninggalkanku. Namun, Allah Yang Maha Perkasa akan memperhitungkan apa yang telah aku perbuat”.
Itu adalah teriakan dan sekaligus pesan kepada orang-orang yang hidup, kata Rasulullah: “Semua mayit, semua jenazah pada saat di pikul usungannya dan baru tiga langkah melangkah, orang-orang yang mengangkatnya, dia teriak dengan teriakan seperti itu”.
Termasuk kita nanti suatu saat akan berteriak seperti itu. Bahkan mungkin lebih dari seperti itu, sebagai teriakan penyesalan. Karena kita telah dipermainkan oleh waktu dan karena kita tertipu oleh dunia yang fana yang justru akan kita tinggalkan ini. Mudah-mudahan sabda Nabi tadi bisa memberikan pelajaran yang amat berharga kepada kita dan bisa memberikan motivasi kepada kita untuk berhati-hati hingga kita tidak tertipu oleh dunia yang serba glamour, yang serba indah dan sebagainya. Sehingga kita lalai dan mengabaikan kewajiban-kewajiban yang seharusnya kita laksanakan. Dan mudah-mudahan kita bisa mempersiapkan bekalnya untuk kehidupan yang kekal setelah kematian itu dan kematian itu yang laksanakan kehidupan atau perpindahan hidup dari satu alam ke alam lain. Dari alam dunia ke alam barzah dan dari alam barzah akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita perbuat, karena hidup kita untuk akhirat bukan untuk dunia. Mudah-mudahan Allah SWT membimbing kita memberikan petunjuk kita, taufiq dan hidayah kepada kita semua sehingga kita tidak tertipu menjadi orang yang hidup untuk dunia yang fana’ dan tidak dipermainkan oleh zaman.49
Tabel 4 Penilaian Juri Terhadap Tema 1
Kematian No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-1 tersebut berisi pesan dakwah tentang Aqidah.
2. Kasih Sayang Kepada Sesama Disiarkan Tgl : 03 Februari 2008 Narasumber : Ust. Abi
Kita sebagai manusia harus saling memahami terhadap orang-orang disekitar kita. Misalnya keluarga kita yaitu ibu, bapak, kakak, adik, nenek dan semua keluarga yang berada di dekat kita. Juga tetangga bahkan orang yang sama-sama dalam perjalanan atau satu pekerjaan dengan kita. Ketika salah satu dari mereka ada yang rewel atau bersikap dari yang tidak biasanya, maka
49 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
01 Februari 2008, di Jakarta.
janganlah lantas kita menyimpulkan bahwa orang tersebut tidak menyukai kita atau tidak senang dengan sikap kita sehingga membuat mereka marah atau kesal atau benci dan sebagainya. Janganlah berburuk sangka kepadanya sebelum mengetahui penyebabnya, tetapi kita membutuhkan pemahaman yang benar-benar diyakini dengan iman dan rasa cinta terhadap mereka. Dan tanpa pemahaman yang benar tidak mungkin ada cinta.
Tanpa pemahaman yang benar, maka “Ruhama u bainahu” berkasih sayang kepada sesama sebagai ciri dari pengikut Rasulullah, sebagai ciri dari seorang mukmin dan seorang mukmin itu tidak mungkin lahir sungguh-sungguh dari pemahaman yang benar di antara kedua orang tuanya. Dan benar itu adalah kita mengalami, bagaimana mungkin kita memahami ajaran kita tanpa adanya pengalaman. Oleh karena itu, rasa kasih sayang kepada sesama ini harus berlandaskan saling memahami dan juga kita sebagai satu jiwa dengan jiwa lain harus bisa seakan-akan mengalami apa yang sedang diderita oleh mereka. Karena dengan pemahaman yang benar dan seakan-akan kita mengalami satu pengalaman yang sama, maka kita dapat menyimpulkan mengapa mereka bersikap berbeda dari biasanya? Dan dengan rasa memahami serta mengalami, kita bisa mencurahkan kasih sayang kita kepada sesama keluarga dan kepada siapa saja terutama yang berada di dekat kita.50
Tabel 5 Penilaian Juri Terhadap Tema 2
Kasih Sayang Kepada Sesama
No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah Aqidah Syari’ah Akhlak
1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-2 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
3. Zikir Disiarkan Tgl : 04 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abu Zahro Dalam kitab suci Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang
memerintahkan berzikir, yang menyebutkan kebiasaan berzikir bagi orang-orang yang beriman, antara lain dalam surah Ar-Ra’du ayat 28, Allah SWT berfirman tentang orang-orang yang berfirman dan kebiasaan mereka berzikir kepada Allah SWT:
50 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal 03 Februari 2008, di Jakarta.
☺
Artinya : “(Yaitu) Orang-orang yang berima dn hati mereka menjdi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”
(Q.S. Ar-Ra’du: 28).51 Nabi kita Muhammad SAW mengatakan: “Tidak amal yang paling
disukai oleh Allah dan tidak ada amal yang paling menyelamatkan untuk seorang hamba dari keburukan selain zikir, ingat kepada Allah. Sabda Nabi ini menguatkan ayat Al-Qur’an tadi, bahwa zikir kepada Allah sesungguhnya setelah kita beriman kepada-Nya, itu adalah merupakan amal yang paling disukai oleh Allah SWT dan paling diandalkan untuk keselamatan dari setiap keburukan baik di dunia maupun di akhirat dan zikir itu bisa membersihkan dada serta juga bisa menentramkan qolbu. Jadi kalau kita ingin mendapatkan hati yang tentram, yang damai, maka banyak-banyaklah menyebut Allah SWT atau zikrullah di setiap keadaan, kapan saja dan dimana saja. Karena zikir merupakan obat atau ciri bagi orang-orang yang bertaqwa. Mudah-mudahan kita memperhatikan ayat yang pertama tadi, sehingga kita menjadi orang yang beriman, beriman mempercayai sekaligus mengamalkan dan mudah-mudahan kita banyak berzikir kepada Allah SWT, maka hati kita akan tentram dan damai.52
Tabel 6 Penilaian Juri Terhadap Tema 3
Zikir No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-3 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah.
4. Keibaan Allah SWT Disiarkan Tgl : 05 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Keibaan merupakan bagian dari rasa kasih sayang Allah SWT yang lebih
spesifik lagi. Di samping Allah sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim, Allah juga merupakan “Ra’ufum bil ‘ibad” Maha Pengiba terhadap hamba-hamba-Nya. Beberapa kesaksian bahwa ada rahmat khusus yang dikehendaki oleh Allah SWT, sifat keibaan Allah SWT ini agar dapat juga diperankan oleh makhluk-Nya di kehidupan dunia.
51 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 373. 52 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
04 Februari 2008, di Jakarta.
Allah SWT mengaplikasikan sifat keibaan-Nya melalui orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hidupnya. Sifat keibaan Allah SWT diwujudkan terutama pada kaum perempuan seperti janda-janda yang kehilangan suaminya. Allah SWT menginginkan agar seorang hamba-Nya memberikan perhatian yang lebih khusus. Bagi mereka yang membantunya bagaikan mujahid di jalan Allah SWT yang menanggulangi kesulitan dan bahaya demi untuk mendapatkan ridho Allah SWT serta bagaikan orang yang menghidupkan malamnya dengan tanpa jenuh dan seperti orang yang yang senantiasa berpuasa dalam kehidupannya seakan-akan tidak pernah berbuka. Betapa banyak di muka bumi ini kaum ibu yang diterlantarkan oleh para suaminya disamping banyak juga yang kehilangan suami mereka karena meninggal dunia, mereka menghadapi problema kehidupan sendirian.53
Tabel 7 Penilaian Juri Terhadap Tema 4
Keibaan Allah SWT No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-4 berisi pesan dakwah tentang Aqidah.
5. Peduli Terhadap Sesama Disiarkan Tgl : 06 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Sungguh besar perhatian Islam terhadap kasih sayang yang harus kita
curahkan kepada sesama kita, sungguh besar perhatian Allah. Dialah yang menjanjikan bahwa orang yang menyayangi siapa-siapa di muka bumi, dia akan mendapat rahmat dan kasih sayang. Ar-Rahman Pencipta penganugerahan segala sesuatu, Maha Pengasih Maha Penyayang. Ada beberapa hadits yang dinisbahkan kepada Rasulullah SAW, Siti Aisyah salah seorang istri Rasulullah meriwayatkan: “Suatu hari ada seorang perempuan dengan membawa dua orang anaknya. Kemudian dia mendatangi rumah kami dan meminta sesuatu yang ada di dalam rumah kami. Namun, sayang perempuan itu tidak mendapatkan sesuatu apa pun di rumah kami kecuali sebutir kurma. Dan perempuan itu membelah kurma itu menjadi dua bagian, kemudian masing-masing diberikan kepada anaknya”.
Allah menjanjikan bagi siapa saja yang memperhatikan sesamanya atau peduli terhadap kaum yang lemah khususnya, akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang. Dalam hal ini sikap peduli yang di anugerahkan oleh Allah SWT merupakan telah melekat pada sanubari setiap insan. Hanya saja terkadang belum disadari oleh sebagian insan. Sebagai contoh ketika ada seseorang di jalan yang sedang membutuhkan bantuan kita, dapat disaksikan
53 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
05 Februari 2008, di Jakarta.
hanya beberapa orang dari kita yang memiliki rasa kepedulian sosial terhadap sesama.
Demikian itu penghargaan Allah SWT kepada setiap insan yang peduli, yang cinta terhadap sesama khususnya kepada orang-orang yang Allah amanahkan kepada kita, yang demikian itu tidak terlepas daripada kasih sayang yang dikaitkan dengan wasiat Allah, sebab kasih sayang yang seperti itu merupakan pembawaan setiap manusia, seorang ayah, seorang ibu untuk berkorban demi anak-anaknya, demi insan-insan yang memerlukannya, namun yang demikian itu kalau tidak dikaitkan dengan ridho Allah, maka dia hanya mendapat penghargaan dari Allah sebatas kehidupan duniawi.54
Tabel 8 Penilaian Juri Terhadap Tema 5
Peduli Terhadap Sesama No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-5 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
6. Amanah yang Diberikan Allah SWT Disiarkan Tgl : 07 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Amanah Allah SWT merupakan suatu kehendak-Nya yang telah
menjadikan manusia sebagai makhluk spesial. Makhluk yang diberikan amanah harus siap menerima amanah tersebut. Atas dasar amanah itu manusia diberi kebebasan yang lebih dari makhluk-makhluk lainnya. Kebebasan yang disebutkan tadi seperti sedikit keleluasaan untuk menentukan pilihan, sedikit kebebasan bergerak dan berinisiatif bergerak, karena atas dasar itulah manusia menjadi makhluk yang bertanggung jawab. Kebebasan dan kepemimpinan setiap individu di muka bumi ini yang merupakan amanah Allah SWT. Namun, setiap perbuatan yang dilakukan manusia di dunia setelah mendapat kebebasan tersebut, tidak identik dengan ridho Allah SWT. Ketika Allah SWT memberikan manusia kebebasan kemudian manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu belum tentu kalau setiap tindakannya itu akan mendapat ridho dari Allah SWT. Sedangkan amanah merupakan suatu rahmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada semua manusia yang ada di dunia ini dan tentu akan mendapat balasan dari amanah yang telah diberikannya itu.55
Tabel 9 Penilaian Juri Terhadap Tema 6
54 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
06 Februari 2008, di Jakarta 55 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
07 Februari 2008, di Jakarta.
Amanah yang Diberikan Allah SWT No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua juri yaitu juri
II dan juri III menyepakati tema ke-6 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
Sedangkan juri I menyimpulkan bahwa tema ke-6 berisi pesan dakwah tentang
Syari’ah.
7. Tahmid Disiarkan Tgl : 08 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abu Zahro Kata tahmid sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, segala puji
bagi Allah Pemilik alam semesta. Pujian semata-mata hanya ditujukan kepada Sang Pencipta, kepada Allah. Jika apabila ada seseorang yang memuji kita, maka jangan sekali-kali merasa bangga atau senang dengan pujian itu, karena boleh jadi pujian itu akan menjadi petaka di suatu saat nanti, maka segeralah diiringi dengan do’a: “Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira dan ampunilah dosa-dosa mereka yang tidak tahu dan janganlah Engkau siksa aku atas pujian yang mereka ucapkan”.
Zikir tahmid itu, sebaiknya dibiasakan membacanya setiap saat dan dimana saja agar jiwa menjadi tenang dan tentram serta dengan segera dapat berpengaruh terhadap jiwa yang gelisah dalam mengahadapi dunia.56
Tabel 10 Penilaian Juri Terhadap Tema 7
Tahmid No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-7 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah.
8. Mencintai Sesama Disiarkan Tgl : 10 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abi
56 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
08 Februari 2008, di Jakarta.
Mencintai tanpa dilandasi dengan rasa kasih sayang, hanyalah sebatas sebuah pemenuhan kebutuhan yang sementara. Sebab seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai kasih sayang, seseorang tidak akan memiliki rasa kasih sayang yang tulus tanpa adanya iman yang didasari dengan pemahaman dan pengalaman yang pernah dialami oleh dirinya. Demikian juga dengan mencintai terhadap sesama baik terhadap makhluk Allah yang bernyawa maupun yang tak bernyawa.
Lantas, atas dasar apa kita mencintai orang-orang yang kita kasihi seperti keluarga kita, ayah, ibu, kakak, adik dan semua yang mempunyai pertalian darah dengan kita serta orang-orang yang berada di sekitar kita yang menjadi tanggungan dibawah kita? Kita mencintainya karena atas dasar cinta kepada Allah SWT sebagai aktualisasi iman kita terhadap-Nya dan kata Rasulullah: “Sayangilah makhluk yang ada di bumi, maka kita akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit”. Demikian Rasulullah memberikan kita gambaran, kalau kita mencintai semua makhluk di bumi tanpa terkecuali serta dengan rasa tulus tanpa ada pengharapan suatu apapun, maka kita pun akan dicintai oleh semua makhluk Allah yang ada di langit.
Dengan adanya rasa saling mencintai diantara sesama, maka kita bukan saja memenuhi atas semua kebutuhan kita tetapi juga harus memenuhi kebutuhan atas orang-orang yang menjadi tanggungan di bawah kita. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kepada kita nikmat yang tidak terhingga, sebab saling mencintai karena Allah SWT.57
Tabel 11 Penilaian Juri Terhadap Tema 8
Mencintai Sesama No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-8 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
9. Do’a Disiarkan Tgl : 11 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abu Zahro Do’a merupakan sebuah permohonan seorang hamba terhadap Allah
SWT. Do’a ada banyak macamnya, segala bentuk permintaan mengenai kehidupan di dunia ini agar diberi kelancaran dalam menjalaninya bisa dimohonkan. Allah yang Maha Pemberi, akan mengabulkan do’a seorang hamba-Nya yang tulus dan disertai dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh.
Dalam pembahasan ini ada beberapa pendengar yang ingin dibacakan salah satu dari beberapa do’a yang ada yaitu do’a dari surah An-Nuur yang
57 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
10 Februari 2008, di Jakarta.
didalamnya terdapat hikmah yang begitu besar bagi pemohon yang sungguh-sungguh. Seperti yang dikisahkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib, do’a ini merupakan do’a untuk meminta cahaya, untuk penglihatan. Do’a ini berbunyi:
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Wahai Pemilik arwah yang fana’, Pemilik jasad yang hancur. Aku memohon kepada-Mu dengan ketaatan arwah yang kembali ke jasad-jasadnya dan dengan ketaatan jasad-jasad yang sesuai ke anggota-anggotanya dan dengan terpulangnya kubur dengan penghuninya dan dengan seruan yang benar kepada mereka dan dengan pengambilan-Mu yang haq di antara mereka atau keputusan-Mu yang haq di antara mereka, apabila seluruh makhluk dihadirkan mereka menunggu keputusan-Mu, mereka mengingat kekuasaan-Mu, mereka takut akan siksa-Mu dan mereka mengharapkan kasih-Mu. Pada hari ini tidak berguna lagi seorang kekasih terhadap orang yang dikasihinya sedikit pun juga mereka tidak akan di tolong kecuali orang yang di rahmati Allah. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Aku memohon kepada-Mu, Wahai yang paling Penyayang Ya Rahman. Engkau jadikan cahaya di dalam penglihatanku dan keyakinana di dalam hatiku dan zikir kepada-Mu di waktu malam dan siang hari di atas lidahku untuk selama-lamanya selama Engkau baqokan aku. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu”.
Pada suatu ketika Imam Ali Ra. membacakan do’a ini dalam suatu majlis. Ternyata salah seorang dari jama’ah yang mendengarkannya itu adalah seorang buta. Dia mendengarkan dan menghafalkannya, setelah dia menghafal dan kembali ke rumahnya. Kemudian dia mengerjakan sholat dua raka’at dan selesai sholat dia membaca do’a tersebut. Tatkala sampai pada kata-kata “Kau jadikan penglihatanku”, dengan serta merta orang yang buta itu tiba-tiba melihat, padahal do’a itu belum selesai diucapkan semuanya. Melihat dengan izin Allah SWT, setelah do’a “Fi thalabil nuur fil bashir” memohon cahaya untuk penglihatan. Do’a ini dibaca kapan saja tidak ditentukan kapan waktunya. Oleh karena itu, do’a yang dimohonkan dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengabulkannya.58
Tabel 12 Penilaian Juri Terhadap Tema 9
Do’a No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-9 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah.
10. Bergaul dengan Baik
58 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal 11 Februari 2008, di Jakarta.
Disiarkan Tgl : 12 Februari 2008 Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi
Pesan bergaul disini, maksudnya adalah bagaimana bergaul terhadap kaum perempuan terutama bagi kaum laki-laki yang telah halal bagi perempuan tersebut. Bagi seorang laki-laki atau seorang suami harus memperhatikan kebutuhan kaum perempuan atau istrinya, dengan memberikan lahir batin tanpa adanya paksaan.
Bergaullah dengan istri-istri kalian dengan ma’ruf, bukan sekedar melayani mereka, bukan sekedar memenuhi keinginan mereka baik secara materi, rohani maupun moral tetapi berikanlah ilmu kepada mereka, berikanlah masukan-masukan yang baik kepada mereka dengan cara lemah lembut tidak dengan kekerasan. Karena kaum perempuan itu lebih cenderung menggunakan perasaannya secara emosional dibandingkan menggunakan fikiran atau dengan nalar. Akhlak bergaul ini telah diwasiatkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya kepada kaum laki-laki dan Rasulullah SAW sendirilah yang orang pertama kali melaksanakn wasiat beliau. Sebab Rasulullah SAW merupakan panutan puncak umat manusia dalam rangka mencapai akhlak yang mulia, akhlak yang dibangun atas dasar hubungan dengan Allah SWT.59
Tabel 13 Penilaian Juri Terhadap Tema 10
Bergaul dengan Baik No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-10 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
11. Tanggung Jawab Disiarkan Tgl : 13 Februari 2008 Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi
Salah satu ketentuan Allah yang wajib diperhatikan oleh setiap hamba, khususnya yang beriman dan terutama bahwa kaum laki-laki diamanahkan tanggung jawab terhadap keluarganya, terhadap pasangan hidupnya. Jadi, dalam hal ini ditekankan kepada para suami sebagai kepala keluarga yang diberikan tanggung jawab penuh terhadap lekuarganya karena kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum laki-laki membuat mereka harus tampil sebagai pemimpin. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap laki-laki pasti lebih tinggi bersifat kepemimpinannya dibandingkan kaum perempuan.
59 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
12 Februari 2008, di Jakarta.
Para suami harus menginfakkan rezekinya seperti dirinya sendiri kepada istrinya dan anggota keluarga. Betapa bernilainya infak tersebut, jika diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Maka infak yang engkau salurkan sesuai dengan yang digariskan oleh Allah SWT, engkau nafkahkan di dalam perjuangan, diinfakkan untuk memerdekakan seorang hamba, engkau salurkan untuk menghidupkan orang miskin, engkau infakkan kepada istri dan anggota keluargamu adalah paling bernilai dihadapan Allah SWT.
Yang demikian itulah tanggung jawab yang harus diupayakan sungguh-sunggguh oleh setiap muslim, oleh kepala keluarga dan seorang suami sebagai tanggung jawab yang akan dipertanyakan di hari kemudian. Yang keduanya itu tidak sia-sia akan dihormati dan dihargai oleh Allah SWT. Akan diberikan imbalan bukan saja di akhirat tetapi juga di dunia.60
Tabel 14 Penilaian Juri Terhadap Tema 11
Tanggung Jawab No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-11 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
12. Pemimpin Keluarga Disiarkan Tgl : 14 Februari 2008 Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi
Tanggung jawab didalam keluarga dibebankan dalam tingkatan pertama kepada kepala keluarga yaitu kepada seorang suami yang diamanahkan oleh Allah SWT. Peringkat tertinggi tugas kewajiban terhadap keluarga adalah pada seorang suami, tetapi ini bukan berarti bahwa seorang istri tidak mempunyai tugas dan kewajiban yang sama, seorang ibu, seorang istri juga harus melaksanakan perintah Allah SWT. Namun, setiap pada kita, setiap pada seorang suami, setiap seorang istri membimbing diri masing-masing, membimbing keluarga nya sesuai kedudukannya masing-masing.
Seorang kepala keluarga harus mencontoh kehidupan rumah tangganya Rasulullah SAW dalam membina rumah tangga. Bahwa seorang suami atau pemimpin keluarga harus adil dalam memberi infak kepada istri dan anak-anaknya. Adil dalam hal ini adalah sesuai pemenuhan atas kebutuhannya. Rasulullah SAW juga memberikan perangai yang baik dalam membina istri dan anak-anak sesuai dengan akhlak dan adab Islami. Demikian antara lain contoh yang kita cermati dari perangai Rasulullah SAW sebagai pemimpin keluarga dan betapa banyaknya contoh yang beliau wariskan kepada kita.61
60 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
13 Februari 2008, di Jakarta. 61 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
14 Februari 2008, di Jakarta.
Tabel 15 Penilaian Juri Terhadap Tema 12
Pemimpin Keluarga No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-12 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
13. Takbir Disiarkan Tgl : 15 Februari 2008 Narasumber : Ust. Abu Zahro
Kalimat takbir atau kalimat Allahu Akbar adalah kalimat yang mengagungkan Allah SWT, Allah Maha Besar. Lantas, apa yang dimaksud dengan Allah Maha Besar? Maksudnya yaitu bahwa kita sebagai makhluk tidak akan pernah mensifati Allah SWT dengan pensifatan yang sesungguhnya. Kalaulah misalnya ada Ar- Rahman, Ar-Rahim, Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang. Jadi, Allah itu tidak terbataskan dengan sesuatu apapun karena Allah Maha tidak terbatas. Kalau manusia adalah makhluk terbatas dengan ilmunya yang terbatas, kemampuannya terbatas dan kekuatan yang terbatas. Sedangkan Allah, ilmu, kemampuan dan kekuatan-Nya tidak terbatas karena Dia adalah Sang Pencipta yang tidak terbatas.
Semua ilmu, kemampuan dan kekuatan yang manusia miliki harus diagungkan kepada Allah SWT. Allahu Akbar sambil dihayati maknanya, bahwa Allah itu terlalu agung atau Allah Maha Besar untuk disifatkan dan kita mengetahui semua kebesaran Allah SWT itu karena Allah SWT sendiri yang memberikan informasi kepada manusia di dunia melalui kitab suci Al-Qur’an-Nya. Sebagai salah satu ungkapan pengagungan terhadap Allah SWT, Yang Maha Agung, Yang Maha Besar untuk disifatkan, karena itu kita lazimkan kalimat takbir ini setiap hari, setiap saat atau boleh juga di setiap pagi dan sore hari agar ada pengaruhnya pada jiwa dan fikiran kita.62
Tabel 16 Penilaian Juri Terhadap Tema 13
Takbir No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
62 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal 15 Februari 2008, di Jakarta.
1. Juri I - - 2. Juri II - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua juri yaitu juri I
dan juri II menyepakati tema ke-13 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah,
sedangkan juri III menyimpulkan bahwa tema ke-13 berisi pesan dakwah yaitu
Aqidah.
14. Iman Disiarkan Tgl : 16 Februari 2008 Narasumber : KH. Diaudin Kuswandi
Iman merupakan keyakinan terhadap ketauhidan Allah SWT serta segala sesuatu yang terdapat di dalam rukun yang enam dan yang berkaitan dengan kehidupan dan kematian serta yang ghaib. Iman dalam disini bukan sekedar yakin tetapi lebih kepada cinta. Seperti disebutkan di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqaroh ayat 165:
⌧ ⌧
⌧ ☺ ⌧
⌧ Artinya : “Orang yang beriman itu amat sangat cinta kepada Allah”
(Q.S. Al-Baqaroh: 165).63 Kalau orang beriman itu amat sangat cinta kepada Allah, maka iman
berarti cinta pada Allah. Dan kalau orang beriman dinyatakan adalah orang yang sangat amat cinta kepada Allah, maka iman itu sendiri adalah yaitu kecintaan yang amat sangat pada Allah. Dapat dimengerti bahwa kita sebagai manusia beriman harus mencintai Allah, mencintai Rasul, mencintai malaikat, tetapi tidak boleh mencintai syeitan. Oleh karena itu, iman bukan hanya percaya tetapi mencintai-Nya.64
Tabel 17 Penilaian Juri Terhadap Tema 14
Iman No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II -
63 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 41. 64 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
16 Februari 2008, di Jakarta.
3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-14 berisi pesan dakwah tentang Aqidah.
15. Tasbih Disiarkan Tgl : 18 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abu Zahro Kalimat yang lazim digunakan untuk mensucikan asma Allah SWT, yaitu “Subhanallahu wabihamdihi” yang maknanya segala puji bagi Allah dengan segala sesuatu. Juga merupakan kalimat yang diungkapkan biasanya untuk tanzi, untuk mensucikan Allah SWT dari sifat- sifat kekurangan, dari tuduhan, dari anggapan orang, dari klaim orang bahwa allah tidak memiliki sifat-sifat kesempurnaan, maka disucikan Allah atau disangkal anggapan itu dengan kalimat tasbih yang artinya Maha Suci Allah dengan memuji-Nya.
Barangsiapa yang membacanya setiap pagi dan sore hari, maka Allah akan mencatat 10 kebaikan dan kalau lebih maka Allah akan melebihkan juga pahala kebaikannya. Serta ketika membacanya dengan menghayati maknanya, maka Allah akan mendatangkan kelembutan kepada jiwa, ketenangan di dalam hati dan banyak lagi keuntungan yang didapat jika kita membiasakan lidah ini membacanya.65
Tabel 18 Penilaian Juri Terhadap Tema 15
Tasbih No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-15 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah.
16. Taqwa Disiarkan Tgl : 19 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengupayakan pemeliharaan
terhadap kehidupan di dunia, di kehidupan alam barzah dan di kehidupan akhirat yang abadi. Bahkan kita juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengupayakannya bukan saja ke pribadi-pribadi kita tetapi juga untuk keluarga kita, untuk insan-insan yang kita cintai, untuk lingkungan dan kemasyarakatan. Demikian itulah taqwa kepada Allah SWT.
65 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
18 Februari 2008, di Jakarta.
Aplikasi dari taqwa yaitu dengan mengerjakan segala perbuatan yang bernilai ibadah, melaksanakan kewajiban atas dasar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta mendidik dan membina rumah tangga secara Islami. Terutama bagi para orang tua yang memiliki keluarga harus membina anak-anaknya untuk menjadi generasi penerus Islam yang tangguh. Agar kita tetap menjalankan ketaqwaan kita kepada Allah SWT serta mendapatkan naungan maghfiroh dari-Nya.66
Tabel 19 Penilaian Juri Terhadap Tema 16
Taqwa No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-16 berisi pesan dakwah tentang Aqidah.
17. Mendidik Anak Disiarkan Tgl : 20 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Pendidikan pertama yang harus diutamakan oleh manusia adalah
mendidik anak yaitu pemeliharaan hubungannya dengan Allah SWT. Dan pendidikan pertama yang diajarkan adalah mengenai ketauhidan serta ibadah-ibadah yang mereka pahami seperti sholat. Perintah sholat harus sudah diajarkan pada anak ketika mencapai usia 7 tahun dan ketika mencapai usia 10 tahun harus sudah wajib lebih dikeraskan lagi dalam mengajarkannya. Mengeraskan disini, bukan harus menganiaya atau menyakitinya tetapi penjelasan makna sholat itu lebih diperdalam agar mereka mengerti akan hubungan dan tanggung jawabnya kepada Allah SWT.
Bukan hanya sholat tetapi perbuatan-perbuatan yang mengandung ibadah seperti puasa, bersedekah serta berzikir yang merupakan ibadah paling ringan untuk melakukannya. Agar mereka lebih kuat dalam menghadapi problematika kehidupan dunia. Semoga kita menjadi hamba-hamba yang patuh, mau mendidik anak-anak dengan sungguh-sungguh menunaikannya, mamahami makna sholat serta ibadah-ibadah lainnya, sehingga hubungan mereka dengan Allah semakin hari semakin baik, semakin sesuai dengan tuntutan Islam. Serta mampu menjadi generasi Islam yang patuh terhadap wasiat Allah SWT.67
Tabel 20 Penilaian Juri Terhadap Tema 17
66 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
19 Februari 2008, di Jakarta. 67 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
20 Februari 2008, di Jakarta.
Mendidik Anak No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-17 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
18. Berbuat Baik Kepada Tetangga Disiarkan Tgl : 21 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Allah SWT dan Islam yang di ridhoi sebagai petunjuk hidup bagi kita
orang-orang yang beriman, berpesan kepada kita untuk berbuat baik kepada tetangga. Para tetangga mempunyai hak khusus yang harus mendapat perhatian dari setiap orang yang beriman. Sungguh sangat mengagumkan ketika Allah SWT berbicara tentang hak tetangga, Allah kaitkan dengan pengesaan Allah SWT tanpa menyekutukannya dengan suatu apapun. Allah menghendaki agar perbuatan baik, sikap terpuji yang kita tunjukkan kepada tetangga bagian daripada keimanan bahkan bagian dari pengesaan Allah SWT.
Baik tetangga yang disekitar rumah maupun tetangga yang berada disamping kita ketika dalam perjalanan harus mendaptkan hak yang sama yaitu dengan perlakuan yang baik sesuai dengan akhlak Rasulullah SAW yang memuliakan para tetangganya. Rasulullah SAW ingin kebaikan yang dilakukan kepada tetangga adalah kebaikan-kebaikan secara konkret sebisa mungkin untuk bisa menjadi tetangga yang baik. Contohnya seperti kita memberikan kepadanya hadiah sejauh kemampuan kita, karena saling memberi hadiah menumbuhkan cinta di antara sesama manusia.68
Tabel 21 Penilaian Juri Terhadap Tema 18 Berbuat Baik Kepada Tetangga
No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah Aqidah Syari’ah Akhlak
1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-18 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
19. Kebenaran Disiarkan Tgl : 22 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abu Zahro
68 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
21 Februari 2008, di Jakarta.
Keadaan dunia ini secara evolusi akan semakin gelap dan semakin gelap, kejahatan akan semakin banyak terjadi dimana-mana dan keburukan akan semakin merebuk. Berbicara mengenai kebenaran itu sendiri, si zaman sekarang ini orang yang menyatakan kebenaran itu jumlahnya sedikit. Kemudian orang yang konsisten kepada kebenaran itu sendiri dianggap rendah, dipandang hina oleh kebanyakan orang bahkan dari kalangan kaum muslimin itu sendiri. Sehingga segala sesuatu yang benar itu dianggap asing. Rasulullah mengatakan bahwa orang yang berpegang kepada kebenaran itu ibarat memegang bara yang panas, kalau dilepaskan bara itu akan padam tetapi kalau dipegang tangan kita akan terbakar.
Manusia saat ini tersibukkan oleh pemenuhan kebutuhan jasmaniahnya, sehingga seringkali kebenaran yang telah menjadi prinsipnya tergadaikan begitu saja demi kepuasan sesaat. Oleh karena itu, kita harus memiliki keberanian untuk berpegang kepada kebenaran secara ilmiah bukan secara emosional. Serta berusaha memohon diberikan kekuatan dan taufik-Nya untuk diperlihatkan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah.69
Tabel 22 Penilaian Juri Terhadap Tema 19
Kebenaran No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - 2. Juri II - 3. Juri III -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua juri yaitu juri I
dan juri III menyepakati tema ke-19 berisi pesan dakwah tentang Aqidah,
sedangkan juri II menyimpulkan bahwa tema ke-19 berisi pesan dakwah tentang
Syari’ah..
20. Muslim Disiarkan Tgl : 23 Februari 2008
Narasumber : KH. Diaudin Kuswandi Seorang muslim adalah orang yang percaya dan beribadah kepada Allah
di kehidupan dunianya. Tetapi bukan sekedar itu, akan tetapi orang muslim itu adalah orang yang menjaga lisan tangannya dari mengganggu, dari menyakiti orang lain dan dari mencelakakan orang lain. Jadi tidak hanya beribadah siang malam sampai keningnya hitam atau dengan haji berkali-kali tetapi akhlaknya tidak mencerminkan seorang muslim. Seorang muslim adalah orang yang bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Mereka berbuat baik tanpa syarat dan tanpa batas. Dan seorang muslim harus membuktikan bahwa mereka adalah umat yang terbaik yang berakhlak khairul bariyah.
69 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
22 Februari 2008, di Jakarta.
Seorang muslim sejati sadar bahwa kemuslimannya itu merupakan fitrah yang tanpa disadari telah ada pada dirinya dari sejak berada di dalam rahim ibu. Oleh karena itu dia selalu menjaga perilakunya dalam kehidupan sehari-hari yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta-Nya.70
Tabel 23 Penilaian Juri Terhadap Tema 20
Muslim No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua juri yaitu juri I
dan juri II menyepakati tema ke-20 berisi pesan dakwah tentang Aqidah,
sedangkan juri III menyimpulkan bahwa tema ke-20 berisi pesan dakwah yaitu
Akhlak.
21. Kehidupan Disiarkan Tgl : 24 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abi Seringkali kehidupan diidentikkan dengan keberkahan karena karunia
dan nikmat yang di dapat selama hidup di dunia. Dalam kehidupan dilihatnya selalu penuh dengan suka cita dan selalu disambut dengan kesenangan. Tetapi pada hakikatnya, makna kehidupan bukan sekedar pemahaman tersebut. Tetapi bagi seorang muslim atau orang yang yakin akan adanya Allah SWT dan hari akhir serta hal-hal yang ghaib, mereka memaknai kehidupan hanya sebagai tempat persinggahan sementara.
Namun seorang muslim juga dituntut untuk menjadi manusia yang aktif di dalam kehidupan untuk memajukan, memakmurkan dan mendorong semua aktifitas kehidupan menuju roda yang benar atau jalan yang lurus. Karena selain memenuhi hak-hak akhirat, seorang muslim juga dituntut memenuhi hak-hak dunia walaupun sebagai tempat persinggahan sementara, tetapi tetap ada pertanggung jawabannya di hadapan Allah.71
Tabel 24 Penilaian Juri Terhadap Tema 21
Kehidupan No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - -
70 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal 23 Februari 2008, di Jakarta.
71 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
24 Februari 2008, di Jakarta.
3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-21 berisi pesan dakwah tentang Aqidah.
22. Wara’ (Berhati-hati) Disiarkan Tgl : 25 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abu Zahro Wara’ adalah berzuhud dari yang haram dan syubhat. Wara’ dapat
diterapkan dalam seluruh kegiatan manusia, misalnya: dalam urusan makan, pakaian, usaha perdagangan dan lain-lain. Dengan segenap anggota tubuh, dalam gerak dan diamnya baik lahir maupun bathinnya. Namun, wara’ juga dapat dikatakan sebagai sifat hati-hati.
Di dalam 10 syarat untuk menjadi manusia terbaik di muka bumi, ada yang disebut dengan “Al-wa’u fiddiin” berhati-hati dalam menjalankan ajaran Islam, jangan sampai menambahi dan jangan sampai mengurangi serta jangan sampai mencampuradukkan terhadap syariat yang telah digariskan. Agar tidak terjadi penyimpangan atau salah paham yang akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.72
Tabel 25 Penilaian Juri Terhadap Tema 22
Wara’ (Berhati-hati) No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-22 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
23. Penciptaan Rahim Disiarkan Tgl : 26 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Setiap perempuan memiliki organ yang bernama rahim. Jika perempuan
menikah dan terjadilah hubungan dengan suaminya. Hubungan itu kemudian membuahkan janin. Janin bibit manusia itu tumbuh di dalam rahim perempuan. Satu organ pada jasad perempuan. Namun, disamping sebuah organ, dia memiliki sebuah makna yang menterjemahkan jalinan hubungan antar orang-orang yang bersaudara dan berfamili. Orang-orang yang bersaudara dilahirkan dari satu rahim dan organ-organ yang berfamili kalau dicari akan bertautan di antara mereka. Kita akan sampai pada satu rahim, ada rahim ibu, ada rahim nenek, ada rahim ibunya nenek dan seterusnya. Dan kita
72 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
25 Februari 2008, di Jakarta.
umat manusia seluruhnya bersatu dalam satu rahim yaitu rahim ibunda Siti Hawa.
Oleh karena itu, Allah SWT akan melaknat orang-orang yang memutus hubungan silaturahim di antara manusia atau bahkan sampai membuat kerusakan di muka bumi ini dengan sesama manusia. Karena rahim itu merupakan sebuah organ yang sangat mulia sehingga Allah SWT akan menjadikan mereka tuli, tuli spiritual dan nuraninya bagi mereka yang merusaknya.73
Tabel 26 Penilaian Juri Terhadap Tema 23
Penciptaan Rahim No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-23 berisi pesan dakwah tentang Aqidah.
24. Menjaga Silaturahim Disiarkan Tgl : 27 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Islam menegaskan dalam ajarannnya melalui Rasulullah SAW bahwa
orang yang menjaga hubungan silaturahim akan mendapat keuntungan yang besar baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu seorang manusia akan mendapat keberkahan rezeki dan keuntungan dengan dimudahkan rezekinya yaitu dengan bertaqwa kepada Allah SWT dan menjaga silaturahim di antara mereka.
Hubungan silaturahim memperhatikan keadaan sanak famili yang sulit, mengadakan kunjungan kepada mereka dari waktu ke waktu, peduli terhadap problema yang mereka hadapi tidak dibatasi dengan aqidah. Jika sanak famili tidak seagama dengan kita. Namun, hak kekerabatan tetap ada di dalam hubungan tersebut yang harus kita penuhi. Menjaga hubungan silaturahim bukan saja berkaitan dengan hak manusia tetapi berkaitan dengan hak Allah SWT, berkaitan dengan pesan Allah SWT untuk itu kita tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita dan kepada orang yang tidak bersikap baik kepada kita. Seseorang yang menjaga silaturahim akan mendapat kemuliaan dari Allah SWT serta keuntungan yang besar di dunia dan di akhirat. Namun, sebaliknya orang yang memutus hubungan silaturahim akan mendapat laknat dari Allah SWT.74
Tabel 27
73 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
26 Februari 2008, di Jakarta. 74 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
27 Februari 2008, di Jakarta.
Penilaian Juri Terhadap Tema 24 Menjaga Silaturahim
No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah Aqidah Syari’ah Akhlak
1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-24 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
25. Kepatuhan Disiarkan Tgl : 28 Februari 2008
Narasumber : Ust. Abdul Qodir Al-Habsyi Kepatuhan yang tertingggi adalah kepada Allah SWT setelah itu
Rasulullah SAW kemudian kedua orang tua. Dalam kehidupan kita ini, kepatuhan terutama kepada kedua orang tua yang merupakan sebab penciptaan kita. Karena keridhoan Allah terletak pada keridhoan mereka. Demikian Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu yang Dia kehendaki dan Dia pula yang menentukan proses penciptaan tersebut, sehingga hak kedua orang tua tidak bisa dibandingkan dengan hak siapa pun kecuali orang-orang yang berperan seperti orang tua atau boleh jadi peran mereka lebih daripada orang tua. Dalam hal ini adalah peran Nabi Muhammad SAW, hak beliau jauh lebih agung dan lebih mulia dibandingkan hak orang tua. Namun, walaupun demikian bahwa kedua orang tua kita memiliki hak yang sangat besar mulai dari proses penciptaan kita sampai kita menjadi benar-benar dewasa dan mengerti arti hidup.
Kepatuhan merupakan sikap menuruti segala perintah Allah SWT dan wasiat-Nya melalui Rasulullah SAW serta kepatuhan kepada orang tua atau ayah yang merupakan pemimpin dalam keluarga, maka dia memiliki hak yang lebih besar dari segi kepatuhan selama tidak bertentangan dengan kepatuhan mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya.75
Tabel 28 Penilaian Juri Terhadap Tema 25
Kepatuhan No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-25 berisi pesan dakwah tentang Akhlak
26. Hasad
75 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
28 Februari 2008, di Jakarta
Disiarkan Tgl : 29 Februari 2008 Narasumber : Ust. Abu Zahro
Hasad adalah merupakan penyakit hati yang cukup berbahaya, sebab hasad itu sulit dihilangkan kecuali orang yang dihasadinya yang hancur atau yang melakukan hasadnya hancur. Ini menunjukkan betapa kejinya penyakit hasad atau iri hatinya itu. Yaitu “Min Syarri hasidin idza hasad” hasad itu berusaha untuk menghilangkan kenikmatan yang ada pada orang lain. Yang pada hakekatnya, seseorang yang hasad itu dia tidak suka kepada Allah yang telah memberikan nikmat kepada oang tertentu yang dihasadinya. Jadi, seakan-akan mengingkarinya kepada takdir dari Allah dan pembagian rezeki yang Allah bagikan.
Dan hasad itu sendiri, kalau kita hasad maka akan menghilangkan kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan. Seperti yang Rasulullah gambarkan bahwa penyakit hasad itu ibarat api yang melalap kayu bakar, hasad itu memakan kebaikan-kebaikan. Jadi janganlah melakukan hasad, karena hasad itu memakan kebaikan-kebaikan seperti api memakan kayu bakar. Oleh karena itu, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk berlindung kepada-Nya dari orang-orang yang hasad ketika dia hasad.76
Tabel 29 Penilaian Juri Terhadap Tema 26
Hasad No. Juri Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak 1. Juri I - - 2. Juri II - - 3. Juri III - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga juri
menyepakati tema ke-26 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
b. Rekapitulasi Penilaian Dewan Juri
Tabel 30
Rekapitulasi Penilaian Dewan Juri
Penilaian Juri Juri I Juri II Juri III Keterangan
No. Hari/Tgl Tema
Aq Sy Ak Aq Sy Ak Aq Sy Ak Kode Penilaian 1. Jum’at
01 Feb ‘08 Kematian - - - - - - Aq Kesepaka-
tan 2. Sabtu
02 Feb ‘08 - - - - - - - - - - - -
3. Minggu 03 Feb ‘08
Kasih Sayang Kepada
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
76 Transkrip Data Siaran Rekaman Program Keagamaan “Spiritual Sharing”, Tanggal
29 Februari 2008, di Jakarta.
Sesama 4. Senin
04 Feb ‘08 Zikir - - - - - - Sy Kesepaka-
tan 5. Selasa
05 Feb ‘08 Keibaan Allah SWT
- - - - - - Aq Kesepaka- tan
6. Rabu 06 Feb ‘08
Peduli Terhadap Sesama
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
7. Kamis 07 Feb ‘08
Amanah yang Diberikan Allah SWT
- - - - - - Ak
Tidak kesepaka- tan
8. Jum’at 08 Feb ‘08
Tahmid - - - - - - Sy Kesepaka- tan
9. Sabtu 09 Feb ‘08
- - - - - - - - - - - -
10. Minggu 10 Feb ‘08
Mencintai Sesama
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
11. Senin 11 Feb ‘08
Do’a - - - - - - Sy Kesepaka- tan
12. Selasa 12 Feb ‘08
Bergaul Dengan Baik
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
13. Rabu 13 Feb ‘08
Tanggung Jawab
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
14. Kamis 14 Feb ‘08
Pemimpin Keluarga
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
15. Jum’at 15 Feb ‘08
Takbir - - - - - - Sy
Tidak kesepaka- tan
16. Sabtu 16 Feb ‘08
Iman - - - - - - Aq Kesepaka- tan
17. Minggu 17 Feb ‘08
- - - - - - - - - - - -
18. Senin 18 Feb ‘08
Tasbih - - - - - - Sy Kesepaka- tan
19. Selasa 19 Feb ‘08
Taqwa - - - - - - Aq Kesepaka- tan
20. Rabu 20 Feb ‘08
Mendidik Anak
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
21. Kamis 21 Feb ‘08
Berbuat Baik Kepada Tetangga
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
22. Jum’at 22 Feb ‘08
Kebenaran - - - - - - Aq
Tidak kesepaka- tan
23. Sabtu 23 Feb ‘08
Muslim - - - - - - Aq
Tidak kesepaka-
tan 24. Minggu
24 Feb ‘08 Kehidupan - - - - - - Aq Kesepaka-
tan 25. Senin
25 Feb ‘08 Wara’ (Berhati-hati)
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
26. Selasa 26 Feb ‘08
Penciptaan Rahim
- - - - - - Aq Kesepaka- tan
27. Rabu 27 Feb ‘08
Menjaga Silaturahim
- - - - - - Ak Kesepaka- tan
28. Kamis 28 Feb ‘08
Kepatuhan - - - - - - Ak Kesepaka- tan
29. Jum’at 29 Feb ‘08
Hasad - - - - - - Ak Kesepaka- tan
Jumlah 8 6 12 7 6 13 8 4 14 Ak Kesepaka- tan
Berdasarkan rekapitulasi di atas dapat disimpulkan prosentase kategori
pesan dakwah yang disiarkan Program siaran keagamaan “Spiritual Sharing”
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 31 Prosentase Kategori Pesan Dakwah
No. Kategori F Prosentase (%) 1. Aqidah 7 27 % 2. Syari’ah 5 23 % 3. Akhlak 13 50 %
Jumlah 26 100 %
Berdasarkan hasil temuan diatas, menunjukkan bahwa pesan dakwah yang
mengandung nilai syari’ah lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya yaitu
sebesar 23 %, sedangkan untuk pesan dakwah yang mengandung nilai Aqidah
juga masih dikatakan belum cukup tinggi yaitu sebesar 27 % dan pesan dakwah
yang mengandung nilai akhlak lebih mendominasinya dibandingkan dengan yang
lainnya yaitu sebesar 50 %.
c. Hasil Jawaban Keseluruhan Dewan Juri
Setelah diketahui prosentase dari masing-masing kategori pesan dakwah
dalam program siaran keagamaan “Spiritual Sharing” selama 26 hari di bulan
Februari 2008. Namun, tidak semua juri menilai dengan kesepakatan, ada
sebagian juri yang tidak sepakat, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 32 Hasil Jawaban Keseluruhan Juri
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Ke 1 dan 2 26 24 2 0,92 Ke 1 dan 3 26 23 3 0,90 Ke 2 dan 3 26 23 3 0,90
Berdasarkan tabel diatas koefisien realibilitas antar juri 1 dan 2 yaitu 0,92,
antar juri 1 dan 3 sebesar 0,90 sedangkan antar juri 2 dan 3 yaitu sebesar 0,90.
Dapat disimpulkan bahwa koefisien realibilitas antar dewan juri mencapai nilai
yang akurat.
Tabel 33 Hasil Kesepakatan Antar Juri
Antar Juri Nilai Ke 1 dan 2 0,92 Ke 1 dan 3 0,90 Ke 2 dan 3 0,90
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil kesepakatan antar juri
yaitu sebesar 2,72. Hasil ini didapat dari jumlah semua nilai kesepakatan antar
dewan juri.
Nilai Rata-rata (X) ~ 2,72 : 3 = 0,906
Komposit Realibilitas : 3 X 0,906 = 2,718 = 0, 97 1 + 2 X 0,906 2,812
Dari hasil perhitungan tersebut penelitian ini memiliki tingkat validitas yang
cukup tinggi. Karena penelitian ini menggunakan 3 juri, dengan 3 juri maka tidak
akan terjadi kekeliruan data. Sehingga dapat dikatakan akurat dan objektif.
Berbeda dengan penelitian yang menggunakan I juri, maka penelitian
tersebut bernilai subjektif. Walaupun ada nilai ketidaksepakatan yang muncul
disebabkan karena sebagian juri kurang memahami makna dari isi pesan dakwah
yang terkandung dalam transkrip data siaran.
B. Isi Pesan Dakwah Tentang Aqidah
Dari hasil prosentase kategori pesan dakwah yang terdapat dalam program
siaran keagamaan “Spiritual Sharing” menunjukkan bahwa pesan dakwah tentang
aqidah hanya sebesar 27 %. Ini menunjukkan bahwa masih begitu
memperihatinkan manusia terutama umat Islam dalam menjalankan tauhid di
muka bumi ini. Padahal dalam buku Ilmu Dakwah karya Moh. Ali Aziz
disebutkan bahwa pesan aqidah harus didahulukan dibandingkan dengan pesan-
pesan yang lain. Berikut tema-tema yang termasuk ke dalam kategori Aqidah:
1. Kematian
Tema kematian dalam program siaran keagamaan “Spiritual Sharing” ini
berisi pesan dakwah tentang aqidah. Dalam kenyataan dengan kategorisasi yang
lebih detail aqidah tersebut termasuk pada masalah keimanan pada hari akhir.
Manusia yang beriman kepada Allah SWT berarti ia juga meyakini akan adanya
hari akhir. Yaitu hari dimana semua segala sesuatu yang ada di muka bumi dan di
langit akan musnah tanpa terkecuali. Begitu juga dengan manusia akan mengalami
kemusnahan yang tahap awalnya adalah melalui kematian.
Seseorang atau suatu kaum yang mementingkan duniawi adalah bodoh,
ceroboh dan dangkal pikirannya. Hidup mereka tidak berdasarkan logika, tetapi
mereka hidup dengan kesesatan dan keyakinan yang salah serta mengikuti
sangkaan yang berakhir dengan kekeliruan. Salah satu kekeliruan ini adalah
keyakinan mereka tentang kematian. Mereka percaya bahwa kematian adalah
sesuatu yang tidak perlu dipikirkan lagi. Bagi mereka kematian merupakan hanya
sebagai suatu bahaya dan mereka pun tidak memikirkan akibat dari bahaya besar
itu. Bahkan sebaliknya justru mereka beresiko menghadapi bahaya besar tanpa
adanya persiapan yang matang. Yang akhirnya mereka akan mendapat kejutan
yang lebih besar lagi dengan hilangnya satu jiwa yang terasa dekat dengan
mereka. Tidak seperti halnya dengan orang yang beriman yang mentafakuri
kematian dan menyiapkan dirinya terhadap kenyataan yang sangat penting ini,
kebenaran yang akan dialami semua manusia yang hidup. Allah memperingatkan
orang kafir dalam ayat-Nya dalam surat al-Jumu’ah ayat 8:
☺
☺ ☺
Artinya : “Katakanlah: ‘Sesungguhnya, kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada –Nya, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. al-Jumu’ah: 8).77
Kematian bukanlah “bencana” yang harus dilupakan, melainkan pelajaran
penting yang mengajarkan kepada manusia arti hidup yang sebenarnya. Dengan
demikian, kematian seharusnya menjadi bahan pemikiran yang mendalam.
Seorang muslim akan benar-benar merenungi kenyataan penting ini dengan
kesungguhan dan kearifan.78
77 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 933. 78 Harun Yahya, Nilai-nilai Moral Al-Qur’an, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 1999),
h. 22-23.
Adanya kematian menunjukkan bahwa manusia dan seluruh makhluk yang
ada di dunia tidak kekal serta menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki
kekuatan dan tidak mampu menandingi kekuasaan Allah SWT. Allahlah satu-
satunya Pemilik kehidupan, semua makhluk hidup dengan kehendak Allah dan
akan mati dengan kehendak-Nya pula.
Setiap orang akan mati, namun tak seorang pun dapat memperkirakan di
mana dan kapan kematian akan menghampiri. Tidak seorang pun dapat menjamin
ia akan hidup pada saat berikutnya. Kematian merupakan perubahan keadaan,
bahwa ketika jiwa terpisah dari raga, maka ia akan menerima pahala atau siksa.79
Seorang muslim harus bertindak seolah-olah mereka sebentar lagi akan didatangi
kematian. Berfikir tentang kematian akan membantu seseorang meningkatkan
keikhlasan dan rasa takut kepada Allah SWT. Oleh karena itu, jangan sampai
tertipu oleh zaman atau waktu agar tidak lalai dan mengabaikan kewajiban-
kewajiban yang akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Karena kita
seorang muslim hidup untuk akhirat bukan untuk dunia.
2. Keibaan Allah SWT
Tema keibaan Allah SWT berisi pesan dakwah tentang aqidah. Dalam
kenyataan dengan kategorisasi yang lebih detail aqidah tersebut termasuk pada
masalah keimanan kepada Allah. Hal ini berkaitan dengan sifat Allah Yang Maha
Pengasih Maha Penyayang. Karena sifat keibaan ini merupakan bagian dari kasih
sayang Allah kepada semua makhluk-Nya tanpa terkecuali. Sebagai bukti bahwa
keibaan Allah kepada makhluk-Nya yaitu dengan masih berlangsungnya
79 Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin (Buku ke 12): Tafakur, Mati dan Kejadian
Setelahnya, (Bandung: Marja, 2007), Cet. I, h. 93.
kehidupan di dunia ini. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 31
berikut ini:
⌦ ⌧
Artinya : “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” .(QS. Al-Imran:31).80
Keyakinan umat Islam kepada Allah juga meliputi keimanannya kepada
sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT. Salah satu perwujudan sifat keibaan
Allah yang merupakan bagian dari sifat kasih sayang-Nya adalah Allah
menciptakan makhluk-makhluk yang lemah agar makhluk yang memiliki
kelebihan dalam hidup di dunia memberikannya kepada makhluk lemah yang
telah dijadikan tanggungannya itu.
Oleh karena itu Allah dengan sifat keibaan-Nya menuntut seorang hamba-
Nya yang muslim untuk melaksanakan kewajibannya membantu sesamanya yang
telah menjadi tanggungannya.
3. Iman
Tema iman ini berisi pesan dakwah tentang aqidah. Dalam kenyataan
dengan kategorisasi yang lebih detail aqidah tesebut mencakup semua masalah
keimanan yang terdapat dalam semua elemen rukun iman. Karena keimanan ini
merupakan masalah sangat penting yang harus ditanamkan kepada manusia sejak
dini untuk meyakini adanya Allah SWT dan elemen-elemen yang mengukuhkan
ketauhidan-Nya.
80 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 80.
Dalam analisisnya penulis mengkategorikan iman ke dalam pesan aqidah,
yaitu termasuk pada masalah keimanan pada Allah SWT. Karena kesempurnaan
iman adalah meng-Esakan Allah SWT, Tidak ada Tuhan selain Allah. Bukan saja
diucapkan dalam lisan seperti imannya orang-orang munafik, tetapi juga
membenarkan dan mempercayai sepenuhnya di dalam hati.81
Aplikasi keimanan seseorang terlihat dari prilaku kesehariannya. Kalau dia
benar menjalani prilaku dengan baik atas dasar keyakinan kepada Allah SWT,
iman kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir
dan qadha serta qadar-Nya. Sebagaimana terdapat dalam firmana Allah dalam
surat Al-Baqarah ayat 177 sebagai berikut:
☺
☺
⌧ ☺
☺
☺ ☺
☺
☺
81 Moh. Rifa’I, Pembina Pribadi Muslim, (Semarang: CV. Wicaksana, 1993), Cet. I, h. 301.
Artinya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 177).82
Maka ia akan menjalani kehidupannya dengan sangat hati-hati dan penuh
dengan perhitungan terhadap tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT. Dengan
keyakinannya itulah yang menyebabkan seseorang diberi jaminan keamanan hati
dan nuraninya.
4. Taqwa
Masalah taqwa yang diangkat dalam program siaran keagamaan “Spiritual
Sharing” berisi pesan dakwah tentang aqidah. Hal ini karena tema tersebut
berkaitan dengan masalah keimanan yaitu iman kepada Allah SWT. Taqwa
merupakan puncak tertinggi dari keimanan seseorang, sehingga orang yang
bertaqwa menjalani hidup dengan penuh kehati-hatian agar tidak menyakiti Allah
SWT.
Sesungguhnya taqwa adalah kemuliaan, benteng yang kokoh, kehormatan
yang tinggi, pelindung dan penjaga manusia di dunia dan akhirat, dua alam
kehidupan yang pasti di alami manusia, awal dan akhir perjalanan. Setelah mati
dan di akhirat nanti, manusia akan kembali kepada Allah ta’ala. Orang-orang yang
bertaqwa kembali dengan perlindungan, kemuliaan dan penghormatan. Sedangkan
mereka yang tidak bertaqwa, yakni orang-orang yang mengabaikan perintah-
82 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 43.
perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, kembali dengan penuh kehinaan dan
kerendahan. Dalam surah As-Sajadah ayat 12:
☺
☺ ☺
Artinya : “Dan sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang
berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya.” (Q.S. as-Sajadah: 12).83
Taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya,
baik secara lahiriah maupun batiniah, menaruh perhatian pada perintah Allah,
mencintai-Nya dan mencintai segala yang datang dari-Nya, menyembah dan
berusaha mengenali-Nya.
Dengan bekal taqwa, manusia dapat hidup berkecukupan di dua kampung
halaman: di dunia dan akhirat. Dengan selalu bertaqwa, manusia akan
memperoleh semua yang diinginkan di dunia dan akhirat.84
5. Kebenaran
Berdasarkan tabel penilaian, kedua dewan juri menyimpulkan bahwa tema
kebenaran berisi pesan dakwah tentang aqidah. Namun, satu juri yang
menyimpulkan bahwa kebenaran ini mengandung kategori pesan dakwah syari’ah.
Analisa untuk kategori aqidah, agar lebih detail kategorisasi aqidah tersebut
termasuk pada masalah iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Sebab al-Haq artinya
“kebenaran”, sedangkan pengertian dasar dari kata al-Haq adalah sesuai, “serasi”
dan sepadan juga dengan nyata. Disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 147:
83 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 661. 84 Habib Ahmad, Wasiat dan Nasihat, (Solo: Putera Riyadi, 1997), cet. I, h. 9-12.
⌧ ☺ ☺
Artinya : “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali
kamu termasuk orang-orang yang ragu”. (QS. Al-Baqarah: 147).85
Dalam ayat tersebut diinyatakan bahwa kebenaran yang hakiki adalah yang
datang dan diwahyukan oleh Allah SWT, bukan cerita, obrolan dan pernyataan
orang-orang Yahudi dan Nasrani. Jadi, segala sesuatu yang terdapat di dalam
kitab-kitab-Nya yang disebut sebagai wahyu merupakan ajaran kebenaran yang
berkaitan dengan masalah kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Ajaran
yang benar tersebut berlaku dari sejak diturunkan sampai akhir zaman. Sedangkan
kebenaran yang mengandung pesan syari’at ini merujuk pada kata “kebenaran”
yang merujuk pada kata “keadilan atau hukum”. Karena hukum-hukum itu
merupakan peraturan-peraturan atau sistem-sistem yang disyari’atkan oleh Allah
SWT untuk umat manusia, baik secara terperinci maupun pokok-pokoknya saja.86
setiap perbuatan manusia di dunia bahkan yang hanya niat saja akan dimintai
pertanggungjawaban yang telah menjadi hukum Islam dihadapan Allah SWT.
Manusia tidak bisa lepas dari hukum Allah selama mereka masih hidup di dunia.
Dan semua hukum Allah itu tertuang di dalam al-Qur’an yang merupakan satu-
satunya kebenaran yang sangat jelas dan diakui oleh orang-orang yang
menggunakan akal sehatnya serta diakui oleh para ahli kitab. Sebab al-Qur’an
merupakan syari’at yang bersifat salih fi kulli zaman wa makan (cocok untuk
sepanjang zaman dan di semua tempat), bermacam-macam perumpamaan, kisah
dan petunjuknya yang harus diikuti oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan di
85 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 37. 86 Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997),
h. 12.
dunia dan akhirat.87 Hukum yang ada di dalam al-Qur’an itu disampaikan oleh
Nabi Muhammad SAW dengan menyerukan kepada umatnya untuk selalu berhati-
hati dalam setiap tindakannya di muka bumi ini. Beliau yang memberikan
keterangan dan penjelasan serta hukum-hukum itu semuanya telah dipraktekkan
oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau membina masyarakat Islam di Madinah
dan dilanjutkan oleh khalifah-khalifah yang menggantikannya.88
Dalam hal ini penulis menganalisa bahwa tema kebenaran ini mengandung
katedori pesan dakwah tentang aqidah yang membahas pada masalah iman kepada
kitab-kitab Allah SWT. Kebenaran Al-Qur’an ini telah terbukti pada masa awal-
awal Islam. Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an, umat Islam mampu
membangun bangsa yang berbudaya tinggi dan berakhlak mulia. Al-Qur’an
memotivasi manusia untuk bangkit berjuang menegakkan kebenaran,
menghancurkan kemungkaran, menegakkan keadilan dan melenyapkan kezaliman
dengan menjalankan petunjuk Al-Qur’an, umat Islam mampu menjadi bangsa
yang berwibawa.89 Oleh karena itu, manusia yang berpegang kepada kebenaran
atau keadilan sesuai dengan syari’at atau hukum yang telah tertuang didalam al-
Qur’an akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat
kelak.
6. Muslim
Tema ini juga telah disepakati oleh kedua dewan juri berisi pesan dakwah
tentang aqidah. sedangkan satu juri menyimpulkan bahwa tema ini mengandung
pesan dakwah tentang akhlak. Untuk pesan dakwah tentang aqidah, Kategorisasi
aqidah tersebut berkaitan dengan masalah iman kepada Allah. Karena umat
87 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 6, h. 61. 88 Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, h. 13. 89 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 6, h. 62.
muslim telah meyakini lima perkara yang menjadi pondasi Islam, sebagaimana
dinyatakan dalam hadits yang artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, Rasulullah
SAW bersabda: Islam didirikan atas lima perkara yakni bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah SWT dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadaha haji (ke Baitullah)
dan berpuasa di bulan Ramadhan”. (HR. Imam Bukhari).90
Oleh karena itu sebagai muslim harus menyerahkan dirinya kepada Allah
secara total karena memang manusia dan semua makhluk diciptakan untuk
mengabdi kepada-Nya. Selain Allah menciptakan manusia, Allah juga sebagai
Pencipta semua makhluk. Sebagai bahan renungan bagi umat muslim betapa
mulianya mereka telah diciptakan Allah sebagai seorang muslim yang merupakan
orang-orang pilihan yang telah diberikan petunjuk oleh Allah SWT.
Sedangkan analisa terhadap tema ini yang mengandung pesan akhlak yaitu
melihat seorang muslim yang selalu berhubungan dengan sang Khalik dan sesama
manusia juga sesama makhluk di muka bumi ini. Allah telah menciptakan semua
makhluk-Nya dengan ketentuan dan takdir-Nya masing-masing. Seorang muslim
berarti telah meyakini akan adanya penciptaan tersebut. Oleh karena itu, seorang
muslim harus mencerminkan prilakunya sesuai dengan identitasnya tanpa
dipengaruhi oleh perkembangan zaman.
7. Kehidupan
Masalah kehidupan ini lebih detail berisi pesan dakwah tentang aqidah
tersebut termasuk pada masalah iman kepada Allah SWT. Hal ini berkaitan
dengan masalah Allah sebagai Sang Maha Pencipta. Penciptaan Allah meliputi
90 Rachmat Syafe’I, Al-Hadis Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2000), Cet. I, h. 19.
segala sesuatu termasuk kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Allah
menciptakan kehidupan tersebut karena agar semua makhluk-Nya menyembah
hanya kepada Diri-Nya. Serta ingin memperkenalkan bahwa Diri-Nya itu ada,
Dialah Sang Maha Kuasa atas segalanya. Oleh karena itu, dalam menjalani
kehidupannya manusia tidak boleh melupakan Tuhan yang telah menciptakannya,
sebagaimana yang tertera di dalam firman-Nya sebagai berikut:
⌧
⌧
⌧
Artinya : “Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya Telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. (QS. Al-Kahfi: 28).91
Berdasarkan ayat diatas, manusia yang lalai dari mengingat Allah SWT,
maka hati dan kondisinya pun turut terlalaikan hingga melampaui batas, tidak
memperhatikan kemaslahatan dan kesempurnaannya serta apa yang dapat
mensuciikan jiwa dan hatinya. Padahal dia diciptakan dalam keadaan fitrah
kemudian Allah menjadikannya termasuk kedalam orang yang tersesat.92
91 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 448. 92 Yusuf al-Qaradhawi, Ibadah Dalam Islam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2005),
Cet. I, h. 241.
Di dalam kehidupan dunia semua makhluk khususnya manusia yang
diberikan kelebihan akal dan pikiran bebas beraktifitas tetapi harus diingat juga
bahwa akan ada kehidupan selanjutnya yaitu kehidupan akhirat. Di kehidupan
akhirat, semua kehidupan di dunia yang telah dijalani akan dimintai
pertanggungjawabannya.
8. Penciptaan Rahim
Tema ini berisi pesan dakwah tentang aqidah. Pada kenyataannya,
kategorisasi aqidah tersebut termasuk pada masalah iman kepada Allah SWT.
Sama halnya dengan kehidupan, penciptaan rahim ini pun berkaitan dengan
Penciptaan Allah SWT. Salah satu makhluk yang diciptakan Allah itu adalah
rahim. Rahim merupakan salah satu organ yang terdapat di dalam diri manusia
khususnya perempuan. Dari rahim inilah tertanam benih-benih yang melahirkan
makhluk yang mulia bernama manusia dengan bentuk yang berbeda-beda. Dengan
rahim, Allah mengikat semua hati manusia yang menjadi satu dalam ikatan
ketauhidan-Nya. Namun, pada kenyataannya banyak manusia bahkan orang
mukmin yang merusak hubungan rahim atau memutus tali silaturahim ini.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits Rasulullah SAW yang artinya:
“Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setelah Allah Ta’ala menciptakan makhluk, bangkitlah rahimnya makhluk dan berkata: “Ini adalah tempat orang meminta perlindungan kepada-Mu dari pemutusan hubungan persaudaraan.” Allah berfirman: “Ya, belum puaskah engkau, bahwa Aku akan menghubungi orang yang manghubungimu dan memutus orang yang memutuskan hubungan. Rahim menjawab: “Ya, baiklah.” Allah berfirman: “Itulah bagianmu.” Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan sabda beliau: “Bacalah jika kalian mau ayat: “Fahal ‘asaitum min tawallaitum antufsiduu fil ardha wa tuqaththi’uu arhaamakum ulaa-ika la’anahumullahu faashammahum wa a’maa absharahum” (Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan
ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatan mereka).” (HR. Bukhari –Muslim).93
Seperti yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW diatas, bahwa
manusia harus menghargai dan memuliakan penciptaan rahim yang menjadikan
mereka menyatu dalam satu ikatan. Oleh karena itu jika terdapat diantara manusia
yang mengingkari penciptaan rahim dengan membuat kerusakan di muka bumi ini
berarti mereka belum meyakini sepenuh hati adanya penciptaan rahim yang
merupakan penciptaan Allah yang sangat luar biasa.
C. Isi Pesan Dakwah Tentang Syari’ah
Pesan Dakwah yang mengandung nilai syari’ah hanya sebesar 23 %. Dalam
hal ini syari’ah yang lebih dominan berhubungan dengan ibadah. Hal ini
menunjukkan betapa ironisnya manusia khususnya mereka yang mengaku sebagai
seorang muslim dan mukmin yang kurang memperhatikan masalah ibadahnya
yang merupakan kewajiban sehari-hari bahkan yang meliputi ibadah ringan yang
hanya sekedar mengingat Allah dengan lisan. Manusia sekarang lebih disibukkan
oleh permasalahan memikirkan dunia dibandingkan dengan mengingat Allah Sang
Penciptanya. Berikut tema-tema yang termasuk ke dalam kategori Syari’ah:
1. Zikir
Tema zikir ini berisi pesan dakwah tentang syari’ah. Dalam kenyataannya,
kategorisasi syari’ah tersebut termasuk pada masalah ibadah. Dalam hal ini ibadah
tidak hanya sebatas pada sholat, puasa zakat dan haji. Tetapi ibadah itu
93 Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin Jilid 1, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), Cet. IV, h.
326-327.
merupakan semua bentuk tindakan untuk mengingat Allah SWT. Salah satunya
adalah dengan zikir.
Kata zikir dalam berbagai bentuknya ditemukan dalam Al-Qur’an tidak
kurang dari 280 kali. Salah satunya terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 152
berikut ini:
Artinya : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”. (QS. Al-Baqarah: 152).94
Kata tersebut pada mulanya digunakan oleh pengguna bahasa Arab dalam
artian sinonim “lupa”. Para ulama yang berkecimpung dalam bidang olah jiwa
mengingatkan bahwa zikir kepada Allah, secara garis besar dapat dipahami dalam
pengertian sempit dan dalam pengertian luas. Dalam pengertian sempit adalah
yang dilakukan dengan lidah saja. Zikir dengan lidah ini adalah menyebut-nyebut
Allah atau apa yang berkaitan dengan-Nya, seperti mengucapkan tasbih, tahmid,
tahlil, takbir dan lain sebagainya. Bisa juga pengucapan lidah disertai dengan
kehadiran kalbu, yakni membaca kalimat-kalimat tersebut disertai dengan
kesadaran hati tentang kebesaran Allah yang dilukiskan oleh kandungan makna
kata yang disebut-sebut itu.
Sedangkan zikir dalam pengertian luas adalah kesadaran tentang kehadiran
Allah dimana dan kapan saja, serta kesadaran akan kebersamaan-Nya dengan
makhluk; kebersamaan dalam arti pengetahuan-Nya terhadap apa pun di alam
raya ini serta bantuan dan pembelaan-Nya terhadap hamba-hambanya yang taat.
94 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 38.
Zikir alam peringkat inilah yang menjadi pendorong utama melaksanakan
tuntunan-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bahkan hidup bersama-Nya.95
Dalam analisa penulis zikir bisa juga termasuk ke dalam kategori pesan
dakwah yang mengandung aqidah. Kaitannya dengan aqidah, zikir ini termasuk ke
dalam pembahasan tauhid uluhiyah, yakni meng-Esakan Allah dalam peribadatan.
Karena tauhid ini berlandaskan pada keikhlasan niat dalam semua peribadatan,
dengan meniatkannya karena wajah Allah semata.96 Tauhid ini tercakup dan
terangkum dalam kalimat “Laa Ilaaha Illallah”, tentang tauhid ini dibicarakan
dalam dua pembahasan yaitu syahadat dan Ibadah.
Zikir termasuk ke dalam ibadah mahdhah yaitu perbuatan dan ucapan yang
pada dasarnya adalah ibadah yang disyari’atkan dan yang ditunjukkan oleh dalil
dari nash-nash yang apabila dipersembahkan kepada selain Allah, maka haram
hukumnya. Dalam ibadah mahdhah ini, zikir termasuk ke dalam bagian ibadah
qauliyah diantaranya: mengucapkan kalimat tauhid, membaca al-Qur’an, berdzikir
kepada Allah dengan bertasbih, bertahmid dan selainnya, berdakwah kepada
Allah, mengajarkan ilmu agama dan selainnya.97 Karena di dalam zikir ini
terdapat kalimat-kalimat yang selalu memuliakan Allah SWT, yang selalu
mengagungkan Asma-Nya serta selalu mengingatkan kita terhadap semua ciptaan-
Nya yang diciptakan tanpa sia-sia.
2. Tahmid
Tema mengenai tahmid ini juga berisi pesan dakwah tentang syari’ah yang
kategorisasi lebih detailnya termasuk pada masalah ibadah yang memiliki arti
95 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tentang Zikir dan Do’a, (Jakarta: Lentera
Hati, 2006), h. 12-14 96 Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah, (Jakarta: Pustaka
at-Tazkia, 2007), Cet. I, h. 33. 97 Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah, h. 42.
khusus. Sebab tahmid bagian dari zikir yang merupakan ibadah untuk mengingat
Allah SWT selain dari sholat, puasa, zakat dan haji. Kalimat tahmid yang
berbunyi “Alhamdulillah” memiliki arti segala puji hanya untuk Allah semata.
Dengan kita selalu mengucapkan kalimat tahmid tersebut berarti kita mengingat
dengan memuji semua penciptaan-Nya sehingga membuat ketauhidannya semakin
kukuh.
3. Do’a
Tema ini berisi pesan dakwah tentang syari’ah. Kategorisasi lebih detail
syari’ah tersebut termasuk ke dalam masalah ibadah. Do’a juga merupakan bagian
dari zikir yang mengandung arti ibadah selain yang disebutkan sebelumnya. Ia
adalah permohonan. Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya: “Do’a adalah
ibadah.” (HR. Abu Dawud).98 Setiap zikir kendati dalam redaksinya tidak terdapat
permohonan, tetapi kerendahan hati dan rasa butuh kepada Allah yang selalu
menghiasi orang yang berzikir, menjadikan zikir mengandung do’a. seperti yang
tertera dalam firman Allah SWT berikut ini:
Artinya : “Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka”. (QS. Al-Mukminun: 60).99
Kata do’a pada mulanya berarti permintaan yang ditujukan kepada siapa
yang dinilai oleh si peminta mempunyai kedudukan dan kemampuan yang
melebihi kedudukan dan kemampuannya. Karena itu, ia bukan permintaan yang
98 Shaleh bin Ghanim al-Sadlan, Do’a Dzikir Qouli dan Fi’li, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 1999), Cet. I, h. 4. 99 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 533.
ditujukan kepada siapa yang setingkat dengan si pemohon. Konteksnya
berlawanan dengan perintah. Sebab, walaupun perintah pada hakikatnya
merupakan permintaan, tetapi ia ditujukan kepada siapa yang berkedudukannya
lebih rendah dari yang meminta.100
4. Takbir
Tema ini menurut kedua dewan juri mengandung nilai syari’ah yang
kategorisasi lebih detailnya termasuk pada pembahasan ibadah. Sebab takbir juga
merupakan bagian dari zikir yang merupakan salah satu dari ibadah ringan. Di
dalam zikir atau dalam mengingat Allah banyak kalimat-kalimat suci yang
ditujukan hanya kepada Allah SWT. Salah satunya adalah kalimat takbir yang
berbunyi “Allahu Akbar” yang bermakna: Allah Maha Besar. Jadi pengagungan
manusia di dunia ini hanya ditujukan kepada Allah SWT, Yang Maha Besar Maha
Kuasa, yang tidak berbatas oleh suatu apapun. Ketika seseorang mengucapkan
kalimat takbir, maka ia selalu mengagungkan asma Allah SWT. Karena dia sadar
bahwa dia hanyalah makhluk yang kecil dan lemah tidak berdaya. Oleh karena itu,
dengan kita selalu menyebut kalimat ini, maka kita akan selalu menjadi seorang
makhluk yang takut akan kekuasaan-Nya dan berusaha menjalani hidup dengan
penuh pertanggungjawaban.
Sedangkan analisa yang mengatakan bahwa takbir ini termasuk ke dalam
kategori pesan dakwah tentang aqidah, adalah karena nilai tauhid yang terkandung
dalam kalimat tersebut yaitu “Allahu Akbar” yang langsung menyebutkan Asma
Allah dengan pergerakan lisannya. Apabila selalu menyebut kalimat ini, maka
seseorang menyerahkan diri sepenuhnnya kepada Allah yang mendorong mereka
100 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tentang Zikir dan Do’a, Cet. h. 175.
untuk berhati-hati dalam hidup dengan mentaati segala perintah-Nya dan
menjauhi segala yang dilarang-Nya. Kalimat takbir ini juga termasuk ke dalam
kalimat zikir yang merupakan segala ucapan ringan dalam mengingat Allah SWT.
Makna “Allahu Akbar” sebagai perenungan seluruh umat manusia bahwa
Allahlah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di muka bumi ini tanpa
terkecuali. Allah Maha Besar serta Maha Kuasa yang selalu memberikan
perlindungan bagi umat-Nya yang terus mengingat-Nya setiap waktu di mana pun
mereka berada tanpa terikat waktu.
5. Tasbih
Tema tasbih ini juga berkenaan dengan masalah ibadah yang lenih detailnya
termasuk pada masalah ibadah. Sama seperti tahmid dan takbir, tasbih juga
merupakan bagian dari zikir untuk mengingat Allah SWT. Ibadah yang paling
ringan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Makna tasbih adalah menyucikan, kita sucikan Allah dari segala aib dan
kekurangan.101 Juga merupakan kalimat yang biasanya diungkapkan untuk
mensucikan Allah SWT dari sifat- sifat kekurangan, dari tuduhan, dari anggapan
orang, dari klaim orang bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat kesempurnaan,
maka disucikan Allah atau disangkal anggapan itu dengan kalimat tasbih yang
artinya Maha Suci Allah dengan memuji-Nya.
Barangsiapa yang membacanya setiap pagi dan sore hari, maka Allah akan
mencatat 10 kebaikan dan kalau lebih maka Allah akan melebihkan juga pahala
kebaikannya, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firman-Nya:
101 Amru Muhammad Hilmy Khalid, ‘Ibadat al-Mu’min, terjemahan: Fauzi faisal
Bahresy, (Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2004), Cet. Ke-2, h. 180.
☺
☺ ☺
Artinya : “Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, Dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur”. (QS. Ar-Rum: 17-18).102
Para ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa maksud dari puji-pujian bagi
Allah itu adalah satu cara untuk mengagungkan Allah dan mendorong manusia
untuk beribadah kepada-Nya, karena nikmat-Nya sangat banyak yang diberikan
kepada manusia. Pada kedua ayat ini diutamakan menyebut waktu-waktu yang
layak untuk bertasbih karena tanda-tanda kekuasaan, keagungan dan rahmat Allah
tampak pada waktu-waktu tersebut.
Membaca kalimat tasbih ini harus dengan menghayati maknanya, maka
Allah akan mendatangkan kelembutan kepada jiwa, ketenangan di dalam hati dan
banyak lagi keuntungan yang didapat jika kita membiasakan lidah ini
membacanya.
D. Isi Pesan Dakwah Tentang Akhlak
Dari hasil prosentase kategori pesan dakwah yang dinilai oleh ketiga dewan
juri menunjukkan bahwa pesan dakwah tentang akhlak lebih mendominasi
dibandingkan yang lainnya yaitu sebesar 50 %. Hal ini disesuaikan dengan sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan antara sesamanya.
Sebagai umat Islam, masalah interaksi ini sudah diatur oleh Islam yang tertuang
dalam Al-Qur’an dan Hadits yang dijadikan sebagai pedoman hidup. Sebab
manusia harus mempunyai etika dan moral yang mulia sejalan dengan kodratnya
102 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 643.
sebagai manusia. Khususnya pada umat Islam itu sendiri, maka ia harus
mencerminkan prilakunya sesuai dengan identitasnya.Berikut tema-tema yang
termasuk ke dalam kategori Akhlak:
1. Kasih Sayang Kepada Sesama
Tema ini mengandung pesan dakwah yang kategorisasi akhlak lebih
detailnya termasuk ke dalam masalah akhlak terhadap makhluk Allah yaitu akhlak
terhadap sesama manusia. Seorang muslim tentunya memahami makna kasih
sayang kepada sesama di antara mereka. Karena kasih sayang di antara mereka
seperti dalam satu tubuh yang antar organ yang satu dapat merasakan penderitaan
organ yang lainnya. Sifat kasih sayang seorang muslim bukan semata-mata karena
tuntutan telah menjadi seorang muslim yang harus berperilaku kasih sayang
terhadap sesamanya atau ingin mengharapkan sesuatu dari Tuhannya. Bukan
karena itu, tetapi karena benar-benar telah menyadari bahwa karunia dan rahmat
yang dimilikinya merupakan sifat Tuhannya yang telah melekat di dalam
tubuhnya. Oleh karena itu kasih sayang yang bertebaran di muka bumi ini
haruslah berlandaskan pada kasih sayang-Nya karena Allah SWT semata, seperti
yang ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW sebagai berikut: “Abu Hurairah
berkata, Rasulullah SAW bersabda: ‘Pada hari kiamat Allah SWT akan berfirman:
“Dimanakah orang yang saling terkasih sayang karena kebesaran-Ku, kini Aku
menaungi di bawah naungan-Ku, pada saat tiada naungan kecuali naungan-Ku.”
(HR. Muslim).103
Sifat kasih sayang ini tentunya dilandasi dengan keimanan yang berarti
kecintaannya terhadap Sang Khalik yang telah menciptakan makhluk sesamanya.
103 Rachmat Syafe’I, Al-Hadis Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum, h. 38.
Kasih sayang ini dapat dicurahkan kepada keluarga atau bahkan kepada siapa saja
tanpa terkecuali. Jadi kasih sayang ini merupakan aktualisasi dari keimanan yang
didasari cinta kepada Allah SWT.
2. Peduli Terhadap Sesama
Tema ini mengandung pesan dakwah tentang akhlak. Dalam kenyatannya,
kategorisasi akhlak tersebut termasuk pada masalah akhlak kepada makhluk Allah
SWT yaitu akhlak terhadap manusia.
Sebagai seorang muslim harus mencontohkan perilaku sesuai dengan
kemusliman yang ia jalani. Sebab mereka telah mengetahui fitrah yang telah
diberikan oleh Allah SWT. Penghargaan Allah SWT kepada setiap insan yang
peduli, yang cinta terhadap sesama khususnya kepada orang-orang yang telah
Allah amanatkan kepada kita yaitu akan mendapatkan penghargaan dari Allah
SWT tidak sebatas penghargaan di dunia saja, tetapi juga penghargaan di akhirat.
Sebagaimana yang telah ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
⌧
⌧
⌧
☺
⌧
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah: 2).104
Sesuai dengan ayat di atas, bahwa hidup ini hakikatnya adalah untuk saling
membantu dan mengisi, terlebih lagi sesama muslim karena mereka merupakan
saudara seiman. Oleh karena itu, umat Islam agar peduli terhadap sesamanya. Dan
semua itu memerlukan penghayatan dan keinginan kuat dalam merealisasikannya
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Amanah yang Diberikan Allah SWT
Penilaian sebagian besar dewan juri bahwa tema ini mengandung pesan
dakwah mengenai akhlak yang kategorisasi lebih detailnya termasuk ke dalam
masalah akhlak kepada khaliknya yaitu Allah SWT. Allah memberikan amanah
yang harus dipertanggungjawabkan oleh setiap manusia dan makhluk hidup
seluruhnya. Amanahnya itu berupa fitrah manusia atas ketauhidannya yang harus
dijaga atau bahkan dipertahankan kesuciannya dalam kehidupan ini sampai
datangnya hari kebangkitan, amanah tersebut akan dipertanggungjawabkan oleh
setiap individu.
Oleh karena itu, Allah SWT menurunkan wahyu memberikan kepada
manusia pedoman-pedoman bagaimana mereka menjalani hidup ini sesuai dengan
104 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 156-157.
amanat yang diberikan kepada mereka agar supaya mereka tidak saja mendapat
amanat, tetapi juga menjadi orang yang menunaikan amanat agar kita mendapat
ridho Allah SWT.
Analisa terhadap tema ini yang mengandung syari’ah. Amanah ini sebagai
suatu kewajiban seorang manusia yang hidup di dunia. Semua kewajiban yang
dilaksanakannya tak terlepas dari hukum-hukum Allah yang telah menjadi
peraturan atau sebuah sistem yang mengatur kehidupan manusia. Amanah yang
dititipkan Allah kepada manusia mengandung peraturan yang selalu mengikat
manusia sampai akhir hayatnya. Segala sesuatu yang diberikan kepada manusia
baik dari jiwa raga sampai hal yang terkecil dari kehidupan manusia pun
merupakan amanah yang akan dipertanggung jawabkan oleh setiap manusia di
hadapan Allah SWT.
Seseorang yang mengetahui makna amanah dengan pemahaman yang
jelas, maka mereka akan memperhatikan setiap gerak-geriknya dalam segala
urusan yang dibebankan kepadanya agar dapat mempertanggungjawabkannya
kelak. Sebab, amanah dapat mendatangkan dosa dan kenikmatan bagi yang
memperhatikannya. Amanah yang diemban manusia tersebut, maka akan
diketahui bahwa orang-orang yang zhalim lagi bodoh sebenarnya adalah orang-
orang yang berkhianat, munafik dan musyrik. Mereka berhak mendapatkan adzab
Allah Ta’ala. Keselamatan tidak akan didapatkan kecuali oleh orang-orang
mukmin yang memiliki sifat amanah.
4. Mencintai Sesama
Tema ini juga mengandung kategorisasi akhlak yang lebih detail termasuk
pada masalah akhlak manusia terhadap manusia. Hal ini erat sekali kaitannya
dengan satu jiwa yang berasal dari satu rahim yang memiliki kefitrahan yang
sama yaitu berasal dari roh Allah SWT. Kecintaan mu’min dan muslim terhadap
sesama merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia
khususnya umat Islam harus saling menjaga dan mencintai satu jiwa dengan yang
lainnya untuk menuju kehidupan yang hakiki.
Sama halnya dengan peduli dan kasih sayang kepada sesama, sama-sama
anugerah yang Allah curahkan kepada manusia. Tetapi bagi kebanyakan orang,
mencintai adalah mempunyai respon atas pemenuhan kebutuhan. Misalnya, ketika
membutuhkan sesuatu untuk bisa di makan kemudian ada salah seorang dari kita
yang memberikan bantuannya dengan sukarela, maka orang tersebut telah
merespon dengan sifat kasih sayangnya yang diwujudkan dalam bentuk cinta
kepada sesama.
Cinta seorang muslim terhadap sesama tidak seperti sedang melakukan
barter atau transaksi yang membedakan antara saudaranya seiman dengan dirinya
sendiri, sebagaimana yang tertera dalam firman Allah SWT:
☺
⌧
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali-Imran: 92).105
Cinta sesama muslim merupakan sebagai aktualisasi keimanan terhadap
Sang Pencintanya. Cinta yang tanpa memandang orang yang akan di bantunya dan
tanpa ada suatu pengharapan apapun kecuali keridhoan dari Allah SWT.
5. Bergaul Dengan Baik
105 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 91.
Dalam kenyataanya, tema ini termasuk kategorisasi akhlak yang lebih detail
pada masalah akhlak manusia terhadap makhluk yaitu akhlak manusia terhadap
manusia. Manusia sebagai makhluk yang mulia harus memliki etika dan moral
dalam pergaulannya terhadap sesama. Hal ini sesuai dengan yang telah diajarkan
oleh Islam di dalam Al-Qur’an dan penjelasnya yaitu As-Sunnah. Sekarang ini,
pergaulan manusia sudah terlampau jauh dari apa yang telah diajarkan oleh
pedoman Islam. Tidak hanya menunjukkan pergaulan yang tidak baik terhadap
seorang yang tidak dikenal bahkan orang terdekat pun yang masih memiliki
hubungan rahim dengan mereka, mendapat perlakuan yang tidak baik akibat dari
pergaulan yang semakin bebas dan demokratis.
Karena pergaulan yang baik ialah melaksanakan pergaulan menurut
norma-norma kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hukum syara’ serta
memenuhi segala hak yang berhak mendapatkannya masing-masing menurut
kadarnya.106
6. Tanggung Jawab
Dalam kenyataannya, tema tanggung jawab ini mengandung nilai
dakwah tentang akhlak yang lebih detailnya termasuk pada masalah
akhlak terhadap Khalik. Tanggung jawab disini erat kaitannya dengan
amanah yang diberikan oleh Allah SWT.
Manusia hidup sebagai makhluk sosial, tidak bisa bebas dan
terhadap semua tindakannya ia harus bertanggung jawab. Persoalan
tanggung jawab, Allah berfirman dalam surat Al-Qiyamah ayat 36:
106 Muhammad Al-Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1992), h.
383.
⌧
Artinya : “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (dalam tindakannya).”(Q.S. Al-Qiyamah: 36).107
Manusia kelak akan dihisab atau diperhitungan Ilahi yang tidak bisa
dielakkan sesuai dengan perbuatannya baik terhadap permasalahan yang kecil
maupun terhadap permasalahn yang besar. Ayat di atas menjelaskan bahwa
manusia dijadikan Allah tidak percuma begitu saja. Mereka dibekali dengan
berbagai macam kelebihan yang luar biasa hebatnya dibandingkan dengan
makhluk lainnya.
Tanggung jawab yang paling tinggi adalah kepada Allah setelah itu kepada
Rasulullah SAW kemudian kepada semua makhluk Allah baik yang bernyawa
maupun yang tidak bernyawa. Demikianlah tanggung jawab yang di amanatkan
oleh Allah SWT kepada manusia khususnya kepada seorang muslim yang
ditegaskan untuk mempertahankan keadilan, keamanan dan kemakmuran.108
7. Pemimpin Keluarga
Pada kenyataannya, Tema ini berkaitan juga dengan tanggung jawab yang
merupakan kategorisasi akhlak lebih detailnya termasuk pada masalah akhlak
terhadap Khalik juga berkenaan dengan masalah akhlak terhadap manusia.
Seorang lelaki atau seorang suami di amanahkan oleh Allah SWT sebagai
pemimpin keluarga. Sebab, seorang laki-laki yang berperan sebagai pemimpin
karena kaum laki-laki diberikan kelebihan oleh Allah SWT sehingga mereka
diberikan tanggung jawab untuk memimpin dua hal sekaligus, sebab terdapat dua
hal pokok yang pertama karena adanya keistimewaan yang berbeda dengan
107 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 1000. 108 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 116-117
masing-masing jenis kelamin, tetapi dalam konteks qawwamah keistimewaan
yang dimiliki lelaki lebih sesuai untuk menjalankan tugas tersebut dibandingkan
perempuan. Kedua, yang dikemukakan al-Qur’an adalah karena mereka, yakni
lelaki/suami telah menafkahkan sebagian harta mereka. Hal ini sesuai dalam surat
an-Nisa ayat 34:
☺
☺ ⌧
☺ ⌧
☺
⌧
⌧ ⌧
Artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”. (QS. An-Nisa: 34).109
Karena dua hal pokok yang telah disebutkan tadi, suami berkewajiban
memberikan nafkah atas pemenuhan kebutuhan keluarganya menurut
kesanggupannya, perhatian, pembelaan, pemeliharaan dan pembinaan kepada
seluruh anggotanya. secara langsung untuk memelihara pasangan hidupnya,
memelihara dan membimbing anak-anak yang mereka lahirkan menuju kepada
109 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 164-165.
keridhoan Allah SWT agar tidak terjerumus ke lembah kehinaan dan kemaksiatan.
Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
☺
Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”. (QS. At-Thalaq: 7).110
Namun, bukan berarti perempuan tidak bisa menjadi kepala keluarga.
Kepemimpinan dalam rumah tangga bisa beralih kepada istri apabila suami sakit
dan juga dalam keadaan lemah tetapi jika kedua syarat yang telah disebutkan tidak
dimiliki suami. Dalam hal ini lebih menitikberatkan pada pemberian nafkah
karena suami yang sakit dan tidak berdaya seperti yang disebutkan tadi. Walaupun
nafkah rumah tangga dibebankan kepada suami, Islam tidak melarang seorang
istri membantu suami dalam menafkahi keluarganya. Ini termasuk pada masalah
memenuhi tuntutan syara’, yaitu kewajiban untuk saling menolong yang dinilai
sebagai sedekah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Apabila seorang
muslim menafkahi keluarganya, sedangkan (ia) mengharap pahala dari Allah,
menjadilah nafkah yang diberikan itu serupa sedekah baginya”. (HR. Bukhari).111
Merupakan perbuatan yang sangat baik apabila seorang isteri memberikan
nafkah kepada suami yang dalam keadaan susah, tidak bermata pecaharian. Oleh
110 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 946. 111 Saifuddin Mujtaba’, Isteri Menafkahi Keluarga?, (Surabaya: Pustaka Progressif,
2001), Cet. I, h. 232-233.
karena itu, isteri disunnahkan mencari nafkah untuk membantu suami dalam
rangka menyelesaikan pemenuhan tuntutan kebutuhan dan kesejahteraan bersama
dalam mencapai keluarga yang berkualitas dan untuk kelangsungan hidup anak-
anaknya.
8. Mendidik Anak
Ketiga dewan juri juga menyepakati bahwa tema ini mengandung nilai pesan
dakwah tentang akhlak yang termasuk pada masalah akhlak terhadap manusia.
Sebagai umat muslim, berkewajiban mengukuhkan nilai ketauhidannya yaitu
dengan cara mendidik generasi penerusnya dengan ajaran-ajaran tauhid yang telah
diajarkan di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Mendidik anak, baik anak yang
memiliki hubungan rahim maupun anak yang tidak satu rahim dengannya harus
tetap mendapatkan pendidikan ajaran Islam yang sama. Sebagaimana Hadits Nabi
SAW berikut ini yang artinya: “Dari Anas bin Malik ra. bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda: “Muliakanlah anak-anakmu (dengan menterapkan agama Islam)
dan berilah pendidikan yang baik.” (HR. Ibnu Majah).112
Dalam hal ini, yang diberi tanggung jawab untuk mendidik anak adalah
orang tua baik orang tua dari satu rahim atau orang tua lain yang berperan sebagai
siapa saja dengan usia melebihi kategori anak. Salah dalam memberikan
pendidikan kepada anak akan mengakibatkan kerusakan yang fatal bagi generasi
penerusnya yang dapat membahayakan aqidahnya dan orang tualah yang akan
dimintai pertanggung jawaban atas kesalahan yang dilakukannya. Jadi, berilah
pendidikan kepada anak seperti apa yang telah diajarkan di dalam Al-Qur’an dan
Hadits.
112 Artani Hasbi dan Zaitunah, Membentuk Pribadi Muslim, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1989), Cet. I, h.186-187.
9. Berbuat Baik Kepada Tetangga
Penilaian ketiga dewan juri menyimpulkan bahwa tema ini berisi pesan
dakwah tentang akhlak yang kategorisasi lebih detailnya termasuk pada masalah
akhlak terhadap makhluk yaitu manusia. Karena manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa hidup tanpa sesamanya di muka bumi ini, maka haruslah
bersikap baik kepada tetangganya yang merupakan sodara atau makhluk yang
memiliki hak untuk diperhatikan kehidupannya. Karena Allah sangat mencintai
umat-Nya yang selalu berbuat baik terhadap tetangganya, sebagaimana hHadits
Nabi SAW berikut ini yang artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya”. (HR. Bukhari Muslim).113
Kenyamanan dan ketenangan kehidupan seseorang di dalam suatu Negara
adalah berawal dari keharmonisan antar tetangganya. Tidak saling menyakiti hati
tetangganya bahkan sebaliknya saling memperhatikan keadaan tetangganya yang
mengalami kesulitan hidup. Dengan demikian akan tercipta ukhuwah Islamiyah
yang dianugerahi dan dirahmati oleh Allah SWT.
10. Wara’ (Berhati-hati)
Berdasarkan penilaian ketiga dewan juri, mereka menyepakati bahwa tema
ini berisi pesan dakwah tentang akhlak yang kategorisasinya termasuk pada
masalah akhlak terhadap Khalik yaitu Allah SWT. Sikap wara’ ini merupakan
suatu sikap yang harus ditanamkan pada setiap individu dalam menjalani
kehidupannya di dunia. Sikap wara’ disini adalah manusia harus bertindak hati-
hati untuk melakukan sesuatu dengan tidak melanggar atau melewati garis yang
telah ditentukan-Nya. Sebab jika tindakan yang tidak disertai dengan sikap wara’,
113 Wahyudin Ibrahim, Seratus DelapanPuluh Sifat Tercela dan Terpuji, (Jakarta: CV
Haji Masagung, 1992), Cet. III, h. 119.
maka akan terjadi kerusakan baik itu kerusakan pada nilai tauhidnya maupun
kerusakan pada kehidupan di dunia. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali tertipu
oleh tipu daya syaitan dengan kesibukkan dan kegemerlapan dunia, sebagaimana
yang ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
⌧ ⌧
Artinya : “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari
yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman: 33).114
Segala tipu daya syaitan dengan waktu atau zaman harus selalu diwaspadai
oleh setiap umat manusia dan manusia harus berpegang teguh ajaran yang telah
diyakininya sebagai fitrah tauhidnya.
11. Menjaga Silaturahim
Tema ini termasuk pada kategorisasi akhlak pada masalah akhlak terhadap
makhluk yaitu manusia. Semua makhluk yang diciptakan Allah SWT diikat
jiwanya menjadi satu dalam ketauhidan-Nya. Begitu juga dengan manusia dengan
manusia lainnya yang berasal dari satu rahim yang sama. Manusia diperintahkan
untuk saling menjaga hubungan silaturahim diantara mereka, sebagaimana Hadits
114 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 658.
Nabi SAW yang artinya: “Anas bin Malik ra. berkata, ‘Saya telah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dilanjutkan
umurnya, hendaklah menyambung hubungan famili (kerabat)”. (HR. Bukhari). 115
Jika tidak saling mengeratkan hubungan silaturahim, maka manusia akan
saling menyakiti satu dengan yang lain. Seperti telah terlihat jelas pada saat ini,
dimana manusia kurang memperhatikan masalah tali silaturahim sehingga banyak
menimbulkan perpecahan diantara sesama. Oleh karena itu, pentingnya menjaga
silaturahim diantara sesama dapat menumbuhkan rasa persaudaraan yang kuat.
12. Kepatuhan
Tema ini berisi pesan dakwah tentang akhlak yang kategorisasi lebih
detailnya termasuk pada masalah akhlak terhadap Khalik yaitu Allah SWT namun
juga mencakup pada masalah aklah terhadap manusia. Manusia selain sebagai
makhluk sosial juga sebagai seorang hamba Allah SWT. Islam mengajarkan
kepada umatnya untuk selalu mematuhi segala sesuatu yang diperintahkan oleh
Allah SWT sebagai wujud syukur atas penciptaannya. Sifat patuh kepada Allah
ini diaplikasikan dengan segala bentuk tindakan yang tidak menyimpang dengan
ajaran-Nya. Sifat patuh ini juga ditujukan kepada manusia antara lain orang tua,
kakek nenek, saudara-saudara yang dituakan, orang-orang berilmu dan orang-
orang yang selalu menyeru kepada agama Allah. Hal ini ditujukan untuk
mendapatkan keridhoan Allah di dunia dan di akhirat.
13. Hasad
Tema ini mengandung nilai akhlak yang kategorisasi lebih detailnya
termasuk pada masalah akhlak terhadap manusia. Hasad termasuk akhlak tercela
115 Rachmat Syafe’I, Al-Hadis Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum, h. 206.
yang harus dihindari oleh setiap manusia. Karena sifat ini dapat merusak
hubungan silaturahim diantara umat Islam. Namun, pada zaman sekarang ini
manusia sudah tidak mengindahkan lagi atas bahaya yang ditimbulkan dari sifat
hasad tersebut, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abul-Laits Assamarqandi
dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra. berkata: Nabi SAW bersabda yang
artinya: “Jangan benci membenci dan jangan hasud menghasud dan jangan
menawar barang untuk menjerumuskan orang lain dan jadilah kamu hamba Allah
sebagai saudara”. (HR. Bukhari-Muslim).116
Sifat ini, selain dapat merusak dirinya sendiri juga dapat merusak manusia
seluruhnya terutama pada nilai aqidahnya. Allah melaknat orang yang melakukan
hasad ini dengan tidak memberikan nikmat dan karunia di dunia maupun di
akhirat. Betapa besar bahaya yang ditimbulkan oleh sifat ini, sehingga Allah
benar-benar akan memberikan balasan yang begitu pedih bagi yang
melakukannya.
116 Abu Laits Assamarqandi, Tanhibul Ghafilin, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1992), Cet. V,
h. 228.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis dan menjelaskan mengenai isi pesan dakwah dalm
program siaran keagamaan “Spiritual Sharing” di Radio Ramako 105.8 Fm, maka
peneliti dapat merumuskan kesimpulan bahwa isi pesan dakwah tersebut
mengandung tiga kategori ajaran Islam yaitu: Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.
Selanjutnya ketiga kategori tersebut dapat dirinci lagi sebagai berikut:
1. Pesan Aqidah yang terdapat di dalam program siaran keagamaan
“Spiritual Sharing” terdapat pada tema-tema telah mengandung masalah
keimanan yang terdapat pada rukun iman. Karena pengetahuan tentang
ketauhidan ini merupakan inti dari ajaran Islam.
2. Sedangkan pesan kategori syari’ah dalam program siaran keagamaan
“Spiritual Sharing” sudah menunjukkan pembahasan mengenai pembagian
syari’at yang merupakan pendorong kita untuk meningkatkan ketaatan
pada perintah-Nya serta sebagai kekuatan untuk menjauhi segala sesuatu
yang dilarang-Nya.
3. Dan pesan dakwah tentang akhlak dalam program siaran keagamaan
“Spiritual Sharing” ini sebagai bahan perenungan bagi seorang muslim
dan seorang m,u’min agar berperilaku sesuai dengan yang diamanatkan
oleh Allah SWT dan yang telah dijelaskan serta dipraktekkan oleh
Rasulullah SAW yaitu harus mencontoh perangainya.
B. Saran-saran
1. Peneliti berharap kepada radio Ramako 105,8 Fm melalui program
siaran keagamaan “Spiritual Sharing” ini mampu meningkatkan pesan
aqidah yang merupakan inti dari ajaran Islam. Karena hal ini
berkenaan dengan keyakinan. Sehingga dapat memberikan kesadaran
bagi umat Islam dalam menjalani hidup.
a. Begitu juga untuk pesan syari’ah ini lebih diperinci lagi masalah-
masalah yang berkaitan dengan ibadah ritual baik yang dilakukan
dengan perbuatan maupun dengan lisan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
b. Dan untuk pesan akhlak, peneliti mengharapkan agar diperbanyak
kisah-kisah mengenai akhlak Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan
orang-orang saleh lainnya yang dapat dijadikan contoh dan bahan
renungan bagi umat Islam dalam bersikap.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdul Azis, Jum’ah Amin, Fiqhul Dakwah, Solo: Intermedia, 1997.
Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah, Jakarta: Pustaka at-Tazkia, 2007, Cet. I.
Ahmad, Habib bin Zein Al-Habsyi, Wasiat dan Nasihat, Solo: Putera Riyadi, 1997.
Al-Ghazali, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim, Semarang: Wicaksana, 1992.
Al-Ghazali, Imam, Ihya Ulumuddin (Buku ke 12): Tafakur, Mati dan Kejadian Setelahnya, Bandung: Marja, 2007, Cet. I.
Al-Qaradhawi, Yusuf, Ibadah Dalam Islam, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2005, Cet. I.
Amin, Masyhur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997.
Amin, Samsul Munir, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah, 2008.
Anshari, Endang Saiffudin, Wawasan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.
---------------------, Wawasan Islam, Jakarta: Rajawali, 1996.
Arikuntoro, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rhineka Cipta, 1998.
Assamarqandi, Abu Laits, Tanhibul Ghafilin, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1992, Cet. V.
Azis, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004.
Badruttamam, Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005.
Darmanto, Antonio, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1998.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Serajaya Santra, 1988.
Effendi, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosda Karya, 1994.
--------------------------, Dasar-dasar Public Relation, Bandung: Alumni, 1986.
Fadhillah, Muh. Husain, Metodologi Dakwah dalam Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Basritama, 1997.
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XI, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.
Hasbi, Artani dan Zaitunah, Membentuk Pribadi Muslim, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1989, Cet. I.
Ibrahim, Wahyudin, Seratus DelapanPuluh Sifat Tercela dan Terpuji, Jakarta: CV Haji Masagung, 1992, Cet. III.
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Khalid, Amru Muhammad Hilmy, ‘Ibadat al-Mu’min, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2004.
Kusnawan et All, Aep, Komunikasi dan Penyiaraan Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2004.
Mahmud, Ahmad, Dakwah Islam, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 1995.
Mariah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Mitra Utama, 2000.
Mujtaba’, Saifuddin, Isteri Menafkahi Keluarga?, Surabaya: Pustaka Progressif, 2001, Cet. I.
Mustofa, A., Akhlak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia, 2005.
Nawawi, Imam, Riyadhus Shalihin Jilid 1, Jakarta: Pustaka Amani, 1999, Cet. IV.
Oemar, Toha Yahya, Islam dan Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004.
Rifa’I, Moh., Pembina Pribadi Muslim, Semarang: CV. Wicaksana, 1993, Cet. I.
Shaleh bin Ghanim al-Sadlan, Do’a Dzikir Qouli dan Fi’li, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999, Cet. I.
Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur'an, Bandung: Mizan, 2000.
----------------------, Wawasan Al-Qur’an Tentang Zikir dan Do’a, Jakarta: Lentera Hati, 2006.
Suparta, Munzier dan Hetani, Hjani, Metode Dakwah, Jakarta: Kecana, 2003.
Syafe’I, Rachmat, Al-Hadis Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000, Cet. I.
Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Umary, Barmawi, Azas-azas Ilmu Dakwah, Solo: Ramadhani, 1995.
Wahyudi, J.B., Komunikasi Jurnalistik Praktik Bidang Kewartawanan Surat Kabar, Majalah, Rado, TV, Bandung: Alumni 1991.
Yahya, Harun, Nilai-nilai Moral Al-Qur’an, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 1999.
B. Makalah, artikel
RADIO RAMAKO, “Compani Profile”.
C. Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Bayu Setio Nugroho, Program Manager Radio
Ramako Jakarta, Tanggal 02 Mei 2008, pukul 15.00 WIB.
WAWANCARA
Narasumber : Bayu Setio Nugroho
Jabatan : Program Manager
Waktu : 02 Mei 2008
Tempat : Jakarta
Tanya : Bagaimana sejarah dari program keagamaan “Spiritual Sharing” di
radio Ramako?
Jawab : Program keagamaan “Spiritual Sharing” disiarkan sejak tahun 1985
tepatnya tanggal dan bulan apa saya kurang jelas. Namun, pada waktu
itu namanya bukan “Spiritual Sharing” tapi kuliah subuh atau kultum
biasa sama seperti acara-acara ceramah yang disiarkan oleh radio-radio
lainnya. Acara ini disiarkan pada pukul 05.00 pagi atau ditentukan sesuai
dengan waktu adzan subuh. Tujuan dari acara ini untuk memberikan
pencerahan dan semangat bagi para pekerja yang beraktifitas di pagi
hari.
Tanya : Radio Ramako sendiri bukan radio religi yang bernuansa Islami,
kenapa acara ini sampai disiarkan setiap hari?
Jawab : Hal ini dilakukan karena permintaan dari owner atau si pemilik radio
itu sendiri yang memang beliau adalah orang yang sangat religi.
Walaupun radionya bukan radio religi tetapi beliau tidak mau
meninggalkan nuansa Islami dalam salah satu program di radionya.
Tanya : Apa yang melatarbelakangi program acara ini dinamakan “Spiritual
Sharing” atau kenapa ga dengan nama-nama yang lebih Islami seperti
Cahaya Imani?
Jawab : Ya, awalnya acara ini hanya dinamakan dengan kultum atau kuliah
subuh biasa dengan komunikasi satu arah. Karena kita fikir ini hanya
suatu acara ceramah biasa yang didengar oleh sebagian masyarakat saja.
Tetapi setelah beberapa tahun berjalan, kami perhatikan ternyata acara
ini mendapat respon yang sangat luar biasa. Kami mengetahui hal ini
dari rating acara yang disiarkan pada pagi hari. Kemudian kami berfikir
untuk mengganti nama acara tersebut dengan nama “Spiritual Sharing”
yaitu acara diskusi keagamaan yang menjadi pencerahan bagi setiap
yang mendengarkan melalui komunikasi dua arah agar para pendengar
dapat berinteraksi dengan berdiskusi mengenai problematika hidup
secara Islami. Serta kami pun bekerjasama dengan beberapa radio
sindikasi yang berada di luar Jakarta.
Tanya : Berapa kali acara ini disiarkan dalam seminggu?
Jawab : Acara ini disiarkan setiap hari atau Senin sampai Minggu pada pukul
05.00 WIB.
Tanya : Apakah acara tersebut menampilkan narasumber yang sama setiap
harinya?
Jawab : Tidak, kami menampilkan narasumber yang berbeda setiap harinya
tetapi ada narasumber yang mendominasi acara ini yaitu Ust. Abdul
Qodir Al-Habsyi setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Untuk hari Senin
dan Jum’at akan dibimbing oleh Ust. Abu Zahro. Hari Sabtu oleh KH.
Diaudin Kuswandi dan untuk hari Minggu oleh Ust. Abi. Semua
narasumber memiliki karakter dan penyajian yang berbeda sehingga
pendengar semakin antusias terhadap acara ini.
Tanya : Apakah tema yang disampaikan berdbeda setiap harinya?
Jawab : Ya, tema yang disajikan berbeda setiap harinya. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kejenuhan diantara para pendengar serta untuk menambah
wawasan keislaman setiap harinya.
Tanya : Tema tersebut disampaikan berdasarkan apa?
Jawab : Tema-tema tersebut disampaikan atas dasar ajaran Islam secara garis
besar yaitu Aqidah, Syari’ah dan Akhlak yang kemudian diperdalam satu
persatu setiap harinya sesuai dengan problematika kehidupan.
Tanya : Apakah para narasumber menjawab semua pertanyaan yang diajukan
oleh para pendengar?
Jawab : Tidak, bukannya narasumber tidak mau menjawab aau tidak bias
menjawab semua pertanyaan yang masuk tetapi pertanyaan yang masuk
sangat banyak kalau pertanyaan yang masuk dijawa semua waktunya ga
cukup. Untuk mengantisipasi kekecewaan dari para pendengar kami
melakukan seleksi terhadap pertanyaan yang masuk sesuai dengan tema
yang disampaikan.
Tanya : Biasanya para pendengar dapat berinteraktif dalam acara ini melalui
apa?
Jawab : Para pendengar setia acara ini dapat berinteraksi melali telepon
langsung, SMS, Fax dan juga lewat e-mail kami.