Analisis Grafik Surveilans

download Analisis Grafik Surveilans

of 9

description

analisis

Transcript of Analisis Grafik Surveilans

Analisis Grafik Surveilans Epidemiologi02 Dec GRAFIK 1

1. Bagaimana grafik 1 dibaca ?Jawab : grafik 1 menggambarkan kasusu malaria di suatu wilayah pada tahun 1992-1996. Berdasarkan grafik1, kasus malaria yang disebabkan oleh falsiparum selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan untuk kasus malaria yang disebabkan bukan oleh falsiparum mengalami penurunan setiap tahunnya.Peningkatan yang signifikan pada kasus malaria oleh falsiparum terjadi antara tahun 1995-1996 sebanyak 150 kasus.2. Berdasarkan gambaran grafik 1 tersebut identifikasikan potensi masalah yang terjadi dan jelaskan !Jawab : berdasarkan grafik tersebut, wilayah merupakan endemis malaria Karen apada setiap tahunnya terdapat kasus malaria. Sedangkan potensi masalah yang dapat disebabkan oleh kasus malaria pada grafik adalah KLB (Kejadian Luar Biasa).Grafik tersebut juga menunjukkan potensi masalah meningkatanya kasus malaria yang disebabkan oleh falsiparum yang merupakan spesies paling berbahaya (ganas) disbanding spesies penyebab malaria lainnya.3. Data apa saja yang diperlukan untuk mendukung dugaan potensi masalah yang anda sebutkan di atas !Jawab : Data prevalensi dan insidensi (data surveilans) Data laboratorium Data rekam medisGRAFIK 2

1. Bagaimana grafik 2 dibaca ?Jawab : pada grafik 2 menggambarkan jumlah kasus DBD dan curah hujan pada tahun 2007-2009. Peningkatan kasus DBD setiap tahun terjadi pada bulan Januari dan Pebruari. Peningkatan kasus tertinggi terjadi pada tahun 2008 pada bulan Pebruari. Sedangkan kasus terendah terjadi antara bulan Juli-Agustus tiap tahun.Kasus meninggal karena DBD pada grafik, tertinggi terjadi pada tahun 2009 pada bulan April.Untuk curah hujan tertinggi pada tiap tahun terjadi pada bulan Pebruari-Maret.2. Bagaimana hubungan curah hujan dan kejadian kasus DBD?Jawab : berdasarkan grafik terdapat hubungan antara kasus DBD dan curah hujan. Jika curah hujan tinggi maka kasus DBD cenderung meningkat. Curah hujan merupakan salah satu variable yang dapat digunakan sebagai early warning pengendalian DBD.GRAFIK 3

Grafik 3 merupakan data ABJ (Angka Bebas Jentik) dari pemantauan warga melalui perkumpulan dasa wisma.Bagaimana pendapat anada, masalah potensial apa yang terjadi berdasarkan grafik 2 dan grafik 3 di atas? Jelaskan!Jawab :Grafik 2, masalah potensial yang terjadi adalah endemis DBD, dan kasus DBD cenderung meningkat pada curah hujan yang tinggi sehingga diperlukan pongendalian DBD secara komprehensif melalui system PWSGrafik 3 Kasus DBD tertinggi pada bulan Juli dengan ABJ 83,89 % Kasus DBD terendah pada bulan Oktober dengan ABJ 86,49 %Pada bulan Mei-Juli mengalami transisi terhadap curah hujan dikarenakan adaanya breeding place. Curah hujan yang tinggi memungkinkan banyak munculnya breeding place. Semakin banyak breeding semakin rendah.

ANALISIS GRAFIK SURVEILANS EPIDEMIOLOGIA. Grafik 1

1. Analisis grafik 1 Grafik 1 menggambarkan kasus malaria di suatu wilayah pada tahun 1992-1996. Kasus malaria jenis lain mengalami penurunan setiap tahunnya sedangkan malaria Falciparum mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah kasus malaria secara keseluruhan tiap tahunnya tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dimungkinkan tidak adanya evaluasi program pengendalian dan pemberantasan malaria sehingga program yang dilaksanakan sama setiap tahunnya dan hasil yang dicapai pun tetap sama yang berakibat tidak adanya penurunan kasus malaria secara keseluruhan. Kasus malaria mengalami penurunan pada tahun tahun 1994 kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 1995 dengan jumlah kasus yang sama. Malaria Falciparum dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga dapat dimungkinkan terjadinya peningkatan kembali pada tahun-tahun berikutnya.2. Identifikasi potensi masalah yang terjadi pada grafik 1 Kasus malaria secara keseluruhan cenderung stabil atau tidak mengalami penurunan yang berarti dari tahun ke tahun. Hal ini dimungkinkan wilayah tersebut merupakan wilayah endemis malaria. Selain itu, tidak adanya evaluasi program pemberantasan di wilayah tersebut sehingga tidak ada pembaruan program pemberantasan malaria. Tidak adanya program pemberantasan yang baru dan lebih baik menyebabkan hasil yang kurang efektif sehingga tidak ada penurunan kasus malaria di wilayah tersebut. Jumlah kasus malaria Falciparum mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut dimungkinkan dapat terus terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Agar jumlah kasus tidak meningkat terus menerus seharusnya dilakukan upaya pengendalian dan pemberantasan yang merata dan menyeluruh.3. Data yang dibutuhkan untuk mendukung dugaan potensi masalah yang terjadi pada grafik 1 Profil kesehatan di wilayah tersebut. Data register pasien malaria di puskesmas atau rumah sakit di wilayah tersebut. Data Surveilans.B. Grafik 2

1. Analisis grafik 2 Pada grafik 2 menggambarkan kasus DBD dan curah hujan dari tahun 2007-2009 Pola kejadian kasus DBD setiap tahun hampir sama Setiap tahunnya kejadian kasus DBD yang tinggi terjadi pada bulan Januari-Maret Kasus DBD tertinggi terjadi pada bulan Februari 2008 sebesar 913 kasus sedangkan kasus DBD terendah terjadi pada bulan Agustus 2008 sebesar 66 kasus Angka kematian DBD terendah jika dibandingkan dengan kasus DBD. Hal tersebut dapat dikarenakan kualitas pelayanan kesehatan terhadap penderita DBD sudah baik Curah hujan dan jumlah kasus DBD tidak berpengaruh terhadap kematian, karena dapat dilihat pada kasus DBD tertinggi tetapi angka kematiannya tidak ada Pola curah hujan pada tahun 2007 dan 2008 hampir sama. Curah hujan tinggi terjadi pada awal dan akhir tahun sedangkan pada pertengahan tahun curah hujan cenderung rendah Pola curah hujan pada tahun 2009 mengalami fluktuasi yang cukup drastis, karena curah hujan tinggi tidak hanya terjadi pada awal dan akhir tahun tetapi juga terjadi pada pertengahan tahun. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya global warming sehingga berpengaruh pada curah hujan di tahun 2009.2. Hubungan curah hujan dengan kejadian kasus DBD pada grafik 2Pengaruh curah hujan dengan Breeding place (tempat perkembangbiakan nyamuk) Aedes Aegypti sangat erat. Curah hujan yang tinggi dan tidak menentu memungkinkan banyak bermunculan breeding place, namun demikian curah hujan yang tinggi dapat menyapu breeding place yang ada, baik yang alami maupun artifisial. Kondisi hujan dan panas berseling pada pergantian musim (pancaroba) lebih berpengaruh positif terhadap populasi nyamuk, dikarenakan air hujan tidak mengalir dan bergenang dibeberapa tempat. Pada musim pancaroba kasus DBD sangat meningkat, hal ini disebabkan oleh kelembaban udara yang tinggi akan meningkatkan aktifitas nyamuk dalam menggigit. Suhu udara yang lebih tinggi kemungkinan memperpendek masa inkubasi ekstrinsik, yang berarti meningkatkan peranannya dalam penularan virus dengue.C. Grafik 3

Masalah potensial yang terjadi pada grafik 2 dan grafik 3 Grafik 2Masalah potensial yang terjadi berdasarkan grafik 2 adalah meningkatnya populasi nyamuk Aedes Aegypti karean banyak bermunculan breeding place pada curah hujan yang tinggi dan tidak menentu. Kelembaban udara yang tinggi juga memungkinkan inkubasi nyamuk menjadi lebih singkat, sehingga meningkatkan peranan nyamuk dalam penularan virus dengue. Grafik 3Masalah potensial yang terjadi berdasarkan grafik 3 adalah ABJ (Angka Bebas Jentik) yang tidak terkontrol melalui pemantauan warga yang berada di luar lingkungan rumah, sehingga kasus DBD masih tinggi walaupun jumlah ABJ cenderung tetap di dalam lingkungan rumah.