ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED...

15
ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DENGAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BARANG KONSUMSI DAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DALAM LQ-45 Siti Badriah Toto Sugiharto,Ir.,M.Sc., Ph.D Email: [email protected] Undergreduated Program, Economy Faculty, 2011 Gunadarma University ABSTRACT The development of increasingly rapid and complex economy from time to time. It can be seen from the increasing trade in almost all commodities. The development of the technology used to strengthen the economic competitiveness and faster information to make a firm can continue to compete to maintain their existence. Under these conditions requires the companies to make corrections in all fields. One is the area of financial management. Analysis tool used is the Economic Value Added (EVA) and Market Value Addad (MVA). EVA analysis is a tool that can be used as a measure of the success of the management role in the company. MVA analysis is used to measure the management in creating wealth owners (shareholders) The data used are secondary data from company financial statements Manufacturing Sectors Consumer goods and Telecommunications in 2006 until 2010. Analyze the correlation of Economic Value Added (EVA) and Market Cvalue Added (MVA). The results showed that there was in the Manufacturing Sector Consumer Goods companies and telecoms that are listed in the LQ-45, no significant correlation between the Economic Value Adde (EVA) and Market Value Added (MVA). PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian semakin cepat dan kompleks dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perdagangan hampir di semua komoditi. Perkembangan teknologi yang digunakan untuk memperkuat daya saing ekonomi dan informasi yang semakin cepat menjadikan suatu perusahaan untuk dapat terus bersaing mempertahankan eksistensinya. Dengan kondisi tersebut menuntut perusahaan-perusahaan untuk melakukan pembenahan disegala bidang. Salah satunya adalah bidang manajemen keuangan.

Transcript of ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED...

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DENGAN MARKET VALUE

ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BARANG

KONSUMSI DAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR

DALAM LQ-45

Siti Badriah

Toto Sugiharto,Ir.,M.Sc., Ph.D

Email: [email protected]

Undergreduated Program, Economy Faculty, 2011

Gunadarma University

ABSTRACT

The development of increasingly rapid and complex economy from time to time. It can be

seen from the increasing trade in almost all commodities. The development of the technology

used to strengthen the economic competitiveness and faster information to make a firm can

continue to compete to maintain their existence. Under these conditions requires the companies

to make corrections in all fields. One is the area of financial management. Analysis tool used is

the Economic Value Added (EVA) and Market Value Addad (MVA). EVA analysis is a tool that

can be used as a measure of the success of the management role in the company. MVA analysis

is used to measure the management in creating wealth owners (shareholders)

The data used are secondary data from company financial statements Manufacturing

Sectors Consumer goods and Telecommunications in 2006 until 2010. Analyze the correlation of

Economic Value Added (EVA) and Market Cvalue Added (MVA).

The results showed that there was in the Manufacturing Sector Consumer Goods

companies and telecoms that are listed in the LQ-45, no significant correlation between the

Economic Value Adde (EVA) and Market Value Added (MVA).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan perekonomian semakin cepat dan kompleks dari waktu ke waktu.

Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perdagangan hampir di semua komoditi.

Perkembangan teknologi yang digunakan untuk memperkuat daya saing ekonomi dan

informasi yang semakin cepat menjadikan suatu perusahaan untuk dapat terus bersaing

mempertahankan eksistensinya. Dengan kondisi tersebut menuntut perusahaan-perusahaan

untuk melakukan pembenahan disegala bidang. Salah satunya adalah bidang manajemen

keuangan.

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak luput

dari peran manajer keuangan dan pengaruh keputusan keuangan yang telah dilakukan. Para

manajer keuangan memiliki tugas utama merencanakan pengadaan dan penggunaan dana

untuk mamaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan keputusan keuangan yang dilakukan

adalah meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham.

Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan terdapat banyak teknis

yang dapat digunakan. Objek yang dianalisis dalam melakukan penilaian terhadap kinerja

keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Pada penelitian ini dua alat analisis yang

digunakan yaitu analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).

Analisis EVA dan MVA merupakan konsep yang dikembangkan oleh Joel M. Stern dan G.

Benner Stewart III pemilik perusahaan konsultan Stern Stewart Management Service

(Hamonangan, 2009). Kedua alat analisis ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur

kinerja manajemen. Analisis EVA merupakan alat yang dapat digunakan sebagai pengukur

keberhasilan manajemen dalam perusahaan. Analisis MVA digunakan untuk mengukur

seberapa besar kemampuan manajemen dalam memaksimalkan kekayaan pemegang

saham. Hal ini terwujud dengan terjadinya peningkatan nilai pasar saham.

Memaksimumkan nilai perusahaan tidak identik dengan memaksimumkan laba,

apabila laba tersebut diartikan sebagai laba akuntansi. Sebaiknya memaksimumkan nilai

perusahaan akan identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi. Hal ini

disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang biasa

dikonsumsikan tanpa mengurangi modal pemilik perusahaan (Prakasa, 2007).

Penilaian kinerja sangat bermafaat bagi investor dalam mengambil keputusan

untuk berinvestasi maka perlu dilakukan penelitian tentang pengukuran kinerja dengan

menggunakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) di

perusahaan-perusahaan yang go public di Indonesia. Untuk itu perusahaan yang go public

dituntut untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Selama ini, pengukuran kinerja

keuangan jarang menggunakan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang

ditanamkan. Pengukuran kinerja keuangan umumnya dilakukan dengan menganalisa

laporan keuangan seperti rasio profitabilitas. Pengukuran yang hanya menganalisa laporan

keuangan memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal, sehingga

sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau

tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut telah dikembangkan konsep baru yaitu EVA

(Economic Value Added) dan MVA (Market Value Adde ). EVA dan MVA merupakan

indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA dan MVA dianggap

paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai saham di perusahaan.

EVA dan MVA adalah pengukuran dengan memperhatikan secara tepat semua

faktor–faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai (value). EVA mengukur nilai

tambah (value creation ) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi biaya

modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. MVA

merupakan ukuran kumulatif kinerja keuangan yang menunjukkan seberapa besar nilai

tambah terhadap modal yang ditanamkan investor selama perusahaan berdiri, atau secara

jelas MVA merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas ( market value of equity ) dan nilai

buku ekuitas (book value of equity), seperti yang didefinisikan oleh Stewart (Fajar, 2008).

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Penggunaan EVA sebagai pengukur kinerja (performance measurement) telah

begitu luas digunakan di Amerika Serikat, seperti perusahaan Coca Cola, AT&T, Quaker

Oats, Elilily dan Tenneco. EVA menurut beberapa ahli dianggap mempunyai kemampuan

yang lebih baik daripada pengukur kinerja lainnya, karena EVA memperhitungkan biaya

modal ekuitas sehingga membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada

penciptaan nilai perusahaan. EVA tergantung dari dua hal, yaitu manajemen operasi dan

manajemen neraca. Laba operasi akan rendah, jika perusahaan beroperasi secara tidak

efisien, misalnya terlalu banyak asset lancar dan terlalu banyak modal ekuitas atau terlalu

banyak modal hutang, maka tentunya biaya modal akan relatif tinggi.

Semakin meluasnya penggunaan EVA sangat terkait dengan semakin meningkatnya

kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan

serta meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan bukannya untuk mencapai laba

maksimal. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan

perhatian manajer sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA para manajer

akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi

yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal

sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan (Utama, 1997).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami hubungan EVA

(Economic Value Added) dengan MVA (Market Value Added) pada perusahaan

manufaktur sektor barang konsumsi dan Telekomunikasi yang terdaftar dalam LQ-45.

TELAAH PUSTAKA

Pengertian Manajemen Keuangan

Keuangan merupakan seni dalam mengelola uang yang baik untuk individu, kelompok,

organisasi, perusahaan, dan pemerintah. Manajemen Keuangan merupakan bagaimana cara untuk

memperoleh sumber dana dan mengalokasikan dana tersebut secara optimal dengan tujuan

memaksimalkan nilai perusahaan, dalam hal ini memakmurkan para pemegang saham.

Manajemen Keuangan adalah keseluruhan tugas yang dilakukan oleh manajer keuangan

yang mencakup keputusan investasi, pembiayaan, dan dividen baik dalam hal merencanakan,

mengalokasikan, memperoleh dan menggunakan dana seefisien dan seefektif mungkin. Tujuan

perusahaan dahulu adalah memaksimumkan profit namum dalam perkembangannya tidak hanya

profit oriented.

Menurut Rasyid (2002) tujuan perusahaan dewasa ini adalah memaksimumkan nilai

perusahaan, dan nilai perusahaan tersebut direduksi menjadi memaksimukan nilai saham.

Oleh karena itu perusahaan berusaha unutk memaksimumkan nilai perusahaan melalui

memaksimumkan selisih antara nilai pasar saham (market value equity) dengan jumlah yang

ditaman oleh investor di perusahaan. Tujuan lain yang ingin dicapai perusahaan adalah

meningkatkan kepuasan manajer, kesejahteraan karyawan dan masyarakat pada umumnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, manajer keuangan secara aktif mengatur masalah keuangan dari

berbagai tipe bisnis, baik keuangan maupun non keuangan, sawasta atau umum, besar atau kecil.

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Tujuan Manejemen Keuangan

Tujuan Manajemen Keuangan menurut Weston (2005) dan Brigham (2006) dalam Prakasa

(2007) adalah memaksimalkan nilai perusahaan terutama memaksimalkan nilai pemegang

saham. Tetapi dibalik itu ada konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana

sebagai kreditur terhadap total investasi.

Menurut Sartono (1998) dalam Prakasa (2007) menyatakan bahwa tujuan yang harus

dicapai oleh manejer keuangan adalah bukan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham

atau maximization wealth of stockholders melalui mekanisme nilai perusahaan.

Tugas manajer keuangan yang paling utama adalah merencanakan keadaan dan

penggunaan dana guna memaksimumkan nilai perusahaan.

Menurut Brigham (2006) dan Gapenski (2002) dalam Prakasa (2007) tujuan utama

manajemen adalah maksimilisasi kekayaan pemegang saham, dengan memaksimalkan harga dari

saham biasa perusahaan.

Definisi di atas mengarah pada tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan bagi para

pemiliknya. Nilai perusahaan tercermin dalam harga sahamnya di pasar modal. Jika harga saham

meningkat bearti kemakmuran pemegang saham akan menignkat, sebaliknya jika harga saham

menurun berarti kesejahteraan pemegang saham juga menurun, dengan demikian harga saham

juga mencerminkan keefektifan pengambilan keputusan oleh manajer keuangan perusahaan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan memahami fungsi dan tujuan

pokok manajemen keuangan yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham melalui

memaksimalkan nilai perusahaan maka manajer keuangan harus mampu mengambil ketiga

keputusan dari fungsi manajemen keuangan tersebut secara efektif dan efisien. Efektif dalam

pembiayaan investasi tercermin dalam perolehan dana dengan biaya minimum. Sedangkan

dengan kebijakan dividen yang optimal akan tercermin adanya peningkatan kemakmuran pemilik

perusahaan.

Pengertian Ekonomic Value Added

EVA (Economic Value Edded) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan.

EVA merupakan indikator tentang adanya pertambahan nilai dari suatu inverstasi.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang EVA dengan definisi yang berbeda-

beda. Berikut adalah beberapa definisi EVA menurut beberapa ahli:

EVA adalah suatu tolak ukur yang menggambarkan jumlah absolute dari nilai

pemegang saham (Shareholder value) yang diciptakan (Created) atau dirusak

(destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun (Tunggal, 2001)

EVA adalah alat ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara

pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. (O’Byrne et al, 2001)

EVA adalah laba di atas (melebihi) biaya kewajiban/hutang dan biaya modal (cost of

capital) perusahaan. Secara lebih rici didefinisikan sebagai laba usaha dikurangi dengan

pajak dan biaya bunga atas hutang serta dikurangi cadangan biaya modal (Rahardjo,

2005).

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Hal tersebut diatas serupa dengan pengukuran keuntungan konvensional, tetapi

dengan suatu perbedaan penting, EVA mengukur biaya seluruh modal.

Angka nilai bersih dalam Laporan Laba Rugi hanya mempertimbangkan jenis biaya

modal yang mudah dilihat bunga sementara mengabaikan biaya ekuitas. Meskipun

menaksir biaya ekuitas merupakan proses subyektif, pengukuran kinerja yang mengabaikan

biaya seperti itu tidak dapat mengungkapkan bagaimana perusahaan yang sukses telah

menciptakan nilai bagi pemiliknya. Perbedaan lain antara EVA dengan keuntunga

konvensional adalah EVA tidak dipaksakan oleh prinsip akuntansi yang diterima umum

(generally accepted accounting principles/GAAP).

Keunggulan EVA (Economic Value Added) EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau aktivitas

manajemen selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik

untuk menilai perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah

perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai

tambah, tetapi pada prisipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal

berikut ini (Lisa, 1999) adalah :

1. meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal;

2. menginvestasikan modal baru ke dalam proyek yang mendapatkan return lebih besar dari

pada biaya modal yang ada;

3. menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.

Meningkatnya laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat

menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.

Keunggulan EVA sebagai pengukuran kinerja keuangan perusahaan meliputi empat hal

berikut.

1. Dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran laba untuk perbandingan investasi yang

sama.

2. Dengan meningkatnya EVA maka investai-investasi akan menghasilkan laba diatas biaya

modal sehingga akan lebih menarik para manajernya untuk berinvestasi dalam perusahaan

tersebut.

3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset yang berbeda

pula.

4. EVA memiliki korelasi positif yang kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar

perusahaan.

Keunggulan EVA menurut Mirza (1997) yaitu EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai

tambah dengan memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. Dengan

diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui apakah perusahaan dapat menciptakan

nilai tambah atau tidak. Kelebihan EVA adalah dapat digunakan secara mandiri tanpa

memerlukan data pembanding.

Kelemahan EVA (Economic Value Added) Disamping beberapa keunggulan diatas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu EVA hanya

menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu. Padahal nilai perusahaan

merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Sehingga suatu perusahaan mempunyai

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

nilai EVA pada periode tertentu positif tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA

dimasa lalunya negatif (Dewi, 2002).

Kelemahan EVA menurut Mirza (1997) dalam Mulya (2007)

yaitu sebagai berikut.

1. EVA hanya mengukur hasil akhir. Konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu

seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.

2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan

fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli

saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang lebih dominan.

Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Langkah-langkah untuk menghitung EVA (Rokhayati, 2003) :

1. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax).

Laba bersih sebelum pajak adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating

yang merupakan laba usaha setelah dikurangi beban bunga. Pajak yang digunakan dalam

perhitungan EVA adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penciptaan

nilai tersebut.

Rumus : NOPAT = EAT + Biaya Bunga

2. Menghitung Invested Capital.

Total hutang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman

yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha,

hutang pajak, dan lain-lain.

Rumus : Invested capital = Kas + Modal Kerja + Aktiva Tetap

3 Biaya Modal rata-rata tertimbang dengan pendekatan weighted

average Cost of capital (WACC)

Rumus : WACC = {D x rd (1 –Tax)} + (E x re)

Keterangan:

Tingkat Modal dari Hutang (D ) = TotaL Hutang

Total Hutang dan ekuitas

Biaya Hutang (rd) = Biaya Bunga

Total Hutang

Tingkat Pajak (T) = Beban Pajak

Laba sebelum pajak

PER = Harga saham

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

EPS

Tingkat Modal dari Ekuitas (E) = Total Ekuitas

Total Hutang dan Ekuitas

Biaya Ekuitas (re) = 1

PER

4 Perhitungan Capital Charges

Rumus : Capital Charges = Invested capital x WACC

5 Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Rumus : EVA = NOPAT – Capital Charges

Market Value Added (MVA)

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham yang

dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara market value of equity dan jumlah modal yang

ditanamkan investor kedalam perusahaan. Selisih tersebut disebut sebagai Market Value Added

(MVA). MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan

berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur

perusahaan yang di-present value-kan (Mirza & Imbuh, 1999).

MVA diperoleh dengan mengalikan selisih antara harga pasar saham dan nilai buku

perlembar saham dengan jumlah saham yang dikeluarkan. Nilai pasar saham perusahaan

dicerminkan oleh harga saham yang tercantum pada akhir periode selama tahun tersebut

berlangsung (umumnya per 31 Desember). Nilai buku per lembar saham diperoleh dengan

membagi keuntungan perlembar saham atau earning per share (EPS) dengan tingkat

pengembalian atas modal sendiri atau return on equity (ROE) atau dengan membagi total eqiuty

denga jumlah lembar saham yang beredar.

Rasyid (2009) dalam Prakasa (2007) menyatakan Market Value Added (MVA) adalah

perbedaan antara modal yang ditanamkan di perusahaaan sepanjang waktu dari investasi modal,

pinjaman dan laba ditahan dan uang yang bisa diambil sekarang, atau sama dengan selisih

anatara nilai buku dan nilai pasar saham plus obligasi.

Market Value Added (MVA) digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh dari kinerja

manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. Analisis ini didasarkan pada pemikiran

kaum fundamentalis yang menyatakan bahwa Value of Equity yang mewakili Value of the Firm

yang ditentukan oleh faktor-faktor fundamental perusahaan.

Menurut Steward (Prakasa, 2007) menyakini dan mempopulerkan Market Value Added

(MVA) sebagai ukuran yang paling tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

menciptakan kekayaan bagi permlik. Jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan

(pemegang saham) akan bertambah bila Market Value Added (MVA) bertambah.

Peningkatan Market Value Added (MVA) dapat dilakukan dengan cara meningkatkan

Economic Value Added (EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional

tahunan, dengan demikian Economic Value Added (EVA) mempunyai hubungan yang kuat

dengan Market Value Added (MVA).

Perhitungan Market Value Added (MVA)

MVA = (Harga Saham x Jumlah Saham Beredar) * Total Ekuitas

Hubungan Economic Value Added (EVA) dengan Market Value Added (MVA)

Market Value Added (MVA) digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja

manajenal sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. EVA adalah Economic Value Added yang

dihasilkan kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan (Mirza dan

Imbuh,1999).

Market Value Added (MVA) merupakan pengukur kinerja eksternal, dan hanya dapat

diukur jika perusahaan telah go public, di mana Market Value Added cenderung memberikan

penilaian yang lebih besar dari tambahan kekayaan investasi yang sesungguhnya. Akan terdapat

banyak hal yang perlu dijelaskan tentang MVA maupun EVA (Ermawati, 2006).

Pertama terdapat suatu hubungan antara MVA dan EVA, tetapi hubungan tersebut

bukanlah merupakan suatu hubungan langsung. Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-

nilai EVA yang negatif maka nilai MVAnya kemungkinan juga akan negatif, dan begitu pula

sebaliknya jika terdapat sejarah akan nilai-nilai positif. Namun begitu harga saham yang

merupakan unsur utama dari perhitungan MVA, lebih bergantung kepada ekspektasi kinerja di

masa yang akan datang dari pada kinerja suatu historis. Oleh sebab itu,sebuah perusahaan

dengan sejarah nilai EVA yang negatif dapat saja memiliki nilai MVA yang positif, asalkan para

investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah dimasa mendatang (Ermawati,

2006).

Pengamatan yang kedua adalah bahwa ketika EVA dan MVA digunakan untuk

mengevaluasi kinerja manajerial sebagai bagian dari program kompensasi insentif. EVA adalah

ukuran umum yang digunakan. Alasannya adalah (1) EVA menunjukkan nilai tambah yang

terjadi selama suatu tahun tertentu sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan sepanjang

hidupnya bahkan mungkin termasuk masa-masa sebelum manajer yang ada sekarang dilahirkan

dan (2) EVA dapat diterapkan pada masing-masing divisi atau unit-unit yang lain dari sebuah

perusahaan besar sedangkan MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan.

Karena alasan-alasan diatas, MVA terutama hanya digunakan untuk mengevaluasi pejabat-

pejabat tinggi perusahaan selama jangka waktu lima tahun hingga sepuluh tahun, atau bahkan

lebih lama (Ermawati, 2006).

METODE PENELITIAN

Obejek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor barang konsumsi dan

telekomunikasi yang terdaftar dalam LQ-45. Periode waktu penelitian adalah dari tahun 2006

sampai dengan tahun 2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling,

yaitu suatu metode pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu, yaitu:

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

1. perusahaan tersebut bergerak dalam sektor barang konsumsi dan Telekomunikasi yang

terdaftar dalam LQ-45;

2. mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun selama periode 2006 sampai 2010 dengan

tahun fiskal yang berakhir 31 Desember.

Tabel 3.1 Seleksi Sample

Jumlah Sample Awal 45

Perusahaan yang tidak terdaftar dalam sektor barang konsumsi dan

telekomunikasi yang terdaftar dalam LQ-45

38

Jumlah Sample Akhir 7

Sumber: Data sekunder, diolah 2011

Nama-nama yang termasuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

2 KLBF Kalbe Farma Tbk

3 UNVR Unilever Indonesia Tbk

4 FREN Mobile-8 Telecom Tbk

5 ISAT Indosat Tbk

6 TLKM Telekomunikasi Tbk

7 BTEL Bakrie Telecom Tbk

Sumber : idx.co.id

Jenis dan teknik Pengumpulan Data

Jenis Data

Data yang dibutuhkan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (Annual

Report) yang diterbitkan oleh perusahaan, Laporan Bursa Efek Jakarta, Jurnal-jurnal, dan

Literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.

Sumber Data

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website www.idx.co.id dan Bursa

Efek Indonesia yaitu data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (Annual Report) yang

diterbitkan oleh perusahaan, jurnal-jurnal serta literatur-literatur yang berhubungan dengan objek

penelitian.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. sampel perusahaan yang termasuk dalam sektor barang konsumsi dan telekomunikasi yang

terdaftar dalam LQ-45 selama lima tahun pengamatan yaitu tahun 2006 sampai dengan

tahun 2010;

2. laporan keuangan tahunan (annual report) yang diterbitkan oleh perusahaan yang menjadi

objek penelitian;

3. laporan harga saham penutupan untuk periode 2006 sampai 2010;

4. laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan untuk periode 2006 samapi 2010 .

Metode Analisis Data

EVA merupakan hasil pengurangan total biaya modal terhadap laba operasi setelah pajak.

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of debt dan cost of equity.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Economic Value Added (EVA)

Hasil perhitungan EVA dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 EVA Tahun 2006 - 2010

EVA (Rp)

No KODE 2006 2007 2008 2009 2010

1 INDF 811,832,77 807,529.01 169,719,63 1,584,448.38 203,673.29 2 KLBF 550,727,615 351,833,703 -441,290,067,8 362.358.934.28 113,024,974 3 UNVR 1,675,988.17 1,855,167.13 2,293,324.74 2,904,737.38 3,190,509.41 4 BTEL 16,399,222.84 117,390,715 -271,686,671,76 158,335,638,98 389,910,548,098 5 FREN 47,259,765.32 -252,941,091 362,003,783,577 -222,638,359 -1,291,754,43 6 ISAT 985,197 1,302,514.52 932,734.30 1,150,985.77 1,139,305.74 7 TLKM 10,458,479.34 10,312,967.28 1,030,713.38 5,649,708.39 5,649,708.38

µ 101,241,363.5 32,937,357.85 -399,1471,612 44,192,299.03 54,849,039.4

Sumber : data sekunder, diolah 2011

Dari perhitungan secara keseluruhan pada tebel diatas untuk semua perusahaan dari tahun

2006 – 2010, perusahaan menghasilkan nilai EVA positif maupun negatif. EVA yang positif

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan melebihi biaya modal

atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Keadaan ini menunjukkan bahwa

perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal. Hal ini sejalan dengan

memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA yang negatif menandakan bahwa nilai

perusahaan berkurang sebagai akibat pengembalian yang dituntut oleh investor. Adapun EVA

negatif disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan modal yang terukur dengan

Capital Charges lebih besar dibandingkan dengan NOPAT yang diperoleh perusahaan.

Sebaliknya, jika nilai Capital Charges lebih kecil daripada nilai NOPAT, maka akan

menghsilkan nilai EVA yang positif. Hal ini menandakan bahwa tingkat pengembalian yang

dihasilkan melebihi tingkat biaya modal. Langkah-langkah menghitung EVA dapat dilihat pada

lampiran.

Market Vakue Added (MVA)

Hasil perhitungan MVA dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 MVA Tahun 2006 - 2010

MVA

NO KODE 2006 2007 2008 2009 2010

1 INDF 10,363,548. 3,381,980,98 9,607,766,978 306,917,585 1,569,289,026 2 KLBF 1,203,875,0 3,778,293,95 1,121,466,693 3,062,983,478 2,190,412,443 3 UNVR 4,831,452,7 1,913,068,44 1,919,613,252 2,276,954,396 1,439,082,083 4 BTEL 3,114,526,7 6,085,471,400 -3,629,469,763 -1,438,076,861) 1,498,537,812 5 FREN 4,676,201,5 3,465,173,759 284,481,768 859,167,605,34 1,891,622,460 6 ISAT 35,863,946 47,004,083,45 31,245,482,590 25,675,632,042 29,343,582,149 7 TLKM 203,615,96 204,623,966,2 120,959,965,685 190,511,961,347 160,271,955,581

µ 29,264,235.57 2,457,803,929 7,520,762,584 19,264,623,924 28,314,925,936 Sumber: data sekunder, diolah 2011

Dari perhitungan secara keseluruhan pada tebel diatas untuk semua perusahaan dari tahun

2006 - 2010, perusahaan menghasilkan nilai MVA positif maupun MVA negatif. MVA yang

positif menandakan bahwa nilai pasar perusahaan lebih tinggi daripada nilai buku perusahaan

sehingga investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Sebaliknya,

jika MVA perusahaan negatif menandakan nilai pasar perusahaan tersebut lebih rendah daripada

nilai buku perusahaan sehingga, investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya pada

perusahaan tersebut. Langkah-langkah menghitung MVA dapat dilihat pada lampiran.

Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis

Tabel 4.10 Correlations Correlations

EVA MVA

Spearman's rho EVA Correlation Coefficient 1.000 .065 Sig. (2-tailed) . .710 N 35 35

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Sampel yang diperoleh melalui metode purposive sampling sebanyak 7 perusahaan untuk

setiap tahun selama periode 2006 - 2010, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 35

perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah EVA dan MVA.

Uji Normalitas Data

Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

mempunyai distribusi normal atau tidak normal.

Tabel 4.8 Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

EVA .357 35 .000 .712 35 .000

MVA .366 35 .000 .552 35 .000

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa angka probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil

dari 0,05, maka Ho ditolak, atau distribusi datanya tidak normal. Oleh karena itui berdasarkan uji

normalitas yang menghasilkan bahwa data tersebut tidak normal, maka peneliti mengunaka

analisis Rank Sperman sedangkan jikalau datanya normal peneliti menggunakan analisis korelasi

Analisis Rank Spearman

Analisis dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Rank Spearman (rs) untuk

mengetahui hubungan variabel EVA dan MVA berdasarkan ranking antara dua variabel data.

Dari tabel 4.9 uji signifikansi korelasi antara variabel EVA dan MVA dengan

menggunakan SPSS 18. Ringkasan hasil analisis korelasi dapat dilihat dalam tabel 4.10 sebagai

berikut:

Oleh karena probabilitas lebih besar dari 0,05 berarti dalam hal ini menerina hipotesis

artenatif (Ha) dan menerima hipotesis nol (Ho). Sehingga dapat disimpulkan dari tabel di atas

bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel EVA dengan Variabel MVA pada

perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi dan Telekomunikasi yang terdaftardalam LQ-

45.

Hasi Penelitain ini sama dengan hasi penelitian sebelumya yang dilakukan pleh Prakasa

(2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa EVA dan MVA pada perusahaan Manufaktur

tang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Namun

penelitian ini tidak sama dengan yang dilakukan oleh Janiah (2007). Janiah menyimpulkan pada

penelitiannnya EVA berkorelasi kuat dan positif dengan MVA pada perusahaan yang tedaftar di

MVA Correlation Coefficient .065 1.000 Sig. (2-tailed) .710 . N 35 35

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2003 - 2006. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan

atau penurunan EVA ada hubungannya dengan kenaikan atau penurunan MVA.

Menurut Ermawati (2006) EVA menunjukkan nilai tambah yang terjadi selama satu tahun

tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan sejak perusahaan berdiri sampai

sekarang. Maka dengan pernyataan tersebut tidak ada ketentuan EVA harus berkorelasi dengan

MVA.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik non parametrik dengan menggunakan metode korelasi

Rank Spearman dan pengujian hipotesis terhadap seluruh data maka, dapat disimpulkan bahwa

EVA tidak berkorelasi dengan MVA. Hal ini berarti jika kinerja manajemen suatu perusahaan

meningkat, yang dicerminkan oleh variabel EVA, maka nilai pasar perusahaan tersebut belum

tentu juga akan meningkat, yang dicerminkan oleh variabel MVA, begitu juga sebaliknya jika

kinerja manajemen suatu perusahaan menurun, maka nilai pasar perusahaan tersebut juga akan

menurun.

Implikasi

Dari kesimpulam di atas, tidak selamanya kenaikkan nilai peusahaan diikuti dengan

meningkatnya kesejahteraan pemegang saham. Maka dengan itu disarankan untuk penelitian

selanjutnya :

1. Menggunakan Periode waktu yang lebih lama dari penelitian ini;

2. jumlah sample yang digunakan dapat ditambahkan dan dapat diperluas ke beberapa sektor

perusahaan, sehingga dapat mewakili ukuran seluruh sample perusahaan yang terdaftar

dalam LQ-45.

3. Bagi penelitian akan datang sebaiknya menggunakan variabel-variabel lain yang

diperkirakan mampu mempengaruhi Market Value Adde (MVA)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, 2009, Pengantar Statistika, Alfabeta, Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi 6, Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Brigham, Eugene F dan Joel F, Houston, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10,

Jakarta : Salemba Empat.

Ermawati, Iffarida. 2006. “Analisis Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan EVA

dan MVA Pada perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage yang Go Publik di

BEJ”. Undergraduate Thesis. Universitas Muhammadiyah Malang.

Govindarajan. 2002. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Jakarta: Salemba Empat.

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004.”Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba

Empat.

Kanti, A.R. 2004. “Analisis Hubungan EVA dan MVA Pada Perusahaan Yang Terdaftar di

BEJ”. Skipsi S-1. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia.

Lisa, L.U. 1999.”EVA sebagai ukuran keberhasilan kinerja manajemen”. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan”. Vol 1, No.1 Mei.

Lehn, K dan Makhij, A.. 1996. “EVA and MVA as Performance Measures and Signals for

Strategic Change”. Jurnal Akuntansi. Strategy and Leadership 24.

Mirza, T dan Imbuh. 1999. “Konsep Economic Value Added : Pendekatan Untuk Menentukan

Nilai Riil Manajemen”. Jurnal Akuntansi. Usahawan No. 10 Tahun XXVIII. Januari.

hal 37 – 40.

Mulya, Yoga Prakasa, 2007, Analisis Hubungan Economic Value Added (EVA) dengan Market

Value Added (MVA) pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta”. Skipsi S-1. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Napitupulu. 2007. “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode EVA dan MVA

Pada tiga Emiten Terbaik 2006”. Skipsi Sarjana. Fakultas Ekonomi. Universitas

Sumatera Utara.

Nur, Sofiyani, 2005, Analisis Hubungan EVA Terhadap MVA pada Perusahaan yang Tergabung

dalam Indeks LQ-45”. Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

O’Byrne, S. F. 1996. “EVA and Market Value”. Journal of Applied Corporate Finance. Vol. 9.

No. 1.

Rasyid, Rosyeni. 2002, Pengukuran Nilai Riil Perusahaan Dengan Menggunakan Konsep

Economic Value Added”. Jurnal Akutansi. Vol. 1 No. 2, Hal 67-77.

Rausana. 1999. “Memanfaatkan EVA Untuk MenilaiPerusahaan di Pasar Modal Indonesia”.

Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi. Usahawan. No.4. Apil. p18-21

Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan. penerjemah F.X. Kurniawan Tjakrawala, M.Si.Ak,

“Sistem Pengendalian Manajemen”, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Rokhayati Eliyah, “Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman

Yang Go Publik di BEJ dengan Metode EVA dan ROA”. Skripsi S-1, Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2003.

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN ECONOMIC VALUE ADDED …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/884/1/21207033.pdf · Salah satunya adalah bidang manajemen ... manajer keuangan secara aktif

Sartono, R. A. Agus. 1998, Manajemen Keuangan, Edisi Ke-3, BPFE, Yogyakarta.

Sarwono. 2006. “Olah Data Skripsi dan Penelitian dengan SPSS 13”. Yogyakarta: ANDI.

Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sidharta, Utama. Economic Value Added : Pengukuran Penciptaan Nilai Perusahaan, Usahawan

No. 4 th XXII, hal. 10-13.

Tunggal, Amin Widjajaja. 2001 , Memahami Economic Value Added(EVA)”. Jakarta:

Harvarindo.

Tsamratul, Janiah, 2007, Analisis hubungan Economic Value Added dengan Market Value

Added dan faktor-faktor yang mempengaruhi Economic Value Added pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2006”. Skipsi Sarjana. Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Utama. 1997. “EVA: Pengukuran dan Penciptaan Nilai Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Ilmu

Ekonomi. Usahawan. No. 4 April. p10 – 13.

Weston, J. Fres dan Thomas, E. Copeland. 2005, Manajemen Keuangan, Binarupa Aksara,

Jakarta.

Young S. David dan Stephen F. O’Byrne, 2001, EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai

(Panduan Praktis Untuk Implementasi), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.