ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli....

103
ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH CITRA DEWI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

Transcript of ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli....

Page 1: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO,

KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

CITRA DEWI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 2: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

ii

Page 3: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Gerakan

Sosial di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Citra Dewi

NIM I34100045

Page 4: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

iv

Page 5: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

ABSTRAK

CITRA DEWI. Analisis Gerakan Sosial di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

Pati, Jawa Tengah. Dibimbing oleh SOERYO ADIWIBOWO

Gerakan sosial untuk mempertahankan atau memperjuangkan kondisi lingkungan hidup yang baik tidak jarang berujung pada kekalahan atau menjadi kasus yang berlarut-larut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan gerakan penolakan pendirian pabrik semen oleh warga Sukolilo ditinjau dari faktor penyebab, modal sosial, dan tahapan dalam dinamika gerakan. Analisis didasarkan pada kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan munculnya gerakan adalah ancaman hilangnya lahan, ancaman hilangnya sumber air, rusaknya ekologi pegunungan karst, kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan hukum, dan kekhawatiran dampak sosial yang timbul. Modal sosial yang kuat berupa jaringan yang luas, kepercayaan, dan norma yang kuat berperan penting dalam keberhasilan gerakan. Proses dalam tahapan dinamika gerakan yang ditempuh warga diawali dengan membangun kepercayaan dan jaringan, pembangkitan kesadaran, perluasan jaringan, lobi, advokasi, dan demo, perjuangan di aras pengadilan, hingga berakhir dengan kemenangan juridis di tingkat Mahkamah Agung pada tahun 2013. Kata kunci: gerakan sosial, modal sosial, tahapan gerakan sosial

ABSTRACT

CITRA DEWI. Analysis of the Social Movement in Sukolilo, Pati, Jawa

Tengah. Supervised by SOERYO ADIWIBOWO

Social movement for protecting the environment rarely end up with win situation for the community. This study analyzes the achievement of Sukolilo community against the establishment of a cement plant from the point of view of its causal factors, social capital, and stages of the movement. The research carried out by combining the qualitative and quantitative approach of study. The results showed that factors that lead to the emergence of the movement are loss of agricultural land, water resource degradation, ecological destruction of karst mountain, government policies that are not compatible with law, and further its downstream social impact to the community. Strong social capital with its extensive networks, trust and norms are key success of the movement. The movement started from building trust and networks, generating awareness among local community, network expansion, lobbying, advocacy, demonstration, struggle at local state court, until to the Supreme Court that decided local community as the winner (2013). Keywords: social movements, social capital, stages of social movements

Page 6: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

vi

Page 7: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO,

KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

CITRA DEWI

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 8: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

viii

Page 9: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

Judul Skripsi : Analisis Gerakan Sosial di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah Nama : Citra Dewi NIM : I34100045

Disetujui oleh

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc Ketua Departemen

Tanggal Lulus: _______________

Page 10: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

x

Page 11: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Gerakan Sosial di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa

Tengah“ berhasil diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan syarat kelulusan sebagai Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis gerakan sosial yang terjadi di Kecamatan Sukolilo sampai dengan keberhasilannya. Peneliti secara khusus ingin berterima kasih kepada Mama Sri Nooryati, Bapak Agus Purnomo, Mbak Arikadia Noviani atas doa, kasih sayang, dan dukungan yang tiada hentinya mengalir untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Skripsi ini juga tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1) Bapak Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan pengertian selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.

2) Siti Chaakimah, Wulandari, dan Mugi Lestari selaku sahabat penulis yang senantiasa memberikan doa dan semangat.

3) Keluarga besar Griya Insan Cendekia, sebagai rumah kedua, terutama Karina Mako, Annisyia Zarina, Fika Rahimah, Fikra Sufi, dan Venny Maulina, yang selalu memberikan keceriaan dan dukungan.

4) Indah Tri Utami, Estya Permana, Sahda Handayani, dan Natrisya Sekararum selaku teman satu bimbingan untuk bantuan dan semangatnya.

5) Keluarga besar SKPM angkatan 47 yang telah memberikan semangat, doa, bantuan, dan dukungan, serta berkenan menjadi rekan yang baik selama ini.

6) Mas Gunretno dan Mbak Gunarti sekeluarga yang telah membantu dan menerima saya dengan baik, serta Mbak Sih, Dik Probo, Mas Boti, dan Mas Sigit yang sudah menemani melakukan pengambilan data dan dan melakukan observasi.

7) Masyarakat Sedulur Sikep dan masyarakat Kecamatan Sukolilo atas ilmu yang diberikan serta kerjasama yang baik selama pengumpulan data serta keluarga besar di Kudus atas dukungan dan bantuannya.

8) Pihak-pihak lain sebagai teman diskusi, pemberi semangat dan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini terdapat kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Mei 2015

Citra Dewi

Page 12: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

xii

Page 13: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xv DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Masalah Penelitian 3 Tujuan Penelitian 4 Kegunaan Penelitian 4

PENDEKATAN TEORITIS 5 Tinjauan Pustaka 5

Definisi Gerakan Sosial 5 Tahapan dalam Gerakan Sosial 6 Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Gerakan Sosial 8 Definisi Gerakan Lingkungan 9 Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Gerakan Lingkungan 9 Bentuk-Bentuk Gerakan Lingkungan 10 Konsep Modal Sosial 11 Modal Sosial dalam Gerakan Sosial 11

Kerangka Pemikiran 12 Hipotesis Penelitian 13 Definisi Konseptual 13

PENDEKATAN LAPANGAN 17 Metode Penelitian 17 Lokasi dan Waktu Penelitian 17 Teknik Pengambilan Responden dan Informan 17 Teknik Pengumpulan Data 18 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 19

RENCANA PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

21

Rencana Pembangunan Pabrik Semen 21 Lokasi dan Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Semen 21 Penambangan, Pabrik Pengolahan, dan Jalan Produksi 22

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 24 Kondisi Demografi 24 Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan 25 Penggunaan Lahan (Sawah dan Non Sawah) 28 Status Penguasaan Lahan Responden 31 Produksi Pertanian Responden 32

Ikhtisar 34 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA GERAKAN PENOLAKAN PENDIRIAN PABRIK SEMEN

37

Ancaman Hilangnya Lahan Pertanian maupun Non Pertanian 37 Ancaman Hilangnya Sumber Air 38 Rusaknya Ekologi Pegunungan Karst 41 Kebijakan Pemerintah yang Dianggap Tidak Sesuai dengan Hukum 42

Page 14: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

xiv

Kekhawatiran akan Dampak Sosial yang Ditimbulkan 43 Ikhtisar 44

DINAMIKA GERAKAN PENOLAKAN DAN MODAL SOSIAL PENDIRIAN PABRIK SEMEN OLEH WARGA SUKOLILO

47

Emergence (Tahap Munculnya Gerakan) 47 Coalescene (Penggabungan) 49 Bureucratization 51

Perluasan Jaringan 52 Lobi, Advokasi, dan Demo 54 Perjuangan di Aras Pengadilan 58

Decline (Berakhirnya Gerakan) 64 Ikhtisar 68

SIMPULAN 69 Simpulan 69 Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 71 LAMPIRAN 77

Page 15: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rencana lokasi dan kegiatan penambangan & pengolahan semen

21

Tabel 2 Lokasi, peruntukan, dan luas lahan rencana penambangan bahan baku, pabrik dan utilitas, dan jalan produksi PT Semen Gresik

23

Tabel 3 Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di tujuh desa yang terkena dampak langsung tahun 2007

25

Tabel 4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Tujuh Desa Penelitian Tahun 2007

26

Tabel 5 Pendidikan Penduduk di Tujuh Desa yang Terkena Dampak Langsung Tahun 2007

27

Tabel 6 Luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairan di tujuh desa penelitian yang terkena dampak langsung

29

Tabel 7 Luas lahan non sawah di tujuh desa penelitian yang terkena dampak langsung

30

Tabel 8 Distribusi luas lahan pertanian responden 31 Tabel 9 Penguasaan lahan responden 31 Tabel 10 Jumlah persil responden 32 Tabel 11 Komoditas pertanian pada musim hujan dan kemarau

responden 32

Tabel 12 Produksi gabah responden pada musim hujan (ton/ha/musim hujan)

33

Tabel 13 Produksi pertanian responden pada musim kemarau 33 Tabel 14 Ketergantungan responden terhadap sumber air 40 Tabel 15 Skema Alur Hukum di Pengadilan 61 Tabel 16 Fase-fase gerakan penolakan pabrik semen oleh 66 warga Sukolilo

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pemikiran 13 Gambar 2 Rencana lokasi penambangan bahan baku, pabrik

pengolahan, dan jalan produksi 22

Gambar 3 Peta Kecamatan Sukolilo dalam Kabupaten Pati 24 Gambar 4 Aliran Sungai Seluna dari Waduk Kedung Ombo 39 Gambar 5 Pegunungan Kendeng 79 Gambar 6 Sawah di Desa Gadudero 79 Gambar 7 Aliran utama dari Sungai Juana 79 Gambar 8 Aliran Sungai Juana 79 Gambar 9 Aliran air yang berasal dari Gua Pawon yang merupakan

gua bawah tanah 79

Gambar 10 Irigasi yang berasal dari Waduk Kedung Ombo atau biasa disebut dengan jratun

79

Gambar 11 Omah Kendeng, tempat serba guna yang biasanya 80

Page 16: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

xvi

digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan gerakan penolakan pendirian pabrik

Gambar 12 Kendi-kendi berisi air yang berasal dari seluruh mata air di Pegunungan Kendeng

80

Gambar 13 Pertemuan antara warga Sukolilo dengan pengacara 80 Gambar 14 Penjelasan mengenai gerakan warga Sukolilo yang

dijelaskan Gunarti dalam Seminar di STAIN Kudus 80

Gambar 15 Proses pendirian rumah diskusi di Hutan Sonokeling 80 Gambar 16 Proses pembuatan jamu yang keuntungannya digunakan

untuk gerakan penolakan pendiriain pabrik 80

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian 79 Lampiran 2 Kuesioner dan Daftar Pertanyaan 81 Lampiran 3 Daftar nama responden 85

Page 17: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses integrasi ekonomi di seluruh dunia, yang disebut dengan globalisasi, terus mengganggu keamanan sosial dan ekonomi miliaran orang (Devall, Drengson, Schroll, 2001). Berbagai cara dilakukan Indonesia demi mengejar ketertinggalan di era globalisasi khususnya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan melakukan kegiatan penambangan. Praktek pertambangan pada era Orde Baru didukung oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-undang Pokok Pertambangan No.11 Tahun 1967 Pasal 7. Dalam UU tersebut, disebutkan bahwa bahan galian dapat diusahakan oleh pihak swasta. Dengan adanya UU tersebut, hak dan kepentingan rakyat kecil menjadi semakin tergeser karena segala bentuk pembangunan yang dilakukan hanya untuk mengejar keuntungan pemodal besar (Ariendi GT dan Kinseng RA, 2011). Semenjak dikeluarkannya UU ini, persoalan akses sumberdaya oleh masyarakat semakin krusial. Hal ini diperparah dengan tidak adanya legalitas hak kepemilikan sehingga negara dapat dengan mudah bila sewaktu-waktu merelokasi atau bahkan menggusur masyarakat dari tempat mereka. Menurut Maulida (2012), dalam kenyataannya penggunaan tanah-tanah tersebut jauh dari upaya untuk menyejahterakan masyarakat dan lebih digunakan untuk ekspansi industri-industri dan hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi praktis, jauh dari kesan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Praktek pertambangan tidak hanya menggeser kepentingan rakyat kecil secara ekonomi saja, namun praktek ini juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Halim Y et al. (2001) di Kecamatan Panceng dan Paciran, dampak negatif terhadap lingkungan akibat penambangan meliputi beberapa hal. Dampak negatif tersebut adalah perubahan relief, ketidakstabilan lereng, kerusakan tanah, terjadinya perubahan tata air permukaan dan air bawah tanah, hilangnya vegetasi penutup, dan perubahan flora dan fauna. Selain itu, dampak negatif lain yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan berupa meningkatkanya kadar debu dan kebisingan, terjadinya kerusakan jalan, serta terjadinya kecelakaan penambang dan kecelakaan lalu lintas.

Dampak negatif dari aktifitas pertambangan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan mengancam keberlangsungan kehidupan warga sehingga menimbulkan keresahan warga. Keresahan yang dirasakan oleh warga inilah yang menjadi awal mereka melakukan perlawanan dan salah satunya dengan membentuk gerakan sosial. Sebuah gerakan sosial muncul sebagai akibat dari akumulasi kekecewaan dan ketertindasan. Menurut penelitian Hafid (2001) di kasus Jenggawah, pada tahun 1977 petani mulai membentuk beberapa kelompok petani untuk memobilisasi perjuangan. Kelompok ini mengkoordinasi perjuangan menentang kebijakan dan tindakan PTP yang berkonspirasi dengan militer dan birokrat. Masalah penyebab gerakan ini bukan hanya terjadi di Jenggawah saja, banyak tempat lain di Indonesia yang juga mengalami nasib yang sama.

Seluruh gerakan, baik yang dilakukan oleh petani maupun warga merupakan bagian dari gerakan sosial. Gerakan sosial menurut Giddens [tidak ada tahun] dikutip oleh dalam Martono (2012) merupakan suatu upaya kolektif untuk

Page 18: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

2

mengejar suatu kepentingan bersama, atau gerakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif di luar lingkup-lingkup lembaga yang sudah ada. Sedangkan menurut Turner dan Killan [tidak ada tahun] dikutip oleh Martono (2012) secara formal gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang mencakup kolektivitas itu sendiri. Sztompka (2004) berpendapat bahwa gerakan sosial harus memiliki empat kriteria yaitu adanya kolektivitas, memiliki tujuan bersama, kolektivitasnya tersebar, dan tindakannya memiliki derajat spontanitas yang tinggi.

Dalam sebuah gerakan sosial, dinamika gerakan yang terjadi berbeda-beda dalam setiap kasus. Dalam dinamika gerakan sosial, pada akhirnya sebuah gerakan dapat mencapai sebuah kesuksesan, stagnansi, bahkan kegagalan. Dinamika yang terjadi dalam gerakan sosial disebabkan karena berbagai faktor dan modal sosial dapat dijadikan pertimbangan keberhasilan suatu gerakan. Robert Putnam (1995) dikutip oleh Alfiasari et al (2009) mengemukakan bahwa modal sosial adalah suatu institusi sosial yang melibatkan jaringan (networks), norma-norma (norms), dan kepercayaan sosial (social trust), yang mendorong pada sebuah kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk kepentingan bersama. Pierre Bourdie (1970) dikutip oleh Alfiasari et al (2009) mendefiniskan modal sosial sebagai jaringan sosial terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik.

Coleman (1988) memandang modal sosial sebagai kepercayaan, norma perilaku, jaringan sosial, dan kombinasi dari ketiganya. Modal sosial sendiri melekat pada struktur hubungan antara aktor, aspek-aspek struktur sosial kepada pelaku dilihat sebagai sumber daya yang dapat mereka gunakan untuk mencapai kepentingan mereka. Dalam penelitiannya, Coleman (1988) mengaitkan modal sosial dengan suatu organisasi. Berdasarkan pernyataannya, dapat dilihat bahwa modal sosial berfungsi untuk menyelidiki sumber daya dalam sebuah aksi kolektif, untuk mengetahui elemen apa saja yang paling dibutuhkan untuk mencapai tujuan gerakan, dan untuk menguji bagaimana sebuah gerakan dapat muncul.

Dalam satu kasus gerakan lingkungan di Indonesia, warga yang tinggal dan menggantungkan hidupnya pada Pegunungan Kendeng khususnya warga yang bermukim di Kecamatan Sukolilo telah melakukan gerakan lingkungan sejak tahun 2008 dan berakhir pada tahun 2013. Dalam menjalankan kehidupannya, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun bertani, warga mengandalkan mata air yang terdapat pada Pegunungan Kendeng. Tidak hanya sumber air saja yang dimanfaatkan warga, namun lahan kapur di Pegunungan Kendeng untuk ditanami tanaman ladang yang hasilnya dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Pada tahun 2006, PT Semen Gresik bermaksud mendirikan pabrik di beberapa desa yang termasuk ke dalam Kecamatan Sukolilo, namun warga yang bermukim di Kecamatan Sukolilo menolak rencana pendirian pabrik. Pada tahun 2009, perusahaan tersebut gagal untuk melakukan peletakkan batu pertama dan melakukan kegiatan penambangan di kawasan pegunungan tersebut. Di tahun 2010, Mahkamah Agung (MA) secara resmi menetapkan Semen Gresik tidak layak untuk mendirikan pabrik berikut melakukan kegiatan penambangan. Gugatan pun dimenangkan oleh warga yang kontra terhadap rencana pendirian pabrik dan kegiatan penambangan. Pada bulan Januari tahun 2013, kemenangan

Page 19: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

3

secara resmi dimenangkan oleh warga setelah MA menolak Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh Semen Gresik.

Keberhasilan gerakan penolakan oleh warga Sukolilo untuk menggagalkan rencana pendirian pabrik dan melakukan kegiatan penambangan Semen Gresik merupakan hal yang jarang terjadi Indonesia. Kebanyakan kasus yang terjadi antara warga dengan pihak swasta maupun pemerintah berujung kekalahan maupun menjadi kasus yang berlarut-larut. Oleh karena itu penelitian ini ingin menganalisis keberhasilan gerakan penolakan yang dilakukan oleh warga Sukolilo dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan gerakan penolakan pendirian pabrik Semen Gresik, modal sosial yang terdapat di dalam warga Sukolilo yang digalang untuk membangun gerakan penolakan, dan juga proses-proses yang ditempuh oleh warga Sukolilo dalam menggalang gerakan penolakan pendirian pabrik.

Masalah Penelitian

Pada awal tahun 2013 MA menolak Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh PT Semen Gresik. Keputusan tersebut menandai keberhasilan gerakan penolakan pendirian pabrik semen. Konflik diawali ketika PT Semen Gresik bermaksud untuk mendirikan pabrik di kawasan Pegunungan Kendeng, yaitu di beberapa desa di Kecamatan Sukolilo. Warga yang bermukim di Sukolilo dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sangat bergantung pada mata air dan segala keragaman hayati yang terdapat pada Pegunungan Kendeng. Dikhawatirkan dengan adanya kegiatan penambangan sebagai bahan baku operasi pabrik, mengganggu kuantitas dan kualitas sumber daya Pegunungan Kendeng yang digunakan oleh warga. Hal ini diduga menjadi salah satu penyebab warga melakukan gerakan penolakan pendirian pabrik semen karena diperkirakan akan mengancam keberlangsungan hidup mereka. Karena hal-hal tersebut maka diajukan pertanyaan penelitian, apa saja faktor-faktor yang menyebabkan

timbulnya gerakan penolakan pabrik semen yang dilakukan oleh warga

Sukolilo?

Modal sosial yang dimiliki dan tumbuh oleh warga yang bermukim di sekitar kawasan Sukolilo berfungsi sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan dari gerakan yang dilakukan. Kepercayaan di antara warga maupun dengan pihak lain, jaringan yang mereka miliki, dan norma-norma yang mereka pegang dan jalani berpengaruh dalam setiap tahap dalam dinamika gerakan penolakan pabrik semen PT Semen Gresik. Mengingat hal tersebut, maka pertanyaan penelitian selanjutnya adalah, sejauh mana modal sosial yang

terdapat di kalangan warga Sukolilo digalang untuk membangun gerakan

penolakan pendirian pabrik semen?

Keberhasilan warga Pegunungan Kendeng yang ditandai dengan ditolaknya PK yang diajukan oleh PT Semen Gresik pada tahun 2013 bukanlah suatu hal yang dapat dicapai secara tiba-tiba. Gerakan penolakan pendirian pabrik semen PT Semen Gresik ini mempunyai proses tersendiri dalam setiap tahap dinamikanya, mulai dari tahap kemunculan, pembentukan, formalisasi, hingga berakhirnya gerakan yang ditandai dengan keberhasilan gerakan. Terbukti pada kasus masuknya pabrik semen pada tahun 2006, warga sekitar Pegunungan Kendeng melakukan berbagai bentuk gerakan. Hingga pada tahun 2013, mereka secara resmi berhasil menggagalkan perusahaan semen PT Semen Gresik untuk mendirikan pabrik dan melakukan kegiatan eksploitasi. Terkait dengan hal

Page 20: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

4

tersebut, maka pertanyaan ketiga dari penelitian ini adalah, apa proses-proses

yang ditempuh oleh warga Sukolilo dalam menggalang gerakan penolakan

pabrik semen?

Dalam hal ini yang dimaksud dengan pabrik semen adalah semua kegiatan yang termasuk di dalamnya dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan penambangan batu kapur dan tanah liat, pendirian pabrik pengolahan, dan transportasi bahan baku dari quarry site (daerah penambangan) ke pabrik pengolahan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji permasalahan yang telah dipaparkan yaitu menganalisa gerakan sosial warga Pegunungan Kendeng. Kemudian, tujuan khususnya ialah menjawab pertanyaan permasalahan, yakni: 1. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya gerakan penolakan

pabrik semen yang dilakukan oleh warga Sukolilo. 2. Menganalisis sejauh mana modal sosial yang terdapat dan tumbuh di kalangan

warga Sukolilo digalang untuk membangun gerakan penolakan pendirian pabrik semen.

3. Menganalisis proses-proses yang ditempuh dalam setiap tahap dinamika gerakan oleh warga Sukolilo dalam menggalang gerakan penolakan pabrik semen.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak, diantara lain: 1. Akademisi

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi mengenai modal sosial dalam dinamika gerakan penolakan pendirian pabrik dan kegiatan operasional PT Semen Gresik yang dilakukan oleh warga Sukolilo. Selain itu diharapkan pula hasil dari penelitian ini dapat menambah khasanah dalam kajian ilmu gerakan sosial dalam bentuk gerakan lingkungan.

2. Pemangku Kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam menyusun dan mengambil kebijakan mengenai peraturan pemanfaatan sumber daya alam khususnya tentang pertambangan.

3. Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai modal sosial dalam dinamika gerakan penolakan pendirian pabrik PT Semen Gresik yang dilakukan oleh warga Sukolilo. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan warga Sukolilo maupun warga Pegungan Kendeng pada umumnya sebagai bukti tambahan dalam memperjuangkan hak-hak atas pengelolaan Pegunungan Kendeng.

Page 21: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

5

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Definisi Gerakan Sosial

Demo, pemboikotan, sabotase, dan hal-hal yang mengarah pada tindakan anarki sering dikaitkan dengan gerakan sosial. Namun, tidak seluruh gerakan sosial berujung destruktif seperti yang biasa dicap oleh warga. Menurut Martono (2012), secara umum gerakan sosial dimaknai sebagai sebuah gerakan yang lahir dari sekelompok individu untuk memperjuangkan kepentingan, aspirasi atau menuntut adanya perubahan yang ditujukan oleh sekelompok tertentu, misalnya pemerintah atau negara. Gerakan sosial merupakan bentuk dari kolektifitas orang-orang di dalamnya untuk membawa atau menentang perubahan. Stzompka (2004) memberikan batasan definisi gerakan sosial. Menurutnya, gerakan sosial harus memiliki empat kriteria, pertama, adanya kolektivitas; kedua, memiliki tujuan bersama, yaitu mewujudkan perubahan tertentu; ketiga, kolektivitasnya relatif tersebar namun lebih rendah derajatnya daripada organisasi formal; keempat, tindakannya memiliki derajat spontanitas tinggi namun tidak terlembaga dan bentuknya tidak konvensional.

Dalam salah satu penelitiannya, Paige (1975) mengemukakan bahwa gerakan sosial terdiri atas aksi-aksi kolektif yang berada di luar kerangka institusional normal suatu masyarakat dan melibatkan para peserta yang memiliki beberapa kesamaan perasaan identitas. Suatu peristiwa dianggap kolektif jika sumber menyebutkan lebih dari 10 peserta atau jika terdapat bukti tak langsung mengenai peserta kelompok melalui penggunaan kata-kata yang mengandung arti atau tindakan kolektif seperti rapat umum, kerusuhan, pemogokan, revolusi, pemberontakan, atau kata-kata yang berkenaan dengan kolektifitas, seperti gerombolan gerilya, serikat kerja, liga, partai, atau golongan. Paige juga menambahkan bahwa hanya peristiwa-peristiwa kolektif non-institusional yang pesertanya memiliki kesamaan identitas yang dianggap sebagai elemen pokok suatu gerakan sosial.

Klandermans (2004) menjelaskan bahwa gerakan sosial adalah aksi kolektif yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan yang sama dan solidaritas yang berinteraksi secara berkelanjutan dengan elit dan pemegang kekuasaan. Gerakan sosial merupakan penolakan kolektif. Mereka berfokus pada aksi langsung yang menentang elit, pemegang kekuasaan, kelompok lain, atau budaya lain. Gerakan sosial juga berfokus pada orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama dan solidaritas. Mereka menginginkan pemegang kekuasaan untuk melakukan sesuatu, untuk merubah atau mengembalikan perubahan. Menurutnya, kemunculan gerakan sosial disebabkan karena tiga hal. Pertama karena orang-orang mengeluh, kedua karena orang-orang mempunyai sumberdaya untuk dimobilisasikan, dan karena adanya kesempatan politik.

Pada penjelasan lain, karakteristik dari gerakan sosial adalah tergabung dalam hubungan konflik dimana lawannya dapat diidentifikasi dengan jelas; terhubung oleh ikatan informal; mempunyai identitas kolektif (De la Porta & Diani, 2006 dikutip oleh Christiansen 2009). Gerakan sosial dapat diterjemahkan sebagai organisasi maupun kelompok informal yang terhubung dengan konflik

Page 22: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

6

ekstra institutional yang berorientasi pada tujuan. Tujuan ini dapat ditujukan pada kebijakan yang spesifik atau samar serta untuk merubah perubahan budaya.

Tahapan dalam Gerakan Sosial

Suatu gerakan sosial memiliki dinamikanya masing-masing yang berlangsung dari awal terbentuknya sebuah gerakan hingga gerakan itu akhirnya menghilang. Oleh para sosiolog, tahapan dalam gerakan sosial disebut dengan life

cycle of social movement. Christiansen (2009) dalam tulisannya yang berjudul „Empat Tahap dalam Gerakan Sosial‟ menjelaskan tahap-tahap yang terjadi dalam gerakan sosial yang dikembangkan berdasarkan teori para sosiolog terdahulu, mulai dari awal terbentuknya hingga terjadinya berakhirnya gerakan. Teori yang digunakan oleh Christiansen (2009) merujuk pada teori yang dicetuskan oleh Herbert Blumer (1951) dikutip oleh De la Porta dan Diani (2006). Dalam teori yang dikeluarkan Blumer dikatakan bahwa di dalam suatu gerakan sosial akan terjadi empat tahap, yaitu social ferment (gejolak sosial), popular excitement

(ketidakpuasan dan aksi yang lebih jelas), formalization (formalisasi), dan

institutionalization (institusionalisasi). Teori yang dicetuskan oleh Blumer tersebut kemudian dikembangkan oleh Armand Mauss (1975). Dalam teorinya, dikatakan bahwa dalam suatu gerakan sosial terdapat lima tahap didalamnya. Tahapan dalam teori yang dikemukakan oleh Mauss yaitu incipiency (awal mula), coalescene (penggabungan), institutionalization (institusionalisasi), fragmentation

(perpecahan), dan demise (kematian). Dalam teori yang dikemukakan oleh Blumer (1951) yang dikutip oleh De

la Porta dan Diani (2006), dikatakan bahwa pada tahap social ferment (gejolak sosial) dicirikan dengan adanya kegiatan yang tidak terorganisir dan tidak terfokus. Di tahap kedua yaitu popular excitement, penyebab ketidakpuasan dan tujuan aksi sudah terlihat lebih jelas. Pada tahap ketiga yaitu formalization (formalisasi), dibentuk organisasi formal yang diperuntukan untuk mencapai tujuan gerakan dengan mendisiplinkan partisipasi dan koordinasi strategi. Di tahap terakhir yaitu tahap institutionalization (institusionalisasi), gerakan menjadi bagian dari masyarakat dan mengkristal ke dalam struktur profesional. Teori Blumer yang telah dijelaskan di atas kemudian dikembangkan oleh Armand Mauss (1975) menjadi lima tahap. Tahap pertama dalam teori Mauss adalah incipiency (awal mula). Dalam tahap ini ini Mauss (1975) mengutip kalimat dari Blumer (1951) dalam tahap social ferment, yaitu dalam tahap ini dicirikan dengan kegiatan yang tidak terkoordinasi dan tidak terorganisir, dengan tidak adanya kepemimpinan atau keanggotan yang diakui, serta sedikitnya kontrol. Tahap kedua dalam teori ini adalah coalescene (penggabungan) di mana dalam tahap ini perkembangan gerakan ditandai dengan tindakan represif dan provokatif kepada pemerintah atau lembaga-lembaga lain oleh masyarakat. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari kekecewaan dari kegagalan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap kinerja dari pemerintah. Tahap ketiga adalah institutionalization (institusionalisasi). Dalam tahap institusionalisasi gerakan sudah terorganisir dan terkoordinasi secara luas serta sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat mulai digunakan. Di tahap ini proses politik seperti melobi dan berkampanye juga telah dilakukan. Media massa mulai menganggapi dengan serius, politisi mulai bersaing untuk mendukung, dan juga terdapat juru bicara yang berfungsi pada saat diadakan pertmuan-pertemuan.

Page 23: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

7

Tahap keempat dalam teori Mauss (1975) yaitu fragmentation

(perpecahan) terdapat beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perpecahan. Hal pertama yang menyebabkan perpecahan dalam gerakan sosial adalah adanya perasaan bahwa hal-hal yang mereka perjuangkan telah berkembang ke arah yang baik dan ancaman terhadap kebutuhan mereka sudah mulai mereda. Situasi ini akan menyebabkan mereka beralih ke penyebab ketidaknyamanan yang lain atau memutuskan untuk tidak terlibat sama sekali. Mereka akan terpecah menjadi bagian yang fanatik (yang tetap bertahan pada gerakan sebelumnya) atau keluar dari gerakan. Penyebab kedua adalah mereka yang tetap berada dalam gerakan memerangi sesama anggota mengenai strategi dan taktik. Terdapat kelompok yang memutuskan untuk tetap menjaga keaslian perjuangan hingga keberhasilan tercapai dan terdapat kelompok yang memilih untuk memodifikasi program. Tahap terkahir atau tahap kelima dari teori yang dikemukakan oleh Mauss (1975) demise (kematian). Dalam suatu gerakan, kematian jarang diakui sebagai kematian. Sebaliknya, tahap ini mungkin didefinisikan sebagai keberhasilan dari gerakan, karena mungkin sebagian besar tujuannya telah dicapai atau mungkin sebaliknya, kematian dari suatu gerakan didefinisikan sebagai kemunduran. Seiring dengan dinamika pengetahuan, para akademisi menamai ulang tahap-tahap yang telah dicetuskan oleh sosiolog terdahulu yang membahas tentang tahapan gerakan sosial. Berdasarkan tulisan Christiansen (2009), tahapan tersebut terdiri dari emerge (kemunculan), coalescene (bergabung), bureaucratization (formalisasi), dan decline (berakhirnya gerakan). Menurutnya, model empat tahap ini memiliki kegunaan yang penting dalam memahami aksi kolektif dan menyediakan bingkai analisis untuk para sosiolog dalam memahami gerakan sosial mulai dari terbentuk, berkembang, dan menghilangnya suatu gerakan. Selain itu, model empat tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui dampak pada masa lalu dan masa yang akan datang.

Pada tahap I yaitu emerge, individu merasa tidak puas dan tidak nyaman dengan keadaan yang ada, baik karena disebabkan kebijakan atau kondisi sosial tertentu, tetapi mereka tidak mengambil tindakan dan bergerak secara individu (tidak secara kolektif). Pada tahap II yaitu coalescene, menjelaskan bahwa di tahap ini tidak hanya perasaan umum mengenai ketidaknyamanan saja tapi sudah mengkaji tentang apa penyebab ketidaknyamanan itu dan siapa atau apa yang bertanggungjawab. Perasaan tidak puas tidak lagi menjadi perasaan individual dan tidak terkoordinat, namun menjadi kolektif (Rex D. Hoppe 1950 dalam Christiansen 2009). Dalam tahap ini gerakan yang dilakukan sudah terorganisir dan membuat strategi. Pada tahap III yaitu bureaucratization, kekuatan politik lebih besar daripada tahap-tahap sebelumnya. Banyak gerakan sosial yang gagal pada tahap ini karena sulit bagi para anggota untuk tetap mengelola emosi untuk terus mengejar kebutuhan dan mobilisasi sangat bergantung kepada partisipannya.

Tahap IV yaitu decline, Miller (1999) seperti yang dikutip oleh Christiansen (2009) beragumen bahwa ada empat jalan dimana gerakan sosial mengalami penuruan, yaitu represi, kooptasi, kekeberhasilan, dan kegagalan. Represi muncul ketika pihak berwenang melakukan tindakan (kadang berupa kekerasan) untuk mengontrol atau bahkan menghancurkan gerakan sosial. Kooptasi terjadi ketika suatu gerakan memiliki ketergantungan yang tinggi pada otoritas dan karisma dari pemimpin. Kooptasi dapat berlangsung ketika pemimpin pergerakan melakukan kerjasama dengan pihak berwenang atau target dari gerakan. Pemimpin tersebut

Page 24: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

8

menjadi terintegrasi dengan organisasi di luar gerakan dan memakai nilai-nilainya daripada memakai nilai-nilai gerakan sosial itu sendiri. Yang ketiga adalah keberhasilan. Tentu saja tidak semua gerakan sosial pada akhirnya hancur karena represi atau kooptasi. Beberapa mengalami penurunan karena gerakan tersebut telah berhasil. Gerakan lokal yang ukurannya kecil dengan tujuan-tujuan spesifik biasanya mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mencapai suatu keberhasilan. Yang terakhir adalah kegagalan. Kegagalan dari gerakan sosial baik dari organisasi atau kegagalan strategis terjadi pada banyak organisasi.

Salah satu contoh decline dapat dilihat dari kasus yang diteliti oleh Hartoyo (2010) di Lampung. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa dinamika agraria yang terjadi pada tempat penelitannya berkahir pada involusi gerakan. Hal ini disebabkan gerakan petani yang muncul dan berkembang di dalam struktur politik yang sudah terbuka di era demokratisasi tidak mampu memperkuat dirinya dan melakukan perubahan substansif nasib petani. Stagnasi gerakan petani terjadi karena dalam proses penguatan struktur mobilisasi sumberdaya diwarnai disorientasi perilaku para elit aktor yang konsekuensinya tidak dapat diprediksi dan dikontrol. Selain itu penyebab stagnasi dari gerakan ini disebabkan struktur sumberdaya mobilisasi melemah dan sifat struktural organisasi gerakan semakin melekat pada sistem agraria yang mapan, sedangkan program perjuangan belum terlembagakan.

Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Gerakan Sosial

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aji GB (2005) mengenai Serikat Petani Pasundan (SPP), dijelaskan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya Serikat Petani Pasundan adalah adanya kesadaran kritis, momentum reformasi sebagai titik kebangkitan, dan kemiskinan petani akibat berkurangnya lahan. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Hartoyo (2010) di Lampung, gerakan sosial terjadi akibat adalanya ketimpangan penguasaan lahan dan pemiskinan tani, serta ketegangan struktural agraria karena perubahan pola penguasaan tanah. Selain itu, penyebab munculnya gerakan sosial yang terjadi di Lampung karena adanya praktik penguasaan tanah komunitas oleh negara dan perusahaan dengan cara tidak fair, konflik pertanahan, dan tumbangnya rezim Orde Baru yang membuat kemunculan gerakan petani semakin banyak.

Berbeda dengan dua kasus di atas, pada kasus yang terjadi di Kalibakar yang diteliti oleh Wahyudi (2009) terdapat beberapa faktor-faktor penyebab timbulnya gerakan. Faktor-faktor tersebut adalah adanya aspek sejarah sosial (tanah eks HGU perkebunan) dan kesalahan prosedur penerbitan HGU. Selain itu, faktor-faktor penyebab munculnya gerakan sosial di Kalibakar disebabkan adanya kemunculan tokoh reformis, pro dan kontra di kalangan masyarakat, dukungan partai politik, soliditas, solidaritas, dan militansi di kalangan petani gerakan, ketidak-berdayaan penegakkan keamanan, kondisi struktural Kalibakar, serta terciptanya peluang karena kondusifitas iklim politik.

Page 25: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

9

Definsi Gerakan Lingkungan

Menurut Diani (1995) yang dikutip oleh Rootes (2004), gerakan lingkungan adalah jaringan interaksi informal yang terdiri dari individu-individu maupun kelompok-kelompok yang tidak memiliki afiliasi organisasi maupun organisasi dari berbagai derajat formalitas (termasuk partai politik, terutama Green Parties) yang terlibat dalam aksi kolektif yang termotivasi oleh isu-isu lingkungan. Jaringan tersebut umumnya longgar dan tidak terlembagakan, tetapi bentuk-bentuk aksi dan tingkat integrasi mereka bervariasi. Terkadang, gerakan lingkungan tidak identik dengan organisasi yang menentang. Hanya ketika organisasi (dan lainnya, biasanya pengorganisasian aktornya kurang formal) terlibat dalam jaringan dan tindakan kolektif.

Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Gerakan Lingkungan

Menurut Devall, Drengson, dan Schroll (2001) gerakan lingkungan memang sudah memiliki sejarah yang panjang, namun gerakan lingkungan modern dimulai sejak akhir 1960-an. Adanya efek yang nyata dari percepatan industrialisasi dan eksploitasi sumberdaya alam membuat banyak orang peduli untuk melakukan konservasi dan pencegahan. Kritik radikal untuk industrialisme kapitalis dan demokrasi perwakilan yang terkait dengan yang kontra-budaya menciptakan ruang publik untuk mengembangkan gerakan sosial baru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gadgil dan Guha (1994), karakter dari gerakan lingkungan ini berbeda-beda di tiap negara. Negara-negara seperti Amerika, Kanada, Australia dan Asia, dan negara-negara bagian utara lebih fokus kepada isu-isu tentang polusi. Di Eropa Barat, isu lingkungan yang mendominasi adalah tentang konsekuensi dari degradasi lingkungan terhadap manusia.

Dalam salah satu kasus di India, demonstrasi dilakukan oleh masyarakat desa yang bertempat tinggal di sekitar Sungai Narmada karena mereka merasa terpinggirkan dengan adanya pembangunan dam. Mereka melakukan gerakan menentang adanya dam, karena dengan adanya dam akan mengganggu keseimbangan ekosistem sungai dan dapat menyebabkan berbagai macam sumber penyakit. Kasus ini adalah salah satu kasus dari beberapa kasus dimana salah satu industri atau petani komersial mengintimidasi (seringkali dengan bantuan negara) pemakai sumberdaya lain seperti petani miskin. Konflik ini diperparah bila terlihat adanya degradasi lingkungan dari aktifitas perindustrian.

Tidak hanya sumberdaya air saja yang dipermasalahkan, pada tahun 1973 masyarakat India juga membuat gerakan lingkungan untuk menentang komersialisasi hutan yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja dan membahayakan masyarakat di sekitar hutan. Di India, gerakan tidak sebatas pada daerah aliran sungai dan hutan saja, di laut pun para nelayan melakukan gerakan lingkungan yang diawali dengan adanya konflik antara nelayan tradisional dengan nelayan modern (beroperasi dengan menggunakan trawl) yang melanggar batas-batas nelayan tradisional. Nelayan modern dianggap telah membahayakan lingkungan karena peningkatan polusi. Aktifitas seperti penambangan juga memberikan dampak negatif pada lingkungan karena telah menimbulkan deforestasi, menghabiskan sumberdaya air, dan juga menyebabkan erosi.

Page 26: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

10

Bentuk-Bentuk Gerakan Lingkungan

Menurut Rootes (2004), tidak semua hubungan dalam gerakan lingkungan selalu mudah terlihat. Ketika gerakan sudah didirikan dengan baik, tindakan bergeser dari protes yang sangat terlihat menjadi lobi yang kurang terlihat dan bahkan melakukan keterlibatan yang konstruktif dengan pemerintah dan perusahaan. Rootes menjelaskan bahwa gerakan lingkungan akar rumput melibatkan hubungan antar bidang yang lebih luas di masyarakat. Dari penelitiannya mencerminkan bahwa perempuan lebih percaya diri dalam bertindak pada tingkat lokal daripada di ruang publik yang lebih luas. Dengan demikian aktivitas lingkungan di tingkat akar rumput merupakan sarana penting untuk pembelajaran sosial tentang isu-isu lingkungan, sebuah tempat belajar untuk berpartisipasi, titik masuk untuk aktivitas dan isu-isu baru, sumber revitalisasi dari gerakan lingkungan, dan sarana yang dibuat lebih representatif secara sosial. Menurut Bruelle (2000) yang dikutip oleh Rootes (2004), penggunaan frames yang berbeda oleh enviromentalis menimbulkan konsekuensi dalam cara mereka berkampanye dan bentuk organisasi yang mereka adopsi. Organisasi gerakan lingkungan yang berkomitmen pada konservasionisme atau ekologisme mempunyai perbedaan dalam pemilihan strategi, taktik, dan bentuk aksinya. FoE dan Greenpeace belajar dengan etik yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi dengan yang berkuasa.

Di India, kelompok sains yang populer memainkan alat musik dengan memainkan lagu-lagu daerah di seluruh bagian Kerala untuk meningkatkan kesadaran akan deforestasi dan polusi. Di bagian Karntaka, tema tentang kerusakan lingkungan disajikan dalam drama dan tari tradisional. Beberapa camp juga didirkan untuk melakukan pemulihan lingkungan dengan mempromosikan penghijauan kembali hutan. Walking tour juga disediakan untuk mengajak pada donatur untuk mendonasikan tanah bagi yang tidak bertanah. Pada kasus kerusakan di pesisir, para nelayan dibantu dengan beberapa organisasi melakukan aksi yang bertujuan untuk: 1. Membuka kesadaran masyarakat tentang hubungan antara air dan kehidupan dan untuk menginisiasi untuk melindungi air; 2. Membangun jaringan kepada pihak-pihak berfokus pada bidang dengan isu ini; 3. Meminta pemerintah agar membuat peraturan tentang keberlanjutan pemakaian air dan untuk menguatkan keberadaan agen-agen pengatur air; 4. Menaksir dampak yang sudah terjadi, mengidentifikasi area dan detail masalah, dan mempraktekan peremajaan sumberdaya air; 5. Menyebarkan praktek konservasi air dan memperbarui teknologi alat tangkap ikan (Gadgil dan Guha, 1994).

Selain melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatakan kesadaran untuk peduli lingkungan, sebagai taktik dalam perjuangan dan menumbuhkan kesadaran kritis, program-program mengenai perbaikan ekologi pun dilakukan. Banyak organisasi yang mengorganisasi masyarakat untuk melakukan penghijauan kembali, konservasi tanah dan air, dan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan. Dalam dekade terakhir, banyak yang telah membangun organisasi level makro untuk mengkoordinasikan berbagai macam kelompok dan aktivitas.

Page 27: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

11

Konsep Modal Sosial

Para peneliti banyak mengemukakan konsep-konsep tentang modal sosial, beberapa diantaranya adalah James Coleman, Robert Putnam, dan Pierre Bourdie. Masing-masing mengemukakan konsep modal sosial dari sudut pandang yang berbeda. Putnam (1995) dalam tulisannya mengatakan, bahwa modal sosial mengacu kepada jaringan, norma, dan kepercayaan yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama agar saling menguntungkan. Putnam juga mengatakan bahwa jaringan berfungsi memfasilitasi koordinasi dan komunikasi, memperkuat reputasi, dan memungkinkan dilema kolektif dapat dipecahkan. Dalam hal kepercayaan sosial, korelasi erat antara kepercayaan sosial dan keanggotaan suatu ikatan tidak hanya lintas waktu dan lintas individu, tetapi juga lintas negara. Dari survei World

Values Survey tahun 1991 ditemukan bahwa kepercayaan sosial dan keterlibatan masyarakat sangat berkorelasi. Semakin besar kepadatan ikatan keanggotaan di masyarakat, maka rasa semakin percaya warganya semakin besar. Kepercayaan dan keterlibatan adalah dua sisi faktor dasar yang sama.

Dalam tulisan lain mengenai modal sosial, Uphoff (2000) yang dikutip oleh Rosyida (2011) menjelaskan mengenai hubungan sosial (jaringan), norma, dan kepercayaan. Menurutnya hubungan sosial (jaringan) merupakan pola-pola hubungan pertukaran dan kerjasama yang melibatkan materi dan non materi. Hubungan ini memfasilitasi tindakan kolektif yang saling menguntungkan dan berbasis pada kebutuhan. Norma menurutnya merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang aturan yang diyakini dan disetujui bersama, sedangkan kepercayaan menunjukkan norma tentang hubungan timbal balik, nilai-nilai untuk menjadi seseorang yang layak dipercaya.

Dalam beberapa fungsi penting kepercayaan, Mollering (2011) dalam Dharmawan (2002) mengatakan bahwa kerjasama dapat berarti pula sebagai proses sosial asosiatif dimana trust menjadi dasar terjadinya hubungan-hubungan antar individu tanpa dilatar belakangi rasa saling curiga. Trust juga membantu merekatkan setiap komponen sosial yang hidup dalam sebuah komunitas menjadi satu kesatuan. Dalam hubungan antara jaringan, kepercayaan, dan norma, Dharmawan (2002) mengatakan bahwa masyarakat yang besar di atas jaringan sosial yang kokoh hanya akan terbentuk bila trust telah tertanam dan berfungsi secara operasional dan sesuai kesepakatan umum (dikukuhkan dan dikawal oleh norma-norma umum) diantara anggota masyarakat yang bersangkutan.

Modal Sosial dalam Gerakan Sosial

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Edwards (2013), modal sosial paling baik dipahami sebagai akses sosial ke sumber daya. Modal sosial adalah penghubung dan konsep struktural yang mengacu pada kemampuan individu atau kelompok dalam menggunakan hubungan dan posisi sosial mereka dalam berbagai jaringan sosial untuk mengakses berbagai sumber daya. Walaupun terdapat perbedaan-perbedaan, teori tributarian yang dikemukakan oleh Bourdieu, Coleman and Lin mempunyai kecocokan untuk 3 alasan. Pertama, mereka melihat modal sosial sebagai penghubung dan ditanamkan dalam jaringan dan konteks sosial yang spesifik. Kedua, modal sosial, seperti sumber daya lainnya, bisa didistribusikan secara merata, ataupun dapat diperoleh secara sepadan untuk semua pelaku pergerakan sosial dalam suatu perkumpulan masyarakat. Ketiga,

Page 28: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

12

ketiganya mengetahui bahwa konteks sosial mempengaruhi „nilai penggunaan‟ suatu modal sosial untuk pergerakan.

Kerangka Pemikiran

Perasaan ketidaknyamanan dan perasaan terancam yang disebabkan oleh rencana masuknya pabrik semen untuk melakukan kegiatan penambangan dan pendirian pabrik di kawasan Sukolilo merupakan salah penyebab timbulnya gerakan penolakan ini. Perasaan terancam yang dirasakan oleh warga yang bermukim di sekitar Pegunungan Kendeng disebabkan karena Pegunungan tersebut mempunyai sumber mata air bawah tanah, memilki berbagai macam keanekaragaman hayati, serta terdapat lahan yang digunakan warga untuk bertani. Sumber daya air dan keanekaragaman hayati berfungsi untuk memenuhi kebutuhan mereka salah satunya untuk mengairi ladang dan sawah baik pada musim kemarau maupun pada saat musim hujan.

Sumber daya air yang terganggu kuantitas dan kualitasnya akibat aktifitas pertambangan diduga akan menyebabkan penurunan produktiftas lahan pertanian yang mereka garap maupun miliki. Dengan menurunnya produktifitas pertanian, diduga akan menyebabkan perubahan pada pendapatan yang akan mempengaruhi keberlangsungan kehidupan mereka. Data mengenai ketergantungan pada sumber daya air dikumpulkan dengan metode kuantitatif. Faktor-faktor lain yang menyebabkan timbulnya gerakan penolakan pendirian pabrik oleh warga Pegunungan Kendeng akan diteliti dengan metode kualitatif dengan cara melakukakan wawancara mendalam kepada beberapa informan, melakukan observasi, serta dengan studi dokumentasi data sekunder.

Di sisi lain, modal sosial berupa norma, jaringan, dan kepercayaan yang dimiliki oleh warga Pegunungan Kendeng, khususnya warga Sukolilo, diduga turut memberi pengaruh terhadap setiap tahapan dalam dinamika gerakan. Dinamika berlangsungnya proses gerakan penolakan pendirian pabrik PT Semen Gresik berlangsung dari awal munculnya gerakan hingga tahap akhir dari gerakan. Dinamika ini diawali dengan adanya emerge (kemunculan) kemudian dilanjutkan dengan coalescene (penggabungan), bureaucratization )serta diakhiri dengan decline (berakhirnya gerakan). Berkahirnya gerakan ditandai dengan keberhasilan warga Pegunungan Kendeng untuk mencegah PT Semen Gresik mendirikan pabrik. Secara ringkas kerangka analisis dapat digambarkan seperti berikut

Page 29: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

13

Keterangan:

= Mempengaruhi Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

1. Keberhasilan warga Sukolio dalam melakukan gerakan penolakan pabrik semen dilatar belakangi oleh faktor-faktor penolakan yang kuat, yaitu ancaman hilangnya lahan pertanian maupun non pertanian, ancaman hilangnya sumber air, rusaknya ekologi pegunungan karst, kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan hukum, dan kekhawatiran akan dampak sosial.

2. Keberhasilan warga Sukolilo mencegah pendirian pabrik semen dipengaruhi modal sosial berupa norma, jaringan, dan kepercayaan yang terdapat dalam setiap tahap dinamika gerakan penolakan.

Definisi Konseptual

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gerakan lingkungan, disebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem yang dapat mengancam keberlangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya. Adanya kegiatan penambangan di sumber maupun di sekitar mata air dan di lahan-lahan khususnya lahan pertanian, dikhawatirkan dapat mengganggu kuantitas dan kualitas sumber air dan juga hilangnya lahan-lahan pertanian. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada keberlangsungan kehidupan mereka. Dengan adanya efek yang nyata dari percepatan industrialisasi dan eksploitasi sumberdaya alam tersebut, membuat banyak orang peduli untuk melakukan konservasi dan pencegahan.

Faktor-faktor penyebab

timbulnya gerakan penolakan pabrik

semen

Dinamika gerakan penolakan

pendirian pabrik semen

Keberhasilan gerakan penolakan pendirian pabrik

semen

Modal Sosial: - Norma - Jaringan - Kepercayaan

Page 30: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

14

Dalam penelitian ini beberapa faktor penyebab terjadinya gerakan penolakan pendirian pabrik semen, yaitu ketergantungan warga terhadap sumber air diteliti dengan menggunakan metode kuantitatif. Disamping itu, faktor-faktor lain penyebab terjadinya gerakan akan diteliti secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada informan dan juga observasi. Selain itu, data kualitatif juga diperoleh dengan mengumpulkan infromasi melalui data sekunder, mengingat gerakan penolakan pendirian pabrik semen yang dilakukan oleh warga di Kecamatan Sukolilo telah terjadi.

2. Kekuatan modal sosial yang dimiliki oleh warga dilihat dari kekuatan norma, kekuatan jaringan, serta tingkat kepercayaan yang dimilki. Penentuan pengukuran dapat dilihat dari variabel-variabel di bawah ini: a. Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan masyarakat dan

merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang aturan yang diyakini dan disetujui bersama. Norma yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari norma yang sudah dimiliki oleh masyarakat dan juga norma yang terbangun seiring dengan dilakukannya gerakan. Berdasarkan studi dokumen yang dilakukan sebelum pengambilan data di lapang, dapat diketahui norma yang telah dimiliki oleh warga khususnya warga Sedulur Sikep. Norma tersebut adalah tidak diperbolehkannya warga Sedulur Sikep untuk bekerja selain bertani. Norma tersebut merupakan salah satu hal yang mempengaruhi warga Sedulur Sikep untuk bergabung dalam gerakan ini. Dengan adanya pendirian pabrik semen lahan-lahan pertanian akan beralih fungsi menjadi lahan pertambangan dan pabrik pengolahan. Hal tersebut tentu saja akan mengurangi jumlah lahan pertanian yang dikhawatirkan akan mengakibatkan adanya alih profesi, padahal warga Sedulur Sikep hanya diperbolehkan bertani. Norma yang terbangun seiring dengan dilakukannya gerakan diketahui dari hasil wawancara dengan para resonden dan informan, yaitu tidak diperbolehkannya bertindak anarkis dan terprovokasi selama melakukan aksi maupun kegiatan lain dalam gerakan.

b. Jaringan adalah seberapa kuat hubungan-hubungan yang tercipta antar individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya baik secara formal maupun informal. Jaringan merupakan pola-pola hubungan pertukaran dan kerjasama yang melibatkan materi dan non materi. Hubungan ini memfasilitasi tindakan kolektif yang saling menguntungkan dan berbasis pada kebutuhan. Jaringan juga berfungsi untuk memfasilitasi koordinasi dan komunikasi serta memperkuat reputasi. Untuk mengetahui seberapa luas dan kuatnya jaringan yang terdapat dalam gerakan ini, dilakukan dengan wawancara terstruktur dan mendalam. Selain itu, studi dokumentasi terkait juga dilakukan mengingat gerakan ini telah berlangsung sehingga beberapa responden dan infroman tidak mengingat secara detail kejadian dan pihak mana saja yang membantu gerakan.

c. Kepercayaan adalah tingkat yang menunjukkan norma tentang hubungan timbal balik dan nilai-nilai untuk menjadi seseorang yang layak dipercaya. Kepercayaan terdapat dalam hubungan di antara dua orang atau lebih dan mengandung harapan yang menguntungkan salah satu pihak atau kedua belah pihak yang melakukan interaksi sosial. Pada

Page 31: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

15

bentuk ini juga dikembangkan keyakinan bahwa anggota lain akan memiliki keinginan untuk bertindak sama menjadi dasar terjadinya hubungan-hubungan antar individu tanpa dilatarbelakangi rasa saling curiga. Kepercayaan dalam gerakan ini adalah kepercayaan yang terdapat antar pihak yang bergabung dalam gerakan penolakan pendirian pabirk semen. Untuk mengetahui kepercayaan yang terdapat dalam gerakan ini diketahui dengan wawancara terstruktur dan mendalam.

3. Setiap dinamika dalam gerakan sosial memiliki tahapan yang berlangsung dari awal terbentuknya gerakan sampai gerakan tersebut berakhir. Tahapan dalam dinamika gerakan sosial terdiri dari emerge (kemunculan), coalescene (penggabungan), bureaucratization, dan decline (berakhirnya gerakan). a. Emerge (kemunculan) adalah tahap awal dalam dinamika gerakan sosial

dimana individu merasa tidak puas dan tidak nyaman dengan keadaan yang ada, baik karena disebabkan kebijakan atau kondisi sosial tertentu. Dalam tahap ini mereka tidak mengambil tindakan dan bergerak secara individu (tidak secara kolektif). Dalam gerakan ini tahap emergence dapat diketahui dengan munculnya isu adanya pendirian pabrik yang menimbulkan keresahan warga. Pada tahap ini isu tersebut belum ditanggapi secara serius dan kolektif oleh warga.

b. Coalescene (penggabungan) adalah tahap kedua dalam dinamika gerakan sosial dimana perasaan tidak puas menjadi perasaan kolektif dan masyarakat sudah mengkaji tentang apa penyebab ketidaknyamanan itu dan siapa atau apa yang bertanggung jawab. Pada tahap ini gerakan yang dilakukan sudah terorganisir dan sudah dimulainya pemembuatan strategi. Dalam gerakan yang dilakukan oleh warga Sukolilo, tahap ini dicirikan dengan adanya penghimpunan massa yang merasakan kekhawatiran dengan dilakukan kegiatan pemutaran film dan diskusi mengenai pentingnya fungsi Pegunungan Kendeng selama sembilan hari. Kegiatan tersebut sebagai upaya pembangkitan kesadaran warga yang merupakan salah satu bentuk strategi gerakan. Selain itu, pada akhir kegiatan tersebut dibentuk wadah yang diberi nama Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK).

c. Bureaucratization adalah tahap ketiga dalam dinamika gerakan sosial dimana kekuatan politik lebih besar daripada tahap-tahap sebelumnya. Banyak gerakan sosial yang gagal pada tahap ini karena sulit bagi para anggota untuk tetap mengelola emosi untuk terus mengejar kebutuhan dan mobilisasi sangat bergantung kepada partisipannya. Dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen, tahap ini dapat dicirikan dengan meluasnya jaringan, terdapatnya pembagian tugas dalam setiap aksi, seringnya intensitas lobi dan advokasi, serta dibawanya kasus ini pada aras pengadilan.

d. Decline (berakhirnya gerakan), berkahirnya gerakan bisa ditandai dengan empat hal, yaitu represi, kooptasi, keberhasilan, dan kegagalan. Represi muncul ketika pihak berwenang melakukan tindakan. Kooptasi terjadi ketika suatu gerakan memiliki ketergantungan yang tinggi pada otoritas dan karisma dari pemimpin. Kooptasi dapat berlangsung ketika pemimpin pergerakan melakukan kerjasama dengan pihak berwenang atau target dari gerakan. Pemimpin tersebut menjadi terintegrasi dengan

Page 32: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

16

organisasi di luar gerakan dan memakai nilai-nilainya daripada memakai nilai-nilai gerakan sosial itu sendiri. Ketiga adalah keberhasilan, dimana gerakan sosial telah mencapai tujuan awalanya. Keempat adalah kegagalan, dimana gerakan sosial tidak dapat mencapai tujuannya. Dalam gerakan di Kecamatan Sukolilo ini, decline diakhiri dengan keberhasilan warga menolak pendirian pabrik semen yang ditandai dengan ditolaknya Peninjauan Kembali yang diajukan oleh PT Semen Gresik oleh Mashakamah Agung pada Januari 2013.

Page 33: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data pada pendekatan penelitian kualitatif dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terkait. Data kuantitatif dikumpulkan dengan menyebar kuesioner dan melakukan wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab gerakan, tahapan dalam dinamika gerakan penolakan pendirian pabrik semen, serta modal sosial yang terdapat dalam setiap tahapan dalam dinamika gerakan penolakan pendirian pabrik semen. Data yang didapatkan dengan melakukan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui penguasaan lahan pertanian warga yang wilayahnya termasuk ke dalam rencana pembangunan pabrik. Selain itu, pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif juga digunakan untuk menghitung produksi pertanian responden pertahun serta ketergantungan warga terhadap sumber air dari Pegunungan Kendeng maupun dari sumber lainnya.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa-desa yang terkena dampak langsung dari adanya rencana pembangunan pabrik semen di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Desa-desa yang dimaksud adalah Desa Sukolilo, Baturejo, Gadudero, Sumbersoko, Tompegunung, Kedumulyo, dan Kasiyan. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun, terhitung mulai Februari tahun 2014 sampai dengan April 2015. Penelitian ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian pada bulan Februari 2014, kolokium penyampaian proposal penelitian pada minggu awal bulan Maret 2014, serta perbaikan proposal penelitian pada pertengahan bulan Maret sampai pertengahan April 2014. Pengambilan data primer di lapangan dilakukan selama dua minggu dimulai pada akhir April sampai dengan awal Mei 2014 dan pengambilan data sekunder dilakukan pada April hingga Oktober 2014. Pengolahan, analisis data dan penulisan draft skripsi dimulai pada saat penelitian sampai dengan Februari 2015. Uji petik dilaksanakan pada pertengahan Februari hingga akhir Maret 2015, sidang skripsi pada minggu ketiga bulan April 2015, dan perbaikan laporan skripsi dilakukan pada minggu terakhir bulan April hingga akhir Mei 2015.

Teknik Pengambilan Responden dan Informan

Beberapa sumber data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan keterangan yang diberikan responden dan informan. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat petani yang bergabung dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen di Kecamatan Sukolilo yang lahan pertaniannya terkena dampak dari rencana pembangunan pabrik. Berdasarkan populasi tersebut, dapat diketahui bahwa unit analisa dalam penelitian ini adalah masyarakat petani yang bergabung dalam gerakan penolakan pabrik semen dan lahan garapannya terdapat di desa-desa yang terkena dampak langsung dari rencana pendirian pabrik. Desa-desa

Page 34: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

18

yang terkena dampak langsung dari rencana pendirian pabrik adalah Desa Sukolilo, Baturejo, Gadudero, Sumbersoko, Tompegunung, Kedumulyo, dan Kasiyan. Peneliti menggunakan purposive sampling sebagai teknik dalam pengambilan responden dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan.

Informan adalah orang yang mampu untuk memberikan keterangan mengenai dirinya sendiri, keluarga, pihak lain, atau lingkungannya. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi motor dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen. Selain tokoh-tokoh masyarakat, informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang pernah bergabung dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen. Dalam penelitian ini, infroman berjumlah berjumlah delapan orang. Informan tersebut dianggap mengetahui faktor-faktor penyebab kemunculan gerakan, tahapan gerakan penolakan pendirian pabrik semen, serta modal sosial yang terdapat dalam setiap tahapan gerakan penolakan pendirian pabrik semen.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer didapatkan langsung di lapangan dengan cara mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner, observasi, serta wawancara terstruktur dan mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis baik yang berbentuk cetak maupun elektronik. Data sekunder berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini merupakan dokumen sejarah berupa berita, catatan, foto, dan data mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga dan pihak yang tergabung dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen. Data sekunder juga diperoleh melalui berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu laporan hasil penelitian, jurnal, dan sumber-sumber lainnya.

Selain menggunakan data primer, dalam penelitian ini data sekunder banyak digunakan untuk menyusun kronologi dalam setiap tahapan dinamika gerakan penolakan pendirian pabrik. Data sekunder tersebut diperoleh dari beberapa situs berita elektronik, catatan gerakan penolakan pendirian pabrik semen, jurnal dan laporan hasil penelitian mengenai gerakan ini, dokumen Putusan Mahkamah Agung tahun 2010, dan Laporan Tahunan PT Semen Indonesia pada tahun 2013. Situs berita elektronik yang digunakan untuk menyusun kronologi dalam dinamika gerakan ini adalah Tempo.co, Kompas.com, dan Suaramerdeka.com. Catatan gerakan penolakan gerakan pendirian pabrik semen diperoleh dari catatan yang dilansir oleh web Indymedia1 (Independent Media Centre) pada tahun 2009 dan juga catatan yang dibuat oleh aktivis yang bergabung dalam gerakan ini.

1Indymedia merupakan kolektif yang menjalankan pemberitaan yang independent dan bebas tanpa adanya tekanan dari pihak luar (baik itu korporasi maupun pemerintah).Indymedia Jakarta dijalankan secara bebas dan terbuka dalam suatu struktur kolektif non hirarkis.

Page 35: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

19

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul berupa data kuantitatif dan data kualitatif diolah dan dianalisis untuk melihat kebenarannya. Data kuantitatif berupa pola penguasaan lahan, produksi pertanian, dan ketergantungan terhadap sumber air diolah menggunakan program excel 2007 dan disajikan dalam bentuk tabel. Data kualitatif akan dianalisis dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan. Hasil pemilihan data tersebut kemudian disajikan agar sekumpulan informasi dapat tersusun sehingga memberi kemungkinan pada penarikan kesimpulan.

Page 36: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

20

Page 37: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

RENCANA PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DAN KONDISI

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

Rencana Pembangunan Pabrik Semen

Lokasi dan Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Semen

Menurut rencana yang terdapat pada Analisis dampak lingkungan hidup PT Semen Gresik (Persero) Tbk., kegiatan penambangan bahan baku dan pendirian pabrik pengolahan semen akan berlokasi di atas lahan seluas 1350 ha (Semen Gresik, 2008). Lahan seluas 1350 ha tersebut bertempat di tujuh desa, yaitu Desa Sukolilo, Desa Baturejo, Desa Gadudero, Desa Sumbersoko, Desa Tompegunung, Desa Kedumulyo, dan Desa Kasiyan. Lokasi seluas 1350 ha tersebut dibagi ke dalam empat bagian berdasarkan peruntukannya. Empat bagian tersebut adalah lokasi penambangan batu kapur, lokasi penambangan tanah liat, lokasi pendirian pabrik, dan lokasi yang diperuntukan untuk jalan produksi. Berikut ini adalah tabel rencana lokasi dan kegiatan penambangan & pengolahan semen. Tabel 1 Rencana lokasi dan kegiatan penambangan & pengolahan semen

Peruntukan Lokasi

Penambangan batu kapur

Penambangan tanah liat

Pabrik pengolahan

Jalan produksi

Sukolilo √ √ √ - Baturejo - √ - - Gadudero √ √ - √ Sumbersoko √ - - - Tompegunung √ - - - Kedumulyo √ - √ √ Kasiyan - √ - √

√ = Termasuk ke dalam peruntukan lokasi Sumber: PT Semen Gresik (2008)

Tujuh desa yang terkena dampak langsung tersebut merupakan desa yang letaknya saling berdekatan dan merupakan desa-desa yang wilayahnya dekat, bersinggungan, maupun terletak di Pegunungan Kendeng Utara. Berdasarkan peta rencana lokasi penambangan, pabrik pengolahan, dan jalan produksi dapat diketahui desa yang wilahnya paling banyak terkena dampak langsung dari rencana pendirian pabrik. Berikut ini adalah peta dari rencana lokasi penambangan bahan baku berupa batu kapur serta tanah liat, pabrik pengolahan, dan jalan produksi:

Page 38: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

22

Gambar 2 Rencana lokasi penambangan bahan baku dan pabrik

Sumber: PT Semen Gresik, 2008 (diolah)

Penambangan, Pabrik Pengolahan, dan Jalan Produksi

Dalam AMDAL PT Semen Gresik tahun 2008 dijelaskan bahwa berdasarkan SIPB Batu Kapur No 540/052/2008 tanggal 5 November 2008, lokasi penambangan bahan baku pembuatan semen berupa batu kapur terletak di Desa Gadudero, Kedumulyo, Sukolilo, Tompegunung, Sumbersoko dengan luas 700 ha. Berdasarkan SIPB tanah liat No 540/051/2008 tanggal 5 November 2008, lokasi penambangan tanah liat seluas 250 ha terletak di Desa Kasiyan, Gadudero, Baturejo, dan Sukolilo. Untuk lokasi pabrik pengolahan direncanakan dibangun di lahan seluas 85 ha yang terletak di Desa Kedumulyo dan Desa Sukolilo. Jalan produksi direncanakan sepanjang 17 km dengan jalan selebar 50 m (atau luas lahan 85 ha) yang dibangun mulai dari lokasi pabrik semen dan berakhir di jalur pantura, melewati Desa Kedumulyo, Desa Kasiyan, Desa Gadudero. Berikut ini adalah tabel lokasi, peruntukan dan luas penambangan, pabrik pengolahan, dan pembuatan jalan produksi:

Page 39: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

23

Tabel 2 Lokasi, peruntukan, dan luas lahan rencana penambangan bahan baku, pabrik dan utilitas, dan jalan produksi PT Semen Gresik

Peruntukan lahan

Sukolilo

Baturejo

Gadudero

Sumbersoko

Tompegunung

Kedum

ulyo

Kasiyan

Di dalam

area ijin lokasi

Luas (ha)

Penambangan Batu Kapur

√ - √ √ √ √ - - 700

Penambangan Tanah Liat

√ √ √ - - - √ - 250

Pabrik dan Utilitas

- - - - - √ - - 85

Jalan Produksi

- - √ - - √ √ - 85

Penunjang Kegiatan

- - - - - - - √ 230

Total 1350

Keterangan: √ = Termasuk ke dalam peruntukan lahan Sumber: PT Semen Gresik (2008)

Pembangunan pabrik semen yang rencananya didirikan dengan luas lahan 1350 ha ini mempunyai kapasitas produksi hingga 2.5 juta ton/tahun atau sekitar 8.000 ton semen/hari (Semen Gresik, 2008). Menurut penjelasan pihak PT Semen Gresik dalam sosialisasi pada tanggal 16 November 2008 (Jaringan Nasional Penolakan Semen Gresik, 2009), pihak PT Semen Gresik memaparkan rencana kegiatan pendirian pabrik sebagai berikut: 1. Kebutuhan bahan baku

Untuk produksi dengan kapasitas 2.5 juta ton semen / tahun atau 8000 ton semen / hari membutuhkan bahan baku: a. Batu kapur = 11700 ton / hari b. Tanah liat = 2600 ton / hari c. PB + PS = 120 ton / hari d. Gipsum = 320 ton / hari

2. Kebutuhan energi listrik a. Batubara = 1. 200 ton / hari b. Listrik = 105 Kwh / ton semen c. Biaya investasi pabrik semen di Pati = 3.5 Trilyun

3. Kebutuhan Tenaga kerja Pembangunan Pabrik semen di Pati a. Kontruksi = 2.000 Orang b. Operasi = 1.000 Orang Meliputi = Tenaga internal PT. Semen Gresik dan tenaga eksternal

Page 40: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

24

Dalam AMDAL PT Semen Gresik (2008) juga dijelaskan mengenai persiapan penambangan. Hal pertama yang dipersiapkan adalah perencanaan quarry meliputi pemetaan geologi, perencanaan tambang, dan inventarisasi cadangan. Hal kedua yang dipersipakan adalah rekrutmen tenaga kerja yang membutuhkan sebanyak 135 tenaga kerja. Hal ketiga yang direncanakan adalah pembuatan jalan tambang. Dalam AMDAL dijelaskan bahwa jalan tambang dibuat sebelum dilakukan penggalian bahan tambang. Jalan tambang dibuat untuk menghubungkan areal penambangan (area pemuatan) dan pabrik (crusher) untuk mendukung kegiatan pengangkutan dengan dump truck. Desain jalan tambang mengacu pada dimensi dump truck dengan jenis jalan berupa off road. Untuk hal selanjutnya dalam persiapan penambangan adalah mobilisasi peralatan tambang., membuat kantor tambang, dan pembuatan pos jaga.

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi Demografi

Kecamatan Sukolilo merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam Kabupaten Pati bagian selatan dan berjarak 27 km dari pusat Kota Pati. Kecamatan ini berada di jalur selatan Pati-Grobogan yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Kudus. Berikut ini adalah peta Kecamatan Sukolilo dalam Kabupaten Pati

*Posisi Kecamatan Sukolilo yang diberi lingkaran berwarna merah

Gambar 3 Peta Kecamatan Sukolilo dalam Kabupaten Pati (Dinas Tata Ruang Jawa Tengah, tidak ada tahun).

Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 1503.68 km2 (Bappeda, 2007 dalam PT Semen Gresik, 2008). Dengan penduduk mencapai 1218.267 pada akhir

Page 41: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

25

tahun 2006, maka Kabupaten Pati secara umum mempunyai kepadatan penduduk 810 jiwa/km2. Kecamatan Sukolilo yang merupakan kecamatan terluas di kabupaten ini pada tahun 2006 memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 45813 dan penduduk perempuan sebanyak 45875 dengan jumlah penduduk sebanyak 91688 jiwa. Dengan luas kecamatan 15873.9 ha, maka secara umum Kecamatan Sukolilo mempunyai kepadatan penduduk 577 jiwa/km2. Jika dilihat dari kepadatan penduduk per desa yang terkena dampak langsung dari rencana pendirian pabrik, desa dengan kepadatan penduduk tertinggi ditempati Desa Sukolilo dengan kepadatan penduduk sebanyak 787 jiwa/ha.

Tabel 3 Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di tujuh desa yang terkena dampak langsung tahun 2007

Desa Luas

wilayah (Ha)

Jumlah penduduk

(jiwa)

Kepadatan penduduk

Jumlah (jiwa/Ha)

Persentase (%)

Sukolio 928.0 11780 787 39 Baturejo 963.5 5975 161 8 Gadudero* 920.0 - - - Sumbersoko 950.0 2849 333 16 Tompegunung 748.4 3435 218 11 Kedumulyo 1260.0 4562 276 13 Kasiyan 622.0 2480 251 12

Jumlah 6391.9 31081 2026 100 *Data tidak tersedia Sumber: PT Semen Gresik (2008) (diolah)

Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan

Dilihat dari segi mata pencaharian (lihat tabel 4), dapat diketahui bahwa separuh lebih (53.75 %) penduduk tujuh desa bermata pencaharian sebagai petani. Diurutan kedua, sebanyak 12 % masyarakat bermata pencaharian sebagai buruh bangunan. Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan buruh industri menempati urutan ketiga dan keempat dengan masing-masing persentase 7% dan 6.5%. Di urutan kelima terdapat masyarakat yang berprofesi sebagai pengusaha (3.5%) dan di urutan keenam ditempati oleh PNS/ABRI (0.05%). Di urutan terkahir terdapat masyarakat yang bermata pencaharian di bidang pengangkutan (0.4%). Dilihat dari segi pendidikan (lihat tabel 5), dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di tujuh desa yang terkena dampak langsung hanya tamat SD (40%). Di posisi kedua terdapat penduduk yang belum tamat SD (19.5%) dan posisi ketiga ditempati penduduk yang tidak tamat SD (9.5%). Penduduk yang telah tamat SLTP menempati posisi keempat (14%) dan penduduk yang telah tamat SLTA menempati posisi kelima (8%). Penduduk yang tidak sekolah memiliki persentase sebessar 8% dan angkanya lebih tinggi dari penduduk yang telah tamat perguruan tinggi dengan persentase sebanyak 1%.

Page 42: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

26

Tabel 4 Mata Pencaharian Penduduk di Tujuh Desa Penelitian Tahun 2007

Pekerjaan KK Sukolilo Baturejo Gadudero Sumbersoko Tompegunung Kedumulyo Kasiyan Jumlah % Petani sendiri 108 1084 - 1695 826 2446 1600 7759 32,00 Buruh tani 575 2126 - 400 819 613 700 5233 21,75 Nelayan 1650 - - - - - - 1650 7,00 Pengusaha 760 7 - 20 - 58 10 855 3,50 Buruh industri 1410 - - - - 146 - 1556 6,50 Buruh bangunan 1430 145 - 200 480 451 100 2806 12,00 Pedagang - 52 - 150 25 94 - 321 1,20 Pengangkutan 43 11 - 10 - 26 56 94 0,40 PNS/ABRI - 26 - 10 12 9 37 146 0,60 Pensiunan - 5 - - - 4 5 14 0,05 Lain-lain - 1154 - 2485 - 1 - 3640 15,00 Jumlah 5976 4610 - 4970 2162 1404 2508 24074 100.00

* Data tidak tersedia Sumber: Monografi Kecamatan Sukolilo Tahun 2007 dalam PT Semen Gresik (2008) (diolah)

Page 43: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

27

Tabel 5 Pendidikan Penduduk di Tujuh Desa peneltian Tahun 2007

Keterangan Sukolilo Baturejo Gadudero Sumbersoko Tompegunung Kedumulyo Kasiyan Jumlah %

Tamat Akademik 172 - - 10 8 8 22 220 1.0 Tamat SLTA 770 - - 15 130 214 185 1314 8.0 Tamat SLTP 1250 - - 245 285 341 267 2388 14.0 Tamat SD 1710 - - 665 1990 1116 1279 6760 40.0 Tidak Tamat SD 250 - - 50 240 926 126 1592 9.5 Belum Tamat SD 1500 - - 500 685 421 180 3286 19.5 Tidak Sekolah 45 - - 26 65 1126 105 1367 8.0

Jumlah 5967 - - 1511 3403 4152 2164 16927 100.0

Sumber: Monografi Kecamatan Sukolilo 2007 dalam PT Semen Gresik (2008) (diolah)

Page 44: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

28

Penggunaan Lahan (Sawah dan Non Sawah)

Berdasarkan data mengenai luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairannya di tujuh desa penelitian, dapat diketahui jenis pengairan lahan sawah yang mendominasi. Di Desa Sukolilo dan Kedumulyo, lahan sawah yang jenis pengairannya berupa pengairan teknis paling mendominasi dengan masing-masing persentase sebesar 38.10% dan 50.32%. Untuk Desa Baturejo, sawah dengan jenis pengairan setengah teknis paling mendominasi dengan persentase sebesar 55%. Di Desa Gadudero, Sumbersoko, Tompegunung, dan Kasiyan lahan sawah dengan jenis pengairan tadah hujan paling mendominasi dengan masing-masing persentase sebesar 89.95%, 100%, 100%, dan 44.45%.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jenis pengairan tadah hujan paling banyak digunakan untuk mengairi lahan sawah dengan jumlah luas sawah sebesar 1836 ha. Lahan sawah berdasarkan jenis pengairannya yang paling banyak terkena dampak di urutan kedua adalah lahan sawah dengan pengairan teknis dengan luas lahan sebesar 588 ha. Ditempat ketiga dan keempat terdapat lahan dengan jenis pengairan setengah teknis dan sederhana dengan masing-masing luas lahan sebesar 498 ha dan 264 ha. Berdasarkan data mengenai luas lahan non sawah di tujuh desa penelitian (tabel 9), di Desa Sukolilo jenis lahan non sawah yang mendominasi adalah lahan perkebunan dengan persentase 57.69%. Di Desa Baturejo, sebesar 66.87% lahan non sawah yang mendominasi merupakan jenis lahan pekarangan/perumahan. Di Desa Gadudero dan Tompegunung, jenis lahan non sawah yang mendominasi adalah jenis lahan tegalan dengan masing-masing persentase sebesar 77.72% dan 49.47%. Untuk Desa Sumbersoko dan Desa Kedumulyo, lahan non sawah yang mendominasi adalah lahan hutan negara dengan masing-masing persentase sebesar 60% dan 34.69%. Di Desa Kasiyan, lahan non sawah mendominasi adalah jenis lahan perkebunan dengan persentase sebesar 36.16%. Dari data luas lahan non sawah tersebut, dapat diketahui bahwa pekarangan/ perumahan merupakan jenis lahan yang mendominasi dengan luas lahan sebesar 831 ha. Di tempat kedua terdapat lahan non sawah dengan jenis tegalan dengan luas sebesar 827 ha. Di tempat ketiga terdapat lahan non sawah hutan negara dengan luas sebesar 630 ha. Lahan non sawah dengan jenis perkebunan, tambak/kolam, dan rawa menempati urutan keempat, kelima, dan keenam dengan masing-masing persentase sebesar 600 ha, 151 ha, dan 102 ha.

Page 45: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

29

Tabel 6 Luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairan di tujuh desa penelitian yang terkena dampak langsung Desa Teknis ½ Teknis Sederhana Tadah Hujan Jumlah

Luas (ha)

% Luas (ha)

% Luas (ha)

% Luas (ha)

% Luas (ha)

%

Sukolilo 53 38.10

20 14.40

20 14.40

46 33.10

139 100.00

9.00 4.01 7.57 2.50

Baturejo 152 22.00

378 55.00

124 18.00

35 5.00

689 100.00

26.00 75.90 46.96 1.90

Gadudero - 0.00

- 0.00

70 10.35

606 89.65

676 100.00

0.00 0.00 26.51 33.00

Sumbersoko - 0.00

- 0.00

- 0.00

500 100.00

500 100.00

0.00 0.00 0.00 27.23

Tompegunung - 0.00

- 0.00

- 0.00

71 100.00

71 100.00

0.00 0.00 0.00 3.86

Kedumulyo 383 50.32

- 0.00

- 0.00

378 49.68

761 100.00

65.00 0.00 0.00 20.58

Kasiyan 100 22.22

100 22.22

50 11.11

200 44.45

450 100.00

17.00 20.08 18.93 10.89

Jumlah 588 100.00 498 100 264 100.00 1836 100,00 2836 100.00

Sumber: Monografi Kecamatan Sukolilo 2007 dalam PT Semen Gresik (2008) (diolah)

Page 46: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

30

Tabel 7 Luas lahan non sawah di tujuh desa penelitian yang terkena dampak langsung

Sumber: PT Semen Gresik (2008) (diolah)

Desa

Pekarangan Tegalan Tambak/ Kolam

Rawa Perkebunan Hutan Negara Lain-lain Jumlah

Luas (Ha)

% Luas (Ha)

% Luas (Ha)

% Luas (Ha)

% Luas (Ha)

% Luas (Ha)

% Luas (Ha)

% Luas (Ha)

%

Sukolilo 47

15.0 -

- 1

0,3 64

20,5 180

57,6 -

- 20

6,4 312 100 5.6 - 0,6 62,7 30,0 - 100,0

Baturejo 107

66.8 15

9,3 -

- 38

23,7 -

- -

- -

- 160 100 12.8 1,8 - 37,2 - - -

Gadudero 41

17.9 178

77,7 -

- -

- -

- 10

4,3 -

- 229 100 4.9 21,5 - - - 1,5 -

Sumbersoko 300

40.0 -

- -

- -

- -

- 450

60,0 -

- 750 100 36.1 - - - - 71,4 -

Tompegunung 117

17.5 330

49,4 -

- -

- 220

32,9 -

- -

- 667 100 14.0 39,9 - - 36,6 - -

Kedumulyo 168

34.2 152

31,0 -

- -

- -

- 170

34,6 -

- 490 100 20.2 18,3 - - - 26,9 -

Kasiyan 51

9.2 152

27,4 150

27,1 -

- 200

36,1 -

- -

- 553 100 6.1 18,3 99,3 - 33,3 - -

Jumlah 831 100.0 827 100.0 151 100.0 102 100.0 600 100.0 630 100.0 20 100.0 3161 100.0

Page 47: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

31

Status Penguasaan Lahan Responden

Dilihat dari penguasaan lahan setiap responden, mayoritas responden yang lahannya terkena dampak langsung adalah responden yang memiliki luas lahan 0.51 – 1 ha dengan persentase sebesar 34.37% dan responden yang memiliki lahan 0.01 – 0.5 ha dengan persentase sebesar 31.25%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang lahannya terkena dampak langsung merupakan responden dengan lahan sempit yang luas lahannya kurang dari 1 ha (65.5%). Dilihat berdasarkan lokasinya, luas lahan yang kurang dari 1 ha paling banyak terdapat di Desa Gadudero dan Desa Kedumulyo. Jika dilihat berdasarkan peta rencana pendirian pabrik, kedua desa tersebut merupakan desa yang wilayahnya paling banyak termasuk ke dalam rencana lokasi pendirian pabrik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rencana pendirian pabrik paling banyak memberi dampak terhadap lahan persawahan yang kurang dari 1 ha.

Tabel 8 Distribusi luas lahan pertanian responden

*Terdapat 2 responden mempunyai luas lahan 0,25 ha pada persil 1 dan tidak tahu pada persil lainnya

Berdasarkan status penguasaan lahan dapat diketahui bahwa sebesar 60% responden memiliki lahan penguasaan milik dan sebesar 30% responden memiliki status penguasaan milik dan buruh. Maksud dari status penguasaan milik adalah responden memiliki lahan pertanian sendiri dan menggarap lahan tersebut. Sedangkan pada status kepemilikan buruh, responden bekerja menggarap lahan pertanian milik orang lain dengan bayaran berupa upah. Maksud dari status kepemilikan milik dan buruh adalah terdapat beberapa persil milik responden yang mempunyai status penguasaan milik sedangkan pada persil yang lain berstatus sebagai buruh. Dilihat dari lokasi penguasaan, lahan dengan status penguasaan milik paling banyak terdapat di Desa Kedumulyo dan status penguasaan buruh paling banyak terdapat di Desa Gadudero.

Tabel 9 Penguasaan lahan responden

Status Kepemilikan n %

Milik 18 60 Buruh 3 10 Milik dan Buruh 9 30 Jumlah 30 100

Luas (ha) n % 0.01 – 0.50 10 31.25 0.51 – 1.00 11 34.37 1.01 – 1.50 1 3.12 1.51 - 2,.50 3 9.37 >2.5 2 6.40 tidak tahu 5 15.63 Jumlah 32 100.00

Page 48: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

32

Dilihat berdasarkan jumlah penguasaan persil, mayoritas responden menguasai persil sebanyak 2 buah dengan persentase sebesar 43.33%. Responden dengan jumlah kepemilikan dan penguasaan satu dan tiga persil menempati urutan kedua dengan persentase yang sama yaitu 23.33%. Untuk reponden dengan jumlah persil sebanyak empat buah berada di urutan terakhir dengan persentase sebesar 10%.

Tabel 10 Jumlah persil responden

Jumlah Persil n % Jumlah seluruh persil

1 persil 7 23.33 7 2 persil 13 43.33 26 3 persil 7 23.33 21 4 persil 3 10.00 12

Jumlah 30 100.00 66

Produksi Pertanian Responden

Produksi pertanian dapat dibedakan berdasarkan musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Jika dilihat berdasarkan komoditas pertaniannya, pada musim hujan dapat diketahui bahwa seluruh responden menanam padi (tabel 11). Pada saat musim kemarau ketersediaan air berkurang, sehingga para petani memilih tanaman yang tidak memerlukan banyak air seperti tanaman palawija. Namun, pada musim kemarau sebagian besar responden (46.67%) membiarkan lahan pertaniannya tidak ditanami atau masyarakat setempat menggunakan istilah bero. Hal ini dikarenakan jarang bahkan tidak adanya hujan sehingga lahan mereka menjadi kering, terlebih untuk petani yang hanya mengandalkan pengairan tadah hujan. Untuk lahan yang ditanami palawija, sebanyak 20% responden menanam jagung pada seluruh persil lahan yang dimilikinya, sedangkan responden yang menanam jagung dengan komoditas lain seperti kacang hijau, ubi kayu, dan semangka memiliki persentase kecil yang berkisar antara 3.33% hingga 13.33%.

Tabel 11 Komoditas pertanian pada musim hujan dan kemarau responden

Musim Komoditi Total % Hujan Padi 30 100.00 Kemarau Jagung 10 33.33 Jagung dan ubi kayu 1 3.33

Jagung dan kacang hijau 2 6.67

Jagung dan semangka 1 3.33

Semangka dan tidak ditanami 2 6.67

Tidak ditanami 14 46.67

Dilihat berdasarkan produksi gabah yang dihasilkan oleh lahan yang dikuasai oleh reponden (Tabel 12), dapat diketahui bahwa sebanyak 20% responden dapat menghasilkan 5.00 – 6.99 ton/ha gabah pada tiap sekali panen. Sebanyak 13.33% responden dapat menghasilkan masing-masing <0.99 ton/ha,

Page 49: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

33

3.00 – 4.99 ton/ha, dan 7.00 – 8.99 ton/ha dalam sekali panen. Sisanya, yaitu sebanyak 10% responden dapat menghasilkan 1.00 – 2.99 ton/ha dalam sekali panen. Hasil yang bervariasi ini disebabkan letak lahan yang dimiliki oleh responden berbeda-beda. Hal ini berpengaruh pada tingkat kesuburan lahan sumber pengairannya, jenis hama dan penyakit tanaman, serta terkena banjir atau tidaknya lahan.

Tabel 12 Produksi gabah responden pada musim hujan (ton/ha/musim hujan)

Produksi gabah (ton/ha/musim hujan) n % <0.99 4 13.33 1.00 – 2.99 3 10.00 3.00 – 4.99 4 13.33 5.00 – 6.99 6 20.00 7.00 – 8.99 4 13.33 Tidak tahu 9 30.00 Jumlah 30 100.00

Berdasarkan produksi pertanian pada musim kemarau (lihat tabel 13), dapat diketahui bahwa mayoritas responden dapat menghasilkan <0.99 ton/ha, 1.00 – 2.99 ton/ha dan lebih dari 5.00 ton/ha jagung kering dengan masing-masing persentase sebesar 5.71%. Untuk jenis produksi lain seperti jagung tebasan, kacang hijau, semangka, dan ubi kayu tidak terdapat output yang dominan. Hal ini disebabkan karena banyak responden yang mengaku tidak tahu mengenai hasil produksi pertaniannya.

Tabel 13 Produksi pertanian responden pada musim kemarau

Jenis Produksi Output n % Jagung kering (ton/ha)

<0.99 2 5.71 1.00 – 2.99 2 5.71 3.00 – 4.99 1 2.85 >5.00 2 5.71 Tidak tahu 4 11.84

Jagung tebasan (ton/ha)

>5.00 1 2.85 Tidak tahu 1 2.85

Kacang hijau (kw/ha)

2.00 – 5.00 1 2.85 >5.00 1 2.85

Semangka Tidak tahu 3 8.57 Ubi kayu Tidak tahu 1 2.85

Tidak ditanami - 16 45.71 Jumlah* 35 100.00

*Terdapat 5 responden yang menanam lebih dari satu komoditas

Berdasarkan data mengenai status penguasaan lahan, luas lahan, dan persil yang dikuasai oleh responden, dapat diketahui ciri mereka yang terkena dampak dari rencana pendirian pabrik semen. Dari data status penguasaan lahan, dapat

Page 50: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

34

diketahui bahwa mereka yang terkena dampak sebagian besar mempunyai status penguasaan lahan milik. Jika dilihat dari jumlah persil responden, dapat diketahui bahwa mereka yang terkena dampak dicirikan dengan jumlah penguasaan persil sebanyak 2 persil atau setara dengan persentase 43.33%. Jika dilihat berdasarkan luas lahan sawah, separuh lebih mereka yang terkena dampak (65.5%) mempunyai lahan sawah sempit dengan luas lahan kurang dari 1 ha. Dilihat dari lokasinya, sawah dengan luas lahan kurang dari 1 ha paling banyak ditemukan di Desa Gadudero dan Kedumulyo. Berdasarkan peta rencana pendirian pabrik, kedua desa ini merupakan desa yang wilayahnya paling banyak masuk ke dalam tapak rencana pendirian pabrik. Dari hal tersebut dapat menggambarkan bahwa rencana pendirian pabrik paling banyak memberi dampak kepada petani dengan lahan kurang dari 1 ha.

Dilhat dari data komoditas dan produksi pertanian responden, dapat diketahui apabila rencana pendirian pabrik terealisasi akan menyebabkan komoditas padi sebagian besar akan berkurang. Selain padi, tanaman palawija seperti jagung, ubi kayu, kacang hijau, dan semangka juga sebagian besar akan berkurang. Berdasarkan data produksi gabah, lahan dengan produksi gabah 5.00 – 6.00 ton/ha akan berkurang apabila rencana pendirian pabrik terealisasi. Tidak hanya produksi gabah saja yang berkurang, produksi pertanian berupa palawija juga akan berkurang. Berkurangnya produksi pertanian tidak hanya disebabkan karena berkurangnya lahan pertanian. Jika pabrik mulai beroperasi, debu dari hasil buangan olahan pabrik akan berdampak pada kesuburan lahan pertanian. Selain itu, berkurangnya sumber air akibat dari kegiatan penambangan juga diperkirakan akan berdampak pada menurunnya tingkat kesuburan lahan yang akan berdampak pada menurunnya produksi pertanian.

Ikhtisar

Pendirian pabrik PT Semen Gresik yang mempunyai kapasitas produksi hingga 2.5 juta ton/tahun atau sekitar 8000 ton semen/hari direncanakan akan berlokasi di atas lahan seluas 1350 ha. Pendirian pabrik semen bertempat di tujuh desa, yaitu Desa Sukolilo, Desa Baturejo, Desa Gadudero, Desa Sumbersoko, Desa Tompegunung, Desa Kedumulyo, dan Desa Kasiyan. Desa-desa tersebut dibagi ke dalam empat bagian berdasarkan peruntukannya, yaitu lokasi penambangan batu kapur, lokasi penambangan tanah liat, lokasi pendirian pabrik, dan jalan produksi. Berdasarkan peruntukannya, desa-desa yang menjadi lokasi penambangan batu kapur adalah Desa Gadudero, Kedumulyo, Sukolilo, Tompegunung, Sumbersoko dengan total luas 700 ha. Desa-desa yang menjadi lokasi penambangan tanah liat seluas 250 ha terletak di Desa Kasiyan, Gadudero, Baturejo, dan Sukolilo. Untuk lokasi pabrik pengolahan terletak di Desa Kedumulyo dan Desa Sukolilo dengan luas 85 ha serta jalan produksi direncanakan sepanjang 17 km dengan dibangun melewati Desa Kedumulyo, Desa Kasiyan, dan Desa Gadudero.

Kecamatan Sukolilo yang memiliki kepadatan penduduk 577 jiwa/km2 merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam Kabupaten Pati. Lebih dari separuh penduduk tujuh desa penelitian (53.75%) berprofesi sebagai petani dan hampir separuh penduduknya (40%) hanya tamat SD. Berdasarkan data mengenai status penguasaan lahan, luas lahan, dan persil yang dikuasai oleh responden,

Page 51: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

35

dapat diketahui ciri mereka yang terkena dampak dari rencana pendirian pabrik semen. Dari data status penguasaan lahan, dapat diketahui bahwa mereka yang terkena dampak sebagian besar mempunyai status penguasaan lahan milik, dengan jumlah penguasaan persil sebanyak 2 persil atau dan mempunyai lahan sawah sempit dengan luas lahan kurang dari 1 ha. Dilihat dari data komoditas dan produksi pertanian responden, dapat diketahui apabila rencana pendirian pabrik terealisasi akan menyebabkan komoditas padi sebagian besar akan berkurang. Selain padi, tanaman palawija seperti jagung, ubi kayu, kacang hijau, dan semangka juga sebagian besar akan berkurang. Berdasarkan data produksi gabah, lahan dengan produksi gabah 5.00 – 6.00 ton/ha akan berkurang apabila rencana pendirian pabrik terealisasi.

Page 52: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

36

Page 53: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA GERAKAN

PENOLAKAN PENDIRIAN PABRIK SEMEN

Kecamatan Sukolilo merupakan kecamatan yang terdiri dari 16 desa dimana tujuh desa di antaranya termasuk ke dalam wilayah rencana pembangunan pabrik PT Semen Gresik. Tujuh desa tersebut adalah Desa Sukolilo, Baturejo, Gadudero, Sumbersoko, Tompegunung, Kedumulyo, dan Kasiyan. Rencana kegiatan pembangunan pabrik meresahkan warga yang bermukim di tujuh desa dan sekitarnya. Salah satu penyebab utama keresahan warga adalah ancaman hilangnya lahan pertanian maupun non pertanian serta sumber air yang menjadi sumber utama penghidupan mereka. Berbagai keresahan yang dirasakan oleh warga inilah yang menjadi salah satu hal pendorong terbentuknya gerakan penolakan pendirian pabrik semen. Berikut ini akan dijelaskan mengenai faktor-faktor penyebab munculnya gerakan penolakan pendirian pabrik semen.

Ancaman Hilangnya Lahan Pertanian maupun Non Pertanian

Lahan pertanian memiliki kegunaan besar dalam menghidupi warga yang bermukim di sekitar Pegunungan Kendeng, khususnya warga di tujuh desa penelitian di Kecamatan Sukolilo. Hal ini dapat dilihat berdasarkan mata pencaharian warga yang lebih dari separuhnya (53.75%) bekerja sebagai petani (PT Semen Gresik, 2008). Selain itu, secara keseluruhan sumber daya alam di wilayah Pegunungan Kendeng telah memberikan manfaat untuk 91688 jiwa di Kecamatan Sukolilo. Jika pendirian pabrik semen yang menyita lahan 1560 ha teralisasi, maka lahan sebesar 5741.4 ha yang digarap oleh 29474 orang warga akan terkena dampak. Sementara itu, pabrik semen hanya membutuhkan 2000 orang sebagai tenaga konstruksi dan 1000 orang tenaga operasi (Virri, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui ciri dari mereka yang terkena dampak. Mereka adalah petani dengan luas lahan pertanian kurang dari 1 ha, mempunyai status penguasaan lahan milik, dan menguasai 2 buah persil. Jika dilihat berdasarkan lokasi, mereka yang memiliki ciri tersebut banyak terdapat di Desa Gadudero dan Desa Kedumulyo. Rencana pendirian pabrik yang akan mengalih fungsikan lahan pertanian menjadi wilayah penambangan tentu saja akan menghilangkan sebagian besar lahan pertanian. Hal ini tidak hanya berpengaruh pada hilangnya mata pencaharian petani, namun beberapa komoditas pertanian baik pada musim kemarau maupun musim hujan pun akan hilang. Berdasarkan penelitian, komoditas utama musim hujan yaitu padi dan juga komoditas musim kemarau seperti jagung, semangka, kacang hijau, dan umbi-umbian akan hilang dengan adanya alih fungsi lahan.

Dari 900 hektar lahan calon lokasi penambangan batu kapur, 85% merupakan lahan pertanian jagung baik di tanah milik warga maupun lahan Perhutani yang dikelola warga. Sedangkan 500 hektar lahan calon lokasi penambangan tanah liat dan 85 hektar calon lokasi pembangunan jalan merupakan sawah produktif dengan komoditas utama padi (Sobirin, 2012). Hal ini tentu saja meresahkan karena selama ini warga menggantungkan hidupnya dari bertani. Walaupun pihak pabrik berjanji akan memberi kompensasi, tetapi tetap saja ada kekhawatiran akan ketidakjelasan masa depan mereka apabila mereka harus

Page 54: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

38

pindah ke tempat lain. Berikut ini adalah salah satu kutipan wawancara yang dilakukan dengan salah seorang petani yang tergabung dalam gerakan penolakan pendirian pabrik:

“Nyatane rakyat kene susah, bisane nandur jagung tela. Nak lemah

dituku, nak duite ono yo gembira, duite entek sawahe dituku piye

mangane?. Nak merantau yo rapopo, nak wong sing ra tau lungo-

longo ape ning ndi?”

(Rukin, petani)

“Faktanya masyakarakat di sini susah, bisanya hanya menanam jagung dan singkong. Jika tanah dibeli, kalau ada uangnya ya senang, tetapi kalau uangnya habis dan sawahnya dibeli bagaimana makannya?. Kalau merantau ya tidak apa-apa. Tapi kalau orang yang belum pernah berpergian (merantau) mau kemana?” (Rukin, petani)

Dari peta rencana pendirian pabrik dan kegiatan operasionalnya dapat

diketahui bahwa bukan hanya lahan pertanian saja yang akan terkena dampak dari adanya rencana tersebut. Berdasarkan data mengenai luas lahan non sawah di tujuh desa (PT Semen Gresik, 2008), dapat diketahui bahwa sebagian lahan pekarangan/perumahan, tegalan, tambak/kolam, rawa, perkebunan, hingga kawasan hutan negara pun akan hilang apabila rencana ini terealisasi. Jika diurutkan berdasarkan jenis lahan non sawah yang paling banyak terkena dampak, maka lahan jenis pekarangan/perumahan merupakan lahan yang paling banyak terkena dampak dengan persentase sebesar 26.2% atau dengan luas 831 ha. Lahan non sawah yang terkena dampak paling besar kedua adalah lahan jenis tegalan dengan persentase sebesar 26.1% atau dengan luas 827 ha serta hutan negara diurutan ketiga dengan persentase sebesar 20% atau dengan luas 630 ha.

Ancaman Hilangnya Sumber Air

Sumber air yang digunakan oleh para petani untuk mengairi lahan pertanian di Kecamatan Sukolilo berasal dari beberapa sumber, yaitu mata air Pegunungan Kendeng, irigasi dari Waduk Kedung Ombo, dan juga tadah hujan. Sumber untuk pengairan lahan pertanian yang berasal dari Pegunungan Kendeng terbagi atas dua jenis sumber air. Jenis sumber air pertama adalah sumber yang berasal langsung dari Pegunungan Kendeng seperti mata air yang terdapat di beberapa gua yang berada di Pegunungan Kendeng. Gua tersebut terdiri dari gua-gua dengan ukuran cukup besar yang diantaranya adalah Gua Wareh, Gua Lawa, dan Gua Pawon dan gua-gua lain dengan ukuran yang lebih kecil. Sumber kedua berasal dari Sungai Juwana atau warga setempat menyebutnya „Kali Tus‟. Berdasarkan observasi dan juga data sekunder, diketahui bahwa Sungai Juwana memiliki 16 anak sungai besar (7 berhulu di Pegunungan Kendeng, 9 berhulu di Gn. Muria) dan 67 anak sungai kecil. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa hulu Sungai Juwana yang digunakan oleh warga untuk mengairi lahan pertaniannya sebagian berasal dari Pegunungan Kendeng.

Page 55: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

39

Sumber pengairan ketiga yang digunakan oleh para petani untuk mengairi sawahnya berasal dari irgasi yang bersumber dari Waduk Kedung Ombo. Waduk Kedung Ombo terletak di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Grobogan, Sragen, dan Boyolali (Dinas pemuda olahraga budaya dan pariwisata Grobogan, 2011). Pada masa itu juga dibangun saluran irigasi yang bersumber dari Waduk Kedung Ombo dan irigasi tersebut digunakan oleh sebagian petani di Kecamatan Sukolilo Pati untuk mengairi lahan pertaniannya dan masih digunakan hingga sekarang. Warga setempat menggunakan istilah „jratun‟ untuk menyebut irigasi yang berasal dari Waduk Kedung Ombo. Sumber air untuk pengairan di lahan pertanian lainnya memakai sistem tadah hujan, dimana pada sistem ini mengandalkan air hujan sebagai sumber untuk pengairan lahan pertanian. Berikut ini merupakan gambar aliran Sungai Juwana dan juga aliran dari Waduk Kedung Ombo yang biasa disebut dengan sistem Sungai Seluna (Serang, Lusi, Juana).

Gambar 4 Aliran Sungai Seluna dari Waduk Kedung Ombo Sumber: Departemen Pekerjaan Umum (2008)

Dari hasil penelitian mengenai sumber air yang digunakan oleh responden untuk mengairi lahan pertaniannya (lihat tabel 14), dapat diketahui bahwa sebesar 43.33% responden menggunakan pengairan yang bersumber dari Pegunungan Kendeng. Lahan pertanian yang mengandalkan irigasi dari Waduk Kedung Ombo menempati ururtan kedua dengan persentase sebesar 23.33%. Untuk lahan pertanian yang sumber pengairannya berasal dari tadah hujan menempati urutan ketiga dengan persentase sebesar 10,00%. Responden yang pengairan lahannya berasal dua sumber pengairan, yaitu Pegunungan Kendeng dan irigasi Waduk Kedung Ombo serta irigasi Waduk Kedung Ombo dan Tadah Hujan mempunyai persentase sebesar 10.00%. Diurutan terakhir ditempati oleh responden yang pengairannya berasal dari dua sumber, yaitu Pegunungan Kendeng dan Tadah Hujan dengan persentase sebesar 3.33%.

Page 56: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

40

Tabel 14 Ketergantungan responden terhadap sumber air

Sumber Air Jumlah responden %

Pegunungan Kendeng 13 43.3 Irigasi dari Waduk Kedung Ombo 7 23.3 Tadah Hujan 3 10.0 Pegunungan Kendeng & Irigasi dari Waduk Kedung Ombo 3 10.0 Pegunungan Kendeng & Tadah Hujan 1 3.3 Irigasi dari Waduk Kedung Ombo & Tadah Hujan 3 10.0 Jumlah 30 100.0

Dalam tulisannya, Sobirin (2012) menyebutkan bahwa kebutuhan air untuk persawahan di Kecamatan Sukolilo, dipasok melalui irigasi teknis dan pompa. Irigasi teknis berasal dari Kedung Ombo, sedang irigasi pompa berasal dari sumber-sumber mata air Pegunungan Kendeng, yang jumlahnya tak kurang dari 79 sumber mata air. Dengan demikian, mata air Pegunungan Kendeng dapat mencukupi bagi 7882 KK. Ujianto (2012) menambahkan bahwa penentangan pendirian pabrik semen dilakukan berdasar pertimbangan yang benar-benar rasional, khususnya karena tambang tersebut akan merusak karst Pegunungan Kendeng yang selama ini menjadi tempat penampungan dan sumber mata air alami yang mengaliri sawah-sawah petani jika kemarau datang. Berdasarkan penelitian, jika dilihat dari sumber air yang digunakan oleh para petani untuk mengairi lahan pertaniannya, sebanyak 43.33% responden mengandalkan sumber air yang berasal dari Pegunungan Kendeng. Sedangkan sisanya mengandalkan irigasi teknis yang berasal dari Waduk Kedung Ombo, tadah hujan, maupun kombinasi dari ketiga jenis sumber pengairan. Dari data tersebut dapat diketahui besarnya ketergantungan warga khususnya petani terhadap sumber air yang berasal dari Pegunungan Kendeng. Berikut ini adalah cuplikan wawancara dengan salah satu responden mengenai rencana pendirian pabrik dan kegiatan operasionalnya yang mengancam sumber air:

“Ora iso nandur pari, nandur jagung, ape mek kayu ora iso, banyu

sumber-sumbere digagahi pabrik semen”

(Jono, Petani)

“Tidak bisa menanam padi, menanam jagung, ingin mengambil kayu tidak bisa, sumber-sumber air dikuasai pabrik semen” (Jono, Petani)

Dari data-data dan wawancara yang dilakukan dengan responden tidak dipungkiri bahwa salah satu penyebab warga menolak adanya rencana pembangunan pabrik semen dan kegiatan operasionalnya disebabkan terancamnya sumber air. Hal ini tentu saja meresahkan warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani karena tidak hanya kehilangan lahan, namun mereka juga takut kehilangan sumber pengairannya. Dampak berkurang bahkan hilangnya sumber air yang berada di Pegunungan Kendeng tidak hanya dirasakan oleh warga yang lahannya berada di rencana kawasan pendirian pabrik dan kegiatan penambangan, namun juga berdampak pada kawasan sekitarnya.

Page 57: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

41

Rusaknya Ekologi Pegunungan Karst

Rencana pendirian pabrik tidak hanya berdampak pada pertanian saja, namun juga berpengaruh pada rusaknya ekologi pegunungan. Kawasan karst Sukolilo dan Grobogan merupakan kawasan penyimpan air bagi seluruh mata air karst yang ada di Pati dan Grobogan, sehingga Pemerintah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati perlu menetapkan kawasan ini sebagai kawasan karst yang dilindungi agar fungsinya tetap terjaga sehingga risiko bencana kekeringan bagi lebih dari 8.000 KK dan 4.000 ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari (DREaM, 2008). Pegunungan Kendeng dianggap sebagai pusat dari Jawa Tengah oleh warga, sehingga warga menolak adanya kegiatan eksploitasi karena akan memberikan dampak negatif untuk kelestarian Pegunungan tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden mengenai fungsi keberadaan Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah:

“Gunung Kendeng isine opo wae, weteng isine sego, Jateng isine

sandang pangan. Gunung Kendeng udele Jawa Tengah, ora entuk

dirusak”

(Jono, Petani)

“Gunung Kendeng isinya bermacam-macam, perut isinya nasi, Jawa Tengah terdapat sandang pangan. Gunung Kendeng pusatnya Jawa Tengah, tidak boleh dirusak”. (Jono, Petani)

Dalam tulisannya, Ujianto (2012) mengutarakan bahwa selain akan

mengancam ketersediaan air dan pertanian produktif, pendirian pabrik semen termasuk penambangannya akan mengancam kekayaan sumberdaya hayati yang ada di Pegunungan Kendeng, baik tumbuhan maupun hewan-hewan. Pepohonan yang ada di Pegunungan Kendeng yang akan terancam di antaranya pohon Jati, Sono Keling, Mahoni, dan Angsana, yang selama ini dikembangkan dan dimanfaatkan oleh petani dan Perhutani. Tidak hanya pepohonan saja, terdapat juga tumbuhan lain yang bermanfaat untuk obat, sumber konservasi air, serta tanaman pangan (tambahan). Selain tumbuhan, terdapat hewan-hewan yang terdapat di Pegunungan Kendeng, seperti kelelawar, burung hantu, ular, biawak, lutung, demuk, merak, harimau, ayam hutan, kijang dan babi hutan. Terdapat pula sumber daya selain sumber hayati seperti potensi goa, situs arkeologi, dan sumber lain yang belum tereksplorasi. Menurutnya, kekayaan yang terdapat di Pegunungan Kendeng tersebut menjadi unsur-unsur yang membentuk dan meningkatkan kualitas hidup warga yang tinggal di sekitarnya.

Pusat Studi Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran dan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta melakukan penelitian di di empat kecamatan yang menjadi calon kawasan pabrik semen seperti yang dikutip oleh Virri (2012). Berdasarkan ciri serta spesifikasi kawasan kars, Kementrian ESDM membuat klasifikasi kawasan kars dalam 4 jenis kawasan yang dimuat dalam KEPMEN ESDM No. 1456/K/20/MEM/2000. Kawasan kars kelas satu merupakan kawasan yang dari bentang alamnya harus dilindungi dan tidak boleh ada aktivitas pertambangan. Berdasarkan laporan ASC

Page 58: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

42

(2007) yang dikutip oleh Virri (2012), menunjukkan bahwa kawasan Pegunungan Kendeng utara termasuk ke dalam kategori kawasan kars aktif kelas satu dan berarti tidak diperbolehkannya aktivitas pertambangan jika didasarkan pada Kepmen di atas. Alasannya, pada kawasan ini terdapat begitu banyak goa-goa yang menjadi sumber penyimpan mata air serta terdapat sungai bawah tanah yang mengalir sepanjang musim. Perbukitan di kawasan Pegunungan Kendeng utara juga merupakan wilayah resapan air serta terdapat berbagai spesies tumbuhan maupun hewan langka pada kawasan ini. Jika pembangunan pabrik tetap bertempat di kawasan tersebut, kemungkinan rusaknya lingkungan serta resiko bencana semakin tinggi.

Kebijakan Pemerintah yang Dianggap Tidak Sesuai dengan Hukum

Berdasarkan berita yang dimuat dalam Harian Kompas (1/08/08) dijelaskan bahwa Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 0398 K/40/MEM/2005 menetapkan kawasan Pegunungan Kendeng di Sukolilo sebagai kawasan karst yang harus dilindungi, tetapi Kepmen ini tidak menyebutkan klasifikasi dari karst yang dimaksud. Sementara itu, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jateng, wilayah Pegunungan Kendeng Utara yang memanjang dari Kabupaten Grobogan, Pati, hingga Blora, memang diperuntukkan bagi penambangan. RTRW ini menjadi persoalan karena sudah tidak berlaku dan kini sedang dalam tahap revisi untuk menyesuaikan dengan UU rencana tata ruang baru yang berlaku secara nasional, yakni UU No 26/2007. Selain permasalahan tersebut, terdapat permasalahan lain terkait dengan izin lokasi. Pemerintah Kabupaten Pati dan Gubernur Jawa Tengah telah mengeluarkan surat ijin lokasi, padahal AMDAL pada saat itu belum dikeluarkan. Seharusnya berdasarkan peraturan, ketika AMDAL dikeluarkan dan dinyatakan layak oleh pemerintah surat ijin lokasi baru dapat dikeluarkan (Virri, 2012).

Dalam tulisan yang dirilis oleh Disaster Research and Management (DReaM) UPN Veteran Yogyakarta pada 09 Juli 2008, dijelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah dalam Kepmen ESDM No. 1456 K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Karst menyebutkan pengkajian karst harus dilakukan dalam pengelolaan kawasan karst. Selanjutnya, apabila dalam penetapannya sebuah kawasan karst memiliki kriteria sebagai kawasan karst kelas 1 (Pasal 12) maka perlindungan terhadap kawasan karst harus menjadi perhatian utama dalam menentukan keberlanjutan ekologi di dalamnya. Dari hasil temuan di lapangan, ternyata kawasan karst Sukolilo dipastikan sebagai kawasan karst kelas 1 yang tidak boleh ditambang. Kawasan Karst Sukolilo juga merupakan kawasan penyimpan air bagi seluruh mata air karst di Pati dan Grobogan. Hal ini yang menjadi dasar sehingga Pemerintah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati perlu menetapkan kawasan ini sebagai kawasan karst yang dilindungi agar fungsinya tetap terjaga agar risiko bencana kekeringan bagi 8.000 KK dan 4.000 ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari.

Penjelasan lain juga dipaparkan oleh Jaringan nasional untuk penolakan semen gresik di Pati dalam kertas posisi penolakan warga terhadap pendirian pabrik PT Semen Gresik [tidak ada tahun]. Pertama, rencana pembangunan pabrik Semen Gresik tidak berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Pati tentang

Page 59: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

43

Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) karena Rancangan Perda RTRW 2008- 2009 Kabupaten Pati masih dalam proses persetujuan Pemerintah Pusat sementara Perda RTRW Kabupaten Pati periode 2006 – 2007 telah kadaluarsa. Kondisi ini harusnya dapat dipahami oleh Pemda Kabupaten Pati, tetapi yang menjadi ganjil adalah ketika Bupati Pati mengeluarkan Surat Bupati Pati No. 131/1814/2008 tanggal 17 April 2008 untuk dijadikan rujukan dalam menilai kesesuaian rencana kegiatan dengan tata ruang kabupaten dan membuat Semen Gresik dapat merealisasikan rencananya untuk membangun Semen Gresik di Kecamatan Sukolilo, Pati. Padahal, Surat Bupati tidak memiliki kekuatan hukum sebagai pengganti Perda.

Kekhawatiran akan Dampak Sosial yang Ditimbulkan

Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Pati menyatakan alasan pembangunan pabrik semen untuk meningkatkan perekonomian Kabupaten Pati dengan menghidupkan lahan yang tidak produktif dan terpencil sebagai daerah industri (Virri, 2012). Berdasarkan koran Sindo yang terbit pada tanggal 10 November 2008 dalam Virri (2012), warga tak sependapat dengan pemerintah. Selama mereka hidup di Pati, mereka bergantung pada hasil bumi yang ditanam pada tanah yang disebut tidak produktif. Warga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan alam karena alam memberikan manfaat bagi kehidupan. Salah satu contohnya adalah dengan mengadakan acara syukuran di kawasan goa Wareh setiap masuk bulan Muharam. Pemerintah daerah tidak memperhatikan fakta-fakta ini, fakta bahwa kearifan lokal masih terjaga kuat di kawasan ini. Padahal terhadap rencana ini, warga telah membuat hitungan secara matematis yang membuat mereka yakin menolak pendirian pabrik di tanah mereka.

Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep, dalam satu kesempatan wawancara mengungkapkan bahwa dampak sosial sudah dirasakan oleh beberapa warga. Walaupun pembangunan pabrik dan kegiatan penambangan masih berupa rencana Menurutnya, dampak sosial sudah menganggu kehidupan warga dan tidak bisa diganti dengan materi.

“Salah sijine conto, mungkin nganti saiki pun, sedulur sing tolak karo

sing pro ijeh ono sing ora akur, ora rukun. Ono sing antarane bapak

karo anak, sing bapak kuwi setuju, sing anak ora setuju sak jrone satu

omah. Ono sing pisahan karo bojone, sampe koyo ngono. Sing wedhok

mulih ning nggone wong tuane, kuwi akibat teko kuwi. Lah nak wis

koyo ngono, bertanggungjawab kah Pak Juhri? Bupati gubernur

bertanggung jawab ngerukuno meneh?. Opo kuwi iso ditebus kanggo

materi?.”

(Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep)

“Salah satu contoh, mungkin sampai sekarang pun, sedulur sikep yang kontra dan yang pro masih banyak yang tidak akur, tidak rukun. Ada yang antara bapak dengan anak, bapaknya pro, sedangkan anaknya tidak setuju. Ada yang berpisah dengan suami dan istri, sampai seperti itu. Sang istri sampai pulang ke rumah orang tuanya, itu semua ya akibat rencana itu. Kalau sudah seperti itu apakah Pak Zuhri

Page 60: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

44

bertanggungjawab? (Pak Zuhri merupakan Humas PT Semen Gresik). Apakah Bupati dan Gubernur bertanggungjawab untuk merukunkan kembali? Apakah itu bisa ditebus dengan materi?.” (Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep)

Menurutnya, pembangunan yang seperti itu tidak menyejahterakan warga. Pembangunannya belum terealisasi tetapi dampak negatifnya sudah dirasakan, apalagi bila sampai terealisasi. Bahkan berdasarkan keterangan Gunarti, setelah terjadinya peristiwa bentrok antara aparat dengan warga, terdapat seorang ibu-ibu yang berencana untuk bunuh diri dengan cara menceburkan dirinya ke sumur. Ibu tersebut takut jika lahannya hilang karena adanya pembangunan pabrik dan kegiatan penambangan.

Ikhtisar

Munculnya gerakan penolakan pendirian pabrik semen disebabkan karena lima faktor, yaitu ancaman hilangnya lahan petanian maupun non pertanian, ancaman hilangnya sumber air, rusaknya ekologi pegunungan karst, kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan hukum, dan kekhawatiran akan timbulnya dampak sosial. Hilangnya lahan pertanian akan berpengaruh besar terhadap kehidupan warga karena sebesar 53.75% penduduk di tujuh desa bekerja sebagai petani. Walaupun pihak pabrik berjanji akan memberi kompensasi, tetapi tetap saja ada kekhawatiran akan ketidakjelasan masa depan mereka apabila mereka harus pindah ke tempat lain. Dilihat dari peta rencana pendirian pabrik dan kegiatan operasionalnya dapat diketahui bahwa bukan hanya lahan pertanian saja yang akan terkena dampak dari adanya rencana tersebut. Sebagian lahan pekarangan/ perumahan, tegalan, tambak/ kolam, rawa, perkebunan, hingga kawasan hutan negara pun akan hilang apabila rencana ini terealisasi. Hal kedua yang menjadi faktor penyebab timbulnya gerakan penolakan pabrik semen oleh warga adalah ancaman hilangnya sumber air. Ketergantungan warga terhadap sumber air yang berasal dari Pegunungan Kendeng terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 43.33% responden mengandalkan sumber air yang berasal dari Pegunungan Kendeng. Sedangkan sisanya mengandalkan irigasi yang berasal dari Waduk Kedung Ombo, tadah hujan, maupun kombinasi dari ketiga jenis sumber pengairan.

Faktor ketiga yang menjadi faktor penyebab adalah rusaknya ekologi pegunungan karst. Pendirian pabrik semen beserta kegiatan penambangan akan mengancam kekayaan sumberdaya hayati yang ada di Pegunungan Kendeng. Pegunungan Kendeng juga merupakan wilayah resapan air serta terdapat sungai bawah tanah yang mengalir sepanjang musim. Selain itu, terdapat pula potensi goa, situs arkeologi, dan sumber lain yang belum tereksplorasi. Faktor keempat adalah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan hukum. Permasalahan yang mendasar adalah RTRW Provinsi Jawa Tengah tahun 2003 yang menjadi acuan perlu direvisi. Hal ini perlu dilakukan mengingat ditetapkannya Keputusan Menteri ESDM tahun 2005 yang menetapkan kawasan Pegunungan Kendeng di Sukolilo sebagai kawasan karst yang harus dilindungi. Selain permasalahan tersebut, surat izin lokasi telah dikeluarkan oleh Pemkab Pati dan Gubernur Jawa Tengah padahal saat itu AMDAL belum diterbitkan. Hal

Page 61: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

45

kelima yang menjadi faktor penyebab adalah kekhawatiran akan dampak sosial yang ditimbulkan. Dengan adanya rencana pembangunan pabrik, dikhawatirkan hubungan warga yang sudah harmonis akan mengalami degradasi. Bahkan sebelum rencana tersebut teralisasi terdapat beberapa kasus pertengkaran suami dengan istri dan anak dengan bapak akibat permasalahan pro kontra terhadap pendirian pabrik.

Page 62: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

46

Page 63: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

DINAMIKA GERAKAN DAN MODAL SOSIAL PENOLAKAN

PENDIRIAN PABRIK SEMEN OLEH WARGA SUKOLILO

Emergence (Tahap Munculnya Gerakan)

Awal mula kemunculan gerakan penolakan pendirian pabrik semen PT Semen Gresik di kawasan Pegunungan Kendeng disebabkan adanya pemberian izin prinsip oleh Pemerintah kepada untuk membangun pabrik berkapasitas 2,5 juta hingga 3 ton per tahun pada tanggal 13 Mei 2005 di Sukolilo (Indymedia, 2009). Selama kurun waktu 2005 – 2006, banyak calo tanah yang mengatas namakan sebuah PT yang bergerak di bidang bioenergi yang mencari lahan untuk digunakan proyek tanaman jarak. Setelah beberapa hektar tanah telah dibeli, bibit tanaman jarak pun ikut lenyap bersama ketidakjelasan proyek bio-energi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Gunretno, tokoh Sedulur Sikep yang memotori gerakan menolak pendirian pabrik dan kegiatan penambangan.

“Prosese kuwi, mulai kae, ketika tahun 2006, ono kenaikan harga

BBM, harga BBM naik. Lah pemerintah menginisiasi mengganti bahan

bakar minyak biodiesel. Saat-saat kuwi nganggo ngewujudno program

kuwi akeh wong spekulan tanah luru lemah kandane kanggo

kerjasama nanem jarak sebagai pengganti biodiesel. Nah tapi sak

temene, dibalik iku tanah dinggo pengadaan tanah pabrik semen.”

(Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

“Prosesnya itu, ketika tahun 2006, ada kenaikan harga BBM. Pemerintah menginisiasi mengganti bahan bakar menjadi biodiesel. Untuk mewujudkan program itu banyak spekulan mencari tanah dengan alasan kerjasama menanam jarak sebagai pengganti biodiesel. Tetapi faktanya, tanah tersebut dipakai untuk pengadaan tanah pabrik semen.” (Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

Sosialisasi rencana pembangunan pabrik semen gencar dilakukan Semen Gresik mulai tahun 2006 semenjak surat ijin Kantor Pelayanan dan Perijinan terpadu Kabupaten Pati dikeluarkan. Secara tegas Pemerintah Daerah mendukung rencana tersebut dengan menerbitkan Surat Pernyataan Bupati Nomor: 131/1814/2008 tentang kesesuaian lahan pengambilan bahan baku PT Semen Gresik dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pati (Aprianto, 2013).

Pada tahun 2006, banyak warga yang belum mengetahui kebenaran kabar akan adanya pendirian pabrik semen dan kegiatan penambangan. Namun, di beberapa tempat terdapat tanah-tanah yang dijual kepada pihak yang mengaku dari perusahaan biodiesel untuk menanam tanaman jarak. Hal ini diperkuat oleh keterangan Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep yang memotori perjuangan perempuan dalam menolak pendirian pabrik semen. Beliau berkata bahwa saat itu memang ada tanah-tanah yang mulai dijual dan mulai sering adanya pertemuan bapak-bapak yang membahas mengenai hal ini. Karena ketidakjelasan proyek tersebut dan adanya isu pendirian pabrik, beberapa warga pun mulai resah.

Page 64: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

48

Peran warga Sedulur Sikep dinilai penting atas kemunculan gerakan penolakan pendirian pabrik semen. Gunretno yang dikenal sebagai motor dari gerakan ini merupakan anggota Serikat Petani Pati (SPP). Dari keanggotaannya di SPP, beliau banyak mendapat informasi khususnya tentang hal-hal tentang pertanian. Selain itu, keanggotaanya di SPP juga sebagai awal terbentuknya jaringan karena di SPP beliau bertemu berbagai macam pihak seperti LSM dan akademisi. Menurut Gunarti yang merupakan adik kandung dari Gunretno, awal mula terdengarnya kepastian kabar tentang rencana pendirian pabrik semen beliau dapatkan Gunretno. Informasi tersebut disampaikan dalam kegiatan pertemuan kelompok yang dimiliki Sedulur Sikep yang dinamai dengan Paguyuban Kadang Sikep pada tahun 2006.

Bermula dari informasi yang diperoleh dalam pertemuan tersebut, Gunarti mulai memikirkan apa yang bisa diperbuat jika hal tersebut benar-benar terealisasi. Dengan adanya pertemuan tersebut, menunjukkan bahwa warga Sedulur Sikep masih memegang teguh norma. Alasan warga Sedulur Sikep menolak pendirian pabrik karena mereka khawatir lahan-lahan pertanian yang menjadi satu-satunya sumber penghidupan mereka akan hilang. Hal ini jelas dilakukan oleh mereka yang masih memegang teguh norma, karena menurut aturan Sedulur Sikep satu-satunya pekerjaan yang dapat dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka adalah bertani. Berikut ini adalah cuplikan wawancara yang dilakukan dengan salah satu petani Sedulur Sikep mengenai keharusan mereka bermata pencaharian sebagai petani:

“Nak kandane wong tuwo, awake dewe ora entuk dagang, isane

mung ngene ntok.”

(Darmisih, petani Sedulur Sikep)

“Ujar nasehat orang tua, kami tidak boleh berdagang, bisanya begini saja (bertani).” (Darmisih, petani Sedulur Sikep)

Kebenaran kabar tentang adanya rencana pendirian pabrik semen semakin

diperkuat dengan pengakuan Bappeda bahwa Bupati merencanakan akan membangun pabrik semen di kawasan Pati. Hal ini diungkapkan Bappeda ketika diadakan pertemuan yang merupakan bagian kegiatan dari safari gotong royong. Dalam pertemuan tersebut terdapat pembicara yang merupakan akademisi IPB, yaitu Haryadi Kartodihardjo dan Hermanu Triwidodo. Dengan adanya kegiatan safari gotong royong, kepercayaan dan jaringan dengan pihak luar mulai terbentuk. Berikut ini adalah cuplikan wawancara dengan Gunretno yang menunjukkan bahwa jaringan dan kepercayaan dengan pihak luar mulai terbangun:

“Lah setelah rampung pertemuan kuwi aku iki yo intine bagi peran,

njaluk bantuan IPB tentang kehutanan, mergo penggunaan lahan

pabrik semen kanggo salah satu lahan hutan, njaluk bantuan IPB

kanggo ngawasi tentang hutane, tentang masarakate aku, lah dadi

tentang rencana AMDALe sopo.”

(Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

Page 65: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

49

“Setelah pertemuan tersebut selesai saya membagi peran, meminta bantuan IPB untuk masalah kehutanan, karena penggunaan lahan pabrik semen ada yang terdapat di lahan hutan, meminta bantuan IPB untuk mengawasi gutan, tentang warga di sini, dan juga mengenai rencana AMDAL.” (Gunretno, tokoh Sedulur Sikep) Dalam pertemuan tersebut, Bapeda membocorkan bahwa Bupati Pati

memang merencanakan pendirian pabrik semen di wilayah Pati. Setelah diketahui kepastian bahwa rencana pendirian pabrik bukan sekedar isu, Gunretno meminta bantuan dari IPB mengenai kehutanan karena wilayah rencana pembangunan pabrik memakai salah satu lahan hutan. Dari sini peran-peran mulai dibagi, mulai dari yang mengawasi hutan, tentang warga, dan juga tentang AMDAL.

Coalescene (Penggabungan)

Pada tahap coalescene atau penggabungan, perasaan ketidaknyamanan atau keresahan individu berubah menjadi perasaan kolektif. Selain itu, dalam tahap ini juga sudah dimulai pengorganisiran pelaku gerakan dan pembuatan strategi dalam gerakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Gunretno, gerakan penolakan pendirian pabrik semen yang dilakukan oleh warga Sukolilo ini diawali dengan pembangkitan kesadaran warga yang bermukim di sekitar Pegunungan Kendeng melalui media film. Film-film yang diputar berisi tentang pentingnya Pegunungan Kendeng untuk kehidupan dan juga dipaparkan mengenai dampak negatif dari adanya pendirian pabrik semen.

Berdasarkan keterangannya, kegiatan pemutaran film ini dilakukan selama sembilan hari pada awal tahun 2008. Proses penyadaran warga bertujuan untuk membangun norma agar warga tidak melakukan kekerasan dalam melakukan perlawanan terhadap pihak pabrik. Selain itu, penyadaran warga tentang dampak negatif dari adanya pendirian pabrik dan kegiatan penambangan lebih dilpilih agar warga menjadi cerdas dan tidak mudah untuk diprovokasi. Selain membangun norma, dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan kepercayaan baik kepada sesama petani, dengan pihak lain yang ikut merasakan keresahan, dan juga dengan pihak-pihak yang turut membantu membangun gerakan. Berikut ini adalah penjelasan dari Gunretno mengenai tujuan pemutaran film yang dilakukan selama sembilan hari tersebut:

“Jadi omah, nggon posko penuh tekanan tapi aku yo wani mergo aku

merasa ora pengen ngerugeni wong liyo, lan pengen mencerdasno

wong liyo, pemahaman tentang lingkungan. Dadi yo penting, ketika

wong kui ngerti, bahwa kendeng ono fungsine, secara otomatis ndekne

eman nak dirusak wong liyo, diancam arep dirusak, tapi nak ora reti

fungsine yo ning sandingan lah yo ora dianggep iki penting, nah kuwi

sing tak lakoke.”

(Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

“Jadi rumah, tempat posko penuh tekanan tetapi saya berani karena saya merasa tidak merugikan orang lain, dan ingin mencerdaskan

Page 66: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

50

orang lain mengenai pemahaman tentang lingkungan. Jadi ya penting, ketika orang itu mengerti bahwa Pegunungan Kendeng ada fungsinya, secara otomatis mereka tidak rela jika Pegunungan Kendeng dirusak pihak lain. Jika diancam ingin dirusak, tetapi tidak tahu fungsinya ya walaupun tempatnya dekat tetap dianggap tidak penting. Hal itu lah yang saya lakukan.” (Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

Dalam satu kesempatan wawancara tersebut, beliau juga menjelaskan tentang kegiatan pemutaran film tersebut. Awalnya beliau membuat posko penyelamatan Pegunungan Kendeng dan dilakukan kegiatan pemutaran film tentang lingkungan. Pada hari ke sembilan, beliau membuat panggung terbuka dan mengundang Gubernur, Muspida, Kementrian Lingkungan Hidup dan juga Menkominfo. Panggung terbuka dibuat agar mereka yang diundang dapat memberikan penjelasan tentang rencana pendirian pabrik semen.

Jaringan juga mulai berkembang dengan adanya kegiatan pemutaran film ini. Gunarti mengungkapkan bahwa dalam kegiatan sembilan hari tersebut mereka mendapat bantuan dari rekan-rekan di Tuban yang lokasinya berdekatan dengan wilayah pabrik. Hal ini dilakukan untuk mencari dan menyajikan bukti kepada warga di Sukolilo tentang dampak negatif dari pendirian pabrik. Dalam kegiatan itu pula, tepatnya ketika diadakan panggung terbuka dibentuklah suatu wadah yang bertujuan untuk menyelamatkan Pegunungan Kendeng yang dinamai Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK).

Selain mulai mengorganisir gerakan, dalam tahap coalescene mulai dibentuk strategi yang digunakan dalam gerakan. Ketika ditanya mengenai strategi gerakan, Gunretno mengungkapkan bahwa strategi yang pertama kali dilakukan adalah membuat warga mengerti akan fungsi dari Pegunungan Kendeng, sadar akan pentingnya air, dan sadar untuk melestarikan tanah yang sudah diwariskan dari nenek moyang. Penyadaran ini dilakukan agar warga cerdas dan tidak mudah diprovokasi oleh pihak-pihak yang pro terhadap pembangunan pabrik dan kegiatan penambangan.

Setelah dibentuk wadah berupa JMPPK, warga yang tergabung dalam kelompok ini pun mulai berani menyuarakan pendapatnya. Berdasarkan kronologi kejadian yang ditulis oleh Indymedia (2009), pada 16 Maret 2008 anggota JMPPK keliling ke desa-desa, seperti Desa Sukolilo, Tompegunung, Baleadi, Kedungwinong, Wegil, Wuwur. Anggota JMPPK ini memberikan pengertian lewat pengeras suara ke warga terkait dampak negatif pabrik semen. Di hari berikutnya, tim sosialisasi JMPPK kembali keliling ke desa-desa, seperti Desa Gadudero, Baturejo, Wotan dan Kasiyan. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menyadarkan warga sehingga kekuatan yang terhimpun untuk tolak pabrik pun akan lebih kuat.

Jaringan dalam tahap ini pun meluas dengan diadakannya gelar seni budaya penyelamatan Pegunungan Kendeng di bumi perkemahan Sonokeling oleh JMPPK pada tanggal 19 Maret 2008. Sejumlah elemen turut terlibat, termasuk komunitas Sedulur Sikep dari beberapa daerah. Dalam acara tersebut secara tertulis Gubernur Jawa Tengah, Ali Mufiz, mengatakan bahwa hal yang perlu secara serius dilakukan untuk menyelamatkan Pegunungan Kendeng adalah

Page 67: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

51

dengan mengembalikan daya guna Pegunungan Kendeng sebagai hutan lindung dan sumber mata air yang bermanfaat bagi kehidupan warga.

Hubungan dari jaringan dengan warga Tuban pun berlanjut ketika beberapa warga dari Sukolilo berkunjung ke Tuban untuk melihat langsung dampak yang ditimbulkan dari adanya pembangunan pabrik. Berdasarkan catatan kronologi dari Indymedia (2009), pada 20 April 2008 sebanyak lima puluh orang warga Sukolilo menyewa bus ke Tuban. Hasil perjalanan warga itu didokumentasikan menggunakan rekaman kamera video dan cacatan tertulis. Film hasil survei dan wawancara dengan warga Tuban tentang kenyataan warga yang hidup di sekitar pabrik diedarkan dalam bentuk compact disc ke warga Sukolilo dan jaringan lingkungan. Hal senada juga dipaparkan oleh Gunarti mengenai kegiatan yang dilakukan JMPPK ke Tuban untuk mengetahui kondisi warga khususnya di ring satu daerah penambangan.

JMPPK pun survei nang wilayah Tuban, tilik wilayah kono mbuktekno

ning sak cedake pabrik kono nang ring satu ki koyo opo, nak sing

nggowo kamera kan isane slundup-slundup ben rak pateko ketoro.

Ternyata terbukti nek ono pengakuan nek yo lemahe yo terpaksa didol,

ditandurono wis pagir, wis ora iso woh, nak njeblosno kuwi yo kenteng

do rontok, sego kui ning omah ora iso dipangan nak ora ditutupi rapet

mergo keno bledug. Hasil teko surveine dulur-dulur digawe film, terus

digawe kepingan CD, terus disebarke. Iku sing perjalanane bapak-

bapak.”

(Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep)

“JMPPK pun survei ke wilayah Tuban, mengunjungi wilayah di sana untuk membuktikan di wilayah ring satu pabrik itu seperti apa. Yang membawa kamera hanya bisa sembuni-sembunyi agar tidak terlalu terlihat. Ternyata terbukti jika punya tanah ya terpaksa dijual, ditanami juga sudah tidak subur, sudah tidak bisa berbuah, jika sedang meledakkan daerah tambang (untuk bahan baku) ya genteng berjatuhan, nasi tidak bisa dimakan jika tidak ditutup rapat karena terkena debu. Hasil survei tersebut dibuat film, lalu dibuat kepingan cd dan disebarkan. Itu yang perjalannya bapak-bapak.” (Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep)

Bureaucratization

Pada tahap bureaucratization, suatu gerakan mulai mengembangkan jaringan sehingga memperbesar kekuatan politik. Dalam gerakan tolak pabrik semen yang dilakukan oleh sebagian warga Sukolilo, tahap ini dapat diidentifikasi dengan banyaknya pihak-pihak luar yang membantu atau bekerjasama demi tercapainya tujuan gerakan. Bantuan atau kerjasama dengan pihak luar dilakukan dengan LSM, akademisi, LBH, media, dan pihak-pihak lainnya.

Page 68: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

52

Perluasan Jaringan

Terbangunnya jaringan luas yang dimiliki oleh gerakan penolakan pendirian pabrik semen di Pegunungan Kendeng tidak terlepas dari peran Sedulur Sikep. Gunretno yang pernah menjadi anggota Serikat Petani Pati (SPP) menjadi salah satu alasan mengapa gerakan ini mempunyai jaringan yang luas. Selain itu, terdapatnya warga Sedulur Sikep yang tinggal di dalam kawasan rencana pembangunan pabrik dan kegiatan penambangan juga menjadi perhatian pihak luar sehingga banyak yang sekedar ingin tahu atau bahkan membantu gerakan ini. Berikut keterangan yang dikemukakan oleh Gunarti mengenai awal mula dibangun dan meluasnya jaringan:

“Yo kelompok JMPPK kan akehe Kang Gun, sebelum berkiprah ning

kono kan dewekne wis ning SPP, yo jaman KTM karya tani maju. Sak

wise wong tuwa-tuwa ora mlaku, kene nggawe paguyuban kuwi, terus

Kang Gun dituakan ning nggone SPP. Kenale yo luwih ning pertanian,

tapi kan sing berkiprah ning SPP kan yo ono sing dadi LSM iki..iki.

LSM reti yo getok tular saiki yo suoro kan gampang nyebar lewat hp,

lewat media.”

(Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep)

“Kelompok JMPPK lebih banyak Kang Gun, sebelum berkiprah di JMPPK dia sudah di SPP (Serikat Petani Pati), jaman KTM (Karya Tani Maju). Setelah orang-orang tua sudah tidak bergerak, kami membuat paguyuban itu, lalu Kang Gun dituakan di SPP. Kenalnya ya lebih ke pertanian, tapi yang berkiprah di SPP ada yang jadi LSM. LSM juga tahu mengenai getok tular (sambung menyambung) sekarang suara mudah tersebar melalui hp, melalui media.” (Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep)

Dalam tahap perluasan jaringan, pihak luar sudah mulai membantu dan

melakukan kerjasama dalam gerakan. Seperti dilakukan oleh akademisi yang tergabung dalam Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) UPN Veteran Yogyakarta bekerjasama dengan Acintyacunyata Speleological Club (ASC). Pada tanggal 16 – 19 Juni 2008 mereka melakukan kegiatan penguatan kapasitas komunitas dengan tujuan memberikan pemahaman kepada warga secara utuh tentang kondisi kawasan karst Sukolilo. Disamping itu kegiatan ini mengajak warga untuk bersama-sama melakukan survei dan pengumpulan data-data lapangan sehingga warga mampu mengklasifikasikan kawasannya sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

Jaringan juga meluas dengan didapatkannya dukungan dari warga hilir Pegunungan Kendeng. Pada saat mendatangi rumah Ketua Komunitas Sedulur Sikep, Gunretno, mereka menyatakan mendukung warga sejumlah desa di Kecamatan Sukolilo yang menolak pembangunan pabrik semen PT Semen Gresik. Warga desanya khawatir penambangan bahan baku semen di Pegunungan Kendeng dapat mengakibatkan banjir di hilir semakin besar. Menanggapi hal itu, Gunretno berencana mengusulkan pengkajian pengendalian banjir kepada PT Semen Gresik dan Pemerintah Kabupaten Pati. (Kompas, 17 Juli 2008)

Page 69: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

53

Kepedulian dari pihak akademisi pun terus berdatangan. Opini pemerintah mengenai peningkatan kesejahteraan warga harus dengan memajukan ekonomi ditanggapi oleh pengajar dari Unika Soegijapranata, Tjahjono Rahardjo (Kompas, 1 Agustus 2008). Beliau berpendapat mereka yang pro dan kontra memakai ukuran berbeda menyangkut kesejahteraan warga. Menurutnya, pihak warga yang pro, Pemkab, dan PT Semen Gresik cenderung menggunakan indikator standar hidup, seperti lapangan kerja, investasi, dan peningkatan PAD sebagai ukuran dari kesejahteraan. Padahal, kesejahteraan tidak hanya diukur dari indikator-indikator ekonomis, tetapi juga kualitas hidup, termasuk hak hidup warga adat, seperti warga Sedulur Sikep, untuk menjalani hidup dengan cara mereka sendiri. Selain itu, menurutnya dengan adanya pabrik tidak menjamin kemandirian warga.

”Mungkin benar akan menciptakan lapangan kerja, tetapi kalau pabrik sudah berdiri, siapa yang akan menentukan siapa yang boleh masuk? Apakah (lapangan kerja) itu selamanya dan akan membuat warga mandiri?” (Tjahjono Rahardjo, Pengajar dari Unika Soegijapranata) Selain dari PSMB UPN Veteran Yogyakarta, ASC, dan pengajar Unika

Soegijapranata, pihak akademisi yang kontra terhadap rencana pendirian pabrik ini pun terus bertambah. Seperti yang dimuat dalam berita di Harian Kompas (20/ 08/2008). Tim Pusat Lingkungan dan Geologi Bandung memetakan lahan karst di calon lokasi tambang di Kecamatan Sukolilo dan didapatkan hasil bahwa lokasi tersebut termasuk kawasan karst 1, 2, dan 3. Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1456/K/20/ MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Karst, penambangan dapat dilakukan di kawasan karst 2 dan 3. Berbeda dengan kesimpulan berdasarkan pemetaan PLG Bandung, dalam Indonesian Scientific

Karst Forum di Universitas Gadjah Mada (UGM), para peneliti dan ilmuwan karst dari seluruh Indonesia memaparkan penelitian mengenai fungsi kawasan karst bagi kehidupan manusia dan ekologi. Dalam forum itu mengemuka bahwa pengkelasan karst menjadi kawasan yang boleh dan tidak boleh ditambang dapat menyebabkan kerusakan fungsi karst secara keseluruhan.

Selain dari kalangan akademisi, jaringan dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen ini pun bertambah luas. Pada 30 Oktober 2008 sekitar 600 orang yang tergabung dalam Aliansi TOPAN (Aliansi Masyarakat Jawa Tengah Tolak Pabrik Semen) berunjuk rasa ke Kantor Gubernur Jawa Tengah. Aksi tersebut diikuti oleh Serikat Petani Pati, Forum Masyarakat Peduli Lingkungan, Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, AMUK Rakyat Solo, Komunitas Pasang Surut Blora, LBH Semarang, WALHI Jateng, serta sejumlah elemen warga lain (Indymedia, 2009). Dua bulan setelah itu, komunitas Pasang Surut Blora yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat menyampaikan petisi penolakan rencana pembangunan pabrik semen di Jawa Tengah kepada mantan Menteri Lingkungan Hidup Dr. A. Sonny Keraf. Elemen masyarakat yang bergabung adalah Front Blora Selatan, Randublatung Pecinta Alam, Komunitas Seni Kerakyatan, Anak Seribu Pulau, Serikat Lidah Tani, Yayasan Mahameru, Sor Tugu United, Lembaga Penelitian dan Aplikasi Wacana, Ikatan Pelajar NU, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Blora, Himpunan Penghayat dan Kepercayaan Blora, Perpustakaan PATABA dan Super Samin.

Page 70: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

54

Lobi, Advokasi, dan Demo

Setelah terbangunnya jaringan dengan akademisi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi masyarakat, dan dengan pihak-pihak lainnya, gerakan penolakan pendirian pabrik semen mulai mengintensifkan gerakannya melalui lobi, advokasi, dan demo. Salah satu lobi yang dilakukan adalah dengan meminta pihak PPLH UNDIP untuk mengadakan dialog bersama. Pada tanggal 18 November 2008, sekitar 40 warga Sukolilo datang ke PPLH UNDIP untuk mengadakan dialog (Indymedia, 2009). Hal ini dilakukan karena pihak PPLH UNDIP tidak menanggapi dua buah surat permintaan audiensi yang telah dilayangkan. Namun, pada akhirnya pihak PPLH UNDIP mengatakan bahwa saat ini mereka tidak dapat menemui warga. Akhirnya, acara sosialisasi AMDAL oleh PPLH UNDIP bersama Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dan PT Semen Gresik di gedung Bakorwil Pati diselenggarakan tanggal 1 Desember 2008.

Lobi dan advokasi dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen terus dilakukan. Pada 10 Januari 2009, rombongan tim JMPPK bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah terkait dengan pembahasan rencana pendirian pabrik PT Semen Gresik di Pati. Dalam pertemuan ini dicapai kesepakatan bahwa akan dibentuk tim bersama untuk mengadakan penelitian AMDAL ulang. Sebagai konsekuensi dari kesepakatan ini adalah tidak diperbolehkan adanya kegiatan dari pihak pro maupun kontra. Senada dengan kronologi yang ditulis oleh Indymedia (2009), Gunarti ketika ditanya tentang akan diadakannya penelitian ulang memaparkan sebagai berikut:

“Ora sido, lah yo kene ngugemi rembuge seorang Gubernur, sebelum

ada penelitian bersama, teko sing tolak ojo melakukan opo-opo, teko

pabrik semen pun ojo melakukan opo-opo. Iku pas taun anu, taun 2009

tanggal 4 Januari, eh tanggal 10 Januari, tanggal 4 iku aksi, tanggal

10 diundang gubernur. Wektu kuwi AMDAL wis dari. Dadi yo kuwi

mau, AMDALe kan ora sesuai karo sak nyantane, makane arep

diadakno penelitian bersama.“

(Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep)

“Tidak jadi, kami kan memegang ucapannya Gubernur, sebelum dilakukan penelitian bersama, dari yang menolak pendirian pabrik dilarang melakukan apa-apa, dari pihak pabrik semen PT Semen Gresik pun dilarang melakukan apa-apa. Waktu tahun 2009 tanggal 4 Januari kami melakukan aksi, tanggal 10 diundang Gubernur. Waktu itu AMDAL sudah jadi. Jadi ya itu, AMDALnya kan tidak sesuai dengan kenyataanya, karena itu akan dilakukan penelitian bersama.” (Gunarti, tokoh perempuan Sedulur Sikep) Berdasarkan kronologi yang terdapat dalam Indymedia (2009), pada tanggal

22 Januari 2009, terjadi peristiwa yang paling diingat oleh warga yang tergabung dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen PT Semen Gresik. Untuk melengkapi data mengenai peristiwa 22 Januari 2009 tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada para responden dan infroman. Dalam satu kesempatan wawancara, Pak Darto yang merupakan koordinator gerakan dari Desa Kedumulyo menceritakan tentang peristiwa tersebut. Menurut keterangannya,

Page 71: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

55

pukul delapan pagi pihak PT Semen Gresik meluncur ke Desa Kedumulyo. Berdasarkan kesepakatan yang dibuat pada tanggal 10 Januari, telah disepakati bahwa baik dari PT Semen Gresik maupun warga dilarang melakukan kegiatan apapun. Warga pun menunggu lurah untuk meminta kejelasan hal ini. Akhirnya mobil yang digunakan PT Semen Gresik pun dihadang menggunakan batu dan kayu yang dilakukan oleh ibu-ibu. Tak lama setelah kejadian tersebut Brimob dan Polisi pun datang.

Ibu Sunarti yang bertempat tinggal di Desa Kedumulyo dalam satu kesempatan wawancara melanjutkan cerita mengenai kejadian pada tanggal 22 Januari. Berdasarkan keterangannya, ketika hari menjelang maghrib suasana bertambah panas. Berikut ini adalah cuplikan wawancara dengan Ibu Sunarti mengenai kejadian pada tanggal 22 Januari 2009:

“Pas maghrib tambah rame. Aku masak tak tinggal nututi ting Dukuh

Puri. Warga kuwi wis kondo nak ora gelem ngapak-ngapakno wong

pabrik sing ning njero mobil. Pihak kene yo ngakon sholat karo

mangan sing ning njero mobil, nanging dho ra gelem, wedhi menowo

nggih.”

(Sunarti, petani dan saksi mata dalam peristiwa 22 Januari 2009) “Ketika maghrib suasana tambah ramai. Ketika sedang masak saya ke Dukuh Puri (tempat kejadian). Warga sudah berkata bahwa tidak akan berbuat apa-apa terhadap pihak pabrik semen yang berada di dalam mobil. Warga juga mempersilahkan sholat tetapi mereka tidak mau, mungkin mereka takut.” (Sunarti, petani dan saksi mata dalam peristiwa 22 Januari 2009)

Tidak lama setelah itu, keadaan dukuh tersebut menjadi gelap karena warga sengaja mematikan lampu, lampu yang masih hidup pun dipecah. Bentrok pun terjadi antara warga dengan aparat. Para perempuan yang berusaha menghalangi jalan dilempar oleh petugas. Keributan pun terjadi, kaca-kaca rumah dan genteng warga pun pecah.

Mas Subur yang bertugas di bagian keamanan ketika warga melakukan aksi bercerita ketika terjadi bentrok antara warga dengan aparat keamanan. Ketika peristiwa itu terjadi, Mas Subur benar-benar melarang warga untuk melakukan kekerasan. Berikut ini adalah cuplikan wawancara dengan Mas Subur mengenai kisruhnya keadaan saat itu:

“Ngerawehi yo tenanan, kayu tak jaluki. Aku yo gumun wong ora

lapo-lapo kok dicekel. Ono sing nyekeli aku kiwo loro kanan loro karo

ngarep nanging aku iso nerobos.”

(Subur, petani dan bagian keamanan aksi)

“Melarang ya betul-betul, kayu saya ambil. Saya juga heran, orang tidak berbuat apa-apa kok ditangkap. Ada yang memegani saya di sebelah kanan dua dan di kiri dua tapi akhirnya saya bisa menerobos”. (Subur, petani dan bagian keamanan aksi)

Page 72: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

56

Dua hari setelah kejadian 22 Januari, 500 orang warga mendatangi Mapolres

Pati untuk membesuk 9 warga yang ditahan. Pada 26 Januari, terdapat kabar bahwa sembilan orang yang ditahan mengalami luka-luka saat berada dalam tahanan Kepolisian Resort Pati (Indymedia, 2009). Hal ini juga senada dengan keterangan yang diberikan oleh Mas Subur, bagian keamanan aksi, bahwa baju kesembilan orang yang ditangkap ketika dipulangkan ke rumahnya berlumuran darah dan membuat para keluarga terkejut. Polisi menjerat kesembilan warga dengan Pasal 170, Pasal 160, dan Pasal 335 KUHP dengan tuduhan tindak kekerasan, menghasut dan melakukan perbuatan tidak menyenangkan. Pada hari yang sama, kesembilan orang yang ditahan di Mapolres Pati sejak pagi hari dipindahkan ke ruang tahanan Mapolda Jawa Tengah di Semarang.

Advokasi yang dilakukan oleh gerakan penolakan pendirian pabrik terus berlanjut. Jaringan Nasional untuk Advokasi Penolakan Semen Gresik dan perwakilan warga Sukolilo meminta Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) membatalkan AMDAL PT Semen Gresik (Kompas, 30 Januari 2009). Menurut mereka, proses penyusunan AMDAL selama ini tidak menghiraukan suara warga yang sebagian menolak sejak awal. Bahkan, keputusan Gubernur Jateng yang meminta penelitian ulang tidak diikuti kajian lebih dalam. Niat Pemda Pati melanjutkan pembangunan pabrik semen itu dikhawatirkan merusak lingkungan. Mereka datang tak lama sesudah Gubernur Bibit Waluyo yang menyatakan Pemda telah mengeluarkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan.

Karena warga dan pihak-pihak yang menolak adanya pendirian pabrik semen terus konsisten melakukan aksi, lobi, dan advokasi, PT Semen Gresik menyatakan siap pindah lokasi apabila warga Pati tidak menghendaki (Suara Merdeka, 4 Februari 2009). Hal tersebut diungkapkan oleh Syaifuddin Zuhri, Humas PT Semen Gresik, dalam Focus Group Discussion (FGD) Pro Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo yang diadakan oleh Suara Merdeka. Dalam acara tersebut hadir perwakilan kelompok warga yang memposisikan diri sebagai pihak pro dan kontra. Di forum itu mengemuka bahwa kehadiran pabrik semen akan berdampak negatif pada lingkungan. Dalam menanggapi pernyataan mengenai kerusakan lingkungan, Humas PT Semen Gresik mengaku telah mempersiapkan beberapa program mulai pembuatan sabuk hijau dan embung-embung pengamanan sumber air.

Walaupun pihak Semen Gresik sudah menyatakan siap untuk pindah lokasi, kegiatan lobi dan advokasi yang dilakukan oleh warga terus berlanjut. Pada tanggal 30 Januari 2009, warga Sukolilo mengirim enam perempuan sebagai perwakilan untuk melaporkan terkait kasus rencana pendirian pabrik semen ke beberapa Instansi di Jakarta. Mereka adalah Tasripah, Sunarti, Samini, Sundarsih, Mbah Rasmi dan Suwati. Instansi tersebut di antaranya adalah Mabes Polri, Lembaga Ombudsman RI, Komnas Perempuan, Komnas HAM, PBNU, KNLH, dan terakhir melakukan aksi bentang poster di depan kantor PT Semen Gresik. Sunarti bercerita bagaimana perubahan sikap Masyarakat Pegunungan Kendeng ketika mendapat kabar bahwa di daerahnya akan dibangun pabrik semen. Ketika melakukan konferensi pers di KontraS Ibu Sunarti bercerita bahwa setelah ada isu pendirian pabrik, seluruh warga di Kecamatan Sukolilo menjadi resah dan gelisah, petani akan terancam, karena disitu ada sumber mata air, yang ketika akan ditambang takutnya akan hilang (Virri, 2012).

Page 73: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

57

Ketika ditemui di rumahnya, Ibu Sunarti yang berprofesi sebagai petani ini berkata bahwa beliau mengunjungi Jakarta pada Januari 2009 selama lima hari bersama beberapa ibu-ibu lainnya. Beliau beserta beberapa ibu lainnya mendatangi kantor tersebut sebagai perwakilan untuk menyuarakan suara rakyat tentang konflik yang terjadi antara pihak pabrik semen dengan warga. Dalam wawancara, Ibu Sunarti menceritakan bahwa Gus Dur yang beliau temui di PBNU sempat menangis dan diikuti oleh tangisan ibu-ibu pula ketika mereka menceritakan tentang kejadian di Sukolilo. Sama dengan apa yang diceritakan Ibu Sunarti, Ibu Wati juga menceritakan hal yang sama. Ketika mereka berkunjung ke PBNU, Ibu Wati bercerita bahwa mereka menangis di depan Gus Dur

“Desaku ape diterak-terak pabrik semen, nganti nangisi Pak Gus Dur

kabeh,” (Wati, petani yang termasuk 9 perwakilan warga Sukolilo yang mendatangi Beberapa instansi di Jakarta) “Desa saya akan digusur oleh pabrik semen, kami semua sampai menangis di depan Gus Dur” (Wati, petani yang termasuk 9 perwakilan warga Sukolilo yang mendatangi Beberapa instansi di Jakarta) Aksi yang dilakukan oleh warga yang menolakan pendirian pabrik semen

kembali dilakukan. Pada tanggal 26 April 2009, yaitu satu hari menjelang aksi besar, Omah Kendeng menjadi titik berkumpul anak-anak muda yang sedang mempersiapkan poster dan spanduk untuk aksi esok hari. Keesokan harinya ribuan warga yang tergabung dalam ATOS (Aliansi Rakyat Tolak Semen) dan JMPPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) dari Kecamatan Kayen, Pati turun ke jalan menyuarakan penolakan pabrik semen. Massa berunjuk rasa di depan kantor Sekda dan DPRD Pati untuk merespon tim peneliti yang terjun ke kawasan Kayen dan Tambakromo. Di hari yang sama dua orang dari Amnesty International juga melakukan investigasi atas dugaan pelanggaran hak HAM dan konflik berbasis SDA di Kecamatan Sukolilo (Indymedia, 2009).

Untuk lebih mengorganisir gerakan penolakan pendirian pabrik terutama oleh perempuan, pada tanggal 2 Mei 2009 dibentuk kelompok Perempuan Peduli Lingkungan Simbar Wareh (Indymedia, 2009). Kelompok perempuan ini beranggotakan perempuan dari Kecamatan Sukolilo dan Kayen yang selama ini aktif mendukung penolakan rencana pendirian pabrik semen. Nama Simbar Wareh diambil dari nama dua sumber mata air yang terdapat di Desa Jimbaran dan Kayen, yaitu sumber Simbar Joyo dan sumber Gua Wareh. Di tanggal 4 Mei, Rombongan Simbar Wareh bertemu dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih, untuk menyampaikan berbagai keluhan terkait dengan intimidasi yang dilakukan oleh aparat dalam melakukan pembebasan lahan. Rustriningsih menyambut ibu-ibu ini dalam pertemuan yang berlangsung hampir dua jam. Dalam pertemuan ini Rustri mengatakan bahwa perempuan yang menolak semen tidak boleh takut untuk menyampaikan pendapatnya.

Warga pun kembali mendapat dukungan dari akademisi untuk menolak pendirian pabrik semen. Beliau adalah Pakar analisis AMDAL dari Institut Pertanian Bogor, Soeryo Adiwibowo. Dalam penjelasannya, beliau mengatakan

Page 74: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

58

bahwa hasil AMDAL cacat secara akademis. Menurutnya, Surat Keputusan Gubernur Jateng 660.1.27/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan Pabrik Semen PT Semen Gresik di Pati, Jawa Tengah harus dicabut kembali. Surat keputusan itu ditetapkan berdasarkan dokumen AMDAL yang cacat. Penyebab hasil AMDAL cacat, yaitu AMDAL disusun setelah Surat Ijin Penambangan Daerah diterbitkan, hal ini melanggar Pasal 7 PP No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL. Hal selanjutnya adalah dipakainya tata cara/prosedur yang tidak sahih dalam analisis untuk keputusan kelayakan lingkungan pembangunan pabrik semen (Indymedia, 2009).

Aksi yang dilakukan oleh warga kembali berlangsung. Aksi ini dilakukan untuk menentang peletakan batu pertama pendirian pabrik yang dilakukan oleh PT Semen Gresik. Pada tanggal 16 Mei 2009, sekitar 5000 warga dari berbagai desa di Kecamatan Sukolilo turun jalan. Mereka memadati sepanjang tepi jalan Pati-Grobogan. Warga berjajar rapat sambil membentangkan spanduk dan poster yang berisi tentangan rencana pembangunan pabrik semen. Pada hari itu juga, melalui Kapolres diberitahukan bahwa PT Semen Gresik membatalkan pembangunan pabrik semen di Kedumulyo. Pencanangan pendirian pabrik semen di Desa Kedumulyo oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, akhirnya ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. Mendengar berita tersebut, ribuan masa bersorak menyambut berita ini sambil melakukan sujud syukur (Indymedia, 2009).

Dari wawancara ke beberapa responden dan informan, serta pencarian informasi melalui data sekunder seperti dokumentasi berupa foto yang dipajang di Omah Kendeng, diketahui bahwa sembilan warga yang ditangkap ketika terjadi bentrok antara warga dengan aparat akhirnya dibebaskan pada bulan Mei. Sidang yang dijalani oleh kesembilan warga ini sebanyak 25 kali. Ketika dilaksanakan persidangan sembilan warga, warga lain baik keluarga, tetangga, maupun para kerabat kerap hadir dalam persidangan, baik untuk menujukkan dukungan atau beberapa ada yang ditunjuk sebagai saksi. Pada bulan Mei, sembilan orang warga akhirnya dibebasakan. Terlihat dalam foto yang dipasang di Omah Kendeng, ketika sembilan warga ini dibebaskan mereka di arak keliling dari desa ke desa dan disambut haru oleh warga yang telah menanti kepulangan mereka.

Perjuangan di Aras Pengadilan

Semenjak PT Semen Gresik mengumumkan untuk menunda pendirian pabrik pada 16 Mei 2009, aksi berupa demonstrasi maupun unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Sukolilo mulai berkurang. Walaupun terdapat beberapa kegiatan aksi, namun frekuensi kegiatan yang dilakukan tidak sesering sebelumnya. Gerakan penolakan pendirian pabrik lebih difokuskan pada level yang lebih tinggi, yaitu melalui jalur hukum. Berdasarkan portal berita Tempo.co (06/08/09), perjuangan di aras pengadilan ini diawali dengan dibawanya kasus ini oleh WALHI ke ranah hukum dengan menguasakan Tim Advokasi Peduli Lingkungan yang terdiri dari YLBHI-LBH Semarang dan LPH YAPHI. Dalam hal ini, WALHI berperan sebagai wakil dari warga Sukolilo yang menolak adanya pendirian pabrik semen PT Semen Gresik.

Masih dalam berita yang dimuat oleh Tempo interaktif pada 6 Agustus 2009, disebutkan bahwa WALHI berperan sebagai penggugat, sedangkan sebagai tergugat adalah Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kab Pati dan tergugat intervensi adalah PT Semen Gresik. WALHI menggugat tentang sengketa surat

Page 75: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

59

izin penambangan daerah (SIPD) No. 540/052/2008 yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Pati untuk pendirian pabrik PT Semen Gresik di Pati dan mengajukan gugatannya ke PTUN Semarang. Pada 6 Agustus 2009, gugatan WALHI dikabulkan oleh PTUN Semarang. Dalam Gugatan ini, hakim mewajibkan pihak tergugat (Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu) untuk mencabut surat keputusan tentang surat izin penambangan. Alasan dikabulkannya gugatan ini karena izin yang diberikan untuk PT Semen Gresik sudah terbit walaupun AMDAL belum keluar. Selain itu, hakim juga menilai bahwa kawasan karst memiliki nilai strategis dan menuntut etika lingkungan di dalam pengelolaannya.

Dikabulkannya gugatan yang diajukan WALHI oleh PTUN Semarang mendapat reaksi dari pihak Pemkab Pati dan juga PT Semen Gresik. Pada berita yang dilansir oleh Tempo Interaktif (11/01/2010), Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Surabaya mengabulkan memori banding yang diajukan oleh Pemkab Pati dan PT Semen Gresik. Pada tingkat pengadilan ini pihak penggugat (WALHI serta kuasa hukumnya) dinyatakan kalah pada sidang yang digelar pada 24 Desember 2009 dan pihak penggugat baru menerima putusan tersebut pada 4 Januari 2010. Dalam sidang tersebut hakim menyatakan bahwa untuk izin eksplorasi Pemkab tidak perlu menunggu AMDAL. Keputusan ini pun mendapat sanggahan dari pihak penggugat karena kegiatan eksplorasi juga membutuhkan AMDAL. Pihak penggugat kemudian menindak lanjuti dengan mengajukan memori banding ke Mahkamah Agung (MA) karena keputusan ini dianggap ganjil dan tidak mempedulikan Undang-Undang Lingkungan.

Berdasarkan berita yang dirilis oleh Tempo interaktif (15/01/2010), pada tanggal 15 Januari 2010 WALHI dan LBH Semarang mengajukan kasasi ke PTUN Semarang. Hal ini dilakukan untuk menindak lanjuti keputusan PTTUN Surabaya yang menyatakan bahwa pihak penggugat kalah dalam keputusan sidang pada Desember lalu. Dalam berita yang dimuat oleh Tempo Interaktif pada tanggal yang sama, kuasa hukum WALHI yang juga Direktur LBH Semarang, Siti Rahma Mary Herawaty, menyatakan setidaknya terdapat tiga poin dalam memori kasasi. Poin pertama adalah hakim PTTUN Surabaya tidak mempertimbangkan pendapat saksi ahli dari pihak penggugat. Poin kedua adalah mengenai alasan mengapa izin eksplorasi harus memerlukan AMDAL. Poin ketiga mengenai argumentasi tentang penafsiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang kegiatan yang memerlukan AMDAL. Setelah memori kasasi diterima PTUN Semarang, berkas dikirim ke Mahkamah Agung.

Lima bulan setelah penggugat mengirimkan memori kasasi ke Mahkamah Agung (MA), akhirnya pihak MA mengabulkan seluruh gugatan penggugat. Hal ini tertera dalam Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan putusan nomor 103 K/TUN/2010. Keputusan telah diambil oleh MA dilakukan dalam rapat permusyawaratan MA pada hari Kamis, tanggal 27 Mei 2010. Hasil akhir keputusan tersebut adalah mengabulkan permohonan kasasi WALHI, yaitu dengan membatalkan putusan PTTUN Surabaya No. 138/B/2009/PTTUN.SBY. Dalam keputusan tersebut terdapat beberapa pokok perkara yang dikabulkan. Pertama, hakim menyatakan batalnya Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KP2T) Kabupaten Pati no. 540/052/2008 tentang izin pertambangan daerah eksplorasi bahan galian. Kedua, mewajibkan tergugat mencabut keputusan Kepala KP2T no. 540/040/2008 tentang izin pertambangan daerah eksplorasi bahan galian golongan C Batu Kapur (Mahkamah Agung, 2010).

Page 76: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

60

Menanggapi putusan tersebut, pada tanggal 26 Mei 2011 PT Semen Gresik mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan (PT Semen Gresik, 2013). Pada tanggal 6 Agustus 2012 Keputusan Kepala Kantor Pelayan Perizinan Terpada Kebupaten Pati Nomot 540/052/2008 tentang Lokasi Penambangan Batu Kapur dicabut di PTUN Semarang yang didasarkan keputusan MA pada tanggal 27 Mei 2010 (Laksana, 2013). Pada awal 2013, Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh PT Semen Gresik pada Mei 2011 akhirnya ditolak oleh MA pada tanggal 4 Januari. Dengan ditolaknya PK oleh MA, maka putusan kasasi telah berkekuatan hukum tetap. Keputusan tersebut juga menandai secara resmi berakhirnya gerakan penolakan yang dilakukan oleh warga Sukolilo terhadap rencana pendirian pabrik dan kegiatan operasional PT Semen Gresik. Dengan keputusan tersebut, menandakan kemenangan warga menang secara resmi mengenai hal yang selama ini telah diperjuangan (PT Semen Gresik, 2013).

Guna meringkas dan mempermudah pembaca dalam memahami gerakan penolakan pendirian pabrik semen di aras pengadilan, peneliti membuat sebuah tabel. Di dalam tabel tersebut (Tabel 15), alur hukum diurutkan berdasarkan tanggal peristiwa dan dikategorikan berdasarkan tingkat pengadilan, aktor, perihal, dan hasil. Berikut ini adalah tabel skema alur hukum di pengadilan:

Page 77: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

Tabel 15 Skema Alur Hukum di Pengadilan Tanggal Tingkat Aktor Perihal Hasil

6 Agustus 2009 PTUN Semarang Walhi (penggugat), Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KP2T) Kab. Pati (tergugat), dan PT Semen Gresik (tergugat intervensi)

Walhi menggugat KP2T Kab. Pati tentang sengketa Surat Izin Penambangan Daerah (SIPD) No. 540/052/2008 yang dikeluarkan Pemkab Pati untuk pendirian pabrik semen PT Semen Gresik

Hakim PTUN Semarang mengabulkan gugatan Walhi dan mewajibkan pihak tergugat untuk mencabut surat keputusan tentang surat izin penambangan

24 Desember 2009 PTTUN Surabaya PT Semen Gresik, KP2T Kab. Pati (pengaju) dan Walhi (yang dituju)

PT Semen Gresik dan KP2T Pati mengajukan memori banding ke PTTUN Surabaya terkait dengan keputusan Hakim PTUN Semarang

Hakim PTTUN Surabaya menyatakan bahwa Walhi dan kuasa hukumnya kalah karena untuk izin eksplorasi Pemkab Pati tidak perlu menunggu Amdal

15 Januari 2010 PTUN Semarang Walhi dan LBH Semarang

Walhi dan LBH Semarang mengajukan kasasi ke PTUN Semarang guna menindak lanjuti keputusan PTTUN Surabaya yang menyatakan pihak penggugat (Walhi) kalah

PTUN Semarang membawa pengajuan kasasi tersebut ke Mahakamah Agung (MA)

Page 78: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

62

Tanggal Tingkat Aktor Perihal Hasil 27 Mei 2010 Mahakamah

Agung Walhi dan LBH Semarang (pengaju kasasi) dan KP2T Pati

Sidang putusan pengajuan kasasi yang diajukan oleh Walhi dan LBH Semarang terhadap keputusan PTTUN Surabaya pada 24 Desember 2009

MA mengajukan seluruh gugatan penggugat (Walhi) dengan membatalkan putusan PTTUN Surabaya, dengan: - Membatalkan keputusan Kepala

KP2T Pati tentang izin pertambangan daerah eskplorasi bahan galian

- Mewajibkan tergugat (KP2T Pati) mencabut keputusan Kepala KP2T Pati tentang izin pertambangan daerah eksplorasi bahan galian

26 Mei 2011 Mahkamah Agung

PT Semen Gresik PT Semen Gresik mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan MA tertanggal 27 Mei 2010

Belum terdapat hasil

6 Agustus 2012 PTUN Semarang PTUN Semarang dan Kepala KP2T Pati

Menanggapi keputusan MA pada tanggal 27 Mei 2010

PTUN Semarang mencabut Keputusan Kepala KP2T Pati tentang lokasi penambangan batu kapur

4 Januari 2013 Mahkamah Agung

PT Semen Gresik MA memberi keputusan atas PK yang diajukan oleh PT Semen Gresik pada 26 Mei 2011

PK yang diajukan PT Semen Gresik ditolak oleh MA (akhir dari perjuangan warga di aras hukum)

Page 79: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

63

Berdasarkan peristiwa-peristiwa yang sudah diurutkan secara kronologis dalam tahap bureucratization tersebut, dapat dilihat bahwa gerakan ini memiliki modal sosial yang kuat. Pertama, hal ini dapat ditunjukkan dari luasnya jaringan dengan melihat banyaknya pihak-pihak yang membantu gerakan penolakan pendirian dan kegiatan operasional pabrik semen PT Semen Gresik. Pihak yang membantu tidak hanya berasal dari tingkat daerah saja, namun juga mencakup pihak-pihak yang berkiprah secara nasional maupun internasional. Sebagian orang mungkin heran mengapa warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani ini dapat memiliki jaringan yang luas sehingga membantu kekuatan perlawanan. Mengenai hal ini, peneliti melakukan wawancara kepada Gunretno, tokoh Sedulur Sikep yang berlaku sebagai motor dari gerakan perlawanan ini. Beliau memberi keterangan sebagai berikut:

“Aku kuwi, nganu, sering srawung. Sedulur Sikep kan akeh tamu, ono

tamu penelitian, dadi media kenal, sering srawung, ono sing dadi

sedulur, tak kabari nak ono persoalan. Pak Bowo, Pak Hermanu,

pernah uga pas aku diundang ning ipb, rembugan tentang pertanian,

tentang Gresik, tentang lingkungan. Wingi pembukaan Lawalata aku

yo dikon mbuka. Sinauku teko kuwi, dulur-dulur kene ora ono sing

sekolah formal, tapi mergo srawungku dosen, doktor, profesor, dadi

sering srawungan, ngadepi persoalan.”

(Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

“Saya sering berbincang-bincang. Sedulur Sikep kan punya banyak tamu, ada tamu untuk keperluan penelitian, jadi media kenal, sering berbincang-bincang, ada yang jadi saudara, saya beri kabar kalau ada persoalan. Pak Bowo, Pak Hermanu, pernah juga pas aku diundang ke IPB, berdiskusi tentang pertanian, tentang PT Semen Gresik, tentang lingkungan. Kemarin pembukaan Lawalata saya disuruh membuka. Belajarku ya dari hal tersebut, saudara-saudara di sini tidak ada yang sekolah formal, tapi karena bincang-bincangku bersama dosen, doktor, profesor, jadi sering berbincang-bincang menghadapi persoalan.” (Gunretno, tokoh Sedulur Sikep) Jika dilihat dari segi norma atau aturan yang disepakati, selama melakukan

aksi, lobi, maupun advokasi warga yang bergabung dalam kegiatan ini dilarang untuk bertindak anarkis. Bagian keamanan aksi juga disiapkan ketika ada aksi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika menjelaskan mengenai unjuk rasa, Gunarti mengungkapkan bahwa unjuk rasa tidaklah harus dengan kekerasan. Unjuk rasa menururtnya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu „unjuk‟ dan „rasa‟, intinya menunjukkan rasa ujarnya. Seperti yang beliau sampaikan dalam kesempatan wawancara:

“Unjuk rasa iku teko kata unjuk dan rasa, sing berarti menunjukkan

rasa. Ben sing dituju ngerti karepe kene yo kudu berdialog udu

nganggo cara kekerasan. “

(Gunarti, tokoh Sedulur Sikep)

Page 80: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

64

“Unjuk rasa itu terdiri dari dua kata, yaitu unjuk dan rasa, yang berarti menunjukkan rasa. Agar yang dituju mengerti kemanuan kita ya harus dengan berdialog, bukan dengan kekerasan.” (Gunarti, tokoh Sedulur Sikep) Dilihat dari segi kepercayaan antar pihak, warga yang aktif dalam pertemuan,

aksi, dan kegiatan-kegiatan lainnya makin lama tumbuh rasa saling percaya terhadap pihak-pihak yang membantu. Tidak seperti kasus di Kulon Progo yang menolak adanya kerjasama dengan LSM, warga Sukolilo tidak menolak adanya kerjasama baik dengan pihak LSM, LBH, akademisi dan pihak-pihak lain yang membantu. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terdapat penyaringan pihak-pihak mana saja yang dapat bergabung dalam gerakan ini yang dilakukan oleh Gunretno. Warga yang kurang aktif dalam gerakan penolakan pendirian pabrik dan kegiatan operasional PT Semen Gesik, walaupun tidak begitu mengenal pihak-pihak yang membantu. Walaupun mereka tidak begitu mengenal pihak-pihak yang membantu, mereka percaya karena menurut mereka yang lebih mengerti tentang persoalan seperti ini adalah ketua gerakan.

Decline (Berakhirnya Gerakan)

Tahap decline dari gerakan penolakan pendirian pabrik semen yang dilakukan oleh warga Sukolilo ditandai dengan keberhasilan warga menggagalkan PT Semen Gresik untuk mendirikan pabrik di Kecamatan Sukolilo. Hal ini ditandai dengan ditolaknya Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh PT Semen Gresik oleh Mahkamah Agung pada bulan Januari tahun 2013. Hal ini senada dengan jawaban Gunretno dalam kesempatan wawancara. Ketika ditanya mengenai kapan gerakan penolakan benar-benar berakhir dan dinyatakan menang secara hukum, beliau menjawab sebagai berikut:

“2013 Januari, ketika PK Semen Gresik, kenangopo tak PTUN ning

Jawa Tengah, PTTUN Jawa Timur, Nganti tak tuntut secara hukum

kan teko Perda Tata Ruang kabupaten pati sing berakhir tahun 2007

kan peruntukan untuk pertanian karo pariwisata, tapi Pemkab

mengelurakan ijin untuk pertambangan, kan menyalahi aturan dewe.

(Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

“2013 Januari, ketika PT Semen Gresik, mengapa saya PTUN ke Jawa Tengah, PTTUN Jawa Timur, sampai saya tuntut secara hukum kan berasal dari Perda Tata Ruang Kabupaten Pati yang berakhir tahun 2007 kan diperuntukkan untuk pertanian dan pariwisata, tetapi Pemkab mengeluarkan izin untuk pertambangan, kan menyalahi aturan.” (Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa gerakan penolakan rencana pendirian pabrik semen dan kegiatan operasional PT Semen Gresik oleh warga Sukolio benar-benar berhasil pada Januari 2013. Gerakan penolakan ini memakan waktu hingga lima tahun, dimulai pada awal mula terbentuknya gerakan pada tahun 2008 dan berakhir dengan kemenangan pada tahun 2013.

Page 81: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

65

Walaupun gerakan penolakan pabrik semen di Sukolilo pada akhirnya berhasil dimenangkan oleh warga, namun beberapa pihak masih menganggap bahwa persoalan tersebut belum selesai. Hal ini senada dengan keterangan yang diberikan oleh Gunretno mengenai keberhasilan gerakan penolakan pabrik semen PT Semen Gresik di Kecamatan Sukolilo:

“Tapi kene yo urung merasa selese yo wong penyelamatan Kendeng

dari semua ancaman. Ancaman-ancaman rencana pabrik semen,

ancaman masyarakat sing tidak mengetahui tentang keseimbangan

alam, piye yo ijeh nduwe PR terus. Walaupun wis akeh conto bukti

akehe bencana kadang masyarakat durung ono kesadaran sing ketok

iku.”

(Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

“Tapi kami belum merasa penyelamatan Kendeng selesai dari semua ancaman. Ancaman-ancaman rencana pabrik semen, ancaman masyarakat yang tidak mengetahui tentang keseimbangan alam, kami masih punya pekerjaan rumah terus. Walaupun sudah banyak bukti banyaknya bencana, kadang masyarakat belum punya kesadaran mengenai hal itu.” (Gunretno, tokoh Sedulur Sikep)

Guna meringkas dan mempermudah dalam memahami tahapan dinamika

gerakan penolakan pendirian pabrik semen oleh warga Sukolilo, peneliti membuat tabel fase-fase gerakan. Di dalam tabel berikut ini (Tabel 16), tahapan dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen PT Semen Gresik yang dilakukan oleh warga Sukolilo diringkas dalam satu bagan. Tahapan dalam gerakan penolakan berupa emergence, coalescene, bureaucratization, dan decline dikelompokkan berdasarkan waktu, kondisi, kegiatan, aktor-aktor, pendorong, dan kendala. Berikut ini adalah tabel fase-fase gerakan penolakan pendirian pabrik semen oleh warga Sukolilo.

Page 82: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

66

Tabel 16 Fase-fase gerakan penolakan pendirian pabrik semen oleh warga Sukolilo Emergence Coalescene Bureaucratization Decline

Waktu 2005 – 2007 Awal tahun 2008 hingga pertengahan 2008

Pertengahan 2008 hingga Januari 2013

Januari 2013

Kondisi Kekhawatiran akan isu pendirian pabrik semen masih bersifat individual (belum terorganisir)

Rasa kekhawatiran dan ketidaknyamanan individual berubah menjadi perasaan kolektif

Jaringan dalam gerakan meluas dan menyebabkan kekuatan politik bertambah besar, bertambah seringnya intensitas aksi, lobi dan advokasi, ditempuhnya jalur hukum

Mahkamah Agung (MA) menolak Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh PT Semen Gresik dan hal ini menandakan keberhasilan warga Sukolilo mencegah pendirian pabrik semen

Kegiatan Dibuatnya safari gotong royong

Membangkitkan kesadaran warga melalui kegiatan pemutaran film dan diskusi

Perluasan jaringan (melakukan penguatan kapasitas warga, mengadakan diskusi dengan para akademisi dan LSM, melakukan penelitian bersama akademisi), aksi, lobi, dan advokasi (mengadakan dialog bersama dan mendatangi serta berdiskusi dengan para pemegang kebijakan maupun dengan beberapa instansi), serta perjuangan di aras pengadilan

Menunggu keputusan MA terkait pengajuan PK PT Semen Gresik yang dapat menandakan akhir dari gerakan penolakan pendirian pabrik semen oleh warga Sukolilo

Page 83: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

67

Emergence Coalescene Bureaucratization Decline

Aktor-aktor Warga Kecamatan Sukolilo, tokoh masyarakat, beberapa akademisi dan LSM, Bappeda Kabupaten Pati

Warga Kecamatan Sukolilo, tokoh penggerak gerakan penolakan, komunitas Sedulur Sikep di berbagai daerah, LSM, warga Tuban yang bermukim di sekitar pabrik semen PT Semen Gresik, Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Gubernur Jawa Tengah, Muspida, KNLH

Warga Kecamatan Sukolilo, tokoh penggerak gerakan penolakan, para akademisi dari beberapa perguruan tinggi maupun peneliti, Jaringan nasional untuk advokasi penolakan semen gresik, LSM, Ormas, JMPPK, PT Semen Gresik, Pemkab Pati, Badan Lingkungan Hidup Jawa Tengah, Polres Pati, Mapolda Semarang , PTUN Semarang, PTTUN Surabaya, Mahkamah Agung

Warga Kecamatan Sukolilo, tokoh penggerak gerakan penolakan, WALHI, LBH Semarang, PT Semen Gresik, Mahkamah Agung

Pendorong Munculnya isu pendirian pabrik semen PT Semen Gresik di Kecamatan Sukolilo

Mulai adanya bantuan dari beberapa pihak untuk menghimpun gerakan

Munculnya kesadaran warga dan bertambah luasnya jaringan yang berpengaruh pada kesempatan politik

Ditolaknya PK yang diajukan PT Semen Gresik oleh Mahkamah Agung

Kendala Terdapatnya tekanan dari aparat keamanan pada saat melakukan kegiatan

Terdapatnya berbagai macam bentuk tekanan maupun ancaman dari pihak lawan

Page 84: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

68

Ikhtisar

Dinamika gerakan penolakan pendirian pabrik semen oleh warga Sukolilo terbagi menjadi empat tahapan, yaitu emergence (kemunculan gerakan), coalescene (penggabungan), bureaucratization, dan decline (berakhirnya gerakan). Munculnya gerakan ini diawali dengan keluarnya izin pemerintah pada tahun 2005 untuk membangun pabrik. Pemda juga mendukung rencana ini dengan menerbitkan surat pernyataan bupati tentang kesesuaian pengambilan bahan baku PT Semen Gresik dengan RTRW Kabupaten Pati. Pada tahap ini warga belum mengetahui kebenaran akan isu rencana pendirian pabrik semen, namun keresahan sudah dirasakan dengan banyaknya tanah-tanah yang dijual kepada pihak yang mengaku dari perusahaan biodiesel untuk menanam jarak. Kejelasan mengenai isu pendirian pabrik didapat dari pengakuan Bappeda yang diungkapkan pada saat kegiatan safari gotong-royong. Modal sosial berupa jaringan dan kepercayaan mulai terbangun dari keterlibatan Gunretno di SPP dan diadakannya kegiatan safari gotong-royong.

Pada tahap coalescene (penggabungan) pengorganisiran pelaku gerakan sudah dimulai yang diawali dengan pembangkitan kesadaran warga melalui media film. Proses penyadaran ini juga dilakukan untuk membangun norma agar mereka yang bergabung dalam gerakan tidak melakukan kekerasan dalam melakukan perlawanan terhadap pihak pabrik. Selain membangun norma, dengan adanya kegiatan ini juga dapat menumbuhkan kepercayaan baik kepada sesama petani maupun dengan pihak-pihak yang turut membantu membangun gerakan. Jaringan juga mulai berkembang dengan adanya bantuan dari rekan-rekan dari Tuban. Dalam kegiatan itu pula, dibentuklah suatu wadah yang bertujuan untuk menyelamatkan Pegunungan Kendeng yang dinamai Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK).

Dalam tahap bureaucratization terdapat tiga proses yang ditempuh, yaitu perluasan jaringan, lobi, advokasi, dan demo, serta perjuangan di aras pengadilan. Perluasan jaringan pada tahap ini tidak hanya melibatkan pihak-pihak yang mempunyai andil dalam tingkat lokal saja, namun juga pada tingkat nasional maupun internasional. Selain itu berbagai kalangan juga turut membantu gerakan ini seperti LSM, akademisi baik individu maupun kelompok, pengacara, Ormas, LBH, dan pihak-pihak lainnya. Kepercayaan juga terbangun dari kegiatan bersama yang dilakukan warga dan pihak-pihak yang membantu. Norma untuk tidak bertindak anarki dijaga dengan adanya seksi keamanan pada tiap aksi.

Frekuensi kegiatan lobi, advokasi, dan demo akhirnya berkurang ketika PT Semen Gresik membatalkan rencana peletakan batu pertama pendirian pabrik pada pertengahan tahun 2009. Dengan adanya peristiwa tersebut, warga mulai melakukan perlawanan di aras pengadilan. Setelah hampir satu tahun warga berjuang di pengadilan, pada bulan Mei tahun 2010 MA mengabulkan permohonan kasasi WALHI dengan membatalkan putusan PTTUN Surabaya. Atas keputusan tersebut, pihak Semen Gresik mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung. PK yang diajukan oleh Semen Gresik pada akhirnya ditolak oleh MA pada Januari 2013. Pada tahap decline (berkahirnya gerakan), hal tersebutlah yang menandai keberhasilan gerakan penolakan pendirian pabrik PT Semen Gresik oleh warga Sukolilo.

Page 85: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini berangkat dari dua buah hipotesis. Hipotesis pertama adalah keberhasilan warga Sukolio dalam melakukan gerakan penolakan pabrik semen dilatar belakangi oleh faktor-faktor penolakan yang kuat, yaitu ancaman hilangnya lahan pertanian maupun non pertanian, ancaman hilangnya sumber air, rusaknya ekologi pegunungan karst, kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan hukum, dan kekhawatiran akan dampak sosial. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat didapatkan hasil bahwa timbulnya gerakan penolakan pabrik semen yang dilakukan oleh warga Sukolilo terdiri dari lima faktor penyebab yang kuat. Faktor pertama ancaman hilangnya lahan pertanian maupun non pertanian dan ancaman. Faktor kedua adalah ancaman hilangnya sumber air. Faktor ketiga adalah rusaknya ekologi pegunungan karst. Faktor keempat adalah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan hukum. Faktor kelima adalah kekhawatiran akan timbulnya dampak sosial.

Hipotesis kedua yang mengawali penelitian ini adalah keberhasilan warga Sukolilo mencegah pendirian pabrik semen dipengaruhi modal sosial berupa norma, jaringan, dan kepercayaan yang terdapat dalam setiap tahap dinamika gerakan penolakan. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa modal sosial yang terdapat di kalangan warga Sukolilo berperan penting dalam keberhasilan menggagalkan rencana pendirian pabrik PT Semen Gresik. Norma yang kuat dalam gerakan ini dapat dilihat dari kekonsistenan warga dan pihak-pihak yang tergabung dalam gerakan untuk terus berjuang tanpa menggunakan kekerasan agar mencapai tujuan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kepercayaan yang kuat dapat dilihat dari dukungan warga terhadap pihak-pihak yang membantu gerakan ini tanpa ada rasa curiga. Jaringan yang luas dapat dilihat dari banyaknya pihak-pihak yang membantu gerakan ini baik dari kalangan akademisi, LSM, Ormas, maupun individu-individu yang terlibat dalam gerakan. Jaringan dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen ini pun mendapat dukungan dari pihak-pihak yang mempunyai andil baik dalam skala lokal dan nasional.

Tahap-tahap dalam gerakan penolakan pendirian pabrik semen terdiri dari tahap emergence (munculnya gerakan), coalescene (penggabungan), bureaucratization, dan decline (berakhirnya gerakan). Proses yang ditempuh warga dalam tahap emergence adalah dengan dibuatnya safari gotong royong untuk membangun kepercayaan dan jaringan. Pada tahap coalescene, proses yang ditempuh adalah dengan membangkitkan kesadaran warga Sukolilo akan pentingnya fungsi Pegunungan Kendeng serta dibentuknya Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK). Dalam tahap bureucratization, proses yang ditempuh adalah perluasan jaringan, dilakukannya lobi, advokasi, dan demo, serta perjuangan di aras pengadilan. Pada tahap decline, ditandai dengan ditolaknya Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh PT Semen Gresik oleh Mahkamah Agung pada bulan Januari tahun 2013.

Page 86: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

70

Saran

Jika dilihat berdasarkan penyebab timbulnya gerakan penolakan pabrik semen, dapat diketahui bahwa pendirian pabrik lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada memberikan dampak positif bagi warga maupun lingkungan. Walaupun dengan adanya pembangunan pabrik semen pendapatan daerah akan bertambah, namun tidak menjamin kehidupan warga yang bermukim di wilayah tersebut bertambah sejahtera. Hal ini disebabkan karena kesejahteraan masyarakat tidak bisa diukur dengan materi saja, namun juga harus memperhatikan keharmonisan yang berkelanjutan baik dalam hubungan sosial maupun dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu jika pemerintah ingin membuat program atau rencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, yaitu:

1. Perhatikan semua aspek yang dapat meningkatkan kesejahteraan secara keberlanjutan, seperti aspek sosial dan lingkungan.

2. Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan sampai proses eksekusi rencana, sehingga pemerintah mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat dan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab pada masyarakat.

Page 87: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

DAFTAR PUSTAKA

Aji GB. 2005. Tanah Untuk Penggarap. Bogor [ID]: LATIN Alfiasari, Dharmawan AH, Martianto D. 2009. Modal sosial dan ketahanan

pangan rumah tangga miskin di kecamatan tanah sareal dan kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Sodality. Vol. 03 (No. 01). Hal: 125 – 152. [Internet]. [diunduh 26 November 2013]. Format/ukuran: PDF/398 Kb. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/5869/4534

Aprianto TC. 2013. Perampasan tanah dan konflik: kisah perlawanan sedulur

sikep. Bhumi. No. 37. Hal: 157-168. [Internet]. [diunduh 4 April 2014]. Format/Ukuran: PDF/1,76 Mb. Dapat diunduh di: http://stpn.ac.id/filePPPM/ejurnal/201304/09_Tri%20Candra%20Aprianto.pdf

Ariendi GT, Kinseng RA. 2001. Strategi perjuangan petani dalam mendapatkan

akses dan penguasaan atas lahan. Sodality. Vol. 05 (No. 01). Hal: 13-31. [Internet]. [diunduh 3 November 2013]. Dapat diunduh di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/5834/4499

Christiansen J. 2009. Stages of social movement. EBSCO Research Starter.

[Dokumen]. [Internet]. [diunduh 15 Februari 2014]. Format/ukuran: PDF/ 369 Kb. Dapat diunduh dari: http://www.ebscohost.com/uploads/imported/thisTopic-dbTopic-1248.pdf

Coleman J. 1988. Social capital in the creation of human capital. The American

Journal of Sociology (AJS). Vol. 94. Hal: S95 – S120. [Internet]. [diunduh 17 Maret 2014]. Fromat/ukuran: PDF/ 2.47 Mb. Dapat diunduh dari: http://courseweb.lis.illinois.edu/~katewill/forchina/readings/coleman%201988%20social%20capital.pdf

Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Laporan pola penanganan banjir Serang

Lusi Juana tahun 2008. [Internet]. Format: Adobe play. Dapat diakses di http://issuu.com/dimitrijos/docs/pola_penanganan_banjir_seluna-dprd_pati

Devall B, Drengson A, Schroll MA. 2011. The deep ecology movement: originsm

development, and future prospects (toward a transpersonal ecosophy). International Journal of Transpersonal Studies.Vol. 30 (1-2). Hal: 101 – 117.

Dharmawan AH. 2002. Kemiskinan kepercayaan (the poverty of trust), stok

modal sosial dan disintegrasi sosial. Seminar dan Kongres Nasional IV Ikatan Sosisologi Indonesia (ISI): Menggalang Masyarakat Indonesia Baru yang Berkemanusiaan; 27-29 Agustus 2002; Bogor, Indonesia. [Internet]. [diunduh 21 Maret 2014]. Format/ukuran: PDF/64,7 Kb. Dapat diunduh dari: http://psp3.ipb.ac.id/file/Trust_Society_Mimbar_Sosek_Arya_final_2006.pdf

Dinas Tata Ruang Pemprov Jawa Tengah. [tidak ada tahun]. Peta administrasi

Kabupaten Pati dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pati tahun 2010 -

Page 88: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

72

2030. [Peta]. [Internet]. [diunduh 16 Juni 2014]. Format/ukuran: JPEG/1,86 Mb. Dapat diunduh di: http://penataanruangjateng.info/index.php/profil/16

Disporabudpar Grobogan. 2011. Waduk Kedung Ombo. [Artikel]. [Internet].

Dapat diakses di http://disporabudpar.grobogan.go.id/objek-wisata/66-waduk-kedung-ombo.html

DREaM (Disaster Research, Education & Management) UPN Veteran

Yogyakarta. 9 Juli 2008. Penguatan kapasitas komunitas di kawasan kars Sukolilo. [Berita]. [Internet]. Dapat diakses di: http://psmbupn.org/news/penguatan-kapasitas-komunitas-di-kawasan-kars-sukolilo.html

DREaM (Disaster Research, Education & Management) UPN Veteran

Yogyakarta. 21 Agustus 2008. Kajian potensi kawasan kars kendeng utara dan kabupaten grobogan kabupaten pati. [Artikel]. [Internet]. Dapat diakses di: http://psmbupn.org/article/kajian-potensi-kawasan-kars-kendeng-utara-kabupaten-grobogan-dan-kabupaten-pati.html

Edwards B. 2013. Social capital and social movements. Di dalam: Snow DA, Porta Dd, Klandermans B, McAdam D, editor. The Wiley-Blackwell

Encyclopedia of Social and Political Movements. Oxford [UK]: Blackwell Publishing Ltd. [Internet]. [diunduh 25 Februari 2014]. Format/ukuran: PDF/41 Kb. Dapat diunduh di: https://www.academia.edu/2901690/Social_Capital_and_Social_Movements

Gadgil M, Guha R. 1994. Ecological conflicts and the environmental movement

in India. Development and Change. Vol. 25. Hal: 101-136. Oxford [UK]: Blackwell Publishers

Hafid JOS. 2001. Perlawanan Petani: Kasus tanah Jenggawah. Bogor [ID]:

Pustaka Latin.

Halim Y, Jamulya, Risyanto, Sriyono, Woro S. 2001. Identifikasi kerusakan lingkungan akibat penambangan bahangalian golongan c di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur. Di dalam: Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Fakultas Geografi UGM tahun 2001. [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Yogyakarta [ID]: Universitas Gajah Mada. [diunduh 26 Februari 2014]. Dapat diunduh di: http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/1592_mu11010008.pdf

Kompas. 17 Juli 2008. Pabrik semen, warga hilir Pegunungan Kendeng turut

menolak. [Berita]. [Internet]. Dapat diakses di: http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=687

Kompas. 1 Agustus 2008. Polemik pabrik semen di sukolilo. [Berita]. [Internet].

Dapat diakses di: http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=803

Page 89: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

73

Kompas. 20 Agustus 2008. PLG petakan jenis lahan Karst Sukolilo. [Berita].

[Internet]. Dapat diakses di: http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=925

Kompas. 30 Januari 2009. Surat KNLH Pertanyakan tentang Amdal. [Berita].

[Internet]. Dapat diakses di: http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=1618

Harian Suara Merdeka. 4 Pebruari 2009. PT Semen Gresik tak memaksa, tapiingin

di Pati. [Berita]. [Internet]. Dapat daikses di: http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=1636

Hartoyo. 2010. Involusi gerakan agraria dan nasib petani. [Disertasi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.

Indymedia. 2009. Kronologi kasus rencana pendirian pabrik PT Semen Gresik di

Pati. [Internet]. [diakses pada 6 April 2014]. Dapat diakses di: http://lists.indymedia.org/pipermail/imc-jakarta/2009-June/0610-wu.html

Jaringan Nasional untuk Penolakan Semen Gresik di Pati. [tidak ada tahun].

Penolakan masyarakat terhadap rencana pembangunan PT semen gresik di Sukolio Pati. [Internet]. [diunduh 25 September 2014]. Format/ukuran: Doc/300 Kb. Dapat diunduh di: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0CEwQFjAH&url=http%3A%2F%2Fwww.satudunia.net%2Fsystem%2Ffiles%2FKertas%2520Posisi%2520NGOs%2520Dalam%2520Kasus%2520Pati.doc&ei=_OojVJCGJtagugSxoGYCw&usg=AFQjCNEruNVW0grcth81Atjjofvpvd3tCQ&sig2=Kr3kMhwDmoxaD7nJe6_rMg&bvm=bv.76247554,d.c2E

Kementerian ESDM. Undang-Undang No.11 tahun 1967 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pertambangan. [Internet]. [diunduh 3 November 2013]. Dapat diunduh dari: http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/UU_11_1967.pdf

Klandermans B. 2004. Why social movements come into being and why people

join them. Dalam Blau JR. The Blackwell companion to sociology. Oxford [UK]: Blackwell Publishing Ltd. Dapat diunduh di: http://skpm.ipb.ac.id/sim-fema/tmp/3/buku/20131231_IKN_52894556.pdf

Laksana LUA. 2013. Srawung: strategi advokasi masyarakat sedulur sikep

terhadap rencana pendirian pabrik semen. [Skripsi]. [Internet]. [diunduh 10 September 2014]. Format/ukuran: PDF/65,3 Kb. Dapat diunduh di: http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=64968&obyek_id=4

Page 90: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

74

Mahkamah Agung. 2010. Direktori Putusan Mahakamah Agung Republik Indonesia. [Dokumen]. [Internet]. [diunduh 10 September 2014]. Format/ukuran: PDF/429 Kb. Dapat diunduh di: http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/downloadpdf/c67659860fe438929104736ca3787421/pdf

Martono N. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta [ID]: Raja Grafindo

Persada

Maulida YF. 2012. Mengintip konflik agraria dia negeri agraris. [Berita]. [Internet]. Dapat diakses di: http://agriface.com/read/10252/Mengintip+Konflik+Agraria+di+Negeri+Agraris

Mauss A. 1975. Social problems as social movements. Philadelphia [US]: J. B.

Lippincott. [Buku]. [Internet]. [diunduh 27 Mei 2014]. Format/ukuran: Doc/ 67 Kb Dapat diunduh dari: http://media.pfeiffer.edu/lridener/courses/spassm.html

Paige JM. 1975. Revolusi agraria, gerakan sosial dan pertanian ekspor di negara-

negara dunia ketiga. Mukhit A, Mustofa I, penerjemah; Taufiq A, penyunting. Yogyakarta [ID]: Imperium. Terjemahan dari: Agrarian revolution, social movement and export agriculture in the underdeveloped world.

Porta DD, Diani M. 2006. Social movements an introduction. 2nd edition. Oxford

[UK]: Blackwell Publishing. [Buku]. [Internet]. [diunduh 31 Mei 2014]. Format/ukuran: 1.16 Mb. Dapat diunduh dari: http://www.hse.ru/data/2012/11/03/1249193172/Donatella_Della_Porta_Mario_Diani_Social_Mov.pdf

PT Semen Gresik. 2008. Analisis dampak lingkungan hidup PT Semen Gresik

(Persero) Tbk. PT Semen Indonesia Tbk. 2013. Laporan Tahunan 2013 PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. [Dokumen]. [Internet]. [diunduh 6 November 2014]. Format/ukuran: PDF/19,5 Mb. Dapat diunduh di: http://www.semenindonesia.com/assets/files/files/investor/ar/AR_Semen_Indonesia_2013.pdf

Putnam RD. 1995. Bowling alone: America‟s declining social capital. Journal of

Democracy. Hal: 65-78. [Internet]. [diunduh 14 Juli 2014]. Format/ukuran: PDF/71 Kb. Dapat diunduh dari: http://archive.realtor.org/sites/default/files/BowlingAlone.pdf

Rootes C. 2004. Environmental movements. Hal: 1428-1433. Dalam: Snow DA,

Soule SA, Kriesi H. The Blackwell companion to social movements. Oxford [UK]: Blackwell Publishing

Page 91: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

75

Rosyida I. Partisipasi masyarakat dan stakeholder dalam penyelenggaran program corporate social responsibility (csr) dan dampaknya terhadap komunitas perdesaan: studi kasus anggota lembaga keuangan mikro syariah (lkms) kartini, Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 2011. [Skripsi]. [Internet]. [diunduh 13 November 2013]. Dapat diunduh di: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47386

Sobirin M. 2012. Edisi 23. Srinthil. Simbar wareh: bergerak di tengah ancaman

pemiskinan. [Internet]. [diakses 6 April 2014]. Dapat diakses di: http://srinthil.org/76/simbar-wareh-bergerak-di-tengah-ancaman-pemiskinan-2/

Sztompka P. 2004. Sosiologi perubahan sosial. Jakarta [ID]: Prenada Media Tempo Interaktif. 6 Agustus 2009. Izin Pabrik Semen Gresik di Pati Langgar

Aturan. [Berita]. [Internet]. Dapat diakses di: http://www.tempo.co/read/news/2009/08/06/058191185/Izin-Pabrik-Semen-Gresik-di-Pati-Langgar-Aturan

Tempo Interaktif. 11 Januari 2010. Gugatan izin pendirian semen gresik ditolak.

[Berita]. [Internet]. Dapat diakses di: http://www.tempo.co/read/news/2010/01/11/063218494/gugatan-izin-pendirian-semen-gresik-ditolak

Tempo Interaktif. 15 Januari 2010. Kasasi gugatan pendirian pabrik Semen Gresik di Pati diajukan. [Berita]. [Internet]. Dapat diakses di: http://www.tempo.co/read/news/2010/01/15/058219380/Kasasi-Gugatan-Pendirian-Pabrik-Semen-Gresik-di-Pati-Diajukan

Ujianto A. 2012. Edisi 23. Srinthil. Yen wong berjuang nek mung lanang thok,

kuwi biasane ora berhasil. [Internet]. [diakses 6 April 2014]. Dapat diakses di: http://srinthil.org/74/yen-wong-berjuang-nek-mung-lanang-thok-kuwi-biasane-oraberhasil/

Virri K. 2012. Edisi 23. Srinthil. Gerakan perempuan kendeng menolak pabrik

semen. [Internet]. [diakses 6 April 2014]. Dapat diakses di: http://srinthil.org/77/gerakan-perempuan-kendeng-menolak-pabrik-semen/

Wahyudi. 2009. Formasi dan struktur gerakan sosial petani (studi kasus gerakan

reklaiming/penjarahan atas tanah ptnp xii (persero) Kalibakar Malang Selatan. UMM Scientific Journal. Vol. 12 (No. 01). Hal: 89-106. [Internet]. [diunduh 3 November 2013]. Format/ukuran: PDF/162 Kb. Dapat diunduh dari: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/salam/article/viewFile/436/443_umm_scientific_journal.pdf

Page 92: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

76

Page 93: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

LAMPIRAN

Page 94: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

78

Page 95: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

79

Lampiran 1 Dokumentasi penelitian

Gambar 5 Pegunungan Kendeng Gambar 6 Sawah di Desa Gadudero

Gambar 7 Aliran utama dariSungai Juana

Gambar 8 Aliran Sungai Juana

Gambar 9 Aliran air yang berasal dari Gua Pawon yang merupakan gua bawah tanah

Gambar 10 Irigasi yang berasal dari Waduk Keduung Ombo atau biasa disebut dengan jratun

Page 96: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

80

Gambar 11 Omah Kendeng, tempat serba guna yang biasanya digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan gerakan penolakan pendirian pabrik

Gambar 12 Kendi-kendi berisi air yang berasal dari seluruh mata air di Pegunungan Kendeng

Gambar 13 Pertemuan antara warga Sukolilo dengan pengacara

Gambar 14 Penjelasan mengenai gerakan masyarakat Sukolilo yang dijelaskan Gunarti dalam Seminar di STAIN Kudus

Gambar 15 Proses pendirian rumah diskusi di Hutan Sonokeling

Gambar 16 Proses pembuatan jamu yang keuntungannya digunakan untuk gerakan penolakan pendirian pabrik

Page 97: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

81

Lampiran 2. Kuesioner dan daftar pertanyaan

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER

ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLIO, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

I. Identitas Responden

Nama lengkap : Jenis kelamin* : L / P Umur : tahun Alamat : Lama tinggal di lokasi : tahun Pendidikan terakhir : Tidak sekolah/ SD/ SMP/ SMA/ PT

Pola Penguasaan Lahan dan Sumber Air

Persil Luas Lahan (ha)

1 Luas Status Sumber Air

2 Luas Status Sumber Air

3 Luas Status Sumber Air

4 Luas Status Sumber Air

5 Luas Status Sumber Air

Keterangan Status : Sumber Air: 1. Milik 1. Pegunungan Kendeng (Gua dan Kali Tus) 2. Buruh 2. Irigasi Waduk Kedung Ombo (Jratun) 3.Tadah Hujan

No. Responden : Hari, tanggal survey : Tempat survey :

Page 98: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

82

II. Pola Pemanfaatan Sektor Pertanian

Nama : Lokasi : Persil : 1/2/3/4

Komoditi Musim Jenis Produksi Output Pertanian (kw/ luas lahan pertanian)

Padi Ladang MH MK

Padi Sawah MH MK

Palawija MH MK

Tanaman Obat MH MK

……………

……………

……………

……………

Page 99: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

83

III. Panduan Pertanyaan Analisis Gerakan Sosial di Kecamatan Sukolilo,

Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Tujuan: Responden

Emerge (Kemunculan) 1. Mengapa masyarakat berani mengambil inisiatif untuk menolak pabrik

semen? 2. Apakah pada awal mula timbulnya gerakan terdapat organisasi atau pihak-

pihak lain yang mendukung? Jika ada siapa saja pihak-pihak tersebut dan apa alasan mereka mendukung adanya gerakan ini?

3. Bagaimana tanggapan anda tentang didirikannya pabrik semen? Apakah anda merasa terganggu dengan hal tersebut? Mengapa?

Coalscence (Penggabungan) 1. Selain diri anda, apakah ada pihak lain yang merasakan ketidaknyamanan

bahkan perasaan terancam dengan rencanya didirikannya pabrik? 2. Apakah hal yang mendorong anda sehingga mau bergabung dalam gerakan

ini? 3. Apakah ada pertemuan yang membahas tentang rencana didirikannya pabrik?

Hal apa saja yang dibahas? Siapa saja yang menginisiasi pertemuan tersebut? 4. Strategi apa yang digunakan untuk melakukan gerakan? Apakah anda terlibat

aktif dalam hal ini? 5. Apakah ada pihak luar yang turut bergabung dalam gerakan ini? Jika ada siapa

saja dan bagaimana tanggapan anda akan hal tersebut? Bureaucratization

1. Apakah anda terlibat aktif dalam gerakan? Jika iya, apa saja kontribusi anda dalam gerakan ini?

2. Bagaimana cara memobilisasi masa untuk melakukan gerakan? 3. Apakah ada pihak luar yang turut bergabung dalam gerakan ini? Jika ada siapa

saja dan bagaimana tanggapan anda akan hal tersebut? Decline (Berakhirnya gerakan, ditandai dengan berhasilnya Masyarakat Pegunungan Kendeng mencegah pendirian pabrik) 1. Apakah yang menandai keberhasilan gerakan? Apakah anda terlibat langsung

dalam peristiwa tersebut? Jika ya, tolong ceritakan 2. Menurut anda apakah pihak luar turut membantu dalam keberhasilan gerakan

ini? Jika ya, siapa yang paling mendominasi?

Page 100: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

84

IV. Panduan Pertanyaan Wawancara Mendalam

Tujuan Pertanyaan: Tokoh Masyarakat

1. Bagaimana ketergantungan masyarakat terhadap Pegunungan Kendeng? 2. Bagaimana keterikatan masyarakat dengan Pegunungan Kendeng? 3. Bagaimana proses masuknya pabrik ke dalam kawasan Pegunungan Kendeng?

Siapa saja yang terlibat? 4. Bagaimana reaksi masyarakat ketika pabrik masuk ke dalam kawasan

Pegunungan Kendeng? 5. Apa yang melatarbelakangi masyarakat melakukan gerakan perlawanan? Apa

motivasinya? 6. Bagaimana awal mula gerakan perlawanan dimulai? 7. Bagaimana formalisasi gerakan perlawanan terbentuk? 8. Bagaimana respon pemerintah setempat dalam menghadapi permasalahan

pabrik dengan masyarakat? 9. Bagaimana respon pihak pabrikterhadap apa yang dilakukan oleh masyarakat? 10. Bagaimana respon pihak luar (masyarakat umum, LSM, akademisi) tentang

gerakan ini? 11. Bagaimana keterlibatan pihak luar (seperti LSM, akademisi, atau pihak-pihak

lain) menanggapi gerakan perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Pegunungan Kendeng?

12. Bagaimana strategi dan bentuk perlawanan yang dilakukan petani untuk melancarkan perjuangannya? Apa saja yang telah dilakukan masyarakat?

13. Adakah pihak yang terlibat dalam perjuangan yang dilakukan? Siapa saja dan bagaimana bentuk keterlibatan mereka?

14. Bagaimana keberhasilan dapat dicapai dalam gerakan perlawanan ini? 15. Manakah pihak yang lebih banyak menentukan keberhasilan? LSM, akademisi,

atau warga sendiri? 16. Darimana gerakan ini mengenal pengacara yang membantu warga dalam

kasus 22 Januari 2009? 17. Bagaimana keputusan Mahkamah Agung pada tahun 2013? 18. Menurut anda, apakah penyebab keberhasilan? 19. Apakah yang menjadi dasar sehingga gerakan ini tidak berhenti di tengah

jalan?

Page 101: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

85

Lampiran 3 Daftar nama responden

No KODE NAMA Lokasi lahan sawah garapan responden 1 DRT Kedumulyo 2 WRT Baturejo, Gadudero, Kasiyan 3 SDH Gadudero 4 SRN Kasiyan, Baleadi, Gadudero 5 KAT Baturejo, Kasiyan 6 MHD Sumbersoko 7 SNR Kedumulyo 8 MSR Baturejo, Gadudero 9 SMR Baturejo, Gadudero 10 DRM Baturejo, Gadudero 11 JHR Kasiyan, Gadudero 12 MMJ Baturejo, Gadudero 13 SKR Baturejo, Gadudero 14 SBR Kasiyan 15 LSR Kedumulyo 16 NGS Kedumulyo 17 SWT Kedumulyo 18 PRS Gadudero, Kedumulyo 19 RKN Kedumulyo 20 SWR Kedumulyo, Kasiyan 21 JNO Kedumulyo 22 KMS Gadudero 23 MSL Baleadi, Baturejo 24 RKN Gadudero, Sukolilo 25 SMT Baturejo, Gadudero 26 KKH Baturejo, Gadudero 27 SYT Kedumulyo 28 ASH Kedumulyo 29 ALM Gadudero 30 MAH Gadudero

Page 102: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

86

Page 103: ANALISIS GERAKAN SOSIAL DI KECAMATAN SUKOLILO, … · analisis gerakan sosial di kecamatan sukoli. l. o, kabupaten pati, jawa tengah. citra dewi . departemen sains komunikasi dan

RIWAYAT HIDUP

Citra Dewi dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 1993. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Agus Purnomo dan Sri Nooryati. Pendidikan formal yang pernah dijalani penulis adalah TK Dharma Wanita di Semarang pada tahun 1997 serta TK Tunas Bangsa di Medan pada tahun 1998. Penulis saat bersekolah dasar berpindah ke tiga kota karena mengikuti pekerjaan orang tua. Sekolah tersebut yaitu SDN Inpres di Medan pada tahun 1999, SDN Tambakaji di Semarang pada tahun 2000, serta SDN Margorejo VII di Surabaya pada tahun 2000-2004. Ketika bersekolah menengah penulis kembali pindah ke Jakarta, yaitu dengan bersekolah di SMP Negeri 216 Jakarta periode 2004-2007 dan SMA Negeri 113 Jakarta periode 2007-2010. Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selain aktif dalam perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti beberapa kegiatan dan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Penulis pernah bekerja sebagai asisten praktikum Komunikasi Bisnis selama dua semester. Selain itu penulis juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (Himasiera) selama dua tahun kepengurusan. Pada periode kepengurusan 2011-2012, penulis menjadi anggota divisi Jurnalistik Himasiera dan pada periode kepengurusan 2012-2013 penulis menjadi Direktur dari divisi Jurnalistik Himasiera. Penulis juga aktif dalam organisasi majalah fakultas yaitu Majalah Komunitas selama dua periode. Pada periode pertama yaitu 2011-2012 penulis menjadi anggota divisi percetakan dan pada periode kedua yaitu 2012-2013 penulis menjadi ketua divisi percetakan. Selain aktif dalam keanggotan Himpro dan majalah, penulis juga aktif dalam beberapa kepanitiaan di tingkat departemen, fakultas, maupun universitas.

Untuk kegiatan di luar kampus, penulis pernah menjadi volunteer dalam salah satu acara lingkungan “2012 Summer Green Indonesia” oleh Non-

Government Organization (NGO) Daejayon dari Korea Selatan di Jakarta. Pada tahun 2014 penulis pernah menjadi fasilitator dalam kegiatan workshop Kikigaki

yang diadakan oleh Sayotama Initiative Jepang di SMA Kornita Bogor. Selain itu pada tahun 2014 penulis pernah bekerja sebagai content writer untuk website fish

n blues di bawah PT Panda Lestari yang merupakan perusahaan rekanan Non-

Government Organization (NGO) yang bergelut di bidang lingkungan hidup, yaitu WWF (World Wide Fund).