Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

download Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

of 15

description

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja, nurhidayah stie asia malang

Transcript of Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA ( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002 2006 )Nurhidayah*)

Oleh :

Abstraksi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat penjualan,, perputaran persediaan, perputaran piutang, Earning After Tax dan aktiva tetap mempengaruhi modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta dan faktor dominan yang mempengaruhi modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian bersifat eksplanasi (explanatory reseach), yaitu untuk menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel yang lain. Sampel pada penelitian ini didasarkan atas purposive sampling, yaitu sampel penelitian mempunyai kriteria tertentu antara lain, perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebelum 31 Desember 2002 sampai Desember 2006 yang diminati oleh investor, hal tersebut dapat dilihat pada pergerakan harga saham yang sangat berfluktuatif pada Tabel Trading. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor penjualan, perputaran persediaan, perputaran piutang, Aktiva Tetap, dan EAT secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap modal kerja. Pengaruhnya sebesar 0,215 (21,5%), sisanya sebesar 78,5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi. Sedangkan secara parsial hanya terdapat 4 variabel yang terbukti berpengaruh secara signifikan yaitu Tingkat penjualan, perputaran piutang, aktiva tetap dan Earning After Tax. Dari kelima faktor diatas maka faktor tingkat penjualan adalah faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap modal kerja. Kata kunci : faktor penjualan, perputaran persediaan, perputaran piutang, Aktiva Tetap, dan Earning After tax (EAT) *) Dosen Manajemen STIE ASIA Malang

Latar BelakangKrisis ekonomi sejak tahun 1990 an hingga sekarang membuat sektor industri manufaktur sangat terpuruk. Hal ini terlihat dengan semakin berkurangnya emiten pasar modal. Meskipun pemerintah bisa menyatakan terjadi banyak perbaikan, termasuk inflasi hanya 6,60 persen dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mencapai 5,8 persen, rupiah stabil, cadangan devisa meningkat, defisit APBN turun. Pada tahun 2006 terjadi penurunan pendapatan pajak sesuai

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

23

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

statement Menteri Keuangan, terutama sektor properti (perumahan) dan bea masuk impor barang modal. Memang masih ada ekspor tetapi terbatas di komoditi pertanian seperti CPO (minyak sawit) dan karet sedangkan ekspor yang dihasilkan manufaktur turun (Wijaya, 2007). Berdasarkan data yang diambil dari Pusat Informasi Pasar Modal, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun ketahun untuk lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2002 sampai tahun 2006 semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat pada rincian data sebagai berikut : Tabel 1.Daftar Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari Tahun 2002-2006 No 1 2 3 4 5 Tahun Listing 2002 2003 2004 2005 2006 Emiten khusus perusahaan manufaktur 150 146 142 138 136

Sumber : JSX STATISTICS,2006

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun ke tahun menurun. Salah satu faktor yang harus ada dan dimiliki perusahaan ialah faktor modal. Modal kerja sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Modal kerja merupakan sejumlah dana yang tertanam pada aktiva lancar yang terdiri dari kas, surat berharga, piutang dan persediaan yang biasa juga disebut modal kerja bruto (gros working capital). Adanya modal kerja yang cukup, akan menjamin tingkat likuiditas yang baik sehingga

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

24

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

menunjukkan tingkat keamanan baik bagi perusahaan maupun pihak kreditur terutama kreditur jangka pendek. Manajemen modal kerja adalah sangat penting untuk beberapa alasan, antara lain aktiva lancar dari perusahaan manufaktur jumlahnya lebih dari setengah jumlah total aktiva. Untuk menjalankan perusahaan secara efisien, piutang dan persediaan harus dimonitor dan dikendalikan secara seksama. (Van Horne & Wachowicz, 1997) Beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja, antara lain Sifat umum atau atau tipe perusahaan, syarat pembelian dan penjualan, tingkat penjualan, perputaran piutang, perputaran persediaan (Munawir, 1997: 117), sedangkan menurut Syahyunan (2003), beberapa unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperbesar modal kerja netto adalah berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, adanya keuntungan dari operasi perusahaan dan bertambahnya modal saham. Mengacu pada uraian yang telah dikemukakan, maka akan dilakukan analisis faktor faktor yang mempengaruhi modal kerja pada Industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah tingkat penjualan, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang, EAT dan aktiva tetap secara parsial dan bersama-sama mempengaruhi modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta? 2. Diantara faktor-faktor tersebut diatas, faktor manakah yang lebih dominan mempengaruhi modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta ?

Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah tingkat penjualan, tingkat perputaran persediaan dan tingkat perputaran piutang, EAT dan aktiva tetap mempengaruhi modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta baik secara parsial maupun bersama-sama.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

25

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

2. Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Manfaat PenelitianDiharapkan hasil penelitian dapat digunakan oleh beberapa pihak, antar lain : 1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan-perusahaan dalam mengelola modal kerjanya, utamanya bagi perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur. 2. Sebagai media informasi dalam penilaian modal kerja keuangan perusahaan, terutama pihak-pihak yang terkait (manajer, pemegang saham, investor, kreditor) dalam proses pengambilan keputusan. 3. Sebagai bahan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang manajemen keuangan. Tinjauan Teori Dalam penelitian ini akan dijabarkan berbagai konsep teori yang sesuai terutama konsep tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Modal Kerja. Untuk menentukan besarnya jumlah modal kerja yang dibutuhkan perusahaan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Menurut Sartono (2001:386) bahwa besar kecilnya modal kerja merupakan fungsi dari berbagai faktor seperti : a) b) c) d) e) f) jenis produk yang dibuat jangka waktu siklus operasi tingkat penjualan, semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi pada persediaan juga akan semakin besar. kebijakan persediaan kebijakan penjualan kredit seberapa jauh efisiensi manajemen aktiva lancar Sementara itu Munawir (1997:117) mengemukakan bahwa penentuan jumlah modal kerja yang dibutuhkan dan diperlukan oleh suatu perusahaan tergantung dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

26

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

1. Sifat umum atau atau tipe perusahaan Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan publik relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat. Untuk beberapa perusahaan jasa tertentu, malahan langganan membayar lebih dahulu sebelum menerima jasa, seperti jasa transport, kereta api, pesawat udara, kapal laut dan lainnya. Berbeda pada perusahaan industri dalam aktiva lancar relatif cukup besar. Misalnya pada elemen bahan baku, barang dalam proses, barang jadi dan piutang usaha. 2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan biaya produksi per unit/harga beli per unit barang itu. Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi yang dibeli sampai barang tersebut dijual kepada pelanggan. 3. Syarat Pembelian dan Penjualan Besar kecilnya modal kerja dipengaruhi oleh syarat yang ditetapkan dalam transaksi pembelian barang dagangan ataupun bahan baku. Syarat pembelian kredit yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanam ditanam dalam persediaan. Modal kerja kerja juga dipengaruhi oleh syarat penjualan kredit. Semakin lunak kredit yang diberikan kepada pelanggan akan semakin besar kebutuhan modal kerja, khususnya yang tertanam dalam piutang usaha. Untuk mengurangi kebutuhan modal kerja dan mengurangi resiko kerugian piutang, maka perusahaan dapat melakukan beberapa kebijakan atas penjualan diantaranya pemberian potongan tunai (cash discount) dan sebagainya. 4. Tingkat Perputaran Persediaan Besarnya kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi oleh tingkat perputaran persediaan, semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan semakin kecil tingkat kebutuhan investasi di dalam persediaan. Untuk mencapai tingkat perputaran yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan , akan semakin mengurangi resiko kerugian atas terjadinya penurunan harga, perubahan manfaat, pengaruh perubahan mode dan juga dapat menghemat biaya penyimpangan persediaan. 5. Tingkat Perputaran Piutang Kebutuhan modal juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Bila piutang dapat ditagih dan terkumpul dalam waktu pendek, maka kebutuhan modal kerja semakin kecil. Untuk mencapai tingkat perubahan piutang yang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 27

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

tinggi diperlukan pengawasann piutang yang efektif dan kebijakan yang tepat atas pemberian kredit dan penagihan. 6. Pengaruh Konjungtur (Business Cycle) Pada kondisi ekonomi yang baik yang ditandai dengan aktivitas perdagangan semakin meningkat, perusahaan cenderung melakukan pembelian barang dalam jumlah yang relatif banyak untuk memanfaatkan harga yang rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan.

Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap modal kerja industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta yang dapat digambarkan melalui Kerangka Pikir penelitian pada bagian berikut Berikut adalah skema kerangka model empiris : x1 x2 x3 x4 x5 Keterangan : X1 = Tingkat Penjualan (Sales to Invetory) X2 = Perputaran Persediaan (Receivable Turn Over) X3 = Perputaran Piutang (Inventroy Turn Over) X4 = EAT (Earning After Text) X5 = Aktiva Tetap (Fixed Asset) Y = Modal Kerja Netto (Net Working Capital) Hipotesis

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

28

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

Berdasarkan beberapa acuan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Tingkat Penjualan terhadap Modal Kerja H0 : Tidak ada pengaruh Tingkat Penjualan terhadap Modal Kerja H1: Ada pengaruh Tingkat Penjualan terhadap Modal Kerja

2. Pengaruh Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Modal Kerja H0 : Tidak ada pengaruh Tingkat Perputaran Persediaan terhadap Modal Kerja H1 : Ada pengaruh Tingkat Perputaran Persediaan Terhadap Modal Kerja 3. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang terhadap Modal Kerja H0 : Tidak ada pengaruh Tingkat Perputaran Piutang terhadap Modal Kerja H1: Ada pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Modal Kerja 4. Pengaruh Aktiva Tetap terhadap Modal Kerja H0 : Tidak ada pengaruh Aktiva Tetap terhadap Modal Kerja H1: Ada pengaruh Aktiva Tetap Terhadap Modal Kerja

5. Pengaruh Earning After Tax (EAT) terhadap Modal Kerja H0 : Tidak ada pengaruh (EAT) terhadap Modal Kerja H1: Ada pengaruh (EAT)Terhadap Modal Kerja

Metode Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian survey yang bersfiat eksplanasi (explanatory reseach). Penelitian ini adalah Eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel yang lain, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek di Jakarta.Penelitian akan dilaksanakan di pojok Bursa Efek, sejak Bulan April 2007 Juli 2007. Populasi penelitian ini adalah industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta . Jumlah perusahaan manufaktur yang listing selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2002 sampai tahun 2006.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

29

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

Untuk memenuhi sarat pengambilan sampel berdasarkan standar limit teorm yaitu jumlah sampel minimal 30, maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 52 perusahaan. Teknik penarikan sampel digunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebelum 31 Desember 2002 sampai Desember 2006 2. Perusahaan tersebut diminati oleh investor, hal tersebut dapat dilihat pada pergerakan harga saham yang sangat berfluktuatif pada Tabel Trading. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari data cross section dan data time series (pooled cross-section and time series data). Data tersebut adalah data laporan keuangan tahun 2002 sampai tahun 2006. Metoda Analisis Data Analisis data dilakukan dengan Analisis statistik deskriptif dan inferensial, sedangkan untuk membuktikan hipotesis yang ada akan dilakukan analisis regeresi linier berganda. Adapun fungsi persamaan regresinya adalah sebagai berikut (Hasan, 2002 :254) Y = a + b1X1 + b2 X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana : Y = Modal Kerja a = konstanta b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi X1 = Tingkat Penjualan X2 = Perputaran persediaan X3 = Perputaran piutang X4 = EAT X5 = Aktiva Tetap e = Kesalahan pengganggu (distukrbance term) Dari persamaan regresi diatas maka dilakukan uji statistik sebagai berikut : a. Uji F

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

30

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

Uji F digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan mengamati F-hitung pada tingkat kepercayaan 95% (=0.05) dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (k-1) dan (n-k) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termaksud intersep, dengan digunkan yaitu sebagai berikut : Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak Jika F-hitung F-tabel,maka H1 diterima b. Uji t Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabelnya. Pengujian ini dilakukan dengan mengamati thitung pada tingkat keyakinan 95% (=0.05) dan derajat kebebasan df (keuangan-1) dan (n-kl) dimana n jumlah observasi adalah jumlah variabel termaksud intersep, dengan kriteria uji yang digunakan yaitu sebagai berikut : Jika t hitung> t tabel, atau nilai thitung > tabel maka H0 ditolak Jika t-hitung ttabel, maka H1 diterima Definisi Operasional Variabel 1. Net working capital (Modal kerja Netto) sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya atau dana yang tertanam dalam aktiva lancar dikurang hutang lancar yang segera harus dibayar dalam hal ini selisih aktiva lancar dengan hutang lancar 2. 3. 4. 5. 6. Perputaran Piutang (ReceivableTurn Over) adalah nilai yang didapatkan dari membagi total penjualan kredit dengan Piutang Rata-Rata. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) adalah nilai yang didapatkan dengan membagi harga pokok penjualan (HPP) dengan persediaan rata-rata. EAT (Earning After Tax) adalah Laba setelah bunga dan pajak. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasional maupun non operasioanal. Aktiva Tetap (Fixed Asset) adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini variabel dependen adalah modal kerja. kriteria uji yang

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

31

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

7.

Variabel independen adalah variabel bebas menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Dalam hal ini variabel independen adalah tingkat penjualan, perputaran piutang dan perputaran persediaan, EAT dan aktiva tetap.

Hasil Penelitian Dari hasil pengujian dengan Analisis Statistik Inferensial diperoleh hasil seperti tertuang dalam tabel berikut. Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dengan Program Aplikasi SPSS 14.0 for WindowsNo 1 2 3 4 5 6 Variabel Constant Tingkat Penjualan Perputaran Persediaan Perputaran piutang Aktiva Tetap Earning After TAx Koefisien Regresi -1,616 0,800 -0,060 -0,752 -0,909 0,170 Standar Error 0,628 0,231 0,167 0,179 0,199 0,047 Uji-t -2,572 3,463 -0,321 -4,194 -4,569 3,642 Sig 0,11 0,001 0,749 0,000 0,000 0,000 Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Kesimpulan

Koefisien Determinasi (R Square) (R2) = 0,215 Koefisien Korelasi (R) = 0,464 F-hitung = 13,939 F-tabel = 2,41 Signifikansi = 0,000

Sumber : Data Diolah. Uji F (Uji Simultan) Berdasarkan dari perhitungan yang disajikan di dalam tabel 2 tersebut, maka dapat diartikan Nilai koefisien korelasi sebesar 0,464 pada F-hitung 13,93 dan probabilitas 0.05, atau hasil uji-F mempunyai nilai Signifikansi (Sig) = 0,000 yaitu angka tersebut lebih kecil 0,05 (taraf kepercayaan 5%).

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

32

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

Sedangkan F-tabel pada taraf = 5% dengan DF (5,694) sebesar 2.41. Karena F-hitung 13,939 lebih besar dari F-tabel 2,41 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan dari perhitungan tersebut adalah, bahwa semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna secara simultan terhadap variabel terikat. Dengan kata lain bahwa tingkat penjualan (X1), variabel perputaran persediaan (X2), perputaran piutang (X3), Aktiva Tetap(X4), dan variabel EAT (X5) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap modal kerja (Y). Untuk menghitung besarnya pengaruh ke 5 variabel secara bersama-sama: yaitu tingkat penjualan (X1), variabel perputaran persediaan (X2), perputaran piutang (X3), Aktiva Tetap(X4), dan variabel EAT (X5) terhadap modal kerja (Y), dapat dilihat pada Nilai R square (R 2). Besarnya pengaruh ke 5 variabel terhadap variabel dependen (modal kerja) adalah 0,215 atau Adapun faktor-faktor penyebab lain diluar model ini ialah sebesar 78,5%. Uji-t (Uji Parsial) Berdasarkan hasil estimasi model pengaruh tingkat penjualan, perputaran piutang, perputaran persediaan, Aktiva Tetap dan EAT terhadap modal kerja pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2002 - 2006 yang diperoleh dari output regresi. Model yang terbentuk pada penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut : (Y) = a + b1X1 + b2 X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Y = -1,616 + 0,800 X2 0,06 X2 0,752 X3 -0,909 X4 + 0,170 X5 Dari hasil uji t yang terdapat pada Tabel 2 maka secara parsial hanya terdapat 4 variabel yang terbukti berpengaruh secara signifikan yaitu Tingkat penjualan (X 1), perputaran piutang (X3), aktiva tetap (X4) dan EAT (X5) Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Hasil uji-t diperoleh untuk variabel tingkat penjualan nilai Sig 0,01 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan 5%), selain itu dapat dilihat nilai t-hitung 3,463 > t-tabel 1,96 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Koefisien regresi tingkat penjualan (X 1) adalah 0,800, hal ini menunjukkan bahwa jika tingkat penjualan naik sebesar 1 kali maka modal kerja meningkat sebesar 0,8 kali dengan asumsi variabel yang lainnya konstant (ceteris paribus). 21,5%.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

33

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

Hal ini berarti faktor tingkat penjualan berpengaruh secara positif terhadap modal kerja. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Sartono (2001:386), bahwa besar kecilnya modal kerja merupakan fungsi dari beberapa faktor antara lain adalah tingkat penjualan, dimana semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi pada persediaan juga akan semakin besar. Hal ini berarti bahwa secara otomatis jika jumlah persediaan meningkat maka modal kerja netto juga akan meningkat. Dalam hal ini modal kerja netto adalah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar, dan salah satu komponen dari aktiva lancar adalah persediaan. 2. Hasil uji-t diperoleh hasil untuk variabel perputaran persediaan (Inventory Turn Over) nilai Sig 0,749 yang berarti lebih besar dari 0,05 (tingkat kepercayaan 5%) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa tingkat perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap modal kerja. 3. Hasil uji-t diperoleh untuk variabel tingkat perputaran piutang (Receiable Turn Over) nilai Sig 0,00 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan 5%), maka H 0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa tingkat perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap modal kerja. Koefisien regresi perputaran piutang (X 3) adalah sebesar -0,752, hal ini menunjukkan bahwa jika tingkat perputaran persediaan naik sebesar 1 kali, maka modal kerja turun sebesar 0,752 kali, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Hal ini berarti tingkat perputaran piutang berpengaruh secara negatif terhadap modal kerja, karena bertambahnya nilai tingkat perputaran piutang mengakibatkan modal kerja menurun. Sesuai pendapat Djarwanto (dalam Ratna SariDewi, 2005) bahwa jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat perutaran piutang. Kebutuhan modal tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Bila piutang dapat ditagih dan terkumpul dalam waktu pendek atau perputaran piutang tinggi, maka kebutuhan modal kerja semakin kecil. Sebaliknya jika piutang hanya dapat ditagih dan terkumpul dalam jangka waktu yang lama atau perputaran piutang rendah maka kebutuhan modal kerja akan meningkat. 4. Hasil uji-t diperoleh untuk variabel Aktiva Tetap (Fixed Asset) nilai Sig 0,00 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan 5%), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa Aktiva Tetap berpengaruh signifikan terhadap modal kerja. Koefisien regresi aktiva tetap (X4) adalah sebesar -0,909, yang menunjukkan bahwa jika akitva tetap naik sebesar 1 maka modal kerja turun sebesar 0,909, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 34

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

Hal ini sesuai hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asaf, Rafiqah (2004) dimana hasil penelitiannya adalah secara bersama-sama aktiva tetap, hutang jangka panjang, laba ditahan dan EAT mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap modal kerja. Dan dari uji parsial yang telah dilakukan diketahui bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi modal kerja adalah aktiva tetap. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Syahyunan (2003) bahwa perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperkecil modal kerja netto adalah bertambahnya aktiva tidak lancar atau aktiva tetap. 5. Hasil uji-t diperoleh untuk variabel EAT mempunyai nilai Sig 0,00 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan 5%), selain itu dapat dilihat nilai t-hitung 3,642 > t-tabel 1,96 maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti bahwa variabel EAT berpengaruh secara signifikan terhadap modal kerja. Koefisien regresi EAT (X5) adalah sebesar 0,169, yang menunjukkan bahwa jika EAT naik sebesar 1 maka modal kerja naik sebesar 0,169, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan pada point 3 baha salah satu faktor yang berpengaruh terhadap modal kerja adalah EAT, dimana pada hasil regresi tersebut nampak bahwa bertambahnya EAT berpengaruh positif terhadap modal kerja Sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Syahhyunan (2003) bahwa perubahan unsurunsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperbesar modal kerja netto adalah adanya keuntungan dari operasi perusahaan. 6. Berdasarkan hasil analisis regresi dan korelasi diatas, faktor yang paling berpengaruh adalah faktor penjualan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang lebih besar dari keempat variabel lainnya (perputaran piutang, total aset dan EAT), karena nilai koefisien regresi pada variabel tingkat penjualan paling tinggi dibanding dengan 4 variabel lainnya yaitu sebesar 0,8. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor penjualan, perputaran persediaan, perputaran piutang, Aktiva Tetap, dan EAT secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap modal kerja. Pengaruhnya sebesar 0,215 (21,5%), sisanya sebesar 78,5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi. Besarnya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 35

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

korelasi antara variabel independen tingkat penjualan, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang, EAT dan aktiva tetap terhadap modal kerja ialah sebesar 0,464 atau 46,4% 3. Secara parsial hanya terdapat 4 variabel yang terbukti berpengaruh secara signifikan yaitu Tingkat penjualan, perputaran piutang, aktiva tetap dan EAT 4. Dari 5 variabel independen yaitu tingkat penjualan, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang, aktiva tetap dan EAT terhadap variabel dependen modal kerja, maka tingkat penjualan adalah faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap modal kerja. Saran 1. Sebaiknya pada penelitian berikutnya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja pada keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 2. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan penelitian, yaitu melihat pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas, harga saham dan earnign per share/ laba per lembar saham. 3. Faktor tingkat penjualan, perputaran persediaan, perputaran piutang, aktiva tetap dan Earnign After Tax (EAT) hanyalah sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja, selain faktor-faktor tersebut masih terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi modal kerja. Pada penelitian berikutnya sebaiknya meneliti faktor lain diluar faktor-faktor yang dianalisis pada penelitian ini.

Daftar Referensi Darmadji, T. Fakhruddin, H.M. 2001. Pasal Modal Di Indonesia: Pendekatan dan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi keempat. Cetakan Pertama. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar Terjemahan oleh Sumarno Zain. 1991. Penerbit Erlangga Husein, Umar,. 2003. Evaluasi Kinerja Perusahaan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Jakarta Stock Exchange. 2006. JSX Statistics 2006. Jakarta Martono, dan D. Agus Harjito, 2005. Manajemen Keuangan Edisi Kelima Agustus. M.M, Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid I. Bayumedia Publishing. Jawa Timur Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 36

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA

Vol. 4 No. 1. Desember 2009

Mankiw, Gregory N, 2003. Teori Makroekonomi. Alih bahasa Imam Nurmawan, editor Wisnu C. Kristiaji. Edisi 5. Jakarta: Erlangga 540 halaman. Muliani, Sri. 16 Maret 2007. Target Pertumbuhan Investasi 2007 12,3 Persen (Online), (http://www.danareksa.com/home/index_berita.cfm, diakses 14 April 2007) Munawir, S., 1997. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Liberty, Yogyakarta. Sari Dewi, A. Ratna. 2005. Analisis Modal Kerja pada Perusahaan Industri Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tesis. Makassar : Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Sartono, R. Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi. BPFE-Yogyakarta Akt. IKAPI Syahyunan, 2003. Analisis Modal Kerja. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. A. (Online), ( library.usu.ac.id, diakses 13 Januari 2006) Tandeliling, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta Weston. J. Fred and Eugene F. Brigham, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta Ed. 9 Juli

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

37