(ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI...

79
i NILAI-NILAI EDUKASI DALAM AS-SIYAQUN NAHYI (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI BULUGHUL MARAM) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Sarifah NIM: 53040160012 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Transcript of (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI...

Page 1: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

i

NILAI-NILAI EDUKASI DALAM AS-SIYAQUN NAHYI

(ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL

ADAB DARI BULUGHUL MARAM)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Sarifah

NIM: 53040160012

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

Page 2: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

ii

Page 3: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

iii

Page 4: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

iv

Page 5: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

إن أريد إلا إصلح ماستطعت * وما توفقى إلا با الله

"Sungguh aku hanya ingin melakukan perbaikan sebatas kemampuanku dan tidak

ada kesuksesan bagiku melainkan atas (pertolongan) Allah".

(QS. Huud: 88)

PERSEMBAHAN

Dengan segala cinta dan ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk

Ayahanda dan Ibunda tercinta, terimakasih atas do’a, kesabaran, dukungan dan

pengorbanan yang begitu besar sehingga penulis bisa menjadi seperti sekarang

dan mendorong semangat penulis dengan penuh rasa cinta kasih sayangnya.

Teruntuk Kakakku tercinta terimakasih atas do’a, kesabaran, pengorbanan dan

dukungannya selama ini. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2016, Bersama

kalian aku belajar menjadi orang yang berarti. Almamaterku Institut Agama

Islam Negeri Salatiga dan Seluruh pihak yang selama ini telah dan selalu

membantu.

Page 6: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

vi

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Nilai-nilai edukasi as-siyaqun nahyi

yang terdapat dalam bab jamiul adab dari bulughul maram” dengan sub pokok

permasalahan yang dibahas adalah bagaimana as-siyaqun nahyi dan maknanya

yang terdapat dalam Kitab Bulughul maram ? serta nilai-nilai edukasi as-

siyaqun nahyi, dengan tujuan adalah mengungkapkan makna as-siyaqun nahyi

yang terdapat dalam bab jamiul adab dan nilai edukasi yang terkandung

didalamnya dengan cara menganalisisnya.

Menjawab pokok permasalahan diatas, maka penelitian ini

menggunakan beberapa metode, jenis penelitian ini dikategorikan sebagai

penelitian kualitatif deskriptif. Adapun sumber penelitian ini merupakan

penelitian pustaka (library research) yang diklasifikasikan menjadi dua data

yaitu data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu macam as-

siyaqun nahyi yaitu fi’il mudhari’ yang disertai dengan la nahy. Sedangkan

makna as-siyaqun nahyi keluar dari makna aslinya kemakna yang lain yang

dipahami melalui susunan kalimat dan konteksnya. Diantaranya adalah Do’a

(permohonan), Iltimas (Ajakan), Taiis (keputus asaan), Tamanni (angan-

angan), Tahdid (Ancaman), Taubikh (menjelekkan), Karahah (menyatakan

kemakruhan), Bayanul Aqibah (menjelaskan akibat), Dawam (Tujuan selama-

lamanya), Irsyad (petunjuk/nasihat). Sedangkan nilai-nilai edukasi yang

terdapat didalamnya ialah; pertama, keimanan dimana manusia percaya kepada

Allah dan selainnya yang ada didalam rukun iman. kedua, moral (akhlak) yaitu

tindakan manusia yang bercorak khusus. Ketiga, religius merupakan nilai

karakter pada diri manusia. Keempat, sosial nilai pantas tidaknya dalam suatu

masyarakat.

Kata Kunci : As-Siyaqun, Edukasi, Bulughul maram

Page 7: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena rahmat dan hidayah yang

diberikan kepada setiap makhluknya yang ada didunia ini, serta berkat kemurahan

dan petunjuk-Nya yang mulia sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar.

Pada kesempatan ini penulis ingin menuangkan isi hati dan menyampaikan

penghargaan serta rasa terimaksih yang tulus kepada semua pihak yang sudah

terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini, antara lain kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy Selaku Rektor IAIN Salatiga, para

wakil rektor dan seluruh staf IAIN Salatiga.

2. Para guru besar dan segenap para dosen Program Studi bahasa dan

Sastra Arab IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan

bimbingan ilmiahnya kepada penulis selama masa studi.

3. Kepala Perpustakaan IAIN Salatiga beserta segenap stafnya yang

telah menyiapkan literatur dan memberikan kemudahan untuk dapat

memanfaatkan secara maksimal untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Sembah sujud dan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya

penulis haturkan kepada orang tua penulis: Ibu Mi’ah dan Bapak

surimin. Semoga jerih payah mereka yang telah membimbing serta

tiada hentinya memanjatkan do’a kehadirat Allah untuk memohon

keberkahan dan kesuksesan bagi anak-anaknya diberikan pahala

berlipat ganda oleh Allah.

5. Kakakku tercinta yang tak kenal lelah mendukung penuh dan

membantu penulis selama menempuh pendidikan pada program

sarjana IAIN Salatiga ini.

6. Teman-teman mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab

angkatan 2016 yang telah memberikan dorongan dan kerjasama

terhadap penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

Page 8: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

viii

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis mengharapkan masukan,

saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, semoga Allah swt. Senantiasa meridhai dan merahmati semua

amal usaha yang kita laksanakan dengan baik dan penuh kesungguhan serta

keikhlasan karea Allah swt.

Aamiin Ya Rabbal Alamin

Waassalamu’alakum

Salatiga, 15 Juli 2020

Penulis,

SARIFAH

NIM. 53040160012

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Penulisan Huruf :

Page 9: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

ix

No Huruf Arab Nama Huruf Latin

Alif Tidak dilambangkan أ 1

Ba' B ب 2

Ta T ت 3

sa s' ث 4

Jim J ج 5

Ha H ح 6

Kha Kh خ 7

Dal D د 8

Z`al Z ذ 9

Ra R ر 10

Za Z ز 11

Sin S س 12

Syin Sy ش 13

Sad S ص 14

Dad d ض 15

Ta’ t ط 16

Za z ظ 17

Ain ‘ (koma terbaliik di atas)‘ ع 18

Gain G غ 19

Fa’ F ف 20

QAF Q ق 21

Kaf K ك 22

Page 10: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

x

Lam L لا 23

Mim M م 24

Nun N ن 25

Wawu W و 26

Ha’ H ه 27

Hamzah ‘ (apostrof) ء 28

Ya’ Y ي 29

B. Vokal :

Fathah ditulis ‘a’

Kasrah ditulis ‘i’

Dlammah ditulis ‘u’

C. Vokal panjang :

+ ا Fathah+Alif ditulis a جا هلية Jahiliyyah

+ ى Fathah

+Alif layin

ditulis a تنسى Tansa

+ ي Kasrah +

ya’ mati

ditulis i حكيم Hakim

+ و Dlammah +

wawu mati

ditulis u فروض Furud

D. Vokal rangkap :

+ ي Fathah + ya’

mati

Ditulis ai بينكم Bainakum

+ و Fathah+

wawu mati

Ditulis au قول Qaul

E. Huruf rangkap karena tasdid ( ) ditulis rangkap :

Page 11: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

xi

Iddah‘ عد ة Ditulis dd د

Minna من ا Ditulis nn ن

F. Ta’ marbuthah :

1. Bila dimatikan ditulis dengan h :

Hikmah حكمة

Jizyah جزية

(ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-kata bahasa Arab yang sudah

diserap ke dalam bahasa Indonesia)

2. Bila ta’marbuthah hidup atau berharakat maka ditulis t :

Zakat al-fitr زكاة الفطر

Hayat al-insan حياة الإنسان

G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

Apostrof (‘):

A’antum أأنتم

U’iddat أعد د

La’in syakartum لئن شكرتم

H. Kata sandang alif+lam

Al-qamariyah القرأن al-Qur’an

Al-syamsiyah السماء al-Sama’

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat :

Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

Zawi al-furud ذوي الفرود

Ahl al-sunnah أهل السن ة

Page 12: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah .............................................. 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 6

F. Kerangka Teori ........................................................................ 7

G. Metode Penelitian ................................................................... 8

H. Sistematika Penulisan ................................................................ 10

BAB II NILAI-NILAI EDUKASI DAN AS-SIYAQUN NAHYI DALAM

TINJAUAN ILMU MA'ANI

A. Nilai Edukasi .............................................................................. 12

B. Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Balaghah .......................... 18

C. Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Ma’ani ............................. 19

D. Pengertian dan Pembagian Kalam Insya’ Thalabi ...................... 25

E. Variasi atau Bentuk-bentuk As-Siyaqun Nahyi .......................... 27

Page 13: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

xiii

BAB III BIOGRAFI HAFIZD IBNU HAJAR Al-ASQALAANI

A. Sekilas Tentang Kitab Bulughul Maram .................................. 31

B. Biografi Hafizd Ibnu Hajar al-Asqalaani................................... 34

C. Karya- karya Al-Hafizh Ibnu Hajar AL-Asqalaani ................... 38

BAB IV ANALISIS AS-SIYAQUN NAHYI DAN MAKNANYA DALAM

BAB JAMIUL ADAB

A. Hadits-hadits yang mengandung as-siyaqun nahyi dalam bab

Jamiul Adab ...................... ........................................................ 40

B. Makna as-siyaqun nahyi dalam bab jamiul adab ........................ 44

C. Nilai edukasi as-siyaqun nahyi dalam bab jamiul adab .............. 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 58

B. Saran ......................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kitab Bulughul Maram adalah sebuah kitab yang berisi kumpulan hadits

yang sangat masyhur di kalangan masyarakat muslim Indonesia, bahkan seluruh

Dunia Islam. Kita dapati hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia

mengajarkan kitab ini, sehingga masyarakat muslim banyak yang mengenal

kitab ini.1

Penulis kitab Bulughul Maram adalah Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-

Asqalani (773-852 H). Kitab ini merupakan kitab hadits tematik yang memuat

hadits-hadits yang dijadikan sumber pengambilan hukum fiqih (istinbath) oleh

para ahli fiqih. Kitab ini menjadikan rujukan utama khususnya bagi fiqih dari

Mazhab Syafi’i. Kitab ini termasuk kitab fiqih yang menerima pengakuan

global dan juga banyak diterjemahkan di seluruh dunia.

Susunan kitab Bulughul Maram ringkas dan mudah dipahami dan

diterangkan dengan bahasa yang sederhana. Hal ini memudahkan kitab ini

untuk dijadikan kajian wajib dikalangan umat Islam Indonesia, terutama para

penganut madzhab Syafi’i di Indonesia dan Dunia Islam. Hal ini menunjukkan

bahwa kitab ini sudah diakui Dunia Islam sebagai salah satu rujukan dalam

hadist ahkam karena isinya yang ringkas dan mudah dipahami serta bahasanya

yang sederhana.

Meskipun di Indonesia kitab Bulughul Maram memang sangat bagus

namun, di sisi lain kita belum mendapati hasil karya nyata yang merupakan

buah dari kajian tersebut, khususnya dalam dunia pendidikan. Budaya

masyarakat kita yang kurang kritis dalam mempelajari sesuatu mengakibatkan

kurang tergalinya nilai-nilai berharga yang terdapat dalam kitab tersebut,

1 M.Tantowi. Nilai-nilai pendidikan Islam Dalam Kitab Hadits Arbain karangan Imam An-

Nawawi, Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, 2016 . h. 3

Page 15: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

2

termasuk dalam hal ini nilai-nilai pendidikan. Seringkali kita dapati kitab

Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari segi fiqih atau hukum-

hukum yang dapat diambil darinya. Hadist ini mempunyai ciri-ciri khusus

dalam penulisannya di antaranya, penulisan dalam kitab ini tidak mengenal

tanda baca, pemberhentian dan kesan bahasanya yang berat.

Di sisi lain pendidikan kita masih terlalu berkiblat pada dunia Barat, dan

otak kita sudah dicuci, sehingga segala apa yang datang dari barat adalah

kemajuan, modern, kebenaran, teori yang terbaik dan lain sebagainya.2 Hal ini

menunjukkan kekalahan mental dan kerendahan diri kita sebagai bangsa

Indonesia dan umat Islam. Teori-teori pendidikan kita masih didominasi oleh

teori Barat. Mengapa kita tidak kembali kepada milik kita sendiri yang terbukti

lebih sesuai dengan karakter bangsa kita. Mengapa kita tidak kembali kepada

sang teladan kita, Rasulullah SAW dalam memajukan dunia pendidikan kita,

yang keberhasilannya dalam mendidik para sahabatnya telah dibuktikan oleh

zaman dan telah dicatat oleh sejarah serta diakui oleh dunia Barat sendiri.3

Dalam menerjemahkan kitab berbahasa Arab para Kyai tradisional

(salaf) menggunakan metode kata-perkata (leterleij), hal ini mengakibatkan

kurangnya kemampuan para santri dalam menggunakan bahasa Indonesia

secara baik dan benar. Sebagaimana lazimnya penerjemah kitab berbahasa jawa

ini yang dilakukan bukanlah mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi

mengalihkannya ke bahasa setempat. Hal ini menjadikan para santri sedikit

banyak melupakan bahasa Indonesia dan kurang memperhatikan struktur atau

susunan kata, penggunaan kalimat yang sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia

yang sempurna.4 Maka untuk mengkaji dengan baik kita dituntut untuk

memahami Bahasa, terutama bahasa kitab (arab), susunan dan struktur

kalimahnya dengan berbagai macam cabangnya.

2 Andik Yidiawan, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Hadits Al-Arbain Al-Nawawiyah

(Universitas Islam Negeri malang, 2008) h. 19 3 Andik Yidiawan, Ibid, h. 21

4 Rochaya Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000).

Page 16: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

3

Di antara cabang bahasa Arab yang harus dikuasai untuk memahami

makna dan kandungan kitab Bulughul Maram adalah ilmu Balaghah. Ilmu

Balaghah adalah salah satu cabang bahasa Arab yang mempelajari gaya bahasa

yang berhubungan dengan kaidah-kaidah penyusunan kata dan kalimah yang

benar. Tujuan mempelajari ilmu ini adalah agar seseorang memiliki

kemampuan menyampaikan suatu maksud dengan jelas dengan menggunakan

ungkapan bahasa Arab yang baik dan benar yang mempunyai pengaruh dalam

jiwa dan sesuai dengan obyek yang dibicarakan serta subyek yang diajak

bicara.5

Ilmu balaghah ini bertugas menyelidiki hal ihkwal kalimat, misalnya

apakah kalimat dapat memberikan kesan dan pengertian yang jelas dan lebih

kuat dengan memakai uslub-uslub atau gaya bahasa yang bermacam-macam

misalnya: Tasybih, majaz, dan kinayah, apakah ia dapat dipahami dengan

mudah dan cepat, bagaimana cara menyusun kalimah itu sesuai dengan

tuntunan keadaan yang disebut ilmu ma’ani.6 oleh karena itu, bidang kajian ilmu

Balaghah ini ada tiga sub ilmu yaitu:

1. Ilmu Bayan, ilmu untuk mengungkapkan suatu makna

dengan berbagai gaya bahasa. Ilmu ini objek kajiannya

berupa gaya bahasa yang berbeda untuk mengungkapkan

suatu ide yang sama. Ilmu bayan berfungsi untuk

mengetahui macam-macam kaidah pengungkapan.

Kajiannya mencakup tasybih, majaz dan kinayah.

2. Ilmu Ma’ani, Yaitu sebagai pengungkapan melalui ucapan

tentang sesuatu yang ada dalam pikiran atau disebut juga

sebagai gambaran dari pikiran. Bidang kajian ilmu ini

meliputi kalam dan jenis-jenisnya, tujuan-tujuan kalam,

5 Mutailah, Nilai-Nilai Edukasi Siyaq Al-Amr dalam QS. Al-Baqarah, UIN Alauddin

Makassar, 2015. 6 Ibid.

Page 17: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

4

taqdim, takhir, washl, fashl, dzikr, hadzf, ijaz, ithnab,

musawah, dan qasr.

3. Ilmu Badi’, ialah ilmu untuk mengetahui cara membentuk

kalam yang baik sesudah memelihara muthabaqah dan

kejelasan dalalah-nya. Meliputi dua bidang utama, yaitu

muhassinat lafzhiyyah, dan muhassinat ma’nawiyyah.

Muhassinat lafzhiyyah meliputi: jinas, iqtibas, dan saja’,

sedangkan muhassinat ma’nawiyyah meliputi: tauriyah,

tibaq, muqabalah, husn al-ta’lil, ta’kid al-madh bima

yusybih al-dzamm,dan uslub al-hakim.7

Dari ketiga bidang kajian Balaghah di atas, penulis hanya akan fokus

pada kajian ilmu Ma’ani. Diantara kajian ilmu Ma’ani ialah bentuk-bentuk

nahyi (larangan, menahan, menentang) dan maknanya. Adapun definisi nahyi

adalah tuntunan meninggalkan suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi

kepada pihak yang lebih rendah. Dari definisi tersebut, nahyi berarti tuturan

yang disampaikan oleh pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak

yang lebih rendah agar meninggalkan suatu perbuatan.8

Berbagai hal di atas itulah yang membuat penulis untuk menjadikan

kitab Bulughul Maram sebagai obyek melalui perspektif ilmu Ma’ani dan nilai-

nilai edukasi didalamnya. Dengan pembahasan ini diharapkan mampu

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi dunia pendidikan di Indonesia,

khususnya pendidikan Islam. Oleh karena itu, penulis sangat berkeinginan

untuk mengangkat judul “ NILAI-NILAI EDUKASI DALAM AS-SIYAQUN

NAHYI (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB

DARI BULUGHUL MARAM)”.

7 Ahmad Al-Hasyimi, Jawahirul Balaghah, FI Al-Ma’ani, Al-Bayan, wa Al-Badi’. Cet.12;

Surabaya: Maktabah Al-Hidayah, 1960.

8 Ibid

Page 18: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

5

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan

pelebaran dalam pembahasannya nanti. Maka penulis membatasi fokus

pada bab Jami’ fil Adab dalam kitab Bulughul Maram.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka pokok permasalahan yang akan dibahas dapat dirinci dalam tiga

sub masalah sebagai berikut:

1. Apa saja hadist yang mengandung as-siyaqun nahyi dalam

Kitab Bulughul Maram ?

2. Apa makna as-siyaqun nahyi dalam Kitab Bulughul Maram

dalam perspektif ilmu Ma’ani?

3. Apa nilai-nilai edukasi as-siyaqun nahyi dalam Kitab

Bulughul Maram ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui Hadits-hadits yang mengandung as-siyaqun

nahyi dalam Kitab Bulughul Maram

2. Untuk mengetahui makna as-siyaqun nahyi dalam Kitab

Bulughul Maram

3. Untuk menganalisis nilai edukasi as-siyaqun nahyi dalam Kitab

Bulughul Maram

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Page 19: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

positif dalam pengembangan ilmu-ilmu keislaman khususnya dalam

makna fi’il-fi’il nahyi dalam prespektif ilmu Ma’ani untuk memudahkan

bagi yang ingin mengkaji Kitab Bulughul Maram dari segi kebahasaan

yang terkait dengan bentuk-bentuk larangan dan maknanya dalam Kitab

Bulughul Maram.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan inovasi bagi

penuntut ilmu khususnya pondok pesantren dalam merespon kondisi

sosial suatu masyarakat yang pada saat ini tengah dihadapkan pada

runtuhnya sendi-sendi moral, sehingga dapat mewujudkan nilai-nilai

pendidikan khususnya moralitas dengan menjadikan kitab Bulughul

Maram ini sebagai sarana pembentukan tingkah laku diera milenial.

E. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini penulis akan memaparkan tulisan karya ilmiah

atau buku yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini. Dalam

penelusurannya, penulis belum menemukan skripsi yang membahas tentang

nilai edukasi dalam as-siyaqun nahyi dan maknanya yang terdapat dalam Kitab

Bulughul Maram, akan tetapi terdapat tesis yang pembahasannya terkait dengan

nilai-nilai edukasi dalam siyag al-amr (analisis perspektif balaghah) yang

terdapat dalam surah Al-Baqarah, tesis tersebut merupakan penelitian terhadap

al-Qur’an surah Al-Baqarah yang hanya mengfokuskan pada analisis siyag al-

amr dengan menjadikan ilmu balaghah sebagai tolak ukur.

Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Hotib (2006) yang berjudul

“Analisis diksi dan terjemahan Buku Bulughul Maram pada bab Riba”versi A.

Hassan” skripsi tersebut merupakan penelitian terhadap terjemahan buku

Bulughul Maram yang mengfokuskan pada bentuk-bentuk analisis diksi.

Skripsi yang ditulis oleh Andik Yudiawan (2008) yang berjudul “Nilai-

Nilai Pendidikan Islam dalam Hadits Al-Arba’in Nawawi” skripsi tersebut

Page 20: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

7

merupakan penelitian yang hanya mengfokuskan pada nilai-nilai terhadap

masalah pendidikan yang terkandung dalam kitab Arbain Nawawi.

Skripsi yang ditulis oleh Mutaillah (2015) yang berjudul “Nilai-Nilai

Edukasi Siyag Al-Amr dalam QS Al-Baqarah (analisis perspektif ilmu

Balaghah)” skripsi tersebut merupakan penelitian yang hanya mengfokuskan

nilai pendidikan yang pada siyag amr dengan menggunakan analisis balaghah

sebagai talak ukur.

Jadi penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada

penelitian yang penulis kaji ialah hanya mengfokuskan pada nilai-nilai terhadap

masalah pendidikan yang mengandung as-siyaqun nahyi dalam kitab Bulughul

Maram dengan menggunakan analisis ilmu Ma’ani.

F. Kerangka Teori

Memahami isi kandungan terutama memahami hadits-hadits Nabi yang

berbentuk larangan dan nilai-nilai edukasi yang dikandungnya tidak lepas dari

berbagai disiplin ilmu. Salah satu disiplin ilmu ialah Ilmu Ma’ani. Kaitanya

dengan hadits-hadits larangan, Al-Hasyimi mendefinisikan jumlah as-siyaqun

nahyi (kalimat melarang) sebagai tuturan yang disampaikan oleh pihak yang

lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah agar meninggalkan suatu

perbuatan.9 Hal itu bisa ditemukan dalam ilmu ma’ani yang merupakan cabang

dari ilmu Balaghah kemudian secara khusus dapat dilihat dalam skema berikut:

9 Ahmad Al-Hasyimi, Jawahirul Balaghah, FI Al-Ma’ani, Al-Bayan, wa Al-Badi’. Cet.12;

Surabaya: Maktabah Al-Hidayah, 1960. h. 81

Page 21: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

8

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian

kualitatif adalah sejenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh

melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Meskipun

datanya dapat dihitung dan disampaikan dalam angka-angka

sebagaimana dalam sensus, analisis datanya bersifat kualitatif.

Penelitian kualitatif merujuk pada data-data yang dikumpulkan dengan

ILMU BALAGHAH

ILMU MA’ANI

KALAM INSYA THALABI

KITAB BULUGHUL MARAM HADITS-HADITS

LARANGAN

SIYAG AN-NAHY

NILAI EDUKASI

Page 22: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

9

beragam sarana, antara lain, melalui penelitian kepustakaan (library

research), wawancara, pengamatan, dokumen atau arsip.10

Sedangkan berdasarkan tujuannya, penelitian ini dikategorikan

sebagai penelitian deskriptif, yaitu mendiskripsikan dan menganalisis

makna hadits-hadits dalam kitab Bulughul Maram yang memiliki as-

siyaqun nahyi khususnya dalam bab Jami’ Fil Adab.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode library

research yaitu membaca literature kepustakaan, misalnya: buku, jurnal,

makalah, dokumen-dokumen dan jenis-jenis karya ilmiah lainnya yang

ada hubungannya dengan judul yang akan dibahas dengan

menggunakan cara:

a. Kutipan langsung, yaitu penulis mengutip dari buku

yang telah dibaca dan dipindahkan sesuai dengan

aslinya.

b. Kutipan tidak langsung, mengutip suatu data atau

pendapat yang ada dengan mengubah redaksinya

tanpa mengubah maksud dan tujuannya dari suatu

sumber referensi.

Adapun sumber data dibagi menjadi dua, yaitu:

c. Sumber Primer

Sumber primer dari penelitian ini ialah kitab

Bulughul Maram

d. Sumber Sekunder

10 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa,

Surakarta, 2014.h. 9.

Page 23: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

10

Untuk mendukung data primer diatas, penulis

juga menggunakan berbagai referensi sebagai

pendukung dalam melengkapi pembahasan skripsi

ini, yaitu: Syarah Kitab Arba’in Nawawi oleh al-

Imam an-Nawawi, tafsir al-Misbah oleh M.Quraisy

Shihab. Selain kitab-kitab hadits, terdapat juga buku

Balaghah yang terkait, seperti Jawahirul Balaghah

oleh Ahmad Al-Hasyimi .

3. Metode pengolahan dan analisis data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam skripsi ini

merupakan kajian pustaka (library research). Adapun data yang telah

ditemukan dari berbagai sumber data baik data primer maupun data

sekunder, dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga menghasilkan

simpulan-simpulan yang bisa dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

Prosedur dalam penelitian ini adalah dianalisis dengan ilmu ma’ani yang

salah satu lingkupannya meliputi an-nahyi.

H. Sistematika Penulisan

Berikut adalah langkah yang peneliti tempuh supaya penulisan ini lebih

terarah dan sistematis. Langkah-langkahnya adalah:

Bab I Pendahuluan, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari

delapan sub bab, bagian pertama, uraian tentang latar belakang yang menjadi

pengantar. Kedua, batasan dan rumusan masalah yang dibatasi hadits-hadits

yang akan dikaji dan dirumuskan dengan bentuk pertanyaan dengan berdasar

dari masalah pokok yang akan dikaji dan dianalisis. Ketiga, tujuan sebagai

maksud dari penelitian yang dilakukan. Keempat, manfaat penelitian sebagai

khazanah islam yang dilakukan. Kelima, kajian pustaka yang berisi sekelumit

sumber-sumber penelitian yang relevan yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini. Keenam, kerangka teori penelitian sebagai konsep dasar dan alur

penelitian ini. Ketujuh, metodologi penelitian yang digunakan penulis untuk

Page 24: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

11

membedah dan menganalisis serta mengolah data. Kedelapan, sistematika

penulisan keseluruhan mengenai permasalahan yang akan dibahas.

Bab II, Kerangka Teori, dalam bab ini dibahas tentang nilai-nilai

edukasi dan as-siyaqun nahyi dalam tinjauan Ilmu Ma’ani.

Bab III, dalam bab ini membahas tentang gambaran umum kitab

bulughul maram.

Bab IV, dalam bab ini membahas tentang analisis As-Siyaqun Nahyi dan

maknanya dalam kitab Bulughul Maram.

Bab V, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 25: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

12

BAB II

NILAI-NILAI EDUKASI DAN AS-SIYAQUN NAHYI DALAM TEORI

ILMU MA’ANI

A. Nilai Edukasi

1. Pengertian Nilai

Nilai merupakan keyakinan mengenai baik buruknya sesuatu yang ada

dalam kehidupan. Setiap masyarakat memiliki nilai-nilai luhur tersendiri, yang

berbeda antara masyarakat yang lainnya. Nilai sebagai segala sesuatu yang

dianggap baik berdasarkan akal budi, sebagai wujud eksitensi manusia dalam

masyarakat. Nilai yang dimiliki manusia itulah yang kemudian yang dapat

membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Oleh sebab itu, nilai

menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Nilai akan

menuntun manusia berbuat baik terhadap sesamanya dilingkungan maupun

masyarakat.11

Terdapat beberapa perbedaan pendapat dalam mengartikan nilai.

Perbedaan cara pandang dalam memahami makna atau pengertian nilai

merupakan suatu khazanah para pakar dalam mengartikan nilai itu sendiri,

karena perspektif masing-masing berdasarkan sudut pandang teoritis, empiris

dan analisis.12

11 Atikah Mumpuni, Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran Analisis Konten

Buku Teks Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Deepublish, 2018). h. 10 12 Tri Sukitman, Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Upaya Menciptakan

Sumber Daya Manusia yang Berkarakter”, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar (Vol.2

Agustus/2016), h. 86

Page 26: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

13

Menurut Osborne yang dikutip Syaiful Sagala mejelaskan nilai

mempunyai bermacam-macam makna yang sepadan dengan pengertian baik

dan buruk. Secara psikologis, nilai antara lain dapat berarti kepuasan atau

kenikmatan. Dari konsepsi sosial, nilai merupakan objek dari cita atau tujuan

yang disepakati masyarakat bersama. Adapun menurut konsepsi yang nyata dan

religius mengartikan nilai dengan kepercayaan pada keselamatan dunia dan

akhirat.13Kata nilai merupakan kata jenis yang meliputi segenap macam

kebaikan dan sejumlah hal lain.

Nilai menurut Kattsoff ialah suatu kualitas objek atau perbuatan

tertentu. Objek dan perbuatan tersebut dapat didefinisikan berdasarkan atas

nilai-nilai, tetapi tidak mungkin sebaliknya.14

Menurut Joseph Ruocek dan Roland Werren merumuskan nilai sebagai

kemampuan untuk memuaskan suatu keinginan manusia (the believed capacity

of any object to satisfy a human desire). Nilai merupakan suatu realitas

psikologis atau soal kepercayaan.15

Dengan demikian, dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa nilai pada pokoknya adalah suatu objek dari keinginan manusia.

Pengertian keinginan bilamana ditafsirkan secara cukup luas mencakup

berbagai kebutuhan karena manusia menginginkan sesuatu hal tentunya yang

memang dibutuhkan. Keinginan manusia secara lengkap mencakup unsur-unsur

kebutuhan, minat dan keterikatan yang bersifat positif. Artinya, nilai

mempunyai berbagai perwujudan dan terdapat dalam berbagai segi kehidupan

manusia apabila terpenuhi menimbulkan rasa puas.

2. Pengertian Edukasi (Pendidikan)

a. Menurut Bahasa

13 Syaiful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan (Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 5 14 Ibid, hal.6 15 Saiful Sagala, Ibid, hal 6

Page 27: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

14

Edukasi sama halnya pendidikan. Pendidikan dalam bahasa Indonesia,

berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”,

yang mengandung arti “perbuatan”, (hal, cara, dan sebagainya).16

Dalam bahasa Inggris, Istilah pendidikan terutama pendidikan formal

dikenal dengan kata education yang berasal dari kata to educate yakni

mengasuh, mendidik. Dalam Dictionary of Education, makna education adalah

kumpulan proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan

kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah laku yang bernilai positif di dalam

masyarakat.17

b. Menurut Istilah

1) Menurut Ki Hajar Dewantara yang dikutip Faizah Dkk

pendidikan adalah daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan

tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan

dengan dunianya.18

2) Menurut Amos Neolaka, pendidikan adalah kegiatan membu

dayakan manusia muda atau membuat orang muda ini hidup

berbudaya sesuai standar yang diterima oleh masyarakat.19

3) Menurut Lalu Muhammad Nurul Wathoni pendidikan

merupakan proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju

manusia yang berbudaya dan beragama.20

4) Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S.

Poerwadarminta yang dikutip Abuddin Nata mengartikan

pendidikan sebagai berikut: (1) perbuatan (hal, cara) mendidik;

misalnya, ia pergi keluar negeri untuk mempelajari pendidikan

16 Nik Haryanti, Ilmu Pendidikan Islam (Malang: PT Gunung Samudera, 2014), h. 3 17 Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018), h. 1 18 Faizah Dkk, Psikologi Pendidikan: Aplikasi Teori di Indonesia, (Malang: Universitas

Brawijaya, 2017), h. 3 19 Amos Neolaka dan Grece Amialia, Landasan Pendidikan: Dasar Pengenalan Diri

Sendiri Menuju Perubahan Hidup, (Depok: PT Kharisma Putra Utama, 2017), h. 2 20 Lalu Muhammad Nurul Wathoni, Filsafat Pendidikan Islam: Analisis Pemikiran

Filosofis Kurikulum 2013, (Ponorogo: CV Uwais, 2018), h. 1

Page 28: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

15

anak-anak cacat; (2) ilmu pendidik, ilmu didik, ilmu mendidik;

dan (3)pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan,

batin dan sebagainya, misalnya pendidikan jasmani pun tidak

boleh dilupakan juga.21

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah suatu

proses bertumbuhnya karakter, tingkah laku manusia yang beragama dan

berbudaya.22

3. Macam-macam Nilai Edukasi (Pendidikan)

a. Nilai Edukasi Religius

Nilai religius merupakan nilai karakter yang berhubungan antara

manusia dengan Tuhannya. Religius adalah nilai karakter yang menunjukkan

pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang selalu diupayakan berdasarkan nilai-

nilai ketuhanan dan atau ajaran agamanya.

Nilai religius sebagai kendali diri manusia saat berinteraksi dengan

Tuhan dan sesama manusia. Nilai religius adalah karakter yang menunjukkan

perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama, toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Pertama,

kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama dapat diwujudkan dengan

menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan Tuhan.

Kedua, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain diwujudkan dengan

memberikan kesempatan dalam beribadah dan tidak pemeluk agama lain yang

sedang beribadah. Ketiga, hidup rukun dengan pemeluk agama lain dapat

ddalam bergaul dapat diwujudkan dengan tidak memilih-milih teman dalam

bergaul atau saling membantu meski berbeda agama.

Dari dua pengertian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa

religius merupakan nilai karakter yang menunjukkan perkataan, tindakan yang

sesuai dengan ajaran agamanya. Perkataan dan tindakan yang dimaksud

21 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2011). h. 15 22 Abdul Aziz, Materi Dasar Pendidikan Islam, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,

2019), h. 1

Page 29: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

16

termasuk bertoleransi dan hidup rukun dengan sesamanya sebagai wujud

kepatuhan akan kekuasaan dan kebesaran Tuhan.23

b. Nilai Edukasi Moral (akhlak)

Istilah moral berasal dari bahasa latin mores dari suku kata mos, yang

artinya adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, perasaan, sikap, akhlak, dan cara

berfikir.24 Moral adalah suatu tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu

yang didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik-buruk. Morallah

sebenarnya yang membedakan manusia daripada makhluk Tuhan lainnya dan

menempatkannya bila telah menjadi tertib pada derajat diatas mereka.

Berbicara tentang moral, tak dapat tidak akan menyinggung tentang

manusia, yaitu tentang pribadinya dan kedudukannya. Bila kita sudah demikian

jauh membicarakan pribadi manusia, dan ternyata bahwa ia mempunyai

kelainan-kelainan khusus dipandang dari segi moralnya, maka soal berikut yang

muncul ialah tentang dasar penyebab adanya moral itu.25

Dalam bahasa Arab, kata moral sering disamakan dengan dengan

akhlak. Kata Akhlak diambil dari bahasa arab خلق yang berarti kejadian,

perangai, tabiat, atau karakter. Dari akar kata khalaqa maka terbentuklah kata

Khaliq, makhluq serta akhlak.26

Moral dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah etika, tata karma,

budi pekerti yang berkaitan dengan perilaku manusia. Moral dalam arti istilah

merupakan suatu yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,

perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan

benar, salah, baik atau buruk, sehingga moral dapat memberikan batasan

terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau

salah.

23 Atikah Mumpuni, Op. Cit, h. 21-22 24 Subur, Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah, (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2015),

h. 57 25 Mudlor Achmad, Etika Dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas), h. 41 26 Saifuddin Amin, Etika Peserta Didik Menurut Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-

Utsaimin, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2019), h. 19

Page 30: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

17

Nilai moral merupakan bagian dari nilai, yaitu nilai yang berhubungan

kelakuan baik atau buruk manusia, perilaku manusia. Moral memang selalu

berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Karena

ada nilai-nilai yang lain dalam kehidupan ini; nilai ekonomi, nilai agama, nilai

budaya, nilai social dan sebagainya.

Linda dan R. Eyre mengatakan bahwa nilai moral adalah perilaku yang

diakui banyak orang sebagai kebenaran dan sudah terbukti tidak menyulitkan

orang lain, bahkan sebaliknya memudahkan orang lain dan berinteraksi dengan

sesamanya. Nilai moral adalah nilai-nilai yang membuat orang lain bahagia.27

Sementara pendidikan moral menyangkut pembinaan dan tingkah laku

moral yang baik atau budi pekerti yang baik. Pendidikan moral adalah

pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral dan manusiawi. Darmadi

menyebutkan bahwa pendidikan moral dapat diartikan sebagai suatu konsep

kebaikan (konsep yang bermoral).28

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral

menunjukkan perilaku, budi pekerti seorang individu dari suatu kelompok.

c. Nilai Edukasi Sosial

Nilai sosial adalah sesuatu yang menjadi ukuran dan penilaian pantas

tidaknya suatu sikap yang ditujukan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai ini

memperlihatkan sejauh mana hubungan seorang individu dengan individu

lainnya terjalin sebagai anggota masyarakat. Nilai sosial sangat nyata dalam

aktifitas bermasyarakat. Nilai sosial tersebut dapat berupa nilai gotong-royong,

ikut terlibat dalam kegiatan musyawarah, kepatuhan, kesetiaaan, dan lain

sebagainya.

Adapun nilai-nilai yang menyangkut tentang nilai sosial adalah nilai

perilaku yang menggambarkan suatu tindakan masyarakat, nilai tingkah laku

yang menggambarkan suatu kebiasaan dalam lingkungan masyarakat, serta nilai

27 Subur, Op.cit, h. 54-57 28 Ani Nur Aeni, Pendidikan Karakter untuk Mahasiswa PGSD, (Bandung: UPI PRESS,

2014), h. 38

Page 31: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

18

sikap yang secara umum menggambarkan kepribadian suatu masyarakat dalam

lingkungannya.29

d. Nilai Edukasi Budaya

Nilai-nilai budaya adalah acuan bagi pemenuhan kebutuhan adab, yaitu

kebutuhan-kebutuhan untuk mengetahui yang benar sebagai lawan dari yang

salah, yang suci dari yang kotor, yang indah dari yang buruk, dan sebagainya.

Nilai budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat bukanlah suatu yang statis,

tetapi terus bergeser dan berubah dari satu generasi kegenerasi berikutnya.30

B. Pengertian dan Ruang Lingkup ilmu Balaghah

Nahyi merupakan salah satu kajian dalam Ilmu Balaghah. Secara

etimologi balaghah berasal dari kata dasar بلغ yang memiliki arti yang sama

dengan kata وصل yang berarti sampai pada tujuan, mengenai sasaran, efektif

seperti dalam kalimat تبلغ بالشيء اي وصل إلى مرراده ( dia telah sampai pada

maksudnya ). Dapat juga berarti bertutur kata dengan baik, seperti dalam

kalimat بلغ الرجل بلاغة أي أحسن التعبير عما في نفسه artinya seseorang

berbalaghah berarti ia dapat mengungkapkan fikiran dan perasaannya dengan

baik.31

Secara terminologi sebagaimana diungkapkan oleh al-Hasyimiy

balaghah adalah: ilmu yang dipelajari untuk mengetahui keindahan makna

secara jelas dengan ungkapan yang benar dan fasih.32 Ilmu Balaghah menurut

29 Susianti Aisah, Nilai-nilai Sosial yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat”Ence

Sulaiman” Pada Masyarakat Tomia, (Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3, Desember 2015/ ISSN

1979-8296), h. 5 30 Ryan Prayogi dan Endang Danial, Pergeseran Nilai-Nilai Budaya pada Suku Bonai

sebagai Civic Culture Dikecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau,

(Humanika Vol.23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418), h. 62 31 Haniah, Al-Balagah Al-Arabiyyah, Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi,

(Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 8 32 Ibid, h. 16

Page 32: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

19

Abdurrahman al-Ahdori ialah ilmu yang mempelajari kefasihan berbicara, yang

meliputi Ilmu Badi’, Bayan dan Ma’ani.33

a. Ilmu Bayan

Secara bahasa Bayan merupakan bentuk infinitif dari kata

artinya tampak dan jelas. Ilmu Bayan secara praktis dapat (بان)

dipahami sebagai ilmu yang membahas tentang gaya bahasa. Gaya

bahasa itu adalah perihal memilih dan menggunakan kata yang

mampu menampilkan gambaran secara kongkrit tentang gagasan

yang ingin disampaikan. Kajiannya mencakup tasybih, majaz dan

kinayah. 34

b. Ilmu Ma’ani

Ilmu Ma’ani ialah ilmu yang menjaga jangan sampai

mutakallim itu salah di dalam menerangkan makna yang diluar

makna yang dikehendaki, itu disebut Ilmu Ma’ani. Jadi, Ilmu

Ma’ani adalah ilmu untuk menjaga kesalahan berbicara. Bidang

kajian Ilmu ini ialah meliputi: kalam dan jenis-jenisnya, tujuan-

tujuan kalam, wasl dan Fasl, qasr, zikr, hazf, ijaz, musawah, dan

itnab. 35

c. Ilmu Badi’

Al-Hasyimi mengatakan bahwa badi’ adalah suatu ilmu

yang dengannya diketahui segi-segi, metode-metode dan cara-cara

yang ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan

keistimewaannya yang dapat membuat kalimat semakin indah,

bagus dan menghiasinya dengan kebaikan dan keindahan setelah

kalimat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan telah jelas

33 Abdulrrahman Al-Ahdori, Terjemah Jauharul Maknun: Ilmu Balaghah, (Surabaya:

Mutiara Ilmu, 2009),h. 10 34 Husein Aziz, Ilmu Al-Balaghah Buku Pengajaran Jenjang S1 Jurusan Bahasa Arab

dan Sastra Fakultas Adab dan Humaniora (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2013) h.32 35 Abdulrrahman Al-Ahdori, Op.cit, h. 19.

Page 33: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

20

makna yang dikehendaki. Bidang kajian Ilmu Badi’ ialah:

Muhassinat Lafziyyah dan Muhassinat Maknawiyah. 36

C. Pengertian dan Ruang lingkup ilmu ma’ani

1. Pengertian Ilmu ma’ani

Kata "ma’ani" merupakan bentuk jamak dari kata "ma’na"

yang secara leksikal berarti maksud, arti, atau makna. Ma’ani

merupakan istilah atau salah satu kajian dalam balaghah sedangkan

ma’na merupakan bahasan dalam ilmu semantik (dilalah).

Secara terminologi, ilmu ma’ani adalah ilmu yang dipelajari

untuk mengetahui hal ihwal lafaz bahasa arab yang diungkapkan

berdasarkan kesesuaiannya dengan situasi dan kondisi yang

melingkupinya.

Hal ihwal lafazh bahasa Arab yang dimaksud adalah

pemilihan diksi dan model-model susunan kalimat dalam bahasa

Arab, seperti penggunaan susunan balik (taqdim dan ta’khir),

penggunaan ma’rifah atau nakirah, disebut (dzikr) atau dibuang

(hadzf), penggunaan kalimat efektif dalam bentuk yang lugas

maupun panjang (al-ijaz dan al-ithnab) dan sebagainya. Sedangkan

yang dimaksud dengan situasi dan kondisi mukhatab (lawan tutur)

seperti keadaan tidak memiliki informasi akan hal yang dibicarakan,

ragu-ragu atau malah mengingkari informasi yang diutarakan.

Ilmu ma’ani dipahami sebagai ilmu yang mengandung

kaidah-kaidah yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan

kulaitas kalimat dari sisi kesesuaian kalimat itu dengan konteksnya.

Para pakar bahasa sepakat bahwa ilmu ma’ani pertama kali

dikembangkan oleh Abdul Qahir al-Jurjani (W. 417 H) dalam

bukunya Dalail al-I’jaz.37

36 Yayan Nurbayan, Kamus Ilmu Balaghah (Bandung: Royyan Press, 2019), h. 14 37 Haniah, Op.cit, h. 80

Page 34: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

21

Ilmu ma’ani bertujuan membantu agar pembicara atau

penulis dapat menyampaikan gagasannya sesuai dengan situasi dan

kondisi. Untuk itu seorang pembicara atau penulis harus mengetahui

bentuk-bentuk kalimat dalam bahasa Arab, kapan ia harus

mengungkapkan gagasannya dalam bentuk susun balik, kapan ia

menggunakan kalimat verbal dan kapan ia menggunakan kalimat

nominal, kapan ia menggunakan bentuk elliptic dan sebagainya.38

Ilmu ma’ani mempelajari hal-hal yang berkaiatan dengan

kalimat (jumlah) bahasa Arab dan kaitannya dengan konteks.

Dengan mengetahui hal-hal tersebut kita bisa menyampaikan suatu

gagasan atau ide kepada mukhatahab sesuai dengan situasi dan

kondisinya. Dengan melihat objeknya mempelajari ilmu ini dapat

memberi manfaat sebagai berikut:

1. Mengetahui kemukjizatan Alqur’an berupa segi

kebagusan penyampaian, keindahan deskripsinya,

pemilihan diksi, dan penyatuan antara sentuhan dan

qalbu.

2. Menguasai rahasia-rahasia ketinggian dan kefasihan

bahasa Arab baik pada syi’ir maupun prosanya. Dengan

mempelajari ilmu ma’ani kita bisa membedakan mana

ungkapan yang benar dan yang tidak, yang indah dan

yang rendah, dan yang teratur dan yang tidak.39

2. Objek kajian ilmu ma’ani

Kajian dalam ilmu ma’ani adalah keadaan kalimat dan

bagian-bagiannya. Kajian yang membahas bagian-bagian berupa

musnad-musnad ilaih dan fi’il muta’allaq. Sedangkan objek kajian

dalam bentuk jumlah meliputi fashl, washl, ijaz, ithnab, dan

38 Haniah, Loc.cit,h. 82 39 Ahmad al-Hasyimi, Op.cit, h. 13

Page 35: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

22

musawah. Secara keseluruhan ilmu ma’ani mencakup delapan

macam, yaitu:

a. Isnad

Kaitan antara musnad dan musnad ilaih dinamakan

isnad. Isnad adalah penisbatan suatu kata dengan kata

lainnya sehingga memunculkan penetapan suatu hukum atas

yang lainnya baik bersifat positif maupun negatif.

b. Musnad Ilaih

Secara leksikal musnad ilaih bermakna yang

disandarkan kepadanya. Sedangkan secara terminologi

musnad ilaih adalah mubtada’ yang mempunyai khabar,

fa’il, naib al-fa’il, dan beberapa isim dari amil nawasikh.

Dalam pengertian lain Musnad Ilaih adalah kata-kata yang

dinisbatkan kepadanya suatu hukum, pekerjaan, dan

keadaan.

c. Musnad

Musnad adalah sifat, fi’il atau sesuatu yang bersandar

kepada musnad ilaih. Musnad berada pada tempat khabar

mubtada’, fi’il tam, isim fi’il, khabar ,dan akhwatnya كان

khabar إن dan akhwatnya, maf’ul kedua dari dan ظن

akhwatnya, maf’ul ketiga dari أرى dan akhwatnya.40

d. Khuruju al-Kalam ’An Muqtadha al-Zahir

(Deviasi)

Telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

balagah kalam adalah kesesuaian pengungkapannya dengan

situasi dan kondisi yang melingkupinya. Suatu kalimat

dikatakan baligh jika diungkapkan sesuai dengan

konteksnya. Makna ini merupakan makna dasar balaghah.

40 Ahmad al-Hasyimi,Loc.cit, h. 17

Page 36: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

23

Namun terkadang pembicaraan atau perkataan itu

menyalahi makna dasar ini dan diungkapkan menyalahi

ketentuan yang dikehendaki oleh kondisi yang

nelingkupinya. Hal tersebut tidak terjadi begitu saja namun

dibalik itu ada tujuan dan maksud yang dikehendaki.

Meskipun perkataan menyalahi ketentuan dasar namun tetap

sejalan dengan makna yang dikehendaki. Hal inilah yang

dimaksud dengan deviasi.41

e. Qasrh

Secara leksikal bermakna penjara. Adapun menurut

istilah ulama balaghah adalah mengistimewakan sesuatu atas

yang lain dengan jalan tertentu, seperti mengistimewakan

mubtada atas khabarnya dengan jalan nafyi.

f. Insya’

Secara leksikal kata insya’ bermakna membangun,

memulai, kreasi, asli, menulis, dan menyusun. Insya’

merupakan bentuk kalimat yang setelah kalimat tersebut

dituturkan kita tidak bisa menilai benar atau dusta.

g. Fashl dan washl

1. Fashl

Secara leksikal fashl bermakna memisahkan,

memotong, memecat, dan menyapih. Sedangkan dalam

terminologi ilmu balaghah fashl adalah menggabungkan dua

buah kalimat dengan tidak menggunakan huruf ‘athaf.

2. Washl

Washl menurut bahasa artinya menghimpun atau

menggabungkan. Sedang menurut istilah ilmu balaghah

41 Haniah, Op.cit, h. 116

Page 37: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

24

adalah meng-athaf-kan satu kalimat dengan kalimat

sebelumnya melalui huruf ‘athaf.

h. Ijaz, Ithnab, dan Musawah

1. Ijaz

Ijaz merupakan salah satu bentuk pengungkapan.

Secara leksikal ijaz bermakna meringkas. Sedangkan dalam

terminology ilmu balaghah ijaz adalah mengumpulkan

makna yang banyak dengan menggunakan lafalzh yang

sedikit, akan tetapi tetap jelas dan sesuai dengan maksud

pengungkapannya.

Maksud definisi di atas, ijaz bermakna Menghadir

kan makna dengan lafazh yang lebih sedikit dari pada yang

dikenal oleh orang-orang yang pemahamannya pada tingkat

sedang. Walaupun lafazh-nya lebih sedikit dari maknanya,

akan tetapi pesan yang akan disampaikan oleh mutakallim

dapat terpenuhi. Suatu ungkapan yang singkat, dan tidak

memerlukan banyak kata-kata tidak dikatakan ijaz jika pesan

yang disampaikannya belum terpenuhi.42

2. Ithnab

Menurut al-Ahdhori ithnab Yaitu mendatangkan

makna dengan ucapan yang lebih banyak dari maknanya

karena ada faedahnya.43

3. Musawah

Secara leksikal musawah artinya sama atau

sebanding. Sedangkan secara terminologi ilmu balaghah

musawah adalah pengungkapan suatu makna melalui

ungkapan kata-kata yang sepadan, yaitu tidak

menambahkannya atau menguranginya.

42 Ahmad al-Hasyimi, Op.cit, h. 121 43 Abdulrrahman Al-Ahdori, Op.cit,h. 81

Page 38: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

25

D. Pengertian dan Pembagian Kalam Insya’ Thalabi

1. Pengertian Insya Thalabi

Insya’ thalabi menurut para pakar balaghah adalah suatu

kalam yang menghendaki adanya suatu tuntutan yang tidak terwujud

ketika kalam itu diucapkan.44

Dari definisi diatas tampak bahwa pada kalam isnya’ thalabi

terkandung suatu tuntunan. Tuntunan tersebut belum terwujud

ketika ungkapan tersebut diucapkan. Kalimat-kalimat yang

termasuk kategori insya thalabi adalah:

a. Amr (kata perintah)

Secara leksikal amr bermakna perintah. Sedangkan

dalam terminology ilmu balaghah amr adalah tuntunan

mengerjakan sesuatu kepada yang lebih rendah. Al-Hasyimi

(1960) mendefinisikan jumlah al-amr (kalimat perintah)

sebagai tuturan yang disampaikan oleh pihak yang lebih

tinggi kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah agar

melaksanakan suatu perbuatan.

b. Nahyu (kata larangan)

Makna nahyu secara leksikal adalah melarang,

menahan, dan menentang. Sedangkan dalam terminologi

ilmu balaghah nahyu adalah tuntunan meninggalkan suatu

perbuatan dari pihak yang lebih tinggi. Contoh:

ب لا ت ق ر ب ي لا و ش ة و س اء س ن ى إ نه ك ان ف اح ا الز و

( 32: الإسراء)

44 Haniah, Op.cit, h.105

Page 39: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

26

Janganlah kamu sekalian mendekati zina!

Sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan jalan yang

sejelek-jeleknya. (al-Isra:32).

Pada ayat di atas terdapat ungkapan nahyu, yaitu

pada kata ن ى ا الز ب و لا ت ق ر ungkapan tersebut bermakna و

larangan. Allah swt melarang orang-orang beriman berbuat

zina.

Al-Hasyimi mendefinisikan jumlah al-nahyi

(kalimat melarang) sebagai tuturan yang disampaikan oleh

pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak yang

lebih rendah agar meninggalkan suatu perbuatan.

c. Istifham (kata tanya)

Kata istifham merupakan bentuk masdar dari kata

istifham. Secara leksikal kata tersebut bermakna meminta

pemahaman/pengertian. Secara istilah istifham bermakna

menuntut pengetahuan tentang sesuatu.

d. Nida’ (kata panggilan)

Secara leksikal nida’ artinya panggilan. Sedangkan

dalam terminologi ilmu balaghah nida’ adalah tuntunan

mutakallim yang menghendaki seseorang agar

menghadapnya. Nida’ menggunakan huruf yang

menggantikan lafazh “unadi” atau “ad’u” yang susunannya

dipindah dari kalam khabari menjadi kalam insyai.

e. Tamanni (angan-angan)

Kalimat tamanni (berangan-angan) adalah kalimat

yang berfungsi untuk menyatakan keinginan terhadap

sesuatu yang disukai, tetapi tidak mungkin untuk dapat

meraihnya, seperti:

ي م ظ ع ظ ن إ نه ل ذ وا ح و ت ي ق ار ا أ ث ل م ي ا ل ي ت ل ن ا م

( 79:القصص)

Page 40: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

27

(ingin rasanya kami memiliki apa yang diberikan kepada

Karun. Sesungguhnya dia benar-benar memperoleh

keberuntungan yang besar).

Dalam terminologi ilmu balaghah tamanni adalah

menuntut sesuatu yang diinginkan, akan tetapi tidak

mungkin terwujud.

Ketidakmungkinan terwujudnya sesuatu itu bisa

terjadi karena mustahil terjadi atau juga sesuatu yang

mungkin akan tetapi tidak maksimal dalam mencapainya.45

E. Variasi atau bentuk-bentuk as-siyaqun nahyi

Secara leksikal nahy bermakna melarang, menahan dan

menentang. Sedangkan dalam terminologi ilmu balaghah, nahy berarti

tuntunan meninggalkan suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi

(atasan). Nahy memiliki satu macam shigah yaitu fi’il mudhari yang

disertai dengan la nahy. Seperti kata ن ى ا الز ب و لا ت ق ر dalam firman و

Allah swt QS. Al-Isra/17:32

ش ة و س ن ى إ نه ك ان ف اح ا الز ب و لا ت ق ر ب ي لا آو ء س

( 32: الإسراء)

Dan janganlah kamu sekalian mendekati zina! Sesungguhnya

zina itu perbuatan keji dan jalan yang buruk.

Larangan berbuat zina dalam ayat tersebut bermakna haram

dilakukan. Dan ini merupakan makna asli dari nahy, namun terkadang

uslub nahy ini keluar dari makna aslinya ke makna yang lain yang

dipahami melalui susunan kalimat dan konteksnya.46 Diantara makna

tersebut adalah:

1. Do’a (الدعاء)

45 Ahmad al-Hasyimi, Op.cit, h. 75-97 46 Haniah, Op.cit, h. 110

Page 41: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

28

Bermakna bahwa melarang ataupun menolak dengan do’a dari

derajat rendah kepada derajat yang lebih tinggi.47 Seperti firman Allah

swt:

ا ن ا ط ي ن ا أ و أ خ ذ ن ا إ ن ن س اخ بن ا لا ت ؤ (286: 2, البقرة) ر

” Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau

kami tersalah”

2. Iltima ( الإلتماس(

Diartikan ajakan atau tawaran. Seperti ucapan anda kepada

sebayamu48:

ق ع ! ا و خ , لا ت ق ل ك ي ف م ا الأ أ يه

”Saudara, janganlah kau ucapkan bagaimana nanti!”

3. Irsyad (الإرشاد)

Yang berarti petunjuk terhadap sesuatu yang baik.49seperti firman

Allah SWT:

ي اء إن ت ب د ل ك م ت س ؤ ك م لا ا عن أش أ ل و ت س

“Janganlah kamu menanyakan kepada Nabimu hal-hal yang jika

diterangkan kepadau niscaya menyusahkan kamu” (QS. Al-

Maidah:101)

4. Dawam (الدوام)

Yang berarti larangan atau penolakan terhadap sesuatu yang ada

atau semestinya yang masih tetap atau masih berlangsung.50

ن و ل الظال م ا ي ع م س ب ن الله غ افلا ع م ولا ت ح

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa

Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim.”

(QS. Ibrahim:42)

47 Dindin Moch Saepudin, Penerapan Kaidah La Nahyu pada Juz 30 Analisis Muhammad

Khalid al-Sabith, Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Vol: 04 No. 1 Mei 2019 48 Ibid, h. 50 49 Dindin Moch Saepudin, Loc.cit 50 Dindin Moch Saepudin, Loc.cit

Page 42: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

29

5. Bayanul Aqibah (بيان العقبة)

Yang berarti menjelaskan akibat. Seperti firman Allah:

ي اء ات ا ب ل أ ح و ا ف ي س ب يل لل أ م ي ن ق ت ل و س ب ن الذ ولا ت ح

“ Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur

dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup.” (QS. Ali

Imran”169).

6. Taiis (اليأس)

Berarti menunjukan putus harapan ketika hendak menolak

ataupun melarang. Seperti firman Allah swt:

ان ك م لا ا ق د ك ف رت م ب ع د إ ي م و ر ( 66: 9 ,التوبة) ت ع ت ذ

”Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah

beriman”.

7. Tamanny (التمني)

Yang berarti mengharap sesuatu yang diidamkan tetapi sulit

tercapai ataupun mustahil didapatkan. Seperti ucapan penyair:

ل م ز ع # ي ا ل ي ل ط ل ي ا ن و ل ب ح ق ف لا ت ط ي ا ص

”Wahai malam, panjanglah; wahai kantuk, lenyaplah; wahai subuh,

berhentilah, jangan terbit”.

8. Tahdid (التهديد) seperti ucapan anda kepada pembantumu:

ي ر ع أ م !لا ت ط

“Jangan menuruti perintahku”

9. Karohah (الكراحة)

Yang berarti menunjukkan makna kemakruhan. Seperti contoh di

bawah ini:

لا تصلوا في اعطان الأبل

“ janganlah salat dikandang unta”.

10. Taubikh (التوبخ)

Yang berarti menunjukkan makna menegur. seperti ucapan

penyair:

Page 43: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

30

ث ل ه # ت ي م ت أ ل ق و لا ت ن ه ع ن خ

ي م ل ي ك إ ذ ا ف ع ل ت ع ظ ع ار ع

”janganlah engkau melarang sesuatu perbuatan yang masih engkau

kerjakan, malu benar jika engkau ketahuan sedang mengerjakan”.51

11. I’tinas (الإئتناس)

Yang berarti menghibur atau memberikan ketenangan. Seperti

firman Allah Swt:

ع ن ا ن إ ن الله م ز لا ت ح

“ janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama

kita.” (QS. At-Taubah:40)

12. Tahqir (التحقير)

Yang berarti menunjukkan makna untuk menghina. Seperti

contoh dibawah ini:

ه ص د س لم ج جد إ ن الم ل ب الم ا الب ال لا ت ط م ي حا ن ا ع ت ر س ش م ع ع ب و

“janganlah anda mencari kemuliaan, karena kemuliaan itu

tangganya, sungguh sulit dan hiduplah anda, secara tenang lagi

nikmat hatinya.”

51 Ahmad al-Hasyimi, Op.cit, h. 105

Page 44: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

31

BAB III

GAMBARAN UMUM KITAB BULUGHUL MARAM

A. Sekilas Tentang Kitab Bulughul Maram

Bulughul Maram atau Bulugh al-Maram min Adilatil al-Ahkam

merupakan kitab hadits tematik yang memuat hadits-hadits yang dijadikan

sumber pengambilan hukum fiqh (istinbath) oleh para ahli fiqih. Kitab ini

menjadi rujukan utama khususnya bagi fiqih dari Mazhab Syafi’i. Kitab ini

termasuk kitab fiqih yang menerima pengakuan global dan juga banyak

diterjemahkan diseluruh dunia.

Kitab Bulughul Maram memuat hampir 1600 buah hadits. Disetiap

akhir hadits yang dimuat dalam Bulughul Maram, Ibn Hajar menyebutkan

perowinya. Bulughul Maram memasukkan hadits-hadits yang berasal dari

sumber-sumber utama seperti Shahih al-Bukhori, Sahih Muslim, Sunan Abu

Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad

Ahmad dan lainnya.

Kitab Bulughul Maram memiliki keutamaan yang istimewa karena

seluruh hadits yang termuat didalamnya menjadi pondasi landasan fiqih

dalam mazhab Syafi’i. Selain menyebutkan asal-muasal hadits-hadits yang

termuat didalamnya, penyusun juga memasukkan perbandingan antara

beberapa riwayat hadits lainnya yang datang dari jalur yang lain karena

keistimewaannya ini. Bulughul Maram hingga kini tetap menjadi kitab

hadits rujukan yang dipakai secara luas oleh para ulama berbagai mazhab

fiqih.

Metode yang digunakan oleh Ibnu Hajar dalam menyusun kitab ini

ialah dengan metode tematis (maudhu’i) yakni dengan membagi kitab

berdasarkan tema-tema fiqh. Mulai dari Bab Bersuci (Thaharah) sampai

Bab kompilasi (al-jami’). Ia menyeleksi beberapa hadits dari kitab-kitab

Page 45: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

32

shahih, sunan, mu’jam dan al-jami’ yang berkaitan dengan hukum-hukum

fiqh.

Adapun Sistematika dan metode penulisan kitab Bulughul Maram

adalah sebagai berikut:

1. Terdiri dari 16 bab mulai dari Bab Bersuci (Kitab at-Thaharah)

sampai Bab Kompilasi (Kitab al-Jami’), setiap Bab terdiri dari

beberapa sub-bab.

2. Memuat sebanyak 1596 buah hadits shahih, hasan, bahkan dhaif

yang bertemakan fiqh.

3. Memotong (ta’liq) rangkaian sanad, kecuali pada tingkat sahabat

dan mukharrij.

4. Terkadang bmenyertakan jalur-jalur periwayatan hadits secara

ringkas dan menyebutkan tambahan-tambahan redaksi dari

riwayat lainnya dan m,enjelaskan statusnya

5. Menjelaskan status hadits-hadits yang lemah (padanya ada

kelemahan, sanadnya lemah…dsb) atau dengan keterangan

ulama, seperti ”dilemahkan oleh Abu Hatim, dll.

6. Dalam hal penguat hadits, Ibnu Hajar menyertakan keterangan

ringkas yang hanya mencantumkan sanad saja tanpa mengulang

isi matan.

7. Ibnu Hajar menggunakan istilah tertentu dalam penyebutan yang

mengeluarkan hadits (muhkarrij), yakni:

• Rowahu as-Sab’ah untuk hadits yang diriwayatkan oleh

tujuh Imam dalam Ilmu Hadits, yaitu Ahmad, Bukhari,

Muslim, Abu Daud, Tirmidzy, Nasa’i dan Ibnu Majah.

• Rowahu as-Sittah untuk hadits yang diriwayatkan oleh

tujuh Imam selain Ahmad.

• Rowahu al-Khamsah untuk hadits yang diriwayatkan

oleh tujuh Imam selain Ahmad, Bukhari dan Muslim.

Page 46: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

33

• Rowahu al-Arba’ah untuk hadits yang diriwayatkan

oleh tujuh Imam selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan

Ibnu Majah.

• Rowahu ats-Tsalitsah untuk hadits yang diriwayatkan

oleh tujuh Imam selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan

Ibnu Majah.

• Muttafaqun ‘alaih untuk hadits yang diriwayatkan oleh

Bukhari dan Muslim.52

Kitab ini meski relatif kecil membawa keberkahan dan kemanfaatan

yang besar karena di dalamnya terkandung saripati ilmu yang terdapat pada

kitab-kitab yang berukuran besar. Para ulama zaman dahulu sampai

sekarang menerimanya dan mengambil manfaat darinya. Bahkan tidak ada

suatu majelisnya seorang ulama, melainkan kitab Bulughul Maram

dijadikan sebagai pelajaran pokoknya. Para penuntut ilmupun

menghafalkannya dan mengambil manfaat darinya. Diantara keistimewaan

kitab ini adalah :

1. Penulis (Ibnu Hajar Al-Asqolani) menjelaskan martabat

(derajat) hadist berupa shahih, hasan dan dhaifnya, sehingga

para penuntut ilmu tidak perlu mencari rujukan dari kitab lain.

2. Beliau menuliskan sebagian matan hadits saja yang

berhubungan dengan bab yang dimaksud, sehingga singkat dan

padat manfaat.

3. Jika suatu hadits memiliki riwayat lain yang dapat menjadi

tambahan yang bermanfaat, penulis membawakannya dengan

singkat dan jelas. Dengan demikian riwayat-riwayat hadits

saling menyempurnakan terhadap suatu masalah.

4. Penulis menyeleksi hadits-hadits dari diwan dan kitab induk

yang terkenal, seperti musnad Imam Ahmad, Shohih Bukhori

dan Shohih Muslim, kitab Sunan yang empat, dll.

52 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemahan Paling lengkap Bulughul Maram Jilid 1

(Bandung: Inaba Pustaka, 2015)

Page 47: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

34

5. Kebanyakan hadits bersumber Shohih Buhori dan Muslim atau

shahih atau salah satunya, selanjutnya diikuti dengan riwayat

Sunan agar hadits-hadits yang benar-benar shahih menjadi

landasan dan referensi terhadap suatu masalah dan selainnya

menjadi penyempurna.

6. Penulis menyebutkan ’illah (cacat) yang ada pada hadits tertentu.

7. Jika hadits tersebut mempunyai penguat (taabi’ atau syaahid),

beliau mengisyaratkan dengan isyarat yang lembut. Dari sini

terailah faedah dari sisi menjama’ (menggabungkan) haduits

lebih baik dibandingkan dengan mencelanya.

8. Penulis mengurutkan bab-bab dan hadits-hadits sesuai dengan

kitab-kitab fiqh, agar memudahkan pembacanya untuk

muroja’ah.

9. Beliau menutup kitabnya dengan bab tentang adab yang

merupakan kumpulan-kumpulan dari hadits-hadits pilihan yang

beliau namakan bab ”Jami’ Fil Adab” agar pembaca mengambil

manfaat dari kitab ini, bukan hanya hukum tetapi juga ahklak.

Secara keseluruhan, kitab Bulughul Maram ini merupakan ruhnya

kitab-kitab ahkam (tentang hukum). Layak bagi penuntut ilmu untuk

menghafal dan memahaminya.53

B. Biografi al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani

Al-Imam Al-Hafizh Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalani adalah

Syaikhul Islam, pembela sunnah, dan hakim utama, dikenal juga sebagai

Abu Al-Fadhl. Ibn Hajar disegani karena sangat cerdas dan terhormat. Ibn

Hajar juga pernah menjabat sebagai qadhi (hakim). Selain sebagai penulis,

ia juga mengajar dan berfatwa. Terlahir dari seorang ayah yang merupakan

salah seorang pakar dibidang fiqih, bahasa Arab, qira’at, dan sastra.

53 Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Kitab Bulughul Maram (Jakarta: Shahih,

2016).

Page 48: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

35

Ibn Hajar lahir pada 12 Sya’ban 773 H di Mesir. Ia tumbuh di Mesir,

dan setelah Ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya dengan penuh kasih

sayang dan perlindungan. Ayahnya tidak pernah membawanya ke toko

buku, kecuali setelah ia berumur lima tahun. Ia hafal Al-Qur’an pada usia 9

tahun. Ia juga hafal kitab Al-Umdah,Al-Hawi Al-Shagir, Mukhtashar Ibn

Hajib Al-Ashli, Mulhal Al-I’rab, dan yang lainnya. Kitab yang pertama kali

ia pelajari adalah Al-Umdah. Ia berguru kepada Al-Jamal ibn Zhahirah di

Makkah. Selain itu, ia juga belajar kepada Al-Shadr Al-Abshithi di Kairo.

Semangatnya menekuni bidang keilmuan sempat mengendur karena

merasa tidak ada yang mendukungnya sampai ia berumur 17 tahun. Ia

kemudian kembali belajar dengan tekun kepada salah seorang guru yang

menerima wasiat untuk memeliharanya, yaitu Allamah Al-Syams ibn Al-

Qaththan yang membekalinya berbagai bidang ilmu seperti, fiqih, bahasa

arab, ilmu hisab, serta pemahaman atas sebagian besar isi kitab Al-Hawi. Di

samping itu, is juga belajar fiqih dan bahasa arab kepada Al-Nur Al-Adami.

Guru fiqih lainnya adalah Al-Anbasi.54

Ibn Hajar juga belajar fiqih kepada Al-Bulqini dengan menghadiri

beberapa pengajiannya tentang fiqih dan membaca sebagian besar kitab Ar-

Raudhah, serta menuliskan catatan pinggirnya. Ia juga pernah belajar secara

khusus kepada Ibn Al-Mulaqqan dan membaca sebagian besar syarh-nya

atas kitab Al-Minhaj. Kemudian Ibn Hajar belajar kepada `Izzuddin ibn

Jama’ah berbagai cabang ilmu dalam rentang waktu yang cukup panjang,

yaitu sejak 790 H sampai syaikh`Izzuddin wafat pada 819 H. Ia ikut pula

mengomentari sebagian syarh Syaikh `Izzuddin atas kitab Jam’u Al-

Jawami.

Ibn Hajar menghadiri sejumlah pengajian yang disampaikan oleh

Al-Hammam Al-Khawarizmi, belajar bahasa arab kepada Al-Fairuzzabadi,

penyususn Al-Qamus, ia juga belajar bahasa kepada Al-Ghamari dan Al-

54 Ibn Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Panduan Lengkap Masalah-masalah Fiqih,

Akhlak, dan Keutamaan Amal (Bairut: Dar Al-Fikr, 1998)

Page 49: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

36

Muhibb ibn Hisyam, belajar ilmu qira’ah sab’ah kepada Al-Burhan Al-

Tanukhi, dan mendalami berbagai disiplin ilmu hingga mencapai titik

puncaknya.

Allah Swt. Mengaruniai Ibn Hajar dengan rasa cinta terhadap ilmu

hadits, sehingga ia pun mempelajari ilmu hadits ini dengan berbagai

pembahasanya. ia belajar hadits untuk pertama kalinya pada tahun 793 H,

tapi, baru mendalaminya pada tahun 796 H. Mempelajari hadits, menurut

pengakuan Ibn Hajar dalam tulisannya, dapat menghilangkan hijab

(penghalang), membukakan pintu barakah, memacu semangat untuk

berhasil, dan mendatangkan hidayah. Oleh karena itu, Ibn Hjar serius

mempelajarinya dari para ulama hadits yang ada pada saat itu. Ia tinggal

bersama Al-Zain Al-Iraqi selama sepuluh tahun untuk mempelajari

sebagian besar karyanya serta karya ulama lainnya.

Ibn Hajar melakukan pengembara ke negara-negara Syam dan Hijaz

untuk belajar dari banyak guru, sehingga jumlah gurunya saat itu tidak ada

yang menyamai. Para gurunya memberinya izin untuk berfatwa, mengajar

dan menyebarluskan hadits dengan menelaah, membacakan, dan menulis

kitab-kitab mayoritas dalam bidang hadits yang berjumlah lebih dari 150

karya. Semua karyanya mendapat sambutan yang baik dan diterima oleh

umat, terutama kitab Fath Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari.

Ibn Hajar memiliki pendirian yang teguh untuk tidak terlibat dalam

jabatan pemerintahan, sehingga ketika Al-Shadr Al-Munawi menawarkan

kepadanya untuk menggantikan posisinya sebagai qadhi, ia menolaknya.

Namun kemudian, Sultan Al-Mu’ayyad mempercayakan kepadanya

peradilan dalam bidang tertentu, yang kemudian jabatan itu diminta oleh

Jalaluddin Al-Bulqini, dan diserahkannya. Hal ini mendatangkan tawaran

lain baginya untuk menggantikan posisi seseorang. Lalu ia juga mendapat

tawaran untuk menjabat Hakim Agung (al-qadhi al-akbar), hingga akhirnya

dilantik sebagai Hakim Agung pada sabtu, 12 Muharram 827 H. Namun dia

kemudian menyesal telah menerima jabatan tersebut, dan penyesalannya

bertambah ketika para penguasa membedakan antara orang yang memiliki

Page 50: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

37

keutamaan dengan yang lain. Mereka mencela bahkan memusuhi, apabila

keinginannya ditolak, tanpa mau melihat kebenaran dan kesalahnnya. Oleh

karena itu, seorang qadhi harus bisa berada di antara orang kecil dan orang

besar.

Ibn Hajar pun kemudian meninggalkan dunia peradilan setelah

menggelutinya selama satu tahun, tepatnya pada 7 atau 8 Dzulqa’dah 828

pada 2 Rajab 828 H. Berita kembalinya Ibn Hajar menjadi hakim disambut

gembira seluruh rakyat, karena kecintaan mereka yang sangat besar

kepadanya, dan bahkan kali ini wilayah kerjanya meluas ke Negara-negara

Syam. Ia memutuskan melepas jabatannya pada kamis 16 Shafar 833 H.

Namun untuk kesekian kalinya ia diangkat kembali pada 26 Jumada Al-Ula

834 H. Jabatan ini ia geluti sampai kamis 5 Syawwal 840 H.

Akhirnya Ibn Hajar mengundurkan diri pada Senin, 15 Dzulqa’dah

846 H, karena ia memutuskan perkara yang tidak sesuai dengan kehendak

sultan. Ketika sultan memanggilnya, ia pun menjelaskan alasan

pengambilan keputusan tersebut yang memaksa sultan kembali

mengangkatnya sebagai qadhi. Jabatan ini terus dijalaninya sampai

akhirnya ia mengasingkan diri pada 8 Muharram 849 H, karena fitnah atas

dirinya yang juga didengar sultan. Sultan mengangkatnya kembali pada 5

Shafar 850 hingga ia tersisihkan pada akhir Dhuzhijjah 850 H. ia diangkat

kembali pada 8 Rabi’ Al-Tsani 852 H, sebelum akhirnya tersisihkan

kembali dan dipecat dari jabatan tersebut. Akhirnya, ia memilih hidup

zuhud karena banyaknya fitnah terhadap dirinya dan kesusahan yang ia

hadapi dalam jabatan tersebut.

Secara keseluruhan, Ibn Hajar Menjadi hakim lebih dari 21 tahun.

Selain itu, ia juga mengajar di berbagai sarana pendidikan di Kairo, seperti

masjid-masjid, madrasah-madrasah, dan sebagainya. Ia juga diberi

kepercayaan untuk mengurus dan menjadi guru besar pada Perguruan Al-

Bibrisiyyah, memberi fatwa di Dar Al-‘Adi, dan kesempatan-kesempatan

lainnya yang tidak didapatkan oleh orang lain pada waktu yang bersamaan.

Ia mengajarkan hadis dalam berbagai forum berdasarkan hafalannya,

Page 51: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

38

sehingga ia sangat masyhur, dan para ulama pun berdatangankepadanya.

Banyak tokoh ulama dari berbagai mazhab yang menjadi muridnya. Para

ulama mendahuluinya pun mengakui hafalannya, pengetahuan dan

kecerdasannya, serta semangatnya yang tinggi untuk mencari ilmu. Al-

‘Iraqi mengakui Ibnu Hajar sebagai salah seorang muridnya yang paling

mengenal hadis.

Banyak ulama dan huffazh menyusun buku secara khusus tentang

riwayat hidupnya, diantaranya adalah Al-Jawahir wa Al-Durar fi Tarjamah

Al-Hafizh Ibn Hajar, karya seorang muridnya, Al-Sakhawi. Sebagian dari

naskah kitab ini berupa fotokopi terdapat di Darul Kutub Al-Mishriyyah,

sedangkan naskah aslinya terdapat di Paris.

Ibn Hajar seorang ulama dengan kepastian derajat keilmuan,

kesalehan, dan ketakwaan yang tinggi. Pantaslah jika kitab Bulughul Maram

karyanya ini menjadi pegangan kaum muslim dan pegangan bagi orang-

orang yang mencari hidayah.55

C. Karya-karya Al-Hafizd Ibnu Hajar Al-Asqalaani

Kepakaran al-Hafizh al-Hajar sangat terbukti. Beliau mulai menulis

pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekati ajalnya. Beliau

mendapatkan karunia Allah Ta’ala di dalam karya-karyanya, yaitu

keistimewaan-keistimewaan yang jarang didapati pada orang lain. Oleh

karena itu, karya-karya beliau banyak diterima umat Islam dan tersebar luas,

semenjak beliau masih hidup. Para raja dan amir biasa saling memberikan

hadiah dengan kitab-kitab Ibnu Hajar Rahumahullah.56 Di antara karya

ilmiah beliau ialah:

1) al-Ishabah

2) fi asma` ash-shahabah

3) Tahdzib at-Tahdzib

4) at-Taqrib

55 Ibn Hajar Al-Asqalani, Ibid. 56 Al-Hafizd Ibnu Hajar Al-Asqalani, Op.cit

Page 52: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

39

5) Ta’jil al-Manfa`ah bi Rijal al-Arba`ah

6) Musytabih an-Nisbah

7) Talkhish al-Habir fi Takhrij al-Kasysyaf

8) al-Muqaddimah, Badzl al-Ma`un

9) Nukhbah al-Fikr wa Syarhuha

10) al-Khishal, al-Mukaffirah

11) al-Qaul al-Musaddid fi adz-Dzab`an Musnad al-Imam Ahmad

12) Bulugh al-Maram

13) Diwan Khithabih

14) Diwan Syi`rih

15) Mulakhkhash ma Yuqalu fi ash-Shabah wa al-Masa`

16) ad-Durar al-Kamimah fi A`yan al-Mi`ah ats Tsaminah

17) Fath al-Bari Syarh Shahih al-Buhkari.

Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari adalah karya monumental

beliau yang dianggap sebagai kamus sunnah yang condong kepada mazdhab

Syafi’i- sesuai dengan madzhab penulis-mulai ditulis tahun 817 H setelah

pada masa sebelumnya pada tahun 813 H beliau menyelesaikan

mukadimahnya. Penulis syarh buku ini selesai tahun 842 H. Beliau

mengadakan walimah tasyakuran atas penyelesaian buku tersebit yang

dipersembahkan untuk kaum muslimin, dan bukutersebut telah memakan

biaya 500 dinar atau 250 paund Mesir. Akhirnya para raja tertarik dan

membeli buku tersebut dengan harga 150 pound Mesir. Ibnu Hajar

meninggal tahun 852 H dengan meninggalkan berbagai buku yang menarik

untuk dikaji, ditakhrij, disyarh, dan dita`lid, serta diikhtishar.57

57 Abdul Qadir Syaibah al-Hamd, Fighul Islam Syarah Bulughul al-Maram Min Jam’

Adillatil Ahkam, ( Darul Haq, Jakarta, 2014)

Page 53: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

40

BAB IV

ANALISIS AS-SIYAQUN NAHYI DAN MAKNANYA DALAM BAB

JAMIUL ADAB

A. Hadits-hadits yang mengandung as-siyaqun nahyi dalam bab Jamiul

Adab

Dalam penelusuran ini penulis hanya menemukan 16 hadits dalam bab

Jamiul Adab yang menggunakan bentuk larangan atau as-siyaqun nahyi.

Adapun hadits-hadits yang dimaksud adalah yang mengandung bentuk fi’il

mudhari’ yang dimasuki لاناهية (huruf lam’ yang menunjukkan larangan atau

menyatakan tidak boleh melakukan perbuatan)58 sebagai berikut:

1. Hadits ke-1467 Dari Abi Hurairah RA, dia berkata, Rasulullah

Saw bersabda,

ق ك م , ن ه و ف و وا إ ل ى م لا ت ن ظ ر ن ك م , و ف ل م ن ه و أ س ا ن ظ روا إلى م

ل ي ك م ة الله ع وا ن ع م د ر د ر أ ن لا ت ز و أ ج . ف ه

Terjemahnya:

“lihatlah orang yang lebih rendah dari kalian, dan

janganlah kalian melihat orang yang diatas kalian, yang

demikian itu lebih patut agar kalian tidak menganggap remeh

nikmat Allah kepada kalian.”Muttaafaq ‘Alaih.

Bentuk larangan pada hadits diatas yaitu وا لا ت ن ظ ر و

merupakan bentuk Fi’il Mudhori’ yang kemasukan la nahiyah/

lam nahi yang bermakna janganlah.

2. Hadis ke-1474 dari Abu Hurairah RA, dia berkata, Rasulullah

SAW telah bersabda,

58 Haniah, Op.cit, h. 110

Page 54: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

41

ى ب السلا م لا ت ب د أ وا ار لا النص د و و ي ق , الي ه وه م ف ى ط ر ي ت م إ ذ ا ل ق و

ي ق ه وه م إ ل ى أ ض ط ر .ف اض

Terjemahnya:

“janganlah kalian memulai salam kepada orang-orang

Yahudi dan Nasran. Dan apabila kalian menjumpai mereka

disuatu jalan, maka desaklah mereka kerah yang sempit.”

Bentuk larangan diatas yaitu لا ت ب د أ وا merupakan bentuk

fi’il mudhori’ yang kemasukan la nahiyah/ lam nahi yang

bermakna janganlah.

3. Hadis ke-1491 dari Abu Dzar RA, dia berkata, Rasulullah SAW

telah bersabda,

ي ئا ف ش و ع ر ن ال م ن م ق ر ل ق , لا ت ح ه ط ج اك ب و ل و أ ن ت ل ق ى أ خ .و

Terjemahnya:

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan, maksudnya,

janganlah sekali-kali kamu merendahkan dan menghina.”

Bentuk larangan diatas yaitu ن ق ر merupakan fi’il لا ت ح

mudhori’ yang kemasukan la nahiyah/ lam nahi yang bermakna

janganlah.

4. Hadis ke-1498 dari Ibnu Umar RA berkata:

ر س ي ت ف لا ت ن ت ظ ب اح إ ذا أ م س اء , الص ر ال م ت ف لا ت ن ت ظ ب ح إ ذ ا أ ص , و

ت ك ح ن ص ذ م خ ك و ت ك , ل س ق م و ي ات ك ل م ن ح م . و

Terjemahnya:

“ Di malam hari jangan berharap [hidup sampai] pagi

hari, dan di pagi hari jana berharap [hidup sampai] malam.

Manfaatkan [kesehatan] anda sebelum sakit, dan [manfaatkan]

hidup anda seebelum mati”.

Page 55: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

42

Bentuk larangan diatas yaitu ر merupakan fi’il ف لا ت ن ت ظ

mudhori’ yang kemasukan la nahiyah/ lam nahi yang bermakna

janganlah.

5. Hadis ke-1520 dari Abu Hurairah RA,

ن ى ق ال ارا ( لا ت غ ض ب : )أ و ص ر دد م ق ال , ف ر (.لا ت غ ض ب : )و

Terjemahnya:

“jangan marah, lalu orang itu mengulang-ulanginya

berkali-kali, dan beliau bersabda,` janganlah marah.”

Bentuk larangan diatas yaitu لا ت غ ض ب merupakan fi’il

mudhori’ yang kemasukan la nahiyah/ lam nahi yang bermakna

janganlah.

6. Hadis ke-1524 dari Abu Hurairah RA, dia berkata, Rasulullah

SAW telah bersabda,

ش وا لا ت ن اج اس د وا و وا, لا ت ح لا ت ب ا غ ض وا, و لا ت د اب ر لا , و ع ب ي و

ك م ب اد الل , ع ل ى ب ي ع ب ع ض ب ع ض ن وا ع ك و اناو و و, إ خ ل م أ خ س ال م

ل م س ه:ال م ل م ذ ل ه , لا ي ظ لا ي خ ه , و ق ر لا ي ح ى ه اه ن ا. و ه -التق و د ر ي ر إ ل ى ص ي ش ,و

ات , ر ل م -ث لا ث م س اه الم ق ر أ خ ن الشر أ ن ي ح ئ م ر س ب ام .ب ح

س ل م ع ل ى الم س ام ل م ك ل الم ر ه : ح ال ه , د م م ه , و ض ر ع . و

Terjemahnya:

“ janganlah kalian saling hasud, dan janganlah saling

tipu dengan tambah-menambah (harga waktu membeli), dan

janganlah saling membenci, dan janganlah saling

membelakangi, dan janganlah seorang diantara kalian menjual

diatas jualan sebagiannya (memotong jalan pada orang yang

sedang tawar-menawar), dan hendaklah kalian menjadi hamba

Page 56: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

43

Allah yang bersaudara; orang Islam itu adalah saudaranya

orang Islam lagi, ia tidak akan menganiayanya, tidak akan

mengecewakannya, dan tidak akan menghinakannya; Takwa itu

inilah ada disini (beliau menunjuk pada dadanya tiga kali) “

cukup orang berbuat jahat dengan menghinakan saudaranya

sesama Islam; Tiap orang Islam itu haram: darahnya, hartanya

dan kehormatannya.”

Bentuk larangan diatas yaitu ش وا لا ت ن اج اس د وا و , لا ت ح

وا لا ت ب ا غ ض وا, و لا ت د اب ر لا , و ع ب ي و merupakan fi’il mudhori’

yang kemasukan la nahiyah/ lam nahi yang bermakna janganlah.

7. Hadis ke-1526 dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, Rasulullah

SAW telah bersabda,

اك ار أ خ ه , لا ت م ح از لا ت م ل ف ه , و دا ف ت خ ع و د ه م لا ت ع . و

Terjemahnya:

“ janganlah engkau memutus perkataan saudaramu, (

jangan mengajak berbantah-bantah), dan janganlah

memperolok-olokannya, dan janganlah engkau berjanji padanya

kemudian engkau tidak memenuhinya”.

Bentuk larangan diatas yaitu ار ه ,لا ت م ح از لا ت م لا ,و و

د ه merupakan fi’il mudhori’ yang kemasukan la nahiyah/ lam ت ع

nahi yang bermakna janganlah.

8. Hadis ke-1532 dari Aisyah RA, dia berkata, Rasulullah SAW

telah bersabda,

ا و ا ق دم و إ ل ى م م ق د أ ف ض ات ف إ نه و .لا ت س بوا الأ م

Terjemahnya:

Page 57: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

44

“ janganlah kalian mencaci-maki yang telah meninggal

dunia, karena mereka telah sampai pada apa yang telah mereka

kerjakan”.

Bentuk larangan diatas yaitu لا ت س بوا merupakan fi’il

mudhori’ yang kemasukan la nahiyah/ lam nahi yang bermakna

janganlah.

B. Makna as-siyaqun nahyi dalam bab Jamiul Adab

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa as-siyaqun nahyi

selain memiliki makna asli yaitu tuntutan yang berisi larangan meninggalkan

sesuatu dari orang yang lebih tinggi tingkatannya kepada orang yang lebih

rendah tingkatannya, juga menjadi makna lain karena struktur kalimahnya yang

keluar dari makna yang sebenarnya.59 Dari kedua belas makna nahyi yang

keluar dari makna aslinya yang telah disebutkan sebelumnya, ada enam yang

terdapat dalam bab Jami’ Fil Adab yaitu makna Iltimas, Irsyad, Dawam,

Bayanul Aqibah, Tahdid, dan Taubikh. Adapun makna yang terkandung pada

hadits larangan atau as-siyaqun nahyi adalah:

1. Makna Iltimas ( الإلتماس(

Yaitu larangan dengan cara yang halus karena lawan bicara

tidak lebih rendah maupun tidak lebih tinggi daripada dirimu,

misalnya temanmu sendiri.60

Adapun hadits-hadits dalam bab Jamiul Adab yang

mengandung makna Iltimas tersebut diantaranya adalah:

a. Hadis ke-1520

ن ى ق ال ارا ( لا ت غ ض ب : )أ و ص ر دد م ق ال ,ف ر (.لا ت غ ض ب : )و

59 Haniah, Ibid, h. 110 60 Hifni Nashif dkk, Panduan Belajar Ilmu Retorika Otodidak, (Jakarta Selatan: Wali

Pustaka, 2018), h. 51

Page 58: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

45

Terjemahnya:

“jangan marah, lalu orang itu mengulang-ulanginya

berkali-kali, dan beliau bersabda,` janganlah marah.”

Bentuk larangan diatas yaitu لا ت غ ض ب yang berarti jangan

marah. Konteks hadits diatas adalah anjuran untuk tidak

terpancing emosi di saat marah, sebab amarah melahirkan rasa iri,

dengki didalam hati, dan menyembunyikan kebusukan dengan

berbagai macamnya.

2. Makna Irsyad (الإرشاد)

Yang dimaksud dengan Irsyad adalah petunjuk terhadap

sesuatu yang baik.61

Adapun hadits-hadits dalam kitab Jamiul Adab yang

mengandung makna Irsyad tersebut diantaranya adalah:

a. Hadits ke-1491

ي ئا ف ش و ع ر ن ال م ن م ق ر ل ق , لا ت ح ه ط ج اك ب و ل و أ ن ت ل ق ى أ خ .و

Terjemahnya:

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan, maksudnya,

janganlah sekali-kali kamu merendahkan dan menghina.”

Bentuk larangan pada hadits di atas yaitu ن ق ر yang لا ت ح

berarti larangan meremehkan. Larangan ini sebagai pelajaran

kepada kita agar tidak merendahkan dan menghina dari suatu

kebaikan sedikitpun, sekalipun hal kecil, walaupun hanya

dengan menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.

b. Hadis ke-1524

ش وا لا ت ن اج اس د وا و وا, لا ت ح لا ت ب ا غ ض وا, و لا ت د اب ر لا , و ع ب ي و

61 Dindin Moh Saepudin, Op.cit

Page 59: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

46

ك م انا, ع ل ى ب ي ع ب ع ض ب ع ض و ب اد الل إ خ ن وا ع ك و و, و ل م أ خ س ال م

ل م س ه:ال م ل م ذ ل ه لا ي ظ لا ي خ ه , و ق ر لا ي ح ى ه اه ن ا. و ه -التق و د ر ي ر إ ل ى ص ي ش ,و

ات , ر ل م -ث لا ث م س اه الم ق ر أ خ ن الشر أ ن ي ح ئ م ر س ب ام .ب ح

ل م س ل م ع ل ى الم س ام ك ل الم ر ه : ح ال ه , د م م ه , و ض ر ع . و

Terjemahnya:

“ janganlah kalian saling iri hati, dan jangan saling

tanajusy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi

dan janganlah seorang diantara kalian menjual diatas jualan

sebagiannya (memotong jalan pada orang yang sedang tawar-

menawar), dan hendaklah kalian menjadi hamba Allah yang

bersaudara; orang Islam itu adalah saudaranya orang Islam

lagi, ia tidak akan menganiayanya, tidak akan

mengecewakannya, dan tidak akan menghinakannya; Takwa itu

inilah ada disini (beliau menunjuk pada dadanya tiga kali) “

cukup orang berbuat jahat dengan menghinakan saudaranya

sesama Islam; Tiap orang Islam itu haram: darahnya, hartanya

dan kehormatannya.”

Bentuk larangan diatas yaitu ش وا لا ت ن اج اس د وا و , لا ت ح

لا ت ب ا غ ض وا وا, و لا ت د اب ر لا , و ع ب ي و yang berarti larangan saling

iri hati, jangan saling tanajusy, jangan saling membenci, jangan

saling membelakangi dan janganlah menjual diatas jualan

sebagiannya. Larangan ini sebagai pelajaran supaya setiap

muslim menjauhi sesuatu yang dapat menimbulkan sebab

terjadinya ketidakrukunan terhadap sesama, karena Orang

Muslim itu adalah saudara orang Muslim lainnya.

c. Hadis ke-1498 dari Ibnu Umar RA berkata:

Page 60: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

47

باح تنتظر فل أمسيت إذا , المساء تنتظر فل أصبحت وإذا, الص

تك من وخذ . لموتك حياتك ومن , لسقمك صح

Terjemahnya:

“jika engkau diwaktu sore maka jangan menunggu

sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi

maka jangan menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah

sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu”.

Bentuk larangan diatas yaitu تنتظر فل yang berarti

larangan berisi peringatan untuk menjauhkan diri dari tipuan

dunia, masa muda, masa sehat, umur dan sebagainya.

3. Makna Dawam (الدوام)

Dawam yang berarti untuk larangan ataupun penolakan terhadap

sesuatu yang ada atau semestinya yang masih tetap ataupun terus

berlangsung.62

Adapun hadits-hadits dalam kitab Jamiul Adab yang

mengandung makna Dawam tersebut diantaranya adalah:

a. Hadits ke-1474

ى ب السلا م ار لا النص د و و ي ق , لا ت ب د أ وا الي ه وه م ف ى ط ر ي ت م إ ذ ا ل ق و

ي ق ه وه م إ ل ى أ ض ط ر .ف اض

Terjemahnya:

“janganlah kalian memulai salam kepada orang-orang

Yahudi dan Nasran. Dan apabila kalian menjumpai mereka

disuatu jalan, maka desaklah mereka kerah yang sempit.”

Bentuk larangan diatas yaitu لا ت ب د أ وا yang berarti larangan

memulai salam. Dalam konteks hadits larangan diatas terdapat

62 Dindin Moh Saepudin, Loc.cit

Page 61: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

48

bentuk nasihat supaya tidak mengucapakan salam kepada

Nasrani dan Yahudi, diperbolehkan menjawab apabila mereka

memberikan salam kepada kaum muslimin dan larangan

melapangkan jalan kepada kaum muslimin karena Islam lebih

tinggi dari pada mereka.

4. Makna Bayanul Aqibah (بيان العقبة)

Yang berarti menjelaskan sebab dan akibat. Adapun hadits-

hadits dalam kitab Jamiul Adab yang mengandung makna bayanul

aqibah tersebut diantaranya adalah:

a. Hadits ke-1467

ق ك م , ن ه و ف و وا إ ل ى م لا ت ن ظ ر ن ك م , و ف ل م ن ه و أ س ا ن ظ روا إلى م

ل ي ك م ة الله ع وا ن ع م د ر د ر أ ن لا ت ز و أ ج . ف ه

Terjemahnya:

“lihatlah orang yang lebih rendah dari kalian, dan

janganlah kalian melihat orang yang diatas kalian, yang

demikian itu lebih patut agar kalian tidak menganggap remeh

nikmat Allah kepada kalian.”Muttaafaq ‘Alaih.

Bentuk larangan pada hadits diatas yaitu وا لا ت ن ظ ر و

yang berarti larangan melihat. Dalam konteks diatas terdapat

bentuk penjelasan tentang bagaimana manusia mencurahkan

perhatiannya kepada orang yang dikaruniai rizki melebihi

dirinya, dan tak sepantasnya manusia melihat memperhatikan

orang yang lebih rendah dari pada dirinya agar kita bisa

mengakui nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

5. Makna Tahdid (التهديد)

Yang berarti ancaman. Adapun hadits-hadits dalam kitab Jamiul

Adab yang mengandung makna Tahdid tersebut diantaranya adalah:

a. Hadits ke-1526

Page 62: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

49

اك ار أ خ ه , لا ت م ح از لا ت م ل ف ه , و دا ف ت خ ع و د ه م لا ت ع . و

Terjemahnya:

“ janganlah engkau memutus perkataan saudaramu, (jan

gan mengajak berbantah-bantah), dan janganlah memperolok-

olokannya, dan janganlah engkau berjanji padanya kemudian

engkau tidak memenuhinya”.

Bentuk larangan diatas yaitu اك ار أ خ لا ت م , لا ت م ه و ح از

د ه , لا ت ع و yang berarti larangan memutus perkataan,

memperolok-olok dan ingkar janji. Dalam konteks hadits diatas

terdapat larangan yang berbentuk ancaman bagi kaum muslimin

untuk tidak memutus perkataan ketika berbicara, larangan

memper mainkannya dan larangan menetapkan suatu perjanjian

bersamanya untuk suatu hal, kemudian mengingkarinya.

6. Makna Taubikh (التوبخ)

Taubikh yang berarti menghina atau menganggap orang lain

rendah. Larangan ini mencakup celaan terhadap segala hal.63Adapun

hadits-hadits dalam kitab Jamiul Adab yang mengandung makna

Taubikh tersebut diantaranya adalah:

a. Hadis ke-1532

ا و ا ق دم و إ ل ى م م ق د أ ف ض ات ف إ نه و .لا ت س بوا الأ م

Terjemahnya:

“ janganlah kalian mencaci-maki yang telah meninggal

dunia, karena mereka telah sampai pada apa yang telah mereka

kerjakan”.

63 https://www.inilahkoran.com/berita/5419/serius-atau-bercanda-haram-mencela-

orang-lain.

Page 63: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

50

Bentuk larangan diatas yaitu لا ت س بوا yang berarti larangan

mencaci-maki. Pada konteks diatas terdapat larangan mencaci-

maki orang yang telah mati dan menyebut-nyebut aib mereka

karena mereka telah selesai berbuat kebaikan dan keburukan.

C. Nilai Edukasi As-Siyaqun nahyi dalam bab Jamiul Adab

1. Hadits ke-1467

ق ك م , ن ه و ف و وا إ ل ى م لا ت ن ظ ر ن ك م , و ف ل م ن ه و أ س ا ن ظ روا إلى م

د ر أ ن و أ ج ل ي ك م ف ه ة الله ع وا ن ع م د ر . لا ت ز

Terjemahnya:

“lihatlah orang yang lebih rendah dari kalian, dan

janganlah kalian melihat orang yang diatas kalian, yang demikian

itu lebih patut agar kalian tidak menganggap remeh nikmat Allah

kepada kalian.”Muttaafaq ‘Alaih.

Hadits ini mengajarkan kepada kita agar dalam masalah

dunia hendaknya kita melihat ke bawah. Bagaimanapun kekurangan

yang ada pada diri kita dalam masalah dunia, pasti masih ada orang

lain yang lebih parah dari pada kita. Lihatlah kita sekarang dalam

keadaan sehat. Kalau kita melihat ke bawah, betapa banyak orang

yang sakit, banyak orang yang terkapar ditempat tidur tidak bisa

bergerak karena sakit. Kalau kita selalu meliat ke bawah dalam

masalah kesehatan saja, maka kita senantiasa bersyukur kepada

Allah SWT atas nikmat sehat yang diberikan kepada kita.64

64 Firanda Andirja, Kitabul Jami’ Bab Adab Hadits 2 pandanglah orang yang

dibawahmu dalam masalah dunia, diakses dari https://firanda.com/3657-kitabul-jami-bab-adab-

hadis-2-pandanglah-orang-yang-di-bawahmu-dalam-masalah-dunia.html, pada tanggal 25 juni,

pukul 14:42

Page 64: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

51

Hadits diatas dapat dipahami bahwa nilai edukasi yang

terkandung pada hadits ke-1467 adalah nilai edukasi keimanan

dengan cara mensyukuri setiap nikmat yang Allah SWT berikan.

2. Hadis ke-1474

ى ب السلا م ار لا النص د و و ي ق , لا ت ب د أ وا الي ه وه م ف ى ط ر ي ت م إ ذ ا ل ق و

ي ق ه وه م إ ل ى أ ض ط ر .ف اض

Terjemahnya:

“janganlah kalian memulai salam kepada orang-orang

Yahudi dan Nasran. Dan apabila kalian menjumpai mereka disuatu

jalan, maka desaklah mereka kerah yang sempit.”

Pada hadits diatas terdapat larangan memulai salam kepada

orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan larangan melapangkan jalan

untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani.65 Seperti yang riwayatkan

Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda ,” hak

muslim terhadap lainnya ada lima, yaitu menjawab salam,

menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan,

dan mendo’akan orang yang bersin. “66

Sebagaimana penjelasan hadits diatas bahwa nilai edukasi

yang terkandung dalam hadits ke-1474 adalah akhlak bergaul yang

semestinya diterapkan oleh umat Islam terhadap umat beragama

lain, yaitu perintah untuk bersikap keras, kasar dan larangan untuk

berbuat baik terhadap non-muslim.67

3. hadis ke-1491

65 Ibid 66 Wahbah Az-Zuhaili, Ensiklopedia Akhlak Muslim: Berakhlak Terhadap Sesama dan

Alam Semesta, (Bandung: PT Mizan Publika, 2014), h. 278 67 Salamah Noorhidayati, Hubungan Antar Umat Beragama Dalam Perspektif Hadits,

KALAM, Volume 10, No.2 Desember 2016.

Page 65: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

52

ي ئا ف ش و ع ر ن ال م ن م ق ر ل ق , لا ت ح ه ط ج اك ب و ل و أ ن ت ل ق ى أ خ .و

Terjemahnya:

“Janganlah sekali-kali kamu meremehkan sedikitpun dari

kebaikan, walaupun hanya dengan menjumpai saudaramu dengan

wajah berseri-seri”.

Hadits di atas mengajarkan prinsip-prinsip etika yang paling

gampang di dalam keindahan bergaul dengan sesama manusia dan

untuk menyatukan kesatuan dan menghimpun persatuan mereka.

Bermuka ceria dan berseri-seri merupakan hal yang tidak

sepantasnya diabaikan oleh seorang muslim. Ia merupakan

perbuatan yang sangat mudah hingga di dalam sebuah peribahasa

dikatakan:

Kemurahan itu adalah sesuatu yang sangat mudah

Yaitu bermuka ceria dan tutur kata yang lembut.68

Sebagaimana penjelasan hadits diatas bahwa nilai edukasi

yang terkandung dalam hadits ke-1491 adalah ahklak. Diantara

bentuk akhlak mulia yang terdapat dalam Islam adalah bermuka

manis dihadapan orang lain69

4. hadis ke-1520

ن ى ق ال ارا ( لا ت غ ض ب : )أ و ص ر دد م ق ال , ف ر (.لا ت غ ض ب : )و

Terjemahnya:

“jangan marah, lalu orang itu mengulang-ulanginya

berkali-kali, dan beliau bersabda,` janganlah marah.”

68 Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd, Loc.cit, hal. 294 69 Muhammad Abdu Tausikal, Bermuka Manis Dihadapan Orang Lain, diakses dari

https://rumaysho.com/2341-bermuka-manis-di-hadapan-orang-lain.html pada tanggal 4 Juli 2020

pukul 10:11

Page 66: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

53

Hadits di atas mengajarkan bahwa marah adalah bara yang

dilemparkan setan ke dalam ati anak Adam sehingga ia mudah

emosi, dadanya membara, urat sarafnya menegang,dan terkadang

ungkapan dan tindaknnya tidak masuk akal. Marah banyak sekali

menimbulkan perbuatan yang diharamkan serta bisa jadi naik

kepada tingkat kekufuran sebagaimana yang terjadi pada Jabalah al-

Aiham, dan seperti sumpah yang tidak boleh dipertahankan menurut

syar’i, atau mencerai istri yang disusul dengan penyesalan.70

Sebagaimana penjelasan hadits diatas bahwa nilai edukasi

yang terkandung dalam hadits ke-1520 adalah ahklak. Pada sebuah

hadits nabi menunjukkan bahwa manusia paling kuat bukan orang

yang tidak terkalahkan namun orang yang dapat menguasai dirinya

pada saat dia marah.71

5. hadis ke-1524

ش وا لا ت ن اج اس د وا و وا, لا ت ح لا ت ب ا غ ض وا, و لا ت د اب ر ك م , و لا ي ب ع ب ع ض و

انا, ع ل ى ب ي ع ب ع ض و ب اد الل إ خ ن وا ع ك و ل م , و س و ال م ل م أ خ س ه :ال م ل م لا ي ظ

ذ ل ه لا ي خ ه , و ق ر لا ي ح ى ه اه ن ا. و ه -التق و د ر ي ر إ ل ى ص ي ش ات , و ر -ث لا ث م

ل م س اه الم ق ر أ خ ن الشر أ ن ي ح ئ م ر س ب ام ل م . ب ح س ل م ع ل ى الم س ك ل الم

ام ر ه : ح ال ه , د م م ه , و ض ر ع . و

Terjemahnya:

“ janganlah kalian saling hasud, dan janganlah saling tipu

dengan tambah-menambah (harga waktu membeli), dan janganlah

saling membenci, dan janganlah saling membelakangi, dan

janganlah seorang diantara kalian menjual diatas jualan

70 Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas, Jangan Marah Kamu Akan Masuk Surga, diakses dari

https://almanhaj.or.id/12160-jangan-marah-kamu-akan-masuk-surga-2.html pada tanggal 16 Juni

2020 pukul 9:46 71 Hammydiati Azifa Lazuardini I, Relevansi Hadits larangan Marah dengan Kesehatan

Mental, Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadits, Vol. 3 No. 1, 2019

Page 67: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

54

sebagiannya (memotong jalan pada orang yang sedang tawar-

menawar), dan hendaklah kalian menjadi hamba Allah yang

bersaudara; orang Islam itu adalah saudaranya orang Islam lagi,

ia tidak akan menganiayanya, tidak akan mengecewakannya, dan

tidak akan menghinakannya; Takwa itu inilah ada disini (beliau

menunjuk pada dadanya tiga kali) “ cukup orang berbuat jahat

dengan menghinakan saudaranya sesama Islam; Tiap orang Islam

itu haram: darahnya, hartanya dan kehormatannya.”

Hadits di atas mengajarkan untuk menjalin ukhwah

(persaudaraan), kemudian menganjurkan kaum muslimin untuk

saling mencintai, menyelamatkan darah, harta, kehormatan dan

tidak boleh menelantarkan sesama muslim.

Sebagaimana penjelasan hadits diatas bahwa nilai edukasi

yang terkandung dalam hadits ke-1524 adalah akhlak. Manusia

sebagai makhluk ciptaan mempunyai hak untuk hidup dengan

terhormat dan bermartabat yang sama dengan manusia lainnya.

Tidak ada seorang yang mempunyai hak untuk membunuh,

menghina, merusk dan melukai yang lain tanpa ada alasan yang

dibenarkan oleh syariat Islam.72

6. hadis ke-1526

اك ار أ خ ه , لا ت م ح از لا ت م ل ف ه , و دا ف ت خ ع و د ه م لا ت ع . و

Terjemahnya:

“ janganlah engkau memutus perkataan saudaramu, (

jangan mengajak berbantah-bantah), dan janganlah memperolok-

olokannya, dan janganlah engkau berjanji padanya kemudian

engkau tidak memenuhinya”.

72 Muhammad Hatta, Tindakan Perundungan (Bullying) dalam Dunia Pendidikan ditinjau

Berdasarkan Hukum Pidana Islam, MIQOT Vol. XLI No. 2 Juli-Desember 2017

Page 68: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

55

Hadits di atas menjelaskan larangan mendebat yang

tujuannya adalah untuk menampakkan kesalahan, untuk

menunjukkan bahwa perkataannya terdapat kekeliruan.

Menunjukkan kehebatan, sehingga kita terlihat spesial tatkala bisa

mengalahkan. 73

Sebagaimana penjelasan hadits diatas bahwa nilai edukasi

yang terkandung dalam hadits ke-1526 adalah ahklak. Pendidikan

ahklak disini untuk membatasi perdebatan agar tidak menimbulkan

permusuhan diantara kaum muslimin, padahal kita diperintahkan

agar menjadi saudara se-iman.74

7. Hadis ke-1498 dari Ibnu Umar RA berkata:

باح تنتظر فل أمسيت إذا , المساء تنتظر فل أصبحت وإذا, الص

تك ص من وخذ . لموتك حياتك ومن , لسقمك ح

Terjemahnya:

“jika engkau diwaktu sore maka jangan menunggu

sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi

maka jangan menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah

sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu”.

Kebanyakan orang bermalas-malasan, menghamburkan

waktu tanpa berbuat sesuatu yang positif. Jika waktu banyak yang

terbuang dapat berakibat hilangnya manfaat hidup. Demikian

berharganya waktu, manusia harus mampu mengatur atau

merencanakan waktu-waktunya kepada hal-hal yang positif dan

produktif. Never till tomorrow what can you do to day. Jangan

pernah tunda sampai besuk, apa yang dapat kamu lakukan hari

73 Firanda Andirja, Kitabul Jami’ Bab Peringatan Terhadap akhlak-akhlak Buruk hadits

17 Larangan mendebat sesama muslim, diakses dari: https://apbias.wordpress.com/2017/01/07 /

kitabul-jami-bab-peringatan-terhadap-akhlak-akhlak-buruk-hadits-17-larangan-mendebat -sesama-

muslim, pada tanggal 26 Juni 2020 pukul 8.28 74 Raehanul Bahraen, Mengalah dalam Debat yang tidak Bermanfaat, diakses dari

https://musim.or.id/37204-mengalah-dalam-debat-yang-tidak-bermanfaat.html pada tanggal 4 Juli

2020 pukul 09:40

Page 69: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

56

ini. Hal itu menunjukan bahwa pentingnya mengatur rencana dan

melaksanakan rencananya segera tanpa menunda-nunda atau

mengundur-undur waktu.75

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa nilai

edukasi yang terkandung dalam hadits ke-1498 adalah tentang

ahklak. Dimana perilaku kita untuk pandai-padai memanfaatkan

waktu. Waktu merupka modal yang sangat unik yang mungkin

tidak dapat diganti dan tidak mungkin dapat disimpan dapat

digunakan. Serta tidak mungkin mendapatkan waktu ynag

dibutuhkan meskipun dengan mengeluarkan biaya.76

8. hadis ke-1532

ا و ا ق دم و إ ل ى م م ق د أ ف ض ات ف إ نه و .لا ت س بوا الأ م

Terjemahnya:

“ janganlah kalian mencela orang-orang yang telah

meninggal dunia, karena sesungguhnya mereka telah sampai pada

apa yang telah mereka kerjakan”.

Larangan di atas memberikan kita pelajaran agar tidak

menghina atau mencela orang yang sudah meninggal dunia karea hal

itu akan menyakiti yang masih hidup, yaitu dari kalangan ahli waris

dan kerabatnya. Larangan tersebut bersifat umum, termasuk jika kita

ketahui bahwa orang tersebut meninggal di atas kefasikan

(melakukan dosa besar dan belum bertaubat sampai mati).77

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa nilai

edukasi yang terkandung dalam hadits ke-1532 adalah tentang

akhlak. Kita disebut umat Rasulullah Saw karena meneladani akhlak

75 Hasbiyallah dan Moh Sulhan, Hadits Tarbawi & hadits-haits di sekolah dan madrasah,

(Bandung:2013) 76 Hasnun Jauari Ritonga, Manajemen Waktu dalam Islam, Al-Idarah, Volume v, No. 6,

2018 77 M Saifudin Hakim, Mencela Seseorang yang Sudah Meninggal, diakses dari

https://muslim.or.id/51777-mencela-seseorang-sudah-meninggal-dunia. Html, pada tanggal 25 Juni

2020

Page 70: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

57

beliau dan salah satu ajarannya ialah menjauhi hal-hal yang tidak

berfaedah, semisal mencaci, merendahkan ataupun menghina,

karena dibalik larangan suatu perbuatan tersebut ada hikmah yang

hendak kita ingat yaitu perbuatan diatas akan menyakiti keluarga

yang meninggal.

Page 71: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

58

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis menganalisis dan membahas nilai-nilai edukasi dalam

as-siyaqun nahyi, analisis ilmu ma'ani terhadap bab Jamiul Adab dari Bulughul

Maram, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. As-Siyaqun nahyi adalah bentuk-bentuk larangan yang mengandung

bentuk fiil mudhari' yag dimasuki la nahiyah (huruf lam yang

menunjukkan larangan atau menyatakan tidak boleh melakukan

suatu perbuatan). Dalam bab jamiul adab terdapat 8 hadits yang

mengandung as-siyaqun nahyi.

2. Makna as-siyaqun nahyi yang terdapat dalam bab Jamiul Adab

adalah tuntunan meninggalkan suatu perbuatan dari pihak yang lebih

tinggi (atasan). Nahyi memiliki satu macam sighah yaitu fiil

mudhari yang disertai dengan la nahy yang merupakan makna asli

dari nahyi, namun terkadang uslub nahyi ini keluar dari makna

aslinya kemakna yang lain yang dipahami melalui susunan kalimat

dan konteksnya. Di antara makna tersebut adalah: Do'a, iltimas

(ajakan), tamanni (angan-angan), tahdid (ancaman), taiis (keputus

asaan), taubikh (menjelekkan), karahah (menyatakan kemakruhan),

bayanul akibah (menjelaskan akibat), dawam (tujuan selama-

lamanya), irsyad (petunjuk/nasihat).

3. Nilai-nilai edukasi yang terdapat dalam hadits Jamiul Adab adalah;

(a) keimanan di mana manusia percaya kepada Allah dan selainnya

seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap

keseharinnya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan kepada

yang telah dipercayainya, (b) moral (akhlak) yaitu tindakan manusia

yang bercorak khusus, yaitu yang didasarkan kepada mengenai baik-

buruk.

Page 72: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

59

B. SARAN

Saran dari penulis hendaknya pada penelitian selanjutnya apabila

menggunakan penelitian terkait, sebaiknya menggunakan berbagai macam

pendekatan berkaitan dengan hadits-hadits nabi agar dapat memahaminya

secara utuh dan jelas.

Pembahasan dalam skripsi ini dirasa masih banyak kekurangan yang

sebenarnya masih banyak nilai-nilai edukasi yang terdapat pada kajian ini,

namun penulis hanya mengkaji sebatas bab jamiul adab saja.

Untuk penelitian mendatang agar bisa dikembangkan dan diperluas

nilai-nilai edukasinya dan kajian-kajian hadits nabi lain.

Page 73: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

60

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mudlor. Etika Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Aeni, Ani Nur. 2014. Pendidikan Karakter untuk Mahasiswa PGSD. Bandung: UPI

PRESS.

Aisah, Susianti. 2015. Nilai-nilai Sosial yang Terkandung Dalam Cerita

Rakyat”Ence Sulaiman” Pada Masyarakat Tomia. Jurnal Humanika

No.15, Vol. 3.

Al-Ahdori, Abdulrrahman. 2009. Terjemah Jauharul Maknun: Ilmu Balaghah.

Surabaya: Mutiara Ilmu.

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2015. Terjemahan Paling lengkap Bulughul Maram Jilid

1. Bandung: Inaba Pustaka

Al- Hasyimi, Ahmad. 1960. Jawahirul Balaghah, FI Al-Ma’ani, Al-Bayan, wa Al-

Badi’. Surabaya: Maktabah Al-Hidayah

Amialia, Grece dan Amos Neolaka. 2017. Landasan Pendidikan: Dasar

Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: PT

Kharisma Putra Utama.

Amin, Saifuddin. 2019. Etika Peserta Didik Menurut Syaikh Muhammad Bin

Shalih Al-Utsaimin. Yogyakarta: Deepublish Publisher

Andirja, Firanda. Kitabul Jami’ Bab Adab Hadits 2 pandanglah orang yang

dibawahmu dalam masalah dunia. diakses dari

https://firanda.com/3657-kitabul-jami-bab-adab-hadis-2-pandanglah-

orang-yang-di-bawahmu-dalam-masalah-dunia.html, pada tanggal 25

juni, pukul 14:42

Azhari, Ainul. 2015. Skripsi: Studi Kritis tentang Larangan dan Kebolehan

Berjalan dengan Satu Sandal. Skripsi. Semarang, UIN Walisongo.

Aziz, Abdul. 2019. Materi Dasar Pendidikan Islam. Ponorogo: Uwais Inspirasi

Indonesia.

Aziz, Husein. 2013. Ilmu Al-Balaghah Buku Pengajaran Jenjang S1 Jurusan

Bahasa Arab dan Sastra Fakultas Adab dan Humaniora. Skripsi.

Surabaya, UIN Sunan Ampel.

Page 74: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

61

Az-Zuhaili, Wahbah. 2014. Ensiklopedia Akhlak Muslim: Berakhlak Terhadap

Sesama dan Alam Semesta. Bandung: PT Mizan Publika.

Bahraen, Raehanul.Mengalah dalam Debat yang tidak Bermanfaat, diakses dari

https://musim.or.id/37204-mengalah-dalam-debat-yang-tidak-

bermanfaat.html pada tanggal 4 Juli 2020 pukul 09:40

Danial, Endang dan Ryan Prayogi. 2016. Pergeseran Nilai-Nilai Budaya pada Suku

Bonai sebagai Civic Culture Dikecamatan Bonai Darussalam

Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Humanika Vol.23 No.1.

Faizah Dkk. 2017. Psikologi Pendidikan: Aplikasi Teori di Indonesia. Malang:

Universitas Brawijaya.

Hakim, M Saifudin. Mencela Seseorang yang Sudah Meninggal, diakses dari

https://muslim.or.id/51777-mencela-seseorang-sudah-meninggal-

dunia. Html, pada tanggal 25 Juni 2020

Haniah. 2013. Al-Balagah Al-Arabiyyah, Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap

Pesan Ilahi. Makassar: Alauddin University Press.

Haryanti, Nik. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. Malang: PT Gunung Samudera.

Hatta, Muhammad. 2017. Tindakan Perundungan (Bullying) dalam Dunia

Pendidikan ditinjau Berdasarkan Hukum Pidana Islam. MIQOT Vol.

XLI No. 2.

Jawas, Yazid bin ‘Abdul Qadir. Jangan Marah Kamu Akan Masuk Surga, diakses

dari https://almanhaj.or.id/12160-jangan-marah-kamu-akan-masuk-

surga-2.html pada tanggal 16 Juni 2020 pukul 9:46

Kiptiyah, Mariyatul. 2019. Pembiasaan adab Makan Studi Living Hadis pada

Siswa Sekolah Dasar PTQ AN-NIDA SALATIGA. Salatiga, IAIN

Lazuardini, Hammydiati Azifa I. 2019. Relevansi Hadits larangan Marah dengan

Kesehatan Mental, Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadits, Vol. 3 No. 1.

Machali, Rochaya. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo

Mumpuni, Atikah. 2018. Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran Analisis

Konten Buku Teks Kurikulum 2013. Yogyakarta: Deepublish.

Mutailah. 2015. Nilai-Nilai Edukasi Siyaq Al-Amr dalam QS. Al-Baqarah. Skipsi

UIN Alauddin Makassar.

Page 75: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

62

Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Nashif, Hifni dkk. 2018. Panduan Belajar Ilmu Retorika Otodidak. Jakarta Selatan:

Wali Pustaka.

Noorhidayati, Salamah. 2016. Hubungan Antar Umat Beragama Dalam Perspektif

Hadits, KALAM, Volume 10, No.2

Aprilia, Mardiastuti. 2016. Syariat Makan dan Minum dalam Islam: Kajian

Terhadap Fenomena Standing Party pada Pesta Pernikahan. Jurnal

Living Hadis, Volume 1, Nomor 1

Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian

Pendidikan Bahasa. Surakarta.

Nurbayan, Yayan. 2019. Kamus Ilmu Balaghah. Bandung: Royyan Press.

Ritonga, Hasnun Jauari. 2018. Manajemen Waktu dalam Islam, Al-Idarah, Volume:

v, No.6

Saepudin, Dindin Moch. 2019. Penerapan Kaidah La Nahyu pada Juz 30 Analisis

Muhammad Khalid al-Sabith. Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Vol:

04 No. 1

Sagala, Syaiful. 2013. Etika dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan.

Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Subur. 2015. Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Yogyakarta:

KALIMEDIA.

Sukitman, Tri. 2016. Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Upaya

Menciptakan Sumber Daya Manusia yang Berkarakter. Jurnal

Pendidikan Sekolah Dasar Vol.2

Sulhan, Moh dan Hasbiyallah. 2013. Hadits Tarbawi & hadits-haits di sekolah dan

madrasah. Bandung.

Suryadi, Rudi Ahmad. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Tantowi, M. 2016. Nilai-nilai pendidikan Islam Dalam Kitab Hadits Arbain

karangan Imam An-Nawawi. Universitas Islam Negeri Raden Intan,

Lampung.

Page 76: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

63

Tausikal, Muhammad Abdu. Bermuka Manis Dihadapan Orang Lain, diakses dari

https://rumaysho.com/2341-bermuka-manis-di-hadapan-orang-

lain.html pada tanggal 4 Juli 2020 pukul 10:11

Wathoni, Lalu Muhammad Nurul. 2018. Filsafat Pendidikan Islam: Analisis

Pemikiran Filosofis Kurikulum 2013. Ponorogo: CV Uwais.

Yidiawan, Andik. 2008. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Hadits Al-Arbain Al-

Nawawiyah. Universitas Islam Negeri malang

Yunus. Hadis Tentang Isbal (Pakaian dibawah Mata Kaki) diakses dari

https://www.academia.edu/37091656/HADIS_TENTANG_ISBAL_P

AKAIAN_DIBAWAH_MATA_KAKI pada tanggal 4 Juli 2020, pukul

20:09

Page 77: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

64

Lampiran 1

Page 78: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

65

Page 79: (ANALISIS ILMU MA’ANI TERHADAP BAB JAMIUL ADAB DARI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9694/1/Sarifah,_BSA,_53040160… · Bulughul Maram hanya di Syarah ( penjelasan) dari

66

Lampiran 2

BIODATA PENELITI

A. Data Pribadi

1. Nama : Sarifah

2. Tempat & Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 01 Maret 1998

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat Asal : Batur Kidul, RT 004/RW 014, Batur,

Kec. Getasan, Kab.Semarang

5. Telepon & HP : 085876314849

6. E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan Formal •

1. MI Miftahul Falah Batur 01, Getasan Tahun 2010

2. MTS Darul Falah Pringsurat Temanggung Tahun 2013

3. MA Darul Falah Temanggung Tahun 2016

4. S1 Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga Tahun 2020

C. Pengalaman Organisasi •

PMII dan HMJ Bahasa dan Sastra Arab

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan benar dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Semarang, 23 Oktober 2020

SARIFAH