Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah...
Transcript of Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah...
218
Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah Potong yang Dijual
Di Blang Padang Kota Banda Aceh
Analysis Of Escherichia Coli And Sanitation Hygiene On Fruit Cuts Sold
In Blang Padang Field Banda Aceh
Nilawati * dan Darmiati *
*Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Aceh,
Email: [email protected]
ABSTRAK: Escherichia coli dalam buah potong menjadi indikator sanitasi
makanan dan minuman, apakah pernah tercemar atau tidak. Buah potong adalah
makanan umum dan sedang populer serta disukai oleh masyarakat Banda Aceh. Oleh
karena itu perlunya diketahui apakah buah potong terkontaminasi/tercemar dengan
melihat keberadaan bakteri Escherichia coli. Penelitian ini secara epidimologi
deskiptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Populasi 25,
Tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling, hal tersebut
dikarenakan jumlah populasi yang ada relatif kecil, maka sampel adalah total
keseluruhan dari populasi. Hasil penelitian ini dengan perhitungan program
komputer dengan tingkat kesalahan 5%, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang
artinya ada indikasi Eschericia coli sebanyak 12 sampel (48%). Paling banyak tidak
memenuhi syarat adalah personal higiene penjaja Ada 10 sampel (40%) dan
standarisasi dari sarana penjaja 11 sampel (44%), buah potong di Lapangan Blang
Padang dari 25 sampel terindikasi adanya E. Coli sebanyak 12 sampel (48%),
temuan E. Coli paling banyak pada penggunaan es balok.
Kata kunci : Escherichia Coli, Higiene Sanitasi, Penjualan Buah
ABSTRACT: Escherichia coli in fruit pieces is an indicator of food and beverage
sanitation, whether ever contaminated or not. Cut fruit is a common food and is
popular and well liked by the people of Banda Aceh. Therefore, the need to know
whether the fruit cut contaminated / polluted by seeing the presence of Escherichia
coli bacteria. Methods Descriptively epidimologically using Cross Sectional study
approach. Population 25, Technique of sampling is done by nonprobability sampling,
that is because the number of existing population is relatively small, then the sample
is the total of the total population. Result: With SPSS calculation with 5% error rate,
H0 is accepted and Ha is rejected which means there are 12 E. Coli indication (48%).
Conclusions: The most unqualified is the personal hygiene of peddlers. There are 10
samples (40%) and the standardization of the vendor means 11 samples (44%), the
cut fruit in Blang Padang Square from 25 samples indicated E. Coli of 12 samples
(48% ), E. Coli's findings were mostly on the use of ice beams..
Keyswords : Escherichia Coli, Sanitation Hygiene, Sales of Fruits
219 Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah Potong yang…
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak
serta kewajiban bagi setiap insan
manusia untuk kelangsungan
hidupnya dalam beraktifitas secara
optimal, memperlancar proses
berpikir, serta dapat membantu
orang lain yang membutuhkan.
Untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal
diselenggarakan upaya kesehatan
melalui 16 macam kegiatan, salah
satu diantaranya adalah pengamanan
terhadap penyehatan makanan dan
minuman1.
Makanan dan minuman sangat
penting bagi manusia karena
merupakan salah satu kebutuhan
pokok untuk kelangsungan hidupya
dan di dalam makanan dan minuman
tersebut terkandung senyawa-
senyawa yang diperlukan untuk
memulihkan dan memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak, mengatur
proses di dalam tubuh,
perkembangbiakan dan
menghasilkan energi untuk berbagai
kepentingan dalam kehidupannya2.
Dalam proses pengolahannya
terdapat enam (6) prinsip higiene
dan sanitasi yang harus diperhatikan,
yaitu pemilihan makanan,
penyimpanan bahan makanan,
pengolahan makanan, penyimpanan
makanan masak, pengangkutan
makanan dan penyajian makanan3.
Maka dari itu, Indonesia harus
mengupayakan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dilakukan
dengan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat.
Salah satu upaya tersebut adalah
pengamanan makanan dan
minuman4.
Salah satu masuknya penyakit
adalah melalui makanan dan
minuman, hal tersebut dikarenakan
makanan berpotensi sebagai media
penularan penyakit bagi manusia jika
dalam pengolahannya, makanan
tersebut tidak diolah secara baik dan
benar5. Salah satu penyakit yang
bersumber dari mengkonsumsi
makanan adalah diare6.
Pada tahun 2000 insiden rate
(IR) diare sebesar 301/1000
penduduk dan meningkat menjadi
411/1000 penduduk pada tahun
20107. Sedangkan tingkat diare
tertinggi berada pada lima provinsi
besar di Indonesia yakni Aceh,
Papua, Jakarta, Sulawesi, dan
Banten.
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 10 No. 2, Nopember 2017 220
Dari data profil Kesehatan
Aceh, perkiraan kasus diare dari
tahun 2008 hingga 2011 berjumlah
182.322 sementara kasus diare yang
ditangani 116.058 (63,7%).
Sedangkan di kota Banda Aceh
menurut data bandaacehkota.go.id
pada akhir tahun 2013 selama bulan
Desember tercatat jumlah penderita
diare sebanyak 545 orang8. Dan
diare merupakan gejala-gejala
infeksi atau keracunan yang
diakibatkan oleh escherichia coli.
Sesuai dengan yang dikatakan oleh
Doyle et.al. dalam Sembel yaitu
gejala-gejala infeksi atau keracunan
Eschericia coli adalah diare tanpa
darah, kejang perut, pembengkakan
kolon perut (hemoragik colitis)
namun terkadang tanpa adanya
gejala9.
Berdasarkan hasil penelitian
Kristofel (2003), menemukan bahwa
es campur yang dijual pedagang kaki
lima di Pasar Minggu Kelurahan
Belakang Pondok Kecamatan
Gading Cempaka Bengkulu,
diketahui bahwa kandungan
escherichia coli dalam es campur
tidak memenuhi persyaratan kualitas
bakteriologis, sebab hasil dari
pemeriksaan laboratorium 9 dari 10
sampel es campur yang diteliti
tercemar oleh Escherichia coli
sebanyak 4 sampai 7 sampel/100 ml
sampel dan 1 sampel tidak tercemar
Escherichia coli10.
Hasil penelitian Munthe (2006)
diketahui bahwa kandungan
Escherichia coli dalam air tebu di
Pasar Kota Medan tidak memenuhi
persyaratan kualitas bakteriologis air
minum karena dari 16 sampel,
semuanya mengandung Escherichia
coli. Dalam air tebu yang tidak
diberi es batu berkisar 7/100 ml air
tebu11.
Sedangkan dalam penelitian
Ritonga Berdasarkan hasil
pemeriksaan dan observasi analisis
Escherichia coli dan higiene sanitasi
pada minuman es teh yang dijual di
Pajak Karona Jamin Ginting
Kecamatan Medan Baru dapat
ditarik kesimpulan yaitu seluruh
sampel mengandung Eschericia coli
dan seluruh pedagang tidak
memenuhi prinsip hygiene sanitasi12.
Di sepanjang jalan dan
lapangan Blang Padang Kota Banda
Aceh banyak dijumpai pedagang
yang menjual buah potong seperti
jambu biji, jambu merah, pepaya,
bengkuang, semangka, dan
221 Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah Potong yang…
sebagainya. Tidak kecil
kemungkinan buah potong dapat
tercemar oleh beberapa jenis
mikroba apabila cara pengolahannya
tidak memenuhi syarat standar
kesehatan. Misalnya higiene sanitasi
pengolahan buah potong yang tidak
baik, begitu juga dengan air yang
digunakan untuk mencuci buah-
buahan tersebut tidak menggunakan
air yang sudah di masak atau yang
sudah di olah dan juga bisa jadi es
batu yang digunakan tidak
bersumber dari air masak atau air
mineral. Mikroba yang dapat
ditemukan pada hal tersebut adalah
jenis bakteri coliform yaitu
Escherichia coli.
Berdasarkan hasil survei
pendahuluan yang telah dilakukan
buah-buahan potong dijual adalah
jenis makanan yang menggunakan
tempat usaha sendiri. Makanan
tersebut dapat terkontaminasi oleh
Eschericia coli yang mana
keberadaan Eschericia coli
menunjukkan adanya pencemaran
tinja pada minuman. Berdasarkan
adanya kemungkinan minuman es
pada tempat pendingin buah yang
dijual oleh pedagang tersebut mudah
terkontaminasi, maka penulis ingin
mengetahui kualitas buah potong
secara bakteriologis dan higiene
sanitasi pengolahannya serta lokasi
penjualan dengan menggunakan
standar yang ditetapkan oleh
Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan dan Pengawasan
Kualitas Air minum dan sejalan
dengan Kepmenkes RI No.
942/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan.
Escherichia coli dalam buah
potong menjadi indikator sanitasi
makanan dan minuman, apakah
pernah tercemar atau tidak. Buah
potong adalah makanan umum dan
sedang populer serta disukai oleh
masyarakat Banda Aceh. Oleh
karena itu perlunya diketahui apakah
buah potong terkontaminasi/tercemar
dengan melihat keberadaan bakteri
Escherichia coli.
Sering peneliti mendengar
himbauan atau pengumuman oleh
lintas sektor terkait saat ketika habis
pelaksaan senam jantung sehat setiap
hari Jumat pagi di Blang Padang
tentang “waspada mengkonsumsi
makanan yang di jual di sekitar
Blang Padang karena dikuatirkan
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 10 No. 2, Nopember 2017 222
tidak memenuhi standar kesehatan”
Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai
“Analisis Escherichia Coli Dan
Higiene Sanitasi Pada Buah Potong
Yang Dijual Di Wilayah Blang
Padang Kota Banda Aceh Tahun
2017”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
epidimologi deskiptif dengan
menggunakan pendekatan Cross
Sectional study yaitu suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dan efek
dengan pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (point to approach).
Penelitian ini membutuhkan waktu
selama 10 (Sepuluh) bulan terhitung
mulai bulan Februari sampai dengan
bulan November 2017, penelitian ini
sudah dilaksanakan pada bulan Juli
2017 di lapangan Blang Padang
Banda Aceh. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh
penjamah yang merupakan pedagang
buah potong di sekitar wilayah
lapangan Blang Padang Kota Banda
Aceh. Dari hasil survei yang
dilakukan pada bulan Januari-
Februari 2017, diketahui jumlah
penjamah buah potong sebanyak 25
orang. Sampel penelitian ini
merupakan penjamah buah di sekitar
wilayah lapangan Blang Padang
Kota Banda Aceh. Tekhnik yang
pengambilan sampel dilakukan
secara nonprobability sampling, hal
tersebut dikarenakan jumlah
populasi yang ada relatif kecil.
Karena jumlah yang sedikit tersebut
maka peneliti menjadikan semua
total populasi sebagai sampel.
Data primer diperolah dengan
melakukan panduan wawancara
secara langsung menggunakan
kuesioner dan observasi.
Pengambilan spesimen buah potong
dan air dari cairan es pendingin yang
kemudian dibawa ke laboratorium
Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh
untuk diperiksa kadar bakteri
Escherichia coli. Data dari analisis
disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi dan di narasi dengan
literatur yang relevan. Hasil analisis
tersebut merupakan gambaran dari
higiene sanitasi mengacu kepada
PERMENKES RI No. 942 tahun
2003 tentang pedoman persyaratan
higiene sanitasi makanan jajanan.
Sedangkan untuk kadar bakteri
223 Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah Potong yang…
Escherichia Coli menggunakan uji
laboratorium yang standarnya
mengacu pada BPOM No.
HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009
tentang batas pencemaran
maksimum mikroba pada pangan
olahan lainnya.
HASIL PENELITIAN
Univariat
Gambaran Personal Higiene
Pedagang dan Kandungan E. Coli
Pada Buah Potong di Lapangan
Blang Padang Kota Banda Aceh.
Tabel 1 Frekuensi Personal Higiene
Penjamah.
Frekuensi Percent
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Total
15
10
25
60.0
40.0
100.0
Personal Higiene Penjamah
di Lapangan Blang Padang Kota
Banda Aceh, masih memenuhi
syarat. Terlihat pada tabel 1 ada 15
(60%) dari sampel yang masih
memenuhi syarat. Akan tetapi setiap
orang atau penjamah haruslah
memperhatikan kebersihan dirinya
karena setiap hari kontak langsung
terhadap makanan. Ada 10 sampel
(40%) masih tidak peduli terhadap
personal higiene.
Tabel 2 Frekuensi Higiene Sanitasi
Peralatan.
Kriteria Frekuensi Percent
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Total
17
8
25
68.0
32.0
100.0
Masih banyak pedagang
yang tidak memperdulikan
kebersihan peralatan, ditinjau dari
tabel 2 bahwasannya memenuhi
syarat sebanyak 17 orang (68%),
sedangkan yang tidak
memperhatikan kebersihan peralatan
hanya 8 orang (32%).
Tabel 3. Frekuensi Sanitasi Bahan
Baku.
Kriteria Frekuensi Percent
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Total
16
9
25
64.0
36.0
100.0
Sesuai tabel 3, penggunaan
bahan baku yang memenuhi syarat
sebanyak 16 sampel (64%)
sedangkan yang tidak memenuhi
syarat 9 sampel (36%). Seharusnya
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 10 No. 2, Nopember 2017 224
penggunaan bahan baku memenuhi
syarat semuanya.
Tabel 4. Frekuensi Sarana Penjaja.
Kriteria Frekuensi Percent
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat
Total
14
11
25
56.0
44.0
100.0
Sesuai tabel 4 standarisasi
dari sarana penjaja sebagian besar
sampel telah memenuhi syarat yakni
14 sampel (56%). Sedangkan yang
masih tidak memenuhi persyaratan
11 sampel (44%).
Tabel 5. Frekuensi Kandungan E.
Coli.
Kriteria Frekuensi Percent
Tidak Tercemar
E. Coli
Tercemar
E.Coli
Total
13
12
25
52.0
48.0
100.0
Masih banyak buah potong
di Lapangan Blang Padang tercemar
E. Coli yakni sebanyak 12 sampel
(48%), sedangkan yang tidak
tercemar 13 sampel (52%)
Analisis Cross Tabel
Tabel 6. Frekuensi Kandungan E.
Coli Cross Higiene
Sanitasi.
Kriteria
Value Kandungan
E. Coli
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
1. Personal Higiene
Penjamah
2. Higiene Sanitasi
Peralatan
3. Sanitasi Bahan
Baku
4. Sarana Penjaja
3.667
5.647
6.750
4.321
0.333
0.336
0.281
0.092
Dengan perhitungan dengan
tingkat kesalahan 5%, maka H0
diterima dan Ha ditolak. Penjelasan
sebagai berikut:
a) Ha1 = Personal higiene
penjamah memenuhi syarat
bebas dari resiko E. Coli
H0 1= Personal higiene penjamah
tidak memenuhi syarat bebas dari
resiko E. Coli
b) Ha2 = Higiene sanitasi peralatan
memenuhi syarat bebas dari
resiko E. Coli
H0 2= Higiene sanitasi peralatan
tidak memenuhi syarat bebas dari
resiko E. Coli
c) Ha3 = Sanitasi Bahan Baku
memenuhi syarat bebas dari
resiko E. Coli
H0 3= Sanitasi Bahan Baku tidak
memenuhi syarat bebas dari
resiko E Coli
225 Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah Potong yang…
d) Ha4 = Sarana Penjaja memenuhi
syarat bebas dari resiko E. Coli
H0 4= Sarana Penjaja tidak
memenuhi syarat bebas dari
resiko E. Coli
PEMBAHASAN
Personal Higiene Penjamah
Personal higiene merupakan
konsep dasar pembersihan,
perawatan dan merupakan langkah
pertama untuk terciptanya kesehatan
tiap individu18. Penjamah makanan
haruslah memperhatikan kebersihan
diri sebelum melayani pelanggan.
Kebersihan diri sesuai dengan yang
dikatakan di dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No. 942 tahun
2003 yaitu: 1) Tidak menderita
penyakit menular, 2) Menutup luka,
pada luka terbuka/bisul atau luka
lainnya, 3) Menjaga kebersihan
tangan, kuku, dan pakaian. Serta
memamakai celemek, dan tutup
kepala, 4) Mencuci tangan setiap kali
hendak menangani makanan, 5)
Menjamah makanan harus memakai
alat/perlengkapan, atau dengan alas
tangan, 6) Tidak sambil merokok,
menggaruk anggota badan (telinga,
hidung, mulut, atau bagian lainnya),
7) Tidak batuk atau bersin di
hadapan makanan yang disajikan
atau atau tanpa menutup mulut atau
hidung19.
Pada kenyataan pada saat di
lapangan masih banyak penjamah
makanan atau pedagang yang masih
tidak memperhatikan kebersihan
personal. Ada 15 (60%) dari sampel
yang masih memenuhi syarat. Akan
tetapi setiap orang atau penjamah
haruslah memperhatikan kebersihan
dirinya karena setiap hari kontak
langsung terhadap makanan. Ada 10
sampel (40%) masih tidak peduli
terhadap personal higiene.
Higiene Peralatan
Kebersihan dari peralatan
untuk memasak atau membuat
minuman seperti gelas, sendok,
piring, pisau, dan lai-lain harus
dijaga. Seperi Peralatan yang sudah
dipakai dicuci dengan air bersih dan
dengan sabun, dikeringkan dengan
alat pengering/lap yang bersih,
kemudian peralatan yang sudah
bersih tersebut disimpan di tempat
yang yang bebas pencemaran, tidak
menggunakan kembali peralatan
yang dirancang hanya untuk sekali
pakai.
Penelitian dilapangan masih
ada 8 sampel (32%) yang tidak
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 10 No. 2, Nopember 2017 226
memenuhi syarat dalam kebersihan
peralatan.
Higiene Sanitasi Bahan Baku
Kebersihan bahan baku adalah
prioritas utama dalam menjual
produk makanan. Akan tetapi di
lapangan masih ada bahan baku yang
masih tidak memenuhi persyaratan.
Penggunaan bahan baku yang
memenuhi syarat sebanyak 16
sampel (64%) sedangkan yang tidak
memenuhi syarat 9 sampel (36%).
Seharusnya penggunaan bahan baku
memenuhi syarat semuanya.
Masih ada ditemukan buah
yang tidak segar, tidak disimpan di
dalam tempat yang layak, dan cara
pengolahan yang masih dalam
kriteria tidak baik. Tidak
ditempatkan dalam pendingin.
Sarana Penjaja
Syarat sarana penjaja adalah
Mudah dibersihkan serta tersedia
tempat untuk air bersih,
penyimpanan bahan makanan,
penyimpanan makanan jadi/siap
disajikan, penyimpanan peralatan,
tempat cuci (alat, tangan, bahan
makanan), tempat sampah21
Standarisasi dari sarana penjaja
sebagian besar sampel telah
memenuhi syarat yakni 14 sampel
(56%). Sedangkan yang masih tidak
memenuhi persyaratan 11 sampel
(44%).
Kandungan Eschericia coli
Kandungan Eschericia coli
banyak terdapat pada sampel es,
rata-rata penjaja membeli es balok.
Kebanyakan schericia coli terdapat
pada es balok, sedangkan penjaja
yang menggunakan es kristal masih
melengkapi persyaratan.
Masih banyak buah potong
di Lapangan Blang Padang tercemar
Eschericia coli yakni sebanyak 12
sampel (48%), sedangkan yang tidak
tercemar 13 sampel (52%).
KESIMPULAN
Paling banyak tidak memenuhi
syarat adalah personal higiene
penjaja Ada 10 sampel (40%) dan
standarisasi dari sarana penjaja 11
sampel (44%). Buah potong di
Lapangan Blang Padang dari 25
sampel yang terindikasi adanya
Eschericia coli sebanyak 12 sampel
(48%). Temuan Eschericia coli
paling banyak pada penjaja buah
potong yang menggunakan es balok.
227 Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah Potong yang…
SARAN
Perlu adanya motivasi dan
dukungan yang intensif dari
perangkat desa, pemerintah daerah,
dinas kesehatan, puskesmas, dan
pihak lain yang terkait, agar
kedepannya memantau dan
memberikan sosialisasi lebih efesien
tentang personal higiene sanitasi
pada pedagang serta memberikan
wawasan terkait eschericia coli .
Perlunya pedagang atau
penjaja buah potong untuk selektif
dalam memelih bahan dan es yang
aka digunakan. Lebih baik
menggunakan es kristal atau
membeli es yang sudah dijamin
kebersihannya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang tidak
terhingga kepada:
1. Direktur Poltekkes Kemenkes
Aceh
2. Kepala Unit Penelitian Poltekkes
Kemenkes Aceh
3. Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Aceh
4. Kepala Kesbangpol Kota Banda
Aceh
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
2. Supardi, I & Sukamto. (1999).
Mikrobiologi Dalam
Pengolahan dan Keamanan
Pangan. Bandung: Penerbit
Alumni.
3. Depkes RI. (2004). Tentang
Bakteri Pencemaran Makanan
dan Penyakit Bawaan Makanan,
Modul 4. Jakarta.
4. Undang-Undang Nomor 36
Pasal 48 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
5. Hadi, B., Bahar, E., & Semiarti,
R. (2014). Uji Bakteriologis Es
Batu Rumah Tangga Yang
Digunakan Penjual Minuman Di
Pasar Lubuk Buaya Kota
Padang. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas, 3.
6. Achmadi, U. F. (2011). Dasar-
Dasar Penyakit Berbasis
Lingkungan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
7. Buletin diare. (2011). Situasi
Diare Di Indonesia
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 10 No. 2, Nopember 2017 228
8. Profil Kesehatan Aceh. (2014).
Di akses pada 12 Februari 2017
dari
www.depkes.go.id/resources/do
wnload/profil/PROFIL_KES.../0
1_Aceh_2014.pdf. Hal: 16.
9. Sembel, Dantje T. (2015).
Toksikologi Lingkungan.
Yogyakarta: Andi
10. Kristofel, S. (2008).
Pengelolaan dan Kandungan
Bakteri Escherichia coli Pada
Es Campur. Medan: Skripsi
FKM USU.
11. Munthe, P. (2006). Pemeriksaan
Escherichia coli Pada Air Tebu
Yang Dijual Dibeberapa Pasar
Tradisional Di Kota Medan.
Medan: Skripsi FKMUSU
12. Ritonga, Rimadani., Marsaulina,
Irnawati & Chahaya, Indra.
(2013). Analisis Escherichia
Coli Dan Higiene Sanitasi Pada
Minuman Es Teh Yang Dijual
Di Pajak Karona Jamin Ginting
Kecamatan Medan Baru Tahun.
Medan : Universitas Sumatra
Utara
13. Hassan, B. A. R. (2012).
Importance Of Personal
Hygiene. Pharmaceut Anal
Acta, 3.
14. Keputusan Menteri Kesehatan
No. 942 2003. Pedoman
Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
15. Nadanti, Alifia. (2015).
Gambaran Higiene Sanitasi
Pengolahan Es Buah Yang
Terkontaminasi Bakteri
Coliform Di Kelurahan
Pisangan Kota Tanggerang
Selatan. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
229 Analisis Escherichia Coli dan Higiene Sanitasi Pada Buah Potong yang…