ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL · 2015. 5. 11. · ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL...
Transcript of ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL · 2015. 5. 11. · ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL...
-
ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL
KHADIJAH “KETIKA RAHASIA MIM TERSINGKAP”
KARYA SIBEL ERASLAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)
Oleh Alfia Nurlayla 1110051000057
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./2014M.
-
i
ABSTRAK Alfia Nurlayla
Analisis Isi Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan.
Akhlak merupakan perbuatan nyata dari refleksi sikap yang terlahir dari Iman dan Islam sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah SWT. Akhlak dijadikan sebagai arahan manusia untuk melakukan suatu perbuatan yang baik atau yang buruk didalam kehidupan. Novel adalah salah satu media yang banyak diminati oleh berbagai kalangan. Dengan membaca novel kita bisa mengambil nilai-nilai pada isi pesan yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan sebagai salah satu novel Islami yang didalamnya mengandung pesan akhlak.
Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana isi pesan akhlak yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam? Dan Pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”?
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) melalui pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan format deskriptif. Menurut Bereslon analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Dalam menganalisis data peneliti membuat kategorisasi pesan akhlak yang terdapat pada paragraf dalam novel, kemudian membuat lembar koding yang akan dinilai oleh tiga juri yang sudah ditetapkan. Selanjutnya, hasil perolehan nilai kesepakatan tim juri dijadikan sebagai hasil presentase dan kemudian dicari pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel tersebut.
Dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” memiliki tema-tema yang berjumlah 40 tema, namun peneliti membuat batasan masalah hanya pada 3 tema pesan akhlak pada episode sebelum Islam. Kategorisasi yang dianalisis dari pesan akhlak meliputi akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Setelah dilakukan penghitungan data maka dapat diketahui bahwa pesan akhlak episode sebelum Islam yang paling dominan dalam novel ini adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia sebanyak 84%, diikuti pesan akhlak terhadap Allah sebanyak 14%, kemudian pesan akhlak terhadap lingkungan yang menjadi urutan terendah sebanyak 2%. Termasuk didalamnya akhlak baik dengan hasil presentase tertinggi sebanyak 94% dan akhlak buruk menduduki posisi terendah hanya 6%. Kata kunci: Analisis Isi, Pesan Akhlak, Novel, Kategorisasi, Dominan.
-
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wasyukurillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini. Serta shalawat salam teruntuk kepada nabi besar Muhammad Saw serta
pengikutnya sampai akhir zaman. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan
moril maupun spiritual dari berbagai pihak. Untuk semua itu tidak ada balasan yang
sanggup peneliti berikan kecuali ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak. Dr. H. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak. Rachmat Baihaky, MA, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta Ibu Fita Fathurrokhmah, M.Si,
sebagai Sekertaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi.
Terima kasih telah memberikan bimbingan dan arahannya selama proses
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan di setiap
aktivitas.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidyatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan
kesabaran dan keikhlasan.
-
iii
5. Bapak dan ibu tercinta (Purwanto dan Sri Wahyuti) serta Annisa Purwaning
Sayekti (kakak) yang telah memberikan semangat dan doa yang tiada hentinya
kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman mahasiswa KPI angkatan 2010, kelas KPI B, khususnya teman-
teman seperjuangan Ais Muflihah, Andari Novianti, Miftakhul Aida, Safitri,
Diana Nopiana dan Ishmatun Nisa. Kebersamaan kalian tidak akan aku lupa,
semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita.
7. Pihak penerbit buku Islami Kaysamedia, yang dengan keramahannya membantu
memberikan informasi-informasi penting terkait novel Khadijah sehingga
penelitian skripsi ini bisa diselesaikan.
8. Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh kerabat, dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih
atas dukungan dan bantuannya. Semoga semua pihak yang telah membantu
mendapat balasan dan menjadi ladang amal disisi Allah SWT.
Demikianlah yang dapat peneliti sampaikan, semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, 22 Agustus 2014
Peneliti
-
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI
ABSTRAK .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6
D. Metodelogi Penelitian ......................................................... 7
E. Teknik Pengolahan Data ..................................................... 9
F. Teknik Analisis Data .......................................................... 11
G. Tinjauan Pustaka ................................................................ 13
H. Sistematika Penulisan ......................................................... 15
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Analisis Isi ....................................................... 17
B. Akhlak .............................................................................. 21
1. Pengertian Akhlak....................................................... 21
2. Tujuan dan Posisi Displin Ilmu Akhlak ....................... 26
3. Ruang Lingkup Akhlak ............................................... 26
-
v
4. Nilai-nilai Kriteria Muslim .......................................... 28
C. Novel ............................................................................... 31
1. Pengertian Novel ........................................................ 31
2. Sejarah Novel Indonesia ............................................. 33
3. Jenis-jenis Novel ......................................................... 34
4. Unsur-unsur Novel ...................................................... 35
D. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................ 37
BAB III. GAMBARAN UMUM
A. Sinopsis Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”
..................................................................................... …….38
B. Sekilas Biografi Sibel Eraslan ....................................... 43
BAB IV.TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah
“Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan 45
B. Kategorisasi Pesan yang Paling Dominan dalam Novel
Khadijah “Ketika Rahasia Mim tersingkap” ................. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 67
B. Saran ............................................................................. 68
DAFTARPUSTAKA .......................................................................... 70
LAMPIRAN
-
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategorisasi Pesan .................................................................. 10
Tabel 2 Operasionalisasi Konsep.......................................................... 11
Tabel 3 Daftar Tema-tema Cerita didalam novel Khadijah “Ketika
RahasiaMim Tersingkap” ....................................................... 45
Tabel 4 Kategori Pesan Akhlak yang diteliti dalam novel Khadijah “Ketika
Rahasia Mim Tersingkap” ..................................................... 47
Tabel 5 Tema-tema Cerita yang diteliti dalam novel Khadijah
“Ketika Rahasia Mim Tersingkap” ......................................... 47
Tabel 6 Pesan Akhlak dalam Tema Satu “Nama adalah Takdir” ......... 50
Tabel 7 Pesan Akhlak dalam Tema Dua “Jalan Kepedihan”................ 54
Tabel 8 Pesan Akhlak Dalam Tema Empat “ Pasar” ........................... 59
Tabel 9 Pesan Akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim
Tersingkap” ............................................................................ 66
Tabel 10 Macam-macam Pesan Akhlak dalam novel Khadijah
“Ketika Rahasia Mim Tersingkap” ........................................ 66
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam sebagai agama memberikan petunjuk kepada manusia tentang
peraturan untuk tata hidup dan kehidupan yang diakui kebenarannya oleh
sang Maha Pecipta.1 Allah Swt berfirman dalam Q.S At-Tin (95): 4, 5, dan 6,
Allah berfirman:
Artinya:“Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya”.
Ayat tersebut menyatakan bahwa untuk mencapai kebahagian dan
mencapai martabat kemanusiaan yang tinggi didalam hidup maka seharusnya
manusia sesuai dengan fitrahnya sebagai khilafah harus beriman dan
mengerjakan amal-amal kebajikan.
Akhlak merupakan perbuatan nyata dari refleksi sikap yang terlahir
dari Iman dan Islam sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah
SWT. Akhlak yang serasi akan menciptakan keadaan harmonis dalam
1Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer; Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), Cet. 1, h. 6.
-
2
hubungan dengan lingkungan sosialnya, khususnya hubungan dengan sesama
manusia itu sendiri.2 Diwujudkannya dengan selalu menyerukan al-khayr,
amar maruf dan nahy munkar.
Dalam pandangan ahli bidang akhlak terdahulu dan terkemuka yaitu,
Al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat atau
perbuatan yang bersumber pada kualitas jiwa. Jika jiwa itu bersih, maka
akhlak pun akan baik. Tapi, jika jiwa itu kotor, maka akhlak pun akan jadi
buruk. Sebab jiwa yang kotor tidak akan memancarkan akhlak yang baik
karena kualitas akhlak sangat ditentukan oleh kondisi jiwa.3 Hal ini, sudah
Allah SWT tuliskan didalam Al-Quran yang berbunyi:
Artinya:“Barangsiapa yang melakukan sesuatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (Q.S al-Baqarah: 158).
Jika ingin akhlak yang baik, maka seharusnya manusia memiliki
kualitas jiwa yang baik, dengan cara meniatkan hati untuk melahirkan
kebaikan didalam dirinya. Dengan hati yang bersih akan menciptakan akhlak
mulia dalam berhubungan baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama
makhluk baik itu manusia, binatang ataupun tumbuh-tumbuhan untuk
mencapai kebahagian hidup didunia dan diakhirat.
Akhlak termasuk kedalam tiga pilar kajian ajaran Islam yakni, aqidah,
syariah dan akhlak. Dan ternyata akhlak itu sudah ada sejak manusia
2Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer; Sebuah Studi Komunikasi, h. 10. 3Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global; Upaya Membangun
Karakter Muslim, (Jakarta: Trans Pustaka, 2012), Cet. 1. h. 34.
-
3
dilahirkan. Mulai dari manusia pertama yaitu nabi Adam as. Akhlak sebelum
Islam adalah akhlak yang dimiliki oleh orang-orang pada masa jahiliyah.
Zaman kebodohan sebelum datangnya Islam membuat akhlak pada masa itu
sangat memprihatinkan. Mereka hidup tanpa mengenal Allah dan mereka
hanya mempercayai dan menyembah berhala, menyembah matahari, bulan,
dan binatang. Dalam zaman ini mereka mempunyai sifat baik seperti
memiliki perasaan ingin kasih sayang, berani, rajin, keras dan tegas, akan
tetapi semua itu dikalahkan oleh sifat buruk yang mereka miliki karena
keberadaan mereka diliputi dengan kedzaliman.
Beda dengan Akhlak sesudah Islam. Islam yang datang dibawa oleh
nabi Muhammad Saw mengajak manusia kepada kepercayaan bahwa Allah
SWT adalah sumber segala sesuatu di seluruh alam semesta, dengan
kekuasaanNya isi seluruh alam semesta ini dapat berjalan secara beraturan.
Tidak diragukan lagi bahwa nabi Muhammad Saw adalah guru besar dalam
bidang akhlak. Bahkan keutusannya ke muka bumi ini adalah untuk
menyempurnakan akhlak. Akhlak terpuji tercermin pada pribadi nabi
Muhammad Saw yang harus diteladani oleh umat muslim.
Dalam Islam akhlak dijadikan sebagai pedoman, arahan, atau petunjuk
untuk mendorong manusia melakukan suatu perbuatan yang baik atau yang
buruk didalam kehidupan. Jika mengerjakan perbuatan yang baik secara terus
menerus, maka akhlak itu akan menjadi kebiasaan yang akan membentuk
individu dengan akhlak yang baik dalam semua aspek kehidupan. Sebaliknya
-
4
jika kebiasaan mengerjakan perbuatan yang buruk secara terus menerus tanpa
sadar akan membentuk individu dengan akhlak yang buruk.
Novel best seller dunia yang merupakan salah satu dari serial 4 wanita
penghuni surga karya Sibel Eraslan yang berjudul Khadijah: Ketika Rahasia
Mim Tersingka terjual lebih dari 50.000 eksemplar di Negaranya Turki dalam
waktu setahun. Kemudian novel ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa,
termasuk ke dalam bahasa Indonesia oleh Ahmad Saefudin, Hyunisa
Rahmanadia, dan Erwin Putra. Di Indonesia, novel ini sangat di minati oleh
para pembaca terbukti sudah melakukan 2 kali cetakan, cetakan pertama pada
bulan Februari 2013 dengan total penjualan sampai bulan Desember 2013
sebesar 4.442 eksemplar, dan cetakan kedua pada bulan Februari 2014 yang
sampai bulan April sudah terjual 1827 eksemplar.4
Novel ini memberitahukan kepada para pembaca, mengenai kisah
kehidupan tentang salah satu istri Rasulullah saw, yakni ibunda mulia
Khadijah binti Khuwaylid yang dengan kisah-kisah perjalanan kehidupan
beliau didalam novel ini mampu memberikan gambaran untuk kita mengenal
sosok beliau khususnya untuk mengetahui akhlak yang beliau miliki.
Untuk itu peneliti sangat tertarik untuk mencari dan mengetahui isi
pesan akhlak yang terkandung didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim
Tersingka.” Sehingga dapat di simpulkan bahwa peneliti mengangkat judul
skripsi yaitu, Analisis Isi Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika
Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan.
4Dokumen pribadi [email protected], .pada tanggal 8 Mei 2014.
-
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Merujuk pada latar belakang di atas, pada novel khadijah “ketika
Rahasia Mim Tersingkap” yang didalamnya memiliki tema-tema cerita
yang berjumlah 40 tema, kemudian peneliti membagi menjadi 2 episode
yakni, pertama, episode akhlak sebelum Islam, yakni akhlak dalam
kehidupan khadijah sebelum bertemu Rasulullah Saw. Kedua, episode
akhlak sesudah Islam, yakni akhlak dalam kehidupan khadijah setelah
bertemu Rasulullah Saw. Dengan demikian peneliti memfokuskan batasan
masalah penelitian yang dianalisis ini hanya pada pesan akhlak episode
sebelum Islam yang ditemukan hanya ada tiga tema dari 40 tema-tema
cerita yang ada di dalam novel, yakni, (1) Nama Adalah Takdir, (2) Jalan
Kepedihan, dan (4) Pasar.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian skripsi
ini adalah:
a. Bagaimana isi pesan akhlak terhadap Allah yang terkandung dalam
novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum
Islam?
b. Bagaimana isi pesan akhlak terhadap sesama manusia yang
terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”
episode sebelum Islam?
-
6
c. Bagaimana isi pesan akhlak terhadap lingkungan yang terkandung
dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode
sebelum Islam?
d. Pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel Khadijah “Ketika
Rahasia Mim Tersingkap”?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap Allah yang terkandung
dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode
sebelum Islam.
b) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap sesama manusia yang
terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”
episode sebelum Islam.
c) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap lingkungan yang terkandung
dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode
sebelum Islam.
d) Untuk mengetahui pesan akhlak yang paling mendominasi yang
terkandung dalam novel tersebut.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian ilmiah bagi
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam menyampaikan
-
7
tentang kajian akhlak yang akan dapat memberikan kontribusi yang
positif pada khazanah keilmuan dalam bidang dakwah melalui karya
sastra yang berupa novel.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah
wawasan mendalam bagi mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam, khususnya para wanita tentang bagaimana kita seharusnya
meneladani tingkah laku dan sifat mulia ibunda Khadijah sebagai
panutan yang mampu untuk kita amalkan dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma positivism. Paradigma ini
berpandangan bahwa hubungan antara peneliti dengan realitas yang diteliti
dibuat jaraknya sejauh mungkin dan berada diluar diri peneliti.5 Penelitian
dilakukan dengan data apaadanya tanpa ada campur tangan dari peneliti.
Alat ukur dalam penelitian ini melalui pengukuran objektif yang harus
dijaga keobjektifannya agar tidak ada penilaian yang subjektif dalam
penelitian ini.
5Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Praktis dan
Teoritis (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2011), h. 51.
-
8
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang
menggambarkan suatu masalah dengan hasil yang dapat digeneralisasikan
dan sifat riset olahan data berupa angka-angka yang bertujuan untuk
menguji teori.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis),
yaitu metode yang lebih memfokuskan pada isi atau teks pada pesan
komunikasi yang tampak. Menurut Bereslon dan Kerlinger analisis isi
adalah suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis isi komunikasi
secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak.6
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti akan menganalisis
pada paragraf-paragraf yang tersurat dari ketiga tema yang menjadi fokus
penelitian yang ada didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim
Tersingkap”.
4. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah paragraf-paragraf dari tiga
tema dalam novel, dan yang menjadi unit pengamatannya adalah isi pesan
akhlak episode sebelum Islam yang berupa narasi dan dialog pada novel
tersebut.
6Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet.2, h.228.
-
9
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, peneliti membaca dan mengamati pesan akhlak pada ketiga
tema di setiap paragraf yang terkandung di dalam novel. Setelah itu
peneliti melakukan data koding dengan mencatat isi paragraf
berdasarkan kategori pesan akhlak sebagai Coding sheet, yaitu tabel
yang berisi kategori-kategori pesan yang menjadi objek penelitian.7
b. Studi dokumentasi, dengan mengumpulkan data-data berupa buku-
buku yang menunjang penulisan skripsi ini, seperti buku penelitian,
buku seputar akhlak, buku seputar novel, dan literatur-literatur yang
ada relevansinya dengan materi penelitian, sehingga bisa dijadikan
informasi tambahan bagi penelitian ini.
6. Teknik Penulisan Penelitian
Untuk keperluan skripsi, peneliti mengacu pada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syahid Jakarta
(Jakarta: CeQDA, 2007)
E. Teknik Pengolahan Data
a. Kategorisasi Pesan
Penyusunan kategori pesan akhlak yang diteliti meliputi tiga
kategori yaitu akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia, dan
akhlak terhadap lingkungan. Data tersebut dibuat dalam bentuk
7 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 102
-
10
codingsheet untuk memperoleh validitas dan reliabilitas kategori-kategori
isi pesan yang di mintakan pengujian kategori kepada tiga orang juri atau
koder.
Tabel 1 Kategorisasi Pesan
Konsep
Definisi Konseptual
Definisi Operasional
Akhlak
Sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan baik (perbuatan yang akan menyelamatkan manusia) atau perbuatan buruk (perbuatan yang akan menghancurkan manusia) tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
. Bentuk-bentuk akhlak: Akhlak terhadap Allah,
sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan manusia sebagai penghambaan makhluk Allah.
Akhlak terhadap sesama manusia, sikap atau perbuatan yang dilakukan manusia untuk menempatkan dirinya dan menempatkan diri orang lain pada posisi yang tepat.
Akhlak terhadap lingkungan, sikap atau perbuatan yang dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan sesuatu yang ada disekitarnya.
b. Operasionalisasi Konsep
Selanjutnya masing-masing konsep di operasionalkan sebagai
berikut untuk memudahkan pengukurannya:
-
11
Tabel 2
Operasionalisasi Konsep
F. TeknikAnalisis Data
Data akan di analisis menggunakan metode kuantitatif dengan format
deskriptif. Format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan dan meringkaskan
berbagai situasi, berbagai kondisi atau berbagai variabel yang timbul di
masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi,
kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang
kondisi, situasi atau variabel tersebut.8 Dalam penelitian ini Kegiatan
deskriptif dilakukan dengan menjelaskan dan menganalisis isi terhadap pesan
akhlak yang bertujuan untuk pengamatan yang cermat mengenai isi pesan
8Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), h.36.
No Dimensi Indikator 1 Akhlak terhadap Allah Tauhid
Tawakal Ridha Allah
Berdoa Beribadah
2 Akhlak terhadap sesama manusia Sabar Ikhlas Displin Pemaaf Berbagi Cerdas
Peduli Sosial Tanggung Jawab
Persaudaraan 3 Akhlak terhadap lingkungan Peduli Lingkungan
Menjaga kebersihan Menciptakan Kententraman
Menyayangi binatang Melestarikan tanaman
-
12
akhlak episode sebelum Islam didalam novel dan untuk memperoleh validitas
dan reliabilitas dari kategori-kategori isi teks yang berbentuk paragraf-
paragraf di mintakan pengujian nilai kepada tiga juri atau koder. Juri I Mita
Anggraini (Mahasiswa), Juri II Ulva Lathifah (Guru ngaji), Juri III Sofia
Nabila (Ustadzah muda). Hasil kesepakatan nilai (koefisien reliabilitas) dari
tim juri pada 50 item secara keseluruhan dari ketiga tema yang dianalisis,
dengan rumus dari Holisty9, yaitu:
Koefisien Reliabilitas = 2M N1 + N2
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai Ke 1 & 2 50 44 6 0,88 Ke 1 & 3 50 43 7 0,86 Ke 2 & 3 50 47 3 0,94
Dari tabel tersebut menjelasan bahwa koefisien reliabilitas antar juri 1
& 2 adalah 0,88 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), antar juri 1 & 3 adalah
0,86 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), dan antar juri 2 & 3 adalah
0,94 (nilai kesepakatan antar juri sangat tinggi).
Setelah itu diperoleh rata-rata perbandingan nilai dari keputusan antar
juri (komposit reliabilitas) dari hasil penghitungan dengan menggunakan
rumus:
Komposit Reliabilitas = N ( X antar Juri) 1 + (N-1) (X antar Juri)
9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Komunikasi pemasaran, hal. 235.
-
13
Antar Juri Nilai Ke 1 dan 2 0,88 Ke 1 dan 3 0,86 Ke 2 dan 3 0,94
Total 2,68
Nilai rata-rata (X) = 2,68 : 3 = 0,89
Komposit reliabilitas = 3 x 0,89 = 2,67 = 0,96 1 + 2 x 0,89 2,78
Dari hasil perolehan yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat
kesepakatan antar juri untuk ketiga tema ini yaitu sebesar 0,96 berarti terjadi
tingkat kesepakatan yang sangat tinggi diantara para juri.
G. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh
peneliti di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi serta di
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ternyata peneliti
menemui ada beberapa mahasiswa/i yang sudah membuat penelitian dengan
tema analisis isi akan tetapi dengan judul yang berbeda. Peneliti menjadikan
skripsi berikut sebagai referensi yaitu:
1. Analisis isi pesan dakwah dalam novel “Penakluk Badai” karya
Aguk Irawan MN yang di tulis oleh Fadli Rosyad
(109051000137), 2013. Di ketahui bahwa pesan yang paling
dominan yaitu pesan syariah sebanyak 50%, diikuti pesan akhlak
34,25%, dan pesan Aqidah 15,75%.
-
14
2. Analisis isi pesan dakwah pada novel “99 Cahaya di Langit
Eropa” karya Hanum Salsabiela Rais yang ditulis oleh Renita
Azhari (108051000151), 2013. Di ketahui pesan dakwah yang
paling dominan yaitu pesan Akhlak sebanyak 85%, diikuti pesan
Aqidah 7,5%, dan pesan Syariah 7,5%.
3. Analisis pesan dakwah dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi
Pelacur!”Karya Muhidin M. Dahlan yang ditulis oleh Sisilia
Yulianty Hariputri, 2010. Di ketahui pesan dakwah yang paling
dominan yaitu pesan Akhlak sebanyak 0,44%, diikuti pesan
Syariah 0,40%, dan pesan Aqidah 0,09%.
4. Analisis isi pesan dakwah dalam novel “Perempuan Berkalung
Sorban” karya Abidah El-Khalueqy yang ditulis oleh Siti Rizkia
Kamilah, 2010. Diketahui pesan dakwah yang paling dominan
yaitu pesan Syariah 39,26%, diikuti pesan Akhlak 37,04%, dan
pesan Aqidah 23,70%.
Dari sekian banyak skripsi yang membahas tentang analisis isi, belum
terdapat skripsi yang membahas tentang analisis isi terhadap pesan akhlak
dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel
Eraslan. Oleh karena itu peneliti mengajukan judul tersebut.
-
15
H. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga antara bab satu
dengan bab lainnya saling berhubungan, maka penulisan skripsi ini disusun
kedalam lima bagian:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini, berisiskan pemaparan peneliti tentang latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, kajian
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori
Dalam bab ini, berisikan tentang keseluruhan konsep
penelitian, diantaranya, pengertian analisis isi dan sejarah.
Pengertian akhlak, ruang lingkup akhlak dan nilai-nilai
kriteria muslim. Pengertian novel, sejarah novel, jenis novel
dan unsur-unsur novel. Serta kerangka berpikir penelitian.
BAB III Gambaran umum
Dalam bab ini, berisikan pemaparan tentang gambaran
umum dari novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim
Tersingkap”, dan biografi sekilas tentang penulis Sibel
Eraslan beserta karya-karyanya.
BAB IV Temuan dan Analisis Data
Dalam bab ini, berisikan pemaparan analisis isi pesan
akhlak episode sebelum Islam dalam novel Khajidah:
-
16
Ketika Rahasia Mim Tersingkap yang terdiri dari tiga tema
yakni, Nama Adalah Takdir, Jalan Kepedihan, dan Pasar
yang disesuaikan dengan kategori-kategori pesan akhlak
yang terdiri dari akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap
sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Serta
kategorisasi pesan akhlak yang paling mendominasi
didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”
karya Sibel Eraslan.
BAB V Penutup
Dalam bab ini, berisikan tentang kesimpulan dan saran.
-
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Analisis Isi
Analisis isi (content analysis) adalah salah satu metode utama dalam
bidang ilmu komunikasi untuk mempelajari isi media.1 Metode ini tidak
menggunakan manusia sebagai objek penelitian, melainkan menggunakan
simbol atau teks yang ada dalam media tertentu untuk mengungkap berbagai
informasi dibalik data yang di sajikan di media tersebut kemudian simbol-
simbol atau teks tersebut diolah dan dianalisis.2
Secara umum analisis isi dapat didefinisikan sebagai suatu teknik
penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi
dan menarik inferensi yang valid dari isi.3 Penelitian ini ditujukan untuk
mengidentifikasi secara sistematis isi pesan komunikasi yang tampak, dan
dilakukan secara objektif.
Menurut Bereslon (1952) Analisis isi adalah suatu metode untuk
mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematika objektif, dan
kuantitatif terhadap pesan yang tampak (manifest).4 Sedangkan Neuman
menyebutkan pengertian analisis isi bukan hanya tulisan atau gambar saja,
1Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h. 11. 2Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 110. 3.Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu sosial lainnya, h. 15. 4Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2007), h. 228.
-
18
melainkan juga ide, tema, pesan, arti maupun simbol-simbol yang terdapat
dalam teks, baik dalam bentuk tulisan (buku, novel, majalah, koran, puisi dan
lainnya), gambar (film, foto, lukisan).5
Sementara Hostli (1969) mendefinisikan analisis isi sebagai teknik
penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan
identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Sedangkan menurut Riffe, lacy
dan Fico (1998) adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi
(ditiru) dari simbol-simbol komunikasi, di mana simbol ini diberikan nilai
numerik berdasarkan pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan
metode statistik untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan,
dan memberikan konteks baik produksi ataupun konsumsi.6
Meskipun beberapa ahli menyajikan definisi analisis isi yang
beragam, tetapi tetap ada persamaan di antaranya dari berbagai definisi
tersebut, maka muncullah prinsip analisis isi:
a) Prinsip sistematik
Ada perlakuan yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak
dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian
dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan
untuk diriset.
5Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori
dan Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 165. 6Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.
-
19
b) Prinsip Objektif
Hasil analisis tergantung pada produser riset bukan pada orangnya.
Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan produser
yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda.
c) Prinsip kuantitatif
Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai
jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya
metode deduktif.
d) Prinsip isi yang nyata
Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan
makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti
menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja.
Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak.7
Dengan demikian, peneliti menarik kesimpulan bahwa mengunakan
metode analisis isi berupaya untuk mempelajari secara sistematis isi pesan
dari media (surat kabar, majalah, radio, film, televisi, iklan, novel, dan buku),
yang mana melalui analisis isi bertujuan untuk membantu peneliti mengetahui
dan mendeskripsikan gambaran isi, karakteristik isi, dan perkembangan isi
pesan yang disampaikan dari proses komunikasi.
Sejarah analisis isi di perkenalkan oleh Neuendrof (2002: 31) yang
menyatakan bahwa analisis isi telah dipakai sejak 4000 tahun lalu pada masa
Romawi kuno. Konsepsi Aristoteles mengenai retorika adalah salah satu
7Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, h. 229.
-
20
pemanfaatan analisis isi di mana pesan dibentuk dan disesuaikan dengan
kondisi khalayak. Sementara Krippendorff (2004: 4) melihat penggunaan
analisis isi pertama kali dapat dilacak hingga abad XVIII di Swedia.
Krippendroff menguraikan sebuah peristiwa menyangkut sebuah buku
populer yang berisi 90 himne berjudul Nyanyian Zion (Song of Zion). Buku
ini lolos dari sensor negara tetapi menimbulkan kontroversi di kalangan
gereja ortodoks di Swedia. Kalangan gereja kemudian mengumpulkan
sejumlah sarjana untuk membuat penelitian mengenai nyanyian (himne) ini.
Sebagian para sarjana menghitung simbol-simbol agama yang ada dalam
nyanyian. Sementara sarjana yang lain menghitung simbol-simbol yang sama
yang terdapat dalam buku nyanyian resmi, dan membandingkannya dengan
yang terdapat dalam buku Nyanyian Zion. Ternyata dari hasil penelitian ini
tidak ada perbedaan simbol di antara keduanya. Peristiwa ini merupakan salah
satu peristiwa awal bagaimana analisis isi dipakai untuk menyelidiki isi
dengan jalan menguraikan isi, melakukan kategorisasi, dan menghitung
karateristik dari isi ini.8
Perkembangan penting dari metode analisis isi ini diperkenalkan oleh
Harold Laswell pada tahun 1927 sebagai sebuah metode sistematik untuk
mempelajari media massa. Metode ini mulai populer sebagai metodologi riset
selama tahun 1920 dan 1930-an untuk menyelidiki isi komunikasi dalam
film-film yang mengalami perkembangan sangat cepat saat itu. Inilah saat di
mana analisis isi telah menarik minat para ilmuwan sosial dan menaikkan
8Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu sosial lainnya, h. 5.
-
21
status pengakuan analisis isi sebagai suatu metode ilmiah. Pada fase
berikutnya perkembangan metode analisis isi sangat dipengaruhi oleh
pendekatan kuantitatif yang di tawarkan Bernad Berelson, yakni tuntutan
objektivitas dan sistematika merupakan prinsip yang lazim dipakai di dalam
analisis isi. Objektivitas menuntut agar kategori-kategori pada analisis ini
didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat
mengikutinya dengan tingkat realibilitas yang tinggi.9
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Manusia merupakan obyek yang menarik dalam hal menyangkut
pencapaian kesempurnaan diri, kepuasan batin, dan kebahagian dalam
hidup. Abu al-‘Ala al-Ma’arri dan Thaha Husayn adalah dua sastrawan
dan pemikir yang tunanetra, tetapi kekurangannya tersebut tidak
menyebabkan keduanya tidak sempurna dalam kemanusiaan. Dengan
demikian dapat dimengerti bahwa kesempurnaan manusia yang
sebenarnya ialah yang terletak pada kepribadiannya, bukan pada
fisiknya.10 Ungkapan Muthahhari (seorang tokoh filsafat) menarik untuk
dikutip:
“Betapa mudahnya menjadi sarjana dan betapa sukarnya menjadi manusia, sebab menjadi manusia memerlukan kualitas-kualitas kepribadian yang tidak sedikit, karena kualitas-kualitas itulah yang akan memancarkan nilai manusia. Ketinggian nilai itu akan menjadikan seseorang sebagai manusia yang sempurna.”
9Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN JakartaPress, 2006),
h. 70. 10Yunasrril Ali, Manusia Citra Illahi, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 5.
-
22
Manusia memiliki potensi kesempurnaan untuk bisa meraih
keridhaan Allah SWT, tetapi ketika seseorang terjatuh dan mencoba
menduakan Allah SWT, maka kesempurnaan itu akan berkurang. Untuk
itu, jalan pencapaian kesempurnaan itu ialah kembali kepada Allah SWT
dengan iman dan akhlakul karimah, berikut bunyi haditsnya:
Artinya: “Orang Mukmin yang sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (Hadist Riwayat Tirmidzi).
Dari segi kebahasaan, kata akhlak berasal dari bahasa arab dalam
bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti (as-sajiyyah) perangai, (ath-
thabi’ah) watak, (al-’adah) kebiasaan dan (ad-din) keteraturan. Jadi
secara kebahasaan, istilah akhlak mengacu kepada sifat-sifat manusia
secara universal, perangai, watak, kebiasaan, keteraturan, baik sifat
terpuji ataupun sifat yang tercela. Menurut Ibnu Mazhur, akhlak pada
hakikatnya adalah dimensi esoteris manusia yang berkenaan dengan jiwa,
sifat dan karakteristiknya secara khusus yang baik (hasanah) maupun
yang buruk (qabihah), pahala dan hukuman lebih banyak tergantung
kepada dimensi esoteris manusia dibandingkan dengan ketergantungan
kepada bentuk lahiriahnya.11
Dari segi istilah, pengertian akhlak merujuk pada berbagai para ahli
di bidang akhlak. Ibnu Maskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang
akhlak terkemuka dan terdahulu yang secara singkat mendefinisikan
bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang
11Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya membangun
karakter muslim (Jakarta: Trans Pustaka, 2012), h. 224.
-
23
mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.12
Sementara Imam Al-Ghazali yang dikenal dengan sebutan Hujjatul
Islam (pembela Islam), karena kepiawannya dalam membela Islam dari
berbagai paham yang dianggap menyesatkan, mengatakan akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.13 Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, dalam Mu’jam
al-Wasith, Ibrahim Anis mendefinisikan bahwa akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan,
baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Selanjutnya di dalam kitab Dairatul Ma’arif yang secara singkat
mengartikan, bahwa akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.14
Keseluruhan pengertian akhlak di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa akhlak merupakan perbuatan yang telah tertanam di dalam jiwa
seseorang sehingga menjadi kebiasaan didalam kepribadiannya serta
dilakukan dengan mudah tanpa harus mempertimbangkan atau
memikirkannya terlebih dahulu, karena akhlak itu sendiri pun timbul dari
dalam diri secara murni atas kemauan sendiri, tanpa paksaan dan tekanan
dari luar orang yang mengerjakannya. Dan perbuatan itu dilakukan
12Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya membangun
karakter muslim, h. 227. 13Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 3. 14Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 4.
-
24
dengan bersungguh-sungguh karna akhlak itu adalah perbuatan yang
nyata dalam kehidupan sosial seseorang yang mengerjakannya.
Allah menyatakan mengenai kedudukan akhlak yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Allah mengutus nabi Muhammad
Saw sebagai suri teladan bagi umat-Nya dan menentukan agama Islam
sebagai agama untuk manusia, oleh karena itu Allah memerintahkan
kepada manusia untuk menghiasi agama Islam dengan akhlak mulia,
sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Quran pada surah yang berbunyi:
Artinya: “Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q. S al-Nahl:97).
Akhlak mulia merupakan suatu bentuk amal-amal saleh manusia.
Akhlak pada diri manusia akan terwujud ketika iman yang dimiliki oleh
orang itu benar dan Islam dilaksanakan dengan sempurna sesuai dalam
ajaran agama Islam. Dari iman akan terealisasi nyata dalam pelaksanaan
syariat Islam yang dilakukan secara terus-menerus dalam keadaan
khusyu sehingga akan mewujudkan suatu perbuatan akhlak yang mulia.15
Dengan demikian, pengertian akhlak mengacu kepada sifat
manusia secara umum tanpa mengenal perbedaan antara laki dan
15Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN
Press, 2009), h. 2.
-
25
perempuan dan juga tanpa mengenal sifat yang baik maupun sifat yang
buruk. Itulah sebabnya, akhlak terbagi menjadi dua yakni, akhlak yang
baik (al-akhlaq al-hasanah) atau akhlak terpuji (al-akhlaq al-mahmudah)
dan akhlak yang buruk (al-akhlaq al-qabihah) atau akhlak tercela (al-
akhlaq madzmumah). Menurut Al-Ghazali, sifat terpuji manusia adalah
sifat yang akan menyelamatkan (al-munjiyat), sedangkan sifat manusia
yang tercela adalah sifat yang akan menghancurkan (al-muhlikat).16
Pada dasarnya manusia memiliki kedua potensi baik dan buruk,
sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an:
Artinya:” Maka kami telah memberikan petunjuk (kepada) nya (manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk)” (Q.S. al-Balad: 10).
Didalam tafsir al-Maragi, Allah menamankan kedua jalan (baik dan
buruk) ini dengan sebutan al-Najdain, sebab tampak jelas sekali
bagaimana dua jalur jalan yang tinggi ini dapat dilihat oleh setiap
manusia. Kedua jalan itu memiliki liku-liku sendiri yang sangat berat
ditempuh, dan tidak akan mampu berlaku sabar dalam menempuhnya,
kecuali yang berusaha sekuat tenaga dan bersungguh-sungguh untuk
memilih kedua jalan mana yang akan membawanya kedalam kesuksesan
didunia dan di akhirat.17
16Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun
Karakter Muslim, h. 225. 17Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN
Press, 2009), h. 8.
-
26
2. Tujuan dan Posisi Disiplin Ilmu Akhlak
Ibnu Maskawaih menyebutkan tujuan akhlak ini adalah agar
manusia menjalankan perilaku yang baik dan santun tanpa unsur
ketertekanan maupun keberatan. Hal ini terjadi ketika moralitas yang
baik ini telah menjadi makalah (talenta) yang menancap kokoh dalam
diri hingga menjadi karakter dirinya.18
Merujuk pada posisi ilmu akhlak diantara displin ilmu-ilmu
lainnya, Ibnu Maskawaih menyebutkan bahwa ilmu ini merupakan
disiplin ilmu yang paling afdhal mengingat substansi manusia memiliki
perilaku istimewa yang tak dimiliki oleh entitas-entitas lain di alam
semesta hingga manusia merupakan entitas alam semesta yang paling
unggul. Dan mengingat ilmu ini bertumpu pada visi pelurusan perilaku
perbuatan manusia hingga seluruh perilaku perbuatannya menjadi
sempurna sesuai dengan keluhuran substansi dirinya yang jauh dari
derajat keternistaan yang layak mendapat murka Allah dan siksa yang
pedih. Maka ia pun menjadi displin ilmu yang paling mulia dan luhur.19
3. Ruang Lingkup Akhlak
Ruang lingkup akhlak Islam berkaitan dengan pola hubungan.
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan manusia dalam konteks
akhlak pada proses penyesuaian dirinya dengan berbagai aspek yaitu
dimulai dari akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap manusia, dan akhlak
18 Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2011), h. 224. 19Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, h. 224.
-
27
terhadap lingkungan seperti binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-
benda tak bernyawa.20 Diuraikan sebagai berikut:
a. Akhlak terhadap Allah
Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk
kepada Tuhan sebagai Khalik.21 Sebagai makhluk yang dianugerahi
akal sehat, manusia sudah seharusnya wajib menunjukkan akhlak
kepada Allah dan menempatkan dirinya pada posisi yang tepat, yakni
sebagai penghamba dan menempatkan Allah SWT sebagai satu-
satunya zat yang kita sembah.
Bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk dalam berakhlakul
karimah kepada Allah, diantaranya bertauhid hanya kepada Allah,
beribadah hanya kepada Allah, berdoa hanya kepada Allah dan
mencari keridhaan hanya pada Allah disetiap langkah kehidupan.
b. Akhlak terhadap sesama manusia
Akhlakul karimah terhadap sesama manusia berkaitan dengan
perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan
hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti
membunuh menyakiti badan, melainkan juga sampai kepada
menyakiti hati.22 Pada dasarnya bertolak dari perintah Allah SWT
yang menyatakan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara
20Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 149. 21 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 149. 22 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 151.
-
28
wajar sehingga akan terwujud kondisi keharmonisan dan kerukunan
diantaranya.
Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap sesama manusia adalah
ikhlas, berbagi, displin, cerdas, pemaaf, tanggung jawab, sabar,
persaudaraan dan peduli sosial.
c. Akhlak terhadap Lingkungan
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Quran terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Kekhalifahan yang dimaksud dalam arti pengayoman, pelestarian,
pemeliharaan serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptaannya.23 Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara
manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam seperti
binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa.
Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap lingkungan adalah
peduli lingkungan dengan cara memelihara tumbuh-tumbuhan,
menyayangi hewan, menjaga kebersihan dan menciptakan
ketentraman di sekitar lingkungannya.
4. Nilai-nilai Karakter Muslim
Dari uraian bentuk-bentuk akhlak di atas dapat dirumuskan
beberapa karakter seorang muslim, diantaranya tauhid, ibadah, ikhlas,
ridha allah, tawakal, rendah hati, jujur, tanggung jawab, sabar,
23 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 152.
-
29
persaudaraan, peduli sosial, dan peduli lingkungan sekitar.24 Berikut
penjelasan singkat dari karakter-karakter muslim tersebut:
a) Tauhid, yaitu meyakini Allah satu-satunya Tuhan yang berhak
diibadahi dan meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang
memelihara alam semesta termasuk manusia, hewan dan
tetumbuhan.
b) Doa, yaitu suatu bentuk sikap berhubungan hamba dengan
Tuhannya. Dalam berdoa orang dapat dengan bebas mengemukakan
masalah yang dihadapi, sehingga masalah itu dapat disalurkan dan
diadukan kepada Allah.
c) Ridha Allah, yaitu sikap bahwa dalam hidup ini tidak ada yang dicari
dan diharapkan selain keridhaan Allah dunia dan akhirat.
d) Tawakal, yaitu mewakilkan dan menyerahkan semua persoalam
hidup ini kepada Allah setelah berikhtiar dan berusaha seoptimal
mungkin.
e) Sabar, yaitu memiliki daya tahan, ulet, dan tangguh dalam
menghadapi segala rintangan dan kesulitan hidup.
f) Ikhlas, yaitu sikap bahwa hidup ini karunia Allah yang harus
diterima dan dijalani dengan prinsip dari Allah, oleh Allah, dan
untuk Allah.
g) Berbagi, yaitu sikap kedermawanan terhadap kaum dhu’afa dengan
memberikan perhatian, pendampingan, penguatan, dan bantuan.
24 Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun
Karakter Muslim, h. 242.
-
30
h) Cerdas, yaitu sikap mengoptimalkan kemampuan intelek, emosi, dan
ruhani secara seimbang dalam menjalani kehidupan ini agar meraih
prestasi gemilang lahir batin.
i) Displin, yaitu sikap dan tekad untuk hidup teratur dan mengikuti
keteraturan dengan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
j) Pemaaf, yaitu kesadaran bahwa manusia itu adalah satu nuktah kecil
di balik kebesaran Allah, yang memiliki kelebihan dan kekurangan
sehingga dalam hidup pasti ada saja kesalahan yang dibuatnya.
Untuk itu perlu saling menasehati, saling memafkan, saling memberi
dan menerima saran dari pihak lain.
k) Persaudaraan, yaitu sikap membangun dan menguatkan solidaritas
atas dasar kesamaan iman, tanah air, dan kemanusiaan.
l) Tanggung Jawab, yaitu menjalankan tugas pokok dan fungsi hidup
dengan baik, benar, dan sungguh-sungguh serta bersedia
menanggung segala akibat dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsi tersebut.
m) Peduli Sosial, yaitu sikap ketertarikan untuk membantu orang lain
atau tindakan selalu memberi bantuan kepada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
n) Peduli Lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitar, dan berupaya
-
31
memperbaiki kerusakan serta menciptakan kelestraian alam yang
sudah terjadi.25
Dengan demikian, penanaman nilai-nilai karakter muslim sangatlah
penting dalam mewujudkan akhlak yang mulia. Bersumber dari ajaran al-
Qur’an dan sunnah nabi mendorong manusia untuk melakukan perbuatan
yang baik dalam mewujudkan nilai-nilai itu didalam kehidupan. Akhlak
merupakan bagian dari ajaran Islam, karna mengarahkan manusia pada
pencapaian hakikat kemanusiaan yang tinggi dalam rangka
mengaktualisasikan dirinya sebagai bentuk penghambaan kepada Allah
SWT yang sejati.
C. Novel
1. Pengertian Novel
Istilah novel dalam bahasa Indonesia berasal dari istilah novel
dalam bahasa Inggris. Sebelumnya istilah novel dalam bahasa inggris
berasal dari bahasa Itali, yaitu novella, yang dalam bahasa Jerman novelle.
Novella diartikan sebuah barang baru yang kecil, kemudian diartikan
sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini, istilah novella atau
novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah novelette dalam
bahasa Inggris yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya
cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek.26
25Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun
Karakter Muslim, h. 242-244. 26Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 62.
-
32
Ada banyak para pakar sastra Indonesia memberikan istilah novel
diantaranya yakni H.B. Jassin berpengertian bahwa novel adalah cerita
mengenai salah satu episode dalam kehidupan manusia, suatu kejadian
yang luar biasa dalam kehidupan itu, sebuah krisis yang memungkinkan
terjadinya perubahan nasib pada manusia. Lain halnya dengan penuturan
Panuti Sudjiman yang berpengertian bahwa novel adalah prosa rekaan
yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan
serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. 27
Adapun dalam kamus istilah sastra, menurut Abdul Rozak Zaidan,
Anita K. Rustapa dan Hani’ah menyatakan bahwa novel adalah jenis prosa
yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan
kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung
nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar
konvensi penulisan.28
Dapat ditarik kesimpulan bahwa novel adalah sebuah karya sastra
yang berbentuk prosa, ditulis secara naratif yang biasanya menceritakan
tentang realita kehidupan dengan penggunaan kata yang indah dan gaya
bahasanya yang menarik untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-
gambaran cerita yang terkandung di dalam novel.
27Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 63. 28Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 63.
-
33
2. Sejarah Novel Indonesia
Novel merupakan sastra yang cukup tua disamping puisi dalam
perjalanan sejarah kesusastraan Indonesia kalau dibandingkan dengan
bentuk-bentuk karya sastra lainnya seperti cerpen, esai, kritik dan drama.
Novel Indonesia di dalam kesusatraan Indonesia modern muncul pada
tahun 1920-anketika terbit novel Merari Siregar “Azab dan Sengsara”.
Novel Indonesia pada awalnya muncul pada angkatan Balai Pustaka,
seperti novelnya antara lain Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Pertemuan
Jodoh, Surapati, Apa Dayaku Karena Aku Perempuan. Tema-tema novel
itu mencakup masalah politik, perkawinan, konflik sosial, konflik
psikologis sesuai dengan zaman yang dialami oleh novelis.29
Novel Indonesia berkembang lagi pada angkatan tahun 1945. Tokoh
yang menonjol pada angkatan ini adalah Pramoedya Ananta Toer, Achdiat
Kartamihardja, Utuy Tatang Sontani dan Muchtar Lubis. Angkatan ini
menunjukkan sikap, visi dan orientasi budaya yang universal. Dengan
realisme sosialisnya dengan semangat Indonesia yang menunjukkan
keanekaragaman masyarakat Indonesia. Umumnya novelis zaman ini
menggarap novel mereka dari kenyataan fisik saat itu. Perkembangan
novel pada angkatan 1966 boleh dikatakan hanyalah penerus angkatan
1945. Ciri yang menonjol adalah kembalinya novelis-novelis itu pada tema
romantik dan mite serta legenda. Beberapa tokoh pendukung angkatan
1966 adalah Toha Muchtar dengan novelnya Bulang dan Daerah Tak
29Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 65.
-
34
Bertuan, Trisnoyono dengan novelnya Pagar Kawat Berduri dan
Petualang, Ramadhan KH dengan novelnya Royan Revolusi, Ali Audah
dengan novelnya Jalan Terbuka, Nasyah Djamin dengan novelnya Gairah
untuk Hidup dan untuk Mati, N.H. Dini dengan novelnya Pada Sebuah
Kapal.30
3. Jenis-Jenis Novel
Novel digolongkan kedalam beberapa jenis novel diantaranya yaitu:
a. Novel populer, adalah jenis sastra populer yang menyuguhkan
problematika kehidupan yang berkisar pada cinta, asmara yang
bertujuan untuk menghibur.
b. Novel Picisan, adalah jenis karya sastra yang menyuguhkan cerita
tentang percintaan yang terkadang tidak menjurus pornografi, jenis
karya sastra ini bernilai rendah, ceritanya cenderung cabul, alurnya
datar.
c. Novel absurd, adalah jenis karya sastra yang ceritanya menyimpang
dari logika, irasional, realitas bercampur angan-angan atau mimpi.
Tokoh-tokoh ceritanya “anti tokok” seperti orang mati bisa hidup
kembali, mayat bisa bicara, dsb. Secara nalar logika hal tersebut tidak
akan terjadi. Inilah jenis novel yang dalam cerita pengarang
membungkus dengan hal yang diluar nalar manusia.31
30Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 66. 31Anne Ahira, Berkenalan Dengan Jenis-jenis Novel, 2012, diakses melalui
http://anneAhira.com, pada tanggal 9 Agustus 2014, pukul 19:20.
-
35
Ada pun jenis novel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis novel populer karena novel ini mengandung problematika kehidupan
yang berfungsi untuk menghibur masyarakat.
4. Unsur-unsur Novel
Sebuah novel merupakan sebuah totalitas yang harus mempunyai
unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat.
Unsur-unsur pembangun sebuah novel meliputi, unsur-unsur penting dan
unsur-unsur tidak penting. Unsur-unsur penting menyangkut tema, alur,
tokoh, latar, tempat, latar waktu, dan peristiwa-peristiwa, unsur-unsur
penting ini yang akan membangun cerita. Sedangkan unsur-unsur tidak
penting yang diperlukan hanya sebagai unsur pendukung seperti ilustrasi,
deskripsi atau sekedar untuk memperpanjang (misalnya, cerita detektif),
agar cerita itu enak dibaca.32
Adapun penjelasanya sebagai berikut:
a. Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel.
Gagasan umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh
pengarang yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Tema dalam
sebuah cerita dapat dipahami sebagai sebuah makna yang mengikat
keseluruhan unsur cerita.
b. Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita, atau lebih
jelasnya, alur merupakan peristiwa-peristiwa yang disusun satu
32Melani Budianta, dkk., Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk
Perguruan Tinggi, (Magelang: Indonesia Tera, 2003), h. 85.
-
36
persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal
sampai akhir cerita.
c. Penokohan adalah mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana
perwatakan, dan bagimana penempatan dan pelukisannya dalam
sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas
kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik
perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.
d. Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam
cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang
sedang berlangsung. Latar atau sering disebut juga sebagai landas
tumpu menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa di mana peristiwa-
peristiwa itu diceritakan.
e. Sudut pandang, point of view merupakan salah satu unsur fiksi yang
oleh Stanton digolongkan sebagai sarana cerita. Walau demikian, hal
itu tidak berarti bahwa perannya dalam fiksi tidak penting. Sudut
pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya, sebab
pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita.
Reaksi afektif pembaca terhadap sebuah karya fiksi pun dalam banyak
hal akan dipengaruhi oleh bentuk sudut pandang.33
33Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2010), h. 23.
-
37
D. Kerangka Berpikir Penelitian
Novel Khadijah: “Ketika RahasiaMim
Tersingkap”
AKHLAK
ANALISIS ISI
Presentase Frekuensi
1. Akhlak Baik
2. Akhlak Buruk
Bentuk-Bentuk Akhlak:
1. Akhlak terhadap Allah
2. Akhlak terhadap sesama manusia
3. Akhlak terhadap lingkungan
-
38
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sinopsis Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”
Dalam novel ini mengisahkan perjalanan hidup seorang perempuan
dari garis keturunan cucu nabiyullah Ibrahim dengan ibunda Hajar yang
disebut dengan generasi keturunan Jurhum, yaitu Qusay bin Kilab yang
bernama Khadijah binti Khuwaylid yang lahir pada dinasti Quraisy, anak
pertama dari keluarga yang terkenal jiwa ksatria di kota Mekah.
Lewat sang ayah Khuwaylid bin Asad turun kepandaian berkuda,
berhitung, dan aritmatika. Lebih dari itu, ia juga dengan mahir mewarisi
kemampuan bertahan dalam terik dan badai padang pasir, keahlian untuk
tetap bertahan dan tidak mudah menyerah terhadap aturan rimba padang pasir
sehingga membuatnya dapat sampai tujuan.
Ketika khadijah berusia lima belas tahun, dirinya menyaksikan
ayahnya tewas berperang dalam melawan serangan pasukan gajah untuk
membela keadilan dan memperjuangkan hak orang-orang yang teraniaya,
semenjak peristiwa itu Khadijah merasa sangat sedih jika teringat serangan
pasukan gajah yang sangat kejam dan penuh kebengisan hingga menewaskan
ayahnya, ia selalu teringat amanah ayahnya bahwa“keberanian bukan berarti
tidak takut, keberanian adalah sabar menanti pada tempat yang semestinya
meski dalam keadaan takut sekalipun”. Aturan padang pasir yang tidak akan
pernah memberi hak hidup kepada orang yang tidak sabar, sabar adalah
sumber air kehidupan bagi penduduk padang pasir. Dengan nyawa yang telah
-
39
bersemayam di hati padang sahara, ia akan memulai awal langkah
perjalanannya untuk menjadi ratu padang pasir, begitulah apa yang
ditakdirkan dengan namanya.
Tabiat padang pasir telah menjadikan Khadijah keras dan tahan pukul,
seolah-olah dirinya berotot kawat dan bertulang besi karena kerasnya
pekerjaan dan kehidupan yang dihadapinya, yang tidak keras maka tidak akan
mungkin kuat untuk bertahan hidup ditengah-tengah padang pasir yang luas
dengan gunung-gunung yang mengitari ibarat benteng alami yang akan
menjaga padang sahara. Dalam keadaan seperti itu, khadijah masih memiliki
jiwa kelembutan yang ia warisi dari sang ibu Fatimah binti Zaidah, dirinya
yang memiliki pelukan tangan hangat yang penuh kasih sayang untuk
menjaga dan melindungi keempat saudara perempuannya, anak-anaknya dan
menyayangi kaum wanita bani Kinanah yang ditinggal mati suaminya
berjihad membantu ayahandanya Khuwalid bin Asad melawan serangan
pasukan gajah.
Pernikahan pertamanya terjadi saat dirinya masih berusia dua puluh
tahun. Ia menikah dengan Abu Hala bin Zurara seorang saudagar bangsawan
Mekah yang terkenal berakhlak mulia. Pernikahan ini menciptakan keadaan
harmonis dan bahagia dalam rumah tangga, dan lahir dua anak yang bernama
Hala dan Hindun. Tetapi takdir berkata lain, kebahagian itu berubah menjadi
kesedihan hati Khadijah karena sang suami menderita sakit sekembalinya dari
syam, hingga akhirnya sang suami pergi meninggalkannya ke alam baka.
-
40
Meski teramat sedih, Khadijah tetap harus berjalan walaupun jalan itu
ia tempuh dengan penuh kepedihan dan rintangan. Terlebih dalam
pemahaman anak-anaknya yang masih kecil dan sangat butuh figur seorang
ayah yang kuat sebagaimana kebutuhan akan seorang ibu. Khadijah akan
memulai kehidupan baru untuk berupaya keluar dari medan api ini. Ia akan
memerhatikan anak-anak dan urusan bisnisnya dengan segala kemampuan
yang dimilikinya.
Urusan bisnis yang ia jalani merupakan sebuat wasiat dari sang suami
bahwa masalah perdagangan harus diteruskan olehnya sendiri tidak boleh
ditugaskan pada orang lain, hal itu memang tidak mudah bagi seorang janda.
Seringkali para pedagang atau karyawan yang dimintai untuk mengurusi
harta dagangannya justru membuatnya merugi. Kepercayaan dan keamanan
perdagangan di kota Mekah telah menurun. Kondisi seperti inilah yang
membuat hatinya menjadi khawatir dan ingin mencari teman hidup yang
dapat dipercaya, terutama dalam urusan perdagangan.
Setelah bermusyawarah dengan keluarga dan kerabatnya, kemudian ia
memutuskan untuk kembali membina rumah tangga dengan seorang
bangsawan terkenal bernama Atik bin Aziz. Meski pada dua tahun awal
terbina keluarga yang berbahagia dan dikarunia seorang putri. Atik adalah
tipe laki-laki Mekah yang memiliki sifat keras, kekerasannya itu tidak hanya
ditunjukkan kepada para budak dan para pekerja, melainkan juga kepada
anggota keluarga. Dalam keadaan seperti itu, harapan awal Khadijah untuk
mendapatkan seorang pendamping hidup agar dapat memikul amanah ketiga
-
41
anaknya justru mulai berubah menjadi kekhawatiran, setidaknya untuk
melindungi anak-anaknya dari amukan sang ayah tirinya.
Pada suatu hari, “cukup!” kata Khadijah tanpa sedikit marah, tanpa
berteriak dan tanpa menimbulkan keretakan “aku pergi sekarang” hanya
sebatas itu saja. Kepergiannya meninggalkan rumah Atik adalah cara bicara
dan cerainya Khadijah untuk tetap bisa bertahan hidup dan menata kembali
seluruh kehidupannya dengan penuh kesabaran. Jalan kehidupan bagi
Khadijah adalah jalan yang penuh dengan kepedihan dan rintangan yang
harus ditempuhnya. Ia percaya bahwa kata sandi dari teka-teki perjalanan
hidupnya itu tergenggam erat di tangannya.
Khadijah sangat sedikit tidur, ia teringat akan nasihat ayahnya yang
telah membuatnya enggan terhadap kantuk. Terutama pada saat-saat
kesendiriannya. Sebagaimana ia paham benar bahwa rajin adalah sifat mulia
kaum ibu, sementara kantuk akan mengurangi usianya karena kemulian
wanita akan terlihat pada bangun awalnya. Demikian petuah ratu padang pasir
itu. Ia adalah ratunya padang pasir, yang telah mengubah padang pasir
menjadi lautan cinta dengan irama yang indah. “Rumah Khadijah seperti
surga”, ucap para budak dan pelayan, semua berlomba untuk bisa bekerja
dirumahnya. Meskipun berjumlah banyak atau sedikit, khadijah tak pernah
berlaku buruk terhadap wanita hamil, para budak dan para pelayannya. Dia
menghormati hak seseorang, bahkan ia kerap memerdekakan para budak dan
menikahkan mereka.
-
42
Ia adalah wanita yang diciptaan Allah SWT menjadi wanita pertama
yang akan memeluk utusan terakhir, manusia yang paling kamil. Dengan
pelukan tangan hangatnya dan hati yang penuh dengan kasih sayang itu yang
akan menjadikannya dermaga tempat berteduh dan berlabuh bagi Rasulullah
yang paling aman. Hati Khadijah adalah rumah Rasulullah, pakaian baginya.
Khadijah adalah tempat bagi sang utusan Allah, dan Allah telah
menjadikannya sebagai kekasih bagi kekasih-Nya.
Khadijah merupakan seorang istri dan juga ibu, segala kebaikan yang
ada di lingkungannya ia lahirkan. Puncaknya cinta di dunia bagi sang kekasih
dan surga yang dijadikan Allah di dunia bagi kekasih-Nya. Dalam hati
Khadijah yang hangat akan diterangkan semangat kekasih Allah yang
membara. Ia seorang wanita yang sabar, pekerja keras, penuh cinta dan giat
berusaha. Kisahnya kisah, badan bagi badan, kulit bagi kulit, ruh bagi ruh dan
hati bagi jiwa.
Suatu hari, Rasulullah Saw mengamati kembali gamis istrinya yang
warnanya telah pudar. Gamis yang mengingatkannya pada sebuah selendang
atau muka bumi yang seolah-olah membungkus semua umat muslim.
Khadijah merupakan pakaian para dermawan. Saat tak seorang pun
mempercayai Rasullah, ia percaya. Saat tak satu pun manusia mendukungnya,
ia mendermakan seluruh harta yang dimiliki. Saat semua orang menutup
pintunya, wanita suci itu menjadi rumah bagi Rasulullah Saw, juga bagi
seluruh kaum muslimin.
-
43
B. Sekilas Biografi Sibel Eraslan
Sibel Eraslan lahir dikota Uskudur, Istanbul pada tahun 1967. Setelah
lulus dari SMA pada tahun 1985 dengan hobi menulisnya Sibel aktif menulis
di berbagai berita dan bergabung dalam komunitas dunia wartawan. Setelah
lulus dari Fakultas Hukum Universitas Istanbul ia berpartisipasi aktif dalam
organisasi non-pemerintah yang berkerja untuk memperjuangkan hak-hak
asasi manusia. Khususnya dalam hak kaum perempuan, seperti halnya pada
hak-hak dalam bidang pendidikan, bidang sosial, bidang ekonomi, bidang
budaya dan bidang pemberian jaminan kerja.
Sibel merasakan dirinya semakin gencar mengoyangkan penanya
dalam menulis, dengan keinginan yang kuat ia pun ikut berpartisipasi dalam
menulis artikel di beberapa majalah seperti Singanture majalah, Teklif, Imza,
Mostar, Heje dan Dergah.1 Dimajalah Dergah tulisan-tulisan artikel yang ia
buat selalu mendapat tanggapan yang positif dan banyak digemari oleh para
pembacanya. Hingga akhiranya, pada 18 Februari 2011 sampai sekarang
Sibel tercatat sebagai kolumnis di Koran Star karna tulisan didalam artikel-
artikel yang dibuatnya sangat berharga.2 Selain itu, keterampilan menulisnya
pun semakin ia kembangkan dengan tak hanya menulis artikel, atau berita
saja tetapi ia mencoba untuk menulis karya fiksi yang berupa novel.
Sibel Eraslan telah menulis tujuh novel, novel pertama berjudul “Fil
Yazilari/Gajah bisa menulis” (Birun Yayinlari, Istanbul 2002), novel
1 Dokumen Pribadi [email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014,
jam 16:16. 2 Dokumen Pribadi [email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014,
jam 16:16.
-
44
kedua“Balik ve Tango/Ikan dan Tango” (Dergah Yayinlari, Istanbul 2006),
novel ketiga “Can Parcasi Hz.Fatima/Fatimahaz-Zahra: Keriduan Dari
Karbala” (Selis Kitplar, Istanbul 2006), novel keempat “Cennet Kadinlarinin
Sultani Siret-I Meryem/Siti Maryam: Bunda Suci Sang Nabi” (Istanbul 2008),
novel kelima “Col/Deniz: Hz. Hatice/Khadijah: ketika Rahasia Mim
Tersingkap” (Timas Yayinlari, Istanbul 2009), novel keenam “Kadin
Sultanlar/Wanita dari Seorang Sultan” (Istanbul 2011), novel ketujuh “Ni’in
Melikesi Hazreti Asiye/Asiyah:Ratu Sungai Nil” (Timas Yayinlari, Istanbul
2011), novel kedelapan “Kadin Oradaydi incide “Zuleyha”/Wanita yang ada
disana itu adalah Zulaikha” (Istanbul 2012).
Novel-novel yang ia tulis dengan riset yang mendalam, mendapatkan
sambutan positif di negaranya dan dari negara-negara lain termasuk
Indonesia, karena itu tidak heran jika karyanya masuk kategori best seller
dunia.3
Beberapa novel yang ditulis Sibel Eraslan dan pernah diterbitkan
antara lain, yaitu:
1. Fil Yazilari (Birun Yayinlari, Istanbul 2002)
2. Balik ve Tango (Dergah Yayinlari, Istanbul 2006)
3. Can Parcasi Hz. Fatima (Selis Kitplar, Istanbul 2006)
4. Cennet Kadinlarinin Sultani “Siret-I Meryem” (Istanbul 2008)
5. Col/Deniz: Hz. Hatice (Timas Yayinlari, Istanbul 2009)
6. Kadin Sultanlar (Istanbul 2011)
7. Ni’in Melikesi Hazreti Asiye (Timas Yayinlari, Istanbul 2011)
8. Kadin Oradaydi incide “Zuleyha” (Istanbul 2012)
3 Dokumen Pribadi [email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014, jam 16:16.
-
45
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”
karya Sibel Eraslan.
Pada pembahasan bab ini, peneliti akan menguraikan hasil analisis isi
pesan akhlak yang terkandung didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim
Tersingkap” karya Sibel Eraslan. Data yang dianalisis berupa narasi dan
dialog dalam bentuk paragraf-paragraf yang mendukung pada pesan akhlak.
Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim tersingkap” ini memiliki tema-tema
yang berjumlah empat puluh tema yang masing-masing disetiap tema tersebut
menceritakan kisah perjalanan hidup ibunda mulia Khadijah binti Khuwaylid.
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 3 Daftar Tema-tema Cerita
Dalam Novel Khadijah “Ketika rahasia Mim tersingkap” Urutan Tema
Tema Urutan Tema
Tema
1 Nama Adalah takdir 16 Sebuah Jejak Kaki 2 Jalan kepedihan 17 Hikayat Sebuah Kendi 3 Tabir Mimpi 18 Al-Amin 4 Pasar 19 Ayah dari Anak-anak Wanita 5 Musim Semi 20 Melihat yang Tidak Terlihat 6 Pertemuan 21 Kesedihan 7 Merindukan Mimpi 22 Kisah Sebuah Kekerabatan 8 Rahasia Mim 23 Yang Datang dan Tak Pergi 9 Penantian 24 Mendaki Gunung Hira 10 Pernikahan 25 Kelahiran Fatimah 11 Khadijah adalah Rumah Kita 26 Dan Wahyu pun Turun 12 Penghuni Rumah 27 Detik Kehidupan 13 Jubah Sang Kekasih 28 Hikayat Seekor Rusa 14 Barakah 29 Kisah Padang Pasir 15 Kabar Gembira 30 Wahyu yang Tertunda
-
46
Urutan Tema
Tema Urutan Tema
Tema
31 Wudhu Pertama 36 Matahari dan Bulan jadi Saksi 32 Shalat Pertama 37 Kapal Pertama dari Mekkah 33 Seperti Lautan 38 Kisah Sang Kunang-kunang 34 Yang terdekat Yang Terjatuh 39 Menggantikan Tujuh Puisi 35 Kisah Empat Puluh Darwis 40 Lautan Mekkah
Berdasarkan keempat puluh tema di atas, sesuai dengan batasan
masalah yang telah peneliti tentukan serta terkait dengan tujuan penelitian
yaitu ingin mengetahui pesan akhlak episode sebelum Islam didalam novel
ini, karena peneliti ingin mengetahui akhlak sebelum Islam Khadijah yang
hidup pada masa jahiliyah yakni sebelum Islam yang keadaan akhlaknya
masih sangat memprihatinkan, mereka hidup tanpa mengenal Allah. Beda
ketika Islam datang yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw, seketika itu
kebiasaan buruk mereka lambat laun menghilang dengan ajaran Islam yang
membawa akhlak mulia pada kehidupan mereka.
Akhlak pada diri seseorang akan terwujud ketika iman yang
dimilikinya itu benar dan Islam dilaksanakan dengan sempurna sehingga akan
tereralisasi akhlak yang mulia. Al-Ghazali salah satu pakar akhlak terdahulu
membagi akhlak itu menjadi dua macam yakni, akhlak baik dan akhlak
buruk. Kemudian dari macam-macam akhlak tersebut dihubungkan dengan
bentuk objeknya yakni, akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama
manusia dan akhlak terhadap lingkungan.
Konsep pesan akhlak inilah yang akan dianalisis dalam setiap paragraf
dari ketiga tema yang disesuaikan dengan kategori-kategori yang dibuat oleh
peneliti untuk menganalisis perolehan validitas dan reliabilitas tentang isi
-
47
pesan akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”.
Untuk lebih jelasnya bisa lihat tabel di bawah ini:
Tabel 4 Kategori Pesan Akhlak yang diteliti
Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Akhlak Baik Akhlak Buruk
Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan
Akhlak terhadapa Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan
Dengan pemaparan diatas, maka untuk mengetahui isi pesan akhlak
episode sebelum Islam peneliti hanya mengambil 3 tema yang mengarah pada
pesan akhlak didalam novel ini untuk dianalisis. Ketiga tema tersebut adalah
tema pertama “Nama adalah Takdir” yang didalamnya terdapat paragraf-
paragraf berjumlah 57 paragraf, dan ditemukan 10 paragraf yang
mengandung pesan akhlak. Tema kedua “Jalan Kepedihan” terdapat
paragraf-paragraf yang berjumlah 74 paragraf dan ditemukan 20 paragraf
yang didalamnya mengandung pesan akhlak. Selanjutnya, tema keempat
“Pasar” yang memiliki paragraf-paragraf berjumlah 111 paragraf, kemudian
ditemukan paragraf yang mengandung pesan akhlak berjumlah 20 paragraf.
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5 Tema Cerita yang diteliti
Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”
Urutan Tema
Tema Cerita Total Paragraf Paragraf yang mengandung Pesan Akhlak
1 Nama adalah Takdir 57 10 2 Jalan Kepedihan 74 20 4 Pasar 111 20
-
48
Berdasarkan data-data diatas untuk memperoleh nilai kesepakatan
antar tim juri tentang isi pesan akhlak pada paragraf yang ada dalam tiga tema
tersebut, maka peneliti melakukan pengujian yang melibatkan tiga tim juri
sebagai koder untuk memberikan penilaian secara objektif, karena kalau
hanya satu juri saja maka perolehan hasil pada penilaiannya akan sangat tidak
objektif. Berikut ini adalah hasil perolehan nilai kesepakatan antar ketiga tim
juri pada paragraf-paragraf yang ada di ketiga tema dalam novel Khadijah
“Ketika rahasia Mim Tersingkap”:
1. Pesan Akhlak sebelum Islam pada tema pertama “Nama adalah
Takdir”.
Tema ini mengisahkan tentang masa-masa kecil Khadijah. Sejak
kecil sang ayah selalu mengajarkannya kemampuan untuk bertahan
dalam terik dan badai padang pasir, karena kondisi padang pasir kala itu
menjadi medan kekalahan bagi siapa saja yang tidak sabar dalam
mengarunginya. Siapa saja yang tidak ramah tindak-tanduknya maka
padang sahara tak akan membiarkan seorang pun hidup di atasnya.
Padang pasir tidak akan pernah memberi hak hidup kepada orang yang
tidak sabar. Demikaianlah, sabar adalah sumber air kehidupan bagi
penduduk padang pasir. Ketika Khadijah berusia 15 tahun sang ayah
pergi untuk selamanya dalam peristiwa serangan melawan pasukan gajah.
Semenjak itu, Khadijah tumbuh menjadi gadis yang mandiri, dengan jiwa
keras berhati baja tetapi ia memiliki hati yang lembut yang diwarisi dari
-
49
sang ibu. Dengan kelembutan hati dan jiwa ksatria yang ada didalam
dirinya, Khadijah memulai kehidupannya sebagai ratu padang pasir
berbekal dua warisan yang paling berharga dari mendiang ayahnya yakni
sabar dan berpuisi yang tidak akan mungkin membuatnya untuk mudah
menyerah terhadap aturan rimba padang pasir.
Pada tema “Nama adalah Takdir” ini didalamnya terdapat
paragraf-paragraf yang berjumlah 57 paragraf dan peneliti menemukan
10 paragraf yang mengandung pesan akhlak sesuai dengan kategorisasi,
untuk lebih jelasnya rincian paragraf-paragraf yang mengandung pesan
akhlak bisa dilihat dalam tabel 1.1 di lampiran. Dari 10 paragraf tersebut
ditemukan perolehan nilai kesepakatan antar tim juri sangat tinggi
sebesar 0,98, perolehan data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2
dilampiran.
Dari nilai kesepakatan tim juri tersebut diperoleh pesan akhlak
pada tema “Nama adalah Takdir” ini paling banyak adalah pesan akhlak
terhadap sesama manusia dengan presentase sebanyak 80%, sedangkan
presentase pesan akhlak terhadap Allah yang hanya 10%, diikuti pesan
akhlak terhadap lingkungan dengan presentase hanya 10%. Untuk lebih
jelasnya disajikan pada tabel di bawah ini:
-
50
Tabel 6 Pesan Akhlak
Dalam Tema Satu “Nama adalah Takdir”
No Kategori Pesan Akhlak Frekuensi Presentase 1 Akhlak terhadap Allah 1 10 2 Akhlak terhadap sesama manusia 8 80 3 Akhlak terhadap lingkungan 1 10
Jumlah 10 100
Berdasarkan perolehan data tersebut berikut ini adalah uraian dari
kutipan paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak di dalam tema
satu “Nama adalah Takdir”.
Paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia
dalam hal kepedulian sosial, berikut kutipannya:
Mereka berasal dari keluarga Hasyim yang bersambung dengan garis keturunan Qusay bin Kilab, Luay bin Galib. Sebuah keluarga yang sangat terkenal dimekah dengan jiwa kesatria dan dermawan. Saat mekah dalam kondisi terpuruk, Qusay dan anak keturunannya mengirimkan berpuluh-puluh kuda ke al-Quds untuk membeli gandum yang akan dibagi-bagikan kepada masyarakat, hasilnya masyarakat pun terhindar dari bencana kelaparan. Sejak saat itu, nama keluarga ini selalu dikenang dan dipanjatkan dalam setiap doa. P.2.
Hikmah yang dapat kita ambil yaitu, ketika ada saudara kita yang
sedang terkena musibah dan kita mampu untuk membantunya, maka kita
wajib membantunya karna bantuan kita bisa meringankan beban mereka.
Allah SWT menjanjikan kepada umatnya bagi siapa yang membantu
meringankan kesusahan-kesusahan saudaranya di dunia maka Allah akan
meringankan pula kesusahan-kesusahannya baik di dunia atau pun di
akhirat.
-
51
Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap
sesama manusia dalam hal memaafkan, berikut kutipannya:
Tanpa disadari, tangannya terluka saat mengumpulkan serpihan-serpihan botol kaca yang berserakan di lantai. “Tuan putri, mohon maaf sekali, beribu-ribu maaf kalo saya sudah membuat kaget.Sunguh, saya tidak bermaksud menganggu. Saya hanya ingin meyampaikan kalau cucu paman Anda, Hamla dan teman-temannya sudah datang dari Yaman. Mereka saya persilahkan beristirahat di taman rumah tamu bagian dalam.” “Siapa?Hamla datang?Kesatria Hamla datang1?” “Ya Tuan putri.Malah mereka saling berkata kalau sudah waktunya membawa anda ke rumah peristirahatan yang ada di Yaman.” “Saya juga sebenarnya sedang memandangi Yaman dari jendela. Kebetulan sekali tolong mereka dijamu dulu. Aku akan siap-siap sebelum ke sana.” P.48.
Sifat pemaaf yang dimilik Khadijah mencerminkan akhlak
terhadap sesama manusia yang tidak luput dari amarah. Memaafkan
kesalahan orang lain dapat membuat kita tetap merasakan kehidupan
yang damai dan tidak akan pernah memiliki musuh didalam hidup kita.
Allah SWT berfirman dalam surah yang berbunyi:
Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan orang lain). Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ali-Imran: 134).
Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap
lingkungan dalam hal pelestarian lingkungan, berikut kutipannya:
Dengan membawa nama yang telah bersemayam di hati padang sahara, Khadijah akan memulai awal langkah perjalananya untuk menjadi ratu padang pasir. Begitulah apa yang ditakdirkan dengan namanya. P.14.
-
52
Alam dengan segala isinya telah Allah tundukkan kepada
manusia, sehingga kita dengan mudah dapat memanfaatkannya.
Sebaiknya manusia itu tidak mencari keuntungan dalam pemanfaatan
alam yang dapat merusak alam itu sendiri, melainkan kita harus
bersahabat dengan alam agar terciptanya keselarasan alam.
Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap
Allah dalam hal berdoa, berikut kutipannya:
Hati Khadijah juga terasa pedih mendapati semua kejadian ini. Kembali ini berdoa dengan Zat yang menguasai kakbah. P.42.
Paragraf tersebut menjelaskan tentang keadaan K