BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Polpulasi, dan Sampel ...
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Intrument ......Metode pengambilan sampel yang...
Transcript of Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Intrument ......Metode pengambilan sampel yang...
Universitas Sumatera Utara
Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id
Departemen Manajemen Skripsi Sarjana
2017
Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Intrument Derivatif
Sebagai Pengambilan Keputusan
Hedging Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Munthe, Abraham Esra
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/991
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INTRUMENT DERIVATIF SEBAGAI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
ABRAHAM ESRA MUNTHE 120502228
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN REGULER DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Intrument Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi probabilitas pengaruh variabel debt to equity ratio, current ratio, market to book value, firm size, dan managerial ownership terhadap pengunaan instrument derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013.
Populasi penelitian ini sebanyak 170 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 84 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2011-2013) dengan 252 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id, dan data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diperoleh dari kantor cabang BEI yang berada di FEB USU. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analasis data dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif lalu uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa debt to equity ratio, current ratio, dan market to book value diprediksi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging. Firm size dan managerial ownership diprediksi mempunyai pengaruh dan positif terhadap pengambilan keputusan hedging.
Kata kunci : hedging, derivatif, debt to equity ratio, current ratio, market to
book value, firm size,managerial ownership.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACK
ANALYSIS OF FACTORS FOR USING DERIVATIVES AS INTRUMENT HEDGING DECISION IN MANUFACTURING COMPANY
LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to predict the probability of the effect of variable debt to equity ratio, current ratio, market to book value, firm size, and managerial ownership to the use of derivative instruments as hedging decision making in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013.
The study population of 170 companies listed in the Indonesia Stock
Exchange. The sampling method used is purposive sampling method, in order to obtain 84 companies sampled for 3 years of observation (2011-2013) with 252 observations (observation). Data were obtained from financial statements that have been published and downloaded from the website of the Stock Exchange that www.idx.co.id, and Indonesian Capital Market Directory (ICMD) obtained from BEI branch office located at USU FEB. Data analysis technique used is descriptive statistical analysis and logistic regression analysis. The process of data analysis done first is descriptive analysis and hypothesis testing.
The results indicate that the debt to equity ratio, current ratio, and the
market to book value predicted no significant influence on hedging decision making. Firm size and managerial ownership is predicted to have a positive influence on the decision-making and hedging. Keyword :hedging, derivatives, debt to equity ratio, current ratio, market to
book value, firm size, and managerial ownership.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan pertolonganNya
kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini yang berjudul
“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Intrument Derivatif
Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” denganbaik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan
Strata 1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara Medan.
Peneliti juga menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini
tidak bisa terwujud. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Bapakku Drs. Tetap
Immanuel Munthe dan Mamakku tercinta Dina Setiawati Gurusinga yang telah
membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan moral dan materil serta
limpahan kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari belajar hingga dapat
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac.Ak,CA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua dan
Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, dan Ibu Dra, Friska Sipayung,M.Si,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nisrul Irawati,MBA, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Khaira Amalia, SE, MBA, selaku sebagai Dosen penguji.
6. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Departemen Manajemen FEB USU.
7. Kakak dan adikku tercinta Imma Louise Sari Munthe, Andira Vaskarina
Brigita Munthe, Tedi Setiawan Munthe, Bernike Adita Munthe.
8. Kakak rohani Martha Sianipar dan Roita Panggabean.
9. Teman-teman satu kelompok Samuel , Ririn, Agustini, Cristina, Grace,
Meganita, Remini, Siska serta Desi.
10. Adik kelompok Niko, Iwan, Mikha, Samuel, Halan, Frans, Ivana, Sinta, Yesi.
11. Teman Manajemen Juhana, Setia, Junita, Agatha, Frengki, Irvan, Afrendo.
12. Untuk yang terkasih Ribka Oktaviani Zebua.
Medan, 4 April 2016
Peneliti
Abraham Esra Munthe
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK ..................................................................................... ........... i ABSTRACT ................................................................................... ........... ii KATA PENGANTAR .................................................................... .......... iii DAFTAR ISI ............................................................................................. v DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah... ................................................................ 10 1.3 Tujuan Masalah ......................................................................... 11 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 13
2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................... 13 2.1.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko .................... 13
2.1.2 Eksposur Valuta Asing .................................................. 14 2.1.2.1 Eksposur Transaksi ......................................... 15 2.1.2.2 Ekposur Translasi ........................................... 16 2.1.2.3 Eksposur Operasi atau Ekonomi .................... 17
2.1.3 Lindung Nilai (Hedging) ............................................... 18 2.1.3.1 Instrument Derivatif untuk Melakukan Hedging. 18 2.1.3.2 Keuntungan Melakukan Hedging ...................... 23 2.1.3.3 Kerugian Melakukan Hedging ......................... 25
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keptusan Hedging ………………………………………….. 25
2.1.4.1 Debt to Equity Ratio .......................................... 25 2.1.4.2 CurrentRatio...................................................... 27 2.1.4.3 Market to Book Value.................................. .... 28 2.1.4.4 Ukuran Perusahaan .......................................... 30 2.1.4.5Kepemilikan Manajerial ................................... 31
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................... 32 2.3 Kerangka Konseptual .............................................................. 37
2.3.1 Keputusan Hedging........................................................ 37 2.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Keputusan
Hedging .......................................................................... 37 2.3.3 Pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan
Hedging ........................................................................... 38 2.3.4 Pengaruh Liquidity terhadap Keputusan Hedging......... 38
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging........ 39 2.3.6 Pengaruh ManagerialOwnership terhadap Keputusan
Hedging .......................................................................... 39 2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 41
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 41 3.2 Tempat dan Waktu ................................................................ 41 3.3 Batasan Operasional .............................................................. 41 3.4 Definisi Operasional ............................................................... 42
3.4.1 Variabel Dependen ........................................................ 42 3.4.2 Variabel Independen ..................................................... 42
3.5 Populasi dan Sampel .............................................................. 45 3.6 Jenis Data .............................................................................. 48 3.7 Metode Pengumpulan Data .................................................... 49 3.8 Metode Analisis Data ............................................................ 49
3.8.1 Statistik Deskriptif ....................................................... 49 3.8.2 Pengujian Data ............................................................. 49 3.8.3 Pengujian Model .......................................................... 51
3.8.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model ..... 52 3.8.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ................... 52 3.8.3.3 Koefisien Determinasi ...................................... 52
3.8.4 Tabel Klasifikasi .......................................................... 53 3.8.5 Pengujian Hipotesis .................................................. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 54
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................... 54 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................. 58 4.3 Pengujian Model ................................................................... 60
4.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model .............. 60 4.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ........................... 62 4.3.3 Koefisien Determinasi ................................................ 63
4.4 Tabel Klasifikasi ................................................................... 63 4.5 Pengujian Hipotesis ............................................................... 65 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 68
4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging....................................................... 68 4.6.2 Pengaruh CurrentRatio Terhadap Pengambilan Keputusah Hedging ....................................................... 69 4.6.3 Pengaruh Market to Book Value Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging …............................. 69 4.6.4 Pengaruh Firm Size Terhadap Pengambilan
Universitas Sumatera Utara
Keputusan Hedging .................................................... 70 4.6.5 Pengaruh ManagerialOwnership Pengambilan Keputusan Hedging ..................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 72
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 72 5.2 Saran .................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 73 LAMPIRAN ……................................................................................... 78
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur
dan Keputusan Hedging Pada Tahun 2009-2012 (%)............. 9 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 34 Tabel 3.1Operasional Variabel ................................................................... 44 Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sampel ......................................................... 45 Tabel 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel ...................................... 53 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif...................................................................... 57 Tabel 4.3 Statisitik Frekuensi .................................................................... 59 Tabel 4.4 Likelihood Block 0 .................................................................... 60 Tabel 4.5 Likelihood Block 1 .................................................................... 61 Tabel 4.6 Hosmer dan Lameshow Test ..................................................... 62 Tabel 4.7 Nagelkers R square ................................................................... 63 Tabel 4.8 Tabel Klasifikasi ........................................................................ 63 Tabel 4.9 Variable in the Equiation ........................................................... 65
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 1.1 Pergerakan Nilai Hutang dan Piutang Denominasi US Dollar Setelah Dikonversi dalam Rupiah .............................. 5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Judul Halaman Lampiran 1 Populasi dan Sampel .................................................. 77 Lampiran 2 Data Variabel Penelitian.............................................. 82 Lampiran 3 Data Output SPSS ..................................................... 97
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.
Perdagangan internasional adalah hal yang datang dan tidak dapat dicegah
di era globalisasi seperti saat ini. Perdagangan internasional atau yang lebih
dikenal dengan perdagangan antar negara telah berkembang pesat seiring
perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan
internasional terjadi karena beberapa faktor seperti, keadaan seperti sumber daya
alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan
adanya perbedaan hasil produksi, adanya keterbatasan produksi, adanya kesamaan
selera terhadap suatu barang, terdapat keinginan membuka kerja sama, hubungan
politik dan dukungan dari negara lain, serta terjadinya era globalisasi sehingga
tidak satu negara pun di dunia yang dapat hidup sendiri (Ball,2001:15).
Perdagangan internasional adalah pendekatan yang konservatif yang bisa
digunakan oleh perusahaan untuk memperluas pasar ke luar negeri dengan
mengekspor atau mendapatkan bahan baku berharga murah dengan mengimpor.
Perdagangan internasional memberikan dorongan kepada perusahaan untuk
menangkap kesempatan dan disaat bersamaan harus mampu meminimalisir risiko.
Manajemen risiko merupakan suatu sistem penting dalam operasional
perusahaan. Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum
yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan
akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi(William,2000:27).Manajemen
risiko memiliki arti yang lebih luas, yaitu semua risiko yang mungkin terjadi
seperti kerugian harta, jiwa, keuangan, usaha dan lain lain(Salim,2007:19).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Brigham (2010:216) risiko didefinisikan sebagai suatu halangan;
gangguan; eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan, jadi risiko diartikan
sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan.Menurut
Salim (2007 : 4), risiko adalah ketidakpastian atau uncertainty yang mungkin
melahirkan kerugian (loss).
Risiko muncul karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian bisa berasal
dari fluktuasi aktivitas yang tinggi, semakin tinggi fluktuasi maka semakin besar
tingkat ketidakpastiannya. Risiko terbesar dalam transaksi perdagangan
internasional adalah risiko dari fluktusai kurs nilai mata uang asing (valuta asing).
Perubahan nilai mata uang asing yang tak diduga dapat berdampak penting pada
penjualan, harga, dan laba pada perusahaan ekspotir dan importir.Eksposur
merupakan tingkat di manaaliran kas (cash flow) perusahaan dipengaruhioleh
perubahan kurs. Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang
melakukanpembayaran dan atau menerima pendapatandalam valuta asing.
Eksposur valuta asing timbulkarena kurs valuta asing selalu berubah (Van Horne
dan Wachowiz, 2007: 550).
Ada beberapa cara untuk menghadapi risiko nilai tukar, seperti : lindung
nilai alami, manajemen kas dan penyesuaian transaksi antar perusahaan, lindung
nilai pendanaan internasional serta lindung nilai mata uang asing melalui kontrak
forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang
(Van Horne dan Wachowicz, 2007: 558). Tetapi tidak semua perusahaan yang
terpengaruh risiko fluktuasi mata uang asing melakukan tindakan lindung nilai.
Lindung nilai (hedging) adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi
timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya
Universitas Sumatera Utara
memperoleh keuntungan dari investasi (Brigham dan Houston, 2006: 307).
Prinsip hedging adalahmenutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan
dari posisi instrumen hedging. Sebelum melakukan hedging, hedger hanya
memegang sejumlah aset awal. Setelah melakukan hedging, hedger memegang
sejumlah aset awal dan instrumen hedging-nya disebut portofolio hedging
(Schubert, 2011).
Aktivitas hedging dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen
derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual
dan membeli sejumlah barang (baik komoditas, maupun sekuritas) pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat
ini.Untuk meminimalkan risiko dari fluktuasi valuta asing tersebut dapat
dilakukan Hedging dengan instrumen derivatif valas yaitu melalui kontrak
forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang
(Van Horne dan Wachowicz, 2007 : 564).Hedging dengan instrumen derivatif
valas sangat bermanfaat bagi perusahaan yang melakukan transaksi dengan
menggunakan mata uang asing. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan
kebangkrutan, memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kredit dari kreditor
dengan lebih mudah, menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pemasok, dan
juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dengan suku bunga
yang lebih rendah (karena risiko yang dirasakan oleh pemberi pinjaman lebih
rendah). Hedging juga dapat memungkinkan perusahaan untuk meramalkan
pengeluaran dan penerimaan kas di masa depan dengan lebih akurat, sehingga
dapat mempertinggi kualitas dari keputusan penganggaran kas (Zhu, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Aplikasi kebijakan hedging dengan instrumen derivatif valuta asing semakin
meningkat pesat dalam duadekade terakhir di negara-negara maju. Namun temuan
riset-riset empiris mengenai determinan kebijakanhedging masih relatif terbatas,
dan membutuhkan riset lebih luas terutama di negara-negara berkembang
(Paranita, 2011).Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki pasar
modal dengan karakteristik yang unikdibandingkan dengan negara-negara maju
atau negara-negera berkembang lainnya.
Perusahaan manufaktur Indonesia tercatat sebagai salah satu sektor yang
banyak menggunakan valuta asing dalam aktivitas-aktivitas perusahaan seperti,
impor bahan baku, pengadaan mesin, dan ekspor hasil industri. Transaksi utang
dan piutang dalam bentuk mata uang US Dollardilakukan hampir semua
perusahaan manufaktur di indonesia. Beberapa perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia seperti, PT Indofood Sukses Makmur
Tbk(INDF), PT Ultrajaya Milk Industri & Trading Company Tbk(ULTJ), dan PT
Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) adalah perusahaan
yang memiliki aktivitas berhubungan langsung dengan eksposur mata uang asing,
karena memiliki utang dan piutang dalam mata uang dolar Amerika. Berikut ini
gambar pergerakan nilai utang dan piutang dalam denominasi USDollarsetelah
dikonfersi dalam bentuk Rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Sumber :www.bi.go.id.
Pada Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa nilai hutang dan piutang pada
beberapa perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI yang bernilai mata uang
asing (US Dollar) dapat mengalami fluktuasi nilai saat dikonversi ke dalam mata
uang lokal (Rupiah). Selama tahun 2011–2013, nilai tukar Rupiah cenderung
mengalami depresiasi atau melemah terhadap nilai US Dollar, sehingga terjadi
kenaikan nilai utang dan piutang setelah dilakukan konversi. Dari sisi utang tentu
saja depresiasi nilai tukar Rupiah akan merugikan perusahaan karena nilai hutang
mengalami kenaikan tetapi dari sisi piutang akan menguntungkan
perusahaankarena nilai pengembalian piutang meningkat setelah dikonversi ke
mata uang Rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Selain didorong oleh faktor-faktoreksternal, perusahaan yang memiliki
eksposurvaluta asing juga terdorong melakukan hedgingkarena beberapa faktor
internal. Pertama, leverage merupakan tingkat kemampuanperusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangkapanjangnya (Schubert, 2011).Alasan yang kuat
menggunakan bebantetap adalah untuk meningkatkan pendapatanyang tersedia
bagi pemegang saham.Rasio yang tinggi menunjukkan bahwaperusahaan
menggunakan hutang yang tinggiyang berarti dapat meningkatkan
profitabilitastetapi di lain pihak juga meningkatkan risiko.Perusahaan yang
memiliki eksposur transaksiakan memiliki hutang dalam denominasi matauang
asing (USdolar) sehingga memiliki risikofluktuasi nilai tukar mata uang. Dengan
risiko yang semakin besar makaperusahaan perlu melakukan manajemenrisiko
untuk mengurangi dampak buruk risikotersebut pada perusahaan (Clark, 2005 dan
Bartram et al., 2006). Semakin tinggi DERmaka akan semakin besar tindakan
hedging yangdilakukan untuk mengurangi dampak burukrisiko sehingga aktivitas
hedging berhubunganpositif dengan DER(Zhu, 2010).
Kedua, rasio likuiditas digunakan untukmengukur kemampuan perusahaan
dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknyadengan sumber daya jangka pendek
yangtersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (Brigham dan Houston,2010 :
134).Current ratio merupakan salah saturasio likuiditas yang bertujuan untuk
melihatbesarnya aktiva lancar relatif terhadap utanglancarnya.Kemampuan
perusahaan dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknya akansemakin berat
ketika terdapat hutang jangkapendek dalam denominasi mata uang asing (US
dolar). Nilai hutang akan berfluktuasi seiringdengan pergerakan nilai tukar mata
uang lokal(rupiah) terhadap US dolar. Ketika rupiahterdepresiasi maka nilai
Universitas Sumatera Utara
hutang akan meningkatdan ketika rupiah terapresiasi nilai hutangakan menurun.
Keadaan ini menimbulkanrisiko yang lebih besar untuk ditanggungperusahaan
sehingga perusahaan terdoronguntuk melakukan hedging yang dapat
dilakukandengan instrumen derivatif valuta asing (Guniarti, 2014).Dengan
demikian semakin tinggi nilaicurrent ratiomaka semakin rendah aktivitas
hedgingyang dilakukan karena risiko yang munculcenderung rendah dan
sebaliknya (Clark,2006 & Ameer, 2010).
Ketiga, Growth opportunity yang tinggimenunjukkan perusahaan yang
majudengankecenderungan kebutuhan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk
membiayaipertumbuhan tersebut di masa yang akandatang. Oleh karena itu,
perusahaan akanmempertahankan pendapatanyang diperolehuntuk diinvestaskan
kembali dan pada waktubersamaan perusahaan akan diharapkan
tetapmengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar
(Schubert,2011).Growth opportunitydiproksikan oleh Market to Book Value,
Proksi ini dapat memberikan gambaranbagaimana investor menghargai
perusahaansehingga investor bersedia menanamkanmodalnya di perusahaan. Nilai
pasar yang di dalamnya terkandungunsur laba bersih perusahaan dan
modalperusahaan dapat mengalami penurunannilai ketika perusahaan menderita
ancamankesulitan keuangan dan ancaman kebangkrutanyang lebih besar karena
perusahaan memilikirisiko fluktuasi nilai tukar mata uang danmemiliki eksposur
valuta asing. Sedangkandalam book value terdapat unsur utang dimanautang
dalam denominasi mata uang asingyang dimiliki perusahaan dapat
memberikanancaman kesulitan keuangan dan kebangkrutanyang lebih besar pada
perusahaan.Perusahaan yang mempunyai kesempatanpertumbuhan yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
membutuhkantambahan modal dari pihak eksternal dalamjumlah yang kuat untuk
membiayai kegiatan-kegiatanperusahaan. Modal eksternaltersebut dapat diperoleh
dari pihak luar negerisehingga terdapat risiko perubahan nilai tukarmata uang.
Dengan demikian perusahaan yangmemiliki growth opportunity yang
tinggicenderung menjadi hedger untuk melindungiperusahaannya (Nance et al.,
1993 dan Ameer,
2010) sehingga terdapat hubungan positifantara growth opportunity dan aktivitas
hedging.
Keempat, Besarnya ukuran perusahaan dapatmempengaruhi kemudahan
suatu perusahaandalam memperoleh sumber pendanaanbaik eksternal maupun
internal (Guniarti,2014). Bahkan ukuran perusahaan dapat pulamenciptakan
hambatan masuk bagi perusahaanlain untuk memasuki industri tersebut.
Perusahaan yang besar lebihdiperhatikan oleh masyarakat sehingga merekaakan
lebih berhati-hati dalam menjalankanperusahaan sehingga berdampak
perusahaantersebut melakukan manajemen risiko yanglebih ketat. Perusahaan
yang lebih besar tentunyamemiliki aktivitas operasional yang luas danlebih
berisiko karena adanya kemungkinanbesar untuk bertransaksi hingga ke
berbagainegara. Ketika perusahaan dengan ukuran yangbesar beroperasi melintasi
berbagai negara akan
melibatkan beberapa mata uang yang berbeda.Dalam kegiatannya akan terdapat
risikofluktuasi nilai tukar mata uang. Oleh karena itu,perusahaan yang lebih besar
akan lebih banyakmelakukan aktivitas hedging dalam rangkamelindungi
perusahaan dari risiko fluktuasi nilaitukar mata uang (Nance et al., 1993).
Universitas Sumatera Utara
Kelima, kepemilikan manajerial atau kepemilikan saham oleh pihak
manajemen perusahaan akan menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemilik
perusahaan, sehingga dapat mengurangi konflik keagenan. Meningkatnya
kepemilikan manajerial maka para manajer perusahaan akan mengurangi perilaku
yang merugikan perusahaan. Didukung oleh penelitian Ahmad (2012) semakin
tinggi rasio kapemilikan manajerial maka akan semakin banyak aktivitas hedging
yang dilakukan perusahaan.
Berikut rata-rata rasio keuangan beberapa perusahaan manufaktur yang
tercatat di BEI pada tahun 2009-2012 dan keputusan hedging nya
Tabel 1.1 Rata-rata rasio keuangan beberapa perusahaan manufaktur dan
keputusan hedging pada tahun 2011-2013 (%) No Nama Perusahaan /Kode DER CR MO MTBV LnTotalAset Keterangan 1 PT Polychem Indonesia Tbk/ADMG 1,76 1,43 0 0,60 29,38 Tidak melakukan hedging 2 PTAstraOtopartsTbk /AUTO 0,46 1,60 0,02 1,83 29,81 Melakukan hedging 3 PTIndoKordsaTbk/BRAM 0,30 3,09 9,46 1,53 28,43 Melakukan hedging 4 PT Fast Food IndonesiaTbk /FAST 0,70 1,71 0 4,96 28,20 Tidak melakukan hedging 5 PT Indofood Sukses MakmurTbk /INDF 0,92 2,01 0,02 1,77 31,71 Melakukan hedging 6 PT Kalbe Farma Tbk /KBLF 0,29 3,61 0 5,45 29,74 Tidak melakukan hedging 7 PT Beton Jaya ManungggalTbk/ BTON 0,28 3,3 9,58 0,81 25,68 Tidak melakukan hedging 8 PT SMARTTbk /SMAR 1,02 1,79 0 2,15 30,41 Tidak melakukan hedging 9 PT Ultra Jaya MilkTbk /ULTJ 0,52 1,90 17,80 2,25 28,41 Melakukan hedging
Sumber : data diolah, ICMD.
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ADMG memiliki DER yang tertinggi
yaitu sebesar 1,76 tetapi tidak melakukan hedging. Sementara itu, BRAM yang
memiliki DER terendah yaitu sebesar 0,30 melakukan hedging. Hal ini
bertentangan dengan teori yang menyatakan semakin tinggi DER maka semakin
tinggi aktivitas hedging.Begitu juga FAST dan SMAR yang memiliki CR relatif
lebih rendah daripada INDF dan BRAM yaitu sebesar 1,71 dan 1,79 tidak
melakukanhedging, sedangkan INDF dan BRAM yang memiliki CR relatif tinggi
yaitu sebesar 2,01 dan 3,09 melakukan aktivitas hedging. Hal ini bertentangan
Universitas Sumatera Utara
dengan teori yang menyatakan semakin rendah CR suatu perusahaan maka
semakin tinggi aktivitas hedging. BTON yang memiliki MO yang relatif tinggi
yaitu sebesar 9,58 tidak melakukan hedging sedangkan BRAM yang memiliki
MO relatif rendah yaitu 0,02 melakukan hedging, hal ini bertentangan dengan
teori yang menyatakan semakin besar MO suatu perusahaan maka semakin tinggi
aktivitas hedging yang dilakukan. Dan KLBF dan FAST yang memiliki MTBV
yang relatif tinggi yaitu 5,45 dan 4,96 tidak melakukan hedging, sementara AUTO
dan BRAM yang memiliki MTBV relatif rendah yaitu sebesar 1,83 dan 1,53
melakukanhedging. Hal ini bertentangan dengan teori yang mengatakan semakin
tinggi growth options maka semakin tinggi aktivitas hedging. Begitu juga SMAR
yang memilikifirm size yang diproksikan denganLn total aset yang relatif tinggi
yaitu sebesar 30,41 tidak melakukan hedging, sementara itu BRAM yang
memiliki firm sizelebih rendah yaitu sebesar 28,43 melakukan hedging. Hal ini
bertentangan dengan teori yang menyatakan semakin besar suatu perusahaan
maka semakin tinggi aktivitas hedging. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih
lanjut.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumya maka peneliti
mengambil judul“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
Intrument Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2013).”
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah di uraikan sebelumnya, maka yang menjadi
pokok permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
Universitas Sumatera Utara
faktor-faktor penggunaan instrumen derivatif yang terdiri dari:Debt to Equity
Ratio (DER),Maket to Book Value (MTBV), Current Ratio(CR), Ukuran
Perusahaan,danManagerial ownershipterhadap Keputusan Hedging perusahaan
manufaktur yang terdatar di Bursa Efek Indonesia?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh dari faktor-faktor penggunaan instrumen derivatif yang terdiri dari Debt
to Equity Ratio (DER),Market to Book Value (MTBV), Current Ratio, Ukuran
Perusahaan, danManagerial ownershipterhadap Keputusan Hedging perusahaan
manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini nermanfaat bagi peneliti untuk menembah wawasan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
hedgingdalam perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi bagi peusahaan sebagai
salah satu alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan hedging untuk
meminimalisasikan risiko perusahaan.
3. Bagi Investor
Penelitian ini bermanfaat bagi investor untuk memberikan informasi dalam
pengambilan keputusan saat berinvestasi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa
atau pembaca lain yang berminat untuk membahas masalah mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan hedging dan
dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi yang membacanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko.
Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan
kerugian (loss) (Salim, 2007:199). Risiko diartikan sebagai kemungkinan
mengalami kerugian, yang biasanya di ukur dalam bentuk kemungkinan
(probability) bahwa beberapa hasil akan muncul yang bergerak dalam kisaran
sangat baik (misalnya asetnya berlipat ganda) ke sangat buruk (minsalnya, asetnya
menjadi tidak bernilai sama sekali). Risiko juga dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami investor atau ketidakpastian
atas return yang akan diterima dimasa mendatang (Gumamti, 2011:50).
Manajemen risiko adalah pengidentifikasian peristiwa-peristiwa yang dapat
memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil
tindakan untuk mencegah dan atau meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh
peristiwa-peristiwa tersebut (Brigham dan Houston, 2006 : 333).Beberapa alasan
perusahaan perlu melakukan pengelolaan risikoBrigham dan Houston (2006: 334)
yakni:
1. Kepastian utang, manajemen risiko dapat mengurangi ketidakstabilan arus
kas sehingga akan menjaga nilai perusahaan tidak menurun dan dapat
mengurangi risikokebangkrutan.
2. Dampak perpajakan, pajak yang tinggi akan menurunkan laba perusahaan dan
di sisi lain pajak slalu berfluktuasi sesuai dengan tingkat pendapatan. Untuk
Universitas Sumatera Utara
inilah lindung nilai dibutuhkan agar dapat mengurangi dampak fluktuasi
pajakperusahaan.
Jenis-jenis risiko bermacam-macam antara lain risiko kredit, risiko pasar,
risiko likuiditas, risiko operasional, risiko keuangan, risiko hukum, risiko reputasi,
risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Salah satu risiko yang dapat dikurangi
dalam manajemen risiko adalah risiko keuangan. Bentuk risiko keuangan sendiri
bermacam-macam dan salah saatunya adalah berubahnya nilai tukar mata uang
terhadap mata uang asing (valutaasing).
2.1.2 Eksposur Valuta Asing
Eksposur valuta asing merupakan suatu ukuran terhadap potensi perubahan
profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh
perubahan kurs. Eksposur valuta asing juga adalah kepekaan perubahan dalam
nilai riil aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata
uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi. Eksposur valuta
asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan dan/atau menerima
pendapatan dalam vakuta asing.
Ada berbagai cara untuk menghadapi eksposur risiko nilai tukar seperti,
lindung nilai alami; manajemen kas; penyesuaian transaksi antarperusahaan; serta
lindung nilai pendanaan internasional dan lindung nilai mata uang, melalui
kontrak forward, kontrak berjangka(futures contract), opsi mata uang, dan swap
mata uang (Van Horne dan dan Wachowizt 2007 :558).
Ada beberapa aspek eksposur valuta asing, eksposur berhubungan dengan
nilai mata uang domestik, ukuran kepekaan dari nilai mata uang domestik,
eksposur terdapat dari nilai sediaan (stock) dan aliran (flow), eksposur hanya
Universitas Sumatera Utara
merujuk pada perubahan kurs yang tak terantisipasi, perubahan kurs akan
menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban atau pendapatan
operasi.
Menurut Van Horne dan Wachowizt (2007: 552) ditinjau dari dampak dan
pengaruhnya, eksposur valuta asing dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
2.1.2.1 Eksposur Transaksi
Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan kerugian yang terjadi ketika
menyelesaikan transaksi dengan menggunakan mata uang asing. Transaksi ini
dapat berupa pembelian atau penjualan produk, pemberian atau penerimaan dana,
atau transaksi lainya yang melibatkan perolehan aktiva atau penanggungan
kewajiban yang menggunakan mata uang asing (Van Horne dan wachowizt,
2007:557).
Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat
perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan transaksi
diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi
yang sudah ada tapi belum jatuh tempo.
Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni:
A. Memproyeksikan penerimaan dan pengeluaran dalam setiap mata uang asing,
selama kurun waktu tertentu (misal perbulan, semester dan tahun).
B. Menghitung keseluruhan eksposur dari semua penerimaan dan pengeluaran
bersih.
Bagi perusahaan besar yang memiliki banyak anak perusahaan,
penghitungan eksposur transaksi harus didasarkan pada proyeksi keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
penerimaan dan pengeluaran setelah konsolidasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghidarkan perusahaan dari redudansi usaha pemagaran risiko.
Eksposur transaksi dapat dihadapi dengan melakukan kontrak hedging
valuta asing atau menempuh strategi tertentu.Kontrak hedging dapat dilakukan
pada pasar foward, pasar futures, pasar uang, opsi, dan kesepakatan swap.
2.1.2.2 Eksposur Translasi
Eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang
disebabkan oleh perubahan nilai tukar.Eksposur translasi terjadi jika perusahaan
khususnya perusahaan multinasional melakukan konversi laporan keuangan dari
satu mata uang ke mata uang lainya (Van Horne dan Wachowizt, 2007;553).
Berkaitan dengan translasi dari perubahan mata uang asing di neraca dan laporan
laba rugi. Menurut peraturan Financial Acounting Standart Board FASB (Dewan
Standar Akuntansi Keuangan), perusahaan AS harus menentukan “mata uang
fungsional” untuk setiap anak perusahaan yang berada di luar negeri. Jika anak
perusahaan tersebut mampu beroperasi mandiri yang diintegrasikan dalam neraca
tertentu, maka mata uang fungsionalnya bisa menggunakan mata uang lokal, jika
tidak maka dapat digunakan mata uang dolar. Jika terjadi inflasi yang tinggi (lebih
dari 100% pertahun), maka mata uang fungsional harus dalam dolar, apa pun
kondisinya (Van Horne dan Wachowizt 2007: 553).
Eksposur translasi atau yang disebut juga eksposur akuntansi tidak
menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul saat
sebuah perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak
perusahaan yang tersebar diberbagai negara.
Universitas Sumatera Utara
Pembuatan mata uang fungsional penting untuk penentuan proses translasi.
Jika mata uang lokal digunakan, semua aktiva dan kewajiban ditranslasikan pada
saat ini (Van Horne dan Wachowizt, 2007:553). Pembuatan laporan keuangan
konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua untuk mengevaluasi kinerja
keuangan anak perusahaan. Dengan membandingkan laporan keuangan setiap
anak perusahaan, manajemen dapat mengetahui kinerja keuangan masing-masing
anak perusahaan. Informasi ini sangat berguna untuk merumuskan strategi
bersaing dan alokasi sumber daya ke setiap anak perusahaan.
Cara yang ditempuh untuk mengelola eksposur akuntansi adalah balance
sheet hedge. Cara ini berupaya menetralisir eksposur dengan menyeimbangkan
sisi kekayaan dan kewajiban perusahaan, pada arah yang berlawanan. Selain
balance sheet hedge, juga terdapat teknik lain yakni contractual hedge tetapi hasil
yang diperoleh seringkali melibatkan unsur spekulatif ( Haushalter et.al, 2007).
2.1.2.3 Eksposur Operasi atau Ekonomi
Eksposur ekonomi adalah perubahan nilai suatu perusahaan yang
mengiringi perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi (Van Horne dan
Wachowizt, 2007:557). Eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai
sekarang perusahaan yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena
perubahan yang tidak terduga pada kurs valuta asing. Analisis eksposur operasi
bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs valuta asing (yang tak
terduga) terhadap kegiatan operasi dan posisi bersaing perusahaan. Eksposur
operasi memiliki kesamaan dengan eksposur transaksi, yaitu berhubungan dengan
perubahan aliran kas karena fluktuasi kurs valuta asing. Akan tetapi, eksposur
Universitas Sumatera Utara
operasi mempunyai cakupan yang lebih luas dari eksposur transaksi dan
dampaknya terhadap eksistensi perusahaan yang lebih fundamental dari eksposur
transaksi dan eksposur akuntansi.
Semakin tinggi eksposur operasi atau ekonomi yang dialami perusahaan,
akan mempengaruhi arus kas perusahaan,yang akibatnya tingkat likuiditas
perusahaan akan memingkat, sehingga perusahaan perlu melakukan hedging
untuk meminimalkan risiko tersebut.
2.1.3 Lindung Nilai (Hedging)
Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat
popular dalam perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu
fungsi ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging
merupakan suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh
turun-naiknya harga.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:557) untuk mengurangi risiko
nilai tukar adalah dengan menggunakan lindung nilai mata uang melalui
instrumen derivatif atau kontrak seperti kontrak forward, kontrak berjangka
(future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang. Penggunaan derivatif
dapat mengurangi risiko yang timbul akibat dari perubahan yang terjadi pada nilai
tukar uang.
2.1.3.1 Instrument Derivatif untuk Melakukan Hedging
Aktivitas lindung nilai (hedging) dapat dilakukan dengan menggunakan
instrumen derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak
untuk menjual dan membeli sejumlah barang (baik komoditas, maupun sekuritas)
Universitas Sumatera Utara
pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah
disepakati pada saat ini (Brigham dan Houston, 2006: 308).
Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi opsi, forward, futures,
dan swap, dengan bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga,
obligasi, nilai tukar, komoditas, dan indeks.
1. Opsi (option)
Opsi adalah kontrak atau perjanjian yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli (atau menjual) suatu aktiva dengan harga yang
ditentukan terlebih dahulu dalam periode waktu tertentu (Brigham dan Houston
2006:309). Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:568) opsi merupakan
kontrak yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli (call) atau
menjual (put) jumlah tertentu mata uang asing pada harga tertentu sampai suatu
tanggal (kedaluarsa) tertentu. Banyak dari opsi yang diperdagangkan di bursa
opsi, tetapi sering kali opsi hanya berupa kesepakatan pribadi antara perusahaan
dan bank. Dan frase yang terpenting dalam definisi ini adalah “hak” yang berarti
bukan kewajiban melainkan bahwa si pemilik opsi memiliki pilihan yang
berharga. Pembeli kontrak harus membayar penjual suatu biaya, yang disebut
harga opsi (Van Horne dan Wachowizt, 2007: 568).
Ada dua tipe opsi menurut Brigham dan Houston (2006:310), yaitu:
a. Opsi beli (call options) adalah opsi untuk membeli, atau menarik
selembar saham dalam waktu tertentu selama jangka waktu tertentu.
b. Opsi jual (put option) adalah opsi untuk menjual selembar saham
dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.
2. Kontrak Berjangka (Future)
Universitas Sumatera Utara
Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual
aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian harga
yang telah disepakati sebelumnya. Menurut Van Horne dan John M.Wachowicz
(2007:567) kontrak berjangka adalah kontrak untuk penyerahan komoditas, mata
uang asing, atau instrument keuangan dengan harga tertentu pada tanggal yang
telah ditentukan pada tanggal yang telah ditentukan di masa mendatang. Harga
sebuah kontrak futures akan berlawanan dengan harga pasar spot, harga bisa lebih
tinggi atau lebih rendah. Pada kontrak futures diperlukan sejumlah initial margin,
yang merupakan jumlah nominal uang yang perlu disetor oleh investor kepada
broker. Mekanisme futures kontrak adalah pertama kali investor menyetor
sejumlah deposit sebagai initial margin dalam melakukan perdagangan futures.
Kemudian investor akan melakukan kontrak futures dengan memperhatikan aset
yang diperdagangkan, ukuran kontrak, price limit dan position limits. Nilai dari
kontrak futures di masa mendatang dipengaruhi oleh intrumen induknya yang ada
di pasar spot. Futures kontrak berbeda dengan kontrak forward karena kontrak
futures dapat dieksekusi sebelum tanggal jatuh tempo dengan cara mengambil
posisi yang berlawanan sehingga tidak perlu terjadi adanya delivery. Pada bulan
penyelesaian yang tertera di kontrak tidak lagi dilakukan perdagangan dan harga
ditentukan oleh bursa atas penyelesaian kontrak. Kontrak dapat diselesaikan
dengan tanggal penyelesaian terdekat atau yang biasa disebut dengan kontrak
futures dekat waktu. Namun, pada kontrak futures diperlukan daily settlement di
mana apabila nilai aset investor di bawah nilai initial margin maka broker akan
memberikanmargin call pada investor tersebut. Kontrak dapat digunakan baik
pada keuangan maupun komoditi. Di Amerika Serikat dan di bagian dunia yang
Universitas Sumatera Utara
lain, kontrak futures untuk berbagai jenis item secara rutin di jual dan di beli.
Jenis kontak tersedia secara tradisional di bagi menjadi dua kelompok, yaitu
futures komoditas dan futures keuangan. Futures keuangan, barang yang
diperdagangkan adalah aset keuangan seperti saham, obligasi atau mata uang.
Futures komoditi barang yang diperdagangkan adalah barang apa saja selain
asetkeuangan (Fabozzi, 2000:408).
3. Forward
Forward hampir sama dengan kontrak futures pada perjanjian untuk
membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan
harga tertentu. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:564) kontrak forward
adalah kontrak penyerahan komoditas, mata uang asing, atau instrument keuangan
pada harga yang ditentukan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada
tanggal terntentu dimasa mendatang. Meskipun mirip dengan kontrak berjangka
(futures), kontrak ini tidak mudah ditransfer atau dibatalkan. Namun, kontrak
futures diperdagangkan pada lantai bursa sedangkan kontrak forward
diperdagangkan pada pasar over-the-counter. Pasar over-the-counter (OTC)
merupakan pasar perdagangan alternative yang menghubungkan dealers melalui
jaringan telepon dan komputer sehingga tidak terjadi pertemuan secara fisik antar
dealers. Kontrak forward adalah salah satu alat paling mendasar dan paling tua
untuk mengelola risiko keuangan.Kontrak forward secara legal adalah perjanjian
mengikat antara dua pihak yang meminta penjualan aset atau produk di masa yang
akan datang dengan harga yang disetujui pada hari ini. Pasal-pasal dalam kontrak
memintasatu pihak untuk mengirimkan barang kepada yang lain untuk tanggal
tertentu di masa yang akan datang,disebut dengan tanggal penyerahan(settlement
Universitas Sumatera Utara
date). Pihak lain membayar harga forward yang sebelumnya telah disetujui dan
mengambil barang tersebut. Kontrak forward dapat di beli dan di jual. Pembeli
dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk memiliki kewajiban untuk
menerima pengiriman tersebut dan membayar untuk barang tersebut, penjual dari
kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman dan menerima
pembayaran. Pembeli dari kontrak forward mendapatkan manfaat jika harga
meningkat karena pembeli akan memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal
yang sama, penjual akan menang jika harga turun karena harga jual yang lebih
tinggi telahdikunci (Hull, 2008 dalam Putro, 2012).
4. Swap
Alat lain untuk menghindari risiko valuta asing adalah swap.Dalam swap,
dua pihak menukar kewajiban utang yang menggunakan mata uang yang berbeda.
Masing–masing pihak setuju untuk membayar kewajiban bunga pihak lainnya.
Pada saat jatuh tempo, jumlah pokok yang ditukar biasanya sejumlah nilai tukar
yang disepakati di awal. Pertukaran tersebut adalah nasional dalam arti bahwa
hanya selisih arus kas yang dibayar. Jika satu pihak melanggarnya, tidak ada
kerugian pada pokoknya. Akan tetapi, ada biaya peluang yang berkaitan dengan
pergerakan mata uang setelah swap dilaksanakan. Swap biasanya dilakukan
melalui perantara, seperti bank komersial. Beberapa jenis swap yang umum
dilakukan oleh perusahaan adalah back-to-back loans, currency swap, dan credit
swap (Van Horne dan Wachowicz, 2007:568).
Back-to-back loans merupakan jenis swap yang melibatkan dua pihak di
negara yang berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam
mata uang kedua negara, selama periode waktu tertentu. Pada akhir periode waktu
Universitas Sumatera Utara
yang telah disepakati, masing-masing pihak mengembalikan dana yangdipinjam.
Currency swap mirip dengan back-to-back loans kecuali bahwa currency
swap tidak nampak di neraca. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk
menukarkan sejumlah dana dalam mata uang yang berbeda, yang ekuivalen
nilainya, selama waktu tertentu. Jangka waktu berakhirnya currency swap dapat
dinegosiasikan sampai minimal 10 tahun. Apabila dana disuatu negara
lebihmahal dari negara lain, currency swap dapat mempertimbangkan perbedaan
tingkatbunga.
Credit swap merupakan pertukaran mata uang antar perusahaan dan bank
(seringkali bank sentral) asing, yang berlangsung selama kurun waktu tertentu.
credit swap sebenarnya telah dipraktekkan antara bank-bank umum, dan bank
umum dengan bank sentral, untuk memenuhi kebutuhan akan valuta asing. Daya
tarik dari credit swap adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan guna
membiayai kegiatan dengan mata yang uang lemah dari sumber mata uang yang
kuat(Hull, 2008 dalam Putro,2012).
2.1.3.2 Keuntungan Melakukan Hedging
Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk
pihakprodusen, pabrikan, prosessor, eksportir, maupun konsumen (Bappebti, 1997
dalam Putro,2012) sebagaiberikut:
a. Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan
risiko harga apabila terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan
yang diperkirakan, disebut “riskinsrance”.
b. Bagi produsen atau pemilik komoditi, hedging merupakan alat
pemasaran (a marketing tool). Dengan melakukan hedging, para petani
Universitas Sumatera Utara
dapat menentukan harga penjualan produknya, sebelum, selama, dan
sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat menentukan
suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan
menyimpan produk tersebut untuk dijualkemudian.
c. Bagi pengolah komoditi seperti prosseco atau miller, hedging tersebut
merupakan suatu alat pembelian (a purchasing tools). Melalui pasar
berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan baku yang akan
diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan
akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa
yang akandatang.
d. Dengan adanya hedging pihak kreditor (bank) lebih berani memberikan
kredit kepada produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge
komoditinya. Karena dengan melakukan tindakan tersebut, pemilik
komoditi telah memperkecil risiko fluktuasi harga dari komoditi yang
akandihasilkan atau bahan yang dibeli, sehingga profit yang ditargetkan
lebih pasti dan hal ini merupakan jaminan bank bahwa uang yang
diberikan dapat kembali dan bunganya dapat dibayar. Biasanya bank
hanya menyediakan 50 persen dari modal kerja bagi produk atau
persediaanyang tidak dihedge, sedangkan bagi yang melakukan hedging
mendapat kredit 90 persen dari modalkerja.
e. Melaluihedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih
rendah dan stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor
mampu memperkecil biaya akibat fluktuasi harga yang merugikan, serta
adanya kesempatan untuk memperbesar opertingcapital.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Kerugian Melakukan Hedging
Selain keuntungan yang diperoleh, hedging juga mempunyai
beberapakerugian yang harus dihadapi hedger (BAPPEBTI, 1997 dalam Putro
2012),yaitu:
a. Risikobasis
Perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi
secara wajar (tidak searah) dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang
ada tidak sesuai dengan perencanaansebelumnya.
b. Biaya
Dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara
lain, biaya angkut, biaya bunga bank, biaya gedung, biaya asuransi,
pembayaran margin dan biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus
mempertibangkan biaya-biaya tersebut sebelum melakukanhedging.
c. Ketidaksesuaian
Ketidaksesuaian (incompatible) antara kondisi fisik danfutures Hal ini
terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu
sama dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan.
Oleh karena itu hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan-
perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging yang sesuai dengan
volumeproduksinya
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keptusan Hedging 2.1.4.1Debt to Equity Ratio(DER)
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal
Universitas Sumatera Utara
sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan
dengan total ekuitasnya. Secara matematis Debt to Equity Ratio (DER) dapat
diformulasikan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2010:143) :
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 =𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑙𝑙𝑒𝑒𝑒𝑒𝑙𝑙𝑡𝑡𝑒𝑒
Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun
jangka panjang), sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur
modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total hutang
(jangkapendekmaupunjangkapanjang)semakinbesardibandingdengantotal modal
sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar
(kreditur) (Klimzack, 2008)
Rasio utang yang tinggi membuat perusahaan tersebut mempunyai banyak
alternatif pendanaan dalam mendanai segala macam kegiatan perusahaan, baik
dari kebutuhan operasional maupun kebutuhan ekspansi yang membuat
perusahaan tersebut semakin besar (Brigham dan Houston, 2010:143).
Ketersediaan dana tersebut memperlancar aliran kas yang mendukung segala
macam kegiatan untuk menjawab permintaan pasar dan meningkatkan
profitabilitas. Akan tetapi hal tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu
meningkatnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan, tingkat pengembalian bunga
yang lebih tinggi, dan terciptanya asimetri informasi sesuai dengan pernyataan
Franco Modigliani dan Milton Miller, TeoriMM (Putro 2012).
Dengan meningkatnya permasalahan sesuai teori MM, adanya eksposur
Universitas Sumatera Utara
transaksi valuta asing, misalnya perusahaan tersebut meminjam dalam US dolar
($), saat jatuh tempo kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mengalami
depresiasi, oleh karena itu perusahaan harus membayar lebih banyak karena
terdepresiasinya nilai tukar Rupiah tersebut dan risiko gagal bayar pun semakin
besar, dapat menambah pengeluaran yang besar akibat penggunaan hutang yang
lebih besar dibandingkan proporsi modal yangdimiliki.
Risiko-risiko tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi, karena
fluktuatifnya kondisi ekonomi membuat ketidakpastian semakin besar, maka dari
itu perusahaan perlu untuk melakukan manajemen risiko untuk mengalihkan
risiko yang kemungkinan muncul tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
semakintinggitingkathutangatauDebtEquityRatiomakaakansemakinbesarpengambi
lan keputusan hedging yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk risiko
(Spano, 2004 dan Klimczak, 2008).
2.1.4.2 Current Ratio
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang
harus segera dipenuhi.Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang
mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti
perusahaan tersebut dalam keadaaanlikuid (Brigham dan Houston, 2010:134).
Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan diproksikan dengan current ratio. Aktiva lancar umumnya meliputi
kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar atau
hutanglancarterdiri atas utang lancar, wesel tagih jangka pendek, hutang jatuh
tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan beban-beban akrual lainnya
Universitas Sumatera Utara
(terutama gaji).Current ratio dirumuskan sebagai berikut (Brigham dan Houston,
2010:134) :
𝐶𝐶𝑒𝑒𝐶𝐶𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑡𝑡 𝐷𝐷𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡 =𝑡𝑡𝑎𝑎𝑡𝑡𝑙𝑙𝑎𝑎𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝐶𝐶𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑢𝑢 𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝐶𝐶
Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian
bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur (idle cash)
sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga
semakin kecil(Guniarti,2014).Apabila tingkat profitabilitas menurun
menunjukkan perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan dananya dengan
maksimal untuk mendapatkan laba atau profit. Adanya eksposur transaksi
memperburuk penurunan profitabilitas tersebut, dikarenakan eksposur transaksi
mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan, apabila pembayaran
transaksi dilakukan dengan menggunakan denominasi kurs valuta asing, nilainya
akan lebih besar apabila valuta asing mengalami apresiasi terhadap mata uang
domestik, sehingga risiko meningkat. Dengan demikian, semakin tinggi nilai
likuiditas maka semakin tinggi keputusan hedging yang dilakukan karena
tingginya risiko dalam pemenuhan kewajiban jangka pendek dan sebaliknya
(Spano,2004).
2.1.4.3 Market to Book Value (MTBV)
Pengertian Market to Book Ratio bisa disebut juga Price to Book Value
(PBV) menurut Husnandan Pudjiastuti (2006) dalam (Putro,2012), PBV
merupakan perbandingan antara harga pasar dan nilai buku. Untuk perusahaan-
perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu,
yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal
relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Market to
book ratio (MTB) merupakan rasio yang termasuk ke dalam rasio pasar. Rasio ini
adalah rasio yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini menggambarkan
kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya
dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham
tertentu.Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai
bukusaham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang
didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli sahamtersebut.
Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukan aktiva bersih (net
assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per
lembar saham (book value per share) tidak menunjukan ukuran kinerja saham
yang penting, tetapi nilai buku perlembar saham dapat mencerminkanberapa besar
jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham
(emiten)dilikuidasi.
Sedangkan nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai
buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka
nilai pasar adalah nilai bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai
pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar
bursa. Untuk dapat menghitung MTBV dirumuskan rasio tersebut sebagai
berikut(Brigham dan Houston, 2010: 151):
Market to book Value (MTBV) = Harga pasar per saham / Nilai buku
Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan
dapat diketahui. Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set
Universitas Sumatera Utara
kesempatan investasi dimasa yang akan datang. Dengan semakin besarnya rasio
yang diperoleh, artinya pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan bersangkutan
lebih besar dari nilai bukunya. Dan pilihan keputusan investor untuk berinvestasi
akan semakinbesar(Ameer,2010).
2.1.4.4 Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses
produksi barang maupun jasa yang dilakukan secara terus menerus dalam
kedudukan tertentu untuk mencari laba atau penghasilan. Ukuran perusahaan
digunakan sebagai salah satu indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu
telah berkembang. Kadangkala sering dijumpai perbedaan antara perusahaan yang
berskala besar dengan perusahaan yang berskala lebih kecil, sebagai contoh dalam
hal kemampuan untuk mendapatkan dana atau modal. Perusahaan yang besar
umumnya memiliki fleksibilitas dan aksebilitas yang tinggi dalam masalah
pendanaan melalui pasar modal, sehingga perusahaan besar memiliki kemudahan
dan kemampuan lebih dalam mendapatkan dana. Perusahaan yang lebih besar
cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi, sehingga
ukuran perusahaan merupakan proksi kebalikan dari kemungkinan kebangkrutan.
Biaya menambah hutang dan modal sendiri juga berhubungan
denganukuranperusahaan. Perusahaan kecil cenderung membayar biaya modal
sendiri dan biaya hutang jangka panjang lebih mahal daripada perusahaan besar,
sehingga perusahaan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek daripada
meminjam hutang jangka panjang karena biayanya yang lebihrendah.
Firm size atau ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
dapat dilihat dari besarnyanilai ekuitas, nilai penjualan, dan nilai total aktiva.
Perusahaan yang berukuran besar pada umumnya usahanya lebih terdiversifikasi,
lebih mudah dalam mengakses pasar modal, dan membayar tingkat suku bunga
rendah (Ahmad,2012). sehingga dengan begitu risiko kebangkrutan relatif lebih
kecil.Firmsize menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor
dalam pengambilan keputusan investasi. Investor menganggap bahwa perusahaan
besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dari pada
perusahaan kecil, dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang harus
ditanggung investor semakin rendah(Ahmad2012).. Dalam penelitian ini akan
digunakan proksi firm size dihitung dari logaritma natural dari nilai pasar ekuitas
dan jumlah utang.
Ukuran firmsize diproksikan dengan (Ahmad2012) :
𝐹𝐹𝑙𝑙𝐶𝐶𝐹𝐹 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑠𝑠𝑙𝑙 = 𝐿𝐿𝐶𝐶 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡
2.1.4.5 Kepemilikan Manajerial (Managerial ownership)
Kepemilikan manajerial (managerial ownership) merupakan pemegang
saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
didalam perusahaan dan mengendalikan kepentingan dalam perusahaan seperti
direktur dan komiaris (Sudana, 2011:11).
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan
pemegang saham mengakibatkan terjadinya konflik yang sering disebut dengan
agency conflict. Konflik kepentingan yang terjadi ini menyebabkan pentingnya
suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham
(Jensen dan Meckling, 1976). Mekanisme pengawasan terhadap manajemen
Universitas Sumatera Utara
tersebut menimbulkan biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara
mangurangi agencycost adalah dengan adanya kepamilikan saham oleh pihak
manajemen.
Kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan akan menyelaraskan
kepentingan manajemen dan pemilik perusahaan, sehingga dapat mengurangi
konflik keagenan. Meningkatnya kepemilikan manajerial maka para manajer
perusahaan akan mengurangi perilaku yang merugikan perusahaan. Pengambilan
keputussan perusahaan pada manajer juga akan mendapat manfaat langsung dan
apabila keputusan yang diambil salah maka para manajer juga akan menanggung
risiko langsung, sehingga para manajer pun akan berhati-hati dalam mengambil
keputusan dan hedging adalah keputusan yang baik untuk mengatasi risiko yang
akan di hadapi.
Kepemilikan manajerial diproksikan sebagai berikut (Sudana,2011: 11):
𝑀𝑀𝑡𝑡𝐶𝐶𝑡𝑡𝑢𝑢𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑜𝑜𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑙𝑙𝑖𝑖 =𝐷𝐷𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑡𝑡𝐶𝐶 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑡𝑡𝑡𝑡𝑜𝑜𝑙𝑙𝐶𝐶𝑢𝑢𝑙𝑙
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙
2.2 Penelititan Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad (2012) melakukan penelitian tentang factors for using
derivatives: evidence from malaysian non-financial companies dengan
menggunakan metode Logistic Regression menemukan hasil bahwa Leverage,
liquidity, Firm size, managerial ownership berpengaruh negatif sedangkan
market-to-book value berpengaruh positif dengan penerapan hedging dengan
instrumenderivatif.
Clark and Judge (2005) melakukan penelitian tentang Motives for Corporate
Universitas Sumatera Utara
Hedging: Evidence From the UK dengan metode logit regression dengan variable
expected financial distress cost, liquidity, firm size, hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara expected financial distress cost dengan
keputusan hedging nilai tukar mata uang asing. Likuiditas perusahaan juga
signifikan menjelaskan hedging mata uang asing. Eksposur mata uang perusahaan
merupakan factor penting dalam melakukanhedging.Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dengan
keputusanhedging.
Klimczak (2008) melakukan penelitian dengan judul Corporate Hedging
and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies ANOVA
dan logit regression menemuhan hasil bahwa variabel DER, EBIT, growth,
individual block ownership, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
perilaku hedging. Sementara itu, pembayaran pajak berpengaruh negatif
terhadaphedging.
Ameer (2010) meneliti hedging yang dilakukan perusahaan non-keuangan
di Malaysia, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
signifikan antara eksposur penjualan luar negeri, likuiditas, kepemilikan
manajerial, dan ukuran perusahaan, sementara itu growth opportunity
berhubungan negatif terhadap hedging. Hanya sedikit perusahaan Malaysia yang
memahami manajemen risiko pada bisnis internasional, dengan derivatif. Para
manajer Malaysia kebanyakan risk averse dan tidak memahami cara memilih
posisi dalam pasarderivatif.
Guniarti (2011) melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Aktivitas Hedging dengan Instrumen Derivatif Valuta Asing
Universitas Sumatera Utara
(Studi Kasus pada Perusahaan Nonfinancial yang Terdaftar di BEI periode 2007-
2009) dengan menggunakan model regresi logistik menemukan hasil bahwa
variabel leverage, firm size, dan financial distress secara konsisten berpengaruh
positif signifikan terhadap probabilitas aktivitashedging.
Spano (2004) menunjukkan fakta yang kuat bahwa hedging perusahaan
dilakukan karena biaya financial distress dan scale of economies. Sedangkan
bukti lemah ditunjukkan pada hubungan hedging dengan underinvestment
incentive dan tax incentive to hedge. Hasil penelitian juga memberikan bukti yang
mendukung bahwa holding cash merupakan subtitusi terbaik untuk financial
derivatives dan managerial ownership
tidakberefekpadatindakanhedging.Perusahaanyangmemilikitingkat leverage yang
tinggi cenderung suka untuk melakukan hedging. Dan yang terakhir, aktivitas
hedging lebih banyak dilakukan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan
yang lebihbesar.
Paranita (2011) melakukan penelitian dengan judul kebijakan hedging
dengan derivatif valuta asing pada perusahaan publik di indonesia, dengan
menggunakan metode Logistic Regression. Hasil penelitian diperoleh bahwa
Probabilitas perusahaan menerapkan kebijakan hedging secara positif dan
signifikan berhubungan dengan debt to equity ratio (Leverage), Firm size
sedangkan market-to-book value of equity positif berhubungan
tetapitidaksignifikan,Currentratiodanforeignliabilitiestototalsales berhubungan
negatif dan tidak signifikan terhadap probabilitaspenerapan hedging dengan
instrumen derivatif valas.
Universitas Sumatera Utara
Nance, dan Smithson (1993) hasil penelitiannya adalah perusahaan yang
melakukan hedging memiliki lebih banyak fungsi convex tax, memiliki lebih
sedikit coverage of fixed claims, ukuran perusahaan yang lebih besar, financial
distress lebih besar, memiliki kesempatan pertumbuhan yang lebih besar, dan
memakai lebih sedikit instrumen pengganti hedging. Hedging juga meningkatkan
nilai perusahaan dengan menurunkan bebanpajak.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti / Tahun
Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis
Data
Hasil penelitian
1. Ahmad (2012)
Factors for Using Derivatives: Evidence From Malaysian Non Financial Companies
Dependen: Hedging
Independen: Laverage, Liquidity,Firm
size, Managerial Ownership,dan Market-to-
book- value
Logistic Regresion
Leverage, liquidity, Firm size, managerial ownership berpengaruh negatif sedangkan market-to-book valueberpengaruh positif dengan penerapan hedging dengan instrumenderivatif.
2. Paranita (2011)
Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta Asing pada Perusahaan Publik di Indonesia
Dependen: Hedging
Independen:
DER, Interest Coverage Ratio, Market-to-Book
Value of Equity, Current Ratio dan Foreign
Liabilities to Total Sales.
Logistic Regresion
DER, firm size, secara positif dan signifikan berhubungan denga hedging. MTBV positif berhubungan tetapi tidak signifikan terhadap hedging. Interst coverage, CR, foraign liabilities to total salesberhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap hedging.
3. Guniarti, Fay
(2011)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas HedgingDengan Instrumen Derivatif Valuta Asing
Dependen: Hedging
Independen:
Growth Opportunity, Leverage, Liquidity, Firm
Size,dan Financial Distress
Regresi Logistik
Variabel leverage, firm size, dan financial distress secara konsisten berpengaruh positif signifikan terhadap probabilitas aktivitashedging.Liquidity berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Growth opportunity berpengayh positif tidak signifikan.
4. Ameer Determinants of Dependen: Hedging Logistic Liquidity, managerial
Universitas Sumatera Utara
(2010) Corporate HedgingPractices in Malaysia
Independen: Liquidity, Growth Option, Managerial Ownership,
Firm Size.
Regresion ownership, firm size berpengaruh positif terhadap perilaku hedging, sedangkan growth option berpengaruh negatif.
Lanjutan Tabel 2.1
No Peneliti / Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian Teknik Analisis
Data
Hasil penelitian
5. Klimczak
(2008)
Corporate Hedging and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies
Dependen: Hedging
Independen: DER,EBIT,
Growth, Individual Block Ownership, Ukuran Perusahaan
dan Pembayaran Pajak.
Logit Regression
DER (Liquidity), EBIT, growth, individual block ownership, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap perilaku hedging. Sementara itu, pembayaran pajak berpengaruh negatif terhadaphedging.
6. Clark and
Judge (2005)
Motives For Corporate Hedging:Evidence From The UK
Dependen: Hedging
Independen: Liquidity, FirmSize, Expected
Financial Distress Cost
Logit Regression
Terdapat hubungan antara expected financial distress cost dengan keputusan hedging nilai tukar mata uang asing. Likuiditas perusahaan, dan firm size juga signifikan menjelaskan hedging mata uangasing.
7. Spano (2004)
A survey of the theoretical modelsof corporate hedging
Dependen: Hedging
Independen: Underinvestment Cost, Taxes,
Cost of Financial Distress,Leverage ,Firm Size
Logit Regression dan Probit Regression
Underinvestment cost, taxes, cost of financial distress, leverage ,firm size berpengaruh positf terhadap kebijakan hedging
8. Nance, dan
Smithson
(1993)
On the Determina of Corporate Hedging
Dependen: Hedging
Independen: Convex tax, Coverageof
FixedClaims,FirmSize, Growth Opportunity, Hedging
Substitution, Taxes, Cost of Financial distress
Logistic Regresion
Perusahaan yang melakukan hedging memiliki lebih banyak fungsi convex tax, memiliki lebih sedikit coverage of fixed claims, ukuran perusahaan yang lebih besar, financial distress lebih besar memiliki kesempatan pertumbuhan yang lebih besar, dan memakai lebih sedikit instrumen pengganti hedging.
Universitas Sumatera Utara
Hedging juga meningkatkan nilai perusahaan dengan menurunkan bebanpajak.
2.3 Kerangka Koseptual
2.3.1 Keputusan Hedging
Keputusan hedging adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu kekayaan atau investasi.
Hedgingdalam penelitian ini merupakan lindung nilai yang dilakukan perusahaan
untuk menanggulangi dampak buruk dari eksposur transaksi (hutang dan piutang
yang menggunakan valuta asing) dengan instrumen derivatif valuta asing
(forward, future, option, dan swap). Keputusan hedging juga diperngaruhi
beberapa faktor internal perusahaan.
2.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Keputusan Hedging
Penggunaan hutang diyakini mampu mengungkit kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ketersediaan dana tersebut mampu
menjalankan perusahaan untuk berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan
operasional, ekspansi usaha, dan lain-lain. Karena terpenuhinya dana tersebut,
maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. Namun
semakin tinggi proporsi tingkat hutang terhadap modal sendiri, maka akan
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap besaran risiko yang semakinbesar.
Penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan kuantitasmodal
yang dimiliki tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu meningkatnya biaya
kebangkrutan, biaya keagenan, tingkat pengembalian bunga yang lebih tinggi, dan
terciptanya asimetri informasi sesuai dengan pernyataan Franco Modigliani dan
Milton Miller (Teori MM). Dengan risiko yang semakin besar tersebut, maka
perusahaan perlu untuk mengambil keputusan yang strategis terkait manajemen
risiko agar meloloskan perusahaan dari adanya risiko tersebut yang dapat
membuat perusahaan bangkrut. Semakin tinggi rasio hutang terhadap modal
sendiri atau debt to equity ratio yang ditanggung perusahaan, sehingga semakin
besar tindakah hedging yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak buruk
risio tersebut, sehingga semakin besar tingkat debt to equity ratio yang diterima
perusahaan, semakin besar peluang perusahaan untuk mengambil keputusan
hedging Spano (2004), dan Klimczak(2008).
2.3.3 Pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan Hedging
Pembiayaan eksternal sangatlah penting bagi perusahaankarena halini
adalahsumberdanauntukmembiayaiinvestasi perusahaan.Pembiayaan eksternal
biasanya sangat mahal. Oleh karena itu, ada kemungkinan bagi perusahaan untuk
tidak melakukan proyek ini (biaya investasi yang tinggi) yang
akibatnyatidakakanmeningkatkannilaiperusahaan. Untukmengurangi
ketergantungan pada pendanaan eksternal yang tinggi yang dapat menyebabkan
kurangnya investasi,Perusahaan bisa menggunakan hedging derivatif untuk
memaksimalkaninvestasi (Ahmad,2012). Rasio market-to-book value (MTBV)
digunakan sebagai proksi untuk mengukur peluang investasiperusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Pengaruh Current Ratio terhadap Keputusan Hedging
Rasio ini sering digunakan oleh perusahaan maupun investor untuk
mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Kewajiban tersebut bersifat jangka pendek. Kewajiban jangka pendek itu seperti,
membayar tagihan listrik, gaji pegawai, atau hutang yang telah jatuh tempo. Rasio
likuiditas jangka pendek perusahaan tersebut dapat diproksikan dengan rasio
lancar, current ratio yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi
ketidakpastian bagi investor, yang mengindikasikan adanya dana menganggur
(idle cash) sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan.Hal ini
akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan, apabila pembayaran
transaksi dilakukan dengan menggunakan denominasi kurs valuta asing, nilainya
akan lebih besar apabila valuta asing mengalami apresiasi terhadap mata uang
domestik,sehingga risiko meningkat.Dengan demikian semakin tinggi nilai
likuiditas maka semakin rendah aktivitas hedging yang dilakukan karena risiko
kesulitankeuanganyang muncul cenderung rendah. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Clark and Judge (2005) dan Ahmad(2012).
2.3.5 Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging
Semakin besar suatu perusahaan, semakin bertambahnya aktivitas yang
terjadi di dalam perusahaan, sehingga menimbulkan tingginya risiko yang akan
ditanggung oleh perusahaan, terlebih jika perusahaan melakukan aktivitas yang
berkaitan dengan perdagangan internasional.risiko dari fluktuasi kurs yang tidak
dapat diprediksi mengakibatkan perusahaan untuk melakukan manajemen risiko.
Salah satu tindakan manajemen risiko yaitu dengan melakukan lindung nilai
Universitas Sumatera Utara
(hedging) dengan derivatif. Semakin besar size (ukuran) perusahaan, terdapat
kecenderungan perusahaan untuk lebih menerapkan kebijakan hedging Paranita
(2011), dan Guniarti(2011).
2.3.6 Pengaruh ManagerialOwnership terhadap Keputusan Hedging
Beberapa penelitian terdahulu mendukung bahwa jika manajer memegang
sebagian besar saham yang dimiliki perusahaan maka para manajer akan lebih
intensif untuk melakukan hedging untuk melindungi aset perusahaan
(Ahmad,2012 dan Ameer,2010). Dengan demikian semakin tinggi kepemilikan
manajerial suatu perusahaan maka semakin tinggi aktivitas hedging yang
dilakukan.
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Debt to Equity Ratio (DER)
Market to Book Value (MTBV)
Keputusan Hedging (HEDG)
Liquidity (Current Ratio-CR)
Firm Size (FS)
Managerial Ownership (MO)
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sugiyono (2012:93), “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalahpenelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Berdasarkan kerangka
konseptual, maka hipotesis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
instrument derivatif yang terdiri dari Debt to Equity Ratio, Market to Book Value,
Current Ratio, Firm Size, Managerial ownership berpengaruh positif terhadap
keputusan Hedging.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono
(2012:57) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Hubungan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah pengaruh variabel independen yaitu debttoequityratio,
market to book value, current ratio, ukuran perusahaan, dan kepemilikan
manajerial terhadap variabel dependen yaitu keputusan hedging.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media
internet dengan situs www.idx.co.id, www.sahamoke.com yaitu pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Waktu penelitian ini adalah
pada desember 2015 sampai dengan januari 2016.
3.3 Batasan Operasional
Universitas Sumatera Utara
Untuk memusatkan pembahasan dan menganalisi masalah, maka perlu
dilakukan batasan operasional pada penelitian, yaitu :
a. Variabel independen (variabel bebas) adalah Debt to Equity Ratio (X1), Market
to Book Value (X2), Current Ratio (X3), Firm Size (X4) dan Managerial
Ownership (X5) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2011-2013.
b. Variabel dependen (variabel terikat) adalah keputusan Hedging(Y) pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
3.4 Definisi Opersional Variabel
Berikut adalah penjelasan atau definisi mengenai variabel dependen dan
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
3.4.1 Variabel Dependen
Hedging adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau
meniadakan risiko pada suatu kekayaan atau investasi. Hedging dalam
penelitianini merupakan lindung nilai yang dilakukan perusahaan untuk
menanggulangi dampak buruk dari eksposure transaksi (hutang dan piutang yang
menggunakanvaluta asing) dengan instrumen derivatif valuta asing (forward,
future, option, danswap). Dalam penelitian ini perusahaan yang melakukan
hedging dengan akandiberi skor 1 dan perusahaan yang tidak melakukan hedging
dengan akan diberiskor = 0.
3.4.2 Variabel Independen
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Universitas Sumatera Utara
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal
sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.Hedging akan dapat
mengurangikemungkinan perusahaan dalam kesulitan keuangan (likuidasi). Total
utang dibagitotal equitydigunakan sebagai proksi untuk leverage perusahaan
(Brigham dan Houston,2010 :134) :
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 =𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑙𝑙𝑒𝑒𝑒𝑒𝑙𝑙𝑡𝑡𝑒𝑒
2. Market to Book Value (MTBV)
Pembiayaan eksternal sangatlah penting bagi perusahaan karena hal ini
adalah sumber dana eksternal untuk membiayai investasi perusahaan. Pembiayaan
eksternal biasanya sangat mahal. Oleh karena itu, ada kemungkinan bagi
perusahaan untuk tidak melakukan proyek ini (biaya investasi yang tinggi) yang
akibatnya tidak akan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mengurangi
ketergantungan pada pendanaan eksternal yang tinggi yang dapat menyebabkan
kurangnya investasi. Perusahaan bisa menggunakan derivatif untuk
memaksimalkan investasi. Ameer (2010) mengunakan rasio market-to-book value
(MTBV) sebagai proxy untuk peluang investasi perusahaan. Market-to-book value
dapat dihitung dengan rasio kapitalisasi pasar dibagi nilai buku(Brigham dan
Houston, 2010: 151) :
Market to book Value (MTBV) = Harga pasar per saham / Nilai buku
3. Current Ratio (CR)
Universitas Sumatera Utara
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
yang diproksi dengan current ratio. Currentratio merupakan salah satu rasio
likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap
utang lancarnya.Current ratio di proksikan sebagai berikut (Brigham dan
Houston, 2010: 134):
𝐶𝐶𝑒𝑒𝐶𝐶𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑡𝑡 𝐷𝐷𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡 =aktiva lancarutang lancar
Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian
bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur (idlecash)
sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga
semakin kecil (Spano, 2004).
4. Ukuran perusahaan (Firm Size)
Ahmad (2012) berpendapat bahwa perusahaan besar
cenderungmenggunakan lindung nilai derivatif untuk menghadapi eksposur risiko
daripadaperusahaan kecil karena mereka memiliki sumber daya yang diperlukan
dan pengetahuan untuk melakukannya. Proksi firmsize dihitung dari logaritma
natural dari nilai total aset (Ahmad,2012) :
Firmsize = LnTotal Asset
5. Kepemilikan manjerial (ManagerialOwnership)
Kepemilikan manajerial (managerial ownership) merupakan pemegang
saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
didalam perusahaan dan mengendalikan kepentingan dalam perusahaan seperti
direktur dan komiaris (Sudana, 2011:11).
Proksi dari managerial ownership dihitung dari (Sudana, 2011:11):
Universitas Sumatera Utara
𝑀𝑀𝑡𝑡𝐶𝐶𝑡𝑡𝑢𝑢𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑜𝑜𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑙𝑙𝑖𝑖 =𝐷𝐷𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑡𝑡𝐶𝐶 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑡𝑡𝑡𝑡𝑜𝑜𝑙𝑙𝐶𝐶𝑢𝑢𝑙𝑙
𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Jenis variabel Keterangan Simbol Skala Pengukuran Dependen (terikat)
Hedging HEDG Rasio Melakukan hedging = 1 Tidak melakukan hedging = 0
Independen (bebas)
Debt to Equity Ratio
DER Rasio 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑙𝑙𝑒𝑒𝑒𝑒𝑙𝑙𝑡𝑡𝑒𝑒
Market to Book Value
MTBV Rasio 𝑀𝑀𝑡𝑡𝐶𝐶𝑎𝑎𝑙𝑙𝑡𝑡 𝐶𝐶𝑡𝑡𝑖𝑖𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑠𝑠𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝐶𝐶𝐵𝐵𝑡𝑡𝑡𝑡𝑎𝑎𝐵𝐵𝑡𝑡𝑡𝑡𝑒𝑒𝑙𝑙
Current Ratio
CR Rasio aktiva lancarutang lancar
Firm Size FS Rasio LnTotal Asset Managerial Ownership
MO Rasio 𝐷𝐷𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑡𝑡𝐶𝐶 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑡𝑡𝑡𝑡𝑜𝑜𝑙𝑙𝐶𝐶𝑢𝑢𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada BEI dengan rentang waktu periode 2011-2013.
Penentuan sampel pada penelitian ini dipilih dari populasi yaitu dari perusahaan
yang memenuhi beberapa kriteria dengan metode purposivsampling(pemilihan
sampel dengan kriteria tertentu sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang secara fundamental memiliki eksposur valuta
asing yang timbul dari impor bahan baku,penjualan ekspor, aset dan
kewajibandalam valuta asing, atau memiliki anak perusahaan di luar
negeriselama tahun 2011-2013.
2. Perusahaan manufakturyang memiliki data lengkap di ICMDpada tahun
penelitian yang dibutuhkan.
Dari data yang diperoleh dari website IDX diperoleh jumlah populasi
sebanyak 133perusahaan dan setelah dilakukan seleksi sampel dengan kriteria
yang telah disebutkan di atas maka diperoleh sampel sebanyak 84 perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Daftar perusahaan sampel
No Perusahaan 1 Polychem Indonesia Tbk (ADMG) 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) 3 Alam Karya Unggul Tbk (AKKU) 4 Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) 5 AKR Corporation (AKRA) 6 Alumindo Light Metal Industry Tbk(ALMI) 7 Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) 8 Asiaplast Industries Tbk (APLI) 9 Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) 10 Astragraphia (ASGR) 11 Astra International (ASII) 12 Astra Otopart (AUTO) 13 Sepatu Bata (BATA) 14 Indo Kordsa Tbk (BRAM) 15 Berlina (BRNA) 16 Barito Pasific Tbk (BRPT 17 Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) 18 Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) 19 Citra Turbindo (CTBN) 20 Delta Jakarta (DLTA) 21 Duta Pertiwi Nusantara (DPNS 22 Darya Varia (DVLA) 23 Ekadharma (EKAD) 24 Eratex Djaya Tbk (ERTX) 25 Ever Shine Textile industry Tbk (ESTI) 26 Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) 27 Fast Food Indonesia (FAST) 28 Fajar Surya Wasesa (FASW) 29 Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) 30 Goodyear (GDYR)
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 3.2
No Perusahaan 31 Gajah Tunggal (GJTL) 32 Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) 33 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk (IKAI) 34 Indomobil Sukses International (IMAS) 35 Indal Alumunium Industry Tbk (INAI) 36 Indofood Sukses Makmur (INDF) 37 Indospring (INDS) 38 Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk (INKP) 39 Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) 40 Intraco Penta (INTA) 41 Indocement (INTP) 42 Jembo Cable Company Tbk (JECC) 43 Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) 44 Kimia Farma (KAEF) 45 KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) 46 Kabelindo Murni Tbk (KBLM) 47 Keramik Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) 48 Kalbe Farma (KLBF) 49 Langgeng Makmur (LMPI) 50 Lionmesh Prima Tbk (LMSH) 51 Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) 52 Lautan Luas (LTLS) 53 Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) 54 Merck (MERK) 55 Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) 56 Mulia Industrindo Tbk (MLIA) 57 Mustika Ratu (MRAT) 58 Metrodata Electronic (MTDL) 59 Mayora (MYOR) 60 Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) 61 Nippres Tbk (NIPS) 62 Pan Brothers (PBRX) 63 Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) 64 Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) 65 Sat Nusa persada Tbk (PTSN) 66 Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) 67 Supreme Cable Manufacturing Tbk (SCCO)
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 3.2
No Perusahaan 68 Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) 69 Holcim Indonesia (SMCB) 70 Semen Gresik (SMGR) 71 Selamat Sempurna (SMSM) 72 Suparma Tbk (SPMA) 73 Indo Acitama (SRSN) 74 Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) 75 Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) 76 Mandom Indonesia (TCID) 77 Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) 78 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) 79 Chandra Asri Petrochemical (TPIA) 80 Trias Sentosa Tbk (TRST) 81 Ultrajaya (ULTJ) 82 United Tractor (UNTR) 83 Unilever Indonesia (UNVR) 84 Voksel Electric Tbk (VOKS)
Sumber: data diolah, www.idx.co.id
Selanjutnya analisis dilakukan dengan menggunakan pooling data dengan
menambah jumlah pengamatan, yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan
periode pengamatan (3 tahun) sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini
sebanyak 252 pengamatan (84 x 3 = 252).
3.6 Jenis dan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berisidata variabel dependen dan independen yang dilakukan perusahaan
Manufakturyang terdaftar di BEI selama tahun 2011–2013. Data laporan
keuangan tersebutdiperoleh dari Catatan Laporan Keuangan dan ICMD
(IndonesianCapital Market Directory).
Universitas Sumatera Utara
3.7 Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumenter
darilaporan keuangan tahunan beserta catatannya yang berasal dari BEI untuk
tahun 2011–2013. Untuk kepentingan analisis maka digunakan pooled data
(datapooled) selama 3 tahun dari perusahaan yang dijadikan sampel, dengan
demikiandidapat 84 x 3 = 252pengamatan.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi (standarddeviation), maksimum
dan minimum (Ghozali, 2006: 19). Statistik deskriptif berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui
data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat analisis dan
kesimpulan yang umum.
3.8.2 Pengujian Data
Regresi logistik dilakukan ketika peneliti ingin menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya
(Ghozali, 2007). Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi
normalitas data dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik
tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel independen yang digunakan
dalam model, artinya variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi
normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grip. Gujarati
(2003) menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedacity artinya
Universitas Sumatera Utara
variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing
variabel independen.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model regresi logistik karena
model variabel dependen dalam model adalah variabel kategori (dikotomi
variable), dengan memberi nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan hedging dan
nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan hedging. Selain itu penggunaan
model ini didasarkan atas masukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang
menyarankan untuk penggunaan model ini karena mempunyai tingkat klasifikasi
yang lebih baik dibandingkan model lain serta tidak sensitif terhadap jumlah
sampel yang tidak sama frekuensinya.
Kuncoro (2001) dalam Putro (2012)mengatakan bahwa regresi logistik
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknik analisis lain yaitu:
1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas dan heteroskedastisitas atas
variabel bebas yang digunakan dalam model sehingga tidak diperlukan uji
asumsi klasik walaupun variabel independen berjumlah lebih dari satu.
2. Variabel independen dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel
kontinu, distrik, dan dikotomis.
3. Regresi logistik tidak membutuhkan keterbatasan dari variabel independennya.
4. Regresi logistik tidak mengharuskan variabel bebasnya dalam bentuk interval.
Secara umum model regresi logistik dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝐿𝐿𝑙𝑙 = 𝐿𝐿𝑡𝑡𝑢𝑢 𝑃𝑃𝑙𝑙
1 − 𝑃𝑃𝑙𝑙= 𝑙𝑙0 + � 𝑙𝑙𝑗𝑗
𝑎𝑎
𝑗𝑗=1𝑋𝑋𝑙𝑙𝑗𝑗
Li : Variabel dependen (= 1 bila perusahaan melakukan hedging; = 0 bila
perusahaan tidak melakukan hedging)
Pi : Probabilitas
Universitas Sumatera Utara
Xij : Variabel independen
Dari model umum tersebut diperoleh untuk probabilitas perusahaan untuk
melakukan hedging atau tidak sebagai berikut:
𝐿𝐿𝑙𝑙 = 𝐿𝐿𝑡𝑡𝑢𝑢𝑃𝑃𝑙𝑙
1 − 𝑃𝑃𝑙𝑙= 𝑙𝑙0 + 𝑙𝑙1𝑋𝑋1 + 𝑙𝑙2𝑋𝑋2 + ⋯+ 𝑙𝑙5𝑋𝑋5 + 𝑒𝑒𝑙𝑙
Di mana:
X1 : Debt to Equity Ratio (DER)
X2 : Market to Book Value (MTBV)
X3 : Current Ratio (CR)
X4 : Firm Size (FS)
X5 : Managerial Ownership (MO)
Penentuan nilai 1 dan 0 sebagai variabel hedging dengan cara melihat dari
Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan di setiap
perusahaan.Perusahaan yang melakukan hedging dengan derivatif diberi angka 1,
sedangkan Perusahaan yang tidak melakukan hedging dengan derivatif diberi
angka 0.
3.8.3 Pengujian Model
Langkah pertama adalah menilai overallfit model terhadap data. Beberapa
tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit
adalah :
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Universitas Sumatera Utara
3.8.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model
Statistik yang digunakan berdasakan pada fungsi likelihood. Likelihood L
dari model adalah probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskanmenggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan
alternatif, Lditransformasikan menjadi -2LogL. Untuk menilai keseluruhan
model ditunjukkan dengan log likelihood value (nilai -2LogL ) yaitu dengan
cara membandingkanantaranilai -2LogL pada awal (block number = 0) dimana
model hanya memasukkan konstantadengan-2LogL setelah mode memasukkan
variabel bebas (block number = 1). Apabila nilai-2LogLblock number = 0
>nilai-2LogLblock number = 1 maka menunjukkan model regresi yang baik.
3.8.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi
Menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model.
Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengn atau
kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan
antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodnes fit model tidak baik
karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistic
Hosmer and lameshow Goodness of fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol
tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya.
3.8.3.3 Koefisien Determinasi
Merupakan ukuran yang meniru ukuran 𝐷𝐷2pada multiple regression yang
didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimumkurang dari 1
sehinga sulit diinterpretasikan.Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari
koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikanbahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol)
Universitas Sumatera Utara
sampai 1 (satu). Nilai Negelkerke’s 𝐷𝐷2dapat diinterpretasikan seperti nilai 𝐷𝐷2pada
multiple regression. Bila nilai Negelkerke’s 𝐷𝐷2kecil berarti kemempuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
3.8.3.4 Tabel Klasifikasi
Tabel Klasifikasi 2x2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan
salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel
dependen dan hal ini rentan (1) dan tidak rentan (0), sedangkan pada baris
menunjukan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen rentan (1) dan
tidak rentan (0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada
diagonal dengan tingkatan ketepatan peramalan 100%. Jika model regresi logistik
memiliki homoskedastisitas, maka prosentase yang benar (correct) akan sama
untuk kedua baris.
3.8.4 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan nilai signifikansi level sebesar 5% untuk
mengetahui apakah ada pengaruh nyata dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. H0 : b1 =b2=b3 = b4 = b5= 0, ArtinyaDebt to Equity Ratio (DER),
CurrentRatio (CR), Market to Book Value (MTBV), Firm Size (FS),
Managerial Ownership (MO) berpengaruh tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa efek Indonesia.
2. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠0, Artinya Debt to Equity Ratio
(DER), CurrentRatio (CR), Market to Book Value (MTBV), Firm Size
Universitas Sumatera Utara
(FS), Managerial Ownership (MO) berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa efek Indonesia.
Kriteria dari pengujian ini adalah :
a. Signifikansi level (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b. Signifikansi level (Sig.) < 0,05 maka H1diterimadan H0ditolak
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi syarat untuk
dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, yang berarti populasi yang dijadikan sampel penelitian
adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel yang sudah dotentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 84 perusahaan. Profil masing-masing
perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel
No Kode
Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO
Bidang dan Kegiatan Perusahaan
1 ADMG Polychem Indonesia Tbk 25-Apr-86 20-Okt-93 pemotongan poliester,
pengolahan plastik
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 26-Jan-60 11-Jun-97 pembuatan mie
3 AKKU Alam Karya Unggul Tbk 05-Apr-01 01-Nop-04 pengolahan plastik dan
pengemasan
4 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 07-Mar-80 18-Des-92
pengemasan fleksibel terpadu
5 AKRA AKR Corporation 28-Nop-77 03-Okt-94 pengolahan bahan kimia, distributor bahan kimia
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 4.1
No Kode
Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO
Bidang dan Kegiatan Perusahaan
6 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 26-Jun-78 02-Jan-97
pengolahan lempengan aluminum dan kertas
aluminium
7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 07-Okt-71 08-Nop-95
pengolahan lempengan gelas kaca, dan produk
gelas
8 APLI Asiaplast Industries Tbk 05-Agust-92 01-Mei-00
pembuatan lempengan PVC dan PVC sponge
leather 9 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 22-Feb-93 17-Jul-01 industri keramik
10 ASGR Astragraphia 31-Okt-75 15-Nop-89 peralatan elektronik
11 ASII Astra International 20-Feb-57 04-Apr-90
otomotif, peralatan berat, agribisnis, industri
peralatan
12 AUTO Astra Otopart 20-Sep-91 15-Jun-98 industri suku cadang kendaraan bermotor
13 BATA Sepatu Bata 15-Okt-91 24-Mar-82 industri sepatu
14 BRAM Indo Kordsa Tbk 08-Jul-81 05-Sep-90 pembuatan benang ban
dan kawat 15 BRNA Berlina 22-Mei-05 06-Nop-89 pengemasan plastik 16 BRPT Barito Pasific Tbk 04-Apr-79 01-Okt-93 kayu, mebel
17 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 27-Feb-95 18-Jul-01
pembuatan besi bangunan
18 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 15-Jan-79 08-Mei-95 pengolahan ubi kayu
19 CTBN Citra Turbindo 23-Agust-81 28-Nop-89 industri pipa dan
aksesoris 20 DLTA Delta Jakarta 15-Jun-97 12-Feb-84 Minuman
21 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 18-Mar-82 08-Agust-90
pembuatan lem kayu dan damar untuk produk
kayu 22 DVLA Darya Varia 05-Feb-76 11-Nop-94 obat-obatan farmasi 23 EKAD Ekadharma 20-Nop-81 11-Agust-90 pembuatan pita perekat 24 ERTX Eratex Djaya Tbk 12-Okt-72 21-Agust-90 Textil
25 ESTI Ever Shine Textile industry Tbk 11-Des-73 13-Okt-92
tekstil sintetis dan garmen
26 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 06-Mar-92 16-Mei-97
indutri bahan kimia ester,asam fetty dll
27 FAST Fast Food Indonesia 19-Jun-78 11-Mei-93 makanan dan restoran 28 FASW Fajar Surya Wasesa 13-Jun-87 01-Des-94 bubur kertas dan kertas
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 4.1
No Kode
Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO
Bidang dan Kegiatan Perusahaan
29 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 08-Apr-89 23-Des-09 piringan logam
30 GDYR Goodyear 26-Jan-71 01-Des-80 pembuatan ban 31 GJTL Gajah Tunggal 24-Agust-51 08-Mei-90 pembuatan ban
32 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 30-Okt-75 05-Nop-90
pengemasan kaleng dan percetakan
33 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 26-Jun-91 04-Jun-97
pembuatan lantai keramik, tegel
34 IMAS Indomobil Sukses International 20-Mar-87 15-Sep-93
perakitan kendaraan bermotor dan penjualan
35 INAI Indal Alumunium Industry Tbk 16-Jul-71 05-Des-94 industri aluminium
36 INDF Indofood Sukses Makmur 14-Agust-90 14-Jul-94 makanan dan minuman
37 INDS Indospring 05-Mei-78 10-Agust-90 industri pegas,
lempengan pegas
38 INKP Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk 07-Des-76 16-Jul-90 industri kertas
39 INRU Toba Pulp Lestari Tbk 26-Apr-83 18-Jun-90 industri kertas 40 INTA Intraco Penta 10-Mei-75 23-Agust-93 alat berat 41 INTP Indocement 16-Jan-85 05-Des-89 industri semen
42 JECC Jembo Cable Company Tbk 17-Apr-73 18-Nop-92
kabel elektrik dan telekomunikasi
43 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 18-Jul-73 08-Agust-89 industri besi dan baja 44 KAEF Kimia Farma 23-Jan-69 04-Jul-01 Farmasi
45 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 19-Jan-72 06-Jul-92
kabel dan kawat elektronik
46 KBLM Kabelindo Murni Tbk 11-Okt-79 01-Jun-92 industri kabel
47 KIAS Keramik Indonesia Assosiasi Tbk 11-Jan-01 08-Des-94 industri keramik
48 KLBF Kalbe Farma 10-Sep-66 03-Jul-91 Farmasi
49 LMPI Langgeng Makmur 04-Jun-96 17-Okt-97
pembuatan peralatan rumah plastik dan
aluminium
50 LMSH Lionmesh Prima Tbk 14-Des-82 04-Jun-90 industri pengelasan dan
pabrik besi
51 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 07-Jan-82 05-Feb-90 pengelasan
52 LTLS Lautan Luas 18-Jan-51 21-Jul-97 industri bahan kimia
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 4.1
No Kode
Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO
Bidang dan Kegiatan Perusahaan
53 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 20-Jun-88 09-Jun-05 industri ban
54 MERK Merck 14-Okt-70 23-Jul-81 Farmasi
55 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 03-Jun-29 17-Jan-94 industri minuman
56 MLIA Mulia Industrindo Tbk 15-Nop-86 17-Jan-94 indutri gelas dan keramik
57 MRAT Mustika Ratu 14-Mar-78 27-Jul-97 tradisional herbal dan
kosmetik 58 MTDL Metrodata Electronic 17-Feb-83 09-Apr-90 peralatan komputer 59 MYOR Mayora 17-Feb-77 04-Jul-90 Makanan
60 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 19-Agust-82 14-Des-09 industri timah
61 NIPS Nippres Tbk 24-Apr-75 24-Jul-91 industri batreia 62 PBRX Pan Brothers 21-Agust-80 16-Agust-90 teksil dan garmen
63 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 26-Sep-83 23-Sep-96
industri pengemasan metal
64 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 20-Feb-84 12-Jul-90 industri roda bergigi
65 PTSN Sat Nusa persada Tbk 01-Jun-90 08-Nop-07 perakitan barang
elektronik
66 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 22-Des-87 22-Jan-98 industri pakaian
67 SCCO Supreme Cable Manufacturing Tbk 09-Nop-70 20-Jul-82 industri kabel
68 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 05-Nop-94 07-Okt-08 industri alat percetakan
69 SMCB Holcim Indonesia 15-Jun-71 10-Agust-97 industri semen 70 SMGR Semen Gresik 25-Mar-53 08-Jul-91 industri semen
71 SMSM Selamat Sempurna 19-Jan-76 09-Sep-96 industri suku cadang kendaraan bermotor
72 SPMA Suparma Tbk 25-Agust-76 16-Nop-94 industri kertas
73 SRSN Indo Acitama 07-Des-82 11-Jan-93 kemasan plastik, pakaian
dan kimia
74 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 14-Apr-80 21-Mar-94 industri kayu olahan
75 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 03-Feb-77 30-Sep-93
batangan tembaga, kawat, batangan timah
76 TCID Mandom Indonesia 05-Nop-79 23-Sep-93 industri kosmetik
77 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 02-Apr-81 13-Des-99 industri kayu olahan
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 4.1
Sumber : data diolah, www.idx.co.id 4.2 Statistik Deskriptif
Analiasis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
statistik secara umum, peneliti mengunakan descriptiveuntuk variabel yang diukur
dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala
nominal.
Tabel 4.2 Statistik deskriptif
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 252 ,04 17,45 1,5210 2,07166
CR 252 ,21 11,74 2,1712 1,79604
MTBV 252 ,03 47,27 2,8890 6,45443
FS 252 23,08 33,28 28,2687 1,59292
MO 252 ,00 27,77 1,6946 4,95021
Valid N (listwise) 252 Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
No Kode
Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO
Bidang dan Kegiatan Perusahaan
78 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 02-Okt-72 03-Apr-97
industri bubur kertas, dan kertas olahan
79 TPIA Chandra Asri Petrochemical 02-Nop-84 26-Mei-08 industri bahan kimia
80 TRST Trias Sentosa Tbk 23-Nop-83 02-Jul-90 kemasan kertas, pita
perekat
81 ULTJ Ultrajaya 02-Nop-71 02-Jul-90 industri susu dan
minuman 82 UNTR United Tractor 13-Okt-72 19-Sep-89 industri alat berat 83 UNVR Unilever Indonesia 05-Des-33 11-Jan-82 industri barang konsumsi 84 VOKS Voksel Electric Tbk 19-Apr-71 20-Des-90 industri kabel
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.2 diatas dapat dideskripsikan bebrapa hal berikut ini :
1. Variabel independen debt to equity ratio (DER) memiliki rata-rata sebesar
1,5210 dengan standar deviasinya sebesar 2,07166. Nilai DER yang tertinggi
adalah 17,45 yang dimiliki oleh AKKU pada tahun 2013, sedangkan untuk
nilai DER yang terendah adalah 0,04 yang dimiliki oleh JPRS tahun 2013.
2. Variabel independen current ratio (CR) memiliki rata-rata sebesar 2,1712
dengan standar deviasinya sebesar 1,79604. Nilai CR yang tertinggi adalah
11,74 yang dimiliki oleh TCID pada tahun 2011, sedangkan nilai Cr yang
terendah adalah 0,21 yang dimiliki oleh SULI pada tahun 2011.
3. Variabel independen market to book value (MTBV) memiliki rata-rata sebesar
2,8890 dengan standar deviasinya adalah 6,45443. Nilai MTBV terbesar adalah
47,27 yang dimiliki oleh MLBI pada tahun 2012, sedangkan nilai MTBV yang
terendah adalah 0,03 yang dimiliki oleh BATA tahun 2013.
4. Variabel independen firmsize (FS) yang diproksikan dengan Ln total aset
memiliki nilai rata-rata sebesar 28,2687 dengan standar deviasinya sebesar
1,59292. Nilai FS yang tertinggi 33,28 yang dimiliki oleh BRPT pada tahun
2013, sedangkan nilai FS yang terendah adalah 23,08 yang dimiliki oleh
AKKU pada tahun 2013.
5. Variabek independen managerial ownership (MO) memiliki nilai rata-rata
sebesar 1,6946 dengan standar deviasinya sebesar 4,95021. Nilai MO yang
tertinggi adalah 27,77 yang dimiliki oleh BRAM, sedangkan nilai MO yang
terendah sebesar 0 atau tidak ada sama sekali yang dimiliki oleh sebagian besar
sampel.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Statistik Frequensi
HEDGING Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
,0 192 76,2 76,2 76,2
1,0 60 23,8 23,8 100,0
Total 252 100,0 100,0 Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu
keputusan melakukan hedgingyang merupakan variabel dummy, dimana sampel
yang mekukan hedging diberi kode “1” sedangkan sampel yang tidak melakukan
hedging diberi kode “0”. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data
dapat diproses. Jumlah sampel yang melakukan hedging sebanyak 60 sampel atau
23,8% dari total sedangkan sampel perusahaan yang tidak melukan hedging
sebanyak 192 sampel atau 76,2% dari total keseluruhan.
4.3 Pengujian Model 4.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit
atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan hipotesis :
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log likelihood
pada awal (blocknumber=0) dengan nilai -2 Log likelihood pada akhir
(blocknumber = 1). Nilai -2 Log Likelihood awal pada block number =0
ditunjukkan melalui tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Likelihood Block 0
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah Nilai -2 Log Likelihood akhir pada block number =1, dapat ditunjukkan
melalui tabel berikut :
Tabel 4.5 Likelihood Block 1
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant DER CR MTBV FS MO
Step 1
1 224,514 -14,650 ,042 -,024 ,034 ,473 ,076
2 214,623 -21,522 ,075 -,053 ,041 ,701 ,109
3 214,087 -23,413 ,083 -,077 ,043 ,765 ,119
4 214,084 -23,545 ,083 -,080 ,044 ,770 ,120
5 214,084 -23,546 ,083 -,081 ,044 ,770 ,120
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 276,633
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa -2 Log Likelihood awal pada block number
=0, yaitu model hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 4
memperoleh nilai sebesar 273,633. Kemudian pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 277,255 -1,048
2 276,633 -1,160
3 276,633 -1,163
4 276,633 -1,163
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 276,633
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Universitas Sumatera Utara
setelah masuknya variabel independen pada model nilai -2 Log Likelihood akhir
pada step 5 menunjukan nilai 214,084.
Selisih antara nilai -2 Log Likelihood awal dengan nilai -2Log likelihood
akhir adalah sebesar 59,549 (273,633-214,084). Adanya penurunan Likelihood ini
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan fit dengan data.
4.3.2 Menilai kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan
Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-
Square. Probabilitas signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
tingkat signifikansi (α) 5%.
Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi adalah :
Ho : tidak ada perbedaan antara model dengan data
Ha : ada perbedaan antara model dengan data
Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 5,806 8 ,669
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian Hosmer dan lemeshow. Hasil
pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi sebesar 0,669. Nilai
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari α (tingkat signifikansi) 0,05. Hal ini
berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena
tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan
Universitas Sumatera Utara
klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai
observasinya.
4.3.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabilitas variabel
dependen.koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada Nagelker
R Square. Nilai Nagelker R square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square
pada regresi berganda (Ghozali,2006).
Tabel 4.7
Nagelker R square
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 214,084a ,220 ,330
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Tabel 4.7 menunjukkan nilai Nagelker R Square. Dilihat dari hasil output
pengolahan data, nilai Nagelker R Square adalah sebesar 0,330 yang berarti
variabilitas variabel independen adalah sebesar 33%, sisanya sebesar 67% (100%-
33%) dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain diluar model penelitian.
4.4 Tabel Klasifikasi
Matriks klasifikasi akan memunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan melakukan hedging.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8
Sumber : output SPSS, 2016 data diolah
Dari tabel 4.8tabelklasifikasi model menunjukkan bahwa prediksiobservasi
tidak melakukan aktivitas hedging sebanyak 192, sedangkan hasil observasinya
sebanyak 179 dengan ketepatan klasifikasi sebesar 93,2%. Kemudian prediksi
observasiyang melakukan aktivitas hedging sebanyak 60,sedangkan hasil
observasinya hanya 38 denganketepatan klasifikasi sebesar 36,7%. Jadi
secarakeseluruhan ketepatan model ini sebesar 79,8%yang berarti hasil penelitian
ini cukup baikkarena mendekati ketepatan 100%.
4.5 Pengujian Hipotesis
Dalam uji regresi pengaruh antara variabel dependen dan variabel
independen dilihat pada variables in the Equiation. dalam uji hipotesis dengan
regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equiation pada kolom
significant dibanding dengan tingkat kealphaan 0,05 (5%). Apabila tingkat
signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima.
Classification Table Observed Predicted HEDGING Percentage
Correct ,0 1,0
Step 1 HEDGING
,0 179 13 93,2
1,0 38 22 36,7
Overall Percentage 79,8
a. The cut value is ,500
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
DER ,083 ,083 1,007 1 ,316 1,087
CR -,081 ,136 ,353 1 ,552 ,923
MTBV ,044 ,026 2,851 1 ,091 1,045
FS ,770 ,125 37,771 1 ,000 2,159
MO ,120 ,035 12,105 1 ,001 1,128
Constant -23,546 3,705 40,378 1 ,000 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: DER, CR, MTBV, FS, MO.
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Tabel 4.9 menunjukkan hasilpengujian dengan regresi logistik pada tingkat
signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh
persamaan regresi logistik sebagai berikut ini :
Li =HEDG = -23,546 + 0,083DER - 0,081CR + 0,044MTBV + 0,77FS +
0,12MO
Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
1. Nilai konstanta sebesar -23,546 yang dihasilkan negatif, artinya jika
pengambilan keputusan hedging tidak dipengaruhi oleh debt to equity
ratio, current ratio, market to book value, firm size dan managerial
ownership maka kemungkinan perusahaan melakukan hedgingakan
menurun sebesar -23,546 satuan.
2. Debt to equity ratio (DER) sebesar 0,083 yang dihasilkan positif, artinya
jika DER naik satu satuan maka kemungkinan perusahaan melakukan
hedging meningkat sebesar 0,083 satuan dengan syarat variabel lainnya
konstan.
Universitas Sumatera Utara
3. Currentratio (CR) sebesar -0,081 yang dihasilkan negatif, artinya jika CR
naik satu satuan maka akan menurunkan kemungkinan perusahaan untuk
melakukan hedging sebesar 0,081 satuan dengan syarat variabel lainya
konstan.
4. Market to book value(MTBV) sebesar 0,044 yang dihasilkan positif,
artinya jika MTBV naik satu satuan maka akan meningkatkan
kemungkinan perusahaan melakukan hedging sebesar 0,044 satuan dengan
syarat variabel lainnya konstan.
5. Firm size (FS) sebesar 0,77 yang dihasilkan positif ,artinya jika FS naik
sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kemungkinan perusahaan
melakukan hedging sebesar 0,77 satuan dengan syarat variabel lainnya
konstan.
6. Managerial ownership (MO) sebesar 0,12 yang dihasilkan positif, artinya
jika MO naik sat satuan maka akan meningkatkan kemungkinan
perusahaan untuk melakukan hedging sebesar 0,12 dengan syarat variabel
lainnya konstan.
Dari hasil pengujian diatas maka diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai
berikut :
Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
melakukan hedging. Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi variabel DER bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas (p)
sebesar 0,316 > 0,05 yang berartiH0diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa
variabel DER tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan
hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
Universitas Sumatera Utara
Current ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging.
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel CR
bernilai negatif sebesar -0,081 dengan probabilitas (p) sebesar 0,552 > 0,05 yang
berarti H0diterima dan H1 ditolak.Hal ini berarti bahwa variabel CR tidak
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
Market to book value tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi
variabel MTBV bernilai positif dengan koefisien regresi sebesar 0,044 dengan
probabilitas sebesar 0,091 > 0,05 yang berarti H0diterima dan H1 ditolak. Hal ini
berarti bahwa variabel MTBV tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2011-2013..
Firm size berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan hedging.
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi variabel FS
bernilai positif sebesar 0,77 dengan probabilitas sebesar 0,00 < 0,005 yang berarti
berarti H1diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel FS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
Managerial ownership berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan
hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi
variabel MO bernilai positif sebesar 0,12 dengan probabilitas sebesar 0,01 < 0,005
yang berarti H1diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel MO
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan
hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
4.6.1 Pengaruh Debt to EquityRatio Terhadap Pengambilan Keputusan
Hedging
Variabel Debt to equity ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,316>
0,05yang berarti bahwa variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap
probabilitas pengambilan keputusan hedging. Tingginya DER suatu perusahaan
yang mengindikasikan bahwa besar hutang dibandingkan dengan besar ekuitas
perusahaan. Semakin besar penggunaan hutang oleh sebuah perusahaan maka
semakin besar risiko yang harus diperhatikan perusahaan. Namun disatu sisi
perusahaan tetap membutuhkan hutang untuk menambah modal kerja dan
memanfaatkan modal kerja tersebut untuk meningkatkan keuntungan. Hal ini
menuntut perusahaan untuk bisa mengelola risiko dengan baik, salah satunya
menggunakan kebijakan hedging dengan instrumen derivatif (Klimzack,2008).
Dalam penelitian ini DER tidak berpengaruh secara signifikan namun
memiliki nilai positif terhadap probabilitas penggunaan instrumen derivatif
sabagai pengambilan keputusan hedgingpada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan
oleh Ahmad (2012),Paranita (2011),dan Klimzack (2008).
4.6.2 Pengaruh CurrentRatio Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging.
Universitas Sumatera Utara
Variabel current ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai
negatif sebesar 0,081 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,552> 0,05yang
berarti bahwa variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap probabilitas
pengambilan keputusan hedging. Currentratio merupakan salah satu rasio
likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap
utang lancarnya. Semakin besar CR suatu perusahaan mengindikasikan bahwa
semakin besar kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan masalah likuidasi,
hal ini berarti semakin tinggi nilai CR suatu perusahaan akan berbanding terbalik
atau bernilai negatif terhadap pengambilan keputusan hedging perusahaan tersebut
(Gunniarti,2014).
Dalam penelitian ini CR tidak berpengruh secara signifikan dan bernilai
negatif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung oleh hasil peneltiian yang ditemukan oleh
Paranita (2011), namum bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan
oleh Ameer (2010).
4.6.3 Pengaruh MarkettoBookValue Terhadap Pengambilan Keputusan
Hedging
Variabel MarkettoBookValuemenunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
bernilai positif sebesar 0,044 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,091>
0,05yang berarti bahwa variabel MarkettoBookValuetidak berpengaruh terhadap
probabilitas pengambilan keputusan hedging.Market to book value
mengambarkan kesempatan pertumbuhan perusahaan, semakin besar peluang
pertumbuhan perusahaan semakin besar juga risiko yang dihadapi perusahaan
maka pengambilan keputusan hedging akan semakin besar juga (Ameer,2010).
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini MTBV tidak berpengaruh secara signifikan dan
bernilai positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
ditemukan oleh Paranita (2011), namun bertentangan dengan hasil penelitian yang
ditemukan oleh Ahmad (2012) dan Ameer (2010).
4.6.4 Pengaruh FirmSize Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging
Variabel FirmSizemenunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai
positifsebesar 0,77 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 < 0,05yang berarti
bahwa variabel FirmSize berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas
pengambilan keputusan hedging. Semakin besar suatu perusahaan cendrung
menghadapi risiko yang lebih besar pula, maka semakin besar ukuran perusahaan
akan berprngaruh terhadap pengambilan keputusan hedging nya (Ahmad,2012).
Dalam penelitian ini firm size berpengaruh secara signifikan dan bernilai
positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad (2102), Paranita (2011), Guniarty (2011), Ameer (2010), Klimzack
(2008) dan Clark (2005).
4.6.5. Pengaruh Managerial Ownership Terhadap Pengambilan Keputusan
Hedging
Variabel managerial ownershipmenunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
bernilai positif sebesar 0,12 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,001 < 0,05yang
berarti bahwa variabel managerial ownership berpengaruh secara signifikan
terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Kepemilikan manajerial
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh para manajer membuat
para manajer akan lebih merasa memiliki perusahaan tersebut dan lebih hati-hati
terhadp risiko dan memilih melakukan tindakan hedging (Ahmad,2012).
Dalam penelitian ini managerial ownershipberpengaruh secara signifikan
dan bernilai positf terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad (2102), Paranita (2011), Guniarty (2011), Ameer (2010),
Klimzack (2008) dan Clark (2005).
BAB 5
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasrkan analisis data dengan regresi logistik, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut; Debt to equity ratio (DER), Current ratio (CR),
Market to book value (MTBV) tidak berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
indonesia. Hal ini berarti perusahaan cenderung menghadapi tekanan eksternal
yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan hedging, sedangkan Firmsize(FS)
dan Managerial ownership (MO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek indonesia. Hal ini berarti semakin besar suatu perusahaan dan semakin
tinggi kepemilikan manajerial suatu perusahaan secara signifikan berpengaruh
semakin tingginya pengambilan keputusan hedging suatu perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan analisa yang telah penulis lakukan, maka perlu dilakukan
penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut; Bagi peneliti sejenis sebaiknya memperluas
penelitian dengan menambah populasi penelitian dari seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau pada perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek indonesia dengan tahun pengamatan yang lebih panjang
sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan akan lebih
menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. Serta menambah
variabel-variabel lain yang diprediksi mempengaruhi pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
hedging. Bagi manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan kebijakan
hedging untuk meningkatkan nilai pemegang sahamnya dan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan hedging untuk mengurangi
risiko keuangan perusahaan. Mengetahui seberapa terlindungnya suatu perusahaan
terhadap risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah informasi penting dan baik
bagi investor. Penulis menyarankan bagi para investor untuk lebih
mempertimbangkan perusahaan yang melakukan tindakan hedging untuk
mengurangi risiko keuangan perusahaan.s
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ball, Donald A, Mculloh dan Wendell H, 2001. Bisnis Internasional, Salemba Empat, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Brigham,Eugene F dan Joel F Houston,2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
buku 1 edisi 11, Salemba Empat, Jakarta. Brigham, Eugene F dan Joel F Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan buku 2 edisi 10, Salemba Empat, Jakarta. Fabozzi, Frank .j, 2000. Manajemen investasi, buku dua, Salemba Empat, Jakarta. Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gumanti, Tatang ari, 2011. Manajemen Investasi: Konsep, Teori, dan Aplikasi,
Mitra Media Wacana, Jakarta. Kasidi, 2010. Manajemen Risiko, Ghalia Indonesia, Bogor. Lubis, Ade Fatma, 2008. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
Jakarta. Salim, Abbas, 2007. Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo, Jakarta. Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktek,
Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,
Bandung. Van Horne, James C dan John M Wachowicz, 2007. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan buku 2 edisi 12, Salemba Empat, Jakarta. William, J O’niel, 2000. 24 Esential Lesson for Investment Success, McGrawhill, New york. SKRIPSI Putro, Septama Hardanto, 2012. “Analisis Faktor yangMempengaruhi
Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai PengambilanKeputusanHedging (Studi Kasus Pada Perusahaan Automotive And Allied Products Yang Terdaftar Di BEI Periode2006-2010)”, skripsi,Universitas Diponegoro.
JURNAL
Ahmad, Noryati dan Balkis Haris, 2012. “Factors for Using Derivatives: Evidences From Malaysian Non-Financial Companies”, Research Journal of Financial and Accounting. Vol.3, No.9,pp: 79-87.
Universitas Sumatera Utara
Ameer, Rashid, 2010. “Determinants of Coporate Hedging Practise in Malaysia”, International Business Research. Vol.3, No. 2,pp: 120-130
Bartram, S. M., Brown, G. W & Fehle, F. R. 2006. International Evidence on
Financial Derivatives Usage. Working Paper. Lancaster: Lancaster University, UK.
Clark, Ephraim dan Amrit Judge, 2005. “Motives for Corprate Hedging: Evidence
From The UK”, Annals of financial Economics. Vol.1, No. 1,pp:1-20. Guniarti, Fay, 2014. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktifitas Hedging
Dengan Instrument Derivatif Valuta Asing”, Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 5, No. 1,pp: 65-79.
Haushalter, David., Sandy Klasa dan William F. Maxwell. 2007. The Influence of
Product Market Dynamics on a Firm’s Cash Holdings and Hedging Behaviour.Journal of Financial Economics,Vol.84, No.3, pp: 797-825.
Jensen, M. C. Dan William H.M, 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure, Journal of Financial Economics,Vol 3,No.1, pp: 305-360.
Klimzack, Karol Mazek, 2008. “Corporate Hedging and Risk Management
Theory: Evidence from Polish Listed Companies”, The Journal Of Risk Finance. Vol. 9, No. 1, pp:1-33.
Nance, Deana R, Clifford W. Smith,Jr, dan Charles W. Smithson, 1993. “On The
determinant of Corporate Hedging”, The Journal of Finance. Vol. 48, No. 1, pp:267-284.
Paranita, Ekayana sangkasari, 2011. “Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta
Asing pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan, Fakultas Ekonomi UNIMUS
Schubert, L. 2011. Hedge Ratios for short and leveraged Exchange-trade funds.
Atlantic Review of Economic. Vol 1, No 1,pp: 11-34. Spano, Marcello, 2012. “A Survey of The Theoretical Models of Corporate
Hedging”, Jounala Of Finance. Vol.12, No.1, pp:1-35. Zhu, M. R. 2010. Corporate Hedging, Financial Distress and Product Market
Compettition. Working Paper. Austin: University of Texas.
SITUS WWW(World Wide Web)
Universitas Sumatera Utara
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx, diakses tanggal 8 oktober 2015, pukul 11.04
http://www.bi.go.id/../,Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan, 2012. Diakses
(10 oktober 2015, pukul 12.08 Pm). http://www.e-jurnal.com/2014/11/on-the-determinantof-corporate-hedging-terhadap.html, diakses tanggal 25 september 2015, Pukul 12.33 Pm. http://sahamoke.com/beranda/laporankeuangan.aspx, diakses tanggal 10 oktober
2015, Pukul 20.13 Pm.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1
Populasi dan sampel
No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1
Kriteria 2
Sampel
1 AALI PTAstraAgroLestariTbk √ X 2 ADES PTAdesWatersIndonesiaTbk X X 3 ADMG PTPolychemIndonesiaTbk √ √ Sampel 1 4 AISA PTTigaPilarSejahteraFoodTbk √ √ Sampel 2 5 AKKU PTAnekaKemasindoUtamaTbk √ √ Sampel 3 6 AKPI PTArghaKaryaPrimaIndustryTbk √ √ Sampel 4 7 AKRA PTAKRCorporindoTbk √ √ Sampel 5 8 ALMI PTAlumindoLightMetalIndustryTbk √ √ Sampel 6 9 AMFG PTAsahimasFlatGlassTbk √ √ Sampel 7
10 ANTM PT.AnekaTambang(Persero)Tbk X X 11 APEX PTApexindoPratamaDutaTbk X X 12 APLI PTAsiaplastIndustriesTbk √ √ Sampel 8 13 AQUA PTAquaGoldenMississippiTbk √ X 14 ARGO PTArgoPantesTbk √ X 15 ARNA PTArwanaCitramuliaTbk √ √ Sampel 9 16 ASGR PTAstra-GraphiaTbk √ √ Sampel 10 17 ASII PTAstraInternationalTbk √ √ Sampel 11 18 ATPK PTATPKResourcesTbk X X 19 AUTO PTAstraOtopartsTbk √ √ Sampel 12 20 BATA PTSepatuBataTbk √ √ Sampel 13 21 BIMA PTPrimarindoAsiaInfrastructureTbk √ X 22 BISI PTBisiInternationalTbk √ X 23 BRAM PTIndoKordsaTbk √ √ Sampel 14 24 BRNA PT BerlinaTbk √ √ Sampel 15 25 BRPT PTBaritoPacificTbk √ √ Sampel 16 26 BTON PTBetonjayaManunggalTbk √ √ Sampel 17 27 BUDI PTBudiAcidJayaTbk √ √ Sampel 18 28 BUMI PTBumiResourcesTbk X X 29 CEKA PTCahayaKalbarTbk X X 30 CLPI PTColorpakIndonesiaTbk √ X 31 CNKO PTCentralKorporindoInternasionalTbk X X 32 CNTX PTCenturyTextileIndustry(CENTEX)Tbk √ X 33 CPDW PTCipendawaAgroindustriTbk X X 34 CPIN PTCharoenPokphandIndonesiaTbk √ X 35 CPRO PTCentralProteinaprimaTbk X X 36 CTBN PTCitraTubindoTbk √ √ Sampel 19 37 CTTH PTCitatahIndustriMarmerTbk X X 38 DAVO PTDavomasAbadiTbk X X 39 DLTA PTDeltaDjakartaTbk √ √ Sampel 20 40 DOID PTDeltaDuniaPetroindoTbk X X
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Lanjutan
No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1
Kriteria 2
Sampel
41 DPNS PT Duta Pertiwi NusantaraTbk √ √ Sampel 21 42 DSFI PT Dharma Samudra Fishing IndustriesTbk X X 43 DVLA PT Darya-Varia LaboratoriaTbk √ √ Sampel 22 44 DYNA PT DynaplastTbk √ X 45 EKAD PT Ekadharma InternationalTbk √ √ Sampel 23 46 ELSA PT ElnusaTbk X X 47 ENRG PT Energi Mega PersadaTbk X X 48 ERTX PT Eratex DjajaTbk √ √ Sampel 24 49 ESTI PT Ever Shine Textile IndustryTbk √ √ Sampel 25 50 ETWA PT Eterindo WahanatamaTbk √ √ Sampel 26 51 FAST PT Fast Food IndonesiaTbk √ √ Sampel 27 52 FASW PT Fajar Surya WisesaTbk √ √ Sampel 28 53 FMII PT Fortune MateIndonesiaTbk X X 54 GDST PT Gunawan dianja steel Tbk √ √ Sampel 29 55 GDYR PT Goodyear IndonesiaTbk √ √ Sampel 30 56 GGRM PT Gudang GaramTbk √ X 57 GJTL PT Gajah TunggalTbk √ √ Sampel 31 58 GZCO PT Gozco Plantations Tbk X X 59 HDTX PT Panasia IndosyntecTbk X X 60 HEXA PT Hexindo AdiperkasaTbk X X 61 HMSP PT HMSampoernaTbk X X 62 IGAR PT Kageo Igar JayaTbk √ √ Sampel 32 63 IIKP PT Inti AgriResourcesTbk X X 64 IKAI PT Intikeramik Alamasri IndustryTbk √ √ Sampel 33 65 IKBI PT Sumi Indo KabelTbk √ X 66 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ Sampel 34 67 INAF PT Indofarma (Persero)Tbk √ X 68 INAI PT Indal Aluminium IndustryTbk √ √ Sampel 35 69 INCI PT Intanwijaya InternasionalTbk X X 70 INCO PT InternationalNickelIndonesia X X 71 INDF PT Indofood Sukses MakmurTbk √ √ Sampel 36 72 INDS PT Indospring Tbk √ √ Sampel 37 73 INKP PT Indah Kiat Pulp & PaperTbk √ √ Sampel 38 74 INRU PT Toba Pulp LestariTbk √ √ Sampel 39 75 INTA PT Intraco PentaTbk √ √ Sampel 40 76 INTP PT Indocement Tunggal PrakasaTbk √ √ Sampel 41 77 ITMA PT Itamaraya Gold IndustriTbk √ X 78 ITMG PT Indo Tambangraya MegahTbk √ X 79 JECC PT Jembo Cable CompanyTbk √ √ Sampel 42 80 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel WorksTbk √ X
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Lanjutan
No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1
Kriteria 2
Sampel
81 JPFA PT JAPFATbk. X X 82 JPRS PT Jaya Pari SteelTbk √ √ Sampel 43 83 KAEF PT Kimia Farma (Persero)Tbk √ √ Sampel 44 84 KARW PT KarwellIndonesiaTbk X X 85 KBLI PT GT Kabel IndonesiaTbk √ √ Sampel 45 86 KBLM PT Kabelindo MurniTbk √ √ Sampel 46 87 KDSI PT Kedawung Setia IndustrialTbk X X 88 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ Sampel 47 89 KICI PT Kedaung Indah CanTbk X X 90 KKGI PT Resource Alam IndonesiaTbk X X 91 KLBF PT Kalbe Farma Tbk √ √ Sampel 48 92 LAPD PT Leyand InternationalTbk X X 93 LION PT Lion Metal WorksTbk √ X 94 LMPI PT Langgeng Makmur IndustryTbk √ √ Sampel 49 95 LMSH PT Lionmesh PrimaTbk √ √ Sampel 50 96 LPIN PT multi Prima Sejahtera Tbk √ √ Sampel 51 97 LTLS PT Lautan LuasTbk √ √ Sampel 52 98 MAIN PT Malindo FeedmillTbk X X 99 MASA PT Multistrada Arah SaranaTbk √ √ Sampel 53 100 MBAI PT Multibreeder Adirama IndonesiaTbk √ X 101 MEDC PT Medco Energi InternationalTbk √ X 102 MERK PT MerckTbk √ √ Sampel 54 103 MLBI PT Multi Bintang IndonesiaTbk √ √ Sampel 55 104 MLIA PT Mulia IndustrindoTbk √ √ Sampel 56 105 MLPL PT MultipolarTbk X X 106 MRAT PT Mustika RatuTbk √ √ Sampel 57 107 MTDL PT Metrodata ElectronicsTbk √ √ Sampel 58 108 MYOH PT Myoh TechnologyTbk √ X 109 MYOR PT Mayora IndahTbk √ √ Sampel 59 110 MYRX PT Hanson InternationalTbk √ X 111 NIKL PT Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ Sampel 60 112 NIPS PT NipressTbk √ √ Sampel 61 113 PAFI PT Panasia Filament IntiTbk X X 114 PBRX PT Pan Brothers TexTbk √ √ Sampel 62 115 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk √ X 116 PICO PT Pelangi Indah CanindoTbk √ √ Sampel 63 117 PKPK PT Perdana Karya PerkasaTbk X X 118 POLY PT Polysindo Eka PerkasaTbk X X 119 PRAS PTPrimaAlloySteelTbk √ √ Sampel 64 120 PSDN PT Prasidha Aneka NiagaTbk √ X
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Lanjutan
No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1
Kriteria 2
Sampel
121 PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk
√ X
122 PTSN PT Sat NusapersadaTbk √ √ Sampel 65 123 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk √ X 124 PYFA PT Pyridam FarmaTbk X X 125 RDTX PT Roda VivatexTbk X X 126 RICY PT Ricky Putra GlobalindoTbk √ √ Sampel 66 127 RMBA PT Bentoel International InvestamaTbk X X 128 SAIP PT Surabaya Agung Industry Pulp &
KertasTbk X X
129 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & CommerceTbk
√ √ Sampel 67
130 SCPI PT Schering-Plough IndonesiaTbk √ X 131 SGRO PT Sampoerna AgroTbk X X 132 SIAP PT Sekawan Inti PrataaTbk √ √ Sampel 68 133 SIMM PT Surya Intrindo MakmurTbk X X 134 SIPD PT Sierad ProduceTbk X X 135 SKLT PT Sekar LautTbk X X 136 SMAR PT SMARTTbk √ X 137 SMCB PT Holcim IndonesiaTbk √ √ Sampel 69 138 SMGR PT Semen Gresik (Persero)Tbk √ √ Sampel70 139 SMSM PT Selamat SempurnaTbk √ √ Sampel 71 140 SOBI PT Sorini Agro Asia CorporindoTbk X X 141 SPMA PT SuparmaTbk √ √ Sampel 72 142 SQBI PT Bristol-Myers Squibb IndonesiaTbk √ X 143 SQMI PT Allbond Makmur UsahaTbk X X 144 SRSN PT Indo AcidatamaTbk √ √ Sampel 73 145 SSTM PT Sunson Textile ManufactureTbk √ X 146 STTP PT Siantar TopTbk X X 147 SUGI PT Sugi Samapersada Tbk X X 148 SULI PT Sumalindo Lestari JayaTbk √ √ Sampel 74 149 TBLA PT Tunas Baru LampungTbk X X 150 TBMS PT Tembaga Mulia SemananTbk √ √ Sampel 75 151 TCID PT Mandom IndonesiaTbk √ √ Sampel 76 152 TFCO PT TIFICOTbk √ X 153 TINS PT Timah (Persero)Tbk X X 154 TIRA PT Tira AusteniteTbk X X 155 TIRT PT Tirta Mahakam ResourcesTbk √ √ Sampel 77 156 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi KimiaTbk √ √ Sampel 78 157 TOTO PT Surya Toto IndonesiaTbk √ X 158 TPIA PT Tri Polyta IndonesiaTbk √ √ Sampel 79 159 TRST PT Trias SentosaTbk √ √ Sampel 80 160 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk √ X
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Lanjutan
No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1
Kriteria 2
Sampel
161 TURI PT TunasRideanTbk √ X 162 ULTJ PT Ultra Jaya MilkTbk √ √ Sampel 81 163 UNIC PT Unggul Indah CahayaTbk X X 164 UNSP PT BakrieSumatra PlantationsTbk X X 165 UNTR PT United TractorTbk √ √ Sampel 82 166 UNTX PT UnitexTbk √ X 167 UNVR PT UnileverIndonesiaTbk √ √ Sampel 83 168 VOKS PT VokselElectricTbk √ √ Sampel 84 169 WAPO PT Wahana Phonix Mandiri Tbk X X 170 YPAS PT Yanaprima HastapersadaTbk X X
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 2
Data Variabel Penelitian
TABEL 1
Data DER
NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 0,95 0,87 0,76 2 AISA 0,96 0,9 1,13 3 AKKU 0,98 1,71 17,45 4 AKPI 1,04 1,03 1,03 5 AKRA 1,29 1,8 1,73 6 ALMI 2,17 2,2 3,19 7 AMFG 0,25 0,27 0,28 8 APLI 0,55 0,53 0,39 9 ARNA 0,72 0,55 0,48
10 ASGR 1,02 0,96 0,97 11 ASII 1,03 1,03 1,02 12 AUTO 0,47 0,62 0,32 13 BATA 0,46 0,48 0,49 14 BRAM 0,36 0,36 0,46 15 BRNA 1,53 1,55 2,68 16 BRPT 0,96 1,19 1,19 17 BTON 0,29 0,28 0,27 18 BUDI 1,62 1,69 1,69 19 CTBN 0,7 0,88 0,82 20 DTLA 0,22 0,25 0,28 21 DPNS 0,31 0,19 0,15 22 DVLA 0,27 0,28 0,3 23 EKAD 0,61 0,43 0,45 24 ERTX 3,56 4 0,47 25 ESTI 1,01 1,2 1,46 26 ETWA 0,65 1,2 1,9 27 FAST 0,86 0,8 0,84 28 FAWS 1,74 2,09 2,65 29 GDST 0,31 0,47 0,35 30 GDYR 1,77 1,35 0,98 31 GJTL 1,61 1,35 1,68 32 IGAR 0,22 0,29 0,39 33 IKAI 0,91 1,04 1,35 34 IMAS 1,54 2,08 2,35 35 INAI 4,13 3,74 5,06 36 INDF 0,7 0,74 1,04 37 INDS 0,8 0,46 0,25
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 1
NO EMITEN 2011 2012 2013 38 INKP 2,12 2,21 1,95 39 INRU 0,46 1,56 1,54 40 INTA 5,96 7,53 14,38 41 INTP 0,15 0,17 0,16 42 JECC 3,92 3,96 7,4 43 JPRS 0,3 0,15 0,04 44 KAEF 0,43 0,44 0,52 45 KLBI 0,51 0,37 0,51 46 KBLM 1,63 1,73 1,43 47 KIAS 0,92 0,09 0,11 48 KLBF 0,27 0,28 0,33 49 LMPI 0,68 0,99 1,07 50 LMSH 0,71 0,32 0,28 51 LPIN 0,33 0,28 0,37 52 LTLS 3,24 2,58 2,26 53 MASA 1,69 0,68 0,68 54 MERK 0,18 0,37 0,36 55 MLBI 1,3 2,49 0,8 56 MLIA 6,01 4,3 5,04 57 MRAT 0,18 0,18 0,16 58 MTDL 1,19 1,37 1,47 59 MYOR 1,72 1,71 1,47 60 NIKL 1,07 1,59 1,9 61 NIPS 1,69 1,6 2,38 62 PBRX 1,16 1,37 1,36 63 PICO 1,99 1,99 1,89 64 PRAS 1,43 1,06 0,96 65 PTSN 0,62 0,72 0,53 66 RICY 0,83 1,3 1,91 67 SCCO 1,8 1,27 1,49 68 SIAP 0,59 0,74 1,73 69 SCMB 0,45 0,45 0,7 70 SMGR 0,35 0,46 0,41 71 SMSM 0,65 0,71 0,69 72 SPMA 1,07 1,14 1,34 73 SRSN 0,43 0,49 0,34 74 SULY 4,37 3,78 3,53 75 TBMS 8,4 9,04 10,12 76 TCID 0,11 0,15 0,24 77 TIRT 4,02 5,45 11,25 78 TKIM 2,46 2,46 2,26 79 TPIA 1,01 1,34 1,23
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 1
NO EMITEN 2011 2012 2013 80 TRST 0,6 0,62 0,91 81 ULTJ 0,65 0,44 0,4 82 UNTR 0,69 0,56 0,61 83 UNVR 1,85 2,02 2,12 84 VOLK 2,17 1,82 2,25
Tabel 2
Data CR
NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 1,35 2,15 2,64 2 AISA 1,89 1,27 1,75 3 AKKU 0,34 0,24 0,75 4 AKPI 1,39 1,4 1,36 5 AKRA 1,35 1,44 1,17 6 ALMI 1,2 2,29 2,06 7 AMFG 4,42 3,89 4,18 8 APLI 1,45 1,44 1,84 9 ARNA 1,02 1,17 1,3
10 ASGR 1,59 1,59 1,58 11 ASII 1,34 1,4 1,24 12 AUTO 1,33 1,16 1,89 13 BATA 2,13 1,12 1,59 14 BRAM 2,79 2,13 1,57 15 BRNA 1,01 0,97 0,81 16 BRPT 1,99 1,53 1,35 17 BTON 3,14 3,3 3,63 18 BUDI 1,25 1,11 1,08 19 CTBN 2,19 1,79 1,79 20 DTLA 6,01 5,26 4,71 21 DPNS 5,17 8,59 10,17 22 DVLA 4,89 4,31 4,24 23 EKAD 1,9 2,41 2,33 24 ERTX 0,99 1,04 7,08 25 ESTI 1,19 1 0,86 26 ETWA 10,1 0,77 1,05 27 FAST 1,8 1,77 1,7 28 FAWS 1,32 0,58 1,42 29 GDST 3,02 2,31 2,99
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 2
NO EMITEN 2011 2012 2013 30 GDYR 0,85 0,89 0,94 31 GJTL 1,75 1,72 2,31 32 IGAR 5,77 4,36 3,39 33 IKAI 0,56 0,57 1,04 34 IMAS 1,36 1,24 1,09 35 INAI 1,19 1,99 1,24 36 INDF 1,94 2,05 1,67 37 INDS 2,4 2,36 3,86 38 INKP 1,06 1,68 1,46 39 INRU 1,17 0,73 0,64 40 INTA 0,84 0,87 0,74 41 INTP 6,98 6,03 6,15 42 JECC 1,11 1,16 0,98 43 JPRS 3,38 6,7 7,44 44 KAEF 2,75 2,8 2,43 45 KLBI 2,19 3,07 2,55 46 KBLM 0,93 0,98 0,96 47 KIAS 0,65 5,86 5,27 48 KLBF 3,68 3,41 2,84 49 LMPI 1,48 1,24 1,19 50 LMSH 2,33 4,07 4,2 51 LPIN 2,89 2,9 2,48 52 LTLS 1,04 0,82 1,14 53 MASA 0,48 1,39 1,57 54 MERK 7,52 3,87 3,98 55 MLBI 0,99 0,58 0,98 56 MLIA 1,54 1,46 1,13 57 MRAT 6,07 6,02 6,05 58 MTDL 1,87 1,52 1,62 59 MYOR 2,22 2,76 2,44 60 NIKL 1,51 1,21 1,19 61 NIPS 1,08 1,11 1,05 62 PBRX 1,39 1,28 3,34 63 PICO 1,16 1,24 1,31 64 PRAS 1,14 1,11 1,03 65 PTSN 0,8 0,73 0,59 66 RICY 1,78 2,25 1,77 67 SCCO 1,29 1,46 1,39 68 SIAP 2,08 1,32 1 69 SCMB 1,47 1,4 0,64 70 SMGR 2,65 1,71 1,88 71 SMSM 2,52 2,05 2,1
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 2
NO EMITEN 2011 2012 2013 72 SPMA 1,22 2,65 1,2 73 SRSN 3,17 2,75 3,28 74 SULY 0,21 0,73 0,29 75 TBMS 0,99 0,84 0,82 76 TCID 11,74 7,73 3,57 77 TIRT 1,45 1,19 0,98 78 TKIM 1,92 2,41 2,22 79 TPIA 1,76 1,43 1,31 80 TRST 1,4 1,3 1,14 81 ULTJ 1,48 2,02 2,47 82 UNTR 1,78 1,95 1,91 83 UNVR 0,68 0,67 0,7 84 VOLK 1,29 1,33 1,13
Tabel 3
Data MTBV
NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 0,81 0,46 0,28 2 AISA 0,79 1,55 1,77 3 AKKU 6,01 9,65 28,63 4 AKPI 0,91 0,65 0,54 5 AKRA 3,15 3,8 3,17 6 ALMI 0,48 0,34 0,28 7 AMFG 1,33 1,47 1,1 8 APLI 0,52 0,59 0,45 9 ARNA 1,39 4,98 1,96
10 ASGR 2,76 2,88 3,06 11 ASII 39,5 3,43 2,59 12 AUTO 0,56 2,6 1,84 13 BATA 2,02 2,01 0,03 14 BRAM 3,64 0,82 0,63 15 BRNA 0,96 1,6 1,03 16 BRPT 0,56 0,35 0,31 17 BTON 0,56 1,11 0,71 18 BUDI 1,12 0,55 0,5 19 CTBN 2,6 2,55 1,94 20 DTLA 3,12 6,83 8,99 21 DPNS 1,79 0,82 0,7
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 3
NO EMITEN 2011 2012 2013 22 DVLA 1,77 2,25 2,69 23 EKAD 1,33 1,27 1,15 24 ERTX 0,39 0,58 0,47 25 ESTI 0,86 0,91 1,95 26 ETWA 1,11 0,69 0,79 27 FAST 5,51 5,58 3,44 28 FAWS 6,02 3,5 3,22 29 GDST 1,42 1,12 0,8 30 GDYR 15,87 0,99 1,43 31 GJTL 2,36 1,42 1,02 32 IGAR 1,72 1,63 0,13 33 IKAI 0,39 0,45 0,54 34 IMAS 3,49 2,57 2,03 35 INAI 0,81 0,55 0,75 36 INDF 1,28 1,5 1,51 37 INDS 1,25 1,16 0,8 38 INKP 0,37 0,19 0,27 39 INRU 0,48 1,55 0,97 40 INTA 2,37 1,94 1,82 41 INTP 3,99 4,26 3,2 42 JECC 0,71 2,01 2,92 43 JPRS 0,22 0,14 0,11 44 KAEF 1,51 2,85 2,02 45 KLBI 0,58 0,89 0,64 46 KBLM 0,52 0,57 0,65 47 KIAS 0,59 1,3 1,11 48 KLBF 5,3 7,3 6,89 49 LMPI 0,51 0,63 0,55 50 LMSH 0,84 1,03 0,7 51 LPIN 0,4 1,21 0,74 52 LTLS 0,65 0,51 0,4 53 MASA 1,67 1,19 1,02 54 MERK 6,01 8,17 8,27 55 MLBI 14,26 47,27 25,6 56 MLIA 0,67 0,25 0,47 57 MRAT 0,6 0,54 0,53 58 MTDL 0,46 0,53 0,69 59 MYOR 4,51 5 5,9 60 NIKL 1,48 1,38 1,03 61 NIPS 0,48 0,41 0,99 62 PBRX 1,85 1,7 3,94 63 PICO 0,85 0,74 0,41
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 3
NO EMITEN 2011 2012 2013 64 PRAS 0,32 0,53 0,32 65 PTSN 0,32 0,4 0,34 66 RICY 0,34 0,3 0,29 67 SCCO 1,24 1,27 1,28 68 SIAP 0,57 0,68 0,76 69 SCMB 2,21 2,64 1,99 70 SMGR 4,65 5,18 3,85 71 SMSM 2,23 3,99 4,93 72 SPMA 0,48 0,65 0,41 73 SRSN 1,29 1,12 0,96 74 SULY 4,45 3,16 0,28 75 TBMS 4,22 4,27 6,53 76 TCID 1,52 2,02 2,02 77 TIRT 0,47 0,67 0,89 78 TKIM 0,42 0,35 0,25 79 TPIA 1,11 2,07 1,25 80 TRST 0,84 0,72 0,41 81 ULTJ 2,61 2,29 6,45 82 UNTR 3,57 2,27 1,99 83 UNVR 38,97 40,09 46,63 84 VOLK 1,37 1,42 1,02
Tabel 4
Data FS
NO EMITEN Total Aset(Dalam Juta Rupiah) Ln Total Aset
2011 2012 2013 2011 2012 2013 1 ADMG 5479105 5790767 6880234 29,33 29,38 29,55 2 AISA 3590309 3867576 5020824 28,91 28,98 29,24 3 AKKU 11767 10583 45208 23,18 23,08 24,53 4 AKPI 1556601 1714834 2084567 28,07 28,17 28,36 5 AKRA 8417863 11787525 14633141 29,76 30,09 30,31 6 ALMI 1862966 1881569 2752078 28,25 28,26 28,64 7 AMFG 2690595 3115421 3539393 28,62 28,76 28,89 8 APLI 334702 333867 303594 26,53 26,53 26,43 9 ARNA 831508 93736 1135245 27,44 27,56 27,75
10 ASGR 1126055 1239927 1451020 27,74 27,84 28,01 11 ASII 154319000 182274000 213994000 32,67 32,83 32,99 12 AUTO 6964227 8881642 12617678 29,57 29,81 30,16
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 4
NO EMITEN Total Aset(Dalam Juta Rupiah) Ln Total Aset
2011 2012 2013 2011 2012 2013 13 BATA 516649 574108 680685 26,97 27,07 27,24 14 BRAM 1896994 2226714 2932878 28,27 28,43 28,7 15 BRNA 643964 770384 1125133 27,19 27,34 27,74 16 BRPT 18843727 20504858 28479529 30,56 30,65 33,28 17 BTON 118716 145101 176136 25,49 25,7 25,89 18 BUDI 2123285 2299672 2382875 28,38 28,46 28,49 19 CTBN 2221876 2595800 3363836 28,42 28,58 28,84 20 DTLA 696167 745307 867041 27,26 27,33 27,48 21 DPNS 172297 184533 256373 25,87 25,93 26,26 22 DVLA 922945 1074691 1190054 27,55 27,7 27,8 23 EKAD 237592 273893 343602 26,19 26,33 26,56 24 ERTX 345273 433415 559030 26,56 26,79 27,11 25 ESTI 756071 778092 903705 27,35 27,38 27,52 26 ETWA 620709 960957 1291711 27,15 27,59 27,88 27 FAST 1547982 1781906 2028125 28,06 28,2 28,33 28 FAWS 4936094 5578334 5692060 29,22 29,34 29,37 29 GDST 977463 1163971 1191497 27,6 27,78 27,8 30 GDYR 1186115 1198261 1362561 27,81 27,81 27,94 31 GJTL 11609514 12869793 15350754 30,08 30,18 30,36 32 IGAR 35558 312343 314747 26,59 26,46 26,47 33 IKAI 54879 507425 482057 27,03 26,95 26,91 34 IMAS 12905430 17577664 22315022 30,18 30,49 30,73 35 INAI 544282 612224 765881 27,02 27,14 27,36 36 INDF 53715950 59389405 78092789 31,61 31,71 31,98 37 INDS 1139715 1664779 2196518 27,76 28,14 28,41 38 INKP 57299196 64281325 83156170 31,67 31,79 29,74 39 INRU 2906348 3043101 613589 28,69 28,74 27,14 40 INTA 3737918 4268975 4742849 28,94 29,08 29,18 41 INTP 18151331 22755160 26607241 30,52 28,45 30,91 42 JECC 627038 708955 1239822 27,16 27,28 27,84 43 JPRS 437849 398607 376541 26,8 26,71 26,65 44 KAEF 1794242 2076348 2471940 28,21 28,36 28,53 45 KLBI 1083524 1161698 1337022 27,71 27,78 27,92 46 KBLM 642955 722941 654296 27,18 27,3 27,2 47 KIAS 2049633 2143815 2270905 28,34 28,39 28,45 48 KLBF 8274554 9417957 11315061 29,74 29,87 30,05 49 LMPI 685896 815153 822190 27,25 27,42 27,43 50 LMSH 98019 128548 141698 25,3 25,57 25,67 51 LPIN 157371 172269 196391 25,78 25,87 26,01 52 LTLS 4040298 4054774 4532035 29,02 29,03 29,14 53 MASA 4736349 6038778 7718627 29,18 29,42 29,67
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 4
NO EMITEN Total Aset(Dalam Juta Rupiah) Ln Total Aset
2011 2012 2013 2011 2012 2013 54 MERK 584389 569431 696946 27,03 27,06 27,26 55 MLBI 1220813 1152048 1782148 27,83 27,77 28,2 56 MLIA 6119186 6558955 7189899 29,44 29,51 29,6 57 MRAT 422493 455473 439584 26,76 26,84 26,8 58 MTDL 1271546 1662381 2296992 28,87 28,13 28,46 59 MYOR 6599846 8302506 9709838 29,51 29,74 29,9 60 NIKL 921278 1069657 1526633 27,54 27,69 28,05 61 NIPS 446688 524694 798408 26,82 26,98 27,4 62 PBRX 1576927 2014275 2869248 28,08 28,33 28,68 63 PICO 561840 594616 621400 27,05 27,11 27,15 64 PRAS 481912 577350 795630 26,9 27,81 27,4 65 PTSN 773817 891918 964802 27,37 27,51 27,59 66 RICY 642095 842499 1109865 27,18 27,45 27,73 67 SCCO 1455621 1486921 1762032 28,01 28,02 28,19 68 SIAP 163233 184367 272598 25,81 26,94 26,33 69 SCMB 10950501 12168517 14894990 30,02 30,12 30,33 70 SMGR 19661603 26579084 30792884 30,6 30,91 31,05 71 SMSM 1445275 1556214 1701103 27,99 28,07 28,16 72 SPMA 1551777 1664353 1767106 28,07 28,14 28,2 73 SRSN 361182 402109 420782 26,61 27,71 26,76 74 SULY 1695019 1428779 941141 28,15 27,98 27,57 75 TBMS 1484150 1909952 2076848 28,02 28,27 28,36 76 TCID 1130865 1261573 1465952 27,75 27,86 28,01 77 TIRT 690933 679649 723177 27,26 27,24 27,3 78 TKIM 23294758 25935346 31962810 30,77 30,88 31,09 79 TPIA 14553433 16314402 23404264 30,3 30,42 30,78 80 TRST 2078643 2188129 3260920 28,36 28,41 28,81 81 ULTJ 2180517 2420793 2811621 28,41 28,51 28,66 82 UNTR 47440062 50300633 57362244 31,49 31,54 31,68 83 UNVR 10482312 11984979 13348188 29,98 30,11 30,22 84 VOLK 1573039 1698078 1955830 28,08 28,16 28,3
Tabel 5
Data MO
NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 0 0 0 2 AISA 0 0 0 3 AKKU 0 0 0 4 AKPI 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 5
NO EMITEN 2011 2012 2013 5 AKRA 0,48 0,48 0,48 6 ALMI 1,6 1,6 1,6 7 AMFG 0 0 0 8 APLI 0 0 0 9 ARNA 0 0 0
10 ASGR 0 0 0 11 ASII 0,04 0,04 0,04 12 AUTO 0,06 0,06 0,06 13 BATA 0 0 0 14 BRAM 27,77 27,77 27,77 15 BRNA 7,21 7,21 7,21 16 BRPT 1,55 1,55 1,55 17 BTON 9,58 9,58 9,58 18 BUDI 0 0 0 19 CTBN 0,33 0,33 0,33 20 DTLA 0 0 0 21 DPNS 0 0 0 22 DVLA 0 0 0 23 EKAD 0 0 0 24 ERTX 0 0 0 25 ESTI 0 0 0 26 ETWA 0,08 0,08 0,08 27 FAST 0 0 0 28 FAWS 0 0 0 29 GDST 0,01 0,01 0,01 30 GDYR 0 0 0 31 GJTL 0,08 0,08 0,08 32 IGAR 0 0 0 33 IKAI 3,03 3,03 3,03 34 IMAS 0 0 0 35 INAI 0 0 0 36 INDF 0,02 0,02 0,02 37 INDS 0,44 0,44 0,44 38 INKP 0 0 0 39 INRU 0 0 0 40 INTA 3,53 3,53 3,53 41 INTP 0 0 0 42 JECC 0 0 0 43 JPRS 15,53 15,53 15,53 44 KAEF 0 0 0 45 KLBI 0 0 0 46 KBLM 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 5
NO EMITEN 2011 2012 2013 47 KIAS 0 0 0 48 KLBF 0 0 0 49 LMPI 0,01 0,01 0,01 50 LMSH 25,58 25,58 25,58 51 LPIN 0 0 0 52 LTLS 2,62 2,62 2,62 53 MASA 0 0 0 54 MERK 0 0 0 55 MLBI 0 0 0 56 MLIA 0,06 0,06 0,06 57 MRAT 0 0 0 58 MTDL 1,77 1,77 1,77 59 MYOR 0 0 0 60 NIKL 0,03 0,03 0,03 61 NIPS 3,19 3,19 3,19 62 PBRX 0 0 0 63 PICO 0 0 0 64 PRAS 4,96 4,96 4,96 65 PTSN 3,53 3,53 3,53 66 RICY 0 0 0 67 SCCO 0 0 0 68 SIAP 0 0 0 69 SCMB 0 0 0 70 SMGR 0 0 0 71 SMSM 0 0 0 72 SPMA 0 0 0 73 SRSN 8,75 8,75 8,75 74 SULY 0,96 0,96 0,96 75 TBMS 0,05 0,05 0,05 76 TCID 0,14 0,14 0,14 77 TIRT 0 0 0 78 TKIM 0 0 0 79 TPIA 0 0 0 80 TRST 1,5 1,5 1,5 81 ULTJ 17,8 17,8 17,8 82 UNTR 0,06 0,06 0,06 83 UNVR 0 0 0 84 VOLK 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6
Data hedging (2011-2013)
No EMITEN Keterangan Skor
1 ADMG
Tidak melakukan hedging 0
2 AISA
Tidak melakukan hedging 0
3 AKKU
Tidak melakukan hedging 0
4 AKPI
Tidak melakukan hedging 0
5 AKRA
Forward 1
6 ALMI
Spot, Forward dan option 1
7 AMFG
Tidak melakukan hedging 0
8 APLI
Tidak melakukan hedging 0
9 ARNA
Tidak melakukan hedging 0
10 ASGR
Swap 1
11 ASII
Forward 1
12 AUTO
Swap 1
13 BATA
Tidak melakukan hedging 0
14 BRAM
Option dan forward 1
15 BRNA
Tidak melakukan hedging 0
16 BRPT
Tidak melakukan hedging 0
17 BTON
Tidak melakukan hedging 0
18 BUDI
Tidak melakukan hedging 0
19 CTBN
Forward 1
20 DLTA
Tidak melakukan hedging 0
21 DPNS
Tidak melakukan hedging 0
22 DVLA
Tidak melakukan hedging 0
23 EKAD
Tidak melakukan hedging 0
24 ERTX
forward 1
25 ESTI
Tidak melakukan hedging 0
26 ETWA
Tidak melakukan hedging 0
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 6
No EMITEN Keterangan Skor
27 FAST
Tidak melakukan hedging 0
28 FAWS
Swap 1
29 GDST
tidak melakukan hedging 0
30 GDYR
tidak melakukan hedging 0
31 GJTL
tidak melakukan hedging 0
32 IGAR
tidak melakukan hedging 0
33 IKAI
tidak melakukan hedging 0
34 IMAS
swap 1
35 INAI
Tidak melakukan hedging 0
36 INDF
swap 1
37 INDS
tidak melakukan hedging 0
38 INKP
tidak melakukan hedging 0
39 INRU
tidak melakukan hedging 0
40 INTA
Swap 1
41 INTP
Swap 1
42 JECC
Tidak melakukan hedging 0
43 JPRS
Tidak melakukan hedging 0
44 KAEF
Tidak melakukan hedging 0
45 KLBI
Tidak melakukan hedging 0
46 KBLM
Tidak melakukan hedging 0
47 KIAS
Tidak melakukan hedging 0
48 KLBF
Tidak melakukan hedging 0
49 LMPI
Tidak melakukan hedging 0
50 LMSH
Tidak melakukan hedging 0
51 LPIN
Tidak melakukan hedging 0
52 LTLS
Forward dan Swap 1
53 MASA
Tidak melakukan hedging 0
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 6
No EMITEN Keterangan Skor
54 MERK
Tidak melakukan hedging 0
55 MLBI
Tidak melakukan hedging 0
56 MLIA
Tidak melakukan hedging 0
57 MRAT
Tidak melakukan hedging 0
58 MTDL
Tidak melakukan hedging 0
59 MYOR
Tidak melakukan hedging 0
60 NIKL
Tidak melakukan hedging 0
61 NIPS
Tidak melakukan hedging 0
62 PBRX
Tidak melakukan hedging 0
63 PICO
Tidak melakukan hedging 0
64 PRAS
Tidak melakukan hedging 0
65 PTSN
Tidak melakukan hedging 0
66 RICY
Tidak melakukan hedging 0
67 SCCO
Tidak melakukan hedging 0
68 SIAP
Tidak melakukan hedging 0
69 SMCB
Forward dan Swap 1
70 SMGR
Tidak melakukan hedging 0
71 SMSM
Forward dan Option 1
72 SPMA
Tidak melakukan hedging 0
73 SRSN
Tidak melakukan hedging 0
74 SULY
Tidak melakukan hedging 0
75 TBMS
Tidak melakukan hedging 0
76 TCID
Tidak melakukan hedging 0
77 TIRT
Tidak melakukan hedging 0
78 TKIM
Tidak melakukan hedging 0
79 TPIA
Tidak melakukan hedging 0
80 TRST
Tidak melakukan hedging 0
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 6
No EMITEN Keterangan Skor
81 ULTJ
Swap 1
82 UNTR
Forward dan Swap 1
83 UNVR
Forward 1
84 VOLK
Forward dan Swap 1
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3
Data Output SPSS
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 277,255 -1,048
2 276,633 -1,160
3 276,633 -1,163
4 276,633 -1,163
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 276,633
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001. Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant DER CR MTBV FS MO
Step 1
1 224,514 -14,650 ,042 -,024 ,034 ,473 ,076
2 214,623 -21,522 ,075 -,053 ,041 ,701 ,109
3 214,087 -23,413 ,083 -,077 ,043 ,765 ,119
4 214,084 -23,545 ,083 -,080 ,044 ,770 ,120
5 214,084 -23,546 ,083 -,081 ,044 ,770 ,120
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 276,633
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.
Universitas Sumatera Utara
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 214,084a ,220 ,330
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 5,806 8 ,669
Classification Tablea
Observed Predicted HEDGING Percentage
Correct ,0 1,0
Step 1 HEDGING
,0 179 13 93,2
1,0 38 22 36,7
Overall Percentage 79,8
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
DER ,083 ,083 1,007 1 ,316 1,087
CR -,081 ,136 ,353 1 ,552 ,923
MTBV ,044 ,026 2,851 1 ,091 1,045
FS ,770 ,125 37,771 1 ,000 2,159
MO ,120 ,035 12,105 1 ,001 1,128
Constant -23,546 3,705 40,378 1 ,000 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: DER, CR, MTBV, FS, MO.
Universitas Sumatera Utara
Descriptives
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 252 ,04 17,45 1,5210 2,07166
CR 252 ,21 11,74 2,1712 1,79604
MTBV 252 ,03 47,27 2,8890 6,45443
FS 252 23,08 33,28 28,2687 1,59292
MO 252 ,00 27,77 1,6946 4,95021
Valid N (listwise) 252
Frequencies
HEDGING
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
,0 192 76,2 76,2 76,2
1,0 60 23,8 23,8 100,0
Total 252 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara