ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN · Bendahara di acara Inagurasi HMI 2015 . vii 5....
Transcript of ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN · Bendahara di acara Inagurasi HMI 2015 . vii 5....
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN
SUKUK KORPORASI DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Diajukan oleh:
NADYA ZAKIYAH
NIM: 1113086000054
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nadya Zakiyah
2. Nama Panggilan : Nadya
3. Tempat & Tanggal Lahir : Padang, 27 Juli 1995
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat : Jl. Teratai V Blok D3 TBI, Jakarta Selatan
6. Status : Belum Menikah
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Telepon : 087883121185
9. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL :
1. Taman Kanak-Kanak : TK Umul Quro (2000-2001)
2. SD : SDIT Nurul Fikri (2001-2007)
3. SMP : SMPI Al - Azhar 2 Pejaten (2007-2010)
4. SMK : SMAI Al - Azhar 2 Pejaten(2010-2013)
5. Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (2013-2017)
III. PENGALAMAN ORGANISASI :
1. 2014 - saat ini : Himpunan Mahasiswa Islam
2. 2015 - 2017 : Lingkar Studi Ekonomi Syariah ( LiSEnSi)
3. 2016 - 2017 : SEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. 2016 - saat ini : OPK Dapur Seni
5. 2017 - saat ini : DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV. PENGALAMAN KEPANITIAAN :
1. Bendahara di acara Malam Cadas OPK Dapur Seni 2016
2. Sekretaris di acara MUSWA OPAK Dapur Seni 2016
3. Wakil divisi Advokasi BANWASPAK 2016
4. Bendahara di acara Inagurasi HMI 2015
vii
5. Wakil Bendahara di Acara Silaturahmi Nasional PTAIN Indonesia tahun
2017
6. Volunteer mengajar di Sanggar Kreatif Anak Bangsa Ciputat tahun 2015
V. PENGHARGAAN dan PRESTASI:
1. Delegasi mengikuti program Cross Culture Training di Vietnam
VI. PELATIHAN
1. LK 1 HMI tahun 2014
2. Sekolah Pasar Modal Syariah Tingkat Dasar, Bursa Efek Indonesia tahun
2016
3. Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Curug, Bogor tahun 2016
4. Sekolah Pasar Modal Tingkat Dasar, Reksadana 2016
VII. PENGALAMAN KERJA
1. Internship di BRIS Cabang Fatmawati
2. Internship di Otoritas Jasa Keuangan Jakarta Pusat
VIII. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Company Visit toBank Indonesia
2. Seminar Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia denga tema,
―Pembiayaan Properti dan Investasi Syariah Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia‖, Gedung Dhanapala, Kompleks
Kementerian Keuangan RI, 2016.
3. Company Visit to Dana Reksa Sekuritas, PT Dana Reksa Sekuritas, 2015.
4. Company Visit to Bappenas tahun 2016
5. Company Visit to Badan pemeriksa Keuangan tahun 2016
6. Natinal Business Talkshow dengan tema‖ Youth Role As An
Entrepreneur For Better Indonesia‖ di Auditorium UIN Syarif
Hidayatullah jakarta tahun 2015‖
7. SeminarKebangsaan Pancasila dan Kedaulatan Bangsa oleh Ketua MPR
Dr (HC) Zulkifli Hasan, MM tahun 2017
viii
8. Seminar Ekonomi ―Pengaruh Fluktuasi Kurs Terhadap Perekonomian
dalam Menyambut Ekonomi Asean 2015‖, tahun 2015.
9. Seminar Ekonomi ―Peluang dan Tantangan Sektor Transportasi Indonesia
Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015‖, tahun 2014.
10. Seminar Ekonomi ―Menuju Ekonomi yang Berkeadilan Bersama
Ekonomi Syariah Untuk Indonesia yang Lebih Baik‖, tahun 2014.
ix
ABSTRACT
The Return of Corporate Sukuk is the rate of return invested in the
corporate sukuk. Return Corporate Sukuk is one benchmark in knowing the
performance of companies that issue sukuk. The purpose of this study is to
examine the effect of independent variables, namely Return On Equity (ROE),
Debt To Equity Ratio (DER), firm size, inflation, and gross domestic product to
the dependent variable Return of Corporate Sukuk from companies listed in
period 2011-2016 at PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). This research
is quantitative research.
Analytical technique used is linear regression test data panel using fixed
effect model and hypothesis test using t-statistic to test partial regression
coefficient and F-statistic to test influence simultaneously. The results showed that
the variable Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), firm size,
inflation, and gross domestic product have significant effect simultaneously to the
dependent variable of Return of Corporate Sukuk. Partially variable Return On
Equity (ROE) have a significant effect to Return Corporate Sukuk.
Keywoards: Debt to Equity Ratio, The Return of Corporate, Return on Equity,
Panel Data Regression
x
ABSTRAK
Return Sukuk Korporasi ialah tingkat pengembalian yang diinvestasikan
pada sukuk korporasi. Return Sukuk Korporasi merupakan salah satu tolak ukur
dalam mengetahui kinerja perusahaan yang menerbitkan sukuk. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), ukuran perusahaan,
inflasi, and produk domestik bruto terhadap variabel dependen Return Sukuk
Korporasi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di periode 2011-2016 di PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Penelitian ini ialah penelitian
kuantitatif.
Teknik analisis yang digunakan adalah uji regresi linier data panel
menggunakan model fixed effect dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk
menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji pengaruh secara
simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE),
Debt To Equity Ratio (DER), ukuran perusahaan, inflasi, and produk domestik
bruto berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen Return
Sukuk Korporasi. Secara parsial variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh
signifikan terhadap Return Sukuk Korporasi.
Kata Kunci: Debt to Equity Ratio, Return Sukuk Korporasi, Return on
Equity, Regresi Data Panel
xi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ―Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Return Sukuk Korporasi di Indonesia‖ skripsi ini disusun dalam
rangka menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi
ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Ayahanda tercinta Herry Hasanuddin, Ibunda tercinta Hasimahyun, dan
segenap saudara yaitu Royhan Harizah, Muhammad Ihsan, Nabila
Karimah dan M. Fadhil Habibie beserta seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan lahir dan batin kepada penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu, membimbing, dan terus memberikan motivasi dengan penuh
kesabaran dan pengertian kepada penulis.
5. Ibu RR. Tini Anggraeni, ST., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan yang telah membantu dan memberikan saran
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
xii
7. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Teman-teman mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Teman-teman mahasiswa/i Ekonomi Syariah.
10. Teman-teman mahasiswa Ekonomi Syariah B Riska, Nurulita, Via,
Maulid, Maya, Irma, Gita, Musa, Awaliyah, Diyanah, Moko, Reza, Fadhli,
Erixa, Indra, Rahman dan yang tidak tersebut namanya. Terima kasih atas
kenangan selama empat tahun dan selalu memotivasi sehingga skripsi ini
bisa terselesaikan.
11. Sahabat terbaikku Nurul Hasanah, Ulfah Fauziah,Nabila NurRahmadyani,
Putri Nurani, Puspa Cahya Insani, Milla Andita, Elisa Setyawati, Mega
Elvira, Ayiza Khansa, Fildza Khairina,
12. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam terutama Suci Ambarwati,
Afriliani, dan Vanya Alverissa, serta teman-teman LiSEnSi, dan Dapur
Seni, KKN Cerita, Pengurus DEMA UIN yang selalu memberikan
motivasi kepada penulis.
13. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang
telah banyak membantu, mempermudah dan memperlancar hingga skripsi
ini akhirnya selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Jakarta, 3 Juli 2017
(Nadya Zakiyah)
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vi
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
ABSTRAK ............................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 14
BAB II .................................................................................................................... 16
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 16
A. Landasan Teori ............................................................................................ 16
B. Sukuk .......................................................................................................... 19
1. Pengertian Sukuk ..................................................................................... 19
2. Jenis - Jenis Sukuk .................................................................................. 21
C. Sukuk korporasi ............................................................................................. 23
D. Return Sukuk Korporasi ............................................................................... 24
F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Return Sukuk Korporasi ..................... 25
H. Penelitian Sebelumnya .................................................................................. 33
I. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 38
J. Hipotesis ......................................................................................................... 40
BAB III .................................................................................................................. 41
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 41
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel .................................................... 41
xiv
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 43
D. Metode Analisis Data .................................................................................. 44
1. Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 44
3. Uji Stationer ............................................................................................ 48
4. Uji Pemilihan Model Data Panel ............................................................. 49
5. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 50
BAB IV .................................................................................................................. 59
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 59
A. Analisa Deskriptif ....................................................................................... 59
B. Uji Stationer ................................................................................................ 67
C. Estimasi Model Regresi Data Panel ............................................................ 68
D. Uji Hipotesis ............................................................................................... 74
E. Analisis Regresi Data Panel ........................................................................ 77
H. Interpretasi ..................................................................................................... 86
BAB V .................................................................................................................... 89
KESIMPULAN ...................................................................................................... 89
A. Kesimpulan .................................................................................................... 89
B. Saran dan Implikasi ....................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 91
LAMPIRAN ........................................................................................................... 96
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbandingan karakteristik dan Obligasi ...................................................... 5
Tabel 1.2 Jumlah Total Nilai dan Jumlah Emisi Sukuk ................................................ 7
Tabel 1.3 Variabel Makroekonomi dan Mikroekonomi ............................................. 10
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ...................................................................................... 42
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ........................................................................................ 43
Tabel 4.1 Return On Equity 2011 s.d 2016 ................................................................. 59
Tabel 4.2 Debt to Equity Ratio 2011 s.d 2016 ............................................................ 61
Tabel 4.3 Ukuran Perusahaan 2011 s.d 2016 .............................................................. 62
Tabel 4.4 Return Sukuk Korporasi 2011 s.d 2016 ...................................................... 66
Tabel 4.5 Unit Root Test- Augmented Dicky Fuller pada Level ................................. 68
Tabel 4.6 Unit Root Test- Augmented Dicky Fuller pada 1stDifferent ....................... 68
Tabel 4.7 Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM) ..................................... 69
Tabel 4.8 Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) .......................................... 70
Tabel 4.9 Hasil Uji Chow........................................................................................... 71
Tabel 4.10 Regresi Data Panel Random Effect Model (REM) .................................... 72
Tabel 4.11 Hasil Uji Hausman .................................................................................... 73
Tabel 4.12 Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) ........................................ 78
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan Sukuk Korporasi ................................................................. 8
Grafik 4.1 Data Inflasi Tahun 2011 s.d 2016 .............................................................. 64
Grafik 4.2 Data PDB Tahun 2011 s.d 2016 ................................................................ 65
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Perkembangan Sukuk Korporasi ............................................................. 39
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian ......................................................................................... 96
Lampiran 2 Data Setelah Ditransformasikan ke Logaritma Natural ........................... 97
Lampiran 3 Uji Stationer pada Level .......................................................................... 98
Lampiran 4 Uji Stationer 1stDifference .................................................................... 104
Lampiran 5 Common Effect Model ........................................................................... 106
Lampiran 6 Fixed effect model .................................................................................. 107
Lampiran 7 Uji Chow................................................................................................ 108
Lampiran 8 Random effect model ............................................................................. 109
Lampiran 9 Uji Hausman Test .................................................................................. 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut Nafik (2009) perkembangan pasar modal di Indonesia
tumbuh dengan sangat pesat, dengan zaman yang modern sekarang
masyarakat lebih tertarik untuk menginvestasikan uang mereka di pasar
modal. Pasar modal dalam arti sempit ialah pasar modal adalah pasar yang
disiapkan untuk memperdagangkan saham dan surat berharga lainnya
melalui jasa perantara pedagang efek.. Pasar modal adalah tempat
pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Di tempat
inilah para pelaku pasar yang punya kelebihan dana (surplus fund)
melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan emiten.
Sebaliknya, yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan
cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal. Undang-
Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 memberikan pengertian bahwa
pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkan, serta lembaga dan dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Dalam sistem perdagangan di bursa efek yang berjalan saat ini,
masih banyak praktik yang melanggar syariah. Praktik tersebut diantaranya
perdagangan obligasi yang memberikan bunga (riba) sebagai pendapatan
bagi para pemegangnya, short selling, serta margin trading. Para investor
2
muslim harus menghindari aktivitas bisnis yang melanggar prinsip
syariah.
Menurut Sutedi (2009) sesuai dengan perkembangan kebutuhan akan
produk investasi yang memberikan kepastian hukum, kehadiran investasi
syariah sangat ditunggu oleh banyak investor di Indonesia. Selama ini
investasi pada pasar modal (konvensional) adalah obligasi yang
dikeluarkan perusahaan (emiten) sebagai surat berharga jangka panjang.
Obligasi ini bersifat utang dengan memberikan tingkat bunga (kupon)
kepada investor (pemegang obligasi) pada waktu tertentu, serta melunasi
utang pokok pada saat jatuh tempo. Bentuk investasi ini dirasakan belum
mampu memenuhi kebutuhan sebagian investor di Indonesia. Atas dasar
itu, praktisi pasar modal di Indonesia berkeinginan kuat untuk
meluncurkan produk investasi obligasi berdasarkan konsep syariah.
Maka dari itu, dibutuhkannya pasar modal yang kegiatan
transaksinya terlepas dari hal-hal yang melanggar prinsip syariah. Salah
satu bentuk investasi pada pasar modal syariah adalah membeli sekuritas
syariah. Sekuritas syariah mencakup saham syariah, reksadana syariah,
obligasi syariah (sukuk) dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan
prinsip syariah. Investasi dengan pemilikan sekuritas syariah dapat
dilakukan di pasar modal syariah, baik secara langsung pada saat
penawaran perdana, maupun melalui transaksi perdagangan sekunder di
bursa.
Pasar modal syariah resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003
bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM dengan
3
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN–MUI).
Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen
pasar modal syariah telah hadir di Indonesia sejak tahun 1997. Hal ini
ditandai dengan peluncuran Danareksa syariah pada tanggal 3 Juli 1997
oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya, BEJ bekerja
sama dengan PT Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta
Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan memandu
investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah.
Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar
modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat
Tbk pada awal bulan September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi
syariah pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah
lainnya. Pada tahun 2004, untuk pertama kalinya terbit obligasi syariah
dengan akad sewa atau dikenal dengan obligasi syariah Ijarah.(Darmadji,
dkk, 2006)
Perkembangan sukuk di Indonesia dimulai sejak 2002 lalu
mengalami kemajuan, dimana tahun ini undang-undang sukuk atau yang
dikenal dengan SBSN (Surat Berharga Hutang Negara) telah disahkan oleh
Parlemen. Sejak penerbitan sukuk korporasi yang pertama tersebut, selalu
berakhir dengan Oversubscription.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN/-MUI/IX/2002, tentang
―obligasi syariah‖ adalah suatu surat berharga berjangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emitten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emitten untuk membayar pendapatan
4
kepada pemegang obligasi syariah, tersebut berupa bagi hasil/margin/fee,
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Karakteristik dan istilah ‗sukuk‘ merupakan pengganti dari istilah
sebelumnya yang menggunakan istilah bond, dimana istilah bond
mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan islamic maka
sangat kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari mekanisme
hutang (loan) adalah interest, sedangkan dalam islam istilah interest
tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu, sejak tahun 2007
istilah bond ditukar dengan istilah ‗sukuk‘ sebagaimana disebutkan dalam
peraturan di Bapepam LK.
Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih
merupakan penyerta dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi
hasil jika menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Transaksinya
bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan. Dalam bentuk
sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emitten
sebagai pengelola atau mudharib, dan dibeli oleh investor atau shahibul
maal, sedangkan untuk obligasi syariah yang menggunakan akad
murabahah, salam dan istishna investor akan memberikan return berupa
margin dan obligasi syariah yang menggunakan akad ijarah memberikan
return fee. (Hamid,2009).
5
Tabel 1. 1 Perbandingan karakteristik dan Obligasi
Sumber : Rusdiyana (2012)
Perkembangan pasar sukuk secara global di berbagai keuangan Islam
seluruhnya mencapai US$ 1.3 Triliun yang dikelola lebih kurang 300
institusi lembaga keuangan di sekitar 75 negara yang tersebar dari London,
New Yorkdan Zurich hingga ke Timur Tengah, Afrika dan Asia. Adapun
pasar keuangan Islam diperkirakan berjumlah US$400 milliyar dengan
tingkat perkembangan rata-rata 12% - 15%.
Seperti yang dilaporkan oleh IIFM pada bulan September 2006,
Negara-negara yang paling maju dalam mengembangkan keuangan Islam
adalah Malaysia, Kuwait, Saudi Arabia, United Arab Emirates (UEA).
Kingdom of Bahrain, dan Qatar. Dimana negara-negara tersebut telah
sampai pada level peningkatan inovasi bisnis dan memiliki kemampuan
ekspansi pasar yang berkelanjutan.
Negara-negara seperti Brunei, Indonesia, Afrika Selatan, Maroko,
Turki dan Pakistan sedang berusaha mengejar pada level berikutnya, yaitu
Deskripsi Sukuk Obligasi
Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, korporasi
Sifat Instrumen Sertifikat kepemilikan
penyertaan atas suatu asset
Instrumen pengakuan utang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga/kupon,capital gain
Jangka waktu Pendek – menengah Menengah - panjang
Underlying asset Diperlukan Tidak diperlukan
Pihak yang terkait Obligor,SPV,investor,
trustee
Obligor/issuer, investor
Price Market price Market price
Investor Islami, konvesional Konvesional
Pembayaran
pokok
Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi
Penggunaan hasil
penerbitan
Harus sesuai syariah Bebas
6
sebagai kompetitor dalam pengembangan dan ekspansi pasar yang
diterima masyarakat luas. Adapun negara-negara yang sedang untuk
mengembangkan keuangan Islam adalah Syiria, Lebanon, Jerman, USA
dan Singapore dan untuk negara-negara seperti China, India,Hongkong
dan Australia masih menanti dan mengamati peluang pasar.
Adapun perkiraan perkembangan keuangan Islam berikutnya akan
lebih cepat, walaupun saat ini market share masih relatif kecil, kalau
diilustrasikan bahwa selain US$ 11 miliar pendapatan dari dana
operasional bank investasi di Negara-Negara Teluk (GCC) ditambah
dengan Malaysia maka islamic share diperkirakan mencapai 10 % - 20 %.
Selain itu potensi perkembangan ke depan dimana jumlah orang muslim di
dunia saat ini adalah 1,5 milyar orang, pada perkiraan tahun 2020
diperkirakan meningkat menjadi 2,5 milyar orang karena tingkat
pertumbuhan Islam adalah yang paling cepat berkembang, sehingga setara
dengan 30% populasi dunia saat ini.
Dengan demikian kekayaan mereka juga selanjutnya akan meningkat
yang akhirnya perkembangan kekayaan mereka pada bank Islam mencapai
40% - 50% dari total simpanan. Standar & Poors memperkirakan potensi
pasar untuk jasa keuangan Islam akan melebihi US$ 4 Triliun.
Perkembangan pasar sukuk global saat ini telah meningkat dan cukup
matang, hal ini dimulai dari kesadaran para investor dan penerbit sukuk
untuk menggunakan momentum peningkatan harga minyak. Sehingga
September 2006, penerbitan sukuk global telah meningkat hingga US$ 18
7
milyar dan diperkirakan mencapai level US$ 50 milyar pada akhir 2008.
(Hamid, 2009).
Adapun total emisi sukuk dan sukuk yang beredar dari tahun 2002 – Juli
2015 :
Tabel 1.2 Jumlah Total Nilai dan Jumlah Emisi Sukuk
Sumber : Statistik Pasar Modal Syariah, OJK
Jumlah emisi sukuk di Indonesia mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Apabila dilihat dari statistiknya pada Tabel 1.2 dapat dilihat
dari kurun waktu 2011 hingga 2015 pertumbuhan jumlah emisi sukuk,
yaitu dari 48 sukuk menjadi 80 sukuk. Dari tahun 2011 hingga 2015
peningkatan jumlah emisi sukuk tidak begitu signifikan.
8
Grafik 1.1 Perkembangan Sukuk Korporasi
Sumber : Statistik Pasar Modal Syariah, OJK
Dapat dilihat pada Grafik 1.1 yang menunjukkan nilai statistik
perkembangan sukuk korporasi yang terus meningkat dari tahun 2010
hingga Juli 2016. Pada bulan Juli 2016 akumulasi jumlah penerbitan sukuk
mencapai 95 sukuk dan 47 buah sukuk bernilai outstanding.
Dalam penerbitan sukuk ini dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Menurut Samsul (2006), resiko perusahaan tercermin dari
daya tahan perusahaan dalam menghadapi siklus ekonomi serta faktor
makro ekonomi dan makro nonekonomi. Dengan kata lain, kinerja
perusahaan dan risiko yang dihadapi dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut. Merujuk pada teori tersebut dapat dipastikan bahwa penetapan
bagi hasil (return) dan tingkat sewa yang terdapat dalam obligasi syariah
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penerbitan obligasi syariah dapat
9
dijelaskan dari perspektif teori sinyal. Signalling theory menekankan
pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap
keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Menurut Jogiyanto (2000),
informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan signal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Dalam memperkirakan dan melakukan penilaian surat berharga, investor
memperhatikan situasi pasar, namun kinerja perusahaan menjadi faktor
yang diperlukan investor. Dalam proses pengambilan keputusan investor
cenderung lebih menyukai pengukuran kinerja mencerminkan laba yang
tinggi. Analisis fundamental ini adalah usaha untuk memperkirakan
kesehatan dan prospek usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk tumbuh
dan menghasilkan laba di masa depan. (Rahmawati, 2017)
Sukuk yang diterbitkan memiliki tingkat resiko tertentu bagi para
investor, risiko yang tinggi akan memberikan return yang tinggi pula.
Untuk mengukur tingkat risiko, investor akan menganalisis kondisi makro
maupun mikro ekonomi. Kondisi makro ekonomi dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi negara dan inflasi.
Dalam penelitian ini penulis membahas lima variabel yang dipakai
dari penelitian sebelumnya yaitu Pratiwi (2014) dan Melati (2013). Maka
variabel independen pada penelitian ini menggabungkan faktor makro
ekonomi dan makro nonekonomi yang mempengaruhi return sukuk
korporasi yaitu Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Ukuran perusahaan (SIZE), inflasi, dan Produk Domestik Bruto (PDB).
10
Tabel 1.3 Variabel Makroekonomi dan
Mikroekonomi Periode 2011 –2016
Tahun Return Sukuk
(Rupiah)
ROE
(persen)
DER Ukuran
Perusahaan
Inflasi
(persen)
PDB
(Milyar
Rupiah)
2011 19,207,559,674,35 17,03% 4,08 26,236 5,38%
7.287.635,30
2012 17,714,987,039,90 18,13% 4,04 25,342 4,28%
7.727.083,40
2013 16,258,030,930,88 23,50% 4,01 25,53 6,97%
8.156.497,80
2014 13,281,023,460,38 15,89% 3,63 26,599 6,42%
8.564.866,60
2015 15,650,555,932,27 15,83% 2,64 26,862 6,38%
8.982.511,30
2016 15,528,935,432 9,36% 1,42 26,825 3,53% 9,433,034,4
Sumber :data diolah oleh peneliti
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas pada tahun 2013 Return on Equity
(ROE) meningkat menjadi 23,50% dari 18,13%, sedangkan retun sukuk
menurun dari Rp 17,714,987,039,90 menjadi Rp 16,258,030,930,88.
Menurut Horne (2005) adanya hubungan positif antara ROE dan return
sukuk sehingga menurut teori ketika nilai ROE menurun maka return
sukuk juga menurun. Berbeda dengan data di Tabel 1.3 ketika ROE
semakin meningkat, sedangkan return sukuknya semakin menurun.
Fenomena ini menunjukkan telah terjadi hubungan yang tidak
konsisten antara return sukuk korporasi dengan Return on Equity (ROE).
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) bahwa
Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh negatif dengan return sukuk
korporasi. Namun, untuk memperkuat teori yang ada oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut.
11
Pada Tabel 1.3 dapat dilihat variabel Debt to Equity Ratio (DER)
pada tahun 2014 sebesar 3,63 maka semakin menurun dari tahun
sebelumnya, begitu pula pada return sukuk juga semakin menurun pada
tahun 2014 menjadi Rp 13,281,023,460,38. Houston (2001) menambahkan
bahwa perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi memiliki
pengembalian yang lebih dalam situasi perekonomian nasional. Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa DER akan mempengaruhi
imbal hasil obligasi syariah dari ekuitas. Dimana tingkat imbal hasil
obligasi syariah akan ikut meningkat.
Fenomena ini telah terjadi hubungan yang konsisten antara return
sukuk korporasi dengan variabel Debt to Equity Ratio (DER). Sesuai
dengan penelitiaan sebelumnya, menurut Bhojraj dan Segupta (2013)
bahwa terdapat hubungan signifikan dan positif pada DER dan imbal hasil
(return) obligasi syariah. Namun, untuk lebih memperkuat teori yang ada
oleh karena itu perlu dilakukan penelitian sebelumnya.
Pada Tabel 1.3 dapat dilihat variabel ukuran perusahaan pada tahun
2014 semakin meningkat menjadi 26,599, sedangkan return sukuk pada
2014 menurun menjadi Rp 13,281,023,460,38. Menurut Francis (1986),
Grubber dan Elton (1995) dalam (panjaitan,dkk, 2004) bahwa perusahaan
yang mempunyai nilai ukuran perusahaan yang kecil akan menawarkan
return yang lebih besar dan sebaliknya ketika ukuran perusahaan besar
akan menawarkan return yang semakin kecil.
12
Fenomena ini telah terjadi hubungan yang konsisten antara ukuran
perusahaan dengan return sukuk korporasi. Menurut penelitian
sebelumnya, Melati (2013) ukuran perusahaam memiliki pengaruh negatif
terhadap imbal hasil (return) sukuk. Namun, untuk lebih memperkuat teori
yang ada, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Pada Tabel 1.3 dapat dilihat variabel inflasi pada tahun 2013 naik
menjadi 6,97% dari yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 4,28%,
tetapi return sukuk menurun dari Rp 17,714,987,039,90 di tahun 2012
menjadi Rp 16,258,030,930,88.
Fenomena ini telah terjadi hubungan yang tidak konsisten antara
inflasi dengan return sukuk korporasi. Menurut penelitian Pratiwi (2014)
bahwa inflasi mempunyai hubungan positif dengan return sukuk, namun
menurut data di Tabel 1.3 ialah sebaliknya ketika inflasi meningkat return
sukuknya semakin menurun. Maka dari itu, perlu diperkuat teori yang ada
sebelumnya karena terdapat perbedaan antara data dan penelitian
sebelumnya, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Pada Tabel 1.3 dapat dilihat Produk Domestik Bruto (PDB) pada
tahun 2014 naik menjadi Rp 8.564.866,60 milyar dan return sukuk turun
dari Rp 13,281,023,460,38 pada tahun 2013 menjadi Rp
16,258,030,930,88 di tahun 2014.
Fenomena ini menunjukkan telah terjadi hubungan yang tidak
konsisten antara PDB dan return sukuk korporasi. Maka dari itu, data PDB
di Tabel 1.3 tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Menurut
13
penelitian Melati (2013) PDB dan return sukuk memiliki hubungan negatif
ketika PDB naik maka return sukuk semakin turun. Menurut Tandelilin
(2010) indikator inflasi dan PDB mempengaruhi investasi di pasar modal.
Namun, pada Tabel 1.3 PDB dan return sukuk memiliki hubungan yang
positif. Maka dari itu, perlu diperkuat teori yang ada sebelumnya karena
terdapat perbedaan antara data dan penelitian sebelumnya, oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan melihat ada beberapa
variabel yang tidak memiliki kesesuaian antara data dan penelitian ataupun
teori yang dipaparkan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk meneliti
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Sukuk
Korporasi di Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah ketidakkonsistenan hubungan antara Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), ukuran perusahaan, inflasi, dan
Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi suatu masalah yang perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus
kepada variabel Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
ukuran perusahaan, inflasi, dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap
return sukuk korporasi di Indonesia pada periode tahun 2011-2016.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, sehingga dapat
dirumuskan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaruh
14
Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), ukuran perusahaan,
inflasi, dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap return sukuk
korporasi di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang
diharapkan akan tercapai dalam penelitian ini untuk menganalisa
pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
ukuran perusahaan, inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap
return sukuk korporasi di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian :
a. Bagi akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya yang terkait dengan penelitian ini.
b. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang hal terkait
lebih dalam lagi dan sebagai wadah untuk mengaplikasin ilmu
yang telah diperoleh selama ini.
c. Bagi Investor
Untuk memberikan gambaran mengenai kondisi sukuk di pasar
sekunder.
d. Bagi Pemerintah
15
Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan dan
pengambilan keputusan, khususnya dalam bidang moneter yang
berkaitan dengan kebijakan yang mempengaruhi perdagangan di
pasar modal syariah khususnya sukuk.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Sinyal
Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
memberikan sinyal dapat berupa informasi mengenai apa yang sudah manajer
lakukan dalam merealisasikan keinginan pemilik atau informasi lain yang
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibanding perusahaan lainnya
(Meythi, 2007).
Menurut Jogiyanto (2000) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar.
Pada saat informasi diumumkan dan pelaku pasar sudah menerima informasi
tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu mengiterprestasikan dan menganalisa
informasi tersebut sebagai sinyal baik ataupun signal buruk. Jika pengumuman
yang diumumkan sebagai sinyal baik bagi investor maka akan terjadi perubahan
volume dalam perdagangan saham.
Signalling theory/informationcontent menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi disebabkan terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih
17
banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada
pihak luar (investor, kreditor).
Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan
yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek
perusahaan yang akan datang. Selain laporan keuangan yang dapat dipercaya
(realibility), untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan pihak
luar, perusahaan sebaiknya juga memberikan sinyal atas laporan keuangan yang
relevan dan tepat waktu (time lines). (Sari dan Zuhrotun, 2006). kualitas
pelaporan keuangan yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan investasi oleh
perusahaan baik menghilangkan kendala pembiayaan untuk meningkatkan
investasi atau meningkatkan transparansi. (Angela dan Aryancana, 2017)
Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan
dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal
buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi
investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan. Pengumuman
informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek
yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk
melakukan perdagangan di bursa, dengan demikian pasar akan bereaksi yang
tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan
demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi
keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham
dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Pasar modal efisien didefinisikan sebagai
18
pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi
yang relevan (Jogiyanto, 2000).
Tandelilin (2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor ekonomi makro
secara empirik telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kondisi pasar modal
di beberapa negara. Faktor-faktor tersebut yaitu PDB, inflasi, exchange rate.
Kinerja suatu perusahaan selain dilihat dari dari segi makro ekonomi, juga
dilihat dari mikro ekonomi. Baik atau buruk kinerja perusahaan tercermin dari
rasio-rasio keuangan yang secara rutin diterbitkan oleh emiten yaitu berupa rasio
keuangan yang dapat dianalisis oleh investor.
Perubahan laju inflasi yang sangat fluktuatif juga berdampak pada
investasi surat-surat berharga karena dengan inflasi yang meningkat berarti
berinvestasi pada surat berharga seperti saham dan obligasi akan semakin
beresiko karena terjadi kenaikan harga secara keseluruhan (Nurfauziah dan
Setyarini, 2004).
Harga sukuk dapat didasarkan pada variabel-variabel makroekonomi
seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) bukan tolak ukur bunga.
Ketika pertumbuhan PDB adalah pemerintah yang tinggi penerimaan pajak
biasanya akan meningkat lebih cepatdengan pajak penghasilan atau penjualan.
(Wilson, 2008).
Hal ini akan memungkinkan pemerintah untuk membayar pengembalian
(return) yang lebih tinggi kepada investor sukuk mereka. Sebaliknya ketika
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih rendah, pendapatan
pemerintah akan lebih rendah, menyiratkan kapasitas berkurang untuk
19
membayar hutang dan membayar pemegang sukuk. Dengan kata lain pemegang
sukuk akan mengambil beberapa risiko sovereign. Dengan berbagi resiko
dengan pemerintah dan mengurangi kewajiban mereka pada waktu kesulitan,
risiko default akan berkurang. (Tariq, 2004).
B. Sukuk
1. Pengertian Sukuk
Sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk, bentuk jamak dari kata shakk, yang
dalam peristilahan ekonomi berarti legal instrument, deed, atau check. Secara
istilah didefinisikan sebagai surat berharga yang berisi kontrak (akad)
pembiayaan bedasarkan prinsip syariah. Sukuk secara umum dapat dipahami
sebagai obligasi yang sesuai dengan syariah.
Sukuk pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvesional dengan
perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil
sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying
transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk,
dan adanya akad atau perjanjian antara pihak yang disusun berdasarkan prinsip –
prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar
instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba,gharar, dan maysir. (Nafik,
2009)
Berdasarkan peraturan nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah,
definisi sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang
bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak
terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset
20
proyek tertentu atau aktivasi investasi tertentu, atau kepemilikan atas aset proyek
tertentu atau aktivitasnya investasi tertentu.
Sedangkan menurut Fatwa Dewan syariah Nasional (DSN) Nomor
32/SDNMUI/IX/2002 yang dimaksud dengan obligasi syariah (sukuk) adalah
suatu surat berharga jangka panjang bedasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil
margin/ fee, serta membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh
tempo (Aziz, 2010).
Menurut Rodoni (2009) karakteristik dan istilah sukuk merupakan
pengganti dari istilah sebelumnya yang menggunakan istilah bond, dimana
istilah bond mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic
maka sangat kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari
mekanisme hutang (loan) adalah interest (bunga), sedangkan dalam Islam
interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu, sejak tahun 2007
istilah bond ditukar dengan istilah sukuk sebagaimana disebutkan dalam
peraturan di Bapepam Lembaga Keuangan. Merujuk kepada Fatwa DSN-MUI
No.33/DSN-MUI/IX/2002, "Obligasi syariah dapat didefinisikan sebagai suatu
surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil
margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
"Menurut Rodoni (2009), obligasi syariah pada prinsipnya adalah pendanaan
jangka panjang yang berarti modal dari sukuk itu harus kembali kepada para
21
investor, disamping tambahan keuntungan yang diharapkan. Praktek sukuk harus
dilaksanakan secara hati-hati karena berkaitan dengan kinerja unsur-unsur dari
semua pihak yang terlibat. Pada prinsipnya terdapat tiga pelaku pokok dalam
sistem sukuk, yaitu perusahaan yang memerlukan dana, investor yang kelebihan
dana menginginkan agar dananya produktif dan pihak yang mengatur
pelaksanaan sistem sukuk ini, yaitu mediator (Special Purpose Vehicle/SPV)
dan Lembaga Pasar Modal Syariah.
2. Jenis - Jenis Sukuk
Menurut Rodoni (2009) terdapat berbagai macam sukuk yang
diterbitkan pada masa kontemporer, diantaranya:
a. Sukuk Ijarah
Sukuk Ijarah adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemiliknya
dan melambangkan kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk
disewakan, atau kepemilikan manfaat, dan atau kepemilikan jasa sesuai
jumlah efek yang dibeli dengan harapan mendapatkan keuntungan dari
hasil sewa yang berhasil direalisasikan berdasarkan transaksi ijarah.
Sedangkan akad ijarah sendiri bermakna akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang atau objek
ijarah itu sendiri.
Di Indonesia, dasar yang digunakan dalam menerapkan sukuk adalah
Manafi Wa Hiya Anwa‘ sedangkan yang umum di negara-negara lain
adalah Ijarah Mumtahiya Bit Tamlik. Terkait dengan dasar yang
digunakan tersebut, tujuan dari transaksi Ijarah di Indonesia adalah
22
melakukan transaksi lease atau sublease. Sedangkan dasar yang
digunakan di negara-negara lain bertujuan untuk menjual aset
(kepada SPV) kemudian melakukan lease atas asset tersebut dengan
memberikan opsi apakah pada akhir masa sukuk, asset underlying ijarah
beralih kepemilikannya.
b. Sukuk Musyarakah
Sukuk Musyarakah mempunyai persamaan dengan sukuk mudharabah,
namun berbeda dari segi hubungan antara investor dengan pengelola.
Obligasi syariah musyarakah adalah obligasi syariah yang diterbitkan
berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah dimana dua pihak atau lebih
bekerja sama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha.
Keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sedangkan kerugian
yang timbul ditanggung bersama sesuai proporsi modal masing - masing
pihak.
c. Sukuk Murabahah
Sukuk Murabahah adalah sukuk yang menggunakan akad murabahah
yaitu suatu sertifikat yang melambangkan kepemilikan terhadap hutang yang
berakibat dari pembiayaan murabahah. Sukuk murabahah termasuk non-
tradable sukuk yang artinya sukuk ini tidak dapat diperjual belikan karena
melambangkan hutang.
d. Sukuk Istisna'
Sukuk Istisna' adalah suatu sertifikat yang melambangkan kepemilikan
terhadap hutang yang diakibatkan dari pembiayaan istisna'. Sukuk Istisna'
23
melambangkan suatu jual beli di mana para pihak menyepakati jual beli
dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun harga, waktu
penyerahan, dan spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan.
e. Sukuk Salam
Sukuk Salam adalah sukuk yang mengandung nilai sama yang
diterbitkan untuk mobilisasi modal saham dan barang yang akan diserahkan
berdasarkan akad salam adalah milik dari pemegang sukuk salam. Dalam
sukuk salam, investor berharap bahwa komoditi salam akan mengalami
kenaikan harga pada saat tanggal jatuh tempo, yang akan menjadi
keuntungan efek.
Sukuk salam ini tidak dapat diperdagangkan selama aset yang
mendasarinya merupakan hutang. Hutang tersebut hanya dapat diubah
menjadi aset nyata pada saat jatuh tempo ketika subjek salam diserahkan.
Dalam melakukan investasi yang benar, seorang investor harus memahami
konsep penilaian produk yang dijadikan investasinya. Obligasi syariah
sebagai instrumen investasi jangka panjang mempunyai karakteristik
penilaian yang spesifik dan berbeda dengan instrumen investasi lainnya
seperti saham. Pada setiap pembelian investasi seorang investor yang
menyimpannya seperti waktu jatuh tempo akan menerima pendapatan.
C. Sukuk korporasi
Sukuk korporasi, ialah surat hutang syariah yang diterbitkan oleh
perusahaan atau emiten untuk keperluan membiayai kebutuhan dana
perusahaan atau proyek-proyek perusahaan.
24
Pada penelitian ini membahas lebih spesifik tentang sukuk korporasi.
Sukuk korporasi menurut Otoritas Jasa Keuangan adalah instrumen
berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah. Pendapatan
Sukuk korporasi berdasarkan akad-akad yang tertuang dalam ketentuan OJK
tentang akad-akad efek syariah.
D. Return Sukuk Korporasi
Return merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan
institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Menurut Brigham
dan Houston (2006) menyatakan bahwa ―Return atau tingkat pengembalian
adalah selisih antara jumlah yang diterima dengan jumlah yang
diinvestasikan.
Return suatu investasi terdiri dari:
Keterangan (Tandelilin, 2007) :
Yield = return yang mencerminkan aliran kas/ pendapatan yang
diperoleh secara periodik
Capital Gain = return yang diperoleh dari kenaikan (penurunan) nilai
surat berharga)
Menurut Jogiyanto (2010) return dibagi dua, yaitu :
1. Return realisasi ( realized return ) merupakan return yang telah terjadi
yang dihitung bedasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta
Return = Yield + Capital gain (loss)
25
sebagai dasar penentuan return ekspetasi (expected return) untuk
mengukur risiko di masa yang akan datang.
2. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return
realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspetasi ini sifatnya belum
terjadi.
Pada penelitian ini yang dipakai ialah return realisasi yang dimana
peneliti mengambil bedasarkan data return sukuk korporasi dari PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Return Sukuk Korporasi
1. Return on Equity (ROE)
Menurut Harianto (2017) profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah
satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.
Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas atau
rentabilitas adalah Return On Equity (ROE).
Return on Equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik
perusahaan, karena rasio ini menunjukkan tingkat modal yang disediakan
oleh pemilik perusahaan. ―Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya
laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka
akan semakin meningkatkan ROE.
ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal
sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan
cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan (Brigham dan Houston, 2004).
26
Return on Equity (ROE) yaitu rasio antara laba setelah pajak terhadap
modal sendiri (equity) yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak
dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Semakin
tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal
sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Return on Equity
(ROE) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas (shareholder’s equity) yang dimiliki oleh
perusahaan.
Return on Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal diri yang dimiliki, sehingga
returnon equity ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal
sendiri. (Sutrisno, 2000)
Menurut Horne (2005) ROE dapat dirumuskan seperti ini :
Return on Equity =
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. (Melati, 2013)
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung nilai
utang dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER) adalah variabel yang
mendefinisikan seberapa banyak proporsi dari modal perusahaan yang
sumber pendanaannya berasal dari pinjaman atau kredit. Rasio ini berguna
untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan
27
pemilik perusahaan. Rasio ini juga berfungsi untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. (Kasmir, 2008)
Menurut Riyanto (2008) DER dapat dirumuskan seperti ini :
Debt to Equity Ratio =
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasikan besar
dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, antara lain total aktival, log
size, nilai pasar saham dan stabilitas penjualan. (Hol dan Wijst,2006).
Menurut Rodoni dan Herni (2010) proksi size biasanya adalah total aset.
Karena aset sangat besar nilainya dan untuk menghindari bias skala maka
besarannya perlu dikompres. Semakin besarnya ukuran perusahaan tersebut,
maka semakin mudah mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang
besar tetutama untuk berhutang.
Ukuran (size) perusahaan pada penelitian ini diukur menggunakan total
aset perusahaan. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa
depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan (Melati, 2013 Mengutip
dari Kieso, 2007). Variabel ini diukur dengan logaritma natural dari total
asset. (Pratiwi,2014)
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset)
28
4. Inflasi
Inflasi adalah suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan tingkat
harga secara umum dan berlangsung secara terus-menerus. Laju inflasi
merupakan tingkat perubahan secara umum untuk berbagai jenis produk
dalam rentang waktu tertentu misalnya per bulan, per triwulan atau per
tahun. (Murni, 2006)
Teori Keynes dalam Novitasari (2013) mengemukakan bahwa inflasi
terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat
terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-
barang yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi
inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran
agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak
dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat.
Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian model
ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka
pendek. Teori struktural lebih menekankan penyebab inflasi berasal dari
struktur perekonomian yang tidak mampu mengantisipasi secara cepat dan
fleksibel atas perkembangan perekonomian yang ada terutama terjadi
di negara-negara berkembang. Negara berkembang biasanya hanya
menghasilkan hasil alam dan pertanian yang daya tukarnya tidak
berkembang secepat produk industri yang diimpor dari negara maju.
Menurut Sukirno (2004) inflasi yaitu kenaikan dalam harga barang
dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar
29
dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Untuk mengukur tingkat
inflasi, indeks harga yang digunakan adalah indeks harga konsumen. Indeks
harga konsumen adalah indeks harga dan barang – barang yang selalu
digunakan para konsumen. Terdapat berbagai macam jenis inflasi, yaitu :
a. Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang
juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara
pembiayaannya.
b. Cost – push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya – biaya yang
bisa terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan
tingkap penggunaan kapasitas produksi rendah.
c. Demand – pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang
berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
d. Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama
sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi
terus bertahan, dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak
finansial dan upah, kenaikan inflasi akan berlanjut.
Perhitungan inflasi berdasar Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam
badan pusat statistik, dapat dihitung menggunakan rumus ini :
Inflasi =
x 100%
5. Produk Domestik Bruto (PDB)
Todaro dan Smith (2011) mengatakan bahwa PDB adalah indikator
yang mengukur jumlah output final barang (goods) dan jasa (services) yang
dihasilkan oleh perekonomian suatu negara, baik oleh penduduk warga
30
negaranya sendiri maupun bukan penduduk (misalnya perusahaan asing),
tanpa memandang apakah produksi output tersebut nantinya akan
dialokasikan ke pasar domestik atau luar negeri. Dengan demikian warga
negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukkan ke
dalam PDB.
Produk domestik bruto (gross domestic Product) adalah nilai pasar
dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi dalam
perekonomian selama kurun waktu tertentu (Mankiw, 2009).
Pertumbuhan ekonomi t = PDBt – PDB t-1 x 100%
PDBt-1
Keterangan:
PDB tahun t = PDB tahun yang dicari
PDB tahun t-1 = PDB tahun sebelum PDB tahun t
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) PDB atas dasar harga berlaku
dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan
harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun. Maka dari itu dalam penelitian ini menggunakan harga
konstan sebagai parameter dalam PDB.
G. Hubungan Variabel dependen dengan Independen
1. Hubungan ROE dengan Return Sukuk Korporasi
Horne (2005) menyatakan bahwa nilai ROE yang tinggi seringkali
mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan
manajemen biaya yang efektif. Ketika pengembalian atas modal adalah
31
rendah maka return sukuk yang akan diberikan kepada investor adalah
rendah. Hal ini disebabkan karena perusahaan penerbit sukuk sebagai
konsekuensi atas penerbit sukuk ijarah berkewajiban membayar imbal
hasil/fee kepada investor. Maka variabel ROE memiliki hubungan searah
(positif) dengan return sukuk.
2. Hubungan DER dengan Return Sukuk Korporasi
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan perbandingan hutang
terhadap modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya bahwa rasio
ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang
diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan
oleh pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2001). Houston (2001)
menambahkan bahwa perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi
memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi perekonomian
normal.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat rasio utang
yang tinggi atau tingkat DER yang tinggi akan mempengaruhi tingkat return
(imbal hasil) sukuk. Dimana tingkat return sukuk tersebut juga akan
mengalami peningkatan. Menurut Bhojraj dan Segupta (2013) bahwa
terdapat hubungan signifikan dan positif pada DER dan imbal hasil (return)
obligasi syariah. Semakin tinggi DER berarti semakin tinggi risiko yang
dihadapi, sebaliknya apabila semakin rendah berarti risikonya juga semakin
kecil pula. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat return nantinya. Maka
dari itu DER memiliki hubungan searah (positif) dengan return sukuk.
32
3. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Return Sukuk Korporasi
Perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil cenderung kurang
menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar.
Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk
memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan
yang kecil memiliki risiko yang lebih besar dibanding perusahaan berskala
besar. Perusahaan yang berisiko lebih besar biasanya menawarkan return
yang lebih besar untuk menarik investor. Terdapat hubungan negatif antara
ukuran perusahaan dengan return sukuk. (Pratiwi, 2014)
4. Hubungan Inflasi dengan Return Sukuk Korporasi
Pada dasarnya sukuk untuk melindungi dana dari inflasi, dan bukan
merupakan instrumen untuk meraih gain atau keuntungan. Sementara bagi
perusahaan penerbit sukuk, harapannya inflasi akan akan tertekan karena
jumlah dana tunai yang beredar di masyarakat berkurang karena diendapkan
di sukuk ini. Jadi pembeli sukuk akan memperoleh manfaat, yaitu dananya
terlindung dari inflasi, dan tingkat inflasi itu sendiri akan menjadi lebih
rendah dari sebelumnya. Jadi arah hubungan antara inflasi dengan return
sukuk adalah positif, ketika inflasi naik sehingga nilai mata uang di
masyarakat tinggi mengakibatkan return yang dibayarkan emiten juga
tinggi.
5. Hubungan PDB dengan Return Sukuk Korporasi
Indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara
dalam satu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB).
PDB kondisi ekonomi seperti meningkatnya PDB mempunyai pengaruh
33
positif terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan
permintaan terhadap terhadap produk perusahaan. Dengan meningkatnya
penjualan perusahaan, maka kesempatan perusahaan memperoleh
keuntungan juga akan semakin meningkat (Tandelilin, 2001). Dapat
disimpulkan bahwa meningkatnya merupakan sinyal positif untuk
berinvestasi. PDB yang tinggi mengindikasikan bahwa investasi yang ada
memiliki tingkat resiko yang kecil sedangkan obligasi yang memiliki resiko
kecil memberikan imbal hasil yang kecil pula. Sehingga PDB berpengaruh
negatif terhadap imbal hasil sukuk.
Penelitian tentang pengaruh PDB terhadap imbal hasil sukuk salah
satunya ialah Melati (2013) yang menyatakan bahwa PDB berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return (imbal hasil) sukuk.
H. Penelitian Sebelumnya
1. Wahyu Pratiwi Asrori (2014)
Wahyu Pratiwi Asrori (2014) dalam jurnalnya membahas tentang
faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat sewa sukuk. Dengan variabel
independen yaitu PDB, ROE, DER, dan inflasi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Target populasi
dalam penelitian ini adalah perusaahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta pada dan menerbitkan sukuk ijarah pada tahun 2004 - 2012 yang
melaporkan laporan keuangan lengkap dan dipublikasikan. Sampel yang
sesuai dengan kriteria sebanyak 18 perusahaan. Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel independen pertumbuhan PDB,
inflasi, DER dan ROE secara simultan atau bersama – sama berpengaruh
34
terhadap tingkat sewa sukuk. Secara parsial Pertumbuhan PDB dan ROE
berpengaruh negatif, inflasi berpengaruh positif dan DER tidak
berpengaruh terhadap tingkat sewa sukuk.
2. Arum Melati (2013)
Arum Melati (2013) dalam jurnalnya membahas tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat sewa sukuk ijarah. Dengan variabel
independen yaitu PDB, ukuran perusahaan, jatuh tempo obligasi, dan debt
to equity ratio. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi syariah ijarah tahun 2004
- 2012 yang melaporkan laporan keuangan yang lengkap dan
dipublikasikan. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive
sampling. Sampel yang sesuai dengan kriteria sebanyak 17 perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen
produk domestik bruto, ukuran perusahaan, jatuh tempo obligasi dan DER
berpengaruh secara simultan. PDB dan ukuran perusahan terbukti
berpengaruh negatif terhadap tingkat sewa sukuk ijarah, sedangkan jatuh
tempo obligasi dan DER tidak berpengaruh terhadap tingkat sewa sukuk
ijarah.
3. Sri Rahayu, Isti Fadah dan Novi Puspitasari (2013)
Sri Rahayu, Isti Fadah Dan Novi Puspitasari (2013) dalam
penelitian ini membahas analisis pengaruh faktor internal emiten
terhadap bagi hasil investor pada obligasi syariah mudharabah di
35
Indonesia. Dalam penelitian ini memakai variabel independen yaitu rasio
hutang,rasio lancar, ROA dan ROE dan variabel independennya ialah
nilai bagi hasil investor pada obligasi syariah mudharabah. Metode
penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, data yang diambil
pada periode 2008-2012. Metode penelitian yang digunakan ialah regresi
berganda. Hasil penelitian ini variabel independen rasio utang, rasio
lancar, ROA dan ROE berpengaruh simultan terhadap bagi hasil obligasi
syariah mudharabah. Secara parsial variabel rasio utang yang diikuti
rasio lancar, ROA dan ROE berpengaruh terhadap obligasi mudharabah
di Indonesia.
4. Nader Naifar dan Shawkat Hammoudeh (2016)
Nader Naifar dan Shawkat Hammoudeh (2016) dalam penelitian ini
membahas dinamika gerakan dan hubungan sebab akibat dari GCC
return sukuk (obligasi syariah) dengan kesulitan keuangan global dan
berbagai faktor ketidakpastian (termasuk pasar keuangan dan komoditas
dan indeks ketidakpastian kebijakan ekonomi), dengan menggunakan
analisis regresi kuantil. Variabel dependennya ialah volatilitas pasar
saham, volatilitas pasar obligasi konvesional, harga emas, keuangan
global, kebijakan ekonomi Amerika dan ketidakpastian harga minyak.
Variabel independennya ialah return sukuk GCC. Penelitian ini memakai
data periode 2010 – 2015 dengan sampel sebanyak 6 negara. Hasil
empiris menunjukkan bahwa keuangan global, kebijakan ekonomi dan
ketidakpastian harga minyak dunia memiliki dampak negatif dan efek
kausalitas dari return sukuk GCC, yang terbatas pada quantiles rendah.
36
Kesulitan keuangan global memiliki dampak negatif dan efek kausalitas
di sukuk GCC. Hasil GCC sukuk tidak terpengaruh oleh pasar obligasi
dan ketidakpastian pasar emas konvensional.
5. Rodney Wilson (2008)
Rodney Wilson (2008) tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan analisa tentang struktur sukuk yang berbeda dari perspektif
keuangan. Penelitian ini meliputi sukuk murabahah dan sukuk berbasis
ijarah, yang sebelumnya menawarkan return tetap, namun sekarang
bentuk yang paling populer ialah return sukuk bervariasi. Potensi
struktur sukuk lainnya lebih baru berdasarkan kontrak musyarakah
kemitraan juga diperiksa, dan masalah harga sukuk dieksplorasi
menggunakan tolak ukur alternatif untuk London Inter-Bank Offer Rate.
Penelitian ini menggunakan Data Historical and Flow Chart. Data
historis yang digunakan untuk menilai apakah pembayaran akan lebih
stabil dalam kasus sukuk di mana imbal hasil (return) didasarkan pada
indikator variabel ekonomi yaitu pertumbuhan produk domestik bruto
(PDB) bukan dari variabel bunga. Penelitian ini diuji pada dua negara
yaitu Saudi Arabia dan Malaysia data yang digunakan dari periode 1999-
2005. Hasil penelitian penggunaan benchmark harga berbasis PDB akan
mengakibatkan stabilitas pembayaran yang lebih besar untuk utang
negara di Arab Saudi, tetapi tidak untuk Malaysia. Kementerian
Keuangan dan Bank Sentral dari negara-negara Muslim harus meninjau
kebijakan pembiayaan utang mereka dan menggali potensi sukuk. Jika
pertumbuhan PDB relatif turun terhadap tingkat suku bunga antar bank,
37
investor yang menjual sukuk mereka di pasar sekunder akan menderita
kerugian modal. Oleh karena itu, seperti dengan sekuritas bunga tetap,
harga akan tergantung pada ekspektasi suku bunga, tetapi dalam kasus
sukuk mengacu kepada pertumbuhan PDB, harapannya kinerja
pertumbuhan juga akan mempengaruhi harga sukuk. Di Malaysia jika
volatilitas pertumbuhan GDP tinggi maka return sukuk hanya sedikit
lebih besar dari bunga bank yang kurang untuk menarik investor.
6. Ahamed Lebbe Abdul Rauf (2014)
Ahamed Lebbe Abdul Rauf (2014) penelitian ini berfokus pada
faktor-faktor return sukuk dan kinerja risiko di pasar sukuk. Oleh karena
itu, penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko
yang melekat pada struktur sukuk dan untuk menentukan dampak dari
berbagai jenis risiko pada pengembalian sukuk menganalisis hubungan
antara risiko dan sukuk kembali sebagai tujuan.
Data dikumpulkan secara periodik untuk menentukan dampak pada
setiap hari dari tahun 2005 sampai 2013. Dalam penelitian ini return
sukuk sebagai variabel dependen dan variabel independen seperti
beragam risiko, yang risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko nilai tukar,
risiko hukum, syariah risiko kepatuhan, risiko kredit, risiko default, risiko
jatuh tempo, risiko likuiditas, dan risiko reinvestasi. Presentasi data dan
analisis menggunakan line chart dan statistik deskriptif diikuti dengan
analisis korelasi, Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini
mengungkapkan ada terdapat hubungan antara risiko pasar, risiko kredit,
operasional risiko, risiko likuiditas dan return sukuk. Hasil ini
38
menunjukkan bahwa tujuan yang ditetapkan dalam penelitian ini
membuktikan hubungan antara total return dan berbagai jenis risiko.
Penelitian ini memiliki implikasi untuk manajerial dan menentukan
kebijakan. Sejak pasar sukuk menjadi terkenal negara-negara maju secara
global mencoba untuk mengadopsi sukuk Islam sebagai solusi krisis
keuangan.
I. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran atau kerangka teoritis adalah sebuah model
konseptual mengenai bagaimana seseorang berteori mengenai hubungan-
hubungan antara beberapa faktor atau konsep untuk menjawab masalah
penelitian (Sekaran, 2003). Mengacu kepada pengertian kerangka pemikiran
tersebut, maka dapat diartikan bahwa kerangka pemikiran adalah suatu pola
pikir atau langkah-langkah berfikir secara teoritis yang dibuat peneliti untuk
menjawab masalah penelitian yang umumnya berbentuk kalimat pertanyaan
(Zulganef,2008).
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah return sukuk korporasi
yang dipengaruhi variabel ROE, DER, ukuran perusahaan, inflasi, dan PDB
sebagai variabel independen dan return sukuk korporasi sebagai variabel
dependen. Setelah mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
variabel-variabel yang akan diteliti, maka akan diuji kelima variabel
independen tersebut bersama-sama terhadap variabel return sukuk korporasi.
Sebagai variabel dependen akan dianalisis dengan menggunakan data panel.
Dengan hasil tersebut diharapkan mendapat tingkat signifikansi pada setiap
variabel independen dalam mempengaruhi return sukuk korporasi.
39
Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka kerangka
pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Return Sukuk Korporasi di Indonesia
ROE (X1) DER (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Inflasi (X4) PDB (X5)
Return Sukuk Korporasi (Y)
Normalitas Multikolinieritas Heterokedastisitas Autokorelasi
Model Regresi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Signifikansi
Uji t Uji F Koefisien Deterrminasi
Interpretasi dan Kesimpulan
40
J. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2009) merupakan jawaban sementara
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta
– fakta empiris yang diperoleh dari melalui pengumpulan data.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikirian yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut :
1. H0 = Tidak terdapat pengaruh ROE terhadap return sukuk korporasi.
H1 = Terdapat pengaruh ROE terhadap return sukuk korporasi.
2. H0 = Tidak terdapat pengaruh DER terhadap return sukuk korporasi.
H1 = Terdapat pengaruh DER terhadap return sukuk korporasi.
3. H0 = Tidak terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap return
sukuk korporasi.
H1 = Terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap return sukuk
korporasi.
4. H0 = Tidak terdapat pengaruh Inflasi terhadap return sukuk korporasi.
H1 = Terdapat pengaruh Inflasi terhadap return sukuk korporasi.
5. H0 = Tidak terdapat pengaruh PDB terhadap return sukuk korporasi.
H1 = Terdapat pengaruh PDB terhadap return sukuk korporasi.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membahas variabel bebas
(independent variable) yaitu ROE (X1), DER (X2), Ukuran Perusahaan (X3),
Inflasi (X4), dan PDB (X5) dan variabel terikatnya (dependent variable) yaitu
Retun Sukuk Korporasi (Y). Data yang digunakan merupakan data tahun 2011 –
2016. Kelima variabel itu dijadikan sebagai variabel independen karena pernah
diuji di penelitian yang sebelumnya.
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah perusahaan menerbitkan sukuk korporasi
terdiri dari jenis Sukuk Ijarah dan Sukuk Mudharabah yang terdaftar di PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan tahun perolehan data terbaru
yaitu tahun 2011 – 2016, yang memiliki laporan keuangan tercantum di
Indonesia Stock Exchange (IDX). Populasi dari penelitian ini terdapat 14
perusahaan yang menerbitkan sukuk.
42
Tabel 3.1
Populasi penelitian
No Kode Sukuk Nama Perusahaan
1 ADHI PT. Adhi Karya
2 ADMF PT.Adira Dinamika Multi Finance Tbk
3 AGII PT. Aneka Gas Industri
4 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
5 BBMI PT.Bank Mualamat Tbk
6 BSBR PT. Bank NAGARI
7 BBSY PT. BANK BNI SYARIAH
8 BIIF PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
9 EXCL PT. XL Axiata Tbk
10 ISAT PT. Indosat Tbk
11 MYOR PT. Mayora Indah
12 PPLN PT. Perusahaan Listrik Negara
13 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk
14 SSMM PT.Sumberdaya Sewatama
2. Sampel
Pengambilan sampel dengan cara nonprobabilitas lebih dapat diandalkan
daripada lainnya dan dapat memberikan beberapa petunjuk penting untuk data
yang bermanfaat berkaitan dengan populasi. Pada penelitian ini menggunakan
pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling).(Suharno, 2009)
Metode yang digunakan menggunakan purposive sampling yaitu metode
pemilihan dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian
ini :
a. Sukuk Korporasi yang terdaftar di PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun
2011 - 2016.
b. Perusahan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dari
tahun 2011 - 2016 dan dipublikasikan di Indonesia Stock Exchange
(IDX).
43
Sampel dari penelitian ini adalah sukuk korporasi/perusahaan yang
terdaftar di KSEI selama periode 2011-2016 yang berjumlah 6 perusahaan.
Adapun sampelnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kode Sukuk Nama Perusahaan Jenis Sukuk
1 ADHI PT. Adhi Karya Sukuk
Mudharabah
2 BBMI PT.Bank Mualamat Tbk Sukuk
Mudharabah
3 BSBR PT. Bank NAGARI Sukuk
Mudharabah
4 MYOR PT. Mayora Indah Sukuk
Mudharabah
5 SMRA PT. Summarecon Agung
Tbk
Sukuk Ijarah
6 PPLN PT. Perusahaan Listrik
Negara
Sukuk Ijarah
C. Metode Pengumpulan Data
1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research)
Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara
mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca
dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, serta literatur keterangan-
keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan dengan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen/ laporan yang bersumber dari perusahaan atau
pihak yang berkaitan. Data ROE, ukuran perusahaan dan DER didapat dari
44
laporan keuangan di (www.idx.go.id), data inflasi diambil dari (
www.bi.co.id ) dan PDB didapat dari (www.bps.go.id) dan return sukuk
korporasi didapat dari (www.ksei.co.id/).
D. Metode Analisis Data
Peneliti menggunakan metode analisis dengan perhitungan statistik
melalui software Eviews. Eviews adalah program komputer yang digunakan
untuk mengolah data statistik dan data ekonometri. Eviews menyajikan
perangkat analisis data, regresi (regression) dan peramalan (forecasting).
Keunggulan Eviews terletak pada kemampuan untuk mengolah data yang
bersifat time series, meskipun tetap dalam mengolah data cross section
maupun data panel. Eviews juga tidak perlu langkah yang panjang untuk
mengolah data dan Eviews juga mudah ditransfer ke program lain.
(Winarno, 2007)
1. Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena ini biasanya
berupa bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,
dan perbedaan fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya.
(Sukmadinata, 2006).
Data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk grafik atau tabel,
sedangkan data kualitatif dalam bentuk deskriptif. Penggunaan analisis
deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui kondisi dari efisiensi
45
operasional ROE, DER, ukuran perusahaan, inflasi, dan PDB terhadap
return sukuk korporasi.
2. Analisis Model Regresi Panel
Data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data times
series dan cross section, sehingga terdiri dari beberapa objek dan
beberapa periode. Menurut Widarjono (2013) regresi adalah studi
bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu
atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk
mengestimasi atau memprediksi nilai rata - rata variabel dependen.
Penelitian ini ingin mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi
kinerja perusahaan. Return sukuk korporasi sebagai variabel dependen,
sedangkan variabel independennya adalah ROE, DER, ukuran
perusahaan, inflasi, dan PDB. Maka model penelitian ini akan berbentuk
sebagai berikut:
Returnit = β0 + β1ROEit + β2DERit + β3SIZEit + β4Inflasit
+β5PDBt + it
Dimana:
Returnit = Return Sukuk Korporasi perusahaan i pada periode t
β1ROEit = Return On Equity perusahaan i pada periode t
β2DERit =Debt to Equity Ratio perusahaan i pada periode t
β3sSIZEit =Ukuran Perusahaan perusahaan i pada periode t
β4Inflasit = Inflasi pada periode t
β5PDB t = Produk Domestik Bruto pada periode t
it = Komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke- t
46
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel
dapat dilakukan melalui 3 pendekatan. Tiga metode yang digunakan
untuk bekerja dengan data panel, sebagai berikut :
a. Pooled Least Square (PLS) atau Common Effect
Model Commen Effect adalah model estimasi yang
menggabungkan data time series dan data cross section dengan
menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk
mengestimasi parameternya. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku
data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun
waktu.Bentuk persamaan model Common Effect adalah sebagai
berikut:
Keterangan : Yt = variabel dependen ; X= variabel independen
i = cross section ; t = time series
b. Fixed Effect Model( FEM )
Teknik Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data
panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap
adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan
adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya
sama antar waktu (time in variant). Di samping itu, model ini juga
mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar
Yit =βo +β 1X1it +β2X2it +eit
47
perusahaan dan antar waktu. Fixed effect menambahkan model
dummy untuk mengizinkan adanya perubahan intercept.
Persamaan Fixed Effect ditulis :
Keterangan : i = 1,2,…,n t = 1,2,…,t D = dummy
c. Random Effect Model (REM)
Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel
dengan asumsi koefisien slope konstan dan intersep berbeda antara
individu dan antar waktu (Random Effect). Dimasukkannya
variabel dummy di dalam Fixed Effect Model bertujuan untuk
mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun,
ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan
(degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efesiensi
parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel
gangguan (error terms) yang dikenal dengan metode Random
Effect. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random
Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai
estimatornya, karena dapat meningkatkan efesiensi dan least
square. Bentuk umum untuk random effect adalah (Widarjono,
2009) :
Yit =( βo + µ1 ) +β 1X1it+β2X2it +eit
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3D1i+ β4D2i+ …+ eit
48
Dimana : βo = parameter yang tidak diketahui yang
menunjukkan rata - rata intersep populasi; µ = yang bersifat
random yang menjelaskan adanya perbedaan perilaku perusahaan
secara individu.
3. Uji Stationer
Stationeritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam
ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Data Stationer
adalah data menunjukkan mean, varians, dan autovarians (pada variasi
lag) tetap sama pada waktu kapan saja data itu dibentuk atau dipakai,
artinya dengan data yang stationer model time series dapat dikatakan
lebih stabil. Apabila data yang digunakan dalam model ada yang tidak
stationer, maka data tersebut dipertimbankangkan kembali ke validitas
dan kestabilannya, karena hasil regresi yang berasal dari data yang tidak
stationer akan menyebabkan spurious regression. Spurious regression
adalah regresi yang memiliki R2 yang tinggi, namun tidak ada hubungan
yang berarti dari keduanya.
Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui
stationeritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini
merupakan pengujian yang popular, dikembangkan oleh David Dickey
dan Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test.
Jika suatu data time series tidak stationer pada orde nol,I (0), maka
stationeritas data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya sehingga
diperoleh tingkat stationeritas pada order ke-n (first difference) atau I(1),
49
atau second different atau I(2), dan seterusnya. (Nachrowi dan Usman,
2006)
4. Uji Pemilihan Model Data Panel
a. Uji Chow
Uji Chow menguji kesamaan koefisien dengan melihat hasil
observasi yang sedang kita teliti, dapat dikelompokkan menjadi
dua atau lebih kelompok yang merupakan subyek proses ekonomi
yang sama. Rumus dalam uji Chow adalah :
keterangan :
= model PLS
=
model FE
n = jumlah sampel
m = jumlah restricel variable
k = jumlah variabel penjelas ( Ajija, dkk, 2011)
Uji Chow yaitu pengujian menentukan model yang
digunakan Pooled Least Square Effect atau Fixed Effect
digunakan untuk pengambilan keputusan uji Chow adalah sebagai
berikut:
H0 = Model pooled least Square Effect (OLS)
H1 = Model fixed effect
F hitung > F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 ditolak yang
berarti model yang paling tepat digunakan adalah fixed
effect.Sedangkan, F hitung < F tabel, maka hipotesis yang
50
diajukan H0 diterima yang berarti model yang digunakan adalah
common effect model.
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih
apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat
digunakan. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan
didasarkan pada ide bahwa LSDV di dalam metode Fixed Effect
GLS adalah efisien sedangkan model OLS adalah tidak efisien,
dilain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan GLS tidak
efisien (Widarjono, 2009).
Hipotesis Nol uji Hausman adalah sebagai berikut :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model ( Ajija,dkk, 2011)
5. Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikasi Parameter Individual ( Uji t )
Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel
penduga atau variabel bebas koefisien penduga perlu berbeda
dari nol secara signifikansi atau p - value sangat kecil. Uji t
dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai hasil uji t
statistik dengan uji t tabel. Cara relatif lebih mudah dilakukan
karena tersedia pada menu Eviews. Konsep ini membandingkan
α dengan nilai p - value. (Ajija,dkk, 2011).
51
Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing -
masing variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen.
Nilai t hitung dapat dicari dengan formula :
Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol, 1
merupakan std.error dan se merupakan t tabel.
Menentukan nilai t tabel sebesar 5 % dengan derajat
kebebasan ( degree of freedom) df = ( n - k ) dimana n adalah
jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep.
Kriteria uji yang dilakukan adalah :
Jika F - hitung > F - tabel maka H0 ditolak
Jika F - hitung < F- tabel maka H0 diterima
Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik
variabel independen signifikan atau mempengaruhi variabel
dependen dan jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara
statistik variabel independen tidak signifikasi mempengaruhi
variabel dependen (Widarjono, 2013).
b. Uji Goodness of Fit ( Uji F)
Uji F atau model secara keseluruhan dilakukan untuk
melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau
t =
52
model diterima. Uji F dapat dilakukan dengan cara
membandingkan nilai hasil uji F statistik dengan uji F tabel.
Cara relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu
Eviews. Konsep ini membandingkan α dengan nilai p - value (
Ajija,dkk, 2011)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara
simultan atau tidak.
Menentukan nilai F tabel sebesar 5 % dengan derajat
kebebabasan (degree of freedom) df = (n-k) dimana adalah
jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep
dengan kriteria uji yang dilakukan adalah :
Jika F - hitung > F- tabel (α ; n-k ; k-1), maka H0 ditolak
Jika F - hitung < F- tabel (α ; n-k ; k-1), maka H0 diterima
Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau
menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang
menunjukkan besarnya α. Dari perhitungan Eviews dapat dilihat
bahwa probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000% sehingga
keputusan adalah menolak H0 atau menerima Ha (Widarjono,
2013).
c. Uji Koefisien Determinasi ( )
Uji menunjukkan kemampuan garis regresi
menerangkan variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
53
variabel bebas. Nilai atau adjusted R-squared berkisar antara
0 sampai 1, semakin mendekati 1 maka semakin baik.
Dalam penelitian determinasi ( ) dari hasil regresi
berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa
dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. (Ajija,dkk, 2011)
Koefisien determinasi ( ) untuk menjelaskan seberapa
besar proporsi variabel dependen dijelaskan oleh variabel
independen. Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien
determinasi yaitu
selalu menaik ketika menambah
independen. Para ahli ekonometrika telah mengembangkan
alternatif lain agar nilai tidak merupakan fungsi dari variabel
independen. Rumus sebagai berikut: (Widarjono, 2013)
Dimana : k = jumlah parameter, termasuk intersep, n= jumlah
observasi. Terminologi koefisien determinasi yang disesuaikan
ini karena disesuaikan dengan derajat kebebasan, ∑
mempunyai df sebesar n-k dan mempunyai df sebesar
n - 1.
Menurut Henry Theil, untuk mengatasi kelemahan
mengubah persamaan menjadi persamaan adjusted .
<
menunjukkan dengan bertambahnya variabel - variabel
independen, akan semakin memperkecil nilai . Nilai
masih
= 1 -
∑
∑
54
bisa ditambah apabila nilai t absolut variabel yang ditambahkan
lebih besar daripada 1. Semakin besar nilai . semakin baik
pula modelnya (Winarno, 2007)
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau
membawa variasi pada nilai. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa variabel pengujian yang dikelompokkan
menjadi :
1. Variabel Independen ( bebas )
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang
digunakan dalam bab ini ialah Return on Equity (ROE), Debt on
Equity Ratio (DER), ukuran perusahan, inflasi, dan Produk
Domestik Bruto (PDB).
a. Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang sangat penting bagi
pemilik perusahaan, karena rasio ini menunjukkan tingkat modal
yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ― Besarnya ROE sangat
dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan,
semakin tinggi laba yang diperoleh makan akan semakin
meningkatkan ROE.
ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap
total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran pemilik,
55
laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan
(Brigham dan Houston, 2004)
Menurut Horne (2005) ROE dapat dirumuskan seperti ini :
Return on Equity =
b. Debt on Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-
hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. (Melati, 2013)
Menurut Riyanto (2008) DER dapat dirumuskan seperti ini :
Debt to Equity Ratio =
c. Ukuran Perusahaan
Ukuran (size) perusahaan diukur menggunakan total aset
perusahaan. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh
perusahaan (Melati, 2013 Mengutip dari Kieso, 2007). Variabel
ini diukur dengan logaritma natural dari total asset. (Pratiwi,
2014)
Ukuran Perusahaan = Ln ( Total Asset)
56
d. Inflasi
Inflasi adalah suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan
tingkat hargasecara umum dan berlangsung secara terus –
menerus. Laju inflasi merupakan tingkat perubahan secara umum
untuk berbagai jenis produk dalam rentang waktu tertentu
misalnya per bulan, per triwulan atau per tahun. (Murni,2006)
Perhitungan inflasi berdasar Indeks Harga Konsumen (IHK)
dalam badan pusat statistik, dapat dihitung menggunakan rumus
ini :
Inflasi =
x 100%
e. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk domestik bruto (gross domestic Product) adalah nilai
pasar dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi
dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006). Dalam
penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk mengukur PDB
yaitu pendekatan produksi. (Melati,2013 Mengutip Darmayanti,
2011)
PDB pada harga konstan (real GDP) adalah nilai barang –
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode
tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun
tertentu yang dipakai dasar (harga dasar tahunan/ base year
57
prices) untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barang -
barang dan jasa yang dihasilkan pada periode/ tahun berikutnya.
Pendapat nasional pada harga konstan dapat diperoleh melalui :
PDB harga konstan = PDB harga berlaku x 100
Indeks harga
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) PDB atas dasar harga
berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Maka dari itu dalam
penelitian ini menggunakan harga konstan sebagai parameter
dalam PDB.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
dependen return sukuk korporasi.
Return merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang
dilakukannya. Menurut Brigham dan Houston (2006) menyatakan
bahwa ―Return atau tingkat pengembalian adalah selisih antara
jumlah yang diterima dengan jumlah yang diinvestasikan.‖
Return suatu invetasi terdiri dari:
Return = Yield + Capital gain (loss)
58
Keterangan (Tandelilin, 2007) :
Yield = return yang mencerminkan aliran kas/ pendapatan
yang diperoleh secara periodik
Capital Gain = return yang diperoleh dari kenaikan (penurunan)
nilai surat berharga)
Menurut Jogiyanto (2010) return realisasi ( realized return )
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan
data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar
penentuan return ekspetasi (expected return) untuk mengukur
risiko di masa yang akan datang. Pada penelitian ini memakai
return realisasi sebagai indikator untuk variabel dependen.
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Deskriptif
1. Return On Equity
Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang
diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh makan
akan semakin meningkatkan ROE. ROE merupakan rasio antara laba
sesudah pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal
dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang
dimiliki oleh perusahaan. (Brigham dan Houston, 2004)
Adapun data Return On Equityperiode 2011 s.d 2016 sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Return On Equity 2011 s.d 2016
PERUSAHAAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PT. Adhi Karya 19,66 19,65 29,93 19,80 13,45 5,94
PT. Bank
Mualamat Tbk
16,11 14,34 17,21 14,10 13,75 2,26
PT. Bank NAGARI 10,20 26,90 25,04 24,58 22,42 14,77
PT. Mayora Indah 25,87 26,06 15,74 21,66 27,11 24,24
PT. Summarecon
Agung Tbk
2,09 20,83 7,88 3,08 16,77 7,71
PT. Perusahaan
Listrik Negara
4,72 2,09 20,83 7,88 3,08 1,25
Sumber : Data diolah peneliti (dalam persen)
60
Berdasarkan Tabel 4.1 Return On Equity terendah terjadi pada
PT. Summarecon Agung Tbk pada tahun 2011 sebesar 2,09%,
sedangkan nilai tertinggi terjadi pada PT. Mayora Indah 2011 sebesar
25,87%.
Pada tahun 2012 Return On Equity tertinggi terjadi pada
PT.Bank NAGARI sebesar 26,90%, sedangkan nilai terendah pada
PT. Perusahaan Listrik Negara tahun 2012 sebesar 2,09%.
Pada tahun 2013 Return On Equity terendah terjadi pada PT.
Summarecon Agung Tbk sebesar 7,88%, sedangkan nilai tertinggi
pada PT. Adhi Karya tahun 2013 sebesar 29,93%.
Pada tahun 2014 Return On Equity tertinggi terjadi pada PT.
Bank NAGARI sebesar 24,58%, sedangkan nilai terendah pada PT.
Summarecon Agung Tbk tahun 2014 sebesar 3,08%.
Pada tahun 2015 Return On Equity tertinggi terjadi pada PT.
Mayora Indah sebesar 27,11%, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2015 sebesar 3,08%.
Pada tahun 2016 Return On Equity tertinggi terjadi pada PT.
Mayora Indah sebesar 24,24%, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2015 sebesar 1,25%.
2. Debt to Equity Ratio
DER dengan angka dibawah 1.00 mengindikasikan bahwa
perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang
dimilikinya. Adapun data Debt to Equity Ratio periode 2011 s.d 2016
sebagai berikut:
61
Tabel 4.2
Debt to Equity Ratio 2011 s.d 2016
PERUSAHAAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PT. Adhi Karya 5,17 5,67 5,28 4,97 2,25 2,69
PT. Bank
Mualamat Tbk
7,95 2,07 2,07 2,30 2,35 2,62
PT. Bank
NAGARI
1,51 1,18 11,48 10,36 9,63 6,92
PT. Mayora Indah 1,93 1,57 1,49 1,72 1,71 1,06
PT. Summarecon
Agung Tbk
2,59 3,47 2,67 0,45 2,27 1,55
PT. Perusahaan
Listrik Negara
1,75 2,59 3,47 2,67 0,45 0,45
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan Tabel 4.2Debt to Equity Ratio terendah terjadi pada
PT. Bank NAGARI tahun 2011 sebesar 1,51, sedangkan nilai
tertinggi terjadi pada PT. Bank Mualamat Tbk 2011 sebesar 7,95.
Pada tahun 2012 Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT.
Adhi Karya sebesar 5,67, sedangkan nilai terendah pada PT. Bank
NAGARI tahun 2012 sebesar 1,18.
Pada tahun 2013 Debt to Equity Ratio terendah terjadi PT.
Mayora Indah sebesar 1,49, sedangkan nilai tertinggi pada PT. Bank
NAGARI tahun 2013 sebesar 11,48.
Pada tahun 2014 Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT.
Bank NAGARI sebesar 10,36, sedangkan nilai terendah pada PT.
Summarecon Agung Tbk tahun 2014 sebesar 0,45.
Pada tahun 2015 Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT.
Bank NAGARI sebesar 9,63, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2015 sebesar 0,45.
62
Pada tahun 2016 Debt to Equity Ratio tertinggi terjadi pada PT.
Bank NAGARI sebesar 6,92, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2015 sebesar 0,45.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diukur menggunakan total aset perusahaan.
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa
depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. (Melati, 2013)
Adapun data ukuran perusahaanperiode 2011 s.d 2016 sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Ukuran Perusahaan 2011 s.d 2016
PERUSAHAAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PT. Adhi Karya 29,441 29,694 29,905 29,978 30,450 30,632
PT. Bank
Mualamat Tbk
24,20 24,53 24,73 24,86 24,77 24,725
PT. Bank
NAGARI
30,599 24,204 24,527 24,725 24,857 30,657
PT. Mayora Indah 29,962 30,060 30,188 30,296 30,419 30,190
PT. Summarecon
Agung Tbk
23,338 23,456 23,655 29,518 29,748 23,759
PT. Perusahaan
Listrik Negara
19,871 20,108 20,206 20,219 20,928 20,966
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan Tabel 4.3 ukuran perusahaan terendah terjadi pada
PT. Perusahaan Listrik Negara tahun 2011 sebesar 19,871, sedangkan
nilai tertinggi terjadi pada PT. Bank NAGARI 2011 sebesar 30,599.
63
Pada tahun 2012 ukuran perusahaantertinggiterjadi pada PT.
Mayora Indah sebesar 30,060, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2012 sebesar 20,108.
Pada tahun 2013 ukuran perusahaan terendah terjadi PT.
Perusahaan Listrik Negara sebesar 20,206, sedangkan nilai tertinggi
pada PT. Mayora Indah tahun 2013 sebesar 30,188.
Pada tahun 2014 ukuran perusahaan tertinggi terjadi pada PT.
Mayora Indah sebesar 30,296, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2014 sebesar 20,219.
Pada tahun 2015 ukuran perusahaan tertinggi terjadi pada PT.
Adhi Karya sebesar 30,450, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2015 sebesar 20,928.
Pada tahun 2016 ukuran perusahaan tertinggi terjadi pada PT.
Bank NAGARI sebesar 30,657, sedangkan nilai terendah pada PT.
Perusahaan Listrik Negara tahun 2015 sebesar 20,966.
4. Inflasi
Inflasi adalah suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan
tingkat harga secara umum dan berlangsung secara terus - menerus.
Laju inflasi merupakan tingkat perubahan secara umum untuk
berbagai jenis produk dalam rentang waktu tertentu misalnya per
bulan, per triwulan atau per tahun. (Murni,2006)
64
Adapun data inflasi periode 2011 s.d 2016 sebagai berikut:
Grafik 4.1
Data Inflasi Tahun 2011 s.d 2016
Sumber : Data dari BI dan diolah peneliti
Dapat dilihat pada Grafik 4.1 bahwa pada tahun 2011 inflasi
sebesar 5,38%. Tahun 2012 ialah inflasi menurun sebesar 4,28%. Pada
tahun 2013 inflasi naik menjadi 6,97% di tahun ini ialah inflasi
tertinggi dari tahun 2011 -2015. Pada tahun 2014 inflasi turun ke
6,42% dan pada tahun 2015 inflasi sebesar 6,38%. Pada tahun 2016
inflasi berada di tingkat terendah sebesar 3,53%
5. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk domestik bruto (gross domestic Product) adalah nilai pasar
dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi dalam
perekonomian selama kurun waktu tertentu (Mankiw, 2009).
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
7,00%
8,00%
2011 2012 2013 2014 2015 2016
infllasi
65
Adapun data PDB periode 2011 s.d 2016 sebagai berikut:
Grafik 4.2
Data PDB Tahun 2011 s.d 2016
Sumber : Data dari BPS dan diolah peneliti (dalam milyar Rupiah)
Menurut Grafik 4.2 pada tahun 2011 produk domestik bruto nilai
terendah sebesar Rp 7.287.635,30 milyar. Pada tahun 2012 menjadi
Rp7.727.083,40 milyar. Pada tahun 2013 semakin meningkat menjadi
Rp 8.156.497,80 milyar. Pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp
8.564.866,60 milyar. Pada tahun 2015 PDB yang dihasilkan paling
meningkat sebesar Rp 8.982.511,30 milyar. Pada tahun 2016 PDB
tertinggi sebesar Rp 9,433,034,4 milyar.
6. Return Sukuk Korporasi
Adapun data return sukuk korporasi periode 2011 s.d 2016
sebagai berikut:
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PDB
66
Tabel 4.4
Return Sukuk Korporasi 2011 s.d 2016 (dalam milyar)
PERUSAHAAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PT. Adhi Karya 3,437 3,265 8,567 2,726 2,726 2,726
PT. Bank
Mualamat Tbk
10,152 14,944 18,274 14,864 14,946 15,501
PT. Bank
NAGARI
2,468 2,468 2,057 2,468 2,468 2,677
PT. Mayora
Indah
34,375 22,687 7,734 20,625 20,625 20,625
PT.
Summarecon
Agung Tbk
35,25 35,25 35,25 27,125 27,916 27,50
PT. Perusahaan
Listrik Negara
29,561 27,673 25,664 25,720 25,22 24,142
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan Tabel 4.4 pada tahun 2011 return sukuk korporasi
tertinggi terjadi pada PT. Summarecon Agung Tbk sebesar Rp 35,25
milyar, sedangkan nilai terendah terjadi pada PT. Bank NAGARI
tahun 2011 sebesar Rp 2,468 milyar.
Pada tahun 2012 return sukuk korporasi tertinggi terjadi pada
PT. Summarecon Agung Tbk sebesar Rp 35,25 milyar, sedangkan
nilai terendah pada PT. Bank NAGARI tahun 2012 sebesar Rp 2,468
milyar.
Pada tahun 2013 return sukuk korporasi tertinggi terjadi pada
PT. Summarecon Agung Tbk sebesar Rp 35,25 milyar, sedangkan
nilai terendah pada PT. Bank NAGARI tahun 2013 sebesar Rp 2,057
milyar.
Pada tahun 2014 return sukuk korporasi tertinggi terjadi pada
PT. Summarecon Agung Tbk sebesar Rp 27,125 milyar, sedangkan
67
nilai terendah pada PT. Bank NAGARI tahun 2014 sebesar Rp 2,468
milyar.
Pada tahun 2015 return sukuk korporasi tertinggi terjadi pada
PT. Summarecon Agung Tbk sebesar Rp 27,916 milyar, sedangkan
nilai terendah pada PT. Bank NAGARI tahun 2015 sebesar Rp 2,468
milyar.
Pada tahun 2016 return sukuk korporasi tertinggi terjadi pada
PT. Summarecon Agung Tbk sebesar Rp27,50 milyar, sedangkan nilai
terendah pada PT. Bank NAGARI tahun 2015 sebesar Rp 2,677
milyar.
B. Uji Stationer
Pengujian akar unit ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan sudah stationer atau tidak. Data stationer adalah data
time series yang tidak mengandung akar unit dan sebaliknya. Pengujian
data dilakukan dengan menguji uji Augmented Dicky Fuller dengan
membandingkan nilai signifikansi α 5 %.
Hipotesis :
H0 : data tidak stationer
Ha : data stationer
Apabila hasil uji Augmented Dicky Fuller menyatakan bahwa:
Jika nilai Prob > 0.05 maka data stationer H0 diterima, tetapi jika nilai
Prob < 0.05 maka data tidak stationer H0 ditolak.
68
Tabel 4.5
Unit Root Test- Augmented Dicky Fuller pada Level
Variabel Prob* Kesimpulan
LN Return Sukuk 0.2297 Tidak stationer
ROE 0.0133 Stationer
DER 0.0492 Stationer
SIZE 0.1258 Tidak stationer
Inflasi 0.0161 Stationer
PDB 0.0011 Stationer
Sumber: data diolah peneliti
Pada Tabel 4.5 menunjukkan jika variabel return sukuk dan ukuran
perusahaan (SIZE) tidak stationer maka selanjutnya melakukan uji
derajat integrasi dimana tes pada tingkat 1stDifferent.
Tabel 4.6
Unit Root Test- Augmented Dicky Fuller pada 1stDifferent
Variabel Prob* Kesimpulan
LN Return Sukuk 0.0000 Stationer
SIZE 0.0020 Stationer
Sumber: data diolah peneliti
Pada Tabel 4.6 setelah dilakukan pengujian pada tingkat
1stDifferent didapatkan hasil bahwa semuanya telah stationer, karena
semua variabel telah stationer maka pengujian dapat dilanjutkan ke
dalam model regresi data panel.
C. Estimasi Model Regresi Data Panel
Dari analisa model panel data dikenal tiga macam pendekatan
estimasi yaitu pendekatan kuadrat terkecil atau Common Effect Model
(CEM), pendekatan efek tetap atau Fixed Effect Model (FEM) dan
pendekatan efek acak atau Random Effect Model (REM).
69
1. Common Effect Model (CEM)
Langkah pertama dilakukan pengolahan data menggunakan
pendekatan Common Effect Model (CEM) secara sederhana
menggabungkan (pooled) seluruh data times series dan cross section,
kemudian mengestimasikan model dengan menggunakan metode
Ordinary Least Square (OLS) sebagai salah satu syarat melakukan Uji-
F Restricted. Hasil pengolahan menggunakan program Eviews 9.0
didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:
Tabel 4.7
Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM) Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/20/17 Time: 13:52
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 9.788008 17.85001 0.548347 0.5875
ROE? 3.388658 1.429122 2.371147 0.0244
DER? -0.092503 0.040804 -2.267014 0.0308
SIZE? -0.207958 0.031266 -6.651169 0.0000
INFLASI? -4.371650 8.079864 -0.541055 0.5925
LN_PDB? 1.175023 1.129702 1.040117 0.3066
R-squared 0.749793 Mean dependent var 23.13275
Adjusted R-squared 0.708091 S.D. dependent var 1.028481
S.E. of regression 0.555673 Akaike info criterion 1.813739
Sum squared resid 9.263185 Schwarz criterion 2.077659
Log likelihood -26.64731 Hannan-Quinn criter. 1.905855
F-statistic 17.98010 Durbin-Watson stat 1.385492
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
70
2. Fixed Effect Model (FEM)
Langkah kedua dilakukan pengolahan data menggunakan pendekatan
Fixed Effect Model (FEM) untuk membandingkan dengan metode
Common Effect Model (CEM). Hasil pengolahan menggunakan program
Eviews 9.0 didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:
Tabel 4.8
Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/20/17 Time: 13:53
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 26.04039 9.436675 2.759488 0.0107
ROE? 2.264340 0.902515 2.508921 0.0190
DER? -0.016055 0.025803 -0.622218 0.5394
SIZE? -0.024411 0.031092 -0.785116 0.4398
INFLASI? -4.435228 4.180668 -1.060890 0.2989
LN_PDB? -0.146098 0.607937 -0.240317 0.8120
Fixed Effects (Cross)
ADHI—C -1.089698
BBMI—C 0.316664
BSBR—C -1.477510
MYOR—C 0.363626
PPLN—C 0.900666
SMRA—C 0.986252
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.944948 Mean dependent var 23.13275
Adjusted R-squared 0.922928 S.D. dependent var 1.028481
S.E. of regression 0.285526 Akaike info criterion 0.577501
Sum squared resid 2.038128 Schwarz criterion 1.061354
Log likelihood 0.604982 Hannan-Quinn criter. 0.746379
F-statistic 42.91180 Durbin-Watson stat 2.564425
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
71
3. Uji Chow
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan Uji
Chow untuk memilih antara Common Effect Model (CEM) atau Fixed Effect
Model (FEM). Di bawah ini adalah hasil Uji Chow, diantaranya sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Chow
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah nilai probabilitas dari
F-Statistik. Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah sebagai berikut:
Ho: Common Effect Model (CEM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi (5%),
maka tolak Ho. Nilai probabilitas F-statistik model pertama adalah 0.0000,
dengan demikian metode data panel yang tepat antara Common Effect
Model (CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM) adalah Fixed Effect Model
(FEM). Hasil uji Chow menunjukan tingkat signifikansi pada 0.0000,
sehingga kesimpulan yang diambil adalah menolak Ho dan model yang
dipilih adalah Fixed Effect Model (FEM).
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 17.724739 (5,25) 0.0000
Cross-section Chi-square 54.504584 5 0.0000
72
4. Random Effect Model (REM)
Setelah melakukan uji chow, dilakukan pengolahan data dengan
metode pendekatan Random Effect Model (REM) untuk dibandingkan
dengan Fixed Effect Model (FEM). Hasil pengolahan program Eviews
9.0 didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10
Regresi Data Panel Random Effect Model (REM) Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/20/17 Time: 13:53
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 36
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 17.55999 9.309191 1.886307 0.0690
ROE? 2.214836 0.858272 2.580576 0.0150
DER? -0.034202 0.024669 -1.386446 0.1758
SIZE? -0.129289 0.023798 -5.432699 0.0000
INFLASI? -4.423525 4.175466 -1.059409 0.2979
LN_PDB? 0.559547 0.593961 0.942060 0.3537
Random Effects (Cross)
ADHI—C -0.519036
BBMI—C 0.254098
BSBR—C -0.783459
MYOR—C 0.364428
PPLN—C 0.261312
SMRA—C 0.422657
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.266174 0.4650
Idiosyncratic random 0.285526 0.5350
Weighted Statistics
R-squared 0.388069 Mean dependent var 9.279688
Adjusted R-squared 0.286081 S.D. dependent var 0.483967
S.E. of regression 0.408922 Sum squared resid 5.016520
F-statistic 3.805031 Durbin-Watson stat 1.535400
Prob(F-statistic) 0.008685
Unweighted Statistics
R-squared 0.608096 Mean dependent var 23.13275
Sum squared resid 14.50908 Durbin-Watson stat 0.530865
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
73
5. Uji Hausman
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan lagi Uji
Hausman untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) atau Random
Effect Model (REM). Di bawah ini adalah hasil Uji Hausman, diantaranya
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Hausman
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Nilai yang harus diperhatikan pada uji hausman adalah nilai
probabilitas dari Cross-section random. Hipotesis yang digunakan dalam
uji hausman adalah sebagai berikut:
Ho : Random Effect Model (REM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Dari hasil uji Hausman diperoleh nilai prob 1.0000 yang berarti Random
Effect Model (REM) model yang dipilih. Namun, menurut Kristanti dan
Sumani (2015) apabila nilai p-value dari F-statistic 1.000 berarti Random
Effect Model (REM) lebih tepat untuk digunakan, tetapi ada peringatan
yang menunjukkan bahwa variance pada Uji Hausman inti tidak valid
sehingga hasil pengujian Uji Hausman tidak valid. Maka kesimpulan dari
Uji Hausman membuat penelitian ini harus kembali menggunakan hasil
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 5 1.0000
* Cross-section test variance is
invalid. Hausman statistic set to zero.
74
sebelumnya, yaitu menggunakan fixed effect model. Berarti dapat
disimpulkan model yang tepat dalam penelitian ini adalah fixed effect
model.
D. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Dari Tabel 4.8 model fixed effect dapat dilihat bahwa nilai
Adjusted R-Square dari model regresi yang terbentuk dalam
penelitian ini adalah sebesar 0.922928 yang menunjukkan bahwa
kemampuan variabel independen (ROE, DER, Ukuran Perusahaan,
Inflasi, dan PDB) dalam menjelaskan variabel dependen (Return
Sukuk Korporasi) adalah sebesar 92,2928% sisanya 7,702%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
2. Uji Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen (Uji F)
Dari Tabel 4.8 model fixed effect dapat dilihat bahwa nilai Fhitung
adalah 42.91180 dengan nilai probabilitas 0.000000. Sementara nilai
Ftabel dengan df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (6-1), (36-5) adalah
2,52yang berarti lebih kecil dari Fhitung maka H0 ditolak dan H1
diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel
independen (ROE, DER, Ukuran Perusahaan, Inflasi, dan PDB)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(return sukuk korporasi).
75
3. Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen Terhadap Variabel
Dependen (Uji t)
a. Pengaruh ROEterhadap Return Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.8 model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
ROE menunjukan hasil thitung sebesar 2.508921. Jika dibandingkan
dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (α:2) (n-k)
= (0,05:2) (36-6) = (0,025) (30) yaitu sebesar 2.04227, maka thitung
lebih besar dari ttabel (2.508921 > 2.04227). Nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0.0190 juga menunjukan nilai yang lebih
kecil dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu
sebesar 0,05 (0.0190 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel ROE berpengaruh signifikan positif terhadap
return sukuk korporasi.
b. Pengaruh DER terhadap Return Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.8 model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
DER menunjukan hasil thitung sebesar -0.622218. Jika
dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan
df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (36-6) = (0,025) (30) yaitu sebesar
2.04227, maka thitung lebih kecil dari ttabel (-0.622218 <2.04227).
Nilai probabilitas signifikansi DER sebesar 0.5394 juga
menunjukan nilai yang lebih besar dari nilai pada tingkat
signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05
76
(0.5394>0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return sukuk
korporasi.
c. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.8 model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
ukuran perusahaan menunjukan hasil thitung sebesar -0.785116.
Jika dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05
dengan df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (36-6) = (0,025) (30) yaitu
sebesar 2.04227, maka thitung lebih besar dari ttabel (-0.785116 <
2.04227). Nilai probabilitas signifikansi ukuran perusahaan
sebesar 0.4398 juga menunjukan nilai yang lebih kecil dari nilai
pada tingkat signifikasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05 (
0.4398>0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
return sukuk korporasi.
d. Pengaruh Inflasi terhadap Return Sukuk Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.8 model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
inflasi menunjukan hasil thitung sebesar -1.060890. Jika
dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan
df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (36-6) = (0,025) (30) yaitu sebesar
2.04227, makathitunglebih kecil dari ttabel (-1.060890 < 2.04227).
Nilai probabilitas signifikansi inflasi sebesar 0.2989 menunjukkan
77
nilai yang lebih besar dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah
ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.2989 > 0,05), dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap return sukuk korporasi.
e. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Return Sukuk
Korporasi
Berdasarkan Tabel 4.8 model fixed effect hasil perhitungan
dengan menggunakan eviews 9.0 yang ditujukan terlihat bahwa
PDB menunjukan hasil thitung sebesar -0.240317. Jika
dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan
df = (α:2) (n-k) = (0,05:2) (36-6) = (0,025) (30) yaitu sebesar
0.942060, maka thitung lebih kecil dari ttabel (-0.240317 <2.04227).
Nilai probabilitas signifikansi PDB sebesar 0.8120 menunjukan
nilai yang lebih besar dari nilai pada tingkat signifikasi yang telah
ditentukan yaitu sebesar 0,05 (0.8120 > 0,05), dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel PDB tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap return sukuk korporasi.
E. Analisis Regresi Data Panel
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hasil persamaan regresi
data panel yang menguji variabel ROE, DER, Ukuran
Perusahaan, Inflasi, dan PDB terhadap Return Sukuk Korporasi
pada tahun 2011 - 2016.
78
Tabel 4.12
Uji Regresi Panel dengan Fixed Effect Model
Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/20/17 Time: 13:53
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 26.04039 9.436675 2.759488 0.0107
ROE? 2.264340 0.902515 2.508921 0.0190
DER? -0.016055 0.025803 -0.622218 0.5394
SIZE? -0.024411 0.031092 -0.785116 0.4398
INFLASI? -4.435228 4.180668 -1.060890 0.2989
LN_PDB? -0.146098 0.607937 -0.240317 0.8120
Fixed Effects (Cross)
ADHI—C -1.089698
BBMI—C 0.316664
BSBR—C -1.477510
MYOR—C 0.363626
PPLN—C 0.900666
SMRA—C 0.986252
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.944948 Mean dependent var 23.13275
Adjusted R-squared 0.922928 S.D. dependent var 1.028481
S.E. of regression 0.285526 Akaike info criterion 0.577501
Sum squared resid 2.038128 Schwarz criterion 1.061354
Log likelihood 0.604982 Hannan-Quinn criter. 0.746379
F-statistic 42.91180 Durbin-Watson stat 2.564425
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Dari hasil pengujian hipotesis model fixed effect, maka dapat
diinterprestasikan bahwa 1 (satu) variabel independen ROE memiliki
pengaruh signifikan, sedangkan 4 (empat) variabel independen lainya
seperti DER,ukuran perusahaan (SIZE), inflasi dan PDB tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Return Sukuk Korporasi
(RSK). Interprestasi peneliti terhadap penelitian ini untuk masing-masing
perusahaan adalah sebagai berikut:
79
1. PT. Adhi Karya.
RSK = -1.089698+ 2.264340ROE - 0.016055DER - 0.024411SIZE
- 4.435228Inflasi - 0.146098PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar -1.089698 menunjukan bahwa jika variabel
independen yang terdiri ROE, DER, ukuran perusahaan (SIZE), inflasi,
dan PDB bernilai 0, maka nilai Return Sukuk Korporasi adalah -
1.089698%.
b. Nilai koefisien X1 atau ROE adalah sebesar 2.264340 yang menunjukan
bahwa jika nilai ROE mengalami kenaikan sebesar 1 % maka akan
menaikkan nilai return sukuk korporasi 2.264340% dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau DER adalah sebesar -0.016055 menunjukan bahwa
nilai DER mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.016055% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar -
0.024411 menunjukan bahwa nilai ukuran perusahaan mengalami
penurunan sebesar 1% maka menurunkan nilai ISR sebesar - 0.024411%
dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau inflasi adalah sebesar -4.435228 menunjukan
bahwa nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan
nilai return sukuk korporasi sebesar -4.435228 % dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
80
f. Nilai koefisien X5 atau PDB adalah sebesar - 0.146098 menunjukan bahwa
nilai PDB mengalami kenaikan sebesar 1% maka menaikkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.146098% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
2. PT. Bank Mualamat Tbk
RSK = 0.316664+ 2.264340ROE - 0.016055DER - 0.024411SIZE
- 4.435228Inflasi - 0.146098PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar 0.316664 menunjukan bahwa jika variabel
independen yang terdiri ROE, DER, ukuran perusahaan (SIZE), inflasi,
dan PDB bernilai 0, maka nilai Return Sukuk Korporasi adalah
0.316664%.
b. Nilai koefisien X1 atau ROE adalah sebesar 2.264340 yang menunjukan
bahwa jika nilai ROE mengalami kenaikan sebesar 1 % maka akan
menaikkan nilai return sukuk korporasi 2.264340% dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau DER adalah sebesar -0.016055 menunjukan bahwa
nilai DER mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.016055% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar -
0.024411 menunjukan bahwa nilai ukuran perusahaan mengalami
penurunan sebesar 1% maka menurunkan nilai ISR sebesar - 0.024411%
dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
81
e. Nilai koefisien X4 atau inflasi adalah sebesar -4.435228 menunjukan
bahwa nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan
nilai return sukuk korporasi sebesar -4.435228 % dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
f. Nilai koefisien X5 atau PDB adalah sebesar - 0.146098 menunjukan bahwa
nilai PDB mengalami kenaikan sebesar 1% maka menaikkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.146098% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
3. PT. Bank NAGARI
RSK = -1.477510+ 2.264340ROE - 0.016055DER - 0.024411SIZE
- 4.435228Inflasi - 0.146098PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar -1.477510 menunjukan bahwa jika variabel
independen yang terdiri ROE, DER, ukuran perusahaan (SIZE), inflasi,
dan PDB bernilai 0, maka nilai Return Sukuk Korporasi adalah-
1.477510%.
b. Nilai koefisien X1 atau ROE adalah sebesar 2.264340 yang menunjukan
bahwa jika nilai ROE mengalami kenaikan sebesar 1 % maka akan
menaikkan nilai return sukuk korporasi 2.264340% dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau DER adalah sebesar -0.016055 menunjukan bahwa
nilai DER mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.016055% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
82
d. Nilai koefisien X3 atau ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar -
0.024411 menunjukan bahwa nilai ukuran perusahaan mengalami
penurunan sebesar 1% maka menurunkan nilai ISR sebesar - 0.024411%
dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau inflasi adalah sebesar -4.435228 menunjukan
bahwa nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan
nilai return sukuk korporasi sebesar -4.435228 % dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
f. Nilai koefisien X5 atau PDB adalah sebesar - 0.146098 menunjukan bahwa
nilai PDB mengalami kenaikan sebesar 1% maka menaikkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.146098% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
4. PT. Mayora Indah
RSK = 0.363626+ 2.264340ROE - 0.016055DER - 0.024411SIZE
- 4.435228Inflasi - 0.146098PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar 0.363626 menunjukan bahwa jika variabel
independen yang terdiri ROE, DER, ukuran perusahaan (SIZE), inflasi,
dan PDB bernilai 0, maka nilai Return Sukuk Korporasi adalah
0.363626%.
b. Nilai koefisien X1 atau ROE adalah sebesar 2.264340 yang menunjukan
bahwa jika nilai ROE mengalami kenaikan sebesar 1 % maka akan
menaikkan nilai return sukuk korporasi 2.264340% dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
83
c. Nilai koefisien X2 atau DER adalah sebesar -0.016055 menunjukan bahwa
nilai DER mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.016055% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar -
0.024411 menunjukan bahwa nilai ukuran perusahaan mengalami
penurunan sebesar 1% maka menurunkan nilai ISR sebesar - 0.024411%
dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau inflasi adalah sebesar -4.435228 menunjukan
bahwa nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan
nilai return sukuk korporasi sebesar -4.435228 % dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
f. Nilai koefisien X5 atau PDB adalah sebesar - 0.146098 menunjukan bahwa
nilai PDB mengalami kenaikan sebesar 1% maka menaikkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.146098% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
5. PT. Perusahaan Listrik Negara
RSK = 0.900666+ 2.264340ROE - 0.016055DER - 0.024411SIZE
- 4.435228Inflasi - 0.146098PDB + e
a. Nilai konstanta sebesar 0.900666 menunjukan bahwa jika variabel
independen yang terdiri ROE, DER, ukuran perusahaan (SIZE), inflasi,
dan PDB bernilai 0, maka nilai Return Sukuk Korporasi adalah
0.900666%.
84
b. Nilai koefisien X1 atau ROE adalah sebesar 2.264340 yang menunjukan
bahwa jika nilai ROE mengalami kenaikan sebesar 1 % maka akan
menaikkan nilai return sukuk korporasi 2.264340% dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau DER adalah sebesar -0.016055 menunjukan bahwa
nilai DER mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.016055% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar -
0.024411 menunjukan bahwa nilai ukuran perusahaan mengalami
penurunan sebesar 1% maka menurunkan nilai ISR sebesar - 0.024411%
dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau inflasi adalah sebesar -4.435228 menunjukan
bahwa nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan
nilai return sukuk korporasi sebesar -4.435228 % dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
f. Nilai koefisien X5 atau PDB adalah sebesar - 0.146098 menunjukan bahwa
nilai PDB mengalami kenaikan sebesar 1% maka menaikkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.146098% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
6. PT. Summarecon Agung Tbk
RSK = 0.986252+ 2.264340ROE - 0.016055DER - 0.024411SIZE
- 4.435228Inflasi - 0.146098PDB + e
85
a. Nilai konstanta sebesar 0.986252 menunjukan bahwa jika variabel
independen yang terdiri ROE, DER, ukuran perusahaan (SIZE), inflasi,
dan PDB bernilai 0, maka nilai Return Sukuk Korporasi adalah
0.986252%.
b. Nilai koefisien X1 atau ROE adalah sebesar 2.264340 yang menunjukan
bahwa jika nilai ROE mengalami kenaikan sebesar 1 % maka akan
menaikkan nilai return sukuk korporasi 2.264340% dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
c. Nilai koefisien X2 atau DER adalah sebesar -0.016055 menunjukan bahwa
nilai DER mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.016055% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
d. Nilai koefisien X3 atau ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar -
0.024411 menunjukan bahwa nilai ukuran perusahaan mengalami
penurunan sebesar 1% maka menurunkan nilai ISR sebesar - 0.024411%
dengan asumsi bahwa nilai lain bersifat konstan atau tetap.
e. Nilai koefisien X4 atau inflasi adalah sebesar -4.435228 menunjukan
bahwa nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka menurunkan
nilai return sukuk korporasi sebesar -4.435228 % dengan asumsi bahwa
nilai lain bersifat konstan atau tetap.
f. Nilai koefisien X5 atau PDB adalah sebesar - 0.146098 menunjukan bahwa
nilai PDB mengalami kenaikan sebesar 1% maka menaikkan nilai return
sukuk korporasi sebesar -0.146098% dengan asumsi bahwa nilai lain
bersifat konstan atau tetap.
86
H. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh ROE terhadap Return Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap return sukuk korporasi. Dengan demikian
penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa ROE memiliki
hubungan signifikan terhadap Return Sukuk Korporasi. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai
α (0.0190<0.05).
Hal ini sesuai dengan teori Horne (2005) menyatakan bahwa nilai ROE
yang tinggi seringkali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang
investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Ketika
pengembalian atas modal adalah rendah maka return sukuk yang akan
diberikan kepada investor adalah rendah. Menunjukkan antara ROE dan
return sukuk korporasi memiliki hubungan positif. Berbeda dengan
penelitian Pratiwi (2014) ROE dan return (imbal hasil) sukuk memiliki
hubungan yang negatif.
Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan
bahwa Return on Equity (ROE)berpengaruh positif signifikan terhadap
return sukuk korporasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan
nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.0190<0.05).
2. Pengaruh Pembiayaan DER terhadap Return Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DER tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap return sukuk korporasi. Dengan demikian
penelitian ini menolak hipotesis yang menyatakan bahwa DER memiliki
87
hubungan signifikan terhadap return sukuk korporasi. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai
α (0.5394>0.05).
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Melati (2013) bahwa DER
tidak memiliki pengaruh hubungan signifikan terhadap imbal hasil (return)
sukuk korporasi. Begitu juga dengan penelitian Pratiwi (2014) DER tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return (imbal hasil) sukuk.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap return sukuk korporasi. Dengan
demikian penelitian ini menerima Ha yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak memiliki hubungan signifikan terhadap return sukuk
korporasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai
signifikansi yang lebih besar dari nilai α (0.4398 >0.05). Berbeda dengan
penelitian Melati (2013) dimana ukuran perusahaan memiliki hubungan
negatif signifikan dengan return sukuk korporasi.
4. Pengaruh Inflasi terhadap Return Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap return sukuk korporasi. Dengan demikian
penelitian ini menolak hipotesis yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh
signifikan terhadap return sukuk korporasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai α
(0.2989>0.05).
88
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) inflasi
memiliki hubungan negatif terhadap imbal hasil (return) sukuk korporasi.
Namun, pada penelitian Nurfauziah dan Setyarini (2004) inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap imbal hasil obligasi perusahaan.
5. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Return Sukuk Korporasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Bruto
(PDB) dan return sukuk korporasi. Dengan demikian penelitian ini menolak
hipotesis yang menyatakan bahwa PDB berpengaruh signifikan terhadap
return sukuk korporasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan
nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai α (0.8120>0.05).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Melati (2013) bahwa
terbukti produk domestik bruto memilik hubungan negatif dengan return
sukuk korporasi. Begitu juga dengan penelitian Pratiwi (2014) produk
domestik bruto memilik hubungan negatif dengan return sukuk korporasi.
89
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui analisa
pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), ukuran
perusahaan, inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap return sukuk
korporasi di Indonesia pada periode tahun 2011 hingga 2016 dengan
menggunakan analisis regresi data panel. Maka hasil penelitian dari Uji F
secara simultan variabel Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio
(DER), ukuran perusahaan, inflasi, dan Produk Domestik Bruto (PDB)
berpengaruh signifikan terhadap return sukuk korporasi dan dari hasil Uji t
(parsial) maka variabel Return on Equity (ROE) mempengaruhi variabel
return sukuk korporasi secara signifikan positif, sedangkan variabel Debt to
Equity Ratio (DER), ukuran perusahaan, inflasi, dan Produk Domestik Bruto
(PDB) tidak berpengaruh signifikan terhadap return sukuk korporasi.
B. Saran dan Implikasi
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat. Adapun
saran dan implikasi tersebut sebagai berikut:
1. Bagi Akademis
Dapat menambah jumlah sampel, faktor-faktorlain dalam penelitian
dan memanjangkan periode waktu penelitian agar menambah jumlah data
90
sehingga sehingga dapat memberikanhasil penelitian yang lebih akurat dan
lebih baik.
2. Bagi Investor
Dalam berinvestasi investor akan dihadapkan pada resiko investasi
yang besar untuk mendapatkan return sukuk yang tinggi hampir semua
investasi mengandung unsur ketidakpastian. Oleh karena itu, investor perlu
mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan investasi, baik dari segi faktor ekonomi maupun kinerja
perusahaan sehingga menghasilkan return yang diharapkan. Penelitian ini
dapat dijadikan acuan investor dalam mempertimbangkan pengambilan
keputusan investasi..
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang berguna untuk
tambahan bagi para perusahaan dalam melakukan kebijakan yang
berhubungan dengan pembagian imbal hasil (return) sukuk.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul Rohmatul, et. all. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta :
Salemba Empat.
Angela, Windy dan Rilya Aryancana. 2017. The Effect of Financial Reporting
Quality on Financing and Investment. Jurnal Etikonomi. Vol.16 No.1 hal 81-
92.
Aziz, Abdul. 2010. Manajemen Investasi Syariah. Bandung : Alfabeta.
Bhojraj dan Segupta. 2003. Effect to Corporate on Bond Rating and Yield: The Role
of Institutional Investors and Outside Director. Journal of Business. Vol.76
No.3 pp 455-475.
Darmadji,Tjiptono, dan Hendy M. Fakhrudin.2006. Pasar modal di Indonesia
pendekatan Tanya jawab.Jakarta : Salemba.
Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
Harianto, Syawal. 2017. Rasio Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Profitabilitas
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Jurnal Esensi Bisnis
dan Manajemen. Vol.7 No.1 hal 41-48.
Horne, James C.V and John M. Wachowic.2005. Fundamental of Financial
Management. Jakarta: Salemba Empat.
92
Hol, S, Wijst. N. 2006.The Financing Structure of Non-listed Firm.
Discussionpaper no.468. Statistic Norway : Research Department.
Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:BPFE
Yogyakarta.
Karim, Helmi. 1993. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Melati, Arum, 2013.Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sewa Sukuk
Ijarah. Jurnal Universitas Negeri Semarang. Accounting Analysis Jurnal
Vol.2 No.2 hal 232-242.
Meythi. 2007. Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Return
Saham: Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
BEJ. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 9 No. 1 hal 47-56.
Murni, Asfia.2006. Ekonometrika Makro. Bandung: PT. Rafika Adriana.
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan
Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Depok:
LPFEUI.
Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: PT SERAMBI
ILMU SEMESTA.
Nurfauziah dan Setyarini. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield
Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan dan Industri
Finansial). Jurnal Siasat Bisnis Vol. 2 No. 9 hal 241-256.
93
Panjaitan, Yunia, Dewinta Oky dan K, Sri Desinta. 2004. Analisis Harga Saham,
Ukuran Perusahaan dan Risiko terhadap Return yang Diharapkan Investor
pada Perusahaan Saham Aktif. Vol.1 No.1 hal 56-72.
Pratiwi, Wahyu dan Asrori. 2004. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Sewa Sukuk. Jurnal Universitas Negeri Semarang. Accounting Anaylisis
Journal Vol. 3 No. 2 hal 203-210.
Rahmawati, Amalia. 2017. Kinerja keuangan dan Tingkat Pengembalian Saham
:Studi pada Perusahaan Asuransi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Esensi
Bisnis dan Manajemen. Vol. 7 No. 1 hal 1-14.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010.Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra.
Sari, Ratna, Chandra dan Zuhrotun. 2006. Keinformatifan laba di Pasar Obligasi dan
Saham: Uji Liquidation Option Hypotesis. Padang.Simposium Nasional
Akuntansi IX.
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:PT
Gelora Aksara.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik. Jakarta: PT. ELEX MEDIA
KOMPUTINDO.
Sekaran, Uma. 2003. Research Method for bussines. Jakarta: Salemba empat.
94
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonosia.
Sutedi, Adrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi Dan Sukuk. Jakarta: SinarGrafika
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta. BPFEYogyakarta.
Tariq, A.A. 2004. Managing financial risks of sukuk structures’’, MSc dissertation,
Loughborough University, Loughborough, September, pp 43-54.
Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai panduan
E-views. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya.Yogyakarta:
EKONISIA.
Wilson, Rodney.2008. Innovation in The Structuring of Islamic Sukuk Secutities:
United Kingdom. Vol.24 No.3 pp 170 – 181.
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan STIM YKPN.
Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.Edisi
Pertama.
95
Daftar Website
www.ojk.go.id
www.idx.go.id
www.bps.go.id
www.bi.co.id
www.ksei.co.id/
96
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian ( Data Mentah)
No
Nama
Perusahaan Tahun ROE % DER SIZE inflasi (%)
PDB
(milyar RP)
RETURN
(Rupiah)
1 ADHI 2011 19,66% 5,17 29,441 5,38% 7287635,30 3437500000,00
2012 19,65% 5,67 29,694 4,28% 7727083,40 3265666666,67
2013 29,93% 5,28 29,905 6,97% 8156497,80 8567750000,00
2014 19,80% 4,97 29,978 6,42% 8564866,60 2726625000,00
2015 13,45% 2,25 30,450 6,38% 8982511,30 2726625000,00
2016 5,94% 2,69 30,632 3,53% 9433034,4 2726625000,00
2 BBMI 2011 16,11% 7,95 30,599 6,38% 8982511,30 10152744408,75
2012 14,34% 2,07 24,204 5,38% 7287635,30 14944196047,94
2013 17,21% 2,07 24,527 4,28% 7727083,40 18274399869,99
2014 14,10% 2,30 24,725 6,97% 8156497,80 14864549993,23
2015 13,75% 2,35 24,857 6,42% 8564866,60 14946293925,93
2016 2,26% 2,62 24,745 3,53% 9433034,4 15501675091,97
3 BSBR 2011 10,20% 1,51 29,962 6,42% 8564866,60 2468750001,00
2012 26,90% 1,18 30,060 6,38% 8982511,30 2468750001,00
2013 25,04% 11,48 30,188 5,38% 7287635,30 2057375001,00
2014 24,58% 10,36 30,296 4,28% 7727083,40 2468750001,00
2015 22,42% 9,63 30,419 6,97% 8156497,80 2468750001,00
2016 14,77% 6,92 30,657 3,53% 9433034,4 2677812500,25
4 MYOR 2011 25,87% 1,930 23,338 6,97% 8156497,80 34375000000,00
2012 26,06% 1,57 23,456 6,42% 8564866,60 22687500000,00
2013 15,74% 1,49 23,655 6,38% 8982511,30 7734375000,00
2014 21,66% 1,72 29,518 5,38% 7287635,30 20625000000,00
2015 27,11% 1,71 29,748 4,28% 7727083,40 20625000000,00
2016 24,24% 1,06 30,190 3,53% 9433034,4 20625000000,00
5 SMRA 2011 2,09% 2,59 20,108 4,28% 7727083,40 35250000000,00
2012 0,2083 3,47 20,206 6,97% 8156497,80 35250000000,00
2013 0,0788 2,67 20,219 6,42% 8564866,60 35250000000,00
2014 3,08% 0,45 20,928 6,38% 8982511,30 27125000000
2015 16,77% 2,27 22,815 5,38% 7287635,30 27916666666,67
2016 7,71% 1,55 23,759 3,53% 9433034,4 27500000000,00
6 PPLN 2011 4,72% 1,75 19,871 5,38% 9433034,40 29561363636,36
2012 2,09% 2,59 20,108 4,28% 8982511,30 27673809523,81
2013 20,83% 3,47 20,206 6,97% 7287635,30 25664285714,29
2014 7,88% 2,67 20,219 6,42% 7727083,40 25720192307,69
2015 3,08% 0,45 20,928 6,38% 8156497,80 25220000000,00
97
2016 1,25% 0,45 20,966 3,53% 9433034,4 24142500000,00
Lampiran 2 Data Setelah Ditransformasikan ke Logaritma Natural
Periode Perusahaan Ln_Return_sukuk ROE DER SIZE Inflasi Ln_PDB
2011 ADHI 21,958 19,66% 5,170 29,441 5,38% 15,802
2012 ADHI 21,907 19,65% 5,670 29,694 4,28% 15,860
2013 ADHI 22,871 29,93% 5,280 29,905 6,97% 15,914
2014 ADHI 21,726 19,80% 4,970 29,978 6,42% 15,963
2015 ADHI 21,726 13,45% 2,250 30,450 6,38% 16,011
2016 ADHI 21,726 5,94% 2,690 30,632 3,53% 16,060
2011 BBMI 23,041 16,11% 7,950 30,599 5,38% 15,802
2012 BBMI 23,428 14,34% 2,070 24,204 4,28% 15,860
2013 BBMI 23,629 17,21% 2,070 24,527 6,97% 15,914
2014 BBMI 23,422 14,10% 2,300 24,725 6,42% 15,963
2015 BBMI 23,428 13,75% 2,350 24,857 6,38% 16,011
2016 BBMI 23,464 2,26% 2,620 24,745 3,53% 16,060
2011 BSBR 21,627 10,20% 1,510 29,962 5,38% 15,802
2012 BSBR 21,627 26,90% 1,180 30,060 4,28% 15,860
2013 BSBR 21,445 25,04% 11,480 30,188 6,97% 15,914
2014 BSBR 21,627 24,58% 10,360 30,296 6,42% 15,963
2015 BSBR 21,627 22,42% 9,630 30,419 6,38% 16,011
2016 BSBR 21,708 14,77% 6,920 30,657 3,53% 16,060
2011 MYOR 24,261 25,87% 1,930 23,338 5,38% 15,802
2012 MYOR 23,845 26,06% 1,570 23,456 4,28% 15,860
2013 MYOR 22,769 15,74% 1,490 23,655 6,97% 15,914
2014 MYOR 23,750 21,66% 1,720 29,518 6,42% 15,963
2015 MYOR 23,750 27,11% 1,710 29,748 6,38% 16,011
2016 MYOR 23,750 24,24% 1,060 30,190 3,53% 16,060
2011 SMRA 24,286 2,09% 2,590 20,108 5,38% 15,802
2012 SMRA 24,286 20,83% 3,470 20,206 4,28% 15,860
2013 SMRA 24,286 7,88% 2,670 20,219 6,97% 15,914
2014 SMRA 23,770 3,08% 0,450 20,928 6,42% 15,963
2015 SMRA 24,052 16,77% 2,270 22,815 6,38% 16,011
2016 SMRA 24,037 7,71% 1,550 23,759 3,53% 16,060
2011 PPLN 24,110 4,72% 1,750 19,871 5,38% 15,802
2012 PPLN 24,044 2,09% 2,590 20,108 4,28% 15,860
2013 PPLN 23,968 20,83% 3,470 20,206 6,97% 15,914
2014 PPLN 23,971 7,88% 2,670 20,219 6,42% 15,963
2015 PPLN 23,951 3,08% 0,450 20,928 6,38% 16,011
2016 PPLN 23,907 1,25% 0,450 20,966 3,53% 16,060
98
Lampiran 3 Uji Stationer pada Level
Variabel LN_Return_sukuk
Null Hypothesis: DLN_RETURN_SUKUK has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.143921 0.2297
Test critical values: 1% level -3.646342
5% level -2.954021
10% level -2.615817
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DLN_RETURN_SUKUK)
Method: Least Squares
Date: 10/02/17 Time: 23:16
Sample (adjusted): 4 36
Included observations: 33 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DLN_RETURN_SUKUK(-1) -0.250804 0.116984 -2.143921 0.0400
C 5.844292 2.700216 2.164379 0.0383
R-squared 0.129125 Mean dependent var 0.060986
Adjusted R-squared 0.101033 S.D. dependent var 0.728603
S.E. of regression 0.690817 Akaike info criterion 2.156808
Sum squared resid 14.79407 Schwarz criterion 2.247505
Log likelihood -33.58733 Hannan-Quinn criter. 2.187325
F-statistic 4.596398 Durbin-Watson stat 2.040840
Prob(F-statistic) 0.039992
99
Variabel ROE
Null Hypothesis: ROE has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.126704 0.0133
Test critical values: 1% level -4.243644
5% level -3.544284
10% level -3.204699
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROE)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 11:27
Sample (adjusted): 2 36
Included observations: 35 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ROE(-1) -0.712376 0.172626 -4.126704 0.0002
C 0.150489 0.045040 3.341213 0.0021
@TREND("1") -0.002459 0.001418 -1.734141 0.0925
R-squared 0.349077 Mean dependent var -0.005260
Adjusted R-squared 0.308394 S.D. dependent var 0.095896
S.E. of regression 0.079750 Akaike info criterion -2.138024
Sum squared resid 0.203522 Schwarz criterion -2.004709
Log likelihood 40.41543 Hannan-Quinn criter. -2.092004
F-statistic 8.580463 Durbin-Watson stat 1.978122
Prob(F-statistic) 0.001039
100
Variabel DER
Null Hypothesis: DER has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.956204 0.0492
Test critical values: 1% level -3.632900
5% level -2.948404
10% level -2.612874
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DER)
Method: Least Squares
Date: 10/02/17 Time: 22:28
Sample (adjusted): 2 36
Included observations: 35 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DER(-1) -0.428317 0.144887 -2.956204 0.0057
C 1.332188 0.636193 2.094000 0.0440
R-squared 0.209375 Mean dependent var -0.134857
Adjusted R-squared 0.185417 S.D. dependent var 2.609377
S.E. of regression 2.355074 Akaike info criterion 4.606467
Sum squared resid 183.0303 Schwarz criterion 4.695344
Log likelihood -78.61317 Hannan-Quinn criter. 4.637147
F-statistic 8.739142 Durbin-Watson stat 1.855402
Prob(F-statistic) 0.005714
101
Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE)
Null Hypothesis: SIZE has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.083555 0.1258
Test critical values: 1% level -4.243644
5% level -3.544284
10% level -3.204699
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SIZE)
Method: Least Squares
Date: 10/02/17 Time: 22:33
Sample (adjusted): 2 36
Included observations: 35 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
SIZE(-1) -0.455084 0.147584 -3.083555 0.0042
C 13.99250 4.672538 2.994625 0.0053
@TREND("1") -0.137364 0.060909 -2.255223 0.0311
R-squared 0.229329 Mean dependent var -0.242159
Adjusted R-squared 0.181162 S.D. dependent var 2.855633
S.E. of regression 2.584052 Akaike info criterion 4.818411
Sum squared resid 213.6744 Schwarz criterion 4.951727
Log likelihood -81.32219 Hannan-Quinn criter. 4.864431
F-statistic 4.761138 Durbin-Watson stat 1.735730
Prob(F-statistic) 0.015485
102
Variabel Inflasi
Null Hypothesis: INFLASI has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 1 (Fixed) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.054740 0.0161
Test critical values: 1% level -4.252879
5% level -3.548490
10% level -3.207094
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(INFLASI)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 11:29
Sample (adjusted): 3 36
Included observations: 34 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INFLASI(-1) -1.118099 0.275751 -4.054740 0.0003
D(INFLASI(-1)) -0.005560 0.187021 -0.029728 0.9765
C 0.063585 0.015768 4.032611 0.0003
@TREND("1") -9.50E-05 0.000231 -0.411152 0.6839
R-squared 0.554977 Mean dependent var -0.000218
Adjusted R-squared 0.510475 S.D. dependent var 0.018848
S.E. of regression 0.013187 Akaike info criterion -5.709031
Sum squared resid 0.005217 Schwarz criterion -5.529459
Log likelihood 101.0535 Hannan-Quinn criter. -5.647791
F-statistic 12.47075 Durbin-Watson stat 1.846384
Prob(F-statistic) 0.000018
103
Variabel PDB
Null Hypothesis: LN_PDB has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 1 (Fixed) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.107929 0.0011
Test critical values: 1% level -4.252879
5% level -3.548490
10% level -3.207094
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LN_PDB)
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 11:30
Sample (adjusted): 3 36
Included observations: 34 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LN_PDB(-1) -1.126740 0.220586 -5.107929 0.0000
D(LN_PDB(-1)) 0.361527 0.169503 2.132869 0.0412
C 17.94707 3.512967 5.108806 0.0000
@TREND("1") 0.000619 0.001468 0.421463 0.6764
R-squared 0.484286 Mean dependent var 0.005867
Adjusted R-squared 0.432714 S.D. dependent var 0.111292
S.E. of regression 0.083823 Akaike info criterion -2.010087
Sum squared resid 0.210789 Schwarz criterion -1.830515
Log likelihood 38.17148 Hannan-Quinn criter. -1.948848
F-statistic 9.390578 Durbin-Watson stat 2.289056
Prob(F-statistic) 0.000156
104
Lampiran 4 Uji Stationer 1stDifference
Uji Ukuran Perusahaan (SIZE) Null Hypothesis: D(SIZE) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.923738 0.0020
Test critical values: 1% level -4.273277
5% level -3.557759
10% level -3.212361
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SIZE,2)
Method: Least Squares
Date: 10/02/17 Time: 22:34
Sample (adjusted): 5 36
Included observations: 32 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(SIZE(-1)) -1.550275 0.314857 -4.923738 0.0000
D(SIZE(-1),2) 0.489943 0.252129 1.943224 0.0625
D(SIZE(-2),2) 0.427304 0.174497 2.448770 0.0211
C -0.317468 1.194802 -0.265707 0.7925
@TREND("1") -0.006307 0.055457 -0.113721 0.9103
R-squared 0.607936 Mean dependent var -0.001107
Adjusted R-squared 0.549853 S.D. dependent var 4.308214
S.E. of regression 2.890511 Akaike info criterion 5.103344
Sum squared resid 225.5864 Schwarz criterion 5.332366
Log likelihood -76.65351 Hannan-Quinn criter. 5.179259
F-statistic 10.46659 Durbin-Watson stat 2.135204
Prob(F-statistic) 0.000030
105
Variabel LN_Return_Sukuk
Null Hypothesis: D(DLN_RETURN_SUKUK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.336363 0.0000
Test critical values: 1% level -3.653730
5% level -2.957110
10% level -2.617434
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DLN_RETURN_SUKUK,2)
Method: Least Squares
Date: 10/02/17 Time: 23:19
Sample (adjusted): 5 36
Included observations: 32 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(DLN_RETURN_SUKUK(-1)) -1.144406 0.180609 -6.336363 0.0000
C 0.073566 0.132067 0.557037 0.5816
R-squared 0.572342 Mean dependent var 0.001671
Adjusted R-squared 0.558087 S.D. dependent var 1.119675
S.E. of regression 0.744321 Akaike info criterion 2.307774
Sum squared resid 16.62043 Schwarz criterion 2.399382
Log likelihood -34.92438 Hannan-Quinn criter. 2.338139
F-statistic 40.14949 Durbin-Watson stat 1.992810
Prob(F-statistic) 0.000001
106
Lampiran 5 Common Effect Model
Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK? Method: Pooled Least Squares Date: 06/20/17 Time: 13:52 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 6 Total pool (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 9.788008 17.85001 0.548347 0.5875
ROE? 3.388658 1.429122 2.371147 0.0244
DER? -0.092503 0.040804 -2.267014 0.0308
SIZE? -0.207958 0.031266 -6.651169 0.0000
INFLASI? -4.371650 8.079864 -0.541055 0.5925
LN_PDB? 1.175023 1.129702 1.040117 0.3066
R-squared 0.749793 Mean dependent var 23.13275
Adjusted R-squared 0.708091 S.D. dependent var 1.028481
S.E. of regression 0.555673 Akaike info criterion 1.813739
Sum squared resid 9.263185 Schwarz criterion 2.077659
Log likelihood -26.64731 Hannan-Quinn criter. 1.905855
F-statistic 17.98010 Durbin-Watson stat 1.385492
Prob(F-statistic) 0.000000
107
Lampiran 6 Fixed Effect Model
Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK? Method: Pooled Least Squares Date: 06/20/17 Time: 13:53 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 6 Total pool (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 26.04039 9.436675 2.759488 0.0107
ROE? 2.264340 0.902515 2.508921 0.0190
DER? -0.016055 0.025803 -0.622218 0.5394
SIZE? -0.024411 0.031092 -0.785116 0.4398
INFLASI? -4.435228 4.180668 -1.060890 0.2989
LN_PDB? -0.146098 0.607937 -0.240317 0.8120
Fixed Effects (Cross)
ADHI—C -1.089698
BBMI—C 0.316664
BSBR—C -1.477510
MYOR—C 0.363626
PPLN—C 0.900666
SMRA—C 0.986252
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.944948 Mean dependent var 23.13275
Adjusted R-squared 0.922928 S.D. dependent var 1.028481
S.E. of regression 0.285526 Akaike info criterion 0.577501
Sum squared resid 2.038128 Schwarz criterion 1.061354
Log likelihood 0.604982 Hannan-Quinn criter. 0.746379
F-statistic 42.91180 Durbin-Watson stat 2.564425
Prob(F-statistic) 0.000000
108
Lampiran 7 Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Pool: PERUSAHAAN Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 17.724739 (5,25) 0.0000
Cross-section Chi-square 54.504584 5 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK? Method: Panel Least Squares Date: 06/20/17 Time: 13:53 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 6 Total pool (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 9.788008 17.85001 0.548347 0.5875
ROE? 3.388658 1.429122 2.371147 0.0244
DER? -0.092503 0.040804 -2.267014 0.0308
SIZE? -0.207958 0.031266 -6.651169 0.0000
INFLASI? -4.371650 8.079864 -0.541055 0.5925
LN_PDB? 1.175023 1.129702 1.040117 0.3066
R-squared 0.749793 Mean dependent var 23.13275
Adjusted R-squared 0.708091 S.D. dependent var 1.028481
S.E. of regression 0.555673 Akaike info criterion 1.813739
Sum squared resid 9.263185 Schwarz criterion 2.077659
Log likelihood -26.64731 Hannan-Quinn criter. 1.905855
F-statistic 17.98010 Durbin-Watson stat 1.385492
Prob(F-statistic) 0.000000
109
Lampiran 8 Random effect model
Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/20/17 Time: 13:53 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 6 Total pool (balanced) observations: 36 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 17.55999 9.309191 1.886307 0.0690
ROE? 2.214836 0.858272 2.580576 0.0150
DER? -0.034202 0.024669 -1.386446 0.1758
SIZE? -0.129289 0.023798 -5.432699 0.0000
INFLASI? -4.423525 4.175466 -1.059409 0.2979
LN_PDB? 0.559547 0.593961 0.942060 0.3537
Random Effects (Cross)
ADHI--C -0.519036
BBMI--C 0.254098
BSBR--C -0.783459
MYOR--C 0.364428
PPLN--C 0.261312
SMRA--C 0.422657
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.266174 0.4650
Idiosyncratic random 0.285526 0.5350
Weighted Statistics
R-squared 0.388069 Mean dependent var 9.279688
Adjusted R-squared 0.286081 S.D. dependent var 0.483967
S.E. of regression 0.408922 Sum squared resid 5.016520
F-statistic 3.805031 Durbin-Watson stat 1.535400
Prob(F-statistic) 0.008685
Unweighted Statistics
R-squared 0.608096 Mean dependent var 23.13275
Sum squared resid 14.50908 Durbin-Watson stat 0.530865
110
Lampiran 9 Uji Hausman Test
Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: PERUSAHAAN Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 5 1.0000
* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero. Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
ROE? 2.264340 2.214836 0.077903 0.8592
DER? -0.016055 -0.034202 0.000057 0.0165
SIZE? -0.024411 -0.129289 0.000400 0.0000
INFLASI? -4.435228 -4.423525 0.043470 0.9552
LN_PDB? -0.146098 0.559547 0.016797 0.0000
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LN_RETURN_SUKUK? Method: Panel Least Squares Date: 06/20/17 Time: 13:54 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 26.04039 9.436675 2.759488 0.0107
ROE? 2.264340 0.902515 2.508921 0.0190
DER? -0.016055 0.025803 -0.622218 0.5394
SIZE? -0.024411 0.031092 -0.785116 0.4398
INFLASI? -4.435228 4.180668 -1.060890 0.2989
LN_PDB? -0.146098 0.607937 -0.240317 0.8120
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.944948 Mean dependent var 23.13275
Adjusted R-squared 0.922928 S.D. dependent var 1.028481
S.E. of regression 0.285526 Akaike info criterion 0.577501
Sum squared resid 2.038128 Schwarz criterion 1.061354
Log likelihood 0.604982 Hannan-Quinn criter. 0.746379
F-statistic 42.91180 Durbin-Watson stat 2.564425
Prob(F-statistic) 0.000000