ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA … · terhadap neraca pembayaran (Balance of...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA … · terhadap neraca pembayaran (Balance of...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA
PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA
(Studi Empiris Tahun 1992-2017)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
ISTANTI OKTAFIANI
B300 140 057
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA
PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA
(Studi Empiris Tahun 1992-2017)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
APRILIA NUGRAHINI RETNANINGTYAS
B 300 1500 11
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Ir. Maulidyah Indira H,M.Si
NIK.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA
PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA
(Studi Empiris Tahun 1992-2017)
OLEH
APRILIA NUGRAHINI RETNANINGTYAS
B 300 1500 11
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Ir. Maulidyah Indira H,M.Si. (……..……..)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dosen Penguji, S. Pd. M.Hum. (…………….)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dr. Dosen Penguji, M. Ed. (………….....)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Drs. Dr. Syamsudin, M.M.
NIK.
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. .
Surakarta, 14 Agustus 2019
Penulis
APRILIA NUGRAHINI RETNANINGTYAS
B 300 1500 11
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA
PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA
(Studi Empiris Tahun 1992-2017)
Abstrak
Beberapa diantara faktor penyebab dari fluktuasi neraca pembayaran ialah
perubahan nilai tukar (kurs), produk domestik bruto, Jumlah Uang Beredar (JUB)
dan Inflasi. Untuk itu, penulis merumuskan bagaimana pengaruh variabel nilai
tukar (kurs), produk domestik bruto, Jumlah Uang Beredar (JUB) dan Inflasi
terhadap neraca pembayaran (Balance of Payment) Indonesia. Manfaat dari
penelitian ini ialah sebagai masukan bagi pemerintah dalam pengambilan
kebijakan yang berhubungan dengan neraca pembayaran Indonesia. Penelitian ini
menggunakan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi data time series dengan model analisis regresi Linier berganda (OLS
Ordinary Least Square). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Dalam hal ini buku-buku statistik yang diterbitkan oleh diperoleh
lembaga atau instansi yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS),
yang merupakan sumber yang relevan dengan penelitian ini. di mana data yang
dikumpulkan dihitung berdasarkan data dua puluh lima tahun terakhir dari tahun
1992-2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel nilai tukar (kurs) dan
produk domestik bruto (PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca
pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Sementara variabel jumlah uang
beredar (JUB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca pembayaran
Indonesia pada tahun 1992-2017. Sedangkan variabel inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017.
Kata Kunci: NPI, BOP, KURS, PDB, JUB, Inflasi
Abstract
Some of the causes of balance of payments fluctuations are changes in exchange
rates (kurs), gross domestic product, Amount of Money Supply (JUB) and
Inflation. To that end, the authors formulate how the influence of the exchange
rate variable (kurs), gross domestic product, the amount of money circulated
(JUB) and inflation on the balance of payments of Indonesia. The benefits of this
research are as input for the government in making policies related to Indonesia's
balance of payments. This study uses the analysis tool used in this study is time
series data regression analysis with a model of multiple linear regression analysis
(OLS Ordinary Least Square). The data used in this research is secondary data. In
this case statistical books are published by institutions or agencies, namely Bank
Indonesia (BI) and the Central Statistics Agency (BPS), which are sources that are
relevant to this research. where the data collected is calculated based on data from
the last twenty-five years from 1992-2017. The results of the analysis show that
the variable exchange rate (kurs) and gross domestic product (GDP) have a
negative and significant effect on Indonesia's balance of payments in 1992-2017.
2
While the variable money supply (JUB) has a positive and significant effect on
Indonesia's balance of payments in 1992-2017. While the inflation variable did
not significantly influence Indonesia's balance of payments in 1992-2017.
Keywords: NPI, BOP, KURS, PDB, JUB, Inflation.
1. PENDAHULUAN
Pekembangan perekonomian suatu negara saat ini tidak dapat terlepas dari kondisi
perekonomian global. Hubungan ekonomi antar negara menjadi faktor penting
yang berpengaruh tehadap perkembangan ekonomi masing-masing negara. Pada
saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi antar atau negara
yang terisolasi tanpa adanya hubungan ekonomi dengan negara lain (Sa’idy,
2013). Kondisi ini menyebabkan daya saing sebagai salah satu faktor yang
menentukan dalam kompetisi antar negara agar memperoleh manfaat dari semakin
terbukanya perekonomian dunia.
Pada saat perekonomian dunia mengalami kelesuan maka perdagangan
antarnegara mengalami kelesuan juga, tidak terkecuali Indonesia. Hubungan ini
membawa pengaruh yang baik dan pengaruh yang buruk. Hubungan internasional
menyangkut transaksi barang, jasa, moneter, dan lain sebagainya akan membawa
pengaruh terhadap kondisi dalam negeri. Transaksi-transaksi internasional negara-
negara di dunia dicatat dalam neraca pembayaran internasional (Balance of
Payments). Neraca pembayaran (Balance Of Payment) adalah catatan yang
tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional yang
dilakukan oleh penduduk negara yang satu dengan penduduk negara yang lain
dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun (Nopirin, 2010).
2. METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data deret waktu (time
series), Variabel dependen dalam penelitian ini adalah neraca pembayaran (BOP),
sedangkan dan tingkat kurs rupiah Rp/Usdollar (KURS), Produk Domestik Bruto
(PDB), merupakan variabel-variabel independennya. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan studi yang diterapkan adalah metode analisis statistik
3
deskriptif dan korelasi, yaitu menghitung besar dan arah antara variabel melalui
data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari beberapa sumber dengan cara mengambil data-data statistik yang
telah ada serta dokumen-dokumen lain yang terkait dan yang diperlukan. Dalam
hal ini buku-buku statistik yang diterbitkan oleh diperoleh lembaga atau instansi
yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), yang merupakan
sumber yang relevan dengan penelitian ini.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series, sehingga seperti
yang terangkum dalam Tabel, uji asumsi klasiknya akan meliputi uji
multikolinieritas, uji normalitas residual, uji otokorelasi, uji heteroskedastisitas,
dan uji spesifikasi atau linieritas model.
3.1.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas yang dipakai adalah uji VIF, Pada uji VIF multikolinieritas
terjadi apabila nilai VIF untuk variabel independen ada yang bernilai > 10. Hasil
uji VIF terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil Uji VIF
Variabel VIF Kriteria Kesimpulan
logKURS 23,36012 > 10 Menyebabkan multikolineritas
LogPDB 37,22088 > 10 Menyebabkan multikolinieritas
logJUB 97,74308 > 10 Menyebabkan multikolinieritas
INF 1,157038 < 10 Tidak menyebabkan multikolinieritas
Sumber: Lampiran 2
3.1.2 Uji Normalitas Residual
Normalitas residual akan diuji memakai uji Jarque Bera (JB). H0 uji JB adalah
distribusi residual normal; dan HA-nya distribusi residual tidak normal. H0diterima
jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik JB>α;
4
H0ditolak jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik
JBα.
Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik
JB adalah sebesar 0,398 (> 0,10); jadi H0 diterima, distribusi residual normal.
3.1.3 Uji Otokorelasi
Otokorelasi akan diuji dengan uji Breusch Godfrey (BG). H0 dari uji BG adalah
tidak terdapat otokorelasi dalam model; HA-nya terdapat otokorelasi dalam model.
H0diterima apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik
2uji BG > α; H0 ditolak apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi
empirik statistik 2uji BG α.
Dari Tabel 4.1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik
2uji BG sebesar 0,2074 (>0,10); jadi H0 diterima kesimpulan terdapat otokorelasi
dalam model.
3.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji White akan dipakai untuk menguji heteroskedastisitas. H0 uji White adalah
tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model; dan HA-nya terdapat masalah
heteroskedastisitas dalam model. H0diterima apabila nilai p (p value), probabilitas
atau signifikansi empirik statistik 2uji White> α; H0 ditolak apabila nilai p (p
value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik 2uji White α.
Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik 2uji
White adalah sebesar 0,5528 (>0,10); jadi H0 diterima, kesimpulan tidak terdapat
heteroskedastisitas dalam model.
3.1.5 Uji Spesifikasi Model
Ketepatan spesifikasi model dalam penelitian ini akan diuji memakai uji Ramsey
Reset. Uji Ramsey Reset memiliki H0 spesifikasi modelnya tepat atau linier;
sementara HA-nya spesifikasi modelnya tidak tepat atau tidak linier. H0diterima
apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik Fuji
5
Ramsey Reset> α; H0 ditolak apabila nilai p (p value), probabilitas atau
signifikansi empirik statistik Fuji Ramsey Reset α.
Dilihat Tabel 1 Nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik Fuji
Ramsey Reset terlihat memiliki nilai sebesar 0,9681 (>0,10); jadi H0
diterima.Kesimpulan spesifikasi model yang dipakai dalam penelitian tepat atau
linier.
3.1.6 Uji Kebaikan Model
a. Eksistensi Model
Model eksis apabila seluruh variabel independen secara simultan memiliki
pengaruh terhadapvariabel dependen (koefisien regresi tidak secara simultan
bernilai nol). Uji eksistensi model adalah uji F.Dalam penelitian ini, formulasi
hipotesis uji eksistensi modelnya adalah 0 1 2 3 4: 0H , koefisien
regresi secara simultan bernilai nol atau model tidak eksis;
1 2 3 4: 0 | 0 | 0 | 0AH , koefisien regresi tidak secara simultan bernilai
nol atau model eksis. H0 akan diterima jika nilai p (p value), probabilitas, atau
signifikasi empirik statistik F> α.; H0 akan ditolak jika nilai p (p value),
probabilitas, atau signifikasi empirik statistik F α..
Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik
Fpada estimasi model memiliki nilai 0,0288, yang berarti < 0,05; jadi H0 ditolak,
kesimpulan model yang dipakai dalam penelitian eksis.
b. Interpretasi Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukan daya ramal dari model terestimasi. Dari
Tabel 2 terlihat nilai R2
sebesar 0,3889, artinya 38,89% variasi variabel neraca
pembayaran (NP) dapat dijelaskan oleh variabel nilai tukar (KURS), variabel
produk domestik bruto (PDB), variabel jumlah uang beredar (JUB), dan variabel
inflasi (INF). Sisanya 61,11 % dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
6
3.1.7 Uji Validitas Pengaruh
Uji validitas pengaruh menguji signifikansi pengaruh dari variabel independen
secara sendiri-sendiri. Uji validitas pengaruh adalah uji t.H0 uji t adalah i = 0,
variabel independen ke i tidak memiliki pengaruh signifikan; dan HA-nya i ≠ 0,
variabel independen ke i memiliki pengaruh signifikan.H0 akan diterima jika nilai
p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik t > α; H0 akan ditolak
jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik t α.
Hasil uji validitas pengaruh untuk semua variabel independen terangkum pada
Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel Sig. T Kriteria Kesimpulan
LogKURS 0,0078 ≤ 0,05 Signifikan ada α = 0,01
LogPDB 0,0170 ≤0,01 Signifikan ada α = 0,05
LogJUB 0,0060 ≥0,05 Signifikan ada α = 0,01
INF 0,2586 ≥0,10 Tidak Signifikan
Sumber: Lampiran .
3.1.8 Interpretasi Pengaruh Variabel independen
Dari uji validitas pengaruh di muka terlihat bahwa variabel independen yang
memiliki pengaruh signifikan Neraca Pembayaran (NP) di Indonesia adalah nilai
tukar (KURS), produk domestik bruto (PDB), dan jumlah uang beredar (JUB).
Dan Inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan.
Variabel nilai tukar memiliki koefisien regresi sebesar -31567,25. Pola
hubungan antara variabel independen nilai tukar dengan neraca pembayaran
adalah linier-logaritma, sehingga apabila nilai tukar naik sebesar 1 persen maka
neraca pembayaran akan turun sebesar 31567,25 (dibagi 100) = 315,6725 juta
US$, dan sebaliknya apabila nilai tukar turun sebesar 1 persen maka neraca
pembayaran akan naik sebesar 315,6725 juta US$.
Variabel produk domestik bruto memiliki koefisien regresi sebesar -
65073,37. Pola hubungan kedua variabel ini adalah variabel linier-logaritma,
7
artinya jika produk domestik bruto naik 1 persen maka neraca pembayaran akan
turun sebesar 65073,37 (dibagi 100) = 650,7337 juta US$, dan sebaliknya jika
produk domestik bruto turun 1 persen maka neraca pembayaran akan naik sebesar
650,7337 juta US$.
Variabel jumlah uang beredar memiliki koefisien sebesar 36988,39. Variabel
jumlah uang beredar memiliki pola hubungan linier-logaritma dengan variabel
neraca pembayaran, jadi bila jumlah uang beredar naik sebesar 1 persen maka
neraca pembayaran akan naik juga sebesar 36988,39 (dibagi 100) = 369,8839 juta
US$, dan sebaliknya bila jumlah uang beredar turun sebesar 1 persen maka neraca
pembayaran akan turun juga sebesar 369,8839 juta US$.
3.2 Pembahasan
Dalam penelitian dimuka, dapat disimpulkan bahwa variabel Nilai Tukar (KURS),
Produk Domestik Bruto (PDB), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) memiliki
pengaruh signifikan terhadap Neraca Pembayaran (NP) di Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel kurs atau nilai
tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia.
Hal ini terlihat uji-t diperoleh hasil nilai sig. t = 0,0078 < 0,01. Hal ini sejalan
dengan Romadhoni dan Cahyono (2016) telah melakukan penelitian mengenai
neraca pembayaran dan pengaruh nilai tukar terhadapnya di Indonesia. Hasil yang
didapatkan bahwa apresiasi atau meningkatnya nilai mata uang rupiah terhadap
dolar akan mengakibatkan konsumsi masyarakat naik, hal ini dikarenakan nilai
barang dari luar negeri terkesan menurun harganya meskipun nilai riil nya tetap.
Sehingga permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari luar negeri
meningkat. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ukhrowiyah (2014) yang menyatakan bahwa apabila nilai tukar rupiah mengalami
depresiasi, dan mata uang asing terapresiasi, maka akan menyebabkan harga
barang maupun jasa diluar negeri akan naik, sehingga cenderung dapat
menurunkan impor dengan begitu neraca transaksi berjalan akan mengalami
surplus hasil estimasi data time series menunjukan bahwa Nilai Tukar, Produk
8
Domestik Bruto, dan Jumlah Uang Beredar memiliki pengaruh signifikan
terhadap Neraca Pembayaran (NP) di Indonesia tahun 1992-2017.
Pada variabel Produk Domestik Bruto, berdasarkan hasil analisis regresi
dijelaskan bahwa variabel tersebut berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
neraca pembayaran Indonesia. Hal ini terlihat uji-t diperoleh hasil nilai sig. t =
0,0170 < 0,05. Hal ini sejalan dengan Julian (2016), penggunaan variabel Produk
Domestik Bruto berpengaruh negatif dan signifikan terhadap saldo Neraca
Pembayaran Indonesia melalui pendekatan Keynesian. Kenaikan pendapatan
masyarakat di suatu negara dapat mempengaruhi kegiatan impor suatu negara
sehingga menyebabkan saldo Neraca Pembayaran Indonesia mengalami defisit.
Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel Jumlah Uang
Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca pembayaran
Indonesia. Hal ini terlihat uji-t diperoleh hasil nilai sig. t = 0.0060 < 0,01. Kondisi
ini sejalan dengan Maipta (2012), jika bank sentral bermaksud menambah jumlah
uang beredar maka bank sentral akan membeli surat-surat berharga untuk
meningkatkan kemampuan bank-bank memberikan pinjaman sehingga jumlah
uang beredar meningkat, kemudian bila bank sentral menaikkan penjualan surat
berharga sebagai instrumen OPT, menyebabkan neraca perdagangan menjadi
meningkat atau surplus.
Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia. Hal ini terlihat uji-
t diperoleh hasil nilai sig. t 0,2586. Hal ini sejalan dengan Silviana (2016), Inflasi
yang rendah terjadi karena ada kemungkinan selama periode data yang digunakan
tidak terlalu mempengaruhi perubahan investasi sehingga angka neraca
pembayaran pun tidak mampu menangkap goncangan tersebut. Selain itu, bisa
juga yang terjadi adalah penerapan kebijakan baik fiskal maupun moneter dalam
mengatasi inflasi tidak mampu meredakan kondisi investasi asing menjadi
kondusif kembali sehingga minat investor asing rendah. Atau dapat terjadi pula
apabila situasi politik yang disebabkan oleh inflasi yang terjadi belum mampu
9
meyakinkan para investor asing untuk berinvestasi, sehingga necara pembayaran
arus modal pun tidak terpengaruh inflasi yang terjadi.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut: Model yang dipakai dalam penelitian ini
lolos uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji normalitas, uji
korelasi, uji heterokedastisitas, dan uji spesifikasi model. Uji eksistensi model
juga memperlihatkan model tersebut eksis dengan daya ramal cukup baik ( =
0,3889). Faktor nilai tukar (kurs) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
neraca pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Dari hasil regresi terlihat
bahwa jika nilai tukar rupiah mengalami apresiasi atau meningkatnya nilai mata
uang rupiah terhadap dolar akan mengakibatkan konsumsi masyarakat naik, hal
ini dikarenakan nilai barang dari luar negeri terkesan menurun harganya meskipun
nilai riil nya tetap. Sehingga permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari
luar negeri meningkat. Selanjutnya jika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi,
dan mata uang asing terapresiasi, maka akan menyebabkan harga barang maupun
jasa diluar negeri akan naik, sehingga cenderung dapat menurunkan impor. Faktor
produk domestik bruto (PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca
pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Dari hasil regresi terlihat bahwa
PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap saldo Neraca Pembayaran
Indonesia melalui pendekatan Keynesian. Kenaikan pendapatan masyarakat di
suatu negara dapat mempengaruhi kegiatan impor suatu negara sehingga
menyebabkan saldo Neraca Pembayaran Indonesia mengalami defisit. Faktor
jumlah uang beredar (JUB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca
pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Dari hasil regresi terlihat bahwa
jika bank sentral bermaksud menambah jumlah uang beredar maka bank sentral
akan membeli surat-surat berharga untuk meningkatkan kemampuan bank-bank
memberikan pinjaman sehingga jumlah uang beredar meningkat, kemudian bila
bank sentral menaikkan penjualan surat berharga sebagai instrumen OPT,
10
menyebabkan neraca perdagangan menjadi meningkat atau surplus. Faktor inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia pada tahun
1992-2017. Ada kemungkinan dikarenakan inflasi yang rendah terjadi selama
periode data yang digunakan tidak terlalu mempengaruhi perubahan investasi
sehingga angka neraca pembayaran pun tidak mampu menangkap goncangan
tersebut. Selain itu, bisa juga yang terjadi adalah penerapan kebijakan baik fiskal
maupun moneter dalam mengatasi inflasi tidak mampu meredakan kondisi
investasi asing menjadi kondusif kembali sehingga minat investor asing rendah.
Atau dapat terjadi pula apabila situasi politik yang disebabkan oleh inflasi yang
terjadi belum mampu meyakinkan para investor asing untuk berinvestasi,
sehingga necara pembayaran arus modal pun tidak terpengaruh inflasi yang
terjadi.
4.2 Saran
Pemerintah diharapkan lebih menjaga nilai mata uang rupiah terhadap mata uang
asing agar menciptakan iklim perekonomian yang stabil tanpa menimbulkan
gejolak ketidakpastian akibat fluktuasi nilai mata uang. Prediksi nilai kurs, PDB,
JUB, inflasi dan neraca pembayaran Indonesia dapat dijadikan pertimbangan oleh
pembuat kebijakan dalam menentukan kebijakan fiskal, kebijakan moneter untuk
menjaga nilai ketiga variabel tersebut tetap stabil. Selain itu dapat memberikan
gambaran strategi ekonomi atau bisnis yang perlu direncanakan oleh masyarakat.
Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen dan satu variabel
dependen, peneliti berharap untuk peneliti selanjutnya dapat menambah dan
mengembangkan jumlah variabel yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan
model penelitian model regresi berganda, peneliti berharap untuk peneliti
selanjutnya dapat menggunakan dan mengembangkan model lain dalam penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, Amanda C, Yusbar Yusuf dan Anthony Mayes, 2017, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Neraca Pembayaran Indonesia, JOM Fekon, Vo. 4 No. 1,
Februari, p 317.
11
Ansofino, dkk, 2016, Buku Ajar Ekonometrika, Yogyakarta: Deepublish.
Arif, Dodi, 2014, Pengarauh Produk Domestik Bruto, Jumlah Uang Beredar,
Inflasi dan BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia
Periode 2007-2013, Jurnal Ekonomi Bisnis, Volume 19, No. 3, Desember.
p 65. https://media.neliti.com/media/publications/6014-ID-pengaruh-
produk-domestik-bruto-jumlah-uang-beredar-inflasi-dan-bi-rate-
terhadap.pdf
Aristovnik, 2006, The Determinants and Exessiveness of Current AccountDeficits
in Eastern Europe and Former Soviet Union, William Davidson Institute
Working Paper No. 827, University of Michigan.
Astuti, Ismadiyanti P Shanty Oktavilia, Agus Rubianto Rahman , 2015 tentang
Peranan Neraca Pembayaran Internasional Dalam Perekonomian
Indonesia.Jejak Vol 8. No. 2, pp 178-188.
Burhani, Halim, 2014, Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Moneter dalam
Upaya Menjaa Stabilitas Harga (Inflas) dan Mengatasi Pengangguran di
Indonesia.
Dornbusch, Rudiger & Fischer. 2012, Macroeconomics (9th ed), New York: Mc
Graw Hill Companies.
Eris, Irvany, Tri Sukirno Putro dan Sri Endang Kornita, 2017, Pengaruh Tingkat
Suku Bunga BI Rate, Jumlah Uang Beredar dan Neraca Pembayaran
Terhadap Nilai Tukar Rupiah Tahun 2006-215, JOM Fekon Vol.4 No.
1(Februari).
Fabozzi, Frank J. 1995. Investment Management. Prentice Hall Inc.- New Jersey.
Fahmi, Irham, 2014, Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta.
Gujarati, Damdar N, 2006, Ekonometrika Dasar, Jakarta: Penerbit Erlangga.