ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RASIO KEUANGAN CALON … · keuangan calon debitur dengan jumlah kredit...
Transcript of ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RASIO KEUANGAN CALON … · keuangan calon debitur dengan jumlah kredit...
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RASIO KEUANGAN
CALON DEBITUR DENGAN JUMLAH KREDIT YANG DISETUJUI
Studi Kasus pada PT BPR Tugu Kencana Kartasura
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Rosiana Maria Tresnanti M
NIM : 00 2114 063
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
iv
Halaman Persembahan
Segala yang kulalui ini kupersembahkan kepada
Yesus sahabatku, Bapa, dan tujuan hidupku.
Bapak ibu yang dengan cinta membimbingku dan selalu mendoakanku
hingga aku menjadi seorang manusia seperti ini.
Adik-adikku Nia dan Nino yang mengisi hidupku dengan keceriaan.
Kakakku Leo yang selalu menyertaiku, mengantarku, melindungiku,
dan mencintaiku di setiap kehidupan yang sering qta lalui bersama.
Trima kasih ice_cream & taronya.
Eyang Putri yang selalu mendoakanku dengan tekun setiap hari.
PSM “Cantus Firmus" yang …menjadikanku hidup… Selalu menjadi
rumah & keluargaku. Tempatku bernyanyi & menemukan jati diriku.
Terimakasih telah menguatkanku bertahan di Sanata Dharma
dengan keceriaan & musik...
Mas Ponco yang telah menjadi ayah, kakak, sahabat, dan
pembimbingku. Trimakasih telah mengajariku bernyanyi &
mengajariku untuk jadi diri sendiri dengan mengenalkan aku pada
diriku.
Pak Joko Siswanto yang telah menjadi ayah & pembimbingku. Trima
kasih telah mengajariku untuk berdoa, bersyukur & menyerahkan
diri utuh pada Tuhan.
Pak Hansiadi yang telah jadi kawan curhat. Trimakasih atas
kebijaksanaannya.
Rm Hari yang telah menceriakan hari2ku dengan foto2 & curhat
semasa PSM.
Dik Wawan atas persahabatan & penghiburannya.
Dik Nita yang telah menemaniku disaat sepi. Trimakasih atas
persahabatan & keceriaannnya.
Eyang & para Bulikku: B’Tut,’B’Diah, B’Ani serta om2ku atas doanya,
serta kado di stiap ultahku.
Temen2 kost STM M’Siel,Wulan,M’Oq, M’Kristin, M’Deta.
Anak kampus: Tata, Candra, Nana, M’Rini, kak Ross, Anik, Katrin,
Iyut, Peyank, Nita PBI
Juga bagi orang2 yang selalu mencintaiku & merindukanku dari jauh.
Trimakasih atas doanya yang selalu terangkai tanpa putus.
Dan bagi semua cinta yang telah menjadikan aku . . ada. . .
vi
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR
DENGAN JUMLAH KREDIT YANG DISETUJUI
Studi Kasus pada PT BPR Tugu Kencana Kartasura
ROSIANA MARIA TRESNANTI M.
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasio
keuangan calon debitur dengan jumlah kredit yang disetujui oleh pihak bank.
Penelitian ini dilakukan pada PT BPR Tugu Kencana Kartasura pada bulan Januari-
Maret 2005. Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus dengan teknik
pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisa data yang digunakan untuk menjawab masalah yang
dirumuskan adalah teknik analisis korelasi dengan rumus Spearman dan uji
signifikansi hasil korelasi.
Berdasarkan analisis data, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1) terdapat korelasi positif antara current ratio, acid test ratio, time interest earned
ratio, dan profit margin ratio dengan jumlah kredit dan hubungan tersebut signifikan;
2) terdapat korelasi negatif antara total asset to total liabilities ratio dan debt equity
ratio dengan jumlah kredit yang disetujui dan hubungan tersebut signifikan.
vii
ABSTRACT
ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN
THE DEBTOR APPLICANT’S FINANCIAL RATIO
AND THE AMOUNT OF APPROVED CREDIT
A Case Study on PT BPR Tugu Kencana Kartasura
ROSIANA MARIA TRESNANTI M.
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
The purpose of this research was to know the relation between the debtor
applicant’s financial ratio and the amount of approved credit. This research was held
in PT BPR Tugu Kencana Kartasura on January – March 2005. The type of research
was case study and the data gathering techniques were interview and documentation.
The data analysis techniques used to answer the problems were correlation
coefficient using the Spearman correlation formula and the statistical significances
test of the corellation coefficient.
Based on data analysis, the writer reached the following conclusions: 1) there
was a positive relation between current ratio, acid test ratio, time interest earned ratio,
profit margin ratio and the amount of approved credit, and the relation was
significant; 2) there was a negative relation between total assets to total liabilities
ratio, debt to equity ratio and the amount of approved credit, and the correlation was
significant.
viii
KATA PENGANTAR
Adalah tangan Tuhan yang berkarya dalam tulisan ini. Terima kasih Bapa atas
segala berkat, rahmat, penghiburan, dan kasihMu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dan tergenapi oleh kuasa mukjizatMu sendiri. Alleluia! Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi,
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT BPR Tugu
Kencana Kartasura, dengan mengambil judul “ANALISIS HUBUNGAN ANTARA
RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DENGAN JUMLAH KREDIT YANG
DISETUJUI”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan doa dan dorongan semangat dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Drs. Hansiadi YH, M.Si., Akt., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menyediakan
waktu untuk memberikan dukungan moril dan konsultasi.
3. Drs. G. Anto Listianto, MSA., Akt., selaku Dosen Pembimbing I, yang
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing II, yang
dengan lembut memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
ix
5. Bpk Sumadi, selaku pimpinan PT BPR Tugu Kencana, Kartasura yang telah
memberikan ijin, masukan, serta bimbingan dan doa selama penulis melakukan
penelitian.
6. Mbak Sisil yang menyemangati dan mendukung dengan doa dan nasehat.
7. Crew Tugu Kencana: Mas Aan, Mas Johan, Mbak Tita, Mas Agung, Mas Romi,
Mbak Iin, Mbak Muryani, Mbak Tari, Pak Yatno, Pak Madi, Pak Sukir, Mbak
Anik, dan Mbak Luki, yang telah membantu dan memberikan dukungan selama
peneliti melakukan penelitian.
8. Semua Pimpinan Perusahaan calon debitur yang telah berkenan memberikan data
dan informasi serta bimbingan selama penelitian.
9. Bpk/Ibu St Muljadi, adikku Nia dan Nino, serta kakakku Leo, atas dukungan doa.
10. Eyang putri, eyang kakung, dan saudara-saudaraku yang selalu mendoakanku.
11. Semua rekan dan sahabat, baik dari PSM Cantus Firmus, kampus, Mudika, dan
semua kawan yang menemani dan memberi dukungan selama penulisan skripsi.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak
kekurangan, baik segi teori, materi, penyusunan, dan pembahasannya. Oleh karena
itu, semua kritik, saran, nasehat, dan petunjuk untuk kesempurnaan penulisan skripsi
ini sangat penulis harapkan dan tidak lupa penulis menghaturkan terima kasih.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………… v
ABSTRAK ………………………………………………………………………. vi
ABSTRACT ……………………………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………... viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL …….………………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. xvi
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……..…………………………………………. 4
C. Batasan Masalah ………………………………………………….. 4
D. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 4
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 5
F. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 5
BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………………… 7
A. Bank ……………………………………………………………… 7
1. Pengertian Bank ……………………………………………… 7
xi
2. Jenis Perbankan ………………………………………………. 7
a. Bank Umum ……………………………………………… 7
b. Bank Perkreditan Rakyat …………………………………. 8
B. Kredit ……………………………………………………………... 9
1. Pengertian Kredit ……………………………………………... 9
2. Unsur-unsur Kredit …………………………………………… 9
3. Sasaran Kredit ………………………………………………... 9
4. Fungsi Kredit …………………………………………………. 10
5. Jenis-jenis Kredit ……………………………………………... 12
a. Kredit Dilihat dari Segi Tujuannya ………………………. 12
b. Kredit Dilihat dari Segi Jangka Waktu …………………… 13
c. Kredit Dilihat dari Segi Jaminannya ……………...……… 13
d. Kredit Dilihat dari Segi Penggunaannya ……….………… 13
6. Analisis Kredit Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Calon
Debitur ……………………………………………………….. 14
a. Pengertian Analisis Kredit ………………………………... 14
b. Pendekatan-pendekatan Analisis …………………………. 14
1) Pendekatan Kualitatif dengan Menggunakan Prinsip 6C 14
2) Pendekatan Kuantitatif Sebagai Penunjang ………….. 16
7. Jaminan Kredit / Collateral …………………………………... 17
8. Rasio-rasio Pokok yang Digunakan oleh Perbankan untuk
Menilai Tingkat Kesehatan Debitur ………………………….. 19
a. Rasio Likuiditas ………………………………………….. 19
xii
b. Rasio Leverate ……………………………………………. 22
c. Rasio Aktivitas ..……………….…………………………. 24
d. Profitability Ratio ………………………………………… 26
9. Jumlah Kredit yang Disetujui ………………………………… 30
a. Pedoman Maksimum Fasilitas Pemberian Kredit ………... 30
b. Pendekatan atas Aspek-aspek Perusahaan ………………… 30
c. Keputusan Kredit ………………………………………….. 32
10. Hubungan Rasio Keuangan Calon Debitur dengan Jumlah
Kredit yang Disetujui ………………………………………… 32
C. Penelitian Pendahuluan …………………………………………... 33
BAB III. METODA PENELITIAN ……………………………………………. 36
A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………..……………………. 36
C. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………….. 36
D. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 36
E. Data yang Diperlukan …………………………………………….. 37
F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….. 37
G. Teknik Analisis Data ……………………………………………... 38
BAB IV. GAMBARAN UMUM ……………………………………………….. 44
A. Sejarah dan Perkembangan BPR …………………………………. 44
B. Lokasi dan Wilayah Kerja ….…………………………………….. 44
C. Fungsi dan Maksud Pendirian …..………………………………... 44
1. Fungsi Pendirian ……………………………………………… 44
xiii
2. Maksud dan Tujuan Pendirian ………………………………... 45
D. Macam-macam Kredit ……………………………………………. 45
E. Syarat dan Prosedur Permohonan Kredit ……………………….. 46
1. Syarat-syarat Permohonan Kredit ……...……………………... 46
2. Prosedur Permohonan Kredit ………….……………………… 47
F. Struktur Organisasi ……………………………………………….. 48
G. Fungsi Masing-masing Bagian …………………………………… 49
1. Komisaris ……………………………………………………... 49
2. Direksi ………………………………………………………… 49
3. Bagian Dana ..…………………………………………………. 50
4. Bagian Pembukuan …………………………………………… 51
5. Account Officer ……………………………………………….. 52
6. Pegawai Administrasi Kredit …………………………………. 53
7. Kasir …………………………………………………………... 54
8. Pegawai Sumber Daya Manusia ……………………………… 54
H. Data Calon Debitur PT.BPR Tugu Kencana …………………….. 55
1. Perusahaan A …………………………………………………. 55
2. Perusahaan B …………………………………………………. 57
3. Perusahaan C …………………………………………………. 58
4. Perusahaan D …………………………………………………. 59
5. Perusahaan E …………………………………………………. 60
6. Perusahaan F …………………………………………………. 62
7. Perusahaan G …………………………………………………. 63
xiv
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………………….. 65
A. Analisis Korelasi dan Uji Signifikansi antara Current Ratio, Acid
Test Ratio, Time Interest Earned Ratio, dan Profit Margin Ratio
Calon Debitur dengan Jumlah Kredit yang Disetujui …………….. 65
B. Analisis Korelasi dan Uji Signifikansi Hasil Korelasi antara Total
Assets to Total Liabilities dan Debt to Equity Ratio Calon Debitur
dengan Jumlah Kredit yang Disetujui ………............................. 92
BAB VII. PENUTUP ……………………………………………………………. 100
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 100
B. Keterbatasan ……..……………………………………………….. 100
C. Saran ……………………………………………………………… 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V.1. Permohonan Kredit dan Jumlah Kredit yang Disetujui …………... 65
Tabel V.2. Current Ratio, Acid Test Ratio, Time Interest Earned Ratio, dan
Profit Margin Ratio Calon Debitur BPR Tugu Kencana …............. 80
Tabel V.3. Korelasi Spearman untuk Current Ratio ….…………………...….. 82
Tabel V.4. Korelasi Spearman untuk Acid Test Ratio ………………………... 82
Tabel V.5. Korelasi Spearman untuk Time Interest Earned Ratio ….………... 83
Tabel V.6. Korelasi Spearman untuk Profit Margin Ratio …………….……... 84
Tabel V.5. Total Assets To Total Liabilities Ratio dan Debt To Equity Ratio
Calon Debitur BPR Tugu Kencana Kartasura ................................... 93
Tabel V.8. Korelasi Spearman untuk Total Assets To Rotal Liabilities Ratio ... 94
Tabel V.8. Korelasi Spearman untuk Debt Equity Ratio ……………………... 95
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan
Lampiran 2. Bagan Struktur Organisasi PT. BPR Tugu Kencana Kartasura
Lampiran 3. Keterangan Laporan Keuangan Perusahaan-Perusahaan Debitur
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Perkeditan Rakyat merupakan suatu jenis bank yang diharapkan dapat
membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia karena dapat
menjangkau lapisan terendah dari masyarakat baik di kota maupun di daerah
pedesaan. Keterkaitannya dengan nasib rakyat kecil tampak jelas pada setiap bentuk
dari BPR. Lahirnya BPR di tengah-tengah penderitaan pegawai negeri dan petani
yang terjerat oleh rentenir dan pengijon serta usahanya untuk menunjang
perekonomian dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan
pemerataan pendapatan, menunjukkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat sebagai unit
ekonomi mempunyai watak sosial.
Kegiatan usaha BPR diarahkan pada mobilitas dana. Hal ini dimaksudkan
untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk
pemberian kredit. Dengan demikian, kegiatan pemberian kredit oleh BPR merupakan
kegiatan usaha pokok yang dijadikan sebagai sumber penghasilan utama.
Kegiatan perkreditan BPR memiliki karakteristik tersendiri karena diarahkan
untuk usaha produktif di pedesaan dan jumlah kreditnya relatif kecil. Usaha produktif
di pedesaan sebagian besar didominasi oleh pengusaha kecil yang memiliki
keterbatasan baik dalam permodalannya maupun dalam pengelolaannya sehingga
pendekatan perbankan dalam pembiayaan kepada pengusaha kecil perlu memiliki
2
strategi dan pola pembiayaan yang tepat bagi usaha kecil. Kunci sukses perkreditan
dalam BPR terletak pada lokasi yang dekat dengan masyarakat, prosedur pelayanan
nasabah yang lebih sederhana, menggunakan pendekatan personal, serta fleksibilitas
pola dan model pinjaman.
Kegiatan pemberian kredit memiliki resiko yang paling besar. Resiko kredit
atau default risk merupakan suatu resiko akibat kegagalan nasabah mengembalikan
jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditentukan (Abdullah, 2003:29). Penyebab utama terjadinya resiko
kredit adalah kegagalan debitur dalam usahanya, sehingga dalam pelaksanaan
pemberian kredit, bank harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan asas-asas
perkreditan yang sehat. Bank harus meneliti apakah permohonan kredit tersebut
memenuhi syarat kelayakan atau tidak.
Plafon kredit yang diusulkan oleh calon debitur tidak langsung disetujui oleh
BPR. Dalam menganalisis kredit modal kerja, biasanya pihak BPR melakukan
analisis terhadap kesehatan calon debitur sebagai salah satu dasar menetapkan jumlah
kredit yang akan diberikan. Kredit yang diberikan bisa lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang diusulkan sesuai dengan kebijakan pihak BPR yang bersangkutan.
Dalam menganalisis kelayakan kredit, BPR menggunakan analisis kuantitatif,
yang memberikan gambaran terutama tentang aspek keuangan peminjam. Aspek ini
berkaitan dengan laporan keuangan yang dapat menggambarkan keadaan atau
perkembangan finansial perusahaan, yaitu neraca yang menggambarkan nilai aktiva,
hutang, dan modal sendiri pada suatu waktu, dan rugi/laba menggambarkan hasil
yang dicapai selama periode tertentu. Analisis finansial ini dapat menunjukkan
3
kelemahan periode lalu, yang dipakai untuk menyusun rencana yang akan datang
disertai perbaikan atas kelemahan tersebut. Selain itu analisis keuangan dapat
digunakan untuk membantu meramalkan laba perusahaan di masa yang akan datang.
Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis rasio.
Dalam menganalisis kredit, BPR pada umumnya menggunakan beberapa rasio
keuangan pokok, yaitu: Cash Ratio, Average Collection Period Ratio, Return to
Assets Ratio, Return on Equity Ratio, dan Inventory Turnover. Sedangkan dalam teori
akuntansi juga dikenal beberapa rasio keuangan penting yang lain, seperti: Current
Ratio, Acid Test Ratio, Total Assets to Total Liabilities Ratio, Debt to Equity Ratio,
Time Interest Earned Ratio, dan Profit Margin Ratio. Menurut beberapa peneliti,
hasil analisis laporan keuangan calon debitur dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan ini cukup akurat untuk menentukan apakah calon debitur mendapatkan
kredit sesuai dengan plafon yang diusulkan atau tidak, sehingga rasio-rasio ini juga
dapat dijadikan indikator yang baik bagi pertimbangan pemberian kredit.
Gambaran awal tentang kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang
penting untuk diketahui agar kekhawatiran pihak perbankan dapat diminimalkan. Dari
gambaran tersebut informasi nilai pinjaman yang sesuai dan aman bagi perusahaan
dapat diketahui. Para peminjam dapat melunasi hutangnya tepat waktu tanpa terasa
membebani hanya jika kapasitas pelunasan hutangnya sama atau lebih besar daripada
nilai pelunasan yang telah disepakati. Dengan mengetahui nilai pinjaman yang sesuai,
dapat diperoleh gambaran tentang keamanan dari kredit itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mengadakan penelitian mengenai
analisis keuangan calon debitur dan hubungannya dengan jumlah kredit yang
4
disetujui oleh BPR. Maka dari itu, penulis memilih judul : “ Analisis Hubungan
Antara Rasio Keuangan Calon Debitur dengan Jumlah Kredit yang Disetujui “
B. Rumusan Masalah
1. Adakah korelasi positif yang signifikan antara current ratio, acid test ratio, time
interest earned ratio, dan profit margin ratio dengan jumlah kredit yang
disetujui?
2. Adakah korelasi negatif yang signifikan antara total assets to total liabilities ratio
dan debt to equity ratio dengan jumlah kredit yang disetujui?
C. Batasan Masalah
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio,
acid test ratio, total assets to total liabilities ratio, debt to equity ratio, time
interest earned ratio, dan profit margin ratio.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif yang signifikan antara current
ratio, acid test ratio, time interest earned ratio, dan profit margin ratio dengan
jumlah kredit yang disetujui.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi negatif yang signifikan antara total
assets to total liabilities ratio dan debt to equity ratio dengan jumlah kredit yang
disetujui.
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. BPR Tugu Kencana Kartasura
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
bagi pihak bank sebagai suatu pedoman dalam mengevaluasi kebijakan-
kebijakan kredit yang telah ditempuh.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
bagi pihak bank sebagai dasar penetapan kebijaksanaan peningkatan volume
usaha lebih lanjut.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khasanah pustaka
bagi pihak-pihak yang berminat dalam dunia perbankan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini memperdalam pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah
dan memperoleh pengalaman dari kegiatan penelitian yang dilakukan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dijelaskan teori-teori yang digunakan sebagai
landasan penelitian.
6
BAB III METODA PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai jenis, waktu, dan tempat,
subyek dan obyek penelitian serta akan menjelaskan teknik dalam
pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan Bank Perkreditan
Rakyat, sejarah BPR, lokasi bank, kegiatan usaha BPR, struktur
organisasi, daerah pemasaran kredit, dan jenis kredit serta beberapa
informasi mengenai calon debitur Bank Perkreditan Rakyat.
BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisis kredit berdasarkan
pada data laporan keuangan yang diperoleh, dan didasarkan pada
landasan teori serta metoda penelitian yang ada.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi mengenai saran, penutup, dan keterbatasan penelitian.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. (UU Perbankan No. 10 /1998, 1998:3)
2. Jenis Perbankan
Menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998, jenis perbankan terdiri atas
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasar prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberi
jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU Perbankan No.10/1998, 1998:3)
Menurut UU No 10 Thn 1998 usaha-usaha Bank Umum adalah :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan/ atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menerbitkan surat pengakuan hutang.
8
4) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan atas perintah nasabahnya: surat-surat wesel, surat pengakuan hutang, kertas
perbendaharaan negara dan surat jaminan Pemerintah, SBI, obligasi, surat dagang
berjangka waktu sampai dengan satu tahun, surat berharga lain sampai satu tahun.
5) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.
6) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
7) Menjalankan usaha-usaha lain yang lazim dilakukan oleh bank umum.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasar prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. (UU Perbankan No.10/1998, 1998:3)
Menurut UU No 10 Thn 1998 usaha-usaha BPR adalah :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. SBI adalah
sertifikat yang ditawarkan BI kepada BPR apabila BPR mengalami over
likuiditas.
9
B. KREDIT
1. Pengertian kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (UU Perbankan
No.10/1998, 1998:11)
2. Unsur- unsur Kredit
Unsur yang terdapat dalam kredit adalah: (Suyatno, 2003:14)
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikan baik dalam bentuk uang, barang, dan jasa, akan benar-benar diterima
kembali dalam jangka waktu tertentu di masa datang.
b. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara prestasi dengan kontraprestasi.
d. Prestasi, atau objek kredit diberikan dalam bentuk uang, dan dalam bentuk barang
atau jasa.
3. Sasaran Kredit
Proses kegiatan perkreditan antara lain meliputi kegiatan pemberian kredit,
dokumentasi / administrasi kredit, pengelolaan / pembinaan kredit, pengawasan
kredit, dan penagihan / penyelamatan kredit.
10
Suyatno (1990:2) menunjukkan kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya untuk
merealisasikan sasaran-sasaran kredit sebagai berikut :
a. Terpeliharanya keamanan kredit, dalam arti menerima kembali nilai ekonomi
kredit tersebut dengan wajar.
b. Penggunaan kredit terarah, dalam arti setiap pemakaian dana pembiayaan yang
berupa kredit bank disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat dan
disetujui.
c. Menciptakan manfaat (benefit), dalam arti meningkatkan citra dan penghasilan
perusahaan, bank, dan masyarakat.
d. Menumbuhkan keyakinan, dalam arti masyarakat bertambah keyakinannya bahwa
uang yang dititipkannya dapat kembali dengan baik.
4. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara
lain sebagai berikut: (Suyatno, 2003:16)
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
Para pemilik uang / modal dapat langsung meminjamkan uangnya kepada para
pengusaha yang memerlukan dan dapat menyimpan uangnya pada lembaga-
lembaga keuangan.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan
pembayaran baru seperti cek, giro, dan wesel, sehingga dapat meningkatkan
peredaran uang giral. Kredit bank yang ditarik secara tunai dapat
11
meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu lintas uang akan
berkembang pula.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku
menjadi bahan jadi, sehingga daya guna barang menjadi meningkat. Kredit
dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara
kredit maupun dengan membeli barang dari satu tempat dan menjualnya ke
tempat lain. Hal itu berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan
manfaat suatu barang.
d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
Untuk menekan laju inflasi, arus kredit diarahkan pada sektor-sektor yang
produktif dengan pembatasan kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
juga bisa diekspor.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
Bantuan kredit yang diberikan oleh bank dapat mengatasi ketidakmampuan
para pengusaha di bidang permodalan, sehingga pengusaha dapat
meningkatkan usahanya.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan bantuan kredit para pengusaha dapat memperluas usahanya dan
mendirikan proyek-proyek baru. Hal itu akan membutuhkan tenaga kerja
untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan tertampungnya tenaga-
tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula.
12
g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat
memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Begitu juga negara-
negara maju yang mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang tinggi
dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit kepada negara-negara yang
sedang berkembang untuk membangun. Bantuan dalam bentuk kredit tidak
hanya dapat mempererat hubungan ekonomi antar negara yang bersangkutan
tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional.
5. Jenis- Jenis Kredit.
Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat
dari berbagai sudut, yaitu: (Suyatno, 2003:25)
a. Kredit dilihat dari segi tujuannya
1) Kredit konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
membeli barang dan kebutuhan lain yang bersifat konsumtif.
2) Kredit produktif
Kredit produktif adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses produksi.
3) Kredit perdagangan
Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
membeli barang untuk dijual kembali.
13
b. Kredit dilihat dari segi jangka waktu
1) Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek adalah kredit yang berjangka waktu maksimum satu
tahun.
2) Kredit jangka menengah
Kredit jangka menengah adalah kredit yang berjangka waktu satu sampai
dengan tiga tahun.
3) Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga
tahun.
c. Kredit dilihat dari segi jaminannya.
1) Kredit tanpa jaminan
2) Kredit dengan jaminan
d. Kredit dilihat dari segi penggunaannya.
1) Kredit eksploitasi
Kredit eksploitasi adalah kredit yang berjangka waktu pendek yang
diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan
modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan lancar.
2) Kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit jangka menengah atau panjang yang
diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau
penanaman modal.
14
6. Analisis Kredit Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Calon Debitur
a. Pengertian Analisis Kredit
Menurut Lukman Dendawijaya (2001:91), analisis kredit adalah suatu
proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan
kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan
keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit
bank cukup layak.
b. Pendekatan-pendekatan Analisis
Menurut Thomas Suyatno (1990: 31), pendekatan-pendekatan analisis
kredit meliputi: pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif sebagai
penunjang. Kedua pendekatan ini pada dasarnya untuk menilai tingkat kesehatan
debitur.
1) Pendekatan Kualitatif dengan Menggunakan Prinsip 6C
Menurut Lukman Dendawijaya (2001: 92) dan Abdussalam (1991), analisis kredit
berdasarkan Prinsip 6C (5C + 1C) meliputi :
a) Character, yaitu analisis mengenai watak / karakter berkaitan dengan
integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat mempengaruhi willingness to
pay atau kemauan untuk membayar kembali nasabah atas kredit yang telah
dinikmati. Umumnya hal ini sangat sulit dilakukan secara sempurna
mengingat perkenalan dengan calon debitur tersebut relatif dalam waktu
singkat. Namun hal ini bisa diatasi dengan mencari informasi sebanyak
mungkin, mengenai karakter dari calon debitur tersebut melalui berbagai
15
sumber informal (tokoh masyarakat / pengusaha setempat, asosiasi, debitur-
debitur prima, dan sebagainya) disamping sumber informasi bank yang resmi.
b) Capital, yaitu penilaian terhadap permodalan yang erat hubungannya dengan
nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan
dijalankan. Perlu diteliti dengan sungguh-sungguh apakah calon debitur
mempunyai cukup modal dalam rencana pembiayaan proyek yang telah
disetujui bersama antara calon debitur dan bank. Untuk meyakinkan bank
dapat ditempuh berbagai cara seperti pembiayaan proyek dengan modal
sendiri lebih dulu sampai pada batas kewajiban dana sendiri terpenuhi, atau
dengan menyetorkan dana sendiri tersebut ke bank (dalam bentuk deposito,
giro, atau tabungan), dengan menggunakan yang proposional dengan
penarikan kredit.
c) Capacity, yaitu penilaian terhadap calon debitur dalam hal kemampuan
memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau
akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan. Yang dimaksud dengan
capacity adalah kapasitas / skala proyek atau dengan kata lain kelayakan dari
proyek. Sedangkan tujuan dari analisis ini adalah mengetahui apakah
kapasitas proyek memadai terhadap kapasitas pasar yang tersedia, mengetahui
secara teknis apakah unit produksi mencapai kapasitas permintaan pasar,
lokasi unit produksi yang sesuai dilihat dari sumber dayanya, bahan baku dan
manajemen produksi yang sudah memadahi.
16
d) Condition of Economy, yaitu penilaian terhadap faktor-faktor bisnis yang
berada di lingkungan sekitar lokasi proyek yang mempunyai pengaruh kuat
terhadap ciri bisnis atau proyek yang akan dibangun. Perlu diperhatikan
kondisi ekonomi pada saat proyek akan dilaksanakan, apakah memungkinkan.
Misalnya dalam suasana adanya bermacam-macam deregulasi, atau ekonomi
yang lesu harus berhati-hati dalam melakukan investasi.
e) Collateral, yaitu penilaian terhadap barang-barang yang diserahkan peminjam
kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau pinjaman yang diterimanya.
f) Constrains, yaitu faktor hambatan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang
ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek
tidak dapat dilaksanakan.
2) Pendekatan Kuantitatif Sebagai Penunjang.
Menurut Suyatno (1990: 31) dan Ali (1990), disamping analisis kualitatif
perlu ditunjang oleh analisis kuantitatif, yang dapat memberikan gambaran
terutama tentang aspek keuangan peminjam. Aspek ini ada kaitannya dengan
laporan keuangan yang dapat menggambarkan keadaan finansial perusahaan.
Lazimnya ukuran yang dipakai dalam analisis ini adalah rasio. Di masa lampau,
analisa kredit sangat mengutamakan analisis terhadap jaminan. Jaminan ditambah
dengan watak peminjam, dianggap sebagai determinan utama risiko kredit. Akan
tetapi semakin banyak bank yang menyadari bahwa posisi ini simplisistis, dan
bahwa ia mengabaikan suatu faktor yang barangkali bahkan lebih penting, yaitu
arus kas. Tugas analisa kredit ini terutama adalah untuk mencoba menentukan
probabilitas operasi perusahaan peminjam itu akan menghasilkan arus kas yang
17
cukup untuk melunasi hutangnya sesuai dengan skedul pelunasan yang telah
disepakati. Setiap nilai aktiva dasar biasanya dianggap sebagai faktor pengaman
tambahan dan sekunder, bukan sebagai alasan pokok untuk pemberian kredit.
Penilaian proyeksi arus kas itu hanya dapat dilaksanakan melalui analisis
keuangan yang sistematis. Yang termasuk instrumen standar analisa keuangan
yaitu : analisa sumber dan penggunaan dana-dana, analisa perbandingan selama
suatu jangka waktu, analisa arus kas, dan berbagai bentuk analisa rasio.
Dalam penelitian ini, penulis menitikberatkan pada segi keuangan saja.
Namun dengan bertitik tolak pada penelitian terdahulu, dalam penelitiannya
peneliti memilih sampel calon debitur yang telah dinyatakan baik oleh bank
dalam hal riwayat, manajemen, jaminan, serta cara kerja dalam mengelola usaha.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis rasio
untuk menganalisis tingkat kesehatan debitur
7. Jaminan Kredit / Collateral
Menurut Suyatno (2003: 88), jaminan kredit adalah penyerahan kekayaan
atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali
suatu utang.
Abdussalam (1991) menunjukkan bahwa UUP Perbankan 14 tahun 1967
pasal 24 mengatur masalah agunan kredit yaitu bahwa bank tidak diperkenankan
memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapun juga. Disamping agunan
berupa proyek yang dibiayai, masih diperlukan adanya agunan tambahan di luar
proyek tersebut (berupa harta pribadi pengurus / pemilik proyek) agar dapat lebih
mengingatkan pengurus / pemilik untuk bekerja lebih sungguh-sungguh.
18
Menurut Ibad (2003), semua jenis aktiva perusahaan dapat dijaminkan
sebagai Collateral atas kredit, tetapi setiap unsur aktiva memiliki karakteristik
tersendiri dalam kaitannya dengan apresiasi kreditur terhadap masing-masing
aktiva tersebut.
Aktiva yang dapat dijadikan jaminan adalah:
a. Marketable Securities
b. Piutang Dagang
c. Aktiva Tetap
d. Persediaan
Perusahaan yang lazim menggunakan persediaan sebagai Collateral
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Perusahaan pabrikan (manufacturing).
2) Perusahaan dagang atau distributor.
3) Alternatif sumber daya untuk memenuhi kebutuhan saat ini kurang memadai.
4) Perusahaan yang pola bisnisnya bersifat musiman, sehingga memiliki
akumulasi persediaan dalam jumlah besar.
5) Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan tinggi.
Tipe Collateral berupa persediaan di kelompokkan sebagai berikut: (Ibad, 2003)
1) Floating Inventory Loans (FIL)
FIL mempresentasikan klaim umum atas sekelompok persediaan perusahaan.
Ketika perusahaan sudah berada pada tingkat persediaan yang stabil untuk
berbagai produk yang terdiversifikasi, setiap kelompok persediaan terkelola
secara proporsional sesuai dengan kapasitas produksi masing-masing.
19
Sehingga tidak ada sekelompok persediaanpun yang memiliki nilai buku yang
berlebihan. Kreditur hanya bersedia memberi pinjaman kurang dari setengah
nilai buku persediaan perusahaan dan dengan biaya modal lima persen di atas
tarif standar yang berlaku.
2) A Trust Receipt Inventory Loans (ATRIL)
ATRIL merupakan pinjaman dengan jaminan berupa persediaan yang memiliki
nilai riil (harga pasar) yang dipercaya oleh pemberi pinjaman. Dalam hal ini
kreditur dapat memberi pinjaman dengan persentase yang lebih besar terhadap
nilai jaminannya, akan tetapi dengan biaya modal yang lebih tinggi dari FIL.
3) Warehouse Receipt Inventory Loans (WRIL)
WRIL adalah pinjaman dengan jaminan berupa persediaan yang dapat
dikendalikan oleh kreditur dan disimpan di gudang yang ditunjuk oleh
kreditur. Perusahaan pemohon kredit tidak dapat menjual persediaan tersebut
tanpa seizin kreditur. Kreditur dapat memberi pinjaman dengan jumlah yang
mendekati nilai buku persediaan. Biaya modal lebih tinggi dari ATRIL
ditambah dengan biaya gudang yang menjadi tanggungan peminjam.
8. Rasio-rasio Pokok yang Digunakan oleh Perbankan untuk Menilai Tingkat
Kesehatan Debitur
Menurut Suyatno (1990: 32) rasio-rasio pokok yang digunakan adalah:
a. Rasio Likuiditas
1) Current Ratio
Aktiva lancarCurrent Ratio = ----------------- X 100 %
Pasiva lancar
20
Current ratio adalah kemampuan membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini dikatakan baik bila angka rasio
menunjukkan lebih dari 250%.
Rasio ini memberikan interpretasi atas kemampuan organisasi untuk
membayar hutang lancar dengan menggunakan aset lancar (Suwarjiyono,
2000:34).
Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup
dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka
pendek. Rasio lancar ini memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim
kreditur jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan
dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek (Astuti, 2004:31)
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat
diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual, atau
dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam
perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Yang termasuk kelompok
aktiva lancar (likuid) adalah kas atau uang tunai, investasi jangka pendek
(surat-surat berharga atau marketable securities), piutang wesel, piutang
dagang, persediaan, piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus
diterima, dan persekot atau biaya yang dibayar di muka. (Munawir, 2001:14)
Hutang lancar atau pasiva lancar adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi antara lain
21
hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar,
hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, dan penghasilan yang
diterima di muka. (Munawir, 2001:18)
2) Acid Test Ratio
Rasio ini menggambarkan kemampuan organisasi untuk membayar
hutang lancar secara mendadak melalui harta yang sangat lancar. Rasio ini
dikatakan baik bila angka rasio menunjukkan lebih dari 100%. (Suwarjiyono,
2000:34).
Persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid dan bila
terjadi likuidasi maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering
menderita kerugian. Oleh karena itu, pengukuran kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan
merupakan hal yang cukup penting (Astuti, 2004:32)
Untuk perusahaan manufaktur maka persediaan yang dimiliki meliputi
persediaan barang mentah, persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi. (Munawir, 2001:16)
3) Cash Ratio
Cash Ratio menggambarkan kemampuan untuk membayar hutang
yang segera harus dilunasi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan
Aktiva lancar - PersediaanAcid Test Ratio = ---------------------------------- X 100 %
Pasiva lancar
Kas + sekuritasCash Ratio = ----------------------- X 100 %
Pasiva lancar
22
efek / sekuritas yang dapat segera diuangkan. Rasio ini dikatakan baik bila
angka rasio menunjukkan lebih dari 100%. (Riyanto, 1995:266)
b. Rasio Leverate, yaitu rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang.
1) Total Assets to Total Liabilities
Total Assets to Total Liabilities adalah gambaran seluruh kebutuhan
dana yang dibiayai dengan hutang. Rasio ini dikatakan baik bila angka rasio
menunjukkan kurang dari 40%.
Rasio ini menggambarkan perbandingan besarnya modal asing yang
digunakan untuk membiayai total harta (aset) yang dimiliki oleh organisasi
(Suwardjiyono, 2000:35).
Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi
perusahaan dengan menunjukkan prosentase aktiva perusahaan yang didukung
oleh pendanaan utang. Utang mencakup baik kewajiban lancar maupun
kewajiban jangka panjang. (Horne, 2005:210)
Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena dalam
keadaan demikian tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditur apabila
terjadi likuidasi. (Weston, 1993:302)
2) Debt Equity
Total LiabilitiesTotal Assets to Total Liabilities = --------------------- X 100 %
Total Asset
Total DebtDebt Equity = --------------- X 100 %
Equity
23
Debt Equity adalah besarnya setiap rupiah modal sendiri yang
menjamin seluruh hutang. Rasio ini dikatakan baik apabila angka rasio
menunjukkan kurang dari 100%.
Analisa ini akan menggambarkan tingkat perbandingan antara
penggunaan modal asing dengan modal sendiri (Suwarjiyono, 2000:34).
Para kreditur secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih rendah.
Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan,
dan semakin besar perlindungan bagi kreditur (margin perlindungan) jika
terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar. Rasio debt to equity akan
berbeda tergantung pada sifat bisnis dan variabilitas arus kas. Perusahaan
dengan arus kas yang sangat stabil, biasanya akan memiliki rasio debt to
equity yang lebih besar daripada perusahaan yang arus kasnya jauh kurang
stabil. (Horne, 2005:209)
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus, dan
laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya. (Munawir, 2001:19)
3) Time Interest Earned
Time Interest Earned merupakan perbandingan antara laba operasi
dengan biaya bunga. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
EBITTime Interest Earned = ----------------
Beban bunga
24
membayar bunga. Rasio ini dikatakan baik bila angka rasio menunjukkan
lebih dari 8 kali.
Rasio ini mengaitkan antara kemampuan perusahaan memperoleh laba
dengan pembayaran bunga atas hutang terutama hutang jangka panjang.
Dengan laba tersebut berarti perusahaan akan mampu membayar bunga yang
menjadi kewajibannya (Sarwoko, 1989:54).
Time interest earned atau rasio kemampuan membayar bunga
berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi
pembayaran bunga hingga dapat menghindari kebangkrutan. Secara umum,
semakin tinggi rasionya, semakin besar kecenderungan perusahaan dapat
membayar pembayaran bunganya tanpa kesulitan. (Horne, 2005:211)
EBIT atau laba bersih sebelum bunga dan pajak dihitung dengan
mengurangkan laba kotor dengan beban operasi seperti beban penjualan,
umum, dan administrasi (komisi tenaga penjualan, iklan, gaji pegawai, dan
lain-lain), kemudian hasil dari perhitungan tersebut ditambah dengan
pendapatan luar operasi. Beban bunga adalah biaya yang timbul dari dana
yang dipinjam. Harga pokok penjualan adalah biaya produk (biaya yang dapat
ditelusuri) yang menjadi biaya suatu periode hanya jika produk tersebut dijual
(sama dengan persediaan awal ditambah biaya barang yang dibeli dikurangi
persediaan akhir). (Horne, 2005:196)
c. Rasio aktivitas, yaitu rasio unutk mengukur sampai seberapa jauh keaktifan
perusahaan dalam pengelolaan sumber dananya.
25
1) Inventory turnover
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan persediaannya. Rasio ini dikatakan baik bila angka rasionya
menunjukkan lebih dari 9 kali.
Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan
perusahaan telah dijual selama periode tertentu. Rata-rata persediaan dihitung
dengan cara menambahkan saldo persediaan awal dan akhir, kemudian dibagi
dua. Bila perusahaan mempunyai rasio perputaran persediaan yang lebih
rendah dibanding rasio rata-rata industrinya, maka hal ini menunjukkan
adanya perputaran persediaan yang sudah usang atau persediaan yang terlalu
tinggi. Sebaliknya rasio yang lebih rendah dibanding rata-rata, memberi
indikasi tingkat persediaan tidak cukup. (Prastowo, 2005:87)
2) Fixed assets turnover
Rasio ini menggambarkan keaktifan perusahaan dalam menggunakan
aktiva tetap (seperti pabrik dan peralatannya) dalam kegiatan produksinya.
Rasio ini dikatakan baik bila angka rasionya lebih dari 5 kali.
Rasio perputaran aktiva tetap mengukur kemampuan perusahaan untuk
membuat aktiva tetap produktif dengan menghasilkan penjualan.
(Prastowo, 2005:95)
Harga Pokok PenjualanInventory turnover = ------------------------------
Rata-rata Persediaan
PenjualanFixed assets turnover = ---------------------------
Rata-rata aktiva tetap
26
3) Total assets turnover
Rasio ini menggambarkan perputaran atau pemanfaatan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini dikatakan baik bila angka rasionya
lebih dari 2 kali.
Rasio perputaran total aktiva mengukur aktifitas aktiva dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan
aktiva tersebut. Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah
dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. (Prastowo, 2005:94)
4) Average Collection Period
Rasio ini menggambarkan berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu
perusahaan untuk melakukan penagihan atas piutang. Rasio ini menunjukkan
berapa lama waktu yang diperlukan sejak perusahaan melakukan penjualan
sampai dengan menerima pembayaran tunai. Rasio ini digunakan untuk
mengukur keefektifan dana modal kerja yang tertanam dalam pos piutang.
Pengumpulan piutang dikatakan baik bila tidak lebih dari 30 hari.
d. Profitability Ratio
1) Profit margin ratio
Net profit after taxesProfit margin ratio = ----------------------------- X 100 %
Sales
PenjualanTotal assets turnover = ----------------------------
Jumlah total aktiva
Piutang rata-rata X 360 hariAverage Collection Period = -----------------------------------
Penjualan kredit
27
Profit margin ratio adalah besarnya keuntungan operasi yang
dinyatakan dalam prosentase dari jumlah penjualan bersih. Analisa ini
menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap nilai penjualan.
Rasio ini dikatakan baik bila angka rasionya menunjukkan lebih dari 5%.
(Suwarjiyono, 2000:35)
Profit Margin Ratio mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap
satu rupiah penjualan. Rasio ini memberi gambaran tentang laba untuk para
pemegang saham sebagai persentase dari penjualan. Rasio ini mengukur
seluruh efisiensi, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan,
penentuan harta maupun manajemen pajak. (Prastowo, 2005:97)
2) Return on Assets ( ROA)
Return on Assets menggambarkan kemampuan modal yang ditanam
untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini dikatakan baik bila angka rasio
menunjukkan lebih besar dari 10 %.
Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat
pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Laba yang dipakai di sini
adalah laba sebelum bunga, setelah pajak, untuk menggambarkan besarnya
laba yang diperoleh perusahaan sebelum didistribusikan baik kepada kreditor
maupun pemilik perusahaan. (Prastowo, 2005:91)
Laba bersih setelah pajakROA = --------------------------------- X 100%
Jumlah aktiva
28
3) Return on equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini dikatakan baik bila
angka rasio menunjukkan lebih besar dari 15%
Rasio ini menggambarkan kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
(Riyanto, 1995:270)
Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah
untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham.
Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah angka ROE yang
berhasil dicapai. Laba yang dipakai di sini adalah laba bersih setelah pajak
dikurangi deviden untuk para pemegang saham istimewa (bila ada). Hal ini
dimaksudkan untuk menggambarkan besarnya laba yang benar-benar tersedia
dan tersisa bagi para pemegang saham biasa. ( Prastowo, 2005:92)
Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa terlebih dahulu
terhadap laporan finansial dari perusahaan yang mengajukan kredit, untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar kembali utangnya plus
beban-beban bunganya (Suyatno, 1990:32).
Munawir (2001) menyatakan bahwa rasio menggambarkan suatu hubungan
atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
Laba bersih setelah pajakROE = -------------------------------------------- 100 %
Jumlah modal sendiri
29
jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan
adalah merupakan dasar untuk dapat mempresentasikan kondisi keuangan dan hasil
operasi suatu perusahaan.
Dalam menganalisis permohonan kredit, PT BPR Tugu Kencana
menggunakan beberapa rasio keuangan pokok. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah:
Cash Ratio
Average Collection Period Ratio
Return to Assets Ratio ( ROA )
Return on Equity Ratio ( ROE )
Inventory Turnover
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa rasio keuangan
yaitu current ratio, acid test ratio, total assets to total liabilities ratio, time interest
earned ratio, debt equity ratio, dan profit margin ratio. Rasio-rasio keuangan tersebut
dipilih oleh penulis berdasarkan beberapa penelitian pendahulu. Rasio-rasio keuangan
ini menjadi sebuah usulan yang mungkin dapat dipertimbangkan BPR Tugu Kencana
yang dapat dipakai untuk melengkapi rasio-rasio keuangan yang telah digunakan
BPR dalam analisis kreditnya.
30
9. Jumlah Kredit yang Disetujui
a. Pedoman Maksimum Fasilitas Pemberian Kredit
Suyatno (2003) menunjukkan bahwa Bank Indonesia menetapkan
ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan,
penetapan investasi Surat Berharga, atau hal lain yang serupa, yang dapat
dilakukan oleh bank kepada satu peminjam atau sekelompok peminjam yang
terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan yang sama dengan Bank yang
bersangkutan:
Batas maksimim tersebut tidak boleh melebihi 20% dari modal Bank yang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI
b. Pendekatan atas Aspek-aspek Perusahaan
Suyatno (1990) menunjukkan aspek-aspek yang digunakan pihak bank untuk
mempertimbangkan dan menyetujui usulan jumlah kredit yang meliputi :
1) Aspek Manajemen
Perusahaan debitur mempunyai manajer yang baik, yaitu mempunyai
motivasi, mampu menemukan dan memanfaatkan peluang serta mengelola
sumber daya yang tersedia untuk memperoleh manfaat yang maksimal bagi
tujuan usahanya. Di samping itu juga mampu menjalankan fungsi-fungsi
manajemen.
2) Aspek Pemasaran
Perusahaan debitur menggunakan konsep-konsep pemasaran, sehingga
produk-produknya dikenal masyarakat konsumen dan tolok ukurnya adalah
sampai sejauh mana dia mampu untuk memenuhi kewajiban usaha dan
31
pelunasan kreditnya. Dalam hal ini penting untuk diketahui luas wilayah
pemasaran, volume penjualan, persaingan, biaya / harga, barang substitusi,
strategi dan sistem pemasaran, serta kehidupan sosial / ekonomi.
3) Aspek Ekonomi
Kondisi ekonomi yang ada harus dikaji dampaknya bagi bidang usaha
peminjam.
4) Aspek Keuangan
Aspek ini meliputi usaha memperoleh sumber dan penggunaan dana, cara-cara
membiayai, dan mengelola keuangan (likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas)
setelah kredit diberikan.
5) Aspek Teknis / Produksi.
Dalam aspek ini dilihat bagaimana debitur memadukan faktor-faktor produksi
dengan memproduksi produk yang berorientasi pada pasar, sehingga
menunjang kegiatan pemasaran perusahaan.
6) Aspek Jaminan
Aspek jaminan meliputi kekayaan peminjam, pihak ketiga, nilai yuridis dan
ekonomisnya, yang dapat dikuasai bank dengan tujuan untuk mengurangi
kerugian, bila usaha peminjam gagal.
7) Aspek Hukum
Aspek ini meliputi bentuk-bentuk hukum perusahaan, izin usaha, NPWP dan
syarat yuridis lainnya (amdal) perlu disiapkan, agar bank tidak mengalami
kesulitan waktu kredit berjalan, kemampuan pemilik / pengurus perusahaan
dalam hal hukum, maupun legalitas objek kredit. Dalam bentuk-bentuk
32
perusahaan, akan dapat dilihat batas-batas wewenang dan tanggung jawab
pada pengurusnya.
c. Keputusan Kredit
Kredit yang diberikan bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari yang diusulkan
oleh debitur sesuai dengan kebijakan pihak bank yang bersangkutan. Menurut
Jusuf (1992) ada tiga kemungkinan keputusan kredit yang diambil, yaitu :
1) Permohonan ditolak karena dianggap tidak layak untuk dibiayai.
2) Permohonan diterima sesuai dengan kondisi yang diajukan, dalam hal ini
maka seluruh kondisi pinjaman yang telah dinegosiasikan sebelumnya (antara
account officer dengan calon debitur) disetujui oleh komite kredit.
3) Permohonan kredit diterima dengan perubahan kondisi.
Misalnya yang diajukan adalah Rp 200 juta, tetapi dengan berbagai
pertimbangan yang disetujui adalah sebesar Rp 150 juta. Bisa juga terjadi
bank akan menyetujui pinjaman Rp 150 juta tersebut untuk sementara sambil
mengenal nasabah lebih jauh, bila ternyata prestasi nasabah bagus, maka bank
akan menaikkan pinjaman menjadi Rp 200 juta seperti yang diajukan pertama.
(Jusuf, 1992:146)
10. Hubungan Rasio Keuangan Calon Debitur Dengan Jumlah Kredit yang
Disetujui
Pada dasarnya tidak ada peraturan yang benar-benar baku mengenai
penentuan jumlah kredit yang disetujui oleh pihak bank. Tiap bank dalam
pelaksanaan pemberian kredit memiliki kebijakan kredit intern, pedoman dan
prosedur pelaksanaan kredit yang berbeda-beda. Namun, setiap bank wajib
33
menetapkan kebijakan dan petunjuk pelaksanaan kredit secara tertulis dan jelas
serta tegas. Yang terpenting adalah bahwa setiap keputusan kredit sebaiknya
selalu didasarkan pada kemampuan calon debitur membayar kembali hutang dan
bunganya sesuai waktu yang ditetapkan, dan kemampuan debitur ini dapat dilihat
dari tingkat kesehatan keuangan calon debitur. (Tim Kantor Pusat BI, 1997:8)
Biasanya tingkat kesehatan calon debitur diukur dengan menggunakan analisis
rasio (Suyatno, 1990:31)
C. Penelitian Pendahulu
Dalam penelitiannya Eti Warastini (1999) mengangkat permasalahan
mengenai pertimbangan yang dipakai oleh pihak bank untuk menilai permohonan
kredit jangka pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
hasil analisis laporan keuangan calon debitur dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan kredit.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan
kemudian membandingkan rasio keuangan 5 calon debitur antara tahun satu
dengan tahun yang lain. Hasil analisis memperlihatkan bahwa tidak semua calon
debitur memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit. Penelitian ini menjadi
masukan untuk pihak bank agar lebih mengutamakan hasil analisis laporan
keuangan dibandingkan dengan hasil tinjauan setempat dari kegiatan-kegiatan
calon debitur.
34
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis laporan
keuangan calon debitur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan (current ratio,
acid test ratio, debt to equity, total asset to total liability, dan profit margin ratio)
cukup akurat untuk menentukan apakah calon debitur mendapatkan kredit sesuai
dengan plafon yang diusulkan atau tidak. Rasio-rasio keuangan yang digunakan
sangat membantu dalam memutuskan pemberian kredit sehingga tidak setiap
calon debitur yang mengajukan kredit akan selalu dikabulkan permohonannya.
Jadi dalam hal ini kredit akan diberikan kepada pihak yang setelah melalui
penganalisisan laporan keuangan yang terdiri dari rasio-rasio, memang pantas dan
layak memperoleh fasilitas kredit.
Dalam penelitiannya Pindo Abyanwari (2003) mengangkat permasalahan
mengenai analisis laporan keuangan perusahaan untuk menilai kelayakan kredit
jangka pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis laporan
keuangan calon debitur dapat dipergunakan oleh pihak bank sebagai
pertimbangan dalam menentukan terkabul tidaknya suatu permohonan kredit
sesuai dengan plafon yang diajukan oleh calon debitur.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan kemudian
membandingkan hasil analisis dengan teori kelayakan kredit, ditolak atau diterima
permohonan kredit yang diajukan calon debitur.
Berdasarkan hasil analisis, beberapa sampel debitur yang mengajukan
kredit tersebut layak untuk mendapatkan kredit karena hasil rasio tidak sesuai
dengan kelayakan kredit, namun pihak bank tetap mengabulkan semua
35
permohonan kredit tersebut. Oleh karena itu, dalam menentukan terkabul tidaknya
suatu permohonan kredit, pihak bank jangan hanya mempertimbangkan faktor-
faktor seperti riwayat peminjam, manajemen, jaminan, serta cara kerja calon
debitur saja, tetapi sebaiknya pihak bank lebih menitik beratkan pada analisis
terhadap laporan keuangan calon debitur.
Dalam penelitiannya Dian Purwani (1997) mengangkat permasalahan
mengenai sejauh mana peran analisis rasio laporan keuangan diperlukan oleh
pihak bank dalam meminimalkan resiko pemberian kredit seperti pembayaran
bunga dan pembayaran angsuran kredit yang mungkin akan menimbulkan kredit
macet.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi dengan
menggunakan korelasi Spearman, kemudian melakukan uji signifikansi hasil
korelasi.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa current ratio, acid test ratio,
debt to equity, total asset to total liability, dan profit margin dapat dijadikan
salah satu indikator yang baik bagi pertimbangan pemberian kredit. Agar
pertimbangan pemberian kredit dapat memberikan hasil yang baik, dalam
menganalisis laporan keuangan debitur bidang usaha manufaktur hendaknya
laporan keuangan yang merupakan bahan untuk analisis harus dijamin
kecermatan dan kelayakannya.
36
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Dalam studi kasus ini yang
diteliti adalah rasio keuangan calon debitur dan pokok pinjaman yang disetujui.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Tugu Kencana Kartasura
2. Waktu penelitian
Januari 2005 – Maret 2005
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Bagian Kredit PT. BPR Tugu Kencana
Kartasura.
2. Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah usulan permohonan kredit dan lampiran laporan
keuangan milik perusahaan debitur.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi : debitur
37
2. Sampel : debitur bidang usaha manufaktur yang mengajukan usulan
permohonan kredit dengan nominal pinjaman yang sama.
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum PT. BPR Tugu Kencana Kartasura
a. Sejarah umum PT. BPR Tugu Kencana Kartasura
b. Struktur organisasi PT. BPR Tugu Kencana Kartasura
c. Fasilitas kredit PT. BPR Tugu Kencana Kartasura
2. Lembar Usulan Kredit dilampiri laporan keuangan calon debitur bidang
manufaktur yang mengajukan permohonan kredit dengan tingkat nominal
pinjaman tertentu.
3. Lembar Keputusan Kredit.
F. Teknik Pengumpulan Data.
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab langsung kepada bagian personalia mengenai gambaran umum perusahaan
dan analisa kredit yang diterapkan di BPR serta tanya jawab kepada calon debitur
mengenai gambaran umum dan kondisi usaha perusahaan calon debitur.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan melihat catatan-catatan atau arsip-arsip
yang berhubungan dengan syarat-syarat kredit, meminta laporan keuangan yang
38
berupa neraca dan laporan rugi-laba calon debitur sebagai objek penelitian dari
BPR. Peneliti juga melihat catatan-catatan keuangan yang dimiliki calon debitur.
G. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab permasalahan pertama, penulis menggunakan analisis koefisien
korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah korelasi positif antara
current ratio, acid test ratio, time interest earned ratio, dan profit margin ratio
dengan jumlah kredit yang disetujui. Rumus yang digunakan adalah korelasi
Spearman dengan langkah-langkah sebagai berikut (Saleh, 1996:86) :
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah nominal kredit yang disetujui oleh
BPR, yang diambil dari debitur bidang usaha manufaktur yang mengajukan
usulan permohonan kredit dengan tingkat nominal pinjaman tertentu.
b. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan debitur bidang usaha
manufaktur yang mengajukan usulan permohonan kredit dengan tingkat
nominal pinjaman tertentu.
c. Menghitung rasio keuangan calon debitur.
Aktiva lancar1) Current Ratio = ------------------- X 100 %
Pasiva lancar
Aktiva lancar - Persediaan2) Acid Test Ratio = ---------------------------------- X 100 %
Pasiva Lancar
EBIT3) Time Interest Earned = ------------------
Beban bunga
Net profit after taxes4) Profit Margin Ratio = --------------------------- X 100 %
Sales
39
d. Mencari hubungan antara current ratio, acid test ratio, time interest earned
ratio, dan profit margin ratio dengan jumlah kredit yang disetujui dengan
menghitung koefisien korelasi yaitu korelasi Spearman dengan rumus untuk
sampel n < 25 (Saleh, 1996:86) :
Rs : Koefisien korelasi Spearman
n : Jumlah pasangan observasi antara satu variabel terhadap variabel lain.
D : Perbedaan rangking yang diperoleh pada tiap pasangan observasi.
Biasanya koefisien korelasi berada diantara 0 sampai 1 atau antara 0 sampai -1
Bila Rs = 1 ; terdapat hubungan yang sempurna dan positif di antara
kedua variabel. (bila mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)
Bila Rs = -1 ; terdapat hubungan yang sempurna dan negatif di antara
kedua variabel. (bila mendekati –1, hubungan sangat kuat dan negatif)
Bila Rs = 0 ; hubungan kedua variabel lemah atau tidak ada hubungan di
antara kedua variabel.
e. Menguji signifikansi hasil korelasi dengan melakukan pengujian hipotesa.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian satu sisi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Merumuskan hipotesis
Ho : Rs < 0 tidak ada korelasi positif antara current ratio, acid test ratio,
time interest earned ratio, dan profit margin dengan jumlah
kredit yang disetujui.
6D2
Rs : 1 - ---------------n ( n2 – 1 )
40
Ha : Rs > 0 ada korelasi positif antara current ratio, acid test ratio, time
interest earned ratio dan profit margin dengan jumlah kredit
yang disetujui.
2) Menentukan level of significance ( )
Dalam penelitian ini level of significance ditentukan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan n-2.
3) Menentukan t tabel
ttabel dilihat dengan menggunakan dasar dan (df ) = n - 2
ttabel = t 5% (n-2)
4) Melakukan pengujian hasil test- rank korelasi dengan menggunakan
rumus untuk sampel n < 25 ( Saleh, 1996:89):
Th = t-test
Rs = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
5) Menentukan Kriteria
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika t hitung < t 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika t hitung > t 0,05 (n-2)
2
s
sH
R1
2nRT
41
Ho diterima Ho ditolak
t α 0,05 (n-2)
6) Mengambil Keputusan
Membandingkan nilai t tabel dengan t hitung untuk mengambil keputusan
sesuai dengan kriteria yang dihasilkan pada pengujian hipotesa.
7) Menarik Kesimpulan
Apabila Ho diterima berarti tidak ada korelasi positif antara current ratio,
acid test ratio, time interest earned ratio, dan profit margin dengan
jumlah kredit yang disetujui. Apabila Ho ditolak berarti ada korelasi
positif antara current ratio, acid test ratio, time interest earned ratio, dan
profit margin dengan jumlah kredit yang disetujui.
2. Untuk menjawab permasalahan kedua, penulis menggunakan analisis koefisien
korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah korelasi negatif antara
total assets to total liabilities ratio dan debt to equity ratio dengan jumlah kredit
yang disetujui. Rumus yang digunakan adalah korelasi Spearman dengan langkah-
langkah sebagai berikut (Saleh, 1996:86) :
a. Menghitung rasio keuangan calon debitur.
Total Liabilities1) Total Assets to Total Liabilities = --------------------- X 100 %
Total Assets
Total Debt2) Debt Equity = ---------------- X 100 %
Equity
42
b. Mencari hubungan antara total assets to total liabilities ratio dan debt to
equity ratio dengan jumlah kredit yang disetujui dengan menghitung koefisien
korelasi yaitu korelasi Spearman dengan rumus untuk sampel n < 25 (Saleh,
1996:86) :
c. Menguji signifikansi hasil korelasi dengan melakukan pengujian hipotesa.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian satu sisi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Merumuskan hipotesis
Ho : Rs ≥ 0 tidak ada korelasi negatif antara total assets to total
liabilities ratio dan debt to equity ratio dengan jumlah kredit
yang disetujui.
Ha : Rs < 0 ada korelasi negatif antara total asset to total liabilities ratio
dan debt to equity ratio dengan jumlah kredit yang disetujui.
2) Menentukan level of significance ( )
Dalam penelitian ini level of significance ditentukan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan n-2.
3) Menentukan t tabel
ttabel dilihat dengan menggunakan dasar dan (df ) = n - 2
ttabel = t 5% (n-2)
6D2
Rs : 1 - ---------------n ( n2 – 1 )
43
4) Melakukan pengujian hasil test- rank korelasi dengan menggunakan
rumus untuk sampel n < 25 ( Saleh, 1996:89):
5) Menentukan Kriteria
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika t hitung ≥ - t 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika t hitung < - t 0,05 (n-2)
Ho ditolak Ho diterima
- t α 0,05 (n-2)
6) Mengambil Keputusan
Membandingkan nilai t tabel dengan t hitung untuk mengambil keputusan
sesuai dengan kriteria yang dihasilkan pada pengujian hipotesa.
7) Menarik Kesimpulan
Apabila Ho diterima berarti tidak ada korelasi negatif antara total assets
to total liabilities ratio dan debt to equity ratio dengan jumlah kredit yang
disetujui. Apabila Ho ditolak berarti ada korelasi negatif antara total asset
to total liabilities ratio dan debt to equity ratio dengan jumlah kredit yang
disetujui.
2
s
sH
R1
2nRT
44
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah dan Perkembangan BPR
PT. BPR Tugu Kencana berbentuk Perseroaan Terbatas dengan saham
tertutup. PT. BPR Tugu Kencana didirikan pada 17 Februari 1994 oleh
Bapak Martono. Modal pendirian hanya terdiri dari modal pemilik. BPR ini
tidak mengadakan kerjasama dengan pihak lain. Perusahaan ini cukup
berkembang dengan baik karena di daerah sekitar lokasi BPR terdapat
banyak sekali usaha-usaha mikro yang prospeknya sangat baik di masa
datang. Sampai saat ini, dana untuk operasi hanya berasal dari modal sendiri
dari pemilik dan dana masyarakat melalui tabungan.
B. Lokasi dan Wilayah Kerja
PT. BPR Tugu Kencana berlokasi di Jl. Adi Sumarmo No.38 Kartasura.
Wilayah kerja PT. BPR Tugu Kencana meliputi: Kartasura, Surakarta,
Boyolali, Sragen, Masaran, Colomadu, Banyudono, Gatak, Delanggu, hingga
daerah Yogyakarta.
C. Fungsi dan Maksud Didirikan
1. Fungsi Pendirian :
a. Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan giro dan
menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit.
45
b. Memberikan kredit bagi masyarakat untuk usaha dagang, pertanian,
perkebunan, dan usaha kecil lainnya.
c. Membantu usaha kecil untuk mengembangkan usaha hingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan swadaya
masyarakat.
d. Menghindarkan pengusaha kecil terjerat lintah darat yaitu pemberian
pinjaman dengan prosedur dan bunga yang tinggi.
2. Maksud dan Tujuan Pendirian :
a. Meningkatkan pengusaha kecil dan mengurangi korban lintah darat.
b. Menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan dana kembali
bagi pengusaha kecil.
D. Macam-macam Kredit
PT BPR Tugu Kencana menyediakan beberapa macam fasilitas kredit bagi
nasabahnya, yaitu :
1. Kredit Modal Kerja
Kredit ini merupakan kredit jangka pendek, biasanya 1 tahun, yang bertujuan
untuk menambah modal usaha dan untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
Kredit jenis ini biasanya diperuntukkan bagi segmen usaha manufaktur,
perdagangan, pertanian, dan jasa.
2. Kredit Konsumsi
Kredit jenis ini diperuntukkan bagi seseorang yang berpenghasilan tetap,
yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, maupun pengusaha. Kredit ini
46
bertujuan untuk kebutuhan konsumsi dan tidak berhubungan dengan
penambahan modal kerja misalnya: untuk membiayai pendirian rumah,
pembelian kendaraan, atau pengadaan barang konsumtif lainnya.
E. Syarat dan Prosedut Permohonan Kredit
1. Syarat-syarat Permohonan Kredit
Syarat-syarat dari pemberian fasilitas pemberian kredit adalah :
a. Menyerahkan Formulir Permohonan Kredit, Formulir Laporan Keuangan, dan
Formulir Keterangan Permohonan yang disediakan oleh BPR dan telah diisi
oleh pemohon.
b. Menunjukkan identitas diri (KTP/SIM) asli pemohon yang masih berlaku.
c. Menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP/SIM) pemohon 3 lembar.
d. Menyerahkan fotokopi suami/istri 2 lembar bila sudah berkeluarga.
e. Menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga satu lembar dan fotokopi Akta Nikah.
f. Menyerahkan surat kepemilikan agunan.
g. Harus mempunyai rekening di PT. BPR Tugu Kencana.
h. Menyerahkan rekening listrik atau telepon terakhir.
i. Menyerahkan denah lokasi usaha dan rumah.
j. Menyerahkan data penunjang nasabah seperti Gaji, SIUPP, HO, dll bila ada.
k. Apabila agunan berupa sertifikat tanah, pemohon harus menyerahkan
beberapa kelengkapan yang lain, yaitu:
Menyerahkan sertifikat asli dan fotokopi sertifikat 2 lembar.
Fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan.
47
Surat Keterangan Kelurahan.
l. Apabila agunan berupa kendaraan, pemohon harus menyerahkan beberapa
kelengkapan yang lain, yaitu:
BPKB dan fotokopi BPKB 2 lembar.
Fotokopi STNK 2 lembar.
Fotokopi KTP pemegang sesuai STNK dan BPKB.
Kwitansi kosong bermeterai Rp 6.000,-
Apabila kendaraan bukan atas nama pemohon/ kendaraan atas nama orang
lain, pemohon harus menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP/SIM)
pemilik kendaraan 2 lembar, kwitansi kosong bermeterai Rp 6.000,- yang
diserahkan harus atas nama pemilik kendaraan.
Gesekan rangka dan mesin.
Usia kendaraan yang dijadikan agunan maksimal 5 tahun.
2. Prosedur Permohonan Kredit
Prosedur permohonan kredit yang ada di BPR Tugu Kencana adalah:
a. Pemohon kredit mengisi Formulir Permohonan Kredit, Formulir Laporan
Keuangan, dan Formulir Keterangan Permohonan yang disediakan oleh bank,
kemudian formulir tersebut diserahkan kepada Petugas Administrasi Kredit
beserta syarat-syarat
b. Petugas Administrasi Kredit menerima formulir beserta kelengkapan tersebut,
kemudian dicatat dalam Buku Pengajuan Kredit. Semua permohonan baik
permohonan lama atau permohonan baru dicatat dalam Buku Pengajuan
Kredit.
48
c. Permohonan kredit beserta kelengkapannya diserahkan kepada Bagian
Analisa Kredit/ Account Officer, kemudian bagian ini menentukan jadwal
analisa lapangan.
d. Account Officer melakukan analisa lapangan atau peninjauan langsung baik ke
rumah pemohon dan tempat usaha pemohon.
e. Account Officer membuat laporan analisa lapangan yang meliputi Laporan
Usaha Pemohon dan Laporan Barang Jaminan.
f. Permohonan kredit yang telah dilengkapi Laporan Analisa Lapangan diajukan
kepada Direksi untuk diadakan disposisi/ keputusan kredit.
g. Setelah permohonan tersebut disetujui oleh direksi, permohonan tersebut
dikembalikan ke Bagian Administrasi Kredit untuk dibuatkan Perjanjian
Kredit.
h. Account officer memberitahukan keputusan kredit kepada debitur. Kemudian
meminta debitur untuk menandatangani Perjanjian Kredit bersama dengan
Direksi kemudian dicatat dalam buku register pemberian kredit dan buku
harian kredit.
i. Pencairan Kredit kemudian dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara
debitur dan pihak BPR.
F. Struktur Organisasi
1. Bentuk Struktur Organisasi
Struktur organisasi BPR berbentuk garis dan staf. Struktur organisasi disajikan
pada lampiran.
49
2. Tugas dan Tanggung Jawab Masing-masing Bagian
Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yaitu :
a. Dewan komisaris membawahi langsung direksi.
b. Direksi terdiri dari 2 orang direktur dimana salah satunya menjabat direktur
utama.
c. Direksi membawahi kepala bagian dana, kepala bagian kredit, kepala bagian
Umum / Personil, dan kepala bagian Pembukuan. Direksi bertanggung jawab
langsung kepada dewan komisaris.
d. Kepala bagian kredit membawahi bagian account officer dan bagian
administrasi kredit.
e. Kepala bagian Umum / Personil membawahi bagian kasir dan Bagian Sumber
Daya Manusia.
G. Fungsi Masing-masing Bagian
1. Komisaris
Fungsi Komisaris adalah :
a. Mengawasi direksi dalam menjalankan tugasnya, dan memberikan saran/
masukan apabila diperlukan.
b. Sebagai pihak independen yang menilai kinerja direksi dalam menciptakan
pendapatan.
2. Direksi
Fungsi Direksi adalah :
a. Mewakili PT di dalam dan luar PT.
50
b. Melaksanakan tugasnya yang ditujukan untuk kepentingan perseroan.
c. Menyusun rencana kerja, anggaran pendapatan, dan anggaran biaya bank,
serta menyusun rencana pengembangan usaha.
d. Melakukan pengamatan pasar dan memanfaatkan kesempatan pasar secara
optimal serta mengamankan kekayaan bank.
e. Menilai performance karyawan.
f. Menyetujui aplikasi kredit.
g. Menyampaikan laporan secara periodik atas pengembangan usaha bank
kepada dewan komisaris.
3. Bagian Dana
Fungsi Bagian Dana adalah :
a. Membantu dan memberikan saran kepada direksi dalam melaksanakan tugas-
tugas yang berhubungan dengan program bidang dana.
b. Menyusun rencana kerja, anggaran bidang dana, serta jadwal kegiatan rencana
kerja dan menyusun rencana anggaran yang telah disetujui oleh dewan
komisaris serta mengatur pengelolaan uang kas.
c. Melakukan monitoring atas nasabah-nasabah yang telah mempercayakan
dananya di bank, monitoring tata kerja sistem dan prosedur pelaksanaan
bidang dana, dan monitoring atas penatausahaan hak dan kewajiban yang
timbul atas aktifitas bidang dana.
d. Menyusun laporan yang berkenaan dengan dana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku baik untuk keperluan intern atau ekstern.
e. Menyelenggarakan administrasi bidang dana.
51
f. Menghitung pajak atas penempatan dana (tabungan, deposito), dan
melaksanakan pembayaran di kantor pajak.
4. Bagian Pembukuan
Fungsi Bagian Pembukuan adalah :
a. Membantu direksi dalam melaksanakan tugas-tugas dan menyampaikan saran
yang berhubungan dengan program bidang pembukuan / akuntansi..
b. Menyusun rencana kerja dan anggaran di bidang pembukuan / akuntansi.
c. Menyusun jadwal kegiatan rencana kerja dan menyusun break down rencana
anggaran bulanan atas rencana kerja dan anggaran yang telah disetujui atas
Dewan Komisaris.
d. Melakukan monitoring atas terciptanya keseimbangan faktor produksi
pendukung kelancaran operasional serta memonitor dan mengevaluasi tata
kerja sistem dan prosedur pelaksanaan bidang pembukuan.
e. Melakukan monitoring atas penatausahaan dokumen-dokumen tentang hal-hal
pemilikan aset maupun dokumen-dokumen penting lainnya untuk kepentingan
intern maupun kerjasama dengan pihak ketiga.
f. Menyelenggarakan administrasi akuntansi dan keuangan dengan menghimpun
serta mengelola data-data semua transaksi keuangan bank.
g. Mewakili bank dalam mengadakan hubungan dengan pihak ketiga berkenaan
dengan pelaksanaan tugasnya.
h. Melaksanakan kegiatan komputerisasi administrasi akuntansi dan unit-unit
operasional.
52
i. Membuat laporan neraca, laba rugi harian, dan bulanan serta tahunan untuk
kepentingan intern / ekstern.
5. Account Officer
Fungsi Account Officer adalah :
a. Menyeleksi calon debitur.
b. Memberi penjelasan pada calon debitur tentang syarat-syarat dan prosedur
kredit serta ketentuan yang harus dipatuhi dan memberi petunjuk dalam
mengisi blangko permohonan kredit serta memeriksa blangko permohonan
yang telah diisi oleh calon debitur kemudian mencatatnya dalam buku register
pemberian kredit.
c. Menganalisa data permohonan serta kelengkapan syarat yang ada untuk
dipertimbangkan dan meminta persetujuan kepada Direksi apabila diperlukan,
mengadakan peninjauan terhadap usaha dan jaminan calon debitur.
d. Setelah mendapat persetujuan dari pihak Direksi, memanggil calon debitur
dan diberi penjelasan antara lain: besarnya plafon yang disetujui, cara
penarikan besarnya bunga dan posisi yang harus dibayar, dan jangka waktu
pinjaman.
e. Meminta debitur untuk menandatangani akad kredit bersama dengan Direksi
kemudian dicatat dalam buku register pemberian kredit dan buku harian
kredit.
f. Meminta tanda tangan debitur untuk spesimen tanda tangan.
g. Mencatat semua tagihan ke buku setoran dan memberikan bukti setor kepada
nasabah.
53
h. Melakukan penagihan ke lapangan / tempat usaha / tempat tinggal lalu
menyetorkan hasil tagihan yang didapat kepada bagian kasir setiap hari.
i. Membantu bagian administrasi kredit menyelesaikan administrasi kredit.
j. Membantu survey lapangan dan melakukan pencarian kredit untuk
permohonan kredit kecil.
6. Pegawai Administrasi Kredit
Fungsi Pegawai Administrasi Kredit adalah :
a. Memberi penjelasan kepada debitur dalam mengisi blangko permohonan dan
syarat-syarat kredit serta prosedur dan ketentuan kredit.
b. Mencatat dalam buku register bagi calon debitur.
c. Meminta pertimbangan dan persetujuan Direksi tentang pemberian kredit.
d. Membuat surat panggilan kepada calon nasabah bila kredit disetujui, tanda
terima dan pengambilan jaminan, kartu rekening kredit dan angsuran serta
bunga dan tabungan, surat tagihan dan peringatan kepada yang menunggak
dan mengupayakan supaya dapat tertagih.
e. Membina nasabah agar tetap rutin dalam usahanya dan berkembang.
f. Membuat laporan yang berhubungan dengan kredit baik rutin ataupun
sewaktu-waktu.
g. Membukukan angsuran dan bunga ke buku monitoring nasabah.
h. Membuat kartu rekening pinjaman dan file kredit serta mengarsipkannya.
54
7. Kasir
Fungsi Kasir adalah :
a. Mengusahakan kelancaran tugas bagian ini terutama dalam hal prosedur
penarikan dan penyetoran uang tunai dari nasabah.
b. Menatausahakan aliran kas masuk dan keluar setiap hari dan mencocokkan
mutasi hari itu serta melaporkan pada bagian pembukuan.
c. Melakukan pembayaran atas penarikan atau pengambilan yang dilakukan oleh
nasabah sesuai dengan bukti pembukuannya.
d. Menerima pembayaran atas setoran-setoran yang dilakukan oleh nasabah.
e. Mencatat setiap kas keluar masuk dalam buku kas harian
f. Mencatat sisa kas akhir hari dan mencocokkan dengan hasilnya kemudian
melaporkan kepada Direksi.
g. Menerima pembayaran angsuran kredit.
h. Dalam keadaan tertentu mengganti tugas bagian lain apabila berhalangan.
i. Mengatur dan mengamankan uang tunai dan surat berharga yang dititipkan.
j. Memegang dan mengamankan kunci kontrol terhadap uang tunai dan surat
berharga yang menjadi tanggung jawabnya.
k. Menjaga rahasia nasabah dan lain-lain yang wajib dirahasiakan.
8. Pegawai Sumber Daya Manusia
Fungsi Pegawai Sumber Daya Manusia adalah :
a. Membantu Direksi dalam melaksanakan tugas yang berhubungan dengan
umum dan personalia serta menyampaikan saran sehubungan dengan
pelaksanaan tugas bidang umum personalia.
55
b. Membantu Direksi dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran dan
melakukan monitoring serta pengendalian atas pelaksanaannya.
c. Mengelola kearsipan dan dokumentasi Direksi / Pimpinan.
d. Melakukan pengadaan inventaris peralatan kantor dan kebutuhan kantor
lainnya sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
e. Mengurus peralatan dan pemeliharaan inventaris kantor.
f. Menyusun perencanaan dan penyediaan tenaga kerja menurut kebutuhan
jangka pendek dan jangka panjang antara lain: penerimaan pegawai,
pengembangan kualitas sumber daya manusia, penggajian pegawai, pemberian
penghargaan dan sangsi hukum, pengendalian hubungan kerja, dan pemutusan
hubungan kerja.
g. Mengurus dan menyusun administrasi kepegawaian yang meliputi cuti, usul
kepangkatan, penggajian, penilaian kondite, peringatan, mutasi, promosi, dan
pemberhentian kerja.
h. Menghitung pajak penghasilan karyawan dan Direksi / Pimpinan.
i. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Direksi / Pimpinan.
H. Data Calon Debitur BPR Tugu Kencana:
1. PERUSAHAAN A
a. Manajemen Perusahaan
Perusahaan ini beralamatkan di Desa Ngemplak, Nggothi, Kartasura.
Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan. Perusahaan ini
memproduksi krupuk. Perusahaan ini mempunyai hubungan yang cukup baik
56
dengan karyawannya, sehingga kesejahteraan karyawan cukup diperhatikan.
Perusahaan ini mempunyai sejarah pengembalian piutang yang cukup baik.
b. Riwayat Perusahaan
Perusahaan ini berdiri tahun 1992. Perusahaan ini mengalami peningkatan
usaha yang cukup baik.
c. Realisasi Produksi
Daerah pemasaran : Tegal, Pekalongan, Bandung, Pemalang.
Penjualan barang dilakukan : tunai, kredit, atau titip.
d. Persaingan
Tidak ada pesaing di daerah sekitar pabrik yang memproduksi produk
yang sama. Namun di daerah pemasaran terdapat beberapa pesaing.
Pesaing terbesar justru perusahaan saudara sendiri.
Strategi menghadapi persaingan : tetap mempertahankan mutu produk
dengan harga yang kompetitif. Harga relatif lebih murah dibanding dengan
pesaingnya. Juga dengan menjaga hubungan baik dengan pelanggan, yaitu
dengan kunjungan pemilik perusahaan ke daerah pemasaran secara rutin.
Mencari pelanggan baru dilakukan sendiri oleh pemilik dengan
berkunjung dan menawarkan barang ke daerah-daerah pemasaran.
e. Permohonan kredit
Permohonan kredit : Rp 20.000.000,-
Jumlah kredit : Rp 20.000.000,-
Jangka waktu : 1 tahun
Agunan : Tanah Rp 50.000.000,-
57
2. PERUSAHAAN B
a. Manajemen Perusahaan
Perusahaan ini beralamatkan di Desa Karang Joho, Sembungan, Nogosari,
Boyolali. Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan. Perusahaan ini
memproduksi mebel kayu berupa rangka kursi. Perusahaan ini mempunyai
hubungan yang cukup baik dengan karyawannya, sehingga kesejahteraan
karyawan cukup diperhatikan. Perusahaan ini mempunyai sejarah
pengembalian piutang yang cukup baik.
b. Riwayat Perusahaan
Perusahaan ini berdiri tahun 2001. Perusahaan ini mengalami peningkatan
usaha yang cukup baik. Pada awalnya perusahaan ini memproduksi kusen
pintu, tapi lama kelamaan produk itu ditinggalkan karena perputaran
penjualan kusen pintu lambat dan mulai tahun 2003 perusahaan ini beralih ke
usaha rangka kursi.
c. Realisasi Produksi
Daerah pemasaran : Solo, Yogyakarta, dan Wonosari.
Penjualan barang dilakukan secara tunai, melalui cek, atau giro.
d. Persaingan
Ada 7 pesaing di daerah sekitar pabrik yang mempunyai produk sama.
Untuk menghadapi persaingan perusahaan ini mempertahankan mutu
produk dan menjaga hubungan baik dengan pelanggannya. Perusahaan ini
tidak pernah melakukan promosi, karena para pelanggan berdatangan
58
sendiri, bahkan perusahaan ini hampir tidak mampu melayani semua
pesanan.
e. Permohonan kredit
Permohonan kredit : Rp 20.000.000,-
Jumlah kredit : Rp 17.500.000,-
Jangka waktu : 1 tahun
Agunan : Kendaraan Rp 24.000.000,-
3. PERUSAHAAN C
a. Manajemen Perusahaan
Perusahaan ini beralamatkan di Ngabean RT.3 RW.2 Kartasura. Perusahaan
ini merupakan perusahaan perseorangan. Perusahaan ini memproduksi roti.
Perusahaan ini mempunyai hubungan yang cukup baik dengan karyawannya,
sehingga kesejahteraan karyawan cukup diperhatikan. Perusahaan ini
mempunyai sejarah pengembalian piutang yang cukup baik.
b. Riwayat Perusahaan
Perusahaan ini berdiri tahun 1993. Perusahaan ini mengalami peningkatan
usaha yang cukup baik.
c. Realisasi Produksi
Daerah pemasaran : Simo, Klaten, Kartasura, dan Surakarta.
Dalam melakukan penjualan, perusahaan menitipkan barangnya kepada
penjual-penjual roti eceran, sedang pembayaran dilakukan 1 minggu
sekali. Barang yang tidak laku dikembalikan.
59
d. Persaingan
Perusahaan ini mempunyai banyak sekali perusahaan pesaing.
Untuk menghadapi persaingan perusahaan ini mempertahankan mutu
produk dan menjaga hubungan baik dengan pelanggannya. Pemilik
perusahaan sering melakukan survei pasar sekaligus menawarkan
langsung produknya ke daerah-daerah yang belum ia kuasai.
e. Permohonan kredit
Permohonan kredit : Rp 20.000.000,-
Jumlah kredit : Rp 15.000.000,-
Jangka waktu : 1 tahun
Agunan : Kendaraan Rp 9.000.000,-
Rp 8.000.000,-
Rp 17.000.000,-
4. PERUSAHAAN D
a. Manajemen Perusahaan
Perusahaan ini beralamatkan di Desa Ngemplak, Nggothi, Kartasura.
Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan. Perusahaan ini
memproduksi mebel. Perusahaan ini mempunyai hubungan yang cukup baik
dengan karyawannya, sehingga kesejahteraan karyawan cukup diperhatikan.
Perusahaan ini mempunyai sejarah pengembalian piutang yang cukup baik.
b. Riwayat Perusahaan
Perusahaan ini berdiri tahun 1987. Pada saat itu hanya membuat kusen pintu
yang dijajakan keliling dengan menggunakan sepeda. Kemudian lama-lama
60
berkembang selain kusen pintu juga memproduksi daun pintu, jendela, meja,
kursi, dan almari. Perusahaan ini mengalami peningkatan usaha yang cukup
baik sehingga pemilik memindahkan tempat usaha ke tempat yang lebih
strategis.
c. Realisasi Produksi
Daerah pemasaran : Boyolali, Klaten, Yogyakarta, Kartasura, Kemusuk,
Surabaya, Karanganyar, dan Surakarta.
Penjualan barang dilakukan secara kredit dengan pembayaran porsekot
terlebih dahulu.
d. Persaingan
Banyak terdapat pesaing di daerah sekitarnya.
Strategi menghadapi persaingan : tetap mempertahankan kualitas bahan
dan produk dengan harga yang kompetitif. Harga relatif lebih murah
dibanding dengan pesaingnya.
e. Permohonan kredit
Permohonan kredit : Rp 20.000.000,-
Jumlah kredit : Rp 17.000.000,-
Jangka waktu : 1 tahun
Agunan : Tanah Rp 70.000.000,-
5. PERUSAHAAN E
a. Manajemen Perusahaan
Perusahaan ini bernama Bengkel Luwes dan beralamatkan di Jl. Adi
Sumarmo, Kartasura. Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan.
61
Perusahaan ini memproduksi berang-barang dari besi seperti teralis, pintu,
pagar, kursi, dan meja. Perusahaan ini mempunyai hubungan yang cukup baik
dengan karyawannya, sehingga kesejahteraan karyawan cukup diperhatikan.
Perusahaan ini mempunyai sejarah pengembalian piutang yang cukup baik.
b. Riwayat Perusahaan
Perusahaan ini berdiri 1979. Perusahaan ini mengalami peningkatan usaha
yang cukup baik, semula perusahaan ini hanya membuat kursi, namun lama
kelamaan berkembang dengan baik.
c. Realisasi Produksi
Daerah pemasaran : Simo, Nogosari, Colomadu, Kartasura, dan Solo.
Pembayaran dilakukan secara kredit dengan porsekot.
d. Persaingan
Tidak ada pesaing di daerah sekitar pabrik yang memproduksi produk
yang sama. Namun di daerah lain terdapat beberapa pesaing.
Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan ini mempunyai
strategi yaitu mengambil laba sedikit dan pengerjaan yang halus.
e. Permohonan kredit
Permohonan kredit : Rp 20.000.000,-
Jumlah kredit : Rp 16.000.000,-
Jangka waktu : 1 tahun
Agunan : Tanah Rp 100.000.000,-
62
6. PERUSAHAAN F
a. Manajemen Perusahaan
Perusahaan ini bernama Genting Hikmah dan berlokasi di Desa Jetis,
Karanganom, Klaten. Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan.
Perusahaan ini memproduksi genting press gelombang 1, gelombang 2, dan
genting kodokan. Perusahaan ini memberi lapangan pekerjaan bagi pemuda di
desa tersebut.
b. Riwayat Perusahaan
Perusahaan ini berdiri 1981. Perusahaan ini mengalami peningkatan usaha
yang cukup baik, semula perusahaan ini hanya memproduksi genting R yang
pengerjaannya hanya dengan cara tradisional. Sejak tahun 1986, perusahaan
ini mulai beralih memproduksi genting press saja.
c. Realisasi Produksi
Daerah pemasaran : Semarang, Ungaran, Salatiga, Klaten, Karanganyar,
Pati, dan Rembang
Pembayaran dilakukan kredit dengan porsekot.
d. Persaingan
Banyak sekali pesaing di daerah tersebut, namun perusahaan ini tetap menjadi
yang terbaik karena perusahaan ini mempunyai rahasia tertentu dalam
pemilihan bahan dan proses pengerjaan, yang membuat kualitas produk
perusahaan ini berbeda dengan perusahaan yang lain dan harga jual yang lebih
tinggi pula. Bahkan perusahaan ini telah memiliki merk tersendiri untuk
produknya.
63
e. Permohonan kredit
Permohonan kredit : Rp 20.000.000,-
Jumlah kredit : Rp 10.000.000,-
Jangka waktu : 1 tahun
Agunan : Tanah Rp 48.000.000,-
7. PERUSAHAAN G
a. Manajemen Perusahaan
Perusahaan ini bernama Genting Sumber Agung dan berlokasi di Desa
Karanganom, Karanganom, Klaten. Perusahaan ini merupakan perusahaan
perseorangan. Perusahaan ini memproduksi genting press gelombang 1,
gelombang 2, dan genting kodokan. Perusahaan ini merupakan bisnis keluarga
sehingga semuanya dikerjakan bersama.
b. Riwayat Perusahaan
Perusahaan ini berdiri 1965. Perusahaan ini kurang mengalami peningkatan
dalam usahanya. Semula perusahaan ini hanya memproduksi genting R yang
pengerjaannya hanya dengan cara tradisional. Sejak tahun 1986, perusahaan
ini mulai beralih memproduksi genting press saja.
c. Realisasi Produksi
Daerah pemasaran Semarang, Ungaran, Salatiga, Karanggede, Pati,
Temanggung, dan Masaran.
Pembayaran dilakukan kredit dengan porsekot.
64
d. Persaingan
Banyak sekali pesaing di daerah tersebut, strategi yang diambil untuk
menghadapi persaingan hanyalah dengan menjaga kualitas produk.
e. Permohonan kredit
Permohonan kredit : Rp 20.000.000,-
Jumlah kredit : Rp 0,-
Jangka waktu : 1 tahun
Agunan : Tanah Rp 50.000.000,-
65
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Korelasi dan Uji Signifikansi antara Current Ratio, Acid Test Ratio,
Time Interest Earned Ratio, dan Profit Margin Ratio dengan Jumlah Kredit
yang Disetujui
Untuk mengetahui adakah hubungan antara Current Ratio, Acid Test Ratio, Time
Interest Earned Ratio, dan Profit Margin Ratio calon debitur dengan jumlah
kredit yang disetujui, penulis menggunakan analisis korelasi. Rumus yang
digunakan adalah korelasi Spearman dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data mengenai jumlah nominal kredit yang disetujui oleh
BPR, yang diambil dari debitur bidang usaha manufaktur yang mengajukan
usulan permohonan kredit dengan tingkat nominal pinjaman tertentu.
Tabel V.1.Permohonan Kredit dan Jumlah Kredit yang Disetujui
Perusahaan Permohonan KreditJumlah Kredit Yang
Disetujui
A Rp 20.000.000,- Rp 20.000.000,-B Rp 20.000.000,- Rp 17.500.000,-C Rp 20.000.000,- Rp 15.000.000,-D Rp 20.000.000,- Rp 17.000.000,-E Rp 20.000.000,- Rp 16.000.000,-F Rp 20.000.000,- Rp 10.000.000,-G Rp 20.000.000,- Rp 0 ,-
66
2. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan calon debitur bidang usaha
manufaktur yang mengajukan usalan permohonan kredit dengan tingkat
nominal pinjaman tertentu.
a. Laporan Keuangan Perusahaan A
LAPORAN RUGI LABA BULANANPERUSAHAAN A
UNTUK PERIODE JANUARI 2005
PendapatanPenjualan Rp 48.000.000 ,-
Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Langsung Rp 31.500.000,-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2.800.000,-Biaya Overhead PabrikBi Listrik Rp 450.000,-Bi Depresiasi Bangunan Rp 556.000,-Bi Depresiasi Mesin Rp 383.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.389.000,-Harga Pokok Penjualan (Rp 35.689.000,-)
Laba Kotor Penjualan Rp 12.311.000,-
Biaya OperasiBiaya PenjualanBi Angkut Penjualan Rp 1.600.000,-Bi Depresiasi Kendaraan Rp 3.117.000,-
Jumlah Biaya Penjualan Rp 4.717.000,-Biaya Administrasi dan UmumBi Telpon Rp 150.000,-Bi Bunga Rp 125.000,-Bi Retribusi Rp 20.000,-Bi Lain-lain Rp 375.000,-
Jumlah Bi Administrasi dan Umum Rp 670.000,-Jumlah Biaya Operasi (Rp 5.387.000,-)
aba Operasi Rp 6.924.000,-
Pendapatan Luar Operasi Rp 3.000.000,-
Laba Bersih Rp 9.924.000,
67
NERACA BULANANPERUSAHAAN APER 31 JAN 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas Rp 200.000,-Kas di Bank Rp 65.000.000,-Piutang Usaha Rp 35.000.000,-Persediaan Bahan Baku Rp 12.750.000,-Persediaan Bahan Pelengkap Rp 3.000.000,-Persediaan Barang Jadi Rp 10.500.000,-Perlengkapan Rp 7.000.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 133.450.000,-
AKTIVA TETAP
Tanah Rp 50.000.000,-Bangunan Rp 100.000.000,-Akm Penyusutan Bangunan (Rp 27.222.000,-)Kendaraan Rp 187.000.000,-Akm Penyusutan Kendaraan (Rp 23.467.000,-)Mesin Rp 23.000.000,-Akm Penyusutan Mesin (Rp 9.200.000,-)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 300.111.000,-
TOTAL AKTIVA Rp 433.561.000,-
PASIVA
UTANG USAHA Rp 5.000.000,-
LABA TAHUN BERJALAN Rp 9.924.000,-
MODAL Rp 418.637.000,-
TOTAL PASIVA Rp 433.561.000,-
68
b. Laporan Keuangan Perusahaan B
LAPORAN RUGI LABA BULANANPERUSAHAAN B
UNTUK PERIODE JANUARI 2005
PendapatanPenjualan Rp 66.000.000 ,-
Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Langsung Rp 42.056.000,-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 13.320.000,-Biaya Overhead PabrikBi Listrik Rp 350.000,-Bi Reparasi Mesin Rp 237.500,-Bi Depresiasi Bangunan Rp 138.900,-Bi Depresiasi Mesin Rp 147.500,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 873.900,-Harga Pokok Penjualan (Rp 56.249.900,-)
Laba Kotor Penjualan Rp 9.750.100,-
Biaya OperasiBiaya PenjualanBi Angkut Penjualan Rp 1.200.000,-Bi Depresiasi Kendaraan Rp 463.300,-
Jumlah Biaya Penjualan Rp 1.663.300,-Biaya Administrasi dan UmumBi Telpon Rp 100.000,-Bi Bunga Rp 200.000,-Bi Lain-lain Rp 336.800,-
Jumlah Bi Administrasi dan Umum Rp 638.800,-Jumlah Biaya Operasi (Rp 2.300.100,-)
Laba Operasi Rp 7.450.000,-
Pendapatan Luar Operasi Rp 6.000.000,-
Laba Bersih Rp 13.450.000,-
69
NERACA BULANANPERUSAHAAN BPER 31 JAN 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas Rp 1.000.000,-Kas di bank Rp 100.000.000,-Piutang Usaha Rp 42.000.000,-Persediaan Bahan Baku Rp 9.400.000,-Persediaan Bahan Pelengkap Rp 210.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 152.610.000,-
AKTIVA TETAP
Tanah Rp 62.500.000,-Bangunan Rp 25.000.000,-Akm Penyusutan Bangunan (Rp 6.666.700,-)Kendaraan Rp 27.800.000,-Akm Penyusutan Kendaraan (Rp 1.920.000,-)Mesin Rp 8.850.000,-Akm Penyusutan Mesin (Rp 3.540.000,-)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 112.023.300,-
AKTIVA LAIN LAIN
Emas Rp 9.000.000,-
TOTAL AKTIVA Rp 273.633.300,-
PASIVA
UTANG USAHA Rp 10.000.000,-
LABA TAHUN BERJALAN Rp 13.450.000,-
MODAL Rp 250.183.300,-
TOTAL PASIVA Rp 273.633.300,-
70
c. Laporan Keuangan Perusahaan C
LAPORAN RUGI LABA BULANANPERUSAHAAN C
UNTUK PERIODE JANUARI 2005
PendapatanPenjualan Rp 54.000.000 ,-Retur Penjualan (Rp 4.500.000,-)Penjualan Bersih Rp 49.500.000,-
Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Langsung Rp 26.250.000,-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 6.600.000,-Biaya Overhead PabrikBi Sewa Bangunan Rp 170.000,-Bi Bahan Bakar Rp 1.750.000,-Bi Listrik Rp 680.000,-Bi Pengemasan Rp 2.000.000,-Bi Depresiasi Mesin Rp 163.300,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 4.763.300,-Harga Pokok Penjualan (Rp 37.613.300,-)
Laba Kotor Penjualan Rp 11.886.700,-
Biaya OperasiBiaya PenjualanBi Angkut Penjualan Rp 900.000,-Bi Depresiasi Kendaraan Rp 483.300,-
Jumlah Biaya Penjualan Rp 1.383.300,-Biaya Administrasi dan UmumBi Telpon Rp 255.000,-Bi Bunga Rp 225.000,-Bi Lain-lain Rp 300.000,-
Jumlah Bi Administrasi dan Umum Rp 780.000,-Jumlah Biaya Operasi (Rp 2.163.300,-)
Laba Operasi Rp 9.723.400,-
71
NERACA BULANANPERUSAHAAN CPER 31 JAN 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas Rp 500.000,-Kas di bank Rp 1.500.000,-Persediaan Bahan Baku Rp 5.475.000,-Sewa Dibayar Di muka Rp 2.500.000,-Perlengkapan Rp 2.000.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 11.975.000,-
AKTIVA TETAP
Tanah Rp 44.000.000,-Kendaraan Rp 29.000.000,-Akm Penyusutan Kendaraan (Rp 10.400.000,-)Mesin Rp 9.800.000,-Akm Penyusutan Mesin (Rp 2.620.000,-)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 69.780.000,-
TOTAL AKTIVA Rp 81.755.000,-
PASIVA
UTANG USAHA Rp 9.000.000,-
LABA TAHUN BERJALAN Rp 9.723.400,-
MODAL Rp 63.031.600,-
TOTAL PASIVA Rp 81.755.000,-
72
d. Laporan Keuangan Perusahaan D
LAPORAN RUGI LABA BULANANPERUSAHAAN D
UNTUK PERIODE JANUARI 2005
PendapatanPenjualan Rp 77.000.000 ,-
Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Langsung Rp 60.415.000,-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.400.000,-Biaya Overhead PabrikBi Listrik Rp 180.000,-Bi Depresiasi Bangunan Rp 222.200,-Bi Depresiasi Mesin Rp 136.700,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 538.900,-Harga Pokok Penjualan (Rp 64.353.900,-)
Laba Kotor Penjualan Rp 12.616.100,-
Biaya OperasiBiaya PenjualanBi Angkut Penjualan Rp 1.020.000,-Bi Depresiasi Kendaraan Rp 228.300,-
Jumlah Biaya Penjualan Rp 1.248.300,-Biaya Administrasi dan UmumBi Bunga Rp 317.500,-
Jumlah Biaya Operasi (Rp 1.565.800,-)
Laba Operasi Rp 11.080.300,-
Pendapatan Luar Operasi Rp 4.200.000,-,
Laba Bersih Rp 15.280.300,-
73
NERACA BULANANPERUSAHAAN DPER 31 JAN 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas Rp 1.000.000,-Kas di bank Rp 15.000.000,-Piutang Usaha Rp 72.000.000,-Persediaan Bahan Baku Rp 5.000.000,-Perlengkapan Rp 3.000.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 96.000.000,-
AKTIVA TETAP
Tanah Rp 70.000.000,-Bangunan Rp 40.000.000,-Akm Penyusutan Bangunan (Rp 8.000.000,-)Kendaraan Rp 13.700.000,-Akm Penyusutan Kendaraan (Rp 228.300,-)Mesin Rp 8.200.000,-Akm Penyusutan Mesin (Rp 3.280.000,-)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 120.391.700,-
TOTAL AKTIVA Rp 216.391.700,-
PASIVA
UTANG USAHA Rp 10.700.000,-
LABA TAHUN BERJALAN Rp 15.280.300,-
MODAL Rp 190.411.400,-
TOTAL PASIVA Rp 216.391.700,-
74
e. Laporan Keuangan Perusahaan E
LAPORAN RUGI LABA BULANANPERUSAHAAN E
UNTUK PERIODE JANUARI 2005
PendapatanPenjualan Rp 35.000.000 ,-
Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Langsung Rp 20.940.000,-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 4.200.000,-Biaya Overhead PabrikBi Sewa Bangunan Rp 250.000,-Bi Bahan Bakar Rp 600.000,-Bi Depresiasi Bangunan Rp 83.300,-Bi Depresiasi Mesin Rp 35.000,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 968.300,-Harga Pokok Penjualan (Rp 26.108.300,-)
Laba Kotor Penjualan Rp 8.891.700,-
Biaya OperasiBiaya PenjualanBi Angkut Penjualan Rp 250.000,-Bi Depresiasi Kendaraan Rp 500.000,-
Jumlah Biaya Penjualan Rp 750.000,-Biaya Administrasi dan UmumBi Telpon Rp 100.000,-Bi Listrik Rp 150.000,-Bi Bahan Bakar Rp 576.000,-Bi Bunga Rp 500.000,-
Jumlah Bi Administrasi dan Umum Rp 1.326.000,-Jumlah Biaya Operasi (Rp 2.076.000,-)
Laba Bersih Rp 6.815.700,-
75
NERACA BULANANPERUSAHAAN EPER 31 JAN 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas Rp 1.500.000,-Kas di bank Rp 2.000.000,-Piutang Usaha Rp 1.000.000,-Perlengkapan Rp 24.000.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 28.500.000,-
AKTIVA TETAPTanah Rp 100.000.000,-Bangunan Rp 15.000.000,-Akm Penyusutan Bangunan (Rp 4.000.000,-)Kendaraan Rp 30.000.000,-Akm Penyusutan Kendaraan (Rp 10.600.000,-)Mesin Rp 21.000.000,-Akm Penyusutan Mesin (Rp 4.200.000,-)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 147.200.000,-
TOTAL AKTIVA Rp 175.700.000,-
PASIVA
UTANG USAHA Rp 20.000.000,-
LABA TAHUN BERJALAN Rp 6.815.700,-
MODAL Rp 148.884.300,-
TOTAL PASIVA Rp 175.700.000,-
76
f. Laporan Keuangan Perusahaan F
LAPORAN RUGI LABA BULANANPERUSAHAAN F
UNTUK PERIODE JANUARI 2005
PendapatanPenjualan Rp 8.800.000,-
Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Langsung Rp 2.340.000,-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.240.000,-Biaya Overhead PabrikBi Bahan Bakar Rp 900.000,-Bi Depresiasi Bangunan Rp . 138.900,-Bi Depresiasi Mesin Rp 323.300,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.362.200,-Harga Pokok Penjualan (Rp 6.942.200,-)
Laba Kotor Penjualan Rp 1.937.800,-
Biaya OperasiBiaya Administrasi dan UmumBi Telpon Rp 100.000,-Bi Listrik Rp 60.000,-Bi Bunga Rp 125.000,-Bi Depresiasi Kendaraan Rp 200.000,-
Jumlah Biaya Operasi (Rp 485.300,-)
Laba Operasi Rp 1.452.500,-
Pendapatan Luar Operasi Rp 200.000,-
Laba Bersih Rp 1.652.500,-
77
NERACA BULANANPERUSAHAAN FPER 31 JAN 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCARKas Rp 1.500.000,-Piutang Usaha Rp 3.500.000,-Persediaan Bahan Baku Rp 50.000,-Perlengkapan Rp 200.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 5.250.000,-
AKTIVA TETAPTanah Rp 48.000.000,-Bangunan Rp 25.000.000,-Akm Penyusutan Bangunan (Rp 3.000.000,-)Kendaraan Rp 12.000.000,-Akm Penyusutan Kendaraan (Rp 3.880.000,-)Mesin Rp 19.400.000,-Akm Penyusutan Mesin (Rp 4.800.000,-)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 92.720.000,-
TOTAL AKTIVA Rp 97.970.000,-
PASIVA
UTANG USAHA Rp 5.000.000,-
LABA TAHUN BERJALAN Rp 1.652.500,-
MODAL Rp 91.317.500,-
TOTAL PASIVA Rp 97.970.000,-
78
g. Laporan Keuangan Perusahaan G
LAPORAN RUGI LABA BULANANPERUSAHAAN G
UNTUK PERIODE JANUARI 2005
PendapatanPenjualan Rp 5.940.000,-
Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Langsung Rp 1.755.000,-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2.430.000,-Biaya Overhead PabrikBi Bahan Bakar Rp 405.000,-Bi Depresiasi Bangunan Rp 111.100,-Bi Depresiasi Mesin Rp 243.300,-
Biaya Overhead Pabrik Rp 759.400,-Harga Pokok Penjualan (Rp 4.944.400,-)
Laba Kotor Penjualan Rp 995.600,-
Biaya OperasiBiaya Administrasi dan UmumBi Telpon Rp 50.000,-Bi Listrik Rp 150.000,-Bi Bunga Rp 125.000,-Bi Depresiasi Kendaraan Rp 200.000,-
Jumlah Biaya Operasi (Rp 475.000,-)
Laba Operasi Rp 520.600,-
Pendapatan Luar Operasi Rp 100.000,-
Laba Bersih Rp 620.600,-
79
NERACA BULANANPERUSAHAAN GPER 31 JAN 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCARKas Rp 200.000Kas di bank Rp 1.000.000,-Piutang Usaha Rp 400.000Persediaan Bahan Baku Rp 100.000Persediaan Bahan Pelengkap Rp 30.000Perlengkapan Rp 200.000,-
Jumlah Aktiva Lancar Rp 1.930.000,-
AKTIVA TETAPTanah Rp 50.000.000,-Bangunan Rp 20.000.000,-Akm Penyusutan Bangunan (Rp 6.666.700,-)Kendaraan Rp 12.000.000,-Akm Penyusutan Kendaraan (Rp 4.800.000,-)Mesin Rp 14.600.000,-Akm Penyusutan Mesin (Rp 5.840.000,-)
Jumlah Aktiva Tetap Rp 79.293.300,-
TOTAL AKTIVA Rp 81.223.300,-
PASIVA
UTANG USAHA Rp 5.000.000,-
LABA TAHUN BERJALAN Rp 620.600,-
MODAL Rp 75.602.700,-
TOTAL PASIVA Rp 81.223.300,-
80
3. Menghitung current ratio, acid test ratio, time interest earned ratio, dan
profit margin ratio calon debitur.
Tabel V.2.Current Ratio, Acid Test Ratio, Time Interest Earned Ratio,
dan Profit Margin Ratio Calon Debitur BPR Tugu Kencana:
1. Current ratio
aktiva lancar= ----------------x 100%
hutang lancar
2. Acid Test Ratio
AktLanc-pers= -----------------x100%
Hutang lancar
Perusahaan
A
133.450.000= --------------- x 100 %
5.000.000
= 2.669 %
107.200.000= --------------- x 100 %
5.000.000
= 2.144 %
Perusahaan
B
152.610.000= ----------------x 100%
10.000.000
= 1.561,1 %
143.000.000= --------------- x 100%
10.000.000
= 1.430 %
Perusahaan
C
11.975.000= --------------- x 100%
9.000.000
= 133,055%
6.500.000= --------------- x 100%
9.000.000
= 72,222%
Perusahaan
D
96.000.000= ----------------x 100%
10.700.000
= 897,196 %
91.000.000= --------------- x 100%
10.700.000
= 850,467 %
Perusahaan
E
28.500.000= ---------------- x 100
20.000.000
= 142,5 %
28.500.000= --------------- x 100%
20.000.000
= 142,5 %
Perusahaan
F
5.250.000= ----------------x 100%
5.000.000
= 105 %
5.200.000= --------------- x 100%
5.000.000
= 104 %
Perusahaan
G
1.930.000= ----------------x 100%
5.000.000
= 38,6 %
1.800.000= --------------- x 100%
5.000.000
= 36 %
81
3. Time Interest Earned
EBIT= -----------
Bunga
4. Profit Margin Ratio
EAT= -------- x 100%
sales
Perusahaan
A
10.049.000= ----------------
125.000
= 80,392 kali
9.924.000= --------------- x 100%
48.000.000
= 20,675 %
Perusahaan
B
13.650.000= ----------------
200.000
= 68,25 kali
13.450.000= --------------- x 100%
66.000.000
= 20,379 %
Perusahaan
C
9.948.400= ----------------
225.000
= 44,215 kali
9.723.400= ----------------x 100%
49.500.000
= 19,643 %
Perusahaan
D
15.597.800= ----------------
317.500
= 49,1269 kali
15.280.300= --------------- x 100%
77.000.000
= 19,844 %
Perusahaan
E
7.315.700= ----------------
500.000
= 14,6314 kali
6.815.700= --------------- x 100%
35.000.000
= 19,4734 %
Perusahaan
F
1.777.500= ----------------
125.000
= 14,22 kali
1.652.500= --------------- x 100%
8.880.000
= 18,609 %
Perusahaan
G
745.600= ----------------
125.000
= 5,9648 kali
620.600= --------------- x 100%
5.940.000
= 10,448 %
4. Mencari hubungan antara rasio keuangan calon debitur dengan jumlah kredit
yang disetujui dengan menghitung koefisien korelasi Spearman dengan rumus
untuk sampel n < 25
82
a. Analisis Korelasi Spearman untuk Current Ratio
Tabel V.3.Korelasi Spearman untuk Current Ratio
Perusahaan CR Jml kredit Rank CRRank jml
kredit d d2
A 2.669 % 20.000.000 1 1 0 0
B 1.561,1 % 17.500.000 2 2 0 0
C 133 % 15.000.000 5 5 0 0
D 897,196 % 17.000.000 3 3 0 0
E 142,5 % 16.000.000 4 4 0 0
F 105 % 10.000.000 6 6 0 0
G 38,6 % 0 7 7 0 0
∑ = 0
6 Σ d2
Rs = 1 - ----------------n ( n2 – 1 )
6 ( 0 )= 1 - ----------------
7 ( 72 – 1 )
0= 1 - ----------------
336
= 1
b. Analisis Korelasi Spearman untuk Acid Test Ratio
Tabel V.4.Korelasi untuk Acid Test Ratio
Perusahaan ATR Jml kredit Rank ATRRank jml
kredit d d2
A 2.144 % 20.000.000 1 1 0 0
B 1.430 % 17.500.000 2 2 0 0
C 72,222 % 15.000.000 7 5 2 4
D 850,467 % 17.000.000 3 3 0 0
E 142,5 % 16.000.000 4 4 0 0
F 104 % 10.000.000 5 6 -1 1
G 36 % 0 6 7 -1 1
∑ = 6
83
6 Σ d2
Rs = 1 - ----------------n ( n2 – 1 )
6 ( 6 )= 1 - -----------------
7 ( 72 – 1 )
36= 1 - -----------------
336
= 1 – 0,89285
= 0,892857143
c. Analisis Korelasi Spearman untuk Time Interest Earned Ratio
Tabel V.5.Korelasi untuk Time Interest Earned Ratio
Perusahaan TIE Jml kredit Rank TIERank jml
kredit d d2
A 80,392 kali 20.000.000 1 1 0 0
B 68,250 kali 17.500.000 2 2 0 0
C 44,215 kali 15.000.000 4 5 -1 1
D 49,127 kali 17.000.000 3 3 0 0
E 14,631 kali 16.000.000 5 4 1 1
F 14,220 kali 10.000.000 6 6 0 0
G 5,9648 kali 0 7 7 0 0
∑ = 2
6 Σ d2
Rs = 1 - ----------------n ( n2 – 1 )
6 ( 2 )= 1 - ----------------
7 ( 72 – 1 )
12= 1 - ----------------
336
84
= 0,964285715
d. Analisis Korelasi Spearman untuk Profit Margin Ratio
Tabel V.6.Korelasi Spearman untuk Profit Margin Ratio
Perusahaan PM Jml kredit Rank PMRank jml
kredit d d2
A 20,675 % 20.000.000 1 1 0 0
B 20,379 % 17.500.000 2 2 0 0
C 19,643 % 15.000.000 4 5 -1 1
D 19,844 % 17.000.000 3 3 0 0
E 19,473 % 16.000.000 5 4 -1 1
F 18,609 % 10.000.000 6 6 0 0
G 10,448 % 0 7 7 0 0
∑ = 2
6 Σ d2
Rs = 1 - ----------------n ( n2 – 1 )
6 ( 2 )= 1 - ----------------
7 ( 72 – 1 )
12= 1 - ----------------
336
= 0,964285715
5. Menguji signifikansi hasil korelasi dengan melakukan pengujian hipotesa.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian satu sisi dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Uji t untuk Current Ratio
1) Merumuskan hipotesa
Ho : Rs < 0; tidak ada korelasi positif antara current ratio dengan jumlah
kredit yang disetujui.
85
Ha : Rs > 0; ada korelasi positif antara current ratio dengan jumlah kredit
yang disetujui.
2) Menentukan level of significance (α )= 5 %
3) Menentukan Ttabel = t α 0,05 (n-2) = 2,015
4) Pengujian hasil rank korelasi dengan menggunakan rumus n < 25
1 √ 5t = -----------
√ 1 – 1
2,236067977t = ------------------
0
t = ∞
5) Menentukan kriteria
Ho diterima jika thitung < tα 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika thitung > tα 0,05 (n-2)
6) Mengambil keputusan
Ho diterima Ho ditolak
2,015 ∞
Ho ditolak karena ∞ > 2,015
2
s
sH
R1
2nRT
86
7) Kesimpulan
Pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi current ratio berarti
semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui atau ada korelasi positif antara
current ratio dengan jumlah kredit yang disetujui, dan hubungan tersebut
signifikan.
8) Pembahasan
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa semakin tinggi current ratio berarti
semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui. Current ratio merupakan
perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, rasio ini
menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangka pendek, atau kemampuan
perusahaan membayar kredit-kredit jangka pendek. Currrent ratio yang
semakin baik berarti aktiva lancar (kas, piutang, persediaan, dan lain-lain)
semakin baik pula. Berdasarkan hal tersebut, berarti kemampuan perusahaan
semakin baik dalam melunasi hutang lancar dengan cara membayarkan kas
yang tersedia atau dengan aktiva lancar lainnya dengan cara mencairkannya
ke dalam bentuk kas.
b. Uji t untuk Acid Test Ratio
1) Merumuskan hipotesa
Ho : Rs < 0 ; tidak ada korelasi positif antara acid test ratio dengan jumlah
kredit yang disetujui.
Ha : Rs > 0 ; ada korelasi positif antara acid test ratio dengan jumlah kredit
yang disetujui.
87
2) Menentukan level of significance (α ) = 5%
3) Menentukan Ttabel = t α 0,05 (n-2) = 2,015
4) Pengujian hasil rank korelasi dengan menggunakan rumus n < 25
0,892857143 √ 5t = -------------------------
√ 1 - 0,8928571432
1,996489265t = ---------------------
0,450340008
= 4,433293133
5) Menentukan kriteria
Ho diterima jika thitung < tα 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika thitung > tα 0,05 (n-2)
6) Mengambil keputusan
Ho diterima Ho ditolak
2,015 4,4333
Ho ditolak karena 4,4333 > 2,015
7) Kesimpulan
Pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi acid test ratio berarti
2
s
sH
R1
2nRT
88
semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui atau ada korelasi positif antara
acid test ratio dengan jumlah kredit yang disetujui, dan hubungan tersebut
signifikan.
8) Pembahasan
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa semakin tinggi acid test ratio berarti
semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui. Acid test ratio merupakan
perbandingan antara jumlah aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan/
setara kas) dengan aktiva lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang
relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menggangap bahwa piutang
segera dapat direalisir menjadi kas. Dengan rasio ini kita dapat mengetahui
kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi hutang
lancarnya. Acid test ratio yang semakin baik berarti aktiva lancar yang sangat
likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) yang nantinya digunakan perusahaan
untuk membayar seluruh hutang lancar semakin baik pula.
c. Uji t untuk Time Interest Earned Ratio
1) Merumuskan hipotesa
Ho : Rs < 0; tidak ada korelasi positif antara time interest earned dengan
jumlah kredit yang disetujui.
Ha : Rs > 0; ada korelasi positif antara time interest earned dengan jumlah
kredit yang disetujui.
2) Menentukan level of significance (α ) = 5%
89
3) Menentukan Ttabel = t α 0,05 (n-2) = 2,015
4) Pengujian hasil rank korelasi dengan menggunakan rumus n < 25
0,964285714 √ 5t = ------------------------------
√ 1 – 0,964285714 2
2,15620840622t = --------------------
0,26486423273
t = 8,1408
5) Menentukan kriteria
Ho diterima jika thitung < tα 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika thitung > tα 0,05 (n-2)
6) Mengambil keputusan
Ho diterima Ho ditolak
2,015 8,1408
Ho ditolak karena 8,1408 > 2,015
7) Kesimpulan
Pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi time interest earned ratio
2
s
sH
R1
2nRT
90
berarti semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui atau ada korelasi positif
antara time interest earned ratio dengan jumlah kredit yang disetujui, dan
hubungan tersebut signifikan.
8) Pembahasan
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa semakin tinggi time interest earned
ratio berarti semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui. Time interest
earned ratio merupakan perbandingan antara laba operasi dengan biaya
bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.
Time interest earned ratio yang semakin tinggi menunjukkan semakin
tingginya laba operasi yang dipergunakan untuk membayar bunga. Semakin
tinggi rasio ini, berarti kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
bunga semakin baik pula.
d. Uji t untuk Profit Margin Ratio
1) Merumuskan hipotesa
Ho : Rs < 0 ; tidak ada korelasi positif antara profit margin ratio dengan
jumlah kredit yang disetujui.
Ha : Rs > 0 ; ada korelasi positif antara profit margin ratio dengan jumlah
kredit yang disetujui.
2) Menentukan level of significance (α ) = 5%
3) Menentukan Ttabel = t α 0,05 (n-2) = 2,015
4) Pengujian hasil rank korelasi dengan menggunakan rumus n < 25
2
s
sH
R1
2nRT
91
0,964285715 √ 5t = -------------------------
√ 1 – 0,9642857152
2,156208407t = ------------------
0,264864229
t = 8,140806386
5) Menentukan kriteria
Ho diterima jika thitung < tα 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika thitung > tα 0,05 (n-2)
6) Mengambil keputusan
Ho diterima Ho ditolak
2,015 8,1408
Ho ditolak karena 8,1408 > 2,015
7) Kesimpulan
Pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi profit margin ratio berarti
semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui atau ada korelasi positif antara
profit margin ratio dengan jumlah kredit yang disetujui, dan hubungan
tersebut signifikan.
92
8) Pembahasan
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa semakin tinggi profit margin ratio
berarti semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui. Profit margin ratio
merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini
menggambarkan laba yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan atau
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profit
margin ratio yang semakin tinggi menunjukkan semakin tingginya
keuntungan bersih per rupiah penjualan, yang berarti semakin banyak dana
yang dihimpun. Dana tersebut dapat digunakan perusahaan untuk melunasi
hutangnya.
B. Analisis Korelasi dan Uji Signifikansi antara Total Assets To Total Liabilities
Ratio dan Profit Margin Ratio dengan Jumlah Kredit yang Disetujui
Untuk mengetahui adakah hubungan antara Total Assets To Total Liabilities Ratio
dan Profit Margin Ratio dengan jumlah kredit yang disetujui, penulis
menggunakan analisis korelasi. Rumus yang digunakan adalah korelasi Spearman
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung Total Assets To Total Liabilities Ratio dan Profit Margin Ratio calon
debitur.
93
Tabel V.7.Total Assets To Total Liabilities Ratio dan Profit Margin Ratio
Calon Debitur BPR Tugu Kencana:
1. Total assets to totalLiabilities
total liability= ----------------x100%
Total assets
2. Debt Equity
Total Debt= -------------- x 100%
Equity
Perusahaan
A
5.000.000= ----------------x 100%
433.561.000
= 1,153%
5.000.000= ----------------x 100%
428.561.000
= 1,167 %
Perusahaan
B
10.000.000= --------------- x 100%
273.633.300
= 3,655 %
10.000.000= --------------- x 100%
263.633.300
= 3,793 %
Perusahaan
C
9.000.000= --------------- x 100%
81.755.000
= 11 %
9.000.000= --------------- x 100%
72.755.000
= 12,370 %
Perusahaan
D
10.700.000= ----------------x 100%
216.391.700
= 4,9447 %
10.700.000= --------------- x 100%
205.691.700
= 5,202 %
Perusahaan
E
20.000.000= ----------------x 100%
175.700.000
= 11,383 %
20.000.000= --------------- x 100%
155.700.000
= 12,845 %
Perusahaan
F
5.000.000= --------------- x 100%
97.970.000
= 5,104 %
5.000.000= --------------- x 100%
92.970.000
= 5,378 %
Perusahaan
G
5.000.000= --------------- x 100%
81.223.300,-
= 6,156 %
5.000.000= --------------- x 100%
76.222.700
= 6,5597 %
94
2. Mencari hubungan antara rasio keuangan calon debitur dengan jumlah kredit yang
disetujui dengan menghitung koefisien korelasi Spearman dengan rumus untuk
sampel n < 25
a. Analisis Korelasi Spearman untuk Total Assets To Total Liabilities Ratio
Tabel V.8.Korelasi Spearman untuk Total Assets To Total Liabilities Ratio
Perusahaan TATL Jml kredit Rank TATLRank jml
kredit d d2
A 1,153 % 20.000.000 7 1 6 36
B 3,6545 % 17.500.000 6 2 4 16
C 11 % 15.000.000 2 5 -3 9
D 4,9447 % 17.000.000 5 3 2 4
E 11,383 % 16.000.000 1 4 -3 9
F 5,1036 % 10.000.000 4 6 -2 4
G 6,156 % 0 3 7 -4 16
∑ = 94
6 Σ d2
Rs = 1 - ---------------n ( n2 – 1 )
6 ( 94 )= 1 - -----------------
7 ( 72 – 1 )
564= 1 - ----------------
336
= -0,678571428
95
b. Analisis Korelasi Spearman untuk Debt Equity Ratio
Tabel V.9.Korelasi Spearman untuk Debt Equity Ratio
Perusahaan DE Jml kredit Rank DERank jml
kredit d d2
A 1,167% 20.000.000 7 1 6 36
B 3,793% 17.500.000 6 2 4 16
C 12,370% 15.000.000 2 5 -3 9
D 5,202% 17.000.000 5 3 2 4
E 12,845% 16.000.000 1 4 -3 9
F 5,378% 10.000.000 4 6 -2 4
G 6,5597% 0 3 7 -4 16
∑ = 94
6 Σ d2
Rs = 1 - ---------------n ( n2 – 1 )
6 ( 94 )= 1 - ---------------
7 ( 72 – 1 )
564= 1 - ---------------
336
= - 0,67857142857
3. Menguji signifikansi hasil korelasi dengan melakukan pengujian hipotesa.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian satu sisi dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Uji t untuk Total Assets To Total Liabilities Ratio
1) Merumuskan hipotesa
Ho : Rs > 0 ; tidak ada korelasi negatif antara total asset to total liabilities
ratio dengan jumlah kredit yang disetujui.
96
Ha : Rs < 0 ; ada korelasi negatif antara total asset to total liabilities ratio
dengan jumlah kredit yang disetujui
2) Menentukan level of significance (α ) = 5%
3) Menentukan Ttabel = t α 0,05 (n-2) = 2,015
4) Pengujian hasil rank korelasi dengan menggunakan rumus n < 25
-0,6786 √ 5t = -----------------------------
√1- (-0,678571428)2
-1,51733184t = ------------------
0,734534422
t = - 2,06570556
5) Menentukan kriteria
Ho diterima jika thitung > - tα 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika thitung < - tα 0,05 (n-2)
6) Mengambil keputusan
Ho ditolak Ho diterima
- 2,0657 - 2, 015
Ho ditolak karena - 2,0657 < -2,015
2
s
sH
R1
2nRT
97
7) Kesimpulan
Pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total assets to total
liabilities ratio berarti semakin rendah jumlah kredit yang disetujui atau ada
korelasi negatif antara total assets to total liabilities ratio dengan jumlah
kredit yang disetujui, dan hubungan tersebut signifikan.
8) Pembahasan
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa semakin tinggi total assets to total
liabilities ratio berarti semakin rendah jumlah kredit yang disetujui. Total
assets to total liabilities ratio merupakan perbandingan antara jumlah
keseluruhan aktiva/kekayaan perusahaan dengan jumlah total hutang. Dengan
rasio ini dapat diketahui seberapa jauh total aktiva menjamin seluruh hutang
perusahaan untuk membayar hutang tersebut. Total assets to total liabilities
ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin tingginya total aktiva yang
dijadikan jaminan untuk seluruh hutangnya.
b. Uji t untuk Debt Equity Ratio
1) Merumuskan hipotesa
Ho : Rs > 0 ; tidak ada korelasi negatif antara debt equity ratio dengan jumlah
kredit yang disetujui.
Ha : Rs < 0 ; ada korelasi negatif antara debt equity ratio dengan jumlah
kredit yang disetujui.
2) Menentukan level of significance (α ) = 5%
3) Menentukan Ttabel = t α 0,05 (n-2) = 2,015
98
4) Pengujian hasil rank korelasi dengan menggunakan rumus n < 25
-0,67857142857 √ 5t = ------------------------------
√ 1 – (-0,67857142857) 2
-1,51733184186t = --------------------
0,73453442147
t = -2,06570556465
5) Menentukan kriteria
Ho diterima jika thitung > - tα 0,05 (n-2)
Ho ditolak jika thitung < - tα 0,05 (n-2)
6) Mengambil keputusan
Ho ditolak Ho diterima
- 2,0657 - 2, 015
Ho ditolak karena -2,0657 < -2,015
7) Kesimpulan
Pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi debt equity ratio berarti
semakin rendah jumlah kredit yang disetujui atau ada korelasi yang signifikan
antara debt equity ratio dengan jumlah kredit yang disetujui..
2
s
sH
R1
2nRT
99
8) Pembahasan
Debt equity ratio merupakan hasil perbandingan antara seluruh hutang dengan
modal sendiri perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
modal sendiri perusahaan tersebut dapat melunasi hutangnya andaikata
perusahaan tersebut tidak sanggup lagi membayar hutangnya.
100
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh kesimpulan mengenai hubungan antara
rasio keuangan calon debitur dengan jumlah kredit yang disetujui, yaitu:
1. Antara current ratio, acid test ratio, time interest earned ratio, dan profit
margin ratio dengan jumlah kredit yang disetujui terdapat hubungan yang
kuat dan positif, serta dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi current ratio,
acid test ratio, time interest earned ratio, dan profit margin ratio berarti
semakin tinggi jumlah kredit yang disetujui, dan hubungan tersebut
signifikan.
2. Antara total assets to total liabilities ratio dan debt equity ratio dengan
jumlah kredit yang disetujui terdapat hubungan yang kuat dan negatif, serta
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total assets to total liabilities ratio
dan debt equity ratio berarti semakin rendah jumlah kredit yang disetujui, dan
hubungan tersebut signifikan.
B. Keterbatasan
Penulis menyadari adanya banyak keterbatasan dalam penelitian. Dari
penghitungan time interest earning ratio, data mengenai laba usaha sama dengan
laba setelah pajak karena tidak ada informasi jumlah pajak yang dibayar oleh
perusahaan. Perusahaan perseorangan yang diteliti masih tradisional, maka
101
walaupun sudah terdapat pemisahan keuangan antara keuangan pribadi dan
keuangan perusahaan, pemisahan tersebut masih belum sempurna, sehingga data
mengenai aktiva tetap seperti tanah, bangunan, dan kendaraan yang
diperhitungkan dalam laporan keuangan perusahaan merupakan kekayaan pribadi
yang dianggap sebagai kekayaan perusahaan.
C. Saran
Dari hasil kesimpulan, pihak bank dapat memperoleh gambaran mengenai
korelasi atau hubungan antara rasio keuangan (current ratio, acid test ratio, total
assets to total liabilities ratio, time interest earned ratio, debt equity ratio, dan
profit margin ratio) dengan jumlah kredit. Bertitik tolak dari hal tersebut, pihak
bank diharapkan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan rasio-rasio
keuangan tersebut untuk melengkapi rasio-rasio keuangan yang telah digunakan
BPR dalam analisis kreditnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam. (1991). “Berbagai Upaya untuk Meningkatkan Collection RATEBAPINDO Pekanbaru”. Pengembangan Perbankan. Vol Mei-Juni, No 29, 72-85. Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
Abdullah, Faisal. (2003). Manajemen Perbankan (Teknik Analisis Kinerja KeuanganBank). Malang: UMM.
Abyanwari, Pindo (2003). Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai KelayakanKredit Bank. Skripsi. Yogyakarta: FE USD.
Ali, Hasymi (1990). Manajemen Bank. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti, Dewi (2004). Manajemen Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dendawijaya, Lukman. (2001). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Gunadi. Brata (1997). “Potensi Penyerapan Kredit oleh Usaha Kecil (Suatu StudiKasus pada Usaha Kecil Pengolahan di Bantul)”. Karya PenelitianUniversitas Atmajaya. Vol 7, Thn VII, 17-20. Yogyakarta: Universitas AtmaJaya.
Horne, C Van. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Buku 1. Edisi 12.Jakarta: Salemba Empat.
Ibad, Akromul (2003). “Pengelolaan Kredit dengan Pendekatan Asset-BasedFinancing”. Jurnal Ekonomi Perusahaan. Vol 10, No 2, 116-127. Jakarta:Institut Bisnis dan Informatika Indonesia.
Jusuf, Jopie. (1992). Panduan Dasar untuk Account Officer. Jakarta: Intermedia.
Munawir. (2001). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Pedoman Penulisan Skripsi. (2004). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Prastowo, Dwi. (2005). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi 2.Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Purwani, Dian. (1997). Analisis Hubungan Rasio Laporan Keuangan dengan TingkatKeterlambatan Pembayaran Angsuran Kredit. Skripsi. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.
Saleh, Samsubar. (1996). Statistik Non Parametrik.Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Sarwoko (1989). Managemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Siamat, Dahlan. (1993). Manajemen Bank Umum. Jakarta : Intermedia.
Sinungan, Murhdarsyah. (1993). Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Subagyo, dkk (1999). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Suwarjiyono (2000). ”Implementasi Analisis Laporan Keuangan di Perusahaan”.Need. Vol 2, No 3, 33-18. Jakarta: Yayasan Pilar Dhasa Mulia.
Suyatno, Thomas. (2003). Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
Suyatno, Thomas. (1990). Manajemen Perkreditan. Jilid 1. Jakarta: STIE Perbanas.
Tim Kantor Pusat Bank Indonesia. (1997). Penyuluhan Ketentuan-ketentuan padaBank Perkreditan Rakyat di Wilayah Kerja Bank Indonesia Solo. Surakarta :BI.
Warastini, Eti. (1999). Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur Sebagai Salah SatuDasar Pertimbangan Bank dalam Pemberian Kredit Jangka Pendek (StudiKasus pada PT.BRI Banjar). Skripsi. Yogyakarta: FE USD.
Weston, J Fred. (1993). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 9. Jilid 1. Jakarta:Erlangga.
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Apakah bentuk perusahaan?
2. Kapan perusahaan didirikan?
3. Perusahaan didirikan oleh siapa?
4. Apakah maksud dan tujuan pendirian?
5. Bidang usaha apa yang dilaksanakan perusahaan?
6. Apakah perusahaan mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain?
7. Dari manakah sumber modal yang digunakan?
8. Bagaimana perkembangan perusahaan di waktu yang akan datang?
B. Struktur Organisasi
1. Bagaimana bentuk struktur organisasi?
2. Apa sajakah bagian perusahaan?
3. Bagaimana tanggung jawab dan wewenang dalam perusahaan masing- masing
bagian?
4. Bagaimana mengenai tugas masing- masing bagian?
C. Personalia
1. Berapakah jumlah karyawan dalam perusahaan?
2. Berapakah karyawan tetap dan karyawan tidak tetap?
3. Bagaimana merekrut karyawan?
4. Siapa yang berhak menghentikan dan mengangkat karyawan?
D. Fasilitas- fasilitas
1. Apakah terdapat jaminan sosial bagi masa depan karyawan?
2. Apakah terdapat tunjangan hari raya bagi karyawan?
E. Perkreditan
1. Siapakah yang bisa mengajukan kredit?
2. Apakah syarat- syarat mengajukan kredit?
3. Siapakah yang menjadi sasaran kredit?
4. Bagaimanakah menentukan besarnya kredit yang diberikan?
5. Bagaimanakah manentukan kelayakan pemberian kredit?
6. Apakah pengajuan kredit selalu disertai dengan jaminan atau agunan?
7. Siapakah yang memutuskan pemberian kredit?
8. Bagaimanakah penilaian kesehatan kredit yang diberikan?
9. Apakah ada batasan jumlah pemberian kredit?
10. Lampiran laporan keuangan nasabah yang diajukan pada saat nasabah
mengajukan permohonan kredit
11. Lampiran Lembar Permohonan Kredit
12. Lampiran Lembar Keputusan Kredit
BAGAN STRUKTUR ORGANISASIPT. BPR TUGU KENCANA KARTASURA
DEWAN KOMISARIS
DEWAN DIREKSI
BAG. KREDITBAG. UMUM/PERSONALIA
BAG. DANA BAG. PEMBUKUAN
ADMINISTRASIKREDIT
ACCOUNTOFFICER
SUMBER DAYAMANUSIA
KASIR
KETERANGAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DEBITUR
Keterangan Laporan Rugi Laba PT A
1. Penjualan: { (500kg : 5kg) pak x @ Rp 16.000,- } x 30 hari = Rp 48.000.000,-
2. Biaya Angkut Penjualan :( Rp 200.000,- x 2 armada)per minggu x 4 kali per
bulan = Rp 1.600.000,-
3. Biaya Bahan Baku: tepung pati (400 kg x Rp 2.125,-) per hari x 30 hari
= Rp 25.500.000,-
4. Biaya Bahan Pelengkap : bumbu ( 4 kw x Rp 50.000,- ) per hari x 30 hari
= Rp 6.000.000,-
Setiap 1 kwintal tepung membutuhkan 1 rangkaian bumbu Rp 50.000,-
5. Biaya Upah: 8 orang x Rp 350.000,- = Rp 2.800.000,-
6. Biaya Penyusutan
Bangunan : Rp 100.000.000,- : 15 thn : 12 bln = Rp 556.000,-
Mesin : Rp 23.000.000,- : 5 thn : 12 bln = Rp 383.000,-
Kendaraan: Rp 187.000.000,- : 5 thn : 12 bln = Rp 3.117.000,-
Total Penyusutan Rp 4.056.000,-
7. Biaya bunga: 2,5% x Rp 5.000.000,- = Rp 125.000,-
Keterangan Neraca PT A
1. Tanah 250 m2 x Rp 200.000,-/m2 = Rp 50.000.000,-
2. Kendaraan Mobil Rp 100.000.000,- (kijang bekas tahun 2003)
Carry Rp 65.000.000,- ( Suzuki Carry baru )
Pick Up Rp 22.000.000,- ( Pick Up bekas )
3. Persediaan Bahan Baku: 6000 kg x Rp 2.125,- = Rp 12.750.000,-
4. Persediaan Bahan Pelengkap: 60 kw x Rp 50.000,- = Rp 3.000.000,-
5. Persediaan Bahan Jadi: 5000 kg kerupuk mentah
→ 4000kg tepung x Rp 2.125,- = Rp 8.500.000,-
40 rangkai bumbu x Rp 50.000,- = Rp 2.000.000,- Rp10.500.000,
6. Akumulasi Penyusutan
a Bangunan : beli Januari 2001
( Rp 100.000.000,- : 15 ) x 4 tahun = Rp 26.666.700,-
( Rp 100.000.000,- : 15 ) : 12 bln = Rp 555.500,- Rp 27.222.000,-
b Kendaraan
Januari 2005 = (Rp 100.000.000,- : 5 ) : 12 bln = Rp 1.667.000,-
Februari 2004 = (Rp 65.000.000,- : 5 ) x 1 thn = Rp 13.000.000,-
Februari 2003 = (Rp 22.000.000,- : 5 ) x 2 thn = Rp 8.800.000,-
Rp 23.467.000,-
c Mesin: ( Rp 23.000.000,- : 5 ) x 2 thn = Rp 9.200.000,-
Keterangan Laporan Rugi Laba PT B
1. Penjualan: Rp 55.000,- per kursi x 1.200 unit per bulan = Rp 66.000.000,-
2. Biaya Angkut Penjualan: Rp 150.000,- x 8 kali = Rp 1.200.000,-
3. Biaya Bahan Baku: 1 rit kayu (1 rit = 6 m3) digunakan untuk membuat 135
rangka kursi
Bahan baku yang dibutuhkan 1 bulan = 1200 : 135 rit = 8,888 rit kayu = 53,33 m3
Kayu mahoni = 8,888 rit x Rp 4.700.000,- per rit = Rp 41.776.000,-
4. Biaya Bahan Pelengkap: Paku 4 dos x Rp 70.000,- = Rp 280.000,-
5. Biaya upah
Untuk pengerjaan pesanan kursi dibutuhkan 10 orang tenaga borongan.
Pekerja harian bertugas membantu pekerja borongan dan mengangkut barang
dagangan.
Borongan = Rp 10.000,- x 1.200 u/ kursi = Rp 12.000.000,-
Harian = Rp 22.000/hari x 2orgx30 hari = Rp 1.320.000,- Rp 13.320.000,-
6. Biaya Bunga: (Rp 24.000.000,- x 30%) : 36 bulan = Rp 200.000,-
7. Biaya Penyusutan
Bangunan : ( Rp 25.000.000,- :15 ) : 12 = Rp 138.900,-
Kendaraan : ( Rp 27.800.000,- : 5 ) : 12 = Rp 463.300,-
Mesin : ( Rp 8.850.000,- : 5 ) : 12 = Rp 147 500,-
Rp 749.700,-
Keterangan Neraca PT B
1. Persediaan Bahan Baku: 2 rit kayu x Rp 4.700.000,- = Rp 9.400.000,-
2. Persediaan Bahan Pelengkap: Paku 3 dos x Rp 70.000,- = Rp 210.000,-
3. Tanah: (20 x 25 m2) x Rp 125.000,- = Rp 62.500.000,-
4. Kendaraan Tornado ( bekas )Rp 3.800.000,-
Carry ( bekas ) Rp 24.000.000,- = Rp 27.800.000,-
5. Mesin
Tatah : Rp 2.000.000,-
Gergaji bengkok : Rp 3.100.000,-
Pasah : Rp 1.750.000,-
Bor : Rp 300.000,-
Probel : Rp 700.000,-
Gergaji circle : Rp 1.000.000,- = Rp 8.850.000,-
6. Akumulasi Penyusutan
Bangunan : Rp 25.000.000,- x 1/15 x 4 thn = Rp 6.666.700,-
Kendaraan
Tornado: Rp 3.800.000,- x 1/5 x 2 thn = Rp 1.520.000,-
Carry : Rp24.000.000,- x 1/5 x 1/12 = Rp 400.000,-
= Rp 1.920.000,-
Mesin : Rp 8.850.000,- x 1/5 x 1/12 = Rp 3.540.000,-
Rp12.126.700,-
Keterangan Laporan Rugi Laba PT C
1. Penjualan: (12.000 unit: 10) bungkus x Rp 1.500,- x 30 hari = Rp 54.000.000,-
2. Retur Penjualan: 3000 bungkus x Rp 1.500,- = Rp 4.500.000,-
3. Biaya Angkut Penjualan: Rp 30.000 - x 30 hari = Rp 900.000,-
4. Biaya Bahan Baku
Kacang Hijau ( 30 kg x Rp 7.000,- ) x 30 hari = Rp 6.300.000,-
Gula ( 40 kg x Rp 5.500,- ) x 30 hari = Rp 6.600.000,-
Mentega ( 10 kg x Rp 7.000,- ) x 30 hari = Rp 2.100.000,-
Gandum ( 3 sak x Rp100.000,- ) x 30 hari = Rp 9.000.000,-
Pisang Rp 50.000,- x 30 hari = Rp 1.500.000,-
Obat-obatan Rp 25.000,- x 30 hari = Rp 750.000,-
Rp26.250.000,-
5. Biaya Upah
Upah Pegawai : Rp 375.000,- x 8 orang = Rp 3.000.000,-
Makan Pegawai : Rp 100.000,- x 30 hari = Rp 3.000.000,-
Rp 6.000.000,-
6. Biaya Bahan Bakar
Solar Rp 55.000,- x 4 minggu = Rp 220.000,-
Elpiji Rp 51.000,- x 30 hari = Rp 1.530.000,-
Rp 1.750.000,-
7. BPO – Pengemasan
Plastik ( 12.000 unit/ 10 ) x Rp 50,- = Rp 1.800.000,-
Lain-lain = Rp 200.000,- Rp 2.000.000,-
8. Biaya Bunga: ( Rp 9.000.000,- x 2,5% ) = Rp 225.000,-
9. Biaya Penyusutan
Mesin : Rp 9.800.000,- x 1/60 = Rp 163.300,-
Kendaraan : Rp 29.000.000,- x 1/60 = Rp 483.300,-
Rp 646.600,-
Keterangan Neraca PT C
1 Persediaan Bahan Baku
Kacang Hijau ( 50 kg x Rp 7.000,- ) = Rp 280.000,-
Gula (100 kg x Rp 5.500,-) = Rp 550.000,-
Mentega (450 kg x Rp 7.000,-) = Rp 2.695.000,-
Gandum ( 20 sak x Rp100.000,-) = Rp 1.900.000,-
Obat-obatan = Rp 50.000,-
Rp 5.475.000,-
2. Tanah: 176 m2 x Rp 250.000,- = Rp 44.000.000,-
3. Mesin:
Diesel Rp 1.300.000,-
Dixer Rp 500.000,-
Oven ( 4 @Rp 2jt) Rp 8.000.000,-
Rp9.800.000,-
4. Kendaraan : Rp 9.000.000,- (Supra Fit); Rp 8.000.000,- (motor Cina);
Rp 12.000.000,- (Shogun 125)
5. Penyusutan
Mesin
Diesel : Rp 1.300.000,- x 1/5 x 2 thn = Rp 520.000,-
Mixer : Rp 500.000,- x 1/5 x 1 thn = Rp 100.000,-
3 oven: Rp 6.000.000,- x 1/5 x 1 thn = Rp 1.200.000,-
1 oven: Rp 2.000.000,- x 1/5 x 2 thn = Rp 800.000,-
Rp 2.620.000,-
Utang usaha Rp 9.000.000,- untuk beli sepeda motor
Kendaraan
Rp 9.000.000,- x 1/5 x 3 thn = Rp 5.400.000,-
Rp 8.000.000,- x 1/5 x 3 thn = Rp 4.800.000,-
Rp12.000.000,- x 1/5 x 1/12 thn = Rp 200.000,-
Rp10.400.000,-
Keterangan Laporan Rugi Laba PT D
1. Penjualan:
45 kusen @ Rp 850.000,- = Rp 30.200.000,-
100 jendela @ Rp 200.000,- = Rp 20.000.000,-
100 bopen @ Rp 125.000,- = Rp 18.750.000,-
Rp 77.000.000,-
2. Biaya angkut: 17 angkatan @ Rp 60.000,- = Rp 1.020.000,-
3. Biaya bahan baku:
Kayu ¾ rit x Rp 80.000.000,- = Rp 60.000.000,-
Paku 50 kg x Rp 8.500,- = Rp 325.000,-
Lem 10 kg x Rp 9.000,- = Rp 90.000,- Rp 60.415.000,-
4. Biaya Upah
Upah : 4 orang x Rp 25.000,-/hari x 24 hari = Rp 2.400.000,-
Makan: 4 x Rp 250.000,-/bulan = Rp 1.000.000,- Rp 3.400.000,-
5. Biaya sewa bengkel Rp 1.200.000,-/ tahun (Rp 100.000,-/bulan)
6. Penyusutan per bulan
Mesin Rp 8.200.000,- x 1/60 = Rp 136.700,-
Kendaraan Rp 13.700.000,- x 1/60 = Rp 228.300,-
Bangunan Rp 40.000.000,- x 1/180 = Rp 222.200,- Rp 587.200,-
7. Biaya bunga Rp 12.700.000,- x 2,5% Rp 317.500,- (tetap dihitung dari Rp
12.700.000,- walau uang muka Rp 3.000.000,-. Ada ketentuan Uang muka
minimal Rp 1.000.000,-)
Keterangan Neraca PT D
1. Tanah 500m2 x Rp 140.000,- per m2 = Rp 70.000.000,-
2. Piutang usaha Rp 77.000.000,- dikurangi Rp 5.000.000 (persekot)
3. Kendaraan = Shogun 125 Rp 13.700.000,-
4. Mesin
Pasah (3 @ Rp 1juta) = Rp 3.000.000,-
Mata pasah (3@ Rp 200.000,-) = Rp 600.000,-
Gergaji circle = Rp 850.000,-
Amplas = Rp 350.000,-
Tatah mesin = Rp 1.300.000,-
Bor = Rp 300.000,-
Propile = Rp 1.800.000,- Rp 8.200.000,-
5. Akumulasi penyusutan
Mesin Rp 8.200.000,- x 1/5 x 2 thn = Rp 3.280.000,-
Kendaraan Rp 13.700.000 x 1/5 x 1/12 = Rp 228.300,-
Bangunan Rp 40.000.000,- x 1/15 x 3 thn = Rp 3.000.000,-
6. Utang usaha Rp 13.700.000 - Rp 3.000.000,- = Rp 10.700.000,-
Keterangan Laporan Rugi Laba PT E
1. Penjualan: 10 pagar @ Rp 3.500.000,- = Rp 35.000.000,-
2. Biaya angkut: Rp 25.000,- x 10 angkatan = Rp 250.000,-
3. Biaya bahan:
Besi: :10 x 200 kg x Rp 9.000,- per kg = Rp 18.000.000,-
Cat: :10 x 2 kaleng/pagar x Rp 22.000,- = Rp 440.000,-
Las stock :10 x 2 tabung x Rp 50.000,- = Rp 2.500.000,-
Rp 20.940.000,-
4. Biaya Upah
Upah: 5 orang x Rp 25.000,- x 24 hari = Rp 3.000.000,-
Makan Rp 50.000,- /hari x 24 hari = Rp 1.200.000,-
Rp 4.200.000,-
5. BOP bahan bakar operasi: solar Rp 25.000,-/ hari x 24hari = Rp 600.000,-
6. Biaya sewa: Rp 3.000.000,-/ tahun = Rp 250.000,-/ bulan
7. Biaya bahan bakar: 10 liter/hari x Rp 2.400,- x 24 hari = Rp 576.000,-
8. Penyusutan per bulan
Bangunan: Rp 15.000.000,- x 1/180 = Rp 83.300,-
Mesin: Rp 21.000.000,- x 1/60 = Rp 35.000,-
Kendaraan
Rp 6.000.000,- x 1/60 = Rp 100.000,-
Rp 13.000.000,- x 1/60 = Rp 216.700,-
Rp 11.000.000,- x 1/60 = Rp 183.300 = Rp 500.000,-
Rp 618.300,-
9. Biaya bunga: Rp 20.000.000,- x 2,5% = Rp 500.000,-
Keterangan Neraca PT E
1. Tanah 400 m2 x Rp 250.000,- per m2 = Rp 100.000.000,-
2. Perlengkapan = 3 x Rp 8.000.000,- - Rp 24.000.000,-
3. Bangunan bengkel = Rp 10.000.000,- + gudang Rp 5.000.000,-
Kedua bangunan luasnya 200 m2 berupa bengkel plong beratap seng, lantai
comblock.
4. Akumulasi penyusutan
Bengunan : Rp 15.000.000,- x 1/15 x 4 = Rp 4.000.000,-
Mesin : Rp 21.000.0001,- x 1/ 5 x 1 = Rp 4.200.000,-
Kendaraan:
Supra X 2001 Rp 6.000.000,- x 1/5 x 3 = Rp 3.600.000,-
Pick up Daihatsu Jet bekas Rp 13.000.000,- x 1/5 x 3 = Rp 2.600.000,-
Pick Up bekas Rp 11.000.000,- x 1/5 x 3 = Rp 4.400.000,-
Rp10.600.000,-
5. Utang usaha dan bunga
Rp 8.000.000,- (BRI untuk diesel): bunga Rp 8 juta x 2,5% = Rp 200.000,-
Rp 12.000.000,- (motor) : bungaRp 12juta x 2,5% = Rp 300.000,-
Rp 500.000,-
Keterangan Laporan Rugi Laba PT F
1. Penjualan:
Genting gelombang dua 22.000u/ x Rp 270.000/1000 unit = Rp 5.940.000,-
Genting gelombang satu 14.000u/ x Rp 210.000/1000 unit = Rp 2.940.000,-
Rp 8.880.000,-
2. Biaya bahan baku = 36 rit tanah x Rp 50.000/ rit = Rp 1.800.000,-
3. Biaya bahan pelengkap minyak tanah dan minyak kacang
Rp 15.000,-/ 1.000 unit genting x 36.000 = Rp 540.000,-
4. Biaya upah
Giling 36.000u/ x Rp 10.000,-/1000 unit = Rp 360.000,-
Plek 36.000u/ x Rp 8.000,-/1000 unit = Rp 288.000,-
Cetak 36.000u/ x Rp 20.000,-/1000 unit = Rp 720.000,-
Mulung cetak 36.000u/ x Rp 5.000,-/1000 unit = Rp 180.000,-
Menyisik 36.000u/ x Rp 7.000,-/1000 unit = Rp 252.000,-
Menata 36.000u/ x Rp 7.000,-/1000 unit = Rp 252.000,-
Bakar 36.000u/ x Rp 20.000,-/1000 unit = Rp 720.000,-
Jemur 36.000u/ x Rp 13.000,-/1000 unit = Rp 468.000,-
Rp3.240.000,-
5. Biaya bahan bakar Rp 25.000,-/1000unit x 36.000 = Rp 900.000,-
Bahan bakar berupa serbuk gergaji dan rambut
6. Biaya penyusutan per bulan
Bangunan : Rp 25.000.000,- : 15thn : 12 bln = Rp 138.900,-
Mesin : Rp 19.400.000,- : 5 thn : 12 bln = Rp 323.300,-
Kendaraan : Rp 12.000.000,- : 5thn : 12 bln = Rp 200.000,-
Rp 662.200,-
7. Biaya bunga: Rp 5.000.000,- x 2.5% = Rp 125.000,-
8. Pendapatan luar operasi bata merah Rp 200.000,-
Keterangan Neraca PT F
1. Tanah 400 m2 x Rp 120.000,- = Rp 48.000.000,-
2. Tobong Rp 3.000.000,-
Rumah 100 m2 Rp 25.000.000,-
Bangunan berupa : tobong, rumah 100m2, dan halaman 300 m2 untuk menjemur
genting
3. Mesin
Mesin giling = Rp 15.000.000,-
Mesin pres 1 u/ @ Rp 1.800.000,- = Rp 1.800.000,-
2 u/ @ Rp 1.300.000,- = Rp 2.600.000,-
Rp 19.400.000,-
4. Kendaraan sepeda motor Rp 20.000.000,-
5. Akumulasi penyusutan
Bangunan : Rp 25.000.000,- x 1/15 x 3 thn = Rp 5.000.000,-
Mesin : Rp 19.400.000,- x 1/5 x 1 thn = Rp 3.880.000,-
Kendaraan: Rp 12.000.000,- x 1/5 x 1 thn = Rp 2.400.000,-
Keterangan Laporan Rugi Laba PT G
1. Penjualan: 27.000 u/ x Rp 210.000,-/ 1000 unit = Rp 5.940.000,-
2. Biaya bahan baku: 27.000 u/x Rp 50.000,-/1000unit = Rp 1.350.000,-
3. Biaya bahan pelengkap: 27.000 u/ x Rp 15.000,-/ 1.000 unit = Rp 405.000,-
4. Biaya upah
Giling : 27.000 u/ x Rp 10.000/unit = Rp 270.000,-
Cetak : 27.000 u/ x Rp 25.000/unit = Rp 675.000,-
Jemur : 27.000 u/ x Rp 25.000/unit = Rp 675.000,-
Bakar : 27.000 u/ x Rp 35.000/unit = Rp 810.000,- Rp 2.430.000,-
5. BOP-bahan bakar 27.000 u/ x Rp 15.000,-/unit = Rp 405.000,-
6. Biaya bunga: Rp 5.000.000,- x 2,5% = Rp 125.000,-
7. Biaya penyusutan
Bangunan : Rp 20.000.000,- : 15 thn: 12bln = Rp 111.100,-
Kendaraan : Rp 12.000.000,- : 15 thn: 12bln = Rp 200.000,-
Mesin : Rp 14.600.000,- : 15 thn: 12bln = Rp 243.300,-
Rp 554.400,-
Keterangan Neraca PT G
1. Tanah 400 m2 x Rp 125.000,- per m2 = Rp 50.000.000,-
2. Bangunan berupa tobong dan rumah tembok batu bata tanpa diplester
Tobong Rp 2.500.000,-
Rumah Rp 17.500.000,-
3. Mesin
Mesin giling = Rp 13.000.000,-
Mesin pres 1 u/ @ Rp 1.600.000,- = Rp 1.600.000,-
Rp 14.600.000,-
4. Akumulasi penyusutan
Bangunan : Rp 20.000.000,- x 1/15 x 5 thn = Rp 6.666.700,-
Mesin : Rp 12.000.000,- x 1/5 x 2 thn = Rp 4.800.000,-
Kendaraan: Rp 14.600.000,- x 1/5 x 2 thn = Rp 5.840.000,-